implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

download implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

of 21

Transcript of implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    1/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sebelum dilakukan amandemen ketiga, Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh

    Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sehingga dalam menjalankan kekuasaan

    pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden adalah sebagai mandatris MPR dan mempunyai

    garis pertanggungjawaban kepada MPR berdasarkan Garis-Garis esar !aluan "egara yang

    dibuat oleh MPR melalui #etetapan MPR ($ap MPR)% !al inilah yang menjadi dasar kenapa

    MPR mempunyai wewenang membentuk $ap MPR sebagaimana disebutkan dalam &&'

    *+ pra amandemen, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan &ndang-&ndang'asar dan garis-garis besar dari pada haluan "egara%

    Pertanggungjawaban Presiden terhadap MPR itu juga didasarkan pada adanya struktur

    kekuasaan "egara yang menempatkan MPR sebagai lembaga tertinggi "egara (supreme)

    sebagai pemegang kedaulatan rakyat sehingga segala proses penyelenggaraan negara dapat

    dilakukan pengawasan oleh MPR termasuk dalam proses penyelenggaraan kekuasaan

    pemerintahan oleh Presiden dan Wakil Presiden%

    #ewenangan pembentukan $ap MPR dan kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi

    "egara itu kemudian dihapus sejak amandemen ketiga &&' *+% Penghapusan kewenangan

    pembentukan $ap MPR ini didasarkan alasan untuk memperkuat sistem presidensial, dimana

    Presiden dan Wakil Presiden bukan lagi sebagai mandataris MPR dan tidak mempunyai garis

    pertanggungjawaban terhadap MPR dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan% Garis

    pertanggungjawaban Presiden dan Wakil Presiden sekarang langsung kepada rakyat

    berdasarkan ketentuan yang diatur dalam &&' *+% #edudukan MPR juga bukan lagi

    sebagai lembaga tertinggi "egara tetapi bergeser sebagai lembaga "egara yang

    kedudukannya sama dengan lembaga-lembaga "egara lainnya seperti 'PR, M., M#, dan

    lainnya%

    Penghapusan wewenang pembentukan $ap MPR itu diatur dalam Pasal / amandemen

    ketiga &&' *+% 'alam Pasal / amandemen ketiga &&' *+ ini tidak menyebutkan lagi

    adanya wewenang pembentukan $ap MPR% kewenangan MPR sekarang berdasarkan Pasal /

    amandemen ketiga &&' *+ tersebut adalah 0

    a% Mengubah dan menetapkan &ndang-&ndang 'asar1

    1

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    2/21

    b% Melantik Presiden dan2atau Wakil Presiden1

    3% 'apat memberhentikan Presiden dan2atau Wakil Presiden dalam masa

    jabatannya menurut &ndang-&ndang 'asar%

    ersadarkan ketentuan &&' *+ di atas sangat jelas bahwa kewenangan

    pembentukan #etetapan oleh MPR sudah dihapus dalam sruktur peraturan perundang-

    undangan, sehingga hal ini yang melatarbelakangi diaturnya ketentuan dalam Pasal .turan

    Peralihan amandemen keempat &&' *+ yang berbunyi 0 Majelis Permusyawaratan Rakyat

    ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum #etetapan Majelis

    Permusyawaratan Rakyat Sementara dan #etetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk

    diambil putusan pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 455/%

    erdasarkan Pasal .turan Peraliha amandemen keempat &&' *+ di atas, maka

    dalam sidang tahunan MPR tahun 455/, MPR mengeluarkan $ap MPR "omor 2MPR2455/

    tentang Peninjauan terhadap Materi dan Status !ukum #etetapan MPRS dan #etetapan MPR

    R6 tahun 77 sampai dengan tahun 4554% 'alam $ap ini mengelompokkan / $ap MPRS

    dan $ap MPR yang sudah ada ke dalam enam kelompok status baru, yaitu0

    1. 8ang di 3abut dan dinyatakan tidak berlaku selama 9 $ap1

    2. 8ang dinyatakan tetap berlaku dengan ketentuan tertentu sebanyak / $ap1

    3. 8ang dinyatakan tetap berlaku sampai dengan terbentuknya pemerintahan hasil

    pemilu sebanyak 9 $ap1

    4. 8ang dinyatakan tetap berlaku sampai terbentuknya undang-undang sebanyak

    $ap1

    5. 8ang dinyatakan masih berlaku sampai dengan ditetapkannya peraturan tata tertib

    baru oleh MPR hasil pemilu tahun 455* sebanyak + $ap1

    6. 8ang dinyatakan tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut baik karena

    bersi:at :inal (einmalig), telah di 3abut, maupun telah selesai dilaksanakansebanyak 5* $ap%

