IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI...

229
IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII A DI SMP MUHAMMADIYAH 1 MALANG SKRIPSI Oleh: ROUDLOTUL JANNAH NIM 13130119 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2017

Transcript of IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI...

Page 1: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA

PELAJARAN IPS KELAS VII A DI SMP MUHAMMADIYAH 1 MALANG

SKRIPSI

Oleh:

ROUDLOTUL JANNAH

NIM 13130119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2017

Page 2: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

i

IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA

PELAJARAN IPS KELAS VII A DI SMP MUHAMMADIYAH 1 MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Roudlotul Jannah

NIM 13130119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2017

Page 3: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

ii

Page 4: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

iii

Page 5: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

iv

PERSEMBAHAN

Yang utama dari segalanya...

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-

Mu telah memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta

memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia dan kemudahan yang Engkau

berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan

salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.

Ibunda dan Ayahanda Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibuku Hj. Srianah dan Ayahku H.Tasmuji

yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang

tiada terhingga yang tiada mugkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas

yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal

untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu

membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku,

selalu menasehatiku menjadi lebih baik.

Terimakasih Ibu Hj. Srianah Terima Kasih Ayah H. Tasmuji.

My Brother

Untuk kakakku Meizir Akhmadi, tiada yang paling mengharukan saat kumpul

bersama, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak

akan bisa tergantikan , terimakasih atas doa dan semangat yang telah kalian

berikan selama ini dan terimakasih sudah menjadi motivator yang selalu

memberikan dukungan untuk saya.

Page 6: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

v

MOTTO

فإن مع العسر يسرا

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

(Qs. Al Insyirah: 5)1

1 Al-Kaffah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bekasi: Penerbit PT Mandiri, 2012), hlm. 598.

Page 7: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

vi

Page 8: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

vii

Page 9: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat, ridho dan inayahnya jualah sehingga penulis mampu menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul: “Implementasi Metode Problem Solving untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII A

di SMP Muhammadiyah 1 Malang”. Sholawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarga,

sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa petunjuk kebenaran, untuk

seluruh umat manusia, yang kita harapkan syafaatnya di akhirat kelak.

Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis haturkan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. Selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai.

2. Bapak Dr. H. Nur Ali, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

yang memberikan izin dalam melaksanakan penelitian.

3. Bapak Dr. H. Abdul Basith, M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang juga memberikan izin dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Page 10: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

ix

4. Bapak Mujtahid, M.Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu serta memberikan pengarahan, sehingga skripsi ini dapat

tersusun.

5. Seluruh Bapak/Ibu dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik

Ibrahim Malang. Khususnya Bapak/Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama menempuh studi di kampus ini.

6. Bapak Drs. Budiyono selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1 Malang

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

SMP Muhammadiyah 1 Malang.

7. Ibu Dra. Atik Andayani selaku waka kurikulum SMP Muhammadiyah 1

Malang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

8. Bapak Rachmad Hidayat, SPd. Selaku guru mata pelajaran IPS dan

pembimbing penulis selama melakukan penelitian di SMP Muhammadiyah 1

Malang.

9. Kedua Orangtua saya Bapak H. Tasmuji dan Ibu Hj. Srianah yang selalu

mendoakan setiap waktu, semoga Allah SWT membalas doa kalian berdua.

10. Teman-teman seperjuangan, khususnya kepada Fairuz Zahidah, Sri Endang

F., Lailia Arofati, yang selalu memberikan dorongan dan semangat untuk

lebihcepat menyelesaikan skripsi. Beserta teman-teman Pendidikan IPS yang

lainnya yang telah berjuang bersama selama empat tahun. Keceriaan, canda

dan tawa, motivasi dan pelajaran dari kalian tak akan pernah terlupakan.

Page 11: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

x

11. Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah khususnya Komisariat

Pelopor.

Penulis menyadari, bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat

diharapkan demi terwujudnya karya yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai

ungkapan terima kasih, penulis hanya mampu berdo’a, semoga amal baik

Bapak/Ibu akan diberikan balasan yang setimpal oleh Allah SWT.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaan bagi

pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Amin Ya Robbal’ Alamin.

Malang, 4 Mei 2017

Peneliti

Roudlotul Jannah

Page 12: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi Arab-Latin skripsi ini menggunakan pedoman

transliterasi berdasarkan keputusan bersama Mentri Agama RI dan Mentri

Pendidikan dan Kebudayaan RI no 158 tahun1987 dan no 0543 b/U/1987 yang

secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Huruf

A = ا

B = ب

T = ت

Ts = ث

J = ج

H = ح

Kh = خ

D = د

Dz = ذ

R = ر

z = ز

s = س

sy = ش

sh = ص

dl = ض

th = ط

zh = ظ

„ = ع

gh = غ

f = ف

q = ق

k = ك

l = ل

m = م

n = ن

w = و

h = ه

„ = ء

y = ي

B. Vokal Panjang C. Vokal Difthong

Vocal (a) panjang = â أو = aw

Vocal (i) panjang = î آي = ay

Vocal (u) panjang = û و = û

î = اي

Page 13: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ......................................................................................................... v

NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................................... vi

SURAT PERNYATAAN .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN .............................................................. xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ xii

ABSTRAK............................................................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 9

D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 9

E. Originalitas Penelitian ........................................................................................ 11

F. Definisi Istilah .................................................................................................... 15

G. Sistematika Pembahasan .................................................................................... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................. 20

A. Tinjauan Mengenai Pendekatan, strategi, metode, teknik,

taktik dan model pembelajaran........................................................................... 20

1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran.......................................................... 20

Page 14: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

xiii

2. Pengertian Strategi Pembelajaran................................................................ 21

3. Pengertian Metode Pembelajaran ................................................................ 23

4. Pengertian Teknik Pembelajaran ................................................................. 24

5. Pengertian Taktik Pembelajaran.................................................................. 25

6. Pengertian Model Pembelajaran.................................................................. 26

B. Tinjauan Mengenai Metode Problem Solving .................................................... 27

1. Pengertian Problem Solving ........................................................................ 27

2. Model Penyelesaian Masalah ..................................................................... 29

3. Tujuan Pengajaran Berdasarkan Masalah ................................................... 36

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving ................................ 37

C. Tinjauan mengenai Hasil Belajar ....................................................................... 39

1. Pengertian Hasil Belajar .............................................................................. 39

2. Tipe Hasil Belajar........................................................................................ 41

D. Tinjauan Mengenai Pembelajaran IPS ............................................................... 48

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ........................................................... 48

2. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial .............................. 50

3. TujuanMata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ......................................... 51

4. Ruang Lingkup Materi ................................................................................ 52

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................... 53

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................................................... 53

B. Kehadiran Peneliti .............................................................................................. 54

C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................ 55

D. Sumber Data ....................................................................................................... 55

Page 15: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

xiv

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 57

F. Analisis Data ...................................................................................................... 59

G. Pengecekan Keabsahan Data .............................................................................. 63

H. Tahap-tahap Penelitian ....................................................................................... 66

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ............................................... 68

A. Gambaran Umum Lembaga ............................................................................... 68

1. Deskripsi Situasi Sekolah ............................................................................ 68

a. Identitas SMP Muhammadiyah 1 Malang .............................................. 68

b. Sejarah SMP Muhammadiyah 1 Malang ................................................ 69

c. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah 1 Malang ...................................... 70

d. Ekstrakulikuler Unggulan ....................................................................... 72

e. Struktur Organisasi SMP Muhammadiyah 1 Malang ............................ 74

f. Kondisi Guru dan Karyawan .................................................................. 75

g. Kondisi Peserta Didik ............................................................................. 77

h. Fasilitas Sarana dan Prasarana ............................................................... 78

B. Paparan Data ...................................................................................................... 80

1. Pelaksanaan metode problem solving dalam pembelajaran IPS

di kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang .......................................... 81

2. Hasil belajar peserta didik setelah metode problem solving diterapkan

dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Muhammadiyah 1

Malang ......................................................................................................... 97

3. Kendala dan solusi guru IPS dalam mengimplementasikan metode

problem solving kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang ................... 103

Page 16: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

xv

C. Hasil Penelitian .................................................................................................. 113

1. Pelaksanaan metode problem solving dalam pembelajaran

IPS di kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang ................................. 114

2. Hasil belajar peserta didik setelah metode problem solving

diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas VII A

SMP Muhammadiyah 1 Malang ............................................................... 116

3. Kendala dan solusi guru IPS dalam mengimplementasikan metode

problem solving kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang ................. 118

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................................... 125

A. Pelaksanaan metode problem solving dalam pembelajaran

IPS di kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang...................................... 125

B. Hasil belajar peserta didik setelah metode problem solving

diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas VII A

SMP Muhammadiyah 1 Malang .................................................................... 132

C. Kendala dan solusi guru IPS dalam mengimplementasikan

metode problem solving kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang ......... 139

D. Skema Temuan............................................................................................... 149

BAB VI PENUTUP ............................................................................................................. 150

A. Kesimpulan .................................................................................................... 150

B. Saran .............................................................................................................. 152

DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................................... 154

LAMPIRAN

Page 17: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

xvi

ABSTRAK

Jannah, Roudlotul 2017. Implementasi Metode Problem Solving untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS

Kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang. Skripsi, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Pembimbing Skripsi: Mujtahid, M.Ag

Kata Kunci: Implementasi Metode Problem Solving, Proses Pembelajaran,

Hasil Belajar IPS kelas VII A.

Implementasi dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.

Kemudian dalam urusan pendidikan penerapan metode dalam suatu pembelajaran

merupakan salah satu hal yang sangat penting. Metode problem solving

merupakan suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong peserta didik

untuk mencari dan memecahkan suatu masalah dalam rangka pencapaian tujuan

belajar. Metode problem solving memungkinkan proses belajar yang

menyenangkan karena dalam prosesnya peserta didik dapat menganalisa masalah

yang diberikan oleh guru sampai dengan tahap penyelesaiannya. Dengan

pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk berfikir dan belajar sendiri

sehingga peserta didik akan mempunyai perspektif bahwasanya hakikat, makna,

dan juga manfaat dari belajar itu sangat penting.

Tujuan Penelitian ini adalah: (1) Mendiskripsikan pelaksanaan metode

Problem Solving dalam pembelajaran IPS kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1

Malang. (2) Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah metode Problem

Solving di terapkan dalam pembelajaran IPS kelas VII A di SMP Muhammadiyah

1 Malang. (3) Untuk mengetahui kendala dan solusi dalam mengimplementasikan

metode Problem Solving kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Untuk mencapai tujuan diatas, digunakan metode penelitian kualitatif.

Adapun pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Yang

mana dalam mengumpulkan datanya, peneliti menggunakan beberapa metode

yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data yang

Page 18: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

xvii

digunakan adalah dengan sistem triangulasi data untuk menguji keabsahan data

yang diperoleh. Data yang diperoleh adalah data dari observasi, wawancara, dan

dokumentasi yang direduksi atau diolah untuk mendapatkan kesimpulan yang

valid.

Hasil penelitian menunjukkan (1) pelaksanaan metode Problem Solving

dalam pembelajaran IPS kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang dilakukan

melalui tiga proses yakni pendahuluan meliputi salam dan pemberian ice

breaking, kegiatan inti yakni kegiatan pemberian masalah, diskusi kelompok, dan

presentasi hasil diskusi, dan penutup, pada kegiatan penutup guru bersama peserta

didik menyimpulkan hasil diskusi. (2) Hasil belajar peserta didik kelas VII A

meningkat setelah guru menerapkan metode problem solving, hal tersebut dapat

diketahui dari aspek kognitif, afektif dan psikomotik peserta didik. (3) Kendala

ketika guru menerapkan metode problem solving yakni kurangnya waktu, sumber

belajar terbatas dan sarana prasarana. Solusi guru hendaknya meminimalisir

waktu, guru memberikan bacaan tambahan. Dari pihak sekolah seharusnya lebih

memperhatikan adanya hal tersebut terutama LCD/proyektor dan pengeras suara

yang ada dikelas.

Page 19: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

xviii

ABSTRACT

Jannah, Roudlotul 2017. The Implementation of Problem Solving Method to

Increase The Student’s Learning Result of Social Education Lesson Second

Grade (VII A) of Muhammadiyah I Junior High School Malang. Thesis,

Social Education Department, Science Education and Teaching Faculty,

Maulana Malik Ibrahim State University of Malang.

Pembimbing Skripsi: Mujtahid, M.Ag

Key Words: implementation of problem solving method, learning process,

learning result of social education (second grade VII A)

Implementation known as the realization or carrying out of something. In

the term of education, an implementation of a method is an important and urgent

thing. Problem solving method is a way to deliver the lesson by motivating the

students to seek, search and solve a problem in order to reach the lesson’s goal.

This method allows a fun learning process because the students can analyze and

solve the problem given by the teacher. With this learning method, push the

students to learn and think by themselves till they get the perspective that truth,

meaning, purpose, and also benefit of learning is important.

The research was purposed to (1) describe the implementation of problem

solving method in Social Education Lesson Second Grade (VII A) of

Muhammadiyah 1 Junior High School Malang. (2) to know the student’s learning

result after using problem solving method in Social Education Second Grade (VII

A) of Muhammadiyah 1 Junior High School Malang. (3) to know the obstacles

and solutions during the implementation of problem solving method in Social

Education Lesson Second Grade (VII A) of Muhammadiyah 1 Junior High School

Malang.

The research was a qualitative research which used descriptive qualitative

approach. And during the data assembling the researcher used some methods such

as interviewing, observing, and documentation. The data analyzing method used

in this research is triangulation which aimed to check and test the validity of the

data. Data is what was gained by interviewing, observing, and documentation that

processed to get a valid conclusion.

Page 20: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

xix

The result showed (1) the implementation of problem solving method in

Social Education Lesson Second Grade (VII A) Junior High School of

Muhammadiyah 1 Malang included three steps. First is opening section consist of

greeting and giving ice breaking. Second is main section consist of giving

problems, group discussion, and presentation. And the last is closing, when the

students and the teacher conclude the discussion result. (2) the student’s learning

result after using problem solving method in Social Education was increased.

Known from student’s cognitive, affective, and psychomotor. (3) Obstacles faced

by the teacher during the implementation of problem solving method are lack of

time, and limited learning sources, learning tools and infrastructure. The teacher’s

solution about time is to use the time well and the teacher can give an additional

literature. And the school should pay attention of learning sources, learning tools

and infrastructure in class especially LCD and speaker.

Page 21: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

xx

مستخلص البحث

. تطبيةةةةةةة حليلةةةةةةة تتفيةةةةةةة اتعةةةةةةة ف ت ةةةةةةة ي ةةةةةةة ا فةةةةةةةي 7102الجنةةةةةةة ةةةةةةة

ا طةةةةي اةةةةل رةةةة جت ا ية يةةةة ثا ي أيةةةة ة ةةةة ا ةةةة اةةةةل ر ةةةة ات ةةةةط

أفةةةة ا ية يةةةة ثا أيةةةة فيةةةة رةةةة ل. ا بتةةةةي الجةةةة ر ل ةةةة ب 0رتي يةةةة

أف م ا ية ي ا في ا ر ر ر ك إ لاهي ر ل.

اتعلف: ر ته ات اس ية

الكلمةةةةةةي ال: تسةةةةةةيية تحبيةةةةةةل ,:عمةةةةةةي تحليةةةةةةة ا ةةةةةةكلي مليةةةةةةي الت لةةةةةةي ي ةةةةةةةي

الت لي ل التربيي إلاجتما يي فص الثاني أ

فيةةة . رةةة اةةةل ثبةةةطيط ا ية يةةة تطبيةةة ا طبيةةة ةةة ر اةةةو ثاةةةلا ا ي

ا طليلةةةة اةةةةل ا فةةةةي هةةةة رةةةةل ةةةة"ت ريةةةة . حليلةةةة ا فةةةةي تتفيةةةة اتعةةةة ف ةةةةل

حةةةةةة ا طليلةةةةةةة اةةةةةةةل إ لةةةةةة رةةةةةةة جت ا فةةةةةةةي ا ةةةةةةة ةةةةةةج ا طةةةةةةةي فبتةةةةةةةي تفيةةةةةةة

اتعةةةةة ف إ ةةةةة ا إعةةةةةو هةةةةة ف ا فةةةةةي . هةةةةةة ا طليلةةةةة تي ةةةةةل أيفيةةةةة ا فيييةةةةة

أيفيتهةةة ةةة ي ا طةةةي يتففةةة ي اتسةةة ف ا ةةة أط هةةة اتةةة ح ةةةو ات ة ةةة في اةةةل

ي ةةف ي إعةةو تتفيفيةة . لهةةة ا طليلةة اةةة ك تي ةةل ا طةةي يةةة فةةي حسةة

سي ح و ي ي ي الإل ئ ات او اتن هل رل ألاه .

