Implementasi PMSHBM
-
Upload
nurul-yanuarsih -
Category
Documents
-
view
222 -
download
3
description
Transcript of Implementasi PMSHBM
IMPLEMENTASI PROGRAM MANAJEMEN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA
MASYARAKAT DESA PLANDIREJO DALAM MENGELOLA DAN MENJAGA
KELESTARIAN HUTAN
MAKALAH II
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Lingkungan
yang dibina oleh Bapak Dr. Sueb, M.Kes
Oleh :
Kelompok 14/ Offering H
Nurul Yanuarsih 140342604423
Siti Hartina Pratiwi 140342603933
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2016
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................3
Abstrak.......................................................................................................................4
Pendahuluan...............................................................................................................5
Rumusan Masalah.............................................................................................6
Tujuan...............................................................................................................6
Manfaat.............................................................................................................7
Definisi Operasional.........................................................................................7
Kajian Pustaka............................................................................................................8
Implementasi Program Manajemen Sumberdaya Hutan..................................8
Peranan Masyarakat dalam Program Manajemen Sumberdaya Hutan.............10
Hubungan Implementasi dan Peranan Masyarakat...........................................11
Metode........................................................................................................................13
Jenis Penelitian.................................................................................................13
Variabel Penelitian............................................................................................14
Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................................16
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...........................................................17
Instrumen Penelitian.........................................................................................17
Prosedur Penelitian...........................................................................................18
Analisis Data.....................................................................................................18
Hasil Penelitian..........................................................................................................19
Hasil Data Kueisoner........................................................................................19
Pembahasan......................................................................................................21
Penutup.......................................................................................................................23
Simpulan...........................................................................................................23
Saran.................................................................................................................23
Daftar Rujukan...........................................................................................................24
Lampiran....................................................................................................................25
Dokumentasi.....................................................................................................25
Kueisoner..........................................................................................................27
2
KATA PENGANTAR
Pertama marilah kita haturkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Rahman
dan Rahim, yang mana Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang masih memberikan
kesehatan, kesempatan, kekuatan serta petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah kedua Pengetahuan Lingkungan dengan judul “Implementasi Program Manajemen
Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat Desa Plandirejo Dalam Mengelola Dan Menjaga
Kelestarian Hutan”. Makalah ini ditulis dengan tujuan agar bisa dijadikan acuan maupun
pedoman bagi pembaca dalam memahami metode implementasi konservasi alam dengan pola
manajemen sumberdaya hutan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu, membimbing
serta mengarahkan penulis dalam menyusun makalah ini yaitu Bapak Dr. Sueb, M.Kes selaku
dosen pembimbing Matakuliah Pengetahuan Lingkungan, rekan satu kelompok yang telah
mencurahkan pikiran dalam menyusun makalah ini, serta semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan khilaf, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk membuat makalah
ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Malang, Februari 2016
Penulis
3
IMPLEMENTASI PROGRAM MANAJEMEN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DESA PLANDIREJO DALAM MENGELOLA DAN MENJAGA
KELESTARIAN HUTANNurul Yanuarsih, Siti Hartina Pratiwi
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.5 Malang, Jawa Timur
Kode pos 65145E-mail: [email protected], [email protected]
ABSTRAKHutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam komunitas alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dan yang lainnya. Hutan termasuk sumberdaya yang harus dimanfaatkan secara bijaksana dan dikelola dengan baik. Dalam upaya menjaga kelestarian hutan maka perlu diadakan Program manajemen sumberdaya hutan. Program manajemen sumber daya hutan adalah program pengelolaan kawasan hutan tertentu dengan pola kemitraan yang melibatkan komponen masyarakat yang meliputi pemerintah, pengusaha, dan masyarakat lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan masyarakat dan peranan pemerintah, dan hubungan antara keduanya dalam mengelola kelestarian hutan. Jenis penelitian yang kami lakukan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner. Hasil penelitian yang diperoleh adalah......................Kata Kunci: Manajemen hutan, peranan masyarakat, peranan pemerintah
ABSTRACTForest is an ecosystem unity in the form of landscape with biological natural resources dominated by trees in a community environment nature that cannot be separated between the one and the other. Including forest resources must be used wisely and well run. In an effort to preserve the forests we need to hold forest resource management program. Program management of forest resources is a particular forest area management programs with a partnership involving the community component that includes government, business, and local communities. The purpose of this study was to determine the role of society and the role of government, and the relationship between them in managing forests. The type of research that we do use quantitative descriptive analysis method using research instruments like questionnaire. The results obtained are ......................Keywords: forest management, the role of society, the role of government
4
PENDAHULUAN
Hutan merupakan paru-paru bumi yang merupakan tempat berbagai macam binatang
dan tumbuhan hidup, tempat hasil tambang, dan berbagai macam sumber daya lainnya yang
berasal dari hutan. Menurut Undang-undang No. 18 tahun 2013, hutan adalah suatu kesatuan
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi
pepohonan dalam komunitas alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan antara yang
satu dan yang lainnya. Hutan juga merupakan tempat sumberdaya alam yang memberikan
manfaat yang sangat besar bagi manusia, yang dirasakan secara langsung maupun tidak.
Manfaat langsung misalnya kayu hasil hutan yang digunakan untuk membuat perabotan
rumah tangga, pohon yang merupakan sumber oksigen bagi seluruh organisme di bumi,
tempat hidup binatang liar, serta tempat penampung air dan hasil tambang. Sedangkan
manfaat secara tidak langsung misalnya sebagai tempat pencegahan erosi, tempat
perlindungan binatang serta perlindungan terhadap tumbuhan dan hewan yang hampir punah.
