Imunisasi Dan Vaksinasi

of 108 /108
IMUNISASI DAN VAKSINASI

Embed Size (px)

description

imunisasi

Transcript of Imunisasi Dan Vaksinasi

  • IMUNISASI DAN VAKSINASI

  • Sejahtera Bersama di tahun 2015 melalui MDGs8 tujuan telah menjadi target RPJM dan RPJM, harus kita sukseskan sebagai komitmen dalam mensejahterakan rakyat

  • 11/24/11

  • 11/24/11

  • Target 4 A : Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan 2015.

    Indikator : Persentase anak di bawah satu tahun yang diimunisasi campak.

  • KEPMENKES no:1611/MENKES/SK/XI/2005

    tentang

    PedomanPenyelenggaraanProgram ImunisasiKEPMENKES no:1626/MENKES/SK/XII/2005

    tentang

    PedomanPemantauan danPenanggulanganKejadian IkutanPasca ImunisasiLandasan Hukum

  • PENGERTIANImunisasi : Suatu usaha utk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif thd suatu penyakit, sehingga bila terpapar dgn penyakit tsb tidak akan sakit atau sakit ringan

  • Respon Kebal Normal & vaksin

  • VAKSINASIPemikiran dan Praktik Awal Edward Jenner & Louis Pasteur (Abad ke-18) .Mereka mengamati bahwa sejumlah penyakit disebabkan mikroba dan orang-orang yang mampu bertahan dari serangan penyakit oleh mikroba ini menjadi tahan terhadap wabah berikutnya. Penguatan Ilmiah: Penemuan Mikroskop (Antonie van Leeuwenhouk). Postulat Koch (Robert Koch, Abad ke-19).

  • VAKSINASIPemikiran dan Praktik Awal Edward Jenner & Louis Pasteur (Abad ke-18) .Mereka mengamati bahwa sejumlah penyakit disebabkan mikroba dan orang-orang yang mampu bertahan dari serangan penyakit oleh mikroba ini menjadi tahan terhadap wabah berikutnya. Penguatan Ilmiah: Penemuan Mikroskop (Antonie van Leeuwenhouk). Postulat Koch (Robert Koch, Abad ke-19).

  • Tujuan Program ImunisasiMenurunkan kesakitan & kematian akibat Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

  • Mengapa imunisasi?upaya pencegahan paling cost effectiveselain dapat mencegah penyakit bagi diri sendiri tetapi juga dapat melindungi orang disekitarnyaMenggunakan vaksin produksi dlm negeri sesuai standar aman WHO

  • Herd immunity Vaksin hidup mencegah infeksi Mencegah penyakit Mencegah transmisi penularan di masyarakat Cakupan imunisasi> 80%KEKEBALAN KOMUNITAS(herd immunity)

  • Salah satu persoalan yang sering dipermasalahkan mengenai kehalalan vaksin adalah digunakannya enzym tripsin dari babi selama pembuatan beberapa jenis vaksin tertentu. Seringkali masalahnya ada pada perbedaan persepsi. Sebagian besar orang mengira bahwa proses pembuatan vaksin itu seperti orang membuat puyer. Bahan-bahan yang ada semua dicampur jadi satu, termasuk yang mengandung babi, dan kemudian digerus menjadi vaksin. Hal semacam ini adalah persepsi keliru mengenai proses pembuatan vaksin di era modern ini. Bila prosesnya demikian sudah tentu hukum vaksin menjadi haram.

    Alur Produksi Vaksin Pada Umumnya

  • Namun sebenarnya proses pembuatan vaksin di era modern ini amatlah kompleks. Ada beberapa tahapan, dan tidak ada proses seperti menggerus puyer tadi. Enzym tripsin babi digunakan sebagai katalisator untuk memecah protein menjadi peptida dan asam amino yang menjadi bahan makanan kuman. Kuman tersebut setelah dibiakkan kemudian dilakukan fermentasi dan diambil polisakarida sebagai antigen bahan pembentuk vaksin. Alur Produksi Vaksin Pada Umumnya

