Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus...

43
Indera pendengaran merupakan bagian dari organ sensori khusus yang mampu mendeteksi sebagai stimulus bunyi. Indera pendengaran sangat penting dalam percakapan dan komunikasi sehari-hari. Organ yang berperan dalam indera pendengaran adalah telinga. STRUKTUR TELINGA: 1. Telinga Luar Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna / aurikula) dan saluran telinga luar (meatus auditorius eksternus). Daun telinga terletak di dua sisi kepala setinggi mata. Tersusun oleh tulang rawan atau kartilago dan otot kecil yang di lapisi oleh kulit sehingga menjadi tinggi keras dan lentur. Daun telinga di persarafi oleh saraf fasialis. Fungsi dari daun telinga adalah mengumpulkan gelombang suara untuk di teruskan kesaluran telinga luar yang selanjutnya ke gendang telinga. Saluran telinga luar merupakan lintasan yang sempit, panjangnya sekitar 2,5 cm dari dauun telinga ke membran timpani. Saluran ini tidak beraturan dan di lapisi oleh kulit yang mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa yang menghasilkan serumen. Serumen ini berfungsi untuk melindungi kulit dari bakteri, menangkap benda asing yang masuk ke telinga. Serumen juga dapat mengganggu pendengaran jika terlalu banyak. Batas telinga luar dengan telinga tengah adalah membran timpani atau gendang telinga. Membran timpani berbentuk kerucut dengan diameter sekitar 1 cm. Tersusun atas tiga lapisan, yaitu bagian luar adalah lapisan epitel, bagian tengah lapisan fibrosa dan lapisan dalam adalah mukosa. Fungsi dari membran timpani adalah melindungi organ telinga tengah dan menghantarkan fibrilasi suara dari telinga luar ke tulang pendengaran (osikel). Kekuatan getaran suara mempengaruhi tegangan, ukuran, dan ketebalan membran timpani. 2. Telinga Tengah Telingga tengah merupakan rongga yang berisi udara dalam bagian petrosus tulang temporal. Rongga

description

sadwdddwdawdwdasdsd

Transcript of Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus...

Page 1: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

Indera pendengaran merupakan bagian dari organ sensori khusus yang mampu mendeteksi sebagai stimulus bunyi. Indera pendengaran sangat penting dalam percakapan dan komunikasi sehari-hari. Organ yang berperan dalam indera pendengaran adalah telinga.STRUKTUR TELINGA:

                  1.               Telinga LuarTelinga luar terdiri dari daun telinga (pinna / aurikula) dan saluran telinga

luar (meatus auditorius eksternus). Daun telinga terletak di dua sisi kepala setinggi mata. Tersusun oleh tulang rawan atau kartilago dan otot kecil yang di lapisi oleh kulit sehingga menjadi tinggi keras dan lentur. Daun telinga di persarafi oleh saraf fasialis. Fungsi dari daun telinga adalah mengumpulkan gelombang suara untuk di teruskan kesaluran telinga luar yang selanjutnya ke gendang telinga.

Saluran telinga luar merupakan lintasan yang sempit, panjangnya sekitar 2,5 cm dari dauun telinga ke membran timpani. Saluran ini tidak beraturan dan di lapisi oleh kulit yang mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa yang menghasilkan serumen. Serumen ini berfungsi untuk melindungi kulit dari bakteri, menangkap benda asing yang masuk ke telinga. Serumen juga dapat mengganggu pendengaran jika terlalu banyak. Batas telinga luar dengan telinga tengah adalah membran timpani atau gendang telinga.

Membran timpani berbentuk kerucut dengan diameter sekitar 1 cm. Tersusun atas tiga lapisan, yaitu bagian luar adalah lapisan epitel, bagian tengah lapisan fibrosa dan lapisan dalam adalah mukosa. Fungsi dari membran timpani adalah melindungi organ telinga tengah dan menghantarkan fibrilasi suara dari telinga luar ke tulang pendengaran (osikel). Kekuatan getaran suara mempengaruhi tegangan, ukuran, dan ketebalan membran timpani.

                  2.               Telinga TengahTelingga tengah merupakan  rongga yang berisi udara dalam bagian

petrosus tulang temporal. Rongga tersebut di lalui oleh tiga tulang kecil yaitu meleus, inkus, dan stapes yang membentang dari membran timpani keforamen ovale. Sesuai dengan namanya tulang meleus bentuknya seperti palu dan menempel pada membran timpani. Tulang inkus mehubungkan meleus dengan stapes dan tulang stapes melekat pada jendela oval di pintu masuk telinga dalam. Tulang stapes di sokong oleh otot stapedius yang berperan menstabilkan hubungan antara stapes dengan jendela oval dan mengatur hantaran suara. Jika telinga menerima suara yang keras, maka otot stapedius akan berkontraksi sehingga rangkaian tulang akan kaku , sehingga hanya sedikit suara yang di hantarkan. Fungsi dari tulang-tulang pendengaran adalah mengarahkan getaran dari membran timpani ke fenesta vestibuli yang merupakan pemisah antara telinga tengah dengan telinga dalam.

Rongga telinga tengah berhubungan dengan tuba eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Fungsi tuba eustachius adalah untuk keseimbangan tekana antara sisi timpani dengan cara membuka atau menutup. Pada keadaan biasa tuba menutup, tetapi dapat membuka pada saat menguap, menelan atau mengunyah.