( تبيةةيي أيفيةة حليلةة تتفيةة ا عةة ف اةةل 0ا غةةلم رةةل هةةةا ا بتةةي ةةل

0فةةةة ا ية يةةةة ثا ي أيةةةة ة ةةةة ا ةةةة اةةةةل ر ةةةة ات ةةةةط رتي يةةةة فةةةةي أ

( ليةةةةةةةةا ي ةةةةةةةة ا فةةةةةةةةي ا طةةةةةةةةي ةةةةةةةة ا ةةةةةةةة ام حليلةةةةةةةة تتفيةةةةةةةة 7رةةةةةةةة ل.

اتعةةة ف اةةةل فةةةي أفةةة ا ية يةةة ثا ي أيةةة ة ةةة ا ةةة اةةةل ر ةةة ات ةةةط

تتفيةةةةةةةة ( ليةةةةةةةةا تتةةةةةةةة ي ب حف يةةةةةةةة اةةةةةةةةل تطبيةةةةةةةة حليلةةةةةةةة 3رةةةةةةةة ل. 0رتي يةةةةةةةة

اتعةةةة ف اةةةةل فةةةةي أفةةةة ا ية يةةةة ثا ي أيةةةة ة ةةةة ا ةةةة اةةةةل ر ةةةة ات ةةةةط

ر ل. 0رتي ي

Page 22: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

xxi

ف بةةة ا إعةةةو ألاعةةةلام ألاأمةةةو ثسةةة م ا ب ح ةةة حليلةةة الإةةةي ا نةةة ل.

اتةة اتسةة ر ةةل ا بنةة ل ا بيةة ا ةةةن اةةل ايةة ي حهةة سةة م ا ب ح ةة

اتلاقبةةةة ا .ةةةة ئ . رةةةة حليلةةةة تتفيةةةة ا بي ةةةة ب ةةةةط ا طليلةةةة ةةةةل اتل فةةةة

اتسة ر ةةل ا فيةةي بة بةةإ ا بي ةة ب. ا بي ةة ب ات اة ت ة ةة رةة اةة

رل أيفي اتل ف اتلاق ا ئ ا ةن ت ط ني ا بي ب ا صإيت .

ف ( أيفية تطبية حليلة تتفية اتعة0 ث ج رل هةا ا بتي يظيةل

0اةل فةي أفةة ا ية ية ثا ي أية ة ةة ا ة اةل ر ةة ات ةط رتي يةة

ر ل ي لن ي. رلاح ةل اتل رة ا ة ت ة ي رةل إة ة ا سةيم إأطة

ا ف ةةةة . اتلحفةةةةة ا يةةةةة ةةةةل ا ية ةةةةة رل ا نةةةةة ا ةةةةةةن ي ةةةة ي رةةةةةل إأطةةةةة اتعةةةةة ف

سة ث ة م. ألا يةة ة ي اتة ا طةي اتن قع تلة ي ث ة ج رةل اتن ق

( ي ا في ا طي ال في أفة ا ية ية ثا ي أية ة ة 7ي فص ات جت.

رةةة ل يلت ةةة ةةة ا ةةة ام تطبيةةة 0ا ةةة اةةةل ر ةةة ات ةةةط رتي يةةة

حليلةةة ا فةةةي تتفيةةة اتعةةة ف . هةةةةا ر ةةةل ف رةةةل تةةة ات لاةةةل ا ط ةةة

( ا تةة ي ب ا ةة اييةة اتةة اةةل تطبيةة هةةة ا طليلةة 3الإل ةة أنةة ا طةةي .

ةةل ل ةة ي ا قةةةس ا ةة ئ ا فيييةةة اتتةة جت. الإفةة ا أنةةة اتةة ةةةل ي

يةةةةةة ق ا قةةةةةةس ايةةةةةة ا إأطةةةةةة قيةةةةةة جت ا لةةةةةةلا ت. رةةةةةة إعةةةةةةو ات ةةةةةة ي هةةةةةة ج اب

. ا فييي ب ا لم ات ية ا ب ال ا

Page 23: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang ada disemua

jenjang sekolah formal. Ilmu pengetahuan sosial juga bisa diartikan sebagai

perpaduan dari berbagai disiplin ilmu. Menurut Trianto “Ilmu Pengetahuan

Sosial merupakan perpaduan dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu

pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang

mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek-aspek cabang-

cabang ilmu-ilmu sosial.2

Dari pengertian diatas maka Ilmu pengetahuan sosial berhubungan

erat dengan kehidupan sosial diantaranya kehidupan keluarga, masyarakat,

dan sekolah. Dengan mempelajari Ilmu pendidikan Sosial, peserta didik

diharapkan dapat menyelasaikan masalah-masalah yang ada di

lingkungannya. Ilmu yang digunakan tersebut salah satunya adalah ilmu yang

kita dapat ketika di sekolah, dan nantinya ketika di sekolah peserta didik akan

lebih memahami mengenai teori-teori yang sesungguhnya di pelajaran ilmu

pengetahuan sosial. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan sosial sangat penting

untuk di pelajari peserta didik.

2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010), hlm. 171.

Page 24: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

2

Dengan urgensi Ilmu pengetahuan sosial tersebut maka kegiatan

pembelajaran perlu di desain sedemikian rupa demi mencapai tujuan yang di

cita-citakan. Adapun hakikat pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan

yang ditujukan untuk menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik.

Seiring dengan berkembangnya zaman, berkembang pula pola penyampaian

pengetahuan. Hal ini dapat diketahui melalui banyaknya metode

pembelajaran yang berkembang. Salah satunya adalah dengan menggunakan

metode problem solving. Metode problem solving adalah metode

pembelajaran yang ditujukan kepada peserta didik, yang nantinya peserta

didik dihadapkan pada suatu masalah kemudian mereka diharapkan mampu

menemukan sendiri jawaban atau solusi dari masalah tersebut dan

mengaitkannya dengan lingkungan. Menurut Gulo mengatakan bahwa:

problem solving (penyelesaian masalah) adalah bagian dari strategi belajar

mengajar inkuiri. Metode penyelesaian masalah memberi tekanan pada

terealisasikannya suatu masalah secara menalar.3

Pembelajaran problem solving memungkinkan proses belajar yang

menyenangkan karena dalam prosesnya peserta didik dapat menganalisa

masalah yang diberikan oleh guru sampai dengan tahap penyelesaiannya.

Dengan pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk berfikir dan

belajar sendiri sehingga peserta didik akan mempunyai perspektif

bahwasanya hakikat, makna, dan manfaat dari belajar itu sangat penting.

Maka nantinya hal tersebut akan berpengaruh dengan hasil belajar peserta

3 Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Grasindo, 2008), hlm. 111.

Page 25: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

3

didik. Dalam penelitian Maria Ulfah didapati bahwa penggunaan metode

problem solving pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar

peserta didik.4

Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tentunya

juga berkaitan dengan karakteristik peserta didik. Karena karakteristik peserta

didik zaman dahulu dengan zaman sekarang sangatlah berbeda. Pada zaman

dahulu lebih memungkinkan menggunakan metode ceramah. Menurut Abdul

Aziz Wahab, metode ceramah merupakan salah satu bentuk lain pengajaran

ekspositori yang cenderung membuat siswa pasif atau tidak aktif. Metode ini

memang sangat berbeda dengan metode lainnya seperti metode pemecahan

masalah, dimana kelompok aktif dalam belajar dan menyajikan informasi.5

Metode ceramah memang sering di gunakan di sekolah-sekolah lain dan pada

umunya peserta didik dalam pembelajarannya tidak terarah. Ketika di kelas

peserta didik itu bertindak pasif dan yang lebih aktif adalah gurunya, peserta

hanya mendengarkan apa saja yang di jelaskan oleh guru mereka. Haryanti

dalam penelitiannya mengemukakan bahwa terdapat beberapa Permasalahan

yang muncul sebelum guru menggunakan metode problem solving dalam

pembelajaran. Permasalahan tersebut adalah kurangnya partisipasi siswa

dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dan pencapaian prestasi

belajar yang kurang optimal di karenakan guru yang mengajar masih

menggunakan metode tradisional. Kegiatan peserta didik di dalam kelas

4 Maria Ulfa, Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa Materi Pemahaman Sosial Mata Pelajaran IPS di Kelas 4 MI Bahrul Ulum Batu, 2009 5 Abdul Aziz Wahab, Metode dan Model-Model Mengajar; Ilmu Pengetahuan Sosial

(Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 89.

Page 26: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

4

selama proses pembelajaran berlangsung hanya mendengarkan penjelasan

dari guru dan menjawab pertanyaan guru apabila ditunjuk. Selama KBM

(Kegiatan Belajar Mengajar) peserta didik cenderung pasif dan hanya terdapat

beberapa peserta didik yang bertanya kepada guru dan umumnya peserta

didik tersebut adalah peserta didik yang pandai.6

Berbeda dengan Metode Problem Solving, dimana ketika proses

pembelajarannya peserta didik lebih terarah dan jelas. Metode problem

solving sendiri sudah jelas dapat membuat peserta didik tersebut lebih aktif

dan antusias karena guru akan memberikan pengarahan kepada peserta didik

dari awal sampai terselesaikannya masalah tersebut.

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat tentunya berpengaruh

pada kepahaman peserta didik yang dapat diketahui melalui hasil belajar atau

prestasi belajar peserta didik tersebut. Berdasarkan data kemendikbud, pada

tahun 2015 nilai rata-rata peserta didik SMP sebesar 62,18%, sedangkan pada

tahun 2016 nilai rata-rata UN SMP senilai 58,57% atau turun 3,6 poin dari

tahun lalu.7 Berdasarkan data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai Ujian

Nasional (UN) pada tahun 2016 menurun. Dengan menurunya nilai ujian

nasional maka perlunya perhatian lebih khusus terhadap pembelajaran IPS.

Terutama dari pihak guru seharusnya melakukan evaluasi mengenai hasil

belajar siswa. Setelah melakukan evaluasi tersebut guru akan mengetahui

6Haryanti, Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Sebagai Upaya Untuk

Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Kelas VII B Mata Pelajaran Ips Tahun Ajaran

2009/2010, 2010. 7www.m.detik.com/news/berita/3230382/nilai-rata-rata-un-SMP-tahun-2016-turun-3-poin-

dari-tahun-lalu, diakses 14 oktober 2016 pukul 20:10.

Page 27: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

5

sebab-sebab menurunya hasil ujian nasional. Setelah itu guru bisa

memperbaiki sistem-sistem yang dipakai dalam pengajaran IPS di kelas.

Masih rendahnya hasil belajar IPS disebabkan oleh masih dominannya

skill menghafal daripada skill memproses sendiri pemahaman suatu materi.

Selama ini, minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) masih tergolong sangat rendah. Hal ini dapat dilihat

pada sikap peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran tidak fokus

dan cenderung kurang memperhatikan penjelasan guru. Faktor minat itu juga

dipengaruhi oleh adanya metode mengajar yang digunakan oleh guru ketika

di kelas yang biasanya masih menggunakan metode pengajaran satu arah.

Kemampuan untuk belajar merupakan sebuah karunia Allah SWT

yang mampu membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Allah SWT

menganugerahkan akal kepada manusi untuk mampu belajar dan menjadi

pemimpin di dunia ini. Teori belajar dalam islam, maksudnya penjelasan

tentang prinsip-prinsip yang berkaitan dengan peristiwa belajar yang

bersumber dari AL-Qur’an dan Hadist serta khazanah pemikiran intelektual

islam, misalnya sebagaimana tertera dalam beberapa hadist berikut:

طلب العبم فريضة على كل مسلم

Artinya: “Mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim” (H. R. Ibnu Majah).8

8www.asmaul-husna.com/2015/09/hadist -menuntut-ilmu-hadist-tentang.html?m=1, diakses

9 juli 2017 pukul 19.50.

Page 28: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

6

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

masalah lemahnya proses pendidikan. Dalam proses pembelajaran, anak

kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses

pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk

menghafal informasi: otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun

berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatkan

itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya?

Ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi

mereka miskin aplikasi.9

Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh gurudapat

mempengaruhi hasil belajar yang di peroleh oleh peserta didik. Hasil belajar

adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi, dan keterampilan.10

Dapat ditarik kesimpulan bahwasannya hasil

belajar merupakan hasil nyata yang di capai oleh peserta didik dalam usaha

menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah dan biasanya di

wujudkan dalam bentuk raport atau nilai-nilai setelah mengikuti ujian

semester maupun ujian harian.

Dari penjelasan di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang metode

pembelajaran problem solving. Seperti yang di terapkan di sekolah SMP

Muhammadiyah 1 Malang, di sekolah ini guru yang mengajar mata pelajaran

IPS sudah menerapkan metode problem solving, yang pada umumnya di

9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Pranada Media Group, 2009), hm. 1. 10

Suprijono (dalam Thobroni), Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Ar Ruzz Media, 2015), hlm. 20.

Page 29: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

7

sekolah swasta masih menggunakan metode pembelajaran tradisional (satu

arah), yang artinya guru masih menjadi sumber utama pengetahuan yang di

dapat peserta didik.

Jika memperbincangkan dunia pendidikan saat ini, pasti tidak terlepas

dengan istilah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru mata

pelajaran. Setiap sekolah yang menerapkan suatu metode pembelajaran tidak

terlepas dari masalah kejenuhan yang dialami oleh peserta didik. Bagi

seorang guru sangatlah penting untuk dapat mengetahui keadaan peserta

didiknya. Di SMP Muhammadiyah 1 Malang khusunya kelas VII sudah

menerapkan metode problem solving, dimana peserta lebih berperan aktif

dibandingkan guru yang mengajar, hal tersebut sesuai dengan kurikulum

2013 yang terbaru bahwasannya guru hanya sebagai fasilitator dan mediator

saat pembelajaran berlangsung.

Pada saat melakukan observasi awal di kelas, peneliti menemukan

metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran IPS yakni metode problem

solving. Saat penerapan metode tersebut peserta didik sangat berantusias ikut

serta dalam pembelajaran dikarenakan memang semua peserta didik

diwajibkan untuk aktif dalam metode ini, namun dalam penerapan metode

tersebut peneliti menemukan permasalahan dimana buku paket atau buku

bacaan yang dibawa peserta didik sangat kurang. Setiap dua peserta didik

hanya dipinjami satu buku dari perpustakaaan, hal tersebut mewajibkan guru

yang mengajar harus pandai-pandai dalam menutupi kekurangan tersebut.

Guru mata pelajaran IPS di kelas biasanya membawa bacaan tambahan

Page 30: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

8

berupa printout tambahan mengenai materi yang akan diajarkan ketika di

kelas.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP

Muhammadiyah 1 Malang dengan mengambil judul penelitian

“Implementasi Metode Problem Solvinguntuk Meningkatkan Hasil

Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Adi SMP

Muhammadiyah 1 Malang”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan, maka

dalam hal ini peneliti memfokuskan kajian penelitian ini agar memiliki arah

yang jelas terhadap permasalahan yang dibahas. Adapun rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Metode Problem Solving dalam pembelajaran IPS

kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang?

2. Bagaimana hasil belajar peserta didik setelah metode Problem Solving di

terapkan dalam pembelajaran IPS kelas VII Adi SMP Muhammadiyah 1

Malang?

3. Kendala dan solusi guru IPS dalam mengimplementasikan metode

Problem Solving kelas VII Adi SMP Muhammadiyah 1 Malang?

Page 31: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

9

C. Tujuan Penelitian

Setelah menentukan rumusan masalah, maka dapat dijabarkan tujuan

dari penelitian ini. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka yang

menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendiskripsikan pelaksanaan metode Problem Solving dalam

pembelajaran IPS kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

2. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah metode Problem

Solving di terapkan dalam pembelajaran IPS kelas VIIA di SMP

Muhammadiyah 1 Malang.

3. Untuk mengetahui kendala dan solusi dalam mengimplementasikan

metode Problem Solving kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang berjudul

Implementasi Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1

Malang, peneliti menjelaskan bahwa ada dua manfaat, yakni manfaat secara

teoritis dan secara praktis, diantaranya yakni sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dan sebagai

pengembangan konsep mengenai Metode Problem Solving di mata

pelajaran IPS dan juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau

Page 32: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

10

referensi dan kajian yang berhubungan dengan topik atau tema dari suatu

penelitian.

