IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak...

85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI PENDUDUK ASING (Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh DANAR RISSANTO AGUNG WIBOWO E.1105063 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak...

Page 1: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAGI PENDUDUK ASING

(Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta)

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh

DANAR RISSANTO AGUNG WIBOWO

E.1105063

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Barang siapa bersungguh-sungguh pasti ada jalan / terwujud”

(MAN JADDA WAJADA)

Penulisan Hukum ini kupersembahkan kepada :

Bapak Soegijono (Alm) dan Ibu Manisih, orang tuaku tercinta

Andri Aryadi, Budi Nuryani, Cicik Cahyarini, kakakku tersayang

Almamater yang kubanggakan

Semua yang membantu dalam penulisan hukum

Page 5: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN

Nama : Danar Rissanto Agung Wibowo

NIM : E1105063

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :

IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI

PENDUDUK ASING (Study di Kantor Pelayanan Pajak Surakarta) adalah

betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum

(skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila

kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh

dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 14 Juli 2011

yang membuat pernyataan

Danar Rissanto Agung Wibowo

NIM. E1105063

Page 6: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

DANAR RISSANTO AGUNG WIBOWO, E 1105063, IMPLEMENTASI

PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBAGI BAGI PENDUDUK

ASING (Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta), Penulisan

Hukum (Skripsi), Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta,

2011.

Tujuan dari penulisan hukum ini adalah untuk mengetahui implementasi

pemungutan pajak orang pribadi bagi penduduk asing atau warga negara asing di

Indonesia dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi

pemungutan PPh orang asing di Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian ini bersifat

deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

sekunder dengan melalui bahan-bahan kepustakaan. Instrument pengumpulan

data dengan studi kepustakaan melalui buku-buku dan dibantu data tambahan

melalui wawancara. Teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan. Analisis

data menggunakan analisis silogisme interprestasi.

Hasil penelitian bahwa implementasi Pengenaan Wajib Pajak Orang

Pribadi Bagi Penduduk Asing (Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Surakarta) menunjukkan bahwa pertama dalam implementasi pemungutan pajak

kepada orang asing tidak berbeda jauh dengan pemungutan kepada WNI, terdapat

kekhususan kepada orang asing dalam hal persyaratan pendaftaran dan

pengawasan. Kedua bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi

pemungutan PPh orang asing terdapat 3 faktor, meliputi penerapan substansi

hukum, struktur hukum dan budaya hukum.

Penulis menyarankan untuk meningkatkan faktor pengawasan dengan

merevisi peraturan perpajakan karena situasi dan kondisi sekarang ini,

profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk

pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

lebih baik dalam memaksimalkan pendapatan pajak penghasilan (PPh).

Kata kunci : Implementasi, Pajak, Orang Asing

Page 7: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

DANAR RISSANTO AGUNG WIBOWO, E 1105063, IMPLEMENTATION

OF PERSONAL TAXPAYER TAKING FOR FOREIGNER (Study in the

office of tax service office of Pratama Surakarta), Law Script, Law Faculty of

Sebelas Maret University Surakarta, 2011.

Purpose of this law script is to know implementation of personal tax taking

for foreigner or foreign citizen in Indonesia and to know factors that influence

implementation of PPH (for foreigners in Indonesia).

This Study is a normative law and it is descriptive. Kind of data used in

this research is secondary data with bibliotheca materials. Instrument of collecting

data is with bibliotheca study to books and additional data trough interview.

Technique of collecting data used is bibliotheca study. Interpretation syllogism

analysis is used for data analysis.

The result of the research is that implementation of personal taxpayer for

foreigner ( study in the office of Tax service Pratama Surakarta) showed that

firstly, in implementation of tax taking to foreign people is not far different to tax

taking to citizen of Indonesia, there is specialty for foreigner registration

requirements and controlling. Secondly is that there are 3 factors which influence

implementation of PPh (income tax) taking for foreigner, they are implementation

of law substances, law structure, and law culture.

Author suggest to increase controlling factors by revising tax regulation

because of the present situation and condition, professionalism of tax apparatus

tax service included consultant or guide who can help smoothness of tax taking

which is better in maximizing income tax gain (PPh).

Keywords: Implementation, tax, foreigner

Page 8: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmannirohim

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

karunia-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum

(skripsi) ini.

Terwujudnya Penulisan Hukum (skripsi) tidak lepas dari bantuan segenap

pihak, untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Ibu Prof.Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Wasis Sugandha, S.H., M.H. selaku pembimbing penulisan hukum ini

yang telah dengan ikhlas dan sabar serta bertanggung jawab dalam

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis guna penyelesaian

penulisan hukum ini.

3. Bapak Harjono, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah banyak berjasa memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis

selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Seluruh Bapak dan Ibu selaku staf Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang memberikan ijin dan data guna penyelesaian penulisan

hukum ini.

6. Segenap staf Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, khususnya Seksi

Pelayanan atas waktu dan bantuannya.

7. Serta berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan

penulisan hukum ini dengan sebaik-baiknya.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan hukum ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan

saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan demi memperbaiki

Page 9: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

penulisan hukum di masa mendatang. Semoga penulisan hukum ini dapat

bermanfaat bagi kita semua terutama untuk penulisan, kalangan akademik,

praktisi dan masyarakat umum.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 10: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................ .. 5

E. Metode Peneltian ..................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan Hukum .................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Pengertian Pajak ............................................................... 12

2. Ciri – Ciri Pajak ................................................................ 13

3. Fungsi Pajak ..................................................................... 14

4. Asas-asas pemungutan Pajak ............................................ 14

5. Syarat Pemungutan Pajak ................................................. 15

6. Sistem Pemungutan Pajak ................................................ 16

7. Pembagian (Pengelompokan) Pajak ................................. 16

8. Unsur-Unsur Pajak ........................................................... 18

9. Subjek dan Objek Pajak ................................................... 18

10. Penanggung Pajak ............................................................ 18

11. Fiskus ................................................................................ 19

12. Asas Pengenaan Pajak ...................................................... 19

13. Pengertian Hukum Pajak .................................................. 19

Page 11: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

14. Pembagian Hukum Pajak ................................................. 20

15. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak ...................................... 20

16. Pajak Penghasilan (PPh) ................................................... 22

17. Teori Bekerjanya Hukum ................................................. 23

B. Kerangka Pemikiran ................................................................ 28

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

1. Tugas dan Wewenang Aparat ........................................... 30

a. Dalam Prosedur Pembuatan Rencana Kerja

Seksi Pengawasan dan Konsultasi terkait Sub-

Bagian Umum ........................................................... 32

b. Dalam Prosedur Penyusunan Estimasi

Penerimaan Pajak Per Wajib Pajak ........................... 33

c. Dalam Prosedur Pengawasan Penerbitan Surat

Teguran Kepada Wajib Pajak (WP) yang Belum

Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) ............. 34

d. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-

Masing Seksi ............................................................. 34

e. Uraian Jabatan Kepala Seksi Pelayanan .................... 35

f. Uraian Jabatan Kepala Seksi PDI .............................. 38

g. Uraian Jabatan Kepala Seksi Penagihan ................... 41

B. Implementasi Pemungutan Pajak Orang Pribadi bagi Penduduk

Asing atau Warga Negara Asing di Indonesia

1. Kewajiban Mendaftarkan Diri .......................................... 44

2. Fungsi NPWP ................................................................... 46

3. NPWP ............................................................................... 47

4. Syarat-syarat pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi ...... 48

5. Pengukuhan Penghasilan Kena Pajak (PPKP) ................. 48

6. Kewajiban Pembayaran dan Pembayaran ........................ 49

7. Pemotongan / Pemungutan ............................................... 51

8. Pelaporan .......................................................................... 53

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pemungutan PPh

Orang Asing atau Warga Negara Asing di Indonesia

1. Penerapan Substansi Hukum ............................................ 59

Page 12: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2. Penerapan Struktur Hukum .............................................. 64

3. Penerapan Budaya Hukum (kultur Budaya) ..................... 67

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 70

B. Saran ........................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 28

Gambar 2. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. .. 31

Gambar 3. Sruktur Organisasi PDI ................................................................. 38

Gambar 4. Kewajiban Hal yang Diperiksa (Jenis SPT) ................................... 54

Page 14: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia dalam sistem perpajakan yang sekarang ini

dengan tingkat kehidupan sosial ekonomi masyarakat diharapkan berperan dalam

melangsungkan dan meningkatkan pembangunan nasional. Negara Republik

Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang

Dasar 1945. Pengertian negara hukum adalah negara yang seluruh aksinya

didasarkan dan diatur oleh Undang Undang yang telah ditetapkan oleh badan

pemberi suara rakyat (Parlemen / DPR) dalam menjunjung tinggi hak dan

kewajiban warga Negara. Oleh karena itu pemerintah membuat sistem perpajakan

peraturan-peraturan yang baru yaitu dengan lahirnya beberapa Undang Undang

perpajakan baru; yang terdiri atas: UU No.28 Tahun 2007 tentang Perubahan

Ketiga atas UU No.6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan, UU No.36 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas UU No.7 Tahun 1983

tentang Pajak Penghasilan.

Sebagai negara berkembang, bangsa Indonesia telah melaksanakan

pembangunan yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan

dengan dukungan dan potensi masyarakat. Agar proses pembangunan selanjutnya

berjalan dengan lancar perlu adanya hubungan yang selaras serasi dan seimbang

antara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara secara dimanis dan proporsional

dalam rangka pelaksanaan pembangunnan yang bertanggung jawab sebagai salah

satu perwujudan kewajiban kenegaraan yang merupakan peran dan sarana di

dalam pembiayaan pembangunan nasional. Upaya dalam meningkatan

pembangunan nasional yang berkesinambungan membutuhkan pembiayaan atau

dana yang begitu besar yang berasal dari sumber-sumber pendapatan Negara.

Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa yaitu dengan

menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak.

Page 15: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pajak adalah adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2008 : 1).

Berkembangnya suatu negara menjadi negara maju salah satunya

peningkatan interaksi sosial antar warga negara yang secara tidak langsung

memberikan dukungan dan keuntungan secara financial khususnya dibidang

ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara strategis dibidang perdagangan,

meningkatnya warga asing (penduduk luar negeri) yang datang dengan

kepentingan pribadi maupun umum dengan bermacam-macam tujuan dapat

diharapkan sebagai lahan asset pendapatan nasional.

Masyarakat Indonesia yang sebagian besar adalah penduduk asli Indonesia

dan sebagiannya terdapat warga negara asing yang setiap tahun meningkat

jumlahnya. Warga negara asing yang berada atau bertempat tinggal di Indonesia

bahkan menjadi penduduk tetap (menjadi warga negara Indonesia) dan

menjalankan usaha di Indonesia baik sebagai pegawai, konsultan perusahaan,

kontraktor dan lain sebagainya. Dalam hal perpajakan maka mereka menjadi

wajib pajak manakala memperoleh penghasilan. Menyangkut kepentingan antar

negara dipastikan terjadi suatu transaksi dalam kerjasama ekonomi baik berupa

perdagangan barang dan jasa, kerjasama lainnya adalah kerjasama di bidang sosial

budaya. Disinilah berlakunya pengenaan pajak terhadap orang luar negeri (wajib

pajak).

Indonesia dalam sistem perpajakan yang menganut Self Assesment System,

terutama untuk pajak langsung yaitu pajak penghasilan. Dalam Self Assesment

System, wajib pajak diberi kepercayaan dan kewajiban untuk menghitung,

memotong, memungut, menetapkan, membayar dan melaporkan pajaknya sendiri.

Meskipun diberikan kemudahan yang diberikan pemerintah kepada wajib pajak

dalam mengurus pajak masih sering menemui kendala dan hambatan. Dalam

pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai perpajakan masih sering

terdapat pajak terutang yang tidak dilunasi bahkan tidak memberikan laporan

Page 16: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yang benar oleh wajib pajak sebagaimana mestinya sehingga terjadi kesalahan

penghitungan pajak terutang. Jika tidak menjalankan sebagaimana mestinya, maka

wajib pajak akan dikenakan sanksi dapat berupa denda bahkan pidana di bidang

perpajakan. Landasan hukumnya diatur di dalam Pasal 12 UUNomor 6 Tahun

1983 Jo. UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umun dan Tata Cara

Perpajakan.

Dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak,

khususnya PPh, dapat dilakukan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi usaha-

usaha untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak PPh dalam memenuhi

kewajibannya membayar pajak. Mengoptimalkan dan mengefektifkan penerimaan

dari sektor pendapatan pajak nasional, tidak hanya satu pihak melainkan pada

kedua belah pihak, yaitu pemerintah sebagai aparat perpajakan (fiskus) dan orang

pribadi/badan (wajib pajak) atau yang dikenai pajak.

Dalam kaitannya dengan pengenaan wajib pajak orang pribadi terhadap

warga negara asing yang berada di Indonesia, tidak semua warga negara asing

menjadi wajib pajak dan tidak semua warga negara asing dapat dikenakan pajak,

memerlukan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dan juga tidak semua

penghasilan dikenakan pajak. Untuk menetapkan daya pikul wajib pajak juga

harus dilihat dari berapa jumlah tanggungannya dan bagaimana susunan

keluarganya. Dalam pengenaan pajak dan menghitung berapa besarnya pajak

yang harus dibayar wajib pajak. PPh di sini sangat erat kaitanya dengan

pengenaan pajak orang pribadi penduduk asing, karena sebagian besar hukum

pajak internasional yang terkait hukum nasional, perpajakan diatur di dalam

perundang-undangan Negara Indonesia yang di atur dalam UU No.36 Tahun 2008

tentang Perubahan Atas UU No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

Seperti yang telah diuraikankan di atas, dalam rangka peningkatan

penerimaan pajak, pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan harus melakukan

kegiatan-kegiatan pelayanan. Dalam pelaksanaan memungut pajak, Pasal 23A

Amandemen Ke-4 Undang-Undang 1945 sebagai dasar hukum pemungutan pajak

mengatur bahwa pajak dipungut oleh pemerintah berdasarkan undang–undang.

Page 17: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Pasal 23A Amandemen Ke-4 Undang-Undang 1945 ini bertujuan menjamin

kepastian hukum pelaksanaan pajak bagi pemerintah dan masyarakat. Sebagai

salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan yang merupakan peran dan sarana di

dalam pembiayaan pembangunan nasional.

Dalam penerapan struktur keorganisasian KPP modern dibanding

sebelumnya, mengenai ketentuan-ketentuan khususnya dalam hal pelaksanaan

pemungutan PPh dan penentuan subjek pajak orang pribadi serta penghitungan

pajaknya terhadap warga negara asing yang berada atau bertempat tinggal di

Indonesia diharapkan adanya kepastian hukum dan dapat meningkatkan

pendapatan asli negara kedepannya. Oleh karena itu, dalam pelayanan

pelaksanaan dan tata cara pengenaan wajib pajak terhadap orang asing harus

memberikan kepastian hukum apabila terdapat hambatan-hambatan yang

mengakibat terjadinya suatu sengketa. Dari uraian di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penulisan hukum dengan judul ”IMPLEMENTASI

PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI PENDUDUK ASING”

(Studi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta).

B. Rumusan Masalah

Dalam UU No.36 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas UU No.7 Tahun

1983 tentang Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan dikenakan terhadap orang

pribadi atau perseorangan dan badan berkenaan dengan penghasilan. Dengan

adanya pengenaan Pajak Penghasilan dari uraian latar belakang di atas, maka

dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi pemungutan pajak orang pribadi bagi penduduk

asing atau warga negara asing di Indonesia?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi implementasi pemungutan PPh

orang asing atau warga negara asing di Indonesia?

