Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

12
IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Sebagai Pemenuhan Tugas Akhir Pendidikan Pancasila Dosen : DR. Abidarin Rosyidi, MMa Penulis : Nama : Nyoto Wibowo NIM : 11.11.5371 Kelompok : E S1 Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta 2011

Transcript of Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Page 1: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI DASAR

NEGARA

Sebagai Pemenuhan Tugas Akhir Pendidikan Pancasila

Dosen :

DR. Abidarin Rosyidi, MMa

Penulis :

Nama : Nyoto Wibowo

NIM : 11.11.5371

Kelompok : E

S1 Teknik Informatika

STMIK Amikom Yogyakarta

2011

Page 2: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

ABSTRAK

Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila bukanlah sesuatu yang asing.

Pancasila terdiri dari 5 sila yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 Alinea IV

yang diperuntukkan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Dalam rangka

mempersiapkan kemerdekaan, pada tanggal 28 Mei 1945 dibentuk Badan

Penyelidik Usaha-Uusaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau

Dokuritsu Zyunbi Tyosakai.

Secara historis dapat pula dinyatakan bahwa Pancasila yang dirumuskan

para pendiri bangsa (the founding fathers) itu dimaksudkan untuk menjadi

dasarnya Indonesia mereka. Adalah dr. Radjiman Wididiningrat selaku ketua

BPUPKI yang menanyakan kepada para peserta sidang I BPUPKI tanggal 29 Mei

1945 dengan kalimat “Indonesia merdeka yang akan kita bentuk apa dasarnya?”

Menanggapi pernyataan ketua tersebut, beberapa anggota BPUPKI berpidato

menyatakan hal-hal tentang apa dasar dari Indonesia merdeka di kelak kemudian

hari.

Pancasila sebagai dasar negara merupakan fundamen atau pondasi dari

bangunan negara. Kuatnya fundamen negara akan menguatkan berdirinya negara

itu. Kerapuhan fundamen suatu negara, berakibat lemahnya negara tersebut.

Page 3: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pada dasarnya, Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang menjadi

acuan negara untuk membuat peraturan dan sebagai dasar bagi warga negara

untuk bersikap dan perilaku yang dilaksanakan sesuai sila-sila yang

terkandung di dalamnya.

Makalah ini membahas tentang pancasila yang menjadi dasar negara

dilihat dari sejarah dan landasan historis yang ada. Tujuan dari makalah ini

adalah untuk mengetahui Pancasila sebagai dasar negara yang dilihat dari

pendekatan historis pancasila. Penulis menggunakan metode kepustakaan dan

observasi. Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah Studi Pustaka.

Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga

penulisan makalah ini.

B. Rumusan Masalah

A. Apa itu Pancasila?

B. Bagaimana sejarah perumusan Pancasila?

C. Bagaimana landasan historis dari Pancasila?

D. Implementasi Dasar negara terhadap Pancasila?

C. Pendekatan Historis

Makalah ini menggunakan pendekatan Historis. Di dalamnya penulis

melihat dari sejarah Pancasila dan kaitannya pancasila pada zaman sekarang

dan pancasila pada zaman dahulu.

Page 4: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

BAB II

Pembahasan

A. Pancasila

Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila bukanlah sesuatu yang asing.

Pancasila terdiri dari 5 sila yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 Alinea

IV yang diperuntukkan sebagai dasar negara Republik Indonesia.

Kesepakatan bangsa telah menetapkan bahwa Pancasila yang terdiri atas

lima sila yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Kesepakatan itu

dinyatakan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI sebagai Lembaga

pembentuk negara pada saat itu.

B. Sejarah Perumusan Pancasila

a) Perumusan Pancasila dalam Persidangan BPUPKI

Dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan, pada tanggal 28 Mei 1945

dibentuk Badan Penyelidik Usaha-Uusaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tyosakai. Badan ini terdiri dari 62 anggota

yang diketuai oleh dr. Radjiman Widiodiningrat dan didampingi oleh dua

orang wakil yang satu kebangsaan Jepang dan seorang berkebangsaan

Indonesia.

