IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI...

192
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PAJAK RESTORAN (Studi Kasus Pada Restoran Jenis Official Asessment di Kabupaten Serang) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Sarjana Strata-1 Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Afrila Lisniaty NIM 050022 PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2010

Transcript of IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI...

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH

KABUPATEN SERANG NOMOR 11 TAHUN 2006

TENTANG PAJAK RESTORAN

(Studi Kasus Pada Restoran Jenis Official Asessment di

Kabupaten Serang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Ujian Sarjana Strata-1

Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Afrila Lisniaty

NIM 050022

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG 2010

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Alhammdulillahirobbil ‘ alammiin……

Akhirnya Skripsi Ku Ini Dapat Terselesaikan……

Skripsi ini Ku Persembahkan Secara Khusus Kepada Kedua

Orang Tua Ku Tercinta ( Babeh dan Mama ), Kakak dan Adik

Ku Tersayang (Ucie dan Karin), Serta Semua Orang Yang

Telah Menyayangi dan Memotivasi Ku Sehingga

Terselesaikannya Skripsi ini.

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

ABSTRAK

Afrila Lisniaty. NIM. 050022. Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran (studi kasus pada

restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang).

Kata Kunci : Implementasi, Kebijakan, Pajak Restoran Official Assessment.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya mengubah sistem perpajakkan

daerah yang banyak menimbulkan kendala baik dalam penetapan maupun

pemungutannya. Pemungutan pajak restoran di Kabupaten Serang diatur oleh

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran. Secara umum peraturan daerah ini berisi tentang segala hal yang

berhubungan dengan proses pemungutan pajak restoran di Kabupaten Serang.

Pelaksanaan kegiatan pajak restoran ini dilaksanakan oleh negara dan pemerintah

dengan berbagai kebijakan mulai dari kebijakan yang berupa perundang-undangan

sampai dengan keputusan presiden dan atau keputusan menteri. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, khususnya restoran jenis official

assessment di Kabupaten Serang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dari orang atau

perilaku yang diamati dan kenyataan sosial yang terjadi pada masyarakat.

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dengan membuat kisi-

kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

kebijakan menurut teori Merilee S. Grindle yaitu, dimensi isi kebijakan dan

konteks kebijakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,

observasi dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive

sampling. Teknik analisis data penelitian ini menggunakkan teknik analisis

interaktif dari Miles dan Huberman. Sedangkan untuk menguji validitas data

dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, khususnya restoran jenis official

assessment di Kabupaten Serang belum optimal karena masih banyak hambatan-

hambatan dalam pelaksanaanya. Pertama, kurangnya sosialisasi dan dana. Dimana

dana untuk merealisasikan program tersebut sangat sulit karena berbagai kendala

yang ada pada dinas maupun lingkungannya. Kedua, kurangnya sumber daya ahli.

Ketiga, kurangnya aksesbilitas untuk membantu atau mempermudah wajib pajak

restoran membayarkan pajaknya. Dari penelitian ini, peneliti juga mencoba

memberikan saran atau masukan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

dinas yakni pertama, untuk meningkatkan kesadaran hukum wajib pajak atau

masyarakat, kiranya perlu ditingkatkan penyuluhan atau sosialisasi. Kedua,

kurangnya sumber daya ahli dinas perlu mengadakan pelatihan-pelatihan baik

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

dalam bidang komputer maupun dalam kegiatan pemungutan pajak, sehingga

dapat meningkatkan kemampuan petugas baik secara kuantitas maupun kualitas.

Dan ketiga, untuk mempermudah wajib pajak restoran membayarkan pajaknya,

kiranya dinas membuka cabang kas daerah pembantu.

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

ABSTRACT

Afrila Lisniaty, NIM 050022. Implementation of Provincial Regulation No. 11 of

2006 on Tax Restaurants (case studies on the restaurant type of assessment

official at Serang Regency)

Keywords: Implementation, Policy, Restaurant tax assessment official

This research is motivated by efforts to change the local taxation system

which causes a lot of obstacles both in the determination or collection. Restaurant

tax collection in Serang district governed by the laws of Serang Regency number

11 of 2006 regarding the restaurant tax. In general, this area contains rules on all

matters relating to the process of tax collection restaurant in Serang District.

Implementation of this restaurant tax activities conducted by state and

government with a variety of policies ranging from policies in the form of

legislation until a presidential decree and ministerial decrees. The purpose of this

study is to determine the implementation of local regulations Serang Regency

number 11 of 2006 regarding the restaurant tax, especially a restaurant type of

assessment official in Serang District. The method used in this research is to use a

qualitative approach, namely the research procedures that produce descriptive

data in the form of words written or oral, of persons or behaviors were observed

and social realities that occur in society. Instruments in this research is the

researcher's own by making the lattice of questions based on the dimensions of

successful implementation of policies according to the theory of Merilee S.

Grindle is, the dimension of the policy content and policy context. Data collection

techniques used were interviews, observation and documentation. The sampling

technique used is purposive sampling. This study data analysis techniques using

the interactive analysis techniques of Miles and Huberman. Meanwhile, to test the

validity of the data using triangulation of sources and techniques. The results of

this study indicate that the implementation of Serang district regulations number

11 of 2006 about restaurant taxes, especially the restaurant's official assessment

of Serang Regency is not optimal because there are still many obstacles to its

implementation. First, lack of socialization and funds. Where the funds to realize

the program was very difficult because of various constraints that existed at the

agency and its environment. Second, the lack of skilled resources both in quantity

and quality. Third, the lack of accessibility to assist or facilitate the tax payers

pay the restaurant tax. From this study, researchers also tried to give suggestions

or input that can be taken into consideration for the service: first, to raise

awareness of the law or society taxpayers would need to be increased education

or socialization. Second, the lack of skilled resources department needs to

conduct training both in the field of computers as well as in tax collection

activities, thus increasing the ability of officers both in quantity and quality. And

third, to facilitate the taxpayers pay their tax restaurant, presumably to open a

branch office assistant regional cash.

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamiin, segala puji dan puja syukur peneliti ucapkan

kehadirat Allah SWT atas karunia dan kasih sayang-Nya. Peneliti dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul Implementasi

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis Official Assessment di Kabupaten

Serang). Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program

pendidikan Strata 1 (satu), pada program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Selesainya penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa

tulus dan pengertian serta kesabaran dari semua pihak. Pada kesempatan ini,

peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc. selaku Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.si. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Ibu Dra. Rahmi Winangsih, M.si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

5. Bapak Idi Dimyati, S.Ikom. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ibu Rina Yulianti, S.IP, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Ibu Listyaningsih, S.Sos, M.Si. selaku Pembimbing I skripsi bagi penulis

yang senantiasa memberikan masukan materi dan pengarahan dengan

kesabarannya dalam setiap bimbingan yang pernah dilakukan sampai

tersusunnya skripsi ini.

9. Ibu Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II bagi penulis yang

senantiasa memberikan masukan materi, motivasi dan semangat bagi

penulis dalam setiap tahapan bimbingan yang dilakukan sampai

tersusunnya skripsi ini.

10. Bapak Kristian Widya Wicaksono, S.Sos, M.Si. selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang senantiasa memberikan motivasi dan

masukan kepada penulis dalam setiap bimbingannya.

11. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama diperkuliahan.

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

12. Bapak Drs. E. M. Rudi Affandi. MM. selaku Seksi Pendaftaran &

Pendapatan Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Serang yang telah memberikan banyak informasi kepada peneliti selama

melakukan penelitian.

13. Bapak Yanto E. Halimi. selaku Staf Bagian Penetapan dan Penagihan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan informasi pada penulis

14. Ibu Hanifah. selaku Pelaksana Seksi Penetapan dan Penagihan Dinas

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang yang tidak

bosan-bosannya membantu penulis untuk melakukan penelitian dan

pencarian data di instansinya.

15. Bapak Toto Sunarto. SE. selaku Seksi Dana Perimbangan dan Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Serang yang bersedia memberikan informasi pada penulis.

16. Para Pengusaha restoran, Bapak Nugroho, Bapak Ace, Bapak Sustira,

Bapak Ian, Bapak Tb. Alam terima kasih makan gratisnya, Ibu Suwarsih,

dan Ibu Tuti terima kasih es teh manisnya. Terima kasih sudah membantu

dalam mencari data dan informasi pada peneliti.

17. Kedua Orangtua aku tercinta. Babeh dan Mama yang selama ini telah

memberikan dukungan baik moril maupun materil dan doa’nya yang tulus

serta kasih sayang. Aku sayang kalian.

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

18. Kakak, Adik serta Keponakan ku satu-satunya tercinta, Ucie, Karina, dan

Arya yang telah memberikan dukungan dan semangat ketika mengerjakan

skripsi ini. Terima kasih I love you.

19. Sahabat-sahabatku yang sudah duluan lulus Armina, Anggun, Atun, Resti

yang tak akan pernah kulupakan dalam perjalanan kuliah di Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Terima kasih buat dukungan dan masukan yang

kalian berikan serta telah berbagi cerita dalam penyelesaian skripsi untuk

menjadi seorang sarjana. Motivasi kalian sangat berarti sampai sekarang.

20. Sahabatku Irfan ”penyek” yang selama ini selalu bareng setiap berangkat

kuliah dan terimakasih buat antar jemputnya.

21. Deddy Wirahadibrata yang telah memberikan semangat, cinta dan kasih

sayangnya pada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

22. Seluruh Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa khususnya Program Studi Ilmu

Administrasi Negara angkatan 2005 baik kelas A maupun B yang telah

memberikan warna dalam perjalanan hidup yang dilalui oleh penulis

dibangku perkuliahan ini.

23. Si Buncit terimakasih atas nasehat dan dukungannya yang diberikan

selama ini. Semoga apa yang dicita-citakan dikabulkan oleh Allah SWT.

24. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah

membantu terselesaikannya laporan tugas akhir ini, hanya Allah SWT

yang akan membalas semua kebaikan yang telah penulis rasakan.

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Akhirnya penulis tidak berhenti mengucapkan syukur kepada Allah SWT

karena atas ridhonya skripsi ini dapat terselesaikan. Tentunya penulis menyadari

bahwa dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, maka dari itu

dengan tangan terbuka peneliti menerima kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cilegon, Agustus 2010

Penulis

Afrila Lisniaty

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK .......................................................................................... v

ABSTRACT .......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 7

1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 8

1.4 Perumusan Masalah .................................................................. 8

1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................... 9

1.6 Kegunaan Penelitian .................................................................. 9

1.7 Sistematika Penelitian ................................................................ 10

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

BAB II DESKRIPSI TEORI ................................................................... 15

2.1 Deskripsi Teori ......................................................................... 15

2.1.1 Pengertian Kebijakan ................................................. 15

2.1.2 Pengertian Publik ....................................................... 19

2.1.3 Pengertian Kebijakan Publik ...................................... 20

2.1.4 Implementasi Kebijakan ............................................. 25

2.1.5 Pendekatan Implementasi Kebijakan .......................... 28

2.1.5.1 Pendekatan Top Down ................................. 28

2.1.5.2 Pendekatan Bottom Up ................................ 29

2.1.6 Implementasi Kebijakan Model Merilee S. Grindle ... 30

2.1.7 Pengertian Pajak .......................................................... 33

2.1.7.1 Fungsi Pajak ................................................. 36

2.1.7.2 Penggolongan Pajak ..................................... 38

2.1.8 Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Restoran .............. 40

2.2 Deskripsi Kebijakan .................................................................... 46

2.2.1 Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11

Tahun 2006 tentang Pajak Restoran ........................... 46

2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................... 48

BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................... 52

3.1 Metodelogi Penelitian ............................................................... 52

3.2 Instrumen Penelitian .................................................................. 53

3.3 Sumber Data .............................................................................. 53

3.4 Teknik Sampling ........................................................................ 59

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................. 59

3.6 Pengujian Validitas Data dan Realibitas Data ........................... 62

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 67

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 67

4.1.1 Deskripsi Kabupaten Serang ...................................... 67

4.1.2 Deskripsi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Serang ........................................ 70

4.2 Deskripsi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11

Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran ....................................... 77

4.2.1 Objek dan Subjek Pajak ............................................. 78

4.2.2 Tata Cara Pemungutan Pajak Restoran ...................... 79

4.2.3 Sanksi Administrasi .................................................... 79

4.2.4 Tata Cara Pembayaran Pajak ...................................... 80

4.2.5 Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Pajak ..... 80

4.3 Informan Penelitian .................................................................... 81

4.4 Deskripsi Data dan Analisis Data .............................................. 82

4.4.1 Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran

Khususnya Restoran Jenis Official Assessment di

Kabupaten Serang ...................................................... 87

1. Dimensi Isi Kebijakan ....................................... 87

2. Dimensi Konteks Kebijakan .............................. 102

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

4.4.2 Faktor Yang Menjadi Penghambat Implementasi

Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 11 Tahun

2006 Tentang Pajak Restoran, khususnya restoran

jenis official assessment di Kabupaten Serang.......... 103

4.4.3 Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi

hambatan dalam implementasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang

Pajak Restoran, khususnya restoran

jenis official assessment di Kabupaten Serang........... 109

4.3 Interprestasi Hasil Penelitian ..................................................... 114

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 118

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 118

5.2 Saran .......................................................................................... 120

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Kategori Restoran Official Assessment ………………….. 5

Table 2.1 Jenis dan Tarif Pajak Daerah …………………………….. 42

Table 3.1 Data Primer Pegawai Dinas Keuangan dan Aset Daerah… 54

Tabel 3.2 Data Primer Pengusaha Restoran Official Assessment ….. 55

Tabel 3.3 Waktu Penelitian …………………………………………. 66

Table 4.1 Daftar Informan …………………………………….. 82

Table 4.2 Transkip Matrik Triangulasi ................................….. 86

Tabel 4.3 Jabatan, Status, dan Latar Belakang Pendidikan Pegawai

Pelaksana Peraturan Daerah Pajak Restoran

di Kabupaten Serang ........................................................... 97

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ……………………………………… 50

Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman …………... 60

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Serang .................................................... 70

Gambar 4.2 Kantor Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Serang ............................................................. 71

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 2 Daftar Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas FISIP

Lampiran 4 Surat Keterangan Pemberian Ijin dari Kesbang Politik, Linmas dan

Pol PP Kabupaten Serang

Lampiran 5 Surat Keterangan Pemberian Ijin dari Dinas Pengelola Keuangan

dan Aset Daerah Kabupaten Serang

Lampiran 6 Bagan Stuktur Jabatan Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Lampiran 7 Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006

tentang Pajak Restoran

Lampiran 8 Lembar Dokumentasi Penelitian

Lampiran 9 Lembaran Catatan Bimbingan Skripsi

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, saat ini sedang

melaksanakan pembangunan di berbagai bidang untuk mencapai tujuan negara,

khususnya di bidang ekonomi. Perkembangan perekonomian di Indonesia ikut

memacu pemerintahan dalam membenahi semua sektor, terutama sektor pajak.

Dalam membenahi sektor tersebut, suatu negara memerlukan dana atau modal

untuk menjalankan fungsinya. Sumber penerimaan dana atau modal dalam suatu

negara yang sangat penting disamping migas dan non migas adalah pajak. Pajak

merupakan pembiayaan pengeluaran kegiatan suatu negara.1

Berkembangnya sektor pajak sebagai sumber penerimaan negara, otonomi

daerah yang diberikan di Indonesia memungkinkan setiap daerah provinsi atau

kabupaten/kota mengatur daerahnya sendiri yang termasuk dalam bidang sektor

pajak daerah. Pajak daerah terdiri dari berbagai jenis pajak yang terkait dengan

berbagai sendi kehidupan masyarakat. Dalam peningkatan pelaksanaan

pembangunan dan pemberi pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan

pertumbuhan perekonomian di daerah di perlukan penyediaan sumber-sumber

pendapatan asli daerah yang hasilnya memadai. Pajak daerah yang ditetapkan oleh

1 http:/www.apakabar.ws/forums/viewtopic.php?p=766398&sid. Diunduh pada tanggal 02 Mei

2009. pukul : 20:58 wib.

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

pemerintah daerah dengan peraturan daerah sebagai pembiayaan pengeluaran

daerah dan pembangunan daerah, memberikan wewenang untuk melaksanakan

otonomi daerah. Penetapan pajak daerah sebagai sumber penerimaan daerah

ditetapkan dengan dasar hukum yang kuat. Pajak daerah terdiri atas (1) pajak

provinsi, contohnya : pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar kendaraan

bermotor, (2) pajak kabupaten/kota, contohnya : pajak hotel, pajak restoran, dan

pajak hiburan.2

Seiring dengan pembangunan sektor pajak daerah, sumber penerimaan

pajak daerah dapat di peroleh di berbagai sektor, salah satunya penerimaan pajak

dari sektor jasa. Sektor jasa mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring

dengan berkembangnya sektor pariwisata di suatu daerah, termasuk kabupaten

serang. Kabupaten Serang sebagai wilayah induk memiliki peranan yang cukup

penting dalam pengelolaan pajak. Kabupaten Serang memiliki sumber penerimaan

pajak yaitu sektor pariwisata. Sektor pariwisata membutuhkan pelayanan yang

cukup beragam seperti hotel dan restoran. Hotel dan restoran merupakan sumber

penerimaan pajak yang cukup potensial, yang harus dikelola dengan baik dan

dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.

Semakin pesatnya perkembangan pembangunan kabupaten Serang di

sektor pariwisata khususnya restoran. Sesuai dengan Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran

direvisi menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006

2 Tunggal, Amin Widjaja. 1991. Pelaksanaan Pajak Penghasilan Perseorangan. Jakarta : Rineka

Cipta. Hal : 15.

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

tentang Pajak Restoran. Pajak restoran merupakan salah satu sumber pendapatan

daerah yang potensial untuk digali dan dikembangkan bagi peningkatan

pendapatan asli daerah. Jenis restoran yang dikenakan pajak meliputi rumah

makan, cafe, bar dan sejenisnya. Restoran yang dijadikan wajib pajak restoran di

Kabupaten Serang di bagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

1. Self Assessment

2. Official Assessment

Adapun Jumlah wajib pajak restoran yang tercatat di Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang sampai tanggal 22 Juni 2009

berdasarkan pengelompokannya yakni : (1) Restoran kategori self assessment ada

29 restoran dan (2) Restoran kategori official assessment ada 21 restoran.3

Beberapa restoran yang berada di kawasan pariwisata pantai Anyer, karena Anyer

merupakan daerah yang memiliki potensi pariwisata untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah Kabupaten Serang. Namun dilihat dari wilayah restoran

tersebut adanya wajib pajak atau pemilik restoran yang merasa keberatan dalam

melakukan pembayaran pajak yang hanya dilakukan di satu kas daerah saja.

Sehingga belum meratanya sarana akses pembayaran atau kas pembantu untuk

membayar pajak dikarenakan bagi mereka faktor jarak tempuh, waktu dan biaya

transportasi.

3 Sumber data Kantor Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang, Tahun

2009.

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Berdasarkan wawancara dengan salah satu informan I14

di Kantor Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, bahwa Ada 3 (tiga) tingkatan wajib

pajak yang dibedakan yakni : (1) wajib pajak yang sadar tanpa disuruh atau di

himbau untuk membayar pajak, (2) wajib pajak yang memang perlu dikejar-kejar

atau ditagih baru mau membayar, dan (3) wajib pajak yang tidak sadar pajak. Hal

ini dikarenakan kurangnya informasi mengenai pajak yang diberikan petugas

terhadap wajib pajak atau pemilik restoran tentang adanya pidana atau sanksi

dalam hukum pajak dan manfaat atau fungsi pajak, Dimana dalam pelaksanaan

program atau implementasi peraturan daerah tentang pajak restoran ini tidak

adanya sosialisasi mengenai undang-undang perpajakkan dan peraturan daerah

kepada masyarakat serta wajib pajak restoran. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa

rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat atau wajib pajak restoran akan

peraturan daerah mengenai apa itu pajak, manfaat atau fungsi pajak restoran,

tujuan dan kegunaan pajak serta sanksi pajak yang diberikan kepada masyarakat

atau wajib pajak restoran yang melakukan pelanggaran atau tidak patuh. Dimana

kebanyakan wajib pajak awam memiliki pandangan negatif mengenai pajak, yaitu

adanya penyalahgunaan kegunaan dana pajak.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 Juli 2009 dengan informan I25,

bahwa kategori restoran official assessment memiliki 2 (dua) jenis pembayaran

4 Wawancara dengan Staf Bagian Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten Serang. Tanggal

24 Juni 2009. pukul : 10.00-11.30 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD Kabupaten

Serang. 5 Wawancara dengan Selaku Pelaksana Seksi Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten

Serang. Tanggal 26 Juli 2009. pukul : 09.30-11.00 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD

Kabupaten Serang.

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

yaitu rajin dalam pembayaran dan tidak rajin dalam pembayaran. Dapat dilihat

dari tabel dibawah ini :

Tabel 1.1

Kategori Restoran Official Assessment

Rajin dalam

Pembayaran

Tidak Rajin dalam

Pembayaran

Pondok Cirebone RM Valentine RM

Pondok Kembang Sari Kios 9

Bakmi Tebet Anyer Pondok Sanghyang

Family Sakato I Mbok Sarikah

Family Sakato II Fajar Center Rest

Hanje Makasar II

Pondok Karang Bolong Ujung Pandang

Sudi Mampir

Makasar RM

Makasar I

Mayasari

Bakmi Tebet Serdang

Nasi Uduk Tempo Dulu

Saung Paramita

14 restoran 7 restoran Sumber: DPKAD Kabupaten Serang, 2009

Berdasarkan tabel 1.1 kategori restoran official assessment dapat dilihat

pada wajib pajak yang tidak rajin membayar pajak sebanyak 7 restoran, akan

tetapi ketika peneliti mewawancarai wajib pajak restoran official assessment yang

rajin dalam pembayaran ternyata mereka pernah melakukan ketidakdisiplinan atau

ketidakpatuhan dalam pembayaran pajaknya, diantaranya wajib pajak yang

menunggak, wajib pajak yang mengangsur dalam pembayaran pajak dan wajib

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

pajak yang tidak membayar pajak. Dari data yang peneliti peroleh hal ini

menunjukkan rendahnya kesadaran hukum wajib pajak dalam melaksanakan

kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang merupakan negara hukum dan

wajib pajak.

Peneliti melakukan penelitian mengenai Implementasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran (studi kasus

pada restoran jenis Official Assessment di Kabupaten Serang) . Pajak Restoran

yang semula menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Pajak atas Hotel

disamakan dengan restoran dengan nama Pajak Hotel dan Restoran. Akan tetapi,

berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 pajak tersebut dipisahkan

menjadi dua jenis pajak yang berdiri sendiri, yaitu Pajak Hotel dan Pajak

Restoran. Pengenaan Pajak Restoran tidak mutlak ada pada seluruh daerah

Kabupaten atau Kota. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan

pemerintah kabupaten atau kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu

jenis pajak kabupaten/kota. Oleh karena itu, untuk dapat dipungut pada suatu

daerah kabupaten/kota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan

peraturan daerah tentang pajak restoran yang akan menjadi landasan hukum

opersional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan pajak restoran di

daerah Kabupaten atau Kota.

Dalam peraturan daerah yang baru ini selain memuat ketentuan tentang

obyek pajak, bertujuan juga untuk obyek pajak yang dikenakan pajak cukup

transparan, dasar pengenaan pajak dan sistem pemungutan pajak yang lebih

efektif dan efisien. Namun pada pelaksanaan atau implementasi kegiatan program

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

ini tidak sepenuhnya didukung oleh dinas kabupaten, karena masih lemahnya sisi

sumber daya manusia (SDM) yang ada di dinas. Salah satunya belum adanya

sumber daya ahli seperti operator komputer dan tenaga analis keuangan

perusahaan dan kurangnya petugas pajak daerah yang hanya 14 orang dalam

melaksanakan penyelenggaraan program, pendataan dan penagihan terhadap

wajib pajak restoran official assessment di Kabupaten Serang. Karena

bagaimanapun jelas sumber daya mempunyai peranan penting dalam

implementasi. Jika para personil yang bertanggung jawab mengimplementasikan

peraturan tersebut kurang mempunyai sumber-sumber untuk melakukan pekerjaan

secara efektif dan efisien, maka implementasi peraturan tersebut tidak akan bisa

efektif dan efisien.

Bertitik tolak dari hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dan mendalam dan dituangkan kedalam skripsi dengan

judul : ” Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11

Tahun 2006 tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang) ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan studi pendahuluan yang

telah dilaksanakan sebelumnya, maka peneliti mencoba mengidentifikasi

permasalahan yang terkait dengan Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran pada restoran jenis official

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

assessment di Kabupaten serang. Identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Kurangnya sosialisasi atau informasi mengenai peraturan daerah

tentang perpajakan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat atau

wajib pajak.

2. Kurangnya sumber daya manusia (SDM) baik dalam kualitas maupun

kuantitas sehingga dapat memperlambat pelaksanaan implementasi

peraturan daerah.

3. Belum meratanya sarana dan prasarana yang mendukung sebagai

aksesbilitas wajib pajak restoran.

4. Kesadaran hukum wajib pajak masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga serta penelitian dapat

dilakukan lebih mendalam, maka peneliti memberi batasan pada penelitian ini,

yaitu tentang Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun

2006 tentang Pajak Restoran pada restoran jenis official assessment. Sedangkan

lokus penelitian adalah di Kabupaten Serang.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini, adalah :

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

1. Bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor

11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran ?

2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat dan usaha untuk mengatasi

hambatan dalam Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran ?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang akan

diteliti adalah :

1. Mengetahui bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran.

2. Mengetahui faktor penghambat maupun usaha untuk mengatasi

hambatan dalam Implementasi Peraturan daearah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran.

1.6 Kegunaan Penelitian

Menguraikan apa yang menjadi kegunaan penelitian ini, pada dasarnya

kegunaan penelitian ini ada dua, yaitu :

1. Secara Teoritis

1) Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan

sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu

administrasi Negara khususnya.

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

2) Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun

mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih

mendalam mengenai pelaksanaan implementasi perda tentang pajak

restoran.

2. Secara Praktis

1) Penelitian ini berguna untuk mengembangkan kemampuan peneliti

dalam hal mempelajari tentang implementasi perda tentang pajak

restoran pada khususnya dan khasanah ilmu pengetahuan yang lain

selama mengikuti Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Hal ini

juga sebagai salah satu syarat utama pada Ujian Sarjana Strata-1 untuk

Program Studi Ilmu Administrasi Negara dan penelitian ini digunakan

untuk menambah pengalaman ketika terjun langsung dalam melakukan

penelitian ini.

2) Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pemerintah dalam

meningkatkan pendapatan daerah dari sektor perpajakan khususnya

sektor pajak restoran serta diharapkan dapat menggugah para peneliti

lain untuk mengadakan penelitian tentang objek penelitian ini,

sehingga hasil yang diperoleh semakin sempurna.

1.7 Sistematika Penulisan

Berdasarkan sistematika penulisan skripsi terdiri atas beberapa bab pokok,

yaitu bab I pendahuluan, bab II deskripsi teori, bab III metodologi penelitian, bab

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

IV hasil penelitian dan bab V penutup. Kelima bab tersebut akan dijelaskan pada

uraian berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah merupakan gambaran tentang ruang lingkup

masalah yang akan diteliti dan alasan peneliti yang dilakukan.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah menyebutkan tentang permasalahan yang muncul dan

berkaitan dengan obyek penelitian. Identifikasi masalah ini dilakukan pada

saat melakukan studi pendahuluan tentang permasalahanyang akan diteliti.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, maka peneliti

membatasi pemasalahan pada masalah yang paling urgen yang berkaitan

dengan judul penelitian. Pembatasan masalah dilakukan pada lokus dan

fokus penelitian.

1.4 Perumusan Masalah

Perumusan masalah menjelaskan tentang pertanyaan atau pernyataan yang

akan dibahas dalam penelitian.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai

dengan dilaksanakannya penelitian, sesuai dengan perumusan masalah

yang telah ditetapkan.

1.6 Kegunaan Penelitian

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Kegunaan penelitian ini menjelaskan baik secara teoritis maupun praktis

tentang temuan penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menguraikan tentang isi bab per bab secara singkat

dan jelas dari keseluruhan penelitian.

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.1 Deskripsi teori

Deskripsi teori menguraikan dan mengkaji berbagai teori yang relevan

dengan permasalahna dan variabel penelitian, sehingga akan memperoleh

konsep penelitian yang jelas. Kemudian teori tersebut digunakan untuk

merumuskan asumsi dasar penelitian.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca

tentang proses pemikiran dari penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pada sub bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam

penelitian.

3.2 Instrumen Penelitian

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Pada sub bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat

pengumpul data yang digunakan dalam penelitian.

3.3 Sumber Data

Pada sub bab ini menjelaskan situasi sosial atau objek penelitian ini,

peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang yang ada

pada tempat tertentu.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data menjelaskan uraian alasan metode yang dipilih

untuk menggunakan data

3.5 Teknik Analisis Data

Menjelaskan bagaimana peneliti menganalisis data-data yang sudah

terkumpul dengan menggunakan metode tertentu.

3.6 Validitas Data

Menjelaskan bagaimana hasil data tersebut di uji kredibilitasnya.

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian menjelaskan tentang tempat dan waktu

penelitian dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Menjelaskan tentang deskripsi obyek penelitian meliputi lokasi penelitian,

populasi dan sampel serta hal lain yang berhubungan dengan obyek

penelitian.

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

4.2 Hasil Penelitian

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

mengunakan teknik analisis data yang relevan dengan penelitian.

4.3 Pembahasan

Dalam sub bab pembahasan ini, peneliti melakukan pembahasan lebih

lanjut terhadap hasil analisis data.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapakan secara singkat, jelas

dan mudah dipahami serta sejalan dengan permasalahan penelitian.

5.2 Saran

Dalam sub bab saran ini berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitaian

terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Memuat daftar referensi (literatur lainnya) yang dipergunakan dalam

penelitian.

LAMPIRAN

Menyajikan lampiran-lampiran yang dianggap perlu oleh peneliti, yang

berhubungan dengan data penelitian, dan tersusun secara berurutan.

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

BAB II

DESKRIPSI TEORI

2.1 Deskripsi Teori

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran lahir dengan dilatar belakangi upaya untuk mengubah sistem perpajakan

daerah yang banyak menimbulkan kendala baik dalam penetapan maupun

pemungutannya. Peraturan daerah tentang pajak restoran diperlukan guna

memberikan pelayanan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah, membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Pelaksana kegiatan

pajak restoran ini dilaksanakan oleh negara dan pemerintah, dengan berbagai

kebijakan mulai dari kebijakan yang berupa perundang-undangan sampai dengan

keputusan presiden dan atau keputusan menteri. Maka dibutuhkan teori yang tentu

saja berhubungan dengan masalah yang diteliti. Maka teori-teori yang digunakan

dalam membahas penelitian yang berjudul ” Implementasi Peraturan Daerah

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran (studi kasus

pada restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang) ” ini adalah teori

yang berhubungan dengan teori implementasi peraturan daerah khususnya pajak

restoran pada jenis restoran official assessment.

2.1.1 Pengertian Kebijakan

Kata kebijakan atau policy dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

diartikan dengan beberapa makna, diataranya adalah pimpinan dan cara bertindak

mengenai pemerintahan, kepandaian, kemahiran dan kebijaksanaan. Berdasarkan

definisi yang terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kebijakan diartikan

sebagai berikut:

"kebijakan adalah sebagai berikut: “Kebijakan adalah rangkaian konsep

dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan

suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (pemerintah,

organisasi dan sebagainya); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip atau

maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai

sasaran"6

Sedangkan makna kebijakan dalam Bahasa Inggris modern adalah " a

courseof action or plan, a set of political purposes as opposed to administration"

(seperangkat aksi atau rencana yang mengandung tujuan politik yang berbeda dengan

makna administrasi).7

Menurut Udoji (1981) mendefinisikan kebijaksanaan publik sebagai : “ An

sanctioned course of action addressed to a particular problem or group of related

problems that affect society at large.” Maksudnya ialah suatu pelanggaran yang

mengarah pada suatu tujuan tertentu yang diarahkan pada suatu masalah atau

6 Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Hal : 138.

7 Widya Wicaksono, Kristian. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta : Graha

Ilmu. Hal : 53.

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

sekelompok masalah tertentu yang saling berkaitan yang mempengaruhi sebagian

besar warga masyarakat. Semakin pemerintah memperhatikan kepentingan

rakyatnya (dalam usaha pemerintah menuju sistem yang demokratis), maka

semakin banyak hal-hal yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah. Maka dari

itu, suatu tindakan bersanksi pun akhirnya muncul di dalamnya, artinya jika

pemerintah salah dalam mengambil suatu keputusan maka rakyat banyaklah yang

jadi taruhannya.8

Berbeda dengan pendapat lainnya yang dikemukakan oleh Dunn dalam

bukunya Pengantar Analisis Kebijakan Publik, beliau mendefinisikan kata

kebijakan dari asal katanya. Secara etimologis, istilah policy atau kebijakan

berasal dari bahasa Yunani, Sanksekerta dan Latin, akar kata dalam bahasa

Yunani, Sanksekerta yaitu polis (Negara-Kota) dan pur (Kota).9

Sedangkan menurut Hogwood dan Gunn menyebutkan 10 (sepuluh)

penggunaan istilah kebijakan dalam pengertian modern yakni :

1) Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas (as a label for field of

activity). Contohnya: statement umum pemerintah tentang

kebijakan ekonomi, kebijakan industri atau kebijakan hukum dan

ketertiban.

2) Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas Negara yang

diharapakan (as expression of general purpose or desired state of

affairs). Contohnya: untuk menciptakan lapangan kerja seluas

mungkin atau perkembangan demokrasi melalu desentralisasi.

3) Sebagai proposal spesifik (as specific proposals). Contohnya:

membatasi pemegang lahan pertanian hingga 10 hektar atau

menggratiskan pendidikan dasar.

4) Sebagai keputusan pemerintah (as decisions of goverment).

Contohnya: keputusan kebijakan yang sebagaimana yang

8 Agustino, Leo. 2006. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung : Aipi-Puslit KP2W Lemlit Unpad.

Hal : 8 9 Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Yogyakarta : Gajah

Mada University Press. Hal : 51.

Page 38: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

diumumkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atau oleh

Presiden.

5) Sebagai otorisasi formal (as formal authorization). Contohnya:

tindakan-tindakan yang diambil oleh parlemen atau lembaga

pembuat kebijakan lainnya.

6) Sebagai sebuah program (as a programe). Contohnya: sebagai

ruang aktivitas pemerintah yang sudah didefinisikan, seperti

program reformasi agrarian.

7) Sebagai output (as output). Contohnya: apa yang secara aktual

tengah disediakan seperti jumlah lahan yang diredistribusikan

dalam program reformasi agrarian dan jumlah penyewa yang

terkena dampaknya.

8) Sebagai hasil (as outcome). Contohnya: apa yang secara aktual

tercapai seperti dampak terhadap pendapatan petani dan standar

hidup.

9) Sebagai teori atau model (as theory or modeli). Contohnya apabila

kita meningkatkan insentifnterhadap industri manufaktur maka

output industri akan bertumbuh.

10) Sebagai sebuah proses (as process). Sebagai sebuah proses yang

panjang yang dimulai dengan issues lalu bergerak melalui tujuan

yang sudah di(setting), pengambilan keputusan untuk implementasi

dan evaluasi.10

Kebijakan dan politik menjadi istilah yang sama sekali berbeda. Bahasan

serta retorika kebijakan menjadi instrumen utama rasionalitas publik. Hal ini

seperti yang dikemukakan oleh Laswell sebagai berikut:

"The word policy commonly use to designate the most important choices

made either in organized or in private life... policy is free for many

undesirable connotation clustered about the word political, which is often

beleived to imply partisanship or corruption"

(kata "kebijakan" pada umumnya dipakai untuk menunjukan pilihan

terpenting yang diambil baik dalam kehidupan organisasi atau privat...

"kebijakan" bebas dari konotasi yang dicakup dalam kata politis yang

diyakini mengandung makna "keberpihakan" dan "korupsi") 11

Dari beberapa pengertian tentang kebijakan yang telah dikemukakan oleh

para ilmuan tersebut, kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakekatnya

studi tentang kebijakan (policy) mencakup pertanyaan : what, why, who, where,

10

Wicaksono, Loc. Cit. 11

Wicaksono, Op. Cit. h. 57

Page 39: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

and how. Semua pertanyaan itu menyangkut tentang masalah yang dihadapi

lembaga-lembaga yang mengambil keputusan yang menyangkut; isi, cara atau

prosedur yang ditentukan, strategi, waktu keputusan itu diambil dan dilaksanakan.

Disamping kesimpulan tentang pengertian kebijakan dimaksud, pada dewasa ini

istilah kebijakan lebih sering dan secara luas dipergunakan dalam kaitannya

dengan tindakan-tindakan pemerintah serta perilaku negara pada umumnya.

2.1.2 Pengertian Publik

Dalam bahasa Yunani, istilah public seringkali dipadankan pula dengan

istilah Koinon atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan kata common yang

bermakna hubungan antar individu.12

Oleh karenanya public seringkali

dikonsepkan sebagai sebuah ruang yang berisi aktivitas manusia yang dipandang

perlu untuk diatur atau diintervensi oleh pemerintah atau aturan sosial atau

setidaknya oleh tindakan bersama.

Istilah "publik" dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia didefinisikan

sebagai orang banyak, sekalian orang atau umum.13

Sedangkan dalam istilah

sehari-hari di Indonesia, kata publik lebih dipahami sebagai "negara" atau umum."

Hal ini dapat dilihat dalam menterjemahkan istilah-istilah public goods sebagai

barang barang umum, public transportation sebagai kendaraan umum atau public

administration sebagai administrasi negara. Publik itu sendiri berisi aktivitas

manusia yang dipandang perlu untuk diatur atau di intervensi oleh pemerintah

atau aturan sosial, atau setidaknya oleh aturan bersama.

12

Wicaksono. Op. Cit. 13

Poerwadarminta, Op. Cit. h. 771

Page 40: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Menurut W.F. Baber sebagaimana telah (dikutip oleh Massey, 1993)

dalam Parsons berpendapat bahwa sektor publik memiliki 10 ciri penting yang

membedakan dari sektor swasta, diantaranya adalah :14

a. Sektor publik lebih kompleks dan mengemban tugas-tugas yang lebih

ambigu,

b. Sektor publik lebih banyak menghadapi problem dalam

mengimplementasikan keputusan-keputusannya,

c. Sektor publik lebih memanfaatkan lebih banyak orang yang memiliki

motivasi yang sangat beragam,

d. Sektor publik lebih banyak memperhatikan usaha mempertahankan

peuang dan kapasitas,

e. Sektor publik lebih banyak memperhatikan kompensasi atas keegagalan

pasar,

f. Sektor publik lebih banyak melakukan aktivitas yang memiliki signifikasi

simbolik,

g. Sektor publik lebih ketat dalam menjaga standar komitmen dan legalitas,

h. Sektor publik mempunyai peluang yang lebih besar dalam merspon isuisu

keadilan dan kejujuran,

i. Sektor publik harus beroperasi demi kepentingan publik, dan

j. Sektor publik harus mempertahankan level dukungan publik minimal di

atas level yang dibutuhkan dalam industri swasta.

2.1.3 Pengertian Kebijakan Publik

14

Parsons, Wayne. 2005. Public Policy: Pengantar dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta :

Prenada Media. Hal : 10.

Page 41: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Sebelum menjelaskan tentang implementasi kebijakan publik terlebih

dahulu harus dimengerti apa yang dimaksud dengan kebijakan publik, dan

bagaimana langkah-langkah untuk mengimplementasikannya. Dari berbagai

kepustakaan dapat diungkapkan bahwa kebijakan publik dalam kepustakaan

Internasional disebut sebagai public policy, yang dipahami oleh Nugroho sebagai :

“Suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan

berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi

sesuai dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan

didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan

sanksi”15

Aturan atau peraturan tersebut secara sederhana kita pahami sebagai

kebijakan publik, jadi kebijakan publik ini dapat kita artikan suatu hukum. Akan

tetapi tidak hanya sekedar hukum namun kita harus memahaminya secara utuh

dan benar. Ketika suatu isu yang menyangkut kepentingan bersama dipandang

perlu untuk diatur maka formulasi isu tersebut menjadi kebijakan publik harus

dilakukan dan disusun dan disepakati oleh para pejabat yang berwenang dan

ketika kebijakan publik tersebut ditetapkan menjadi suatu kebijakan publik;

apakah menjadi Undang-Undang, apakah menjadi Peraturan Pemerintah atau

Peraturan Presiden termasuk Peraturan Daerah maka kebijakan publik tersebut

berubah menjadi hukum yang harus ditaati.

Kebijakan publik merupakan denyut nadi dari proses pemerintahan. Secara

sederhana kebijakan seringkali diartikan sebagai sebuah tindakan yang dilakukan

oleh pemegang kewenangan untuk memastikan tujuan-tujuan yang sudah

dirumuskan dan disepakati oleh publik bisa tercapai. Oleh karena itu, harus

15

Nugroho, Riant D. 2004. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo. Hal: 3.

Page 42: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

dipastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil semestinya benar-benar mampu

mewujudkan seluruh hasrat kepentingan dan tujuan-tujuan publik tersebut secara

optimal.

Banyak pendapat yang dikemukakan oleh para pakar kebijakan mengenai

pengertian kebijakan publik, dan kesemuanya tidak ada yang keliru dan saling

melengkapi. Dye mengatakan bahwa Public policy is whats government do, why

they do it, and what different it make (Kebijakan publik adalah segala sesuatu

yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan dan apa perbedaan yang

dihasilkan).16

Dalam bukunya yang lain, Understanding Public Policy beliau

menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah

untuk dilakukan dan tidak dilakukan.17

Menurut Santoso beliau mengemukakan pandangannya mengenai

kebijakan publik yakni :

”Pertama adalah pendapat para ahli yang menyamakan kebijaksanaan

publik dengan tindakan-tindakan pemerintah. Mereka cenderung untuk

menganggap bahwa semua tindakan pemerintah dapat disebut sebagai

kebijaksanaan publik. Kedua adalah pendapat dari para ahli yang

memberikan perhatian khusus pada pelaksanaan kebijaksanaan.”18

Sedangkan konsep kebijaksanaan publik menurut Easton dalam Thoha

mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :

”Alokasi nilai yang otoritatif untuk seluruh masyarakat akan tetapi hanya

pemerintahlah yang dapat berbuat secara otoritatif untuk seluruh

masyarakat, dan semuanya yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan

16

Wicaksono, Op. Cit. h. 63 17

Ibid. 18

Santoso, Amir. 1992. Analisis Kebijakan Publik: Suatu Pengantar, Jurnal Ilmu Politik Nomor 3.

Jakarta : Gramedia. Hal : 4.

Page 43: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

atau untuk tidak dikerjakan adalah hasil-hasil dari alokasi nilai-nilai

tersebut.”19

Masih menurut Easton dalam Agustino kebijakan publik merupakan

keputusan politik yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah. Karena

itu, kebijakan publik memiliki karakteristik yang khusus yaitu keputusan politik

tersebut dirumuskan oleh aktor yang memiliki otoritas atau wewenang dalam

sistem politik.20

18 Hal itu dapat diartikan bahwa mereka-mereka yang berotoritas

dalam sistem politik dalam rangka memformulasikan kebijakan politik itu adalah

orang-orang yang terlibat dalam urusan sistem politik sehari-hari dan mempunyai

tanggung jawab dalam suatu masalah tertentu dimana disatu titik mereka diminta

untuk mengambil suatu keputusan yang diterima dan mengikat sebagian besar

masyarakat dalam kurun waktu tertentu.

Selanjutnya Laswell salah seorang pakar kebijakan yang telah mendirikan

think-tank awal di Amerika yang dikenal dengan nama American Policy

Commission mendefinisikan Public policy is a projected program of goals, values

and practices (kebijakan publik sebagai suatu program yang diproyeksikan

dengan tujuan-tujuan tertentu, nilai-nilai tertentu dan praktek-praktek tertentu).21

Sedangkan Dunn dalam Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi kedua

berpendapat bahwa kebijakan publik adalah pola ketergantungan yang kompleks

dari pilihan-pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusankeputusan

untuk tidak bertindak, yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah.22

19

Thoha, Miftah. 2005. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. Hal : 60. 20

Agustino, Op. Cit. h. 8. 21

Nugroho, Op.Cit. h. 4 22

Dunn, Op.Cit. h. 44

Page 44: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Di sisi lain, kebijakan publik sangat berkait dengan administasi Negara

ketika public actor mengkoordinasi seluruh kegiatan berkaitan dengan tugas

dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat melalui berbagai

kebijakan publik/umum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan negara.

Untuk itu diperlukan suatu administrasi yang dikenal dengan “administrasi

negara.” Kebutuhan masyarakat tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh individu

atau kelompoknya melainkan diperlukan keterlibatan pihak lain yang dibentuk

oleh masyarakat itu sendiri. Pihak lain inilah yang kemudian disebut dengan

administrasi negara.

Selain itu juga Jenkins dalam Wahab merumuskan kebijakan publik

sebagai :

“A set of interlated decision taken by a political actor or groups of actors

concerning the selection of goal and the means of achieving thems within

the specified situasion where these decisions should, in principle be within

the power of these actors to achieve.”

(Serangkaian kegiatan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang

aktor politik atau sekelompok aktor politik berkenaan dengan tujuan yang

telah dipilih beserta cara untuk mencapainya dalam suatu situasi dimana

keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas

kewenangan kekuasaan dari para aktor tersebut).23

Dari penjelasan ini membawa implikasi tertentu terhadap konsep

kebijakan publik. Dimana kebijakan pada hakikatnya terdiri dari tindakan-

tindakan yang saling berkaitan dan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu

yang dilakukan pejabat-pejabat pemerintah dan bukan berdiri sendiri. Misalnya

kebijakan tidak hanya mencakup keputusan untuk membuat undang-undang

23

Abdul Wahab, Solichin. 1997. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan

Negara. Malang : Bumi Aksara. Hal : 4.

Page 45: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

dalam bidang itu, melainkan pula diikuti dengan keputusan-keputusan yang

bersangkut paut dengan implementasi dan pemaksaan pemberlakuannya.

Dari beberapa pengertian kebijakan publik yang telah diuraikan di atas dan

dengan mengikuti paham bahwa kebijakan itu harus mengabdi pada kepentingan

umum atau masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik

merupakan serangkaian keputusan yang ditetapkan oleh badan atau penjabat

pemerintah, dilaksanakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan dan

berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat.

Adapun Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006

tentang Pajak Restoran adalah bentuk kebijakan publik yang telah dilakukan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Serang. Tujuan pembentukan peraturan daerah

tersebut adalah sebagai salah satu ketentuan, tata cara dan landasan hukum dalam

segala hal yang berkaitan dengan pajak restoran khususnya jenis restoran official

assessment di wilayah Kabupaten Serang.

2.1.4 Implementasi Kebijakan

Kajian implementasi merupakan suatu proses merubah gagasan atau

program mengenai tindakan dan bagaimana kemungkinan cara menjalankan

perubahan tersebut. Implementasi kebijakan juga merupakan suatu proses dalam

kebijakan publik yang mengarah pada pelaksanaan dari kebijakan yang telah

dibuat. Dalam praktiknya, implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang

begitu kompleks, bahkan tidak jarang bermuatan politis karena adanya intervensi

dari berbagai kepentingan. Eugene mengungkapkan kerumitan dalam proses

implementasi sebagai berikut:

Page 46: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

“adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijaksanaan umum

yang kelihatannya bagus di atas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya

dalam kata-kata dan slogan-slogan yang kedengarannya mengenakan bagi

telinga para pemimpin dan para pemilih yang mendegarkannya. Dan lebih

sulit lagi untuk melaksanakannya dalam bentuk yang memuaskan semua

orang”.24

Hakekat dari implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang terencana

dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan didasarkan pada

kebijakan yang telah ditetapkan oleh otoritas berwenang. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Mazmanian dan Sabatier dalam bukunya Implementation and

Public Policy yang diterbitkan pada tahun 1983 mendefinisikan implementasi

kebijakan sebagai :

“Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-

undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-

keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.

Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang akan

diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai,

dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses

implementasinya”.25

Van Meter dan Van Horn mendefinisikan Implementasi Kebijakan sebagai

berikut :

“Policy implementation encompasses those actions by public and private

individuals (and groups) that are directed at the achievement of goals and

objectives set forth in prior policy decisions.”

(Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau

pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijaksanaan).26

Sementara Grindle merumuskan definisi yang berbeda dari beberapa

definisi-definisi di atas, beliau memandang implementasi sebagai berikut :

24

Agustino, Leo. 2006. Politik & Kebijakan Publik. Bandung : Aipi – Puslit KP2W Lemlit

Unpad. Hal: 153. 25

Ibid 26

Ibid

Page 47: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya,

dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang

telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual project

dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai”.27

Dari definisi-definisi di atas dapat diketahui bahwa implementasi

kebijakan membicarakan (minimal) 3 hal, yaitu:

a. Adanya tujuan atau sasaran kebijakan yang akan dicapai dengan adanya

penerapan kebijakan tersebut;

b. Adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan yang diejawantahkan

dalam proses implementasi;

c. Adanya hasil kegiatan, idealnya adalah tercapainya tujuan dari kebijakan

tersebut.

Berdasarkan uraian ini, dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan

merupakan suatu proses yang dinamis, di mana pelaksana kebijakan

melaksanakan aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan

suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Selain itu

perlu di ingat, bahwa implementasi kebijakan merupakan hal yang sangat penting

dalam keseluruhan tahapan kebijakan, karena melalui tahap ini keseluruhan

prosedur kebijakan dapat dipengaruhi tingkat keberhasilan atau tidaknya

pencapaian tujuan kebijakan tersebut. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan

oleh Udoji yaitu:

“the execution of policies is as important if not more important that

policy-making. Policies will remain dreams or blue prints file jackets

unless they are implemented”

(pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh

lebih penting dari pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan

27

Ibid

Page 48: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

berupa impian atau rencana yang bagus, yang tersimpan rapi dalam arsip

kalau tidak diimplementasikan).28

Dengan demikian implementasi kebijakan dimaksudkan untuk memahami

apa yang terjadi setelah suatu program dirumuskan, serta apa yang timbul dari

program kebijakan itu. Disamping itu implementasi kebijakan tidak hanya terkait

dengan persoalan administratif, melainkan juga mengkaji faktor-faktor lingkungan

yang berpengaruh terhadap proses implementasi kebijakan.

2.1.5 Pendekatan Implementasi Kebijakan

2.1.5.1 Pendekatan Top Down

Dalam pendekatan Top Down, implementasi kebijakan yang dilakukan

tersentralisir dan dimulai dari aktor tingkat pusat, dan keputusannya pun

diambil dari tingkat pusat. Pendekatan top down betitik tolak dari perspektif

bahwa keputusan-keputusan politik (kebijakan) yang telah ditetapkan oleh

pembuat kebijakan harus dilaksanakan oleh administrator-administrator atau

birokrat-birokrat pada level bawahnya. Jadi inti pendekatan top down adalah

sejauhmana tindakan para pelaksana (administrator dan birokrat) sesuai

dengan prosedur serta tujuan yang telah digariskan oleh para pembuat

kebijakan ditingkat pusat.29

Sedangkan pendekatan top-down menurut Parsons, model

implementasi inilah yang paling pertama muncul. Pendekatan top-down

memiliki pandangan tentang hubungan kebijakan implementasi seperti yang

tercakup dalam Emile karya Rousseau : ”Segala sesuatu adalah baik jika

28

Solichin, Abdul Wahab. 1997. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan

Negara. Malang. Hal: 59. 29

Agustino. Op. Cit. h : 140.

Page 49: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

diserahkan ke tangan Sang Pencipta. Segala sesuatu adalah buruk di tangan

manusia.”30

Masih menurut Parsons, model rasional ini berisi gagasan bahwa

implementasi adalah menjadikan orang melakukan apa-apa yang

diperintahkan dan mengontrol urutan tahapan dalam sebuah sistem.31

Beberapa scholar yang menganut aliran top-down diantaranya :

Donald Van Metter dan Carl Van Horn, Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier,

George C. Edward III, serta Merilee S. Grindle.

2.1.5.2 Pendekatan Bottom Up

Dalam pendekatan ini memandang bahwa implementasi kebijakan

tidak dirumuskan oleh lembaga yang tersentralisir dari pusat, akan tetapi

berpangkal dari keputusan-keputusan yang telah ditetapkan pada level warga

atau masyarakat yang merasakan sendiri persoalan dan permasalahan yang

dialami oleh masyarakat tersebut. Intinya pendekatan ini adalah model

implementasi kebijakan dimana formulasi kebijakan berada di tingkat warga,

sehingga mereka dapat lebih memahami dan mampu menganalisis kebijakan-

kebijakan apa yang cocok dengan sumberdaya yang tersedia di daerahnya,

sistem sosio-kultur yang mengada agar kebijakan tersebuut tidak

kontraproduktif, yang dapat menunjang keberhasilan kebijakan itu sendiri.32

Dalam penelitian ini model implementasi kebijakan yang peneliti

gunakan ialah pendekatan top down. Alasan peneliti mengunakan pendekatan

top down adalah karena hampir seluruh kebijakan publik yang di

30

Parsons. OP. Cit. h : 465. 31

Ibid. h : 468. 32

Agustino. Op. Cit. h : 156.

Page 50: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

implementasikan di indonesia menggunakan pendekatan top down yakni dari

pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

2.1.6 Implementasi Kebijakan Model Merilee S. Grindle

Berdasarkan beberapa teori dan model pendekatan implementasi kebijakan

publik yang ada, maka peneliti menggunakan salah satu teori dan model

pendekatan implementasi kebijakan yang diungkapkan oleh Merilee S. Grindle

yang beraliran top-down sebagai landasan teori dalam penelitian ini. Peneliti

memilih model Grindle berdasarkan sub variabel yang ada dalam teori tersebut.

Yang mampu menjawab permasalahan yang terjadi dalam implementasi Peraturan

Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran,

khususnya pada restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang.

Pendekatan implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Grindle

dikenal dengan Implementation as A Political and Administrative Process. Beliau

mendefinisikan implementasi kebijakan publik adalah, pengukuran keberhasilan

implementasi kebijakan dapat dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan

apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu melihat

pada action program dari individual projects dan yang kedua apakah tujuan

program tersebut tercapai. Berdasarkan model pendekatan yang diungkapkan oleh

Grindle, dijelaskan bahwa keberhasilan suatu implementasi kebijakan publik

ditentukan oleh tingkat implementability kebijakan itu sendiri yang terdiri dari 2

(dua) sub-variabel, yaitu :33

A. Content of Policy, yaitu :

33

Agustino. Op.Cit. h : 167.

Page 51: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

a. Interest affected (kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi)

Interest affected berkaitan dengan berbagai kepentingan yang

mempengaruhi suatu implementasi kebijakan. Indikator ini beragumen

bahwa suatu kebijakan dalam pelaksanaannya pasti melibatkan banyak

kepentingan, dan sejauhmana kepentingan-kepentingan tersebut membawa

pengaruh terhadap implementasinya, hal inilah yang akan diketahui lebih

lanjut.

b. Type of Benefits (jenis manfaat yang akan dihasilkan dari implementasi

kebijakan)

Pada poin ini menjelaskan bahwa dalam suatu kebijakan harus terdapat

beberapa jenis manfaat yang menunjukkan dampak positif yang dihasilkan

oleh pengimplementasian kebijakan yang akan dilaksanakan.

c. Extent of Change Envision (derajat perubahan yang ingin dicapai)

Setiap kebijakan mempunyai target yang hendak dan ingin dicapai.

Content of Policy yang ingin dijelaskan pada indikator ini adalah bahwa

seberapa besar perubahan yang hendak atau ingin dicapai melalui suatu

implementasi kebijakan harus mempunyai skala yang jelas.

d. Site of Decision Making (Letak pengambilan keputusan dari suatu

kebijakan yang akan diimplementasikan)

Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan memegang peranan penting

dalam pelaksanaan suatu kebijakan, maka pada bagian ini harus dijelaskan

dimana letak pengambilan keputusan dari suatu kebijakan yang akan

diimplementasikan.

Page 52: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

e. Program Implementer (pelaksana program yang kompeten dan kapabel

demi keberhasilan kebijakan)

Dalam menjalankan suatu kebijakan atau program harus didukung dengan

adanya pelaksana kebijakan yang kompeten dan kapabel demi

keberhasilan suatu kebijakan.

f. Resources Committed (sumber daya yang digunakan agar pelaksanaannya

berjalan dengan baik)

Pelaksanaan suatu kebijakan juga harus didukung oleh sumberdaya-

sumberdaya yang mendukung agar pelaksanaannya berjalan dengan baik.

B. Context of Policy, yaitu :

a. Power, Interest, and Strategy of Actor Involved (kekuasaan, kepentingan

dan strategi dari aktor yang terlibat)

Dalam suatu kebijakan perlu diperhitungkan pula kekuatan atau

kekuasaan, kepentingan serta strategi yang digunakan oleh para actor yang

terlibat guna memperlancarkan jalannya pelaksanaan suatu implementasi

kebijakan. Bila hal ini tidak diperhitungkan dengan matang, sangat besar

kemungkinan program yang hendak diimplementasikan tidak berjalan

dengan baik.

b. Institution and Regime Characteristic (karakteristik lembaga dan rezim

yang berkuasa)

Lingkungan dimana suatu kebijakan tersebut dapat dilaksanakan juga

berpengaruh terhadap keberhasilannya, maka pada bagian ini akan

Page 53: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

dijelaskan karakteristik dari suatu lembaga yang akan turut mempengaruhi

suatu kebijakan.

c. Compliance and Responsiveness (tingkat kepatuhan dan adanya respon

dari pelaksana dalam menanggapi suatu kebijakan).

Yang penting dalam proses pelakasanaan suatu kebijakan adalah

kepatuhan dan respon dari para pelaksana dalam menanggapi suatu

kebijakan.

Setelah pelaksanaan kebijakan yang dipengaruhi oleh isi atau konten dan

lingkungan atau konteks yang diterapkan, maka akan dapat diketahui apakah para

pelaksana kebijakan dalam membuat sebuah kebijakan sesuai dengan apa yang

diharapkan, juga dapat diketahui apakah suatu kebijakan dipengaruhi oleh suatu

lingkungan, sehingga tingkat perubahan yang diharapkan terjadi.

2.1.7 Pengertian Pajak

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

baik materil maupun spiritual, untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu

memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk

mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan

pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa

pajak.

Pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P.J.A.Adriani dalam

Brotodiharjo yakni, pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan)

yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,

Page 54: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

dengan tidak mendapat prestasi/kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang

gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan

tugas negara yang menyelengarakan pemerintahan.34

Sedangkan pajak menurut Djaja Diningrat dalam Waluyo adalah sebagai

berikut :

“Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaaan ke

kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perebutan yang

memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut

peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak

ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara

kesejahteraan secara umum”.35

Sedangkan menurut Soemitro dalam pajak didefiniskan sebagai iuran

rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan

dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.36

Dari beberapa definisi dan unsur yang telah dikemukakan diatas dapat

ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri atau unsur pokok yang terdapat pada

pengertian pajak, yaitu :37

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang

Merupakan hal yang sangat mendasar dalam pemungutan pajak, yang

harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan. Pada hakikatnya yang

memikul beban pajak adalah rakyat, masalah tax base dan taxe rate harus

melalui persetujuan rakyat yang diwakili oleh lembaga perwakilan rakyat.

34

Brotodiharjo, R. Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung : PT. Refika Aditama.

Hal : 21. 35

Waluyo. 2006. Perpajakan Indonesia Edisi Keenam. Jakarta : Salemba Empat. Hal : 3. 36

Soemitro, Rochmat. 1991. Pajak Ditinjau Dari Segi Hukum. Bandung : Eresco. Hal : 5. 37

Devano, Sony. Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu. Jakarta : Prenada

Media Group. Hal : 23-25.

Page 55: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Hasil persetujuan tersebut dituangkan dalam suatu undang-undang yang harus

dipatuhi oleh setiap pihak yang dikenakan kewajiban perpajakan.

2. Pajak dapat dipaksakan

Jika tidak dipenuhinya kewajiban perpajakkan maka wajib pajak dapat

dikenakan tindakan hukum oleh pemerintah berdasarkan undang-undang.

Fiskus selaku pemungut pajak dapat memaksakan wajib pajak untuk

mematuhi dan melaksanakan kewajiban perpajakannya.

3. Diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah

Pemerintah dalam menjalankan fungsinya, seperti melaksanakan

ketertiban, mengusahakan kesejahteraan, melaksanakan fungsi pertahanan,

dan fungsi penegakan keadilan, membutuhkan dana untuk pembiayaannya.

Dana yang diperoleh dari rakyat dalam bentuk pajak, yang digunakan untuk

memenuhi biaya atas fungsi-fungsi yang harus dilakukan pemerintah tersebut.

4. Tidak dapat ditunjukkannya kontraprestasi secara langsung

Wajib pajak tidak mendapatka imbalan secara langsung dengan apa yang

telah dibayarkannya kepada pemerintah. Wajib pajak hanya dapat merasakan

secara tidak langsung bentuk-bentuk kontraprestasi dari pemerintah. Seperti

melihat banyak dibangunnya fasilitas umum dan prasarana yang dibiayai dari

APBN atau APBD.

5. Berfungsi sebagai budgeter dan regulerend

Fungsi budgertair (anggaran), pajak berfungsi mengisi kas negara atau

anggaran pendapatan negara, yang digunakan untuk keperluan pembiayaan

umum pemerintah baik rutin maupun untuk pembangunan. Fungsi regulerend

Page 56: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

adalah pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau alat untuk

melaksanakan kebijakan yang ditetapkan negara dalam bidang ekonomi sosial

untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.7.1 Fungsi Pajak

Pajak memiliki kegunaan dan manfaat pokok dalam meningkatkan

kesejahteraan umum. Ada 2 (dua) macam fungsi pajak, yaitu :38

1. Fungsi Budgetair

Pajak sebagai sumber keuangan negara untuk membiayai pengeluaran-

pengeluarannya baik pengeluaran yang bersifat rutin maupun untuk

pembangunan. Faktor-faktor yang berperan penting dalam

memengaruhi dan menentukan optimalisasi pemasukan dana ke kas

negara melalui pemungutan pajak kepada warga negara antara lain:

a. Kejelasan dan kepastian peraturan perundang-undangan

perpajakan. Undang-undang yang jelas, sederhana, mudah

dimengerti akan memberi penafsiran yang sama bagi wajib pajak

dan fiskus. Kesadaran dan kepatuhan pemenuhan kewajiban

perpajakan akan terbentuk dengan peraturan yang tidak berbelit-

belit, serta lokasi kantor penerima pajak yang mudah dicapai akan

mengurangi beban pajak bagi wajib pajak.

b. Tingkat intelektual masyarakat. Dengan tingkat intelektual yang

cukup baik, secara umum maka akan makin mudah bagi wajib

pajak untuk memahami peraturan perundang-undangan perpajakan

38

Devano. Op. Cit. h : 26-28.

Page 57: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

yang berlaku dan tentunya akan dapat melaksanakan administrasi

perpajakan, seperti menghitung pajak terutang atau mengisi surat

pemberitahuan. Dengan pengetahuan yang cukup dan pendidikan

yang tinggi tentunya juga akan dapat memahami bahwa dengan

tidak memenuhi peraturan maka akan menerima sanksi, baik sanksi

administrasi maupun pidana fiskal. Maka, akan diwujudkan

masyarakat yang sadar pajak dan mau memenuhi kewajiban

perpajakannya.

c. Kualitas petugas pajak (intelektual, keterampilan, integritas, moral

tinggi). Kualitas petugas pajak sangat menentukan efektivitas

undang-undang dan peraturan perpajakan. Petugas pajak

hendaknya menyadari bahwa semua tindakan yang dilakukan serta

sikap terhadap wajib pajak dalam rangka pelaksanaan tugasnya

mempunyai pengaruh langsung terhadap kepercayaan masyarakat

akan sistem perpajakan secara keseluruhan.

d. Sistem administrasi perpajakan yang tepat. Administrasi

perpajakan hendaklah merupakan prioritas tertinggi karena

kemampuan pemerintah untuk menjalankan fungsinya secara

efektif bergantung kepada jumlah uang yang dapat diperolehnya

melalui pemungutan pajak. Unit-unit penting sebagai kunci

strategis dalam organisasi pengadministrasian (Kantor Pelayanan

Pajak) sebagai operating arms dari pemerintah, harus memiliki

sistem administrasi pajak yang tepat.

Page 58: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

2. Fungsi Regulerend

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Disamping usaha untuk

memasukkan uang untuk kegunaan kas negara, pajak dimaksudkan

pula sebagai usaha pemerintah untuk andil dalam hal mengatur dan

bilamana perlu mengubah susunan pendapatan dan kekayaan dalam

sektor swasta. Contoh: Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-

barang mewah maksudnya untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.

Dalam hal ini pajak restoran memiliki fungsi sebagai salah satu sumber

pemasukan kas negara atau dengan kata lain fungsi budgetair. Dalam

penelitian ini lebih khususnya restoran-restoran yang ada di Kabupaten Serang

ini memberi pemasukan terhadap pendapatan asli daerah (PAD).

2.1.7.2 Penggolongan Jenis Pajak

Berdasarkan lembaga pemungutannya pajak di Indonesia terbagi atas 2

(dua) yakni :39

a. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

dikelola oleh Departemen Keuangan (Direktorat Jenderal Pajak).

Penerimaannya masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN), antara lain:

a) Pajak Penghasilan

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah (PPnBM)

39

Devano. Op.Cit. h : 45.

