IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM...

112
Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009 IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN DI DESA LAPANG KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI Diajukan oleh: Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan 2009 ANDI SAYUMITRA NIM : 0 5 0 9 0 3 0 4 6 DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Transcript of IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM...

Page 1: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF

DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN DI DESA LAPANG

KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Diajukan oleh:

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara Medan 2009

ANDI SAYUMITRA NIM : 0 5 0 9 0 3 0 4 6

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Page 2: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Andi Sayumitra NIM : 050903046 Departemen : Ilmu Administrasi Negara Judul : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan

Pembangunan di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan

Kabupaten Aceh Barat

Pembimbing Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara

Asimayanti Siahaan, Ph.D Prof. Dr. Marlon Sihombing. MA

NIP 131 000 000 NIP 131 568 391

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. Muhammad Arif Nasution. MA NIP 131 757 010

Page 3: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,

pemilik alam semesta, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam kepada junjungan

Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat yang telah

memperjuangkan agama Allah dimuka bumi ini.

Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademis untuk mendapatkan gelar

sarjana sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul dari skripsi ini ialah : “IMPLEMENTASI PERENCANAAN

PARTISIPATIF DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN DI DESA

LAPANG KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT”.

Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dari semua pihak, maka skripsi ini

tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu, baik dari mulai penulisan proposal, saat penelitian dan sampai selesainya

skripsi ini, yaitu :

1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Bapak

Prof. Dr. Muhammad Arif Nasution.

2. Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Ppolitik Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

dan Sekretaris Departemen, Ibu Dra. Hj. Beti Nasution, M.Si

Page 4: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

3. Ibu Asimayanti Siahaan, Ph.D selaku Dosen Pambimbing yang telah banyak

memberikan masukan, pengarahan serta bimbingannya dalam penyelesaian

skripsi ini.

4. Kepada seluruh Staff Pengajar di Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP-

USU, dan tidak lupa buat Kak Emi dan Kak Mega, serta seluruh pegawai civitas

akademika FISIP-USU terima kasih atas setiap bantuan dan pengetahuan selama

penulis menjalani studi di FISIP-USU.

5. Bapak T Nofrizal selaku Camat Johan Pahlawan dan Bapak M.K. Bangun selaku

Sekcam Johan Pahlawan, atas kerjasamanya dalam memberikan segala

informasi yang menunjang penelitian penulis.

6. Bapak Habuddin HS selaku Kepala Desa Lapang serta seluruh perengkat Desa

Lapang, atas kerjasamanya memberikan segala informasi yang menunjang

penelitian penulis.

7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, ”papa & mama” yang selalu

memberikan do’a, semangat, dan masukan yang tidak ternilai harganya dalam

penyelesaian skripsi ini. Suatu kebanggaan yang tidak bisa diugkapan melalui

kata-kata memiliki orang tua seperti ”papa & mama”. Inginku bersimpuh

dihadapanmu, sebagai tanda ketidakmampuan ku tanpamu. Inginku menatap

syahdu senyum keikhlasan darimu, sebagai tanda bahwa kubangga dididik

olehmu untuk memaknai sebuah cinta dan ketulusan. Inginku mencium dan

memegang erat tanganmu, sebagai tanda kuabadikan tiap perjuanganmu untuk

ku. Inginku memelukmu…mendekapmu dengan penuh cinta, sebagai tanda

bahwa anakmu ini tak pernah berdaya pabila jauh darimu. Inginku menghapus

air matamu, sebagai bukti bahwa ananda takkan pernah bisa tuk membalas

Page 5: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

segala jasamu..sungguh mulia dirimu…papa dan mamaku. Terima kasihku atas

setiap butir nasi yang menghilangkan laparku, sungguh itulah keringatmu.

Terima kasihku atas setiap tetes air yang menghilangkan dahagaku, sungguh

itulah air matamu. Semuanya kau berikan untuk anakmu ini, tiada pernah

terlintas pamrih sedikitpun. Namun, ku yakin bahwa Allah Subhanahu Wata’ala

akan memberikan tempat yang terbaik untuk mu, sebagai hamba terbaik yang

pernah dilahirkan didunia. Ma, pa, makasih ya sudah menjadi orang tua, guru

dan teman terbaik dalam kehidupan Andi, tempat yang paling mantap untuk

“curhat”…hehe. Pokoknya you’re the best in my life lah…

8. Buat adik-adikku tersayang, Ariski Septian & Asha Amiela.. Rajin2lah belajar,

gantungkan cita-cita kalian setinggi bintang di langit dan jangan pernah

mengeluh dalam hidup..!! Asha, makasi ya dah bantu B’andi ngolah data di

kios… masih ingatkan dek! Hehe.. Iki, lagunya bagus-bagus kok, tinggal banyak

latihan vocal aja, biar cepat jadi artis terkenal..! hahahahaha… Ab sayang kalian

berdua.. 0upss, 1 lagi & yang paling penting.. jangan pernah melawan papa,

mama, & nek lelek (hehehe), karena mereka sangat sayang sama kalian dan

tanpa do’a mereka kita bukan siapa-siapa.

9. Khusus untuk adindaku Desti Ariani, S.Sos (Amiiiiin…hehe), kuperjuangkan

cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu ku

takkan bisa memaknai senyumku, memaknai setiap rasa dihatiku…s’mangat,

cinta, dan kasih yang telah kau berikan akan kuhargai dengan

kebahagiaanmu…meski ku tak mampu tapi ku perjuangkan untukmu…(my

secruite love’s)

Page 6: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

10. Buat Keluarga besar Bapak Iwan Jauhari & Ibu Husriani, makasi banyak atas

masukan, saran dan nasehatnya. Terutama untuk Buk Husriani, makasi ya bu

atas perhatiannya selama ini untuk andi…

11. Buat Sohibku AN’05 FISIP USU, Uda Pengky (makasi ya dukungannya),

Soleman (taubat kau man!!!), Piyal, Hotma, Suko, Jali,………………serta

seluruh Sahabat-sahabat seperjuangan khususnya stambuk 2005 yang telah

berjuang bersama menempuh berbagai hala dan rintangan, semoga apa yang

telah kita lakukan akan mendapatkan hasil yang setimpal pula……

12. Seluruh Sahabat2 Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh Barat (IPMAB – Medan)

perjuangan kita belum berakhir dan tidak akan pernah mengenal kata

akhir…tangan terkepal maju kemuka!!, IPTR Kom’s USU (Ayoo, bangkit lagi!),

Ikatan Mahasiswa Departemen Ilmu Administrasi Negara (IMDIAN FISIP USU

periode 2007/2008), Ikhwan2ku UKMI Assiyasah FISIP USU, teman2

administrator Kelompok Studi Administrasi Negara (K’SAN FISIP-USU),

kawan2 pengurus DPW KAM RABBANI FISIP USU makasi atas perjuagannya

selama ini rajut ukhuwah, bangun solidaritas, semoga dakwah kita tak lekang

dimakan masa..Insya Allah Jaya.

13. Sebagai peneliti pemula, Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan

dalam skripsi ini, untuk itu penulis dengan senang hati akan menerima kritik dan

saran atas perbaikan skripsi ini. Harapan Penulis semoga skripsi ini dapat

memberi manfaat bagi kita semua.

Wallauhul Muafiq Illa Aqwamith Thariq…

Page 7: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

ABSTRAK

BAB I : PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

I.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 8

I.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

I.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9

I.5. Kerangka Teori ..................................................................................... 10

I.5.1. Implementasi ........................................................................... 10

I.5.2. Perencanaan Pembangunan Partisipatif .................................... 13

I.5.2.1. Perencanaan .................................................................... 13

I.5.2.2. Perencanaan Pembangunan Partisipatif ............................ 17

I.5.3. Pembangunan Desa .................................................................. 23

I.6. Definisi Konsep .................................................................................... 27

I.7. Sistematika Penulisan ............................................................................ 29

BAB II : METODE PENELITIAN

Page 8: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

II.1. Bentuk Penelitian ................................................................................ 30

II.2. Lokasi Penelitian ................................................................................ 31

II.3. Informan ............................................................................................. 31

II.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 32

II.5. Teknik Analisa Data ............................................................................ 33

II.6. Penerapan Metode Penelitian di Lapangan ........................................... 33

II.7. Etika Penelitian .................................................................................... 34

BAB III: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. Letak dan Luas Wilayah ..................................................................... 35

III.2. Dinamika Penduduk ........................................................................... 36

III.3. Organisasi Pemerintahan Desa ............................................................ 40

III.3.1. Organisasi Pemerintah Desa .................................................. 40

III.3.2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) .................................... 47

BAB IV: PENYAJIAN DATA

IV.1. Karakteristik Partisipan ..................................................................... 52

IV.2. Temuan Lapangan ............................................................................. 56

BAB V: ANALISA DATA ............................................................................... 77

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan ........................................................................................ 91

VI.2. Saran .................................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 94

Page 9: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

1. Data Luas Wilayah Desa Lapang ................................................................. 35

2. Data Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 36

3. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur .................................................. 37

4. Data Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Agama .......................................... 38

5. Data Angkatan Kerja Masyarakat ................................................................ 39

6. Distribusi Data Partisipan Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 52

7. Distribusi Data Partisipan Berdasarkan Usia ................................................ 53

8. Distribusi Data Partisipan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................... 54

9. Distribusi Data Partisipan Berdasarkan Pekerjaan ........................................ 55

10. Distribusi Data Partisipan Berdasarkan Lamanya Bermukim ....................... 56

11. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Pemahaman Masyarakat

Terhadap Perencanaan Pembangunan Partisipatif ........................................ 57

12. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Pentingnya Perencanaan

Partisipatif Dalam Pembangunan Desa ........................................................ 58

13. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Hambatan Dalam Pelaksanaan

Perencanaan Partisipatif ............................................................................... 59

14. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Adanya Pedoman Perencanaan

Pembangunan Partisipatif ............................................................................ 60

15. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Pemahaman Terhadap Pedoman

Perencanaan Pemabangunan Partisipatif ...................................................... 61

16. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Optimalisasi Sosialisasi

Page 10: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Perencanaan Pembangunan Partisipatif ........................................................ 63

17. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Pelaksanaan Perencanaan

Pembangunan Partisipatif ........................................................................... 64

18. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Pelaksanaan Musrenbangdes ........... 65

19. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Pelibatan Masyarakat Dalam

Perencanaan Pembangunan .......................................................................... 66

20. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Peran Pemerintah Dalam Mengajak

Masyarakar Untuk Berpartisipasi ................................................................. 67

21. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Alur Komunikasi yang Dibangun

Dalam Penyelenggaraan Musrenbangdes ..................................................... 68

22. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Teratasinya Masalah di Desa

Dengan Diadakannya Musrenbang .............................................................. 69

23. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Pengetahuan Mereka Terhadap

Program Pembangunan di Desa ................................................................... 70

24. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Keberpihakan Program

Pembangunan Terhadap Kebutuhan Masyarakat .......................................... 71

25. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

di Desa Lapang, Apakah Dapat Menampung Usulan Masyarakat ................. 72

26. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Berjalannya Program

Pembangunan Dengan Baik ......................................................................... 73

27. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Keikutsertaan Masyarakat Dalam

Musrenbang di Desa Lapang ......................................................................... 74

28. Distribusi Jawaban Partisipan Tentang Tingkat Partisipasi Masyarakat

Dalam Perencanaan Pembangunan Desa ...................................................... 75

Page 11: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Daftar lampiran

Lampiran 1 : Surat Rencana Skripsi

Lampiran 2 : Surat Permohonan Judul Skripsi

Lampiran 3 : Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran 4 : Surat Undangan Seminar Proposal Untuk Pembimbing

Lampiran 5 : Surat Undangan Seminar Proposal Untuk Penguji

Lampiran 6 : Daftar Hadir Dan Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas

Lampiran 8 : Surat Riset dari Kecamatan Johan Pahlawan

Lampiran 10 : Surat Keterangan Telah Melakukan Riset Dari Kantor Camat

Lampiran 11 : Kuosioner

Lampiran 12 : ALokasi Dana Gampong (ADG) Lapang

Page 12: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat

Andi Sayumitra

050903046 Departemen Ilmu Administrasi Negara

ABSTRAK

Perencanaan pembangunan desa yang partisipatif dan berkelanjutan memiliki

peran yang strategis dalam kerangka otonomi daerah, karena pembangunan desa merupakan dasar dari pembangunan nasional. Partisipasi masyarakat merupakan modal utama keberhasilan pembangunan. Tulisan ini merupakan kajian terhadap implementasi perencanaan partisipatif dalam mewujudkan pembangunan serta melihat tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di desa.

Penelitian dilakukan di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat yang merupakan subuah kajian deskriptif kualitatif yaitu suatu kajian dengan memanfaatkan data-data yang ada, wawancara mendalam dengan informan kunci dan kuesioner terbuka untuk mengumpulkan data dari masyarakat (sebagai informan biasa).

Secara keseluruhan implementasi perencanaan partisipatif di Desa Lapang dapat dikatakan kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya peraturan atau pedoman tentang perencanaan partisipatif itu sendiri, kurangnya pelibatan masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan yang dilakukan di desa, tidak terdapat kesesuaian rencana kerja pembangunan desa dengan kebutuhan masyarakat setempat. Begitu juga halnya dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan masih sangat kurang.

Berbagai perbaikan sistem perencanaan partisipatif harus menjadi prioritas utama di Desa Lapang, Pemerintah Daerah setempat harus menerbitkan Peraturan Daerah/Pedoman tentang perencanaan partisipatif dan sesegera mungkin melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan khususnya kepada pemerintahan desa, pelibatan masyarakat harus lebih ditingkatkan dalam setiap proses pembangunan, baik mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi, sehingga aspirasi masyarakat dapat terakomodir dengan baik dan diharapkan pembangunan yang sesuai dengan keinginan masyarakat akan dapat dirasakan.

Page 13: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Salah satu persoalan mendasar kehidupan bernegara dalam proses

penyelenggaran pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah adalah bagaimana

membangun atau menciptakan mekanisme pemerintahan yang dapat mengemban

misinya yaitu untuk mensejahterakan masyarakat secara berkeadilan. Untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat tersebut, pemerintah harus melaksanakan

pembangunan. Selain untuk memelihara keabsahannya (legitimasi), pemerintah juga

akan dapat membawa kemajuan bagi masyarakatnya sesuai dengan perkembangan

jaman.

Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan

sejahtera. Dalam penyelenggaraan pembangunan tahapan yang paling awal dan

merupakan tahapan yang paling vital adalah tahap perencanaan. Perencanaan

merupakan suatu hal yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan yang

dilaksanakan dalam suatu negara. Oleh sebab itu dalam perencanaan pembangunan

pemerintah perlu melibatkan segenap kemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh

masyarakat dalam melaksanakan pembangunan (partisipatif). Dengan kata lain,

partisipasi masyarakat merupakan kata kunci agar suatu pembangunan bisa sukses (Arif,

2006: 149-150). Tanpa melibatkan masyarakat, pemerintah tidak akan dapat mencapai

hasil pembangunan secara optimal. Pembangunan hanya akan melahirkan produk-

produk baru yang kurang berarti bagi masyarakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan

masyarakatnya.

Page 14: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan mutlak diperlukan

sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan,

pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan. Terlebih apabila kita akan

melakukan pendekatan pembangunan dengan semangat lokalitas. Masyarakat lokal

dengan pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar dalam

melaksanakan pembangunan, karena masyarakat lokal-lah yang mengetahui apa

permasalahan yang dihadapi serta juga potensi yang dimiliki oleh daerahnya.

Kegagalan pembangunan berperspektif modernisasi yang mengabaikan

partisipasi negara miskin (pemerintah dan masyarakat) menjadi momentum yang

berharga dalam tuntutan peningkatan partisipasi negara miskin, tentu saja termasuk di

dalamnya adalah masyarakat. Tuntutan ini semakin kuat seiring semakin kuatnya negara

menekan kebebasan masyarakat. Post-modernisme dapat dikatakan sebagai bentuk

perlawanan terhadap modernisme yang dianggap telah banyak memberikan dampak

negatif daripada positif bagi pembangunan di banyak negara berkembang. Post-

modernisme bukan hanya bentuk perlawanan melainkan memberikan jawaban atau

alternatif model yang dirasa lebih tepat.

Post-modernisme merupakan model pembangunan alternatif yang ditawarkan

oleh kalangan ilmuan sosial. Post-modernisme yang muncul pada tahun 1980-an ini

dinyatakan sebagai model pembangunan alternatif karena memberikan penawaran

konsep yang jauh berbeda dengan modernisme. Tekanan utama yang dibawa oleh post-

modernisme terbagi dalam tiga aspek, yaitu agen pembangunan, metode dan tujuan

pembangunan itu sendiri. Kelebihan dari paradigma pembangunan alternatif ini adalah

sifatnya yang mampu menyesuaikan dengan kondisi lokalitas yang ada, artinya

Page 15: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

partisipasi masyarakat lokal menjadi pilihan utama dalam pendekatan ini (Widodo,

2008). Turunan dari model pembangunan alternatif ini semakin beragam apabila

dihadapkan pada permasalahan lokalitas yang berbeda di tiap wilayah. Paradigma

pembangunan alternatif dapat dikatakan sebagai sebuah proses transformasi sosial

dengan sasaran peningkatan kapasitas kelembagaan dan pembangunan manusia.

Di Indonesia selama masa pemerintahan orde baru (1966-1998), pembangunan

yang dilaksanakan di seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia mulai dari

pusat sampai ke tingkat propinsi, kabupaten/kota, dan desa dijalankan dengan sisitem

perencanaan yang sentralistik (terpusat). Campur tangan pemerintah pusat terhadap

pembangunan dan kehidupan masyarakat di daerah sangat dominan. Sistem

perencanaan yang dianut adalah sistem perencanaan top-down, dimana semua program-

program pembangunan ditentukan oleh pemerintah pusat dan masyarakat hanya

menerima saja (Nugroho, 2006).

Setiap tahapan proses pembangunan ditentukan oleh negara, sementara

partisipasi masyarakat tidak pernah diperhatikan. Masyarakat hanya menjadi pelengkap

penderita dalam skema pembangunan (Abe, 2005). Akibat dari strategi perencanaan

yang bersifat sentralistik tersebut, berbagai masalah timbul ke hadapan masyarakat

antara lain pembangunan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

sehingga hasilnya tidak dapat mengangkat taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik.

Pemerintah menjelmakan dirinya sebagai penguasa yang dengan sendirinya bertindak

secara otoriter (Eko Sutoro, dalam Abe, 2005). Midgley (1986) menyatakan bahwa

partisipasi bukan hanya sekedar salah satu tujuan dari pembangunan sosial tetapi

merupakan bagian yang integral dalam proses pembangunan sosial. Konsep partisipasi

dalam pembangunan di Indonesia mempunyai tantangan yang sangat besar. Model

Page 16: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

pembangunan yang telah kita jalani selama ini tidak memberikan kesempatan pada

lahirnya partisipasi masyarakat. Oleh karenanya diperlukan upaya “membangkitkan

partisipasi” masyarakat tersebut. Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan

memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat akan berpartisipasi secara langsung

terhadap pembangunan.

Dalam rangka menghilangkan sentralisme pemerintahan yang bermuara pada

pola perencanaan yang bersifat terpusat, dikeluarkanlah Undang-Undang Nomor 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang dalam perkembangan selanjutnya

diganti menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan landasan yuridis ini

memberikan perkembangan positif terhadap otonomi daerah di Indonesia dari

sentralisasi ke desentralisasi. Azas desentralisasi dalam wacana otonomi daerah sangat

penting. Karena dengannya ia memposisikan pemerintah daerah sebagai penanggung

jawab utama atas kebijakan penyelenggara pemerintahan sesuai dengan kewenangan

yang diberikan, dengan tetap berada di dalam koridor Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pelaksanaan otonomi daerah dengan azas desentralisasi diharapkan

memberikan peluang yang seluas-luasnya terhadap partisipasi masyarakat dalam

membangun daerahnya.

