IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN...
Transcript of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN...
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTERPADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGATAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NURUL LAILATUL HIDAYAH
NIM 11513009
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANJURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERISALATIGA
2017
ii
iii
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTERPADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGATAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NURUL LAILATUL HIDAYAH
NIM 11513009
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANJURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERISALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
viii
MOTTO
Jika Seorang Penyelam Takut Dengan Buaya, Niscaya Dia Tidak Akan Pernah
Mendapatkan Mutiara Yang Amat Mahal Harganya.
(Mushliuddin Sa’di Syirazi)
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Orangtua tercinta Imam Asnawi dan Dwi Ratna Ningtyas yang telah
mencurahkan kasih sayang, support, dan doa demi keberhasilan penulis
2. Adik-adik tercinta Arung Samudra, M. Thoriq Al As ‘Ad, Alya Hida
Ma’rufah, dan Asyifa Al‘Aina Al Madya, yang selalu menghibur dan
memberikan semangat serta doa kepada penulis
3. Keluarga besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, terutama
jurusan PGMI konsentrasi matematika yang telah berjuang bersama
4. Sahabat PPTQ al-Muntaha terutama Sahabat satu kamar, Annisa’ Dini Noor
Fithri dan Humaida Fatwati, yang selalu memberikan support kepada penulis
5. Seluruh Guru Madrasah Ibtidaiyah
6. Semua pihak yang telah membantu dengan keikhlasan dan doa.
x
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas
karuniaNya, pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU
Mangunsari Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017” ini yang merupakan tugas dan
syarat wajib yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat di jagat raya ini.
Beliau adalah pembawa dan penyampai risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, yang dapat menjadi bekal hidup
manusia di dunia dan di akhirat kelak.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan,
serta motivasi dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis menyampaiakan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya
kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah
xi
4. Dra. Hj. Siti Farikhah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan saran, bimbingan, dan arahan serta keikhlasan dan kebijaksanaan
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan pada
penulisan skripsi ini
5. Segenap Dosen serta Staff Karyawan di lingkup jurusan PGMI
6. Susriana Wahyu Ika Lestari, M.Pd.I., selaku Kepala Sekolah MI Ma’arif NU
Mangunsari Kota Salatiga, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penulisan di sekolah tersebut
7. Fauziyah, M.Ag., selaku Guru kelas I sekaligus Waka Kurikulum MI Ma’arif
NU MangunsariKota Salatiga yang menjadi narasumber utama dan membantu
penulis selama melakukan penulisan
8. Segenap Guru serta Staff Karyawan MI Ma’arif NU MangunsariKota Salatiga
yang telah membantu penulis selama melakukan penulisan
9. Orangtua tercinta Imam Asnawi dan Dwi Ratna Ningtyas yang telah
mencurahkan kasih sayang, support, dan doa demi keberhasilan penulis
10. Adik-adik tercinta Arung Samudra, M. Thoriq Al As ‘Ad, Alya Hida
Ma’rufah, dan Asyifa Al‘Aina Al Madya, yang selalu menghibur dan
memberikan semangat serta doa kepada penulis
11. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaecho, AH., selaku pengasuh PPTQ Al-Muntaha, yang
telah mencurahkan barokah ilmu dan doa beliau kepada penulis
12. Sahabat satu kamar di PPTQ Al-Muntaha Annisa’ Dini Noor Fithri dan
Humaida Fatwati, yang selalu memberikan support kepada penulis
xii
13. Teman-teman PPTQ Al-Muntaha yang selalu memberikan semangat
14. Sahabat seperjuangan PGMI terutama satu kosentrasi matematika yang telah
berjuang bersama
15. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun
di akhirat. Penulis dalam hal ini mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk
menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 17 Juli 2017
Penulis
xiii
ABSTRAK
Hidayah, Nurul Lailatul. 2017. Implementasi Pendidikan Karakter PadaPembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari Kota SalatigaTahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. IAIN Salatiga. Pembimbing: Dra.Hj. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci: nilai-nilai karakter dan pembelajaran matematika
Penelitian ini adalah upaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter padapembelajaran matematika di MI Ma’arif NU Mangunsari. Pertanyaan utama yangingin dijawab dalam penelitian ini yaitu, Bagaimana perencanaan pembelajaranmatematika MI Ma’arif NU Mangunsari yang terintegrasi dalam nilai-nilai karakter?,Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika MI Ma’arif NU Mangunsari yangterintegrasi dalam nilai-nilai karakter?, Bagaimana evaluasi pembelajaran matematikaMI Ma’arif NU Mangunsari yang terintegrasi dalam nilai-nilai karakter?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan pendekatankualitatif. Teknik pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara, dandokumentasi. Untuk analisis data dengan menggunakan analisis data model interaktif,sedangkan pengecekan keabsahan datanya menggunakan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Perencanaan pembelajaran matematikaMI Ma’arif NU Mangunsari yang terintegrasi nilai-nilai karakter, yaitu terdapat padasilabus dengan nilai-nilai karakter percaya diri, tanggung jawab, kerja keras, mandiri,kejujuran, danpada RPP dengan nilai-nilai karakter kereligiusan, kedisiplinan, kerjakeras, percaya diri, kedemokratisan, ketangguhan, kejujuran, kreatif, kerjasama,tanggung jawab, keingintahuan. Pelaksanaan pembelajaran matematika MI Ma’arifNU Mangunsari yang terintegrasi dengan nilai-nilai karakter, dapat diintegrasikanmelalui kegiatan diantaranya yaitu kegiatan awal atau pembukaan dengan nilai-nilaikarakter kereligiusan, kemandirian, keingintahuan, kedisiplinan, santun, danbersahabat, kemudiandiintegrasikan dalam kegiatan inti atau pembentukankompetensi dan karakter, dengan nilai-nilai karakter kerja keras, keingintahuan,kemandirian, percaya diri, kedisiplinan, ketangguhan, kedemokratisan, tanggungjawab, santun, kepedulian, menghargai prestasi, dan kreatif, serta diintegrasikandalam kegiatan akhir atau penutup,dengan nilai-nilai karakter kereligiusan,kejujuran, kedisiplinan, dan kepedulian.Evaluasi pembelajaran matematika MIMa’arif NU Mangunsari yang terintegrasi dalam nilai-nilai karakter terdapat padapenilaian yaitu penilaian tes, yang terdapat pada soal dengan nilai karakterkepedulian, dan penilaiain nontes, dengan memadukan penilain observasi dananecdotal record, dengan melakukan 2 macam penilaian sikap yaitu sosial danspiritual.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................................... ii
JUDUL........................................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................................... vi
PERNYTAAN PUBLIKASI SKRIPSI.......................................................................... vii
MOTTO ........................................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................... x
ABSTRAK ..................................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. xxii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 8
xv
E. Penegasan Istilah................................................................................................ 9
1. Pendidikan Karakter ...................................................................................... 9
2. Pembelajaran ................................................................................................. 11
3. Matematika .................................................................................................... 12
F. Metode Penelitian............................................................................................... 12
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ................................................................... 12
2. Kehadiran Peneliti ......................................................................................... 12
3. Lokasi Penelitian ........................................................................................... 13
4. Sumber Data .................................................................................................. 13
5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 14
6. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 16
7. Analisis Data ................................................................................................. 17
8. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................................... 20
9. Tahap-Tahap Penelitian ................................................................................ 22
G. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 23
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................... 25
A. Hakikat Karakter dan Pendidikan Karakter ....................................................... 25
1. Hakikat Karakter............................................................................................ 25
2. Pendidikan Karakter ...................................................................................... 26
xvi
3. Tahapan Pendidikan Karakter ....................................................................... 31
4. Tujuan Pendidikan Karakter.......................................................................... 32
5. Fungsi Pendidikan Karakter .......................................................................... 33
6. Nilai-nilai Pendidikan Karakter..................................................................... 35
B. Pembelajaran Matematika .................................................................................. 36
1. Pengertian Pembelajaran ............................................................................... 36
2. Komponen Pembelajaran............................................................................... 36
3. Pengertian Pembelajaran Matematika ........................................................... 38
4. Tujuan Pembelajaran Matematika ................................................................. 39
5. Nilai-nilai Karakter pada Pembelajaran Matematika .................................... 39
C. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika................. 39
1. Desain Pendidikan Karakter .......................................................................... 39
2. Kesimpulan Akhir Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran
Matematika .................................................................................................... 47
3. Model Pengintegrasian Pendidikan Karakter ................................................ 47
4. Integrasi Pendidikan Karakater dalam Kegiatan Pembelajaran .................... 52
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN....................................... 64
A. Gambaran Umum MI Ma’arif NU Mangunsari ................................................ 64
1. Sejarah Berdirinya MI Ma’arif NU Mangunsari ........................................ 64
2. Letak Geografis MI Ma’arif NU Mangunsari ............................................. 65
3. Identitas MI Ma’arif NU Mangunsari ......................................................... 66
4. Visi, Misi, dan Tujuan MI Ma’arif NU Mangunsari................................... 67
xvii
5. Jumlah Guru dan Tenaga Pendukung MI Ma’arif NU Mangunsari............ 71
6. Jumlah siswa dan rombel tahun 2016-2017 ................................................ 72
7. Struktur dan Bagan Organisasi MI Ma’arif NU Mangunsari ..................... 73
8. Jumlah Ketersediaan Buku dan Sarana Prasarana Pendukung.................... 74
9. Jumlah Ketersediaan Ruangan .................................................................... 75
10. Jadwal Ekstrakurikuler dan Kegiatan Pembiasaan...................................... 76
11. Data Prestasi MI Ma’arif NU Mangunsari .................................................. 77
12. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di MI Ma’arif NU Mangunsari ............. 78
B. Temuan Penelitian ............................................................................................. 81
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari
yang Terintegrasi dalam Nilai-Nilai Karakter ............................................... 82
2. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari
yang Terintegrasi dalam Nilai-Nilai Karakter ............................................... 85
3. Evaluasi Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari yang
Terintegrasi dalam Nilai-Nilai Karakter........................................................ 95
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................. 103
A. Perencanaan Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari yang
Terintegrasi dalam Nilai-Nilai Karakter ............................................................ 103
B. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari yang
Terintegrasi dalam Nilai-Nilai Karakter ............................................................ 111
C. Evaluasi Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari yang
Terintegrasi dalam Nilai-Nilai Karakter ............................................................ 118
xviii
BAB V PENUTUP......................................................................................................... 122
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 122
B. Saran .................................................................................................................. 123
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 126
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter..........................................34
Tabel 2.2 Format Anecdotal Record ..........................................................................59
Tabel 2.3 Format Penilaian Portofolio ......................................................................61
Tabel 3.1 Jumlah Guru dan Tenaga Pendukung MI Ma’arif NU Mangunsari ..........71
Tabel 3.2 Jumlah PTK Berdasarkan Tingkat Kualifikasi Akademik.........................72
Tabel 3.3 Kualifikasi Pendidik Berdasarkan Tingkat Kompetensi/Sertifikasi ..........72
Tabel 3.4 Jumlah Siswa dan Rombel Tahun 2016-2017............................................72
Tabel 3.5 Struktur dan Bagan Organisasi MI Ma’arif NU Mangunsari ....................73
Tabel 3.6 Koleksi Perpustakaan MI Ma’arif NU Mangunsari ...................................74
Tabel 3.7 Peralatan Pendidikan MI Ma’arif NU Mangunsari ....................................74
Tabel 3.8 Media Pendidikan MI Ma’arif NU Mangunsari ........................................74
Tabel 3.9 Perabot Sekolah MI Ma’arif NU Mangunsari............................................75
Tabel 3.10 Prasarana MI Ma’arif NU Mangunsari ....................................................75
Tabel 3.11 Ruangan Pokok MI Ma’arif NU Mangunsari ..........................................75
Tabel 3.12 Ruangan Penunjang MI Ma’arif NU Mangunsari....................................76
Tabel 3.13 Jadwal Ekstrakurikuler MI Ma’arif NU Mangunsari...............................76
Tabel 3.14 Jadwal Kegiatan Pembiasaan MI Ma’arif NU Mangunsari Tahun
Pelajaran 2016/2017...................................................................................................76
Tabel 3.15 Prestasi Non Akdemik .............................................................................77
xx
Tabel 3.16 Checklist Kegiatan Pembelajaran Matematika yang
Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter......................................................................91
Tabel 3.17 Penilaian Sikap pada Pembelajaran Matematika yang
Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter......................................................................98
Tabel 4.1 Nilai-Nilai Karakter Yang Terintegrasi pada Silabus ................................105
Tabel 4.2 Nilai-Nilai Karakter Yang Terintegrasi pada RPP.....................................107
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Analisis Data Model Interaktif ................................................................. 19
Gambar 1.2 Skema Triangulasi Teknik ....................................................................... 21
Gambar 2.1 Keterpaduan Oleh Hati, Olah Pikir, Olah Raga, Olah Rasa, dan
Karsa ............................................................................................................................ 41
Gambar 2.2 Grand Design Pendidikan Karakter ......................................................... 43
Gambar 2.3 Strategi Mikro Pendidikan Karakter ........................................................ 44
Gambar 2.4 Pengembangan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa ........................ 45
Gambar 2.5 Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Semua Mata
Pelajaran ...................................................................................................................... 52
Gambar 2.6 Format Penilaian Diri ............................................................................... 63
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 7 Pembelajaran 1 ...... 127
Lampiran 2 Silabus Pembelajaran Tema 7................................................................... 138
Lampiran 3 Pedoman Checklist Kegiatan Pembelajaran Matematika ......................... 141
Lampiran 4 Hasil Checklist Kegiatan Pembelajaran Matematika ............................... 145
Lampiran 5 Soal Kelompok Saat Pembelajaran........................................................... 149
Lampiran 6 Soal UAS .................................................................................................. 150
Lampiran 7 Kode Penelitian......................................................................................... 153
Lampiran 8 Pedoman Wawancara Dengan Kepala Sekolah....................................... 154
Lampiran 9 Pedoman Wawancara Dengan Guru Kelas............................................... 155
Lampiran 10 Pedoman Wawancara Dengan Peserta Didik ......................................... 157
Lampiran 11 Transkrip Wawancara Dengan Kepala Sekolah ..................................... 159
Lampiran 12 Transkrip Wawancara Dengan Guru Kelas ............................................ 163
Lampiran 13 Transkrip Wawancara Dengan Peserta Didik......................................... 167
Lampiran 14 Dokumentasi Foto Kegiatan Penelitian .................................................. 171
Lampiran 15 Surat Tugas Pembimbing........................................................................ 175
Lampiran 16 Surat Permohonan Izin Penelitian .......................................................... 176
Lampiran 17 Surat Telah Melakukan Penelitian.......................................................... 177
Lampiran 18 Lembar Konsultasi Skripsi ..................................................................... 178
Lampiran 19 Daftar Nilai SKK.................................................................................... 179
Lampiran 20 Daftar Riwayat Hidup............................................................................. 184
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 merupakan upaya sadar
dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu
agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab,
kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia. Definisi ini
menjelaskan pentingnya pendidikan untuk dijalani bagi seluruh individu.
Dalam pelaksanaannya terdapat berbagai jenjang pendidikan yang dapat
dilalui oleh masing-masing individu, baik pendidikan formal maupun
informal. Pendidikan formal misalnya dimulai dari jenjang pendidikan Taman
Kanak-kanan (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
Sekolah menengan Atas (SMA), hingga jenjang perkulihan. Sedangkan
pendidikan informal misalnya lembaga-lemabaga kursus, seperti lembaga
kursus komputer, lembaga kursus menjahit, dan lain-lain.
Selanjutnya, dalam UU tersebut menyebutkan bahwa “pendidikan
nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
2
negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Tujuan tersebut merupakan
rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan
melalui pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan nasional inilah yang menjadi
landasan pengembangan pendidikan karakter bangsa.
Dapat disimpulkan, bahwasanya tujuan pendidikan nasional mengarah
pada pengembangan berbagai karakter manusia Indonesia, walaupun dalam
penyelenggaraanya masih jauh dari apa yang dimaksudkan dalam UU.
Pendidikan nasional seharusnya pendidikan karakter bukan pendidikan
akademik semata. Dalam hal ini Sunaryo Kartadinata dalam Dharma Kesuma,
dkk (2012:8-9) menegaskan, “ukuran keberhasilan pendidikan yang berhenti
pada angka ujian, seperti halnya ujian nasional, adalah sebuah kemunduran,
karena dengan demikian pembelajaran akan menjadi sebuah proses menguasai
keterampilan dan mengakumulasikan pengetahuan. Paradigma ini
menempatkan peserta didik sebagai pelajar imitatif dan belajar dari ekspos-
ekspos didaktif yang akan berhenti pada penguasaan fakta, prinsip, dan
aplikasinya. Paradigma ini tidak sesuai dengan esensi pendidikan yang
digariskan dalam UU Sisdiknas.
Selama ini pencapaian tujuan pendidikan belum sepenuhnya
terealisasi. Banyak ranah-ranah yang harus dipenuhi dalam rangka mencapai
tujuan dari pendidikan. Dalam pendidikan terdapat 3 ranah yang menjadi
sasaran, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam hal ini, yang
paling diutamakan sebagian besar guru di Indonesia adalah pencapaian
3
kognitif saja, dan terkadang kurang memperhatikan afektif serta
psikomotoriknya. Karena rata-rata dari sebagian besar jenjang pendidikan
terlalu mengutamankan ranah kognitif. Akibatnya dari hasil tersebut
meninggalkan sebuah persoalan bahwa negara ini banyak yang pintar namun
tak berkarakter.
Di tengah masyarakat terdapat anggapan bahwa hasil pendidikan
hanya melahirkan anak pintar, namun berprilaku tidak sopan, tidak peduli,
kurang cinta pada tanah air, dan cenderung radikal. Dengan begitu,
pembelajaran di sekolah di anggap lebih menekankan pada aspek kognitif.
Sekolah juga dinilai kurang menekankan peserta didik pada sikap untuk
berbuat baik. Oleh karena itu, gerakan pendidikan untuk mengatasi masalah
tersebut dan memperbaiki moral anak bangsa, yaitu dengan cara pemerintah
mencanangkan pendidikan berbasis karakter. Dengan harapan bahwa peserta
didik tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga memiliki sikap dan nilai-
nilai yang baik.
Pendidikan karakter sejatinya menjadi tugas penting dalam suatu
lembaga pendidikan yang saat ini kurang diperhatikan. Lembaga pendidikan
tidak hanya bertanggungjawab meningkatkan mutu akademis, tetapi
bertanggungjawab dalam membentuk karakter.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter hendaknya sudah dilakukan
sejak dini dalam program pembelajaran suatu lembaga pendidikan, yaitu
sudah diaplikasikan sejak tingkat Sekolah Dasar (SD). Di SD, mata pelajaran
4
yang bermuatan karakter hanya dapat terealisasi pada mata pelajaran tertentu
yang memang bertujuan membentuk watak, seperti Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn), dan Pendidikan Agama Islam (PAI). Sedangkan
mata pelajaran selain itu hanya mengutamakan ranah kognitif. Dengan
demikian, tentu tujuan pembelajaran tersebut tidak tercapai sepenuhnya.
Karena setiap mata pelajaran harus menunjukan hasil yang dapat dilihat dari
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dalam pembelajaran matematika sangat menarik jika dihubungkan
dengan pendidikan karakter, karena matematika sendiri merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan modern, dan dapat meningkatkan
daya pikir. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa mendatang,
perlu penguasaan matematika sejak dini. Untuk membekali peserta didik yang
mampu menerapkan ilmunya untuk bangsa dan negara, maka kemampuan
kognitif saja tidak cukup, namun diperlukan pembentukan karakter peserta
didik.
Seperti dalam pembelajaran matematika di SD, seorang guru
terkadang hanya memfokuskan diri untuk mengajar teori yang disertai
hitungan. Peserta didik dianggap berhasil jika dapat mengerjakan ulangan dan
mendapat nilai yang baik. Tentunya hal ini tidak sesuai jika pencapaian
belajar peserta didik hanya dinilai dari kognitif saja, karena masing-masing
peserta didik memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Pencapaian belajar
pada semua mata pelajaran hendaknya harus dapat dilihat hasilnya dari 3
5
ranah, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jika dianalisa, dalam proses
pembelajaran matematika ternyata guru selain mengajarkan materi yang
sifatnya kognitif, dapat juga mengintegrasikan dan mengembangkan nilai-
nilai karakterkepada peserta didik. Jika nilai-nilai karakter tersebut
diperhatikan, dan menjadi target guru selama proses pembelajaran dan
penilaian, maka peserta didik tidak hanya cakap dalam akademis melainkan
memiliki karakter yang baik.
Banyak peserta didik yang menganggap bahwasanya mata pelajaran
matematika merupakan mata pelajaran yang sulit karena banyak berhubungan
dengan angka-angka dan proses hitung-menghitung. Ketika ulangan maupun
ujian matematika, tidak sedikit peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal. Akibatnya, banyak dari mereka yang mendapatkan nilai di
bawah target. Dengan demikian, hasil belajar peserta didik terkadang hanya
dipandang guru dari satu sisi, yakni melalui hasil semata yang bisa dilihat
dengan angka. Padahal mata pelajaran matematika sesungguhnya bukanlah
mata pelajaran yang menghendaki pada perubahan dari sisi kognitif saja,
melainkan sisi afektif dan psikomotorik juga. Dari sisi afektif misalnya
seorang guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada proses
pembelajaran yang terdapat dalam materi pelajaran matematika kepada
peserta didik, seperti berpikir logis, kritis, kerja keras, keingintahuan,
kemandirian, percaya diri, dan sebagainya. Harapan dari pengintegrasian
nilai-nilai karakter pembelajaran matematika pada peserta didik adalah agar
6
mereka mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga, hasil belajar peserta didik tidak hanya dapat dilihat dari kognitif
saja melainkan perubahan karakter yang dapat diketahui perkembangannya
lewat proses pembelajaran dan perubahan sikap. Dalam hal ini peneliti dapat
menyimpulkan, dalam tujuan pembelajaran matematika pengamatan dan
penilaian proses pembelajaran lebih penting dibandingkan dengan hasil
belajar yang hanya dilihat dari ranah kognitif.
Melihat hal tersebut, pentingnya implementasi pendidikan karakter
dalam pembentukan karakter peserta didik, maka penulis tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian tentang pendidikan karakter dalam pembelajaran
matematika di MI Mangunsari, dikarenakan MI tersebut sudah menerapkan
pendidikan karakter. Pendidikan karakter tidak hanya diterapkan dalam proses
pembelajaran melainkan dalam budaya sekolah tersebut seperti pelaksanaan
sholat Dhuha dan membaca doa belajar sebelum dan setelah pelajaran.
Sehingga, didasarkan pada latar belakang tersebut maka peneliti
tertarik untuk mengambil judul skripsi mengenai “IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2016/2017”
7
B. Fokus Penelitian
Terdapat beberapa hal penting yang akan diungkap dalam skripsi ini.
Melihat uraian di bagian latar belakang, maka perlu dirumuskan masalah
skripsi guna memberikan fokus kajian yang terarah. Adapun fokus penelitian
ini sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika MI Ma’arif NU
Mangunsari yang terintegrasi dalam nilai-nilai karakter?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika MI Ma’arif NU
Mangunsari yang terintegrasi dalam nilai-nilai karakter?
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran matematika MI Ma’arif NU Mangunsari
yang terintegrasi dalam nilai-nilai karakter?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yang telah dipaparkan, maka tujuan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran matematika MI Ma’arif NU
Mangunsari yang terintegrasi dalam nilai-nilai karakter
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika MI Ma’arif NU
Mangunsari yang terintegrasi dalam nilai-nilai karakter
3. Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran matematika MI Ma’arif NU
Mangunsari yang terintegrasi dalam nilai-nilai karakter
8
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh penelitian ini, manfaat
yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan yang berharga bagi
perkembangan penelitian dan ilmu pengetahuan
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bagi para peneliti bidang
pendidikan maupun pemegang kurikulum
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi para peneliti
lainnya untuk melakukan penelitian yang sejenis secara lebih luas dan
mendalam
d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bagi penelitian di bidang
pendidikan khususnya dalam perkembangan karakter dan pembelajaran
matematika
2. Manfaat praktis
a. Bagi jajaran Dinas Pendidikan maupun instansi yang terkait, penelitian
ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam menentukan kebijakan
untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya bagi perkembangan
karakter peserta didik dan pembelajaran matematika
b. Bagi para guru MI Ma’arif NU Mangunsari, penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan untuk
mengaplikasikan program pendidikan karakter
9
c. Bagi para guru, penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan
dan dapat dijadikan pertimbangan serta koreksi diri terhadap
kekurangan-kekurangan dalam melaksanakan tugasnya secara
profesional
d. Penelitian ini dapat dijadikan respon positif bagi peserta didik dalam
penerimaan pembelajaran matematika
e. Bagi kepala sekolah, peelitian ini bermanfaat dalam membantu
meningkatkan pembinaan kepada para guru secara efektif dan efisien
f. Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat dalam mengaplikasikan
gagasan maupun ide yang dimiliki guna meningkatkan proses
pembelajaran khususnya dalam mengimplementasikan pendidikan
karakter dalam pembelajaran matematika.
E. Penegasan Istilah
1. Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah jati diri
seseorang peserta didik untuk lebih maju. (Retno Lestyarti, 2012:3)
Menurut Ahmad D. Rimba pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu
tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya
pendidikan yaitu menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,
10
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingiinya. (Agus
Wibowo, 2012:17-18)
Secara etimologis, menurut Echols dan Shadily sebagaimana yang
dikutip Suyadi (2013:5) mendefinisikan kata karakter (Inggris: character)
berasal dari bahasa Yunani, eharrasein yang berarti “to engrave” . Kata
“to engrave” itu sendiri dapat diterjemahkan menjadi mengukir, melukis,
memahatkan, atau menggoreskan. Arti sama dengan istilah “karakter”
dalam bahasa Inggris (character) yang juga berarti mengukir, melukis,
memahatkan, atau menggoreskan.
Menurut Suyanto, pendidikan bertujuan melahirkan insan cerdas
dan berkarakter kuat, itu juga pernah dikatakan Marthin Luther King,
yakni; Intelligence plus character…that is the good of true education
(kecerdasan yang berkarakter…adalah tujuan akhir pendidikan yang
sebenarnya). Karena itu pendidikan karakter adalah pendidikan budi
pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive),
perasaan (feeling), dan tindakan (action). (Darmiyati Zuchdi, 2011:29)
Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang direncanakan secara
bersama yang bertujuan menciptakan generasi penerus yang memiliki
dasar-dasar pribadi yang baik, baik dalam pengetahuan (cognitive),
perasaan (feeling), dan tindakan (action). (Deni Damayanti, 2014:12)
11
2. Pembelajaran
Menurut dictionary of psychology disebutkan bahwa belajar
memiliki dua definisi. Pertama belajar diartikan sebagai “the process of
acquiring knowledge.” Kedua, belajar diartikan sebagai, “arelatively
permanent change potentiality which occurs as a result of reinforced
practice.” Pengertian pertama belajar memiliki arti suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan. Pengertian kedua, belajar berarti suatu
perubahan kemampuan untuk berinteraksi yang relatif langgeng sebagai
hasil latihan yang diperkuat. (Lilik Sriyanti, 2013:16-17)
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terperogram dalam
desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar. (Dimyati, Mudjiono,
2002:297)
3. Matematika
Menurut Ruseffendi menjelaskan bahwa matematika adalah bahasa
simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif;
ilmu tentang keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur
yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Sedangkan menurut Soedjadji, hakikat matematika adalah memiliki objek
abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir deduktif. (Heruman,
2007:1)
12
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dan Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008:60) penelitian kualitatif
(Qualitative Research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.
Sedangkan menurut Moleong ( 2009:6), Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan
prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.
Adapun alasan peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif
adalah karena data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data deskriptif
yang bersumber dari hasil observasi, wawancara, maupun studi
dokumenter. Penelitian ini mendeskripsikan realitas di lapangan mengenai
implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika MI
Ma’arif NU Mangunsari kota Salatiga.
2. Kehadiran Peneliti
Untuk mendapatkan data yang valid dan obyektif, maka kehadiran
peneliti di lapangan dalam penelitian kualitatif mutlak diperlukan.
