IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila...

81
IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG DISTRIBUSI ZAKAT PADA PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT BAZNAS NTB SKRIPSI OLEH DESI KARMILA 15.2.12.5.118 FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM 2017

Transcript of IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila...

Page 1: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG DISTRIBUSI

ZAKAT PADA PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

BAZNAS NTB

SKRIPSI

OLEH

DESI KARMILA15.2.12.5.118

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

2017

Page 2: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG DISTRIBUSI

PADA PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT BAZNAS NTB

Skripsi

Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram

Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

Oleh

DESI KARMILA15.2.12.5.118

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH

DAN EKONOMI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM

NEGERI (IAIN) MATARAM

2017

Page 3: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

iii

Page 4: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan
Page 5: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

vi

Page 6: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

Motto:

Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan

kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di

perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya

kamu beruntung (Q.s Al-Imran :200)

vii

Page 7: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

PERSEMBAHAN

karya ilmiah inikupersembahkanuntuk:

1. Kedua orang tuaku, Bapak A. KADIR H.M.ALI tercinta, yang selalu

memberikan spirit dan dukungan baik materil dan nonmateril

walaupun dalam keadaan senang dan susah sampai skripsi ini selsai.

Ibuku tersayang, yaitu ibu RUSMI yang selalu memberikanmotivasi

disaat saya lelah dan ingin menyerah, serta doá yang selalumengiringi

setiap langkah dan keputusan saya, Aku Padamuemak. Saya

perembahakan karya sederhana ini untuk bapak danemaksebagaitanda

bakti ku, dan beribu ucapan terimakasih pun tidak akandapat

menggantikan besarnya perjuangan yang bapak danemak lakukan

selama ini untuk saya, terimakasihbanyak.

2. Keluargaku yang selalumendo’akan dan memberi dukungandan

dorongan kepada saya terutama buat bibi ku tercinta hj. MULYANI

terimakasih atas perhatian yang begitu besar engkau berikan,Kakak-

Kakak ku Ishaq Karsa, Nofpi Astati yang selalu sabarmenghadapiku

disaat saya lelah dan marah karena putus asa dan adek kutercinta

Idham Halid yang selalu cerewet ketika di telpon,terimakasih..

3. Dosen pembimbing dan dosen mata kuliah terimakasih atasbimbingan

selamaini.

4. Almamaterku tercinta IAINMataram.

viii

Page 8: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan kesehatan, ilmu pengetahuan, taufik, dan hidayah-

Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat serta salam juga penulis layangkan kepada junjungan alam Baginda

Nabi Muhammad SAW berkat risalah yang dibawanya serta ajaran yang

disampaikannya sehingga kita dapat merasakan nikmatnya iman dalam Islam

sampai saat ini.

Kehadiran penulis sebagai mahluk sosial yang tak mungkin tidak

membutuhkan bantuan dari pihak lain, begitu juga halnya dengan penulis skripsi

ini yang membutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain sehingga dapat

diselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, melalui kesempatan ini penulis

sampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Dr. H. Mutawali, M. Ag. Rektor IAIN Mataram beserta seluruh civitas

akademika IAIN Mataram yang telah memberikan kemudahan hingga skripsi

ini dapat selesai.

2. Dekan Fakultas Syariah Dan Ekonomi Islam Dr. H Musawar M.Ag,

3. Bapak Drs. H. M Fachrir Rahman, M.A. Selaku pembimbing I dan Dewi

Sartika Nasution, MEc selaku pembimbing II, yang dengan segenap

kemurahan hati telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh

kesabaran dalam usaha penulis menyelesaikan skripsi ini dengan ikhlas.

ix

Page 9: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

Tanpa arahan dan bimbingan dari beliau, penulis tidak akan bisa

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

4. Ketua Jurusan Baiq El Badriati, M.EI, Sekretaris Jurusan Bahrur Rosyid,

M.M, Dosen Wali Dr. Riduan Mas’ud M.Ag, yang telah memberikan

dukungan, saran, dan hingga skripsi ini bisa terselsaikan.

5. Ketua serta seluruh pegawai/ karyawan Badan Amil zakat nasional NTB yang

telah bersedia memberikan data dan informasi untuk penelitian ini.

6. Bapak/Ibu dosen yang pernah memberikan pelajaran ilmu pengetahuan

Ekonomi Islam selama penulis menuntut ilmu di IAIN Mataram.

7. Untuk sahabat sekaligus teman seperjuangan ku Admita Rosyani, Riyan

Fajriyani, Serah, Bq.Suriaty, Emi Mirawati, Indriati Utami dan Yuli

Indrayani yang udah duluan wisuda, terima kasih telah memberikan canda

tawa dan menjadi tempat berkeluh kesah, selama berjuang menyelsaikan

skripsi ini.

8. Untuk teman-teman EI E angkatan 2012, terimaksaih untuk 4 tahun yang kita

lalui, terimaksih telah memberikan keceriaan serta dukungan selama kuliah

hingga akhir penulisan skripsi ini. semoga kesuksesan menyertai kita semua.

9. Almamater tercintaku IAIN Mataram terimakasih telah menjadijalan ku

untuk meraih mimpi-mimpi ku.

Semoga semua kemudahan dan kebaikan yang kalian berikan kepada

penulis semoga dicatat sebagai amal ibadah dan mendapat balasan yang berlimpah

dari Allah SWT dan mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Aminya

rabbal alamin.

x

Page 10: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSUTUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN NOTA DINAS .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Konteks Penelitian ...................................................................... 1

B. Fokus Penelitian.......................................................................... 5

C. Tujuan dan Mamfaat Penelitian .................................................. 5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian........................................ 6

E. Telaah Pustaka ............................................................................ 7

F. Kerangka Teoritik ....................................................................... 10

G. Metodologi Penelitian ................................................................. 22

H. Sistematika Pembahasan ............................................................. 29

BAB II PAPARAN DAN TEMUAN DATA ................................................ 31

A. Sekilas Tentang Abu Ubaid ........................................................ 31

xi

Page 11: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

B. Profil Badan Amil Zakat Nasional NTB..................................... 44

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 56

1. Distribusi Zakat Menurut Abu Ubaid ......................................... 56

2. Implementasi Distribusi Zakat Abu Ubaid Di Baznas NTB....... 57

BAB IV PENUTUP ........................................................................................65

A. Kesimpulan ................................................................................ 65

B. Saran............................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................

xii

Page 12: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Koteks Penelitian

Krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 membawa perekonomian

Indonesia kearah kemunduran, sehingga bertambahnya jumlah pengangguran

dan orang miskin. Kemiskinan dan pengangguran tersebut tampaknya masih

menjadi problematika yang harus kita hadapi sampai sekarang.

Bertambahan jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan

bukanlah karena persoalan kekayaan yang tidak sebanding dengan jumlah

penduduk, akan tetapi karena persoalan distribusi dan akses ekonomi yang

tidak adil disebabkan tatanan sosial yang buruk. Sehingga untuk mengatasi

hal tersebut dibutuhkan instrument yang dapat mengatasi masalah masalah

kemanusiaan, seperti penuntasan kemiskinan dan kesenjangan sosial akibat

keberadaan dalam kepemilikan kekayaan, instrumen tersebut adalah zakat.

Zakat dapat menjadi cara untuk mengurangi pengangguran apabila

pemerintah dapat mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat,

infaq, dan sadaqah dalam arti yang seluas luasnya. Dengan pengelolaan yang

baik, zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk

memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat, yang merupakan

salah satu dari tujuan nasional negara Kesatuan Republik Indonesia yang

diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar NKRI tahun 1945.

Page 13: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

2

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu adanya pengelolaan

zakat secara profesional dan bertanggungjawab yang dilakukan oleh

masyarakat bersama pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan

peraturan perupa Undang-Undang yang menjelaskan bahwa organisasi yang

berhak melakukan pengelolaan zakat hanyalah Badan Amil Zakat (BAZ) dan

Lembaga Amil Zakat (LAZ), baik yang brsakala nasional maupun daerah.1

Salah satunya adalah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Nusa

Tenggara Barat (NTB).

Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

jumlah penduduk miskin di Indonesia masih berada di angka 28,51 juta jiwa

atau sebesar 11,13 % dari total keseluruhan penduduk. Sedangkan angka

kemiskinan di Provinsi NTB mencapai 17,10% angka ini menunjukan

peningkatan dari tahun sebelumnya, itu berarti jumlah masyarakat yang

berada dibawah garis ekonomi menengah ke bawah semakin bertambah.

Kemudian untuk tingkat kemiskinan di kota Mataram dan sekitarnya

berjumlah 10,06% pada tahun 20162, angka ini sama dengan jumlah orang

miskin pada tahun 2015 lalu.

Hal ini bertolak belakang dengan jumlah pendapatan yang di dapat

melalui zakat, karena jumlah realisasi zakat provinsi dari Baznas NTB untuk

tahun 2015 sebesar 6,520 milyar rupiah dan realisasi zakat menunjukkan

peningkatan dari tahun sebelumnya yang berjumlah 5.036 miliyar rupiah. Hal

ini berarti . distribusi pendapatan melalui zakat dari orang kaya ke orang

1 UU No 38 Tahun 1999 tentang pelaksanaan pengelolaan zakat, yang telah dubahmenjadi UU No 23 Tahun 2011 tentang Zakat.

2 Data Badan Pusat Statistik Indonesia pada Maret 2015

Page 14: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

3

yang membutuhkan belum dilakukan secara maksimal, karenanya jumlah

masyarakat miskin semakin bertambah. Karna tujuan dari zakat itu sebagai

jalan penuntasan kemiskinan dengan cara distribusi kekayaan dan pendapatan

dari orang kaya untuk masyarakat yang membutuhkan. Hal tersebut

disebabkan karena sistem distribusi zakat pada saat ini, belum sepenuhnya

menerapkan pola dan system pengelolaan zakat yang meliputi penarikan,

pengelolaan, dan distribusi yang telah dipraktekkan pada masa Rasulullah dan

para sahabatnya

Salah satu tokoh yang terkenal dengan pemikirannya tentang ekonomi

Islam adalah Abu Ubaid. Ia merupakan salah seorang ahli ekonomi islam

yang telah merumuskan banyak hal tentang kaidah-kaidah ekonomi islam

dalam karya-karyanya. Abu Ubaid dengan karyanya KitabAl-Amwal,

menguraikan konsep tentang zakat sebagai salah satu penerimaan keuangan

publik pada masa Rasulullah, para Khulafa` ar-Rasyidun dan pada masa

khalifah Umar bin Abdul Aziz. Selain mengungkapkan kebiasaan yang

dipraktikkan Rasullah dan para sahabat, Abu ubaid juga menganalisis

mengenai hal tersebut dan kemudian dia akan memberikan pendapatnya

secara objektif.

Dalam karyanya Kitab al-Amwal, Abu Ubaid memberikan bab khusus

mengenai penjelasan tentang bagaimana praktik distribusi zakat yang

dilakukan pada masa terdahulu, salah satunya mengenai pembagian zakat

diantara delapan golongan penerima zakat (ashnaf).

Page 15: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

4

Menurut pendapat Imam Syafi’I dan sejumlah ulama’ yang lain yang

para mengatakan bahwa setiap zakat yang akan dibagikan itu harus dibagikan

kepada semua delapan kelompokashnaf yang telah disebutkan dalam al-

Qur’an itu. Jika tidak dibagikan secara merata diantara paraashnaf maka hal

tersebut belum sah.3 Namun menurut Abu Ubaid, pembagian yang sama

antara delapan kelompok dari penerima zakat cenderung untuk meletakkan

suatu batasan terhadap penerimaan perorangan, yang terpenting adalah

memenui kebutuhan dasar seberapapun besarnya serta bagaimana

menyelamatkan orang-orang dari kelaparan dan kekurangan, tetapi pada

waktu yang sama. Pembagian zakat merata untuk delapanashnaf tidaklah

diwajibkan melainkan kepada pemimpin yang mana zakat harta kaum muslim

telah melimpah ruah di sisinya, jika pembagian zakat hanya untuk sebagian

ashnaf saja itu sudah dianggap sah.4.

Selain itu, Abu Ubaid mengungkapkan bahwa penarikan dan

penyaluran zakat dilakukan oleh wilayah di mana masyarakat berada, dan

zakat tersebut tidak boleh di bawa keluar dari wilayah tempat dimana zakat

tersebut diambil. Jadi, Penarikan zakat yang dilakukan pada suatu komunitas

masyarakat tertentu, berarti penyalurannya dilakukan juga pada komunitas

masyarakat di mana zakat tersebut diambil.5 Hal ini berbeda dengan

pendapat para imam Hanafi dan Hambali yang mengatakan zakat boleh

3Muhammad jawad,Fiqih Lima Mazhab,(Jakarta:Penerbit Lentera, 2008), h.1914Abu Ubaid al-Qasim,Al-Amwal (ensiklopedia Keuangan Publika),(Jakarta: Gema

Insani, 2009), h. 6695Abu UbaidAl-Amwal h.721

Page 16: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

5

dipindahkan atau di bawa ke daerah lain asalkan tidak sampai tidak sampai

melebihi jarak diperbolehkannya qoshr shalat.

Selain pendapat diatas, masih ada beberapa pendapat Abu Ubaid

lainnya yang berkaitan dengan distribusi zakat, yang semuanya bertujuan

untuk mendistribusikan kepada sebagian masyarakat yang membutuhkannya

(mustahiq) sehingga memberikan pengaruh pada tingkat kesejahteraan

masyarakat

Bagi Abû ‘Ubaid yang Berdasarkan pemikiran Abu Ubaid inilah

peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan tema,“Implementasi

Pemikiran Abu Ubaid Tentang Zakat Pada Pelaksanaan Pengelolaan

Zakat BAZNAS NTB”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka masalah yang menjadi

fokus dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pemikiran Abu Ubaid dalam distribusi zakat?