Page 2: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

                  3.               Telinga Dalam atau Labirin.Telinga dalam atau labirin mengandung organ-organ yang sensitif untuk

pendengaran, keseimbangan dan saraf kranial ke delapan. Telinga dalam berisi cairan dan berada pada petrosa tulang temporal. Telinga dalam tersusun atas dua bagian yaitu labirin tulangg dan labiriin membranosa.a.             Labirin Tulang

Labirin tulang merupakan ruang berisikan cairan menyerupai cairan serebrospinalis yang di sebut cairn perilimf. Labirin tulang tersusun atas vestibula, kanalis semisirkularis dan koklea.  Vestibula menghubungkan koklea dengan kanalis semisirkularis. Saluran semisirkularis merupakan tiga saluran yang berisi cairan yang berfungsi menjaga keseimbangan pada saat kepala di gerakkan. Cairan tersebut bergerak di salah satu saluran sesuai arah gerakan kepala. Saluran ini mengandung sel-sel rambut yang memberikan respon terhadap gerakan cairan untuk disampaikan pesan ke otak sehingga terjadi proses keseimbangan. Koklea berbentuk seperti rumah siput, didalamnya terdapat duktus koklearis yang berisi cairan endolimf dan banyak reseptor pendengaran. Koklea bagian labirin di bagi atas tiga ruangan (skala) yaitu bagian atas disebut skala vestibuli, bagian tengah disebut skala media, dan pada bagian dasar disebut skala timpani. Antara skala vestibuli dengan skala media dipisahkan oleh membran reisier dan antara skala media dengan skala timpani dipisahkan oleh membran basiler.

b.             Labirin Membranosa.Labirin membranosa terendam dalam cairan perilimf dan

mengandung cairan endolimf. Kedua cairan tersebut terdapat keseimbangan yang tepat dalam telinga dalam sehingga pengaturan keseimbangan tetap terjaga. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organ korti. Utrikulus terhubung dengan duktus semisirkularis, sedangkan sakulus terhubung dengan duktus koklearis dalam koklea. Organ korti terletak pada membrane basiler, tersusun atas sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Ada dua tipe sel rambut yaitu sel rambut baris tunggal interna dan tiga baris sel rambut eksterna. Pada bagian samping dan dasar sel rambut bersinap dengan jaringan ujung saraf koklearis.

Mekanisme Pendengaran :Gelombang suara dari luar dikumpulkan oleh daun telinga (pinna), masuk

ke saluran eksterna pendengaran (meatus dan kanalis auditorius eksterna) yang selanjutnya masuk ke membrane timpani. Adanya gelombang suara yang masuk ke membrane timpani menyebabkan membrane timpani bergetar dan bergerak maju mundur. Gerakan ini juga mengakibatkan tulang-tulang pendengaran seperti meleus, inkus, dan stapes ikut bergerak dan selanjutnya stapes menggerakkan foramen ovale serta menggerakkan cairan perilimf pada skala vestibule. Getaran selanjutnya melalui membrane reisner yang mendorong endolimf dan membrane basiler ke arah bawah dan selanjutnya menggerak perilimf pada skala timpani. Pergerakan cairan dalam skala timpani menimbulkan potensial aksi pada sel rambut yang selanjuttnya diubah menjadi inpuls listrik. Inpuls listrik selanjutnya dihantarkan ke nukleus koklearis, thalamus kemudian korteks pendengaran untuk diasosiasikan. (Tarwoto, 2009 : 234-253).

Page 3: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

2.             PENGERTIANOtitis Media Supuratif Kronik (OMSK) ialah infeksi kronis di telinga tengah

dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening, atau berupa nanah. Biasanya disertai gangguan pendengaran. (Arif Mansjoer, 2001 : 82).

Jadi, menurut saya Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut dengan istilah sehari-hari congek. Dalam perjalanannya penyakit ini dapat berasal dari OMA stadium perforasi yang berlanjut, sekret tetap keluar dari telinga tengah dalam bentuk encer, bening ataupun mukopurulen. Proses hilang timbul atau terus menerus lebih dari 2 minggu berturut-turut. Tetap terjadi perforasi pada membran timpani. Perforasi yaitu membran timpani tidak intake / terdapat lubang pada membran timpani itu sendiri.

3.             ETIOLOGI.Sebagian besar Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) merupakan kelanjutan

dari Otitis Media Akut (OMA) yang prosesnya sudah berjalan lebih dari 2 bulan. Beberapa faktor penyebab adalah terapi yang terlambat, terapi tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, dan daya tahan tubuh rendah. Bila kurang dari 2 bulan disebut subakut. Sebagian kecil disebabkan oleh perforasi membran timpani terjadi akibat trauma telinga tengah. Kuman penyebab biasanya kuman gram positif aerob, pada infeksi yang sudah berlangsung lama sering juga terdapat kuman gram negatif dan kuman anaerob. (Arif Mansjoer, 2001 : 82).

Kuman penyebab OMSK antara lain kuman Staphylococcus aureus (26%), Pseudomonas aeruginosa (19,3%), Streptococcus epidermidimis (10,3%), gram positif lain (18,1%) dan kuman gram negatif lain (7,8%). Biasanya pasien mendapat infeksi telinga ini setelah menderita saluran napas atas misalnya influenza atau sakit tenggorokan. Melalui saluran yang menghubungkan antara hidup dan telinga (tuba Auditorius), infeksi di saluran napas atas yang tidak diobati dengan baik dapat menjalar sampai mengenai telinga.

4.             PATOFISIOLOGI.OMSK dibagi dalam 2 jenis, yaitu benigna atau tipe mukosa, dan maligna atau

tipe tulang. Berdasarkan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif juga dikenal tipe aktif dan tipe tenang. (Arif Mansjoer, 2001 : 82).

Pada OMSK benigna, peradangan terbatas pada mukosa saja, tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Jarang menimbulkan komplikasi berbahaya dan tidak terdapat kolesteatom. (Arif Mansjoer, 2001 : 82).

OMSK tipe maligna disertai dengan kolesteatom. Perforasi terletak marginal, subtotal, atau di atik. Sering menimbulkan komplikasi yang berbahaya atau fatal. (Arif Mansjoer, 2001 : 82).

Kolesteotoma yaitu suatu kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). Deskuamasi terbentuk terus, lalu menumpuk. Sehingga kolesteotoma bertambah besar.

PATHWAY OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)

Page 5: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

5.             TANDA DAN GEJALAPasien mengeluh otore, vertigo, tinitus, rasa penuh ditelinga atau gangguan

pendengaran. (Arif Mansjoer, 2001 : 82). Nyeri telinga atau tidak nyaman biasanya ringan dan seperti merasakan adanya

tekanan ditelinga. Gejala-gejala tersebut dapat terjadi secara terus menerus atau intermiten dan dapat terjadi pada salah satu atau pada kedua telinga. (www.health central.com, 2004).1.             Telinga berair (otorrhoe)

Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer) tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi.