  • Selanjutnya dilakukan proses purikasi, yang mencapai pengenceran 1/67,5 milyar kali sampai akhirnya terbentuk produk vaksin. Pada hasil akhir proses sama sekali tidak terdapat bahan-bahan yang mengandung babi. Bahkan antigen vaksin ini sama sekali tidak bersinggungan dengan babi baik secara langsung maupun tidak.Dengan demikian isu bahwa vaksin mengandung babi menjadi sangat tidak relevan dan isu semacam itu timbul karena persepsi yang keliru pada tahapan proses pembuatan vaksin. Alur Produksi Vaksin Pada Umumnya

  • Proses Produksi VaksinKualitas Prima(Thoyib)

  • Alur Produksi Vaksin Pada Umumnya

  • Mesjid An-Nuur Bio Farma

  • Suplai VaksinProgram Pemerintah

  • SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI

  • Benua Amerika 16 negara; Benua Eropa 8 negara; Benua Asia 37 negara; Benua Afrika 49 negara Benua Australia & Oceania 7 negara Meliputi 117 negara (data 2011)PRIMANIYARTA2010, 2011 (Eksportir Berkinerja)

  • Peranan Bio Farma DalamKisah Sukses Vaksin Cacar ApiKasus terakhir tahun 1977Eradikasi pada tahun 1979

  • Peranan Bio Farma dalam Kisah Sukses Vaksin PolioSumber: CDC & WHO2012, 88 cases, 3 endemic countriesBF suplai 2/3 kebutuhan vaksin polio dunia

  • Ekspor Vaksin Polio ke Negara Islam

  • Peranan Bio Farma dalam Kisah Sukses Vaksin TetanusSumber WHOIndonesia ekspor ke Malaysia, Bhutan, Thailand, Nigeria, UNICEF

  • Proses Pengembangan Vaksin12-20 tahun

  • PERKEMBANGAN PENGELOMPOKAN VAKSINPengelompokan dulu: Vaksin Bakteri.Vaksin Virus.

    Pengelompokan sekarang: Vaksin peka panas / Heat-Sensitive (HS) a.l. : BCG, Campak, Polio.Vaksin peka pembekuan / Freeze-Sensitive (FS) a.l. : DPT, DT, TT, Hep B, HiB, IPV, Pneumococ, HPV

  • Monovalent vs Multivalent

    Perkembangan saat ini sudah >6 antigen dalam 1 presentasi

    Di Indonesia sudah menggunakan tetravalen DPT-HB dan akan menggunakan pentavalen DPT-HB-Hib (2012)Dengan vaksin kombinasi:suntikan berkurang;kontak berkurang;perlu meningkatkan pemantauan KIPIPERKEMBANGAN KEMASAN VAKSIN

  • PERKEMBANGAN VAKSIN(1)Stabilitas vaksin di luar rantai dingin pada suhu +37oC:Vaksin semakin tahan panas.

    PolioVVM2Min 2 hariDPTVVM14Min 14 hariHep B & TTVVM30Min 30 hariCampak & BCGVVM7Min 7 hari

  • KERUSAKAN VAKSIN AKIBAT PAPARAN SUHU

    VAKSINSUHUBERTAHANFSHep. B-0,50CMax jamDPT, TT, DT-50C s/d -100CMax 1,5-2 jamDPTBeberapa 0C di atas suhu kamar (

  • SEMUA VAKSIN AKAN RUSAK BILA TERKENA := SINAR MATAHARI LANGSUNG = SINAR ULTRA VIOLETPEMBEKUAN (paparan < 0C) AKAN MERUSAK VAKSIN FSKEPEKAAN VAKSINPAPARAN PANAS BERLEBIH AKAN MERUSAK VAKSIN HS

  • PENGGOLONGAN BERDASARKANASAL ANTIGEN Bibit penyakit yang dilemahkan (live attenuated)Virus : Polio (OPV), Campak, Yellow FeverBakteri: BCG Bibit penyakit yang dimatikan (inactivated)Seluruh partikel diambil:Virus : IPV (Inactivated Polio Vaccine), RabiesBakteri : Pertusis

  • Penggolongan berdasarkan sensitivitas terhadap suhu

    FS(Freeze Sensitive)tidak tahan beku /peka-bekuGolongan vaksin yang akan rusak terhadap suhu dingin 340C)BCGPOLIOCAMPAK

  • JENIS VAKSIN (Imunisasi dasar saat ini)1.BCG2.DPT/HB3. TT4. DT5.Polio6.CampakHepatitis BTd (Hib/Haemophylus Influenza tipe B)

  • VAKSIN BCG Vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2. Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosaVaksin BCG Strain Paris

  • Vaksin hidup bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis strain Danish 1331yang sudah dilemahkan. Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosaVaksin BCG Strain Danish 1331

  • Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B VAKSIN DPT-HBVaksin mengandung DPT berupa Toxoid Difteri dan Toxoid Tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis B yg merupakan sub unit vaksin virus yg mengandung HBsAg murni dan bersifat non infectious.