2. Bagaimana implementasi pemikiran Abu Ubaid tentang distribusi

zakat pada pelaksanaan pengelolaan zakat BAZNAS NTB?

C. Tujuan dan Manfaat

Berangkat dari fokus penelitan yang telah diuraikan diatas, maka

tujuan yang diharapkan tercapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran Abu Ubaid tentang distribusi

zakat

Page 17: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

6

2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pemikiran Abu Ubaid

tentang distribusi zakat pada pelaksanaan pengelolaan zakat di

BAZNAS NTB.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini yang ingin dicapai, dapat

ditinjau dari dua aspek, yaitu:

a. Secara Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi

pengembangan disiplin ilmu ekonomi Islam terutama yang

berkaitan dengan pemikiran Abu Ubaid.

b. Manfaat Praktis

1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan dapat

digunakan sebagai acuan bagi Baznas NTB dalam pengambilan

kebijakan dalam rangka perbaikan dan meningkatkan mutu

pelayanan serta kinerja operasional Baznas NTB.

2. Sebagai media bagi pemerintah untuk mempertimbangkan nilai

nilai Distribusi Zakat Abu Ubaid, dalam pengelolaan zakat di

tanah air.

3. Bagi civitas akademika, diharapkan dapat digunakan sebagi

rujukan dalam pengembangn khazanah ilmu pengetahuan

dalam mengkaji pemikiran ekonomi Abu Ubaid.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Dari segi substansi masalah yang akan dikaji, penelitian ini hanya

terbatas pada aspek pemikiran Abu Ubaid tentang distribusi zakat sebagai

Page 18: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

7

sumber penerimaan keuangan negara dan implementasinya pada pelaksanaan

pengelolaan zakat di BAZNAS NTB.

Penelitian ini dilakukan di kantor Badan Amili Zakat Nasional

(Baznas) NTB yang berada di Jl. Bung Hatta No. 3 Mataram dengan waktu

penelitian yang dibutuhkan selama satu bulan yaitu dari bulan Juni-Juli.

Sedangkan subyek penelitiannya adalah Baznas NTB dan obyek yang akan

diteliti adalah karyawan dan staff yang bekerja di lembaga tersebut, yang

terdiri dari pemimpin Baznas NTB, karyawan yang bekerja di urusan

pendistribusian zakat.

E. Telaah Pustaka

Terkait tema pemikiran Abu Ubaid tentang distribusi zakat dan

relevansinya terhadap pengelolaan zakat di Baznas NTB ini, belum ada

penelitian yang membahas tentang tema tersebut, namun telah ditemukan

sejumlah karya ilmiah terdahulu yang memiliki kaitan dengan pelaksanaan

pengelolaan zakat ,baik itu pengumpulan, pengelolaan maupun penditribusian

zakat, antara lain adalah:

1. Ugi Suharto, Zakat Sebagai Lembaga Keuangan Publik Khusus:

Refleksi Kitab al Amwal Karya Abu Ubaid (W 838 M).Zakat &

Empowering: Jurnal Pemikiran dan Gagasan– Vol II 2009. Penelitian

ini membahas mengenai fungsi zakat sebagi sumber pendapatan negara

yang di praktikkan pada zaman Rasulullah SAW. Karya ilmiah ini

mengatakan bahwa zakat sebagai sumber pendapatan, terpisah dari

sumber pendapatan lainnya sepertifay dan khumus . Zakat bukan

Page 19: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

8

merupakan pajak, karena zakat dapat berfungsi bahkan tanpa adanya

pemerintah. Dalam keuangan publik, pemerintah adalah alasan adanya

perpajakan. Sedangkan zakat masih memiliki fungsi distribusi bahkan

ketika pemerintahan tidak terbentuk6

Perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada konteks yang

akan di teliti. Peneliti akan meneliti bagaimana pendapat abu Ubaid

tentang distribusi zakat lalu mengaitkannya dalam proses pengelolaan

zakat di lembaga amil zakat, meskipun sama sama meneliti tentang

pemikiran Abu Ubaid, namun karya ilmiah di atas membahas mengenai

peran zakat secara umum dalam penerimaan negara dan tidak membahas

secara spesifik bagaimana system pengelolaan zakat dari pengumpulan–

distribusi menurut Abu Ubaid.

2. Yulaeni, Studi analisis terhadap sistem pemungutan dan penyaluran

zakat profesi di BAZDA Provinsi NTB, 2014. Fakultas Syariah dan

Ekonomi Islam, IAIN MATARAM. Penelitian ini fokus membahas

mengenai bagaimana sistem pemungutan serta pendistribusian zakat

profesi di BAZDA provinsi NTB. Penelitian ini menyatakan bahwa

BAZDA dalam melakukan pemungutan zakat profesi melakukan dengan

cara memotong langsung gaji pokok PNS yang langsung diserahkan

oleh para PNS ke lembaga BAZDA Provinsi NTB7.

6Ugi Suharto, Zakat Sebagai Lembaga Keuangan Publik KhususJurnal Zakat &Empowering Vol II 2009, dalam http://www.imz.or.id, diunduh pada tanggal 15 Mei 2016

7 Yulaeni , Studi analisis terhadap sistem pemungutan dan penyaluran zakatprofesi diBAZDA Provinsi NTB, IAIN Mataram 2014.

Page 20: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

9

3. Yustian,Pendayagunaan zakat produktif dalam persepsi ekonomi Islam

(Studi kasus LAZ Azzubaidah desa Puyung kecamatan Jonggat Lombok

Tengah),2012. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Mataram.

Penelitian ini fokus pada bagaimana para mustahik dalam

mendayagunakan zakat produktif, yang dilakukan melalui program

pemberdayaan ekonomi, dengan memberikan bantuan modal usaha

dengan fasilitasQardlu al-Hasan.8

4. Mas’amah,Peran lembaga amil zakat Dompet Duafa Ibnu Abbas dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat kota Mataram, 2013. Fakultas

Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Mataram. Karya ilmiah ini

membahas tentang bagaimana pola pelaksanaan pengumpulan,

pengelolaan hingga pendistribusian zakat di DASI NTB yang

memberiakan dampak terhadap ekonomi masyarakat. Dimana hasilnya

menyatakan bahwa LAZ Dompet Duafa Ibnu Abbas sangat berperan

besar dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kota Mataram.9

Perbedaan anatara ke-tiga karya ilmiah di atas dengan penelitian ini

adalah Dari beberapa skripsi dan jurnal yang peniliti telaah, belum ada

yang mengangkat dan membahas mengenai pemikiran Abu Ubaid

tentang distribusi zakat dan mengaitakannya dengan sistem pengelolaan

zakat di Baznas NTB maupun lembaga amil zakat lainnya. Meskipun

ada yang mengkaji

8 Yustian Pendayagunaan zakat produktif dalam persepsi ekonomi Islam (Studi kasusLAZ Azzubaidah desa Puyung kecamatan Jonggat Lombok Tengah), IAIN Mataram 2012.

9 Mas’amah,Peran lembaga amil zakat Dompet Duafa Ibnu Abbas dalam meningkatkanekonomi masyarakat kota Mataram,IAIN Matarm 2013

Page 21: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

10

Selain itu, penelitian terdahulu hanya mengkaji mengenai

bagaimana pendistribusian zakat di lembaga pengelolaan zakat saja.

Sedangkan penilitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengkaji

bagaimana implementasi pemikiran Abu Ubaid tentang diztribusi zakat

yang terdiri dari pengumpulan, dan penditribusian zakat.

Dari segi setting penelitian, penelitian yang peneliti sebutkan di

atas mayoritas dilakukan di lembaga amil zakat yang berada di daerah,

sedangkan peneliti melakukan penelitian di lembaga pengelolaan zakat

provinsi.

F. Kerangka Teoretik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan

pemikiran adalah sesuatau yang diterima seseorang dan dipakai sebagai

pedoman, sebagaimanaya diterima dari masyarakat sekelilingnya.

Pemikiran dalam bahasa Inggris disebutInference yang berarti

penyimpulan yang berarti mengeluarkan suatu hasil berupa kesimpulan

ada juga yang menyebut penuturan dan penalaran. Maksudnya, kegiatan

akal manusia, mencermati suatu pengetahuan yang telah ada, untuk

mendapatkan / mengeluarkan pengetahuan yang baru (lain)“, terutama

dalam konteks rasionalitas.10

Pendekatan sejarah sosial dalam pemikiran hukum Islam ialah

pendekatan bahwa setiap produk pemikiran hukum Islam pada dasarnya

merupakan hasil interaksi antara si pemikir dengan lingkungan sosio-

10 Dahri, Sunardji,Ilmu Mantik, Langkah– Langkah Berfikir Logis (Surabaya : PT. PwuJawa Timur, 2009), h.10.

Page 22: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

11

kultural atau sosio¬politiknya. Oleh karena itu, produk pemikirannya itu

sebenarnya bergantung pada lingkungannya. Pendekatan ini memperkuat

alasannya dengan menunjuk kepada kenyataan sejarah bahwa produk-

produk pemikiran yang sering dianggap sebagai hukum Islam itu

sebenarnya tidak lebih dari hasil interpretasi tersebut

Dengan demikian dimaksud dengan pemikiran ekonomi Islam

merupakan respon para pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan

ekonomi pada masa mereka. Pemikiran ekonomi Islam tersebut diilhami

dan dipandu oleh ajaran Al-Quran dan Sunnah juga oleh ijtihad

(pemikiran) dan pengalaman empiris mereka. Objek kajian dalam

pemikiran ekonomi Islam bukanlah ajaran Al-Quran dan Sunnah tentang

ekonomi tetapi pemikiran para ilmuwan Islam tentang ekonomi dalam

sejarah atau bagaimana mereka memahami ajaran Al-Quran dan Sunnah

tentang ekonomi.

1. Zakat

Zakat atauZakah secara bahasa berarti“ tumbuh, bertambah,

keberkahan suci atau bersih11, yang demikian itu karena zakat membantu

membersihkan jiwa manusia dari kekikiran, mementingkan diri sendiri,

hawa nafsu dan rakus akan harta12. Secara istilah, meskipun para ulama

mengemukakan redaksi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya,

akan tetapi pada prinsipnya sama bahwa zakat itu adalah sejumlah harta

11 Ahsin W. Alhafidz,Kamus Fiqh(Jakarta: Amzah, 2003).12Muhammad Sharif Caudry,Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana prenada group,

2014), h.254.

Page 23: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

12

yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.13

Yusuf Al-Qardhawi mengatakan bahwa zakat berarti sejumlah

harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang

berhak. Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat, karena

yang dikeluarkan itu bertambah banyak dan melindungi kekayaan dari

kebinasaan.14

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa zakat adalah

memberian sejumlah harta tertentu yang sudah sampai nisbah, yang

diwajibkan Allah kepada orang orang yang berhak untuk membersihkan

dan mensucikan harta. Zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan

cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda dan zakat itu menyuburkan

sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta

benda mereka.

a) Hukum Zakat

Zakat hukumnya fardu’ain atau wajib atas setiap muslim yang

telah memenuhi syarat yang telah disyaratkan oleh agama dalam al-

Qur’an dan sunnah nabi maupun pendapat para ulama. Kewajiban yang

ditetapan berlaku untuk diri sendiri dan tidak mungkin dibebankan

kepada orang lain. Dari berbagai ayat al-Qur’an sudah jelas

diterangkan tentang hukum-hukum zakat dan anjuran untuk

menunaikannya diantaranya adalah:

13 Muhammad Riduan Mas’ud,Zakat & Kemiskinan(Yogyakarta:UII Press, 2005), h.34.14Yusuf Qardawi, Fikhuz-Zakat (Hukum Zakat) ter.Drs .Didin Hafidhuddin dkk.

(Jakarta:Pustaka Litera Antar Nusa, 2010), h.35

Page 24: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

13

QS Al-Baqarah (2) ayat: 43

Artinya: Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lahbeserta orang-orang yang ruku

Q.S At-Taubah ayat :5

Artinya: jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat danmenunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untukberjalan Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi MahaPenyayang.

b) Prinsip Zakat

Dalam pelaksanaannya zakat mempunyai lima prinsip15:

1) Prinsip keyakinan keagamaan (faith)

Membayar zakat yakni dengan pembayaran tersebut merupakan

salah satu bentuk manisfestasi keyakinan keagamaannya,

sehingga kalau orang yang bersangkutan belum menunaikan

zakatnya, belum merasa sempurna ibadahnya.

2) Prinsip pemerataan dan keadilan

Prinsip ini menunjukan tujuan dari zakat itu, yaitu membagi

lebih adil kekayaan yang telah diberikan Tuhan kepada umat

manusia.

h.13.

15 Muhammad Daud Ali,Sistem Ekonomi Zakat dan Wakaf(Jakarta:UI-Press, 1998),

Page 25: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

14

3) Prinsip produktifitas dan kematangan

Produktifitas dan kematangan menekankan bahwa zakat

memang wajar harus dibayar karena milik tertentu telah

menghasilkan produk tertentu.

4) Prinsip kebebasan

Prinsip ini menjelaskan bahwa zakat hanya dibayar oleh orang

yang bebas atau sehat jasmani serta rohaninya, yang merasa

mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat untuk

kepentingan bersama, zakat tidak dipungut dari orang-orang

yang sedang dihukum atau orang yang sedang menderita

penyakit jiwa

5) Prinsip etika dan kewajaran

Zakat tidak diminta secara semena mena tanpa merehatkan

akibat yang ditimbulkannya.

