IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM)...
-
Upload
truongthien -
Category
Documents
-
view
248 -
download
4
Transcript of IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN …IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM)...
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH (SPBM)
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP NEGERI 3 TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
RANTI TRI KANDITA
NIM : 1112011000090
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
i
ABSTRAK
Ranti Tri Kandita, NIM 1112011000090. “Implementasi Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Skripsi jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Skripsi ini membahas mengenai Implementasi Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3Tangerang Selatan : Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi dan faktor-
faktor pendukung dan penghambat Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPBM) di kelas VII Akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research),
melalui pendekatan kualitatif, dengan analisis deskriptif dari data yang dihasilkan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
adalah Pendidik mampu memotivasi peserta didik untuk berargumentasi, berpikir
kritis dan memecahkan masalah dalam proses pembelajaran melalui strategi
pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi dan dengan strategi ini
pula terlihat peserta didik memiliki nilai yang baik. Responden penelitian ini
diambil dari peserta didik kelas VII akselerasi yang berjumlah 28 peserta didik.
Adapun faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam strategi
pembelajaran ini adalah Pendidik, Peserta didik dan Kejadian sekitar.
ii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
nikmat kepada hambanya hingga tidak terhitung jumlah dan kadarnya,
memberikan kami waktu sampai detik ini sehingga kami masih dapat menjalankan
kewajiban yaitu menuntut ilmu. Sholawat dan salam tak lupa kami sampaikan
kepada baginda alam pejuang umat Islam Nabi Muhammad Saw yang
menunjukan kepada kami jalan kebenaran yang diridhoi Allah Swt.
Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis yang telah menyelesaikan penulisan
karya ilmiah ini, Terselesaikannya karya ilmiah ini merupakan hasil yang tidak
lepas dari dukungan banyak pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung berupa doa, semangat, sumbangan pemikiran, maupun
bahan-bahan yang dibutuhkan bagi penyempurnaan karya ilmiah. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang
membantu dalam penulisan karya ilmiah ini. Rasa terima kasih tersebut penulis
sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Hj. Marhamah Shaleh, L.c, MA, selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Muhammad Dahlan, M. Hum, selaku dosen pembimbing akademik yang
memberikan arahan, motivasi untuk selalu semangat dan segera
menyelesaikan karya ilmiah ini.
5. Tanenji, MA, selaku dosen pembimbing yang telah sabar memberikan arahan
dan meluangkan waktu dalam proses bimbingan hingga penulis
menyelesaikan ilmiah ini.
iii
6. Maryono, S.E., M.Pd, selaku kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, Sholeh
Fathoni, S.Pd, selaku bidang kurikulum dan Rendra al-Mubarok, S.EI, selaku
pendidik/guru pembelajaran PAI yang telah mengizinkan dan memberikan
kesempatan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Semoga
amal baik bapak memudahkan penulis melaksanakan penelitian, menjadi jalan
mudah bapak untuk menuju jalan ke surga.
7. Kedua orang tua yaitu ayahanda Kasan dan ibunda Anisah yang sangat saya
cintai, terima kasih tak terbatas atas curahan cinta kasih dan doa yang
senantiasa terlantun mengiringi ayunan langkah penulis dalam menggapai cita.
Yang telah banyak memberikan semangat, motivasi meteri dan moril dengan
penuh keihklasan dan kasih sayang, semoga Allah Swt selalu memberikan
rahmat, perlindungan dan surga atas segala keikhlasan dan ketulusan beliau
berdua.
8. Kakak-kakakku tersayang Khairul Akhsan dan Rian Fardani, dan adik yang
teteh banggakan Indra Raman Danu. Terima kasih atas motivasi yang kalian
berikan semoga Allah selalu memberikan kesuksesan untuk kalian semua.
9. Keluarga PAI C dan seluruh teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan
2012 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala
motivasi dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Semoga Allah membukakan pintu kesuksesan untuk kita semua.
10. Rini Fadilah, Een Hujaemah, Syifa Syarifah, Nurmala, Nurul Zairina Luthfiah
dan Fuji Islami selaku teman yang menjadi sahabat bahkan seperti saudara
yang selalu memberikan motivasi serta hiburan di saat penat bersinggah dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga Allah menjadikan segala kebaikan
mereka sebagai pemberat amal kebajikan bagi kalian semua.
11. Rizka Choirunnisa, Farhah Kholidah, Yayah Latifah, Rahayu Mulyawati,
Intan Rabiatul A, Vionia Gemifanny, Afrizal Haqqul Yaqin, M. Yusuf
Kurniawan sebagai Pendengar terbaik, penyemangat disaat penulis merasakan
penat ketika menyelesaikan karya ilmiah maupun dalam kepenatan lainnya.
Semoga Allah melindungi kalian semua.
iv
Terima kasih pula pada seluruh pihak yang membantu yang namanya
penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Semua amal baik ada imbalannya,
semoga Allah meridhoi jalan kalian dan mendapat balasan yang setimpal
aamiin.
Al-Insānu mahalul khoto wan nisyān, dalam istilah bahasa Arab. Tak ada
gading yang tak retak, dalam istilah bahasa Indonesia. No body is perfect because
the man is not an angel, dalam istilah bahasa Inggris. Penulis menyadari penulisan
karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis mohon
maaf yang seluas-luasnya dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun
demi penyempurnaan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan kontribusi wawasan bagi
cakrawala ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
Ciputat, 13 Februari 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAKSI .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 9
D. Perumusan Masalah .............................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) ...................... 11
a. Pengertian Strategi ............................................................... 11
b. Pengertian Pembelajaran ...................................................... 13
c. Pengertian SPBM ................................................................. 13
d. Pandangan Islam tentang SPBM .......................................... 15
e. Desain Masalah dalam SPBM .............................................. 18
f. Karakteristik SPBM ............................................................. 19
g. Langkah-langkah SPBM ...................................................... 21
h. Kelebihan dan Kekurangan SPBM ...................................... 24
2. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran 25
3. Pendidikan Agama Islam (PAI) .................................................. 27
vi
4. Implementasi SPBM dalam Pembelajaran PAI .......................... 30
5. Standar Kompetensi Lulusan ...................................................... 32
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian dan Waktu ............................................................ 38
B. Latar Penelitian .................................................................................. 38
C. Metode Penelitian ............................................................................... 39
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .................................... 39
E. Pemeriksaan atau Pengecekkan Keabsahan Data ............................... 42
F. Analisis Data ...................................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan ...................................................... 46
B. Deskripsi Data .................................................................................... 49
C. Pembahasan ........................................................................................ 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 72
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Proses pembelajaran dengan SPBM .................................................... 71
Gambar 4.2 Peserta didik menyampaikan argumen dalam pemecahan masalah . 71
Gambar 4.3 Peserta didik menyampaikan permasalahan yang akan didiskusikan
bersama ................................................................................................. 71
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nama Kepala Sekolah dari Tahun 1997-sekarang .......................... 47
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian
Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Bidang Kurikulum
Lampiran 3 Hasil Wawancara dengan Guru PAI
Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Peserta didik Akselerasi
Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Peserta didik Akselerasi
Lampiran 6 Hasil Wawancara dengan Peserta didik Akselerasi
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Akidah Akhlak
dan Quran Hadist
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SKI
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Fikih
Lampiran 10 Profil Sekolah
Lampiran 11 Foto Kegiatan Sekolah
Lampiran 12 Materi Pelajaran
Lampiran 13 Hasil Belajar Peserta didik
Lampiran 14 Tugas Wawancara Peserta didik
Lampiran 15 Tugas Makalah Peserta didik
Lampiran 16 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 17 Surat Izin Observasi
Lampiran 18 Surat Izin Penelitian
Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian di SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tiap seseorang mengalami masa belum tahu atau belum bisa kemudian
seseorang akan menjadi tahu atau menjadi bisa. Melalui lembaga pertama
yaitu keluarga, anak dididik dengan sebaik-baiknya, diajarkan pengetahuan
agama dan pengetahuan umum lainnya. Selanjutnya lembaga kedua yang
mengajarkan tentang pengetahuan yang lebih meluas adalah sekolah. Melalui
lembaga sekolah, anak diberikan banyak pengetahuan, dan juga dapat
mengembangkan potensi yang milikinya.
Kegiatan wajib dalam lembaga sekolah ialah kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran adalah usaha pendidik secara sadar membantu peserta didik
agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.1
Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan
juga terencana memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelum proses
dilaksanakan, dalam pelaksanaannya terkendali dengan maksud agar terjadi
belajar pada diri seseorang.2
Dari pengertian diatas, Pembelajaran ialah Sebuah kegiatan secara
sengaja dilakukan oleh pendidik atau guru kepada peserta didik atau siswa
agar dapat mengembangkan minat dan bakat peserta didik, serta memenuhi
kebutuhan anak didik atau peserta didik untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan dan juga pengalaman. Dalam diri siwa terjadi proses belajar
secara terencana. Tentu saja pendidik sebagai perencana terbaik dalam belajar
peserta didik.
Pembelajaran sebagai proses pendidikan. Pendidikan dalam arti sempit
dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan pendidik kepada peserta didik
1 Agus N Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar, (Jogjakarta: DIVA Press,
2013), cet.1, h. 18.
2 Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pem belajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), cet.1, h.
13.
2
terutama pada aspek moral dan budi pekerti. Pendidikan dan pembelajaran
mempunyai hubungan konseptual yang tidak berbeda. Hanya saja pendidikan
memiliki cangkupan yang lebih luas, mencangkup baik pengajaran maupun
pembelajaran. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran
berjalan dengan pengajaran yang tepat.3
Pendidikan merupakan himpunan kultural yang sangat kompleks dapat
digunakan sebagai perencanaan kehidupan manusia. Sedangkan peristiwa
atau proses interaksi pendidikannya adalah sutu proses teknis. Peristiwa yang
dimaksud adalah satu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia yang bisa
saling mempengaruhi. Di dalam proses teknis inilah secara spesifik disebut
dengan proses pembelajaran.4
Dengan demikian, pendidikan tidak akan mencapai tujuannya, apabila
dalam pendidikan tidak ada pembelajaran. Pendidikan berkaitan dengan
pembelajaran. Apabila pembelajaran berjalan dengan baik, maka pendidikan
mampu mencapai tujuannya dengan baik pula. Akan tetapi, apabila
pembelajarannya belum terlaksana dengan baik, maka tujuan pendidikan
belum tercapai. Dapat dikatakan proses pembelajaran terdapat dalam
pendidikan.
Telah dituliskan tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang
Bidang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 yang merumuskan.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak secara peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung
jawab.5
Tujuan pendidikan sebagaimana yang telah dalam undang-undang
tersebut, dapat dipahami bahwa peserta didik sangat diharapkan adanya
3 Agus N Cahyo, op. cit., h. 17.
4 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), cet.4, h. 4.
5 Abd Rozak, Fauzan, Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang
Pendidikan, (Jakarta Selatan: FITK Press, 2010), cet.1, h.6.
3
perkembangan potensi sehingga tidak hanya menjadikannya cerdas dalam
pengetahuan saja (kognitif), tetapi juga potensi dalam dirinya meliputi sikap
(efektif), dan keterampilannya (psikomotorik). Dengan demikian pendidik
harus mampu merencanakan kegiatan pembelajaran dengan sempurna agar
dapat membawa peserta didiknya sampai pada tujuan pendidikan tersebut.
Munculnya anggapan-anggapan yang kurang menyenangkan tentang
pendidikan agama seperti Islam diajarkan lebih pada hafalan, padahal
sebenarnya Islam penuh dengan nilai-nilai yang harus dipraktikkan.
Pendidikan agama lebih ditekankan pada hubungan formalitas hamba dengan
Tuhan nya, penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat perhatian, serta
masih ada lagi beberapa respon kritis terhadap pendidikan agama.6
Belajar bukanlah menghafal sebuah informasi, tetapi proses berpikir
untuk memecahkan suatu masalah. Melalui proses ini, diharapkan peserta
didik terjadi perubahan secara utuh bukan hanya perkembangan intelektual
saja melainkan juga sikap dan keterampilan. Kemampuan berpikir akan lebih
bermakna daripada hanya menumpuk sebuah informasi yang tidak dipahami
kebermakanaannya.7
Jika belajar diukur dari perolehan informasi atau menghapal dari materi,
peserta didik mungkin hanya sekedar mengetahui, terlebih belajar yang hanya
dengan menghafal cenderung mengalami kelupaan. Akan tetapi, apabila
peserta didik memperoleh informasi kemudian dikaji lebih dalam, lebih dari
mengetahui yaitu dapat memahami dan berpikir secara kritis. Dari yang
demikian ini, peserta didik bisa mengalami proses belajar dan perkembangan
sikap, intelektual juga keterampilannya.
Belajar adalah suatu aktifitas mental (psikis) yang berlangsung dalam
interaksi dalam lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat
relatif konsta. Seseorang dikatakan sudah belajar apabila telah terjadi
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
6 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam berbasis Kompetensi, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2004), cet.1, h. 131.
7 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi KBK, (Jakarta: Kencana, 2008), cet.5,
h.90.
4
menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan
(psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).8 Belajar
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian
kegiatan.9
Menurut Ahmad Susanto mengutip dari R.Gagne, “Belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Selain itu, Gagne juga
menekankan bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan
melalui intruksi atau perintah maupun arahan dan juga bimbingan dari
pendidik”.10
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan didalam kelas seperti membaca,
mengamati, mendengarkan, simulasi dan sebagainya, sebagai pembelajaran
dan menambah pengalaman pada diri peserta didik sehingga terjadi perubahan
tingkah laku. Belajar membutuhkan waktu, dimana dalam waktu tersebut
peserta didik mengalami sebuah proses yang kemudian menghasilkan sebuah
pengalaman. Dari sebuah pengalaman akan terjadi perubahan pada diri peserta
didik.
Sebagaimana yang dituliskan Wina Sanjaya, tujuan belajar adalah
perubahan perilaku secara utuh.11
Dengan demikian seorang pendidik secara
sengaja harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang bermanfaat
untuk mencapai tujuan dari belajar yaitu mengalami perubahan dalam diri
peserta didik.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah
terdapat masalah kelemahan proses pembelajaran. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal. Dalam
proses pembelajaran pendidik harus mempunyai strategi yang bagus agar
dapat memacu semangat anak didiknya dalam belajar. Strategi untuk bertindak
8 Eveline Siregar, op. cit., h. 5.
9 Sardiman, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011),
cet.19, h. 21.
10
Ahmad Susanto, Teori belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013),
h.2.
11
Wina Sanjaya, op. cit., h.89.
5
berusaha mencapai sasaran yang telah ditentukan atau tujuan dari
pembelajaran.
Strategi adalah komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat
menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh
kompenen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya kompenen lain, tanpa
diimplementasikan melalui strategi yang tepat maka komponen-komponen
tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.
Dikarenakan setiap pendidik perlu memahami secara baik peran dan fungsi
strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.12
Sebelumnya telah dituliskan bahwa, Belajar adalah proses pemecahan
masalah. Belajar bukan hanya peserta didik sekedar menerima materi yang
diajarkan oleh pendidik, tetapi belajar juga adalah sebuah proses berpikir
peserta didik sehingga dapat memecahkan suatu masalah.
Telah disinggung sebelumya bahwa salah satu masalah yang dihadapi
dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam
proses pembelajaran pendidik harus mendorong serta memotivasi peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Tidak sedikit proses
pembelajaran lebih diarahkan atau diutamakan untuk menghafal materi atau
informasi pelajaran tanpa pendidik mencari tahu sebelumnya apakah peserta
didik benar-benar sudah memahami materi pelajaran yang diberikan atau
belum memahami sepenuhnya.
Belajar dengan cara menghafal memungkinkan peserta didik untuk
sekedar mengetahui dengan harapan peserta didik tidak lupa akan materi
pelajaran yang sudah ia hafal. Akan tetapi, peserta didik yang belajar bukan
hanya sekedar menghafal ia mampu memahami maksud dari pelajaran yang ia
terima dari pendidik. Peserta didik yang belajar dengan menghafal materi
pelajaran akan pintar secara teori tetapi belum tentu paham untuk
mengaplikasikan dilingkungan sekitar dari materi pelajaran yang ia hafalkan
dikelas.
12 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), cet.7, h. 60.
6
Khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) jika
hanya menjadi materi yang dihafalkan maka tidak ada perkembangan
kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis dan sistematis. Terlebih PAI
terkait dengan norma-norma agama yang tidak hanya sekedar dihafalkan tetapi
harus dipraktikkan.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, peserta didik seharusnya tidak
sekedar mendengarkan ceramah pendidik atau berperan dalam diskusi tetapi
juga diminta menghabiskan waktunya di perpustakaan, di situs web atau terjun
di tengah-tengah masyarakat.
Menurut Nur mengutip dari Dewey menyatakan bahwa sekolah
merupakan labolaturium untuk pemecahan masalah kehidupan nyata,
Dikarenakan setiap siswa memiliki kebutuhan untuk menyelidiki lingkungan
mereka dan membangun secara pribadi pengetahuannya. Maka melalui proses
pembelajaran berbasis masalah sedikit demi sedikit peserta didik akan
berkembang secara utuh, baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.13
Artinya setiap peserta didik memperoleh kebebasan untuk membawa masalah
kedalam sekolah. Apabila peserta didik menemukan sebuah masalah yang ia
alami dalam kehidupan sehari-hari, kemudian ia membawanya ke sekolah,
secara bersama-sama memecahkan sebuah masalah kehidupan didalam sebuah
labolaturium yaitu sekolah, dengan demikian aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik peserta didik akan mengalami perkembangan, karena
membangun pengetahuannya melalui pembelajaran berbasis masalah.
Pendidik dituntut dapat memilih strategi pembelajaran yang dapat
memacu semangat setiap peserta didik untuk secara aktif untuk ikut terlibat
dalam pengalaman belajarnya. Dikarenakan pendidik merupakan komponen
yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran.
Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang memungkinkan
dikembangkannya keterampilan berpikir peserta didik dari segi penalaran,
13 Rusmono, strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu, (Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia, 2014), cet.2, h.74.
7
komunikasi dan koneksi dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM).
Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran
karena dalam PBM kemampuan berpikir peserta didik betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis,
sehingga peserta didik dapat memberdayakan, mengasah menguji, dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.14
Sejauh ini proses pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh
sebuah paradigma yang menyatakan bahwa sebuah pengetahuan merupakan
perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Di samping itu, situasi kelas
sebagian besar masih berfokus pada pendidik/guru sebagai sumber utama
pengetahuan, serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama strategi
belajar mengajar.15
Belajar bukan hanya sekedar menghafal materi pelajaran atau informasi
yang diterima. Belajar juga merupakan proses interaksi yang sadar diantara
satu individu dengan lingkungannya. Melalui SPBM kemampuan peserta
didik berkembang tidak hanya terjadi pada aspek kognitifnya saja, tetapi bisa
terjadi pada aspek afektif dan psikomotorik dari penghayatan secara internal
akan masalah yang ia hadapi. Mengingat bahwa seseorang yang sudah belajar
ialah yang telah terjadi perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap
(afektif).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pendidik mata pelajaran PAI di
sekolah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, strategi yang digunakan untuk
mengembangkan berpikir peserta didik ialah dengan menerapkan Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah. Peserta didik memiliki antusias terhadap
SPBM, walaupun ada dari beberapa peserta didik yang masih malu berbicara
untuk menyampaikan argument. Peserta didik mengalami proses
14
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), cet.6, h.229.
15
Lukman Hakim, Implementasi Model PBL pada Lembaga Pendidikan Islam Madrasah,
Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, Vol. 13, No 1, 2015, h. 29.
8
pembelajaran, dimana pembelajaran terdapat faktor-faktor yang diantaranya
faktor pendukung dan faktor penghambat proses pembelajaran dengan SPBM.
Atas dasar paparan latar belakang maka peneliti termotivasi untuk
mengetahui secara lebih jelas mengenai pembelajaran dengan judul
“Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah mendasar yang
dapat diidentifikasi terdiri dari permasalahan-permasalahan, yaitu:
1. Pendidikan Agama Islam diajarkan lebih pada hafalan, padahal
sebenarnya Islam penuh dengan nilai-nilai yang harus dipraktikkan.
2. Penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat perhatian.
3. Situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada pendidik sebagai
sumber utama pengetahuan.
4. Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah masih
menggunakan metode ceramah dan diskusi sebagai pilihan utama di SMP
Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi.
5. Faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan SPBM yang
belum diketahui di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII
Akselerasi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah
yang akan dikaji dan diteliti dalam tulisan ini adalah:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan SPBM pada pembelajaran PAI yang
mengacu pada daya pikir kritis peserta didik kelas VII Akselerasi SMP
Negeri 3 Tangerang Selatan.
9
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat implementasi SPBM dalam
pembelajaran PAI kelas VII Akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang
dirumuskan dan akan dikaji serta diteliti oleh penulis ialah:
1. Bagaimana Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPBM) di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi?
2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Implementasi Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) di SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan kelas VII Akselerasi?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah (SPBM) di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII
Akselerasi.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) di SMP Negeri 3
Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan daya berpikir secara kritis,
berargumentasi, serta kemampuan pemecahan masalah yang dihadapi oleh
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
10
2. Bagi Pendidik
Menambah wawasan dan keterampilan pendidik terkait proses
pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah sehingga diharapkan dapat memacu semangat dan kreatifitas
pendidik untuk meningkatkan cara berpikir peserta didik.
3. Bagi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau dasar
pemikiran untuk meningkatkan cara berpikir peserta didik, sehingga
kualitas pembelajaran akan meningkat dan tujuan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) tercapai melalui implementasi SPBM.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman dan
keterampilan peneliti ketika menjadi seorang pendidik mengenai strategi
pembelajaran, khususnya SPBM.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Pengertian Strategi
Istilah strategi sering didengar dan digunakan oleh sebuah
perlombaan, peperangan dan sebagainya. Dalam berlomba atau
berperang pastinya memiliki keinginan dan semangat untuk menang,
dari keinginan tersebut maka harus menggunakan strategi yang telah
benar-benar matang dalam merencanakan dan konsisten dalam
melaksanakannya. Jika dalam perlombaan atau peperangan tidak
memiliki strategi berperang maka tidak memungkinkan untuk
mencapai kemenangan bahkan bisa saja terjadi dampak buruk atau
resiko yang sangat besar.
Sama halnya dengan pendidikan. Ketika ingin tujuannya tercapai,
maka haruslah memiliki strategi. Dalam hal ini yang merencakan
strategi ialah seorang pendidik dengan target peserta didik berhasil
dalam belajar. Jika pendidik tidak memiliki strategi dalam
pembelajaran maka tidak memungkinkan peserta didik dapat mencapai
tujuan belajar bahkan pembelajaran berjalan dengan tidak teratur atau
berantakan.
Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu,
karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat
mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang baik dan jelas maka
proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan akan sulit tercapai secara optimal, dengan kata
lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif. Bagi guru,
strategi dapat dijadikan pedoman untuk bertindak secara sistematis
12
dalam proses pembelajaran, dengan begitu bagi siswa strategi dapat
mempermudah proses belajar, memahami mata pelajaran.
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method,
or seriesof activities designed to achieves a particular educational
goal (J.R. David ).1 Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai
siasat, kiat, trik, atau cara. Sedangkan menurut istilah atau secara
umum, strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.2 Dari pengertian yang
dinyatakan oleh J.R. David menjelaskan bahwa strategi merupakan
sebuah rencana, metode atau sebuah rangkaian kegiatan yang telah
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Abuddin Nata, strategi adalah langkah-langkah
terencana yang bermakna luas dan mendalam yang dihasilkan dari
sebuah proses pemikiran, perenungan dan mendalam berdasarkan pada
teori dan pengalaman tertentu.3 Strategi harus direncanakan dengan
matang dan dipikirkan dengan baik buruknya dampak dari strategi
yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran, tidak bisa asal
mengambil langkah dengan strategi.
Dengan demikian strategi adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh pendidik kepada peserta didik dalam pembelajaran
dengan harapan belajar peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien. Maka strategi sangat
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran
dapat berjalan secara sistematis sampai kepada tujuan yang diharapkan
dalam pembelajaran.
1 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain System Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011),
cet.4, h.186.
2 Pupuh Faturrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007),
cet.1, h.3.
3 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kenca,
2009),cet.1, h. 206.
13
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan upaya pendidik membelajarkan peserta
didik untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan peserta
didik mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efesien.4
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha agar dengan
kemauannya sendiri seseorang dapat belajar, dan menjadikannya
sebagai salah satu kebutuhan hidup yang tak dapat ditinggalkan.
Dengan pembelajaran akan tercipta keadaan masyarakat belajar.5
Dapat dipahami bahwa pembelajaran merupakan sebuah kegiatan
belajar yang dilakukan oleh peserta didik dengan pendidik. Dari
kegiatan pembelajaran akan memperoleh pengetahuan bermanfaat bagi
kehidupan sehingga menjadikan belajar sebagai kebutuhan.
c. Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dapat diartikan
sebagai rangkaian aktifitas pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dari
pengertian tersebut terdapat tiga ciri utama mengenai SPBM. 6
Pertama, SPBM merupakan rangkaian aktifitas pembelajaran,
atinya siswa tidak hanya memiliki satu aktivitas saja, tidak hanya
sekedar menulis atau membaca saja, akan tetapi siswa melakukan
serangkaian aktifitas pembelajaran yaitu dengan menulis, membaca,
aktif dalam berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data
kemudian siswa dapat menyimpulkannya. Kedua, aktivitas
pembelajaran menekankan pada proses penyelesaian masalah, artinya
strategi ini memiliki kata kunci pemecahan masalah yang berarti dalam
SPBM melatih siswa untuk berpikir, berkomunikasi sehingga dapat
menyelesaikan masalah. Tanpa adanya masalah pembelajaran tidak
4 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. 4. H.131.
5 Abuddin Nata, op. cit., h.205.
6 Wina Sanjaya, op. cit., h.214.
14
mungkin dapat berjalan. Dan ciri yang ketiga, pemecahan masalah
dengan menggunakan pendekatan ilmiah, berarti siswa dalam
memecahkan masalah dengan cara berpikir deduktif dan induktif,
dengan melalui tahapan-tahapan tertentu dan juga didasarkan pada data
dan fakta yang jelas.7
Rusman mengutip dari Boud dan Feletti yang mengemukakan
bahwa SPBM adalah inovasi yang paling signifikan dalam
pendidikan. SPBM membantu untuk meningkatkan perkembangan
keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola fikir yang terbuka,
reflektif, kritis dan belajar aktif. SPBM memfasilitasi keberhasilan
memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan
interpersonal dengan lebih baik dibanding pendekatan lain.8
Dilihat dari aspek psikologi belajar, SPBM bersandarkan kepada
psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi belajar bahwa belajar
adalah perubahan tingkah laku dari pengalaman tidak hanya
menghafalkan materi pelajaran semata.
Pengertian “Masalah” dalam strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang
diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang
diharapkan. Kesenjangan ini dapat dirasakan dari adanya keresahan,
keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena itu, materi pelajaran
atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari
buku pelajaran saja tetapi juga bisa dari sumber-sumber lain seperti
kejadian sekitar tetap dalam batasan kurikulum pelajaran.9
Melalui SPBM, perkembangan siswa yang terjadi bukan hanya
dari segi kognitifnya saja, akan tetapi siswa dapat mengalami
perkembangan dari aspek yang lainnya seperti afektif dan psikomotor
melalui penghayatan secara internal akan masalah yang dihadapi.
7 Wina Sanjaya, op. cit., h.216.
8 Rusman, op. cit., h.230.
9 Rusmono, op. cit., h. 78.
15
d. Pandangan Islam tentang SPBM
Dilihat dari isi strategi pembelajaran ini, masalah adalah suatu
kesenjangan, yang seharusnya dengan kejadian yang sesungguhnya
berbeda. Misalnya, ajaran Islam mengharuskan agar umatnya bekerja
keras, memanfaatkan waktu yang sebaik-baiknya untuk hal yang
bermanfaat dari menjaga ketertiban, jasmani, rohani, menguasai ilmu
pengetahuan agama maupun umum dan juga teknologi. Namun, dalam
realitasnya, masih banyak orang Islam yang tidak memliki etos kerja
yang tinggi, asal bekerja, membuang waktu dengan percuma dan
sebagainya. Masalahnya bukan terletak pada ajaran Islam
nyamelainkan pada kualitas memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam tersebut.10
Dengan demikian, masalahnya adalah bagaimana caranya agar
kehidupan umat Islam sejalan dengan yang diharapkan ajaran Islam.
Untuk memecahkan masalah ini, maka perlu dilakukan langkah-
langkah sebagaimana yang dirumuskan dalam SPBM.
Islam melihat bahwa pemecahan masalah adalah merupakan
bagian dari agenda kehidupan, bahkan kehidupan itu sendiri
sebenarnya sebuah masalah. Misalnya ketika mahasiswa ingin
mencapai kelulusannya atau wisuda, maka ia berhadapan dengan
masalah mengerjakan kewajiban atau tugas-tugas mahasiswa, seperti
membuat makalah dan skripsi. Atau setelah seseorang sukses,
bagaimana peran dan tanggung jawab sosialnya. Ketika ia menjabat
atau tugas ia juga menghadapi masalah.
Sedangkan Islam melarang umatnya melarikan diri dari tanggung
jawab dalam memecahkan masalah tersebut. Perintah ajaran Islam
mengenai tanggung jawab memecahkan masalah tersebut
dimaksudkan agar manusia mendapatkan hikmah, pelajaran, nilai-nilai
positif bagi dirinya.
10 Abuddin Nata, op. cit., h.251.
16
Keberhasilan memecahkan masalah kemanusiaan dan peradaban
dunia secara spektakuler lebih lanjut diperlihatkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Hanya dalam waktu kurang dari seperempat abad,
Nabi Muhammad dapat memecahkan keadaan masyarakat yang
bermasalah.11
Inilah yang digambarkan dalam al-Qur’an:
Artinya: “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi
dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi
penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya
yang menerangi. (Q.S al Ahzab, 33:45-46)
Dengan ayat tersebut, kita dapat mengatakan bahwa Nabi
Muhammad Saw adalah seorang Nabi dengan keberhasilannya
sebagai problem solver yang luar biasa.
Terdapat Hadist yang menerangkan apabila terjadi suatu perkara
masalah dan memutuskan hukum masalah tersebut. Mu’azd bin Jabal
adalah seseorang yang dikirim oleh Rasulullah untuk pergi ke Yaman.
Rasulullah bertanya ketika itu kepada Mu’adz bin Jabal tentang
bagaimana apabila terjadi perkara masalah Mu’adz bin Jabal
memutuskan hukum masalah tersebut:
11 Abuddin Nata, op. cit., h.253.
17
Artinya: “Dikabarkan kepada kami Hafs bin ‘Umar dari Syu’bah
dari Abi ‘Aun dari Harist bin ‘Amr anak saudara Mughira bin
Syu’bah dari Anas dari keluarga Hams dari Para Sahabat Mu’adz
bin Jabal: ((Bahwasanya Rasulullah Saw ketika mengutus Mu’adz
bin Jabal ke Yaman bersabda: ((Bagaimana engkau akan
menghukum apabila datang kepadamu suatu perkara?)) Mu’adz
menjawab: Saya akan menghukum dengan Kitabullah. Rasulullah
Saw bersabda: Bagaimana jika tidak terdapat dalam Kitabullah?))
Mu’adz menjawab: Saya akan menghukum dengan Sunnah
Rasulullah Saw. Rasulullah bersabda: ((Bagaimana jika tidak
terdapat dalam Sunnah Rasulullah dan tidak ada dalam
Kitabullah?)). Berkata Mu’adz: Saya berijtihad dengan pikiran saya
dan tidak akan mundur. Maka Rasulullah menepuk-nepuk dada
Mu’adz seraya berkata: Segala Puji bagi Allah yang telah
memberikan kemantapan hati (Taufiq, yang sejalan dengan Sunnah)-
yang diinginkan oleh Rasulullah Saw dan Allah meridhoinya. (Kitab
Abi Daud- Bab Ijtihad- 3592).
18
Dipahami dari hadist yang menceritakan Mu’adz bin Jabal yang
dikirim ke Yaman, Rasulullah bertanya kepadanya tentang bagaimana
jika terjadi suatu perkara masalah dan memutuskan hukum masalah
tersebut. Lalu Mu’adz bin Jabal menjawab yang pertama dengan
Kitabullah (al-Qur’an) kedua dengan Sunnah atau Hadist Rasulullah
dan apabila dalam keduanya tidak ada untuk memutuskan hukum
perkara tersebut, maka Mu’adz bin Jabal berijtihad.
Ketika terdapat suatu perkara atau masalah dalam amaliah
ataupun ibadah dengan sebaiknya kita membuka pedoman umat
muslim yaitu al-Qur’an dan al-Hadist, apabila dalam keduanya tidak
ditemukan, maka dengan Ijtihad tentunya ijtihad yang masih sejalan
dengan al-Qur’an dan Hadist tidak melesat atau tidak menyesatkan.
e. Desain Masalah dalam Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah
1) Akar Desain Masalah
Yang dimaksud dengan akar desain masalah ialah masalah yang
riil berupa kenyataan hidup, seperti halnya masalah akhlak yang
terjadi pada usia remaja. Pendidikan dan pelatihan para guru harus
mampu menunjukkan bagaimana menangani situasi riil dalam
dunia pendidikan. Bahkan kesenjangan antara teori dengan praktik
dalam pendidikan.12
2) Menentukan Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tujuan PBM adalah penguasaan isi belajar dari disiplin heuristic
dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. PBM juga
berhubungan dengan belajar tetang kehidupan yang lebih luas
(lifewide learning), keterampilan memaknai informasi, kolaboratif
dan belajar tim, dan keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif.13
12Rusman, op. cit., h.237.
13
Ibid.,.
19
3) Desain Masalah
Pada dasarnya kompleksitas masalah yang dihadapi sangat
tergantung pada latar belakang dan profile para peserta didik.
Desain masalah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:14
a) Karakteristik; masalah nyata dalam kehidupan, adanya
relevansi dengan kurikulum, tingkat kesulitan dan tingkat
kompleksitas masalah, masalah memiliki kaitan dengan
berbagai disiplin ilmu, keterbukaan masalah, sebagai produk
akhir.
b) Konteks; masalah tidak terstruktur, menantang, memotivasi,
memiliki elemen baru.
c) Sumber dan lingkungan belajar; masalah dapat memberikan
dorongan untuk dipecahkan secara kolaboratif, independen
untuk bekerja sama, adanya bimbingan dalam proses
memecahkan masalah dan menggunakan sumber, adanya
sumber informasi, dan hal-hal yang diperlukan dalam proses
pemecahan masalah.
d) Presentasi; penggunaan scenario masalah, pengguanaan video
klip, audio, jurnal, dan majalah, web site.
f. Karakteristik SPBM
SPBM bisa meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam
hal penyelesaian masalah. Setiap strategi memiliki karakteristiknya
tersendiri, begitu juga dengan SPBM. Berikut ini adalah karakteristik
yang dimiliki SPBM15
:
1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar
14 Ibid.,
15
Ibid., h.232.
20
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di
dunia nyata yang tidak terstruktur
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda
4) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap,
dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar
5) Belajar pengerahan diri menjadi hal utama
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya,
dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial
dalam SPBM
7) Belajar dengan kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif
8) SPBM mencari solusi dalam sebuah permasalahan
9) Keterbukaan proses dalam SPBM meliputi sintesis dan integrase
dari sebuah proses belajar.
10) SPBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan
proses belajar
Untuk mendukung SPBM guru perlu memilih bahan pelajaran
yang memiliki permasalahan. Materi pelajaran tidak terbatas hanya
pada buku teks sekolah, tetapi juga dapat diambil dari sumber-sumber
lingkungan, seperti peristiwa masyarakat luas maupun peristiwa
lingkungan sekolah. Pemilihan materi memerlukan beberapa kriteria
sebagai berikut:
1) Bahan pelajaran bersifat conflict issue atau controversial. Bahan ini
dapat direkam dari peristiwa konkret dalam bentuk audio visual
atau kliping maupun yang telah dipersiapkan oleh guru.
2) Bahan yang dipilih bersifat umum sehingga tidak terlalu asing bagi
siswa.
3) Bahan tersebut mendukung pengajaran dan pokok bahasan dalam
kurikulum sekolah.
4) Bahan mencangkup kepentingan orang banyak dalam masyarakat.
21
5) Bahan tersebut mampu merangsang perkembangan kelas yang
mengarah pada tujuan yang dikehendaki.
6) Bahan pelajaran menjamin kesinambungan pengalaman siswa. 16
g. Langkah-langkah SPBM
Dalam proses pembelajaran dengan implementasi Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa kegiatan, dimana
guru atau pendidik bisa mengimplementasikan salah satu diantara
ketiganya. Kegiatan yang dimaksudkan antara lain:17
1) Kegiatan Kelompok
Masing-masing kelompok membaca kasus; menentukan masalah
mana yang paling relevan dengan tujuan pembelajaran; membuat
rumusan masalah; membuat hipotesis; mengidentifikasi sumber
informasi, diskusi, dan pembagian tugas; dan melaporkan
kemajuan yang dicapai setiap anggota kelompok, serta presentasi
di kelas.
2) Kegiatan Perorangan
Dalam kegiatan perorangan ini, secara individu peserta didik
melakukan kegiatan membaca berbagai sumber, meneliti dan
penyampaian temuan.
3) Kegiatan di Kelas
Dalam kelas peserta didik mempresentasikan laporan dan diskusi
antar kelompok dibawah bimbingan pendidik.
Dari ketiga kegiatan diatas, meliputi kegiatan kelompok,
kegiatan perorang dan kegiatan di kelas yang merupakan faktor
utama dalam strategi pembelajaran Berbasis Masalah adalah pada
perumusan masalah yang ada. Masalah yang berarti kesenjangan
antara situasi nyata dengan situasi yang diharapkan berbeda.
16 Muhammad Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, ), h.335.
17
Rusmono, op. cit., h.78.
22
Proses pembelajaran dengan SPBM akan dapat dijalankan bila
guru siap dengan segala perangkat yang diperlukan (masalah,
formulir pelengkap dan lain-lain). Begitu juga dengan siswa harus
sudah memahami prosesnya dan telah membentuk kelompok-
kelompok kecil. Umumnya, setiap kelompok menjalankan langkah-
langkah berikut: 18
1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Tahap ini dapat membuat siswa mengerti dari cara memandang
yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada dalam
masalah.
2) Merumuskan masalah
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan
hubungan-hubungan apa yang terjadi diantara fenomena itu.
Terkadang ada hubungan yang masih belum nyata antara
fenomenanya. Dengan kata lain sub-sub masalahnya harus
diperjelas terlebih dahulu
3) Menganalisis masalah
Setiap anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah
dimiliki tentang masalah. Maka pada langkah ini terjadi diskusi
yang membahas masalah atau informasi factual dan juga
informasi yang ada didalam pikiran anggota. Brainstorming
(mencurahkan gagasan), dengan langkah ini siswa mendapat
kesempatan melatih diri bagaimana menjelaskan, melihat
alternative atau hipotesis yang terkait dengan masalah.
4) Menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya dengan
dalam
Analisis adalah upaya memilah-memilah sesuatu menjadi bagian-
bagian yang membentuknya. Bagian yang sudah dianalisis
18 M.Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, (Jakarta: Kencana,
2009), cet.1, h.24.
23
kemudian dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan
mana yang menunjang, mana yang bertentangan dan sebagainya.
5) Memformulasikan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah
yang dibuat. Ini yang akan menjadi dasar gagasan yang akan
dibuat laporan. Kelompok merumuskan tujuan pembelajaran
karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih
kurang dan yang belum jelas.
6) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (diluar diskusi
kelompok)
Setelah mengetahui informasi yang tidak dimiliki dan mempunyai
tujuan pembelajaran. Kemudian siswa mencari informasi
tambahan dengan dengan cara memilih, meringkas meringkas
sumber dengan jelas. Pada tahap ini, setiap siswa harus mampu
belajar sendiri-sendiri dengan efektif agar mendapatkan informasi
yang relevan, misalnya menentukan kata kunci dalam pemilihan,
memperkirakan topic, penulis, publikasi dari sumber
pembelajaran.
7) Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan
membuat laporan untuk guru. Pada langkah 7 ini kelompok sudah
dapat membuat sintesis dan menggabungkannya,
mengkombinasikan hal-hal yang relevan. Sebagian bagus atau
tidaknya aktivitas SPBM akan sangat ditentukan pada langkah ini.
Pada tahap ini pula keterampilan yang dibutuhkan adalah
bagaimana meringkas, mendiskusikan, dan meninjau ulang hasil
diskusi untuk nantinya disajikan dalam bentuk makalah.
Kemampuan menulis (komunikasi tertulis) dan kemudian
mempresentasikan (komunikasi oral) sangat dibutuhkan sekaligus
dikembangkan.
24
Untuk kegiatan perorangan dalam proses pembelajaran strategi
pembelajaran dengan Berbasis Masalah, yaitu: 19
1) Peserta didik melakukan kegiatan membaca berbagai sumber,
meneliti, dan penyampaian temuan. Kegiatan di kelas adalah
menerima umpan balik dibawah panduan pendidik.
2) Selanjutnya untuk mengembangkan suatu masalah dalam SPBM
dimulai dengan menjelaskan isi informasi yang akan di pelajari.
3) Menjelaskan keterampilan yang akan dipraktikkan.
4) Menjelaskan kemungkinan terdapat sumber-sumber informasi
yang penting.
5) Menuliskan pernyataan atau rumusan masalah berdasarkan
kurikulum.
6) Mengembangkan pernyataan masalah yang terfokus.
7) Daftar sumber yang akan digunakan.
8) Memasktikan bahwa cakupan masalah sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
9) Dan merencanakan strategi evaluasinya.
h. Kelebihan dan Kekurangan SPBM
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan SPBM:
1) Kelebihan SPBM20
Dari setiap strategi tentu saja mempunyai kebaikannya tersendiri.
Karena jika strategi tidak mempunyai kebaikan ataupun
kelebihan, maka bisa di ragukan ketika digunakan pada proses
pembelajaran. Kebaikan dari SPBM ini, antara lain:
a) Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya pada mata
pelajaran.
b) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan.
c) Mendorong untuk berpikir.
19 Rusmono, op. cit., h.77.
20
M.Taufiq Amir, op. cit., h.29.
25
d) Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan
sosial.
e) Membangun kecakapan belajar (life-long learning skills)
f) Memotivasi siswa dengan rasa penasaran dalam memecahkan
masalah
2) Kekurangan SPBM
Selain kebaikan yang dimiliki strategi ini, terdapat juga
kekurangan dari SPBM. Kekurangan strategi ini, antara lain: 21
a) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
b) Keberhasilan strategi pembelajaran pada SPBM membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
c) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
2. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sistem
Pembelajaran
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses
pembelajaran, diantaranya faktor pendidik, faktor peserta didik, sarana,
alat dan media yang tersedia. Secara rinci, sebagai berikut:
a. Faktor guru
Guru adalah seorang pendidik yang mendidik peserta didik. Guru
adalah salah satu komponen yang sangat menentukan dalam
implementasi suatu strategi pembelajaran. Guru memengan peran
penting dalam proses pembelajaran. Tidak hanya berperan sebagai
model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai
21 Wina Sanjaya, op. cit., h.221.
26
pengelola pembelajaran (manager of learning). Kebeerhasilan proses
pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru.22
b. Faktor siswa
Setelah guru sebagai faktor pembelajaran, faktor kedua adalah siswa
atau peserta didik yang diajar oleh pendidik atau guru. Siswa adalah
organisme unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh
perkembangan anak yang tidak sama, disampik karakteristik lain yang
melekat pada diri anak. Faktor-faktor dari siswa yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran meliputi aspek latar belakang
siswa seperti jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal
siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, latar belakang keluarga dan
sebagainya. Sedangkan dillihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi
kemampuan dasar, pengetauan dan sikap.23
c. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan sesuatu yang dapat mendukung secara langsung
kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-
alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan sebagainya. Sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung
mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju
sekolah, ruangan-ruangan di sekolah dan lain sebagainya.24
d. Faktor Lingkungan
Apabila dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas
yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas yang bisa
mempengaruhi proses pembelajaran, apabila organisasi kelas terlalu
besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dan
faktor iklim sosial-psikologis, maksudnya keakraban hubungan
anatara siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran. Ilkim sosial
22 Ibid., h. 52.
23 Ibid., h. 54.
24 Ibid., h.55.
27
bisa terjadi secara internal atau antara siswa dengan guru atau siswa
dengan siswa yang lainnya, dan iklim sosial bisa terjadi secara
eksternal misalnya, keakraban hubungan pihak sekolah dengan dunia
luar, dan sebagainya.25
Dari faktor-faktor yang telah dijelaskan diatas, keseluruhannya dapat
mempengaruhi sistem pembelajaran. Apabila faktor-faktor tersebut
berjalan dengan seharusnya, maka sistem pembelajaran akan berkualitas.