Page 59: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

c) Pajak Bumi dan Bangunan

d) Pajak/Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

e) Bea Meterai

Sebagian dari pajak pusat tersebut hasil penerimaannya dibagikan

kepada pemerintah daerah yakni:

a) Hasil penerimaan PPh Orang Pribadi dalam negeri dan PPh pasal 21

dibagi dengan imbangan 80% untuk pemerintah pusat dan 20% untuk

pemerintah daerah.

b) Hasil penerimaan PBB dibagi dengan imbangan 10% untuk

pemerintah pusat dan 90% untuk pemerintah daerah.

c) Hasil Penerimaan BPHTB dibagi dengan imbangan 20% untuk

pemerintah pusat dan 80% untuk pemerintah daerah.

b. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda). Hasil penerimaannya

masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Jenis-jenis

Pajak Daerah antara lain:

a. Jenis Pajak Propinsi, terdiri dari:

1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

Permukaan.

b. Jenis Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari

1. Pajak Hotel

2. Pajak Restoran

3. Pajak Hiburan

4. Pajak Reklame

Page 60: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C

7. Pajak Parkir

Pemerintah daerah selain memungut pajak juga melakukan

pemungutan retribusi yang terdiri dari:

1. Retribusi Jasa Umum

2. Retribusi Jasa Usaha

3. Retribusi Perizinan Tertentu

Sistem pemungutan pajak suatu negara menganut 2 (dua) sistem yakni : 40

1. Official Assesment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh wajib pajak.

2. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib

pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

2.1.8 Pengertian Pajak Daerah dan Pajak Restoran

Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 1,41

Pajak daerah

adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah

tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan

40

Devano. Op. Cit. h : 80. 41

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun

1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pasal 1 angka 6.

Page 61: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Beberapa ahli keuangan daerah mengusulkan beberapa tolak ukur untuk

menilai keberhasilan pajak daerah. Suparmoko (2001: 57-58) menjelaskan bahwa

masing-masing tolak ukur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Hasil Pemungutan Pajak (yield) harus cukup memadai dalam kaitannya

dengan pelayanan jasa yang diberikan pemerintah. Demikian pula

harus diperkirakan dampak pajak tersebut terhadap timbulnya kenaikan

harga atau inflasi, pertumbuhan penduduk, serta apakah hasil atau

pendapatan dari pajak yang bersangkutan sebanding dengan biaya

pemungutannya.

2. Agar terdapat keadilan (equity), maka pemungutan pajak harus disertai

dengan dasar pajak dan tarif pajak yang jelas, serta tidak sewenag-

wenang. Pajak tersebut harus dirasakan adil baik itu secara horisontal

ataupun vertikal. Adil secara horisontal artinya pajak dirasakan sama

bebannya bagi bernagai kelompok yang berbeda tetapi dengan

kekuatan ekonomi yang sama. Sedangkan adil secara vertikal artinya

kelompok yang mempunyai sumber daya ekonomi yang lebih kuat

wajib membayar pajak yang lebih besar dibanding dengan kelompok

yang berpenghasilan lebih lemah (rendah).

3. Pajak hendaknya menimbulkan semangat untuk bekerja, menabung

maupun menginvestasi, atau minmal tidak menghambat kegiatan

ekonomi di daerah yang bersangkutan (Economic effisiency).

Page 62: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

4. Pajak yang dikenakan pada wajib pajak harus dapat dilaksanakan oleh

pemerintah daerah. Jangan sampai pajak yang sudah ditetapkan tidak

dapat dilaksanakan secara politik maupun administratif (Ability to

implement).

5. Pajak harus cocok (suitability) sebagai sumber pendapatan di daerah

yang bersangkutan. Artinya adalah pajak tersebut harus jelas, tidak

mudah dihindari pembayarannya, beban pajak tidak mudah digeserkan

kepada pihak lain, tidak mendorong berpindahnya objek pajak ke

daerah lain, sedapat mungkin tidak mempertajam perbedaan antar

daerah, dan pajak tidak menciptakan beban yang terlalu besar pada

keuangan daerah.

Adapun tarif maksimal dari pajak-pajak daerah tersebut disajikan di dalam

tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Jenis dan Tarif Pajak Daerah

Jenis Pajak

Tarif

Pajak

(%)

Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas

Air 5

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan

Kendaraan di Atas Air 10

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 5

Pajak Pengambilan dan Pemamfaatan Air Bawah

Tanah dan Air Permukaan 20

Pajak hotel 10

Pajak Restoran 10

Pajak Hiburan 35

Pajak Reklame 25

Pajak Penerangan Jalan 10

Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 20

Pajak Parkir 20 Sumber : Diolah dari Pasal 3 Ayat 1 UU No.34 Th 2000

Page 63: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Walaupun ditetapkan batasan tarif pajak yang paling tinggi, terdapat

pengaturan yang berbeda tentang penetapan tarif pajak oleh pemerintah daerah

antara pajak Provinsi dengan pajak Kabupaten/Kota. Saat ini penetapan tarif pajak

Provinsi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak

Daerah, yang menetapkan tarif pajak tertentu yang berlaku sama untuk semua

provinsi. Sementara itu, untuk tarif pajak Kabupaten/Kota Peraturan Pemerintah

Nomor 65 Tahun 2001 menetapkan tarif pajak paling tinggi, yang ditetapkan

dengan peraturan daerah (Perda).42

Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota juga diperkenankan untuk

membuat jenis Pajak Daerah yang baru selain daripada pajak-pajak yang

disebutkan dalam undang-undang tersebut sesuai dengan keadaan dan potensi

daerahnya masing-masing, sepanjang jenis pajak baru tersebut memenuhi kriteria

sebagai berikut :43

1. bersifat pajak dan bukan retribusi

2. objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah Kabupaten/Kota

yang bersangkutan dan menpunyai mobilitas yang cukup rendah serta

hanya melayani masyarakat di wilayah daerah Kabupaten/Kota yang

bersangkutan.

3. objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan

umum

4. objek pajak bukan merupakan objek pajak Propinsi dan/atau objek pajak

pusat.

5. potensinya memadai.

6. tidak memberikan dampak ekonomi yang negative

7. memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat; dan

8. menjaga kelestarian lingkungan.

42

Siahaan, Marihot P. 2005. Pajak Daerah & Retribusi Daerah. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada. hal : 62. 43

Siahaan. Loc. Cit

Page 64: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran.44

Selain itu, pajak

restoran dapat pula diartikan sebagai pungutan daerah atas dasar pelayanan

restoran.45

Dalam pemungutan pajak restoran terdapat beberapa terminologi yang

perlu diketahui. Terminologi tersebut dapat dilihat berikut ini :46

1. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang

disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan

catering.

2. Pengusaha restoran adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun,

yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaanya melakukan usaha di

bidang rumah makan.

3. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima sebagai

imbalan atas penyerahan barang atau pelayanan, sebagai pembayaran

kepada pemilik rumah makan.

4. Bon penjualan (bill) adalah bukti pembayaran, yang sekaligus sebagai

bukti pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak pada saat mengajukan

pembayaran atas pembelian makanan dan atau minuman kepada subjek

pajak.

Pemungutan pajak restoran di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar

hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh masyarakat dan pihak

44

Didasarkan pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. 45

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran. Pasal 1

angka 6. 46

Siahaan. Op.Cit. h : 272.

Page 65: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

yang terkait. Dasar hukum pemungutan pajak restoran pada suatu Kabupaten atau

Kota adalah sebagaimana di bawah ini :47

1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan

atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

2. Peratutran Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

3. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang Pajak

Restoran.

4. Keputusan Bupati/Walikota yang mengatur tentang Pajak Restoran

sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak Restoran

pada kabupaten/kota dimaksud.

Adapun Objek pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan restoran

dengan pembayaran. Adapun yang termasuk dalam objek pajak restoran menurut

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran yaitu; rumah makan, cafe, bar, dan sejenisnya. Pelayanan di restoran

atau rumah makan meliputi penjualan makanan dan atas minuman di restoran/

rumah makan, termasuk penyediaan penjualan makanan/minuman yang

diantar/dibawa pulang. Sedangkan, Pada pajak restoran tidak semua pelayanan

yang diberikan oleh restoran/rumah makan dikenakan pajak. Ada beberapa

pengecualian yang tidak termasuk objek pajak, yaitu :48

a. Pelayanan usaha jasa boga atau catering, dan

b. Pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah makan yang

peredarannya tidak melebihi batas tertentu yang ditetapkan dengan

47

Ibid 48

Siahaan. Op. Cit. h : 274

Page 66: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

peraturan daerah, misalnya saja tidak melebihi Rp 30.000.000,00 per

tahun.

Pada pajak restoran yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau

badan yang melakukan pembayaran kepada restoran. Secara sederhana yang

menjadi subjek pajak adalah konsumen yang menikmati dan membayar pelayanan

yang diberikan oleh pengusaha restoran. Sementara itu, yang menjadi wajib pajak

adalah pengusaha restoran, yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun

yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang

rumah makan.

2.2 Deskripsi Kebijakan

2.2.1 Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang

Pajak Restoran.

Dalam teori kebijakan dikatakan, bahwa setiap kegiatan yang dilakukan

oleh pemerintah haruslah memiliki landasan hukum yang digunakan sebagai dasar

acuan dalam bertindak. Selain itu, dengan adanya landasan hukum tersebut

menunjukan adanya legitimasi dari masyarakat kepada pemerintah untuk dapat

melaksanakan fungsinya sebagai penyelenggara pemerintahan. Tujuan dari

adanya landasan hukum dalam kegiatan pemerintahan adalah agar tidak terjadi

tindakan menyimpang yang dapat merugikan masyarakat.

Demikian juga halnya dalam pemungutan pajak restoran di Kabupaten

Serang. Pemungutan pajak restoran di Kabupaten Serang diatur oleh Peraturan

Daerah Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran. Secara umum peraturan

daerah ini berisi tentang segala hal yang berhubungan dengan proses pemungutan

Page 67: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

pajak restoran di Kabupaten Serang. Peraturan daerah yang digunakan saat ini

merupakan peraturan perubahan pertama dalam peraturan pajak restoran di

Kabupaten Serang. Awalnya adalah Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5

Tahun 2002 yang kemudian mengalami perubahan pertama menjadi Peraturan

Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006. Karena perlu disesuaikan

dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah,

maka Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pajak

Restoran perlu disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan saat ini. Oleh

karena itu peraturan daerah tersebut menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 dan sampai saat ini masih digunakan.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran ini mengatur segala kegiatan pemungutan pajak restoran di wilayah

Kabupaten Serang. Hal-hal yang diatur dalam peraturan daerah ini diantaranya

adalah mengenai:

a. Obyek dan subyek pajak restoran,

b. Struktur dan besarnya tarif yang dikenakan kepada wajib pajak restoran,

c. Tata cara pemungutan pajak restoran,

d. Tata cara perhitungan dan penetapan pajak restoran,

e. Sanksi yang dikenakan kepada subyek pajak restoran yang tidak

membayar,

f. Tata cara pembayaran pajak restoran dan;

g. Pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak.

Page 68: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini merupakan suatu gambaran alur

berpikir peneliti dalam penelitian untuk mengetahui bagaimana alur berpikir

peneliti dalam menjelaskan permasalahan penelitian.

Penelitian tentang Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor

11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis Official

Assessment di Kabupaten Serang) ini menggunakan model implementasi

kebijakan yang diungkapkan oleh Merilee S. Grindle Yaitu Implementation as A

Political and Administrative Process. Berdasarkan metode pendekatan

implementasi kebijakan publik yang dikembangkan oleh Grindle dikatakan bahwa

terdapat dua sub variabel yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik,

yaitu isi kebijakan (content of policy) dan konteks implementasinya (context of

policy) yang harus diperhatikan dengan berbagai dimensi yang terdapat pada

kedua sub variabel.

Namun dalam penelitian ini, peneliti menelaah dari dimensi Content of policy

(isi kebijakan); Extent of Change Envision berkaitan dengan seberapa besar

perubahan yang ingin dicapai melalui suatu implementasi kebijakan, Site of

decision making berkaitan dengan letak pengambilan keputusan dari suatu

kebijakan yang akan diimplementasikan, Program implementer berkaitan dengan

pelaksana kebijakan yang kompeten dan kapabel demi keberhasilan suatu

kebijakan, Resources committed berkaitan dengan sumber daya yang mendukung

agar pelaksanaanya berjalan dengan baik. Kemudian dari segi Context of policy

yakni dilihat dari Compliance and responsiveness berkaitan dengan kepatuhan dan

Page 69: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

respon dari pelaksana dalam menanggapi suatu kebijakan. Untuk lebih jelasnya,

kerangka berpikir penulis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

ini :

Page 70: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Feedback

Teori Merilee S. Grindle :

Content of Policy

a. Extent of Change Envision

(derajat perubahan yang ingin

dicapai)

b. Site of Decision Making (letak

pengambilan keputusan)

c. Program Implementer

(pelaksana program)

d. Resource Commited (sumber

daya yang digunakan)

Context of Policy

f. Compliance and responsiveness

(tingkat kepatuhan dan adanya

respon dari pelaksana)

(Agustino, 2006 : 168)

Masalah-masalah

1. Kurangnya informasi atau

sosialisasi mengenai peraturan

daerah tentang perpajakan

belum sepenuhnya menyentuh

masyarakat atau wajib pajak.

Sehingga tingkat pengetahuan

masyarakat atau wajib pajak

mengenai perda pajak masih

rendah.

2. Kurangnya sumber daya

manusia (SDM) baik dalam

kualitas maupun kuantitas

sehingga dapat memperlambat

pelaksanaan implementasi

peraturan daerah.

3. Belum meratanya sarana dan

prasarana yang mendukung

sebagai aksesbilitas wajib pajak

restoran.

4. Kesadaran hukum wajib pajak

masih rendah.

Kontribusi Pajak Restoran

semakin signifikan / baik

terhadap PAD

Implemetasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun

2006 tentang Pajak Restoran , khususnya restoran

jenis official assessment

Page 71: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Dari gambaran tersebut, dapat dilihat alur pemikiran penulis yang dimulai

dengan merumuskan masalah-masalah yang ditemukan pada saat observasi pra

penelitian dalam implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11

Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, khususnya pada restoran jenis official

assessment di Kabupaten Serang. Kemudian dalam penelitian ini peneliti akan

mengkaitkan sub variabel yang terdapat pada teori Grindle, dengan berbagai

kejadian atau peristiwa yang terjadi dilapangan.

Apabila variabel-variabel yang terdapat pada teori tersebut tidak dapat

mendukung satu sama lain, maka dari itu, pelaksanaan implementasi yang baik

adalah melaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terkandung di

dalam peraturan tersebut serta relevan dengan penelitian.

Page 72: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh penelitian dalam

mengumpulkan data penelitiannya.49

Sedangkan menurut Sugiyono, metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu.50

Pendekatan masalah yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang dilakukan untuk mengetahui

bagaimana implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun

2006 tentang Pajak Restoran khususnya restoran jenis official assessment di

Kabupaten Serang.

Pendekatan ini menghasilkan temuan yang diperoleh dari data-data yang

dikumpulkan dengan menggunakan beragam sarana. Sarana itu meliputi

pengamatan dan wawancara, mencakup dokumen, buku catatan, tape-recorder

dan kamera. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,

suatu data yang mengandung makna atau data yang sebenarnya. Penelitian

kualitatif ini juga tidak semata-mata mencari kebenaran, tetapi pada pemahaman

peneliti terhadap apa yang diteliti.51

49

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka

Cipta. Hal : 136. 50

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Hal. 2 51

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta. Hal : 3.

Page 73: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

3.2 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tentang Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang) yang menjadi instrumen utama atau alat

penelitian adalah peneliti sendiri. Menurut Moleong, pencari tahu alamiah

(peneliti) dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai

alat pengumpul data.52

Sedangkan Irawan mengatakan bahwa dalam sebuah

penelitian kualitatif yang menjadi instrumen terpenting adalah peneliti sendiri.53

Namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan

akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat

melengkapi data dan membandingkan dengan data yang ditemukan melalui

observasi dan wawancara yang dilakukan dengan cara peneliti terjun sendiri

kelapangan.

3.3 Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif tidak mengunakan istilah populasi, tetapi oleh

Spadley dinamakan ”social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga

elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut terdapat dirumah berikut

keluarga dan aktivitasnya, atau orang-orang di sudut jalan yang sedang bercakap-

cakap, atau ditempat kerja, di kota, desa, atau wilayah suatu negara. Sampel dalam

52

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Hal. 19 53

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta :

DIA FISIP Universitas Indonesia. Hal : 17.

Page 74: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber,

partisipan atau informan.54

Dilihat dari sumber data, pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu dengan cara mengumpulkan data primer dan data sekunder yang

berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Adapun sumber-sumber data

tersebut sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada peneliti. Data ini berupa jawaban dari hasil wawancara dengan

pegawai dinas pengelola keuangan dan aset daerah, pengusaha restoran

sebagai wajib pajak restoran official assessment di Kabupaten Serang.

Tabel 3.1

Data Primer

Pegawai Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

No Nama Pangkat/Gol Jabatan Deskripsi Tugas

1 Drs. E.M. Rudi

Affandi. MM. 4a

Seksi

Pendaftaran &

Penagihan.

Berperan dalam pendataan wajib

pajak restoran di kantor DPKAD

2

Toto Sunarto. SE. 3a

Seksi Dana

Perimbangan

dll Pendapatan

Daerah Yang

Sah

Bertugas memonitoring

penerimaan dana yang masuk

3 Yanto. E. Halimi 2a

Staf Bagian

Penetapan &

Penagihan

Berperan dalam penagihan pajak

restoran yang turun langsung ke

lapangan

4 Hanifah 2a

Pelaksana

Seksi

Penetapan &

Penagihan

Berperan mengurusi data-data

penerimaan pajak yang masuk

dan yang dilaporkan. Sumber : Data Primer Penelitian 2009.

54

Sugiyono. Op. Cit. h : 49-50.

Page 75: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Tabel 3.2

Data Primer

Pengusaha Restoran Official Assessment

No Nama Nama Restoran

Lama

Usaha Alamat Restoran

1 Ace

Restoran Pondok

Karang Bolong 10 th

Jl. Raya Anyer Km. 35 Karang

Suraga Cinangka

2

Ian

Rahmat

Firdaus

Restoran Nasi

Uduk Tempo

Doeloe 6 th Jl. Raya Anyer Bandulu Anyar

3 Nugroho S

Restoran Pondok

Kembang Sari 20 th Jl. Raya Anyer Cikoneng Anyar

4 Sustira

Restoran Pondok

Sanghyang 16 th Jl. Raya Anyer Cikoneng Anyar

5 Suwarsih RM. Mbok Sarikah 25 th Jl. Raya Anyer Cikoneng Anyar

6 Tb. Alam

Nirmala

Bakmi Tebet

Cabang Anyer 5 th

Jl. Raya Kr. Bolong Anyer No.

60 Ds. Anyer

7 Tuti

Sugiarti

Restoran Ujung

Pandang 8 th

Jl. Raya Sirih Ds. Cikoneng

Anyar Sumber : Data Primer Penelitian 2009.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada peneliti. Seperti, studi kepustakaan yang berguna untuk

memperoleh data yang akurat dari literatur, jurnal ilmiah dan artikel

yang ada sebelumnya serta ada hubnungannya dengan yang diteliti.

Selain itu dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan

dengan berbagai teknik, antara lain :

a. Wawancara (interview)

Page 76: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti. Menurut Esterberg (2002) dalam

Sugiyono, wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu.55

Percakapan dalam wawancara itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee).

Wawancara dalam penelitian kualitatif bersifat mendalam (indept

interview). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi

menyangkut masalah yang diajukan di dalam penelitian. Wawancara

dilakukan kepada informan yang dianggap menguasai masalah penelitian.

Esterberg dalam Sugiyono, mengemukakan beberapa macam

wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur dan

terstruktur.56

Dalam wawancara terstruktur, pewawancaranya menetapkan

sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Maka

wawancara tak terstruktur sangat berbeda dalam hal waktu bertanya dan

memberikan respon, yaitu cara ini lebih bebas iramanya. Pertanyaan

biasanya tidak disusun terlebih dahulu, tetapi disesuaikan dengan keadaan

dan ciri yang unik dari informan, pelaksanaan tanya jawab mengalir

seperti dalam percakapan sehari-hari.

55

Ibid. h : 72 56

Ibid. h : 73

Page 77: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur

dan terbuka dalam melakukan wawancara. Pada penelitian ini disusun

bukan berupa daftar pertanyaan, akan tetapi hanya berupa poin-poin pokok

yang akan ditanyakan pada informan dan dikembangkan pada saat

wawancara berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar proses wawancara

berlangsung secara alami dan mendalam seperti yang diharapkan dalam

penelitian kualitatif. Berikut beberapa poin-poin pokok tersebut

diantaranya :

1) Mengenai implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, khususnya

restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang.

2) Mengenai faktor penghambat dalam pengimplementasian Perda

Kabupaten Serang No. 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran

di Kabupaten Serang.

3) Mengenai usaha untuk mengatasi hambatan dalam

pengimplementasian Perda Kabupaten Serang No. 11 Tahun

2006 tentang Pajak Restoran di Kabupaten Serang.

b. Observasi (observation)

Observasi atau yang lebih umum dikenal dengan pengamatan menurut

Moleong adalah kegiatan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari

segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan dan

Page 78: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

sebagainya.57

Dalam penelitian ini yang digunakan ialah teknik observasi

nonpartisipan (nonparticipant observation). Menurut Sugiyono observasi

nonpartisipan ialah peneliti tidak terlibat langsung didalam aktivitas orang-

orang yang sedang diamati dan peneliti disini hanya sebagai pengamat

independen.58

Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat dengan kegiatan

sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber data penelitian.

Observasi ini dilakukan bertujuan untuk melakukan pembuktian

terhadap informasi yang diberikan dengan fakta yang terjadi di lapangan.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode ilmiah

dan bukan melakukan pengamatan biasa. Maka dari itu, dengan observasi

peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi informan, sehingga

peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

c. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan salah satu sumber data sekunder yang diperlukan

dalam sebuah penelitian. Menurut Guba & Lincoln dokumen adalah setiap

bahan tertulis ataupun film, gambar dan foto-foto yang dipersiapkan

karena adanya permintaan seorang penyidik.59

Selanjutnya studi

dokumentasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data melalui

bahan-bahan tertulis yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga yang menjadi

obyek penelitian, baik berupa prosedur, peraturan-peraturan, gambar,

57

Moleong, Op. Cit. h : 126. 58

Sugiyono, Op. Cit. h : 166. 59

Ibid. h : 126

Page 79: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

laporan hasil pekerjaan serta berupa foto ataupun dokumen elektronik

(rekaman).

3.4 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive

sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel sumber data, dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut

dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai

pengusaha sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial

yang diteliti.60

Sehingga dalam penelitian ini informan yang saya ambil adalah pegawai dinas

pengelola keuangan dan aset daerah Kabupaten Serang sebagai informan kunci

dalam implementasi perda pajak restoran khususnya restoran official assessment

dan Pengusaha restoran sebagai wajib pajak yang sistem pemungutan pajaknya

official assessment.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisa data dilakukan pada saat pengumpulan

data langsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Menurut Bogdan & Biklen analisis data kualitatif adalah:

”upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

60

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Hal : 53-54.

Page 80: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain.”61

Dalam penelitian kualitatif, kegiatan analisis data dimulai sejak peneliti

melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya penelitian. Analisis

data dilakukan secara terus-menerus tanpa henti sampai data tersebut bersifat50

jenuh. Dalam prosesnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model

interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles & Huberman, yaitu selama proses

pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan penting, diantaranya; reduksi data

(data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (verification).

Apabila proses tersebut digambarkan nampak sebagai berikut :

Gambar 3.1

Analisis data menurut Miles & Huberman62

61

Moleong. Op. Cit. h : 248. 62

Miles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia Press: Jakarta. Hal. 16

Data Collection

Data Display

Data Reduction

Conclusions

drawing/verification

Page 81: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan

melakukan kegiatan berulang-ulang secara terus-menerus. Ketiga hal utama itu

tersebut merupakan sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan

sesudah pengumpulan data. Ketiga kegiatan di atas dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan.63

Data yang

diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, kompleks dan rumit.

Untuk itu perlu dicatat secara rinci dan teliti. Kemudian segera dilakukan

analisis data melalui reduksi data. Reduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari kembali bila

diperlukan. Reduksi data ini membantu untuk memberikan kode-kode

pada aspek tertentu.

2. Penyajian data (data display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Display data merupakan cara memaparkan hasil

temuan dari penelitian. Dalam penelitian kualitatif ini, penyajian data

63

Ibid

Page 82: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau teks naratif selain itu

dapat berupa grafik, matriks, network (jaringan kerja) dan chart.64

Dengan

mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification)

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, yaitu

menyimpulkan dari temuan-temuan penelitian untuk dijadikan suatu

kesimpulan penelitian untuk dijadikan suatu kesimpulan. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang kredibel.65

Oleh karena itu kesimpulan harus diverifikasi

selama penelitian berlangsung.

3.6 Pengujian Validitas Data dan Reliabilitas Data

Menurut Sugiono, validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi

pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.66

Dengan

demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang

64

Ibid. 65

Sugiyono. Op. Cit. h : 252. 66

Ibid.

Page 83: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

dilaporkan oleh peneliti dengan yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.

Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal yang berkenaan

dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai, dan validitas

eksternal yang berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat

digeneralisasikan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.

Sedangkan reliabilitas dalam penelitian kualitatif sangat berbeda dengan

yang terdapat pada penelitian kuantitatif. Bila dalam penelitian

kuantitatifreliabilitas berkenaan dengan konsistensi data, dimana bila terdapat

peneliti yang melakukan penelitian pada obyek yang sama, maka akan

mendapatkan data yang sama. Maka dalam penelitian kualitatif tidak demikian,

suatu realitas (social situation) bersifat majemuk dan dinamis, sehingga tidak ada

data yang bersifat konsisten dan berulang seperti semula.

Untuk menguji validasi data pada penelitian ini dilakukan melalui teknik

triangulasi. Triangulasi dalam pengujian ini diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan

demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan

waktu.67

a. Triangulasi Sumber

Pengujian Kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data

yang diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini untuk

menguji kreadibilitasi data tentang implementasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran

67

Ibid. h : 125

Page 84: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

khususnya restoran official assessment, maka pengumpulan dan

pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke pegawai dinas

pengelola keuangan dan aset daerah Kabupaten Serang, pengusaha

restoran khususnya restoran official assessment dan masyarakat sebagai

pengunjung.

Data dari ketiga sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan seperti

dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan,

mana pandangan yang sama, yang berbeda dan mana spesifik. Hal itu

dapat dicapai dengan cara : membandingkan data hasil pengamatan

dengan cara hasil wawancara; membandingkan apa yang dikatakan

orang didepan umum dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang

situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;

membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang pemerintah;

membandingkan hasil wawancara dengan is suatu dokumen ynag

berkaitan. Setelah data dianalisis oleh peneliti maka akan menghasilkan

suatu kesimpulan dan selanjuntya meminta kesepakatan dari ketiga

sumber data tersebut.

b. Triangulasi Teknik

Dalam menguji kreatibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber ynag sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya

data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,

dokumentasi, atau kuesioner.

Page 85: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Menurut Patton dalam Maleong terdapat dua strategi yaitu : (1)

pengecekan derajat kepercayaan penemua hasil penelitian beberapa

teknik pengumpulan data dan (2). Pengecekan derajat kepercayaan

beberapa sumber data dengan metode yang sama.68

Bila dengan semua

teknik pengujian kredibilatas data tersebut menghasilkan data yang

berbeda-beda, maka penelitian melakukan diskusi lebih lanjut kepada

sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data

mana yang dianggap benar.

c. Triangulasi Waktu

Waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat informan

masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih

valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam pengujian kredibelitas

data dapat dilakukan denga cara melakukan pengecekan dengan

wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang

berbeda.

3.7 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada restoran jenis official asessment di Kabupaten

Serang, Provinsi Banten sebagai bentuk dari Imlpementasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran. Adapun waktu

68

Moleong, Lexy J. 2005 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hal :

330-331.

Page 86: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

penelitian dimulai dari bulan Juni 2009 sampai dengan bulan Oktober 2010, dan

untuk perinciannya dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3

Waktu Penelitian

Sumber : Penelitian, 2009-2010

No

Kegiatan

Pelaksanaan

Juni 2009 - Oktober 2010

Juni Juli Agust Okt Des Jan Feb Mart Sept Okt

1 Pengajuan

Judul

2 Perizinan dan

observasi awal

3 Pengumpulan

data

4 Pengolahan dan

analisis data

5 Penyusunan

hasil penelitian

6 Ujian seminar

7 Revisi seminar

8 Ujian skripsi

9 Revisi skripsi

Page 87: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang

Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten yang termasuk dalam

wilayah Provinsi Banten. Luas wilayahnya 1.734,09 km2. secara geografis letak

Kabupaten Serang sangat strategis yang menjadikannya memiliki banyak

keuntungan. Kabupaten Serang merupakan pintu gerbang atau transit

perhubungan darat antar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, juga sebagai daerah

alternative dan penyangga (hinterland) ibu kota negara, karena dari kota Jakarta

hanya berjarak sekitar 70 km. Adapun batas-batas wilayahnya adalah : 69

a. Sebelah Utara : Laut Jawa

b. Sebelah Timur : Kabupaten Tanggerang

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang

d. Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda

Kabupaten Serang terdiri dari 34 kecamatan, 353 desa dan 20 kelurahan.

Kecamatan-kecamatan tersebut adalah : 70

1. Kecamatan Cinangka

2. Kecamatan Padarincang

69

Sumber : Pemutakhiran Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang, 2006 70

Dokumen Kantor DPKAD Kabupaten Serang, 2005

Page 88: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

3. Kecamatan Ciomas

4. Kecamatan Pabuaran

5. Kecamatan Gunung sari

6. Kecamatan Baros

7. Kecamatan Petir

8. Kecamatan Tunjung Teja

9. Kecamatan Curug

10. Kecamatan Cikeusal

11. Kecamatan Pamarayan

12. Kecamatan Bandung

13. Kecamatan Jawilan

14. Kecamatan Kopo

15. kecamatan Cikande

16. Kecamatan Kibin

17. Kecamatan Kragilan

18. Kecamatan Walantaka

19. Kecamatan Cipocok Jaya

20. Kecamatan Serang

21. Kecamatan Taktakan

22. Kecamatan Waringin Kurung

23. Kecamatan Mancak

24. Kecamatan Anyar

25. Kecamatan Bojonegara

Page 89: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

26. Kecamatan Pulo Ampel

27. Kecamatan Kramatwatu

28. Kecamatan Kasemen

29. Kecamatan Ciruas

30. Kecamatan Pontang

31. Kecamatan Carenang

32. Kecamatan Binuang

33. Kecamatan Tirtayasa

34. Kecamatan Tanara

Setelah adanya pemekaran wilayah dari Kabupaten Serang menjadi Kabupaten

dan Kota Serang pada tanggal 10 agustus 2007, Kabupaten Serang secara

administratif kini memiliki jumlah kecamatan sebanyak 28 kecamatan, 314 desa

dan tidak ada kelurahan. Sedangkan 6 (enam) kecamatan lainnya yaitu Kecamatan

Curug, Walantaka, Cipocok Jaya, Serang, Taktakan dan Kasemen termasuk ke

dalam wilayah Kota Serang.

Page 90: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Gambar 4.1

Peta Kabupaten Serang

Sumber : Dokumen Kantor DPKAD Kabupaten Serang, 2005

4.1.2 Deskripsi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Serang

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Serang

secara resmi terbentuk pada awal tahun 2009 dengan payung hukum Peraturan

Daerah Kabupaten Serang Nomor : 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Organisasi Dinas Kabupaten Serang tanggal 11 Desember 2008 dengan Lembaran

Daerah Nomor : 776 Tahun 2008, merupakan perubahan nama dari Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD). Dinas Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Serang berada di Jalan Diponegoro No. 5 Kabupaten Serang

Provinsi Banten terletak sangat strategis berdekatan dengan alun-alun Kota Serang

dan Kantor Gubenur Provinsi Banten.

Page 91: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Gambar 4.2

Kantor Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang

Sumber : Penelitian 2009

Struktur Organisasi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah terdiri dari

1 (satu) Kepala Dinas, 1 (satu) Sekretaris dengan 3 (tiga) Sub. Bagian, 4 (empat)

Kepala Bidang terdiri dari Bidang Pendapatan, Bidang Anggaran dan

Perbendaharaan, Bidang Akuntansi, Bidang Aset Daerah.

Dalam melaksanakan tugasnya struktur organisasi Dinas Pengelola Keuangan

dan Aset Daerah memiliki uraian tugas sesuai dengan jabatannya. Hal ini

berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Serang Nomor 64 Tahun 2009 tentang

Uraian Tugas Jabatan Dilingkungan Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Serang sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah mempunyai uraian

tugas jabatan merumuskan perencanaan kebijakan teknis operasional dan

administratif; Penyelenggaraan, pengkoordinasian, pengendalian kegiatan

Page 92: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

operasional dan administratif; Penyelenggaraan dan pembinaan aparatur;

Pengkoordinasian dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi

terkait; Serta penyelenggara evaluasi pelaporan pertanggungjawaban

kinerja dinas.