Page 6: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

Keluarnya sekretbiasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi  saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adanya sekret telinga. Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan

produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih, mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.

2.             Gangguan pendengaranIni tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran.

Biasanyadijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani

serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati. Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui jendela bulat (foramen rotundum) atau fistel labirin tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi kohlea.

3.             Otalgia ( nyeri telinga)Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK, dan bila ada merupakan

suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.

4.             VertigoVertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya.

Keluhanvertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. Fistula merupakan temuan

Page 7: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

yang serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga

timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanj ut menjadi meningitis. Uji fistula perlu

dilakukan pada kasus OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada membran timpani, dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga telinga tengah.

TANDA KLINISTanda-tanda klinis OMSK tipe maligna :a.              Adanya Abses atau fistel retroaurikularb.             Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani.c.              Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)d.             Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.

6.             PENATALAKSANAAN.

Menurut Arief Mansjoer, dkk. 2001 halaman 82 - 83 :Terapinya sering lama dan harus berulang-ulang karena :

                  1.               Adanya perforasi membran timpani yang permanen                  2.               Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus

paranasal,                  3.               Telah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga

mastoid                  4.               Gizi dan kebersihan yang kurang.

Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kartikosteroid. Banyak ahli berpendapat bahwa semua obat tetes yang dijual di pasaran saat ini mengandung antibiotika yang bersifat ototoksik. Oleh sebab itu penulis menganjurkan agar obat tetes telinga jangan diberikan secara terus menerus lebih dari 1 atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin, (bila pasien alergi terhadap penisilin), sebelum tes resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin dapat diberikan ampisilin asam klavulanat.

Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.

Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.

Prinsip terapi OMSK tipe maligna ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi, bila terdapat OMSK tipe maligna, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanopplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan.

Page 8: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.

Infeksi telinga tengah dan mastoid.Rongga telinga tengah dan rongga mastoid berhubungan langsung melalui aditus

adantrum. Oleh karena itu infeksi kronis telinga tengah yang sudah berlangsung lama biasanya disertai infeksi kronis di rongga mastoid. Infeksi rongga mastoid dikenal dengan mastoiditis. Beberapa ahli menggolongkan mastoiditis ke dalam komplikasi OMSK.

Jenis pembedahan pada OMSK.

Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain adalah sebagai berikut : 1.      mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy),2.       mastoidektomi radikal, 3.      mastoidektomi radikal dengan modifikasi,4.      miringoplasti,5.      timpanoplasti,6.      pendekatan ganda timpanoplasti (Combined approach tympanoplasty).

Jenis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi atau koleasteatom, sarana yang tersedia serta pengalaman operator.

Sesuai dengan luasnya infeksi atau luasnya kerusakan yang sudah terjadi, kadang-kadang dilakukan kombinasi dari jenis operasi itu atau modifikasinya.

1.             Mastoidektomi sederhana.Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan

konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan permbersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

2.             Mastoidektomi Radikal.Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom

yang sudah meluas.Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua

jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi suatu ruangan.

Tujuan operasi ini ialah untuk membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya. Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol, supaya tidak terjadi infeksi kembali. Pendengaran berkurang sekali, sehingga dapat menghambat pendidikan atau karier pasien.

Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur (graft) pada rongga operasi serta membuat meatal plasty yang lebar, sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi terdapat cacat anatomi, yaitu meatus luar liang telinga menjadi lebar.

Page 9: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

3.             Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi Bondy)Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi

belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga direndahkan.

Tujuan operasi ialah untuk membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.

4.             MiringoplastiOperasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga

dengan nama timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani.

Tujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi yang menetap.

Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.

5.             Timpanoplasti

Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa.

Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. Menurut Fung 2004, terapi difokuskan kepada penghilangan gejala dan infeksi. Antibiotik mungkin dikesepkan untuk infeksi bakteri, terapi antibiotik biasanya untuk jangka panjang, yaitu melalui pemberian per oral atau tetes telinga jika ada perforasi membran tympani. Pembedahan untuk mengangkat adenoid mungkin cocok untuk membuka tuba eustachius. Pembedahan dengan membuka membrana tymponi (miringotomi) dengan maksud untuk mengalirkan atau mengeluarkan cairan dari daerah ditelinga dalam.

Decangestan atau antibismin dapat digunakan untuk membantu mengeluarkan cairan dari tuba eustachius.

Pada operasi ini selain rekonstruksi membran timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV dan V.

Sebelum rekonstruksi dikerjakan lebih dahulu dilakukan eksplorasi kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan jaringan patologis. Tidak jarang pula operasi ini terpaksa dilalakukan dua tahap dengan jarak waktu 6 s/d 12 bulan.

6.             Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach Tympanoplasty)Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada

kasus OMSK tipe maligna atau OMSK tipe benigna dengan jaringan granulasi yang luas.

Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior ling telinga).

Membersihkan kolesteatom dan jaringan granulasi di kavum timpani, dikerjakan melalui dua jalan (combined approach) yaitu melalui liang telinga dan

Page 10: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior. Teknik operasi ini pada OMSK tipe maligna belum disepakati oleh para ahli, oleh karena sering terjadi kambuhnya kolesteatoma kembali.

7.             PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKUntuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik

sebagaiberikut :1.             Pemeriksaan Audiometri

Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim penghantaran suara ditelinga tengah. Paparela, Brady dan Hoel (1970) melaporkan pada penderita OMSK ditemukan tuli sensorineural yang dihubungkan dengan difusi produk toksin ke dalam skala timpani melalui membran fenstra rotundum, sehingga menyebabkan penurunan ambang hantaran tulang secara temporer/permanen yang pada fase awal terbatas pada lengkung basal kohlea tapi dapat meluas kebagian apek kohlea. Gangguan pendengaran dapat dibagi dalam ketulian ringan, sedang, sedang berat, dan ketulian total, tergantung dari hasil pemeriksaan ( audiometri atau test berbisik). Derajat ketulian ditentukan dengan membandingkan rata-rata kehilangan intensitas pendengaran pada frekuensi percakapan terhadap skala ISO 1964 yang ekivalen dengan skala ANSI 1969. Derajat ketulian dan nilai ambang pendengaran menurut ISO 1964 dan ANSI 1969.

