IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN...

93
IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPAS MINGGUAN DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X SMA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh SOLIKAH NIM 1110013000106 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN...

Page 1: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPAS

MINGGUAN DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA KELAS X SMA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S. Pd)

Oleh

SOLIKAH

NIM 1110013000106

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

ii

Page 3: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

iii

Page 4: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

iv

Page 5: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

v

ABSTRAK

Solikah (NIM: 1110013000106): “Implikatur pada Kolom Kartun Mice Koran

Kompas Mingguan dan Implikasinya Bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Kelas X SMA”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Di

bawah bimbingan: Makyun Subuki, M. Hum, November 2014.

Implikatur merupakan salah satu kajian pragmatik yang menerangkan apa

yang mungkin diartikan, disarankan atau dimaksudkan oleh penutur. Hal ini berarti

informasi yang dituturkan olah penutur memiliki maksud terselubung. Oleh karena,

itu setiap lawan tutur harus dapat memahami situasi, maksud dan makna tuturan

yang diucapkan oleh penuturnya. Dalam hal ini tidak hanya sekedar mengerti apa

yang telah diujarkan oleh si penutur tetapi juga konteks yang digunakan dalam

ujaran tersebut. Namun, kadang kala lawan tutur tidak memahami maksud dari

tuturan penuturnya. Tujuan dari penelitian ini yakni mendeskripsikan implikatur

kolom kartun Mice Kompas Mingguan berdasarkan konteks yang menyertai

munculnya kolom kartun Mice tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian yakni penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa kolom kartun Mice Kompas Mingguan memiliki maksud terselubung.

Maksud terselubung tersebut berisikan kritikan-kritikan terhadap peristiwa yang

terjadi di masyarakat. Adanya implikatur pada kolom kartun Mice tentu saja

membuat kartun Mice dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bahasa

Indonesia kelas X SMA pada materi anekdot.

Kata kunci: Implikatur, Konteks, dan Kritikan

Page 6: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

vi

ABSTRACT

Solikah (NIM: 1110013000106): “Implicature At Kompas Newspaper Column

Weekly Cartoon Mice and Implications for Learning Indonesian Class X

Senior High School”. Department of Language Education and Sastra Indonesia,

Faculty of Tarbiyah and Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Under lead:

Makyun Subuki, M. Hum, November 2014.

Implicature is a pragmatic study that explains what might be interpreted,

recommended or intended by the speaker. This means that information if the

speaker has spoken covert intention. Therefore, it is every opponent said to be able

to understand the situation, the intent and meaning of utterances spoken by native

speakers. In this case not only understands what has been uttered by the speaker

but also the context used in the speech. However, sometimes the opponent said do

not understand the purpose of the speech of native speakers. The purpose of this

research is to describe implicature Weekly Compass Mice cartoon column based

on the context that accompany the emergence of the Mice cartoon column. The

method used in the study descriptive qualitative research. The results of this study

indicate that the Compass Weekly column Mice cartoons have veiled intent. The

covert intention contains criticisms of the events that occurred in the community.

The existence of implicature in cartoon column Mice Mice certainly make cartoons

can be used as a medium of learning Indonesian in class X Senior High School

anecdotal material.

Keywords: implicature, Context, and Criticism

Page 7: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Penyusunan skripsi yang

berjudul “Implikatur Pada Kolom Kartun Mice Koran Kompas Mingguan

dan Implikasinya Bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA”.

Dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini

banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama

dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT. Kendala-kendala yang

dihadapi tersebut dapat diatasi. Penyusunan skripsi ini dapat penulis

selesaikan dengan baik karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak kepada penulis. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa hormat yang

tulus, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada;

1. Nurlena Rifa’i, MA. Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Hindun, M. Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk

segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

3. Makyun Subuki, M. Hum selaku dosen pembimbing pembimbing

skripsi yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan,

dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama

menyusun skripsi.

4. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi.

Page 8: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

viii

5. Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah banyak memberikan masukan kepada penulis baik selama dalam

mengikuti perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu dan Ayah (alm) tercinta yang sangat banyak memberikan bantuan

moril, material, arahan, dan selalu mendoakan keberhasilan dan

keselamatan selama menempuh pendidikan.

7. Kakak, Yuk, Adek, dan Ponakan tersayang yang selalu memberikan

motivasi, doa, dan kasih sayang kepada penulis.

8. Ayu Ria, Mbak Rini, dan Uus yang memberikan semangat, dukungan,

dan canda tawa.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari

masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis

mengharapkan adanya saran dan kritikyang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 10 November 2014

Penulis,

Solikah

Page 9: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………. i

HALAMAN PERNYATAAN…………………………… ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….. iii

PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI…………………… iv

ABSTRAK ……………………………………………….. v

KATA PENGANTAR…………………………………… vii

DAFTAR ISI ……………………………………………. ix

DAFTAR GAMBAR ……………………………………. xi

BAB I PENDAHULUAN………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………… 1

B. Identifikasi Masalah ………………………… 4

C. Pembatasan Masalah ……………………………. 4

D. Perumusan Masalah …………………………….. 4

E. Tujuan Penelitian………………………………… 5

F. Manfaat Penelitian ………………………………. 5

G. Metode Penelitian……………………………….. 6

H. Teknik Pengumpulan Data ……………..……….. 7

I. Teknik Analisis Data …………………………… 8

BAB II KAJIAN TEORI…………………………………. 10

A. Deskripsi Teoretis …………………………. 10

1. Pengertian Pragmatik ………………….. 10

2. Pengertian Implikatur …………………….. 19

3. Pengertian Kolom ……………………… 27

4. Kritik dalam Kartun…………………….. 30

5. Profil Penulis Komik Mice ……………. 33

B. Penelitian yang Relevan ……………………….. 35

Page 10: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

x

BAB III HASIL PENELITIAN ……………………………. 37

A. Analisis Implikatur Kartun Mice Kompas Minggu… 37

B. Hasil Penelitian dan Implikasinya Bagi Pembelajaran

Bahasa Indonesia Kelas X SMA ………………….. 66

BAB IV PENUTUP……….………………………………… 69

A. Simpulan…………………………………………. 69

B. Saran……………………………………………… 70

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………… 71

LAMPIRAN ………………………………………………… 73

Page 11: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1………………………………………………… 38

Gambar 2 ………………………………………………… 41

Gambar 3 ………………………………………………… 44

Gambar 4 ………………………………………………… 47

Gambar 5 ………………………………………………… 50

Gambar 6 ………………………………………………… 52

Gambar 7…………………………………………………. 54

Gambar 8 ………………………………………………… 57

Gambar 9 ………………………………………………… 59

Gambar 10………………………………………………… 62

Gambar 11 ………………………………………………… 65

Page 12: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai
Page 13: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

2

pemakai bahasa menerapkan pengetahuan dunia untuk menginterpretasikan

ucapan-ucapan. Para pembicara kerap kali membuat asumsi-asumsi secara

eksplisit mengenai dunia nyata dan rasa suatu ucapan tergantung pada

asumsi tersebut (presuposisi). Kegiatan semacam ini dapat dianalisis dan

dipelajari dengan pragmatik dalam kajian implikatur.

Implikatur percakapan merupakan implikasi pragmatik yang terdapat

di dalam percakapan. Hal ini implikatur berarti apa yang mungkin diartikan,

disiratkan, atau dimaksudkan oleh penutur. Sperber dan Wilson

membedakan implikatur menjadi dua macam, yakni implicated premises dan

implicated conclusion. Implicated premises harus disediakan oleh pendengar

dari ingatannya kemudian menyusunnya dengan mengembangkan ancangan-

ancangan asumsi yang diperoleh dari ingatan lainnya. Berbeda halnya

dengan implicated conclusion yang diperoleh dengan cara menyimpulkan

keterangan tuturan melalui konteks yang menyertai tuturan.

Selain tuturan langsung sebuah komik juga dapat dianalisis

implikaturnya. Saat ini komik telah berkembang sebagai media dalam

mengontruksi wacana atau opini publik. Para komikus (sebutan untuk para

pembuat komik) sering kali menjadikan komik sebagai media alternatif

untuk menyampaikan pesan dalam sebuah surat kabar dikarenakan teknik

penyampaiannya yang luwes. Selain menyajikan visualisasai gambar yang

bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai muatan kritik,

sindiran, dan harapan. Kartun yang terdapat dalam surat kabar juga

merupakan bentuk kartun yang memiliki karakteristik bersahaja yang tidak

hanya menghibur, tetapi juga cerdas dan aktual. Masyarakat pun dapat

menerima tanpa harus berbelit-belit dengan teori. Sebuah gambar atau

rangkaian gambar yang berisi cerita yang ditulis dan digambar oleh seorang

kartunis, dan diterbitkan secara teratur (biasanya harian atau mingguan)

disebut strip komik. Termasuk salah satunya kolom kartun Mice pada koran

kompas mingguan.

Page 14: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

3

Pada awalnya kolom kartun Mice tampil dengan Benny, namun Pada

tanggal 4 Juli 2010 adalah episode terakhir Benny & Mice dan pada edisi

berikutnya (11 Juli 2010), Benny & Mice digantikan oleh Mice Cartoon.

Meskipun telah berpisah dengan Benny, komik tersebut masih

menyampaikan kritik dan juga menggambarkan fenomena kehidupan yang

begitu menyita perhatian masyarakat Indonesia. Komikus mengungkapkan

fakta yang terjadi di masyarakat dengan menggelitik, ringan namun

mengena. Melalui komik inilah penyampaian kritik menjadi lebih mudah

dimengerti.

Namun, kenyataannya kartun tidak hanya digunakan dalam

penyampaian pesan ataupun mengritik suatu keadaan. Dalam proses

pembelajaran juga diperlukan sebagai media pembelajaran. Dengan adanya

media yang sesuai diharapkan materi yang disampaikan dapat diterima

dengan baik oleh murid. Disamping itu, dari beberapa media pembelajaran,

media visual memiliki kelebihan dibandingkan media audio dalam hal

penyaluran materi kepada murid. Sebagai seorang guru hendaknya hal ini

menjadi pertimbangan dalam memilih dan menggunakan media

pembelajaran yang sesuai. Strip kartun dalam hal ini bisa dimanfaatkan guru

sebagai media pembelajaran terlebih lagi mata pelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan keeratan hubungan antara implikatur, kartun dan media

pembelajaran maka peneliti tertarik untuk membahas mengenai implikatur

khususnya implikatur yang terdapat pada kolom kartun Mice koran Kompas

mingguan. Dengan demikian penelitian ini berjudul “Implikatur pada

Kolom Kartun Mice Koran Kompas Mingguan dan Implikasinya Bagi

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA”.

Page 15: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

4

B. Identifikasi Masalah

Merujuk apa yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah,

maka peneliti membatasi penelitian tentang permasalahan sosial dan politik

dalam komik tersebut.

Berbagai macam permasalahan yang dapat diidentifikasi yaitu:

Analisis implikatur kolom kartun Mice Kompas mingguan, jenis implikatur

dari kolom kartun Mice Kompas mingguan, presentase dari masing-masing

jenis implikatur, ciri penulisan implikatur kolom kartun Mice Kompas

mingguan, cara pengungkapan kolom kartun Mice Kompas minggu

terhadap isu yang telah berkembang di masyarakat, implikasi kajian

implikatur tersebut bagi pendidikan, dan implikasi media kartun terhadap

pembelajaran bahasa Indonesia.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya permasalahan yang terdapat di identifikasi masalah,

penulis dalam hal ini membatasi permasalahan yang akan deteliti. Ruang

lingkup hanya dibatasi pada komik kartun Mice edisi Mingguan, 9

Februari 2014 sampai 27 April 2014, dalam hal ini peneliti hanya meneliti

dan menganalisis implikatur kolom tersebut.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi dan pembatasan masalah yang sudah

dipaparkan tersebut, terdapat rumusan masalah berikut;

1. Bagaimakah analisis implikatur kolom kartun Mice Kompas

mingguan?

2. Bagaimanakah implikasi media kartun Mice terhadap pembelajaran

bahasa Indonesia pada materi teks anekdot kelas X?

Page 16: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

5

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini

adalah

1. Untuk mendeskripsikan dan memahami pesan yang disampaikan

kolom melalui analisis implikatur kolom kartun Kompas minggu.

2. Untuk medeskripsikan implikasi media kartun terhadap pembelajaran

bahasa Indonesia pada materi teks anekdot kelas X.

F. Manfaat

Dari penelitian ini akan diperoleh beberapa manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoretis

Adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

pengetahuan terhadap ilmu kebahasaan, khususnya pragmatik dalam

mengembangkan ilmu dibidang tersebut.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi

mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan

memperkaya referensi keilmuan Bahasa dan Sastra Indonesia di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Penelitian ini dapat digunakan sebagi pendalaman materi bagi

pihak-pihak terkait.

c. Bagi para pembaca, penelitian ini dapat memberikan gambaran

mengenai kajian implikatur dan bagaimana cara menganalisis

implikatur sebuah teks.

d. Memberikan informasi bagi guru terutama guru bahasa dan sastra

Indonesia dalam memilih media pembelajaran.

e. Memberikan pengetahuan bagi guru bahasa dan sastra Indonesia

pentingnya media kartun dalam proses pembelajaran.

Page 17: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

6

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis yang bersifat kualitatif deskriptif. Metode kualitatif merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang yang dapat diamati. Sementara itu, Kirk

Miller mengungkapkan bahwa metode kualitatif juga merupakan tradisis

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri

dan berhubungan dengan masyarakat tersebut melalui bahasanya, serta

peristiwanya.2 Metode kualitatif menjadi titik tolak dalam penelitian ini

karena menekankan kualitas (ciri-ciri data yang alami) sesuai dengan

pemahaman deskriptif. Di samping itu penelitian kualitatif lebih dapat

menyesuaikan diri penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai

yang dihadapi.3 Analisis yang digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat

deskriptif analitik yang berarti bahwa interpretasi terhadap isi dibuat dan

disusun secara sistemik atau menyeluruh dan sistematis.4

Penelitian kualitatif juga memerlukan ketajaman analisis,

objektivitas, sistematik, dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam

interpretasi. Hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut

penelitian kualitatif adalah totalitas. Misalnya saja analisis implikatur

sebagai upaya mengungkapkan maksud tersembunyi dari subjek (penulis)

yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan

menempatkan diri pada posisi penulis, dengan mengikuti struktur makna

penulis sehingga distribusi pesan yang disamarkan dalam wacana dapat

diketahui.

2 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet.8, h.

36.

3 Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik; Ancangan Metode Penelitian dan Kajian

(Bandung, PT Refika Aditama, 2006), h. 14.

4 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, h. 37.

Page 18: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

7

Penelitian kualitatif juga melakukan penelusuran terhadap berbagai

literatur dan studi lapangan. Pembahasannya dilakukan dengan metode

kualitatif, penggunaan sumber literatur yang memuat tentang komik, baik

berupa artikel, maupun tulisan lainnya untuk mengeksplorasi makna pesan

kolom kartun Mice melalui implikaturnya.

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti tidak hanya membaca dan

mendeskripsikan (memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata

secara jelas dan terperinci) percakapan yang terdapat pada kolom kartun

Kompas mingguan. Hal lain yang juga dilakukan peneliti yaitu memahami

terlebih dahulu konteks tuturan, kemudian dilanjutkan dengan

menganalisis Implikatur percakapan atau makna yang tersirat dalam kolom

kartun tersebut, kemudian menggolongkan implikatur yang sudah

dianalisis ke dalam jenis implikatur. Termasuk jenis implikatur konklusi

ataukah implikatur premis.

H. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

metode dokumenter atau dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan

teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-

dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen

yang dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.5 Data yang dipakai

adalah kolom kartun mingguan Mice sehingga data penelitian diperoleh

peneliti dengan berlangganan koran kompas minggu, untuk soft copy

komiknya diperoleh dari sosial media facebook dengan nama akun Mice

Cartoon.

5 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006), h. 221-222.