Dari beberapa prinsip ini dapat dilihat bahwa Islam sebagai

suatu keyakinan bagi pemeluknya merupakan agama paling benar

dalam tataran perintah dalam membayar zakat dengan tujuan saling

tolong menolong antara umat Islam. Dengan membayar zakat

merupakan salah satu bentuk manifestasi keyakinan agamanya.

c) Muzaki dan Mustahiq Zakat

Muzaki adalah orang yang disepakati wajib mengeluarkan

zakat karena telah memenuhi syarat yang ditetapkanj oleh syara.

Orang yang wajib mengeluarkan zakat adalah:

Page 26: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

15

1) Islam, tidak wajib zakat bagi yang non muslim

2) Baligh dan berakal sehat, anak-anak yang belum baligh dan

tidak waras tidak wajib mengeluarkan zakat, tetapi harta

keduanya wajib dizakati oleh wali masing-masing.

Sedangkan orang-orang yang berhak menerima zakat (mustahik)

terdiri dari delapan golongan, sebagaimana telah difirmankan Allah

dalam Surah At-Taubah ayat 60, ada delapan golongan yang berhak

menerima zakat ialah16:

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yangdibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yangberhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalamperjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan AllahMaha mengetahui lagi Maha Bijaksana

Orang-orang yang berhak menerima zakat adalah:

1) Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak

mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

2) Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan

dalam keadaan kekurangan.

3) Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan

dan membagikan zakat.

16 Q.S At-Taubah(9) ayat: 60

Page 27: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

16

4) Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang

yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah.

5) Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan

muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.

6) Orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk

kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup

membayarnya. adapun orang yang berhutang untuk memelihara

persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat,

walaupun ia mampu membayarnya.

7) Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan

Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang

berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-

kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan

lain-lain.

8) Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat

mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.

2. Distribusi Zakat Abu Ubaid

Sejarah membuktikan bahwa ilmuwan muslim pada era klasik telah

banyak menulis dan mengkaji ekonomi Islam tidak saja secara normatif,

tetapi juga secara empiris dan ilmiah dengan metodologi yang sistematis,

salah satunya KitabAl-Amwal(keuangan publik) karangan Abu Ubaid.

Beliau menulis buku yang berjudulAl-Amwal yang membahas

tentang keuangan publik/kebijakan fiskal secara komperhensif. Di

Page 28: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

17

dalamnya dibahas secara mendalam tentang hak dan kewajiban negara,

pengumpulan dan penyaluranzakat, khums, kharaj, faisebagai sumber

penerima negara yang lain. Selain berisi tentang sejarah otentik tentang

kehidupan perekonomian negara Islam pada masa Rasulullah Saw.17

Untuk permasalahan dalam distribusi zakat telah merujuk pada

pendapat para ulama tentang seberapa besar seseorang berhak menerima

zakat. Abû‘Ubaid sangat tidak setuju dengan pendapat para ulama seprti

ulama dari mazhab syafi’i mereka yang berpendapat bahwa pembagian

zakat yang sama antara delapan kelompok dari penerima zakat dan

cenderung untuk meletakkan suatu batas terhadap penerimaan perorangan,

hal terpenting yaitu memenuhi kebutuhan dasar seberapapun besarnya

serta bagaimana menyelamatkan orang-orang dari kelaparan dan

kekurangan, apabila zakat tersebut hanya diberikan kepada satu golongan

Ashnafsaja, maka yang demikian itu diperbolehkan.18

Selain itu Abu Ubaid menekankna bahwa, orang kaya tidak

diperbolehkan menerima zakat, seseorang dikatakan kaya atau

berkecukupan apabila diamemilik harta sebesar satuuqiyah di luar harta

lainnya. Ia berkata apabila seseorang telah berkecukupan didalam

hidupnya, yaitu mempunyai rumah, pakaian dan pembantu yang sudah

terpenuhi, lalu dia masih memiliki harta yang senilai dengan satuuqiyah ,

maka dia tidak dibenarkan menerima zakat, walaupun pada saat itu dia

17Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik Hingga Kontenporer( Jakarta:Gramata Publishing, 2010), h.154.

18Abu Ubaid,Al-amwal..,h.699

Page 29: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

18

tidak memiliki emas dan perak. Pada saat itu satuauqiyahsama dengan

nilai empat puluh dirham.19

Menurut Abu Ubaid, penarikan dan penyaluran zakat dilakukan

oleh wilayah di mana masyarakat berada. Jadi, Penarikan zakat yang

dilakukan pada suatu komunitas masyarakat tertentu, berarti

penyalurannya dilakukan juga pada komunitas masyarakat di mana zakat

tersebut diambil. Seperti halnya Mu’az yang mengambil zakat dari

penduduk Yaman (yang mampu), kemudian Umar memerintahkan Mu’az

untuk menyalurkannya kembali kepada penduduk Yaman (yang berhak).20

Dengan pola distribusi yang menjadikan daerah penarikan

sekaligus sebagai daerah penyaluran dapat memberikan pengaruh yang

sangat besar dalam menjaga dan menumbuhkan ukhuwah dan solidaritas

sosial dalam sebuah komunitis masyarakat, selain itu juga dengan pola

distribusi seperti ini, maka pendistribusian zakat menjadi lebih efektif. .

3. Badan Amil Zakat Nasional

Untuk melakukan pengelolaan zakat secara profesioanal, pemerintah

membentuk lembaga yang bertanggungjawab dalam mengumpulkan dan

mendistribusikan zakat,melalui Undang-Undang pemerintah menjelaskan

bahwa organisasi yang berhak melakukan pengelolaan zakat hanyalah

Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ), baik yang

brsakala nasional maupun daerah.21

h.720

19Ibid., h.67220 Abu Ubaid, Al-Amwal ter.Setiawan Budi Utomo (Jakarta:Gema Insani Press 2009),

21 UU No 23 Tahun 2011 tentang Zakat pasal 1

Page 30: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

19

Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengkoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat. Pengelolaan zakat berasaskan: syariat Islam;

amanah; kemanfaatan; keadilan; kepastian hukum; terintegrasi; dan

akuntabilitas. Pengelolaan zakat bertujuan22:

a) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam

pengelolaan zakat; dan

b) Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Kegiatan yang inti (mendasar) dalam Badan Amil Zakat ada empat

yaitu: penghimpunan, pengelolaan, dan pendistribusian.

(1) Penghimpunan

Penghimpunan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan dana ZIS dari muzakki. Peran fungsi dan tugas divisi

atau bidang penghimpunan dikhususkan mengumpulkan dana

zakat, infak, sedekah dan wakaf dari masyarakat. Dalam

melaksanakan aktivitas pengumpulan dana tersebut bagian

penghimpunan dapat menyelenggarakan berbagai macam kegiatan

seperti:

(a) Kampanye (dakwah), dalam melakukan kampanye

sosialisasi zakat ada beberapa hal yang harus diperhatikan

yaitu: konsep komunikasi, materi kampanye, bahasa

kampanye, media kampanye,

22 UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat (pasal 3)

Page 31: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

20

(b) Kerjasama program, galang dana dapat menawarkan

program untuk dikerjasamakan dengan lembaga atau

perusahaan lain. Kerjasama ini tentu dalam rangka

aktivitas fundraising (pengumpulan) zakat.

(c) Seminar dan diskusi, dalam sosialisasi zakat galang dana

juga dapat melakukan kegiatan seminar. Tema seminar

bisa apa saja asal masih relevan dengan kegiatan dan

kiprah lembaga zakat. .

(2) Pendistribusian

Pendistribusian adalah suatu kegiatan dimana zakat bisa

sampai kepada mustahiq secara tepat. Kegiatan pendistribusian

sangat berkaitan dengan pendayagunaan, karena apa yang akan

didistribusikan disesuaikan dengan pendayagunaan. Akan tetapi

juga tidak bisa terlepas dari penghimpunan dan pengelolaan. Jika

penghimpunannya tidak maksimal dan mungkin malah tidak

memperoleh dana zakat sedikitpun maka tidak akan ada dana yang

didistribusikan.

Muhammad berpendapat bahwa distribusi zakat berkaitan

dengan persediaan, saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi

mustahiq, wilayah penyaluran, tingkat persediaan, dana zakat dan

lokasi amil, pengiriman, dan keagenan23.

23 Muhammad Sari, Mekanisme Zakat dan Permodalan untuk Masyarakat.(Malang:Bahtera Press, 2006), h.176.

Page 32: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

21

Zakat yang dihimpun oleh Lembaga Zakat harus segera

disalurkan kepada para mustahiq sesuai dengan skala prioritas yang

telah disusun dalam program kerja. Mekanisme distribusi zakat

kepada mustahiq bersifat konsumtif dan juga produktif. Menurut

Mufraini distribusi zakat tidak hanya dengan dua cara akan tetapi

ada tiga yaitu: distribusi konsumtif, distribusi produktif, dan

investasi24.

(a) Distribusi konsumtif, pola distribusi seperti ini diberikan

secara langsung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

yang nerupakan program jangka pendek dalam mengatasi

permasalahan umat.

(b) Distribusi produktif, pola distribusi seperti ini bertujaun

untuk mengatasi permasalah umat dalam jangka pendek

yang diberikan dalam bentuk bantuan dana atau bantuan

berupa barang atau fasilitas bersama.

Sebagai penegasan sudah seharusnya pemerintah berperan

aktif di dalam membangun kesejahteraan umat Islam yang

mendominasi negara ini, sehingga nantinya di dalam pengelolaan

zakat dan pendistribusiannya dapat dilakukan secara optimal, tepat

sasaran dan profesional. Usaha-usaha pengumpulan zakat

hendaknya lebih dimaksimalkan agar pendistribusiannya

h.148.

24 Mufaini M arif. Akuntansi dan Manajemen Zakat(Jakarta:Prenada Media Grup, 2006),

Page 33: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

22

tersalurkan secara terpadu kepada yang berhak secara sistematis

dan optimal.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dari segi metodelogi penelitian yang digunakan, penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif yang diperoleh berdasarkan data

yang ada di lapangan. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, atau tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

tergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasan sendiri

dan berhubungan dengan orang orang tersebut.25 Dalam penelitian ini,

peneliti mengguanakan dua jenis metode penelitian yaitu:

a) Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-

literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada

hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.26 Studi

kepustakaan yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari

dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan

permasalahan yang menjadi objek penelitian.

Jenis metode ini peneliti gunakan dalam rangka untuk

mengetahui bagaimana pandangan Abu Ubaid mengenai distribusi

25 Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT RemajaRosdakarya,2011), h.8.

26 Moh. Nazir, Metodologi Penelitian(Bogor, Ghalia Indonesia, 2003), h.111

Page 34: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

23

zakat dengan membaca dan menelusuri literature yang berkaitan

dengan hal tersebut.

b) Studi lapangan atauField resechyaitu penelitian yang datanya

diperoleh dengan mendatangi objek/subyek secara langsung.

Metode ini akan digunakan untuk mengetahui dan melihat

bagaimana proses ditribusi zakat di Baznas NTB, apakah proses

distribusi zakat tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan

oleh Abu Ubaid. Sehingga data yang ditemukan di lapangan lebih

banyak bersifat informasi atau keterangan.

Kata kata lisan maupun tulisan dan langkah-langkah yang dapat

diamati dari orang-orang yang akan ditelit dapat dijadikan sebagai

gambaran suatu hal di daerah tertentu. Sehingga jenis penelitian ini

termasuk kedalam penelitain kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh

dinyatakan dalam keadaan yang sewajarnya atau sebagaimana adanya

serta tidak merubah keadaan, bentuk symbol atau bilangan lainnya, dan

fokus kajian mengenai fenomenologi yang bersifat realita.27.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lokasi sangat penting karena peneliti

merupakan instrument utama dalam penelitian ini. Untuk memperoleh

data yang lengkap. Peneliti melibatkan diri dengan cara terjun langsung

ke lapangan dan melakukan pengamatan secara langsung dengan cermat

terhadap obyek penelitian. Peneliti bertindak sebagai instrument kunci

27 Sugiono.Memahami Penelitian Kualitatif(Bandung: CV Alfabeta, 2007), h.7.

Page 35: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

24

sekaligus sebagai pengumpul data. Cara ini dilakukan untuk

mendapatkan data yang akurat dan lengkap mengenani Implementasi

Pemikiran Abu Ubaid Tentang distribusi Zakat Pada Pengelolaan Zakat

Baznas NTB. Kehadiran peneliti dilapangan dapat meningkatkan

keabsahan dan efektifitas pelaksanaan penelitian.

3. Jenis Data dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data digunakan dalam penelitian ini adalah data

Kualitatif . Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata

atau gambar. Data kualitatif ini merupakan suatu pendekatan yang

diarahakan pada memahami fenomena sosial dari perspektif

partisipan. Metode kualitatif memiliki tujuan utama mengumpulkan

data deskriftif yang mendeskripsikan obyek penelitian secara rinci

dan mendalam dengan maksud mengembangkan konsep atau

pemahaman dari suatu gejala.

b. Sumber Data

Setiap penelitian memerlukan data dan informasi dari

sumber-sumber yang dapat dipercaya agar data dan informasi

tersebut dapat dipergunakan untuk menjawab masalah penelitian.

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subyek

darimana data dapat diperoleh. Adapun yang menjadi sumber data

untuk mendapatkan suatu informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini adalah:

Page 36: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

25

1) Sumber Data Primer

Adalah data yang didapat dari sumber pertama baik

dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara

atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh

peneliti. Dengan kata lain data yang dapat memberikan

informasi secara langsung mengenai segala hal yang

berkaitan dengan obyek penelitian. Data primer dalam

penelitian ini akan diperoleh melalui literatur atau buku buku

yang berkaitan dengan Pemikiran Abu Ubaid yaitu kitab Al-

Amwal.

2) Sumber Data Sekunder.

Adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan

disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh

pihak lain misalnya dalam bentuk table-tabel atau diagram.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini merupakan data,

informasi dan keterangan yang didapatkan melalui

wawancara dengan pihak Badan Amil Zakat Nasional

(Baznas NTB)

4. Tehnik Pengumpulan data

Untuk menunjang penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah, penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan data

yang meliputi:

Page 37: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

26

a. Dokumentasi, yaitu menulusuri semua literatur-ilteratur yang

menggambarakan mengenai pemikiran Abu Ubaid tentang Zakat

sehingga peneliti dapat membandingakan relevansinya pada

pelaksanaan pengelolaan zakat di Baznas NTB.

b. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui

bagaimana perilaku objek penelitian dan bagaimana proses

pengelolaan zakat, baik dari pengumpulan, pengelolaan dan

pendistribusian zakat

c. Wawancara, yaitu tanya jawab yang dilakukan dengan narasumber

untuk mengetahui pengalaman dan pendapat mengenai

pelaksanaan pengelolaan zakat.

H. Analisis Data

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, pengorganisasian data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan

kepada orang lain.28 Pendapat lain mengatakan analisis data adalah upaya

mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan

lainnya unruk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang

diteliti.29

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis datakualitatif dan

analisis dataKomparatif. Analisis Kualitatif digunakan untuk menganalisis

28 Lexy J Moleong.Metodelogi penelitian, h .248.29 Ibid,.h. 243

Page 38: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

27

pemikiran Abu Ubaid tentang distribusi zakat dalam kitabnya yaitu Al-

Amwal. Analisis kualitatif atau biasa disebut dengan analisisisi merupakan

analisis pokok dalam studi kepustakaan. Analisis komparatif digunakan untuk

melihat implementasi pemikiran Abu Ubaid tersebut dengan proses distribusi

zakat diBaznas NTB. Karena analisis komparatif merupakan analisis yang

digunakan untuk menyelsaikan permasalahan dari segi perbedaan,persamaan

atau hubungannya.

I. Validasi Data

Validiasi merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada

objek penelitian dengan daya yang dapat dilapokan oleh peneliti.30 Cara ini

digunakan untuk menguji keabsahan data yanmg didapatkan oleh peneliti.

data membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa

yang sesungguhnya ada dalam dunia nyata, dan apakah penjelasan yang

diberikan memang sesuai dengan yang sebenarnya terjadi, dengan

menggunakan. Untuk membuktikan kesesuaian antara data yang diteliti

dengan kenyataan, maka diperlukan adanya uji kebenaran data dengan

menggunakan tiga langkah yang paling strategis untuk digunakan dalam

penelitian ini, yaitu Perpanjangan waktu penelitian, Kecukupan referensi,

Triangulasi.

1. Triangulasi. Metode ini digunanakan untuk mengecek kevaliditan

sumber data yang telah dikumpulkan dengan menggunakn metode

yang berbeda. Teknik ini bersifat menggabungkan berbagai teknik

30Sugiyono,Metode Penelitian,h.361.

Page 39: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

28

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada31. Triangulasi yaitu

membandingkan hasil wawancara dengan data hasil observasi dan

dokumentasi, sehingga nantinya hasil penelitian tidak bertolak dengan

fakta dan realita yang ada.

2. Menambah sumber referensi

Referensi yang digunakan adalah bahan dokumentasi dan catatan

lapangan yang tersimpan. Metode ini digunakan untuk

membandingkan data yang diperoleh dari bahan catatan kutipan atau

sebagainya. Peneliti berusaha untuk menggunakan teknik ini dengan

kemampuan peneliti yaitu dengan membandingkan catatan yang satu

dengan catatan yang lain tentang data yang sama semua ini dilakukan

untuk mendapakan validitas data yang dihasilkan.

3. Membicarakan dengan Teman Sejawat

Dalam pembahasan ini diadakan dengan cara mendiskusikan

dengan apa yang didapatkan di lapangan denga teman sejawat yang

mempunyai ilmu pengetahuan yang sama dengan hal tersebut.

Pembahasan dengan teman sejawat ini maksudnya untuk menghindari

penafsiran yang keluar dari fokus penelitian.

J. Sistematika Penulisan

Guna mempermudah pembahasan dan terarahnya penyusunan skripsi ini,

maka penyusun membuat sistematika sebagai berikut :

31Ibid., h.327.

Page 40: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

29

1. Bagian Awal

Pada bagian awal terdiri dari: Sampul depan, halaman judul,

persetujuan pembimbing, nota dinas pembimbing, pernyataan keaslian

skripsi, pengesahan, kata pengantar, daftar isi.

2. Bagian Isi.

Bab I Pendahuluan, pada bab ini memaparkan tentang konteks

penelitian, fokus kajian, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting

penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II Paparan data dan temuan, peneliti mencoba menjelaskan

tentang sketsa biografi Abu Ubaid. Yang terdirir dari riwayat hidup,

pendidikan dan karir, karya- karya yang pernah dikeluarkan oleh Abu

Ubaid, serta memaparkan tentang pemikiran-pemikiran ekonomi dari

Abu Ubaid, dan pemikiran tentang zakat akan di jelaskan secara lebih

rinci dan mendalam yang dianalisis dari kitabAl-Amwal. Gambaran

secara umum Baznas NTB dan bagaimana proses ditribusi zakat yang

terjadi di lembaga tersebut.

Bab III Pembahasan, pada bagian pembahasan ini peneliti

mengungkapkan proses analisa data terhadap temuan penelitian

mengenai implementasi pemikiran Abu Ubaid tentang distribusi zakat

di Baznas NTB, dengan cara melakukan analisa didasarkan dari

temuan-temuan yang telah dipaparkan pada bab II.

Page 41: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

30

3. Bagian akhir.

Bab IV Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran. Bagian

akhir pada penelitian ini, peneliti mencantumkan daftar pustaka dan

lampiran.

Page 42: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

31

BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN DATA

A. Sekilas tentang Abu Ubaid Al-Qasim

1. Biografi

Abu Ubaid merupakan seorang ahli hukum, ahli ekonomi Islam, ahli

hadits dan ahli bahasa Arab (ahli nahwu). Nama lengkapnya adalah Abu

Ubaid bin Salam bin Miskin bin Zaid al-Azdi. Ayahnya bernama Salam

merupakan budak bangsa Roma milik salah seorang peduduk di Heart yaitu

salah satu kota besar wilayah Khurasansebelah barat laut Afghanistan.

Pekerjaan ayahya adalah seorang tukang angkut barang dan dia dapat

berbahasa Arab walaupun tidak fasih, ayahnya keturunan Byzantium yang

menjadimakulasukuAzad. Di tengah kota Heart yang meupakan kota indah

dengan tamannya, lahirlah seorang ulama yang bernama Abu Ubid pada

tahun 157 H/774 M.32

Semenjak usia kecil, orangtuanya selalau mengantarkan Abu Ubaid

kepada ulama-ulama yang hidup pada zaman tersebut untuk belajar ilmu

pengetahuan. Masa kanak-kanak Abu Ubaid dihabiskan untuk menempa dan

menimba ilmu pegetahuan, sehingga ia tidak mengenal dunia lain selain ilmu

pengetahuan.

32 Adimarwan Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2004), hal. 264.

Page 43: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

32

Setelah dia menguasai ilmu pengetahuan yang ia dapatkan di kota

Heart dan Marwa33, dia pergi mengembara menuntut ilmu pengetahuan ke

berbagai negeri yang dikenal kaya akan ilmu pengetahuan pada masanya

sekitar tahun 179H/795M. Ubaid datang ke kota Kufah, Basrah,dan Baghdad

untuk menimba ilmu Nahu, Qira’at, Hadits dan Fiqih pada ulam-ulama yang

terkenl pada saat itu.34

Setelah Abu Ubaid Memiliki banyak pengetahuan yang berkembang

pada masanya dan juga berbagai seni peradaban Arab dan Islam, ia kembali

pulang ke kota kelahirannya, dan bekerja sebagai pendidik dan guru anak-

anak. Dia sangat terkenal dan dihormati karena ilmu pengetahuan yang ia

miliki. Sehingga popularitas kepakaran ilmunya makin tersebar di negeri

Khurasan dan pengaruh pemikirannya juga tersebar juga di kalangan pejabat

negara dan orang-orang kaya.35

Meskipun dia telah menerima ilmu pengetahuan dari ulama Kufah dan

Basrah, Ubaid tetap memiliki sifat sahaja dan jauh dari sikap fanatisme

terhadap ulama Kufah maupun Basrah. Ia memposisikan dirinya sebagai

pintu gerbang ijtihad. Oleh karena itu dia selalu menjadi orang yang selalu

produktif di bidang keilmuwan yang menolak taklid dan fanatisme dalam

mazhab tertentu.

33 Salah satu kota terbesar di Kharusan34 Abu Ubaid al-Qasim.Al-Amwal ter.Setiawan Budi Utomo (Jakarta:Gema Insani Press,

2009) h.3135 Cengiz Kallek,Economic View Of Abu Ubaiddalm UIIM Journal of Econimi and

Management (Kuala Lumpur: Reseach Center International IslamicUniversity Malaysia, 1998),Vol 6, No 1, h. 3

Page 44: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

33

Kepakaran ilmu yang dimiliki Abu Ubaid tidak hanya terkenal di

kampung halamannya saja, namun berita tersebut telah tersebar sampai ke

kota-kota lainnya. Sehingga Tsabit bin Nasr bin Malik al-Khuza’i yang

merupakan seorang Gubernur di Tharsus menjadikan dia sebagai guru bagi

anaknya, dan hubungan antara keduanya terjalin sangat erat, sehingga Tsabit

mengajak Abu Ubaid ke negerinya dan melantiknya sebagai kadi di sana dan

Abu Ubaid menjalankan kariernya sebagi kadi selama delapan belas tahun,

yaitu mulai dari tahun 192 H-825 M.36

Setelah meninggalkan jabatan sebagai kadi (hakim), Abu Ubaid

pindah dan menetap di Baghdad. Selama itu, Ubaid banyak mengkaji tentang

politik keuangan dan administrsi perekonomian, dan tidak pernah

menyinggug tentang daulah Abbasiyah yang sedang menjadi kalifah pada saat

itu.37

Semenjak menetap di Baghdad, dia banyak melakukan pengembaraan

ke berbagai negeri, salah satunya yaitu ke Mesir pada tahun 213 H-828 M

bersama dengan Yahya bin Mu’in. Kemudian dia melakukan perjalanan

menuju Mekah untuk menunaikan ibadah haji di Baitullah al-Haram pada

tahun 223 H-38 M, dan setelah melaksanakan ibadah haji dia menetap di

Mekkah hingga meninggal dunia pada tahun 224H-838M pada usia 67

tahun.38

36 Abu Ubaid, al-Amwal., h.3437 Ibid., h.3638 BoediPeradaban Perekonomian., h.173

Page 45: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

34

2. Karya-Karya Abu Ubaid

Karya-karya yang telah di tulis oleh Abu Ubaid diperkirakan telah

mencapai kurang lebih tiga puluh karya. Diantaranya adalah karya

monumentalnya Al-Amwal ini dan yang lainnya lagi berbentuk risalah atau

karya ringkasan dari buku-buku rujukan. Diantara karya karya Abu Ubaid

adalah39:

(1) KitabGharib Al-Qur’an.

(2) Kitab Ma’ani Al-Qur’an

(3) Kitab Fadha’il al-Qur’an. Buku ini membahas mengenai keutamaan

Al-Qur’an secara keseluruhan, dan menjelasakn fadilah sebagian

surah, tentang peperangan, tafsir, dan sebagainya. Buku ini telah

dicetak secara keseluruhan yang berjudul Fadha’ilul Qur’an wa

Adabuhu.

(4) Kitab an-Nasikh wal-Mansuk

(5) Kitab ‘Adad Aayi Al-Qur’an

(6) Risalah Fimaa Warada fil Qur’anil Karim min Laughat al-Qaba’il

(7) Kitab al-Qiraat

(8) Kitab al-Maqshur wal Mamdud, yang mengkaji tentang cara

membaca dalam ilmu qiraat

(9) Kitab Gharib al-Hadits. Buku ini telah diterbitakan oleh seorang

orientalis M.J. de Goe Jedan, manuskrip ini merupakan tulisan

bahasa Arab yang tertua di Eropa, setelah Al-Qur’nul Karim, karena

39 Abu Ubaid,al-Amwal..., h.40.

Page 46: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

35

buku ini telah ditulis pada tahun 352 H yang membutuhkan waktu

selama 40 tahun untuk menulisnya.

(10) Kitab al-Amwal, yang membahas mengenai sistem pengelolaan

keuangan negara.

(11) Kitab al-Hijr wat Tafsil, buku ini mengkaji dan membahas mengenai

perekonomian, keuangan, dan perdagangan.

(12) Kitab Adabul Qadhi

(13) Kitab ath-Thahaarah

(14) Kitab al-Aiman wan Nudzur

(15) Kitab al-Haidh

(16) Kitab Adabul Islam

(17) Kitab fil Iman wa Mu’alimuhu wa Sunanuhu wa Istikmal Darajatihi

(18) Kitab al-Khuthab wal Mawa’izh

(19) Kitab Gharib al-Mushannaf. Manuskrip buku ini terdiri dari dua jilid

dan mengandung 1200 bab yang terdiri dari 1000 dalil. Buku ini

dianggap sebagai kamus bahasa Arab pertama yang disusun secara

sistematis.

(20) Kitab al-Ajnas min Kalamil‘Arab, merupakan ringkasan dari buku

Gharibul Hadits

(21) Risalah Fima Isytabah fil Lafzhi wa Ikhtalafa fil Makna

(22) Kitab al-Amtsal as-Sa’irah

(23) Kitab al-Mudzakar wal Mu’annats

(24) Kitab al-Adhhdad wad Dhid fil Lughah

Page 47: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

36

(25) Kitab Fa’ala wa Afala

(26) Kitab Khalqi al-Insani wa Nu’utihi, merupakan bagian dari kitab

Hgarib al-Mushannaf

(27) Kitab an-Nasab

(28) Kitab Ma’ani asy-Sya’iri

(29) Kitab asy-Syu’ara’

(30) Kitab al-Idhah

(31) Kitab al-Ahdats

(32) Kitab Muqatil al Fursan

(33) Kitab Fadha’il al-Furs

(34) Kitab an-Na’am wal Baha’im wal Wahsy was Siba’ wat Thair wal

Hawam wal Hasyarat.