Derajat ketulian Nilai ambang pendengaran   Normal                    : -10 dB sampai 26 dB   Tuli ringan               : 27 dB sampai 40 dB   Tuli sedang             : 41 dB sampai 55 dB   Tuli sedang berat    : 56 dB sampai 70 dB   Tuli berat                 : 71 dB sampai 90 dB   Tuli total                 : lebih dari 90 dB.

Evaluasi audimetri penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi kohlea. Dengan menggunakan audiometri nada murni pada hantaran udara dan tulang serta penilaian tutur, biasanya kerusakan tulang-tulang pendengaran dapat diperkirakan, dan bisa ditentukan manfaat operasi rekonstruksi telinga tengah untuk perbaikan pendengaran. Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bias membantu :a.             Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-

20 dBb.             Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli

konduktif30-50 dB apabila disertai perforasi.c.             Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang

masih utuh menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.d.            Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun

keadaan hantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.

Pemeriksaan audiologi pada OMSK harus dimulai oleh penilaian pendengarandengan menggunakan garpu tala dan test Barani. Audiometri tutur dengan maskingadalah dianjurkan, terutama pada tuli konduktif bilateral dan tuli campur.

Page 11: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

             2.                   Pemeriksaan Radiologi.Pemeriksaan radiografi daerah mastoid pada penyakit telinga kronis

nilaidiagnostiknya terbatas dibandingkan dengan manfaat otoskopi dan audiometri. Pemerikasaan radiologi biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak sklerotik, lebih kecil dengan pneumatisasi leb ih sedikit dibandingkan mastoid yang satunya atau yang normal. Erosi tulang, terutama pada daerah atik memberi kesan kolesteatom. Proyeksi radiografi yang sekarang biasa digunakan adalah :a.             Proyeksi Schuller, yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid

dariarah lateral dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen. Pada keadaan mastoid yang skleritik, gambaran radiografi ini sangat membantu ahli bedah untuk menghindari dura atau sinus lateral.

b.             Proyeksi Mayer atau Owen, diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akantampak gambaran tulang-tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.

c.             Proyeksi Stenver, memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosusdan yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran akibatkolesteatom.

d.            Proyeksi Chause III, memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom, ada atau tidak tulang-tulang pendengaran dan beberapa kasus terlihat fistula pada kanalis semisirkularis horizontal. Keputusan untuk melakukan operasi jarang berdasarkan hanya dengan hasil X-ray saja. Pada keadaan tertentu seperti bila dijumpai sinus lateralis terletak lebih anterior menunjukan adanya penyakit mastoid.

8.             PROGNOSIS

Biasanya OMC berespon terhadap terapi dapat terjadi dalam beberapa bulan. Biasanya kerusakan bukan merupakan suatu ancaman bagi kehidupan penderita tetapi dapat menyebabkan ketidak nyamanan dan dapat berakhir dengan komplikasi yang serius (Fung, 2004).

9.             KOMPLIKASI

                Kerusakan yang permanen dari telinga dengan berkurangnya pandangan atau ketulian.

                Mastuiditis                Cholesteatoma                Abses apidural (peradangan disekitar otak)                Paralisis wajah                Labirin titis.

(Fung, 2004)

Page 12: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

Menurut Arief Mansjoer, dkk. 2001 halaman 82 :Paralisis nervus fasialis, fistula labirin, labirinitis, labirinitis supuratif, petrositis,

tromboflebitis sinus lateral, abses ekstra dural, abses subdural, meningitis, abses otak, dan hidrosefalus otitis.

10.         DIAGNOSA KEPERAWATANa.              Resiko terjadi injuri / trauma berhubungan dengan ketidakseimbangan labirin :

vertigoTujuan : Pasien tidak mengalami injuri / trauma dengan :-          Mengurangi / menghilangkan vertigo / pusing-          Mengembalikan keseimbangan tubuh-          Mengurangi terjadinya traumaIntervensi :a.             Kaji ketidakseimbangan tubuh pasienb.             Observasi tanda vitalc.             Beri lingkungan yang aman dan nyamand.            Anjurkan teknik relaksasi untuk mengurangi pusinge.             Penuhi kebutuhan pasienf.              Libatkan keluarga untuk menemani saat pasien  bepergiang.             Kolaborasi pemberian analgetikh.             Evaluasi :

-                 Pusing berkurang-                 Pasien tidak mengalami injuri

b.             Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penatalaksanaan OMA yang tepat.Tujuan : Pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan OMA meningkatIntervensi :a.             Kaji tingkat pengetahuan pasienb.             Berikan informasi berkenaan dengan kebutuhan pasienc.             Susun bersama hasil yang diharapkan dalam bentuk kecil dan realistik

untuk memberikan gambaran pada pasien tentang keberhasiland.            Beri upaya penguatan pada pasiene.             Gunakan bahasa yang mudah dipahamif.              Beri kesempatan pada pasien untuk bertanyag.             Dapatkan umpan balik selama diskusi dengan pasienh.             Pertahankan kontak mata selama diskusi dengan pasieni.               Berikan informasi langkah demi langkah dan lakukan demonstrasi ulang

bila mengajarkan prosedurj.               Beri pujian atau reinforcement positif pada klienk.             Evaluasi :

- Pasien menyatakan pemahaman tentang pemberian informasi- Pasien mampu mendemonstrasikan prosedur dengan tepat.

c.              Cemas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahanTujuan : Kecemasan pasien berkurang / hilang

Page 13: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

Intervensi :a.             Kaji tingkat kecemasan pasien dan keluarga tentang prosedur tindakan

pembedahanb.             Jelaskan pada pasien tentang apa yang harus dilakukan sebelum dan

sesudah tindakan pembedahanc.             Berikan reinforcement positif atas kemampuan pasiend.            Libatkan keluarga untuk memberikan semangat pada pasiene.             Evaluasi :

