Indonesia Dan Potensi Energi Angin

6
INDONESIA DAN POTENSI ENERGI ANGIN Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar ke empat di dunia yang terletak di antara benua Asia dan Australia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis. Indonesia terdiri atas 13.000 an pulau yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Terdiri dari 5 kepulauan besar yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya serta 30 kelompok kepulauan kecil. Oleh karena itu maka Indonesia merupakan negara yang mempunyai garis pantai terpanjang keempat di dunia. Pulau-pulau di Indonesia membentang sepanjang 5.120 km, yang terdiri 30 % daratan, sementara sisanya 70% adalah lautan. Luas daratan Indonesia sendiri sebesar 1.910.000 km2 dan luas lautannya adalah 6.279.000 km2. Garis pantai yang dimiliki oleh negara Indonesia merupakan sumber potensi energi yang sangat besar terutama energi anginnya. Angin merupakan salah satu sumber energi yang tidak ada habisnya. Angin timbul karena adanya pengaruh aktivitas matahari yang menyinari bumi sehingga menyebabkan terjadinya sirkulasi udara di atmosfer. Dengan demikian, bagian bumi di wilayah khatulistiwa menerima energi dari radiasi matahari lebih banyak daripada radiasi matahari yang diterima di wilayah kutub. Atau dapat dikatakan bahwa udara di bagian khatulistiwa ini akan memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara yang berada di wilayah kutub. Perbedaan suhu inilah yang menyebabkan tekanan udara di setiap daerah berbeda-beda dan mempengaruhi berat jenis dari udara tersebut. Perbedaan berat jenis dan tekanan udara inilah yang akan menyebabkan terjadinya pergerakan udara. Pergerakan udara inilah yang biasa disebut sebagai angin. Jadi angin juga dapat dikatakan sebagai udara yang bergerak. Di bawah ini merupakan gambar pola sirkulasi pergerakan udara akibat aktivitas matahari dalam menyinari bumi yang sedang berotasi.

description

indonesia dan energi angin

Transcript of Indonesia Dan Potensi Energi Angin

Page 1: Indonesia Dan Potensi Energi Angin

INDONESIA DAN POTENSI ENERGI ANGIN

Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar ke empat di dunia yang terletak di antara benua Asia dan Australia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis. Indonesia terdiri atas 13.000 an pulau yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Terdiri dari 5 kepulauan besar yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya serta 30 kelompok kepulauan kecil. Oleh karena itu maka Indonesia merupakan negara yang mempunyai garis pantai terpanjang keempat di dunia. Pulau-pulau di Indonesia membentang sepanjang 5.120 km, yang terdiri 30 % daratan, sementara sisanya 70% adalah lautan. Luas daratan Indonesia sendiri sebesar 1.910.000 km2 dan luas lautannya adalah 6.279.000 km2. Garis pantai yang dimiliki oleh negara Indonesia merupakan sumber potensi energi yang sangat besar terutama energi anginnya.

Angin merupakan salah satu sumber energi yang tidak ada habisnya. Angin timbul karena adanya pengaruh aktivitas matahari yang menyinari bumi sehingga menyebabkan terjadinya sirkulasi udara di atmosfer. Dengan demikian, bagian bumi di wilayah khatulistiwa menerima energi dari radiasi matahari lebih banyak daripada radiasi matahari yang diterima di wilayah kutub. Atau dapat dikatakan bahwa udara di bagian khatulistiwa ini akan memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan udara yang berada di wilayah kutub. Perbedaan suhu inilah yang menyebabkan tekanan udara di setiap daerah berbeda-beda dan mempengaruhi berat jenis dari udara tersebut. Perbedaan berat jenis dan tekanan udara inilah yang akan menyebabkan terjadinya pergerakan udara. Pergerakan udara inilah yang biasa disebut sebagai angin. Jadi angin juga dapat dikatakan sebagai udara yang bergerak. Di bawah ini merupakan gambar pola sirkulasi pergerakan udara akibat aktivitas matahari dalam menyinari bumi yang sedang berotasi.

Gambar 1. Pola Sirkulasi Udara Akibat Rotasi Bumi(Sumber : Blog Konversi ITB, Energi Angin dan Potensinya)

Page 2: Indonesia Dan Potensi Energi Angin

Wilayah Indonesia yang berada di sekitar daerah garis khatulistiwa merupakan daerah pertemuan sirkulasi Hadlye, Walker (gambar 2), dan lokal. Kondisi ini ditengarai memiliki potensi angin yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan energi terbarukan yang berlimpah sebagai alternatif pembangkit listrik di Indonesia

. Gambar 2. Posisi Indonesia Terhadap Sirkulasi Walker

(sumber: http://green-earth-cadet.blogspot.com)

