IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke...

26
i IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK INTEGRATIF KESEHATAN (STIK) BERBANTUAN BUKU AJAR TEMATIK INTEGRATIF KESEHATAN (BATIK) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BULELENG ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sekaligus memberikan pendidikan kesehatan kepada siswa sekolah dasar melalui strategi tematik integratif kesehatan (STIK) berbantuan buku ajar tematik integratif kesehatan (BATIK), yaitu buku ajar hasil pengembangan dengan mengintegrasikan pendidikan kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen randomized pretest-posttest control group design. Penelitian dilakukan pada dua kelas dari sekolah yang berbeda. Satu kelas dari satu sekolah sebagai Kelompok Kontrol dibelajarkan dengan Strategi Konvensional (SK) menggunakan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 yang diterbitkan Kemdikbud, dan satu kelas dari sekolah yang lainnya sebagai Kelompok Perlakuan dibelajarkan dengan strategi tematik integratif kesehatan (STIK) menggunakan BATIK. Jumlah sampel penelitian 55 orang terdiri atas 32 orang Kelompok Kontrol dan 23 orang Kelompok Perlakuan. Data dianalisis dengan Multivariate Analysis of Variances (Manova) pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa STIK meningkatkan hasil belajar pengetahuan tematik, pengetahuan PHBS, sikap PHBS, dan praktik PHBS secara simultan lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan strategi konvensional (SK) dengan nilai F = 74,234 dan nilai p < 0,05. . Nilai Partial Eta Squared (PES) 0,856, yang berarti bahwa strategi pembelajaran yang telah diimplementasikan meningkatkan hasil belajar siswa 85,6 persen. Peningkatan hasil belajar dengan STIK secara parsial lebih tinggi dibandingkan SK, berturut- turut dari yang tertinggi ke yang terendah adalah pengetahuan PHBS 71,7 persen, sikap PHBS 70,5 persen, pengetahuan tematik 16,6 persen; dan praktik PHBS 10,8 persen. Simpulan dari penelitian ini adalah STIK meningkatkan pengetahuan tematik, pengetahuan PHBS, sikap PHBS, dan praktik PHBS lebih tinggi dibandingkan SK. Hasil penelitian ini menyarankan siswa SD penting diberikan pendidikan kesehatan dengan cara diintegrasikan ke dalam tema pembelajaran menggunakan STIK. Kata Kunci: Strategi, integratif, kesehatan, sekolah dasar

Transcript of IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke...

Page 1: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

i

IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK INTEGRATIF KESEHATAN

(STIK) BERBANTUAN BUKU AJAR TEMATIK INTEGRATIF

KESEHATAN (BATIK) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BULELENG

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sekaligus

memberikan pendidikan kesehatan kepada siswa sekolah dasar melalui strategi

tematik integratif kesehatan (STIK) berbantuan buku ajar tematik integratif

kesehatan (BATIK), yaitu buku ajar hasil pengembangan dengan

mengintegrasikan pendidikan kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

randomized pretest-posttest control group design. Penelitian dilakukan pada dua

kelas dari sekolah yang berbeda. Satu kelas dari satu sekolah sebagai Kelompok

Kontrol dibelajarkan dengan Strategi Konvensional (SK) menggunakan Buku

Tematik Terpadu Kurikulum 2013 yang diterbitkan Kemdikbud, dan satu kelas

dari sekolah yang lainnya sebagai Kelompok Perlakuan dibelajarkan dengan

strategi tematik integratif kesehatan (STIK) menggunakan BATIK. Jumlah

sampel penelitian 55 orang terdiri atas 32 orang Kelompok Kontrol dan 23 orang

Kelompok Perlakuan. Data dianalisis dengan Multivariate Analysis of Variances

(Manova) pada taraf signifikansi 5%.

Hasil analisis menunjukkan bahwa STIK meningkatkan hasil belajar

pengetahuan tematik, pengetahuan PHBS, sikap PHBS, dan praktik PHBS secara

simultan lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan strategi

konvensional (SK) dengan nilai F = 74,234 dan nilai p < 0,05.. Nilai Partial Eta

Squared (PES) 0,856, yang berarti bahwa strategi pembelajaran yang telah

diimplementasikan meningkatkan hasil belajar siswa 85,6 persen. Peningkatan

hasil belajar dengan STIK secara parsial lebih tinggi dibandingkan SK, berturut-

turut dari yang tertinggi ke yang terendah adalah pengetahuan PHBS 71,7 persen,

sikap PHBS 70,5 persen, pengetahuan tematik 16,6 persen; dan praktik PHBS

10,8 persen.

Simpulan dari penelitian ini adalah STIK meningkatkan pengetahuan tematik,

pengetahuan PHBS, sikap PHBS, dan praktik PHBS lebih tinggi dibandingkan

SK. Hasil penelitian ini menyarankan siswa SD penting diberikan pendidikan

kesehatan dengan cara diintegrasikan ke dalam tema pembelajaran menggunakan

STIK.

Kata Kunci: Strategi, integratif, kesehatan, sekolah dasar

Page 2: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

ii

IMPLEMENTATION OF INTEGRATIVE HEALTH THEMATIC

STRATEGY (STIK) SUPPORTED THEMATIC INTEGRATIVE HEALTH

TEACHING TEXTBOOK (BATIK) INCREASING STUDENTS

LEARNING RESULT AT ELEMENTARY SCHOOL

IN BULELENG DISTRICT

ABSTRACT

This study aimed to improve learning outcomes at once providing health

education to elementary school students through integrative health thematic

strategies (STIK) supported by health integrative thematic textbooks (BATIK),

which are textbooks developed by integrating health education, especially related

to clean and healthy living behaviors (PHBS) into the theme of learning.

The research design used a randomized pretest-posttest control group design.

The study conducted in two classes from different schools. One class of one

school as a Control Group taught by Conventional Strategy (SK) using The 2013

Integrated Curriculum Thematic Book published by the Ministry of Education and

Culture, and one class from another school as a Treatment Group taught with an

Integrated Health thematic strategy (STIK) using BATIK. The sample size was 55

people consisting of 32 controls and 23 treatment groups. Data analyzed by

Multivariate Analysis of Variances (Manova) at 5% significance level.