Kehadiran peneliti sebagai pengamat langsung terhadap kegiatan-kegiatan
yang akan diteliti sangat menentukan hasil peneltian. Dalam penelitian ini,
13
instrumen penelitian adalah peneliti sendiri sekaligus sebagai pengumpul
data. Sedangkan instrumen-instrumen yang lain merupakan instrumen
pendukung. Adapun tujuan kehadiran peneliti di lapangan adalah untuk
mengamati secara langsung keadaan atau kegiatan yang terjadi di sekolah,
sekaligus mencari data lain berupa hasil wawancara maupun dokumentasi
yang terkait dengan penelitian ini.
3. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi yang menjadi sasaran penelitian ini adalah MI
Ma’arif NU Mangunsari kota Salatiga. Dengan subjek penelitian ini adalah
peserta didik kelas 1. Adapun peserta didik kelas 1 secara kesulurahan
berjumlah 70 yang dibagi menjadi 3 rombongan belajar (rombel). Alasan
peneliti memilih lokasi penelitian di MI Ma’arif NU Mangunsari, karena
berdasarkan hasil pengamatan terhadap sekolah beserta wawancara tidak
terstruktur terhadap kepala sekolah dan waka kurikulum, bahwasanya
sekolah ini sudah menerapkan pendidikan karakter dan membangun budaya
karakter di sekolah. Selain itu, sekolah ini sudah mengintegrasikan
pendidikan karakter dalam berbagai mata pelajaran termasuk mata
pelajaran matematika.
4. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2009:157) sumber
data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
14
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun
sumber data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Sumber data primer
Sumber data primer yang peneliti dapatkan berasal dari guru
kelas, baik data berupa ucapan, tulisan, maupun hasil observasi saat
pembelajaran matematika.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari hasil
wawancara dengan peserta didik dan kepala sekolah MI Ma’arif NU
Mangunsari.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan (observasi)
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2008:220) observasi atau
pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Kegiatan observasi ini dilakukan peneliti guna menjawab
rumusan masalah penelitian ini dengan mengamati proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pada pembelajaran matematika yang
terintegrasi dalam nilai-nilai karakter. Mengenai pedoman observasi,
peneliti menggunakan checklistsebagai acuan untuk mengamati kegiatan
tersebut. Adapun pedoman dan hasilnya terdapat pada lampiran.
15
b. Wawancara atau interview
Menurut Kahn dan Cannel dalam Samiaji Sarosa (2012:45)
wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih
dengan tujuan tertentu. Wawancara ini diadakan secara langsung kepada
pihak-pihak yang terkait dan berperan dalam pengimplementasian
pendidikan karater dalam pembelajaran matematika serta pihak-pihak
yang berkompeten dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan
peneliti. Adapun pihak-pihak yang diwawancarai adalah guru kelas,
peserta didik, dan kepala sekolah MI Ma’arif NU Mangunsari. Data
wawancara ini berguna untuk menjawab rumusan masalah mengenai
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran matematika yang terintegrasi
dalam nilai-nilai karakter. Pedoman dan transkrip wawancara terdapat
pada lampiran.
c. Dokumentasi
Menurut Esterberg dalam Samiaji Sarosa (2012:61) dokumen
adalah segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh
manusia. Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan dalam kertas
(hardcopy) maupun elektronik (soft copy). Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata (2008:221) studi dokumenter (documentary study)
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,
maupun elektronik. Data hasil dari studi dokumenter ini merupakan data
16
yang dibutuhkan peneliti untuk menjawab rumusan masalah penelitian
ini yakni penjelasan tentang perencanaan dan evaluasi pembelajaran
matematika yang terintegrasi dalam nilai-nilai karakter. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa
buku-buku kumpulan silabus dan RPP yang ada di MI Ma’arif NU
Mangunsari. Adapun hasil dokumentasi terdapat pada lampiran.
6. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator penerapan
pendidikan karakter pada pembelajaran matematika. Instrumen pengumpul
data yang digunakan berupa checklist. Metode checklist merupakan bagian
dari metode observasi dimana observer sudah menentukan indikator prilaku
yang akan di observasi dari subjek dalam satu tabel. Adapun indikator
dalam instrumenini memuat nilai-nilai karakter yang meliputi berpikir logis
dan kritis, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri,
kereligiusan, kejujuran, kedisiplinan, ketangguhan, kedemokratisan,
kepedulian, tanggung jawab, santun, kerjasama, bersahabat, menghargai
prestasi, dan kreatif. Nilai-nilai karakter tersebut terintegrasi dalam
pembelajaran matematika, yang meliputi:
a. Perencanaan pembelajaran matematika yang terdapat pada RPP dan
silabus
b. Pelaksanaan pembelajaran matematika yang terdapat pada proses
pembelajaran matematika yang berlangsung
17
c. Evaluasi pembelajaran matematika yang terdapat pada penilaian.
7. Analisis Data
Analisis data menurut Moleong (2009:280) adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti disarankan data.
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong
(2009:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang
lain. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber yaitu dengan wawancara, pengamatan yang
sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resi,
gambar, foto, dan sebagainya. (Moleong, 2009:247)
Menurut Nasution sesungguhnya analisis data yang sudah dilakukan
saat peneliti melakukan pengenalan dan perumusan masalah, saat
pengumpulan data di lapangan hingga sampai pembuatan laporan
penelitian. Analisis data kualitatif dilakukan sejak grand tour
observationhingga laporan penelitian dibuat. (Anis Fuad dan Kandung
Sapto Nugroho, 2014: 15)
18
Menurut Miles dan Huberman dalam Anis Fuad dan Kandung Sapto
Nugroho (2014: 16) analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang
berlangsung secara bersamaan, yaitu sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data dimaknai sebagai proses memilah dan memilih,
menyederhanakan data yang terkait dengan kepentingan penelitian saja,
abstraksi dan transformasi data-data kasar dari field notes (catatan
lapangan). Reduksi data perlu dilakukan karena ketika peneliti semakin
lama di kancah penelitian akan semakin banyak data atau catatan
lapangan (field note) yang peneliti kumpulkan. Tahap dari reduksi
adalah memilah dan memilih data yang pokok, fokus pada hal-hal yang
penting, mengelompokkan data sesuai dengan tema, membuat
ringkasan, memberi kode, membagi data dalam partisi-partisi dan
akhirnya dianalisis sehingga terlihat pola-pola tertentu
b. Penyajian data
Langkah selanjutnya setelah mereduksi data adalah penyajian
data. Yang paling sering dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah
menyajikan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Display data
dapat membantu peneliti dalam memahami apa yang terjadi,
merencanakan analisis selanjutnya berdasarkan apa yang sudah
dipahami sebelumnya.
c. Menarik kesimpulan/ verifikasi
19
Langkah terakhir dalam analisis data menurut Miles dan
Huberman adalah melakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan pola-pola yang sudah tergambarkan dalam penyajian data,
terdapat hubungan kausal atau interaktif antara data dan didukung
dengan teori-teori yang sesuai, peneliti kemudian mendapatkan sebuah
gambaran utuh tentang fenomena yang kita teliti dan kemudian kita
dapat menyimpulkan fenomena tersebut sebagai temuan baru, maka
peneltian sudah dianggap selesai.
Gambar 1.1 Analisis Data Model Interaktif
Komponen-Komponen Analisis Data
Sumber: Miles dan Huberman dalam Anis Fuad dan Kandung
Sapto Nugroho (2014: 16)
8. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk melakukan pengecekan keabsahan data, teknik yang
digunakan peneliti dalam hal ini adalah teknik triangulasi. Menurut
Data Collection
Data Reduction
Data Display
Conclusion:Drawing/Verifyin
g
20
Moleong (2009:330) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Menurut Anis Fuad dan
Kandung Sapto Nugroho (2014:19) triangulasi merupakan bentuk vaidasi
silang. Triangulasi melakukan pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Menurut Sugiyono dalam Anis
Fuad dan Kandung Sapto Nugroho (2014:19) setidaknya ada 3 bentuk
triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi
waktu.
Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi teknik dalam
mengecek keabsahan data. Menurut Anis Fuad dan Kandung Sapto
Nugroho (2014:20), triangulasi teknik dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.
Data dari ketiga teknik tersebut dibandingkan adakah konsistensi, jika
berbeda dijadikan catatan dan dilakukan pengecekan selanjutnya mengapa
data bisa berbeda. Di bawah ini adalah skema triangulasi teknik:
Gambar 1.2 Skema Triangulasi Teknik
21
Sumber: Anis Fuad dan Kandung Sapto Nugroho (2014:20)
Proses triangulasi teknik yang digunakan peneliti meliputi 3 sumber
data yaitu data hasil observasi, data hasil wawancara, dan data hasil
dokumentasi. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti yakni
langkah pertama membandingkan hasil wawancara dari kepala sekolah,
guru, dan siswa dengan hasil pengmatan di lingkungan MI Ma’arif NU
Mangunsari serta pengamatan di dalam kelas ketika proses pembelajaran
matematika. Langkah kedua adalah membandingkan hasil wawancara
antara informan satu dengan informan lainnya, misal informasi dari guru
kelas dibandingkan informasi dari kepala sekolah dan siswa. Langkah
ketiga adalah membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen
yang dimiliki oleh MI Ma’arif NU Mangunsari, misalnya keterangan dari
guru bahwa nilai-nilai karakter disisipkan dalam RPP dan silabus, maka
peneliti melihat dokumen RPP dan silabus untuk menguji kebenaran
tersebut.
9. Tahap-Tahap Penelitian
Wawancara
Mendalam
Dokumentasi
Observasi
22
Menurut Moleong (2009:127) tahap penelitian secara umum terdiri
dari empat tahap yang meliputi tahap pra lapangan, tahap pekerjaan
lapangan, dan tahap analisis data. Dalam penelitian ini tahapan yang
ditempuh sebagai berikut:
a. Tahap Pra-Lapangan
Dalam kegiatan ini meliputi, kegiatan menyusun rancangan
penelitian dalam bentuk proposal, penyesuaian paradigma dengan teori,
memilih lapangan penelitian, kegiatan penentuan fokus penelitian,
konsultasi proposal penelitian, observasi di lapangan sekaligus
mengurus perizinan dengan pihak sekolah, menyiapkan perlengkapan
penelitian
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Dalam kegiatan ini peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran
matematika kelas I MI Ma’arif NU Mangunsari. Data tersebut diperoleh
dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
c. Tahap analisis data
Pada tahapan ini peneliti melakukan analisis data yang diperoleh
dari hasil observasi, wawancara, maupun dokumentasi mendalam
dengan pihak sekolah. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai
dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan
pengecekan keabsahan data dengan teknik triangulasi yaitu sebuah
23
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik, dan teori.
d. Tahap Penulisan Laporan
Kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian
kegiatanpengumpulan data hingga pemberian makna data, kemudian
melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan
perbaikan maupun saran-saran demi kesempurnaan skripsi. Langkah
terakhir melakukan pengurusan kelengkapan persyaratan untuk ujian
skripsi
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan, maka dalam hal ini peneliti akan
membagi dari beberapa Bab diantaranya:
BAB I : Bab pertama merupakan pendahuluan yang di dalamnya
berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,
metode penelitian (jenis penelitian, kehadiran peneliti,
lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data,
instrument pengumpulan data, analisis data, pengecekan
keabsahan data) dan sistematika penulisan
BAB II : Bab kedua meliputi kajian pustaka dan kerangka berpikir,
24
yang terdiri dari pendidikan karakter, pembelajaran
matematika, dan implementasi pendidikan karakter pada
pembelajaran matematika
BAB III : Bab ketiga merupakan paparan hasil penelitian berisi
gambaran umum MI Ma’arif NU Mangunsari (letak
geografis, subjek penelitian, visi, misi, dan profil sekolah),
dan hasil penelitian
BAB IV : Bab keempat berisi pembahasan hasil penelitian mengenai
konsep perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran matematika yang terintegrasi dalam nilai-nilai
karakter
BAB V : Bab kelima merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan
saran
25
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Karakter dan Pendidikan Karakter
1. Hakikat Karakter
Dalam kamus bahasa Indonesia ‘karakter’ diartikan sebagai sifat-sifat
kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti. Karakter juga dapat diartikan sebagai
tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan.
(Darmiyanti Zuchdi, 2011:27).
Deni Damayanti (2014:11) juga berpendapat bahwa karakter adalah
cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup
dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang
ia buat.
Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Suyadi (2013:5) karakter
merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh
aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri,
sesama manusia, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,
hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat.
26
Sedangkan, Menurut Thomas Lickona dalam Agus Wibowo (2012:32)
karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara
bermoral. Sifat alami ini dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui
tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain
dan karakter mulia lainnya. Pengertian yang dikemukakan Lickona ini, mirip
dengan apa yang diungkapkan oleh Aristoteles, bahwa karakter itu erat
kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang terus-menerus dilakukan.
Lebih jauh, Lickona menekankan tiga hal dalam mendidik karakter, yang
dirumuskan dengan indah: Knowing, Loving, and acting the good.
Menurutnya, keberhasilan pendidikan karakter dimulai dengan pemahaman
karakter yang baik, mencintainya, dan pelaksanaan atau peneladanan atas
karakter baik itu.
Karakter yang dimiliki seseorang dipengaruhi dari beberapa faktor,
salah satunya adalah faktor hereditas. Perilaku seorang anak seringkali tidak
jauh dengan perilaku ayah dan ibunya. (Muchlas Samani dan Hariyanto,
2014:43)
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan cara berpikir
dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama
manusia, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum,
27
tata karma, budaya, dan adat istiadat, yang terbentuk baik karena pengaruh
hereditas maupun lingkungan.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Muara ranah kognitif adalah tumbuh dan
berkembangnya kecerdasan dan kemampuan intelektual akademik, ranah
afektif bermuara pada terbentuknya karakter kepribadian, dan ranah
psikomotorik akan bermuara pada keterampilan vokasional dan prilaku. (Deni
Damayanti, 2014:9)
Sedangkan menurut Agus Wibowo ( 2012:18), pendidikan adalah
sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang
dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada
anak didik, demi terciptanya manusia sempurna yang berkarakter atau insan
kamil.
Menurut agama Islam, pendidikan karakter bersumber dari wahyu Al-
Qur’an dan As-Sunah. Akhlak atau karakter Islam ini, terbentuk atas dasar
prinsip “ketundukan, kepasrahan, kedamaian” sesuai dengan makna dasar dari
kata Islam. Ajaran Islam tentang pendidikan karakter bukan hanya sekedar
teori, tetapi figur Nabi Muhammad SAW tampil sebagai contoh (uswah
khasanah) atau suri tauladan. Sebagaimana dijelaskan dalam Alqur’an,
sebagai berikut:
28
لقد كان لكم في رسول هللا أسوة حسنة لمن كان یرجوا هللا والیوم
األخر وذكر هللا كثیرا
Artinya: “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
(Q.S. Al-Ahzab: 21)
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwasanya Nabi Muhammad
merupakan suri tauladan bagi umat di seluruh alam. Dengan adanya suri
tauladan tersebut, maka manusia dapat belajar agar dapat mencontoh akhlak
ataupun karakter seperti Nabi Muhammad. Jika mereka mencontoh perilaku
Nabi Muhammad, baik dari segi sikap, ucapan dan ibadah, maka akhlak atau
karakter mereka dapat terbentuk menjadi baik dan seperti ayat yang dijelaskan
di atas bagi yang mencontoh karakter Nabi Muhammad akan memperoleh
rahmat Allah pada hari kiamat.
Dalam membentuk karakter anak, di lingkup keluarga terdapat
orangtua dan di lingkup sekolah terdapat guru. Hendaknya para guru maupun
orangtua dapat mencontohkan figur seperti Nabi Muhammad ataupun figur
baik lainnya. Sehingga dalam hal ini, orangtua dan guru memiliki peran
penting dalam membentuk karakter anak.
29
Sejalan dengan hal tersebut, pengertian pembentukan karakter adalah
upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak baik lahir maupun batin, dari
sifat kodratinya menuju ke arah peradaban masyarakat dan bangsa secara
umum. Sedangkan, Pendidikan pembentukan karakter merupakan upaya
untuk menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik atau positif
pada diri anak sesuai dengan etika moral yang berlaku. Anak tidak tahu apa
yang seharusnya dilakukan tetapi juga memahami mengapa hal tersebut
dilakukan, sehingga anak akan berprilaku seperti yang diharapkan. (Deni
Damayanti, 2014: 10)
Dalam hal ini, Konteks kajian P3 dalam Novan Ardy Wiyani
(2013:27) mendefinisikan pendidikan karakter dalam setting sekolah sebagai
pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku
anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk
sekolah. Definisi ini mengandung makna berikut:
a. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang terintegrasi dengan
pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran
b. Pendidikan karakter diarahkan pada pengembangan perilaku anak secara
utuh. Asumsi yang dikemukakan ialah anak merupakan manusia yang
memilki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan
c. Penguatan dan pengembangan perilaku dalam pendidikan karakter didasari
oleh nilai yang dirujuk sekolah
30
Selain itu, Pendidikan karakter menurut Novan Ardy Wiyani
(2013:27) adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk
menjadi manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga,
serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai dengan pendidikan
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang
bertujuan untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang
baik, dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
hati.
Jingga Gm (2013:51) juga berpendapat bahwa Pendidikan karakter
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia insan kamil. Selanjutnya, dalam pendidikan karakter di sekolah,
semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-
komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran
dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-
kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh
warga dan lingkungan sekolah.
31
Dapat disimpulkan, bahwa pendidikan karakter merupakan upaya
untuk menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik atau positif
pada diri anak sesuai dengan etika moral yang berlaku, yang berkarakter
dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa untuk melaksanakan nilai-
nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil
3. Tahapan Pendidikan Karakter
Menurut Deni Damayanti (2014:10) pendidikan karakter bersifat
terus-menerus dan berkelanjutan, yaitu mulai dari pendidikan usia dini hingga
perguruan tinggi, agar terinternalisasi dengan baik dalam diri anak.
Pendidikan karakter melalui tahapan sebagai berikut:
a. Pada usia 5 sampai 8 tahun ditanamkan nilai-nilai yang bersifat global dan
spontan
b. Pada usia 9 sampai 12 tahun pendidikan karakter berupa nilai-nilai hakikat
kebenaran berupa baik atau buruk
c. Pada usia 14 sampai 16 tahun anak mulai dilatihkan berbagai prilaku
berupa kebaikan betapapun beratnya
d. Pada usia 17 sampai 20 tahun anak dibiasakan tidak hanya berbuat baik
tetapi juga menyadari maksud dan tujuan suatu sikap.
32
4. Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut Mulyasa (2014:9) pendidikan karakter bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu,
dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setia satuan
pendidikan.
Sejalan dengan hal ini, pendidikan karakter menurut Zuchdi dalam
Deni Damayanti (2014:12-13) bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai
tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan
prilaku yang baik dan bertanggungjawab. Nilai-nilai ini digambarkan sebagai
perilaku moral. Dengan demikian pendidikan karakter atau pendidikan nilai
bertujuan agar peserta didik menjadi warga negara yang baik.
Selanjutnya, Novan Ardy Wiyani (2013: 70-72) menambahkan,
bahwasanya secara operasional tujuan pendidikan karakter dalam setting
sekolah sebagai berikut:
a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap
penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik
yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai
yang dikembangkan oleh sekolah
33
c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam
memerankan tanggungjawab karakter bersama
5. Fungsi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter tidak hanya memiliki tujuan, namun juga
memiliki fungsi. Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010:7), fungsi
pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi
berprilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan
prilaku yang mencerminkan bidaya dan karakter bangsa
b. Perbaikan; memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk
bertanggungjawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih
bermanfaat
c. Penyaringan; untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa
lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
bermartabat.
6. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Menurut Megawangi yang merupakan tokoh pencetus pendidikan
karakter di Indonesia dalam Mulyasa (2014:5) telah menyusun 9 pilar karakter
mulia yang selayaknya dijadikan acuan dalam pendidikan karakter, baik di
sekolah maupun di luar sekolah, yaitu sebagai berikut:
a. Cinta Allah dan kebenaran
b. Tanggungjawab, disiplin, dan mandiri
34
c. Amanah
d. Hormat dan santun
e. Kasih sayang, peduli, dan kerjasama
f. Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah
g. Adil dan berjiwa kepemimpinan
h. Baik dan rendah hati
i. Toleran dan cinta damai
Sedangkan menurut Kementerian Dinas Pendidikan, terdapat 18 nilai
yang dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa sebagaimana dalam
tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter Bangsa
No. Nilai Deskripsi
1.Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadappelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun denganpemeluk agama lain.
2.Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalamperkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3.Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yangberbeda dari dirinya.
Bersambung …
35
Sambungan…
4.Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5.Kerja keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6.Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki
7.Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8.Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9.Rasa ingintahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untukmengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yangdipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10.Semangatkebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yangmenempatkan kepentingan bangsa dan negara di ataskepentingan diri dan kelompoknya
11.Cinta tanahair
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukankesetiaan, kepeduliaan, dan penghargaan yang tinggiterhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,ekonomi, dan politik bangsa.
12.Menghargaiprestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untukmenghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat danmengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain
13.Bersahabat/komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
Bersambung…
36
Sambungan….
14.Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15.Gemarmembaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagaibacaan yang memberikan kajikan bagi dirinya.
16.Pedulilingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegahkerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, danmengembangkan upaya-upaya untuk memperbaikikerusakan alam yang sudah terjadi.
17.Pedulisosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuanpada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18.Tanggungjawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugasdan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadapdiri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, danbudaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber: Kemendiknas (2010:9-10)
B. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Pembelajaran
Proses belajar dan mengajar (pembelajaran) menurut Zainal Aqib
(2013:66) adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk
mewujudkan proses pembelajaran secara efektif dan efisien yang dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
2. Komponen Pembelajaran
Dalam pembelajaran terdapat berbagai komponen di dalamnya.
Komponen-komponen pembelajaran menurut Moedjiono dan Dimyati dalam
37
(https://menurutpengertian.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dan-komponen-
) diakses tanggal 27 Maret 2017, adalah sebagai berikut:
a. Peserta didikMenurut undang undang No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional,peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusahamengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersediapada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
b. GuruGuru adalah seseorang dengan fitrahnya sebagai manusiaberkepribadian yang memegang peranan penting dalam proses belajarmengajar dan berpartisipasi penuh dalam menyelenggarakanpendidikan.
c. Tujuan PembelajaranDalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Prosesdisebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untukmemilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikanwaktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedurpengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukurprestasi belajar siswa.
d. Materi/isiSecara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran(instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikapyang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standarkompetensi yang ditetapkan..
e. MetodeMetode pembelajaran menurut Oemar Hamalik, merupakan salah satucara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengansiswa pada saat berlangsungnya pembelajaran untuk mencapai tujuanyang ditetapkan
f. MediaKata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berartitengah, perantara atau pengantar.Media pembelajaran merupakanseperangkat alat bantu yang dapat digunakan sebagai sumber belajaroleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswa atau peserta didik.
g. EvaluasiMenurut Nana Sudjana, evaluasi merupakan proses memberikan ataumenentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteriatertentu. Evaluasi pembelajaran merupakan penilaian kegiatan dankemajuan belajar peserta didik yang dilakukan secara berkala berbentukujian, hasil praktik, tugas harian, atau pengamatan oleh guru.
38
3. Pengertian Pembelajaran Matematika
Matematika menurut Deni Damayanti (2014:115) secara pragmatis,
kita dapat menyatakan bahwa matematika adalah himpunan dari nilai
kebenaran yang terdiri dari teorema-teorema beserta buktinya. Objek
matematika secara material berupa benda-benda konkret, gambar, kolam,
berbentuk persegi, atap rumah berbentuk limas, dan sebagainya.
Dengan demikian, pembelajaran matematika merupakan suatu
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika yang dilakukan oleh
guru terhadap peserta didik dengan menggunakan sarana dan fasilitas yang
ada, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Tujuan Pembelajaran Matematika
Tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika untuk semua jenjang
pendidikan dasar dan mengengah dalam Standar Isi (SI) adalah sebagai
berikut:
a. Siswa mampu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah
b. Siswa mampu menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
39
c. Siswa mampu memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d. Siswa mampu mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain, untuk memperjelas keadaan atau masalah
e. Siswa mampu memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecah
masalah. (Deni Damayanti, 2014: 118)
5. Nilai-Nilai Karakter Pembelajaran Matematika
Adapun nilai-nilai karakter yang diitegrasikan dalam mata pelajaran
matematika adalah nilai religiusitas, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan,
kepedulian, demokratis, berpikir logis, kritis, kerja keras, keingitahuan,
kemandirian, dan percaya diri. (Deni Damayanti, 2014: 47)
C. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Matematika
1. Desain Pendidikan Karakter
Menurut Joseph Zins dalam bukunya Emotional Intelligent and School
Success yang dikutip Agus Wibowo(2012: 18), ada sederet faktor-faktor
resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor resiko tersebut ternyata
bukan terletak pada kecerdasan otak, melainkan pada karakter, yaitu rasa
percaya diri, kemampuanbekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan
berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan bermokunikasi. Terkait dengan
40
hal tersbut, Danil Goleman berpendapat bahwa keberhasilan seseorang di
masyarakat, ternyata 80% ditentukan oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20%
ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ).
Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila pancasila, yang
dikembangkan dari buku Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa 2010-
2025 dalam Muchlas Samani dan Hariyanto (2013:24-25), antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. Karakter yang bersumber dari oleh hati, antar lain beriman dan bertaqwa,
bersyukur, jujur, amanah, adil, tertib, sabar, disiplin, taat aturan,
bertanggungjawab, berempati, punya rasa iba, berani mengambil resiko,
pantang menyerah, menghargai lingkungan, rela berkorban, dan berjiwa
patriotik
b. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif,
inovatif, analisis, ingin tahu (kuriositas, kepenasaran, intelektual),
produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif
c. Karakter yang bersumber dari olah raga/ kinestetika antara lain bersih dan
sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif,
determinative, kompetitif, ceria, ulet, dan gigih
d. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan,
saling menghargai, saling mengasihi, gotong royong, kebersamaan, ramah,
peduli, hormat, toleran, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan
41
kepentingan umum, cinta tanah air, bangga menggunakan bahasa dan
produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
Keterpaduan Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa secara
ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar. 2.1
Keterpaduan Olah Hati, Oleh Pikir, Olah Raga, Olah Rasa dan Karsa
Sumber: Desain Induk Pendidikan Karakter Kemendiknas
(Novan Ardy Wiyani, 2013:29)
Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter idealnya
dilakukan dengan mengacu pada grand design pendidikan karakter. Sebagai
sebuah penegasan terhadap pengertian pendidikan karakter dari grand design,
Novan Ardy Wiyani (2013:30-31) menyimpulkan, pertama pendidikan
karakter dapat dimaknai sebagai upaya terencana untuk menjadikan peserta
42
didik mengenal, peduli, dan menginternalisasikan nilai-nilai sehingga peserta
didik berperilaku sebaga insan kamil. Kedua, pendidikan karakter dapat
dimaknai sebagai sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun, kebangsaan sehingga menjadi insan
kamil. Di bawah ini adalah skema Grand Design Pendidikan Karakter :
Gambar 2.2
Grand Design Pendidikan Karakter
Sumber: Novan Ardy Wiyani ( 2013:10)
Penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa mengandung makna
bahwa tidak hanya siswa yang dilibatkan, tetapi sekaligus para guru, kepala
sekolah, dan tenaga non-kependidikan di sekolah serta orangtua siswa yang
terlibat dalam pendidikan karakter. Pelibatan seluruh warga sekolah dan
43
orangtua siswa dalam pelaksanaan pendidikan karakter dapat dilihat dari
gambar di bawah ini.
Gambar 2.3
Strategi Mikro Pendidikan Karakter
Sumber: Novan Ardy Wiyani ( 2013: 31)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pengembangan
karakter dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas,
kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuan pendidikan,
kegiatan ko-kurikuler dan/ atau ekstra kurikuler, serta kegiatan keseharian di
rumah dan di masyarakat.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan
pendidikan karakter di sekolah adalah mengusahakan agar peserta didik itu
mengenal dan menerima nilai-nilai karakter sebagai milik mereka, dan
bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal
44
pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan
suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip tersebut, peserta
didik belajar melalui proses berpikir, bersikap dan berbuat. Ketiga proses
dalam pendidikan karakter sebagaimana diuraikan, bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial,
dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk
sosial. Secara terperinci Kemendiknas (2010:13-14) mengemukakan prinsip-
prinsip penting dalam pengembangan pendidikan karakter, yaitu:
a. Berkelanjutan
Berkelanjutan artinya proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan
sebuah proses panjang, dimulai dari masuk sampai selesai dari suatu satuan
pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun
pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP.
