IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT HADITS- …
Transcript of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT HADITS- …
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK MENURUT HADITS-
HADITS PILIHAN DALAM KITAB BULŪGH AL-MARĀM
TERHADAP PESERTA DIDIK
( Studi Kasus di Pondok Pesantren Darul Abrar Putri di Desa Balle,
Kab.Bone, Sulawesi Selatan)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
(M.Pd) Dalam Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh :
Rezki Sulfitri Amir
218430226
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCA SARJANA MAGISTER (S2)
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
TAHUN 2020 M / 1441 H
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul “Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Menurut
Hadits-Hadits Pilihan Dalam Kitab Bulûgh al-Marām di Pondok Pesantren
Pendidikan Islam Darul Abrar Putri Bone, Sulawesi Selatan”. Yang disusun
oleh Rezki Sulfitri Amir dengan Nomor Induk Mahasiswa 218430226 telah
melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah
memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan di siding munaqasyah.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. KH. Abdul Halim Sholeh, MM Dr. Syahidah Rena, M.Ed
Tanggal : 24 April 2020 Tanggal : 29 April 2020
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rezki Sulfitri Amir
NIM : 218430226
Tempat Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 09 Mei 1992
Menyatakan bahwa Tesis dengan judul “Implementasi Nilai-Nilai
Pendidikan Akhlak Menurut Hadits-Hadits Pilihan Dalam Kitab Bulûgh al-
Marām di Pondok Pesantren Pendidikan Islam Darul Abrar Bone, Sulawesi
Selatan” adalah benar-benar asli karya saya sendiri kecuali kutipan-kutipan
yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan dalam karya ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Tappale, 29 April 2020
Rezki Sulfitri Amir
iii
MOTTO
رتم على الأشق قليلا استمتعتم بالأرفه الألذ طويلاإن صب
Jika kalian bersabar dengan sedikit kesusahan sekejap saja, kalian akanـ“
merasakan kesenangan dalam jangka waktu yang panjang”
Kalimat yang menggugah tersebut adalah perkataan seorang
panglima perang Andalus kepada para prajuritnya, dia adalah Thariq bin
Ziyad. Maka kepada segenap pejuang, pejuang di medan perang, di medan
ilmu dan di medan apapun yang membutuhkan perjuangan, kesabaran
merupakan senjata ampuh untuk mencapai kemenangan. Pejuang tangguh
pantang pesimis meski ada gerimis, pantang mundur meski tersungkur dan
pantang menyerah meski sudah terasa lelah.
Bersabarlah diri..
Terhadap pahit yang mungkin belum berhenti..
Terhadap sakit yang masih menyiksa diri..
Terhadap kaki yang masih harus meniti..
iv
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah, tesis yang telah
rampung ini penulis persembahkan kepada:
Ibuku tercinta Nuraidah E, Skep.Ns dan bapakku tersayang Drs. Muh
Amir.
Ibu mertuaku Hj. Suaebah, S.Ag dan bapak mertuaku Abd. Kadir,
S.Pd.
Suami tercinta yang tak lelah membimbing Risfandi, Lc. M.H.
Dua bidadari kecilku yang telah banyak bersabar menemani, Maryam
Adzkiya dan Aufa Adzkiya.
Adikku Rahmat sulfajri Amir dan Abid dzulfadli Amir.
Adik iparku tersayang Julmiati yang tak terhitung doa dan
bantuannya.
Bunda Erma yang banyak sekali mendidik dan membimbing lewat
nasehat dan penggalan hidupnya.
Tante-tante yang selalu berdoa agar Allah bimbing dan lancarkan
jalanku menuntut ilmu.
Nenekku tersayang Asiah dan Becce Tang.
Dan kepada seluruh keluargaku, saudariku fillāh serta sahabat
seperjuangan yang tak bisa kusebut satu persatu. Terimakasih atas
segala panjatan doa dan dukungannya untuk penulis, Jazaakumullāh
al-jazā’al aufā.
v
KATA PENGANTAR
Tidak ada yang pantas dipanjatkan seorang muslim ketika
mendapatkan nikmat dari Allah selain kesyukuran yang tiada tara kepada
Allah SWT, kesyukuran yang mempunyai makna lebih dari sekedar
mengucapkan terimakasih, kesyukuran yang menambah kuat keimanan
bahwa semua adalah karna pertolongan, karunia dan keberkahan dari Allah
semata. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah atas segala nikmat
hidayah dan bimbingan-Nya tesis dengan judul “Implementasi Nilai-Nilai
Pendidikan Akhlak Menurut Hadits-Hadits Pilihan Dalam Kitab Bulûgh al-
Marām di Pondok Pesantren Pendidikan Islam Darul Abrar Putri Bone,
Sulawesi Selatan” telah selesai penulisannya .
Dan penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua saya dan
kedua mertua saya yang telah banyak memanjatkan doa untuk kesuksesan
penulis, membimbing serta mendukung perjalanan penulis menuntut ilmu
agama Islam. Juga kepada suami saya tercinta yang tidak pernah lelah
menjadi tempat berbagi, membantu dan membimbing serta mendukung
cita-cita penulis menuntaskan penulisan tesis ini.
Kepada yang sangat saya hormati dua dosen pembimbing saya, rasa
terimakasih tak terhingga kepada Pak Dr. KH. Abdul Halim, MM sebagai
pembimbing pertama dan Dr. Syahidah Rena, M.Ed sebagai pembimbing
kedua, atas kesempatan, waktu dan bimbingannya yang sangat berharga
kepada penulis, semoga Allah selalu menjaga keduanya dan memberikan
keberkahan dalam hidup mereka.
Terimakasih juga kepada Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, M.A
selaku Rektor Institute Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dan Dr. Muhammad
Azizan Fitriana, M.A selaku Direktur Pascasarjana Institute Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis
menuntut ilmu di kampus IIQ Jakarta, dan juga atas bimbingannya yang
vi
terus menerus diberikan kepada kami para mahasiswa dalam mengemban
amanah sebagai penuntut ilmu di IIQ.
Dan tak lupa kepada para dosen beserta jajarannya di Institute Ilmu
Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, rasa terimakasih sebanyak-banyaknya atas
kesempatan, tenaga dan bimbingannya kepada penulis dalam
menyelesaikan kuliyah program magister di kampus IIQ, semoga Allah
membalas semua kebaikan mereka dengan balasan yang terbaik.
Kepada para Staf Akademik kampus Institute Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta, terkhusus Staff Akademik Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),
penulis ucapkan terimakasih atas semua bantuan, bimbingan dan waktu
yang telah diberikan, Allah sebaik-baik pemberi balasan.
Terimakasih juga kepada saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku dan
teman-teman seperjuangan di kelas PAI atas kerjasamanya selama
perkuliyahan, atas bimbingannya, dukungannya dan motivasi yang diberikan
kepada penulis. Jazākumullāh ahsanal jazā’.
Dan kepada seluruh pihak yang tidak mampu saya sebutkan satu
persatu, penulis ucapkan beribu terimakasih atas segala dukungan dan doa-
doanya untuk terselesaikannya tesis ini, semoga keberkahan dan
keistiqamahan Allah anugrahkan kepada kita semua. Āmīn.
Dan sebagai hamba Allah yang lemah dan tak luput dari salah serta
khilaf, penulis memohon dengan kerendahan hati agar dimaafkan segala
salah kata dan perbuatan, baik yang nampak ataupun tidak, baik yang
disadari atau tidak disadari, semoga Allah memberikan ampunanNya dan
rahmatNya. Āmīn. Dan dengan selesainya tesis ini, penulis berharap kepada
Allah agar menjadikannya ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri khususnya
dan ummat Islam umumnya, tak dipungkiri bahwa masih sangat banyak
kekurangan dalam tulisan ini yang masih terus membutuhkan bimbingan.
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين.
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Konsonan.
