Implementasi Metode Taguchi pada Proses EDM dari Tungsten Karbida
description
Transcript of Implementasi Metode Taguchi pada Proses EDM dari Tungsten Karbida
Disusun Oleh :
Bilqiis Falkhatun Risma
Implementasi Metode Taguchi pada Proses EDM dari Tungsten Karbida
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Cilegon-Banten2010
1. PendahuluanEDM telah digunakan secara efektif dalam mesin yang berkekuatan
tinggi, dan material yang tahan terhadap suhu. Material dihapus dengan cara
cepat dan berulang jika terdapat percikan kotoran diantara gap elektroda dan
[benda kerja 1]. Oleh karena itu, manfaat dari teknik EDM adalah yang terbaik
ketika diuji pada mesin logam paduan Tungsten Karbida yang memiliki tingkat
kekerasan tertinggi.
Meskipun studi parameter tersebut telah dilakukan oleh banyak peneliti,
sebagian besar studi tidak banyak yang mempertimbangkan baik filosofi teknik
(DOE) dan formulasi matematika (ANOVA) [3, 4], terutama pada material mesin
yang sangat keras seperti Tungsten Karbida. Oleh karena itu, metode Taguchi [3,
4, 5], merupakan alat yang ampuh untuk desain parametrik karakteristik kinerja,
yang digunakan untuk menentukan parameter pemesinan yang optimal untuk
pemakaian material elektroda dengan rasio minimum, penghapusan bunga
maksimum dan kekasaran permukaan minimum dalam operasi EDM.
2. Proses EksperimenPaduan tungsten karbida merupakan material yang digunakan dalam
penelitian ini. Tabel 1 memperlihatkan properti material. Percobaan
dilakukan menggunakan Charmilles Discharge Machine Listrik, Seri-
Roboform. Gambar 1 menggambarkan skematis percobaan set-up.
Sebuah silinder grafit murni dengan diameter 9 mm digunakan sebagai
elektroda untuk mengikis suatu benda kerja dari tungsten karbida. Minyak
tanah digunakan sebagai fluida dielektrik dalam percobaan ini.
2. Proses Eksperimen (2)
Perubahan berat elektroda, berat material dan waktu masing-masing tercatat di
mesin uji. MRR dan EWR dievaluasi untuk setiap kondisi pemotongan dengan
mengukur jumlah rata-rata material yang dihapus dan waktu potong.
Berikutnya, SR tungsten karbida diukur oleh Taylor Hobson Tester Kekasaran
Permukaan, seri-Talysurf. Panjang pemotongan untuk setiap pengukuran adalah
0,8 mm. Nilai Ra diukur tiga kali pada setiap specimen kemudian, didapat rata-
rata nilai-nilai kekasaran permukaan. Percobaan untuk menentukan Parameter
pemesinan yang optimal dilakukan dengan pengaturan tegangan polaritas
negatif dengan debit di kisaran 120-200 V, debit saat ini dalam kisaran 8,0-64,0
A, durasi pulsa dalam kisaran 1,6-50 μs, dan waktu interval dalam kisaran 3,2-
800 μs. parameter penting dari percobaan ini adalah diberikan dalam Tabel 2.
3. Design Eksperimen & Analisis Data
3.1 Desain Eksperimen
Tata letak percobaan untuk parameter pemesinan menggunakan L9 orthogonal
array. Array ini terdiri dari empat parameter kontrol dan tiga level, seperti yang
ditunjukkan dalam tabel 3. Dalam metode Taguchi, semua nilai yang diamati
dihitung berdasarkan 'semakin tinggi semakin baik' dan 'yang lebih kecil lebih
baik '. Jadi dalam penelitian ini, nilai-nilai yang diamati seperti MRR, EWR dan SR
masing-masin diatur ke maksimum dan minimum. Setiap percobaan dilakukan
dengan tiga replikasi sederhana pada setiap set nilai. Selanjutnya, optimalisasi
nilai-nilai yang diamati ditentukan dengan membandingkan analisis standar dan
analisis varians (ANOVA) yang didasarkan pada metode Taguchi.
3. Design Eksperimen & Analisis Data (2)
3.2 Analisis Varians (ANOVA)
Analisis varians (ANOVA) dan uji F (analisis standar) digunakan
untuk menganalisis data eksperimental sebagai berikut [2, 3,
4]:
3. Design Eksperimen & Analisis Data (3)
3. Design Eksperimen & Analisis Data (4)
3.3 Analisis Data
Dalam studi ini, semua analisis berdasarkan metode Taguchi dilakukan oleh
perangkat lunak DOE Taguchi (Qualitek-4) untuk menentukan dampak utama dari
parameter proses, untuk melakukan analisis varians (ANOVA), dan untuk
menetapkan kondisi optimum. Analisis efek utama digunakan untuk mempelajari
kecenderungan efek dari setiap faktor, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2,
3 dan 4. Kinerja permesinan (faktor ANOVA-signifikan) untuk setiap eksperimen
dari L9 dapat dihitung dengan mengambil nilai EWR yang diamati sebagai contoh
dari tabel 4. Tabel 5 mencantumkan ANOVA dan uji F hasil untuk EWR. F0.05; n1, n2
yang dikutip dari "Stastitical Tabel" [7]. Jika dihitung nilai FZ melebihi F0.05; n1, n2
(Tabel 5), maka kontribusi parameter masukan, seperti puncak saat ini,
didefinisikan sebagai signifikan. Dengan demikian, parameter yang signifikan
dapat dikategorikan menjadi dua tingkat yang signifikan dan subsignificant.
