IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ASWAJA UNTUK...
Transcript of IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ASWAJA UNTUK...
i
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ASWAJA
UNTUK PENINGKATAN IMAN DAN TAQWADI SMK
AL FALAHSALATIGA
SKRIPSI
Disusun guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
SITI CHORIYAH
NIM: 111-11-187
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
احسنهم خلقا ايمانا اكمل المؤمنين
“Orang Mukmin Yang Paling Sempurna
Imannya Adalah Yang Paling Baik Akhlaknya”
(HR. Tirmidzi)
vii
PERSEMBAHAN
Bismillahirahmanirrahim. Puji syukur alhamdulillah atas karunia Allah SWT.
Karya ini kupersembahkan kepada:
1. Kedua orangtua saya tercinta (Bp. Ngaiman dan Ibu Khotimah) yang selalu
mendukung dalam belajar baik lahir dan batin, mengorbankan segala-galanya,
selalu memberikan yang terbaik, mendoakan dan memberikan motivasi,
mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada penulis.
2. Kakak-kakak saya, Nur Wahid, Nur Kholis, Marsih yang senantiasa menjadi
panutan berjuang dalam membahagiakan Bapak dan Ibu, menjadi sumber
semangat dalam segala hal.
3. Dosen pembimbing Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya di tengah-tengah kesibukan beliau
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga serta guru-guru saya semua yang telah
memberikan limpahan ilmu kepada penulis.
5. Sahabat saya Munjiatun, Nur Hidayati, Martini, Eka Lestari, Astina Fitriyang
selalu setia mendampingi dalam suka maupun duka hingga penulisan ini
selesai.
6. Rekan dan rekanita IPNU-IPPNU dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan
satu persatu yang selalu setia membantu dan memberikan semangat kepada
penulis.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini
adalah “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN ASWAJA UNTUK
PENINGKATAN IMAN DAN TAQWA DI SMK AL FALAH SALATIGA”
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteril. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku DekanFakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku KetuaJurusan PAI IAIN Salatiga.
4. Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd.selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan
tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak
awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini
ix
5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Progdi PAI IAIN
Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan
kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi
tercapainya cita-cita.
7. Seluruh keluarga dan keluarga di luar keluarga yang selalu memberi
dukungan, motivasi serta iringan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
8. Kepala SMK Al Falah Salatiga beserta semua Guru, karyawan, dan seluruh
siswa-siswinya yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam
penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Teriring doa semoga amal dan budi baik semua yang telah diberikan
kepada penulis menjadi catatan amal baik di sisi Allah SWT. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 07 September 2017
Penulis,
Siti Choriyah
NIM: 11111187
x
ABSTRAK
Choriyah, Siti. 2017. Implementasi Pembelajaran Aswaja untuk Peingkatan Iman
dan Taqwa di SMK Al Falah Salatiga Tahun 2017. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I,
M.Pd.
Kata Kunci: Implementasi, Pembelajaran Aswaja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pelaksanaan pembelajaran
aswaja di SMK Al Falah Salatiga, (2) peranan pembelajaran aswaja untuk
peningkatan iman dan taqwa terhadap siswa SMK Al Falah Salatiga, dan (3)
faktor penghambat dan faktor pendukung yang dilakukan dalam pembelajaran
aswaja untuk peningkatan iman dan taqwa siswa SMK Al Falah Salatiga.
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Adapun
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, teknik
pengumpulan data menggunakanmetodeobservasi, interview/wawancara,
dandokumentasi. Subyek yang diteliti adalah kepala sekolah, guru PAI, dan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan pembelajaran
aswaja di SMK Al Falah Salatiga di lakukan dengan cara sholat dhuhur
berjamaah, sholat dhuha berjamaah, dan mujahadah; (2) implementasi
pembelajaran aswaja untuk peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah
Salatigadengan keteladan yang diawali oleh para guru; (3) fakor pendukung
implementasi pembelajaran aswja untuk peningkatan iman dan taqwa di SMK Al
Falah Salatiga terbagi menjadi dua, yaitu faktor intern (keadaan siswa itu sendiri)
dan faktor ekstern (visi dan misi sekolah, kekuatan dari guru dan dukungan
seluruh stakeholders, kegiatan yang sudah terprogram dan budaya sekolah, prinsip
kebersamaan antar warga sekolah, jumlah siswa yang tidak terlalu banyak
sehingga mudah untuk mengontrol, sarana dan prasarana serta fasilitas yang baik,
dan lingkungan yang kondusif); (4) faktor penghambatnya juga dapat digolongkan
menjadi dua, faktor intern (kondisi siswa itu sendiri dan perbedaan karakter pada
masing-masing siswa) dan faktor ekstern (perbedaan kebudayaan antara sekolah
dengan rumah, kurangnya waktu pengawasan ketika siswa di luar sekolah,
lingkungan bergaul, dan media sosial).
xi
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................... i
LOGO IAIN ............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN KESEDIAAN PUBLIKASI .......................................................... iv
MOTTO ................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 3
C. Tujuan Penelitian.............................................................. 3
D. Manfaat Penelitian............................................................ 4
E. Penegasan Istilah .............................................................. 5
F. Metode Penelitian ............................................................. 6
G. Sistematika Penulisan ....................................................... 12
xii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Aswaja ...................................................... 14
B. Iman dan Taqwa .............................................................. 24
C. Implementasi Pembelajaran Aswaja untuk Peningkatan
Iman dan Taqwa .............................................................. 27
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum SMK Al Falah Salatiga ......................... 32
1. Sejarah Berdirinya ..................................................... 32
2. Loksi Sekolah ............................................................ 32
3. Visi dan Misi Sekolah ................................................ 33
4. Tujuan Sekolah .......................................................... 33
5. Program Keahlian ....................................................... 34
6. Struktur Organisasi ..................................................... 34
7. Data Guru dan Karyawan .......................................... 35
8. Data Kesiswaan .......................................................... 36
9. Data Sarana dan Prasarana.......................................... 37
B. Temuan Penelitian ............................................................ 37
1. Pelaksanaan Pembelajaran Aswaja ............................ 37
2. Peranan Pembelajaran Aswaja ................................... 38
3. Faktor Pendukung dan Penghambat ...........................
Implementasi Pembelajaran Aswaja .......................... 40
BAB IV ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Pembelajaran Aswaja .................................. 45
xiii
B. Peranan Pembelajaran Aswaja ......................................... 47
C. Faktor Pendukung dan Penghambat .................................
Implementasi Pembelajaran Aswaja ................................ 49
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................ 53
B. SARAN ............................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Organisani ................................................................... 34
Tabel 3.2 Data Guru .................................................................................. 35
Tabel 3.3 Data Karyawan .......................................................................... 36
Tabel 3.4 Data Siswa................................................................................. 36
Tabel 3.5 Sarana dan Prasarana ................................................................ 37
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Pedoman Penelitian
Lampiran 2 : Data Informan
Lampiran 3 : Data Guru dan Karyawan
Lampiran 4 : Gambar Dokumentasi Hasil Penelitian
Lampiran 5 : Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 6 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 7 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 9 : Daftar Nilai SKK
Lampiran 10 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Aswaja merupakan segala sesuatu yang ditujukan kepada perilaku
atau jalan yang ditempuh oleh Nabi SAW (Badrun,2000:25). Salah satu
aliran yang menjadikan Aswaja sebagi visi didalam organisasinya adalah
NU (Nahdlatul Ulama). NU adalah organisasi terbesar di Indonesia yang
memiliki peran dalam bidang pendidikan Islam di Indonesia. Dalam
Khittah(Organisasi Sosial Keagamaan) 1926 sebagai dasar perjuangan
Nahdliyin menghantarkan NU pada spirit perjuangan dalam berbagai
aspek demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang menjadi cita-
cita seluruh masyarakat Indonesia.
Banyaknya lembaga pendidikan di bawah naungan NU berbanding
lurus dengan jumlah umat NU yang mayoritas di negeri ini. Hal itu yang
kemudian menuntut untuk dicantumkannya materi Aswaja sebagai salah
satu mata pelajaran pada kurikulum sekolah yang berbasis NU. Materi
Aswaja berhasil menjalar pada setiap satuan pendidikan berbasis NU
sebagai proses internalisasi nilai-nilai Ahlussunnah Waljama‟ah An-
Nahdliyah dalam kerakter setiap pribadi generasinya. Sampai sekarang
materi tersebut terhimpun dalam satu mata pelajaran Pendidikan
Aswaja(Ke-NU-an).
2
Pendidikan Aswajadan Ke-NU-an diberikan dengan mengikuti
tuntunan bahwa visi Aswaja adalah untuk mewujudkan manusia yang
berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil
(tawassuth dani‟tidal), berdisiplin, berkesimbangan (tawazun),
bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial
serta mengembangkan budaya Ahlussunnah Wal jama’ah (amar ma‟ruf
nahi munkar).
Terdapat lembaga pendidikan tertentu yang
memasukkan Aswaja dalam muatan kurikulumnya. Terkait hal tersebut,
SMK Al Falah Salatiga adalah salah satu lembaga pendidikan yang
mencantumkan Aswaja sebagai pelajaran wajib muatan lokal. Gagasan ini
muncul sebagai reaksi atas keberadaan kaum terpelajar di daerah ini yang
belum mampu menyeimbangkan antara keilmuan yang dimiliki dengan
kenyataan sosial dimana mereka berada. Mereka yang unggul dalam
bidang agama cenderung fanatik dan mengharamkan budaya-budaya di
masyarakat, disisi lain mereka yang unggul dalam bidang sosial jauh dari
nilai-nilai agama. Masing-masing dari mereka cenderung fanatik pada
budaya dan keyakinan sendiri tanpa mempertimbangkan unsur-unsur
budaya lain yang ada disekitarnya.
Penelitian ini, diharapkan dapat memberi gambaran praktis tentang
tingkat apresiasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Aswaja. Sehingga
dapat dipahami bagi semua pihak utamanya bagi para siswa untuk terus
meningkatkan perhatiannya terhadap pembelajaran Aswaja, serta bagi
3
pengelola madrasah untuk terus melakukan upaya optimalisasi dalam
meningkatkan pembelajaran Aswajadi SMK Al Falah Salatiga.
Berdasarkam penjajakan awal di lapangan tersebut, maka judul
penelitian ini adalah “Implementasi Pembelajaran Aswaja untuk
Peningkatan Iman dan Taqwa siswa di SMK Al Falah Salatiga”.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Aswaja di SMK Al Falah
Salatiga?
2. Bagaimana peranan pembelajaran Aswaja untuk peningkatan iman
dan takwa siswa SMK Al Falah Salatiga?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
pembelajaran aswajauntuk peningkatan iman dan taqwa siswa SMK
Al Falah Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian di dalam karya ilmiah merupakan target yang
hendak dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala
yang diusahakan pasti mempunyai tujuan tertentu yang sesuai dengan
permasalahannya.
Sesuai dengan persepsi tersebut dan berpijakpada rumusan masalah
yang telah disebutkan, maka penelitian ini mempunyai tujuan :
4
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Aswaja di SMK Al Falah
Salatiga.
2. Untuk mengetahui peranan pembelajaran Aswaja untuk peningkatan
iman dan takwa terhadap siswa SMK Al Falah Salatiga.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung yang
dilakukan dalampelaksanaa pembelajaran aswaja untukpeningkatan
iman dan taqwa siswa SMK Al Falah Salatiga.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis
maupun secara peraktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah:
1. Secara Teoritis
a. Dapat memberikan kontribusi keilmuan secara konseptual dan
pengembangan cakrawala pemikiran Ke-NU-an.
b. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangsih terhadap
perkembangan Pendidikan Aswaja kedepan.
2. Secara Praktis
a. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan informasi ilmiah
tentang apresiasi siswa terhadap PendidikanAswaja di SMK Al
Falah Salatiga serta dapat dijadikan sebagai acuan peningkatan
pembelajaran Aswaja kedepan.
b. Bagi peneliti
5
Sebagai bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah, sekaligus
sebagai tambahan informasi mengenai apresiasi siswa terhadap
pelajaran Aswaja khususnya di SMK Al Falah Salatiga.
