IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1064/1/IMPLEMENTASI...
Transcript of IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1064/1/IMPLEMENTASI...
IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIALRESPONSIBILITY PT. KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE
CILEGON PADA BIDANG SOSIAL KEAGAMAAN DIKELURAHAN KEBONDALEM KOTA CILEGON
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syara tuntuk melaksanakan Penelitian padaKonsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik
Disusun oleh:
RESSA AHMAD PERDANA
NIM: 6661111331
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, 2018
ABSTRAK
Ressa Ahmad Perdana. NIM 6661111331. Implementasi Program Corporate Social
Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon Pada Bidang Sosial Keagamaan Di
Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon.Pembimbing I: Leo Agustino, PhD dan Pembimbing
II: Dr. Suwaib Amiruddin M.Si. Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas khususnya pasal 74 yang
menerangkan bahwa Corporate Social Responsibility merupakan suatu tanggung jawab sosial
suatu perusahaan dimana menjadi salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
perusahaan..Oleh karena itu focus dan sekaligus merupakan judul penelitian ini adalah
Implementasi Program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon
Pada Bidang Sosial Keagamaan Di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian
ini menggunakan teori Implementasi Kebijakan Model Van Metter Van Horn. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Implementasi program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon di kelurahan Kebondalem belum cukup efektif untuk mensejahterakan
masyarakat kelurahan Kebondalem ,kurangnya informasi dan sosialisasi kegiatan Corporate
Social Responsibility,dan juga bantuan yang diberikan sebaiknya bukan hanya berupa
sumbangan berupa materi ketika ada kegiatan di masyarakat jika mengirimkan proposal saja
tapi perlu adanya semacam pelatihan atau pemberdayaan sosial untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat khususnya di kalangan pemuda.Untuk mengatasi permasalahan ini, Perusahaan
perlu peningkatan dalam penyelenggaraan program Corporate Social Responsibility supaya
mengarah kepada pemberdayaan masyarakat, Perlunya meningkatkan sosialisasi dan informasi
terkait kegiatan program Corporate Sosial Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon,dan perlu adanya pemberdayaan ekonomi di kalangan pemuda.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility,Implementasi Program, Sosial Keagamaan
ABSTRACT
Ressa Ahmad Perdana. NIM 6661111331. Implementation Of Corporate Social
Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon Program On The Religious Social
Field In Urban Kebondalem Cilegon City. Advisor I: Leo Agustino PhD and Advisor II:
Dr. Suwaib Amiruddin M.Si. Public Administration Science Program, Faculty of Social
and Political Sciences, University of Sultan Ageng Tirtayasa.
Law number 40 year 2007 about limited liability company, especially article 74 which explains
that Corporate Social Responsibility is a social responsibility of a company which becomes one
of the obligations that must be implemented by the company. Therefore the focus and at the
same time the title of this research is Implementation Of Corporate Social Responsibility PT.
Krakatau Industrial Estate Cilegon Program On The Religious Social Field In Urban
Kebondalem Cilegon City. The method used in this research is qualitative method descriptive
approach. This research use Van Metter Van Horn policy implementation theory.The results
showed that Implementation Of Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon Program On The Religious Social Field In Urban Kebondalem Cilegon City not enough
effective for the welfare of urban village community, lack of information and socialization of
Corporate Social Responsibility activities, and also the assistance provided should not only be a
material contribution when there is activity in the community if submitting proposals only but
there needs to be some kind of training or social empowerment to improve the economy of the
community especially among the youth. To overcome this problem the company needs to
increase in the implementation of Corporate Social Responsibility program in order to lead to
community empowerment , The need to improve socialization and information related to
Corporate Social Responsibility Corporate activities of PT Krakatau Industrial Estate Cilegon,
and the need for economic empowerment among youth.
Keywords: Corporate Social Responsibility ,Implementation of the Program, Religious Social
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayahnya yang telah di berikan kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa selalu
tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, Beserta keluarga dan para sahabat.
Dan atas berkat rahmat, karunia, dan ridhonya pula peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Hasil Skripsi ini di ajukan untuk menghadapi sidang skripsi pada semester akhir ini
dengan judul “Implementasi Program Corporate Social Responsibility pada bidang sosial
keagamaan PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon di Kelurahan Kebondalem Kota
Cilegon”.Hasil skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu mendukung
peneliti secara moriil dan materiil, maka dengan ketulusan hati, peneliti ingin mengucapkan
banyak terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang mendukung dan membantu
dalam penelitian ini.
Penelitimenyadari bahwa penyusunan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Maka dari itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Yth. Bapak Prof. H. Soleh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa,
2. Yth. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
3. Yth. Ibu Rahmawati, S.Sos,. M.Si., Wakil Dekan I FISIP Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
ii
4. Yth. Bapak Iman M.,M.Ikom., Wakil Dekan II FISIP Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
5. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.M., Wakil Dekan III FISIP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6. Yth. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik
FISIP Untirta ,dan sebagai Ketua Penguji Sidang Skripsi, Sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing Akademik
7. Yth. Ibu Arenawati., M.Si., Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP
Untirta
8. Yth. Bapak Leo Agustino P.hd., Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah memberikan
kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam penyusunan
skripsi ini
9. Yth. Bapak Dr. Suwaib Amiruddin M.Si , Dosen Pembimbing 2 Skripsi yang telah
memberikan kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam
penyusunan skripsi ini
10. Yth. Ibu Titi Stiawati M.Si ,Sebagai Penguji Sidang Skripsi
11. Yth. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Administrasi Negara (AministrasiPublik) Pengajar,
terima kasih atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah disampaikan.
12. Sahabat ,Senior ,dan Junior anggota SAF (SuwaibAmiruddin Foundation) yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi serta bantuannya selama masa kuliah dan
menyelesaikan penelitian ini.
13. Sahabat FoSMaI 2014 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. Terima kasih
atas segala masukan dan kritikannya, semoga kita bisa menjadi orang yang sukses.
iii
14. Sahabat ,senior ,junior ,kanda ,yunda HmI Komisariat Pertanian Fisip Untirta yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi. Terima kasih atas segala masukan dan
kritikannya, semoga kita bisa menjadi orang yang sukses.
15. Sahabat BEM KBM Untirta 2015 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
Terima kasih atas segala masukan dan kritikannya, semoga kita bisa menjadi orang
yang sukses.
16. Seluruh teman-teman Mahasiswa Adm. Negara angakatan tahun 2011.
17. Semua pihak yang telah membantu peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis sudah berusaha menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa juga
peneliti memohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam Skripsi ini.
Penulis memohon kritik dan saran yang dapat membawa Skripsi ini bisa menjadi lebih
baik.Peneliti berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya
dan bagi perkembangan keilmuan.
Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Cilegon, Juni 2018
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2.IdentifikasiMasalah .................................................................... 8
1.3.Pembatasan Masalah ................................................................... 8
1.4.Rumusan Masalah....................................................................... 8
1.5.Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
1.6.Kegunaan Penelitian ................................................................... 9
BAB II DESKRIPSI TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI PENELITIAN
2.1. Deskripsi Teori.................................................................................... 11
v
2.1 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik............................. 11
2.1.1. Implementasi Kebijakan model Donal Van Metter dan Carl Van Horn
............................................................................................ 12
2.1.2. Implementasi Kebijakan Model George C. Edward III ..... … 15
2.1.3. Faktor Penentu Pelaksana Kebijakan................................. 20
2.1.4. Faktor Penentu Penolakan dan Penundaan Kebijakan…. .. 20
2.2. Pengertian Program ............................................................................ 21
2.3. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) ........ ......... 21
2.3.1 Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) ……….. .. 26
2.3.2 Ruang Lingkup CSR …………………………………... ... 27
2.3.3 Langkah Pelaksanaan program CSR …………………… .. 28
2.4 Penelitian Terdahulu ……………………………………………. 44
2.5 Kerangka Berfikir …………………………………………… .. 50
2.5 Asumsi Dasar ……………………………………………….. ... 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian ................................................................................. 54
3.2. Instrumen Penelitian .................................................................................. 55
3.3. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 57
3.4. Teknik Analisa Data ................................................................................. 62
3.5. Validasi Data........................................................................................... 65
3.6. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 67
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...................................................................... 68
vi
4.2 Daftar Informan Penelitian ...................................................................... 74
4.3 Deskripsi Data.......................................................................................... 76
4.4 Pembahasan ............................................................................................. 90
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 96
5.2 Saran ....................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang
melimpah. Hingga negara ni dikenal di dunia sebagai julukan Heaven Earth,
karena kekayaan alamnya yang terhampar di setaip penjuru buminya. Negara-
negara di dunia banyak yang iri dengan kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia.
Negara ini mempunyai tanah yang subur sehingga menghasilkan banyak sekali
kekayaan alam dan hasil buminya. Meski demikian Negara yang jumlah
penduduknya terbesar ke empat di dunia ini masih menduduki negara sebagai
predikat berkembang.
Kondisi kesejateraan penduduknya masih rendah, dimana jumlah
penduduk miskin Indonesia pada Maret 2016 masih mencapai 28,01 juta atau
10,86% dari total jumlah penduduk (Badan Pusat Statistik, 2016). Kualitas
sumber daya manusia Indonesia masih kategori rendah, indeks pembangunan
manusia (IPM) Indonesia dengan negara lain masih di urutan ke -110 dari 188
negara. Hal itu sesaui dengan data di dikeluarkan oleh UNDP di tahun 2015.
Artinya pekerjaan rumah Bangsa Indonesia masih menumpuk di depan mata,
dalam hal ini untuk meningktakan kesejahteraan masyaraktnya.
Disebutkan dalam konstitusi Negara pada pembukaan UUD 1945 pada
alinea ke 4, bahwa tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia salah
satunya untuk memajukan kesejahteraan umum Bangsa Indonesia. Pemerintah
2
Indonesia diakui sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat berbagai langkah kebijakan strategis. Namun,
tampaknya untuk mewujudkan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat harus
terus dilakukan, tidak hanya itu pekerjaan ini harus dipikul oleh semua
stakeholders yang ada. Tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah tapi juga
harus menjadi tanggungjawab semua lapisan, baik itu swasta, maupun masyarakat
itu sendiri yang di dalamnya bebrbagai ormas (organisasi masyarakat) dan LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat).
Salah satu keterlibatan dunia usaha baik Swasta maupun BUMN dalam
mendorong pembangunan kesejahteraan masyarakat saat ini dikenal dengan
kebijakan Corporate Social Responsibility. Kebijakan ini merupakan bentuk
kepedulian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam mendorng kesejahteraan
masyarakat.
Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
khususnya pasal 74 yang menerangkan bahwa Corporate Social Responsibility
merupakan suatu tanggung jawab sosial suatu perusahaan dimana menjadi salah
satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan. Corporate Social
Responsibility sendiri pada dasarnya mengacu pada filosofi bagaimana cara
mengelola perusahaan yang memiliki dampak positif bagi lingkungan. Oleh
karena itu perusahaan harus mampu mengelola bisnisnya dengan menghasilkan
produk yang positif bagi masyarakat dan lingkungannya. Harmonisasi sosial dan
lingkungan ini mempengaruhi aktivitas dunia bisnis. Maka lahirlah tuntutan
terhadap peran perusahaan agar mempunyai tanggung jawab sosial. Dalam
3
konteks ini Corporate Social Responsibility menjadi kewajiban bagi perusahaan,
namun wacana tanggung jawab social cenderung masih kurang memiliki apresiasi
yang kurang tepat. Konteks seperti itu dipicu oleh beberapa kondisi antara lain :
(1) masih belum seragam dan jelas batasan tanggung jawab social, (2) kurang
respon stakeholder sehingga kurang menciptakan social control, (3) dukungan tata
perundangan yang lemah, (4) standar operasional yang kurang jelas, (5) belum
jelasnya ukuran evaluasi.
Program-program Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan
seringkali kurang menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya. Aktivitas
Corporate Social Responsibility yang dilakukan dianggap semata mata hanya
dilakukan demi terciptanya reputasi perusahaan yang pasif bukan untuk pebaikan
kualitas lingkungan masyarakat sekitar dalam jangka panjang.
Seberapa penting Corporate Social Responsibility bagi perusahaan tetap
menjadi wacana yang menarik karena disinilah terjadinya perbenturan keinginan
antara pencapaian profit dengan pencapaian tujuan social.
Lahirnya Undang-Undang nomer 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas
ini mengisyaratkan bahwa awalnya program Corporate Social Responsibility
adalah bersifat sukarela menjadi sebuah tanggung jawab yang diwajibkan. Namun
Undang-Undang Perseroan Terbatas tidak mengatur secara eksplisit berapa
jumlah nominal atau berapa besaran persen laba bersih dari suatu perusahaan yang
harus disumbangkan. Jauh sebelum Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008
Tentang Peseroan Terbatas ini diundangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
sudah menerapkan Corporate Social Responsibility yang diwajibkan oleh undang-
4
undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN, lewat Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan (PKBL). Sebagai manifestasinya telah dikeluarkannya
Keputusan Menteri BUMN Nomor kep -236/MBU/2003 Tanggal 17 Juni 2003
dan surat edaran Menteri BUMN Nomor SE-443/MBU/2003 tanggal 16
September 2003. Dengan demikian BUMN dapat dikatakan telah jelas aturan
mainnya karena sudah ada Undang -Undang tersendiri. BUMN merupakan
perusahaan yang dimiliki oleh Negara, bahkan pola Corporate Social
Responsibility mereka sudah rinci aturan pelaksanaannya.
Kota Cilegon merupakan salah satu Kota Industri di Provinsi Banten.
keberhasilan pembangunan bidang perekonomian bisa dicerminkan oleh Kota
Cilegon dari perkembangan indikator PDRB (product domestic regional bruto)
dan LPE (laju pertumbuhan ekonomi). Hal ini mencerminkan perbaikan,
penguatan dan kemapanan daerah dalam penguatan struktur perekonomian daerah.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Cilegon meningkat mencapai 3,8 trilyun pada
tahun 2006 dan pada tahun 2009 PDRB Kota Cilegon mencapai Rp51 juta/kapita
dan melebihi angka rata-rata pendapatan perkapita masyarakat Indonesia pada
umumnya. Kondisi tersebut terjadi karena Kota Cilegon ditopang oleh sektor
perindustrian berat yang bertumpu pada penggunaan teknologi dan kimia dan
bukan berbasis pada industri manufaktur ringan (Pemerintah Kota Cilegon, 2014).
Berkembangnya kawasan industri di Kota Cilegon berdampak positif
dengan kemajuan ekonomi secara kapita. Namun, ada yang unik dan menarik,
berdasarkan realitasnya kemajuan pembangunan kawasan industri di Kota Cilegon
tidak sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat Kota Cilegon dan belum berefek
5
merata pada kesejahteraan masyarakat Cilegon. Atas dasar itu Pemerintah Kota
Cilegon menerbitkan kebijakan Corporate Social Responsibility. Pemerintah Kota
Cilegon membangun kemitraan antara program Corporate Social Responsibility
perusahaan dengan program pembangunan pemerintah.
PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT.KIEC) adalah sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bisnis properti kawasan industri yang merupakan
anak perusahaan dari PT. Krakatau Steel,Tbk yang berdiri pada tanggal 16 Juni
1982 yang mempunyai visi menjadi pemain properti nasional yang terkemuka dan
Misi menyediakan property industry, komersial, hunian dan infrastruktur terkait
yang memberikan solusi bagi investor, pelanggan dan pihak-pihak terkait lainnya.
Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon mempunyai karakteristik demografi
jumlah kepadatan penduduk Kelurahan Kebondalem Kecamatan Purwakarta Kota
Cilegon Memiliki 4.303 KK dengan jumlah penduduk 12.054 Jiwa.
PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon mengadakan program Corporate
Social Responsibility yang bertujuan meningkatkan kebutuhan masyarakat
Kelurahan Kebondalem yaitu mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
Adapun hasil temuan lapangan dilakukan oleh peneliti ada berbagai masalah yang
peneliti alami di Kelurahan Kebondalem, adapun diantaranya yaitu:
Pertama kurangnya informasi dan sosialisasi tentang kegiatan program
Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon di
Kelurahan Kebondalem. Seperti yang dikatakan oleh bapak Bahrul warga
masyarakat Kelurahan Kebondalem,dirinya mengaku bahwa kurang mengetahui
ap saja bentuk Corporate Social Responsibility PT. KIEC yang disalurkan di
6
Kelurahan Kebondalem karena memang kurangnya informasi dan sosialisasi
tentang hal tersebut.
Kedua yaitu program Corporate Social Responsibility yang diberikan PT.