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pengertian Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai program
yang terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam serta
diikuti tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dengan
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa.26
Pendidikan Agama Islam adalah suatu sistem kependidikan yang
mencangkup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba
Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek
kehidupan manusia, baik dunia maupun akhirat Dilihat dari segi
metodologisnya, proses kependidikan agama Islam merupakan tujuan
akhir yang hendak dicapai secara bertahap dalam pribadi manusia.27
Dengan kata lain Pendidikan Agama Islam melakukan internalisasi
ajaran Islam secara bertahap kedalam pribadi manusia sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
Pendidikan Agama Islam yang dipelajari di sekolah dapat
mempersiapkan peserta didik meyakini, memahami, dan mengamalkan
25 Ibid., h. 57.
26
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011),
cet.2, h.6.
27
M. Arifin, op. cit., h.8.
28
ajaran Islam. Meyakini dengan adanya Allah Swt, memahami ajaran
agama baik yang wajib maupun Sunnah sehingga peserta didik
mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah
ditentukn untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan begitu
PAI dapat menjadikan peserta didik yang beragama.
Pendidikan Agama Islam menurut peneliti sangat penting untuk
diajarkan kepada manusia khususnya kepada peserta didik pada setiap
jenjangnya. Karena penanaman pendidikan keagamaan sangat
dibutuhkan untuk bekal dikemudian hari.
Memperhatikkan sifat-sifat dasar (nature) manusia, yaitu konsep
tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai potensi
bawaan, seperti fitrah, bakat, minat, sifat, dan karakter,
berkencendrungan pada rindu akan kebenaran Tuhan (al-hanief) berupa
agama Islam, sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada.
Sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam al-Qur’an:
Artiya: Dan katakankanlah “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu;
maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir… (al-Kahfi: 29)
Maka ketika manusia ingin beriman, hendaknya beriman dengan
cara mencintai Allah. Dari kita mempelajari keagamaan maka kita akan
mengetahui kebesaran dan kebenaran Allah, lalu muncullah rasa cinta
kepada Allah, ketika rasa cinta kepada Allah itu ada akan memunculkan
keimanan kepada Allah Swt.
29
b. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Berbagai tingkat tujuan pendidikan yang dirumuskan secara
teoritis itu bertujuan untuk memudahkan proses kependidikan melalui
tahapan yang makin meningkat ke arah tujuan umum atau tujuan akhir.
Dalam sistem oprasionalisasi kelembagaan pendidikan, tujuan-tujuan
tersebut ditetapkan secara berjenjang dalam struktur program yang
bersifat pengajaran atau instruksional, sehingga tergambar klasifikasi
yang sedikit demi sedikit semakin meningkat.
Ruang lingkup ajaran agama Islam mencangkup tiga domain,
yaitu28
:
1) Kepercayaan (I’tiqadiyah) yang berhubungan dengan rukun iman
kepada Allah, malaikat, kitabullah, rasulullah, hari kebangkitan, dan
takdir.
2) Perbuatan (‘amaliyah), yang terbagi dalam dua bagian,
a) Masalah Ibadah
b) Masalah Muamalah
3) Etika (khuluqiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adab,
atau sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam
rangka mencapai keutamaan. Nilai-nilai seperti jujur, terpecaya, adil,
syukur, menerima apa adanya dan akhlak-akhlak baik lainnya.
Sedangkan tujuan PAI pada tingkat mata pelajaran yaitu tujuan
pendidikan yang didasarkan pada tercapainya pemahaman, penghayatan
dan pengamalan ajaran Islam yang terdapat pada bidang studi atau mata
pelajaran tertentu.29
Misalnya, tujuan mata pelajaran Hadist yaitu agar
peserta didik dapat memahami, menghayati dan mengamalkan hadist
dengan benar, mendalam dan komprehensif atau pada mata pelajaran
PAI yang sifatnya mencangkup kesuluruhan pelajaran agama Islam,
meliputi al-Qur’an dan Hadist, Fiqih, Akidah Akhlak, Sejarah
28 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2006), cet.4, h.65.
29
M. Arifin, op. cit., h.65.
30
Kebudayaan Islam (SKI). Peserta didik dapat memahami dan
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Implementasi SPBM dalam Pembelajaran PAI
Walaupun secara teoritis seorang guru telah paham tentang langkah-
langkah oprasional suatu strategi pembelajaran. Namun, belum tentu
seorang guru akan mampu berhasil menerapkan strategi tersebut dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber
daya.30
Implementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan.
Untuk menilai efektivitas suatu perencanaan dapat dilihat dari
implementasinya. Apalah arti dari perencanaan tanpa diimplementasikan
dalam kegiatan nyata.
Dari penjelasan Slamet yang dikutip oleh Yatim Riyanto,
menuliskan bahwa pada dasarnya tahap-tahap kegiatan pembelajaran
mencangkup persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut.31
Strategi
pembelajaran meliputi seluruh kegiatan atau tahapan-tahapan tersebut,
meliputi:
a. Persiapan Pembelajaran
Pada tahap ini, persiapan yang perlu dilakukan adalah:
1) Perumusan tujuan pengajaran
2) Pengembangan alat evaluasi
3) Analisis tugas belajar dan identifikasi kemampuan siswa
4) Penyusunan strategi
b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Tahap kedua ini merupakan pelaksanaan strategi pembelajaran
yang telah dipersiapkan pada tahap sebelumnya, meliputi:
1) Pengelolaan kelas.
2) Penyelenggaraan tes (jika ada). Atau Tanya jawab untuk
mengetahui pemahaman dari materi yang sudah diajarkan.
30 Wina Sanjaya, op. cit., h.25.
31
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), cet.4, h.141.
31
3) Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan metode dan teknik
penyajian.
4) Pemberian motivasi dan penguatan.
5) Diskusi, Tanya jawab, invidu ataupun perkelompok
6) Monitoring proses pembelajaran.
7) Pemantapan hasil belajar.
c. Evaluasi hasil belajar program belajar
Pada tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh balikan tentang
hal-hal berikut ini:
1) Tarap pencapaian tujuan pembelajaran, keseksamaan, perumusan
tujuan.
2) Kesesuaian antara metode dan teknik pengajaran dengan sifat
bahan pelajaran, tujuan yang ingin dicapai, karakteristik siswa,
kemampuan dasar siswa.
3) Keberhasilan program dalam mencapai tujuan program.
4) Tujuan program yang ingin dinilai keberhasilannya.
d. Perbaikan program kegiatan pembelajaran
Di tahap ini, bagi siswa yang belum mencapai tingkat keberhasilan
yang telah ditetapkan, perlu diselenggarakan pengajaran remedial
mengenai aspek-aspek, pokok-pokok bahasan dari tugas belajar dan
tujuan belajar dan tujuan pembelajaran yang belum dikuasai. Dengan
cara menganalisis hasil evaluasi dana pelaksanaannya, dapat diketahui
komponen dan tahap mana yang perlu di perbaiki.
Keempat tahapan tersebut dijalankan secara sistematis tidak bisa
dihilangkan satu diantara keempatnya. Karena semua mempunyai
keterkaitan yang apabila tidak dilaksanakan satu tahapan, maka akan
merusak pada tahap berikutnya.
32
5. Standar Kompetensi Lulusan
Strandar Kompetensi Lulusan yang dikutip dari Salinan lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah:32
a. Pengertian
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencangkup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
b. Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, strandar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga pendidikan. Standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan.
c. Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
d. Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar
Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan
pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan
tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan
berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh oleh
monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi
penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan dimasa yang akan
datang.
Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki
kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan
32 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016.
33
Karena kelas VII sebagai fokus penelitian, maka lulusan
SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki kompetensi pada dimensi, sebagai
berikut:
a. Dimensi Sikap:
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2) Berkarakter, jujur, dan peduli,
3) Bertanggung jawab
4) Sehat jasmani dan rohani
Sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara, dan kawasan
regional.
b. Dimensi Pengetahuan
Memiliki pengetahuan factual, konseptual, procedural dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berkenaan
dengan:
1) Ilmu Pengetahuan
2) Teknologi
3) Seni dan
4) Budaya
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri
dan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
Negara dan kawasan regional.
Istilah faktual, procedural, metakognitif pada masing-masing
satuan pendidikan dijelaskan pada matriks berikut:
1) Faktual:
Pengetahuan teknis dan spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan
34
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara dan
kawasan regional.
2) Konseptual
Terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi san
teori yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknik dan spesifik
tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan budaya terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, Negara dan kawasan regional.
3) Prosedural
Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang
terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode
tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya terkait dengan masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara dan kawasan regional.
4) Metakognitif
Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis dan
spesifik tingkat sederhana berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya terkait dengan masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, Negara dan kawasan regional.
c. Dimensi Keterampilan
Memiliki ketrampilan berpikir dan bertindak:
1) Kreatif
2) Produktif
3) Kritis
4) Mandiri
5) Kolaboratif, dan
6) Komunikatif
Melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di
satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
35
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
antar jenjang pendidikan memperhatikan:
a. Perkembangan psikologis anak;
b. Lingkup dan kedalaman;
c. Kesinambungan;
d. Fungsi satuan pendidikan;
e. Lingkungan.
Standar Kompetensi Lulusan merupakan ukuran dari belajar siswa.
Setiap jenjang sekolah pasti memiliki SKL nya tersendiri. Apabila telah
mencapai SKL maka siswa dapat dikatakan lulus dari materi yang telah
ia pelajari.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat keberhasilan yang
diperoleh dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah,
yakni penelitian yang diteliti oleh peneliti lain sebagai berikut:
Diana Sahara, lulusan 2011 dari jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekan Baru. Penelitian ini
dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan presentase Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa Penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah
dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMPN 23 Pekan
Baru dikatagorikan cukup baik yang secara kuantitatif terlaksana 57,14%,
belum sampai pada katagori baik. Terdapat faktor penghambat pada SPBM
ini, adalah faktor siswa, fasilitas dan waktu. Sedangkan yang menjadi
36
faktor pendukung dalam penelitian SPBM adalah faktor pengetahuan dan
pengalaman guru yang memadai.33
Penelitian kedua yang di teliti oleh M. Mujahidin dari jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI). Penelitian ini berjudul “Implementasi
Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada
Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Muhajirin
Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi dan
mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat metode
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Penelitian yang
diteliti oleh Mujahidin menggunakan pendekatan kualitatif. Yang menjadi
faktor pendukung dan penghambat dalam penelitian dengan menggunakan
metode pembelajaran berbasis masalah adalah guru, siswa, serta metode
dan pembelajaran yang memadai. Sedangkan yang menjadi kesimpulan
pada penelitian ini adalah guru fiqih yang menerapkan metode
pembelajaran berbasis masalah di MTs Muhajirin Surabaya mampu
mengkondisikan siswa dengan tertib, siswa lebih memperhatikan materi,
siswa termotivasi dengan memecahkan masalah yang ada, dan siswa tidak
jenuh.34
Penelitian relevan yang ketiga yaitu, Dinandar , lulusan 2014 dari
jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meneliti Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: PBM mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kemampuan merumuskan/ mengkomunikasikan
pernyataan kedalam model matematika, memberikan alasan dengan
memilih prosedur penyelesaian yang tepat serta menyimpulkan dari hasil
33 Diana Sahara, “Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Proses
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Pekan Baru”
Skripsi pada UIN Sultan Syarif Kasim Riau, (Riau: 2011).
34
M. Mujahidin, “Implementasi Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Muhajirin Surabaya”
Tesis pada UIN Sunan Ampel Surabaya, (Surabaya:2013) .
37
penyelidikan dan analisis masalah menjadikan siswa SMA Dharma Karya
Jakarta berpikir kritis. Tentunya lebih tinggi daripada pembelajaran
dengan model konvensional.35
Dari ketiga penelitian relevan diatas terdapat persamaan dan
perbedaan dengan penelitian yang penulis teliti, diantaranya: ketiganya
mempuyai kesamaan dalam membahas Pembelajaran Berbasis Masalah,
pada penelitian pertama yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 23 Pekan Baru. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif
dengan presentase, sehingga terdapat kuantitatif atau angka dalam
penelitian ini. Dengan hasil yang cukup baik dengan implementasi SPBM.
Pada penelitian kedua terdapat perbedaan yaitu penelitian ini dilakukan
oleh mahasiswa magister untuk menyelesaikan tugas akhirnya yaitu tesis.
Sedangkan pada penelitian relevan ketiga, yaitu peneliti meneliti dengan
pembelajaran yang sama akan tetapi pada lingkungan yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh SPBM
dengan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan hasil mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
merumuskan/mengkomunikasikan pernyataan kedalam model matematika,
memberikan alasan dengan memilih prosedur penyelesaian yang tepat
serta menyimpulkan dari hasil penyelidikan dan analisis masalah
menjadikan siswa SMA Dharma Karya Jakarta berpikir kritis.
35 Dinandar, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa di SMK Dharma Karya Jakarta” Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: 2014).
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, yang
berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No 1 Ciputat. Penelitian lapangan dilaksanakan
pada bulan Oktober sampai Desember 2016. Sebelumnya peneliti
melaksanakan studi pendahuluan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan untuk
mencari tahu masalah yang terdapat pada sekolah tersebut untuk dijadikan
bahan penelitian.
B. Latar Penelitian
Latar Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.
Penelitian ini merupakan proses pembelajaran melalui implementasi strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) atau dikenal juga dengan Problem
Based Learning, yang meliputi pendahuluan, inti dan penutup dalam
pembelajaran PAI di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Sekolah Menengah
Pertama merupakan sekolah berstatus negeri. SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan adalah salah satu sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 dari masa
ditetapkannya Kurikulum 2013 sampai sekarang. Walaupun SMP Negeri 3
Tangerang Selatan adalah sekolah yang berstatus negeri, dimana peserta didik
yang bersekolah terdapat dari beberapa agama, akan tetap peserta didik yang
beragama Islam adalah mayoritas. Pendidik dan tenaga kependidikan di
sekolah ini pun keseluruhannya beragama Islam, tidak ada yang berbeda
agama, begitu juga dengan pendidik wanita yang setiap harinya memakai
kerudung.
SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memiliki 3 kategori kelas, pertama,
kelas Regular yaitu kelas yang sama dengan sekolah pada umumnya, kedua
kelas Bilingual yaitu dalam proses pembelajarannya peserta didik
berkomunikasi dengan pendidik menggunakan bahasa Inggris dalam setiap
39
mata pelajaran, dan yang ketiga kelas Akselerasi, yaitu kelas yang memiliki
program percepatan pembelajaran, tentunya mempunyai karakteristik tersendiri
untuk bisa mengikuti program di kelas Akselerasi. Dan kelas akselerasi inilah
yang akan peneliti teliti proses pembelajarannya dalam mengimplementasikan
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di kelas VII Akselerasi.
C. Metode Penelitian
Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari
proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan
antarfenomena yang diamati daan senantiasa menggunakan logika ilmiah.
Penelitian kualitatif mampu melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam
sesuai apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang diteliti.1
Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan penelitian lapangan
(Field Research) merupakan penelitian lapangan (field work) yang melakukan
pengamatan langsung ke lokasi yang dijadikan obyek penelitian yang
berorientasi pada temuan atau gejala yang bersifat alami. Dengan metode
penelitian lapangan melalui pendekatan kualitatif, dengan analisis deskriptif
dari data yang dihasilkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Langkah paling strategis dalam penelitian adalah pengumpulan data,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural
setting, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada
observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in
1 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013 cet.1) h.81.
40
depth interiview) dan dokumentasi.2 Peneliti mendapatkan data yang pasti
didapatkan dari teknik tersebut. Jika hanya melakukan satu teknik, maka
peneliti belum bisa mendapatkan data yang tetap kemungkinan peneliti belum
bisa mendapatkan data yang falid.
Berikut ini adalah teknik pengumpulan data penelitian kualitatif:
1. Pengumpulan Data Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap sesuatu objek yang diteliti
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data
yang harus dikumpulkan dalam penelitian.3 Dalam menggunakan
metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format
yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi.4 Peneliti melakukan observasi dengan
mengamati dan juga mencatat untuk memperoleh data langsung dari
objek yang diteliti, dengan mendatangi sekolah SMPN 3 Tang-sel
memperhatikan kegiatan pembelajaran PAI dikelas dengan penerapan
SPBM.
2. Pengumpulan Data Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui
percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif
sifatnya mendalam karena ingin mengesksplorasi informasi secara
holistis dan jelas dari informan.5
Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, artinya dalam kurun
waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh dari dari sebanyak-
2 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014, cet.9), h.63.
3 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2013, cet.5), h.106.
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010, cet.14), h. 272.
5 Djam’an Satori dan Aan Komariah, op. cit., h.130.
41
banyaknya. Bahasa harus jelas, terarah. Suasana harus tetap rileks agar
data yang diperoleh data yang objektif dan data yang dapat dipercaya.6
Peneliti mewawancarai informan yang sangat bersangkutan dengan
proses kegiatan pembelajaran, yaitu guru. Melakukan wawancara yang
mendalam, secara teliti. Maka perlunya ada hubungan baik atau
keakraban antara peneliti dengan informan agar peneliti memperoleh
informasi untuk kepentingan penelitian. Apabila antara peneliti dan
informan terjalan akrab, maka perlunya peneliti mengatur jadwal untuk
melakukan tahapan wawancara. Tentunya sebelum peneliti
mewawancarai informan, peneliti harus mempelajari pedoman
wawancara, menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
kepada informan bertujuan untuk menjadi pedoman ketika melakukan
wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan tidak ada yang
terlupakan. Dengan begitu peneliti memperoleh hasil wawancara sesuai
dengan yang dibutuhkan dalam penelitian.
3. Pengumpulan Data Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.7 Dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.
Dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang
diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens
sehingga dapat mendukung, menambah kepercayaan dan juga
pembuktian suatu kejadian.8
Dengan demikian dokumen merupakan data yang sama pentingnya
dalam penelitian. Karena dengan dokumen peneliti mendapatkan bukti
dari apa yang ia teliti selama penelitian.
6 Suharsimi Arikunto, op. cit., h.271.
7 Sugiyono, op. cit., h.82.
8 Djam’an Satori dan Aan Komariah, op. cit., h.149.
42
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada.9
Triangulasi merupakan metode sintesa data terhadap kebenarannya
dengan menggunakan metode pengumpulan data yang lain. Data yang valid
melalui triangulasi akan memberikan keyakinan terhadap peneliti tentang
keabsahan datanya, sehingga tidak meragukan dalam mengambil kesimpulan
penelitian.10
Dalam mengecek keabsahan data peneliti menggunakan teknik
triangulasi, karena data dari dsatu pihak harus dicek kebenarannya dengan
cara memperoleh data yang sama dari sumber yang berbeda. Misalnya data
dari sumber pertama, kedua, ketiga dengan menggunakan metode yang
berbeda. Dengan tujuan peneliti dapat membandingkan informasi tentang hal
yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar tidak ada keraguan dari
data dan adanya kepercayaan data.
Dalam triangulasi beragam teknik berarti penggunaan berbagai cara
secara bergantian untuk memastikan kebenaran data. Cara yang digunakan
adalah observasi, wawancara dan dokumen yang telah dibahas diatas.
Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka
sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas
data (kebenaran data), yaitu mengecek kredibillitas data dengan berbagai
teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.11
Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk
mengetahui data yang diperoleh meluas, tidak konsisten atau kontradiksi.
Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan
9 Sugiyono, op. cit., h.83.
10
Imam Gunawan, op. cit., h.216.
11
Sugiyono, loc. cit.
43
data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Dengan
triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan
satu pendekatan.12
F. Analisis Data
Analisis daya merupakan bagian yang terpenting dalam penelitian,
karena dalam analisis, peneliti akan memperoleh penemuan, baik subtansif
maupun formal, selain itu analisis data kualitatif sangat sulit karena tidak ada
pedoman baku, tidak berproses secara linier, dan tidak ada aturan-aturan yang
sistematis.
Analisis data adalah kegiatan yang didalamnya peneliti mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan
mengkatagorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau
masalah yang ingin dijawab. Dari serangkaian aktivitas tersebut, maka
dengan analisis tersebut banyak data yang bertumpuk bisa disederhanakan
dan bisa dipahami dengan mudah.13
Analisis data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk
menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antar kajian, dan hubungannya
antara keseluruhan.14
Dapat dipahami bahwa semua analisis data kualitatif
peneliti akan melakukan penelusuran data, dengan cara mencatat dari
pengamatan dilapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan
mencangkup wawancara, dokumentasi dan juga pengamatan bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman peneliti. Pengumpulan data tersebut dilakukan
bersamaan dengan analisis data.
12 Ibid., h.85.
13
Imam Gunawan, op. cit., h.209.
14
Ibid., h.210.
44
Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut:
1. Pengumpulan data mentah
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang merupakan catatan lapangan terkait
dengan pertanyaan dan atau tujuan penelitian.15
2. Reduksi data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yakni dari pengamatan, wawancara, dan
dokumentasi. Setelah dibaca dan dipelajari, maka langkah selanjutnya
adalah mengadakan reduksi data. Langkah ini berkaitan dengan proses
menyeleksi, memfokuskan, dan mentransformasikan data mentah yang
diperoleh melalui penelitian.16
3. Penyajian Data
Setelah peneliti melakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah
penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti
melakukan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data berupa teks
naratif yang menceritakan temuan penelitian.17
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang terkumpul direduksi dan disajikan, langkah terakhir
dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi,
dengan menggunakan analisis model interaktif, analisis ini dilakukan
dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama. Data yang
terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara, dan pemanfaatan
dokumen yang terkait dengan pelatihan dan sumber-sumber belajar
yang sedemikian banyak direduksi untuk dipilih mana yang paling tepat
untuk disajikan. Proses pemilihan data akan difokuskan pada data yang
mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan, atau
15 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 70.
16
Ibid..,
17
Ibid., h. 71.
45
untuk menjawab pertanyaan penelitian terkait dengan implementasi
strategi pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran PAI di SMP
Negeri 3 Tangerang Selatan.18
18 Ibid.,
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil-hasil penelitian yang telah
didapatkan di lapangan dengan tiga teknik pengumpulan data, yaitu pengumpulan
data dengan observasi, wawancara dan pengumpulan data dengan dokumen.
Penelitian ini berdasarkan instrument yang telah ditetapkan sebelum turun ke
lokasi. Kemudian dilanjutkan dengan deskripsi tentang variable penelitian yaitu
strategi pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
disampaikan sesuai dengan kondisi yang terjadi dilokasi penelitian.
A. SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
1. Sejarah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Sejak tahun 1977 dengan nama Kelas Jauh SMPN 2 Tangerang dan
dikukuhkan menjadi SMPN 2 Filial tahun 1979. Bulan Februari 1983
menjadi sekolah mandiri dengan nama SMP Negeri 1 Ciputat. Perubahan
nomenkelatur pada tahun 1999 untuk kecamatan Ciputat menjadikan
SMPN 1 Ciputat berubah nama menjadi SMP Negeri 2 Ciputat hingga
SMPN 3 Tangerang Selatan saat ini. Adapun nama pimpinan di sekolah ini
adalah: 1
Tabel 4.1
Nama Kepala Sekolah dari Tahun 1997-Sekarang
No Nama Masa Jabatan
1 R. Soeharto 1977
2 Drs. H. Wanhar 1977 – 1989
3 Drs. H. Munadjat Indria 1989 – 1996
4 Dra. Hj. Ade Halimatusa'diah 1996 – 2000
5 Drs. H. Kuswanda M.Pd 2000 – 2006
1 Arsip Profil SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.
47
6 Drs. H. Nurhadi MM 2006 – 2009
7 Maryono, S.E., M.Pd 2009 - sekarang
SMPN 3 Tangerang Selatan memiliki beberapa kategori kelas, yaitu:
a. CI Akselerasi merupakan singkatan dari Cerdas Istimewa, kelas ini
adalah kelas satuan pendidikan ketuntasan belajar selama 2 (dua) tahun.
b. Bilingual merupakan kelas berbasis reguler dengan mengutamakan
komunikasi berbahasa asing (bahasa Inggris).
c. Reguler, merupakan kelas biasa layaknya kelas umum di beberapa
sekolah lain.
2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Visi Sekolah:
Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta
Konsisten dalam menjalankan ajaran agama.
Indikator Visi :
a. Terunggul dalam perolehan nilai akademis
b. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri
c. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA
d. Terunggul dalam prestasi non akademis
e. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun
f. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada
Misi Sekolah:
a. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan
b. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK
Negeri
c. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah
air
d. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan
yang layak serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan
keikhlasan
48
e. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan.
Tujuan Sekolah:
Adapun tujuan dari SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah:
a. Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik.
b. Meningkatkan pengetahhuan dan keterampilan yang sesuai dengan
minat dan bakat peserta didik.
c. Mengembangkan kepribadian manusia yang utuh bagi peserta
didik.
d. Mempesiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota
masyarakat yang mandiri dan berguna.
e. Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih
lanjut.
f. Meningkatkan pemahaman sekolah berwawasan lingkungan sehat
bagi seluruh komponen sekolah.
49
B. Deskripsi Data
Pada deskripsi data akan menjelaskan data yang telah dikumpulkan
peneliti selama penelitian berlangsung. Mengacu kepada teknik pengumpulan
data penelitian kualitatif, hasil data yang dikumpulkan akan dideskripsikan.
1. Data Observasi
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati apa
yang dilaksanakan di sekolah meliputi program pendidikan di SMP Negeri
3 Tangerang Selatan, khususnya kelas VII akselerasi.
a. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran
Peneliti melakukan observasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Di
sekolah tersebut pendidik beragama Islam seluruhnya, sehingga
keislaman diantara para pendidik begitu terasa, bagi pendidik muslimah
mengenakan kerudung. Setiap hari jum’at peserta didik yang beragama
Islam berkumpul dilapangan sekolah mendengarkan ceramah agama
dari salah satu pendidik. Peserta didik disana juga mengikuti
perlombaan kegamaan, seperti tilawah al-Qur’an, cerdas cermat Agama
Islam.
Kelas VII akselerasi yang menjadi fokus penelitian terletak di
lantai 2 yang bersampingan dengan kelas IX akselerasi. Kelas VII
akselerasi yang dikenal dengan nama kelas VII CI (Cerdas Istimewa)
mempunyai program pembelajaran yang berbeda dengan program
pembelajaran kelas regular dan bilingual. Pada kelas regular dan
bilingual tingkat SMP melaksanakan program belajar selama 3 tahun,
sedangkan pada kelas akselerasi program belajar dipercepat menjadi 2
tahun. Dengan proses mempercepat pada tingkat SMP di SMP Negeri 3
Tangerang Selatan, pada tahun ajaran baru pihak sekolah mempunyai
syarat seleksi untuk menerima peserta didik yang berminat mengikuti
pembelajaran di kelas akselerasi. Panitia penerimaan peserta didik baru
menyeleksi peserta calon peserta didik baru dengan cara melihat dari
nilai rapor kelas IV, V dan VI pada tingkat SD (Sekolah Dasar) atau MI
50
(Madrasah Ibtidaiyah) rata-rata delapan (8) dan juga calon peserta didik
mengikuti psikotes.
Dalam 2 tahun proses pembelajaran kelas akselerasi ditingkat SMP
di sekolah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, memiliki pembagian
waktu yang berbeda dengan kelas regular. Setiap 4 bulan peserta didik
kelas akselerasi melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS),
kemudian pada 4 bulan kemudian melaksanakan Ujian Akhir Semester
(UAS), setelah dilaksanakan UAS kemudian kenaikan kelas, peserta
didik kelas VII menjadi kelas VIII, demikian juga sama pembagian
waktu dengan kelas VIII dan kelas IX akselerasi.
Peserta didik yang berada di kelas akselerasi mempertahankan
dirinya untuk tetap berada di kelas program akselerasi dengan cara
mempertahankan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan
rata-rata 78. Apabila ada salah satu peserta didik belum tercapai KKM
tersebut, maka pendidik mengadakan remedial. Akan tetapi jika
remedial sudah dilaksanakan dan peserta didik belum mencapai KKM,
maka dengan berat hati dari pihak sekolah memutasi peserta didik ke
kelas regular dan tidak mengikuti program akselerasi.
Kelas VII akselerasi dilengkapi dengan meja, kursi, jadwal mata
pelajaran dan jadwal piket peserta didik yang terpajang didalam kelas.
Akan tetapi terdapat perbedaan dari media pembelajaran yang tersedia
didalam kelas akselerasi dengan kelas regular, yaitu tersedia Proyektor,
loker peserta didik, televisi, komputer, AC (Air Conditioner) untuk
mendukung pembelajaran dikelas akselerasi. Tiap peserta didik
memiliki satu meja dan bangku, setiap tiga hari peserta didik
mengalami pemindahan putaran bangku, peserta didik yang duduk
dibelakang secara bergilir akan berada dibangku depan satu langkah
kemudian peserta didik yang didepan akan berada dibangku belakang
dan begitu seterusnya. Pemutaran bangku ini bertujuan agar seluruh
peserta didik didalam kelas tidak merasakan kejenuhan ketika duduk
dibangku belakang maupun dibangku depan. Kebersihan kelas
51
didukung dengan lengkapnya alat pembersih dan jadwal piket peserta
didik yang buat untuk mengingatkan peserta didik membersihkan kelas
agar terlihat bersih, tertata rapih sehingga belajar menjadi nyaman.
b. Pelaku Pelaksanaan Pembelajaran
1) Peserta Didik
Peserta didik dikelas VII Akselerasi berjumlah 28 peserta didik.
Terdiri dari 12 peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik
perempuan. Peserta didik dikelas tampak antusias. Semangat peserta
didik dalam belajar mengalahkan jumlah keseluruhan peserta didik
dikelas. Peserta didik bersikap ramah, berteman akrab satu dengan
lainnya, tidak ada yang bermusuhan meskipun mereka bersaing nilai
secara baik untuk berada dikelas akselerasi pada semester dan kelas
berikutnya.
2) Pendidik
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas VII
Akselerasi diampu oleh pendidik yang bernama Rendra Mubarok,
S.EI. Walaupun beliau mengajar pada mata pelajaran PAI dan tidak
mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam ketika kuliah pada
waktu itu, beliau banyak mempelajari yang berkaitan dengan materi
pembelajaran dan mempelajari metode belajar yang cocok untuk
diterapkan dikelas.
c. Aktivitas Pelaksanaan Pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah (SPBM)
Sebelum membahas materi baru hal biasa yang pendidik lakukan
ialah merapihkan barisan duduk agar posisi peserta didik rapih dan
nyaman sehingga tercipta kondisi baik saat berjalannya pembelajaran.
Setelah itu pendidik mengajukan pertanyaan kepada peserta didik
tentang materi yang telah dipelajari dihari sebelumnya. Pertanyaan
pendidik kepada peserta didik tentang materi yang telah dipelajari
dimaksudkan agar peserta didik tidak melupakan materi sebelumnya
sehingga walaupun telah melanjutkan materi peserta didik tetap
52
mengingat. Selanjutnya pendidik menyampaikan indikator serta
kompetensi yang hendak dicapai kepada murid tentang materi yang
akan dipelajari, sehingga peserta didik memahami tujuan serta manfaat
dari materi yang akan dipelajari.
Masuk kepada kegiatan inti, Pendidik menyampaikan materi
dengan bahasa yang mudah dimengerti peserta didik, apabila masih
ada peserta didik yang belum mengerti pendidik membahasakannya
kembali dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti. Dari hari
sebelumnya pendidik memberikan tugas kepada tiap peserta didik
untuk selalu membaca buku pelajaran PAI, dikarenakan pendidik
dengan peserta didik bersepakat untuk membaca buku pelajaran PAI
sebelum lanjut ke pelajaran selanjutnya jika ada peserta didik yang
tidak membaca maka konsekuensinya ialah tidak bisa mengikuti
pelajaran. Dengan kesepakatan bersama antara pendidik dengan
peserta didik kelas VII Akselerasi maka pembelajaran dengan strategi
berbasis masalah dapat berjalan. Kepada peserta didik, pendidik
memberikan tugas wawancara dan observasi sekitar sekolah untuk
mencari bahan permasalahan dari lingkungan sekitar maupun dari
pengalaman masing-masing peserta didik. Setelah itu peserta didik
diberikan kesempatan untuk menyampaikan apa yang telah ia peroleh
dari wawancara maupun observasi tersebut. Dalam kegiatan
pembelajaran pendidik tidak banyak banyak menjelaskan.
Mengangkat dari masalah pembelajaran berjalan dengan aktif kelas
menjadi ramai karena peserta didik menyampaikan masalah dan ada
pula yang menanggapi dari masalah tersebut. Dengan pembelajaran
yang serius tapi santai tidak menegangkan, peserta didik nyaman
dengan cara mengajar pendidik.
Peran pendidik dalam proses pembelajaran memfasilitasi,
memotivasi peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk saling berinteraksi, pendidik selalu menyediakan waktu
untuk peserta didik bertanya, mempersilahkan peserta didik bertanya
53
walaupun pendidik sedang menjelaskan lalu menjawab dengan bahasa
yang mudah dimengerti peserta didik. Dalam pengamatan selama
proses pembelajaran dikelas, peserta didik berani mengangkat tangan
bersedia untuk bertanya maupun menanggapi pertanyaan dari
temannya, walaupun dari seluruh peserta didik dikelas ada sedikit
yang malu harus dipilih atau ditunjuk pendidik untuk bertanya atau
menanggapi. Biasanya peserta didik mempersiapkan pertanyaan
maupun masalah dari sebelum pembelajaran PAI berlangsung, untuk
itu pendidik mewajibkan peserta didik untuk membaca pelajaran
bertujuan membantu peserta didik lebih mudah memahami penjelasan
dari pendidik sehingga peserta didik dapat bertanya terkait materi
yang dibahas. Dalam menerapkan SPBM peserta didik berdiskusi
secara terbuka tidak berkelompok. Dikarenakan waktu yang tidak
begitu panjang sehingga mempergunakan waktu dengan sebaik-
baiknya untuk berdiskusi. Dan dengan berdiskusi secara terbuka ini
menuntut peserta didik untuk mengandalkan diri sendiri, percaya diri
tanpa mengandalkan teman sekelompoknya untuk berbicara atau
berargumentasi.
Media yang digunakan pendidik tidak lepas dari buku pelajaran
dan yang terkait dengan materi yang diajarkan dari berbagai sumber.
Bahkan pendidik mengambil masalah dari kehidupan sehari-hari yang
kemudian dijadikan bahan diskusi bersama peserta didik dalam materi
yang sama. Melalui video yang ditayangkan dengan proyektor yang
telah tersedia dikelas.
Pendidik memberikan kesimpulan dari pelajaran setiap akan
menutup kegiatan pembelajaran, memberi tahukan apa saja yang harus
dipersiapkan untuk melanjutkan pelajaran pada jam pelajaran dihari
berikutnya, tentunya selalu mengingatkan peserta didik untuk selalu
membaca buku.
54
2. Data Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan serta
mengumpulkan data melaui interaksi komunikasi atau percakapan.
Agar mendapatkan informasi yang lebih mendalam dari sumber
yang relevan berupa argumen, kesan, pengalaman, pikiran dan
sebagainya.
a. Wawancara Bidang Kurikulum Sekolah
Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
pasti melalui narasumber yang berkaitan dengan kurikulum
sekolah. Sholeh Fathoni, S.Pd selaku bidang kurikulum yang
bertugas untuk menyampaikan kepada pendidik lain agar
melengkapi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan juga mengajak pendidik-pendidik untuk menerapkan
kurikulum dalam proses pembelajaran. Kurikulum yang
diterapkan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yaitu
Kurikulum 2013 (K-13). Sudah 4 tahun berjalan K-13
diterapkan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Sampai saat
ini sekolah menerapkan K-13 yang sudah direvisi.2
b. Wawancara Pendidik PAI Kelas VII Akselerasi
Pendidik PAI kelas VII akselerasi atau yang dibiasa
dikenal dengan sebutan kelas VII C.I (Cerdas Istimewa),
mengungkapkan bahwa dalam mengajar atau menyampaikan
pelajaran khususnya pada pembelajaran PAI tidak terlepas dari
metode ceramah, menurutnya mengajar PAI sangat sulit untuk
menghindari ceramah. Selain itu, menurutnya dalam proses
pembelajaran peserta didik harus mengalami perkembangan
pada pola pikirnya, untuk itu pendidik menggunakan Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) bertujuan untuk
2 Hasil wawancara dengan bapak Sholeh Fathoni bidang kurikulum SMP Negeri Tangerang
Selatan.
55
mengembangkan pola pikir peserta didik sehingga peserta
didik dapat berpikir kritis, dari pemikiran yang kritis timbulah
rasa ingin tau maka kemudian peserta didik berani bertanya.
SPBM salah satu strategi belajar yang memungsikan otak
untuk berpikir, diambil dari beberapa masalah yang kemudian
dibahas bersama dalam forum diskusi dikelas.3
c. Wawancara Peserta didik Kelas VII Akselerasi
Melihat dari proses pembelajaran, maka peneliti
mewawancarai peserta didik yang terlihat aktif atau percaya
diri maupun yang terlihat belum aktif, percaya diri atau malu
ketika berbicara didepan teman-teman, pendidik dan
wawancara grup. Dari wawancara beberapa peserta didik,
kesimpulannya mereka senang dengan SPBM terlebih dengan
diskusi, bagi Kayra “Cara belajar saat ini (SMP) berbeda
dengan cara belajar saat dijenjang Sekolah Dasar (SD)
pendidik langsung membahas pelajaran, sedangkan di jenjang
SMP cara pendidik PAI mempersilahkan peserta didik untuk
berargumentasi, ditanya atau bertanya bukan hanya sekedar
pendidik menjelaskan.”4 Dari peserta didik ada yang
menyatakan kesenangan dengan SPBM karena menurut
Lintang “Asik bisa membahas masalah bersama-sama, sharing
masalah bersama dan saling membantu menyelesaikannya.
Dari mengetahui masalah yang dialami teman atau yang
dipelajari bisa menghindari masalah tersebut atau jika
mengalami masalah yang sama sudah mengetahui cara
menyelesaikannya, jadi mudah memahami pelajaran.”5
Tanggapan menarik dari peserta didik kelas VII Akselerasi,
mereka senang belajar dengan SPBM, walaupun ada yang
3 Hasil wawancara dengan bapak Rendra alMubarak Pendidik kelas VII Akselerasi.
4 Hasil wawancara dengan Kayra Peserta didik kelas VII Akselerasi.
5 Hasil wawancara dengan Lintang Peserta didik kelas VII Akselerasi.
56
malu ketika ditunjuk untuk berargumentasi, menyampaikan
masalah, bertanya atau ditanya akan tetapi mereka tetap
berbicara.
3. Data Dokumentasi
Dokumen yang peneliti peroleh sesuai dengan yang diperlukan
dalam penelitian yaitu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), nilai peserta didik atau hasil belajar peserta didik, foto
ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dan profile sekolah.
Dokumentasi yang berisi KKM peserta didik kelas Akselerasi yaitu
78, berbeda dengan kelas Regular. Pada awalnya KKM seluruh
peserta didik sama, ketika KKM peserta didik kelas Akselerasi
meningkat menjadi 78, maka peserta didik yang KKM dibawah 78
melaksanakan remedial.
57
B. Pembahasan
Artinya: Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkannya itu,
berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu
dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang kafir. (al-Maidah:67)
Penjelasan pada ayat diatas, yang ditulis oleh Salman Harun dalam
bukunya Tafsir Tarbawi, menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw, diminta
untuk melakukan tabligh yaitu menyampaikan ajarana agama (secara
menyeluruh, konsekuen, tegas dan tanpa diskriminasi). Perintah Allah agar ia
menyampaikan apa yang diperintahkan kepadanya itu merupakan risalah,
yaitu tugas kerasulan sebagai seorang Rasul dari Allah swt. dan dalam tugas
dakwah itu Allah menjamin keselamatan beliau oleh karena itu beliau tidak
perlu khawatir apalagi takut dalam tugas itu. Orang-orang yang telah
menyakiti Rasul baik secara fisik maupun mental itu adalah orang-orang
kafir, perbuatan mereka tidaklah benar, karena itu Nabi perlu terus menerus
mengajak mereka dan tidak perlu khawatir siapa pun dalam tugas tersebut.6
Dilihat dari sudut pandang nilai pendidikan dalam ayat dan tafsiran
diatas. Penulis memahami seseorang yang diangkat menjadi pendidik,
mempunyai tugas yang harus diemban dengan sebaik-baiknya. Harus
bertanggung jawab dengan jabatan sebagai pendidik, diantaranya mendidik
peserta didik dengan baik penuh rasa tanggung jawab dan kasih sayang
6 Salman Harun, Tafsir Tarbawi Nilai-nilai Pendidikan dalam al-Qur’an, (Tangerang Selatan:
UIN Jakarta Press, 2013), cet 1. h.86.
58
sebagai pendidik. Dan Allah telah menjamin atas tugas yang emban pendidik
untuk menyampaikan ilmu kepada peserta didik.
Pendidik mempunyai peranan sebagai perancang atau perencana,
pengelola pengajaran dan pengelola hasil pembelajaran peserta didik.7
Pendidik yang efektif melibatkan peserta didik dalam pengajaran aktif debat,
diskusi, penelitian, menulis, evaluasi, eksperimen dan membuat model,
paper, dan hasil lainnya selain mendengarkan dan membaca informasi,
melihat pertunjukkan, dan mempraktikkan keahlian. Pendidik merancang dan
mengelola ruang kelas yang saling menghormati dan berfungsi dengan baik
sehingga memungkinkan semua anak bekerja dengan produktif.8
Belajar berbasis masalah merupakan upaya peserta didik belajar dengan
menghubungkan berbagai masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Dari belajar dengan SPBM banyak menunjang kreativitas peserta didik, yaitu
kemampuan untuk menciptakan ide baru baik bersifat asli ciptaannya sendiri,
maupun suatu modifikasi (perubahan) dari berbagai ide yang telah ada
sebelumnya. Kemampuan dari pembelajaran berbasis masalah ada yang
dicapai melalui proses berfikir verbal, seperti melalui diskusi, ada pula yang
dicapai melalui proses penemuan.9
Seperti yang dinyatakan dalam paragraph sebelumnya, kemampuan dari
pembelajaran berbasis masalah ada yang dicapai melalui proses berfikir
verbal, seperti melalui diskusi. Maka tidak berbeda halnya dengan peserta
didik kelas VII akselerasi dalam proses pembelajaran dengan SPBM melalui
diskusi didalam kelas.
1. Kegiatan dan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memiliki kegiatan pembelajaran
yang kondusif dan berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan
sesuai dengan visi dan misi sekolah. Kegiatan pembelajaran yang berjalan
7 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:2005), cet.3 h.102.
8 Linda Darling Hammond, buku Pendidik yang baik disetiap kelas terj. Dari A Good Teacher
in Every Classroom oleh Ida Kusuma Dewi, (Jakarta: PT Indeks, 2009, Cet.1), h. 3.
9 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung:CV Wacana Prima, 2009)h.57.
59
sesuai dengan kurikulum yaitu kurikulum 2013. sampai adanya revisi
kurikulum 2013 sekolah tetap menerapkan kurikulum 2013.
Pelaksanaan pembelajaran dengan integrasi yang menekankan kepada
saintific approach (pendekatan saintifik) yang sesuai dengan acuan
kurikulum 2013, mengharuskan kepada seluruh pendidik untuk memahami
dengan baik dan benar tata cara pelaksanaan pembelajaran khususnya
kepada pendidik-pendidik SMP Negeri 3 Tangerang Selatan tentang
pelaksanaan pembelajaran sesuai visi dan misi sekolah.
Pembelajaran Berbasis Masalah membantu peserta didik memperoleh
kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah, dan
meningkatkan proses berfikir peserta didik. Melalui diskusi, pendidik
menciptakan suasana belajar yang akif, dimana peserta didik berinteraksi
dengan peserta didik lainnya dan juga dengan pendidik. Peserta didik
mengemukakan masalah, pemikiran, argumen serta solusi dengan
bahasannya masing-masing.
Menurut peneliti, langkah-langkah SPBM yang diterapkan oleh
pendidik PAI kelas VII akselerasi terdapat perbedaan. Pendidik memiliki
gaya mengajar yang disenangi peserta didik. Dari langkah pertama
pendidik memasuki kelas, peserta didik menyambut dengan memberikan
salam serempak dipimpin oleh ketua kelas, kemudian pendidik sedikit
membahas tentang pelajaran yang telah dipelajari, bertanya kepada peserta
didik untuk mengetahui daya ingat peserta didik. Ketika ingin menjelaskan
materi lanjutan, pendidik memberi tahu kepada peserta didik tujuan
mempelajari materi yang akan dipelajari, setelahnya pendidik menanyakan
tugas yang diberikan kepada peserta didik pada minggu sebelumnya untuk
materi yang akan dibahas pada hari tersebut, yaitu tugas wawancara
peserta didik tentang masalah yang dialami oleh seseorang disekitarnya,
dari tugas tersebut dijadikan pembahasan. Biasanya pendidik mengambil
masalah dari masalah kehidupan sehari-hari, sesuai dengan materi yang
akan dipelajari, selain itu masalah juga diambil dari peserta didik, hasil
60
peserta didik membaca buku atau bacaan lainnya, peserta didik mengamati
keadaan atau dari pengalaman peserta didik sehari-hari. Dari berbagai
sumber masalah pendidik memilih metode diskusi untuk sama-sama
membahas, memahami dan memecahkan masalah. “Kalau di PAI sangat
sulit menghindari ceramah, karena berbasis masalah setelah itu diskusi”.10
Dari pernyataan pendidik PAI kelas VII akselerasi dengan kata lain
pendidik dalam kegiatan belajar peserta didik tidak terlepas dari ceramah,
walaupun terlihat dengan metode yang konvensional, pembelajaran tidak
berlangsung monoton karena kemampuan pendidik dalam menghidupkan
suasana dalam kelas, peserta didik tetap fokus mendengarkan penjelasan
pendidik, apabila ada yang tidak dipahami peserta didik langsung bertanya
kepada pendidik, pendidik pun menjawab dengan bahasa yang mudah
dimengerti peserta didik. Lanjut kepada pembahasan masalah, diawali
pendidik mengangkat topik dari kehidupan sehari-hari. Berikut skenario
SPBM yang disesuaikan dengan materi mata pelajaran PAI:
a. Akidah Akhlak
Dalam mengajarkan materi Akidah Akhlak menggunakan metode
diskusi dan ceramah. Pembahasan tentang Ikhlas, Sabar dan Pemaaf.