  • VAKSIN TTIndikasi : Untuk pemberian Kekebalan aktif terhadap tetanusVaksin yg mengandung Toxoid Tetanus yg telah dimurnikan dan terabsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet.

  • VAKSIN DTIndikasi :Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanusVaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yg telah dimurnikan

  • VAKSIN POLIO (Oral Polio Vaccine)Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitisVaksin Polio Trivalent yg terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yg sudah dilemahkan.

  • VAKSIN CAMPAKIndikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campakVaksin virus hidup yang dilemahkan, setiap dosis mengandung tidak kurang dari 1000 infectife unit virus strain CAM 70 dan tdk lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin.

  • VAKSIN HEPATITIS BIndikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Diperuntukkan untuk HB 0/birth doseVaksin Virus recombinan yg telah diinaktivasikan dan bersifat non infectious berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi

  • MASA SIMPAN VAKSIN

    VAKSINSUHU PENYIMPANANUMUR VAKSINFSHEP. B+20C s/d +80C26 bulanDPT/HB2 tahunDPT2 tahunDT2 tahunTT2 tahunHSBCG+20C s/d +80C-150C s/d -250C1 tahunPOLIO+20C s/d +80C-150C s/d -250C6 bulan2 tahunCAMPAK+20C s/d +80C-150C s/d -250C2 tahunPelarut BCG+20C s/d suhu kamar4 tahunPelarut Campak

  • PASTIKAN PELARUT VAKSIN TIDAK TERTUKAR ANTARA BCG DAN CAMPAKPASTIKAN VAKSIN DAN PELARUTNYA BERASAL DARI PABRIK YANG SAMAPELARUT CAMPAK DAN BCG TIDAK BOLEH BEKUPELARUT VAKSIN

  • PENGGUNAAN VAKSIN YANG TELAH DIBUKA (OPEN VIAL POLICY) DI PELAYANAN STATIS (PUSK, RS, RB)Dengan syarat: Belum Exp (Kadaluarsa), Vaksin disimpan dalam +2C +8C Tidak pernah terendam air Sterilitas terjaga VVM A atau B Pada botol ditulis tanggal mulai dipakai

    Pada pelayanan dinamis (posyandu, dll) tidak boleh dipergunakan kembali

    VAKSINMASA PEMAKAIANHEP. B (Uniject)Satu dosisBCG3 jamPOLIO2 mingguDPT4 mingguDPT/HB4 mingguCAMPAK6 jamDT4 mingguTT4 minggu

  • Cara dan lokasi penyuntikanBab 2 Pelayanan Imunisasi*

    VaksinBCGDPT/HBCampakPolioHB UnijectTempat suntikanLengan kanan atas luarPaha tengah bagian luarLengan Kiri AtasMulutPaha sebelah kanan bagian tengah luarCara PenyuntikanIntrakutanIntramuskularSub KutanDiteteskanIntramuskularDosis0.05 cc0.5 cc0.5 cc2 tetes0.5 cc

  • Tehnik PenyuntikanBab 2 Pelayanan Imunisasi*

    Bab 2 Pelayanan Imunisasi

  • Imunisasi Dasar LengkapUsia 9 Bulan

  • Jadwal Imunisasi Pada WUS*INDONESIA TELAH BERHASIL MEMVALIDASI STATUS ELIMINASI TETANUS MATERNAL DAN NEONATUS DI 3 REGIONAL YAITU JAWA-BALI, SUMATERA, DAN SULAWESI-KALIMANTAN-NUSA TENGGARA