-          Pasien tidak cemas-          Keluarga mau menemani pasien

Post Operasi :1.             Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan mastoidektomi

Tujuan : Nyeri pasien berkurangIntervensi :a.             Kaji tingkat nyeri pasienb.             Kaji faktor yang memperberat dan memperingan nyeric.             Ajarkan teknik relaksasi untuk menghilangkan nyerid.            Anjarkan pada pasien untuk banyak istirahat baringe.             Beri posisi yang nyamanf.              Kolaborasi pemberian analgetikg.             Evaluasi : Nyeri hilang

2.              Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan post operasi mastoidektomiTujuan : Resiko infeksi tidak terjadiIntervensi :a.             Kaji kemungkinan terjadi infeksi / tanda-tanda infeksib.             Observasi pasienc.             Lakukan perawatan ganti balutan dengan teknik steril setelah 24 jam dari

operasid.            Kaji keadaan daerah poerasie.             Ganti tampon setiap harif.              Pasang pembalut tekan bila dilakukan insisi mastoidg.             Bersihkan daerah operasi setelah 2 – 3 mingguh.             Anjurkan pasien untuk kontroli.               Kolaborasi pemberian antibioticj.               Evaluasi :

-  Infeksi tidak terjadi-  Luka operasi dalam kondisi baik

Page 14: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

Radang telinga tengah (otitis media) adalah peradangan telinga bagian tengah,

peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel mastoid

yang biasanya disebabkan oleh penjalaran infeksi dari tenggorokan (faringitis). Pada semua

jenis otitis media juga dikeluhkan gangguan dengar (tuli) konduktif (Brunner and Suddart :

2000).

Otitis media adalah infeksi atau peradangan pada telinga tengah. Hal ini merupakan

inflamasi yang seringkali dimulai ketika infeksi yang menyebabkan sakit tenggorokan,

pilek, atau pernapasan atau masalah pernapasan menyebar ke tengah

telinga.

Klasifikasi otitis media

-          Otitis media dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :

·         Otitis media akut

·         Otitis media kronis

·         Otitis media sekretori.

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang

tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat

bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut

sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran menyebabkan

transudasi, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan

membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah

nanah dalam telinga tengah (Brunner and Suddart : 2000).

OTITIS MEDIA PERFORATA (KRONIK)

a.      Pengertian

Otitis media perforata (OMP) atau otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul, sekret mungkin encer atau kental, bening atau bernanah (Kapita selekta kedokteran, 1999).

Jenis otitis media supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna dan OMSK tipe maligna. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk. Gejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan vertigo (Kapita selekta kedokteran, 1999).

Page 15: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

Menurut Ramalingam bahwa OMSK adalah peradangan kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft sehingga menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis yang irreversible.           

b.      Etiologi

Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan Down’s syndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat.

Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis antara lain:1.      Gangguan fungsi tuba eustacius yang kronis akibat:

Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis dan berulang

Obstruksi anatomik tuba eustacius parsial atau total

2.      Perforasi membran timpani yang menetap.

3.      Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada

telinga tengah.

4.      Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini dapat

disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulai atau

timpano-sklerosis.

5.      Terdapat daerah-daerah osteomielitis persisten di mastoid.

6.      Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan

mekanisme pertahanan tubuh.

c.         Patofisiologi

 Otitis media supuratif kronis lebih sering merupakan penyakit kambuhan daripada menetap. Keadaan kronis lebih berdasarkan waktu dan stadium daripada keseragaman gambaran patologi. Ketidakseragaman ini disebabkan karena proses peradangan yang menetap atau kambuhan ini ditambah dengan efek kerusakan jaringan, penyembuhan dan pembentukan jaringan parut (Brunner and Suddart, 2000).

OMP terutama pada masa anak-anak akan terjadi otitis media nekrotikans dapat

menimbulkan perforasi yang besar pada gendang telinga. Setelah penyakit akut berlalu

gendang telinga tetap berlubang atau sembuh dengan membran atropi kemudian kolps ke

dalam telinga tengah memberi gambaran optitis media atelektasis.

Page 16: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

d.      Manifestasi Klinis

 Menyebabkan kehilangan derajat pendengaran dan terdapat otorea intermiten atau

peresisten yang berbau busuk. Biasanya, tidak ada nyeri. Kolesteatoma tidak

menyebabkan nyeri. Otoskopis membrane timpani memperlihatkan adanya perforasi, dan

kolesteatoma dapat juga tidak terlihat. Hasil audiometric pada kasus kolesteatoma sering

memperlihatkan kehilangan pendengaran konduktif atau campuran.

GEJALA KLINIS

-          Telinga Berair (Otorrhoe)

-          Gangguan Pendengaran

-          Otalgia (Nyeri Kepala)

-          Vertigo

e.        Pemeriksaan Penunjang

1.      Audiometrik untuk mengetahui tuli konduktif

Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif. Tapi

dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan

letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas.

2.      Foto rontgent untuk mengetahui patologi mastoid

3.      Otoskop untuk melihat perforasi membran timpani

4.      Pemeriksaan Radiologi

a.      Proyeksi Schuller: memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah

lateral dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan

posisi sinus lateral dan tegmen.

b.      Proyeksi Mayer atau Owen: Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan

tampak gambaran tulang- tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui

apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.

c.       Proyeksi Stenver: memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan

yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan

kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan

melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran.

d.      Proyeksi Chause III: memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat

memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT

scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom.

5.      Bakteriologi

Page 17: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa,

Stafilokokus aureus dan Proteus. Sedangkan bakteri pada OMSA Streptokokus

pneumonie, H. influensa, dan Morexella kataralis. Bakteri lain yang dijumpai pada

OMSK E. Coli, Difteroid, Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp.

f.    Penatalaksanaan

a. Penanganan local berupa pembersihan hati-hati telinga menggunakan mikroskop dan

alat penghisap.

b. Timpanoplasti-rekontruksi. Membedah membrane timpani dan osikulus

c. Masteidektomi: Mengangkat kolesteatoma.

g.    Komplikasi

Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang

menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya

pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. Biasanya komplikasi didapatkan pada pasien

OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman

yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi.