E. PenegasanIstilah
Sebagai pedoman untuk pembahasan selanjutnya, dan agar tidak
terjadi kesalah pahaman terhadap pengertian judul penelitian ini, maka ada
beberapa kata atau istilah yang perlu didefinisikan.
1. Implementasi
Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi
sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan
fokus perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian
dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-
pedoman kebijaksanaan Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk
mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak
nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian (Wahab, 2008: 65).
2. Pembelajaran Aswaja
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pegalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut koknitif, afektif,
dan psikomotor (Djamara, 2011:13).
Aswaja merupakan segala sesuatu yang ditujukan kepada perilaku
atau jalan yang ditempuh oleh Nabi SAW (Badrun,2000:25).
6
Jadi, dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Aswaja adalah perubahan tingkah laku pada seseorang
yang di peroleh dari pengalaman dan tingkah laku secara koknitif,
afektif, dan psikomotor.
3. Iman
Pengertianimansecaraetimologis yang berasaldariamanayu’minu
yang artinyapercaya. Dalamkitab Al Munjid disebutkan bahwa iman
itu artinya adalah membenarkan secaramutlak. Secaratermonologi
adalah mempercayai dan menyakinidalam hati, mengikrarkan dengan
lisan dan merealisasikan dalam perbuatan (Fathurrohman, 1979:24).
4. Taqwa
Taqwa yaitu sikap mental orang-orang mukmin dari kepatuhannya
dalam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT serta menjauhi
segala larangan-larangannya atas dasar kecintaan semata
(Novan,2012:27).
F. Metode Penelitian
1.Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif kualitatif.Peneliti memilih menggunakan pendekatan
kualitatif karena dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan tujuan
untuk mencari dan menemukan pengertian dan pemahaman tentang
fenomena dalam suatu layar berkonteks khusus (Moleong, 2009:5).
Pendekatan yang digunakan dalam Penelitian ini adalah pendekatan
7
atau metode deskriptif. Metode diskriptif merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu
gejala yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan(Arikunto, 2004: 234).
2. Kehadiran Peneliti
Untuk dapat memahami makna dan mengetahui penerapan dan
tingkat keimanan dan taqwa dibutuhkan keterlibatan langsung peneliti
di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai
instrument sekaligus pengumpul data. Peneliti datang dan secara
langsung berinteraksi di tengah-tengah objek penelitian dan
melakukan pengamatan, wawancara mendalam dan aktivitas-aktivitas
lainnya demi memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Peneliti turun langsung ke kancah penelitian, tanpa mewakilkan pada
orang lain, agar kegiatan yang berkaitan dalam menggali,
mengidentifikasi data informasi dan fenomena yang muncul di
lapangan dapat diperoleh secara akurat.
3. Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam melakukan
penelitian,maka peneliti hadir secara langsung di lokasi sampai
memperoleh data yang dibutuhkan.Lokasi yang dipilih dalam
penelitian ini adalah SMK Al Falah Salatiga.
8
4. Sumber Data
Sebelum penelitian dilaksanakan, maka perlu ditentukan sumber
data yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga peneliti
memperoleh sumber data yang dipandang paling mengetahui dan
berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Sumber data primer diperoleh dari personal yang terkait dengan
topik penelitian yaitu :Kepala sekolah, guru Aswaja dan siswa
SMK Al Falah Salatiga.
b. Sumber data sekunder dapat diperoleh dari semua sumber yang
sudah ada. Sumber data lain yang dijadikan referensi penulis dalam
penelitian ini seperti dokumen-dokumen, buku, Handphone, laptop,
komputer dan yang berhubungan dengan permasalahan yang
menjadi pokok bahasan penelitian ini.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan, maka prosedur
pengumpulan data yang akan digunakan meliputi:
a. Metode wawancara
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang (Sugiyono, 2010: 329). Dokumen dalam
metode ini berupa keadaan geografis sekolah, foto kegiatan belajar
9
di sekolah, danstruktur organisasi di SMK Al Falah Salatiga.
Metode ini diperlukan sebagai metode bantu dalam mengumpulkan
data tentang implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan
iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga.
b. Metode observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Dalam
teknik ini peneliti melakukan pengamatan-pengamatan terhadap
gejala-gejala subjek yang diteliti(Sugiono, 2011: 228).
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlaku.Dokumen bisa berbentuk gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar. Dokumen yan berbentuk
karya misalnya karya seni yag dapat berupa gambar, patung, dan film.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiono,
2011:240). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data penerapan
pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa siswa.
10
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama
di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2011: 245).
Penelitian ini akan di analisis secara kualitatif untuk mengolah data
dari lapangan :
a. Pengumpulan data
Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang
diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik, seperti wawancara
mendalam, observasi dan dokumentasi yang diperoleh dari
penelitian.
b. Reduksi data
Dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan
usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-
pernyataan yang perlu dijaga dalam penelitian ini. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-
hal yang penting.
c. Penyajian data
Dengan menggambarkan fenomena-fenomena atau keadaan sesuai
dengan data yang telah di reduksi terlebih dahulu.
d. Kesimpulan
Menarik kesimpulan dari permasalahan penelitian melaporkan hasil
penelitian dengan mengfokuskan hal-hal yang penting.
11
7. Pengecekan Keabsahan Data
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
trianggulasi sumber data. Pendapat tersebut mengandung makna
bahwa dengan menggunakan metode trianggulasi dengan
mempertinggi validitas memberi kedalaman hasil penelitian sebagai
pelengkap apabila data yang diperoleh dari sumber data pertama
masih ada kekurangan agar data yang diperoleh ini semakin dapat
dipercaya, maka data yang dibutuhkan tidak hanya dari satu sumber
data saja tetapi berasal dari sumber-sumber lain yang terkait dengan
sumber penelitian. Di sisi lain trianggulasi data adalah cara untuk
memperoleh data dengan jalan membandingkan data hasil wawancara
dan hasil pengamatan maupun dokumentasi yang diperoleh dari
penelitian.
8. Tahap-tahap Penelitian
Tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
a. Tahap pertama, pelaksanaan penelitian dimulai dari mengamati dan
ikut sebagai partisipan dalam lapangan. Penulis harus mengadakan
pendekatan secara terbuka kepada responden dengan tujuan untuk
memperoleh informasi atau data awal.
b. Tahap kedua, mencatat hasil yang diperoleh. Untuk mempermudah
memperoleh data dengan wawancara dan pengamatan. Setelah
12
data-data sudah terkumpul kemudian dianalisis dan diikuti dengan
laporan hasil analisis data yang dilakukan.
c. Tahap ketiga, selanjutnya pengecekan dan pemeriksaan keabsahan
data apabila terdapat ketidak sesuaian maka perlu diadakan
perbaikan.
d. Tahap keempat, ialah merancang penulisan. Dalam tahap ini
dijelaskan rancangan penulisan walaupun tidak dilakukan secara
rinci yang akan digunakan sebagai pegangan penulisan selanjutnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka tahap- tahap penulisan yang
dilaksanakan adalah mulai dari penyerahan surat perizinan penulis
kepada SMK Al Falah Salatiga. Setelah melawati proses barulah
penulis bisa melaksanakan observasi, melakukan wawancara
dengan responden dan mengumpulkan hasil dokumentasi
sebagaimana yang telah direncanakan.
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan merupakan gambaran keseluruhan skripsi yang
meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika
penulisan.
Bab II Kajian pustaka pada bab ini akan dijelaskan hal-hal yang
melingkupi teori dalam skripsi yaitu: kajian teori tentang Aswaja, kajian
teori pengembangan iman dan taqwa, latar belakang munculnya
pembelajaran aswaja, sistematika pembelajaran aswaja.
13
Bab III paparan data dan temuan penelitian dalam paparan data dan
temuan data akan dijelaskan tentang gambaran umum SMK Al
Falah,struktur organisasi sekolah, visi dan misi sekolah, data guru dan
siswa sekolah, dan peningkatan iman dan taqwa siswa SMK Al Falah
Salatiga.
Bab IV memuat tentang gagasan peneliti, keterkaiatan pola-pola,
kategori-kategori, dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori di SMK Al
Falah Salatiga terhadap teori-teori, serta penafsiran dan penjelasan dan
penjelasan dari dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan.
Bab V penutup berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan dan saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pemikiran
bagi yang nerkepentingan.
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Aswaja
1. Pengertian Pembelajaran Aswaja
Pengertianas-Sunnah menurutistilah terdapat beberapa pendapat.
Menurut Ulama Ahlul-Hadits, al-Sunnah didefinisikan sebagai segala
yang dinukilkan dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan.
Aswaja (ahlusSunnahwalJama‟ah) terbentuk dari tiga kata dasar yakni
Ahl, al-Sunnahdan al-Jama‟ah. Dalam kamus al-Munawwir,
Ahlberartifamili, keluarga, ataukerabat (Ahmad Warson, maupun
taqrir dan perjalanan hidup Nabi, baik yang demikian itu sebelum
Nabi SAW diangkat sebagai Nabi maupun sesudahnya( as-Siddiqie,
1964).
Adapun menurut Ahlul-Ushul, al-Sunnah didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang dinukilkan dari Nabi SAW secara khusus dan
tidak terdapat nash-nya dalam al-Qur’an, tetapi dinyatakan oleh Nabi
SAW dan merupakan penjelasan isi al-Qur’an pertama kali (Al-Misri,
1990). Sedangkan menurut Ahlul-Fiqh, al-Sunnah diartikan sebagai
ketetapan dari Nabi SAW yang bukan fardu dan tidak wajib (Al-Misri,
1990).
Dalam perkembangan selanjutnya banyak para Ulama, Ahlul-
Hadits periode terakhir yang kemudian mengidentifikasikan kata al-
Sunnah dengan keselamatan dari syubhat; seputar akidah, khususnya
15
dalam masalah keimanan pada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, para Rosul-Nya, serta hari kiamat. Begitu juga tentang keimanan
dalam masalah takdir dan keutamaan parasahabat (al-Misri, 1990).
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik pengertian umum
yaitu bahwa yang dimaksud al-Sunnah adalah segala sesuatu yang
dirujukan kepada perilaku atau jalan ditempuh olehNabi SAW. Akan
tetapi, dalam konteks ini pengertian al-Sunnah yang diterima dan
dipahami oleh masyarakat bukan hanya terbatas pada perilaku yang
dirujukan pada Nabi SAW, melain kan juga kepada sahabat Nabi SAW
(Siradj, 1998).
Adapun pegertian al jama‟ah, di lihat dari segi bahasa berarti
kelompok. Ia berasal dari kata jama‟a yang artinya perhimpunan (
WarsonMunwwir,1984). Sedangkan pengertian al jama‟ah dari segi
istilah sangat berbeda bahkan kadang-kadang antara pengertian yang
satu dengan pengertian lainnya saling bertolak belakang.hal itu
disebabkan ketika para ulama mendefinisikan kata al jama‟ah mereka
senantiasa dipengaruhi oleh setting sosial umat Islam yang ada saat itu.
Definisi al jama‟ah yang diberikan oleh Imam al Bukhari adalah,
ahlul „ilmi (kaum ulama/kaum intelektual). Sedangkan Imam As-
Sarkhasi, pengikut mazhab Hanafi, mendefinisikan al jama‟ah sebagai
jama’ah kaum muslimin yang termasuk dalam kategori orang-orang
yang mempertahankan kebenaran dimana saja mereka berada
(Ismail,1995).