3. Distribusi Zakat Menurut Abu Ubaid

Berkaitan dengan pengumpulan zakat, hak pemerintah untuk

melaksanakan kekuatan politisnya, bagaimanapun juga, hanya terbatas pada

bentuk kekayaan yang tampak (amwal zahiriyah) dan tidak pada kekayaan

yang tidak tampak (amwal batiniyah), karena dalam segi politik, kekayaan

seseorang di bagi menjadi dua, yaitu kekayaan yang tampak (amwal

zahiriyah) dan kekayaan yang tidak tampak (amwal batiniyah).

a) Pemindahan zakat ke daerah lain

Jika berbicara mengenai proses pengumpulan dan distribusi zakat,

Abu Ubaid mengungkapkan pendapatnya mengenai hal ini, yaitu

menurutnya, penarikan dan penyaluran zakat dilakukan oleh wilayah di mana

Page 48: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

37

masyarakat berada. Jadi, Penarikan zakat yang dilakukan pada suatu

komunitas masyarakat tertentu, berarti penyalurannya dilakukan juga pada

komunitas masyarakat di mana zakat tersebut diambil. Dengan pola distribusi

yang menjadikan daerah penarikan sekaligus sebagai daerah penyaluran dapat

memberikan pengaruh yang sangat besar dalam menjaga dan menumbuhkan

ukhuwah dan solidaritas sosial dalam sebuah komunitas masyarakat.40

Pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar, Muadz terus bertugas di

sana sebagai pengumpul zakat di Yaman . Abu Ubaid menuturkan dalam

kitabnya, bahwa:

Muadz pada masa Umar pernah mengirimkan hasil zakat yangdipungutnya di Yaman kepada Umar di Madinah, karena Muadz tidakmenjumpai orang yang berhak menerima zakat di Yaman. Namun,Umar mengembalikannya. Ketika kemudian Muadz mengirimkansepertiga hasil zakat itu, Umar kembali menolaknya dan berkata,

Saya tidak mengutusmu sebagai kolektor upeti, tetapi sayamengutusmu untuk memungut zakat dari orang-orang kaya di sanadan membagikannya kepada kaum miskin dari kalangan mereka juga.Muadz menjawab, “Kalau saya menjumpai orang miskin di sana,tentu saya tidak akan mengirimkan apa pun kepadamu.

Pada tahun kedua, Muadz mengirimkan separuh hasil zakat yangdipungutnya kepada Umar, tetapi Umar mengembalikannya. Padatahun ketiga, Muadz mengirimkan semua hasil zakat yangdipungutnya, yang juga dikembalikan Umar. Muadz berkata, Sayatidak menjumpai seorang pun yang berhak menerima bagian zakatyang saya pungut41

Peristiwa ini juga diperkuat oleh hadis yang berbunyi:

فقا . ر ج ن ب د ع س ت ك فل , ة ك م ب ا لأق ي مال كاة ز ت مل ح ل ق ى خ سب ال د رف ف ن ع

ك د بل ى ف ا فاق ا را د د

Dari Faraq as-Sabakhi, ia berkata:“saya pernahmembawa zakat hartaku dengan tujuan aku akan membagikan di

40Abu UbaidAl-Amwal h.72141Ibid.,: h. 718

Page 49: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

38

Mekkah. Lalu aku berjumpa dengan Sa’id bin Jubair dan iaberkata, ‘kembalikanlah zakat hartamu itu dan bagikanlah dinegerimu saja.”42

Kemudian Abu Ubaid berkata,“Hadis yang telahdisebutkan di atas telah

menegaskan bahwa setiap masyarakat lebih berhak menerima zakatharta

mereka sendiri sehingga mereka sampai kepada tahap tidak memerlukannya

lagi. Kami melihat memang mereka lebih berhak menerima zakat harta itu,

bukan kepada masyarakat yang berada di kawasan lainnya. Akan tetapi,

sunnah telah menerangkan mengenai kehormatan dan etika bertetangga dan

juga berdekatan rumah orang yang berhak dan orang yang kaya raya.”43

Prioritas penyaluran zakat diprioritaskan pada daerah di mana zakat

tersebut diambil. Sedangkan penyaluran zakat ke daerah lain dapat dilakukan

apabila suatu daerah mengalami kelebihan (surplus) zakat. Dalam hal ini

diperlukan perhatian serius pemerintah dalam mengawasi daerah yang

mengalami kelebihan (surplus) dan daerah yang mengalami kekurangan

zakat.44 Hal ini dilakukan agar dana zakat yang disalurkan dapat berdaya

guna dan berhasil guna, maka pemanfaatanya harus selektif.

Apabila pengumpul zakat tidak mengetahui, lalu ia membawa zakat

dari satu negeri ke negeri lainnya, padahal negeri itu masih memiliki banyak

penduduk yang fakir, maka pemimpin mesti mengembalikan zakat harta itu

ke negeri asal tersebut.

42Ibid., h. 71643Ibid., h.72044 Ibid., h.721

Page 50: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

39

b) Orang Kaya dan Orang yang sehat tidak berhak menerima zakat

Menurut Abu Ubaid apabila seseorang telah berkecukupan didalam

hidupnya, yaitu mempunyai rumah, pakaian dan pembantu yang sudah

terpenuhi, lalu dia masih memiliki harta yang senilai dengan satuauqiyah ,

maka dia tidak dibenarkan menerima zakat, walaupun pada saat itu dia tidak

memiliki emas dan perak. Pada saat itu satuauqiyahsama dengan nilai empat

puluh perak atau setara dengan empat dinar.45

Hal ini berdasarkan kepada sabda Rasulullah, dari Abu Said dia

berkata Rasulullah SAW bersapda“Barangsiapa yang meminta, sedangkan

dia mempunyai senilai dengan satu auqiyah, maka ia telah meminta secara

mendesak..”46

Satu auqiyah yang dimaksud diatas adalah harta yang dimiliki oleh

seseorang yang merupakan harta di luar sandangnya, sebagai tempat

kediamnnya dan tempat tinggal keluarganya. Selain itu, satu auqiyah tersebut

juga diluar pakaianya, sebagaimana pangannya dan juga tidaktermasuk

pembantu.

Menurut Abu Ubaid, perbedaan antara orang kaya dan orang miskin

adalah sebagaimana yang telah dijelaskan oleh sunnah Rasulullah bahwa

beliau telah menjadikan batasan standarauqiyahatau yang senilai dengannya

sebagai perbedaan antara kaya dan miskin.

45Ibid., h.67246 Sahih Sunan Abu Daudter. Taufikurrahman (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), h. 634

Page 51: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

40

Selain syarat diatas, kami telah menjumpai syarat lainnya dari

Rasulullah mengenai tidak bolehnya menerima zakat yang bukan berasal

dari syarat kaya, yaitu dari riwayat Abu Hurairah, ia berkata:

ي و س رة م ى ذ ل لا و ي غن ل ة صدق ال ل ح ت لا : الله لا و س ر ل قا

Rasulullah bersabda:”zakat tidak boleh diberikan kepada orang kaya

dan juga pengusaha yang masih gagah”47 [hadis no 1501-1866]

Abu Ubaid berkata “ Saya amati Rasulullah telah menyamakan

pengharaman menerima zakat atas orang yang masih kuat berusaha dan orang

kaya. Rasulullah telah menjadikan sifat kaya dan kuat berusaha sebagai

penyebab diharamkannya zakat, walaupun orang yang kuat tersebut tidak

mempunyai harta. Sebab, orang kaya dan orang yang kuat berusaha adalah

sama saja. Akan tetapi, apabila orang kuat berusaha ini belum juga berhasil

dalam usahanya atau dia sudah bisa lagi berusaha untuk meraih rezeki,

sementara dia masih terus berusaha untuk membiayai keluarganya, sehingga

dia putus asa, maka pada saat itu dia mempunyai hak dalam harta kaum

muslimin.48

c) Pembagian zakat di antara delapan Asnaf

Setelah rujuk pendapat dari para ulam dan praktik pembagian zakat

pada masa pemerintahan Umar bin abdul Aziz yang telah memerintahkan

Ibnu Syihab untuk menulis ketentuan pembagian zakat diantara delapan

Ashnaf, dia telah menuliskan ketentuan pembagian zakat secara merata dan

47 Muhammad,Sahih Sunan.,h.15848Abu Ubaid, Al-Amwal.,h.673

Page 52: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

41

terpisah pisah yang penyalurannya sesuai dengan peraturan sunnah.

Ketentuan tersebut berisi49:

a. Satu bagian untuk fakir: setengahnya diberikan kepada mereka

yang berperang di jalan Allah untuk perang pertama yang

dijalaninya, yaitu ketika mereka diberikan bantuan. Kemudian

setengahnya lagi diberikan kepada fakir yang tidak ikut serta

dalam perang, seperti orang yang menderita sakit dan orang yang

tidak bisa ikut berperang berdasarkan kepada alsana syar’i.

b. Satu bagian untuk miskin: setengahnya diberikan kepada setiap

orang miskin yang menderita penyakit dan tidak bisa lagi

berusaha dan bergerak di permukaan bumi. Setengahnya lagi

diberikan kepada orang miskin yang meminta minta

c. Satu bagian untuk petugas zakat (amil): pembagian ini harus

dilihat kepada usaha dan prestasinya dalam usaha memungut

zakat. Para anggota yang sama-sama memungut zakat, maka

mereka juga diberi bagian zakat sesuai dengan usaha dan hasil

pengumpulan zakat mereka.

d. Satu bagian untuk orang yang ingin dijinakkan hatinya

(Mu’allaf): ini diberikan kepada pasukan cadangan fakir miskin

yang mensyaratkan pembayaran, dan orang yang berperang tanpa

mensyaratkan pemberian gaji, walaupun mereka sebenarnya

adalah fakir miskin.

49Ibid., h. 696-699

Page 53: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

42

e. Satu bagian budak: ini terbagi kedalam dua golongan yaitu,

setengah dibagikan kepadaMukatab yang mengaku telah masuk

Islam. Mereka terbagi kepada beberapa tingkat, Ahli fikih Islam

diantara mereka mendapat bagian yang lebih banyak. Sedangkan

yang lainnya tetap mendapatkan bagian, tetapi kurang dari bagian

ahli faqih diantara mereka, sesuai dengan peranan yang telah

mereka sumbangkan. Setengahnya lagi adalah untuk biaya

pembelian budak yang melaksanakan ibadah shalat, puasa, dan

telah masuk ke agama Islam.

f. Satu bagian untuk orang yang terutang: ini terbagi kedalam tiga

golongan. Satu bagian diantaranya diserahkan kepada orang yang

tertimpa musibah di jalan Allah. Dua bagian diantaranya

diberikan kepada orang yang bertahan dalam negeri dan tidak ikut

perang, sedangkan ia adalah orang yang terutang dan dia telah

tertimpa kefakiran, dia juga telah mempunyai utangyang tidak

disebabkan oleh perbuatanmaksiat di jalan Allah.

g. Satu bagianfisabilillah : seperempat dari golongan ini diberikan

kepada kepada sebagin dari golongan ini, seperempatnya lagi

diberikan kepada penjaga perbatasan.

h. Satu bagian untukibnu sabil : zakat ini dibagikan pada setiap

penghuni di pinggir jalan sesuai dengan kadar orang yang

melintasinya dan orang yang melewatinya. Ia juga diberikan

kepada orang yang sedang melakukan perjalanan yang tidak

Page 54: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

43

memiliki tempat tinggal dan keluarga untuk dijadikan sebagai

tempat perlindungannya.

Mengenai pembagian zakat diantara delapan golongan yang berhak

menerima zakat, Abu Ubaid mengatakan:“ ini adalah keterangan

mengenai penyaluran zakat, apabila dibagikan secara merata diantara

ashnafyang delapan, merupakan cara pembagian zakat bagi orang yang

mampu melakukannya.

Akan tetapi, saya berpendapat cara pembagian seperti ini tidaklah

diwajibkan melainkan kepada pemimpin yang mana zakat harta kaum

muslim telah melimpah ruah di sisinya. Pemimpin mesti membagikan

zakat harta tersebut kepada seluruh asnaf, sebab ini merupakan hak yang

mesti diterima mereka. Adapun orang yang tidak memiliki banyak zakat

harta selain dari kewajiban zakat hartanya sendiri saja, apabila ia

memberikan zakatnya kepada sebagian ashnaf saja, maka yang demikian

itu sudah boleh dan sudah dianggap sah.50

Bahwasannya Abu Ubaid sangat menentang pendapat yang

menyatakan bahwa pembagian harta zakat harus dilakukan secara merata

di antara delapan kelompok penerima zakat dan cendrung menentukan

suatu batas tertinggi terhadap bagian perorangan. Bagi Abu Ubaid,yang

paling penting adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar, seberapa

pun besarnya, serta menyelamatkan orang-orang dari bahaya kelaparan51.

50Ibid., h. 69951Euis,Sejarah Pemikiran.,h. 265

Page 55: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

44

Sehingga, Abu Ubaid berpendapat bahwa ada tiga tingkatan

pengelompokan sosio ekonomi yang terkait dengan status zakat yaitu

kalangan kaya yang terkena wajib zakat, kalangan menengah yang tidak

terkena wajib zakat tetapi juga tidak berhak menerima zakat, dan

kalangan penerima zakat (mustahik).