The results of the analysis showed that STIK improved the result of thematic

learning, PHBS knowledge, PHBS attitude, and PHBS practice simultaneously

higher than students who taught by conventional strategy (SK) with value F =

74,234 and p value <0,05 . Partial Value Eta Squared (PES) 0.856, which means

that learning strategies that have been implemented improve student learning

outcomes 85.6 percent. Increased learning outcomes with STIK partially higher

than SK, respectively from highest to lowest was PHBS 71.7 percent, PHBS

attitude 70,5 percent, thematic knowledge 16,6 percent; and the practice of PHBS

10.8 percent.

The conclusions of this research were STIK increase thematic knowledge,

PHBS knowledge, PHBS attitude, and PHBS practice was higher than SK. The

results of this study suggest that important elementary students are given health

education by being integrated into the learning theme using STIK.

Keywords: Strategy, integrative, health, elementary school

Page 3: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

iii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM …………………………………………………………. i

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………… ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ………………………………… iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……………...………………………………… iv

ABSTRACT ………………………………………………………………… vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ix

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………... xiii

DAFTAR SINGKATAN …………………………………………………… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xvi

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………….…………… 16

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………..………… 17

1.3.1 Tujuan umum ………………………………………… 17

1.3.2 Tujuan khusus ………………..……………………… 17

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………….… 18

1.4.1 Manfaat akademik …………………………………… 18

1.4.2 Manfaat praktis ……………………………………… 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………… 19

2.1 Anak Usia Sekolah dasar ………………………………… 20

2.1.1 Karakteristik anak usia sekolah dasar ……………….. 20

2.1.2 Tugas perkembangan anak usia sekolah dasar ………. 21

2.1.3 Karakteristik anak usia sekolah dasar dan implikasinya

terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar

24

2.1.4 Anak usia sekolah dasar sebagai population of risk .…. 28

2.2 Strategi Pembelajaran ………………………………………. 31

2.2.1 Makna strategi ……………………………………...… 31

2.2.2 Makna pembelajaran ………………………………… 32

2.2.3 Makna strategi pembelajaran ………………………… 33

2.3 Pembelajaran Tematik sebagai Implementasi Kurikulum

Terpadu ……………………………………………………

35

2.3.1 Landasan pembelajaran tematik ……………….…… 38

2.3.2 Hakikat pembelajaran tematik ……………………… 40

2.3.3 Pengertian pembelajaran tematik …………………… 41

2.3.4 Karakteristik pembelajaran tematik ………………… 43

2.3.5 Tahap-tahap pembelajaran tematik ………………… 45

2.3.6.Model-model pembelajaran tematik ………………… 46

2.3.7 Pengembangan tema dalam pembelajaran tematik …. 47

2.4 Pembelajaran Konvensional …………………….………… 52

2.5 Strategi Tematik Integratif Kesehatan (STIK)……………. 55

2.5.1 Konsep strategi tematik integratif kesehatan (STIK) … 55

2.5.2 Langkah-langkah strategi tematik integratif kesehatan

Page 4: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

iv

(STIK) ………………………………………………... 58

2.5.3 Teori-teori belajar yang mendukung pembelajaran

dengan strategi tematik integratif kesehatan (STIK) ….

60

2.6 Buku Ajar Tematik Integratif Kesehatan (BATIK) sebagai

Bahan Ajar …………………………………………………..

67

2.6.1 Bahan ajar …………………………………………….. 67

2.6.2 Buku ajar tematik integratif kesehatan (BATIK)

meningkatkan motivasi belajar siswa…………………

73

2.7 Promosi Kesehatan dan Perubahan Perilaku Kesehatan …… 78

2.7.1 Promosi kesehatan ……………………………………. 78

2.7.2 Perubahan perilaku kesehatan ………………………... 80

2.7.3 Perubahan dan indicator perilaku kesehatan …………. 90

2.7.4 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ……………... 92

2.8 Hasil Belajar Siswa ………………………………………… 96

2.8.1 Pengertian hasil belajar siswa …………………….….. 96

2.8.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ……... 101

2.8.3 Pengaruh minat dan motivasi terhadap hasil belajar….. 102

2.8.4 Penilaian hasil belajar…………………………………. 107

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN …………………………………………………..

112

3.1 Kerangka Berpikir …………………………………………. 112

3.2 Konsep Penelitian ………………………………………….. 116

3.3 Hipotesis Penelitian ………………………………………… 116

BAB IV METODE PENELITIAN ………………………………………. 118

4.1 Rancangan Penelitian ………………………………………. 118

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………… 120

4.3 Populasi dan Sampel ………………………………………. 120

4.3.1 Populasi ……………………………………………… 120

4.3.2 Sampel ……………………………………………….. 122

4.3.3 Besar sampel ………………………………………… 123

4.3.4 Kriteria sampel ………………………………………. 124

4.4 Variabel Penelitian …………………………………………. 124

4.4.1 Identifikasi dan klasifikasi variabel …………………. 124

4.4.2 Hubungan antarvariabel ……………………………… 125

4.4.3 Definisi operasional variabel penelitian ……………… 126

4.5 Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian ………… 130

4.5.1 Perangkat pembelajaran ……………………………… 130

4.5.2 Instrumen penelitian …………………………………. 132

4.6 Penilaian Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian 134

4.6.1 Penilaian dan uji coba perangkat pembelajaran ……… 134

4.6.2 Penilaian dan uji coba instrumen penelitian ………… 136

4.7 Hasil Penilaian dan Uji Coba Perangkat Pembelajaran dan

Instrumen Penelitian ………………………………………...

140

4.7.1 Hasil penilaian perangkat pembelajaran BATIK dan

RPP ……………………………………………………

140

4.7.2 Hasil uji coba keterbacaan perangkat pembelajaran

BATIK ………………………………………………...

