INDEKS - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/18724068/1532152577/name/e-magz-up-2.pdf · Terima Kasih...

30

Transcript of INDEKS - xa.yimg.comxa.yimg.com/kq/groups/18724068/1532152577/name/e-magz-up-2.pdf · Terima Kasih...

INDEKS

06 Upacara PerkawinanAdat Aceh

Untuk mencarikan jodoh bagi anak lelaki yang sudah dianggap dewasa maka pihak keluarga akan mengirim seorang yang bijak dalam berbicara (disebut theulangke) untuk mengurusi perjodohan ini. Jika theulangke telah mendapatkan gadis yang dimaksud maka terlabih dahulu dia akan meninjau status sang gadis. Jika belum ada yang punya, maka dia akan menyampaikan maksud melamar gadis itu.

10 Sekilas tentangBatak

Versi sejarah mengatakan Si Raja Batak dan rombongannya datang dari Thailand, terus ke Semenanjung Malaysia lalu menyeberang ke Sumatera dan menghuni Sianjur Mula Mula, lebih kurang 8 km arah Barat Pangururan, pinggiran Danau Toba sekarang. Versi lain mengatakan, dari India melalui Barus atau dari Alas Gayo berkelana ke Selatan hingga bermukim di pinggir Danau Toba.

14 Upacara PerkawinanAdat Batak

Pengantin wanita Batak Karo mengenakan baju kebaya berwarna merah, sama seperti busana pengantin Batak pada umumnya. Di leher terpasang kalung Bura Sidiberu yang menambah keanggunan mempelai. Perhiasan lainnya yaitu cincin Tapak Sulaiman yang unik.

19 Upacara PerkawinanAdat Minangkabau

Siapa yang harus melakukan penjajakan ini? Apakah pihak keluarga yang wanita, atau pihak keluarga yang laki-laki? Inipun berbeda-beda pelaksanaannya di Sumatera Barat. Ada nagari-nagari dimana pihak perempuan yang datang lebih dahulu melamar. Tapi ada juga nagari-nagari dimana pihak laki-laki yang melakukan pelamaran.

Tren Pernikahan 2011

Motif Pinto Aceh

Amerika punsuka Gamelan

0508

28

E-magz Volume 2 01

Wow…... akhirnya… kami menyelesaikan e-magz vol.2, alhamdulillah…

Momennya bertepatan dengan Tahun Baru 2011 :D tanpa ada maksud disengaja siy, tapi kami tetap memanfaatkan momentum ini untuk menghadirkan e-magz vol.2 dalam “format” baru.

Kampanye untuk cinta kebudayaan lokal Indonesia menggema dimana-mana, yah terlebih lagi karena dalam ajang Piala AFF 2010 Indonesia berhasil masuk final. Memang sih Piala AFF bukan ajang sebesar Piala Dunia, namun tetap hitungannya adalah laga internasional. Ah, tapi kita disini bukan bicara tentang ajang itu, tapi cakupannya lebih besar lagi, yaitu Indonesia secara keseluruhan :D. Wah berat ngga sih? Ngga ah, melalui bidang kami, yaitu desain, kami ingin mengangkat kebudayaan lokal Indonesia, dan mudah-mudahan bisa bantu untuk menyadari Tradisional = Jadul, tapi sebaliknya, Tradisional = Keren!!!

Yup, format kami beda kali ini, kami mengusung tema “Explore Our Culture” untuk tahun 2011, gak mau kalah sama Ibu Moeryati Soedibyo dengan tema Trend Warna Tradisionalnya tiap tahun :D

Setiap 4 bulan sekali kami akan terbit dengan rangkaian tema daerah yang diaplikasikan pada undangan. Dengan begitu kami akan terbantu untuk memacu kreatifitas desain dalam memadukan konsep tradisional dengan konsep undangan modern. Hmmm…mudah-mudahan niat baik kami ini bisa berjalan lancar nantinya, amin…

Oke, untuk vol.2 Januari 2011, kami hadirkan budaya Aceh, Minang dan Batak. “Sedikit” mengupas tentang makna ornamen dan budaya daerah-daerah tersebut. Kenapa kami bilang “sedikit”? Wow, Indonesia itu kaya akan budaya, jadi kami belum sanggup untuk mengupas tuntas tentang budayanya. :D

Semoga tema 2011 ini bisa menjadi inspirasi bagi semua untuk lebih cinta budaya lokal Indonesia dan melestarikannya dengan pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atau bahkan sebagai penegas akan identitas pribadi…

Selamat menikmati, Salam Tradisional Keren dari kami…:D Wi2d

SEKILASE-MAGZVOL.2

Terima Kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karuniaNya dan kemudahan

yang diberikan kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan e-magz vol.2,

dengan tema “Explore Our Culture” :D

Terima kasih kepada teman-teman yang berkenan men-download dan

meluangkan waktu untuk membaca e-magz kami, semoga bisa jadi tambahan

ilmu dan pengetahuan dan yang pasti semoga tujuan kami bisa sampai, yaitu

pengaplikasian desain tradisional pada konsep undangan modern bisa diterima

dan jadi trendsetter jargon Tradisional = Keren :D

Tradisional KerenPernikahan merupakan gerbang

awal dimulainya cerita hidup berpasangan dan diharapkan

menjadi momen penuh doa dan berkah untuk kebahagiaan pasangan yang menikah.

Kaum hawa biasanya menjadi pihak yang lebih concern dengan momen pernikahan. Sifat dasar wanita yang memperhatikan detail adalah salah satu penyebab wanita lebih cerewet dalam mempersipkan pesta pernikahan.

Berbanding terbalik dengan kaum adam, yang biasanya hanya bilang “...yang penting sah lah...” :D biasanya dibalas sang wanita “....inikan momen sekali seumur hidup, ya harus sempurna lah...”

Ya, tak salah memang jika momen pernikahan dibuat sesempurna mungkin, menurut batas kesanggupan pasangan dan keluarga tentunya...

Setiap tahunnya pesta pernikahan juga mempunyai tren tertentu. Berikut sedikit ulasan mengenai tren pernikahan 2011, dikutip dari She Knows.

Tahun 2011 akan diwarnai dengan tren back to basic, atau kembali ke awal, yang lama menjadi baru, sentuhan gaya vintage dan retro akan mendominasi, dan tentunya semangat go green juga akan tertuang pada tema pesta pernikahan.

Gaya gaun pengantin dengan aksen pada punggung dan pundak, bahan brokat dan gaya gaun bertumpuk

dihidupkan kembali dengan sentuhan yang lebih modern. Warna putih tetap akn menjadi warna abadi yang melambangkan kesucian pernikahan, namun warna cerah juga banyak mendominasi dan menjadi pilihan.

Untuk tren aksesoris, hiasan seperti bulu merak, motif hewan seperti zebra juga akan menjadi pilihan unik yang mengusung gaya vintage dan retro.

Foto pra-nikah dan pernikahan pun akan mengalami tren minimalisasi, yaitu hanya dengan menggunakan sampiran kain sebagai latar belakangnya, namun tema alam juga masih mendominasi di tahun 2011.

Semangat Go Green yang semakin mantap ditahun 2011 dengan pesta pernikahan yang kental dengan tema tersebut

1. Undangan yang menggunakan kertas daur ulang, dengan desain minimalis yang memasukkan semua unsur ornamen kebudayaan didalamnya. Informasi yang ingin disampaikan dicukupkan pada 1 halaman kertas atau dengan meminimalkan jumlah undangan fisik dan beralih ke undangan elektronik atau secara online

2. Souvenir eco friendly yang berupa bibit atau tunas tanaman

3. Hidangan yang menggunakan bahan-bahan organik, dimulai dari kue pengantin, sajian pembuka, utama dan penutup serta coctail

Tren Pernikahan 2011

dan meniadakan unsur soda pada minuman

4. Tempat acara seperti kebun pembibitan, museum ataupun galeri seni yang sekiranya akan mendapatkan keuntungan dari biaya sewa, salah satunya adalah untuk mendanai program-program lingkungan ataupun untuk pelestarian tempat tersebut.

5. Jika anda merasa bahwa hadiah terindah adalah ketika perhelatan anda bermanfaat untuk orang lain, maka tentunya hadiah dari teman-teman, kerabat dan seluruh tamu yang datang bisa anda alihkan ke yayasan yang membutuhkan. Informasikan di kartu undangan anda, bahwa tanda kasih yang diberikan cukup dengan menyumbangkan dana ke yayasan tertentu (yang anda tunjuk) wow...sepertinya hal ini menjadi penanda gerbang kehidupan awal anda adalah dengan menjadi manfaat bagi orang lain, dan menjadi perlambang niat tulus anda kepada sesama, dengan pengharapan semoga menjadi berkah seterusnya...

Yup...ulasan tentang tema pernikahan 2011 diatas adalah salah satu ide yang bisa anda terapkan dalam pesta pernikahan anda nanti, ya mungkin tidak semuanya, namun hanya dengan tetap sadar lingkungan pada setiap detail rencana pesta anda, maka semangat Go Green akan tetap melekat pada perhelatan anda. :D

E-magz Volume 2 0504 E-magz Volume 2

UPACARA PERKAWINANADAT ACEH

Tahapan Melamar (Ba Ranub)

Untuk mencarikan jodoh bagi anak lelaki yang sudah dianggap dewasa maka pihak keluarga akan mengirim seorang yang bijak dalam berbicara (disebut theulangke) untuk mengurusi perjodohan ini. Jika theulangke telah mendapatkan gadis yang dimaksud maka terlabih dahulu dia akan meninjau status sang gadis. Jika belum ada yang punya, maka dia akan menyampaikan maksud melamar gadis itu.

Pada hari yang telah di sepakati datanglah rombongan orang-orang yang dituakan dari pihak pria ke rumah orang tua gadis dengan membawa sirih sebagai penguat ikatan berikut isinya seperti gambe, pineung reuk, gapu, cengkih, pisang raja, kain atau baju serta penganan khas Aceh. Setelah acara lamaran iini selesai, pihak pria akan mohon pamit untuk pulang dan keluarga pihak wanita meminta waktu untuk bermusyawarah

dengan anak gadisnya mengenai diterima-tidaknya lamaran tersebut.

