Indeks Harga Saham Gabungan

29
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur harga saham yang dijual di bursa. Secara garis besar merupakan suatu alat ukur/indikator dari pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan di suatu bursa efek

Transcript of Indeks Harga Saham Gabungan

Page 1: Indeks Harga Saham Gabungan

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut

juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks

pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek

Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator

pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham

biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG

adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai

Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur harga

saham yang dijual di bursa. Secara garis besar merupakan suatu alat ukur/indikator

dari pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan di suatu bursa efek dalam

kurun waktu tertentu. Bagi investor, IHSG dapat dijadikan suatu pedoman dalam

mengambil keputusan berinvestasi namun ini tidak mutlak harus diikuti karena dalam

memutuskan untuk membeli atau menjual saham hendaknya berdasarkan informasi

yang tepat dan matang, tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan jangka waktu yang

ditetapkan.

IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian suatu Negara.

Naik turunnya IHSG menunjukkan naik turunnya minat investasi, khususnya yang

Page 2: Indeks Harga Saham Gabungan

dilakukan melalui lantai bursa. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk investasi lain,

investasi di lantai bursa memang lebih genuine dalam mengukur minat publik dalam

berinvestasi. IHSG bisa menunjukkan kemampuan lingkungan ekonomi dalam menarik

minat investor. Secara sederhana naiknya IHSG menggambarkan bahwa lingkungan

ekonomi tampak semakin menarik bagi investor.

I. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX))

merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ)

dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi,

Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar

saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. [1] Bursa

hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.[2] [3]

BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading

System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan

sebelumnya.[4] Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan

dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX.

Bursa Efek Indonesia berpusat di Kawasan Niaga Sudirman, Jl. Jend. Sudirman

52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Page 3: Indeks Harga Saham Gabungan

Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara

terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeks-

indeks tersebut adalah sebagai berikut :

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan

Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa

Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu

atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar

pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat

tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara

kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham

Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran

pergerakan IHSG.

2. Indeks Sektoral

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-

masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor

Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi,

Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan Manufatur.

Page 4: Indeks Harga Saham Gabungan

3. Indeks LQ45

Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-

kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan

setiap 6 bulan.

4. Jakarta Islmic Index (JII)

Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang

masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh

Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.

5. Indeks Kompas100

Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-

kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan

setiap 6 bulan.

6. Indeks BISNIS-27

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia

meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27.

Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih

Page 5: Indeks Harga Saham Gabungan

berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan

Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.

7. Indeks PEFINDO25

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO

meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25.

Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi

pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small

Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan

Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti:

Total Aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini

akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor

likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.

8. Indeks SRI-KEHATI

Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan

Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah

kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan

memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada

emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha

berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan

menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25

Page 6: Indeks Harga Saham Gabungan

saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-

kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float.

9. Indeks Papan Utama

Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan

Utama.

10. Indeks Papan Pengembangan

Mengguanakn saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan

Pengembangan.

11. Indeks Individual

Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat.

II. Metode Perhitungan IHSG

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang

tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total

perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam

program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula

perhitungannya adalah sebagai berikut:

Page 7: Indeks Harga Saham Gabungan

dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler,x adalah Jumlah Saham,

dan d adalah Nilai Dasar.

Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa

yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan

secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain

yang tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada

tambahan emiten baru, HMETD (right issue) partial/ company listing, waran

dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split,

dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai

Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG

adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi

berdasarkan sistem lelang.[1]

Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan

setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat

dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat

dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik.

Page 8: Indeks Harga Saham Gabungan

III. Komponen IHSG

Inilah komponen-komponen yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia. Ada 9

sektor yang mencantumi komponen-komponennya, antara lain pertanian,

pertambangan, industri dasar, aneka industri, industrei barang konsumsi,

property, infrastruktur, keuangan dan perdagangan, dan lain-lain. Semua

emiten yang tercatat di BEI juga tercatat tergantung dengan tipe usahanya dan

likuidasinya sendiri.