Pada kenyataannya desentralisasi diminati banyak orang karena di dalamya

terkandung semangat demokrasi, yang ujungnya dapat meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan tentu termasuk di dalamnya

penyelenggaraan pembangunan (Arif, 2006: 23). Dengan demikian harapan masyarakat

untuk merealisasikan pembangunan dalam rangka perubahan kondisi masyarakat dari

suatu realita ke realita yang secara keseluruhan lebih baik, akan tercapai melalui konsep

yang lebih mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya, sebagaimana falsafah yang

Page 17: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

dikandung oleh otonomi daerah tersebut yaitu partisipasi masyarakat. Partisipasi

merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mampu menyelesaikan sendiri

masalah yang mereka hadapi, melalui kemitraan, transparansi, kesetaraan, dan

tanggungjawab.

Pemikiran perencanaan partisipatif diawali dari kesadaran bahwa kinerja sebuah

prakarsa pembangunan masyarakat sangat ditentukan oleh semua pihak yang terkait

dengan prakarsa tersebut. Sejak dikenalkannya model perencanaan partisipatif, istilah

“stakeholders’ menjadi sangat meluas dan akhirnya dianggap sebagai idiom model ini.

Perencanaan partisipatif berangkat dari keyakinan bahwa keberhasilan program-

program pembangunan ditentukan oleh komitmen semua stakeholders, dan komitmen

ini di dapat dari sejauh mana mereka terlibat dalam proses perencanaan program

tersebut.

Dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, perlu dioptimalkannya

partisipasi masyarakat, yakni keikutsertaan masyarakat untuk mengakomodasikan

kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana pembangunan. perencanaan

partisipatif diwujudkan melalui musyawarah perencanaan. Dalam musyawarah ini,

sebuah rancangan rencana dibahas dan dikembangkan bersama semua pelaku

pembangunan (stakeholders). Pelaku pembangunan berasal dari semua aparat

penyelenggara negara, masyarakat, rohaniwan, dunia usaha, kelompok profesional,

organisasi-organisasi nonpemerintah, dan lain-lain.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan kebutuhan dasar seperti

halnya kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan transportasi (

Sumardi dan Evers, 1982). FAO (1991) menegaskan bahwa partisipasi masyarakat

adalah hak azasi, sehingga masyarakat harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi

Page 18: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

dalam melaksanakan pembangunan. Kesempatan tersebut perlu diberikan karena tujuan

pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan yang

mereka inginkan. Masyarakat sendiri yang akan merasakan dan menilai apakah

pembangunan tersebut berhasil atau tidak. Maka agar tujuan pembangunan sesuai

dengan yang diharapkan oleh masyarakat dan pemerintah, diperlukan persepsi yang

sama antar individu yang terlibat dalam pembangunan.

Dalam masyarakat desa, perencanaan partisipatif merupakan sebuah instrumen

yang sangat penting. Sebab perencanaan partisipatif yang merupakan salah satu dari

serangkaian perjalanan pembangunan tersebut di atas adalah tahap awal yang sangat

menentukan bagi keberhasilan proses pembangunan khususnya di desa. Siapapun tak

akan pungkiri, desa sebenarnya memiliki posisi yang strategis dalam gemuruh

pembangunan dan politik pemerintahan di seluruh penjuru tanah air. Dari sisi penduduk,

desa merupakan basis mayoritas penduduk, atau dalam kalimat lain, sebagian besar

penduduk negeri ini menetap di desa. Hal ini memungkinkan desa menjadi penyedia

tenaga kerja terbesar dan di sisi lain menjadi basis massa yang kerap dimobilisasi demi

kepentingan politik. Dari sisi sumberdaya alam, desa merupakan pensuplai utama

sumber bahan makanan penduduk kota-kota besar. Oleh karena itu, pada fase ini sudah

selayaknya perencanaan pembangunan di desa merupakan sebuah hasil proses

musyawarah yang senantiasa memperhatikan aspirasi masyarakat secara utuh. Dengan

demikian pelaksanaan pembangunan di desa benar-benar dapat dirasakan oleh

masyarakat serta berjalan secara efektif dan efisien.

Di era desentralisasi dan keterbukaan ini, sudah saatnya masyarakat desa diberi

kesempatan dan kewenangan luas dalam mengelola pembangunan yang ada di

wilayahnya. Kewenangan tersebut baik yang dimulai sejak perancangan/penentuan

Page 19: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

aktivitas, pelaksanaan hingga evaluasinya. Pendekatan semacam ini memungkinkan

semua aktivitas pembangunan di aras desa sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan yang

dirasakan oleh masyarakat desa dan sesuai dengan konteks setempat (baik kondisi

sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan fisiknya).

Namun demikian, terkait dengan proses pembangunan desa, belum terlihat

secara utuh implementasi perencanaan partisipatif yang menjadi amanat – baik yuridis

maupun sosiologis – dari pelaksanaan otonomi daerah. Secara umum ditemukan bahwa

selama ini partisipasi masyarakat desa relatif lemah, baik dalam proses pembuatan

kebijakan lokal desa maupun untuk mengatur aktivitasnya sendiri. Berkaitan dengan ini

Muslim (2001) mengutip hasil survey Public Integity Index menemukan bahwa

permasalahan kita bukan pada rendahnya kualitas dan kuantitas tingkat partisipasi

masyarakat, tetapi terletak pada ketertutupan mekanisme politik bagi keterlibatan warga

negara dalam menuntut akuntabilitas dan keterbukaan.

Jika kita lihat ke belakang, bahwa pola perencanaan berjenjang dari bawah ke

atas (partisipatif) ternyata tidak banyak menjanjikan aspirasi murni warga desa bisa

didengar. Kita mengenal proses Musrenbangdes (musyawarah perencanaan

pembangunan desa), dilanjutkan dengan musrenbang di tingkat kecamatan, lalu diikuti

rapat koordinasi pembangunan di tingkat kabupaten hingga propinsi. Keterlibatan

masyarakat desa dalam proses perencanaan itu selesai di tingkat kecamatan, sehingga

implementasi pola tersebut dapat dikritisi mengandung banyak kelemahan. Misalnya

partisipasi masyarakat selaku penerima manfaat sangat lemah, hasil berbagai forum

koordinasi di tingkat lebih rendah (desa) kadang tidak digubris oleh pemerintah yang

lebih tinggi, mekanisme perencanaan mulai dari Musrenbangdes hanya bersifat

mencatat daftar kebutuhan masyarakat ketimbang sebagai proses perencanaan yang

Page 20: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

partisipatif. Proses tersebut akhirnya menjadi proses birokratis yang sangat panjang dan

lama sehingga masyarakat tidak mendapatkan kepastian kapan kebutuhannya akan

terwujud. Musrenbangdes dalam perjalanannya selama ini belum dapat diandalkan

sebagai wadah yang berperan penting di desa. Bila demikian adanya, maka realita ini

tentu saja dapat menghambat jalannya implementasi perencanaan partisipatif. Padahal

sebagimana telah dijelaskan di atas bahwa macetnya perencanaan partisipatif akan

menghadirkan pola-pola pembangunan yang tidak aspiratif.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut terkait persoalan tersebut dengan judul: “Implementasi

Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Desa (Studi Pada Desa

Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe

Aceh Darussalam)”

I.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah sangat penting dalam suatu penelitian agar diketahui arah

jalan penelitian tersebut. Arikunto (1993: 17) menguraikan bahwa agar penelitian dapat

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka penulis harus merumuskan masalahnya

sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi, dan dengan apa ia

melakukan penelitian.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah Implementasi Perencanaan Partisipatif dalam

Mewujudkan Pembangunan Desa di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan

Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam”?

Page 21: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu

hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan demikian, pada dasarnya tujuan

penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan diperoleh setelah selesai

melakukan penelitian (Hasan, 2002: 44).

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui implementasi perencanaan partisipatif yang dilakukan di

Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat;

b. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di

Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

I.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Secara Subyektif. Sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berfikir ilmiah, sistematis dan metodologis penulis dalam

menyusun berbagai kajian literatur untuk menjadikan suatu wacana baru dalam

memperkaya khazanah kognitif.

2. Secara Praktis. Memberikan data dan informasi yang berguna bagi semua

kalangan terutama mereka yang secara serius mengamati jalannya implementasi

perencanaan partisipatif, serta memberikan masukan bagi masyarakat desa

khususnya di tempat penelitian ini dilaksanakan agar dapat terus meningkatkan

peran aktifnya dalam membangun desa

Page 22: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

3. Secara Akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi baik

secara langsung atau tidak bagi kepustakaan departemen ilmu administrasi

negara dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik untuk mengeksplorasi

kembali kajian tentang implementasi perencanaan partisipatif terutama dalam

pembangunan desa.

I.5. Kerangka Teori

Sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam menyoroti atau memecahkan

masalah perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Landasan teori perlu

ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan

coba-coba (trial and error) landasan teoritis (Sugiyono, 2004: 55)

Menurut Hoy dan Miskel (dalam Sugiyono, 2004: 55) teori adalah seperangkat

konsep, asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan

menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi. Sebelum melakukan penelitian yang

lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan

berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang

dipilihnya. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teorinya adalah sebagai berikut:

I.5.1. Implementasi

Menurut Van Meter dan Van Horn- dikutip oleh Wahab (1990:51) Implementasi

adalah, “tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat,

atau kelompok-kelompok pemerintah/swasta pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah

Page 23: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”. Sedangkan Mazmanian dan Sabatier

dikut ip oleh Putra (2003: 84) menyatakan bahwa:

Mengkaji masalah implementasi berarti berusaha memahami apa yang nyata terjadi sesudah program diberlakukan atau dirumuskan, yakni peristiwa-peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang terjadi setelah proses mengesahkan kebijakan, baik yang menyangkut usaha-usaha mengadministrasikannya maupun yang menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian tertentu.

Berdasarkan pandangan-pandangan di atas, dapat dirumuskan bahwa proses

implementasi kebijakan itu sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan

administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan

ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan menyangkut jaringan kekuatan-

kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat

mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat pada akhirnya berpengaruh pada

kebijakan baik yang negatif maupun positif.

Setelah sebuah kebijakan publik dibuat atau dirumuskan, baik menyangkut

program maupun kegiatan-kegiatan, maka tahapan selanjutnya adalah tindakan

pelaksanaan atau implementasi. Sebab kebijakan publik yang tidak diimplementasikan

hanya menjadi sebatas kumpulan aturan-aturan pemerintah yang tidak berfungsi sama

sekali. Oleh karena itu, Wahab (1990: 51) mengemukakan bahwa pelaksanaan atau

implementasi kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih penting

daripada pembuatan kebijakan. Sebagaimana Cheema dan Rondinelli dikutip Wibawa

(1994: 15) menyatakan bahwa dalam pengertian luas, implementasi maksudnya adalah

pelaksanaan dan melakukan suatu program kebijaksanaan dan dijelaskan bahwa satu

proses interaksi di antara dan menentukan seseorang yang diinginkan.

Page 24: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Terdapat beberapa definisi yang coba diangkat oleh ahli tentang implementasi,

namun konsepnya tetap sama yaitu merupakan rangkaian proses penerjemahan dari

kebijakan yang direspon berupa aksi atau tindakan para pelaku pembangunan secara

konsisten dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah digariskan oleh

kebijakan yang dimaksud. Dalam mengimplementasikan suatu kebijakan, diperlukan

suatu input yang berupa peraturan perundang-undangan sebagai acuan, sumber daya

manusia sebagai pelaksana, sumber daya keuangan yang akan mendukung pelaksanaan

kebijkan, komitmen pelaku-pelaku yang terkait.

Pada dasarnya semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat memiliki

harapan yang sama bahwa suatu kebijakan harus berhasil dalam proses

implementasinya. Keberhasilan implementasi dapat dilihat dari terjadinya kesesuaian

antara pelaksanaan atau penerapan kebijakan dengan desain, tujuan, sasaran, kebijakan

itu sendiri serta memberikan dampak dan hasil yang baik bagi pemecahan permasalahan

yang dihadapi serta dalam implementasinya mampu menyentuh kebutuhan kepentingan

publik.

Untuk mengimplementasikan kebijakan, secara rinci Casley dan Kumar, yang

dikutip oleh Wibawa, dkk (1994:16) menawarkan sebuah metode dengan enam langkah

sebagai berikut:

1. Identifikasi masalah. Batasilah masalah yang akan dipecahkan atau dikelola dan

pisahkan masalah dari gejala yang mendukungnya. Rumuskan sebuah hipotesis;

2. Tentukan faktor-faktor yang menjadikan adanya masalah tersebut. Kumpulkan

data kuantitatif maupun kualitatif yang memperkuat hipotesis;

3. Kajilah hambatan dalam pembuatan keputusan. Analisislah situasi politik dan

organisasi yang dahulu mempengaruhi pembuatan kebijakan. Pertimbangkan

Page 25: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

berbagai variabel seperti komposisi staf, moral dan kemampuan staf, tekanan

politik, kepekaan budaya, kemauan penduduk dan efektivitas manajemen.

Hindari diskusi yang tidak realistis;

4. Kembangkan solusi-solusi alternatif;

5. Perkirakan solusi yang paling banyak. Tentukan kriteria dengan jelas dan

terapkan (applicable) untuk menguji kelebihan dan kekurangan setiap solusi

alternatif; dan

6. Pantaulah terus umpan balik dari tindakan yang telah dilakukan guna

menentukan tindakan yang perlu diambil berikutnya.

Suatu kebijakan (publik) dikatakan berhasil bila dalam implementasinya mampu

menyentuh kebutuhan kepentingan publik. Pertanyaannya adalah ketika suatu kebijakan

tidak lagi memenuhi kepentingan publik, bagaimana bisa disebut sebagai kebijakan

yang berhasil? Jan Marse (dalam Wahab, 1990 : 46-47) mengatakan bahwa:

“Implementasi kebijakan yang gagal disebabkan beberapa faktor, yaitu informasi, di mana kekurangan informasi dengan mudah mengakibatkan adanya gambaran yang kurang tepat baik kepada objek kebijakan maupun kepada para pelaksana isi kebijakan itu; isi kebijakan, dimana implementasi kebijakan dapat gagal karena masih samanya isi atau tujuan kebijakan atau ketidaktepatan atau ketidaktegasan intern ataupun ekstern kebijakan itu sendiri; dukungan, dimana implementasi kebijakan publik akan sangat sulit bila pada pelaksanannya tidak cukup dukungan untuk kebijakan tersebut; pembagian potensi, dimana hal ini terkait dengan pembagian potensi di antaranya para aktor implementasi dan juga mengenai organisasi pelaksana dalam kaitannya dengan differensiasi tugas dan wewenang”.

I.5.2. Perencanaan Pembangunan Partisipatif.

1.5.2.1. Perencanaan

Perencanaan berasal dari kata rencana, yang berarti rancangan atau rangka

sesuatu yang akan dikerjakan. Pengertian perencanaan memiliki banyak makna sesuai

Page 26: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

dengan pandangan masing-masing ahli dan belum terdapat batasan yang dapat diterima

secara umum. Pengertian atau batasan perencanaan tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu

pada hakekatnya terdapat pada setiap jenis usaha manusia (Khairuddin, 1992 :

47).

2. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang

hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Siagian dalam Wrihatnolo dan

Nugroho, 2006: 40)

3. Perencanaan sebagai Analisis Kebijakan (Planning as Policy Analysis) yaitu,

merupakan tradisi yang diilhami oleh logika-logika berpikir ilmu manajemen,

administrasi publik, kebangkitan kembali ekonomi neoklasik, dan teknologi

informasi yang disebut sibernetika (Aristo, 2004).

4. Perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah proses pengambilan keputusan

dari sejumlah pilihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki (Kartasasmita,

1994).

Dari pengertian di atas dapat diuraikan beberapa komponen penting yakni tujuan

apa yang hendak dicapai, kegiatan untuk merealisasikan tujuan, dan waktu (kapan

kegiatan tersebut hendak dilakukan). Apa yang direncanakan tentu saja merupakan

tindakan-tindakan yang dilakukan untuk masa depan. Namun demikian, meskipun

mengandung pengertian masa depan, bukanlah hipotesis yang dibuat tanpa perhitungan.

Hipotesis dalam perencanaan selalu didasarkan atas data-data dan perkiraan yang telah

tercapai, dan juga memperhitungkan sumber daya yang ada dan akan dapat dihimpun.

Page 27: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Dengan demikian, perencanaan berfungsi sebagai pedoman sekaligus ukuran untuk

menentukan perencanaan berikutnya.

Seringkali perencanaan hanya meliputi kegiatan-kegiatan baru, atau alokasi

keuangan untuk kegiatan-kegiatan lama, tanpa menilai kembali kualitasnya secara kritis.

Acapkali lebih banyak sumbangan dapat diberikan kepada pembangunan dengan

memperbaiki kualitas kegiatan yang sedang dalam pelaksanaan daripada memulai yang

baru. Hasibuan dalam Ketaren (2006: 70), telah merumuskan unsur-unsur dan tipe-tipe

perencanaan sebagai berikut:

a) Unsur-unsur perencanaan, di antaranya:

1. Sifat rencana itu sendiri sebagai dasar pelaksanaannya sudah

mengandung cirr-ciri yang berorientasi pada pelaksanaan, dalam arti

memungkinkan untuk pelaksanaannya dan perencanaan tersebut sudah

diperhatikan kapasitas administratif dalam pelaksanaannya;

2. Proses-proses perencanaan tetap mengandung unsur kontinuitas dan

fleksibilitas, oleh karena itu harus dilakukan terus-menerus reformulasi

rencana dan reimplementasi dalam pelaksanaannya;

3. Mengusahakan perencanaan dapat seoperasional mungkin;

4. Adanya sistem pengendalian pelaksanaan pembangunan yang

mengusahakan keserasian antara pelaksana dan perencana; dan

5. Diperlukan adanya sistem pelaporan dan evaluasi dalam proses

perencanaan.

b) Tipe-tipe perencanaan, di antaranya:

1. Maksud atau misi. Maksud ialah tujuan luas yang berlaku bukan hanya

bagi organisasi tertentu, tetapi berlaku bagi semua organisasi sejenis.

Page 28: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Misi suatu organisasi adalah tujuan khusus yang membedakan suatu

organisasi dari organisasi lain yang sejenis;

2. Sasaran. Merupakan target yang harus dicapai oleh suatu organisasi

dalam rangka mencapai tujuan;

3. Strategi, adalah penentuan terhadap tujuan utama berjangka panjang dan

sasaran dari suatu perusahaan dan pemilihan cara-cara bertindak dan

pengalokasian sumber-sumber yang diperlukan untuk mewujudkan

tujuan tersebut;

4. Kebijaksanaan, adalah pernyataan-pernyataan umum yang merupakan

pedoman di dalam berpikir dan bertindak dalam pengambilan keputusan;

5. Prosedur, merupakan rencana dalam arti kata merupakan metode yang

biasa dipakai dalam menangani kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan;

6. Peraturan, adalah tindakan-tindakan yang dituntut untuk dilakukan dan

dipilih dalam menangani kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan;

7. Program, adalah gabungan dari tujuan-tujuan, kebijaksanaan-

kebijaksanaan, prosedur-prosedur, peraturan-peraturan, pemberian tugas-

tugas, langkah-langkah yang akan diambil, sumber-sumber yang akan

digunakan dan unsur-unsur lain yang diperlukan untuk melaksanakan

anggaran belanja; dan

8. Anggaran, adalah suatu rencana yang menggambarkan hasil yang

diharapkan dan dinyatakan dalam bentuk-bentuk angka-angka.