Page 18: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian, pastilah mempunyai tujuan yang jelas. Demikian pula

penelitian ini dilakukan oleh penulis agar dapat menyajikan data yang akurat,

sehingga dapat bermanfaat dan mampu menyelesaikan masalah. Maka penelitian

ini mempunyai tujuan objektif dan tujuan subjektis sebagai berikut :

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui implementasi pemungutan pajak orang pribadi bagi

penduduk asing atau warga negara asing di Indonesia.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi

pemungutan PPh orang asing atau warga negara asing di Indonesia.

2. Tujuan Subjektif

a. Memperoleh data sebagai bahan utama penyusunan penulisan hukum

sebagai sarana untuk memenuhi persyaratan wajib bagi penulis dalam

meraih gelar sarjana di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

b. Memberikan gambaran dan sumbangan pemikiran dalam memperluas

ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Hukum bagi penulis, khususnya di

bidang Hukum Administrasi Negara.

D. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian diharapkan adanya manfaat dan kegunaan yang

dapat di ambil dari penelitian, sebab manfaat dan keguaan penelitian akan

menentukan memiliki nilai hasil dari penelitian tersebut. Manfaat yang diharapkan

dapat di ambil sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangsih

bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada

umumnya, khususnya Hukum Administrasi Negara.

b. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan masukan dan dapat

dipergunakan sebagai referensi di bidang karya ilmiah bagi peneliti –

peneliti dalam penelitian yang sejenis di masa kedepan nantinya.

Page 19: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan jawaban atas permasalahan yang menjadi pokok bahasan

yang sedang diteliti.

b. Meningkatkan, mengembangkan daya fikir dan analisis yang akan

membentuk pola pikir dimanis serta mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh penulis selama ini baik teori maupun praktek.

E. Metodologi Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan mempelajari satu atau

beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya, mengadakan

pemeriksaan secara mendalam terhadap fakta hukum tersebut, serta mengsahakan

suatu pemecahan atas permasalahan – permasalahan yng timbul didalam gejala

yang bersangkutan (Soerjono Soekanto, 1986 : 43).

Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau

konsep baru sebagai perspektif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi

(Peter Mahmud,2006: 35).

Dalam suatu penelitian, metode penelitian merupakan faktor yang sangat

penting untuk menunjang proses penyelesaian suatu permasalahan yang akan

dibahas dan merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tingkat

ketelitian yang dihadapi.

Dalam penelitian yang penulis lakukan ini diperlukan adanya sejumlah

data agar data tersebut dapat dilakukan analisis secara akurat dan sistematis serta

hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena itu diperlakukan

metode penelitian yang digunakan untuk menentukan teknik pengumpulan data

dan menganalisis data.

Page 20: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Metode yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan penulisan

hukum ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian hukum

perpustakaan, yaitu hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka

atau data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum

sekunder, dan bahan hukum tersier. Bahan – bahan tersebut disusun secara

sistematis, dikaji, kemudian ditarik suatu kesimpulan dalam hubungannya

dengan masalah yang diteliti (Soerjono Soekanto 1986: 13-14). Bahan – bahan

tersebut disusun secara sistematis, dikaji, kemudian ditarik suatu kesimpulan

dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti.

2. Sifat Penelitian

Dilihat dalam sifatnya penelitian hukum ini merupakan penelitian

deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan sifat penelitian yang doktrinal

mengenai hukum perpajakan yang diterapkan kedalam masyarakat,

menggambarkan silogisnya hukum yang disosialisasikan atau yang sudah atau

telah berjalan di masyarakat berjalan dengan baik ataupun tidak, melalui data

yang telah didapat dari tulisan-tulisan, pendapat-pendapat, maupun data

kualitatif yang didapat dari lapangan baik cetak maupun elektronik yang sudah

ada dan masih segar serta masih hangat. Penelitian deskriptif pada umumnya

bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat tehadap

suatu populasi atau daerah tertentu mengenai sifat-sifat, karakteristik-

karakteristik atau faktor-faktor tertentu (Bambang Sunggono, 2003 : 23).

3. Jenis Data

Secara umum, didalam penelitian biasanya dibedakan antara data yang

diperoleh secara langsung dari masyarakat dan bahan-bahan pustaka. Yang

diperoleh dari masyarakat dinamakan data primer, sedangkan yang diperoleh

dari bahan-bahan pustaka lazimnya dinamakan data pustaka (Soerjono

Soekanto, 1986: 51).

Page 21: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Jenis data yang digunakan dalam penelitian yang penulis lakukan ini

adalah jenis data sekunder. Jenis data sekunder yaitu data yang berupa

dokumen, peraturan perundang-undangan, bahan-bahan kepustakaan, maupun

data cetak elektronik yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

4. Sumber Data

Sumber data adalah tempat ditemukannya data. Adapun data dari

penelitian ini diperoleh dari dua sumber yaitu :

a. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas:

1) Bahan hukum primer

Bahan hukum primer yaitu semua bahan atau meteri hukum

yang mempunyai kedudukan mengikat secara yuridis, yaitu bisa

berupa norma atau kaidah dasar, Undang-Undang Dasar 1945,

Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Menteri, dan lain - lain.

Diantaranya bahan hukum primer adalah :

a) UU No.28 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas UU No.6 tahun

1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

b) UU No.36 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas UU No.7 Tahun

1983 tentang Pajak Penghasilan.

c) Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. 161/PJ./2001 tentang

syarat setiap badan usaha dan orang pribadi yang telah memiliki

penghasilan.

d) Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004

Tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Elektronik.

2) Bahan hukum sekunder

Bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan

hukum primer serta untuk membantu menganalisa, memahami bahan

hukum primer yang terdiri dari buku, hasil karya ilmiah, artikel, jurnal

atau majalah yang berkaitan dengan materi penelitian ini.

Page 22: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3) Bahan hukum tersier

Merupakan bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, antara lain meliputi

Kamus Besar Indonesia, Kamus Hukum, dan bahan-bahan dari

internet (Soerjono Soekanto, 1986: 52).

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara – cara yang digunakan dalam

memperoleh data penelitian. Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan

kemampuan untuk memilih, menyusun dan alat pengumpulan data yang

relevan. Karena kecermatan dalam memilih dan menyusun serta alat

pengumpul data akan berpengaruh secara obyektif pada hasil penelitian.

Menurut Soerjono Soekanto, didalam penelitian lazimnya dikenal paling

sedikit tiga jenis pengumpulan data yaitu studi dokumen atau bahan pustaka

(studi kepustakaan), mengamatan atau observasi, dan wawancara atau

interview (Soerjono Soekanto, 2005 :21).

Dalam penelitian ini dilakukan studi kepustakaan, studi kepustakaan

adalah teknik pengumpulan data sekunder, dalam penelitian ini penulis

mengumpulkan data dari peraturan perundang-undangan, buku-buku, koran

bahan kepustakaan lainya yang berkaitan dengan masalah yang penulis teliti

serta mengkaji struktur hukum, substansi hukum atau isi bahan hukum dan

budaya hukum bahan-bahan tersebut.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil

penelitian menjadi suatu laporan. Dimana data yang diperoleh dikerjakan dan

dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat menyimpulkan persoalan yang

diajukan dalam menyusun hasil penelitian.

Silogisme interprestasi yaitu mendapatkan makna dan pemahaman

terhadap kata-kata dan tindakan para partisipan riset, dengan memunculkan

konsep dan teori (atau teori berdasar generalisasi) yang menjelaskan temuan.

Page 23: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Kemudian, komunikasikan makna temuan kepada orang lain memalui laporan

tertulis (Rhenald Kasali, 2008:369).

Dari semua data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan

kemudian dianalisis dengan menggunakan metode silogisme interprestasi

kualitatif. Pada identifikasi hukum dan melihat efektifitas hukum yang terdapat

di dalam masyarakat dari keadaan, perilaku manusia, dan gejala-gejala yang

ada secara langsung yang masih segar. Apakah hukum dengan peraturan-

peraturan yang ada, peraturan perundang-undangan atau peraturan lainnya

sudah berlaku dengan benar dan efektif dalam praktek di masyarakat. Kualitatif

karena sifat data dan penelitian adalah kualitatif, sehingga kesimpulan yang

dapat ditarik adalah merupakan hasil dari intepretasi induktif.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Guna memberikan gambaran menyeluruh mengenai sistematika penulisan

hukum yang sesuai dengan aturan penulisan hukum. Adapun sistematika

penulisan hukum ini terdiri dari 4 (empat) bab yang tiap bab terbagi dalam sub

bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan

hasil penelitian ini. Sistematika penulisan hukum ini sebagai berikut.

Dalam bab I ini penulis menguraikan tentang Pendahuluan yang meliputi:

latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.

Dalam bab II, diuraikan mengenai kerangka teoritis tentang hal-hal yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yang meliputi : kerangka teori dan

kerangka pemikiran. Dalam kerangka teori penulis akan menguraikan Pengertian

Pajak, Ciri – Ciri Pajak, Fungsi Pajak, Asas-asas pemungutan Pajak, Syarat

Pemungutan Pajak, Sistem Pemungutan Pajak, Pembagian (Pengelompokan)

Pajak, Unsur-Unsur Pajak, Subjek dan Objek Pajak, Penanggung Pajak, Fiskus,

Asas Pengenaan Pajak, Pengertian Hukum Pajak, Pembagian Hukum Pajak, Hak

dan Kewajiban Wajib Pajak, Pajak Penghasilan (PPh), Teori Bekerjanya Hukum.

Page 24: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Sedangkan dalam kerangka pemikiran penulis akan menampilkan bagan kerangka

pemikiran.

Dalam bab III ini penulis menyajikan pembahasan berupa jawaban atas

pertanyaan dalam perumusan masalah, yaitu mengenai :

1. Untuk mengetahui implementasi pemungutan pajak orang pribadi bagi

penduduk asing atau warga negara di Indonesia.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi

pemungutan PPh orang asing atau warga negara asing di Indonesia.

Dalam bab IV menguraikan mengenai kesimpulan atas perumusan

masalah yang diteliti dan saran penulis atas pembahasan permasalahan tersebut

dalam bab-bab sebelumnya.

Daftar pustaka berisi berbagai sumber pustaka yang dikutip dalam

penulisan hukum ini.

Page 25: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

Dalam sebuah penelitian ilmiah, konsep teori sangat diperlukan, menjadi

suatu langkah awal dalam memecahkan masalah yang sedang diteliti, mencari

data yang tepat dan akurat guna dapat tercapainya tujuan penelitian yang baik.

Kerangka teori merupakan rangkuman yang mengarahkan kemana dari sisi sudut

pandang yang ingin diteliti dalam suatu penelitian, sehingga sangat besar

pengaruhnya di dalam menentukan kesimpulan akhir yang hendak dicapai.

1. Pengertian Pajak

Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan dalam pembangunan

nasional. Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai

pengertian pembangunan nasional dan pajak, antara lain sebagai berikut :

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus

dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan

tersebut perlu banyak memerhatikan masalah pembiayaan pembangunan

(Waluyo, 2006: 1).

Salah satu usaha mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara

dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal

dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai

pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama (Waluyo, 2006: 2).

Penghasilan negara berasal dari rakyatnya melalui pungutan pajak, dan

atau dari hasil kekayaan alam yang ada di negara itu (natural resources). Dua

sumber itu merupakan sumber yang terpenting memberikan penghasilan

kepada negara. Penghasilan itu untuk membiayai kepentingan umum yang

akhirnya juga mencakup kepentingan pribadi individu seperti kesehatan

masyarakat, pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya. Jadi dimana ada

12

Page 26: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kepentingan masyarakat, disitu timbul pungutan pajak sehingga pajak adalah

senyawa kepentingan umum (Erly Suandi, 2002: 7).

Dalam definisi pajak dan hukum pajak. Pajak adalah suatu sumbangan

paksaan dari perorangan kepada pemerintah untuk membiayai pengeluaran

yang bertalian dengan kepentingan orang banyak (umum) tanpa dapat

ditunjukan adanya upaya keuntungan khusus terhadapnya (Seligman, 2009:

8).

Pajak adalah adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2008: 1).

Dalam Undang–Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan. Ketentuan Umum pengertian wajib pajak

adalah orang atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan,

sedangkan badan adalah perseroan terbatas, perseroan komanditer, badan

usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,

persekutuan, perseroan atau perkumpulan lainnya, firma, kongsi,

perkumpulan koperasi, yayasan atau lembaga, dan bentuk usaha tetap

(Seligman, 2009: 8).

2. Ciri - ciri Pajak

Pajak sebagai salah satu pungutan negara mengandung ciri sebagai

berikut :

a. Pajak dipungut berdasarkan/dengan kekuatan undang–undang serta

aturan pelaksanaannya.

b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

c. Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Page 27: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

d. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran–pengeluaran pemerintah yang

apabila dari pemasukannya masih terdapat surplus dipergunakan uantuk

pembiayaan public investment.

e. Pajak dapat pula mempunyai tujuan lain yang non budgeter, yaitu sebagai

alat kebijakan perekonomian nasional (Erly Suandy, 2002: 11).

3. Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui mengenai ciri-ciri yang melekat pada

pengertian pajak dari berbagai definisi, terlihat adanya empat fungsi pajak,

yaitu :

a. Fungsi Budgetair / Penerimaan

Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi Regulerend / Mengatur

Pajak merupakan alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

c. Fungsi Demokrasi

Pajak merupakan penjelmaan atau wujud sistem gotong royong,

termasuk kegiatan pemerintahan untuk kemaslahatan umat dan sebagai

hak seseorang untuk memperoleh pelayanan pemerintah.

d. Fungsi Redistribusi

Pajak lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan

dalam masyarakat (Wirawan B. Ilyas, 2007: 11).

4. Asas-asas Pemungutan Pajak

Undang–Undang Pajak harus ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,

yaitu :

a. Equality dan Equity

b. Certainly

c. Convenience of Payment

Page 28: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

d. Economic of Collection

Equality mengandung pengertian bahwa pada keadaan yang sama

seseorang harus dibebani pajak yang sama pula. Persamaan ini bukan pada

tingkat pendapatnya tetapi pada tingkat kemampuan membayarnya atau daya

pikul.

Certainty, artinya pajak yang dibayar oleh wajib pajakharus jelas dan

tidak mengenal kompromi (not arbitary). Dalam asas ini kepastian hukum

yang diutamakan adalah mengenai subjek pajak,objek pajak, tarif pajak, dan

ketentuan mengenai pembayarannya.

Convenience of Payment, artinya pajak hendaknya dipungut pada saat

yang paling baik bagi wajib pajak, yaitu saat sedekat-dekatnya dengan saat

diterimanya penghasilan/keuntungan yang dikenakan pajak.

Economic of Collections, artinya pemungutan pajak hendaknya

dilakukan sehemat (seefisien) mungkin, jangan sampai biaya pemungutan

pajak lebih besar dari penerimaan pajak itu sendiri. Karena tidak ada artinya

pemungutan pajak kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan

pajak yang akan diperoleh (Erly Suandi, 2002: 27-28).

5. Syarat Pemungutan Pajak

Syarat ini diperlukan agar pemungutan pajak tidak mengalami

hambatan atau perlawanan, yaitu :

a. Syarat Keadilan

Dalam praktek pelaksanaan pemungutan pajak harus dilaksanakan

dengan adil, sesuai dengan tujuan hukum yakni mencapai keadilan.

b. Syarat Yuridis

Pelaksanaan pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang.

c. Syarat Ekonomis

Pelaksanaan pemungutan pajak tidak boleh menggangu kegiatan

perekonomian, tidak menggangu kegiatan produksi maupun perdagangan.