Dari sa’id bin Jubair dan dari Abdul Malik dari Atha’, kedua

ulama tersebut berkata;“apabila engkau telah menyerahkan zakat harta

kepada satuashnaf saja, maka demikian itu diperbolehkan dan sudah

dianggap sah.”52

Dengan demikian seorag pemimpi (pemerintah) diberikan

kebebasan memilih antara membagikan zakat harta secara merata kepada

seluruh ashnaf yang delapan atau hanya memberikannya kepada sebagian

ashnaf saja, apabila yang demikian itu berdasarkan kepada ijtihad

kemaslahatan, tidak ada unsur nepotisme dan jauh dari penyelewenga

kebenaran.

B. Profil Badan Amil Zakat Nasional Provinsi NTB

Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi NTB

tidak dapat dilepaskan dari kiprah Badan Amil Zakat, Infaq dan Sadaqah

Daerah yang bisa disebut BAZISDA. Lembaga zakat ini merupakan

lembaga pemerintah yang bersifat sosial yang bergerak di bidang

mengumpulkan, dan mendistribusikan zakat dengan harapan dapat

membantu orang-orang yang kurang mampu di Mataram dan sekitarnya,

52Abu Ubaid,Al-Amwal.,h. 672

Page 56: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

45

selain itu karena melihat besarnya potensi zakat, infaq dan sadakah yang

ada di daerah Mataram.

Seiring dengan perkembangan waktu BAZISDA berubah nama

dengan nomenklatur menjadi BAZDA pada tahun 2012, terutama pasca

lahirnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan

Zakat. Keberadaan BAZDA Provinsi NTB semakin eksis bersamaan

dengan terbitnya Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2011 tanggal 24

Februari 2011, hingga terbentuknya Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)

Provinsi pasca lahirnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Zakat. Pembentukan Baznas Provinsi NTB yang bersifat

transisi dilakukan tahun 2012 berdasar keputusan Gubernur Nomor 12

tahun 2012

Visi53“Menjadikan BAZNAS Provinsi NTB yang Amanah, Profesional,

Akuntabel dan Transparan dalam pengelolaan Zakat Infaq Sedekah

(ZIS) sebagai dana umat, guna turut serta dalam pengentasan

kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Barat”

Misi:

a. Intensifikasi dan ekstensifikasi pengumpulan zakat, infaq dan

sadaqah

b. Efektivitas pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infaq dan

sadaqah dalam rangka mendukung pemerintah daerah untuk

mengentaskan kemiskinan

53 Profil Lembaga Badan AMil Zakat Nasional NTB, 2015

Page 57: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

46

Sedangkan tugas pokok dari Baznas NTB adalah merealisasikan

misi Baznas yaitu54 :

a. Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat.

b. Mengarahkan masyarakat mencapai kesejahteraan baik fisik

maupun non fisik melalui pendayagunaan zakat.

c. Meningkatkan status mustahik menjadi muzakki melalui

pemulihan, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan

ekonomi masyarakat.

1. Program Penyaluran BAZNAS NTB

Untuk melaksanakan salah satu tugasnnya yaitu mensejahterakan

rakyat, Baznas NTB memiliki beberapa program kerja yang bendukung

terlaksananya tugas pokok tersebut, yaitu55:

a. NTB Cerdas, merupakan program Baznas NTB yang bertujuan

membantu untuk mencerdaskan rakyat, yang berupa:

1) Memberikan bantuan pendidikan kepada mahasiswa S-3 yang

sedang melakuakan tesis sebesar Rp. 3.000.000, mahasiswa

S-2 yang sedang melakuakan tesis sebesar Rp. 2.000.000

mahasiswa S-1 yang sedang melakukan skripsi sebesar Rp.

1.000.000.

2) Memberikan bantuan pendidikan kepada siswa berprestasi

kurang mampu aliyah, tsanawiyah, ibtidaiyah.

b. NTB sehat, yang terdiri dari:

54 Profil Lembaga Badan Amil Zakat Nasional NTB, 201555H.Awaluddin, SE (Sekretaris)Wawancara,Mataram 24 Juni 2016

Page 58: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

47

1) Memberikan pengobatan secara cuma-cuma kepada

masyarakat Nusa Tenggara Barat yang melakukan

pemeriksaan kesehatan, pada saat melakukan penyaluran

Zakat di tiap-tiap daerah.

2) Baznas Provinsi NTB memberikan bantuan kepada yang

menunggui orang sedang sakit sebanyak 1 (satu) orang,

selama yang sakit itu dikategorikan tidak mampu

(dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari

pejabat yang bersangkutan). Seluruh biaya hidup si

penunggu orang sakit, akan ditanggung BAZNAS Provinsi

NTB, dengan waktu yang ditentukan.

c. NTB Peduli, program ini berupa pemberian bantuan hidup yang

bersifat konsumtif kepada masyarakat yang berhak menerima zakat

yang terdiri dari golongan fakir dan miskin. Penyaluran zakat ini

bersamaan dengan dilakukannya program layanan kesehatan gratis

pada saat Baznas NTB melakukan pendistribusian zakat di daerah

daerah yang telah ditentukan. Besarnya jumlah bantuan yang

diberikan kepada fakir miskin berkisar antara Rp 100.000-250.000

per orang atau per kepala keluarga, tergantung dari keadaan ekonomi

dari si fakir miskin.

d. NTB makmur, program ini merupakan program yang membantu

masyarakat untuk meningkatkan ekonomi keluarga mereka. Bantuan

Page 59: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

48

ini berupa bantuan modal usaha yang diberikan kepada masyarakat

yang ingin berwirausaha.

2. Produk Layanan Zakat di BAZNAS NTB56

Dalam rangka mengoptimalkan proses pengumpulan zakat, Baznas

NTB memiliki beberapa bentuk layanan zakat yang ditujukan untuk para

muzaki, layanan tersebut antara lain: Zakat emas, perak dan uang, Zakat

pertanian, Zakat perniagaan dan zakat profesi. Meskipun memiliki

beberapa bentuk layanan zakat, namun Baznas lebih banyak mengelola

jenis zakat profesi.

Sebagai lembaga yang mempunyai tugas dalam mengumpulkan

dan mendistribusikn zakat, dana zakat yang dihimpun oleh Baznas NTB

adalah zakat yang berasal dari para pegawai yang bekerja di satuan kerja

perangkat daerah kota Mataram, dimana zakatnya langsung dipotong dari

pendapatan para pegawai tersebut tiap bulannya. Selain PNS, pihak

menjadi muzakki di Baznas NTB adalah para kontraktor yang melakukan

pekerjaan pembangunan di wilayah kota Mataram, dan sebagian kecil

berasal dari zakat perniagaan.

Untuk ketiga jenis zakat ini, Baznas hanya mengambil dari

pendapatan mereka yang mereka dapatkan dari hasil pekerjaan sebagi

pegawai, proyektor dan keuntungan yang mereka dapat dari proses

perniagaan setelah dikurangi dengan hutang dan kerugiannya

56 Yadi kusmayadi ST (Koordinator urusan pengumpulan) ,Wawancara26 juni 2016

Page 60: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

49

Zakat profesi adalah zakat atas penghasilan yang diperoleh dari

pengembangan potensi diri yang dimiliki seseorang dengan cara yang

sesuai syariat, seperti upah kerja rutin, profesi dokter, pengacara, arsitek,

dan lainya. Dari berbagai pendapat para ulama dinyatakan bahwa

landasan zakat profesi dianalogikan kepada zakat hasil pertanian yaitu

dibayarkan ketika mendapatkan hasilnya, demikian juga dengan

nishobnya yaitu sebesar 524 kg makanan pokok, dan dibayarkan dari

pendapatan kotor. Sedangkan tarifnya adalah dianalogikan kepada zakat

emas dan perak yaitu sebesar 2,5 %,

3. Distribusi zakat di Baznas NTB

a. Pengumpulan Zakat

Penghimpunan dana zakat adalah kegiatan mengumpulkan

dana zakat dari para muzakki kepada lembaga zakat untuk disalurkan

kepada yang berhak menerima (mustahiq) sesuai dengan ukurannya

masing-masing. Sedangkan untuk penetapan zakat

penghasilan/profesi untuk PNS/Karyawan diberlakukan berdasarkan

Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 3 tahun 2003 tentang

zakat pengahsilan.

Pengurus Baznas menyatakan bahwa zakat tersebut diambil

dari potong gaji karyawan (zakat profesi) setiap bulan yang rata-rata

pegawainya telah mencapai nishab zakat. Nizab pendapatan yang

dikenakan zakat adalah pendapat pegawai yang setara dengan harga

524 kg beras. Zakat yang diambil dari para PNS yang sudah tercatat

Page 61: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

50

sebaki muzakki dilakukan dengan cara memotong langsung dari gaji

yang diterima mereka setiap bulannya. Namun jika ada muzakki

yang belum terdaftar ingin mengeluarkan zakat, maka mereka dapat

mengirimkan langsungnya melalui bank-bank yang telah melakukan

kerjasama dengan Baznas NTB.

Besarnya nisab yang pendapatan yang diharuskanmengeluarkan zakat adalah sebanyak 524 kg beras, yangdihitung dengan menentukan nilai nominal uang dari berastersebut, nilai nominal uang ditentukan berdasarkan harga

beras per kilogramnya yang berlaku di pasaran pada saat itu.57

Selain menghimpun zakat diambil dari para PNS, Baznas

juga mengenakan zakat kepada para kontraktor, yang bekerja

dalam proses pembangunan infrastruktur yang ada di Kota

Mataram. Jumlah zakat yang harus dikeluarkan oleh para

kontraktor tersebut adalah 2,5 % dari total keuntungan yang mereka

dapatkan dari nilai kontrak yang mereka dapatkan.

Sehingaa zakat yang dapat dikumpulkan dari muzakki setiap

bulannya rata-rata dapat mencapai jumlah 500 juta per bulan, dan

jika dihitung jumlah dana zakat yang di dapat kumpulkan Baznas

NTB tiap tahunnya bisa mencapai angka di atas 5 miliar rupiah.

“jumlah zakat yang kami terima mengalami peningkatan.Kebanyakan zakat yang diterima Baznas adalh zakat profesi,dan zakat ini dibayarkan setiap bulan pada saat muzakimenerima gaji setiap bulannya. Jika dihitung jumlah zakatyang kami terima itu berkisar antara 500-600 juta perbulan,dan jika di rata-ratakan berkisar 530 juta per bulan.”

58

57 Yadi kusmayadi ST (Koordinator urusan pengumpulan) ,Wawancara26 juni 2016

58 Yadi kusmayadi,Wawancara

Page 62: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

51

Tabel 1Realisasi zakat Baznas NTB per Tahun

No Tahun Realisasi PenerimaanZakat

Persentase (%)Peningkatan

1 2012 2.254.000.0002 2013 3.476.606.887 54%3 2014 5.036.159.041 44%4 2015 6.520.604.162 29%

Sumber: laporan penghimpunan zakat Baznas NTB

b. Distribusi Zakat

Zakat yang telah dikumpulkan tersebut, kemudian akan

didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui

berbagai program yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat.

Pendistribusian zakat yang dilakukan di Bznas NTB ada dua macam.

Pertama, pendistribusian secara konsumtif maksudnya penyaluran

dana zakat yang langsung dibutuhkan oleh mustahiq untuk konsumsi

sehari-hari.

Kedua, pendistribusian secara produktif maksudnya pemberian

dana zakat berupa bantuan-bantuan produktif untuk meningkatkan

taraf hidup mereka. Dalam memberikan zakat produktif ini diberikan

dalam bentuk pemberian modal bergulir sebagai modal usaha untuk

membantu mengembangkan usaha para pedagang atau pengusaha

kecil.

Page 63: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

52

Tabel 2Distribusi zakat Konsumtif dan Produktif di Baznas NTB

pada tahun 2015

No Kategori Jumlah Zakat

1 Konsumtif Fakir Miskin 3,4 Miliyar Rupiah

2 Bantuan bersifatpemberdayaan

2,3 Miliyar Rupiah

Dari jumlah zakat yang dikumpulkan oleh Baznas NTB, akan

disalurakan kepada yang berhak sebesar 85% dari total keseluruhan

dana zakat yang diterima. Sasaran penyaluran zakat yang diberikan

oleh Baznas NTB, dibagi menjadi dua yaitu59:

1) Untuk bantuan yang bersifat konsumtif dengan sasaran

mustahik yang ada di wilayah NTB

2) Bantuan yang bersifat produktif yang terdiri dari:

a) Dana bergulir untuk pedagang kecil

b) Bnatuan Biaya berobat melalui Rumah sehat Baznas

c) Sosial kemanusiaan yang diperuntukkan untuk ibnu

Sabil dan Muallaf

d) Bantuan untuk sabillah.

Adapun untuk golongan yang menjadi sasaran

pendistribusian Baznas NTB dibagi menjadi dua prioritas. Prioritas

pertama yang terdiri atas fakir, miskin, amil, muallaf bentuk

59Tamzil (coordinator urusan pendistribusian),WawancaraMataram 26 Juni2016

Page 64: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

53

pemberiannya dalam bentuk uang atau bantuan pokok yang sangat

dibutuhkan yang diserahkan langsung ke mustahiq.