Perencanaan pada dasarnya adalah penetapan alternatif, yaitu menentukan

bidang-bidang dan langkah-langkah perencanaan yang akan diambil dari berbagai

kemungkinan bidang dan langkah yang ada. Bidang dan langkah yang diambil ini tentu

Page 29: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

saja dipandang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sumber daya yang tersedia

dan mempunyai resiko yang sekecil-kecilnya. Oleh sebab itu, dalam penentuannya

timbul berbagai bentuk perencanaan yang merupakan alternatif-alternatif ditinjau dari

berbagai sudut, seperti yang dijelaskan oleh Westra (1980) dalam Khairuddin (1992 :

48), antara lain :

1. Dari segi jangka waktu, perencanaan dapat dibedakan : (a) perencanaan jangka

pendek (1 tahun), dan (b) perencanaan jangka panjang (lebih dari 1 tahun).

2. Dari segi luas lingkupnya, perencanaan dapat dibedakan : (a) perencanaan

nasional (umumnya untuk mengejar keterbelakangan suatu bangsa dalam

berbagai bidang), (b) perencanaan regional (untuk menggali potensi suatu

wilayah dan mengembangkan kehidupan masyarakat wilayah itu), dan (c)

perencanaan lokal, misalnya; perencanaan kota (untuk mengatur pertumbuhan

kota, menertibkan penggunaan tempat dan memperindah corak kota) dan

perencanaan desa (untuk menggali potensi suatu desa serta mengembangkan

masyarakat desa tersebut).

3. Dari segi bidang kerja yang dicakup, dapat dikemukakan antara lain :

industrialisasi, agraria (pertanahan), pendidikan, kesehatan, pertanian,

pertahanan dan keamanan, dan lain sebagainya.

4. Dari segi tata jenjang organisasi dan tingkat kedudukan menejer, perencanaan

dapat dibedakan : (a) perencanaan haluan (b) perencanaan program dan (c)

perencanaan langkah.

1.5.2.2. Perencanaan Pembangunan Partisipatif

Page 30: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Dalam hal pembangunan - secara sederhana sering diartikan sebagai suatu upaya

untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik. Perubahan yang dimaksud adalah

menuju arah peningkatan dari keadaan semula, serta tidak jarang pula ada yang

mengasumsikan bahwa pembangunan adalah pertumbuhan. Solihin (2006),

mengungkapkan tiga tahapan perencanaan pembangunan yaitu : (1) perumusan dan

penentuan tujuan, (2) pengujian atau analisis opsi atau pilihan yang tersedia, dan (3)

pemilihan rangkaian tindakan atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan dan telah disepakati bersama. Dari ketiga tahapan perencanaan tersebut dapat

didefenisikan perencanaan pembangunan wilayah atau dearah sebagai berikut yaitu :

suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku (aktor) baik umum (publik) atau

pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat stakeholder lainnya pada tingkatan

yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik,

sosial, ekonomi dan aspek lingkungan lainnya.

Berdasarkan UU No. 25/2004, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(SPPN) adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan

rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan

yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat

dan daerah. Definisi SPPN di atas secara tegas menyebutkan bahwa dalam perencanaan

diisyaratkan harus memiliki unsur keterlibatan penyelenggara negara dan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan.

Pola perencanaan pembangunan yang mendorong terjadinya partisipasi aktif

masyarakat tersebut lebih dikenal dengan istilah perencanaan pembangunan partisipatif

atau biasa dikenal dengan istilah perencanaan partisipatif. Partisipasi adalah keterlibatan

dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam

Page 31: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program/ proyek pembangunan yang

dikerjakan masyarakat lokal (Adisasmita, 2006: 38). Atau dengan kata lain

pembangunan partisipatif adalah suatu proses pembangunan yang memberdayakan

masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan.

Perencanaan Pembangunan partisipasi merupakan upaya untuk memberdayakan

potensi masyarakat dalam merencanakan pembangunan yang berkaitan dengan potensi

sumber daya lokal berdasarkan kajian musyawarah, yaitu peningkatan aspirasi berupa

keinginan dan kebutuhan nyata yang ada dalam masyarakat, peningkatan motivasi dan

peran-serta kelompok masyarakat dalam proses pembangunan, dan peningkatan rasa-

memiliki pada kelompok masyarakat terhadap program kegiatan yang telah disusun

(Bahua, 2007). Menurut Abe (2005) perencanaan partisipatif yang melibatkan

masyarakat akan mempunyai dampak yang sangat penting dalam pembangunan, yaitu:

terhindar dari peluang terjadinya manipulasi, memberikan nilai tambah pada legitimasi

rumusan perencanaan, serta meningkatkan kesadaran dan keterampilan politik

masyarakat.

Konsep perencanaan pembangunan partisipatif, perencanaan dengan pendekatan

partisipatif atau biasa disebut sebagai participatory planning, jika dikaitkan dengan

pendapat Friedman (dalam Sinaga, 2005), sebenarnya merupakan suatu proses politik

untuk memperoleh kesepakatan bersama melalui aktivitas negosiasi antar seluruh

pelaku pembangunan dalam rangka penetapan program-program pembangunan. Dalam

perencanaan yang partisipatif (participatory planning), masyarakat dianggap sebagai

mitra dalam perencanaan yang turut berperan serta secara aktif baik dalam hal

penyusunan maupun implementasi rencana, karena walau bagaimanapun masyarakat

merupakan stakeholder terbesar dalam penyusunan sebuah produk rencana. Suzetta

Page 32: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

(2007), sebagai cerminan lebih lanjut dari demokratisasi dan partisipasi sebagai bagian

dari good governance maka proses perencanaan pembangunan juga melalui proses

partisipatif.

Proses pembangunan tersebut perlu dilakukan secara terencana, terkoordinasi,

konsisten, dan berkelanjutan, melalui “peran pemerintah bersama masyarakat” melalui

partisipasi dengan memperhatikan kondisi ekonomi, perubahan-perubahan sosio-politik,

perkembangan sosial-budaya yang ada, perkembangan ilmu dan teknologi, dan

perkembangan dunia internasional atau globalisasi. Konsep perencanaan bersifat top-

down yang telah menciptakan kegagalan pembangunan tersebut harus diganti dengan

konsep perencanaan pembangunan yang berasal dari bawah (bottom-up planning)

dengan partisipasi aktif dari masyarakat (Adisasmita, 2006:35). Ada beberapa

keuntungan yang dapat kita harapkan dari adanya suatu penerapan pendekatan

partisipatif, yakni :

1. Masyarakat akan lebih memiliki rasa tanggungjawab yang lebih tinggi terutama

dalam hal memelihara dan menjaga apa yang telah dibangun bersama.

2. Semangat akan pembangunan akan lebih memaknai proses pembangunan itu

sendiri secara holistik sebagai konsekuensi adanya kebersamaan di dalam

membangun, baik dalam han merencanakan maupun mengambil keputusan.

3. Ketidakefisienan seperti adanya program yang tumpang tindih di dalam proses

pembangunan dapat dihindari sehingga penghematan pada penganggaran

pembangunan pun dapat dilakukan.

Prinsip perencanaan partisipatif pada dasarnya sama dengan dengan prinsip

good governance, yang mana prinsip good governance tersebut menekankan pada

pengakuan akan kekuasaan rakyat sebagai pemegang kedaulatan. UNDP (United Nation

Page 33: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Development Program) sebagai lembaga dunia yang bergerak dalam bidang

pembangunan, mengungkapkan karakteristik perencanaan partisipatif (Osborne, 2005)

sebagai berikut :

1. Partisipasi, setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui badan perwakilan yang legitimate mewakili lepentingannya.

2. Peraturan Hukum 3. Keterbukaan 4. Ketanggapan 5. Kesepakatan Bersama 6. Bertanggungjawab 7. Keadilan 8. Efektif dan Efisien

Keterlibatan masyarakat akan menjadi penjamin bagi suatu proses perencanaan

pembangunan yang baik dan benar (Abe, 2005:91). Untuk dapat mewujudkan

partisipasi masyarakat agar dapat berdaya, sangat dibutuhkan kebebasan, kesempatan

dan ruang gerak yang tersusun dalam empat tingkatan, sebagaimana diungkapkan oleh

Kramer- yang dikutip dalam (Arif, 2006: 150-151), yaitu:

1). Partisipasi akan mengandung arti keterlibatan dalam proses pengambilan

keputusan kebijakan pembangunan;

2). Partisipasi hendaknya mengarah pada pembangunan program penduduk yang

ditempatkan sebagai konsumen utama dari program-program infrastruktur fisik

daerah. Oleh sebab itu, kepentingan-kepentingan dan saran-saran mereka harus

didengar oleh mereka yang yang bertanggung jawab untuk memberikan

pelayanan-pelayanan pembangunan daerah;

3). Partisipasi yang menempatkan masyarakat sebagai konsumen perlu

memperoleh stimulan dan dukungan sebagai reaksi terhadap birokrasi

Page 34: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

pembangunan yang kurang memiliki kepekaan terhadap kepentingan

masyarakat;

4). Partisipasi diadakan dalam rangka nilai keadilan sosial dan dalam rangka

tersedianya kelonggaran memperoleh pekerjaan yang produktif bagi seluruh

lapisan masyarakat.

Istilah partisipasi sekarang ini menjadi kata kunci dalam setiap program

pengembangan masyarakat dimana-mana, seolah-olah menjadi “lebel baru” yang harus

melekat pada setiap rumusan kebijakan dan proposal proyek. Dalam perkembangannya

seringkali diucapkan dan ditulis berulang-ulang tetapi kurang dipraktekkan, sehingga

cenderung kehilangan makna. Partisipasi sepadan dengan arti peranserta, ikutserta,

keterlibatan, atau proses belajar bersama saling memahami, menganalisis,

merencanakan dan melakukan tindakan oleh sejumlah anggota masyarakat.

Pada dasarnya partisipasi itu dilandasi dengan adanya pengertian bersama dan

adanya pengertian tersebut adalah karena diantara orang-orang itu saling berkomunikasi

dan berinteraksi sesamanya. Dalam menggalang peran serta semua pihak itu diperlukan

: (1) terciptanya suasana yang bebas atau demokratis, dan (2) terbinanya kebersamaan.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah sebagai ikut sertanya masyarakat

dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, dan ikut serta

memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan. Gaventa dan Valderama (1999)

dalam Arsito (2004), mencatat ada tiga tradisi konsep partisipasi terutama bila dikaitkan

dengan pembangunan masyarakat yang demokratis yaitu:

1. Partisipasi Politik, political participation lebih berorientasi pada

”mempengaruhi” dan ”mendudukan wakil-wakil rakyat” dalam lembaga

Page 35: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

pemerintahan ketimbang partisipasi aktif dalam proses-proses kepemerintahan

itu sendiri.

2. Partisipasi Sosial, social Participation partisipasi ditempatkan sebagai

keterlibatan masyarakat terutama yang dipandang sebagai beneficiary atau pihak

di luar proses pembangunan dalam konsultasi atau pengambilan keputusan

dalam semua tahapan siklus proyek pembangunan dari evaluasi kebutuhan

sampai penilaian, implementasi, pemantauan dan evaluasi. Partisipasi sosial

sebenarnya dilakukan untuk memperkuat proses pembelajaran dan mobilisasi

sosial. Dengan kata lain, tujuan utama dari proses partisipasi sosial sebenarnya

bukanlah pada kebijakan publik itu sendiri tetapi keterlibatan komunitas dalam

dunia kebijakan publik lebih diarahkan sebagai wahana pembelajaran dan

mobilisasi sosial.

3. Partisipasi Warga, citizen participation/citizenship menekankan pada partisipasi

langsung warga dalam pengambilan keputusan pada lembaga dan proses

kepemerintahan. Partisipasi warga telah mengalihkan konsep partisipasi “dari

sekedar kepedulian terhadap ‘penerima derma’ atau ‘kaum tersisih’ menuju ke

suatu kepedulian dengan berbagai bentuk keikutsertaan warga dalam pembuatan

kebijakan dan pengambilan keputusan di berbagai gelanggang kunci yang

mempengaruhi kehidupan mereka”.

Proses perencanaan pembangunan berdasarkan partisipasi masyarakat harus

memperhatikan adanya kepentingan rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, sehingga itu dalam proses perencanaan pembangunan

partisipasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : (1) perencanaan

program harus berdasarkan fakta dan kenyataan dimasyarakat, (2) Program harus

Page 36: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

memperhitungkan kemampuan masyarakat dari segi teknik, ekonomi dan sosialnya, (3)

Program harus memperhatikan unsur kepentingan kelompok dalam masyarakat, (4)

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program (5) Pelibatan sejauh mungkin

organisasi-organisasi yang ada (6) Program hendaknya memuat program jangka pendek

dan jangka panjang, (7) Memberi kemudahan untuk evaluasi, (8) Program harus

memperhitungkan kondisi, uang, waktu, alat dan tenaga (KUWAT) yang tersedia.

I.5.3. Pembangunan Desa

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, desa atau yang

disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur kepentingan

masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan

menurut Sutardjo Kartodikusuma sebagaimana dikutip oleh Ahmadi (2003: 241)

menjelaskan definisi desa sebagai suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal

suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.

Bila ditinjau secara sosial budaya desa dapat juga dikatakan sebagai komunitas

dalam kesatuan geografis tertentu yang antar mereka saling mengenal dengan baik

dengan corak kehidupan yang relative homogen dan banyak bergantung secara langsung

pada alam. Oleh karena itu, desa diasosiasikan sebagai masyarakat yang hidup secara

sederhana pada sector agraris, mempunyai ikatan sosial, adapt dan tradisi yang kuat,

bersahaja, serta tingkat pendidikan yang dapat dikatakan rendah. Sedangkan dari sudut

pandang politik dan hukum, desa sering diidentikkan sebagai organisasi kekuasaan.

Melalui perspektif ini, desa dipahami sebagai organisasi pemerintahan atau organisasi

Page 37: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

kekuasaan yang secara politis mempunyai wewenang tertentu dalam struktur

pemerintahan negara.

Dalam pasal 200 UU No.32 tahun 2004, pemerintahan desa terdiri atas

pemerintah desa dan Badan Musyawarah Desa. Pemerintah desa terdiri atas kepala desa

dan perangkat desa, dimana perangkat desa adalah sekretaris desa dan perangkat desa

lainnya (pasal 202). Badan permusyawaratan desa atau legislatif desa berfungsi

menetapakan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan

aspirasi msayarakat (pasal 209).

Desa berdasarkan Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2005 adalah desa,

selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum memiliki batas-batas

wilayah yurisdiksi, berwewenang untuk mengurus dan mengatur kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dibentuk dalam sistem pemerintah nasional dan berada di kabupaten atau kota,

sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Pada Pasal 2 ayat (1) dikatakan bahwa desa

dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memprhatikan asal-usul desa dan kondisi

sosial budaya masyarakat setempat. Pada ayat (2) tertulis bahwa pembentukan desa

harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. jumlah penduduk;

b. luas wilayah;

c. bagian wilayah kerja;

d. perangkat; dan

e. sarana dan prasarana pemerintahan.

Desa memegang peranan yang sangat penting dalam proses implementasi

kebijakan pembangunan, sebab desa merupakan struktur pemerintah terendah dari

Page 38: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

sistem pemerintahan Indonesia. Segala jenis kebijakan pembangunan nasioanl pasti

bermuara pada pembangunan desa. Dengan semangat desentralisasi masyarakat harus

diberikan ruang untuk ambil bagian dalam skema perencanaan desa. Sebab disadari atau

tidak bahwa pembangunan desa telah banyak dilakukan sejak dari dahulu hingga

sekarang, tetapi hasilnya belum memuaskan terhadap peningkatan kesejahteraan

masyarakat pedesaan.

Agar pembangunan di desa dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat maka

harus diterapkan prinsip-prinsip pembangunan, sasaran pembangunan dan ruang

lingkup pengembangannya. Berikut penjelasan mengenai ketiga unsur tersebut menurut

Adisasmita (2006: 18-20):

1) Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan prinsip transparansi

(keterbukaan), partisipatif, dapat dinikmati masyarakat, dapat

dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), dan berkelanjutan (sustainable).

2) Sasaran Pembangunan Pedesaan, yaitu untuk terciptanya peningkatan produksi

dan produktivitas, percepatan pertumbuhan desa, peningkatan ketrampilan

dalam berproduksi dan pengembangan lapangan kerja dan lapangan usaha

produktif, peningkatan prakarsa dan partisipasi masyarakat dan perkuatan

kelembagaan.

3) Pengembangan pedesaan yang mempunyai ruang lingkup pembangunan sarana

dan prasarana pedesaan (meliputi pengairan, jaringan jalan, lingkungan

pemukiman dan lainnya), pemberdayaan masyarakat, pengelolaan sumber daya

alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), penciptaan lapangan kerja,

kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan (khususnya terhadap kawasan-

Page 39: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

kawasan miskin) dan Penataan keterkaitan antar kawasan pedesaan dengan

kawasan perkotaan (inter rural-urban relationship).

Pemerintah kabupaten bertanggung jawab penuh dalam rangka pembangunan

desa. Pemerintah kabupaten wajib melakukan pembangunan yang dibutuhkan

masyarakat desa dan memberikan fasilitas kepada masyarakat. Menurut Ndraha (1982:

71), pembangunan desa adalah setiap pembangunan yang ada yang di dalam prosesnya

masyarakat desa berpartisipasi aktif. Sedangkan menurut T R Batten, pembangunan

desa adalah suatu proses dimana organisasi atau masyarakat mulai mendiskusikan dan

menentukan keinginan mereka kemudian merencanakan dan mengerjakan bersama-

sama untuk memenuhi kebutuhan hidup (Ndraha, 1982: 72).

Tetapi dalam melakukan pembangunan desa ini, banyak sekali hambatan yang

dapat ditemui. Hambatan-hambatan itu, menurut Butterfield dalam Ndraha, 1982: 91

adalah:

a. Perbedaan persepsi. Perencanaan pembangunan sering tidak tepat dalam

menanggapi antara apa yang pemerintah programkan dengan apa yang

benar-benar di butuhkan masyarakat pedesaan. Sehingga terjadi

permasalahan dalam pembangunan desa, karena masyarakat desa memiliki

persepsi yang buruk terhadap pembangunan yang dilakukan didesanya.

b. Kesukaran memilih model pembangunan yang tepat. Mungkin sekali

kesulitan ini muncul karena masyarakat pedesaan itu pada umumnya tertutup

dan masih bingung dalam menerima hal-hal baru, sehingga pemerintah pun

menjadi bingung pula dalam menentukan model pembangunan apa yang

sebaiknya diterapkan bagi masyarakat pedesaan.

Page 40: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

c. Batasan waktu, dimana program pembangunan pedesaan lambat sekali

kelihatan hasilnya, sehingga pemerintah sering merasa kurang sabar dalam

menangani usaha pembangunan desa.

d. Persoalan praktis. Hambatan ini muncul bila hal-hal dalam tahap

pelaksanaannya membuat pembangunan desa terhambat, misalnya saja

kurangnya teknologi, kurangnya pengelola yang terlatih, dan sebagainya.

Memperhatikan kekurangan dan kegagalan perencanaan pembangunan di desa

pada masa lalu, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap pendekatan

pembangunan desa atau pedesaan yang sesuai dengan kompleksitas pembangunan serta

aspirasi masyarakat.

Sehubungan dengan tersebut, kita akan melihat nantinya apakah ada atau tidak

hambatan/ kekurangan/ kegagalan pembangunan desa pada hasil implementasi program

perencanaan partisipatif di desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh

Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sehingga nantinya kita akan dapat melihat

apakah pemerintah daerah telah mengimplementasikan program pembangunan tersebut

yang selaras dengan pelaksanaan otonomi daerah, di mana aspirasi, pendapat, dan

pandangan masyarakat sangat diuatamakan dalam pembangunan daerah terutama di

desa.

I.6. Definisi Konsep

Singarimbun dan Effendi (1982) mengatakan bahwa konsep adalah generalisasi

dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan

berbagai fenomena yang sama. Tujuannya adalah untuk menghindari interpretasi ganda

dari variable yag akan diteliti. Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah :

Page 41: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

1. Implementasi

Yang dimaksud dengan implementasi disini adalah tindakan-tindakan yang

dilakukan untuk melaksanakan suatu kebijaksanaan sampai mencapai tujuan

yang diinginkan. Dalam penleitian ini pelaksana dari kebijaksanaan tersebut

adalah Pemerintahan Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten

Aceh Barat.

