INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT -...

78

Transcript of INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT -...

Page 1: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan
Page 2: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY

2015

No. ISBN – ISBN Number : 4102004.3403

No. Publikasi – Publication Number : 3403.16.066

Naskah – Manuscript :

Andi Ismoro

Penulis – Author :

Andi Ismoro

Penyunting – Editor :

Sunarto, S.Si, M.S.E

Diterbitkan oleh – Published by :

Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul

BPS – Statistics of Gunungkidul Regency

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

May be cited with reference to the source

Page 3: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

i

SAMBUTAN

Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku,

baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan

yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial

ekonomi dan aspek lingkungan lainnya sehingga peluang baru untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan.

Berbagai indikator kesejahteraan rakyat dapat digunakan untuk mengawasi,

mengendalikan dan mengevaluasi keberhasilan pembangunan daerah untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat.

Salah satu upaya untuk melengkapi indikator dalam bidang kesejahteraan rakyat

yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul adalah melalui

penyusunan Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015.

Data yang disajikan dalam publikasi ini meliputi informasi dalam bentuk tabel,

grafik, dan publikasi ini juga menganalisis secara sederhana data yang tersedia sebagai

suatu bentuk ulasan terhadap pencapaian pembangunan daerah.

Akhir kata kami sampaikan selamat bekerja dan sukses, semoga Tuhan Yang Maha

Esa senantiasa memberi petunjuk dan bimbingan kepada kita sekalian. Amin.

Wonosari, November 2016

Bappeda Kabupaten Gunungkidul

Kepala,

Ir. Syarief Armunanto, M.M

NIP. 19590728 199003 1 003

Page 4: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

ii

KATA PENGANTAR

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan publikasi

tahunan yang menyajikan informasi berbagai indikator kesejahteraan rakyat di daerah ini.

Publikasi ini sangat bermanfaat bagi birokrat, peneliti, pembuat kebijakan bahkan pihak

swasta dalam rangka perencanaan, pengendalian dan evaluasi. Penerbitan publikasi

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 adalah hasil kerjasama

antara Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gunungkidul dengan Badan Perencanaan

Daerah (Bappeda) Kabupaten Gunungkidul.

Publikasi ini menyajikan statistik dan indikator kesejahteraan rakyat sehingga

diharapkan dapat digunakan sebagai dasar perencanaan maupun evaluasi terhadap upaya

peningkatan kualitas hidup masyarakat. Statistik yang dicakup meliputi aspek

kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, konsumsi dan pengeluaran rumah

tangga, perumahan dan lingkungan, serta sosial. Dalam publikasi ini juga dilengkapi

konsep dan definisi, untuk mempermudah pemahaman para pembaca.

Kepada semua pihak yang telah turut membantu sampai terbitnya publikasi ini,

kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Selanjutnya kami mengharapkan kritik

dan saran untuk perbaikan penerbitan di masa yang akan datang.

Wonosari, November 2015

Badan Pusat Statistik

Kabupaten Gunungkidul

Kepala,

Drs. Sumarwiyanto

NIP. 196707131993031005

Page 5: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

iii

ABSTRAKSI

Beberapa indikator kesejahteraan rakyat menunjukkan adanya peningkatan

kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke tahun. Peningkatan

taraf kesejahteraan rakyat Kabupaten Gunungkidul di bidang kesehatan antara lain terlihat

dari kenaikan Angka Harapan Hidup. Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten

Gunungkidul pada 2015 sebesar 73,69 tahun meningkat dari 73,39 pada tahun 2014.

Dari aspek ketenagakerjaan, sektor pertanian (52,40 persen) masih merupakan

lapangan usaha utama dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Gunungkidul

sedangkan sektor Industri Pengolahan merupakan lapangan usaha dengan penyerapan

tenaga kerja paling kecil yaitu (7,80 persen).

Angka Partisipasi Sekolah (APS) tertinggi terdapat pada kelompok usia 7-12

tahun, yaitu sebesar 100,0 persen, sedang untuk kelompok umur 13-15 sebesar 98,2

persen dan kelompok umur 16-18 sebesar 77,18 persen.

Page 6: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

iv

DAFTAR ISI

Sambutan ........................................................................................................................ i

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii

Abstraksi ...................................................................................................................... iii

Daftar Isi ...................................................................................................................... iv

Daftar Tabel Lampiran ........................................................................................................... v

Penjelasan Teknis .............................................................................................................. viii

Pendahuluan ix

Bab I. Kependudukan ........................................................................................................... 1

Bab II. Pendidikan ................................................................................................................. 8

Bab III. Kesehatan dan Keluarga Berencana ....................................................................... 13

Bab IV. Ketenagakerjaan ................................................................................................... 17

Bab V. Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga .......................................................... 21

Bab VI. Perumahan dan Lingkungan .................................................................................. 25

Lampiran Tabel-Tabel ......................................................................................................... 30

Page 7: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

v

DAFTAR TABEL LAMPIRAN

Tabel 1.1. Distibusi Penduduk menurut Kabupaten/Kota di

D.I Yogyakarta, 2000 dan 2010 ....................................................................... 30

Tabel 1.2. Luas dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota di

D.I Yogyakarta, 1990, 2000 dan 2010 .............................................................. 31

Tabel 1.3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut

Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2015 .................................................. 32

Tabel 1.4. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun menurut Kabupaten/

Kota di D.I Yogyakarta, 1971 – 2010 .............................................................. 33

Tabel 1.5. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Pertahun menurut Kecamatan

di Kabupaten Gunungkidul, 1961 – 2010 ......................................................... 34

Tabel 1.6. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Gunungkidul, 2015 .................................................................... 35

Tabel 1.7. Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin

dan Sex Ratio di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ............................................. 36

Tabel 1.8. Persentase Penduduk Perempuan Usia 10 Tahun ke Atas yang Pernah

Kawin menurut Umur Perkawinan Pertama

di D.I Yogyakarta, 2015 ................................................................................... 37

Tabel 1.9. Rata-Rata Jumlah Anak Lahir Hidup dan Anak Masih Hidup

per Perempuan Usia 15 - 49 Tahun Menurut Kelompok Umur

di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ..................................................................... 38

Tabel 1.10. Rata-rata Banyaknya Anggota Rumah Tangga per Rumah Tangga

menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 1971-2010 .......................... 39

Tabel 2.1. Rasio Murid terhadap Sekolah, Kelas, dan Guru menurut Tingkat Sekolah

(Negeri dan Swasta) di Kabupaten Gunungkidul, 2015 .................................. 40

Tabel 2.2. Persentase Penduduk Usia 7 - 12 Tahun menurut Partisipasi Sekolah

dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ...................................... 40

Tabel 2.3. Persentase Penduduk Usia 13 - 15 Tahun menurut Partisipasi Sekolah

dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ...................................... 41

Tabel 2.4. Persentase Penduduk Usia 16 - 18 Tahun menurut Partisipasi Sekolah

dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ...................................... 41

Tabel 2.5. Persentase Penduduk Usia 19 - 24 Tahun menurut Partisipasi Sekolah

di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ..................................................................... 42

Page 8: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

vi

Tabel 2.6. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ............................................. 43

Tabel 2.7. Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015................................................................. 43

Tabel 2.8. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis

Kelamindi Kabupaten Gunungkidul, 2015 ....................................................... 44

Tabel 2.9. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015 .................. 44

Tabel 2.10. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas menurut Partisipasi Sekolah

dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ...................................... 45

Tabel 3.1. Rasio Penduduk Terhadap Puskesmas menurut Kecamatan

di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ..................................................................... 46

Tabel 3.2. Rasio Dokter terhadap Penduduk

di Kabupaten Gunungkidul, 2007-2015 ............................................................ 47

Tabel 3.3 Angka Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul, 2010 - 2015 ........................ 48

Tabel 3.4. Persentase Wanita Berumur 15 - 49 Tahun dan Berstatus Kawin menurut

Alat/Cara KB yang digunakan di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ................... 49

Tabel 3.5. Banyaknya Akseptor KB Aktif menurut Kecamatan dan Jenis

Kontrasepsi Yang Sedang Digunakan di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ....... 50

Tabel 4.1. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama

Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ..................................................................... 51

Tabel 4.2. Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut

Sektor Utama di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ............................................. 51

Tabel 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk 15 Tahun

ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin

di D.I Yogyakarta, 2015 .................................................................................. 52

Tabel 4.4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk 15 Tahun Ke Atas

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin

di D.I Yogyakarta, 2015 ................................................................................... 52

Tabel 5.1. Persentase Pengeluaran Makanan yang Dikonsumsi Rumah Tangga

Selama seminggu yang Lalu menurut Jenisnya di Kabupaten Gunungkidul , 2015

.......................................................................................................................... 53

Tabel 5.2. Persentase Pengeluaran Non Makanan yang Dikonsumsi Rumah Tangga

Sebulan yang Lalu menurut Jenisnya di Kabupaten Gunungkidul , 2015 ........ 54

Page 9: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

vii

Tabel 5.3. PDRB Perkapita menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan

di Kabupaten Gunungkidul , 2012 - 2015 ......................................................... 55

Tabel 5.4. Pengeluaran Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan

di Kabupaten Gunungkidul, 2015 ..................................................................... 56

Tabel 5.5. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota

di D.I. Yogyakarta Tahun , 2013 - 2015 .......................................................... 57

Tabel 5.6. Distribusi Pendapatan Menurut Kriteria Bank Dunia

di Kabupaten Gunungkidul , 2015 ................................................................... 58

Tabel 6.1. Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Lantai Terluas

Tempat Tinggal di Kabupaten Gunungkidul, 2012 - 2015 ............................... 59

Tabel 6.2. Persentase Rumah Tangga menurut Luas lantai Rumah

di Kabupaten Gunungkidul, 2012 - 2015 .......................................................... 60

Tabel 6.3. Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum

di Kabupaten Gunungkidul, 2012 - 2015 .......................................................... 61

Tabel 6.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset Yang Digunakan di Kabupaten

Gunungkidul, 2015 ........................................................................................... 62

Tabel 6.5. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan Utama di Kabupaten

Gunungkidul, 2015 ........................................................................................... 63

Page 10: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

viii

1. Proyeksi Penduduk adalah suatu

penghitungan ilmiah yang didasarkan

pada asumsi mengenai tingkat dan

perkembangan tingkat kelahiran,

kematian dan perpindahan penduduk.

Proyeksi penduduk untuk setiap

provinsi dilaksanakan di BPS Pusat

2. Penduduk menurut kelompok umur

adalah pengelompokan penduduk

berdasarkan umur dan biasanya

dikelompokkan ke dalam kelompok

interval 5 tahunan yang dimulai dari

usia 0 tahun.

3. Kepadatan Penduduk/Km2 adalah

rata-rata jumlah penduduk per km2.

4. Laju Pertumbuhan Penduduk adalah

ukuran rata-rata kecepatan

pertambahan penduduk per tahun.

5. Angka Beban Tanggungan adalah

angka yang menyatakan perbandingan

antara banyaknya orang pada usia yang

tidak produktif (umur di bawah 15

tahun dan 65 tahun ke atas) dengan

banyaknya orang yang termasuk usia

produktif (umur 15-64 tahun).

6. Umur Perkawinan Pertama

menunjukkan umur saat seseorang

melangsungkan upacara perkawinan

yang pertama.

7. Rumah Sakit adalah tempat

pemeriksaan dan perawatan kesehatan

yang biasanya di bawah pengawasan

dokter/tenaga medis.

8. Puskesmas adalah suatu kesatuan

organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan

kesehatan masyarakat yang juga

membina peran serta masyarakat

disamping memberikan pelayanan

secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerjanya dalam

bentuk kegiatan pokok.

9. Seseorang dikatakan dapat

membaca dan menulis apabila ia

dapat membaca dan menulis

PPeennjjeellaassaann TTeekknniiss

Page 11: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

ix

surat/kalimat sederhana dengan suatu

huruf.

10. Angka Melek Huruf (AMH) adalah

persentase penduduk usia 15 tahun ke

atas yang dapat membaca dan menulis

dengan jumlah penduduk usia 15 tahun

ke atas.

11. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

adalah jumlah penduduk yang masih

sekolah pada usia 7-12 tahun/13-15

tahun atau 16-18 tahun dibagi jumlah

penduduk usia 7-12 tahun/13-15 tahun

atau 16-18 tahun dikalikan 100.

12. Angka Partisipasi Kasar (APK)

adalah persentase antara jumlah murid

SD atau SLTP atau SLTA dengan

jumlah penduduk usia 7-12 tahun atau

13-15 tahun atau 16-18 tahun.

13. Angka Partisipasi Murni (APM)

adalah perbandingan antara murid SD

atau SLTP atau SLTA usia 7-12 tahun

atau 13-15 tahun atau 16-18 tahun

dengan penduduk usia 7-12 tahun atau

13-15 tahun atau 16-18 tahun (dalam

persentase).

14. Angka Putus Sekolah adalah

persentase antara jumlah penduduk

usia 7 tahun atau 13 tahun atau 16

tahun ke atas yang putus sekolah di SD

atau SLTP atau SLTA dengan jumlah

penduduk usia 7 tahun atau 13 Tahun

atau 16 Tahun ke atas.

15. Sekolah adalah sekolah formal mulai

dari pendidikan dasar, menengah, dan

tinggi.

16. Rasio murid terhadap guru

SD/SLTP/ SLTA :

17. Rasio murid per kelas SD/SLTP/

SLTA :

18. Angkatan Kerja adalah penduduk usia

15 tahun ke atas yang bekerja atau

punya pekerjaan namun sementara

tidak bekerja dan pengangguran.

19. Bekerja adalah mereka yang selama

seminggu yang lalu melakukan

pekerjaan dengan maksud memperoleh

atau membantu memperoleh

penghasilan atau keuntungan paling

Jumlah murid SD/SLTP/SLTA

Jumlah kelas SD/SLTP/SLTA

Jumlah murid SD/SLTP/SLTA

Jumlah guru SD/SLTP/SLTA

Page 12: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

x

sedikit selama 1 (satu) jam berturut-

turut dalam seminggu yang lalu.