    'engan dihapuskannya wewenang pembentukan $ap MPR berdasarkan Pasal /

    .mandemen ketiga &&' *+, bukan berarti MPR tidak diperbolehkan untuk membentuk

    $ap MPR, akan tetapi masih tetap diperbolehkan hanya sebatas ketetapan MPR mengenai

    pelantikan maupun pemberhentian presiden dan2atau wakil presiden% 6ni berarti bahwa $ap

    MPR tidak lagi bersi:at mengatur se3ara umum (regeling) akan tetapi sudah bersi:at konkrit

    dan indi;idual (beschiking)%

    2

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    3/21

    #etentuan bahwa $ap MPR bersi:at bes3hiking diatur lebih lanjut dalam Pasal < ayat

    () &ndang-&ndang "omor 5 $ahun 455* tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

    undangan, bahwa yang dimaksud dengan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan

    yang bersi:at regeling hanya meliputi0

    a% &ndang-&ndang 'asar "egara Republik 6ndonesia *+1

    b% &ndang-&ndang2Peraturan Pemerintah Pengganti &ndang-&ndang1

    3% Peraturan Pemerintah1

    d% Peraturan Presiden1

    e% Peraturan 'aerah%

    erdasarkan ketentuan diatas sangat jelas bahwa $ap MPR tidak lagi termasuk dalam

    bagian jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan yang bersi:at regeling% Status hukum

    $ap MPR yang bersi:at beschiking ini berubah dengan diberlakukannya &ndang-&ndang

    "omor 4 $ahun 45 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (&& "o%4 $h%

    45), sebagai pengganti dari &ndang-&ndang "omor 5 $ahun 455* yang telah dinyatakan

    tidak berlaku% Menurut && "o%4 $h% 45 bahwa $ap MPR merupakan bagian dari jenis dan

    hierarki peraturan perundang-undangan yang ditempatkan di bawah &&' *+% 6ni berarti

    $ap MPR tidak lagi hanya bersi:at beschiking tetapi juga bersi:at regeling% !al ini

    sebagaimana diatur dalam Pasal < ayat () && "o% 4 $h% 45 bahwa yang dimaksud hirarki

    peraturan perundang-undangan meliputi0

    a% &ndang-&ndang 'asar "egara Republik 6ndonesia *+1

    b% #etepan Majelis Permusyawaratan Rakyat1

    3% &ndang-&ndang2Peraturan Pemerintah Pengganti &ndang-&ndang1

    d% Peraturan Pemerintah1

    e% Peraturan Presiden1

    :% Peraturan 'aerah Pro;insi1

    g% Paraturan Pemerintah #abupaten2#ota%

    'engan adanya perubahan status hukum dari pada $ap MPR yang awalnya hanya

    sebatas beschiking tetapi sekarang juga dimasukkan dalam jenis regeling berdasarkan &&

    "o%4 $h% 45, maka salah satu implikasi yuridisnya adalah bagaimana jika $ap MPR itu

    dinilai bertentangan dengan &&' *+= .pakah Mahkamah #onstitusi (M#) berwenang

    untuk memeriksa dan mengadili terhadap $ap MPR yang bersi:ar regeling dan dianggap

    bertentangan dengan &&' *+% #arena se3ara tekstual wewenang M# hanya dapat

    melakukan pengujian terhadap undang-undang yan2g dinilai bertentangan dengan &&' *+

    (constitutional review), sebagaimana ditentukan dalam Pasal 4*> ayat () &&' *+%

    3

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    4/21

    1.2 Rumusan Masalah

    1. agaimana #edudukan $.P MPR pas3a diterbitkannya &ndang-undang "omor 4

    $ahun 45 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan=

    2. .pakah Mahkamah #onstitusi (M#) memiliki kewenangan untuk memeriksa dan

    mengadili terhadap $ap MPR yang dianggapbertentangan dengan &&' *+=

    1.3 Tujuan Penulisan

    1. &ntuk mengetahui bagaimana kedudukan $.P MPR R6 dalam diterbitkannya

    &ndang-undang "omor 4 $ahun 45 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

    undangan%

    &ntuk mengetahui #ewenangan Mahkamah #onstitusi (M#) dalam menguji $ap MPR terhadap