Tugas BPUPKI adalah mempertimbangkan masalah-masalah pokok dan

kemudian merumuskan rencana-rencana pokok bagi Indonesia. BPUPKI

mengadakan sidang dua kali, yang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1

Juni 1945, dan kedua pada tanggal 10-17 Juli 1945.

o Sidang pertama BPUPKI

Dalam sidang pertama (29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945), Ketua dr.

Radjiman meminta anggota BPUPKI untuk mengemukakan pandangan

tentang apa yang dijadikan Dasar Indonesia Merdeka. Yang dimaksud

adalah suatu “philosophische grondslag” atau dasar falsafah, yaitu

pemikiran yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan “gedung”

Indonesia merdeka yang kekal dan abadi.

Page 5: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Sebagai tanggapan atas permintaan ketua BPUPKI, para anggota

BPUPKI mengemukakan pendapatnya mengenai Dasar Indonesia

Merdeka. Tiga orang mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan

pendapatnya. Muhammad Yamin mengusulkan sebagai dasar negara

adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebanggaan persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat

Sementara itu, dalam pidato pada tanggal 31 Mei 1945, Supomo

mengemukakan pokok-pokok pikiran seperti berikut :

1. Negara Indonesia Merdeka hendaknya merupakan negara

nasional yang bersatu dalam arti totaliter atau intregralistik.

2. Setiap warganya dianjurkan agar takluk kepada Tuhan, tetapi

urusan agama hendaknya terpisah dari urusan dan diserahkan

kepada golongan-golongan agama yang bersangkutan

3. Dalam susunan pemerintahan negara harus dibentuk suatu

Badan Permusyawaratan, agar pimpinan negara dapat bersatu

jiwa dengan wakil-wakil rakyat secara terus menerus.

4. Sistem ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas

kekeluargaan, seistem tolong-menolong, dan sistem kooperasi

5. Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan

Indonesia yang asli, dengan sendirinya akan bersifat Neara Asia

Timur Raya.

Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato tentang

dasar negara. Pidato ini dikenal dengan “Pidato Lahirnya Pancasila”.

Pancasila seperti yang diusulkan oleh Soekarno dirumuskan menurut

urutan sebagai berikut :

1. Kebangsaan

2. Internasionalisme

Page 6: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

5. Ketuhanan Yang Maha Esa

o Piagam Jakarta

Sesudah sidang I BPUPKI, berlangsung pertemuan di luar sidang.

Pertemuan ini dilakukan oleh paa anggota BPUPKI yang tinggal di Jakarta

pada tanggal 22 Juni 1945. Pertamuan itu dmaksudkan untuk menjembatani

perbedaan antara golongan nasionalis dan Islam. Dalam pertemuan itu,

diupayakan kompromi antara kedua belah pihak mengenai rumusan dasar

negara bagi bangsa Indonesia merdeka.

Pada kesempatan itu sebuah panitia dibentuk untuk merumuskan

kesepakatan antara kedua belah pihak yang disebut dengan panitia Sembilan.

Panitia itu beranggotakan semblan tokoh nasional yang juga tokoh-tokoh

BPUPKI yaitu Soekarno, Moh. Hatta, Muh. Yamin, Subardjo, A.A Maramis,

Abdul Kahar Moezakhir, Wachid Hasyim, Abikusno Tjokrodujoso, dan K.H.

Agus Salim.

Setelah mengadakan pembahasan, panitia ini berhasil menetapkan

Rancangan Pembukaan UUD yang kemudian dikenal dengan nama Piagam

Jakarta. Di dalam rancangan itu termuat rumusan kompromi antara pihak

Islam dengan pihak kebanggaan tentang hubungan antara negara dan agama.

Rumusan itu berbunyi “ Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at

Islam bagi pemeluknya-pemeluknya”. Karena itu, Pancasila dalam Piagam

Jakarta dirumuskan demikian :

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi

pemeluknya-pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Page 7: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

o Sidang Kedua BPUPKI

Ketika BPUPKI memasuki sidang kedua pada tanggal 10 Juli sampai

17 Juli 1945, Soekarno selaku ketua Panitia Sembilan melaporkan isi Piagam

Jakarta sebagai usul Pembukaan UUD kepada sidang BPUPKI.