20. Pengangguran adalah penduduk yang

tidak bekerja tetapi sedang mencari

pekerjaan, atau sedang mempersiapkan

suatu usaha baru atau penduduk yang

tidak mencari pekerjaan karena merasa

tidak mungkin mendapatkan pekerjaan

(discouraged workers), atau penduduk

yang tidak mencari pekerjaan karena

sudah diterima bekerja/mempunyai

pekerjaan tetapi belum mulai bekerja

(future starts).

21. Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT):

22. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK):

23. Mencari pekerjaan adalah kegiatan

seseorang yang tidak bekerja dan pada

saat survei orang tersebut sedang

mencari pekerjaan, baik mereka yang

belum pernah bekerja dan sedang

berusaha mendapatkan pekerjaan atau

mereka yang sudah pernah bekerja,

karena sesuatu hal berhenti atau

diberhentikan dan sedang berusaha

untuk mendapatkan pekerjaan.

24. Bukan Angkatan Kerja adalah bagian

dari tenaga kerja (manpower) yang

tidak bekerja ataupun bukan

pengangguran, seperti sekolah,

mengurus rumah tangga atau tua dan

cacat.

25. Sekolah adalah kegiatan bersekolah di

sekolah formal baik pendidikan dasar,

pendidikan menengah atau pendidikan

tinggi. Tidak termasuk yang sedang

libur.

26. Mengurus Rumah Tangga adalah

penduduk 15 tahun ke atas yang selama

seminggu yang lalu mengurus rumah

tangga atau membantu mengurus

rumah tangga tanpa mendapatkan

upah/gaji.

27. Status Pekerjaan adalah jenis

kedudukan seseorang dalam pekerjaan.

28. Lapangan Usaha adalah bidang

kegiatan dari pekerjaan/usaha/

perusahaan/kantor tempat seseorang

bekerja, atau yang hasilkan oleh

perusahaan/kantor tempat responden

bekerja.

Jumlah Pengangguran

Jumlah Angkatan Kerja X 100%

Jumlah Angkatan Kerja

Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas X 100%

Page 13: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

xi

29. Bagan Ketenagakerjaan:

30. Konsumsi Rumah Tangga adalah

pengeluaran rumah tangga untuk

memenuhi kebutuhan makanan dan

non makanan. Kelompok makanan

mencakup pengeluaran konsumsi

bahan makanan, makanan jadi,

minuman, tembakau dan sirih.

Sedangkan kelompok bukan makanan

mencakup perumahan, sandang, biaya

kesehatan, sekolah dsb.

31. Pengeluaran rata rata perkapita

sebulan adalah rata rata biaya yang

dikeluarkan rumah tangga untuk

konsumsi semua anggota rumah tangga

selama sebulan dibagi dengan

banyaknya anggota rumah tangga.

Penduduk

Usia kerja

Angkatan Kerja

Bukan usia kerja

Bukan Angkatan Kerja

Lainnya Mengurus

Rumah tangga Sekolah

Pengangguran Bekerja

Sementara tdk bekerja Sedang bekerja

Mencari

Pekerjaan Memper-

siapkan Usaha Merasa tak

mungkin

mendapat

Pekerjaan

Sudah punya

pekerjaan tapi belum mulai

bekerja

Page 14: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

xii

Umum

Publikasi Indikator Kesejahteraan

Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

berisikan data statistik tentang

kesejahteraan rakyat. Data-data yang

disajikan, disusun sedemikian rupa

sehingga menggambarkan keadaan

kesejahteraan rakyat Kabupaten

Gunungkidul.

Ruang Lingkup

Dimensi kesejahteraan rakyat

disadari sangat luas dan kompleks,

sehingga suatu taraf kesejahteraan rakyat

tidak hanya dapat dilihat dari suatu aspek

tertentu. Dalam publikasi ini kesejahteraan

rakyat diamati dari beberapa aspek yang

spesifik, yaitu aspek Kependudukan,

Pendidikan Kesehatan dan Keluarga

Berencana, Ketenagakerjaan, Konsumsi

dan Pengeluaran Rumahtangga, Perumahan

dan Lingkungan.

Sumber Data

Sumber data utama Indikator

Kesejahteraan Rakyat Kabupaten

Gunungkidul 2015 ini merupakan data

primer, dalam arti dikumpulkan dan diolah

sendiri oleh Badan Pusat Statistik, seperti

Sensus Penduduk (SP), Survei Sosial

Ekonomi Nasional (SUSENAS), Survei

Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)

dan lain-lain. Data primer tersebut

mempunyai keterbatasan sebagai sumber

informasi publikasi tahunan, sehingga

selain menggunakan data primer, publikasi

ini juga mengolah data sekunder yang

berasal dari instansi-instansi pemerintah

yang terkait seperti Dinas Pendidikan,

Dinas Kesehatan, Kantor Kementrian

Agama kabupaten Gunungkidul, dan

sebagainya.

PPeennddaahhuulluuaann

Page 15: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

1

Penduduk merupakan salah satu

elemen terpenting bagi sebuah negara.

Selain memberikan keuntungan, jumlah

penduduk Indonesia yang banyak tersebut

menimbulkan permasalahan tersendiri dan

berdampak terhadap jalannya pembangunan

nasional.

Penduduk memegang peranan

penting dalam pembangunan ekonomi.

Melalui berbagai aspek seperti besarnya

jumlah penduduk, penyebaran geografis,

kepadatan penduduk, komposisi dalam

usia, jenis kelamin, pendidikan dan

kesehatan, serta tingkat pertumbuhannya,

maka jelaslah bahwa penduduk dapat

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, baik

dalam makna buruk maupun baik.

Masalah kependudukan erat

kaitannya dengan pembangunan ekonomi.

Selain menyangkut produk nasional riel dan

produk per kapita riel, juga terjadi

perubahan- perubahan institutional dan

perubahan- perubahan struktural ekonomi

masyarakat. Hal ini tercermin dari

perubahan atau pergeseran peranan

sumbangan sektor- sektor ekonomi dalam

produk dan pendapatan nasional.

Pertumbuhan penduduk yang

meningkat berkaitan dengan kemiskinan

dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan

tentang aspek-aspek dan komponen

demografi seperti fertilitas, mortalitas,

morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan,

perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah

tangga akan membantu para penentu

kebijakan dan perencana program untuk

dapat mengembangkan program

pembangunan kependudukan dan

peningkatan ksesejahteraan masyarakat

yang tepat pada sasarannya.

Dengan jumlah penduduk yang

sangat tinggi tersebut akan melahirkan

beragam masalah dalam kehidupan.

Masalah utama yang dihadapi di bidang

kependudukan di Indonesia adalah masih

tingginya pertumbuhan penduduk dan

kurang seimbangnya penyebaran dan

struktur umur penduduk. Program

kependudukan dan keluarga berencana

bertujuan turut serta menciptakan

kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi

seluruh masyarakat melalui usaha-usaha

perencanaan dan pengendalian penduduk.

Dengan demikian diharapkan tercapai

keseimbangan yang baik antara jumlah dan

KKeeppeenndduudduukkaann

BBaabb 11

Page 16: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

2

kecepatan pertambahan penduduk dengan

perkembangan produksi dan jasa.

Masalah kepadatan penduduk,

kecepatan perkembangannya,

penyebarannya yang tidak merata,

produktivitas rata- rata yang relatif rendah,

pengangguran dan masalah underitilized

dari angkatan kerja tersebut, telah lama

menjadi pusat perhatian dan merupakan

bagian dari sasaran perbaikan dalam

strategi pembangunan Indonesia. Dengan

demikian perlu disadari, bahwa pemecahan

untuk masalah- masalah tersebut meliputi

aspek- aspek perluasan pendidikan dan

peningkatan keterampilan, pembinaan dan

pengembangan kewiraswastaan yang

memungkinkan tumbuhnya self creating

jobs ataupun self employment, di samping

peningkatan dan perluasan investasi yang

lebih berorientasi kepada kegiatan- kegiatan

yang padat karya dan program- program

konvensional lain seperti keluarga

berencana dan transmigrasi.

1.1. Kepadatan dan Penyebaran

Penduduk

Kepadatan penduduk merupakan

perbandingan jumlah penduduk terhadap

luas wilayah yang dihuni. Ukuran yang

digunakan biasanya adalah jumlah

penduduk setiap satu km2. Permasalahan

dalam kepadatan penduduk adalah

persebarannya yang tidak merata. Kondisi

demikian menimbulkan banyak

permasalahan, misalnya pengangguran,

kemiskinan, kriminalitas dsb.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk

2000 dan 2010 menunjukkan bahwa jumlah

penduduk Kabupaten Gunungkidul

menempati peringkat ketiga setelah

Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

Hasil SP2000 dan SP2010 menunjukkan

persentase penduduk yang bertempat

tinggal di Kabupaten Gunungkidul, masing-

masing mencapai sebesar 21,48 persen dan

19,53 persen dari jumlah penduduk D.I

Yogyakarta (Lampiran Tabel 1.1.).

Walaupun jumlah penduduknya

besar, kepadatan penduduk Kabupaten

Gunungkidul sejak 1990 sampai dengan

2015 selalu lebih kecil dibandingkan

dengan kabupaten/kota lainnya di D.I

Yogyakarta. Hal ini terjadi karena

Kabupaten Gunungkidul merupakan

kabupaten dengan wilayah terluas diantara

kabupaten/kota di D.I Yogyakarta dengan

jumlah penduduk yang relatif tidak terlalu

banyak. Pada tahun 2000, kepadatan

penduduk Gunungkidul tercatat sebesar 451

jiwa/km, meningkat menjadi 455 jiwa/km

pada tahun 2010. Untuk tahun 2014,

kepadatan penduduknya meningkat lagi

menjadi 470 jiwa/km, sedangkan untuk

tahun 2015, kepadatan penduduk menurut

data proyeksi meningkat lagi menjadi 474

jiwa/km (Lampiran Tabel 1.3.).

Page 17: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

3

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1961-19711971-19801980-19901990-20002000-2010

Jika dilihat kepadatan penduduk per

kecamatan, terlihat bahwa pada 2015

Kecamatan Wonosari mempunyai

kepadatan penduduk tertinggi yaitu 1.087

jiwa/km. Sedangkan tingkat kepadatan

terkecil pada Kecamatan Girisubo yaitu

hanya 244 jiwa/km

(Lampiran Tabel 1.3).

1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan

perubahan jumlah penduduk dari waktu ke

waktu. Pertumbuhan penduduk secara

alami dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu

kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.

Pada umumnya laju pertumbuhan

penduduk Kabupaten Gunungkidul dari

1961 sampai dengan 2010 terus melambat

dari 0,81 persen per tahun pada periode

1961 – 1971 menjadi 0,68 persen per tahun

pada periode 1971 – 1980 . Bahkan pada

periode 1980-1990 terjadi pertumbuhan

sebesar 0,13 persen per tahun. Sedangkan

pada periode 1990 – 2000 pertumbuhan

penduduk naik kembali menjadi 0,30

persen per tahun dan pada periode 2000 –

2010 melambat menjadi 0,07 persen per

tahun. (Lampiran Tabel 1.4).

Penurunan laju pertumbuhan

penduduk yang terjadi di Kabupaten

Gunungkidul lebih dipengaruhi oleh

migrasi keluar (out migration). Kondisi

geografis dan sosial ekonomi yang tidak

menguntungkan menjadi salah satu faktor

pendorong penduduk untuk mencari nafkah

keluar daerah.

Pada periode 2000-2010, jika dilihat

menurut kecamatan, maka sebagian besar

kecamatan memiliki laju pertumbuhan

negatif. Sedangkan kecamatan-kecamatan

yang mengalami pertumbuhan positif ada di

Kecamatan Panggang, Kecamatan

Purwosari, Kecamatan Karangmojo,

Kecamatan Wonosari, Kecamatan Playen,

Kecamatan Patuk, Kecamatan Nglipar dan

Kecamatan Ngawen. Pertumbuhan

penduduk terbesar ada di Kecamatan Patuk,

yaitu mencapai 0,73 persen dan

pertumbuhan terkecil ada pada Kecamatan

430

435

440

445

450

455

460

465

2000 2010 2014 2015

451

455

470 474

Kep

adat

an P

enduduk

Gambar 1.1. Kepadatan Penduduk Kabupaten

Gunungkidul, 2000-2015

Sumber : Sensus penduduk dan Proyeksi Penduduk

Gambar 1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Kabupaten Gunungkidul , 1961-2010

Sumber : Sensus penduduk dan Proyeksi

Penduduk

Page 18: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

4

Karangmojo sebesar 0,01 persen,

Kecamatan Rongkopmempunyai

pertmbuhan penduduk negatif terbesar yaitu

-0,50 persen.

1.3. Komposisi Umur dan Jenis Kelamin

Penduduk menurut kelompok umur

dapat menggambarkan komposisi penduduk

pada suatu wilayah. Indikator komposisi

umur merupakan indikator yang sangat

berguna dalam perencanaan pembangunan.

Dengan indikator ini akan diketahui

kelompok penduduk usia produktif (usia

15-64 tahun) dan kelompok penduduk usia

tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan

usia diatas 65 tahun). Selain itu juga dapat

diketahui pula angka ketergantungan

penduduk usia tidak produktif terhadap

penduduk usia produktif.

Komposisi umur penduduk

Kabupaten Gunungkidul pada 2015

berdasarkan hasil proyeksi penduduk

diketahui bahwa penduduk yang berada

pada kelompok umur 65 tahun ke atas telah

mencapai 12,99 persen.

Jika dibandingkan dengan angka hasil

sensus-sensus penduduk sebelumnya, dapat

dilihat adanya pergerakan struktur. Hasil SP

1980 jumlah penduduk terbesar masih

dalam kelompok umur 5-9 tahun, yaitu

13,97 persen. Seiring dengan gencarnya

program KB waktu itu, hasil SP 1990

jumlah penduduk terbesar bergeser ke

kelompok umur 10-14 tahun sebesar 11,83

persen. Hasil SP 2000, jumlah penduduk

terbesar terdapat pada kelompok umur 60

tahun ke atas yaitu sebesar 15,34 persen,

demikian halnya pada 2010 (SP2010),

jumlah penduduk terbesar berada pada

kelompok umur 65 tahun ke atas yaitu

13,45 persen. Hal ini mengindikasikan

adanya peningkatan taraf kesehatan

masyarakat Kabupaten Gunungkidul.