Peranan hutan sangatlah besar bagi kehidupan seluruh makhluk hidup, sehingga perlu untuk
dijaga dan dilestarikan dengan program manajemen sumberdaya hutan. Program manajemen
sumber daya hutan adalah program pengelolaan kawasan hutan tertentu dengan pola
kemitraan yang melibatkan berbagai stakeholders (pemerintah, pengusaha, dan masyarakat
lokal). Implementasi Manajemen hutan membutuhkan pengkajian dan aplikasi teknik-teknik
analisis untuk membantu memilih alternatif manajemen yang memberikan kontribusi terbaik
bagi pencapaian tujuan pengelolaan hutan (Supratman & Alam, 2009)
Namun seperti yang kita ketahui, saat ini ternyata marak terjadi eksploitasi
sumberdaya hutan secara berlebihan oleh manusia, khususnya pada penebangan pohon-pohon
secara liar atau yang biasa disebut dengan illegal logging. Illegal logging merupakan
kegiatan penebangan, pengangkutan, dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki
ijin dari otoritas setempat. Dampak penebangan liar tersebut mengakibatkan kehancuran
sumberdaya hutan yang tidak ternilai harganya serta memacu terjadinya bencana banjir dan
tanah longsor. Penebangan liar tersebut terjadi di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya
pada kawasan hutan limdung di Desa Plandirejo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar.
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari Sindonews (2014), sekitar 8
bulan illegal logging terhitung 1257 pohon di kawasan petak hutan Perhutani KPH Blitar
telah menjadi sasaran pembalakan liar. Adapun total kerugiannya mencapai 595 juta rupiah.
Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dan kesadaran masyarakat, maupun pemerintah
dalam menjaga kelestarian hutan. Maka dari itu, kebanyakan masyarakat melakukan
5
penebangan liar secara terus-menerus tanpa melakukan reboisasi atau penanaman kembali.
Dengan kondisi demikian kita perlu mengadakan suatu program manajemen sumberdaya
hutan yang melibatkan Pemerintah (Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pemerintah Kabupaten
Blitar) dan masyarakat sekitar kawasan hutan lindung (masyarakat Desa Plandirejo) dalam
mengelola dan menjaga kelestarian hutan lindung tersebut. Dengan kondisi yang telah
diterangkan diatas, menyebabkan peneliti memilih lokasi hutan di desa Plandirejo, kab. Blitar
sebagai tempat penelitian. Selain itu, lokasi tersebut dekat dengan tempat tinggal peneliti
sehingga peneliti sedikit lebih mengetahui tentang seluk beluk lokasi tersebut.
Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur
tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara
kesuburan tanah. Hutan yang berada di Desa Plandirejo merupakan kawasan hutan lindung
yang terletak di Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Pohon di kawasan petak hutan
Perhutani KPH Blitar tersebut banyak berkurang karena hutan tersebut menjadi sasaran
penebangan liar oleh oknum yang melegalkan penebangan pohon untuk keperluan oknum
tersebut tanpa melakukan reboisasi atau penanaman kembali. Karena kondisi yang demikian
maka peneliti mengadakan penelitian berupa suatu program manajemen sumberdaya hutan
yang melibatkan masyarakat sekitar kawasan hutan lindung di Desa Plandirejo, Kabupaten
Blitar dalam mengelola dan menjaga kelestarian hutan lindung tersebut agar kerusakan hutan
dapat dicegah dan kembali lestari .
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah peranan masyarakat desa Plandirejo dalam implementasi pengelolaan
kelestarian hutan lindung Plandirejo kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar?
2. Bagaimana peranan pemerintah dalam dalam implementasi pengelolaan kelestarian
hutan lindung Plandirejo kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar?
3. Apakah ada hubungan antara peranan masyarakat desa Plandirejo dan peranan
pemerintah dalam implementasi pengelolaan kelestarian hutan lindung Plandirejo
kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar?
Tujuan
1. Mengetahui peranan masyarakat desa Plandirejo dalam implementasi pengelolaan
kelestarian hutan lindung Plandirejo kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar?
6
2. Mengetahui peranan pemerintah dalam implementasi pengelolaan kelestarian hutan
lindung Plandirejo kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar?
4. Mengetahui hubungan antara peranan masyarakat desa Plandirejo dan peranan
pemerintah dalam implementasi pengelolaan kelestarian hutan lindung Plandirejo
kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar?
Manfaat Penelitian
1. Masyarakat bisa mengetahui peranannya bagi lingkungan jika
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari
2. Mewujudkan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya
mengelola dan menjaga kelestarian hutan
3. Implementasi Program Manajemen Sumberdaya Hutan berjalan secara berkelanjutan,
sehingga kelestarian hutan tetap terjaga, masyarakat sekitar dan pemerintah bisa
berperan langsung dalam penjagaan kelestarian sumberdaya hutan tersebut.
Definisi Operasional
1. Program manajemen sumber daya hutan adalah program pengelolaan kawasan hutan
tertentu dengan pola kemitraan yang melibatkan berbagai stakeholders (pemerintah,
pengusaha, dan masyarakat lokal)
2. Implementasi program manajemen sumber daya hutan adalah realisasi dari rencana
kegiatan yang telah dirumuskan untuk melestarikan sumber daya hutan dimana dalam
pelaksanaannya melibatkan berbagai stakeholders.
3. Peranan masyarakat dalam mengelola dan menjaga kelestarian hutan adalah
partisipasi rakyat dalam memelihara hutan, yang artinya rakyat diberi wewenang
merencanakan dan merumuskan sendiri apa yang mereka kehendaki.