A. Pertanian

1. Tanaman Pangan

BISI International Tbk

2. Perkebunan

Astra Agro Lestari Tbk

Gozco Plantations Tbk

PP London Sumatra Tbk

Sampoerna Agro Tbk

SMART Tbk

Tunas Baru Lampung Tbk

Bakrie Sumatra Plantations

Tbk

3. Peternakan

Cipendawa Tbk

Multibreeder Adirama Ind.

Tbk

4. Perikanan

Central Proteinaprima Tbk

Dharma Samudera Fishing

International Tbk

Inti Agri Resources Tbk

5. Lainnya

Bumi Teknoultra Unggul Tbk

B. Pertambangan

1. Pertambangan Batu Bara

Adaro Energy Tbk

ATPK Resources Tbk

Bumi Resources Tbk

Bayan Resources Tbk

Indo Tambangraya Megah

Tbk

Page 9: Indeks Harga Saham Gabungan

Resource Alam Indonesia

Tbk

Perdana Karya Perkasa Tbk

Tambang Batubara Bukit

Asam Tbk

Petrosea Tbk

2. Pertambangan Minyak dan

Gas

Apexindo Pratama Duta Tbk

Elnusa Tbk

Energi Mega Persada Tbk

Medco Energi International

Tbk

Radiant Utama Interinsco

Tbk

3. Pertambangan Logam dan

Mineral lainnya

Aneka Tambang (Persero)

Tbk

Cita Mineral Investindo Tbk

International Nickel Ind. Tbk

Timah Tbk

4. Pertambangan Batu-batuan

Central Korporindo Int'l Tbk

Citatah Industri Marmer Tbk

Mitra Investindo Tbk

C. Industri Dasar & Kimia

1. Semen

Indocement Tunggal Prakasa

Tbk

Holcim Indonesia Tbk

Semen Gresik (Persero) Tbk

2. Keramik, Perselen, dan Kaca

Asahimas Flat Glass Tbk

Arwana Citramulia Tbk

Intikeramik Alamasri Inds.

Tbk

Keramika Indonesia

Assosiasi Tbk

Mulia Industrindo Tbk

Surya Toto Indonesia Tbk

3. Logam dan Sejenisnya

Alumindo Light Metal Inds.

Tbk

Betonjaya Manunggal Tbk

Citra Tubindo Tbk

Indal Aluminium Industry

Tbk

Itamaraya Gold Industri Tbk

Jakarta Kyoei Steel Works

Tbk

Page 10: Indeks Harga Saham Gabungan

Jaya Pari Steel Tbk

Lion Metal Works Tbk

Lion Mesh P. Tbk

Pelangi Indah Canindo Tbk

Tembaga Mulia Semanan

Tbk

4. Kimia

Budi Acid Jaya Tbk

Duta Pertiwi Nusantara Tbk

Ekadharma International

Tbk

Eterindo Wahanatama Tbk

Intanwijaya Internasional

Tbk

Sorini Agro Asia Corporindo

Tbk

Indo Acidatama Tbk

Tri Polyta Indonesia Tbk

Unggul Indah Cahaya Tbk

5. Plastik dan Kemasan

Aneka Kemasindo Utama

Tbk

Argha Karya Prima Inds. Tbk

Asiaplast Industries Tbk

Berlina Tbk

Dynaplast Tbk

Titan Kimia Nusantara Tbk

Kageo Igar Jaya Tbk

Leyand International Tbk

Sekawan Intipratama Tbk

Siwani Makmur Tbk

Tunas Alfin Tbk. (A)

Tunas Alfin Tbk. (B)

Trias Sentosa Tbk

Yanaprima Hastapersada

Tbk

6. Pakan Ternak

Charoen Pokphand

Indonesia Tbk

Japfa Tbk

Malindo Feedmill Tbk

Sierad Produce Tbk

7. Kayu dan Pengolahannya

Barito Pacific Tbk

Daya Sakti Unggul Tbk

Sumalindo Lestari Jaya Tbk

Tirta Mahakam

Resources Tbk

8. Pulp dan Kertas

Fajar Surya Wisesa Tbk

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

Toba Pulp Lestari Tbk

Kertas Basuki Rachmat Ind.