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa

pada 2015 angka ketergantungan penduduk

mencapai 52,77 persen. Angka

ketergantungan sebesar itu mengandung arti

bahwa setiap 100 penduduk usia produktif

menanggung sekitar 53 penduduk usia tidak

produktif, dengan asumsi bahwa penduduk

usia produktif benar-benar produktif. Dapat

dibayangkan ketika asumsi tersebut tidak

terpenuhi, penduduk usia produktif akan

lebih berat lagi dalam menanggung

penduduk usia produktif yang tidak benar-

benar produktif secara ekonomi

(pengangguran). Angka ini relatif stabil

setiap tahunnya mengandung arti tidak

adanya perubahan secara drastis dalam

sosio demografi masyarakat.

Page 19: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

5

Tabel 1.1. Komposisi Penduduk dan Angka

Ketergantungan di Kabupaten

Gunungkidul, 2012-2015

Tahun

Persentase

Kelompok Umur Angka

Ketergantungan

(%) 0-14 15-64 65+

(1) (2) (3) (4) (5)

2012 21,77 65,17 13,06 53,45

2013 22,72 64,33 12,96 55,46

2014 21,62 65,40 12,98 52,91

2015 21.55 65.46 12.99 52,77

Sumber : Proyeksi Penduduk

Berdasarkan proyeksi penduduk

2015, sex ratio di Kabupaten Gunungkidul

tercatat sebesar 93,68 yang berarti bahwa

setiap 100 penduduk perempuan terdapat

sekitar 94 penduduk laki-laki. Jika dilihat

menurut kelompok umur, sex ratio tertinggi

berada pada kelompok umur 15-19 tahun

yaitu sebesar 109,79 diikuti pada kelompok

umur 10-14 tahun sebesar 106,79 dan

kelompok umur 0-4 tahun sebesar 105,53

(Lampiran Tabel 1.7).

Yang menarik adalah kecilnya sex

rasio untuk kelompok umur diatas 20

tahun. Hal ini kemungkinan disebabkan

karena banyak penduduk laki-laki usia

diatas 20 tahun atau usia angkatan kerja

produktif yang keluar daerah menuju pusat

perekonomian untuk mencari nafkah.

1.4. Umur Perkawinan Pertama

Umur perkawinan pertama penduduk

perempuan berpengaruh terhadap tingkat

fertilitas yang pada akhirnya akan

mempengaruhi pertumbuhan penduduk.

Semakin muda umur perkawinan pertama

penduduk perempuan maka semakin

panjang masa reproduksi yang

menyebabkan semakin tinggi tingkat

kelahiran.

Umur perkawinan pertama juga

mempunyai pengaruh terhadap resiko

medis pada masa kehamilan dan saat

melahirkan. Usia yang terlalu muda dan

terlalu tua tidak baik secara medis untuk

perempuan untuk mengandung bayi.

Kondisi tubuh pada waktu hamil dan

melahirkan yang tidak ideal akan berakibat

buruk pada ibu maupun bayi yang

dilahirkannya.

Berdasarkan hasil Susenas 2015, pada

umumnya penduduk perempuan usia 10

tahun ke atas di Kabupaten Gunungkidul

yang kawin pertama pada usia 19-24 tahun

mencapai 79,01 persen. Pola ini juga

berlaku untuk kabupaten/kota lainnya di D.I

Yogyakarta (Lampiran Tabel 1.8). Data

tersebut menggambarkan bahwa semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang

maupun meningkatnya kesejahteraan

masyarakat maka akan menunda keputusan

penduduk perempuan usia 10 tahun ke atas

untuk kawin pada usia muda.

Page 20: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

6

Tabel 1.2. Persentase Perempuan Usia 10 Tahun

ke Atas Pernah Kawin menurut Umur

Perkawinan Pertama di Kabupaten

Gunungkidul, 2012-2015

Tahun Umur Perkawinan Pertama

Jumlah 16 17-18 19-24 25

+

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

2012 13,62 26,78 49,28 10,32 100,00

2013 14,30 30,00 46,70 8,90 100,00

2014 11,29 28,05 50,80 9,86 100,00

2015 3,91 10,58 79,01 6,50 100,00

Sumber : Susenas 2012-2015

1.5. Anak Lahir Hidup dan Anak Masih

Hidup

Berbeda dengan indikator Angka

Kelahiran (jumlah kelahiran, CBR, ASFR

dan TFR), indikator Anak Lahir Hidup atau

yang juga sering disebut Children Ever

Born mengandung pengertian yang bersifat

‘longitudinal’ atau mencerminkan semua

anak yang telah lahir hidup, dari sejak

menikah pertama kali sampai saat ini

(bukan hanya anak yang lahir pada saat ini

atau tahun ini).

Sedangkan Anak Masih Hidup adalah

jumlah anak kandung yang masih hidup

yang dimiliki oleh seorang wanita saat

wawancara dilakukan. Data jumlah anak

masih hidup digunakan untuk mengetahui

jumlah anak yang dimiliki seorang wanita

secara riil karena dari seluruh anak lahir

hidup tidak seluruhnya dapat terus hidup.

Selain itu perbedaan Anak Lahir Hidup dan

Anak Masih Hidup merupakan data yang

menjadi dasar perhitungan Angka Kematian

Bayi.

Rata-rata anak lahir hidup yang

dilahirkan perempuan usia 15 – 49 tahun di

Kabupaten Gunungkidul pada 2015 adalah

sebesar 1,21. Sedangkan rata-rata anak

masih hidupnya sebesar 1,20 (Lampiran

Tabel 1.9). Angka ini mengandung arti

bahwa rata-rata jumlah anak yang yang

dilahirkan hidup oleh sekelompok wanita

mulai memasuki masa reproduksi hingga

kini adalah sekitar 1 orang anak dan dari

seluruh anak yang lahir hidup tidak

seluruhnya dapat terus hidup hal ini terlihat

dari jumlah Anak Masih Hidup yang lebih

kecil dari jumlah Anak Lahir Hidup. Jika

dilihat menurut kelompok umur, semakin

tinggi kelompok umur semakin banyak

jumlah anak lahir hidup dan anak masih

hidup. Pada kelompok perempuan usia 45-

49 tahun memiliki rata-rata anak lahir hidup

dan anak masih hidup terbanyak, masing-

masing sebesar 2,12 anak lahir hidup dan

2,09 anak masih hidup. Anak Lahir Hidup

pada usia ini disebut juga sebagai paritas

lengkap (completed family size), yaitu

Page 21: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

7

jumlah anak yang sudah tidak bertambah

lagi.

1.6. Banyaknya Anggota Rumah Tangga

Rata-rata banyaknya anggota rumah

tangga per rumah tangga dapat

menunjukkan tingkat keberhasilan Program

Keluarga Berencana dalam rangka

pengendalian jumlah penduduk. Dari Tabel

1.3 terlihat bahwa ada kecenderungan rata-

rata jumlah anggota rumah tangga per

rumah tangga mengalami penurunan dari

tahun ke tahun.

Tabel 1.3. Rata-rata Banyaknya Anggota Rumah

Tangga per Rumah Tangga

di Kabupaten Gunungkidul,

1961-2010

Tahun

Rata-rata Banyaknya

Anggota Rumah Tangga per

Rumah Tangga

(1) (2)

1961 5,0

1971 5,1

1980 4,7

1990 4,1

2000 3,7

2010 3,5

Sumber : Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980,

1990, 2000 dan 2010

Berdasarkan hasil SP 1961 di

Kabupaten Gunungkidul rata-rata jumlah

anggota rumah tangga sebesar 5,0 jiwa per

rumah tangga, selanjutnya naik menjadi 5,1

jiwa per rumah tangga pada 1971.

Kemudian menurun menjadi 4,7 jiwa per

rumah tangga pada 1980, menurun lagi

pada 1990 menjadi 4,1 jiwa per rumah

tangga dan pada 2000 menjadi 3,7 jiwa per

rumah tangga. Begitu pula pada 2010,

banyaknya anggota rumah tangga per

rumah tangga ada sebanyak 3,5 orang. Hal

ini menggambarkan kondisi yang lebih baik

bagi tercapainya tujuan dari Program

Keluarga Berencana yaitu menciptakan

Catur Warga yang bahagia.

Apabila dibandingkan menurut

kecamatan, maka ada 3 kecamatan yang

memiliki rata-rata jumlah anggota rumah

tangga terkecil, yaitu : Kecamatan Patuk,

Kecamatan Gedangsari, dan Kecamatan

Semin yang masing-masing pada umumnya

memiliki jumlah anggota rumah tangga

sebanyak 3,3 jiwa per rumah tangga.

Sedangkan kecamatan yang memiliki rata-

rata jumlah anggota rumah tangga

terbanyak adalah Kecamatan Purwosari

yaitu sebanyak 3,99 jiwa per rumah

tangga.

Page 22: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

8

Pendidikan mempunyai peranan yang

sangat penting dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Pendidikan

mempengaruhi secara penuh pertumbuhan

ekonomi suatu wilayah. Hal ini bukan saja

pendidikan akan berpengaruh terhadap

produktivitas tetapi juga berpengaruh

terhadap pola kehidupan sosial masyarakat.

Pendidikan menjadikan sumber daya

manusia lebih bisa cepat mengikuti dan siap

akan menghadapi perubahan. Pendidikan

diartikan secara luas merupakan suatu

proses pembelajaran yang dapat dilakukan

dimana saja.

Pendidikan merupakan suatu proses

pemberdayaan untuk mengungkapkan

potensi yang ada pada manusia sebagai

individu, yang selanjutnya dapat

memberikan sumbangan kepada

masayarakat lokal, kepada masayarakat

bangsanya, dan kemudian kepada

masayarakat global. Dengan demikian,

fungsi pendidikan bukan hanya menggali

potensi-potensi yang ada di dalam diri

manusia, tetapi juga bagaimana manusia ini

dapat mengontrol potensi yang telah

dikembangkannya itu agar dapat

bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup

manusia itu sendiri.

Keberhasilan di bidang pendidikan

dapat dilihat melalui beberapa indikator,

baik indikator input maupun indikator

output. Indikator input pendidikan salah

satunya dilihat dari ketersediaan fasilitas

pendidikan yang dalam hal ini diukur

dengan rasio murid terhadap sekolah, rasio

murid terhadap kelas dan rasio murid

terhadap guru. Sedangkan indikator output

yang dapat menunjukkan kualitas

pendidikan SDM antara lain tingkat

pendidikan yang ditamatkan, Angka

Partisipasi Sekolah (APS), Angka

Partisipasi Kasar (APK) dan Angka

Partisipasi Murni (APM).

2.1. Rasio Murid Terhadap Sekolah,

Kelas dan Guru

Rasio murid terhadap sekolah, rasio

murid terhadap kelas dan rasio murid

terhadap guru merupakan beberapa

indikator input yang berguna untuk

mengetahui apakah ketersediaan sekolah,

kelas dan guru sudah mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan jumlah murid yang

ada. Selain itu, indikator ini juga dapat

PPeennddiiddiikkaann

BBaabb 22

Page 23: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

9

digunakan sebagai tolok ukur peningkatan

mutu pendidikan. Tingkat kualitas

pendidikan masyarakat yang semakin tinggi

diperlihatkan dengan rasio murid terhadap

sekolah, kelas, dan guru yang mendekati

angka ideal.

Tabel 2.1. Rasio Murid terhadap Sekolah, Kelas,

dan Guru menurut jenjang pendidikan

di Kabupaten Gunungkidul, 2015/2016

Jenjang

Pendidikan

Rasio

Murid/

Sekolah

Murid/

Kelas

Murid/

Guru

(1) (2) (3) (4)

TK/RA/BA 27,90 15,68 10,22

SD/MI 102,7 16,43 11,68

SLTP/MTs 215,57 25,55 10,94

SMU/MA 239,67 23,34 7,46

SMK 375,98 33,13 9, 95

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

Kabupaten Gunungkidul

Berdasarkan Tabel 2.1 terlihat bahwa

ada kecenderungan rasio murid terhadap

sekolah maupun terhadap kelas semakin

meningkat seiring dengan meningkatnya

jenjang pendidikan. Sebaliknya rasio murid

terhadap guru kecenderungannya menurun

seiring dengan meningkatnya jenjang

pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi jenjang pendidikan maka

ketersediaan jumlah sekolah dan jumlah

kelas tidak seimbang dengan kebutuhan

jumlah murid.

Rasio murid terhadap sekolah

tertinggi berada pada jenjang pendidikan

SMK, yaitu mencapai angka 375,98 nilai

ini mengandung pengertian bahwa rata-rata

setiap satu sekolah SMK menampung 376

siswa. Terus meningkatnya angka rasio

murid terhadap sekolah SMK ini

menunjukkan adanya kecenderungan jenis

sekolah ini semakin menarik perhatian

calon siswa dibanding sekolah umum yang

peningkatannya tidak sebesar SMK.

Namun untuk rasio murid terhadap

kelas SMP memiliki angka tertinggi yaitu

25,55. Peningkatan rasio ini juga

menunjukkan bahwa program pendidikan

dasar 9 tahun berjalan dengan baik dan

tentunya menjadi tantangan bagi

pemerintah untuk dapat mengimbangi

peningkatan tersebut.

2.2. Partisipasi Sekolah

Ada beberapa indikator yang berguna

untuk menjelaskan situasi partisipasi

sekolah penduduk. Beberapa indikator

tersebut adalah Angka Partisipasi Sekolah

(APS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan

Angka Partisipasi Murni (APM).

APS merupakan indikator daya serap

lembaga pendidikan terhadap penduduk

usia sekolah. Sebagai indikator dasar, APS

dapat digunakan untuk melihat akses pada

pendidikan khususnya bagi penduduk usia

sekolah. Semakin tinggi APS, maka

semakin besar jumlah penduduk yang

berkesempatan mengenyam pendidikan.

Akan tetapi meningkatnya APS tidak selalu

dapat diartikan sebagai meningkatnya

Page 24: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

10

pemerataan kesempatan masyarakat untuk

mengenyam pendidikan.