2. Perencanaan Partisipatif

Perencanaan partisipatif adalah serangkaian proses perumusan alternatif-

alternatif atau kepeutusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-

fakta dengan menyertakan dan menyalurkan aspirasi masyarakat sebagai salah

satu stakeholder dalam pembangunan

3. Pembangunan Desa

Pembangunan Desa adalah suatu proses dimana organisasi atau masyarakat

mulai mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka kemudian

merencanakan dan mengerjakan bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan

hidup.

Page 42: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

I.7. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, defisini operasional serta

sistematika penulisan.

BAB II: METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari metode penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel,

teknik pengumpulan data dan teknik analisa data,

BAB III: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran umum mengenai daerah penelitian yang meliputi

keadaan geografi, demografi, ekonomi, sosial budaya serta hal-hal yang

berkaitan dengan masalah penelitian.

BAB IV: PENYAJIAN DATA

Bab ini membahas tentang hasil data yang diperoleh dari lapangan selama

penelitian berlangsung dan juga dokumen-dokumen lain yang akan dianalisis.

BAB V: ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang kajian dan analisis data yang diperoleh saat penelitian

dan memberikan interpretasi terhadap masalah yang diajukan.

BAB VI: PENUTUP

Page 43: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-

saran yang dianggap perlu sebagai rekomendasi kebijakan

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif. Narbuko dan Achmadi (2004: 44) memberikan pengertian

penelitian deskriptif sebagai penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan

masalah yang ada sekarang beradasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data,

menganalisis dan menginterpretasi; ia juga bisa bersifat komperatif dan korelatif. Danim

(2002: 41) memberikan beberapa ciri dominan dari penelitian deskriptif yaitu:

1. Bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual.

Adakalanya penelitian ini dimaksudkan hanya membuat deskripsi ata u narasi

semata-mata dari suatu fenomena, tidak untuk mencari hubungan antarvariabel,

menguji hipotesis, atau membuat ramalan;

2. Dilakukan secara survei. Oleh karena itu penelitian deskriptif sering disebut juga

sebagai penelitian survei. Dalam arti luas, penelitian deskriptif dapat mencakup

seluruh metode penelitian, kecuali yang bersifat histories dan eksperimental;

3. Bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara mendetail;

Page 44: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

4. Mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan

dan praktik-praktik yang sedang berlangsung; dan

5. Mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu

dalam waktu yang bersamaan.

Dengan demikian dapat ditegaskan kembali bahwa penelitian ini juga ditempuh

berdasarkan tujuan untuk memahami bagaimana Implementasi Perencanaan Partisipatif

dalam Pembangunan Desa (Lapang) terutama dalam meningkatkan partisipasi warga

pada pelaksanaan pembangunan di desa.

II.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten

Aceh Barat, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

II.3. Informan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

kualitatif, maka dalam penelitian ini tidak dikenal adanya sampel, melainkan informan.

Hal ini dibutuhkan untuk dapat memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai

masalahan penelitian yang sedang dibahas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

informan kunci (key informan) dan informan biasa. Informan kunci adalah informan

yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti, sedangkan

informan biasa adalah informan yang ditentukan dengan dasar pertimbangan

mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan. Dalam hal ini penulis

Page 45: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan

sampel yang disesuaikan dengan tujuan dan syarat tertentu yang ditetapkan berdasarkan

tujuan dan masalah penelitian (Nawawi, 1987:157).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi informan kunci dalam

penelitian ini adalah: Setda Kabupaten Aceh Barat, Camat Johan Pahlawan, Kepala

Desa Lapang, Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD), dan Tokoh Masyarakat. Salain itu,

untuk memperkaya data yang akan diolah, maka peneliti juga mengambil informan

biasa atau partisipan yaitu masyarakat Desa Lapang yang dianggap mengetahui dan

paham akan permasalahan penelitian sebanyak 25 partisipan. Jumlah partisipan

sebanyak 25 orang tersebut penulis ambil karena telah mencapai suatu titik kejenuhan,

yaitu jawaban-jawaban para partisipan telah mengarah pada jawaban yang sama dalam

penelitian ini dan telah dapat diambil suatu kesimpulan.

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan yang diperoleh

melalui:

1. Wawancara mendalam (Depth-Interview), yaitu teknik pengumpulan

data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan

terbuka kepada informan kunci atau pihak yang berhubungan dan

memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan

penelitian.

2. Kuesioner (angket), adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti,

Page 46: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

yang bertujuan memperoleh informasi yang relevan, serta informasi yang

dibutuhkan. Dalam penelitian ini angket digunakan sebagai alat

pendamping dalam mengumpulkan data. Daftar pertanyaan dibuat semi

terbuka yang memberi pilihan jawaban pada responden dan memberikan

penjelasan-penjelasan yang diperlukan oleh penulis.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun telah

diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian ini data-data

sekunder yang diperlukan antara lain literatur yang relevan dengan judul

penelitian seperti buku-buku, artikel, makalah, perarutan-peraturan, struktur

organisasi, jadwal, waktu, petunjuk pelaksana, petunjuk teknis dan lain-lain

yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

II.5. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa data deskriptif

kualitatif yaitu berusaha menyimpulkan data yang berhubungan dengan objek penelitan

serta berusaha menjelaskan dan menggambarkan variabel penelitian secara mendalam

dan mendetail, kemudian selanjutnya diberi interpretasi yang sesuai dengan tujuan yang

telah dirumuskan. Data dari penyebaran kuesioner (angket) akan dianalisa melalui tabel

distribusi frekuensi, sedangkan data dari hasil wawancara akan diuaraikan melalui

petikan wawancara dengan masing-masing tokoh yang dijadikan key informan.

II.6. Penerapan Metode Penelitian di Lapangan

Dalam penerapan metode penelitian di lapangan penulis tidak menemukan

kendala yang sangat berarti, terutama dalam pengumpulan data-data dan informasi yang

Page 47: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

terkait dengan masalah penelitian. Adapun kendala yang penulis hadapi dalam

penelitian ini ialah tidak lengkapnya profil Desa Lapang sehingga penulis harus

menunggu hingga tiga minggu untuk mendapatkan profil desa tersebut dengan lengkap.

Dalam pelaksanaan penelitian ini pihak Kecamatan dan Pemerintah Desa Lapang

memberikan tanggapan yang sangat baik. Mereka begitu terbuka dengan keberadaan

penulis, seperti misalnya dalam pengumpulan data dan informasi. Mereka begitu

tanggap dan memberikan seluruh informasi yang penulis perlukan dalam penelitian ini

dengan apa adanya.

Begitu juga dengan masyarakat Desa Lapang yang begitu antusias dalam

memberikan informasi-informasi kepada penulis dan mengutarakan keluh kesahnya,

walaupun memang ada beberapa masyarakat yang tidak bersedia dimintai keterangan

mengenai masalah penelitian dengan berbagai alasan. Namun demikian, secara

keseluruhan dapat dikatakan masyarakat Desa Lapang menerima keberadaan penulis

dengan sangat baik sehingga penerapan metode penelitian pun dapat dilakukan dengan

baik pula.

II.7. Etika Penelitian

Dalam menulis karya ilmiah ini penulis harus memperhatikan etika penelitian,

terutama yang berkenaan dengan informan dalam hal pengumpulan atau penulisan data

dan informasi. Etika penelitian yang dimaksud ialah berkenaan dengan keterwakilan

dan kerahasiaan partisipan. Pada saat penyebaran kuesioner penulis terlebih dahulu

meminta izin pada partisipan, yaitu dengan melampirkan surat permohonan pada angket

yang akan disebarkan pada partisipan, penulis juga menyampaikan hal tersebut secara

lisan kepada partisipan. Selain itu, penulis juga meminta kesediaan partisipan untuk

Page 48: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

mencantumkan namanya tersebut pada karya ilmiah penulis dan para partisipan dalam

penelitian ini tidak merasa keberatan akan hal tersebut.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penulisan nama partisipan dalam

karya ilmiah ini telah mendapat persetujuan dari para partisipan yang bersangkutan.

Penulis menjelaskan kepada partisipan bahwa penelitian ini merupakan tugas akhir

penulis yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan penulis dan

tidak menyangkut dengan kepentingan apapun.

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. Letak dan Luas Wilayah

Desa Lapang adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Johan

Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Desa ini berdiri atau telah ada sejak tahun 1944.

Desa Lapang mempunyai jarak dengan kantor kecamatan kurang lebih 4 KM. Luas

wilayah Desa Lapang yaitu 20 KM²/segi, berikut tabel data luas wilayah desa Lapang.

Tabel 1

Data Luas Wilayah Desa Lapang

Desa Luas Wilayah Kebun Sawah Pemukiman

Lapang 20 KM/Segi 50 Ha 37 Ha 37 Ha

Sumber : Profil Desa Lapang, 2008

Page 49: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Adapun batas-batas wilayah Desa Lapang sebagai berikut :

Sebalah Utara berbatasan dengan Desa Gampong Leuhan

Sebalah Selatan berbatasan dengan Desa Gampa, Seneubok

Sebalah Timur berbatasan dengan Desa Krung Matei

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sama Tiga

Desa Lapang memiliki dusun yang dibawahinya. Ada empat dusun di Desa

Lapang yaitu :

1. Dusun Nibong

2. Dusun Teungoh

3. Dusun Cot Kandeh

4. Dusun Beurasok

III. 2. Dinamika Penduduk

Desa Lapang memiliki kepadatan penduduk 4.364 jiwa, serta jumlah kepala

keluarga sebanyak 873 KK. Dengan perincian jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel 2

Klasifikasi Penduduk Desa Lapang Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-Laki 2.1372 Perempuan 2.227

Jumlah 4.364

Page 50: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Sumber : Profil Desa Lapang, 2008

Dilihat dari tabel bahwa jumlah perempuan di Desa Lapang lebih besar dari

jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin laki-laki berjumlah

2.137 jiwa sedangkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan berjumlah

2.227 jiwa.

Sedangkan untuk jumlah penduduk berdasarkan umurnya dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

No. Golongan Umur Jumlah

1 0 - 4 Tahun 3792 5 - 9 Tahun 4533 10 - 14 Tahun 4664 15 - 19 Tahun 3965 20 - 24 Tahun 3336 25 - 29 Tahun 3277 30 - 34 Tahun 2528 35 - 39 Tahun 2579 40 - 44 Tahun 25310 45 - 49 Tahun 23111 50 - 54 Tahun 28512 55 - 59 Tahun 26713 60 - 64 Tahun 16314 65 - 69 Tahun 9515 70 + Tahun 126

Sumber : Profil Desa Lapang, 2008

Page 51: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Desa Lapang merupakan suatu desa yang masyarakatnya sangat majemuk, baik

dari segi sosial budaya, suku maupun agama. Apalagi pasca terjadinya bencana alam

gempa bumi dan tsunami empat tahun yang lalu, Desa Lapang menjadi sasaran mukim

yang baru bagi para korban bencana alam tersebut, karena desa Lapang merupakan

salah satu desa yang tidak terkena bencana alam dan letaknya yang tidak terlalu jauh

dari pusat kota menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat pendatang.

Berikut merupakan tabel tentang klasifikasi penduduk Desa Lapang berdasarkan

agama.

Tabel 4

Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Agama

Sumber : Profil Desa Lapang, 2008

Dari tabel diatas dapat kita lihat jumlah agama yang dianut di Desa Lapang

mayoritas adalah Islam, walaupun tidak sampai 100%. Namun demikian, kehidupan

masyarakat Desa Lapang tetap harmonis dan saling menghargai perbedaan serta tidak

terjadi diskriminasi terhadap kaum minoritas berdasarkan agama.

No. Agama Jumlah

1 Islam 4.3362 Non Islam 28

4.364

Page 52: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Jumlah penduduk yang dapat dikatakan banyak untuk sebuah desa, namun Desa

Lapang belum memiliki sarana dan prasarana pendukung yang memadai dalam

pelaksanaan kegiatan masyarakatnya, seperti sarana pemerintahan, sarana transportasi,

sarana kesehatan dan lain sebagainya. Saat ini Desa Lapang belum memiliki balai desa

untuk menjalankan program-program pemerintahan bersama masyarakat, jalan yang

masih rusak dan yang lebih ironis lagi bahwa desa Lapang tidak memiliki pusat

kesehatan seperti puskesmas atau klinik-klinik pengobatan. Hal ini sangat

mengkhawatirkan karena seperti yang ketahui bahwa masyarakat di desa ini mencapai

empat ribu lebih yang memerlukan sarana kesehatan tersebut (Sumber : Profil Desa

Tangah Rawa, 2008)

Gambar 1 : Kondisi jalan dan kantor Desa Lapang

Jika dilihat dari sarana pendidikan, maka cukup berbanding terbalik dengan

sarana-sarana lain yang telah disebutkan di atas. Sarana pendidikan di Desa Lapang ini

cukup baik, karena di desa ini memiliki 4 Sekolah Dasar (SD), 1 Tempat Pengajian Al-

Qur’an (TPA), 1 Madrasah, 1 SLTP, 3 SMU, dan 3 SMK. Hal ini sangat dapat

dimaklumi, karena Desa Lapang merupakan kawasan pendidikan dalam tata ruang kota

Page 53: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Kabupaten Aceh Barat. Selain itu, desa ini juga memliki 4 mesjid yang selain untuk

tempat ibadah, juga digunakan sebagai tempat musyawarah masyarakat Desa Lapang.

Berikut merupakan tabel tentang klasifikasi penduduk Desa Lapang berdasarkan

jenis pekerjaan atau angkatan kerja.

Tabel 5

Data Angkatan Kerja Masyarakat Desa Lapang

Desa Pedagang Buruh Petani PNS TNI/Polri Nelayan Pensiunan

Lapang 341 287 199 187 169 9 35

Sumber : Profil Desa Lapang, 2008

Dari data di atas, kita dapat melihat bahwa pada umumnya masyarakat Desa

Lapang memiliki mata pencaharian sebagai pedangang, yaitu sebanyak 341 orang.

III.3. Organisasi Pemerintahan Desa

III.3.1 Organisasi Pemerintah Desa

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tantang Desa, yang

dimaksud dengan pemerintahan desa terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) (pasal 11). Pemerintah desa sebagaimana dimaksud

terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa (pasal 12 ayat:1), yang saling bekerjasama

untuk menyukseskan pembangunan desa. Perangkat desa sebagaimana dimaksud adalah

Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya (pasal 12 ayat:2). Perangkat Desa lainnya

sebagaimana dimaksud terdiri atas (pasal 12 ayat:3):

- Sekretariat Desa;

Page 54: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

- Pelaksana teknis lapangan/ kepala urusan; dan

- Unsur kewilayahan/ kepala dusun.

Untuk menjelaskan tentang tata pembagian dan hubungan kerja unit organisasi

pemerintah desa dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Desa

- Kepala Desa berkedudukan sebagai alat pemerintah desa dan pelaksana

pemerintahan di atas desa dengan tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan, pembangunan, dam kemasyarakatan;

- Dalam melaksanakan tugas sebagaimana disebutkan di atas, Kepala Desa

memliki wewenang:

- Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan

yang ditetapkan bersama BPD

- Mengajukan rancangan peraturan desa;

- Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama

BPD;

- Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB

Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD;

- Membina kehidupan masyarakat desa;

- Membnina perekonomian desa;

- Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

- Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk

kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan; dan

Page 55: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

- Melaksanakan wewenang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

b. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Desa :

- Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pembantu pimpinan di bidang

ketatausahaan dan memimpin sekretariat desa;

- Sesuai dengan kedudukan tersebut, sekretaris desa mempunyai tugas pokok

untuk menyelenggarakan pelaksanaan administrasi pemerintahan, administrasi

pembangunan dan administrasi kemasyarakatan serta memberikan pelayanan di

bidang ketatausahaan kepada kepala desa;

- Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, sekretaris desa mempunyai fungsi

untuk menyelenggarakan urusan surat menyurat, kearsipan, dan laporan,

melaksanakan urusan keuangan, administrasi umum, dan melaksanakan tugas

kepala desa dalam hal kepala desa berhalangan melaksanakan tugasnya.

Sedangkan penjabaran tugas pokok dari sekretaris desa adalah sebagai berikut :

- Memberikan saran dan pendapat kepada kepala desa/kepala kelurahan;

- Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan serta mengawasi

urusan/kegiatan sekretariat;

- Memberikan informasi mengenai keadaan sekretariat dan keadaan umum di

wilayahnya;

- Merumuskan program kerja;

- Melaksanakan urusan surat-menyurat, kearsipan dan laporan

- Mengadakan dan melaksanakan persiapan rapat dan mencatat hasil rapat;

- Menyusun rencana anggaran penerimaan dan belanja desa;

- Mengadakan kegiatan inventarisasi;

Page 56: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

- Melaksanakan kegiatan pencatatan administrasi pertanahan dan pencatatan

mutasi tanah;

- Melaksanakan administrasi kepegawaian di wilayahnya

- Melaksanakan administrasi kependudukan, administrasi pembangunan,

administrasi kemasyarakatan;

- Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala desa.

c. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Urusan :

- Kepala urusan berkedudukan sebagai pembantu sekretaris desa untuk

memberikan pelayanan ketatausahaan kepada kepala desa sesuai dengan bidang

tugasnya masing-masing;

- Sesuai dengan kedudukannya, maka kepala urusan mempunyai tugas pokok

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan ketatausahaan dalam bidang tugasnya

masing-masing;

- Untuk melaksanakan tugas pokoknya tersebut, kepala urusan mempunyai fungsi

melaksanakan pencatatan, pengumpulan dan pengolahan data/informasi yang

menyangkut bidang tugasnya masing-masing;

Sedangkan penjabaran tugas pokok kepala urusan yang dapat dibagi dalam beberapa

urusan yaitu sebagai berikut :

1. Kepala Urusan Pemerintahan:

- Melaksanakan kegiatan administrasi kependudukan;

- Melaksanakan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal

pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP);

- Melaksanakan kegiatan administrasi mengenai kewarganegaraan;

- Melaksanakan pencatatan administrasi pertanahan;

Page 57: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

- Melaksanakan pencatatan kegiatan monografi desa;

- Melaksanakan pencatatan kegiatan kemasyarakatan antara lain RW, RW dan

kegiatan ketentraman dan ketertiban serta pertahanan sipil;

- Melaksanakan penyelenggaraan buku administrasi keputusan desa dan

keputusan kepala desa;

- Menyusun rencana keuangan;

- Melaksanakan kegiatan administrasi Pemilu berdasarkan ketentuan yang

berlaku;

- Mencatat kegiatan sosial politik;

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris desa/sekretaris kelurahan.

2. Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat mempunyai tugas :

- Melaksanakan kegiatan pencatatan keadaan kesejahteraan rakyat/masyarakat

termasuk bencana alam, bantuan sosial, pendidikan, kesenian, olah raga,

pemuda, pramuka dan PMI;

- Menyelenggarakan inventarisasi penduduk yang tuna karya, tuna wisma, tuna

susila, para penyandang cacat baik mental maupun fisik, yatim piatu, jompo,

panti asuhan dan pencatatan dalam rangka memasyarakatkan kembali

narapidana;

- Mengikuti perkembangan serta mencatat kegiatan program kependudukan,

ketenagakerjaan, transmigrasi dan lingkungan hidup;

- Mengikuti perkembangan serta melaporkan tentang keadaan kesehatan

masyarakat, PKK dan kegiatan lainnya;

- Melaksanakan kegiatan pencatatan bagi para peserta jemaah haji;

Page 58: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

- Melaksanakan kegiatan pencatatan dan perkembangan keagamaan, kegiatan

Badan Amil Zakat dan melaksanakan pengurusan kematian;

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris desa/sekretari kelurahan.

