IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PROSES ...repository.uinjambi.ac.id/443/1/Siti Munawaroh...

147
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 KELAS V DI MADRASAH IBTIDAYAH NURUL HIKMAH KOTA JAMBI SKRIPSI Oleh SITI MUNAWAROH NIM. TPG.141163 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Transcript of IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PROSES ...repository.uinjambi.ac.id/443/1/Siti Munawaroh...

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PROSES

    PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 KELAS V

    DI MADRASAH IBTIDAYAH NURUL HIKMAH

    KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Oleh

    SITI MUNAWAROH

    NIM. TPG.141163

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

    IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2018

  • Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PROSES

    PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 KELAS V

    DI MADRASAH IBTIDAYAH NURUL HIKMAH

    KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukasn sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan

    Oleh

    SITI MUNAWAROH

    NIM. TPG.141163

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

    IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2018

  • i

  • ii

    ii

  • iii

    iii

  • iv

    iv

  • v

    v

    MOTTO

    Artinya: Musa berkata kepadanya: “Bolehkah aku mengikutimu agar

    engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan

    kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?”.(Q.S Al-Kahf Ayat 66).

  • vi

    vi

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirobbil’alamin

    Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan ridho-Mu

    sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ini.

    Ku persembahkan karya kecil ini untuk orang-orang yang berarti dan

    membantuku dalam suka maupun duka.

    Untuk kedua orang tuaku ayahanda tercinta Suratin dan ibuku tersayang Watini.

    Yang senantiasa membimbingku dan mendidikku dari putri kecil yang tidak

    mengerti apa-apa hingga sekang tumbuh menjadi wanita dewasa yang

    berpengetahuan. Yang senantiasa tiada henti memberi semangat, nasehat, serta

    do‟anya, hingga terselesaikannya karya ini.

    Untuk adikku tersayang Wahyudi, dan saudara/i ku yang tak pernah lelah

    memberi semangat dan bantuan ketika penulis menghadapi kesulitan. Semoga

    Allah selalu merahmati dan membalas segala amal perbuatan.

  • vii

    vii

    ABSTRAK

    Nama : Siti Munawaroh

    Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Judul : Implementasi Penilaian Autentik Dalam Proses

    Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Nurul

    Hikmah Kota Jambi

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) implementasi penilaian

    autentik dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 (2) faktor pendukung

    implementasi penilaian autentik (3) faktor penghambat implementasi penilaian

    autentik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian

    diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mengetahui

    implementasi penilaian autentik di kelas V. Hasil dari data yang dikumpulkan

    menunjukkan bahwa: (1) teknik dan instrumen yang digunakan dalam

    implementasi penilaian autentik dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013:

    (a) Aspek Sikap, meliputi: observasi, penilaian diri dan penilaian antar peserta

    didik. (b) Aspek Pengetahuan, meliputi: tes tertulis dan lisan. (c) Aspek

    Ketrampilan, meliputi: tes praktik. (2). Faktor pendukung keberhasilan

    implementasi penilaian autentik antara lain; Adanya pelatihan tentang

    implementasi penilaian autentik, Instrument penilaian autenti dari media internet

    dan buku paket. (3). Faktor penghambat keberhasilan implementasi penilaian

    autentik antara lain; Kurang mahirnya guru menggunakan komputer, kurangnya

    saran dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran, proses penilaian

    memerlukan waktu yang lama, terlalu rumitnya penilaian autentik, keadaan siswa

    yang kurang mendukung proses penilaian. Dalam pelaksanaan implementasi

    penilaian autentik dalam proses pembelajaran diketahui bahwa guru tidak

    sepenuhnya melakukan penilaian karena guru tidak begitu paham dalam

    pembuatan ataupun pelaksanaan penilaian. Selain itu ada beberapa kendala yang

    perlu diperbaiki oleh guru sehingga pelaksanaan penilaian autentik dapat

    dilakukan sepenuhnya, perlunya dilakukan pelatihan yang lebih mendalam tentang

    implementasi penilaian autentik oleh orang yang lebih kompeten.

    Kata kunci: penilaian autentik, kurikulum 2013

  • viii

    viii

    ABSTRACT

    Name : Siti Munawaroh

    Departemen : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Title : Implementation of Authentic Assessment in Learning

    Process In Curriculum 2013 Class V in Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota

    Jambi

    The purpose of this study is to describe (1) the implementation of authentic

    assessment in the learning process in the curriculum of 2013 (2) supporting

    factors for the implementation of authentic assessment (3) inhibiting factors for

    the implementation of authentic assessment. This study used a qualitative

    approach. Research data were obtained from observations, interviews and

    documentation for knowing the implementation of authentic assessment in class

    V. The results of the data collected indicate that: (1) techniques and instruments

    used in the implementation of authentic assessment in the learning process in the

    2013 curriculum: (a) Attitudes, including: observation, self-assessment and

    assessment among learners. (b) Aspects of Knowledge, including: written and oral

    tests. (c) Skills Aspects, including: practice tests. (2) supporting factors for

    successful implementation of authentic assessment between courses there is

    training in the implementation of authentic assessment, authentic assessment

    instrument from internet media and textbooks. (3). Factors inhibiting the

    successful implementation of authentic assessors, among others; less useful

    teacher use computers, lack of advice and infrastructure to support the learning

    process, the assessment process takes a long time, too complicated authentic

    assessment, student coditions that are less supportive of the assessment process in

    the implementation of authentic assessment in the learning process it is known

    that the teacher does not fully assess because teacher do not really understand in

    making or conducting assessments beside that there are some obstacles that need

    to be corrected by the teacher so that the implementation of authentic assessment

    can be done fully, it is necessary to do more in depth training, the implementation

    of authentic assessment by people who are more competent.

    Keywords: authentic assessment, curriculum 2013

  • ix

    ix

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha „Alim yang

    kita tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan, atas biradahnya hingga skripsi

    ini dapat dirampungkan. Salawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah

    pencerahan bagi manusia.

    Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik

    guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas Tarbiyah UIN Sulthan

    Thaha Saifuddin Jambi. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

    bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan motivasi

    baik moral maupun materil. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

    menyampaikan terimakasih kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN STS Jambi.

    2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN STS Jambi.

    3. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M.Pd, Bapak Dr. Zawaki Afdal Jamil,

    M.Pd.I, Bapak Dr. Kemas Imran, M.Pd.I selaku wakil Dekan I,II dan III

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.

    4. Bapak Drs. Mahluddin, M.Pd.I selaku ketua jurusan Pendidikan Guru

    Madrasah Ibtidaiyah UIN STS Jambi.

    5. Ibu Dra. Umil Muhsinin, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Al

    Ihwana, M.Pd.I, sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

    mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    6. Bapak ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi yang

    telah memberikan pengetahuan kepada penulis.

    7. Ibu Linda Hartati, S.Ag selaku kepala sekolah dan Bapak Baharuddin, S.Ag

    selaku wali kelas V MI Nurul Hikmah Kota Jambi yang telah bersedia

    menerima penulis dalam melakukan riset dan pemerolehan data lapangan.

  • x

    x

    1. Siswa/i kelas V MI Nurul Hikmah Kota Jambi yang turut berpartisipasi

    dengan baik, sehingga memudahkan penulis dalam memperoleh data

    lapangan.

    2. Sahabat-sahabat mahasiswa PGMI B yang telah menjadi patner diskusi

    dalam penyusunan skripsi ini.

    Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak atas segala

    dukungan dan doanya, semoga Allah SWT melimpahkan karunianya dalam setiap

    amal kebaikan kita semua. Dan semoga Allah SWT membalas segala kebaikan

    yang telah mereka berikan kepada penulis dan Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

    pengembangan ilmu.

    Jambi, 2018

    Penulis

    Siti Munawaroh

    NIM.TPG.141163

  • xi

    xi

    DAFTAR ISI

    HALAM JUDUL i

    NOTA DINAS ii

    NOTA DINAS iii

    LEMBAR PENGESAHAN iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS v

    MOTTO vi

    PERSEMBAHAN vii

    ABSTRAK viii

    ABSTRACT ix

    KATA PENGANTAR x

    DAFTAR ISI xii

    DAFTAR GAMBAR xiv

    DAFTAR TABEL xv

    DAFTAR LAMPIRAN xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang 1

    B. Fokus Penelitian 4

    C. Rumusan Masalah 5

    D. Tujuan Penelitian 5

    E. Kegunaan Penelitian 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teoritik

    1. Kurikulum 2013 7

    a) Pengertian Kurikulum 7

    b) Perubahan Kurikulum KTSP Menjadi Kurikulum 2013 7

    c) Perbedaan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 9

    d) Keunggulan Kurikulum 2013 10

    e) Fungsi Kurikulum 2013 10

    2. Penilaian Autentik 12

  • xii

    xii

    a) Pengertian Penilaian Autentik 12

    b) Ruang Lingkup Penilaian Autentik 13

    c) Karakteristik Penilaian Autentik 14

    d) Aspek-Aspek Kompetensi Inti 15

    e) Langkah Pengembangan Penilaian Autentik 16

    f) Teknik Penilaian Autentik 18

    g) Pemetaan Kompetensi Dasar 28

    h) Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik 29

    B. Studi Relevan 36

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian 39

    B. Setting Dan Subjek Penelitian 40

    C. Sumber Data 40

    D. Teknik Pengumpulan Data 41

    E. Teknik Analisis Data 43

    F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data 45

    G. Jadwal Penelitian 47

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum 48

    B. Temuan Khusus dan Pembahasan 61

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan 95

    B. Saran 96

    DAFTAR PUSTAKA 98

    LAMPIRAN-LAMPIRAN 100

  • xiii

    xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota

    Jambi Tahun Ajaran 2018/219 54

    Gambar 4.2 Ruang Kelas V Yang Bersebelahan Dengan Kelas IV 91

  • xiv

    xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Perbedaan esensial kurikulum SD/MI 9