Arab Latin Arab Latin
th : ط a : ا
zh : ظ b : ب
‘ : ع t : ت
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق ẖ : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : م dz : ذ
n : ن r : ر
w : و z : ز
h : ه s : س
’ : ء sy : ش
y : ي sh : ص
dh : ض
viii
B. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah : a آ : ā ي أ : ai
Kasroh : i ي : ī و أ : au
Dhammah : u و : û
C. Kata Sandang.
1. Kata sandang yang diikuti oleh lam )ال( qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )ال( qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contohnya:
al-Baqarah : البقره
al-Madînah : المدينة
2. Kata sandang yang diikuti oleh lam )ال( Syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )ال( Syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan didepan dan
sesuai dengan bunyinya. Contoh:
ad-Dârimî : الدارمى
as-Syams : الشمس
لرجلا : ar-Rajul
as-Sayyidah : السيدة
3. Syaddah ( Tasydîd )
Syaddah (Tasydîd) Dalam sistem aksara arab digunakan
lambang ( ) sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan
huruf. Yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda
Tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydid yang berada
ix
ditengah kata, di akhir kata maupun yang terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
Inna al-ladzîna : ان الذين
Amanna billâhî : آمنا بالله
Âmana as-Sufahâ’u : السفهاء
wa ar-rukka’i : والركع
4. Ta Marbûthah ( ة ).
Ta Marbûthah ( ة ) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti
oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf “ h”. Contoh:
al-Af’idah : الأفدة
al-jâmi’ah al-Islâmiyyah : الجامعة الإسلامية
Sedangkan ta Marbûthah ( ة ) yang diikuti atau disambungkan
(di-washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf ‘t’. Contoh:
Âmilatun Nâsibah : عاملة ناصبة
al-Âyat Al-Kubrâ : الأية الكبرى
5. Huruf Kapital.
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital,
akan tetapi apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti
penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama
diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada WYD berlaku pula
pada alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal
x
(bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali
dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal
nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh ‘Alî Hasan al- ‘Âridh, al-
Asqâlâni, al-Farmawî, dan seterusnya. Khusus untuk pnulisan kata
Al-Qur’an dan nama-nama surahnya mengguakan huruf kapital.
Contoh: Al-Qur’an, al-Fâtiẖah dan seterusnya.
xi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ i
PERNYATAAN PENULIS ....................................................................... ii
MOTTO ...................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................... vi
DAFTAR ISI............................................................................................... xi
ABSTRAK .................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 10
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 11
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 12
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 12
G. Metodologi Penelitian ..................................................................... 16
H. Sistematika Penulisan...................................................................... 18
Bab II Landasan Teori .............................................................................. 19
A. Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Islam .................................. 19
1. Pembentukan Akhlak Melalui Pendidikan Berbasis Al-Qur’an
dan Hadits ............................................................................... 25
2. Urgensi Pendidikan Akhlak Berbasis Al-Qur’an dan Hadits . 41
B. Pendidikan Karakter Dalam Kitab Bulûgh al-Marām. .................. 43
1. Biografi Al-Hāfizh Ibnu Hajar Al-Asqalāni ........................... 44
2. Kandungan isi Kitab Bulûgh al-Marām .................................. 49
3. Pendidikan Akhlak Dalam Kitāb Al-Jāmi’ ............................. 53
C. Implementasi Pendidikan Akhlak di Pesantren ............................ 76
1. Pesantren Dalam Sistem Pendidikan di Indonesia.................. 77
2. Pendidikan Akhlak di Pesantren ............................................. 80
Bab III Metodologi Penelitian................................................................... 85
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 86
B. Jenis Penelitian. ............................................................................. 86
C. Subjek Penelitian. .......................................................................... 88
D. Sumber Data. ................................................................................. 89
E. Tekhnik Pengumpulan Data .......................................................... 90
xii
F. Tekhnik Analisis Data ................................................................... 100
G. Tekhnik Penulisan ......................................................................... 102
H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 102
Bab IV Hasil Penelitian ............................................................................ 104
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Pendidikan Islam Darul Abrar
....................................................................................................... 104
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Islam Darul Abrar ........ 104
2. Letak Geografis ......................................................................... 106
3. Struktur Kepengurusan Pesantren. ............................................ 107
4. Kurikulum dan Sistem Pendidikan ........................................... 109
5. Keadaan Guru dan Santri. ......................................................... 114
6. Sarana dan Prasarana. ............................................................... 115
B. Analisis Temuan dan Pembahasan. ............................................... 118
1. Implementasi Pendidikan Akhlak Menurut Hadits Dalam Kitab
Bulûgh al-Marām Di Pondok Pesantren Pendidikan Islam Darul
Abrar. ........................................................................................ 118
2. Tujuan Implementasi Pendidikan Akhlak di Menurut Hadits
Dalam Kitab Bulûgh al-Marām Di Pondok Pesantren Pendidikan
Islam Darul Abrar. .................................................................... 166
Bab V Penutup ........................................................................................... 173
A. Kesimpulan ...................................................................................... 173
B. Saran-saran ....................................................................................... 174
Daftar Pustaka ........................................................................................... 176
Lampiran .................................................................................................... 182
Dokumentasi ............................................................................................... 216
xiii
Abstrak
Penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai
pendidikan akhlak menurut hadits-hadits pilihan dalam Kitab Bulughul
Maram terhadap santri di Pesantren Pendidikan Islam Darul Abrar
ditempuh metode yang bermacam-macam. Mulai dari metode nasehat,
proses belajar mengajar di kelas, memberi teladan yang baik,
menerapkan aturan dan disiplin, serta metode hadiah dan hukuman.
Implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak menurut hadits dalam Kitab
Bulûgh al-Marām juga sangat didukung oleh program kerja yang
dijalankan anggota OSDA, peraturan-peraturan ini berkaitan erat dengan
hadist-hadist akhlak dalam Kitab Bulûgh al-Marām, khususnya
peraturan yang diterapkan oleh bagian keamanan, bagian adab dan
bagian dapur. Adapun tujuan yang diharapkan adalah membentuk
akhlak mulia pada diri santri dan terwujudnya kebiasaan-kebiasaan
mulia yang bernilai ibadah di mata Allah SWT dengan meneladani
akhlak Rasulullah SAW. Selain itu, implementasi nilai-nilai pendidikan
akhlak juga bertujuan sama dengan visi misi Pesantren Darul Abrar,
yaitu membentuk pribadi yang berakhlak mulia, berfikir cerdas dan
kreatif, agar kelak tia-tiap santri menjadi hamba-hamba Allah yang
berguna bagi agama Islam.
Salah satu contoh penelitian sebelumnya adalah jurnal 2018,
dengan judul “Urgensi Pend idikan Akhlak Dalam Membentuk karakter
Peserta Didik Telaah Kritis Konsep Pendidikan Dalam Kitab Al
Barzanji” yang ditulis oleh Noerrahmah. Penelitian ini juga membahas
tentang pendidikan akhlak sebagaimana yang dibahas oleh penulis,
tetapi berbeda pada objek penelitiannya atau buku yang dijadikan
rujukan. Saudari Noerrahmah membahas lebih dalam bagaimana
pentingnya pemilihan lingkungan dan guru yang baik demi berjalannya
pendidikan akhlak yang baik, adapun penulis sendiri tidak terlalu
memfokuskan hal itu, tetapi lebih kepada akhlak-akhlak yang ada pada
hadits-hadits dalam Kitab Bulugh al-Maram. Namun meskipun
demikian, penulis sangat setuju bahwa pengaruh lingkungan dan guru
yang baik sangat kuat dan berkontribusi besar dalam berlangsungnya
proses pendidikan akhlak ini.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yang
menitikberatkan obyek penelitian pada pendapat para pengajar,
pengasuh, anggota organisasi dan santri tentang masalah yang akan
diteliti. Penelitian ini juga menggunakan penelitian pustaka (Library
Research) Adapun tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
metode dokumentasi, observasi dan wawancara.