Pendidikan budaya dan karakter di SMA merupakan kelanjutan dari proses
yang terjadi selama 9 tahun
b. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah
Artinya proses pengembangan nilai-nilai karakter dilakuakn melalui setiap
mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan kurikuler serta kegiatan
ekstrakurikuler. Berikut ini adalah gambar yang memperlihatkan
pengembangan nilai-nilai melalui jalur-jalur sebagai berikut:
45
Gambar 2.4
Pengembangan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa
Sumber: (Kemendiknas, 2010:12)
c. Nilai tidak diajarkan, tetapi dikembangkan
Artinya materi nilai-nilai karakter bukanlah bahan ajar biasa. Materi
pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media untuk
mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter. Yang perlu diperhatikan
adalah satu aktivitas belajar dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
d. Proses pendidikan dilakukan dengan penekanan agar peserta didik secara
aktif dan menyenangkan.
Prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan karakter dilakukan oleh
peserta didik bukan oleh guru. Prinsip ini menyatakan bahwa proses
pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa
senang dan tidak indoktrinatif. Misalnya pengenalan terhadap pengertian
nilai yang dikembangkan. Untuk melaksanakan strategi agar peserta didik
Nilai Mata Pelajaran
Pengembangan Diri
Budaya sekolah
46
aktif, maka guru harus merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan
peserta didik aktif merumuskan pertanyaa, mencari sumber informasi,
mengolah informasi, menumbuhkan nilai-nilai karkater pada diri mereka
melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di sekolah dan tugas-tugas di
luar sekolah.
Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter menurut
Jingga Gm (2013: 55) diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini:
a. Agama
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu,
kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran
agama dan kepercayaannya. Secara plitis, kehidupan kenegaraanpun
didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan
itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus
didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
b. Pancasila
Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut pancasila. Nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur
kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya dan seni
47
c. Budaya
Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat
mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan
karakter bangsa
d. Tujuan nasional pendidikan
Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang
harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, menjadi sumber
pokok dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
2. Kesimpulan Akhir Tentang Implementasi Pendidikan Karakter Pada
Pembelajaran Matematika
Berdasarkan kajian pendidikan karakter dan pembelajaran matematika
yang telah terpapar di depan, dapat disimpulkan bahwa implementasi
pendidikan karakter pada pembelajaran matematika merupakan sebuah usaha
yang dilakukan oleh seluruh pihak-pihak sekolah yang terkait, mulai dari
siswa, para guru, kepala sekolah, dan tenaga non-kependidikan dalam rangka
mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada pembelajaran matematika, guna
menciptaka peserta didik yang tidak hanya cakap dalam kognitif melainkan
memiliki karakter yang baik.
3. Model Pengintegrasian Pendidikan Karakter
Menurut Agus Wibowo (2012: 84), model pengintegrasian pendidikan
karakter di sekolah dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
48
a. Integrasi dalam program pengembangan diri
Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter pada peserta didik
dalam program pengembangan diri, dapat dilakukan melalui kegiatan
sehari-hari di sekolah, diantaranya melalui hal-hal berikut:
1) Kegiatan rutin sekolah
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan anak didik secara
terus menerus dan konsisiten pada setiap saat. Contoh kegiatan ini
adalah upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan
(kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap hari senin, beribadah
bersama atau sholat bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam),
berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, mengucapkan salam bila
bertemu guru, teaga kependidikan, atau teman.
2) Kegiatan spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan pada
saat itu kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru atau tenaga
kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik
dari peserta didik, yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru
mengetahui adanya prilaku dan sikap yang kurang baik, maka pada saat
itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak akan
melakukan tindakan yang tidak baik itu. Misalnya, ketika ada peserta
didik yang membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak
sehingga menggagu pihak lain, berkelahi, berteriak, memalak, berlaku
49
tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh; maka guru atau tenaga
kependidikan lainnya, harus cepat mengkoreksi kesalahan yang
dilakukan anak didik tersebut. Kegiatan spontan ini tidak saja berlaku
untuk prilaku dan sikap peserta didik yang tidak baik, tetapi prilaku
yang baik harus direspon secara spontan dengan memberikan pujian.
Misalnya ketika anak didik memperoleh nilai yang tinggi, menolong
orang lain, memperoleh prestasi dalam olahraga atau kesenian, berani
menentang atau mengoreksi perilaku teman yang tidak terpuji.
3) Keteladanan
Keteladanan adalah prilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan
yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang
baik, sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk
mencotohnya. Jika guru dan tenaga kependidikan yang lain
mengharapkan agar peserta didik berperilaku atau bersikap sesuai
dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa maka guru dan tenaga
kependidikan yang lain adalah orang yang pertama dan utama
memberikan contoh berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai
itu. Misalnya berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya, bekerja
keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap peserta
didik, jujur, menjaga kebersihan.
4) Pengkodisian
50
Keterlaksanaan pendidikan karakter maka sekolah harus dikondisikan
sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan
kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkan.
Misalnya toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat
dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan
teratur.
b. Pengintegrasian dalam budaya sekolah
Menurut Kemendiknas (2010:19), budaya sekolah merupakan suasana
kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi, baik denga
sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, guru denga guru,
konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan
antara anggota kelompok masyarakat sekolah. Pengembangan nilai-nilai
karakter dalam budaya sekolah mencangkup kegiatan-kegiatan yang
dilakukan kepala sekolah, guru, konselor, tenaga administrasi ketika
berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas sekolah.
1) Kelas, melalui proses belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan atau
kegiatan yang dirancang sedemikian rupa.
2) Sekolah, melalui kegiatan sekolah yang diikuti seluruh peserta didik,
guru, kepala sekolah, dan tenaga administrasi di sekolah itu,
direncanakan sejak awal tahun pelajaran, dimasukkan dalam kalender
akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya
51
sekolah. Contoh kegiatannya adalah pagelaran seni, lomba pidato,
lomba kesenian, lomba membuat tulisan, dan lain-lain.
3) Luar sekolah, melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang
diikuti oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang sejak awal
tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam kalender akademik. Misalnya
kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta terhadap
tanah air, menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, melaksanakan
pengabdian masyarakat, dan lain-lain
c. Pengintegrasian dalam mata pelajaran
Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran.
Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan
nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini:
1) Mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada
Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya
2) Menggunakan tabel 2.1 yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan
KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan
dikembangkan
3) Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel 2.1
itu ke dalam silabus
52
4) Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam
RPP
5) Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang
memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan
internalisasi nilai dan menujukannya dalam perilaku yang sesuai
6) Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami
kesulitan untuk menginternalisasikan nilai maupun untuk
menunjukannya dalam perilaku.
4. Integrasi Pendidikan Karakater dalam Kegiatan Pembelajaran
Gambar. 2.5Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam Pembelajaran
Semua Mata Pelajaran
Sumber: (https://abelpetrus.wordpress.com/education/pendidikan-
karakter-di-pendidikan-dasar-dan-menengah/) diakses 17 Juli 2017
53
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui, bahwa implementasi
pendidikan karakter pada masing-masing pembelajaran dapat dilakukan
melalui 3 kegiatan, yaitu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
a. Perencanaan Pembelajaran Matematika yang Terintegrasi Nilai-Nilai
Karakter
Sebelum melakukan pembelajaran, seorang guru terlebih
dahulu harus menyusun perencanaan agar menghasilkan proses
pembelajaran yang optimal serta hasil yang maksimal. Perencanaan
yang dilakukan guru untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam
mata pelajaran adalah dengan membuat RPP berkarakter berdasarkan
silabus. RPP berkarakter menurut Mulyasa (2014:78) pada hakikatnya
merupakan rencana jangka pendek untuk memperikarakan atau
memproyeksikan karakter yang akan ditanamkan kepada peserta didik
dalam pembelajaran. Menurutnya (2014:79-81), Pendidikan karakter di
sekolah yang akan bermuara pada pengembangan RPP, sedikitnya harus
mencangkup tiga kegiatan, yaitu sebagai berikut:
1) Identifikasi Karakter
Karakter yang baik adalah sesuatu yang perlu dimiliki oleh
peserta didik, dan merupakan komponen yang harus dirumuskan
dalam pembelajaran. Karakter yang jelas akan memberi petunjuk
yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan
metode, dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap
54
penilaian. Pembentukan karakter melibatkan inteligensi question
(IQ), emotional question (EQ), creativity question (CQ), yang
secara keseluruhan harus tertuju pada pembentukan spiritual
question (SQ).
Karakter yang harus dimiliki peserta didik perlu dinyatakan
sedemikian rupa agar dapar dinilai, sebagai wujud hasil belajar
peserta didik yang mengacu paad pengalaman langsung. Penilaian
terhadap pendidikan karakter perlu dilakukan secara objektif,
berdasarkan kinerja peserta didik, yang diwujudkan dalam
perilakunya.
2) Integrasi Karakter ke dalam Kompetensi Dasar
Menurut Gordon dalam Mulyasa (2014:80) menjelaskan
beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep
kompetensi sebagai berikut:
a) Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadarn dalam bidang kognitif.
b) Pemahaman (understading), yaitu kedalaman kognitif dan afektif
yang dimilki oleh individu
c) Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu
untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan
kepadanya
d) Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini
dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang
55
e) Sikap (attitude) yaitu persaan atau reaksi terhadap suatu
rangsangan yang datang dari luar
f) Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk
melakukan sesuatu perbuatan
Jika dianalisis setiap ranah dalam kompetensi tersebut,
maka karakter dapat diintegarsikan dalam setiap ranah secara
proporsional, namun akan lebih tepat diitegrasikan dalam
pembentukan nilai, sikap, minat, yang nantinya akan membentuk
pribadi seseorang.
3) Penyusunan RPP Berkarakter
Komponen RPP mencangkup kompetensi dasar, karakter yang
akan dibentuk, materi standar, metode dan teknik, media, dan
sumber belajar, waktu belajar, dan daya dukung lainnya.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika yang Terintegrasi Nilai-Nilai
Karakter
Menurut Mulyasa (2014:125-131), dalam mengintegrasikan
pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 dapat dilakukan melalui
kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal atau pembukaan,
kegiatan inti atau pembentukan kompetensi atau karakter, serta kegiatan
akhir atau penutup:
56
1) Kegiatan awal atau pembukaan
Kegiatan ini mencangkup pembinaan keakraban dan pre-test.
a) Pembinaan keakraban
Pembinaan keakraban dilakukan untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif bagi pembentukan kompetesi dan
karakter peserta didik. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengkondisikan peserta didik agar mereka siap melakukan
kegiatan belajar
b) Pretes (tes awal)
Setelah melakukan kegiatan pembinaan keakraban
selanjutnya dilakukan kegiatan pretes. Kegiatan ini dilakukan
untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, untuk
mengetahui timgkat kemajuan peserta didik sehubungan
dengan proses pembelajaran yang dilakukan, untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik serta untuk mengetahui
darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai.
2) Kegiatan Inti Atau Pembentukan Kompetensi atau Karakter
Dalam pembentuka karakter dan kompetensi perlu diusahakan
untuk melibatkan peserta didik seoptimal mungkin. Prosedur yang
dapat ditempuh dalam pembentukan kompetensi dan karakter
adalah sebagai berikut:
57
a) Guru menjelaskan kompetensi minimal yang harus dicapai
peserta didik, dan cara belajar peserta didik
b) Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis,
pokok bahasan dikemukakan dengan jelas atau ditulis di papan
tulis
c) Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa hand out
dan fotokopi beberapa bahan yang akan dipelajari
d) Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik
e) Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam
mengerjakan lembaran kegiatan
f) Setelah selesai diperiksa bersama-sama dengan sara menukar
pekerjaan dengan teman lain, lalu guru menjelaskan jawabannya
g) Kekeliruan atau kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik
3) Kegiatan Akhir atau Penutup
Kegiatan akhir pembelajaran atau penutup dapat dilakuakan
dengan memberikan tugas, refleksi dan post test. Berdasarka teori
belajar tuntas, peserta didik dipandang tuntas belajar jika mampu
menyelesaika, menguasai kompetensi, dan karakter atau mencapai
tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan
pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah
peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal
65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik.
58
c. Evaluasi Pembelajaran Matematika yang Terintegrasi Nilai-Nilai
Karakter
Dalam pendidikan karakter, penilaian harus ditunjukan untuk
mengetahui tecapai tidaknya indikator yang telah ditetapkan. Menurut
Mulyasa (2014:206-215), penilaian pembelajaran dapat dilakukan
terhadap program, proses dan hasil belajar. Penilaian program bertujuan
untuk menilai efektivitas program yang telah dilaksanakan. Penilaian
proses bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi peserta didik
dalam pembelajaran, sedangkan penilaian hasil bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar atau pembentukan kompetensi, dan karakter
peserta didik. Penilaian dapat dilakukan dengan tes dan nontes. Tes
dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, dan perbuatan. Adapun nilai
nontes dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, jawaban terinci,
lembar pendapat, dan lain-lain.Menurutnya, pendidikan karakter dapat
dilakukan dengan berbagai model, diataranya adalah:
1) Observasi
Pengumpulan data yang pengisiannnya berdasarkan pada
pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku peserta didik
dengan cara pembiasaan, keteladanan, dan pembentukan karakter
peserta didik. Kegiatan observasi dapat dilakukan guru, baik saat
pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran.
59
2) Anecdotal Record
Anecdotal Recordmenurut Mulyasa (2014: 209) merupakan
kumpulan rekaman/catatan tentang peristiwa-peristiwa penting yang
menonjol dan menarik perhatian berkaitan dengan karakter peserta
didik dalam situasi tertentu.
Di bawah ini adalah Contoh format anecdotal record
Tabel 2.2
Format Anecdotal Record
Nama peserta didik : ……………………………………….
Kelas : ………………………………………..
Semester : …………………………………………
Tahun pelajaran : …………………………………………
Tanggal Peristiwa Tafsiran Keterangan
Sumber: (Mulyasa, 2014: 209)
Dari contoh format di atas, cara penilaiannya adalah dengan
mengamati masing-masing sikap peserta didik. Dari hasil
pengamatan tersebut, maka dapat di deskripsikan peristiwa penting
yang menonjol atau menarik yang dilakukan peserta didik dan
60
kemudian ditafsiri oleh guru, apakah peristiwa tersebut merupakan
peristiwa ke arah baik atau buruk. Dari hasil tafsiran tersebut guru
dapat melakukan kegiatan tindak lanjut yang dapat dijadikan
perbaikan ataupun peningkatan sikap yang dilakukan peserta didik.
3) Wawancara
Penilaian wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan
tidak terstruktur. Kegiatan wawancara yang dilakukan secara
terstruktur yakni dilakukan secara sengaja oleh guru dengan
menggunakan waktu dan pedoman tertentu yang sudah dipersiapkan
oleh guru, misalnya dalam kegiatan mengemukakan pendapat,
menyatakan rasa suka atau duka terhadap suatu kejadian, dan
menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya. Sedangkan
wawancara tidak terstruktur yaitu kegiatan wawancara yang
dilakukan secara tidak sengaja, dan tidak dipersiapkan terlebih
dahulu, misalnya mengucapkan salam saat bertemu, berdoa sebelum
dan sesudah kegiatan.
4) Portofolio
Portofolio menurut Mulyasa (2014:211) adalah kumpulan
tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian portofolio
adalah penilaian terhadap seluruh tugas yang dikerjakan peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu. Berdasarkan pengertian ini
guru dapat mengoleksi karya peserta didik berdasarkan aturan
61
tertentu. Penilaian portofolio dilakukan dengan membandingkan
karya peserta didik dari waktu ke waktu dengan kemampuan dirinya
sendiri. Format penilaian portofolio dapat dikembangkan sebagai
berikut:
Tabel 2.3
Format Penilaian Portofolio
KompetensiDasar (KD)
JenisKarakter
Indikator MateriPokok
JenisPenilaian
Keterangan
Sumber: Mulyasa (2014:213)
Dari format tabel di atas, hasil belajar terkait dengan KD yang
akan dicapai. Dari KD tersebut di analisis sejumlah karakter yang di
nilai, disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan
materi pokok.
5) Skala Bertingkat
Skala penilaian memuat daftar kata-kata atau persyaratan
mengenai, perilaku, sikap, dan atau kemampuan peserta didik.
Skala penilaian dapat berbentuk bilangan, huruf, dan ada pula yang
berbentuk uraian. Di bawah ini contoh skala penilaian bilangan.
62
Bentuk Skala Penilaian Bilangan
Aktivitas belajar peserta didik 1 2 3 4 5
Skala Penilaian Bentuk Uraian
Bagaimana usaha peserta didik dalam menyelesaikan pekerjaan
…. 1 Lamban, kurang berusaha
…. 2 sering tidak menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan
…. 3 sekadar selesai
…. 4 rajin bekerja, kadang-kadang lebih dari yang diharapkan
…. 5 sangat rajin, selalu lebih dari yang diharapkan
Sumber: (Mulyasa, 2014: 214)
Skala penilaian yang berbentuk bilangan terdiri dari
pernyataan, kata atau lainnya, dan di sebelahnya disediakan
bilangan tertentu, misalnya 1 sampai 5. Pengamat tinggal memberi
tanda checklistpada kolom salah satu prilaku yang muncul dan lajur
skala atau angka yang diamati.
Skala berbentuk uraian juga terdiri dari pernyataan atau bentuk
kemampuan di satu sisi dan di sebelahnya disediakan kolom titik
untuk diisi oleh pengamat dalam bentuk kalimat.
6) Evaluasi diri
Menurut Gardner dalam Mulyasa (2014:214) mengatakan
bahwa evaluasi diri adalah penilaian yang dilakukan dengan
menetapkan kemampuan yang telah dimiliki seseorang dari suatu
63
kegiatan pembelajaran atau kegiatan lainnya dalam rentang waktu
tertentu. Evaluasi ini dilakukan sendiri oleh peserta didik dengan
bantuan guru. di bawah ini adalah contoh penilaian diri:
Gambar 2.6
Format Penilaian Diri
HARI INI AKU
Sumber: Mulyasa (2014: 215)
Proses penilaiannya adalah dengan cara peserta didik dibantu
guru menganalisis hasil kerja atau merasakan apa yang telah
dilakukannya dengan bantuan guru, yaitu bisa dengan memilih dan
memberi tanda checklist pada format di atas.
64
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif NU Mangunsari
1. Sejarah Berdirinya MI Ma’arif NU Mangunsari
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Mangunsari merupakan sebuah
lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Lembaga Ma’arif
Cabang Salatiga. Nama sekolah ini berasal dari bahasa Arab yang
secara bahasa berarti sekolah dasar. Sebagaimana lembaga pendidikan
Islam lainnya, MI Ma’arif Mangunsari memberikan perhatian yang
lebih terhadap Pendidikan Agama Islam di samping mata pelajaran
umum lainnya.
Latar belakang dari berdirinya MI Ma’arif Mangunsari adalah
adanya keinginan dan kebutuhan dari masyarakat Mangunsari dan
sekitarnya akan adanya sekolah di lingkungan mereka. Pada saat itu,
sekolah di daerah tersebut masih sangat sedikit jumlahnya. Melihat
fenomena tersebut, beberapa tokoh agama yang mempunyai tanggung
jawab dan merasa berkewajiban untuk mempersiapkan generasi muda
yang berpengetahuan agama dan umum, berinisiatif untuk
memprakarsai berdirinya sebuah lembaga pendidikan Islam. Harapan
itu terealisasi dengan berdirinya MI Ma‘arif Mangunsari pada tanggal
15 Januari 1969.
65
Pada awal berdirinya, kegiatan belajar mengajar di MI Ma’arif
Mangunsari harus dilaksanakan di rumah-rumah warga karena belum
mempunyai bangunan sendiri. Kini, di usianya yang sudah sekitar 47
tahun, MI Ma’arif Mangunsari telah berkembang menjadi salah satu
sekolah yang diminati oleh masyarakat di kota Salatiga.
Lembaga ini memandang pendidikan sebagai modal asasi bagi
setiap orang dalam menjalani hidup sebagai khalifah fil ardli.
Sebagian orang boleh beranggapan bahwa pendidikan bukanlah
segala-galanya. Namun, perlu disadari bahwa segala sesuatu berasal
dari pendidikan.
2. Letak Geografis MI Ma’arif NU Mangunsari
MI Ma’arif Mangunsari terletak di Jl. Abdul Syukur no. 3A
desa Mangunsari kecamatan Sidomukti kota Salatiga. Letak MI
Ma’arif Mangunsari strategis karena berada di tengah komplek
perumahan warga, yang dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda
2 maupun roda 4. Selain itu, lingkungan sekitar MI Ma’arif NU
Mangunsari sangat kondusif karena tidak berada di tengah kota.
Sehingga, mendukung untuk proses belajar mengajar untuk anak usia
sekolah dasar.
Sekolah ini berada di atas tanah seluas 1169 , dengan luas
bangunan 633 , dan sisanya digunakan untuk tempat bermain/
66
upacara (halaman), tempat parkir serta tanaman lumbung. MI Ma’arif
NU Mangunsari mempunyai 2 ruangan, yaitu ruangan pokok dan
ruangan penunjang. Adapun ruangan pokok MI Ma’arif NU
Mangunsari diantaraya adalah 12 ruang kelas/belajar ukuran 6 x 7 m, 1
ruang kepala sekolah ukuran 3 x 4 m, serta 1 ruang guru 7 x 6 m.
Adapun ruangan penunjang MI Ma’arif NU Mangunsari diantaranya
adalah 1 ruang perpustakaan ukuran 7 x 6 m, 1 ruang UKS ukuran 2 x
2 m, 2 WC/ kamar mandi guru, dan 6 WC/ kamar mandi murid. Untuk
kegiatan beribadah, warga sekolah ini menempati mushola yang ada di
MI Ma’arif NU Mangunsari. Setiap ruangan yang ada di lingkungan
MI Ma’arif NU Mangunsari baik di dalam maupun di luarnya dihiasi
dengan kata-kata mutiara, semboyan serta media pembelajaran yang
sesuai. Di samping itu, madrasah ini dilengkapi dengan berbagai
fasilitas berupa sarana kebersihan, sarana olahraga, dan multimedia
yang memadai.
3. Identitas MI Ma’arif Mangunsari
Adapun profil dari MI Ma’arif NU Mangunsari adalah sebagai
berikut:
a. Nama Sekolah : MI Ma’arif Mangunsari
b. Alamat :
1) Jalan : Abdul Syukur no 3A
2) Desa/ Kelurahan : Mangunsari
67
3) Kecamatan : Sidomukti
4) Kabupaten/ Kota : Salatiga
5) Provinsi : Jawa Tengah
6) Kode Pos : 50721
7) No. Telepon/HP : (0298)328782
c. Mulai operasional : Tahun 1965
d. Luas Tanah : 1169 m2
e. Luas Bangunan : 633 m2
f. Status Tanah : Wakaf
g. Status Bangunan : Milik Sendiri/
h. Terakreditasi : A. (Sumber: Profil MI Ma’arif NU
Mangunsari tahun 2016/2017)
4. Visi, Misi dan Tujuan MI Ma’arif NU Mangunsari
Setiap madrasah ataupun sekolah memiliki visi dan Misi serta
tujuan, begitu juga dengan MI Ma’arif NU Mangunsari. Adapun visi,
misi, dan tujuan MI Ma’arif NU Mangunsari adalah sebagai berikut:
a. Visi MI Ma’arif NU Mangunsari
”Terwujudnya warga Madrasah yang Cerdas, Religius dan
Berakhlakul karimah baik secara individual maupun sosial”
Uraian visi (3C-4K-5S):
1) Cerdas Secara Intelektual dalam prestasi Akademik.
2) Cerdas Secara Emosional dalam berperilaku
68
3) Cerdas Secara Spiritual dalam motivasi dan aktivitas.
4) Berkarakter Kemandirian
5) Berkarakter Percaya diri,disiplin dan jujur
6) Berkarakter Peka dan Tangungjawab
7) Berkarakter Teliti dan Sabar
8) Sholeh Ritual : Dasar Tauhid kokoh berpola Ikhsan
9) Sholeh Ritual : Disiplin dalam beribadah
10) Sholeh Sosial: Berakhlaq mulia, toleran
11) Sholeh Sosial : Sahaja, sopan santun
12) Sholeh Personal : Ikhlas dan sabar
Indikator Visi :
1) Unggul dalam pencapaian target daya serap kurikulum
2) Unggul dalam lomba akademik maupun non akademik.
3) Unggul dalam membaca tulis Alqur’an
4) Unggul dalam kedisiplinan beribadah
5) Unggul dalam kesiapan kecakapan hidup.
6) Unggul dalam kegiatan seni , Olahraga dan ketrampilan.
7) Unggul dalam pembentukan watak dan sikap
kepribadian tercermin dalam prilaku keseharian.
8) Mampu menjadi rujukan bagi standar layanan
pendidikan dasar
69
b. Misi MI Ma’arif NU Mangunsari
“Belajar Enjoy Sepanjang Hayat”
Rincian Misi :
1) Menanamkan kesadaran prinsip hidup Belajar
Sepanjang Hayat.
2) Mengembangkan model pembelajaran yang ENJOY
(Efektif, Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islamy).
3) Memantik potensi dasar siswa secara Multi kecerdasan.
4) Menumbuhkan wawasan patriotisme kebangsaan.
5) Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung
tinggi Nilai Islamiyah, Budaya Lokal yang baik serta
nasionalisme.
6) Mengembangkan potensi masyarakat Peduli
Pendidikan.
7) Mengembangkan tata lingkungan yang mendukung
proses pendidikan.
c. Tujuan Madrasah
1) Tujuan Umum : Tujuan pendidikan dasar adalah
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan Khusus MI Ma’arif Mangunsari :
70
a) Menanamkan kesadaran prinsip hidup Belajar
Sepanjang Hayat.
b) Mengembangkan pembelajaran yang ENJOY (Efektif,
Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islami.
c) Mengembangkan potensi dasar peserta didik secara
terpadu baik kecerdasannya, keagamaannya dan
akhlakul karimahnya.
d) Menanamkan wawasan Nasionalisme religius
patriotisme kebangsaan.
e) Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung
tinggi Nilai Islamiyah, Budaya Lokal yang baik serta
nasionalisme.
f) Mengembangkan potensi masyarakat Peduli
Pendidikan.
g) Mengembangkan tata lingkungan yang menunjang
proses pendidikan.(Sumber: Profil MI Ma’arif NU
Mangunsari tahun 2016/2017)
5. Jumlah Guru dan Tenaga PendukungMI Ma’arif NU Mangunsari
71
Tabel 3.1Nama Guru MI Ma’arif NU Mangunsari
No. Nama / NIP JabatanMengajar
Kelas1 Susriana Wahyu IL,
M.PdIKepala
MadrasahB.Indonesia IIIB,AA(IIIB dan VI)
2 Ismiyati, S.Pd II
3 Dra. Nurul Aini V
4 Fathul Ghufron, S.PdI III
5 Siti Nasiroh, S.Ag II
6 Siti Nurkholifah III
7 Achmad SabiqulUmam, S.Ag
SKI (III-VI), AA(IV-V), QH (V)
8 M. Turis Niagawan, SH VI
9 Fauziah, M.Ag I
10 Dian MAriani, S.Pd VI
11 Arifatul Farida, S.Pd V
12 Tri Handayani, S.Pd.I I
13 Khoriyatun Ni’mah,S.PdI
IV
14 Syafi’il Abthohi, S.Pd.I IV
15 Sarah Ariyani F, S.Pd.I III
16 Abdul Ghoni, S.PdI QH (I-IV dan VI)
17 Habib Ali Luthfi, S.Pd.I Tata Usaha
18 Taufiqurrahman, S.Pd.I
19 Ali Ashadi
20 Yunus Satpam
21 Supriyati Kebersihan
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
72
Tabel 3.2Jumlah PTK Berdasarkan Tingkat Kualifikasi Akademik
No Status/ JabatanTingkat Pendidikan Terakhir
< SLTP SLTA D2 D3 S1*) S2 S31. Kepala Sekolah - - - - - 1 -2. Guru PNS - - - - 5 - -3. Guru wiyata - - - - 11 1 -4 Karyawan - 3 - - - - -4 Penjaga sekolah - 1 - - - - -
*) Sarjana PendidikanSumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
Tabel 3.3Kualifikasi Pendidik Berdasarkan Tingkat Kompetensi/ Sertifikasi
No Status/ JabatanJumlah Personil yang Lulus Sertifikasi/
Jumlah Tahun
1. Kepala Sekolah 1 20132. Guru PNS 1 2012
4 20133. Guru wiyata 1 2011
1 20121 2013
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
6. Jumlah Siswa dan Rombel tahun 2016- 2017
Tabel 3.4Jumlah Siswa dan Rombel tahun 2016-2017
Kelas Paralel Laki-laki Perempuan Jumlah Total1 A 11 13 24 72
B 13 11 24C 13 11 24
2 A 15 8 23 69B 16 7 23C 17 6 23
Bersambung...