  • PD3I TERDIRI DARITuberculosisDiphtheriaPertussisTetanusPolioMeaslesRubella/MumpsHepatitis BHaemophilus influenzae type B (Hib)Yellow FeverPneumococcus, Rotavirus, Human Papillomavirus (HPV)

  • TuberculosisPolioDifteriPertusisTetanusYang menjadi target program imunisasi di Indonesia ialah : CampakPD3IHepatitis B

  • Penyakit yg Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)TuberculosisPolioTetanusPertusisCampakDifteriHepatitis B

  • Gejala:--Tuberkulosis (TB/TBC)Gejala:-Badan lemah-Berat badan menurun-Demam-Berkeringat malam hari -Batuk terus menerus -Nyeri dada Kadang kadang batuk darah

    Imunisasi : BCGDisebabkan Mycobacterium Tuberculosa

  • TUBERKULOSIS (TBC)

  • P O L I O Gejala:-Lumpuh Layu akut -Pada anak berumur < 15 Tahun -Demam dan nyeri otot-Kematian bisa terjadi karena kelumpuhan otot pernapasan Penyebaran melalui tinja yg terkontaminasi

    Imunisasi : Polio

  • Kasus Polio di Lebak ( 102 Kasus ) thn 2005-2006

  • KASUS LUMPUH POLIO

    CACAT MENETAPKasus PolioCacad Menetap

  • CAKUPAN IMUNISASI Polio4 PER KABUPATEN/KOTAs/d Oktober 2012

  • CAMPAKGejala :-Demam, -Bercak kemerahan , -Batuk, pilek, -Conjunctivitis (mata merah) -Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ketubuh dan tangan serta kaki.

    Imunisasi : CampakDisebabkan oleh Virus Myxovirus Viridae Measles

  • Definisi Kasus CampakSuspek campak:Demam + Rash + salah satu dari Batuk, Pilek/Beringus atau ConjunctivitisKonfirm Lab:Suspek campak dengan hasil lab. IgM [+], tidak sedang mendapat imunisasi (48 minggu yl)

  • CampakPenyebab Utama Kematian AnakM E A S L E S 21.6 juta kematian anak pada th 2000 disebabkan oleh PD3IMeasles 48%(777,000 deaths)Yellow Fever2%Hib22%NeonatalTetanus12%Diphtheria0.2%Pertussis16%

  • CAMPAK

  • Komplikasi CampakM E A S L E S 10Encephalitis 0,1%

  • Komplikasi CampakM E A S L E S 8 Pnemonia 2-27% CFR 56-86% ( difisiensi Vit.A & sistem kekebalan rendah

    Diare 8-15% , Otitis Media 7-15%

  • Menuju EliminasiTarget Pengendalian Campak by 2015(WHA , May 2010)Cakupan dosis 1 MCV >90 % secara nasional dan minimal 80% di semua kabupaten

    Menurunkan angka insiden campak

  • Eliminasi (Definisi)(Regional consultation on Measles , SEARO, New Delhi, 25 27 August 2009 & WHA, May 2010)Tidak ditemukan wilayah endemis campak selama >12 bulan , dengan pelaksanaan surveillance campak yang adekuat.

    Endemis Campak : Disuatu wilayah selalu ditemukan kasus campak (Indigenous atau import) selama kurun waktu 12 bulan atau lebih.

  • Jumlah kasus klinis campak di Aceh , Tahun 2010-2012 (s/d Oktober)

    Chart1

    6502010

    7082011

    8462012

    Cases

    Sheet1

    201020112012

    Cases650708846

  • Peta Sebaran Kasus Klinis Campak Kab/Kota Provinsi Aceh Tahun 2012

    T.Tuan

    Singkil

    A.TamiangKab SimeuluSabangB.AcehP.AcehLhokseumaweLangsaKeterangan :< 50 kssB.Meriah

    50 100 kasus > 100 kasus

  • Gambaran Kasus Klinis Campak Berdasarkan Laporan Rutin Menurut Status Vaksinasi Di Aceh Tahun 2012 ( s/d Oktober)

  • CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PER KABUPATEN/KOTAs/d Oktober 2012

  • DIFTERIGejala:-Radang tenggorokan,-Hilang nafsu makan-Demam ringan, -Dalam 2-3 hari timbul pseudomembrane putih keabu abuan, tidak mudah lepas tapi mudah berdarah letak pseudomembrane bisa di larynx, di pharynx atau di tonsil

