Individu - PEMROSESAN JARINGAN

16
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tahap prosesing jaringan di lakukan Setelah jaringan diawetkan, jaringan harus diproses menjadi bentuk yang dapat diiris dengan mikrotom. Biasanya pengirisan dikerjakan dengan parafin (suatu jenis lilin). Langkah utama pemrosesan jaringan adalah dehidrasi dan pembeningan. Jaringan tertentu memiliki struktur yang berbeda dengan kebanyakan jaringan lainnya. Jaringan yang mengandung kalsium (tulang) atau jaringan yang keras (kulit) akan menjalani proses tertentu sebelum proses dehidrasi. Kebanyakan jaringan didapati tidak berwarna, sehingga tidak banyak yang dapat dilihat di bawah mikroskop. Agar dapat dilihat dibawah mikroskop, kebanyakan sediaan harus diwarnai. Oleh sebab itu, telah dirancang pewarnaan jaringan agar berbagai unsur jaringan jelas terlihat dan dapat dibedakan. Bahan warna untuk mewarnai berbagai jaringan, kurang lebih secara selektif. Hematoksilin dan Eosin adalah metode pewarnaan yang banyak digunakan dalam dalam pewarnaan jaringan histologi, sehingga diperlukan dalam diagnosa medis dan penelitian. Hematoksilin adalah bahan pewarna yang sering digunakan pada pewarnaan 1

description

Cara Pemrosesan Jaringan

Transcript of Individu - PEMROSESAN JARINGAN

Page 1: Individu - PEMROSESAN JARINGAN

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Tahap prosesing jaringan di lakukan Setelah jaringan diawetkan, jaringan

harus diproses menjadi bentuk yang dapat diiris dengan mikrotom. Biasanya

pengirisan dikerjakan dengan parafin (suatu jenis lilin). Langkah utama

pemrosesan jaringan adalah dehidrasi dan pembeningan. Jaringan tertentu

memiliki struktur yang berbeda dengan kebanyakan jaringan lainnya. Jaringan

yang mengandung kalsium (tulang) atau jaringan yang keras (kulit) akan

menjalani proses tertentu sebelum proses dehidrasi.

Kebanyakan jaringan didapati tidak berwarna, sehingga tidak banyak yang

dapat dilihat di bawah mikroskop. Agar dapat dilihat dibawah mikroskop,

kebanyakan sediaan harus diwarnai. Oleh sebab itu, telah dirancang pewarnaan

jaringan agar berbagai unsur jaringan jelas terlihat dan dapat dibedakan. Bahan

warna untuk mewarnai berbagai jaringan, kurang lebih secara selektif.

Hematoksilin dan Eosin adalah metode pewarnaan yang banyak digunakan

dalam dalam pewarnaan jaringan histologi, sehingga diperlukan dalam diagnosa

medis dan penelitian. Hematoksilin adalah bahan pewarna yang sering digunakan

pada pewarnaan histoteknik, ia merupakan ekstrak dari pohon yang diberi nama

logwood tree. Hematoksilin bekerja sebagai pewarna basa, artinya zat ini

mewarnai unsur basofilik jaringan. Hematoksilin memulas inti dan strukutur asam

lainnya dari sel (seperti bagian sitoplasma yang kaya-RNA dan matriks tulang

rawan) menjadi biru. Hematoxylin akan mewarnai nukleus sedangkan eosin akan

mewarnai sitoplasma. Eosin bersifat asam. Ia akan memulas komponen asidofilik

jaringan seperti mitokondria, granula sekretoris dan kolagen. Tidak seperti

hematoksilin, eosin mewarnai sitoplasma dan kolagen menjadi warna merah

muda. Syarat-syarat standar zat warna ideal yaitu murah, tahan lama, tidak sulit

untuk di bersihkan, tidak merusakkan lingkungan.

1

Page 2: Individu - PEMROSESAN JARINGAN

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Tahapan Prosessing Jaringan?

2. Bagaimana cara melakukan tahap pewarnaan jaringan?

3. Bagaimana contoh jaringan itu ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tahapan Prosessing Jaringan

2. Untuk mengetahui tahap pewarnaan jaringan

3. Untuk mengetahui contoh jaringan

2

Page 3: Individu - PEMROSESAN JARINGAN

BAB II

Pembahasan

2.1 Tahapan Prosessing Jaringan

Dehidrasi (Dehydration)

Dehidrasi adalah proses pengeluaran air dari jaringan agar jaringan

tersebut dapat diisi oleh parafin sehingga jaringan dapat diiris tipis. Cairan

dehidrasi (dehidran) dapat berupa alkohol dengan kadar yang meningkat, metanol,

sukrosa, dan aseton. Alkohol dan aseton adalah yang paling sering digunakan.