- Komplikasi ditelinga tengah :

1. Perforasi persisten membran timpani

2. Erosi tulang pendengaran

3. Paralisis nervus fasial

- Komplikasi telinga dalam

1. Fistel labirin

2. Labirinitis supuratif

3. Tuli saraf ( sensorineural)

- Komplikasi ekstradural

1. Abses ekstradural

2. Trombosis sinus lateralis

3. Petrositis

- Komplikasi ke susunan saraf pusat

1. Meningitis

2. Abses otak

3. Hindrosefalus otitis

Page 18: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

h. Epidemiologi

Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi sosial,

ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek. Kebanyakan

melaporkan prevalensi OMSK pada anak termasuk anak yang mempunyai kolesteatom, tetapi

tidak mempunyai data yang tepat, apalagi insiden OMSK saja, tidak ada data yang tersedia.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

Pengkajian

1.        Identitas

Kaji nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,

pekerjaan, alamat, dan nomor register.

2.        Riwayat Kesehatan

-          Keluhan Utama

Kaji apa alasan klien membutuhkan pelayanan kesehatan

-          Riwayat Kesehatan Sekarang

Kaji bagaimana kondisi klien saat dilakukan pengkajian. Klien dengan otitis media

kronis biasanya mengeluh nyeri pada telinga, gangguan pendengaran, demam tinggi.

-          Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji riwayat alergi makanan klien, riwayat konsumsi obat-obatan dahulu, riwayat

penyakit yang sebelumnya dialami klien.

-          Riwayat Kesehatan Keluarga

Kaji apakah di dalam keluarga klien, ada yang mengalami penyakit yang sama,

riwayat penyakit keturunan.

-          Riwayat Psikososial

Kaji bagaimana hubungan klien dengan keluarganya dan interaksi sosial.

  

3.        Pola Fungsional Gordon

-          Pola persepsi kesehatan - manajemen kesehatan

: pada pola ini kita mengkaji:

Page 19: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

a.      Bagaimanakah pandangan klien terhadap penyakitnya?

b.      Apakah klien klien memiliki riwayat merokok, alkohol, dan konsumsi obat-

obatan tertentu?

c.       Bagaimakah pandangan klien terhadap pentingnya kesehatan?

: Biasanya klien tidak mengetahui tentang penyakit yang dideritanya dan bagaimana

penyakit ini terjadi. Klien akan menganggap biasa gejala penyakit yang dirasakan.

-          Pola nutrisi - metabolik

: pada pola ini kita mengkaji:

a.      Bagaimanakah pola makan dan minum klien sebelum dan selama dirawat di

rumah sakit?

b.      Kaji apakah klien alergi terhadap makanan tertentu?

c.       Apakah klien menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit?

d.      Kaji makanan dan minuman kesukaan klien?

e.      Apakah klien mengalami mual dan muntah?

f.        Bagaimana dengan BB klien, apakah mengalami penurunan atau sebaliknya?

: Biasanya klien mengalami susah menelan, anoreksia, mual, muntah, stomatitis,

mukolitis, dyspepsia atau disfagia, BB menurun.

-          Pola eliminasi

: pada pola ini kita mengkaji:

a.      Bagaimanakah pola BAB dan BAK klien ?

b.      Apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi?

c.       Kaji konsistensi BAB dan BAK klien

d.      Apakah klien merasakan nyeri saat BAB dan BAK?

: Kebanyakan klien tidak mengalami gangguan dalam pola eliminasi. Gangguan

biasanya pada ketergantungan klien pada bantuan keluarga untuk melakukan

eliminasi.

-          Pola aktivitas - latihan

: pada pola ini kita mengkaji:

a.      Bagaimanakah perubahan pola aktivitas klien ketika dirawat di rumah sakit?

b.      Kaji aktivitas yang dapat dilakukan klien secara mandiri

c.       Kaji tingkat ketergantungan klien

0 = mandiri

1 = membutuhkan alat bantu

Page 20: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

2 = membutuhkan pengawasan

3 = membutuhkan bantuan dari orang lain

4        = ketergantungan

d.      Apakah klien mengeluh mudah lelah?

: Biasanya klien akan mengalami Dispnea, suara nafas menurun/menghilang &

adanya suara tambahan seperti rale (krekels), mengi, ronki dengan auskultasi. Nadi

cepat dan tekanan darah menurun.

-          Pola istirahat - tidur

: pada pola ini kita mengkaji:

a.      Apakah klien mengalami gangguang tidur?

b.      Apakah klien mengkonsumsi obat tidur/penenang?

c.       Apakah klien memiliki kebiasaan tertentu sebelum tidur?

: Biasanya klien akan mengalami gangguan tidur karena nyeri yang dirasakan di

telinga.

-          Pola kognitif - persepsi

: pada pola ini kita mengkaji:

a.      Kaji tingkat kesadaran klien

b.      Bagaimanakah fungsi penglihatan dan pendengaran klien, apakah mengalami

perubahan?

c.       Bagaimanakah kondisi kenyamanan klien?

d.      Bagaimanakah fungsi kognitif dan komunikasi klien?

: Fungsi indra pendengaran klien akan terganggu, ada yang terasa berdenging atau

sudah tuli. Fungsi indra lain biasanya tidak mengalami gangguan.

-          Pola persepsi diri - konsep diri

: Pada pola ini kita mengkaji:

a.      Bagaimanakah klien memandang dirinya terhadap penyakit yang dialaminya?

b.      Apakah klien mengalami perubahan citra pada diri klien?

c.       Apakah klien merasa rendah diri?

: Gangguan konsep diri yang dialami klien akan terjadi bila klien sudah mengalami

gangguan atau kehilangan fungsi pendengarannya.

-          Pola peran - hubungan

: pada pola ini kita mengkaji:

a.      Bagaimanakah peran klien di dalam keluarganya?

Page 21: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

b.      Apakah terjadi perubahan peran dalam keluarga klien?

c.       Bagaimanakah hubungan sosial klien terhadap masyarakat sekitarnya?

: Biasanya klien akan terganggu dalam berhubungan dengan pasangan serta akan sulit

berperan dengan baik dalam keluarga, khususnya.