    Imunisasi: DPT-Hb 1, 2 dan 3

  • Difteri

    Kuman PenyebabCorynebacterium diphtheriaeSumber penularan Manusia (Penderita/Carrier) Cara penularanKontak dengan penderita pada masa mempunyai gejala.Kontak dengan Carrier (pembawa penyakit)Melalui pernafasan (droplet infection, vomite, luka di tangan (difteri kulit)- Mencemari tanah sekitarnya.Masa gejala2 5 hari Masa penularanDari penderita : 2 4 minggu (sejak masa inkubasi)Dari Carrier bisa sampai 6 bulan

  • KASUS DIFTERI

  • Difteri kulit

  • *

    KASUS DIPHTERI NASIONAL 2011

    NOPROVINSIKASUS%MATICFR (%)1JATIM66582%203%2KALTIM523JABAR4564BANTEN12750%5KALBAR616SULTRA4133.3%7DKI11100%8SUMBAR19SUMSEL210LAMPUNG111JATENG412.KALSEL113SULSEL6114SUMUT2 15BENGKULU1116BALI1117YOGYA118 BABEL1T O T A L808

  • KASUS DIPHTERI NASIONAL 2012 ( 30 April 2012 )

    NOPROVINSIKASUS%MATICFR (%)1JATIM31283%82.5%2KALTIM3JABAR74BANTEN72 5KALBAR316SULTRA7ACEH4250%8SUMBAR9SUMSEL10LAMPUNG11JATENG212.KALSEL37513%13SULSEL714SUMUT 15BENGKULU116BALI117YOGYA18 BABEL1T O T A L37918

  • ILUSTRASI IMUNITAS POPULASI TERHADAP PENYAKIT DIFTERI Herd imunity ; 22013/25500 = 89% (masih < 95% )Rentan terserang Difteri

    TahunJml SasaranJml Bayi diimunisasiJml Bayi Tidak DiimunisasiJml Bayi KebalJml Bayi Rentan20085000450050043206802009505045104404330620201051004600500441668420115150462047044356552012520047005004512688 Total25500229302410220133327

  • Top Ten Countries by Number of Unimmunized for DTP3 in 2011

  • Jumlah Kab/kota,Pusk dan Anak yang belum di imunisasi

  • CAKUPAN IMUNISASI DPT-Hb3 PER KABUPATEN/KOTAs/d Oktober 2012

  • TABEL ANALISA BULANAN PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPATTarget Tahunan (%)Target kumulatif s/d bulan Oktober (%)Target Cakupan DPT/HB (3) (%):9075.0Target Cakupan POLIO4 (%):9075.0Provinsi: ACEHTarget Cakupan CAMPAK (%):8268.3Bulan: OKTOBER102012Per-Tanggal:11/13/2012Cakupan kritis/minimal (%)8066.7

    HIJAU: > % Target kumulatif s/d bulan Oktober KUNING: < % Target kumulatif s/d bulan Oktober, tapi > % Cakupan minimal s/d bulan Oktober MERAH: < % Cakupan minimal s/d bulan Oktober NOKABUPATEN/KOTASasaran tahunan bayiDPT/HB (3)POLIO4CAMPAK% Pencapaian s/d bulan Oktober% Target bulan NovemberJumlah bayi yang harus diimunisasi bulan November% Pencapaian s/d bulan Oktober% Target bulan NovemberJumlah bayi yang harus diimunisasi bulan November% Pencapaian s/d bulan Oktober% Target bulan NovemberJumlah bayi yang harus diimunisasi bulan November1BANDA ACEH501469.013.567868.613.969867.57.63832SABANG68899.07.552101.27.55295.56.8473ACEH BESAR 788661.421.1166361.920.6162159.315.912524PIDIE850759.123.4199158.324.2205857.118.115395ACEH UTARA1188866.815.7186768.214.3170265.69.611396ACEH TIMUR 808969.712.8103178.27.560775.16.85537ACEH TENGAH393981.47.529584.57.529582.16.82698ACEH TENGGARA401780.27.530186.37.530176.36.82749ACEH BARAT389569.812.749668.114.455965.69.537210ACEH SELATAN 453962.819.789566.516.072660.414.867211SIMEULUE181069.113.424368.813.724772.36.812412BIREUEN873653.628.9252652.829.7259155.819.4169513SINGKIL230078.47.517385.57.517379.96.815714ACEH JAYA172393.37.512989.77.512986.16.811815NAGAN RAYA313462.719.862059.523.072260.814.445116ACEH BARAT DAYA282880.47.521279.27.521265.29.928117LHOKSEUMAWE384168.713.852969.313.250969.76.826218KOTA LANGSA334271.910.635374.08.528569.96.822819ACEH TAMIANG565381.97.542476.87.542488.06.838620GAYO LUES178579.77.513479.87.513472.56.812221BENER MERIAH274491.77.520691.87.520685.96.818822PIDIE JAYA298463.319.257462.919.658563.112.136023SUBULUSSALAM151363.918.628161.920.631166.38.9134PROVINSI10085569.015.51567370.015.01514668.210.911005