141

4.7.3 Hasil penilaian dan uji coba instrumen penelitian 141

Page 5: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

v

4.8 Prosedur Penelitian ………………………………………… 142

4.8.1 Protokol penelitian …………………………………… 142

4.8.2 Tahap persiapan penelitian …………………………… 145

4.8.3 Pelaksanaan penelitian ……………………………….. 145

4.9 Alur Penelitian ……………………………………………... 149

4.10 Metode Analisis Data …………………….……………….. 150

4.10.1 Teknik analisis deskriptif ……….………………… 150

4.10.2 Teknik analisis multivariat ….…………………… 152

4.11 Etika Penelitian …………………………………………… 155

BAB V HASIL PENELITIAN ………………….………………………. 159

5.1 Karaktersitik Subjek Penelitian ….….……………………… 159

5.2 Hasil Belajar Siswa ………………………………………… 161

5.2.1 Perbedaan hasil belajar pengetahuan tematik siswa

setelah dibelajarkan dengan STIK dan SK ……………

162

5.2.2 Perbedaan hasil belajar pengetahuan PHBS setelah

dibelajarkan dengan STIK dan SK ……………………

163

5.2.3 Perbedaan hasil belajar sikap PHBS setelah

dibelajarkan dengan STIK dan SK ……………………

164

5.2.4 Perbedaan hasil belajar praktik PHBS setelah

dibelajarkan dengan STIK dan SK ……………………

164

5.2.5 Gain Score Ternormalisasi Hasil Belajar setelah

dibelajarkan dengan STIK dan SK ……………………

168

5.3 Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ………………. 169

5.3.1 Uji Asumsi ………………………………………….. 169

5.3.2 Uji hipotesis …………………………………………... 173

BAB VI PEMBAHASAN ……………………………………………….. 176

6.1 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar sebagai Subjek

Penelitian ……………………………………………………

176

6.2 Efek Perlakuan terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa 178

6.2.1 Efek perlakuan terhadap peningkatan hasil belajar

pengetahuan tematik siswa ……………………………

182

6.2.2 Efek perlakuan terhadap peningkatan pengetahuan

PHBS siswa …………………………………………...

185

6.2.3 Efek perlakuan terhadap peningkatan sikap PHBS

siswa …………………………………………………..

192

6.2.4 Efek perlakuan terhadap peningkatan praktik PHBS

siswa …………………………………………………..

195

6.3 Strategi Tematik Integratif Kesehatan (STIK) sebagai

Alternatif Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar …………

201

6.4 Kebaharuan Penelitian (Novelty) …………………………… 203

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 204

7.1 Simpulan …………………………………………………… 204

7.2 Saran ……………….……………………………………….. 205

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 207

Page 6: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1 Konsep Penelitian …………………………………………………………. 112

4.1 Bagan Rancangan Penelitian……………………….………………………….... 114

4.2 Hubungan antarvariabel…………………………………………………… 122

4.3 Alur Penelitian ……………………………………………………………. 145

5.1 Rerata Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Pengetahuan Tematik pada

Pembelajaran STIK dan SK ……………………………………………… 159

5.2 Rerata Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Pengetahuan PHBS pada

Pembelajaran STIK dan SK ………………………………………………. 160

5.3 Rerata Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Sikap PHBS pada

Pembelajaran STIK dan SK ……………………………………………… 161

5.4 Rerata Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Praktik PHBS pada

Pembelajaran STIK dan SK ………………………………………………. 162

5.5 Rerata Gain score Ternormalisasi Hasil Belajar pada Pembelajaran STIK

dan SK …………………………………………………………………… 165

Page 7: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Langkah-langkah Pembelajaran (Sintaks) dengan Strategi Konvensional

(SK)..……………………………………..……………………………...… 54

2.2 Langkah-langkah Pembelajaran (Sintaks) dengan Strategi Tematik

Integratif Kesehatan (STIK) ……………………………………………. 59

4.1 Instrumen Pengumpulan Data Penelitian ……………………………… 133

4.2 Kriteria Tingkat Kelayakan dan Revisi Perangkat Pembelajaran ……… 135

4.3 Matrik Uji Gregory ……………………………………………………. 137

4.4 Kriteria Validitas Konten ………………………………………………… 137

4.5 Langkah-langkah Pembelajaran (Sintaks) pada Pembelajaran dengan

Strategi Konvensional (SK) dan Strategi Tematik Integratif Kesehatan

(STIK) ………………..………………………………………………….... 147

4.6 Konversi Skor dan Predikat Hasil Belajar untuk Setiap Ranah (Sikap,

Pengetahuan, dan Keterampilan) ……………………………..………… 150

4.7 Pedoman Konversi Nilai Skala 100 ke Nilai Skala 4 ………………….. 151

4.8 Tabel Kriteria dan Kategori Gain Score ……………………………….. 152

5.1 Distribusi Hasil Belajar Pretest, Posttest dan Gain Score

Ternormalisasi pada pembelajaran dengan STIK dan SK ………………… 161

5.2 Kebersihan Diri dan Aktivitas Fisik …………………………………….. 166

5.3 Ringkasan Hasil Analisis Uji Normalitas Data Hasil Belajar ……….……. 170

5.4 Homogenitas Matriks Varians-Kovarians………………………………….. 171

5.5 Homogenitas Varian antara Strategi Pembelajaran untuk Data Hasil

Belajar……………………….……………………………………………. 171

5.6 Korelasi Antara Sesama Variabel Dependen …………………………… 172

5.7 Ringkasan Hasil Uji Multivariat ………………………………………… 173

5.8 Ringkasan Hasil Test of Between-Subject Effect ……………………... 174

5.9 Ringkasan Estimate Marginal Means Strategi Pembelajaran dan Hasil

Belajar ………………………………………………………………….. 175

Page 8: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen
Page 9: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa

depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Oleh karena itu

pendidikan kesehatan sangat penting diberikan kepada anak sekolah agar

memiliki perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional disebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional bukan hanya mentransfer

ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), namun juga membangun kesehatan atau

perilaku sehat peserta didik. Sementara itu, Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan telah mengamanatkan bahwa kesehatan sekolah

diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik

dalam lingkungan hidup yang sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh

dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya

manusia yang berkualitas.