Tahapan Pertunangan (Jakba Tanda)Bila lamaran diterima, keluarga pihak pria akan datang kembali untuk melakukan peukeong haba yaitu membicarakan kapan hari perkawinan akan dilangsungkan, termasuk menetapkan berapa besar uang mahar (disebut jeunamee) yang diminta dan beberapa banyak tamu yang akan diundang. Biasanya pada acara ini sekaligus diadakan upacara pertunangan (disebut jakba tanda)

acara ini pihak pria akan mengantarkan berbagai makanan khas daerah Aceh, buleukat kuneeng dengan tumphou, aneka buah-buahan, seperangkat pakaian wanita dan perhiasan yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga pria. Namun bila ikatan ini putus ditengah jalan yang disebabkan oleh pihak pria yang memutuskan

maka tanda emas tersebut akan dianggap hilang. Tetapi kalau penyebabnya adalah pihak wanita maka tanda emas tersebut harus dikembalikan sebesar dua kali lipat.

Persiapan Menjelang PerkawinanSeminggu menjelang akad nikah, masyarakat aceh secara bergotong royong akan mempersiapkan acara pesta perkawinan. Mereka memulainya dengan membuat tenda serta membawa berbagai perlengkapan atau peralatan yang nantinya dipakai pada saat upacara perkawinan. Adapun calon pengantin wanita sebelumnya akan menjalani ritual perawatan tubuh dan wajah serta melakukan tradisi pingitan. Selama

masa persiapan ini pula, sang gadis akan dibimbing mengenai cara hidup berumah tangga serta diingatkan agar tekun mengaji.

Selain itu akan dilaksanakan tradisi potong gigi (disebut gohgigu) yang bertujuan untuk meratakan gigi dengancara dikikir. Agar gigi sang calon pengantin terlihat kuat akan digunakan tempurung batok kelapa yang dibakar lalu cairan hitam yang keluar dari batok tersebut ditempelkan pada bagian gigi. Setelah itu calon pengantin melanjutkan dengan perawatan luluran dan mandi uap.

Selain tradisi merawat tubuh, calon pengantin wanita akan melakukan upacara kruet andam yaitu mengerit anak rambut atau bulu-bulu halus yang tumbuh agar tampak lebih bersih lalu dilanjutkan dengan pemakaian daun pacar (disebut bohgaca) yang akan menghiasi kedua tangan calon pengantin. Daun pacar ini akan dipakaikan beberapa kali sampai menghasilkan warna merah yang terlihat alami.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan mengadakan pengajian dan khataman AlQuran oleh calon pengantin wanita yang selanjutnya disebut calon dara baro (CBD). Sesudahnya, dengan pakaian khusus, CBD mempersiapkan dirinya untuk melakukan acara siraman (disebut seumano pucok) dan didudukan pada sebuah tikaduk meukasap.

Dalam acara ini akan terlihat beberapa orang ibu akan mengelilingi CBD sambil menari-nari dan membawa syair yang bertujuan untuk memberikan nasihat kepada CBD. Pada saat upacara siraman berlangsung, CBD akan langsung disambut lalu dipangku oleh nye’wanya atau saudara perempuan dari pihak orang tuanya. Kemudian satu persatu anggota keluarga yang dituakan akan memberikan air siraman yang telah diberikan beberapa jenis bunga-bungaan tertentu dan ditempatkan pada meundam atau wadah yang telah dilapisi dengan kain warna berbeda-beda yang disesuaikan dengan silsilah keluarga.

Upacara Akad Nikah dan Antar LintoPada hari H yang telah ditentukan, akan dilakukan secara antar linto (mengantar pengantin pria). Namun sebelum berangkat kerumah keluarga CBD, calon pengantin pria

yang disebut calon linto baro (CLB) menyempatkan diri untuk terlebih dahulu meminta ijin dan memohon doa restu pada orang tuanya. Setelah itu CLB disertai rombongan pergi untuk melaksanakan akad nikah sambil membawa mas kawin yang diminta dan seperangkat alat solat serta bingkisan yang diperuntukan bagi CDB.

Sementara itu sambil menunggu rombongan CLB tiba hingga acara ijab Kabul selesai dilakukan, CDB hanya diperbolehkan menunggu di kamarnya. Selain itu juga hanya orangtua serta kerabat dekat saja yang akan menerima rombongan CLB. Saat akad nikah berlangsung, ibu dari pengantin pria tidak diperkenankan hadir tetapi dengan berubahnya waktu kebiasaan ini dihilangkan sehingga ibu pengantin pria bisa hadir saat ijab kabul. Keberadaan sang ibu juga diharapkan saat menghadiri acara jamuan besan yang akan diadakan oleh pihak keluarga wanita.

Setelah ijab kabul selesai dilaksanakan, keluarga CLB akan menyerahkan jeunamee yaitu mas kawin berupa sekapur sirih, seperangkat kain adat dan paun yakni uang emas kuno seberat 100 gram. Setelah itu dilakukan acara menjamu besan dan seleunbu linto/dara baro yakin acara suap-suapan di antara kedua pengantin. Makna dari acara ini adalah agar keduanya dapat seiring sejalan ketika menjalani biduk rumah tangga.

Upacara PeusijeukYaitu dengan melakukan upacara tepung tawar, memberi dan menerima restu dengan cara memerciki pengantin dengan air yang keluar dari daun seunikeuk, akar naleung sambo, maneekmano, onseukee pulut, ongaca dan lain sebagainya minimal harus ada tiga yang pakai. Acara ini dilakukan oleh beberapa orang yang dituakan (sesepuh) sekurangnya lima orang.

Tetapi saat ini bagi masyarakat Aceh kebanyakan ada anggapan bahwa acara ini tidak perlu dilakukan lagi karena dikhawatirkan dicap meniru kebudayaan Hindu. Tetapi dikalangan ureungchik (orang yang sudah tua dan sepuh) budaya seperti ini merupakan tata cara adat yang mutlak dilaksanakan dalam upacara perkawinan. Namun kesemuanya tentu akan berpulang lagi kepada pihak keluarga selaku pihak penyelenggara, apakah tradisi seperti ini masih perlu dilestarikan atau tidak kepada generasi seterusnya.

Sumber : mantenparty.blogspot.comImage : chacanphotograph.com

E-magz Volume 2 1110 E-magz Volume 2

Motif Pinto Areh diambil desainnya dari sebuah monumen peninggalan Sultan Iskandarmuda yang bernama Pinto Khoh. Monumen tersebut yang

sekarang di sekitarnya dijadikan taman rekreasi, terletak di tepi sungai (krueng) Daroy, konon dulunya sebagai pintu belakang istana Keraton Aceh khusus untuk keluar masuknya permaisuri Sultan Iskandarmuda beserta dayang-dayangnya kalau sang permaisuri menuju ke tepian sungai untuk mandi. Sekarang ini taman tersebut diberi nama Tanian Putroe Phang (Taman Putri Pahang), nama sang permaisuri. (ind.artscraftindonesia.com)

Filosofi dari model Pinto Aceh sendiri konon adalah gambaran dari pribadi orang aceh. Konstruksi Pintu rumah Aceh membuat setiap orang harus menyundul pintu dengan kepala supaya terbuka dan bisa masuk, namun dibalik pintu terhampar ruangan depan yang luas dan terbuka. Hal ini menggambarkan sifat orang Aceh yang tidak terbuka terhadap orang asing, tapi kalau sudah kenal maka semuanya akan terbuka dan orang tersebut akan dianggap saudara.

Mmm…filosofinya bagus ya…:D

Motif ini tadinya digunakan untuk motif perhiasan seperti bros ataupun hiasan sanggul. Namun seiring berjalannya waktu, dengan semakin seringnya motif ini digunakan dalam segala hal maka motif ini menjadi motif yang populer sebagai motif khas Aceh.

Sejarah

Motif Pinto Aceh

12 E-magz Volume 2

Foto: http://insinyurdullah.blogspot.com/2009/11/arsitektur-batak-toba.html

Sekilas Tentang

BATAKVersi sejarah mengatakan Si Raja Batak dan

rombongannya datang dari Thailand, terus ke Semenanjung Malaysia lalu menyeberang ke Sumatera

dan menghuni Sianjur Mula Mula, lebih kurang 8 km arah Barat Pangururan, pinggiran Danau Toba sekarang. Versi lain mengatakan, dari India melalui Barus atau dari Alas Gayo berkelana ke Selatan hingga bermukim di pinggir Danau Toba.

Diperkirakan Si Raja Batak hidup sekitar tahun 1200 (awal abad ke-13). Raja Sisingamangaraja XII salah satu keturunan Si Raja Batak yang merupakan generasi ke-19 (wafat 1907), maka anaknya bernama Si Raja Buntal adalah generasi ke-20.

Batu bertulis (prasasti) di Portibi bertahun 1208 yang dibaca Prof. Nilakantisasri (Guru Besar Purbakala dari Madras, India) menjelaskan bahwa pada tahun 1024 kerajaan COLA dari India menyerang SRIWIJAYA yang menyebabkan bermukimnya 1.500 orang TAMIL di Barus.

Pada tahun 1275 MOJOPAHIT menyerang Sriwijaya, hingga menguasai daerah Pane, Haru, Padang Lawas. Sekitar tahun 1.400 kerajaan NAKUR berkuasa di sebelah Timur Danau Toba, Tanah Karo dan sebagian Aceh.

Dengan memperhatikan tahun dan kejadian di atas diperkirakan:

1. Si Raja Batak adalah seorang aktivis kerajaan dari Timur Danau Toba (Simalungun sekarang), dari Selatan Danau Toba (Portibi) atau dari Barat Danau Toba (Barus) yang mengungsi ke pedalaman, akibat terjadi konflik dengan orang-orang Tamil di Barus.

2. Akibat serangan Mojopahit ke Sriwijaya, Si Raja Batak yang ketika itu pejabat Sriwijaya yang ditempatkan di Portibi, Padang Lawas dan sebelah Timur Danau Toba (Simalungun).

3. Sebutan Raja kepada Si Raja Batak diberikan oleh keturunannya karena penghormatan, bukan karena rakyat menghamba kepadanya.