  • Untuk menurunkan transmisi dari Difteri (menurunkan angka insidens dan KLB), semua kelompok susceptibles ini harus diimunisasi dalam satu saat . Diptheria Vaccine

  • HEPATITIS B

  • Target Imunisasi 2010-2014

  • Cakupan UCI Desa per Provinsi di Indonesia Tahun 2009 - 2011

  • Keberhasilan ImunisasiEradikasi penyakit cacar tahun 1974Eliminasi Maternal dan Neonatal Tetanus di 3 regional (Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Nusa Tenggara)Tidak dijumpainya lagi kasus polio sejak tahun 2006Menurunnya angka kematian campak (reduksi campak)

  • HASIL STUDI DROP OUT DI PULAU JAWATAHUN 2011

    HASIL STUDI DROP OUT DI PULAU JAWA TAHUN 2011

  • PRAKTEK TIDAK MELENGKAPI IMUNISASI DASAR

    HAMBATAN pada DEMANDDUKUNGAN DARI LINGKUNGAN TERDEKAT

    KURANGNYA DUKUNGAN DARI PASANGAN & ORANG TUA/MERTUA

    44% ibu dari anak yang tidak terimunisasi lengkap vs 63% ibu dari anak yang terimunisasi lengkap

  • PRAKTEK TIDAK MELENGKAPI IMUNISASI DASAR

    *LAYANAN

    FASILITAS KESEHATAN

    KETERSEDIAAN VAKSINSekitar 50% ibu tidak menyebut bahwa vaksin selalu tersediaKETERATURAN SESI IMUNISASISekitar 20% ibu mengatakan bahwa sesi dilakukan secara tidak reguler tiap bulan di daerah merekaWAKTU PEMBERITAHUAN YANG PENDEK UNTUK SESI IMUNISASISekitar 60% ibu mengatakan pengumuman diberikan 1 hari sebelum atau pada pagi hari sebelum sesi imunisasiSANGAT BERGANTUNG PADA MULUT KE MULUT UTK PENGUMUMAN SESI IMUNISASISekitar 55% ibu mengatakan bahwa informasi didapat dari mulut ke mulutDUKUNGAN DARI ORANG BERPENGARUH

    KURANG DUKUNGAN DARI Kepala desa dan tokoh agamaHanyan 31% & 23% ibu dari anak yang tidak terimunisasi lengkap mendapat dukungan dari kades dan tokoh agamaHAMBATAN pada PENYEDIAAN LAYANAN/SUPPLYPENDAPAT KURANG POSITIF TERHADAP LAYANAN POSYANDU & PUSKESMASSekitar separuh ibu yang disurvei mempunyai pendapat ini

  • Tahun 2012: Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN UCI):Peningkatan CakupanPemerataan Pelayanan

  • Akses pelayanan imunisasi merupakan hak azasi dan merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai target MDGs ke 4 dan 5, karena imunisasi merupakan suatu upaya intervensi yang paling cost effective dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

    Mengurangi adanya disparitas pencapaian pelayanan imunisasi antar daerah untuk menghilangkan daerah-daerah kantong rawan KLB sehingga kesakitan, kecacatan dan kematian anak dapat dicegah.