Ketua BPUPKI kemudian membentuk Panitia Perancang UUD

diketahui oleh Soekarno. Pada 11 Juli 1945, panitia membicarakan rancangan

pembukaan UUD. Lalu, Ketua membentuk Panitia Kecil beranggotakan 7

orang diketahui oleh Soepomo untuk membentuk rancangan UUD. Hasil

kerja Panitia Kecil ini dibicarakan pada 13 Juli 1945 dan diterima oleh Panitia

Perancang UUD.

Pada 14 Juli 1945 sidang pleno BPUPKI membicarakan rancangan

pembukaan UUD itu dan menerimanya dengan sedikit perubahan. Pada

tanggal 15 Juli 1945, dibicarakan rancangan UUD. Setelah Soekarno dan

Soepomo memberikan penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal,

masing-masing anggota memberikan tanggapan.

Mengenai agama, timbul perdebatan sengit. Akan tetapi, pada tanggal

16 Juli rancangan BPUPKI selesai dan badan tersebut dibubarkan setelah

menyampaikan hasil kerja dan usulnya tentang pembentukan suatu Panitia

Persiapan Kemerdekaan.

b) Perumusan Pancasila dalam Persidangan PPKI

Pada 7 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(PPKI), terdiri atas 21 orang. Tugas PPKI adalah melaksanakan kemerdekaan

Indonesia dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk membentuk suatu

negara. Soekarno ditunjuk sebagai Ketua dan Muhammad Hatta sebagai Wakil

Ketua.

Pada 18 Agustus 1945, PPKI bersidang dan mengambil beberapa

keputusan penting, yaitu :

1. Mengesahkan Pembukaan UUD

2. Mengesahkan UUD

3. Memilih Presiden dan Wakil Presiden

Page 8: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

4. Menetapkam bahwa untuk sementara waktu Presiden akan dibantu oleh

sebuah Komite Nasional

Diantara kesepakatan mengenai perubahan-perubahan yang dilakukan,

terdapat satu perubahan penting, yaitu mengenai rumusan sila yang pertama

Piagam Jakarta. Anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam

bagi pemeluk-pemeluknya” disepakati untuk dihilangkan. Karena itu, sila

pertama menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Dihilangkannya anak kalimat tersebut telah disetujuio oleh semua

anggota PPKI. Itu dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa di dalam suatu

pernyataan pokok mengenai seluruh abangsa sebaiknya tidak ditempatkan

suatu hal yang hanya mengenai sebagian rakyat Indonesia, sekalipun bagian

yang terbesar. Pencoretan anak kalimat itu adalah untuk menjaga persatuan

bangsa dan keutuhan seluruh wilayah Indonesia.

Lalu, Pancasila ditetapkan dalam Pembukaan UUD sebagai dasar negara

RI, seperti berikut :

“...maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu di dalam suatu

Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam susunan

negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar

kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,

persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan /perwakilan, serta dengan mewujudkan seuatu

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

C. Landasan Historis Pancasila

Secara historis dapat pula dinyatakan bahwa Pancasila yang dirumuskan

para pendiri bangsa (the founding fathers) itu dimaksudkan untuk menjadi

dasarnya Indonesia mereka. Adalah dr. Radjiman Wididiningrat selaku ketua

BPUPKI yang menanyakan kepada para peserta sidang I BPUPKI tanggal 29

Mei 1945 dengan kalimat “Indonesia merdeka yang akan kita bentuk apa

dasarnya?” Menanggapi pernyataan ketua tersebut, beberapa anggota BPUPKI

berpidato menyatakan hal-hal tentang apa dasar dari Indonesia merdeka di

kelak kemudian hari.