xiv
الأطروحة
أن تطبيق الأحاديث المتعلقة بالأخلاق هي الأمور التي يدل عليها البحث من كتاب بلوغ المرام لدي طلبة معهد دار الأبرار في بوني سولاويسي الجنوبية
أما الغاية التي ستصل إليها المعهد من تطبيق الأحاديث . تطبق بوسائل متعددةلأن يتخلق ويتحلى كل من الطلبة م هي المتعلقة بالأخلاق من كتاب بلوغ المرا
بخلق حسن ويتعودون على العاداة والأعمال الصالحة في حياتهم تعبدا لله وحده. وذلك باقتداء أخلاق الرسول صلى الله عليه وسلم. والغاية من هذا التطبيق تتوافق مع رؤية ورسالة معهد دار الأبرار، حيث تكون الغاية منها تكوين
والشخصية الداهية المبصرة والمبدعة، لحة المتحلي بسلوكه الحسن، الشخصية الصا ينتفع بهم الإسلام.فيصبحوا عباد الله
أحد الأمثلة من البحث الذي يتكلم في هذه المسألة بحث كتبه الأخت Urgensi Pend idikan Akhlak Dalam Membentuk نور الرحمة تحت الموضوع "
karakter Peserta Didik Telaah Kritis Konsep Pendidikan Dalam Kitab Al
Barzanji ،" فيساوي من جهة أنهما يتكلمان في الموضوع المتعلقة بالأخلاقالكريمة، لكن يفترقان في مضمونهما، فالبحث الذي كتبته الأخت نور الرحمة يتضمن على أهمية البيئة والمربين في تكوين الإنسانية الصالحة، أما هذا البحث
الأحاديث المتعلقة بالأخلاق من كتاب بلوغ المرام. من علىيتض يكون التي( Field Research)الميدانية البحوث من يعتبر البحث هذا
على أيضا يعتمدآراء المعلمين وطلاب المعهد. و على والاطلاع البحث أساسها لاستكمال النتائج المتوقعة من البحث. (Library Research) مكتبية دراسة
xv
ABSTRACT
The study shows that the implementation of the values of moral
education based on the selected hadiths ini the Book of Bulugh Al-
Maram to students of the Islamic Education Boarding School of Darul
Abrar adopted a variety of methods. Starting from the methods of
advice, the proses of teaching and learning ini class, setting a good
example, applying rules and discipline, as well as the reward and
punishment method. The implementation of the moral values of
education according to the hadiths in the book of Bulugh Al-Maram is
also strongly supported by word programs run by OSDA members.
These regulation are closely related to the moral tradition in the book of
Bulugh Al-Maram, especially the rules applied by the security, manners
and kitchen parts. As for the expected goals is to establish noble morals
in the students themseleves and the realization of noble habits that are
worth worship in the eyes of Allah SWT by imitating the character of the
propect Muhammad SAW. In addition the implementation of the values
of moral adecation also aims to be the same us the vision and mission of
the Darul Abrar Islamic Boarding School, wich is to create individuals
who have noble character, to think smartly and creatively, so that each
student will be came servants of God that are ussfull for Islam.
One of the example of previous research ini the journal 2018, entitled
“Urgensi of Moral Education in Shaping the Character of Students in
Critical Study of the Concep of Education in the Book of Al-Barazanji.”
Written by Noer Rahma, this study also discussed moral education as
discussed by the author, but differs in the object of the study or the book
that used as a reference. Nur Rahmah discussed more deeply in the
importance of environmental selection and good teachers for the
implementation of good moral education, while the author himself is not
to focused on it, but rather on the morals that’s exist in the hadist in the
book of Bulugh Al-Maram. Nonethless, the author strongly agree that the
influence of the anvironment and good tachers are very strong and
contribute greatly to the ongoing process of moral education.
This research is a field research that fokuses on the object of reaserch
on the opinions of teachers, caregivers, members of the organization and
students about the problem to be focused ini this study. Moreover, this
study uses library research. The data collection techniques in the study
are the method of documentation observation and interviews.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, dan tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia. Karna dengan pendidikanlah
seseorang mampu mengetahuai berbagai pengetahuan, sehingga mampu
membedakan antara yang benar dan salah. Maka Pendidikan adalah
usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya
pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang
harus dibina dan dikembangkan terus-menerus.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kegiatan mendidik
merupakan salah satu kegiatan yang telah berlangsung berabad-abad
lamanya di masyarakat. Bahkan kegiatan mendidik ini telah berlangsung
sejak manusia ada dalam rangka menciptakan hidup yang lebih baik
untuk diri sendiri, lingkungan dan masyarakat sekitar kita.
Untuk menghindari praktek-praktek pendidikan yang tidak
diharapkan dan kurang sesuai dari cita-cita masyarakat, maka
pendidikan perlu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang memiliki
justifikasi ilmiah kuat serta dengan kaidah ilmu pendidikan yang telah
ditemukan oleh para ahli sehingga hasilnya bisa
dipertanggungjawabkan. Untuk itu, sebagai pendidik dan calon
pendidik perlu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip mendidik dan
kaidah-kaidah teori pendidikan sebelum melakukan praktek mendidik.1
Sejak anak lahir ke dunia, sangat bergantung kepada orang lain,
karena ia masih lemah untuk mengetahui sesuatu, oleh sebab itu ia
memerlukan bimbingan dan arahan dari orang dewasa sebagai wujud
1 https://kurniadombosh.blogspot.com/2017/02/v behaviorurldefaultvmlo .html.
2
dari proses pendidikan, dengan demikian tanggung jawab pendidikan
merupakan tanggung jawab setiap orang. Secara formal, tanggung jawab
itu dibebankan kepada tiga lingkungan, yaitu: rumah tangga, masyarakat
dan sekolah, yang menurut Ki Hajar Dewantara disebut “Tri pusat
pendidikan”.2
Jika kita lihat, pendidikan yang kini tumbuh berkembang pesat,
justru berefek samping melahirkan banyaknya koruptor, walaupun tidak
seluruh anak bangsa adalah koruptor, tetapi mereka para pelakunya
justru orang-orang yang pada umumnya sudah menyandang berbagai
title strata pendidikan.3
Padahal, salah satu tujuan pendidikan adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dan kata cerdas dimaknai bukan saja sebagai
kemampuan dan kapasitas untuk mengetahui ilmu pengetahuan dan
budaya, akan tetapi juga memiliki kecerdasan emosional yang dengan
bahasa umum disebut sebagai berkarakter mulia atau berbudi luhur,
berakhlak mulia.4
Dari sinilah pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan, yang
mana pendidikan islam memiliki transmisispritual yang lebih nyata
dalam proses pengajarannya dibanding dengan pendidikan umum,
sekalipun lembaga ini juga memiliki muatan serupa. Kejelasannya
terletak pada tujuan pendidikan Islam adalah untuk mengembangkan
keseluruhan aspek dalam diri anak didik, baik aspek intelektual,
imajinasi dan keilmiahan, serta kepribadian, dimana dengan semua ini,
2 Amir Dalen Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha
Nasional, t.th), hal. 108. 3 Said Aqil Siradj, Tarbiyah dan Kebangsaan: Konstribusi Kaum Santri Melampaui
Ekslusifisme (Bandung: Mizan, 2006), hal. 236. 4 Suyanto, Urgensi Pendidikan Karakter, lebih lengkapnya dapat dilihat website
Ditjen Mandikdasmen Kementrian Pendidikan Nasional (www.kemendikbud.go.id) diakses
pada tanggal 08 Agustus 2013.
3
akan membuka kemungkinan terwujudnya tujuan inti pendidikan islam
yaitu melahirkan manusia-manusia yang beriman, bertakwa dan berilmu
pengetahuan.
Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah tidak dapat
terwujud dengan serta merta dan secara tiba-tiba. Namun mereka
terbentuk setelah melalui proses kehidupan dan proses pendidikan,
khususnya kehidupan beragama dan pendidikan agama. Proses
pendidikan itu berlangsung seumur hidup manusia baik dilingkungan
keluarga, di lingkungan sekolah dan di masyarakat, dan salah satu dari
pendidikan ini adalah pendidikan akhlak.