Krakatau Industrial Estate Cilegon saat ini lebih banyak hanya untuk membantu
kegiatan (jika mengirimkan proposal. Seperti yang dikatakan oleh Noldi warga
Kebondalem yang memang aktif dikegiatan sosial keagamaan masyarakat bahwa
selama ini PT Krakatau Industrial Estate Cilegon memang selalu membantu bila
mengirimkan proposal kegiatan baik itu kegiatan sosial,keagamaan maupun
kegiatan kepemudaan di Kelurahan Kebondalem tapi irinya mengatakan kurang
begitu mengetahui bentuk Corprate Social Responsibility PT Krakatau Industrial
Estate Cilegon yang memang merupakan program rutin atau inisiatif perusahaan
itu sendiri bukan karena proposl kegiatan permohonan bantuan dari masyarakat
Kebondalem.
Ketiga yaitu program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon memberikan sumbangan dan material namun yang lebih
dibutuhkan adalah pengembangan usaha dan kemandirian ekonomi pada kalangan
pemuda. Dikatakan Oleh bapak Toni yang merupakan pegawai di kantor
Kelurahan Kebondalem dan juga tokoh pemuda di Kelurahan Kebondalem PT
Krakatau Industrial Estate Cilegon selalu memberikan sumbangan dan materil
untuk membantu kegiatan masyarakat di Kelurahan Kebondalem tapi menurutnya
alangkah lenih baik jika masyarakat khusunya kalangan pemuda tidak hanya
dibantu berbentuk sumbangan dan material saja tapi diberikan semacam pelatihan,
pendampingan dan kalau bisa dibantu secara teknis untuk pengembangan usaha
7
dan kemandirian ekonomi pemuda untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi
masyarakat khususnya kalangan muda itu sendiri.
Kegiatan Sosial keagamaan yang memang menyentuh langsung kebutuhan
masyarakat Kelurahan Kebondalem, dilihat dari bantuan yang diberikan oleh PT.
Krakatau Industrial Estate Cilegon baik itu yang diajukan oleh masyarakat
maupun bantuan dari inisiatif PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon diantaranya
adalah pada tahun 2014 bantuan dana untuk acara tahun baru islam di Masjid
Jami’ Al-Falah dan bantuan untuk perbaikan lapangan sepakbola Kebondalem.
Tahun 2015 perihal bantuan zakat, infak dan sodaqoh di Lingkungan
Kubangwuluh Kelurahan Kebondalem dan juga bantuan dana untuk renovasi
gedung Karang Taruna Kebondalem. Sedangkan di tahun 2016 bantuan dana
untuk kegiatan Pekan Olahraga Kebondalem dan juga bantuan beras untuk
masyarakat sekitar PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon termasuk di Kelurahan
Kebondalem.
Berdasarkan data kegiatan pelaksanaan program Corporate Social
Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon di Kelurahan Kebondalem
belum berjalan dengan efektif untuk mensejahterakan masyarakat Kelurahan
Kebondalem. Selain itu untuk mengetahui apa yang dilakukan PT.Krakatau
Industrial Estate Cilegon pada Corporate Social Responsibility. Oleh sebab itu
penulis mengangkat permasalahan dari “Implementasi Program Corporate
Social Responsibility pada bidang sosial keagamaan di Kelurahan
Kebondalem Kota Cilegon”.
8
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam hal identifikasi masalah terdapat beberapa permasalahan yang
diambil oleh penulis , diantaranya:
1. Kurangnya informasi dan sosialisasi tentang kegiatan program Corporate
Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon di
Kelurahan Kebondalem.
2. Program Corporate Social Responsibility yang diberikan PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon saat ini lebih banyak hanya untuk membantu
kegiatan (jika mengirimkan proposal)
3. Program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon memberikan sumbangan dan material namun yang lebih
dibutuhkan adalah pengembangan usaha dan kemandirian ekonomi pada
kalangan pemuda.
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian dilakukan di PT Kakatau Industrial Estate Cilegon, Focus
penelitian berkaitan pada manfaat dan dampak sosial hadirnya PT Krakatau
Industrial Estate Cilegon yang berada di lingkungan Kelurahan Kebondalem bagi
masyarakat sekitar khususnya dan umumnya bagi Kota Cilegon.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut:
9
“Bagaimana implementasi program sosial keagamaan Corporate sosialResponsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon pada kegiatan sosialkeagamaan di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon?”
1.5 Tujuan Penelitian
Dalam sebuah penelitian ,peneliti harus menentukan tujuan yang ingin
dicapai sebab tanpa adanya tujuan yang jelas maka seorang peneliti akan
mengalami kesulitan. Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang
hendak dicapai peneliti adalah: “Untuk menganalisis implementasi program
Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon di
Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon”.
1.6 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini terbagi menjadi:
1.6.1 Manfaat secara teoritis
Dalam penulisan ini menerapkan ilmu yang diterima penulis selain
menjadi mahasiswa Ilmu Administrasi Publik FISIP UNTIRTA ,serta
menambah pengetahuan cakrawala dan wawasan penulisan tentang
pelaksanaan program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon kepada masyarakat Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon dan
dapat menjadi bahan bagi peneliti selanjutnya mengenai pelaksanaan program
Corporate Social Responsibility dalam sebuah anak perusahaan PT. Krakatau
Steel.
1.6.2 Manfaat Praktis
10
Hasil pemikiran ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan
masukan bagi PT. Krakatu Industrial Estate Cilegon dalam pelaksanaan
program Corporate Social Responsibility bagi masyarakat Kebondalem.
11
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR
2.1 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik
Implementasi Kebijakan Publik menurut Riant Nugroho dalam bukunya
yang berjudul Public Policy (2009:501) yaitu rencana adalah 20 % keberhasilan,
implementasi adalah 60% dan 20% sisanya adalah bagaimana kita mengendalikan
implementasi tesebut. Implementasi kebijakan adalah hal yang paling berat,
karena di sini masalah-masalah yang kadang tidak dijumpai dalam konsep,
muncul dilapangan. Selain itu, ancaman utama adalah konsistensi implementasi.
Berbeda dengan Riant Nugroho, Chief J. O. Udoji (1981) dalam Agustino
(2008:140) mengatakan bahwa:
“Pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan mungkin jauhlebih penting daripada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanyaakan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalamarsip kalau tidak diimplementasikan”.
Menurut Van Metter dan Van Horn (1975) dalam Agustino (2008:139)
mengatakan bahwa:
“Implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baikoleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompokpemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuanyang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”.
Masih dalam Agustino (2008:138), Eugene Bardach (1991) berpendapat
bahwa:
12
“Implementasi kebijakan adalah cukup untuk membuat sebuah programdan kebijakan umum yang kelihatannya bagus diatas kertas. Lebih sulitlagi merumuskannya dalam kata-kata dan slogan-slogan yangkedengarannya mengenakan bagi telinga para pemimpin dan para pemilihyang mendengarkannya dan lebih sulit lagi untuk melaksanakanya dalambentuk yang memuaskan semua orang”.
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa implementasi kebijakan
publik adalah suatu tindakan/ aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok yang sudah ditetapkan/ direncanakan pada saat perumusan kebijakan
sampai mencapai tujuannya demi kepentingan orang banyak.
2.1.1 Implementasi Kebijakan model Donal Van Metter dan carl Van Horn
Implementasi kebijakan menurut Van Metter dan Van Horn (1975) adalah:
“those actions by public and private individual (or groups) that are the
achievement or objectives set forth in prior policy (tindakan yang dilakukan oleh
Pemerintah maupun swasta baik secara individu maupun kelompok yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang menjadi prioritas
kebijakan)”.
Model pendekatan top-down yang dirumuskan oleh Donald Van Metter
dan Carl Van Horn disebut dengan A Model of The Policy Implementation. Proses
implementasi ini merupakan sebuah abstraksi atau performansi suatu
implementasi kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk
meraih kinerja implementasi kebijakan publik yang tinggi yang berlangsung
dalam hubungan berbagai variabel. Model ini mengandaikan bahwa implementasi
kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik yang tersedia, pelaksana,
dan kinerja kebijakan publik.
13
Ada enam variabel, menurut Van Metter dan Van Horn, yang
mempengaruhi kinerja kebijakan publik tersebut, adalah :
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya
jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio kultur
yang mengada di level pelaksana kebijakan, artinya jika ukuran kebijakan dan
tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan di level warga, maka agak
sulit merealisasikan kebijakan publik sampai dikatakan berhasil. Ini berkaitan
dengan sejauhmana standard direalisasikan, sebab : sering telalu luas dan
kabur, sehingga susah diukur keberhasilannya.
2. Sumber Daya
Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari
kemampuan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Salah satunya adalah
sumberdaya manusia lah yang sangat menentukan suatu keberhasilan proses
implementasi, selain itu sumberdaya finansial dan sumberdaya waktu juga
sangat berperan dalam keberhasilan proses kebijakan.
3. Karakteristik Agen Pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan
organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik,
karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh cirri-ciri
yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Dalam hal ini norma-
norma atau aturan yang ada perlu diperketat dan dipertegas kepada setiap
organisasi yang memiliki karakteristik keras.
14
4. Sikap/ Kecendrungan (Disposition) Para Pelaksana
Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak
mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan
publik. meliputi pesepsi pelaksana atas masalah, standard dan tujuan serta
sejauhmana bertentangan dengan kepentingan pelaksana.
5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi
kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak
yang terlibat dalam proses implementasi, maka akan semakin baik juga
hasilnya. khususnya mengkomunikasikan standard aturan, sehingga diperoleh
ketepatan dan konistensi sekaligus sebagai alat ukur dalam pengawasan.
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Lingkungan eksternal yang tidak kondusif dapat menjadi biang keladi
dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya untuk
mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kondisi
lingkungan eksternal.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dari Van Metter dan
Van Horn, karena teori ini merupakan teori implementasi kebijakan publik
yang tepat untuk dijadikan sebagai pisau analisis peneliti, dengan berbagai
variable yang ada di dalamnya.
15
2.1.2 Implementasi Kebijakan Model George C. Edward III
Model implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Edward III
disebut dengan Direct and Indirect Impact on Implementation. Menurut model
yang dikembangkan oleh Edward III, ada empat faktor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan atau kegagalan implementasi suatu kebijakan, yaitu faktor sumber
daya, birokrasi, komunikasi dan disposisi.
1. Faktor Sumber Daya
Faktor sumber daya mempunyai peranan penting dalam implementasi
kebijakan, karena bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan-ketentuan
atau aturan-aturan suatu kebijakan, jika para personil yang bertanggung jawab
mengimplementasikan kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber untuk
melakukan pekerjaan secara efektif, maka implementasi kebijakan tersebut
tidak akan bisa efektif. Indikator-indikator yang dipergunakan untuk melihat
sejauhmana sumber daya dapat berjalan dengan baik adalah :
a. Staf, sumber daya utama dalam implemetasi kebijakan adalah staf/
pegawai, atau lebih tepatnya street-level bureaucrats. Kegagalan yang
sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya disebabkan
oleh staf/ pegawai yang tidak memadai, mencukupi ataupun tidak
kompenten dibidangnya. Selain itu, cakupan atau luas wilayah
implementasi perlu juga dperhitungkan manakala hendak menentukan
staf pelaksana kebijakan.
16
b. Informasi, dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua
bentuk. Pertama, informasi yang berhubungan dengan cara melaksanakan
kebijakan, implementor harus mengetahui apa yang harus mereka
lakukan disaat mereka diberi perintah untuk melakukan tindakan. Kedua,
informasi mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap
peraturan dan regulasi pemerintah yang telah ditetapkan. Implementor
harus mengetahui apakah orang lain yang terlibat di dalam pelaksanaan
kebijakan tersebut patuh terhadap hukum.
c. Wewenang, dalam implementasi kewenangan merupakan otoritas atau
legitimasi bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang
ditetapkan secara politik. Kewenangan harus bersifat formal untuk
menghindari gagalnya proses implementasi karena dipandang oleh publik
implementor tersebut tidak terlegitimasi. Tetapi dalam konteks yang lain,
efektifitas kewenangan dapat menyurut manakala diselewengkan oleh
para pelaksana demi kepentingannya sendiri maupun demi kepentingan
kelompoknya.
d. Fasilitas, fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam
implementasi kebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang
mencukupi, mengerti apa yang harus dilakukannya, dan memiliki
wewenang untuk melaksanakan tugasnya, tetapi tanpa adanya fasilitas
pendukung (sarana dan prasarana) maka implementasi kebijakan tersebut
tidak akan berhasil.
17
2. Faktor Komunikasi
Komunikasi adalah suatu kegiatan manusia untuk menyampaikan apa
yang menjadi pemikiran dan perasaannya, harapan atau pengalamannya
kepada orang lain. Faktor komunikasi dianggap sebagai faktor yang amat
penting, karena dalam setiap proses kegiatan yang melibatkan unsur manusia
dan sumber daya akan selalu berurusan dengan permasalahan “Bagaimana
hubungan yang dilakukan”, implementasi yang efektif baru akan terjadi
apabila para pembuat kebijakan dan implementor mengetahui apa yang akan
mereka kerjakan, dan hal itu hanya dapat diperoleh melalui komunikasi yang
baik. Terdapat tiga indikator yang dapat dipakai dalam mengukur
keberhasilan variabel komunikasi, yaitu :
a. Transmisi, penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan
suatu implementasi yang baik pula. Seringkali komunikasi yang telah
melalui beberapa tingkatan birokrasi menyebabkan terjadinya salah
pengertian (Miskomunikasi).
b. Kejelasan, komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan
haruslah jelas, akurat dan tidak bersifat ambigu, sehingga dapat
dihindari terjadinya perbedaan tujuan yang hendak dicapai oleh
kebijakan seperti yang telah ditetapkan.
c. Konsistensi, perintah yang diberikan kepada implementor haruslah
konsisten dan jelas.karena apabila perintah sering berubah-ubah akan
18
membingungkan pelaksana kebijakan, sehingga tujuan dari kebijakan
tidak akan dapat tercapai.
3. Faktor Disposisi (Sikap)
Disposisi ini diartikan sebagai sikap para pelaksana untuk
mengimplementasikan kebijakan. Dalam implementasi kebijakan menurut
Edward III, jika ingin berhasil secara efektif dan efisien, para implementor
tidak hanya harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan
mempunyai kemampuan untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut,
tetapi mereka juga harus mempunyai kemauan untuk mengimplementasikan
kebijakan tersebut. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan pada variabel
disposisi menurut Edward III antara lain :
a. Pengangkatan birokrat, pemilihan dan pengangkatan personil pelaksana
kebijakan haruslah orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan
yang telah ditetapkan, lebih khusus lagi pada kepentingan warga.
Disposisi atau sikap para implementor yang tidak mau melaksanakan
kebijakan yang telah ditetapkan akan menimbulkan hambatan-hambatan
bagi tercapainya tujuan dari pengimplementasian kebijakan.
b. Insentif, Edward III menyatakan bahwa salah satu teknik yang
disarankan untuk mengatasi kecendrungan sikap para pelaksana
kebijakan adalah dengan memanipulasi insentif. Pada umumnya, orang
bertindak berdasarkan kepentingan mereka sendiri, maka memanipulasi
insentif oleh pembuat kebijakan dapat mempengaruhi tindakan para
pelaksana kebijakan. Dengan menambah keuntungan atau biaya tertentu
19
mungkin dapat memotivasi para pelaksana kebijakan untuk dapat
melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan dalam upaya
memenuhi kepentingan pribadi (self interest) atau organisasi.
4. Faktor Struktur Birokrasi
Meskipun sumber-sumber untuk mengimplementasikan suatu
kebijakan sudah mencukupi dan para implementor mengetahui apa dan
bagaimana cara melakukannya, serta mereka mempunyai keinginan untuk
melakukannya, implementasi kebijakan bisa jadi masih belum efektif, karena
terdapat ketidakefisienan struktur birokrasi yang ada. kebijakan yang begitu
kompleks menuntut adanya kerjasama banyak orang. Birokrasi sebagai
pelaksana sebuah kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah
diputuskan secara politik dengan jalan melakukan kordinasi yang baik.
Menurut Edward III terdapat dua karakteristik yang dapat mendongkrak
kinerja struktur birokrasi ke arah yang lebih baik, yaitu dengan melakukan
Standard Operating Prosedures (SOPs) dan melaksanakan fragmentasi.
a. Standard Operating Prosedures (SOPs), adalah suatu kegiatan rutin yang
memungkinkan para pegawai atau pelaksana kegiatan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatannya setiap hari sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
b. Fragmentasi, adalah upaya penyebaran tanggungjawab kegiatan-kegiatan
dan aktivitas-aktivitas di antara beberapa unit.