16
Menurut Imam al Thabari, al jama‟ah adalah “golongan
mayoritas” (Ismail,1995). Definisi ini agaknya merupakan
pengulangan ungkapan dari hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dari Anas bin Malik, yang menyatakan bahwa pada
suatu ketika para sahabat bertanya kepada Nabi SAW tentang
golongan yang akan selamat. Nabi SAW menjawab, yaitu “jama‟ah-
jama‟ah” (golongan mayoritas). Namun dalam hal ini Nabi SAW tidak
memberikan keterangan lebih lanjut mengenai golongan ini. Dari
riwayat at Thabari dapat disimpulakan bahwa al jama’ah adalah
golongan yang terkumpul dalam suatu pemerintahan yang dipimpin
oleh seorang amir. Menurut at Thabari, maksud hadist diatas adalah
komitmen jama’ah dalam mentaati perintah pemimpin, yang
melepaskan bai’at berarti keluar dari jama’ah (Ismail,1995).
Ibnu Al Mubarraq enfsirka al jama’ah adalah sebagai orang
memiliki sifat-sifat keteladanan yang sempurna berdasarkan al Qur’an
dan al Sunnah. Itulah sebabnya ia kemudian membuat perumpamaan
dengan orang-orang yang memiliki integritas moral yang tinggi,
seperti Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali (Al Misri,1990). Sedangkan
ulama lain seperti asy Syatibi, membatasi ala jama’ah hanya kepada
para sahabat saja, dan orang-orang sesudah mereka tidak diolongkan
sebagai al jama’ah (Al Misri,1990).
Dari berbagai pandangan di atas, dapat disimpulakan bahwa istilah
al jama’ah mengandung beberapa pegertian :
17
a. Kaum ulama atau kelompok intelektual.
b. Golongan yang terkumpul dalam suatu pemerintahan yang
dipimpin oleh seorang amir.
c. Golongan yang di dalamnya terkumpul orang-orang yang memiliki
integritas moral atau akhlak, ketaatan dan keimanan yang kuat.
d. Golongan mayoritas kaum muslimi.
e. Sekelompok sahabat Nabi SAW.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan akhir, yang
dimaksud Ahlus Sunnah Wal Jama‟ah (Aswaja) adalah suatu golongan
mayoritas kaum muslimin yang mengklaim sebagai pengikut Nabi
SAW dan menerima konsensus (ijma’) para sahabat (Badrun, 2000:31-
34).
2. Tujuan Pembelajaran Aswaja
Aswaja dalam bidang pendidikan Islam sangat penting sekali
dikembangkan sebagainilaipendidikanislam di Indonesia,
disampingitupendidikanaswajamunculkarenakebutuhanmasyarakat
Indonesia, yaitupendidikan agama dan moral.
Hal diatas dapat dibuktikan dengan keadaan bangsa yang kita
rasakan sekarang, banyak anak cucu kita yang meniru budaya barat,
misalnya, berpakaian yang mengundang hawa nafsu, pergaulan bebas
dan lain-lain . Hal itu membuktikan bahwasannya nilai agama dan nilai
moral generasi penerus bangsa ini melemah. Akan tetapi,
permasalahan tersebut adalah bagaimana jika para orang tua lemah
18
dalam nilai-nilai agama dan moralitas. Sehingga tak ada contoh bagi
pemuda bangsa untuk memperbaiki moral.
Pendidikan aswaja mempunyai kelebihan, salah satunya:
pendidikan aswaja tidak hanya ditujukan ke lembaga pendidikan saja
namun juga di tujukan kepada masyarakat luas, hal ini dapat
memperkuat aspek agama maupun moralitas masyarakat. Misalnya
acara pengajian rutin yang di isi oleh ulama’ , hal itu sangat baik untuk
meningkatkan nilai-nilai agama dalam masyarakat.Hal lain yang
istimewa dari pendidikan aswaja adalah: pendidikan yang lebih
dikonsentrasikan pada lembaga pendidikan islami atau dapat disebut
pondok pesantren. Hal itudapatmembantukitaselaku orang
tuasupayaanakcucukitadapatmengenalnilai-nilai agama dan moral.
3. Latar Belakang Munculnya Pembelajaran Aswja
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu
kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa
pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internali
sasinilai-nilai agama dalam kehidupan setiappribadi menjadi sebuah
keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di
lingkungan keluarga, sekolahmaupun masyarakat.
Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an merupakan salah satu
komponen yang dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
19
bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.
Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman,
dan penanaman nilai-nilai ahlusunnah wal jama’ah, serta pengamalan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif
kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya
bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia
yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai
hamba Allah SWT.
Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an diberikan dengan mengikuti
tuntunan bahwa visi Aswaja adalah untuk mewujudkan manusia yang
berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil
(tawassuth dan i‟tidal), berdisiplin, berkesimbangan (tawazun),
bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya ahlussunnah waljama’ah (amar
ma’ruf nahi munkar). Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya
standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara
nasional ditandai dengan ciri-ciri: Menitik beratkan pencapaian
kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi;
Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia; Memberikan kebebasan yang lebih luas
kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan
20
program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian
sumber daya pendidikan. Pendidikan Aswaja dan Ke-Nu-an
diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya
menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan
peradaban dan martabat ahlussunnah wal jama’ah. Kader Nahdlatul
Ulama diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan,
dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam
lingkup lokal, nasional, regional maupun global. Pendidik diharapkan
dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi
dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua
unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam
mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Aswaja dan
Ke-NU-an.
4. Sistematika Pembelajaran Aswaja
a. Pendekatan
Pendekatan pembelajaran Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an
bersifat terpadu, meliputi aspek-aspek berikut :
1) Keyakinan, yakni menanamkan pemahaman di dalam diri
peserta didik tentang kebenaran paham Aswaja sehingga
peserta didik termotivasi untuk menjalankan ajaran-ajaran
Islam sesuai dengan tuntunan paham Aswaja
21
2) Pengamalan, yakni memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-
hasil pengamalan ibadah dan akhlak dalam menghadapi
tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan
3) Pembiasaan, yakni memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk membiasakan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan paham Aswaja dalam menghadapi masalah kehidupan
4) Rasional, yakni usaha memberikan peranan pada rasio (akal)
peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai
bahan ajar dalam standar materi serta kaitannya dengan
prilaku yang baik dengan perilaku yang buruk dalam
kehidupan duniawi
5) Emosional, yakni upaya mengugah perasaan (emosi) peserta
didik dalam menghayati prilaku yang sesuai dengan paham
Aswaja (ajaran Islam) dan budaya bangsa
6) Fungsional, yakni menyajikan bentuk semua standar materi
(sejarah, aqidah, fiqh/ibadah dan akhlak) dari segi manfaatnya
bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas
7) Keteladanan, yakni menjadikan figur tenaga pendidik serta
petugas satuan pendidikan (madrasah/sekolah) lainnya
maupun orang tua peserta didik, sebagai cerminan manusia
yang berkepribadian baik.
22
Sistim penyajian Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an dapat
dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan monolitik, artinya mata pelajaran Pendidikan
Aswaja dan Ke-NU-an diberi alokasi waktu tersendiri dan
kemudian dijadwalkan sesuai dengan alokasi waktu pada
setiap minggu, misalnya 2 (dua) jam pelajaran dalam
seminggu.
2) Pendekatan terintegrasi, yaitu apabila materi pokok pada
Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an sama dengan materi
pokok pada mata pelajaran lainnya, misalnya, dalam hal
materi pokok tentang bacaan shalat yang ada pada Pendidikan
Aswaja dan Ke-NU-an sama dengan materi bacaan shalat
dalam mata pelajaran fiqh, atau dalam hal sejarah masuknya
agama Islam di Indonesia, apabila berkaitan dengan materi
pokok pada sejarah kebudayaan Islam.
b. Penilaian
Penilaian hasil belajar mengacu pada indikator pencapaian
hasil belajar yang ditetapkan dalam kurikulum. Setiap kemajuan
hasil belajar peserta didik dilaporkan dalam bentuk deskriptif yang
memberikan gambaran hasil:
1) peserta didik dan orang tuanya, untuk memahami potensi
yang dimiliki.
23
2) guru, untuk menentukan tindak-lanjut bagi pengembangan
diri peserta didik.
3) pihak-pihak yang berkepentingan, untuk perbaikan program
pembelajaran dan silabus atau kurikulum.
Penilaian hasil belajar dilakukan secara konsisten dan
berkelanjutan. Dengan demikian, penilaian harus didukung dengan
adanya rekaman perkembangan tingkat kemajuan peserta didik
dalam menguasai setiap kompetensi dasar sebagai kemampuan
minimal yang harus dicapai oleh semua peserta didik.
Penilain seperti ini disebut dengan penilaian berbasis
kelasyangmemuat prinsip, sasaran dan pelaksanaan penilaian
berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas
publik melalui identifikasi kompetensi/hasil belajar yang telah
dicapai, pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah
dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.
Penilaian berbasis kelas harus memperlihatkan 3 (tiga)
ranah yaitu: pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotorik). Ketiga ranah ini sebaiknya dinilai
proporsional sesuai dengan sifat pelajaran pendidikan Aswaja dan
Ke-NU-an. Penilaian yang menyeluruh pada segenap aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik harus mempetimbangkan tingkat
perkembangan siswa serta bobot setiap aspek dari setiap
kompetensi dan materi.
24
B. ImandanTaqwa
1. Pengertian Iman dan Taqwa
Iman dan taqwa adalah dua unsur agamis yang essensil dari suatu
agama dan tidak mungkin terlepas dari pembahasan filsafat, khususnya
filsafat agama yang membahas masalah agama dari segi filsafat.
Filsafat agama dalam pandangan berbagai filosof bukanlah
pembahasan filsafat secara bebas, tetapi ia membahas agama dari segi
spektif filsafat dengan titik tolak tertentu. Agama itu bermacam-
macam pedoman dan landasan yang dipergunakan sebagai titik tolak
pembahasan tulisan ini adalah ajaran alam.
Landasanberfilsafatadalahakalbukanwahyu, oleh karena itu dalam
sejarah filsafat terdapat filosof yang beriman dan ada pula filosof yang
kufur yang hanya percaya pada pengetahuan indra yang didukung oleh
akal, terutama filosof yang beraliran materialisme. Sebenarnya antara
berfikir filosofis dan berfikir relegius mempunyai titik mulai yang
sama, keduanya mulai dengan percaya. Dalam filsafat dimulai dengan
percaya pada kemampuan akal, sedangkan dalam agama
dimulaidenganpercayapadaketetapanwahyu.Menurit agama Islam,
Iman diartikan secara sederhana adalah kepercayaan yang
memunculkan ketaqwaan, sedangkan dalam filsafat agama iman
tersebut dipahami secara radikal dan ketaqwaan dipahami sebagai
konsep kita.
25
Iman dan taqwa sendiri bukan merupakan kesatuan yang utuh,
akan tetapi antara keduanya merupakan dua pengetahuan yang
mempunyai hubungan erat sekali. Tinggi rendahnya nilai keimanan
berpengaruh besar terhadap tinggi rendahnya nilai ketqwaan.
Sedangkan tinggi rendahnya nilai ketaqwaan sebagai bukti nilai
kebenaran nilai iman yang dimiliki.
Kata iman adalah bahasa Arab, berasal dari kata amana artinya
aman. Maksudnya orang yang beriman selalu memiliki perasaan aman
karena yakin selalu dilindungi oleh Allah. Dalam kaitan inilah iman
terkait dengan aqidah. Aqidah itu berasal dari bahasa Arab “aqada”
artinya ikatan. Maksudnya ikatan hati dengan Allah. Definisi iman
adalah keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh
lidah dan diwujudkan oleh amal perbuatan (Wiyani, 2012:23-24).
Taqwa adalah sikap mental orang-orang mukmin dari
kepatuhannya dalam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT serta
menjauhi segala larangan-larangannya atas dasar kecintaan semata (
Wiyani,2012:27).
