Indikasi dan kontra indikasi HBOT

6
Indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik Kelainan yang merupakan indikasi terapi oksigen hiperbarik dikelompokkan menurut kategmengorisasi yang dibuat oleh Committee of Hyperbaric Oxygenation of the Undersea and Hyperbaric Medical Society yang telah mengalami revisi pada tahun 1986 dan 1988 (LAKESLA, 2009). Penyakit-penyakit yang termasuk kategori yang diterima adalah sebagai berikut: 1. Aktinomikosis 2. Emboli udara 3. Anemia karena kehilangan banyak darah 4. Insufisiensi arteri perifer akut 5. Infeksi bakteri 6. Keracunan CO 7. Keracunan sianida 8. Penyakit dekompresi 9. Gas gangrene 10. Cangkok kulit 11. Infeksi jaringan lunak oleh kuman aerob dan anaerob 12. Osteoradinekrosis

description

penjelasan HBOT

Transcript of Indikasi dan kontra indikasi HBOT

Page 1: Indikasi dan kontra indikasi HBOT

Indikasi  Terapi Oksigen Hiperbarik

Kelainan yang merupakan indikasi terapi oksigen hiperbarik dikelompokkan menurut

kategmengorisasi yang dibuat oleh Committee of Hyperbaric Oxygenation of the Undersea and

Hyperbaric Medical Society   yang telah mengalami revisi pada tahun 1986 dan 1988

(LAKESLA, 2009).

Penyakit-penyakit yang termasuk kategori yang diterima adalah sebagai berikut:

1. Aktinomikosis

2. Emboli udara

3. Anemia karena kehilangan banyak darah

4. Insufisiensi arteri perifer akut

5. Infeksi bakteri

6. Keracunan CO

7. Keracunan sianida

8. Penyakit dekompresi

9. Gas gangrene

10. Cangkok kulit

11. Infeksi jaringan lunak oleh kuman aerob dan anaerob

12. Osteoradinekrosis

13. Radionekrosis jaringan lunak

14. Sistitis akibat radiasi

15. Ekstrasi gigi pada rahang yang diobati dengan radiasi

Page 2: Indikasi dan kontra indikasi HBOT

16. Kanidiobolus koronotus

17. Mukomikosis

18. Osteomielitis

19. Ujung amputasi yang tidak sembuh

20. Ulkus diabetic

21. Ulkus stasis refraktori

22. Tromboangitis obliterans

23. Luka tidak sembuh akibat hipoperfusi dan trauma lama

24. Inhalasi asap

25. Luka bakar

26. Ulkus yang terkait vaskulitis (LAKESLA, 2009).

Kontraindikasi Terapi Oksigen Hiperbarik

1. Kontraindikasi Absolut

Kontraindikasi absolut adalah pneumothorax yang belum dirawat, kecuali bila sebelum

pemberian oksigen hiperbarik dapat dikerjakan tindakan bedah untuk mengatasi pneumothorax

tersebut (LAKESLA, 2009).

Keganasan yang belum diobati atau keganasan metastatik akan menjadi lebih buruk pada

pemakaian oksigen hiperbarik untuk pengobatan dan termasuk kontraindikasi absolut, itulah

anggapan orang-orang selama bertahun-tahun. Namun penelitian-penelitian yang dikerjakan

akhir-akhir ini menunjukkan bahwa sel-sel ganas tidak tumbuh lebih cepat dalam suasana

oksigen hiperbarik. Penderita keganasan yang diobati dengan oksigen hiperbarik biasanya secara

bersama-sama juga menerima terapi radiasi atau kemoterapi (LAKESLA, 2009).

Page 3: Indikasi dan kontra indikasi HBOT

Kehamilan juga merupakan kontraindikasi absolut karena tekanan parsial oksigen yang tinggi

berhubungan dengan penutupan patent ductus arteriosus, sehingga secara teoritis pada bayi

prematur dapat terjadi fibroplasia retrolental. Namun pada penelitian lebih lanjut menunjukkan

bahwa komplikasi ini nampaknya tidak terjadi (LAKESLA, 2009).

1. Kontraindikasi Relatif

Beberapa kondisi yang memerlukan perhatian jika akan melakukan terapi hiperbarik  Tetapi

bukan merupakan kontraindikasi absolut adalah:

Infeksi saluran napas bagian atas

Sinusitis kronis

Penyakit kejang

Emfisema yang disertai retensi CO2

Panas tinggi yang tidak terkontrol

Riwayat pneumothorax spontan

Riwayat operasi dada

Riwayat operasi telinga

Infeksi virus

Spherositosis kongenital

Riwayat neuritis optik

Kerusakan paru asimptomatik yang ditentukan pada penerangan atau pemotretan dengan

sinar X (LAKESLA, 2009).

Page 4: Indikasi dan kontra indikasi HBOT

Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik

1. Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, bahkan pada aliran darah

yang berkurang.

2. Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran darah pada

sirkulasi yang berkurang.

3. Mampu membunuh bakteri, terutama bakteri anaerob seperti Closteridium perfingens

(penyebab penyakit gas gangren).

4. Mampu menghentikan aktivitas bakteri (bakteriostatik) antara lain bakteri E. coli dan

Pseudomonas sp. yang umumnya ditemukan pada luka-luka mengganas.

5. Mampu menghambat produksi racun alfa toksin.

6. Meningkatkan viabilitas sel atau kemampuan sel untuk bertahan hidup.

7. Menurunkan waktu paruh karboksihemoglobin dari 5 jam menjadi 20 menit pada

penyakit keracunan gas CO.

8. Dapat mempercepat proses penyembuhan pada pengobatan medis konvensional.

9. Meningkatkan produksi antioksidan tubuh tertentu.

10. Memperbaiki fungsi ereksi pada pria penderita diabetes (laporan para ahli hiperbarik di

Amerika Serikat pada tahun 1960).

11. Meningkatkan sensitivitas sel terhadap radiasi.

12. Menahan proses penuaan dengan cara pembentukan kolagen yang menjaga elastisitas

kulit.

13. Tubuh menjadi lebih segar, badan tidak mudah lelah, gairah hidup meningkat, tidur lebih

enak dan pulas.