Sedangkan prioritas yang kedua terdiri atas fisabilillah

biasanya diberikan kepada anak sekolah atau pelajar yang kurang

mampu berupa beasiswa, akan tetapi beasiswa itu tidak langsung

diberikan seluruhnya kepada pelajar tersebut melainkan dipakai

untuk membayar langsung kesekolah yang bersangkutan. Sedangkan

ibnu sabil biasanya diberikan kepada orang yang tersesat dan sudah

kehabisan bekal untuk pulang, bantuan diberikan dalam bentuk tiket

untuk pulang kekampung halamannya dan uang bekal dalam

perjalanan. Seperti yang dijelaskan oleh pihak Baznas

Pendistribusian dana zakat ini sesuai dengan delapan ashnaf(golongan) yang yang terdiri atas: fakir, miskin, amil, muallaf,riqab, ghorimin, fisabilillah dan ibnu sabil. Akan tetapi denganmelihat kondisi saat ini, riqab atau memerdekakan budak sudahtidak ada lagi sehingga pendistribusian hanya menjadi tujuhgolongan. Penyaluran dan pendistribusian zakat kepada pihakyang berhak menerima zakat dilakukan secara berkala setiap tigabulan sekali, namun bisa juga berubah disesuaikan dengansituasi dan kondisi atau memanfaatkan moment momen pentingberkaitan dengan hari-hari besar keagamaan.60

Ini dilakukan agar dana zakat itu bisa tersalurkan dengan

tepat sasaran diberikan kepada orang berhak menerimannya, agar

kebutuhan dasarnya bisa tercukupi. Namun zakat tidak diberikan

secara terus menerus, karena bentuk pendistribusian tersebut akan

sangat tidak mendidik dan tidak akan berarti apa-apa jika hanya

diberikan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

60Tamzil (coordinator urusan pendistribusian) ,WawancaraMataram 26 Juni 2016

Page 65: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

54

Sebenarnya sistem seperti ini sudah sangat tepat agar supaya

uang diberikan tidak dipergunakan untuk keperluan yang lain. Dan

untuk pendistribusian tetap menjadikan prioritas yang pertama

menjadi prioritas yang utama. Apabila prioritas yang pertama sudah

tercukupi baru diberikan kepada kelompok prioritas yang kedua.

Sebagai lembaga amil zakat, Baznas bertugas untuk

mengumpulkan dan mendistribusikan zakat kepada masyarakat yang

membutuhkan. Meskipun wilayah tempat dikumpulkannya zakat

hanya mencukup wilayah kota Mataram saja, yaitu muzakki yang

berasal dari kalangan PNS, kontraktor, sebagian kecil pengusaha

yang bekerja di wilayah kota mataram. Namun dalam hal

pendistribusian zakat, Baznas tidak hanya membagikannya di

wilayah kota Mataram saja, bahkan cakupan wilayah

pendistribusiannya meliputi pendistribusian zakat sepulau Lombok

bahkan mencapai wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)

yang secara otomatis termasuk Sumbawa dan Bima Dompu.

Sekretaris Baznas mengatakan

Meskipun wilayah pengumpulan zakatnya hanya di kotaMataram saja, namun penyaluran zakatnya bisa mencakupwilayah provinsi NTB. Dari 1200 desa yang ada di provinsiNusa Tenggara Barat, kami telah menyalurkan zakat ke 800desa yang ada di wilayah NTB termasuk desa yang ada diSumbawa dan Bima. Sistem pembagian yang kita terapkanadalah penyaluran zakat bergilir diantara desa-desa yangmasih masuk kategori miskin.61

61H. awaluddin S.E ( sekretaris),WawancarMataram, 24 juni 2016

Page 66: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

55

Dalam hal menentukan siapa yang akan di berikan zakat,

baznas tidak melihat secara perorangan seberapa besar besar

penghasilan dia punya seperti yang di isyaratkan menurut hadist,

batas seseorang dikategorikan mampu adalah seseorang yang

memiliki harta sebesar satuauqiyahdan pada saat itu sama dengan

nilai empat puluh perak. Baznas hanya melihat desa mana yang

masih memiliki jumlah orang miskin terbanyak yang datanya di

dapatkan dari Badan Pemerintahan Daerah (BAPEDA). Seperti

yang dinyatakan oleh sekretaris Baznas;

Untuk kategori miskin, kita hanya melihat data yang kitaambil dari Bapeda. Dari data tersebut kita melihat desamana yng masyarakatnya masih banyak orang miskindidalamnya, dan desa yang masih memiliki pendudukmiskin terbanyak itulah desa yang akan diberikan zakat. Halini dilakukan untuk mengefesienkan waktu, karena nggakmungkin kita menanyakan langsung ke masing-masingorang, berapa jumlah pendapatan mereka62.

62 Tamzil (Coordinator Urusan Pendistribusian),WawancaraMataram, 26 Juni2016

Page 67: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

56

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Distibusi Zakat Abu Ubaid

Berkaitan dengan pengumpulan zakat, pemerintah hanya dapat

melaksanakan kekuatan politisnya, hanya terbatas pada bentuk kekayaan

mustahiq yang tampak saja dan tidak mempunyai wewenang pada kekayaan

yang tidak tampak. Selanjutnya Penarikan zakat yang dilakukan padasuatu

komunitas masyarakat tertentu, berarti penyalurannya dilakukan juga pada

komunitas masyarakat di mana zakat tersebut diambil. Seperti halnya Mu’az

yang mengambil zakat dari penduduk Yaman (yang mampu), kemudian

menyalurkannya kembali kepada penduduk Yaman (yang berhak).

Selanjutnya pembagian harta zakat tidak harus dilakukan secara

merata di antara delapan kelompok penerima zakat dan cendrung menentukan

suatu batas tertinggi terhadap bagian perorangan. Bagi Abu Ubaid, yang

paling penting adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar, seberapa pun

besarnya, serta menyelamatkan orang-orang dari bahaya kelaparan.

Dalam hal pembagian (distribusi) zakat perbedaan antara orang kaya

dan orang miskin adalah sebagaimana yang telah dijelaskan oleh sunnah

Rasulullah bahwa beliau telah menjadikan batasan standar auqiyah atau yang

senilai dengannya sebagai perbedaan antara kaya dan miskin. Jika seseorang

memiliki satu auqiyah diluar harta bendanya (sandang, pangan dan papan)

termasuk ke dalam golongan orang kaya dan tidak berhak mendapatkan zakat.

Page 68: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

57

Selain syarat diatas, syarat lainnya yang dikenakan kepada orang yang

tidak berhak menerima zakat adalah orang yang masih sehat dan masih kuat

untuk bekreja memenuhi kebutuhan hidupnya. Kami telah menjumpai syarat

lainnya dari Rasulullah mengenai tidak bolehnya menerima zakat yang bukan

berasal dari syarat kaya. Yang terdapat dalam hadis Rasulullah yang

berbunyi :

ي و س رة م ى ذ ل لا و ي غن ل ة صدق ال ل ح ت لا : الله لا و س ر ل قا

Rasulullah bersabda:”zakat tidak boleh diberikan kepada orang kaya

dan juga pengusaha yang masih gagah”63

B. Analisis Implementasi Distribusi Zakat Abu Ubaid Di Baznas NTB

Baznas adalah sebuah lembaga amil zakat yang dibentuk oleh

pemerintah yang memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat melalui

zakat. Lembaga ini memiliki tugas sebagai lembaga penghimpun dan

penyaluran zakat dari orang kaya ke orang miskin dan untuk golongan

lainnya yang membuthkan zakat.

Sebagai lembaga yang menghimpun zakat dari orang yang kaya

melalu beberapa produk layanan zakat seperti zakat fitrah, zakat emas, zakat

perniagaan dan zakat profesi. Namun, jenis zakat yang lebih dominan di

kelola oleh Baznas NTB adalah zakat profesi, sebab untuk zakat mal dan

zakat harta lainnya, itu menjadi tugas dari Bazda Kota yang bekerjasama

dengan UPZ (Unit Pengumpul Zakat) yang dibentuk di kecamatan-kecamatan

yang ada.

63Muhammad Nasiruddin,Sahih Sunan AtTurmidzi, ter. Ahmad Yuswaji (Jakarta:PustakaAzzam, 2003) h.528

Page 69: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

58

Baznas melakukan pengumpulan zakat di wilayah kota Mataram saja

yang muzakki dari zakat profesi terdiri dari para pegawai yang bekerja di

satuan kerja perangkat daerah kota Mataram dan para kontraktor yang bekerja

untuk proses pembangunan di kota Mataram. Untuk zakat profesi

zakatnyanya langsung dipotong dari pendapatan para pegawai tersebut tiap

bulannya. Dengan kadar 2,5 % dari nisab pendapatan minimal Rp. 2.000.000

perorang. Selain itu, zakat profesi yang dikenakan untuk para kontraktor

yang mengerjakan pembangunan umum di kota Mataram dikenakan zakat

sebesar 2.5% dari keuntungan yang mereka dapatkan pada setiap nilai kontrak

yang mereka dapatkan.

Zakat yang dikenakan untuk profesi ini dilakukan langsung dari

setiap bulannya dari penghasilan karyawan (PNS). Namun apabila

dikehendaki oleh muzakki besarnya potongan penghasilan di luar ketentuan

yang berlaku (2.5%) maka pegawai yang bersangkutan dapat mengajukan

informasi kesanggupan menjadi muzakki beserta besarnya pungutan yang

disampaikan secara tertulis melalui formulir yang telah disediakan.

Zakat profesi ini hanya berlaku untuk setiap pendapatan para pegawai

yang tampak dan diketahui saja, jika para pegawai ini memiliki pendapatan

diluar gajinya sebagai pegawai, maka Baznas tidak mengisyaratkan harus

dikeluarkan zakat juga, hal tersebut dieserahkan kepada masing-masing

muzakki berdasarkan kesadaran diri untuk berzakat.

Page 70: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

59

1. Distribusi wilayah zakat

Sebagai lembaga yang mengatur zakat yang sesuai tugas dan

fungsinya yaitu mengelolah zakat agar bisa optimal, transparan danbisa

tepat sasaran pendistribusiannya kepada orang yang berhak menerima

zakat tersebut. Pengoptimalisasian manajemen zakat yang dilakukan oleh

Badan Amil Zakat sebenarnya berpengaruh besar terhadap suatu daerah.

Berdasarkan letak wilayah dan jenis zakat yang utama dikelola

oleh Baznas NTB yakni zakat profesi, lembaga ini hanya mengumpulkan

zakat mencakup wilayah kota Mataram saja karena zakat yang dikelola

oleh Baznas adalah jenis zakat profesi. Meskipun wilayah

pengumpulannnya hanya mencakup wilayah kota Mataram saja, namun

untuk wilayah ditribusi zakatnya Baznas memiliki cakupan wilayah yang

luas. Dimana wilayah distribusinya mencakup seluruh wilayah Nusa

Tenggara Barat yang terdiri dari pulau Lombok dan Sumbawa. Hal ini

berarti dalam pendistribusian zakat, Baznas tidak menerapkan pendapat

Abu Ubaid yang menyatakan

penarikan dan penyaluran zakat dilakukan oleh wilayah di manamasyarakat berada. Jadi, Penarikan zakat yang dilakukan pada suatukomunitas masyarakat tertentu, berarti penyalurannya dilakukan jugapada komunitas masyarakat di mana zakat tersebut diambil. Denganpola distribusi yang menjadikan daerah penarikan sekaligus sebagaidaerah penyaluran dapat memberikan pengaruh yang sangat besardalam menjaga dan menumbuhkan ukhuwah dan solidaritas sosialdalam sebuah komunitas masyarakat.64

64Boedi, SejarahPeradaban .,h. 181

Page 71: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

60

Meskipun penyaluran zakat di wilayah Sumbawa dan Bima tidak

serutin seperti penyaluran zakat di wilayah pulau Lombok, namun hal ini

memberikan dampak kepada tingkat kemiskinan yang ada di pulau Lombok

khususnya di wilayah Mataram yang menjadi tempat pengumpulan zakat

Baznas NTB. Karena menurut Abu Ubaid prioritas penyaluran zakat

diprioritaskan pada daerah di mana zakat tersebut diambil. Sedangkan

penyaluran zakat ke daerah lain dapat dilakukan apabila suatu daerah

mengalami kelebihan (surplus) zakat, dan masyarakatnya sudah tidak

memerlukan zakat lagi.65

Dalam hal ini diperlukan perhatian serius pemerintah dalam

mengawasi daerah yang mengalami kelebihan (surplus) dan daerah yang

mengalami kekurangan zakat Di kota Mataram sendiri masih banyak

masyarakat yang masih membutuhkan bantuan melalui pembagian zakat

karena menurut data, jumlah masyarakat miskin di Mataram masih dikatakan

banyak yaitu sebesar 10,06%.

2. Orang kaya yang tidak berhak mendapatkan zakat

Dalam hal menentukan siapa yang akan di berikan zakat, baznas

tidak melihat secara perorangan seberapa besar penghasilan dia miliki untuk

bisa dikategorikan kaya atau miskin. Seperti yang di isyaratkan menurut

hadist, batas seseorang dikategorikan mampu adalah seseorangyang

memiliki harta sebesar satuauqiyah dan pada saat itu sama dengan nilai

empat puluh perak atau setara dengan lima puluh dirham. Baznas hanya

65 Abu Ubaid,Al-amwaal ,h.721

Page 72: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

61

melihat desa mana yang masih memiliki jumlah orang miskin terbanyak

yang datanya di dapatkan dari Badan Pemerintahan Daerah (BAPEDA).

Seperti yang dinyatakan oleh sekretaris Baznas;

Syarat Untuk dikategorikan sebagai orang miskin, hanya melihat

data yang kita ambil dari Bapeda. Dari data tersebut Baznas NTB melihat

secara keseluruhan desa mana yang masyarakatnya masih banyak orang

miskin didalamnya, dan desa yang masih memiliki penduduk miskin

terbanyak itulah desa yang akan diberikan zakat. Hal ini dilakukan untuk

mengefesienkan waktu, karena nggak mungkin kita menanyakan langsung

ke masing-masing orang, berapa jumlah pendapatan mereka Setelah itu kita

akan berkoordinasi langsung dengan setiap kepala dusun yang ada di desa

tersebut untuk mengumpulkan warganya yang masuk ke dalam kategori

miskin. Untuk segi ukuran untuk dikatakan sebagai miskin atau kaya warga

tersebut, itu semua diserahkan kepada tiap-tiap kepala dusun yang memiliki

tugas tersebut.