Pada penelitian, peneliti menggunakan dua teori sebagai konsep acuan
dalam melakukan penelitian, yaitu teori dari model Van Metter dan Van Horn dan
20
Teori dari model George Edward III, namun dalam penelitian ini, peneliti hanya
menggunakan teori dari model Van Metter dan Van Horn saja yang hanya
dijadikan sebagai alat pisau analisis karena teori tersebut dianggap relevan
terhadap masalah yang terjadi di lapangan.
2.1.3 Faktor Penentu Pelaksana Kebijakan
Ada beberapa faktor yang menentukan sebuah kebijakan dapat
dilaksanakan dengan baik, antara lain adalah:
a. Respect anggota masyarakat terhadap otoritas dan keputusan pemerintah;
b. Adanya kesadaran untuk menerima kebijakan;
c. Adanya sanksi hukum;
d. Adanya kepentingan publik;
e. Adanya kepentingan pribadi.
2.1.4 Faktor Penentu Penolakan dan Penundaan Kebijakan
Selain faktor penentu pelaksanaan kebijakan, pada pelaksanaan terdapat
juga beberapa faktor penentu penolakan dan penundaan kebijakan, antara lain:
a. Adanya kebijakan yang bertentangan dengan sistem nilai yang ada;
b. Tidak adanya kepastian hukum;
c. Adanya keanggotaan seseorang dalam organisasi;
d. Adanya konsep ketidakpatuhan selektif terhadap hukum
21
2.2 Pengertian Program
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, program berasal dari suku kata prog-
ram yang bermakna rancangan mengenai asas serta usaha (dalam ketatanegaraan,
perekonomian, dsb) yang akan dijalankan. Pengertian dan definisi program
menurut para ahli diantaranya diartikan sebagai cara yang disahkan untuk
mencapai tujuan dimana melalui hal tersebut bentuk rencana akan lebih
terorganisir dan lebih mudah untuk dioprasionalkan demi tercapainya kegiatan
pelaksanaan karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek yang
harus dijalankan atau dilaksanakan agara tujuan program itu sendiri dapat tercapai
(Jones : 1994).
2.3 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Definisi dari CSR itu sendiri telah dikemukakan oleh banyak pakar. Di
antaranya adalah definisi yang dikemukakan oleh Magnan & Ferrel yang
mendefinisikan CSR sebagai : “A business acts in socially responsible manner
when its decision and actions accounts for and balance diverse stakeholder
interest”.Definisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara
seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam setiap
keputusan dan tindakan yang diambil para pelaku bisnis melalui perilaku yang
secara sosial bertanggung jawab.Sedangkan komisi eropa membuat definisi yang
lebih praktis yang pada ghalibnya bagaimana perusahaan yang sukarela
memberika kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan
22
lingkungan yang lebih bersih.Sedangkan Elkington mengemukakan bahwa sebuah
perusahaan yang menunjukan tanggung jawab sosialnya akan memberikan
perhatian kepada peningkatan kualitas perusahaan (profits); masyarakat,
khususnya komunitas sekitar (people); serta lingkungan hidup (planet earth).
Trinidads & Tobacco bureau of standards mendefinisikan Corporate
Social Responsibility sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis,
beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekononomi
bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal, dan masyarakat yang lebih luas.The world Business Council for
suistainable Development (WBCSD) dalam publikasinya Making Good Business
Sense mendefinisikan CSR atau Tanggung jawab sosial perusahaan, sebagai :
“Continuing commitment by business to be have ethically and contribute to
economic defelopment while improving the quality of life of workface and their
families as well as of the local community and society at large”.Maksudnya
adalah komitment dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis,
beroprasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan
dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga
penigkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.
Masyarakat Uni Eropa (European commission) memberikan pengertian
Corporate Social Responsibility yaitu :“A concept where by companies decide
voluntarily to contribute to a better society and a cleaner environment. A concept
where by companies integrate social and environment concerns in their business
operatiom and in their instruction with their stakeholder on a voluntary basis”.
23
Artinya suatu konsep dimana perusahaan memutuskan secara sukarela untuk
memberikan kontribusi yang lebih baik kepada masyarakat dan lingkungan yang
bersih.Suatu konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan
lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para
pihak yang berkepentingan secara sukarela.
Versi lain mengenai definisi Corporate Social Responsibility dikemukakan
oleh World Bank. Lembaga Keuangan global ini memandang Corporate Social
Responsibility sebagai: “The Commitment of business to contribute to sustainable
economic development working with employee quality of life, in ways that are
both good for business and good for development”. Yang artinya adalah
komitment bisnis untuk berprilaku etis dan memberikan kontribusi terhadap
pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan semua
pemangku kepentingan guna memperbaiki kehidupan mereka dengan cara yang
bermanfaat bagi bisnis, agenda pembangunan yang berkelanjutan maupun
masyarakat umum.Menurut Lingkar Studi Corporate Social Responsibility
Indonesia, definisi Corporate Social Responsibility adalah upaya sungguh-
sungguh dari entinitas bisnis meminimumkan dampak negative dan
memaksimumkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku
kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan.
Menurut definisi yang dikemukakan oleh The Jakarta Consulting Group,
tanggung jawab sosial ini di arahkan baik ke dalam (internal) maupun ke luar
(eksternal) perusahaan.ke dalam maksudnya, tanggung jawab ini diarahkan
24
kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Seperti
diketahui, pemegang saham telah menginvestasikan sumber daya yang
dimilikinya guna mendukung berbagai aktifitas operasional perusahaan.karena
mereka akan mengharapkan profitabilitas yang optimal serta pertumbuhan
perusahaan sehingga kesejahteraan mereka di masa depan juga akan mengalami
peningkatan. Oleh karena itu perusahaan harus berjuang keras agar memperoleh
laba yang optimal dalam jangka panjang serta senantiasa mencari peluang bagi
pertumbuhan di masa depan. Di samping kepada pemegang saham, tanggung
jawab sosial ke dalam ini juga diarahkan kepada karyawan, karena hanya dengan
kerja keras, kontribusi serta pengorbanan merekalah perusahaan dapat
menjalankan berbagai aktivitas serta meraih kesuksesan.Oleh karena itu
perusahaan dituntut untuk memberikan kompensasi yang adil serta memberikan
peluang pengembangan karier bagi karyawannya.Tentu saja hubungan antara
perusahaan dengan karyawan itu harus di dasari pada prinsip hubungan
yangsaling menguntungkan (mutually beneficial).Artinya perusahaan harus
memberikan kompensasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan. Namun di
lain pihak karyawan pun dituntut untuk memberikan kontribusi yang maksimal
bagi kemajuan perusahaan.
Ke luar, maksudnya tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan peran
perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan
kesejahteraan karyawan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan
bagi kepentingan generasi mendatang.Pajak diperoleh dari keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan.oleh karenanya, perusahaan harus dikelola sebaik-
25
baiknya sehingga mampu meraih laba yang maksimal. Demi kelancaran aktivitas
perusahaan dalam usaha mencapai tujuannya, perusahaan membutuhkan banyak
tenaga kerja. Seiring dengan tumbuh kembangnya perrusahaan, kebutuhan akan
tenaga kerja ini akan mengalami peningkatan. Perusahaan berkewajiban untuk
ikut berpartisipasi menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Lapangan kerja
akan semakin banyak tersedia manakala perusahaan tumbuh dan berkembang.
Oleh karenanya perusahaan berkewajiban untuk selalu mencari peluang-peluang
baru bagi pertumbuhan tentu saja dengan tetap mempertimbangkan faktor
keuntungan dan tingkat pengembalian financial yang optimal.Perusahaan juga
memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam usaha-usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, baik yang berkaitan dengan perusahaan
maupun tidak. Perusahaan juga bertanggung jawab untuk memelihara kualitas
lingkungan tempat mereka beroperasi demi peningkatan kualitas hidup
masyarakat dalam jangka panjang, baik untuk generasi saat ini maupun untuk
generasi penerus.
Rumusan atau definisi atau pengertian yang diberikan di atas menunjukan
kepada masyarakat bahwa setidaknya ada tiga hal pokok yang membentuk
pemahaman atau konsep mengenai Corporate Social Responsibility. Ketiga hal ini
tersebut adalah:
1. Bahwa sebagai suatu artificial person, perusahaan atau korporasi tidaklah
berdiri sendiri dan terisolasi, perusahaan atau perseroan tidak dapat
menyatakan bahwa mereka tidak memiliki tanggung jawab terhadap
keadaan ekonomi, lingkungan maupun sosialnya;
26
2. Keberadaan (eksistensi) dan keberlangsungan (sustainability) perusahaan
atau korporasi sangatlah ditentukan oleh seluruh stakeholder-nya dan
bukan hanya stakeholder-nya. Para stakeholder ini, terdiri dari
stakeholders, konsumen, pemasok, klien, custome, karyawan dan
keluarganya, masyarakat sekitar dan mereka yang terlibat baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan (The local community
and society at large);
3. Melaksanakan CSR berati juga melaksanakan tugas dan kegiatan sehari-
hari perusahaan atau korporasi, sebagai wadah untuk memperoleh
keuntungan melalui usahayang dijalankan dan/atau dikelola olehnya. Jadi
ini berate CSR adalah bagian terintegrasi dari kegiatan usaha(business),
sehingga CSR berati juga menjalankan perusahaan atau korporasi untuk
memperoleh keuntungan.
2.3.1 Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia
bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi berkelanjutan dengan
memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada
keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial dan
lingkungannya (Suhandari M. Putri, Scema CSR, Kompas, 4 Agustus 2007).
Berdasarkan pengertian tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Adanya komitmen perusahaan atau dunia bisnis;
2. Kontribusi terhadap pengembangan ekonomi secara berkelanjutan;
27
3. Memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan;
4. Titik berat kepada keseimbangan; dan
5. Focus perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
Demikian antara lain unsur – unsur yang harus ada dalam konsep
Corporate Social Responsibility. Oleh sebab itu, apabila berbicara mengenai
Corporate Social Responsibility, maka harus ditekankan pada pelaksanaan unsur-
unsur Corporate Social Responsibility itu sendiri, agar sesuai dengan batasan
tersebut diatas.
2.3.2 Ruang Lingkup CSR
Corporate Social Responsibility dapat diartikan sebagai komitmen
perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi
sosial, ekonomi dan lingkungan, serta terus – menerus menjaga agar dampak
tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya.
Ruang lingkup tanggungjawab perusahaan meliputi empat bidang kajian keilmuan
yang merupakan satu kesatuan, yaitu; ekonomis, hukum, etis, dan filantropis (B.
Tamam Achda, 2006:4):
1. Tanggung jawab ekonomis berate perusahaan perlu menghasilkan laba
sebagai pondasi untuk dapat berkembang dan mempertahankan
eksistensinya. Namun dalam tujuan mencari laba.
2. Secara hukum, sebuah perusahaan juga harus bertanggung jawab dengan
menaati ketentuan hukum yang berlaku.
28
3. Secara etis, perusahaan juga bertanggung jawab untuk mempraktikkan hal-
hal yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai, etika dan norma – norma
kemasyarakatan.
4. Tanggung jawab filantropis berati perusahaan harus memberikan
kontribusi bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat sejalan dengan
operasi bisnisnya.
Mengacu pada ruang lingkup diatas, maka apabila Corporate Social
Responsibility tersebut dilaksanakan secara konsisten dalam jangka panjang dapat
menumbuhkan rasa keberterimaan masyarakat terhadap kehadiran
perusahaan.kondisi seperti itulah yang pada gilirannya dapat memberikan
keuntungan ekonomi-bisnis kepada perusahaan yang bersangkutan. Dengan
pemahaman seperti itu, dapat dikatakan bahwa, Corporate Social Responsibility
adalah prasyarat perusahaan untuk bisa meraih legitimasi sosiologis cultural yang
kuat dari masyarakat.
2.3.3 Langkah Pelaksanaan ProgramCorporate Social Responsibility
Kotler dan Lee (2006) menyebutkan enam kategori program Corporate
Social Responsibility. Pemilihan program Corporate Social Responsibility yang
akan dilaksanakan oleh prusahaan sangat bergantung kepada tujuan pelaksanaan
Corporate Social Responsibility yang ingin dicapai perusahaan Keenam jenis
program Corporate Social Responsibility tersebut adalah sebagai berikut.
1. Cause Promotions
29
2. Cause Related Marketing
3. Corporate Societal Marketing
4. Corporate Philantropy
5. Community Volunteering
6. Socially Responsible Business Practice
Cause Promotion. Dalam program ini, perusahaan menyediakan dana atau
sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap suatu masalah sosial atau untuk mendukung pengumpulan
dana, partisipasi dari masyarakat, atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu
kegiatan tertentu.
Berbagai benefit yang dapat diperoleh perusahaan dengan melaksanakan
kegiatan cause promotion, menurut Kotler dan Lee (2005) adalah sebagai berikut.
1. Pelaksanaan cause promotions oleh perusahaan akan memperkuat
positioning merek perusahaan. Sebagai contoh, pelaksanaan cause
promotions yang dilakukan oleh anlene dengan mengunggah kesadaran
masyarakat akan bahaya osteoporosis dan menghubungkan pencegahan
osteoporosis tersebut dengan konsumsi anlene, telah menguatkan posisi
merek anlene sebagai yang dapat digunakan untuk
mencegahosteoporosis.
2. Pelaksanaan cause promotions dapat turut menciptakan jalan bagi
ekspresi loyalitas konsumen terhadap suatu masalah sehingga bisa
meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan penyelenggara
30
promosi. Sebagai contoh perusahaan PETsMART membuat program
PETsMART Charities, yang memungkinkan konsumen pengunjung
PETsMART melakukan adopsi binatang peliharaan terlantar pada saat
mereka berbelanja (misalnya, makanan binatang peliharaan) di
rangkaian took PETsMART.
3. Memberikan peluang kepada karyawan perusahaan untuk terlibat dalam
suatu kegiatan social yang menjadi kepedulian mereka.
4. Cause promotion dapat menciptakan kerja samaantara perusahaan
dengan pihak-pihak lain (misalnya media), sehingga memperbesar
dampak pelaksanaan promosi.
5. Aktifitas cause promotion dapat meningkatkan citra perusahaan
(corporate image), dimana citra perusahaan yang baik akan dapat
memberikan berbagai pengaruh positif lainnya, misalnya meningkatkan
kepuasan dan loyalitas karyawan yang dapat memberikan kontribusi
positif bagi peningkatan kinerja finansial perusahaan.
Cause Related Marketing. dalam program ini, perusahaan memiliki
komitment untuk menyumbangkan presentase tertentu dari penghasilan untuk
suatu kegiatan social berdasarkan besarnya penjualan produk tertentu, untuk
jangka waktu tertentu, serta untuk aktivasi derma tertentu.
Aktifitas cause related marketing (CRM) yang biasanya dilakukan oleh
perusahan-perusahaan misalnya menyumbangkan sejumlah uang tertentu untuk
setiap produknya yang terjual. Sebagai contoh, es krim Viennetta dari Wall’s telah
meluncurkan program “berbagi 1000 Kebaikan” dengan cara menyumbangkan
31
Rp. 1000 untuk setiap penjualan es krim Viennetta. Dana yang terkumpul
mencapai Rp. 1,15 Miliar dan digunakan untuk membantu korban gempa di
sumatera.
Perusahaan perusahaan yang melaksanakan aktifitas CRM akan dapat
memperoleh benefit-benefit sebagai berikut (Kotler dan Lee, 2005).
1. Perusahaan dapat menarik pelanggan baru mulai pelaksanaan CRM.
Sebagai contoh, Citibank bekerja sama dengan American Lung
Association, berhasil mengumpulkan dana lebih dari 1 Juta dollar
Amerika untuk membantu para penderita kanker paru-paru. Dana ini
berasal dari sumbangan para pemegang kartu kredit Citibank di mana
untuk setiap pembukaan kartu kredit, para pemegang kartu kredit
menyumbangkan 30 dollar Amerika yang akan disumbangkan ke
America Lung Assosiation. Kegiatan ini menimbulkan perasaan
bermakna bagi para pelanggan kartu kredit Citibank sehingga terjadi
peningkatan pembukaan kartu kredit.
2. Aktifitas CRM dapat menjangkau relung pasar (market niche). Saat ini
semakin banyak perusahaan yang menyadari bahwa aktifitas CRM
merupakan suatu cara yang efektif untuk menjangkau konsumen dari
segmen dengan karakteristik demografi, geografi, atau pasar sasaran
tertentu (Kotler dan Lee, 2005:91).
3. Aktifitas CRM dapat meningkatkan penjualan produk perusahaan.
4. Aktifitas CRM dapat membangun identitas merk yang positif di mata
pelanggan. Identitas merek yang positif dapat terjadi akibat merek
32
perusahaan disandingkan dengan program Corporate Social
Responsibility yang disponsori oleh merk perusahaan.
