Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

24
DIALOG PUBLIK TENTANG IMPLEMENTASI SISTEM STASIUN JARINGAN (SSJ) DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA Jakarta, 19 Maret 2014

Transcript of Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Page 1: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

DIALOG PUBLIK TENTANG

IMPLEMENTASI SISTEM STASIUN

JARINGAN (SSJ)

DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN POS DAN INFORMATIKA

Jakarta, 19 Maret 2014

Page 2: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Perjalanan Pelaksanaan

UU 32/2002 tentang Penyiaran

1. UU ditetapkan pada tanggal 28 Desember

2002.

2. Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI),

PRSSNI, Persatuan Perusahaan

Periklanan Indonesia (PPPI), ATVSI,

Persatuan Sulih Suara Indonesia (Persusi),

Komunitas Televisi Indonesia (KOMTEVE)

mengajukan juducial review UU 32/2002

tentang Penyiaran ke MK pada tanggal 11

November 2003 dengan Putusan Perkara

No. 005/PUU-I/2003 tanggal 22 Juli 2004.

Page 3: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Perjalanan Pelaksanaan

UU 32/2002 tentang Penyiaran

3. Setelah putusan perkara No. 005/PUU-

I/2003 tersebut, Pemerintah menetapkan

PP sebagai peraturan pelaksanaan dari

UU 32/2002 pada tanggal 16 November

2005, yaitu PP 11/2005, PP 12/2005, PP

13/2005, PP 49/2005, PP 50/2005, PP

51/2005, dan PP 52/2005

Page 4: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Perjalanan Pelaksanaan UU

32/2002 tentang Penyiaran

4. Dalam perjalanannya, PP yang telah

ditetapkan oleh Pemerintah di ajukan

untuk judicial review ke Mahkamah

Agung pada tanggal 10 Mei 2006

terhadap PP No. 49/2005, PP 50/2005,

PP 51/2005, dan PP 52/2005, yang

putusannya dilaksanakan pada tanggal

19 April 2007 dengan Nomor Putusan

No. 17 P/HUM/2006, 18 P/HUM/2006, 19

P/HUM/2006, dan 20 P/HUM/2006.

Page 5: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Perjalanan Pelaksanaan UU

32/2002 tentang Penyiaran

5. Pada tanggal 22 Desember 2006 KPI

mengajukan Sengketa Kewenangan

Lembaga Negara (SKLN) dan judicial

review UU 32/2002 ke MK dengan Putusan

Perkara No. 030/SKLN-IV/2006 dan

031/PUU-IV/2006 tanggal 19 Februari 2007.

6. Sehingga praktis Pemerintah baru dapat

melaksanakan UU 32/2002 dan PP sebagai

peraturan pelaksanaannya secara efektif

setelah tanggal 19 Februari 2007.

Page 6: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Perjalanan Pelaksanaan

UU 32/2002 tentang Penyiaran

7. Fokus pertama Pemerintah dalam

pelaksanaan UU 32/2002 adalah pada

perizinan, karena telah banyak Izin yang

dikeluarkan, baik oleh KPI maupun Pemda,

saat masa UU 32/2002 masih diuji di MK dan

PP sebagai peraturan pelaksanaan UU

32/2002 masih diuji di MA.

8. Oleh karena itu Pemerintah menerbitkan

PerMen Kominfo No. 08/P/M.Kominfo/3/2007

tentang Tata Cara Perizinan dan

Penyelenggaraan Penyiaran LPS, pada 21

Maret 2007

Page 7: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Perjalanan Pelaksanaan

UU 32/2002 tentang Penyiaran

9. PerMen Kominfo No.

08/P/M.Kominfo/3/2007 tersebut

kemudian diubah dengan PerMen

Kominfo No. 22/P/M.Kominfo/4/2007

yang ditetapkan pada tanggal 30

April 2007

Page 8: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Terkait Pelaksanaan Sistem

Stasiun Jaringan (SSJ)

Pada tanggal 19 Desember 2007,

Pemerintah telah menerbitkan PerMen

Kominfo No. 32/PER/M.KOMINFO/12/2007

tentang Penyesuaian Penerapan Sistem

Stasiun Jaringan Lembaga Penyiaran Jasa

Penyiaran Televisi. Dimana pelaksanaan

penyesuaian IPP dilaksanakan bertahap

paling lambat s.d. 28 Desember 2009.