World Health Organization (WHO) juga telah mencanangkan konsep sekolah

sehat atau Health Promoting School (HPS), yang mana sekolah sehat harus

memiliki ciri utama memberikan pendidikan kesehatan sekolah melalui konten

kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku sehat peserta didik

(Health Service Executive, 2011). Berdasarkan konsep tersebut, Physical and

Health Education Canada (dalam Gleddie dkk., 2010) membuat program 4E

1

Page 10: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

sebagai pengelompokan dalam program promosi kesehatan di sekolah, yaitu (1)

education, melibatkan proses belajar mengajar yang mendukung promosi

kesehatan, (2) environment, melibatkan semua aspek lingkungan sekolah untuk

promosi kesehatan di sekolah, (3) everyone, melibatkan seluruh warga sekolah

dan juga luar sekolah, dan (4) evidence, terdiri dari konsep kolaboratif dalam

mengidentifikasi tujuan, perencanaan tindakan dan mengumpulkan semua

informasi yang dapat mendukung keefektifan program promosi kesehatan.

Berdasarkan uraian tersebut WHO maupun Physical and Health Education

Canada menekankan pentingnya pendidikan kesehatan di sekolah.

Di Indonesia konsep pendidikan kesehatan di Sekolah Dasar (SD) masih

bertumpu pada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (Handayani dkk.,

2015). Perhatian komunitas sekolah maupun masyarakat terhadap upaya

kesehatan di sekolah masih rendah (Prasetyo, 2009). Peran sekolah dalam

menyelenggarakan program UKS masih terbatas dan perlu ditingkatkan, terutama

program pendidikan kesehatan (Pertiwi, 2012). Menurut WHO (Depkes, 2008a)

ciri utama sekolah yang melaksanakan UKS di antaranya adalah memberikan

pendidikan kesehatan dengan mengembangkan kurikulum termasuk mewujudkan

proses pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat

bagi seluruh masyarakat sekolah.

Pendidikan kesehatan merupakan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan

paradigma sehat. Paradigma yang mengarahkan pembangunan kesehatan untuk

lebih mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif, tanpa menyampingkan

upaya-upaya kuratif dan rehabilitatif (Soejoeti, 2009; Moeloek, 2015). Kesehatan

Page 11: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

merupakan indikator yang sangat baik bagi keberhasilan akademik siswa (Dilley,

2009). Hubungan pendidikan dan kesehatan terkait erat. Hubungan ini

digambarkan bahwa siswa harus sehat untuk dididik, dan mereka harus dididik

agar tetap sehat (Allensworth dkk., 1995). Anak-anak memerlukan status

kesehatan yang optimal untuk bisa berkonsentrasi mengikuti pelajaran dengan

baik. Status kesehatan yang baik menunjang keberhasilan anak-anak dalam belajar

(Smith, 2003). Sekolah tidak dapat mencapai misi utama untuk mendidik siswa

untuk belajar seumur hidup (life long learning) dan berhasil dalam belajar, jika

siswa dan staf tidak sehat secara fisik, mental dan sosial (Michigan State Board of

Education, 2004). Sebaliknya, pendidikan merupakan salah satu unsur penting

dalam promosi kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan metode promosi

kesehatan yang lebih baik dibandingkan metode lainnya (Deutsch, 2000). Hasil

penelitian menunjukkan pendidikan kesehatan efektif membantu siswa yang lebih

baik dalam studi mereka (Schoener dkk., 1988). Pendidikan kesehatan merupakan

intervensi terhadap perilaku sebagai determinan kesehatan. Perilaku sehat

merupakan pilar utama mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat

kesehatan cukup besar (30-35 persen terhadap derajat kesehatan). Perilaku

mempunyai tiga domain, yakni: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan

praktik atau tindakan (practice). Pengetahuan dan sikap merupakan perilaku yang

masih tertutup (covert behavior), sedangkan praktik atau tindakan merupakan

perilaku yang sudah terbuka (overt behavior) (Depkes, 2008b).

Pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan di sekolah belum menunjukkan

hasil yang menggembirakan. Sebagai buktinya dapat dilihat dari penyakit, status

Page 12: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

gizi, dan perilaku sehat di kalangan anak usia sekolah. Masih banyak penyakit

yang diderita kanak-kanak (0-5 tahun) dapat muncul kembali pada masa sekolah

terutama di awal-awal masa sekolah (6-8 tahun) (Rosso dan Arlianti, 2009).

Status gizi anak sekolah juga buruk. Indonesia saat ini memasuki masalah gizi

ganda. Artinya, masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara

sudah muncul masalah gizi lebih (Sartika, 2011). Baik pada status gizi kurang

maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi (Almatsier, 2008). Berbagai

gangguan muncul di kalangan anak usia sekolah sebagai akibat masalah gizi

adalah kependekan, kekurusan, dan kegemukan. Dalam Riskesdas tahun 2010

(Kemenkes, 2010) dilaporkan prevalensi kependekan 35,6 persen, kekurusan 12,2

persen, dan kegemukan 9,2 persen. Sedangkan menurut Riskesdas 2013

dilaporkan kependekan 30,7 persen, kekurusan 11,2 persen, dan kegemukan 18,8

persen. Dari data tersebut terjadi peningkatan angka gemuk dan kegemukan

(obesitas) yang sangat tinggi dari 9,2 persen menjadi 18,8 persen atau naik

menjadi dua kali lipat.

Masalah gizi seperti kependekan, kekurusan, dan kegemukan sebagaimana

dikemukakan di atas berhubungan dengan asupan zat gizi. Status kesehatan dan

gizi adalah faktor penentu yang kuat akan kapasitas belajar dan seberapa baik

seorang anak berfungsi di sekolah (Rosso dan Arlianti, 2009). Status gizi anak

sekolah yang baik akan menghasilkan derajat kesehatan yang baik dan tingkat

kecerdasannya yang baik pula, demikian sebaliknya (Devi, 2012).

