Indonesia menghadapi CAFTA

3
8/7/2019 Indonesia menghadapi CAFTA http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-menghadapi-cafta 1/3 Indonesia menghadapi CAFTA CAFTA adalah sebuah peraturan persaingan perdagangan bebas oleh semua negara ASEAN dan China. CAFT berlaku dalam segala pasar komoditi. Tidak terkecuali komoditas pertanian. Negara-negara tersebut tengah bersaing memperebutkan pasar untuk menjual komoditas pertanian mereka. Mereka ingin menjadi yang terbaik sebagai produsen komoditas pertanian. S egala cara mereka lakukan. Mereka membenahi segala sektor untuk menunjang produksi pertanian. Mereka meningkatkan semua faktor tersebut, dari mulai luas lahan, kualitas dan kuantitas bibit, kinerja petani, produktivitas pertanian, produksi produk olahan pertanian, dan hubungan lua negeri. Lalu apakah yang sedang dilakukan pemerintah indonesia dalam menghadapi CAFTA ini?. Di ha kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 mei yang lalu, semua bertanya, kebangkitan apakah yan telah terjadi pada pertanian Indonesia dalam menghadapi CAFTA di masa depan? Untuk mengkaji masalah itu, Departemen Eksternal BEM Fakultas Pertanian mengadakan kajian untuk membahas mengenai hal tersebut. Dari kajian tersebut dibahas mengenai segala permasalahan yang dialam oleh pertanian Indonesia jika dibandingkan dengan negera lain. Hal yang pertama adalah kurangnya kemampuan manajemen petani dalam mengelola pertanian mereka. Petani mengalami masalah dalam menentukan bagaimana cara produksi produk pertanian yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatka harga jual dan kualitas. Permasalahan selanjutnya adalah kurangnya pengetahuan petani terhadap duni perdagangan. Petani lebih suka menjual gabahnya kepada tengkulak karena mereka merasa yakin sudah ad yang mau membeli produk mereka. Dengan hal ini, maka yang mendapat keuntungan adalah tengkulak tersebut. Petani tetap saja tidak dapat keuntungan karena mereka menerima harga yang rendah sedangkan yan menerima keuntungan akibat harga padi adalah tengkulak. Kemudian tidak adanya proteksi dan subsidi dar pemerintah juga menjadi masalah. Di satu sisi petani ingin meningkatkan produksinya, tetapi pemerintah justru mengurangi jumlah subsidi pupuk yang sangat penting untuk produksi pertanian. Jika hal ini terjadi, bagaiman produksi pertanian dapat ditingkatkan?. Kemudian yang paling penting adalah tidak adanya organisasi ata perusahaan besar yang bergerak dibidang pertanian yang melindungi petani kecil. Mereka seharusny melindungi petani kecil dengan membeli produk pertanian mereka dengan harga yang pantas dan menjualnya ke luar negeri. Perusahaan ini tentunya sudah mengetahui hal apa saja yang perlu dilakukan agar produk pertanian petani itu dapat laku dipasaran seperti melakukan packing yang menarik, mengadakan promosi yang besar, dan berupaya mendapatkan suatu sertifikasi internasional agar produk mereka diterima dan dipercaya duni internasional.  Jika semua hal di atas dilakukan oleh pemerintah Indonesia, maka pertanian indonesia pasti akan mamp bersaing di kancah internasional. Semua hal diatas adalah hal yang dilakukan di negara lain. Mereka dapat melakukan itu, kenapa Indonesia tidak?. Seharusnya kita harus dapat melakukan hal yang lebih baik daripad mereka. Pertanian Indonesia dapat bangkit dan bersaing di kancah internasional.  Kita sebagai mahasiswa pertanian haruslah dapat membela petani kita. Kita memang bukan pemerinta pengambil keputusan. Tetapi kita dapat berperan dengan memberikan pengetahuan dan strategi tersebu kepada petani Indonesia agar pertanian Indonesia dapat bangkit dan menjadi penguasa pertanian di kancah internasional. Kita dapat memberikan perlindungan terhadap petani dengan menunjukan jalan yang tepat untu menjual produk mereka. Kita juga dapat membantu petani dalam memperbaiki kualitas produk pertanian mereka agar laku dipasar internasional. Kita juga dapat mengundang para pengusaha untuk berinvestasi dibidan pertanian untuk mengakomodasi penjualan produk petanian petani. Kemudian pengusaha itu yang aka menjual produk pertanian mereka ke luar negeri. Dan langkah yang paling nyata yang dapat kita sebagai mahasiswa pertanian lakukan dalam membantu petani agar dapat bersaing di kancah internasional adala dengan membeli produk mereka jika kita berada di pasar swalayan. Dengan kita membeli produk merek tentunya akan membuat produk mereka laku di pasar sehingga mereka mendapatkan keuntungan untu mengembangkan usaha mereka.  Lakukanlah dari hal terkecil untuk menolong bangsa ini. Lakukanlah dari mulai mengubah perilaku konsumsi kit sendiri. Lakukan lah dari saat ini tanpa menunda-nunda lagi. Konsumsilah produk pertanian Indonesia. Maka kita akan menjadi bangsa yang mencintai produk pertanian sendiri. Jika hal itu terjadi, otomatis pasar luar neger untuk memasarkan produk pertanian Indonesia akan kita dapatkan.  Ketua departemen Eksternal BEM fakultas pertanian IPB 