Page 9: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Jadwal Pelaksanaan SSJ

sesuai PM Kominfo No. 32/PER/M.KOMINFO/12/2007

NO. KATEGORI PENGATURAN MATERI JADWAL KEGIATAN

1. Keterkaitan Undang-Undang

penyiaran dengan peraturan perundang-undanganlainnya

Undang-Undang No. 32 Tahun

2002 jo. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2005 dan Undang- Undang terkait lainnya beserta

seluruh peraturan pelaksanaannya.

Januari - September 2008

2. Aspek pengembangan stasiun lokal

1. Peningkatan kinerja stasiun lokal. 2. Sosialisasi penyiapan dan

pelaksanaan Sistem Stasiun

Jaringan

Januari 2008 - November 2009

3. Aspek teknis

1. Rencana Dasar Teknik Penyiaran dan Persyaratan

Teknis Perangkat Penyiaran 2. Rencana induk frekuensi radio 3. Penyelenggaraan penyiaran

melalui sistem terestrial dan sistem satelit

4. Izin, standar sistem clan kinerja

teknik jasa tambahan penyiaran

Penetapan Permen terkait aspek teknis paling lambat Juni2009

4. Aspek perizinan

1. Persyaratan pendirian Lembaga : Penyiaran Swasta

2. Kriteria penetapan lulus masa uji coba siaran

3. Tata cara pelaporan, perubahan

lokasi pemancar serta alokasi dan penggunaan frekuensi lembaga penyiaran swasta

4. Tata cara pengajuan keberatan terhadap penjatuhan sanksi administratif

5. Izin Penyelenggaraan Penyiaran tidak dapat dipindahtangankan

Penyempurnaan Permen Perizinan terkait masalah sistem stasiun jaringan

paling lambat Desember 2008

5. Aspek penentuan wilayah

layanan siaran

1. Penentuan daerah ekonomi

maju dan kurang maju untuk penyelenggaraan penyiaran

2. Jumlah Lembaga Penyiaran

Swasta jasa penyiaran televisi dalam satu cakupan wilayah siaran lokal berdasarkan

rencana induk frekuensi radio

Penetapan Permen terkait aspek

penentuan wilayah layanan siaran paling lambat Desember 2008

6. Kebijakan Sistem Stasiun Jaringan

Diversity of Ownership (pelaksanaan pelepasan kepemilikan stasiun

relai di ibukota provinsi)

Penyusunan opsi kebijakan diversity of ownership dalam penerapan sistem

stasiun jaringan paling Iambat November 2009

Page 10: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Terkait Pelaksanaan

Sistem Stasiun Jaringan (SSJ)

Sebagai kelanjutan dari PM Kominfo No.

32/PER/M.KOMINFO/12/2007 tersebut,

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri

terkait sbb:

1. PM Kominfo No. 28/P/M.Kominfo/09/2008

tentang Tata Cara dan Persyaratan Perizinan

Penyelenggaraan Penyiaran, pada 4

September 2008.

2. PM Kominfo No. 39/P/M.Kominfo/12/2008

tentang DEM dan DEKM dalam

Penyelenggaraan Penyiaran pada 30

Desember 2008.

Page 11: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Terkait Pelaksanaan

Sistem Stasiun Jaringan (SSJ)

3. PM Kominfo No.

43/PER/M.Kominfo/10/2009 tentang

Penyelenggaraan Penyiaran Melalui

SSJ oleh LPS Jasa Penyiaran Televisi,

pada 19 Oktober 2009.

4. PM Kominfo No.

49/PER/M.Kominfo/12/2009 tentang

Rencana Dasar Teknik Penyiaran, pada

23 Desember 2009.

Page 12: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Sistem Stasiun Jaringan adalah

Tata Kerja yang mengatur relai siaran secara tetap antar lembaga

penyiaran

(Pasal 1 angka 6)

Stasiun Penyiaran Lokal adalah

Stasiun penyiaran yang didirikan disuatu daerah tertentu dengan

wilayah jangkauan tertentu pada daerah tempat stasiun tersebut

didirikan dan menyediakan studio serta pemancar sendiri

(Pasal 1 angka 7)

Stasiun Relai adalah

Stasiun yang berfungsi untuk memancarluaskan siaran televisi di

wilayah jangkauan siaran lain

(Pasal 1 angka 8)

Siaran Lokal adalah

Siaran dengan muatan lokal pada daerah setempat

(Pasal 9)

Definisi SSJ

Page 13: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

STUDIO

SIARAN

WILAYAH #1

STUDIO

SIARAN

WILAYAH #2

STUDIO

SIARAN

WILAYAH #3

Stasiun Penyiaran Lokal

Tidak Berjaringan

Stasiun Penyiaran Lokal

Berjaringan

Stasiun Induk

Stasiun Anggota

Catatan:

- Dalam Permen ini tidak mengatur batas wilayah jangkauan

administrasi pemerintahan; Dalam PP 50 Ps. 36 diatur

Jangkauan dapat direlai ke seluruh wilayah dalam 1 provinsi

- Wilayah jangkauan siaran:

Reff PP 50 Ps. 36 : Maks 75 % provinsi pengecualian untuk

eksisting yang punya relay > 70 % batas jangkauan 90 %

Sistem Stasiun Jaringan

Page 14: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

STUDIO

SIARAN

WILAYAH #1

Stasiun Induk

STUDIO

SIARAN

WILAYAH #3

Stasiun Anggota

STUDIO

SIARAN

WILAYAH #2

Stasiun Anggota

Stasiun Induk: -Sebagai koordinator yang siarannya direlai

-Lokasi : IKP

Stasiun Anggota: - Melakukan relai pada

jam tertentu ke induk

jaringan

- Hanya dapat

berjaringan dengan 1

Induk Jaringan

- Harus memuat siaran

lokal

- Lokasi : IKP atau IKK

Relai Siaran: - Durasi relai maksimum

90% perhari; kemudian

diturunkan 50% perhari

- Durasi siaran lokal

minimum 10 % perhari;

kemudian ditingkatkan

50% perhari

Sistem Stasiun Jaringan

Page 15: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

a. Kesepakatan antara LPS dalam bentuk perjanjian

tertulis, berisi a.l:

1)Penetapan stasiun induk dan anggota

2)Program siaran yg direlay

3)Persentase durasi relay siaran perhari

4)Persentase durasi siaran lokal perhari

5)Penentuan alokasi waktu (time slot) siaran lokal

b. LPS Wajib mendapat persetujuan Menteri;

Pengajuan Permohonan dilakukan oleh LPS Induk

Jaringan dengan melampirkan perjanjian

kerjasama

Bentuk Persetujuan Menteri:

“surat persetujuan penyelenggaraan penyiaran

melalui sistem stasiun jaringan”

Penyelenggaraan

Sistem Stasiun Jaringan

Page 16: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

c. LPS “Wajib” mendapat persetujuan Menteri terkait

wilayah jangkauan siaran

persetujuan menteri berdasarkan jumlah stasiun

relai dalam IPP dan memperhatikan DEM, DEKM

d. LPS wajib melepasan kepemilikan atas stasiun relai

di IKP

masih dapat dimiliki jika belum ada investor lokal

atau adanya alasan khusus dari Menteri atau

Pemda setempat

masih dapat menggunakan stasiun relai apabila

di suatu wilayah belum ada stasiun lokal yang

ber SSJ

Menteri secara berkala malakukan evaluasi

terhadap penggunaan stasiun relai

Penyelenggaraan

Sistem Stasiun Jaringan

Page 17: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

e. LPS yang akan didirikan di tempat stasiun relai harus

mengajukan IPP dengan alokasi frekuensi yg sudah ada tanpa

menunggu pemnguman peluang usaha

f. Kepemilikan dan Penguasaan LPS

g. Sanksi

Apabila LPS tidak mematuhi IPP ditinjau Kembali

No LPS SAHAM MASYARAKAT

1 Berasal dari Stasiun Relai yang

tercantum dalam IPP

Minimal 10%

2 Berasal dari Stasiun Relai yang

tidak tercantum dalam IPP

a. Badan Hukum Kedua Dapat Sebesar 51 %

b. Badan Hukum Ketiga Dapat Sebesar 80 %

c. Badan Hukum Keempat dst Dapat Sebesar 95 %

Penyelenggaraan

Sistem Stasiun Jaringan

Page 18: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

18

Peta SSJ Eks TV Nasional (sebelum pengembangan)

Page 19: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Lembaga Penyiaran Swasta jasa penyiaran televisi dapat menyelenggarakan siaran melalui sistem stasiun jaringan dengan jangkauan wilayah terbatas, diatur sebagai berikut:

a. induk stasiun jaringan merupakan Lembaga Penyiaran Swasta yang terletak di ibukota provinsi;

b. anggota stasiun jaringan merupakan Lembaga Penyiaran Swasta yang terletak di ibukota provinsi, kabupaten dan/atau kota;

c. untuk kesamaan acara, siaran stasiun jaringan dapat dipancarluaskan melalui stasiun relai ke seluruh wilayah dalam satu provinsi;

d. Khusus untuk provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tidak diizinkan mendirikan stasiun relai;