    &&' *+%

    4

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    5/21

    BAB II

    PEMBAHASAN

    1.1 Kedudukan TAP MPR as!a diter"itkann#a Undang$undang N%m%r &' Tahun

    '(&& tentang Pem"entukan Peraturan Perundang$undangan

    1.1.1 Kedudukan Ta MPR Se"elum dan Sesudah Amandemen UUD &)*+

    Salah satu tuntutan yang paling mendasar dan prioritas dari gerakan re:ormasi yang

    berujung pada runtuhnya kekuasaan ?rde aru pada medio tahun 9 adalah re:ormasi pada

    bidang hukum% $ahap awal yang dilakukan untuk mewujudkan prioritas tersebut adalah

    dengan mengubah &ndang-&ndang 'asar $ahun *+ (&&' *+) sebagai hukum dasar

    dalam penyelenggaraan negara% Se3ara prinsipil, perubahan &&' *+ merupakan suatu

    kenis3ayaan% Mengingat, re:ormasi hukum mustahil dilakukan tanpa melakukan perubahan

    konstitusi (constitutional reform)% 'alam pandangan .braham .mos, proses perubahan

    konstitusi bukan sesuatu yang bersi:at keramat (tabu), melainkan bertujuan untuk

    memperbaiki hal-hal substansial yang belum termuat dalam konstitusi, dan memperbaiki

    kelemahan-kelemahan, serta ketidaksempurnaan konstitusi sebagai buah karya manusia%

    #arena pada awal pembentukannya, &&' *+ adalah konstitusi yang bersi:at sementara%

    ?leh karena itu, Soekarno menyebutnya sebagai &&' revolutiegrondwet%

    Perubahan &&' *+ kemudian dilakukan se3ara bertahap sejak tahun sampai

    dengan tahun 4554 dalam sidang-sidang MPR% Perubahan &&' *+ tersebut meliputi hampir

    keseluruhan materi &&' *+% @ika naskah &&' *+ sebelum perubahan berisi

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    6/21

    Permusyawaratan Rakyat% Pernyataan ini memberikan pemahaman bahwa MPR merupakan

    lembaga negara yang tertinggi sebagai pelaksana kedaulatan rakyat% !al ini mengandung arti

    bahwa lembaga-lembaga negara yang lain berada di bawah majelis% ?leh karena itu,

    lembaga-lembaga negara di luar majelis tidak dapat membatalkan putusan-putusan majelis,

    hal mana disebabkan oleh kedudukannya yang lebih rendah% Pemahaman MPR sebagai

    lembaga negara tertinggi kala itu dijabarkan pula dalam penjelasan Pasal tersebut, bahwa

    Majelis ini dianggap sebagai penjelmaan rakyat yang memegang kedaulatan negara%

    Sebagai lembaga tertinggi negara, MPR memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut0

    a) menetapkan &ndang-&ndang 'asar1

    b) mengubah &ndang-&ndang 'asar1

    c) menetapkan garis-garis besar daripada haluan negara1

    d) memilih Presiden dan Wakil Presiden1 dan

    e) meminta pertanggungjawaban Presiden ditengah masa jabatannya karena dakwaan

    pelanggaran melalui persidangan istimewa%

    .pabila di3ermati ketentuan Pasal ayat (4) &&' *+ sebelum perubahan yang

    menyatakan se3ara eksplisit bahwa MPR adalah pelaksana sepenuhnya dari kedaulatan

    rakyat, maka sesungguhnya kekuasaan MPR tidak terbatas pada lima poin kekuasaan di atas%

    MPR memiliki kekuasaan lainnya sebagai lembaga yang menjalankan sepenuhnya kedaulatan

    rakyat selain kekuasaan yang se3ara jelas disebutkan dalam &&' *+, yaitu0 MPR

    menetapkan &&' dan Garis-garis esar daripada !aluan "egara (G!"), MPR sekali lima

    tahun memilih Presiden dan Wakil Presiden, dan MPR dapat mengubah &ndang-&ndang

    'asar%

    'asar pemikiran yang melatarbelakangi dilakukannya perubahan kedudukan MPR

    sebagai badan2lembaga perwakilan rakyat adalah &&' *+ sebelum perubahan membentuk

    struktur ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di tangan MPR yangsepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat% !al seperti ini berakibat tidak terjadinya saling

    mengawasi dan saling mengimbangi (checks and balances system) pada institusi-institusi

    ketatanegaraan% Penyerahan kekuasaan tertinggi kepada MPR merupakan kun3i yang

    menyebabkan kekuasaan pemerintahan negara seakan-akan tidak memiliki hubungan dengan

    rakyat%

    Selain itu, kelemahan paling mendasar adalah masalah jumlah anggota MPR yang

    terlalu banyak pada masa ?rde aru% #ondisi ini menjadi sebab MPR tidak dapat se3ara akti:menyelenggarakan sidang-sidang untuk menjalankan tugasnya% 'engan hambatan seperti ini,