73
Sambungan ....3 A 17 14 31 62
B 17 14 314 A 13 21 34 69
B 14 21 355 A 12 15 27 59
B 16 16 326 A 11 15 26 51
B 18 7 25Jumlah 382
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
7. Struktur dan Bagan Organisasi MI Ma’arif NU Mangunsari
Tabel 3.5Struktur Organisasi MI Ma’arif NU Mangunsari
.......................
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
PENASEHAT
KEMENTERIAN AGAMA KOTA SALATIGA
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU KOTA SALATIGA
KEPALA MADRASAH
Susriana Wahyu Ika Lestari, M.Pd.I
KOORDINATOR BIDANG
KURIKULUM
Fauziyah, M.Ag
KESISWAAN
KhoiriyatunNi’mah, S.Pd.I
KEUANGAN
Fathul Ghufron,S.Pd.I
SARANA PRASARANA
Syafi’il Abtoghi, S.Pd.I
GURU/ KARYAWAN
74
8. Jumlah Ketersediaan Buku dan Sarana Prasana PendukungTabel 3.6
Koleksi PerpustakaanMI Ma’arif NU MangunsariNo Jenis Koleksi Buku Jumlah Satuan1. Buku Teks Utama 850 Examplar2. Buku Bacaan 2000 Examplar3. Buku Referensi 400 Examplar
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
Tabel 3.7Peralatan PendidikanMI Ma’arif NU Mangunsari
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kondisi1. Alat Peraga IPA (Torso) - - -2. IPS 5 Set Cukup3. Matematika 2 Unit Rusak4. Bahasa Indonesia 4 Unit Rusak5. Bahasa Inggris 2 Unit Rusak6. IPBAl quran 4 Unit Baik7. KIT IPA 4 Unit Baik
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
Tabel 3.8Media PendidikanMI Ma’arif NU Mangunsari
No Jenis Media Jumlah Satuan Kondisi1. Perangkat Komputer 12 Unit 8= Rusak
4= Baik2. Printer 3 Unit 1 = Cukup
2 = Baik3. LCD 3 Unit 3 = baik4. Projector (OHP) - - -5. Layar OHP 1 Unit Baik6 Televisi 1 Unit Baik7 Laptop 2 Unit 1 = Rusak8 DVD Player 1 Unit Baik9 Sound System 1 Unit Cukup
10 CD Keping-Interaktif - - -Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
75
Tabel 3.9Perabot SekolahMI Ma’arif NU Mangunsari
No Jenis Perabotan Sekolah Jumlah Satuan Kondisi1. Meja/kursi Kepala Sekolah 1 Set Baik2. Meja/kursi Guru 17 Set Baik3. Meja Siswa 300 Buah Cukup4. Kursi Siswa 350 Buah Cukup5. Meja Komputer 2 Buah Cukup-Baik6. Lemari Kelas 13 Buah Cukup7. Rak Buku Perpustakaan 6 Buah Baik8 Papan Tulis/ White Board 14 Buah 4 = Rusak
10 = Baik9. Papan Data Kantor 1 Unit Cukup
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
Tabel 3.10Prasana MI Ma’arif NU Mangunsari
JenisKeberadaan Berfungsi
Ya Tidak Ya Tidak
Instalasi Air √ √Jaringan Listrik √ √Jaringan Telepon √ √Internet √ √Akses Jalan √ √
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
9. Jumlah Ketersedian RuanganTabel 3.11
Ruangan PokokMI Ma’arif NU MangunsariNo Nama Ruangan Jumlah Satuan Kondisi1. Ruang Kelas/ Belajar 12 (6 x 7m) M2 Baik2. Ruang Kepala Sekolah 3 x 4 M2 Baik3 Ruang Guru 7 x 6 M2 Baik
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
76
Tabel 3.12Ruangan PenunjangMI Ma’arif NU Mangunsari
No Nama Ruangan Ukuran Satuan Kondisi1. Ruang Perpustakaan 7 x 6 m M2 Baik2. UKS 2 x 2 m M2 Baik3. WC GURU 2 (2 x 3) m M2 Baik4. WC MURID 6 ( 2 x 2m) M2 Baik
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
10. Jadwal Ekstrakurikuler dan Kegiatan Pembiasaan
Tabel 3.13Jadwal Ekstrakurikuler MI Ma’arif NU Mangunsari
Hari Waktu Ekskul Pemandu Ket.Kamis 13.00 -14.00 Khot dan
kaligrafiFatkhul Ghufron, S.Pd.I Kelas III
Jum’at 13.00 – 14.30 Rebana Khoriyatun Ni’mah,S.Pd.I
Kelas III,IV, V
Sabtu 10.00 – 12.00 Pramuka - Dra. Nurul Aini- Ismiyati, S.Ag- M. Turuis
Niagawan
Kelas III-VI
Sabtu 10.00 -12.00 Drumbband
Lukman, S.Pd Kelas IVdan V
Sabtu 10.00 -12.00 Melukis Kak Ajik Kelas ISabtu 10.00 -12.00 Menari - Kelas II
Tabel 3.14Jadwal Kegiatan Pembiasaan MI Ma’arif NU Mangunsari
Tahun Pelajaran 2016/2017Kegiatan Hari Waktu
Tadarus, Tahfidz, SholatDhuha
Senin-Sabtu 07.00 – 08.00
Sholat Dhuhur Berjamaah Senin-Kamis 12.20 – 12.40
77
11. Data Prestasi MI Ma’arif NU Mangunsari
a. Prestasi Akademik
1) Jumlah Peserta UAS/UASBN Tahun 2014/2015= 37 orang
2) Rata-rata hasil UASBN Tahun 2015/2016 = 19.76
3) nilai tertinggi UASBN Tahun 2015/2016 =26.85
4) nilai terendah UASBN Tahun 2015/2016 =11.05
5) Jumlah yang diterima di SMP/ Sederajat = 37orang
b. Prestasi (tahun 2017)Tabel 3.15
Prestasi Non AkademikNO PRESTASI TAHUN TINGKAT1. Juara I Adzan 2017 Kecamatan2. Juara II TIKI Putri 2017 Kecamatan3. Juara III TIKI Putra 2017 Kecamatan4. Juara II MTQ Putri 2017 Kecamatan5. Juara III MTQ Putra 2017 Kecamatan6. Juara II Cerita Islami Putra 2017 Kecamatan7. Juara II Cerita Islami Putri 2017 Kecamatan8. Juara II Pidato Putri 2017 Kecamatan9. Juara III Pidato Putra 2017 Kecamatan10. Juara II Tartil Putra 2017 Kecamatan11. Juara II Khot Putri 2017 Kecamatan12. Juara II Sholat Putri 2017 Kecamatan13. Juara III Macapat Putri 2017 Kecamatan14. Juara I Cerita Islami 2017 Kota Salatiga15. Juara II Cerita Islami Putri 2017 Kota Salatiga16. Juara II TIKI Putri 2017 Kota Salatiga17. Juara II TIKI Putra 2017 Kota Salatiga18. Juara III Pidato Putri 2017 Kota Salatiga
Sumber: Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
78
12. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di MI Ma’arif Mangunsari
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, MI Ma’arif NU
Mangunsari sebenarnya sudah melaksanakan pendidikan karakter sejak
MI tersebut dibangun. Pada dasarnya pendidikan yang terdapat di
jenjang Madrasah termasuk MI adalah pendidikan moral atau karakter,
karena yang ditonjolkan dalam pendidikan madrasah adalah
pendidikan moral atau biasa disebut pendidikan akhlak. Sebagaimana
yang telah diungkap oleh Ibu Susriana Wahyu Ika LestariKepala
Sekolah MI Ma’arif NU Mangunsari:
“Kalau di madrasah pada umumnya pendidikan yangdicanangkan ya pendidikan karakter, jadi pendidikan karaktermulai diterapkan sejak madrasah ini dibangun. Kalaumadrasah ini lahirya sekitar tahun 1960. Kalau madrasahseperti itu. Untuk resminya atau konsentrassinya itu dimulaisejak 2009” (W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47 /R1).
Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter, tentunya
harus diseragamkan dengan kurikulum yang telah ditetapkan pada
masing-masing jenjang pendidikan. MI Ma’arif NU Mangunsari
merupakan MI yang berdiri di bawah naungan Kementerian Agama.
Sehingga untuk menerapkan sebuah kurikulum yang menjadi acuan
sekolah, MI ini harus mengikuti kebijakan Kementerian Agama.
Kementerian Agama menetapkan kurikulum yang digunakan saat ini
adalah kurikulum 2013. Sehingga, MI ini juga menggunakan
kurikulum 2013.
79
Terdapat beberapa sasaran dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter. Hal tersebut disampaikan oleh SWIL sebagai
berikut:
“Sasaran utama, ya anak. Namun, sebelum kita memberikan keanak, pasti pengajarnya harus terlebih dahulu berkarakter. Jadiguru berkarakter dulu baru dicontohkan ke anak. Di sekolah iniada pelatihan pembinaan bagi guru berkarakter”(W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47/ R1).
Pendidikan karakter sejatinya adalah pendidikan moral. Untuk
menumbuhkan karakter tentunya dibutuhkan langkah-langkah pasti
untuk diterapkan. Dalam mensukseskan program pendidikan karakter,
sekolah ini mengimplementasikannya dari berbagai kegiatan sekolah,
seperti yang telah dipaparkan SWIL sebagai berikut:
“Jadi kita implementasikan di pembelajaran, muatan materiapapun bisa kita laksanakan disitu. selain itu juga adapembiasaan contohnya sholat dhuha, mengaji setiap pagi harisebelum belajar dengan metode qiroati, sholat dhuhurjamaah, dan sebagainya. Dalam pembelajaran kita terapakanseperti etika sopan santun, contohnya etika kepada guru, carabicara dengan guru, berinteraksi dengan teman, jadi kitaajarkan langsung saat pelajaran. Untuk budaya sekolah,contohnya kita terapkan supaya siswa membuang sampahpada tempatnya, hal tersebut kita usahakan denganmenambah jumlah tempat sampah dan mencotohkannyamembuang sampah pada tempatnya ”(W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47 /R1)
Dari hasil paparan di atas, bahwasanya sekolah ini
mengimplementasikan pendidikan karakter melalui tiga cara, yakni
diintegrasikan melalui sejumlah mata pelajaran, melalui kegiatan
80
pembiasaan, dan kegiatan budaya sekolah. Untuk kegiatan
pembiasaannnya berupa mengaji setiap pagi dengan metode qiroati,
sholat dhuha. Dan kegiatan budaya sekolah, contohnya Jum’at bersih,
dan program membuang sampah pada tempatnya.
Dari hasil implementasi pendidikan karakter secara umum,
membuahkan hasil yang baik bagi perubahan dan perkembangan
karakter peserta didik. Hal tersebut disampaikan oleh SWIL sebagai
berikut:
“Terdapat banyak perubahan-perubahan yang bisa dilihat.Seperti pencapaain prestasi non akademik yang mulai terlihat.Anak yang kita pandang tidak mampu dalam akademik,ketika kita latih untuk maju dalam sebuah event lombamereka ternyata juga bisa berprestasi. Kemudian untukkebiasaan-kebiasaan beribadah, bisa kita buktikan lewattanggapan orang tua terhadapa perubahan anak yang lebihrajin beribadah. Contohnya ada orangtua yang punya anakdua, yang satu sekolah di SD yang satunya sekolah di mi.Setelah mereka mengamati ternyata anak mereka yangsekolah di mi lebih rajin dan tanggap sholat ketika adzanmulai dikumandangkan dibandingkan anak mereka yangsekolah di SD” (W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47 /R1).
Dari paparan di atas dapat diketahui, bahwa hasil dari
pendidikan karakter tidak hanya dapat dilihat dari prestasi akademik
saja melainkan dapat dilihat dari prestasi non-akademik dan sikap
yang baik. Sikap yang baik ditandai dengan misalnya meningkatnya
kebiasaan-kebiasaan beribadah.
81
B. Temuan Penelitian
Sumber data penelitian yang penulis kumpulkan berasal dari sumber
data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer berasal dari guru
kelas 1, baik data yang di dapat melalui hasil wawancara, observasi maupun
dokumentasi. Sedangkan sumber data sekunder adalah berasal dari kepala
sekolah dan peserta didik. Sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan adalah studi documenter/ dokumentasi, observasi, dan wawancara.
MI Ma’arif NU Mangunsari telah mengimplementasikan pendidikan
karakter di berbagai bidang, termasuk diintegrasikan dalam semua mata
pelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran matematika.
Dalam pengintegrasian pendidikan karakter dalam mata pelajaran,
sekolah ini menggunakan kurikulum 2013. Dalam kurikulum ini diterapkan
pembelajaran integrasi (terpadu), yaitu pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa mata pelajaran. Tentunya ketika pembelajaran terpadu,
yang berdiri bukanlah mata pelajaran melainkan kumpulan tema yang di
dalamnya sudah terintegrasi berbagai mata pelajaran. Jadi, seorang guru
ketika mengajar harus mampu mengkaitkan] antara mata pelajaran satu
dengan mata pelajaran lain, yang dibungkus dalam bentuk tema. Salah satu
mata pelajaran yang masuk dalam konsep tematik adalah mata pelajaran
matematika.
82
Adapun tahapan dalam implementasi pendidikan karakter pada
pembelajaran matematika meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap evaluasi.
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari
Yang Terintegrasi Dalam Nilai-Nilai Karakter
Tahap perencanaan merupakan tahap persiapan untuk menyusun
kegiatan pelaksanan pembelajaran dan evalusi. Kegiatan ini dilakukan agar
pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana dan lebih maksimal.
Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran.
Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran peneliti dalam melakukan
penelitian yaitu mata pelajaran matematika dengan subjek peserta didik
kelas 1B.
Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam
pembelajaran matematika, MI Ma’arif NU Mangunsari pada tahap
perencanaan, peneliti menggunakan teknik studi dokumentasi. Melalui
teknik studi dokumentasi dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan
pembelajaran seorang guru membutuhkan beberapa persiapan, yaitu
mempersiapakan RPP dan silabus.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi, Silabus dan RPP yang disusun
sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013, dan buku acuan yang digunakan
adalah buku tematik. Dalam buku tematik kelas 1 terdapat 7 tema. Salah
83
satunya adalah tema 7 yang membahas tentang “Benda, Hewan, dan
Tanaman di sekitarku”. Tema tersebut yang peneliti jadikan objek dalam
mengamati pembelajaran matematika yang terintegrasi nilai-nilai karakter.
Dari tema tersebut, peneliti mengamati sub tema 1 yang membahas tentang
“Benda Hidup dan Benda Tak Hidup di Sekitarku” pada pembelajaran 1.
Silabus yang disusun oleh MI Ma’arif NU Mangunsari sesuai dengan
ketentuan silabus yang dikeluarkan oleh Kemendikbud revisi 2016.
Adapun paparan silabus yang digunakan sebagai acuan selama
pembelajaran pada proses penelitian terdapat pada lampiran 1. Silabus yang
dikeluarkan oleh Kemendikbud revisi 2016 mencangkup ketentuan sebagai
berikut:
a. Identitas sekolah dan tema (satuan pendidikan, kelas, tema)
b. Alokasi waktu
c. Mata pelajaran dan Kompetensi dasar
d. Materi Pembelajaran
e. Kegiatan pembelajaran
Selain menyusun silabus, dalam tahap persiapan guru juga menyusun
RPP. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun oleh wali kelas sesuai
dengan format penyusunan RPP kurikulum 2013. Adapun paparan RPP
pada saat proses penelitian terdapat pada lampiran 2. Format penyusunan
RPP yang disusun guru mencangkup ketentuan sebagai berikut:
84
a. Identitas Sekolah dan mata pelajaran (satuan pendidikan,
kelas/semester, Tema, Sub tema, pembelajaran, dan alokasi
waktu)
b. Kompetensi Inti
c. Kompetensi dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
d. Tujuan pembelajaran
e. Materi Pembelajaran
f. Metode pembelajaran
g. Kegiatan pembelajaran
1) Pendahuluan
2) Kegiatan inti
3) penutup
h. Sumber dan Media Pembelajaran
i. Penilaian proses dan hasil Pembelajaran
Dari hasil studi dokumentasi RPP, bagian-bagian RPP yang
menggambarkan adanya integrasi nilai-nilai karakter yaitu pada bagian
kegiatan pembelajaran dan bagian penilaian. Pada bagian kegiatan
pembelajaran, nilai karakter tidak secara langsung dicantumkan pada RPP,
namun nilai tersebut terkandung dalam deskripsi kegiatan. Sedangkan
untuk bagian penilaian, integrasi nilai-nilai karakter terlihat pada penilaian
sikap. Pada penilaian ini, guru membagi penilaian sikap menjadi 2 yaitu:
85
1) Penilaian spiritual
Pada penilaian spiritual terdapat beberapa indikator sikap, yaitu
penilaian berdoa sebelum pelajaran, berdoa sesudah pelajaran,
dan jujur.
2) Penilaian sosial
Pada penilaian sosial terdapat beberapa indikator sikap,
diantaranya percaya diri, kerjasama, disiplin, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, dan lain-lain. Untuk penilaian sosial,
disesuaikan dengan target guru ingin menerapkan dan menilai
karakter apa saja dalam pembelajaran.
Cara melakukan penilaiannya adalah dengan memberikan tanda-tanda
tertentu dalam lembar penilaian yang sudah dibuat kolom penilaian siswa
yang direncanakan pada RPP. Adapun keteranganya sebagai berikut:
+ : sangat menonjol
- :kurang menonjol
Tak ada tanda :menonjol
2. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari
Yang Terintegrasi Nilai-Nilai Karakter
Tahap pelaksanaan pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru dan peserta didik yang telah
direncanakan oleh guru dalam silabus dan RPP. Untuk mengetahui
implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika MI
86
Ma’arif NU Mangunsari pada tahap pelaksanaan, peneliti menggunakan
teknik wawancara dan observasi. Teknik wawancara untuk mengetahui
pendapat guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada
pembelajaran matematika dan teknik observasi untuk mengamati nilai-nilai
karakter dalam pembelajaran matematika yang terkandung selama proses
pembelajaran.
Pada tahap pelaksanaan, Ibu Fauziyahselaku wali kelas 1B MI Ma’arif
NU Mangunsari menyampaikan tentang pengintegrasian nilai-nilai
karakter pada pembelajaran matematika. Adapun paparannya sebagai
berikut:
“Integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran dilaksanakanmelalui 3 tahap yaitu mulai tahap persiapan yang dintegrasikan padaRPP dan silabus, tahap pelaksanaan yang diintegrasikan langsung padapembelajaran, dan tahap evalusi yang diintegrasikan pada penilaian.Kalau di RPP kan ada langkah-langkah pembelajaran dan evaluasi,disitu menggambarkan nilai-nilai karakter. Selain itu kita juga seringsharing-sharing dengan para guru, membahas tentang nilai-nilaikarakter, tapi guru paralel, soalnya kan nanti dimasukin ke rapornyasejalan” (W/ F/PPM/15-4-2017/10.00-11.00/R2).
Dari paparan di atas dapat diketahui bahwasanya pelaksanaan
pendidikan karakter pada pembelajaran matematika dilaksanakan melalui 3
tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap
persiapan, pernyataan di atas sejalan dengan studi dokumentasi yang
dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan, yakni mempersiapkan RPP
dan silabus. Pada tahap ini guru memaparkan bahwa pada RPP memuat
87
nilai karakter yang tercantum pada bagian langkah-langkah pembelajaran
dan lembar evaluasi. Selain 3 tahap tersebut, untuk menunjang pelaksanaan
pendidikan karakter, guru juga mengadakan diskusi untuk membahas
pengembangan implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran
matematika.
Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter pada pembelajaran
matematika, dibutuhkan beberapa komponen pembelajaran. Adapun
komponen yang dibutuhkan dalam pembelajaran salah satunya adalah
metode pembelajaran. Dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter
pada pembelajaran matematika, F selaku wali kelas 1B menggunakan
beranekamacam metode diantaranya adalah seperti yang dipaparkan
berikut:
“Metode yang kerap kita gunakan ya banyak, tinggal disesuaikandengan situasai dan kondisi. Ya seperi card short, diskusi, demonstrasi,bermain peran,,mendongeng cerita matematika dan lain-lain. Intinyametode untuk menerapkan pendidikan karakter, prinsip saya belajartidak terbatas pada dinding-dinding kelas, belajar itu ya di alam yangluas, kelas ya dimana saja.” (W/ F/PPM/15-4-2017/10.00-11.00/R2).
Dari paparan di atas, metode yang kerap digunakan guru dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran
matematika adalah card short, diskusi, demonstrasi, bermain peran,
mendongeng cerita matematika dan lain-lain. Selain metode, komponen
lainnya yang dipersiapkan guru adalah media pembelajaran. Adapun media
88
yang biasa digunakan F dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter
pada pembelajaran matematika adalah seperti pada paparan di bawah ini:
“Kalau kelas 1 kan pembelajaran matematika dari yang riil baruabstrak, misalnya kalau menghitung benda kita gunakan media sekitarseperti kerikil, misalnya penjumlahan yang ditonjolkan ya yang riil-riildulu” (W/ F/PPM/15-4-2017/10.00-11.00/R2).
Dari pernyataan tersebut, guru biasa memanfaatkan media sekitar
untuk pembelajaran. Media yang digunakan bisa berupa kerikil, misalnya
diterapkan pada materi penjumlahan.
Proses pembelajaran yang diterapkan pada MI ini menggunakan acuan
kurikulum 2013. Pada proses pembelajaran matematika terdapat kegiatan
yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah pendekatan
ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
eksperimen/explore, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan observasi pembelajaran, tepatnya pada
kegiatan pembelajaran 1. Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran di
paparkan di bawah ini:
a. Kegiatan Pendahuluan
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. Guru meminta
seluruh peserta didik untuk memutar kursi mengahadap guru, sekaligus
guru mengecek kesiapan peserta didik dalam belajar. Guru meminta
89
salah satu peserta didik untuk memimpin doa bersama. Kegiatan
dilanjut mengabsen masing-masing peserta didik, sebagai wujud
perhatian guru kepada masing-masing peserta didik. Sebelum memulai
pembelajaran, guru mengajak peserta didik bernyanyi dan bertepuk
untuk meningkatkan minat dan semangat belajar peserta didik.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
Guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil,
yang berisikan antara 5-6 anak, dengan posisi tempat duduk
mengelompok atau terkotak-kotak. Guru membagikan 2 kertas kepada
masing-masing kelompok. Guru menjelaskan materi tentang bilangan
61-80. Guru juga mengajarkan cara menulis bilangan di papan tulis.
Guru mengajak peserta didik untuk melafalkan bilangan 61-80 secara
bersama-sama dengan suara nyaring. Sambil melafalkan bilangan,
guru mengamati peserta didik satu persatu tentang perhatian mereka
kepada materi. Setelah melafalkan guru menegur peserta didik yang
tidak memperhatikan.
Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk melihat 2
kertas yang sudah diberikan guru saat awal pembelajaran. Guru
meminta masing-masing kelompok untuk memotong kertas berisikan
bilangan 61-80 yang tersusun secara acak, dan meminta kepada
90
mereka untuk menempelkan angka-angka yang sudah dipotong ke
kertas kosong satunya yang berisikan kolom-kolom yang sudah
disediakan. Guru meminta siswa untuk menempelkannya secara urut
mulai dari yang terkecil hingga terbesar dan meminta untuk
mengerjakannya secara cepat. Masing-masing kelompok mulai
mengerjakan dan berdiskusi untuk menyelesaikan tugas kelompok dari
guru.
Hasil kinerja kelompok yang sudah selesai di tempel di depan.
Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok
berupa bintang-bintang. Semakin cepat mereka mengumpulkan kinerja
kelompok, semakin banyak pula bintang yang mereka peroleh. Setelah
semua hasil kelompok di tempel di depan, guru bersama peserta didik
mengkoreksi kinerja masing-masing kelompok. Kemudian, dari hasil
koreksi, guru membacakan pemenang kelompok. Seluruh peserta didik
memberikan ucapan selamat kepada kelompok yang menang, dan
memberikan semangat kepada kelompok yang belum menang.
Guru memberikan tugas individu kepada peserta didik untuk
mengejakan tugas di buku tematik peserta didik yaitu menebak benda
dengan cara menghubungkan angka 61-80 secara berurutan. Setelah
hasil kinerja mereka terkumpul, guru memberikan tugas rumah kepada
peserta didik.
91
c. Kegiatan Penutup
d. Guru melakukan refleksi terhadap pelajaran yang telah dipelajari. Guru
meminta peserta didik untuk berkemas dan merapikan tempat duduk
mereka. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa
pulang bersama. Guru mengucapkan salam penutup. Para peserta didik
berbaris pulang, dan mencium tangan guru saat keluar.
Dari hasil kegiatan pembelajaran di atas, peneliti
mempersiapakan checklist kegiatan pembelajaran matematika yang
mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Adapun hasilnya terpapar di
bawah ini:
Tabel 3.16
Checklist Kegiatan Pembelajaran Matematika
Yang Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter
No. Nilai Karakter Kegiatan Pembelajaran KondisiYa Tidak
1. Berpikir logisdan kritis
1. Guru menugaskan peserta didik menyelesaikanpersoalan open-ended untuk memberikanpemikiran alternatif pemecahannya
2. Kerja keras 1. Guru memberikan tugas di dalam kelas2. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah3. Guru memberikan tugas terstruktur4. Guru meminta sisiwa untuk menyelesaikan
tugas sesuai batas waktu yang di tetapkan5. Guru mengajak peserta didik untuk giat belajar
Bersambung...
92
Sambungan…
3. Keingintahuan 1. Melakukan kegiatan tanya jawab saat kegiatanapersepsi
2. Melakukan kegiatan tanya jawab pada kegiatandiskusi
3. Menugaskan peserta didik mencari sumberbelajar
4. Kemandirian 1. Melakukan penilaian secara individu2. Guru mengingatkan peserta didik untuk
menyelesaikan sendiri tugas yang menjaditanggung jawabnya
3. Memberikan kesempatan kepada peserta didikuntuk menentukan kelompok diskusinyasendiri
4. Guru meminta peserta didik untukmengerjakan soal di papan tulis
5. Percaya diri 1. Guru mengajak peserta didik untuk beranimenyampaikan pendapatnya saat diskusi dikelas
2. Guru meminta peserta didik maju mengerjakansoal atau melaksanakan perintah sesuaiyangdikatakan guru
3. Guru mengingatkan peserta didik untuk tidakmengeluh saat menyelesaikan masalah yangdihadapi
6. Kereligiusan 1. Guru mengucapkan salam di awal dan akhirkegiatan pembelajaran
2. Guru menyiapkan peserta didik untukmemulai dan mengakhiri pembelajaran denganberdoa
Bersambung…
93
Sambungan…
7. Kejujuran 1. Guru mengingatkan peserta didik untuk tidakmencontek temannya saat mengerjakan tugasatau ulangan
2. Guru mengingatkan peserta didik untukmengerjakan tugas pekerjaan rumah secaraindividu dan tidak menjadi plagiat dalammengerjakan setiap tugas
3. Melakukan kegiatan refleksi sehingga pesertadidik dapat mengemukakan rasa senang atautidak tidak senang terhadap pelajaran
8. Kedisiplinan 1. Guru masuk kelas tepat waktu2. Guru menegur peserta didik yang melanggar
aturan di dalam kelas (seperti makan di dalamkelas, berbicara, mengganggu temannya,berkeliaran, dan sebagainya)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik4. Menggunakan seragam guru sesuai aturan
9. Ketangguhan 1. Guru mengingatkan peserta didik untukpantang menyerah/ tidak mudah putus asadalam menghadapi berbagai kesulitan dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran
2. Guru memberikan support agar peserta didiktidak cengeng
3. Guru memberikan support agar peserta didiktidak malas
4. Guru memberikan support agar peserta didiktidak manja
Bersambung…
94
Sambungan…
10. Kedemokratisan 1. Guru memberikan kesempatan kepada pesertadidik untuk memilih ketua kelompoknya didalam kelompoknya sendiri
2. Guru memberikan kesempatan kepada pesertadidik untuk menyampaikan hasil diskusikelompok
3. Guru memberi kesempatan kepada pesertadidik untuk mengemukakan pendapat sesuaidengan cara masing-masing saat kegiatandiskusi
4. Guru mengingatkan peserta didik agarmenghargai pendapat orang lain
11. Kerjasama 1. Guru memberi tugas kelompok2. Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi
dengan baik menyelesaikan tugas kelompok3. Guru mengingatkan peserta didik untuk
mengutamakan kepetntingan bersama dantidak mengutamakan kepentingan individu
12. Tanggung jawab 1. Guru menyuruh peserta didik mengerjakantugas dengan baik
2. Guru mengingatkan peserta didik agar dapatmempertanggungjawabkan setiap pekerjaanatau perbuatan yang dilakukan
13. Kepedulian 1. Guru melatih peserta didik memberikantanggapan atas pertanyaan yang disampaikanteman
2. Guru meminta peserta didik memberikankesempatan kepada temannya untukberpendapat saat kegiatan tanya jawab
3. Guru meminta peserta didik untuk memberikanbantuan terhadap temannya sesuai dengankemampuannya terhadap teman lain yangmemiliki masalah
4. Guru meminta peserta didik untuk salingmemberikan semangat belajar
Bersambung…
95
Sambungan….