Page 19: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

8

I. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data peneliti menggunakan metode simak,

karena analisis data dilakukan dengan cara menyimak seluruh implikatur

dalam percakapan tokoh komik Mice. Istilah menyimak di sini tidak hanya

berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan tetapi juga penggunaan

bahasa secara tertulis. Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud

teknik sadap. Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode

simak, karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan

penyadapan. Hal ini berarti dalam mendapatkan data dilakukan dengan

menyadap pengguanaan bahasa seseorang yang menjadi informan.6

Dalam analisis selanjutnya menggunakan teknik lanjutan berupa

teknik simak bebas libat cakap (teknik SBLC). Dalam teknik SBLC ini

peneliti tidak bertindak sebagai tokoh yang turut berbicara, melainkan

sebagai pengamat pengguna bahasa oleh para penuturnya. Peneliti tidak

terlibat dalam peristiwa tuturan yang diteliti.7 Teknik lanjutan lain yang

digunakan oleh peneliti yakni teknik catat. Peneliti mencatat seluruh data

yang diperoleh dari sumber data.

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui

beberapa tahap. Antara tahap satu dengan tahap berikutnya berurutan dan

merupakan satu rangkaian. Tahap pertama, pendeskripsian data. Dalam

pendeskripsian data, tuturan yang masih dalam bentuk gambar, harus

dialihkan dari bentuk tuturan dalam bentuk balon percakapan menjadi dalam

bentuk dialog. Adapun urutan dalam membaca tuturan dimulai dari sisi kiri

menuju sisi kanan. Setelah satu gambar selesai, pembacaan dilakukan

dengan cara yang sama pada baris di bawah berikutnya. Bila suatu kotak

gambar terdiri dari lebih dari satu balon percakapan, maka penentu balon

percakapan tersebut ditentukan dengan melihat letak balon percakapan

yanng lebih dekat dengan tokoh atau penuturnya.

6 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa; Tahapan strategi, metode, dan tekniknya (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 92.

7 Ibid., h. 93.

Page 20: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

9

Kedua, tahap klasifikasi. Data yang telah dideskripsikan

diklasifikasikan berdasarkan eksplikatur yang muncul. Tahap ketiga,

analisis. Pada tahap ini berusaha menganalisis data dengan cara memahami

implikatur percakapan tokoh. Tahap Keempat evaluasi, tahap ini peneliti

melakukan evalusi data secara menyeluruh.

Selanjutnya terdapat tahap pemahaman implikatur percakapan.

Pemahaman implikatur dapat dilakukan dengan tahap berikut: Pertama,

memahami implikatur percakapan tokoh komik Mice. Kedua, mencocokkan

konteks yang menyertai percakapan tersebut. Ketiga, mengubah

pemahaman terhadap proposisi sesuai dengan konteks terutama respon yang

diharapkan penutur dengan cara mencari makna ujaran.

Page 21: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

10

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoretis

1. Pengertian Pragmatik

Pragmatik merupakan salah satu studi mengenai tuturan bah

asa manusia. Pragmatik sebagai bagian cabang ilmu linguistik yang

mengkhususkan bidang bahasan mengenai bahasa tuturan dengan

melibatkan seluruh konteks yang melengkupi tuturan tersebut. Bagi

pragmatik konteks menjadi sesuatu yang penting karena konteks inilah

yang menentukan maksud suatu tuturan. Keterikatan terhadap konteks

ini yang menjadikan maksud menjadi berbeda walaupun bentuk

tuturannya sama.

Pragmatik didefinisikan oleh Morris sebagai suatu cabang

semiotik, ilmu tentang tanda. Morris memandang semiosis (proses di

mana sesuatu berfungsi sebagai tanda) mempunyai 4 bagian. Tanda

(sign) merupakan seperangkat tindakan sebagai tanda; penanda

(designatum) merupakan kepada apa tanda tersebut mengacu;

interpretant adalah efek dari tanda; interpreter adalah individu yang

berpengaruh dengan tanda tersebut. Menurut Morris “semiosis adalah

… sesuatu yang ditandai penanda definite. Mediator adalah sarana

tanda; penerima yang memperhatikan tanda adalah interpretan;

perantara dari proses adalah interpreter; apa yang diperhatikan adalah

designata. 1

Dengan demikian, pragmatik adalah studi tentang bagaimana

interpreter menggunakan atau mengikutsertakan pemakai tanda atau

penerima tanda pada saat memaparkan (pengonstruksian dari

interpretan) tanda itu sendiri.

1 Deborah Schiffrin, Ancangan Kajian Wacana (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007), h.

269.

Page 22: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

11

Menurut parker dalam bukunya yang berjudul Linguistics for

Non-Linguists menyatakan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu

bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Adapun

yang dimaksud dengan hal tersebut adalah bagaimana satuan lingual

tertentu dapat digunakan dalam komunikasi yang sebenarnya. Pakar

bahasa ini dengan tegas membedakan pragmatik dengan studi tata

bahasa yang dianggapnya sebagai studi seluk beluk bahasa secara

internal. Menurutnya, studi tata bahasa itu tidak perlu dikaitkan dengan

konteksnya, sedangkan studi pragmatik mutlak harus dikaitkan dengan

konteksnya. Berkenaan dengan hal itu, maka studi tata bahasa dapat

dianggap sebagai studi bahasa yang bebas konteks atau tidak terikat

konteks (context independent).

Definisi yang disampaikan oleh Parker tersebut dapat dilihat

dari kutipan berikut: “ Pragmatics is distinct from grammar, which is

the study of the internal structure of language. Pragmatics is the study

of how language is used to communicate”.2

Jacob L. Mey mendefinisikan pragmatik sebagai berikut.

Pragmatics is the study of the conditions of human language uses as

these are determinet by the context of society. Dari batasan yang

disampaikan ini dapat disimpulkan prakmatik adalah ilmu bahasa yang

mempelajari kondisi penggunaan bahasa manusia, pada dasarnya

sangat ditentukan oleh konteks situasi yang mewadahi bahasa itu.

Konteks yang dimaksud dapat mencakup dua macam hal, yakni

konteks yang bersifat sosial dan konteks yang bersifat societal.

Konteks sosial adalah konteks yang timbul sebagai akibat dari

munculnya interaksi antaranggota masyarakat dalam suatu masyarakat

sosial dan budaya tertentu. Adapun yang dimaksud dengan konteks

societal adalah konteks yang faktor penentunya adalah kedudukan

2 Kunjana Rahardi, Sosiopragmatik, (Jakarta: Erlangga. 2009), h.21.

Page 23: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

12

(rank) dari anggota masyarakat dalam intuisi-intuisi sosial yang ada di

dalam masyarakat sosial dan budaya tertentu. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa dasar dari munculnya konteks societal adanya

kekuasaan (power), sedangkan dasar dari kemunculan konteks sosial

adanya solidaritas (solidarity).3

Pragmatik bertugas mengkaji maksud penutur dalam

menuturkan satuan lingual tertentu pada sebuah praktik berbahasa.

Dalam banyak hal pragmatik dikatakan sejajar dengan semantik karena

sama-sama mengkaji tentang makna. Perbedaan antarkeduannya yakni

pragmatik mengkaji makna satuan lingual asecara eksternal sedangkan

semantik secara internal.

Pragmatik merupakan salah satu cabang linguistik yang

mempelajari bahasa dari struktur eksternal. Termasuk di dalamnya

hubungan bahasa dengan konteks ujaran. Pragmatik mendasarkan

pijakan analisisnya pada konteks. Konteks yang dimaksud adalah

segala latar belakang pengetahuan yang dimiliki bersama oleh penutur

dan lawan tutur serta yang mewadahi sebuah pertuturan. Dengan

mendasarkan pada gagasan Leech, Wijana menyatakan bahwa konteks

yang semacam ini dapat disebut dengan konteks situasi tutur (speech

situational context). Konteks situasi tutur, mencakup aspek-aspek

berikut: (1) penutur dan lawan tutur, (2) konteks tuturan, (3) tujuan

tuturan, (4) tuturan sebagai tindakan atau aktifitas, dan (5) tuturan

sebagai produuk tindak verbal.4

Dalam rangka memahami sesuatu yang dimaksudkan oleh

seorang penutur, petutur harus selalu melakukan interprestasi pada

tuturan-tuturan si penutur. Leech menyebutkan hal yang hampir sama

dengan hal tersebut yakni “interpreting an utterance is ultimately a

3 Ibid., h.21.

4 Ibid., h. 22.

Page 24: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

13

matter of guesswork”. Artinya adalah menginterprestasikan suatu

tuturan sebenarnya merupakan usaha-usaha untuk menduga. Menduga

“guessing” tergantung pada konteks yang mencakup permasalahan,

peserta pertuturan, dan latarbelakang si penutur serta lawan tuturnya.

Semakin dalam konteks dipahami, semakin kuat dasar dugaan tersebut.

Yule memberikan dua definisi yang terkait dengan implikatur

dalam komik. Pertama, pragmatik adalah stusi makna kontekstual. Studi

pragmatik membutuhkan interpretasi maksud seseorang pada konteks

tertentu dan bagaimana konteks mempengaruhi maksud ujaran. Interpretasi

ini perlu melihat pada cara penutur mengatur apa yang dikatakannya

dengan melihat lawan bicara, waktu, tempat, dan ruang lingkupnya.

Kedua, pragmatik adalah studi cara lebih komunikatif dalam

menyampaikan sesuatu dari yang dikatakan. Artinya, dengan kata-kata

tertentu dicapai kualitas komunikasi yang maksimal. Komunikasi dua arah

ini enjadikan mitra tutur berusaha memahami atau menarik simpulan dari

tuturan penutur. Apa yang tidak dikatakan dapat dikenali sebagai bagian

dari maksud tuturan. Maksud tidak slalu dikatakan, tetapi dapat diketahui.

Studi pragmatik memungkinkan untuk membahas maksud, asumsi,

tujuan, dan perbuatan (misalnya meminta) yang ditunjukkan ketika

seseorang berbicara. Dua orang yang telah saling mengenal tidak perlu

berbicara dengan maksud yang jelas secara eksplisit. Dengan sedikit kata-

kata, mereka telah berkomunikasi dengan baik. Pesan dipertukarkan tanpa

terjadi salah tangkap maksud.

Sehubungan dengan macam-macam maksud yang mungkin

dikomunikasikan dalam penuturan sebuah tuturan, Leech mengemukakan

sejumlah konteks situasi tutur (speech situasional contexts) yang harus

Page 25: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

14

senantiasa dipertimbangkan dalam studi pragmatik.5 Konteks-konteks

tersebut adalah:

a. Penutur dan lawan tutur

Di dalam beberapa literatur, khususnya dalam Searle, lazim

dilambangkan S (speaker) yang berarti pembicara atau penutur dan H

(hearer) yang dapat diartikan pendengar atau mitra tutur.

Digunakannya lambang A dan H itu tidak dengan sendirinya

membatasi cakupan ragam bahasa lisan saja, melainkan juga dapat

mencakup bahasa tulis. Penutur dan lawan tutur dalam studi implikatur

komik ini berarti tokoh-tokoh yang berada dalam komik. Bingkai

komik menjadi pembatas antara pembaca atau penulis komik. Secara

tidak langsung komik memutuskan hubungan antara pembaca dan

penulisnya. Kimik berdiri sebagai individu yang mandiri.

b. Konteks tuturan

Konteks tuturan telah diartikan bermacam-macam oleh para

linguis. Konteks dapat mencakup aspek-aspek tuturan yang relevan

baik secara fisik maunpun nonfisik. Konteks yang bersifat fisik

disebut koteks (cotext), sedangkan konteks sosial disebut konteks.

Dalam pragmatik, pada hakikatnya konteks adalah seluruh latar

belakang pengetahuan (background knowledge) yang dipahami

bersama oleh penutur dan lawan tutur serta yang mendukung

interpretasi lawan tutur atas apa yang dimaksudkan penutur itu di

dalam proses bertutur. Berkenaan dengan hal tersebut Leech

menyatakan sebagai berikut. “I shail consider context to be any

background konowledge assumed to be shared by S and H and which

contribbutes to H’s interpretation of what S means by a given

utterance.”

Konteks pemakaian bahasa dapat dibedakan menjadi empat

macam yaitu; (1) Konteks fisik (phisical context) yang meliputi

5 Geoffrey Leech, Prinsip-prinsip Pragmatik (Jakarta: UI Press, 2011), h. 19-20.

Page 26: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

15

tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam suatu komunikasi, objek

yang disajikan dalam peristiwa komunikasi itu dan tindakan atau

perilaku dari peran dalam peristiwa komunikasi itu; (2) konteks

epistemis (epistemic context) atau latar belakang pengetahuan yang

sama-sama diketahui oleh pembicara maupun pendengar; (3) konteks

linguistik (linguistics cotext) yang terdiri kalimat-kalimat atau tuturan-

tuturan yang mendahului satu kalimat atau tuturan tertentu dalam

peristiwa komunikasi; (4) konteks sosial (social context) yaitu relasi

sosial dan latar setting yang melengkapi hubungan antara pembicara

(penutur) dengan pendengar (lawan tutur).6

Maksut setiap tuturan sangat ditentukan oleh konteks yang

berada di sekitar tuturan. Dell Hymes memberikan 8 ciri konteks yang

relevan. Berikut ciri konteks yang dimaksud: (1) penutur (advesser),

(2) pendengar (advessee), (3) topik pembicaraan, (4) latar (waktu,

tempat) , (5) saluran (channel), (6) kode (dialektika, stailnya), (7)

pesan (message), dan (8) peristiwa tutur (events).7 Berikut penjelasan

lebih detailnya.

Penutur adalah orang yang terlibat dalam pembicaraan.

Penutur dalam komik adalah tokoh-tokoh yang ada di dalam komik.

Dalam hal ini komik berdiri sebagai entitas yang independen terlepas

dari peran penngarangnya. Penutur dalam percakapan berarti orang

yang mengatakan sesuatu atau pembicara. Sedang lawan bicaranya

disebut dengan mitra tutur, atau pendengar. Mengenai penuturnya,

latar belakang sosial, kedudukan, dan sebagainnya sangat perlu

diperhatikan. Cara bertutur juga sangat diperhatikan. Mengetahui

latar belakang penutur akan sangat membantu dalam memahami

tuturan mereka.

6 Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik, (Bandung: Angkasa, 1993), h. 58.

7 Ibid., h. 84-85 195.

Page 27: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

16

Mitra tutur adalah lawan bicara dari penutur. Komik

sebagai entitas yang independen, ia terlepas dari pengarang atau pun

pembaca. Bila dalam komik terdapat tokoh-tokoh

yang berdialog, maka tokoh yang diajak berbicara berlaku sebagai

mitra tutur pembicara. Penutur akan memperhatikan mitra tuturnya.

Tidak jauh dengan penutur, mitra tutur pun menentukan arti sebuah

tuturan.

Topik pembicaraan mencirikan isi percakapan. Percakapan

umumnya mempunyai tema yang spesifik dengan sasaran

tuturannya. Mengetahui topik pembicaraan akan lebih memudahkan

menerima pesan yang disampaikan. Topik yang berbeda

mengandung makna yang berbeda pula.

Latar peristiwa mempunyai banyak macam. Latar

peristiwa diantaranya, tempat, suasana, kondisi psikologis, atau

kondisi yang lain. Latar ynag telah diketahui akan memudahkan

peserta tutur untuk memahami isi percakapan. Tuturan yang sama

memungkinkan untuk mempunyai maksud yang berbeda bila

dituturkan pada latar yang berbeda pula.

Saluran yang digunakan dalam wacana sangat

mempengaruhi wacana itu sendiri. Saluran menunjukkan cara

wacana tersebut disampaikan. Saluran juga menunjukkan kepada

siapa pesan yang terkandung dalam wacana tersebut ditujukan.

Untuk memberikan informasi seorang pembicara dapat

mempergunakan berbagai cara, bisa lisan, tulisan, telegram, dll.

Cara itulah yang dimaksud sebagai saluran. Pemilihan saluran tentu

tergantung pada beberapa faktor; kepada siapa ia berbicara, dalam

situasi yang bagaimana (dekat atau Jauh).

Kode, pemilihan kode mempengaruhi efektifitas atau

kelancaran komunikasi. Komunikasi yang tidak efektif justru dapat

Page 28: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

17

mengakibatkan terjadi kesalah pahaman atau salah dalam menerima

pesan. Terdapat kemungkinan timbulnya ambiguitas. Misalnya,

pemilihan kode pada alih kode antara pembicara dengan mitra

bicara. Jika salah satu, baik penutur maupun pendengar, tidak

memahami kode yang dipakai oleh lawan bicaranya, keduanya akan

mengalami kesulitan satu sama lain untuk memahami pesan yang

disampaikan. Jika hal ini terjadi, akan timbul gangguan dalam

komunnikasi dan pesan tidak akan tersampaikan dengan baik.

