Implementasi Pengamalan Pancasila-1

5
Implementasi Pengamalan Pancasila Rabu, 19 Oktober 2011 | 09:28 WIB 0 Komentar Desa Muara-Binuangeun merupakan desa nelayan yang terletak di pantai selatan pulau Jawa, tepatnya di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di desa ini berprofesi sebagai nelayan. Karakteristik pekerjaan sebagai nelayan sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan petani, pedagang atau pegawai. Hal ini disebabkan karena lingkungan tempat bekerja nelayan memiliki kekhasan di mana ruang kerja nelayan nyaris tanpa batas dan sangat dipengaruhi oleh musim angin. Sehingga bekerja sebagai nelayan menuntut jam kerja yang sangat spesifik dan sangat berbeda dari jam-jam kerja pada pekerjaan lain. Dalam perkembangannya, penerapan Pancasila bisa diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat nelayan yang kompleks dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai utamanya, tetapi gerakan reformasi yang sebenarnya juga memang amat diperlukan, tampak seolah-olah tergulung oleh derasnya arus euforia kebebasan, sehingga sebagian masyarakat nelayan seperti lepas kendali, timbul berbagai konflik sosial dan ekonomi yang tidak kunjung teratasi dalam kehidupan antar kelompok nelayan, dan bahkan timbul beberapa konflik yang mengancam persatuan dan kesatuan antar nelayan. Hal ini sebenarnya dapat dihindari apabila setiap anggota masyarakat nelayan, senantiasa berdasarkan pada kesadaran dan komitmen yang kuat terhadap Pembukaan UUD 1945. Pesta nelayan adalah momentum yang tepat yang dilaksanakan setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur atas kemudahan serta keberhasilan dalam penangkapan ikan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur para nelayan atas

description

Implementasi Pengamalan Pancasila-1

Transcript of Implementasi Pengamalan Pancasila-1

Page 1: Implementasi Pengamalan Pancasila-1

Implementasi Pengamalan Pancasila Rabu, 19 Oktober 2011 | 09:28 WIB 0 Komentar

Desa Muara-Binuangeun merupakan desa nelayan  yang terletak di pantai selatan pulau Jawa, tepatnya di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak. Sebagian besar masyarakat yang tinggal di desa ini berprofesi sebagai nelayan. Karakteristik pekerjaan sebagai nelayan sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan petani, pedagang atau pegawai. Hal ini disebabkan karena lingkungan tempat bekerja nelayan memiliki kekhasan di mana ruang kerja nelayan nyaris tanpa batas dan sangat dipengaruhi oleh musim angin. Sehingga bekerja sebagai nelayan menuntut jam kerja yang sangat spesifik dan sangat berbeda dari jam-jam kerja pada pekerjaan lain.Dalam perkembangannya, penerapan Pancasila bisa diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat nelayan yang kompleks dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai utamanya, tetapi gerakan reformasi yang sebenarnya juga memang amat diperlukan, tampak seolah-olah tergulung oleh derasnya arus euforia kebebasan, sehingga sebagian masyarakat nelayan seperti lepas kendali, timbul berbagai konflik sosial dan ekonomi yang tidak kunjung teratasi dalam kehidupan antar kelompok nelayan, dan bahkan timbul beberapa konflik yang mengancam persatuan dan kesatuan antar nelayan.Hal ini sebenarnya dapat dihindari apabila setiap anggota masyarakat nelayan, senantiasa berdasarkan pada kesadaran dan komitmen yang kuat terhadap Pembukaan UUD 1945. Pesta nelayan adalah momentum yang tepat yang dilaksanakan setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur atas kemudahan serta keberhasilan dalam penangkapan ikan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur para nelayan atas keberhasilan penangkapan ikan yang diperolehnya, acara tahunan ini menjadi sebuah media untuk strategi peredam konflik antar masyarakat nelayan, dalam pelaksanaan pesta nelayan ini dilaksanakan dengan secara konsekuen, mewujudkan persatuan dan kesatuan yang dicita-citakan antar nelayan, yang di dalamnya tentu mengandung nilai-nilai Pancasila yang harus dijadikan pedoman. Selama beberapa tahun terakhir ini, Pancasila yang mengandung nilai-nilai budaya bangsa dan bahkan menjadi roh bagi kehidupan bangsa serta menjadikan bangsa Indonesia khususnya masyarakat nelayan menjadi bangsa yang bermartabat, tampak dilupakan, sehingga masyarakat nelayan ini seolah-olah kehilangan norma moral sebagai pegangan dan penuntun dalam kehidupan bermasyarakat. Pancasila yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, tidak saja mengandung nilai budaya bangsa, melainkan juga menjadi sumber hukum dasar nasional, dan merupakan perwujudan cita-cita luhur di segala aspek kehidupan bangsa termasuk kehidupan masyarakat nelayan. Konflik antarnelayan merupakan kondisi yang tidak bisa dihindarkan, seperti persoalan konflik yang terjadi di daerah tangkapan ikan di Jawa Tengah, persoalan ini rawan memicu bentrok antarnelayan. Konflik yang terjadi di antaranya adalah kurangnya solidaritas yang terjalin antar-