14. Menghargaiprestasi
1. Guru mengingatkan peserta didik untuk salingmenghargai prestasi
2. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi
15. Santun 1. Guru mengingatkan peserta didik agar
menghormati orang yang lebih tua darinya2. Guru mengingatkan peserta didik agar tidak
berkata-kata kotor, kasar, dan takabur3. Guru mengingatkan peserta didik agar tidak
meludah di sembarang tempat4. Guru mengingatkan peserta didik agar tidak
menyela pembicaraan pada waktu yang tidaktepat
5. Guru mengingatkan peserta didik untukmengucapkan terima kasih setelah menerimabantuan orang lain
6. Bersikap 3s (salam, senyum, sapa)7. Guru mengingatkan peserta didik untuk
meminta ijin ketika memasuki ruangan oranglain atau menggunakan barang orang lain
8. Guru mengingatkan peserta didik untukmemperlakukan orang lain sebagaimana dirisendiri ingin diperlakukan
16. Bersahabat 1. Guru mengajak bertepuk dan bernyanyibersama
2. Menanyakan kabar dan kondisi peserta didik3. Guru bercerita kepada peserta didik
17. Kreatif 1. Guru menyuruh peserta didik membuat mediapembelajaran
2. Guru menggunakan berbagai metodepembelajaran
3. Guru menggunakan media pembelajaran
K
3. Evaluasi Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari Yang
Terintegrasi Nilai-Nilai Karakter
Tahap evaluasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengukur
keberhasilan suatu rencana/program. Kegiatan evaluasi dilakukan guru
96
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan keberhasilan peserta didik
dalam belajar, serta sebagai wujud analisis tindak lanjut bagi peserta didik
yang tidak memenuhi standar atau di atas standar. Dalam hal ini peneliti
menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Dalam kurikulum 2013, guru dituntut untuk tidak hanya
mengutamakan kognitif melainkan afektifnya juga. Sehingga, dalam
mengevaluasi, guru setiap hari harus mengamati perkembangan atau
perilaku peserta didik, tidak hanya di kelas melainkan di luar kelas atau di
luar jam pelajaran. Mengenai evaluasi, Ibu Fauziahselaku wali kelas 1
menyampaikan sebagai berikut:
“Evaluasinya ya hasil dari pengamatan, kemudian dari hasilpengamatan kita catat. Makanya penilaiannya lebih ekstra dibandingmenilai pengetahuan, karena kita harus mengamati betul satu persatuanak-anak, jadi guru harus lebih dekat, lebih detail semua siswa harusdilihat. Pengamatan juga tidak waktu pas pembelajaran saja, tapi jugapas waktu di luar jam pelajaran seperti saat istirahat” (W/ F/EPM/15-4-2017/10.00-11.00/R2).
Penyataan tersebut membuktikan bahwa guru melakukan evaluasi
setiap waktu dengan mengamati perilaku peserta didik, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. Dari hasil pengamatan, guru menuliskan hasilnya di
lembar evaluasi yang sudah dipersiapkan. Adapun cara mengevaluasi
dijelaskan oleh F berikut ini:
“Caranya ya dari hasil pengamatan, kalau kelihatan menonjol kitatulis plus (+), kalau yang tidak menonjol ya kita tulis minus (-),berarti kalau yang lain gak ada keterangan, kita angap sudah sesuai
97
standar. Pembentukan karakter itu yang penting pembiasaan” (W/F/EPM/15-4-2017/10.00-11.00/R2).
Pernyataan di atas sejalan dengan studi dokumentasi yang dilakukan
peneliti pada tahap perencanaan yakni pada RPP, bahwa dalam melakukan
evaluasi guru mengamati sikap peserta didik satu persatu, kemudian
hasilnya ditulis pada lembar evaluasi dengan kode berikut:
+ : sangat menonjol
- :kurang menonjol
Tak ada tanda :menonjol
Salah satu tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk
menindaklanjuti kekurangan dalam pembelajaran. Kegiatan tindak lanjut
dianalisis dari sisi pengetahuan, sikap atau keterampilan. Adapun
pernyataan mengenai tindak lanjut, dijelaskan oleh F sebagai berikut:
“Kalau ada siswa yang kurang ya harus dimotivasi, dilatih, kalaukelas 1 misalnya kita kasih cerita dengan karakter yang jelek danakibatnya, supaya dia nanti bisa berubah menjadi yang lebih baik.Kita juga kasih tau orangtuanya, supaya nanti bisa dibimbingdirumah, dan kita beri masukan caranya menegur” (W/ F/EPM/15-4-2017/10-.00-11.00/R2).
Dari hasil pemaparan tersebut dapat diketahui, bahwa tindak lanjut
yang dilakukan guru adalah dengan memotivasi peserta didik, salah
satunya dengan cara memberikan cerita yang berisikan karakter baik dan
buruk serta dampaknya. Dari cerita tersebut, harapan guru agar peserta
didik bisa mengambil pelajaran dan bisa berubah menjadi lebih baik. Selain
98
itu, tindak lanjut tidak hanya dilakukan kepada peserta didik saja,
melainkan kepada orangtua peserta didik, yakni dengan memberitahu
perilaku anaknya di sekolah, dan memberikan masukan caranya menegur
dan mendidik anak.
Dari hasil studi dokumentasi tentang evaluasi pembelajaran
matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter, guru membagi
penilaian menjadi 2 bagian, yaitu penilaian spiritual dan penilaian sosial.
Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.18
Penilaian SikapPembelajaran 1 Pada Pembelajaran Matematika
Yang Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter
No NamaSiswa
PenilaianSpiritual Sosial
Berdoa
sebelumpelajaran
Berdoa
sesudahpelajaran
Jujur
Percayadiri
Kerjasam
a
Disiplin
Tanggungjaw
ab
1. AghniImroatulHasanah
+ +
2. AnggunPuspa
3. AnnisaZahra
+ + -
4. ApristaAudyPrasetyo
5. Aurella NurAyuni
Bersambung…
99
Sambungan…
6. Dany FadhilAl Rasyid
7. Deva AbdiPamungkas
8. DewiSyafiraPuspitasari
9. Dito RevanPermana
10. FaidzinAkhbarWicaksono
11. Faza HilmaZaizaf
12. FukaynaFathin
13. HafidhShidqi
14. KharissaElma Safitri
-
15. LubnaUmairoh
16. MaulanaPuspaWijaya
- -
17. MuhammadAbimanyuAkhdan
18. MuhammadFaiq AbyanSukmawan
19. MustafaFardan
20. NadiyaButsainatulUlya
21. Rafi FaizalPutra
-
Bersambung…
100
Sambungan…
22. RidhoPangeranJati
+
23. SabitaAnjani S
+ + +
24. SatriyaRizkyPratama
-
Evaluasi yang disusun guru selama pembelajaran dalam satu
semester, hasilnya akan direkap dalam rapor sikap yang memuat gambaran
perilaku sikap peserta didik selama satu semester. Dari hasil rekapitulasi
tersebut akan muncul predikat dalam bentuk abjad, seperti predikat A, B,
C, dan D. Selain predikat, akan diketahui hasil deskripsi final sikap peserta
didik. Dalam kurikulum 2013, yang diutamakan bukan hanya penilaian
hasil kognitif, melainkan juga sikap. Di MI Ma’arif NU Mangunsari, justru
yang diutamakan adalah perubahan sikap. Jika mungkin dahulu yang
menjadi acuan utama naik kelas adalah penilaian kognitif, namun ketika
kurikulum 2013 diterapkan, penilaian dari beberapa aspek memiliki bobot
yang sama. Seperti yang pernah diungkap oleh guru kelas, peserta didik
tetap akan naik kelas jika memiliki sikap yang baik, meskipun hasil
kognitifnya kurang memenuhi standar.
101
Selain dari kegiatan penilaian, peneliti menemukan nilai-nilai
karakter yang terdapat dalam soal tugas kelompok. Soal tugas kelompok
tersebut terlampir. Dalam tugas tersebut peserta didik diberi tugas untuk
menyusun dan memasangkan angka dari yang terkecil ke yang terbesar.
Dalam kegiatan pengerjaan tersebut, peserta didik saling berdiskusi.
Kegiatan diskusi ini merupakan salah satu bagian metode dari serangkaian
metode pembelajaran yang digunakan guru saat pembelajaran berlangsung.
Dari kegiatan diskusi kelompok yang guru ciptakan, terdapat nilai karakter
diantaranya adalah kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri,
kdisiplinan, ketangguhan, kedemokratisan, kepedulian, tanggung jawab,
santun, menghargai prestasi, dan kreatif. Selain tugas kelompok dalam
pembelajaran 1, guru memberikan tugas individu. Peneliti tidak
menemukan nilai-nilai karakter dalam soal tugas individu yang diberikan
guru, baik di kelas maupun pekerjaan rumah.
Selain tugas di atas, peneliti juga mengamati bentuk soal UAS.
Dalam soal UAS tersebut, peneliti menemukan bentuk soal yang
mengintegrasikan nilai-nilai karakter yakni terdapat pada tema 7. Bentuk
soal yang mengintegrasikan nilai karakter pada tema 7 yaitu pada soal
nomor 27, sebagai berikut:
102
Dika memiliki 45 permen.
Diberikan kepada Baraka 13 permen.
Jadi sisa permen Dika adalah ....
Dari soal tersebut, dapat ditemukan nilai karakter kepedulian,
karena melalui soal tersebut guru mengajarkan kepada peserta didik saling
memberi.
Pada tema 7 soal matematika yang mengintegrasikan nilai-nilai
karakter hanya terdapat pada soal nomor 27. Sedangkan untuk soal UAS
tema 5 dan tema 6 pada mata pelajaran matematika, peneliti tidak
menemukan soal yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter.
103
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari
Yang Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Karakter
Menurut Agus Wibowo (2012: 84), model pengintegrasian pendidikan
karakter di sekolah dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Integrasi dalam program pengembangan diri
2. Pengintegrasian dalam budaya sekolah
3. Pengintegrasian dalam mata pelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan,
MI Ma’arif NU Mangunsari telah melakukan persiapan dan pelaksanaan
pengintegrasian pendidikan karakter di sekolah dengan berbagai cara, seperti
yang telah disampaikan dari hasil wawancara oleh Kepala Sekolah dan Wali
Kelas I pada Bab III, bahwasanya pengintegrasian pendidikan karakter
dilakukan melalui tiga cara, yakni diintegrasikan melalui sejumlah mata
pelajaran, melalui kegiatan pembiasaan, dan kegiatan budaya sekolah. Selain
dari hasil wawancara, peneliti mengamati kegiatan di sekolah bahwasanya
terdapat kegiatan pendidikan karakter yang dilakukan secara terencana seperti
kegiatan mengaji dengan metode qiroati sebelum memulai pembelajaran,
sholat dhuha, sholat dhuhur berjama’ah, dan kegiatan ekstrakurikuler yang
104
bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat peserta didik. Selain
kegiatan terencana, lingkungan sekolah di desain dengan suasana yang baik
untuk menunjang pendidikan karakter, dibuktikan dengan adanya lingkungan
sekolah yang bersih, tempat sampah yang tersedia di masing-masing kelas
agar peserta didik membuang sampah pada tempatnya, terdapat kata-kata
mutiara di setiap sudut yang di desain dengan sangat menarik agar peserta
didik sering membaca dan mengaplikasikannya dalam kegiatan sehari-hari.
Dalam hal ini, sekolah secara umum sudah merencanakan dan
melaksanakan kegiatan pendidikan karakter dan menciptakan suasana sekolah
yang menunjang pendidikan karakter dengan sangat baik. Hal tersebut sudah
sesuai dengan teori model pengintegrasian pendidikan karakter di sekolah.
Selain dari kegiatan sekolah secara umum yang menunjang pendidikan
karakter, kepala sekolah juga menginstruksikan kepada seluruh guru untuk
mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran di masing-
masing kelas. Mengenai hal tersebut tentunya ada persiapan secara umum dan
tata cara dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Seperti yang dibahas
pada bab II, menurut Menurut Agus Wibowo (2012: 84) pengembangan nilai-
nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa diintegrasikan dalam setiap
pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan
dalam silabus dan RPP.
105
Dari hasil dokumentasi mengenai persiapan pembelajaran, peneliti
mengamati bahwasanya sebelum guru melakukan pembelajaran, mereka
menyiapkan silabus dan RPP serta perangkat lainnya seperti materi dan
media. Silabus dan RPP yang digunakan guru merupakan silabus dan RPP
yang dikeluarkan Kemendikbud. Di RPP dan silabus yang digunakan, di
sana tidak secara langsung tercantum nilai-nilai karakter yang hendak di
capai. Namun ketika peneliti melakukan analisa terhadap kegiatan
pembelajaran di dalam RPP dan silabus, di sana sudah memuat nilai-nilai
karakter dalam pembelajaran matematika yang akan dilaksanakan. Dalam
silabus, bagian yang memuat nilai-nilai karakter yakni pada bagian kegiatan
pembelajaran, sedangkan dalam RPP, bagian yang menggambarkan nilai-
nilai karakter yakni pada bagian kegiatan pembelajaran dan evaluasi.
Dalam menganalisis nilai-nilai karakter yang terintegrasi pada
pembelajaran matematika, peneliti perlu memilah silabus yang membahas
tentang pembelajaran matematika, karena dalam silabus tersebut kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 yang artinya memadukan mata
pelajaran satu dengan yang lainnya dalam bentuk tema. Dari hasil analisis
yang dilakukan peneliti pada bagian silabus, maka kegiatan pembelajaran 1
ditemukan sejumlah nilai karakter sebagai berikut:
106
Tabel 4.1
Nilai-Nilai Karakter yang Terintegrasi pada Silabus
Kegiatan Pembelajaran Nilai-Nilai KarakterMenyebutkan angka 61-80 bersama danmenuliskan nama bilangan pada papan tulisdengan dibantu guru
Percaya diri
Bermain dengan cara menentukan pasangan namadan lambang bilangan 61-80
Tanggung jawab, Kerjakeras
Mengurutkan angka mulai dari yang terkecil dandari yang terbesar
Tanggung jawab, Kerjakeras
Menebak bennda dengan menghubungkanbilangan 61-80 secara berurutan
Tanggung jawab,mandiri, kerja keras
Mengerjakan latihan pada buku siswa Kerja keras, kejujuran,tanggung jawab,mandiri
Dari data tabel di atas dapat diketahui, bahwa terdapat beberapa nilai-
nilai karakter yang terintegrasi dalam silabus. Nilai karakter tersebut
diantaranya meliputi percaya diri, tanggung jawab, kerja keras, mandiri, dan
kejujuran.
Komponen RPP menurut Mulayasa (2014:81)mencangkup kompetensi
dasar, karakter yang akan dibentuk, materi standar, metode dan teknik,
media, dan sumber belajar, waktu belajar, dan daya dukung lainnya.
Menurutnya (2014:125-131), dalam mengimplementasikan pendidikan
karakter dalam kurikulum 2013 dapat dilakukan melalui kegiatan
pembelajaran yang meliputi kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti
107
atau pembentukan kompetensi atau karakter, serta kegiatan akhir atau
penutup
RPP yang digunakan MI Ma’arif NU Mangunsari formatnya meliputi
identitas Sekolah dan mata pelajaran (satuan pendidikan, kelas/semester,
tema, sub tema, pembelajaran, dan alokasi waktu), kompetensi inti,
kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran (pendahuluan, kegiatan inti, penutup), sumber dan media
pembelajaran, penilaian proses dan hasil pembelajaran.
Secara keseluruhan persiapan dari segi RPP, MI Ma’arif NU
Mangunsari sudah sesuai teori, namun tidak ada keterangan secara langsung
karakter yang akan dibentuk pada saat proses pembelajaran. Hal ini
membuktikan bahwa mungkin guru kurang mengkaji kompetensi dasar dan
indikator untuk menetukan nilai karakter yang hendak dicapai. Meskipun
demikian, nilai karakter secara langsung tetap terlihat yaitu pada penilaian
sikap.
Dalam menganalisis RPP pembelajaran matematika, peneliti
menemukan integrasi nilai-nilai karakter pada bagian kegiatan pembelajaran
dan evalusi. Nilai-nilai karakter dalam RPP juga tidak secara langsung di
tulis. Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti pada bagian RPP, maka
kegiatan pembelajaran 1 ditemukan sejumlah nilai karakter sebagai berikut:
108
Tabel 4.2
Nilai-Nilai Karakter yang Terintegrasi pada RPP
Kegiatan Pembelajaran Nilai-Nilai KarakterGuru memberikan salam dan mengajak semuasiswa berdoa menurut agama dan keyakinanmasing-masing
Kereligiusan
Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisilembar kehadiran dan memeriksa pakaian,posisi, dan tempat duduk disesuaikan dengankegiatan pembelajaran
Kedisiplinan
Ajak siswa menyebutkan angka 61-80 secarabersama-sama
Percaya diri
Guru membantu menuliskan nama bilanganpada papan tulis
Percaya diri
Siswa bermain menentukan pasangan nama danlambang bilangan 61-80
Kerja keras, tanggungjawab
Guru memberikan tugas kelompok kepada siswa Kerjasama, kreatifMasing-masing kelompok berdisikusi dalammengerjakan tugas
Kerja keras,kedemokratisan,ketangguhan, kerjasama,tanggung jawab
Guru memberikan penghargaan berupa bintang-bintang dengan tingkat kecepatan masing-masing kelompok dalam mengerjakan
Kedemokratisan
Guru bersama siswa mengkoreksi kinerjamasing-masing kelompok
Keingintahuan
Siswa diminta menyelesaikan tugas menebakbenda dengan cara menghubungkan angka 61-80secara berurutan seperti yang ada pada bukusiswa
Kerja keras, kemandirian,kejujuran, tanggungjawab
Kegiatan di akhiri dengan memberika tugaslatihan (pekerjaan rumah) pada buku siswa
Kerja keras, kemandirian,kejujuran
Bersambung…
109
Sambungan….
Bersama-sama siswa membuatkesimpulan/rangkuman hasil belajar selamasehari
Keingintahuan,kedemokratisan
Bertanya jawab tentang materi yang telahdipelajari
Kejujuran, keingintahuan
Melakukan penilaian hasil belajar KemandirianMengajak semua siswa berdoa menurut agamadan keyakinan masing-masing
Kereligiusan
Dari hasil analisis di atas terhadap RPP pada bagian kegiatan
pembelajaran, dapat ditemukan sejumlah nilai-nilai karakter. Nilai karakter
tersebut diantaranya adalah kereligiusan, kedisiplinan, kerja keras, percaya
diri, kedemokratisan, ketangguhan, kejujuran, kreatif, kerjasama, tanggung
jawab, keingintahuan, dan percaya diri.
Selain pada kegiatan pembelajaran, pada bagian penilaian atau evaluasi
juga terdapat integrasi nilai-nilai karakter di dalamnya. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya penilaian sikap yang dilakukan guru. penilaian
sikap tersebut dibagi menjadi 2, yaitu penilaian spiritual dan sosial. Pada
pembelajaran 1, penilaian spiritual terdapat 3 indikator yaitu berdoa sebelum
pelajaran, berdoa setelah pelajaran, dan jujur. Sedangkan untuk penilaian
sosial terdiri dari percaya diri, kerjasama, disiplin, dan tanggungjawab.
Jika dikaitkan dengan teori pengembangan nilai-nilai karakter di atas,
terdapat ketidaksesuaian teori yang digunakan guru dalam mengembangkan
110
nilai-nilai karakter pada tahap perencanaan. Hal tersebut dikarenakan kurang
adanya sosialisasi dan diskusi dengan para guru untuk mengembangkan
nilai-nilai karakter dalam pembelajaran. Mungkin pada silabus bisa
dikembangkan dengan memodifikasinya, yaitu menambahkan nilai-nilai
karakter tertentu yang akan diintegrasikan. Dari hasil modifikasi tersebut
akan berdampak terhadap RPP, karena yang menjadi acuan penyusunan RPP
adalah silabus. Sehingga, ketika dalam silabus terdapat nilai-nilai karakter,
yang kemudian dijadikan acuan RPP, maka akan terjadi kesesuaian antara
silabus dan RPP. Dengan demikian persiapan pengintegrasian nila-nilai
karakter dalam pembelajarann matematika lebih terarah.
Walaupun tidak secara langsung nilai-nilai karakter tertera dalam
silabus maupun RPP, guru telah mengimplementasikan nilai-nilai karakter
dalam kegiatan pembelajaran, yang jika di analisa akan diketahui banyak
nilai karakter di sana. Nilai-nilai karakter tersebut diimplementasikan dalam
kegiatan pembelajaran yang divariasikan dengan metode pembelajaran yang
menurut peneliti cukup relevan, dan menarik jika diterapkan bagi peserta
didik.
Dari paparan data tersebut, dapat diketahui bahwa MI Ma’arif NU
Mangunsari telah mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada perencanaan
pembelajaran matematika. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan
bahwaperencanaan pembelajaran matematika MI Ma’arif NU Mangunsari
111
yang terintegrasi dengan nilai-nilai karakter yaitu terdapat pada silabus dan
RPP berkarakter.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari
Yang Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Karakter
Dalam pembelajaran terdapat berbagai komponen di dalamnya.
Komponen-komponen pembelajaran menurut Moedjiono dan Dimyati dalam
(https://menurutpengertian.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dan-komponen-
) diakses tanggal 27 Maret 2017, adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik
2. Guru
3. Tujuan Pembelajaran
4. Materi/isi
5. Metode
6. Media
7. Evaluasi
Berdasarkan kegiatan observasi pelaksanaan pembelajaran di kelas,
peneliti menemukan berbagai komponen pembelajaran sebagai berikut:
1. Peserta didik, yang merupakan subjek yang dididik
2. Guru sebagai pendidik, yang menyampaikan ilmu serta mendidik
peserta didik
3. Tujuan pembelajaran yaitu sebuah target yang akan dicapai dalam
pembelajaran
112
4. Materi pembelajaran. Materi pembelajaran matematika yang diteliti
yaitu berupa materi tentang bilangan 61-80
5. Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah
permainan/simulasi, card short, diskusi, tanya jawab, penugasan dan
ceramah
6. Media pembelajaran matematika yang digunakan guru berupa kertas
bilangan
7. Dan evaluasi yang digunakan guru berupa evalusi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
Komponen pembelajaran matematika yang dilaksanakan sudah sesuai
dengan teori, dan dilaksnakan dengan cukup menarik. Menurut peneliti,
antara materi, media dan metode yang digunakan sangat sesuai. Sehingga,
ketika peneliti mengamati pembelajaran, seluruh peserta didik tampak
bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran, kelaspun menjadi lebih
hidup dan berwarna.
Menurut Mulyasa (2014:125-131), dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 dapat dilakukan melalui kegiatan
pembelajaran yang meliputi kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti
atau pembentukan kompetensi atau karakter, serta kegiatan akhir atau
penutup:
113
a. Kegiatan awal atau pembukaan.
Kegiatan ini mencangkup pembinaan keakraban dan pre-test.
b. Kegiatan inti atau pembentukan kompetensi atau karakter
Prosedur yang dapat ditempuh dalam pembentukan kompetensi dan
karakter adalah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan kompetensi minimal yang harus dicapai
peserta didik, dan cara belajar peserta didik
2) Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis,
pokok bahasan dikemukakan dengan jelas atau ditulis di papan
tulis
3) Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa hand out
dan fotokopi beberapa bahan yang akan dipelajari
4) Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik
5) Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam
mengerjakan lembaran kegiatan
6) Setelah selesai diperiksa bersama-sama dengan sara menukar
pekerjaan dengan teman lain, lalu guru menjelaskan jawabannya
7) Kekeliruan atau kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik
c. Kegiatan Akhir atau Penutup
Kegiatan akhir pembelajaran atau penutup dapat dilakuakan
dengan memberikan tugas, refleksi dan post test.
114
Dari hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran, guru
melakukan pembelajaran yang meliputi tiga kegiatan, yaitu kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup.
Pada kegiatan pendahuluan guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu
diawali dengan kegiatan berdoa bersama, yang dipimpin salah seorang siswa.
Karena peserta didik kelas I merupakan peralihan dari masa TK, maka
kegiatan tepuk dan bernyanyi masih melekat pada diri mereka. Dalam
kegiatan pembelajaran, guru selalu mengawali dan mengajak peserta didik
untuk bernyanyi dan bertepuk bersama. Kegiatan tersebut dilakukan untuk
meningkatkan minat dan semangat belajar peserta didik, selain itu
menciptakan suasana yang bersahabat. Dalam kegiatan ini terdapat nilai-nilai
karakter diantaranya kereligiusan, kemandirian, keingintahuan, kedisiplinan,
santun, dan bersahabat.
Dalam kegiatan inti guru melakukan pembentukan kompetensi dan
karakter. Guru menggunakan metode permainan/simulasi, card short, diskusi,
tanya jawab, penugasan dan ceramah. Metode tersebut dikombinasikan
dengan cukup menarik. Dari sekian metode tersebut, yang selalu digunakan
guru dalam melakukan pembelajaran adalah metode ceramah. Dan dari
metode tersebut yang paling membuat aktif peserta didik adalah metode card
short. Pada metode ini, masing-masing kelompok peserta didik, diberi tugas
untuk memasangkan angka secara berurutan. Pada metode ini, terdapat
115
banyak nilai karakter yang tercantum di dalamnya. Dari kegiatan pelaksanaan
metode tersebut, peserta didik saling berdiskusi dan bekerjasama. Selain
menyenangkan, pembelajaran tersebut juga meningkatkan daya kerja otak,
dan kemampuan bersosial.
Media pembelajaran yang digunakan adalah kertas angka. Peserta
didik diberi tugas untuk memotong-motong angka, dan memasangkannya
pada kertas satunya secara urut. Kegiatan memotong ini dapat meningkatkan
kreativitas peserta didik, dan kemampuan berpikir logis dalam menyusun
angka. Selain itu, karena media ini diterapkan pada tugas kelompok,
memungkinkan peserta didik belajar untuk membagi tugas dengan temannya.
Selain menyalurkan materi dalam pembelajaran, guru selalu
mengamati aktivitas siswa, baik dalam hal sikap, pengerjaan tugas atau
kemampuan dari segi pengetahuan, serta keterampilan mereka. Khusus untuk
penilaian sikap, guru mengamati secara terus-menerus apakah dari mereka ada
yang sikapnya menonjol jika dibanding dengan lainnya, baik sikap yang
menonjol baik atau buruk, ataukah biasa-biasa saja. Pengamatan sikap dari
hasil belajar, nantinya akan direkap dalam buku penilaian sikap.
Dari paparan kegiatan inti tersebut, dapat ditemukan nilai-nilai
karakter yang diintegrasikan guru. Adapun nilai-nilai karakter tersebut
diantaranya adalah kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaaya diri,
116
kedisiplinan, ketangguhan, kedemokratisan, tanggung jawab, santun,
kepedulian, menghargai prestasi, dan kreatif.
Kegiatan diakhiri dengan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan.