Langkah – langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk melakukan
aktifitas CRM adalah sebagai berikut.
1. Melakukan penilaian situasi. Penilaian situasi ini dikaitkan dengan
kebutuhan strategi pemasaran perusahaa, yakni apakah perusahaan akan
memasuki pasar yang baru dengan menggunakan produk yang ada saat
ini? Apakah produk baru yang akan diluncurkan perusahaan ke pasar
yang akan turut terbantu oleh pelaksanaan CRM? Atau apakah
perusahaan ingin melakukan diversifikasi produk di tengah pasar yang
dipenuhi produk sejenis yang dijual pada kisaran harga yang sama?
2. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan melalui perusahaan
CRM, dimana tujuan pelaksanaan CRM berkaitan erat dengan hasil
penilaian situasi yang dilakukan oleh perusahaan.
3. Setelah perusahaan menetapkan tujuan CRM, selanjutnya perusahaan
menentukan target audiensi yang akan disesuaikan dengan tujuan
pelaksanaan CRM serta mempertimbangkan berbagai masalah yang
menjadi perhatian utama dari para target audiensi.
4. Setelah target audiensi ditetapkan, selanjutnya perusahaan
mengenmbangkan rencana pemasaran yang akan menjelaskan produk
yang akan dikaitkan dengan program CRM, jenis insentif yang akan
diberikan oleh perusahaan untuk mendukung pelaksanaan program
33
saluran distribusi yang akan digunakan, serta bentuk promosi yang akan
dipakai perusahaan untuk mendukung kampanye CRM.
5. Membuat bujet, rencana pelaksanaan dan evaluasi kegiatan CRM.
Corporate Social Marketing.Dalam program ini, perusahaan
mengembangkan dan melaksanakan kampanye unttuk merubah perilaku
masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan public,
menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.Kampanye corporate social marketing (CSM) lebih banyak terfokus
untuk mendorong perubahan perilaku yang berkaitan dengan beberapa isu yakni
isu-isu kesehatan, perlindungan terhadap kecelakaan/kerugian, lingkungan, serta
keterlibatan masyarakat.
Benefit-benefit yang dapat diperoleh perusahaan melalui pelaksanaan
CSM antara lain sebagai berikut:
1. Menunjang positioning merek perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan
penghasil makanan subway di amerika serikat memperoleh benefit yang
besar bagi positioning mereknya pada saat perusahaan ini bermitra
dengan North Carolina’s Cardiovascular Health Program. Melalui
iklan di radio dan televisi yang mencapai sekitar dua juta pendengar di
North Carolina, Subway berhasil meningkatkan positioning merek
makanan berkadar lemak rendah yang mereka produksi sehingga
menjadi pilihan utama masyarakat North Carolina.
2. Menciptakan prefensi merek. Melalui penciptaan prefensi merek, maka
merek produk prusahaan memiliki kemungkinan untuk lebih dipilih
34
oleh konsumen pada saat mereka melakukan pembelian produk,
dibandingkan dengan merek produk pesaing. Sebagai contoh program
CSM yang dilakukan oleh Pempers melalui program “Back to Sleep”.
Program ini bertujuan mengedukasi masyarakat amerika untuk
menidurkan bayi dengan posisi terlentang, hal ini dilakukan karena
ditengarai sudden infant death syndrome (SIDS) yang mengakibatkan
kematian bayi secara mendadak pada saat bayi tertidur, disebabkan oleh
kebiasaaan orang tua amerika menidurkan bayi dalam keadaan
tengkurap. Progam ini berhasil mengangkat popularitas pampers
sehingga produk ini menjadi pilihan utama para orang tua amerika.
3. Aktifitas CSM dapat ikut mendorong peningkatan penjualan terutama
bila konsumen mengaitkan produk perusahaan dengan perubahan
prilaku yang diinginkan.
4. Pelaksanaan CSM dapat memberikan dampak yang nyata terhadap
perubahan social. Sebagai contoh program “Don’t Mess With Texas”
yang diluncurkan oleh texas department of transportation. Program ini
bertujuan untuk membujuk para penduduk texas agar mereka tidak
membuang sampah di jalan dan menyediakan tempat sampah di
kendaraan mereka. Program ini berhasil mengurangi sampah yang
dilemparkan ke jalan raya texas sampai 50% dan mengurangi jumlah
punting rokok yang mengotori jalanan texas sampai 70%.
Langkah – langkah yang harus dilakukan perusahaan pada saat
melaksanakan kegiatan CSM adalah sebagai berikut:
35
1. Melakukan analisis situasi untuk memperoleh gambaran mengenai
berbagai perilaku yang harus diubah di dalam masyarakat agar dapat
memberikan kondtribusi bagi peningkatan kesehatan public, perbaikan
lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebagai
contoh pada saat pampers meluncurkan kampanye “Back to Sleep”
terlebih dahulu P&G melakukan riset mengenai penyebab bayi
meninggal mendadak pada saat mereka tidur dan menemukan
penyebabnya adalah kebiasaan orangtua di amerika menidurkan bayi
mereka dalam keadaan tengkurap.
2. Memiih target audiensi yang akan menjadi sasaran kampanye di mana
target audiensi ini merupakan audiensi yang diperkirakan akan sangat
mendukung kampanye perusahaan. Sebagai contoh ibu-ibu yang
memiliki bayi merupakan target audiensi bagi kampanye “Back to
Sleep”.
3. Menetapkan jenis perubahan perilaku apa yang harus dilakukan
audiensi sesuai dengan kampanye yang dilakukan oleh perusahaan.
Sebagai contoh jenis perilaku yang diharapkan dilakukan oleh para ibu
di amerika serikat.
4. Mengidentifikasikan berbagai hambatan dan motivasi yang akan
mendorong perubahan perilaku.
5. Mengembangkan bauran pemasaran yang mencakup stategi produk,
harga, saluran distribusi, dan promosi yang akan mendukung
munculnya perilaku pada target audiensi.
36
6. Mengembangkan rencana evaluasi dan pengawasan aktivitas CSM, di
mana evaluasi yang dilakukan didasarkan kepada perubahan perilaku
yang diinginkan.
7. Menetapkan anggaran pelaksanaan CSM dan menemukan sumber
pendanaan untuk melakukan kegiatan CSM, misalnya melalui
kemitraan dengan yayasan, organisasi nirlaba, maupun kelompok
kepentingan.
8. Melakukan implementasi rencana CSM dengan mempertimbangkan
adanya proses perubahan perilaku yang lambat dari target audiensi.
CSM selama tiga tahun merupakan program yang ideal karena dalam
jangka waktu tersebut diharapkan akan terjadi perubahan perilaku
sikap, serta proses edukasi secara bertahap.
Corporate Philantropy.Dalam program ini, perusahaan memberikan
sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat
tertentu.Sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian uang secara tunai,
paket bantuan, atau pelayanan secara Cuma-Cuma.
Corporate Philantropy biasanya berkaitan dengan berbagai kegiatan social
yang menjadi prioritas perhatian perusahaan. Berbagai program corporate
philanthropy yang dilaksanakan perusahaan, antara lain sebagai berikut.
1. Program corporate philanthropy dalam bentuk sumbangan uang tunai
.misalnya, kegiatan pemberian uang tunai kepada anak – anak panti
asuhan pada bulan ramadhan yang dilakukan oleh CDC Telkom.
37
2. Program corporate philanthropy dalam bentuk bantuan hibah. Sebagai
contoh, dari tahun 2003-2006, PT. Telkom telah menyalurkan bantuan
hibah kepada 2.731 penerima bantuan yang secara garis besar
dikelompokan dalam bantuan bencana alam, bantuan sarana umum,
bantuan pendidikan dan pelatihan, bantuan sarana ibadah, serta bantuan
kesehatan masyarakat.
3. Program corporate philanthropy dalam bentuk penyediaan beasiswa,
sebagai contoh penyediaan beasiswa yang dilakukan oleh PT HM
sampoerna melalui Sampoerna Fondation untuk membiayai beasiswa
program S2 maupun S3.
4. Program corporate philanthropy dalam bentuk pemberian produk.
Sebagai contoh PT. Telkom Divre III melaksanakan kegiatan corporate
philanthropy dalam bentuk pemberian paket sembako menjelang hari
raya idul fitri tahun 2007.
5. Program corporate philanthropy dalam bentuk pemberian layanan
Cuma-Cuma.
6. Program corporate philanthropy dalam bentuk penyediaan keahlian
teknis oleh karyawan perusahaan secara Cuma-Cuma. Sebagai contoh
pelayanan perbaikan kendaraan mudik lebaran yang dilakukan oleh PT.
Astra.
7. Program corporate philanthropy dengan mengizinkan penggunaan
fasilitas dan saluran distribusi yang dimiliki perusahaan untuk
digunakan bagi kegiatan social.
38
8. Program corporate philanthropy yang dilakukan perusahaan dengan
cara menawarkan penggunaan peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.
Langkah – langkah yang harus ditempuh perusahaan pada saat akan
menjalankan aktivitas corporate philanthropy adalah sebagai berikut.
1. Memilih kegiatan amal yang akan didukung oleh perusahaan. Pemilihan
ini diddasarkan kepada kesesuaian antara kegiatan yang akan di dukung
dengan tujuan perusahaan, kepedulian para karyawan terhadap kegiatan
yang akan didukung, serta perhatian pelanggan perusahaan.
2. Memilih mitra yang akan menjalankan kegiatan amal beserta pihak atau
komunitas yang akan menjadi sasaran corporate philanthropy.
3. Menetapkan besarnya sumbangan yang akan diberikan kepada suatu
pihak atau masyarakat yang akan menjadi sasaran kegiatan corporate
philanthropy.
4. Mengembangkan rencana komunikasi untuk mengomunikasikan
kegiatan amal yang sedang dilakukan oleh perusahaan kepada para
karyawan maupun pihak-pihak yang berkepentingan.
5. Mengembangkan rencana evaluasi untuk menilai berhasil tidaknya
pelaksanaan program corporate philanthropy.
Community Volunteering. Dalam program ini, perusahaan mendukung
serta mendorong para karyawan, para pemegang francise atau rekan pedagang
eceran untuk meyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu
organisasi-organisasi masyarakat local maupun masyarakat yang menjadi sasaran
program.
39
Bentuk dukungan yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk
melaksanakan program Community Volunteering, adalah sebagai berikut.
1. Masyarakatkan etika perusahaan melalui komunikasi korporat yang
akan mendorong karyawan untuk menjadi sukarelawan bagi
komunitas. Komunikasi ini dapat pula dijadikan sarana agar karyawan
mengetahui sumber daya perusahaan yang dapat digunakan untuk
suatu peluang aktivitas sukarela.
2. Menyarankan kegiatan social atau aktivitas amal tertentu yang bias
diikuti oleh para karyawan. Dalam kaitan ini, perusahaan akan
menyediakan informasi yang rinci mengenai bagaimana keterlibatan
para karyawan. Dalam kaitan ini, perusahaan akan menyediakan
informasi yang rinci mengenai bagaimana keterlibatan para karyawan
perusahaan dalam aktivitas tersebut berikut bentuk kegiatan social
atau amal yang akan dilakukan.
3. Mengorganisasi tim sukarelawan untuk suatu kegiatan social.
4. Membantu para karyawan menemukan kegiatan social yang akan
dilaksanakan melalui survey ke wilayah yang diperkirakan
membutuhkan bantuan sukarelawan, mencari informasi melalui situs
Web atau dalam beberapa kasus dengan menggunakan perangkat
lunak (software) khusus yang akan melacak aktivitas social yang
cocok dengan minat karyawan yang akan menjadi tenaga sukarelawan.
5. Merelakan waktu cuti dengan tanggungan perusahaan bagi karyawan
yang bersedia menjadi tenaga relawan, dimana waktu cuti ini
40
bervariasi dari hanya beberapa hari kerja sampai menggunakan waktu
cuti satu tahun untuk melaksanakan kegiatan sukareladi Negara
berkembang atas nama perusahaan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan pada saat akan
melakukan community volunteering adalah sebagai berikut.
1. Membuat pedoman di dalam perusahaan yang akan memberi arahan
bagi karyawan dalam isu social apa kegiatan sukarela dapat mereka
lakukan.
2. Menetapkan jenis dukungan yang diberikan oleh perusahaan dan
seberapa jauh dukungan itu diberikan bbagi karyawan yang terlibat
dalam kegiatan community volunteering.
3. Mengembangkan rencana komunikasi internal perusahaan untuk
mengkomunikasikan komitmen perusahaan dan kebijakan yang dibuat
perusahaan dalam kegiatan community volunteering.
4. Menetapkan rencana untuk memberikan pengakuan dalam bentuk
penghargaan kepada para karyawan yang terlibat dalam community
volunteering. Misalnya dengan menyebutkan nama mereka dalam
siaran pers perusahaan maupun bulletin internal yang dikeluarkan
perusahaan.
5. Mengembangkan rencana komunikasi eksternal perusahaan dengan
mengekspos kegiatan community volunterering yang dilakukan
perusahaan kepada pihak luar baik dengan tujuan hanya untuk
41
menciptakan kesadaran public terhadap kegiatan yang dilakukan
maupun untuk meningkatkan reputasi perusahaan.
6. Menetapkan rencana untuk mengukur keberhasilan program community
volunteering.
Socially Responsible Business Practice (Comunnity Development).
Dalam program ini, perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui aktivitas
bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang
mendukung kegiatan social dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas
dan memelihara lingkungan hidup.
Komunitas dalam hal ini mencakup karyawan perusahaan, pemasok,
distributor, serta organisasi-organisasi nirlaba yang menjadi mitra perusahaan
serta masyarakat secara umum.Sedangkan yang dimaksud kesejahteraan
mencakup di dalamnya aspek-aspek kesehatan, keselamatan, serta kebutuhan
pemenuhankebutuhan psikologis dan emosional.
Beberapa aktivitas yang termasuk ke dalam socially responsible bisiness
practice, mencakup hal-hal berikut ini.
1. Membuat fasilitas yang memenuhi bahkan melebihi tingkat keamanan
lingkungan dan keselamatan yang ditetapkan.
2. Menegmbangkan perbaikan proses produksi barang dan jasa seperti
berbagai kegiatan mengurangi penggunaan bahan-bahan yang
berbahaya dan mengurangi penggunaan bahan kimia dalam proses
peningkatan pertumbuhan tanaman pangan.
42
3. Mengentikan penawaran produk yang ditengarai membahayakan
kesehatan manusia meskipun produk itu legal.
4. Memilih pemasok berdasarkan kriteria kesediaan mereka menerapkan
dan memelihara aktivitas sustainable development.
5. Memilih perusahaan manufaktur dan bahan kemasan yang paling ramah
lingkungan dengan berbagai kriteria seperti: perusahaan tersebut
memiliki tujuan mengurangi penggunaan sumber daya secara sia-sia,
menggunakan sumber daya yang bias di daur ulang, serta mengurangi
terjadinya pembuangan racun ke lingkungan.
6. Melakukan pelaporan secara terbuka mengenai material produk yang
digunakan berikut asal-usulnya, potensi bahaya yang ditimbulkan dari
penggunaan produk serta berbagai informasi lain yang berguna bagi
konsumen.
7. Mengembangkan berbagai program untuk menunjang terciptanya
kesejahteraan masyarakat. Termasuk ke dalam kategori ini adalah
berbagai program community development yang dilaksanakan oleh PT.
Telkom melalui pemberian bantuan modal bagi perusahaan kecil, PT.
HM Sampoerna melalui program kemitraan dengan para pembuatan
rokok kretek tradisional, PT Unilever Indonesia melalui kemitraan
dengan para petani kedelai hitam.
Langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan pada saat akan
melaksanakan socially responsible business practice adalah sebagai berikut.
1. Melakukan kegiatan penilaian lingkungan (environment assessment)
43
2. Menetapkan tujuan program kegiatan social yang akan dilalakukan oleh
perusahaan.
3. Melakukan implementasi kegiatan social dengan mempersiapkan
terlebih dahulu pola kerja sama antar pihak yang terlibat dalam kegiatan
social, yaitu perusahaan, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,
perguruan tinggi dan para calon penerima manfaat Corporate Social
Responsibility.
4. Melakukan kegiatan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan social
yang dilakukan oleh perusahaan.
Berbagai benefit yang diperoleh perusahaan melalui pelaksanaan socially
responsible business practice adalah sebagai berikut.
1. Pelaksanaan socially responsible business practice dapat menghemat
uang perusahaan, memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan
lingkungan hidup, serta meningkatkan kesadaran energy di antara para
karyawan perusahaan.