-          Pola reproduksi dan seksualitas

: Pada pola ini kita mengkaji:

a.      Bagaimanakah status reproduksi klien?

b.      Apakah klien masih mengalami siklus menstrusi (jika wanita)?

: Klien tidak mengalami gangguan dalam reproduksi dan seksualitasnya

-          Pola koping dan toleransi stress

: Pada pola ini kita mengkaji:

a.      Apakah klien mengalami stress terhadap kondisinya saat ini?

b.      Bagaimanakah cara klien menghilangkan stress yang dialaminya?

c.       Apakah klien mengkonsumsi obat penenang?

: Biasanya klien akan mengalami cemas dengan  penyakit yang dideritanya.

-          Pola nilai dan kepercayaan

: Pada pola ini kita mengakaji:

a.      Kaji agama dan kepercayaan yang dianut klien

b.      Apakah terjadi perubahan pola dalam beribadah klien?

Kasus

IDENTITAS

Nama                          :           Ny. “Z”

Umur                           :           35 tahun

Jenis Kelamin              :           Perempuan

Pekerjaan                    :           Ibu Rumah Tangga

Alamat                        :           Jl. Hatta No.56, Padang

Keluhan Utama                      :           Sakit pada telinga kanan, disertai demam tinggi

Riwayat Penyakit sekarang :           Sejak 1 bulan yang lalu klien mengeluhkan telinga kanan

keluar cairan yang berlebih dan  kurang bisa mendengar, telinga sering berdenging

dan kadang diikuti dengan pusing serta padangan yang berputar-putar. Namun,

awalnya klien tidak mempedulikannya dan menganggap biasa.

Page 22: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

Riwayat kesehatan keluarga            :           Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit ini

sebelumnya

Riwayat kesehatan dahulu   :           Ketika di bangku SD, pasien pernah mengeluh sakit pada

telinga kanannya disertai dengan keluar cairan putih jernih yang terus menerus namun

tidak berbau. Sejak saat itu, keluhan sakit telinga kanan dan keluar cairan dari telinga

sering terjadi dengan rentang waktu yang tidak begitu lama tiap keluhan timbul.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak kelelahan

Kesadaran         : Normal

Tanda vital         : TD  120/90 mmH        N  90x/m    S=380C

Pengkajian Pola fungsional Gordon

a.        Pola Persepsi-Manajemen Kesehatan

Klien awalnya tidak menanggapi penyakitnya. Padahal sewaktu SD klien pernah

mengalami gejala yang sama. Klien baru datang ke rumah sakit setelah nyeri di

telinganya bertambah. Klien tidak memiliki riwayat merokok dan konsumsi alkohol.

b.        Pola Nutrisi-Metabolik

Klien mengeluh susah makan karena nyeri yang dirasakannya. Porsi makanan yang

diberikan rumah sakit, dihabiskan klien 1-2 sendok makan. Klien alergi terhadap ikan

laut. Klien seharinya minum 3-4 gelas.

c.         Pola Eliminasi

Sejak masuk rumah sakit, klien melakukan BAB dan BAK masih di WC tapi dipapah

oleh keluarga. Klien mengaku lemah dan pusing.

d.        Pola Aktivitas dan Latihan

Dalam hal ini aktivitas pasien terganggu karna rasa nyeri hebat yang terjadi pada telinga

kanan dan disertai demam tinggi kadang diikuti dengan pusing serta padangan yang

berputar-putar. Ini menyebabkan klien tergantung pada bantuan keluarga dan perawat.

e.        Pola istirahat dan tidur

Pasien terganggu istirahat dan tidurnya karena rasa nyeri pada telinga dan sering

berdenging-denging. Pada malam hari klien sering terbangun.

Page 23: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

f.          Pola kognitif-persepsi

Klien mengalami gangguan pada sistem pendengarannya. Klien sering merasa

berdenging pada telinganya dan pusing. Sistem indra klien yang lain tidak mengalami

gangguan. Klien mengeluh nyeri di telinganya dan menganggu aktifitas klien.

g.        Pola peran dan hubungan

Hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat atau interaksi sosial klien tidak

mengalami gangguan. Keluarga bergantian untuk menjaga klien di rumah sakit.

h.        Pola konsep diri

Pasien mengalami harga diri rendah karena penyakit yang dideritanya dan dalam hal ini

perlunya dukungan dari keluarga terdekat. Klien mengaku malu dan taku mengalami

ketergantungan pada keluarganya.

i.          Pola seksual-reproduksi

Klien adalah ibu rumah tangga yang masih produktif dan memiliki 3 orang anak. Kasih

sayang dari keluarga tidak berkurang.

j.     Pola koping dan toleransi stress

Penderita mengalami stres dan ketakutan akibat nyeri yang dirasakan. Klien takut

menjadi tuli dan menjadi beban bagi orang tuanya.

k.    Pola keyakinan dan kepercayaan

Penderita mengalami gangguan pada saat beribadah, diharapkan hubungan klien dan

sang penciptanya harus lebih dekat dan terjadinya peningkatan ibadah pada klien.

Page 24: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

Diagnosa Keperawatan NANDA, NOC, NIC

Gangguan persepsi panca

indera: auditorius b.d.

Gangguan penghantaran

bunyi pada organ

pendengaran

Defenisi: perubahan dalam

jumlah maupun  pola

rangsangan yang diterima

yang disertai dengan

penyusutan, pelebihan,

penyimpangan, atau

gangguan tanggapan

terhadap rangsangan

tersebut.

