Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

24
30 SEPTEMBER 2013 CAKUPAN TUJUAN DAN FITUR PROGRAM PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI (Provincial Road Improvement and Maintenance/PRIM) NTB BRIEFING KEPADA ASOSIASI DAN PENYEDIA JASA BIDANG KONSTRUKSI

Transcript of Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

Page 1: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

30 SEPTEMBER 2013

CAKUPAN TUJUAN DAN FITURPROGRAM PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI

(Provincial Road Improvement and Maintenance/PRIM) NTB

BRIEFING KEPADA ASOSIASI DAN PENYEDIA JASA BIDANG KONSTRUKSI

Page 2: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

2

Tujuan• Perbaikan untuk jangka panjang di dalam hal tata kelola,

kualitas dan nilai untuk uang (value for money) untuk pemeliharaan jalan provinsi• Dicapai melalui:– Pendekatan berbasis hasil (output-based) melalui program hibah

AIIG untuk memberikan insentif yang lebih baik bagi kinerja pemeliharaan jalan

– Kontribusi AIIG dengan sistem penerusan hibah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah (provinsi)

• Hasil:– Penilaian yang lebih baik dengan berbasis bukti akan kebutuhan dan

perencanaan, program dan penganggaran yang rasional (PPBP)– Kualitas desain dan pelaksanaan yang lebih baik dalam penyampaian

hasil oleh konsultan dna kontraktor lokal– Staf pemerintah, konsultan dan kontraktor yang cakap/terlatih– Tekanan dari pengawasan publik melalui penguatan Forum Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan - FLLAJ (RTTF)

Page 3: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

3

Kondisi Jalan Provinsi• Jalan menanggung 70% dari keseluruhan angkutan

barang/km dan 82% dari penumpang/km• Dari 477.000 km jaringan jalan tahun 2010, 49.000 km

adalah jalan provinsi dan 385.000 km adalah jalan kabupaten/distrik• Jalan provinsi menanggung 19% dari keseluruhan

kendaraan/km dan menyediakan penghubung vital antara jaringan nasional dan lokal/distrik• Pada tahun 2010, 86% dari jalan nasional kondisinya

stabil/baik, tetapi untuk jalan provinsi proporsinya hanya 63%– Kondisi jalan provinsi tidak membaik – bahkan di beberapa

provinsi kondisinya memburuk sejak diterapkannya desentralisasi

Page 4: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

4

Mengapa kondisi jalan provinsi buruk?• Kualitas konstruksi yang buruk dan kurangnya pemeliharaan –

terutama pemeliharaan rutin • Spesifikasi penentuan dan pengawasan pekerjaan yang lemah• Kecenderungan alokasi anggaran lebih banyak ditujukan untuk

proyek-proyek besar yang memiliki visibilitas lebih tinggi • Pemilihan Proyek tidak selalu secara rasional dengan kriteria

berbasis kebutuhan• Dinas PU memiliki kapasitas terbatas; staf yang perlu dilatih • Pemberantasan korupsi masih belum optimal • Namun akar permasalahan adalah:– Kurangnya insentif bagi tata kelola yang lebih efektif– Instansi pengelola jalan masih belum bertanggung jawab atas kinerjanya – Tidak ada tekanan dari publik terhadap prioritas dan hasil– Tidak ada pemeriksaan pada nilai untuk uang (value for money), maupun

sanksi atas kinerja yang buruk • Hasilnya adalah:– Kondisi jalan memburuk dan kerusakan dini > rehabilitasi/rekonstruksi

mahal– Penilaian buruk atas pengeluaran pemerintah– Biaya pengguna jalan lebih tinggi dari yang seharusnya dibayar

Page 5: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

5

Upaya sebelumnya untuk mengatasi masalah• Pendekatan tipikal:– Proyek rehabilitasi yang didanai pinjaman; bantuan teknis;

peralatan/lokakarya; PMU untuk tujuan khusus selama jangka waktu proyek; pemantauan atas penyampaian teknis, dampak, manajemen/staf, kepatuhan pada upaya perlindungan lingkungan dan sosial