Pesan adalah hal yang sesungguhnya ingin disampaikan dari

orang satu dengan orang lain. Pesan adalah inti dalam komunikasi.

Pesan adalah bentuk makna yang ingin disampaikan. Pesan sebagai

komunikasi manusia berbentuk makna yang saling dipertukarkan.

Pertukaran yang terjadi itu menghasilkan pemhaman dan terjadilah

apa yang kita sebut sebagai komunikasi. Keberhasilan komunikasi

ini salah satu indikasinya adalah adanya makna-makna yang

dipertukarkan. Namun demikian, keberhasilan komunikasi ini

mengharuskan sekian banyak peranan faktor. Baik itu faktor cara

menyampaikan, isi pesan, hingga tujuan pesan. Pesan yang tidak

disampaikan pada waktu yang tepat, isi pesan yang tidak sesuai

dengan situasi dan kondisi, serta cara penyampaian yang tepat

mengakibatkan komunikasi tidak berjalan dengan lancar.

Unsur-unsur konteks tutur di atas mempunyai keterikatan

satu sama lain terdapat hubungan saling melengkapi. Dalam satu

wacana mungkin terdapat lebih dari satu unsure. Sebaliknya,

kemungkinan yang lain adalah dalam satu wacana tidak

mengandung unsur tertentu. Ini berarti bahwa unsur-unsur dalam

tuturan tidak harus semuanya hadir bersama-sama, melainkan ada

kemungkinan suatu komponen tidak hadir atau tidak berpengaruh.

Page 29: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

18

c. Tujuan tuturan

Tujuan tutur berkaitan erat dengan bentuk tuturan seseorang.

Dikatakan demikian, karena pada dasarnya tuturan itu terwujud

karena dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tutur yang jelas dan

tertentu sifatnya. Satu bentuk tutur dapat memiliki maksud dan

tujuan yang bermacam-macam. Demikian sebaliknya, satu maksud

atau tujuan tuturdapat diwujudkan dengan bentuk tuturan yang

berbeda-beda. Secara pragmatic, berbicara merupakan aktivitas

yang berorientasi pada tujuan (goal oriented activities).

d. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas

Tuturan sebagai entitas yang konkret karena jelas

keberadaan siapa peserta tuturnya, di mana tempat tuturnya, kapan

waktu tuturanya, dan seperti apa konteks situasi tuturnya secara

keseluruhan.

e. Tuturan sebagai produk tindakan verbal

Tuturan yang dihasilkan merupakan bentuk tindak tutur.

Fungsi tindak tutur meliputi tindakan sebagai permintaan, perintah,

bertanya, dan menginformasika. Pada umumnya jenis tindakan yang

ditunjukkan oleh pennutur ini dapat dikenali. Namun, dalam

penggunaan fungsi tuturan tidaklah selalu sebagaimana bentuknya.

Tindak tutur yang berupa pertanyaan tak selalu merupakan

pertanyaan, berikut contohnya.

(7) Bisakah kamu mengambilkan garam?

Tuturan (7) di atas tentu dipahami bahwa itu bukan tuturan

yang berfungsi untuk bertanya. Siapapun paham bahwa tuturan

tersebut adalah tuturan yang berupa permintaan tolong untuk

diambilkan garam.

Page 30: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

19

2. Pengertian Implikatur

Levinson dalam F.X. Nadar menyebutkan implikatur sebagai

salah satu gagasan yang terpenting dalam pragmatik (one of the single

most important ideas in pragmatics). Salah satu alasan penting yang

diberikannya adalah implikatur memberikan penjelasan eksplisit

tentang bagaimana dapat mengimplikasikan lebih banyak dari apa

yang dituturkan “provides some explicit account of how it is possible

to mean more than what is actually said”.8

Istilah implikatur (implicature) adalah derivasi dari kata

implicate, yang semula bermakna “menuduh seseorang terlibat dalam

perbuatan yang melanggar hukum.” Makna ini diubah oleh Grice

menjadi “sinonim” kata imply. Bedanya adalah bahwa imply

bermakana “menyiratkan secara umum”. Sedangkan implicate

bermakna “menyiratkan secara kebahasaan.” Istilah implikatur hampir

selalu dikaitkan dengan Grice, yang menyebutkan bahwa di dalam

berkomunikasi orang hendaklah bekerja sama dengan mitra tuturnya,

supaya komunikasi efisien dan efektif. Dengan kata lain, lawan tutur

harus mematuhi prinsip kerja sama (Cooperative Principle).9 Tidak

berbeda jauh dengan pendapat tersebut Leech menyebutkan bahwa

interpreting an utterance is ultimately a matter of gueeswork, or (to

use a more dignified term) hypothesis formation (menginterpretasikan

suatu tuturan sebenarnya merupakan usaha-usaha untuk menduga,

yang dalam bahasa lain merupakan pembuatan hipotesa)”.10

8 F.X. Nadar, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) h.

61.

9 Asim Gunawan, “Implikatur dan Kesantunan Berbahasa: Beberapa Tilikan dari

Sandiwara Ludruk” PELLBA: Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya:

Kedelapan Belas (Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya bekerjasama dengan

Yayasan Obor Indonesia), h. 86-87.

10 F.X. Nadar, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik, h. 60.

Page 31: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

20

Menurut James R. Hurford, Brendan Heasley, dan Michael B.

Smith mengungkapkan implikatur sbb: “Implicature is a concept of

utterance meaning as opposed to sentence meaning, but is parallel in

many ways to the sense relation. Futhermore, implicature is related to

the method by which speakers work out the indirect illocutions of

utterances.”11

“Implikatur adalah konsep makna ucapan yang

bertentangan dengan makna kalimat, namun banyak cara yang sama

untuk menghubungkan makna tersebut. Selanjutnya, implikatur

berkaitan dengan metode penutur mengeluarkan ilokusi tuturan tidak

langsung.”

Lebih lanjut Sperber dan Wilson berpendapat bahwa implikatur

dari sebuah ujaran digali dengan merujuk pada pengharapan yang

diekspresikan penutur tentang bagaimana ucapannya harus dipahami

oleh lawan tuturnya. Seoranng penutur punya alasan untuk percaya

bahwa ada beberapa informasi yang akan relevan bagi pendengarnya

tanpa tahu sedikitpun bagaimana relevansinya itu nanti. Misalnya ada

orang lewat yang menanyakan waktu kepada Anda: anda tahu bahwa

saat itu waktu menunjukkan jam lima sore. Fakta bahwa dia

menanyakan waktu merupakan alasan bagi Anda uuntuk meyakini

bahwa informasi tentang jam lima itu memang relevan baginya, tapi

Anda tidak punya cara untuk mengetahui apakah informasi itu benar-

benar relevan bagi dia, Anda tidak tidak tahu dalam konteks apa

informasi itu akan diproses dan apa dampak kontekstual nantinya.

Secara intuitif, dalam situasi ini, sekedar jawaban “Jam 5 sore” tidak

akan memiliki implikatur sama sekali. Niat anda dalam memberikan

informasi itu hanyalah sekedar untuk menyatakan bahwa saat itu

waktu menunjukkan jam 5 sore. Hal ini merupakan interpretasi

11

James R, dkk., Semantics A Coursebook (New York: Cambridge University Press,

2007), h. 314.

Page 32: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

21

pertama yang bisa disimpulkan yang konsisten dengan prinsip

relevansi.12

Pada umumya di dalam sebuah tuturan, penutur dan lawan tutur

dapat secara lancar berkomunikasi karena mereka memiliki semacam

kesamaan latar belakang pengetahuan tentang suatu yang dituturkan.

Di antara penutur dan lawan tuturterdapat semacam kontrak

percakapan yang tidak tertulis bahwa apa yang sedang dituturkan itu

saling dimengerti. Grice di dalam artikelnya yang berjudul “Logic and

Conersation” menyatakan bahwa sebuah tuturan dapat

mengimplikasikan proposisi yang bukan merupakan bagian dari

tuturan tersebut. Proposisi yang diimplikasikan itu yang disebut

implikatur percakapan.13

Berikut contoh agar lebih jelasnya.

“Bapak datang, jangan menangis!”

Tuturan tersebut tidak semata-mata dimaksudkan untuk

memberitahukan bahwa sang ayah sudah datang dari tempat teretentu.

Si penutur bermaksud memperingatkan mitra tutur bahwa sang ayah

yang bersikap keras dan sangat kejam itu akan melakukan sesuatu

terhadapnya apabila ia masih terus menangis. Dengan kata lain,

tuturan itu mengimplikasikan bahwa sang ayah adalah orang yang

keras dan sangat kejam dan sering marah-marah pada anaknya yang

sedang menangis.

Di dalam implikatur, hubungan antara tuturan yang

sesungguhnya dengan maksud tuturan itu harus didasarkan pada

konteks situasi tutur yang mewadahi munculnya tuturan tersebut, agar

sesuai dengan maksud penutur. Namun, adakalanya percakapan

12

Dan Sperber dan Deirdre Wilson, Teori Relevansi Komunikasi dan Kognisi

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, h. 283-284.

13 Kunjana Rahardi, Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia (Jakarta:

Erlangga, 2000), h. 43.

Page 33: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

22

memiliki banyak tafsiran, karena terbentuk dari kombinasi antara

bahasa dengan situasi. Sebuah bahasa yang sama ketika diucapkan

dalam situasi yang berbeda bisa menghasilkan implikatur yang

berbeda pula. Implikatur sangat tergantung pada situasi di mana ia

muncul.14

Jadi implikatur merupakan salah satu istilah terpenting dalam

pragmatik yang menerangkan apa yang mungkin diartikan, disarankan

atau dimaksudkan oleh penutur, yang berbeda dengan apa yang

sebenarnya dikatakan oleh penutur. Dalam suatu tindak percakapan,

setiap bentuk tuturan (utterance) pada dasarnya mengimplikasikan

sesuatu. Implikasi tersebut adalah proposisi yang biasanya

tersembunyi di balik tuturan yang diucapkan, dan bukan merupakan

bagian dari tuturan tersebut. Pada gejala demikian tuturan berbeda

dengan implikasi. Adanya perbedaan antara tuturan dan implikasi

kadang-kadang dapat menyulitkan mitra tutur untuk memahaminya,

namun pada umumnya antara penutur dan mitra tutur sudah saling

berbagi pengalaman dan pengetahuan sehingga percakapan dapat

berjalan dengan lancar. Dengan demikian, implikatur mengisyaratkan

adanya perbedaan antara tuturan dengan maksud yang ingin

disampaikan.

Jenis-jenis Implikatur

Ada dua teori utama implikatur yang perlu kita ketahui. Teori

tersebut dari Speber dan Wilson, dan Grice. Teoti yang akan dipakai

dalam penelitian ini yaitu teori implikatur Sperber dan Wilson. Hal ini

karena, teori implikatur tersebut lebih kuat daripada teori implikatur

Grice. Dengan perspektif Sperber dan Wilson dapat dibedakan

implikatur kuat dan lemah. Sementara perspektif Grice perbedaan itu

tidak dapat dibuat: Semua implikatur yang dapat ditarik dari suatu

14

Elizabeth Black, Stalistika Pragmatis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Cet.1, h. 54.

Page 34: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

23

ujaran adalah tidak pasti, yang mana yang sebenarnya dimaksudkan

penutur.15

Sperber dan Wilson membedakan implikatur menjadi dua

macam, yakni implikatur premis (implicated premises) dan implikatur

konklusi (implicated conclusion). Implicated premises harus

disediakan oleh pendengar dari ingatannya kemudian menyusunnya

dengan mengembangkan ancangan-ancangan asumsi yang diperoleh

dari ingatan lainnya “Implicated premises must be supplied by the

hearer, who must either retrieve them from memory”. Sedangkan

implicated conclusion diperoleh dengan cara menyimpulkan

keterangan tuturan dengan konteksnya “Implicated conclusions are

deduced from the explicatures of the utterance and the context”. 16

Ilustrasi mengenai perbedaan implicated premises dan

implicated conclusion sbb:

Perter : “Would you drive a Mercedes?”

“ Maukah Anda mengendarai Mercedes?”

Mary : “I wouldn’t drive any expensive car.”

“ Saya tak mau mengendarai mobil mewah manapun.”

Sebagaimana dapat dilihat, jawaban Mary bukanlah merupakan

jawaban yang langsung terhadap pertanyaan pertanyaan Peter. Namun

demikian, Peter, melalui ingatan dan pengetahuannya dapat

menyimpulkan sebuah informasi, yaitu: A Mercedes is an expensive

15

Asim Gunawan, “Implikatur dan Kesantunan Berbahasa: Beberapa Tilikan dari

Sandiwara Ludruk” PELLBA: Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya:

Kedelapan Belas, h., 92-93

16 F.X. Nadar, Pragmatik dan Penelitian Pragmatik, h. 62.

Page 35: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

24

car. Pemahaman Peter bahwa A Mercedes is an expensive car inilah

yang disebut dengan implicated premises. Peter terus melanjutkan

proses berpikirnya, mengapa jawaban Mary seperti itu, yaitu I

wouldn’t drive any expensive car dan menggabungannya dengan

pengetahuannya bahwa A Mercedes is an expensive car. Proses ini

melahirkan penyimpulan bahwa Mary wouldn’t drive a Mercedes,

yang disebut sebagai implicated conclusion.

Wijana menjelaskan bahwa sebuah tuturan memang dapat

mengimplikasikan proporsi yang bukan merupakan bagian dari

tuturan yang bersangkutan. Karena implikatur bukan merupakan

bagian tuturan yang mengimplikasikannya, hubungan kedua proposisi

itu bukan merupakan konsekuensi mutlak. Contoh yang dipergunakan

untuk memperjelas pernyataan bahwa implikatur bukan merupakan

bagian dari tuturan yang mengimplikasikannya sbb:

(+) Ali sekarang memelihara kucing

(-) Hati-hati menyimpan daging

Tuturan (-) bukan merupakan bagian dari tuturan (+) karena

tuturan (-) muncul akibat inferensi yang didasari oleh latar belakang

pengetahuan tentang kucing dengan segala sifatnya. Adapun salah

satunya senang memakan daging.

Teks humor sebagai salah satu bentuk komunikasi juga dapat

dianalisis implikaturnya. Apakah teks tersebut termasuk implicated

premises atau implicated conclusion, tetapi secara umum teks humor

mengaandung implicated conclusion karena biasanya dalam sebuah

teks atau percakapan humor tergantung konteksnya sehingga terdapat

implikasi pragmatik yang tersirat di dalamnya.

Menurut Levinson, ada 4 macam faedah implikatur, yaitu: (a)

dapat memberikan penjelasan makna atau fakta-fakta kebahasaan

yang tidak terjangkau oleh teori linguistik, (b) memberikan penjelasan

Page 36: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

25

yang tegas terhadap perbedaan lahiriah dari yang dimaksud oleh

pemakai bahasa, (c) memberikan pemerian semantik yang sederhana

tentang hubungan klausa yang dihubungkan dengan kata-kata

penghubung yang sama, dan (d) Memerikan berbagai fakta yang

secara lahiriah tampak tidak berkaitan, justru berlawanan seperti

metafora.17

Proses Terjadinya Implikatur

Sperber dan Wilson melihat bidal relasi sangat penting dalam

menghasilkan implikatur. Bahkan sampai pentingnya mereka

mengelevasikannya menjadi prinsip, yaitu prinsip relevansi. Jadi,

menurut kedua pakar ini implikatur dapat dicari dan diinferensikan

berdasarkan atau dengan pedoman prinsip relevansi itu. Faktor utama

yang memungkinkan komunikasi berhasil adalah adanya relevansi

optimal: penutur mengungkapkannya dan pendengar mencarinya.

Seperti yang telah disinggung di depan, suatu ujaran dikatakan

mempunyai relevansi optimal jika dan bila: (1) ujaran itu

memungkinkan lawan tutur menemukan atau memahami makna atau

maksud ujaran penutur tanpa usaha berlebihan yang tidak perlu. (2)

jika dan bila lawan tutur tahu atau merasa bahwa makna (maksud)

penutur itu patut diproses, di dalam arti patut “dibiayai” dengan

usaha, agar ia memperoleh manfaat. Manfaat ini menurut Gutt bersifat

psikologis, yaitu terjadinya modifikasi pengetahuan pada lawan tutur

di dalam bentuk efek kontekstual yang positif. Modifikasi itu terjadi

karena adanya; penamabahan informasi baru, pengetahuan informasi

lama, pelemahan informasi lama atau pembatalan informasi lama.