    Tabel 2.2. Contoh Format Buku Catatan Khusus Observasi Langsung 19

    Tabel 2.3. Contoh Format Penilaian Diri Untuk Menilai Kejujuran Dan

    Tanggung Jawab Siswa Dalam Melakukan Observasi

    Di Luar Kelas. 20

    Tabel 2.4. Contoh Lembar Penilaian Antar Peserta Didik 21

    Tabel 2.5. Contoh Format Penilaian Jurnal 22

    Table 2.6. Contoh Soal Menjodohkan 22

    Tabel 2.7. Contoh Tes Lisan Atau Pertanyaan Berdasarkan Tingkat

    Kognitif 23

    Table 2.8. Contoh Format Penilaian Untuk Menilai Kemampuan Peserta

    Didik Dalam Bernyanyi Mengiringi Musik 24

    Table 2.9. Rubrik Penilaian 25

    Table 2.10. Contoh Format Penilaian Proyek 26

    Table 2.11. Contoh Format Penilaian Portofolio 27

    Table 2.12. Pemetaan Kompetensi Dasar 28

    Tabel 2.13. Instrument Penilaian Sikap Spiritual (penilaian diri) bentuk

    check list 29

    Table 2.14. Penilaian Sikap Sosial 30

    Table 2.15. Penilaian Pengetahuan 32

    Table 2.16. Penilaian Ketrampilan 34

    Table 3.1. Jadwal Penelitian 48

    Table 4.1. Nama Kepala Sekolah dan Masa Jabatannya 55

  • xv

    xv

    Table 4.2. Nama-nama Wali Kelas MI Nuru Hikmah Kota Jambi 56

    Table 4.3. Tenaga Kependidikan Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah 57

    Table 4.4. Daftar Jumlah Siswa Kelas I-VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul

    Hikmah 58

    Table 4.5. Tata Tertib Berpakaian 59

    Table 4.6. Sarana Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah 60

    Table 4.7. Prasarana Mi Nurul Hikmah Kota Jambi 60

    Table 4.8. Lembar Penilaian Observasi 65

    Table 4.9. Lembar Penilaian Diri 67

    Table 4.10. Lembar Penilaian Antar Teman 69

    Table 4.11. Soal Uraian 73

    Table 4.12. Penilaian Penugasan 82

    Table 4.13. Rubrik Penilaian Praktik 85

    Table 4.14. Lembar Penilaian Praktik 85

  • xvi

    xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Transkip wawancara guru

    Lampiran 2 : Silabus

    Lampiran 3 : Program Tahunan

    Lampiran 4 : Program Semester

    Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Lampiran 6 :Dokumentasi

    Lampiran 7 :Daftar Riwayat Hidup

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perlunya perubahan kurikulum juga dikarena adanya kelemahan yang

    ditemukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Selain itu

    perubahan kurikulum terjadi karena salah satu alasan dan dasar pertimbangan,

    pemerintah melakukan penyempurnaan kurikulum, yaitu dengan kebijakan

    kurikulum baru untuk pendidikan dasar dan menengah melalui kurikulum 2013

    sebagai penganti dan penyempurna kurikulum 2006 (KTSP). Tujuannya yakni

    untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mampu bersaing dan

    menyesuaikan diri dengan perubahan zaman (Andi prastowo, 2015, hal. 2).

    Kurikulum 2013 lebih menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,

    ketrampilan dan sikap peserta didik secara holistik, yang harus diimplementasikan

    dalam pembelajaran dan ditagih dalam rapor, serta sebagai penentu kenaikan kelas

    dan kelulusan peserta didik. Manajemen pengembangan kurikulum bersifat

    sentralistik-desentralistik. Pemerintah menetapkan setandar nasional pendidikan,

    kerangka dasar dan struktur kurikulum, silabus, dan pedoman implementasi

    kurikulum (Herry Widyastono, 2014, hal. 178).

    Setiap satuan pendidikan seperti halnya pada kurikulum Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP meliputi: Dokumen 1, antara lain

    berisi visi, misi, tujuan satuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP, beban

    belajar, dan kalender akademik; dokumen 2, berupa silabus setiap mata pelajaran

    yang sudah disusun oleh pemerintah, guru tinggal mengopinya; dokumen 3,

    berupa RPP yang harus disusun oleh setiap guru (Herry Widyastono, 2014, hal.

    179).

    Dalam kurikulum 2013 segala kegiatan penilaian pembelajaran dari mulai Sekolah

    Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah dan jenjang pendidikan dasar dan menengah

    lainnya telah berubah ke era model penilaian baru. Penilaian yang lebih

    1

  • 2

    representatif dan mampu menggambarkan kemampuan yang nyata berhasil

    dikuasai oleh peserta didik, atau disebut dengan penilaian autentik. Penilaian

    autentik ialah penilaian yang dilakukan secara holistik (menyeluruh) untuk

    menilai mulai dari (input) masukan, proses, dan (output) keluaran pembelajaran

    (Andi prastowo, 2015, hal. 366).

    Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran adalah hal yang tidak

    dapat dipisahkan dari perencanaan ataupun pelaksanaan proses pembelajaran

    guru. Penilaian pembelajaran pada kurikulum 2013 diarahkan pada penilaian

    autentik. Secara sederhana penilaian autentik disebut dengan authentic

    assessment. Authentic assessment merupakan suatu asesmen hasil belajar yang

    menuntut peserta didik menunjukkan prestasi dan hasil belajar, berupa

    kemampuan dalam kehidupan nyata dalam bentuk kinerja atau hasil kerja (Herry

    Widyastono, 2014, hal. 24).

    Melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan

    berbasis karakter, dengan menggunakan pendekatan tematik dan kontekstual

    diharapkan peseta didik mampu mandiri, dalam meningkatkan dan menggunakan

    pengetahuannya untuk mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi

    nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari

    saat siswa berada di lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat (Mulyasa,

    2016, hal. 7).

    Penilaian autentik adalah penilaian yang sebenarnya terhadap hasil belajar

    peserta didik. Penilaian yang sebenarnya tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi

    kemajuan hasil belajar peserta didik dinilai dari proses hingga akhir. Penilaian

    nyata merupakan proses yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan sebuah

    informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh peserta didik

    (Supardi, 2015, hal. 24).

    Penilaian autentik adalah karakteristik lain yang menandai diterapkannya

    kurikulum 2013. Penilaian autentik disebut juga penilaian yang senyata-nyatanya,

    yakni penilaian yang menggambarkan prestasi belajar peserta didik sesuai dengan

    kemampuan mereka yang sesungguhnya atau sesuai dengan kemampuan yang

  • 3

    dimiliki peserta didik, dalam arti tidak persial ataupun manipulatif. Persial berarti

    hanya aspek tertentu, misalnya pengetahuan atau ketrampilan saja. Manipulatif

    berarti bersifat seolah-olah, misalnya ketika kita akan mengukur kemampuan

    peserta didik untuk berpidato, seharusnya guru meminta peserta didik berpidato

    secara langsung tidak menggunakan teknik pilihan ganda (Kosasih, 2014, hal.

    131).

    Sejalan dengan orientasi Kurikulum 2013, yakni terjadinya peningkatan

    dan keseimbangan antara kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan

    kompetensi ketrampilan. Dimana pada jenjang Sekolah Dasar atau Madrasah

    Ibtidaiyah penilaian autentik hendaknya lebih menekankan pada kompetensi

    sikap. Hal ini karena pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar atau Madrasah

    Ibtidaiyah penanaman sikap harus benar-benar ditekankan agar ketika peserta

    didik akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mereka sudah

    memiliki pondasi sikap yang kuat dan di jenjang yang lebih tinggi yang

    diperlukan hanya memperdalam kompetensi pengetahuan dan ketrampilan (Andi

    prastowo, 2015, hal.368).

    Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baru saja diterapkan di

    Indonesia, sedikit sekali sekolah yang menggunakan kurikulum 2013. Pergantian

    kurikulum ini dianggap mendadak karena tidak diimbangi dengan kesiapan para

    pendidiknya sebelum kurikulum 2013 diberlakukan. Pelatihan serta pengarahan

    kurikulum 2013 yang dilaksanakan pemerintah kurang maksimal. Guru

    mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian autentik, dikarenakan kurangnya

    pemahaman guru dalam penerapan penilaian autentik.

    Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, pada tanggal 22 Oktober dan 16

    Desember 2017, Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota Jambi sudah

    menerapkan penilaian autentik meskipun dalam penerapannya guru belum

    menerapkan penilaian autentik secara maksimal. hal tersebut dikarenakan

    kurangnya pemahaman guru tentang penilaian autentik. Guru menyuruh orang

    lain untuk membuatkan instrument penilaian autentik. Selaian itu banyak faktor

  • 4

    yang menghambat terlaksananya penilaian autentik, guru perlu menambah

    wawasannya dan belajar lagi mengenai implementasi penilaian autentik.

    Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian tentang penilaian autentik dalam kurikulum 2013 di Madrasah

    Ibtidaiyah Nurul Hikmah. Karena di sekolah tersebut baru memberlakukan

    kurikulum 2013 sehingga banyak faktor pendukung maupun faktor penghambat

    yang dihadapi guru mengenai penerapan penilaian autentik dalam proses

    pembelajaran yang belum terlaksana dengan sepenuhnya. Dengan demikian maka

    peneliti mengambil judul “Implementasi Penilaian Autentik dalam Proses

    Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul

    Hikmah Kota Jambi”

    B. Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti hanya memfokuskan

    penelitian kedalam aspek :

    1. Kegiatan menilai masukan, keluaran, dan proses pembelajaran dalam

    implementasi penilaian autentik pada kurikulum 2013.

    2. Problem yang dihadapi dalam implementasi penilaian autentik pada aspek

    sikap, aspek pengetahuan dan Ketrampilan pada tema panas dan

    perpindahannya sub tema 1 kelas V semester II tahun ajaran 2017/2018 di

    MI Nurul Hikmah Kota Jambi.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana implementasi penilaian autentik dalam proses pembelajaran

    pada kurikulum 2013 ?

    2. Apa saja faktor pendukung implementasi penilaian autentik ?

    3. Apa saja faktor penghambat implementasi penilaian autentik?

  • 5

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan

    untuk:

    1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan implementasi penilaian autentik

    dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013.