2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai uraian tugas menyusun program kerja, rencana

kerja, mengkoordinasikan, evaluasi dan pelaporan kinerja dinas serta

menetapkan kebijakan teknis di bidang administrasi umum, kepegawaian

dan keuangan dinas. Terdiri dari 3 (tiga) sub bagian yakni :

a. Sub Bagian Program dan Evaluasi

Tugasnya menyusun rencana kegiatan sub bagian program dan

evaluasi, rencana strategis dinas; penghimpun rencana kerja sekretaris;

pengumpul laporan keuangan dan aset daerah; laporan hasil kegiatan

dinas; laporan pertanggungjawaban kinerja dinas; laporan keterangan

pertanggungjawaban bupati bidang pengelola keuangan dan aset

daerah; serta evaluasi dan pelaporan sub bagian program dan evaluasi.

b. Sub Bagian Umum

Mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan sub bagian umum;

pengelolaan administrasi umum dan tata usaha dinas; kepegawaian

dinas; kerumahtanggaan, dokumentasi dan kepustakaan dinas;

pengadaan kebutuhan peralatan, perlengkapan dan jasa dinas;

pendistribusian barang keperluan dinas; pemeliharaan dan

Page 93: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

pemanfaatan barang inventaris dinas; serta evaluasi dan pelaporan sub

bagian umum.

c. Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan sub bagian keuangan;

pengelola administrasi gaji pegawai dinas; penyusun anggaran,

pendapatan dan belanja dinas; verifikasi atas surat

pertanggungjawaban keuangan dinas, pelaksana administrasi keuangan

dinas dan alur kas keuangan dinas; serta evaluasi dan pelaporan

keuangan dinas.

3. Bidang Pendapatan

Kepala Bidang Pendapatan mempunyai uraian tugas menyusun program

kegiatan, penyelenggara perumusan kebijakan, mengkoordinasi, pembina

dan pengawas kegiatan tiap-tiap seksi pada bidang pendapatan daerah.

Bidang Pendapatan ini terdiri dari 3 (tiga) seksi antara lain :

a. Seksi Pendaftaran dan Penagihan

Seksi pendaftaran dan penagihan mempunyai uraian tugas menyusun

rencana target penerimaan pajak daerah; pelaksana pendaftaran dan

pendataan wajib pajak/objek pajak daerah; penguji dan pemeriksa

laporan wajib pajak daerah; serta evaluasi dan pelaporan pendaftran

dan pendapatan pajak daerah.

b. Seksi Penetapan dan Penagihan

Seksi penetapan dan penagihan mempunyai uraian tugas penyusun

rencana penerimaan pajak dan pendataan pajak daerah, pengumpul,

Page 94: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

pengolah, penganalisis data pajak dan pendapatan daerah; pelaksana

sosialisasi pajak daerah dan pendapatan daerah; penetapan dan

penagihan pajak daerah; pembina dan pengendalian pajak daerah dan

pendapatan daerah; serta evaluasi dan pelaporan pajak daerah dan

pendapatan daerah.

c. Seksi Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Seksi dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah

mempunyai tugas perencana penerimaan dana perimbangan, penyusun

bentuk petunjuk teknis penerimaan dana perimbangan; pelaksana

koordinasi dengan satuan kerja dan monitoring penerimaan dana

perimbangan; penginventarisasian bahan/data penerimaan dana

perimbangan dan rekonsiliasi; serta evaluasi dan pelaporan dana

perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

4. Bidang Anggaran dan Pembendaharaan

Kepala Bidang Anggaran dan Pembendaharaan mempunyai tugas

menyusun rencana program bidang anggaran dan pembendaharaan;

penyusun pedoman dan teknis pengelolaan anggaran; pembendaharaan,

belanja dan pembiayaan daerah; penyiapan rancangan kebijakan

pemerintah daerah, rancangan APBD, rencana perubahan APBD,

penatausahaan APBD, nota keuangan dan surat penyediaan dana; serta

evaluasi dan pelaporan anggaran dan pembendaharaan. Bidang Anggaran

dan Pembendaharaan ini terdiri 3 (tiga) seksi antara lain :

a. Seksi Anggaran

Page 95: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Seksi anggaran mempunyai tugas menyusun rencana APBD,

rancangan PERDA dan PERBUB tentang APBD, perubahan APBD

dan nota keuangan; Penginventarisasian, pengolahan, penganalisaan

data APBD; serta evaluasi dan pelaporan APBD.

b. Seksi Perbendaharaan

Seksi perbendaharaan mempunyai tugas menyusun perencanaan

perbendaharaan; meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan

pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran; penguji restitusi;

penatausahaan surat perintah pencairan dana (SP2D); serta evaluasi

dan pelaporan perbendaharaan.

c. Seksi Kas Daerah

Seksi kas daerah mempunyai tugas menyusun rencana kas daerah;

meneliti kelengkapan SP2D dan kelengkapan bukti penyetoran; serta

evaluasi dan pelaporan kas daerah.

5. Bidang Akuntansi

Kepala Bidang Akuntansi mempunyai uraian tugas menyusun program

kegiatan bidang akuntansi; menyusun laporan keuangan pemerintah

daerah; serta evaluasi dan pelaporan bidang akuntansi. Bidang akuntansi

ini terdiri dari 2 (dua) seksi antara lain :

a. Seksi Pembukuan dan Pelaporan

Seksi pembukuan dan pelaporan tugasnya menyusun rencana kegiatan

pembukuan dan pelaporan; rekonsiliasi laporan keuangan satuan kerja

Page 96: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

perangkat daerah; serta evaluasi dan pelaporan bidang pembukuan dan

pelaporan.

b. Seksi Analisis Keuangan Daerah

Seksi analisis keuangan daerah tugasnya menyusun rencana kegiatan

analisis keuangan daerah; pelayanan data dan menyimpan dokumentasi

keuangan daerah; serta evaluasi dan pelaporan keuangan daerah.

6. Bidang Aset Daerah

Kepala Bidang Aset daerah mempunyai uraian tugas sebagai

penyelenggara program, kegiatan, pemanfaatan dan pengendalian aset

daerah; serta evaluasi dan pelaporan bidang aset daerah. Bidang aset

daerah ini terdiri dari 3 (tiga) seksi antara lain :

a. Seksi Penatausahaan dan Inventarisasi

Seksi penatausahaan dan inventarisasi tugasnya menyusun rencana

penatausahaan, inventarisasi, penghapusan aset, menganalisa data aset,

serta evaluasi dan pelaporan penatausahaan dan inventarisasi.

b. Seksi Pengamanan dan Pengawasan

Seksi pengamanan dan pengawasan tugasnya menyusun rencana ,

pembinaan, dan koordinasi pengamanan dan pengawasan aset; serta

evaluasi dan pelaporan pengamanan dan pengawasan aset.

c. Seksi Pemanfaatan

Seksi pemanfaatan tugasnya menyusun perencanaan pemanfaatan aset;

pengolah dan penganalisa data; koordinasi dengan instansi yang terkait

Page 97: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

dalam hal pemanfaatan aset; serta evaluasi dan pelaporan pemanfaatan

aset.

4.2 Deskripsi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006

tentang Pajak Restoran.

Pajak adalah salah satu sarana yang digunakan oleh pemerintah daerah dalam

rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), demikian juga dengan

Kabupaten Serang. Salah satu jenis pajak yang cukup berperan dalam peningkatan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Serang adalah pajak restoran.

Adapun dalam rangka melegalkan pemungutan pajak restorannya, Pemerintah

Daerah Kabupaten Serang menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran.

Sebenarnya, Pajak restoran yang semula menurut Undang-Undang Nomor

18 Tahun 1997 pajak atas hotel disamakan dengan restoran dengan nama Pajak

Hotel dan Restoran. Akan tetapi mengingat telah diberlakukannya Undang-

Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah. Pajak tersebut dipisahakan menjadi dua jenis pajak yang berdiri sendiri,

yaitu Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor

11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran ini merupakan peraturan perubahan yang

pertama di Kabupaten Serang. Pada awalnya adalah Peraturan Daerah Kabupaten

Daerah Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran, yang kemudian mengalami

penyesuaian mengingat kondisi dan perkembangan saat ini, maka peraturan

Page 98: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

daerah tersebut menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun

2006 tentang Pajak Restoran, selain memuat ketentuan tentang obyek pajak yang

dapat dikenai pajak cukup transparan, juga mengenai dasar pengenaan pajak

terhadap wajib pajak, serta sistem pemungutan pajak yang lebih efektif dan

efesien. Peraturan tersebut sampai saat ini masih digunakan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lembar daftar lampiran.

4.2.1 Obyek dan Subyek Pajak

Pajak restoran dimaksudkan untuk melakukan pemungutan pajak atas

dasar pelayanan restoran. Dimana restoran adalah tempat menyantap makan atau

minuman yang disediakan dengan di pungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa

boga atau katering. Oleh karena itu, yang dimaksud obyek pajak rsetoran adalah

setiap pelayanan yang disediakan dengan pemabayaran termasuk rumah makan,

cafe, bar dan sejenisnya. Pelayanan yang disediakan restoran tersebut meliputi

penjualan makanan dan atau minuman di restoran, termasuk penyediaan penjualan

makanan dan atau minuman yang diantar atau di bawa pulang. Sedangkan subyek

pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas

pelayanan restoran.

Adapun sasaran dalam pengenaan pajak dan besarnya tarif pajak

ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dimaksudkan untuk meningkatkan

pendapatan daerah, pembangunan daerah dan sumber penerimaan daerah yang

dapat meningkatkan di daerah Kabupaten Serang.

Page 99: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

4.2.2 Tata Cara Pemungutan Pajak Restoran

Pemungutan pajak restoran, sesuai dengan yang tercantum dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran besarnya pajak yang terutang dipungut di wilayah daerah dengan dasar

pengenaan pajak dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak sebesar 10%

(sepuluh persen). Dalam pemungutan pajak restoran, pemerintah daerah

menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).

4.2.3 Sanksi Administrasi

Apabila wajib pajak tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang dari

jumlah tagihan sebenarnya atau dibayar setelah lewat waktu paling lama 30 (tiga

puluh) hari sejak SKPD diterima, maka wajib pajak akan dikenakan sanksi

administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dari besarnya pajak

yang terutang atau yang kurang dibayar, dan penagihannya dengan menerbitkan

Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) yaitu surat yang digunakan untuk melakukan

tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Selain

sanksi administrasi, ada juga ketentuan pidana dalam pajak daerah. Apabila wajib

pajak karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak

Daerah (SPTPD) atau mengisi tidak benar atau melampirkan keterangan yang

tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah, maka dapat dipidana dengan

pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak 2 (dua) kali

dari jumlah pajak yang terutang.

Page 100: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

4.2.4 Tata Cara Pembayaran Pajak

Adakalanya dalam pemungutan pajak, pengusaha restoran sebagai wajib

pajak menyatakan untuk tidak membayar dikarenakan sedang sepi atau belum

mendapat penghasilan. Namun demikian, dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 11 Tahun 2006 telah dinyatakan dalam pasal 13 bahwa

pembayaran pajak yang terutang harus dibayar atau dilunasi sekaligus, dengan

demikian wajib pajak tidak dibenarkan untuk mencicil atau tidak melunasi pajak

yang terutang sekaligus. Adapun tata cara pembayaran, penyetoran dan tempat

pembayaran pajak diatur dengan Keputusan Kepala Daerah.

4.2.5 Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Pajak

Adapun dalam beberapa hal, Bupati sebagai Kepala Daerah dapat

memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak kepada wajib pajak.

Pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak diberikan dengan

memperhatikan kemampuan wajib pajak yang bersangkutan, misalnya saja seperti

yang terjadi di lapangan saat proses pemungutan pajak, masih banyak diantara

pengusaha restoran yang tidak membayar pajaknya dikarenakan dagangan mereka

sedang sepi, selain itu banyak juga yang membayar tapi hanya separuh dari tarif

pajak yang ditetapkan. Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak

ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Page 101: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

4.3 Informan Penelitian

Seperti yang sudah dikemukakan di bab 3, bahwa dalam penelitian mengenai

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006

Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis Official Assessment di

Kabupaten Serang) ini, dalam pemilihan informan penelitiannya, peneliti

menggunakan teknik Purposive sampling (sampel bertujuan). Adapun informan-

informan yang peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang menurut peneliti

memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena mereka

(informan) dalam kesehariannya senantiasa berurusan dengan permasalahan yang

sedang peneliti teliti.

Selanjutnya perlu diketahui, adapun informan yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 11 orang, diantaranya sebagai berikut :

Page 102: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Tabel 4.1

Daftar Informan

Sumber : Data Primer Penelitian, 2009.

4.4 Deskripsi Data dan Analisis Data

Dalam penelitian mengenai Implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun

2006 tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis Official

Assessment di Kabupaten Serang) ini, data yang peneliti dapat dilapangan lebih

banyak didapat melalui proses wawancara dan observasi. Kata-kata dan tindakan

No

Kode

Informan

(i) Jabatan/Status Informan

1 I1

Staf Bagian Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten

Serang

2 I2

Selaku Pelaksana Seksi Penetapan dan Penagihan DPKAD

Kabupaten Serang

3 I3

Seksi Pendaftaran dan Pendapatan DPKAD Kabupaten

Serang

4 I4

Seksi Dana Perimbangan Dan Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah DPKAD Kabupaten Serang

5 I5 Pimpinan Restoran Nasi Uduk Tempo Doeloe Anyer

6 I6 Pengurus Restoran Pondok Karang Bolong Anyer

7 I7 Pemilik Restoran RM. Mbok Sarikah

8 I8 Pemilik Restoran Kembang Sari Anyer

9 I9 Pemilik Restoran Ujung Pandang Anyer

10 I10 Pengurus Restoran Pondok Sanghiang Anyer

11 I11 Pengelola Restoran Bakmi Tebet Cabang Anyer

Page 103: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

dari orang-orang yang diwawancara adalah sebagai sumber data utama. Sumber

data utama dicatat dalam buku catatan kecil atau melalui alat perekam yang

digunakan selama wawancara berlangsung.

Selain wawancara dan observasi peneliti juga menggunakan data dari hasil

dokumentasi. Dokumentasi yang peneliti ambil pada saat peneliti mengadakan

pengamatan ke Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang.

Dokumentasi tersebut memiliki bermacam-macam bentuk, diantaranya adalah;

Draft Implementasi Peraturan Daerah, Draft Uraian Tugas Jabatan Dinas

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang, Draft Laporan Realisasi

Pendapatan, Draft Buku Kendali Wajib Pajak Official Assessment, Draft Profil

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang dan lain-lain.

Adapun dokumentasi yang peneliti ambil pada saat melakukan

pengamatan adalah berupa catatan lapangan peneliti dan foto aktivitas orang-

orang yang peneliti amati. Alasan peneliti menggunakan data berupa foto adalah

karena foto cukup berharga untuk dapat membantu menganalisis suatu objek yang

sedang diteliti, selain itu foto juga dapat membantu untuk membuktikan bahwa

peneliti turun ke lapangan.

Selanjutnya, karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka

dalam proses pengumpulan datanya peneliti juga melakukan aktivitas

menganalisis data secara bersamaan. Seperti yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, bahwa dalam prosesnya, analisis data dalam penelitian ini

menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles & Huberman,

yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan empat kegiatan penting,

Page 104: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

diantaranya; koleksi data (data collection), reduksi data (data reduction),

penyajian data (data display) dan verifikasi (verification).71

Koleksi data (data collection), data yang berhasil dikumpulkan melalui

wawancara, observasi, dan dokumentasi dicatat dalam bentuk catatan lapangan

(field notes). Catatan lapangan tersebut berisi apa yang dikemukan oleh informan

dan juga catatan tentang tafsiran peneliti terhadap informasi yang diberikan oleh

responden.

Reduksi data (data reduction), mereduksi data dengan kata lainnya adalah

merangkum. Memilih hal-hal yang dianggap pokok dan penting untuk penelitian.

Setelah memfokuskan pada hal-hal yang penting maka dapat dicari dan diketahui

tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data

berlangsung selama proses pengumpulan data masih berlangsung.

Penyajian data (data display), langkah penting selanjutnya yang dilakukan

dalam menganalisis data penelitian ini setelah mereduksi data ialah melakukan

penyajian data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat atau teks naratif, bagan, matrik, hubungan antar kategori,

network, flowchart dan sejenisnya. Namun pada penelitian ini, penyajian data

yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah betuk teks narasi. Dengan

melakukan pendisplay-an data. Hal ini bertujuan agar mempermudah memahami

71

Miles & Huberman, Loc. Cit.

Page 105: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

apa yang terjadi dan merencanakan kegiatan selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami.

Conlusions drawing/verifying, kesimpulan awal yang dikemukan masih

bersifat sementara dan akan berubah bila peneliti tidak menemukan bukti-bukti

kuat dan mendukung untuk ketahap selanjutnya. Maka dari itu, kesimpulan apada

tahap awal harus didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten agar

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.

Selain itu untuk menjaga validitas data yang telah didapatkan setelah

peneletian berlangsung, maka peneliti menggunakan sistem triangulasi sumber,

teknik dan waktu.

Page 106: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Tabel 4.2

Transkrip Matrik Triangulasi

Sumber : Data Primer Penelitian, 2009

Item Data Wawancara Observasi Dokumentasi Validasi

Implementasi Peraturan

Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 tahun 2006

tentang Pajak Restoran

Dilakukan

Dilakukan

Dilakukan

Dilakukan

Faktor-faktor yang

menjadi penghambat dan

usaha untuk mengatasi

hambatan dalam

implementasi Peraturan

Daerah No. 11 tahun 2006

tentang Pajak Restoran

Dilakukan

Dilakukan

Dilakukan

Dilakukan

Page 107: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

4.4.1 Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun

2006 Tentang Pajak Restoran Khususnya Restoran Jenis Official

Assessment di Kabupaten Serang.

1. Dimensi Isi Kebijakan (Context Of policy)

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006

tentang Pajak Restoran telah dilaksanakan diwilayah Kabupaten Serang sejak

tanggal disahkannya oleh Menteri Dalam Negeri, yaitu pada tanggal 31 Juli 2006.

Bentuk kegiatan pengimplementasiannya adalah dengan melakukan pemungutan

pajak restoran di wilayah-wilayah yang telah ditetapkan sebagai restoran cakupan

wilayah Kabupaten Serang. Salah satu jenis restoran yang perlu dikelola adalah

restoran jenis official assessment.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran dirumuskan atas dasar pertimbangan bahwa dengan semakin pesatnya

perkembangan pembangunan di Kabupaten Serang, demikian pula halnya dalam

bidang kepariwisataan yaitu dengan tumbuh dan berkembangnya restoran dan

rumah makan di Kabupaten Serang dengan fasilitas yang ada didalamnya.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran yang semula Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2002

tentang Pajak Restoran perlu disesuaikan, mengingat telah diberlakukannya

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Karena dalam

perda yang baru ini, selain memuat ketentuan tentang objek pajak yang dapat

Page 108: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

dikenakan pajak cukup transparan, juga mengenai dasar pengenaan pajak terhadap

wajib pajak serta sistem pemungutan pajak yang lebih efektif dan efisien.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran merupakan suatu dasar hukum pemerintah daerah agar seluruh wajib

pajak restoran untuk melaksanakan pembayaran pajak restorannya sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang ada di dalam perda tersebut. Berdasarkan isi peraturan

daerah tersebut, dijelaskan pula mengenai sanksi bagi wajib pajak. Apabila dalam

pembayaran dan penagihan pajak, wajib pajak melakukan pelanggaran atau

ketidakpatuhan dalam pembayarannya akan dikenakan sanksi, baik sanksi

administratif maupun pidana. Bagaimanapun juga pajak restoran merupakan salah

satu sumber pendapatan daerah, karena hal ini sesuai dengan kedudukan dengan

peran pemerintah daerah, dimana diperlukan pembangunan melalui efektifitas

pajak daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat dalam

pembangunan sesuai harkat dan martabat manusia.

a. Derajat perubahan yang ingin dicapai (Extent of Change Envision)

Setiap kebijakan termasuk Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11

Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, memiliki target yang hendak dan ingin

dicapai. Pada dasarnya pajak restoran merupakan salah satu sumber

pendapatan yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah

daerah untuk memantapkan otonomi daerah yang nyata. Pertama, tujuan yang

ingin dicapai dari pelaksanaan perda ini adalah dapat meningkatkan

pendapatan daerah karena pajak restoran di Kabupaten Serang merupakan

Page 109: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

sumber pendapatan yang cukup potensial untuk digali atau dikembangkan.

Pernyataan ini diperkuat oleh I4QA1 sebagai berikut :

”Tujuan yang ingin dicapai tentunya dengan adanya perda ini membawa

peningkatan dalam hal penerimaan pajak restoran ini. Dan dengan

adanya perda ini juga diharapkan wajib pajak restoran patuh dalam hal

membayar pajak.”72

Hal senadapun diungkapkan oleh I1QA1 yang menyatakan bahwa :

”Tujuan yang ingin dicapai khususnya bagi wajib pajak restoran adalah

sesuai dengan peraturan tersebut agar para wajib pajak tepat waktu,

disiplin dalam membayarkan pajaknya. Karena hasilnya untuk bersama

dalam pembangunan daerah ini.”73

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada empat orang

informan sebagai pelaksana kebijakan yaitu dari dinas atau petugas pajak

restoran, mengenai pemahaman terhadap tujuan dari pelaksanaan peraturan

daerah Kabupaten Serang tentang pajak restoran khususnya restoran jenis

official assessment di Kabupaten Serang, secara umum seluruh pelaksana

kebijakan mengetahui dan memahami tujuan pelaksanaan peraturan daerah

tentang pajak restoran.

Kedua, implementasi kebijakan publik termasuk didalamnya adalah

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran, menginginkan adanya perubahan kearah yang lebih baik sesuai

dengan tujuan yang telah dituangkan dalam isi perda tersebut. Untuk wajib

pajak restoran atau pengusaha restoran official assessment di Kabupaten

72

Wawancara dengan Selaku Seksi Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang

Sah DPKAD Kabupaten Serang. Tanggal 01 Februari 2010. pukul 10.30-12.00 wib. Wawancara

dilakukan di Kantor DPKAD Kabupaten Serang. 73

Wawancara dengan Selaku Staf Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten Serang. Tanggal

05 Januari 2010. pukul : 10.00-12.30 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD Kabupaten

Serang.

Page 110: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Serang, perubahan yang ingin dicapai dengan adanya implementasi perda ini

adalah kesadaran hukum wajib pajak restoran semakin tinggi. Dimana wajib

pajak dapat mematuhi atau patuh terhadap peraturan yang telah ditetapkan

pemerintah di dalam peraturan daerah tersebut. Hal ini diungkapkan oleh

I2QA2 sebagai berikut :

”Kesadaran wajib pajak restoran semakin tinggi, sehingga gak ada lagi

yang menunggak dan gak ada lagi yang susah klo dipungut pajaknya.”74

Kesadaran hukum wajib pajak restoran official assessment di Kabupaten

Serang untuk saat ini masih rendah. Hal ini dikarenakan masih banyak wajib

pajak restoran official assessment yang tidak mengetahui dan tidak paham

bahwa ada perda pajak restoran yang memuat ketentuan-ketentuan sampai

dengan sanksi apabila wajib pajak tidak patuh atau berbuat nakal dalam

pembayaran pajaknya. Rendahnya kesadaran hukum wajib pajak restoran

official assessment dapat dilihat dari masih saja ada wajib pajak restoran yang

menunggak dalam pembayaran pajaknya. Kemudian wajib pajak yang

mengangsur dan wajib pajak yang sama sekali tidak membayar pajaknya.

Seperti yang diungkapkan oleh I7QC3 yaitu :

” Sering, pernah nyicil juga sih. Ya, peringatan melalui surat tegoran

yang dikirim oleh pihak pajak..”75

Penyebab wajib pajak tidak patuh itu bervariasi. Hal paling utama adalah

penghasilan yang diperoleh wajib pajak ditunjukkan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Kemudian pada saat telah memenuhi kebutuhannya

74

Wawancara dengan Selaku Pelaksana Seksi Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten

Serang. Tanggal 18 Januari 2010. pukul : 09.30-11.00 wib. Wawancara dilakukan di Kantor

DPKAD Kabupaten Serang. 75

Wawancara dengan Pemilik Restoran RM. Mbok Sarikah. Tanggal 26 Januari 2010. pukul :

14.37-15.00 wib. Wawancara dilakukan di Restoran RM. Mbok Sarikah Anyer Kabupaten Serang.

Page 111: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

tersebut timbul suatu ketentuan perpajakan yang mengharuskan kewajiban

pembayaran pajak kepada pemerintah. Dimana terjadi konflik antara

kepentingan pribadi atau diri sendiri dan kepentingan negara. Yang pada

umumnya kepentingan pribadilah yang selalu unggul. Kemudian penyebab

lainnya adalah masalah pendapatan wajib pajak restoran yang kurang.

Kurangnya pendapatan wajib pajak restoran ini dikarenakan berbagai macam

hal di dalamnya. Seperti yang diungkapkan oleh I6QA2 yaitu :

” Pendapatan gitu aja gimana keramaiannya, kalau sekarang ini menurun

karena musim barat. Trus isu tsunami kemaren juga kan bikin takut

pengunjung klo ke pantai..”76

Dari pernyataan tersebut dapat dilihat, bahwa karena isu-isu tsunami dapat

pula menyebabkan pendapatan para pengusaha restoran sebagai wajib pajak

restoran official assessment berkurang. Dimana para pengunjung enggan

untuk datang ke restoran yang letaknya di kawasan parisiwisata yakni pantai

anyer karena takut akan hal tsunami.

Bedasarkan pernyataan diatas dapat peneliti analisis, bahwa perubahan

yang ingin dicapai dari adanya implementasi perda ini salah satunya ialah

meningkatkan kesadaran hukum wajib pajak. Namun, berdasarkan hasil

penelitian yang peneliti peroleh dari informan dilapangan, didapatkan suatu

jawaban mengenai rendahnya kesadaran hukum wajib pajak dalam

melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara (membayar pajak) adalah

karena tidak adanya sosialisasi yang diberikan petugas mengenai peraturan

tersebut. Padahal di dalam perda tersebut dijelaskan ketentuan-ketentuan

76

Wawancara dengan Pemilik Restoran Pondok Karang Bolong Anyer. Tanggal 26 Januari 2010.

Pukul 14.08- 14.25 wib. Wawancara dilakukan di Restoran Pondok Karang Bolong Anyer.

Tanggal 26 Januari 2010.

Page 112: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

pajak, yang mana pembayaran pajak restoran harus dibayarkan secara lunas

atau sekaligus. Disini peran serta petugas dalam hal pemberian informasi

sangat penting sehingga wajib pajak akan taat dan sadar hukum.

Ketiga, perubahan yang terjadi setelah perda di implementasikan.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran, merupakan suatu kebijakan pemerintah daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk

memantapkan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung

jawab. Untuk melaksanakan apa yang diamanatkan dalam implementasi

peraturan daerah ini, tentunya diperlukan adanya suatu kegiatan atau program

yang menunjang, termasuk sosialisasi kepada para pengusaha restoran sebagai

wajib pajak. Akan tetapi pada kenyataannya untuk merealisasikan program

tersebut sangat sulit, karena berbagai kendala yang ada pada dinas, lingkungan

maupun program-program pemerintah daerah yang bersifat parsial, artinya

pelaksanaan program atau kegiatan sosialisasi yang dilakukan belum efektif

dan belum menyentuh seluruh wajib pajak restoran official assessment. Seperti

apa yang dikatakan oleh informan bahwa selama ini perubahan yang terjadi

belum optimal, karena masih saja ada wajib pajak restoran yang tidak patuh,

serta wajib pajak yang menunggak apabila petugas melakukan pemungutan

kepada wajib pajak restoran. Hal ini diungkapkan oleh I4QC2 yakni :

” Kalau menurut saya sih belum optimal, karna masih saja ada wajib

pajak yang tidak patuh membayar pajaknya, jadi perubahan yang terjadi

belum optimal.”77

77

Wawancara dengan Selaku Seksi Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang

Sah DPKAD Kabupaten Serang. Tanggal 01 Februari 2010. pukul 10.30-12.00 wib. Wawancara

dilakukan di Kantor DPKAD Kabupaten Serang.

Page 113: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Bertolak dari kategori perubahan yang terjadi setelah perda di

implementasikan ke wajib pajak retsoran official assessment, secara umum

seluruh informan menyatakan bahwa perubahan yang terjadi sampai saat ini

belum optimal, artinya belum menunjukan hasil yang besar sesuai dengan

perubahan yang ingin dicapai dari pelaksanaan perda ini khususnya bagi wajib

pajak restoran official assessment, yaitu meningkatkan kesadaran wajib pajak

agar patuh dan tepat waktu dalam membayar kewajibannya yakni pajak.

Karena pada sebagian besar masyarakat di negara kita ini, tidak akan pernah

menikmati kewajibannya membayar pajak. Sehingga memenuhinya tidak ada

yang tanpa menggerutu, sedikit saja masyarakat yang merasa benar-benar rela

dan merasa ikut bertanggung jawab membiayai pembangunan negara maupun

daerahnya.

b. Letak pengambilan keputusan (Site of Decision Making)

Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan, memegang peranan

penting pada tahap implementasinya, agar suatu program dapat tercapai. letak

pengambilan keputusan mengenai sanksi atas pelanggaran implementasi

peraturan daerah pada wajib pajak restoran atau pengusaha restoran official

assessment di Kabupaten Serang, yaitu apabila wajib pajak restoran melanggar

sesuai dengan isi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006

tentang Pajak Restoran maka dapat dikenakan sanksi baik itu sanksi

administrasi maupun pidana. Seperti yang tertuang di dalam pasal 10 ayat 2,

wajib pajak akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua

Page 114: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

persen) sebulan dari besarnya pajak yang terutang atau yang kurang dibayar,

dan penagihannya dengan menerbitkan Surat Tagihan Pajak Daerah.

Sedangkan pada pasal 30 ayat 1 dan 2 yakni pada pasal (1) Apabila wajib

pajak karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak

Daerah (SPTPD) atau mengisi tidak benar atau melampirkan keterangan yang

tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah, maka dapat dipidana

dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak

2 (dua) kali dari jumlah pajak yang terutang. Kemudian pasal (2) Apabila

wajib pajak dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD dengan tidak benar

atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga

merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama

2 (dua) tahun dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yang

terutang.

Pemberian sanksi yang dilakukan oleh dinas sendiri kepada wajib pajak

restoran official assessment yang melanggar karena keterlambatan

membayarkan pajaknya dinas memberikan surat teguran dan sesuai perda

pajak restoran wajib pajak akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda

atau bunga sebesar 2% (dua persen). Dari keempat orang informan

I1,I2,I3,I4QC3 semua menyatakan hal yang sama mengenai sanksi atas

pelanggaran yang dilakukan wajib pajak restoran official assessment.

Hal ini juga diperkuat ketika peneliti mewawancarai 7 (tujuah) orang

informan dari pengusaha restoran sebagai wajib pajak official assessment di

Kabupaten Serang, baik yang rajin dalam membayar pajak maupun yang tidak

Page 115: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

rajin. Temuan yang peneliti peroleh dari hasil wawancara tersebut didapatkan

5 (lima) dari 7 (tujuh) orang informan diantaranya baik dari wajib pajak

restoran yang rajin maupun yang tidak rajin. Sering mendapatkan surat

teguran dari dinas karena keterlambatan mereka dalam membayar pajaknya,

dengan berbagai macam alasan yang diutarakannya. Sehingga dari

keterlambatan tersebut wajib pajak restoran mau tidak mau sesuai dengan

peraturan daerah tersebut di kenakan sanksi administrasi berupa denda 2%

(persen). Hal ini diungkapkan oleh salah satu informan dari I6QB1 sebagai

berikut :

”Sering, kadang klo kita telat dinas datang kesini ngasih surat peringatan

gtu hehe...udah 3x ini dapat panggilan lagi.”78

Penuturan lainnya juga diungkapkan oleh I9QC3 yakni :

”Penah sih, ini aja menunggak hehe...berkali-kali. Diberi surat

peringatan dan denda.”79

Dari pernyataan tersebut diatas dapat dilihat bahwa sistem pemungutan

pajak rsetoran official assessment kerap mengalami berbagai tindak kenakalan

dalam pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak. Seperti masih

banyak wajib pajak restoran yang melanggar, tidak patuh dalam membayarkan

pajaknya. Hal ini berkenaan dengan tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih

rendah.

78

Wawancara dengan Selaku Pengurus Restoran Pondok Karang Bolong Anyer. Tanggal 26

Januari 2010. pukul : 14.08- 14.25 wib. Wawancara dilakukan di Restoran Pondok Karang Bolong

Anyer Kabupaten Serang. 79

Wawancara dengan Selaku Pemilik Restoran Ujung Pandang Anyer. Tanggal 26 Januari 2010.

pukul : 15.20- 15.50 wib. Wawancara dilakukan di Restoran Ujung Pandang Anyer Kabupaten

Serang.

