imunisasi pada anak

11
IMUNISASI Tata cara pemberian imunisasi Memberitahukan secara rinci tentang resiko vaksinasi dan resiko apabila tidak divaksinasi Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan bila terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan Baca tentang teliti informasi tentang produk (vaksin) yang akan diberikan, jangan lupa mengenai persetujuan yang telah diberikan Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya sebelum melakukan imunisasi Tinjau kembali apakah ada kontra indikasi terhadap vaksin yang akan diberikan Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan dengan baik Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda- tanda perubahan, periksa tanggal kadaluarsa dan catat hal-hal istimewa, misalnya perubahan warna menunjukan adanya kerusakan Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan pula vaksin lain untuk imunisasi tertinggal bila diperlukan Berikan vaksin dengan teknik yang benar yaitu mengenai pemilihan jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan dan posisi penerima vaksin.

description

imunisasi pada anak

Transcript of imunisasi pada anak

IMUNISASI Tata cara pemberian imunisasi Memberitahukan secara rinci tentang resiko vaksinasi dan resiko apabila tidak divaksinasi Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan bila terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan Baca tentang teliti informasi tentang produk (vaksin) yang akan diberikan, jangan lupa mengenai persetujuan yang telah diberikan Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya sebelum melakukan imunisasi Tinjau kembali apakah ada kontra indikasi terhadap vaksin yang akan diberikan Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan dengan baik Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda perubahan, periksa tanggal kadaluarsa dan catat hal-hal istimewa, misalnya perubahan warna menunjukan adanya kerusakan Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan pula vaksin lain untuk imunisasi tertinggal bila diperlukan Berikan vaksin dengan teknik yang benar yaitu mengenai pemilihan jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan dan posisi penerima vaksin.

Setelah pemberian vaksin Berilah petunjuk kepada orang tua atau pengasuh apa yang harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih berat Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk mengejar ketinggalan bila diperlukan Dalam situasi yang dilaksanakan untuk kelompok besar, pengaturan secara rinci bervariasi, namun rekomendasi tetap seperti diatas dan berpegang pada prinsip-prinsip higienis, surat persetujuan yang valid dan pemeriksaan/penilaian sebelum imunisasi harus dikerjakan.

PengenceranVaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dan digunakan dalam periode tertentu. Pemberian vaksin pada bayiVaksinBCGBCG, DPT-Hep B, Hep B

Tempat suntikanLengan kanan atas luarPaha tengah luar

Cara penyuntikanIntracutanIntramuscular/subcutan dalam

Dosis0,05 cc0,5 ml

Ukuran jarum10 mm, ukuran 2625 mm, ukuran 23

jenisBubuk+pelarutSiap pakai

VaksinCampakPolio

Tempat suntikanLengan kiri atasMulut

Cara penyuntikanSubcutanDiteteskan di mulut

Dosis0,5 ml2 tetes

Ukuran jarum25 mm, ukuran 23

Jenis Siap pakaiBotol dengan alat tetes mulut

Teknik dasar dan petunjuk keamanan pemberian vaksin

Bagian tengah tutup botol metal dibuka sehingga kelihatan karet (tutup karet di desinfeksi) Tiap suntikan harus digunakan semprit dan jarum baru sekali pakai dan steril Sebaiknya tidak digunakan botol vaksin yang multidosis Kulit yang akan disuntik dibersihkan Semprit dan jarum harus dibuang dalam tempat tertutup dan diberi label tidak mudah robek dan bocor Tempat pembuangan jarum suntik bekas harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak

JADWAL IMUNISASI

Vaksin BCG Vaksin Difteria, Pertusis, Tetanus (DPT) Vaksin Polio Vaksin Campak

VAKSIN BCG (Bacille Calmette Guerin) BCG adalah vaksin hidup yang dibuat dari mycobacterium bovis yang dibiakkan secara berulang selama 13 tahun (basil tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas) Indikasi yaitu untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC) dimana vaksin BCG tidak mencegah infeksi TBC tetapi mengurangi resiko TBC berat seperti meningitis, TBC tulang Efek proteksi timbul 8-12 minggu setelah penyuntikan Cara pemberian dan dosis vaksinYaitu vaksin dilarutkan dulu dengan 4 cc pelarut, vaksin yang dilarutkan harus dibuang dalam 3 jam, dosis pada bayi < 1 tahun 0,05 ml sedangkan pada anak > 1 tahun 0,10 ml. Vaksin ini disuntikan secara intracutan pada daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat dari 3 jamJadwal pemberian Diberikan pada bayi 0-12 bulan tapi sebaiknya diberikan pada umur 2 bulan Apabila diberikan >3 bulan harus terlebih dahulu dilakukan uji tuberkulin (mantoux) Vaksinasi ulang, yaitu 5-7 tahun dan 12-15 tahun (jika uji tuberkulin negatif) Khasiat BCG selama 3 tahun dan lama kekebalan selama 9 tahun

Efek samping Tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum Pada tempat penyuntikan terjadi ulkus lokal yang timbul 2-3 minggu setelah penyuntikan dan meninggalkan luka parut dengan diameter 4-8 mm Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di axila (ketiak) atau leher. Tergantung pada umur dan dosis yang dipakai, biasanya akan sembuh sendiriKontraindikasi Reaksi uji tuberkulin > 5 mm Sedang menderita HIV atau resiko tinggi infeksi HIV, imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid (leukimia), mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe Anak menderita gizi buruk Menderita demam tinggi Menderita infeksi kulit yang luas Pernah/masih menderita TBC KehamilanProteksi Mulai 8-12 minggu pasca vaksinasi Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%) Mencegah TB berat 60-80% VAKSIN POLIOAda 2 macam jenis vaksin polio Vaksin virus polio oral (OPV) Vaksin polio inactivated (IPV)