Dalam proses mendidik, seorang pendidik tidak hanya dituntut
untuk mentransfer ilmu ke otak peserta didik, tetapi ada yang jauh lebih
penting, yaitu bagaimana proses merubah peserta didik itu sendiri
menjadi lebih baik dari hari ke hari, dan itu semua dilalui dengan proses
pendidikan akhlak. Karna kualitas ilmu itu sendiri tidak ditentukan oleh
kuantitasnya, akan tetapi mampukah dengan semua ilmu pengetahuan
yang diraih itu mencetak manusia-manusia yang berakhlak karimah,
berkarakter dan beriman, serta siap menghadapi segala tantangan,
amanah, jujur, disiplin dan tanggung jawab?.
Pendidikan akhlak bukan hanya soal menghafal banyaknya
materi pelajaran, serta teori-teori ilmu pengetahuan, namun lebih
daripada itu. Pendidikan akhlak memerlukan pembiasaan, pembiasaan
untuk berbuat baik, pembiasaan untuk berlaku jujur, kesatria, dan
bertanggung jawab. Akhlakul karimah ini tidak terbentuk secara instan,
tapi perlu dilatih, dididik dan dibiasakan agar mencapai tujuan yang
diharapkan.
Di Indonesia, pelaksanaan pendidikan akhlak saat ini memang
dirasakan mendesak. Gambaran situasi masyarakat bahkan situasi dunia
4
pendidikan di Indonesia menjadi pokok pengarusutaan implementasi
pendidikan akhlak di Indonesia.5
Seorang pendidik pasti mengetahui bahwa pendidikan akhlak
sangat tinggi urgensinya terhadap kualitas ilmu yang diperoleh seorang
peserta didik, yang mana bukan hanya kecerdasan akal dengan kuantitas
ilmu yang memadai, akan tetapi bagaimana seorang peserta didik
mampu menjadikan dirinya berkualitas dengan banyaknya ilmu itu
sendiri.
Output pendidikan memang menghasilkan orang-orang cerdas,
tetapi kehilangan sikap jujur dan rendah hati. Mereka terampil, tetapi
kurang menghargai sikap tenggang rasa dan toleransi. Imbasnya,
apresiasi terhadap keunggulan nilai humanistik, keluhuran budi, dan hati
nurani menjadi dangkal.6
Pendidikan akhlak mempunyai makna lebih tinggi daripada
pendidikan moral, karena bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang
benar dan mana yang salah. Hal yang lebih utama, pendidikan akhlak
menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal-hal yang baik,
sehingga anak menjadi paham tentang mana yang baik dan salah
(domain kognitif), mampu merasakan nilai yang baik (domain afektif)
dan mau melakukannya (domain psikomotor)7.
Akan tetapi, peserta didik tidak hanya membutuhkan suatu
metode dan teori, namun lebih daripada itu, aplikasi dan implementasi
pada kehidupan sehari-hari mereka itulah pengamalan suatu metode dan
5 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 2. 6 Sudarsono, J. Pendidikan, kemanusiaan dan peradaban. Dalam Soedijarto (Ed.).
Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara,.
2008), hal. XVI. 7 Harta, I. (2010). Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran
matematika SMP/MTs.Artikel diakses dari internet pada tanggal 14 April 2011. hal. 2.
5
teori yang sebenarnya. Peran pendidik dalam mengolah metode
pendidikan akhlak ini membutuhkan keahlian, yang mana bukan hanya
pada pemberian teori saja, atau transfer ilmu saja, akan tetapi pada
pemberian contoh dan teladan yang baik, yang sesuai dengan akhlak
karimah yang dicontohkan oleh Rasûlullah shallallāhu ‘alaihi wasallam.
Menyadari kenyataan tersebut, maka perlu dilakukan reorientasi
dan penataan terhadap apa yang hilang dan kurang disentuh oleh dunia
pendidikan, yakni pendidikan yang lebih fokus pada pembentukan
akhlak karimah pada peserta didik. Baik pendidikan akhlak yang
dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan
masyarakat. Proses pentransferan nilai-nilai akhlak ini perlu didesain
sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan
karakter melalui beragam aktivitas dan metode/cara penyampaiannya.
Begitupun pada zaman modern seperti sekarang ini, masyarakat
muslim di Indonesia banyak yang melupakan sumber pendidikan
akhlakul karimah itu sendiri, dan malah berkiblat ke Barat, sehingga kita
dapat menemukan berbagai penyimpangan yang tidak sesuai dengan
tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Dengan melihat realita yang ada, maka dalam penelitian ini
penulis ingin mengembalikan alternatif solusinya kepada hadis-hadis
Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alaihi wasallam, dimana beliau
membangun akhakul karimah sahabat-sahabatnya, dan bagaimana cara-
cara mentransfer nilai-nilai akhlak tersebut kepada para sahabatnya.
Karna beliau diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak,
sebagaimana sabda beliau8 :
8 Al-Ḫāfidz ‘Ali bin Abi Bakr bin Sulaiman al-Haitami, Ghāyah al -Muqsid fī
Zawāid al-Musnad, (Maktabah Ŝhaid al-Fawā’id, t.th), hal. 20.
6
بعثتإنما (( : -سلمو عليه لله صلى - قال رسول الله: قال، هريرة عن أبي .))9خلاقلأا مكارم تمملأ
“Dari Abu Hurairah r.a, berkata: Rasûlullah SAW bersabda :“
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”
[HR. Al-Hakim]
Fokus peneliti adalah pada kumpulan hadits-hadits dalam Kitāb
Al-Jāmi’ Bulughul Marām, Kitāb Al-Jāmi’, disebut kitab Al-Jāmi’ sebab
terkumpul didalamnya enam bab pembahasan mengenai akhlak dan doa-
doa. Akan tetapi yang akan menjadi fokus penelitian hanya pada bab
yang berkaitan dengan adab dan akhlak.
Beberapa contoh dalam kehidupan nyata yang dapat kita lihat,
seperti akhlak dalam bergaul sesama muslim, Allah dan Rasul-Nya
menyeru kita untuk memberikan pertolongan kepada saudara kita ketika
mereka membutuhkannya, sehingga dalam Kitab Al-Jāmi’ dijelaskan
tentang hak-hak seorang muslim dan kewajibannya yang harus
ditunaikan terhadap muslim lainnya, hadist ini adalah:
صلى الله عليه وسلم –قال رسول الله –رضي الله عنه –عن أبي هريرة ا دعاك وإذ ،ست : إذا لقيته فسلم عليه حق المسلم على المسلم(( : –
ستنصحك فانصحه، وإذا عطس فحمد الله فشمته وإذا مرض فأجبه، وإذا ا10 فعده، وإذا مات فاتبعه
.((
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasûlullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak muslim kepada muslim
yang lain ada enam.” Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; apabila
engkau diundang, penuhilah undangannya; apabila engkau dimintai
9 Muẖammad Bin Abdillah Al Ḫakim al-Naisabûri, Al-Mustadrak Ala Al-
Shaẖiẖain, (Bairût : Dārul Kutub Al-Ilmiyyah, 1411 H), Juz 2, no Hadist 4221, hal. 670. 10 Muslim Bin Al- Ḫajjāj, Al-Jāmi’ Al-Ŝhaẖīẖ, (Bairut : Dār Al – Jil, Dār Al-Āfāq,
1334 H), Juz 7, no. 5778, hal. 3.
7
nasihat, berilah nasihat kepadanya; apabila dia bersin lalu dia memuji
Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan
mengucapkan ’yarhamukallah’); apabila dia sakit, jenguklah dia; dan
apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke
pemakaman)”. [HR. Muslim].
Dalam hadist ini Rasûlullah menjelaskan beberapa poin yang
merupakan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, yang juga
merupakan pendidikan akhlak yang Rasûlullah sampaikan untuk
mengajarkan ummatnya bersikap kepada sesama muslim.
Contoh yang lain adalah hadist tentang keutamaan menyambung
tali silaturahim, di dalam hadist disebutkan:
ملسو هيلع ى اللهلص- الله لوسر ال: قالق -هنع الله يضر- ةريره يبأ نع.))همحر لصيلف هرثي أف هل أسني، وهقزر يف هل طسبي نأ بحأ نم((: -
11
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan
umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi”. [HR. Al-Bukhāri].