Page 116: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

c. Pelaksana program (Program Implementer)

Pelaksana program yang dimaksud ialah pelaksana kebijakan dalam hal ini

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sebagai pemungut pajak. Dalam

menjalankan suatu kebijakan harus didukung dengan adanya pelaksana yang

kompeten dan kapabel demi keberhasilan suatu kebijakan tersebut. Artinya,

kemampuan pelaksana kebijakan harus ditunjang oleh kuantitas dan kualitas

serta keahlian yang memadai.

Berdasarkan implementasi peraturan daerah tentang pajak restoran

pelaksana kebijakan adalah semua pihak yang terkait, baik pemerintah

maupun masyarakat. Pemerintah daerah atau Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) yang terkait dengan penyelenggaraan perda pajak restoran adalah

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang karena sesuai

dengan uraian tugasnya yang tertera dalam Peraturan Bupati Kabupaten

Serang Nomor 69 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Dilingkungan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang.

Dalam hal pelaksana program peraturan daerah yang memiliki tanggung

jawab dalam penyelenggaraan perda pajak restoran adalah para petugas pajak

daerah yang berjumlah 14 orang. Dari pernyataan dan data yang diperoleh

melalui wawancara dengan informan hal tersebut menimbulkan pertanyaan,

yaitu apakah jumlah petugas yang hanya 14 orang mampu bekerja secara

maksimal dalam penyelenggaraan program perda pajak restoran, mengingat

Page 117: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Kabupaten Serang memiliki wilayah yang cukup luas. Pertanyaan tersebut

dijawab oleh informan I1QB1 sbagai berikut :

”...untuk jumlah petugas yang cuma segitu, cukup sih enggak. Karena luas

wilayah dengan personil tidak terjangkau.”80

Mengenai kompetensi pegawai atau petugas, berikut ini merupakan data

pegawai berdasarkan jabatan, status dan latar belakang pendidikannya, yaitu :

Tabel 4.3

Jabatan, Status, dan Latar Belakang Pendidikan Pegawai Pelaksana

Peraturan Daerah Pajak Restoran di Kabupaten Serang

No Jabatan Status Pendidikan

1 Kepala Dinas PNS Gol. IV B Pasca Sarjana

2 Kepala Bidang Pendaptan PNS Gol. IV B Pasca Sarjana

3

Kepala Seksi Pendaftaran &

Pendapatan PNS Gol. IV B Pasca Sarjana

4 Pelaksana PNS Gol III A Sarjana

5 Pelaksana PNS Gol. II A SMA (Sumber : Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil Dinas Pengelola Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Serang, 2009)

Dengan keterbatasan petugas pelaksana program implementasi perda ini

juga dapat membawa dampak pada proses program implementasi tersebut.

Seperti yang sudah dipaparkan di bab awal, ada 3 tingkatan wajib pajak yang

dibedakan yakni ; 1) wajib pajak yang sadar tanpa di suruh untuk membayar

pajak, 2) wajib pajak yang harus di kejar-kejar atau ditagih baru mau

membayar, dan 3) wajib pajak yang tidak sadar pajak. Dari ketiga tingkatan

wajib pajak tersebut, tentunya tersebar di wilayah Kabupaten Serang.

80

Wawancara dengan Selaku Staf Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten Serang. Tanggal

05 Januari 2010. pukul : 10.00-12.30 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD Kabupaten

Serang.

Page 118: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Mengapa hal ini bisa terjadi, salah satunya pada pelaksana program

implementasi perda ini. Kurangnya sosialisai atau informasi yang diberikan

oleh petugas pelaksana program mengenai perda pajak restoran atau undang-

undang perpajakkan kepada wajib pajak restoran atau masyarakat. Kurangnya

sosialisasi tersebut membuat rendahnya tingkat pengetahuan wajib pajak atau

masyarakat akan adanya perda tersebut. Oleh karena itu pelaksana program

dituntut agar dapat menjalankan program yang sudah ditetapkan untuk di

informasikan kepada wajib pajak restoran atau masyarakat.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, pada 7 (tujuh) orang

informan dari pengusaha restoran sebagai wajib pajak restoran official

assessment di Kabupaten Serang, 5 (lima) diantaranya menyatakan bahwa

tidak ada sosialisai dari pelaksana program implementasi perda tersebut. Hal

ini diperkuat oleh pernyataan informan I5QC3 sebagai berikut :

”tidak pernah ada sosialisasi dari dinas, makanya saya kadang ikut

seminar yang ada dikampus kapling itu loh jadi sedikit tau lah...”81

Peraturan yang tidak disosialisasikan dengan baik akan terjadi

ketidakefektifan dan ketidakefesienan. Sehingga masyarakat atau wajib pajak

tidak paham dan mengerti isi dari peraturan daerah tersebut dan kesadaran

hukum wajib pajak atau masyarakat rendah.

d. Sumber-sumber daya yang digunakan (Resources Committed)

81

Wawancara dengan Selaku Pimpinan Restoran Nasi Uduk Tempo Doeloe Anyer. Tanggal 26

Januari 2010. Pukul : 11.00-12.24 wib. Wawancara dilakukan di Restoran Nasi Uduk Tempo

Doeloe Anyer Kabupaten Serang.

Page 119: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Pelaksanaan suatu kebijakan harus di dukung oleh sumber daya - sumber

daya yang dapat memberikan pengaruh yang signifikan agar pelaksanaannya

dapat berjalan dengan baik. Jika tidak ada sumber daya yang memadai maka

pelaksanaan kebijakan akan terhambat. Sumber daya yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan implementasi peraturan daerah tentang pajak restoran, khususnya

restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang diantaranya :

Pertama, sumber dana berupa anggaran atau biaya operasional merupakan

sumber daya penting untuk melaksanakan program kebijakan. Namun dalam

implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006

tentang Pajak Restoran, sumber dana yang tersedia masih sangat minim hal

tersebut berdampak pada kegiatan sosialisasi perda pajak restoran. Minimnya

sosialisasi menyebabkan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat sebagai

wajib pajak mengenai apa itu pajak restoran, fungsinya, tujuannya,

kegunaannya, dan manfaat serta sanksinya. Seperti salah satu penuturan wajib

pajak sebagai pengusaha restoran official assessment, ketika ditanyai manfaat

atau fungsi pajak yang mereka bayarkan untuk apa, berikut penuturan I7QD2 :

”Sejujurnya saya gak tahu apa manfaat dari pajak yang selama ini saya

bayarkan kepada pemerintah daerah melalui petugas pemungut pajak.

Karena ada surat resminya maka saya bayarkan saja.”82

Tidak tersedianya dana dari pemerintah untuk mengadakan sosialisasi

mengenai peraturan daerah tersebut, merupakan suatu kendala yang dihadapi

oleh dinas. Sehingga sosialisasi mengenai peraturan daerah tentang pajak

restoran ini belum sepenuhnya menyentuh baik masyarakat maupun wajib

82

Wawancara dengan Selaku Pemilik Restoran RM. Mbok Sarikah Anyer. Tanggal 26 Januari

2010. pukul : 14.37-15.00 wib. Wawancara dilakukan di RM. Mbok Sarikah Anyer Kabupaten

Serang.

Page 120: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

pajak restoran official assessment. Sehingga dapat kita ketahui sumber dana

untuk pelaksanaan kebijakan belum memadai secara keseluruhan. Hal ini

diperkuat oleh pernyataan informan I3QD1 sebagai berikut :

“Sumber daya yang dibutuhkan diantaranya adalah dana. Akan tetapi

disini dana untuk kegiatan sosialisasi ke wajib pajak tidak tersedia.

Karena pemerintah daerah tidak menyediakan anggaran untuk

melaksanakan kegiatan sosialisasi, sehingga sumber dana belum dapat

mencukupi kebutuhan pelaksanaan implementasi peraturan daerah

khususnya dalam sosialisasi ke para pengusaha restoran sebagai wajib

pajak.”83

Pada dasarnya seperti yang telah diungkapkan oleh seluruh informan,

sumber dana yang selama ini belum secara optimal dapat mencukupi

kebutuhan pelaksanaan program implementasi perda pajak restoran khususnya

dalam sosialisasi kepada wajib pajak restoran official assessmet. Dimana dana

yang belum mencukupi untuk program tersebut.

Kedua, sumber daya manusia (human resources) dan petugas baik dalam

kualitas maupun kuantitas. implementasi Perda pajak restoran akan berhasil

jika ditunjang oleh sumber daya ahli dan profesional. Sumber daya

mempunyai peranan penting dalam implementasi kebijakan. Karena

bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan

suatu kebijakan, jika para personil yang bertanggung jawab

mengimplementasikan kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber untuk

melakukan pekerjaan secara efektif, maka implementasi kebijakan tersebut

tidak akan bisa efektif. Seperti salah satu penuturan informan I2QD2 sebagai

berikut :

83

Wawancara dengan Selaku Seksi Pendaftaran dan Pendapatan DPKAD Kabupaten Serang.

Tanggal 20 Januari 2010. pukul : 09.00-12.00 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD

Kabupaten Serang.

Page 121: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

” Pada dasarnya sumber daya untuk menunjang kebutuhan pelaksanaan

implementasi ini belum mencukupi, masih kurang tenaga analis keuangan

perusahaan, petugas yang berkompeten dan berdidikasi.”84

Ketiga, sarana dan prasarana sebagai aksesbilitas wajib pajak belum

merata. Sumber daya peralatan merupakan sarana yang digunakan untuk

operasionalisasi implementasi suatu kebijakan sebagai contoh aksesbilitas

berupa cabang pembantu kas daerah yang semuanya akan memudahkan dalam

memberikan pelayanan dalam implementasi kebijakan.

Berdasarkan penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti,

ketika hal mengapa telat membayarakan pajaknya ke para pengusaha restoran,

beberapa wajib pajak merasa keberatan membayarkan pajaknya yang hanya

dilakukan di kas daerah dikarenakan baginya faktor jarak tempuh, waktu dan

biaya transportasi. Berikut salah satu penuturan oleh I8QD2 sebagai berikut :

”Karena jauh, kadang saya juga suka lupa mau bayar pajaknya, inginnya

ada cabang kas daerah yang bisa membantu, jadi kita ga perlu jauh-jauh

kesana.”85

Terbatasnya aksesbilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan

akan menyebabkan gagalnya pelaksanaan kebijakan. Kurang tersedianya

infrastruktur sebagai akses pembayaran untuk membayar pajak seperti kas

pembantu atau cabang pembantu yang dapat memudahkan wajib pajak dalam

membayarkan pajaknya.

84

Wawancara dengan Selaku Pelaksana Seksi Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten

Serang. Tanggal 18 Januari 2010. pukul : 09.30-11.00 wib. Wawancara dilakukan di Kantor

DPKAD Kabupaten Serang. 85

Wawancara dengan Selaku Pemilik Restoran Kembang Sari Anyer. Tanggal 26 Januari 2010.

pukul : 15.02-15.15 wib. Wawancara dilakukan di Restoran Kembang Sari Anyer Kabupaten

Serang.

Page 122: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

2. Dimensi Konteks Kebijakan (Context of Policy)

e. Tingkat kepatuhan dan respon dari pelaksana (Compliance and

Responsiveness)

Hal lain yang penting dalam proses pelaksanaan kebijakan adalah

kepatuhan dan respon dari pelaksana kebijakan. Berkaitan dengan hal tersebut,

pada dimensi ini peneliti mempertanyakan kepada informan respon atau daya

tanggap pelaksana kebijakan terhadap wajib pajak restoran official assessment

yang membandel atau tidak patuh dalam membayar pajaknya. Masalah

ketidakpatuhan wajib pajak adalah masalah penting yang dihadapi petugas

dalam hal pemungutan. Karena jika wajib pajak tidak patuh maka akan

menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan

dan pelalaian pajak yang pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan

penerimaan pajak daerah berkurang. Dari tindakan yang dilakukan wajib

pajak, respon atau daya tanggap petugas sangat diperlukan guna untuk

menyadarkan atau meminimalisir wajib pajak untuk taat dan patuh

membayarkan kewajibannya. Adanya respon dari pelaksana kebijakan dalam

menanggapi wajib pajak restoran yang membandel atau tidak patuh ini sangat

membantu dalam proses pelaksanaan perda pajak daerah yakni pajak restoran

ini. Seperti yang diutarakan oleh informan I3QE1 sebagai berikut :

”Respon dari pelaksana kebijakan dalam menanggapi permasalahan

wajib pajak restoran yang tidak patuh dalam membayar pajaknya ini

sangat baik, kita disini tetap berusaha untuk memungut pajak yang banyak

menunggak.”86

86

Wawancara dengan Selaku Seksi Pendaftaran dan Pendapatan DPKAD Kabupaten Serang.

Tanggal 20 Januari 2010. pukul : 09.00-12.00 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD

Kabupaten Serang.

Page 123: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Di dalam peraturan daerah tentang pajak restoran terdapat pasal yang

menjelaskan tentang sanksi apabila wajib pajak restoran tidak patuh atau

membandel atau melakukan kelalaian dalam hal membayar pajaknya. Hal

tersebut seperti yang diungkapkan oleh I4QE1 yakni :

”Seperti yang sudah dijelaskan diawal yah, tindakan untuk wajib pajak

yang tidak patuh dalam membayar pajaknya, kita memberikan sanksi

administrasi berupa denda sebesar 2% dari pajak yang telat

dibayarkannya.”87

Pemberian sanksi terhadap wajib pajak yang tidak patuh sudah cukup jelas

karena landasan hukum mengenai sanksi pajak restoran diatur dalam masing-

masing pasal perda pajak restoran. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Bapak

Yanto selaku Staf Bagian Penetapan dan Penagihan, beliau menyatakan :

”......tindakan tersebut sudah sesuai karena berdasarkan ketentuan dalam

perda ini mengenai sanksi-sanksinya, dengan adanya UU nomor berapa

yah saya lupa nomorny, pokoknya dijelaskan juga dulu perdata sekarang

bagi mereka yang tidak bayar dikenakan pidana.”88

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 4 (empat) orang informan

yaitu dari Dinas mengenai tindakan untuk menangani wajib pajak yang tidak

patuh dalam membayarkan pajaknya, sudah cukup jelas karena berdasarkan

peraturan daerah tentang pajak restoran.

4.2.2 Faktor-faktor yang menjadi penghambat implementasi peraturan

daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

87

Wawancara dengan Selaku Seksi Pendaftaran dan Pendapatan DPKAD Kabupaten Serang.

Tanggal 20 Januari 2010. pukul : 09.00-12.00 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD

Kabupaten Serang. 88

Wawancara dengan Selaku Staf Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten Serang. Tanggal

05 Januari 2010. pukul : 10.00-12.30 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD Kabupaten

Serang.

Page 124: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Restoran, khususnya restoran jenis official assessment di Kabupaten

Serang.

Dalam pelaksanaan program implementasi peraturan daerah Kabupaten

Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, khususnya restoran

jenis official assessment di Kabupaten Serang, bukanlah pekerjaan yang

mudah. Berbagai persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi cukup

banyak dari mulai kesiapan sumber daya manusia baik dari segi kualitas

maupun kuantitas, pemberian informasi atau sosialisasi, sarana dan prasarana

serta infrastruktur lain yang merupakan komponen yang mutlak dibutuhakan

dalam mengimplementasikan peraturan daerah tersebut.

Namun demikian implementasi perda tersebut dalam perjalanannya

banyak mengalami kendala dan hambatan. Munculnya hambatan dan kendala

dalam implementasi perda nomor 11 tahun 2006 tentang pajak restoran,

khususnya restoran official assessment di Kabupaten Serang tidak terlepas dari

berbagai faktor yang muncul baik dari dalam (internal) maupun dari luar

(eksternal). Hambatan dan kendala yang muncul tersebut sangat berpengaruh

pada upaya mengimplementasikan Perda Kabupaten Serang No. 11 Tahun

2006 tentang Pajak Restoran, khususnya restoran jenis official assessment di

Kabupaten Serang.

Beberapa faktor yang menjadi penghambat implementasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, khususnya

Restoran Jenis Official Assessment di Kabupaten Serang diantaranya sebagai

berikut :

Page 125: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Pertama, yang menjadi penghambat implementasi perda pajak restoran,

khususnya restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang adalah

kurangnya sumber daya manusia dan petugas baik dalam kualitas maupun

kuantitas. Faktor sumber daya manusia yang ada di Dinas Pengelola Keuangan

dan Aset Daerah Kabupaten Serang kurang mencukupi untuk memenuhi dan

menunjang pelaksanaan yang kurang menguasai teknologi serta jumlah

petugas yang tidak seimbang dengan luas wilayah tidak terjangkau, akan

menghambat implementasi peraturan sehingga dalam pelaksanaanya tidak

berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh

informan I2QF2 yakni :

” Pada dasarnya sumber daya untuk menunjang kebutuhan pelaksanaan

implementasi ini belum mencukupi, masih kurang tenaga analis keuangan

perusahaan, petugas yang berkompeten dan berdidikasi.”89

Senada juga dengan apa yang diungkapkan oleh Informan I4QE2 selaku

Seksi Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebagai

berikut :

”...... belum sesuai jumlah petugas pajak dengan luas daerah yang kita

datangi, karena kan kabupaten serang itu cukup luas dengan 28

kecamatan di dalamnya.”90

Sumber daya yang kurang memiliki kemampuan terhadap teknologi juga

dapat menghambat pekerjaan. Kurangnya sumber daya dapat mengakibatkan

89

Wawancara dengan Selaku Pelaksana Seksi Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten

Serang. Tanggal 18 Januari 2010. pukul : 09.30-11.00 wib. Wawancara dilakukan di Kantor

DPKAD Kabupaten Serang. 90

Wawancara dengan Selaku Seksi Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang

Sah DPKAD Kabupaten Serang. Tanggal 01 Februari 2010. pukul 10.30-12.00 wib. Wawancara

dilakukan di Kantor DPKAD Kabupaten Serang.

Page 126: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

terhambatnya implementasi suatu peraturan. Oleh karena itu pelaksanaan

program yang dilakukan belum optimal.

Kedua, yang menjadi penghambat implementasi perda pajak restoran,

khususnya restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang adalah

kurangnya informasi atau sosialisasi mengenai peraturan daerah tentang

perpajakan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat atau wajib pajak.

Sosialisasi sangat dibutuhkan dalam pelakasanaan suatu peraturan. Karena

dengan pemberian informasi atau sosialisasi peraturan tersebut dapat

dilaksanakan dengan maksimal. Sosialisasi tidak hanya dilakukan

dilingkungan dinas saja atau tidak hanya kepada petugas saja, tetapi dilakukan

juga sosialisasi kepada masyarakat atau wajib pajak restoran agar mereka

mengerti dan bertambah tingkat kepercayaan dan kepatuhan terhadap dinas

dalam melakukan semua aktivitas pembayaran pajak oleh wajib pajak

restoran. Banyak masyarakat atau wajib pajak wajib pajak restoran yang tidak

mengetahui apa itu pajak, fungsi pajak, manfaat pajak yang mereka bayarkan,

serta sanksi pajak yang dikenakan apabila mereka tidak patuh dalam

membayarkan pajaknya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan

I5QE4 beliau mengatakan bahwa :

”...tidak pernah ada sosialisasi dari dinas, makanya saya kadang ikut

seminar yang ada dikampus kapling itu loh jadi sedikit tau lah...”91

Beliau juga menambahkan bahwa :

91

Wawancara dengan Selaku Pimpinan Restoran Nasi Uduk Tempo Doeloe Anyer. Tanggal 26

Januari 2010. Pukul : 11.00-12.24 wib. Wawancara dilakukan di Restoran Nasi Uduk Tempo

Doeloe Anyer Kabupaten Serang.

Page 127: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

”...ya saya sih berharap dari dinas ada acara seminar atau kursus pajak

untuk orang yang dikenakan pajak.”92

Peraturan yang tidak disosialisasikan dengan baik akan terjadi

ketidakefektifan dan ketidakefesienan. Sehingga masyarakat atau wajib pajak

tidak paham dan mengerti isi dari peraturan daerah tersebut dan kesadaran

hukum wajib pajak atau masyarakat rendah.

Kurangnya sosialisasi ini berkaitan dengan dana, dimana dana untuk

merealisasikan program tersebut sangat sulit, karena berbagai kendala yang

ada pada dinas, lingkungan maupun program-program pemerintah daerah yang

bersifat parsial, artinya pelaksanaan program atau kegiatan sosialisasi yang

dilakukan belum efektif dan belum menyentuh seluruh wajib pajak restoran

official assessment. Seperti yang diungkapkan oleh I1QC3 sebagai berikut :

”Di bilang efektif sih belum yah, ya karena itu tadi dalam hal sosialisasi

kita tidak dapat dana untuk mengadakan sosialisasi kepada para wajib

pajak.”93

Kemudian beliau menambahkan bahwa :

”......karena pemerintah tidak memberikan dana untuk program sosialisasi

peraturan tersebut ke wajib pajak.”94

Ketiga, yang menjadi penghambat implementasi perda pajak restoran,

khususnya restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang adalah

rendahnya kesadaran hukum wajib pajak ini dapat dilihat dari banyaknya

wajib pajak restoran yang tidak patuh dan membandel dalam hal pembayaran

92

Ibid 93

Wawancara dengan Selaku Staf Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten Serang. Tanggal

05 Januari 2010. pukul : 10.00-12.30 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD Kabupaten

Serang. 94

Ibid

Page 128: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

pajaknya. Masih ditemukannya wajib pajak yang menunggak bahkan sampai

tidak bayar pun ada. Rendahnya kesadaran hukum wajib pajak ini juga

berkaitan dengan kurangnya sosialisasi dinas kepada wajib pajak bahwa

apabila wajib pajak yang tidak patuh akan dikenakan sanksi yang dijelaskan di

dalam peraturan daerah tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Informan I6QC2,

ketika diwawancarai apakah pernah beri sanksi oleh petugas apabila

melakukan penunggakan atau keterlambatan membayar pajaknya, yaitu

sebagai berikut :

”Sering,kadang klo kita telat dinas datang kesini ngasih surat peringatan

gtu hehe...udah 3x ini dapat panggilan lagi.”95

Keempat. yang menjadi penghambat implementasi perda pajak restoran,

khususnya restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang adalah

belum meratanya sarana dan prasarana yang mendukung sebagai aksesbilitas

wajib pajak restoran. Kurang tersedianya infrastruktur sebagai akses

pembayaran untuk membayar pajak seperti kas pembantu atau cabang

pembantu yang dapat memudahkan wajib pajak dalam membayarkan pajaknya

dapat mengakibatkan terhambatnya implementasi suatu peraturan. Dimana hal

ini juga dapat menyebabkan wajib pajak merasa malas sehingga rendahnya

kesadaran wajib pajak dalam membayarkan kewajibannya. Seperti yang

diungkapkan oleh salah satu informan wajib pajak restoran official assessment

I8, sebagai berikut :

95

Wawancara dengan Selaku Pengurus Restoran Pondok Karang Bolong Anyer. Tanggal 26

Januari 2010. pukul : 14.08- 14.25 wib. Wawancara dilakukan di Restoran Pondok Karang Bolong

Anyer Kabupaten Serang.

Page 129: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

” Karena jauh, kadang saya juga suka lupa mau bayar pajaknya, inginnya

ada cabang kas daerah yang bisa membantu, jadi kita ga perlu jauh-jauh

kesana.”96

Dari pernyataan diatas dapat ditarik suatu garis besar dari berbagai kendala

dan hambatan yang muncul dalam implementasi Perda Kabupaten Serang No.

11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, khususnya restoran jenis official

assessment di Kabupaten Serang adalah sebagai berikut :

a. Sumber daya manusia yang belum memadai

b. Kurangnya sosialisasi atau informasi kepada wajib pajak dan

masyarakat mengenai peraturan pajak.

c. Kesadaran hukum wajib pajak masih rendah

d. Belum meratanya sarana dan prasarana yang mendukung sebagai

aksesbilitas wajib pajak restoran.

4.2.3 Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam

implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun

2006 tentang Pajak Restoran, khususnya restoran jenis official

assessment di Kabupaten Serang.

Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006

tentang Pajak Restoran, khususnya restoran jenis official assessment di

Kabupaten Serang merupakan salah satu bentuk kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah daerah. Bentuk pengimplementasiannya adalah dengan melakukan

96

Wawancara dengan Selaku Pemilik Restoran Kembang Sari Anyer. Tanggal 26 Januari 2010.

pukul : 15.02-15.15 wib. Wawancara dilakukan di Restoran Kembang Sari Anyer Kabupaten

Serang.

Page 130: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

pemungutan pajak restoran di wilayah-wilayah yang telah ditetapkan sebagai

restoran dalam cakupan wilayah Kabupaten Serang. Salah satu jenis restoran

yang perlu dikelola adalah jenis restoran official assessment. Namun pada

pelaksanaan pengimplementasiannya kerap mengalami hambatan atau

kendala.

Dalam mengatasi kendala dan hambatan yang muncul tersebut berbagai

upaya telah dilakukan, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan.

Berikut upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut antara lain :

Pertama, seperti yang kita ketahui Dinas Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Serang mengalami kekurangan sumber daya manusia dan

petugas baik secara kuantitas dan kualitas. Maka usaha yang dilakukan guna

meminimalisir hambatan yang terjadi yaitu dengan melakukan sosialisasi,

training atau bintek terhadap para petugas di lingkungan dinas pengelola

keuangan dan aset daerah Kabupaten Serang. Harapan dari upaya yang

dilakukan ini adalah sumber daya manusia yaitu para petugas terhadap

meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Seperti yang diungkapkan

oleh informan I1, sebagai berikut :

” pernah mengadakan sosialisasi, penataran atau bintek kepada SKPD-

SKPD yang ada di Kabupaten Serang. Karena petugas pajak harus punya

sertifikasi. DPKAD ini sebagai koordinator pelaksana. Tetapi disini juga

tergantung bagaimana mereka meningkatkan skill mereka jadi tergantung

SKPD masing-masing.”97

97

Wawancara dengan Selaku Staf Bagian Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten Serang.

Tanggal 05 Januari 2010. Pukul : 10.00-12.30 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD

Kabupaten Serang.

Page 131: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Sumber daya manusia yang tidak memadai (jumlah dan kemampuan)

berakibat tidak dapat dilaksanakannya program secara sempurna karena

mereka tidak bisa melakukan pengawasan dengan baik. Jika jumlah petugas

pelaksana kebijakan terbatas maka hal yang harus dilakukan meningkatkan

skill atau kemampuan para pelaksana untuk melakukan program. Untuk itu

perlu adanya manajemen SDM yang baik agar dapat meningkatkan kinerja

program.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, peneliti dapat memahami

bahwa Dinas DPKAD Kabupaten Serang telah melakukan usaha-usaha yang

dapat membantu meningkatkan skill atau kemampuan sumber daya

manusianya yaitu dengan melakukan sosialisasi, penataran maupun training

atau bintek walaupun belum maksimal. Namun usaha tersebut sangat

membantu mereka dalam melaksanakan tugasnya.

Kedua, usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan mengenai

kurangnya sosialisasi atau informasi terhadap wajib pajak restoran dan

masyarakat mengenai implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran adalah petugas berusaha

melakukan sosialisasi secara langsung atau face to face ketika petugas datang

untuk melakukan pemungutan pajak restoran kepada wajib pajak. Wajib pajak

atau masyarakat diberitahu bahwa telah ada peraturan daerah mengenai pajak

restoran. Seperti yang diutarakan oleh informan I2, selaku Pelaksana Seksi

Penetapan dan Penagihan, yang mengatakan :

Page 132: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

” Klo untuk masalah sosialisasi besar-besaran ke para pengusaha

restoran sepertinya tidak pernah. Tetapi kita juga berusaha

mensosialisasikan ke pengusaha restoran tersebut dengan cara face to

face ketika kita datang untuk memungut pajak atau memberikan surat

peringatan. Bahwa ini loh di dalam perda ini ada ketentuan-ketentuan

apabila wajib pajak melanggar.”98

Dengan adanya sosialisasi yang tetap sasaran diharapkan akan

mengefektifkan pelaksanaan peraturan tersebut. Sehingga pekerjaan yang

dilakukan oleh petugas tidak akan terhambat. Walaupun dengan usaha

sosialisasi yang sederhana ini diharapkan mampu menyadarkan masyarakat

atau wajib pajak untuk taat pajak dan kesadaran hukum wajib pajak sedikit

meningkat.

Ketiga, dalam mengatasi hambatan mengenai kurang tersedianya

infrastruktur sebagai akses pembayaran untuk membayar pajak seperti kas

pembantu atau cabang pembantu yang dapat memudahkan wajib pajak dalam

membayarkan pajaknya, usaha yang dilakukan adalah bekerja sama dengan

bank-bank yang dapat mendukung pelaksanaan pemungutan pajak daerah

khususnya pajak restoran. Adanya kerjasama ini merubah sistem pemungutan

pajak yang dalunya menggunakan sistem jemput bola, jadi selain wajib pajak

membayarkan pajaknya ke kas daerah, wajib pajak juga bisa langsung

membayarkan pajaknya melalui bank-bank yang ditunjuk oleh pemerintah

daerah tersebut. Pernyataan ini dipaparkan oleh informan I1, sebagai berikut :

98

Wawancara dengan Selaku Pelaksana Seksi Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten

Serang. Tanggal 18 Januari 2010. pukul : 09.30-11.00 wib. Wawancara dilakukan di Kantor

DPKAD Kabupaten Serang.

Page 133: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

”Klo masalah pembayaran pajaknya bisa juga di Bank yang ditunjuk oleh

pemerintah daerah. Jadi pemerintah daerah bekerja sama dengan bank

tersebut.”99

Keempat, untuk mengatasi permasalahan dalam pemungutan pajak yang

kerap mengalami hambatan seperti wajib pajak restoran menunggak, tidak

tepat waktu membayarkan pajaknya, bahkan sampai tidak membayarkan

pajaknya. Petugas pemungut pajak DPKAD berupaya melakukan penagihan

terus-menerus kepada wajib pajak restoran official assessment yang

membandel.

Dari uraian diatas, dapat ditarik suatu gambaran bahwa usaha-usaha yang

telah dilakukan oleh Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Serang dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam implementasi Peraturan

Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran,

khususnya restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang, diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Melakukan sosialisasi, penataran maupun training atau bintek terhadap

petugas agar dapat meningkatkan kinerja program.

b. Sosialisasi secara langsung atau face to face ketika petugas datang

untuk melakukan pemungutan pajak restoran kepada wajib pajak yang

diharapkan mampu menyadarkan masyarakat atau wajib pajak untuk

taat pajak dan kesadaran hukum wajib pajak sedikit meningkat.

99

Wawancara dengan Selaku Staf Bagian Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten Serang.

Tanggal 05 Januari 2010. Pukul : 10.00-12.30 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD

Kabupaten Serang.

Page 134: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

c. Melakukan kerjasama dengan bank-bank yang dapat mendukung

pelaksanaan pemungutan pajak daerah khususnya pajak restoran.

d. Adanya tanggung jawab (responsibility) dari pelaksana kebijakan yang

selalu melakukan upaya penagihan secara terus-menerus kepada wajib

pajak yang tidak patuh, baik wajib pajak yang menunggak, wajib pajak

yang mengangsur, serta wajib pajak yang tidak membayar pajaknya.

4.3 Interpretasi Hasil Penelitian

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang sebagai

lembaga pemerintah daerah yang banyak membantu melayani publik atau

masyarakat. Salah satunya pada bidang pendapatan yang membantu masyarakat

dalam hal pendaftaran, penetapan, dan penagihan pajak, khususnya pajak restoran

official assessment. Peraturan yang dipakai oleh dinas dalam mengeluarkan

ketentuan pengenaan pajak pada restoran yaitu Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran sebagai landasan

operasional. Namun demikian implementasi Perda Kabupaten Serang No. 11

Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, khususnya restoran jenis official assessment

tersebut, dalam perjalanannya banyak mengalami kendala dan hambatan.

Munculnya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan implementasi Perda tentang

pajak restoran khususnya restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang

tidak terlepas dari berbagai faktor yang muncul baik dari dalam (internal) maupun

dari luar (external). Hambatan dan kendala yang muncul tersebut sangat

berpengaruh pada pelaksanaan implementasi Perda Kabupaten Serang No. 11

Page 135: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, khususnya restoran jenis official assessment

di Kabupaten Serang.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui wawancara

dengan pihak-pihak yang kompeten dalam masalah ini diperoleh gambaran bahwa

faktor yang menjadi penghambat implementasi Perda Kabupaten Serang No. 11

Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, khususnya restoran jenis official assessment

di Kabupaten Serang adalah : sumber daya manusia atau petugas, kurangnya

sosialisasi kepada wajib pajak mengenai peraturan pajak, kesadaran hukum wajib

pajak rendah, belum meratanya sarana dan prasarana yang mendukung sebagai

aksesbilitas wajib pajak restoran.