Selama pembelajan dari awal hingga akhir guru selalu bertanya jawab kepada
peserta didik untuk melatih kemampuan berbicara mereka. Kegiatan ini
ditutup dengan doa bersama. Dalam kegiatan penutup terdapat nilai-nilai
karakter diantaranya adalah kereligiusan, kejujuran, kedisiplinan, dan
kepedulian.
Hasil deskripsi kegiatan pembelajaran secara mendetail tercantum
pada bab III. Jika dikaitkan dengan teori yang disampaikan oleh Mulyasa
((2014:125-131)di depan sebagaimana tentang implementasi pendidikan
karakter dalam kurikulum 2013, guru melaksanakan pembelajaran sudah
sejalan dengan teori tersebut. Ada terdapat sedikit kekurangan dalam kegiatan
pembelajaran, yakni tidak tercantum kegiatan pre test dan post test. Namun
secara umum, pembelajaran matematika yang terintegrsi nilai-nilai karakter
sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan teori.
Pada saat pelaksanaan pembelajaran, peneliti mempersiapkan checklist
untuk melihat pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam pembelajaran
matematika. Dari hasil checklist tersebut, guru sudah mengintegrasikan nilai-
nilai karakter dengan baik mulai dari kegiatan awal hingga akhir, karena
indikator nilai-nilai karakter matematika sebagian besar sudah
diimplementasikan guru dalam pembelajaran. Adanya beberapa kegiatan
117
pembelajaran dalam indikator nila-nilai karakter matematika yang tidak
diimplementasikan guru, mungkin karena melihat situasi pembelajaran,
apakah kegiatan tersebut bisa diterapkan atau tidak. Salah satu indikator
kegiatan pembelajaran yang tidak diterapkan guru adalah pada nilai karakter
berpikir kritis dan logis yaitu kegiatanmenugaskan peserta didik
menyelesaikan persoalan open-ended untuk memberikan pemikiran alternatif
pemecahannya. Kegiatan tersebut untuk peserta didik kelas 1 mungkin belum
dapat dipakai, karena materi matematika kelas 1 sebagian besar baru
pengenalan materi matematika yang sifatnya masih mendasar atau riil.
Kegiatan tersebut mungkin bisa digunakan guru saat mengajar kelas atas,
yang memang materi matematika sudah lebih komplek, dan membutuhkan
beberapa alternatif pengerjaan.
Dari pembahasan di atas tentang pelaksanaan pembelajaran
matematika MI Ma’arif NU Mangunsari yang teritegrasi dengan nilai-nilai
karakter, dapat disimpulkan bahwa implementasi pendidikan karakter dalam
pembelajaran matematika pada tahap pelaksanaan dapat dilakukan melalui
kegiatan diantaranya yaitu 1) kegiatan awal atau pembukaan yang
mencangkup pembinaan keakraban, 2) kegiatan inti atau pembentukan
kompetensi atau karakter, 3) kegiatan akhir atau penutup yang dapat
dilakukan dengan memberikan tugas dan refleksi
118
C. Evaluasi Pembelajaran Matematika MI Ma’arif NU Mangunsari Yang
Terintegrasi dengan Nilai-Nilai Karakter
Menurut Mulyasa (2014:206), penilaian pembelajaran dapat dilakukan
terhadap program, proses dan hasil belajar. Penilaian program bertujuan untuk
menilai efektivitas program yang telah dilaksanakan. Penilaian proses
bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam
pembelajaran, sedangkan penilaian hasil bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar atau pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik. Penilaian
dapat dilakukan dengan tes dan nontes. Tes dapat dilakukan dengan lisan,
tulisan, dan perbuatan. Adapun nilai nontes dapat dilakukan dengan observasi,
wawancara, jawaban terinci, lembar pendapat, dan lain-lain.
Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran matematika yang terintegrasi
dengan nilai-nilai karakter, peneliti memperoleh data melalui hasil
wawancara, observsi, dan dokumentasi. Dalam kegiatan tersebut peneliti
mengetahui bahwa penilaian pembelajaran MI Ma’arif NU Mangunsari yang
terintegrasi dalam nilai-nilai karakter meliputi penilaian proses dan hasil.
Untuk evaluasi sikap, guru mengutamakan kegiatan observasi untuk
mengamati sikap mereka. Dari hasil observasi, jika ditemukan adanya peserta
didik yang menonjol sikapnya, baik menonjol ke arah baik atau buruk, maka
guru akan segera menuliskannya dalam lembar penilaian yang sudah
tersedia,lembar penilaian tersebut termasuk ke dalam penilaian anecdotal
record. Dalam penilaian tersebut, guru menggunakan beberapa indicator nilai-
119
nilai karakter disesuaikan dengan materi dan target guru dalam menilai
karakter dalam pembelajaran. Dalam penilaian tersebut guru membagi
penilaian menjadi 2 sikap, yakni spiritual dan sosial. Penilaian spiritual
meliputi kegiatan berdoa sebelum dan setelah pembelajaran, serta jujur.
Sedangkan penilaian sosial dalam pembelajaran matematika yang peneliti
amati meliputi percaya diri, kerjasama, disiplin, dan tanggung jawab.
Kegiatan penilaian tersebut dilakukan guru setiap waktu, baik di saat
pelajaran maupun di luar pembelajaran. Dari hasil dari penilaian tersebut,
akan direkap pada saat penyusunan nilai rapor. Sikap yang dicatat hanya
untuk siswa yang menonjol, baik menonjol ke arah baik atau buruk. Untuk
siswa yang berperilaku sewajarnya, dianggap sudah memenuhi standar.
Selain kegiatan nontes, peneliti juga menemukan nilai-nilai karakter
pada kegiatan tes, yakni terdapat pada soal UAS mapel matematika tema 7 no.
23. Soal tersebut secara tidak langsung mengandung nilai karakter kepedulian
maksudnya guru mencontohkan karakter baik dengan cara saling memberi
kepada sesama.
Berdasarkan analisis peneliti terhadap soal yang disusun guru, peneliti
jarang menemukan soal yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Soal yang
peneliti amati sebagian besar bahkan hampir keseluruhan menggambarkan sisi
kognitif saja. Hal tersebut terjadi, mungkin karena kurang adanya pengkajian
dan inovasi yang dilakukan guru terhadap penyusunan soal berkarakter,
khususnya untuk mata pelajaran matematika.
120
Kegiatan evaluasi pembelajaran matematika MI Ma’arif NU
Mangunsari yang terintegrasi nilai-nilai karakter sudah sesuai dengan teori.
Namun dalam pelaksanaannya terdapat kelemahan yaitu tidak ditemukannya
penilaian program yang bertujuan untuk menilai efektivitas program yang
telah dilaksanakan. Dalam proses evaluasi hanya dilakukan terhadap penilaian
proses dan hasil. Jika MI Ma’arif NU Mangunsari melakukan penilaian
program, maka akan dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika
yang terintegrasi dengan nilai-nilai karakter. Karena dari kegiatan tersebut,
akan ada perbaikan-perbaikan terhadap efektifitas program yang dilaksanakan.
Penilaian program tidak dilakukan, mungkin karena kurang adanya diskusi
para guru dalam meningkatkan pembelajaran dan kurangnya pemahaman guru
terhadap penilaian program yang bertujuan untuk menilai efektivitas
program.Selain itu, menurut peneliti penilaian sikap memiliki kekurangan,
karena guru dituntut untuk mengamati peserta didik secara menyeluruh
dengan jumlah peserta didik yang besar yaitu berjumlah 24. Karena memang
kemampuan manusia terbatas, sehingga untuk menilai sikap peserta didik
secara keseluruhan, penilaian yang dilakukan guru kurang maksimal. Namun
secara keseluruhan, penilaian pendidikan karakter yang terintegrasi dalam
pembelajaran matematika sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai teori.
Selain itu, guru juga sudah mengaplikasikan bentuk-bentuk penilaian dengan
baik, hal tersebut dibuktikan dengan adanya pengaplikasian penilaian dari
berbagai bentuk yang meliputi tes dan nontes. Dengan demikian, dari kegiatan
121
evaluasi tersebut dapat diketahui bahwa yang diutamakan guru bukan hanya
penilaian yang sifatnya hasil kognitif saja, namun juga penilaian proses dalam
membentuk karakter.
Dapat disimpulkan bahwa Evaluasi pembelajaran matematika yang
terintegrasi pada nilai-nilai karakterterdapat pada penilaian tes dan nontes.
Integrasi nilai-nilai karakter pada kegiatan tes terdapat pada soal UAS dan
kegiatan nontes dilakukan dengan memadukan penilaian observasi dan
anecdotal record.
122
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran matematika MI Ma’arif NU Mangunsari yang
terintegrasi nilai-nilai karakter, yaitu terdapat pada silabus dan RPP
berkarakter. Pada silabus terdapat pada kegiatan pembelajaran sedangkan
dalam RPP terdapat pada kegiatan pembelajaran dan penilaian sikap.
Pada silabus terdapat nilai-nilai karakter diantaranya percaya diri,
tanggung jawab, kerja keras, mandiri, dan kejujuran. Sedangkan nilai-
nilai karakter yang terdapat pada RPP diantaranya kereligiusan,
kedisiplinan, kerja keras, percaya diri, kedemokratisan, ketangguhan,
kejujuran, kreatif, kerjasama, tanggung jawab, keingintahuan, dan
percaya diri.
2. Pelaksanaan pembelajaran matematika MI Ma’arif NU Mangunsari yang
teritegrasi dengan nilai-nilai karakter, dapat diintegrasikan melalui
kegiatan diantaranya yaitu 1) kegiatan awal atau pembukaan yang
mencangkup pembinaan keakraban dengan nilai-nilai karakter yang
diintegrasikan diantaranya kereligiusan, kemandirian, keingintahuan,
kedisiplinan, santun, dan bersahabat, 2) kegiatan inti atau pembentukan
123
kompetensi dan karakter dengan nilai-nilai karakter yang dintegrasikan
diantaranya kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaaya diri,
kedisiplinan, ketangguhan, kedemokratisan, tanggung jawab, santun,
kepedulian, menghargai prestasi, dan kreatif, 3) kegiatan akhir atau
penutup dengan memberikan tugas dan refleksi yang mengintegrasikan
nilai-nilai karakter diantaranya kereligiusan, kejujuran, kedisiplinan, dan
kepedulian.
3. Evaluasi pembelajaran matematika MI Ma’arif NU Mangunsari yang
terintegrasi pada nilai-nilai karakter terdapat pada penilaian tes dan
nontes. Integrasi nilai-nilai karakter pada kegiatan tes terdapat pada soal
dan kegiatan nontes dilakukan dengan memadukan penilain observasi dan
anecdotal record. Adapun nilai-nilai karakter yang terdapat pada soal
yaitu nilai karakter kepedulian, sedangkan nilai-nilai karakter yang
terdapat pada nontes dibagi menjadi 2 sikap, yakni spiritual dan sosial.
Penilaian spiritual meliputi kegiatan berdoa sebelum dan setelah
pembelajaran, serta jujur. Sedangkan penilaian sosial meliputi percaya
diri, kerjasama, disiplin, dan tanggung jawab.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan
saran sebagai berikut:
124
1. Pihak sekolah hendaknya lebih mempersiapkan perencanaan dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam kegiatan sekolah,
terutama dalam integrasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran
2. Pihak sekolah hendaknya melakukan sosialisasi dengan para guru guna
membahas pelaksanaan kurikulum 2013 yang mengintegrasikan nilai-
nilai karakter pada proses pembelajaran, khususnya sosialisasi pada
tahap persiapan yakni pembahasan silabus dan RPP, agar pelaksanaan
pembelajaran menjadi lebih maksimal dan bermakna.
3. Pihak sekolah dengan pihak orangtua/ wali peserta didik hendaknya
meningkatkan hubungan kerjasama guna menunjang kegiatan
pendidikan karakter pada peserta didik
4. Guru kelas hendaknya mampu mengimplementasikan pendidikan
karakter pada pembelajaran matematika dengan baik. Guru mampu
memadukan integrasi nilai-nilai karakter pada pembelajaran dengan
metode, media, pendekatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5. Semua guru beserta karyawan diharapkan benar-benar mampu
memberikan teladan yang baik kepada peserta didik, baik dari segi
ucapan maupun tindakan untuk menunjang pelaksanaan pendidikan
karakter di sekolah
6. Pihak sekolah bersama para guru dan orangtua hendaknya membahas
bahwa hasil pendidikan anak yang terpenting adalah bukan hasil
kognitif semata melainkan perubahan sikap yang baik.
125
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah.Yogyakarta: Araska
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Fuad, Anis dan Nugroho, Kandung Sapto. 2014. Panduan Praktis PenelitianKualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Heruman.2007. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Huberman, Michael, Milles. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press
Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya danKarakter Bamgsa-Pedoman Sekolah. Jakarta: Badan Penelitian danPengembangan
Listyarti, Retno. 2012. Pendidikan Karakter; dalam Metode Aktif, Inovatif, danKreatif. Jakarta: Penerbit Erlangga
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bnadung: PTRemaja Rosdakarya
Mulyasa, E. 2014. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PTRemaja Rosdakarya
Nurdin, Syafruddin dan Usman, Basyirudin. 2004. Guru Profesional danImplementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2014. Pendidikan Karakter: Konsep dan Model.Bandung: PT Remaja Rosadakarya
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta; Penerbit Ombak
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Poerwadarminta, W.J.S.. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.Jakarta: Balai Pustaka
Profil MI Ma’arif NU Mangunsari tahun 2016/2017
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: PT Indeks
126
Syaodih, Sukmadinata Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PTRemaja Rosdakarya
Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter BangsaBerperadaban. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Membumikan Pendidikan Karakter di SD: Konsep,Praktik, dan Strategi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter: dalam Perspektif Teori dan Praktik.(Yogyakarta: UNY Press)
https://abelpetrus.wordpress.com/education/pendidikan-karakter-di-pendidikan-dasar-dan-menengah/ diakses 17 Juli 2017
https://menurutpengertian.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dan-komponen- diaksestanggal 27 Maret 2017
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MI Ma’arif NU Mangunsari
Kelas / Semester : I (Satu) / 2
Tema 7 : Benda Hewan dan Tanaman di Sekitarku
Sub Tema 1 : Benda Hidup dan Benda Tak Hidup di
Sekitarku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR & INDIKATOR
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar (KD)
3.1 Mengenal teks deskrip-tif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud
dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru
128
atau te-man dalam bahasa In-donesia lisan dan tulis yang dapat diisi
deng-an kosakata bahasa daerah untuk memban-tu pemahaman
4.1 Mengamati dan meni-rukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan
pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam
secara mandiri dalam bahasa Indo-nesia lisan dan tulis yang dapat diisi
deng-an kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian
Indikator ;
Mengidentifikasi benda berdasarkan teks deskriptif yang dibaca.
Menceritakan kembali isi teks deskriptif yang dibaca tentang benda hidup
dan benda tak hidup.
Membaca teks deskriptif tentang benda hidup dan benda tak hidup.
Memberikan tanggapan tentang pengelompokkan benda hidup dan benda tak
hidup.
PPKn
Kompetensi Dasar (KD)
3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari di rumah dan sekolah
4.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan sekolah
Indikator ;
Menjelaskan tata tertib dalam pengelompokkan benda.
Berdiskusi mengenai tata tertib pengelompokkan benda.
Menuliskan tata tertib pengelompokkan benda.
Matematika
Kompetensi Dasar (KD)
3.2 Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda
yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain
4.3 Mengemukakan kem-bali dengan kalimat sendiri dan memecah-kan
masalah yang ber-kaitan dengan penjum-lahan dan pengurang-an terkait
dengan aktivitas sehari-hari serta memeriksa kebenarannya
129
Indikator ;
Mengurutkan bilangan 61-80.
Membilang banyaknya anggota benda dalam satu kelompok.
Menuliskan nama bilangan banyaknya anggota benda dalam satu kelompok.
Menuliskan lambang bilangan banyaknya anggota benda dalam satu
kelompok.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengamati contoh, siswa dapat membaca teks deskriptif tentang
benda hidup dan benda tak hidup dengan lancar.
Setelah membaca teks, siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan.
Setelah membaca teks, siswa dapat mengidentifikasi benda hidup dan benda
tak hidup dengan benar.
Setelah mengamati lingkungan sekitar, siswa dapat mengelompokkan benda
hidup dan tak hidup yang ada di sekitarnya dengan benar.
Dengan mengamati gambar, siswa dapat menjelaskan aturan pengelompokan
benda dengan benar.
Dengan kegiatan diskusi, siswa dapat menentukan tata tertib pengelompokan
benda dengan benar.
Setelah berdiskusi, siswa dapat menuliskan aturan pengelompokan benda
dengan benar.
Setelah mendengar penjelasan dari guru, siswa dapat mengurutkan bilangan
61 sampai 80 dengan benar.
Dengan mengamati gambar, siswa dapat menentukan banyak anggota benda
dalam satu kelompok dengan benar.
Dengan mengamati gambar, siswa dapat menuliskan nama bilangan yang
menunjukkan banyak anggota benda dalam kelompok dengan benar.
Dengan mengamati gambar, siswa dapat menuliskan lambang bilangan yang
menunjukkan banyak anggota benda dalam satu kelompok dengan benar.
130
D. MATERI PEMBELAJARAN
Klasifikasi Benda Hidup dan Benda Tak Hidup
Aturan Pengelompokan Benda
Menulis Nama dan Lambang Bilangan 61-80
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, card short, diskusi, tanya jawab,
penugasan dan cerama
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan DeskripsiKegiatanAlokasiWaktu
Pendahuluan Gurumemberikansalamdanmengajaksemuasiswaberdo’amenurut agama dankeyakinanmasing-masing.
Gurumengecekkesiapandiridenganmengisilembarkehadirandanmemeriksakerapihanpakaian,posisidantempatdudukdisesuaikandengankegiatanpembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan dibelajarkanyaitu tentang ”Benda, Hewan dan Tanaman diSekitar”.
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputikegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,mengomunikasikan dan menyimpulkan.
10 menit
Inti Langkah-langkah kegiatan bagian satu: Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
benda di sekitar kita. Benda terbagimenjadidua,yaitubendahidupdanbendatakhidup. Bendahidupsepertimanusia, hewan, dantumbuhan.Selainbendahidup, disekitarkitajugabanyakbendatakhidup, sepertibatu,air, udara, tas, sepatu, dan lain-lain.Beripenjelasanmengenaiudara. Meskipuntakterlihat,udaraadalahbagiandaribenda yang
30 MenitX 35 JP
131
Kegiatan DeskripsiKegiatanAlokasiWaktu
sangatdibutuhkanolehbendahidup, begitupundenganair.TambahkanpenjelasanpentingnyabersyukuratasrahmatTuhanini,dansebagaibendahendaknyabersyukurdengancaramemeliharaalam,menjagaudaradenganmengurangipolusi, danmenjagaair dengancaramenggunakannyasesuaikebutuhan.(Mengamati)
Siswa mengamatigambar yang ada dibukulalusiswadimintauntukkeluarkelasbeberapamenitdanmengamatibendaapasaja yang ada di luardan didalamkelas. Siswaberada di beberapatempat yangberbeda agar pengamatanbisalebihluas.
Siswamengamatidengansaksamasehingga data yangdihasilkandapatmewakilibendahidupdanbendatakhidup.
Siswamenyebutkanapasajabenda yangmerekalihatsebanyakmungkin. (Mengekplorasi)
Siswamengelompokkanbenda yangdilihatnyakedalamkelompokbendahidupdanbendatakhidup. Gurumembantumenuliskanjawabansiswapadapapantulisdenganmenggunakantabel.
Siswamendengarkanpenjelasantambahandari guruketikasiswamasihkelirudalammengelompokkanbenda.
Siswamengamatigambar yang adapadabuku,lalumerekamenentukanmana yangtermasukbendahidupdanbendatakhidup.Siswamengguntingdanmenempelkangambarbendahidupdanbendatakhiduppadakolom yang tersedia dibukusiswa.
Siswamendapatkankartuberisigambarbendahidupdanbendatakhidup. Guru menyiapkanduabuahkotak
132
Kegiatan DeskripsiKegiatanAlokasiWaktu
yang sudahdiberi label “Benda Hidup” dan “BendaTakHidup”.
Secarabergiliransiswamaju,lalumenunjukkankartutersebutkepada temannya.Setelah itu, siswa akan menentukan termasukkelompok mana kartu yang dimilikinya. Jika gambaryang dimilikinya bukan termasuk benda hidup, siswatersebut harus memasukkan ke kotak “Benda TakHidup”. Jika termasuk benda hidup, siswa tersebutharus memasukkan ke kotak “Benda Hidup”(Mengasosiasi)
Siswa lainnya diminta mengamati agar bisa salingmemberi masukan jika ada temannya yang kelirudalam mengelompokkannya.
Simpan hasil pengelompokan ini untuk digunakanpada pertemuanberikutnyasaatmengenalkanciri-ciribendahidup.
Siswamendengarkanpenjelasan gurumengenaiaturanpengelompokandanmanfaatnya.Pengelompokanbendadapatdilakukansesuaidengankebutuhan.Pengelompokanbisaberdasarkansifatataucirinya.Pengelompokanakanmemudahkanidentifikasi.
Siswa mengerjakan latihan untuk menentukanpengelompokan benda yang ada pada buku siswa.(Mengkomunikasikan)
Langkah-langkahkegiatanbagiandua: Siswa mendengarkan kembali penjelasan guru
mengenai aturan pengelompokan. Setelah siswadapat menentukan pengelompokan benda, ajak siswamenebak gambar benda dan menen-tukan gambartersebut termasuk benda hidup atau tak hidup dengancara menghubungkan angka 61-80 secara berurutan.(Mengamati)
Sebelummengurutkanangka, siswa
133
Kegiatan DeskripsiKegiatanAlokasiWaktu
mendengarkanpenjelasan gurumengenainamadanlambangbilangan 61sampaidengan 80.
Ajaksiswamenyebutkanangka 61-80 secarabersama-sama. (Mengekplorasi)
Gurumembantumenuliskannamabilanganpadapapantulis,misalnya 61 = enampuluhsatu, 72 = tujuhpuluhdua.
Siswabermainmenentukanpasangannamadanlambangbilangan 61-80.
Guru memberikan 2 kertaskepadamasing-masingkelompok.Kertaspertamaadalahgambarkolom yang berisiangkayang takberaturan.Kertaskeduaadalahgambarkolomkosong
Guru menjelaskanaturan main. Gurumemintasiswauntukmemotong-motongkertas yangberisikolomangkadanmemasangkannya dikertaskeduadengancaramengurutkanangkadari yangterkecil ke yang terbesar. Gurumemintasiswauntukbekerjasecaracepatdanmengacungkantanganjikaselesaimengerjakan. Bagi yang palingcepat, kelompoktersebutadalahpemenangnya(mengamati)
Guru memberi aba-aba permainan dimulai(mengamati)
Masing-masingkelompokberdiskusidalammengerjakantugas.(mengeksplorasi dan Mengasosiasi).
Gurumemberikanpenghargaanberupabintangsesuaidengantingkatkecepatanmasing-masingkelompokdalammengerjakan
Guru bersamasiswamengkoreksikinerjamasing-masingkelompok. (Mengkomunikasikan)
134
Kegiatan DeskripsiKegiatanAlokasiWaktu
Setelahpermainanusai,siswadimintamenyelesaikantugasmenebakbendadengancaramenghubungkanangka 61-80secaraberurutanseperti yang adapadabukusiswa.Mintasiswamenentukangambartersebuttermasukkelompokbendahidupataubukan.
Kegiatandiakhiridenganmemintasiswamengerjakanlatihanpadabukusiswa,yaitumenentukanbanyaknyaanggotakelompokbendadengancaramenuliskannamadanlambangbilangan.(Mengkomunikasikan)
Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /rangkuman hasil belajar selama sehari
Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untukmenyampaikan pendapatnya tentang pembelajaranyang telah diikuti.
Melakukanpenilaianhasilbelajar Mengajaksemuasiswaberdo’amenurut agama
dankeyakinanmasing-masing(untukmengakhirikegiatanpembelajaran)
15 menit
G. SUMBER & MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Tema : Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku
Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
Buku Siswa Tema : Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku Kelas 1
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013).
135
Kartu-kartu bergambar benda hidup dan benda tak hidup yang ada di sekitar
sebanyak jumlah siswa (manusia, hewan, tumbuhan, dan gambar benda di
sekitar)
Kotak/kardus bekas sebanyak dua buah, diberi label benda hidup dan benda
tak hidup
Kertas bilangan
Lembar kolom urutan bilangan
H. PENILAIAN PROSES & HASIL BELAJAR
1. Penilaian Sikap
Penilaian Sikap
No Nama Siswa
Penilaian
Spiritual Sosial
Ber
doa
sebe
lum
pela
jara
n
Ber
doa
sesu
dah
pela
jara
n
Juju
r
Per
caya
diri
Ker
jasa
ma
Dis
iplin
Tan
ggun
gja
wab
1. Aghni ImroatulHasanah
+ +
2. Anggun Puspa
3. Annisa Zahra + + -
4. Aprista AudyPrasetyo
5. Aurella Nur Ayuni
6. Dany Fadhil AlRasyid
7. Deva AbdiPamungkas
8. Dewi Syafira
136
Puspitasari
9. Dito Revan Permana
10. Faidzin AkhbarWicaksono
11. Faza Hilma Zaizaf
12. Fukayna Fathin
13. Hafidh Shidqi
14. Kharissa Elma Safitri -
15. Lubna Umairoh
16. Maulana PuspaWijaya
- -
17. MuhammadAbimanyu Akhdan
18. Muhammad FaiqAbyan Sukmawan
19. Mustafa Fardan
20. Nadiya ButsainatulUlya
21. Rafi Faizal Putra -
22. Ridho Pangeran Jati +
23. Sabita Anjani S + + +
24. Satriya RizkyPratama
-
Keterangan:+ = sangat menonjol- = kurang menonjolTak ada tanda = menonjol
137
2. Penilaian pengetahuan:
Instrumen penilaian: tes tertulis (lembar kerja) mengelompokkan benda,
mengurutkan bilangan 61-80, menulis nama dan lambang bilangan.