Demikian halnya keturunan Si Raja Batak seperti Si Raja Lontung, Si Raja Borbor, Si Raja Oloan, dsb. Meskipun tidak memiliki wilayah kerajaan dan rakyat yang diperintah. Selanjutnya menurut buku TAROMBO BORBOR MARSADA anak Si Raja Batak ada 3 (tiga) orang yaitu : GURU TETEABULAN, RAJA ISUMBAON dan TOGA LAUT. Dari ketiga orang inilah dipercaya terbentuknya Marga-marga Batak.Sumber : Disarikan dari buku “LELUHUR MARGA MARGA BATAK, DALAM SEJARAH SILSILAH DAN LEGENDA” cet. ke-2 (1997) oleh Drs Richard Sinaga, Penerbit Dian Utama, Jakarta.

SIAPAKAH ORANG BATAK ? Orang Batak terdiri dari 5 sub etnis yang secara geografis dibagi sbb:

1. Batak Toba (Tapanuli), mendiami Kabupaten Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah mengunakan Bahasa Batak Toba.

2. Batak Simalungun, mendiami Kabupaten Simalungun dan menggunakan Bahasa Batak Simalungun.

3. Batak Karo, mendiami Kabupaten Karo dan menggunakan Bahasa Batak Karo.

4. Batak Mandailing, mendiami Kabupaten Tapanuli Selatan dan menggunakan Bahasa Batak Mandailing.

5. Batak Pakpak, mendiami Kabupaten Dairi dan menggunakan Bahasa Pakpak.

Suku Nias yang mendiami Kabupaten Nias (Pulau Nias) mengatakan bahwa mereka bukanlah orang Batak karena nenek moyang mereka bukan berasal dari Tanah Batak. Namun demikian, mereka mempunyai marga-marga seperti halnya orang Batak.

HORAS! Horas merupakan salam khas orang Batak yang berarti selamat, salam sejahtera, yang kerap diucapkan dalam kehidupan sehari-hari bila 2 orang atau lebih bertemu.Padanan kata “Horas“ adalah “Mejuah-juah“ (Batak Karo), “Njuah-juah“ (Batak Pakpak), “Yaahowu“ dari daerah Nias. Sedangkan “Ahoiii!“ adalah salam khas daerah pesisir Melayu di Sumatera Utara.

Tari Tortor

Horas bisa juga berarti selamat jalan/datang, selamat pagi/siang/malam dan lain lain yang maknanya baik. Karena populernya kata horas, orang-orang non Batak juga sering mengucapkan kata tersebut jika bertemu dengan orang Batak. Yang pasti, horas adalah do’a dan harapan bagi si pengucap dan pendengar kata itu.

ULOS BATAKSecara harafiah, ulos berarti selimut, pemberi kehangatan badaniah dari terpaan udara dingin. Kain tenun khas Batak ini berbentuk selendang, yang melambangkan ikatan kasih sayang antara orang tua dan anak-anaknya atau antara seseorang dan orang lain, seperti yang tercantum dalam filsafat batak yang berbunyi: “Ijuk pengihot ni hodong.” Ulos penghit ni halong, yang artinya ijuk pengikat pelepah pada batangnya dan ulos pengikat kasih sayang diantara sesama.

Setiap ulos mempunyai ‘raksa’ sendiri-sendiri, ertinya mempunyai sifat, keadaan, fungsi, dan hubungan dengan hal atau benda tertentu.

Ulos diyakini berfungsi memberi panas yang menyehatkan badan dan menyenangkan fikiran sehingga kita gembira dibuatnya

Dalam pengertian adat Batak “mangulosi” (memberikan ulos) melambangkan pemberian kehangatan dan kasih sayang kepada penerima ulos. Biasanya pemberi ulos adalah orangtua kepada anak-anaknya, hula-hula kepada boru.Ulos terdiri dari berbagai jenis dan motif yang masing-masing memiliki makna tersendiri, kapan digunakan, disampaikan kepada siapa, dalam upacara adat yang bagaimana.

Ulos Sadum Tapanuli Selatan dengan ciri khas warna yang indah, sehingga sering dijadikan hiasan dan souvenir/

kenang-kenangan

E-magz Volume 2 1716 E-magz Volume 2

Ulos Pinunsaan (tingkatan ulos paling tinggi, tidak boleh sembarang orang memakainya dan sering dijadikan sebagai warisan, kaena nilainya yang sangat tinggi)

Ulos Ragi Hidup, untuk upacara adat

Dalam perkembangannya, ulos juga diberikan kepada orang “non Batak” bisa diartikan penghormatan dan kasih sayang kepada penerima ulos. Misalnya pemberian ulos kepada Presiden atau Pejabat diiringi ucapan semoga dalam menjalankan tugas-tugas ia selalu dalam kehangatan dan penuh kasih sayang kepada rakyat dan orang-orang yang dipimpinnya.

Ulos juga digunakan sebagai busana, misalnya untuk busana pengantin yang menggambarkan kekerabatan Dalihan Natolu, terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian) dan tutup bagian bawah (sarung).

DALIHAN NA TOLUSistem kekerabatan orang Batak menempatkan posisi seseorang secara pasti sejak dilahirkan hingga meninggal dalam 3 posisi yang disebut DALIHAN NA TOLU (bahasa Toba) atau TOLU SAHUNDULAN (bahasa Simalungun).

Dalihan dapat diterjemahkan sebagai “tungku” dan “sahundulan” sebagai “posisi duduk”. Keduanya mengandung arti yang sama, 3 POSISI PENTING dalam kekerabatan orang Batak, yaitu:

1. HULA HULA atau TONDONG, yaitu kelompok orang orang yang posisinya “di atas”, yaitu keluarga

marga pihak istri sehingga disebut SOMBA SOMBA MARHULA HULA yang berarti harus hormat kepada keluarga pihak istri agar memperoleh keselamatan dan kesejahteraan.

2. DONGAN TUBU atau SANINA, yaitu kelompok orang-orang yang posisinya “sejajar”, yaitu: teman/saudara semarga sehingga disebut MANAT MARDONGAN TUBU, artinya menjaga persaudaraan agar terhindar dari perseteruan.

3. BORU, yaitu kelompok orang orang yang posisinya “di bawah”, yaitu saudara perempuan kita dan pihak marga suaminya, keluarga perempuan pihak ayah. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari disebut ELEK MARBORU artinya agar selalu saling mengasihi supaya mendapat berkat.

Dalihan Na Tolu bukanlah kasta karena setiap orang Batak memiliki ketiga posisi tersebut: ada saatnya menjadi Hula hula/Tondong, ada saatnya menempati posisi Dongan Tubu/Sanina dan ada saatnya menjadi BORU.

Dengan dalihan Na Tolu, adat Batak tidak memandang posisi seseorang berdasarkan pangkat, harta atau status seseorang.

MARGA DAN TAROMBOMARGA (clan) atau juga disebut family name adalah kelompok kekerabatan menurut garis keturunan ayah yang dalam istilah sosiologi disebut garis keturunan patrilineal. Sistem kekerabatan patrilineal menentukan garis keturunan selalu dihubungkan dengan anak laki laki. Seorang ayah akan merasa hidupnya menjadi lengkap dan sempurna manakala ia telah memiliki anak laki-laki yang akan meneruskan generasi marganya. Sesama satu marga dilarang saling mengawini, dan sesama marga disebut dalam Dalihan Na Tolu disebut Dongan Tubu. Menurut buku “Leluhur Marga-Marga Batak”, jumlah seluruh Marga Batak sebanyak 416, termasuk marga suku Nias.

TAROMBO adalah riwayat (tarikh) atau sering disebut dengan istilah silsilah tentang asal-usul menurut garis keturunan ayah. Dengan tarombo seorang Batak mengetahui posisinya dalam marga, bukan itu saja, bahkan dengan tarombo, seseorang dapat mengkaji jarak umur antara dirinya dengan leluhurnya sendiri. Setiap kali orang Batak berkenalan di mana saja, biasanya mereka saling tanya Marga dan Tarombo. Hal tersebut dilakukan untuk saling mengetahui apakah mereka saling “mardongan sabutuha” (semarga) dengan panggilan “ampara” atau “marhula-hula” dengan panggilan “lae/tulang”. Dengan tarombo, seseorang mengetahui apakah ia harus memanggil “Namboru” (adik perempuan ayah/bibi), “Amangboru/Makela”,(suami dari adik ayah/Om), “Bapatua/Amanganggi/Amanguda” (abang/adik ayah), “Ito/boto” (kakak/adik), PARIBAN atau BORU TULANG (putri dari saudara laki laki ibu) yang dapat kita jadikan istri, dan seterusnya.

sartoni.wordpress.com

E-magz Volume 2 1918 E-magz Volume 2

Pengantin wanita Batak Karo mengenakan baju kebaya berwarna merah, sama seperti busana pengantin Batak pada umumnya. Di leher terpasang kalung Bura

Sidiberu yang menambah keanggunan mempelai. Perhiasan lainnya yaitu cincin Tapak Sulaiman yang unik.

Di bagian bawah, pengantin wanita mengenakan Gatip dan Uis Nipis (kain sejenis ulos yang merupakan kain tenun khas Karo). Tak lupa selop berwarna senada yaitu merah (boleh diganti dengan warna emas atau hitam). Busana yang dipakai pengantin pria hampir sama dengan busana pengantin Batak umumnya. Setelan jas dan kemeja putih menjadi busana utama. Sedangkan pelengkapnya adalah kalung Bura Sidilaki, Gelang Sidilaki dan Uis (kain sejenis ulos). Tak lupa, Gatip (kain penutup kaki yang dipasang di pinggang) dengan motif sama dengan pengantin wanita.

KEUNIKAN PERNIKAHAN ADAT BATAK“Magodang anak, pangolihononhon, magodang boru pahutaon (pamulion)”

Artinya: Jika putra sudah dewasa, ia akan dicarikan istri (dinikahkan) dan jika putri sudah dewasa dia patut bersuami (tinggal di kampung suaminya).

Masyarakat Batak, tak terkecuali di kota-kota besar termasuk Jakarta, masih memegang kuat nilai-nilai budaya. Mulai dari sistem kekerabatan, hingga adat istiadat (termasuk ruhut paradaton dalam perhelatan adat mulai dari bayi, anak, remaja, perkawinan dan kematian) tetap terpelihara dalam kehidupan sehari-hari. Berikut Weddingku paparkan urut-urutan adat pernikahan di dalam masyarakat Batak khususnya Batak Toba yang lazim digunakan terutama di kota Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia, mulai dari patiur baba ni mual (mohon doa restu) hingga marunjuk (pesta pernikahan).