Tabel 2.2. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

menurut Usia Sekolah dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Usia

Sekolah Laki-laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

7-12 100,0 100,0 100,0

13-15 100,00 100,0 98,2

16-18 74,44 80,40 77,18

Sumber: Susenas 2015

Berdasarkan Tabel 2.2 terlihat bahwa

Angka Partisipasi Sekolah (APS) tertinggi

terdapat pada kelompok usia 7-12 tahun,

yaitu sebesar 100,00 persen. Hal ini berarti

sudah tidak ada penduduk berusia 7-12

tahun yang tidak bersekolah. Demikian

juga untuk APS penduduk berusia 13-15

tahun baik laki laki maupun perempuan

mempunyai angka APS absolut yaitu 100

persen, hal ini juga menunjukkan bahwa

sudah tidak ada lagi penduduk berusia 13-

15 tahun yang tidak bersekolah, angka

APS penduduk usia 16-18 terlihat

penduduk dengan jenis kelamin perempuan

lebih tinggi daripada laki-laki. Perlu dikaji

lebih jauh untuk melihat penyebab

fenomena ini namun dapat diduga

berkaitan dengan kultur mencari kerja atau

sekedar membantu orang tua mencari

nafkah bagi kaum laki-laki di kabupaten

Gunungkidul .

Tabel 2.3. Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut

Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin di

Kabupaten Gunungkidul, 2015

Jenjang

Pendidikan Laki-laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

SD 107,45 105,80 106,67

SLTP 108,09 113,78 110,96

SLTA 80,77 71,31 76,20

Sumber: Susenas 2015

Angka APK untuk tingkat SD

mencapai lebih dari 106,67 persen, SMP

110,96 persen , hal ini menunjukkan bahwa

ada beberapa penduduk usia sekolah pada

tingkatan sekolah tersebut yang menempati

tingkatan sekolah diluar umur umumnya

untuk tingkatan tersebut, misalnya usia 13

tahun masih di SD atau belum umur 7

tahun sudah masuk SD, demukian juga

misalnya umur 16 tahun masih di SMP atau

belum umur 13 tahun sudah masuk SMP

,dan APK untuk tingkat SLTA sebesar

76,20 persen. Artinya dari 100 orang

penduduk usia 16-18 tahun hanya 76 orang

yang bersekolah di SMA atau setingkatnya.

Selain APK juga ada Angka

Partisipasi Murni (APM). APM merupakan

persentase jumlah anak pada kelompok usia

sekolah tertentu yang sedang bersekolah

pada jenjang pendidikan yang sesuai

dengan usianya terhadap jumlah seluruh

anak pada kelompok usia sekolah yang

bersangkutan. Bila APK digunakan untuk

mengetahui seberapa banyak penduduk usia

Page 25: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

11

sekolah yang sudah dapat memanfaatkan

fasilitas pendidikan di suatu jenjang

pendidikan tertentu tanpa melihat berapa

usianya, maka APM mengukur proporsi

anak yang bersekolah sesuai antara umur

dan jenjNG WAKTUNYA.

Bila seluruh anak usia sekolah dapat

bersekolah tepat PADA UMUR DAN

JENJANGNYA, maka APM akan

mencapai nilai 100. Secara umum, nilai

APM akan selalu lebih rendah dari APK

karena nilai APK mencakup anak diluar

usia sekolah pada jenjang pendidikan yang

bersangkutan.

Tabel 2.4. Angka Partisipasi Murni (APM)

menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Gunungkidul,

2015

Jenjang

Pendidikan Laki-laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

SD 100,0 100,0 100,0

SLTP 80,34 86,76 83,59

SLTA 70,09 64,56 67,42

Sumber: Susenas 2015

Pada 2015 di Kabupaten

Gunungkidul, APM pada jenjang SD

sebesar 100,0 persen yang berarti bahwa

semua anak umur 7 – 12 tahun di

Gunungkidul bersekolah di SD tepat waktu.

Hal ini menunjukkan indikator yang baik

yaitu masyarakat Gunungkidul tidak buru-

buru untuk menyekolahkan anaknya di SD

melainkan mereka menyekolahkan anaknya

di SD ketika sudah berumur 7 tahun sesuai

anjuran dari pemerintah.

2.3. Pendidikan yang Ditamatkan

Salah satu indikator yang digunakan

untuk mengukur kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) adalah pendidikan

tertinggi yang ditamatkan. Semakin tinggi

tingkat pendidikan masyarakat maka

semakin tinggi kualitas SDM nya dan

semakin tinggi tingkat kesejahteraannya.

Berdasarkan Susenas 2015, jenjang

pendidikan tertinggi yang ditamatkan

penduduk usia 10 tahun ke atas di

Kabupaten Gunungkidul terbesar adalah

tamatan SD sederajat, yaitu sebesar 33,08

persen. Jenjang pendidikan tertinggi

berikutnya adalah tamat SLTP sederajat

25,13 persen, tidak/belum punya ijasah SD

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

L P L+P

Tidak/belum punya SD sederajat SLTP sederajat

SLTA sederajat Perguruan Tinggi

Gambar 2.1. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas

menurut Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan di Kabupaten Gunungkidul,

2015

Page 26: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

12

sederajat 21,94 persen, SLTA sederajat

16,21 persen dan paling sedikit tamatan

perguruan tinggi yang hanya mencapai 3,65

persen (Lampiran Tabel 2.10).

Jika dilihat menurut jenis kelamin,

terlihat bahwa penduduk laki-laki usia 10

tahun ke atas yang tamat SD sederajat

sebesar 33,47 persen, tamat SLTP sederajat

sebesar 24,40 persen, tamat SLTA sederajat

sebesar 18,07 persen dan tamat Perguruan

Tinggi sebesar 3,45 persen.

Fenomena yang terjadi di

Gunungkidul terkait pendidikan dan gender

menujukkan bahwa persentase perempuan

berumur 10 tahun ke atas sebagian besar

berpendidikan SMP ke bawah, yang

mencapai 81,89 persen. Angka ini sedikit

lebih tinggi dibanding laki-laki yang

mencapai 78,47 persen.

Kesempatan untuk mengenyam

pendidikan minimal SLTA lebih besar

dirasakan penduduk laki-laki yang

mencapai 21,25 persen, sedang perempuan

hanya 18,11 persen. Akan tetapi perempuan

yang berpendidikan level perguruan tinggi

lebih besar dibanding laki-laki yaitu 3,85

persen untuk perempuan dan 3,45 persen

untuk laki laki.

Page 27: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

13

Pembangunan di bidang kesehatan

mencakup peningkatan penyediaan fasilitas

pelayanan kesehatan dasar. Tujuan

penyediaan fasilitas kesehatan adalah

tersedianya fasilitas kesehatan yang mudah

dan murah bagi semua lapisan masyarakat.

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)

dan puskesmas pembantu selama ini

menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan

penduduk karena mudah terjangkau dan

murah, terutama bagi penduduk di daerah

pedesaan, serta meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud kesehatan

masyarakat baik dalam bidang promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif agar

setiap warga masyarakat dapat mencapai

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

baik fisik, mental dan sosial serta harapan

berumur panjang. Pembangunan di bidang

kesehatan diharapkan membuat semua

lapisan masyarakat mendapatkan pelayanan

kesehatan yang mudah, murah, dan merata.

Pelayanan kesehatan masyarakat

diwujudkan oleh pemerintah dengan

menambah fasilitas kesehatan maupun

pelayanannya misalnya membangun sarana

dan prasarana puskesmas dan menambah

tenaga dokter maupun tenaga kesehatan

lainnya. Di Kabupaten Gunungkidul

pembangunan di bidang kesehatan juga

terus ditingkatkan.

3.1. Rasio Jumlah Puskesmas dan Dokter

Rasio jumlah Puskesmas dan rasio

jumlah dokter terhadap penduduk

merupakan salah satu indikator untuk

mengetahui keefektifan ketersediaan

jumlah fasilitas kesehatan dalam melayani

penduduk. Semakin besar nilai rasionya

maka semakin efektif jumlah fasilitas

kesehatan yang tersedia untuk melayani

penduduk.

Jumlah puskesmas termasuk pustu

dan puskesmas keliling pada 2015

sebanyak 184 unit dengan jumlah penduduk

sebanyak 704.026 jiwa, maka Rasio

Puskesmas terhadap 1.000 penduduk di

Kabupaten Gunungkidul sebesar 3,82

Artinya bahwa setiap 1 Puskesmas di

Gunungkidul melayani sekitar 3.826

penduduk. Adapun rasio tertinggi tingkat

kecamatan berada di Kecamatan Semanu,

yaitu sebesar 4.90 dan terendah di

Kecamatan Girisubo, yaitu sebesar 2,81.

Jumlah dokter di Kabupaten

Gunungkidul pada 2015 tercatat 131 orang

dengan rincian 77 dokter umum, 39 dokter

gigi dan 15 dokter spesialis, dan itu sudah

termasuk dokter yang berdinas di Dinas

KKeesseehhaattaann && KKeelluuaarrggaa BBeerreennccaannaa

BBaabb 33

Page 28: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

14

Kesehatan dan juga RSUD. Dengan jumlah

dokter sebanyak itu, maka rasio banyaknya

dokter terhadap penduduk pada 2015

sebesar 5.374 Angka sebesar ini

mempunyai makna bahwa setiap 1 tenaga

dokter melayani sekitar 5.374 penduduk.

Tabel 3.1. Rasio Jumlah Penduduk terhadap Jumlah

Puskesmas dan Dokter di Kabupaten

Gunungkidul, 2012-2015

Tahun

Rasio Jumlah

Penduduk per

Puskesmas

Rasio Jumlah

Penduduk per

Dokter

(1) (2) (3)

2012 3.676 5.115

2013 3.717 4.748

2014 3.798 4.853

2015 3.826 5.374

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Gunungkidul dan

Estimasi Penduduk

3.2. Keluhan Kesehatan dan Penyakit

Terbanyak

Keberhasilan program kesehatan dan

program pembangunan sosial ekonomi pada

umumnya dapat dilihat dari peningkatan

usia harapan hidup penduduk dari suatu

wilayah. Meningkatnya perawatan

kesehatan melalui Puskesmas,

meningkatnya daya beli masyarakat akan

meningkatkan akses terhadap pelayanan

kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan

gizi dan kalori, mampu mempunyai

pendidikan yang lebih baik sehingga

memperoleh pekerjaan dengan penghasilan

yang memadai, yang pada gilirannya akan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

dan memperpanjang usia harapan hidupnya.

Indikator angka harapan hidup

merupakan salah satu indikator untuk

mengetahui derajat kesehatan masyarakat.

Semakin besar persentase angka harapan

hidup mengindikasikan jika derajat

kesehatan penduduk masih rendah.

Indikator Angka Harapan Hidup (AHH).

Berdasarkan Tabel 3.2 dari tahun ke tahun

Angka Harapan Hidup semakin meningkat,

artinya derajat kesehatan penduduk

Kabupaten Gunungkidul memiliki

kecenderungan terus meningkat.

Peningkatan usia harapan hidup juga dapat

dijadikan sebagai gambaran keberhasilan

program kesehatan dan program

pembangunan sosial ekonomi. Pada 2010

Angka Harapan Hidup penduduk

Kabupaten Gunungkidul mencapai 73,35

tahun dan pada 2015 angkanya sudah

meningkat menjadi 73,69 tahun. Angka ini

bermakna bahwa anak yang lahir pada

tahun 2015 diperkirakan akan hidup rata-

rata sampai umur 73,69 tahun.

Tabel 3.2. Angka Harapan Hidup (AHH) di

Kabupaten Gunungkidul, 2010-2015

(Tahun)

Tahun AHH

(1) (4)

2010 73,35

2011 73,36

2012 73,37

2013 73,38

2014 73,39

2015 73,69

Sumber : Susenas 2010-2015

Page 29: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

15

3.3. Kesehatan Balita

Kesehatan merupakan salah satu

aspek dari kehidupan masyarakat mutu

hidup, produktifitas tenaga kerja, angka

kesakitan dan kematian yang tinggi pada

bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja

fisik serta terganggunya perkembangan

mental adalah akibat langsung atau tidak

langsung dari masalah gizi kurang.

Dalam pembangunan bangsa,

peningkatan kualitas manusia harus dimulai

sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak

masih bayi, salah satu faktor yang

memegang peranan penting dalam

peningkatan kualitas manusia adalah

pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian

ASI semaksimal mungkin merupakan

kegiatan penting dalam pemeliharaan anak

dan persiapan generasi penerus di masa

depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan

tentang peningkatan penggunaan ASI.

Terjadinya kerawanan gizi pada bayi

disebabkan karena selain makanan yang

kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI)

banyak diganti dengan susu botol dengan

cara dan jumlah yang tidak memenuhi

kebutuhan. Hal ini pertanda adanya

perubahan sosial dan budaya yang negatif

dipandang dari segi gizi

Pertumbuhan dan perkembangan bayi

sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI

yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi

lainnya yang terkandung di dalam ASI

tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain

dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan

sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu

ASI hanya berfungsi sebagai sumber

protein vitamin dan mineral utama untuk

bayi yang mendapat makanan tambahan

yang tertumpu pada beras.

Balita merupakan generasi penerus

masa depan. Balita yang sehat merupakan

modal dasar tercapainya masyarakat yang

sehat dan cerdas. Kesehatan balita tidak

hanya dipengaruhi oleh kesehatan ibu

semasa kehamilan, akan tetapi juga

dipengaruhi oleh proses kelahiran/

persalinan dan asupan air susu ibu (ASI).

3.4. Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (KB) merupakan

suatu program pemerintah yang dirancang

untuk menyeimbangkan antara kebutuhan

dan jumlah penduduk. Program keluarga

berencana oleh pemerintah adalah agar

keluarga sebagai unit terkecil kehidupan

bangsa diharapkan menerima Norma

Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(NKKBS) yang berorientasi pada

pertumbuhan yang seimbang. Gerakan

Keluarga Berencana Nasional Indonesia

telah berumur sangat lama yaitu pada tahun

70-an dan masyarakat dunia menganggap

berhasil menurunkan angka kelahiran yang

signifikan. Perencanaan jumlah keluarga

dengan pembatasan yang bisa dilakukan

dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi

atau penanggulangan kelahiran seperti

kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

Keluarga berencana merupakan

salah satu pelayanan kesehatan prenvetif

Page 30: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

16

yang paling dasar dan utama bagai wanita

meskipun tidak selalu diakui demikian,

peningkatan dan perluasan KB merupakan

salah satu usaha untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematiaan ibu yang

sedemikian tinggi akibat kehamilan yang

dialami oleh wanita . Banyak wanita yang

harus menentukan pemilihan alat

kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena

terbatasnya jumlah metode yang tersedia

tetapi juga metode-metode tertentu

mungkin tidak dapat diterima sehubungan

dengan kebijakan nasional. Kesehatan

individual , dan seksualitas wanita atau

biaya untuk memperoleh kontrasepsi .