Perilaku sehat anak usia sekolah juga masih rendah. Tiga masalah yang

menjadi fokus utama ialah kebiasaan merokok pada usia sekolah, perilaku benar

Page 13: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

dalam cuci tangan, dan konsumsi sayur dan buah. Terjadi peningkatan anak usia

sekolah mulai merokok. Menurut Riskesdas tahun 2007 (Depkes, 2008c),

prevalensi usia sekolah pertama kali merokok berturut-turut adalah 5 – 9 tahun 1,3

persen, 10 – 14 tahun 10,5 persen, dan 15 – 19 tahun 32,4 persen, meningkat

menjadi 5 – 9 tahun 1,7 persen, 10 – 14 tahun 17,5 persen, dan 15 – 19 tahun 43,3

persen pada Riskesdas 2010 (Kemenkes, 2010). Data proporsi penduduk umur

≥10 tahun berperilaku benar cuci tangan tergolong masih rendah, yaitu 23,2

persen pada tahun 2007 dan 47,0 persen pada tahun 2013 (Kemenkes, 2013). Dari

laporan Riskesdas tahun 2007 dan Riskesdas tahun 2013 ditemukan proporsi

kurang konsumsi sayur dan buah penduduk umur ≥ 10 tahun masing-masing 93,6

persen pada tahun 2007 dan 93,5 persen pada tahun 2013. Data tersebut

menunjukkan proporsi penduduk konsumsi sayur dan buah masih rendah.

Satu faktor penting lainnya yang tidak boleh diabaikan untuk mendukung

kecukupan energi bagi aktivitas anak di sekolah adalah sarapan. Sarapan

berhubungan dengan hasil pendidikan atau prestasi belajar anak (Basch, 2011a).

Ada keterkaitan antara sarapan dan fungsi kognitif (Rampersaud dkk., 2005).

Mereka yang sarapan dilaporkan menunjukkan prestasi kognitif yang lebih baik

dibandingkan yang melewatkan sarapan (Gross dkk., 2004; Rampersaud dkk.,

2005; Taras, 2005). Sarapan diketahui sebagai makanan yang paling penting

dalam menyediakan energi (Benitez, 2005), mencegah anak-anak dan remaja

kelebihan berat badan atau obesitas, memenuhi asupan energi harian, dan

meningkatkan fungsi kognitif (Vingerhoeds, 2015). Namun demikian, sarapan

adalah makanan yang paling sering diabaikan anak-anak dan remaja. Ada

Page 14: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

kecenderungan perilaku meniadakan sarapan di kalangan anak dan remaja

(Rampersaud dkk., 2005; Matthys dkk., 2006). Terdapat beberapa alasan yang

menyebabkan siswa melewatkan sarapan, di antaranya kesulitan bangun di pagi

hari (Randler dan Frech, 2009), tidak lapar, tidak ada yang menyiapkan makanan,

tidak suka makanan yang disiapkan, makanan tidak ada, dan sebagainya

(Ozdogan, 2010). Bagi anak sekolah meninggalkan sarapan membawa dampak

yang kurang menguntungkan. Konsentrasi di kelas biasanya buyar karena tubuh

tidak memperoleh asupan gizi yang cukup. Sebagai gantinya siswa jajan di

sekolah, tetapi mutu dan keseimbangan gizi tidak seimbang (Khomsan, 2010).

Jajanan anak sekolah merupakan masalah yang perlu diperhatikan karena

makanan jajanan ini sangat berisiko terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang

banyak mengganggu kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang

(Suci, 2009). Berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) pada jajanan anak

sekolah tahun 2004-2006, kelompok siswa SD paling sering mengalami

keracunan pangan. Hasil survei BPOM tahun 2007 membuktikan bahwa 45

persen jajanan sekolah merupakan makanan jajanan yang berbahaya (BPOM RI,

2009), dan hasil pengujian yang dilakukan BPOM di seluruh Indonesia pada tahun

2010 menunjukkan bahwa 45,34 persen jajanan sekolah yang diuji tidak

memenuhi syarat (BPOM RI, 2011). Berdasarkan hasil survei BPOM pada tahun

2010 ditemukan 141 KLB, 15 persen disebabkan oleh PJAS (Pangan Jajanan

Anak Sekolah) dengan tingkat kejadian tertinggi (69 - 79 persen) terjadi di SD

(BPOM RI, 2011).

Page 15: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

Perilaku tidak sehat anak usia sekolah lainnya adalah kurang aktivitas fisik.

Suatu data menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir terlihat adanya perubahan

gaya hidup yang menjurus pada penurunan aktivitas fisik, seperti ke sekolah

dengan naik kendaraan dan kurangnya aktivitas bermain dengan teman serta

lingkungan rumah yang tidak memungkinkan anak-anak bermain di luar rumah,

sehingga anak lebih senang bermain komputer/games, nonton TV atau video

dibanding melakukan aktivitas fisik (Kiess dkk., 2004). Kurang aktivitas fisik

menyebabkan kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak

(Guow dkk., 2010). Perilaku kurang gerak (sedentary behavior) menimbulkan

efek negatif terhadap kesehatan (Ochoa dkk., 2007). Terdapat hubungan

bermakna antara sedentary behavior dengan obesitas (Duncan dkk., 2011;

Mushtaq dkk., 2011; Yu dkk., 2012). Ketidakaktifan fisik adalah salah satu

penyebab epidemi obesitas masa kecil di A.S. (Ogden dkk., 2012; Fakhouri dkk.,

2013) dan dapat berdampak negatif terhadap prestasi akademik dan faktor risiko

penyakit kardiovaskular anak usia SD (Juonala dkk., 2013; Haapala dkk., 2014;

Väistö dkk., 2014).

Berdasarkan uraian tersebut di atas diperoleh gambaran anak usia sekolah

merupakan kelompok berisiko (population at risk), yaitu kumpulan orang yang

memiliki kesamaan karaktersitik faktor risiko yang berpotensi untuk mengalami

penyakit dan masalah kesehatan (Clemen-Stone dkk., 2002). Faktor risiko ini

berimplikasi terhadap prestasi belajar anak sekolah. Setiap risiko kesehatan dapat

memengaruhi kesuksesan akademik. Semakin banyak risiko kesehatan yang

dimiliki siswa, semakin kecil kemungkinan mereka akan berhasil di sekolah.

Page 16: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

Perbaikan faktor kesehatan dapat membantu meningkatkan prestasi akademik

(Sorhaindo dan Feinstein, 2006; Dilley, 2009).