3. Kepala Urusan Ekonomi dan Pembangunan mempunyai tugas :

- Melaksanakan tugas dan fungsi administrasi pembangunan;

- Melaksanakan pencatatan hasil swadaya masyarakat dalam pembangunan;

- Menghimpun data potensi desa serta menganalisa dan memelihara untuk

dikembangkan;

- Melaksanakan pencatatan dan mempersiapkan bahan guna pembuatan Daftar

Usulan Rencana Proyek/Daftar Usulan Kegiatan serta mencatat Daftar Isian

Proyek/Daftar Isian Kegiatan;

- Mengikuti dan melaporkan perkembangan keadaan dan kegiatan di bidang

pertanian, perindustrian maupun pembangunan lainnya;

- Melaksanakan pencatatan mengenai tera ulang dan memberikan pelayanan

terhadap masyarakat dalam hal Permohonan Pembuatan Izin Usaha, izin

bangunan dan lain-lain;

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris Desa/Sekretaris Kelurahan.

d. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Dusun :

- Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur pelaksana tugas Kepala desa dalam

wilayah kerjanya;

- Sesuai dengan kedudukannya, Kepala Dusun mempunyai tugas pokok untuk

menjalankan pemerintahan desa dalam kepemimpinan Kepala Desa diwilayah

kerjanya;

Page 59: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

- Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, maka Kepala Dusun mempunyai

fungsi dan melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan di wilayah kerjanya, melaksanakan keputusan desa dan

melaksanakan kebijaksanaan kepala desa.

Berikut struktur organisasi pemerintahan Desa Lapang Kecamatan Johan

Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

STRUKTUR PEMERINTAHAN

DESA/GAMPONG LAPANG

KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN

GEUCHIK/KEPALA DESA

HABUDDIN.HS

Page 60: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Gambar 2 : Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Lapang

III.3.2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Sebagaimana menindak lanjuti Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah yakni perlunya dibentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

sebagai mitra Pemerintahan Desa. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya

disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat di

desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat peraturan desa, menampung dan

SEKGAM

MOH. DAUD

KAUR PEMBANGUNAN

YUSMARDI

KAUR PEMERINTAHAN

SITI RAHMAN

KAUR KESRA

JANIBAN

KADUS

COT NIBONG

M. ADAM

KADUS

TEUNGOH

M. TANTAWI

KADUS

BEURASOK

ZAENUDDIN. BS,SH

KADUS COT KANDEH

JULIANTO

Page 61: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap

penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tampak bahwa peran BPD lebih

dominan, selain memberi masukan kepada Kepala Desa BPD juga dapat membatalkan

kebijakan yang akan dibuat menjadi keputusan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan

tersebut, BPD dapat meminta pertanggungjawaban kepada Kepala Desa sebagai

pelaksana.

a. Kedudukan BPD

1) BPD sebagai Badan Perwakilan Desa dan merupakan wahana untuk

melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945;

2) BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra Pemerintahan Desa.

b. Tugas, Fungsi Dan Kewajiban BPD

(1) BPD mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pemilihan Kepala Desa;

b. Meminta pertanggungjawaban Kepala Desa atas nama rakyat pada setiap akhir

tahun anggaran;

c. Menyalurkan aspirasi masyarakat kepada instansi yang berwenang;

d. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka pembinaan perekonomian

masyarakat Desa;

e. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka pembangunan Desa;

f. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka ketertiban dan ketentraman Desa;

g. Memberikan saran dan pendapat dalam rangka penyelesaian perselisihan /

permasalahan antara warga masyarakat Desa;

Page 62: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

h. Melaksanakan pengawasan kerja sama antar desa;

i. Bekerja sama dengan masyarakat dan aparat keamanan dalam memberantas

narkoba, perjudian, penjualan anak perempuan, HAM dan kriminalitas.

(2) BPD mempunyai fungsi :

a. Menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di Desa yang

bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan bersama-sama

pemerintah Desa;

b. Merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama-sama dengan Pemerintah

Desa;

c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, APB Desa

serta Keputusan Kepala Desa;

d. Menampung aspirasi masyarakat kepada pejabat atau instansi yang berwenang.

(3) BPD mempunyai kewajiban :

a. Sebagai mitra Pemerintahan Desa dalam memimpin penyelenggaraan

Pemerintahan Desa dari sisi Peraturan Desa;

b. Sebagai mitra Pemerintahan Desa dalam membina kehidupan masyarakat desa

yang terwujud dalam menampung setiap aspirasi masyarakat yang disampaikan

kepada BPD;

c. Sebagai mitra Pemerintahan Desa dalam membina kehidupan perekonomian

masyarakat desa dan atau penggalian sumber-sumber pendapatan dan kekayaan

desa;

d. Melaksanakan kewajiban tugas memelihara ketertiban dan ketentraman

masyarakat desa, sebagai mitra Pemerintah Desa dalam menciptakan kesatuan

dan persatuan masyarakt desa;

Page 63: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

e. Menerima rancangan peraturan desa dari pemerintah desa dan bersama-sama

menetapkan peraturan masyarakat desa;

f. Mempunyai kewajiban tugas untuk melestarikan adat istiadat yang hidup dan

berkembang di desa dengan bermitra dengan Pemerintah Desa;

g. Mempunyai kewajiban untuk mengajukan usul pengangkatan dan

pemberhentian pejabat Kepala Desa;

h. Melaksanakan kewajiban menjalankan pengawasan terhadap jalannya

penyelenggaraan Pemerintah Desa;

i. Mempunyai kewajiban meminta pertanggungjawaban Kepala Desa dalam

bentuk Administrasi Pemerintah Desa, Pembangunan Desa, Administrasi

Pembinaan Desa serta Administrasi Keuangan Desa;

j. BPD dengan Pemerintah Desa merencanakan pembangunan, penggunaan dana

bantuan desa dari pemerintah, proyek-proyek pemerintah atau swasta,

pelaksanaan dan penempatan lokasi pembanginan harus mendapat

perizinan/persetujuan BPD.

(4). Hak – Hak BPD

(1) Untuk melaksanakan tugas , fungsi dan kewajiban, BPD mempunyai hak yaitu:

a. Hak meminta pertanggungjawaban kepada Kepala Desa;

b. Hak anggaran;

c. Hak mengajukan pertanyaan bagi masing-masing anggota;

d. Hak meminta keterangan kepada Kepala Desa;

e. Hak mengadakan prakarsa/perubahan rancangan Peraturan Desa;

f. Hak mengajukan pendapat;

g. Hak penyelidikan;

Page 64: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

h. Hak menetapkan tata tertib BPD;

i. Hak mengajukan usul pengangkatan/pemberhentian Kepala Desa.

Berikut struktur organisasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lapang

Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

STRUKTUR ORGANISASI BADAN

PERMUSYAWARATAN DESA/TUHA PEUT

DESA LAPANG KEC. JOHAN PAHLAWAN

Page 65: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Gambar 3 : Struktur Organisasi Badan Permusyawaratan Desa/Tuha Peut Lapang.

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian

di lapangan, terutama data yang di peroleh melalui teknik atau metode kuisioner atau

KETUA

T. R. ABDULLAH

WAKIL KETUA I

TARMIDHI, S.Ag

WAKIL KETUA II

H.M DAUD

ANGGOTA

Drs. M. NASIR

ANGGOTA

M. RUSLI

ANGGOTA

ZULHELMI

ANGGOTA

H.M YUNUS

ANGGOTA

NURKAMARIAH, S.Pd

ANGGOTA

M. ADIAN

Page 66: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

daftar pertanyaan dan wawancara langsung kepada informan/partisipan penelitian yaitu

sebanyak 25 informan biasa (kuisioner) dan empat orang key informan (wawancara).

Data yang diperoleh dari kuesioner direkapitulasi dan disusun ke dalam tabel

distribusi frekuensi. Sedangkan hasil wawancara dengan beberapa key informan

disajikan dalam bentuk petikan wawancara.

IV.1. KARAKTERISTIK INFORMAN/PARTISIPAN

Dalam karakteristik partisipan ini akan dijelaskan data mengenai identitas

partisipan yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dan

lamanya bermukim dilokasi penelitian.

a. Data tentang jenis kelamin informan

Pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa partisipan dengan jenis kelamin

Perempuan lebih banyak dari pada partisipan dengan jenis kelamin Laki-laki. Untuk

sebaran partisipan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6

Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi %

1 Laki-Laki 12 482 Perempuan 13 52

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Perbedaan jumlah Perempuan dengan 13 orang dan Laki-laki 12 orang seperti

yang tercantum di dalam tabel di atas bukan berarti terdapat perbedaan gender antara

laki-laki dengan perempuan terutama dalam hal pembangunan desa. Perbedaan tersebut

Page 67: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

hanyalah suatu kebetulan tanpa unsur kesengajaan. Perbandingan jumlah tersebut tidak

menjadi kendala utama bagi terwujudnya partisipasi masyarakat dalam setiap tahap

pembangunan di desa.

b. Data tentang usia informan/partisipan

Usia masyarakat yang menjadi partisipan dalam penelitian ini berkisar antara 17

tahun sampai 53 tahun ke atas. Untuk lebih jelasnya tabel di bawah ini menyajikan data

tentang usia partisipan.

Tabel 7

Data Informan Berdasarkan Usia

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Penulis menetapkan usia partisipan antara 17 sampai 53 tahun keatas karena

pada usia 17 tahun keatas dianggap sebagai masa produktif dan sudah memiliki hak

suara dalam pemilihan-pemilihan umum atau sudah dianggap sebagai usia yang cukup

berpengalaman terutama dalam memberikan kontribusi dalam pembangunan. Jika

dilihat dalam tabel, persentase yang terbesar yaitu pada usia 44-52 tahun yaitu sebanyak

12 partisipan atau sekitar 48 % dari 25 partisipan yang ada.

c. Data tentang tingkat pendidikan informan/partisipan

No. Usia Frekuensi Persentase

1 17-25 tahun 2 82 26-34 tahun 3 123 35-43 tahun 6 244 44-52 tahun 12 485 53-dst 2 8

Total 25 100

Page 68: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Data tentang tingkat pendidikan partisipan adalah sebagai berikut :

Tabel 8

Data Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Frekuensi Persentase

1 Tidak sekolah 1 42 Tamat SD 1 43 Tamat SLTP/Sederajat 5 204 Tamat SLTA/Sederajat 14 565 Akademi/Diploma 2 86 Sarjana/S-1 2 8

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel di atas terlihat bahwa partisipan yang jumlah atau persentasenya

paling besar adalah penduduk yang tamat Sekolah SLTA/Sederajat yaitu sebanyak 14

partisipan (56%). Diikuti oleh tamat SLTP/Sederajat 5 partisipan (20%),

Akademi/Diploma 2 partisipan (8%), Sarjana/S-1 juga sebanyak 2 partisipan (8%),

tamat SD 1 partisipan (4%) dan tidak sekolah hanya 1 partisipan (4%).

d. Data tentang jenis pekerjaan informan/partisipan

Jika kita melihat distribusi partisipan dari jenis pekerjaannya, maka

menunjukkan variasi yang tidak merata pada tiap jenis pekerjaan, seperti terlihat dalam

tabel 9 berikut ini :

Tabel 9

Data Informan Berdasarkan Pekerjaan

Page 69: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 PNS 5 202 Wiraswasta 13 523 Petani 2 84 Guru 2 85 Nelayan 0 06 Dan lain-lain 3 12

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat partisipan penelitian memiliki perkerjaan

yang bermacam-macam. Dari persentase tersebut terlihat bahwa partisipan yang

terbanyak mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu 52 % atau 13 partisipan,

kemudian dilanjutkan dengan PNS sebanyak 5 partisipan atau sebesar 20 %, kemudian

yang dimaksud dengan partisipan dengan pekerjaan lain-lain adalah mereka yang

bekerja sebagai pekerja tidak tetap, seperti tukang bor, tukang bangunan, pemborong

jalan dan lain-lain adalah 3 partisipan atau sebanyak 12 %, pekerjaan sebagai guru 2

partisipan atau 8 %, petani 2 partisipan atau 8 %, dan tidak ada satu pun partisipan yang

bekerja sebagai nelayan atau 0 %. Hal ini sangat bisa dimengerti karena Desa Lapang

bukanlah suatu desa yang terletak di daerah pantai.

e. Data tentang lamanya informan bermukim di lokasi penelitian

Data tentang lamanya partisipan bermukim di tempat penelitian menurut

penulis adalah penting karena menunjukkan bahwa semakin lama seseorang tinggal di

suatu tempat, maka rasa memiliki terhadap daerahnya akan semakin besar. Sehingga

keinginan untuk membangun desanya akan semakin besar pula.

Tabel 10

Page 70: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Data Informan Berdasarkan Lamanya Bermukim

No. Lamanya Bermukim Frekuensi Persentase

1 5-10 tahun 2 82 11-15 tahun 2 83 16-20 tahun 3 124 21-25 tahun 3 125 >25 tahun 15 60

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas, partisipan yang paling banyak persentasenya yaitu

penduduk yang lamanya bermukim lebih dari 25 tahun sebanyak 60 % atau 15

partisipan, diikut i oleh 21-25 tahun sebanyak 3 partisipan atau 12 %, 16-20 tahun juga 3

partisipan atau 12 %, 11-15 tahun sebanyak 2 partisipan atau 8 %, dan 5-10 tahun juga

dengan 2 partisipan atau 8 %.

IV.2. Temuan Lapangan

a. Pemahaman Informan/Partisipan Terhadap Perencanaan Partisipatif

Data ini diambil untuk mengetahui sejauh mana partisipan mengetahui dan

memahami tentang perencanaan pembangunan partisipatif yang ada di daerah tersebut.

Berikut ini adalah tabel tentang jawaban partisipan mengenai pemahaman

masyarakat tentang perencanaan pembangunan partisipatif di Desa Lapang Kecamatan

Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 11

Pemahaman Masyarakat Terhadap Perencanaan Pembangunan Partisipatif

Page 71: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

di Desa Lapang

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Tahu 16 642 Ragu-ragu 7 283 Tidak Tahu 2 8

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Lapang Kecamatan Johan

Pahlawan pada umumnya mengerti dan memahami tentang perencanaan pembangunan

partisipatif di daerah tersebut, hal ini dapat dilihat ada sebanyak 16 partisipan (64 %)

dari 25 partisipan yang menyatakan hal tersebut. Hal ini didukung oleh Bapak Habuddin

HS (Kepala Desa) yang menyatakan,

“Sebagian besar masyarakat Desa Lapang ini sudah mengerti dan memahami tentang perencanaan partisipatif dalam pembangunan dan bagaimana prosesnya”.

Menurut masyarakat, perencanaan partisipatif merupakan perencanaan yang

melibatkan mereka di dalamnya untuk membicarakan program-program pembangunan

yang akan dilaksanakan nantinya. Keadaan seperti ini merupakan suatu hal yang sangat

baik dibutuhkan dalam implementasi perencanaan pembangunan partisipatif, karena jika

masyarakat telah mengerti maka mereka juga akan mengetahui apa yang menjadi hak

dan kewajibannya dalam pembangunan. Sehingga dengan demikian diharapkan akan

terealisasinya perwujudan partisipasi masyarakat di Desa Lapang secara maksimal.

Berikut ini tabel tentang pemahaman partisipan mengenai pentingnya

perencanaan partisipatif dalam pembangunan desa.

Tabel 12

Page 72: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Pentingnya Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Desa

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ya 22 882 Ragu-ragu 2 83 Tidak 1 4

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar partisipan menyatakan

pentingnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa, Hal ini dapat

dilihat dari persentase jawaban di atas, sebagian besar partisipan mengatakan “ya”

tentang pentingnya perencanaan partisipatif dalam pembangunan desa yaitu sebanyak

22 partisipan atau 88 % dari 25 partisipan. Dari data tersebut kita dapat mengatakan

bahwa masyarakat Desa Lapang telah menyadari tentang pentingnya perencanaan

partisipatif dalam pembangunan desa. Kondisi ini didukung oleh pernyataan salah

seorang tokoh masyarakat Desa Lapang,

“Partisipasi Masyarakat sangat diperlukan dalam pembangunan, keterlibatan masyarakat seharusnya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Masyarakat harus dilibatkan agar pembangunan itu tepat sasaran. Masyarakat lebih tahu apa yang menjadi permasalahan di desa ini” (M. Daud, Tokoh Masyarakat Desa Lapang).

Keadaan seperti ini merupakan sesuatu yang sangat menguntungkan bagi

perwujudan partisipatif masyarakat dalam pembangunan, karena implementasi atau

pelaksanaan perencanaan partisipatif dapat bergerak salah satunya ialah dengan adanya

kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam pembangunan. Tinggal lagi

Page 73: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

bagaimana hal ini mendapat dorongan dari pihak yang terkait agar partisipasi

masyarakat dapat terwujud dengan baik dalam pembangunan desa.

b. Hambatan Dalam Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

Berikut ini tabel tentang hambatan dalam perencanaan partisipatif dalam

pembangunan desa.

Tabel 13

Hambatan Dalam Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ada 23 922 Ragu-ragu 1 43 Tidak Ada 1 4

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Lapang Kecamatan Johan

Pahlawan pada umumnya mengatakan terdapat hambatan dalam perencanaan

pembangunan partisipatif di desa tersebut, hal ini dapat dilihat ada sebanyak 23

partisipan (92 %) dari 25 partisipan yang menyatakan hal tersebut. 1 partisipan (4%)

mengatakah “ragu-ragu” dan 1 partisipan mengatakan “tidak ada”. Menurut masyarakat

Desa Lapang, salah satu hambatan yang ada selama ialah kurang terlibatnya mereka

dalam perencanaan pembangunan. Informasi di atas diperkuat oleh hasil wawancara

dengan Camat Johan Pahlawan sebagai berikut,

”Dalam Implementasi perencanaan pembangunan partisipatif, banyak hal-hal yang dapat menjadi penghambat dan dapat kita kategorikan sebagai kelemahan seperti peserta yang tidak representatif, realisasinya yang hampir tidak ada, usulan-usulan tidak mencerminkan permasalahan desa, aparat yang kurang serius dan perencanaan

Page 74: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

partisipatif ini hanya sebagai formalitas saja dalam musrenbangdes selama ini,” (T. Novrizal, Camat Johan Pahlawan).

Dari keterangan di atas, maka kita dapat mengatakan bahwa dalam pelaksanaan

perencanaan pembangunan partisipatif masih banyak terdapat hambatan-hambatan yang

perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Hambatan tersebut perlu segera di atasi

agar perencanaan partisipatif dalam pembangunan dapat dilaksanakan dengan baik.

c. Pedoman Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Kabupaten Aceh

Barat.

Data ini diambil untuk mengetahui apakah di daerah tersebut memiliki pedoman

tentang perencanaan partisipatif dalam pembangunan dan sejauh mana partisipan

mengetahui dan mengerti tentang peraturan perencanaan partisipatif yang ada di daerah

tersebut. Hal ini dirasa penting karena pedoman tersebut merupakan salah satu wujud

dari implementasi perencanaan partisipatif.

Berikut ini tabel tentang jawaban partisipan mengenai adanya pedoman

perencanaan partisipatif di daerah Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 14

Keberadaan Pedoman Perencanaan Pembangunan Partisipatif

di Kabupaten Aceh Barat

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ada 0 02 Ragu-ragu 7 283 Tidak ada 18 72

Total 25 100

Page 75: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar partisipan menyatakan

“tidak ada” pedoman tentang perencanaan partisipatif di daerah tersebut yaitu sebanyak

18 partisipan atau 72 % dari 25 partisipan, sebanyak 7 partisipan atau 28 % menyatakan

“ragu-ragu” dan partisipan yang menyatakan “ada” ialah 0 atau 0 %. Berdasarkan data

di atas, maka dapat kita katakan bahwa belum adanya pedoman yang mengatur tentang

perencanaan pembangunan partisipatif di daerah tersebut. Hal ini didukung oleh

pernyataan Bapak T. Novrizal (Camat Johan Pahlawan) yang mengatakan,

“Sampai sekarang belum ada pedoman tentang perencanaan partisipatif di daerah kita ini, baik di tingkat kabupaten, kecamatan, maupun tingkat desa sendiri. Mungkin itu merupakan suatu wacana yang baik menurut saya untuk ditindak lanjuti”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Desa Lapang dalam menanggapi

tentang pedoman perencanaan partisipatif dalam pembangunan.