Dalam rangka peningkatan

kesejahteraan masyarakat di samping

peningkatan derajat kesehatan masyarakat,

pengendalian laju pertumbuhan penduduk

melalui program Keluarga Berencana (KB)

juga terus digalakkan. Program KB

bertujuan untuk membina keluarga kecil

yang sejahtera dan bahagia. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin banyak

penduduk Kabupaten Gunungkidul yang

sadar akan pentingnya pembinaan keluarga

yang terencana.

Jumlah Akseptor KB Aktif di

Kabupaten Gunungkidul pada 2015

sebanyak 92.228 peserta.

Secara keseluruhan alat kontrasepsi

yang paling banyak digunakan penduduk

Kabupaten Gunungkidul adalah suntik KB

sebesar 55,88 persen, disusul IUD 14,22

persen dan pil KB sebesar 13,58 persen.

IUD

14,22%

MOW+MOP

3,51%Implant

9,98%

Pil

13,58%

Kondom

2,84%

Suntik

55,88%

Gambar 3.1. Persentase Akseptor KB Aktif

menurut Jenis Kontrasepsi yang

Sedang Digunakan di Kabupaten

Gunungkidul, 2015

Page 31: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

17

Meningkatnya jumlah angkatan kerja

yang tidak diimbangi oleh perluasan

lapangan kerja akan membawa beban

tersendiri bagi perekonomian. Angkatan

kerja yang tidak tertampung dalam lapangan

kerja akan menyebabkan pengangguran.

Padahal harapan pemerintah, semakin

banyaknya jumlah angkatan kerja bisa

menjadi pendorong pembangunan ekonomi.

Kualitas tenaga kerja dalam suatu

negara dapat ditentukan dengan melihat

tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian

besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat

pendidikannya masih rendah. Hal ini

menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan

dan teknologi menjadi rendah. Minimnya

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

menyebabkan rendahnya produktivitas

tenaga kerja, sehingga hal ini akan

berpengaruh terhadap rendahnya kualitas

hasil produksi barang dan jasa.

Jumlah penduduk pada dasarnya

merupakan potensi yang sangat berharga

ditinjau dari segi tenaga kerja, jika dapat

didayagunakan dengan baik, penduduk yang

sangat banyak dan memiliki keterampilan

ini merupakan potensi yang berharga.

Jumlah penduduk yang besar dan tidak

memiliki keterampilan ini adalah

kerugiannya yang dapat menyebabkan

pengangguran di mana-mana

4.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Persediaan tenaga kerja yaitu jumlah

penduduk yang sedang dan siap untuk

bekerja. Persediaan tenaga kerja dihitung

dari jumlah angkatan kerja (labor force).

Ada dua tahap kegiatan untuk menghitung

persediaan angkatan kerja, yaitu pembuatan

proyeksi penduduk ini dilakukan karena

total angkatan kerja selalu merupakan

bagian dari penduduk dan kedua pembuatan

proyeksi angkatan kerja.

Persediaan tenaga kerja atau labor

supply adalah sejumlah orang yang mau

bekerja pada tingkat upah tertentu. Biasanya

jumlah persediaan tenaga kerja diketahui

dari penduduk usia kerja yang kegiatan

utamanya seminggu yang lalu adalah

bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

Persediaan tenaga kerja adalah jumlah

KKeetteennaaggaakkeerrjjaaaann

BBaabb 44

Page 32: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

18

penduduk yang sudah siap untuk bekerja,

disebut angkatan kerja (labour force) yang

dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas.

Persediaan tenaga kerja adalah penjumlahan

angkatan kerja yang terdiri dari penduduk

yang bekerja dan mencari pekerjaan.

Sementara penduduk yang bekerja disebut

sebagai kebutuhan tenaga kerja (labor

demand). Selisih antara persediaan

dikurangi dengan kebutuhan disebut sebagai

pengangguran (pencari kerja)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) merupakan indikator atau gambaran

keterlibatan penduduk dalam kegiatan

ekonomi yang diukur dengan jumlah

penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk

usia kerja) yang masuk dalam pasar kerja,

baik yang bekerja maupun masih

menganggur. Dengan indikator ini dapat

dilihat besarnya penduduk usia kerja yang

aktif secara ekonomi pada suatu wilayah

atau negara serta dapat menunjukkan

besaran relatif dari pasokan tenaga kerja

(labour supply) yang tersedia untuk

produksi barang-barang dan jasa dalam

suatu perekonomian.

Tabel 4.1. TPAK Penduduk 15 Tahun ke Atas

menurut Jenis Kelamin di Kabupaten

Gunungkidul, 2012-2015 (%)

Tahun Laki-laki Perempuan Laki-laki+

Perempuan

(1) (2) (3) (4)

2012 89,35 72,40 80,43

2013 87,86 68,88 77,87

2014 86,35 69,81 77,65

2015 85,81 57,19 70,77

Sumber : Sakernas 2012-2015

Berdasarkan Tabel 4.1, di Kabupaten

Gunungkidul pada tahun 2015 memiliki

TPAK sebesar 70,77 persen. Artinya bahwa

dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada

sekitar 71 penduduk berstatus sebagai

angkatan kerja. Jika dibanding tahun

sebelumnya, TPAK tahun ini mengalami

penurunan dari 77,65 persen. Jelasnya

penurunan ataupun peningkatan TPAK

belum dapat secara langsung

menggambarkan kondisi baik buruknya

ketenagakerjaan di Kabupaten Gunungkidul.

Peningkatan TPAK perlu ditelusuri lebih

jauh lagi, apakah lebih dipengaruhi oleh

tingkat pengangguran ataukah tingkat

penyerapan tenaga kerja (penduduk yang

bekerja) pada kurun waktu tersebut.

Jika dilihat menurut jenis kelamin,

TPAK laki-laki menunjukkan angka yang

lebih tinggi dibandingkan perempuan. Pada

2015, TPAK laki-laki sebesar 85,81 persen,

sedangkan TPAK perempuan sebesar 57,19

Page 33: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

19

persen. Tingkat partisipasi perempuan

cenderung lebih rendah disebabkan karena

peran ganda mereka dalam rumah tangga.

Perempuan akan cenderung keluar dari

dunia kerja ketika memasuki masa

perkawinan, melahirkan, membesarkan anak

dan kemudian kemungkinan mereka akan

kembali ke dunia kerja ketika anak-anaknya

sudah cukup besar.

4.2. Pengangguran Terbuka

Jumlah penduduk yang besar tanpa

diikuti dengan kualitas rata-rata yang baik

maka dapat menimbulkan banyak

permasalahan. Salah satu permasalahan

kependudukan terbesar yang dihadapi

Indonesia saat ini adalah tingginya angka

Pengangguran Terbuka. Pengangguran

Terbuka adalah angkatan kerja yang sedang

mencari pekerjaan. Angkatan Kerja

diartikan sebagai jumlah penduduk usia

kerja (15 tahun keatas) yang sedang bekerja

atau sedang mencari pekerjaan

Indikator yang biasa digunakan

untuk mengukur pengangguran adalah

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). TPT

memberikan indikasi tentang penduduk usia

kerja yang termasuk dalam kelompok

pengangguran. TPT diukur sebagai

persentase jumlah penganggur/pencari kerja

terhadap jumlah angkatan kerja. Naiknya

TPT dapat berarti adanya penurunan daya

serap tenaga kerja atau dapat juga berarti

bahwa kecepatan laju kesempatan kerja

tidak dapat mengimbangi kecepatan laju

pertumbuhan angkatan kerja.

Kabupaten Gunungkidul pada

Agustus 2015 memiliki TPT terendah

dibandingkan dengan kabupaten/kota se- D.I

Yogyakarta, yaitu sebesar 2,78 persen.

Sedangkan TPT pada tingkat provinsi

mencapai 3,02 persen (Lampiran Tabel

4.4.). Rendahnya TPT di Kabupaten

Gunungkidul kemungkinan disebabkan

karena kondisi geografis dan sosial ekonomi

masyarakat yang kurang menguntungkan

sehingga mereka terpaksa mengoptimalkan

pekerjaan mereka sehari-harinya dan tidak

seselektif penduduk kabupaten/kota lain

dalam menentukan pekerjaan. Jika mereka

kalah bersaing dalam pasar tenaga kerja non

pertanian, maka mereka akan lari ke sektor

pertanian.

Tabel 4.2. TPT Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut

Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul,

2012-2015 (%)

Tahun Laki-laki Perempuan Laki-laki +

Perempuan

(1) (2) (3) (4)

2012 2,14 0,53 1,38

2013 2,19 1,11 1,69

2014 1,81 1,38 1,61

2015 2,65 3,32 2,78

Sumber : Sakernas 2012-2015

Page 34: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

20

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa

tahun 2015 TPT mengalami kenaikan.

Angka TPT ini setiap tahun mengalami

perubahan yang cepat karena sebagian

penduduk bekerja adalah pekerja keluarga di

sektor pertanian yang setiap saat dapat

berhenti ataupun beralih ke sektor lain yang

dirasa lebih menguntungkan secara

ekonomi. Kenaikan TPT dapat diartikan

bahwa daya serap tenaga kerja pada 2015

lebih rendah jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Jika dilihat menurut jenis

kelamin, pada periode tersebut TPT laki-laki

selalu lebih rendah dari perempuan dan pada

2015 angkanya 2,65 persen untuk laki-laki

dan 3,32 persen untuk perempuan.

Kenyataan ini dikarenakan sebagian besar

perempuan di Gunungkidul menjadi pekerja

keluarga untuk usaha pertaniannya, sedang

laki-laki lebih cenderung mencari tambahan

pekerjaan dan penghasilan dari sektor

lainnya.

4.3. Lapangan Usaha

Proporsi pekerja menurut lapangan

usaha merupakan salah satu ukuran untuk

melihat potensi perekonomian dalam

menyerap tenaga kerja. Semakin besar

proporsi pekerja di sektor primer (pertanian)

maka semakin tinggi ‘under utilitis’ pekerja,

karena secara umum sektor pertanian masih

merupakan sektor dengan produktivitas

terendah.

Tabel 4.3. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke

Atas yang Bekerja menurut Sektor Utama

di Kabupaten Gunungkidul 2015(%)

Sektor

Utama

Prosentase

(%)

(1) (2)

Pertanian 52,40

Industri

Pengolahan 7,80

Perdagangan 13,17

Jasa 11,58

Lainnya 15,05

Sumber : Sakernas 2015

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa

sektor pertanian masih merupakan sektor

yang paling dominan dalam menyerap

tenaga kerja dimana lebih dari setengah

penduduk bekerja di sektor tersebut, diikuti

sektor jasa dan terakhir sektor manufaktur.

Pada 2015 Sektor Pertanian mampu

menyerap tenaga kerja terbanyak yaitu

52,40, sektor perdagangan menempati

urutan terbesar kedua yaitu 13,17 persen,

dan sektor jasa sebesar 11,58 persen.

Sedangkan Sektor Industri pengolahan

hanya mampu menyerap tenaga kerja

sebanyak 7,80 persen.. Hal ini lebih

disebabkan karena lahan pertanian yang

masih tersedia cukup luas sehingga sektor

pertanian sebagai pekerjaan utama sebagian

besar penduduknya.

Page 35: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

21

Masalah gizi tidak terlepas dari

masalah makanan karena masalah gizi

timbul sebagai akibat kekurangan atau

kelebihan kandungan zat gizi dalam

makanan. Salah satu masalah gizi yang

sering dijumpai khususnya di perdesaan

adalah kurang energi protein. Oleh karena

itu tingkat konsumsi/ kecukupan energi dan

protein digunakan juga sebagai indikator

tingkat kesejahteraan penduduk.

Kesejahteraan dapat dikatakan makin

baik apabila energi dan protein yang

dikonsumsi penduduk semakin meningkat

sampai akhirnya melewati kecukupan

kalori/protein per kapita per hari.

Kebutuhan rumah tangga dapat

dikelompokkan ke dalam dua kategori

besar, yaitu kebutuhan akan pangan dan

bukan pangan. Dengan demikian, pada

tingkat penda patan tertentu, rumah tangga

akan mengalokasikan pendapatannya untuk

memenuhi kedua kebutuhan tersebut.

Secara alamiah kuantitas pangan yang

dibutuhkan seseorang akan mencapai titik

jenuh sementara kebutuhan bukan pangan,

termasuk kualitas pangan tidak terbatasi

dengan cara yang sama. Oleh karena itu,

besaran pendapatan (yang diproksi dengan

pengeluaran total) yang dibelanjakan untuk

pangan dari suatu rumah tangga dapat

digunakan sebagai petunjuk tingkat

kesejahteraan rumah tangga tersebut.

Makin tinggi pangsa pengeluaran

pangan dibanding pengeluaran non pangan,

berarti makin berkurang kesejahteraan

rumah tangga yang bersangkutan.

Sebaliknya, makin kecil pangsa

pengeluaran pangan dibanding pengeluaran

non pangan maka rumah tangga tersebut

makin sejahtera.

Ada banyak indikator kesejahteraan

penduduk yang dihasilkan dari data

konsumsi rumahtangga. Beberapa indikator

kesejahteraan yang digunakan dalam

publikasi ini antara lain jumlah dan

persentase penduduk miskin, distribusi

pengeluaran rumahtangga dan pola

konsumsi rumahtangga.