Anak usia sekolah merupakan kelompok berisiko (at risk) terhadap kesehatan

sepanjang fase tumbuh kembang (Maurer dan Smith, 2005). Anak usia sekolah

merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut seorang anak

rentan terhadap masalah kesehatan. Selain rentan terhadap masalah kesehatan,

anak usia sekolah juga berada pada kondisi yang sangat peka terhadap stimulus

sehingga mudah dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang

baik, termasuk kebisaan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Anak usia

sekolah mudah dimotivasi dan ditingkatkan kompetensinya meliputi aspek

pengetahuan, sikap, dan perilaku pada bidang kesehatan, sehingga dapat

berpotensi sebagai agen perubahan (agent of change) (Onyango-Ouma dkk.,

2005; Mikail, 2011). Sehubungan dengan itu pendidikan kesehatan sangat urgen

diberikan sedini mungkin sehingga perilaku hidup sehat menjadi norma hidup dan

budaya masyarakat. Pendidikan kesehatan dijalankan mulai dari SD sampai

sekolah lanjutan. Pelaksanaannya diutamakan di SD dikarenakan siswa SD

merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan terhadap berbagai

penyakit, dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya. Menurut Freud,

pakar psikologi perkembangan, masa sekolah (usia 6-12 tahun) sebagai periode

laten (latency) (Santrock, 2007), semua hal yang terjadi dan diperoleh pada

periode ini akan terus berlanjut hingga tahap perkembangan selanjutnya. Selain

itu pada jenjang SD anak memiliki kecenderungan belajar konkret,

integratif/holistik, dan hirarkis (Sukayati dan Wulandari, 2009).

Page 17: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran

sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai

sesuatu yang dibutuhkan akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk

mempelajarinya (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Di sisi lain, kesehatan adalah hak

dasar manusia dan merupakan investasi sosial (WHO, 2009). Kesehatan sangat

penting bagi semua orang, termasuk anak didik. Siswa yang sehat adalah pelajar

yang lebih baik daripada mereka yang sakit (Basch, 2011b). Sehubungan dengan

hal itu pembelajaran kesehatan akan menarik dan memotivasi siswa untuk belajar,

dan pada muaranya akan berakibat terjadinya peningkatan hasil belajar.

Pendidikan kesehatan sangat penting bagi anak usia sekolah. Sekolah

berperan menjadi pintu masuk dari perubahan perilaku sehat. Hal ini dinyatakan

Achadi dkk. (2010) bahwa peran sekolah sangat penting dalam mengubah dan

memberikan pemahaman tentang perilaku hidup sehat. Lebih lanjut Arifin (2007)

menyatakan bahwa sekolah merupakan institusi yang terorganisir dengan baik dan

merupakan wadah pembentukan karakter (character building) dan media yang

mampu menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat (habit of healty life).

Siswa yang sehat belajar lebih baik. Intervensi kesehatan dapat berdampak positif

terhadap kesehatan siswa dan prestasi akademik (Dilley, 2009). Intervensi

kesehatan berbasis sekolah terbukti menimbulkan efek positif pada kesehatan.

Salah satunya dapat dilakukan melalui kurikulum dan pembelajaran yang

memromosikan kesehatan.

Sekolah memiliki peran penting dalam mengorganisasikan pendidikan

kesehatan di sekolah, termasuk mengupayakan bagaimana bentuk model dan

Page 18: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

pengelolaan pendidikan kesehatan yang tepat dan sesuai untuk kebutuhan anak

didiknya. Salah satu negara yang telah menerapkan The Whole School Approach

dalam upaya mengembangkan suatu model pendidikan kesehatan di sekolah

adalah Inggris Raya (United Kingdom) (Brown, 2006). Di Inggris Raya, salah satu

syarat mendapatkan pengakuan sekolah sehat, adalah terselenggaranya pendidikan

kesehatan sebagai salah satu mata pelajaran di SD, yang dikenal sebagi Personal

Sosial and Health Education (PSHE) (Pertiwi, 2012). Di Indonesia saat ini,

pendidikan kesehatan di SD belum merupakan mata pelajaran. Akibat kenyataan

ini, siswa belum mendapatkan informasi yang memadai mengenai kesehatan yang

penting untuk membekali mereka sehingga memiliki perilaku hidup yang bersih

dan sehat.

Mulai tahun ajaran 2013/2014 pemerintah Indonesia memberlakukan

kurikulum 2013. Salah satu kekhasan kurikulum ini adalah diberlakukannya

pembelajaran tematik integratif dengan scientific approach (pendekatan ilmiah)

(Kemdikbud, 2013b). Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran

langsung (direct instructional) dan tidak langsung (indirect instructional).

Pembelajaran langsung menghasilkan hasil belajar pengetahuan dan keterampilan

yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect). Sedangkan

pembelajaran tidak langsung menghasilkan hasil belajar sikap yang disebut

dampak pengiring (nurturant effect).

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada bulan

Pebruari 2015 terkait implementasi Kurikulum 2013 di Kecamatan Buleleng

diperoleh sebagai berikut: (1) lima sekolah dasar ditetapkan untuk melaksanakan

Page 19: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

Kurikulum 2013, yaitu SD Negeri 4 Kaliuntu, SD Negeri 4 Kampung Baru, SD

Negeri 4 Banyu Asri, SD Negeri 3 Banjar Jawa, dan SD Laboratorium Undiksha;

(2) kualifikasi guru adalah sarjana pendidikan (S1) dan sudah atau sedang

dipersiapkan untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 melalui kegiatan

penataran atau pelatihan; (3) kegiatan UKS adalah penyuluhan kesehatan dan

dokter kecil; (4) analisis silabus dan buku teks yang digunakan di SD terdapat

beberapa materi kesehatan yang dibelajarkan dalam tema/subtema atau

bab/subbab, (5) semua tema/subtema berpeluang diintegrasikan pendidikan

kesehatan dengan menggunakan pembelajaran tematik-integratif, dan (6) dalam

praktik pembelajaran sehari-hari atau pembelajaran konvensional guru-guru

paling sering melaksanakan pembelajaran tematik mengikuti pendekatan ilmiah

dalam setting pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah

satu strategi pembelajaran yang sangat efektif dalam program pendidikan

kesehatan (Alberta Learning, 2002).