    6

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    7/21

    pada akhirnya MPR tidak melaksanakan tugasnya sebagai lembaga yang dapat menilai

    accountability pemerintah, yang merupakan syarat mutlak perwujudan dari konsep

    kedaulatan rakyat%

    Gagasan meniadakan kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara se3ara

    konseptual ingin menegaskan bahwa MPR bukan satu-satunya lembaga yang melaksanakan

    kedaulatan rakyat% Setiap lembaga yang mengemban tugas politik negara dan pemerintahan

    (tidak termasuk kekuasaan kehakiman) adalah pelaksana kedaulatan rakyat dan harus tunduk

    dan bertanggung jawab kepada rakyat% $untutan perubahan pada tingkat hukum dasar

    (konstitusi) dari lembaga perwakilan rakyat tersebut diharapkan akan mampu memperbaiki

    kualitas kerja dan hasil kerja parlemen 6ndonesia untuk memajukan rakyat 6ndonesia%

    Pasal ayat (4) &&' *+ perubahan ketiga memuat ketentuan yang berbunyi

    #edaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut &ndang-&ndang 'asar.

    Perubahan ketentuan ini membawa implikasi yang luar biasa terhadap kedudukan MPR%

    Semula, MPR yang berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara, pas3a perubahan &&'

    *+, MPR berkedudukan sebagai lembaga negara yang setara dengan lembaga negara

    lainnya, yaitu Aembaga #epresidenan, 'ewan Perwakilan Rakyat, 'ewan Perwakilan

    'aerah, Mahkamah #onstitusi, Mahkamah .gung, dan adan Pemeriksa #euangan%

    'engan kedudukan demikian, kekuasaan MPR setelah perubahan &&' *+

    (berdasarkan Pasal / &&' *+ setelah perubahan) adalah0

    a) mengubah dan menetapkan &ndang-&ndang 'asar1

    b) melantik Presiden dan2atau Wakil Presiden1

    c) memberhentikan Presiden dan2atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya

    menurut &ndang-&ndang 'asar1 dan

    d) memilih dan menetapkan Presiden dan2atau Wakil Presiden dalam keadaan

    Presiden dan2atau Wakil Presiden berhalangan tetap%

    Perubahan Pasal ayat (4) tersebut dimaksudkan untuk mengoptimalkan dan

    meneguhkan paham kedaulatan rakyat yang dianut negara 6ndonesia karena pelaksanaan

    kedaulatan rakyat tidak lagi dijalankan oleh MPR tetapi melalui 3ara dan berbagai lembaga

    yang ditentukan dalam &&' *+% ahwa dengan ditetapkannya perubahan tersebut maka

    kedaulatan berada di tangan rakyat, lembaga-lembaga negara melaksanakan bagian-bagian

    dari wewenang, tugas, dan :ungsi yang diberikan &&' *+, aturan dalam &&' tersebutlah

    yang menjadi rujukan utama dalam menjalankan kedaulatan rakyat, sehingga MPR tidak lagi

    7

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    8/21

    berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara%

    Setelah amandemen ketiga kedudukan MPR kemudian bergeser dari lembaga tertinggi

    negara menjadi lembaga negara sama dengan lembaga negara lainnya% ?leh karena ini MPR

    bukan lagi sebagai pelaksana kedaulatan rakyat% !al ini sebagaimana diatur dalam Pasal

    ayat (4) amandemen ketiga &&' *+ bahwa #edaulatan berada di tangan rakyat dan

    dilaksanakan menurut &ndang-&ndang 'asar% Pergeseran kedudukan MPR ini kemudian

    diatur lebih lanjut dalam Pasal / &ndang-&ndang "omor 4< $ahun 455 tentang Majelis

    Permusyawaratan Rakyat, 'ewan Perwakilan Rakyat, 'ewan Perwakilan 'aerah, dan 'ewan

    Perwakilan Rakyat 'aerah (&& M'/) yang berbunyi 0 MPR merupakan lembaga

    permusyawaratan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara%

    MPR mempunyai kewenangan yang se3ara rin3i ditentukan di dalam Pasal * &&M'/ yang berbunyi 0

    a% Mengubah dan menetapkan &ndang-&ndang 'asar "egara Republik 6ndonesia $ahun

    *+1

    b% Melantik Presiden dan2atau Wakil Presiden hasil pemilihan umum1

    3% Memutuskan usul 'PR untuk memberhentikan Presiden dan2atau Wakil Presiden

    dalam masa jabatannya, setelah Mahkamah #onstitusi memutuskan bahwa Presiden

    dan2atau Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa

    pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau

    perbuatan ter3ela dan2atau terbukti bahwa Presiden dan2atau Wakil Presiden tidak lagi