Untuk penyaluran zakat sendiri, Baznas melibatkan pihak dusun.

Pasalnya yang mengetahui siapa warganya yang benar-benar berhak

menerima zakat adalah pihak dusun dan desa. Hal ini dilakukan untuk

antisipasi salah sasaran dalam mendistribusikan zakat.

Hal ini dapat dilihat dari penyaluran zakat yang telah dilakukan di

beberapa desa yang telah diberikan zakat oleh Baznas NTB Pada Tahun

2015.

Page 73: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

62

Menurut mereka, Baznas NTB setiap tiga bulan sekali

menyalurkan zakat dengan nilai sebesar Rp 1 Miliar pertiga bulan

kepada desa yang berbeda. Berdasarkan data, Baznas NTB

menyalurkan ZIS di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok

Timur, Lombok Tengah dan Lombok Utara, masing-masing Kab/Kota

sebesar Rp 100.000.000 dengan rincian perorang Rp 100 ribu. Serta,

penyaluran kepada lembaga sebesar Rp 250.000.000 dan pembinaan

usaha sebesar Rp 200.000.000 dan biaya berobat sebesar 50.000.000.

3. Golongan yang masih produktif tidak berhak mendapatkan zakat

Dalam hal kepada siapa zakat diberikan, Baznas lebih

mengutamakan memberikan zakat kepada orang-orang yang benar-

benar membutuhkan seperti para lanjut usia (lansia) yang sudah tidak

bisa lagi memeneuhi kebutuhannya sendiri, atau bisa dikatakan sudah

tidak produktif lagi dalam bekerja.

Setiap desa yang didatangi untuk proses pendistribusian ini,

sebelum memberikannya, Baznas meminta kepala desa dari masing-

masing wilayah mendata warganya yang masuk dalam kategori fakir

miskin dan warganya yang tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka

(lansia). Setiap saat mendistribusikan zakat, Baznas NTB lebih

memilih memberikan zakat kepada masyarakat lansia yang sudah tidak

mampu lagi bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

Sesuai dengan Rasulullah bersabda:

ي و س رة م ى ذ ل لا و ي غن ل ة صدق ال ل ح ت لا : الله لا و س ر ل قا

Page 74: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

63

”zakat tidak boleh diberikan kepada orang kaya dan jugapengusaha yang masih gagah”

ر م ج ال ل ك أ ما ن فإ ر فق ر غ ن م ل سأ ن م الله ا ل و س ر ل قا

Dari Abu Hurairah, ia berkata Rasulullah bersabda,“Barangsiapayang meminta tanpa sebab alas an kefakiran, maka ia telah

memakan bara api neraka”66 [hadis no 1500-186]

4. Pembagain Zakat diantara delapan golongan Ashnaf

Setiap kali pembagian zakat dilakukan, golongan yang

diprioritaskan pertama kali untuk mendapatkan zakat adalah golongan

fakir dan miskin, karen kedua golongan inilah yang paling membutuhkan

zakat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk golongnaashnaf

lainnya seperti amil, muallaf, rikab, gharim, fisabillah dan musafir

mereka telah memiliki bagian masing masing, yang jumlah alokasi dana

zakat yang akan didistribusikan itu berbeda antara setiap golongan, dari

laporan perencanaan tahunan Baznas NTB, golongan yang memiliki

jumlah alokasi zakat paling banyak adalah golongan fakir miskin, yaitu

sebesar 1,5 miliar rupiah.

Namun meski telah ada perencanaan jumlah zakat yang akan

dialokasikan bagi setiapashnaf, namun dalam realisasinya sedikit sekali

yang bisa di dstribusikan.

Untuk penyaluran zakat berdasarkan delapan Golongan, Baznas

NTB mengutamakan golongan yang benar-benar membutuhkan, hal ini

dapat dilihat dari table berikut

66 Muhammad,Sahih Sunan .,h. 158

Page 75: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

64

Tabel. 5Rekapitulasi Penyaluran Zakat Berdasarkan Ashnaf Periode s/d September 2016

No Jenis Ashnaf Jumlah Mustahik Jumlah (Rp)1 Amil Zakat 614.253.2662 Fakir Miskin 10.507 1.441.375.003 Riqab - -4 Gharim - -5 Mualaf 13 7.500.0006 Fisabilillah 370 1.021.250.0007 Ibnu Sabil 3 3.150.000

Sumber: Laporan Penyaluran Zakat (012/SIP-Lap)

Golongan fakir dan miskin digabungkan menjadi satu yaitu

golongan fakir miskin. Hal ini untuk memudahkan proses distribusi dan

juga saat ini sulit untuk memilah-milih siapa yang masuk kategori fakir

dan mana yang masuk kategori miskin, dimana 75% diperuntukkan untuk

kaum fakir miskin, yang berlu dibantu dalam rangka untuk

memberdayakan umat. 10% diperuntukkan untuk lembaga Amil zakat

yang digunakan untuk biaya operasional Baznas misalnya transport, biaya

rapat, konsultasi manajemen dan lain sebagainya.

Alokasi dana-dana zakat yang di dapatkan tersebut disalurkan

dalam berbagai bentuk program baik yang bersifat konsumtif maupun

produktif. Dana tersebut disalurkan untuk masyarakat melaui berbagai

program ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, yang semua kategorinya

diutamakan untuk masyarakat yang dalam golongan fakir miskin.

Page 76: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

65

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya,

dapat ditarik kesimpulan antara lain:

1. Sistem dan pengelolaan zakat pada masa Rasulullah saw yang dipaparkan

oleh Abu Ubaid dalamKitab Al-Amwal mencakup 3 (tiga) hal, yaitu

penarikan zakat dilakukan oleh pemerintah atau pihak yang mewakilinya

dan pembagian wilayah dalam penarikan zakat dan penyalurannya, serta

penyaluran silang (crossdistribution) antara daerah yang kelebihan zakat

dan daerah kekurangan zakat. Terkait dengan pertimbangan kebutahan,

bahwasannya Abu Ubaid sangat tidak setuju dengan mereka yang

berpendapat bahwa pembagian yang sama antara delapan kelompok dari

penerima zakat dan cenderung untuk meletakkan suatu batas tertinggi

terhadap penerimaan perorangan. Bagi Abu Ubaid yang paling penting

adalah memenuhi kebutuhan dasar seberapapun besarnya serta

bagaimana menyelamatkan orang-orang dari kelaparan dan kekurangan

Abu Ubaid menganggap bahwa seseorang yang memiliki satuAuqiyah

200 dirham (jumlah minimum wajib zakat) sebagai orang kaya sehingga

ada kewajiban zakat terhadap orang tersebut.

2. Mengenai distribusi zakat di Baznas NTb dapat diketahui bahwa Baznas

tidak menerapkan pendapat Abu Ubaid tentang wilayah penyaluran

zakat, karena mereka tidak hanya membagikannya di wilayah kota

Page 77: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

66

Mataram saja, bahkan cakupan wilayah pendistribusiannya meliputi

wilaya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) termasuk Sumbawa dan

Bima Dompu, hal ini bertolak belakang dengan pendapat Abu Ubaid

yang mengatakan Penarikan zakat yang dilakukan pada suatu komunitas

masyarakat di mana zakat tersebut diambil.

Namun dalam pembagian zakat untuk delapan ashnaf sama dengan

praktik yang dikemukakan Abu Ubaid. Baznas tidak membagikan zakat

secra merata diantara delapan golongan. Baznas menjadikan golongan

fakir dan miskin sebagai perioritas golongan yang akan mendapatkan

zakat, karen kedua golongan inilah yang paling membutuhkan zakat

untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan golongan selanjutnya yng di

utamakan adalah amil zakat dan fisabilillah.

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan diatas, maka penulisa

memberikan saran dalam upaya peningkatan penghimpunan dan

penyaluran zakat di Baznas NTB yaitu:

1. Lebih meningkatkan lagi sosialisasi dengan masyarakat dan para

pegawai negeri sipil dalam penghimpunan dana dan menjelaskan

betapa pentingnya berzakat. agar yang menjadi muzakki di Baznas

tidak hanya para pegawai di lingkup SKPD kota Mataram saja,

namun dapat menjalin kerjasama dengan masyarakat di wilayah

lainnya.

Page 78: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

67

2. Kepada pihak Baznas NTB agar memfokuskan penuntasan

kemiskinan di Kota Mataram saja, sebagai wilayah tempat

dikumpulkannya zakat bagi Baznas NTB, supaya distribusi zakat

lebih efektif dan dapat menyentuh lapisan masyarakat miskin yang

benar benar membutuhkan zakat.

3. Dalam proses penyaluran zakat, akan lebih baik jika Baznas NTB

langsung yang mendata masyarakat mana yang benar-benar

membutuhkan bantuan, dan bukan berdasarkan data yang diterima

dari pihak desa maupun lembaga lainnya.

4. Meningkatkan kualitas penyaluran atau pendistribusian zakat agar

lebih bermanfaat dan bisa dirasakan oleh mustahiq, misalnya

peningkatan jumlah alokasi dana zakat untuk usaha produktif .

.

Page 79: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya,Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islamdan Urusan Haji. Departemen Agama RI. 1996

Abu Ubaid al-Qasim.Al-Amwal : Ensiklopedia Keuangan Publik,ter. SetiawanBudi Utomo Jakarta: Gema Insani. 2009

Adiwarman Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.Jakarta: RajawaliPers.2004.

Boedi Abdullah.Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung: Pustaka Setia2011.

Cengiz Kallek. Economic View Of Abu UbaidUIIM Journal of Econimi andManagement Vol 6 No 1. Kuala Lumpur: Reseach Center InternationalIslamic University Malaysia. 1998

Euis Amalia. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik HinggaKontenporer. Jakarta:Gramata Publishing, 2010.

ISEG Indonesia:Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI),“ Abu Ubaid danKaidah Ekonomi dalam Kitab Al-Amwalnya”. www.ISEG-Indonesia.wordpress.com

Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia .Undang Undang No 23 Tahun 2011tentang pengelolaan Zakat.Jakarta: 2011

Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT RemajaRosdakarya. 2011.

Moh. Nazir. Metodologi Penelitian.Bogor: Ghalia Indonesia. 2003

Mufaini M arif. Akuntansi dan Manajemen Zakat .Jakarta: Prenada Media Grup.2006.

Muhammad Daud Ali,Sistem Ekonomi Zakat dan Wakaf. Jakarta:UI-Press. 1998.

Muhammad Nasiruddin,Sahih Sunan At Turmidzi. ter. Ahmad YuswajiJakarta:Pustaka Azzam,. 2003

Sahih Sunan Abu Daud. ter Abd Muhfid Ihsan . Jakarta Pustaka Azzam.2007

Page 80: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

Sahih Sunan Ibnu Majahter. Taufikurrahman . Jakarta: Pustaka Azzam.2006

Muhammad Sharif Caudry,Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana Prenadagroup 2014.

Muhammad Riduan Mas’ud,Zakat & Kemiskinan. Yogyakarta:UII Press. 2005.

Sugiyono.Memahami Penelitian Kualitatif .Bandung: CV Alfabeta. 2007.

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta. 2012

Ugi Suharto, Zakat Sebagai Lembaga Keuangan Publik KhususJurnal Zakat &Empowering Vol II. 2009.

Yulaeni. Studi analisis terhadap sistem pemungutan dan penyaluran zakatprofesi di BAZDA Provinsi NTB, IAIN Mataram 2014.

Yusuf Qardawi,Fikhuz-Zakat(Hukum Zakat) ter.Drs.Didin Hafidhuddin dkk. Jakarta:

Pustaka Litera Antar Nusa.2010

Page 81: IMPLEMENTASI PEMIKIRAN ABU UBAID TENTANG …etheses.uinmataram.ac.id/89/1/Desi Karmila 152125118.pdfDiajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan

DAFTARA PERTANYAAN WAWANCARA

A. Ketus/Sekretaris Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) NTB

1. Bagaimana gambaran umum mengenai proses pengumpulan dan distribusi

zakat di Baznas NTB?

2. Program apa saja yang dilakasanakan dalam upaya menyalurkan/

mendistribusikan zakat?

3. Wilayah mana saja yang menjadi daerah pengumpulan dan penyaluran zakat

Bazmas NTB?

4. Mengapa wilayah penyaluran zakat Baznas NTB bisa samapi ke pulau

Sumbawa, bukankah wilayah pengumpulannya hanay di sekitar Kota Mataram

saja?

B. Ketua/ staff bagian pendistribusian zakat

1. Dalam proses penyaluran/ pendistribusian zakat di Baznas NTB, apakah

kedelapanAshnaf menerima zakat yang di salurkan?

2. Kenapa golongan fakir dan miskin digabungkan menjadi satu kategori?

3. Apa yang menjadi alasan kenapa hanya dua golongan yang diperioritaskan

menerima zakat?

4. Dalam melakukan penyaluran zakat, apakah ada syarat-syarat tertentu dalam

menentukan wilayah yang akan diberikan zakat ?

5. Kemudian untuk kategori fakir miskin yang akan diberikan zakat, apakah ada

ketentuan mengenai berapa penghasilan mereka agar dapat menerima zakat?

6. Untuk program dana bergulir, apakah pihak yang telah menerima bantuan

tersebut telah mengalami perubahan dari mustahik menjadi muzakki zakat?

C. Ketua/ staff bagian pengumpulan zakat

1. Bagaimana proses mengumpulkan zakat di bazanas NTB, terutama zakat

profesi?

2. Apakah setiap tahunnya, zakat yang dikumpulkan mengalami peningkatan?

3. Bagaiman perhitungan nisab zakat profesi yang ada di Baznas NTB?