Dalam isi kebijakan ini terdapat sub variabel kategori pertama, Extent of

Change Envision. Setiap kebijakan yang dibuat memiliki target yang hendak dan

ingin dicapai. Dengan adanya perda ini diharapkan dapat meningkatkan

pendapatan daerah khususnya dari pajak restoran official assessment di Kabupaten

Serang. Kemudian perubahan yang ingin dicapai dari perda ini adalah agar

kesadaran hukum wajib pajak semakin tinggi. Namun pada derajat perubahan ini

menunjukkan hasil yang belum optimal. Keempat, Site of Decision Making.

Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan memegang peranan penting dalam

pelaksanaan suatu kebijakan, maka pada bagian ini dimana letak pengambilan

keputusan mengenai sanksi atas pelanggaran implementasi perda pajak restoran.

Dalam hal ini sistem pemungutan pajak restoran official assessment kerap

mengalami berbagai tindak kenakalan dalam pembayaran pajak yang dilakukan

oleh wajib pajak. Keputusan mengenai sanksi atas pelanggaran perda yang

Page 136: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

dilakukan oleh wajib pajak restoran tertuang dalam pasal-pasal yang ada di dalam

peraturan daerah tersebut. Dari masalah yang terjadi diatas berkenaan dengan

tingkat kepatuhan wajib pajak restoran official assessment di Kabupaten Serang

masih rendah. Kelima, Program implementer. Suatu kebijakan harus didukung

oleh pelaksana program yang kompeten dan kapabel dari keberhasilan suatu

kebijakan tersebut. Pada Dinas Pengelolan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Serang terdapat 14 orang petugas pajak daerah. Bila dilihat dari jumlah tersebut

dirasa sangat tidak cukup untuk melakukan implementasi perda pajak restoran ke

semua wajib pajak restoran official assessment di Kabupaten Serang. Mengingat

Kabupaten Serang memiliki wilayah yang cukup luas. Hal inilah yang

menyebabkan sosialisasi atau informasi yang diberikan petugas pelaksana

program mengenai perda pajak restoran kepada wajib pajak restoran masih sangat

kurang atau tidak efektif. Hal inilah yang menjadi tingkat pengetahuan wajib

pajak atau masyarakat rendah. Keenam, Resources committed. Pelaksanaan suatu

kebijakan harus didukung oleh sumber daya – sumber daya yang dapat

memberikan pengaruh signifikan agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

Dalam implementasi Perda Kabupaten Serang No. 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran ini sumber daya yang dibutuhkan antara lain : 1) Dana, dalam

implementasi Perda pajak restoran ini sumber daya yang tersedia masih sangat

minim. Hal ini berdampak pada kegiatan sosialisasi perda pajak restoran, tidak

tersedianya dana dari pemerintah untuk mengadakan sosialisasi merupakan

kendala yang dihadapi dinas, sehingga sosialisasi mengenai perda pajak restoran

ini belum sepenuhnya menyentuh masyarakat maupun wajib pajak restoran

Page 137: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

official assessment di Kabupaten Serang. 2) Sumber daya manusia (SDM) dan

petugas baik kuantitas maupun kualitas masih sangat kurang dalam hal

pelaksanaan program implementasi perda. 3) sarana dan prasarana sebagai

aksesbilitas dalam pelaksanaan program ini adalah akses pembayaran untuk

membayar pajak seperti cabang pembantu kas daerah yang dapat memudahkan

wajib pajak restoran official assessment dalam membayar pajaknya. Karena

terbatasnya sarana dan prasarana tersebut banyak wajib pajak yang mengeluhkan

karena jauh membayar pajaknya jadi malas membayarkannya ke kas daerah. Hal

tersebut dapat menghambat penerimaan pajak restoran di Kabupaten Serang.

Kemudian dari dimensi konteks kebijakan ini adalah Compliance and

Responsiveness. Hal lain yang penting dalam proses pelaksanaan kebijakan

adalah kepatuhan dan respon dari pelaksana kebijakan. Masalah ketidakpatuhan

wajib pajak adalah masalah penting yang dihadapi petugas dalam hal pemungutan.

Adanya respon dari pelaksana kebijakan dalam menanggapi wajib pajak restoran

yang membandel atau tidak patuh ini sangat membantu dalam proses pelaksanaan

perda pajak daerah yakni pajak restoran ini. Petugas berusaha melakukan

penagihan secara terus menerus kepada wajib pajak yang menunggak atau tidak

membayar pajaknya.

Page 138: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, (studi kasus pada restoran jenis

official assessment di Kabupaten Serang) ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan konsep implementasi kebijakan yang diperkenalkan oleh

Merilee S. Grindle yaitu Implementations as A Political and

Administrative Process, maka pelaksanaan implementasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran,

khususnya pada restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang

adalah belum berjalan dengan baik, karena masih terdapat banyaknya

faktor-faktor yang menghambat dalam penerapan implementasi perda

tersebut, yaitu dilihat dari segi pelaksanaan program implementasi perda

pajak restoran ini, sumber daya manusia atau petugas belum baik, karena

kurang mencukupi untuk memenuhi dan menunjang pelaksanaan yang

kurang menguasai teknologi serta jumlah petugas yang tidak seimbang

dengan luas wilayah tidak terjangkau. Sosialisasi mengenai implementasi

Perda Kabupaten Serang No. 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran ini

belum efektif dan belum menyentuh seluruh wajib pajak restoran official

assessment.

Page 139: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

2. Sistem pemungutan pajak restoran official assessment di Kabupaten

Serang sampai saat ini selesai disusun, apabila dilihat dari pelaksanaanya

masih saja terdapat wajib pajak yang tidak patuh dan ditemukannya wajib

pajak yang menunggak bahkan sampai tidak bayar pun ada. Hal ini

berkenaan dengan rendahnya kesadaran hukum wajib pajak ini juga

berkaitan dengan kurangnya sosialisasi dinas kepada wajib pajak bahwa

apabila wajib pajak yang tidak patuh akan dikenakan sanksi yang

dijelaskan di dalam peraturan daerah tersebut. Terakhir dari segi sumber

daya kurang tersedianya infrastruktur sebagai akses pembayaran untuk

membayar pajak seperti kas pembantu atau cabang pembantu yang dapat

memudahkan wajib pajak dalam membayarkan pajaknya dapat

mengakibatkan terhambatnya implementasi suatu peraturan.

3. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11

Tahun 2006 tentang Pajak Restoran, khususny pada restoran jenis official

assessment di Kabupaten Serang yaitu melakukan sosialisasi secara

sederhana yaitu secara face to face yang dilakukan petugas ketika

memungut pajak ke wajib pajak restoran official assessment di Kabupaten

Serang; serta sudah mengadakan penataran maupun training atau bintek

untuk petugas di lingkungan dinas pengelola keuangan dan aset daerah

Kabupaten Serang; mengadakan kerjasama dengan bank-bank yang

ditunjuk oleh pemerintah daerah; Adanya tanggung jawab (responsibility)

dari petugas pajak untuk menagih pajak restoran yang menunggak.

Page 140: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan mengenai impelementasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (studi kasus

pada jenis restoran official assessment di Kabupaten Serang) yang diuraikan

diatas, pelaksanaannya belum cukup baik. Untuk itu peneliti memberikan saran

sebagai berikut :

1. Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan implementasi Peraturan

Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran,

khususnya pada restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang,

hendaknya dilakukan oleh orang-orang yang kompeten

mengimplementasikannya, jumlah implementor juga harus sesuai dengan

luasnya wilayah implementasi kebijakan.

2. Melakukan pelatihan-pelatihan kepada petugas untuk itu perlu adanya

manajemen SDM yang baik agar dapat meningkatkan kinerja program.

3. Untuk meningkatkan kesadaran hukum wajib pajak restoran official

assessment, kiranya perlu ditingkatkan penyuluhan mengenai peraturan

perpajakan khususnya peraturan daerah tentang pajak restoran ini secara

insentif dan secara berkala dalam rangka meningkatkan pengetahuan wajib

pajak restoran official assessment di Kabupaten serang. Sehingga dapat

meminimalisir wajib pajak yang membandel dalam pembayaran pajaknya.

Page 141: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. 1997. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke

Implementasi Kebijakan Negara. Malang : Bumi Aksara.

Agustino, Leo. 2006. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung : Aipi-Puslit KP2W

Lemlit Unpad.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Brotodiharjo, R. Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung : PT.

Refika Aditama.

Devano, Sony. Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu.

Jakarta : Prenada Media Group.

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.

Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta : DIA FISIP Universitas Indonesia.

Miles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia Press:

Jakarta.

Moleong, Lexy J. 2005 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Nugroho, Riant D. 2004. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan

Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Page 142: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Parsons, Wayne. 2005. Public Policy: Pengantar dan Praktik Analisis Kebijakan.

Jakarta : Prenada Media.

Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Santoso, Amir. 1992. Analisis Kebijakan Publik: Suatu Pengantar, Jurnal Ilmu

Politik Nomor 3. Jakarta : Gramedia.

Siahaan, Marihot P. 2005. Pajak Daerah & Retribusi Daerah. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Soemitro, Rochmat. 1991. Pajak Ditinjau Dari Segi Hukum. Bandung : Eresco.

Solichin, Abdul Wahab. 1997. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke

Implementasi Kebijakan Negara. Malang.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :

Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.

Thoha, Miftah. 2005. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Tunggal, Amin Widjaja. 1991. Pelaksanaan Pajak Penghasilan Perseorangan.

Jakarta : Rineka Cipta.

Waluyo. 2006. Perpajakan Indonesia Edisi Keenam. Jakarta : Salemba Empat.

Widya Wicaksono, Kristian. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Page 143: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Sumber Lain :

http:/www.apakabar.ws/forums/viewtopic.php?p=766398&sid. Diunduh pada

tanggal 02 Mei 2009. pukul : 20:58 wib.

Dokumen :

Buku kendali wajib pajak Official Asessment.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pajak

Restoran.

Peraturan Bupati Kabupaten Serang Nomor 64 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas

Jabatan Dilingkungan Dinas Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Serang.

Profil Kantor Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serang.

Sumber data Kantor Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Serang, Tahun 2009.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

Page 144: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

lampiran

Page 145: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Peneliti dilahirkan di Serang, pada tanggal 27 April 1987

sebagai anak ke- 2 dari 3 bersaudara dari keluarga pasangan

Bapak Deddy Suhara dan Ibu Yati Sumaryati. Sebelum

menempuh pendidikan di Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, peneliti telah menempuh pendidikan pertama di

Taman Kanak-kanak (TK) Tirtayasa Cilegon mulai tahun

1991 – 1993. Menempuh pendidikan di Sekolah Dasar

Negeri (SDN) Kedaleman I Cilegon mulai tahun 1993 –

1999. Menempuh Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP) Negeri 5 Cilegon mulai tahun 1999 – 2002. dan

menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Umum

(SMU) Negeri 3 Cilegon mulai tahun 2002 – 2005.

Selanjutnya peneliti mengikuti Penelusuran Minat dan

Kemampuan (PMDK) pada tahun 2005 dan berhasil

terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) pada jurusan Ilmu Administrasi Negara.

Pada tahun 2009 – 2010, peneliti melakukan penelitian

guna menyusun skripsi sebagai tugas akhir dan syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata – 1 pada jurusan Ilmu

Adminstrasi Negara.

Page 146: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 147: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 148: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 149: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 150: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Hasil Wawancara

Keterangan : Peneliti = (P)

: Informan = (I)

Transkip hasil wawancara Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang).

Nama Informan : I1

Jabatan/Pekerjaan : Staf Bagian Penetapan dan Penagihan DPKAD Kabupaten

Serang.

Wawancara : 24 Juni 2009 dan 05 Januari 2010

Pukul : 10.00-11.30 wib dan 10.00-12.30 wib

Tempat : Kantor DPKAD Kabupaten Serang.

(P) : Assalammualaikum, permisi bapak. Saya afrila dari untirta mau

bertanya-tanya mengenai implementasi perda tentang pajak restoran

karena tugas akhir saya mengenai hal tersebut.

(I) : Waalaikumsalam, ya mari-mari masuk neng. Ia insyallah bapak bantu

karna anak saya juga sama kaya kalian lagi mengerjakan tugas

akhirnya, hee..

(P) : Terimakasih pak, maaf dengan bapak siapa yah ?

(I) : Oia, nama saya pak Yanto.

(P) : Disini Bapak tugas di bagian apa ?

(I) : Kalau saya, Staf bagian penetapan dan penagihan.

(P) : Langsung saja ya pak, pertama mengenai implementasi Perda No 11

Tahun 2006 tentang Pajak Restoran ini sudah mengalami berapa kali

perubahan ?

(I) : Dulu pajak restoran itu di gabung dengan pajak hotel akan tetapi

setelah adanya perubahan Atas UU No. 34 Tahun 2000 pajak hotel dan

restoran dipisahkan. Dulu kan namanya Perda No. 5 Tahun 2002 tetapi

setelah ada perubahan karena disesuaikan dengan perkembangannya

menjadi Perda No. 11 Tahun 2006 sampai sekarang. Jadi bisa diliat yah

perda ini mengalami dua kali perubahan.

(P) : Ada berapa kelompok restoran di dinas Kabupaten Serang ini ?

(I) : Kita disini membaginya menjadi 2 (dua) kelompok restoran yakni

restoran self assessment dan official assessment. Kalo self disini artinya

wajib pajak dipercaya oleh pemerintah untuk menghitung sendiri

pajaknya sedangkan official kebalikannya yakni pajaknya ditentukan

oleh dinas daerah.

(P) : Berapa jumlah restoran self dan official yang tercatat di dinas ini ?

Page 151: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

(I) : Dulu sih banyak sebelum adanya pemekaran menjadi kota serang,

sekarang restorannya dibagi menjadi dua wilayah yakni kota serang dan

kabupaten serang. Self sendiri ada 29 restoran dan official 21 restoran,

bisa diliat yah di daftarnya yang saya kasih.

(P) : Oia pak dasar hukum implementasi ini perda atau bukan ?

(I) : Ya...Perda

(P) : Ada hambatan gak pak dalam implementasi perda ini ?

(I) : Oh..banyak, salah satunya cara mensosialisaikannya karena apa? Ya

kesulitanya karena dana dalam mensosialisasikannya, kemudian

masyarakatnya yang tidak proaktif sehingga kesadarannya masih

kurang.

(P) : Menurut bapak, apakah implementasi ini sudah efektif atau sesuai

dengan apa yang diharapkan ?

(I) : Di bilang efektif sih belum yah, ya karena itu tadi dalam hal sosialisasi

kita tidak dapat dana untuk mengadakan sosialisasi kepada para wajib

pajak.

(P) : Dalam pembayaran pajak restoran ini, pembayaranya pertahun atau

perbulan ?

(I) : Ya...pembayaranya perbulan dong tiap tanggal 15 bulan sebelumnya,

lebih dari itu dikenakan denda 2% perbulan.

(P) : Dinas sendiri sebagai pengelola atau pemungut ?

(I) : Yang mengelola daerah, pemerintah bersama dewan. Kita sebagai

petugas pemungut. Ya sesuai dengan peraturan yang ada dulu, kita dulu

yang namanya pemungutannya itu kita bisa jemput bola, jadi kita

datangi restorannya. Dia bayar kita ambil setorannya trus kita setorkan.

Sekarang setoranya mereka langsung bayarkan ke kas daerah dengan

SKPD.

(P) : Selain pembayarannya dilakukan di kas daerah adakah cabang pembantu

untuk wajib pajak bisa melakukan pembayaran selain harus ke kas

daerah ?

(I) : Klo masalah pembayaran pajaknya bisa juga di Bank yang ditunjuk oleh

pemerintah daerah. Jadi pemerintah daerah bekerja sama dengan bank

tersebut.

(P) : Apa itu SKPD ?

(I) : SKPD adalah Surat Ketetapan Pajak Daerah, SKPD setiap bulan

dikeluarkan, dikirim ke masing-masing wajib pajak restoran. Kalau ini

sudah dikeluarkan oleh pemerintah daerah ini merupakan pajak

terutang wajib pajak. Dengan SKPD ini sebagai media stornya. Setelah

itu baru dikeluarkan SSPD (surat setoran pajak daerah) sebagai bukti

stor.

(P) : Ada gak sih pak wajib pajak yang telat membayar pajaknya ?

(I) : Uuh...banyak, ada 3 tingkatan wajib pajak yakni pertama, wajib pajak

yang sadar tanpa disuruh atau di himbau untuk membayar pajak, kedua

wajib pajak yang memang perlu dikejar-kejar atau ditagih baru mau

membayar, ketiga wajib pajak yang tidak sadar pajak. namanya juga

wajib pajak, setiap di tagih pasti ada saja alasannya mah, sepi

Page 152: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

pengunjung pak, belum ada pemasukan, kita kan mana tau alhasil

mereka jadi menunggak pajaknya.

(P) : Menurut Bapak perubahan yang ingin dicapai dari implementasi perda

ini apa ?

(I) : Kalo perubahan pastinya meningkatkan PAD, minimalnya dengan

adanya perda ini memberikan kesadaran bagi wajib pajak bahwa ada

pidana dalam hukum pajak apabila wajib pajak melanggar atau berbuat

nakal dalam pembayaranya.

(P) : Apa ada perubahan setelah perda ini diimplementasikan ?

(I) : Belum yah, karena masih ada saja wajib pajak yang tak patuh, alasanya

karena berbagai hal tadi seperti yang sudah saja jelaskan diawal.

(P) : Bagaimana letak pengambilan keputusan terhadap sanksi atas

pelanggaran implementasi peraturan daerah pada pengusaha restoran

atau wajib pajak restoran official assessment ?

(I) : Untuk wajib pajak yang tidak membayarkan pajaknya tepat waktu kita

dari dinas memberikan surat teguran atau peringatan yang sekaligus

denda sebesar 2%. Tetapi masih kurangnya mental pegawai dalam

menegaskan kepada pemilik restoran untuk membayar pajak setelah

surat peringatan paksa diedarkan

(P) : Ada berapa petugas yang ada di dinas ini ?

(I) : Kurang lebih 14 orang petugas.

(P) : Menurut bapak sendiri apakah dengan jumlah 14 orang sudah cukup

memadai dalam melaksanakan tugasnya ?

(I) : Untuk jumlah petugas yang cuma segitu, cukup sih enggak. Karena luas

wilayah dengan personil tidak terjangkau.

(P) : Apakah program yang ada selama ini sudah sesuai dengan kebutuhan

wajib pajak atau pemilik restoran official assessment di Kabupaten

Serang?

(I) : Disini program yang sudah kita lakukan sesuai dengan kebutuhan wajib

pajak restoran, akan tetapi program-program yang dilakukan itu belum

dapat meningkatkan kesadaran hukum wajib pajak restoran.

(P) : Memangnya dari dinas tidak merekrut pegawai untuk tambahan pak ?

(I) : Ya kita sih mau nya begitu, kita sudah mngajukan surat ke atasan tapi

belum ada kabarnya sih. Jadi yah kita menjalankan tugas kita dengan

semampunya aja.

(P) : Apakah dinas penah melakukan pelatihan-pelatihan khusus untuk

petugas-petugas seperti sosialisasi kepada petugas mengenai perda

ini,training atau bintek kepada petugas bgtu ?

(I) : Ya ada, pernah mengadakan sosialisasi, penataran atau bintek kepada

SKPD-SKPD yang ada di Kabupaten Serang. Karena petugas pajak

harus punya sertifikasi. DPKAD ini sebagai koordinator pelaksana.

Tetapi disini juga tergantung bagaimana mereka meningkatkan skill

mereka jadi tergantung SKPD masing-masing.

(P) : Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan

implementasi perda ini ?

Page 153: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

(I) : Klo sumber daya yang dibutuhkan itu banyak yah, salah satunya kita

kesulitan dana untuk sosialisasi karna pemerintah tidak menganggarkan

untuk itu, kemudian SDM yakni jumlah personil yang belum mencukupi

sehingga tidak terjangkau dengan luas wilayah.

(P) : Apakah sumber daya yang ada sudah mencukupi ?

(I) : Ya itu tadi sumber daya yang ada belum mencukupi kebutuhan

pelaksanaan implmentasi perda.

(P) : Bagaimana respon atau daya tanggap pelaksana kebijakan terhadap

wajib pajak restoran official assessment yang membandel atau tidak

patuh dalam membayar pajak ?

(I) : Kita sebagai petugas dalam hal menangapi wajib pajak yang

membandel ya kita melakukan penagihan secara terus menerus ke wajib

pajak yang tidak patuh itu.

(P) : Tindakan yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan untuk menangani

wajib pajak yang tidak patuh, apakah sudah sesuai ?

(I) : Tindakan tersebut sudah sesuai karena berdasarkan ketentuan dalam

perda ini mengenai sanksi-sanksinya, dengan adanya UU nomor berapa

yah saya lupa nomorny, pokoknya dijelaskan juga dulu perdata

sekarang bagi mereka yang tidak bayar dikenakan pidana.

(P) : Baiklah pak, kalau begitu terimakasih atas wawancaranya selebihnya

saya mohon maaf klo ada pertanyaan saya yang tidak berkenan, permisi.

(I) : Oya sama-sama, klo ada yang kurang datang aja kesini lagi, silakan.

Page 154: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Transkip hasil wawancara Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang).

Nama Informan : I2

Jabatan/Pekerjaan : Selaku Pelaksana Seksi Penetapan dan Penagihan

DPKAD Kabupaten Serang

Wawancara : 26 Juli 2009 dan 18 Januari 2010

Pukul : 09.30-11.00 wib

Tempat : Kantor DPKAD Kabupaten Serang.

(P) : Assalamualaikum ibu, permisi saya afrila mau sedikit berwawancara

dengan ibu mengenai tugas akhir saya tentang implementasi perda pajak

restoran ini ?

(I) : Waalaikumsalam, haduh kenapa sama saya, sama pak yanto aja yah,

saya nya takut gak bisa jawabnya hehe...

(P) : Ya gpp lah, sedikit aja yang ibu tau untuk data saya, sama pak yanto

mah saya udah wawancara, tinggal sama ibu yang belum.

(I) : Ywdah saya coba yah sebisa saya.

(P) : Apa tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan perda ini khususnya bagi

restoran official assessment ?

(I) : Adanya peningkatan penerimaan dari pajak restoran sesuai dengan

dasar pengenaan pajak restoran tersebut sehingga meningkatkan PAD.

(P) : Menurut ibu perubahan yang ingin dicapai dari implementasi perda ini

bagi pengusaha restoran ?

(I) : Kesadaran wajib pajak restoran semakin tinggi, sehingga gak ada lagi

yang menunggak dan gak ada lagi yang susah klo dipungut pajaknya.

(P) : Apakah ada perubahan yang terjadi setelah peraturan tersebut

diimplementasikan ?

(I) : Tidak ada.

(P) : Dimana letak pengambilan keputusan mengenai sanksi atas pelanggaran

perda ?

(I) : Pada tahap mekanisme pemungutannya yah, klo telat yah dikenakan

denda 2 %.

(P) : Siapa saja pelaksana perda tersebut dan berapa jumlahnya ?

(I) : Pelaksana perda adalah para petugas pajak daerah dengan jumlah 14

orang.

(P) : Apakah pelaksana perda sudah sesuai atau cukup memadai untuk

melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan ?

(I) : Belum sesuai atau memadai jumlah petugas pajak daerah.

(P) : Apakah program yang ada selama ini sudah sesuai dengan kebutuhan

wajib pajak atau pemilik restoran official assessment di Kabupaten

Serang?

(I) : Sudah sesuai namun implementasinya masih saja terhambat misalnya

kurangnya petugas pelaksana program implemtasi perda ini.

Page 155: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

(P) : Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan

implementasi perda ini ?

(I) : Pada dasarnya sumber daya untuk menunjang kebutuhan pelaksanaan

implementasi ini belum mencukupi, masih kurang tenaga analis

keuangan perusahaan, petugas yang berkompeten dan berdidikasi.

(P) : Apakah sumber daya yang ada sudah mencukupi ?

(I) : Belum yah.

(P) : Oia bu, dinas pernah melakukan sosialisasi mengenai perda pajak

restoran ini ke para pengusaha restoran ?

(I) : Klo untuk masalah sosialisasi besar-besaran ke para pengusaha

restoran sepertinya tidak pernah. Tetapi kita juga berusaha

mensosialisasikan ke pengusaha restoran tersebut dengan cara face to

face ketika kita datang untuk memungut pajak atau memberikan surat

peringatan. Bahwa ini loh di dalam perda ini ada ketentuan-ketentuan

apabila wajib pajak melanggar.

(P) : Bagaimana respon atau daya tanggap pelaksana kebijakan terhadap

wajib pajak restoran official assessment yang membandel atau tidak

patuh dalam membayar pajak ?

(I) : Melakukan penagihan secara terus-menurus ke wajib pajak yang

membandel dan menunggak.

(P) : Tindakan apa saja yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan untuk

menangani wajib pajak yang tidak patuh, apakah sudah sesuai ?

(I) : Kita memberi sanksi administrasi berupa denda, tindakan tersebut

sudah sesuai karena berdasarkan perda yang telah ada.

(P) : Oke deh bu, cukup segini dulu wawancaranya, saya ucapakan

terimakasih klo kurang saya datang lagi deh, permisi ya bu.

(I) : Maap yah neng, klo ibu kurang memuaskan jawabannya, ia datang aja

tar dibantu lagi. Silakan.

Page 156: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Transkip hasil wawancara Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang).

Nama Informan : I3

Jabatan/Pekerjaan : Seksi Pendaftaran dan Pendapatan DPKAD Kabupaten

Serang.

Wawancara : 14 Juli 2009 dan 20 Januari 2010

Pukul : 09.00-12.00 wib.

Tempat : Kantor DPKAD Kabupaten Serang.

(P) : Selamat pagi pak, boleh saya minta waktunya sebentar. Saya akan

melakukan penelitian di Kantor DPKAD ini mengenai implementasi

Perda No 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran khususnya pada jenis

restoran official assessment di Kabupaten Serang. Kemarin saya sudah

mendapatkan ijin ke bagian ini.

(I) : Oh..silakan duduk.

(P) : Apa sih tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan perda ini khususnya

bagi restoran official assessment ?

(I) : Tujuan yang ingin dicapai sih pastinya meningkatkan penerimaan pajak

restoran untuk membiayai pembangunan daerah. Karena dari pajak

semua masyarakat bisa menikmati sarana dan prasarana umum yang

ada di daerah ini.

(P) : Menurut Bapak perubahan yang ingin dicapai dari implementasi perda

ini apa sih ?

(I) : Seperti yang sudah saya katakan tadi dengan adanya perda ini dapat

meningkatkan penerimaan daerah khususnya dari pajak restoran ini.

(P) : Apakah ada perubahan yang terjadi setelah perda tersebut di

implementasikan ?

(I) : Alhamdulilah sih ada, yah perubahan seperti adanya peningkatan

penerimaan pendapatan daerah dari sektor pajak restoran.

(P) : Mengenai letak pengambilan keputusan terhadap sanksi atas pelanggaran

implementasi peraturan daerah pada pengusaha restoran atau wajib pajak

restoran official assessment itu bagaimana ?

(I) : Dalam hal mengenai pemberian sanksi untuk wajib pajak yang tidak

membayarkan pajaknya kita memberikan sanksi administrasi berupa

denda sebesar 2%.

(P) : Siapa saja pelaksana program perda ini ?

(I) : Semua pegawai atau petugas pajak daerah yang ada di dinas ini.

(P) : Apakah pelaksana perda ini sudah sesuai untuk melaksanakan tugas

yang harus dilaksanakannya ?

(I) : Sudah

(P) : Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan

implementasi perda ini ?

(I) : Sumber daya yang dibutuhkan diantaranya adalah dana. Akan tetapi

disini dana untuk kegiatan sosialisasi ke wajib pajak tidak tersedia.

Page 157: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Karena pemerintah daerah tidak menyediakan anggaran untuk

melaksanakan kegiatan sosialisasi, sehingga sumber dana belum dapat

mencukupi kebutuhan pelaksanaan implementasi peraturan daerah

khususnya dalam sosialisasi ke para pengusaha restoran sebagai wajib

pajak.

(P) : Apakah sumber daya tersebut sudah mencukupi ?

(I) : Seperti yang sudah saya katakan sumber daya yang ada belum

mencukupi dalam pelaksanaan ini.

(P) : Bagaimana respon atau daya tanggap pelaksana kebijakan terhadap

wajib pajak restoran official assessment yang membandel atau tidak

patuh dalam membayar pajak ?

(I) : Respon dari pelaksana kebijakan dalam menanggapi permasalahan

wajib pajak restoran yang tidak patuh dalam membayar pajaknya ini

sangat baik, kita disini tetap berusaha untuk memungut pajak yang

banyak menunggak. Walaupun juru sita yang dibentuk belum

dilaksanakan, karena tingkat keberanian dari petugas masih kurang.

(P) : Menanggapi jawaban bapak pada permasalahan wajib pajak yang

menunggak, kan seharusnya wajib pajak restoran harus sekaligus lunas

dalam membayarakan pajaknya karena di dalam perda sudah ada

ketentuannya, menurut bapak bagaimana ?

(I) : Memang benar di dalam perda dijelaskan bahwa pembayaran pajak

harus dilakukan sekaligus atau lunas, tetapi ya masih saja ada wajib

pajak yang menyicil pembayarannya. Alasannya ya karena

pendapatannya kurang.

(P) : Tindakan yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan untuk menangani

wajib pajak yang tidak patuh ?

(I) : Seperti yang sudah dijelaskan diawal yah, tindakan untuk wajib pajak

yang tidak patuh dalam membayar pajaknya, kita memberikan sanksi

administrasi berupa denda sebesar 2% dari pajak yang telat

dibayarkannya.

(P) : Apakah pelaksana kebijakan patuh dalam menjalankan implementasi

tersebut khususnya dalam menangani wajib pajak restoran yang

membandel ?

(I) : Selama ini kita menjalankan tugas sesuai dengan apa yang telah di

rencanakan dan dilaksanakan.

(P) : Mungkin cukup segini dulu pak wawancara yang saya lakukan, jika ada

data yang kurang boleh kan saya kesini lagi ?

(I) : Oh...tentu saja insyallah semampu saya bisa menjelaskannya.

(P) : Yasudah pak, terimakasih sudah meluangkan waktu untuk melakukan

wawancara ini, permisi.

(I) : Silakan.

Page 158: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Transkip hasil wawancara Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang).

Nama Informan : I4

Jabatan/Pekerjaan : Seksi Dana Perimbangan Dan Lain-Lain Pendapatan

Daerah Yang Sah DPKAD Kabupaten Serang.

Wawancara : 01 Februari 2010

Pukul : 10.30-12.00 wib

Tempat : Kantor DPKAD Kabupaten Serang.

(P) : Permisi selamat siang pak, boleh saya minta waktunya sebentar. Saya

akan melakukan penelitian di Kantor DPKAD ini mengenai

implementasi Perda No 11 Tahun 2006 tentang Pajak Restoran

khususnya pada restoran jenis official assessment di Kabupaten Serang.

Kemarin saya sudah mendapatkan ijin ke bagian ini. Maaf dengan bapak

siapa yah, saya afrila, pak.

(I) : Siang, mari silakan duduk. Saya pak toto.

(P) : Terimakasih pak, oia...bapak jabatannya di bagian apa yah ?

(I) : Kalau saya, bagian seksi dana perimbangan dan lain-lain pendapatan

daerah yang sah.

(P) : Apa tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan perda ini khususnya bagi

restoran official assessment ?

(I) : Tujuan yang ingin dicapai tentunya dengan adanya perda ini membawa

peningkatan dalam hal penerimaan pajak restoran ini. Dan dengan

adanya perda ini juga diharapkan wajib pajak restoran patuh dalam hal

membayar pajak.

(P) : Menurut Bapak perubahan yang ingin dicapai dari implementasi perda

ini apa ?

(I) : Pastinya perubahan yang lebih baik, baik itu dari peningkatan pajaknya,

wajib pajaknya dan petugasnya juga dalam menjalankan tugasnya.

(P) : Apakah ada perubahan yang terjadi setelah perda tersebut di

implementasikan ?

(I) : Kalau menurut saya sih belum optimal, karna masih saja ada wajib

pajak yang tidak patuh membayar pajaknya, jadi perubahan yang

terjadi belum optimal.

(P) : Bagaimana letak pengambilan keputusan terhadap sanksi atas

pelanggaran implementasi peraturan daerah pada pengusaha restoran

atau wajib pajak restoran official assessment ?

(I) : Kita memberi sanksi adminstrasi berupa denda sebesar 2%, tetapi di

dalam buku perda ini juga dijelaskan terdapat sanksi pidana, bisa

dibaca yah lebih jelasnya dibuku perda ini.

(P) : Siapa saja pelaksana program perda ini ?

(I) : Para petugas pajak daerah.

(P) : Oia pak, ada berapa petugas dari dinas bagian pendapatan ini ?

(I) : Kira-kira 14 orang petugas.

Page 159: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

(P) : Dari jumlah petugas yang hanya 14 orang tersebut apakah mampu

bekerja secara maksimal dalam memungut pajak restoran di Kabupaten

serang ?

(I) : Menurut saya belum sesuai jumlah petugas pajak dengan luas daerah

yang kita datangi, karena kan kabupaten serang itu cukup luas dengan

28 kecamatan di dalamnya.