PengantinAdat Batak Karo

A. PATIUR BABA NI MUAL (permisi dan mohon doa restu Tulang)Prosesi ini merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh orangtua terhadap hula-hula (kelompok marga asal sang istri) sebelum putranya menikah. Menurut adat, putri tulang (saudara kandung laki-laki dari pihak ibu) adalah jodoh pertama dari putranya. Apabila pasangan hidup yang dipilih bukan putri tulang, maka orang tuanya perlu membawa putranya permisi dan mohon doa restu tulang. Adat ini hanya dilakukan pada putra pertama yang akan menikah.

B. MARHORI-HORI DINGDING (perkenalan keluarga secara tertutup)Beberapa bulan sebelum pesta pernikahan, keluarga pihak laki-laki (paranak/pangoli) mengunjungi keluarga pihak perempuan (parboru/oroan) dengan maksud memperkenalkan diri dan menetapkan tanggal dan hari untuk lamaran. Marhori-hori dingding hanya dilakukan oleh keluarga inti saja, karena sesuai dengan artinya (marhori = berkomunikasi, dingding = dinding) pertemuan ini diadakan secara intim dan tertutup. Suguhan yang dibawakan pun cukup berupa kue atau buah.

C. MARHUSIP (perundingan diam-diam) & PATUA HATA (melamar secara resmi):Beberapa waktu kemudian, atas hasil pembicaraan hori-hori dingding maka diadakan pembicaraan yang lebih formal antar keluarga dekat (belum melibatkan masyarakat luar). Baik pihak paranak maupun parboru didampingi oleh raja adat masing-masing. Pihak paranak datang ke tempat keluarga parboru dengan membawa sipanganon (makanan & minuman). Pada acara ini pihak paranak mempersembahkan tudu-tudu sipanganon (makanan berupa kepala pinahan lobu/babi atau kerbau) dan pihak parboru memberikan dengke (ikan mas).

Acara marhusip biasanya langsung dirangkai dengan acara melamar secara resmi yang dipimpin oleh para raja adat.

Image : www.momentville.com

20 E-magz Volume 2

Acara ini dinamakan patua hata yang secara harafiah berarti meningkatkan taraf kesepakatan yang tak lagi hanya melibatkan kedua pasangan muda-mudi saja tapi sudah naik ke taraf kesepakatan antar orang tua.

Dalam acara ini dibahas secara detail adat yang akan dilaksanakan. Antara lain:

• Marhatasinamot(merundingkanmaskawin/mahar)Meliputi pembahasan jumlah dan bentuk sinamot (uang mahar) yang akan diberikan oleh pihak paranak, dan panjuhuti (jenis ternak yang akan dipotong) yang kini ditetapkan pihak parboru. Dahulu, ternak panjuhuti disediakan pihak paranak dan merupakan bagian dari sinamot.

• Jumlahulosyangakandiberikanpihakparborukepadapihak paranak (ulos herbang)Biasanya jumlahnya maksimum 17 atau 18 ulos, tapi masih bisa dinegosiasikan secara kekeluargaan.

• TempatdantanggalmartumpoldanpernikahanTempat pesta pernikahan dapat diselenggarakan di tempat pengantin perempuan (dialap jual) atau tempat pengantin laki-laki (tahuron jual). Jika pesta diselenggarakan di tempat paranak, maka pihak paranak tidak diwajibkan membawa sibuha-buhai (sajian pagi pada hari H). Jual beras (boras si pir ni tondi) dan dengke siuk (ikan arsik/pepes) sebagai bawaan kerabat pihak paranak akan beralih kepada pihak parboru sebagai bolahan amak atau tuan rumah.

• BanyaknyajumlahundangandarikeduabelahpihakSelama marhusip dan patua hata berlangsung kedua belah keluarga duduk secara berhadap-hadapan dan kedua pengantin biasanya “disembunyikan” lebih dahulu atau tidak dilibatkan, sampai pada akhir acara barulah keduanya dipanggil untuk diperkenalkan ke seluruh keluarga dan diberi wejangan / pengarahan. Sebelum acara ditutup biasanya dibagikan uang ingot-ingot ke pihak keluarga yang jumlahnya bervariasi, tergantung posisi orang tersebut dalam tatanan adat.

D. MARTUMPOLPersetujuan pernikahan sekaligus pewartaan atau pengumuman melalui institusi agama (gereja, masjid, dll). Bila dilakukan di gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) maka pewartaan (yang biasa disebut tingting) dilakukan setidaknya 2 kali dalam 2 minggu berturut-turut. Bila tidak ada pihak yang berkeberatan / menggugat, barulah pernikahan dapat diselenggarakan.

E. MARTONGGO RAJA DAN MARIA RAJASeusai martumpol, biasanya dilanjutkan dengan pembicaraan di rumah masing-masing pihak yang disebut martonggo raja (di tempat keluarga parboru) dan maria raja (di keluarga paranak). Pembicaraan ini membahas lebih detail lagi prosesi adat hari H, terutama keterlibatan masing-masing personil keluarga besar (dongan sahuta), seperti siapa yang bertugas untuk memberi dan menerima

ulos, dan hal-hal yang telah disepakati dalam acara marhusip sebelumnya.

F. PAMASU-MASUON (pemberkatan nikah) & MARUNJUK (pesta adat)

Setelah urut-urutan adat pernikahan dilalui, tibalah untuk menggelar pesta pernikahan yang diawali dengan pemberkatan di rumah ibadah dan dilanjutkan dengan marunjuk (pesta adat). Sekilas urutan prosesi pada hari H dapat disimak di bawah.

• MARSIBUHA-BUHAIPagi hari (sekitar pukul 6.30) rombongan paranak datang untuk menjemput mempelai wanita dengan membawa tanda makanan adat na margoar / sangsang (pinahan lobu/babi atau kerbau) dan pihak parboru menyediakan dengke (ikan mas),sebagai tanda permulaan ikatan kekerabatan atau berbesanan (mamuhai partondongan). Seluruh keluarga pun makan pagi bersama, dan setelahnya orang tua parboru memimpin doa memberangkatkan pengantin ke rumah ibadah untuk pemberkatan.

• PAMASU-MASUON(pemberkatannikah)Pemberkatan dilakukan di tempat ibadah. Untuk kepraktisan, sebelum acara pemberkatan dimulai biasanya dilakukan pencatatan sipil di tempat. Setelah pemberkatan usai, seluruh keluarga berangkat menuju tempat pesta adat.

• MARUNJUK(pestaadat)Setelah mempelai dan keluarga kedua pihak telah tiba dalam gedung, kedua belah pihak saling menyerahkan tanda makanan adat. Pihak paranak menyerahkan tudu-tudu ni sipanganon (pinahan lobu/babi atau kerbau utuh yang telah dipotong dan disusun menjadi beberapa bagian tertentu) pada pihak parboru, dan sebaliknya pihak parboru menyerahkan dengke simudur-mudur (ikan mas).

Imag

e : w

ww

.mom

entv

ille.c

om

E-magz Volume 2 21

* Pembagian JambarSetelah proses tukar-menukar suguhan selesai, diadakan santap bersama yang didahului dengan doa. Lalu kedua belah pihak bersepakat tentang pembagian jambar juhut (tanda makanan adat yang berasal dari tudu ni sipanganon) di mana tiap potongan daging dibagi-bagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

* TumpakSaat pembagian berkat daging berlangsung, pihak paranak mengumpulkan sumbangan gugu dan tumpak dari semua kerabat yang diundang, kemudian pengantin perempuan dipersilakan untuk memungut (manjomput) sumbangan yang terkumpul untuk dirinya dan selebihnya diserahkan kepada orang tua paranak.

* Sinamot

Image : napitupulu-family.blogspot.com

Penyerahan mahar dari pihak paranak ke parboru sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pertama-tama ‘dihitung’ terlebih dahulu oleh parhata (juru bicara) paranak, lalu oleh parhata pihak parboru, kemudian diserahkan pada ibu pengantin perempuan (diterima di atas ulos yang terbuka).

Kemudian kedua belah pihak keluarga saling berkenalan dengan beberapa prosesi adat seperti pemberian panandaion dari keluarga paranak pada keluarga parboru.

* Ulos HerbangPihak parboru menyerahkan ulos herbang sesuai kesepakatan dalam marhusip, diawali dengan pemberian ulos passamot dan ulos hela. Ulos Passamot diberikan orang tua pengantin perempuan ke orang tua pengantin laki-laki dengan makna agar dapat mengumpulkan berkat sebanyak-banyaknya. Sedangkan Ulos Hela diberikan orang tua pengantin perempuan kepada pengantin agar pengantin bersatu sepanjang masa. Selain Ulos Hela, adapula Mandar (sarung) yang diberikan kepada pengantin laki-laki untuk dipakai bekerja jika pengantin perempuan mengadakan pesta. Kemudian orang tua parboru menabur beras Sipir

Ni Tondi di kepala kedua pengantin sebanyak 3 kali agar selalu sehat, kuat menghadapi cobaan dan tabah menghadapi masalah.

* Mangulosi

mage: duniawedding.com

Setelah pemberian ulos herbang, tibalah saat untuk mangulosi atau pemberian ulos / berkat dari seluruh keluarga bagi kedua pengantin.

* Akhir AcaraAcara diakhiri dengan ucapan selamat dari para raja parhata, orang tua disertai dengan sepatah dua kata nasihat bagi pengantin. Kemudian kedua pengantin pun mengucapkan rasa syukur pada orang tua, saudara dan seluruh undangan.

G. PASCA PERNIKAHAN

Setelah menikah pun masih ada pula beberapa prosesi adat lama yang dilakukan meski saat ini sudah tak jamak dilaksanakan, atau disatukan dalam prosesi adat untuk alasan kepraktisan. Acara tersebut adalah paulak une dan maningkir tangga, yang ditujukan untuk mengantar pengantin wanita ke pihak paranak dan kunjungan pihak parboru pada huta / desa tempat tinggal pengantin yang merupakan tempat tinggal paranak. Seluruh rangkaian acara kemudian ditutup kembali dengan doa. (Dari

berbagai sumber)

Keindahan motif ulos menjadi inspirasi tersendiri untuk undangan gaya Batak, cantik nian kan...