Tbk

Surabaya Agung Industry P.

Tbk

Suparma Tbk

Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

Page 11: Indeks Harga Saham Gabungan

D. Aneka Industri

1. Otomotif dan Komponennya

Astra International Tbk

Astra Otoparts Tbk

Indo Kordsa Tbk

Goodyear Indonesia Tbk

Gajah Tunggal Tbk

Indomobil Sukses Int'l Tbk

Indospring Tbk

Multi Prima Sejahtera Tbk

Multistrada Arah Sarana Tbk

Nipress Tbk

Prima Alloy Steel Tbk

Selamat Sempurna Tbk

Allbond Makmur Usaha Tbk

Sugi Samapersada Tbk

2. Tekstil dan Garmen

Polychem Indonesia Tbk

Argo Pantes Tbk

Saham Seri B (Centex) Tbk

Centex (Preferen) Tbk

Delta Dunia Petroindo Tbk

Eratex Djaja Tbk

Ever Shine Textile Inds. Tbk

Panasia Indosyntec Tbk

Indorama Syntetics Tbk

Karwell Indonesia Tbk

Hanson International Tbk

Saham Seri B Hanson Int'l

Tbk

Apac Citra Centertex Tbk

Panasia Filament Inti Tbk

Pan Brothers Tex Tbk

Polysindo Eka Perkasa Tbk

Roda Vivatex Tbk

Ricky Putra Globalindo Tbk

Sunson Textile Manufacture

Tbk

Teijin Indonesia Fiber Tbk

Nusantara Inti Corpora Tbk

Unitex Tbk

3. Alas Kaki

Primarindo Asia

Infrastructure Tbk

Sepatu Bata Tbk

Surya Intrindo Makmur Tbk

4. Kabel

KMI Wire and Cable Tbk

Jembo Cable Company Tbk

Kabelindo Murni Tbk

Supreme Cable

Page 12: Indeks Harga Saham Gabungan

ManufacturingCompany Tbk

Sumi Indo Kabel Tbk

Voksel Electric Tbk

5. Elektronika

Sat Nusapersada Tbk

6. Lainnya

Ratu Prabu Energi Tbk

Asia Natural Resources Tbk

First Media Tbk

Myoh Technology Tbk

E. Industri Barang Konsumsi

1. Makanan dan Minuman

Ades Waters Indonesia Tbk

Aqua Golden Mississippi Tbk

Cahaya Kalbar Tbk

Davomas Abadi Tbk

Delta Djakarta Tbk

Indofood Sukses Makmur

Tbk

Mayora Indah Tbk

Multi Bintang Indonesia Tbk

Prasidha Aneka Niaga Tbk

Sekar Bumi Tbk

Sekar Laut Tbk

Siantar Top Tbk

Tiga Pilar Sejahtera Tbk

Ultra Jaya Milk Tbk

2. Rokok

BAT Indonesia Tbk

Bentoel International Tbk

Gudang Garam Tbk

H M Sampoerna Tbk

3. Farmasi

4. Kosmetik dan Barang

Keperluan Rumah Tangga

5. Peralatan Rumah Tangga

IV. Faktor Naik Turunnya IHSG

Page 13: Indeks Harga Saham Gabungan

Naik turunnya IHSG sangat dipengaruhi oleh harga saham. Kenaikan atau

penurunan tajam harga satu saham memang berpengaruh terhadap

pergerakan IHSG. Namun seberapa besar kenaikan itu mempengaruhi IHSG

tergantung pada bobot saham tersebut.Kenaikan atau penurunan IHSG sangat

bergantung pada pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar. Berangkat

dari sinilah kemudian muncul beberapa saham yang disebut-sebut sebagai

motor penggerak IHSG. Sebut saja saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

(TLKM). Saham ini memiliki saham tercatat mencapai 20,159 miliar saham.