2. Indikator Peningkatan Iman dan Taqwa
Menurut al Qur'an, Iman itu sebenarnya lebih kepada cinta yang
sangat. Percaya saja bahwa Tuhan itu ada, tak menjamin seseorang
menjadi beriman. Beriman kepada Allah bukan sekedar percaya saja,
melainkan cinta yang sangat kepada Allah. Al Qur'an banyak
26
mengajukan petunjuk indikator apakah seseorang itu ada benih iman
ataukah tidak. Indikator itu antara lain :
a. Bila di sebut namaNya bergetar hatinya.
b. Bila dibacakan ayat-ayatnya semakin bertambahlah iman
(cinta)Nya.
c. Ingin selalu membaca suratNya.
d. Rela berkorban untuk yang dicintaiNya.
e. Inginselalu berdekatan kepadaNya
f. Ingin hidup bersama dengan (ajaran)Nya.
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut,
menjaga, memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis
tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang
diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan
konsisten (istiqomah). Karakteristik orang – orang yang bertaqwa,
secara umum dapat dikelompokkan kedalam lima kategori atau
indikator ketaqwaan, yaitu:
a. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab–kitab dan para nabi.
Dengan kata lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat
dikatakan dengan memelihara fitrah iman.
b. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim,
orang–orang miskin, orang–orang yang terputus di perjalanan,
orang–orang yang meminta–minta dana, orang–orang yang tidak
memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan
27
hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini, dapat disingkat
dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui
kesanggupan mengorbankan harta.
c. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain,
memelihara ibadah formal.
d. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara
kehormatan diri.
e. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau
dengan kata lain memiliki semangat perjuangan.
C. Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman dan
Taqwa
1. Implementasi Pembelajaran Aswaja
Implementasi pembelajaran aswaja yang menekankan cerminan
nilai-nilai Aswaja diwujudkan dalam bentuk kurikulum dan
pelaksanaan pembelajaran dengan, aktifitas ritual (amaliah-amaliah)
dan pengajaran akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian Implementasi Pembelajaran Aswaja tidak hanya bersifat
teoritis tetapi juga aplikatif.
Adapun secara garis besar materi Aswaja berisi tentang 4 poin
besar, yaitu:
a. Pembelajaran Aswaja memuat tentang akidah Islam yang merujuk
pada gagasan-gagasan besar imam Abu Hasan Al Asy’ari dan
imam Abu Mansur Al Maturidi berkenaan dengan cara bertauhid
28
kepada Allah, baik tauhid Uluhiyyah, tauhid Rububiyah maupun
tauhid Ubudiyah.
b. pembelajaran Aswaja memuat tentang ajaran syari’at Islam dengan
merujuk pada gagasan-gagasan dan pendapat-pendapat tentang
hukum Islam (fiqih) dari salah satu imam madzhab yaitu, Imam
Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Hambali, dan Imam Maliki.
c. pembelajaran Aswaja memuat tentang ajaran Tashawuf atau ahlak
dengan merujuk pada pendapat-pendapat besar yang dipelopori
imam Junaid Al Baghdadi dan imam Abu Hamid Al Ghazali.
d. pembelajaran Aswaja memiliki muatan tentang ke-NU-an yang
meliputi tentang sejarah kelahiran NU, visi dan misinya, tokoh-
tokohnya, garis-garis perjuanganya, keorganisasian NU maupun
program-program secara global. Namun demikian materi ke-NU-an
ini hanya pengenalan secara garis besarnya.
Materi-materi tersebut diberikan kepada segenap siswa bertujuan
agar kelak para siswa ketika sudah lulus dari madrasah mempunyai
bekal kecapan keilmuan ganda yaitu keilmuan dunia dan ahirat agar
berjalan seimbang.
2. Penigkatan Iman dan Taqwa
Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang.
Karena begitu pentingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap
mukmin dalam kehidupan dunia ini sehingga beberapa syariat islam
yang diantaranya puasa adalah sebagai wujud pembentukan diri
29
seorang muslim supaya menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih
sering lagi setiap khatib pada hari jum’at atau shalat hari raya selalu
menganjurkan jamaah untuk selalu bertaqwa. Begitu seringnya
sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama membuktikan bahwa
taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari tujuan hidup manusia
(ibadah).
Seorang muslim yang beriman dan sudah mengucapkan dua
kalimat syahadat akan tetapi tidak merealisasikan keimanannya
dengan bertaqwa dalam arti menjalankan segala perintah Allah dan
menjauhi segala laranganNya, dan dia juga tidak mau terikat dengan
segala aturan agamanya dikarenakan kesibukannya atau asumsi
pribadinya yang mengaggap eksistensi syariat agama sebagai
pembatasan berkehendak yang itu adalah hak asasi manusia, karena
manusia dibekali akal yang dengan akal tersebut manusia dapat
melakukan analisis hidup, sehingga pada akhirnya menjadikan taqwa
sebagai wujud implementasi dari keimanannya.
Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha
melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi segala
laranganNya.Oleh karenanya dirasa perlu mewujudkan satu konsep
khusus mengenai pelatihan individu muslim menuju sikap taqwa
sebagai tongkat penuntun yang dapat digunakan (dipahami) muslim
siapapun. Karena realitas membuktikan bahwa sosialisasi taqwa
sekarang, baik yang berbentuk syariat seperti puasa dan lain-lain atau
30
bentuk normatif seperti himbauan khatib dan lain-lain terlihat kurang
mengena, ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya yang
pertama muslim yang bersangkutan belum paham betul makna dari
taqwa itu sendiri, sehingga membuatnya enggan untuk memulai, dan
yang kedua ketidaktahuannya tentang bagaimana, darimana dan kapan
dia harus mulai merilis sikap taqwa, kemudian yang ketiga kondisi
sosial dimana dia hidup tidak mendukung dirinya dalam membangun
sikap taqwa, seperti saat sekarang kehidupan yang serba bisa dan
cenderung serba boleh.
Oleh karenanya setiap individu muslim harus paham pos–pos
alternatif yang harus dilaluinya, diantaranya yang paling awal dan
utama adalah gadhul bashar (memalingkan pandangan), karena
pandangan (dalam arti mata dan telinga) adalah awal dari segala
tindakan, penglihatan atau pendengaran yang ditangkap oleh panca
indera kemudian diteruskan ke otak lalu direfleksikan oleh anggota
tubuh dan akhirnya berimbas ke hati sebagai tempat bersemayam
taqwa, jika penglihatan atau pendengaran tersebut bersifat negatif
dalam arti sesuatu yang dilarang agama maka akan membuat hati
menjadi kotor, jika hati sudah kotor maka pikiran (akal) juga ikut
kotor, dan ini berakibat pada aktualisasi kehidupan nyata, dan jika
prilaku, pikiran dan hati sudah kotor tentu akan sulit mencapai sikap
taqwa.
31
Oleh karenanya dalam situasi yang serba bisa dan sangat plural
ini dirasa perlu menjaga pandangan (dalam arti mata dan telinga) dari
hal–hal yang dilarang agama sebagai cara awal dan utama dalam
mendidik diri menjadi muslim yang bertaqwa. Menjagamata, telinga,
pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama,
menjadikan seorang muslim memiliki kesempatan besar dalam
memperoleh taqwa. Memulai untuk bertaqwa adalah dengan mulai
melakukan hal-hal yang terkecil seperti menjaga pandangan, serta
melatih diri untuk terbiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi
segala laranganNya, karena arti taqwa itu sendiri sebagaimana
dikatakan oleh Imam Jalaluddin Al-Mahally dalam tafsirnya bahwa
arti taqwa adalah “imtitsaluawamrillahiwajtinabinnawahih”,
menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangaNya.
32
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Umum SMK Al Falah Salatiga
1. Sejarah Berdirinya
SMK Al Falah Salatiga telah berdiri sejak tahun 2005, SMK Al
Falah otomotif dan tata busana.SMK Al Falah adalah SMK plus yang
memberikan pendidikan teknologi dengan dibangun atas naungan
yayasan AL Falah. Yang didirikan oleh pemimpin pondok pesantren
Al Falah, KH Mohamad Zoemri di tempat sendiri. Pada mula, KH
Mohamad Zoemri menerima siswa dalam lingkungannyadan diikuti
oleh mahasiswa dari daerah lain. Yayasan Al Falah bergerak dibidang
pendidikan pondok pesantren Al Falah dan SMK Al Falah.
Konsentrasi pada jurusan tehnik penguatan dibidang agama, sehingga
lulusan yang dihasilkan akan memiliki kemampuan serta teknis
berkompeten diikuti kematangan mental keagamaan yang kuat.
Diharapkan setiap lulusan akan lebih siap menghadapi kehidupan
dunia kerja yang nyata dengan dihadapkan pada persaingan yang
rapat. Sekolah ini sangat mengalami perkembangan yang sangat pesat
baik mengenai tenaga pengajar, jumlah murid, maupun sarana
prasarana.
33
2. Lokasi Sekolah
SMK Al Falah berlokasi di Jl Bima No. 02 Kel. Dukuh Kec.
Sidomukti Kota Salatiga, Telp. (0298) 321685.
3. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Visi SMK Al Falah Salatiga yaitu, “Menyiapkan tamatan
yang berkompeten dan berakhlak mulia”.
b. Misi
Adapun misi yang diharapkan dapat mendukung visi tersebut
adalah:
1) Menyiapkan tamatan yang menguasai IPTEK dan beragamis.
2) Menyiapkan tamatan yang mandiri, cerdas, dan jujur.
3) Menyiapkan tamatan yang berjiwa kewirausahaan.
4) Menyiapkan tamatan yang berkompeten di bidang
keahliannya.
5) Menyelenggarakan sekolah yang berkarakter.
4. Tujuan Sekolah
Tujuan dari SMK Al Falah Salatiga adalah:
a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesionalitas.
b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, kompetisi dan
mengembangkan diri.
34
c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan usaha dan industry pada saat ini maupun masa
mendatang.
d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Indonesia yang produktif,
adaptif dan kreatif.
e. Menambah kelengkapan dan media pembelajaran sesuai dengan
perkembangan teknologi yang mengacu pada standar kompetensi.
f. Meningkatkan keterampilan guru dan siswa dalam mengikuti
perkembangan teknologi.
g. Menambah peralatan praktik atau sarana pendukung yang belum
dimiliki sekolah.
h. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
i. Mengajarkan peserta didik agar menjadi warga negara yang
bertanggung jawab.
j. Melatih peserta didik agar dapat menerapkan pola hidup sehat
memiliki wawasan pengetahuan dan seni.
5. Progam Keahlian
Beberapa program keahlian yang diajarkan di SMK Al Falah
Salatiga antara lain sebagai berikut:
a. Teknik Otomotif (TO)
b. Tata Busana (TB)
6. Struktur Organisasi
35
Struktur organisasi guru dan karyawan SMK Al Falah Salatiga
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Struktur Organisasai Guru dan Karyawan SMK Al Falah Salatiga
NO Nama Jabatan
1 Samsidi, S.Pd. kim.,M.Pd. Kepala sekolah
2 Al Faruqi S.HI Komite
3 Meyla Kurniawati, S.Pd. Waka kurikulum
4 Eka Candra Satria, M.Pd. Waka kesiswaan
5 Sri Widyaningsih, S.Pd.I Waka humas
6 Mateas Ma’ruf, S.Pd. Sarpras
7 Edi Pramono Tata Usaha
7. Data Guru dan Karyawan
a. Data Guru
Tenaga pendidik (guru) SMK Al Falah Salatiga tahun
adalah sebagai berikut:
36
Tabel 3.2
Data Guru
No
(1)
Nama (2) Mata Pelajaran
(3)
Tugas Tambahan (4)
1 Samsidi,
S.Pd.Kim.,M.Pd.
Kimia Kepala Sekolah
2 Meyla Kurniawati, S.Pd. Matematika Waka Kurikulum
3 Eka Candra Satria, M.Pd. PJOK dan KKPI Waka kesiswaan
4 Sri Widyaningsih, S.Pd.I B.Inggris dan
Seni budaya
Waka Humas
5 Mateas Ma’ruf, S.Pd Produktif TO Waka sarpras
6 Zamroni,S.Pd.I PAI dan Aswaja
7 Nikmah,S.Pd. Produktif TB
8 Umi Anisah, S.Pd. PKn
9 Galuh Mirnasari,S.Pd. IPS
10 Sri Wahyuni,S.Pd B. Indonesia
11 Ika Kurniawati, S.Pd. BK
12 M. Aswan, S.Pd. Produktif TO
37
13 Nazillatur Rohmiyati,
M.Pd.