Nama asli kitab ini adalah Bulûgh al-Marām min Adillat al-
Aẖkām, disusun oleh Al-Ḫāfizh Ibnu Ḫajar Al-Asqalāni (773 H - 852
H). Kitab ini merupakan kitab hadits tematik yang memuat hadits-hadits
yang dijadikan sumber pengambilan hukum fikih (istinbath) oleh para
ahli fikih. Kitab ini menjadi rujukan utama khususnya bagi fikih dari
Mazhab Syafi'i. Kitab ini termasuk kitab fikih yang menerima
pengakuan global dan juga banyak diterjemahkan di seluruh dunia.
Kitab Bulûgh al-Marām memuat 1.371 buah hadits. Di setiap
akhir hadits yang dimuat dalam Bulûgh al-Marām, Ibnu Ḫajar
menyebutkan siapa perawi hadist asalnya. Bulûgh al-Marām
memasukkan hadits-hadits yang berasal dari sumber-sumber utama
11
Muẖammad bin Ismāīl Al-Bukhāri, Shaẖiẖ Al-Bukhāri, ( Yamāmah-Bairût : Dār
Ibnu Katsir, 1407), Juz 2, no.1961, hal.728.
8
seperti Ŝhaẖīẖ al-Bukhāri, Ŝaẖīh Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan at-
Tirmidzi, Sunan an-Nasā'i, Sunan Ibnu Mājah, dan Musnad Aẖmad dan
selainnya.
Kitab Bulûgh al-Marām memiliki keutamaan yang istimewa
karena seluruh hadits yang termuat di dalamnya kemudian menjadi
fondasi landasan fikih dalam mazhab Syafi'i. Selain menyebutkan asal
muasal hadits-hadits yang termuat di dalamnya, penyusun juga
memasukkan perbandingan antara beberapa riwayat hadits lainnya yang
datang dari jalur yang lain. Karena keistimewaannya ini, Bulûgh al-
Marām hingga kini tetap menjadi kitab rujukan hadits yang dipakai
secara luas tanpa mempedulikan mazhab fikihnya.12
Lembaga pendidikan formal merupakan wadah untuk
mengembangkan dan menyalurkan ilmu pendidikan akhlak itu sendiri,
salah satu contohnya adalah pondok pesanteren, dimana nilai-nilai
agama ditanamkan sejak awal dan menjadi pokok perhatian dalam
pembelajarannya.
Pada penelitian ini, peneliti akan membahas juga tentang
implementasi pendidikan akhlak terhadap peserta didik, dan yang akan
menjadi tempat fokus penelitian adalah Pondok Pesantren Darul Abrar
Putri, yang bertempat di Desa. Balle, Kec. Kahu, Kab. Bone, Sulawesi
Selatan.
Di Pondok pesantren Dārul Abrār ini, selain menjadi tempat
menghafal Al-Qur’an bagi peserta didiknya, juga menjadi tempat
mencetak para ulama yang berkompoten dalam ilmu agama, yang mana
sudah banyak alumninya meneruskan jenjang pendidikan mereka baik
dalam maupun luar negri. Di pondok pesantren ini juga diajarkan
bagaimana hidup dengan berakhlak mulia, mengamalkan tuntunan yang
12
https://id.wikipedia.org/wiki/Bulughul_Maram.
9
bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang mana salah satu tujuan
didirikannya pondok ini adalah menjunjung tinggi ajaran Islam
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits Rasûlullah SAW.
Di Pondok Pesantren ini jugalah buku Bûlugh al-Marām menjadi
salah satu kitab telaah hadits untuk para santri dan santriwatinya,
sehingga menjadi sumber pendidikan agama dan akhlak bagi para
penuntut ilmu di dalamnya. Selain mendalami ilmu agama, pengamalan
mendalam juga sangat ditekankan kepada para santri, misalnya saja mata
pelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris yang sudah menjadi
kewajiban berbahasa untuk setiap harinya.
Salah satu contoh sederhana saja dalam upaya Pondok Pesantren
Darul Abrar mengaplikasikan hadits-hadits pendidikan akhlak adalah
membentuk organisasi santri Darul Abrar (OSDA), mereka diajarkan
bagaimana menjadi pemimpin yang baik, juga pengurus yang
bertanggung jawab, serta menjadi tauladan untuk para anggotanya. Hal
ini dijelaskan didalam salah satu hadits dalam kitab Al-Jāmi’ pada bab
akhlak mulia dan akhlak tercela, tentang pemimpin yang curang, di
dalam hadits dijelaskan:
ى اللهلص - الله لوسر تعم: سالق - هنع الله يضر -ارسي نب لقعم نع: )) ما من عبد يسترعيه الله رعية يموت يوم يموت لوقي - ملسو هيلع
13وهو غاش لرعيته إلا حرم الله عليه الجنة ((.
Dari Ma’qil bin Yasar Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: aku pernah
mendengar Rasulullah bersabda: “Tidak ada seorang hamba yang
Allâh memberikan kekuasaan kepadanya mengurusi rakyat, pada hari
dia mati itu dia menipu rakyatnya, kecuali Allâh haramkan surga
atasnya”. [HR. Muttafaq ‘Alaih].
13 Muẖammad bin Ismāīl Al-Bukhāri, Ŝhaẖīẖ Al-Bukhāri, ( Yamāmah-Bairût : Dār
Ibnu Katsīr, 1407), Juz 6, no.6731, hal.2614. Muslim bin al- Ḫajjāj, Al-Jāmi’ Al-Ŝhaẖīh,
(Bairût : Dār Al – Jil, Dār Al-Āfāq, 1334 H), Juz 6, no. 4834, hal. 6.
10
Berangkat dari latar belakang inilah peneliti tertarik untuk
meneliti implementasi pendidikan akhlak menurut hadits-hadits pilihan
dalam kitab bulugul maram di pesatren pendidikan islam Darul Abrar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi, yaitu:
a) Kebutuhan peserta didik terhadap pendidikan akhlak karimah di
zaman modern seperti sekarang ini sangat mendesak.
b) Pendidikan akhlak memerlukan pembiasaan, pembiasaan untuk
berbuat baik.
c) Metode pendidikan akhlak saat ini masih banyak yang berkiblat ke
Barat, dan melupakan sumber utamanya, yaitu bermuara kepada
metode Rasulullaah Shallaallaahu ‘alaihi wasallah, atau ajaran Islam
itu sendiri.
d) Peserta didik tidak hanya membutuhkan suatu metode dan teori,
namun lebih daripada itu, aplikasi dan implementasi itulah
pengamalan suatu metode dan teori yang sebenarnya.
e) Peran pendidik bukan hanya pada pemberian teori saja, akan tetapi
pada pemberian contoh dan teladan yang baik.
f) Pendidikan agama Islam merupakan pilar utama pembentukan akhlak
yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
C. Pembatasan Masalah
Agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas maka penulis
akan membatasi fokus permasalahan pada pembahasan Implementasi
pendidikan akhlak menurut hadist dalam buku Bulughul Maram Kitab
Al-Jāmi’ terhadap peserta didik di Pondok Pesantren Darul Abrar, Balle-
Kahu-Bone Sulawesi Selatan dan tujuannya.
11
Penelitian terhadap permasalahan ini dirasakan sangat penting
mengingat beberapa hal :
1. Penyimpangan akhlak sudah merajalela, khususnya dikalangan anak
bangsa Indonesia, terkhusus lagi di kalangan anak muda sudah
sangat pesat dan membutuhkan perhatian besar, khususnya dalam
bidang pendidikan akhlak.
2. Peserta didik tidak hanya membutuhkan suatu metode dan teori,
namun lebih daripada itu, aplikasi dan implementasi pada
kehidupan sehari-hari mereka itulah pengamalan suatu metode dan
teori yang sebenarnya.