    Kepemimpinan yang kuat akan menghasilkan kebijakan yang reformatif dan efektif dalam memberikan kontribusi bagi peningkatan pencapaian imunisasi. Oleh karena itu komitmen dan usaha yang keras dari seluruh stakeholder sangat diharapkan.

  • Menjadikan Tahun 2012 sebagai Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin.

    Melaksanakan Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio di 17 Provinsi pada tanggal 18 Oktober s.d 18 November 2011, dengan target pencapaian minimal 95%, sebagai langkah awal dari intensifikasi imunisasi.

    Pemerintah dan pemerintah daerah akan menyusun dan mengimplementasikan upaya inovatif dan strategis untuk meningkatkan mutu dan pemerataan jangkauan layanan imunisasi sampai ke seluruh wilayah.

  • Dalam pelaksanaan imunisasi harus melibatkan dan membuka dialog yang konstruktif dengan berbagai kalangan antar instansi dan program maupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama untuk peningkatan pelayanan imunisasi.

    Memanfaatkan sumber daya spesifik lokal dalam perluasan dan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi. Jakarta 14 Oktober 2011

  • Dukungan yang diharapkan Penguatan kapasitas dalam pengelolaan program imunisasi di daerahPeningkatan kapasitas petugas pengelola dan pelaksana imunisasiPemenuhan kebutuhan sarana, prasarana dan logistikPembinaan teknis berjenjang dan terus menerusDukungan sumberdaya (dana dan tenaga), dana operasional untuk Pelaksanaan program imunisasi di lapanganPemihakan terhadap penduduk miskin dan daerah sulitMembangun komitmen untuk peningkatan program imunisasi, dan pelayanan kesehatan pada umumnya.Komunikasi yang intensif, baik dengan pihak donor maupun kerjasama pusat dan Provinsi

    Peningkatan Peran Tokoh Masyarakat, Tokoh agama, LSM, PKK, Swasta dan masyarakat Peningkatan peran serta masyarakat setempat (TOMA, TOGA, ORMAS) Peningkatan sosialisasi kepada masyarakat sasaran.

  • KESEMPATAN DAN PELUANG Adanya BOK utk operasional Puskesmas dibutuhkan perhitungan khusus untuk menjangkau daerah geografis sulit20% Kapitasi JKA Adanya integrasi dengan program lain (Malaria, GKIA, DTPK, Yankes dll) Komitmen International (seperti MDGs) dan Nasional (INPRES 1 dan 3 TAHUN 2010)Dukungan dana dari donor internasional (GAVI, WHO, UNICEF dll)

  • KESIMPULANImunisasi adalah hak anak.Imunisasi adalah untuk kepentingan anak.Imunisasi merupakan upaya paling efektif mencegah dan memutuskan rantai penularan penyakit berbahaya.Imunisasi tidak hanya berguna untuk diri sendiri tetapi juga berguna bagi orang lain disekitarnya.Pentingnya dukungan lintas sektor terkait untuk peningkatan cakupan imunisasi.

  • INGAT !!!! 4 pesan penting yg perlu disampaikan kepada orang tua

    Manfaat dari vaksin yang diberikan (contoh: BCG untuk mencegah TBC)Tanggal imunisasi dan pentingnya KMS disimpan secara aman dan bawa pada saat kunjungan berikut Apa akibat ringan dapat dialami, cara mengatasi dan tidak perlu khawatir. Tujuan: minimal 5 kali kontak untuk menyelesaikan semua vaksinasi sebelum HUT 1 tahun. *

  • *************************Slide ini menunjukkan situasi saat anak-anak penderita polio antri untuk pemasangan sepatu khusus pada tahun 2005, dimana Indonesia mendapatkan importasi virus polio liar dari Sudan. Dari 305 kasus polio pada 47 kabupaten di 10 provinsi, 102 anak diantaranya terdapat di kab. Lebak, hal ini menunjukkan rendahnya pertahanan anak-anak di daerah ini terhadap penyakit menular termasuk polio karena cakupan imunisasi yang rendah di daerah tersebut.Ini gambar dari anak-anak penderita polio, mereka akan menderita cacat seumur hidup dan menjadi beban bagi keluarga dan negara.****Measles case is measles case of routine and outbreak.EPI coverage is the measles vaccination coverage of the population under 1 year-old*WOM = word of mouth*