IPA dan Fisika
14 Rinta Sari,S.Pd.I Kewirausahaan
15 Dra. Tri Fatichah. H B. Inggris
16 Naela Fadlil, S.Pd. Produktif TB
b. Data Karyawan ( Karyawan Tata Usaha)
Adapun karyawan tata usaha SMK Al Falah Salatiga
adalah sebagai berikut
Tabel 3.3
Data Karyawan
No Nama Jabatan
1. Edi Pramono Kepala TU
2. Tri Juniarti, S.E Wakil kepala TU
3. Samsuri Toolmen
4. Sukur Penjaga Sekolah
38
8. Data Kesiswaan
Jumlah siswa SMK Al Falah Salatiga secara keseluruhan adalah
157 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4
Data Siswa SMK Al Falah Salatiga
NO KELAS
JUMLAH SISWA
1. X A
47
2. X B
13
3. XI TO
33
4. XI TB
11
5. XII TO
42
6. XII TB 11
JUMLAH 157
39
9. Data Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana merupakan fasilitas pendidikan yang sangat
menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar. Adapun sarana
prasarana SMK Al Falah Salatiga dapat dikatakan cukup lengkap,
karena dari hasil penelitian dapat diketahui hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.5
Sarana dan Prasarana SMK Al Falah Salatiga
No Ruang Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Kantor Guru
Ruang Tata Usaha
Ruang OSIS
Ruang Kelas
Aula
Ruang UKS
Ruang Perpustakaan
Masjid
Ruang Koperasi
Ruang Lab. Komputer
Ruang Multimedia
Ruang Lab. Bahasa
Kamar Mandi/ wc guru
Kamar Mandi/ wc siswa
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
40
B. Temuan Penelitian
Di bawah ini akan dijabarkan mengenai pelaksanaan pembelajaran aswaja
di SMK Al Falah Salatiga mulai dari pembelajaran aswaja, implementasi
pembelajaran aswaja dan peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah
Salatiga.
1. Pelaksanaan Pembelajaran Aswaja di SMK Al Falah Salatiga
Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran aswaja di SMK Al Falah
Salatiga,seperti halnya SM selaku kepala sekolah mengungkapkan bahwa:
“ Sholat berjamaah pada saat sholat dhuhur merupakan kewajiban
bagi setiap siswa di SMK Al Falah Salatiga ini. Hal ini untuk melatih
siswa untuk menanamkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam diri
siswa untuk menjadi lebih baik”(KS/25-05-2016/08:40).
Senada dengan hal di atas ZM selaku guru PAI dan aswajamenyatakan
bahwa:
“Pada mapel Aswaja kita menekankan aspek praktik. Aspek
praktek tersebut diantaranya yaitu membudayakan sholat
berjamaah pada saat sholat dhuhur, mujadahan yang kegiatannya
melafalkan bacaan selain surat al fatikhah, tahlil, dan asmaul
khusna, dan aspek praktik yang lain yaitu hafalan surat-surat
pendek. Surat pendek itu juga bisa meningkatkan keimanan kita
terhadap Tuhan. Karena apa ? karena dengan hafalan Qur’an kita
menjadi cinta terhadap Qur’an. Anak kita tekankan dari kelas satu
41
semester satu minimal hafal surat an naas sampai at takatsur, untuk
semester dua kelas satu dari surat al qori’ah sampai ad duha.
Praktek ziarah kubur juga masuk aspek praktikum dalam mapel
Aswaja. Ziarah kubur biasanya dilakukan kamis sore kemakam
bapak Kyai, itu guna untuk mengimplementasikan pelajaran aswaja
dalam hal praktek. Bagi siswa siswi yang belum bisa baca tulis Al-
Qur’an di semester satu juga sudah terapkan sistem belajar ngaji,
saya namai ngaji bareng. Jadi itu khusus anak-anak yang belum
bisa ngaji, itu kita mulai dari iqra’ jilid satu yang belum sama
sekali, tapi yang sudah bisa juga Qur’an”(GA/17-5-2016/09:13).
Sedangkan DS selaku siswa di SMK Al Falah menuturkan pendapatnya:
“Menurut saya, pelaksanaan pembelajaran aswaja di sekolah ini
sudah bagus dan cukup jelas. Selain teori di dalam kelas guru kami
juga memberikan contoh dan praktik langsung, misalnya untuk
melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, sholat dhuha serta
mujahadah, sehingga kami bisa menerima pelajaran aswaja dengan
jelas” (DS17-5-2016/10:20).
Adapun pembelajaran Aswaja di SMK Al Falah Salatiga meliputi materi:
a. Islam di Indonesia
b. Sejarah dan peran pondok pesantren
c. Latar belakang kalehiran NU
d. Peran Nahdlatul Ulama dalam dinamika sejarah bangsa
42
e. Aswaja dan firqoh Islam
f. Taqlid dan ijtihad
g. Bermazhab dan pengambilan keputusan hukum
h. Nilai dasar dan NU
i. Kepemimpinan dalam NU
j. Kembali ke khittah 1926
k. NU dan organisasi keagamaan
l. Ukhwah nakhdliyah
m. Amaliyah nakhdliyah
Berdasarkan materi pembelajaran Aswaja yang terpaparkan diatas
memiliki fungsi dan tujuan. Pembelajaran Aswaja berfungsi untuk:
a) Menanamkam nilai-nilai dasar Aswaja kepada peserta didik sebagai pedoman
dan acuan dalam menjalankan ajaran Islam.
b) Meningkatkan pengetahuan dan keyakinan peserta didik terhadap paham
Aswaja, sehingga mereka dapat mengetahui sekaligus dapat mengamalkan
ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.
c) Memperbaiki kesalahan-keaslahan dan kelemahan-kelemahan peseerta didik
dalam menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
d) Memupuk keyakinan peserta didik tentang ajaran Aswaja yang sesungguhnya,
sehingga dapat mengamalkan dan menjalankan ajaran Islam dengan benar dan
penuh keyakinan.
Pembelajaran Aswaja selain memiliki fungsi juga memiliki tujuan
pembelajaran, yaitu untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai paham
43
Aswaja secara keseluruhan kepada peserta didik, sehingga nantinya akan mejadi
muslim yang terus berkembang dalam hal keyakinan, ketaqwaan kepada Allah
SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan individual maupun kolektif, sesuai
dengan tuntunan ajaran islam Ahlusunnah Wal Jamaah yang di contohkan oleh
jamaah, mulai dari sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in dan para ulama dari generasi ke
generasi.
2. Mujahadah
SMK Al Falah melaksanakan mujadahanrutin setiap jam istirahat
pertama. Kegiatan mujahadah ini isinya melafalkan bacaan surat al
fatihah, tahlil, dan asmaul khusna. SM selaku kepala sekolah
mengungkapkan bahwa:
“Kegiatan mujahadah di sini dilaksanakan setiap hari di jam
istirahat pertama. Kegiatan ini meliputi tahlil dan asmaul khusna
yang diikuti semua siswa dan guru. Kegiatan ini diadakan agar para
siswa memiliki keimanan dan ketaqwaan yang lebih baik”(KS/25-
05-2016/08:40).
Pendapat yang sama juga di sampaikan oleh ZM selaku guru PAI
dan Aswaja, yaitu:
“Setiap istirahat pertama ada mujadahan, kegiatannya
melafalkanbacaan selain surat al fatikhah, tahlil, dan asmaul khusna
44
serta melakukan sholat sunah dhuha berjamaah diikuti para siswa
berserta guru”(GA/17-5-2016/09:13).
Sedangkan DS selaku siswa di SMK Al Falah menuturkan pendapatnya:
“Disini ada mujahadah mb, yang dilakukan setiap hari pas istirahat.
Diisi dengan pembacaan tahlil, asmaul khusna, dan di lanjutkan
dengan sholat dhuha bersama-sama”(DS/17-5-2016/10:20).
C. Implementasi Pembelajaran Aswaja untuk Peningkatan Iman dan
Taqwa Siswa di SMK Al falah Salatiga
Implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan
taqwa di SMK Al Falah Salatiga, di peroleh dari beberapa narasumber
sebagai berikut.
Selaku kepala sekolah di SMK Al Falah Salatiga, SM menegaskan
implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa di
SMK Al Falah Salatiga melalui kegiatan rutin atau pembiasaan yang
diterapkan kepada siswa mulai datang di sekolah sampai siswa pulang, SM
menjelaskan:
“Implementasi untuk meningkatkan iman dan taqwa siswa, bisa
diperumpamakan pada hal-hal yang kita lakukan dalam kegiatan sehari-
hari. Misalnya, ada slogan buanglah sampah pada tempatnya,
menyeberanglah pada zebra cross. Kita sudah mengetahui dan
memahami akan slogan itu, tapi kita tidak menaati slogan tersebut.
45
Masih saja ada yang membuag sampah sembarangan, menyeberang
sembarangan padahal mereka sudah mengetahui apa yang seharusnya
mereka lakukan. Ini sama halnya dalam aswaja, seseorang sudah
mengetahui tentang aswaja, bagaimana harus melakukan sesuatu yang
wajib dilakukan. Akan tetapi masih melakukan hal yang tidak sejalan
dengan kewajibannya. Jika seseorang sudah benar-benar menjalankan
dan mengamalkan aswaja dengan tulus dan baik untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan maka bisa kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Amalan yang kita lakukan sehari-hari merupakan sunnah
rosul”(KS/25-05-2016/08:40).
ZM selaku guru PAI dan Aswaja juga menjelaskan, bahwa:
“Pada mapel Aswaja kita menekankan aspek praktik. Aspek praktek
tersebut diantaranya yaitu membudayakan sholat berjamaah pada saat
sholat dhuhur, mujadahan yang kegiatannya melafalkan bacaan selain
surat al fatikhah, tahlil, dan asmaul khusna, dan aspek praktik yang lain
yaitu hafalan surat-surat pendek. Surat pendek itu juga bisa
meningkatkan keimanan kita terhadap Tuhan. Karena apa ? karena
dengan hafalan Qur’an kita menjadi cinta terhadap Qur’an.Anak kita
tekankan dari kelas satu semester satu minimal hafal surat an naas
sampai at takatsur,untuk semester dua kelas satu dari surat al qori’ah
sampai ad duha. Praktek ziarah kubur juga masuk aspek praktikum
dalam mapel Aswaja. Ziarah kubur biasanya dilakukan kamis sore
46
kemakam bapak Kyai, itu guna untuk mengimplementasikan pelajaran
aswaja dalam hal praktek. Bagi siswa siswi yang belum bisa baca tulis
Al-Qur’an di semester satu juga sudah terapkan sistem belajar ngaji,
saya namai ngaji bareng. Jadi itu khusus anak-anak yang belum bisa
ngaji, itu kita mulai dari iqra’ jilid satu yang belum sama sekali, tapi
yang sudah bisa juga Qur’an” (GA/17-5-2016/09:13).
Kemudian DS selaku siswa juga menjelaskan:
“Memperdalam ilmu aswaja, mempraktekannya dan mengamalkan
dalam kehidupan sehari-hari”(DS/17-5-2016/10:20).