“Tidak, saya belum mendengar lagi tentang pedoman tersebut dan saya rasa memang tidak ada, kalau ada kan kami pasti diberi tahu. Menurut saya lebih bagus kalau peraturan itu ada, jadi lebih terarah, teratur dan perencanaan partisipatif itu tidak hanya sekedar wacana saja”.

Berikut ini tabel jawaban partisipan tentang pemahaman mereka terhadap

pedoman perencanaan pembangunan partisipatif di daerah Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 15

Pemahaman Terhadap Pedoman Perencanaan Pembangunan Partisipatif

Page 76: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Paham 0 02 Ragu-ragu 2 83 Tidak Paham 23 92

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar partisipan menyatakan

tidak paham terhadap pedoman perencanaan pembangunan partisipatif di desa tersebut

yaitu sebanyak 23 partisipan atau 92%. Hal ini sangat dapat dimengerti, karena pada

tabel 12 terlihat bahwa banyak partisipan yang tidak ada atau ragu-ragu terhadap

keberadaan pedoman perencanaan pembangunan partisipasif di Kabupaten Aceh Barat.

Sehingga sangat wajar ketika masyarakat yang tidak paham terhadap pedoman tersebut.

d. Pelibatan Masyarakat Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan

di desa

Peranan perencanaan partisipatif sangat penting. Partipasi masyarakat

merupakan kontribusi masyarakat secara nyata dan positif terhadap penyusunan

perencanaan dan implementasi pembangunan di daerahnya. Masyarakat memberikan

kontribusi dalam mengidentifikasi program pembangunan sesuai dengan kebutuhan

daerah, Potensi dan keinginan kelompok masyarakat, bukan sekedar sebagai daftar

keinginan masyarakat, tetapi harus disusun dengan menggunakan kriteria terukur.

Oleh karena itu pelibatan masyarakat oleh pemerintah desa merupakan suatu hal

yang harus dilakukan dalam setiap perencanaan pembangunan, Pemerintah Desa dan

perangkatnya harus berperan aktif dalam melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan

pembangunan di desa. Pada bagian ini kita akan melihat bagaimana pelibatan

Page 77: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

masyarakat dalam perencanaan pembangunan yang dilakukan di Desa Lapang

Kecamatan Johan Pahlawan.

Berikut merupakan tabel jawaban partisipan tentang optimalisasi sosialisasi

perencanaan pembangunan partisipatif di Desa Lapang.

Tabel 16

Optimalisasi Sosialisasi Perencanaan Pembangunan Partisipatif

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sudah 1 42 Ragu-ragu 2 83 Belum 22 88

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar partisipan menyatakan

bahwa sosialisasi perencanaan pembangunan partisipatif di Desa Lapang tersebut belum

optimal yaitu sebanyak 22 partisipan atau 88 %, 2 partisipan atau 8 % menjawab “ragu-

ragu” dan hanya 1 partisipan atau sekitar 4 % menjawab “sudah”. Berdasarkan data di

atas, terlihat jelas bahwa kurang jelasnya kinerja pemerintah Desa Lapang dalam

pelaksanaan sosialisasi perencanaan partisipatif. Hal ini senada dengan pendapat tokoh

masyarakat Desa Lapang yang menyatakan,

“Sosialisasi perencanaan partisipatif masih sangat kurang, karena belum ada terlihat usaha yang lebih dari pihak-pihak yang berwajib (Pemerintah Desa) untuk melibatkan masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan” (M. Daud, Tokoh Masyarakat Desa Lapang).

Page 78: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Dalam hal ini perlu adanya perbaikan kinerja dari aparat Pemerintah Desa,

meningkatkan kerjasama yang baik dari segenap elemen masyarakat dan pemerintah

dalam melakukan sosialisasi perencanaan partisipatif di desa.

Berikut ini tabel jawaban partisipan mengenai pelaksanaan perencanaan

pembangunan partisipatif di Desa Lapang

Tabel 17

Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Partisipatif di Desa Lapang

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Baik 1 42 Sedang 9 363 Buruk 15 60

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Sebagian besar masyarakat Desa Lapang mengatakan bahwa pelaksanaan

perencanaan pembangunan partisipatif di desa tersebut sangat buruk, hal ini bisa dilihat

di dalam tabel di atas, sebanyak 15 partisipan (60 %) mengatakan “buruk”, yang

mengatakan sedang sebanyak 9 partisipan (36 %) dan partisipan yang mengatakan baik

hanya 1 partisipan (4%). Hal ini sangat disayangkan, karena sampai saat ini

perencanaan pembangunan partisipatif di Desa Lapang belum berjalan dengnan baik,

padahal seperti yang kita ketahui bersama bahwa dalam melakukan pembangunan,

perencanaan partisipasi perlu dilaksanakan dengan baik agar pembangunan yang

Page 79: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

dilakukan tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri. Kondisi ini

diperkuat dengan pernyataan Bapak Camat Johan Pahlawan berikut ini,

”Perencanaan Partisipatif merupakan suatu sistem yang cukup baik dalam kita melaksanakan pembangunan, karena masyarakat sangat diharapkan partisipasinya. Namun demikian, mudah diucapkan tetapi susah untuk dilaksanakan. Hal ini saya katakan karena para Geuchik (Kades) dan masyarakat sudah apatis dengan sistem perencanaan pembangunan partisipatif yang ada. Selama ini hampir setiap hasil musyawarah yang dilakukan pada tingkat desa tidak menjadi prioritas pada rapat ditingkat kabupaten. Itulah sebabnya sampai saat ini perencanaan partisipatif belum dapat berjalan dengan baik” (T. Novrizal, Camat Johan Pahlawan).

Berikut ini tabel jawaban partisipan mengenai pelaksanaan Musrenbangdes di

Desa Lapang

Tabel 18

Pelaksanaan Musrenbangdes di Desa Lapang

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas, kita dapat menyatakan bahwa musyawarah

perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) ada dan telah dilaksanakan di desa

Lapang. Hal ini dapat kita lihat pada tabel di atas, dari 25 partisipan sebanyak 22

partisipan (88 %) menyatakan “ya” tentang pelaksanaan Musrenbangdes di Desa

Lapang, sedangkan yang mengatakan ragu-ragu sebanyak 2 partisipan (8%) dan yang

mengatakan tidak hanya 1 partisipan (4%). Hal ini didukung oleh hasil wawancara

dengan Ketua BPD Desa Lapang, berikut petikan wawancaranya,

“Desa kita ini selalu mengadakan musyawarah dalam perencanaan pembangunan. Biasanya itu diikuti oleh pemerintah desa, tuha peut (Badan

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ya 22 882 Ragu-ragu 2 83 Tidak 1 4

Total 25 100

Page 80: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Permusyawaratan Desa), tokoh masyarakat dan seluruh elemen masyarakat melalui perwakilannya dari empat dusun yang ada di desa ini, karena sangat tidak mungkin seluruh masyarakat hadir dalam rapat” (HR Abdullah, Ketua BPD Desa Lapang).

Kondisi ini sangatlah menggembirakan dan memberikan angin segar dalam

proses implementasi perencanaan partisipatif karena dengan Musrenbangdes diharapkan

nantinya program-program pembangunan yang ada di Desa Lapang benar-benar berasal

dari aspirasi masyarakat. Tinggal bagaimana Musrenbangdes tersebut dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya, berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.

Berikut tabel mengenai pelibatan masyarakat oleh Pemerintah Desa dalam

perencanaan pembangunan di Desa Lapang.

Tabel 19

Pelibatan Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Baik 2 82 Kurang 20 803 Tidak Baik 3 12

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pelibatan masyarakat dalam musyawarah

perencanaan pembangunan desa masih kurang baik, hal ini dapat kita lihat dari tabel di

atas, sebanyak 20 partisipan (80 %) yang menyatakan demikian ”kurang”. Sedangkan

menurut 3 partisipan (12 %) menyatakan ”tidak baik” pelibatan masyarakat dalam

perencanaan pembangunan, kemudian hanya 2 partisipan (8 %) menyatakan ”baik”.

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan Kepala Desa, diperoleh data bahwa

Page 81: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

selama ini perencanaan pembangunan desa dihadiri oleh perangkat desa, BPD dan

perwakilan masyarakat. Berikut petikan wawancara dengan Kepala Desa Lapang,

“Selama ini masyarakat dilibatkan melalui perwakilannya, karena sangat tidak mungkin semua masyarakat ikut, tempat atau balai desa aja kita tidak punya sampai saat ini”(Habuddin HS, Kepala Desa Lapang).

Dari data ini dapat kita katakan bahwa Pemerintah Desa masih kurang

melibatkan masyarakat dalam perencanaan pembangunan di desa. Masyarakat hanya

diwakilkan oleh beberapa orang saja yang sama sekali tidak representatif. Hal tersebut

hendaknya menjadi masukan bagi Pemerintah Desa Lapang untuk melakukan

perubahan dalam sistem perencaan pembangunan desa, yang mana masyarakat dari

berbagai lapisan harus lebih dilibatkan dalam perencanaan pembangunan tersebut.

Pelibatan ini sangat dibutuhkan agar program pembangunan yang dilaksanakan benar-

benar murni berdasarkan kebutuhan masyarakat dan tepat sasaran

Berikut tabel jawaban partisipan mengenai peranan pemerintah dalam mengajak

masyarakat berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan di Desa Lapang.

Tabel 20

Peran Pemerintah Dalam Mengajak Masyarakat Untuk Berpartisipasi

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Baik 1 42 Kurang 22 883 Tidak Baik 2 8

Total 25 100

Page 82: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Berdasarkan tabel di atas, dari 25 partisipan sebanyak 22 partisipan (88 %)

menyatakan bahwa peranan pemerintah dalam mengajak masyarakat untuk

berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan masih “kurang”. Sedangkan yang

menjawab “tidak baik” adalah 2 partisipan (8%), dan hanya 1 partisipan (4%) yang

memberikan jawaban “baik”. Hal ini sangat mengkhwatirkan, karena disaat masyarakat

telah menyadari tentang pentingnya partisipasi dalam pembangunan justru pemerintah

tidak berperan aktif dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi. Terlepas dari

alasan apapun, semestinya pemerintah tetap selalu merangkul masyarakat untuk

berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan. Hendaknya kondisi ini menjadi tolak

ukur bagi Pemerintah Desa dalam melakukan perubahan kedepan, pemerintah harus

lebih aktif dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.

e. Kesesuaian Rencana Kerja Pembangunan Desa Dengan Kebutuhan

Masyarakat Setempat.

Di dalam pelaksanaan pembangunan, kesesuian antara permintaan atau harapan

masyarakat dengan program pembangunan yang dilaksanakan merupakan hal penting

yang harus diperhatikan. Pada bagian ini kita akan melihat apakah program-program

pembangunan atau rencana kerja pembangunan yang dilakukan di Desa Lapang telah

sesuai dengan aspirasi masyarakat dan dapat menjawab permasalahan-permasalahan

yang ada di desa tersebut. Apakah hasil Musrenbang Desa Lapang menjadi acuan dalam

melaksanakan program-program pembangunan di desa tersebut. Sehingga nantinya kita

akan dapat melihat bagaimana sebenarnya implementasi perencanaan partisipasi di Desa

Lapang ini.

Page 83: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Berikut tabel mengenai jawaban partisipan mengenai alur komunikasi dua arah

yang dibangun dalam penyelenggaraan Musrenbangdes.

Tabel 21

Alur Komunikasi dua arah Yang Dibangun Dalam

Penyelenggaraan Musrenbangdes

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Baik 19 762 Kurang Baik 5 203 Tidak Baik 1 4

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas partisipan menyatakan bahwa komunikasi dua arah di

desa tersebut berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian penulis

bahwa partisipan yang mengatakan hal tersebut sebesar 19 partisipan atau sebesar 76 %,

yang mengatakan sedang 5 partisipan atau 20 % dan yang mengatakan tidak baik hanya

1 orang atau 4 %.

Berikut merupakan jawaban partisipan mengenai teratasinya masalah-masalah

yang ada di desa dengan diadakannya musyawarah perencanaan pembangunan.

Tabel 22

Teratasinya Permasalahan di Desa Lapang Dengan

Diadakannya Musrenbang

Page 84: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ya 3 122 Ragu-ragu 2 83 Tidak 20 80

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas, kita dapat mengatakan bahwa dengan diadakannya

Musrenbang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat tidak atau belum teratasi. Hal

ini dapat kita lihat pada jawaban partisipan di atas, sebanyak 20 partisipan (80%)

menjawab “tidak”, 2 partisipan (8%) menjawab “ragu-ragu” dan 3 partisipan (12%)

menjawab “ya”. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan Kepala Desa dan Ketua

BPD berikut,

“Kalau boleh saya jujur bahwa sampai saat ini memang musrenbangdes belum bisa mengatasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, karena apa yang menjadi aspirasi masyarakat selama ini belum dapat diwujudkan oleh pemerintah yang di atas, namun demikian kami dari pemerintah desa terus selalu menyuarakan apa yang menjadi aspirasi masyarakat”(Habuddin HS, Kepala Desa Lapang).

“sampai saat ini kita mengakui bahwa masih banyak permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Musrenbang belum menjadi solusi dalam pemecahan masalah-masalah yang ada di desa. Banyak perbaikan-perbaikan yang perlu kita lakukan bersama-sama” (T.R. Abdullah, Ketua BPD Desa Lapang)

Dari data ini kita dapat mempertanyakan kualitas Musrenbang yang dilakukan

di Desa Lapang dan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam melakukan

program-program pembangunan, karena seharusnya Musrenbang dapat menjadi salah

satu wadah dalam menyelesaikan masalah yang ada di desa.

Berikut tabel jawaban partisipan tentang pengetahuan mereka terhadap program

pembangunan di Desa Lapang.

Page 85: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 23

Pengetahuan Masyarakat Terhadap Program Pembangunan di Desa

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ya 2 82 Ragu-ragu 5 203 Tidak 18 72

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar masyarakat Desa Lapang tidak

mengetahui atas apa yang menjadi program pembangunan di desa tersebut. Hal ini dapat

di lihat dari tabel di atas yaitu 18 partisipan atau sebesar 72 % yang ”tidak” mengetahui

program pemerintahan Desa Lapang khususnya dalam hal pembangunan, yang

mengatakan ”ragu-ragu” ada 5 partisipan (20 %) dan yang mengatakan ”ya” hanya 2

partisipan atau 8 % dari 25 partisipan. Masyarakat mengatakan bahwa salama ini tidak

ada pemberitahuan tentang program-program pembangunan desa. Hal ini kembali

menegaskan bahwa kualitas Musrenbang di Desa Lapang sangat tidak baik.

Berikut merupakan jawaban partisipan tentang telah memihaknya program-

program pembangunan yang ada pada kebutuhan masyarakat Desa Lapang.

Tabel 24

Keberpihakan Program PembangunanTerhadap Kebutuhan Masyarakat

Page 86: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ya 2 82 Ragu-ragu 8 323 Tidak 15 60

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar masyarakat Desa Lapang menyatakan

bahwa program pembangunan yang ada di Desa Lapang tidak atau belum memihak

pada kebutuhan masyarakat setempat. Hal ini bisa dilihat pada tabel, sekitar 15

partisipan (60%) menjawab ”tidak”, 8 partisipan (32%) ”ragu-ragu” dan 2 partisipan

menjawab ”ya” atas keberpihakan program pembangunan yang dilakukan terhadap

kebutuhan masyarakat. Masyarakat mengakui bahwa selama ini program pembangunan

yang diusulkan tidak pernah dijalankan sebagaimana mestinya. Hal ini didukung oleh

pernyataan tokoh masyarakat Desa Lapang,

”Program pembangunan di Desa Lapang ini masih jauh memihak dari kebutuhan masyarakat. Dapat kita lihat dari penggunaan dana Gampong yang tidak tepat sasaran dan belum banyak menyentuh masayrakat. Dana kita yang ada selama ini banyak terpakai untuk kegiatan-kegiatan Gampong dan operasional aparat desa seperti pengadaan kendaraan desa, komputer dan sebagainya yang saya rasa itu semua tidak terlalu mendesak. Banyak hal-hal lain yang seharusnya menjadi prioritas seperti jalan”. (M Daud, Tokoh Masyarakat Desa Lapang)

Pernyataan di atas menggambarkan dan menguatkan bahwa Musrenbangdes

yang dilakukan selama ini tidak banyak melibatkan masyarakat dan hanya bersifat

formalitas saja. Hal ini dapat kita lihat bahwa belum memihaknya program-program

yang ada terhadap kebutuhan masyarakat, alokasi dana desa pun belum mengarah pada

kepentingan masyarakat secara umum. Kondisi ini dapat kita lihat pada ADD/ADG

Desa Lapang tahun 2008 mencapai Rp. 38.133.474,- yang penggunaannya dibagi dalam

Page 87: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

dua kategori, yaitu operasional pemeritahan Gampong atau kelembagaan di gampong

dan pelaksanaan program pembangunan sarana dan prasarana di Gampong. Walaupun

demikian dalam penggunaannya terlihat dengan jelas bahwa ADD tersebut secara

keseluruhan lebih diarahkan pada biaya operasional desa (lihat pada lampiran).

Berikut ini tabel jawaban partisipan tentang sistem perencanaan pembangunan di

Desa Lapang, apakah dapat menampung seluruh usulan-usulan masyarakat.

Tabel 25

Sistem Perencanaan Pembangunan di Desa Lapang, Apakah Dapat Menampung

Seluruh Usulan Masyarakat

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ya 1 42 Ragu-ragu 4 163 Tidak 20 80

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas kita dapat mengatakan bahwa sistem perencanaan

pembangunan di Desa Lapang belum atau tidak dapat menampung aspirasi serta usulan-

usulan dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari partisipan yang menyatakan “tidak”

sebanyak 20 orang (80%), 4 partisipan (6%) menjawab “ragu-ragu”, sedangkan yang

menjawab “ya” hanya 1 partisipan (4%) saja. Masih banyak selama ini program-

program pembangunan yang diharapkan dan menjadi kebutuhan masyarakat belum

terealisasi. Informasi di atas juga didukung oleh pernyataan tokoh masyarakat Desa

Lapang berikut ini,

“Sistem perencanaan saat ini belum menampung aspirasi-aspirasi masyarakat, karena samapai saat ini belum ada program pembangunan yang dijalankan demi

Page 88: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

kemaslahatan masyarakat desa kita ini misalnya pusat-pusat kesehatan yang sangat dibutuhkan masyarakat, sampai saat ini kita belum punya” (M. Daud, Tokoh Masyarakat Desa Lapang)

Berikut tabel jawaban partisipan mengenai sudah berjalannya program

pembangunan di Desa Lapang dengan baik.

Tabel 26

Bejalannya Program Pembangunan Dengan Baik

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Ya 2 82 Ragu-ragu 10 403 Tidak 13 52

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabulasi jawaban partisipan di atas dapat diketahui bahwa partisipan

yang memilih alternatif jawaban pertanyaan tentang kondisi berjalannya pembangunan

di Desa Lapang dengan baik yaitu “ya” sekitar 2 partisipan (8 %), sedangkan yang

menjawab “ragu-ragu” 10 partisipan (40%) dan 13 partisipan (52%) yang menjawab

“tidak”. Dengan demikian dapat pula kita katakan bahwa program pembangunan di

Desa Lapang belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban partisipan

yang menjawab “tidak” dan “ragu-ragu” atas berjalannya program pembangunan di

Desa Lapang pada tabel di atas.

f. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan di Desa

Lapang

Tingkat kehadiran masyarakat dalam forum musyawarah perencanaan

pembangunan yang diadakan sangatlah mendukung terwujudnya partisipasi masyarakat

Page 89: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

yang ideal, tetapi dalam hal ini masyarakat juga haruslah aktif menyuarakan apa yang

menjadi kebutuhan dan harapan mereka akan pembangunan desa.