2. Secara Praktis

a. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kepada

peserta didik dalam menggunakan metode problem solving.

b. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-

praktik pembelajaran guru supaya lebih efektif dan efisien agar

pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh juga meningkat.

c. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan acuan atau referensi untuk peneliti lain yang akan

melakukan penelitian mengenai metode problem solving dalam

pembelajaran mata pelajaran IPS.

d. Bagi peneliti

Sebagai sarana belajar dan menambah pengetahuan baru dengan terjun

langsung sehingga peneliti dapat melihat, merasakan dan menghayati

apakah praktik-praktik pembelajaran selama ini sudah efektif dan

efisien untuk diajarkan kepada peserta didik.

Page 33: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

11

E. Originalitas Penelitian

Penelitian terdahulu menguraikan mengenai perbedaan bidang kajian

yang diteliti dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Agar terhindar dari

pengulangan kajian yang terhadap hal yang sama. Adapun penelitian yang

relevan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini yakni

sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Maria Ulfa, yakni penelitian yang

dilakukan hanya menggunakan satu metode yaitu metode problem solving

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS Kelas IV MI

Bahrul Ulum. Penerapan Metode Problem Solving untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa permasalahan sosial mata pelajaran IPS di Kelas 4

MI Bahrul Ulum, 2009. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas dengan jenis kolaborasi partisipatoris. Teknik

analisis data yang digunakan bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil

observasi dan dokumentasi dianalisa secara deskriptif kualitatif, sedangkan

data yang berupa angka atau data kuantitatif dianalisis dengan cara

menghitung prosentase dan rata-rata. Uji keabsahan data penulis

menggunakan teknik triangulasi. Objek dalam penelitian ini yaitu peserta

didik kelas IV MI Bahrul Ulum Batu.

2. Penelitian dari Nurina Anggraini, Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui

Penerapan Metode Problem Solving Di Mts N Bantul, 2009. Dalam

penelitian ini membahas mengenai bagaimana upaya meningkatkan hasil

belajar IPS dengan menggunakan metode problem solving di MTs N Bantul

Page 34: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

12

Kota dan peningkatan hasil belajar IPS yang terjadi pada siswa setelah

pembelajaran dilaksanakan dengan metode problem solving. Penelitian ini

menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Objek penelitian ini adalah Peserta didik kelas VIIIA MTs N

Bantul Kota. Hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan

bahwa penerapan metode Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar

IPS siswa kelas VIII A. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA MTs

N Bantul Kota.

3. Haryanti, Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Sebagai Upaya

Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Kelas VII B Mata

Pelajaran IPS Tahun Ajaran 2009/2010, 2010. Penelitian ini membahas

tentang bagaimanakah penerapan model pembelajaran problem solving

dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil

penelitiannya, bahwa terdapat peningkatan keaktifan dan prestasi belajar

IPS melalui penerapan model pembelajaran problem solving.Penelitian ini

menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunkan

strategi siklus. Obyek penelitiannya yakni peserta didik kelas VII B. Mata

pelajaran yang di teliti adalah mata pelajaran IPS.

Page 35: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

13

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian

No. Penulis, Judul,

Tahun

Fokus Pembahasan Persamaan dan

Perbedaan

Originalitas Penelitian

1. Dewi Maria Ulfa,

Penerapan Metode

Problem Solving

untuk meningkatkan

prestasi belajar

siswa

permasalahan

sosial mata

pelajaran IPS di

Kelas IV MI Bahrul

Ulum, 2013.

1. Bagaimanakah

penerapan metode

Problem Solving

untuk meningkatkan

prestasi belajar

siswa pada materi

permasalahan sosial

mata pelajaran IPS

di kelas IV MI

Bahrul Ulum

2. Apakah dengan

penerapan metode

problem solving

dapat meningkatkan

prestasi belajar

siswa pada materi

permasalahan sosial

mata pelajaran IPS

di kelas IV MI

Bahrul Ulum.

Persamaan:

penerapan

metode Problem

Solving dan

sasarannya pada

mata pelajaran

IPS

Perbedaan:

menggunakan

penelitian

tindakan kelas

dengan jenis

kolaborasi

partisipatoris,

aspek yang

diamati adalah

prestasi belajar.

Penelitian yang

diajukan akan

membahas tentang

penggunaan metode

problem solving untuk

meningkatkan hasil

belajar peserta didik

pada mata pelajaran

IPS dengan

menggunakan

pendekatan Penelitian

Deskriptif Kualitatif.

Obyek yang di teliti

adalah peserta didik

SMP Muhammadiyah

1 Malang. Dengan

fokus penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana

pelaksanaan

Metode Problem

Solving dalam

pembelajaran IPS

kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1

Malang?

2. Bagaimana hasil

belajar peserta

didik setelah

metode Problem

Solving di terapkan

dalam

pembelajaran IPS

kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1

Malang?

3. Kendala dan solusi

guru IPS dalam

mengimplementasi

Page 36: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

14

2. Nurina Anggraini,

Peningkatan Hasil

Belajar IPS Melalui

Penerapan Metode

Problem Solving Di

Mts N Bantul.

Menggunakan

Penelitian tindakan

kelas (classroom

action research),

2009.

1. Bagaimana upaya

meningkatkan hasil

belajar IPS dengan

menggunakan

metode problem

solving di MTs N

Bantul Kota?

2. Bagaimana

peningkatan hasil

belajar IPS yang

terjadi pada siswa

setelah pembelajaran

dilaksanakan dengan

metode problem

solving?

Persamaan:

menggunakan

metode problem

solving, aspek

yang diamati

tentang hasil

belajar

Perbedaan:

Menggunakan

penelitian

tindakan kelas

(classroom

action research),

kan metode

Problem Solving

kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1

Malang?

3. Haryanti,

Penerapan Model

Pembelajaran

Problem Solving

Sebagai Upaya

Untuk

Meningkatkan

Keaktifan Dan

Prestasi Belajar

Kelas VII B Mata

Pelajaran IPS

Tahun Ajaran

2009/2010, 2010.

Bagaimanakah

penerapan model

pembelajaran

problem solving

dalam meningkatkan

keaktifan dan

prestasi belajar

siswa?

Persamaan:

menggunakan

metode problem

solving.

Perbedaan: aspek

yang diamati

yakni keaktidan

dan prestasi

belajar,

menggunakan

pendekatan

penelitian

tindakan kelas.

Page 37: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

15

F. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda dengan penelitian diatas,

maka perlu adanya penjelasan sebagai berikut:

1. Implementasi

Implementasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia dapat diartikan

sebagai pelaksanaan atau penerapan.11

Implementasi dalam penelitian ini yakni penerapan metode

problem solving yang digunakan oleh guru mata pelajaran IPS di kelas

VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang.

2. Metode

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara

teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai

sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

ditentukan.12

Metode dapat diartikan cara yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan materi kepada peserta didik pada saat proses

pembelajaran.

11

Djalinus Syah, dkk., Kamus Pelajar Kata Serapan Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1993), hlm. 76. 12

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 740.

Page 38: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

16

3. Problem Solving

Problem Solving adalah metode pembelajaran yang menekankan

pada pemahaman, solusi, identifikasi kekeliruan, minimalisasi tulisan

hitungan, mencari alternatif dan menyusun soal pertanyaan.13

Jadi, metode problem solving merupakan suatu cara menyajikan

pelajaran dengan mendorong peserta didik untuk mencari dan

memecahkan suatu masalah dalam rangka pencapaian tujuan belajar.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannnya suatu aktivitas atau

proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.14

Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan

perilaku dan individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan

perolehan yang menjadi hasil belajar kognitif yang diperoleh oleh peserta

didik.

Menurut Roger, belajar adalah sebuah proses internal yang

menggerakkan anak didik agar menggunakan seluruh potensi kognitif,

afektif, dan psikomotoriknya agar memiliki berbagai kapabilitas

intelektual, moral, dan keterampilan lainnya.15

13

Sumiati, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008), hlm. 91. 14

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 44. 15

Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana 2011),

hlm. 101.

Page 39: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

17

Pada hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu

proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perilaku yang relatif menetap.16

Jadi hasil belajar merupakan hasil dari

suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.17

Jadi hasil belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku

peserta didik meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga setiap

guru pastinya mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya

meningkat setelah melakukan proses pembelajaran.

Dalam Penelitian ini merupakan dokumentasi hasil belajar mata

pelajaran IPS peserta didik kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1

Malang.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial merupakan materi dari berbagai disiplin

ilmu sosial seperti geografi, sejarah, sosiologi, antropologi sosial,

ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, dan ilmu-ilmu sosial lainnya,

dijadikan bahan bagi pelaksana program pendidikan dan pengajaran

disekolah dasar dan menengah.18

Ilmu pengetahuan sosial adalah integrasi dari beberapa ilmu sosial

lainnya diantaranya ilmu sosiologi, geografi, sejarah, ekonomi, dan ilmu

sosial lain yang berkaitan.

16

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2003), hlm. 37-38. 17

Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 3. 18

Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT Asadi Mahasatya, 2003), hlm. 2-3.

Page 40: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

18

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika yang dimaksud adalah merupakan keseluruhan isi dari

pembahasan ini secara singkat, yang terdiri dari enam bab. Dari bab-bab itu

terdapat sub-sub yang merupakan rangkaian dari urutan pembahasan dalam

penulisan skripsi ini. Adapun sistematika pembahasan dalam kajian ini adalah

sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, ini merupakan langkah awal untuk mengetahui

secara umum dari keseluruhan skripsi ini yang akan dibahas dan merupakan

dasar, serta merupakan titik sentral untuk pembahasan pada bab-bab

selanjutnya, yang meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, originalitas penelitian, definisi istilah, dan

sistemtika pembahasan.

Bab II: Pada bab ini merupakan kajian pustaka mengenai Tinjauan

metode problem solving, pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik,

taktik, dan model pembelajaran, model penyelesaian masalah (problem

solving), tujuan pengajaran berdasarkan masalah, dan kelebihan dan

kekurangan problem solving. Tinjauan mengenai hasil belajar, pengertian hasil

belajar dan tipe hasil belajar. Tinjauan mengenai pembelajaran IPS, pengertian

Ilmu Pengetahuan Sosial, karakteristik mata pelejaran Ilmu Pengetahuan

Sosial, tujuan mata pelejaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dan ruang lingkup

materi.

Page 41: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

19

Bab III: Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang

diambil dari pendekatan dan jenis penelitian, waktu dan tempat, sumber data,

teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan

tahap-tahap penelitian.

Bab IV: Pada bab ini menjelaskan tentang paparan data dan laporan

hasil penelitian atau penyajian yang diambil dari realita-realita objek

berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas VII A SMP Muhammadiyah 1

Malang.

Bab V: Pada bab ini menjelaskan tentang pembahasan. Menjawab

masalah penelitian dan menafsirkan temuan penelitian yang dilakukan di kelas

VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang. Dari sini peneliti dapat

mengklasifikasikan data-data dalam rangka mengambil kesimpulan penyajian.

Bab VI: Pada bab ini merupakan penutup dari penulisan skripsi atau

hasil akhir yang mencakup kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian.

Page 42: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Mengenai Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan

Model Pembelajaran.

1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendekatan adalah

proses, perbuatan, cara mendekati.19

Pendekatan (paradigma) adalah titik tolak atau sudut pandang

(world view) seseorang terhadap suatu objek atau permasalahan.

Pendekatan juga dapat diartikan sebagai cara umum dalam memandang

permasalahan atau objek kajian, yang di dalamnya mewadahi,

menginsipirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan

cakupan teoritis tertentu.

Dilihat dari pendekatannya Roy Killen mencatat ada dua

pendekatan pembelajaran, yaitu pertama pendekatan pembelajaran yang

berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student centered

approach). Yang kedua pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau

berpusat pada guru (teacher centered approach).20

19

Departemen Pendidikan & Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1989), hlm. 192. 20

Wina Sanjaya,Op.cit., hlm. 127.

Page 43: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

21

2. Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbaru, strategi adalah ilmu

siasat perang, siasat perang, akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu

maksud.21

Menurut Ensiklopedia pendidikan (yang dikutip Gulo), strategi

ialah the art of bringing forces to the battle field in favourable position.

Dalam pengertian ini strategi adalah suatu seni, yaitu seni membawa

pasukan ke dalam medan tempur dalam posisi yang menguntungkan.

Pengertian strategi tersebut kemudian berkembang tidak hanya dalam

artian seni saja, namun sudah menjadi ilmu pengetahuan yang dapat

dipelajari. Dengan demikian strategi diterapkan dalam dunia pendidikan

terutama dalam hal kegiatan belajar mengajar yakni, ilmu untuk

membawakan sebuah pengajaran di dalam kelas sehingga tujuan yang

telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif, tujuan pembelajaran sendiri

adalah tujuan yang ada dalam kurikulum yang sudah di tetapkan.22

Menurut T.Raka Joni mengartikan strategi belajar sebagai pola dan

urutan umum perbuatan guru peserta didik dalam mewujudkan kegiatan

belajar-mengajar.

J.R David dalam Teaching Strategies for College Class Room 1976

ialah a plan, method, or series of activities designed to achieves a

particular educational goal. Menurut pengertian ini strategi belajar-

21

Suharto & Tata Iryanto, Kamus Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya: Indah, 1989),

hlm. 202. 22

Gulo, Op.cit., hlm. 2.

Page 44: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

22

mengajar meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang

direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.23

Menurut Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah

suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta

didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.24

Dick and Carey juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran

adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan

secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta

didik.

Kozna menjelaskan secara umum bahwa strategi pembelajaran

dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat

memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju

tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran

merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode

pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya

dijabarkan oleh mereka strategi pembelajaran dimaksud me;iputi sifat

lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan

pengalaman belajar peserta didik.

Gropper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan

pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.25

23

Ibid, hlm. 2-3. 24

Wina Sanjaya, Op.cit., hlm. 126.

Page 45: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

23

Jadi dapat disimpulkan bahwasannya Strategi Belajar-Mengajar

adalah pola dan urutan umum meliputi rencana, metode, dan perangkat

yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan

materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima

dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan

pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.

3. Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang

teratur untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya,

cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan

guna mencapai tujuan yang ditentukan.26

Istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “metha” dan

“hodos”. Metha adalah melalui, hodos adalah jalan atau cara, jadi

metode adalah jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan.

Metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan/materi

pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih signifikan dibanding

dengan materi. Ini terbukti bahwa penyampaian yang komunikatif lebih

disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya materi yang

disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik dan sebaliknya

25

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 1. 26

Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Op.cit., hlm. 580-581.

Page 46: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

24

penyampaian yang tidak komunikatif tidak disenangi oeh peserta didik,

meskipun materi yang disampaikan menarik.27

4. Pengertian Teknik Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik adalah

pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan

hasil (industri, bangunan, mesin, dsb.).28

Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang

cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur.

Pengertian lain adalah sebagai teknik penyajian yang dapat dikuasai guru

untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik

didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap , dipahami dan

digunakan oleh peserta didik dengan baik.29

Misalkan, penggunaan

metode ceramah di dalam kelas dengan jumlah peserta didik yang relatif

banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan

berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah

peserta didiknya terbatas.

27

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 26-

27. 28

Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Op.cit., hlm. 889. 29

Annisatul Mufarokah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 1.

Page 47: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

25

5. Pengertian Taktik Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, taktik adalah rencana

atau tindakan yang bersistem untuk mencapai tujuan.30

Taktik pembelajaran merupakan gaya sesorang dalam

melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya

individual. Misalkan terdapat dua orang yang sama-sama menggunakan

metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang

digunkannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi

dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi,

sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi

banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat

menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan

atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan,

pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam

taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus seni

(teaching is science and art).31

30

Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Op.cit., hlm. 887. 31

Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global,

(Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm. 113.

Page 48: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

26

6. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, model adalah contoh,

acuan, ragam (macam dan sebagainya).32

Menurut Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran

adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk

kurikulum. (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-

bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang

lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru

boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk

mencapai tujuan pendidikannya.33

Menurut Slavin, model pembelajaran merupakan suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas

maupun tutorial.34

Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang

pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses

belajar mengajar.

32

Suharto & Tata Iryanto,Op.cit., hlm. 202. 33

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

PT. Rajagrafindo Persada, 2010), hlm. 133. 34 www.seputarpengetahuan.com/2016/02/5-pengertian-model-pembelajaran-menurut-para-

ahli.html, diakses 9 Desember 2016 pukul 14:13.