3. Design Eksperimen & Analisis Data (5)
3. Design Eksperimen & Analisis Data (6)
4. Hasil & Pembahasan4.1 Electrode Wear Rate (EWR)
Pembahasan berikut ini fokus pada pengaruh parameter proses dengan nilai-nilai yang
diamati (EWR,
MRR dan SR) berdasarkan metode Taguchi. 4.1. Elektroda Wear Rate Gambar 2
menunjukkan efek utama dari EWR setiap faktor untuk kondisi berbagai tingkat.
Menurut para pakar, EWR berkurang dengan dua parameter utama, P, dan B. Dan juga
kita melihat bahwa minimal tegangan mesin (polaritas negatif), puncak maksimum
saat ini, durasi pulsa minimum dan maksimum interval waktu mungkin menyiratkan
EWR lebih kecil. Jadi, menurut JL Lin, dll [8], debit saat ini, benda kerja polaritas dan
tegangan debit adalah parameter pemesinan penting yang mempengaruhi rasio pakai
elektroda. Berdasarkan angka ini, untuk nilai awal durasi pulsa (1,6 μs) dengan
negative polaritas (elektroda,-ve), EWR lebih kecil. Demikian menurut B. Thomas [9],
sedemikian kasus polaritas terbalik (polaritas negatif) sehingga removal material
maksimum pada benda kerja dan elektroda paling sedikit kemungkinan dipakai. Untuk
alasan ini, elektroda diberikan polaritas negatif untuk durasi pulsa pendek dan
polaritas positif digunakan ketika durasi pulsa yang lebih lama.
4. Hasil & Pembahasan (2)
4. Hasil & Pembahasan (3)
4. Hasil & Pembahasan (4)
4. Hasil & Pembahasan (5)
4.2 Material Removal Rate
Gambar 3 menunjukkan efek utama MRR di setiap faktor kondisi.
Di berbagai tingkat yang mengamati peningkatan MRR dengan
durasi pulsa dan puncak arus saat ini. Menurut B.H. Yan, dll [2]
dengan menggunakan polaritas negatif dalam EDM, MRR yang
tinggi disebabkan oleh debit energi yang lebih tinggi (P> 3A
atau A> 5μs), dalam kontras polaritas positif menimbulkan
bahwa MRR lebih tinggi dengan debit energi yang lebih rendah
(P <3A atau A <5μs). Berdasarkan angka ini, MRR meningkat
dengan interval waktu yang pendek (3,2 μs) dan arus puncak.
Alasan lain jika MRR lebih tinggi mungkin karena frekuensi
debit lebih banyak per satuan waktu siklus.
4. Hasil & Pembahasan (6)
4. Hasil & Pembahasan (7)
4. Hasil & Pembahasan (8)
4.3 Kekasaran Permukaan
Gambar 4 mengevaluasi dampak utama dari SR di setiap faktor
kondisi. Menurutnya terdapat peningkatan angka SR dengan
tegangan dan puncak arus saat ini. Kawah yang lebih besar
dihasilkan oleh tegangan dengan suplai daya lebih besar, sehingga
menghasilkan pemakaian energi yang lebih besar. Untuk pengaruh
arus puncak dengan berbagai pengaturan ditunjukkan pada
Gambar 5 dan 6. Menurut K. P. Rajurkar, dll [10], Variasi diameter
kawah, kedalaman dan volume sehubungan dengan puncak arus
saat ini adalah konsistensinya dengan temuan umum dalam teori
EDM, dimana yang lebih tinggi menghasilkan arus yang lebih besar.
Oleh karena itu kawah menghasilkan permukaan yang kasar.
5. KesimpulanJurnal ini telah membahas kelayakan mesin Tungsten
Karbida dengan teknik EDM keramik dan grafit
elektroda. Metode Taguchi telah digunakan untuk
menentukan dampak utama, faktor-faktor signifikan
dan kondisi mesin optimal untuk kinerja EDM.
Berdasarkan hasil yang dipaparkan di sini, kami dapat
simpulkan bahwa, puncak arus EDM mempengaruhi
tingkat EWR dan SR. Durasi pulsa juga mempengaruhi
sebagian besar MRR.
SEKIAN
TERIMA KASIH
Powered By:http://www.ratubilqiis.wordpress.com