Page 29: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

d. Syarat Finansial

Pelaksanaan pemungutan pajak harus efisien, hal ini sesuai dengan

fungsi budgetair. Dimana biaya pemungutan pajak harus lebih rendah dari

pajak yang dipungut.

e. Sistem Pemungutannya Harus Sederhana

Hal ini akan mempermudah masyarakat dalam memenuhi kewajiban

pajaknya (Y. Sri Pudyatmoko, 2009: 44-46).

6. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dapat dibagi atas empat macam sistem, yaitu:

a. Official Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan

besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh seseorang.

b. Semi Self Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada fiskus dan Wajib Pajak untuk menentukan

besarnya pajak seseorang yang terutang.

c. Self Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung,

memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utang

pajak.

d. Witholding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong/memungut besarnya

pajak yang terutang. Pihak ketiga yang telah ditentukan tersebut

selanjutnya menyetor dan melaporkannya kepada fiskus (Wirawan B.

Ilyas, 2007: 22).

7. Pembagian (Pengelompokan) Pajak

Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, objek,

maupun lembaga pemungutnya.

Page 30: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Berdasarkan golongannya, pajak dibedakan menjadi :

a. Pajak langsung, adalah pajak yang bebannya harus dipikul sendiri oleh

Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain serta

dikenakan secara berulang-ulang pada waktu tertentu misalnya Pajak

Penghasilan (PPh).

b. Pajak tidak langsung, adalah pajak yang bebannya dapat dilimpahkan

kepada orang lain dan hanya dikenakan pada hal-hal tertentu atau

peristiwa-peristiwa tertentu saja, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Menurut sifatnya, pajak dibedakan menjadi :

1) Pajak Subjektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-

tama memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak (subjeknya).

Setelah diketahui keadaan subjeknya barulah diperhatikan gaya

pikulnya apakah dapat dikenakan pajak atau tidak, misalnya Pajak

Penghasilan (PPh).

2) Pajak Objektif, adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-

tama memperhatikan/melihat objeknya baik berupa keadaan perbuatan

atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar

pajak. Setelah diketahui objeknya baru kemudian dicari subjeknya

yang mempunyai hubungan hukum dengan objek yang telah

diketahui, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (Sukismo,

2008:1).

Menurut lembaga pemungutnya, pajak dibedakan menjadi :

1) Pajak Pusat, adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh Departemen Keuangan cp.

Direktorat Jenderal Pajak yang termasuk dalam pajak pusat adalah :

Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM), Bea Materai dan

Cukai.

Page 31: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2) Pajak Daerah, adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah

daerah yang dalam pelaksanaan sehari-hari dilakukan oleh Dinas

Pendapatan daerah (Dipenda). Pajak daerah dibedakan atas Pajak

Provinsi dan Pajak Kabupaten (Sukismo, 2008: 1).

8. Unsur-unsur Pajak

Yang menjadi unsur-unsur pajak diantaranya :

a. Iuran dari rakyat kepada Negara.

b. Berdasarkan undang – undang.

c. Tanpa jasa balik atau kontraprestasi secara langsung dari Negara.

d. Guna membiayai rumah tangga Negara (Rochmat Soemitro, loc.cit: 8).

9. Subjek dan Objek Pajak

Yang menjadi subyek pajak antara lain :

a. Orang pribadi atau perseorangan.

b. Warisan yang belum terbagi sebagai suatu kesatuan, menggantikan yang

berhak.

c. Badan yang terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer, badan

usaha milik negara dan daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,

persekutuan, perseroan, atau perkumpulan lainnya, firma, kongsi,

perkumpulan koperasi, yayasan atau lembaga, dan bentuk usaha tetap.

d. Subyek Pajak terdiri dari subyek pajak dalam negeri dan subyek pajak luar

negeri (Y.Sri Pudyatmoko, 2009: 20-25).

10. Penangung Pajak

Penanggung pajak antara lain :

a. Badan oleh pengurus.

b. Badan yang dinyatakan oleh orang atau badan yang ditugasi untuk

melakukan pemberesan.

c. Badan dalam likuidasi oleh likuidator.

Page 32: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d. Suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya,

pelaksana wasiatnya atau yang mengurus harta peninggalannya, atau

e. Anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampuan oleh

wali atau pengampunya (Y. Sri Pudyatmoko, 2009: 23).

11. Fiskus

Fiskus (fiscus) dalam perkembangan terkini sering diartikan sebagai

aparatur pemerintah yang menangani pemasukan uang dari rakyat berupa

pajak untuk dimasukan ke dalam kas Negara (Y. Sri Pudyatmoko, 2009: 24).

12. Asas Pengenaan Pajak

Asas pengenaan pajak antara lain :

a. Asas tempat tinggal (domisili).

b. Asas negara asal (negara sumber).

c. Asas kebangsaan (Y. Sri Pudyatmoko, 2009 : 43-44).

13. Pengertian Hukum Pajak

Hukum pajak, yang juga disebut hukum fiscal, adalah keseluruhan dari

peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil

kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat dengan

melalui kas Negara, sehingga ia merupakan bagian dari hukum publik yang

mengatur hubungan-hubungan hukum antara Negara dan orang-orang atau

badan-badan (hukum) yang berkewajiban membayar pajak (selanjutnya

sering disebut wajib pajak) (Santoso Brotodiharjo, 1995: 1).

Hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan yang mengatur

hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai

pembayar pajak. Dengan lain perkataan, hukum pajak menerangkan:

a. Siapa-siapa wajib pajak (subyek pajak).

b. Obyek-obyek apa yang dikenakan pajak (obyek pajak).

c. Kewajiban wajib pajak terhadap pemerintah.

d. Timbul dan hapusnya utang pajak.

e. Cara penagihan pajak dan

Page 33: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

f. Cara mengajukan keberatan dan banding pajak (Buhori, 1995: 25).

14. Pembagian Hukum Pajak

Secara umum hukum pajak dapat dibedakan menjadi dua, yakni hukum

pajak material dan hukum pajak formal. Hukum pajak material memuat

norma-norma yang menerangkan:

a. Keadaan, perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus

dikenai pajak (obyek pajak) atau disebut juga tatbestand.

b. Siapa-siapa yang harus dikenai pajak (subyek pajak/wajib pajak) dan

c. Berapa besarnya pajak.

Disamping itu termasuk didalamnya adalah:

a. Peraturan-peraturan yang memuat kenaikan-kenaikan, denda-denda.

b. Peraturan-peraturan yang memuat hukuman-hukuman terhadap ketentuan

perpajakan.

c. Peraturan-peraturan tentang tata cara pembebasan dan pengembalian

pajak.

d. Peraturan-peraturan tentang hak mendahului dari fiskus.

Keberadaan hukum pajak formal menyesuaikan dengan kebutuhan yang

dikehendaki untuk berlakunya hukum pajak material. Agar hukum pajak

material dapat berlaku efektif maka hukum pajak formal ini harus ada.

Hukum pajak formal antara lain mengatur :

a. Pendaftaran obyek pajak dan wajib pajak.

b. Pemungutan pajak.

c. Penyetoran pajak.

d. Pengajuan keberatan.

e. Permohonan banding.

f. Permohonan pengurangan dan penundaan pembayaran, dan lain

sebagainya (Y.Sri Pudyatmoko, 2009: 57).

15. Hak dan Kewajiban Umum Wajib Pajak

a. Kewajiban mendaftarkan diri

Page 34: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subyektif dan

obyektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak

yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

b. Kewajiban mengisi dan menyampaikan SPT

Surat pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak

digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak.

Obyek pajak dan/atau bukan obyek pajak dan/atau harta dan kewajiban.

Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

c. Kewajiban membayar pajak

Pajak yang hasilnya dimasukan kedalam kas Negara sangat

diperlukan untuk membiayai segala aktivitas dan berjalannya roda

pemerintahan.

d. Kewajiban membayar denda

Pemenuhan kewajiban pajak ada kemungkinan terjadi kesalahan,

baik itu karena kealpaan maupun karena unsur kesengajaan dari wajib

pajak atau penanggung pajak. Kesalahan seperti itu perlu diluruskan

kembali dan kepada wajib pajak ataupun penanggung pajak dapat

dikenakan sanksi berupa denda.

e. Kewajiban melakukan pembukuan dan pencatatan

Mempunyai maksud mewujudkan tertib administrasi di dalam

kegiatan usaha. Sekaligus memberikan perlindungan bagi pihak ketiga

yang mempunyai hunungan dengan kegiatan usaha yang bersangkutan.

f. Kewajiban menyerahkan dokumen pada waktu pemeriksaan

Mengingat wajib pajak bisa saja keliru di dalam memenuhi

kewajiban pajaknya, entah karena kesengajaan atau karena kelalaian.

g. Hak membetulkan surat pemberitahuan (SPT).

Page 35: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

h. Hak mengangsur dan menunda pembayaran pajak.

i. Mendapatkan pengembalian pajak (Restitusi).

j. Hak mengajukan gugatan.

k. Hak mengajukan keberatan.

l. Hak mengajukan banding.

m. Perlindungan terhadap rahasia wajib pajak.

n. Mendapatkan pengurangan dan pembatalan pajak.

o. Mendapatkan pengurangan dan pembatalan sanksi administrasi Y.Sri

Pudyatmoko, 2009 : 131-171).

16. Pajak Penghasilan (PPh)

a. Subjek pajak

Subjek pajak adalah orang pribadi, warisan, atau badan, termasuk

bentuk usaha tetap, baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada

di luar negeri, yang mempunyai atau memperoleh penghasilan dari

Indonesia (Djoko Muljono, 2010: 2-9).

1) Subjek Pajak Dalam Negeri

Subyek Pajak Dalam Negeri adalah orang pribadi atau badan yang

bertempat tinggal atau berkedudukan di dalam Indonesia, yang dapat

menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia atau luar

Indonesia, baik dengan atau tanpa melalui bentuk usaha tetap di luar

negeri dan juga warisan yang belum dibagi.

2) Subyek Pajak Dalam Negeri

Subjek Pajak Dalam Negeri adalah pribadi atau badan yang

bertempat tinggal atau berkedudukan di luar Indonesia yang dapat

menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia, baik dengan

ataupun tanpa melalui bentuk usaha tetap (Djoko Muljono, 2010 : 2).

b. Wajib pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk

Page 36: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

melakukan kewajiban-kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak

atau pemotong pajak tertentu (Djoko Muljono, 2010 : 9).

c. Objek pajak

1) Objek pajak dalam negeri

Objek pajak dalam negeri adalah penghasilan yang diperoleh

Subjek Pajak dalam negeri, termasuk BUT maupun Subjek Pajak Luar

Negeri yang berasal dari Indonesia. Penghasilan yang diperoleh dari

dalam negeri didapatkan dari berbagai kegiatan, seperti : usaha,

pekerjaan bebas, karyawan, pemanfaatan modal, dan berbagai cara lain

yang menimbulkan penghasilan di Indonesia.

2) Objek pajak luar negeri

Objek pajak luar negeri adalah penghasilan yang diperoleh Subjek

Pajak dalam negeri, termasuk BUT yang berasal dari luar Indonesia.

Penghasilan yang diperoleh dari luar negeri yang sudah atau belum

dipotong pajak di tempat penghasilan tersebut didapat, tetapi

merupakan objek pajak penghasilan di Indonesia, sedangkan bagi objek

pajak luar negeri yang sudah dipotong pajak di luar negeri dapat

diperhitungkan sebagai kredit pajak di Indonesia sesuai dengan

ketentuan Pasal 24 UU PPh (Djoko Muljono, 2010: 11).

17. Teori Bekerjanya Hukum

Pada hakekatnya hukum adalah sebagai sistem, maka untuk dapat

memahaminya perlu menggunakan pendekatan sistem (Esmi Warassih, 2005 :

30). Pengertian hukum sebagai sistem hukum dikemukakan oleh Lawrence

M. Friedman, bahwa keberhasilan penegakan hukum selalu mensyaratkan

berfungsinya semua komponen sistem hukum. Sistem hukum dalam

pandangan Friedmen terdiri dari tiga komponen, yaitu:

a. Komponen struktur hukum (legal structure)

Struktur hukum (legal structure) merupakan batang tubuh, kerangka,

bentuk abadi dari suatu sistem. Struktur hukum Friedman menjelaskan :

Page 37: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

To begin whit, the legal system has the structure of legal system

consist of elements of the kind the number and size of court;their

jurisdiction…structure. Also means how the legislstive is organized.

Wahat procedures he police department follow, and go on.strukture

in a way is a kind of cross section of the legal system. A kind of

photograph, with free the action (Lawrence M.Friedman, 1984 :7).

Peranan aparatur penegakan hukum juga tidak kalah pentingnya

dalam menentukan tingkat keberhasilan penegakan suatu peraturan

perundangan, baik buruknya aparatur penegakan hukum dapat menentukan

pula baik buruknya suatu penegakan peraturan perundangan. Suatu

peraturan perundang-undangan yang baik terkadang tidak dapat

ditegakkan secara baik, apabila yang menegakan peraturan perundangan

tersebut adalah aparatur penegakan hukum yang tidak baik atau cakap.

Dan hal tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya

rendahnya tingkat pemahaman dari aparatur penegak hukum terhadap

substansi atau peraturan perundangan (M.Syamsudin, 2009: 53).

Diberlakukannya suatu peraturan perundang-undangan yang

mempunyai maksud dan tujuan baik belum tentu memberikan suatu

manfaat yang nyata bagi masyarakat, apabila tidak ditegakkan secara

konsisten dan bertanggung jawab aturan-aturan hukum yang ada

didalamnya. Karena suatu peraturan perundangan-undangan pada dasarnya

adalah rangkaian kalimat yang tidak akan memberikan makna tanpa

adanya mekanisme penegakan hukum yang jelas dan pelaksanaan yang

konsisten dari aparatur penegak hukumnya. Salah satu masalah utama

yang sulit diatasi di Indonesia sampai saat ini adalah masalah penegakan

hukum yang konsisten dan bertanggung jawab dari para aparatur

penegakan hukum yang telah dikemukakan sebelumnya.

b. Komponen substansi hukum (legal substance)

Substansi hukum (legal substance) aturan-aturan dan norma-norma

aktual yang dipergunakan oleh lembaga-lembaga, kenyataan, bentuk

Page 38: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

perilaku dari para pelaku yang diamati di dalam sistem. Pemahaman

tentang substansi hukum adalah sebagai berikut:…”Another aspect of the

legal system is its substance. By this means the actual rules, norms

behavioral pattens of the people inside the system….the strees here is on

living law not just rules in law goods.” (Lawrence M.Friedman, 1984 :7).

Aspek lain dari sistem hukum adalah substansinya. Yang dimaksud

dengan substansi adalah aturan, norma, dan pola prilaku nyata manusia

yang berada dalam sistem itu. Jadi substansi hukum (legal substance)

menyangkut peraturan perundang-undangan yang berlaku yang memiliki

kekuatan yang mengikat dan menjadi pedoman bagi aparat penegak

hukum.