Dalam pelaksanaannya pendidik meminta hasil dari wawancara yang
dilakukan peserta didik kepada orang disekitarnya seperti teman,
pendidik dari bidang lain, dan lain-lain. Dari hasil wawancara
perkelompok pendidik meminta salah satu perwakilan untuk
menyampaikan hasil tugas wawancara. Setalah itu pendidik
mempersilahkan diantara peserta didik untuk berargumentasi tentang
makna Ikhlas, Sabar dan Pemaaf dengan penyampaian bahasa masing-
masing peserta didik. Dengan percaya diri peserta didik
menyampaikan apa yang dipahami dari makna Ikhlas, Sabar dan
Pemaaf secara bergantian kemudian ditutup penjelasan/kesimpulan
dari pemahaman-pemahaman peserta didik tentang makna Ikhlas,
10 Hasil wawancara dengan bapak Rendra al Mubarok pendidik Agama Islam kelas VII
akselerasi.
61
Sabar dan Pemaaf oleh pendidik. Setelah peserta didik menyampaikan
pemahaman dari materi tersebut, pendidik mengangkat masalah dari
kisah sahabat Nabi Muhammad. Terjadilah diskusi dengan masalah
tersebut, selanjutnya pendidik mengangkat masalah dari peserta didik.
Pendidik mempersilahkan peserta didik mengungkapkan masalahnya,
ada dari beberapa peserta didik menceritakan masalah dengan
temannya, setelah peserta didik meceritakan masalahnya tentang
persahabatan pendidik mempersilahkan kembali kepada peserta didik
untuk memberikan solusi dan pemecahan terhadap masalahnya.
Temannya menceritakan ada permasalahan diantara mereka sehingga
terjadi permusuhan tanpa ada yang mau mengalah. Dengan baik
beberapa teman diantara mereka memberikan masukan dan solusi
untuk permasalahannya.
b. Al-Qur’an Hadist
Pada materi al-Qur’an Hadist membahas ayat-ayat yang berkaitan
dengan Ikhlas, Sabar dan Pemaaf yaitu Surat an-Nisa/4 :146, al-
Baqarah/2 :153, al-Imran/3:134. Masalah yang diangkat dalam materi
ini adalah cara peserta didik membaca ayat al-Qur’an dengan tajwid
dan makhorijul huruf nya yang masih belum tepat. Peserta didik yang
dipilih pendidik ialah yang akan membaca ayat al-Qur’an dengan
suara lantang sementara peserta didik yang tidak dipilih untuk
membaca menyimak dengan baik. Setelah membaca, pendidik
bersama peserta didik yang lain membahas tajwid dan makhorijul
huruf dari ayat yang dibaca peserta didik. Membahas letak ketidak
sesuaian peserta didik dalam membaca ayat al-Qur’an. Pendidik
bertanya kepada peserta didik huruf dan tajwid mana yang harus
dibenarkan. Kemudian bertanya kembali kepada peserta didik huruf
dan tajwid yang benar, peserta didik pun menyebutkan apa yang
menurutnya belum tepat dari huruf dan tajwid. Setelah itu pendidik
62
menjelaskan makhorijul huruf dan tajwid yang ada dalam Surah an-
Nisa/4: 146, al-Baqarah/2: 153, ali-Imran/3: 134.
c. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Pendidik membahas “Dakwah Nabi Muhammad pada Periode
Makkah” masing-masing peserta didik diberikan tugas membuat tugas
mandiri, dimana peserta didik secara individu mencari referensi selain
dari buku mata pelajaran yang mereka miliki, peserta didik diarahkan
oleh pendidik untuk memanfaatkan perpustakaan maupun internet
atau dari referensi lainnya. Hasil dari tugas mandiri dibahas bersama
didalam kelas, kemudian pendidik mengaitkan dengan kehidupan pada
masa sekarang. Misalnya, “Ketika dakwah di Makkah, Nabi
Muhammad tidak sedikit menerima tawaran untuk meninggalkan
dakwahnya bahkan hinaan dan cacian yang terlontar dari kaum
Quraisy padahal tujuan Nabi Muhammad berdakwah sangatlah mulia.
Bagaimana tanggapan kalian, jika diantara kalian ingin berbuat baik
akan tetapi seseorang disekitar atau teman kalian tidak mendukung,
menghina perbuatan baik kalian?”. Dengan sangat antusias peserta
didik mengangkat tangannya untuk berargumentasi dan
mengemukakan apa yang ada dipikirannya tentang masalah tersebut.
d. Fikih
Shalat berjama’ah dalam materi fikih, pendidik memberikan tugas
kepada peserta didik untuk membuat tugas mandiri bersamaan dengan
materi SKI. Masalah yang diangkat pada bab ini ialah tentang shalat
berjama’ah. Pendidik memberikan contoh kasus tentang shalat
berjama’ah di masjid. Dalam suasana diskusi, peserta didik
mengangkat tangan untuk berargumentasi dan juga memberikan solusi
dari kasus yang diberikan pendidik. Setelah masalah yang diberikan
pendidik selesai dibahas, selanjutnya masalah dari peserta didik terkait
63
shalat berjamaah. Tidak sedikit peserta didik yang menceritakan
masalah shalat berjama’ah dari pengalaman masing-masing. Misalnya,
seseorang yang akan shalat berjama’ah akan tetapi ketika membaca
niat shalat ia lupa menyatakan dirinya sebagai makmum, teringat
kembali bahwa ia tidak membaca niat sebagai makmum setelah
selesai shalat. Lalu peserta didik itu bertanya apakah shalat tersebut
termasuk shalat berjama’ah atau tidak. Dan permasalahan lainnya
yang disampaikan peserta didik didepan peserta didik yang lainnya
dan juga pendidik dari pengalamannya masing-masing. Masalah
tersebut ditanggapi, dibahas bersama sampai menemukan titik
jawaban dari masalah tersebut. Selain itu menggunakan SPBM,
pendidik juga menggunakan demonstrasi atau praktik pada materi
shalat berjama’ah ini.
Gambar 4.1
Proses pembelajaran dengan SPBM
Gambar 4.2
Peserta didik menyampaikan argumen dalam pemecahan
masalah
64
Gambar 4.3
Peserta didik menyampaikan permasalahan yang akan
didiskusikan bersama
Dari skenario tersebut, peneliti melihat bahwa langkah-langkah
yang dilakukan pendidik PAI kelas VII akselerasi di SMP Negeri 3
Tangerang Selatan sesuai dengan karakteristik SPBM dan juga
memenuhi desain masalah yang telah dijelaskan pada kajian teori.
Langkah-langkah yang diterapkan oleh pendidik melalui kegiatan
kelompok, kegiatan perorangan dan kegiatan di kelas. Kegiatan
kelompok yang dimaksudkan yaitu pendidik membuat beberapa
kelompok kemudian peserta didik dengan kelompoknya masing
mencari masalah dengan mewawancarai seseorang di lingkungan
sekitar sekolah berkaitan dengan materi pelajaran. Kegiatan
perorangan yang dimaksudkan ialah peserta didik secara individu
menyampaikan masalah yang masih belum bisa diselesaikan sendiri
dari pelajaran PAI atau dari masalah keagamaan Islam dalam
keseharian peserta didik, seperti ibadah dan sebagainya. Dan kegiatan
di kelas yang dimaksudkan ialah, kegiatan tersebut dilaksanakan di
kelas, seperti berdiskusi, menyampaikan masalah yang didapat,
menyampaikan argumen dan memecahkan masalah bersama yang
dibimbing oleh pendidik.
65
2. Alat Evaluasi
Fungsi evaluasi dalam proses belajar mengajar ialah untuk
mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan peserta
didik setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, dan juga untuk
pendidik mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.11
Dengan demikian evaluasi setelah dilaksanakannya pembelajaran
dapat dikatakan penting peranan dan fungsi evaluasi, oleh karena itu
perlunya merancang alat evaluasi pembelajaran yang mendidik, valid,
berorientasi pada kompetensi, terbuka, adil, berkelanjutan,
menyeluruh.
Adapun evaluasi yang dilakukan oleh pendidik PAI kelas VII
akselerasi berupa tes lisan dan tes tulisan. Tes lisan biasanya setelah
pembahasan materi pembelajaran selesai, yaitu pendidik bertanya dari
materi yang telah dipelajari kepada peserta didik. Tes tulisan berupa
ulangan harian yang diadakan oleh pendidik.12
Dari sana pendidik
dapat mengetahui seberapa besar pemahaman dan perkembangan
peserta didik dan juga keberhasilan pendidik dalam mengajar,
sehingga pendidik dapat merencanakan untuk kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VII
Akselerasi.
Pada pembahasan ini akan menjelaskan faktor pendukung dan
faktor penghambat dalam proses pembelajaran PAI dengan
menggunakan SPBM. Faktor pendukung dan faktor penghambat yang
dimaksud disini, ialah sebuah keadaan, proses atau peristiwa yang
11 Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:Rosdakarya, 2012),
cet.17. h.5.
12
Hasil wawancara dengan bapak Rendra al Mubarok pendidik Agama Islam kelas VII
akselerasi.
66
mendukung atau menghambat sehingga mempengaruhi proses
pembelajaran.
a. Faktor Pendukung
Pelaksanaan SPBM dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 3
Tangerang Selatan memiliki beberapa faktor pendukung dimana
yang peneliti lihat pendidik masih terus mengupayakan agar lebih
baik lagi. Apabila dilihat dari hasil yang telah dicapai dengan
implementasi SPBM sudah baik dan memenuhi karateristik SPBM.
Dalam pengamatan peneliti, melihat beberapa faktor pendukung
keberhasilan SPBM dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 3
Tangerang Selatan kelas VII Akselerasi, diantaranya:
1) Pendidik
Pendukung keberhasilan SPBM dilihat dari profesionalitas
pendidik dalam mengimplementasikan SPBM ketika proses
pembelajaran. Profesionalitas ini terlihat ketika pendidik
merancang sebuah rencana pembelajaran, melaksanakan
skenario yang ikut melibatkan peserta didik untuk aktif
berdiskusi, berpikir dan berargumentasi.
2) Sarana dan Prasarana
Komponen yang termasuk sarana dan prasarana sekolah
meliputi ruang untuk belajar dan media pembelajaran. Ruang
kelas yang digunakan peserta didik belajar mendukung untuk
proses pembelajaran nyaman dan bersih sehingga peserta didik
fokus tidak terganggu dengan hal-hal lain seperti panas dan lain-
lain. Media pembelajaran yang tersedia dikelas juga sangat
mendukung proses pembelajaran, seperti proyektor, komputer,
speaker. Alat yang dibutuhkan pendidik untuk proses
pembelajaran dapat terpenuhi dan dibantu oleh pihak sekolah.
67
3) Kejadian Sekitar
Kejadian sekitar yang dimaksud ialah sebuah masalah yang
terjadi di lingkungan sekitar baik di sekolah maupun di dunia
kemudian diangkat menjadi sebuah bahan pembahasan diskusi
yang menarik. Adanya kejadian yang dijadikan masalah sangat
mendukung SPBM.
Sebagaimana yang dikatakan oleh pendidik mata pelajaran
”Salah satu faktor yang mendukung pembelajaran ialah situasi
yang terjadi dan lingkunngan sekitar. Karena apabila tidak ada
kejadian untuk dijadikan masalah, lalu apa yang akan dibahas
dalam pembelajaran ketika mengimplementasikan SPBM”13
b. Faktor Penghambat
Sedangkan faktor yang menjadi penghambat SPBM dalam
pembelajaran PAI di kelas VII akselerasi, antara lain:
1) Pendidik
Pendidik yang mempersiapkan rencana sebelum
pembelajaran dimulai merupakan tindakan yang sangat tepat.
Namun apabila pendidik belum mempersiapkan rencana maka
akan menjadi penghambat bahkan memungkinkan SPBM tidak
terlaksana. Maka dari itu bagian kurikulum mengingatkan
kepada pendidik untuk selalu mempersiapkan rancangan
pembelajaran sebelum memasuki ruangan kelas.14
2) Peserta didik
Setiap peserta didik memiliki karakteristik tersendiri. Banyak
peserta didik yang aktif, namun ada saja peserta didik yang pasif
dalam berdiskusi. Peserta didik yang mengemukakan argumen
jika hanya ditunjuk oleh pendidik. Sebelum pembelajaran
13
Hasil wawancara dengan bapak Rendra al Mubarok Pendidik Agama Islam kelas VII
akselerasi.
14
Hasil wawancara dengan bapak Shaleh Fathoni Bidang Kurikulum SMP Negeri 9
Tangerang Selatan.
68
dimulai, peserta didik diharuskan membaca pelajaran maupun
yang bersangkutan dengan materi, akan tetapi kurangnya referensi
untuk membaca menjadi penghambat SPBM, karena jika peserta
didik kurang dalam membaca, peserta didik tidak memiliki bahan
untuk dibahas, kurang memiliki wawasan luas ketika akan
mengemukakan argumennya.15
3) Kejadian Sekitar
Selain sebagai faktor pendukung, dikarenakan kejadian
adalah suatu hal yang sangat penting dalam implementasi SPBM,
maka apabila kejadian yang berada di sekitar sekitar kita tidak
mendukung atau tidak sesuai maka dapat menjadi faktor
penghambat untuk mengimplementasikan SPBM. Seperti yang
telah disampaikan oleh pendidik kelas VII akselerasi.
Dari uraian tentang faktor pendukung dan faktor penghambat
berdasarkan hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa
setiap proses pembelajaran yang menerapkan berbagai macam strategi
memiliki faktor pendukung maupun penghambat, akan tetapi adanya
faktor penghambat bukan suatu masalah besar, maka dari itu pendidik
sangat berperan penting dalam proses pembelajaran salah satunya
dalam mengatasi faktor penghambat pelaksanaan strategi.
Peneliti berargumentasi SPBM merupakan strategi yang efektif
untuk diterapkan khususnya di kelas VII Akselerasi. Karena peserta
didik memiliki kemampuan berpikir yang harus dikembangkan.
Dengan implementasi SPBM peserta didik juga mampu memahami
materi dan dapat diterapkan di lingkungan sekitar hasil dari
permasalahan yang telah didiskusikan bersama di kelas.
Dalam kehidupan kita akan bertemu dengan masalah, maka
menghadapi masalah lalu memecahkannya ialah usaha terbaik yang
15 Hasil wawancara dengan bapak Rendra al Mubarok Pendidik Agama Islam kelas VII
akselerasi.
69
seharusnya dilakukan daripada kita melarikan diri dari masalah atau
terbeban tanpa berusaha memecahkannya, karena dengan melarikan
diri dari masalah tidak membuat masalah terselesaikan, dan dengan
merasa terbebani tanpa berusaha memecahkannya seterusnya diri akan
merasa terbebani dapat menghambat aktifitas lain.
Dengan demikian SPBM dapat membiasakan peserta didik
memecahkan sebuah masalah yang dihadapinya khususnya dalam
masalah agama yang dialami keseharian dengan cara berpikir,
berdiskusi, mengungkapkan argumen masing-masing dengan teman
atau orang-orang disekelilingnya membahas dan memecahkan
masalah bersama.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan, melalui implementasi dengan SPBM peserta didik di kelas VII
akselerasi berpikir kritis, kreatif, aktif, responsif terhadap masalah yang
terjadi dalam keseharian peserta didik terkait agama Islam. Pendidik
dalam melaksanakan SPBM memotivasi peserta didik untuk bertanya,
kreatif, aktif, responsif , serta memecahkan sebuah masalah dari
keseharian yang dialami peserta didik lainnya atau dari keseharian
masyarakat yang terjadi terkait dengan materi pelajaran yang dibahas.
Dalam pelaksanaan SPBM melalui metode diskusi dan ceramah peserta
didik aktif dalam berpikir kritis, menyampaikan argumen, mau bertanya
dan juga memecahkan masalah, meskipun ada beberapa peserta didik
yang masih malu untuk berargumentasi, tapi pendidik terus memotivasi
perserta didik untuk berani berargumentasi, kemudian peserta didik
walaupun dengan rasa malu, ia tetap berargumentasi. Peserta didik tidak
hanya menghapal materi yang diterima, sehingga peserta didik mampu
memahami dan belajar dari permasalahan dan juga antusias dengan
SPBM yang diterapkan.
2. Beberapa faktor yang menjadi pendukung proses pembelajaran dengan
SPBM dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII
akselerasi di SMP Negeri 3 Negeri Tangerang Selatan adalah, adanya
kerja sama yang baik antara pendidik dengan peserta didik ketika proses
pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi aktif, selain itu terdapat
sarana prasarana yang mendukung proses pembelajaran, dan juga
71
kejadian sekitar dalam kehidupan sehari-hari menjadi faktor pendukung
berjalannya proses pembelajaran. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi
penghambat adalah, pendidik yang belum mempersiapkan RPP, selain itu
peserta didik yang masih belum begitu percaya diri untuk menyampaikan
argumen didepan peserta didik dan pendidik dan juga kejadian di sekitar
yang kurang mendukung.
B. Saran
Penulis memberikan beberapa saran, mengingat pentingnya
mengembangkan cara berpikir peserta didik dalam hal pemecahan masalah.
Diantaranya:
1. Kepada pendidik, Strategi pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 3
Tangerang Selatan lebih dikembangkan dan ditingkatkan, melihat
kemampuan peserta didik khususnya dalam berpikir kritis.
2. Pendidik lebih menghidupkan suasana kelas dengan berbagai macam
metode pembelajaran bukan hanya dengan metode konvensional, sebagai
pembantu dalam melaksanakan Pembelajaran Berbasis Masalah. Karena
itu pendidik harus lebih kreatif dalam mengajar.
3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dapat memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan daya berpikir, khususnya
ketika menemukan permasalahan dalam keagamaan (Islam). Dengan
demikian strategi ini direkomendasikan kepada para pendidik mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada kelas akselerasi, regular
maupun bilingual.
72
-DAFTAR PUSTAKA
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2011.
Amir, M.Taufiq. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana, 2009.
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Cahyo, Agus N. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Jogjakarta:
DIVA Press, 2013.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Faturrohman, Pupuh. Strategi belajar mengajar. Bandung: PT. Refika Aditama,
2007
Gunawan, Imam . Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Hakim, Lukman. Implementasi Model PBL pada Lembaga Pendidikan Islam
Madrasah, Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim. 13, 2015.
Hammond, Linda Darling. Buku Pendidik yang baik disetiap kelas terj. Dari A
Good Teacher in Every Classroom oleh Ida Kusuma Dewi, (Jakarta: PT
Indeks, 2009)
Harun, Salman. Tafsir Tarbawi Nilai-nilai Pendidikan dalam al-Qur’an.
Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press, 2013.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam berbasi kompetensi.
Bandung: Rosda Karya, 2004.
Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Kencana, 2006.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2012.
Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran Jakarta: Kenca,
2009.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
73
Purwanto, Ngalim. Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung:Rosdakarya, 2012.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2009.
Rozak, Abd dkk, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan,
Jakarta Selatan: FITK Press, 2010.
Rusman. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo, 2013
Rusmono. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu.
Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014.
Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi KBK. Jakarta: Kencana, 2008
--------. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana, 2010.
--------. Perencanaan dan desain system pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2011.
Sardiman, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011.
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Alfabeta, 2013.
Siregar, Eveline. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia,
2010.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sumiati dan Asra. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima, 2009
Susanto, Ahmad. Teori belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana, 2013.
Thobroni, Muhammad. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada 2005.
Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN
Nama :
Jabatan :
Hari/Waktu :
Tempat :
A. Pedoman Wawancara
1. Untuk Bidang Kurikulum Sekolah
a. Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di
SMP Negeri 3 Tangerang Selatan ?
b. Apa saja peran dan tugas bidang kurikulum di SMP Negeri 3
Tangerang Selatan?
c. Apa yang berbeda atau hal apa yang diistimewakan dari kelas
akselerasi yang terdapat di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?
d. Apa saja kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 3
Tangerang Selatan?
2. Untuk Guru PAI
a. Bagaimana pencapaian tujuan pembelajaran PAI di SMPN 3
Tangerang Selatan ?
b. Bagaimanakah cara bapak untuk melengkapi media pembelajaran
terkait dengan pelaksanaan strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
dalam pembelajaran PAI?
c. Bagaimana tanggapan bapak dengan SPBM dalam pembelajaran
PAI?
d. Bagaimana tanggapan bapak dengan SPBM dalam pembelajaran
PAI?
e. Metode apa yang digunakan ketika bapak menerapkan SPBM?
f. Bagaimana kondisi siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran
berbasis masalah?
g. Apakah SPBM dalam pelaksanaan pembelajaran itu baik menurut
bapak?
h. Apa dampak bagi siswa dengan SPBM ?
i. Bagaimana cara bapak menjadikan SPBM disenangi oleh siswa?
j. Apakah dalam pembelajarandengan SPBM siswa ikut aktif ?, Jika
ada yang tidak aktif, apa alasannya?
k. Apa yang bapak lakukan apabila ada dari salah seorang siswa yang
tidak aktif dalam pembelajaran dengan PBM ini?
l. Apa saja harapan bapak diterapkannya SPBM dalam pembelajaran
PAI?
m. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelasanaan
PBM dalam pembelajaran PAI di SMPN 3 Tangsel ?
n. Bagaimana cara bapak mengatasi hambatan hambatan-hambatan
pada saat pelaksaan PBM dalam pembelajaran PAI ?
o. Bagaimana cara bapak mengetahui siswa yang sudah paham atau
siswa yang belum paham dengan materi pelajaran?
3. Untuk Siswa Kelas VII Akselerasi
a. Apa pendapatmu mengenai Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
yang pernah Guru mata pelajaran PAI terapkan?
b. Apakah kamu menyukai cara belajar dengan strategi tersebut ?
c. Apakah dengan belajar melalui SPBM kamu lebih mengerti
pelajaran?
d. Menurutmu apakah SPMB sebuah strategi yang menyenangkan?
e. Apa yang kamu peroleh ketika pembelajaran selesai dengan SPBM?
f. Apa ada keluhan dari SPBM ?
g. Saran kamu dalam SPBM ?