7
KAJIAN PUSTAKA
Implementasi Program Manajemen Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (MSHBM)
Secara terminologi implementasi adalah pelaksanaan. Program manajemen
sumberdaya hutan bersama masyarakat adalah sistem pengelolaan hutan yang berintikan
partisipasi rakyat, artinya rakyat diberi wewenang merencanakan dan merumuskan sendiri
apa yang mereka kehendaki. Sedangkan pihak lain menfasilitasi rakyat untuk dapat
menumbuhkan bibit, menanam, mengelola, dan melindungi sumberdaya hutan milik mereka,
agar rakyat memperoleh keuntungan maksimum dari sumberdaya hutan dan mengelolanya
secara berkelanjutan (FAO, 1995 dalam Supratman & Alam, 2009)
Manajemen di bidang kehutanan, yang dimaksudkan dengan pengelolaan hutan
menurut Undang-Undang RI No.18 tahun 2013 merupakan penjabaran dari fungsi
pengorganisasian dan pelaksanaan (implementasi). Pengelolaan hutan tersebut meliputi
kegiatan-kegiatan:
a. tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan berkelanjutan,
b. pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
c. rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan
d. perlindungan hutan dan konservasi alam.
Tata hutan dilaksanakan dalam rangka pengelolaan kawasan hutan yang lebih intensif
untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal dan lestari. Kegiatan penataan hutan meliputi
pembagian kawasan hutan dalam blok-blok berdasarkan ekosistem, tipe, fungsi dan rencana
pemanfaatan hutan. Blok-blok tersebut dibagi pada petak-petak atas dasar intensitas dan
efisiensi pengelolaannya. Berdasarkan blok-blok dan petak-petak tersebut maka disusunlah
rencana pengelolaan hutan untuk jangka waktu tertentu. Pemanfaatan kawasan hutan dapat
dilakukan pada semua kawasan hutan kecuali pada hutan cagar alam serta zona inti dan zona
rimba pada taman nasional. Dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat, setiap badan
usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan badan usaha milik swasta Indonesia yang
memperoleh izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan
kayu dan bukan kayu, saat ini diwajibkan bekerja sama dengan koperasi masyarakat
setempat. Usaha pemanfaatan hasil hutan meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan,
pemanenan, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan. Pemanenan dan pengolahan hasil hutan
ini tidak boleh melebihi daya dukung hutan secara lestari(Manik, 2004).
Rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan, dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan peranannya
8
dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Rehabilitasi hutan dan lahan
diselenggarakan melalui kegiatan reboisasi, penghijauan, pemeliharaan, pengayaan tanaman,
dan penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis, pada lahan kritis dan
tidak produktif. Sedangkan reklamasi hutan meliputi usaha untuk memperbaiki atau
memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara
optimal sesuai dengan peruntukannya(Reksohadiprojo, 1998).
Kegiatan pengelolaan kehutanan yang terakhir merupakan penyelenggaraan
perlindungan hutan dan konservasi alam yang bertujuan menjaga hutan, kawasan hutan dan
lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi, dan fungsi produksi, tercapai secara
optimal dan lestari. Menurut Pasal 47 Undang-Undang No 41 tahun 1999, perlindungan hutan
dan kawasan hutan merupakan usaha untuk:
a. Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang
disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama, serta
penyakit.
b. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan atas hutan,
kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan
pengelolaan hutan.
Pengelolaan sumber daya hutan diartikan secara sederhana oleh U.S. Forest Service
sebagai pemanenan hutan melalui tebang pilih, tebangan bayangan, tebangan pohon benih
atau tebang habis. Dengan kata lain, kegiatan pengelolaan hutan yang berasaskan pada
kelestarian sebagian besar menitikberatkan pada praktek penebangan (pemanenan) yang
benar.
Pengelolaan hutan diharapkan dapat memberikan manfaat secara lestari (sustainable),
produktif, adil (equitable) dan efisien bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu
bentuk kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Perhutani untuk menangani masalah
pengelolaan hutan adalah program PHBM. Perhutani mencetuskan program PHBM pada
tahun 2001. Kegiatan dalam program PHBM meliputi kegiatan di dalam kawasan dan di luar
kawasan hutan. Kegiatan di dalam kawasan hutan terdiri dari penanaman, pemeliharaan,
tumpangsari, dan keamanan. Kegiatan di luar kawasan hutan terdiri dari pendirian toko
saprotan, peternakan sapi dan kambing, budidaya empon-empon, dan persemaian. Kegiatan
penanaman sampai dengan pemeliharaan tanaman pokok dikerjakan petani hutan bersamaan
dengan kegiatan tumpangsari di lahan andil. Perhutani memberikan pengarahan dalam
menentukan jenis tanaman tumpangsari. Pemberian peluang kepada petani hutan dalam
pengelolaan hutan merupakan salah satu sarana untuk pemerataan dan tahapan untuk
9
pemerataan dan tahapan untuk mengatasi kemiskinan di lingkungan masyarakat desa
hutan(Mayrowani, 2011). Kegiatan keamanan dilakukan oleh Perhutani, LMDH maupun
petani hutan. Perhutani melakukan kegiatan keamanan hutan berupa patroli setiap hari,
sedangkan LMDH(Lembaga Masyarakat Desa Hutan) dan petani hutan melakukan kegiatan
keamanan hutan secara tidak langsung dengan datang setiap hari ke hutan untuk menanam,
memelihara tanaman jati dan tumpangsari. Keterlibatan masyarakat desa hutan menjadi
penting dalam pengelolaan disalurkan melalui wadah LMDH.
Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat merupakan gebrakan
baru dalam memanajemen pengelolaan sumberdaya hutan yang bersumber dari masyarakat
lokal di sekitar kawasan lindung tersebut. Asas dari program ini adalah saling berbagi antara
Perum Perhutani, masyarakat desa, serta pihak yang berkepentingan untuk membangun
kehutanan dengan koordinasi dari berbagai pihak, sehingga terciptalah fungsi dan manfaat
hutan secara optimal dan proporsional. Pengelolaan sumberdaya hutan ini memadukan aspek
ekonomi, ekologi, dan sosial secara proporsional dengan memberdayakan masyarakat sekitar
kawasan hutan lindung melalui perekonomian untuk mencapai kesejahteraan dan
kemandirian.