2. Meningkatkan kesan baik komunitas terhadap perusahaan. Sebagai
contoh aktivitas yang dilaksanakan oleh Coca Cola untuk mencegah
penularan HIV/AIDS di wilayah afrika melalui program pemberian
kondom gratis, memberikan penjelasan mengenai penyakit aids beserta
cara penularan HIV/AIDS, melakukan pemeriksaan darah secara Cuma-
Cuma untuk mengetahui secara dini apakah darah pasien (yang
dirahasiakan identitasnya.
44
3. Bagi perusahaan yang berhasil menjalankan kegiatan socially
responsible business practice, maka keberhasilan tersebut akan
menciptakan prefensi konsumen terhadap merek produk perusahaan.
4. Pelaksanaan socially responsible business practice, misalnya dalam
bentuk penyediaan sarana kepentingan umum seperti sarana sanitasi
(seperti yang dilakukan oleh lifebuoy), pembangkit listrik mikro
(seperti yang dilakukan oleh Indonesia Power), penyediaan sarana air
bersih (seperti yang dilakukan oleh Aqua Danone) dapat menimbulkan
citra positif dari pemerintah selaku pembuat peraturan sehingga
memberikan sistuatsi menguntungkan bagi perusahaan.
5. Pelaksanaan socially responsible bisiness practice oleh prusahaan dapat
meningkatkan kepuasan karyawan. Hal ini disebabkan antara lain oleh
munculnya rasa bangga menjadi bagian dari perusahaan yang
bertanggung jawab secara social.
2.4 Penelitian Terdahulu Yanga Relevan
Peneliti melakukan penelusuran literature mengani phasil penelitian yang
dipandang relevan dengan yang diteliti peneliti. Maka ditemukan beberapa
penelitian, diantaranya penelitian Nely Wahyu Sulasi Ningsih (2015) dengan
judul “Efektivitas Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) Dalam
Pengelolaan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan-Perusahaan Di
Kota Cilegon Tahun 2014” Ilmu Administrasi Negara FISIP Untirta.
Dalam penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh program Corporate Social
Responsibility merupakan bentuk tanggung jawab suatu perusahaan. Metode
45
penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode penelitian
kuantitatif. Dimensi yang digunakan dalam penelitiannya adalah dimensi
efektivitas organisasi dari Etzioni. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti itu yaitu wawancara, kuesioner, observasi langsung serta dokumentasi.
Responden dalam penelitian tersebut yaitu perusahaan-perusahaan yang ada di
Kota Cilegon, yang sudah bergabung maupun yang belum bergabung dengan
Lembaga Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dengan jumlah
responden sebanyak 94 orang. Hasil dari penelitian tersebut bahwa efektivitas
Cilegon Corporate Social Responsibility (CCSR) dalam pengelolaan CSR
perusahaan-perusahaan di Kota Cilegon Tahun 2014 mencapai 73,44%. Karena
nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau jatuh pada daerah penerimaan Ha (5,16
1,984), maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima.
Dimana efektivitas program tersebut berjalan dengan baik. Saran dalam penelitian
tersebut adalah sosialisasi ke perusahaan untuk lebih ditingkatkan kembali.
Persamaanya dengan penelitian yang diteliti peneliti samam-sama lokusnya
tentang CSR di Kota Cilegon. Sementara perbedanya fokus dari penelitian
tersebut berbeda dimana penelitian tesebut lebih pada efektivitas dalam mengelola
CSR, sementara yang diteliti peneliti saat ini berfokus pada implementasi program
CSR suatu perusahaan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
2.5 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan dari Analisis
46
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau Industrial
Estate Di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon, maka dalam penelitian ini
dibuatkan kerangka berfikir.Sehingga dengan adanya kerangka berfikir ini, baik
peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:65) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berabagai faktor yang telah diidentifikasi masalah yang penting.Oleh karenanya
peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk membuat kerangka berfikir.
Adapun permasalahan – permasalahan yang ada terkait Analisis Pelaksanaan
Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon di
Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon menggunakan teori indikator langkah-
langkah pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Kotler dan
Lee (2006)mengemukakan bahwa pemilihan program alternative CSR yang
dilaksanakan oleh perusahaan sangat bergantung kepada tujuan pelaksanaan CSR
yang ingin di capai perusahaan. Untuk lebih jelas kerangka berfikir penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
47
Gambar 2.1
Identifikasi masalah
1. Kurangnya informasi dan sosialisasi tentang kegiatan program Corporate
Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon di Kelurahan
Kebondalem.
2. Program Corporate Social Responsibility yang diberikan PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon saat ini lebih banyak hanya untuk
membantu kegiatan (jika mengirimkan proposal).
3. Program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon memberikan sumbangan dan material namun yang lebih
dibutuhkan adalah pengembangan usaha dan kemandirian ekonomi pada
kalangan pemuda.
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Model implementasi menurut Van Metter Van Horn (1975) dalam Agustino
(2008:139), yaitu :
1. ukuran dan tujuan kebijakan
2. sumber daya,
3. karakteristik agen pelaksana,
4. sikap/kecendrungan (disposition) para pelaksana,
5. komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana, dan
6. lingkungan ekonomi,sosial dan politik.
48
2.6 Asumsi Dasar
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dibuat suatu asumsi
dasar dalam penelitian, yang merupakan anggapan peneliti terhadap permasalahan
yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti sendiri mengasumsikan bahwa
implementasi program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon masih belum berjalan
dengan baik dan optimal.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Irawan (2005:4.4), metodologi penelitian adalah totalitas cara yang dipakai
peneliti untuk menemukan kebenaran ilmiah. Sedangkan menurut Sugiyono
(2008:2), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif menurut denzim dan lincoln dalam Moleong
(2006:5) adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada. Sedangkan menurut Moleong (2006:6),
mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistik, dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan metode
deskriptif, artinya penelitian ini bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan
sesuatu hal seperti apa adanya. (Irawan, (2005:4.9). Dengan demikian, laporan
penelitian ini berisi kutipan-kutipan data dalam menyajikan laporan, dimana data
tersebut berasal dari hasil wawancara, catatn lapangan, foto dan dokumen lainnya.
50
Disamping itu, penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang
menilai dan mengungkapkan permasalahan mengenai apa adanya sesuai dengan
kenyataan yang ada dilapangan. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk
memahami makna yang berada di balik fakta-fakta. Pamahaman yang mendalam
terhadap suatu peristiwa atau fenomena sosial merupakan hal yang terpenting.
Dalam pendekatan kualitatif data yang dihasilkan berbentuk kata, kalimat
dan gambar untuk mengeksplorasi bagaimana kenyataan sosial yang terjadi
dengan mendeskripsikan fenomena yang sesuai dengan masalah dan unit yang
diteliti. Melalui penelitian deskriptif kualitatif ini hanya bermaksud untuk
menggambarkan permasalahan yang ada dalam kaitannya dengan“Implementasi
Program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon
di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon”., dan kemudian menganalisanya sampai
pada suatu kesimpulan absolute.
3.2 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus
“divalidasi” seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian yang selanjutnya
terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti meliputi validasi terhadap
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang
yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara
akademik maupun logistik (Sugiyono, 2009:222).
51
Artinya, dalam instrumen penelitian kulitatif peneliti sebagai instrumen
penelitian merupakan alat pengumpul data utama. manusia adalah yang dapat
berhubungan dengan responden atau objek lainya, dan hanya manusia yang
mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan, dengan
menggunakan alat-alat bantu seperti foto, perekam suara, dan catatan lapangan.
Menurut Irawan dalam buku Anis dan Kandung (2012:80), menjelaskan
instrumen penelitian bahwa satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian
kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin menggunakan alat-alat
bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau kamera.
Tetapi alat-alat ini benar-benar tergantung pada peneliti untuk menggunakannya.
Selain itu dalam melakukan penelitian ini peneliti memperoleh data dari
beberapa sumber data, yaitu:
1. Data Primer
Irawan (2005:5.5), data primer adalah data yang diambil langsung
tanpa perantara dari sumbernya. Sumber ini dapat berupa benda – benda,
situs, atau manusia. Seorang peneliti kualitatif bisa mendapatkan data – data
primer dengan cara melakukan wawancara atau melakukan pengamatan
langsung terhadap suatu aktivitas masyarakat.
Dalam hal ini peneliti mendapatkan data primer dengan cara
melakukan wawancara (interview) dari informan dan melakukan pengamatan
langsung terhadap aktivitas informan. Data primer diperoleh peneliti langsung
dari sumber data baik melalui proses wawancara tatap muka antara peneliti
dengan informan yang bersangkutan baik dari pihak PT. Krakatau Industrial
52
Estate Cilegon ,aparat pemerintah Kelurahan Kebondalem, tokoh masyarakat
Kebondalem ataupun tokoh pemuda diKelurahan Kebondalem kota Cilegon.
Data primer juga dapat diperoleh melalui pengamatan dengan ikut berperan
serta di tempat yang menjadi objek penelitian.
2. Data Sekunder
Irawan (2005:5.5), data sekunder adalah data yang diambil secara
tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari
dokumen – dokumen (laporan) atau seseorang memperoleh informasi dari
orang lain. Penelitian ini juga memperoleh data sekunder melalui studi
literatur, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara mengkaji
berbagai bahan bacaan yang terkait dengan judul penelitian yaitu
“Implementasi Program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon”.
3.3 TeknikPengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data untuk dianalisis. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu meliputi: observasi,
wawancaradandokumentasi.
1) Observasi
Menurut Moleong (2007:176), observasi (pengamatan) adalah kegiatan
untu kmengoptimalkan kemampua npeneliti dari segi motif, kepercayaan,
perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan dan sebagainya. Pengamatan
53
diklasifikasikan atas pengamatan melaui cara berperan serta (partisipan) dan yang
tidak berperan serta (non partisipan). Pada pengamatan tanpa peran serta,
penelitihannya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan
saja.Sedangkan pengamatan berperan serta melakukan dua peranan sekaligus,
yaitu sebagai pengamat dansekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang
diamati. Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai non partisispan atau tidak
beperanserta, karena dalam penelitian in ipeneliti tidak terlibat secara langsung
dalam proses Analisis Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility
(CSR) PT Krakatau Industrial Estate Cilegon di Kelurahan Kebondalem Kota
Cilegon. Peneliti hanya melakukan pengamatan saja untuk mengetahu ikondisi
dari objek penelitian.
2) Wawancara
Moleong (2007:186), mengemukakan bahwa wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan Tanya jawab dengan narasumber dari aparatur dan masyarakat
yang mengetahui dan memahami lebih jauh khususnya Analisis Pelaksanaan
Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon Di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon. Berikut ini peneliti membuat
pedoman wawancara penelitian dengan menggunakan indicator Penerapandan
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility menurut Kotler dan Lee (2006)
dapat di lihat pada tabel 3.1.
54
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara
No Dimensi Informan
1.
Ukuran dan tujuan kebijakan
Berkaitan dengan sejauh mana kebijakan
atau program tersebut terealisasikan
PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon
2.
Sumber daya
Meliputi sumber daya manusia, financial dan
sumber daya waktu
PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon
3.
Karakteristik agen pelaksana
Meliputi organisasi formal dan organisasi
informal yang akan terlibat dalam
pengimplementasian kebijakan atau program
tersebut
Kelurahan Kebondalem,
PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon,
Masyarakat Kelurahan
Kebondalem.
4.
Sikap/kecenderungan (disposition) para
pelaksana
Sikap penolakan atau penerimaan dari agen
pelaksana
Kelurahan Kebondalem,
PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon,
Masyarakat Kelurahan
Kebondalem.
5.
Komunikasi antar organisasi dan aktivitas
pelaksana
Koordinasi dalam pelaksanaan kebijakan
atau program tersebut
Kelurahan Kebondalem,
PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon,
Masyarakat Kelurahan
Kebondalem.
6Lingkungan Eksternal
Meliputi Ekonomi, sosial dan politik
Kelurahan Kebondalem,
PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon,
Masyarakat Kelurahan
Kebondalem.
Sumber: Peneliti 2018
55
3) Dokumentasi
Studi yang digunakan untuk mencari dan memperoleh data sekunder
berupa peraturan perundang-undangan, laporan-laporan berupa foto atau dokumen
elektronik (rekaman), catatan serta dokumen-dokumen yang relevan dengan
masalah yang diteliti
Dalam penelitian ini dokumentasi yang diambil berupa foto-foto dan
dokumentasi elektronik yang berupa rekaman. Dokumentasi digunakan untuk
memperkuat data yang diperoleh dalam observasi dan wawancara. Adapun alat
pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Buku Catatan
Buku catatan ini digunakan peneliti untuk mencatat setiap informasi dari
sumber data pada saat wawancara dengan sumber data dan mencatat
perkembangan penelitian dilapangan. Menurut Satori dan Komariah
(2010:177), buku catatan adalah catatan lengkap yang bukan saja berisi hasil
pengamatan atau wawancara di lapangan tetapi juga sudah ada refleksi dari
peneliti atas hasil atau deskripsi yang dikerjakan setelah selesai melakukan
suatu pengamatan atau wawancara.
2) Alat Perekam
Alat perekam ini digunakan peneliti untuk merekam setiap pembicaraan
pada saat wawancara dengan sumber informasi. Menurut Satori
danKomariah (2010:177-178), tape recorder dapat merekam semua
percakapan dengan baik, tetapi sayang tidak dapat menangkap ekspresi
56
wajah dan gerak-gerik informan. Seandainya informan keberatan dengan
dengan pemakaian tape recorder, maka peneliti tidak boleh memaksa dan
atau tidak boleh mensiasatinya dengan caratersembunyi karena kalau
ketahuan hal ini dapat merusak hubungan baik.
3) Kamera DigitaldanHandphone
Kamera digital danHandphone ini digunakan peneliti untuk memotret
kegiatan yang berkaitan dengan penelitian.Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan keabsahan penelitian, yang berupa foto-foto lokasi penelitian
ataupun sumber data.
4) Informan Penelitian
Setelah mempelajari peran dan hubungan antar partisipan, peneliti akan
mampu menentukan informan yang cocok untuk penelitiannya. Menurut Morse
dalam Denzin(2009:289), seorang informan yang baik adalah seorang yang
mampu menangkap, memahami, dan memenuhi permintaan peneliti, memiliki
kemampuan reflektif, bersifat artikulatif, meluangkan waktu untuk wawancara,
dan bersemangat untuk berperan serta dalam penelitian. Penentuan informan
dalam penelitian mengenai Implementasi Program Corporate Social
Responsibility (CSR) PT Krakatau Industrial Estate Cilegondi Kelurahan
Kebondalem Kota Cilegonmenggunakan teknik Purposive. Menurut Patton
dalam Denzin(2009:290), alasan logis di balik teknik Purposive dalam penelitian
kualitatif merupakan prasyarat bahwa informan yang dipilih sebaiknya memiliki
informasi yang kaya (rich information).Adapun yang menjadi informan dalam
penelitian ini diantaranya adalah:
57
Tabel 3.2 : Informan Penelitian
Informan Spesifikasi Informan Keterangan
I1
Sekretaris Lurah Kebondalem
KotaCilegonKey Informan
I2 Bidang Humas PT KIEC Key Informan
I3 Tokoh Masyarakat Kebondalem Key Informan
I4 Tokoh Pemuda Kebondalem Key Informan
3.4 Teknik Analisa Data
Dalam sebuah penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak sebelum
peneliti memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai di lapangan.
Namun faktanya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data dari pada setelah proses pengumpulan data. Data yang terkumpul harus
diolah sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang dapat digunakan dalam
menjawab perumusan masalah yang diteliti. Aktifitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Model interaktif dalam analisis data kualitatif
dipakai untuk menganalisis data selama dilapangan.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya
sehingga dapat dengan mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan
kepada yang lain.
58
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dimana data yang
diperoleh akan dianalisis dan dikembangkan menjadi sebuah hipotesis atau asumsi
dasar. Kemudian data-data lain terus dikumpulkan dan ditarik kesimpulan.
Kesimpulan tersebut akan dapat memberikan suatu hasil akhir apakah hipotesis
penelitian yang telah dibuat sesuai dengan data yang ada atau tidak.
Berikut adalah beberapa langkah praktis melakukan analisis data kualitatif
(Prasetya Irawan, 2005:5.27):
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik analisis data kualitatif mengikuti konsep yang diberikan oleh
Irawan (2005:5.27) yakni sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data Mentah
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data mentah, dengan
wawancara, observasi lapangan, kajian pustaka. Pada tahap ini, peneliti
Gambar 3.1 analisis data menurut Prasetya Irawan
Pengumpulandata mentah
Tarnskripdata
Pembuatankoding
Kategorisasidata
Penyimpulansementara
TriangulasiPenyimpulanakhir
59
menggunakan alat-alat yang diperlukan seperti tape recorder, kamera, dan
lain-lain.