    2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung implementasi penilaian

    autentik.

    3. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat implementasi penilaian

    autentik.

    E. Kegunaan Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

    mempunyai manfaat teoritis maupun manfaat praktis sebagai berikut:

    1. Aspek teoritis

    Pada aspek teoritis diharapkan mampu memberikan manfaat-manfaat sebagai

    berikut :

    a) Memberikan informasi terkait tentang diterapkannya penilaian autentik

    dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 yang dilakukan di

    Madrasah Ibtidaiyah.

    b) Memberikan sumbangan terhadap perkembangan keilmuan, sebagai

    wacana baru dalam bidang pendidikan khususnya mengenai implementasi

    penilaian autentik dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013.

    2. Aspek Praktis

    Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

    berikut :

    a) Bagi Sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan

    contoh untuk pembenahan meningkatkan kualitas penilaian.

  • 6

    b) Bagi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan penelitian ini diharapkan dapat

    menjadi bahan pertimbangan kebijakan yang berimbas pada perubahan

    paradigma keilmuan, khususnya kurikulum.

    c) Bagi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin, penelitian ini

    diharapkan dapat dijadikan kajian keilmuan dan pengembangan kajian

    khususnya dibidang pendidikan.

    d) Bagi peneliti dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru

    serta dapat mengembangkan wawasan khususnya tentang implementasi

    penilaian autentik dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teoritik

    1. Kurikulum 2013

    a) Pengertian Kurikulum

    Kurikulum adalah Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

    isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

    penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang berfungsi untuk mengoptimalkan

    perkembanngan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam

    seluruh proses pendidikan kedudukan kurikulum sangat strategis, karena berisi

    rumusan tentang tujuan yang menentukan ke mana siswa akan dibawa dan

    diarahkan. Selain itu kurikulum berisi rumusan tentang isi dan kegiatan belajar,

    yang akan membekali siswa dengan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, serta

    nilai-nilai yang diperlukan dalam kehidupan (Herry Widyastono, 2014, hal. 11).

    b) Perubahan Kurikulum KTSP Menjadi Kurikulum 2013

    Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta

    harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti

    perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan

    pengembangan harus dilakukan secara sistematis dan terarah, tidak asal berubah.

    Perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah

    yang jelas, mau dibawa kemana sistem pendidikan nasional dengan kurikulum

    tersebut (Mulyasa, 2016, hal. 59).

    Perlunya perubahan kurikulum juga karena adanya beberapa kelemahan

    yang ditemukan dalam KTSP 2006 (diadaptasi dari materi kurikulum 2013;

    (1) Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukkan dengan

    banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya

    melampaui tingkat perembangan usia dini.

    (2) Kurikumul belem mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan

    visi, misi dan tujuan pendidikan nasional.

    7

  • 8

    (3) Kompetensi dikembangkan lebih dominasi oleh aspek pengetahuan, belum

    sepenuhnya mengambarkan pribadi pesera didik(pengetahuan,ketrampilan

    dan sikap)

    (4) Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan

    masyarakat sepertipendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan

    dan metode pembelajaran konstruktivistik, keseimbangan soft skills and

    hard skills, serta jiwa kewira usahaan belum terakomodasi didalam

    kurikulum.

    (5) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi

    pada tingkat lokal. Nasional. Maupun global.

    (6) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran

    yang rinci sehingga membuka peluang penapsiran yang beraneka ragam

    yang berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

    (7) Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta

    belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala.

    c) Perbedaan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

    Pada kurikulum 2013, pemerintah menetapkan standar nasional

    pendidikan, kerangka dasar dan struktur kurikulum, silabus, dan pedoman

    implementasi kurikulum, sedangkan setiap satuan pendidikan seperti halnya

    pada kurikulum 2006, juga menyusun KTSP, kecuali Dokumen 2, yang

    berupa silabus setiap mata pelajaran sudah disusun oleh pemerintah, guru

    tinggal mengopi dan menyusunnya menjadi satu kesatuan KTSP yang utuh.

    Silabis dipakai acuan guru untuk menyusun RPP (Herry Widyastono, 2014,

    hal. 117).

  • 9

    Tabel 2. 1

    Perbedaan esensial kurikulum SD/MI

    KTSP 2006 Kurikulum 2013 Status

    Mata pelajaran tertentu

    mendukung kompetensi

    tertentu

    Tiap mata pelajaran mendukung semua

    kompetensi (sikap, ketrampilan, pengetahuan)

    benarnnya

    Mata pelajaran dirancang

    berdiri sendiri dan memiliki

    kompetensi dasar sendiri

    Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan

    yang lain dan memiliki kompetensi dasar

    yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas

    benarnnya

    Bahasa Indonesia sejajar

    dengan maple lain

    Bahasa Indonesia sebagai penghela maple lain

    (sikap dan ketrampilan berbahasa)

    Idealnnya

    Tiap mata pelajaran diajarkan

    dengan pendekatan berbeda

    Semua mata pelajaran diajarkan dengan

    pendekatan yang sama (saintifik) melalui

    mengamati, menanya, mencoba, menalar,..

    Idealnnya

    Tiap jenis konten

    pembelajaran diajarkan

    terpisah (separated

    curriculum)

    Bermacam jenis konten pembelajaran

    diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain(

    cross curriculum atau integrated curriculum)

    Baiknya

    Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan

    dijadikan penggerak konten pembelajaran

    laiinnya

    Tematik untuk kelas -III (

    belum integratif)

    Tematik integratif untuk kelas I-VI Baiknya

    Sumber: Mulyasa, 2016, hal.169

    d) Keunggulan Kurikulum 2013

    Diharapkan kurikulum 2013 dapat menghasilkan peserta didik yang

    produktif, kreatif dan inovatif. Hal itu mungkin terjadi, karena kurikulum

    2013 berbasis karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki

    beberapa keunggulan. Keungulannya antara lain sebagai berikut :

    (1) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat konseptual

    (alamiah), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat

    peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai

    dengan potensinya masing-asing. Dalam hal ini peserta didik

    merupakan subjek belajar, dan proses belajar berlangsung secara

    alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi

    tertentu.

  • 10

    (2) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi

    mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan

    ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, serta

    kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

    (3) Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam

    pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi,

    terutama yang berkaitan dengan ketrampilan (Mulyasa, 2016, hal. 163).

    e) Fungsi Kurikulum

    Kurikulum memiliki berbagai fungsi. Bagi guru, kepala sekolah,

    pengawas, orang tua, dan peserta didik fungsi kurikulum sebagai berikut:

    (1) Bagi guru

    Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses

    pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak berpedoman pada

    kurikulum tidak akan berjalan dengan sistematis dan efektif, sebab

    pembelajaran adalah proses yang bertujuan, sehingga segala sesuatu yang

    dilakukan guru dan peserta didik diarahkan untuk mencapai tujuan.

    (2) Bagi kepala sekolah

    Kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan program sekolah.

    Penyusunan kalender sekolah, pengajuan sarana prasarana sekolah

    kepada komite sekolah, penyusunan berbagai kegiatan sekolah, baik

    intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan kegiatan-kegiatan

    lainnya didasarkan pada kurikulum yang digunakan.

    (3) Bagi pengawas

    Kurikulum berfungsi sebagai panduan dalam melakukan supervisi ke

    sekolah. Dengan berpedoman pada kurikulum, pengawas, dapat melihat

    apakah program sekolah, termasuk pelaksanaan pembelajaran yang

    dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum, bagian-

    bagian mana yang sudah dilaksanakan dan sedang dilaksanakan, serta

    bagian-bagian mana yang belum dilaksanakan.

    (4) Bagi orang tua peserta didik

  • 11

    Kurikulum sebagai pedoman untuk memberikan bantuan, bagi

    penyelenggaraan program sekolah dan membantu putra-putrinya belajar

    di rumah sesuai dengan program sekolah. Melalui kurikulum, orang tua

    dapat mengetahui tujuan yang harus dicapai peseta didik (Herry

    Widyastono, 2014, hal. 9).

    2. Penilaian Autentik

    a) Pengertian Penilaian Autentik

    Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara

    menyeluruh untuk menilai aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan

    mulai dari masukan, proses, dan keluaran pembelajaran. Penilaian yang

    menyeluruh seharusnya dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam

    kegiatan belajar; terutama oleh pendidik, teman sejawat, dan siswa itu

    sendiri. Penilaian yang dilakukan oleh siswa sendiri dinamakan penilaian

    diri. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh siswa

    secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya degan kriteria

    yang telah ditetapkan. Penilaian oleh teman sejawat lebih banyak

    digunakan untuk menilai proses belajar yang dilakukan secara

    berkelompok atau menilai sikap antar teman (Ridwan Abdullah, 2014,

    hal. 203).

    Penilaian autentik adalah penilaian yang sebenarnya, yaitu suatu

    proses yang dilakukan oleh guru dalam mengumpulkan informasi tentang

    perkembangan belajar dan perubahan tingkah laku peserta didik, Setelah

    suatu kegiatan belajar mengajar berakhir. Penilaian autentik dilakukan

    untuk mengetahui apakah terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta

    didik, apakah peserta didik melakukan pengalaman belajar atau tidak

    (Supardi, 2015, hal. 25).

    Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan sesuai

    dengan keadaan yang sebenarnya dan penilaiannya dilakukan secara

    nyata serta penilaian yang dilakukan secara menyeluruh yang

    didalamnya terdapat tiga aspek penilaian yaitu, aspek sikap, aspek

    pengetahuan dan aspek ketrampilan. Dalam penilaian autentik, semua

  • 12

    pihak ikut menilai pelaksanaan proses pembelajaran mulai dari guru,

    teman sejawat dan siswa itu sendiri.

    b) Ruang Lingkup Penilaian Autentik

    Secara lebih khusus dapat diuraikan bahwa ruang lingkup penilaian

    kompetensi sikap terdiri dari lima jenjang, dan ruang lingkup penilaian

    kompetensi pengetahuan terdiri dari enam jenjang, serta ruang lingkup

    penilaian kompetensi ketrampilan terdiri dari lima jenjang. Uraian

    selengkapnya mengenai ruang lingkup masing-masing ranah tersebut

    dijelaskan antara lain sebagai berikut ini.