Program Manajemen Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat ini ditujukan untuk
membangun sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang selaras dengan tipologi sosial
(masyarakat), tipologi fungsional (ekstensi hutan), dan tipologi spasial (wilayah) yang
sifatnya lokal (Iqbal, dkk., 2008). Unsur keberhasilan pelaksanaan program ini adalah
kerjasama Pemerintah, masyarakat sekitar wilayah hutan, serta pihak terkait. Diharapkan
Program Manajemen Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat ini bisa diterapkan di seluruh
daerah di Insonesia secara berkelanjutan, sehingga pengelolaan dan penjagaan kelestarian
hutan bisa terealisasikan serta terdapat hubungan yang harmonis antara pemerintah dan
masyarakat dalam melestarikan sumberdaya hutan.
Peranan masyarakat dalam Program Manajemen Sumberdaya Hutan Bersama
Masyarakat (MSHBM)
Esensi dari program PHBM adalah melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan
sumberdaya hutan dan terlibat dalam pengamanan dan perlindungannya untuk mewujudkan
kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat. Bertemunya dua kepentingan antara
masyarakat desa hutan dan Perhutani dalam program MSHBM diwujudkan dalam bentuk
partisipasi atau keterlibatan mereka dalam setiap tahap implementasi MSHBM mulai tahap
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan bagi hasil sampai dengan monitoring dan evaluasi.
Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran pendapat masyarakat desa hutan pada program
10
PHBM dengan menggunakan skala likert. Hal-hal pokok dalam setiap tahap PHBM tersebut
merupakan variabel pengukuran partisipasi masyarakat yang diturunkan menjadi beberapa
indikator yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan bagi hasil sampai dengan
monitoring dan evaluasi.tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan bagi hasil, serta
monitoring dan evaluasi. Indikator-indikator penelitian ini dibagi menjadi subindikator,
kemudian dilakukan penghitungan skor tanggapan masyarakat desa hutan yang merupakan
anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) sebagai dasar interpretasi pendapat
mereka terhadap indikator, variabel dan parameter yang diamati.
Menurut Arikunto (1996), data kualitatif dapat didekati dengan menggunakan bobot
yang diberi skoring skala Likert yang dalam penelitian ini diterjemahkan dengan tinggi,
sedang, dan rendah dimana partisipasi masyarakat desa hutan dalam PHBM mempunyai 4
tahap yaitu : partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan bagi hasil dan
evaluasi. Dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan MSHBM ini dapat memberi dampak
yang cukup baik terhadap kelestarian hutan, yaitu berkurangnya illegal logging(intensitas
pencurian berkurang), serta intensitas konflik antar anggota masyarakat maupun masyarakat
dengan Perhutani semakin bisa diperbaiki.
Hubungan antara implementasi Program Manajemen Sumberdaya Hutan dan peranan
masyarakat. Peranan kelembagaan menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai tujuan. Faktor yang mempengaruhi peranan suatu lembaga adalah tujuan yang
jelas, struktur organisasi, dukungan atau partisipasi masyarakat, dan sistem nilai yang dianut.
Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat merupakan sistem pengelolaan
sumberdaya hutan yang bersinergi antara Perum Perhutani dengan masyarakat desa hutan
atau para pihak yang berkepentingan dalam mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat
sumberdaya hutan yang optimal. Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat
merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu tanggung jawab perusahaan
yang diwujudkan dengan memberikan kontribusi pada kehidupan sosial kemasyarakatan dan
sebagai bentuk pelaksanaan dari prinsip good corporate governance yaitu tanggung jawab
dan keadilan.
Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat melibatkan
masyarakat desa hutan secara aktif dalam pengelolaan hutan yang menunjukkan adanya
keberpihakan kepada masyarakat setempat . Dengan program ini diharapkan pemberdayaan
masyarakat desa hutan secara aktif dilaksanakan oleh Perhutani dan pemerintah. Dengan
program MSHBM masyarakat desa hutan dapat mengakses lahan hutan negara yang dikelola
11
oleh Perhutani untuk memenuhi kebutuhan mereka karena pola kerjasama antara Perhutani
dengan LMDH dilaksanakan dengan dasar untuk memberdayakan masyarakat desa hutan.
Profil Hutan Lindung Plandirejo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar
(http://jdih.dprdblitar.org/index.php/arsip/berita/101-komisi-ii-temukan-alih-fungsi-hutan-
plandirejo-ilegal)
METODE
Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan berupa penelitian studi kasus dengan pendekatan kuantitatif
deskriptif yang mendeskripsikan dan menentukan peranan masyarakat dan kelembagaan
masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan datang di lokasi penelitian dengan menggunakan
instrumen penelitian berupa kuisioner.
12
Variabel Penelitian
NO Variabel Subvariabel
(Jika ada)
Indikator
(Harus ada)
Item Pernyataan Skala Variabel dan Metode
Pengumpulan Data
1 Peran
masyarakat
terhadap
implementasi
pengelolaan
kelestariah
hutan.
1. peran serta
masyarakat
2. pengawasan
dari masyarakat
tentang
manajemen
sumberdaya
hutan
3. antusias dari
masyarakat
untuk ikut serta
mengelola
hutan
1. Peran masyarakat dalam pembuatan keputusan dan pengelolaan hutan
1. Monitoring masyarakat tentang kelestarian hutan
1. Keinginan kuat masyarakat dalam berpartisipasi dalam
1. Hasil hutan dapat
digunakan
masyarakat untuk
mencari nafkah
2.Masyarakat
memiliki hak untuk
memanfaatkan hasil
hutan dengan
optimal tanpa
mengubah fungsi
hutan
1. Masyarakat
melestarikan hutan
dengan turut
mengawasi
pengelolaan hutan
agar tidak
disalahgunakan oleh
pihak tertentu
1.Masyarakat
berperan serta dalam
upaya melestarikan
hutan lindung
Plandirejo
2.Masyarakat ingin
dilibatkan dalam
pengelolaan hutan
Skala variabel dengan
menggunakan nominal(skoring)
dengan
rentang nilai 1-4, yaitu:
sangat tidak setuju=1
tidak setuju=2
setuju=3
sangat setuju=4
13
4. Keberanian
masyarakat
dalam melapor
ke pihak
berwajib
tentang
penyalahgunaan
sumberdaya
hutan lindung
di Desa
Plandirejo.