B. Pedoman Observasi
Lembar Aktifitas Belajar Siswa
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KOMENTAR
I Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masing siswa
2. Kesiapan menerima pembelajaran
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Menjawab pertanyaan guru
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi
pelajaran
2. Bertanya saat proses penjelasan
materi
3. Interaksi antar siswa
4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-
materi pelajaran
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
2. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
3. Mencatat penjelasan yang
disampaikan guru
4. Mengikuti proses pembelajaran
C. Pemanfaatan Media
Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan guru
2. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran
3. Ketekunan dalam mempelajari
sumber belajar yang ditentukan guru
D. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
2. Menjawab pertanyaan guru dengan
benar
E. Penggunaan Bahasa
1. Mengemukakan pendapat
2. Mengajukan pertanyaan
IV PENUTUP
Keterlibatan dalam memberi
rangkuman/kesimpulan
Lembar Observasi Aktifitas Mengajar
NO ASPEK YANG DIAMATI YA TIDAK KOMENTAR
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing-
masing siswa
2. Pengkondisian kesiapan
pelaksanaan pembelajaran
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi
2. Memberikan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Memberikan penjelasan materi
pelajaran
2. Mengajukan pertanyaan saat
proses penjelasan materi
3. Memfasilitasi adanya interaksi
antar siswa
4. Memfasilitasi interaksi antara
siswa-guru, siswa-materi pelajaran
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Melaksanakan pembelajaran aktif
2. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
3. Memberikan respon terhadap
pertanyaan dan jawaban siswa
4. Memotivasi siswa untuk bertanya
C. Pemanfaatan Media
Pembelajaran/Sumber Belajar
1. Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan materi
dan strategi
3. Penggunaan sumber belajar selain
buku ajar dan LKS
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan
2. Melakukan penilaian
E. Penggunaan Bahasa
1. Ketepatan penggunaan bahasa
yang sesuai dengan perkembangan
peserta didik
2. Ketepatan penggunaan bahasa
yang sesuai dengan kaidah
IV PENUTUP
Melakukan konfirmasi
Memberikan kesimpulan dan tindak
lanjut
C. Pedoman Dokumentasi
1. Sejarah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
2. Nama-nama Kepala SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dari tahun 1997-
sekarang
3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan
5. Jenjang Pendidikan dan Status Pendidik
6. Rata-rata beban mengajar pendidik
7. Tenaga Pustakawan dan Laboran
8. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Peserta didik Tahun Pelajaran
2016/2017
9. Kepemilikan Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana
Penunjang
10. RPP dan Hasil belajar siswa kela VII Akselerasi
11. Foto kegiatan dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan Bidang Kurikulum SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Nama : Sholeh Fathoni, S.Pd
Jabatan : Bidang Kurikulum
Hari/tanggal : Rabu, 26 Oktober 2016
Tempat : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Waktu : 11:16 WIB
1. Bagaimana kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP
Negeri 3 Tangerang Selatan ?
Jawaban: kurikulum yang digunakan atau diterapkan di sekolah yaitu
kurikulum 2013, sejak kurikulum 2013 diadakan oleh mentri pendidikan lalu
direvisi dan sampai sekarang SMPN 3 ini masih menerapkan kurikulum 2013.
2. Apa saja peran dan tugas bidang kurikulum di SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan?
Jawaban: Tugas nya sebagai penggerak kurikulum yang diterapkan di sekolah
ini, karena sekolah ini menerapkan kurikulum 2013 atau K.13 maka saya
mengajak kepada guru-guru yang lain untuk sama-sama menjalankan
pembelajaran dengan kurikulum ini, K.13 dari silabus, RPP maupun
penilaiannya. Ketika ada ketidaktahuan dari kami sebagai guru maka, saling
membantu.
3. Apa yang berbeda atau hal apa yang diistimewakan dari kelas akselerasi yang
terdapat di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?
Jawaban: Semuanya istimewa ya, dari regular, bilingual sampai akselerasi.
Hanya saja ada beberapa perbedaan disini, dari kelas akselerasi yaitu waktu
nya berbeda dengan keduanya (regular dan bilingual) lebih cepat
pembelajarannya. Kelas akselerasi menjalani proses pembelajaran selama 2
tahun, 1 semester dihitung 4 bulan dan pada bulan ke-8 siswa akselerasi
kenaikan kelas begitu seterusnya sampai kelas 9. KKM akselerasi yaitu 7,8
berbeda dengan regular yaitu 6,7. Ketika ada salah satu siswa yang kurang
dari KKM tersebut maka diadakan remedial, namun bila seperti itu lagi akan
di mutasi ke kelas regular sehingga tidak di kelas akselerasi. Tentunya siswa
yang berada di kelas akselerasi harus siap, maka dari itu ada persyaratan yang
harus dipenuhi calon siswa akselerasi atau pihak sekolah tidak sembarang
dalam menerima siswa akselerasi, antara lain dengan melihat latar belakang
siswa selagi di SD, melihat dari nilai-nilai raport siswa dari kelas 4-6 SD
minimal dengan rata-rata nilai 8, barulah siswa boleh mengikuti tes akademis,
tes IQ nya dan tes psikologinya, dan wawancara calon wali murid.
4. Apa saja kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang
Selatan?
Jawaban: Kegiatan keagamaan, disini ada masjid yang bisa digunakan siswa
maupun guru untuk beribadah, seperti sholat dhuha atau tadarus al-Qur’an,
perlengkapan ibadah juga tersedia. Pada hari jum’at pagi, siswa khususnya
yang beragama Islam mendengarkan ceramah agama, dan pada jum’at siang
melaksanakan sholat jum’at bersama dan juga megikuti lomba-lomba seperti
qiroat, cerdas cermat agama yang diselenggarakan oleh pihak luar.
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA
Wawancara dengan Guru PAI SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Nama : Rendra Mubarok, S.Ei
Jabatan : Guru PAI VII Akselerasi
Hari/tanggal : Selasa, 25 Oktober 2016
Tempat : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Waktu : 15:06 WIB
1. Bagaimana pencapaian tujuan pembelajaran PAI di SMPN 3 Tangerang
Selatan ?
Jawaban: Biasanya tujuan pembelajaran ini dibahas diawal terus dilihat
kemampuan anak sejauh mana sebelum pembelajaran, pada saat pembelajaran
dan setelah pembelajaran apakah ada perubahan ke tingkat pencapaian tujuan
dilihat dari pemahaman anak, jadi ada evaluasi akhir baik lisan maupun
tulisan.
2. Bagaimanakah cara bapak untuk melengkapi media pembelajaran terkait
dengan pelaksanaan strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam
pembelajaran PAI?
Jawaban: Memperbanyak referensi baik dari buku maupun internet, terus biar
kontekstual permasalahan yang ada dikaitkan dengan meteri harus update,
kalau ga update susah nyambungnya. Media bisa melalui Power Point, video
dan sebagainya.
3. Bagaimana tanggapan bapak dengan SPBM dalam pembelajaran PAI?
Jawaban: Enak mba, tanggapannya bagus baik, bahkan semakin berkembang
masalahnya semakin berkembang pola pikir siswa, sehingga siswa bisa
berpikir kritis.
4. Metode apa yang digunakan ketika bapak menerapkan SPBM?
Jawaban: Kalau di PAI sangat sulit sekali menghinndari ceramah ya, setelah
ceramah karena berbasis masalah pasti diskusi ya dominan itu.
5. Bagaimana kondisi siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran berbasis
masalah?
Jawaban: 80-20. 80 persen memperhatikan 20 persen tidak memperhatikan.
cumankan kita harus memakai teori 20 menit titik konsentrasi anak, nah 20
menit itu yang harus kita manfaatkan tergantung kalau situasinya harus
ditengah ya ditengah kalau situasinya harus diawal ya diawal, cuman kalau
diawal kebanyakan monoton biasanya si saya prolog, evaluasi setalah evaluasi
masuk ke materi baru deh tuh masalah-masalah saya angkat sedikit, setelah
diangkat sedikit masalah yang yang diangkat selanjutnya adalah masalah dari
anak-anaknya, pertanyaan dari anak-anaknya dibahas bersama, masalah dari
materi dulu.
6. Apakah SPBM dalam pelaksanaan pembelajaran itu baik menurut bapak?
Jawaban: menurut saya baik ya, karena Membantu siswa untuk
mengembangkan pemikirannya, memecahkan masalah itu bukan suatu yang
mudah, maka harus dengan ketilitian, dengan strategi ini akan membantu
siswa berpikir kritis untuk memecahkan masalah.
7. Apa dampak bagi siswa dengan SPBM ?
Jawaban: Biasanya mudah diingat ya, kalau penerapan karena sulit
pemantauannya, karena tidak ada tolak ukur penlilaian untuk sampai kesana
jadi kadang melihat jawaban anak-anak seperti melihat jawaban diskusi,
menurut saya pemahaman anak nyampe sepeti membahasakan seperti bahasa
lisan.
8. Bagaimana cara bapak menjadikan SPBM disenangi oleh siswa?
Jawaban: Pertama reward, seperti bintang misalnya yang bisa jawab
pertanyaan saya dapet bintang satu dan itu efeknya ke nilai yang dapet
bintangnya banyak nilainya lebih besar
9. Apakah dalam pembelajarandengan SPBM siswa ikut aktif ?, Jika ada yang
tidak aktif, apa alasannya?.
Jawaban: Ada yang tidak aktif tapi lebih banyak yang aktif dalam
pembelajaran, mungkin alasan siswa tidak aktif karena malu untuk
meyampaikan pendapatnya didepan teman-temannya dan saya sebagai guru di
dalam kelas.
10. Apa yang bapak lakukan apabila ada dari salah seorang siswa yang tidak aktif
dalam pembelajaran dengan SPBM ini?
Jawaban: Yang saya lakukan memotivasi siswa untuk berbicara dengan
bahasanya sendiri dan dengan pengetahuan yang ia miliki. Dan apabila dalam
perkelompokkkan saya akan gabungkan dengan kelompok yang aktif tidak
bisa dalam astu kelompok aktif semua ataupun pendiem semua, jadinya mati
diskusinya, mereka yang tidak aktif itu biasanya kreatif di nulis, di gambar, di
imajinatif, dituangkannya dalam tulisan.
11. Apa saja harapan bapak diterapkannya SPBM dalam pembelajaran PAI?
Jawaban: Siswa dapat mengerti, siswa dapat mengamalkanapa yang diajarkan,
siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
12. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada saat pelasanaan PBM dalam
pembelajaran PAI di SMPN 3 Tangsel ?
Jawaban: Penghambatnya yaitu kurang nya feferensi yang dibaca oleh siswa,
jika kurang referensi mereka tidak puya bahan untuk apa yang dibicarakan.
Kalau pendukungnua berupa teknologi, situasi yang terjadi, lingkungan
sekitar. Salah satu faktor yang mendukung pembelajaran ialah situasi yang
terjadi dan lingkunngan sekitar. Karena apabila tidak ada kejadian untuk
dijadikan masalah, lalu apa yang akan dibahas dalam pembelajaran ketika
mengimplementasikan SPBM.
13. Bagaimana cara bapak mengatasi hambatan hambatan-hambatan pada saat
pelaksaan PBM dalam pembelajaran PAI ?
Jawaban: Sebelum pembelajaran sya melakukan kesepakatan dengan anak-
anak, apabila yang tidak embaca tidak bisa mengikuti pembelajaran oleh saya
14. Bagaimana cara bapak mengetahui siswa yang sudah paham atau siswa yang
belum paham dengan materi pelajaran? Apa bapak mempunyai kiat-kiat
tersediri?
Mengadakan tes lisan dan tulisan mba, tes lisan itu diadakan ketika akan
closing, jadi saya bertanya kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari
dalam satu hari ini dan tes tulisan setelah materi adanya ulangan harian.
Lampiran 4
Hasil Wawancara Siswa
Nama :Kayra Prajna Setiadi
Jabatan :Siswa Kelas VII Akselerasi
Hari/tanggal : Selasa, 01 November 2016
Tempat : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Waktu : 11: 25 WIB
1. Apa pendapatmu mengenai Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yang
pernah Guru mata pelajaran PAI terapkan?
Jawaban: Suasana belajarnya enak, misalnya ada permasalahan terus
teman-teman yang lain itu disuruh jawab pendapat masing-masing terus
nanti digabung jadi diskusi jadi beragam jawabannya jadi tau banyak.
Senang dari pengajaran bapaknya. Lebih enak soalnya diskusi.
2. Apakah kamu menyukai cara belajar dengan strategi tersebut ?
Jawaban: Suka ka, soalnya aku bisa mengetahui pendapat orang lain dari
temen-temen aku, terus pendapat dari orang lain itu kita bisa gabung terus
pengetahuan kita juga jadi lebih beragam deh.
3. Apakah dengan belajar melalui SPBM kamu lebih mengerti pelajaran ?
Jawaban: Iya paham, misalnya ada yang belum jelas nanti bapaknya
jelasin lagi, jadi disaat ada yang engga dipahami kita boleh bertanya ke
pak Rendra, ka.
4. Menurutmu apakah SPMB sebuah strategi yang menyenangkan?
Jawaban: Seneng dong ka, karena dalam belajar dikelas kita jadi lebih
berani menyatakan pendapat depan temen-temen dan guru, dan supaya
kita juga terbiasa menyatakan pendapat di depan banyak orang.
5. Apa yang kamu peroleh ketika pembelajaran selesai dengan SPBM?
Jawaban: yang aku dapet itu dari kita masing-masing bisa mencari jalan
keluar dari masalah yang di ceritakan temen atau masalah aku sendiri
sesuai dengan materi pelajaran, ka.
6. Apa ada keluhan dari SPBM ?
Jawaban: Karena sering diskusi, jadi soal yang dibuku kadang ga
dikerjain.
7. Saran kamu dalam SPBM ?
Jawaban: pengennya ada latihan juga, ngerjain soal, selain menemukan
masalah atau diskusi.
Lampiran 5
Hasil Wawancara Siswa
Nama :Lintang Wahyu Charisa Raharjo.
Jabatan :Siswa Kelas VII Akselerasi
Hari/tanggal : Kamis, 03 November 2016
Tempat : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Waktu : 11:20 WIB
1. Apa pendapatmu mengenai Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yang
pernah Guru mata pelajaran PAI terapkan?
Jawaban: Asik, Seru, banyak ilmu yang didapet dari masalah diluar,
apalagi masalah agama.
2. Apakah kamu menyukai cara belajar dengan strategi tersebut ?
Jawaban: Suka, apalagi bapaknya baik, kayak kasih keluasan waktu kita
untuk bertanya, menjawab. Terus sama-sama diskusi. Aku suka bertanya
kalau engga jawab.
3. Apakah dengan belajar melalui SPBM kamu lebih mengerti pelajaran ?
Jawaban: Paham, paham itukan mengerti ya ka, jadi aku ngerti sama yang
dijelaskan bapak, terus ada masalah jadi mancing kita untuk berpikir
selesaiin masalah itu harus gimana.
4. Menurutmu apakah SPMB sebuah strategi yang menyenangkan?
Jawaban: Menyenangkan pasti, kan aku suka.
5. Apa yang kamu peroleh ketika pembelajaran selesai dengan SPBM?
Jawaban: Banyak, misalnya dari masalah temen kita, aku bisa belajar buat
tidak seperti itu atau bisa menyelesaikan masalahnya. Jadi bisa
menyelesaikan masalah gitu ka.
6. Apa ada keluhan dari SPBM ?
Jawaban: Engga ada keluhan nya.
7. Saran kamu dalam SPBM ?
Jawaban: Temen-temennya berisik, suka pada berebutan ngomong, terus
bapaknya senyum aja. Jadi biar ga berisik pengennnya si ditunjuk aja kalo
mau ngomong.
Lampiran 6
Hasil Wawancara Siswa
Nama : Muhammad Andrean Syaputra
Jabatan :Siswa Kelas VII Akselerasi
Hari/tanggal : Kamis, 03 November 2016
Tempat : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan
Waktu : 11:40 WIB
1. Apa pendapatmu mengenai Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah yang
pernah Guru mata pelajaran PAI terapkan?
Jawaban: Baru ngerasain tapi asik si, santai juga dari bapaknya. Dapet
pengalaman, pengetahuan dari temen-temen dari masalah mereka, jadi kalo
ada tugas kita menemukan masalah terus di share ke temen-temen sama
guru.
2. Apakah kamu menyukai cara belajar dengan strategi tersebut ?
Jawaban: Suka ka
3. Apakah dengan belajar melalui SPBM kamu lebih mengerti pelajaran ?
Jawaban: Iya mengerti, jadi walaupun dari masalah paham, kan nanti
dijelasin juga sama pak rendra.
4. Menurutmu apakah SPMB sebuah strategi yang menyenangkan?
Jawaban: Menyenangkan buat saya, tapi keliatannya temen-temen juga
seneng.
5. Apa yang kamu peroleh ketika pembelajaran selesai dengan SPBM?
Jawaban: Kalau sekarang si saya lagi berusaha buat mengamalkan, jadi
yang saya pelajari di kelas saya amalkan. Misalnya dari pelajaran ikhlas,
pasti kita ngerasa kadang ga iklas, atau terpaksa, jadi dari masalah itu, saya
mengamalkan buat ikhlas. Kayak gitu, ka.
6. Apa ada keluhan dari SPBM ?
Jawaban: Keluhannya, kalo dari belajarnya si engga, tapi bapaknya terlalu
baik, sama anak-anak yang berisik ga teratur.
7. Saran kamu dalam SPBM ?
Jawaban: Sarannya, tegas aja, saya mah gapapa dimarahin ka.
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Satuan Pendidikan : SMPN 3 TANGERANG SELATAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas / Semester : VII / GANJIL
Materi Pokok : Hidup Jadi Lebih Damai dengan Ikhlas, Sabar
dan Pemaaf
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (3 x 40 menit)
Kompetensi Inti :
(KI-1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;
(KI-2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
(KI-3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata;
(KI-4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
A. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR:
NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1 1.1 Menghayati al-Qur’an sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam
2 2.4 menghayati perilaku ikhlas,
sabar dan pemaaf sebagai
implementasi surah an-Nisa/4;
146, surah al-Baqarah/2:153, dan
surah Ali-Imran/3:134, serta hadis
terkait.
3 3.5 Memahami isi kandungan
surah an-Nisa/4:146, surah al-
Baqarah/2:153 dan surah Ali
Imran/3:133 serta hadis yang
terkait tentang ikhlas, sabar dan
pemaaf.
Siswa menjelaskan pengertian
ikhlas, sabar dan pemaaf
dengan bahasa sendiri
4 4.5.1 Membaca surah an-
Nisa/4:146, surah al-
Baqarah/2:153 dan surah Ali
Imran/3:133
Membiasakan diri untuk
membaca surah al-Qur’an
5 4.5.2. Menunjukkan hafalan surah
an-Nisa/4:146, surah al-
Baqarah/2:153 dan surah Ali
Imran/3:133 dengan lancar
Melafalkan bersama-sama surah an-
Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153
dan surah Ali Imran/3:133 serta
hadis yang terkait.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu:
1. Mengidentifikasi hukum bacaan nun sukun dan tanwin dalam surah an-
Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133
2. Menjelaskan hukum bacaan nun sukun dan tanwin dalam surah an-
Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133
3. Mendemonstrasikan bacaaan surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153
dan surah Ali Imran/3:133 dengan tartil
4. Mendemonstrasikan hafa;ah surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153
dan surah Ali Imran/3:133 dengan lancer
5. Menyebutkan arti surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah
Ali Imran/3:133 serta hadis tentang ikhlas, sabar dan pemaaf.
6. Menjelaskan makna isi kandungan surah an-Nisa/4:146, surah al-
Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133serta hadis tentang ikhlas, sabar
dan pemaaf
7. Memecahkan masalah dalam kehidupan sehari agar senantiasa ikhlas,
sabar dan pemaaf.
8. Menunjukkan contoh perilaku ikhlas, sabar dan pemaaf sebagai
implementasi surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali
Imran/3:133 serta hadis yang terkait.
9. Menunjukkan contoh perilaku ikhlas, sabar dan pemaaf sebagai
implementasi surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali
Imran/3:133 serta hadis yang terkait.
C. MATERI PEMBELAJARAN :
1. Pengertian Ikhlas, Sabar dan Pemaaf
2. Surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133
D. METODE PEMBELAJARAN :
1. Pendekatan Scientific Learning
2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
3. Metode demonstrasi, diskusi, ceramah.
E. SUMBER BELAJAR
1. Muhammad Ahsan dkk. 2013. Pendidikan Islam dan Budi Pekerti
SMP/MTs kelas VII. Jakarta: ESIS Erlangga.
2. Mustahdi dan Sumiyati. 2013. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Departemen Agama Republik Indonesia, (1984) Al Quran dan
Terjemahannya, Jakarta
4. Soepardjo dan Ngadiyanto , Mutiara Akhlak dalam Pendidikan Agama
Islam, Solo, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
5. Multahim, dkk, Agama Islam Penuntun Akhlak (2006),Jakarta, Yudhistira.
6. Ringkasan Materi PAI SMP Kelas VII MGMP PAI.
7. Multimedia Pembelajaran PAI.
F. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media
a. Video Pembelajaran Ikhlas, Sabar dan Pemaaf
2. Alat
a. Komputer/laptop
b. LCD Projector
c. Speaker aktif
d. Layar screen
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pembelajaran dengan salam dan
berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
10
menit
dengan penuh khidmat
Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengisi
lembar kehadiran siswa
Guru memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dan mengajukan
pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi
dasar dan tujuan yang akan dicapai.
Inti Mengamati
Mencermati tayangan video.
Menyimak dan membaca an-Nisa/4:146, surah al-
Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133.
Mengamati hukum bacaan al-Qur’an (tajwid) dalam
surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan
surah Ali Imran/3:133
Menanya
Dengan dimotivasi oleh guru, siswa mengajukan
pertanyaan terkait Ikhlas, Sabar dan Pemaaf dan
hukum bacaan al-Qur’an
Mengajukan pertanyaan mengenai Ikhlas, Sabar dan
Pemaaf dan hukum bacaan al-Qur’an
Menalar
Siswa menalar sebab akibat ikhlas, sabar dan pemaaf
Mencoba
Siswa mencari dan mengumpulkan peristiwa /kasus
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari terkait
Ikhlas, Sabar dan Pemaaf
Siswa mencari tahu hukum bacaan dari ayat lain
Mengkomunikasi/membentuk Jejaring
Siswa mempresentasikan dari peristiwa yang terjadi
yang telah dikumpulkan.