Transcript of Indonesia menghadapi CAFTA

Page 1: Indonesia menghadapi CAFTA

8/7/2019 Indonesia menghadapi CAFTA

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-menghadapi-cafta 1/3

Indonesia

menghadapi CAFTA 

CAFTA adalah sebuah peraturan persaingan perdagangan bebas oleh semua negara ASEAN dan China. CAFTberlaku dalam segala pasar komoditi. Tidak terkecuali komoditas pertanian. Negara-negara tersebut tengahbersaing memperebutkan pasar untuk menjual komoditas pertanian mereka. Mereka ingin menjadi yang terbaik

sebagai produsen komoditas pertanian. Segala cara mereka lakukan. Mereka membenahi segala sektor untukmenunjang produksi pertanian. Mereka meningkatkan semua faktor tersebut, dari mulai luas lahan, kualitas dankuantitas bibit, kinerja petani, produktivitas pertanian, produksi produk olahan pertanian, dan hubungan luanegeri. Lalu apakah yang sedang dilakukan pemerintah indonesia dalam menghadapi CAFTA ini?. Di hakebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 mei yang lalu, semua bertanya, kebangkitan apakah yantelah terjadi pada pertanian Indonesia dalam menghadapi CAFTA di masa depan? 

Untuk mengkaji masalah itu, Departemen Eksternal BEM Fakultas Pertanian mengadakan kajian untukmembahas mengenai hal tersebut. Dari kajian tersebut dibahas mengenai segala permasalahan yang dialamoleh pertanian Indonesia jika dibandingkan dengan negera lain. Hal yang pertama adalah kurangnyakemampuan manajemen petani dalam mengelola pertanian mereka. Petani mengalami masalah dalammenentukan bagaimana cara produksi produk pertanian yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkaharga jual dan kualitas. Permasalahan selanjutnya adalah kurangnya pengetahuan petani terhadap duniperdagangan. Petani lebih suka menjual gabahnya kepada tengkulak karena mereka merasa yakin sudah adyang mau membeli produk mereka. Dengan hal ini, maka yang mendapat keuntungan adalah tengkulak tersebut.

Petani tetap saja tidak dapat keuntungan karena mereka menerima harga yang rendah sedangkan yanmenerima keuntungan akibat harga padi adalah tengkulak. Kemudian tidak adanya proteksi dan subsidi darpemerintah juga menjadi masalah. Di satu sisi petani ingin meningkatkan produksinya, tetapi pemerintah justrumengurangi jumlah subsidi pupuk yang sangat penting untuk produksi pertanian. Jika hal ini terjadi, bagaimanproduksi pertanian dapat ditingkatkan?. Kemudian yang paling penting adalah tidak adanya organisasi ataperusahaan besar yang bergerak dibidang pertanian yang melindungi petani kecil. Mereka seharusnymelindungi petani kecil dengan membeli produk pertanian mereka dengan harga yang pantas dan menjualnya keluar negeri. Perusahaan ini tentunya sudah mengetahui hal apa saja yang perlu dilakukan agar produk pertanianpetani itu dapat laku dipasaran seperti melakukan packing yang menarik, mengadakan promosi yang besar, danberupaya mendapatkan suatu sertifikasi internasional agar produk mereka diterima dan dipercaya duniinternasional. 

Jika semua hal di atas dilakukan oleh pemerintah Indonesia, maka pertanian indonesia pasti akan mampbersaing di kancah internasional. Semua hal diatas adalah hal yang dilakukan di negara lain. Mereka dapat melakukan itu, kenapa Indonesia tidak?. Seharusnya kita harus dapat melakukan hal yang lebih baik daripad

mereka. Pertanian Indonesia dapat bangkit dan bersaing di kancah internasional. 

Kita sebagai mahasiswa pertanian haruslah dapat membela petani kita. Kita memang bukan pemerintapengambil keputusan. Tetapi kita dapat berperan dengan memberikan pengetahuan dan strategi tersebukepada petani Indonesia agar pertanian Indonesia dapat bangkit dan menjadi penguasa pertanian di kancahinternasional. Kita dapat memberikan perlindungan terhadap petani dengan menunjukan jalan yang tepat untumenjual produk mereka. Kita juga dapat membantu petani dalam memperbaiki kualitas produk pertanian merekaagar laku dipasar internasional. Kita juga dapat mengundang para pengusaha untuk berinvestasi dibidanpertanian untuk mengakomodasi penjualan produk petanian petani. Kemudian pengusaha itu yang akamenjual produk pertanian mereka ke luar negeri. Dan langkah yang paling nyata yang dapat kita sebagaimahasiswa pertanian lakukan dalam membantu petani agar dapat bersaing di kancah internasional adaladengan membeli produk mereka jika kita berada di pasar swalayan. Dengan kita membeli produk merektentunya akan membuat produk mereka laku di pasar sehingga mereka mendapatkan keuntungan untumengembangkan usaha mereka. 