D. Faktor pendukung Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman dan
Taqwa di SMK Al Falah Salatiga
Menurut SM, faktor pendukung implementasi pembelajaran aswaja
dalam peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga sangat beragam,
bisa dari faktor intern bisa juga dari faktor ekstern, SM menjelaskan:
“Pendukung implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan
iman dan taqwa sangat banyak, misalnya ada slogan buanglah sampah
pada tempatnya, menyeberanglah pada zebra cross. Kita sudah
mengetahui dan memahami akan slogan itu, tapi kita tidak menaati
47
slogan tersebut. Masih saja ada yang membuag sampah sembarangan,
menyeberang sembarangan padahal mereka sudah mengetahui apa yang
seharusnya mereka lakukan. Ini sama halnya dalam aswaja, seseorang
sudah mengetahui tentang aswaja, bagaimana harus melakukan sesuatu
yang wajib dilakukan. Akan tetapi masih melakukan hal yang tidak
sejalan dengan kewajibannya”(KS/25-05-2016/08:40).
Sedangkan menurut ZM faktor yang mendukung pembelajaran aswaja
dalam peningkatan iman dan taqwa yaitu:
“Usahanya katakanlah dari sholat berjamaah usaha kita selain
absensidiawal-awal tapi sekarang jarang absen karena anak sudah
menempatkan diri meskipun ada juga satu dua anak yang bolos, tapi
usaha kita adalah selalu mengingatkan dan dari bapak kesiswaan juga
mendukung. istilah Jawanya kita hanya“nguri-nguri” atau mengajak
anak untuk ke mushola. Nanti bisa di lihat sholat dhuhur dan juga
praktek mujahadah. Usaha yang lain, kita bina anak-anak dalam SKI
disana di lantai dua kita terapkan seperti kajian-kajian dimanapun SKI
(sie kerohanian islam) ita selalu diikuti tidak pernah absen. Itu
biasanya kita bina seminggu sekali dan itu juga di bina dari pihak luar.
Kita punya perkumpulan di SKI luar”(GA/17-5-2016/09:13).
48
DS juga menyebutkan bahwa:
“Guru selalu mengingatkan saat akan melaksanakan sholat dhuha
bersama-sama dan memberikan contoh langsung kepada siswa sehingga
siswa dapat mengikutiny”(DS/17-5-2016/10:20).
D. Faktor Penghambat Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk
Peningkatan Iman dan Taqwa di SMK Al Falah Salatiga
Hambatan yang dialami sekolah dalam mengimplementasikan
pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa banyak macamnya,
hambatan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri atau disebut dengan
faktor intern dan ada juga yang berasal dari luar atau disebut faktor ekstern.
SM juga merasakan hal yang sama, bahwa dalam implementasi pembelajaran
aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa, di antaranya menurut kepala
sekolah adalah:
“Misalnya ada slogan buanglah sampah pada tempatnya,
menyeberanglah pada zebra cross. Kita sudah mengetahui dan
memahami akan slogan itu, tapi kita tidak menaati slogan tersebut.
Masih saja ada yang membuag sampah sembarangan, menyeberang
sembarangan padahal mereka sudah mengetahui apa yang seharusnya
mereka lakukan”(KS/25-05-2016/08:40).
49
Pendapat lain disampaikan oleh ZM selaku guru PAI dan Aswaja
bahwa faktor penghambat pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan
taqwa adalah:
“Penghabatnya yang jelas yang pertama, karena kita sarana prasarana
kurang memadai. katakanlah untuk nguri-nguri tadi kita perlu spiker
yang di pasangarea sekolahankita belum meliki. Hambatan yang kedua
dari siswa yang acuh-tak acuh ada juga yang bersembunyi di belakang
kelas. Faktor menghambat yang lain adalah regenerasi, siswa kelas tiga
menjadi contoh bagi adik-adik kelasnya sebelum lulus, tapi setelah
mereka lulus sekolah regenerasi semakin kurang, jadi siswa-siswi
membutuhkan pembinaan, misalnya dari LDK atau yang
lainnya”(GA/17-5-2016/09:13).
Kemudian menurut pendapat DS tentang faktor penghambat
pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa adalah:
“kalau menurut saya karena malas dan bosen yang membuat saya jadi
tidak fokus untuk mengikuti pembelajaran aswa di kelas. Kadang juga
malah menjadi tidak nyaman di kelas”(DS/17-5-2016/10:20).
Meskipun dengan berbagai strategi secara maksimal dan ternyata
hasilnya belu sesuai dengan harapan, akan tetapi bapak dan ibu guru di
SMK AlFalah Salatiga tidak menyerah begitu saja. Mereka akan selalu
berusaha dengan maksimal agar pembelajaran aswaja dalam peningkatan
iman dan taqwa berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan.
50
BAB IV
ANALIS DATA
A. Pelaksanaan Pembelajaran Aswaja di SMK Al Falah Salatiga
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil pegalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut koknitif, afektif, dan psikomotor
( Djamara, 2011:13).
Aswaja merupakan segala sesuatu yang ditujukan kepada perilaku atau
jalan yang ditempuh oleh Nabi SAW (Badrun,2000:25).Jadi, dari
pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Aswaja adalah
perubahan tingkah laku pada seseorang yang di peroleh dari pengalaman
dan tingkah laku secara koknitif, afektif, dan psikomotor.
Salah satu bentuk pembelajaran aswaja di smk al falah yaitu
dengan menekankan aspek praktek. Program sekolah yang
mengimplementasikan pembelajaran aswaja di smk al falah salatiga antara
lain :
1. Sholat dhuhur berjamaah
Ibadah merupakan inti ajaran islam. Ibadah merupakan perwujudan
Aqidah seseorang untuk membiasakan kehidupan yang teratur dan
disiplin. Pembiasaan ini dilatih dengan mematuhi tata tertib antara
imam dan makmum, misalnya tidak boleh menyamai apalagi
mendahului gerakan imam dan menjaga kesempurnaan shaf-shaf sholat.
51
Aturan-aturan yang harus dijalankan dalam melaksanakan sholat
berjamaah, seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari juga ada aturan-
aturan tertentu. Aturan dalam melaksanakan sholat berjamaah, misalnya
apabila ada makmum terlambat datang atau terlalu lama melakukan
gerakan sholat maka makmum dinamakan dengan makmum masbuk,
batasan makmum masbuk adalah rukuk. Aturan yang lain yaitu
mematuhi tata tertib antara imam dan makmum, misalnya tidak boleh
menyamai apalagi mendahului gerakan imam.
Menanamkan rasa saling mencintai melalui pelaksanaan sholat
berjamaah akan saling mengetahui keadaan sesamanya. Jika ada yang
sakit dijenguk, ada yang meninggal di antarkan jenazahnya, dan jika
ada yang kesusahan dibantu, maka akan tumbuh dalam diri umat Islam
rasa cinta dan kasih sayang. Kecintaan dan keimanan terhadap Tuhan
misalkan dalam hafalan-hafalan surat pendek. Sebagai sarana penyatu
hati dan fisik, saling mengenal dan mendukung satu sama lain
merupakan pantulan kebaikan dan ketakwaan.
Sholat berjamaah dikatakan juga sebagai keistimewaan yang di
berikan dan di syariatkan khusus bagi umat islam. Bisa juga aturan
sholat jamaah itu baik diterapkan dalam proses pembelajaran, dimana
kalau guru sedang bicara atau sedang menjelaskan sebaiknya murid
diam dan kalau guru sudah selesai maka siswa boleh berbicara.
52
Merupakan program pembiasaan yang dilakukan setiap hari setelah
istirahat kedua. Program ini ditujukan untuk menumbuhkan budaya dan
karakter disiplin dan religius pada siswa.
2. Mujahadah
SMK Al Falah menerapkan mujadahan yang rutin dilaksanakan
setiap jam istirahat pertama. Kegiatan mujahadah ini meliputi
melafalkan bacaan surat al fatikhah, tahlil, dan asmaul khusna serta
sholat dhuha.
B. Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman dan
Taqwa di SMK Al Falah Salatiga
Implementasi merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi
sebuah tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Dalam implementasi pembelajaran aswaja merupakan keigiatan inti
dari peninngkatan iman dan taqwa.
Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah
suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus
perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-
kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan
Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya
maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau
kejadian-kejadian (Wahab, 2008: 65).
53
Selaras dengan pendapat di atas, implementasi pembelajaran aswaja dalam
peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga, yaitu dengan
pembelajaran Aswaja dan Ke-NU-an diberikan dengan mengikuti tuntunan
bahwa visi Aswaja adalah untuk mewujudkan manusia yang berpengetahuan,
rajin beribadah, cerdas, produktif, etis, jujur dan adil (tawassuth dan i’tidal),
berdisiplin, berkesimbangan (tawazun), bertoleransi (tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya
ahlussunnah waljama’ah (amar ma’ruf nahi munkar). Tuntutan visi ini
mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang
persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: menitik beratkan
pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi,
mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia, memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan
untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan
kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan. Pendidikan Aswaja dan
Ke-Nu-an diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya
menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban
dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban dan
martabat ahlussunnah wal jama’ah.
Implementasi Pembelajaran Aswaja Dalam Peningkatan Iman dan Taqwa.
Dilihat dari penjabaran nilai-nilaikeimanan dan ketaqwaan dalam
pembelajaran aswaja terdapat keteladanan, yakni menjadikan figur tenaga
54
pendidik serta petugas satuan pendidikan (madrasah/sekolah) lainnya maupun
orang tua peserta didik, sebagai cerminan manusia yang berkepribadian baik.
Dalam Q.S Al-Azhab ayat 21 Allah berfirman:
Artinya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
Selaras dengan hal tersebut, guru dan tenaga kependidikan di SMK Al
Falah Salatiga juga menerapkan keteladanan bagi siswa, seperti berpakaian
rapi, bersikap ramah, berbahasa yang baik, disiplin, mengikuti sholat dhuha
dan sholat dzuhur berjamaah dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Tujuannya adalah agar siswa mudah dalam menerima dan meniru perilaku
yang baik yang dilakukan guru. Seorang guru adalah orang yang perkataan
dan perbuatannya dipatuhi dan dianut itu sudah sepantasnya.
C. Faktor-faktor Pendukungdan Penghambat Untuk Peningkatan Iman
dan Taqwa di SMK Al Falah Salatiga
Dalam implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iaman dan
taqwa terhadap siswa di SMK Al Falah Salatiga, tidak lepas dari usaha-usaha
yang di lakukan yang mendukung implementasi pembelajaran aswaja dalam
55
peningkatan iman dan taqwa, usaha-usaha terebut dapat berasal dari berbagai
segi, baik guru, siswa-siswi, fasilitas, maupun dari lingkungan sekitarnya.
Setiap proses implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman
dan taqwa baik dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan diluar
pebelajaran tidaklah lepas dari usaha-saha yang dilakukan untuk mendukung
keberhasilan implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan
taqwa di SMK Al Falah Salatiga. Adapun usaha-usaha yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Faktor Intern
Faktor intern merukan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri. Dalam hal ini yang mendukung implementasi pembelajaran
aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah Salatiga
adalah kesadaran diri sendiri. Meskipun ada sebagian yang belum
menyadari atau belum ikhlas melakukan perintah dan menaati tata tertib,
tetapi ada juga siswa yang dengan kesadaran dirinya dan tanpa paksaan
sudah bisa melakukan atau menerapkan peningkatan iman dan taqwa.
2. Faktor Ekstern
Faktor ektern atau usaha-usaha yang dilakukan untuk mendukung
terlaksananya pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa di
SMK Al Falah Salatiga anatara lain:
56
a. visi dan misi sekolah serta tata tertib sekolah yang menjadi acuan dalam
implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa.
b. Dari data yang ditemukan bahwa kekuatan dari guru dan seluruh
karyawan sekolah sangat mendukung implementasi pembelajaran
aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa.
c. Kegiatan yang sudah terprogram dan budaya sekolah yang notabenenyaa
sekolah islam, guru dan siswanya islam, yang tidak pernah sepi dari
kegiatan-kegiatan keagamaan membuat mudah dalam implementasi
pembelajaran aswaja dalam penignkatan iman dan taqwa.
d. Prinsip kebersamaan, kerja sama dan kekeluargaan yang terus dijaga
serta kedekatan antara guru dengan siswa membuat nyaman dalam
pengimplementasikan pembelajaran aswaja dalam penignkatan iman
dan taqwa.
e. Sarana dan prasarana atau fasilitas sekolah yang baik.
f. Lingkungan yang kondusif sehingga nyaman dan mudah dalam
implementasi pembelajaran aswaja dalam penignkatan iman dan taqwa.