Page 49: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

27

B. Tinjauan Mengenai Metode Problem Solving

1. Pengertian Problem Solving

Sedangkan pengertian Problem Solving (Penyelesaian Masalah)

merupakan metode mengajar yang memberi tekanan pada

terealisasikannya suatu masalah secara menalar.35

Penggunaan metode

pemecahan masalah merupakan kegiatan pembelajaran dengan cara

melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah, baik itu masalah

pribadi maupun perorangan maupun masalah kelompok untuk

dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya

adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan

masalah.36

Masalah pada hakikatnya adalah kesenjangan antara situasi

nyata dengan kondisi yang diinginkan, atau antara kenyataan dan apa

yang diharapkan.37

Penyelesaian masalah merupakan proses memikirkan

dan mencari jalan keluar bagi masalah tersebut.38

Terdapat tiga ciri utama dari pemecahan masalah. Pertama,

pemecahan masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya

dalam implementasi pemecahan masalah ada sejumlah kegiatan yang

harus dilakukan oleh peserta didik. Pemecahan masalah tidak

mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat,

menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui pemecahan masalah

siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan

35

Gulo, Op.cit., hlm. 111. 36

Gustaf Asyrint, Langkah Cerdas menjadi Guru Sejati Berprestasi, (Yogyakarta: Bahtera

Buku, 2010), hlm. 69. 37

Gulo, Op.cit., hlm. 113. 38

Ibid.

Page 50: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

28

akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk

menyelesaikan masalah. Pemecahan masalah menempatkan masalah

sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah

maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan

masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir ilmiah.

Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir

deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan

empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-

tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah

didasarkan pada data dan fakta yang jelas.39

Untuk mengimplementasikan pemecahan masalah, guru perlu

memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat

dipecahkan. Permasalahan tersebut dapat diambil dari buku teks atau dari

sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi di lingkungan

sekitar, peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.40

39

Wina Sanjaya,Op.cit., hlm. 214-215. 40

Ibid, hlm. 215.

Page 51: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

29

2. Model Penyelesaian Masalah

a. Menurut G. Polya

Pemikiran Polya mengenai pemecahan masalah terdiri dari

empat tahap yakni41

1) Memahami masalah

Contoh tindakan yang kita lakukan adalah seperti “apa yang kita

lihat?” atau “informasi apa yang diberikan dari suatu

permasalahan tersebut?”

2) Merencanakan pemecahan masalah

“Apa cara penyelesaian yang saya tahu?”

3) Menerapkan rencana pemecahan masalah.

4) Memeriksa kembali hasil pemecahan masalah.

b. Menurut J. Dewey

Menurut J. Dewey model ini dilakukan dalam enam tahap,

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tahap penyelesaian masalah menurut J. Dewey

Tahap-tahap Kemampuan yang diberikan

1. Merumuskan masalah Mengetahui dan merumuskan

masalah secara jelas.

2. Menelaah masalah Menggunakan pengetahuan untuk

memperinci, dan menganalisis

masalah dari berbagai sudut.

41

Siti Rohmah, Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Kimia Siswa terhadap Konsep Mol dalam Stoikiometri di Kelas X SMAN 2 Cisauk-

Tangerang (dalam Gamze Sezgin Selcuk), 2011.

Page 52: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

30

3. Merumuskan hipotesis Berimajinasi dan menghayati

ruang lingkup, sebab-akibat, dan

alternatif penyelesaiannya.

4. Mengumpulkan dan

mengelompokkan data

sebagai bahan pembuktian

hipotesis.

a. Kecakapan mencari dan

menyusun data

b. Menyajikan data dalam bentuk

diagram, gambar, dan tabel

5. Pembuktian hipotesis a. Kecakapan menelaah dan

membahas data

b. Kecakapan menghubung-

hubungkan dan menghitung

c. Keterampilan mengambil

keputusan dan kesimpulan

6. Menentukan pilihan

penyelesaian

a. Kecakapan membuat alternatif

penyelesaian

b. Kecakapan menilai pilihan

dengan memperhitungkan

akibat yang akan terjadi pada

setiap pilihan

c. Menurut Lawrence Senesh

Senesh adalah seorang guru besar ekonomi yang

mengemukakan tahap-tahap penyelesaian masalah dalam pengajaran

ekonomi, yaitu tahap motivasi, tahap pengembangan, dan tahap

kulminasi. Penyelesaian masalah berada dalam tahap pengembangan

dengan langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut:

1) Menemukan gejala-gejala problematik (symptus of the problem).

2) Mepelajari aspek-aspek permasalahan (aspect of the problem).

Page 53: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

31

3) Mendefinisikan masalah (definition of the problem).

4) Menentukan ruang lingkup masalah (skop of the problem).

5) Menganalisis sebab-sebab masalah (causes of the problem).

6) Menyelesaikan masalah (solutio of the problem).

d. Menurut David Johnson & Johnson

Menurut David Johnson dan Johnson penyelesaian masalah

dilakukan melalui kelompok. Merumuskan masalah dari peristiwa

tertentu yang mengandung isu konflik, hingga peserta didik menjadi

jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa

meminta pendapat dan penjelasan peserta didik tentang isu-isu

hangat yang menarik untuk dipecahkan.42

Prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut:

1) Mendefinisikan Masalah

Perumusan masalah di dalam kelas dilakukan sebagai berikut:

a) Kemukakan kepada peserta didik peristiwa-peristiwa yang

bermasalah, baik melalui bahan tertulis maupun secara lisan.

Kemudian minta kepada peserta didik untuk merumuskan

masalahnya dalam satu kalimat sederhana (brain storming).

Tampunglah setiap pendapat mereka dengan menuliskannya

di papan tulis tanpa mempersoalkan tepat atau tidaknya,

benar atau salah pendapat tersebut.

42

Wina Sanjaya, Op.cit., hlm. 217.

Page 54: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

32

b) Setiap pendapat ditinjau kembali dengan meminta kembali

penjelasan kepada yang bersangkutan. Dengan demikian,

dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan. Dipilih

rumusan yang lebih tepat atau dirumuskan kembali

(rephrase, restate) perumusan-perumusan yang kurang tepat.

Pada akhirnya, kelas memilih satu perumusan yang paling

tepat dipakai oleh semua.

2) Mendiagnosis Masalah

Setelah berhasil merumuskan masalah, langkah-langkah

berikutnya adalah memebentuk kelompok kecil. Kelompok ini

mendiskusikan sebab-sebab timbulnya masalah.

Menurut Johnson dan Johnson, suatu masalah timbul karena dua

faktor, yaitu sebagai berikut:

a) Faktor pertama adalah faktor-faktor yang mendukung atau

mendorong kearah tercapainya tujuan yang diinginkan.

b) Faktor kedua adalah faktor-faktor yang menghambat

tercapaimya tujuan. Munculnya masalah disebabkan oleh

kedua faktor tersebut yang berada dalam kekuatan yang

seimbang.

3) Merumuskan Strategi Alternatif

Pada tahap ini, kelompok mencari dan menemukan berbagai

alternatif tentang cara menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu,

kelompok harus kreatif, berfikir divergen, memahami

Page 55: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

33

pertentangan di antara berbagai ide, dan memikirkan daya temu

yang tinggi. Setiap alternatif harus dapat terperinci dan jelas.

Menurut teori AKL ( Analisis Kekuatan Lapangan), perubahan-

perubahan pada situasi yang aktual dapat terjadi jika kekuatan-

kekuatan yang mendukung dan menghambat mengalami

perubahan sehingga tingkat keseimbangannya berubah. Pada

dasarnya, ada tiga cara mengubah titik keseimbangan itu, yaitu

sebagai berikut:

a) Menambah kekuatan pada faktor pendukung

b) Mengurangi kekuatan pada faktor penghambat

c) Mengubah faktor penghambat menjadi faktor pendukung.

4) Menentukan dan Menerapkan Strategi

Yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang

dapat dilakukan.43

Penyelesaian masalah pada tahap ini memiliki

dua aspek, yaitu sebagai berikut.

a) Pengambilan keputusan (decision making), yatu proses untuk

menentukan suatu pilihan dari bebagai alternatif yang ada.

b) Penerapan keputusan (decision implementation), yaitu proses

untuk menemukan tindakan yang diperlukan dalam

melaksanakan keputusan.

43

Ibid, hlm. 218.

Page 56: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

34

Dalam tahap ini, kelompok menggunakan pertimbangan-

pertimbangan yang cukup kritis, selektif, dan berfikir konvergen.

Dalam hubungan ini, ada beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan sebagai berikut:

a) Pilih suatu alternatif yang tampaknya terbaik dengan

mengemukakan nilai positifnya.

b) Catat bahan-bahan dan sumber-sumber lainnya yang

diperlukan dalam penggunaan strategi itu. Pengorbanan

waktu, tenaga, dan lain-lainnya harus terperinci.

c) Penilaian tentang realistisnya strategi yang dipilih.

d) Perhitungan tentang kemungkinan keberhasilannya

dibandingkan dengan pengorbanannya (efisiensi).

e) Perkiraan kemungkinan hambatan yang akan dihadapi dalam

pelaksanaan dan bagaimana menanganinya.

f) Pemikiran tentang tindakan-tindakan yang berkaitan dengan

penerapan strategi supaya disusun dalam suatu urutan waktu

bila hal tersebut terjadi.

g) Adakan pembagian tanggung jawab untuk setiap anggota

dalam kelompok.

h) Mulai dengan langkah pertama.

Page 57: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

35

5) Mengevaluasi keberhasilan strategi44

Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi

hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan

pelakasanaan kegiatan, sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi

terhadap akibat dari penerapan metode yang diterapkan.45

e. Menurut Melters

Menurut Melters tahap-tahap pemecahan masalah tersebut

adalah46

1) Tahap analisis masalah untuk mendapatkan rumusan masalah

dan menyimpulkan data yang ada.

2) Tahap perencanaan pemecahan masalah. Dari data-data yang

ada, peserta didik mencoba merencanakan suatu pemecahan

masalah dengan tahapan sebagai berikut:

a. Memecahkan rumus standart

b. Meneliti hubungan antar konsep

c. Membuat transformsi atau membuat suatu pengubahan

bentuk yang dapat mendukung proses pemecahan masalah

3) Tahap melakukan perhitungan.

4) Tahap pengecekan.

44

Gulo, Op.cit.,hlm. 116-122. 45

Wina Sanjaya, Op.cit., hlm. 218. 46

Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:

UPI 2000), hlm. 97.

Page 58: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

36

3. Tujuan Pengajaran Berdasarkan Masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk

membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada

peserta didik.47

Berdasarkan karakter tersebut, pembelajaran berdasarkan masalah

memiliki tujuan:

a. Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berfikir dan

keterampilan pemecahan masalah.

b. Belajar peranan orang dewasa yang autentik.

Menurut Resnick pembelajaran berdasarkan masalah memiliki implikasi:

a. Mendorong peserta didik untuk kerja sama dalam menyelesaikan

tugas.

b. Mendorong peserta didik untuk pengamatan dan dialog dengan

orang lain, sehingga secara bertahap peserta didik dapat memahami

peran orang yang diamati atau orang yang diajak dialog.

c. Melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri.

d. Menjadi pembelajar yang mandiri.

Dengan bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan

mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari

penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, peserta didik

47

Trianto, Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 94-

95.

Page 59: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

37

belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam

hidupnya kelak.48

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving

a. Kelebihan Metode Problem Solving

1) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi

relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.

2) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat

membiasakan para peserta didik menghadapi dan memecahkan

masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di

dalam kehidupan dalam keluarga, masyarakat, dan bekerja

kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan

manusia.

3) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir

siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses

belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti

permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari

pemecahannnya.

48

Ibid, hlm. 94-95.

Page 60: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

38

b. Kekurangan Metode Problem Solving

1) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai

dengan tingkat berpikir peserta didik, tingkat sekolah dan

kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki

peserta didik, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan

guru.

2) Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering

memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa

mengambil waktu pelajaran lain.

3) Mengubah kebiasaan peserta didik belajar dengan

mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi

belajar dengan berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau

kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber

belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi peserta didik.49

49 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002), hlm. 104-105.

Page 61: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

39

C. Tinjauan Mengenai Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-

nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan

merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa hal-hal sebagai berikut:

a. Informasi verbal, yitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan

tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah,

maupun penerapan aturan.

b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-

konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

Keterampilan intelektual merupkan kemampuan melakukan aktivitas

kognitif bersifat khas.

c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep

dan kaidah dalam mememcahkan masalah.

d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

Page 62: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

40

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standart perilaku.50

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk

mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah

diajarkan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata

yang membentuknya yaitu “hasil” dan belajar”. Pengertian hasil

(product) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu

aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara

fungsional.51

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan perilaku individu yang diperoleh setelah peserta didik

menyelesaikan pembelajaran melalui interaksi dengan berbagai sumber

dan lingkungan belajar.

50

Thobroni, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik (Yogyakarta: Ar Ruzz Media,

2015), hlm. 20-21. 51

Purwanto, Op.cit., hlm. 42.

Page 63: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

41

2. Tipe Hasil Belajar

Menurut Sudjana tipe hasil belajar meliputi:

a. Tipe hasil belajar kognitif52

1) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari

kata “knowledge” dari Bloom. Cakupan dalam pengetahuan

hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya faktual,

disamping pengetahuan yang menegenai hal-hal yang perlu diingat

kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat,

rumus, dan lain-lain.

Dari sudut respon belajar siswa pengetahuan itu perlu

dihafal, diingat, agar dikuasai dengan baik. Ada beberapa cara

untuk dapat menguasai/menghafal, misalnya dibaca berulang-

ulang. Menggunakan teknik mengingat (memo teknik) atau lazim

dikenal dengan “jembatan keledai”. Tipe hasil belajar ini termasuk

tipe hasil belajar tingkat rendah jika dibandingan dengan tipe hasil

belajar lainnya. Namun demikian, tipe hasil belajar ini penting

sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil

belajar lain yang lebih tinggi. Setidaknya pengetahuan hafalan

merupakan kemampuan terminal (jembatan) untuk menguasai tipe

hasil belajar lainnya.

52

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru AL

Gensindo, 2013), hlm. 50-54.

Page 64: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

42

2) Tipe hasil belajar pemahaman (Comprehention)

Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari

tipe hasil belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan

kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Untuk

itu maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara

konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut.

Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum;

pertama pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami

kalimat bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan

lambang negara, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, dan lain-lain.

Kedua pemahaman penafsiran, misalnya memahami grafik,

menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang

pokok dan yang bukan pokok. Ketiga pemahaman ekstrapolasi,

yakni kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat, tersurat,

meramalkan sesuatu, atau memperluas wawasan.

Ketiga macam tipe pemahaman diatas kadang-kadang sulit

dibedakan, dan bergantung kepada konteks isi pelajaran. Kata-

kata operasional untuk merumuskan tujuan intruksional dalam

bidang pemahaman, antara lain; membedakan, menjelaskan,

meramalkan, menafsirkan, memperkirakan, memberi contoh,

mengubah, membuat rangkuman, menuliskan kembali,

melukiskan dengan kata-kata sendiri.

Page 65: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

43

3) Tipe hasil belajar penerapan (Aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan

mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi

yang baru. Misalnya, memecahkan persoalan dengan

menggunakan rumus tertentu, menerapkan suatu dalil atau hukum

dalam suatu persoalan. Jadi, dalam suatu aplikasi harus ada

konsep, teori, hukum, rumus. Dalil hukum tersebut, diterapkan

dalam pemecahan suatu masalah (situasi tertentu). Dengan

perkataan lain, aplikasi bukan keterampilan motorik tapi lebih

banyak keterampilan mental.

Tingkah laku operasional untuk merumuskan tujuan

instruksional biasannya menggunakan kata-kata, menghitung,

memecahkan, mendemonstrasikan, mengungkapkan,

menjalankan, menggunakan, menghubungkan, mengerjakan,

mengubah, menunjukkan proses, memfodifikasi, mengurutkan,

dan lain-lain.

4) Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu

integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur bagian yang

mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan/hirarki. Analisis

merupakan tipe belajar yang kompleks, yang memanfaatkan unsur

tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman,

Page 66: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

44

aplikasi. Analisis sangat diperlukan oleh peserta didik sekolah

menengah apalagi perguruan tinggi.

Kemampuan menalar, pada hakikatnya mengandung unsur

analisis. Bila kemampuan analisis sudah dimiliki seseorang, maka

seseorang dapat mengkreasi sesuatu yang baru. Kata-kata

operasional yang lazim untuk analisis antara lain; menguraikan,

memecahkan, membuat diagram, memisahkan, membuat garis

besar, merinci, membedakan, menghubungkan, memilih

alternatif, dan lain-lain.

5) Tipe hasil belajar sintesis

Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan

pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian

yang bermakna. Pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan

unsur atau bagian menjadi satu integritas.