Dengan harga saat ini sebesar Rp 8.700, maka kapitalisasi pasar TLKM mencapai

Rp 175,383 triliun. Nilai itu mencapai 10% dari total nilai kapitalisasi pasar

seluruh saham di BEI yang masuk dalam penghitungan IHSG. Kapitalisasi pasar

BEI saat ini sekitar Rp 1.700 triliun. Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu,

kenaikan atau penurunan harga sebesar Rp 50 poin saja akan memberikan

pengaruh pada level IHSG.Saham TLKM memang tercatat sebagai saham

dengan kapitalisasi terbesar di BEI. Lain halnya dengan saham PT Bakrie &

Brothers Tbk (BNBR). Saham BNBR yang tercatat di BEI mencapai 93,721 miliar

saham, jauh lebih besar dari TLKM. Akan tetapi, harga saham BNBR saat ini

sebesar Rp 127 yang berarti nilai kapitalisasi pasar BNBR sebesar Rp 11,902

triliun. Angka tersebut tidak sampai 1% dari kapitalisasi pasar BEI. Jadi,

meskipun BNBR mengalami kenaikan harga atau penurunan harga sebesar 35%

pun tidak akan memberi pengaruh besar terhadap perubahan level IHSG. Lain

halnya jkalau suatu saat harga saham BNBR mencapai Rp 5.000, dapat

Page 14: Indeks Harga Saham Gabungan

dipastikan kenaikan atau penurunan tipis harga saham BNBR akan memberi

pengaruh besar pada level IHSG.

Oleh sebab itu, jika level IHSG naik tajam, dapat dipastikan hal itu didorong oleh

kenaikan harga-harga saham berkapitalisasi besar atau yang lebih dikenal

sebagai Big Cap. Jadi wajar saja, kalau saham TLKM naik tajam, level IHSG pun

akan terkerek naik secara tajam pula. Kelemahan penghitungan ini adalah

karena rumus ini memasukkan saham-saham yang kurang aktif diperdagangkan

serta memasukkan faktor bobot atau jumlah saham secara keseluruhan dalam

penghitungannya. Contohnya, saham TLKM hanya ditransaksikan sebanyak 1

lot dan mengalami kenaikan sebesar Rp 300 hari ini. Kapitalisasi pasar yang

terbentuk mewakili seluruh 20,159 miliar saham TLKM. Jadi level IHSG sudah

pasti akan terangkat. Dan metode ini ikut memasukkan saham-saham yang

kurang aktif diperdagangkan, malah terkadang tergolong saham tidur. Ini akan

memangkas representasi pasar IHSG secara riil, karena saham-saham yang tidak

ditransaksikan ikut dimasukkan dalam penghitungannya.

V. Efek Redenominasi pada IHSG

Redenominasi adalah penyederhanaan atau pengurangan nominal mata uang

Rupiah tanpa memotong nilai tukar mata uang itu sendiri. Biasanya dilakukan

pengurangan beberapa angka nol. Misalnya kalau dihilangkan 3 angka nol.

Uang Rp 1.000 menjadi Rp 1, Rp 10.000 menjadi Rp 10, Rp 50.000 menjadi Rp

Page 15: Indeks Harga Saham Gabungan

50. Misalnya Anda memiliki uang 5 juta rupiah. Saat ini uang tersebut bisa

digunakan untuk membeli smartphone Blackberry keluaran terbaru. Bila tejadi

redenominasi, uang Anda menjadi 5000 rupiah. Tapi uang 5000 rupiah tersebut

bisa tetap dibelikan Blackberry keluaran terbaru, karena harga ponsel tersebut

juga menjadi Rp 5000. Secara umum dapat dikatakan bahwa kekayaan Anda

tetap.