Dari gambar peta tersebut diatas (gambar 2) dapat dilihat sirkulasi zona (sejajar lintang) dari arah timur ke barat yang terjadi di pasifik timur menuju pasifik barat (dekat kepulauan Indonesia). Dalam keadaan normal, sirkulasi ini ditandai dengan naiknya udara di Pasifik Barat dekat kepulauan Indonesia dan turunnya udara yang terjadi di Pasifik Timur atau disebut dengan anomali positif (+). Maka pada saat seperti ini terjadi yang namanya La Nina di Indonesia. La Nina adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan suhu permukaan laut Samudera Pasifik dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Hal ini terjadi disekitar perairan Samudera Hindia maka kemungkinan juga diikuti dengan Dipole Mode (+). Dipole mode positive (+) juga menyebabkan kenaikan udara di sekitar perairan Indonesia. Maka terjadilah daerah subsiden, sehingga di Indonesia mengalami tahun hujan atau hujan turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah barat Australia dan Indonesia. Dengan demikian di daerah ini akan terjadi hujan lebat dan banjir di mana-mana. Begitu juga sebaliknya apabila anomali negative (-), maka terjadi penurunan atau turunnya udara di Indonesia dan kenaikan atau naiknya udara di Pasifik Timur. Hal tersebut kemungkinan juga diikuti dengan Dipole Mode (-), sehingga terjadi penurunan di Indonesia. Penurunan udara ini identik dengan udara yang panas, kering, dan stabil sehingga di Indonesia mengalami kekeringan. Kondisi seperti ini biasa disebut dengan istilah El Nino.

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM, Djajang Soekarna mengatakan bahwa rasio elektrifikasi Indonesia baru mencapai 73%. Artinya masih ada sekitar 27% daerah yang belum terpenuhi kebutuhan listriknya. Dengan kata lain, tingginya subsidi pemerintah terhadap sektor energi belum sepenuhnya memberikan keadilan sosial dalam hal pengadaan listrik. Banyaknya daerah di Indonesia yang masih terisolasi dan kurangnya fasilitas transmisi membuat transfer kelebihan daya menjadi

Page 3: Indonesia Dan Potensi Energi Angin

sangat mahal. Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia secara langsung berdampak pada kebutuhan energi khususnya listrik semakin meningkat.

Fakta ini menunjukkan listrik masih menjadi kebutuhan mendasar yang besar bagi masyarakat Indonesia. Hal ini juga berarti industri listrik mempunyai potensi atau pangsa pasar yang besar untuk dikembangkan mengingat kebutuhan listrik masih besar dan belum dipenuhi dengan maksimal. Kebutuhan listrik yang besar ini menuntut pemerintah untuk bisa memenuhinya. Oleh karena itu adanya potensi energi angin yang ada di Indonesia merupakan celah yang sangat bagus untuk dimanfaatkan dengan membuat sistem pembangkit listrik tenaga angin dengan menggunakan turbin angin. Pembangkit listrik ini selanjutnya biasa dikenal dengan istilah PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu).

Berdasarkan data dari Global Wind Energy Council (GWEC), potensi sumber energi angin dunia diperkirakan sebesar 50.000 TWh/tahun. Total potensi ini dihitung pada daratan dengan kecepatan angin rata-rata diatas 5,1 m/s dan pada ketinggian 10 m. Data ini adalah data yang telah direduksi sebesar 10% sebagai toleransi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kepadatan penduduk dan lain-lain. Untuk Indonesia sendiri, dapat kita amati pada gambar dibawah yang menunjukkan peta potensi energi angin di Indonesia. Dari peta tersebut dapat dijadikan referensi dalam hal mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia.

Gambar 3. Peta Potensi Kecepatan Angin Di Indonesia(sumber: http://indone5ia.wordpress.com)

Gambar 4. Peta Potensi Angin Indonesia(sumber: http://konversi.wordpress.com)

Page 4: Indonesia Dan Potensi Energi Angin

Pada gambar di atas dapat dilihat perbedaan kecepatan udara terlihat dari perbedaan warnanya. Biru menyatakan kecepatan udara rendah, sedangkan hijau, kuning, merah dan sekitarnya menyatakan semakin besarnya kecepatan angin. Dari kedua gambar tersebut diatas (gambar 3 dan 4) tampak jelas bahwa Indonesia memiliki potensi energi angin yang melimpah terutama di wilayah pesisir Kawasan Timur Indonesia. Menurut Kepala Penelitian dan Pengembangan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nenny Sri Utami menyatakan bahwa kecepatan angin di wilayah Indonesia pada umumnya di bawah 5,9 meter per detik yang secara ekonomi kurang layak untuk membangun pembangkit listrik. Namun, bukan berarti hal itu tidak bermanfaat. Untuk mendapatkan data potensi ini secara lengkap dan akurat, maka perlu dilakukan Wind Resources Assessment (WRA) agar didapatkan perkiraan besaran energi yang dapat dibangkitkan di lokasi tersebut. Hasil dari WRA ini sangat menujang untuk membangun studi kelayakan PLTB yang lengkap. Menurut WHyPGen-BPPT aplikasi PLTB di Indonesia telah menyelesaikan WRA pada 23 lokasi dan melakukan kajian awal pada 10 lokasi yang potensial di Indonesia. Indonesia memiliki beberapa lokasi yang potensial untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Mulai dari Aceh, pesisir selatan pulau Jawa, Nusa Tenggara, Selatan dan Utara Sulawesi, Kepulauan di Timur Indonesia sampai dengan Papua adalah beberapa lokasi yang potensial untuk pengaplikasian PLTB. Mulai dari pembangkit skala besar yang terhubung dengan jaringan, sampai skala kecil di daerah pesisir dan pulau-pulai terpencil, potensi ini harus didata, dipetakan dan dikembangkan.

Nama : Abdul ‘Aziz Manggala SaputraNIM : K2512002