Sudah barang tertentu sintesis memerlukan kemampuan

hafalan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Pada berpikir sintesis

adalah berpikir devergent sedangkan berfikir analisis adalah

berfikir konvergent. Dengan sintesis dan analisis maka berkpikir

kreatif untuk menemukan sesuatu yang baru (inovatif) akan lebih

mudah dikembangkan. Beberapa tingkah laku operasional

biasannya tercermin dalam kata-kata; mengategorikan,

menggabungkan, menghimpun, menyusun, mencipta, merancang,

Page 67: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

45

mengkonstruksi, mengorganisasi kembali, merevisi,

menyimpulkan, menghubungkan, mensistematisasi, dan lain-lain.

6) Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan

tentang nilai sesuatu bedasarkan judgment yang dimilikinya, dan

kriteria yang dipakainya. Tipe hasil belajar ini dikategorikan

paling tinggi, dan terkandung semua tipe hasil belajar yang telah

dijelaskan sebelumnya. Dalam tipe hasil belajar evaluasi, tekanan

pada pertimbanagan sesuatu nilai, mengenai baik atau tidaknya,

tepat tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu.

Membandingkan kriteria dengan sesuatu yang

nampak/aktual/terjadi mendorong seseorang menentukan putusan

tentang nilai sesuatu tersebut. Dalam proses ini diperlukan

kemampuan yang mendahuluinya, yakni pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis. Tingkah laku operasional

dilukiskan dalam kata-kata, menilai, membandingkan,

mempertimbangkan, mempertentangkan, menyarankan,

mengeritik, menyimpulkan, mendukung, memberikan pendapat,

dan lain-lain.

Page 68: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

46

b. Tipe hasil belajar bidang afektif

Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai,

berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau

metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik

dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran,

kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan

sebagainya. Hasil belajar afektif juga termasuk watak perilaku

seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai.53

Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe

hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai tingkat yang dasar/

sederhana sampai tingkatan yang kompleks.

1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada peserta didik,

baik bentuk masalah situsi, gejala. Dalam tipe ini termasuk

kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi

gejala atau rangsangan dari luar.

2) Responding (jawaban). Yakni reaksi yang diberikan seseorang

terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk

ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus

dari luar yang datang kepada dirinya.

3) Valuing (penilaian). Yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk

53

Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN

Press, 2006), hlm. 7.

Page 69: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

47

didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang pengalaman

untuk menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4) Organization (organisasi). Yakni pengembangan nilai ke dalam

suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai

dengan nilai lain dan kemantapan, dan prioritas nilai yang telah

dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi ialah konsep tentang

nilai, organisasi dari pada sistem nilai.

5) Characterization (karakterisasi)yakni keterpaduan dari semua

sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi

pola kepribadian dan tingkah lakunya, disini termasuk keseluruhan

nilai dan karakteristiknya.

c. Tipe hasil belajar psikomotorik

Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk

keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang).54

Ada enam tingkatan dalam keterampilan yakni:

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3) Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan

visual, membedakan auditif motorik, dan lain-lain.

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,

ketepatan.

54

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006), hlm. 30-31.

Page 70: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

48

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai

pada keterampilan kompleks.

6) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi

seperti gerakan ekspresif, interpretatif.

Selain itu menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi

kecakapan, informasi, pengetahuan, dan sikap. Sedangkan menurut

Thobroni hasil belajar adalah perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya dalam satu aspek potensi kemanusiaan

saja. Artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para

pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,

tetapi secara komprehensif.55

D. Tinjauan Mengenai Pembelajaran IPS

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) adalah integrasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas

dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendektan

interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi

sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi

55

Thobroni, Op.cit, hlm. 22.

Page 71: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

49

materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. Sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.56

Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara

manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak

didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,

dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di

lingkungan sekitarnya. Menurut kosasih (yang dikutip Trianto)

Pendidikan IPS berusaha membantu mahasiswa dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin

mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya.57

Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu nama mata

pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan

menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran

atau integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi serta mata

pelajaran ilmu sosial lainnya. Maka dari itu IPS memiliki sifat terpadu

(integreted) dari sejumlah mata pelajaran dengan tujuan agar mata

pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga

pengorganisasian materi pelajaran dapat disesuaikan dengan lingkungan,

karakteristik, dan kebutuhan peserta didik.58

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang

mengkaji tentang isu-isu sosial dengan unsur kajiannya dalam konteks

56

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm. 171. 57

Ibid. 58

Lina Nurus, Implementasi Metode Pembelajaran Everyone is a teracher here Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar siswa Pada Mata Pelajaran IPS kelas VII B di MTs Negeri

Tumpang, Skripsi, 2014.

Page 72: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

50

peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi. Tema yang dikaji dalam IPS

adalah fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat baik masa lalu,

masa sekarang, dan kecenderungannya di masa-masa mendatang. Pada

jenjang SMP/MTs, mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,

Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik

diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan

bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.59

2. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda denagn disiplin ilmu

lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan

integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.

Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik

antara lain, sebagai berikut:

1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur

geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewarganegaraan,

sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama.

2) Standart kompetensi dan Kompetensi dasar IPS berasal dari struktur

keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas

sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)

tertentu.

59

Kurikulum 2013 SMP/MTsMata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan 2013, www.dadangjsn.com/2016/07/ki-dan-kd-pelajaran-kurikulum-

2013.html?m=1, diakses pukul 08:02.

Page 73: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

51

3) Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut

berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan

interdisipliner dan multidisipliner.

4) Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut

peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab

akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur,

proses, dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar

survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan

jaminan keamanan.60

3. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan mata pelajaran IPS SMP/MTs yaitu untuk membina para

peserta didik menjadi warganegara yang mampu mengambil keputusan

secara demokratis dan rasional yang dapat diterima oleh semua golongan

yang ada di dalam masyarakat. Adapun rincian tujuan mata pelajaran IPS

adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungan.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

60

Trianto, Op.cit., hlm. 174-175.

Page 74: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

52

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,

nasional, dan global.61

4. RuangLingkup Materi

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai

berikut:

1) Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu.

2) Perubahan masyarakat Indonesia pada zaman praaksara,

zamanHindu-Buddha dan zaman Islam, zaman penjajahan dan

tumbuhnya semangat kebangsaan, masa pergerakan kemerdekaan

sampai dengan awal reformasi.

3) Jenis dan fungsi kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik

dalam masyarakat.

4) Interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan

ekonomi.62

61

Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), hlm. 201. 62

Kurikulum 2013 SMP/MTsMata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan 2013, www.dadangjsn.com/2016/07/ki-dan-kd-pelajaran-kurikulum-

2013.html?m=1, diakses pukul 08:02.

Page 75: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif, sebab

pendekatan yang dilakukan adalah melalui kualitatif deskriptif, maksudnya

dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-

angka, melainkan data tersebut berasal dari wawancara, catatan lapangan,

dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.

Seperti yang dikatakan oleh Bogdan dan Taylor bahwa, metode

kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang

diamati.63

Pada penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan pengontrolan

keadaan saat penelitian berlangsung, seperti pemberian treatment, dan kontrol

terhadap variabel luar.64

Sehingga yang menjadi tujuan dalam penelitian kualitatif ini adalah

ingin menggambarkan realitas empirik dibalik fenomena yang ada secara

mendalam, rinci, dan tuntas. Oleh karena itu pendekatan penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan mencocokkan antara realitas

empiris dengan teori yang berlaku.

63

Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2002), hlm. 3. 64

M.Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009),

hlm. 89.

Page 76: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

54

B. Kehadiran Peneliti

Peneliti memposisikan diri sebagai Human Instrument yaitu orang yang

meluangkan waktu banyak di lapangan, karena dalam penelitian kualitatif

kehadiran peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data.

Kehadiran peneliti mutlak diperlukan karena disamping itu kehadiran peneliti

juga sebagai pengumpul data. Sebagaimana salah satu ciri penelitian kualitatif

dalam pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti. Sedangkan

kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat partisipan atau

berperan serta, artinya dalam proses pengumpulan data peneliti mengadakan

pengamatan dan mendengarkan secermat mungkin sampai pada hal yang

sekecil-kecilnya sekalipun.65

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, peneliti terlibat

langsung ke lapangan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data-data.

Sebagai instrumen kunci, kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan

lebih memungkinkan untuk menemukan makna dan tafsiran dari subjek

penelitian dibandingkan dengan menggunakan alat non-human (seperti

angket).

65

Lexi J. Moleong, Op.cit., hlm. 164.

Page 77: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

55

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang peneliti lakukan ini berada di SMP

Muhammadiyah 1 Malang.Yang terletak di Jalan Brigjend Slamet Riadi No.

184, Oro-oro Dowo, Klojen, Kota Malang. Penelitian ini akan dilaksanakan

di semester genap mulai bulan Maret 2017 sampai dengan bulan Mei 2017.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data

diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam

pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut responden, yaitu yang

merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan

tertulis maupun lisan, dan apabila peneliti menggunakan teknik observasi,

maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu, serta

apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumentasi atau

catatanlah yang menjadi sumber data, sedang isi catatan sebagai subyek

penelitian atau variabel penelitian.66

Sedangkan menurut Lofland dan Lofland sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah tambahan

seperti dokumen-dokumen lain.67

Dengan demikian, data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data

yang diklasifikasikan maupun dianalisa untuk mempermudah dalam

66

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002), hlm. 107. 67

Lexy J. Moleong. Op.cit., hlm. 112.

Page 78: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

56

menghadapkan pada pemecahan permasalahan, perolehannya dapat berasal

dari:

1. Data Primer (utama)

Sumber data primer, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, pendapat

dari individu atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu

objek kejadian atau hasil pengujian (benda).68

Dalam peneitian ini data

primer diperoleh secara langsung melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Dalam hal ini adalah kepala sekolah, guru bidang studi

Ilmu Pendidikan Sosial Kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Dalam hal ini pengumpulan datamelalui wawancara, yakni

individu-individu yang berkaitan dengan penelitian ini, diantarannya

kepala sekolah, waka kurikulum, guru mata pelajaran IPS, dan peserta

didik kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Pengumpulan data melalui observasi yaitu mengamati proses

kegiatan belajar mengajar di kelas VII A saat metode problem solving

digunakan oleh guru di kelas VII Adi SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Data Dokumentasi, berupa arsip-arsip, majalah, data pribadi

lainnya yang tersimpan di lembaga (instansi) SMP Muhammadiyah 1

Malang yang berupa file-file.

68

www.kanalinfo.web.id/2016/10/pengertian-data-primer-dan-data-sekunder.html?m=1,

diakses 2 Desember 2016 pukul 20:05.

Page 79: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

57

2. Data Sekunder (tambahan)

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan dan

disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh

berbagai instansi lain.69

Dalam penelitian ini diperoleh melalui studi

penelusuran pustaka berupa penelitian-penelitian terdahulu

(skripsi,jurnal) dan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan

problem solving.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan beberapa teknik. Diantaranya yaitu:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara (interview) adalah teknik penilitian yang dilaksanakan

dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui

saluran media tertentu antara pewancara dengan yang di wawancarai

sebagai sumber data.70

Dan dalam penelitian ini, peneliti melakukan

wawancara terstruktur yang meliputi :

a) Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1

Malang.

b) Wawancara dengan waka kurikulum SMP Muhammadiyah 1

Malang.

69

www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-data-dan-jenis-data.html?m=1, diakses 2

Desember 2016 pukul 20:28. 70

M.Subana dan Sudrajat,op.cit., hlm. 263.

Page 80: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

58

c) Wawancara dengan guru IPS di kelas VII A SMP Muhammadiyah 1

Malang.

d) Wawancara dengan peseta didik kelas VII ASMP Muhammadiyah 1

Malang.

2. Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati

secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan

mencatatnya pada alat observasi. Hal-hal yang diamati itu biasanya

gejala tingkah laku, benda-benda hidup, ataupun benda mati.71

Observasi

memiliki makna lebih dari sekedar teknik pengumpulan data. Namun

dalam konteks ini, observasi difokuskan sebagai upaya peneliti

mengumpulkan data dan informasi dari sumber data primer dengan

mengoptimalkan pengamatan peneliti. Teknik pengamatan ini juga

melibatkan aktivitas mendengar, membaca, mencium, dan menyentuh.72

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti langsung datang ke

lokasi penelitian yaitu di SMP Muhammadiyah 1 Malang. Data yang

diperlukan peneliti melalui pengamatan proses kegiatan belajar mengajar

(KBM) pada mata pelajaran IPS kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1

Malang.

71

Ibid, hlm. 270. 72

Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, Metodologi Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan

Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan), (Bandung: PT. Refika Aditama,

2014), hlm. 134.

Page 81: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

59

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi diartikan

sebagai upaya untuk memperoleh data dan informasi berupa catatan

tertulis/gambar yang tersimpan berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Dokumen merupakan fakta dan data yang tersimpan dalam berbagai

bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia

adalah berbentuk surat-surat laporan, peraturan, catatan harian, biografi,

simbol, artefak, foto, sketsa, dan lainnya yang tersimpan.73

Dalam Penelitian ini peneliti akan menelusuri dan mencari

informasi yang berupa perangkat pembelajaran (silabus), hasil belajar

yang berupa nilai peserta didik kelas VII A, serta arsip-arsip yang

berkaitan dengan sekolah seperti profil sekolah, jumlah peserta didik,

sarana prasarana, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

F. Analisis Data

Sesuai dengan jenis dan sifat data yang diperoleh dari penelitian ini,

maka teknik analisis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yakni

menurut Miles & Huberman (yang dikutip Lexy), teknik analisis data

dilakukan secara interaktif yang dilakukan atas empat tahapan. Tahapan

pertama adalah tahap pengumpulan data, tahap kedua adalah tahap reduksi

data, tahapan ketiga adalah tahap display data, dan tahap keempat adalah

73

Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati, Op.cit., hlm. 139.

Page 82: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

60

tahap penarikan kesimpulan dan atau tahap verifikasi. Yang perlu dilakukan

pada setiap tahapan diatas akan dijelaskan satu per satu sebagai berikut.

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data itu sendiri juga ditempatkan sebagai komponen

yang merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data, sehingga

pengumpulan data dan analisis data penelitian dilakukan pada waktu

yang bersamaan. Hal ini karena saat pengumpulan data, peneliti akan

dengan sendirinya terlibat melakukan reduksi dan penyajian data serta

melakukan perbandingan-perbandingan untuk memperkaya data bagi

tujuan konseptualisasi, kategorisasi, atau untuk teoretisasi.74

Pengumpulan data dalam penelitian inimelalui wawancara, yakni

individu-individu yang berkaitan dengan penelitian ini, diantarannya

kepala sekolah, waka kurikulum, guru mata pelajaran IPS, dan peserta

didik kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Pengumpulan data melalui observasi yaitu mengamati selama

proses kegiatan belajar mengajar mengajar berlangsung di kelas VII A

SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Data Dokumentasi, berupa arsip-arsip, majalah, data pribadi

lainnya yang tersimpan di lembaga (instansi) SMP Muhammadiyah 1

Malang yang berupa file-file.

74

Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:

PT Refika Aditama 2012), hlm. 218.

Page 83: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

61

2. Reduksi data

Reduksi data adalah proses mengolah data dari lapangan dengan

memilah dan memilih, dan menyederhankan data dengan merangkum

yang penting-penting sesuai dengan fokus masalah penelitian. Data yang

diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu, maka perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama

peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks

dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi

data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

dan mencarinya bila diperlukan.75

Reduksi data pada penelitian ini yakni memilah dan memilih data

dengan merangkum hal-hal yang sesuai dengan rumusan masalah

penelitian ini yakni mengenai pelaksanaan metode problem solving untuk

peserta didik kelas VII Adalam pembelajaran IPS, hasil belajar peserta

didik setelah metode problem solving diterapkan di kelas VII A dalam

pembelajaran IPS, Kendala dan solusi guru dalam menerapkan metode

problem solving kelas VII Adi SMP Muhammadiyah 1 Malang.

75

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfa Beta

2011) hlm. 236.