E-magz Volume 2 25

Orang minang terkenal dengan kecerdasannya, hmmm....tidak heran yah banyak

yang jadi saudagar kaya, itu karena kepandaian mereka dalam hal berdagang :D

Orang minang juga dikenal menghargai alam sekitar serta memegang teguh nilai kekeluargaan yang erat. Ornamen tumbuhan rambat dan bunga banyak mengisi pada ukiran minang yang diaplikasikan pada perabot, rumah, aksesoris dan juga pakaian. Tumbuhan rambat melambangkan kekeluargaan yang erat, sambung menyambung serta yang pasti dekat dengan alam.

Asal Usul Minangkabau

TENTANG

MINANGKABAUDAN TRADISINYA

Konon orang-orang Majapahit juga tidak ketinggalan mencoba kecerdasan dan kecerdikan orang-minang. Pada suatu hari mereka membawa seekor kerbau besar dan panjang tanduknya, kecil sedikit dari gajah.

Mereka ingin mengadakan pertandingan adu kerbau. Ajakan mereka itu diterima baik oleh kedua datuk yang tersohor kecerdikannya dimana-mana itu, yaitu Dt. Katumanggungan dan Dt. Parpatih Nan Sabatang. Taruhannya yaitu kapal pendatang dengan segala isinya, dan taruhan datuk yang berdua itu ialah kerajaan mereka sendiri.

Waktu tiba saatnya akan mengadu kerbau, setelah kerbau Majapahit dilepaskan di tengah gelanggang, orang banyak riuh bercampur cemas melihat bagaimana besarnya kerbau yang tidak ada tandingannya di Pulau Perca waktu itu.

Dalam keadaan yang menegangkan itu, pihak orang-orang negeri itupun mengeluarkan kerbaunya pula. Dan alangkah herannya dan kecutnya

hati orang banyak itu melihat mereka mengeluarkan seekor anak kerbau. Orang tidak tahu, bahwa anak kerbau itu telah bebearapa hari tidak diberi kesempatan mendekati induknya.

Ketika melihat kerbau besar di tengah gelanggang anak kerbau itu berlari-lari mengejar kerbau besar yang dikira induknya dengan kehausan yang sangat hendak menyusu. Dimoncongnya terikat sebuah taji atau minang yang sangat tajam. Ia menyeruduk ke bawah perut kerbau besar itu, dan menyinduk-nyinduk hendak menyusu. Maka tembuslah perut kerbau Majapahit, lalu lari kesakitan dan mati kehabisan darah.

Orang-orang Majapahit memprotes mengatakan orang-orang negeri itu curang. Kegaduhan pun terjadi dan hampir saja terjadi pertumpahan darah. Tetapi dengan wibawanya Dt. Katumanggungan dan Dt. Parpatih Nan Sabatang membawa orang-orang itu ke balai persidangan. Disanalah Dt. Parpatih Nan Sabatang menepis tuduhan-tuduhan orang-orang

Majapahit. Akhirnya orang-orang Majapahit mengakui kealpaan mereka tidak mengemukakan persyaratan-persyaratan antara kedua belah pihak sebelum mengadakan pertandingan.

Sejak itu tempat mengadu kerbau itu sampai sekarang bernama Negeri Minangkabau. Dan kemudian hari setelah peristiwa kemenangan mengadu kerbau dengan Majapahit itu termasyhur kemana-mana, wilayah kekuasaan orang-orang yang bernenek moyang ke Gunung Merapi dikenal dengan Alam Minangkabau. Diceritakan pula kemudian rumah-rumah gadang diberi berginjong seperti tanduk kerbau sebagai lambang kemenangan.(Sumber : Minangkabau Tanah Pusaka - Tambo

Minangkabau)

Perkawinan Adat MinangTata cara perkawinan di Sumatera Barat sangat beragam antar luhak adat yang satu dengan luhak adat lainnya. Bahkan antara nagari yang sama dalam satu luhak adat pun berbeda tata caranya. Namun, seiring dengan waktu, terutama bagi warga Minang di rantau, urang-urang awak (orang minang) sekarang sudah mau menerima tata cara dari nagari dan luhak adat Minang lainnya, yang dianggap cukup baik untuk dilaksanakan. Misalnya untuk hiasan kepala pengantin wanita yang disebut suntiang balenggek. Awalnya hanya digunakan oleh orang-orang di daerah Padang-Pariaman. Tetapi kini juga dipakai oleh semua anak daro urang Minang.

Dalam tiap masyarakat dengan susunan kekerabatan bagaimanapun, perkawinan memerlukan penyesuaian dalam banyak hal.

Pengenalan dan pendekatan untuk dapat mengenal watak masing-masing pribadi dan keluarganya penting sekali untuk memperoleh keserasian atau keharmonisan dalam pergaulan antara keluarga dikemudian hari. Karena diperlukan pemenuhan persyaratan antara kedua belah pihak. Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka disebut perkawinan sumbang.

Syarat-syarat itu menurut Fiony Sukmasari dalam bukunya Perkawinan Adat Minangkabau adalah sebagai berikut :

1. Kedua calon mempelai harus beragama Islam.

2. Kedua calon mempelai tidak sedarah atau tidak berasal dari suku yang sama, kecuali pesukuan itu berasal daerah lain.

3. Kedua calon mempelai dapat saling menghormati dan menghargai orang tua dan keluarga kedua belah pihak.

4. Calon suami (marapulai) harus sudah mempunyai sumber penghasilan untuk dapat menjamin kehidupan keluarganya.

Tatakrama dan upacara adat perkawinan walaupun banyak aturan dan terkesan sulit, namun tidak boleh disepelekan karena orang minang menganggap bahwa "Perkawinan itu sesuatu yang agung", yang kini diyakini hanya "sekali" seumur hidup.(Sumber : Adat Minangkabau, Pola & Tujuan Hidup Orang Minang)

Maresek (penjajakan) Siapa yang harus melakukan penjajakan ini ? Apakah pihak keluarga yang wanita, atau pihak keluarga yang laki-laki ?. Inipun berbeda-beda pelaksanaannya di Sumatera Barat. Ada nagari-nagari dimana pihak perempuan yang datang lebih dahulu melamar. Tapi ada juga nagari-nagari dimana pihak laki-laki yang melakukan pelamaran. Namun sesuai dengan sistem kekerabatan matrilineal yang berlaku di Minangkabau, maka yang umum

melakukan lamaran ini adalah pihak keluarga perempuan.

Biasanya perempuan-perempuan yang sudah berpengalaman untuk urusan-urusan semacam itu yang diutus terlebih dahulu. Tujuannya adalah mencari tahu apa pemuda yang dituju telah niat untuk dikawinkan dan kalau sudah berniat apakah ada kemungkinan kalau dijodohkan dengan anak gadis yang dimaksud.

Seringkali resek-maresek ini tidak selesai satu kali, tapi bisa berlanjut dalam beberapa kali perundingan. Jika sudah sepakat maka barulah langkah selanjutnya ditentukan untuk mengadakan pertemuan secara lebih resmi oleh keluarga kedua belah pihak. Acara inilah yang disebut acara maminang.

MaminangPada hari yang telah ditentukan, pihak keluarga anak gadis yang akan dijodohkan itu dengan dipimpin oleh mamak mamaknya datang bersama-sama kerumah keluarga calon pemuda yang dituju. Lazimnya untuk acara pertemuan resmi pertama ini diikuti oleh ibu dan ayah si gadis dan diiringkan oleh beberapa orang wanita yang patut-patut dari keluarganya. Dan biasanya rombongan yang datang juga telah membawa seorang juru bicara yang mahir berbasa-basi dan fasih berkata-kata, jika sekiranya si mamak sendiri bukan orang ahli untuk itu. Sebelumnya dalam maresek telah membicarakan apakah setelah meminang dan pinangan diterima lalu langsung dilakukan acara batuka tando atau batimbang tando ?

Batuka tando secara harfiah artinya adalah bertukar tanda. Kedua belah pihak keluarga yang telah bersepakat untuk saling menjodohkan anak kemenakannya itu, saling memberikan benda sebagai tanda ikatan sesuai dengan hukum perjanjian pertunangan menurut adat Minangkabau yang berbunyi :

Batampuak lah buliah dijinjiang,Batali lah buliah diirik

Artinya kalau tanda telah dipertukarkan dalam satu acara resmi oleh keluarga kedua belah Im

age

: kup

ukup

ukun

ingk

u.w

ordp

ress

.com

E-magz Volume 2 2726 E-magz Volume 2

pihak, maka bukan saja antar kedua anak muda tersebut telah ada keterikatan dan pengesahan masyarakat sebagai dua orang yang telah bertunangan, tetapi juga antar kedua belah keluarga pun telah terikat untuk saling mengisi adat dan terikat untuk tidak dapat memutuskan secara sepihak perjanjian yang telah disepakati itu.

Barang-barang yang dibawa waktu maminang, yang utama adalah sirih pinang lengkap. Apakah disusun dalam carano atau dibawa dengan kampia. Tidaklah disebut beradat sebuah acara, kalau tidak ada sirih diketengahkan.

Pada daun sirih yang akan dikunyah menimbulkan dua rasa dilidah, yaitu pahit dan manis, terkandung simbol-simbol tentang harapan dan kearifan manusia akan kekurangan-kekurangan mereka, maka segala sesuatu yang kurang itu tidak akan jadi gunjingan. Sebagaimana dalam pasambahan siriah disebutkan :

Kok Siriah lah kami makanManih lah lakek diujuang lidahPahik lah luluih karakuanganJika sirih sudah kami makanYang manis lekat di ujung lidahYang pahit lolos ke kerongkongan

Artinya orang tidak lagi mengingat-ingat segala yang jelek, hanya yang manis saja pada pertemuan itu yang akan melekat dalam kenangannya.