Page 9: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Moh.Yamin pada pidato tanggal 29 Mei 1945 menyatakan “...ialah

suatu kewajiban yang sangat teristimewa. Kewajiban untuk ikut menyelidiki

bahan-bahan yang akan menjadi dasar dan susunan negara yang akan

terbentuk dalam suasana kemerdekaan, yang telah diakui dan dibela rakyat

Indonesia dengan kurban dan darah daging sejak berates-ratus

tahun,...”(Risalah BPUPKI dan PPKI, Setneg 1998)

Prof. Mr.Soepomo pada pidato tanggal 13 Mei 1943 menyatakan

“Paduka Tuan Ketua, hadirin yang terhormat! Soal yang kita bicarakan ialah

bagaimanakah akan dasar-dasarnya negara Indonesia merdeka”. (Risalah

BPUPKI dan PPKI, Setneg 1998)

R.P. Soeroso pada waktu memberi peringatan kepada Mr. Muhammad

Yamin dalam pidato tanggal 29 Mei 1945, antara lain mengatakan : “ Sebagai

diterangkan oleh tuan Ketua, tuan Radjiman tadi yang dibicarakan ialah

dasar-dasar Indonesia Merdeka...”(Risalah BPUPKI dan PPKI, Setneg 1998)

Ir. Soekarno pada pidato tanggal 1 Juni 1945 mengungkapkan sebagai

berikut.

“Saudara-saudara! Sesudah saya bicarakan tentang hal merdeka, maka

sekarang saya bicarakan tentang hal dasar. Paduka tuan Ketua yang mulia!

Saya mengerti apakah yang paduka tuan Ketua kehendaki! Paduka tuan Ketua

minta hal dasar, minta philosophische grondslag, atau jikalau kita bleh

memakai perkataan yang muluk-muluk, Paduka tuan Ketua yang mulia

meminta suatu; Weltanschauung; di atas nama kita mendirikan negara

Indonesia itu.” (Risalah BPUPKI dan PPKI, Setneg 1998)

D. Implementasi Pancasila sebagai dasar negara

Setiap negara harus mempunyai dasar negara. Dasar negara merupakan

fundamen atau pondasi dari bangunan negara. Kuatnya fundamen negara akan

menguatkan berdirinya negara itu. Kerapuhan fundamen suatu negara,

berakibat lemahnya negara tersebut. Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila

sering disebut sebagai dasar falsafah negara (filosofische gronslag dari negara),

Staats fundamentele norm, weltanschauung dan juga diartikan sebagai ideologi

negara (staatsidee).

Page 10: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Negara kita Indonesia. Dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan

bernegara ini dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara

ini harus tetap kuat dan kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah

fundamen, dasar, atau ideology berarti mengubah eksistensi dan sifat negara.

Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau lemahnya bangsa itu

berpegang kepada dasar negaranya.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara yaitu Pancasila sebagai dasar

dari penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi negara Republik Indonesia.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara seperti tersebut di atas, sesuai

dengan apa yang tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

alenia 4 antara lain menegaskan: “…. maka disusunlah kemerdekaan

kebangsaan itu dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,

kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalm permusyawaratan perwakilan, serta

dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Page 11: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Secara historis dapat pula dinyatakan bahwa Pancasila yang dirumuskan

para pendiri bangsa (the founding fathers) itu dimaksudkan untuk menjadi

dasarnya Indonesia mereka. Adalah dr. Radjiman Wididiningrat selaku ketua

BPUPKI yang menanyakan kepada para peserta sidang I BPUPKI tanggal 29

Mei 1945 dengan kalimat “Indonesia merdeka yang akan kita bentuk apa

dasarnya?”

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara yaitu Pancasila sebagai dasar

dari penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi negara Republik Indonesia.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara seperti tersebut di atas, sesuai

dengan apa yang tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

alenia 4.

B. Saran

Makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan sebagai bahan

belajar.

Page 12: Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

DAFTAR PUSTAKA

1. Winarno.2008.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan

Kuliah Prguruan Tinggi.Jakarta:PT Bumi Aksara

2. Suteng Bambang, dkk.2007.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas

XII.Jakarta:Penerbit Erlangga