(P) : Apakah pelaksana perda ini sudah sesuai untuk melaksanakan tugas

yang harus dilaksanakannya ?

(I) : Klo dibilang sudah sesuai ya sesuai, dibilang belum ya belum, karna itu

tadi kurangnya petugas pajak.

(P) : Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan

implementasi perda ini ?

(I) : Seperti yang pernah saya bilang kita memang kurang petugas pajak,

dalam pelaksanaan ini, akan tetapi kita juga berusaha untuk

memonitoring permasalahan yang terjadi dilapangan.

(P) : Bagaimana respon atau daya tanggap pelaksana kebijakan terhadap

wajib pajak restoran official assessment yang membandel atau tidak

patuh dalam membayar pajak ?

(I) : Respon dari kita sih baik yah, apabila wajib pajak tidak patuh telat

membayarkan pajaknya, kita (petugas) memberikan surat peringatan

kepada wajib pajak.

(P) : Tindakan yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan untuk menangani

wajib pajak yang tidak patuh ?

(I) : Seperti tadi petugas memberikan surat peringatan kepada wajib pajak,

jika telat membayarkan pajaknya, kemudian di kenakan denda sebesar

2%.

(P) : Apakah pelaksana kebijakan patuh dalam menjalankan implementasi

tersebut khususnya dalam menangani wajib pajak restoran yang

membandel ?

(I) : Kita (petugas) merasa sudah cukup sesuai dalam menangani wajib

pajak yang tidak patuh.

(P) : Oke deh pak, klo begitu saya rasa cukup segini saja dulu informasi yang

telah bapak jelaskan ke saya. Terimkasih sudah meluangkan waktunya.

(I) : Ia, sama-sama.

Page 160: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Transkip hasil wawancara Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang).

Nama Informan : I5

Nama Restoran : Nasi Uduk Tempo Doeloe

Jabatan/Pekerjaan : Pimpinan Restoran Nasi Uduk Tempo Doeloe Anyer

Wawancara : 26 Januari 2010

Pukul : 11.00-12.24 wib

Tempat : Restoran Nasi Uduk Tempo Doeloe Anyer

(P) : Permisi, selamat siang bapak, perkenalkan nama saya afrila, begini saya

dari untirta sedang mengerjakan tugas akhir saya mengenai implementasi

pajak restoran, saya ingin mewawancarai bapak karena berhubungan

dengan tugas saya ini, apakah bapak berkenan ?

(I) : Ya, siang. Oke silakan duduk, maap ada suratnya gak ?

(P) : Oh..ada pak ini surat ijin dari dinas dan kampus saya, silakan dibaca

saja.

(I) : Oke. Silakan mau bertanya apa.

(P) : Langsung saja yah pak, maaf dengan bapak sapa namanya ?

(I) : Pak Ian.

(P) : Kalau boleh tau sudah berapa lama restoran yang anda kelola ini berdiri?

(I) : Mulai berdiri dari tahun 2004.

(P) : Bagaimana pendapatannya pak, lancar atau tidak ?

(I) : Pendapatan dalam 3 (tiga) bulan ini agak menurun.

(P) : Jumlah pengunjungnya makin ramai atau tidak ?

(I) : Tergantung yah kadang ramai kadang tidak.

(P) : Biasanya hari apa saja yang paling ramai dikunjungi ?

(I) : Biasanya sih sabtu dan minggu, libur sekolah, tahun baru, lebaran,

hari-hari besar biasanya ramai dikunjungi.

(P) : Dalam membayar pajak, apakah ditentukan oleh petugas atau

menghitung sendiri pajaknya ?

(I) : Ditentukan oleh petugas dapat surat SKPD ya kita bayarkan.

(P) : Pernah menemui kendala pada saat pembayaranya ?

(I) : Gak ada kendala.

(P) : Apakah bapak tahu mengenai perda pajak restoran ?

(I) : Yap tau.

(P) : Apakah dinas pernah melakukan sosialisasi sebelum mengenai perda

pajak restoran tersebut ?

(I) : Tidak pernah ada sosialisasi dari dinas, makanya saya kadang ikut

seminar yang ada dikampus kapling itu loh jadi sedikit tau lah mengenai

pajak.

(P) : Jadi bapak tau dong manfaat atau fungsi pajak yang bapak bayarkan

untuk apa ?

(I) : Ya untuk membiayai negara, membiayai operasional pemerintah.

Page 161: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

(P) : Sebelumnya pernah gak bapak tidak sengaja gtu melakukan kesalahan,

misalnya telat bayar pajaknya, terus dari petugas sendiri memberikan

sanksi gak ?

(I) : Alhamdulilah sih kita tidak telat bayar pajaknya.

(P) : Harapan bapak untuk dinas sendiri apa ? keinginan bapak gtu apa ?

(I) : Ya saya sih berharap dari dinas ada acara seminar atau kursus pajak

untuk orang yang dikenakan pajak. Jadi saya bisa lebih tau dan

mengerti tentang pajak.

(P) : Yap terimakasih yah pak atas waktunya, maaf klo sudah merepotkan,

permisi.

(I) : Tidak apa-apa, silakan.

Page 162: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Transkip hasil wawancara Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang).

Nama Informan : I6

Nama Restoran : Restoran Pondok Karang Bolong Anyer.

Jabatan/Pekerjaan : Pengurus Restoran Pondok Karang Bolong Anyer.

Wawancara : 26 Januari 2010

Pukul : 14.08- 14.25 wib

Tempat : Restoran Pondok Karang Bolong Anyer.

(P) : Selamat sore bapak, ini saya afrila dari untirta sedang mengerjakan tugas

akhir mengenai perda tentang pajak restoran. Saya ingin sedikit

berwawancara dengan bapak untuk tambahan data saya. Boleh ?

(I) : Hmm.. ya boleh, silakan duduk, ya..ya saya bantu.

(P) : Terimaksih sebelumnya, langsung saja ya pak, restoran ini sudah berapa

lama berdiri ?

(I) : Sudah 10 tahun

(P) : Bagaimana pendapatannya apa ada peningkatan ?

(I) : Pendapatan gitu aja gimana keramaiannya, kalau sekarang ini menurun

karena musim barat, kalo bulan desember tu rame.

(P) : Jumlah pengunjung ramai atau tidak tiap harinya, biasanya hari apa aja ?

(I) : Ya rame gak rame sih tergantung hari nya aja, hari sabtu rame tapi

khususnya hari minggu ramenya. Trus isu tsunami kemaren juga kan

bikin takut pengunjung klo ke pantai.

(P) : Dalam pembayaran pajaknya restoran ini ditentukan oleh dinas atau

dihitung sendiri besaranya pajaknya ?

(I) : Klo ga salah dari petugas, tapi kurang tau juga sih itu ada lagi dalam

pembayarannya bukan saya yang ngurus.

(P) : Oia pak pernah dapat surat peringatan gak dari dinas terkait dengan

keterlambatan membayar pajaknya ?

(I) : Sering, kadang klo kita telat, dinas datang kesini ngasih surat

peringatan gtu.

(P) : Berapa kali ?

(I) : 3x (tiga kali )dapat panggilan.

(P) : Bapak tau tidak mengenai perda pajak restoran ?

(I) : Duh kurang tau saya. Saya sendiri baru tau nya pas dari surat

peringatan.

(P) : Apa dari dinas tidak pernah melakukan sosialisasi sebelumnya mengenai

perda tersebut ?

(I) : Duh...kurang tau ya mba, gak ada sosialisasi untuk pajak.

(P) : Bapak tau tidak manfaat atau fungsi pajak yang bapak bayarkan itu

untuk apa ?

(I) : Kurang tau yah hmm..hehe..

(P) : Harapan bapak untuk dinas apa ?

(I) : Saya rasa saya pengen gtu ada sosialisasi, tapi ga ada gtu.

Page 163: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Transkip hasil wawancara Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang).

Nama Informan : I7

Nama Restoran : Restoran RM. Mbok Sarikah

Jabatan/Pekerjaan : Pemilik Restoran RM. Mbok Sarikah

Wawancara : 26 Januari 2010

Pukul : 14.37-15.00 wib

Tempat : Restoran RM. Mbok Sarikah

(P) : Permisi Ibu, saya afrila dari untirta sedang melakukan tugas akhir

mengenai perda pajak restoran, bisa saya minta waktunya untuk

wawancara dengan pemilik atau pengelola restoran ini ?

(I) : Ya boleh, silakan duduk neng, ngobrolnya sama anak perempuan saya

aja ya neng.

(P) : Iyah. Ibu ga apa-apa ko, ini untuk melengkapi data saya saja.

(P) : Langsung saja yah, udah berapa lama restoran ini berdiri ?

(I) : sudah 25 tahun.

(P) : Bagaimana pendapatanya apa ada peningkatan ?

(I) : Menurut kami kalo soal pendapatannya semua tergantung pada

pengunjung restoran. Kalo pada hari-hari libur mungkin lancar. Tapi

kalo pada hari-hari biasa cukup boleh dibilang buat kami mencukupi

keluarga. Untuk peningkatan masih sama seperti dulu saja.

(P) : Jumlah pengunjung makin ramai tidak tiap harinya ?

(I) : Ramai bila tidak ada isu soal tsunami dan gempa. Hari raya atau hari

libur anak sekolah termasuk minggu yang biasanya ramai pengunjung.

(P) : Pembayaran pajaknya ditentukan oleh petugas atau menghitung sendiri

pajak nya ?

(I) : Oleh petugas pemda, bayarnya di Bank kas negara.

(P) : Apakah ada kendala dalam pembayarannya ?

(I) : Ada, sulit karena terlalu banyak yang harus dibayar oleh kami bukan

cuma pajak saja.

(P) : Apa mbak tau tentang perda mengenai pajak restoran ?

(I) : Tau

(P) : Kalau begitu tau dong manfaat atau fungsi pajak yang mbak bayarkan

untuk apa ?

(I) : Tidak tau, Sejujurnya saya gak tahu apa manfaat dari pajak yang

selama ini saya bayarkan kepada pemerintah daerah melalui petugas

pemungut pajak. Karena ada surat resminya maka saya bayarkan saja.

(P) : Loh, trus tau tentang perda pajak restoran dari mana, apa petugas pernah

melakukan sosialisasi mengenai perda tersebut ?

(I) : Ya tau pernah denger aja hehe..

(P) : Kalo dalam pembayaran pajak pernah telat atau menunggak gak ?

(I) : Sering, pernah nyicil juga sih.

(P) : Petugas memberikan sanksi tidak ?

Page 164: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

(I) : Ya, peringatan melalui surat tegoran yang dikirim oleh pihak pajak.

(P) : Harapan mbak untuk dinas ada gak ?

(I) : Minta penegtiannya aja, klo kena denda jangan terlalu banyaklah,

soalnya pajaknya berapa dendanya jadi lebih dari pajak.

Transkip hasil wawancara Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang).

Nama Informan : I8

Nama Restoran : Restoran Kembang Sari Anyer

Jabatan/Pekerjaan : Pemilik Restoran Kembang Sari Anyer

Wawancara : 26 Januari 2010

Pukul : 15.02-15.15 wib

Tempat : Restoran Kembang Sari Anyer

(P) : Permisi mbak, maaf bisa saya bertemu dengan pemilik atau pengelola

restoran ini ?

(I) : Ya, nanti ya mbak saya panggilkan beliaunya.

(P) : Iyah.

(I) : Mbak, ini Pak Nugroho Owner restoran ini.

(P) : Oh iyah, terimakasih mbak. Selamat siang bapak saya afrila dari untirta.

Saya sedang mengerjakan tugas akhir saya mengenai perda pajak

restoran, saya harap bapak mau membantu saya dalam mencari data ini.

(I) : Selamat siang, Ooh...iyah silakan duduk, mau minum apa nih.

(P) : Oh gak usah repot-repot pak, terimakasih. Langsung aja yah pak saya

wawancaranya.

(I) : Ok silakan.

(P) : Sudah berapa lama restoran ini berdiri ?

(I) : Sudah 20 tahun.

(P) : Bagaimana pendapatanya apa ada peningkatan ?

(I) : Ya Lumayan ada.

(P) : Tiap harinya apa selalu ramai pengunjung pak sehingga pendapatannya

meningkat ?

(I) : Tergantung situasi dan kondisi sih, karena di daerah wisata kunjungan

sangat tergantung pada hari libur untuk sekarang-sekarang ini seperti

hari sabtu dan minggu.

(P) : Dalam pembayaran pajaknya restoran ini ditentukan oleh petugas atau

menghitung sendiri pajaknya ?

(I) : Ditentukan petugas dari DPKAD. Karena memakai sistem flat dan

ditinjau ulang atau di revisi setiap tahun.

Page 165: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

(P) : Apa ada kendala dalam pembayarannya ?

(I) : Tidak ada.

(P) : Bapak tau tidak bahwa ada perda tentang pajak restoran ?

(I) : Tahu

(P) : Dinas pernah melakukan sosialisasi tidak tentang perda tersebut ?

(I) : Pernah sih tapi lewat omongan aja, pas petugasnya datang kesini.

(P) : Kalau begitu bapak tahu tidak manfaat atau fungsi pajak yang bapak

bayarkan itu untuk apa ?

(I) : Untuk menyumbang pemda dalam membangun wilayahnya.

(P) : Ngomong-ngomong bapak pernah menunggak gak nih hehe..?

(I) : Sering, sampe dapat surat peringatan. Karena jauh, kadang saya juga

suka lupa mau bayar pajaknya, inginnya ada cabang kas daerah yang

bisa membantu, jadi kita ga perlu jauh-jauh kesana.

(P) : Sanksi apa yang diberikan oleh petugas ?

(I) : Kami dikenakan denda bertingkat atau dihitung per hari keterlambatan.

(P) : Pertanyaan terakhir harapan bapak untuk dinas apa ?

(I) : Ya untuk dinas, saya ingin ada cabang kas daerah yang bisa membantu,

jadi kita gak perlu jauh-jauh kesana, itu saja.

(P) : Oke deh pak, terimakasih banyak atas waktunya, maaf sudah

menggangu. Saya permisi dulu.

(I) : Oh..tidak apa-apa, silakan hati-hati dijalan.

Transkip hasil wawancara Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang).

Nama Informan : I9

Nama Restoran : Restoran Ujung Pandang Anyer

Jabatan/Pekerjaan : Pemilik Restoran Ujung Pandang Anyer

Wawancara : 26 Januari 2010

Pukul : 15.20- 15.50 wib

Tempat : Restoran Ujung Pandang Anyer.

(P) : Permisi Ibu, saya afrila dari untirta sedang melakukan tugas akhir

mengenai perda pajak restoran, boleh saya wawancara sebentar untuk

melengkapi data-data saya ?

(I) : Oo..begitu ya boleh, silakan duduk De, Ibu ganti baju dulu yah baru

beres mandi.

(P) : Ia, Ibu terimakasih.

(I) : Maaf ya de lama.

Page 166: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

(P) : Ia, gak apa-apa bu, langsung aja yah saya nanya nya.

(I) : Ok.

(P) : Restoran ini sudah berapa lama berdiri

(I) : Sudah 8 tahun.

(P) : Bagaimana pendapatannya, apa ada peningkatan ?

(I) : Gak ini sih de, gak stabil, pendapatan berkurang, sepi pengunjung.

kadang-kadang ada bahkan ga ada sama sekali. Truz bayar pajaknya

berapa eh jauh kesananya jadi males.

(P) : Jumlah pengunjung makin ramai atau tidak tiap hari nya ?

(I) : Berkurang ya de, semenjak ada isu tsunami itu.

(P) : Biasanya hari apa aja yang ramai dikunjungi ?

(I) : Paling pas hari-hari besar baru rame, kaya tahun baru, hari raya, sabtu

dan minggu juga jarang ada pengunjung sepi.

(P) : Pembayaran pajaknya ditentukan oleh dinas atau dihitung sendiri ?

(I) : Ditentukan oleh dinas, dibayar ke dinas.

(P) : Apa ada kendala dalam pembayaranya ?

(I) : Ada, klo lagi sepi, kadang ga bisa bayar. Tapi namanya kewajiban ya

harus di bayar.

(P) : ada berapa karyawan di restoran ini ?

(I) : Ada 4 orang

(P) : Ibu tahu ngak mengenai perda tentang pajak restoran ?

(I) : Ya pernah denger sih tapi gak tau jelasnya.

(P) : Oia ibu tahu manfaat atau fungsi pajak yang ibu bayarkan untuk apa ?

(I) : Aduh, kurang ngerti sih de, ibu mah manfaatnya apa hehe.

(P) : Dinas pernah melakukan sosialisasi gak bu tentang perda pajak, manfaat

pajak dll ?

(I) : Belum pernah.

(P) : Maaf, Ibu pernah menunggak tidak ?

(I) : Penah sih, ini aja menunggak hehe...berkali-kali.

(P) : Diberi sanksi apa oleh petugas karena menunggak itu ?

(I) : Diberi surat peringatan dan denda. Pernah sih kita datang untuk minta

keringanan gitu bayar pajaknya, bikin surat pengajuan baru yang

tadinya bayar pajaknya 200 ribu minta jadi 100 ribu aja, katanya nanti

disurvei tapi sampai sekarang belum datang petugas surveinya.

(P) : Harapan Ibu terhadap dinas apa, inginnya apa gtu ?

(I) : Ingin ajuan kita ditanggapi atau dikabuli gtu, ingin ada sosialisasi juga

biar saya jadi tau manfaat atau fungsi pajak.

(P) : Baiklah klo begitu Ibu wawancaranya saya cukupkan, terimakasih atas

informasinya, maaf sudah menggangu waktunya, saya permisi dulu.

(I) : Oh iya de, gak apa-apa, maap cuma disuguhin aer doank. Silakan.

Page 167: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Transkip hasil wawancara Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang).

Nama Informan : I10

Nama Restoran : Restoran Pondok Sanghiang Anyer

Jabatan/Pekerjaan : Pengurus Restoran Pondok Sanghiang Anyer.

Wawancara : 26 Januari 2010

Pukul : 16.08-16.20 wib

Tempat : Restoran Pondok Sanghiang Anyer.

(P) : Selamat sore bapak, saya afrila dari untirta sedang mengerjakan tugas

akhir mengenai perda tentang pajak restoran. Saya ingin sedikit

berwawancara dengan bapak untuk tambahan data saya. Boleh ?

(I) : silakan.

(P) : Langsung saja ya pak, restoran ini sudah berapa lama berdiri ?

(I) : Sudah 16 tahun

(P) : Lama juga yah pak, bagaimana pendapatanya, adakah peningkatan ?

(I) : Pendapatan berkurang klo akhir-akhir ini, karna ada isu gempa tsunami

orang-orang kan, jadi pada takut pergi berliburnya.

(P) : Jumlah pengunjungnya makin rame apa tidak, biasanya hari apa yang

rame pengunjung ?

(I) : Rame ga rame sih yah, biasanya hari minggu perhari 8 orang.

(P) : Ada berapa pegawai disini ?

(I) : Ada 9 pegawai.

(P) : Pembayaran pajaknya ditentukan oleh petugas atau dihitung sendiri ?

(I) : Dari petugas, kita tinggal bayar saja.

(P) : Apa ada kendala dalam pembayaranya ?

(I) : Kendalanya klo ga ada uang yah kita mau ga mau menunggak dulu.

(P) : Bapak tau tidak mengenai perda pajak restoran ?

(I) : Kurang ngerti yah.

(P) : Dari dinas pernah mengadakan sosialisai mengenai perda itu ga ?

(I) : Gak ada.

(P) : Bapak tau manfaat atau fungsi pajak yang bapak bayar untuk apa ?

(I) : Hmm...kurang tau yah..

(P) : Jika dalam pembayaran pajak bapak telat petugas memberikan sanksi ga,

berupa apa sanksinya ?

(I) : Ya, klo telat bayar di denda gtu dan ada surat peringatannya dari

petugas.

(P) : Harapan bapak apa untuk dinas ?

(I) : Ya ada sosialisasi juga boleh trus klo telat bayar yah maklumi aja

namanya lagi sepi pengunjung sepi juga pendapatan kita.

(P) : Oke deh pak. Terimakasih atas waktunya. Saya permisi dulu.

(I) : Oh sama-sama, mari silakan.

Page 168: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Transkip hasil wawancara Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran (Studi Kasus Pada Restoran Jenis

Official Assessment di Kabupaten Serang).

Nama Informan : I11

Nama Restoran : Restoran Bakmi Tebet Cabang Anyer.

Jabatan/Pekerjaan : Pengelola Restoran Bakmi Tebet Cabang Anyer.

Wawancara : 26 Januari 2010

Pukul : 17.00-17.30 wib

Tempat : Restoran Bakmi Tebet Cabang Anyer.

(P) : Selamat sore bapak, ini saya afrila dari untirta sedang mengerjakan tugas

akhir mengenai perda tentang pajak restoran. Saya ingin sedikit

berwawancara dengan bapak untuk tambahan data saya, boleh kah ?

(I) : Hmm.. ya boleh, silakan duduk, ya..ya saya bantu.

(P) : Terimaksih sebelumnya, langsung saja ya pak, restoran ini sudah berapa

lama berdiri ?

(I) : Kurang lebih 5 tahun (14 September s.d sekarang).

(P) : Bagaimana dengan pendapatannya lancar atau tidak, ada peningkatan

kah ?

(I) : Alhamdulilah lancar, peningkatannya fluktuatif tiap bulannya.

(P) : Jumlah pengunjung tiap harinya ramai atau tidak ?

(I) : Pengunjung tiap hari rata-rata kurang lebih 25 orang lah.

(P) : Biasanya hari apa aja yang ramai ?

(I) : Selasa, sabtu dan minggu.

(P) : Membayar besaran pajaknya ini ditentukan oleh petugas atau dihitung

sendiri oleh bapak ?

(I) : Pembayarannya ditentukan oleh petugas.

(P) : Apakah ada kendala dalam pembayarannya ?

(I) : Tidak ada kendala.

(P) : Bapak tahu tentang perda mengenai pajak restoran ?

(I) : Tahu.

(P) : Dinas pernah melakukan sosialisai mengenai perda ini ?

(I) : Pernah

(P) : Bapak tahu tidak manfaat atau fungsi pajak yang dibayarkan untuk apa ?

(I) : Tahu, Manfaat dari pajak yang saya bayar ialah adanya pembanguan

daerah yang semakin meningkat dari tahun-ketahun, jika saya tidak

membayar pajak maka mustahil saya dapat menggunakan fasilitas

umum seperti jalan raya, jembatan dan lain-lain.

(P) : Dalam pembayaran pajak bapak tidak sengaja telat dalam membayar

pajaknya apakah petugas memberikan sanksi ?

(I) : Sampai saat ini tidak pernah telat dan tidak ada panggilan.

(P) : Harapan bapak untuk dinas apa ?

(I) : Dari fasilitas ingin alat untuk menghitung seperti kasir, ya dinas

menfasilitasi hal itu.

(P) : Terimakasih atas waktunya pak, permisi.

Page 169: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA

I I1 Q

Q1 Apakah tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Perda Kabupaten Serang No 11 Tahun

2006 tentang Pajak Restoran, khususnya bagi restoran official Asessment? Tujuan yang

ingin dicapai khususnya bagi wajib pajak restoran adalah sesuai dengan peraturan

tersebut agar para wajib pajak tepat waktu, disiplin dalam membayarkan pajaknya.

Karena hasilnya untuk bersama dalam pembangunan daerah ini.

Q2 Perubahan yang ingin dicapai dari implementasi Perda Kabupaten Serang No 11 Tahun

2006 tentang Pajak Restoran, khususnya bagi pengusaha restoran official assessment? Kalo

perubahan pastinya meningkatkan PAD, minimalnya dengan adanya perda ini memberikan

kesadaran bagi wajib pajak bahwa ada pidana dalam hukum pajak apabila wajib pajak

melanggar atau berbuat nakal dalam pembayaranya.

Q3 Apakah ada perubahan yang terjadi setelah Perda tersebut di implementasikan?jika ada,

perubahan seperti apa yang terjadi? Belum yah, karena masih ada saja wajib pajak yang

tak patuh, alasanya karena berbagai hal tadi seperti yang sudah saja jelaskan diawal.

Q4 Dimanakah letak pengambilan keputusan mengenai sanksi atas pelanggaran Perda pada

pengusaha restoran atau wajib pajak? Untuk wajib pajak yang tidak membayarkan

pajaknya tepat waktu kita dari dinas memberikan surat teguran atau peringatan yang

sekaligus denda sebesar 2%. Tetapi masih kurangnya mental pegawai dalam menegaskan

kepada pemilik restoran untuk membayar pajak setelah surat peringatan paksa diedarkan.

Q5 Siapa saja pelaksana Perda tersebut dan berapa jumlahnya? Ya petugas pajak. Kurang lebih

14 orang petugas.

Q6 Apakah pelaksana Perda sudah sesuai atau cukup memadai untuk melaksanakan tugas yang

harus dilaksanakannya dalam menangani pengusaha restoran atau wajib pajak yang

membandel membayar pajak? Untuk jumlah petugas yang cuma segitu, cukup sih enggak.

Karena luas wilayah dengan personil tidak terjangkau.

Q7 Apakah program yang ada selama ini sudah sesuai dengan kebutuhan wajib pajak atau

pemilik restoran official assessment di Kabupaten Serang? Disini program yang sudah kita

lakukan sesuai dengan kebutuhan wajib pajak restoran, akan tetapi program-program

yang dilakukan itu belum dapat meningkatkan kesadaran hukum wajib pajak restoran.

Q8 Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan implementasi peraturan

daerah khususnya dalam kegiatan sosialisasi ke restoran-restoran official assessment? Klo

sumber daya yang dibutuhkan itu banyak yah, salah satunya kita kesulitan dana untuk

sosialisasi karna pemerintah tidak menganggarkan untuk itu, kemudian SDM yakni jumlah

personil yang belum mencukupi sehingga tidak terjangkau dengan luas wilayah.

Q9 Apakah sumber daya yang ada sudah mencukupi kebutuhan pelaksanaan implementasi

peraturan daerah ini? Jika belum, sumber daya apa saja yang belum dapat terpenuhi dalam

menunjang pelaksanaan implementasi peraturan daerah ini? Ya itu tadi sumber daya yang

ada belum mencukupi kebutuhan pelaksanaan implmentasi perda.

Q10 Bagaimanakah respon dari pelaksana kebijakan terhadap wajib pajak restoran yang

membandel atau tidak patuh dalam membayar pajaknya di Kabupaten Serang? Kita sebagai

petugas dalam hal menangapi wajib pajak yang membandel ya kita melakukan penagihan

secara terus menerus ke wajib pajak yang tidak patuh itu.

Q11 Tindakan apa saja yang telah dilakukan untuk menangani wajib pajak restoran khususnya

restoran official assessment yang membandel atau tidak patuh dalam membayar pajaknya

dan apakah tindakan tersebut sudah sesuai dengan program yang telah ditetapkan?

Tindakan tersebut sudah sesuai karena berdasarkan ketentuan dalam perda ini mengenai

Page 170: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

sanksi-sanksinya, dengan adanya UU nomor berapa yah saya lupa nomorny, pokoknya

dijelaskan juga dulu perdata sekarang bagi mereka yang tidak bayar dikenakan pidana.

Keterangan : I1 = Wawancara dengan Selaku Pelaksana Seksi Penetapan dan Penagihan DPKAD

Kabupaten Serang. Tanggal 24 Juni 2009 dan 05 Januari 2010. pukul : 09.30-

11.00 wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD Kabupaten Serang. Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara

I I2

Q

Q1 Apakah tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan peraturan daerah tersebut, khususnya

bagi restoran official assessment? Adanya peningkatan penerimaan dari pajak restoran

sesuai dengan dasar pengenaan pajak restoran tersebut sehingga meningkatkan PAD.

Q2 Perubahan apa yang ingin dicapai dari implementasi peraturan daerah tersebut khususnya

bagi pengusaha restoran jenis official assessment? Kesadaran wajib pajak restoran

semakin tinggi, sehingga gak ada lagi yang menunggak dan gak ada lagi yang susah klo

dipungut pajaknya.

Q3 Apakah ada perubahan yang terjadi setelah peraturan daerah di implementasikan? Jika

ada, perubahan seperti apa yang terjadi? Tidak ada.

Q4 Dimanakah letak pengambilan keputusan mengenai sanksi atas pelanggaran peraturan

daerah? Pada tahap mekanisme pemungutannya yah, klo telat yah dikenakan denda 2 %.

Q5 Siapa saja pelaksana peraturan daerah tersebut dan berapa jumlahnya? Pelaksana perda

adalah para petugas pajak daerah dengan jumlah 14 orang.

Q6 Apakah pelaksana peraturan daerah sudah sesuai atau cukup memadai untuk

melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan? Belum sesuai atau memadai jumlah

petugas pajak daerah.

Q7 Apakah program yang ada selama ini sudah sesuai dengan kebutuhan wajib pajak atau

pemilik restoran official assessment di Kabupaten Serang? Sudah sesuai namun

implementasinya masih saja terhambat misalnya kurangnya petugas pelaksana program

implemtasi perda ini.

Q8 Apakah ada koordinasi yang dilaksanakan oleh para pelaksana perda ?

Koordinasi sudah berjalan tapi belum optimal.

Q9 Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan implementasi peraturan

daerah khususnya dalam kegiatan sosialisasi ke restoran-restoran official assessment?

Pada dasarnya sumber daya untuk menunjang kebutuhan pelaksanaan implementasi ini

belum mencukupi, masih kurang tenaga analis keuangan perusahaan, petugas yang

berkompeten dan berdidikasi.

Q10 Apakah sumber daya yang ada sudah mencukupi kebutuhan pelaksanaan implementasi

peraturan daerah ini? Belum yah.

Q11 Bagaimanakah respon dari pelaksana kebijakan terhadap wajib pajak restoran yang

membandel atau tidak patuh dalam membayar pajaknya di Kabupaten Serang? Melakukan

penagihan secara terus-menurus ke wajib pajak yang membandel dan menunggak.

Q12 Tindakan apa saja yang telah dilakukan untuk menangani wajib pajak restoran khususnya

Page 171: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

restoran official assessment yang membandel atau tidak patuh dalam membayar pajaknya

dan apakah tindakan tersebut sudah sesuai dengan program yang telah ditetapkan? Kita

memberi sanksi administrasi berupa denda, tindakan tersebut sudah sesuai karena

berdasarkan perda yang telah ada.

Keterangan : I2 = Wawancara dengan Selaku Pelaksana Seksi Penetapan dan Penagihan

DPKAD Kabupaten Serang. Tanggal 26 Juli 2009 dan 18 Januari

2010. pukul : 09.30-11.00 wib. Wawancara dilakukan di Kantor

DPKAD Kabupaten Serang.

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara

I I3

Q

Q1 Apakah tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan peraturan daerah tersebut, khususnya

bagi restoran official assessment? Tujuan yang ingin dicapai sih pastinya meningkatkan

penerimaan pajak restoran untuk membiayai pembangunan daerah. Karena dari pajak

semua masyarakat bisa menikmati sarana dan prasarana umum yang ada di daerah ini.

Q2 Perubahan apa yang ingin dicapai dari implementasi peraturan daerah tersebut khususnya

bagi pengusaha restoran jenis official assessment? Seperti yang sudah saya katakan tadi

dengan adanya perda ini dapat meningkatkan penerimaan daerah khususnya dari pajak

restoran ini.

Q3 Apakah ada perubahan yang terjadi setelah peraturan daerah di implementasikan? Jika

ada, perubahan seperti apa yang terjadi? Alhamdulilah sih ada, yah perubahan seperti

adanya peningkatan penerimaan pendapatan daerah dari sektor pajak restoran.

Q4 Dimanakah letak pengambilan keputusan mengenai sanksi atas pelanggaran peraturan

daerah? Dalam hal mengenai pemberian sanksi untuk wajib pajak yang tidak

membayarkan pajaknya kita memberikan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2%.

Q5 Siapa saja pelaksana peraturan daerah tersebut dan berapa jumlahnya? Semua pegawai

atau petugas pajak daerah yang ada di dinas ini.

Q6 Apakah pelaksana peraturan daerah sudah sesuai atau cukup memadai untuk

melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan? Belum.

Q7 Apakah program yang ada selama ini sudah sesuai dengan kebutuhan wajib pajak atau

pemilik restoran official assessment di Kabupaten Serang? Sudah sesuai, namun

kenyataan dilapangan banyak kendala yang menyebabkan wajib pajak tidak patuh pada

aturan perda tersebut.

Q8 Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan implementasi peraturan

daerah khususnya dalam kegiatan sosialisasi ke restoran-restoran official assessment?

Sumber daya yang dibutuhkan diantaranya adalah dana. Akan tetapi disini dana untuk

kegiatan sosialisasi ke wajib pajak tidak tersedia. Karena pemerintah daerah tidak

menyediakan anggaran untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi, sehingga sumber dana

belum dapat mencukupi kebutuhan pelaksanaan implementasi peraturan daerah

khususnya dalam sosialisasi ke para pengusaha restoran sebagai wajib pajak.