Kalau disepakati sebelumnya bahwa pada acara maminang

tersebut sekaligus juga akan dilangsungkan acara batuka tando atau batimbang tando maka benda yang akan dipertukarkan sebagai tanda itu juga dibawa; yang tentu saja diletakkan pada satu wadah yang sudah dihiasi dengan bagus (dulung atau nampan). Yang dijadikan sebagai tanda untuk dipertukarkan lazimnya adalah benda-benda pusaka, seperti keris, atau kain adat yang mengandung nilai sejarah bagi keluarga. Jadi bukan dinilai dari kebaruan dan kemahalan harganya, tetapi justru karena sejarahnya itu yang sangat berarti dan tidak dapat dinilai dengan uang. Umpamanya sebuah kain balapak yang telah berumur puluhan tahun yang pernah diwariskan oleh nenek si gadis sebelum meninggal, atau kain adat yang pernah dipakai oleh ibu si gadis pada perkawinannya puluhan tahun yang lalu.

Karena nilai-nilai sejarahnya inilah maka barang-barang yang dijadikan tanda itu menjadi sangat berharga bagi keluarga yang bersangkutan dan karena itu pula maka setelah nanti akad nikah dilangsungkan, masing-masing tanda ini harus dikembalikan lagi dalam suatu acara resmi oleh kedua belah pihak.

Setelah acara Batuka Tando kemudian dilakukan Baretong, yaitu membicarakan tentang tata cara dalam penjemputan pengantin pria waktu dinikahkan. Kemudian juga dilakukan Manakuak Hari

atau menentukan waktu pelaksanaan pernikahan.

Namun menurut yang lazim dikampung, jika acara maminang itu bukan sesuatu yang sudah direkayasa oleh kedua keluarga sebelumnya, maka acara ini akan berlangsung berkali-kali sebelum urutan ketentuan diatas dapat dilaksanakan. Karena pihak keluarga pemuda pasti tidak dapat memberikan jawaban langsung pada pertemuan pertama itu. Orang tuanya atau ninik mamaknya akan meminta waktu terlebih dahulu untuk memperembukkan lamaran itu dengan keluarga-keluarganya yang patut-patut lainnya. Paling-paling pada pertemuan tersebut, pihak keluarga pemuda menentukan waktu kapan mereka memberikan jawaban atas lamaran itu.

Acara maminang yang berlangsung dikota-kota umumnya sudah dibuat dengan skenario yang praktis berdasarkan persetujuan kedua keluarga, sehingga urutan-urutan seperti yang dicantumkan diatas dapat dilaksanakan secara simultan dan diselesaikan dalam satu kali pertemuan.

Minta Izin / Mahanta SiriahBila seorang pemuda telah ditentukan jodoh dan hari perkawinannya, maka kewajiban yang pertama menurut adat yang terpikul langsung ke diri orang yang bersangkutan, ialah memberi tahu dan mohon doa restu kepada mamak-mamaknya, kepada saudara-saudara ayahnya; kepada kakak-kakaknya yang telah berkeluarga dan kepada orang-

orang tua lainnya yang dihormati dalam keluarganya. Acara ini pada beberapa daerah di Sumatera Barat disebut minta izin.

Bagi pihak calon pengantin wanita, kewajiban ini tidaklah terpikul langsung kepada calon anak daro, tetapi dilaksanakan oleh kaum keluarganya yang wanita yang telah berkeluarga. Acaranya bukan disebut minta izin tapi mahanta siriah atau menghantar sirih. Namun maksud dan tujuannya sama. Tugas ini dilaksanakan beberapa hari atau paling lambat dua hari sebelum akad nikah dilangsungkan.

Pada hari yang telah ditentukan calon mempelai pria dengan membawa seorang kawan (biasanya teman dekatnya yang telah atau baru berkeluarga) pergi mendatangi langsung rumah isteri dari keluarga-keluarga yang patutu dihormati seperti disebutkan diatas.

Setelah menyuguhkan rokok (menurut cara lama menyuguhkan salapah yang berisi daun nipah dan tembakau) sebagai pembuka kata, kemudian secara langsung pula memberitahu kepada keluarga yang didatangi itu bahwa ia kalau diizinkan Allah, akan melaksanakan akad nikah. Kemudian menjelaskan segala rencana perhelatan yang akan diadakan oleh orang tuanya. Lalu minta izin (mohon doa) restu petunjuk yang diperlukan dalam rencana perkawinan itu. Terakhir tentu memohon kehadiran orang bersangkutan serta seluruh keluarganya pada hari-hari perhelatan tersebut.

Biasanya keluarga-keluarga yang didatangi akan merasa terpanggil untuk ikut memikul beban (ringan sama

dijinjing, berat sama dipikul) dengan memberikan bingkisan-bingkisan yang berguna bagi orang yang akan pesta. Walaupun misalnya hanya satu kilogram gula pasir saja, sesuai dengan kemampuannya.

Bagi keluarga calon pengantin wanita yang bertugas melaksanakan acara ini yang disebut mahanta siriah, peralatan yang dibawa sesuai dengan namanya yaitu seperangkat daun sirih lengkap bersadah pindang yang telah tersusun rapi diletakkan diatas carano maupun didalam kampia (tas yang terbuat dari daun pandan). Sebelum maksud kedatangan disampaikan maka sirih ini terlebih dahulu yang disuguhkan kepada orang yang didatangi.

Babako - BabakiPihak keluarga dari ayah calon mempelai wanita (disebut bako) tentu ingin memperlihatkan kasih sayangnya dengan ikut memikul biaya sesuai kemampuan, dengan mengantarkan

perlengkapan, biasanya berupa sirih lengkap (sebagai kepala adat), nasi kuning singgang ayam (makanan adat), antaran barang yang diperlukan calon mempelai wanita seperti seperangkat busana, perhiasan emas, lauk pauk baik yang sudah dimasak maupun yang masih mentah, kue-kue dan sebagainya.

Sesuai tradisi, calon mempelai wanita dijemput untuk dibawa ke rumah keluarga ayahnya. Kemudian para tetua memberi nasihat. Keesokan harinya, calon mempelai wanita diarak kembali ke rumahnya diiringi keluarga pihak ayah dengan membawa berbagai macam barang bantuan tadi.

Malam BainaiSecara harfiah bainai artinya melekatkan tumbukan halus daun pacar merah yang dalam istilah Sumatera Barat disebut daun inai ke kuku-kuku jari calon pengantin wanita. Tumbukan halus daun inai ini kalau dibiarkan lekat semalam, akan meninggalkan bekas warna merah yang cemerlang pada kuku.

Lazimnya dan seharusnya acara ini dilangsungkan malam hari sebelum besok paginya calon anak daro melangsungkan akad nikah. Sebabnya adalah karena mengawinkan seorang anak gadis untuk bukan saja dianggap sebagai suatu yang sangat sakral tetapi juga kesempatan bagi semua keluarga dan tetangga untuk saling menunjukkan partisipasi dan kasih

sayangnya kepada keluarga yang akan berhelat. Karena itu malam hari sebelum akad nikah dilangsungkan semua keluarga dan tetangga terdekat tentu akan berkumpul di rumah yang punya hajat. Mereka akan ikut membantu menyelesaikan berbagai macam pekerjaan, baik dalam persiapan di dapur maupun dalam menghias ruangan-ruangan dalam rumah.

Selain dari tujuan, menurut kepercayaan orang-orang tua dulu pekerjaan memerahkan kuku-kuku jari calon pengantin wanita ini juga mengandung arti magis. Menurut mereka ujung-ujung jari yang dimerahkan dengan daun inai dan dibalut daun sirih, mempunyai kekuatan yang bisa melindungi si calon pengantin dari hal-hal buruk yang mungkin didatangkan orang yang iri dan dengki. Warna merah pada kuku-kukunya juga menjadi tanda kepada orang-orang lain bahwa ia sudah berumah tangga sehingga bebas dari gunjingan kalau ia pergi berdua dengan suaminya kemana saja.

Kepercayaan kuno yang tak sesuai dengan tauhid Islam ini, sekarang cuma merupakan bagian dari perawatan dan usaha untuk meningkatkan kecantikan mempelai perempuan saja, tidak lebih dari itu, karena masyarakat Minang juga terkenal berpegang teguh pada ajaran Islam.

Dibeberapa daerah di Sumatera Barat, malam bainai ini sering juga diawali acara mandi yang dilaksanakan khusus oleh wanita-wanita disiang hari atau sore harinya. Maksudnya kira-kira sama dengan acara siraman dalam tradisi Jawa. Calon anak daro dibawa dalam arak-arakan menuju ke tepian atau ke pincuran tempat mandi umum yang tersedia dikampungnya. Namun sekarang ini acara mandi-mandi banyak dilakukan secara simbolis dengan memercikan air ke beberapa bagian tubuh calon anak daro.

E-magz Volume 2 2928 E-magz Volume 2

Filosofi dari acara malam bainai dan mandi ini untuk mengungkapkan kasih sayang keluarga kepada sang dara yang akan meninggalkan masa remajanya, memberikan doa restu kepada calon pengantin yang segera akan membina kehidupan baru berumahtangga, menyucikan diri calon pengantin lahir dan batin sebelum ia melaksanakan acara yang sakral, yaitu akad nikah, dan untuk membuat anak gadis kelihatan lebih cantik, segar dan cemerlang selama ia berdandan sebagai anak daro dalam perhelatannya.

Untuk melaksanakan acara ini calon pengantin wanita didandani dengan busana khusus yang disebut baju tokah dan bersunting rendah. Tokah adalah semacam selendang yang dibalutkan menyilang di dada sehingga bagian-bagian bahu dan lengan nampak terbuka.

Untuk serasi dengan suasana, maka orang-orang yang hadir biasanya juga mengenakan baju-baju khusus. Teluk belanga bagi pria dan baju kurung ringan bagi wanita, begitu juga ayah bunda dari calon anak daro.

Jika acara mandi-mandi dilaksanakan secara simbolis maka di salah satu ruangan di atas rumah ditempatkan sebuah kursi dengan payung kuning terkembang melindunginya. Sesudah sholat Maghrib, calon anak daro yang telah didandani dibawa keluar dari kamarnya, diapit oleh gadis-gadis kawan sebayanya yang berpakaian adat.