Substansi atau materi dari suatu produk peraturan perundangan

merupakan faktor yang cukup penting untuk diperhatikan dalam

penegakan hukum, tanpa substansi atau materi yang baik dari suatu

peraturan perundangan rasanya sangat sulit bagi aparatur penegak hukum

untuk dapat menegakkan peraturan perundangan secara baik pula, dan hal

tersebut sangat ditentukan atau dipengaruhi ketika proses penyusunan

suatu peraturan perundangan dilakukan. Suatu produk peraturan

perundangan dapat dikatakan baik apabila hal-hal yang diatur dalam

peraturan perundangan tersebut dirumuskan secara jelas, tegas, sistematis

dan mudah untuk dimengerti oleh semua pihak, sehingga tidak

menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda bagi setiap orang (subjek

hukum) yang membaca peraturan perundangan tersebut (M.Syamsudin,

2009: 53).

c. Komponen budaya hukum (legal culture)

Menurut Lawrence M. Friedman mengemukakan tentang budaya

hukum bahwa…”The third component of legal system of legal culture. By

this we mean people’s attitudes toward law and the legal system their

bilief, in other word, is the eliminate of social though and social force

Page 39: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

which determines how law is used avended and afused” (Lawrence

M.Friedman, 1984 :7).

Budaya hukum (legal culture) merupakan sikap manusia (termasuk

budaya hukum aparat penegak hukumnya) terhadap hukum dan sistem

hukum. Sebaik apapun penataan struktur hukum untuk menjalankan aturan

hukum yang ditetapkan dan sebaik apapun kualitas substansi hukum yang

dibuat, tanpa didukung oleh budaya hukum oleh orang-orang yang terlibat

dalam system dan masyarakat maka penegakan hukum tidak akan berjalan

dengan efektif (M.Syamsudin, 2009: 53).

Terkait dengan budaya hukum, Lawrence M. Friedman membedakan

menjadi dua bagian, yaitu:

1) Budaya hukum eksternal (external legal culture)

2) Budaya hukum internal (internal legal culture)

Budaya hukum eksternal adalah budaya hukum dari masyarakat

secara umum sedangkan budaya hukum internal adalah budaya hukum dari

kelompok orang-orang yang mempunyai profesi di bidang hukum seperti

hakim, birokrat dan lain-lainya. Menurut Friedman, kekuatan-kekuatan

sosial secara terus menerus mempengaruhi sistem hukum, kadang-kadang

ia merusak, memperbarui, memperkuat, atau memilih untuk lebih

menampilkan segi-segi tertentu. Dalam melihat hukum sebagai suatu

sistem yang terdiri dari unsur-unsur sebagaimana dikemukakan oleh

Lawrence M. Friedman yaitu struktur, substansi dan kultur atau budaya,

dimana unsur-unsur yang satu dengan yang lainya saling mempengaruhi

dalam bekerjanya hukum pada kehidupan sehari-hari. Perubahan-

perubahan sosial yang serba cepat dan perkembangannya yang tidak sama

dalam kebudayaan, mengakibatkan ketidakmampuan banyak individu

untuk menyesuaikan diri, mengakibatkan timbulnya disharmoni, konflik-

konflik eksternal dan internal, juga terjadinya disorganisasi dalam

Page 40: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

masyarakat dalam diri pribadi. Perbuatan-perbuatan ini berupa

penyimpangan dari pola-pola umum yang berlaku.

Ketiga komponen ini sangat berpengaruh dalam penegakan hukum. Jika

salah satu komponen saja tidak berfungsi dengan baik maka dapat dipastikan

penegakan hukum dalam masyarakat akan menjadi lemah. Selanjutnya

Friedman mengatakan bahwa unsur sistem hukum tidak terdiri dari struktur

dan substansi, masih diperlukan unsur ketiga yaitu budaya hukum

(M.Syamsudin, 2009: 53).

Dalam perkembangannya, Friedman menambahkan pula komponen

yang ke-empat, yang disebut komponen dampak hukum (legal impact).

Dengan komponen dampak hukum ini yang dimaksudkan adalah dampak dari

suatu keputusan hukum yang menjadi objek kajian peneliti. Berkaitan dengan

budaya hukum (legal culture) ini, menurut Roger Cotterrell, konsep budaya

hukum itu menjelaskan keanekaragaman ide tentang hukum yang dalam

berbagai masyarakat dan posisinya dalam tatanan sosial. Ide-ide ini

menjelaskan tentang praktik-praktik hukum, sikap warga negara terhadap

hukum dan kemauan dengan ketidakmauannya untuk mengajukan perkara,

dan signifikasi hukum yang relative, dalam menjelaskan pemikiran dan

prilaku yang lebih luas di luar praktik dan bentuk diskursus khusus yang

terkait dengan lembaga hukum. Dengan demikian, variasi budaya hukum

mungkin mampu menjelaskan banyak tentang perbedaan-perbedaan cara

dimana lembaga hukum yang nampak sama dapat berfungsi pada masyarakat

yang berbeda.

Page 41: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

NEGARA

Hak dan

Kewajiban

UU No.36 Th 2008

UU No.17 Th 2000

UU No.28 Th 2007

Implementasi Hukum

(Undang-Undang /

Peraturan)

Peraturan

Perundang-

undangan

Faktor Pengaruh:

Struktur, Substansi, Kultur

Orang

Asing

Wajib Pajak

WNI

Fiskus

PPh

Page 42: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Penjelasan Kerangka Pemikiran :

Negara merupakan pihak yang berkepentingan dalam pemungutan pajak,

dalam hal ini pemerintah membentuk peraturan perundang-undangan untuk

mengatur tentang pajak bertujuan mengisi devisa negara guna pembangunan yang

berkelanjutan. Salah satunya adalah pajak penghasilan, terkait pelaksanaannya

didasarkan dalam ketentuan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 dan Undang-

Undang No.26 Tahun 2008. Menyangkut pajak penghasilan terdapat orang pribadi

sebagai subjek PPh, yang diambil dari orang pribadi adalah penghasilan yang

didapat orang pribadi tersebut, yang besarnya sesuai peraturan perundang-

undangan mengenai PPh. PPh mengatur orang asing atau warga negara asing

maupun warga negara Indonesia.

Dalam pelaksanaan pembayaran hingga pelaporan dapat dilakukan oleh

wajib pajak itu sendiri dan juga termasuk pihak pemerintah (fiscus), yang

didalamnya terdapat hak dan kewajiban, khususnya bagi warga asing yang berada

di Indonesia dan termasuk juga bagi aparatnya (fiskus). Dalam pelaksanaannya

akan dikaji dari sisi struktur hukum, substansi dan kulturnya. Pelaksanaannya

diatur dalam peraturan perundang-undangan yang sedang akan di bahas dalam

implementasi hukumnya dan untuk mendapatkan hubungan keterkaitan antara

wajib pajak dengan negara.

Page 43: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

1. Tugas dan Wewenang Aparat

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta adalah salah satu kantor

umum dimana institusi yang melaksanakan kewenangan yang bertugas

menyelenggarakan pelayanan kepada Wajib Pajak (WP) guna pengawasan

dan penelitian kepatuhan Wajib Pajak di lakukan oleh seorang Account

Representive (AR) dan sebagai pemeriksa Wajib Pajak yang dilakukan oleh

fungsional Pemeriksa Pajak. Dengan demikian ruang lingkup tugas sangat

jelas dan beban pekerjaan yang harus dilaksanakan sangat berat, sehingga

dalam hal penyelenggaraan pelayanan pajak oleh Undang–Undang tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Setiap Instansi Pemerintah dipimpin oleh seorang Kepala/Ketua, yang

dinamakan Pimpinan Instansi, memiliki tugas dan tanggung jawab atas

terselenggaranya pelayan dengan baik dan menjaga terpeliharanya citra dan

wibawa Instansi.

Dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

587/KMK.01/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Organisasi dan Tata

Cara Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan

Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak

Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar disebutkan bahwa tugas Sub-

Bagian Umum adalah melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha,

dan tumah tangga. Tugas pokok tersebut kemudian dijabarkan dalam Uraian

Jabatan Struktural dan Pelaksana Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan

Kanwil DJP Jakarta Khusus dan Kanwil DJP Wajb Pajak Besar sebagaimana

tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:

161/KMK.1/2005 tanggal 7 Juni 2005 yang menegaskan bahwa tugas

30

Page 44: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Kasubag umum yang membawahi sub-bagian umum adalah mengkoordinasi

tugas pelayanan kesekretariatan dengan cara mengatur kegiatan tata usaha

dan kewajiban, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan untuk menunjang

kelancaran tugas Kantor Pelayanan Pajak.

Pembagian tugas dan wewnangnya akan diuraikan dalam bagan struktur

dibawah ini :

Gambar 2. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

Surakarta

(Sumber : Struktur Oraganisasi Kantor Pajak Pratama Modern di Indonesia).

Sub

Bagian

Umum

Seksi PDI

Seksi

Pelayana

n

WASKON I

Juru Sita

WASKON

II

WASKON

III

FUNGSIONA

L

WASKON

IV

Seksi

Penagiha

n

Seksi

Pemeriksaan

Kepala

Kantor Pelayanan Pratama

Page 45: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Di bawah ini akan penulis uraikan sebagian gambaran mengenai

kepemimpinan instansi pajak meliputi wewenang dan tanggung jawab dalam

hubungannya dengan Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON), Sub-

Bagian Umum, Seksi PDI, Seksi Pelayanan, Seksi Pemeriksaan dan Seksi

Penagihan serta wewenang dan tanggung jawab diantara masing-masing

Seksi yang harus dilaksanakan oleh pejabat untuk dapat melaksanakan tugas-

tugas pembagian dengan karisma kepemimpinannya, wewenang dan

tanggung jawab diantaranya:

a. Dalam Prosedur Pembuatan Rencana Kerja Seksi Pengawasan dan

Konsultasi terkait Sub-Bagian Umum

1) Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan pengarahan dan

penugasan kepada para Kepala Seksi / Kepala Sub-bagian Umum

untuk menyusun Rencana Kerja Seksi / Sub bagian masing – masing;

2) Kepala Seksi Waskon menugaskan AR untuk menyiapkan bahan

penyusunan Rencana Kerja Seksi WASKON.

3) AR menyiapkan bahan Rencana Kerja berdasarkan hasil kerja tahun

berjalan dan usulan Rencana Kerja tahun berjalan dan usulan Rencana

Kerja tahun berikutnya, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala

Seksi Waskon.

4) Kepala Waskon mempelajari, membahas dan menyusun konsep

Rencana Kerja bersama para AR, selanjutnya menyampaikan kepada

Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

5) Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui Rencana Kerja

Seksi Waskon dan mengembalikan kepada Kepala Seksi Waskon.

6) Kepala Waskon menugaskan Pelaksana untuk menyampaikan

Rencana Kerja Seksi WASKON ke Sub-bagian Umum untuk

dikompilasi.

Page 46: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

7) Pelaksana menyampaikan Rencana Kerja ke Sub-bagian Umum untuk

dikompilasi.

8) Kepala Seksi WASKON menerima Rencana Kerja Kantor Pelayanan

Pajak yang telah dikompilasi dari Sub-bagian Umum dan meneruskan

kepada Pelaksana .

9) Pelaksana menatausahakan dan memyampaikan Rencana Kerja

kepada para AR untuk dilaksanakan.

b. Dalam Prosedur Penyusunan Estimasi Penerimaan Pajak Per Wajib

Pajak

1) Kepala Kantor Pelayanan Pajak memberikan pengarahan dan

penugasan kepada Kepala WASKON untuk menyusun Estimasi

Pemerimaan Pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi

dan keuangan.

2) Kepala Seksi WASKON menugaskan AR untuk menyiapkan bahan

penyusunan Konsep Estimasi Penerimaan Pajak per Wajib Pajak

berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan.

3) Para AR membuat bahan konsep Estimasi Pemerimaan Pajak per

Wajib Pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan serta

menyampaikan kepada Kepala Seksi WASKON.

4) Kepala WASKON meneliti, mempelajari, membahas konsep Estimasi

Pemerimaan Pajak per Wajib Pajak berdasarkan potensi pajak,

perkembangan ekonomi dan keuangan bersama para AR, selanjutnya

merumuskannya ke dalam Estimasi Penerimaan Pajak dan

menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

5) Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui Estimasi

Penerimaan Pajak tersebut dan mengembalikan kepada Kepala Seksi

WASKON.

Page 47: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

6) Kepala WASKON menugaskan Pelaksana untuk menyampaikan

Estimasi Penerimaan Pajak tersebut kepada Kepala Seksi WASKON.

7) Pelaksana menyampaikan Estimasi Pemerimaan Pajak tersebut ke

Seksi PDI.

8) Kepala Seksi WASKON menerima Rencana Kerja Kantor Pelayanan

Pajak yang telah dikompilasi dari Sub-bagian Umum dan meneruskan

kepada Pelaksana.

9) Pelaksana menatausahakan dan memyampaikan Rencana Kerja

kepada para AR untuk dilaksanakan.

c. Dalam Prosedur Pengawasan Penerbitan Surat Teguran Kepada

Wajib Pajak (WP) yang Belum Menyampaikan Surat Pemberitahuan

(SPT)

1) Kepala Seksi WASKON menugaskan AR untuk menginvestariskan

Wajib Pajak yang belum menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT);

2) Para AR melalui Sistem Administrasi Perpajakan menginventariskan

Wajib Pajak yang belum menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)

mengusulkan penerbitan Surat Teguran dan Surat Tagihan Pajak,

selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Seksi WASKON;

3) Kepala WASKON meneliti, menyetujui usulan penerbitan Surat

Teguran dan Surat Tagihan Pajak (SPT) selanjutnya menugaskan

Pelaksana untuk menyampaikan usulan penerbitan Surat Teguran

Pajak (SPT) ke Seksi Pelayanan;

4) Pelaksana menyampaikan usulan penerbitan Surat Teguran dan Surat

Tagihan Pajak (SPT) ke Seksi Pelayanan.

d. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-Masing Seksi

1) Seksi Pelayanan.

2) Seksi Ekstesifikasi.

Page 48: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3) Seksi PDI.

4) Seksi WASKON.

5) Seksi Pemeriksaan.

6) Seksi Penagihan.

e. Uraian Jabatan Kepala Seksi Pelayanan

1) Nama Jabatan Struktural: Kepala Seksi Pelayanan

a) Wewenang:

(1). Mengajukan usul, saran dan pendapat mengenai pelaksanaan

tugas.

(2). Menandatangani SKT.

(3). Menandatangani Surat Pengukuhan PKP.

(4). Menandatangani Bukti Pendaftaran WP.

(5). Menandatangani Surat Tugas Pembuktian Alamat.

(6). Menandatangani Acara Hasil Pembuktian Alamat.

(7). Menandatangani Surat Penolakan Pendaftaran WP dan

pelaporan PKP.

(8). Menandatangani Bukti Laporan PKP.

(9). Menandatangani Surat Pindah.

(10). Menandatangani Surat Pencabutan SKT.

(11). Menandatangani Surat Pencabutan Surat Pengukuhan PKP.

(12). Menandatangani Surat Penghapusan NPWP.

(13). Menandatangani Surat Pemberitahuan Pernyataan Pindah.

(14). Meminta kelengkapan berkas permohonan pendaftaran dan

perubahan data WP.

(15). Menandatangani pengiriman formulir SPT Tahunan PPh.

Page 49: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

(16). Menandatangani Surat Tegoran WP yang tidak atau belum

memasukkan SPT.

(17). Menandatangani Surat permintaan kelengkapan SPT PPh

kepada WP.

(18). Menandatangani STP selain hasil pemeriksaan.

(19). Meneliti dan memaraf SPT, SKPKB, SKPLB, SKPN, Pbk,

SKB, SPMKP, SPMIB dan produk hukum lainnya.

