IMUNISASI PPT.
-
Upload
triponia-steffy-oktia -
Category
Documents
-
view
72 -
download
3
description
Transcript of IMUNISASI PPT.
IMUNISASI
Muchamad Budi Nugroho
Sistem imun
• Semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup
• Dalam pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme → timbul respon imun (RI)
• Ada 2 macam RI, yaitu :
– RI Spesifik : deskriminasi self dan non self, memori,
spesifisitas.
– RI non Spesifik : efektif untuk semua mikroorganisme
Gambar 1: Sistem Imun
Sel-sel yang berperan dalam sistem imun / respon imun
1. Sel B
2. Sel T
3. Makrofag
4. Sel dentritik dan langerhans
5. Sel NK
Sebagai mediator : sitokin
• Limfosit B
- terdapat pada darah perifer (10 – 20%), sumsum tulang,
jaringan limfoid perifer, lien, tonsil.
- Adanya rangsangan → sel B, berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi sel plasma, yang mampu
membentuk Ig : G, M, A, D, E
2. Limfosit T
- Terdapat pada darah perifer (60 – 70 %), parakortek kel limfe, periarterioler lien.
- Punya reseptor : T cell receptor (TCR), untuk mengikat Ag spesifik.
- Mengekspresikan mol CD4, CD8
3. Sel natural killer.
- ~ sell null (non B non T) ok TCR (-), dan tak menghasilkan AB.
- 10 – 20 % limfosit perifer.
- Mampu membuat lisis sel tumor.
- Mengekspresikan CD16, CD56 pada permukaan .
- Bentuk > besar dibanding sel B dan T, mempunyai granula azurofilik dalam sitoplasma : large granula limphocyt.
4. Sel dentritik dan langerhans.
- Sel dentritik : pada jar limfoid.
- Sel langerhans : pada epidermis.
- Termasuk sel APC (antigen presenting cell) / sel penyaji.
5. Sitokin.
- Merupakan messenger molecule dalam sistem imun.
- Regulasi RI perlu interaksi antara limfosit, monosit, sel radang, sel endotel → perlu mediator agar terjadi kontak antar sel.
- Co : IL 1 – 17, IFN α – , TNF, TGF.
4 kategori sitokin :
a. Mediator imunitas humoral, yang berfungsi sebagai pelindung terhadap inf. Virus (interveron), memicu RI non spesifik terhadap radang (IL -1, TNF α, IL – 8)
b. Berhubungan dengan regulasi pertumbuhan,
aktivasi dan deferensiasi limfosit (IL -2, IL -
4, TGF – B)
c. Mengaktifkan sel radang (IFN , TNF – α, IL
-5, faktor penghambat migrasi)
d. Merangsang hemopoisis (CSF, GM-CSF, IL -
3, IL -7)
Imunoprofilaksis
IImunisasi
1. Aktif : RI terjadi setelah terpajan Ag2. Pasif : terjadi bila seseorang menerima Ab
/produk sel lainnya dari orla yg telah mendapat imunisasi aktif.
Tujuan : ↑ derajat imunitas seseorang thdp. patogen tertentu/toksin.
.Imunisasi Aktif
-Biasanya diberikan jauh sebelum pajanan(dlm usaha pencegahan).
- Dengan pemberian Ag yg tak patogenik. - Mengaktifkan sistem pengenalan imun dan
sistem efektor yg diperlukan.
1. Imunisasi aktif alamiah. co : Inf. Virus, bakteri.2. Imunisasi aktif buatan. Co: toksoid,vaksinasi.
Imunisasi Pasif
• Transfer Ab /sel imun dari orang yang imun ke orang lain yang non imun.
A. Imunitas pasif alamiah .
-Imunitas maternal melalui plasenta
co: Ig G
- Imunitas maternal melalui kolustrum
co : laktoferin.
B. Imunitas pasif artifisial.
Pemberian antitoksin,antibodi sel.
Pengertian Imunisasi
• Imunisasi adalah upaya yg dilakukan dgn sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (DepKes, 2000).