Alkohol: Alkohol 70%, 80%, 90%, masing-masing 1 hari; alkohol 95% 2

hari (2x ganti); alkohol

100 % 2 hari (2x ganti).

Aseton: 3 x 20 menit.

Pembeningan (Clearing)

Clearing adalah upaya untuk mengeluarkan zat penarik air (dehidran) dan

menggantinya dengan bahan kimia yang dapat bercampur dengan dehidran

maupun parafin. Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai clearing agent yaitu

kloroform, benzena (benzol), xylena (xylol), cedar wood oil, benzyl benzoate, atau

methyl benzoate.

Xylol adalah bahan yang sering digunakan sebagai clearing agent. Meski

karsinogenik, bahan ini memberikan waktu clearing yang cepat yakni sekitar ½ -

1 jam. Pembeningan dilakukan dengan merendam jaringan dalam xylol 2 kali 15

menit hingga jaringan menjadi bening dan transparan. Pada organ yang banyak

mengandung darah, organ akan tampak menghitam. Volume xylol adalah 20 kali

volume jaringan. Setelah bening, jaringan dimasukkan ke dalam parafin cair

panas dalam oven parafin.

3

Page 4: Individu - PEMROSESAN JARINGAN

Pembenaman (Infiltration/Impregnation/Embedding)

Impregnasi adalah proses pengeluaran clearing agent dari jaringan dan

menggantikannya dengan parafin. Ada banyak jenis parafin yang digunakan untuk

pembenaman. Parafin tersebut dapat berbeda dalam hal titik cair (melting point),

untuk beragam kekerasan dan cara pemotongan. Untuk tujuan rutin, yang

digunakan adalah parafin yang mencair pada suhu 56 – 59 ° C. Pembenaman

dilakukan dengan merendam jaringan dalam parafin cair di oven bersuhu 60 oC

selama 3 x 1 jam. Hal yang perlu diperhatikan adalah clearing agent yang tersisa

dapat mengkristal dalam jaringan sehingga saat dipotong dengan mikrotom,

jaringan akan robek.

Pengecoran (Blocking/Casting)

Pengecoran adalah proses pembuatan blok parafin (Gambar 1) agar dapat

dipotong dengan mikrotom. Agar mudah diiris, jaringan dibentuk dan dikeraskan

dengan parafin.

Gambar 1. Blok parafin yang dicetak di atas cassette (kiri). Cassette (kanan).

Alat pencetak dapat berupa besi berbentuk L (Leuckhart), atau cetakan

(mold) (Gambar 2). Tuangkan parafin secukupnya pada cetakan dan letakkan

jaringan pada dasar cetakan sesuai dengan keinginan saat jaringan diiris

Hindarkan terbentuknya gelembung udara (air bubble). Berilah label identitas

jaringan.

4

Page 5: Individu - PEMROSESAN JARINGAN

Gambar 2. Beragam cetakan blok parafin. Cetakan berbahan logam (kiri) dan plastik

(kanan).

Mengiris Blok Parafin

Sectioning adalah pengirisan blok parafin dengan mikrotom. Untuk

merekatkan irisan, harus dipersiapkan perekat pada kaca benda. Zat perekat dapat

berupa albumin dari putih telur. Perekat ini dibuat dengan menambahkan 50 ml

albumin dengan 50 ml gliserin, lalu diaduk dan ditambahkan sedikit timol.

Simpan dalam 4 oC (refrigerator). Coated slides dapat dipergunakan segera.

2.2. Pewarnaan Jaringan

Pembahasan Untuk menganalisis struktur jaringan yang telah diiris,

preparat harus diwarnai.Pewarnaan rutin yang sering dikerjakan adalah

haematoxylin-eosin (HE), karena pewarnaan ini dapat menunjukkan sebagian

besar struktur histologi. Afinitas hematein terhadap nuclei tidak baik, jika tidak

menggunakan Mordant.

Mordant adalah penghubung haematoxyllin dan DNA Logam: Al, Fe,

tungsten, molybdenum, lead. Tipe mordant mempengaruhi tipe jaringan yang

terwarnai dan hasil akhir pewarnaan Ada delapan jenis larutan pewarnaan

haematoxylin, yaitu Dellafied, Erlich, Heidenhains, Harris, Mayer, Weigert,

Carazzi, dan Cole.

Masing-masing formula pewarnaan memiliki kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Yang paling sering digunakan adalah haematoxylin Mayer dan

haematoxylin Harris.