    (1) Penilaian kompetensi sikap merupakan penilaian yang dilakukan

    pendidik, untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap

    dari siswa yang meliputi beberapa aspek antara lain aspek

    menerima atau memperhatikan, merespon atau menanggapi,

    menilai atau menghargai, mengorganisasi atau mengelola, dan

    berkarakter. Dalam kurikulum 2013 kompetensi sikap dibagi

    menjadi dua, yakni sikap spiritual dan sikap sosial.

    (2) Kompetensi pengetahuan merefleksikan konsep-konsep keilmuan

    yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui proses belajar

    mengajar. Pengetahuan atau kognitif meliputi enam tingkatan,

    yaitu ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi,

    analisis, sintesis, dan evaluasi. Penilaian kompetensi pengetahuan

    ditujukan untuk menilai berbagai aspek dari kompetensi

    pengetahuan.

    (3) Kompetensi ketrampilan merupakan ranah yang berkaitan dengan

    skill (ketrampilan) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

    menerima pengalaman belajar tertentu. Kompetensi ketrampilan itu

    sebagai implikasi dari tercapainnya kompetensi pengetahuan dari

    siswa (Andi prastowo, 2015, hal. 370).

    c) Karakteristik Penilaian Autentik

  • 13

    Setelah mengetahui pengertian dan ruang lingkup penilaian autentik

    dapat diketahui Karakteristik penilaian autentik antara lain sebagai berikut

    :

    (1) Penilaian autentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian

    kompetensi terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar (formatif),

    maupun pencapaian kompetensi terhadap standar kompetensi atau

    kompetensi inti dalam satu semester (sumatif).

    (2) Penilaian autentik itu ditujukan untuk mengukur pencapaian

    kompetensi yang menekankan aspek ketrampilan dan kinerja, bukan

    hanya mengukur kompetensi yang sifatnya mengingat fakta (hafalan

    dan ingatan).

    (3) Dalam melakukan penilaian autentik harus secara terus-menerus, dan

    merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk

    mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi peserta

    didik.

    (4) Penilaian autentik yang dilakukan oleh guru-guru, dapat digunakan

    sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi siswa secara

    menyeluruh.

    Berdasarkan karakteristik di atas ada beberapa hal yang harus

    diperhatikan ketika melakukan penilaian autentik dalam kegiatan

    pembelajaran pertama, instrument yang digunakan bervariasi sesuai

    dengan karakteristik kompetensi yang akan dicapai. Kedua, aspek

    kemampuan belajar dinilai secara menyeluruh meliputi berbagai

    aspek penilaian. Ketiga, penilaian dilakukan berdasarkan input,

    proses, dan output baik sikap, pengetahuan, maupun ketrampilan (

    Supardi, 2015, hal. 27).

    d) Aspek-Aspek Kompetensi Inti

    Kompetensi inti adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan

    bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap,

    dan ketrampilan yang dimiliki oleh siswa yang telah menyelesaikan

    pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi inti dijadikan

  • 14

    gambaran secara kategorial mengenai kompetensi utama dalam aspek

    sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dipelajari dan dimiliki

    peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran

    tertentu (Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 66). Pada kurikulum 2013

    terdapat empat aspek, yakni KI-1, KI-2, KI-3, KI-4 dijelaskan sebagai

    berikut:

    (1) KI-1: Aspek Sepiritual. Aspek ini mengacu pada sikap peserta didik

    terhadap Tuhan. Yaitu menghargai dan menghayati ajaran agama

    yang dianutnya.

    (2) KI-2:Aspek Sosial. Aspek ini mengacu pada sikap peserta didik

    terhadap dirinya dan terhadap lingkungan. Yaitu menghargai dan

    menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli(toleransi,

    gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara

    efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

    keberadaanya.

    (3) KI-3: Aspek Pengetahuan. Aspek ini mengacu pada harapan guru

    terhadap siswa mengenai pengetahuan yang didapat setelah proses

    pembelajara. Pengetahuan yang didapat siswa melalui proses

    pembelajaran yaitu melalui cara mengamati (mendengar, melihat,

    membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu, makhluk

    ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya

    di rumah dan di sekolah.

    (4) KI-4: Aspek Ketrampilan. Aspek ini mengacu pada harapan guru

    agar siswa dapat mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah

    konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

    membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

    menggambar dan mengarang) setelah melakukan proses

    pembelajaran (Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 67).

    Adanya empat aspek yang tertuang dalam empat

    kompetensi inti seperti yang telah disebutkan, maka pada setiap

  • 15

    kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013, harus memuat

    keseluruhan aspek kompetensi inti. Dalam artian, guru harus

    mampu membantu membentuk tidak hanya pengetahuan siswa,

    akan tetapi juga membentuk diri siswa yang ahlakul ihsan, mampu

    bersosialisasi dengan sangat baik, dan memiliki ketrampilan di

    dunia kerja.

    e) Langkah Pengembangan Penilaian Autentik

    Dalam pengembangan penilaian autentik pada tematik terpadu dalam

    kurikulum 2013 SD/MI harus memperhatikan, sejumlah prinsip dan

    pendekatan penilaian yang diatur dalam Standar Penilaian Pendidikan

    (Permendikbud RI No.66 Tahun 2013). Dalam Permendikbud RI No. 66

    Tahun 2013 dijelaskan bahwa prinsip-prinsip penilaian itu terdiri dari:

    (1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi

    faktor subjektif tes penilaian.

    (2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,

    menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

    (3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,

    pelaksanaan, dan pelaporannya.

    (4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

    pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

    (5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada

    pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur,

    dan hasilnnya.

    (6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru (Andi

    prastowo, 2015, hal. 376).

    Secara lebih teknis dan operasional, pengembangan penilaian

    autentik dalam pembelajaran tematik terpadu di SD/MI, merujuk pendapat

    Muller dan newmann ditempuh dalam empat langkah yaitu dijelaskan

    sebagai berikut:

    (1) Penentuan Standar

  • 16

    Standar dimaksudkan sebagai suatu pernyataan tentang apa yang harus

    diketahui dan dilakukan pembelajaran. Standar kompetensi lulusan

    adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang

    mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan; kompetensi inti adalah

    tingkat kemampuan siswa pada setiap kelas; kompetensi dasar

    kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh

    siswa

    (2) Penentuan Tugas Autentik

    Tugas autentik adalah tugas-tugas yang secara nyata dibebankan

    kepada siswa untuk mengukur pencapaian kompetensi yang

    dibelajarkan, baik ketika kegiatan pembelajaran masih berlangsung atau

    sudah berakhir.

    (3) Pembuatan Kriteria

    Kriteria merupakan pernyataan yang menggambarkan capaian

    kompetensi dan bukti nyata capaian belajar subjek belajar dengan

    kualitas tertentu yang diinginkan. Kriteria lazimnya juga telah

    dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Dalam kurikulum

    berbasis kompetensi kriteria lebih dikenal dengansebutan indikator.n

    (4) Pembuatan rubrik

    Rubric dapat dipahami sebagai sebuah skala pensekoran yang

    digunakan untuk menilai kinerja subjek didik untuk setiap kriteria

    terhadap tugas-tugas tertentu.

    f) Teknik Penilaian Autentik

    Teknik penilaian yang digunakan dalam penilaian autentik untuk menilai

    tiga kompetensi yaitu sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (Andi prastowo,

    2015, hal. 375) antara lain sebagai berikut:

    (1) Penilaian kompetensi afektif (sikap)

    Pada kurikulum 2013 tujuannya adalah untuk membentukan sikap peserta

    didik melalui kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut wajib dilakukan

  • 17

    seorang guru, sehingga penilaian sikap merupakan suatu kewajiban yang

    harus dilakukan dan dilaporkan oleh guru. Penilaian sikap harus dilakukan

    secara terus menerus untuk melihat konsistensi sikap yang ditunjukkan oleh

    peserta didik baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah.

    Adapun teknik yang digunakan untuk melakukan penilaian sikap (Ridwan

    Abdullah Sani, 2016, hal. 136) sebagai berikut:

    (a) Observasi prilaku

    Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan

    dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung

    dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator

    prilaku yang diamati. Observasi prilaku dapat dilakukan di sekolah dengan

    menggunakan buku catatan khusus, tentang kejadian-kejadian berkaitan

    dengan siswa selama di sekolah (Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 204).

    Tabel 2. 2

    Contoh Format Buku Catatan Khusus Observasi Langsung

    N0 Hari/ tanggal Nama siswa Kejadian

    (positif dan negative)

    1

    2

    3

    4

    Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal.137

    (b) Penilaian diri

    Merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan cara meminta siswa untuk

    mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinnya, dalam konteks pencapaian

    kompetensi instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri (Ridwan

    Abdullah Sani, 2014, hal. 204). Guru harus melibatkan peserta didik agar dapat

    mengisi dan mengumpulkan lembaran evaluasi diri terkait sikap dan prilaku

    sebagai hasil belajar (Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 215).

  • 18

    Tabel 2.3

    Contoh Format Penilaian Diri Untuk Menilai Kejujuran Dan Tanggung Jawab

    Siswa Dalam Melakukan Observasi Di Luar Kelas.

    Sikap

    Indikator sikap

    penilaian

    Ya

    Tidak

    Tanggung

    jawab

    a. Saya melakukan observasi dengan penuh konsentrasi.

    b. Saya melakukan observasi sesuai dengan tahapan yang disepakati

    c. Saya menyelesaikan tugas menulis hasil observasi sampai selesai

    Kejujuran a. Saya mendapatkan data observasi tanpa menyontek data teman

    b. Saya menyusun laporan sesuai data hasil observasi tanpa mengurangi dan melebihi

    c. Saya membuat laporan dengan pilihan kata dan kalimat yang saya susun sendiri

    Percaya diri a. Saya yakin telah memperoleh data yang cukup sesuai dengan keperluan penelitian untuk menjawab

    pertanyaan

    b. Saya memahami apa yang ditugaskan dan pentingnya melaksanakan tugas secara tuntas

    c. Saya mampu membuat laporan yang bagus berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber

    Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 215

    (c) Penilaian antar peserta didik

    Merupakan teknik penilaian yang dilakukan

    dengan cara meminta siswa untuk saling menilai terkait

    dengan pencapaian kompetensi. Keterbatasan pendidik

    dalam melakukan observasi semua siswa dalam waktu

    yang terbatas membuat metode observasi menjadi sulit

    dilakukan. (Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 204).