45menit
Penutup Dibawah bimbingan guru, peserta didik
menyimpulkan materi pembelajaran secara
demokratis pada pertemuan pertama.
Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas
kelompok berupa wawancara.
Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
5 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pembelajaran dengan salam dan
berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
dengan penuh khidmat
Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengisi
lembar kehadiran siswa
Guru memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dan mengajukan
pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan
dengan materi pelajaran yang telah dipelajari.
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi
dasar dan tujuan yang akan dicapai.
10
menit
Inti Mengamati
Mengamati dan memahami makna dari surah an-
Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153 dan surah Ali
Imran/3:133 terkait materi Iklas, Sabar dan Pemaaf.
Mengamati dari seseorang dalam kehidupan sehari-
hari tentang Ikhlas, Sabar dan Pemaaf.
Mengamati dan membahas bersama-sama dari tugas
mandiri siswa.
Menanya
Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan pertanyaan
tentang surah an-Nisa/4:146, surah al-Baqarah/2:153
dan surah Ali Imran/3:133 dan juga materi Ikhlas,
Sabar dan Pemaaf.
Mengajukan pertanyaan mengenai masalah Ikhlas,
Sabar dan Pemaaf.
Menalar
Membahas tugas kelompok
Siswa berdiskusi materi Ikhlas, Sabar dan Pemaaf.
Dibimbing oleh guru
Mencoba
Siswa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari baik di sekolah kepada teman-teman dan
guru-guru ataupun kepada masyarakat luas.
Siswa menghapal surah an-Nisa/4:146, surah al-
Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 dengan
benar hukum bacaan al-Qur’an.
Membentuk Jejaring
Memaparkan hasil diskusi dari permasalahan
dalama surah an-Nisa/4:146, surah al-
Baqarah/2:153 dan surah Ali Imran/3:133 dan
juga materi Ikhlas, Sabar dan Pemaaf dalam
kehidupan sehari-hari dan tugas kelompok siswa.
45menit
Penutup Dibawah bimbingan guru, peserta didik
menyimpulkan materi pembelajaran secara
demokratis.
Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
5 menit
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
H. PENILAIAN
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi :
No. Aspek
penilaian Scor
Nilai
maksimal
Nilai Diskripsi
1. ……………. 100 …………
2.
3.
2. Sikap sosial
a. Teknik Penilaian : Penilaian Antar Teman
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi:
No. Sikap/nilai Butir
Instrumen
1. Suka mengajarkan ilmu pengetahuan kepada
temannya.
2. Segera memberikan bantuan pemahaman ketika
dimintai tolong temannya tentang pelajaran.
3. Tidak pelit ketika temannya meminjam buku
pelajaran.
4. Tidak menyombongkan diri karena ilmu yang ia
miliki.
5. Tidak membeda-bedakan pergaulan dengan dasar
kepandaian.
3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Lisan
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian tes lisan
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Butir Instrumen
1.
2.
3.
4. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Performance
b. Bentuk Instrumen : Praktik
c. Kisi-kisi:
No. Keterampilan Butir Instrumen
1. Membaca al-Qur’an
Bagaimana cara
membaca al-Qur’an
dengan baik dan benar.
Mengetahui;
Kepala Sekolah,
Maryono, S.E., M.Pd
Tangerang Selatan, September 2016
Guru PAI dan Budi Pekerti,
Rendra Almubarak, SEI_
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Satuan Pendidikan :SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran :PAI dan Budi Pekerti
Kelas / Semester : VII (Tujuh) / Ganjil
Materi Pokok : Selamat Datang Nabi Kekasih Ku
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (3 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli(toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan,teknologi, seni budaya terkait penomena dan kejadian
yang tampak mata).
KI4 : Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret(
menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori).
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
2.1 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW periode Mekah
3.12 Memahami sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. Periode Mekah
4.7 Menyajikan strategi perjuangan yang dilakukan Nabi Muhammad
SAW. periode Mekah
Indikator
1. Menjelaskan kelahiran Nabi Muhammad SAW
2. Mengidentifikasi Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rosul
3. Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah
C. Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengalami proses pembelajaran ini, peserta didik dapat :
1. Menjelaskan kelahiran Nabi Muhammad SAW
2. Mengidentifikasi Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul.
3. Menjelaskan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekah
D. Materi Pembelajaran:
a. Kelahiran nabi muhammad SAW
b. sejarah nabi muhammmad sejak kecil sampai dengan remaja di Mekkah
c. Nabi Muhammad diangkat menjadi rosul
d. Dakwah di Mekah
E. Metode Pembelajaran:
1. Pendekatan Scientific Learning
2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
3. Metode diskusi, ceramah.
F. Media Pembelajaran
1. Media
Video Pembelajaran sejarah nabi Muhammmad saw
CD Pembelajaran
2. Alat
Komputer/ Laptop
LCD Projector
3. Sumber Belajar
Buku teks Siswa PAI dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VII
Buku Pendidikan Agama Islam penerbit Yudhistira
Buku Pegangan Guru PAI dan Budi Pekerti SMP untuk kelas 7
G. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat
b. Guru memulai pembelajaran dengan membaca basmalah atau Al Qur’an
surah/ ayat pilihan.
c. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran
dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk.
d. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara
komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran
e. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang
akan dicapai
2. Kegiatan inti ( 45 menit)
a. Mengamati
Guru menayangan film sejarah nabi Muhammad Saw
Siswa mengamati LCD Tentang Sejarah Perjuangan Nabi
Muhammmad sejak kecil sampai dengan remaja dan diangkat
jadi rasul di Mekah
Siswa mencatat hasil pengamatan terhadap hal- hal
penting dari tayangan LCD
b. Menanya
Guru memberikan pertanyaan terkait film sejarah nabi
Muhammad
Melalui motivasi dari guru, siswa mengajukan pertanyaan
kepada teman kelompok dan guru tentang hal- hal yang
belum jelas dari pengamatan terhadap tayangan LCD film sejarah
perjuangan Nabi Muhammad Saw .
c. Menalar
Guru meminta siswa membaca buku teks siswa Pendidikan
Agama islam dan Budi Pekerti Kelas VII semester 1 Bab VI.
Guru memberikan tugasuntuk mengerjakan soal tentang sejarah
kelahiran Nabi Muhammad SAW
Guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal tentang peristiwa
Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul.
Guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal tentang Dakwah
Nabi Muhammad SAW di Makkah.
d. Mencoba
Siswa menganalisis kehidupan pada Nabi Muhammad SAW
e. Mengkomunikasi.
Mempresentasikan hasil analisis sejarah nabi muhammad sejak
kecil sampai remaja di kota mekkah.
Siswa lainnya mengamati dan memberi penilaian hasil presentasi
Selama pembelajaran berlangsung guru mengadakan penilaian
proses dengan rubrik observasi dan memberi penguat dari hasil
presentasi.
3. Penutup (5 menit)
Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran secara demokratis.
Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya dan menyampaikan tugas mandiri berupa makalah.
Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa dan guru
mengucapkan salam
Pertemuan Kedua
1. Pendahuluan ( 10 menit )
Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
Guru memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah/ayat
pilihan (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang
ditentukan sebelumnya);
Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran
dan memeriksa kehadiran, kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
pesrta didik.
Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara
komunikatif yang berkaitan dengan materi pelajaran.
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan
yang akan dicapai.
Guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk secara berpasangan
(dalam jenis kelamin yang sama).
2. Kegiatan inti ( 45 menit)
a. Mengamati
Siswa mengamati kembali hasil tugas mandiri secara bersama-
sama dan berdiskusi bersama.
b. Menanya
Guru memberikan pertanyaan terkait tugas mandiri siswa.
Dibawah motivasi guru, siswa menanyakan perjuangan Rasul
setelah diangkat menjadi rasul dan menerima wahyu dari Allah
Swt.
c. Menalar
Membahas tugas mandiri
d. Mencoba
Mendiskusikan masalah dari kehidupan pada masa Rasulullah
kemudian mengaitkan masalah yang terjadi dalam kehidupan
pada saat ini.
e. Mengkomunikasi
Memaparkan hasil diskusi dari permasalahan pada masa
kehidupan Rasulullah dan masalah pada masa kehidupan pada
saat ini.
3. Penutup (5 Menit)
Dibawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran.
Bersama-sama melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Guru memberikan reward kepada siswa dalam menpresentasikan
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
H. PENILAIAN
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi :
No
Aspek Pengamatan
Ya Tidak
skor 1 skor 0
1 Meyakini bahwa nabi
muhammmad adalah manusia
pilihan Alllah untuk semua umat
2 Meyakini bahwa nabi
muhammmad adalah surituladan
dalam perjungannya menegakan
agama Islam
3 Meyakini bahwa umat Islam
wajib mentaati belau dalam
segala hal
4 Meyakini bahwa perbuatan nabi
perlu diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari
5 Meyakini bahwa Allah swt
memuliakan orang-orang yang
beriman yang bertaqwa kepada
Alllah swt
2. Sikap sosial
a. Teknik Penilaian : Penilaian Antar Teman
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi:
No
Aspek Pengamatan selalu sering jarang
tidak
pernah
skor 4 skor 3 skor 2 skor 1
1 Suka mengamalkan prilaku
rasululllah dalam
memperjuangkan agama Allah.
2 Berakhlakul karimah sebagai
bentuk menteladani Rasululllah
3 Tidak pelit ketika temannya
meminjam buku pelajaran.
4 Tidak menyombongkan diri
karena telah meneladani
rasululllah
5 Diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari
Pedoman penskoran : Skor yang diperoleh
----------------------------- X 100 = ---------
Skor maksimal
3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian :Tes Tulis
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian tes tulisan
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Butir Instrumen
1. Dapat menjelaskan pengertian 1 Jelaskanlah dengan singkat
sejarah perjuangan nabi sejak
kecil sampai remaja di kota
mekkah
sejarah perjuangan rasul sejak kecil
sampai dengan remaja
2.
Dapat meleladani prilaku
rasulullah dalam
memperjuangkan agama
islam
2. Buatlah deskripsi bentuk-bentuk
yang perlu diteladani dari rasulullah
dalam memperjuangkan agama
islam
3.
Dapat menerapkan prilaku
rasul dalam kehidupan sehari-
hari
3. Tuliskanlah prilaku rasul yang
telah kalian terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Performance
b. Bentuk Instrumen : Lembar observasi
c. Kisi-kisi:
Aspek yang
dinilai Indikator kemampuan Nilai Paraf
Guru
Dapat
memperagakan
drama sesuai
dengan naskah
Memeperagakan sesuai antara
naskah dengan peran 80 - 100
Memperagakan kurang sesuai
antara naskah dengan peran 60 -79
Memperagakan tidak sesuai
antara naskah dengan peran 10 -59
Tangerang Selatan, Oktober 2016
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah Pendidikan Agama Islam
Maryono, S.E., M.Pd Rendra Almubarak, SEI_
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Satuan Pendidikan : SMPN 3 TANGERANG SELATAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas / Semester : VII / GANJIL
Materi Pokok : Indahnya Kebersamaan Dengan Berjama’ah
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (3 x 40 menit)
Kompetensi Inti :
(KI-1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;
(KI-2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
(KI-3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata;
(KI-4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.
A. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR:
NO. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1 1.5 Menunaikan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari pemahaman rukun Islam
2 3.9 Memahami ketentuan shalat
berjamaah
1. Menjelaskanpengertian tentang
shalat berjamaah
2. Menunjukkan tata cara shalat
wajib berjamaah
3 4.9 Mempraktikkan shalat
berjamaah
1. Membiasakanshalat berjamaah
dalam kehidupan sehari-hari
2. Mempraktikkan shalat berja
maah dalam kehidupan sehari-
hari
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Untuk memahami pengertian shalat berjama’ah.
2. Dapat memecahan masalah dalam sholat berjama’ah.
3. Dapat mempraktikkan shalat wajib berjamaah dengan
benar/tartil/berurutan.
Dari ketiga tujuan pembelajaran tersebut maka peserta didik
diharapkan siswa dapat :
a. Menunjukkan tata cara shalat wajib berjamaah. b. Mendemontrasikan tata cara shalat wajib berjamaah. c. Melaksanakan shalat wajib berjamaah sebagai implementasi dari
pemahaman rukun Islam. d. Menjelaskan pengertian shalat wajib berjamaah dan dasar
hukumnya. e. Menjelaskan syarat sah shalat berjamaah. f. Menyebutkan hukum shalat masbuk. g. Menyebutkan halangan shalat berjamaah. h. Menyebutkan keutamaan shalat berjamaah. i. Menunjukkan tata cara shalat berjamaah j. Mempraktikkan shalat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari. k. Memecahkan masalah dalam shalat berjama’ah
C. MATERI PEMBELAJARAN :
1. Pengertian shalat berjamaah
2. Dasar hukum dan keutamaan shalat berjamaah
3. Adab shalat berjamaah
D. METODE PEMBELAJARAN :
1. Pendekatan Scientific Learning
2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
3. Metode demonstrasi, diskusi, ceramah.
E. SUMBER BELAJAR
1. Muhammad Ahsan dkk. 2013. Pendidikan Islam dan Budi Pekerti
SMP/MTs kelas VII. Jakarta: ESIS Erlangga.
2. Mustahdi dan Sumiyati. 2013. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Departemen Agama Republik Indonesia, (1984) Al Quran dan
Terjemahannya, Jakarta
4. Soepardjo dan Ngadiyanto , Mutiara Akhlak dalam Pendidikan Agama
Islam, Solo, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
5. Multahim, dkk, Agama Islam Penuntun Akhlak (2006),Jakarta, Yudhistira.
6. Ringkasan Materi PAI SMP Kelas VII MGMP PAI.
7. Multimedia Pembelajaran PAI.
F. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media
a. Video Pembelajaran shalat berjamaah
b. CD Pembelajaran
c. Gambar cara mengatur shof dalam berjamaah.
2. Alat
a. Komputer/laptop
b. LCD Projector
c. Speaker aktif
d. Layar screen
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pembelajaran dengan salam dan
berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
dengan penuh khidmat
Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengisi
lembar kehadiran siswa
Guru memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dan mengajukan
pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi
dasar dan tujuan yang akan dicapai.
10
menit
Inti Mengamati
Mencermati tayangan video shalat berjamaah.
Menyimak dan membaca dalil-dalil tentang shalat
berjamaah.
Mengamati gambar shof dalam shalat berjamaah
Menanya
Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan pertanyaan
tentang video shalat berjamaah dan penjelasan dari
guru.
Mengajukan pertanyaan mengenai keutamaan shalat
berjamaah
Menalar
Siswa mencari dan mengumpulkan peristiwa /kasus
45menit
shalat berjamaah pada video yang telah ditayangkan
Mencoba
Mengidentifikasi dan mendemonstrasikan
pelaksanaan shalat berjamaah yang ada di video.
Mengkomunikasi/membentuk Jejaring
Menunjukkan/memaparkan hasil analisis dari video
yang telah ditayangkan
Penutup Dibawah bimbingan guru, peserta didik
menyimpulkan materi pembelajaran secara
demokratis pada pertemuan pertama.
Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas
mandiri berupa makalah.
Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
5 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pembelajaran dengan salam dan
berdo’a bersama dipimpin oleh seorang peserta didik
dengan penuh khidmat
Guru memeriksa kehadiran siswa dengan mengisi
lembar kehadiran siswa
Guru memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
Guru memberikan motivasi dan mengajukan
pertanyaan secara komunikatif yang berkaitan
dengan materi pelajaran yang telah dipelajari.
Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi
dasar dan tujuan yang akan dicapai.
10
menit
Inti Mengamati
Membaca dan memahami dalil-dalil tentang shalat
berjamaah.
Mengamati perbedaan dari shalat tidak berjama’ah
dengan shalat berjama’ah.
Mengamati dan membahas bersama-sama dari
tugas mandiri siswa.
Menanya
Dengan dimotivasi oleh guru mengajukan
pertanyaan tentang shalat berjamaah.
Mengajukan pertanyaan mengenai masalah yang
terkait dalam shalat berjama’ah.
45menit
Menalar
Membahas tugas mandiri
Siswa mencari dan mengumpulkan
masalah/peristiwa shalat berjama’ah.
Mencoba
Mendiskusikan masalah dari shalat berjama’ah
dalam kehidupan sehari-hari.
Membentuk Jejaring
Memaparkan hasil diskusi dari permasalahan
shalat berjama’ah dalam kehidupan sehari-hari
dan tugas mandiri siswa.
Penutup Dibawah bimbingan guru, peserta didik
menyimpulkan materi pembelajaran secara
demokratis.
Bersama-sama melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa
5 menit
H. PENILAIAN
1. Sikap spiritual
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi :
No. Aspek
penilaian Scor
Nilai
maksimal
Nilai Diskripsi
1. ……………. 100 …………
2.
3.
4.
5.
2. Sikap sosial
a. Teknik Penilaian : Penilaian Antar Teman
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian
c. Kisi-kisi:
No. Sikap/nilai Butir
Instrumen
1. Suka mengajarkan ilmu pengetahuan kepada
temannya.
2. Segera memberikan bantuan pemahaman ketika
dimintai tolong temannya tentang pelajaran.
3. Tidak pelit ketika temannya meminjam buku
pelajaran.
4. Tidak menyombongkan diri karena ilmu yang ia
miliki.
5. Tidak membeda-bedakan pergaulan dengan dasar
kepandaian.
3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Lisan
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian tes lisan
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Butir Instrumen
1.
2.
3.
4. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Performance
b. Bentuk Instrumen : Praktik
c. Kisi-kisi:
No. Keterampilan Butir Instrumen
1. Mengatur shof
Bagaimana cara
mengatur shof yang
benar dalam shalat
berjamaah
2. Shalat berjamaah
Praktikkan cara shalat
berjamaah dengan benar
Mengetahui;
Kepala Sekolah,
Maryono, S.E., M.Pd
Tangerang Selatan, September 2016
Guru PAI dan Budi Pekerti,
Rendra Almubarak, SEI_
Lampiran 10
PROFIL SEKOLAH
TAHUN 2016/2017
1. Nama Sekolah : SMP NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN
2. No. Statistik Sekolah : 201.280310.002
3. NPSN : 20603132
4. Tipe Sekolah : A = 27 A1 = 24 A2 = 21
B = 18 B1 = 15 B2 = 12
C = 9 C1 = 6 C2 = 3
5. Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda (samping UIN Jakarta)
Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan
6. Telepon / Fax : (021) 7401312
7. Status Sekolah : Negeri
8. Status Pembinaan : SSN
9. Luas Lahan/Tanah : 4.811 m2
10. Status Kepemilikan : Hak Milik
11. Nama Kepala Sekolah : H. Maryono, S.E.M.Pd
12. Pendidikan Terakhir : Strata Dua (S2) Managemen Pendidikan
13. Masa Kerja Sebagai Kasek : 11 tahun
14. Nilai Akreditasi Sekolah : 97,05
15. No Rekening : 0016653616101 Bank Jabar Banten
16. NPWP : 00170.775.1.411.000
17. Visi, Misi dan Strategi SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
a. Visi Sekolah :
Terunggul dalam Prestasi, Teladan dalam bersikap dan bertindak, serta Konsisten
dalam menjalankan ajaran agama
Indikator Visi :
1. Terunggul dalam perolehan nilai akademis
2. Terunggul dalam persaingan masuk SMA / SMK Negeri
3. Terunggul dalam lomba (olimpiade) MIPA
4. Terunggul dalam prestasi non akademis
5. Bersikap baik dan sopan kepada siapapun
6. Selalu taat menjalankan ajaran agama (ibadah) di manapun berada
b. Misi Sekolah :
1. Mewujudkan peningkatan kualitas / mutu lulusan
2. Mewujudkan peningkatan jumlah lulusan yang masuk SMA / SMK Negeri
3. Membina sikap percaya diri, semangat gotong royong dan cinta tanah air
4. Meningkatkan prestasi kerja yang diimbangi dengan penghargaan yang layak
serta dilandasi dengan semangat ketauladanan dan keikhlasan
5. Meningkatkan status sekolah menjadi sekolah unggulan
18. Jumlah Peserta Ujian Nasional : 2013/2014 2014/2015 2015/2016
421 siswa 461 siswa 457 siswa
19. Prosentase Lulusan : 2013/2014 2014/2015 2015/2016
100 % 100 % 100%
20. Nilai Rata-rata Ujian Nasional :
Mata Pelajaran 2013/2014 2014/2015 2015/2016
1. B.Indonesia 7.71 77.70 77.02
2. B. Inggris 7.20 74.64 64.66
3. Matematika 5.83 52.26 48.90
4. I P A 6.49 70.50 54.66
Rata2 Seluruh MP 6.81 275.10 245.24
21. Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2016/2017 :
No.
Data Kelas Jumlah
Rombel
Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas VII 9 155 171 326
2 Kelas VIII 9 169 248 417
3 Kelas IX 9 174 221 395
4 Kelas VII Billingual 1 17 19 36
5 Kelas VIII Billingual 1 17 23 40
6 Kelas IX Billingual 1 18 22 40
7 Kelas VII Aksel 1 9 16 25
8 Kelas VIII Aksel 1 8 17 25
J U M L A H 32 567 737 1304
22. Jenjang Pendidikan dan Status Guru :
No Tingkat
Pendidikan
Status Guru Jenis Kelamin
Jumlah
Ket. GT GTT Laki-laki Perempuan
1 S3 / S2 8 1 2 7 9
2 S1 44 5 17 32 49
3 D-4 - - - - -
4 D3/Sarmud 2 1 3 - 3
5 D2 - - - - -
6 D1 - - - - -
7 SMA - - - - -
T o t a l 54 7 22 39 61
23. Rata-rata Beban Mengajar Guru :
(31 kelas x 34 jam) : 61 guru = 1.054 : 61 = 17 jam
24. Data Jumlah Guru dan Statusnya :
No
Mata Pelajaran Jumlah
Guru
Status Guru
PNS GTT Bantu Honor
1 Pendidikan Agama 4 2 - 1 1
2 Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 - - -
3 Matematika 7 6 - - 1
4 Bahasa Indonesia 9 9 - - -
5 Bahasa Inggris 7 6 - - 1
6 Ilmu Pengetahuan Alam 8 8 - - -
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 8 8 - - -
8 Penjaskes 4 4 - - -
9 Pendidikan Seni Budaya 3 3 - - -
10 Prakarya 3 - - - 3
11 Muatan Lokal 3 3 - - -
12 BP / BK 3 2 - - 1
T o t a l 62 54 - 1 7
25. Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya :
No Tingkat
Pendidikan
Status Kepegawaian Jenis Kelamin
Jumlah
Ket. PNS Honor Laki
2 Peremp
1 S1 / S2 3 1 2 2 4
2 D3/Sarmud - - - - -
3 D2 - - - - -
4 D1 - - - - -
5 SMA - 2 2 2
T o t a l 3 3 4 2 6
26. Tenaga Perpustakaan (Pustakawan) dan Laboratorium (Laboran) :
No
Jenis Tenaga Status Jenis Kelamin Tingkat
Pendid.