5.1. Penduduk Miskin

Secara umum penduduk miskin

didefinisikan sebagai penduduk yang

pendapatannya (proksi dengan

pengeluaran) lebih kecil dari pendapatan

yang dibutuhkan untuk hidup secara layak

di wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan

BBaabb 55 KKoonnssuummssii &&

PPeennggeelluuaarraann RRuummaahhttaannggggaa

Page 36: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

22

hidup layak tersebut diterjemahkan sebagai

sejumlah nilai rupiah yang diperlukan oleh

setiap individu untuk dapat memenuhi

kebutuhan makan setara 2.100 kilo kalori

per orang per hari dan kebutuhan non-

makanan yang paling esensial yang terdiri

atas perumahan, pakaian, kesehatan,

pendidikan, transportasi, dan aneka barang

dan jasa lainnya.

Berdasarkan Gambar 5.1. terlihat

bahwa persentase penduduk miskin di

Kabupaten Gunungkidul cenderung

mengalami perubahan dari tahun ke tahun.

Tahun 2013 jumlah penduduk miskin

mencapai 21,70 persen sedangkan tahun

2014 menjadi 20,83 persen dan naik

kembali pada tahun 2015 menjadi 21,73

persen. Namun dalam periode diantara itu,

persentasenya cenderung fluktuatif yang

menandakan bahwa masih banyak

penduduk dalam kondisi rentan miskin.

Salah satu yang mempengaruhi fluktuasi ini

adalah mata pencaharian penduduk

Kabupaten Gunungkidul yang sebagian

besar bekerja di sektor pertanian. Pertanian

di Kabupaten Gunungkidul merupakan

lahan pertanian tadah hujan. Curah hujan

yang kurang bisa menyebabkan

berkurangnya produksi tanaman pangan di

Kabupaten Gunugkidul dan berimbas pada

berkurangnya penghasilan penduduk yang

menggantungkan hidupnya pada sektor

pertanian.

5.2. Distribusi Pendapatan

Pembangunan ekonomi yang

dilakukan oleh suatu negara tidak hanya

mengejar peningkatan pendapatan secara

makro, tetapi juga harus memperhatikan

pemerataan pendapatannya. Distribusi

pendapatan yang tidak merata tidak hanya

akan menciptakan kemiskinan, tetapi juga

dapat menimbulkan masalah kesenjangan

sosial. Oleh karena itu pembangunan yang

dilakukan diharapkan tidak hanya untuk

mencapai target tingkat pertumbuhan, tetapi

juga menghasilkan pemerataan bagi

masyarakat.

Salah satu indikator yang dapat

digunakan untuk melihat tingkat

ketimpangan pendapatan penduduk adalah

kriteria ketimpangan dari Bank Dunia.

Kriteria ini membagi penduduk menjadi 3

kelompok utama yaitu dengan melihat

persentase pendapatan yang mampu

Gambar 5.1: Persentase Penduduk Miskin di

Kabupaten Gunungkidul,

2013-2015

21,7

20,83

21,73

15 17 19 21 23

Persentase Penduduk Miskin

2013

2014

2015

Tah

un

Page 37: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

23

dibelanjakan oleh kelompok 40 persen

penduduk yang berpendapatan terendah,

kelompok 40 persen penduduk

berpendapatan menengah dan kelompok 20

persen penduduk berpendapatan tertinggi.

Berdasarkan Gambar 5.2 terlihat

bahwa pengeluaran 40 persen penduduk

berpendapatan terendah sekitar 21,20

persen dari total pengeluaran penduduk di

Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan

pengeluaran kelompok 20 persen penduduk

berpendapatan teratas mencapai 41,01

persen. Sedangkan pendapatan kelompok

penduduk berpendapatan menengah (21,20

persen). Kenyataan ini menunjukkan bahwa

adanya pemerataan penduduk yang

berpendapatan rendah dengan penduduk

berpendapatan menengah dan tinggi.

5.3. Pola Konsumsi Rumahtangga

Pola konsumsi rumah tangga

merupakan salah satu indikator yang dapat

memberikan gambaran keadaan

kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi

pendapatan maka porsi pendapatan untuk

pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran

untuk makanan ke pengeluaran bukan

makanan. Namun pergeseran tersebut

bukanlah hal yang bisa terjadi dengan

cepat.

Suatu wilayah dengan jumlah

penduduk yang bergantung pada sektor

pertanian, sangat wajar jika tingkat

konsumsi makanan masih cukup tinggi

dibanding konsumsi non makanan. Hal ini

karena secara umum penduduknya

berpendapatan rendah dan dengan tingkat

kemiskinan yang masih cukup tinggi,

sehingga proporsi pengeluaran untuk

makanan relatif lebih tinggi.

Dilihat menurut jenis kelompok

komoditinya, pada 2015 pengeluaran

makanan terbanyak yang dikonsumsi rumah

tangga per bulan adalah untuk sub

kelompok makanan dan minuman jadi/

olahan yaitu sebesar 21,32 persen,

kemudian diikuti kelompok padi-padian

sebesar 14,29 persen.

Persentase pengeluaran non makanan

dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan

kelompok Aneka Barang dan Jasa yang

diantaranya meliputi pengeluaran untuk

biaya pendidikan dan kesehatan yaitu

sebesar 12,37 persen, Sedangkan

pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan

Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga

Gambar 5.2: Distribusi Pendapatan menurut

Kriteria Bank Dunia di Kabupaten

Gunungkidul, 2015

Page 38: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

24

sebesar 26,98 persen,Sedangkan Persentase

pengeluaran non makanan dialokasikan

paling banyak adalah Barang - Barang

Tahan Lama yaitu 35,34 persen (Lampiran

Tabel 5.1. dan 5.2.).

Kelompok

Pengeluaran

Persentase terhadap

Total Pengeluaran

(1) (2)

Padi-padian 14,29

Ikan dan sebagainya 5,13

Telur, susu dsb 5,59

Tembakau dan sirih 16,06

Sumber: Susenas 2015, BPS, data diolah kembali

Yang menarik adalah pada tabel 5.1.

yaitu pengeluaran untuk Kelompok

tembakau yang terdiri dari rokok (filter dan

non filter), tembakau dan pelengkapnya,

serta sirih pinang persentasenya mencapai

16,06 persen total pengeluaran makanan.

Angka itu lebih tinggi dari pengeluaran

untuk kelompok padi-padian dan tiga kali

lebih pengeluaran untuk ikan. Perlu

ditingkatkan adanya kesadaran untuk

mengurangi bahkan menghentikan

konsumsi rokok dan mengalihkannya ke

investasi kehidupan yang lebih baik dalam

bentuk kesehatan dan pendidikan.

Tabel 5.1 Perbandingan Pengeluaran 4 Kelompok

Penting di Kabupaten Gunungkidul,

2015

Page 39: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

25

Rumah merupakan sebuah

bangunan, tempat manusia tinggal dan

melangsungkan kehidupannya. Disamping

itu rumah juga merupakan tempat

berlangsungnya proses sosialisasi pada

saat seorang individu diperkenalkan

kepada norma dan adat kebiasaan yang

berlaku di dalam suatu masyarakat.Jadi

setiap perumahan memiliki sistem nilai

yang berlaku bagi warganya.Sistem nilai

tersebut berbeda antara satu perumahan

dengan perumahan yang lain, tergantung

pada daerah ataupun keadaan masyarakat

setempat.

Rumah yang diciptakan dengan

suasana yang bersih, sehat, aman, nyaman,

dan harmonis, diharapkan mampu

berperan dalam upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia.

Sekarang ini, rumah sebagai

bangunan fisik sudah menjadi bagian dari

gaya hidup dan bahkan dapat

mencerminkan status sosial dari

pemiliknya. Kita dapat membandingkan

kondisi ekonomi dan kesehatan seseorang

dilihat dari fisik rumahnya. Rumah

merupakan salah satu determinan

kesehatan masyarakat. Karena itu, rumah

yang sehat tentunya memiliki kriteria

standar kelayakan sebuah rumah.

Rumah sebagai penunjang identitas

keluarga (identity) yang diwujudkan pada

kualitas hunian atau perlindungan yang

diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan

tempat tinggal dimaksudkan agar

penghuni dapat memiliki tempat berteduh

guna melindungi diri dari iklim setempat.

Rumah sebagai penunjang kesempatan

(opportunity) keluarga untuk berkembang

dalam kehidupan sosial budaya dan

ekonomi atau fungsi pengemban keluarga.

Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan

dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan

kemudahan ke tempat kerja guna

mendapatkan sumber penghasilan. Rumah

sebagai penunjang rasa aman (security)

dalam arti terjaminnya. keadaan keluarga

di masa depan setelah mendapatkan

rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan

perumahan yang ditempati serta jaminan

keamanan berupa kepemilikan rumah dan

lahan .

Rumah merupakan tempat

berkumpul bagi semua anggota keluarga

sebagai tempat untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya, sehingga kondisi

kesehatan perumahan sangat berperan

sebagai media penularan penyakit di antara

anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.

Salah satu ukuran yang digunakan untuk

PPeerruummaahhaann && LLiinnggkkuunnggaann HHiidduupp

BBaabb 66

Page 40: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

26

menilai kesehatan perumahan diantaranya

adalah luas lantai rumah/tempat tinggal.

Luas lantai rumah tempat tinggal

selain digunakan sebagai indikator untuk

menilai kemampuan sosial masyarakat,

secara tidak langsung juga dikaitan dengan

sistem kesehatan lingkungan keluarga atau

tempat tinggal (perumahan). Luas lantai

erat kaitannya dengan tingkat kepadatan

hunian atau rata-rata luas ruang untuk

setiap anggota keluarga.

Tidak dapat dipungkiri bahwa

kelengkapan fasilitas pokok/standar

sebuah rumah menjadi salah satu faktor

penentu kenyamanan dan kesehatan bagi

para penghuninya. Keberadaan fasilitas-

fasilitas tersebut pada gilirannya akan

menentukan kualitas rumah, yang berarti

akan mempengaruhi derajat kesehatan dari

penghuninya. Tingkat kesehatan rumah

dan lingkungan antara lain tercermin dari

jenis lantai, luas lantai, sumber air minum,

jenis kloset yang digunakan, serta sumber

penerangan.

Tabel 6.1 Persentase Rumah Tangga menurut

Luas Lantai Rumah di Kabupaten

Gunungkidul, 2013-2015

Rata-rata

Luas Lantai

(m2)

2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4)

<20 0,37 0,67 0,50

20 - 49 8,34 8,14 8,00

50 – 99 46,43 50,22 51,50

100 44,85 40,97 40,00

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : Susenas 2013-2015

Luas lantai tempat tinggal

merupakan indikator untuk

menggambarkan kecukupan tempat

tinggal. Luas lantai erat kaitannya dengan

tingkat kepadatan hunian atau rata-rata

luas ruang untuk setiap anggota keluarga.

Diperkirakan sampai batas-batas tertentu,

semakin luas lantai yang didiami, berarti

semakin baik keadaan sosialnya, yang

pada gilirannya diharapkan akan

mendatangkan kesejahteraan bagi

penghuninya.

Berdasarkan indikator luas lantai

terlihat bahwa persentase rumah tangga

dengan rata-rata luas lantai terbanyak

memiliki luas antara 50 m2 sampai 99 m

2

yaitu sebesar 51,50 persen, kemudian

diikuti rumah dengan luas lantai ≥100 m2

sebanyak 40,00 persen. Hal ini bisa

dimaklumi karena masih luasnya lahan di

wilayah Gunungkidul.

Selain dari luas lantai, jenis lantai

juga dapat digunakan sebagai indikator

untuk melihat kualitas perumahan.

Semakin baik kualitas lantai perumahan

dapat diasumsikan semakin baik tingkat

kesejahteraan penduduknya. Selain itu,

jenis lantai juga dapat mempengaruhi

kondisi kesehatan masyarakat. Semakin

banyak rumah tangga yang mendiami

rumah dengan lantai tanah akan

berpengaruh pada derajat kesehatan

masyarakat.

Page 41: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

27

Berbeda dengan indikator luas

lantai, indikator perumahan lain di

Gunungkidul pada tahun 2015 tercatat

masih ada penduduk yang tempat

tinggalnya masih berlantai tanah sebesar

12,07 persen. Sedangkan lantai bukan

tanah sebesar 87,93 persen.

Sumber air minum merupakan

faktor utama penentu kualitas air yang

dikonsumsi dan sangat erat kaitannya

dengan kesehatan. Pada 2015, air ledeng

merupakan sumber air minum yang paling

banyak digunakan oleh rumah tangga yaitu

sebesar 30,74 persen. Sedangkan sebagian

besar rumah tangga lainnya menggunakan

air yang bersumber dari sumur, dan air

hujan masing-masing sebesar 27,81

persen, dan 23,60 persen.

0

5

10

15

20

25

30

35

Pers

enta

se R

um

ah T

angga m

enuru

t

Sum

ber

Air M

inum

2015

Sumber Air Minum, Tahun

Air Kemasan

Ledeng

Pompa

Sumur

Mata Air

Air Hujan

Lainnya

Tempat pembuangan air besar

(jamban) adalah suatu ruangan yang

mempunyai fasilitas pembuangan tinja

manusia. Jamban terdiri atas tempat

jongkok atau tempat duduk dengan leher

angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)

yang dilengkapi dengan unit penampungan

kotoran dan air untuk membersihkannya

Jenis kloset leher angsa dianggap

sebagai tempat pembuangan air besar yang

paling sehat, karena di bawahnya terdapat

saluran berbentuk huruf “U” untuk

menampung air sehingga bau tinja tidak

bisa keluar. Sehingga, ketika semakin

banyak rumah tangga yang menggunakan

fasilitas tempat buang besar berupa kloset

berjenis leher angsa mengindikasikan

bahwa kesadaran masyarakat untuk

menggunakan fasilitas tempat pembuangan

air besar yang lebih sehat semakin

meningkat

Pada 2015, rumah tangga di

Kabupaten Gunungkidul yang

menggunakan kloset berjenis leher angsa

hanya mencapai 79,79 persen hal ini

menunjukkan bahwa keterbatasan ekonomi

yang dialami tidak menghambat

Gambar 6.1 : Persentase Rumah Tangga menurut

Sumber Air Minum di Kabupaten

Gunungkidul, 2015

Gambar 6.2 : Persentase Rumah Tangga menurut

Jenis Kloset yang Digunakan di

Kabupaten Gunungkidul, 2015

Gambar 6.2 : Persentase Rumah Tangga menurut

Jenis Kloset yang Digunakan, 2015

Page 42: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

28

masyarakat untuk membuat suatu jamban

sehat dan juga karena pengetahuan dan

kesadaran akan pentingnya jamban sehat

dan akibat apa yang akan ditimbulkan bila

membuang hajat secara sembarangan

sudah mereka pahami. Itu karena adanya

penyuluhan dari pihak terkait tentang hal

ini, sementara itu rumah tangga yang

masih menggunakan tempat pembuangan

akhir cemplung/cubluk masih cukup

banyak yaitu sebesar 18,41 persen.