– Janji pemeliharaan berikutnya sebagai pra-kondisi pinjaman

• Perbaikan kondisi jalan serta kinerja kelembagaan hanya sedikit saja yang berkelanjutan• EINRIP AusAID menangani masalah keberlanjutan dengan

meningkatkan standar desain dan supervisi• LGDP WB menggunakan sistem DAK untuk mendorong kinerja yang

lebih baik dalam pengerjaan proyek-proyek besar• Tidak ada jaminan bahwa jalan setelah diperbaiki, akan tetap dalam

kondisi baik melalui pemeliharaan yang efektif

Page 6: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

6

Pelajaran untuk Desain PRIM• Input jangka pendek untuk Bantuan Teknis (TA) dan

sumber daya lainnya akan kurang berdampak kecuali hal-hal tersebut dapat dilaksanakan pada kegiatan sehari-hari mereka– Perangkat perencanaan yang rasional digunakan secara rutin

untuk menetapkan prioritas pengeluaran dan anggaran– Membuat institusi pengelola jalan bertanggung jawab atas

prinsip nilai untuk uang dan kinerja– Mendukung institusi pengelola jalan, konsultan, dan kontraktor

untuk melaksanakano dan juga memaksa mereka untuk melakukannya dengan

menggunakan sanksi sesuai klausal dalam kontrak dan tekanan pengawasan publik

• Lebih fokus pada perbaikan yang berkelanjutan di dalam institusi pemerintahan (tata kelola) daripada hasil fisik

Page 7: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

7

Pendekatan dalam PRIM• Fokus pada pemeliharaan– Beberapa tunggakan pekerjaan (backlog)/pekerjaan minor dan rehabilitasi untuk

mengkondisikan jalan dalam kondisi dapat dilakukan pemeliharaan (maintainable)

– Memastikan perawatan rutin dilakukan di jalan yang kondisinya baik/stabil • Menggunakan kontribusi hibah AIIG sebagai insentif untuk memperkuat

tata kelola dan pelaksanaan proyek secara berkelanjutan– Kontribusi Hibah sampai dengan 40% dari biaya pemeliharaan jika pekerjaan yang

telah selesai terbukti memenuhi kriteria teknis yang disepakati dan indikator PPBP

– Tambahan hibah sampai dengan 5% sebagai insentif atas perbaikan kinerja institusi

• Prosedur pelaksanaan berdasarkan aturan Pemerintah Indonesia sekaligus memperkuat aturan tersebut• Mempergunakan konsultan lokal untuk desain/supervisi, serta

mempergunakan kontraktor lokal untuk implementasi• Perkuatan Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) untuk

membantu institusi pengelola jalan bertanggung jawab atas kinerjanya• Insentif/dukungan yang signifikan terhadap upaya anti-korupsi– Kontribusi hibah hanya untuk kinerja yang memuaskan (yang memenuhi kriteria

teknis)– Penerapan upaya anti korupsi (ACAP) termasuk sanksi pada kontraktor dan

konsultan supervisi dan hukuman untuk PPK yang menyetujui pekerjaan yang tidak bisa diverifikasi

Page 8: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

8

Komponen PRIM sampai dengan Juni 2015 (Tahap 1)

• Komponen 1: Insentif untuk kinerja fisik yang telah baik– Sampai dengan AUD 10,4 juta (termasuk kontinjensi dan pajak) dari

AIIG yang merupakan 40% kontribusi terhadap belanja pemeliharaan yang diverifikasio Sekitar 1.329 km/tahun pemeliharaan rutin, 679 km backlog/pekerjaan

minor, 26 km pemeliharaan berkala, 18 km rehabilitasi

• Komponen 2: Insentif bagi tata kelola yang telah baik– Sampai dengan AUD 1,1 juta dari AIIG:

o untuk menyiapkan dan memprioritaskan program kerja tahunan dengan meningkatkan independensi insitusi pengelola jalan secara bertahap

o untuk melaksanakan pelatihan dalam PRIMo untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas melalui

pemberdayaan FLLAJ

• TA pendukung meliputi penguatan institusi, dukungan program, monitoring dan evaluasi (M&E), dan verifikasi hasil (output)– AUD 5,8 juta untuk Tahap 1

o Pelatihan bagi instansi pengelola jalan/perencanaan/staf lingkungan, kontraktor, dan konsultan; dukungan untuk FLLAJ; bantuan kepada Tim Teknis DJBM dan PIU NTB; M&E dari program percontohan