  • 19

    Tabel 2.4

    Contoh Lembar Penilaian Antar Peserta Didik

    Nama peserta

    didik yang

    dinilai

    Sikap dan prilaku yang dinilai

    Kejujuran

    Disiplin

    Tanggung

    Jawab

    Kerjasama

    Dsb .

    Amir

    Ahmad

    Budi

    Cecep

    Nama peserta didik yang menilai :

    Tanggal penilaian:

    Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 217

    (d) Jurnal

    Merupakan catatan yang dilakukan pendidik baik didalam kelas maupun

    diluar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan

    kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan prilaku peserta

    didik di dalam dan diluar kelas (Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 204).

    Kelebihan penggunaan jurnal untuk penilaian sikap dan prilaku ialah

    penilaian jurnal sebagai pencatatan peristiwa dengan segera, sehingga dapa

    direkam secara lebih akurat dan tidak terlupakan (Ridwan Abdullah Sani,

    2016, hal. 156).

    Tabel 2. 5

    Contoh Format Penilaian Jurnal

    Nama peserta didik Catatan pengamatan Tindak lanjut

    Erin

  • 20

    Rina

    Rini

    Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 156

    (2) Penilaian kompetensi pengetahuan (kognitif)

    Penilaian ini dimulai dari pemilihan kata kerja operasional yang disesuaikan

    dengan bidang atau aspek ketarampilan kognitif yang akan diukur dan dinilai.

    Lalu dilanjutkan dengan pembuatan instrument penilaian berbentuk tes untuk

    mengukur kemampuan pengetahuan. yang terdiri dari tes objektif dan tes

    subjektif (Supardi, 2015, hal. 27). Pendidik menilai kompetensi pengetahuan

    melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

    (a) Instrument tes tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,

    benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrument uraian dilengkapi

    pedoman pensekoran.

    Table 2.6

    Contoh Soal Menjodohkan

    No Pernyataan Pilihan jawaban

    1. 2.

    Partikel bermuatan negatif yang ada dalam atom.

    Partikel yang bermuatan positif yang menjadi bahan

    penyusunan inti atom

    a. Electron b. Netron

    3. Partikel tidak bermuatan yang menjadi bahan penyusunan inti atom

    c. Proton d. Positron

    Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 19

    (b) Instrument tes lisan berupa daftar pertanyaan

    Tabel 2. 7

    Contoh Tes Lisan Atau Pertanyaan Berdasarkan Tingkat Kognitif

    Taksonomi bloom

    yang direvisi

    Contoh tes lisan /pertanyaan

    Mengingat Deskripsikan empat hal yang harus dimiliki rusa

    dalam habitatnya agar dapat bertahan hidup.

  • 21

    Memahami Kenapa daerah Indonesia bagian timur lebih cepat

    gelap daripada bagian barat ?

    Mengaplikasikan Jika untuk membuat dinding bata seluas satu meter

    persegi dibutuhkan 60 batu bata. Berapakah batu bata

    yang dibutuhkan untuk membuat tembok sepanjang 8

    meter dengan tinggi 1,5 meter ?

    Menganalisis

    Megapa tsunami terjadi di daerah pantai selatan

    pulau jawa, dan tidak terjadi di daerah pantai utara ?

    Mengevaluasi Bagaimana pendapat kamu tentang program

    pengolahan sampah di kotamu?

    Berkreasi Menurut kamu, bagaimana mengatur factor-faktor

    yang dapat mengurangi populasi hama keong mas

    yang menyerang tanaman padi ?

    Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 211

    (c) Instrument penugasan berupa pekerjaan rumah atau projek yang dikerjakan

    secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas (Ridwan

    Abdullah Sani, 2014, hal. 205).

    (3) Penilaian kompetensi psikomotorik (ketrampilan)

    Pendidik menilai kompetensi ketrampilan melalui penilaian kinerja, yang

    menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan

    menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang

    digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik (Andi

    prastowo, 2015, hal. 376).

    (a) Tes praktik merupakan penilaian yang menuntut respons berupa ketrampilan

    melakukan suatu aktivitas atau prilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi

    (Andi prastowo, 2015, hal. 376). Berikut ini contoh format penilaian untuk

    menilai kemampuan peserta didik dalam bernyanyi mengiringi musik (Ridwan

    Abdullah Sani, 2016, hal. 244).

  • 22

    Table 2.9

    Contoh Format Penilaian Untuk Menilai Kemampuan Peserta Didik

    Dalam Bernyanyi Mengiringi Musik

    Nama

    peserta

    didik

    Aspek yang dinilai

    Skor

    Vocal

    Kemampuan

    mengiringi musik

    Penampilan

    Amir

    Ahmad

    Budi

    Cecep

    Doni

    Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 244

    Table 2.9

    Rubrik Penilaian

    Kriteria

    penilaian

    Rubrik pemberian skor

    Skor 1 Skor 2 Skor 3

    Vocal Nada vocal, ritme,

    dan Irma kurang

    bagus dan tidak

    menguasai teknik

    Nada vocal

    bagus, namun

    tidak menguasai

    teknik vokal

    Nada vokal, teknik

    vokal, dan irama

    sangat bagus

    Kemampuan

    mengiringi

    music

    Tidak mampu

    mengiringi musik

    dan jelas tidak

    selaras antara vocal

    dan music

    Mampu

    mengurungi

    music, namun

    masih ada

    ketidak

    selarasan antara

    vokal dan musik

    Mampu mengiringi

    musik dengan

    sempurna

    Penampilan Penampilan sangat

    kaku

    Penampilan

    cukup bagus,

    namun kurang

    luwes

    Penampilan sangat

    bagus

    Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2016, hal. 245

  • 23

    (b) Penilaian Proyek merupakan tugas-tugas belajar yang

    meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan

    pelaporan baik secara tertulis maupun lisan dalam

    waktu tertentu (Andi prastowo, 2015, hal. 376).

    Penilaian proyek dilakukan dengan menugaskan peserta

    didik untuk membuat atau melaksanakan sebuah proyek

    belajar. Proyek belajar merupakan tugas belajar yang

    harus diselesaikan. Tahap perencanaan meliputi

    kegiatan membuat dokumen persiapan, tahap

    pengerjaan proyek terkait dengan proses proyek

    dikerjakan, tahap pelaporan proyek (Ridwan Abdullah

    Sani, 2016, hal. 261).

    Table 2.10

    Contoh Format Penilaian Proyek

    No

    Aspek penilaian

    Skor (1s.d 4)

    SB

    (4)

    B

    (3)

    C

    (2)

    K

    (1)

    1 Perencanaan

    Persiapan

    Penentuan langkah kegiatan

    Pembagian tugas

    2 Pelaksanaan

    Kerjasama tim

    Instrument/alat yang digunakan

    Efisiensi waktu

    3 Laporan proyek

    Kualitas proyek

    Presentasi

    Penguasaan

    Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 236

  • 24

    (c) Penilaian portofolio merupakan penilaian yang

    dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya

    siswa dalam bidang tertentu, yang bersifat reflektif-

    integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,

    prestasi, atau kreativitas yang dimiliki siswa dalam

    kurung waktu tertentu. Karya yang dihasilkan bisa

    dalam bentuk tindakan nyata yang mencerminkan

    kepedulian siswa terhadap lingkungannya. Penilaian

    prortofolio melibatkan peserta didik dalam pengukuran

    ketrampilan berdasarkan hasil kerjaanya (Ridwan

    Abdullah Sani, 2014, hal. 206).

    Table 2.11

    Contoh Format Penilaian Portofolio

    Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

    Kompetensi dasar : Mengarang

    Nama peserta didik : Rani

    Tanggal : 26 september 2013

    Indikator Penilaian

    1. Menulis karangan dengan ide cerita yang jelas dan penggunaan kalimat

    yang mengalir

    2. Menceritakan karangan didepan

    Sangat

    kurang

    Kurang Baik Sangat

    baik

    Refleksi peserta didik

    (dicapai melalui ):

    Komentar guru:

    Rina sangat pandai mengarang cerita

    dan dapat membuat teman-temannya

    terharu jika bercerita di depan kelas Pertolongan guru

    Seluruh kelas

    Kelompok kecil

    Sendiri

  • 25

    Catatan refleksi peserta didik:

    Saya senang mengarang berkat bimbingan orang tua dan arahan guru. Karangan

    yang saya sampaikan minggu ini merupakan karya saya sendiri setelah menulis

    selama satu minggu.

    Komentar orang tua:

    Rina memang pandai bercerita dan sering menulis karangan sejak telah pandai

    membaca dan menulis. Kami membelikan beberapa buku cerita rina dan

    membuat perpustakaan kecil di rumah.

    Sumber: Ridwan Abdullah Sani, 2014, hal. 305

    g) Pemetaan Kompetensi Dasar

    Table 2.12

    Pemetaan Kompetensi Dasar

    Mata pelajaran Kompetensi dasar

    PPKn 1.2 Menghargai kewajiban, hak, dan tanggug jawab sebagai warga

    masyarakat dan umat beragama dalam kehidupan sehari-hari.

    2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat dalam

    kehidupan sehari-hari.

    3.2 Memahami hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga

    dalam kehidupan sehari-hari.

    4.2 Menjelaskan hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

    Bahasa Indonesia 3.3 Meringkas teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau

    elektronik.

    4.3 Menyajikan ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) dari media

    cetak atau elektronik dengan menggunakan kosakata baku

    dan kalimat efektif secara lisan, tulis, dan visual.

    IPS 3.2 Menganalisis bentuk interaksi manusia dengan lingkungan dan

    pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, budaya, dan

    ekonomi masyarakat Indonesia.