menentukan kebijakan pengelolaan
1. Pelaporan ke Polisi tentang eksploitasi sumberdaya hutan
Plandirejo
1.Ada pihak yang
melapor kepada
yang berwenang
apabila ada pihak
yang merambah atau
merusak kawasan
hutan Plandirejo
2 Peran
pemerintah
terhadap
implementasi
pengelolaan
kelestarian
hutan
1. lembaga
khusus desa
‘
2. lembaga
khusus yang
menjaga
kelestarian
hutan
3. adanya
penyuluhan dari
pemerintah
tentang
Program
1.Lembaga
khusus
masyarakat desa
1. Perhutani
1. Penyuluhan
tentang
pengelolaan
hutan
1. Ada lembaga
khusus dari
masyarakat desa
untuk mengelola
kawasan hutan
lindung Plandirejo
1. Terdapat lembaga
khusus dari
pemerintah yang
mengelola hutan
lindung Plandirejo
2. Lembaga tersebut
melibatkan
masyarakat dalam
pengelolaan hutan
lindung Plandirejo
1. Pemerintah telah
memberikan
bimbingan dan
penyuluhan tentang
perencanaan
Skala variabel dengan
menggunakan nominal(skoring)
dengan
rentang nilai 1-4, yaitu:
sangat tidak setuju=1
tidak setuju=2
setuju=3
sangat setuju=4
14
Manajemen
Sumberdaya
Hutan Bersama
Masyarakat
4. Pembuatan
Undang-
Undang yang
mengatur
tentang
Manajemen
Sumberdaya
Hutan Lindung
oleh pemerintah
5. sanksi yang
tegas dari
pemerintah
tentang
penyalahgunaan
sumberdaya
hutan.
1. Pembuatan
Undang-undang
tentang
pengelolaan
hutan
1. Sanksi
pelanggaran
undang-undang
pengelolaan hutan
1.Peraturan dan
Undang-undang
telah dibuat
pemerintah dan telah
diberlakukan di
hutan lindung
Plandirejo
1.Terdapat
pemberian sanksi
yang tegas sesuai
UU terhadap pelaku
perambahan hutan di
kawasan hutan
lindung Plandirejo
3. Hubungan
antara peran
masyarakat
dan
pemerintah
terhadap
implementasi
pengelolaan
kelestarian
hutan
1. Pengetahuan
tentang hutan
lindung
2. Pengalihan
fungsi pokok
hutan
3. Pemanfaatan
1. Arti dan
fungsi hutan
lindung
1.Penyelewengan
fungsi hutan
1.Penyelidikan,
1. Hutan Plandirejo
adalah kawasan
hutan lindung
2. Fungsi hutan
plandirejo sebagai
resapan air masih
berjalan dengan baik
1.Ada aktivitas yang
mengubah fungsi
pokok hutan
misalnya untuk
pemancingan, dll
1. Tindakan
Skala variabel dengan
menggunakan nominal(skoring)
dengan
rentang nilai 1-4, yaitu:
sangat tidak setuju=1
tidak setuju=2
setuju=3
sangat setuju=4
15
hutan tanpa izin
4. Penanaman
tanaman
bersama
masyarakat dan
pemerintah
5. Kesepakatan
kerjasama
antara
masyarakat dan
pemerintah
6. Antisipasi
khusus antara
pemerintah dan
masyarakat
tentang
kerusakan
hutan
eksplorasi dan
eksploitasi hutan
dengan tanpa
izin
1.Melakukan
penanaman
tanaman bersama
masyarakat dan
pemerintah
1.Kesepakatan
masyarakat dan
pemerintah
2. Kerjasama
masyarakat dan
pemerintah
berjalan baik
1. Terdapat
antisipasi khusus
oleh masyarakat
dan pemerintah
melakukan
penyelidikan umum,
eksplorasi dan
eksploitasi bahan
dalam hutan lindung
1.Melakukan
penanaman tanaman
bersama masyarakat
dan pemerintah
untuk menambah
resapan air
1.Kesepakatan
masyarakat dan
pemerintah dalam
menetapkan suatu
kebijakan.
2. Kerjasama
masyarakat dan
pemerintah selalu
dilaksanakan dengan
baik
1. Terdapat
antisipasi khusus
oleh masyarakat dan
pemerintah apabila
terjadi kerusakan
hutan maupun
pengalihan fungsi
hutan lindung
Waktu dan Lokasi Penelitian
16
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 1 April 2016 sampai dengan 2 April 2016. Lokasi
penelitian di Desa Plandirejo, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar yang berada di kawasan
hutan lindung Plandirejo.
Gambar 1. Peta kota Blitar yang terletak di propinsi Jawa Timur (Sumber: Google.com)
Gambar 2. Peta lokasi penelitian di Kecamatan Bakung, Kabupaten BlitarSumber: Google.com
Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
17
Populasi yang diteliti adalah warga sekitar Hutan Lindung Plandirejo Kecamatan Bakung,
Kabupaten Blitar. Sampel penelitian berjumlah 15 responden yang berbeda-beda
pekerjaannya, umurnya, maupun jabatannya di masyarakat. Teknik sampling yang digunakan
adalah Accidentally sampling, dimana kita memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai dari
beberapa warga dan pengurus desa yang berbeda-beda profesinya. Teknik ini digunakan
dikarenakan kami memberi lembar kuisioner kepada warga Plandirejo secara langsung saat
pengambilan data sampel, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dari kami, sehingga warganya
pun hanya sebagian saja yang bisa mewakili jawaban dari penduduk sekitar hutan lindung
tersebut.