Teori relevansi bertujuan menerangkan komunikasi (yakni

komunikasi ostensif) secara keseluruhan secara eksplisit maupun yang

implisit. Dalam teori relevansi ini semakin banyak efek kontekstual,

17

Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik (Bandung: Angkasa, 1993), h. 70.

Page 37: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

26

makin besarlah relevansi ujarannya (makin besarlah relevansi

informasi yang disampaikan oleh penutur atau penulis). Mengenai

usaha untuk memproses informasi yang masuk, makin kecil usaha

yang diperlukan untuk mengaksesnya, makin besarlah relevansinya.

Teori relevansi juga memungkinkan lawan tutur atau

pendengar merasa yakin bahwa ia telah menarik implikatur yang

benar-benar disiratkan oleh penutur. Caranya dengan mencari makna

yang paling relevan dari semua siratan yang secara potensial dapat

timbul. Pedoman penutur yakni makna mana yang paling banyak

mengandung efek kontekstual (paling cepat “nyambung”) yang dapat

diakses dengan mengeluarkan usaha yang paling sedikit, itulah makna

implikatur yang dimaksud oleh penutur. Pemahaman lawan tutur atas

ujaran penutur dipandu oleh prinsip relevansi, yang bukan norma dan

karenanya tidak dapat dilanggar walaupun seandainya penutur

bermaksud melanggarnya. Prinsip ini hanya menuntun proses

pencarian inferensi, dan semua orang mempunyai kemampuan untuk

memproses kata-kata agar diperoleh inferensi.

Bagaimana lawan tutur sampai pada suatu inferensi atau

simpulan? Menurut Sperber dan Wlison, ada tiga cara untuk itu, yaitu:

(1) Menarik eksplikatur (pada tataran ujaran)

(2) Menarik eksplikatur pada tataran yang lebih tinggi, dan

(3) Mencari implikatur.

Eksplikatur ini penting karena di dalam praktik penggunaan

bahasa, apa yang dikatakan atau ditulis orang itu hampir selalu tidak

pasti atau menurut istilah Sperber dan Wilson underspecified.

Perhatikan contoh kalimat berikut; “Parkir untuk Dosen UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta”. Bagi yang suka mengkritik, ia akan

mempertanyakan “Dosen kok diparkir?” atau yang diparkir itu

kendaraan dosen kampus tersebut atau dosen dari kampus lainnya?

Agar tidak menyebabkan salah paham bentuk ujaran penuhnya yakni

Tempat parkir untuk kendaraan mobil (bukan kuda, andong, dan

Page 38: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

27

sebagainya) milik dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan

mengelaborasikan kata-kata tanda parkir di atas kita menjadi tahu

persis apa maknanya dan kita tahu persis eksplikaturnya.

Menarik makna penutur tidak hanya cukup memperhatikan

makna proposisinya saja. Karena pragmatik merupakan kajian tentang

maksud penutur, untuk memahami makna ujaranya kita harus tahu

sikap penutur. Inilah yang dimaksud dengan higher-order explicature.

Dalam mencari inferensi implikatur lawan tutur atau

penerjemah harus memperoleh perpadanan fungsional. Perpadanan ini

tercapai jika pada intinya implikatur di dalam bahasa sasaran sepadan

dengan implikatur di dalam bahasa sumber.

Jadi dalam teori relevansi, implikatur diidentifikasi melalui

proses inferensi dengan pedoman prinsip relevansi. Yakni informasi

mana yang paling optimal terdeteksi dengan mengeluarkan biaya

(dalam bentuk usaha dengan indikator waktu) paling sedikit. Itulah

implikatur yang dimaksud penutur.

3. Pengertian Kolom

Kolom merupakan ruang antara dua garis tegak pada lembar

kertas atau halaman buku. Kolom juga diartikan sebagai bagian

vertikal pd halaman cetak yg dipisahkan oleh garis tebal atau ruang

kosong, seperti dalam surat kabar.18

Setiap surat kabar memiliki

kolom khusus yang menjadi ciri bagi media massa masing-masing,

misalnya „Pojok‟ Kompas, „Ole-Ole‟ Pikiran Rakyat, „Rehat‟

Republika.

Kolom khusus di dalam surat kabar biasanya berisi komentar

anonim atas perkembangan terakhir atau yang menyangkut situasi

politik dan ekonomi. Isinya biasanya berupa kiasan, sindiran,

sarkasme, kejutan, olok-olok yang terkadang terkesan agak „nakal‟.

18

http://kbbi.web.id/kolom

Page 39: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

28

Pada umumnya, kolom khusus terdiri atas dua bagian. Bagian pertama

berupa pernyataan (biasanya dari pejabat, birokrat, tokoh, dan orang

terkenal lainnya), sedangkan bagian kedua merupakan tanggapan dari

redaksi media massa yang bersangkutan. Kolom yang berupa

komentar pembaca mengenai perkembangan terakhir yang

menyangkut situasi di masyarakat ini disebut kolom pembaca.

Selain kolom pembaca sebuah surat kabar biasanya juga

memiliki kolom kartun. Kolom kartun merupakan ilustrasi atau

gambar satu momen yang didominasi oleh humor dan berfungsi untuk

menghibur. Kartun juga menjadi dasar dalam pembuatan komik. Hal

ini karena dalam sebuah komik berisikan ilustrasi yang berbentuk

cerita bergambar dengan narasi yang cenderung panjang bahkan

sampai bersambung dan berfungsi sebagai hiburan. Ilustrasi yang

panjang dalam komik biasanya dipisahkan oleh sebuah panel

berurutan yang dilengkapi dengan balon kata dan keterangan di atas

gambar.

Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat terlihat dengan jelas

adanya perbedaan kartun dan komik, namun banyak orang

menganggap keduanya sama. Mereka melihat bahwa kartun dan

komik itu adalah sebuah hal yang tidak berbeda, padahal pada

dasarnya keduanya memiliki arti yang berbeda, kesamaannya

hanyalah komik dan kartun berupa gambar. Komik sebagaimana yang

terlihat diuraikan sebagai sebuah cerita yang bergambar. Sedangkan

kartun adalah gambar itu sendiri (tanpa harus memiliki sebuah cerita).

Menurut Mc Cloud di dalam sebuah komik ada beberapa istilah yang

harus dipahami, yakni:

a. Panel : Kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang nantinya

membuat sebuah alur cerita. Panel bisa dikatakan sebagai frame

atau representasi dari kejadian-kejadian utama dari cerita yang

terdapat dalam komik tersebut. Biasanya dalam suatu halaman

Page 40: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

29

terdapat beberapa panel sekaligus. Umumnya bentuk panel

adalah persegi empat, namun sering kali ditemukan berbagai

bentuk variasi panel. Urutan dalam membaca panel adalah dari

kiri ke kanan, atas ke bawah. Urutan pembacaan ini searah

jarum jam yakni dari kiri ke kanan.

b. Sudut pandang dan ukuran gambar dalam panel

Komik dikatakan sebagai citra visual yang filmis, hal ini karena

rangkaian gambar yang tercipta memakai pola yang dipakai

dalam film. Artinya logika gerak-gerik kamera film bisa

diterapkan dalam visualisai komik. dengan demikian, aspek

kekayaan bahasa penuturan secara dramatis mampu dihasilkan

jika pemilihan sudut pandang sesuai dengan adegan yang

muncul dalam panel komik tersebut. Dalam bahasa film sudut

pandang disebut camera angle. Ukuran gambar dalam panel

dikemas berdasarkan kebutuhan adegan yang ditampilkan, hal

ini karena masing-masing gambar yang dihasilkan memiliki

maksud maupun makna tertentu.

c. Parit : Istilah parit merujuk pada ruang di antara panel.

Parit atau ruang panel inilah yang menumbuhkan imajenasi

pembaca. Dua gambar yang terpisah dalam panel diubah

pembaca untuk menjadi sebuah gagasan yang sesuai dengan

interpretasi pembaca.

d. Balon kata : Sering disebut “balon ucapan”. Balon kata

merupakan representasi dari pembicaraan ataupun narasi dari

peristiwa yang sedang terjadi atau keadaan yang digambarkan

dalam panel. Menurut Boneff balon ucapan merupakan fungsi

bahasa dari komik, bahasa tersebut merupakan ungkapan

sekaligus monolog, ataupun dialog adegan komik.

e. Bunyi huruf : Bunyi huruf disebut juga sound lettering. Bunyi

huruf ini digunakan untuk mendramatisis sebuah adegan.

Bentuknya bermacam-macam, karena setiap komikus memiliki

Page 41: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

30

gaya ekspresi masing-masing. Bunyi huruf disebut juga

onomatope. Kata ini diambil dari bahasa Yunani yang merujuk

kepada kata maupun sekelompok kata yang menirukan sumber

yang mewakilinya.

f. Ilustrasi : Ilustrasi merupakan seni gambar yang dipakai

untuk membeeri penjelasan atas suatu tujuan atau maksut

tetentu secara visual. Ilustrasi terdiri dari beberapa gambar

yang melukiskan isi dari suatu cerita. Melalui ilustrasi pesan

yang disampaikan akan lebih berkesan karena pembaca akan

mudah mengingat gambar daripada kat-kata.

g. Cerita : Komik juga dikatakan sebagai sastra gambar, hal

ini berarti yang menjadi dasar terbentuknya komik yakni

gambar dan narasi atau cerita.

h. Garis gerak : Efek gerakan yang ditimbulkan oleh gesture atau

pergerakan karakter-karakter yang muncul dalam ilustrasi

komik. garis gerak berfungsi mewakili gerakan dari sebuah

obyek, baik gerakan cepat tau lambat.

i. Symbolia : Representasi ikon yang digunakan dalam komik

dan kartun. Symbolia tervisual dalam benda ataupum huruf.

j. Kop komik : Bagian dari halaman komik yang berisi judul dan

nama pengarang.19

4. Kritik dalam Kartun

Kartun adalah sebuah gambar yang bersifat representasi dan

simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor. Kartun

biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, dan paling sering

menyoroti masalah politik atau masalah publik. Namun, masalah

sosial kadang juga menjadi target, misalnya dengan mengangkat

kebiasaan hidup masyarakat, peristiwa olahraga, atau mengenai

19

Indiria Maharsi, Komik; Dunia kreatif Tanpa Batas (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), h.

75-104.

Page 42: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

31

kepribadian sesorang. Dengan kata lain kartun merupakan metafora

visual hasil ekspresi dan interprestasi atas lingkungan sosial politik

yang tengah dihadapi seniman pembuatnya.

Kritik kartun sebenarnya hanya usaha menyampaikan masalah

aktual ke permukaan, sehingga muncul dialog antara yang dikritik dan

yang mengkritik, serta dialog antar masyarakat itu sendiri, dengan

harapan akan adanya perubahan. Aspek pertentangan dalam tradisi

penciptaan kartun sebenarnya bukanlah lebih mementingkan naluri

untuk mengkritik, melainkan lebih menekankan fakta-fakta historis

bahwa masyarakat telah memasuki bentuk komunikasi politik yang

modern, dan tidak lagi mempergunakan kekuatan atau kekuasaan.

Kartun lebih mengedepankan pesan dan situasi penggambaran kartun

daripada figur atau tokoh yang dimunculkan. Mengenai kandungan

kritiknya, kartun sering lugas, tegas kadangkala pedas, tampaknya

dipengaruhi oleh situasi dalam menyikapi kebijakan atau peristiwa

yang sedang terjadi.20

Selain kartun wahana kritik sosial seringkali dijumpai di

berbagai media cetak, seperti surat kabar, majalah, dan tabloid.

Seperti layaknya fungsi media massa, kritik dan kontrol sosial biasa

dikemas dalam rubrik atau artikel berita. Media cetak terutama surat

kabar berfungsi memberikan informasi turut menggunakan

pendekatan humor dalam menyampaikan pesannya kepada pembaca.

Bentuk pesan yang disampaikan dengan pendekatan humor dalam

surat kabar diantarannya karikatur.

Karikatur disajikan sebagai suatu bentuk kritik sosial yang

memiliki kadar humor, estetika, serta pesan kritik yang tepat sasaran.

20

Anonim, Kajian Makna Kartun. http://basnendar.dosen.isi-

ska.ac.id/2010/07/26/kajian-makna-kartun-editorial-melalui/. Diakses Pada 18/06/2014. Pukul

21:05 WIB.

Page 43: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

32

GM Sudarta memberikan karikatur sebagai deformasi berlebih atas

wajah seseorang, biasanya orang terkenal, dengan mempercantiknya

melalui ciri khas lahiriahnya untuk tujuan mengejek. Sedangkan

menurut T. Susanto, gambar kartun atau karikatur merupakan alat

yang paling mudah dan cocok untuk mennggambarkan realitas yang

terjadi dalam masyarakat. Maka tidaklah heran apabila dalam media

cetak dapat kita jumpai karikatur dengan halaman untuk

mengutarakan suatu opini. Pesan yang disampaikan dalam karikatur

mempunyai ungkapan yang kritis terhadap berbagai permasalahan,

baik itu yang tersamar maupun yang tersembunyi. Dari sini, dapat kita

ketahui bahwa karikatur dan kartun dapat dikatakan sebagai sarana

kritik sosial. Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan

informasi tertulis, karena menatap gambar jauh lebih mudah dan

sederhana.

Gambar merupakan media yang paling cepat untuk

menanamkan pemahaman jika dibandingkan dengan media verbal,.

Gambar berdiri sendiri, memiliki subjek yang mudah dipahami dan

merupakan “simbol” yang jelas dan mudah dikenal. Pembuatan

“gambar komunikasi” dimaksudkan untuk mendukung suatu pesan.

Ada beberapa bentuk gambar komunikasi, antara lain: ilustrasi, logo,

dan karikatur. Gambar karikatur adalah media penyampaian pesan

yang digambar secara sederhana dan menyalahi anatomi. Walaupun

sesungguhnya untuk mencapai kesederhanaan tersebut perlu

mempelajari secara tekun dan jeli, sekaligus dituntut memiliki

wawasan humoristik yang cukup.

Ini berarti bahwa untuk menggoreskan kartun yang sederhana

ternyata tidak sesederhana yang dipikirkan orang. Belum lagi masalah

“mengisi” karya tersebut agar mempunyai pesan dan visi yang

mantap. Ibarat masakan, diolah dengan bumbu yang pas dan

disuguhkan dalam warna yang menarik dan mengundang selera. Jika

Page 44: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

33

karya kartun yang sederhana diberi “isi”, ia akan menjelma menjadi

apa yang disebut dengan karikatur. Arti karikatur yang sebenarnya

adalah “potret wajah yang diberi muatan lebih” yang berkesan

didestorsi ataupun deformatif. Namun secara visual masih bisa

dikenali objeknya. Karikatur yang biasa kita lihat disurat kabar,

menggambarkan pula wajah-wajah tokoh tertentu yang dikenal, yang

dilakonkan keterlibatannya dalam suatu peristiwa atau masalah.

Karikatur atau wajah deformatif yang tergambar di dalamnya

hanyalah alemen yang dimaksud untuk memperjelas pesan yang

hendak disampaikan.

Jadi, peran yang diharapkan dari komik di era modern ini,

bukanlah sebagai media fantasi. Namun secara nyata diharapkan

sumbangsihnya untuk lebih mengisi dan mengkritisi secara etik dan

estetik terhadap perkembangan bangsa ini. Dengan demikian, komik

mempunyai kekuatan dalam memberikan informasi yang mendidik,

menghibur sekaligus mempengaruhi seperti hakekat komunikasi.

Meskipun begitu harus dalam rangka etik dan estetik. Sehingga tidak

meninggalkan kebudayaan yang bersifat luhur. Dengan adanya ktitik

tersebut diharapkan dapat memberikan kepekaaan bagi semua pihak.

5. Profil Penulis Komik Mice

Muhammad Misrad (Mice), lahir di Jakarta 23 Juli 1970. Dia

menyelesaikan kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Fakultas

Seni Rupa. Ia menyebut dirinya sebagai kartunis, hobinya berawal dari

kecil yang sangat suka membaca komik. Salah satu inspirasi Mice

yakni kumpulan kartun karya Lat, yaitu kartunis asal Malaysia. Ia

menggemari karya Lat yang berjudul “Kampung Boy” dan “Mat Som.

Sekarang ini, selain sebagai kartunis, ia juga sebagai pengajar (dosen)

di kampus tempat menimba ilmunya dulu.