    memenuhi syarat sebagai Presiden dan2atau Wakil Presiden1

    d% Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti,

    diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya1

    e% Memilih Wakil Presiden dari 4 (dua) 3alon yang diusulkan oleh Presiden apabila

    terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya1 dan

    :% memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya mangkat, berhenti,

    diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya

    se3ara bersamaan, dari 4 (dua) pasangan 3alon presiden dan wakil presiden yang

    diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan 3alon

    Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam

    pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya%

    8

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    9/21

    1.1.2 Kedudukan TAP MPR Pas!a Disahkann#a Undang$Undang N%m%r &'Tahun

    '(&& Tentang Pem"entukan Peraturan Perundang$Undangan,

    'ewan Perwakilan Rakyat ('PR) dan pemerintah pada tahun 45 yang lalu telah

    mensahkan dan membentuk sebuah &ndang &ndang no 4 tahun 45 tentang Pembentukan

    Peraturan Perundang &ndangan menggantikan &ndang &ndang "o 5 $ahun 455*% #elahiran

    &ndang-&ndang ini tidak banyak mendapat perhatian se3ara luas dari masyarakat dan dari

    media, padahal undang undang ini merupakan salah satu undang undang yang krusial dan

    undang undang ini disahkan sebagai pengganti undang undang no 5 tahun 455* yang dirasa

    memiliki beberapa kekurangan dan belum dapat menampung atau menjadi payung hukum

    yang sempurna terhadap perkembangan pembentukan peraturan yang baik%

    Salah satu materi yang mendapat banyak sorotan perbaikan undang undang "o 5

    tahun 455* yang kemudian dielaborasi ke dalam undang undang "o 4 tahun 45 adalah

    tentang di3antumkannya atau dimasukkannya kembali $.P MPR ke dalam susunan atau

    hierarki peraturan perundang undangan% Sebagai mana kita ketahui bersama, dalam undang

    undang "o% 5 tahun 455* pasal < disebutkan bahwa hierarki peraturan perundang undangan

    adalah 0

    &ndang &ndang 'asar "egara Republik 6ndonesia tahun *+%

    &ndang &ndang 2 Peraturan Pemerintah Pengganti &ndang &ndang%

    Peraturan Pemerintah%

    Peraturan Presiden%

    Peraturan 'aerah%

    Sedangkan di sisi yang lain, ada peraturan yang bernama $.P MPR dan masih berlaku

    sampai sekarang, maka perubahan mendasar dalam &ndang &ndang no 4 tahun 45 adalah

    dengan memasukkan kembali $.P MPR ke dalam hierarki peraturan perundang undangan,

    seperti yang ter3antum dalam pasal < undang undang no 4 tahun 45, yaitu 0

    &ndang-&ndang 'asar "egara Republik 6ndonesia $ahun *+

    $.P MPR

    &ndang &ndang 2 Peraturan Pemerintah Pengganti &ndang-undang

    Peraturan Pemerintah

    Peraturan Presiden

    Peraturan 'aerah Propins

    9

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    10/21

    Peraturan 'aerah #ota2#abupaten

    Masuknya kembali $.P MPR kedalam susunan peraturan perundang- undangan adalah

    untuk mengakomodir beberapa $.P MPR yang sampai sekarang masih berlaku% .da dua

    ma3am $.P MPR yang masih berlaku hingga saat ini meskipun kewenangan yang dimiliki

    MPR banyak yang telah direduksi sejak perubahan &ndang &ndang 'asar *+, yaitu $.P

    MPR yang berlaku se3ara tak terbatas, dan $.P MPR yang berlaku hingga terbentuknya

    &ndang &ndang yang menggantikan%

    eberapa $.P MPR yang berlaku se3ara tak terbatas adalah 0

    $.P MPRS "o% BBC2MPRS277 tentang pembubaran Partai #omunis 6ndonesia%

    $.P MPR "o% BC62MPR29 tentang Politik Dkonomi dalam rangka 'emokrasi

    Dkonomi%Sedangkan $.P MPR yang masih berlaku hingga terbentuknya &ndang &ndang yang

    menggantikan adalah 0

    $.P MPRS "o%BB6B2MPRS tentang pengangkatan pahlawan ampera sampai

    terbentuknya && ttg pemberian gelar, tanda jasa, tanda kehormatan (sudah ada, && no

    45 tahun 455)

    $.P MPR "o%B629 tentang penyelenggaraan negara yg bersih dan bebas ##" (sudah

    ada && no 49 tahun )

    $.P MPR "o%BC29 tentang penyelenggaran otonomi daerah, pengaturan pembagian

    dan peman:aatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta peribangan keuangan

    pusat dan daerah (sudah ada && no /4 tahun 455*)