Instrumen Penelitian
Pada penelitian Implementasi Program Manajemen Sumberdaya Hutan Bersama
Masyarakat Desa Plandirejo Dalam Mengelola Dan Menjaga Kelestarian Hutan ini kami
menggunakan model kuisioner tertutup dimana responden tinggal memilih jawaban yang
telah kami disediakan, bentuknya sama dengan kuesioner pilihan ganda. Adapun pilihan
jawaban yang kami sediakan yaitu opsi sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan sangat tidak
setuju.
Prosedur Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan di lokasi penelitian terlebih dahulu peneliti menyiapkan
kuisioner untuk dibagikan ke responden. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
1. Studi kepustakaan
Dengan mencari sumber buku, ebook, serta jurnla tentang hutan
2. Menentukan variabel penelitian
Variabelnya ada 2 yaitu peran masyarakat dan peran pemerintah, serta hubungan
antara peran masyarakat dan peran pemerintah dalam implementasi pengelolaan
hutan.
3. Membuat kuisioner
Kuisioner yang digunakan adalah model kuisioner tertutup
4. Mengunjungi lokasi penelitian
Di hutan lindung Molang, Desa Plandirejo, Bakung, Kabupaten Blitar
5. Membagikan kuisioner
6. Mengumpulkan data
7. Menganalisis data
18
8. Membuat kesimpulan
Analisis Data
Penelitian yang telah kami lakukan data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif. Data
diperoleh dengan skoring pada pilihan pernyataan pada kuisioner. Rentang skor antara 1-4,
yaitu sangat tidak setuju= 1, tidak setuju= 2, setuju=3, sangat setuju=4
Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah analisis korelasi yang menunjukkan hubungan
antara variabel pertama (peran masyarakat) dan variabel kedua (peran pemerintah) dengan
implementasi program manajemen sumberdaya hutan bersama masyarakat desa Plandirejo
dalam mengelola dan menjaga kelestarian hutan.
HASIL PENELITIAN
Data pengamatan
No. X1 X2 Y
1. 13 6 12
2. 9 6 12
3. 10 6 8
4. 9 4 10
5. 7 6 11
6. 8 5 11
7. 6 5 13
8. 8 9 10
9. 10 5 9
10. 9 6 11
11. 8 6 12
12. 11 8 12
13. 9 9 14
14. 8 4 11
15. 11 3 15
Keterangan: X1= Peran masyarakat, X2= Peran pemerintah, Y=Implementasi
PEMBAHASAN
19
Hutan diharapkan dapat memberikan manfaat secara lestari (sustainable), produktif,
adil (equitable) dan efisien bagi kemakmuran rakyat. Salah satu bentuk kebijakan baru yang
dikeluarkan oleh Perhutani untuk menangani masalah pengelolaan hutan adalah program
PMSHBM (Program Manajemen Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat). Perhutani
mencetuskan program tersebut pada tahun 2001. Kegiatan dalam program tersebut meliputi
kegiatan di dalam kawasan dan di luar kawasan hutan. Kegiatan di dalam kawasan hutan
terdiri dari penanaman, pemeliharaan, tumpangsari, dan keamanan. Sedangkan kegiatan di
luar kawasan hutan terdiri dari pendirian toko saprotan, peternakan sapi dan kambing,
budidaya empon-empon, dan persemaian. Kegiatan penanaman sampai dengan pemeliharaan
tanaman pokok dikerjakan petani hutan bersamaan dengan kegiatan tumpangsari di lahan
andil. Pemberian peluang kepada petani hutan dalam pengelolaan hutan merupakan salah satu
sarana untuk pemerataan dan tahapan untuk mengatasi kemiskinan di lingkungan masyarakat
desa hutan(Mayrowani, dkk., 2011).
Pihak pemerintah(Perhutani) seharusnya mengawasi keamanan hutan berupa patroli,
sedangkan petani hutan melakukan kegiatan keamanan hutan secara tidak langsung dengan
datang setiap hari ke hutan untuk menanam, memelihara tanaman, serta memanen hasilnya.
Esensi dari program PMSHBM ini adalah melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan
mengelola atau memanajemen sumberdaya hutan dan berperan aktif dalam pengamanan dan
perlindungannya untuk mewujudkan kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat.
Bertemunya dua kepentingan antara masyarakat sekitar hutan lindung Plandirejo dan
Perhutani dalam program PMSHBM ini diwujudkan dalam bentuk partisipasi atau
keterlibatan mereka dalam setiap tahap implementasi PMSHBM mulai tahap perencanaan,
pelaksanaan, pemanfaatan bagi hasil sampai dengan monitoring dan evaluasi.