3. Untuk menerapkan suatu metode pendidikan tidaklah mudah, yang
pastinya akan banyak hambatan-hambatan yang dihadapi. Karna
adanya hambatan-hambatan inilah, perlu kiranya dicarikan solusi
dan jalan keluar sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan
baik, dan tujuan yang ingin dicapai tetap dapat terwujudkan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
beberapa masalah yang menjadi pokok ataupun fokus dalam penelitian
ini, yaitu:
1. Bagaimana implementasi pendidikan akhlak menurut hadits dalam
buku Bulûgh al-Marām Kitab Al-Jāmi’ terhadap peserta didik di
Pondok Pesantren Darul Abrar, Balle-Kahu-Bone Sulawesi Selatan?.
2. Apa tujuan implementasi pendidikan akhlak ini di Pondok Pesantren
Darul Abrar?.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat :
12
1. Mengetahui bagaimana Implementasi pendidikan akhlak menurut
hadits dalam buku Bulugh al-Marām Kitab Al-Jāmi’ terhadap peserta
didik di Pondok Pesantren Darul Abrar, Balle-Kahu-Bone Sulawesi
Selatan.
4. Menjelaskan tujuan implementasi pendidikan akhlak menurut hadits
dalam Kitab Bulughul Maram Di Pondok Pesantren Pendidikan Islam
Darul Abrar.
F. Tinjauan Pustaka
Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan yang dapat
dijadikan sebagai bahan tinjauan pustaka dalam penelitian ini,
diantaranya :
1. Tesis (2017), dengan judul “Implementasi Pendidikan Akhlak Dalam
Membentuk Kepribadian Muslim Siswa Di Madrasah Aliyah PP.
Hidayatullah Tanjung Morawa”, oleh Muflihaini.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, adapun hasil dari
penelitian ini mengungkapkan bahwa, program pendidikan akhlak di
MAS PP. Hidayatullah Tanjung Morawa secara umum dibagi dalam
dua kegiatan, yaitu: intrakurikuler dan ekstrakurikuler, adapun
implementasinya dalam kegiatan dua kegiatan ini dibagi menjadi
empat macam, yaitu: program dan aktivitas harian, program dan
aktivitas mingguan, program dan aktivitas bulanan, program dan
aktivitas tahunan, adapun factor pendukung dari terealisasikannya
program ini adalah sarana dan prasarana serta peran kepala sekolah,
adapun factor penghambatnya adalah kurangnya kesadaran pada
siswanya.
Ada sisi persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian yang akan penulis akan susun, yaitu: sama-sama
membahas tentang pendidikan akhlak serta implementasinya terhadap
13
peserta didik, namun penelitian yang ditulis oleh saudarai Muflihaini
tidak memfokuskan permasalahannya pada metode tertentu,
sedangkan penulis lebih fokus pada pendidikan akhlak menurut
hadits Rasulullah dalam buku Bulughul Maram. Sisi perbedaan
lainnya adalah pada lokasi penelitian, dan objek penelitiannya.
2. Tesis (2016), dengan judul “Pemikiran Imam Al-Ghazali Tentang
Pendidikan Akhlak”, oleh Lukman Latif.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mengkaji tiga
komponen pendidikan akhlak, yaitu: tujuan, materi dan metode
pendidikan akhlak yang termuat dalam kitab-kitab Imam Al-Ghazali.
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka, pengumpulan datanya
dilakukan dengan metode dokumentasi, sedankan metode analisisnya
menggunakan analisis isi dan interpertasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan akhlak
Imam Al-Ghazali bertujuan untuk menggapai ridha Allah
subhaanahuu wata’aalaa. Sedangkan materi pendidikan akhlak yang
ditawarkan oleh Imam Al-Gozali mencakap akhlak terhadap Khalik,
akhlak terhadap makhluk, dan akhlak terhadap diri sendiri. Adapun
metode pendidikan akhlak yang dipaparkan oleh beliau diantaranya :
metode ceramah, penuntunan dan hafalan, diskusi, bercerita,
keteladanan, demonstrasi, rihlah, pemberian tugas, mujahadah dan
riyadhoh, Tanya jawab, pemberian hadiah dan hukuman.
Penelitian ini membahas tentang pendidikan akhlak, seperti
halnya penelitian yang akan ditulis oleh penulis, hanya saja berbeda
dalam objek penelitian, saudara Lukman meneliti pemikiran Imam
Al-Ghazali tentang pendidikan akhlak, adapun penulis sendiri
meneliti pendidikan akhlak pada kumpulan hadits-hadits yang
terdapat dalam buku Bulughul Maram kitab Al-Jami’ bab adab dan
14
akhlak. Penulis juga membahas tentang implementasi pendidikan
akhlak pada peserta didik, sedangkan penelitian yang dibahas oleh
saudara Lukman tidak membahas hal itu.
3. Jurnal (2017), dengan judul “Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif
Islam”, oleh Ibrahim Bafadhol
Dalam jurnal ini menyebutkan bahwa dalam perspektif Islam,
akhlak memiliki kedudukan yang tinggi. Akhlak Islami neniliki
beberapa keistimewaan dan karakteristik yang membedakannya dari
system akhlak lainnya, diantara ciri khasnya adalah: rabbaniyah,
insaniyah, syumuliyah, dan wasathiyah. Satu hal yang paling
ditekankan dalam Islam adalah pendidikan akhlak dimulai sejak usia
dini karna masa ini adalah masa yang paling kondusif untuk
menanamkan kebiasaan yang baik.
Penelitian yang akan dibahas oleh penulis juga membahas
tentang pendidikan akhlak, tetapi saudara Ibrahim membahas secara
umum dan menyeluruh tanpa mengkhususkan satu metode atau buku
tertentu sebagai rujukan penelitian, sedangkan penulis lebih
menghususkan pendidikan akhlak yang terdapat pada kumpulan
hadits pada kitab Bulugh al-Marām. Hal berbeda juga kita dapatkan
pada segi implementasinya yang dibahas oleh penulis, sedangkan
saudara Ibrahim tidak membahasnya.
4. Jurnal (2017), dengan judul “Implementasi Pendidikan Akhlak
Dalam Pengembangan Pendidikan Karakter Di Madrasah Aliyah
Negri (MAN) 1Medan”, oleh Ibrahim Sirait, Dja’far Siddik dan Siti
Zubaidah.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan
implementasi pendidikan akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 1
Medan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
15
menggunakan metode naturalistik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa implementasi pendidikan akhlak dalam pengembangan
pendidikan karakter di Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan berjalan
dengan baik, efektif dan kondusif walaupun belum sempurna. Nilai
karakter yang dikembangkan guru akhlak dalam kegiatan pendidikan
akhlak yaitu : nilai religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, gemar membaca, peduli sosial.
Ada sisi persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian yang akan penulis akan susun, yaitu: sama-sama
membahas tentang pendidikan akhlak serta implementasinya terhadap
peserta didik, namun penelitian ini tidak memfokuskan
permasalahannya pada metode tertentu, sedangkan penulis lebih
fokus pada pendidikan akhlak menurut hadist Rasulullaah dalam
buku Bulugh al-Marām. Sisi perbedaan lainnya adalah pada lokasi
penelitian, dan objek penelitiannya.
5. Jurnal 2018, dengan judul “Urgensi Pendidikan Akhlak Dalam
Membentuk karakter Peserta Didik Telaah Kritis Konsep Pendidikan
Dalam Kitab Al Barzanji” oleh : Noerrahmah
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, adapun hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak dalam
kitab Al-Barzanji adalah : pemilihan guru dan lingkungan pendidikan
bagi peserta didik, kejujuran dalam penyampaian berita, pendidikan
bermusyawarah dan bekerja sama. Sedangka nilai-nilai oral
individual dalam kitab ini yaitu : akhlak kepada Allah, akhlak kepada
orang tua, akhlak terhadap anak, akhlak terhadap orang yang telah
mendzolimi, akhlak dalam kemarahan, akhlak dalam kesederhanaan.