5

Page 6: Individu - PEMROSESAN JARINGAN

2.3 Haematoxylin Mayer

2.3.1 Komposisi Haematoxylin Mayer

• Kristal haematoxylin………………….... 1 gr

• Akuades……………………………… 1000 ml

• Sodium iodate…………………………… 0,2 gr

• Ammonium/potassium alum................. 50 gr

• Citric acid…………………………....…. 1 gr

• Chloralhydrate…………………………. 50 gr

2.3.2 Cara Pembuatan Hematoxylin Mayer

1. Larutkan Ammonium/Potassium alum di dalam aquades.

2. Tambahkan Haematoxylin dan campurkan secara baik. 3

. Tambahkan Sodium Iodate, Citric Acid, dan Chloralhydrate.

4. Campur dan aduk hingga seluruhnya tercampur dengan baik.

5. Biarkan semalam dan saring dengan kertas saring besoknya.

2.4 Eosin Eosin adalah zat warna Xanthene.

Eosin paling cocok dikombinasikan dengan pewarna haematoxylin. Eosin

memiliki nilai kemampuan differensiasi sendiri untuk membedakan antara

sitoplasma dari tiap sel dan serabut jaringan ikat yang berbeda.

Jenis eosin :

• Eosin Y (yellowish), water soluble

• Eosin B (Bluish)

• Ethyl Eosin (eosin S, eosin alkohol absolut)

Eosin Y(yellowish) paling banyak digunakan, karena termasuk zat warna

asam sehingga dapat berikatan dengan protein (basa) dan dapat berpenetrasi pada

struktur padat dan bersifat metakromatik. Terdapat dalam 2 bentuk ,yaitu :

monomer (merah) dan dimer (orange merah).

Hasil pewarnaannya , yaitu : sitoplasma akan berwarna merah, eritrosit akan

berwarna orange merah, nukleus piknotik akan berwarna ungu, dan nukleolus

akan berwarna merah.

6

Page 7: Individu - PEMROSESAN JARINGAN

2.4.1 Komposisi Eosin Eosin-alkohol Stock 1%

• Eosin y ws……………………………………… 1 gr

• aquades……………………………………………… 20 ml

• Larutkan dan tambahkan alkohol 95% ……….. 80 ml Eosin working solution

• Eosin-alkohol stock 1 bagian

• Alkohol 80% 3 bagian

• Dibuat sesaat sebelum digunakan dan tambahkan Asam Asetat glasial 0,5 ml

untuk setiap 100 ml larutan dan aduk dengan baik.

2.4.2 Cara kerja :

1. deparafinisasi preparat yang telah kering ke dalam xylol sebanyak 3x (@

10

2. menit)

3. masukkan ke dalam alkohol sebanyak 2x (@5 menit)

4. cuci dengan air mengalir sampai alkohol hilang

5. masukkan ke dalam larutan hematoxylin selama 7 menit

6. cuci dengan air mengalir sampai tidak luntur

7. celupkan dalam HCL 2x celup untuk decolorisasi

8. cuci dengan air

9. rendam dalam air sampai warna air menjadi biru

10. masukkan ke dalam larutan eosin

11. cuci dengan air mengalir

12. cuci dengan alkohol I

13. cuci dengan alkohol II cuci dengan air

14. pres dengan kertas saring, lap dengan kapas

15. masukkan dalam larutan xylol

16. pres dengan kertas saring, dan lap dengan kapas

17. Tutup (mounting) dengan entellan/balsam Kanada dan cover glass

18. Beri label pada sajian tersebut dan biarkan hingga entelan mengering.

7

Page 8: Individu - PEMROSESAN JARINGAN

2.3 Contoh jaringan dengan pengecatan Hematoksilin Eosin

2.3.1. Nodus Lymphaticus Teknik pewarnaan : HE Perhatikan :

a) Capsula : Jaringan ikat ini mengandung: – serabut-serabut kolagen. – vasa

lymphatica afferentia

b) Hilum : serabut kolagen tampak lebih tebal.

c) Cortex : disini terdapat banyak noduli lymphatici yang berderet-deret.

Noduli limphatici merupakan kumpulan padat limfosit Di pusat noduli ada

centrum germinale sel (tempat limfosit B berproliferasi dan differensiasi

menjadi sel plasma)

d) Trabeculae : berasal dari capsula, meluas ke arah pusat nodus lymphaticus

di antara noduli limphatici dan medulla.

e) Paracortex antara cortex dan medulla, tempat limfosit T

f) Medulla, lebih kedalam berwarna lebih pucat g.Sinus Lymphaticus

(rongga tempat menampung cairan limfe dari vasa limfatik afferens.).