Lakukanlah dari hal terkecil untuk menolong bangsa ini. Lakukanlah dari mulai mengubah perilaku konsumsi kit sendiri. Lakukan lah dari saat ini tanpa menunda-nunda lagi. Konsumsilah produk pertanian Indonesia. Maka kitaakan menjadi bangsa yang mencintai produk pertanian sendiri. Jika hal itu terjadi, otomatis pasar luar negeruntuk memasarkan produk pertanian Indonesia akan kita dapatkan. 

Ketua departemen Eksternal BEM fakultas pertanian IPB 

Page 2: Indonesia menghadapi CAFTA

8/7/2019 Indonesia menghadapi CAFTA

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-menghadapi-cafta 2/3

Cp: F 

¡ ¡ ¢ 

£ 

¤ 

£ ¥ 

y¦ 

818¦ 

6954395 

Sektor Pertanian Terkendala Rendahnya Pendidikan

Petani

Ngamprah ( Ber ita ) : Sek t r per tanian Indonesia masih terkendala dengan masihrendahnya tingkat pendidikan para petaninya, mayor itas pendidikan mereka lulusan

sekolah dasar, sehingga tak heran jika produksi per taniannya kurang berdaya saing

tinggi. 

³Petani yang lulusan SMP sebesar 15 persen, SMA sebanyak 9 persen, dan perguruan

tinggi hanya satu persen. Hal ini menjadi permasalahan sumber daya manusia (SDM)

petani Indonesia,´ kata Sekretar is Badan Pengembangan Sumber Daya ManusiaPer tanian Kementer ian Per tanian Republik Indonesia Ir Muchransyah Achmad, MM,

saat menjadi pembicara dalam acara Apresiasi Informasi Teknologi dan KerjasamaLM3 (Lembaga Mandir i Yang Mengakar di Masyarakat) di Lembang, Bandung,

Senin [27/09]. 

Selain itu, permasalahan per tanian Indonesia pun terkendala dengan menurunnyaminat generasi muda untuk menjadi petani, bahkan yang lebih parah lagi, tak sedik it 

sarjana Institut Per tanian Bogor (IPB) malah menjadi guru, bank ir dan war tawan. 

Generasi muda saat ini lebih senang menjadi pekerja atau mencar i pekerjaan

ketimbang membuka lapangan pekerjaan secara mandir i. Disamping itu, banyaknya

petani yang masih berpik ir tradisional. 

³Akhirnya mereka yang menjadi petani merupakan pilihan terakhir dar i pada tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali. Menjadi petani tidak disiapkan dengan

kemampuan dan ilmu yang cukup dalam menjalankannya. Padahal, sek tor per tanian

merupakan salah satu bagian elemen penting yang bisa menopang jalan perekonomian

suatu bangsa,´ katanya. 

Dia menjelaskan, permasalahan selanjutnya merupakan rendahnya produk tivitas danetos kerja petani, petani Indonesia lebih banyak merupakan petani sub sisten

tradisional. Ar tinya, petani tersebut hanya berpik iran untuk mengolah hasilper taniannya untuk mencukupi kebutuhannya saja. 

³Seharusnya petani tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dir inya saja. Akan

tetapi, bisa memproduksi lebih banyak agar juga bisa memenuhi kebutuhanmasyarakat sek itar . Jika masing-masing petani k ita bisa menghasilkan produksi hasil

per tanian dalam jumlah yang banyak itu akan berdampak pada meningkatnya

pendapatan dan kesejahteraan petani yang bersangkutan,´ papar dia. 

Untuk itu, pihaknya telah berupaya keras untuk melakukan pemberdayaan masyarakat 

petani dengan menciptakan wirausahawan yang handal dan mengembangkan ak tivitas

agr ibisnis di perdesaan. ³Kemajuan suatu negara ditentukan dengan banyaknya warga

yang menjadi wirausahawan. Di Indoensia sampai saat ini jumlahnya baru dibawah

Page 3: Indonesia menghadapi CAFTA

8/7/2019 Indonesia menghadapi CAFTA

http://slidepdf.com/reader/full/indonesia-menghadapi-cafta 3/3

dua persen. Padahal idealnya diatas 10 persen seper ti yang terjadi di Amer ikaSer ikat,´ urainya. 

Peran strategis pondok pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya

diharapkan bisa mendorong penciptaan wirausaha handal. ³K ita inginkan santr i 

lulusan pondok pesantren tidak hanya ahli dalam bidang dakwah. Tapi, juga bisa ikut 

menciptakan lapangan pekerjaan dengan keterampilan yang didapatkannya. Makanya,k ita anggap keberadaan LM3 di lembaga pendidikan keagamaan bisa menjadi solusi,´

ujar dia.