Strategi pembelajaran tematik integratif yang dianjurkan pada tingkat satuan

pendidikan SD (Rusman, 2012a) memberi peluang memasukan secara integratif

materi pendidikan kesehatan ke dalam tema pembelajaran. Inovasi berupa strategi

mengintegrasikan pendidikan kesehatan kedalam tema pembelajaran bermuatan

kesehatan selama ini belum pernah dilakukan dalam pembelajaran di SD.

Penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan terkait dengan pengintegrasian

muatan materi tertentu ke dalam pembelajaran di antaranya adalah (1)

Pengintegrasian pendidikan ketahanan pangan di SD. Hasil penelitian

menunjukkan pembelajaran pendidikan ketahanan pangan dengan model

Page 20: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

terintegrasi (integrated learning) merupakan salah satu alternatif yang dapat

dipilih dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa terhadap ketahanan pangan

(Nurlaela, 2006), (2) Pengintegrasian pendidikan seks ke dalam Kurikulum

Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seks

dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam dilakukan

dengan mengembangkan beberapa butir kompetensi dasar yang berpotensi

pendidikan seks. Misalnya, kompetensi dasar yang dikembangkan “Menghindari

Perilaku Tercela” dengan mengangkat tema “Dosa Besar”. Pengintegrasian

tersebut mengikuti pola pembelajaran terpadu (Faidah, 2010), (3)

Pengintegrasian pembelajaran kebencanaan alam bervisi Science Environment

Technology and Society (SETS) dalam pembelajaran IPA di SD dan SMP. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kebencanaan bervisi SETS dapat

meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dan siswa mengenai konsep,

prinsip dan praktik penyelamatan diri jika terjadi bencana alam (Rusilowati

dkk., 2012), dan (4) Sugirin dkk., (2013) melakukan penelitian pengembangan

buku ajar model pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran

bahasa Inggris. Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai karakter dapat

diintegrasikan ke dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMA. Sejalan dengan

gagasan penelitian tersebut, strategi mengintegrasikan pendidikan kesehatan ke

dalam pembelajaran berpeluang dilakukan dalam pembelajaran di SD. Strategi

ini selanjutnya disebut strategi tematik integratif kesehatan (STIK), yaitu

strategi pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk memperoleh

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat keputusan

Page 21: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

mengenai kesehatan, mencapai melek kesehatan, menerapkan perilaku

meningkatkan kesehatan, dan memromosikan kesehatan orang lain (Centers for

Disease Control and Prevention, 2013).

Dalam mengimplementasikan STIK perlu didukung bahan ajar. Sehubungan

dengan itu, dalam penelitian ini, sebelum STIK diimplementasikan dalam

pembelajaran terlebih dulu disusun bahan ajar melalui penelitian pengembangan.

Jadi, bahan ajar yang digunakan dalam STIK sudah selesai disusun, dan melalui

serangkaian pengujian dan uji coba telah dinyatakan layak digunakan dalam

pembelajaran. Bahan ajar yang digunakan dalam mengimplementasikan STIK

adalah buku ajar tematik integratif kesehatan (BATIK), yaitu buku ajar hasil

pengembangan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 yang diterbitkan

Kemdikbud. Pengembangan yang dimaksud adalah pengintegrasian pendidikan

kesehatan ke dalam tema pembelajaran. Pengintegrasian menggunakan metode

insersi (sisipan) (Tayar, 1997; Sugirin dkk., 2013). Ada dua pola penyisipan,

yaitu secara eksplisit melalui subjudul “Ayo Lakukan Hidup Bersih dan Sehat”,

dan secara implisit diintegrasikan ke dalam teks/bacaan dan penggunaan lagu-

lagu anak bermuatan kesehatan. BATIK berisi teks uraian materi ajar bermuatan

kesehatan yang dilengkapi ilustrasi gambar serta desain layout yang dibuat

menarik. Dengan demikian BATIK merupakan bahan ajar sekaligus dapat

dipandang sebagai media gambar, sehingga BATIK menarik bagi siswa SD.

Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat

belajar siswa secara efektif (Sudjana, 2001). Siswa lebih memahami suatu konsep

jika pembelajaran disajikan tidak hanya dengan kata-kata tetapi dilengkapi dengan

Page 22: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

gambar (Mayer, 2009). Demikian pula halnya dengan penggunaan lagu-lagu anak

bermuatan kesehatan berguna untuk menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan sehingga membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.

Sifat penyisipan pendidikan kesehatan ke dalam tema pembelajaran disajikan

secara halus, sehingga hampir tidak terasa/kentara, bahwa sesungguhnya siswa

telah mendapat pendidikan kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan PHBS.

STIK sebagai sebuah strategi mengintegrasikan pendidikan kesehatan melalui

metode insersi dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, tidak terlalu memakan

banyak waktu. Dalam satu kali pembelajaran kurang lebih 5 - 8 menit. Namun

yang penting di sini, bagaimana guru dapat merencanakan persiapan pembelajaran

sebaik-baiknya, sebab di sini tujuan pokok pembelajaran tidak berubah, yaitu

pencapaian Kompetensi Dasar (KD) sebagaimana dituntut dalam silabus

(kurikulum), sedangkan pendidikan kesehatan hanya bersifat sisipan (insersi) saja.

Keunggulan inovasi pembelajaran STIK dengan bahan ajar BATIK adalah

siswa SD mendapatkan pendidikan kesehatan tanpa mengurangi kompetensi yang

harus dikuasai siswa sebagaimana tuntutan kurikulum dan tidak menambah beban

belajar siswa. Implementasi STIK memberikan pendidikan kesehatan sejatinya

adalah upaya promosi kesehatan yang bertujuan meningkatkan PHBS siswa.

Dalam penelitian ini BATIK dikembangkan berdasarkan KD, pemetaan KD dan

indikator pembelajaran, serta struktur penulisan sama dengan Buku Siswa SD/MI

kelas II yang diterbitkan Kemdikbud, yaitu Tema 7: Merawat Hewan dan

Tumbuhan.