Page 9: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

9

Estimasi Biaya (dalam juta dolar Australia - AUD)

Komponen Tahap 12013-Juni 2015

Tahap 2Juni 2015-2018

Total2013-2018

Total PRIM Total PRIM Total PRIM

Komponen 1: Pekerjaan fisik 20.8 8.3 73.6 29.4 94.4 37.7

Komponen 2: Insentif untuk Institusi 1.1 1.1 1.5 1.5 2.6 2.6

Bantuan Teknis (TA) 5.0 5.0 7.0 7.0 12.0 12.0

Subtotal biaya berdasarkan harga per akhir 2012

26.9 14.4 82.1 37.9.0 109.0 52.3

Kontinjensi Fisik 1.0 0.4 3.7 1.5 4.7 1.9

Kontinjensi Harga 2.1 1.0 18.7 8.4 20.8 9.4

Pajak 2.9 1.5 10.3 4.7 13.2 6.2

Total 32.9 17.3 114.8 52.5 147.7 69.8

Page 10: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

10

Pekerjaan Fisik yang Akan Dilakukan

Jenis Pemeliharaan Modalitas Tahap 1 Tahap 2 Semua Tahap

Pemeliharaan Rutin (RM) Kontrak 387 TBD1 TBD

Swakelola 942 TBD1 TBD

Total RM 1,329 1,329 1,329

Backlog & Pekerjaan Minor (BMW) Kontrak 679 02 679

Pemeliharaan Berkala Kontrak 26 277 303

Rehabilitasi Perkerasan Kontrak 18 149 167

1 Pemisahan untuk pemeliharaan rutin di tahap 2 antara swakelola dan kontrak akan dipandu oleh evaluasi kinerja modalitas ini di tahap 1.

2 Pekerjaan BMW secara keseluruhan akan diimplementasikan di tahap 1 (2014).

Km

Page 11: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

11

Verifikasi Hasil (output) • Rencana pekerjaan pemeliharaan– Untuk mengkonfirmasi rencana pekerjaan tahunan ini didasarkan pada prosedur

PPB, pekerjaan yang diusulkan telah masuk dalam anggaran provinsi, dan anggaran pemeliharaan diumumkan di website; juga persyaratan dari Pemerintah Indonesia untuk pencairan yaitu pelaksanaan program pelatihan sesuai jadwal, kontrak untuk pekerjaan besar telah ditandatangani dan uang muka telah dibayarkan, dan pemeliharaan rutin oleh swakelola sedang dilaksanakan minimal 3 bulan. o Setelah program diverifikasi, pembayaran bisa dicairkan sampai dengan 5% dari

kontribusi hibah untuk biaya, atau 2% dari biaya program kerja tahunan

• Pelaksanaan pekerjaan fisik– Untuk mengkonfirmasi hasil/output fisik dan sesuai dengan spesifikasi teknis,

pedoman pengadaan dan perlindungan sosial dan lingkungano Perkerjaan yang terverifikasi layak mendapatkan pencairan sampai dengan 95% dari

kontribusi hibah atas biaya (atau sampai dengan 38% dari biaya program kerja tahunan)

• Perbaikan kinerja institusi– Untuk mengkonfirmasi kemampuan menyiapkan program kerja tahunan dengan

mengurangi bantuan dari luar, menyelenggarakan konsultasi dan forum publik/masyarakat, menyebarluaskan hasil kepada publik, berhasil melaksanakan program pelatihan dan pengembangan SDM serta persyaratan untuk pencairan dari Pemerintah Indonesia yaitu anggaran pemeliharaan rutin telah masuk dalam anggaran pemerintah provinsi dan program pemeliharaan rutin yang disepakati telah dilaksanakan. o Sampai dengan 5% dari dana AIIG (AUD 1 juta) merupakan insentif bagi perbaikan tata

kelola pemerintah di Tahap 1

Page 12: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

12

Nilai Hasil/Output dan RUC/Reference Unit Cost

• Nilai output untuk pekerjaan fisik• Produk atas panjang yang diverifikasi dari masing-masing jenis

pekerjaan tertentu dan RUC (dalam PMM diterjemahkan: Nilai Acuan Pekerjaan) untuk jenis pekerjaan tersebut, dengan penyesuaian dilakukan untuk lebar perkerasan non standar.• Nilai Acuan Pekerjaan (RUC) berbeda dengan Standar Biaya