16
Penelitian ini juga membahas tentang pendidikan akhlak
sebagaimana yang dibahas oleh penulis, tetapi berbeda pada objek
penelitiannya atau buku yang dijadikan rujukan.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yang
menitikberatkan obyek penelitian pada pendapat para tenaga
pengajar, santri, wali santri, dan masyarakat sekitar, serta tentang
masalah yang akan diteliti. Penelitian ini juga menggunakan
penelitian pustaka (Library Research) untuk mendapatkan informasi
tentang pendidikan akhlak menurut Rasulullah dalam buku Bulûgh
al-Marām pada Kitab Al-Jāmi’.
2. Sifat penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif –analitis yaitu menampilkan
penjelasan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta
yang sudah berlangsung selama ini di lembaga tersebut dan
sekitarnya, dan selanjutnya dianalisa untuk ditemukan pemecahan
masalahnya.
3. Tekhnik pengumpulan data
Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah pengumpulan
data, baik data primer maupun juga data sekunder. Penulis
menggunakan beberapa jenis tehnik pengumpulan data primer yaitu :
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari atau mengenali hal-hal
atau variable yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar,
majalah, presentasi, notulen, rapat, agenda dan sebagainya.
Melalui metode ini akan menghasilkan gambaran umum, sejarah
17
berdirinya, visi dan misi, kurikulum, keadaan guru dan siswa,
sarana dan prasarana dan lain sebagainya.14
b. Wawancara
Dilakukan kepada para guru, santri, wali santri, dan
masyarakat sekitar. Tehnik ini digunakan untuk melengkapi
informasi yang diperoleh, supaya informasi yang diperoleh bisa
lebih mendalam.
Sementara untuk data sekundernya dapat diperoleh dari
buku-buku yang telah diterbitkan.
Setelah data-data terkumpul, maka langkah selanjutnya
adalah mengkaji, menganalisa, dan menyimpulkannya sehingga
dapat menghasilkan hasil penelitian yang diharapkan.
c. Observasi
Metode Observasi adalah suatu cara pengumpulan data
dengan menggunakan indera, terutama indera penglihatan dan
indera pendengaran.15
Observasi ini dilakukan peneliti dengan terjun langsung ke
Pondok Pesantren Darul Abrar Putri untuk melakukan pengamatan
dan mendapatkan data, dengan ini penulis dapat mengetahui secara
langsung Implementasi pendidikan akhlak terhadap peserta didik.
H. Sistematika Penulisan
Bab I adalah Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang
penulisan tesis, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, kajian pustaka,
dan sistematika penulisan.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&B (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 219. 15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&B (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 78.
18
Bab II berisi tentang landasan teori yang berfungsi sebagai acuan
teoritik dalam melakukan penelitian ini. Dalam bab ini dijelaskan tentang
beberapa teori yang mendukung tentang Pendidikan Akhlak karimah,
Esensi Pendidikan Akhlak karimah, Hadist Rasulullah shallallaahu’alaihi
wasallam, esensi mempelajari hadits Rasulullaah.
Bab III membahas tentang metodologi penelitian.
Bab IV merupakan pembahasan inti dari penelitian ini, yaitu
menjelaskan tentang implementasi pendidikan akhlak menurut
Rasulullaah pada kumpulan hadits dalam Kitab Al-Jāmi’ Bulûghul
Marām dan Implementasinya terhadap peserta didik. Dalam bab ini juga
dijelaskan tujuan dari implementasi pendidikan akhlak tersebut.
Bab V adalah Penutup yang terdiri dari kesimpulan yang akan
memberikan jawaban atas masalah yang diteliti dan saran-saran yang
sifatnya memberikan solusi atas permasalahan yang diteliti.
173
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Pesantren Pendidikan Islam Darul Abrar menjadi salah satu
lembaga pendidikan yang memberi perhatian besar serta kontribusi
tinggi dalam tercapainya implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak
menurut hadits dalam Kitab Bulûghul Marām terhadap santri-santrinya.
Dalam mengupayakan hal ini, semua staff pengasuhan, pendidikan,
keorganisasian dan santri bersama-sama memberi langkah positif, serta
menanamkan kesadaran dalam diri tiap-tiap pendidik dan peserta didik.
Berbagai cara ditempuh demi terimplementasinya pendidikan
akhlak tersebut, metode-metodenya pun bermacam-macam. Mulai dari
metode nasehat, proses belajar mengajar di kelas, memberi teladan yang
baik, menerapkan aturan dan disiplin, serta metode hadiah dan hukuman.
Implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak menurut hadist dalam Kitab
Bulûghul Marām juga sangat didukung oleh program kerja yang
dijalankan anggota OSDA, peraturan-peraturan ini sangat berkaitan erat
dengan hadits-hadits akhlak dalam Kitab Bulûghul Marām, khususnya
peraturan yang diterapkan oleh bagian keamanan, bagian adab dan
bagian dapur.
Adapun tujuan yang diharapkan adalah membentuk akhlak mulia
pada diri santri dan terwujudkan kebiasaan-kebiasaan mulia yang
bernilai ibadah di mata Allah SWT dengan meneladani akhlak
Rasulullah SAW. Selain itu, implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak
ini juga bertujuan sama dengan visi misi Pesantren Darul Abrar, yang
mana pada visi misi itu terdapat tujuan yang sangat besar, yaitu
membentuk pribadi yang berakhlak mulia, berfikir cerdas dan kreatif
174
agar santri-santri menjadi hamba-hamba Allah yang berguna bagi agama
Islam.
B. Saran-saran.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, maka ada
beberapa saran-saran yang dapat kita ambil, yaitu:
1. Diharapkan kepada para pendidik untuk menguatkan pundaknya
dalam mengemban amanah pendidikan, sebab jalan yang ditempuh
bukanlah jalan yang selalu mulus dan lurus. Akan ada saja keadaan
yang membutuhkan pengorbanan yang besar.
2. Agar kiranya seorang pendidik menjadi garda terdepan dan terdahulu
mendidik akhlaknya sebelum peserta didiknya, sebab dalam
pendidikan akhlak, keteladanan yang baik akan memberi pengaruh
besar bagi tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri.
3. Kepada pendidik dan peserta didik, menjalankan kewajiban masing-
masing akan terasa mudah jika dilakukan dengan cinta. Maka
cintailah tugas kita, kerjakan dengan penuh semangat dan suka cita,
agar yang diraih bertabur pahala dan berkah dari Allah SWT.
4. Seyogyanya bagi peserta didik bersungguh-sungguh dalam
kebiasaan-kebiasaan yang baik. Peraturan yang ada hanyalah wasilah
untuk membentuk akhlak yang mulia, maka bersemangatlah
membentuk akhlakmu agar menjadi mulia sepanjang masa.
5. Lembaga pendidikan yang unggul tidak selalu terlihat pada segudang
prestasinya, tetapi seringkali cerminan akhlak mulia peserta
didiknyalah yang mengangkat derajat lembaga tersebut di mata
manusia dan terlebih lagi di mata Allah SWT. Maka didiklah akhlak
terlebih dahulu.
175
6. Tujuan pendidikan akhlak akan tercapai ketika semua komponen
bahu membahu berbuat tanpa terpaksa, keihklasan tanpa pamrih dan
pengharapan hanya kepada Allah Yang Esa.
176
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim Zaidān, Ushûl Ad-Da’wah, Beirût: Mu’assasah Ar-Risālah,
1988.
Abdullah bin Abdullah Al-Bassam, Penjelasan Hukum Dari Kitab Bulugh
al- Maram, Jakarta; Pustaka Azzam, 2014, Cet. V.
Abdul Aziz bin Fathi, Ensiklopedi Adab Islam, PT. Pustaka Imam Syafi’i.
Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-
Lembaga Pendidikan Islam di Indonesi, Jakarta: Grasindo, 2001.
Abu Abdillah al-Hākim an-Naisābûrī, Al-Mustadrak ala as-Shaẖīẖain,
Bairût: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, 1411.
Abu Dāud Sulaemān bin Asy’as as-Sijistānī, Sunan Abi Dāud. Bairût: Dār
al-Kutub al-Arabī.
Abu Hamid, Sistem Pendidikan Madrasah dan Pesantren di Sulawesi
Selatan, Jakarta: Rajawali Press, 1983.