Dalam penelitian ini kami melakukan jajak pendapat masyarakat sekitar hutan
lindung di Desa Plandirejo pada program PMSHBM dengan menggunakan kuisioner tertutup,
dimana masyarakat diberikan beberapa opsional pilihan jawaban yang nantinya akan di
skoring untuk dianalisis dengan korelasi regresi berganda. Analisis ini digunakan karena di
dalam implementasi Program Manajemen Sumberdaya Hutan Bersama
Masyarakat(PMSHBM) melibatkan peran masyarakat dan juga peran pemerintah secara
berkesinambungan. Adapun variabel pertama yang digunakan adalah peran masyarakat(X1)
yang menurunkan sub variabel peran serta masyarakat, pengawasan dari masyarakat tentang
manajemen sumberdaya hutan, antusias dari masyarakat untuk ikut serta mengelola hutan,
serta keberanian masyarakat dalam melapor ke pihak berwajib tentang penyalahgunaan
sumberdaya hutan lindung di Desa Plandirejo. Variabel kedua yang kami teliti adalah peran
20
pemerintah(X2) dalam manajemen sumberdaya hutan lindung di Desa Plandirejo yang
menurunkan subvariabel lembaga khusus desa, lembaga khusus yang menjaga kelestarian
hutan, adanya penyuluhan dari pemerintah tentang Program Manajemen Sumberdaya Hutan
Bersama Masyarakat, Pembuatan Undang-Undang yang mengatur tentang Manajemen
Sumberdaya Hutan Lindung oleh pemerintah, serta sanksi yang tegas dari pemerintah tentang
penyalahgunaan sumberdaya hutan. Dan variabel yang ketiga adalah implemetasi
pengelolaan sumberdaya hutan(Y) yang menurunkan subvariabel berupa penerapan hutan
lindung di Desa Plandirejo, tersedianya resapan air, alih fungsi hutan, sumberdaya hutan
sebagai sumber nafkah bagi masyarakat, eksplorasi hutan, serta hak untuk memenfaatkan
hasil hutan. Berdasarkan data yang kami analisis dari hasil kuisioner ke lapangan(warga
sekitar hutan lindung Desa Plandirejo), didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada korelasi
antara peran masyarakat(X1) dan peran pemerintah(X2) dalam implementasi Program
Manajemen Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat. Hal tersebut terjadi karena tidak
adanya kerjasama dan komunikasi yang sistematis antara masyarakat sekitar hutan lindung,
sehingga menurut penilaian masyarakat, pemerintah tidak memberi peluang masyarakat
sekitar hutan lindung tersebut dalam pengambilan keputusan Program Manajemen
Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat. Di daerah tersebut masyarakat hanya diberikan hak
nya untuk menanam, mengelola dan memanen hasilnya tanpa ada penyuluhan maupun
pengambilan keputusan tentang bagi hasil antara petani desa Plandirejo dan pihak Perhutani,
sehingga hasil panen Perhutani seringkali diragukan oleh masyarakat sekitar apakah hasilnya
memang diserahkan dan dimanfaatkan oleh Negara ataukah diselewengkan oleh petugas
Perhutani sendiri.
Berdasarkan UU No. 18 tahun 2013 pada bab yang menerangkan tentang Peran serta
masyarakat disebutkan bahwa masyarakat berhak atas:
a. Lingkungan hidup yang baik dan sehat, termasuk kualitas lingkungan hidup yang
dihasilkan oleh hutan
b. Pemanfaatan hutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Upaya pemberdayaan masyarakat
d. Penyuluhan tentang pentingnya kelestarian hutan dan dampak negatif perusakan
hutan.
PENUTUP
21
Simpulan
Program manajemen sumberdaya hutan bersama masyarakat Plandirejo belum terlaksana
secara terpadu dan terorganisir. Hal ini dikarenakan belum adanya kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat sekitar hutan lindung Plandirejo yang berada di Kabupaten Blitar.
Pemerintah belum mengikutsertakan masyarakat dalam mengambil langkah dan keputusan
dalam mengelola dan memanfaatkan hasil hutan Plandirejo.
Saran
1. Perlu adanya komunikasi antara masyarakat setempat dengan pemerintah yang
mengelola hutan lindung Plandirejo
2. Pemerintah seharusnya memberikan penyuluhan tentang pentingnya melestarikan
hutan
3. Masyarakat sekitar kawasan hutan lindung plandirejo seharusnya mengadakan sistem
manajemen sumberdaya hutan yang terpadu.
4. Melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan oleh
masyarakat maupun pemerintah sehingga manajemen sumberdaya hutan dapat
berjalan dengan baik
22
Daftar Rujukan
Arif, S. 2014. Pembalakan Liar di Blitar Masih Marak. Sindonews, 4 Desember 2014.(Online)(http://daerah.sindonews.com/read/933138/23/pembalakan-liar-di-blitarmasih-marak-1417695914), diakses tanggal 28 Februari 2016.
Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Dunggio, I.,& Gunawan, H. 2009. Telaah Sejarah Kebijakan Pengelolaan Taman Nasional di Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. Vol.06:01.
Iqbal, M. 2008. Fenomena Perambahan Hutan dan Perspektif Program Pengelolaan Hutan. Jurnal Sosial Ekonomi. Vol.08:02.
Manik, K.E.S. 2004. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: PT. Djambatan
Mayrowani, H & Ashari. 2011. Pengembangan Agroforestry untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Petani Sekitar Hutan. Jurnal Forum Penelitian Agroekonomi Volume 29 no. 2 Desember 2011: 83-98. (online)(www.agroeconomyjournals.com), diakses tanggal 4 maret 2016
Reksohadiprodjo, S. & Pradono. 1998. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Energi. Yogyakarta: BPFE-UGM
Supratman& Alam, S. 2009. Manajemen Hutan (Ebook). Laboratorium Kebijakan dan Kewirausahaan Kehutanan. Fakultas Kehutanan: Universitas Hasanudin
Undang-undang No. 18 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (online: www.unhas.ac.id/), diakses tanggal 3 Maret 2016
23
LAMPIRAN1) Dokumentasi
Kondisi Hutan Lindung Plandirejo Kondisi Hutan Lindung PlandirejoSumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi
Kondisi Hutan Lindung Plandirejo Penebangan Pohon oleh Oknum-Oknum lain
Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi
24
2) Kuisioner
KUISIONER PENELITIAN
IMPLEMENTASI PROGRAM MANAJEMEN SUMBERDAYA
HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DESA PLANDIREJO
DALAM MENGELOLA DAN MENJAGA KELESTARIAN
HUTAN
Ass Wr Wb. Kami adalah tim peneliti dari Universitas Negeri Malang saai ini sedang melaksanakan penelitian tentang Implementasi Program Manajemen Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat Desa Plandirejo, Kabupaten Blitar Dalam Mengelola dan Menjaga Kelestarian Hutan. Untuk keperluan tersebut, maka kami meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan informasi yang kami perlukan dan semua informasi tersebut akan kami rahasiakan sesuai dengan UU Statistik yang berlaku di Indonesia, dan hanya kami pergunakan demi kepentingan penelitian kami, sehingga dengan kuisioner ini kami berharap dapat menganalisis ulang dan memberikan solusi untuk mengimplementasikan Program Manajemen Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Desa Plandirejo, Kabupaten Blitar serta hutan lindung lainnya. Terimakasih kerjasamanya
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama Responden :
2. Alamat :
Desa/Kecamatan :
3. Umur :
4. Jumlah Anggota Keluarga : orang
5. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
6. Agama :
7. Lama Tinggal di tempat ini:
8. Jabatan dalam Masyarakat :
9. Pekerjaan :
a. PNS
b. Pegawai Swasta
c. Petani
d. Pedagang
e. Wiraswasta
f. Tidak Bekerja
10. Pendidikan terakhir:
26
a. Tidak Sekolah
b. SD/sederajat
c. SLTP/sederajat
d. Akademi/Universitas/Perguruan Tinggi
Berilah salah satu jawaban terhadap PERNYATAAN berikut sesuai dengan
pendapat Bapak/Ibu, dengan cara memberi tanda cheklist (√) pada kotak jawaban
yang tersedia.