    $.P MPR 66624555 tentang sumber hukum dan tata urutan peraturan per&&an (sudah

    ada && no 4 tahun 45)

    $.P MPR "o%C24555 tentang pemantapan persatuan dan kesatuan "asional

    $.P MPR "o%C624555 tentang pemisahan $"6 dan Polri (sudah ada && no /* tahuh

    455* tentang $"6 dan && no 4254 tentang Polri)

    $.P MPR "o% C62455 tentang etika kehidupan berbangsa $.P MPR "o% C662455 tentang ;isi indonesia masa depan

    $.P MPR "o%C6662455 tentang rekomendasi arah kebijakan pemberantasan dan

    pen3egahan praktek ##" (sudah ada && #P#, && $ipikor, && $indak Pidana

    #orupsi)

    $.P MPR "o%6B2455 tentang pembaruan agraria dan pengelolaan S'.

    'engan masih banyaknya $.P MPR yang hingga saat ini masih berlaku (ke3uali yang

    sudah ada &ndang-undang penggantinya) maka sewajarnya bila $.P MPR tersebut kembali

    dimasukkan dalam hierarki peraturan perundang undangan%

    10

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    11/21

    &ntuk menentukan kedudukan hukum #etetapan MPR2S dilihat dari keberadaan

    #etetapan MPR2S dalam tata urutan (tata urutan) peraturan perundang-undangan dan

    kelompok norma hukum% Seperti yang dapat dilihat dari ketentuan Pasal < ayat () &&

    "omor 4 $ahun 45, #etetapan MPR2S berada di bawah &&' "R6 *+ dan di atas

    &ndang-&ndang% Sejalan dengan teori !ans #elsen sebelumnya, dengan kedudukan

    #etetapan MPR2S yang demikian berarti ke atas #etetapan MPR2S berlaku, bersumber, dan

    berdasar pada norma-norma yang terdapat dalam &&' "R6 *+, dan ke bawah #etetapan

    MPR2S menjadi dasar hukum dan sumber bagi pembentukan && dan peraturan perundang-

    undangan lainnya%

    .pabila diperhatikan dengan seksama ketentuan pasal-pasal dalam && "omor 4

    $ahun 45, khusunya mengenai tata urutan dan materi muatan peraturan perundang-undangan, maka penulis menemukan keganjilan terkait dengan pengaturan mengenai

    #etetapan MPR2S% Sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal < ayat () undang-undang

    tersebut, #etetapan MPR2S digolongkan sebagai peraturan perundang-undangan dan dalam

    tata urutan atau tata urutan peraturan perundang-undangan berada setingkat di bawah &&'

    "R6 *+ dan di atas &&% Sementara itu, dalam pasal-pasal mengenai materi muatan

    peraturan perundang-undangan, tidak ada satupun pasal yang mengatur mengenai materi

    muatan yang harus di atur oleh #etetapan MPR% !al tersebut dapat dipahami dengan melihat

    pada penjelasan Pasal < ayat () huru: b, bahwa #etetapan MPR2S yang dimaksud dalam tata

    urutan peraturan perundang-undangan adalah #etetapan MPR2S yang masih dinyatakan

    berlaku oleh #etetapan MPR "o% 62MPR2455/% !al ini berarti bahwa kedepannya tidak ada

    #etetapan MPR yang si:atnya mengatur, selain ketetapan-ketetapan yang disebutkan dalam

    penjelasan Pasal < ayat () huru: b && "o% 4 $ahun 45% !al tersebut juga sesuai dengan

    kedudukan dan kewenangan MPR setelah perubahan &&' *+ yang salah satunya sudah

    tidak memiliki wewenang untuk menetapkan Garis-garis esar !aluan "egara (G!") yang

    dituangkan dalam bentuk produk hukum #etetapan MPR2S%

    !al lain yang ganjil adalah mengenai materi muatan &&% 'alam ketentuan Pasal

    angka / dikatakan bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan adalah materi yang

    dimuat dalam peraturan perundang-undangan sesuai dengan jenis, :ungsi, dan tata urutan

    peraturan perundang-undangan% #etentuan ini dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 5 ayat ()

    yang mengatur perihal materi muatan suatu &&, yaitu0 (i) pengaturan lebih lanjut mengenai

    ketentuan &ndang-&ndang 'asar "R6 *+, (ii) perintah suatu &ndang-&ndang diatur

    dengan &ndang-&ndang, (iii) pengesahan perjanjian internasional tertentu, (i;) tindak lanjut