Page 2: Implementasi Pengamalan Pancasila-1

masyarakat nelayan sehingga menyebabkan perselisihan yang menjadikan kehidupan antar-kelompok nelayan di sana kurang harmonis, perselisihan yang kerap terjadi menyangkut lokasi penangkapan ikan, bagi hasil antar kelompok nelayan karena kurangnya perhatian terhadap masyarakat nelayan dari pemerintah setempat.Meskipun pada saat ini konflik antarkelompok nelayan di Desa Muara Binuangeun belum pernah terjadi, akan tetapi jika kurangnya kontrol dari pemerintah tidak menutup kemungkinan tim-bulnya konflik yang sama terjadi seperti  di Jawa Tengah tersebut. Oleh sebab itu penanaman Pancasila sebagai ideologi negara, UUD 1945 sebagai sumber dari segala sumber hukum, pen-didikan cinta tanah air NKRI, dan saling menghormati dengan semangat Bhineka Tunggal Ika adalah mutlak diperlukan.Pesta nelayan dapat menjadi salah satu media penanaman Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat antar kelompok nelayan di Desa Muara Binuangeun. Penjelasannya sebagai berikut, sesuai dengan butir-butir pertama sila ke-1, maksudnya dalam pelaksanaan pesta nelayan yang dilakukan oleh masyarakat nelayan Indonesia seharusnya tidak ada lagi suatu kegiatan pemboikotan atas kegiatan yang dilakukan masyarakat nelayan yang menurut sebagian masya-rakat umum bertolak belakang dengan kepercayaan mereka tetapi pesta nelayan tersebut dianggap sebuah kultur yang harus dilestarikan oleh masyarakat nelayan tersebut maka seharusnya tidak ada sikap saling memaksa yang terjadi antar pemeluk agama, yang dikede-pankan merupakan suatu sikap saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama.Untuk penjelasan dari  butir-butir sila ke-2 adalah semua nelayan memiliki hak untuk mendapatkan keadilan yang layak sebagai warga negara Indonesia. Tentunya apabila hal tersebut dirasakan maka akan mendapatkan manfaat baik dalam segi sosial, budaya, maupun ekonomi yang berdampak pada kekokohan dan kebanggaan sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan butir-butir sila ke-3 maksudnya adalah dengan diadakannya pesta nelayan yang diperingati setiap tahunnya sebagai bentuk syukur terhadap alam akan berdampak positif terhadap kesatuan dan persatuan NKRI. Hal ini disebabkan dengan dilibatkannya seluruh nelayan pada pesta nelayan maka dengan sendirinya identitas asli bangsa Indonesia yang penuh kekerabatan atau dalam semboyan Kabupaten Lebak yaitu “Iman Aman Uman Amin”  niscaya akan terbentuk dengan kokoh. Selanjutnya maksud dari butir sila ke-4 ini dalam konteks pelaksanaan pesta nelayan adalah dilakukan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. Di mana hal ini sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat nelayan Di desa Muara Binuangeun. Mekanismenya di mana dilakukan dengan berkumpul di gedung desa yang dihadiri oleh seluruh masyarakat nelayan juga oleh para tokoh masyarakat, dan aparat pemerintah (pemerintah desa, dan pemerintah daerah), serta pihak berwajib.  Oleh sebab itu maka pesta nelayan adalah instrumen yang penting sebagai kearifan lokal yang menjunjung tinggi pancasila dengan semangat kebangsaan di bawah naungan NKRI.Maksud daripada butir sila ke-5 ini memiliki efek yang fundamental terhadap kekokohan NKRI di mana sekarang ini keadilan adalah faktor krisis di negeri ini. Kita dapat melihat tindak kekerasan di segala bidang (pencurian, pelecehan, pembunuhan, dan lain-lain). Dalam konteks

Page 3: Implementasi Pengamalan Pancasila-1

pesta nelayan dengan melihat mekanisme yang ditempuh dan pelaku pesta nelayan maka tidak diragukan lagi ini adalah bentuk pemenuhan keadilan. Contoh yang dapat kita lihat pada pesta nelayan ini seperti yang telah disebutkan diatas seluruh nelayan dilibatkan tanpa membeda-bedakan. Selain itu, pesta nelayan ini bersifat evaluasi terhadap hasil tangkapan dan tingkat kesejahteraan nelayan. Serta bentuk yang paling konkrit adalah tempat keluh kesah seluruh nelayan, dan nelayan yang lain memberikan saran.Selain melalui pesta nelayan, diperlukan pula wadah-wadah yang berfungsi untuk menampung aspirasi masyarakat nelayan, juga berfungsi sebagai jembatan yang semakin mempererat komunikasi antar kelompok nelayan namun masih tetap berjunjung tinggi terhadap Pancasila, seperti organisasi nelayan dibentuk untuk sarana berkumpul, menyampaikan saran dan pendapatnya dengan semangat kekeluargaan,  organisasi nelayan terbentuk dari pemilihan secara demokratis yaitu dengan musyawarah mufakat. Mekanisme pemilihannya yaitu dihadiri  oleh se-luruh nelayan dan masyarakat juga pemerintah setempat. Organisasi tertinggi dipegang oleh ketua nelayan, dibantu oleh sekretaris dan bendahara. Selain itu struktur organisasinya dibantu oleh empat bidang (bidang kepemudaan, bidang humas, bidang keamanan, dan bidang kesejahteraan). Semua bidang tersebut dibentuk berasaskan kekeluargaan yang menjadi  solusi pengetasan kesenjangan pada masyarakat nelayan, sehingga hal ini sangat penting untuk tetap menjaga NKRI dengan kokoh. Tentunya dari semua itu adalah bukti konkrit dari implementasi pancasila, undang-undang 1945 tentang kebebasan berserikat dan berkumpul, cinta NKRI dan semangat bersatu untuk maju dalam semangat bhineka tunggal ika.

Eva Nur KemalaSiswi SMA Negeri 1 Malingping. Artikel ini Juara 1 Lomba Karya Tulis Kategori SMA/Sederajat Korem 064/MY dalam Rangka HUT TNI ke-66 Tahun 2011.

http://www.radarbanten.com/newversion/opini/3917-implementasi-pengamalan-pancasila-.html