Jumlah PNS Honor Laki
2 Perem
1 Tenaga Perpustakaan 2 - 1 1 S1 2
2 Tenaga Lab. IPA 1 - - 1 S1 1
3 Tenaga Lab. Komp. - - - - - -
4 Tenaga Lab. Bahasa - - - - - -
T o t a l 3 - 1 2 - 1
27. Buku Perpustakaan :
No
Jenis Buku J u m l a h
Keterangan Judul Buku Exemplar Buku
1 Buku Paket 42 1.260
2 Buku Bacaan 126 252
3 Buku Referensi 38 84
T o t a l 206 1.596
28.Kepemilikan Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan Sarana Penunjang.
No Jenis Ruangan
/Bangunan
Jml Ukuran
P x L
Kondisi
Ruangan
Ket.
B CB TB
A RUANG BELAJAR :
1 Ruang Teori / Kelas
29
2
8 x 7 m
6 x 10 m
2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 7 m
3 Ruang Lab. Bahasa 1 8 x 7 m
4 Ruang Lab. IPA 1 10 x 7 m
5 Ruang Lab. Komputer 2 8 x 7 m
6 Ruang Kesenian 1 6 x 7 m
7 Ruang Keterampilan - -
8 Ruang Serbaguna/Aula 1 12 x 7 m
9 Ruang Multi Media 1 8 x 7 m
B RUANG KANTOR :
1 Ruang Kepala Sekolah 1 6 x 7 m
2 Ruang Wkl Kepsek 1 3 x 7 m
3 Ruang Guru 1 10 x 7 m
4 Ruang Tata Usaha 1 6 x 7 m
5 Ruang Komite Sekolah 1 3 x 7 m
C RUANG PENUNJANG :
1 Ruang Gudang 1 6 x 7 m
2 Ruang BP / BK 1 6 x 7 m
3 Ruang U K S 1 8 x 7 m
4 Ruang PMR/Pramuka 1 6 x 4 m
5 Ruang OSIS/Paskibra 1 6 x 4 m
6 Ruang Ibadah / Masjid 1 10 x 11
7 Raung WC Kepsek 1 2 x 2 m
8 Ruang WC Guru 1 2 x 2
9 Ruang WC Siswa 21 2 x 1 m
10 Ruang Koperasi 1 4 x 7 m
11 Ruang Kantin 1 8 x 7 m
12 Rumah Penjaga - - -
13 Pos Jaga / Satpam 1 3 x 3 m
D SARANA PENUNJANG :
1 Lapangan Olah Raga :
a. Lapangan Futsal 1 12 x 22
b. Lapangan Basket 1 12 x 22
c. Lapangan Volley 1 14 x 7 m
d. Lapangan Badminton 1 12 x 6 m
f. Meja Pingpong 2 4 x 2 m
2 Lapangan Upacara 1 25 x 100
3 Tempat Parkir 1 16 x 8 m `
4 Kendaraan Operasional 1 Mini bus
E KELENGKAPAN
ALAT RUANG :
Jenis
Barang
Jml Merk/
Type
Kondisi
Ket. B CB TB
1 Ruang Lab. Bahasa - - - - - -
2 Ruang Lab. IPA Alat/Bahan
PC
Proyektor
471
1 unt
1 unt
Aneka
Centrino
Ben-Q
3 Ruang Lab. Komputer - -
- -
4 Ruang Kepala Sekolah 1. TV 21 ”
2. AC
3. Kulkas
4. Dispense
1
1
1
1
Sanken
LG
Uchida
5 Ruang Tata Usaha 1. TV 21 ”
2. DVD
3. Komputer
4. Printer
5. Stencil
6. Kabinet
7. Dispenser 8. AC 9. Laptop
1
1
3
4
1
7
1
1
2
Sanken
DMC
IBM
hp
Resso
Lion
Dazz
Panasonic
Acer
6 Ruang Multi Media 1. Laptop
2. Infocus
3. AC 2 Pk
4. TV 29”
5. OHP
2
2
2
1
2
Toshiba
Toshiba
Panasonic
JVC
7 Ruang Kesenian 1. Alat band
2. Gamelan
3. Sound S
1 set
1 set
1 set
Aneka
Aneka
Aneka
8 Ruang U K S 1. T. Tidur
2. Kasur
3. Lemari
4. Ktk obat
5. Tensi mtr
6. Timbangan
4
4
2
3
1
2
-
-
-
-
-
-
9 Ruang Guru 1. TV 21 ”
2. Meja guru
3. Kursi
4. Dispenser 5. AC
1
54
54
1
2
Panasonic
-
-
Sanex
Panasonic
10 Ruang Kelas 1. Meja siswa
2. Kursi sw 865
1200
-
-
11 Ruang BP / BK 1. Meja
2. Kursi
3. Komputer
4. Printer
5. Lemari
4
8
1
1
2
-
-
Pentium 4
Canon
-
12 Ruang Serba Guna - - - - - - -
Ciputat, 18 Juli 2016
Kepala Sekolah
H. Maryono, S.E.M.Pd NIP.19601012 198112 1 003
Lampiran 11
Foto-foto kegiatan
Guru: Rendra Al-Mubarok
Mapel: PAI Kelas: VII.Aks Semester: 1 0 KKM: 78
Urt
Ju
jur
Dis
iplin
Ta
ng
gu
ng
jw
b
To
lera
nsi
Go
ton
g R
oyo
ng
Sa
ntu
n
Pe
rca
ya
Dir
i
Ju
jur
Dis
iplin
Ta
ng
gu
ng
jw
b
To
lera
nsi
Go
ton
g R
oyo
ng
Sa
ntu
n
Pe
rca
ya
Dir
i
Ju
jur
Dis
iplin
Ta
ng
gu
ng
jw
b
To
lera
nsi
Go
ton
g R
oyo
ng
Sa
ntu
n
Pe
rca
ya
Dir
i
juju
r
dis
iplin
tan
gg
un
gja
wa
b
tole
ran
si
go
ton
g r
oyo
ng
sa
ntu
n
pe
rca
ya
dir
i
Ju
rna
l G
uru
1-4
1 ADHIMA ALAZMY 80 80 90 80 85 90 90 90 90 80 90 90 80 80 90 90 90 90 90 90 80 95 87 87 87 87 88 87 83 95 88 88 SB
Sangat baik dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun. Baik dalam hal
percaya diri.
2 ADRI KEMAL BUDIMAN 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
3 ADRIEL IBRAHIM SLY 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
4 ANDI RIFAN GHAFFAR HERDANY3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
5 ATHIRA NISRINA ZAHIRA 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
6 BIMO PRAMA ADIYANTO 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
7 CANTIKHA FORTUNA YESAN3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
DAFTAR NILAI SIKAP Isi pd cell yg
warna putihTAHUN PELAJARAN 2016/2017
no
Nama
Kompetensi Dasar:
NA
K-S
B
Deskripsi
Observasi Penilaian Diri Sendiri Penilaian Antar Teman
Ju
rna
l G
uru
Rt2
8 CARRISA MAHARANI 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
9 ESSAFFAH NAZRA 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
10 FAWAZ MAULANA JULIANSAH3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
11 KAYRA PRAJNA SETIADI 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
12 KHAIRUNNISA IRIANTO 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
13 KHALISHAH SALSABILA 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
14 KHANSA TSABITAH 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
15 0 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
16 LINTANG WAHYU CHARISA R.3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
17 M. FARIZ FADILLAH FURQON3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
18 MARSHANDA WIDYADHARI H.3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
19 MENTARI SYAHIDA 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
20 MICHAEL OKTAF NORTON M.3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
21 MUHAMMAD ANDREAN SYAPUTRA3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
22 MUHAMMAD ARKAN HAEKAL3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
23 MUHAMMAD ERVANTH ISADARELL3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 14 14 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
24 NAFIISAH NAUFAL DWI KAMAL3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
25 NURSALSABILA AMALIA BERLIANA3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
26 RAMADHIAN PRASANTI NABILA3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
27 SHAMSA MALIKA 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
28 SURYA DAFFA MUHAMMAD3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
29 SYAIRA ALYA SABILA 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
30 VITA ASYILIA 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 K
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
Mapel: PAI
Guru: Rendra Al-Mubarok Kelas: VII.Aks Semester: 1
no
Urt 1-4 A-D DESKRIPSI 1-4 A-D DESKRIPSI 1-4 sosial
1 ADHIMA ALAZMY 88 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
89
Sangat baik dalam hal jujur,
disiplin, tanggungjawab, toleransi,
gotong royong, santun. Baik dalam
hal percaya diri.
2 ADRI KEMAL BUDIMAN 83 BTelah menguasai Sangat Baik dalam hal
Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam
hal Sholat Junat.
88 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
88
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
3 ADRIEL IBRAHIM SLY 82 B. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf
Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat
Junat.
90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
86
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
4 ANDI RIFAN GHAFFAR HERDANY87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
89
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
5 ATHIRA NISRINA ZAHIRA 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
6 BIMO PRAMA ADIYANTO 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal
Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam
hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
89
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
SIKAPNama
PENGETAHUAN KETRAMPILAN
DAFTAR NILAI PENGETAHUAN KETRAMPILAN DAN SIKAP
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
7 CANTIKHA FORTUNA YESAN 80 BTelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
8 CARRISA MAHARANI 85 BTelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
9 ESSAFFAH NAZRA 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal
Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat
Junat.
95 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
10 FAWAZ MAULANA JULIANSAH 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
11 KAYRA PRAJNA SETIADI 88 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal
Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam
hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
94 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
85
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
12 KHAIRUNNISA IRIANTO 86 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal
Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam
hal Sholat Junat.
90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
13 KHALISHAH SALSABILA 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
81
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
14 KHANSA TSABITAH 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal
Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam
hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
15 0 0 . Baik dalam hal . Mulai berkembang dalam hal. . 80
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
16 LINTANG WAHYU CHARISA R. 92 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
95 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
90
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
17 M. FARIZ FADILLAH FURQON 84 BTelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
89
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
18 MARSHANDA WIDYADHARI H. 85 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
90 A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, . Mulai
berkembang dalam hal:, Pelasaan Solat jumat
Desertai dengan khutbah, .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
19 MENTARI SYAHIDA 88 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
20 MICHAEL OKTAF NORTON M. 0 . Baik dalam hal . Mulai berkembang dalam hal. . 80
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
21 MUHAMMAD ANDREAN SYAPUTRA90 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
22 MUHAMMAD ARKAN HAEKAL 86 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
23 MUHAMMAD ERVANTH ISADARELL87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
24 NAFIISAH NAUFAL DWI KAMAL 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
95 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
25 NURSALSABILA AMALIA BERLIANA89 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
26 RAMADHIAN PRASANTI NABILA 89 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
27 SHAMSA MALIKA 85 BTelah menguasai Sangat Baik dalam hal
Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam
hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf Sholat Junat.
90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
28 SURYA DAFFA MUHAMMAD 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi
Ikhlas, sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman
Kepada Malaikat Sholat Junat.
92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
84
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
29 SYAIRA ALYA SABILA 85 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal
Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat
Junat.
91 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
83
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
30 VITA ASYILIA 86 A
Telah menguasai Sangat Baik dalam hal
Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat
Junat. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan
pemaaf.
94 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan
Solat jumat Desertai dengan khutbah, , .
85
. Baik dalam hal . Mulai meningkat
dalam hal jujur, disiplin,
tanggungjawab, toleransi, gotong
royong, santun, percaya diri.
KKM: 78
spiritual
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
SIKAP
DAFTAR NILAI PENGETAHUAN KETRAMPILAN DAN SIKAP
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu, Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Selalu Iman Kepada Allah , Takwa Kepada Allah.
Guru: Rendra Al-Mubarok
Mapel: PAI Kelas: VII.Aks Semester: 1 KKM: 78
no
Urt 1 2 3 4 5 6 7 Rt.2 1 2 3 4 5 6 7 Rt.2 1 2 3 4 5 6 7 Trtg 1 2 3 4 5 6 7 1-4 A-D
1 ADHIMA ALAZMY 90 92 90 92 90 92 92 90 92 90 92 91 90 92 92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
2 ADRI KEMAL BUDIMAN 84 88 81 88 85 88 88 81 88 85 88 85 81 88 88 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
3 ADRIEL IBRAHIM SLY 86 82 90 90 80 82 82 90 90 83 82 86 90 90 90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
4 ANDI RIFAN GHAFFAR HERDANY90 92 90 92 88 92 92 90 92 89 92 91 90 92 92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
5 ATHIRA NISRINA ZAHIRA 90 92 86 92 88 92 92 86 92 89 92 89 86 92 92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
6 BIMO PRAMA ADIYANTO 85 90 90 90 85 90 90 90 90 85 90 90 90 90 90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
7 CANTIKHA FORTUNA YESAN90 90 86 90 85 90 90 86 90 88 90 88 86 90 90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
8 CARRISA MAHARANI 87 92 86 92 85 92 92 86 92 86 92 89 86 92 92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
DeskripsiNA
DAFTAR NILAI KETERAMPILAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
NamaPraktik Projek Portofolio Konversi
Isi pd cell yg warna
putih
Kompetensi Dasar
9 ESSAFFAH NAZRA 80 95 90 95 90 92 95 90 95 85 94 93 90 95 95 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
10 FAWAZ MAULANA JULIANSAH90 92 86 92 90 92 92 86 92 90 92 89 86 92 92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
11 KAYRA PRAJNA SETIADI 90 94 90 94 82 94 94 90 94 86 94 92 90 94 94 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
12 KHAIRUNNISA IRIANTO 88 90 90 90 84 90 90 90 90 86 90 90 90 90 90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
13 KHALISHAH SALSABILA 90 92 90 92 90 82 92 90 92 90 87 91 90 92 92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
14 KHANSA TSABITAH 90 90 86 90 85 90 90 86 90 88 90 88 86 90 90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
15 0 .
16 LINTANG WAHYU CHARISA R.90 95 90 95 90 95 95 90 95 90 95 93 90 95 95 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
17 M. FARIZ FADILLAH FURQON86 90 90 90 90 90 90 90 90 88 90 90 90 90 90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
18 MARSHANDA WIDYADHARI H.89 0 90 90 90 88 0 90 90 90 44 45 90 90 90 A
Telah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, . Mulai
berkembang dalam hal:, Pelasaan Solat jumat
Desertai dengan khutbah, .
19 MENTARI SYAHIDA 89 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
20 MICHAEL OKTAF NORTON M. .
21 MUHAMMAD ANDREAN SYAPUTRA90 92 90 92 90 92 92 90 92 90 92 91 90 92 92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
22 MUHAMMAD ARKAN HAEKAL87 90 90 90 78 75 90 90 90 83 83 90 90 90 90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
23 MUHAMMAD ERVANTH ISADARELL90 90 0 90 80 82 90 0 90 85 86 45 0 90 90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, .
24 NAFIISAH NAUFAL DWI KAMAL80 95 90 95 88 92 95 90 95 84 94 93 90 95 95 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
25 NURSALSABILA AMALIA BERLIANA90 92 90 92 88 92 92 90 92 89 92 91 90 92 92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
26 RAMADHIAN PRASANTI NABILA90 90 90 90 85 90 90 90 90 88 90 90 90 90 90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
27 SHAMSA MALIKA 90 88 90 90 85 90 88 90 90 88 89 89 90 90 90 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
28 SURYA DAFFA MUHAMMAD88 92 90 92 85 92 92 90 92 87 92 91 90 92 92 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
29 SYAIRA ALYA SABILA 80 90 89 90 90 92 90 89 92 85 91 90 89 91 91 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
30 VITA ASYILIA 89 94 90 94 90 92 94 90 94 90 93 92 90 94 94 ATelah menguasai dengan terampil dalam hal
Membaca Srag Anisya ayat 146, Pelasaan Solat
jumat Desertai dengan khutbah, , .
Guru: Rendra Al-Mubarok
Mapel: PAI Kelas: VII.Aks Semester: 1 KKM: 78
no Rt.2 Rt.2 NP UTS UAS
Urt 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 50 25 0 1-4 A-D
1 ADHIMA ALAZMY 82 95 90 89 90 92 90 91 87 93 90 90 83 88 88 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
2 ADRI KEMAL BUDIMAN 87 90 85 87 85 88 85 86 86 89 85 87 75 83 83 BTelah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan
kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
3 ADRIEL IBRAHIM SLY 86 80 80 82 80 82 80 81 82 81 80 81 83 82 82 B. Baik dalam hal Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf
Meningkatkan kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
4 ANDI RIFAN GHAFFAR HERDANY93 90 88 90 88 92 88 89 90 91 88 90 83 87 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
5 ATHIRA NISRINA ZAHIRA 85 90 88 88 88 92 88 89 87 91 88 89 85 87 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
6 BIMO PRAMA ADIYANTO 84 90 85 86 85 90 85 87 85 90 85 87 88 87 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan
kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Sholat Junat.
7 CANTIKHA FORTUNA YESAN88 95 85 89 85 90 85 87 86 92 85 88 65 80 80 BTelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
8 CARRISA MAHARANI 88 94 85 89 85 92 85 87 86 93 85 88 78 85 85 BTelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
DAFTAR NILAI PENGETAHUAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
NamaTES per KDTUGAS per KD
DesskripsiNilai PENGETAHUAN per KD
Hanya Isi nilai pd cell
yg berwarna putih
NA Konversi
9 ESSAFFAH NAZRA 79 95 90 88 90 92 90 91 86 93 90 90 83 87 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan
kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
10 FAWAZ MAULANA JULIANSAH84 80 90 85 90 92 90 91 88 87 90 88 83 87 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
11 KAYRA PRAJNA SETIADI 88 90 82 87 82 94 82 86 84 92 82 86 90 88 88 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan
kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Sholat Junat.
12 KHAIRUNNISA IRIANTO 88 92 84 88 84 90 84 86 86 91 84 87 85 86 86 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan
kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
13 KHALISHAH SALSABILA 88 95 90 91 90 82 90 87 89 87 90 89 83 87 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
14 KHANSA TSABITAH 85 92 85 87 85 90 85 87 85 91 85 87 88 87 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan
kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Sholat Junat.
15 0 0 0 0 0 0 0 . Baik dalam hal . Mulai berkembang dalam hal.
16 LINTANG WAHYU CHARISA R.88 92 90 90 90 95 90 92 89 94 90 91 95 92 92 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
17 M. FARIZ FADILLAH FURQON88 85 90 88 90 90 90 90 89 88 90 89 73 84 84 BTelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
18 MARSHANDA WIDYADHARI H.85 90 90 88 90 88 90 89 88 89 90 89 78 85 85 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
19 MENTARI SYAHIDA 84 88 90 87 90 90 90 90 88 89 90 89 85 88 88 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
20 MICHAEL OKTAF NORTON M. 0 0 0 0 0 0 . Baik dalam hal . Mulai berkembang dalam hal.
21 MUHAMMAD ANDREAN SYAPUTRA90 95 90 92 90 91 90 92 90 91 90 93 90 91 88 90 90 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
22 MUHAMMAD ARKAN HAEKAL90 90 85 90 90 89 85 90 85 87 87 90 85 87 83 86 86 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat. Baik dalam hal Sholat Junat.
23 MUHAMMAD ERVANTH ISADARELL88 92 90 90 0 72 92 90 90 91 90 91 90 90 80 87 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
24 NAFIISAH NAUFAL DWI KAMAL88 92 90 95 90 91 90 90 90 90 89 91 90 90 80 87 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
25 NURSALSABILA AMALIA BERLIANA92 90 88 92 90 90 88 92 88 89 90 91 88 90 88 89 89 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
26 RAMADHIAN PRASANTI NABILA80 90 90 90 90 88 90 90 90 90 86 90 90 89 90 89 89 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
27 SHAMSA MALIKA 92 90 80 88 90 88 80 88 80 83 85 89 80 85 85 85 85 BTelah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan
kemiman Kepada Malaikat. Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Sholat Junat.
28 SURYA DAFFA MUHAMMAD88 90 88 92 90 90 88 92 88 89 88 91 88 89 83 87 87 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Materi Ikhlas,
sabar dan pemaaf Meningkatkan kemiman Kepada
Malaikat Sholat Junat.
29 SYAIRA ALYA SABILA 82 90 88 90 89 88 88 90 88 89 86 90 88 88 80 85 85 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan
kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat.
30 VITA ASYILIA 79 90 88 94 90 88 88 94 88 90 84 92 88 88 80 86 86 ATelah menguasai Sangat Baik dalam hal Meningkatkan
kemiman Kepada Malaikat Sholat Junat. Baik dalam hal
Materi Ikhlas, sabar dan pemaaf.
Nama UTS UAS
ADHIMA ALAZMY82 96
ADRI KEMAL BUDIMAN87 89
ADRIEL IBRAHIM SLY86 81
ANDI RIFAN GHAFFAR HERDANY93 78
ATHIRA NISRINA ZAHIRA85 86
BIMO PRAMA ADIYANTO84 78
CANTIKHA FORTUNA YESAN88 82
CARRISA MAHARANI88 86
ESSAFFAH NAZRA79 70
FAWAZ MAULANA JULIANSAH84 94
KAYRA PRAJNA SETIADI88 90
KHAIRUNNISA IRIANTO88 89
KHALISHAH SALSABILA88 83
KHANSA TSABITAH85 82
KHARISMA PUTRI KURNIAWAN80 68
LINTANG WAHYU CHARISA R.88 71
M. FARIZ FADILLAH FURQON88 65
MARSHANDA WIDYADHARI H.85 83
MENTARI SYAHIDA84 91
MICHAEL OKTAF NORTON M. 100
MUHAMMAD ANDREAN SYAPUTRA90 85
MUHAMMAD ARKAN HAEKAL90 90
MUHAMMAD ERVANTH ISADARELL88 90
NAFIISAH NAUFAL DWI KAMAL88 80
NURSALSABILA AMALIA BERLIANA92 80
RAMADHIAN PRASANTI NABILA76 77
SHAMSA MALIKA 92 77
SURYA DAFFA MUHAMMAD88 82
SYAIRA ALYA SABILA82 69
VITA ASYILIA 79 85
BIODATA PENULIS
Ranti Tri Kandita, Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 12
Oktober 1994. Anak ketiga dari empat bersaudara dari
pasangan Kasan dan Anisah yang tinggal di Jl. Bougenvile
3 blok c4 no.16, Perumahan Harapan Kita, Tangerang.
Penulis menyelesaikan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) pada tahun 2016, kemudian melanjutkan ke Madrasah
Tsanawiyah (MTs) lulus pada tahun 2009, kemudian melanjutkan ke Madrasah
Aliyah lulus pada tahun 2012. Setelah lulus dari Madrasah Aliyah penulis
melanjutkan ke jenjang selanjutnya di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, masuk pada tahun 2012.