    11

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    12/21

    atas putusan Mahkamah #onstitusi,dan2atau (;) pemenuhan kebutuhan hukum dalam

    masyarakat% 'ari ketentuan Pasal 5 ayat () tersebut tidak terdapat mengenai pengaturan

    lebih lanjut ketentuan #etetapan MPR2S sebagai materi muatan &&% !al ini tentunya tidak

    sejalan dengan kedudukan #etetapan MPR2S dalam kelompok norma sebagaimana

    pandangan !ans "awiasky, bahwa #etetapan MPR2S merupakan Staatsgrundgesetz yang

    berisi ketentuan-ketentuan pokok yang meliputi keseluruhan bidang kehidupan bernegara

    yang masih harus dijabarkan lagi ke dalam norma-norma yang lebih rendah (&&), dan

    selanjutnya merupakan dasar dan sumber bagi &&%

    #etiadaan hal yang demikian dalam pengaturan && "omor 4 $ahun 45 bisa saja

    membuat ran3u kedudukan hukum #etetapan MPR2S dalam tata urutan peraturan perundang-

    undangan% Pertanyaan yang mun3ul dari kondisi tersebut adalah apakah #etetapan MPR2Smemiliki kedudukan hukum sebagai peraturan perundang-undangan yang menjadi sumber

    dan dasar bagi && dan peraturan perundang-undangan lainnya, atau malah sebaliknya tidak

    memiliki makna sama sekali% $erhadap hal ini, dapat dilihat Penjelasan &mum && "o% 4

    $ahun 45 yang menyatakan bahwa materi baru yang ditambahkan dalam && "omor 4

    $ahun 45 tersebut adalah penambahan #etetapan MPR2S sebagai salah satu jenis peraturan

    perundang-undangan dan tata urutannya ditempatkan setelah &&' "R6 *+% 'ari

    penjelasan tersebut, penulis melihat pembentuk && "omor 4 $ahun 45 memang dengan

    sengaja memasukkan kembali #etetapan MPR2S dalam tata urutan peraturan perundang-

    undangan dan menempatkannya di atas &&% 'itambah lagi dengan kenyataan bahwa

    ketetapan-ketetapan MPR2S yang dinyatakan masih berlaku oleh #etetapan MPR "o%

    62MPR2455/ mengamanahkan dibentuknya && untuk mengatur mengenai materi yang

    dikandung oleh ketetapan-ketetapan tersebut (khusunya ketetapan-ketetapan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal * #etetapan MPR "o% 62MPR2455/)%

    eranjak dari penjelasan di atas, materi muatan #etetapan MPR2S yang masih

    dinyatakan berlaku oleh #etetapan MPR "o% 62MPR2455/ adalah materi muatan pada saat

    #etetapan MPR2S dibentuk dalam kontruksi MPR sebagai lembaga tertinggi negara, yang

    :ungsinya adalah menjabarkan atau mena:sirkan ketentuan &&' *+% Sehingga, status

    hukumnya berada di atas && dan tergolong norma yang bersi:at konstitusi atau aturan dasar

    negara% 'engan dilakukannya peninjauan kembali terhadap #etetapan MPR2S tersebut dan

    ketentuan Pasal * #etetapan MPR "o% 62MPR2455/ yang menyatakan bahwa terdapatnya#etetapan MPR2S yang dinyatakan tetap berlaku sampai dengan terbentuknya &&,

    12

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    13/21

    sesungguhnya menerangkan bahwa #etetapan-ketetapan MPR2S yang termasuk dalam

    golongan ini, oleh #etetapan MPR "o% 62MPR2455/ se3ara materi muatan ditundukkan oleh

    MPR sendiri terhadap materi muatan &&% .rtinya, MPR menilai bahwa materi muatan yang

    dikandung dalam ketetapan MPR tersebut 3ukup diatur dalam bentuk &&% "amun demikian,

    dalam tata urutan peraturan perundang-undangan, #etetapan MPR2S tersebut berada di atas

    &&, oleh && "omor 4 $ahun 45 ditentukan kekuatan mengikatnya tidak sama dengan

    &&' dan &&% Sementara itu, dalam ketentuan Pasal 4 #etetapan MPR "o% 62MPR2455/,

    se3ara materi muatan masih merupakan aturan dasar negara yang berada di bawah &&'

    *+% 'engan demikian, penulis menarik kesimpulan bahwa #etetapan MPR2S dalam tata

    urutan peraturan perundang-undangan berkedudukan sebagai aturan dasar negara

    (Staatsgrundgesetz) yang setingkat di bawah &&' "R6 *+, yang menjadi dasar serta

    sumber bagi pembentukan && dan peraturan perundang-undangan di bawahnya%

    Peletakan $.P MPR di atas undang-undang dalam rumusan Pasal < && "o% 4 $ahun

    45, dilandasi pada pemikiran bahwa kenyataannya berdasar $.P MPR 2455/ terdapat /