Page 84: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

62

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data atau menyajikan data untuk lebih menyistematiskan

data yang telah direduksi dilihat kembali gambaran secara keseluruhan,

sehingga dapat tergambar konteks data secara keseluruhan, dan dari situ

dapat dilakukan penggalian data kembali apabila dipandang perlu untuk

lebih mendalami masalahnya. Penyajian ini amat penting dan

menentukan bagi langkah selanjutnya yaitu penarikan

kesimpulan/verifikasi karena dapat untuk memudahkan upaya pemaparan

dan penegasan kesimpulan.76

Penyajian data dalam penelitian ini yakni berbentuk uraian singkat

atau bagan mengenai hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah

mengenai pelaksanaan metode problem solving untuk peserta didik kelas

VII A dalam pembelajaran IPS, hasil belajar peserta didik setelah metode

problem solving diterapkan di kelas VII Adalam pembelajaran IPS,

Kendala dan solusi guru dalam menerapkan metode problem solving

kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

4. Menarik Kesimpulan dan Verifikasi

Menarik kesimpulan dan verifikasi dilakukan sejak awal terhadap

data yang diperoleh, tetapi kesimpulannya masih kabur (bersifat tentatif),

diragukan tetapi semakin bertambahnya data maka kesimpulan itu lebih

76

Uhar Suharsaputra, op.cit., hlm 219.

Page 85: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

63

“grounded” (berbasis data lapangan). Kesimpulan harus diverifikasi

selama penelitian masih berlangsung.77

Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini membaca

kembali hasil yang didapatkan dan memilih data-data yang penting

berupa deskripsi yang dapat menjawab rumusan masalah mengenai

pelaksanaan metode problem solving untuk peserta didik kelas VII A

dalam pembelajaran IPS, hasil belajar peserta didik setelah metode

problem solving diterapkan di kelas VII Adalam pembelajaran IPS,

Kendala dan solusi guru dalam menerapkan metode problem solving

kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Sebagai upaya untuk memeriksa keabsahan data peneliti menggunkan

beberapa teknik antara lain.78

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri.

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.

Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi

memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

77

Ibid. 78

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), hlm. 327-330.

Page 86: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

64

2. Ketekunan/Keajegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi

dengan bergbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan

dan tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari

apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunaan

pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam

situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari

dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknis pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain.79

Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi menurut Patton (yang dikutip Lexy J. Moleong) yang paling

banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Yaitu

dengan cara membedakan dan membandingkan sumber data dari

beberapa sumber dengan tujuan memperoleh suatu data yang valid,

terpercaya.80

Triangulasi dalam penelitian ini ada tiga macam, yakni triangulasi

sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda

79

Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),

hlm. 327. 80

Lexy J. Moleong, Op.cit., hlm. 330.

Page 87: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

65

dalam penelitian kualitatif.81

Hal itu dapat dicapai dengan jelas yang

berarti membandingkan dan mengecek kembali data hasil pengamatan

saat kegiatan belajar mengajar (KBM) dan kendala penerapan metode

problem solving pada mata pelajaran IPS kelas VII Aberlangsung dengan

data hasil wawancara guru tersebut, membandingkan hasil wawancara

guru dengan wawancara peserta didik, dan membandingkan hasil

wawancara dengan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kegiatan

belajar mengajar kelas VII Adi SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Yang kedua triangulasi metode, digunakan untuk menguji

kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda.82

Dalam penelitian ini metode pengumpulan

data yang digunakan merupakan metode observasi ketika kegiatan belajar

mengajar (KBM), penerapan metode problem solving mata pelajaran IPS

kelas VII Adi SMP Muhammadiyah 1 Malang, wawancara dengan

kepala sekolah, guru mata pelajaran IPS, peserta didik kelas VII A di

SMP Muhammadiyah 1 Malang dan dokumentasi arsip-arsip, majalah,

data pribadi lainnya yang tersimpan di lembaga (instansi) SMP

Muhammadiyah 1 Malang yang berupa file-file, kemudian dari

pengumpulan data tersebut antara data satu dengan yang lainnya saling

menguatkan.

Yang ketiga triangulasi teori83

, menurut Licoln dan Guba (yang

dikutip Lexy J. Moleong), berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak

81

Ibid,hlm. 330. 82

Sugiyono, Op.cit., hlm. 273-274. 83

Lexy J. Moleong, Op.cit.

Page 88: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

66

dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu atau lebih teori.

Dipihak lain Patton (yang dikutip Lexy J. Moleong) berpendapat lain,

yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya

penjelasan banding (rival explanation). Dalam penelitian ini hasil

akhir penelitian mengenai metode problem solving yang berupa

rumusan informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan

perspektif teori problem solving yang relevan guna menghindari bias

individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.

H. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa tahap yang harus

dilalui untuk bisa menguraikan nya dibagi menjadi tiga tahapan.

Menurut Bogdan (yang dikutip Lexy J. Moleong) ada tiga tahapan dalam

penelitian, yaitu:

1. Tahap Pra-lapangan

a. Menyusun Rancangan Penelitian. Seperti yang telah dijelaskan di

depan.

b. Memilih Lapangan Penelitian. Penelitian ini berlokasi di SMP

Muhammadiyah 1 Malang.

c. Mengurus Perizinan. Peneliti harus menghubungi dan meminta izin,

selain itu peneliti juga harus menyiapkan: surat tugas, surat izin

instansi diatasnya, identitas diri (KTP, foto, dan lain-lain),

perlengkapan penelitian (kamera, telpon genggam, video recorder, dan

lain sebagainya), peneliti memaparkan tujuan penelitian terhadap

orang yang berwenang diwilayah penelitian.

Page 89: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

67

d. Menjajaki dan Menilai Lapangan. Peneliti sudah melakukan observasi

awal untuk meninjau keadaan lapangan.

e. Memilih dan Memanfaatkan Informan. Informasi adalah orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi

latar serta subyek penelitian.

f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian. Seperti yang telah dijelaskan

diatas.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

b. Memasuki lapangan. Dalam hal ini, hubungan peneliti dengan subyek

penelitian harus benar-benar akrab sehingga tidak ada lagi dinding

pemisah di antara keduanya,

c. Berperan serta sambil mengumpulkan data.

3. Tahap analisa data.84

Tentang tahap ini sudah dijelaskan sebelumnya.

84

Ibid, hlm. 127-148.

Page 90: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

68

BAB IV

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lembaga

1. Deskripsi Situasi Penelitian

a. Identitas SMP Muhammadiyah 1 Malang85

1) Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 1 Malang

2) No. Statistik Sekolah : 202056101020

3) NPSN : 20533750

4) Akreditasi Sekolah : A

5) Alamat Sekolah : Jl. Brigjen Slamet Riadi No. 134

6) Kabupaten/Kota : Malang

7) Provinsi : Jawa Timur

8) Nomor Telepon : 0341- 361797

9) Kode Pos : 65112

10) NPWP Sekolah : 00.517.458.6-623.000

11) Nama Kepala Sekolah : Drs. Budiyono

12) No Hp : 082140333353

13) Nama Yayasan : MPK Muhammadiyah Kota Malang

14) Alamat Yayasan : Jl. Gajayana No. 28 B Malang

15) Email : [email protected]

16) Website : smpm1-malang.com

85

Hasil dokumentasi brosur SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Page 91: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

69

17) Tahun didirikan : 1946

18) Tahun Beroperasi : 1978 – sekarang

b. Sejarah SMP Muhammadiyah 1 Malang

Pada tanggal 17 Agustus 1946, setahun setelah Indonesia

merdeka yakni disaat bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya

dengan suka cita dan dengan berbagai macam kegiatan, sebagai rasa

syukur bertepatan dengan momen itulah SMP Muhammadiyah 1

Malang didirikan. Semula SMP Muhammadiyah 1 Malang

bertempat di Jalan Teratai menempati gedung sekolah negeri bekas

sekolah asra Ambon School.

Pada bulan Juli, setelah agresi belanda masuk kota Malang

dengan terpaksa siswa, wali murid, dan para guru mengungsi ke

Sumber Pucung. Sedangkan yang tinggal pada saat itu ada 20 orang

yang diasuh oleh Bapak Djoko Raharjo yang bertempat tinggal di

Jalan Buring 20 Malang. Mereka yang berada di Sumber Pucung

mendirikan sekolah sendiri yang diasuh oleh bapak KH. M. Bejo

Darmolekso.

Setelah penyerahan kedaulatan kepada bangsa Indonesia, para

pengungsi yang berada di Sumber Pucung kembali lagi ke Malang.

Sekolah tersebut akhirnya dijadikan satu tepatnya ditempatkan di

rumah Yayasan Yatim Piatu Bareng Tenes yang pada saat itu

dipimpin oleh bapak Djoko Raharjo. Kemudian pada tahun 1951

Page 92: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

70

SMP Muhammadiyah 1 Malang tentunya tak lepas dari para tokoh

pendirinya yang perlu kita ketahui diantaranya adalah Bapak Djoko

Raharjo, Bapak KH. M. Bejo Darmolekso, Bapak Surawiyana,

Bapak Abdul Rahman, Bapak Sulaiman, dan Bapak Sutikno.86

Sedangkan yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah di

SMP Muhammadiyah 1 Malang adalah:

Bapak KH. M. Bejo Dermolekso (1946-1948)

Bapak Djoko Raharjo (1948-1950)

Bapak KH. Gusti (1950-1958)

Bapak KH. M. Bejo Dermolekso (1958-1986)

Bapak Rustam Effendi Panggabean (1986-1993)

Bapak Djuwadi (1993-1997)

Bapak Drs. Muhtar (1997-2003)

Ibu Dra. Rukiyani LH, M. KPd (2003-2015)

Bapak Drs. Budiyono (2015-Sekarang)

c. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah 1 Malang

2) Visi SMP Muhammadiyah 1 Malang

Terbentuknya manusia muslim, bertaqwa, terampil berkarya,

berwawasankeunggulan.87

86

Ibid. 87

Ibid.

Page 93: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

71

3) Misi SMP Muhammadiyah 1 Malang

a) Menumbuhkan sikap penghayatan pengalaman ajaran

agama dalam kehidupan sehari-hari.

b) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif,

inovatif, dan kreatif.

c) Menumbuhkan rasa cinta seni dan budaya sehingga siswa

mampu berapresiasi dalam bidang seni dan budaya.

d) Melatih siswa dengan ketrampilan sebagai bekal untuk

menyongsong kehidupan di masa depan.

e) Melatih dan meningkatkan segi keagamaan melalui

berbagai lomba-lomba.

f) Menumbuhkan semangat keunggulan dengan

pemberdayaan warga sekolah.88

4) Rumusan Misi SMP Muhammadiyah 1 Malang

a) 1. Menerapkan pembelajaran dan pembiasaan ibadah serta

baca tulis Al Qur’an secara rutin.

2. Menumbuhkan kesadaran pengamalan Al Qur’an sehingga

menjadi dasar pijakan untuk berperilaku.

b) Menerapkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif,

dinamis dan partisipatif sehingga setiap siswa berkembang

88

Ibid.

Page 94: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

72

sesuai dengan potensi akademik dan non akademik yang

dimiliki.

c) 1. Menerapkan pembelajaran teknologi informasi sehingga

siswa memiliki bekal ketrampilan TI baik untuk melanjutkan

pendidikan maupun bekal hidup.

2. Menerapkan pengetahuan teknologi informasi untuk sistem

administrasi sekolah baik ketatausahaan maupun KBM dan

kesiswaan.

d) 1. Mengembangkan budaya sopan santun, jiwa sehat, disiplin

dan kepedulian sosial bagi warga sekolah

2. Mengembangkan manajemen partisipatif dengan melibatkan

seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan yang

terkait dengan sekolah.

d. Ekstrakurikuler Unggulan

1) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)

2) Musik Orkestra

3) Kader Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

4) Seni Baca Al-Qur’an (Qiro’ah)

5) English Conversation

6) Futsal

7) Teater

8) Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an

Page 95: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

73

9) Tahfidz Al-Qur’an 30 Juz

10) Design Animasi

11) Hizbul Wathan

12) Seni Tari

13) Tapak Suci

14) Drumband

15) Musik Band

16) Bina Vokal & Paduan Suara89

89

Ibid.

Page 96: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

74

e. Struktur Organisasi SMP Muhammadiyah 1 Malang90

90

Hasil dokumentasi foto sktruktur organisasi di SMP Muhammadiyah 1 Malang yang

diperoleh pada hari 18 Maret 2017.

KOMITE SEKOLAH

Pudjijanto, S.Ag

KEPALA SEKOLAH

Drs. Budiyono

PCM KLOJEN

Ir. Ichtibar N.A

KEPALA TATA USAHA

Yuli Wachyuningtyas, A. Md

WAKA SARPRAS

Drs. Muhtar

WAKA KURIKULUM

Dra. Atik Andayani

WAKA KESISWAAN

Masrudi, S.Pd

WAKA HUMAS

Pudjijanto. S.Ag

KOORDINATOR

PERPUSTAKAAN

Iva Alfiana Purwanto

LAB IPA

Yanur S., M. Pd

BK

Aris Andrianta, S.Pd

TATIB

Warisul Firdaus, S.Pd

WALI KELAS

DEWAN GURU

PEMBANTU PELAKSANA

SISWA

Page 97: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

75

f. Kondisi Guru dan Karyawan

Peranan guru sebagaimana pembimbing peserta didik sangat

berperan penting dalam mendidik dan membimbing peserta didik.

Karena itu sudah layaknya guru memili potensi lebih tinggi dari pada

peserta didiknya dalam segala hal.

Guru atau tenaga kerja pengajar di SMP Muhammadiyah 1

Malang Sebanyak 26 orang guru, termasuk kepala sekolah. Sebagian

dari mereka ada yang berstatus guru tetap dan sebagian lain berstatus

sebagai guru tidak tetap. Disamping tenaga pengajar guna

memperlancar kegiatan pendidikan di SMP Muhammadiyah 1

Malang juga ada staf TU, petugas kebersihan, perawat, dan penjaga

kantin. Untuk lebih jelasnya tentang keadaan tenaga pengajar dan

staf lainnya yang membantu jalannya proses pendidikan di SMP

Muhammadiyah 1 Malang dapat dilihat dari hasil penelitian yang

penulis peroleh di SMP Muhammadiyah 1 Malang. Dan untuk lebih

jelasnya peneliti sajikan dalam bentuk tabel dibawah ini.91

Tabel 4.1 Data Guru

NO. NAMA TEMPAT/TANGGAL

LAHIR IJAZAH

TAHUN

LULUS JABATAN

1 DRS. BUDIYONO Malang / 05-06-1962 S1

1991 Kepala

Sekolah

2 DRA. RUKIYANI LULIK

HARTATIK, M.KPd Pacitan / 22-08-1962 S2 2007

Guru

3 NURUL HIDAYATI, S.Pd Malang / 20-11-1960 S1 2010 Guru

4 DRS. MUHTAR Bima / 31-12-1957 S1 1987 Guru

91

Hasil Dokumentasi data guru di SMP Muhammadiyah 1 Malang yang diperoleh pada

hari Sabtu 18 Maret 2017.

Page 98: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

76

5 DRA. TRI

SULAWESININGSIH Malang / 14-03-1964 S1 1989 Guru

6 KISRONIYATI, S.PdI Sragen / 5-4-1961 S1 2010 Guru

7 DRA. ATIK ANDAYANI Malang / 10-06-1965 S1 1990 Guru

8 DRS. M. IBRAHIM Malang / 21-12-1968 S1 1993 Guru

9 LASTINAH, S.Pd Solo / 06-10-1955 S1 2010 Guru

10 PUDJIJANTO, S.Ag Malang / 06-10-1967 S1 1995 Guru

11 MASRUDI, S.Pd Bangkalan /17-03-1975 S1 1999 Guru

12 TAUFIQURROHMAN, S.S Lamongan /07-11-1984 S1 2008 Guru

13 SARBINI K., SP., M.Pd Lamongan /05-05-1969 S1 2005 Guru

14 SHOLIKHUL ATMAM,

S.Pdi Gresik /20-08-1984 S1 2008 Guru

15 WARISUL FIRDAUS

KUSFIANTO, S.Pd Malang /28-04-1985 S1 2011 Guru

16 AHMAD RUSYDANI, S.Pd Malang /07-03-1972 S1 2005 Guru

17 YANUR

SETYANINGRUM, M.Pd Jombang /16-01-1986 S2 2012 Guru

18 MAWADDAH, S.Pd Sampang /05-05-1986 S1 2009 Guru

19

FARIDA ULFA

NURHIDAYATI, S.Si.,

M.Pd Wonogiri /01-01-1989 S2 2012 Guru

20 ARIS ANDRIANTA, S.Pd Blitar / 10-08-1987 S1 2011 Guru

21 RACHMAD HIDAYAT,

S.Pd Pasuruan/9 Juli 1991 S1 2014 Guru

22 DINI RAMADHANI,S.Pd Malang/ 14 April 1991 SMA 2016 Guru

23 ABDUL DJALAL Malang / 01-01-1942 PGA Karyawan

24

YULI

WACHYUNINGTYAS,

S.Pd Malang / 29-07-1976 S1 2016 Karyawan

25 FAKEH KASMAN Malang / 18-09-1967 SMA 1988 Karyawan

26 IVA ALFIANA

PURWANTO Malang/27-01-1995 SMA 2013 Karyawan

27 AGUNG GALLANT

SETIABUDI, A.Md Denpasar/29 -06-1995 D3 2016 Karyawan

28 NUR ACHADIYAT

PETUGAS

KEBERSIHAN

29 INDRIANI, A.Md PERAWAT

30 PAK WACHID PENJAGA KANTIN

31 BU TUTIK PENJAGA KANTIN

32 BU DHENOK PENJAGA KANTIN

33 SAMSUL GURU ESKUL HW

34 MUH. FAJRI

GURU ESKUL

TAPAK SUCI

Page 99: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

77

35 ANDOKO GURU ESKUL BAND

36 SURYATI GURU ESKUL TARI

37 OMAR GURU SENAM

g. Kondisi Peserta Didik

Peserta didik adalah salah satu komponen dalam pengajaran,

disamping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah

satu komponen maka dapat dikatakan bahwa peserta didik adalah

komponen yang terpenting diantara komponen yang lainnya. Tanpa

adanya peserta didik, sesungguhnya tidak akan terjadi proses

pengajaran.