Q9 Apakah sumber daya yang ada sudah mencukupi kebutuhan pelaksanaan implementasi

peraturan daerah ini? Seperti yang sudah saya katakan sumber daya yang ada belum

mencukupi dalam pelaksanaan ini.

Q10 Bagaimanakah respon dari pelaksana kebijakan terhadap wajib pajak restoran yang

Page 172: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

membandel atau tidak patuh dalam membayar pajaknya di Kabupaten Serang? Respon

dari pelaksana kebijakan dalam menanggapi permasalahan wajib pajak restoran yang

tidak patuh dalam membayar pajaknya ini sangat baik, kita disini tetap berusaha untuk

memungut pajak yang banyak menunggak. Walaupun juru sita yang dibentuk belum

dilaksanakan, karena tingkat keberanian dari petugas masih kurang.

Q11 Tindakan apa saja yang telah dilakukan untuk menangani wajib pajak restoran khususnya

restoran official assessment yang membandel atau tidak patuh dalam membayar pajaknya

dan apakah tindakan tersebut sudah sesuai dengan program yang telah ditetapkan? Seperti

yang sudah dijelaskan diawal yah, tindakan untuk wajib pajak yang tidak patuh dalam

membayar pajaknya, kita memberikan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% dari

pajak yang telat dibayarkannya. Hal ini sesuai dengan isi perda pajak restoran ini.

Q12 Apakah pelaksana kebijakan patuh dalam menjalankan implementasi tersebut khususnya

dalam menangani wajib pajak restoran yang membandel ? Selama ini kita menjalankan

tugas sesuai dengan apa yang telah di rencanakan dan dilaksanakan.

Keterangan : I3 = Wawancara dengan Selaku Seksi Pendaftaran dan Pendapatan DPKAD

Kabupaten Serang. Tanggal 20 Januari 2010. pukul : 09.00-12.00

wib. Wawancara dilakukan di Kantor DPKAD Kabupaten Serang.

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara

I I4

Q

Q1 Apakah tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan peraturan daerah tersebut, khususnya

bagi restoran official assessment? Tujuan yang ingin dicapai tentunya dengan adanya

perda ini membawa peningkatan dalam hal penerimaan pajak restoran ini. Dan dengan

adanya perda ini juga diharapkan wajib pajak restoran patuh dalam hal membayar

pajak.

Q2 Perubahan apa yang ingin dicapai dari implementasi peraturan daerah tersebut khususnya

bagi pengusaha restoran jenis official assessment? Pastinya perubahan yang lebih baik,

baik itu dari peningkatan pajaknya, wajib pajaknya dan petugasnya juga dalam

menjalankan tugasnya.

Q3 Apakah ada perubahan yang terjadi setelah peraturan daerah di implementasikan? Jika

ada, perubahan seperti apa yang terjadi? Kalau menurut saya sih belum optimal, karna

masih saja ada wajib pajak yang tidak patuh membayar pajaknya, jadi perubahan yang

terjadi belum optimal.

Q4 Dimanakah letak pengambilan keputusan mengenai sanksi atas pelanggaran peraturan

daerah? Kita memberi sanksi adminstrasi berupa denda sebesar 2%, tetapi di dalam buku

perda ini juga dijelaskan terdapat sanksi pidana, bisa dibaca yah lebih jelasnya dibuku

perda ini.

Q5 Siapa saja pelaksana peraturan daerah tersebut dan berapa jumlahnya? Para petugas

pajak daerah., Kira-kira 14 orang petugas.

Q6 Apakah pelaksana peraturan daerah sudah sesuai atau cukup memadai untuk

melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan? Menurut saya belum sesuai jumlah

petugas pajak dengan luas daerah yang kita datangi, karena kan kabupaten serang itu

cukup luas dengan 28 kecamatan di dalamnya.

Page 173: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Q7 Apakah program yang ada selama ini sudah sesuai dengan kebutuhan wajib pajak atau

pemilik restoran official assessment di Kabupaten Serang? Sudah sesuai namun

implementasinya masih saja terhambat misalnya kurangnya petugas pelaksana program

implemtasi perda ini.

Q8 Apakah ada koordinasi yang dilaksanakan oleh para pelaksana perda ?

Ada, kita sesama petugas bersama-sama mengkordinasikan pelaksanaan perda tersebut

ketika turun kelapangan.

Q9 Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan implementasi peraturan

daerah khususnya dalam kegiatan sosialisasi ke restoran-restoran official assessment?

Seperti yang pernah saya bilang kita memang kurang petugas pajak, dalam pelaksanaan

ini, akan tetapi kita juga berusaha untuk memonitoring permasalahan yang terjadi

dilapangan.

Q10 Apakah sumber daya yang ada sudah mencukupi kebutuhan pelaksanaan implementasi

peraturan daerah ini? Bicara mengenai memadai atau tidak memadai itu relatif, karena

keahlian kita sebagai petugs juga terbatas.

Q17 Bagaimanakah respon dari pelaksana kebijakan terhadap wajib pajak restoran yang

membandel atau tidak patuh dalam membayar pajaknya di Kabupaten Serang? Respon

dari kita sih baik yah, apabila wajib pajak tidak patuh telat membayarkan pajaknya, kita

(petugas) memberikan surat peringatan kepada wajib pajak.

Q18 Tindakan apa saja yang telah dilakukan untuk menangani wajib pajak restoran khususnya

restoran official assessment yang membandel atau tidak patuh dalam membayar pajaknya

dan apakah tindakan tersebut sudah sesuai dengan program yang telah ditetapkan? Seperti

tadi petugas memberikan surat peringatan kepada wajib pajak, jika telat membayarkan

pajaknya, kemudian di kenakan denda sebesar 2%.

Keterangan : I4 = Wawancara dengan Seksi Dana Perimbangan dan Lain-Lain

Pendapatan Daerah Yang Sah DPKAD Kabupaten Serang. Tanggal

01 Februari 2010. pukul 10.30-12.00 wib. Wawancara dilakukan di

Kantor DPKAD Kabupaten Serang.

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara.

I I5

Q

Q1 Sudah berapa lama restoran yang anda kelola ini berdiri? Mulai berdiri dari tahun 2004.

Q2 Bagaimana pendapatannya pak, lancar atau tidak ? Pendapatan dalam 3 (tiga) bulan ini

agak menurun.

Q3 Jumlah pengunjungnya makin ramai atau tidak ? Biasanya hari apa saja yang paling ramai

dikunjungi ? Tergantung yah kadang ramai kadang tidak. Biasanya sih sabtu dan

minggu, libur sekolah, tahun baru, lebaran, hari-hari besar biasanya ramai dikunjungi.

Q4 Dalam membayar pajak, apakah ditentukan oleh petugas atau menghitung sendiri

pajaknya ? Ditentukan oleh petugas dapat surat SKPD ya kita bayarkan.

Q5 Apakah bapak tahu mengenai perda pajak restoran ? Apakah dinas pernah melakukan

Page 174: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

sosialisasi sebelum mengenai perda pajak restoran tersebut ? Yap tau. Tidak pernah ada

sosialisasi dari dinas, makanya saya kadang ikut seminar yang ada dikampus kapling itu

loh jadi sedikit tau lah mengenai pajak.

Q6 Jadi bapak tau dong manfaat atau fungsi pajak yang bapak bayarkan untuk apa ?

Ya untuk membiayai negara, membiayai operasional pemerintah.

Q7 Sebelumnya pernah gak bapak tidak sengaja gtu melakukan kesalahan, misalnya telat

bayar pajaknya, terus dari petugas sendiri memberikan sanksi gak ?

Alhamdulilah sih kita tidak telat bayar pajaknya.

Q8 Harapan bapak untuk dinas sendiri apa ? keinginan bapak gtu apa ?

Ya saya sih berharap dari dinas ada acara seminar atau kursus pajak untuk orang yang

dikenakan pajak. Jadi saya bisa lebih tau dan mengerti tentang pajak.

Keterangan : I5 = Wawancara dengan Selaku Pimpinan Restoran Nasi Uduk Tempo

Doeloe Anyer. Tanggal 26 Januari 2010. Pukul : 11.00-12.24 wib.

Wawancara dilakukan di Restoran Nasi Uduk Tempo Doeloe Anyer

Kabupaten Serang.

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara.

I I6

Q

Q1 Sudah berapa lama restoran yang anda kelola ini berdiri? Sudah 10 tahun

Q2 Bagaimana pendapatannya pak, lancar atau tidak ? Pendapatan gitu aja gimana

keramaiannya, kalau sekarang ini menurun karena musim barat, kalo bulan desember tu

rame.

Q3 Jumlah pengunjungnya makin ramai atau tidak ? Biasanya hari apa saja yang paling ramai

dikunjungi ? Ya rame gak rame sih tergantung hari nya aja, hari sabtu rame tapi

khususnya hari minggu ramenya. Trus isu tsunami kemaren juga kan bikin takut

pengunjung klo ke pantai.

Q4 Dalam membayar pajak, apakah ditentukan oleh petugas atau menghitung sendiri

pajaknya ? Klo ga salah dari petugas, tapi kurang tau juga sih itu ada lagi dalam

pembayarannya bukan saya yang ngurus..

Q5 Apakah bapak tahu mengenai perda pajak restoran ? Apakah dinas pernah melakukan

sosialisasi sebelum mengenai perda pajak restoran tersebut ? Duh kurang tau saya. Saya

sendiri baru tau nya pas dari surat peringatan. Duh...kurang tau ya mba, gak ada

sosialisasi untuk pajak.

Q6 Jadi bapak tau dong manfaat atau fungsi pajak yang bapak bayarkan untuk apa ?

Kurang tau yah hmm..hehe..

Q7 Sebelumnya pernah gak bapak tidak sengaja gtu melakukan kesalahan, misalnya telat

bayar pajaknya, terus dari petugas sendiri memberikan sanksi gak ? berapa kali? Sering,

kadang klo kita telat, dinas datang kesini ngasih surat peringatan gtu. 3x (tiga kali )dapat

Page 175: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

panggilan.

Q8 Harapan bapak untuk dinas sendiri apa ? keinginan bapak gtu apa ?

Saya rasa saya pengen gtu ada sosialisasi, tapi ga ada gtu.

Keterangan : I6 = Wawancara dengan Pengurus Restoran Pondok Karang Bolong

Anyer. Tanggal 26 Januari 2010. Pukul : 14.08- 14.25 wib

Wawancara dilakukan di Restoran Pondok Karang Bolong Anyer

Kabupaten Serang.

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara.

I I7

Q

Q1 Sudah berapa lama restoran yang anda kelola ini berdiri? sudah 25 tahun

Q2 Bagaimana pendapatannya bu, lancar atau tidak ? Menurut kami kalo soal pendapatannya

semua tergantung pada pengunjung restoran. Kalo pada hari-hari libur mungkin lancar.

Tapi kalo pada hari-hari biasa cukup boleh dibilang buat kami mencukupi keluarga.

Untuk peningkatan masih sama seperti dulu saja.

Q3 Jumlah pengunjungnya makin ramai atau tidak ? Biasanya hari apa saja yang paling ramai

dikunjungi ? Ramai bila tidak ada isu soal tsunami dan gempa. Hari raya atau hari libur

anak sekolah termasuk minggu yang biasanya ramai pengunjung.

Q4 Dalam membayar pajak, apakah ditentukan oleh petugas atau menghitung sendiri

pajaknya ? Oleh petugas pemda, bayarnya di Bank kas negara.

Q5 Apakah ibu tahu mengenai perda pajak restoran ? Apakah dinas pernah melakukan

sosialisasi sebelum mengenai perda pajak restoran tersebut ? Ya tau aja, pernah dikasih

tau. Kalo sosialisasi gak ada deh paling pas petugas nagih aja dikasih tau nya.

Q6 Jadi ibu tau dong manfaat atau fungsi pajak yang ibu bayarkan untuk apa ?

Tidak tau, Sejujurnya saya gak tahu apa manfaat dari pajak yang selama ini saya

bayarkan kepada pemerintah daerah melalui petugas pemungut pajak. Karena ada surat

resminya maka saya bayarkan saja.

Q7 Kalo dalam pembayaran pajak pernah telat atau menunggak gak ? Petugas memberikan

sanksi tidak ? Sering, pernah nyicil juga sih. Ya, peringatan melalui surat tegoran yang

dikirim oleh pihak pajak.

Q8 Harapan ibu untuk dinas sendiri apa ? Minta penegtiannya aja, klo kena denda jangan

terlalu banyaklah, soalnya pajaknya berapa dendanya jadi lebih dari pajak.

Keterangan : I7 = Wawancara dengan Pemilik Restoran RM. Mbok Sarikah Anyer.

Tanggal 26 Januari 2010. Pukul : 14.37-15.00 wib Wawancara

dilakukan di Restoran RM. Mbok Sarikah Anyer Kabupaten

Serang.

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara.

Page 176: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

I I8

Q

Q1 Sudah berapa lama restoran yang anda kelola ini berdiri? Sudah 20 tahun.

Q2 Bagaimana pendapatannya pak, lancar atau tidak ? Ya Lumayan ada.

Q3 Jumlah pengunjungnya makin ramai atau tidak ? Biasanya hari apa saja yang paling ramai

dikunjungi ? Tergantung situasi dan kondisi sih, karena di daerah wisata kunjungan

sangat tergantung pada hari libur untuk sekarang-sekarang ini seperti hari sabtu dan

minggu.

Q4 Dalam membayar pajak, apakah ditentukan oleh petugas atau menghitung sendiri

pajaknya ? Ditentukan petugas dari DPKAD. Karena memakai sistem flat dan ditinjau

ulang atau di revisi setiap tahun.

Q5 Apakah bapak tahu mengenai perda pajak restoran ? Apakah dinas pernah melakukan

sosialisasi sebelum mengenai perda pajak restoran tersebut ? Tahu. Pernah sih tapi lewat

omongan aja, pas petugasnya datang kesini.

Q6 Jadi bapak tau dong manfaat atau fungsi pajak yang bapak bayarkan untuk apa ? Untuk

menyumbang pemda dalam membangun wilayahnya.

Q7 Kalo dalam pembayaran pajak pernah telat atau menunggak gak ? Petugas memberikan

sanksi tidak ? Sering, sampe dapat surat peringatan. Karena jauh, kadang saya juga suka

lupa mau bayar pajaknya, inginnya ada cabang kas daerah yang bisa membantu, jadi

kita ga perlu jauh-jauh kesana. Kami dikenakan denda bertingkat atau dihitung per hari

keterlambatan

Q8 Harapan bapak untuk dinas sendiri apa ? Ya untuk dinas, saya ingin ada cabang kas

daerah yang bisa membantu, jadi kita gak perlu jauh-jauh kesana, itu saja.

Keterangan : I8 = Wawancara dengan Pemilik Restoran Kembang Sari Anyer. Tanggal

26 Januari 2010. Pukul : 15.02-15.15 wib Wawancara dilakukan di

Restoran Kembang Sari Anyer Kabupaten Serang.

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara.

I I9

Q

Q1 Sudah berapa lama restoran yang anda kelola ini berdiri? Sudah 8 tahun.

Q2 Bagaimana pendapatannya bu, lancar atau tidak ? Gak ini sih de, gak stabil, pendapatan

berkurang, sepi pengunjung. kadang-kadang ada bahkan ga ada sama sekali. Truz bayar

pajaknya berapa eh jauh kesananya jadi males.

Q3 Jumlah pengunjungnya makin ramai atau tidak ? Biasanya hari apa saja yang paling ramai

dikunjungi ? Berkurang ya de, semenjak ada isu tsunami itu. Paling pas hari-hari besar

baru rame, kaya tahun baru, hari raya, sabtu dan minggu juga jarang ada pengunjung

sepi.

Q4 Dalam membayar pajak, apakah ditentukan oleh petugas atau menghitung sendiri

pajaknya ? Ditentukan oleh dinas, dibayar ke dinas.

Page 177: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

Q5 Apakah ibu tahu mengenai perda pajak restoran ? Apakah dinas pernah melakukan

sosialisasi sebelum mengenai perda pajak restoran tersebut ? Ya pernah denger sih tapi

gak tau jelasnya. Belum pernah.

Q6 Jadi ibu tau dong manfaat atau fungsi pajak yang ibu bayarkan untuk apa ? Aduh, kurang

ngerti sih de, ibu mah manfaatnya apa hehe.

Q7 Kalo dalam pembayaran pajak pernah telat atau menunggak gak ? Petugas memberikan

sanksi tidak ? Penah sih, ini aja menunggak hehe...berkali-kali. Diberi surat peringatan

dan denda. Pernah sih kita datang untuk minta keringanan gitu bayar pajaknya, bikin

surat pengajuan baru yang tadinya bayar pajaknya 200 ribu minta jadi 100 ribu aja,

katanya nanti disurvei tapi sampai sekarang belum datang petugas surveinya.

Q8 Harapan ibu untuk dinas sendiri apa ? Ingin ajuan kita ditanggapi atau dikabuli gtu, ingin

ada sosialisasi juga biar saya jadi tau manfaat atau fungsi pajak.

Keterangan : I9 = Wawancara dengan Pemilik Restoran Ujung Pandang Anyer.

Tanggal 26 Januari 2010. Pukul : 15.20- 15.50 wib Wawancara

dilakukan di Restoran Ujung Pandang Anyer Kabupaten Serang.

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara.

I I10

Q

Q1 Sudah berapa lama restoran yang anda kelola ini berdiri? Sudah 16 tahun

Q2 Bagaimana pendapatannya pak, lancar atau tidak ? Pendapatan berkurang klo akhir-akhir

ini, karna ada isu gempa tsunami orang-orang kan, jadi pada takut pergi berliburnya.

Q3 Jumlah pengunjungnya makin ramai atau tidak ? Biasanya hari apa saja yang paling ramai

dikunjungi ? Rame ga rame sih yah, biasanya hari minggu perhari 8 orang.

Q4 Dalam membayar pajak, apakah ditentukan oleh petugas atau menghitung sendiri

pajaknya ? Dari petugas, kita tinggal bayar saja.

Q5 Apakah bapak tahu mengenai perda pajak restoran ? Apakah dinas pernah melakukan

sosialisasi sebelum mengenai perda pajak restoran tersebut ? Kurang ngerti yah. Gak ada.

Q6 Jadi bapak tau dong manfaat atau fungsi pajak yang bapak bayarkan untuk apa ?

Hmm...kurang tau yah..

Q7 Kalo dalam pembayaran pajak pernah telat atau menunggak gak ? Petugas memberikan

sanksi tidak ? Ya, klo telat bayar di denda gtu dan ada surat peringatannya dari petugas.

Q8 Harapan bapak untuk dinas sendiri apa ? Ya ada sosialisasi juga boleh trus klo telat bayar

yah maklumi aja namanya lagi sepi pengunjung sepi juga pendapatan kita.

Keterangan : I10 = Wawancara dengan Pengurus Restoran Pondok Sanghiang Anyer.

Tanggal 26 Januari 2010. Pukul : 16.08-16.20 wib Wawancara

dilakukan di Restoran Pondok Sanghiang Anyer Kabupaten

Serang.

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara.

Page 178: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

I I11

Q

Q1 Sudah berapa lama restoran yang anda kelola ini berdiri? Kurang lebih 5 tahun (14

September s.d sekarang).

Q2 Bagaimana pendapatannya pak, lancar atau tidak ? Alhamdulilah lancar, peningkatannya

fluktuatif tiap bulannya.

Q3 Jumlah pengunjungnya makin ramai atau tidak ? Biasanya hari apa saja yang paling ramai

dikunjungi ? Pengunjung tiap hari rata-rata kurang lebih 25 orang lah. Selasa, sabtu dan

minggu.

Q4 Dalam membayar pajak, apakah ditentukan oleh petugas atau menghitung sendiri

pajaknya ? Pembayarannya ditentukan oleh petugas.

Q5 Apakah bapak tahu mengenai perda pajak restoran ? Apakah dinas pernah melakukan

sosialisasi sebelum mengenai perda pajak restoran tersebut ? Tahu. Pernah.

Q6 Jadi bapak tau dong manfaat atau fungsi pajak yang bapak bayarkan untuk apa ? Tahu,

Manfaat dari pajak yang saya bayar ialah adanya pembanguan daerah yang semakin

meningkat dari tahun-ketahun, jika saya tidak membayar pajak maka mustahil saya dapat

menggunakan fasilitas umum seperti jalan raya, jembatan dan lain-lain.

Q7 Kalo dalam pembayaran pajak pernah telat atau menunggak gak ? Petugas memberikan

sanksi tidak ? Sampai saat ini tidak pernah telat dan tidak ada panggilan.

Q8 Harapan bapak untuk dinas sendiri apa ? Dari fasilitas ingin alat untuk menghitung

seperti kasir, ya dinas menfasilitasi hal itu.

Keterangan : I11 = Wawancara dengan Pengelola Restoran Bakmi Tebet Cabang

Anyer. Tanggal 26 Januari 2010. Pukul : 17.00-17.30 wib

Wawancara dilakukan di Restoran Bakmi Tebet Cabang Anyer

Kabupaten Serang.

Q = Pertanyaan dan Jawaban Wawancara.

Page 179: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

MATRIKS HASIL WAWANCARA SETELAH REDUKSI DATA

N

O

Q

I

A B C

1 2 3 1 1 2 3

1 I1

Tujuan

yang

ingin

dicapai

khususny

a bagi

wajib

pajak

restoran

adalah

sesuai

dengan

peraturan

tersebut

agar para

wajib

pajak

tepat

waktu,

disiplin

dalam

membaya

rkan

pajaknya.

Karena

hasilnya

untuk

bersama

dalam

pembangu

nan

daerah

ini.

Kalo

perubahan

pastinya

meningkat

kan PAD,

minimalny

a dengan

adanya

perda ini

memberik

an

kesadaran

bagi wajib

pajak

bahwa ada

pidana

dalam

hukum

pajak

apabila

wajib

pajak

melanggar

atau

berbuat

nakal

dalam

pembayara

nya.

Ya

petuga

s

pajak.

Kuran

g lebih

14

orang

petuga

s.

Untuk

jumlah

petugas

yang

cuma

segitu,

cukup

sih

enggak.

Karena

luas

wilayah

dengan

personil

tidak

terjangk

au.

Disini

program

yang sudah

kita lakukan

sesuai

dengan

kebutuhan

wajib pajak

restoran,

akan tetapi

program-

program

yang

dilakukan

itu belum

dapat

meningkatk

an

kesadaran

hukum

wajib pajak

restoran.

Belum

yah,

karena

masih ada

saja wajib

pajak

yang tak

patuh,

alasanya

karena

berbagai

hal tadi

seperti

yang

sudah

saja

jelaskan

diawal.

Untuk

wajib pajak

yang tidak

membayar

kan

pajaknya

tepat waktu

kita dari

dinas

memberika

n surat

teguran

atau

peringatan

yang

sekaligus

denda

sebesar

2%. Tetapi

masih

kurangnya

mental

pegawai

dalam

menegaska

n kepada

pemilik

restoran

untuk

membayar

pajak

setelah

surat

peringatan

paksa

diedarkan.

2 I2 tujuan

yang

ingin

dicapai

dari

pelaksana

an

peraturan

daerah

adalah

Adanya

peningkat

an

Perubahan

apa yang

ingin

dicapai

dari

implement

asi

peraturan

daerah

adalah

Kesadaran

wajib

pajak

Pelaks

ana

perda

adalah

para

petuga

s pajak

daerah

dengan

jumlah

14

orang.

Belum

sesuai

atau

memad

ai

jumlah

petugas

pajak

daerah.

Sudah

sesuai

namun

implementa

sinya masih

saja

terhambat

misalnya

kurangnya

petugas

pelaksana

program

implemtasi

Tidak

ada.

Pada tahap

mekanisme

pemunguta

nnya yah,

klo telat

yah

dikenakan

denda 2 %.

Page 180: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

penerimaa

n dari

pajak

restoran

sesuai

dengan

dasar

pengenaa

n pajak

restoran

tersebut

sehingga

meningka

tkan

PAD.

restoran

semakin

tinggi,

sehingga

gak ada

lagi yang

menungga

k dan gak

ada lagi

yang susah

klo

dipungut

pajaknya.

perda ini.

3 I3 Tujuan

yang

ingin

dicapai

sih

pastinya

meningka

tkan

penerimaa

n pajak

restoran

untuk

membiaya

i

pembangu

nan

daerah.

Karena

dari pajak

semua

masyarak

at bisa

menikmat

i sarana

dan

prasarana

umum

yang ada

di daerah

ini.

Perubahan

apa yang

ingin

dicapai

Seperti

yang

sudah saya

katakan

tadi

dengan

adanya

perda ini

dapat

meningkat

kan

penerimaa

n daerah

khususnya

dari pajak

restoran

ini.

Semua

pegaw

ai atau

petuga

s pajak

daerah

yang

ada di

dinas

ini.

Belum. Sudah

sesuai,

namun

kenyataan

dilapangan

banyak

kendala

yang

menyebabk

an wajib

pajak tidak

patuh pada

aturan perda

tersebut.

Alhamdul

ilah sih

ada, yah

perubaha

n seperti

adanya

peningkat

an

penerima

an

pendapata

n daerah

dari

sektor

pajak

restoran.

Dalam hal

mengenai

pemberian

sanksi

untuk

wajib pajak

yang tidak

membayar

kan

pajaknya

kita

memberika

n sanksi

administras

i berupa

denda

sebesar

2%.

4 I4 Tujuan

yang

ingin

dicapai

tentunya

dengan

adanya

perda ini

membawa

peningkat

Perubahan

apa yang

ingin

dicapai

Pastinya

perubahan

yang lebih

baik, baik

itu dari

peningkata

Para

petuga

s pajak

daerah.

, Kira-

kira 14

orang

petuga

s.

Menuru

t saya

belum

sesuai

jumlah

petugas

pajak

dengan

luas

daerah

Sudah

sesuai

namun

implementa

sinya masih

saja

terhambat

misalnya

kurangnya

petugas

Kalau

menurut

saya sih

belum

optimal,

karna

masih

saja ada

wajib

pajak

Kita

memberi

sanksi

adminstrasi

berupa

denda

sebesar

2%, tetapi

di dalam

buku perda

Page 181: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

an dalam

hal

penerimaa

n pajak

restoran

ini. Dan

dengan

adanya

perda ini

juga

diharapka

n wajib

pajak

restoran

patuh

dalam hal

membaya

r pajak.

n

pajaknya,

wajib

pajaknya

dan

petugasny

a juga

dalam

menjalank

an

tugasnya.

yang

kita

datangi,

karena

kan

kabupat

en

serang

itu

cukup

luas

dengan

28

kecama

tan di

dalamn

ya.

pelaksana

program

implemtasi

perda ini.

yang

tidak

patuh

membaya

r

pajaknya,

jadi

perubaha

n yang

terjadi

belum

optimal.

ini juga

dijelaskan

terdapat

sanksi

pidana,

bisa dibaca

yah lebih

jelasnya

dibuku

perda ini.

5 I5 Alhamdulil

ah sih kita

tidak telat

bayar

pajaknya.

6 I6 Sering,

kadang klo

kita telat,

dinas

datang

kesini

ngasih

surat

peringatan

gtu. 3x

(tiga kali

)dapat

panggilan.

7 I7 Sering,

pernah

nyicil juga

sih. Ya,

peringatan

melalui

surat

tegoran

yang

dikirim

oleh pihak

pajak.

8 I8 Sering,

sampe

dapat surat

peringatan.

Karena

jauh,

kadang

Page 182: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

saya juga

suka lupa

mau bayar

pajaknya,

inginnya

ada cabang

kas daerah

yang bisa

membantu,

jadi kita ga

perlu jauh-

jauh

kesana.

Kami

dikenakan

denda

bertingkat

atau

dihitung

per hari

keterlambat

an

9 I9 Penah sih,

ini aja

menunggak

hehe...berk

ali-kali.

Diberi

surat

peringatan

dan denda.

Pernah sih

kita datang

untuk

minta

keringanan

gitu bayar

pajaknya,

bikin surat

pengajuan

baru yang

tadinya

bayar

pajaknya

200 ribu

minta jadi

100 ribu

aja,

katanya

nanti

disurvei

tapi sampai

sekarang

belum

datang

Page 183: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

petugas

surveinya.

10 I1

0 Ya, klo

telat bayar

di denda

gtu dan ada

surat

peringatan

nya dari

petugas.

11 I1

1 Sampai

saat ini

tidak

pernah telat

dan tidak

ada

panggilan.

N

O

Q

I

D E F

1 2 1 2 1

1 I1

Klo sumber

daya yang

dibutuhkan itu

banyak yah,

salah satunya

kita kesulitan

dana untuk

sosialisasi

karna

pemerintah

tidak

menganggarka

n untuk itu,

kemudian

SDM yakni

jumlah personil

yang belum

mencukupi

sehingga tidak

terjangkau

dengan luas

wilayah.

Struktur

organisasi

yang ada saat

ini sudah

dibuat

berdasarkan

struktur

organisasi

tata kerja

sehingga

petugas

masing-

masing sesuai

bidangnya

melaksanaka

n tugasnya

dengan baik.

Kita sebagai

petugas

dalam hal

menangapi

wajib pajak

yang

membandel

ya kita

melakukan

penagihan

secara terus

menerus ke

wajib pajak

yang tidak

patuh itu.

Tindakan tersebut

sudah sesuai

karena berdasarkan

ketentuan dalam

perda ini mengenai

sanksi-sanksinya,

dengan adanya UU

nomor berapa yah

saya lupa

nomorny,

pokoknya

dijelaskan juga

dulu perdata

sekarang bagi

mereka yang tidak

bayar dikenakan

pidana.

Ya itu tadi

sumber

daya yang

ada belum

mencukupi

kebutuhan

pelaksanaan

implmentas

i perda.

2 I2 Pada dasarnya

sumber daya

untuk

menunjang

kebutuhan

pelaksanaan

implementasi

ini belum

mencukupi,

Sudah

memadai,

karena

struktur

organisasi itu

sendiri dibuat

berdasarkan

ketentuan

tupoksinya.

Melakukan

penagihan

secara terus-

menurus ke

wajib pajak

yang

membandel

dan

menunggak.

Kita

memberi

sanksi

administras

i berupa

denda,

tindakan

tersebut

sudah

Belum yah.

Page 184: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

masih kurang

tenaga analis

keuangan

perusahaan,

petugas yang

berkompeten

dan

berdidikasi.

sesuai

karena

berdasarkan

perda yang

telah ada.

3 I3 Sumber daya

yang

dibutuhkan

diantaranya

adalah dana.

Akan tetapi

disini dana

untuk kegiatan

sosialisasi ke

wajib pajak

tidak tersedia.

Karena

pemerintah

daerah tidak

menyediakan

anggaran untuk

melaksanakan

kegiatan

sosialisasi,

sehingga

sumber dana

belum dapat

mencukupi

kebutuhan

pelaksanaan

implementasi

peraturan

daerah

khususnya

dalam

sosialisasi ke

para pengusaha

restoran

sebagai wajib

pajak.

Dinas

DPKAD ini

merupakan

salah satu

dinas yang

melaksanaka

n tugas di

bidang

ekonomi,

salah satunya

di sektor

pajak ini

pajak

restoran.

Struktur

organisasi

yang ada

memang

ditentukan

berdasarkan

deskripsi

kerja

dilingkungan

dinas.

Respon dari

pelaksana

kebijakan

dalam

menanggapi

permasalahan

wajib pajak

restoran yang

tidak patuh

dalam

membayar

pajaknya ini

sangat baik,

kita disini

tetap

berusaha

untuk

memungut

pajak yang

banyak

menunggak.

Walaupun

juru sita yang

dibentuk

belum

dilaksanakan,

karena

tingkat

keberanian

dari petugas

masih

kurang.

Seperti yang sudah

dijelaskan diawal

yah, tindakan

untuk wajib pajak

yang tidak patuh

dalam membayar

pajaknya, kita

memberikan sanksi

administrasi

berupa denda

sebesar 2% dari

pajak yang telat

dibayarkannya. Hal

ini sesuai dengan

isi perda pajak

restoran ini.

Seperti

yang sudah

saya

katakan

sumber

daya yang

ada belum

mencukupi

dalam

pelaksanaan

ini.

Page 185: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

4 I4 Seperti yang

pernah saya

bilang kita

memang

kurang petugas

pajak, dalam

pelaksanaan

ini, akan tetapi

kita juga

berusaha untuk

memonitoring

permasalahan

yang terjadi

dilapangan.

Normatif yah,

petugas

melaksanaka

n tugasnya

sesuai dengan

tupoksinya.

Respon dari

kita sih baik

yah, apabila

wajib pajak

tidak patuh

telat

membayarka

n pajaknya,

kita (petugas)

memberikan

surat

peringatan

kepada wajib

pajak.

Seperti tadi

petugas

memberikan

surat peringatan

kepada wajib

pajak, jika telat

membayarkan

pajaknya,

kemudian di

kenakan denda

sebesar 2%.

Bicara

mengenai

memadai

atau tidak

memadai itu

relatif,

karena

keahlian

kita sebagai

petugs juga

terbatas.

Page 186: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 187: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 188: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 189: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 190: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 191: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi
Page 192: IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/1156/1/IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH... · kisi pertanyaan yang didasarkan pada dimensi keberhasilan implementasi