(20). Menjatuhkan hukuman disiplin yang melanggar ketentuan.

(21). Mengajukan mutasi pegawai bawahan.

(22). Menilai pelaksanaan dan menandatangani DP3 pagawai.

(23). Menjaga kerahasiaan pelaksanaan tugas.

(24). Menegakkan disiplin pegawai.

(25). Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada pegawai

bawahan.

b) Tanggung Jawab:

(1). Kebenaran usul, saran dan pendapat mengenai pelaksanaan

tugas.

(2). Kebenaran SKT.

(3). Kebenaran Surat Pengukuhan PKP.

(4). Kebenaran Bukti Pendaftaran WP.

(5). Kebenaran Surat Tugas Pembuktian Alamat.

(6). Kebenaran Berita Acara Hasil Pembuktian Alamat.

(7). Kebenaran Surat Penolakan Pendaftaran WP dan pelaporan

PKP.

(8). Kebenaran Bukti Laporan PKP.

(9). Kebenaran Surat Pindah.

(10). Kebenaran Surat Pencabutan SKT.

(11). Kebenaran Surat Pencabutan Surat Pengukuhan PKP.

(12). Kebenaran Surat Penghapusan NPWP.

(13). Kebenaran Surat Pemberitahuan Pernyataan Pindah.

Page 50: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

(14). Kebenaran Pindah.

(15). Kelengkapan berkas permohonan pendaftaran dan perubahan

data WP.

(16). Kebenaran daftar nominative pengiriman formulir SPT

Tahunan PPh.

(17). Kebenaran Surat Teguran WP yang tidak atau belum

memasukkan SPT.

(18). Kebenaran Surat permintaan kelengkapan SPT PPh kepada

WP.

(19). Kebenaran STP selain hasil pemeriksaan.

(20). Kebenaran SPT, SKPKB, SKPLB, SKPN, Pbk, SKB,

SPMKP, SPMIB dan produk hukum lainnya.

(21). Penjatuhkan hukuman disiplin yang melanggar ketentuan.

(22). Usul mutasi pegawai bawahan.

(23). Penilaian pelaksanaan dan menandatangani DP3 pagawai;

(24). Kerahasiaan pelaksanaan tugas;

(25). Penegakkan disiplin pegawai;

(26). Bimbingan dan arahan kepada pegawai bawahan.

c) Proses dan Sistem Pendaftaran Wajib Pajak

Dalam pendaftaran baik orang pribadi maupun badan,

pendaftaran diperlukan syarat:

(1). Fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau Paspor.

(2). Fotocopy KK (Kartu Keluarga).

(3). Mengisi Formulir Pendaftaran.

Pendaftaran Wajib Pajak setelah menyerahkan syarat dan

mengiri formulir kepada bagian pendaftaran di Seksi Pelayanan,

maka wajib Pajak akan mendapat NPWP (Nomor Pokok Wajib

Pajak). Data tersebut akan disimpan dalam pemberkasan sebagai

Data valid yang akan dikirim ke Kantor Pelayanan Pajak Pusat

Page 51: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Jakarta dan data tersebut akan direkam oleh Seksi PDI (Perekam,

Data dan Informasi) sebagai data pemberkasan.

f. Uraian Jabatan Kepala Seksi PDI

1) Nama Jabatan Struktural: Kepala Seksi PDI

a) Wewenang:

Seksi PDI adalah pengumpulan, pencairan dan pengolahan

data, pengamatan potensi pepajakan, serta penyajian informasi

perpajakan. Penjabaran fungsi ini akan diuraikan dalam sub-sub

selanjutnya

2) Sruktur Organisasi PDI

Gambar 3. Struktur Organisasi PDI

(Sumber : Struktur Oraganisasi Kantor Pajak Pratama Modern di

Indonesia).

Keterangan :

a) Seksi PDI dikepalai oleh seorang kepala seksi yang memperoleh

tugas dan pengarahan dari kepala Kantor Pelayanan Pajak, serta

mengajukan usul, saran dan pendapat kepada kepala kantor pajak.

KEPALA SEKSI

OPERATOR PENGOLAH PENATA USAHA

SEKSI PDI

Page 52: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

b) Bawahan kepala seksi PDI adalah para petugas yang terbagi

manjadi Penata Usaha Data dan informasi, Operator Console serta

pengolah data dan informasi.

3) Tugas Seksi PDI

Sesuai dengan fungsinya, berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 161/KM.1/2005 tanggal 7 Juni 2005 tentang uraian

jabatan struktural dan pelaksanaan kanwil DJP Jakarta khusus, kanwil

DJB wajib pajak besar, KPP di lingkungan kanwil DJP wajib pajak

besar, seksi PDI bertugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan

data, penyajian informasi perpajakan, pelayanan dukungan teknis

komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filling serta penyiapan

laporan kerja.

Tugas-tugas seksi PDI dapat dikelompokan menjadi tiga

bagian :

a) Pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,

perekam dokumen perpajakan. Tugas ini dilaksanakan oleh

pengolah data dan informasi.

b) Pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT

dan e-filling. Keberadaan operator console akan berperan dalam

tugas ini.

c) Penyajian laporan kinerja, yang dilaksanakan oleh penata usaha

data dan informasi.

4) Uraian Tugas dan Kegiatan

a) Penataanusahaan data dan informasi.

b) Tugas-tugas penataanusahaan data informasi meliputi :

(1). Penyusunan rencana kerja seksi PDI sebagai bahan penyusun

rencana kerja KPP.

Page 53: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

(2). Penyusunan estimasi penerimaan pajak. Tugas ini

dilaksanakan dengan seksi pengawasan dan konsultasi yang

menghitungan potensi penerimaan pajak berdasarkan potensi

pajak, faktor ekonomi makro.

(3). Penataanusahaan surat masuk dan keluar.

(4). Penyusunan konsep tanggapan Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) dari aparat fungsional maupun pengwasan masyarakat

yang berkaitan dengan seksi PDI.

(5). Penyusunan konsep surat tanggapan atas permasalahan yang

berkaitan dengan seksi PDI.

c) Output dari penatausahaan data dan informasi adalah :

(1). Rencana kerja seksi PDI.

(2). Kompilasi estimasi penerimaan pajak.

(3). Administrasi surat masuk/keluar.

(4). Konsep tanggapan laporan hasil pemeriksaan.

(5). Konsep surat tanggapan permasalahan yang berkaitan dengan

seksi PDI.

(6). Laporan kinerja dan laporan berkala lainnya seksi PDI.

(7). Pelayan dukungan teknis.

d) Tugas dan pelayanan dukungan teknis meliputi :

(1). Pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tugas ini

melibatkan operator console dan pengolah data dan

informasi.

(2). Updating data.

(3). Pemberian dukungan teknis implementasi aplikasi e-SPT, e-

filling.

Page 54: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

(4). Teknis operasional komputer, pemeliharaan basis data, back

up data, transfer data recovery data, software dan hardware,

jaringan komputer.

(5). Penyajian informasi perpajakan.

e) Hasil kerja dari kegiatan ini berupa :

(1). Upload data elektronik ke sistem aplikasi.

(2). Updating data dalam sistem administrasi perpajakan.

(3). Sosialisasi e-SPT dan e-filling.

(4). Pemeliharaan basis data, back-up data, transfer data, jaringan

komputer.

(5). Pengolahan data informasi.

f) Tugas-tugas pengolahan data dan informasi ini meliputi :

(1). Pengumpulan dan pengolahan data.

(2). Peminjaman dan penyaluran informasi.

(3). Perekaman dan validasi dokumen perpajakan.

(4). Tata usaha dan penerimaan perpajakan.

g) Hasil kerja kegiatan ini adalah :

(1). Dokumen perpajakan yang telah divalidasi.

(2). Daftar bukti pbk dan pengantar.

(3). Sph kirim dan pengantar.

g. Uraian Jabatan Kepala Seksi Penagihan

1) Prosedur Surat Teguran

a) Penatausaha piutang pajak akan mencetak surat teguran.

b) Hasil print out surat teguran dikirim kepala seksi penagihan untuk

diteliti dan disetujui selanjutnya dikirim ke kepala kantor untuk

ditandatangani.

c) Apabila ternyata wajib pajak telah melunasi tunggakan pajak yang

akan ditegur, maka petugas penata usaha piutang pajak akan

Page 55: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

menge-drop kasus teguran tersebut dan akan masuk ke case

management kepala seksi penagihan untuk di setujui.

2) Prosedur Surat Paksa

a) Kepala seksi penagihan akan memverifikasi kasus paksa tersebut.

b) Surat paksa yang telah disetujui akan muncul case management

juru sita pajak untuk dicetak.

c) Hasil print out surat paksa dikirim ke kepala kantor untuk ditanda

tangani.

3) Prosedur Surat Sita

a) Kepada seksi penagihan akan memverifikasi kasus atas surat

tersebut.

b) Surat sita yang sudah disetujui akan muncul pada menu case

management juru sita untuk dicetak.

c) Hasil print out surat paksa dkirim ke kepala kantor untuk ditanda

tangani.

4) Proseduar Pemberian Angsuran Pembayaran Tunggakan Pajak

a) Surat permohonan WP dikirim ke seksi penagihan.

b) Petugas penata piutang pajak meneliti apakah permohonan WP

diterima atau tidak dengan mengisi alasan-alasan yang mendukung

kemudian simpan.

c) Laporan penelitian tersebut akan masuk ke case management

kepala seksi penagihan untuk di verifkasi.

d) Setelah di verifikasi oleh kepala seksi panagihan, maka kasus

tersebut akan masuk ke case management kepala kantor untuk

mendapat persetujuan.

e) Setelah disetujui oleh kepala kantor, maka akan muncul pada menu

case management pelaksanaan seksi pelayanan untuk di cetak.

Page 56: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

f) Hasil print out surat paksa dkirim ke kepala kantor untuk di tanda

tangani.

5) Prosedur Pemberian Penundaan Pembayaran Tunggakan Pajak

a) Wajib Pajak mengajukan surat permohonan mengangsur

pembayaran pajak yang dterima seksi pelayanan.

b) Surat permohonan WP dikirim ke seksi penagihan.

c) Pelaksanaan seksi penagihan akan meneliti apakah permohonan

WP diterima atau tidak dengan mengisi alasan-alasan yang

mendukung, kemudian simpan.

d) Setelah di verifikasi oleh kepala penagihan, maka kasus tersebut

akan masuk ke case management kepala kantor untuk mendapat

persetujuan.

e) Setelah di setujui oleh kepala kantor, maka akan muncul pada

menu case management pelaksanaan seksi pelayanan untuk di

cetak.

6) Prosedur Kerja Penerbitan STP Bunga Penagihan

a) Dibuat oleh pelaksanaan seksi penagihan.

b) Kemudian di kirim ke kepala kantor untuk di tandatangani.

B. Implementasi Pemungutan Pajak Orang Pribadi bagi Penduduk Asing atau

Warga Negara Asing di Indonesia

Pemerintah dalam pembiayaan pembangunan nasional, kemampuan

pembiayaan sangat dipengaruhi kemampuan ekonomi. Melalui peningkatan

interaksi sosial antar warga negara, baik secara langsung maupun tidak

langsung akan memberikan dukungan dan keuntungan secara financial

kepada pemerintah. Kemampuan pembiayaan merupakan salah satu kriteria

yang sangat penting untuk menilai secara nyata suatu pemerintahan dalam

Page 57: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

mengatur dan mengelola pendapatan rumah tangganya sendiri yang bertujuan

meningkatkan pembangunan nasional.

Diimplementasikannya kebijakan peraturan perundang-undangan yaitu

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dengan

tata cara perpajakan dan pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan, merupakan produk hukum pemerintah sebagai wujud

penyelenggaraan pemerintah dalam penunjang pembiayaan pembangunan

nasional. Dengan Undang-Undang ini membuka peluang bagi pemerintah

berupaya untuk memaksimalkan diharapkan sebagai lahan asset pendapatan

nasional dengan memanfaatkan meningkatnya warga negara asing yang

berdatangan bersama maksud, tujuan, dan kepentingan.

Berlakunya Undang-Undang ini diwujudkan dalam implementasi

pemungutan pajak orang pribadi warga negara asing sebagai penegakan

hukum dalam memberikan kepastian hukum kepada Wajib Pajak (WP) dalam

pengenaan pajak atas penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama,

sebagai berikut:

1. Kewajiban Mendaftarkan Diri

Orang pribadi sebagai subjek pajak mempunyai kewajiban

perpajakan. Mempunyai syarat bagi orang pribadi warga negara asing

yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari

dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, kewajiban pajak subjektifnya

berlaku atau dimulai sejak hari pertama orang pribadi warga negara asing

tersebut berada di Indonesia, orang pribadi warga negara asing ini

termasuk Subjek Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan sudah

mempunyai kewajiban perpajakan sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri

(WP Dalam Negeri). Sedangkan bagi orang pribadi warga negara asing

yang tidak berada di Indonesia, tidak lebih 183 (seratus delapan puluh

tiga) hari dalam 12 bulan dan tidak bertempat tinggal di Indonesia maka

termasuk Subjek Pajak Orang Pribadi Luar Negeri dan tidak mempunyai

kewajiban perpajakan.

Page 58: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Pengenaan Pajak terhadap penghasilan orang pribadi warga negara

asing disini berlaku hanya jika Indonesia sudah mempunyai hak untuk

mengenakan pajak, atas penghasilan dari professional orang pribadi

warga negara asing yang mempunyai karakter independen, seperti

akuntan, konsultan dan lainya atau penghasilan orang pribadi warga

negara asing dari hubungan kerja dan karyawan atau penghasilan yang

pajaknya tidak dibayarkan oleh pihak ketiga dan juga tidak dibebankan

kepada BUT (Bentuk Usaha Tetap) maka orang pribadi warga negara

asing wajib mendaftarkan dirinya sebagai WP. Khusus bagi WP orang

pribadi warga negara asing yang termasuk WP Dalam Negeri wajib

mengisi Surat Pemberitahuan Domisili, menandatangani dan

menyampaikannya ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.

Sesuai dengan sistem self assessment maka orang pribagi warga

negara asing sebagai WP Dalam Negeri mempunyai kewajiban

perpajakan untuk mendaftarkan diri ke Kantor KPP yang wilayahnya

meliputi tempat tinggal atau kedudukan orang pribadi warga negara asing

tersebut. Bagi warga negara asing bertempat tinggal d wilayah Surakarta

dan sudah mempunyai kewajiban perpajakan, maka mereka wajib

mendaftarkan dirinya ke KPP Pratama Surakarta.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Dimas dan Bapak Feri selaku

petugas konsultasi dan informasi KPP Pratama Surakarta pada hari kamis

19 Mei 2011 bahwa jadwal Tempat Pelayanan Terpadu adalah pukul

08.00-16.30 waktu setempat, jadwal pelayanan tersebut WP Dalam

Negeri dapat mendaftarkan diri dengan mengisi Form Pendaftaran Wajib

Pajak Orang Pribadi serta fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau

paspor kemudian diserahkan kepada Seksi Pelayanan untuk diberikan

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Kemudian Seksi Pelayanan

mendaftarkan identitas Wajib Pajak Dalam Negeri kedalam form aplikasi

sesuai KTP atau paspor WP didaftarkan secara online ke Dirjen Pajak

yang berpusat di Jakarta, saat itu juga dapat ditunggu NPWP bagi WP

Page 59: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

atau paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak form pendaftaran diterima

Seksi Pelayanan.