Perubahan Sensori-

Persepsi ; Pendengaran

Kriteria Hasil:

-     Pasien akan

berpartisipasi dalam

program pengobatan

-      Pasien akan

mempertahankan

kemampuan pendengaran

-      Tidak adanya sakit

kepala

·         Peningkatan Komunikasi:

Defisit Pendengaran

Aktivitas:

ü  Janjikan untuk mempermudah

pemeriksaan pendengaran

sebagaimana mestinya

ü  Memfasilitasi penggunaan alat

bantu sewajarnya

ü  Beritahu pasien bahwa suara akan

terdengar berbeda dengan

memakai alat bantu

ü  Jaga kebersihan alat bantu

ü  periksa secara rutin baterai alat

bantu

ü  Mendengar dengan penuh perhatian

ü  Menahan diri dari berteriak pada

pasien yang mengalami gangguan

komunikasi

ü  Memfasilitasi lokasi penggunaan

alat bantu

Page 25: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

ü  Memfasilitasi letak telepon bagi

gangguan pendengaran

sebagaimana mestinya

·      Pembentukan kognisi

Aktivitas:

ü Bantu pasien untuk menerima

kenyataan bahwa statemen diri

berada di tengah-tengah timbulnya

emosi

ü Bantu pasien memahami akan

ketidakmapuannya untuk

menggapai perilaku yang

diinginkan sering disebabkan oleh

statemen diri yang tidak masuk

akal

ü Tunjukkan bentuk-bentuk kelainan

fungsi berpikir (misal, pikiran yang

bertentangan, terlalu banyak

menggeneralisasi, penguatan, dan

personalisasi)

ü Bantu pasien mengenali emosi yang

menyakitkan  yang ia rasakan

ü Bantu pasien mengenal pemicu

yang diterima (misal, situasi,

kejadian, dan interaksi dengan

orang lain) yang membuat stress

ü Bantu pasien untuk mengenal

interpretasi pribadi yang salah

mengeni faktor pemicu yang

diterima

Bantu pasien untuk mengganti

interpretasi yang salah dengan yang

lebih realistis berdasarkan situasi

Page 26: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

yang membuat stres, kejadian, dan

interaksi

Nyeri Kronik berhubungan

dengan agen cedera

(biologis)

Defenisi:

pengalaman emosional dan

berhubungan dengan

perasaan tak enak timbul

dari kerusakan jaringan

nyata atau potensial atau

uraikan dalam kaitan

dengan seperti kerusakan

Analisa data :

DS : klien mengeluhkan

nyeri pada telinga, yang

telah dirasakan sejak SD

dan hilang timbul.

DO : klien terbatas

aktifitasnya dan mringis

nteri, S=380C

Tingkat Kenyamanan

Tujuan : Nyeri hilang atau

berkurang

Kriteria hasil :

-      Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan teknik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri, mencari

bantuan)

-      Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan

menggunakan manajemen

nyeri

-      Mampu mengenali nyeri

(skala, intensitas,

frekuensi dan tanda nyeri)

-      Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

-      Tanda vital dalam

rentang normal

Manajemen Nyeri :

-   Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor presipitasi

-   Observasi reaksi  nonverbal dari

ketidaknyamanan

-   Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

-   Kaji kultur yang mempengaruhi

respon nyeri

-   Evaluasi pengalaman nyeri masa

lampau

-   Evaluasi bersama pasien dan tim

kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri masa

lampau

-   Bantu pasien dan keluarga untuk

mencari dan menemukan dukungan

-   Kontrol lingkungan  yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan dan

kebisingan

-   Kurangi faktor presipitasi nyeri

-   Pilih dan lakukan penanganan

Page 27: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

nyeri (farmakologi, non

farmakologi dan inter personal)

-   Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

menentukan intervensi

-   Ajarkan tentang teknik non

farmakologi

-   Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

-   Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

-   Tingkatkan istirahat

-   Kolaborasikan dengan dokter jika

ada keluhan dan tindakan nyeri

tidak berhasil

-   Monitor penerimaan pasien

tentang manajemen nyeri

Kurang pengetahuan

(kebutuhan belajar)

tentang kondisi, prognosis,

dan pengobatan

berhubungan dengan

kurang terpajan/tak

mengenal sumber, kurang

mengingat, serta salah

interpretasi.

Defenisi:

Tidak adanya atau

kurangnya informasi

kognitif sehubungan

dengan topik spesifik.

Knowledge : Health

Behavior

Tujuan : Klien mengetahui

tentang kondisi,prognosis

dan pengobatannya.

Kriteria Hasil:

-      Pasien dan keluarga

menyatakan pemahaman

tentang penyakit, kondisi,

prognosis dan program

pengobatan

-      Pasien dan keluarga

mampu melaksanakan

prosedur yang dijelaskan

secara benar

-      Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

Teaching : Health Behavior

-  Berikan penilaian tentang tingkat

pengetahuan pasien tentang proses

penyakit yang spesifik

-  Jelaskan patofisiologi dari penyakit

dan bagaimana hal ini berhubungan

dengan anatomi dan fisiologi,

dengan cara yang tepat.

-  Gambarkan tanda dan gejala yang

biasa muncul pada penyakit, dengan

cara yang tepat

-  Gambarkan proses penyakit,

dengan cara yang tepat

-  Identifikasi kemungkinan

penyebab, dengna cara yang tepat

-  Sediakan informasi pada pasien

tentang kondisi, dengan cara yang

Page 28: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)

Analisa data :

DS : Klien menganggap

biasa penyakitnya dan

membiarkannya.

DO : Klien tidak

melakukan perawatan yang

tepat pada telinganya.

kembali apa yang

dijelaskan perawat/tim

kesehatan lainnya.

tepat

-  Hindari jaminan yang kosong

-  Sediakan bagi keluarga atau SO

informasi tentang kemajuan pasien

dengan cara yang tepat

-  Diskusikan perubahan gaya hidup

yang mungkin diperlukan untuk

mencegah komplikasi di masa yang

akan datang dan atau proses

pengontrolan penyakit

-  Diskusikan pilihan terapi atau

penanganan

-  Dukung pasien untuk

mengeksplorasi atau mendapatkan

second opinion dengan cara yang

tepat atau diindikasikan

-  Eksplorasi kemungkinan sumber

atau dukungan, dengan cara yang

tepat

-  Rujuk pasien pada grup atau agensi

di komunitas lokal, dengan cara

yang tepat

-  Instruksikan pasien mengenai tanda

dan gejala untuk melaporkan pada

pemberi perawatan kesehatan,

dengan cara yang tepat.

Page 29: Indera Pendengaran Merupakan Bagian Dari Organ Sensori Khusus Yang Mampu Mendeteksi Sebagai Stimulus Bunyi (2)