Pada bagian ini kita akan melihat tingkat partisipasi masyarakat dalam

perencanaan pembangunan di Desa Lapang. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa

partisipasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam perencanaan

pembangunan, karena dengan partisipasi masyarakat yang baik diharapkan program-

program pembangunan yang dilaksanakan akan tepat sasaran dan sesuai dengan

kebutuhan masyarakat setempat.

Berikut ini tabel jawaban partisipan tentang keikutsertaan masyarakat dalam

perencanaan pembangunan di Desa Lapang.

Tabel 27

Keikutsertaan Mereka Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan

di Desa Lapang

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sering 7 282 Kadang-kadang 13 523 Tidak Pernah 5 20

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas kita dapat katakan bahwa keikutsertaan masyarakat

Desa Lapang dalam musyawarah perencanaan pembangunan dirasa sangat kurang. Hal

ini bisa dilihat pada tabel di atas, yaitu sekitar 13 partisipan (52%) menjawab ”kadang-

kadang” dalam mengikuti musyawarah perencanaan pembangunan, 7 partisipan (28%)

menjawab ”sering” dan 5 partisipan (20%) menjawab ”tidak pernah” mengikuti

Page 90: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

musyawarah perencanaan pembangunan di Desa Lapang. Hal tersebut di atas sejalan

dengan pernyataan ketua BPD/Tuha Peut Desa Lapang berikut ini,

“Dalam musyawarah perencanaan pembangunan, beberapa tahun terakhir memang partisipasi masyarakat masih sangat kurang, mungkin ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti pekerjaan, belum adanya sarana yang mendukung seperti balai desa, belum optimalnya sosialisasi kepada masyarakat atau juga masyarakat jenuh dengan musrenbang yang samapai saat ini banyak menghasilkan” (T.R Abdullah, Ketua BDP Desa Lapang).

Berikut tabel jawaban partisipan tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam

perencanaan pembangunan di Desa Lapang.

Tabel 28

Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa

No. Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Baik 8 322 Kurang Baik 14 563 Tidak Baik 3 12

Total 25 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2008

Berdasarkan tabel di atas, dari 25 partisipan sebanyak 14 partisipan (56 %)

menyatakan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan

“kurang baik”. Sedangkan yang menjawab “baik” adalah 8 partisipan (32%), dan 3

partisipan (12%) yang memberikan jawaban “tidak baik”. Kondisi ini didukung oleh

pernyataan Bapak Kepala Desa Lapang berikut ini,

“Partisipasi masyarakat di desa ini pada dasarnya sangat baik, hal ini dapat kita lihat dari aktifnya masyarakat dalam setiap kegiatan di desa. Misalnya, kita lihat saja masyarakat yang berjualan, kalau ada kegiatan desa, mereka rela menutup dagangannya untuk mengikuti acara tersebut. Namun belakangan ini memang saya akui bahwa partisipasi masyarakat agak sedikit menurun dalam perencanaan pembangunan, hal ini mungkin mereka (masyarakat) telah pesimis dengan perncanaan

Page 91: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

tersebut karena banyak program-program pembangunan yang mereka harapkan belum terwujud sampai saat ini. Kemudian mungkin ditambah lagi dengan kondisi ekonomi sekarang ini yang mendesak, sehingga masyarakat lebih mengutamakan pekerjaan mereka” (Habuddin HS, Kepala Desa Lapang).

Hal senada juga sampaikan oleh tokoh masyarakat Desa Lapang melalui petikan

wawancara berikut,

”masyarakat sibuk bekerja jadi sangat sedikit yang bisa ikut, selain itu juga masyarakat telah pesimis dengan musyawarah perencanaan pembangunan tersebut, termasuk saya sendiri. Selama ini saya melihat tidak ada tindak lanjut atas rencana-rencana yang telah dibuat. Dalam beberapa tahun terakhir ini hampir tidak ada program-program pembangunan, selain dari perbaikan mesjid” (M Daud, Tokoh Masyarakat Desa Lapang).

Dengan demikian secara keseluruhan dapat kita katakan bahwa tingkat

partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di Desa Lapang tergolong

kurang baik. Hal ini sungguh sangat ironis sekali, karena seperti yang kita ketahui

bersama bahwa masyarakat Desa Lapang telah mengerti dan menyadari tentang

pentingnya perencanaan partisipatif dalam pembangunan (lihat tabel 12). Tentunya ini

merupakan suatu halangan dalam implementasi perencanaan partisipasi dalam

pembangunan dan perlu dicari akar masalahnya, sehingga nantinya dapat dilakukan

perbaikan demi terciptanya pembangunan yang baik dan tepat sasaran.

BAB V

ANALISA DATA

Kegagalan berbagai program pembangunan perdesaan di masa lalu adalah

disebabkan antara lain karena penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi programprogram

pembangunan tidak melibatkan masyarakat. Proses pembangunan lebih mengedepankan

Page 92: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

paradigma politik sentralistis dan dominannya peranan negara pada arus utama

kehidupan bermasyarakat. Kelahiran Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 yang lebih

dikenal dengan UU Pemerintahan Daerah memberikan kesempatan kepada masyarakat

desa untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, dengan persyaratan yang

diamanatkan dalam undang-undang tersebut, yakni diselenggarakan dengan

memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan,

keadilan, serta memperhatikan potensi dan keaneka-ragaman daerah.

Otonomi daerah membawa konsekuensi terhadap penguatan peran masyarakat,

dan penguatan semangat tata pemerintahan yang baik (Good governance). Penguatan

peran masyarakat, bukanlah sekedar memberikan kesempatan bagi “peranserta

masyarakat”, akan tetapi adalah bagaimana menempatkan masyarakat secara bertahap

terlibat pada proses pengambilan keputusan dalam pembangunan. Sedangkan penguatan

semangat good governance menuntut semua pelaku pembangunan untuk

mengedepankan transparansi, akuntabilitas, meningkatkan profesionalisme, kepedulian

terhadap rakyat, dan komitmen moral yang tinggi dalam segala proses pembangunan.

Otonomi daerah telah membuka ”pintu partisipasi” yang sedemikian luasnya kepada

seluruh elemen masyarakat untuk turut serta ambil bagian terutama pada proses

membangun di seluruh wilayah nusantara. Akses-akses baik dari sisi perencanaan,

implementasi serta pengawasan telah memberi kesempatan yang strategis kepada

masyarakat agar segala harapan dan aspirasinya bisa ter-cover, sehingga tujuan

pembangunan dapat tercapai.

Pentingnya partisipasi masyarakat dalam semua tahapan proses pembangunan

sesungguhnya telah disadari Pemerintah jauh sebelum dilaksanakan-nya otonomi

daerah. Akan tetapi berbagai literatur melaporkan bahwa keterlibatan masyarakat hanya

Page 93: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

dalam tataran wacana dan dalam implementasi hanya menjadi sekedar pelengkap proses

pembangunan, padahal seperti yang kita ketahui bersama bahwa keterlibatan

masyarakat akan menjadi penjamin bagi suatu proses perencanaan pembangunan yang

baik dan benar (Abe, 2005:91). Akibat dari mekanisme perencanaan pembangunan yang

tidak aspiratif dan kurang partisipatif, membuat hasil perencanaan dan proses

pembangunan, terutama di tingkat desa, menjadi tidak tepat sasaran. Sebagian besar

kegiatan pembangunan merupakan program dari atas (Top down), sangat berorientasi

proyek, dan menonjolkan ego sektoral. Padahal pembangunan desa merupakan dasar

dari pembangunan nasional, dan partisipasi masyarakat merupakan modal utama

keberhasilan pembangunan.

Pada tempat penelitian ini berlangsung, yakni Desa Lapang Kecamatan Johan

Pahlawan Kabupaten Aceh Barat dapat dilakukan penilaian terhadap lima aspek yang

merupakan sorotan bagi implementasi perencanaan pembangunan partisipatif. Adapun

aspek-aspek tersebut meliputi : pemahaman masyarakat terhadap perencanaan

pembangunan partisipatif, hambatan-hambatan dalam pelaksanaan perencanaan

partisipatif, adanya pedoman yang mengatur tentang perencanaan pembangunan

partisipatif, pelibatan masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan yang

dilakukan di desa, kesesuaian rencana kerja pembangunan desa dengan kebutuhan

masyarakat setempat, serta partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di

desa. Kelima aspek tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a. Pemahaman masyarakat terhadap perencanaan partisipatif dalam

pembangunan

Pemahaman masyarakat terhadap perencaan partisipatif merupakan sesuatu yang

sangat diperlukan dalam upaya mengimplementasikan perencanaan partisipatif.

Page 94: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Pemahaman terhadap perencanaan partisipatif akan menimbulkan kesadaran masyarakat

terhadap pentingnya partisipatif masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan

terlihat bahwa masyarakat Desa Lapang pada umumnya telah memahami tentang

perencanaan pembangunan partisipatif (lihat tabel 11). Keadaan seperti ini merupakan

suatu hal yang sangat baik dan dibutuhkan dalam implementasi perencanaan

pembangunan partisipatif, karena jika masyarakat telah mengerti maka mereka juga

akan mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya dalam pembangunan.

Sehingga dengan demikian diharapkan akan terealisasinya perwujudan partisipasi

masyarakat di Desa Lapang secara maksimal. Menurut masyarakat Desa Lapang,

perencanaan partisipatif merupakan perencanaan yang melibatkan mereka di dalamnya

untuk membicarakan program-program pembangunan yang akan dilaksanakan nantinya

demi kemakmuran desa.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian penulis bahwa masyarakat Desa Lapang

telah menyadari tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan

pembangunan desa (lihat tabel 12). Hal ini merupakan sesuatu yang sangat

menguntungkan bagi perwujudan partisipatif masyarakat dalam pembangunan, karena

implementasi atau pelaksanaan perencanaan partisipatif dapat bergerak salah satunya

ialah dengan adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam

pembangunan. Dari penjelasan di atas maka dapat kita katakan bahwa masyarakat Desa

Lapang telah memahami dan menyadari dengan baik akan pentingnya perencanaan

partisipatif dalam pembangunan desa

b. Hambatan Dalam Pelaksanaan Perencanaan Partisipatif

Perencanaan pembangunan desa adalah suatu proses dimana organisasi atau

masyarakat mulai mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka bersama-sama

Page 95: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi dalam melakukannya masih banyak terdapat

hambatan-hambatan. Hal ini juga terjadi pada Desa Lapang, walaupun masyarakat telah

mengerti dan sadar akan perencanaan partisipatif di lapangan masih terdapat hambatan-

hambatan dalam pelaksanaannya (lihat tabel 13), misalnya seperti peserta yang tidak

representatif atau kurangnya pelibatan masyarakat, realisasi program yang hampir tidak

ada, aparat yang kurang serius dan perencanaan partisipatif hanya sebagai formalitas

saja sehingga seringkali setiap usulan-usulan pembangunan tidak mencerminkan

permasalahan yang ada di desa tersebut. Hal ini sangat relevan dengan pendapat

Butterfield (dalam Ndhara, 1982) yang mengatakan bahwa perencanaan pembangunan

sering tidak tepat dalam menanggapi antara apa yang pemerintah programkan dengan

kebutuhan-kebutuhan masyarakat, sehingga dari hal inilah yang memunculkan persepsi

buruk terhadap perencanaan partisipasi. Hal merupakan suatu hambatan serius yang

nantinya perlu dicarikan jalan keluar agar perencanaan partisipatif dapat berjalan

sebagaimana mestinya.

c. Keberadaan Pedoman Perencanaan Pembangunan Partisipatif

Perencanaan Pembangunan di Tingkat Desa (Gampong), Kecamatan, dan

Kabupaten merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional yang dipertegas dengan Surat Edaran Bersama

Kepala Bappenas dan Mendagri tentang Mekanisme Musrenbang Tahun 2006.

Perencanaan pembangunan merupakan forum antar pelaku pembangunan di berbagai

tingkat dalam rangka menyusun perencanaan partisipatif yang terpadu dan

berkelanjutan. Perencanaan pembangunan haruslah bersifat partisipatif dengan

mengedapankan koordinasi antar unsur terkait dengan konsistensi antara perencanaan,

Page 96: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan. Untuk itu perlu disusun

suatu pedoman dalam Penyelenggaraan perencanaan pembangunan, baik di Tingkat

Desa (Gampong), Kecamatan, maupun Kabupaten yang diharapkan bisa sebagai media

penyamaan visi, wacana, dan langkah dari berbagai unsur yang terkait, sehingga bisa

menghasilkan perencanaan yang berdaya guna dan berhasil guna tinggi. Pedoman

tersebut diharapkan disusun tidak sekedar dari belakang meja, tapi benar-benar sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai. Pedoman perencanaan partisipatif ini dimaksudkan

untuk memberikan payung hukum dalam implementasi perencanaan pembangunan

partisipatif.

Pedoman tentang perencanaan pembangunan partisipatif di daerah merupakan

respon positif tentang dilaksanakannya perencanaan pembangunan partisipatif di daerah

tempat penelitian ini berlangsung. Pedoman ini juga sangat diperlukan agar perencanaan

partisipatif dapat direalisasikan dengan baik, terarah dan hasilnya tepat sasaran. Selain

itu, pedoman tersebut juga menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam

mengimplementasikan perencanaan pembangunan partisipatif. Dari hasil penelitian

penulis di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, sampai saat

ini belum ada pedoman yang mengatur tentang perencanaan pembangunan partisipatif.

Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh keterangan partisipan yakni 72 % (lihat tabel 14)

berpendapat bahwa sampai saat ini belum ada pedoman tentang perencanaan

pembangunan partisipatif tersebut dan didukung dengan tidak pahamnya partisipan

dengan pedoman tersebut sebanyak 92 % (lihat tabel 15). Kondisi ini diperkuat oleh

hasil wawancara langsung dengan camat yang juga menyatakan hal serupa, bahwa

samapai saat ini belum ada pedoman tentang perencanaan pembangunan partisipatif

(lihat hasil wawancara pada penyajian data bab IV). Hal ini menunjukkan belum

Page 97: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

seriusnya pemerintah daerah dalam mengimplementasikan perencanaan pembangunan

partisipatif di desa.

d. Pelibatan Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa hal seluruh warga masyarakat

tidak mungkin dilibatkan dalam membuat kebijakan dalam perencanaan, tetapi

bagaimanapun dalam membuat perencanaan yang sifatnya untuk kepentingan publik

sudah seharusnya pemerintah melibatkan warga masyarakat dalam proses perencanaan

tersebut. Jika tidak, suatu gejolak sosial akan terjadi terhadap kebijakan yang dibuat

oleh pemerintah itu sendiri.

Banyak contoh produk kebijakan yang sangat kontra di masyarakat sebagai

akibat pemerintah senantiasa tidak membuka diri untuk melibatkan masyarakat dalam

membuat kebijakan. Pemberdayaan partisipasi masyarakat sipil atau 'civil society'

merupakan alat ampuh dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan pada masa-

masa mendatang, keterlibatan ini akan memberikan dampak yang positif terhadap

keputusan dan kebijakan yang diambil atau yang akan di implementasikan, karena dapat

membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri.

Partisipasi masyarakat merupakan kontribusi masyarakat secara nyata dan

positif terhadap penyusunan perencanaan dan implementasi pembangunan di daerahnya.

Masyarakat memberikan kontribusi dalam mengidentifikasi program pembangunan

sesuai dengan kebutuhan daerah, potensi dan keinginan kelompok masyarakat.

Pelibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan diawali oleh adanya sosialisasi

yang optimal dari pihak-pihak yang bertanggungjawab (Pemerintah Desa) tentang

pentingnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Berdasarkan hasil

Page 98: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

penelitian penulis di Desa Lapang terlihat bahwa belum optimalnya sosialisasi

perencanaan pembangunan partisipatif di desa tersebut (lihat tabel 16). Belum terlihat

langkah-langkah dari pemerintah dalam mengajak dan memberikan pemahaman akan

pentingnya partisipasi kepada masyarakat.

Demikian juga halnya dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan partisipatif

di Desa Lapang, Sebagian besar masyarakat Desa Lapang mengatakan bahwa

pelaksanaan perencanaan pembangunan partisipatif di desa tersebut sangat buruk (lihat

tabel 17). Hal ini sangat disayangkan, padahal seperti yang kita ketahui bersama bahwa

dalam melakukan pembangunan, perencanaan pembangunan partisipasi perlu

dilaksanakan dengan baik agar pembangunan yang dilakukan tepat sasaran dan

bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.

Pelaksanaan Musrenbangdes merupakan salah bentuk dalam penerapan

perencanaan partisipatif. Berdasarkan hasil penelitian penulis di lapangan, terlihat

bahwa musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) ada dan telah

dilaksanakan di Desa Lapang (lihat tabel 18). Hal ini cukup memberikan angin segar

dalam implementasi perencanaan partisipatif, karena dengan Musrenbangdes

diharapkan masyarakat akan lebih dilibatkan dalam setiap proses pembangunan. Namun

sangat disayangkan, pelibatan masyarakat dalam musyawarah perencanaan

pembangunan desa (Musrenbangdes) di Desa Lapang masih kurang baik (lihat tabel

19). Peranan pemerintah dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam

perencanaan pembangunan pun dirasa masih sangat kurang (lihat tabel 20). Hal ini

bertolak belakang dengan pendapat Friedman (dalam Sinaga, 2005) yang mengatakan

bahwa perencanaan partisipatif sebenarnya merupakan suatu proses politik untuk

memperoleh kesepakatan bersama melalui aktivitas negosiasi antar seluruh pelaku

Page 99: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

pembangunan dalam rangka penetapan program-program pembangunan. Dalam

perencanaan yang partisipatif (participatory planning), masyarakat dianggap sebagai

mitra yang harus selalu dilibatkan dalam setiap proses pembangunan. Pelaksanaan

Musrenbangdes di Desa Lapang selama ini hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat,

kepala dusun dan beberapa perwakilan masyarakat yang sama sekali tidak dapat

mewakili masyarakat Desa Lapang secara keseluruhan. Padahal perencanaan partisipatif

yang melibatkan masyarakat akan mempunyai dampak yang sangat penting dalam

pembangunan, yaitu: terhindar dari peluang terjadinya manipulasi, memberikan nilai

tambah pada legitimasi rumusan perencanaan, serta meningkatkan kesadaran dan

keterampilan politik masyarakat (Abe, 2005).

Dengan demikian dapat kita katakan bahwa selama ini perencanaan

pembangunan di Desa Lapang hanyalah suatu proses administratif bukan suatu proses

politik melalui proses negosiasi seperti yang dikumukakan oleh friedman di atas. Hal ini

hendaknya menjadi masukan bagi Pemerintah Desa Lapang untuk melakukan

perubahan dalam sistem perencaan pembangunan desa, di mana masyarakat dari

berbagai lapisan harus lebih dilibatkan dalam perencanaan pembangunan tersebut.

Pelibatan ini sangat dibutuhkan agar program pembangunan yang dilaksanakan benar-

benar murni berdasarkan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan

Camat, Kepala Desa dan Ketua BPD, diperoleh penjelasan bahwa kurangnya pelibatan

masyarakat dalam perencanaan masyarakat dalam perencanaan pembangunan

dikarenakan tidak adanya sarana dan prasarana yang mendukung seperti balai desa.

Selain itu, perangkat desa juga telah pesimis dengan Musrenbangdes yang sampai saat

ini belum memberikan hasil dalam bentuk pembangunan di Desa Lapang (lihat hasil

wawancara dalam penyajian data bab IV).