Umum (SBU). • Biaya berdasarkan Nilai Acuan Pekerjaan (RUC) mungkin lebih

atau kurang dari biaya yang sebenarnya, tapi secara keseluruhan adalah perkiraan yang layak atas biaya.• Nilai Acuan Pekerjaan (RUC) dikembangkan untuk:

pemeliharaan rutin (dengan kontrak dan dengan Swakelola); pekerjaan minor dan backlog (kontrak dan Swakelola), pemeliharaan berkala, dan rehabilitasi.• Nilai Acuan Pekerjaan (RUC) harus disetujui dan secara resmi

dikeluarkan oleh Bina Marga.

Page 13: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

13

Kategori Pemeliharaan Kontrak Swakelola

Rutin 26.166.000 20.471.000

Kondisi Jalan dengan nilai % kerusakan

1(<5% kerusakan)

2(5-15%

kerusakan)

3(15-30%

kerusakan)

4(30-50%

kerusakan)

5(>50%

kerusakan)

4.400.000 20.800.000 51.800.000 99.100.000 163.922.700

Tabel 1: Reference unit costs (Rp/km/tahun) untuk Pemeliharaan Rutin

Tabel 2: Reference unit costs (Rp/km) pekerjaan minor&backlog dengan Kontrak

Page 14: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

14

Kondisi Jalan dengan nilai % kerusakan

1(<5% kerusakan)

2(5-15%

kerusakan)

3(15-30%

kerusakan)

4(30-50%

kerusakan)

5(>50%

kerusakan)

3.800.000 18.000.000 44.900.000 85.800.000 141.900.000

Tabel 3: RUC (Rp/km) untuk pekerjaan minor dan backlog dengan Swakelola

Ringan Sedang Berat

Typical penanganan perkerasan aspal

50 mm O/L 75 mm O/L 100 mm O/L

Luas perkerasan aspal Rp/m² 127.000 192.000 256.000

Tabel 4: Reference unit costs untuk Pemeliharaan Berkala dengan Kontrak

Page 15: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

15

Desain Repetisi Beban (ESAL)Lebar perkerasan

4.5m& bahu jalan 2 x 1.5m

Lebar perkerasan 6m & bahu jalan 2 x 2m

Tipe 1 (sd 0.5 juta equivalent standard axles/ESAL) 3.413.000.000 4.231.000.000

Tipe 2 ( sd1 juta ESAL ) 3.776.000.000 4.680.000.000

Tipe 3 ( sd 2 juta ESAL) 4.106.000.000 5.018.000.000

Tipe 4 (sd 2.5 juta ESAL ) 4.671.000.000 5.575.000.000

Tipe 5 ( sd 5 juta ESAL) 5.425.000.000 6.329.000.000

Tipe 6 ( up to 20 juta ESAL ) 5.753.000.000 6.745.000.000

Tabel 5: Reference unit costs (Rp/km) untuk Rekonstruksi

Page 16: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

16

Pencairan Tahap 1• Verifikasi pertama untuk penggantian sampai dengan 5% dari

nilai hibah (verifikasi Program).• Verifikasi kedua untuk penggantian sampai dengan 20% dari

nilai hibah (pengeluaran keuangan kumulatif telah mencapai minimal 25% dari keseluruhan program pekerjaan tahap 1) dan 50% dari insentif untuk kinerja kelembagaan.

• Verifikasi ketiga untuk penggantian sampai dengan 40% dari niali hibah dengan pengeluaran keuangan kumulatif telah mencapai minimal 65% dari keseluruhan program pekerjaan tahap 1.

• Verifikasi keempat untuk penggantian sampai dengan 35% dari nilai hibah (pengeluaran keuangan kumulatif telah mencapai 100% dari keseluruhan program pekerjaan tahap 1) dan 50% dari sisa insentif untuk kinerja kelembagaan.