Page 23: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

Muatan pendidikan kesehatan yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran

dipilih pesan-pesan kesehatan yang pokok dan mendasar sesuai kebutuhan siswa

tingkat SD/MI, dan disesuaikan dengan indikator PHBS pada tatanan institusi

pendidikan atau sekolah. Siswa akan belajar secara sungguh-sungguh hanya jika

kurikulum (dalam hal ini bahan ajar) itu cocok atau sesuai dengan kebutuhan

mereka (Drake, 2007). Alasan tersebut menjadikan BATIK sangat cocok

digunakan dalam pembelajaran di SD, terutama di SD kelas rendah. Keberhasilan

STIK memberikan pengalaman belajar tambahan pendidikan kesehatan dievaluasi

menggunakan indikator PHBS (tatanan sekolah).

Materi pendidikan kesehatan selain yang sudah disisipkan ke dalam BATIK,

untuk guru dibekali suplemen materi pendidikan kesehatan. Suplemen ini memuat

materi pendidikan kesehatan sedikit lebih mendalam dan komprehensif

dibandingkan yang telah disisipkan dalam BATIK. Dengan begitu, guru memiliki

wawasan pendidikan kesehatan yang cukup memadai sebagai bekal mengelola

pembelajaran dengan STIK berbantuan BATIK. Guru berperan penting dalam

penyampaian pendidikan kesehatan untuk memberdayakan siswa dengan

keterampilan hidup sehat (Cheng dan Wong, 2015).

Bertolak dari uraian di atas dipandang penting memberikan pendidikan

kesehatan lebih dini kepada anak didik untuk meningkatkan perilaku sehat peserta

didik melalui strategi tematik integratif kesehatan (STIK) berbantuan BATIK.

Bahan ajar BATIK dikembangkan melalui penelitian pengembangan hingga

BATIK dinyatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Jadi, yang

menjadi kebaruan (novelty) dalam penelitian ini adalah ditemukan STIK sebagai

Page 24: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

strategi pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan kesehatan dan dihasilkan

bahan ajar yang bermuatan kesehatan BATIK sebagai produk penelitian

pengembangan, di mana di dalamnya diintegrasikan muatan pendidikan kesehatan

ke dalam tema pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1. Apakah pembelajaran menggunakan strategi tematik integratif kesehatan

(STIK) berbantuan BATIK meningkatkan hasil belajar pengetahuan tematik,

pengetahuan PHBS, sikap PHBS, praktik PHBS lebih tinggi dibandingkan

strategi konvensional (SK)?

2. Apakah pembelajaran menggunakan strategi tematik integratif kesehatan

(STIK) berbantuan BATIK meningkatkan hasil belajar pengetahuan tematik

lebih tinggi dibandingkan strategi konvensional (SK)?

3. Apakah pembelajaran menggunakan strategi tematik integratif kesehatan

(STIK) berbantuan BATIK meningkatkan pengetahuan PHBS lebih tinggi

dibandingkan strategi konvensional (SK)?

4. Apakah pembelajaran menggunakan strategi tematik integratif kesehatan

(STIK) berbantuan BATIK meningkatkan sikap PHBS lebih tinggi

dibandingkan strategi konvensional (SK)?

5. Apakah pembelajaran menggunakan strategi tematik integratif kesehatan

(STIK) berbantuan BATIK meningkatkan praktik PHBS lebih tinggi

dibandingkan strategi konvensional (SK)?

Page 25: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah membuktikan STIK dengan bantuan

BATIK meningkatkan hasil belajar dan memberikan pendidikan kesehatan

sehingga dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa SD.

1.3.2 Tujuan khusus

Secara lebih rinci, tujuan khusus penelitian ini adalah seperti berikut.

1. Membuktikan pembelajaran menggunakan strategi tematik integratif

kesehatan (STIK) berbantuan BATIK meningkatkan hasil belajar pengetahuan

tematik, pengetahuan PHBS, sikap PHBS, praktik PHBS lebih tinggi

dibandingkan strategi konvensional (SK).

2. Membuktikan pembelajaran menggunakan strategi tematik integratif

kesehatan (STIK) berbantuan BATIK meningkatkan hasil belajar pengetahuan

tematik lebih tinggi dibandingkan pembelajaran strategi konvensional (SK).

3. Membuktikan pembelajaran menggunakan strategi tematik integratif

kesehatan (STIK) berbantuan BATIK pengetahuan PHBS lebih tinggi

dibandingkan pembelajaran strategi konvensional (SK).

4. Membuktikan pembelajaran menggunakan strategi tematik integratif

kesehatan (STIK) berbantuan BATIK meningkatkan sikap PHBS lebih tinggi

dibandingkan pembelajaran strategi konvensional (SK).

5. Membuktikan pembelajaran menggunakan Strategi tematik integratif

kesehatan (STIK) berbantuan BATIK meningkatkan praktik PHBS lebih

tinggi dibandingkan pembelajaran strategi konvensional (SK).

Page 26: IMPLEMENTASI STRATEGI TEMATIK ... - sinta.unud.ac.id fileperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ke dalam tema pembelajaran. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat akademik

Manfaat akademik penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Dihasilkan strategi pembelajaran yang secara teoritis dapat dijadikan acuan

dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada siswa SD yang dapat

meningkatkan hasil belajar dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

2. Dihasilkan buku ajar tematik integratif kesehatan (BATIK) yang secara

teoritis dapat dijadikan bahan ajar dalam memberikan pendidikan kesehatan di

SD.

1.4.2 Manfaat praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut.

1. Dihasilkan siswa SD yang dapat berperan sebagai agen perubahan (agent of

change) dalam promosi kesehatan masyarakat.

2. Guru dapat menggunakan hasil penelitian ini dalam merancang pembelajaran

untuk mengintegrasikan pendidikan kesehatan.

3. Pihak Sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian

Kesehatan dapat menggunakan hasil penelitian ini dalam pengambilan

kebijakan memberikan pendidikan kesehatan di SD.