Awal karir kepenulisan Mice dimulai ketika di IKJ. Bersama

teman seperjuangannya Benny Rachmady (Benny) yang kuliah di

Page 45: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

34

Desain Grafis. Mereka mengerjakan kartun untuk koran dinding di

IKJ. Awalnya koran itu berupa tulisan ilmiah akan tetapi ketika

mereka yang membuat, temanya diubah menjadi kejadian sehari-hari.

Dari koran dinding inilah hobi usil dengan kartun dimulai.

Benny dan Mice banyak juga melahirkan karya-karya,

diantaranya: Lagak Jakarta: Trend & Perilaku (1997), Lagak Jakarta:

Transportasi (1997), Lagak Jakarta: Profesi (1997), Lagak Jakarta:

Krisis Oh Krisis (1998), Lagak Jakarta: Reformasi (1998), Lagak

Jakarta: Huru Hara Pemilu ‟99 (1999), Kartun Benny & Mice: Jakarta

Luar Dalem (2007), 100 Tokoh yang mewarnai Jakarta (2008), Benny

& Mice: Talk Abaut Hape (2008).21

Kartun Benny & Mice merupakan cikal bakal Kartun Mice

yang terbit di Kompas Minggu. Awalnya mereka berdua membuat

kartun bersama yang terbit di Kompas Mingg semenjak 2003, namun

sekarang sudah berpisah. Benny dan Mice, selalu memberikan

pandangan yang unik, berbeda, dan unpredictable. Bahkan, Sosiolog

dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sujito, mengatakan bahwa kartun

Benny & Mice sebenarnya adalah bagian dari tradisi kritik

kebudayaan yang disampaikan dengan bahasa sopan namun

menggelitik dan membuat orang berpikir. Benny dan Mice berpisah

tanggal 4 Juli 2010 adalah episode terakhir Benny & Mice dan pada

minggu berikutnya (11 Juli 2010), Benny & Mice digantikan oleh

Mice Cartoon yang hanya digambar oleh Muhammad “Mice” Misrad.

Hanya Mice, tanpa ada Beni di dalam cerita maupun judulnya.22

21

Amir Sodikin, Benny dan Mice, http://nalar.co.id/kritik-ketawa-ala-benny-mice-

335.php. Diakses pada 18/06/2014 Pukul 21:24 WIB.

22 Iden Wildensyah. Mice Cartoon,

http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2011/03/01/mice-tanpa-benny-343608.html. Diakses pada

18/06/2014 Pukul 21:37 WIB.

Page 46: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

35

B. Penelitian yang Relevan

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan

tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguguran maupun perpustakaan utama UIN Syarif

Hidayatullah. Penulis belum menemukan skripsi mahasiswa/i yang

meneliti tentang judul ini. Ada beberapa skripsi mahasiswa/i yang

hampir serupa, namun berbeda dengan yang diteliti, diantaranya:

Analisis Semiotik Kritik Sosial Handphone Dalam Komik Kartun

Benny & Mice Talk About HP karya Nurma Wazibali dari Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam

skripsinya penulis mengungkapkan bahwa selain unik dan lucu komik

juga bisa dijadikan sebagai sarana oleh masyarakat dalam menuangkan

kritik mengenai apa yang terjadi di masyarakat. Komik kartun Benny &

Mice Talk About Hape, menjadi salah satu bentuk wujud kritik sosial

yang ada mengenai apa yang menjadi kegemaran masyarakat.

Dengan mengambil contoh-contoh apa yang sedang terjadi di

kalangan masyarakat pada umumnya komik ini bisa menjadi

cermin bagi para pembacanya. Selain kritikan komik kartun Benny

& Mice juga menggambarkan jenis-jenis masyarakat yang

menggunakannya, jenis-jenis handphone yang sedang berkembang,

serta baik buruknya perkembangan teknologi tersebut bagi

masyarakat.

Implikatur Komik Doraemon: Pendekatan Pragmatik Karya

Fadilah Rahmawati Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret. Dari analisis yang telah dilakukan oleh penulis implikatur komik

Doraemon terjadi karena adanya maksim yang mengambang. Adapun

latar belakang terjadinya pengambangan maksim karena adanya

praanggapan yang sama antara penutur dan mitra tutur mengenai

refernsi, common knowledge, inferensi, dan prinsip analogi.

Page 47: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

36

Ada pula Tesis karya Nur Alfi Laelah yang berjudul “The Humor

and Non Humor of Grice’s Conversational Implicature in the

Transcript of Bridesmaids Movie” Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam analisisnya penulis mengungkapkan

bahwa implikatur yang terjadi dalam teks humor dan non humor dalam

film Bridesmaids terjadi karena adanya pelanggaran maksim kerjasama.

Dengan begitu maka penulis mengambil kesimpulan bahwa

belum ada mahasiswa/i yang meneliti tentang Implikatur Kolom

Kartun Koran Kompas Mingguan dan Implikasinya Bagi Pembelajaran

Bahasa Indonesia Kelas X SMA” di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 48: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

37

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Implikatur Kolom Kartun Mice Kompas Minggu

Ada pepatah mengatakan “Tulisan lebih tajam dari pada

pedang.” Adakah yang lebih tajam dari tulisan? Fakta menunjukkan

bahwa gambar dapat lebih tajam daripada tulisan. Sebuah kartun atau

karikatur yang tampil di sebuah halaman media lebih langsung

merangsang mata. Gambar itu tak mudah dilewatkan dibandingkan

dengan artikel atau tulisan lainnya. Karikaturis Amerika di

pertengahan abad ke-19, Thomas Nast, dengan ketajaman goresan

penanya mampu memotivasi opini masyarakat. Akibatnya seorang

politikus New York yang korup, terlempar dari kedudukannya yang

sangat kokoh. Itu membuktikan bahasa visual mempunyai kelebihan

dalam kecepatan berkomunikasi, yakni dapat menyampaikan informasi

secara langsung serta melibatkan emosi pengamat. 1

Nampaknya, yang menjadi inti persoalan dalam sebuah komik

atau pun kartun adalah cara pengungkapan gagasan. Seni kartun lebih

condong ke penyampaian gagasan atau lebih spesifik proses

komunikasi. Implikatur komunikasi inilah yang menarik untuk diteliti.

Implikatur dapat didefinisikan sebagai apa yang mungkin diartikan,

disarankan atau dimaksudkan oleh penutur, yang berbeda dengan apa

yang sebenarnya dikatakan oleh penutur. Dalam suatu tindak

percakapan, setiap bentuk tuturan (utterance) pada dasarnya

mengimplikasikan sesuatu. Implikasi tersebut adalah proposisi yang

biasanya tersembunyi di balik tuturan yang diucapkan, dan bukan

merupakan bagian dari tuturan tersebut. Saat ini kartun juga bisa

dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran visual

1 Kumpulan Karikatur Priyanto S. di Majalah Tempo, 1972-1974 (Jakarta: PT Tempo Inti

Media Tbk., 2001), h.3

Page 49: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

38

juga dianggap lebih efektif ketimbang media audio dalam

penggunaanya.

Kolom kartun yang dianalisis dalam penelitian ini yakni kartun

Mice yang terbit pada kompas minggu edisi 2 Februari sampai 27

April 2014. Saat ini selain menghibur para pembacanya, kartun juga

digunakan sebagai sarana untuk mengkritik peristiwa yang terjadi di

masyarakat, termasuk juga kartun Mice. Melalui implikaturlah kritikan

itu dituangkan dalam bentuk percakapan antar tokoh kartun. Meskipun

menggunakan kartun sebagai media menuangkan kritikan tetapi

kritikan tersebut tidak akan kehilangan ketajaman dan keakuratan

dalam mengkritik. Berikut analisis penelitiannya:

Data 1

Konteks umum dalam masyarakat yang menjadi latar

belakang munculnya komik ini yaitu banyak sekali pemberitaan

adanya tindak kekerasan yang terjadi di ruang lingkup sekolah.

Tindak kekerasan ini dilakukan oleh guru maupun orang di

Gambar 1 (2 Februari 2014)

Page 50: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

39

lingkungan sekolah terhadap siswa. Kondisi yang seperti itu, kerap

kali menjadi topik dalam pemberitaan di media massa, yang tentu

saja mengundang keprihatinan para orang tua siswa dan juga

masyarakat. Berikut beberapa pemberitaan di media massa

mengenai kekerasan guru terhadap siswanya. Pemberitaan di koran

Sindo edisi 10 November 2014 dengan judul “Tak Ikut Yasinan, 8

Siswa SMPN Dipukuli Guru”, Merdeka.com pada Senin, 17

November 2014 dengan Judul “Tak Ikut Upacara Siswa SMP

Dilempar Tempat Sampah Oleh Guru”. Bukan hanya pemberitaan

buruknya perilaku guru maupun staf sekolah terhadap siswa yang

menjadi topik utama media massa, kasus pelecehan seksual juga

banyak terjadi. Seperti halnya kasus pelecahan seksual terhadap

siswa di sekolah bertaraf internasional (Jakarta Internasional

School) yang diberitakan banyak media massa. Kasus kekerasan di

sekolah tidak berhenti begitu saja, karena di internet kita dapat

dengan mudah mengakses video kekerasan tersebut. Tindak

kekerasan inilah yang kemudian menjadi inspirasi pembuat komik

ini.

Peristiwa dalam komik tersebut terjadi di sekolah. Pada saat

itu seorang guru sedang menghukum muridnya. Hukuman itu

bermacam-macam bentuknya. Pada panel pertama berupa menarik

jambang siswa, panel kedua menyubit perut siswa dan memutarnya

sampai 180 derajat, panel ketiga memukul dengan mengguanakan

penggaris, yang keempat melempar penghapus siswa yang sedang

gaduh, dan panel yang terakhir menjemur siswa di halaman

sekolah dengan posisi hormat ke bendera ketika sedang terik

matahari. Dari situasi komik tersebut terlihat dengan jelas beberapa

siswa sedang menerima hukuman dari guru ketika pelajaran

berlangsung. Secara kontekstual tidak mungkin seorang murid

menerima hukuman bila tidak melakukan kesalahan. Hal ini

Page 51: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

39

berarti, siswa yang menerima hukuman tersebut melakukan

kesalahan ketika jam pelajaran berlangsung. Misalnya saja gaduh

saat jam pelajaran, tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan,

berbicara dengan temannya saat jam pelajaran, dan sebagainnya.

Eksplikatur yang muncul ketika seseorang membaca komik

ini, pasti menganggap guru yang bersangkutan galak dan tidak

sabar menghadapi murid-muridnya. Hingga akhirnya melakukan

hukuman seperti yang tertera di atas. Namun, mungkin saja ada

yang beranggapan sebaliknya, yang menganggap murid-murid itu

saking bandelnya sehingga guru yang bersangkutan sampai harus

memberikan hukuman.

Terlepas dari kedua sisi pandangan eksplikatur di atas. Kita

ketahui bersama bahwa seorang guru bertugas mengajar dan

mendidik siswa. Selain itu, guru juga bertindak sebagai wakil

orang tua ketika di sekolah. Jadi, wajar ketika guru yang bertugas

mengajar dan mendidik siswa menghukum siswa tersebut. Jika

memang siswa itu melanggar aturan atau melakukan kesalahan.

Ucapan “Terima kasih Bapak dan Ibu Guru, teguran dirasa kurang

hukuman kecil dirasa perlu”. Ucapan tersebut memberikan

gambaran bahwa siswa tak lagi menghiraukan teguran dari guru

sehingga salah satu cara untuk menyadarkan siswa yang tidak taat

dengan menggunakan sedikit kekerasan. Hal ini diharapkan supaya

siswa tersebut jera dan tidak melakukan kesalahan yang sama.

Implikatur komik ini yaitu menyadarkan siswa agar tak

lagi berbuat onar ketika di sekolah, mereka harus sadar tugas

mereka untuk belajar bukan berbuat kerusuhan. Sementara itu, bagi

seorang guru, hendaknya lebih sabar ketika menghadapi siswa

yang nakal dan jangan sampai memberikan hukuman fisik yang

berat. Tugas guru bukanlah menghukum melainkan mengajar dan

Page 52: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

40

mendidik. Berdasarkan jenisnya implikatur ini termasuk implikatur

konklusi (implicated conclusion). Karena dibentuk dari

serangkaian konteks yang ada dalam komik. Selain implikatur

komik ini juga mengandung kritikan terhadap dunia pendidikan.

Lembaga yang seharusnya mendidik para generasi bangsa justru

melakukan tindak kekerasan.

Data 2

Konteks umum munculnya data 2 dilatar belakangi oleh

keadaan masyarakat yang mulai jenuh dan kecewa dengan janji-

janji presiden yang memimpin sekarang (SBY), kekecewaan itu

diungkapkan dengan membandingkan kesejahteraan rakyat di

jaman Soeharto dengan Sosilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Perbandingan itu dilakukan karena ketika pemerintahan Soeharto

rakyat mengaku sejahtera hidupnya, karena sembako dan

kebutuhan hidup murah. Rakyat yang membandingkan kedua

kepemimpinan presiden tersebut semakin santer lantaran kenaikan

harga BBM di massa pemerintahan SBY. Kenaikan harga BBM

ini tentu saja berimbas pada kenaikan harga-harga kebutuhan

Gambar 2 (9 Februari 2014)

Page 53: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

41

pokok. Adanya kenaikan harga kebutuhan pokok inilah yang

membuat masyarakat berpendapat bahwa lebih enak ketika massa

kepemimpinan Soeharto. Konteks inilah yang melatar belakangi

muncuknya komik ini secara umum.

Komik ini menggambarkan percakapan antara Mice dan

temannya terjadi di jalan ketika ada sebuah truk yang melintas.

Mice : “Baik Pak de! Hehehe yaaa, gitu deeeh,,, . Kayak sekarang

ini, ada enaknya ada nggak enaknya juga…”.

Teman :” Ngomong sama siapa Lo? Wah udah stress….

Mice : “Sama itu tuh!”

Teman : “Ooooo… Lo kenal sama supirnya?”

Lazimnya sebuah komunikasi pasti ada penutur dan lawan

tutur, hal itulah inferensi yang ada dalam pikiran semua orang.

Inferensi yang samalah yang ada dalam pikiran teman Mice. Pada

panel pertama memunculkan Inferensi dalam benak teman Mice

yakni Ia mengira Mice sedang gila karena berbicara sendiri.

Padahal ia tidak melihat orang lain di sekitarnya kecuali mereka

berdua sehingga ia bertanya kepada Mice dengan siapa ia

berbicara. Kemudian pada panel kedua, Mice menanggapi

pertanyaan temanya dengan siapa ia berbicara. Namun ketika Mice

menunjuk pada gambar Mural yang ada di sebuah truk yang sedang

melintas, lagi-lagi teman Mice mengira supir truk itulah yang

dianggap orang yang sedang berbicara dengan Mice.

Dari percakapan tersebut terdapat perbedaan inferensi

antara penutur dan lawan tutur mengenai siapa yang berbicara

dengan mice. Inferensi dalam pemikiran teman Mice hanya

oranglah yang biasa dijadikan lawan bicara. Namun, konsep

inferensi teman Mice mengenai hanya oranglah yang menjadi

Page 54: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

42

lawan tutur akhirnya melemah. Hal ini karena tidak selamanya

lawan bicara itu manusia. Hal ini dibuktikan Mice dengan

menjawab tulisan yang berada di truk.

Jawaban Mice “Baik Pak de! Hehehe yaaa, gitu deeeh,,, .

Kayak sekarang ini, ada enaknya ada nggak enaknya juga…”.

Jawaban ini memiliki beberapa Eksplikatur. Yang pertama, Mice

mengakui memang pada masa Soeharto lebih enak ketimbang

sekarang. Hal ini bisa ditelusuri dari ketawa Mice yang seakan-

akan memang mengakui hal itu. Kedua, Mice merasa pada masa

Soeharto sama enaknya dengan sekarang. Hal ini karena Mice

mengungkapkan ada enaknya dan ada tidaknya. Ketiga, Mice

Menganggap masa sekarang lebih enak.

“ Piye kabare? Uenak jaman ku to!” Ungkapan yang tertulis

di truk tersebut berasal dari bahasa Jawa yang berarti “Bagaimana

kabarnya? Enak jamanku kan?”. Ungkapan tersebut sangat familiar

di masyarakat kita. Ungkapan tersebut menjadi jargon presiden

Soeharto dalam pemerintahannya. Banyak orang mengakui merasa

sejahtera pada pemerintahan Soeharto. Meskipun dalam

pemerintahanya Negara memiliki utang luar negeri yang banyak.