Adnan Mahdi, Jurnal Sejarah dan Peran Pesantren dalam Pendidikan di
Indonesia, vol II, no 1 April 2013
Ahmad Calam dan Amnah Qurniati, Jurnal Merumuskan Visi dan Misi
Lembaga Pendidikan, Vol. 15, No. 1, Januari 2016.
Ahmad Bin Ali Bin Muhammad Bin Ahmad Bin Hajar al-Atsqalānī, Bulug
al- Maram Min Adillah al-Ahkām, Riyādh : Dār al-Falaq, 1424 .
Amir Dalen Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha
Nasional, t.th).
AmirHamzah Wiryosukarto, Biografi KH. Imam Zarkasyih dari Gontor
Merintis Pesantren Modern, Ponorogo: Gontor Press, 1996.
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bina Aksara,
1995, Cet III.
177
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Ahmad bin Hanbal, Al-Musnad Imām Ahmad, Muassah ar-Risālah,
1421 H.
A. Ghani, Jurnal Pendidikan Akhlak Mewujudkan Masyarakat Madani,
Volume VI, November, 2015.
Dzulmani, Mengenal Kitab-kitab Hadist, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2008.
Fifi Nofiaturrahmah, Jurnal Metode Pendidikan Karakter di Pesantren, Vol.
XI, No. 2, Desember 2014.
Hamīd Abdul Majīd, Amīr al - Mu'minīn Fī al - Hadīst Ahmad bin Ali bin
Hajar al- Asqalāni, Dārul Haq, 1984 M, Cet. I.
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan, (Jakarta: PT. Alhusna Zikra, 1995).
Husaini A.Majid Hasyim, Syarah Riyādhus Shālihīn, PT. Bina Ilmu,
Surabaya, 2003, jilid 2.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Jawābul Kāfi, Magrib: Dār Al-Ma’rifah, 1418.
Ibnu Hajar Al-Atsqalāni, Bulûghul Marām min Adillati Al-Ahkām, Dār
Kutub Al-Islāmiyah. ____Tahzīb al-Tahzīb , Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiah, 1984 M, Cet. II,
Ibnu Mājah Muhammad Bin Yazīd, Sunan Ibnu Mājah, Dār ar-Risālah al-
Alamiyah, 1430 H.
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Amrādh An-Nufûs, diterjemahkan oleh Amir
Hamzah Fachruddin dengan judul Penyakit-penyakit hati, (Bandung;
Pustaka Hidayah 1995.
Ibrahim Bafadhol, Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Islam, Vol. 06 No.
12, Juli 2017
178
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.
Kasmali, Sinergi Implementasi Antara Pendidikan Aqidah dan Akhlak
Menurut Hamka, Dalam Jurnal, Vol. 26 No. 2 Juli 2015.
Khadijah, Jurnal Realisasi Iman Dalam Kehidupan Sosial, Vol. 9, No. 1,
2012.
Kisah Muslim, https://kisahmuslim.com/1255-ibnu-hajar.html,
diakses pada tanggal 24 April 2020.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002.
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian tentang
Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS 1994.
Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Muhammad Abdullah Darrâz, Dustûr al-Akhlâq fî al-Qur’ân, Beirût:
Muassasâh al-Risâlah, 1973.
Muhammad Bin Muhammad Al-Ghazāli, Ihyā’ Ulûm Ad-Dīn, Dār Al-
Ma’rifah, Beirût.
Muhammad Bin Ismāīl al-Bukhāri, Al-Jāmi’ al-Musnad as-Shahīh, Dār
Thauq an-Najāh, 1422 H, cet 1.
Muhammad Bin Īsa’ at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, Bairût: Dār Gharbi al-
Islāmī, 1998.
Muhammad Bin Ismāīl As-Shan’āni, Subulu As-Salām , Riyādh: Maktabah
Al-Ma’ārif, 2006.
Muhammad Bin Hibbān at-Tamīmī, Shaẖīh Ibnu Hibbān, Bairût: Muassasah
ar-Risālah, 1408.
179
Muslim Bin Hajjāj al-Qusyari an-Naisābûrī, Shahīh Muslim, Bairût : Dār
Ihyā at-Turōst al-Arabī.
Muhammad Bin Ali asy-Syaukāni, Al - Badr Ath - Thāli' bi Mahāsin Man
Ba'da al - Qarn as - Sābi', Bairût: Dār al-Ma’rifah.
Muhammad Idris Usman, Jurnal Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan
Islam, vol. XIV, no. 1/2013.
M. Bahri Ghazali, Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan: Kasus
Pondok Pesantren An-Nuqayah Guluk-Guluk Sumenep, Madura,
Jakarta: Pedoman Ilmu 2001.
M. Machfuddin Aladip, Terjemah Bulugh al-Maram, Semarang : Toha
Putra, 1985.
Nur Hidayat, Jurnal Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pembiasaan
di Pondok Pesantren Pabelan, Volume 2, No. 1 Desember 2016.
Reni Yulia Ambarwati, Jurnal Naturalisasi Pola Makan Dalam Surat Al-
A’raf, Vol. 6 No. 1, Januari 2017.
Republika, http://www.republika.co.id//, diakses pada 20 April 2020.
Sa’ad Nashir Asy-Syatiri, Syarh Bulûgh al- Marām min Adillati Al-Ahkām,
Riyādh: Dār Kunûz Isbiliya lī An-Nasyri wa At-Tauzī’.
Said Aqil Siradj, Tarbiyah dan Kebangsaan: Konstribusi Kaum Santri
Melampaui Ekslusifisme, Bandung: Mizan, 2006,
Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Salim dan Syahrum, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Citapustaka
Media, 2012.
Sayyid Sābiq, Fiqh al-Sunnah, Beirût: Dār al-Fikr, 1403H/ 1983.
Sudarsono, J. Pendidikan, kemanusiaan dan peradaban. Dalam Soedijarto
(Ed.). Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara,. 2008.
180
Syahidin, Metode Pendidikan Qur’ani Teori dan Aplikasi, Jakarta: CV
Misaka Galiza. 1999.
Shālih bin Abdullah Humaid, Mausu’ah Nadhrah An-Naīm, Jeddah: Dār Al-
Wasīlah, 2004.
Suyanto, Bagong, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, Jakarta: Prenada Media, 2005.
Syahidin, Metode Pendidikan Qur’ani Teori dan Aplikasi, Jakarta: CV
Misaka Galiza. 1999.
S. Nasution, Metode Reserch, Jakarta: Bima Aksara, 1996.
Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an, Depok, PT
Rajagrafindo Persada, 2014.
Wan Mohammad Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Syed M
Naquib Al-Attas, Bandung; Mizan 2003.
Yûsuf Al-Qardhāwi, Karakteristik Islam, Kajian Analistik, Risalah Gusti,
Surabaya, 1995
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Jakarta: LP3S, 1995.
WAWANCARA
Wawancara dengan Pengasuhan Pesantren Darul Abrar, Ustadzah Nur
Ghoziyah, Balle, 30 Desember 2019.
wawancara kepada bagian tahfizh Ustadzah Tenri di kantor KMI pada
tanggal 6 Januari 2020, jam 16.00 WITA.
Wawancara dengan pengajar Ustadzah Andi Faridah, Balle, 2 januari 2020.
Wawancara dengan Ustadzah Nur Hasanah, Koordinator Organisasi Santri,
7 Januari 2020.
Wawancara dengan pengajar, Ustadzah Luthfiyah Bahar, 8 Januari 2020.
181
Wawancara dengan salah satu santri, Andi Nur Faritsah, 8 Januari 2020.
Wawancara dengan Ainun Maktsurah, bagian keamanan OSDA, 6 Januari
2020.
Wawancara dengan Reski Ahmad bagian adab OSDA, di masjid Mutlaq Al-
Utsaimi pada tanggal 9 Januari 2020.
Wawancara dengan Tasya Awalia bagian dapur OSDA, di asrama santri pada
tanggal 4 Januari 2020
wawancara dengan Nurul Khafifah, santri Darul Abrar di masjid Muthlaq
Al-Utsaimi, pada tanggal 15 Januari 2020.