Vaksin virus polio oral (OPV) OPV berisi virus polio tipe 1, 2 dan 3 adalah strain/suku sabin yang masih hidup tapi sudah dilemahkan (attenuated), vaksin ini dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera yang distabilkan dengan sukrosa Vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2 tetes oral. Virus vaksin ini kemudian menempatkan diri di usus san memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun pada epitelium usus, yang menghasilkan pertahanan lokal terhadap virus polio liar yang datang masuk kemudian Vaksin polio oral harus disimpan tertutup pada suhu 2-8C. OPV dapat disimpan beku pada temperatur 20C. Vaksin yang beku dapat cepat dicairkan dengan cara ditempatkan antara kedua telapak tangan dan digulir-gulirkan, dijaga agar warna tidak berubah yaitu merah muda sampai orange muda (sebagai indikator pH). Bila keadaan tersebut dapat terpenuhi, maka sisa vaksin yang telah terpakai dapat dibekukan lagi, kemudian dipakai lagi sampai warna berubah dengan catatan tanggal kadaluarsa harus selalu diperhatikan.

Vaksin polio inactivated (IPV) atau vaksin polio injeksi IPV berisi tipe 1, 2 dan 3 dibiakan pada sel-sel fero ginjal kera dan dibuat tidak aktif dengan formaldehid IPV harus disimpan pada suhu 2-8C dan tidak boleh dibekukan Pemberian dengan dosis 0,5 ml, SC 3x berturut-turut dengan jarak masing-masing dosis 2 bulan Imunitas mukosa yang ditimbulkan IPV lebih rendah dibandingkan dengan yang ditimbulkan OPV OPV diberikan pada BBL sebagai dosis awal, sesuai dengan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) dan Program Eradiksi Polio (ERAPO) tahun 2000 Kemudian diteruskan dengan imunisasi dasar mulai umur 2-3 bulan yang diberikan 3 dosis terpisah berturut-turut dengan interval waktu 6-8 minggu Satu dosis sebanyak 2 tetes (0,1 ml) diberikan per oral pada umur 2-3 bulan dapat diberikan bersama-sama waktunya dengan suntikan vaksin DPT dan hepatitis BImunisasi penguat (booster): Dosis penguat OPV harus diberikan sebelum masuk sekolah, yaitu bersamaan pada saat diberikan dosis DPT sebagai penguat Dosis OPV berikutnya harus diberikan pada umur 15-19 tahun atau sebelum meninggalkan sekolah Orang dewasa yang telah mendapatkan imunisasi sebelumnya, tidak diperlukan vaksinasi penguat, kecuali mereka yang dalam resiko khusus,Imunisasi untuk orang dewasa: Untuk orang dewasa sebagai imunisasi primer (dasar) dianjurkan diberikan 3 dosis berturut-turut OPV 2 tetes dengan jarak 4-8 minggu Interval minimal antara 2 dosis vaksinasi dapat diperpanjang dan dapat menyelesaikan vaksinasinya tanpa mengulang lagi Demua orang dewasa seharusnya divaksinasi terhadap poliomielinitis dan tidak boleh ada yang tertinggalKIPISetelah vakisnasi, sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala Pusing-pusing Diare ringan Sakit pada otot

Kontrai indikasi pemberian OPV Penyakit akut atau demam (suhu >38,5 C) Muntah atau diare Sedang dalam proses pengobatan kortikosteroid atau imuno supresif oral maupun suntikan, juga pengobatan radiasi umum Keganasan (untuk pasien dan kontak) yang berhubungan dengan sistem retikuloendotelial seperti limfoma, leukimia, dan anak dengan mekanisme imunologik yang terganggu, misal pada hipo-gamaglobulinemia Menderita infeksi HIV/anggota keluarga sebagai kontak VAKSIN CAMPAKTahun 1963 dibuat dua jenis vaksin campak Vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan, jangan terkena sinar matahari Vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (virus campak yang berada dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam alumunium) Tiap 0,5 ml mengandung 1000 u virus strain CAM 70, 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisinDosis dan cara pemberian Dosis minimal untuk vaksin yang dilemahkan adalah 0,5 ml secara subcutan atau intra muscular Jadwal pemberian campak pada bayi umur 9-11 bulan Imunisasi ulangan diberikan pada saat anak masuk sekolah usia 6-7 tahun dalam program BIASReaksi KIPI Demam >39,5 C, biasanya setelah hari ke 5-6 dan berlangsung selama 2 hari Ruam, timbul pada hari ke 7-10 dan berlangsung selama 2-4 hariKontra indikasi Demam tinggi Sedang memperoleh pengobatan imunosupresi Hamil Mempunyai riwayat alergiTUGASILMU DASAR KEPERAWATAN IIIMUNISASI

DISUSUSN OLEH

NAMA : Faradila. simpuNIM : 12 01 0018TINGKAT : 1A KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANHUSADA MANDIRI POSOTAHUN 2012/2013