0

20

40

60

80

100

Listrik PLN Listrik non PLN Bukan listrik

Sudah umum dipahami bahwa

listrik adalah kebutuhan pokok dalam

kehidupan saat ini. Sangat jauh perbedaan

kehidupan mereka yang mendapat

pelayanan listrik dengan yang tidak, ibarat

malam dengan siang. Maka sudah menjadi

keharusan bagi pemerintah untuk

menyediakan pelayanan listrik bagi

seluruh penduduknya, jika masyarakat

yang aman, adil, dan sejahtera menjadi

cita-cita bersama. Ketidakmampuan

menyediakan listrik kepada semua

penduduk sama artinya dengan

membiarkan sebagian penduduk untuk

hidup di masa lalu dan melupakan masa

depan. Oleh sebab itu, mestinya ada upaya

besar untuk menyediakan listrik bagi

seluruh penduduk yang sampai saat ini

belum terjangkau pelayanannya.

Tingkat elektrifikasi di Gunungkidul

telah mencapai 99,40 persen, sedangkan

0,60 persen rumah tangga lainnya masih

menggunakan pelita/sentir/obor sebagai

sumber penerangan utamanya.

Gambar 6.3 : Persentase Rumah Tangga menurut

Sumber Penerangan Utama, 2015

Page 43: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

LLaammppiirraann

Page 44: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

30

Tabel 1.1. Distribusi Penduduk menurut Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa

Yogyakarta, 2000 dan 2010

Kabupaten /

Kota

2000 2010

Banyaknya

(jiwa)

Persentase

(%)

Banyaknya

(jiwa)

Persentase

(%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Kulonprogo 370 944 11,88 388 869 11,25

2. Bantul 781 013 25,02 911 503 26,36

3. Gunungkidul 670 433 21,48 675 382 19,53

4. Sleman 901 377 28,89 1 093 110 31,62

5. Kota Yogyakarta 396 711 12,73 388 627 11,24

D.I Yogyakarta 3 120 478 100,00 3 457 491 100,00

Sumber : Sensus Penduduk 2000 dan 2010

Page 45: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

31

Tabel 1.2. Luas dan Kepadatan Penduduk menurut Kabupaten/Kota di Daerah

Istimewa Yogyakarta, 1990, 2000 dan 2010

Kabupaten /

Kota

Luas

(Km2)

Kepadatan Penduduk per Km2

1990 2000 2010

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Kulonprogo 586,27 635 633 663

2. Bantul 506,85 1 375 1 541 1 798

3. Gunungkidul 1 485,36 438 451 455

4. Sleman 574,82 1 358 1 568 1 902

5. Kota Yogyakarta 32,50 12 679 12 206 11 958

D.I Yogyakarta 3 185,80 914 979 1 085

Sumber : Sensus Penduduk 1990, 2000, 2010

Page 46: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

32

Tabel 1.3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut

Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Kecamatan Luas Wilayah

(Km2)

Penduduk

(jiwa)

Kepadatan

Penduduk

(Jiwa per Km2)

(1) (2) (3) (4)

1. Panggang 99,80 27 635 277

2. Purwosari 71,76 20 183 281

3. Paliyan 58,07 30 315 522

4. Saptosari 87,83 35 722 407

5. Tepus 104,91 33 240 317

6. Tanjungsari 71,63 26 786 374

7. Rongkop 83,46 28 039 336

8. Girisubo 94,57 23 126 245

9. Semanu 108,39 53 930 498

10. Ponjong 104,49 51 912 497

11. Karangmojo 80,12 50 830 634

12. Wonosari 75,51 82 104 1 087

13. Playen 105,26 56 807 540

14. Patuk 72,04 31 630 439

15. Gedangsari 68,14 36 757 539

16. Nglipar 73,87 30 945 419

17. Ngawen 46,59 32 964 708

18. Semin 78,92 51 101 648

Jumlah 1 485,36 704.026

474

Sumber : Proyeksi Penduduk 2010-2020

Page 47: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

33

Tabel 1.4. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun menurut Kabupaten/

Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta, 1971 – 2010

Kabupaten /

Kota 1971 – 1980 1980 – 1990 1990 – 2000 2000 – 2010

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Kulonprogo 0,29 0,22 0,04 0,48

2. Bantul 1,21 0,94 1,19 1,57

3. Gunungkidul 0,68 0,13 0,30 0,07

4. Sleman 1,56 1,43 1,50 1,90

5. Kota Yogyakarta 1,72 0,34 0,39 0,21

D.I Yogyakarta 1,09 0,58 0,72 1,04

Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan 2010

Page 48: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

34

Tabel 1.5. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Pertahun menurut Kecamatan

di Kabupaten Gunungkidul , 1961 – 2010

Kecamatan 1961-1971 1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Panggang 0,89 0,20 -1,24 0,12 0,22

2. Purwosari 0,35 -0,35 -0,70 0,39 0,54

3. Paliyan 0,56 0,82 -0,20 0,55 -0,07

4. Saptosari 0,50 0,78 0,11 0,78 -0,11

5. Tepus 1,01 0,63 -0,59 0,17 -0,34

6. Tanjungsari 0,69 1,37 -0,01 0,28 -0,05

7. Rongkop -0,02 0,24 -0,32 0,57 -0,50

8. Girisubo 1,63 0,23 -1,47 0,67 -0,47

9. Semanu 0,52 0,93 0,02 0,65 -0,14

10. Ponjong 0,66 0,70 -0,40 0,17 -0,05

11. Karangmojo 0,71 0,52 -0,31 -0,38 0,01

12. Wonosari 1,58 1,61 0,78 0,45 0,64

13. Playen 0,83 0,68 -0,19 0,19 0,42

14. Patuk 0,35 0,82 -0,11 0,36 0,73

15. Gedangsari 0,90 0,85 0,08 0,23 -0,25

16. Nglipar 0,94 0,69 -0,03 -0,36 0,18

17. Ngawen 0,97 0,37 0,47 0,65 0,27

18. Semin 1,02 0,13 0,16 0,29 -0,24

Jumlah 0,81 0,68 0,13 0,31 0,07

Sumber : Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010

Page 49: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

35

Tabel 1.6. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki +

Perempuan

(1) (2) (3) (4)

0 – 4 24 690 23 384 48 074

5 – 9 25 537 24 198 49 735

10 – 14 27 833 26 063 53 896

15 – 19 22 438 20 437 42 875

20 – 24 16 483 17 890 34 373

25 – 29 22 385 23 633 46 018

30 – 34 22 235 23 033 45 268

35 – 39 23 683 25 823 49 506

40 – 44 24 585 26 588 51 173

45 – 49 24 534 27 363 51 897

50 – 54 23 468 27 233 50 701

55 – 59 23 280 24 919 48 199

60 – 64 19 633 21 204 40 837

65 + 39 747 51 727 91 474

Jumlah 340 531 363 495 704 026

Sumber : Proyeksi Penduduk 2015

Page 50: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

36

Tabel 1.7. Persentase Penduduk menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin

dan Sex Ratio di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Kelompok Umur Laki - Laki Perempuan Sex Ratio

(1) (2) (3) (4)

0 - 4 51,36 48,64 105,59

5 - 9 51,35 48,65 105,53

10 - 14 51,64 48,36 106,79

15 - 19 52,33 47,67 109,79

20 - 24 47,95 52,05 92,14

25 - 29 48,64 51,36 94,72

30 - 34 49,12 50,88 96,54

35 - 39 47,84 52,16 91,71

40 - 44 48,04 51,96 92,47

45 - 49 47,27 52,73 89,66

50 - 54 46,29 53,71 86,17

55 - 59 48,30 51,70 93,42

60 - 64 48,08 51,92 92,59

65 + 43,45 56,55 76,84

Jumlah 48,37 51,63 93,68

Sumber : Proyeksi Penduduk 2015

Page 51: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

37

Tabel 1.8. Persentase Penduduk Perempuan Usia 10 Tahun ke Atas yang Pernah

Kawin menurut Umur Perkawinan Pertama di Daerah Istimewa

Yogyakarta, 2015

Kelompok Umur

Perkawinan Pertama Proporsi (%)

(1) (2)

≤16

3,9

17-18 10,6

19-24 79,0

25+ 6,5

Jumlah 100,0

Sumber : Susenas 2015

Page 52: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

38

Tabel 1.9. Rata-Rata Jumlah Anak Lahir Hidup,dan Anak Masih Hidup per

Perempuan Usia 15 - 49 Tahun Menurut Kelompok Umur

di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Kelompok Umur Rata-Rata

Anak Lahir Hidup

Rata-Rata

Anak Masih Hidup

(1) (2) (3)

15-19 0,02 0,02

20-24 0,29 0,30

25-29 0,74 0,79

30-34 1,47 1,46

35-39 1,83 1,80

40-44 2,02 1,95

45-49 2,12 2,09

Rata-Rata 1,21 1,20

Sumber : Susenas 2015

Page 53: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

39

Tabel 1.10. Rata-Rata Banyaknya Anggota Rumah Tangga per Rumah Tangga

menurut Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, 1971-2010

Kecamatan 1971 1980 1990 2000 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Panggang 5,6 5,1 4,3 4,0 3,9

2. Purwosari 5,1 4,8 4,2 4,0 4,0

3. Paliyan 5,0 4,6 4,0 3,7 3,5

4. Saptosari 5,1 4,7 4,1 3,9 3,7

5. Tepus 5,4 4,9 4,0 3,7 3,4

6. Tanjungsari 5,2 4,9 4,1 3,7 3,5

7. Rongkop 5,2 4,7 4,1 3,9 3,6

8. Girisubo 5,4 4,7 3,9 3,7 3,4

9. Semanu 4,8 4,7 4,0 3,7 3,4

10. Ponjong 5,2 4,9 4,2 3,8 3,5

11. Karangmojo 5,0 4,7 4,1 3,6 3,4

12. Wonosari 5,1 5,0 4,3 3,9 3,6

13. Playen 4,9 4,5 4,0 3,7 3,5

14. Patuk 4,7 4,0 4,0 3,6 3,3

15. Gedangsari 4,8 4,7 4,1 3,8 3,3

16. Nglipar 4,9 4,7 4,1 3,6 3,4

17. Ngawen 4,8 4,5 3,9 3,6 3,4

18. Semin 5,3 4,8 4,0 3,6 3,3

Jumlah 5,1 4,7 4,1 3,7 3,5

Sumber : Sensus Penduduk 1971, 1980, 1990, 2000 dan 2010

Page 54: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

40

Tabel 2.1. Rasio Murid terhadap Sekolah, Kelas, dan Guru menurut Tingkat

Sekolah (Negeri dan Swasta) di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Tingkat Sekolah Murid/Sekolah Murid/Kelas Murid/Guru

(1) (2) (3) (4)

TK/RA/BA 27,90 15,68 10,22

SD/MI 102,7 16,43 11,68

SLTP/MTs 215,57 25,55 10,94

SMU/MA 239,67 23,34 7,46

SMK 375,98 33,13 9, 95

Sumber : Gunungkidul Dalam Angka 2015

Tabel 2.2. Persentase Penduduk Usia 7 - 12 Tahun menurut Partisipasi Sekolah

dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Partisipasi Sekolah Laki - Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak/ Belum Pernah Sekolah 0,0 0,0 0,0

Masih Sekolah 100,0 100,0 100,0

Tidak Bersekolah Lagi 0,0 0,0 0,0

Jumlah 100,0 100,0 100,0

Sumber : Susenas 2015

Page 55: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

41

Tabel 2.3. Persentase Penduduk Usia 13 - 15 Tahun menurut Partisipasi Sekolah

dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Partisipasi Sekolah Laki - Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak/ Belum Pernah Sekolah 0,0 0,0 0,0

Masih Sekolah 100,0 100,0 100,0

Tidak Bersekolah Lagi 0,0 0,0 0,0

Jumlah 100,0 100,0 100,0

Sumber : Susenas 2015

Tabel 2.4. Persentase Penduduk Usia 16 - 18 Tahun menurut Partisipasi Sekolah

dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Partisipasi Sekolah Laki - Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak/ Belum Pernah Sekolah 0,0 0,0 0,0

Masih Sekolah 74,4 80,1 77,2

Tidak Bersekolah Lagi 25,6 19,9 22,8

Jumlah 100,0 100,0 100,0

Sumber : Susenas 2015

Page 56: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

42

Tabel 2.5. Persentase Penduduk Usia 19 - 24 Tahun menurut Partisipasi Sekolah

di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Partisipasi Sekolah Laki - Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak/ Belum Pernah Sekolah 0,0 0,0 0,0

Masih Sekolah 23,8 16,2 20,0

Tidak Bersekolah Lagi 76,2 83,8 80,0

Jumlah 100,0 100,0 100,0

Sumber : Susenas 2015

Page 57: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

43

Tabel 2.6. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Kelompok Umur Laki – Laki Perempuan

Laki - Laki

+

Perempuan

(1) (2) (3) (4)

7-12 100,0 100,0 100,0

13-15 100,00 100,0 98,2

16-18 74,44 80,40 77,18

Sumber : Susenas 2015

Tabel 2.7. Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Tingkat Pendidikan Laki – Laki Perempuan

Laki - Laki

+

Perempuan

(1) (2) (3) (4)

SD 107,45 105,80 106,67

SLTP 108,09 113,78 110,96

SLTA 80,77 71,31 76,20

Sumber : Susenas 2014

Page 58: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

44

Tabel 2.8. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis

Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Tingkat Pendidikan Laki – Laki Perempuan