2. Transkrip Data
Pada tahap ini, peneliti merubah catatan ke bentuk tertulis (yang
berasal dari tape recorder atau catatan tulisan tangan).
3. Pembuatan Koding
Pada tahap ini peneliti membaca ulang seluruh data yang sudah di
transkrip. Pada bagian-bagian tertentu dari transkrip peneliti menemukan hal-
hal penting yang kemudian diambil kata kuncinya. Dan kata kunci ini nanti
akan diberi kode.
4. Kategori Data
Pada tahap ini, peneliti peneliti mulai menyederhanakan data dengan
membuat kategori – kategori tertentu.
5. Penyimpulan Sementara
Pada tahap ini, peneliti sudah boleh mengambil kesimpulan walaupun
masih bersifat sementara. Kesimpulan ini 100% harus berdasarkan data tidak
dicampur aduk dengan pikiran dan penafsiran peneliti. Peneliti juga mungkin
melakukan observasi langsung dan membuat catatan lapangan.
6. Triangulasi
Triangulasi adalah proses chek and recheck antara satu sumber data
dengan sumber data yang lainnya. Dalam proses ini beberapa kemungkinan
60
bisa terjadi : Pertama, satu sumber cocok dengan sumber lain. Kedua, satu
sumber data berbeda dari sumber lain, tetapi tidak harus bertentangan. Ketiga,
satu sumber 180° bertolak belakang dengan sumber lain.
Dalam hal ini triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah
triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
7. Penyimpulan Akhir
Kesimpulan akhir diambil ketika peneliti sudah merasa bahwa data
sudah jenuh (saturated) dan setiap penambahan data baru hanya berarti
ketumpang tindihan.
3.5 Validasi Data
Menurut sugiyono dalam buku Anis dan Kandung (2012:94), validitas
adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan
daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah
data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan yang
sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
Dalam penelitian Kualitatif yang utama adalah uji validitas data internal
(Kredibilitas Data). Dimana uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data
dilakukan dengan cara:
1. Triangulasi
61
Triangulasi adalah proses check and recheck antara satu sumber data
dengan sumber data lainnya. Triangulasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu
triangulasi sumber, tehnik, dan waktu.
Triangulasi sumber adalah membandingkan suatu informasi dengan
menggunakan sumber yang berbeda. Triangulasi tehnik adalah
membandingkan informasi dengan menggunakan tehnik yang berbeda. Dan
triangulasi tehnik adalah membandingkan informasi dengan sumber dan
tehnik yang sama di waktu-waktu yang berbeda.
Triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi teknik dan
triangulasi sumber. Dalam triangulasi teknik, peneliti menggunakan teknik
yang berbeda untuk menguji dan mengecek data yang telah diperoleh melalui
wawancara, observasi, studi kepustakaan. Sedangkan dalam triangulasi
sumber, peneliti menggunakan sumber yang berbeda (beberapa sumber)
untuk menguji dan mengecek data yang telah diperoleh.
2. Mengadakan Member Check
Memberchek adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan member check adalah agar informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa
yang dimaksud sumber data atau informan.
3. Menggunakan Bahan Refrensi
62
Bahan refrensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan
data yang telah ditemukan oleh peneliti seperti hasil rekaman wawancara,
dokumentasi seperti foto-foto saat penelitian, catatan lapangan, dan lain
sebagainya.
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokus penelitian ini adalah adalah di Kelurahan Kebondalem Kota
Cilegon. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada febuari 2017 dan direncanakan
akan selesai hingga bulan Mei 2018, untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini :
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Waktu
2016 2017
Des 2
017
Janu
ari 2
018
Febu
ari 2
018
Febu
ari2
018
Febu
ari 2
018
Febu
ari2
018
Mar
et20
18
Mar
et20
18
April
2018
Mei
2018
Juni
2018
1 Pengajuan judul
2 Observasi awal
3PenyusunanProposal
4SeminarProposal
5 Revisi Proposal
6PengumpulanData
7Pengolahan danAnalisis data
8Sidang LaporanHasil Penelitian
9Revisi laporanHasil Penelitian
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian
yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum
mengenai Kelurahan Kebondalem dan gambaran umum mengenai PT KIEC. Hal
tersebut akan dijelaskan dibawah ini.
4.1.1 Deskripsi Wilayah Kelurahan Kebondalem
Kelurahan Kebondalem terletak di wilayah Kecamatan Purwakarta, Kota
Cilegon dengan Luas Wilayah ± 298,04 Ha.Kelurahan Kebondalem mobilitas
penduduk tergolong cukup tinggi, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya
jumlah penduduk dan ramainya daerah ini dijadikan sentra pemukiman serta
kawasan industri ,perdagangan dan jasa.Kelurahan Kebondalem dengan batas
wilayahnya sebagai berikut:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kotabumi dan
Kelurahan Purwakarta
b) Sebelah Selatan berbatasan Kelurahan Masigit dan Kelurahan
Ramanuju
c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Gedongdalem dan
Kelurahan Masigit
64
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kotabumi dan
Kelurahan Ramanuju
Profil Kelurahan terdiri atas data dasar keluarga, potensi kelurahan dan tingkatperkembangan kelurahan.A. Data dasar keluarga berisikan gambar menyeluruh potensi dan perkembangan
keluarga meliputi :
1. Potensi Sumber Daya Manusia :
NO JENISKELAMIN
JUMLAH PENDUDUK
1 Laki-Laki 7.859
2 Perempuan 7.593
Jumlah 15.452
2. Kepala Keluarga :
NOJENIS
KELAMINJUMLAH KEPALA
KELUARGA1 Laki-Laki 4.910
2 Perempuan 270
Jumlah 5.180
7.400
7.500
7.600
7.700
7.800
7.900
LAKI-LAKI PEREMPUAN
65
B. Potensi Kelurahan Dan Tingkat Perkembangan Terdiri Atas :1. Data Sumber Daya Alam, Potensi Umum yang meliputi :
a. batas dan luas wilayah
Sebelah utara Kotabumi/PurwakartaSebelah selatan Masigit/ RamanujuSebelah timur Gedong Dalem/ MasigitSebelah barat Kotabumi/ Ramanuju
b. bentangan wilayah dan letak
Luas Tanah Sawah 20,00 HaLuas Tanah Kering 245,19 HaLuas Tanah Basah 3,50 HaLuas Tanah Perkebunan 0,00 HaLuas Fasilitas Umum 29,35 HaLuas Tanah Hutan 0,00 HaTOTAL LUAS 298,04 Ha
2. Data Sumber Daya Manusia, meliputi :a. Jumlah Penduduk :
NO JENIS KELAMINJUMLAH
PENDUDUK1 Laki-Laki 7.859
2 Perempuan 7.593
Jumlah 15.452
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
LAKI-LAKI PEREMPUAN
66
b. Agama dan aliran kepercayaan :NO AGAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN1 Katolik 24 242 Budha 10 123 Hindu 4 34 Islam 7.568 7.2845 Kristen 253 270
JUMLAH 7.859 7.593
3. Data Sumber Daya Kelembagaan, meliputi :NO NAMA LEMBAGA KETERANGAN1 Forum RT/RW Aktif2 PKK Aktif3 LPMK Aktif4 BKM – P2KKP Aktif5 Karang Taruna Aktif6 Kader Posyandu Aktif7 Babinsa Aktif8 Polmas Aktif
4. Data Prasarana dan Sarana, meliputi :a. prasarana peribadatan;
No Tempat Ibadah Jumlah Ket1 Masjid 112 Musholla 9
b. prasarana olah raga;No Sarana Olahraga Jumlah Ket1 Lapangan Bola Voli 42 Lapangan Tenis 13 Lapangan Golf 14 Lapangan Futsal 15 Lapangan Bulutangkis 16 Lapangan Basket 17 Pusat Kebugaran 18 Meja Pingpong 39 Lapangan Sepak Bola 1
67
c. prasarana dan sarana kesehatan;No Tempat Kesehatan Jumlah Ket1 Toko Obat 12 Posyandu 113 Rumah Praktek Dokter 1
4.1.2. Deskripsi singkat PT KIEC
PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT.KIEC) adalah sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bisnis properti kawasan industri yang merupakan anak perusahaan
dari PT. Krakatau Steel,Tbk yang berdiri pada tanggal 16 Juni 1982 yang
mempunyai visi menjadi pemain properti nasional yang terkemuka dan Misi
menyediakan property industry, komersial, hunian dan infrastruktur terkait yang
memberikan solusi bagi investor, pelanggan dan pihak-pihak terkait lainnya.
4.2 Daftar Informan Penelitian
Pada penelitian ini, mengenai Implementasi Program Corporate Social
Responsibility pada bidang sosial keagamaan PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon, dalam pemilihan informan
penelitian ini peneliti menggunakan cara teknik pengambilan sumber data yang
sering digunakan pada penelitian kualitatif adalah Puposive. Puposiveadalah
teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu.Pertimbangan
tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu atau paling menguasai
obyek/situasi sosial yang diteliti.Dengan demikian key person ini adalah tokoh
68
formal dan tokoh informal di penelitian Implementasi Program Corporate Social
Responsibility pada bidang sosial keagamaan PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon.
Informan penelitian ini antara lain yaitu pihak dari Pemerintah seperti
Lurah ,Sekretaris Lurah, atau pegawai Kantor Kelurahan Kebondalem dan dari
pihak Industri atau perusahaan serta masyarakat Kebondalem
Tabel 4.1
Keterangan Informan
No KodeInforman
Nama Jabatan/Pekerjaan JenisKelamin
Usia
1 I1 Pemerintah - - -
2 I1 Sekretaris Lurah
Kebondalem
3 I2 Masyarakat
Kebondalem
4 I2.1 M. Fatoni Ketua DKM Mushola
Al-Maghfiroh
Kubangwuluh
I2.2 Noldi Andrian Ketua Risma Masjid Al-
Falah Kebondalem
5 I3 PT. KIEC
6 I3 Humas PT. KIEC
(Sumber: Peneliti, 2018)
69
Informan di atas merupakan informan utama (Key Informan) dalam
penelitian ini.Adapun data-data lain yang merupakan sebagai informasi-informasi
pelengkap dari informasi yang telah diberikan oleh informan utama.
4.3 Deskripsi Data
4.3.1 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari
hasil penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian dengan menggunakan teknik
analisa data kualitatif. Dalam penelitian ini, mengenai Implementasi Program
Corporate Social Responsibility pada bidang sosial keagamaan PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon. Peneliti
menggunakan teori Implementasi menurut Van Metter Van Horn. Teori tersebut
memberikan gambaran atas mekanisme Implementasi, yaitu ukuran dan tujuan
kebijakan ,sumber daya ,karakteristik agen pelaksana ,sikap/kecenderungan
(disposition) ,komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana ,lingkungan
ekonomi,sosial,dan politik. Kemudian data yang peneliti dapatkan lebih banyak
berupa kata-kata dan tindakan yang peneliti peroleh melalui proses wawancara
dan observasi. Kata-kata dan tindakan orang yang diwawancara merupakan
sumber utama dalam penelitian. Sumber data ini kemudian oleh peneliti dicatat
dengan menggunakan catatan tertulis atau melalui alat perekam yang peneliti
gunakan dalam penelitian.
Adapun dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan pengamatan
adalah catatan berupa catatan lapangan peneliti, seperti dokumen-dokumen yang
70
peneliti dapatkan baik dari perusahaan, dan pihak Pemerintahan kelurahan
Kebondalem di mana data tersebut merupakan data mentah yang harus diolah dan
dianalisis kembali untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Selain itu bentuk
data lainnya berupa foto-foto kegiatan yang berhubungan dengan Tanggung
Jawab Sosial Lingkungan.
Selanjutnya karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka
dalam proses menganalisis datanya pun peneliti melakukan analisis secara
bersamaan. Dalam proses analisisnya dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles and
Huberman, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Pembahasan dan analisis dalam penelitian ini merupakan suatu data dan
fakta yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan
teori yang peneliti gunakan yaitu menggunakan teori Implementasi Van Metter
Van Horn (1975).
4.3.1.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika ukuran
dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio kultur yang mengada di
level pelaksana kebijakan, artinya jika ukuran kebijakan dan tujuan kebijakan
terlalu ideal untuk dilaksanakan di level warga, maka agak sulit merealisasikan
kebijakan publik sampai dikatakan berhasil. Ini berkaitan dengan sejauhmana
standard direalisasikan, sebab sering telalu luas dan kabur, sehingga susah diukur
71
keberhasilannya. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh I3 Humas PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon mengatakan bahwa :
“Hubungan antara PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon dengan masyarakat di
lingkungan sekitar perusahaan khususnya masyarakat Kebondalem hubungannya
baik ,oleh karena itu program CSR PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon untuk
wilayah Kebondalem berjalan baik ,baik itu yang memang program yang diggas
oleh perusahaan maupun masyarakat yang mengusulkan seperti untuk kegiatan
keagamaan dan kegiatan sosial di masyarakat.”
Berdasarkan wawancara di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara
PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon dengan masyarakat di lingkungan sekitar
perusahaan khususnya masyarakat Kebondalem hubungannya baik. Program CSR
PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon untuk wilayah Kebondalem berjalan baik
,baik itu yang memang program yang diggas oleh perusahaan maupun masyarakat
yang mengusulkan seperti untuk kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial di
masyarakat..
Hal ini sesuai pula dengan apa yang dikatakan oleh I1 Sekretaris Lurah
Kelurahan Kebondalem mengatakan bahwa :
“Selama ini hubungan dengan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon cukup baik
,sering ada kegiatan CSR PT Krakatau Industrial Estate Cilegon yang disalurkan
untuk masyarakat Kebondalem ,dan masyarakat juga ketika mengadakan kegiatan
seperti acara Peringatan Hari Besar Islam atau acara keagamaan mengajukan ke
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon juga diberikan bantuan ,bahkan kegiatan
72
turnamen Sepakbola saja PT Krakatau Industrial Estate Cilegon selalu
memberikan bantuan.”
Berdasarkan hasil wawancara itu ,terungkap bahwa selama ini hubungan
dengan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon cukup baik ,sering ada kegiatan
CSR PT Krakatau Industrial Estate Cilegon yang disalurkan untuk masyarakat
Kebondalem ,dan masyarakat juga ketika mengadakan kegiatan seperti acara
Peringatan Hari Besar Islam atau acara keagamaan mengajukan ke PT Krakatau
Industrial Estate Cilegon juga diberikan bantuan ,bahkan kegiatan turnamen
Sepakbola saja PT Krakatau Industrial Estate Cilegon selalu memberikan bantuan.
Dalam indikator Ukuran dan Tujuan Kebijakan peneliti dapat menarik
kesimpulan sementara bahwa program Corporate Social Responsibility PT.
Krakatau Industrial Estate Cilegon yang dilakukan sudah berjalan dengan baik,
kesimpulan sementara ini dapat ditarik setelah peneliti melakukan teknik yaitu
dengan membandingkan hasil wawancara dengan informan yang satu dengan
informan yang lain.
4.3.1.2 Sumber Daya
Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari
kemampuan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Salah satunya adalah
sumberdaya manusia lah yang sangat menentukan suatu keberhasilan proses
implementasi, selain itu sumberdaya finansial dan sumberdaya waktu juga
sangat berperan dalam keberhasilan proses kebijakan. Sesuai dengan apa
73
yang dikatakan oleh I3 Humas PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon
mengatakan bahwa :
“Pelaksanaan program CSR PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon di
Kebondalem selalu ada ,walaupun tiap tahun bentuk ataupun jumlahnya
mungkin bisa berbeda sesuai dengan program perusahaan ataupun usulan dari
masyarakat tapi selalu diutamakan karena Kebondalem berada di wilayah ring
satu perusahaan.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebu ,terungkap bahwa pelaksanaan
program CSR PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon di Kebondalem selalu
ada ,walaupun tiap tahun bentuk ataupun jumlahnya mungkin bisa berbeda
sesuai dengan program perusahaan ataupun usulan dari masyarakat tapi selalu
diutamakan karena Kebondalem berada di wilayah ring satu perusahaan.