Karena hanya berupa perubahan pencatatan, maka tidak akan ada efek pada

transaksi saham di IHSG. Misalnya saham ANTM menjadi 2 rupiah dari

sebelumnya 2000 rupiah. Yang agak merepotkan adalah saham murahan

seperti BNBR, harga gocap. Solusinya kemungkinan adalah reverse stock, dan

penggunaan nominal beberapa angka di belakang angka (sen rupiah). Ini dari

segi teknis. Kalau dari segi yang lain, misalnya masyarakat tidak siap, bisa jadi

terjadi rush, atau gejolak ekonomi, tergantung dari sosialisasi BI.

VI. IHSG di Tahun 2010

Pada hari terakhir perdagangan saham Kamis (30 Desember 2010) IHSG ditutup

naik 4.20 poin (0,12%) ke level 3.703,51. Pada akhir tahun 2010 perdagangan

IHSG cenderung lambat dan harapan investor akan window dressing yang

signifikan tidak terpenuhi. Namun bagaimana pun, IHSG di tahun 2010

merupakan bursa terbaik di Asia Pasifik, dengan kenaikan 46,13% dari awal

tahun.

Page 16: Indeks Harga Saham Gabungan

Sepanjang 2010, IHSG pernah menyentuh level terendah di 2.475,57 pada

tanggal 8 Februari lalu. Sedangkan level tertinggi terjadi pada tanggal 9

Desember di level 3,786.10. Sedangkan IHSG pertama kali melewati level 3.000

terjadi pada Jul 21 di level 3.013,40 meskipun setelah itu sempat kembali ke

level 3.000.

Di tahun 2010 ada 23 emiten baru yang tercatat di BEI. Rata-rata transaksi

harian mencapai Rp4,8 triliun pada 2010. Nilai kapitalisasi pasar pun naik

60,63% dari akhir Desember 2009 Rp2.019 triliun menjadi Rp3.243 triliun pada

akhir Desember 2010. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun naik 46,13%

menjadi 3.703.512 pada penutupan perdagangan saham Kamis (30/12).

VII. Prospek IHSG di tahun 2011

Banyak analis yang optimis kalau IHSG akan bergerak lebih tinggi lagi di tahun

2011. Mereka memperkirakan IHSG bisa mencapai level 4500-5500. Berikut

adalah beberapa hal yang bisa mendorong IHSG lebih tinggi lagi:

1. Tahun 2010 ekonomi tumbuh 5,9%, sejalan dengan target pertumbuhan

2010 sebesar 5,8%. Pemerintah sendiri optimis di tahun 2011 diperkirakan

pertumbuhan mencapai 6,3%. Pertumbuhan yang tinggi didorong oleh

ekspor terutama migas dan komoditas, konsumsi dalam negeri yang tinggi,

dan belanja pemerintah terutama di proyek infrastruktur.

Page 17: Indeks Harga Saham Gabungan

2. Indonesia tinggal selangkah lagi menuju level investment grade. Di bulan

Oktober, lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P)

menaikkan sovereign outlook Indonesia dari 'stabil' ke 'positif'. Indonesia

pun kini tinggal selangkah lagi menuju 'Investment Grade'. Kenaikan

outlook Indonesia itu terjadi setelah lembaga pemeringkat lainnya, Moody's

jga menaikkan sovereign rating Indonesia dari 'Ba3' menjadi

'Ba2'. Diharapkan di tahun 2011, peringkat Indonesia akan lebih baik lagi,

sehingga dana asing lebih banyak yang meluncur ke Indonesia.