    4.2 Menyajikan hasil analisis tentang interaksi manusia dengan lingkungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan

    sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Indonesia.

    IPA 3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan

    sehari-hari.

    4.6 Melaporkan hasil pengamatan tentang perpindahan kalor.

    SBDP 3.2 Memahami tangga nada.

  • 26

    4.2 Menyanyikan lagu-lagu dalam berbagai tangga nada dengan iringan music

    Sumber: buku guru tema panas dan perpindahannya

    Dalam penelitian ini, peneliti mengamati tema VI yaitu

    tentang panas dan perpindahannya, sub tema I suhu dan kalor,

    pembelajaran 1-6 di kelas V semester genap tahun ajaran 2017 /2018.

    h) Penyusunan Instrumen Penilaian Autentik

    Contoh bentuk instrumen penilaian dari hasil indentifikasi

    teknik penilaian sekaligus pemetaan level masing-masing aspek

    kompetensi meliputi:

    (1) Instrumen penilaian sikap sepiritual

    Tabel 2.13

    Contoh Instrument Penilaian Sikap Spiritual (penilaian diri) bentuk check list

    Lembar Instrumen Penilaian Diri

    rasa syukur dan bangga terhadap peninggalan sejarah pada masa islam di indonesia sebagai

    karunia Tuhan YME

    Nama siswa : …..

    Tema/subtema : Indahnya kebersamaan/ bersyukur atas keberagaman

    Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

    Kompetensi dasar : 1.3 Menerima karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    Menciptakan manusia dan lingkunganya

    Indikator :1.3.1 Siswa dapat menampilkan rasa syukur terhadap nikmat peninggalan

    pada masa islam di daerahnya

    Hari/tanggal : …/…20….

    Tema penilaian diri : Mensyukuri karunia Tuhan YME

    No Pernyataan Ya Tidak

    1. Saya tidak tertarik bila berkunjung ke tempat peninggalan- Peninggalan Islam. 2. Saya kagum terhadap tokoh-tokoh yang menyebarkan islam di Indonesia. 3. Saya selalu merasa bersyukur dilahirkan di lingkungan keluarga Beragama Islam. 4. Saya malu apabila memakai jilbab(pr) dan memakai baju koko (lk) jika keluar rumah 5. Saya selalu rajin berjamaah di masjid 6. Saya senang bila melihat tayangan di tv mengenai peninggalan-peninggalan pada zaman

    islam di Indonesia

    7. Saya merasa senang bila dapat turut serta dalam melestarikan dan menjaga peninggalan sejarah.

    Catatan:

    1. Bila menjawab ya pada pernyataan positif, maka skornya 1 dan bila menjawab tidak maka skornya 0.

    2. Bila menjawab ya pada pernyataan negatif maka skornya 0, dan bila menjawab tidak maka skornya 1.

    3. Guru hendaknya memandu pemahaman peserta didik terhadap instrumen penilaian diri, terutama dalam memahami pernyataan, sehingga tidak terjadi salah tafsir.

    *berikan tanda (√) pada kolom sesuai kriteria yang ditunjukkan siswa.

  • 27

    (sambungan)

    Sumber: Andi prastowo, 2015, hal. 386

    (2) Insrtumen penilaian kompetensi sikap sosial Teknik penilaian : observasi

    Bentuk instrumen: skala penilaian

    Table 2.14

    Penilaian Sikap Sosial

    J Rumus Penilaian :

    Nilai =

    Keterangan :

    Nilai 91-100 berarti sangat baik (sudah membudaya)

    Nilai 71-90 berarti baik (mulai berkembang)

    Nilai 61-70 berarti cukup (mulai terlihat)

    Nilai kurang dari 60 berati kurang (belum terlihat)

    Lembar instrumen observasi

    Kompetensi sikap sosial

    Nama siswa : …..

    Tema/subtema : Indahnya kebersamaan/ bersyukur atas keberagaman

    Mata pelajaran : Ilmu pengetahuan sosial (IPS)

    Kompetensi dasar :2.1 Menunjukkan prilkaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli,

    santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh

    pada masa Hindu-Budha dan islam dalam kehidupannya sekarang.

    Indikator :2.1.1 Siswa dapat hadir disiplin mengikuti pelajaran IPS

    2.1.2 Siswa dapat aktif dalam menyelesaikan tugas diskusi dalam

    Kelompok.

    2.1.3 Siswa dapat menunjukkan sifat santun ketika menyampaikan

    pendapat dalam forum.

    2.1.4 Siswa dapat menghargai perbedaan pendapat di dalam forum.

    2.1.5 Siswa dapat bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas

    kelompok diskusi kelas.

    2.1.6 Siswa dapat menunjukkan perhatian terhadap penjelasan guru.

    2.1.7 Siswa dapat menunjukkan sikap antusias saat mengikuti

    proses pembelajaran

    Hari/tanggal : …/…20….

  • 28

    (sambungan)

    Sumber: Andi prastowo, 2015, hal. 387

    (3) Instrument penilaian kompetensi pengetahuan Teknik penilaian : tes tertulis

    Bentuk : pilihan ganda

    Tema penilaian : prilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli, santun, dan percaya

    diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa Hindu-Budha dan islam

    No aspek yang diamati kategori penilaian * keterangan

    B C K

    1. Tingkat kedisiplinan kehadiran 2. Keaktifan dalam menyelesaikan tugas dalam diskusi 3. Menyampaikan pendapat dalam forum secara santun 4. Menghargai pendapat orang lain dalam diskusi kelas 5. Tanggung jawab sesuai tugasnya dalam kelompok diskusi 6. Kerjasama dalam menyelesaikan tugas 7. Keseriusan dalam menyimak penjelasan guru 8. Antusiasme dalam mengikuti pembelajaran *berikan tanda (√) pada kolom sesuai kriteria yang ditunjukkan siswa

    Rubrik penilaian :

    Baik : jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan nyata dan

    sesuai indikator aspek yang diamati.(skor 3)

    cukup : jika aspek yang atau kriteria yang diamati muncul dengan cukup nyata

    dan cukup sesuai indikator aspek yang diamati. (Skor 2)

    kurang : jika aspek atau kriteria yang diamati muncul dengan kurang nyata dan kurang

    sesuai indikator aspek yang diamati (skor 1)

    Rumus penilaian :

    Nilai =

    Keterangan :

    1. Nilai 91-100 berarti sangat baik (sudah membudaya) 2. Nilai 71-90 berarti baik (mulai berkembang) 3. Nilai 61-70 berarti cukup (mulai terlihat) 4. Nilai kurang dari 60 berati kurang (belum terlihat)

  • 29

    Tabel 2.15

    Penilaian Pengetahuan

    A. Soal pilihan ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan jalan membubuhkan tada (x)

    pada huruf abjad A, B,C,atau D!

    1. Proses penyebaran islam di Indonesia melalui beberapa cara, berikut ini yang bukan merupakan proses penyebaran islam di Indonesia adalah….

    a. Perdagangan b. perkawinan c. tasawuf d. Kekerasan 2. Perkawinan putri Chempa dengan Raja Majapahit (Brawijaya) merupakan salah

    satu penyebaran islam di Indonesia dengan cara…….

    a. Tasawuf b. Perdagangan c. Perkawinan d. Pendidikan 3. Walisongo adalah tokoh yang menyebarkan islam di pulau…..

    a. Jawa b. Papua c. Sulawesi d. Kalimantan 4. Yang bukan merupakan kerajaan islam di jawa adalah……

    a. Demak b. Gowa c. Banten d. Cirebon 5. Berikut ini adalah kerajaan islam pertama di pulau jawa adalah….

    a. Demak b. Cirebon c.Mataram d. Cirebon

    B. Soal uraian Jawablah pertanyaaan dibawah ini dengan uraian yang benar dan jelas!

    1. Jelaskan 3 faktor yang menyebabkan islam cepat berkembang di Indonesia! (skor 30)

    2. Sebutkan 5 dari Sembilan walisongo sebagai tokoh yang menyebarkan agama islam di jawa! (25)

    3. Sebutkan 4 kerajaan islam peninggalan zaman islam yang berada dipulau jawa! (skor 20)

    4. Kunci Jawaban

    A. pilihan ganda 1. D 2. C 3. A 4. B 5. A

    B.

  • 30

    (sambungan)

    Sumber:

    (sambungan)

    B. Uraian 1. Faktor-faktor yang menyebabkan islam cepat berkembang di Indonesia antara

    lain:pertama, syarat masuk islam hanya dilakukan dengan mengucapkan dua

    kalimat syahadat; kedua, tata cara beribadahnya islam sangat sederhana; dan

    ketiga, agama yang menyebar ke Indonesia disesuaikan dengan kebudayaan

    Indonesia.

    Rubrik Pensekoran Skor

    Siswa mampu menjelaskan tiga faktor dengan tepat 30

    Siswa mampu menjelaskan dua faktor dengan tepat 20

    Siswa hanya mampu menjelaskan satu factor dengan tepat 10

    2. Nama-nama walisongo: a. Sunan Gresik Atau Maulana Malik Ibrahim b. Sunan Ampel Atau Raden Rahmat c. Sunan Bonang Atau Raden Makhdum Ibrahim d. Sunan Derajat Atau Raden Qasim e. Sunan Kudus Atau Ja‟far Shadiq f. Sunan Giri Atau Raden Paku Atau Ainul Yaqin g. Sunan Kalijaga Atau Raden Said h. Sunan Gunung Jati Atau Syarif Hidayatullah

    Rubrik pensekoran skor

    Siswa mampu menyebutkan 5 dari 9 wali dengan tepat 25

    Siswa mampu menyebutkan 4 dari 9 wali dengan tepat 20

    Siswa mampu menyebutkan 3 dari 9 wali dengan tepat 15

    Siswa mampu menyebutkan 2 dari 9 wali dengan tepat 10

    Siswa mampu menyebutkan 1 dan 9 wali dengan tepat 5

    3. Kerajaan-kerajaan islam di jawa: a. Kesultanan Banten b. Kesultanan Demak c. Kesultanan Pajang d. Kesultanan Banten e. Kesultanan Cirebon

    Rubrik pensekoran skor

    Siswa mampu menyebutkan 4 dan 5 kerajaan islam di jawa dengan tepat 20

    Siswa mampu menyebutkan 3 dan 5 kerajaan islam di jawa dengan tepat 15

    Siswa mampu menyebutkan 2 dan 5 kerajaan islam di jawa dengan tepat 10

    Siswa mampu menyebutkan 1 dan 5 kerajaan islam di jawa dengan tepat 5

  • 31

    Sumber: Andi prastowo, 2015, hal. 388

    (4) Instrumen penilaian kompetensi ketrampilan (membuat laporan pengamatan)

    Teknik penilaian : proyek

    Bentuk : skala penilai

    Table 2.16

    Penilaian Ketrampilan

    Lembar instrument penilaian proyek

    Membuat laporan pengamatan

    Nama siswa : …..