Implikatur dalam komik ini, tuturan Mice yang menjawab

tulisan mural di truk berusaha membandingkan kepemimpinan

presiden sekarang (SBY) dengan kepemimpinan presiden

Soeharto. Banyak orang yang mengaku merasa sejahtera hidupnya

ketika masa kepemimpinan presiden Soeharto. Dari paparan

implikatur tersebut dapat diketahui komik tersebut termasuk

implikatur konklusi. Karena implikatur tersebut disimpulkan dari

inferensi-inferensi perbandingan kepemimpinan Soeharto dan

pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudoyono. Kritikan yang

terdapat dalam komik ini yaitu berusaha untuk mengingatkan

Page 55: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

43

kepada pemerintah yang berkuasa supaya memperhatikan dan

mementingkan rakyat dalam mengambil keputusan.

Data 3

Berdasarkan konteks yang terjadi di masyarakat. Panggilan

dengan sapaan tertentu sedang tren di masyarakat. Salah satu yang

tren tersebut yakni panggilan dengan sapaan bos. Pada dasarnya

panggilan tersebut digunakan untuk menyapa orang lain untuk

mengakrabkan diri dengan orang yang dipanggil. Hal lain yang

ingin ditunjukkan pemanggil kepada orang di sekitarnya, bahwa

orang yang memanggil tersebut tidak ketinggalan zaman. Konteks

umum yang terjadi di masyarakat itulah yang berusaha

digambarkan komikus melalui komik ini dengan tokoh Mice yang

dipanggil bos oleh berbagai orang dalam berbagai situasi.

Gambar 3 (23 Februari 2014)

Page 56: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

44

Sebagai makhluk sosial, interaksi antar individu-individu

lazim dilakukan begitu halnya apa yang terjadi di dalam Gambar 3.

Ketika proses komunikasi itulah sering muncul sanjungan entah itu

disengaja maupun tidak. Salah satu motif dari sanjungan itu yakni

menyenangkan dan memperoleh empati lawan tutur, sehingga

lawan tutur dapat luluh hatinya dan merasa dihargai lawan

tuturnya. Sajungan tersebut biasanya dibarengi dengan maksud

terselubung dari orang yang menyanjung. Perhatikan percakapan

komik tersebut:

Pada panel pertama, terjadi percakapan antara tukang parkir

alfamart dengan tokoh Mice. Percakapan terjadi setelah Mice

memberikan biaya parkir.

Tukang parkir liar : “Terimakasih Boss!”

Mice : “Boss Pale lo peyang!”

Panel kedua terjadi ketika Mice membeli mie ayam di

pedagang kaki lima. Percakapan terjadi ketika penjual menawarkan

sambal pada Mice.

Penjual mie ayam : “Pakai sambal gak nih Boss?”

Mice : “Hehe Boss??”

Panel ketiga terjadi di kompleks tempat Mice tinggal.

Ketika itu Mice sedang santai di depan rumah pada waktu yang

sama tetangganya lewat. Tetangganya yag lewatpun menyapanya.

Tetangga : “Nyantai nih Boss??”

Mice : “Mampir pak?! Ngopi!!”

Panggilan Boss yang diucapkan tetangga Mice, seabagai bentuk

keakraban hubungan keduanya.

Page 57: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

45

Penel keempat terjadi di kantor tempat Mice bekerja.

Ketika itu Mice dipanggil oleh Bossnya, Boss di sini berarti atasan

kerja Mice.

Boss : “Miceeee, mana Mice!?”

Teman kantor Mice : “Ppppsssst! Woi dipanggil Boss,

lo?”

Mice : “Waduh, semoga nggak lembur!”

Panggilan Boss dalam panel empat berarti atasan kerja. Panggilan

ini sebagai bentuk penghormatan terhadap atasan.

Dari panel 1,2,3, dan 4 memiliki perbedaan Inferensi

terhadap konsep Bos. Bos yang dianggap mice merupakan orang

yang memiliki jabatan tinggi di dalam sebuah perusahaan.

Sementara bos yang dianggap tukang parkir, penjual mie ayam,

dan tetangga Mice berarti lain dari apa yang dipikirkan Mice.

Panggilan bos yang diucapkan tukang parkir, penjual mie ayam,

dan tetangga Mice memiliki banyak eksplikatur. Eksplikatut yang

pang pertama, bertujuan untuk menarik empati orang yang

dipanggil bos tersebut. Bagi tukanng parkir liar panggilan tersebut

sebagai strategi supaya pelanggan memberikan uang parkirnya, hal

yang sama juga dilakukan penjual mie ayam kepada pelanggannya

agar nyaman dan menjadi pelanggan setia. Kedua, untuk

menunjukkan bahwa antara penutur dan lawan tutur mengenal

bahkan dekat. Ketiga, sang penutur belum mengenal dan berusaha

menjadi dekat dengan lawan tutur.

Eksplikatur juga muncul dari orang yang dipanggil bos.

Pertama, ada orang yang senang dipanggil bos karena memang

semestinya dipanggil bos. Kedua, merasa tidak nyaman karena

Page 58: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

46

merasa diledek dengan panggilan tersebut. Ketiga, tidak merasakan

apapun dan penganggap panggilan itu biasa saja.

Implikatur percakapan dalam komik ini yakni adanya

perluasan makna dalam hal pemakaian kata panggilan bos dan

implikatur komik ini yakni jangan memanggil orang lain dengan

panggilan yang tidak semestinya. Karena belum tentu orang yang

kita panggil dengan panggilan yang kita utarakan merasa senang.

Bahkan bisa jadi orang tersebut merasa marah kepada kita.

Implikatur ini muncul dari berbagai eksplikatur yang ada. Dengan

demikian, implikatur ini termasuk implikatur konklusi.

Data 4

Gambar 4 (25 Februari 2014)

Page 59: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

47

Berdasarkan konteks yang terjadi di masyarakat, kondisi

yang digambarkan dalam komik tersebut menunjukkan adanya

kejenuhan rakyat terhadap musibah banjir yang terus saja

menggenangi area pemukiman di Jakarta ketika curah hujan tinggi.

Pemimpin daerah Jakarta telah bergonta-ganti namun mukiman

warga terus saja kebanjiran ketika musim pengujan. Padahal, para

pemimpin daerah memiliki janji yang sama untuk mengatasi

masalah banjir tersebut. Kenapa harus tokoh yang mirip Jokowi

yang digambarkan dalam komik ini? Hal ini karena Jokowi

merupakan Gubernur yang memimpin Jakarta pada saat itu, selain

itu Jokowi juga dikenal sebagai pemimpin yang sering blusukan

sehingga rakyat mengadukan masalahnya kepada Jokowi. Hal

itulah konteks umum yang menjadi latar data empat.

Situasi percakapan dalam komik tersebut terjadi ketika

seorang pejabat daerah Jakarta sedang memikirkan masalah

terhadap permasalahan daerah yang dipimpinnya. Ketika

melalukan blusukan di masyarakat ia melalukan percakapan

dengan masyarakatnya. Pada musim penghujan masalah utama

yang menjadi keluhan masyarakat adalah banjir kiriman dari hulu

sungai. Keluhan itu pulalah yang diadukan masyarakat kepada

pemimpinya.

Pada panel pertama terdapat keluhan pemimpin terhadap

musibah banjir yang terus terjadi padahal segala cara telah

diupayakan.

Pemimpin : “Banjir lagi… banjir lagi… padahal segala cara

sudah saya upayakan!! Jika masalah „Banjir

kiriman‟ ini tidak segera dicari solusinya. Hmmmm

saya juga bohong!”

Page 60: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

48

Pada panel dua kemudian salah satu rakyat menjawab sang

keluhan sang pemimpin.

Rakyat : “Kalau masalah banjir kiriman bisa terpecahkan,

banjir Jakarta nggak akan parah-parah banget kan

Pak?”

Pemimpin : “Iya, betul itu…!”

Pada panel tiga terjadi komunikasi yang lebih intensif.

Sehingga antara pemimpin dan rakyat saling berinteraksi satu sama

lain. Hingga saatnya sang pemimpin menanyakan solusi yang

dimaksudkan rakyat.

Rakyat : “Mau tahu solusi yang jitu?? Gampang dan

sederhana saja kok Pak!!”

Pemimpin : “Wah, apa itu??”

Pada panel keempat tibalah saatnya rakyat

memberikan jawaban kepada pemimpin. Namun rakyat itu

menjawabnya dengan guyonan. Dan pemimpin itu menjadi jengkel.

Rakyat : “Pssst, kasih Alamat Palsu saja Pak!”

Pemimpin : “Guyon?”

Dari percakapan tersebut penutur memiliki inferensi bahwa

masalah banjir kiriman yang terjadi ketika musim penghujan

merupakan masalah serius, sehingga ia berupaya mendiskusikan

masalah tersebut kepada siapa saja termasuk rakyatnya. Namun

berbeda dengan lawan tuturnya yang memiliki inferensi bahwa

masalah itu sebagai lulucon. Tanggapan lelucon ini tentu dapat

ditelusuri ekspliksturnya. Pertama, rakyat merasa kecewa dengan

kinerja pemerintah dalam hal mengatasi masalah banjir, karena

bertahun-tahun masalah tersebut tidak terselesaikan dan akhirnya

Page 61: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

49

membuat masyarakat resah terhadap janji-janji pemimpin untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Kekecewaan itu diluapkan ketika

pemimpinya menanyakan pemecahan masalah dari masalah banjir

susulan, ia menjawabnya dengan “kasih alamat palsu saja Pak!”.

Kedua, rakyat tersebut ingin menghibur pemimpinya yang pusing

memikirkan permasalahan tersebut.

Implikatur percakapan dalam komik ini yakni jangan

mudah tersinggung ketika orang lain memberikan goyunan, dan

ketika tersindir harus melakukan koreksi terhadapa apa yang telah

diperbuat. Sementara itu implikatur komik berupa kritikan terhadap

para pemimpin untuk menepati janji-janjinya, supaya tak

mengecewakan rakyat yang. Dari paparan tersebut dapat diketahui

implikatur tersebut termasuk jenis implikatur konklusi (implicated

conclusion).

Data 5

Gambar 5 (2 Maret 2014)

Page 62: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

50

Saat ini banyak sekali orang asing berbondong-bondong

datang ke Indonesia dalam rangka tujuan wisata. Tujuan wisata

itulah yang kemudian membawa mereka mempelajari budaya

masyarakat Indonesia. Salah satu bagian dari budaya yaitu

makanan khas daerah, hal ini juga yang membuat wisatawan asing

tertarik memakan makanan khas kita. Ketika mereka makan di

restoran padang mereka tampak kebingungan melihat semua lauk

pauk disediakan di meja, padahal ia tidak memesan semua lauk

tersebut. Konteks umum itulah yang ada pada data lima.

Tempat terjadinya data 5 terjadi di rumah makan padang.

Di dalam situasi ini terdapat perbedaan inferensi mengenai konsep

makanan yang disajikan dan makanan yang dibeli. Pada saat itu,

ada pria bule yang kebigungan melihat banyak makanan yang

disajikan ketika ia makan di restoran padang. Ia pun menanyakan

rekan yang ada di depannya “Apakah kita memesan semua

makanan ini?” Inferensi yang ada dalam pikiran pria bule yakni

apa yang dipesan pembelilah yang dihidangkan di meja makan.

Berbeda halnya di rumah makan ataupun di restoran padang.

Semua menu dihidangkan di meja makan, sementara makanan

yang dimakan pembelilah yang dibeli bukan semua makanan yang

disajikan.

Dari inferensi di atas muncul beberapa eksplikatur, karena

lawan tutur bule tidak menjawab pertanyaan bule tersebut yang

menanyakan apakah makanan yang dihidangkan dibeli atau tidak.

Eksplikatur yang pertama, makanan yang dihidangkan di meja

memang benar-benar dipesan oleh mereka. Hal ini biasanya

seorang akan menjamu tamu atau rekannya dengan senang hati.

Dengan cara menghidangkan banyak makanan sebagai salah satu

caranya. Eksplikatur yang kedua, mungkin saja sistem pelayanan

Page 63: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

51

restoran padang di tempat tersebut memang demikian. Hal ini

berarti apa yang mereka makanlah yang mereka beli atau bayar.

Hal ini berarti percakapan dalam komik tersebut

memberikan pengetahuan baru kepada pria bule bahawa ada sistem

pelayanan restoran yang berbeda dari pelayanan restoran yang

pada umumnya. Dapat diketahui pula Gambar 4 termasuk jenis

Implikatur premis (implicated premises). Hal ini karena implikatur

tersebut harus disediakan pria bule itu sendiri dengan

membandingkan asumsi yang ada di memorinya dengan asumsi

baru yang ditemui.

Data 6

Gambar 6 (9 Maret 2014)

Page 64: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

52

Konteks gambar 6 terjadi di rumah pada jam 8 malam.

Aktifitas rutin yang terjadi setiap hari yakni orang tua tepatnya

ayah yang selalu mengerjakan PR sekolah anaknya yang duduk di

bangku sekolah kelas 3 dasar. Dari komik tersebut

menggambarkan peristiwa yang terjadi di tengah-tengah

masyarakat, bahwasanya PR anak sekolah tak lagi menjadi

tugasnya melainkan menjadi tugas orang tuanya. Orang tua pun

saat ini kesulitan dalam mengerjakan soal dan merasa soal yang

dikerjakan pantas menjadi mata pelajaran satuan sekolah tingkat di

atasnya. Di tambah lagi dengan diterapkannya kurikulum 2013

yang menyesuaikan pelajaran dengan standar olimpiade. Peristiwa

susahnya mata pelajaran anak sekolah inilah yang mencoba

dipaparkan komik ini. Berikut percakapan yang terdapat pada data

enam.

Anak : “Ayo Paa! Tinggal soal nomor 13 tuh…!”

Papa : “Dibagi 4 orang? Bagian yang dapat ¾? Busyet! Waktu

jaman gua, ini mah soal anak SMP!” (Baru pulang dari

kantor berjam-jam menerjang macet, belum mandi lagi)

“Maa!! Bikinin kopi doong!” (Ada belasan soal essay yang

harus dikumpulkan besok)

Eksplikatur yang muncul dari komik ini yakni; Pertama,

lantaran diterapkannya kurikulum baru membuat materi pelajaran

semakin susah. Kedua, anak tersebut memang bodoh sehingga

tidak bisa mengerjakan PRnya sendiri. Ketiga, anak tersebut malas

dan manja dalam kesehariaan, sehingga apapun tergantung kepada

orang tuanya termasuk mengerjakan PR. Keempat, orang tua anak

tersebut kurang pandai dalam mengerjakan soal tersebut. Dan yang

terakhir, orang tua tersebut capek karena baru saja pulang kerja.

Page 65: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

53

Implikatur di dalam komik tersebut terdapat kritikan

terhadap dunia pendidikan mengenai kasus materi pelajaran yang

terlalu sulit. Kritikan juga ditujukan kepada orang tua untuk tidak

mengerjakan PR anaknya. Hal ini supaya, anaknya menjadi anak

yang mandiri, dan rajin. Ketika orang tua tidak mengerjakan PR

anak maka tidak ada pergeseran konsep PR yang menjadi tugas

anak sekolah ketika di rumah menjadi PRnya orang tua. Jenis

implikatur komik ini implicated conclusion.

Data 7

Konteks peristiwa umum yang berusaha diangkat dalam

komik ini yakni adanya kegiatan yang berusaha mendapatkan

keuntungan pribadi melalui momen tertentu. Contoh paling umum

telah digambarkan dalam komik tersebut melalui pesta ulang tahun

kedua anak yang dirayakan menjadi satu. Hal ini tentu saja

menguntungkan bagi orang yang bersangkutan karena dengan

biaya yang minimal mereka mendapatkan keuntungan yang

Gambar 7 (16 Maret 2014)

Page 66: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

54

optimal. Orang yang merasa dirugikanpun sekarang sudah tidak

kehilangan akal, mereka memilih memberikan sesuatu yang tidak

berharga pada seseorang yang mencoba memanfaatkanya.

Sebenarnya setiap naluri semua manusia sama, yaitu tidak mau

dirugikan. Konteks komik ini terjadi di dalam keluarga betawi

yang tengah pusing menyelenggarakan pesta ulang tahun ke-2

putrinya. Kebetulan ulang tahun kedua putrinya berdekatan. Hana

yang merupakan putri pertama berulang tahun ke-4 pada 11 Maret

2014. Sementara Safa Putri ke-2 berulang tahun ke-2 pada 16

Maret 2014.