    $.P MPR yang masih berlaku dan $.P MPR yang tetap berlaku , tetapi tidak sebagai

    sumber hukum berdasar Pasal < && 5 $ahun 455*% $.P MPR 2455/ menjadi muspro, tidak

    mempunyai konsekuensi hukum dan politik apabila terjadi pelanggaran% $.P MPR menjadi

    ma3an ompong dan dokumen keari:an saja% M# harus memperbaharui peraturan M# yang

    mengakomodasi $.P MPR, karena $.P MPR termasuk bagian integral dari hukum dasar

    yang posisinya di atas undang-undang%M# harus juga menguji && terhadap $.P MPR%

    13

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    14/21

    2.2 Ke-enangan Mahkamah K%nstitusi .MK/ untuk memeriksa dan mengadili

    terhada Ta MPR #ang diangga "ertentangan dengan UUD &)*+

    2.2.1 N%rma Hukum Dalam Negara

    Sebelum masuk dalam pembahasan kewenangan M# dalam memeriksa dan

    mengadili $ap MPR $erhadap &&'*+ sebaiknya kita menetahui tentang !ierarki norma

    hukum% !ierarki norma hukum menurut !ans #elsen mengenai teori jenjang norma

    hukum (Stu:entheorie), !ans #elsen berpendapat bahwa norma-norma hukum itu berjenjang-

    jenjang dan berlapis-lapis dalam suatu hierarki (tata susunan) dalam arti, suatu norma yang

    lebih rendah berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih yang tinggi, norma

    yang lebih berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian

    seterusnya sampai pada suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut dan bersi:athipotesis dan :ikti: yaitu norma dasar (Grundnorm)%

    "orma dasar yang merupakan norma tertinggi dalam suatu system norma tersebut tidak

    lagi dibentuk oleh suatu norma yang lebih tinggi lagi, tetapi norma dasar itu ditetapkan

    terlebih dahulu oleh masyarakat sebagai norma dasar yang merupakan gantungan bagi

    norma-norma yang berada dibawahnya sehingga suatu norma dasar itu

    dikatakan Presupposed%

    erkaitan dengan teori yang dikemukakan oleh !ans #elsen tersebut, !ans "awiasky

    mengembangkan teori jenjang norma dalam kaitannya dengan suatu negara% !ans "awiasky

    dalam bukunya yang berjudul AllgemeineRechtslehre mengemukakan bahwa sesuai dengan

    teori !ans #elsen, maka suatunorma hukum dari negara manapun selalu berlapis-lapis dan

    berjenjang-jenjang% "orma yang di bawah berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang

    lebih tinggi, norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang

    tertinggi yang disebut dengan norma dasar%

    !ans "awiasky juga berpendapat bahwa selain norma itu berlapis-lapis dan berjenjang-

    jenjang, norma hukum dari suatu negara itu juga berkelompok-kelompok%

    Pengelompokkan norma hukum dalam suatu "egara manurut !ans "awiaky yakni 0

    1. "orma :undamental negara (Staatsfundamentalnorm)1

    2. .turan dasar negara (staatsgrundgesetz)1

    3. &ndang-undang :ormal (formell gesetz)1 dan

    4. Peraturan pelaksanaan dan peraturan otonom (verordnung en autonome satzung)%

    14

  • 7/25/2019 implikasi masuknya TAP MPR dalam UU No 12 Tahun 2011.rtf

    15/21

    @adi, peraturan perundang-undangan yang dimaksud di atas adalah merupakan hierarki

    atau tata urutan peraturan perundang-undangan% .rtinya, suatu peraturan perundang-

    undangan selalu berlaku, bersumber dan berdasar pada peraturan perundang-undangan yang

    lebih tinggi dan norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada peraturan

    perundang-undangan yang lebih tinggi lagi, dan seterusnya sampai pada peraturan

    perundang-undangan yang paling tinggi tingkatannya% #onsekuensinya, setiap peraturan

    perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan

    perundang-undangan yang lebih tinggi%

    2.2.2 0e-enang Pengujian Ta MPR

    Masuknya #etetapan MPR dalam jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan

    justru melahirkan persoalan hukum baru, yaitu pertentangan antara #etentuan Pasal *

    #etetapan MPR "omor 62MPR2455/ dengan Pasal < ayat () && "omor 4 $ahun

    45% #etentuan Pasal * $ap MPR "omor 62MPR2455/ menyatakan bahwa beberapa

    #etetapan MPR masih tetap berlaku sampai dengan terbentuknya &&% 'i sisi lain, Pasal