SMP Muhammadiyah 1 Malang dengan berbagai sarana dan

prasarana serta pendidikannya yang memadai tiap tahunnya telah

menghasilkan lulusan yang sangat baik sesuai dengan harapan.

Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan lebih rinci dalam tabel

dibawah ini.92

Tabel 4.2 Data Peserta didik 5 tahun terakhir

Tahun

Pelajaran

Jumlah

Pendaftar

(calon

Peserta

didik baru)

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Jumlah

Total

Peserta

didik

(1,2,3)

Peserta

didik Rb

Peserta

didik Rb

Peserta

didik Rb

2012 / 2013 91 80 3 71 3 78 3 229

2013 / 2014 102 99 3 75 3 68 3 242

2014 / 2015 120 103 3 106 3 72 3 281

2015 / 2016 127 122 4 94 3 102 3 318

2016 / 2017 102 84 3 124 4 85 3 293

92

Hasil dokumentasi arsip peserta didik di SMP Muhammadiyah 1 Malang yang diperoleh

pada hari Sabtu 18 Maret 2017.

Page 100: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

78

Tabel 4.3 Data Peserta didik Berkebutuhan Khusus ( ABK )

5 tahun terakhir

Tahun

Pelajaran

Jumlah

Pendaftar

(calon

Peserta

didikbaru)

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Jumlah

Total

Peserta

didik

(1,2,3)

Peserta

didik Rb

Peserta

didik Rb

Peserta

didik Rb

2012 / 2013 - - - - - - - -

2013 / 2014 1 1 - - - - - 1

2014 / 2015 1 1 - - - - - 1

2015 / 2016 1 1 - - - - - 1

2016 / 2017 1 1 - 1 - - - 2

h. Fasilitas Sarana dan Prasarana

Dalam suatu lembaga sarana dan prasarana merupakan alat

penunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan. Apalagi suatu

lembaga sekolah khususnya SMP Muhammadiyah 1 Malang, sarana

dan prasarana merupakan alat penunjang keberhasilan proses belajar

mengajar disekolah. Dan untuk lebih jelasnya penulis sajikan lebih

rinci dalam bentuk tabel dibawah ini.93

93

Hasil dokumentasi arsip bagian sarana prasarana di SMP Muhammadiyah 1 Malang yang

diperoleh pada hari Sabtu 18 Maret 2017.

Page 101: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

79

Tabel 4.4Data Ruang Kelas

Jumlah Ruang Kelas Asli

Jumlah ruang lainnya yang

digunakan untuk ruang kelas

Jumlah ruang yang

digunakan untuk

ruang kelas

Ukur

an

7x9

m2

Ukur

an

> 63

m2

Ukur

an <

63

m2

Juml

ah

d=(a

+b+c

Ruang

Kelas 9 - - 9

1

10

Tabel 4.5 Data Ruang Lainnya

Jenis Ruang Jumlah Ukuran (m2) Jenis Ruang Jumlah Ukuran (m

2)

1. Perpustakaan 1 8,5 X 18 4. Lab.

Komputer 1 6 x 9

2. Lab. IPA 1 9 x 19 5.

Ketrampilan - -

3. Lab. Bahasa - - 6. Kesenian - -

Tabel 4.6 Data Ruang

No. Jenis Ruang Jumlah

Kondisi

Baik

Rusak

Berat Sedang Ringan

1. Ruang Kelas 10 v - - -

2. Ruang Guru 1 v - - -

3. Ruang Kepala Sekolah 1 v - - -

4. Ruang Perpustakaan 1 v - - -

5. Ruang Tata Usaha 1 v - - -

6. Ruang Laboratorium 1 v - - -

Page 102: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

80

B. Paparan Data

Setelah data terkumpul dengan metode observasi, wawancara, dan

dokumentasi, peneliti dapat menganalisis hasil penelitian dengan teknik

deskriptif kualitatif. Artinya peneliti akan menggambarkan, menguraikan, dan

menginterpretasi data-data yang telah terkumpul sehingga akan memperoleh

gambaran secara umum dan menyeluruh.

Metode problem solving memiliki implikasi positif pada proses

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam proses pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial, mendorong peserta didik untuk berpikir secara

kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajar peserta didik banyak

melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam

rangka mencari pemecahan masalah, baik itu masalah pribadi maupun

perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri maupun

bersama-sama.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di kelas VII A SMP

Muhammadiyah 1 Malang dalam praktiknya, secara garis besar Implementasi

metode problem solving di SMP Muhammadiyah 1 Malang memuat tiga

tahapan. Ketiga tahapan tersebut meliputi pelaksanaan, hasil belajar, dan

kendala dan solusi guru dalam mengimplementasikan metode problem

solving.

Page 103: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

81

1. Pelaksanaan metode problem solving dalam pembelajaran IPS di

kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Metode problem solving merupakan metode pembelajaran yang

menekankan pada terealisasikannya suatu masalah secara menalar.

Penggunaan metode problem solving merupakan kegiatan pembelajaran

dengan cara melatih peserta didik untuk memecahkan suatu

permasalahan secara terampilapabila menghadapi suatu permasalahan.

Sehingga peserta didik mampu menyelesaikan permasalahan dari

beberapa segi dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan

sehari-hari. Melalui proses penerapan kompetensi dalam kehidupan

sehari-hari, peserta didik akan merasakan pentingnya belajar dan mereka

akan memperoleh makna yang mendalam terhadap pembelajaran yang

tenang dan menyenangkan. Karena pembelajaran dilakukan secara

alamiah, sehingga secara langsung peserta didik merasakan permasalahan

dan juga memecahkan masalah tersebut.

SMP Muhammadiyah 1 Malang merupakan sekolah swasta di

kota Malang. Di sekolah ini kurikulum yang digunakan yakni kurikulum

2013 sejak tahun 2014. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Drs.

Budiyono sebagai kepala sekolah kepada peneliti:

“Pembelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1 Malang sini

menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun 2014. Karena mengacu

kepada keputusan pemerintah yang mencanangkan Kurikulum

2013 sebagai kurikulum baru yang digunakan.”94

94

Hasil Wawancara dengan Kepala sekolah Bapak Drs. Budiyono yang diperoleh pada hari

Sabtu 18 Maret 2017.

Page 104: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

82

Dibawah ini merupakan rincian observasi peneliti ke SMP

Muhammadiyah 1 Malang guna melaksanakan penelitian pada

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ketika metode problem

solving diterapkan dalam kelas VII A oleh guru yang mengampu mata

pelajaran tersebut.

Pada hari Rabu tanggal 18 Maret 2017 pukul 08.30 WIB peneliti

berangkat ke SMP Muhammadiyah 1 Malang. SMP Muhammadiyah 1

Malang terletak di jalan Brigjen Slamet Riadi 134,kelurahanOro-Oro

Dowo, kecamatan Klojen, kota Malang. Peneliti menemui kepala Tata

Usaha bernama Yuli Wachyuningtyas, A. Md. Oleh beliau, peneliti

diarahkan untuk menemui kepala sekolah guna membicarakan kelanjutan

penelitian yang akan peneliti laksanakan di sekolah tersebut. Peneliti

diizinkan melaksankan penelitian dimulai pada hari Sabtu tanggal 20

Maret 2017.

Pembelajaran IPS dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan

Kurikulum 2013 dan diajarkan oleh satu guru. Di SMP Muhammadiyah 1

Malang terdapat 2 guru yang mengajar mata pelajaran IPS, yakni Bapak

Rachmad Hidayat, S.Pddan Ibu Dra. Tri Sulawesiningsih. Sebagaimana

perkataan dari Ibu Dra. Atik Andayani selaku waka kurikulum kepada

peneliti:

“Karena di sekolah ini sudah menggunakan Kurikulum 2013

maka sesuai dengan kurikulum 2013 pembelajaran IPS di SMP

Muhammadiyah dilakukan secara terpadu, dimana hanya 1 guru

yang mengampu mata pelajaran IPS, berbeda ketika memakai

KTSP dimana mata pelajaran IPS dipecah dalam berbagai mata

pelajaran yakni Ekonomi, Geografi, dan Sejarah.Sedangkan

Page 105: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

83

jumlah guru yang mengajar mata pelajaran IPS terpadu di SMP

Muhammadiyah ini ada dua guru yakni, Bapak Rachmad Hidayat,

S.Pd dan Ibu Dra. Tri Sulawesiningsih untuk pembagiannya

bapak Rachmad mengajar di kelas VII sedangkan Ibu Tri

mengajar di kelas VIII dan IX.”95

Dalam pembelajaran IPS kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1

Malang tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada

peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar

yang memadai.

Aktivitas dalam pelaksanaan metode problem solving untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas

VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang secara garis besar terangkum

dalam tiga tahapan berikut:

a) Pendahuluan

Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode problem

solving di SMP Muhammadiyah 1 Malang aktivitas yang dilakukan

guru dalam tahap ini meliputi;guru membuka pelajaran dengan

mengucap salam, melakukan presensi secara singkat.

Dan pada tahap ini guru juga memberikan sedikit ice breaking

yaitu guru mengajak peserta didik supaya peserta didik menjadi fresh

kembali dan siap untuk menerima materi baru. Aktivitas yang

dilakukan oleh guru tersebut biasanya berbentuk tebak-tebakan,

95

Hasil Wawancara dengan Waka kurikulum Ibu Dra. Atik Andayani yang diperoleh pada

hari Senin tanggal 20 Maret 2017.

Page 106: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

84

senam singkat dan kuis. Mulai dari sini guru memunculkan kesan

pembelajaran yang menyenangkan sebelum peserta didik menerima

materi. Kadang guru juga melakukan ice breaking di tengah-tengah

pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk merefresh kembali pikiran

peserta didik karena rasa jenuh oleh materi-materi yang disampaikan

oleh guru atau karena suasana yang kurang mendukung.96

Sebagaimana yang diungkapkan oleh bapak Rachmad Hidayat,

S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS, mengatakan bahwa:

“Dalam pembelajaran dikelas biasanya diawal atau

dipertengahan pembelajaran biasanya saya memberikan ice

breaking kepada peserta didik saya supaya fikiran mereka

fresh dan semangat kembali dalam menerima mata pelajaran

IPS, karena memang mata pelajaran IPS adalah salah satu mata

pelajaran yang banyak materinya dapat membuat peserta didik

cepat jenuh, jadi saya selaku guru IPS harus pintar-pintar

mencari cara bagaimana supaya peserta didik tidak mudah

bosan, salah satunya yaitu dengan cara memberikan ice

breaking yang berupa tebak-tebakan, kuis, dan kadang juga

senam-senam singkat”97

Selain itu juga guru menyampaikan kompetensi dasar yang

akan dicapai dan sebelum guru menyampaikan materipembelajaran,

terlebih dahulu guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan

diterapkan setelah itu guru memberikan sedikit gambaran mengenai

materi yang akan dipelajari, kemudian menyampaikan tata cara

peserta didik melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut.98

Sesuai dengan data dokumentasi RPP yang telah dibuat oleh

guru mata pelajaran IPS kelas VII A menunjukkan bahwa kegiatan

96

Hasil observasi di kelas VII A yang diperoleh pada hari selasa tanggal 21 Maret 2017. 97

Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari selasa 22 Maret 2017. 98

Hasil observasi di kelas VII A yang diperoleh pada hari selasa tanggal 21 Maret 2017.

Page 107: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

85

pendahuluan ketika guru menerapkan metode problem solving yakni

dimulai dengan mengucapkan salam, mengkondisikan peserta didik,

dan memberikan ice breaking.99

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti saat pelaksanaan penerapan metode problem

solving untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII A

oleh guru IPS ini sudah menggunakan langkah-langkah atau strategi

pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran yang ada sekarang.

Dalam pelaksanaan penerapan metode problem solving guru IPS

hanya sebagai fasilitator, mengawasi, dan mengarahkan peserta

didik, hal tersebut dilakukan demi kelancaran dalam proses

pembelajaran dan supaya kelas lebih hidup dan bermakna. Sehingga

peserta didik akan merasa senang dalam belajar dan lebih mudah

memahami materi pelajaran yang ada.

Diawal kegiatan inti guru memberikan permasalahan yang

harus dipecahkan oleh semua kelompok melalui video yang

ditanyangkan melalui LCD yang ada diruang tersebut, kemudia guru

meminta peserta didik untuk merumuskan singkat dari permasalahan

yang sudah ditayangkan atau poin-poin dari permasalahan atau

peristiwa tersebut.Setelah pemutaran video mengenai masalah sudah

selesai, guru membentuk kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik

99

Hasil Dokumentasi RPP kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1

Malang.

Page 108: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

86

dengan kemampuan heterogen. Setelah peserta didik berkumpul

sesuai dengan kelompoknya guru memberikan instruksi dan

mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan oleh setiap kelompok.

Selanjutnya setiap kelompok menentukan keputusan atau

menentukan jawaban dari suatu permasalahan yang telah mereka

diskusikan. Semua anggota kelompok ikut andil dalam pengambilan

keputusan mengenai jawaban apa yang akan digunakan untuk

menjawab persoalan yang diberikan oleh guru, hasil diskusi peserta

didik mereka catat dalam kertas yang sudah disediakan oleh guru

Ilmu Pengetahuan Sosial.

Ketika kegiatan presentasi, guru hanya membatasi 2-3

kelompok untuk dapat mempresentasikan hasil dari diskusi,

kelompok lain yang tidak mendapat giliran untuk presentasi dapat

menambah atau menyanggah kelompok lain yang sedang presentasi

dan akan mendapatkan poin tambahan dari guru mata pelajaran IPS.

Dalam prosesnya peserta didik sangat bersemangat dan menikmati

proses pembelajaran, sehingga sangat mendukung peserta didik

untuk bersaing dalam mendapatkan nilai yang bagus.100

Sebagaimana wawancara dengan Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd

selaku guru mata pelajaran IPS, mengungkapkan:

“Pada saat diskusi, setiap kelompok saya suruh untuk

menulisnya dalam bentuk catatan seperti dalam bentuk

rangkumanseperti itu, supaya dari peserta didik sendiri lebih

100

Hasil observasi di kelas VII A yang diperoleh pada hari selasa tanggal 21 Maret 2017.

Page 109: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

87

mudah memahami dan juga lebih enak dalam hal penyampaian

ketika presentasi dihadapan teman-temannya yang lain,

sesekali saya juga muter-muter gitu mbak, memantau anak-

anak kalau. dan juga kadang anak-anak ada yang tanya-tanya

gitu ya saya arahkan gimana benarnya gitu.”101

Setiap kelompok yang sudah selesai kemudian dilanjutkan

dengan mempresentasikan hasil diskusi. Namun dalam hal ini guru

hanya membatasi untuk kelompok yang presentasi dikarenakan

waktu yang tidak mencukupi. Untuk kelompok lain dapat

menambahi ataupun menyanggah ketika kelompok lain presentasi,

jika ada peserta yang menambahi dan menyanggah tersebut akan

mendapatkan poin tambahan dari guru.102

Sesuai wawancara dengan Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd

bahwa,

”Biasanya mbak, saat presentasi hasil diskusi itu saya

minimalisir dengan menunjuk 2-3 kelompok saja untuk maju

dan mempresentasikan hasil diskusinya. Hal tersebut saya

lakukan karena waktu yang ada itu biasanya kurang jadi saya

buat seperti itu, kalau gak saya buat seperti itu nanti materi

untuk yang selanjutnya malah saya kuwalahan untuk

penyampainnya.”103

Sesuai dengan data dokumentasi RPP kelas VII A mata

pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah bahwasannya pada kegiatan

inti guru menjelaskan gambaran mengenai materi masa pra aksara,

dilanjut dengan menayangkan sebuah video/power point yang telah

101

Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari selasa 22 Maret 2017. 102

Hasil observasi di kelas VII A yang diperoleh pada hari selasa tanggal 21 Maret 2017. 103

Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari selasa 22 Maret 2017.