Kemudian ada beberapa hambatan yang dihadapi sekolah dalam
implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa.
Hambatan yang dialami pihak sekolah beragam. Ada faktor dari dalam maupun
luar itu sendiri, diantaranya:
1. Faktor intern
57
Faktor penghambat yang dialami dari dalam diri yang dialami siswa di
SMK Al Falah Salatiga antara lain:
a) Keadaan siswa itu sendiri, siswa masih ingin mencari jati diri dan
ingin mencoba yang baru terutama yang negatif-negatif. Solusinya
adalah dengan terus mengingatkan dan membimbing.
b) Keberagaman karakter siswa dan beberapa siswa yang sulit diatur
serta keterbatasan guru dalam mengawasi perilaku siswa, sehingga
membuat sulit untuk mengimplementasikan pembelajaran aswaja
dalam peningkatan iman dan taqwa kepada siswa.
2. Faktor ekstern
a) Lingkungan bergaul di luar sekolah, perbedaan budaya di rumah dan
di sekolah. Jika di sekolah siswa memang sudah diajarkan
pembelajaran yang baik, belum tentu saat di rumah siswa
melaksanakan hal tersebut. Terkadang masih ada orang tua di rumah
yang belum mendukung pendidikan karakter dan tujuan pendidikan di
sekolah. Jadi budaya di sekolah belum satu sinergis dengan budaya
yang dilakukan di ruah.
b) Terbatasnya kontrol sekolah setelah iswa pulang. Dalam ini pihak
sekolah tidak dapat memantau kegiatan anak di luar sekolah secara
intens, untuk menjembatani antara pihak sekolah dengan orang tua
maka diperlukan buku penghubung agar semua isa mengetahui, dan
bisa menjalin komunikasi serta koordinasi yang baik antara pihak
sekolah, siswa, dan orang tua.
58
Usaha-usaha di atas tentunya dapat membantu dan mempermudah
guru maupun siswa dan semua warga sekolah dalam implementasi
pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan taqwa. Dengan
adanya pendukung-pendukung tersebut, diharapkan semua warga
sekolah dapat lebih semangat dalam menjalankan tugas sesuai
kewajibannya masing-masing.
59
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran Aswaja di SMK
Al Falah Salatiga adalah menghasilkan manusia yang selalu berupaya
menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan
peradaban dan martabat Ahlussunnah Wal jama’ah.
Peranan pembelajaran Aswaja bagi siswa SMK Al Falah Salatiga
adalah Menjadikan figur tenaga pendidik serta petugas satuan pendidikan
(madrasah/sekolah) lainnya maupun orang tua peserta didik, sebagai
cerminan manusia yang berkepribadian baik.
Faktor yang menjadi penghambat dan faktor pendukung implementasi
pembelajaran Aswaja untuk peningkatan iman dan taqwa di SMK Al Falah
Salatiga meliputi faktor intern dan ekstern. Faktor intern yang
mempengaruhi adalah keadaan siswa itu sendiri, serta keberagaman
karakter siswa sehingga sulit untuk di atur. Faktor ekstern yang
mempengaruhi adalah lingkungan bergaul, perbedaan budaya sekolah
dengan budaya di rumah, kurangnya kontrol dari guru dan orang tua, serta
pengaruh media sosial.
60
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di SMK Al Falah Salatiga terkait
dengan implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman dan
taqwa, dapat di rekomendasikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk pihak sekolah, hendaknya melakukan komunikasi yang
lebih banyak agar meningkatan peran orang tua kesadaran
pentingnya peningkatan iman dan taqwa anak.
2. Untuk kepala sekolah, berdasarkan pengamatan penulis,
implementasi pembelajaran aswja dalam peningkatan iman dan
taqwa sudah bagus dan mencakup semua ruang lingkup. Semoga
dapat lebih di optimalkan dengan kreatifitas-kretifitas baru.
3. Untuk guru, sebagai pemberi informasi sekaligus pendidik dan
pembimbing, harus mampu menjalankan pendidikan peningkatan
iman dan taqwa seefektif mungkin dan menggunakan kompetesi
yang dimiliki untuk melaksanakan tugasnya serta sikap penuh
kasih sayang dalam lingkungan sekolah.
4. Untuk orang tua/wali murid diharapkan selalu selalu mendukung
program kegiatan sekolah untuk dan selalu mengawasi pergaulan
putra-putrinya ketika di luar jam belajar di sekolah, serta ciptakan
komunikasi yang baik antara orang tua/wali murid dengan pihak
sekolah.
5. Untuk siswa, harus menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada
dengan baik dan benar, patuh, hormat, dan menjaga sopan santun.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Badrun, Alaena. 2000. NU Kristisisme dan Pergeseran Makna Aswaja.
Yogya: PT Tiara Wacana.
Chalim, Asep S, dkk. 2012. Membumikan Aswaja. Surabaya: Khalista.
Faisol, Muhammad, dkk. 2010. Hujjah NU (Akidah – Amaliyah – Tradisi).
Surabaya: Kalista
Misrawi, Zuhairi. 2010. “Mengukuhkan Khittah 1926” Dalam Suhanda
(ed) Gus Dur Santri Par Excellence. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara.
Misrawi, Zuhairi. 2010. Hadratussyaikh Hasyim Asy‟ari. Jakarta: PT
Kompas Media Nisantara.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Muchtar, Masyhudi, dkk. 2007. Aswaja An-Nahdliyah. Surabaya: Khalista.
Nahdlatul Ulama. 2010. Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga
Nahdlatul Ulama.
Novan, Ardy W. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa.
Bandung: Teras.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Thoha, As’ad, dkk. 2006. Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an. Jatim: PW
LP Ma’arif.
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN-Maliki Press.
Ruslan, Rusadi. 2010. Metode Penelitian Public Relations & Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PEDOMAN PENELITIAN
A. PEDOMAN OBSERVASI
Penelitian yang dilakukan ini akan mengamati (observation)
mengenai Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk Peningkatan Iman
dan Taqwa di SMK Al Falah Salatiga, yang di antaranya meliputi:
1. Melakukan pengamatan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) di kelas.
2. Melakukan pengamatan pada penerapan pembiasaan/keseharian di
lingkungan sekolah yang mencerminkan nila-nilai iman dan taqwa.
Pedoman Observasi Implementasi Pembelajaran Aswaja Untuk
Peningkatan Iman dan Taqwa di SMK Al Falah Salatiga Tahun
Pelajaran 2016/2017
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Ket
A Kegiatan Belajar Mengajar (KMB)
1 Membiasakan diri mengawali dan mengakhiri KBM
dengan berdoa
2 Guru dapat mengintegrasukan keimanan dan
ketaqwaan dalam pelajaran
3 Strategi yang digunakan guru terkait implementasi
pembelajaran aswaja mudah dipahami
4 Guru menyampaikan materi secara komunikatif
sehingga peserta didik lebih termotivasi
7 Kematangan peserta didik dalam mengikuti KBM
terlihat dari konsentrasi peserta didik di dalam kelas
8 Peserta didik dapat memahami pengintegrasian
nilai-nilai keimanan dan ketaaqwaan di tiap materi
pelajaran
9 Peserta didik dapat saling membantu pada saat
temannya kesulitan menerima materi pelajaran
10 Peserta didik menerapkan keimanan dan ketaqwaan
dalam kehidupan sehari-hari
B Budaya Sekolah
1 Perilaku kepala sekolah dan guru dapat memberikan
contoh yang berkaian dengan keimanan dan
ketaqwaa terhadap pembiasaan peserta didik di
lingkungan sekolah
2 Antar warga sekolah saling menghormati dan
menghargai satu sama lain
3 Memberikan salam dan menyapa saat berpapasan
4 Saling membantu apabila ada teman yang
mengalami kesulitan
5 Antar warga sekolah dapat menerapkan nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan di lingkungan sekolah
6 Saling menjaga kebersihan lingkungan sekolah
7 Pembiasaan/kegiatan rutin yang dilakukan siswa
yang berkaitan dengan pendidikan karakter
a. Harian
b. Mingguan
c. Bulanan
d. Tahunan
e. Incidental
B. PEDOMAN DOKUMENTASI
Dokumentasi dilakukan peneliti untuk mengungkap data-data
antara lain sebagai berikut :
1. Melalui arsip tertulis:
a. Profil SMK Al Falah Salatiga.
b. Visi dan misi SMK Al Falah Salatiga.
c. Sarana dan prasarana SMK Al Falah Salatiga.
d. Jumlah dan kondisi bangunan SMK Al Falah Salatiga.
2. Foto
a. Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas.
b. Budaya sekolah yang tercermin di lingkungan sekolah.
c. Kegiatan/program sekolah terkait dengan pembelajaran Aswaja
untuk peningkatan iman dan taqwa.
C. PEDOMAN WAWANCARA
1. Kepala SMK Al Falah Salatiga dan Guru PAI
a. Identitas Responden
1) Nama :
2) Jenis Kelamin :
3) Jabatan :
4) Usia :
5) Pendidikan terakhir :
6) Alamat :
b. Pertanyaan Peneliti
1) Bagaimanapelaksanaan pembelajaran aswaja di SMK Al
Falah Salatiga?
2) Bagaimana peranan pembelajaran aswaja untuk
peningkatan iman dan taqwa siswa SMK Al Falah Salatiga?
3) Apafaktor pendukung dan faktor penghambat
dalampelaksanaan peningkataniman dan taqwa siswa di
SMK Al Falah Salatiga?
2. Peserta Didik SMK Al Falah Salatiga
a. Identitas Responden
1) Nama :
2) Jenis Kelamin :
3) Usia :
4) Kelas :
5) Alamat :
b. Pertanyaan Penelitian
1) Bagaimanapendapatandaterhadappelaksanaan pembelajaran
aswaja?
2) Usaha apa yang andalakukanuntukmeningkatkaniman dan
taqwa setelah pembelajaran aswaja?
3) Apa faktor pendukung dan faktor penghambat yang
andaalamiketikaberusahameningkatkaniman dan
taqwapadadirianda?
HASIL WAWANCARA
A. Wawancara dengan Kepala Sekolah (SM) pada hari Rabu, 25 Mei 201
di Ruang Kepala Sekolah Pukul 08.40 WIB
P: Bagaimana pelaksanaan pemebelajaran aswaja di SMK Al falah
Salatiga?
N: Implementasi dalam meningkatkan iman dan taqwa siswa, bisa
diperumpamakan pada hal-hal yang kita lakukan dalam kegiatan sehari-
hari. Misalnya, ada slogan buanglah sampah pada tempatnya,
menyeberanglah pada zebra cross. Kita sudah mengetahui dan
memahami akan slogan itu, tapi kita tidak menaati slogan tersebut.
Masih saja ada yang membuag sampah sembarangan, menyeberang
sembarangan padahal mereka sudah mengetahui apa yang seharusnya
mereka lakukan. Ini sama halnya dalam aswaja, seseorang sudah
mengetahui tentang aswaja, bagaimana harus melakukan sesuatu yang
wajib dilakukan. Akan tetapi masih melakukan hal yang tidak sejalan
dengan kewajibannya. Jika seseorang sudah benar-benar menjalankan
dan mengamalkan aswaja dengan tulus dan baik untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan maka bisa kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Amalan yang kita lakukan sehari-hari merupakan sunnah
rosul.
P: Bagaimana peranan pembelajaran aswaja untuk peningkatan iman dan
taqwa siswa SMK Al Falah Salatiga?
N: Ini sama halnya dalam aswaja, seseorang sudah mengetahui tentang
aswaja, bagaimana harus melakukan sesuatu yang wajib dilakukan.