Pada panel pertama, papa dan mama sedang pusing karena

memikirkan perayaan ulang tahun kedua putrinya. Manakah

diantara kedua putrinya yang akan dirayakan.

Mama : “Yang dirayain Hana apa Safa nih Pa? Soalnya Angggaran

lagi tipis nih!!”

Panel kedua diskusi mengenai perayaan ulang tahun

berlanjut. Akhirnya ayah memiliki ide yang cukup bagus yakni

merayakan ulang tahun kedua putrinya bersamaan. Dan sang istri

senang dengan ide tersebut.

Papa : “Yess! Aku ad aide! Hanna ikut Safa aja! Sekali

tepok dapat dua… ! He

Mama : “Gua demen nih… kalau suami gua ad aide, pasti

jadi duit! He he he.”

Pada panel ketiga perayaan ulang tahun kedua putrinya

dilaksanakan. Di atas kuenya pun bertuliskan angka 4 dan 2 sesuai

usia Hana dan Safa.

(Seminggu Kemudian … 16 Maret 2014)

Page 67: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

55

Ibu1 : “Pssst! Bisaan aja, sekali hajatan kadonya dobel!”

Ibu2 : “Hehe… Makanya saya beliin kado yang murah aja!”

Papa : Hehehe… Makasih ya Bu!”

Secara umum perayaaan ulang tahun biasa dilakukan untuk

satu anak itulah inferensi semua tokoh yang ada pada gambar

tersebut. Berdasarkan situasi itu maka dapat diruntut

eksplikaturnya. Pertama, keluarga mereka sedang mengalami

masalah ekonomi sehingga tidak bisa merayakan ulang tahun

putrinya satu per satu. Kedua, adanya alasan hemat. Ketiga, ingin

mencari keuntungan, karena dengan mengadakan pesta bersamaan

maka kedua putrinya akan menerima kado masing-masing padahal

hanya mengeluarkan biaya untuk satu pesta. Berdasarkan

eksplikatur tersebut akhirnya orang tua Safa dan Hana kemudian

memiliki inferensi bahwa perayaan ulang tahun bisa dilaksanakan

untuk merayakan ulang tahun ke-2 putrinya yang berulang tahun

berdekatan hari. Diluar eksplikatur tiga tersebut ada eksplikatur

yang lainnya yakni yang berulang tahun bukanlah kedua putrinya

melainkan sang ayah yang berulang tahun. Lantaran di kuenya

bertuliskan 42. Disamping itu, yang menerima kado ulang tahun

dan menggunakan topi ulang tahun adalah sang Papa.

Sementara itu implikatur yang muncul dari situasi komik

tersebut yakni orang tua dari teman Safa dan Hana merasa

keberatan harus meghadiri pesta dengan membawa dua kado,

sehingga ada orang tua lain dari teman Safa dan Hana membelikan

kado yang murah. Untuk implikatur komik ini sendiri janganlah

memikirkan kepentingan diri tanpa memikirkan orang lain. Karena

mungkin saja orang lain juga mengalami kesulitan yang sama

seperti yang kita alami. Ketika hal itu terjadi bisa saja orang lain

akan mencurangi kita. Seperti halnya dalam komik ini para orang

Page 68: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

56

tua membelikan kado yang murah kepada putrinya saat menghadiri

ulang tahun Safa dan Hana. Implikatur ini termasuk implikatur

konklusi (implicated conclusion). Karena dibentuk dari sejumlah

asumsi yang disimpulkan dan juga dilihat dari konteksnya.

Kritikan dari komik ini terhadap fenomena sosial yang terjadi,

yakni sebagai makhluk sosial tidak boleh merugikan satu sama

lain, karena kita saling membutuhkan.

Data 8

Berdasarkan konteks umum yang terjadi di masyarakat,

komik ini menunjukkan sangat pentingnya sebuah Hp bagi hidup

manusia. Bisa dikatakan seseorang tidak bisa hidup tanpa sebuah

benda yang bernama Hp. Setiap menit pasti kita menyempatkan

diri untuk memegang Hp. Di mana pun tempatnya kita pasti selalu

membawanya. Fenomena tersebut menunjukkan Hp sudah

Gambar 8 (23 Maret 2014)

Page 69: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

57

menjelma menjadi kebutuhan primer dalam hidup sampai-sampai

dalam aktifitas lainnya banyak orang yang masih saja

menyempatkan diri menggunakan Hp, walaupun itu berbahaya dan

bisa membuat mereka celaka. Contoh yang paling sering kita temui

di jalan yaitu para pengguna motor yang menelefon ketika

menyetir dengan cara menyisipkan Hp di helm. Tidak jarang pula

kita melihat orang mengendarai kendaran sambil mendengarkan

musik.

Konteks percakapan dalam komik ini penggunaan hp

(handphone) sebagai sarana berkomunikasi. Pada panel pertama,

ada seorang pria sedang mengendarai motor ia mendapat

panggilan telepon dari istrinya di rumah. Hal yang lebih menarik di

sini ketika menelepon telepon genggam tidak lagi dipegang tangan.

Pada panel dua juga ada seorang ibu yang menerima telepon

dengan menyelipkan telepon di kerudungnya. Karena ada

pekerjaan lain yang sedang dikerjakan yakni menggendong

anaknya yang sedang menangis. Berikut percakapan yang terjadi:

Suami : “Udah jalan nih Ma, kenapa?!”

Istri : “Susunya Afwan habis! Nanti mampir beliin ya!

Rasa Vanila untuk 1-3… .”

Suami : “Busyet! Udah habis baru tiga hari lho!”

Inferensi dalam komik ini yakni pergeseran konsep

handphone menjadi hands free. Hp pada dasarnya merupakan alat

komunikasi yang dipegang tangan (hand) tetapi saat ini alat

komunikasi tersebut tidak lagi harus dipegang tangan ketika

digunakan. Sehingga muncul konsep hands free. Dalam komik

tersebut kita melihat tokoh istri yang menelepon dengan

menyelipkan hp di kerudungnya. Konsep hands free juga

Page 70: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

58

diterapkan suami yang menelepon dengan menjepit hpnya di helm.

Konsep hands free juga ditunjang peralatan yang disebut headset.

Inferensi tersebut berasal dari eksplikatur berikut ini.

Pertama, penutur dan lawan tutur sedang tidak bisa memegang hp

secara langsung karena ada pekerjaan lain yang dilakukan. Kedua,

penutur dan lawan tutur sedang terburu-buru. Ketiga, sebenarnya

mereka tidak mau menelepon atau meneima telepon karena sedang

sibuk tetapi karena ada hal yang mendesak maka hal itu mereka

lakukan. Meskipun menelepon dan menerima telepon tersebut

kegiatan atau tindakan yang dinomor duakan.

Berdasarkan inferensi dan eksplikatur tersebut maka

implikatur komik ini adalah janganlah menelepon bila sedang

melakukan hal lainnya. Karena itu sangat mengganggu apalagi hal

itu juga mengancam keselamatan. Misalnya sang ayah yang

menelepon sambil mengendarai motor. Sang Ibu yang menelepon

dengan menggendong bayinya yang sedang menangis. Ketika bayi

menangis dikhawatirkan sang ibu merasa gugup dan menjatuhkan

bayinya. Berdasarkan uraian tersebut implikatur komik ini

merupakan implikatur konklusi.

Page 71: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

59

Data 9

Konteks yang terjadi di masyarakat pada komik ini yakni

gambaran para caleg yang biasa mengobral janji dan suapan

kepada rakyat. Hal itu para caleg lakukan supaya memilih caleg

tersebut. Namun, rakyat saat ini sudah bisa menilai dan memilih

caleg mana yang benar-benar bisa memperjuangkan dirinya. Jadi,

tidak heran kalau rakyatlah yang membohongi caleg ketika musim

pemilu. “Ambil uangnya, pilih yang lainnya” itulah jargon rakyat

ketika musim pemilu. Tidak jarang pula terdapat pemberitaan

seorang caleg yang tidak jadi menjabat masuk rumah sakit jiwa

karena mengalami kerugian. Salah satu pemberitaan di media

massa mengenai caleg yang gagal terpilih yakni pemberitaan di

Suara Merdeka, edisi 14 April 2014 dengan judul “Lima Aksi Gila

Para Caleg yang Gagal di Pileg 2014”.

Gambar 9 (13 April 2014)

Page 72: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

60

Komik di atas mendeskripsikan caleg yang mendekati dan

bertanya pada rakyat untuk memperoleh simpati rakyat agar

memilihnya di pemilu nanti. Tidak hanya janji-janji yang

diobralnya, saat pemilu tiba pun para caleg masih saja mendekati

rakyat dan mempertanyakan apakah sudah memilih atau belum.

Yang dimaksudkan di sini sudah memilih caleg tersebut atau

belum hal inilah situasi yang terjadi pada panel satu. Berikut

percakapan dalam komik:

Pak Caleg : “Udah pada nyoblos belum nih?”

Mice : “Hehehehe , udah dong!” (Di kotak suara belum

tentu nyoblos… Mungkin aja cuma ngrusak surat suara).

Pada panel dua si gendut dengan perasaan jengkelnya

menunjukan bukti bahwa ia sudah menggunakan haknya untuk

memilih dengan menunjukkan jarinya yang terkena tinta disertai

dengan upil. Hal ini tentu membuat caleg kebingungan dan marah.

Gendut : “Saya juga nyoblos lho… Nih buktinya!! Hehehe

keren kan?” (mengancungkan jari yang terkena tinta disertai

dengan upil dari hidungnya).

Saat menjelang pemilu para caleg kerap mendekati rakyat

supaya memilihnya. Akan tetapi rakyat saat ini sudah cerdas dan

tidak lagi tertipu apa yang dijanjikan para caleg. Bahkan saat ini

rakyatlah yang berbalik mempermainkan para caleg. Dari jawaban

rakyat ketika ditanya caleg tersebut mengandung beberapa

eksplikatur. Pertama, mereka benar-benar memilih caleg tersebut

karena sudah berjanji. Kedua, hanya secara lisan mereka memilih

caleg tersebut tetapi ketika di bilik suara mereka memilih caleg

lain. Ketiga, mereka menggunakan hak suaranya dengan masuk ke

bilik suara tetapi tidak memilih siapapun bahkan merusak surat

Page 73: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

61

suara. Hal ini mereka lakukan lantaran kecewa dengan para caleg

yang hanya mengumbar janji ketika masa kampanye.

Berdasarkan eksplikatur tersebut, implikatur percakapan

tersebut yakni janganlah terlalu memaksakan kehendak pada orang

lain bila orang tersebut tidak mau. Karena hal itu bisa memicu

kemarahan orang yang kita paksa. Kemudian implikatur dalam

komik ini terbentuk dari perbedaan inferensi antara Mice dan Caleg

mengenai kata “sudah memilih”. Ketika caleg menanyakan apakah

Mice dan temanya sudah nyoblos yang dimaksudkan adalah

memilih caleg tersebut. Sementara itu Mice mamaknai dengan

situasi ketika ia sudah menggunakan hak pilihnya. Apakah ia

memilih caleg lain atau bahkan merusak hak suara itu merupakan

hak pilihnya, yang terpenting jarinya jarinya sudah terkena tinta

sebagai bukti nyoblos. Jadi implikatur komik ini yakni sebagai

caleg janganlah mencurangi rakyat bila tak mau dicurangi rakyat

saat proses pemilihan. Untuk jenisnya implikatur ini termasuk

implikatur konklusi. Kritik dalam komik ini. kaitanya dengan

bidang politik.

Page 74: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

62

Data 10

Konteks yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat yaitu

adanya budaya tamasya atau liburan yang melanda semua lapisan

golongan masyarakat ketika musim libur. Ketika musim libur tiba

jalan menuju tempat wisata dan tempat wisatanya sendiri penuh

dengan pengunjung. Namun, budaya liburan tersebut juga

dibarengi dengan tumbuhnya rasa gengsi masyarakat. Mereka tidak

mau terlihat menggunakan barang-barang jelek di hadapan orang

lain, terlebih tetangga mereka. Misalnya saja kendaraan dan

pakaian yang mereka gunakan ketika berlibur ataupun dalam

keseharian.

Konteks dalam gambar 10 berlatarkan dua buah keluarga

yang sedang berada di kendaraan menuju tempat liburan.

Kendaraan yang dipakai ke-2 keluarga tersebut adalah bajaj.

Gambar 10 (20 April 2014)

Page 75: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

63

Namun masing-masing memiliki keluhan yang berbeda. Berikut

keluhan dalam percakapan komik ini:

Pada panel satu, terjadi situasi yang tidak mengenakkan

karena sang Ibu menggerutu ketika di dalam Bajaj. Hal ini lantaran

sudah bosen naik Bajaj dan berupaya membujuk suami untuk

membeli mobil. Berikut percakapan sang Ibu di dalam Bajaj:

Ibu keluarga 1 : “Bilang sama Bapak Nak, kredit mobil

doong! Kan ada mobil-mobil murah tuh… masa sih, tiap jalan-

jalan kita naik bajaj melulu niiih!”

Panel dua terjadi situasi yang bahagia. Karena keluarga ini

belum pernah menaiki Bajaj. Sehingga menaiki Bajaj dianggap

rekreasi tersendiri bagi keluarga ini di samping tempat rekreasi

yang dituju. Bahkan sang ibu berniat untuk naik transportasi umum

lainnya dengan keluarganya.

Ibu keluarga 2 : “Serukan Dek?! Sekali-kali jalan-jalan naik

bajaj! Masak naik mobil melulu?! Kapan-kapan kita cobain naik

bis, metro mini, terus kereta ya?!”

Antara keluarga 1 dan 2 memiliki perbedaan referensi

mengenai naik bajaj ketika tamasya. Keluarga 1 dalam

kesehariannya bisa saja memakai bajaj sehingga tokoh ibu dalam

keluarga satu menyuruh anaknya untuk meminta sang ayah

membeli mobil, apa lagi ditunjang dengan banyaknya mobil murah

keluaran luar negeri. Keluarga 2 memiliki anggapan dengan

menggunakan bajaj sebagai sarana transportasi ketika tamasya

bertujuan untuk mengajarkan sang anak untuk menggunakan

transportasi umum, bahkan tokoh ayah mengajak untuk menaiki

transportasi lain sperti bis dan kereta. Tentu saja sang ayah berfikir

untuk mengurangi kemacetan kota.

Page 76: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

64

Inferensi tersebut tentu dapat dilihat eksplikaturnya.

Berdasarkan konteknya komik ini memiliki eksplikatur yakni

pertama, keluarga satu berasal dari keluarga menengah ke bawah

sehingga belum mempunyai mobil dan menggunakan bajaj ketika

tamasya. Kedua, menaiki bajaj merupakan hal yang biasa

dilakukan keluarga satu. Sehingga merasa bosan menggunakan

baja. Ketiga, merasa malu dengan orang di sekelilingnya karena

harus bertamasya menggunakan bajaj. Sementara itu, eksplikatur

keluarga dua yakni: Pertama, keluarga dua berasal dari keluarga

yang perekonomiannya menengah ke atas, dalam kesehariannya

pun menggunakan mobil. Sehingga ketika bertamasya memilih

menggunakan saran transportasi yang jarang dinaiki. Kedua,

mereka ingin mengajarkan pada anaknya untuk menggunakan

transportasi umum sehingga turut andil mengurangi kemacetan.

Ketiga, ingin mencoba hal-hal yang baru karena bosan menaiki

mobil.

Jadi implikatur komik ini yakni mengajarkan kepada kita

agar selalu mensyukuri dan menikmati apa yang kita punya dan

apa yang bisa kita gunakan. Jenis implikaturnya yakni implikatur

konklusi. Kritikan yang dituangkan dalam komik tersebut yaitu

seharusnya setiap orang mensyukuri apa yang dimiliki. Bentuk rasa

syukur yang paling sederhana yaitu menggunakan apa yang

dimiliki tanpa perasaan malu dan gengsi.