Jenis pelayanan pada Tempat Pelayanan Terpadu bagi Wajib Pajak

di KPP Pratama antara lain :

a. Pemberian informasi perpajakan.

b. Penerimaan surat - surat permohonan dari Wajib Pajak dan Surat

lainnya.

c. Penerima pelaporan dan surat penundaan surat pemberitahuan (SPT)

Tahunan PPh.

d. Penerima SPT Masa PPh dan PPN.

e. Pelayanan PBB dan BPHTB.

f. Pelayanan lainya.

Disamping pendaftaran melalui KPP yang berkantor sesuai

domisili WP Dalam Negeri, pendaftaran NPWP juga dapat dilakukan

melalui e-register, yaitu suatu cara pendaftaran NPWP melalui media

elektronik on-line (internet) kemudian pemberitahuan atas WP orang

asing terdaftar dapat diambil dan dapat langsung melakukan

kewajibannya sebagai WP di KPP tempat WP orang asing mendaftarkan

diri.

2. Fungsi NPWP :

Dari hasil wawancara dengan bapak Dimas dan Bapak Feri selaku

petugas konsultasi dan informasi KPP Pratama Surakarta pada hari senin

23 Mei 2011 bahwa Wajib Pajak yang sudah terdaftar, fungsi NPWP

bagi Wajib Pajak yaitu :

a. Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan.

b. Sebagai identitas Wajib Pajak.

c. Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan pengawasan

administrasi perpajakan.

d. Dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan.

Dengan memiliki NPWP, WP Dalam Negeri memperoleh beberapa

manfaat langsung lainnya, seperti : sebagai pembayaran pajak di muka

Page 60: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

(angsuran / kredit pajak) atas Fiskal Luar Negeri yang dibayar sewaktu

Wajib Pajak bertolak ke Luar Negeri, memenuhi salah satu persyaratan

ketika melakukan pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dan

salah satu syarat pembuatan Rekening Koran di bank-bank, dan

memenuhi persyaratan untuk bisa mengikuti tender – tender yang

dilakukan oleh pemerintah.

3. NPWP

NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak Dalam

Negeri (orang pribadi warga negara asing/orang asing) sebagai sarana

yang merupakan tanda pengenal atau identitas bagi setiap Wajib Pajak

dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan. Seperti

yang sudah diuraikan di atas, untuk memperoleh NPWP secara garis

besar bahwa orang pribadi warga negara asing yang termasuk Waji Pajak

Dalam Negeri wajib mendaftarkan diri pada KPP dengan mengisi

formulir pendaftaran dan/atau menyerahkan identitas dan melampirkan

persyaratan administrasi yang diperlukan (biaya fotocopy identitas KTP

atau paspor) kepada Seksi Pelayanan, atau dapat pula mendaftarkan diri

secara on-line melalui e-registration.

Apabila terjadi Wajib Pajak Dalam Negeri yang sudah ber-NPWP

malakukan pindah domisili baik masih dalam wilayah KPP maupun

keluar wilayah KPP maka Wajib Pajak Dalam Negeri wajib

mendaftarkan kembali dengan mengisi Form Perubahan Data Orang

Pribadi dan diserahkan kepada Seksi Pelayanan di KPP tempat Wajib

Pajak terdaftar. Orang pribadi warga negara asing termasuk sebagai

Wajib Pajak Dalam Negeri dan sudah berkewajiban mendaftarkan diri di

KPP Pratama setempat dapat disebut Wajib Pajak Orang Asing (WP

orang asing).

4. Syarat-syarat pendaftaran Wajib Pajak Orang Pribadi

a. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas (misalnya karyawan), dokumen yang diperlukan

hanya berupa Fotokopi KTP yang masih berlaku atau paspor

Page 61: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

ditambah surat pernyataan tempat tinggal/domisili dari yang

bersangkutan khusus bagi orang asing dan mengisi Form

Pendaftaran Orang Pribadi.

b. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai kegiatan usaha ,

persyaratannya selain fotokopi KTP juga ditambah dengan surat

pernyataan tempat kegiatan usaha atau usaha pekerjaan bebas dari

Wajib Pajak. Bentuk surat pernyataan telah ditentukan oleh

Direktorat Jenderal Pajak yang harus dibuat oleh WP orang asing.

Dari KPP tempat WP orang asing terdaftar kepada WP orang

asing diberikan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dan Kartu NPWP

paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah diterimanya permohonan secara

lengkap. Perlu diketahui juga bagi masyarakat dalam dan luar negeri

bahwa untuk pengurusan NPWP tersebut di atas tidak dipungut biaya

apapun.

5. Pengukuhan Penghasilan Kena Pajak (PPKP)

Bagi WP orang asing sebagai Penghasilan yang dikenakan PPN,

setelah memperoleh NPWP, WP orang asing wajib melaporkan usahanya

bila melakukan usaha untuk dikukuhkan sebagai Penghasilan Kena Pajak

(PKP) pada KPP atau dapat pula dilakukan secara on-line melalui e-

registration. Dalam pengukuhan sebagai PKP tersebut di KPP Pratama

Surakarta, petugas pajak akan melakukan penelitian mengenai

keberadaan sampai kegiatan usaha WP orang asing. Dengan

dikukuhkannya Pengusaha sebagai PKP maka atas penyerahan barang

kena pajak atau jasa kena pajak, wajib diterbitkan Faktur Pajak.

Selain itu, dalam rangka intensifikasi dan ekstensifikasi WP orang

asing tersebut, para Kepala KPP Pratama se-Indonesia juga melakukan

kerjasama dengan instansi terkait untuk mendapatkan data tentang

keberadaan dan kegiatan usaha WP orang asing, antara lain dengan pihak

Badan Koordinasi dan Penanaman Modal/Daerah atau dengan Kantor

Wilayah Depnaker untuk mendapatkan data Ijin Kerja Tenaga Asing

Page 62: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

(IKTA), Kantor Imigrasi untuk mendapatkan data jumlah orang asing

dan maksud kedatangannya dan instansi terkait lainnya.

6. Kewajiban Pembayaran dan Pembayaran

Dari hasil wawancara dengan Bapak Dimas dan Bapak Budi

selaku petugas Waskon KPP Pratama Surakarta pada hari jumat 27 Mei

2011 bahwa WP orang asing dalam melaksanakan kewajiban perpajakan

sesuai dengan sistem self assessment wajib melakukan sendiri

penghitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak terutang.

a. Pembayaran Pajak Mekanisme Pembayaran Pajak :

1) Membayar sendiri pajak yang terutang :

a) Pembayaran angsuran setiap bulan

Pembayaran Pajak Penghasilan secara angsuran. Hal

ini dimaksudkan untuk meringankan beban seorang WP

dalam melunasi pajak yang terutang dalam satu tahun pajak.

WP diwajibkan untuk mengangsur pajak yang akan terutang

pada akhir tahun dengan membayar sendiri angsuran pajak

setiap bulan, pembayaran dapat dilakukan melalui bank di

seluruh Indonesia.

b) Pembayaran setelah akhir tahun;

Pembayaran dalam pelunasan Pajak Penghasilan yang

dilakukan sendiri oleh seorang WP pada akhir tahun pajak

apabila pajak terutang untuk suatu tahun pajak lebih besar

dari jumlah total pajak yang dibayar sendiri dan pajak yang

dipotong atau dipungut pihak lain sebagai kredit pajak dan

pajak akhir tahun ini pembayarannya melalui bank.

2) Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain.

Pihak lain disini berupa :

a) Pemberi penghasilan;

b) Pemberi kerja; atau

c) Pihak lain yang ditunjuk atau ditetapkan oleh pemerintah.

Page 63: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

WP orang asing yang tidak melaksanakan kewajiban

membayar pajaknya, Direktorat Jenderal Pajak akan melakukan

penagihan Pajak.

Penagihan Pajak dilakukan apabila WP orang asing tidak

membayar Pajak terutang sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditentukan dalam STP, Surat Keputusan Pembetulan, Surat

Keputusan Keberatan, Putusan Banding. Maka Direktorat

Jenderal Pajak dapat melakukan tindakan penagihan. Proses

penagihan dimulai dengan surat teguran dan dilanjutkan dengan

surat paksa. Dalam hal WP orang asing tetap tidak membayar

tagihan pajaknya maka dapat dilakukan penyitaan dan pelelangan

atas harta WP orang asing yang disita tersebut untuk melunasi

pajak yang tidak/belum dibayar.

Jangka waktu proses penagihan sebagai berikut:

a) Surat Teguran diterbitkan apabila dalam jangka waktu 7

(tujuh) hari dari jatuh tempo pembayaran Wajib Pajak tidak

membayar utang pajaknya.

b) Surat Paksa diterbitkan dalam jangka 21 (dua puluh satu) hari

setelah surat teguran apabila Wajib Pajak tetap belum

melunasi utang pajaknya.

c) Sita dilakukan dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak Surat

Paksa disampaikan.

d) Lelang dilakukan paling singkat 14 (empat belas) hari setelah

pengumuman lelang. sedangkan pengumuman lelang

dilakukan paling singkat 14 (empat belas) hari setelah

penyitaan.

Direktorat Jendral Perpajakan dapat melakukan

pencegahan dan penyanderaan terhadap WP orang asing /

penanggung Pajak yang tidak kooperatif dalam membayar hutang

pajaknya.

Page 64: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Dalam kenyataan dilapangan dari hasil wawancara Bapak

A’an selaku petugas Sub.Bagian Umum dan informasi KPP

Pratama Surakarta pada hari kamis 19 Mei 2011, sampai sekarang

belum pernah terjadi pelanggaran atas Wajib Pajak Orang

Asing/Orang Pribadi (Wajib Pajak Dalam Negeri). Yang kerap

kali terjadi dilapangan adalah warga negara asing yang hanya

berada kurang dari 183 hari di Indonesia maka tergolong Wajib

Pajak Luar Negeri dan tidak memiliki kewajiban perpajakan,

warga negara asing tersebut melakukan usaha di Indonesia dan

karena tidak termasuk WP yang berkewajiban, ketika disurvei

oleh petugas pajak menjelang 183 hari, orang asing tersebut sudah

kembali ke negara asalnya.

7. Pemotongan / Pemungutan

Dari hasil wawancara dengan Bapak Budi selaku petugas Waskon

KPP Pratama Surakarta pada hari jumat 27 Mei 2011 bahwa selain

pembayaran pajak yang dilakukan sendiri oleh WP orang asing, ada

pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme pemotongan/

pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga.

Jenis pemotongan/pemungutan adalah sebagai berikut :

a. Pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan

dengan penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi

dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan orang asing (seperti gaji yang diterima oleh pegawai

dipotong oleh perusahaan dimana dia bekerja).

b. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan

dengan pembayaran atas penyerahan barang, impor barang dan

kegiatan usaha di bidang-bidang tertentu (seperti penyerahan barang

oleh rekanan kepada bendaharawan pemerintah).

c. Pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan

dengan penghasilan tertentu seperti : deviden, bunga, royalty, sewa,

dan jasa yang diterima oleh WP badan dalam negeri, dan BUT.

Page 65: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

d. Pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak ke-3 sehubungan

dengan penghasilan yang diterima oleh WP luar negeri.

e. PPh Final.

Ada beberapa penghasilan yang dikenakan PPh Final. Yang

dimaksud final disini bahwa pajak yang dipotong, dipungut oleh pihak

ketiga atau dibayar sendiri tidak dapat dikreditkan (bukan pembayaran

di muka) terhadap utang pajak pada akhir tahun dalam penghitungan

pajak penghasilan pada SPT Tahunan. Beberapa contoh penghasilan

yang dikenakan PPh final antara lain: bunga deposito, penjualan tanah

dan bangunan, persewaan tanah dan bangunan, hadiah undian, bunga

obligasi.

f. Pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh WP tertentu yang

menggunakan norma penghitungan khusus, antara lain perusahaan

pelayaran atau penerbangan international, perushaan asuransi luar

negeri, perusahaan pengeboran minyak, gas dan panas bumi,

perusahaan dagang asing, perusahaan yang melakukan investasi dalam

bentuk bangun guna serah.

Untuk PPh dikreditkan pada akhir tahun, sedangkan PPN

dikreditkan pada masa diberlakukannya pemungutan dengan

mekanisme Pajak Keluaran (PK) dan Pajak Masukan (PM).

Apabila pihak-pihak yang diberi kewajiban oleh Direktorat

Jenderal Perpajakan untuk melakukan pemotongan/pemungutan tidak

melakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka dapat

dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% dan kenaikan 100%.

Para Kepala KPP dalam hal ini juga ikut melakukan pengawasan

atas kepatuhan pelaksanaan kewajiban perpajakan WP orang asing

termasuk kepatuhan perpajakan Pemotong PPh sesuai pasal Pasal 21

dan atau Pasal 26 UU PPh atas penghasilan yang diterima oleh WP

orang asing.

Page 66: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

8. Pelaporan

Sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Perpajakan,

Surat Pemberitahuan (SPT) mempunyai fungsi sebagai suatu sarana bagi

WP orang asing di dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan

penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang. Selain itu Surat

Pemberitahuan berfungsi untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan

pajak baik yang dilakukan WP sendiri maupun melalui mekanisme

pemotongan dan pemungutan yang dilakukan oleh pihak ke-3,

melaporkan harta dan kewajiban, dan pembayaran dari pemotong atau

pemungut tentang pemotongan dan pemungutan pajak yang telah

dilakukan.

Dalam hal ini Kepala Kantor Wilayah juga mengawasi

pelaksanaan hal-hal tersebut di atas di lingkungan wilayahnya. Sehingga

Surat Pemberitahuan mempunyai makna yang cukup penting baik bagi

WP maupun aparatur / petugas pajak dan pelaporan pajak disampaikan

WP orang asing ke KPP dimana WP terdaftar.

SPT dapat dikenakan kepada WP orang asing dibedakan sebagai

berikut :

a. SPT Masa, yaitu SPT yang digunakan untuk melakukan pelaporan

atas pembayaran pajak bulanan.

b. SPT Tahunan, yaitu SPT yang digunakan untuk pelaporan tahunan.

Ada beberapa jenis SPT Tahunan :

1) Badan

2) Orang Pribadi

3) Pasal 21

Saat ini seluruh KPP Pratama dalam waktu dekat WP orang

asing penyampaian SPT Tahunan PPh akan dapat dilakukan secara

online melalui aplikasi e-SPT.