Laki - Laki

+

Perempuan

(1) (2) (3) (4)

SD 100,0 100,0 100,0

SLTP 80,34 86,76 83,59

SLTA 70,09 64,56 67,42

Sumber : Susenas 2015

Tabel 2.9. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten

Gunungkidul, 2015

Pendidikan Tertinggi Yang

Ditamatkan Laki - Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak Punya 16,4 18,3 17,4

SD/Sederajat 35,6 37,5 36,6

SLTP/Sederajat 27,2 24,3 25,7

SLTA/Sederajat 17,1 15,6 16,4

Diploma dan Perguruan Tinggi 3,7 4,3 4,1

Jumlah 100,0 100,0 100,0

Sumber : Susenas 2015

Page 59: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015

45

Tabel 2.10. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas menurut Partisipasi

Sekolah dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Partisipasi Sekolah Laki - Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Tidak/ Belum Pernah Sekolah 9,7 22,0 15,8

Masih Sekolah 16,5 14,2 15,4

Tidak Bersekolah Lagi 73,8 63,8 68,8

Jumlah 100,0 100,0 100,0

Sumber : Susenas 2015

Page 60: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

46

Tabel 3.1. Rasio Penduduk Terhadap Puskesmas menurut Kecamatan

di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Kecamatan Jumlah

Penduduk *)

Jumlah

Puskesmas **) Rasio

(1) (2) (3) (4)

1. Panggang 27.635 9 3.071

2. Purwosari 20.183 5 4.037

3. Paliyan 30.315 7 4.331

4. Saptosari 35.722 9 3.969

5. Tepus 33.240 10 3.324

6. Tanjungsari 26.786 7 3.827

7. Rongkop 28.039 8 3.505

8. Girisubo 23.126 8 2.891

9. Semanu 53.930 11 4.903

10. Ponjong 51.912 15 3.461

11. Karangmojo 50.830 14 3.631

12. Wonosari 82.104 16 5.132

13. Playen 56.807 13 4.370

14. Patuk 31.630 11 2.875

15. Gedangsari 36.757 9 4.084

16. Nglipar 30.945 10 3.095

17. Ngawen 32.964 9 3.663

18. Semin 51.101 13 3.931

Jumlah 704.026 184 3.826

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul

Keterangan : 1. *) Proyeksi Penduduk 2015

2. **) Termasuk Puskesmas Pembantu & Keliling

Page 61: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

47

Tabel 3.2. Rasio Banyaknya Dokter terhadap Penduduk di Kabupaten

Gunungkidul, 2007 - 2015

Tahun Jumlah

Penduduk *)

Jumlah

Dokter **) Rasio

(1) (2) (3) (4)

2007 685 210 82 8 356

2008 686 772 80 8 584

2009 688 145 88 7 819

2010 675 382 76 8 886

2011 677 998 131 5 175

2012 680 406 133 5 115

2013 683 735 144 4 748

2014 698 825 144 4 853

2015 704.026 131 5.374

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul

Keterangan : 1. *) Proyeksi SP2000 – SUPAS 2005, SP2010 dan Proyeksi Penduduk

2. **) Dokter Umum, Gigi, Spesialis (Termasuk Dokter PTT dan Dokter di

Dinas Kesehatan)

Page 62: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

48

Tabel 3.3 Angka Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul, 2011 - 2015

Tahun

Angka Harapan

Hidup (Tahun) (1) (4)

2011 73,36

2012 73,37

2013 73,38

2014 73,39

2015 73,69

Sumber : IPM 2011-2015, diolah kembali

Page 63: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

49

Tabel 3.4 Persentase Wanita Berumur 15 - 49 Tahun dan Berstatus Kawin

menurut Alat/Cara KB yang digunakan di Kabupaten Gunungkidul,

2015

Cara KB Proporsi (%)

(1) (2)

1. AKDR/IUD 13,18

2. Suntik 56,84

3. Susuk KB 16,03

4. Pil KB 10,85

5. Kondom / Karet KB 1,67

6. Cara Lainnya 1,43

Jumlah 100,00

Sumber : Susenas 2015

Page 64: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

50

Tabel 3.5 Banyaknya Akseptor KB Aktif menurut Kecamatan dan Jenis

Kontrasepsi Yang Sedang Digunakan di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Kecamatan

Jenis Kontrasepsi

Jumlah

IUD MOP +

MOW Implant Suntik Pil Kondom

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9)

1. Panggang 633 299 363 1.974 226 111 3 495

2. Purwosari 376 144 384 1.599 97 56 2 600

3. Paliyan 441 145 183 2.075 970 92 3 814

4. Saptosari 1.395 180 1.129 2.300 810 126 5 814

5. Tepus 245 82 412 2.912 543 50 4 194

6. Tanjungsari 262 94 275 2.275 1.083 83 3 989

7. Rongkop 779 58 510 2.254 866 83 4 467

8. Girisubo 293 32 186 2.082 379 78 2 972

9. Semanu 790 69 1.376 4.377 1.553 345 8 165

10. Ponjong 835 224 407 3.803 877 90 6 146

11. Karangmojo 1.201 443 118 3.277 858 371 5 897

12. Wonosari 2.081 263 922 5.953 976 363 10 195

13. Playen 1.526 263 782 3.082 530 96 6 183

14. Patuk 304 141 504 1.851 639 189 3 439

15. Gedangsari 263 267 923 2.822 297 126 4 572

16. Nglipar 474 54 349 2.017 715 105 3 609

17. Ngawen 219 139 183 2.755 340 81 3 636

18. Semin 994 340 196 4.125 770 171 6 425

Jumlah 13 111 3 237 9 202 51 533 12 529 2 616 92 228

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul

Page 65: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

51

Tabel 4.1. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama

Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten

Gunungkidul, 2015

Kegiatan utama Laki-laki Perempuan Laki-laki+

Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Bekerja 83,54 55,34 68,72

Pengangguran 2,27 1,85 2,05

Mengurus rumah tangga 6,49 6,03 6,25

Sekolah 0,92 31,29 16,88

Lainnya 6,78 5,50 6,11

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : Sakernas 2015

Tabel 4.2. Persentase Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Sektor

Utama di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Sektor Utama Prosentase (%)

(1) (5)

Pertanian 52,40

Industri Pengolahan 7,80

Perdagangan 13,17

Jasa 11,58

Lainnya 15,05

Jumlah 100,00

Sumber : Sakernas 2015

Page 66: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

52

Tabel 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk 15 Tahun Ke Atas

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di D.I Yogyakarta, 2015

Kabupaten / Kota Laki-laki Perempuan Laki-laki+

Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Kulonprogo 86,14 65,74 75,62

Bantul 78,45 57,58 67,84

Gunungkidul 85,81 57,19 70,77

Sleman 77,24 53,63 65,45

Kota Yogyakarta 75,50 58,55 66,70

D.I. Yogyakarta 80,93 57,30 68,38

Sumber : Sakernas 2015

Tabel 4.4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk 15 Tahun Ke Atas

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di D.I Yogyakarta, 2015

Kabupaten / Kota Laki-laki Perempuan Laki-laki+

Perempuan

(1) (2) (3) (4)

1. Kulonprogo 3,62 3,84 3,30

2. Bantul 2,10 4,18 2,81

3. Gunungkidul 2,65 3,32 2,78

4. Sleman 5,31 5,45 4,80

D.I. Yogyakarta 3,72 4,54 3,02

Sumber : Sakernas 2015

Page 67: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

53

Tabel 5.1. Persentase Pengeluaran Makanan yang Dikonsumsi Rumah Tangga

Selama Seminggu menurut Jenisnya di Kabupaten Gunungkidul , 2015

Jenis Makanan Persentase

(%)

(1) (2)

1. Padi – Padian 14,29

2. Umbi – Umbian 1,47

3. Ikan Dan Sebagainya 5,13

4. Daging 6,38

5. Telur, Susu dan Sebagainya 5,59

6. Sayur – Sayuran 7,34

7. Kacang – Kacangan 4,21

8. Buah – Buahan 4,63

9. Minyak Dan Lemak 4,23

10. Bahan Minuman 4,96

11. Bumbu – Bumbuan 1,73

12. Konsumsi Lainnya 2,66

13. Makanan dan Minuman Jadi 21,32

14. Tembakau dan Sirih 16,06

Jumlah 100,00

Sumber : Susenas 2015

Page 68: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

54

Tabel 5.2. Persentase Pengeluaran Non Makanan yang Dikonsumsi Rumah

Tangga Selama sebulan yang lalu menurut Jenisnya di Kabupaten

Gunungkidul , 2015

Jenis Pengeluaran Persentase

(1) (2)

1. Perumahan dan Fasilitas Rumah Tangga 26,98

2. Aneka Barang dan Jasa 12,37

3. Pakaian, Alas Kaki dan Tutup Kepala 8,72

4. Barang - Barang Tahan Lama 35,34

5. Pajak, Pungutan dan Asuransi 2,42

6. Keperluan Pesta dan Upacara/ Kenduri 8,54

Jumlah 100,00

Sumber : Susenas 2015

Page 69: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

55

Tabel 5.3. PDRB Perkapita menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan di

Kabupaten Gunungkidul , 2012 – 2015 (Triliun Rupiah)

Tahun

PDRB Perkapita Setahun

Harga

Berlaku

(Rp)

Indeks

Berantai

ADH Berlaku

Harga

Konstan

(Rp)

Indeks

Berantai

ADH

Konstan

(1) (2) (3) (4) (5)

2012*) 15,23 107,10 14,00 103,70

2013**) 16,47 108,14 14,54 103,86

2014**) 17,97 109,11 15,03 103,37

2015**) 19,34 107,62 15,59 103,73

Keterangan : Tahun Dasar 2010

*) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

Page 70: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

56

Tabel 5.4. Pengeluaran Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita

Sebulan di Kabupaten Gunungkidul, 2015

Golongan Pengeluaran

Per Kapita Sebulan

Kelompok Barang/Commodity Group

Makanan Bukan

Makanan

Persentase Pengeluaran

(1) (2) (3) (4)

<150 000 93 259 40 322 133 581

150 000-249 999 144 510 68 579 213 090

250 000-349 999 203 493 99 210 302 703

350 000-449 999 265 828 135 716 401 544

450 000-649 999 331 863 210 119 541 982

650 000-84 9999 394 252 326 801 721 053

>850 000 536 147 807 761 1 343 908

JUMLAH 300 915 240 199 541 114

Sumber : Susenas 2015

Page 71: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

57

Tabel 5.5. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota

di D.I. Yogyakarta Tahun , 2013 - 2015

Kabupaten/Kota

2013 2014 2015

Penduduk

Miskin

(000 jiwa)

Persentase

(%)

Penduduk

Miskin

(000 jiwa)

Persentase

(%)

Penduduk

Miskin

(000 jiwa)

Persentase

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Kulonprogo 86,5 21,39 84,67 20,64 88,13 21,40

2. Bantul 156,6 16,48 153,49 15,89 160,15 16,33

3. Gunungkidul 152,4 21,70 148,39 20,83 155 21,73

4. Sleman 110,8 9,68 110,44 9,5 110,96 9,46

5. Kota Yogyakarta 35,6 8,82 35,6 8,67 35,98 8,75

D.I. Yogyakarta 541,9 15,03 544,9 15,00 550,2 14,91

Sumber : Susenas 2013-2015

Page 72: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

58

Tabel 5.6. Distribusi Pendapatan Menurut Kriteria Bank Dunia di Kabupaten

Gunungkidul , 2015

Kelompok Penduduk

Jumlah

Penduduk

(jiwa)

Jumlah

Pengeluaran

(Juta Rupiah)

Persentase

Pengeluaran

(%)

(1) (2) (3) (4)

40 Dengan Pendapatan Terendah 285.356 81 876 21,20

40 Dengan Pendapatan Menengah 285.112 145 889 37,78

20 Dengan Pendapatan Atas 143.110 158 363 41,01

Jumlah 713.579

386 128 100,00

Sumber : Susenas 2015

Page 73: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

59

Tabel 6.1. Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Lantai Terluas Tempat Tinggal

di Kabupaten Gunungkidul, 2012 – 2015

Tahun

Jenis Lantai Terluas Jumlah

(%) Tanah (%) Bukan Tanah (%)

(1) (2) (3) (4)

2012 13,82 86,18 100,00

2013 13,58 86,46 100,00

2014 12,90 87,10 100,00

2015 12,07

87,93 100,00

Sumber : Susenas 2012 - 2015

Page 74: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

60

Tabel 6.2. Persentase Rumah Tangga menurut Luas Lantai Rumah di Kabupaten

Gunungkidul, 2012 – 2015

Luas Lantai (m2) 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5)

<20 0,90 0,37 0,67 0,50

20 - 49 6,70 8,64 8,14 8,00

50 – 99 52,60 46,43 50,22 51,50

100 39,80 44,85 40,97 40,00

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Susenas 2012 – 2015

Page 75: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

61

Tabel 6.3. Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum di Kabupaten

Gunungkidul, 2012 – 2015

Sumber Air Minum 2012 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5)

Air Kemasan dan Air Isi

Ulang 1,16 2,26 3,85 2,57

Ledeng 23,31 25,07 25,63 30,74

Sumur Bor/Pompa 3,92 6,14 3,82 8.34

Sumur 44,91 47,93 38,78 27,81

Mata Air 9,62 2,09 9,14 6,93

Air Hujan 17,08 16,33 18,37 23,60

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Susenas 2012 – 2015

Page 76: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

62

Tabel 6.3. Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Kloset yang Digunakan, 2015

Jenis Kloset Persentase

(%)

(1) (2)

Leher Angsa 79,79

Plengse-ngan 0,60

Cemplung/Cubluk 18,41

Tidak Pakai 1,20

Jumlah 100,00

Sumber : Susenas 2015

Page 77: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul, 2015

63

Tabel 6.5. Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Penerangan Utama, 2015

Sumber penerangan Persentase (%)

(1) (2)

Listrik PLN 99,40

Listrik non PLN 0,14

Bukan listrik 0,46

Jumlah 100,00

Sumber : Susenas 2015

Page 78: INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT - …bappeda.gunungkidulkab.go.id/wp-content/uploads/INKESRA-KAB... · ii KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2015 merupakan