Page 77: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

65

Data 11

Konteks dalam komik ini yakni merindukan situasi yang

sedang tidak atau jarang terjadi. Tepatnya merindukan musim

berganti. Pada panel satu ada seorang yang merindukan matahari

terbit “matahari… nongol dooong… pleassse…”. Ucapan tersebut

diutarakan tokoh dalam panel satu, karena melihat situasi musim

hujan yang menyebabkan banjir hingga ke lantai dua atap

rumahnya. Sementara itu, kondisi yang berlawanan dialami Mice

dalam panel dua. Ketika itu Mice sedang beraktifitas dengan

membuka bajunya. Hal ini dikarenakan keringat yang bercucuran

saat matahari terik pada musim kemarau. Hal itulah yang terjadi

pada diri manusia. Mereka selalu mengeluh terhadap segala

sesuatunya. Ketika musin hujan ingin berganti musim kemarau,

mereka mengeluh dengan alasan becek, jemuran tidak kering,

sampai tidak bisa aktifitas karena banjir. Sebaliknya ketika musim

kemarau, manusia meminta hujan dengan alasan tanah gersang,

Gambar 11 (27 April 2014)

Page 78: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

66

panasnya menyengat, dan debu berterbangan. Konteks di dalam

masyarakat itulah yang terdapat pada data 11.

Inferensi dari kedua tokoh ini sama, konsep rindu dipakai

untuk mengungkapkan rasa yang tidak bisa ditemui atau dijumpai

dalam waktu lama. Dalam komik ini hal yang dirindukan adalah

musim. Meskipun musim yang dirindukan berbeda, yakni musim

hujan dan kemarau. Hal ini tentu bisa ditelusuri eksplikaturnya.

Pertama, baru saja musim di tempat mereka berganti sehingga

mereka belum terbiasa untuk menyesuaikan dengan musim baru.

Kedua, musim yang terjadi saat ini bisa jadi sudah berlangsung

lama, sehinngg mereka sudah mulai bosan.

Implikatur komik ini mengisyaratkan bahwa sebagai

manusia, kita tidak pernah puas untuk menerima apa yang telah

diberikan kepada kita. Itulah sifat manusia yang menjadi kritikan

sekaligus implikatur dalam komik ini. Untuk jenis implikaturnya

termasuk implikatur konklusi.

B. Hasil Penelitian dan Implikasinya Bagi Pembelajaran

Berdasarkan analisis komik Mice diatas. Implikatur

berpedoman dari efek kotekstual. Implikatur diidentifikasi melalui

proses inferensi dengan pedoman prinsip relevansi. Selain itu

dalam teori relevansi implikatur komik ini dicari berdasarkan

inferensi. Inferensi itu sendiri bisa ditelusuri dengan menarik

eksplikatur, eksplikatur dalam tataran yang tinggi, dan mencari

implikatur itu sendiri.

Eksplikatur merupakan apa yang dikatakan atau ditulis

orang itu hampir selalu tidak pasti (underspecified). Eksplikatur

pada tataran yang lebih tinggi selain harus memperhatikan

Page 79: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

67

ujarannya juga harus memperhatikan sikap penutur komik.

sementara itu implikatur dicari berdasarkan informasi mana yang

paling optimal terdeteksi dengan mengeluarkan biaya (dalam

bentuk usaha dengan indikator waktu) paling sedikit.

Implikatur komik ini ada beberapa yang berbentuk kritik

terhadap realitas sosial. Ada yang berupa kritik dalam dunia

pendidikan, politik, kritik terhadap sifat manusia, dll. Berdasarkan

jenisnya, implikatur dari komik ini mayoritas termasuk implikatur

konklusi (implicated conclusion). Sementara itu, hanya satu yang

berjenis implikatur premis (implicated premises).

Saat ini, kartun tidak hanya digunakan dalam penyampaian

pesan ataupun mengritik suatu keadaan. Dalam proses

pembelajaran juga dapat dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran. Dengan adanya media yang sesuai diharapkan

materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh murid.

Disamping itu, dari beberapa media pembelajaran, media visual

seperti komik memiliki kelebihan dibandingkan media audio dalam

hal penyaluran materi kepada murid. Sebagai seorang guru

hendaknya hal ini menjadi pertimbangan dalam memilih dan

menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Strip kartun dalam

hal ini bisa dimanfaatkan guru sebagai media pembelajaran terlebih

lagi mata pelajaran bahasa Indonesia agar pembelajaran lebih

menarik.

Penggunaan media pembelajaran komik tentu harus

disesuaikan dengan materi pembelajaran tentunya. Misalnya materi

yang dianggap sesuai dengan implikatur yakni materi teks anekdot

pada kelas X SMA sederajat untuk kurikulum 2013. Teks anekdot

merupakan cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin

menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Cerita yang lucu

dan menarik inilah yang bisa muncul dari implikatur sebuah

Page 80: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

68

tuturan antar tokoh. Dengan demikian maka komik Mice bisa

digunakan media pembelajaran teks anekdot. Mengingat selama ini

media pembelajaran teks anekdot yang digunakan hanya dalam

bentuk teks percakapan. Melalaui komik Mice ini diharapkan siswa

lebih tertarik dan antusias dalam belajar serta tujuan pembelajaran

dapat mudah dipahami siswa. Dalam lampiran juga disajikan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mata pelajaran bahasa

Indonesia kelas X SMA sederajat.

Page 81: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

69

BAB IV

PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan simpulan sebagai hasil

penelitian atau jawaban bagi rumusan masalah yang dipaparkan

pada BAB I dan saran dari kacamata hasil penelitian, serta

implikasi penelitian ini terhadap dunia pendidikan.

A. Simpulan

Berikut simpulan penelitian ini:

Pencarian implikatur komik Mice berpedoman dari efek

kotekstual. Implikatur diidentifikasi melalui proses inferensi

dengan pedoman prinsip relevansi. Jenis implikatur dari komik

Mice Kompas mingguan sebagian besar termasuk implikatur

konklusi (implicated conclusion). Untuk jenis implikatur premis

(implicated premises) hanya ada satu implikatur yakni pada data

lima.

Saat ini komik memiliki manfaat dan fungsi yang variatif.

Selain menghibur para pembacanya, kartun juga digunakan sebagai

sarana untuk mengkritik peristiwa yang terjadi di masyarakat,

termasuk juga kartun Mice, sebagai sarana menuangkan kritik

masyarakat tentu saja komik ini memiliki konteks peristiwa yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat. Kritikan di dalam komik

dituangkan melalui implikatur dalam bentuk percakapan antar

tokoh kartun. Meskipun kartun digunakan sebagai media

menuangkan kritikan tetapi kritikan tersebut tidak akan kehilangan

ketajaman dan keakuratan dalam mengkritik.

Fakta menunjukkan bahwa gambar dapat lebih tajam

daripada tulisan. Hal ini berarti komik dapat dimanfaatkan oleh

para guru dalam mengajar sebagai media pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dalam proses belajar

Page 82: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

70

70

mengajar diharapkan materi yang disampaikan guru dapat diterima

dengan baik oleh murid. Seorang guru hendaknya memilih dan

menggunakan media pembelajaran yang mendukung tingkat

pemahaman siswa. Misalnya menggunakan media pembelajaran

visual seperti komik dalam materi teks anekdot kelas X pelajaran

bahasa Indonesia kurikulum 2013.

B. Saran

Saran yang menjadi pertimbangan dalam penelitian ini

yakni:

1. Komik-komik sekarang menjadi semakin baik dari segi

gambar, tema yang diangkat, dan muatan pesan yang bervariatif.

Hal inilah yang seharusnya dimanfaatkan oleh berbagai kalangan

dalam setiap hal. Termasuk salah satunya sebagai sarana

menyampaikan kritik terhadap fenomena yang terjadi di

masyarakat.

2. Dalam dunia pendidikan, komik juga bisa dikembangkan

manfaatnya sebagai sumber belajar. Lebih spesifik sebagai media

pembelajaran. Hal ini tentu saja sebagai media pembelajaran untuk

mencapai tujuan belajar. Komik juga berfungsi sebagai sarana

rekreatif agar media pembelajaran yang digunakan tidak terlalu

monoton dan membosankan.

3. Penggunakan komik sebagai media pembelajaran juga

harus mempertimbangkan tujuan pembelajaran.

Page 83: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

71

DAFTAR PUSTAKA

Black, Elizabeth. Stalistika Pragmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cet.1, 2011.

Dardjowidjojo, Soenjono. Psikolinguistik; Pengantar Pemahaman

Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.

Djajasudarma, Fatimah. Metode Linguistik; Ancangan Metode

Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Refika Aditama, 2006.

Gunawan, Asim. “Implikatur dan Kesantunan Berbahasa: Beberapa

Tilikan dari Sandiwara Ludruk” PELLBA: Pertemuan

Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya:

Kedelapan Belas. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia

Atma Jaya bekerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia,

2007.

Kumpulan Karikatur Priyanto S. di Majalah Tempo, 1972-1974.

Jakarta: PT Tempo Inti Media, 2001.

Laelah, Nur Alfi. “The Humor and Non Humor of Grice’s

Conversational Implicature in the Transcript of

Bridesmaids Movie”. Tesis pada Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012.

Leech, Geoffrey. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: UI Press, 2011.

Lubis, Hamid Hasan. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa,

1993.

Maharsi, Indiria. Komik; Dunia kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata

Buku, 2011.

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa; Tahapan strategi, metode, dan

tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Cet.8, 2010.

Nadar, F.X.. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2009.

Page 84: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

72

Rahardi, Kunjana. Sosiopragmatik. Jakarta: Erlangga, 2009.

--------------------. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga, 2000.

Rahmawati, Fadilah. “Implikatur Komik Doraemon: Pendekatan

Pragmatik” Skripsi pada Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret: 2009.

R, James, dkk., Semantics A Coursebook. New York: Cambridge

University Press, 2007.

Schiffrin, Deborah. Ancangan Kajian Wacana. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007.

Sperber, Dan dan Deirdre Wilson. Teori Relevansi Komunikasi dan

Kognisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet. 1, 2009.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Wazibali, Nurma. “Analisis Semiotik Kritik Sosial Handphone Dalam

Komik Kartun Benny & Mice Talk About HP” Skripsi pada

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta: 2011.

Anonim, Karikaturis.

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=201005140

05602AAYl1Ga. Diakses 05/20/2014 Pukul 08:30 WIB.

Anonim. Kajian Makna Kartun. http://basnendar.dosen.isi-

ska.ac.id/2010/07/26/kajian-makna-kartun-editorial-melalui/.

Diakses Pada 18/06/2014. Pukul 21:05 WIB.

Sodikin, Amir. Benny dan Mice, http://nalar.co.id/kritik-ketawa-ala-

benny-mice-335.php. Diakses pada 18/06/2014 Pukul 21:24

WIB.

Page 85: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

73

73

LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Link and Matxh

Kelas/Semester : X/2

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Topik : Kritik dan Humor dalam

Layanan Publik

Alokasi Waktu : 2xPertemuan

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,

responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

Page 86: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

74

B. Kompetensi Dasar

1. Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan

menggunakannnya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk

mempersatukan bangsa.

2. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam

menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot mengenai

permasalahan sosial, ingkungan, dan dan kebijakan publik.

3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan proaktif

dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menceritakan hasil

observasi.

4. Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan

menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar,

dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks anekdot, laporan

hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi.

5. Memahami struktur dan kaidah teks anekdot baik melalui lisan maupun

tulisan.

6. Menginterpretasi makna teks anekdot baik secara lisan maupun tulisan.

7. Membandingkan dan menganalisis teks anekdot baik melalui lisan

maupun tulisan.

8. Menyunting teks anekdot sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik

secara lisan maupun tulisan.

9. Mengidentifikasi teks anekdot secara lisan maupun tulisan.

10. Mengabstraksi teks anekdot baik secara lisan maupun tulisan.

11. Mengevaluasi teks anekdot baik melalui lisan maupun tulisan.

12. Mengonversi teks anekdot ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan

struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Memahami struktur dan kaidah teks anekdot baik melalui lisan maupun

tulisan.

2. Menginterpretasi makna teks anekdot baik secara lisan maupun tulisan.

Page 87: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

75

3. Membandingkan dan menganalisis teks anekdot baik melalui lisan

maupun tulisan.

4. Menyunting teks anekdot sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik

secara lisan maupun tulisan.

5. Mengidentifikasi teks anekdot secara lisan maupun tulisan.

6. Mengabstraksi teks anekdot baik secara lisan maupun tulisan.

7. Mengevaluasi teks anekdot baik melalui lisan maupun tulisan.

8. Mengonversi teks anekdot ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan

struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengenalan struktur isi teks anekdot

2. Pengenalan cirri bahasa teks anekdot

3. Pemahaman isi teks anekdot

4. Makna kata, istilah, ungkapan dalam teks anekdot

E. Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

ALOKASI

WAKTU

Pendahuluan 1. Siswa merespon salam dan

pertanyaan dari guru berhubungan

dengan kondisi dan pembelajaran

sebelumnya.

2. Siswa menerima informasi tentang

keterkaitan pembelajaran

sebelumnya dengan pembelajaran

yang akan dilaksanakan.

10 menit

Page 88: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

76

3. Siswa menerima informasi

kompetensi, materi, tujuan, dan

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Inti Mengamati, Mempertanyakan

1. Membaca contoh teks anekdot

2. Mencermati uraian yang

berkaitan dengan struktur isi teks

anekdot (abstrak, orientasi, krisis,

respon, coda)

3. Membaca contoh teks anekdot

yang lain (komik Mice)

4. Membuat pertanyaan yang

berhubungan dengan isi teks anekdot

Mengeksplorasi

5. Menemukan struktur isi teks

anekdot (abstrak, orientasi, krisis,

respon, coda)

6. Menemukan ciri bahasa teks

anekdot (pertanyaan retoris, proses

material, dan konjungsi temporal)

7. Menjelaskan makna kata, istilah,

ungkapan dalam teks anekdot

Mengasosiasi

8. Mendiskusikan dan menyimpulkan

hasil temuan terkait dengan struktur isi

(abstrak, orientasi, krisis, respon,

coda) dan ciri bahasa teks anekdot

(pertanyaan retoris, proses material,

60 menit

Page 89: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

77

dan konjungsi temporal).

9. Mendiskusikan dan menyimpulkan

makna kata, istilah, ungkapan teks

anedot dalam diskusi kelas dengan

saling menghargai

Mengomunikasikan

10. Mengomunikasikan dan saling

menilai kebenaran/ketepatan

kesimpulan antar kelompok

11. Mempresentasikan makna kata,

istilah, ungkapan teks anedot dengan

rasa percaya diri menanggapi

presentasi teman/kelompok lain

secara santun

Mengamati

12. Membaca dua teks anekdot

(komik Mice)

13. Mengamati peristiwa/kejadian

yang unik atau aneh

Menanya

14. Mempertanyakan persamaan

dan perbedaan dua teks anekdot

15. Membuat pertanyaan tentang

peristiwa unik atau aneh yang diamati

Mengeksplorasi

16. Mengidentifikasi persamaan

struktur isi dua teks anedot yang

dibaca.

17. Mengidentifikasi persamaan ciri

bahasa dua teks anedot yang dibaca.

Page 90: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

78

18. Mengidentifikasi perbedaan

struktur isi dua teks anedot yang

dibaca

19. Mengidentifikasi perbedaan ciri

bahasa dua teks anedot yang dibaca

Mengasoasiasi

20. Mendiskusikan dan menyimpulkan

persamaan dan perbedaan dua teks

anekdot

21. Mencari hubungan antara topik

dengan struktur isi teks anekdot

Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan

pembelajaran

2. Siswa melakukan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilakukan.

3. Siswa dan guru merencanakan tindak

lanjut pembelajaran untuk pertemuan

selanjutnya.

10 menit

Page 91: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai

79

F. Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen

a. Mengamati kegiatan

peserta didik dalam

proses pembelajaran

Penilaian Observasi Lembar penilaian

sikap

b. Pemahaman peserta

didik terhadap

materi teks anekdot

Tugas Individu Rubrik penilaian

kinerja.

c. Menilai kemampuan

peserta didik dalam

memahami materi

(Post tes)

Tes tertulis Lembar penilaian

tugas

G. Sumber Belajar

a. Kemendikbud. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Kebudayaan. 2013.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Media cetak dan elektronik (internet) lainnya.

Tangerang Selatan, 12 Januari 2015

Mengetahui,

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Leo Narzan Pakpahan,S.kom Solikah, S.Pd

Page 92: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai
Page 93: IMPLIKATUR PADA KOLOM KARTUN MICE KORAN KOMPASrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44653/1/SOLIKAH-FITK.pdf · bernuansa humor, kartun dalam surat kabar juga mempunyai