Hal ini sesuai pula dengan apa yang dikatakan oleh I1 Sekretaris Lurah
Kelurahan Kebondalem mengatakan bahwa :
“Untuk Kebondalem selalu diperhatikan walaupun jika dilihat dari jumlah
nilainya tidak full dibantu semua. Contohnya ketika kita mengadakan suatu
kegiatan dan mengirim proposal bantuan dana paling dibantu tidak sampai
setengahnya tapi segitu pun sudah cukup bahwa kita di ring satu perusahaan
ini masih diberikn perhatian.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa untuk
Kebondalem selalu diperhatikan walaupun jika dilihat dari jumlah nilainya
tidak full dibantu semua. Contohnya ketika kita mengadakan suatu kegiatan
dan mengirim proposal bantuan dana paling dibantu tidak sampai
74
setengahnya tapi segitu pun sudah cukup bahwa kita di ring satu perusahaan
ini masih diberikn perhatian.”
Dalam indikator Sumberdaya peneliti dapat menarik kesimpulan
sementara bahwa program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon yang dilakukan dalam pemanfaatan baik itu
sumberdaya finansial ,sumberdaya manusia maupun sumberdaya waktu sudah
cukup baik, kesimpulan sementara ini dapat ditarik setelah peneliti
melakukan teknik yaitu dengan membandingkan hasil wawancara dengan
informan yang satu dengan informan yang lain.
4.3.1.3 Karakteristik Agen Pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan
organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik,
karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh ciri-ciri
yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Dalam hal ini norma-
norma atau aturan yang ada perlu diperketat dan dipertegas kepada setiap
organisasi yang memiliki karakteristik keras. Sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh I2.1 M.Fatoni tokoh pemuda Kebondalem dan juga sebagai
ketua DKM Mushola Al-Maghfiroh Kubangwuluh mengatakan bahwa :
“Pengalaman saya bekerjasama dengan PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon untuk melaksanakan sebuah kegiatan di masyarakat ,kita sebagai
pelaksana kegiatan dan yang mempunyai hajat menggandeng PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon untuk menjadi sponsor. Beberapa orang perwakilan
75
dari PT. KIEC hadir memberikan bantuan untuk kegiatan dan berpartisipasi
langsung dalam kegiatan tersebut.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas ,terungkap bahwa pengalaman beliau
bekerjasama dengan PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon untuk
melaksanakan sebuah kegiatan di masyarakat ,masyarakat sebagai pelaksana
kegiatan dan yang mempunyai hajat menggandeng PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon untuk menjadi sponsor. Beberapa orang perwakilan dari PT.
KIEC hadir memberikan bantuan untuk kegiatan dan berpartisipasi langsung
dalam kegiatan tersebut.
Hal ini sesuai pula dengan apa yang dikatakan oleh I2.2 Noldi Andrian
sebagai Ketua Risma Masjid Al-Falah Kebondalem mengatakan bahwa:
“Beberapa kali kita meengadakan kegiatan keagamaan peringatan hari
besar islam ,PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon selalu bantu. Mudah
mudahan ke depannya kita bisa selalu bekerjasama ,PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon juga selalu support dan kalo bisa kita generasi muda ini selalu
dibimbing dan diberikan semacam pelatihan untuk bidang usaha juga.”
Berdasarkan wawancara tersebut ,terungkap bahwa dalam beberapa
kali meengadakan kegiatan keagamaan peringatan hari besar islam ,PT.
Krakatau Industrial Estate Cilegon selalu bantu. Mudah mudahan ke
depannya kita bisa selalu bekerjasama ,PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon
juga selalu support dan supaya generasi muda selalu dibimbing dan diberikan
semacam pelatihan untuk bidang usaha.
76
Dalam indikator Karakteristik agen pelaksana dapat menarik
kesimpulan sementara bahwa PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon bisa
bekerjasama dengan masyarakat dalam pelaksanaan program CSR sudah
cukup baik, kesimpulan sementara ini dapat ditarik setelah peneliti
melakukan teknik yaitu dengan membandingkan hasil wawancara dengan
informan yang satu dengan informan yang lain.
4.3.1.4 Sikap / kecenderungan (Disposition)
Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak
mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik.
meliputi pesepsi pelaksana atas masalah, standard dan tujuan serta sejauhmana
bertentangan dengan kepentingan pelaksana. Sesuai dengan apa yang dikatakan
Humas PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon mengatakan bahwa :
“Ketika pelaksanaan program CSR pihak perusahaan bekerjasama secara baik
dengan pemerintah kelurahan masyarakat pun menerima dengan senang hati tidak
ada penolakan dalam pelaksanaan program CSR tersebut.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut terungkap bahwa ketika pelaksanaan
program CSR pihak perusahaan bekerjasama secara baik dengan pemerintah
kelurahan masyarakat pun menerima dengan senang hati tidak ada penolakan
dalam pelaksanaan program CSR tersebut.
Sesuai pula dengan apa yang dikatakan I1 Sekretaris Lurah Kebondalem
mengatakan bahwa:
77
“Dengan adanya program CSR dari PT KIEC tentunya warga menerima dengan
baik dan merasa terbantu.”
Berdasarkan hasil wawancara terungkap bahwa dengan adanya program
CSR dari PT KIEC tentunya warga menerima dengan baik dan merasa terbantu.
Sedangkan menurut Noldi Andrian mengatakan bahwa :
“Tentu kami merasa senang dan menerima dengan baik program CSR dari PT.
KIEC. Hanya saja terkadang kami merasa kurangnya sosialisasi tentang program
CSR tersebut ,baik itu oleh perusahaan maupun dari pemerintah kelurahan.”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut terungkap bahwa masyarakat merasa
senang dan menerima dengan baik program CSR dari PT. KIEC. Hanya saja
terkadang kami merasa kurangnya sosialisasi tentang program CSR tersebut ,baik
itu oleh perusahaan maupun dari pemerintah kelurahan.
Dalam indikator Sikap / kecenderungan (Disposition) dapat menarik
kesimpulan sementara bahwa PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon bekerjasama
dengan pemerintah kelurahan dalam pelaksanaan program CSR dan masyarakat
menerima dengan senang hati tidak ada penolakan,hanya saja terkadang
kurangnya sosialisasi tentang program CSR tersebut. Kesimpulan sementara ini
dapat ditarik setelah peneliti melakukan teknik yaitu dengan membandingkan
hasil wawancara dengan informan yang satu dengan informan yang lain.
4.3.1.5 Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi
kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak
78
yang terlibat dalam proses implementasi, maka akan semakin baik juga
hasilnya. khususnya mengkomunikasikan standard aturan, sehingga diperoleh
ketepatan dan konistensi sekaligus sebagai alat ukur dalam pengawasan.
Sesuai dengan apa yang dikatakan Sekretaris Lurah Kebondalem mengatakan
bahwa:
“Dalam pelaksanaan program CSR PT KIEC menjalin hubungan komunikasi
dan kordinasi yang baik dengan kami pemerintah kelurahan Kebondalem.”
Berdasarkan hasil wawancara terungkap bahwa dalam pelaksanaan program
CSR PT KIEC menjalin hubungan komunikasi dan kordinasi yang baik
dengan kami pemerintah kelurahan Kebondalem.
Sesuai pula dengan apa yang dikatakan Humas PT Krakatau Industrial
Estate Cilegon mengatakan bahwa :
“Tentunya kita tidak bisa bekerja sendirian harus bersama sama dengan
pemerintah Kelurahan Kebondalem atau organisasi yang ada dimasyarakat
dalam pelaksanaan program CSR.”
Berdasarkan hasil wawancara terungkap bahwa tentunya perusahaan tidak
bisa bekerja sendirian harus bersama sama dengan pemerintah Kelurahan
Kebondalem atau organisasi yang ada dimasyarakat dalam pelaksanaan
program CSR.
Sedangkan apa yang dikatakan oleh M. Fatoni mengatakan bahwa :
“Komunikasi dan kordinasi antara kami dari organisasi yang ada di
masyarakat dengan perusahaan terjalin cukup baik, oleh karena itu ketika ada
pengajuan untuk proposal kegiatan hasilnya jug bisa berjalan dengan baik.”
79
Berdasarkan wawancara tersebut terungkap bahwa komunikasi dan kordinasi
antara organisasi yang ada di masyarakat dengan perusahaan terjalin cukup
baik, oleh karena itu ketika ada pengajuan untuk proposal kegiatan hasilnya
jug bisa berjalan dengan baik.
Dalam indikator Komunikasi Antarorganisasi dan aktivitas pelaksana
peneliti dapat menarik kesimpulan sementara bahwa program Corporate
Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon yang dilakukan
dalam Komunikasi antarorganisasi sudah cukup baik, kesimpulan sementara
ini dapat ditarik setelah peneliti melakukan teknik yaitu dengan
membandingkan hasil wawancara dengan informan yang satu dengan
informan yang lain.
4.3.1.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Lingkungan eksternal yang tidak kondusif dapat menjadi biang keladi
dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya untuk
mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kondisi
lingkungan eksternal. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sekretaris
Lurah Kebondalem mengatakan bahwa :
“Program CSR PT KIEC sudah bagus kita pernah diberikan bantuan untuk
masyarakat seperti kegiatan keagamaan , kegiatan HUT RI ,pemberian
bingkisan lebaran ,bantuan masjid dan juga masih banyak lagi CSR PT KIEC
di Kelurahan Kebondalem baik berupa materil atau non materil.”
80
Berdasarkan hasil wawancara terungkap bahwa program CSR PT KIEC
sudah bagus kita pernah diberikan bantuan untuk masyarakat seperti kegiatan
keagamaan , kegiatan HUT RI ,pemberian bingkisan lebaran ,bantuan masjid
dan juga masih banyak lagi CSR PT KIEC di Kelurahan Kebondalem baik
berupa materil atau non materil.
Sedangkan menurut M. Fatoni mengatakan bahwa :
“Mudah mudahan ke depannya kita sebagai pemuda bias lebih diberdayakan
untuk kemandirian ekonomi pemuda tidak hanya sebatas kerjasama berupa
pemberian bantuan atau sumbangan ketika kita mengirimkan proposal
kegiatan.”
Berdasarkan hasil wawancara terungkap bahwa mudah mudahan ke
depannya pemuda bisa lebih diberdayakan untuk kemandirian ekonomi
pemuda tidak hanya sebatas kerjasama berupa pemberian bantuan atau
sumbangan ketika kita mengirimkan proposal kegiatan.
Dalam indikator Lingkungan Ekonomi ,sosial , politik peneliti dapat
menarik kesimpulan sementara bahwa program Corporate Social
Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon yang dilakukan sudah
cukup baik hanya saja untuk ke depannya bisa dilakukan pemberdayaaan
kemandirian ekonomi pemuda sehingga CSR yang disalurkan tidak hanya
berupa sumbangan atau material saja, kesimpulan sementara ini dapat ditarik
setelah peneliti melakukan teknik yaitu dengan membandingkan hasil
wawancara dengan informan yang satu dengan informan yang lain.
81
4.4 Pembahasan
Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas khususnya
pasal 74 yang menerangkan bahwa Corporate Social Responsibility merupakan
suatu tanggung jawab social suatu perusahaan dimana menjadi salah satu
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan. Corporate Social
Responsibility sendiri pada dasarnya mengacu pada filosofi bagaimana cara
mengelola perusahaan yang memiliki dampak positif bagi lingkungan. Maka
lahirlah tuntutan terhadap peran perusahaan agar mempunyai tanggung jawab
sosial.
. Kegiatan Sosial keagamaan yang memang menyentuh langsung kebutuhan
masyarakat Kelurahan Kebondalem, dilihat dari bantuan yang diberikan oleh PT.
Krakatau Industrial Estate Cilegon baik itu yang diajukan oleh masyarakat
maupun bantuan dari inisiatif PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon yang
merupakan program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon bias berjalan dengan baik.
Dalam penelitian ini peneliti akan membahas tentang fokus penelitian
,berdasarkan mekanisme implementasi yang dirumuskan oleh Van Metter Van
Horn. Ada enam faktor yang mempengaruhi agar implementasi dari setiap
program berjalan dengan baik, yaitu : pertama ukuran dan tujuan kebijakan
,bahwa kebijakan yg di implementasikan dapat diukur tingkat keberhasilannya
sesuai dengan tujuan kebijakan. Kedua Sumber daya ,bahwa keberhasilan suatu
proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan
82
sumberdaya yang tersedia. Ketiga Karakteristik agen pelaksana ,bahwa pusat
perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi informal
yang akan terlibat dalam pengimplementasian kebijakan. Keempat Sikap /
Kecenderungan (Disposition) ,bahwa Sikap penerimaan atau penolakan dari agen
pelaksana akan sangat banyak mempengaruhi berhasil atau tidaknya kebijakan.
Kelima Komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana ,bahwa kordinasi
merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik.
Keenam Lingkungan ekonomi ,sosial , dan politik ,bahwa lingkungan eksternal
yang tidak kondusif dapat menjadi penyebab dari kegagalan kinerja implementasi
kebijakan.
4.4.1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya
jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio kultur
yang mengada di level pelaksana kebijakan, artinya jika ukuran kebijakan dan
tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan di level warga, maka agak
sulit merealisasikan kebijakan publik sampai dikatakan berhasil. Ini berkaitan
dengan sejauhmana standard direalisasikan, sebab : sering telalu luas dan
kabur, sehingga susah diukur keberhasilannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan dalam unsur
Ukuran dan Tujuan Kebijakan peneliti dapat menarik kesimpulan sementara
bahwa program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon yang dilakukan sudah berjalan dengan baik, yaitu program CSR PT
Krakatau Industrial Estate Cilegon selalu terlaksana dengan baik di kelurahan
83
Kebondalem baik yang merupakan inisiatif program dari perusahaan maupun
kegiatan masyarakat yang bekerja sama atau pengajuan bantuan ke perusahaan PT
Krakatau Industrial Estate Cilegon.
4.4.2 Sumber Daya
Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari
kemampuan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Salah satunya adalah
sumberdaya manusia lah yang sangat menentukan suatu keberhasilan proses
implementasi, selain itu sumberdaya finansial dan sumberdaya waktu juga
sangat berperan dalam keberhasilan proses kebijakan.
Dalam indikator Sumberdaya peneliti dapat menarik kesimpulan
sementara bahwa program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon yang dilakukan dalam pemanfaatan baik itu sumberdaya
finansial ,sumberdaya manusia maupun sumberdaya waktu sudah cukup baik,
Kelurahan Kebondalem yang merupakan wilayah ring 1 perusahaan selalu
diutamakan walaupun tiap tahun jumlahnya berbeda beda.
4.4.3 Karakteristik Agen Pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan
organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik,
karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh cirri-ciri
yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Dalam hal ini norma-
norma atau aturan yang ada perlu diperketat dan dipertegas kepada setiap
organisasi yang memiliki karakteristik keras.
84
Dalam indikator Karakteristik agen pelaksana dapat menarik
kesimpulan sementara bahwa PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon bisa
bekerjasama dengan masyarakat dalam pelaksanaan program CSR sudah
cukup baik.
4.4.4 Sikap/ Kecendrungan (Disposition)
Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak
mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik.
meliputi pesepsi pelaksana atas masalah, standard dan tujuan serta sejauhmana
bertentangan dengan kepentingan pelaksana.
Dalam indikator Sikap / kecenderungan (Disposition) dapat menarik
kesimpulan sementara bahwa PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon bekerjasama
dengan pemerintah kelurahan dalam pelaksanaan program CSR dan masyarakat
menerima dengan senang hati tidak ada penolakan,hanya saja terkadang
kurangnya sosialisasi tentang program CSR tersebut.
4.4.5 Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi
kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihak
yang terlibat dalam proses implementasi, maka akan semakin baik juga
hasilnya. khususnya mengkomunikasikan standard aturan, sehingga diperoleh
ketepatan dan konistensi sekaligus sebagai alat ukur dalam pengawasan.
85
Dalam indikator Komunikasi Antarorganisasi dan aktivitas pelaksana
peneliti dapat menarik kesimpulan sementara bahwa program Corporate
Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon yang dilakukan
dalam Komunikasi antarorganisasi sudah cukup baik,
4.4.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
Lingkungan eksternal yang tidak kondusif dapat menjadi biang keladi
dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya untuk
mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kondisi
lingkungan eksternal.
Dalam indikator Lingkungan Ekonomi ,sosial , politik peneliti dapat
menarik kesimpulan sementara bahwa program Corporate Social
Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon yang dilakukan sudah
cukup baik hanya saja untuk ke depannya bisa dilakukan pemberdayaaan
kemandirian ekonomi pemuda sehingga CSR yang disalurkan tidak hanya
berupa sumbangan atau material saja.
86
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
Implementasi program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon di kelurahan Kebondalem belum cukup efektif untuk
mensejahterakan masyarakat kelurahan Kebondalem karena masih belum tepatnya
bentuk pelaksanaan program CSR, kurangnya informasi dan soialisasi tentang
kegiatan CSR PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon di Kelurahan Kebondalem,
dan program CSR yang diberikan saat ini lebih banyak hanya untuk membantu
kegiatan dengan mengirimkan proposal yang berupa sumbangan atau material
,sedangkan yang lebih dibutuhkan adalah pengembangan usaha dan kemandirian
ekonomi pada kalangan muda.