Walaupun sepertinya nasib perekonomian Indonesia akan lebih baik lagi tahun

depan, kita harus tetap waspada karena ada banyak tantangan yang akan

dihadapi Indonesia:

1. Inflasi. Diperkirakan inflasi tahun 2011 akan lebih tinggi dari 2010. Hal ini

dipicu kenaikan harga komoditas seperti harga pangan. Bila rencana

pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jadi dilaksanakan hal tersebut

juga bisa mendorong inflasi lebih tinggi lagi. Inflasi tinggi akan membebani

keuangan perusahaan.

2. Jangan lupakan krisis finansial dunia yang masih belum tuntas. Krisis utang

Eropa mungkin masih bisa membesar, dan merebak ke negara seperti

Portugal. Ekonomi Amerika juga masih loyo. Defisit anggaran semakin besar

dan pengangguran masih tinggi. Hal ini bisa menjadi bom waktu bagi

perekonomian dunia.

Page 18: Indeks Harga Saham Gabungan

3. Tahun ini ekonomi dunia diprediksi cuma tumbuh 3%, sedangkan 2010

pertumbuhan 3,7%, penyebabnya Cina mengerem pertumbuhan. Hal ini

mungkin menekan permintaan komoditas, termasuk dari Indonesia.

4. Penggerak IHSG selama ini adalah hot money. Dana asing belum banyak

masuk ke sektor riil di bandingkan dengan sektor finansial, karena banyak

hal seperti infrastruktur yang masih jelek, birokrasi dll. Hot money ini

berpeluang keluar dari Indonesia kalau ekonomi global menjadi pulih

5. Secara valuasi, IHSG sudah kemahalan. Di tahun 2010 IHSG sudah naik

46,13% menjadi 3.703.512 pada penutupan perdagangan tahun 2010. Hal

ini menjadikan investasi saham di Indonesia lebih berisiko dibanding negara

Asia lain. PER IHSG sampai tanggal 6 Desember 2010 adalah 18,18.

Perbandingan dengan bursa regional dan global lain dapat dilihat di tabel di

bawah ini.

Bursa Indeks % (YTD) P/E 2010

IHSG 3.722 46,88 18,18

Strait Times (Singapore) 3.192 10,16 15,53

Nikkei 225 (Japan) 10.141 -3,84 17,75

Hang Seng (HK) 23.428 7,11 14,73

Dow Jones (AS) 11.362 8,96 13,34

Shang Hai (Cina) 2.875 -12,24 16,27

FTSE 100 (Eropa) 5.774 6,68 11,68

BSE Sensex (India) 19.944 14,20 18,89

Page 19: Indeks Harga Saham Gabungan

Brazil Bovespa (Brazil) 69.551 1,40 13,32

PENDAHULUAN

Apa saja yang terjadi di dunia ini pasti akan mengalami naik-turun dalam tiap-

tiap momen. Kita bisa mengetahui naik turunnya kegiatan itu melalui indeks. Indeks

pada dasarnya merupakan suatu angka yang dipergunakan untuk membandingkan

suatu kegiatan yang sama tetapi dengan waktu ang berbeda. Dalam materi ini yang

kita bahas adalah IHSG.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indeks pasar

saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia. IHSG adalah indeks yang mengukur

harga saham yang dijual di bursa. Secara garis besar merupakan suatu alat ukur/

indikator dari pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan di suatu bursa efek

dalam kurun waktu tertentu. Bagi investor, IHSG dapat dijadikan suatu pedoman

dalam mengambil keputusan berinvestasi namun ini tidak mutlak harus diikuti karena

dalam memutuskan untuk membeli atau menjual saham hendaknya berdasarkan

informasi yang tepat dan matang, tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan jangka

waktu yang ditetapkan.

Page 20: Indeks Harga Saham Gabungan

IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian Indonesia.

Naik turunnya IHSG menunjukkan naik turunnya minat investasi, khususnya yang

dilakukan melalui lantai bursa. Dalam paper ini kita akan membahas lebih medalam

tentang IHSG.