Keterlambatan pelaporan untuk keterlambatan SPT Tahunan

PPh Orang Pribadi Khususnya mulai tahun 2008 dikenakan denda

Page 67: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

sebesar Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) dan SPT tahunan PPh

Badan dikenakan denda sebesar Rp1.000.000,- (satu juta rupiah).

c. Kewajiban Dalam Hal Diperiksa

No Jenis SPT Batas Waktu

Pembayaran

Batas

Waktu

Pelaporan

Masa

1 PPh Pasal 21/26 Tgl. 10 bulan

berikut

Tgl. 20 bulan

berikut

2 PPh Pasal 23/26 Tgl. 10 bulan

berikut

Tgl. 20 bulan

berikut

3 PPh Pasal 25 (angsuran

Pajak) untuk wajib Pajak

orang pribadi dan badan

Tgl. 15 bulan

berikut

Tgl. 20 bulan

berikut

PPh Pasal 25 (angsuran

Pajak) untuk wajib Pajak

kriteria tertentu yang

diperbolehkan

melaporkan beberapa

Masa Pajak dalam satu

SPT Masa

Akhir masa Pajak

terakhir

Tgl 20

setelah

berakhirnya

masa Pajak

terakhir

4 PPh Pasal 22, PPN &

PPn BM oleh Bea Cukai

1 hari setelah

dipungut

7 hari setelah

pembayaran

5 PPh Pasal 22 -

Bendaharawan

Pada hari yang

sama saat

penyerahan

Tgl. 14 bulan

berikut

Page 68: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pemerintah barang

6 PPh Pasal 22 – Pertamina Sebelum

Delivery Order

dibayar

Â

7 PPh Pasal 22 - Pemungut

tertentu

Tgl. 10 bulan

berikut

Tgl. 20 bulan

berikut

8 PPh Pasal 4 ayat (2) Tgl. 10 bulan

berikut

Tgl. 20 bulan

berikut

PPh Pasal 15 Tgl. 10 bulan

berikut

Tgl. 20 bulan

berikut

Pph Pasal 4 ayat (2),

Pasal 15. 21,23 PPN dan

PPnBM untuk wajib

Pajak criteria tertentu

Sesuai batas

waktu per SPT

masa

Tanggal 20

setelkah

berakhirnya

masa Pajak

terakhir

9 PPN dan PPn BM – PKP Tgl. 15 bulan

berikut

Tgl. 20 bulan

berikut

10 PPN dan PPn BM –

Bendaharawan

Tgl. 17 bulan

berikut

Tgl. 14 bulan

berikut

11 PPN & PPn BM -

Pemungut Non

Bendaharawan

Tgl. 15 bulan

berikut

Tgl. 20 bulan

berikut

Tahunan

1 PPh - Badan, OP, PPh Tgl. 25 bulan

ketiga setelah

akhir bulan

ketiga setelah

Page 69: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Pasal 21 berakhirnya

tahun atau bagian

tahun pajak

berakhirnya

tahun atau

bagian tahun

pajak

2 PBB 6 (enam) bulan

sejak tanggal

diterimanya

SPPT

----

3 BPHTB Dilunasi pada

saat terjadinya

perolehan hak

atas tanah dan

bangunan

----

Gambar 4. Kewajiban Dalam Hal Diperiksa

Untuk Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Tahun Pajak

2010 bagi WP orang asing batas waktu pembayarannya adalah

sebelum SPT Tahunan PPh tersebut disampaikan, sedangkan untuk

pelaporannya khusus untuk SPT Tahunan Badan paling lama 4

(empat) bulan setelah akhir tahun Pajak.

Untuk menguji kepatuhan WP orang asing dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya. Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan

pemeriksaan terhadap WP orang asing. Pelaksanaan pemeriksaan

dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan tehadap WP

yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan WP diterapkan kepada

seluruh WP termasuk WP orang asing.

d. SPT PPh Orang Pribadi bagi Orang Asing harus mengisi, antara lain :

1) Lembar Isian Wajib Pajak;

2) Formulir 1770 Induk;

Page 70: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3) Formulir 1770-I-1 (Lampiran 1, Halaman 1);

4) Formulir 1770-I-2 (Lampiran 1, Halaman 2);

5) Formulir 1770-II (Lampiran 2);

6) Formulir 1770-III (Lampiran 3);

7) Formulir 1770-IV (Lampiran 4);

8) Perincian PPh Bulanan;

9) Surat Norma Penghitungan hanya bagi Orang Asing yang sudah

terdaftar dapat mengajukan, termasuk WP Dalam Negeri;

10) Formulir 1770-S Induk;

11) Formulir 1770-S-I (Lampiran 1);

12) Formulir 1770-S-II (Lampiran 2);

13) Formulir 1770-SS.

e. Kewajiban seorang WP yang diperiksa adalah :

1) Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan sesuai

dengan waktu yang ditentukan khususnya untuk jenis pemeriksaan

kantor tempat WP bekerja.

2) Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,

dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain termasuk data

yang dikelola secara elektronik, yang berhubungan dengan

penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP,

atau objek yang terutang Pajak. Khusus untuk pemeriksaan

lapangan, WP orang asing wajib memberikan kesempatan untuk

mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara

elektronik.

3) Memberikan kesempatan kepada WP orang asing untuk memasuki

tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi bantuan

lainnya guna kelancaran pemeriksaan.

4) Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas surat pemberitahuan

hasil pemeriksaan.

5) Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh akuntan

publik khususnya untuk jenis pemeriksaan kantor.

Page 71: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

f. Pengawasan.

1) Kewajiban Memberi Data

Setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi dan pihak lain

wajib memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan

perpajakan kepada Direktort Jenderal Pajak yang ketentuannya

diatur UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga UU

Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Pengawasan kepatuhan pelaksanaan kewajiban perpajakan

sebagai konsekuensi penerapan self assessment, data dan informasi

yang berkaitan dengan perpajakan yang bersumber dari instansi

pemerintah, lembaga, asosiasi dan pihak lain sangat diperlukan

oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Selain itu, hasil wawancara dengan Bapak A’an selaku

petugas Sub.Bagian Umum dan informasi KPP Pratama Surakarta

pada hari kamis 19 Mei 2011, dalam rangka intensifikasi dan

ekstensifikasi khusus WP orang asing, para Kepala KPP se-

Indonesia juga melakukan kerjasama dengan instansi terkait untuk

mendapatkan data tentang keberadaan dan kegiatan usaha WP

orang asing, KPP Pratama Surakarta melakukan kerjasama antara

lain dengan pihak Badan Koordinasi dan Penanaman

Modal/Daerah atau dengan Kantor Wilayah Depnaker untuk

mendapatkan data Ijin Kerja Tenaga Asing (IKTA), Kantor

Imigrasi untuk mendapatkan data jumlah orang asing dan maksud

kedatangannya dan instansi terkait lainnya.

Data dan Informasi dimaksud adalah data dan informasi

orang pribadi warga negara asing yang dapat menggambarkan

kegiatan atau usaha, peredaran usaha, penghasilan dan/atau

kekayaan yang bersangkutan, termasuk informasi mengenai

nasabah debitur, data transksi keuangan dan lalu lintas devisa,

kartu kredit, serta laporan keuangan dan/ atau laporan kegiatan

Page 72: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

usaha yang disampaikan kepada instansi lain di luar Direktorat

Jenderal Perpajakan.

Setiap orang yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban

memberikan data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan

dan untuk setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan tidak

terpenuhinya kewajiban pejabat dan pihak lain (kewajiban

memberikan data dan informasi tentang WP orang asing yang

berkaitan dengan perpajakan) dapat dikenakan pidana.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pemungutan PPh Orang

Asing atau Warga Negara Asing di Indonesia.

1. Penerapan Substansi Hukum

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan adalah produk hukum Pemerintah sebagai wujud

penyelenggaraan pemerintah dalam penunjang pembangunan nasional.

Tata cara pengenaan pajak dan pelaksanaan Undang-Undang ini

dilakukan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. GG. Howard dan RS

Summers menyatakan bahwa : “faktor-faktor yang mempengaruhi

implementasi hukum adalah undang-undang/peraturan daerah yang

mengaturnya harus diarancang dengan baik (perancangan undang-

undang/peraturan daerah harus memusatkan tugasnya dengan baik pula”.

Implementasi Pajak Penghasilan yg diatur dalam Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dikaitkan dengan

teori Friedman yang menyatakan bahwa salah satu komponen bekerjanya

hukum adalah substansi hukum (Legal Substance) yang merupakan

aturan-aturan, norma-norma dan pola prilaku nyata manusia yang berada

dalam sistem. Setiap peraturan hukum menunjukan aturan tentang

bagaimana seorang pemegang peran diharapkan untuk bertindak.

Page 73: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan, terdiri dari 9 (sembilan) bab yaitu mengatur hal-hal sebagai

berikut :

a. Bab I mengenai Ketentuan Umum. Ketentuan Umum diatur dalam

Pasal 1 yaitu mengenai Pajak Penghasilan dikenakan kepada Orang

Pribadi atau Perseorangan dan Badan berkenaan penghasilan yang

didapat dalam masa satu tahun.

b. Bab II mengenai Subjek Pajak, diatur dalam 2 pasal yaitu pasal 2

mengatur tentang subjek pajak itu sendiri, pembagian subjek pajak

yang terdiri dari subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar

negeri serta pengertiannya. Pasal 3 mengatur tentang siapa-siapa

yang tidak termasuk subjek pajak.

c. Bab III mengenai Objek Pajak diatur dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6,

Pasal 7 sampai Pasal 15 mengenai:

1) Yang menjadi objek pajak penghasilan baik yang diperoleh WP

atau tambahan kemampuan ekonomis (Pasal 4 (1));

2) Pengenaan pajak atas bunga deposit berjangka dan tabungan lai

diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (Pasal 4(2));

3) Yang tidak termasuk Objek Pajak (Pasal 4 (3));

4) BUT yang tidak termasuk WP Dalam Negeri namun mempunyai

hubungan istimewa dengan induk perusahaan berdasarkan

ketentuan Pasal 26 (Pasal 5 (2));;

5) Besarnya penghasilan pajak (Pasal 6 (1))

6) Orang pribadi atau peseorangan sebagai WP diberikan

pengurangan dimaksud dalam Pasal 7 (Pasal 6 (2));

7) Kompensasi penghasilan (Pasal 6 (3));

8) Pengurangan penghasilan tidak kena pajak bagi Orang Pribadi

dan Peseorangan sebagai WP Dalam Negeri untuk sampai kepada

Page 74: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

penghasilan kena pajak diberikan pengurangan yang dinamakan

penghasilan tidak kena pajak. Kepada orang pribadi sebagai

Wajib Pajak luar negeri, yaitu WP orang pribadi yang berada di

Indonesia kurang dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam

12 (dua belas) bulan berturut-turut dari suatu tahun pajak, tidak

diberikan potongan berupa penghasilan tidak kena pajak

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Bagi orang pribadi sebagai

WP luar negeri, penghasilan kena pajak, adalah jumlah

penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat

(3), Penerapan, faktor yang menentukan besarnya penghasilan

tidak kena pajak (Pasal 7);

9) Setiap WP yang memperoleh penghasilan dari usaha dan/atau

pekerjaan bebas wajib menyelenggarakan pembukuan di

Indonesia (Pasal 13);

10) Pada hakekatnya untuk dapat memenuhi kewajiban pajak atas

penghasilan dari usaha dan pekerjaan bebas dengan sebaik-

baiknya diperlukan adanya pembukuan. Undang-undang

bermaksud mendorong semua WP untuk menyelenggarakan

pembukuan, namun disadari pula bahwa tidak semua WP mampu

menyelenggarakan pembukuan itu. WP yang diizinkan untuk

tidak menyelenggarakan pembukuan lengkap meliputi para WP

yang peredaran usahanya atau penerimaan brutonya berjumlah

kurang dari Rp.60.000.000,- setahun (Pasal 14 (1) dan (2));

11) Pasal ini mengatur tentang Norma Penghitungan Khusus untuk

golongan-golongan WP tertentu berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan. Dalam praktek sering dijumpai kesukaran dalam

menghitung besarnya penghasilan dan penghasilan kena pajak

bagi golongan WP tertentu, sehingga berdasarkan pertimbangan

praktis, oleh undang-undang ini, Menteri Keuangan diberi

wewenang untuk mengeluarkan Keputusan untuk menentukan

Page 75: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Norma Penghitungan Khusus guna menghitung besarnya

penghasilan netto, yang dengan sendirinya akan menjadi dasar

penghitungan penghasilan kena pajak bagi golongan WP tertentu

tersebut (Pasal 15).

d. Bab IV mengenai Cara penghitungan pajak diatur dalam pasal 16

sampai pasal 19, mengenai :

1) Penghasilan kena pajak merupakan dasar penghitungan untuk

menentukan besarnya Pajak Penghasilan yang terhutang. Seperti

tercantum dalam Pasal 2 ayat (2) dikenal 2 (dua) golongan Wajib

Pajak yaitu :

a) WP dalam negeri dan WP Luar Negeri.

b) Bagi WP Dalam Negeri terdapat 2 (dua) cara pada dasarnya

untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak :

(1). Cara penghitungan biasa,

(2). Cara penghitungan dengan mempergunakan Norma

Penghitungan. WP Dalam Negeri dan WP Luar Negeri

(Pasal 16).

2) Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak (Pasal

17);

e. Bab V mengenai Pelunasan Pajak dalam Tahun Berjalan yang diatur

dalam Pasal 20 sampai pasal 27 mengenai pelunasan pajak melalui

pemotongan dan pemungutan pajak pada saat dalam tahun berjalan

atas hasil perkiraan akan terutang dalam suatu tahun pajak (Pasal 20

dan Pasal 21);

f. Bab VI mengenai Kredit Pajak, Pelunasan Kekurangan Pembayaran

Pajak, Surat Pemberitahuan Tahunan dan Pengembalian Kelebihan

Pembayaran Pajak (Pasal 28 sampai Pasal 31);

Page 76: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

g. Bab VII mengenai Ketentuan Lain-Lain yaitu : Tata cara pengenaan

pajak dan sanksi-sanksi berkenaan dengan pelaksanaan undang-

undang ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Pasal 32).

h. Bab VIII mengenai Ketentuan Peralihann yaitu WP yang tahun

bukunya berakhir pada tanggal 30 Juni 1984 serta yang berakhir

antara tanggal 30 Juni 1984 dan tanggal 30 Desember 1984 dapat

memilih cara menghitung pajaknya berdasarkan ketentuan dalam

Ordonansi Pajak Perseroan 1925 atau Ordonansi Pendapatan 1944

dan termasuk Penghasilan kena pajak yang diterima atau diperoleh

dalam bidang penambangan minyak dan gas bumi serta dalam

bidang penambangan lainnya sehubungan dengan Kontrak Karya

dan Kontrak Bagi Hasil (Pasal 33 dan Pasal 34);

i. Bab IX mengenai Ketentuan Peutup yaitu hal-hal yang belum cukup

diatur dalam Undang-undang ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Pemerintah (Pasal 35 dan Pasal 36);

Melihat isi/substansi ketentuan/pengaturan perundang-undangan

mengenai pajak penghasilan sebagaimana yang tertuang dalam Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2008 dapat dikatakan bahwa Undang-Undang

sudah baik. Hal-hal yang diatur dalam Undang-Undang tersebut

dirumuskan secara jelas, sistematis dan mudah dimengerti oleh semua

pihak sehingga setiap isi ketentuan mengenai pajak penghasilan dalam

Undang Nomor 36 Tahun 2008 tidak menimbulkan penafsiran yang

berbeda-beda bagi setiap orang yang membacanya baik itu

pelaksanaan/pegawai pajak yang bertugas menangani penyelenggaraan

pajak penghasilan, WP maupun masyarakat umum.

2. Penerapan Struktur Hukum

Lawrence M.Friedman, menyebuatkan bahwa struktur dari sistem

hukum merupakan bentuk dari keseluruhan instansi-instansi penegak

Page 77: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

hukum. Di Indonesia struktur dari system hukum tersebut, yaitu:

Advokat, Polisi, Jaksa, Hakim dan para penegak hukum lainya, para

penegak hukum lainya adalah mereka yang ditunjuk undang-undang atau

peraturan-peraturan seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor

36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dengan tata cara pengenaan

pajak dan pelaksanaan Undang-Undang ini dilakukan sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan yaitu selain aparat penegak hukum lainya juga

dapat dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan

pemerintah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta yang paling mempengaruhi

adalah pelaksana yaitu (fiskus) aparat/petugas KPP.