Page 17: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

17

Proses PencairanDJBM /Tim VerifikasiProvinsi NTB Kemenkeu AusAID

Permintaan transfer berdasarkanperjanjian hibah

Setuju dantransfer

Pelaksanaan Pekerjaan

Verifikasi

Rekomendasi untuk pembayaran hibah

Cek kepatuhan

Permintaan pencairan hibah

Rekening Khusus

Rekening Umum Propinsi

(1)

(2) (3)

(3)(3)

(4)

(5)

(5)

Page 18: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

18

Pengaturan kelembagaan

Page 19: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

19

Tugas Tim Teknis Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum

a) Direktorat Bina Wilayah 2, Direktorat Bina Program, Direktorat Bina Teknik dan Inspektorat Jenderal

b) Tugas:i. Manajemen, koordinasi, monitoringii. Mensosialisasikan Program Hibah Jalan Provinsiiii. Memberikan pembinaan teknis kepada Pemerintah Daerah penerima

hibahiv. Laporan pelaksanaan Program Hibah kepada Direktur Jenderal Bina

Marga. v. Melakukan review teknis terhadap Proposal Hibah Jalan Provinsi yang

disampaikan oleh Daerah vi. Memberikan rekomendasi teknis untuk Proposal Hibah Jalan Provinsi

yang disampaikan oleh Daerah vii. TT DJBM dan Konsultan Verifikasi/PMC melaksanakan verifikasi

teknis terhadap kegiatan infrastruktur jalan. viii. Memberikan rekomendasi teknis untuk hasil pelaksanaan fisik

pembangunan yang dilaksanakan oleh Daerah berdasarkan hasil verifikasi output yang dilaksanakan oleh TT DJBM dan Konsultan Verifikasi serta melaporkan hasilnya kepada Direktur Jenderal Bina Marga.

ix. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi secara berkala.

Page 20: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

20

Tugas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)Dinas Pekerjaan Umum Provinsi NTB

1. Satker yang akan melaksanakan kegiatan pembangunan fisik dan non fisik dan bertanggungjawab atas kegiatan fisik dan keuangan

2. Menyusun proposal pengajuan Program Hibah Jalan Provinsi3. Menyusun rencana komprehensif dan rencana tahunan

pelaksanaan kegiatan program hibah4. Melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur dan

bertanggung jawab atas penggunaan hibah dan pelaksanaan pekerjaan pembangunan infrastruktur.

5. Menyusun laporan progres fisik dan keuangan bulanan atas pelaksanaan Porgram;

6. Menfasilitasi pelaksanan kegiatan verifikasi;7. Membuat laporan akhir pelaksanaan pembangunan fisik

Tugas PMC, PIUC dan Konsultan Supervisi Akan dijelaskan dalam Presentasi 3

Page 21: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

21

Peran Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Provinsi NTB (FLLAJ)

• Meningkatkan tata kelola dan transparansi– Menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatian publik– Memberikan tekanan pada institusi pengelola jalan untuk merencanakan dan melaksanakan

program pemeliharaan yang efektif• Dibentuk berdasarkan SK Gubernur bulan November 2010

– Ditugaskan untuk menyelesaikan permasalahan lalu lintas / angkutan jalan, koordinasi antara instansi-instansi di provinsi dan melaporkan kepada Gubernur

• Dipimpin oleh gubernur– Keanggotaan meliputi kepala Dinas PU provinsi, polisi dan Dinas Perhubungan Darat,

perwakilan operator transportasi, perwakilan universitas, ahli transportasi, perwakilan LSM yang fokus pada transportasi dan pengamat transportasi.

• PRIM akan memperkuat peran FLLAJ dalam menangani pengaduan masyarakat dan mencermati rencana dan program DPU

• Bantuan PRIM untuk FLLAJ:– Membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu pemeliharaan jalan dan peran

FLLAJo Pesan SMS, pengembangan website, pertemuan masyarakat membahas rencana dan proyek

– Membantu meninjau secara menyeluruh atas prioritas pekerjaan dan isu-isu yang terkait dengan proyek lokal

– Membantu untuk hal-hal yang berkaitan dengan isu-isu lintas sektoralo Misalnya akses bagi penyandang cacat