Page 100: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

e. Kesesuaian Rencana Kerja Pembangunan Desa Dengan Kebutuhan

Masyarakat Setempat.

Wacana pembangunan yang partisipatif di Indonesia sesungguhnya telah

dimulai sejak 30 tahun lalu, dimana konsep pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan

untuk rakyat telah dimasukkan dalam GBHN pada dekade 1970-an. Sementara

kebijakan yang lebih konkret dimulai pada dekade 1980-an. Sejak dekade 1990-an,

kegiatan pembangunan daerah dirancang lebih partisipatif melalui lembaga

pengambilan keputusan tingkat desa, kecamatan, kabupaten, propinsi hingga nasional.

Selama ini permasalahan yang ditemukan adalah bukan karena kualitas dan

kuantitas partisipasi masyarakat rendah tetapi justru terletak pada praktek-praktek

pemerintah yang mengabaikan usulan masyarakat. Berkaitan dengan ini Muslim (2001)

mengutip hasil survey Public Integity Index menemukan bahwa permasalahan kita

bukan pada rendahnya kualitas dan kuantitas tingkat partisipasi masyarakat, tetapi

terletak pada ketertutupan mekanisme politik bagi keterlibatan warga negara dalam

menuntut akuntabilitas dan keterbukaan.

Dalam perencanaan partisipatif, diperlukan komunikasi dua arah. Hal ini

diperlukan agar aspirasi masyarakat tertampung, masyarakat dapat megungkapkan

permasalahan-permasalahannya dan kemudian didengar oleh pemerintah desa.

Berdasarkan hasil penelitian penulis, komunkasi dua arah yang dibangun pemerintah

sangat baik (lihat tabel 21), masyarakat diberikan kebebasan dalam menyampaikan

pendapatnya dalam musyawarah perencanaan pembangunan.

Mekanisme perencanaan partisipatif selama ini cenderung menjadi ritual,

menjadi semacam rutinitas formal, tidak menyentuh substansi dan kehilangan makna

Page 101: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

hakikinya. Pelaksanaan Musrenbangdes terkesan hanya seremonial, sehingga

masyarakat merasakan kejenuhan mengikuti Musrenbangdes. Usulan masyarakat dalam

Musrenbangdes hanya sebagian kecil yang terakomodir dalam forum perencanaan

pembangunan di tingkat yang lebih tinggi. Sehingga berbagai permasalahan desa

sampai saat ini belum teratasi dengan baik (lihat tabel 22). Dalam hal perencanaan

pembangunan partisipatif, seharusnya berbagai program pembangunan berasal dari

masyarakat karena masyarakat yang mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya.

Namun berbeda dengan kondisi di Desa Lapang dimana masyarakat tidak mengetahui

apa yang menjadi program pembangunan di desanya (lihat tabel 23). Hal ini sangat

bertolak belakang dengan konsep partisipasi yang disampaikan oleh Gaventa dan

Valderama dalam Aristo (2004), dimana partisipasi ditempatkan sebagai keterlibatan

masyarakat yang diarahkan pada proses pembelajaran dan mobilisasi sosial (Social

Participation), serta menekankan partisipasi langsung warga dalam pengambilan

keputusan dengan berbagai keikutsertaan masyarakat disetiap pembuatan kebijakan dan

pengambilan keputusan tersebut (Citizen participation). Hal ini tidak terlihat pada

perencanaan partisipatif di Desa Lapang, masyarakat tidak diarahkan pada proses

pembelajaran dan kurang dilibatkan dalam proses pembuatan dan pengambilan

keputusan dalam hal perencanaan pembangunan di desa.

Dari sini kita dapat mempertanyakan kualitas perencanaan partisipatif yang

selama ini dilakukan. Selain itu sampai saat ini program pembangunan di Desa Lapang

belum berpihak pada kebutuhan masyarakat (lihat tabel 24). Fakta ini didukung oleh

hasil wawancara dengan Ketua BPD yang mengatakan bahwa selama ini belum ada

program pembangunan, kalau pun ada itu merupakan kebijakan dari Pemerintah Daerah,

sehingga banyak kebijakan yang tidak tepat sasaran (lihat hasil wawacara pada

Page 102: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

penyajian data bab IV). Hal ini sangat dapat dimaklumi karena selama ini sistem

perencanaan pembangunan di Desa Lapang belum dapat menampung seluruh usulan

atau aspirasi masyarakat (lihat tabel 25). Dengan demikian secara keseluruhan dapat

kita katakan bahwa pembangunan di Desa Lapang belum berjalan dengan baik (lihat

tabel 26).

Di dalam pelaksanaan pembangunan, kesesuian antara permintaan atau harapan

masyarakat dengan program pembangunan yang dilaksanakan merupakan hal penting

yang harus diperhatikan. Musrenbangdes sebagai fasilitas tempat dirumuskannya ide-

ide pembangunan di desa memegang peran yang cukup strategis khususnya di Desa

Lapang. Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa belum terdapat kesesuaian

anatara rencana kerja pembangunan dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini didukung

oleh hasil wawancara dengan keempat key informan, mereka mengakui bahwa sampai

saat ini belum ada kesesuaian antara aspirasi masyarakat dengan rencana kerja

pembangunan, dan bahkan di Desa Lapang dalam beberapa tahun terakhir hampir tidak

ada realisasi hasil Musrenbangdes yang telah dilakukan. Kondisi ini diakui oleh Camat

Johan Pahlawan, bahwa kebijakan pembangunan di desa-desa jarang sekali yang berasal

dari aspirasi murni masyarakat desa yang disalurkan melalui Musrenbangdes, tetapi

program-program pembangunan selama ini berasal dari pemerintah daerah,

Musrenbangdes hanya sebagai formalitas. (lihat hasil wawacara pada penyajian data bab

IV).

Hal ini juga dapat kita lihat dari Alokasi Dana Gampong (ADG)/Alokasi Dana

Desa (ADD) pada tahun 2008 mencapai Rp. 38.133.474,- (lihat pada lampiran) yang

penggunaannya hanya untuk biaya operasional desa. Pada dasarnya ADG merupakan

suatu kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan pembangunan desa dan partisipasi

Page 103: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

masyarakat desa. Gagasan itu dilandasi oleh beberapa alasan. Pertama: Masyarakat desa

akan lebih leluasa berekspresi mencapai kemajuan desanya. Kedua: Pelaksanaan

pembangunan di desa menjadi maksimal karena realistis, dikerjakan sendiri oleh

masyarakat dan. Ketiga: Kontrol langsung secara intensif dari masyarakat dan dapat

menekan penyimpangan.

Namun sangat disayangkan, dalam Alokoasi Dana Gampong (ADG) pada Desa

Lapang kita dapat melihat bahwa dana yang ada hanya dipergunakan untuk biaya rutin

aparat desa, kegiatan-kegiatan desa, operasional organisasi pemuda, biaya rapat,

pegadaan peralatan kantor desa, operesional BPD dan sebagainya. Tidak terlihat alokasi

dana untuk program pembangunan sarana dan infrastruktur desa yang telah dibahas

dalam musrenbangdes, misalnya perbaikan jalan, balai desa, klinik-klinik kesehatan dan

lain sebagainya.

Kondisi ini sangat sesuai dengan pernyataan masyarakat yang mengatakan

bahwa program pembangunan Desa Lapang belum memihak pada kebutuhan

masyarakat. Hal ini kembali menegaskan bahwa pemerintah daerah setempat masih

menggunakan paradigma pembangunan Top Down baik dari segi perencanaan maupun

penganggarannya. Hasil Musrenbangdes belum menjadi prioritas Pemerintah Daerah

setempat dan perencanaan partisipatif merupakan sebuah wacana dalam proses

pembangunan yang tidak pernah diterapkan sebagaimana mestinya.

f. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan

Secara konseptual pembangunan desa ditujukan pada usaha percepatan

pembangunan di segala bidang dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat

dan hasrat untuk menciptakan masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera. Menurut

Page 104: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Ndraha (1982: 71), pembangunan desa adalah setiap pembangunan yang ada yang di

dalam prosesnya masyarakat desa berpartisipasi aktif . Dalam pembangunan desa,

partisipasi atau keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk terselenggaranya

pembangunan. Partisipasi adalah keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam

pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi)

program/ proyek pembangunan yang dikerjakan masyarakat lokal (Adisasmita, 2006:

38).

Dalam upaya pelaksanaan pembangunan desa agar dapat memenuhi apa yang

diinginkan, maka diperlukan suatu perencanaan. Penerapan perencanaan pembangunan

harus bersumber pada prinsip-prinsip dasar pembangunan desa yaitu dari masyarakat,

oleh, dan untuk masyarakat desa itu sendiri. Artinya, perencaan partisipatif merupakan

suatu hal harus dilakukan dalam setiap proses perencanaan pembangunan. Diperlukan

partisipasi aktif masyarakat untuk terlibat dalam perencanaan pembangunan, mengenali

masalah-masalah yang ada dalam wilayahnya masing-masing dan mencari jalan keluar

secara bersama-sama. Untuk mewujudkan partisipasi masyararakat tersebut Kramer

(dalam Arif, 2006) menyatakan perlunya pelibatan masyarakat dalam setiap

pengambilan keputusan, mendengar aspirasi atau saran-saran dari masyarakat, kepekaan

pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat dan memperhatikan nilai-nilai keadilan

sosial dalam masyarakat.

Kondisi seperti itu belum terlihat pada masyarakat Desa Lapang. Hasil

penelitian penulis menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam

perencanaan pembangunan sangat rendah (lihat tabel 28). Hal ini dapat pula dilihat dari

keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan pembangunan yang masih sangat kurang

(lihat tabel 27). Perwujudan partisipasi masyarakat belum dapat terwujud. Ada banyak

Page 105: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

alasan yang menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat Desa Lapang dalam

perencanaan pembangunan misalnya kesibukan masyarakat dalam bekerja, namun

alasan yang paling dominan adalah masyarakat telah pesimis dengan perencanaan

partisipatif. Mereka menganggap proses tersebut hanyalah pekerjaan sia-sia yang tidak

berdampak pada pembangunan di desanya, aspirasi mereka tidak pernah didengar dan

pemerintah tidak peke terhadap kebutuhan masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan

rendahnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di Desa Lapang.

Hasil wawancara dengan Camat, Kepala Desa, BPD, dan Tokoh Masyarakat juga

menunjukkan hal yang sama, mereka mengakui dan menyadari bahwa rendahnya

partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan (lihat penyajian hasil

wawancara pada bab IV).

Page 106: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI. 1. Kesimpulan

Proses partisipasi masyarakat selalu menjadi perhatian utama dalam

pembangunan Indonesia. Partisipasi merupakan bagian penting dari budaya bangsa kita

yang senantiasa menempuh pendekatan musyawarah untuk mufakat dalam mencari

jalan keluar serta pengambilan keputusan bersama. Dengan kata lain apapun yang

menjadi hasil ataupun keputusan musyawarah mufakat tersebut sudah menjadi tanggung

jawab bagi semua peserta musyawarah dalam konteks ini adalah masyarakat. Sehingga

keikutsertaan masyarakat tersebut menumbuhkan rasa memiliki terhadap proses

pembangunan khususnya pelaksanaan program pembangunan di desa. Menurut

masyarakat Desa Lapang, perencanaan partisipatif merupakan perencanaan yang

melibatkan mereka di dalamnya untuk membicarakan program-program pembangunan

yang akan dilaksanakan nantinya.

Setelah melakukan pengumpulan data berupa hasil jawaban partisipan dari

kuesioner yang telah disusun serta catatan hasil wawancara dengan berbagai pihak yang

penulis anggap menguasai masalah penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat

Page 107: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

disimpulkan berhubungan dengan penelitian ilmiah tentang Implementasi Perencanaan

Partisipatif dalam Rangka Mewujudkan Pembangunan di Desa Lapang, antara lain :

1. Implementasi Perencanaan Partisipatif di Desa Lapang dapat dikategorikan tidak

baik. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya pedoman di daerah tersebut sebagai

acuan dalam pelaksanaan perencanaan partisipatif, kurangnya pelibatan

masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan partisipatif yang

dilaksanakan selama ini padahal masyarakat Desa Lapang pada umumnya telah

mengerti dan memahami tentang perencanaan partisipatif, serta tidak adanya

kesesuaian rencana kerja pembangunan desa dengan kebutuhan masyarakat

setempat, bahkan beberapa tahun terakhir ini belum ada realisasi dari perencanaan

pembangunan yang dilaksanakan melalui Musrenbangdes. Musrenbangdesa belum

menjadi wadah yang handal bagi masyarakat untuk dapat menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang ada di Desa Lapang. Selama ini Musrenbangdes

hanyalah sebagai formalitas saja, keputusan-keputusan tentang program

pembangunan tetap bersal dari pemerintah daerah yang jarang sekali

memperhatikan hasil musrenbangdes itu sendiri. Selain itu, ketiadaan sarana dan

prasarana desa yang memadai juga mengambil andil dalam buruknya

implementasi perencanaan partisipatif dalam pembangunan Desa Lapang.

2. Tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan rendah, hal ini

disebabkan oleh kondisi Musrenbangdes yang sampai saat ini belum memberikan

hasil bagi masyarakat. Masyarakat telah pesimis dengan perencanaan partisipatif

dan menganggap bahwa perencanaan partisipatif tidak akan memberikan dampak

yang positif bagi pembangunan desa. Perencanaan partisipatif selama ini

merupakan kegiatan yang sia-sia, karena aspirasi masyarakat tidaklah menjadi

Page 108: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

prioritas. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat Desa

Lapang dalam perencanaan pembangunan.

VI. 2. Saran

Setelah melakukan penelitian tentang pelaksanaan perencanaan partisipatif di

Desa Lapang, maka penulis bermaksud merekomendasikan beberapa hal yang

merupakan sumbangsih pemikiran dari kajian ilmiah ini, antara lain :

1. Pemerintah Daerah setempat segera menerbitkan pedoman tentang perencanaan

partisipatif dan sesegera mungkin melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan

khususnya kepada pemerintahan desa, sebab hal tersebut merupakan amanah dari

otonomi daerah dengan azas desentralisasi, dan akan menjadi pedoman

perencanaan partisipatif sehingga perencanaan partisipatif pun tidak lagi hanya

menjadi wacana saja dalam proses pembangunan di desa. Dengan demikian desa

akan segera mengalami percepatan pembangunan dengan prinsip efektif dan

efisien.

2. Pelibatan masyarakat harus lebih ditingkatkan dalam setiap proses pembangunan,

baik mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Masyarakat

adalah orang yang paling mengetahui apa yang menjadi masalah di desa dan apa

yang mereka butuhkan, jadi pelibatan masyarakat dari seluruh elemen harus lebih

diutamakan.

3. Musrenbangdes merupakan suatu forum bagi masyarakat desa dalam

merencanakan apa yang menjadi kebutuhannya dalam pembangunan desa, jadi

Pemerintah Daerah harus selalu memperhatikan setiap hasil Musrenbangdes

karena di dalamnya terdapat seluruh aspirasi masyarakat dan merealisasikannya

Page 109: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

dalam bentuk program-progran pembangunan. Pemerintah Daerah harus lebih

peka dan tanggap terhadap keluhan-keluhan masyarakat. Setiap pengambilan

keputusan dalam program pembangunan haruslah senantiasa memperhatikan apa

yang menjadi kebutuhan masyarakat karena hal inilah yang akan meningkatkan

kembali partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Pendekatan

pembangunan top down harus segera di tinggalkan dan beralih ke pendekatan

Bottom-up yang lebih aspiratif dan memihak kepada masyarakat.

4. Kebijakan-kebijakan dalam rangka peningkatan partisipasi masyrakat Desa

Lapang perlu dilakukan karena akan mempermudah pemerintah dalam menyusun

program pembangunan yang dapat mewakili seluruh masyarakat.

Daftar Pustaka

Buku :

Abe, Alexander. 2005, Perencanaan Daerah Partisipatif, Yogyakarta: Pustaka Jogja

Mandiri.

Adisasmita, Rahardjo. 2006, Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Ahmadi, Abu. 2003, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.

Arif, Syaiful. 2006, Reformasi Birokrasi dan Demokratisasi Kebijakan, Malang:

Averroes Press.

Arikunto, Suharsimi. 1993, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan. 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia.

Hadari, Nawawi. 1990, Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Page 110: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Hasan, Iqbal M. 2002, Metodologi penelitian dan aplikasinya, Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Jones, Charles O. 1991, Pengantar Kebijakan Publik, (terj.), Jakarta: Rajawali Press.

Ketaren, Nurlela. 2006, Bahan Kuliah Azas-Azas Manajemen, Medan.

Khairuddin. 1992, Pembangunan Masyarakat. Tinjauan Aspek; Sosiologi, Ekonomi,

dan Perencanaan. Yogyakarta: Liberty.

Muslim, Mahmudin. 2006, Menanti APBD berbasis Partisipasi Masyarakat, Makalah

Disampaikan pada Training APBD, Bukittinggi, Departemen Keuangan RI.

Ndraha, T.1990, Membangun Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas,

Jakarta: Rineka Cipta.

Nurcholis, Hanif. 2005, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Jakarta:

Grasindo.

Osborne, David, Gaebler. 1995, Mewirausahakan Birokrasi, mentranformasikan

semangat wirausaha ke dalam sektor publik, Jakarta: Pustaka Binaman

Pressindo.

Putra, Fadillah. 2003, Paradigma Kritis Dalam Studi Kebijakan Publik, Yogyakarta.

Sinaga, NS. 2005, Implementasi sistem botton-up planning dalam perencanaan

pembangunan daerah di kota Medan, Medan.

Singarimbun, Masri, Sofyan Efendi. 1982, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES.

Sugiyono. 2006, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.

Wahab, Solichin, A. 1990, Analisa Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke Implementasi

Kebijaksanaan Negara, Malang: Bumi Aksara.

Wibawa, Samudera, dkk. 1994, Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta: Raja Grafindo.

Page 111: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Wrihatnolo, Randy R, dan Nugroho, Riant. 2006, Manajemen Pembangunan Indonesia:

Sebuah Pengantar dan Panduan, Jakarta: Elekx Media Komputindo.

Media Internet

Aristo, D.A. 2004, Rejuvinasi Peran Perencana Dalam Menghadapi Era Perencanaan

Partisipatif “Sebuah Tahapan Awal dalam Pembentukan Kultur Masyarakat

Partisipatif”. Disampaikan Dalam : Seminar Tahunan ASPI (Asosiasi Sekolah

Perencana Indonesia) Universitas Brawijaya, Malang. Teknik Planologi ITB.

http://www.mirror.depsos.go.id/,. Di akses 2 Maret 2008

Bahua, M.I. 2007, Metode Perencanaan Partisipatif Dalam Pembangunan Masyarakat.

http://www.mirror.depsos.go.id/,. Di akses 25 Februari 2009

Suharto, E. 2002, Metodologi Pengembangan Masyarakat. Community work in New

Zealand. http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_19.htmn . Diakses, 3 Maret

2008.

Suzetta, P. 2007, Perencanaan Pembangunan Indonesia. Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS. http://www.bappenas.go.id. (pdf) Di

akses, 3 Maret 2008.

Widodo, Slamet. 2008, Partisipasi, Pemberdayaan dan Pembangunan. www.learning-

of. Slamet Widodo.com. Diakses, 28 Desember 2008.

Page 112: IMPLEMENTASI PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14900/1/09E01051.pdf · cintamu untuk meraih kebahagiaanku..karena ku tahu setelah kehadiranmu

Andi Sayumitra : Implementasi Perencanaan Partisipatif Dalam Mewujudkan Pembangunan Di Desa Lapang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, 2009. USU Repository © 2009

Peraturan Perundang-undangan

UU. No. 2005 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

UU.No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 Tentang Desa

Permendagri No. 29 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme

Penyusunan Peraturan Desa