    Tema/subtema : Indahnya kebersamaan/ bersyukur atas keberagaman

    Mata pelajaran : Ilmu pengetahuan sosial (IPS)

    Kompetensi dasar : 4.2 Merangkum hasil pengamatan dan menceritakan

    manusia, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu pada

    masa pra-aksara, hindu-buddha, islam dalam aspek

    pemerintah, sosial, ekonomi, dan pemerintahan.

    Pedoman pensekoran:

    1. Pedoman pensekoran pilihan ganda (PG) Rumus

    Nilai PG = N X 5

    Keterangan:

    Nilai PG = Nilai Pilihan Ganda

    N = Jumlah Soal Yang Dijawab Benar

    2. Pedoman pensekoran uraian Bobot skor masing-masing soal:

    (soal no.1=30, soal No.2= 25, soal No.3=20)

    Rumus:

    Nilai uraian = N1+N2+N3

    N1 = skor yang diperoleh dari soal no 1

    N2 = skor yang diperoleh dari soal no 2

    N3 = skor yang diperoleh dari soal no 3

    3. Pedoman pensekoran nilai akhir Nilai akhir tes tertulis= nilai PG+ nilai uraian

    Keterangan :

    Kesimpulan penilaian kompetensi pengetahuan diperoleh dengan membandingkan

    dengan nilai KKM. Jika skor akhir tes tersebut sama atau lebih besar dari KKM

    berarti siswa telah tuntas, jika siswa belum mencapai KKM berarti siswa belum

    tuntas perlu dilakukan remidi.

  • 32

    (sambungan)

    Sumber: Andi prastowo, 2015, hal. 391

    Indikator :

    Nama proyek : Laporan pengamatan peninggalan sejarah zaman islam di

    sekitar lingkungan rumah.

    Alokasi waktu : 1 minggu

    Kelas/semester : IV/1 (satu)

    No aspek penilaian skor penilaian

    1 1 2 3 4

    A. Identifikasi peninggalan sejarah

    1. Kelengkapan

    2. Kejelasan

    3. Ketepatan

    B. Identifikasi sejarah berdirinnya atau penemuan sejarah yang diidentifikasi

    1. Kelengkapan

    2. Kejelasan

    3. Ketepatan

    C. Identifikasi usaha siswa dalam melestarikannya

    1. Kelengkapan

    2 2. Kejelasan

    3. Ketepatan

    D. Sistematika penulisan

    1. Penggunaan bahasa yang baik,

    2 2. Urutan secara rutut:

    Skor perolehan,

    Skor maksimal

    Keterangan pensekoran : 1= kurang kompeten 2= cukup kompeten 3= kompeten 4= sangat kompeten rumus penilaian :

    Nilai =

    Keterangan :

    Nilai 91-100 berarti sangat baik (sudah membudaya)

    Nilai 71-90 berarti baik (mulai berkembang)

    Nilai 61-70 berarti cukup (mulai terlihat)

    Nilai kurang dari 60 berati kurang (belum terlihat)

  • 33

    B. Studi Relevan

    Sebelum adanya penelitian ini, sudah ada beberapa penelitian atau

    tulisan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang membahas tentang

    penilaian autentik. Maka dari itu perlu adanya perbandingan penelitian ini

    dengan penelitian yang telah ada sebelumnya. Apakah ada keterkaitan

    dengan judul atau topik yang akan diteliti. Berikut beberapa penelitian

    tersebut :

    Menurut Penelitian kualitatif yang berjudul “Implementasi Penilaian

    Autentik Pada Pembelajaran Tematik Integratif Kelas IV B Sekolah Dasar

    Negeri Banaran 1 Kertosono Nganjuk ( Nurani Rahmania , Skripsi, 2015),

    hasil metode penelitian kualitatif ini menunjukkan bahwa, (1)penilaian

    kompetensi sikap meliputi observasi, jurnal, dan penilaian antarteman, dalam

    perencanaanya sudah cukup baik akan tetapi pelaksanaan tidak sesuai dengan

    perencanaan yang ada, (2) penilaian kompetensi pengetahuan meliputi tes

    tertulis, tes lisan, dan penugasan, pelaksanaan penilaian kompetensi

    pengetahuan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat, (3)

    penilaian kompetensi ketrampilan meliputi tes kinerja, uji proyek dan

    portofolio. Perencanaan penilaian sudah baik akan tetapi kurang dalam hal

    pelaksanaanya, (4) faktor pendukung dalam pelaksanaan penilaian autentik

    adanya kerjasama antar guru untuk membuat rubrik penilaian, terdapat buku

    guru yang dijadikan pedoman serta siswa mampu mengikuti. Sedangkan

    faktor penghambat dilaksanakan penilaian autentik adalah terlalu banyaknya

    jumlah siswa yaitu 37.

    Menurut penelitian kualitatif yang berjudul “Implementasi Penilaian

    Autentik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti

    Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Sanden Bantul (Menik Lestari, Skripsi,

    2015), hasil metode penelitian kualitatif yang diperoleh yaitu : (1) teknik dan

    instrument penilaian dalam penilaian pendidikan agama islam dan budi

    pekerti meliputi: (a) ranah pengetahuan menggunakan teknik tes tertulis,

    penugasan dan tes lisan (b) ranah sikap menggunakan teknik observasi,

    penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal, dan (c) ranah kertampilan

  • 34

    menggunakan teknik tes praktik, portofolio dan proyek. (2) tindak lanjut yang

    dirancang guru setelah mengetahui hasil belajar siswa yaitu (a) melakukan

    remedial dan pengayaan untuk tindak lanjut penilaian pada ranah

    pengetahuan . (b) melakukan pembinaan secara umum pada tindak lanjut

    penilaian ranah sikap, dan (c) melakukan pembimbingan pada tindak lanjut

    penilaian ranah ketrampilan.

    Menurut penelitian kualitatif yang berjudul” Implementasi Penilaian

    Autentik Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas IV B di Sekolah Dasar

    HJ. Isriyati Baiturrahman 1 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 (Nuryati,

    Skripsi, 2015), hasil penelitian kualitatif ini menunjukkan bahwa, faktor

    penghambat implementasi penilaian autentik dalam pembelajaran tematik

    terpadu pada tema cita-citaku antara lain; peserta didik yang banyak dan

    beragam, peserta didik yang kurang bisa dikondisikan, kurang tersedianya

    tempat. Temuan tersebut memberikan acuan bagi lembaga pendidikan untuk

    lebih dapat meningkatkan kualitas dan kreativitas seorang guru sehingga

    kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Serta dapat

    tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

    Menurut penelitian kualitatif yang berjudul “ Pelaksanaan Penilaian

    Autentik Dalam Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas IV A Sekolah

    Dasar Negeri 4 Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo (Ade

    Cintya Putri, Skripsi, 2015), hasil penelitian kualitatif ini menunjukkan

    bahwa : 1) guru dan kepala sekolah mengetahui tentang penilaian autentik

    dalam pembelajaran tematik. 2) guru melaksanakan penilaian autentik dalam

    pembelajaran tematik yang mencakup penilaian kompetensi sikap,

    pengetahuan, dan ketrampilan. Penilaian kompetensi sikap dilaksanakan

    melalui teknik observasi, Penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan

    penilaian jurnal. Penilaian kompetensi pengetahuan dilaksanakan melalui

    teknik tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian kompetensi ketrampilan

    dilaksanakan melaui teknik penilain untuk kerja, penilaian projek, penilaian

    produk, dan penilaian portofolio.

  • 35

    Menurut penelitian kualitatif yang berjudul “ Implementasi Penilai

    Berbasis Kurikulum 2013 Pada Rumpun Pendidikan Agama Islam di MIN

    Bendungan Jati Pacet Mojokerto ( Nurul Indah Damayanti, Skripsi, 2016),

    hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa MIN Bendungan Jati Pacet

    Mojokerto menggunakan aplikasi penilaian. Aplikasi tersebut berasal dari

    kemenag yang selanjutnya diajarkan kepada seluruh madrasah yang ter

    akreditasi A yang ada di Mojokerto. Aplikasi penilaian diisi oleh masing-

    masing guru. Penerapan penilaian dinilai oleh semua guru untuk apsek sikap.

    Guru dapat mengamati sikap siswa setiap harinya. Untuk aspek pengetahuan

    siswa diberikan tugas individu dengan mengerjakan LKS, Buku cetak,

    ataupun soal yang dibuatkan oleh guru. Sedangkan untuk aspek ketrampilan

    siswa akan membuat produk dengan menulis ayat atau hadist yang terkait

    dengan materi.

    Dari beberapa penelitian diatas, adapun perbedaan penelitian yang

    dilaksanakan peneliti dengan kelima penelitian diatas, yaitu peneliti

    melakukan penelitian pada kelas V sedangkan beberapa penelitian diatas

    melakukan penelitian pada kelas IV dan kelas VIII. Selain itu tempat

    penelitian yang dilakukan berbeda. Dalam penelitian ini terdapat kesamaan

    diantaranya sama-sama meneliti tentang penilaian autentik. Namun, dalam

    penelitian kali ini lebih dikhususkan untuk kelas V semester genap tema

    panas dan perpindahannya tahun ajaran 2017/2018. Maka dari itu peneliti

    tertarik untuk meneliti tentang implementasi penilaian autentik dalam proses

    pembelajaran pada kurikulum 2013.