Manfaat Imunisasi
Tanpa Imunisasi;• Kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan
meninggal karena penyakit campak. • 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal
karena batuk rejan. • 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal
karena penyakit tetanus. • Dan dari setiap 200.000 anak, 1 akan
menderita penyakit polio
Manfaat Imunisasi
• (1) Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
• (2) Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
• (3) Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
1. DIFTERI
• Adalah penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae dengan gejala panas lebih kurang 38oC disertai adanya pseudo membran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorokan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Dapat disertai nyeri menelan, leher membengkak seperti leher sapi (bull neck) dan sesak nafas disertai bunyi (stridor) dan pada pemeriksaan apusan tenggorok atau hidung terdapat kuman difteri.
• PERTUSIS• Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bordetella
pertusis dengan gejala batuk beruntun dan pada akhir batuk menarik nafas panjang terdengar suara “hup” (whoop) yang khas, biasanya disertai muntah. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Akibat batuk yang berat dapat terjadi pedarahan selaput lendir mata (conjunctiva) atau pembengkakan di sekitar mata (oedema periorbital). Lamanya batuk bisa mencapai 1-3 bulan dan penyakit ini sering disebut penyakit 100 hari. Pemeriksaan lab pada apusan lendir tenggorokan dapat ditemukan kuman pertusis (Bordetella pertussis).
• Tetanus• Adalah penyakit disebabkan oleh Clostridium
tetani dengan terdiri dari tetanus neonatorum dan tetanus. Tetanus neonatorum adalah bayi lahir hidup normal dan dapat menangis dan menetek selama 2 hari kemudian timbul gejala sulit menetek disertai kejang rangsang pada umur 3-28 hari. Tetanus dengan gejala riwayat luka, demam, kejang rangsang, risus sardonicus (muka setan), kadang-kadang disertai perut papan dan opistotonus (badan melengkung) pada umur di atas 1 bulan.
• Tuberculosis• Adalah penyakit yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosa menyebar melalui pernapasan lewat bersin atau batuk, gejala awal adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus menerus, nyeri dada dan dapat terjadi batuk darah.
• CAMPAK• Adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus measles, disebarkan melalui droplet bersin atau batuk dari penderita, gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctivitis (mata merah), selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh, tangan serta kaki.
• POLIOMIELITIS• Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio type 1, 2, atau 3. Secara klinis penyakit polio adalah anak di bawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis/AFP). Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian bisa terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak segera ditangani.
• Hepatitis B• Adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B
yang merusak hati. Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah lemah, gangguan perut dan gejala lain seperti flu, urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat pula mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan Cirrhosis hepatis, kanker hati dan menimbulkan kematian.
Imunisasi Dasar
• Imunisasi Dasar diberikan untuk mendapat kekebalan awal secara aktif.– Kekebalan Imunisasi Dasar perlu diulang
pada DPT, Polio, Hepatitis agar dapat melindungi dari paparan penyakit.
– Pemberian Imunisasi Dasar pada Campak, BCG, tidak perlu diulang karena kekebalan yang diperoleh dapat melindungi dari paparan bibit penyakit dalam waktu cukup lama.
Imunisasi Dasar
• Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa
• Diberikan secara Intra kutan, 0.05 mL, 1x• Efek samping: Setelah 2 minggu akan terjadi
pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan. Setelah 2 – 3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah ± 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil.
• Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus), untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
• Diberikan secara IM, 0.5 mL, 3x selang 2 bulan• Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari
setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan dan Imunisasi tidak perlu diulang.
• Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis
• Diberikan secara drop, 2 tetes/kali, 4x
• Jarang timbuk efek samping
• Saat ini sudah ada dalam bentuk suntikan
• Vaksin Campak, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak
• Diberikan secara SC, 1x
• Anak mungkin panas, kadang disertai dengan kemerahan 4 – 10 hari sesudah penyuntikan
• Vaksin Hepatitis B, untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.
• Diberikan secara IM, 3x pada bulan 1,2 dan 5.
• Belum pernah dilaporkan adanya efek samping
Cek Pra-Imunisasi
• Sebelum diimunisasi, tanyakan hal-hal berikut :– Anak merasa tidak enak badan pada hari
imunisasi (suhu tubuh di atas 38.5˚C)– Pernah mengalami reaksi yang berat
terhadap vaksin apapun– Pernah menderita alergi parah terhadap
unsur vaksin apapun (misalnya, neomycin)
Jadwal Imunisasi pada Bayi
Kerusakan Vaksin
Kerusakan Vaksin
Pemantauan Kerusakan Vaksin
Vaksin Rusak
Perlakuan Sisa Vaksin
Terima Kasih