Untuk memberikan warna Islami, keluarnya calon anak daro dari kamarnya ini disambut oleh kelompok kesenian yang mendendangkan salawat Nabi yang mengiringkannya sampai duduk di kursi yang telah disediakan. Seorang dari saudaranya yang laki-laki, apakah kakaknya atau adiknya, berdiri dibelakangnya memegang payung kuning, bermakna saudara laki-laki yang kelak akan menjadi mamak bagi anak-anak yang akan dilahirkan oleh calon pengantin merupakan tungganai rumah yang bertanggung jawab untuk melindungi dan menjaga kehormatan saudara-saudaranya dan kemenakan-kemenakannya yang wanita.

Walaupun acara mandi-mandi dilaksanakan secara simbolik, kecuali ayah kandungnya maka orang-orang yang diminta untuk memandikan dengan cara memercikkan air haruman tujuh macam bunga kepada calon pengantin wanita ini hanya ditentukan untuk perempuan-perempuan tua dari keluarga terdekat anak daro dan dari pihak bakonya. Jumlahnya harus ganjil. Dan yang terakhir melakukannya adalah ayah ibunya.

Jika acara mandi-mandi ini dilaksanakan secara simbolik, maka air haruman tujuh bunga itu dipercikkan ketubuh calon anak daro dengan mempergunakan daun sitawa sidingin. Tumbukan

daun ini dikampung-kampung sering dipakai diluar maupun diminum, ia berkhasiat untuk menurunkan panas badan. Karena itu disebut daun sitawa sidingin. Setelah itu kedua orang tuanya itu akan langsung membimbing puterinya melangkah menuju ke pelaminan ditempat mana acara bainai akan dilangsungkan.

Perjalanan ini akan ditempuh melewati kain jajakan kuning yang terbentang dari kursi tempat mandi-mandi ke tempat pelaminan.

Langkah diatur sangat pelan-pelan sekali karena kedua orang tua harus menghayati betul acara itu yang mengandung nilai-nilai simbolik yang sangat berarti. Setelah sekian tahun ia membesarkan dan membimbing puterinya dengan penuh kehormatan dan kasih sayang, maka malam itu adalah kesempatan terakhir ia dapat melakukan tugasnya sebagai ibu bapa, karena besok setelah akad nikah maka yang membimbingnya lagi adalah suaminya.

Kain jajakan kuning ini setelah diinjak dan ditempuh oleh calon anak daro, segera digulung oleh saudara kali-lakinya yang tadi waktu acara mandi-mandi memegang payung kuning. Tindak penggulungan kain kuning itu mengandung harapan-harapan, bahwa si calon anak daro benar-benar melakukan perkawinan itu cukuplah satu kali itu saja seumur hidupnya. Kalaupun akan berulang, maka itu karena maut yang memisahkan mereka.

Bainai

Jika acara memandikan calon anak daro hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, maka acara melekatkan tumbuhan inai ke kuku-kuku jari calon pengantin wanita Minang ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Dapat pula dimintakan untuk dilaksanakan oleh tamu-tamu yang dihormati malam itu, bisa oleh keluarga calon besan.

Menurut tradisi, kesempatan pada acara bainai ini setiap orang tua yang diminta untuk melekatkan inai ke jari calon anak daro setelah selesai biasanya mereka berbisik ke telinga anak daro. Maksudnya mungkin untuk memberikan nasehat-nasehat yang sangat rahasia mengenai kehidupan berumahtangga, atau bisa juga hanya sekedar seloroh untuk membuat si calon anak daro tidak cemberut saja dihadapan orang ramai.

Pelaksanaan kedua acara ini biasanya dipimpin oleh perempuan-perempuan yang memang telah ahli disebut uci-uci.

Seringkali juga pada malam bainai ini acara dimeriahkan dengan menampilkan kesenian-kesenian tradisional Minang. Di daerah pantai Sum Bar, hiburan yang ditampilkan lazimnya ialah musik gamat dengan irama yang hampir sama dengan lagu-lagu senandung dan joget Melayu Deli, sehingga mampu untuk mengundang orang secara spontan tegak menari menyambut selendang-selendang yang diulurkan oleh para penyanyi dan penari-penari wanita.

melangsungkan akad nikah. Prosesi ini juga dibarengi pemberian gelar pusaka kepada calon mempelai pria sebagai tanda sudah dewasa. Lazimnya pihak keluarga calon pengantin wanita harus membawa sirih lengkap dalam cerana yang menandakan kehadiran mereka yang penuh tata krama (beradat), pakaian pengantin pria lengkap, nasi kuning singgang ayam, lauk-pauk, kue-kue serta buah-buahan. Untuk daerah pesisir Sumatra Barat biasanya juga menyertakan payung kuning, tombak, pedang serta uang jemputan atau uang hilang. Rombongan utusan dari keluarga calon mempelai wanita menjemput calon mempelai pria sambil membawa perlengkapan. Setelah prosesi sambah-mayambah dan mengutarakan maksud kedatangan, barang-barang diserahkan. Calon pengantin pria beserta rombongan diarak menuju kediaman calon mempelai wanita.

PENYAMBUTAN DI RUMAH ANAK DARO

Tradisi menyambut kedatangan calon mempelai pria di rumah calon mempelai wanita lazimnya merupakan momen meriah dan besar. Diiringi bunyi musik tradisional khas Minang yakni talempong dan gandang tabuk, serta barisan Gelombang Adat timbal balik yang terdiri dari pemuda-pemuda berpakaian silat, serta disambut para dara berpakaian adat yang menyuguhkan sirih. Sirih dalam carano adat lengkap, payung kuning keemasan, beras kuning, kain jajakan putih merupakan perlengkapan yang biasanya digunakan. Keluarga mempelai wanita memayungi calon mempelai pria disambut dengan tari Gelombang Adat Timbal Balik. Berikutnya, barisan dara menyambut rombongan dengan persembahan sirih lengkap. Para sesepuh wanita menaburi calon pengantin pria dengan beras kuning. Sebelum memasuki pintu rumah, kaki calon mempelai pria diperciki air sebagai lambang mensucikan, lalu berjalan menapaki kain putih menuju ke tempat berlangsungnya akad.

TRADISI USAI AKAD NIKAH

Ada lima acara adat Minang yang lazim dilaksanakan setelah akad nikah. Yaitu memulang tanda,

mengumumkan gelar pengantin pria, mengadu kening, mengeruk nasi kuning dan bermain coki.

* Mamulangkan Tando Setelah resmi sebagai suami istri,

maka tanda yang diberikan sebagai ikatan janji sewaktu lamaran dikembalikan oleh kedua belah pihak.

* Malewakan Gala Marapulai Mengumumkan gelar untuk

pengantin pria. Gelar ini sebagai tanda kehormatan dan kedewasaan yang disandang mempelai pria. Lazimnya diumumkan langsung oleh ninik mamak kaumnya.

* Balantuang Kaniang atau Mengadu Kening

Pasangan mempelai dipimpin oleh para sesepuh wanita menyentuhkan kening mereka satu sama lain. Kedua mempelai didudukkan saling berhadapan dan wajah keduanya dipisahkan dengan sebuah kipas, lalu kipas diturunkan secara perlahan. Setelah itu kening pengantin akan saling bersentuhan.

* Mangaruak Nasi Kuniang Prosesi ini mengisyaratkan

hubungan kerjasama antara suami isri harus selalu saling menahan diri dan melengkapi. Ritual diawali dengan kedua pengantin berebut mengambil daging ayam yang tersembunyi di dalam nasi kuning.

* Bamain Coki Coki adalah permaian tradisional

Ranah Minang. Yakni semacam permainan catur yang dilakukan oleh dua orang, papan permainan menyerupai halma. Permainan ini bermakna agar kedua mempelai bisa saling meluluhkan kekakuan dan egonya masing-masing agar tercipta kemesraan.

Huffttt...rangkaian acaranya lumayan banyak dan agak ribet yah, beda dengan tata cara pernikahan zaman sekarang yang selalu mengusung tujuan “praktis” dalam pelaksanaannya. Namun dirangkaian acara ini tersimpan makna yang dalam, adat istiadat yang menjunjung tinggi norma kesopanan terhadap sesama. Acara adat ini juga bertujuan agar generasi muda tidak lupa akan akar budaya daerah lokal yang agung, penuh nilai kekeluargaan, gotong royong dan kasih sayang....:D

MANJAPUIK MARAPULAI

Ini adalah acara adat yang paling penting dalam seluruh rangkaian acara perkawinan menurut adat Minangkabau. Calon pengantin pria dijemput dan dibawa ke rumah calon pengantin wanita untuk

30 E-magz Volume 2

Ciri khas motif Minang yang mengambil motif tumbuhan pada desain kain, hiasan rumah serta perhiasan menjadi perlambang betapa masyarakat Minang sangat menghargai alam

Karena orang Karo mayoritas beragama Islam dan Kristen, tentu

saja banyak masakan non-babi dalam perbendaharaan kuliner mereka. Masakan ayam dan ikan dari sub-suku ini - seperti manuk pinadar dan ikan tombur - sudah terkenal kelezatannya.

Di Tanah Karo, ada masakan ayam yang sangat populer dengan nama cipera. Potongan ayam kampung - termasuk leher, sayap, kaki, hati-ampla - dimasak dengan tepung jagung sampai empuk dan berkuah kental. Tepung jagungnya harus dari bulir tua jagung Medan, agar menghasilkan kuah yang kental.

Bulir jagungnya disangrai terlebih dulu, kemudian ditumbuk menjadi tepung. Tepung jagung inilah yang sebenarnya disebut cipera. Kuah kental ini bercitarasa pedas karena memakai cabe rawit, dan sedikit asam karena memakai asam tikala (dari buah honje/kecombrang).

Supaya pedasnya lebih menggigit dan mencuatkan karakter yang berbeda, ada juga yang menambahkan tuba (andaliman, Shanghai peppercorn) sebagai bumbu. Selain ayam, juga dicampurkan

Ayam Cipera Kuliner Karo, Lezat Kali!jamur merang (atau jamur kuping dan jenis jamur lainnya) ke dalam kuah. Ayamnya dimasak hingga sangat lunak dan menyerap bumbu.

Dalam tradisi aslinya, ayam cipera harus dihidangkan bersama pasangannya yang disebut tasak telu alias tiga sajian. Potongan ayam biasanya dikeluarkan dari kuah kental, lalu dimasak lagi dengan gota (getah, darah ayam - optional). Potongan ayam ini disajikan sebagai hidangan utama.