Akan tetapi masih melakukan hal yang tidak sejalan dengan
kewajibannya. Jika seseorang sudah benar-benar menjalankan dan
mengamalkan aswaja dengan tulus dan baik untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan maka bisa kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Amalan yang kita lakukan sehari-hari merupakan sunnah
rosul.
P: Apafaktor pendukung dan faktor penghambat dalampelaksanaan
peningkataniman dan taqwa siswa di SMK Al Falah Salatiga?
N: Pendukung implementasi pembelajaran aswaja dalam peningkatan iman
dan taqwa sangat banyak, misalnya ada slogan buanglah sampah pada
tempatnya, menyeberanglah pada zebra cross. Kita sudah mengetahui
dan memahami akan slogan itu, tapi kita tidak menaati slogan tersebut.
Masih saja ada yang membuag sampah sembarangan, menyeberang
sembarangan padahal mereka sudah mengetahui apa yang seharusnya
mereka lakukan. Ini sama halnya dalam aswaja, seseorang sudah
mengetahui tentang aswaja, bagaimana harus melakukan sesuatu yang
wajib dilakukan. Akan tetapi masih melakukan hal yang tidak sejalan
dengan kewajibannya.
B. Wawancara dengan Guru PAI dan ASWAJA (ZM) pada hari Selasa,
17 Mei 2016 di Ruang Guru pada Pukul 09:13 WIB
P:Bagaimana pelaksanaan pemebelajaran aswaja di SMK Al falah
Salatiga?
N: Pada mapel Aswaja kita menekankan aspek praktik. Aspek praktek
tersebut diantaranya yaitu membudayakan sholat berjamaah pada saat
sholat dhuhur, mujadahan yang kegiatannya melafalkan bacaan selain
surat al fatikhah, tahlil, dan asmaul khusna, dan aspek praktik yang lain
yaitu hafalan surat-surat pendek. Surat pendek itu juga bisa
meningkatkan keimanan kita terhadap Tuhan. Karena apa ? karena
dengan hafalan Qur’an kita menjadi cinta terhadap Qur’an. Anak kita
tekankan dari kelas satu semester satu minimal hafal surat an naas
sampai at takatsur, untuk semester dua kelas satu dari surat al qori’ah
sampai ad duha. Praktek ziarah kubur juga masuk aspek praktikum
dalam mapel Aswaja. Ziarah kubur biasanya dilakukan kamis sore
kemakam bapak Kyai, itu guna untuk mengimplementasikan pelajaran
aswaja dalam hal praktek. Bagi siswa siswi yang belum bisa baca tulis
Al-Qur’an di semester satu juga sudah terapkan sistem belajar ngaji,
saya namai ngaji bareng. Jadi itu khusus anak-anak yang belum bisa
ngaji, itu kita mulai dari iqra’ jilid satu yang belum sama sekali, tapi
yang sudah bisa juga Qur’an.
P: Bagaimana peranan pembelajaran aswaja untuk peningkatan iman dan
taqwa siswa SMK Al Falah Salatiga?
N: Praktek ziarah kubur juga masuk aspek praktikum dalam mapel Aswaja.
Ziarah kubur biasanya dilakukan kamis sore kemakam bapak Kyai, itu
guna untuk mengimplementasikan pelajaran aswaja dalam hal praktek.
Bagi siswa siswi yang belum bisa baca tulis Al-Qur’an di semester satu
juga sudah terapkan sistem belajar ngaji, saya namai ngaji bareng. Jadi
itu khusus anak-anak yang belum bisa ngaji, itu kita mulai dari iqra’ jilid
satu yang belum sama sekali, tapi yang sudah bisa juga Qur’an.
P: Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
peningkatan iman dan taqwa siswa di SMK Al Falah Salatiga?
N:Usahanya katakanlah dari sholat berjamaah usaha kita selain
absensidiawal-awal tapi sekarang jarang absen karena anak sudah
menempatkan diri meskipun ada juga satu dua anak yang bolos, tapi
usaha kita adalah selalu mengingatkan dan dari bapak kesiswaan juga
mendukung. istilah Jawanya kita hanya“nguri-nguri” atau mengajak
anak untuk ke mushola. Nanti bisa di lihat sholat dhuhur dan juga
praktek mujahadah. Usaha yang lain, kita bina anak-anak dalam SKI
disana di lantai dua kita terapkan seperti kajian-kajian dimanapun SKI
(sie kerohanian islam) ita selalu diikuti tidak pernah absen. Itu biasanya
kita bina seminggu sekali dan itu juga di bina dari pihak luar. Kita
punya perkumpulan di SKI luar.
C. Wawancara dengan siswa (DS) pada hari Selasa, 17 2016 di ruang
kelas pukul 10:20 WIB
P: Bagaimana pelaksanaan pemebelajaran aswaja di SMK Al falah
Salatiga?
N: Menurut saya, pelaksanaan pembelajaran aswaja di sekolah ini sudah
bagus dan cukup jelas. Selain teori di dalam kelas guru kami juga
memberikan contoh dan praktik langsung, misalnya untuk
melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, sholat dhuha serta mujahadah,
sehingga kami bisa menerima pelajaran aswaja dengan jelas.
P: Bagaimana peranan pembelajaran aswaja untuk peningkatan iman dan
taqwa siswa SMK Al Falah Salatiga?
N: Memperdalam ilmu aswaja, mempraktekannya dan mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
P: Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
peningkatan iman dan taqwa siswa di SMK Al Falah Salatiga?
N:Guru selalu mengingatkan saat akan melaksanakan sholat dhuha
bersama-sama dan memberikan contoh langsung kepada siswa sehingga
siswa dapat mengikutiny.
LAMPIRAN 2
DATA INFORMAN
NO NAMA JABATAN KODE
1 Samsidi, S.Pd.Kim.,M.Pd. Kepala Sekolah SM
2 Zamroni,S.Pd.I ZM
3 Desi Sintia Siswa DS
LAMPIRAN 3
DATA GURU DAN KARYAWAN
No Nama Mata Pelajaran Tugas Tambahan
1 Samsidi,
S.Pd.Kim.,M.Pd.
Kimia Kepala Sekolah
2 Meyla Kurniawati, S.Pd. Matematika Waka Kurikulum
3 Eka Candra Satria, M.Pd. PJOK dan KKPI Waka kesiswaan
4 Sri Widyaningsih, S.Pd.I B.Inggris dan
Seni budaya
Waka Humas
5 Mateas Ma’ruf, S.Pd Produktif TO Waka sarpras
6 Zamroni,S.Pd.I PAI dan Aswaja
7 Nikmah,S.Pd. Produktif TB
8 Umi Anisah, S.Pd. PKn
9 Galuh Mirnasari,S.Pd. IPS
10 Sri Wahyuni,S.Pd B. Indonesia
11 Ika Kurniawati, S.Pd. BK
12 M. Aswan, S.Pd. Produktif TO
13 Nazillatur Rohmiyati,
M.Pd.
IPA dan Fisika
14 Rinta Sari,S.Pd.I Kewirausahaan
15 Dra. Tri Fatichah. H B. Inggris
16 Naela Fadlil, S.Pd. Produktif TB
No Nama Jabatan
1. Edi Pramono Kepala TU
2. Tri Juniarti, S.E Wakil kepala TU
3. Samsuri Toolmen
4. Sukur Penjaga Sekolah
Lampiran 4
Kegiatan praktik di kelas
bangunan sekolah SMK Al Falah
Kegiatan di kejuruan
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Siti Choriyah Fakultas/Jurusan : FTIK/PAI
NIM : 11111187 Dosen P.A : Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai
1. Orientasi Pengenalan Akademik
dan Kemahasiswaan (OPAK) oleh
Dewan Mahasiswa (DEMA)
STAIN Salatiga
20-22 Agustus 2011
Peserta 3
2. Achievement Motivation Training
(AMT) oleh Ittaqo dan CEC
STAIN Salatiga
23 Agustus 2011
Peserta 2
3. Orientasi Dasar Keislaman
(ODK) oleh STAIN Salatiga
24 Agustus 2011
Peserta
2
4. Seminar Enterpreneurship dan
Koprasi oleh Kopma dan KSEI
STAIN Salatiga
25 Agustus 2011
Peserta
2
5. SK Pengurus Madrasah Diniyah
Ainul Yaqin Periode 2011-2012
04 September 2011
Pengurus 4
6 USER EDUCATION oleh UPT
PERPUSTAKAAN STAIN
20 September 2011
Peserta
2
7 SK Pengurus Pondok Pesantren
Raden Paku Periode 2011-2012
02 Oktober 2011
Pengurus 4
8
SK pengajian Istighotsah Satu
Suro Pondok Pesantren Raden
Paku
10 Oktober 2011
Panitia 3
9 SK Haflah Akhirus Sanah Pondok
Pesantren Raden Paku
05 April 2012
Panitia 3
10 SK Pengurus Madrasah Diniyah
Ainul Yakin Periode 2012-2013
01 September 2012
Pengurus 4
11 SK Ponpes Raden Paku Periode
2012-2013
05 Oktober 2012
Pengurus 4
12 SK pengajian Istighotsah Satu
Suro Pondok Pesantren Raden
Paku
12 Oktober 2012
Panitia 3
13 SK PAC IPPNU Kecamatan
Getasan
24 November 2012
Pengurus 4
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai
14 Seminar Bedah Buku”24 Cara
Mendongkrak IPK” oleh UPT
STAIN Salatiga
05 Desember 2012
Peserta 2
15 Seminar Nasional Kebangsaan
oleh IPNU Kabupaten Semarang
27 Desember 2012
Peserta 8
16 SK Haflah Akhirus Sanah Pondok
Pesantren Raden Paku”
07 April 2013
Panitia 2
17 Seminar Nasional “Minimnya
Pasokan Energi Dalam Negeri,
Pembatasan Subsidi BBM an
Peran Masyarakat dalam
Penghematan Energi”
20 April 2013
Peserta
8
18 Pelatihan Strategi Sukses Kuliah
oleh Biro Konsultasi
Psikologi”TAZKIA
08 Juni 2013
Peserta 2
19 SK Kegiatan”Penguatan
Rekonsiliasi Elemen Masyarakat
dalam rangka Peningkatan
Wawasan Kebangsaan” oleh
Badan Kesatuan Bangsa Politik
dan Perlindungan Masyarakat
Provinsi Jawa Tengah
27-28 Agustus 2013
Peserta 4
20 SK Madrasah Diniyah Ainul
Yakin Periode 2013-2014
02 September 203
Pengurus 4
21 Seminar Nasional “Sosialisasi UU
NO.1 TH 2013, Peran Serta
Fungsi OJK”
“Peran Pemeritah Dalam
Pengawasan Lembaga Keuangan
Mikro”
30 september 2013 Peserta 8
22 SK Pegurus Pondok Pesantren
Raden Paku Periode 2013-2014 04 Oktober 2013 Pengurus 4
23 SK Istighotsah Satu Suro Pondok
Pesantren Raden Paku 11 Oktober 2013 Panitia 3
24 Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan
dan Seminar Nasional oleh MPR
RI dan IPNU
24 Oktober 2013
Peserta 8
25 Seminar Nasional
Entrepreneurship
16 November 2014 Peserta 8
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai
26 SK Panitia Istighosah 1 Suro
Ponpes Raden Paku 2014
13 Oktober 2014 Panitia 3
27 SK Pengurus Madrasah Diniyah
Periode 2014-2015
8 September 2014 Pengurus 4
28 SK Pengurus Pondok Pesantren
Periode 2014-2015
10 Oktober 2014 Pengurus 4
29 SK Panitia Haflah Akhirusanah
tahun 2015
5 April 2015 Panitia 3
30 SK Panitia Haflah Akhirusanah
tahun 2014
6 April 2015 Panitia 3
31 Seminar Nasional Understanding
The Language and The Culture
CEC
4 Juni 2015 Peserta
8
JUMLAH 126
Salatiga, 11 Maret 2016
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag
NIP. 19700510 199803 1 003