– Melatih anggota FLLAJ berdasarkan studi analisa kebutuhan yang dilakukan dalam PRIM

Page 22: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

22

Jadwal

Jan - Apr May Jun Jul Aug Sept Oct Nov Dec Jan Feb March April May June July August Sept Oct Nov Dec Jan Feb March April May June July August Sept Oct Nov Dec Jan Feb March April May June July Aug Sept Oct Nov Dec

2012 2013 2014 2015

Implementation Schedule for Provincial Road Improvement & Maintenance (PRIM)

Training & Institutional Strenghtening by PIUC

DFA

SPPH

NPPH

2nd OutputVerification

MoF 2nd Payment

3rd OutputVerification

MoF 3rd Payment

PMM

PRIM Supervision Consultant

PRIM Construction

GrantTechnical Assistance (TA) &

LG Activities

Grant Preparation incl. LG Proposal

(IndII, Bappenas, MoF, DGH & LG)

APBN + DIPA(MoF)

Plan APBD 2013(LG)

1st OutputVerificatio

n

MoF 1st Payment

ADD/TOR & Procure

Monitoring & Evaluation

Program Management Consultant/Verification (PMC)

Interim Support Consultant

DGH Technical Team Support/Verification

Procure Contractor

Procure Supervision Consultant

DPU Program Implementation Unit (PIU)

PRIM Swakelola (Force Account) Routine Maintenance

PIU Consultant (PIUC)/DED

Road Traffic & Transport Forum (RTTF)

Concept Note

SubsidiaryAgreement(AusAID &

MoF)

Establish Tech. Team in DGH

Establish PIU in Province

OutputVerification

MoF Payment

RKUD(LG)

RKUD(LG)

RKUD(LG)

RKUD(LG)

Perda for Road Maintenance Program 2013 - 2018 (incl. PRIM)

Procure PIUC Detailed Design

Training Needs Study

Develop. Training Program

Partial Team

Defects Liability

Partial Team

Partial Team

Procure PMC Partial Team

Page 23: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

23

Mengapa PRIM bisa berhasil ketika upaya sebelumnya tidak?

• PRIM mencermati alasan atas kekurangan dalam pemeliharaan jalan dan bercermin pada pelajaran tersebut, baik dari inisiatif terdahulu maupun yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dan donor lainnya.

• PRIM membuat institusi pengelola jalan propinsi untuk bertanggung jawab atas hasil, peningkatan tata kelola melalui transparansi operasional dan dukungan kepada FLLAJ dan masyarakat sipil; menekankan PPBP secara rasional, termasuk usaha pemberantasan korupsi (ACAP), dan mengadopsi pengelolaan/pengaturan berbasis hasil dalam kontrak untuk pekerjaan pemeliharaan.

• PRIM memberikan insentif keuangan (sampai dengan 40% untuk pekerjaan yang memenuhi kriteria dan sampai dengan 5% dari nilai hibah untuk meningkatkan kinerja kelembagaan) dalam rangka mempromosikan dan mempengaruhi perubahan teknis dan kelembagaan.

• PRIM dirancang untuk membantu memastikan keberlanjutan melalui:(1) Bekerja dengan menggunakan sekaligus meningkatkan sistem dan prosedur pemerintah yang ada(2) Menggunakan konsultan Indonesia untuk desain dan supervisi pekerjaan pemeliharaan(3) Menggunakan kontraktor Indonesia untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan(4) Pelatihan para pegawai provinsi yang terkait, konsultan, kontraktor(5) Meningkatkan akuntabilitas instansi pengelola jalan melalui pengaturan kelembagaan dan tata kelola yang transparan.(6) Termasuk menjabarkan sistem M&E untuk AusAID, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Provinsi NTB agar dapat memberikan masukan awal untuk AusAID dan NTB dalam rangka mengukur keberhasilan dan mengidentifikasi apakah diperlukan untuk mengubah atau tidak desain PRIM dan/atau berlanjut ke tahap berikutnya (kedua) PRIM di NTB atau untuk memperluas program ini ke provinsi lain atau penjajakan kemungkinan untuk jalan kabupaten.

Page 24: Ind ii prim-briefing to association of contractors et al -bahasa 27092013

24

Terima Kasih