3. Penilaian keterampilan:
Observasi (Pengamatan)
Lembar pengamatan kemampuan menentukan benda hidup atau benda
tak hidup
138
139
SILABUS SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH
(SD/MI)
Satuan pendidikan : MI Ma’arif NU Mangunsari
Kelas : I (satu)
Tema7 : Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku
Alokasi waktu : 104 jam pelajaran
Mata Pelajaran dan Kompetensi Dasar MateriPembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan1.1 Menerima gambar (bintang segi lima,
rantai, pohon beringin, kepalabanteng, dan padi kapas) padalambang negara “Garuda Pancasila”
2.1 Bersikap positif terhadap gambar padalambang negara “Garuda Pancasila”
3.1 Memahami gambar pada lambangnegara “Garuda Pancasila”
4.1 Menceritakan gambar pada lambangnegara “Garuda Pancasila”
1.2 Menun jukkan sikap mematuhiaturan yang berlaku dalamkehidupan sehari-hari di rumah
2.2 Melaksanakan aturan yang berlakudalam kehidupan sehari-hari dirumah
3.2 Mengurutkan aturan yang berlakudalam kehidupan sehari-hari dirumah
4.2 Melakukan kegiatan sesuai denganaturan yang berlaku dalamkehidupan sehari-hari di rumah
1.4 Menunjukkan sikap kerjasamadalam suasana keberagaman dirumah
2.4 Bekerjasama dalam keberagaman dirumah
3.4 Menggambarkan bentuk kerjasamadalam keberagaman di rumah
4.4 Menceritakan pengalaman kerjasama
gambar (bintangsegi lima, rantai,pohon beringin,kepala banteng,dan padi kapas)pada lambangnegara “GarudaPancasila”
aturan di rumah keberagaman
karakteristikindividu
bentuk kerjasamadalamkeberagaman
Subtema 1: Benda Hidup danBenda Tak Hidup di Sekitarku (26jam pelajaran) mengelompokkan benda hidup
dan benda tak hidup di dalamkelas dan luar kelas
menggunting, menempelkan,dan memasukkan gambar kekotak sesuai dengan kelompokbenda hidup dan benda takhidup
mengelompokkan benda danmanfaatnya serta nama danlambang bilangan 61-80 sesuaidengan aturan
menentukan gambar bendahidup dan benda tak hidupdengan cara menghubungkanbilangan 61-80 secara berurutan
menyebutkan angka 61-80bersama dan menuliskan namabilangan pada papan tulisdengan dibantu guru
bermain dengan caramenentukan pasangan nama danlambang bilangan 61-80,
mengurutkan angka mulai dariyang terkecil dan dari yangterbesar
menebak benda denganmenghubungkan bilangan 61-80
140
dalam keberagaman di rumah secara berurutan mengerjakan latihan pada buku
siswa membaca wacana di buku siswa
tentang tokoh yang bermainboneka dan tokoh yang bermainbersama hewan peliharaan
mendengarkan penjelasan gurumengenai: perbedaan perlakuanyang diberikan tokoh padabenda kesayangannya,perbedaan benda hidup danbenda tak hidup
mendiskusikan tentangpersamaan, perbedaan, danperbandingan kursi dan kucingdengan huruf tegak bersambungkursi dan kucing,
menceritakan pengalamanmelihat langit pada malam harikemudian mendengarkanpenjelasan tentang jenis bendayang ada di langit
mengamati guru menyanyikanlagu dengan gerakan badankemudian membaca, menghafalteks lagu Bintang Kecil, danmenyanyikan lagu denganbergerak sesuai isi lagu
bermain melempar gulungankertas
mendengar penjelasan gurumengenai ciri benda hidup yangmampu bergerak sendiri untukberpindah tempat ataumenanggapi rangsangan
mengamati gambar dan teks dibuku siswa tentang benda hidupyang dapat berpindah sendiri
bermain melempar danmenangkap bola sertamempraktikkan gerak lempartangkap bola sambil berlarimenyamping
mendengar penjelasan gurumengenai garis bilangan,
Bahasa Indonesia3.6 Memahami kosakata tentang berbagai
jenis benda di lingkungan sekitarmelalui teks pendek (berupa gambar,slogan sederhana, tulisan, dan/atausyair lagu)
4.6 Menggunakan kosakata bahasaIndonesia dan ejaan yang tepatberbagai jenis benda di lingkungansekitar dalam teks tulis sederhana
3.7 Memahami kosakata yang berkaitandengan peristiwa siang dan malammelalui teks pendek (gambar,tulisan, dan/atau syair lagu)
4.7 Menyampaikan penjelasan dengankosakata Bahasa Indonesia dan ejaanyang tepat peristiwa siang danmalam dalam teks tulis dan gambar
3.8 Memahami ungkapan penyampaianterima kasih, permintaan maaf,tolong, dan pemberian pujian,ajakan, pemberitahuan, perintah, danpetunjuk kepada orang lain denganmenggunakan bahasa yang santunsecara lisan dan tulisan yang dapatdibantu dengan kosakata bahasadaerah
4.8 Mengucapkan ungkapan terima kasih,permintaan maaf, tolong, danpemberian pujian, denganmenggunakan bahasa yang santunkepada orang lain secara lisan dantulis
kosakata tentangberbagai jenisbenda dilingkungansekitar
kosakata yangberkaitandengan peristiwasiang dan malammelalui tekspendek
ungkapanpenyampaianterima kasih,permintaanmaaf, tolong,dan pemberianpujian, ajakan,pemberitahuan,perintah, danpetunjuk kepadaorang laindenganmenggunakanbahasa yangsantun secaralisan dan tulisanyang dapatdibantu dengankosakata bahasadaerah
Matematika3.1 Menjelaskan makna bilangan cacah
sampai dengan 99 sebagai banyakanggota suatu kumpulan objek
4.1 Menyajikan bilangan cacah sampaidengan 99 yang bersesuaian dengan
Bilangan cacahsampai dengan99
bilangan sampaidua angka dannilai tempat
141
banyak anggota kumpulan objekyang disajikan
3.2 Menjelaskan bilangan sampai duaangka dan nilai tempat penyusunlambang bilangan menggunakankumpulan benda konkret serta caramembacanya
4.2 Menuliskan lambang bilangansampai dua angka yang menyatakanbanyak anggota suatu kumpulanobjek dengan ide nilai tempat
3.3 Membandingkan dua bilangan sampaidua angka dengan menggunakankumpulan benda-benda konkret
4.3 Mengurutkan bilangan-bilangansampai dua angka dari bilanganterkecil ke bilangan terbesar atausebaliknya dengan menggunakankumpulan benda-benda konkret
3.4 Menjelaskan dan melakukanpenjumlahan dan penguranganbilangan yang melibatkan bilangancacah sampai dengan 99 dalamkehidupan sehari-hari sertamengaitkan penjumlahan danpengurangan
4.4 Menyelesaikan masalah kehidupansehari-hari yang berkaitan denganpenjumlahan dan penguranganbilangan yang melibatkan bilangancacah sampai dengan 99
3.8 Mengenal dan menentukan panjangdan berat dengan satuan tidak bakumenggunakan benda/situasi konkret
4.8 Melakukan pengukuran panjang danberat dalam satuan tidak bakudengan menggunakan benda/situasikonkret
penyusunlambangbilangan
opersi hitungpenjumlahan danpenguranganbilangan yangmelibatkanbilangan cacahsampai dengan99
pola bilanganyang berkaitandengankumpulanbenda/gambar/gerakan ataulainnya
bangun ruangdan bangun datardenganmenggunakanberbagai bendakonkret
bangun dataryang dapatdisusunmembentuk polapengubinan
panjang danberat dengansatuan tidak bakumenggunakanbenda/situasikonkret
kemudian membuat garis danmenuliskan bilangan dari 61-80
bermain dengan cara berdiri danbergerak 5 langkah sesuai yangdituju
menyimpulkan benda hidupyang dapat bergerak sendiri danbenda tak hidup yang tidakdapat bergerak sendiri
berdiskusi tentang pentingnyamakanan dan minuman
mendengarkan penjelasan gurumengenai perbedaanpertanaman yang terjadi padamakhluk hidup
mengamati gambar di bukusiswa, menuliskan cerita sesuaidengan gambar, danmenyampaikan hasil tulisannya
menyimpulkan sikap yang harusditiru dan tidak boleh ditiru
menjawab pertanyaan di buku memahami cara mengukur berat
badan dan tinggi badan mengamati gambar anak yang
sedang berenang dan gambarseorang anak laki-laki yangsedang membantumengeluarkan anak kucing darikarung
berdiskusi mengapa bendahidup memerlukan udara untukbernafas
berlatih pernafasan di kolamrenang atau di darat
melakukan pernafasan denganduduk di tepi kolam danmenggerak-gerakkan kaki atauberlari mengelilingi lapangansebanyak dua kali
berlatih menarik nafas lalumembuang melalui hidung
mendengarkan teks desktiptifdari guru tentang kebutuhanudara bagi benda hidup
142
Pedoman Checklist Kegiatan Pembelajaran Matematika
Yang Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter
No. Nilai Karakter Kegiatan Pembelajaran KondisiYa Tidak
1. Berpikir logisdan kritis
1. Guru menugaskan peserta didik menyelesaikanpersoalan open-ended untuk memberikanpemikiran alternative pemecahannya
2. Kerja keras 1. Guru memberikan tugas di dalam kelas2. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah3. Guru memberikan tugas terstruktur4. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan
tugas sesuai batas waktu yang di tetapkan5. Guru mengajak peserta didik untuk giat belajar
3. Keingintahuan 1. Melakukan kegiatan tanya jawab saat kegiatanapersepsi
2. Melakukan kegiatan tanya jawab pada kegiatandiskusi
3. Menugaskan peserta didik mencari sumberbelajar
4. Kemandirian 1. Melakukan penilaian secara individu2. Guru mengingatkan peserta didik untuk
menyelesaikan sendiri tugas yang menjaditanggung jawabnya
3. Memberikan kesempatan kepada peserta didikuntuk menentukan kelompok diskusinyasendiri
4. Guru meminta peserta didik untukmengerjakan soal di papan tulis
5. Percaya diri 1. Guru mengajak peserta didik untuk beranimenyampaikan pendapatnya saat diskusi dikelas
2. Guru meminta peserta didik maju mengerjakansoal atau melaksanakan perintah sesuai yangdikatakan guru
3. Guru mengingatkan peserta didik untuk tidakmengeluh saat menyelesaikan masalah yang
143
dihadapi6. Kereligiusan 1. Guru mengucapkan salam di awal dan akhir
kegiatan pembelajaran2. Guru menyiapkan peserta didik untuk
memulai dan mengakhiri pembelajaran denganberdoa
7. Kejujuran 1. Guru mengingatkan peserta didik untuk tidakmencontek temannya saat mengerjakan tugasatau ulangan
2. Guru mengingatkan peserta didik untukmengerjakan tugas pekerjaan rumah secaraindividu dan tidak menjadi plagiat dalammengerjakan setiap tugas
3. Melakukan kegiatan refleksi sehingga pesertadidik dapat mengemukakan rasa senang atautidak tidak senang terhadap pelajaran
8. Kedisiplinan 1. Guru masuk kelas tepat waktu2. Guru menegur peserta didik yang melanggar
aturan di dalam kelas (seperti makan di dalamkelas, berbicara, mengganggu temannya,berkeliaran, dan sebagainya)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik4. Menggunakan seragam guru sesuai aturan
9. Ketangguhan 1. Guru mengingatkan peserta didik untukpantang menyerah/ tidak mudah putus asadalam menghadapi berbagai kesulitan dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran
2. Guru memberikan support agar peserta didiktidak cengeng
3. Guru memberikan support agar peserta didiktidak malas
4. Guru memberikan support agar peserta didiktidak manja
10. Kedemokratisan 1. Guru memberikan kesempatan kepada pesertadidik untuk memilih ketua kelompoknya didalam kelompoknya sendiri
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
144
didik untuk menyampaikan hasil diskusikelompok
3. Guru memberi kesempatan kepada pesertadidik untuk mengemukakan pendapat sesuaidengan cara masing-masing saat kegiatandiskusi
4. Guru mengingatkan peserta didik agarmenghargai pendapat orang lain
11. Kepedulian 1. Guru melatih peserta didik memberikantanggapan atas pertanyaan yang disampaikanteman
2. Guru meminta peserta didik memberikankesempatan kepada temannya untukberpendapat saat kegiatan tanya jawab
3. Guru meminta peserta didik untuk memberikanbantuan terhadap temannya sesuai dengankemampuannya terhadap teman lain yangmemiliki masalah
4. Guru meminta peserta didik untuk salingmemberikan semangat belajar
12. Tanggung jawab 1. Guru menyuruh peserta didik mengerjakantugas dengan baik
2. Guru mengingatkan peserta didik agar dapatmempertanggungjawabkan setiap pekerjaanatau perbuatan yang dilakukan
13. Santun 1. Guru mengingatkan peserta didik agarmenghormati orang yang lebih tua darinya
2. Guru mengingatkan peserta didik agar tidakberkata-kata kotor, kasar, dan takabur
3. Guru mengingatkan peserta didik agar tidakmeludah di sembarang tempat
4. Guru mengingatkan peserta didik agar tidakmenyela pembicaraan pada waktu yang tidaktepat
5. Guru mengingatkan peserta didik untukmengucapkan terima kasih setelah menerimabantuan orang lain
6. Bersikap 3s (salam, senyum, sapa)7. Guru mengingatkan peserta didik untuk
145
meminta ijin ketika memasuki ruangan oranglain atau menggunakan barang orang lain
8. Guru mengingatkan peserta didik untukmemperlakukan orang lain sebagaimana dirisendiri ingin diperlakukan
14. Kerjasama 1. Guru memberi tugas kelompok2. Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi
dengan baik menyelesaikan tugas kelompok3. Guru mengingatkan peserta didik untuk
mengutamakan kepetntingan bersama dantidak mengutamakan kepentingan individu
15. Menghargaiprestasi
1. Guru mengingatkan peserta didik untuk salingmenghargai prestasi
2. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi16. Bersahabat 1. Guru mengajak bertepuk dan bernyanyi
bersama2. Menanyakan kabar dan kondisi peserta didik3. Guru bercerita kepada peserta didik
17. Kreatif 1. Guru menyuruh peserta didik membuat mediapebelajaran
2. Guru menggunakan berbagai metodepembelajaran
3. Guru menggunakan media pembelajaran
146
Hasil Checklist Kegiatan Pembelajaran Matematika
Yang Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter
No. Nilai Karakter Kegiatan Pembelajaran KondisiYa Tidak
1. Berpikir logisdan kritis
1. Guru menugaskan peserta didik menyelesaikanpersoalan open-ended untuk memberikanpemikiran alternatif pemecahannya
2. Kerja keras 1. Guru memberikan tugas di dalam kelas2. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah3. Guru memberikan tugas terstruktur4. Guru meminta sisiwa untuk menyelesaikan
tugas sesuai batas waktu yang di tetapkan5. Guru mengajak peserta didik untuk giat
belajar
3. Keingintahuan Melakukan kegiatan tanya jawab saat kegiatanapersepsi
4. Melakukan kegiatan tanya jawab pada kegiatandiskusi
5. Menugaskan peserta didik mencari sumberbelajar
4. Kemandirian 5. Melakukan penilaian secara individu6. Guru mengingatkan peserta didik untuk
menyelesaikan sendiri tugas yang menjaditanggung jawabnya
7. Memberikan kesempatan kepada peserta didikuntuk menentukan kelompok diskusinyasendiri
8. Guru meminta peserta didik untukmengerjakan soal di papan tulis
5. Percaya diri 4. Guru mengajak peserta didik untuk beranimenyampaikan pendapatnya saat diskusi dikelas
5. Guru meminta peserta didik maju mengerjakansoal atau melaksanakan perintah sesuaiyangdikatakan guru
6. Guru mengingatkan peserta didik untuk tidak
147
mengeluh saat menyelesaikan masalah yangdihadapi
6. Kereligiusan 3. Guru mengucapkan salam di awal dan akhirkegiatan pembelajaran
4. Guru menyiapkan peserta didik untukmemulai dan mengakhiri pembelajaran denganberdoa
7. Kejujuran 4. Guru mengingatkan peserta didik untuk tidakmencontek temannya saat mengerjakan tugasatau ulangan
5. Guru mengingatkan peserta didik untukmengerjakan tugas pekerjaan rumah secaraindividu dan tidak menjadi plagiat dalammengerjakan setiap tugas
6. Melakukan kegiatan refleksi sehingga pesertadidik dapat mengemukakan rasa senang atautidak tidak senang terhadap pelajaran
8. Kedisiplinan 5. Guru masuk kelas tepat waktu6. Guru menegur peserta didik yang melanggar
aturan di dalam kelas (seperti makan di dalamkelas, berbicara, mengganggu temannya,berkeliaran, dan sebagainya)
7. Guru mengecek kehadiran peserta didik8. Menggunakan seragam guru sesuai aturan
9. Ketangguhan 5. Guru mengingatkan peserta didik untukpantang menyerah/ tidak mudah putus asadalam menghadapi berbagai kesulitan dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran
6. Guru memberikan support agar peserta didiktidak cengeng
7. Guru memberikan support agar peserta didiktidak malas
8. Guru memberikan support agar peserta didiktidak manja
10. Kedemokratisan 5. Guru memberikan kesempatan kepada pesertadidik untuk memilih ketua kelompoknya didalam kelompoknya sendiri
148
6. Guru memberikan kesempatan kepada pesertadidik untuk menyampaikan hasil diskusikelompok
7. Guru memberi kesempatan kepada pesertadidik untuk mengemukakan pendapat sesuaidengan cara masing-masing saat kegiatandiskusi
8. Guru mengingatkan peserta didik agarmenghargai pendapat orang lain
11. Kerjasama 4. Guru memberi tugas kelompok5. Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi
dengan baik menyelesaikan tugas kelompok6. Guru mengingatkan peserta didik untuk
mengutamakan kepetntingan bersama dantidak mengutamakan kepentingan individu
12. Tanggung jawab 3. Guru menyuruh peserta didik mengerjakantugas dengan baik
4. Guru mengingatkan peserta didik agar dapatmempertanggungjawabkan setiap pekerjaanatau perbuatan yang dilakukan
13. Santun 9. Guru mengingatkan peserta didik agarmenghormati orang yang lebih tua darinya
10. Guru mengingatkan peserta didik agartidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur
11. Guru mengingatkan peserta didik agartidak meludah di sembarang tempat
12. Guru mengingatkan peserta didik agartidak menyela pembicaraan pada waktu yangtidak tepat
13. Guru mengingatkan peserta didik untukmengucapkan terima kasih setelah menerimabantuan orang lain
14. Bersikap 3s (salam, senyum, sapa)15. Guru mengingatkan peserta didik untuk
meminta ijin ketika memasuki ruangan oranglain atau menggunakan barang orang lain
16. Guru mengingatkan peserta didik untukmemperlakukan orang lain sebagaimana dirisendiri ingin diperlakukan
14. Kepedulian 5. Guru melatih peserta didik memberikan
149
tanggapan atas pertanyaan yang disampaikanteman
6. Guru meminta peserta didik memberikankesempatan kepada temannya untukberpendapat saat kegiatan tanya jawab
7. Guru meminta peserta didik untuk memberikanbantuan terhadap temannya sesuai dengankemampuannya terhadap teman lain yangmemiliki masalah
8. Guru meminta peserta didik untuk salingmemberikan semangat belajar
15. Menghargaiprestasi
3. Guru mengingatkan peserta didik untuk salingmenghargai prestasi
4. Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi
16. Bersahabat 4. Guru mengajak bertepuk dan bernyanyi
bersama5. Menanyakan kabar dan kondisi peserta didik6. Guru bercerita kepada peserta didik
17. Kreatif 4. Guru menyuruh peserta didik membuat mediapembelajaran
5. Guru menggunakan berbagai metodepembelajaran
6. Guru menggunakan media pembelajaran
K
150
Potonglah susunan angka tak beraturan di bawah ini dan tempelkan angka pada
kolom kosong dengan susunan angka dari yang terkecil ke yang terbesar!
61 80 62 79 63
78 64 77 65 76
66 75 67 74 68
73 69 72 70 71
151
ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER 2TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mata Pelajaran : Tema 7 Nama :............................................Kelas : I (Satu) No. :............................................Hari/tanggal : Nilai :............................................Kerjakan soal-sol di bawah ini dengan benar!PPKn KD Soal Nilai
3.1 1, 2, 3
3.2 4, 5, 6
1. Gambar di samping adalah simbol sila Pancasila yang ke ....
a. tiga b. empat c. lima
2. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat ... dalam permusyawaratanperwakilan.a. permusyawaratan b. perwakilan c. kebijaksanaan
3. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalampermusyawaratan perwakilan adalah bunyi sila ke ....
4. Salah satu cara merawat hewan peliharaan adalah memberi makan dan....a. minum b. racun c. pupuk
5. Ketika akan meminjam barang teman, terlebih dahulu harus meminta ....a. maaf b. uang c. izin
6. Setelah meminjam barang teman, kita kembalikan dengan mengucapkan....
BAHASAINDONESIA
KD Soal Nilai3.6 7, 8, 9, 103.8 11, 12, 13
untuk soal nomor 7 sampai dengan 10.Ada banyak benda di sekitar kitaAda benda hidup dan benda tak hidupBenda hidup bisa bergerak sendiriBenda tak hidup tidak bisa bergerak sendiriBenda hidup juga mengalami pertumbuhan
151
ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER 2TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mata Pelajaran : Tema 7 Nama :............................................Kelas : I (Satu) No. :............................................Hari/tanggal : Nilai :............................................Kerjakan soal-sol di bawah ini dengan benar!PPKn KD Soal Nilai
3.1 1, 2, 3
3.2 4, 5, 6
1. Gambar di samping adalah simbol sila Pancasila yang ke ....
a. tiga b. empat c. lima
2. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat ... dalam permusyawaratanperwakilan.a. permusyawaratan b. perwakilan c. kebijaksanaan
3. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalampermusyawaratan perwakilan adalah bunyi sila ke ....
4. Salah satu cara merawat hewan peliharaan adalah memberi makan dan....a. minum b. racun c. pupuk
5. Ketika akan meminjam barang teman, terlebih dahulu harus meminta ....a. maaf b. uang c. izin
6. Setelah meminjam barang teman, kita kembalikan dengan mengucapkan....
BAHASAINDONESIA
KD Soal Nilai3.6 7, 8, 9, 103.8 11, 12, 13
untuk soal nomor 7 sampai dengan 10.Ada banyak benda di sekitar kitaAda benda hidup dan benda tak hidupBenda hidup bisa bergerak sendiriBenda tak hidup tidak bisa bergerak sendiriBenda hidup juga mengalami pertumbuhan
151
ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER 2TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Mata Pelajaran : Tema 7 Nama :............................................Kelas : I (Satu) No. :............................................Hari/tanggal : Nilai :............................................Kerjakan soal-sol di bawah ini dengan benar!PPKn KD Soal Nilai
3.1 1, 2, 3
3.2 4, 5, 6
1. Gambar di samping adalah simbol sila Pancasila yang ke ....
a. tiga b. empat c. lima
2. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat ... dalam permusyawaratanperwakilan.a. permusyawaratan b. perwakilan c. kebijaksanaan
3. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalampermusyawaratan perwakilan adalah bunyi sila ke ....
4. Salah satu cara merawat hewan peliharaan adalah memberi makan dan....a. minum b. racun c. pupuk
5. Ketika akan meminjam barang teman, terlebih dahulu harus meminta ....a. maaf b. uang c. izin
6. Setelah meminjam barang teman, kita kembalikan dengan mengucapkan....
BAHASAINDONESIA
KD Soal Nilai3.6 7, 8, 9, 103.8 11, 12, 13
untuk soal nomor 7 sampai dengan 10.Ada banyak benda di sekitar kitaAda benda hidup dan benda tak hidupBenda hidup bisa bergerak sendiriBenda tak hidup tidak bisa bergerak sendiriBenda hidup juga mengalami pertumbuhan
152
Contoh benda hidup adalah macam-macam hewan dan tumbuhan7. Benda di sekitar kita ada benda hidup dan ....
a. padat b. tak hidup c. cair8. Benda yang dapat bergerak sendiri disebut benda ....
a. hidup b. tak hidup c. cair9. gambar di samping menunjukkan bahwa makhluk
hidup mengalami ....
a. pertumbuhan b. penyusutan c. berkembang
10. gambar di samping merupakan salah satu contoh benda ....
11. gambar di samping adalah pemberitahuan dilarang membawa ....
a. tumbuhan b. hewan c. tanaman
12. Naura : wah, kamu pandai sekali Wafa, dapat nilai 100.Wafa : iya Naura, karena saya selalu rajin belajar.Percakapan di atas berisi tentang ungkapan ....
a. terimakasih b. perintah c. pujian
13. Tulislah satu contoh kalimat pujian ....
MATEMATIKA KD Soal Nilai3.2 14, 15, 163.3 17, 18, 193.4 20, 21, 22,
23
14. Banyaknya bintang di samping adalah ....a. 20b. 22c. 21
153
15. 73 ditulis ....a. enam puluh tiga b. tujuh puluh tiga c. tujuh puluh dua
16. 73 = ... puluhan + ... satuanUntuk soal nomor 17 sampai dengan 19.
24 buah apel 13 buah pepaya 18 buah belimbing17. Buah yang paling banyak adalah ....
a. apel b. pepaya c. belimbing18. Buah yang paling sedikit adalah ....
a. apel b. pepaya c. belimbing19. ... lebih banyak dari belimbing.20. 86 + 12 = ....
a. 98 b. 99 c. 9721. 57 – 23 = ....
a. 35 b. 24 c. 3422.
+ = ....
a. 24 b. 25 c. 2323. Dika memiliki 45 permen.
Diberikan kepada Baraka 13 permen.Jadi sisa permen Dika adalah ....
153
15. 73 ditulis ....a. enam puluh tiga b. tujuh puluh tiga c. tujuh puluh dua
16. 73 = ... puluhan + ... satuanUntuk soal nomor 17 sampai dengan 19.
24 buah apel 13 buah pepaya 18 buah belimbing17. Buah yang paling banyak adalah ....
a. apel b. pepaya c. belimbing18. Buah yang paling sedikit adalah ....
a. apel b. pepaya c. belimbing19. ... lebih banyak dari belimbing.20. 86 + 12 = ....
a. 98 b. 99 c. 9721. 57 – 23 = ....
a. 35 b. 24 c. 3422.
+ = ....
a. 24 b. 25 c. 2323. Dika memiliki 45 permen.
Diberikan kepada Baraka 13 permen.Jadi sisa permen Dika adalah ....
153
15. 73 ditulis ....a. enam puluh tiga b. tujuh puluh tiga c. tujuh puluh dua
16. 73 = ... puluhan + ... satuanUntuk soal nomor 17 sampai dengan 19.
24 buah apel 13 buah pepaya 18 buah belimbing17. Buah yang paling banyak adalah ....
a. apel b. pepaya c. belimbing18. Buah yang paling sedikit adalah ....
a. apel b. pepaya c. belimbing19. ... lebih banyak dari belimbing.20. 86 + 12 = ....
a. 98 b. 99 c. 9721. 57 – 23 = ....
a. 35 b. 24 c. 3422.
+ = ....
a. 24 b. 25 c. 2323. Dika memiliki 45 permen.
Diberikan kepada Baraka 13 permen.Jadi sisa permen Dika adalah ....
154
KODE PENELITIAN
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
1. RespondenNama Kode
Susriana Wahyu Ika Lestari, M.Pd.I SWIL
Fauziyah, M.Ag FRafka Aufa Albara RAA
Nadia Dwi Pramesti NDP
2. Metode PenelitianMetode Penelitian Kode
Wawancara WObservasi O
Dokumentasi D
3. Media Penyimpanan DataMedia Kode
Rekaman RFoto TFile F
4. KategoriKategori Kode
Pendidikan Karakter Secara Umum di Sekolah PKSPerencanaan Pembelajaran Matematika yang Terintegrasi Nilai-Nilai Karakter RPMPelaksanaan Pembelajaran Matematika yang Terintegrasi Nilai-Nilai Karakter PPM
Evaluasi Pembelajaran Matematika yang Terintegrasi Nilai-Nilai Karakter EPM
155
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Kode Responden :SWIL
Kode Data :W/SWIL/R1
Hari/Tanggal :7 April 2017
Tempat : MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu :14.00 – 14.47 WIB
Daftar Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud pendidikan karakter?
2. Sejak kapan sekolah ini melaksanakan pendidikan karakter?
3. Alasan sekolah ini menerapkan pendidikan karakter
4. Kurikulum apa yang diterapkan dalam mengintegrasikan pendidikan karakter di
sekolah ini?
5. Siapakah yang bertugas dalam menggalakkan program pendidikan karakter?
6. Siapakah yang menjadi sasaran dalam pengimplementasian pendidikan karakter?
7. Sebutkan tujuan diintegrasikannya pendidikan karakter ini?
8. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah ini?
9. Jelaskan perubahan siswa yang bisa diamati dalam pelaksanaan pendidikan
karakter?
10. Jelaskan kesulitan/hambatan dalam melaksanakan pendidikan karakter?
11. Jelaskan Solusi mengatasi hambatan dalam melaksanakan pendidikan karakter?
156
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU KELAS
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Kode Responden :F
Kode Data :W/ F/R2
Hari/Tanggal :15 April 2017
Tempat : MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu :10.00 – 11.10WIB
Daftar Pertanyaan :
A. Pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran matematika1. Bagaimana pengintegrasian pendidikan karakter pada pelaksanaan
pembelajaran matematika?
2. Terdapat nilai karakter apa saja yang dapat dikembangkan dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika?
3. Metode apakah yang digunakan guru dalam pengintegrasian pendidikan
karakter dalam pembelajaran matematika?
4. Media apakah yang digunakan guru dalam pengintegrasian pendidikan
karakter dalam pembelajaran matematika?
5. Bagaimana manfaat dari implementasi pendidikan karakter dalam
pembelajaran matematika?
B. Evalusi pendidikan karakter pada pembelajaran matematika1. Bagaimana bentuk evaluasi yang digunakan dalam pengintegrasian
pendidikan karakter pada pembelajaraan matematika?
2. Bagaimana cara mengevaluasi pendidikan karakter pada pembelajaran
matematika?
157
3. Bagaiamana tindak lanjut dari hasil evaluasi dalam pengintegrasian
pendidikan karakter pada pembelajaraan matematika?
4. Apa saja kesulitan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karater
dalam pembelajaran matematika?
5. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala dari implementasipendidikan karakter dalam pembelajaran matematika?
158
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Kode Responden :RAA
Kode Data : W/RAA/R3
Hari/Tanggal : 20 Mei 2017
Tempat : Depan MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu : 09.30 – 10.00 WIB
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah kamu tahu sikap baik dan sikap buruk ?
2. Apakah bapak/ibu guru selalu memberikan contoh yang baik di
sekolah?
3. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan untuk belajar
sendiri/tidak mencontek?
4. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan utuk selalu
menghargai sesama dan menghargai prestasi teman?
5. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan untuk
bekerjasama/tidak egois saat berdiskusi ?
6. Apakah bapak/ibu guru ramah?
7. Apakah bapak/ibu guru sabar dalam mengajar?
8. Apakah bapak/ibu guru adil?
159
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Kode Responden :NDP
Kode Data : W/NDP/R3
Hari/Tanggal : 20 Mei 2017
Tempat : Depan MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah kamu tahu sikap baik dan sikap buruk ?
2. Apakah bapak/ibu guru selalu memberikan contoh yang baik di
sekolah?
3. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan untuk belajar
sendiri/tidak mencontek?
4. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan utuk selalu
menghargai sesama dan menghargai prestasi teman?
5. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan untuk
bekerjasama/tidak egois saat berdiskusi ?
6. Apakah bapak/ibu guru ramah?
7. Apakah bapak/ibu guru sabar dalam mengajar?
8. Apakah bapak/ibu guru adil?
160
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Kode Responden :SWIL
Kode Data :W/SWIL/R1
Hari/Tanggal :7 April 2017
Tempat : MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu :14.00 – 14.47 WIB
Daftar Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud pendidikan karakter?
“Sebelum masuk ke pendidikan karakter, kita perlu tahu makna dari
karakter itu sendiri. Jadi, karakter adalah bekal dari tuhan pencipta
berupa kebaikan-kebaikan yang dimilki pribadi masing-masing, yang
dimaksud disini adalah setiap individu pasti punya karakter yang baik.
Sedangkan pendidikan karakter adalah usaha untuk memberikan
pendidikan sehingga karakter yang dimiliki seseorang bisa muncul
dengan baik sesuai kodratnya, dalam kata lain guru berperan sebagai
stimulus bagi peserta didik untuk memunculkan karakter mereka.”
(W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47 /R1).
2. Sejak kapan sekolah ini melaksanakan pendidikan karakter?
“Kalau di madrasah pada umumnya pendidikan yang dicanangkan ya
pendidikan karakter, jadi pendidikan karakter mulai diterapkan sejak
madrasah ini dibangun. Kalau madrasah ini lahirya sekitar tahun 1960.
161
Kalau madrasah seperti itu. Untuk resminya atau konsentrassinya itu
dimulai sejak 2009.” (W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47/ R1).
3. Alasan sekolah ini menerapkan pendidikan karakter
“Jadi, yang kita harapkan dari output anak-anak setelah lulus dari
sekolah ini adalah tidak hanya menguasai ilmu-ilmu pengetahuan yang
seperti agama atau mum, yang seputar hanya hafalan atau menjawab
soal, namun yang kita harapkan adalah karakter dari masing-masing
anak bisa muncul, karena karakter mereka berbeda-beda. Kalau kita
seragamkan, harus menghafal ini atau menjawab ini, karakter masing-
masing anak tidak akan muncul. Jadi, pendidikan karakter kita canangkan
supaya karater anak bisa muncul baik itu dari segi sikap maupun
keterampilan.” (W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47 /R1).
4. Kurikulum apa yang diterapkan dalam mengintegrasikan pendidikan
karakter di sekolah ini?
“Kurikulu 2013.” (W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47 /R1).
5. Siapakah yang bertugas dalam menggalakkan program pendidikan
karakter?
“Yang bertugas menggalakan ya semuanya terlibat, baik guru maupun
karyawan.” (W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47/ R1).
6. Siapakah yang menjadi sasaran dalam pengimplementasian pendidikan
karakter?
“Sasaran utama, ya anak. Namun, sebelum kita memberikan ke anak,
pasti pengajarnya harus terlebih dahulu berkarakter. Jadi guru
berkarakter dulu baru dicontohkan ke anak. Di sekolah ini ada pelatihan
pembinaan bagi guru berkarakter.” (W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 –
14.47 /R1).
7. Sebutkan tujuan diintegrasikannya pendidikan karakter ini?
“Jadi tujuannya untuk memunculkan karakter-karakter pada diri anak,
karena karakter mereka berbeda-beda. Di sekolah itu berbeda dengan
162
individu, kalau individu mereka bisa mengecek bakat atau keterampilan
mereka lewat psikolog, sedangkan kalau di sekolah ya lewat guru. Jadi,
guru harus mengetahu dulu lebih awal karakter atau bakat anak apa yang
kemudian bisa dikonsultasikan lewat psikolog, sehingga dari situ
karakter mereka bisa muncul baik sikap maupun keterampilannya.
Sehingga, mereka mampu mengembangkannya dengan baik.”
(W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47 /R1).
8. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah ini?
“Jadi kita implementasikan di pembelajaran, muatan materi apapun bisa
kita laksanakan disitu. Selain itu juga ada pembiasaan contohnya sholat
dhuha, mengaji setiap pagi hari sebelum belajar dengan metode qiroati,
sholat dhuhur jamaah, dan sebagainya. Dalam pembelajaran kita
terapakan seperti etika sopan santun, contohnya etika kepaada guru,
cara bicara dengan guru, berinteraksi dengan teman, jadi kita ajarkan
langsung saat pelajaran. Untuk budaya sekolah, contohnya kita terapkan
supaya siswa membuang sampah pada tempatnya, hal tersebut kita
usahakan dengan menambah jumlah tempat sampah dan mencotohkannya
membuang sampah pada tempatnya.” (W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 –
14.47/ R1).
9. Jelaskan perubahan siswa yang bisa diamati dalam pelaksanaan
pendidikan karakter?
“Terdapat banyak perubahan-prubahan yang bisa dilihat. Seperti
pencapaain prestasi non akademik yang mulai terlihat. Anak yang kita
pandang tidak mampu dalam akademik, ketika kita latih untuk maju
dalam sebuah event lomba mereka ternyata juga bisa berprestasi.
Kemudian untuk kebiasaan-kebiasaan beribadah, bisa kita buktikan lewat
tanggapan orang tua terhadapa perubahan anak yang lebih rajin
beribadah. Contohnya ada orangtua yang punya anak dua, yang satu
sekolah di SD yang satunya sekolah di mi. Setelah mereka mengamati
163
ternyata anak mereka yang sekolah di mi lebih rajin dan tanggap sholat
ketika adzan mulai dikumandangkan dibandingkan anak mereka yang
sekolah di SD.” (W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47 /R1).
10. Jelaskan kesulitan/hambatan dalam melaksanakan pendidikan karakter?
“Karena beranekaragam anak, dan muridnya banyak, jadi tidak semua
karakter anaka bisa terihat, tergali, dan dikembangkan . Yang kelihatan
secara umum yang bisa kita kembangkan. Selain itu, kurangnya tenaga
pengajar. Jadi antara pengajar dengan jumlah siswa tidak imbang.
Kurangnya kualitas sumber daya manusia dari para guru, yang membuat
kurang maksimal dalam melakukan proses pembelajaran.”
(W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00 – 14.47 /R1).
11. Jelaskan Solusi mengatasi hambatan dalam melaksanakan pendidikan
karakter?
“Perbandingannya antara guru dan siswa kita setarakan, khususnya wali
kelas. Selain itu, kita adakan latihan-latihan untuk para guru, guna
meningkatkan sumber daya dan inovasi mereka dalam pembelajaran
maupun penerapan pendidikan karakter.” (W/SWIL/PKS/7-7-2017/14.00
– 14.47/ R1).
164
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU KELAS
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Kode Responden :F
Kode Data :W/ F/R2
Hari/Tanggal :15 April 2017
Tempat : MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu :10.00 – 11.10WIB
Daftar Pertanyaan :
A. Pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran matematika1. Bagaimana pengintegrasian pendidikan karakter pada pelaksanaan
pembelajaran matematika?
“Integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran dilaksanakan
melalui 3 tahap yaitu mulai tahap persiapan yang dintegrasikan pada
RPP dan silabus, tahap pelaksanaan yang diintegrasikan langsung pada
pembelajaran, dan tahap evalusi yang diintegrasikan pada penilaian.
Kalau di RPP kan ada langkah-langkah pembelajaran dan evaluasi,
disitu menggambarkan nilai-nilai karakter. Selain itu kita juga sering
sharing-sharing dengan para guru, membahas tentang nilai-nilai
karakter, tapi guru parallel, soalnya kan nanti dimasukin ke rapornya
sejalan” (W/ F/PPM/15-4-2017/10.00-11.00/R2).
2. Terdapat nilai karakter apa saja yang dapat dikembangkan dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika?
165
“Ada berpikir kritis, logis, disiplin, tanggung jawab, religius, jujur,
kerjasama, kebersamaan, ya banyak” (W/ F/PPM/15-4-2017/10.00-
11.00/R2).
3. Metode apakah yang digunakan guru dalam pengintegrasian pendidikan
karakter dalam pembelajaran matematika?
“Metode yang kerap kita gunakan ya banyak, tinggal disesuaikan
dengan situasai dan kondisi. Ya seperi card short, diskusi, demonstrasi,
bermain peran,,mendongeng cerita matematika dan lain-lain. Intinya
metode untuk menerapkan pendidikan karakter, prinsip saya belajar
tidak terbatas pada dinding-dinding kelas, belajar itu ya di alam yang
luas, kelas ya dimana saja.” (W/ F/PPM/15-4-2017/10.00-11.00/R2).
4. Media apakah yang digunakan guru dalam pengintegrasian pendidikan
karakter dalam pembelajaran matematika?
“Kalau kelas 1 kan pembelajaran matematika dari yang riil baru
abstrak, misalnya kalau menghitung benda kita gunakan media sekitar
seperti kerikil, misalnya penjumlahan yang ditonjolkan ya yang riil-riil
dulu” (W/ F/PPM/15-4-2017/10.00-11.00/R2).
5. Bagaimana manfaat dari implementasi pendidikan karakter dalam
pembelajaran matematika?
“Kalau karakter itu ya yang diharapkan oleh semua unsur
pembelajaran bukan hanya matematika. ya manfaatnya yang pasti
membuat anak berkarakter. Jadi, berkarakter bukan hanya di sekolah,
melainkan kita membangun karakter kan dari sekarang tapi tujuannya
tetap besok, karena pembentukan karakter tidak bisa satu, dua tahun.
Makanya di matematika ada pembiasaan seperti itu, ketika nilai
karakter anak masih D berarti dia gak naik. Membentuk karakter lebih
166
dominan daripada pengetahuannya” (W/ F/PPM/15-4-2017/10.00-
11.00/R2).
B. Evalusi pendidikan karakter pada pembelajaran matematika1. Bagaimana bentuk evaluasi yang digunakan dalam pengintegrasian
pendidikan karakter pada pembelajaraan matematika?
“Evaluasinya ya hasil dari pengamatan, kemudian dari hasil
pengamatan kita catat. Makannya penilaiannya lebih ekstra dibanding
menilai pengetahuan, karena kita harus mengamati betul satu persatu
anak-anak, jadi guru harus lebih dekat, lebih detail semua siswa harus
dilihat. Pengamatan juga tidak waktu pas pembelajaran saja, tapi juga
pas waktu di luar jam pelajaran seperti saat istirahat” (W/ F/EPM/15-
4-2017/10.00-11.00/R2).
2. Bagaimana cara mengevaluasi pendidikan karakter pada pembelajaran
matematika?
“Caranya ya dari hasil pengamatan, kalau kelihatan menonjol kita tulis
plus (+), kalau yang tidak menonjol ya kita tulis minus (-), berarti kalau
yang lain gak ada keterangan, kita angap sudah sesuai standar.
Pembentukan karakter itu yang penting pembiasaan” (W/ F/EPM/15-4-
2017/10.00-11.00/R2).
3. Bagaiamana tindak lanjut dari hasil evaluasi dalam pengintegrasian
pendidikan karakter pada pembelajaraan matematika?
“Kalau ada siswa yang kurang ya harus dimotivasi, dilatih, kalau kelas
1 misalnya kita kasih cerita dengan karakter yang jelek dan akibatnya,
supaya dia nanti bisa berubah menjadi yang lebih baik. Kita juga kasih
tau orangtuanya, supaya nanti bisa dibimbing dirumah, dan kita beri
masukan caranya menegur” (W/ F/EPM/15-4-2017/10.00-11.00/R2).
167
4. Apa saja kesulitan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karater
dalam pembelajaran matematika?
“Kesulitannya di waktu, waktunya memang harus dibuat ekstra, sampai
kadang-kadang guru ingin menulis administrasi untuk dirinya sendiri
gak sempat, kan melihat anak-anak terus. Berbeda dengan IQ, kita bisa
nyambi, yang penting anak bisa menerima pelajaran saya. jadi ketika
karakter yang diperhatikan, anak ulanganpun saya perhatikan, ya kita
harus meluangkan waktu. Yang kedua kadang kita gak telaten” (W/
F/EPM/15-4-2017/10.00-11.00/R2).
5. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala dari implementasi
pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika?
“Guru harus banyak latihan, pembinaan, pendidikan membentuk
karakter anak. Sebenarnya ada sharing setiap sabtu, tapi kurang
terlaksana karena saking padatnya acara. Selain itu ya pastinya guru di
tuntut berkualitas. Kadang juga kita sharing dengan orangtua face to
face, kalau tidak ya lewat grup whatsapp” (W/ F/EPM/15-4-
2017/10.00-11.00/R2).
168
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Kode Responden :RAA
Kode Data : W/RAA/R3
Hari/Tanggal : 20 Mei 2017
Tempat : Depan MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu : 09.30 – 10.00 WIB
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah kamu tahu sikap baik dan sikap buruk ?
”Tau. Sifat baik contohnya membantu orangtua, membuang
sampah pada tempatnya, sholat, mengaji. Sifat buruk contohnya
tidak sholat, tidak mengaji, nakal sama teman, tidak mengerjakan
PR, gojekan di kelas.” (W/RAA/PPM/20-5-2017/09.30-10.00/R3)
2. Apakah bapak/ibu guru selalu memberikan contoh yang baik di
sekolah?
“iya, Menyapu di kelas, membuang sampah pada tempatnya,
membantu orangtua, sholat.” (W/RAA/PPM/20-5-2017/09.30-
10.00/R3)
3. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan untuk belajar
sendiri/tidak mencontek?
“ Iya” (W/RAA/PPM/20-5-2017/09.30-10.00/R3)
169
4. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan utuk selalu
menghargai sesama dan menghargai prestasi teman?
“Iya” (W/RAA/PPM/20-5-2017/09.30-10.00/R3)
5. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan untuk
bekerjasama/tidak egois saat berdiskusi ?
“Iya” (W/RAA/PPM/20-5-2017/09.30-10.00/R3)
6. Apakah bapak/ibu guru ramah?
“Iya” (W/RAA/PPM/20-5-2017/09.30-10.00/R3)
7. Apakah bapak/ibu guru sabar dalam mengajar?
“Iya” (W/RAA/PPM/20-5-2017/09.30-10.00/R3)
8. Apakah bapak/ibu guru adil?
“Iya” (W/RAA/PPM/20-5-2017/09.30-10.00/R3)
170
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MI MA’ARIF NU MANGUNSARI KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Kode Responden :NDP
Kode Data : W/NDP/R4
Hari/Tanggal : 20 Mei 2017
Tempat : Depan MI Ma’arif NU Mangunsari
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah kamu tahu sikap baik dan sikap buruk ?
“tahu, “Sifat baik contohnya sifat baik, membantu orangtua,
belajar, membantu teman, menabung, tidak mencontek, membantu
teman. Sifat buruk contohnya mencontek, tidak mendengarkan
nasihat orangtua, tidak sholat, tidak ngaji.” (W/NDP/PPM/20-5-
2017/10.00-10.30/R4)
2. Apakah bapak/ibu guru selalu memberikan contoh yang baik di
sekolah?
“ Iya, menyapu di kelas, menegur gak boleh mencontek.”
(W/NDP/PPM/20-5-2017/10.00-10.30/R4)
3. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan untuk belajar
sendiri/tidak mencontek?
“ Iya” (W/NDP/PPM/20-5-2017/10.00-10.30/R4)
171
4. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan utuk selalu
menghargai sesama dan menghargai prestasi teman?
“Iya” (W/NDP/PPM/20-5-2017/10.00-10.30/R4)
5. Apakah bapak/ibu guru pernah mengingatkan untuk
bekerjasama/tidak egois saat berdiskusi ?
“Iya” (W/NDP/PPM/20-5-2017/10.00-10.30/R4)
6. Apakah bapak/ibu guru ramah?
“Iya” (W/NDP/PPM/20-5-2017/10.00-10.30/R4)
7. Apakah bapak/ibu guru sabar dalam mengajar?
“Iya” (W/NDP/PPM/20-5-2017/10.00-10.30/R4)
8. Apakah bapak/ibu guru adil?
“Iya” (W/NDP/PPM/20-5-2017/10.00-10.30/R4)
172
DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN PENELITIAN
Kegiatan Pembiasaan Mengaji Dengan Metode Qiroati
173
Kegiatan Pembelajaran Matematika Yang Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter
174
Wawancara Dengan Wali Kelas 1
Piala Hasil Prestasi Prestasi Akademik-Non Akademik Peserta Didik
175
Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka
Kegiatan mengaji para Guru dan pengarahan metode mengaji Qiroati
176
177
178
179
180
DAFTAR SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Nurul Lailatul Hidayah
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
NIM : 115-13-009
Dosen pembimbing : Dra. Hj. Siti Farikhah, M. Pd.
No. Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Skor1. OPAK STAIN Salatiga 2013 dengan tema
Rekonstruksi Paradigma Mahasiswa yangCerdas, Peka, dan Peduli
26-27 Agustus2013
Peserta 3
2. OPAK Tarbiyah 2013 dengan tema MenjunjungTinggi Nilai-nilai Kearifan Lokal sebagaiIdentitas Pendidikan Indonesia
29 Agustus2013
Peserta 3
3. Library User Education diselenggarakan olehUPT Perpustakaan STAIN Salatiga
16 September2013
Peserta 2
4. Surat Keputusan Ketua Prodi PGMI JurusanTarbiyah STAI Salatiga tentang SusunanPengurus HMPS PGMI Periode 2013-2014
17 September2013
Pengurusdevisi Sains
dan Olahraga
4
5. Training Pembuatan Makalah yangdiselenggarakan oleh LDK Darul Amal STAINSalatiga
18 September2013
Peserta 2
6. Seminar Nasional Bahasa Arab degan temaInovasi Pembelajaran Bahasa : Upaya MenjagaEksistensi dan Masa Depan PembelajaranBahasa Arab yang dilaksanakan oleh ITTAQO
9 Oktober2013
Peserta 8
7. Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) MahasiswaV tingkat Mahasiswa, SMA se-derajat, danPondok Pesantren se-Salatiga dan sekitarnyadengan tema MTQ Wahana Apresiasi untukMencetak Insan Qur’ani yang diselenggarakanoleh JQH STAIN Salatiga
23 Oktober2013
Peserta 2
8. Training SIBA-SIBI Semester Gasal 2013-2014yang diselenggarakan oleh CEC dan ITTAQO
8-9 November2013
Peserta 2
9. Seminar Nasional HMJ Tarbiyah STAIN 18 November Peserta 8
181
Salatiga dengan tema Guru Kreatif dalamImplementasi Kurikulum 2013
20013
10. Penerimaan Anggota Baru (PAB) JQH 2013dengan tema Kristalisasi Nilai Qur’ani MenujuInsan yang Penuh Hikmah yang diselenggarakanJQH STAIN Salatiga
23-24November
2013
Peserta 2
11. SIBA-SIBI Training UAS Semester Ganjil2013-2014 yang diselenggarakan oleh CEC danITTAQO
10-11 Januari2014
Peserta 2
12. Surat Keputusan Kepala Unit Kemahasiswaan(UPK) STAIN Salatiga tentang PengangkatanPengurus JQH Al-Furqan STAIN Salatiga MasaBakti 2014
31 Janauari2014
PengurusDevisi
Tilawah
4
13. Sarasehan Akbar bersama Tokoh Nasionaldengan Tema Komitmen Politik Islam dalamMenata Arah Masa Depan Bangsa Indonesiayang diselenggarakan oleh LDMI PB HMI
15 Maret 2014 Peserta 8
14. Workshop Nasional Tilawatil Qur’an bersamaH. Mu’min Ainul Mubarok, S. Pd.I dalamrangka Adikarya Qur’aniyah Semarak MiladiyahXV JQH Al-Mizan
22 Maret Peserta 8
15. SIBA-SIBI Training UTS Semester Genaptahun 2014 yang diselenggarakan oleh CEC danITTAQO
2-3 Mei 2014 Peserta 2
16. Tafsir Tematik dengan tema Konsep PemimpinIdeal Menurut Al-Qur’an Telaah Al-Qur’an Al-An’am ayat 165 yang diselenggarakan oleh JQHAl-Furqan STAIN Salatiga
17 Mei 2014 Peserta 2
17. Pesantren Kilat SMP Negeri 7 Salatiga yangdiselenggarakan oleh SMP Negeri 7 Salatigabekerjasama dengan LDMI HMI CabangSalatiga
15-18 Juli2014
Pemateri 4
18. Pegakraban Mahasiswa Baru PGMI STAINSalatiga dengan tema Harmoni Keluarga PGMIyang Humanis dan Berkarakter diselenggarakanoleh HMPS PGMI STAIN Salatiga
27 Agustus2014
Panitia 3
19. Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega 26-29 Peserta 2
182
(PLCPP) XXIV dengan tema PLCPP SebagaiLangkah Rekonstrukstif Karakter Pandegadalam Membangun Racana yang Loyal danBermartabat yang diselenggarakan oleh RacanaKusuma Dilaga – Woro Srikandhi
September2014
20. Haflah Khotmil Qur’an dan Haul Para Masyaikhyang diselenggarakan oleh PPTQ Al-Munta ha
11 November2014
Panitia 3
21. Gebyar Seni Qur’aniyy (GSQ) Umum ke-VI se-Jawa Tengah dengan tema Aktualisasi Maknadan Syiar AL-Qur’an Sebagai Sumber Inspirasiyang diselenggarakan oleh JQH Al-FurqanSTAIN Salatiga
5 November2014
Panitia 3
22. Surat Keputusan STAIN Salatiga tentangPenyelenggaraan Gebyar Seni Qur’ani JQH Al-Furqan STAIN Salatiga tahun 2014
5 November2014
PanitiaKoordinator
Tilawah23 Seminar Nasional Enterpreunership yang
diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka RacanaKusuma Dilaga – Woro Srikandhi
16 November Peserta 8
24. Pentas Seni dan Budaya dengan temaMelestarikan Budaya Melalui Seni danKeterampilan yang diselenggarakan HMPSPGMI STAIN Salatiga
9 Desember2014
Panitia 3
25. PAB (Penerimaan Anggota Baru) JQH Al-Furqan STAIN Salatiga dengan temaMenumbuhkan Karakter Islami dan Qur’aniyang diselenggarakan oleh JQH Al-FurqanSTAIN Salatiga
13-14Desember
2014
Panitia 3
26. Diskusi Publik dan Dengar Pendapat dengantema Memperkokoh Pondasi Kebangsaan yangdiselenggarakan oleh Barisan Pemuda Bangsa(BPB) Kota Salatiga
7 Maret 2015 Panitia 3
27. Surat Keputusan Rektor IAIN Salatiga tentangPengangkatan Pengurus JQH Al-Furqan IAINSalatiga Masa Bakti 2015
17 Maret 2015 PengurusSekretaris
4
28. Piagam Penghargaan Musabaqoh TilawatilQur’an (MTQ) Pelajar, Musabaqoh TilawatilQur’an (MTQ) Umum dan Festival Rebana
20 Mei 2015 Peserta Juara1 MTQUmum
3
183
Tingkat Kota Salatiga Tahu n 2015 Cabang 5 Juzdan TilawahUmum Putri
29. Keputusan Rektor IAIN Salatiga tentangWorshop Tilawah Nasional IAIN Satiga tahun2015
28 Mei 2015 Panitia SeksiKesekretariat
an
8
30. Worshop Tilawah Nasional dengan temaAktualisasi Nyata Syiar Islam dalam BingkaiKreasi Seni Qur’ani yang diselenggarakan olehJQH Al-Furqan IAIN Satiga
30 Mei 2015 Panitia
31. Piagam Penghargaan Pengurus PondokPesantren Al-Muntaha 2014-2015
4 Juni 2015 Pengurus 4
32. Surat Keputusan Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Al-Muntaha tentang Pengangkatan danPenetapan Pengurus Pondok Pesantren TahfidzAl-Qur’an Al-Muntaha Masa Bakti 2015-2016
6 Juli 2015 PengurusWakil Ketua
4
33. Pengakraban Mahasiswa Baru Jurusan PGMIdengan tema One Soul, One Fight, One GoalMembentuk Mahasiswa PGMI yang Unggul danBerkarakter yang diselenggaraka HMPS PGMI
5 September2015
Panitia 3
34. Gebyar Seni Qur’ani ke-VII Tingkat JawaTengah dengan tema Menyiarka Islam MelaluiApresiasi Maha Karya Seni Qur’aniiyy yangdiadakan oleh JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
6-8 November2015
Panitia 3
35. Piagam Penghargaan Kegiatan perkemahanBakti Satuan Karya Kalpataru II Kwartir DaerahGerakan Pramuka Jawa Tengah
26-29November
2015
Peserta 4
36. Keputusan Rektor IAIN Salatiga tentangPengangkatan Pengurus Jam’iyyatul Qurra’ WalHuffadz (JQH) Al-Furqan IAIN Salatiga MasaBakti 2016
14 Maret 2016 PengurusSekretaris
4
37. Festival Seni Islami II se-Jawa Tengah dan DIYyang diselenggarakan oleh IPQOSH UNSIQWonosobo
30 April 2016 Pesertacabang lomba
MHQ
2
38. Invitasi Pekan Pengembangan Bakat dan MinatMahasiswa Perguruan Tinggi Keagaman IslamNegeri (IPPBMM-PTKIN) VII se-Jawa Tengah
4 Mei 2016 Pesertalomba MHQ
5 Juz dan
2
184
yang diselenggarakan di IAIN Tulungagung Tilawah39. Nusantara Mengaji 300.000 Khataman Al-
Qur’an Serentak se-Indonesia UntukKeselamatan dan Kesejahteraan Bangsa yangdiselenggarakan JQH dan Dema IAIN Salatiga
8 Mei 2016 Peserta 2
40. Workshop Tahfidz dengan temaKontekstualisasi Nila-nilai Al-Qur’an dalamMembentuk Kepribadian Huffadz MenujuPeradaban Dunia yang diselenggarakan olehJQH Al-Furqan IAIN Salatiga
4 Juni 2016 Panitia 3
41. Local Day of Human Rights dengan tema HAM,Perdamaian dan Toleransi Menuju IslamRahmatan Lil ‘Alamamin yang diselenggarakandi Pondok Pesantren Al-Muntaha bekerjasamadengan CSRC UIN Jakarata dan KAS untukIndonesia dan Timor Leste dengan DukunganBantuan Hibah dari Uni Eropa (EU)
28 Agustus2016
Panitia 3
42. Surat Keputusan Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Al-Muntaha tentang Pengangkatan danPenetapan Pengurus Pondok Pesantren TahfidzAl-Qur’an Al-Muntaha Masa Bakti 2017-2018
25 Mei 2017 PengurusSeksi
Keamanan
4
43. Piagam Penghargaan Pengurus PondokPesantren Al-Muntaha 2016-2017
25 Mei 2017 PengurusBendahara
4
TOTAL 151
185
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama :Nurul Lailatul Hidayah
Tempat/Tanggal Lahir :Jakarta, 19 Januari 1996
Alamat :Gundi, RT 06/RW 08, Kec. Suruh Kab. Semarang
Agama :Islam
Nama Ayah :Imam Asnawi
Nama Ibu :Dwi Ratna Ningtyas
Tempat penelitian : MI Ma’arif NU Mangunsari
Riwayat pendidikan :
1. TK Islamiyah Desa Kampung Asem lulus tahun 2002
2. MI Wathoniyah Wonosegoro lulus tahun 2007
3. SMP Negeri 1 Suruh lulus tahun 2010
4. MAN Suruh lulus tahun 2013
5. S1 PGMI lulus 2017
Pengalaman organisasai :
1. UKM Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadz (JQH) Al-Furqan IAIN Salatiga tahun
2013-2016
2. UKM Racana Kusuma Dilaga – Woro Srikandi tahun 2015-2016
3. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Karnoto Zarkasyi cabang
Kota Salatiga tahun 2013-2014
4. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PGMI IAIN Salatiga 2013-2015