No. Pernyataan Sangat tidak setuju(1)
Kurang setuju(2)
Setuju(3) Sangat setuju(4)
1. Hutan Plandirejo merupakan kawasan hutan lindung
2. Fungsi Hutan Plandirejo sebagai resapan air
masih berfungsi dengan baik
3. Masyarakat seharusnya ikut berperan serta dalam
upaya melestarikan hutan lindung Plandirejo
4. Bentuk peran masyarakat dalam upaya melestarikan
hutan Plandirejo adalah
Turut mengawasi pengelolaan hutan agar tidak disalahgunakan pihak tertentu
5. Ada lembaga khusus untuk mengelola kawasan hutan lindung Plandirejo
6. Lembaga khusus yang mengelola hutan lindung telah menjaga kawasan hutan lindung Plandirejo sesuai fungsinya
27
7. Lembaga khusus tersebut melibatkan masyarakat dalam pengelolaan Hutan Plandirejo
8. Ada aktivitas yang mengubah fungsi pokok hutan untuk fungsi lain, misalnya pemancingan, penambangan dalam kawasan hutan, serta penebangan liar
9. Masyarakat ingin dilibatkan dalam pengelolaan hutan Plandirejo
10. Pemerintah telah memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang perencanaan pengelolaan hutan
11. Hasil hutan dapat digunakan masyarakat untuk mencari nafkah
12. Tindakan melakukan kegiatan penyelidikan umum atau eksplorasi
atau eksploitasi bahan di dalam kawasan hutan lindung Plandirejo tanpa izin
13. Peraturan dan Undang-undang yang telah dibuat oleh pemerintah telah diberlakukan di kawasan hutan lindung Plandirejo
14. Ada pihak yang melapor kepada pihak berwenang (Dinas Kehutanan/polisi) apabila ada pihak yang merambah atau merusak kawasan hutan Plandirejo
15. Terdapat pemberian sanksi yang tegas sesuai undang undang yang berlaku oleh Pemerintah terhadap pelaku perambahan hutan di kawasan sekitar hutan lindung Plandirejo.
16. Melakukan kegiatan penanaman tanaman bersama masyarakat di
28
hutan lindung untuk menambah resapan air sebagai implementasi pengelolaan hutan lindung.
17. Masyarakat memiliki hak untuk memanfaatkan hasil hutan dengan optimal tanpa mengubah fungsi hutan
18. Terdapat kesepakatan antara masyarakat dan pemerintah dalam menetapkan suatu kebijakan dalam pengelolaan kawasan hutan lindung Plandirejo
19. Kerjasama antara masyarakat dan pemerintah dalam mengelola hutan selalu dilaksanakan dengan baik
20. Terdapat antisipasi khusus oleh masyarakat dan pemerintah apabila terjadi kerusakan hutan lindung atau pengalihan fungsi hutan lindung.
Blitar, 02 April 2016
Responden
29
Analisis uji korelasi
∑X1 = 136 ∑X2 = 88 ∑Y= 171
=9,06 = 5,86 =11,4
∑X12 = 1276 ∑X2
2 = 558 ∑Y2
= 1995
X12 X1
2 = 1276- 1233,066667= 42,9333333
X22 X2
2 =558-516,2666667=41,7333333
Y2 Y2 = 1995-1949,4=45,600000
X1Y= X1Y- =1553- 1550,4= 2,600000
X2Y= X2Y- = 1002-1003,2= -1,200000
X1 X2= X1 X2- = 798- 797,8666667= 0,1333333
X1Y = β1 X12 + β2 X1X2
X2Y = β1 X1X2 + β2X22
2.6 = β1 (42,9333333)+ β2 (0,1333333 ) Dibagi (0,1333333 )
-1.2= β1 (0,1333333 )+ β2 (41,7333333) Dibagi (41,7333333)
19,5= β1 (322,0000803)+ β2
-0,028753993= β1 (0,003194887383)+ β2 -
19,52875399=321,9968854 β1
30
β1 = 0,06064889
β2 = -0,028942882
JK REG = β1 X1Y + β2 X2Y
= 0.157687114+0,034731458
= 0,192418572
RY(1,2) =
=
=
= 0.010740524
R2Y = 0.0001153588561(koef determinasi)
Rujukan : RY = 0.010740524 < Rtabel (0,05)= 12,2
Ho ditolak, hipotesis penelitian diterima peran masyarakat (X1) dan peran pemerintah (X2)
secara bersama tidak berkorelasi dengan implementasi program manajemen sumberdaya
hutan bersama masyarakat Plandirejo
Kesimpulan: Tidak ada korelasi(Hubungan) antara pemerintah dan masyarakat dalam
implementasi program manajemen sumberdaya hutan bersama masyarakat Plandirejo.
31
1995
1995