Jangkauan Wilayah SSJ

Page 20: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

e. Jangkauan wilayah siaran dari suatu sistem stasiun jaringan dibatasi paling banyak 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah provinsi di Indonesia;

f. pengecualian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf e memungkinkan terjangkaunya wilayah siaran menjadi paling banyak 90% (sembilan puluh perseratus) dari jumlah provinsi di Indonesia, hanya untuk sistem stasiun jaringan yang telah mengoperasikan sejumlah stasiun relai yang dimilikinya sehingga melebihi 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah provinsi sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini;

g. paling banyak 80% (delapan puluh perseratus) dari jumlah sebagaimana dimaksud pada huruf e atau huruf f terletak di daerah ekonomi maju yang lokasinya dapat dipilih oleh lembaga penyiaran yang bersangkutan, dan paling sedikit 20% (dua puluh perseratus) sisanya berada di daerah ekonomi kurang maju dan lokasinya ditetapkan oleh Menteri;

h. penentuan daerah ekonomi maju dan daerah ekonomi kurang maju sebagaimana dimaksud pada huruf g ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

Jangkauan Wilayah SSJ

Page 21: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

29 PROPINSI

KOMPSS DEM :

DEKM Existing : 79,3% -

20,7%

18 PROPINSI

KOMPSS DEM : DEKM

Existing : 88,9% - 11,1%

13 PROPINSI

KOMPSS DEM :

DEKM Existing : 100% - 0%

23 PROPINSI

KOMPSS DEM :

DEKM

Existing : 87% - 13%

26 PROPINSI

KOMPSS DEM :

DEKM Existing : 80,8% -

19,2%

17 PROPINSI

KOMPSS DEM : DEKM Existing : 82,3% -

17,7%

29 PROPINSI

KOMPSS DEM :

DEKM Existing : 72,4% -

27,6%

21 PROPINSI

KOMPSS DEM : DEKM Existing : 85,7% -

14,3%

24 Propinsi

19 PROPINSI

KOMPSS DEM :

DEKM

Existing : 87% - 13%

13 PROPINSI

KOMPSS DEM :

DEKM Existing : 92,3% -

7,7%

✗ ✗

✗ ✗

Existing

Page 22: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Progress Pelaksanaan SSJ

1. Sudah dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan

SSJ di 30 Provinsi.

2. Menteri sudah menerbitkan Surat Persetujuan SSJ bagi 10

LPS TV untuk stasiun relai yang saat ini tercantum di dalam

IPP

a. SK Menteri Kominfo No. 461/KEP/M.KOMINFO/12/2010

untuk PT. Cakrawala Andalas Televisi (ANTV).

b. SK Menteri Kominfo No. 462/KEP/M.KOMINFO/12/2010

untuk PT. Indosiar Visual Mandiri (Indosiar).

c. SK Menteri Kominfo No. 463/KEP/M.KOMINFO/12/2010

untuk PT. Lativi Mediakara (TV One).

d. SK Menteri Kominfo No. 464/KEP/M.KOMINFO/12/2010

untuk PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV).

e. SK Menteri Kominfo No. 465/KEP/M.KOMINFO/12/2010

untuk PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV).

Page 23: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

Progress Pelaksanaan SSJ

f. SK Menteri Kominfo No. 466/KEP/M.KOMINFO/12/2010 untuk

PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans 7).

g. SK Menteri Kominfo No. 467/KEP/M.KOMINFO/12/2010 untuk

PT. Surya Citra Televisi (SCTV).

h. SK Menteri Kominfo No. 468/KEP/M.KOMINFO/12/2010 untuk

PT. Global Informasi Bermutu (Global TV).

i. SK Menteri Kominfo No. 469/KEP/M.KOMINFO/12/2010 untuk

PT. Cipta TPI (MNC TV).

j. SK Menteri Kominfo No. 470/KEP/M.KOMINFO/12/2010 untuk

PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).

3. Sudah dilaksanakan proses perizinan dengan penerbitan

IPP untuk anggota jaringan yang telah tercantum di dalam

Surat Persetujuan SSJ.

4. Sudah dilaksanakan proses Pemrosesan permohonan

pengembangan anggota jaringan dengan lokasi sesuai

usulan dari masing-masing LPS.

Page 24: Implementasi Sistem Stasiun Jaringan di Indonesia

24

Terima Kasih http://e-penyiaran.kominfo.go.id