Ada berbagai jenis:

– sinus lymphaticus capsularis (marginalis) : dibawah capsula

– sinus corticalis : di sepanjang trabeculla

– sinus medullaris : di medulla

2.3.2 Lien atau Spleen

Pewarnaan : HE Pengamatan pada sediaan limfa:

a. Selubung : – tunica serosa : epitel pipih selapis – tunica fibrosa :

mengandung serabut kolagen dan elastis. Berlanjut ke tengah sebagai

trabecula

b. Isi : Pulpa lienalis dibedakan 2 jenis:

– Pulpa alba : tampak sebagai kelompok berpadatan, kebiru-biruan

Arteria centralis terdapat dekat pusat pulpa alba.

– Pulpa rubra : tampak sebagai jaringan tidak teratur.

2.33. Thymus

Pewarnaan : HE Perhatikan :

8

Page 9: Individu - PEMROSESAN JARINGAN

a. Capsula : berlanjut sebagai septum interlobare yang membagi thymus

menjadi lobus thymi

b. Cortex : penuh dengan limfositus thymicus atau thymocytus,

berpadatan, kebiru-biruan.Merupakan tempat produksi limfosit

c. Medulla : berwarna lebih pucat.limfositus lebih sedikit – banyak

limfoblastus dan retikulositus – terdapat corpusculum thymicum

kebulat-kebulatan mengandung:

• sel epitel teratur konsentris.

• cellula gigantica atau sel raksasa.

2.3.4. Tonsil

Pewarnaan : HE Perhatikan :

a. Capsula : berupa jaringan ikat sebagai pembungkus, capsula membentuk

septum internodulare ke arah pusat.

b. Epithelium Squamosum Stratificatum: melapisi permukaan bebas.

– banyak mengalami infiltrasi oleh limfosit

– berlekuk-lekuk dinamakan: crypta tonsillaris.

c. Noduli Lymphatici : bulat, berderet sepanjang crypta tonsillaris

2.3.5. Sumsum Tulang Teknik

pewarnaan : HE Perhatikan :

- Textus connectivus reticularis sebagai jaringan dasar yang dengan pewarnaan

HE serabutnya tidak tampak.

- Megakariosit merupakan sel raksasa dengan nucleus relatif besar, dan sitoplasma

berwama merah

- Normoblas memiliki sitoplasma berwarna kemerah-merahan, nucleus biru letak

di tengah.

- Haemocytoblastus, adipocytus.

9

Page 10: Individu - PEMROSESAN JARINGAN

BAB III

Penutup

3.1 Hasil

• Nukleus berwarna biru.

• Sitoplasma berwarna kemerahan dengan adanya beberapa variasi warna

pada komponen tertentu.

Gambar irisan jaringan yang telah diwarnai dan ditutupi dengan cover glass

diletakkan di atas slide tray hingga entellan mengering

3.2 KESIMPULAN

Hematoksilin dan Eosin adalah metode pewarnaan yang banyak digunakan

dalam dalam pewarnaan jaringan histology. Hematoksilin memulas inti dan

strukutur asam lainnya dari sel (seperti bagian sitoplasma yang kaya-RNA dan

matriks tulang rawan) menjadi biru.Hematoxylin akan mewarnai nukleus

sedangkan eosin akan mewarnai sitoplasma. Eosin bersifat asam, tidak seperti

hematoksilin, eosin mewarnai sitoplasma dan kolagen menjadi warna merah

muda. Syarat-syarat standar zat warna ideal yaitu :

• Murah

• tahan lama

• tidak sulit untuk di bersihkan

• tidak merusakkan lingkungan Jenis larutan Hematoxylin : Dellafied,

Erlich, Heidenhains, Harris, Mayer, Weigert, Carazzi, dan Cole Jenis

Larutan Eosin :

• Eosin Y (yellowish), water soluble

• Eosin B (Bluish)

• Ethyl Eosin (eosin S, eosin alkohol absolut) Larutan cat yang sering

digunakan ialah Hematoxylin Mayer dan Eosin Yellowish

10

Page 11: Individu - PEMROSESAN JARINGAN

Daftar Pustaka

Lianury, Robby N, 2000, Histologi, Universitas Hasanuddin Press, Makassar.

Wikipedia, 2014, Mikrotom, http://www.wikipedia.com, Diakses pada tanggal 01

September 2014

Praptomo, 2010, Pembuatan Preparat Parafin Jaringan Tumbuhan (Mikroteknik)

11