Kuah kentalnya disajikan sebagai hidangan kedua - yang juga boleh disiramkan di atas ayam. Sajian ketiganya adalah sayur cincang yang terdiri atas daun ubi, kacang panjang, batang pisang, jantung pisang, daun pepaya, dan tauge. Sayur cincang ini ada yang versi berkuah, tetapi ada juga yang kering. Bila dipadukan dengan sambal cabe rawit hijau dan andaliman yang pedasnya menggigit, jadilah tumis daun ubi cincang ini sajian yang sungguh istimewa. (detikfood.com)

Bahan:

1 ekor ayam kampung1 butir kelapa, buat santan kental dan encer

3 sdm tepung jagung Medan5 buah tikala (cekala, buah kecombrang)2 batang daun bawang, iris kasar200 g jamur (kuping, merang, tiram)

Bumbu:

10 cabai rawit hijau (boleh ditambah sesuai selera) 5 butir kemiri10 siung bawang merah5 siung bawang putih1 ruas jempol (2 cm)lengkuas1 ruas jempol (2 cm) jahe3 batang serai (sereh)3 lembar daun jeruk purut

Cara Membuat:

• Haluskanbumbu-bumbu-kecualijahe,lengkuas,serai, daun jeruk.

• Tumisbumbuhalus.Geprekjahe,lengkuas,sereh, dan masukkan ke dalam tumisan.

• Masukkanayamyangsudahdipotong-potongkedalam tumisan. Teruskan menumis hingga sekitar 20 menit.

• Masukkansantanencerkedalamtumisan,biarkan sampai mendidih. Masukkan jamur, asam tikala, daun bawang.

• Tambahkansantankentaldanterusmengadukagar santan tidak pecah.

• Tambahkantepungjagungsampaimasakanmengental, biarkan sampai mendidih. Matikan api.

• Angkat,sajikanhangat.

Resep dari:Melda Depari, Kedai Karo Ola KisatJl. Fatmawati 4E Jakarta Selatan

33 E-magz Volume 2

Dihalaman sebelumnya kita jalan-jalan ke Karo untuk mengintip kuliner karo yang menggoda selera, hmmm…dihalaman ini kita ke Minang yuk, lihat resep Ketan Sarikaya, yang cocok dihidangkan saat santai bareng keluarga, sore-sore…mantap deh pokoknya…

Bahan:

Untuk Sarikaya : 3 butir telur 1 cangkir gula merah, sisir halus 1 cangkir santan kental ½ sendok teh garam 2 lembar pandan 1 sendok makan air jahe 1 bungkus vanili Untuk ketan: 300 gr beras ketan putih, rendam 1 jam, tiriskan ½ sendok teh garam 1 lembar daun pandan 150 ml santan

Cara Membuat:

Untuk Sarikaya : • Masakdiatasapigulamerahdansantan,aduk

hingga gula larut, saring. • Kocoktelursampaimengembang.• Masukancampuransantandangulatadi

kedalam kocokan telur, aduk rata.• Masukanairjahe,garam,vanilidanpandan

Untuk ketan: • Kukusketansampai½matang,sisihkan.• Didihkansantan,garamdandaunpandan,aduk-

aduk jangan sampai santan pecah, angkat dari api

• Masukanketankedalamsantan,adukrata,sampai santan terserap ketan.

Penyelesaiannya:• Tuangkedalamwadahtahanpanasatauloyang

ketan ratakan.• Taruhdiatasnyasarikayotadisiapdikukus

Resep oleh : chefhendrimuchlis.blogspot.com

Sudah ke Karo ngintip Ayam Cipera, terus ke Minang coba Ketan Srikaya, ngga lengkap rasanya kalo belum lihat resep untuk minumannya kan, kita ke Aceh yuk liat resep Es The Tarik dan Jus Ketimun :D

Selain segar serta mudah membuatnya, jus ini mempunyai khasiat untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

Bahan:200 g timun dipotong-potong200 mL air matang2 sdm madues batu secukupnya

Cara Membuat:1. Setelah dicuci bersih, timun dipotong-potong2. Blender potongan timun, air matang dan es batu3. Tambahkan madu secukupnya4. Tuangkan ke dalam gelas, selipkan irisan timun tipis pada tepi

gelas untuk mempercantik tampilan.

Siap untuk disajikan!

Ketan Sarikaya

Bahan:1 sdm teh hitam200 ml air panas20 ml susu kental manises batu secukupnya

Cara membuat:1. Campur teh dengan air panas, dinginkan, dan saring.2. Campur teh dingin, susu kental manis, dan es batu dalam shaker.3. Kocok hingga teh berbuih, masukkan dalam gelas saji. Sajikan.

Untuk 1 gelasSumber : www.kompas.com

Es Teh Tarik

Jus Ketimun

E-magz Volume 2 34

Wisata Kuliner

35 E-magz Volume 2

Amerika punSuka GamelanH

ampir semua universitas terkemuka di Amerika Serikat memiliki program studi gamelan Indonesia, sehingga tidak mengherankan banyak ahli musik

tradisional ini di luar negeri, kata mantan Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar, Prof Dr I Wayan Rai S.

"Gamelan Bali yang ada di Amerika Serikat ada 15 jenis dan sekarang ini terus bertambah dari gamelan Jawa, Sunda dan lain-lain," kata I Wayan Rai S pada seminar Mabarung Gong Kebyar yang diselenggarakan ISI Solo, Jumat (26/11/2010).

Gamelan berada di luar negeri sejak tahun 1800-an dibawa oleh para kolonial atau bangsa-bangsa barat yang pernah menjajah di Indonesia, sehingga tidak mengherankan jika sekarang telah ada di mana-mana, tambah Guru Besar Komposisi Musik ISI Solo Prof Dr R.Supanggah.

"Gamelan sekarang ini tidak hanya berkembang di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, tetapi juga Australia, Afrika dan bahkan sekarang Asia. Memang gamelan suatu unggulan yang berhasil keluar pagar Indonesia dan ini bisa diterima di kalangan para musisi pada umumnya," katanya.

Di Amerika Serikat, lanjutnya, sekarang ini ada sekitar 600 perangkat gamelan, sehingga tidak mengherankan kalau setiap universitas terkemuka di negara ini memiliki program studi gamelan Indonesia.

Sebenarnya melalui gamelan ini juga merupakan salah satu konsep perekat bangsa ini, karena berdasarkan data yang ada tahun 1870 berbagai musik di Nusantara termasuk di antaranya gamelan telah pentas berkolaborasi di Paris, katanya.

"Jadi seni sebagai alat pemersatu bangsa ini tidak hanya sekarang saja, sejak dulu sudah terjadi dan dilakukan oleh para pendahulu kita dan ini ada bukti-buktinya sampai sekarang," paparnya.

Pada tahun 1870 ada serombongan seniman yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara ini pentas bersama di Paris, dan waktu itu sedang terjadi adanya revolusi industri, katanya.

Menyinggung hasil karya musik sekarang yang jarang menjadi monumental, Supanggah mengatakan bahwa yang disentuh hanya pada seninya saja, sedangkan budayanya jarang disentuh, akibatnya hasil karya seni tersebut hanya enak dinikmati sementara tidak sampai rasa.

www.berita8.com

Indonesia dimata Dunia

26 E-magz Volume 2

Wedding Checklist

Wedding Date :Venue :Time :

NO TO DO SPESIFIKASI PIC DATELINE CEKLISTMempelai WanitaMempelai PriaTempat upacara pernikahanTempat resepsiTest make upMempelai wanitaMempelai priaKeluarga mempelai wanitaKeluarga mempelai priaBridesmaidPenerima tamuPagar ayuFlower girlLain-lain, …Gaun pengantinAccessories pengantin wanitaJas pengantin priaAccessories pengantin priaGaun bridemaidAccessories bridesmaidJas bestmanAccessories bestmanGaun Ibu (untuk klrg pria & wanita)Jas Ayah (untuk klrg pria & wanita)Gaun pagar ayuPenerima tamuFlower girlLain-lain, …Dekorasi tempat upacara pernikahan Dekorasi pelaminanDekorasi rumahCatering upacara pernikahanCatering resepsiCatering di rumahKue-kueBuah-buahanMasakanHand bouquet tangan / dipegangHand bouquet lemparBunga bridesmaidBunga pagar ayuCorsage pengantin (untuk di kenakan di jas)Corsage untuk klrg pihak priaCorsage untuk klrg pihak wanita

WEDDING CHECKLIST

1 SURAT-SURAT

2 TEMPAT

3 SALON / MAKE UP & HAIR DO

4 GAUN / BUSANA

5 DEKORASI

6 MAKANAN

7 OLEH-OLEH BESAN

8 BUNGA

Kue untuk dibagi-bagi stlh upacara pernikahanKue di pelaminanKue untuk dibagi-bagi di resepsi (mingle time)Mobil mempelaiTransportasi klrg wanitaTransportasi klrg priaPerijinan, keamanan & parkir tamuPhoto preweddingPhoto liputanVideo preweddingVideo liputanKartu undanganKartu ucapan terima kasihKartu RSVPKartu nomor mejaAmplop plasticLabel stiker namaList tamu undangan & print

13 SOUVENIR Souvenir + packaging + souvenir tagMC upacara pernikahanMC resepsiMusic / Wedding Singer upacara pernikahanMusic / Wedding Singer resepsiSound system upacara pernikahanSound system resepsiKembang api / Converti (wedding kiss)Wine (wedding toast)Gelas susunGaleri foto (prewedding)Stand foto + FotoMeja displayAlbum foto / Bingkai fotoKoordinator lapanganChecker perlengkapan cateringChecker hidangan cateringChecker dekorasiPagar ayu / bagusBridesmaid & BestmanPengantin kecil / Flower GirlPenerima tamuPenerima angpauPembawa cincinCincinBuku tamuAlat tulisKotak angpauTempat souvenir

9 KUE PENGANTIN

10 MOBIL PENGANTIN

11 DOKUMENTASI

16 TIM PENDUKUNG

17 LAIN-LAIN

12 KARTU UNDANGAN

14 ENTERTAIN

15 PENDUKUNG ACARA

Wedding Date :

Venue :

Time :