  • 36

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,

    pendekatan penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan suatu

    keadaan yang sebenarnya. Terkait dengan implementasi penilaian autentik

    dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 di kelas V tahun ajaran

    2017/2018 di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hikmah Kota Jambi.

    Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar

    alamiah, yang didalammnya menafsirkan fenomena yang terjadi dan

    dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai macam metode yang ada. Dari

    segi pengertian ini, para penulis mempermasalahkan latar almiah dengan

    maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena dan

    dapat dimanfaatkan untuk penelitan kualitatif. Metode yang biasa digunakan

    dalam penelitian kualitatif yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi .

    Penelitian kualitatif lebih ditekankan pada kedalaman berfikir formal dari

    peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi (Lexy J. Moleong,

    2013, hal. 5).

    Penelitian kualitatif menggunakan berbagai metode atau cara

    pengumpulan data, seperti wawancara individual, wawancara kelompok,

    penelitian dokumen dan arsip, serta penelitian lapangan untuk mengetahui

    kebutuhan data yang beraneka ragam. Metode satu dengan yang lainnya

    saling berkaitan dan saling mendukung untuk menghasilkan data yang sesuai

    dengan kebutuhan yang diperlukan. Data yang diperoleh dari suatu metode

    yang disilangkan dengan data yang diperoleh melalui metode yang lain

    sehingga menghasilkan data yang dapat dipercaya dan sesuai dengan

    kenyataan (Imam Gunawan, 2015, hal.142).

    36

  • 37

    B. Setting dan Subjek Penelitian

    1. Setting Penelitian

    Penelitian kualitatif ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah

    Nurul Hikmah Kota Jambi. Peneliti memilih lokasi ini dengan

    pertimbangan disekolah tersebut memberlakukan kurikulum 2013

    sehingga sekolah tersebut sangat cocok untuk dilakukan penelitian.

    2. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah

    Nurul Hikmah Kota Jambi. Subjek penelitian yang lain adalah guru kelas

    1 orang. Adapun siswa yang akan menjadi subjek penelitian berjumlah

    11 orang.

    C. Sumber Data

    Sumber data penelitian kualitatif adalah manusia dengan prilakunya,

    peristiwa, arsip, dan dokumen. Data inti yang dikumpulkan dalam penelitian

    kualitatif adalah prilaku yang nyata berupa penglihatan, pendengaran,

    pengajuan pertanyaan, dan pengumpulan benda-benda. Jadi sumber data dari

    penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari informan

    yang terkait dalam penelitian. Selanjutnya dokumen atau sumber tertulis

    lainnya merupakan data tambahan. Oleh karena itu peneliti merupakan

    instrument kunci yang langsung bertatapan muka dengan orang-orang yang

    terlibat dalam penelitiannya (Imam Gunawan, 2015, hal.142). Sumber data

    utama Pengumpulan data menggunakan sumber primer dan sumber skunder.

    1. Sumber Primer

    Sumber data yang langsung memberikan data kepada

    pengumpul data (Sugiyono, 2015, hal. 193). Dalam penelitian ini, data

    primer yang diperoleh peneliti adalah dari hasil wawancara yang

    dilakukan dengan guru dan siswa kelas V. Selaian itu peneliti juga

    melakukan observasi secara langsung pada saat proses belajar mengajar.

    2. Sumber Skunder

  • 38

    Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

    pengumpul data, misalnnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono,

    2015, hal. 309). Sumber sekunder yang digunakan peneliti dalam bentuk

    tertulis berupa dokumen tetang sekolah. Sumber data sekunder tambahan

    lainya terdiri atas foto terkait dengan penerapan penilaian autentik, arsip

    pribadi guru tentang penilaian, dan foto dengan informan.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    1. Observasi

    Observasi adalah teknik atau cara yang dilakukan peneliti untuk

    mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara peneliti mengadakan

    penelitian atau pengamatan yang dilaksanakan secara teliti, serta

    dilakukan pencatatan secara tersetruktur. Dalam hal ini yang diteliti atau

    yang diamati ialah tentang fenomena sosial yang dapat berupa tingkah

    laku manusia. Observasi yang dilakukan yaitu observasi langsung dan tak

    langsung (Imam Gunawan, 2015, hal. 143).

    Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para

    ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai

    dunia nyata yang diperoleh melalui observasi. Lalu, Data itu

    dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat

    canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan electron)

    maupun yang sangat jauh tempatnya (benda ruang angkasa) dapat

    diobservasi dengan jelas (Sugiyono, 2015, hal. 310). Peneliti mengamati

    bagaimana guru dalam menilai siswa melalui tiga aspek (sikap,

    pengetahuan, dan ketrampilan), mengamati apa saja problem yang

    dihadapi guru serta mengamati problem yang dihadapi siswa dalam

    implementasi penilaian autentik.

    2. Wawancara

    Wawancara merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada

    suatu permasalahan tertentu, dan merupakan proses tanya jawab yang

  • 39

    dilakukan secara lisan. Dilakukan oleh dua orang atau lebih yang

    berhadapan secara fisik untuk memperoleh data atau informasi sebanyak

    dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian. Wawancara merupakan

    bentuk pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian

    kualitatif (Imam Gunawan, 2015, hal. 160).

    Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi

    yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Wawancara digunakan

    sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin menemukan

    permasalahan yang harus diteliti ( Sugiono, 2015, hal.194). Peneliti

    melakukan wawancara dengan guru kelas V MI Nurul Hikmah.

    Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengali informasi tentang

    implementasi penilaian autentik.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah catatan peristiwa ataupun kejadian yang

    telah berlalu yang dapat berupa tulisan dan gambar dari seseorang.

    Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya biografi, sejarah kehidupan

    dan sebagainnya. Dokumen yang berupa gambar misalnya foto, gambar

    hidup, sketsa dan lain-lain yang dianggap membantu mendapatkan

    informasi terkait penelitian ( Sugiono, 2015, hal. 329).

    Dokumen juga bisa dikatakan sebagai pelengkap dari

    penggunaan metode observasi dan wawancara. Sehingga hasil penelitian

    lebih dipercaya jika didukung dengan dokumen. (Imam Gunawan, 2015,

    hal. 176). Peneliti mengumpulkan dokumen berupa perangkat

    pembelajaran, foto-foto saat penelitian, hasil belajar siswa dari semua

    jenis penilaian dan dokumen mengenai sekolah.

    E. Teknik Analisis Data

    Analisi data merupakan proses yang dilakukan untuk mencari dan

    menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

    lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam

  • 40

    kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melalukan sintesa, menyusun

    kedalam pola, memilih mana yang dianggap penting dan yang akan dipelajari,

    dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

    orang lain ( Sugiyono, 2015, hal. 335).

    Pada hakikatnnya analisis data merupakan sebuah kegiatan untuk

    mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi tanda, dan

    mengategorikannya sehingga memperoleh suatu temuan berdasarkan fokus

    temuan atau masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas

    tersebut, data kualitatif yang berserakan dan bertumpuk bisa disederhanakan

    agar dapat mudah dipahami (Imam Gunawan, 2015, hal. 210).

    Analisis data akan dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama di

    lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis data telah dimulai sejak

    merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum berada dilapangan, dan

    berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil penelitian selesai. Namun

    dalam penelitian ini, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan

    bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiono, 2015, hal. 336).

    Miles & Huberman mengemukakan tiga tahapan yang harus

    dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1) data

    reduction (reduksi data) ; (2) data display (paparan data); dan (3) conclusion

    drawing/ verifying (penarikan kesimpulan dan vertifikasi). Analisis data

    kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data

    berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan juga selama dan

    sesudah pengumpulan data (Imam Gunawan, 2015, hal. 210). Komponen

    yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini, peneliti

    menggunakan tahapan sebagai berikut:

    1. Data Reduction (Reduksi Data)

    Mereduksi data adalah kegiatan yang dilakukan untuk

    merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

    penting, dan mencari tema dan polannya lalu membuang hal-hal yang

    dianggap tidak penting. Data yang sudah direduksi akan memberi

  • 41

    gambaran yang lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan

    pengumpulan data (Imam Gunawan, 2015, hal. 211).

    2. Data Display (Penyajian Data)

    Setelah data di reduksi maka langkah selanjutnya yaitu

    mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

    dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, dan sejenisnnya. Melalui penyajian

    data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan.

    Sehingga akan semakin mudah dipahami. Penelitian kualitatif penyajian

    data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Namun, yang paling

    sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

    adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data,

    maka akan memudahkan peneliti untuk memahami dan merencanakan

    kerja selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami (Sugiyono, 2015,

    hal. 341).

    3. Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan)

    Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

    kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan biasanya masih

    bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

    yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

    Penarikan simpulan adalah hasil penelitian yang menjawab fokus

    penelitian berdasarkan hasil analisis data (Sugiyono, 2015, hal. 345).

    F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

    Dalam penelitian kualitatif uji keabsahan data dapat dilakukan

    dengan uji validitas (kesahihan) dan reliabilitas (kendala). Namun dalam

    penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas (kepercayaan) terhadap

    data hasil penelitian kualitatif, antara lain dilakukan dengan meningkatan

    ketekunan, triangulasi dan menggunakan bahan referensi (Sugiono, 2015, hal.

    363) yang dijelaskan sebagai berikut :

  • 42

    1. Meningkatkan Ketekunan

    Meningkatkan ketekunan merupakan kegiatan yang dilakukan

    dengan mengamati secara lebih cermat dan berkesinambungan, yaitu

    dilakukan dengan cara tersebut agar kepastian data dan urutan peristiwa

    dapat direkam secara pasti dan berurutan. Peneliti harus membekali

    dirinya dengan cara membaca referensi buku dan hasil penelitian

    (dokumentasi-dokumentasi) yang berkaitan dengan temuan yang diteliti.

    Dengan membaca maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam,

    sehingga dapat digunakan untuk memeriksa da