Dalam implementasi sebuah kebijakan, sikap dan tindakan

pelaksana kebijakan merupakan variabel yang sangat penting bagi

berhasilnya implementasi. Kesuksesan kebijakan bisa diharapkan jika

aparat/petugas pelaksana memiliki pandangan yang positif dan mau

menerima tujuan kebijakan yang ada, karena ada kemungkinan besar

aparat pelaksana/petugas akan melaksanakan apa yang dikehendaki oleh

pembuat kebijakan. Untuk melihat sejauh mana sikap aparat pelaksana

dari Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

dengan melihat tingkat pemahaman aparat pelaksana dalam pelaksanaan

kebijakan di lapangan. Ini adalah hubungan yang saling berkaitan satu

dengan yang lain.

Dari hasil penelitian empiris sebagai data tambahan penelitian

normatif yang penulis lakukan tidak banyak data yang diperoleh penulis,

hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman dan kesungguhan

aparat/petugas pelaksana dalam menjalankan tugas cukup baik meski

masih sedikit kurang dalam implementasinya. Kesungguhan aparat

pelaksana dalam menjalankan tugas ditunjukan dengan tidak adanya

panduan dalam proses penetapan pajak dan pengenaan WP. Sesegera

mungkin untuk dilakukan langkah lebih lanjut agar pengukuhan wajib

Page 78: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

pajak segera keluar manakala persyaratanya sudah dipenuhi. Sosialisasi

kepada wajib pajak khususnya wajib pajak orang pribadi warga asing

juga masih dirasa kurang, terkait self essesment aparat/petugas pelaksana

sebagian besar lebih terlibat pengelolaan data hasil laporan SPT. Selain

itu penetapan domisili KPP yang terkait kepada WP orang asing

ditentukan dan ditetapkan dari DPJ. Kasus penundaan pemrosesan

penetapan pajak penghasilan orang pribadi warga asing jarang terjadi dan

kalaupun terjadi lebih disebabkan persyaratan yang dilampirkan tidak

tersampaikan karena faktor domisili KPP bertempat. Pemahaman aparat

terhadap hakekat tujuan dari kebijakan sangat berpengaruh pada tingkat

kesungguhan aparat.

Kasus komplain mengenai pajak penghasilan WP orang asing

sangat jarang sekali terjadi bahkan dapat dikatakan tidak ada. Salah satu

bentuk kesungguhan dan daya tanggap yang baik dari aparat/petugas

pelaksana adalah adanya upaya sosialisasi yang terus-menerus tentang

persyaratan penetapan pajak penghasilan dan upaya mendatangi WP

sebagai upaya penagihan. Sebagaimana ditegaskan oleh KPP yang

bertugas mengurus penyelenggaraan pajak penghasilan:

Dari sisi tanggung jawab aparat pelaksana dalam menjalankan

tugas sudah cukup baik. Tanggung jawab yang sangat besar dari aparat

pelaksana ditujukan dari komitmen yang kuat dalam menjalankan tugas

dan dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pada pengenaan

atas penetapan pajak penghasilan. Bentuk konkret tanggung jawab

pelaksana adalah yang dituju sesuai dan tidak semuanya tersampaikan,

sebab sering terjadi alamat yang terdaftar di KPP tidak sesuai domisili

atau tidak tersampaikan karena tidak menutup kemungkinan domisili WP

yang baru atau pindahnya domisili WP ke domisili baru, hal ini sering

terjadi mengakibatkan SPT yang dikirim dikembalikan kepada KPP

tentunya terjadi keterlambatan pemrosesan atau dapat dikenakan denda

administrasi. Dalam pelaksanaan internal ketika masuk dalam masa tahun

laporan yang jatuh antara bulan maret dan april, laporan pengembalian

Page 79: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

SPT dari subjek pajak dalam negeri WNI aslipun tidak sedikit dan

waktunya sempit, maka memungkinkan pemrosesan PPh dalam SPT

wajib pajak orang asing juga ikut terlambat, karena pengembalian

laporan SPT dilakukan secara manual, setelah terkumpul terpisah yang

berdasarkan tanggal dan bulan, barulah kemudian diproses secara

elektronik yaitu (input) dimasukakan data laporan ke dalam sistem online

dan kemudian dilaporkan kepada DPJ yang bertempat di Jakarta.

Kalaupun terdapat keluhan yang disampaikan oleh WP orang asing,

aparat pelaksana berusaha untuk menampung dan memberikan jawaban

sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang ada yang kemudian

disampaikan kepada Waskon di wilayah yang sudah ditentukan

berdasarkan penetapan tugas wilayah yang ditangani.

Seberapa besar tanggung jawab untuk dimiliki oleh

aparat/petugas pelaksana dapat dilihat juga dari bagaimana aparat

melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab dan out put dari

pelaksanaan tugas tersebut. Kendala muncul dalam pelaksanaan tugas

yang dihadapi oleh aparat pelaksana adalah wajar terjadi. Kendala yang

sering muncul dalam pelaksanaan tugas adalah ketidaktahuan WP

membayar pajak yang terhutang terkait pengawasan dalam bentuk data

laporan SPT dan memang sebagian WP orang asing yang berada di

Indonesia menyerahkan laporannya untuk diwakilkan kepada notaris

setempat, notaris yang oleh WP percaya. Dalam pengawasan dan

penelitian kepatuhan WP di lakukan oleh seorang Account Representive

(AR) dan sebagai pemeriksa WP yang dilakukan oleh fungsional

Pemeriksa Pajak dilakukan setelah adanya laporan SPT yang mengalami

keganjilan, sehingga otamatis aparat pelaksana (AR) menindaklanjuti

perlu menyiapkan berkas dan menyampaikan kepada pihak Waskon dan

laporan SPT Wajib Pajak terjadi keterlambatan. Menghadapi

permasalahan seperti ini mengharuskan aparat lebih kreatif dalam

mengambil langkah inisiatif dan tindakan. Apabila penagihan ini telah

dilakukan berulang kali namun kurang berhasil maka bila perlu WP

Page 80: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

didatangi oleh Waskon yang bertugas di wilayah yang sudah ditetapkan,

aparat Waskon menyampaikan kepada wajib pajak baik melalui

sosalisasi yang diharapkan ada rasa tanggung jawab besar dari WP dalam

memenuhi kewajibanya namun hal tersebut tidak pernah terjadi kepada

WP orang asing. Faktor dukungan dana bagi implementasi kebijakan

pajak penghasilan ini memang secara khusus tidak ada alokasi dana

untuk penanganan pajak penghasilan. Dari pihak pribadi sebagian besar

dana alokasi dikeluarkan sebagai dana operasional secara keseluruhan di

lapangan

Secara garis besar sikap aparat pelaksana kebijakan pajak

penghasilan di KPP Pratama Surakarta cukup mendukung implementsi

pengenaan wajib pajak orang pribadi warga negara asing berdasarkan

Undang Nomor 36 Tahun 2008. Hal ini dapat dilihat dari tingkat

pemahaman aparat pelaksana pada tujuan kebijakan yang cukup

kemudian tanggung jawab cukup.

3. Penerapan Budaya Hukum (kultur Budaya)

Untuk dapat melakukan kajian yang holistik terhadap budaya

hukum, maka diperlukan suatu pendekatan dari aspek hukum empiris

yang memungkinkan dapat berlakunya hukum di masyarakat

berkewarganegaraan asing. Kultur hukum atau budaya hukum (Legal

Culture) adalah suasana pikiran sosial yang menentukan bagaimana

hukum itu digunakan, dihindari, atau disalahgunakan oleh wajib pajak.

Dalam kaitan dengan budaya hukum Lawrence M.Friedman

membedakan menjadi dua bagian, yaitu:

a. Budaya hukum eksternal (external legal culture )

b. Budaya hukum internal (internal legal culture )

Budaya hukum eksternal adalah budaya hukum dari warga

nnegara asing secara umum baik dan taat hukum, sedangkan budaya

hukum internal adalah budaya hukum dari kelompok orang – orang yang

Page 81: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

mempunyai profesi di bidang hukum seperti hakim, birokrat, lawyer,

konsultan dan lain-lainya.

Menurut Friedman, kekuatan-kekuatan social secara terus

menerus mempengaruhi sistem hukum, terkadang merusak,

memperbarui, memperkuat, atau memilih untuk lebih menampilkan segi-

segi tertentu. Dalam melihat hukum sebagai suatu sistem yang terdiri dari

unsur-unsur sebagaimana yang dikemukakan oleh Lawrence M.Friedman

yaitu struktur, substansi dan kultur atau budaya, dimana unsur – unsur

yang satu dengan yang lainya saling mempengaruhi dalam bekerjanya

hukum pada kehidupan sehari-hari. Perubahan-perubahan sosial yang

serba cepat dan perkembangannya (singkron) sama dalam kebudayaan

pada dirinya, sehingga individu mampu untuk menyesuaikan diri dan

harmoni dalam menyikapi sistem hukum nasional serta terorganisasi

dalam diri pribadi mereka.

WP orang pribadi warga negara asing terdiri dari masyarakat

yang terbuka dan mampu menerima perubahan sosial budaya sejalan

dengan perkembangan jaman, serta dapat bekerjasama di bidang ekonomi

dengan prinsip kesejajaran dalam diri pribadi yang berstatus sebagai

pendatang (investor) termasuk sebagai tenaga kerja, maupun kepentingan

yang diusungnya sepanjang hal tersebut memberikan peluang dan

kesempatan untuk meningkatkan standar kehidupannya.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi yang besar

dari WP orang asing. Upaya peningkatan pendapatan dari sektor pajak ini

tentu saja merupakan bagian dari upaya pengembangan KPP dalam

sektor pajak penghasilan (PPh). Dalam pengembangan sistem penegakan

hukum di Indonesia nantinya memberi dampak positif bagi

pengembangan ekonomi masyarakat dalam tujuan pembangunan

nasional. Masyarakat Indonesia sendiri juga terlibat banyak dalam

membantu perkembangan pembangunan nasional sesuai dengan

kepentingan dan prioritas mereka melalui interaksi baik kerjasama

ekonomi, sosial, budaya, pendidikan melalui tukar menukar mahasiswa

Page 82: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dan lain-lain sebagai bentuk mendatangkan warga negara asing dengan

kepentingannya secara tidak langsung membantu pendapatan negara

dalam sektor pajak penghasilan.

Page 83: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab

sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan yang menjadi pokok

bahasan dari penulisan hukum ini, yaitu sebagai berikut :

1. Bahwa implementasi pengenaan WP orang pribadi bagi penduduk asing di

Indonesia adalah subjek pajak yang mempunyai kewajiban perpajakan

(kewajiban pajak subjektif) yang tidak jauh berbeda dengan Wajib Pajak

warga asli Indonesia sendiri dan juga harus memenuhi syarat syarat yang telah

ditentukan sesuai peraturan perundang-undangan. Ketika orang asing berada di

Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu

12 (dua belas) bulan, maka orang asing menjadi subjek pajak memiliki

kewajiban perpajakan dan mendaftarkan diri dengan menandatangi Surat

Keterangan Domisili (form ditetapkan DPJ) untuk disampaikan kepada KPP

dimana orang asing tersebut bertempat tinggal. Kemudian orang asing

menyerahkan fotocopy KTP yang masih berlaku atau paspor dan disertakan

Surat Keterangan Domisili sebagai WP orang asing ber-NPWP dan mulai

terhitung sejak mulai WP orang asing berada di Indonesia. Status orang asing

tersebut berubah menjadi WP Dalam Negeri (WP orang asing) yang status

namanya sama seperti Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah memiliki

kewajiban perpajakan. Sesuai dengan self essesment bahwa WP berkewajiban

membayar, menghitung dan melaporkan penghasilannya (penghasilan netto)

dalam menyampaikan SPT. WP didalam menjalankan kewajiban perpajakan

perlu diawasi KPP setempat agar data dan informasi kegiatan WP orang asing

dapat mendukung implementasi perpajakan dengan baik serta berjalannya

hukum dalam memberikan kepastian hukum kepada WP orang asing dan

pengawasan dilakukan para Kepala/Ketua KPP dengan bekerjasama bersama

pihak Instansi yang terkait dengan WP orang asing.

70

Page 84: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi pemungutan PPh orang asing

atau warga negara asing di Indonesia, antara lain :

a. Substansi/ketentuan/pengaturan perundang-undangan mengenai pajak

penghasilan sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2008 tentang pajak penghasilan dikatakan bahwa Undang-Undang

sudah baik dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda bagi

setiap orang yang membacanya.

b. WP orang asing dalam kultur secara dapat menyikapi sistem hukum

nasional, dalam diri pribadi mereka sebagian besar yang mau taat hukum

dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Terkait self essesment, sosialisasi

kepada WP orang asing juga masih dirasa kurang, aparat pelaksana

sebagian besar lebih terlibat pengelolaan data hasil laporan

SPT/kurangnnya aparat lapangan dan penanganan Account Representive

(AR) yang dapat mempengaruhi keterlambatan SPT baik menyangkut

domisili, identitas hingga penghasilan WP yang wajib dilaporkan.

Kurangnya inisiatif sikap dan tindakan tegas aparat pelaksana kepada

wajib pajak yang tidak melaporkan dengan alasan tidak mengerti, lupa

ataupun tidak mengetahui, maka kembali lagi kepada tindakan sosialisasi

dan profesioalisme. Secara garis besar sikap aparat pelaksana kebijakan

pajak penghasilan di KPP Pratama di Surakarta cukup baik dalam

mendukung implementsi pengenaan wajib pajak orang pribadi warga asing

berdasarkan Undang Nomor 36 Tahun 2008.

B. SARAN

Saran yang bisa penulis berikan dari uraian diatas adalah bahwa pada

dasarnya dalam hal pendaftaran orang asing sebagai WP hingga pemberkasan SPT

WP orang asing, untuk dapat mengefisiensikan implementasi WP orang asing

sebagai upaya peningkatan pajak adalah dengan memperbaiki atau

menyempurnakan aspek organisasi KPP Modern, antara lain :

69

Page 85: IMPLEMENTASI PENGENAAN WAJIB PAJAK ORANG … · profesionalisme aparat pajak dan pelayanan pajak termasuk pendamping/konsultan yang dapat membantu kelancaran perpajakan dengan agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

1. Dalam implementasi faktor pengawasan kepada WP orang asing tidak hanya

didominasi oleh para kepala KPP dengan bekerjasama dengan instansi

tertentu saja, diharapkan lebih luas lagi hingga ke masyarakat umum dalam

mendapatkan informasi dan data sumber pendapatan/penghasilan orang asing,

karena semakin berkembang dengan pesatnya kondisi dan situasi sekarang

ini. Hal ini salah satunya dapat dilakukan dengan menambah/ atau merevisi

beberapa ketentuan yang terkait dengan aspek pengawasan.

2. Menghadapi permasalahan yang dapat timbul terkait kekurangtahuan secara

teknis kepada para aparat pajak sediri untuk lebih profesionalisme dan

ketidaktahuan informasi bagi WP orang asing terkait self essesment yang

kerap timbul diharapkan aparat/petugas pajak khususnya Seksi Pelayanan

dalam memberikan informasi serta Waskon yang terdiri Account Representive

(AR) bersama fungsionalnya untuk lebih kreatif dalam mengambil langkah

inisiatif dan tindakan sebagai langkah awal pelayanan yang lebih baik diluar

jadwal kegiatan KPP. Dengan sosialisasi kepada WP orang asing untuk lebih

ditingkatkan karena masih dirasa kurang.

3. WP orang asing dalam memenuhi kewajiban perpajakan perlu untuk

melibatkan pendamping/konsultan pajak agar memudahkan WP orang asing

dalam memenuhi kewajibannya dan mendukung kelancaran perpajakan.