5.2 saran
beberapa saran yang dapatpenulissampaikanadalahsebagaiberikut :
1. Perusahaan perlu melakukan peningkatan dalam penyelenggaraan program
Corporate Social Responsibility supaya mengarah kepada pemberdayaan
masyarakat.
87
2. Humas PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon perlu dioptimalkan lagi
dalam melaksanakan dan mengharmonisasikan antara kebutuhan
masyarakat Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon dengan program
Corporate Social Responsibility perusahaan.
3. Perlunya meningkatkan sosialisasi dan informasi terkait kegiatan program
Corporate Sosial Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate Cilegondi
Kelurahan Kebondalem baik itu yg akan dilaksanakan maupun yang sudah
terlaksana.
.
88
Daftar Pustaka
Achda B Tamam. 2006. Konteks Sosiologi Perkembangan Corporate SocialResponsibility dan Implementasinya di Indonesia
Agustino ,L, 2008. Dasar Dasar Kebijakan Publik.Alfabeta.Bandung
Irawan, P. 2006 .Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Untuk Ilmu IlmuSosial. Jakarta
Kotler ,Philip dan Lee ,Nancy.2006. Corporate Social Responsibility: Doingthe most Good For Your Company and Your Cause. John Wiley 7 Sons Inc.Hoboken New Jersey.
Moeloeng ,L.J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. PT RemajaRosdakarya.Bandung
Nugroho, Riant, 2009, Public Policy, hal.501
Sugiono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, R&D,Bandung:Alfabeta.
Undang Undang Nomer 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pasal 74
Laporan data Bina Lingkungan PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon diKelurahan Kebondalem
LAPORAN DATA BINA LINGKUNGAN
No PENGIRIM ALAMAT PERIHAL
2014 1 KEL. KEBON DALEM KEC.PURWAKARTA CLG Jl. Kh.Simin No.56 Cilegon Perihal bantuan dana untuk perbaikan lap. Sepak bola Kel. Kebon Dalem
2 YPI AL-JAUHAROTUNNAQIYYAH DALIRAN Jl. Kh.Simin No.606 Daliran Cilegon Perihal bantuan untuk acara Maulid Nabi SAW
3 DKM HAQQUL - AMIN Kp. Kroweng Rt 02/02 Kel.Kebon Dalem Cilegon Perihal bantuan dana untuk pembuatan mimbar Khutbah Masjid Haqqul-
4 PHBI SUMAMPIR Link. Sumampir Timur Rt 01/IV Kel. Kb.Dalem Clg Perihal bantuan untuk kegiatan acara PHBI
5 KELURAHAN KEBON DALEM Jl. Kh. Simin No.56 Cilegon Perihal bantuan untuk Sarana & Prasarana Kelurahan (Mesin Jet Pump)
6 MASJID JAMI'AL - FALAH Jl. KI.Simin Kel. Kebondalem Kec. Purwakarta Clg Perihal bantuan dana untuk acra Tahun Baru Islam 1 Muharam 1436 H
7 MASJID NURUL JAMI Link.Rt 02/04 Semampir Timur Kel.Kb.dalem Cilegon Perihal bantuan untuk renovasi Pembangunan Masjid Nurul Jami
Total : Rp. 22.500.000
2015 1 KARANG TARUNA KEL. KEBON DALEM Jl. Kh. Simin No.56 Kel.Kb.Dalem Cilegon Perihal bantuan dana untuk Renovasi Gedung pemuda Kb.Dalem
2 TKA - TPA AN - NUUR Perum Metro Cilegon Rt 04/09 Kel, Kb.Dalem Cilegon Perihal bantuan untuk Pembangunan TKA TPA AN-NUUR
3 PADEPOKAN PERSILATAN JALAK RAWING Link.Kubang kutu Rt 02/03 Kel. Kb.Dalem Cilegon Perihal bantuan dana untuk kegiatan HUT Padepokan Jalak Rawing
4 PS. GAYA BARU KEBON DALEM Link. Kubang Wuluh Rt 003/06 Kel.Kb.Dalem Clg Perihal bantuan dana untuk kegiatan Olah Raga SSB Kebon Dalem
5 LINK. KUBANG WULUH RT 03/06 Kel. Kebon Dalem Perihal bantuan ZIS
6 KANTOR KEL KEBONDALEM Jl.Kh. Yasin Beji No.6 Cilegon Pemberian Bingkisan Lebaran Untuk Masyarakat di 17 Kelurahan
7 LINK. RAMABARU KEL.KEBON DALEM CILEGON Jl. Kh. Simin Rt 01/06 Kel. Kebon Dalem Perihal Bantuan Dana untuk Kegiatan HUT RI Ke-70
No PENGIRIM ALAMAT PERIHAL
8 KANTOR KEL KEBONDALEM Jl. Kh. Yasin Beji No.6 Cilegon Perihal Bantuan Hewan Qurban Untuk Kel.Kb.Dalem
9 MASJID JAMI' AL - FALAH KEBON DALEM Jl. Ki Simin Kel. Kebon Dalem Cilegon Perihal bantuan dana untuk kegiatan PHBI & santunan anak Yatim
10 RISALAH (REMAJA ISLAM AL- FALAH) KB. Jl. Kh.Simin No.1 Kelurahan Kebon Dalem Perihal Bantuan dana untuk Renovasi Ruang Kesekretariatan
Total: Rp. 20.000.000
2016 1 KECAMATAN PURWAKARTA Link. Kubang Wuluh Rt 003/006 Kel.Kb.Dalem Cilegon Bantuan Dana untuk Kegiatan Olah Raga Sepak Bola Walikota Cup
2 MTS AL - JAUHAROTUNNAQIYYAH DALIRAN Jl. Kh. Simin No.606 Daliran Kel. Kebon Dalem Clg Perihal Bantuan dana untuk Pembangunan Ruang Kelas Baru
3 PHBI LINK.SUMAMPIR TIMUR Link. Sumampir Timur Rt 01/04 Kel.Kb.Dalem Cilegon Perihal Bantuan dana untuk kegiatan PHBI
4 FPP (FORUM PEMUDA PURWAKARTA) Jl. Pabean Link.Kaligandu Bujang Baros 15/06 Cileg Perihal Bantuan dana untuk Kegiatan Pelantikan Pengurus Ranting FPP
5 KANTOR KEL KEBONDALEM Jl. Kh. Yasin Beji No. 6 Cilegon Bantuan beras untuk masyarakat sekitar Kawasan PT. KIEC
6 PEKAN OLAH RAGA KEBON DALEM (POK) Jl. Kh. Simin No.56 Cilegon Perihal Bantuan dana untuk Kegiatan Sepak Bola di Lingkungan Kel.
7 KANTOR KEL KEBONDALEM Jl. Kh. Yasin Beji No.6 Cilegon Bantuan hewan qurban untuk masyarakat sekitar perusahaan
8 PERISKA KIEC CILEGON Jl. Yasin Beji No.6 Cilegon Perihal Bantuan dana untuk Bazzar HUT KS
9 MASJID "AL-FALAH" Kel. Kebon Dalem Kec. Purwakarta Cilegon Bantuan u/ kegiatan peringatan 1Muharam 1438 H
10 PADEPOKAN PENCAK SILAT "BENTENG HITAM Link. Bebulak RT04/03 Kel. Kebon Dalem Cilegon Bantuan dana u/ kegiatan pengukuhan PPSBHC & Silaturahmi
Total: Rp. 28.000.000
Ket. : Kegiatan Corporate Social Responsibility PT. KIEC di KelurahanKebondalem ,pemberian bingkisan kepada masyarakat Kebondalem secarasimbolis
Ket. : Kegiatan Corporate Social Responsibility PT. KIEC di KelurahanKebondalem , gotong royong bersama warga membersihkan lingkungan ,madrasah dan tempat ibadah
Foto Bersama Humas PT. KIEC sebagai Informan
Foto bersama Sekretaris Lurah Kebondalem Sebagai Informan
KATEGORISASI DATA
Kategorisasi Data pada Ukuran dan Tujuan Kebijakan
Kode Pertanyaan dan Jawaban – Jawaban Informan
Q
Bagaimana Cara supaya Program Corporate Social Responsibility
PT. KIEC di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon ini bisa
terlaksana dengan baik ?
I1
Sekretaris Lurah Kebondalem : Selama ini hubungan dengan PT
Krakatau Industrial Estate Cilegon cukup baik ,sering ada kegiatan
CSR PT Krakatau Industrial Estate Cilegon yang disalurkan untuk
masyarakat Kebondalem ,dan masyarakat juga ketika mengadakan
kegiatan seperti acara Peringatan Hari Besar Islam atau acara
keagamaan mengajukan ke PT Krakatau Industrial Estate Cilegon
juga diberikan bantuan,bahkan kegiatan turnamen Sepakbola saja
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon selalu memberikan bantuan
I3
Humas PT. KIEC : Hubungan antara PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon dengan masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan
khususnya masyarakat Kebondalem hubungannya baik,oleh karena
itu program CSR PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon untuk
wilayah Kebondalem berjalan baik ,baik itu yang memang program
yang diggas oleh perusahaan maupun masyarakat yang
mengusulkan seperti untuk kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial
di masyarakat
Kesimpulan Dalam indikator Ukuran dan Tujuan Kebijakan bahwa program
Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon yang dilakukan sudah berjalan dengan baik
Kategoisasi Data pada Sumber Daya
Kode Pertanyaan dan Jawaban – Jawaban Informan
Q Bagaimana pemanfaatan Sumber Daya dalam pelaksanaan program
CSR PT KIEC di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon ?
I1
Sekretaris Lurah Kebondalem : Untuk Kebondalem selalu
diperhatikan walaupun jika dilihat dari jumlah nilainya tidak full
dibantu semua. Contohnya ketika kita mengadakan suatu kegiatan
dan mengirim proposal bantuan dana paling dibantu tidak sampai
setengahnya tapi segitu pun sudah cukup bahwa kita di ring satu
perusahaan ini masih diberikn perhatian
I3
Humas PT. KIEC : Pelaksanaan program CSR PT. Krakatau
Industrial Estate Cilegon di Kebondalem selalu ada,walaupun tiap
tahun bentuk ataupun jumlahnya mungkin bisa berbeda sesuai
dengan program perusahaan ataupun usulan dari masyarakat tapi
selalu diutamakan karena Kebondalem berada di wilayah ring satu
perusahaan
Kesimpulan dapat dikatakan bahwa program Corporate Social Responsibility
PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon yang dilakukan dalam
pemanfaatan baik itu sumberdaya finansial,sumberdaya manusia
maupun sumberdaya waktu sudah cukup baik
Kategorisasi Data pada Karakteristik Agen Pelaksana
Kode Pertanyaan dan Jawaban - Jawaban Informan
Q Dalam Pelaksanaan program CSR apakah PT KIEC melibatkan
peran serta masyarakat di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon ?
I2.1 Bapak M.Fatoni : Pengalaman saya bekerjasama dengan PT.
Krakatau Industrial Estate Cilegon untuk melaksanakan sebuah
kegiatan di masyarakat ,kita sebagai pelaksana kegiatan dan yang
mempunyai hajat menggandeng PT. Krakatau Industrial Estate
Cilegon untuk menjadi sponsor. Beberapa orang perwakilan dari
PT. KIEC hadir memberikan bantuan untuk kegiatan dan
berpartisipasi langsung dalam kegiatan tersebut
I2.2
Bapak Noldi Andrian : Beberapa kali kita mengadakan kegiatan
keagamaan peringatan hari besar islam ,PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon selalu bantu. Mudah mudahan ke depannya kita bisa
selalu bekerjasama ,PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon juga
selalu support dan kalo bisa kita generasi muda ini selalu dibimbing
dan diberikan semacam pelatihan untuk bidang usaha juga
Kesimpulan dalam beberapa kali mengadakan kegiatan keagamaan peringatan
hari besar islam, PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon selalu
bantu, dengan harapan ke depannya bisa selalu bekerjasama ,PT.
Krakatau Industrial Estate Cilegon juga selalu support dan supaya
generasi muda selalu dibimbing dan diberikan semacam pelatihan
untuk bidang usaha
Kategorisasi Data pada Sikap / Kecenderungan (Disposition)
Kode Pertanyaan dan Jawaban – Jawaban Informan
Q
Bagaimana Sikap dari Masyarakat ketika Perusahaan dan
Pemerintah Kelurahan Bekerja sama dalam melaksanakan Kegiatan
CSR di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon ?
I1
Sekretaris Lurah Kebondalem : Dengan adanya program CSR dari
PT KIEC tentunya warga menerima dengan baik dan merasa
terbantu
I3 Humas PT. KIEC : Ketika pelaksanaan program CSR pihak
perusahaan bekerjasama secara baik dengan pemerintah kelurahan
masyarakat pun menerima dengan senang hati tidak ada penolakan
dalam pelaksanaan program CSR tersebut
I2.2
Bapak Noldi Andrian : Tentu kami merasa senang dan menerima
dengan baik program CSR dari PT. KIEC. Hanya saja terkadang
kami merasa kurangnya sosialisasi tentang program CSR tersebut
,baik itu oleh perusahaan maupun dari pemerintah kelurahan
Kesimpulan PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon bekerjasama dengan
pemerintah kelurahan dalam pelaksanaan program CSR dan
masyarakat menerima dengan senang hati tidak ada
penolakan,hanya saja terkadang kurangnya sosialisasi tentang
program CSR tersebut
Kategorisasi Data pada Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas
Pelaksana
Kode Pertanyaan dan Jawaban – Jawaban Informan
Q Bagaimanakah Komunikasi antarorganisasi saat pelaksanaan
Program CSR di Kelurahan Kebondalem Kota Cilegon ?
I1
Sekretaris Lurah Kebondalem : Dalam pelaksanaan program CSR
PT KIEC menjalin hubungan komunikasi dan kordinasi yang baik
dengan kami pemerintah kelurahan Kebondalem
I3
Humas PT. KIEC : Tentunya kita tidak bisa bekerja sendirian harus
bersama sama dengan pemerintah Kelurahan Kebondalem atau
organisasi yang ada dimasyarakat dalam pelaksanaan program CSR
I2.1
Bapak M.Fatoni : Komunikasi dan kordinasi antara kami dari
organisasi yang ada di masyarakat dengan perusahaan terjalin
cukup baik, oleh karena itu ketika ada pengajuan untuk proposal
kegiatan hasilnya juga bisa berjalan dengan baik
Kesimpulan komunikasi dan kordinasi antara organisasi yang ada di masyarakat
dengan perusahaan terjalin cukup baik, oleh karena itu ketika ada
pengajuan untuk proposal kegiatan hasilnya juga bisa berjalan
dengan baik.
Kategorisasi Data pada Kondisi Ekonomi , Sosial , dan Politik
Kode Pertanyaan dan Jawaban – Jawaban Informan
Q Bagaimanakah Pendapat bapak terkait Program CSR yang sudah
dilaksanakan oleh PT KIEC ?
I1
Sekretaris Lurah Kebondalem : Program CSR PT KIEC sudah
bagus kita pernah diberikan bantuan untuk masyarakat seperti
kegiatan keagamaan , kegiatan HUT RI ,pemberian bingkisan
lebaran ,bantuan masjid dan juga masih banyak lagi CSR PT KIEC
di Kelurahan Kebondalem baik berupa materil atau non materil
I2.1
Bapak M. Fatoni : Mudah mudahan ke depannya kita sebagai
pemuda bisa lebih diberdayakan untuk kemandirian ekonomi
pemuda tidak hanya sebatas kerjasama berupa pemberian bantuan
atau sumbangan ketika kita mengirimkan proposal kegiatan
Kesimpulan program Corporate Social Responsibility PT. Krakatau Industrial
Estate Cilegon yang dilakukan sudah cukup baik hanya saja untuk
ke depannya bisa dilakukan pemberdayaaan kemandirian ekonomi
pemuda sehingga CSR yang disalurkan tidak hanya berupa
sumbangan atau material saja
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ressa Ahmad Perdana
Jenis Kelamin : Laki Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Cilegon, 16 Desember 1992
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ki Radil No. 98 Link. Kubangwuluh Kel. KebondalemKec. Purwakarta Kota Cilegon
Nomor Telepon : 081906267464
E-mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
1) Sekolah Dasar Negeri Kubangkutu I ,Cilegon2) Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Cilegon3) Sekolah Menengah Atas Al-Ishlah Cilegon4) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, S1 Ilmu Administrasi Publik