Page 110: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

88

dipersiapkan oleh guru mata pelajaran IPS, kemudian pembentukan

kelompok setiap kelompok berisi 4-5 peserta didik. Dan pada tahap

mengasosiasi setiap kelompok diminta untuk menganalisis

permasalahan yang telah dipaparkan oleh guru dan semua kelompok

berdiskusi dengan anggotanya membahas permasalahan yang telah

dipaparkan oleh guru melalui video/power point. Pada tahap

mengkomunikasikan, 2-3 Kelompok diminta mempresentasikan

simpulan hasil dari tugas yang diberikan, peserta didik lain diminta

memberi tanggapan dan saran atas hasil simpulan yang presentasi,

peserta didik bersama guru mengambil simpulan atas jawaban dari

pertanyaan.104

Ketika ada kelompok yang presentasi kelompok lain memberi

tanggapan ataupun sanggahan terhadap hasil diskusi yang sedang

dibahas. Pada saat presentasi berlangsung kelompok lain saling

berlomba-lomba untuk mengutarakan pendapat masing-masing.105

Karena dari Bapak Racmad selaku guru IPS mengatakan

bahwasanya:

“Peserta didik yang aktif mau menyanggah ataupun memeberi

tambahan mengenai hasil diskusi kelompok lain yang sedang

mempresentasikan di kelas akan saya beri poin tambahan

tersendiri, hal tersebut agar anak-anak itu mau berlomba-lomba

dalam hal berbicara mengutarakan pendapat mereka didepan

teman-temannya.”106

104

Hasil Dokumentasi RPP kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1

Malang. 105

Hasil observasi di kelas VII A yang diperoleh pada hari selasa tanggal 21 Maret 2017. 106

Ibid.

Page 111: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

89

c) Penutup

Sama halnya dengan kegiatan pembelajaran pada umumnya,

setelah mengakhiri pembelajaran dengan kegiatan penutup. Namun

dalam hal ini kegiatan yang guru lakukan yakni guru tidak

menyimpulkan hasil presentasi dan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti

tentang materi yang telah dipelajari. Beberapa peserta didik

menanyakan hal-hal yang belum dimengerti, kemudian guru

menjelaskan secara klasikal. Setelah tanya jawab guru dengan

peserta didik berakhir, guru kemudian menutup pelajaran sambil

memotivasi peserta didik untuk lebih giat dalam belajar. Kemudian

guru menutup pelajaran dengan mengucap salam, guru juga

mengingatkan kepada seluruh peserta didik kelas VII A untuk belajar

mengenai materi yang akan dibahas dipertemuan selanjutnya.107

Sebagaimana pernyataan dari Bapak Rachmad,

“Untuk kegiatan penutup biasanya saya gunakan untuk

menyimpulkan hasil diskusi tadi, tapi saya tidak

menyimpulkannya. Saya memberikan kesempatan buat anak-

anak untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti

dalam kegiatan diskusi yang telah mereka lakukan, baru

kemudian saya menjawabnya bersama-sama dengan peserta

didik lain. Setelah itu saya isi dengan memotivasi anak-anak

supaya giat dalam belajarnya, anak-anak jaman sekarang

kebanyakan belajarnya kalau gak ada pekerjaan rumah ya tidak

belajar maka dari itu saya selalu memberi mereka motivasi

supaya dalam diri mereka tumbuh keinginan untuk selalu

belajar.”108

107

Hasil observasi di kelas VII A yang diperoleh pada hari selasa tanggal 21 Maret 2017. 108

Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari selasa 22 Maret 2017.

Page 112: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

90

Dari data dokumentasi RPP mata pelajaran IPS kelas VII A

bahwasanya pada kegiatan penutup yakni peserta didik diberi

kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, guru

memberikan penjelasan atas pertanyaan yang disampaikan oleh

peserta didik, peserta didik diingatkan untuk menyempurnakan

simpulan untuk dikumpulkan kepada guru, peserta didik diminta

melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran terkait dengan

penguasaan materi, pendekatan dan model pembelajaran yang

digunakan.109

Berikut adalah pernyataan dari hasil wawancara peneliti

dengan Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd selaku guru mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Muhammadiyah 1 Malang, berikut

pernyataanya:

“Untuk Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah ini

sudah menggunakan kurikulum 2013, karena untuk semua kota

malang sudah diharuskan menggunakan kurikulum 2013. Dan

yang terbaru revisi kurikulum 2013 disekolah ini sudah

menggunakan kurikulum 2013 yang terbaru, kan pada tahun

2017 ini ada revisi mengenai kurikulum 2013 dimana banyak

materi yang sebelumnya terdapat dikelas VIII namun pada

kurikulum 2013 revisian ini materi tersebut ada sebagian yang

dimasukkan pada materi kelas VII.”110

Dan untuk perencanaan pembelajaran seperti RPP, Prota,

Promes, dan lain sebagainya guru membuat sendiri sesuai dengan

kurikulum 2013.

109

Hasil Dokumentasi RPP kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1

Malang. 110

Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari Rabu 22 Maret 2017.

Page 113: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

91

Sebagaimana pernyataan Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd,

sebagai berikut:

“Biasanya kalau sebelum pembelajaran ada beberapa hal yang

saya siapkan seperti RPP dan juga materi yang akan saya

sampaikan ketika dikelas dan tidak lupa juga ketika saya

menerapkan metode problem solving ini biasanya saya juga

mencari bahan-bahan tambahan bacaan, yang nantinya dapat

membantu peserta didik dalam memecahkan suatu persoalan.

Karena disekolah ini sendiri peserta dilarang membawa

handphone, jadi saya harus mencari bahan. Namun tetap

biasanya di pertemuan sebelumnya saya menyampaikan

kepada peserta didik untuk belajar dan mencari materi lewat

internet atau bisa dengan mencari bacaan di buku lain

mengenai materi yang akan dipelajari di pertemuan

selanjutnya.Kalau disekolah ini untuk perangkat pembelajaran

seperti RPP, prota, promes, dan lainnya, guru membuat sendiri

sesuai dengan mata pelajaran yang diampu oleh setiap

guru”.111

Berdasarkan keterangan narasumber diatas sampaikan,

sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru diharuskan membuat

perangkat pembelajaran seperti RPP, prota, promes, dan lainnya.

Karena di SMP Muhammadiyah 1 Malang menggunakan Kurikulum

2013. Jadi pembelajarannya harus berpusat pada peserta didik dan

guru hanya sebagai fasilitator pada saat pembelajaran.

Beliau juga menambahkan tentang manfaat kurikulum 2013

dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial:

“Yaitu untuk pembelajaran kepada peserta didik materi lebih

detail dan lebih menyeluruh jadi ada materi yang kelas VIII

dimasukkan ke kelas VII, karena ada perubahan dan manfaat

untuk siswa dapat mengetahui lebih banyak materi juga ada

111

Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari Rabu22 Maret 2017.

Page 114: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

92

penyempurnaan materi yg ada di kelas VII, karena tadi adanya

sebagaian materi kelas VIII yang ditaruh dikelas VII.”112

Metode problem solving itu memang sangat bagus sekali untuk

diterapkan dan sudah efektif, karena peserta didik bisa secara

langsung bisa merasakan sendiri dengan adanya praktek yang

dilakukan secara langsung sehingga pembelajaran tersebut bisa

bermakna bagi peserta didik dan guru yang menerapkannya.

Bapak Drs. Budiyono, selaku Kepala Sekolah juga mengatakan

bahwa,

“Metode problem solving itu memang bagus karena di metode

ini peserta didik lebih berperan aktif dan mereka secara

langsung menyelesaikan sebuah problem. Metode ini dapat

membuat peserta didik menjadi relevan dengan kehidupan,

nantinya mereka juga tidak akan kaget ketika menyelesaikan

sebuah permasalahan disekolah maupun diluar sekolah. Hal ini

pun akan memberikan kesan dan sangat bagus apabila

diterapkan dalam setiap mata pelajaran, tapi di SMP

Muhammadiyah 1 Malang ini belum semua guru

menerapkannya, karena tidak semua guru dapat memahami

metode tersebut.Dan mengenai guru IPS dalam menerapkan

metode problem solving itu sendiri, kalau memang

pembelajaran itu dominan diterapkan pada peserta didik maka

akan memudahkan pemahaman yang menarik, menantang

dalam belajar serta akan menambah daya ingat peserta didik.

Apabila metode tersebut digabung dengan metode lain maka

akan membuat peserta didik tidak mudah bosan”.113

Jadi metode problem solving itu memang bagus sekali

diterapkan karena proses tersebut bisa membuat peserta didik lebih

kreatif terutama dalam hal berfikir dan dapat membuat pendidikan

112

Ibid. 113

Hasil Wawancara dengan Kepala sekolah Bapak Drs. Budiyono yang diperoleh pada

hari Sabtu 18 Maret 2017.

Page 115: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

93

disekolah menjadi relevan dengan kehidupan di sekolah maupun

dilingkungan luar sekolah.

Metode problem solving merupakan salah satu metode

scientific sesuai dengan kurikulum 2013, dimana peserta didik lebih

berperan dan guru hanya sebagai pendamping ataupun sebagai

fasilitator saat proses pembelajaran.114

Amaliyah, peserta didik kelas VII A mengatakan:

“Dengan adanya pembelajaran dengan menggunakan metode

problem solving yang diterapkan oleh guru mata pelajaran IPS

sangat setuju sekali, karena proses tersebut bisa membuat

peserta didik lebih kreatif. Berbeda ketika guru menggunakan

metode seperti ceramah atau seperti memberikan tugas.

Makanya perlu sekali diterapkan disekolah-sekolah lain

terutama di SMP Muhammadiyah 1 Malang ini.115

Marsela, peserta didik kelas VII A mengatakan:

“Metode yang digunakan oleh pak Racmad dalam

pembelajaran IPS sangat bagus, nyantai tapi serius sehingga

tidak membosankan. Menurut saya kalau metode problem

solving yang diterapkan bapak Rachmad itu bagus dapat

membuat peserta didik mau mengutarakan pendapat. Sebelum

pembelajaran biasannya guru memberikan permainan seperti

tebak-tebakan atau mengajak senam singkat dikelas, sehingga

peserta didik dikelas merasa enjoy dalam kegiatan belajarnya.

Pak rachmad juga biasanya memberikan kata-kata yang

membuat kita termotivasi untuk giat belajar dan mendapatkan

nilai yang bagus”.116

114

Hasil Dokumentasi RPP kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1

Malang. 115

Hasil Wawancara dengan Amaliyah peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

Kamis 23 Maret 2017. 116

Hasil wawancara dengan Faiz peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari Kamis

23 Maret 2017.

Page 116: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

94

Manda, peserta didik kelas VII A mengatakan:

“Saya sangat suka ketika Pak Rachmad menerapkan metode

problem solving karena biasanya guru-guru lain itu ya mbak

sering pake metode ceramah terus, jadi membuat anak-anak itu

bosan dan malah ada yang tidur kalau diajar. Soalnya metode

yang dipakai sudah biasa-biasa saja”.117

Lukman, peserta didik kelas VII A mengatakan:

“Dalam pembelajaran IPS Pak Rachmad biasanya

menggunakan metode problem solving ini, biasanya peserta

didik diberikan gambaran sedikit mengenai materi, kemudian

peserta didik dibuat kelompok. Nah biasanya itu kita diberi

persoalan dan disuruh untuk memecahkan hal tersebut melalui

diskusi kelompok. Saya sangat senang karena seperti secara

langsung dalam hal penyelesaian soal atau permasalah yang

diberikan oleh Pak Racmad”.118

Bima, peserta didik kelas VII A mengatakan:

“Sebagai peserta didik, metode problem solving ini sangat

memacu peserta didik untuk lebih berprestasi. Karena kita

sebagai peserta didik akan mempersiapkan diri dan lebih giat

belajar sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.

Disamping itu metode seperti ini juga membangun rasa

percaya diri bagi peserta didik, karena dengan metode inilah

kita dituntut untuk lebih percaya diri berbicara didepan kelas

maupun ketika diskusi dengan kelompok. Walaupun terkadang

apa yang kita sampaikan tidak sepenuhnya kita kuasai, namun

Pak Racmad selalu memberikan pengarahan dan bimbingan

terhadap peserta didik.”119

117

Hasil wawancara dengan Manda peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

Kamis 23 Maret 2017. 118

Hasil wawancara dengan Irzam-zam peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

Kamis 23 Maret 2017. 119

Hasil wawancara dengan Sukma peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

Kamis 23 Maret 2017.

Page 117: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

95

Dari berbagai pendapat peserta didik tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwasannya guru Ilmu Pengetahuan Sosial dalam

implementasi metode problem solving dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial sangat bagus dan membuat peserta didik lebih

bersemangat dalam belajar.

Jadi di kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang ini, guru

Ilmu Pengetahuan Sosial dalam pelaksanaan metode problem solving

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti dan penutup. Di kegiatan awal masuk siswa

diberikan ice breaking dengan tujuan supaya peserta didik menjadi

fresh kembali dan siap untuk menerima materi baru. Mulai dari sini

guru memunculkan kesan pembelajaran yang menyenangkan

sebelum peserta didik menerima materi. Kadang guru juga

melakukan ice breakingditengah-tengah pembelajaran. Hal tersebut

untuk merefresh kembali pikiran peserta didik karena rasa jenuh oleh

materi-materi yang disampaikan oleh guru.

Kegiatan inti saat pelaksanaan penerapan metode problem

solving untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII A

oleh guru IPS ini sudah menggunakan langkah-langkah atau strategi

pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran yang ada sekarang.

Dalam pelaksanaan penerapan metode problem solving guru IPS

hanya sebagai fasilitator, mengawasi, dan mengarahkan peserta

didik, hal tersebut dilakukan demi kelancaran dalam proses

Page 118: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

96

pembelajaran dan supaya kelas lebih hidup dan bermakna. Sehingga

peserta didik akan merasa senang dalam belajar dan lebih mudah

memahami materi pelajaran yang ada.Diawal kegiatan inti guru

memberikan permasalahan yang harus dipecahkan oleh semua

kelompok melalui video yang ditanyangkan melalui LCD yang ada

diruang tersebut. Setelah pemutaran video mengenai masalah sudah

selesai, guru membentuk kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik

dengan kemampuan heterogen. Setelah peserta didik berkumpul

sesuai dengan kelompoknya guru memberikan instruksi dan

mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan oleh setiap kelompok.

Guru mengawasi jalannya diskusi setiap kelompok, hasil dari diskusi

peserta didik mereka catat dalam kertas yang sudah disediakan oleh

guru Ilmu Pengetahuan Sosial Ketika kegiatan presentasi, guru

hanya membatasi 2-3 kelompok untuk dapat mempresentasikan hasil

dari diskusi, kelompok lain yang tidak mendapat giliran untuk

presentasi dapat menambah atau menyanggah kelompok lain yang

sedang presentasi dan akan mendapatkan poin tambahan dari guru

mata pelajaran IPS. Dalam prosesnya peserta didik sangat

bersemangat dan menikmati proses pembelajaran, sehingga sangat

mendukung peserta didik untuk bersaing dalam mendapatkan nilai

yang bagus.

Kegiatan penutup guru tidak menyimpulkan hasil presentasi

dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

Page 119: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

97

menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang

telah dipelajari. Diakhir guru memberikan motivasi kepada peserta

supaya giat dalam belajarnya dan mengingatkan kepada seluruh

peserta didik untuk mempelajari materi yang akan dipelajari

dipertemuan selanjutya.

2. Hasil belajar peserta didik setelah metode problem solving

diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP

Muhammadiyah 1 Malang.

Meningkatkan hasil belajar peserta didik menjadi hak dan tugas

yang penting untuk dilaksanakan oleh guru karena hasil belajar

merupakan salah satu penentu keberhasilan peserta didik. Hasil belajar

serigkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh

seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan dari guru Ilmu Pengetahuan Sosial, yang mengatakan:

“Menurut saya hasil belajar itu, adalah merupakan nilai-nilai yang

diperoleh oleh setiap peserta didik sebagai salah satu pengukur

penguasaan terhadap materi pembelajaran. Biasanya mereka

peroleh setelah mengerjakan soal-soal yang saya berikan, maka

dari situ akan terlihat hasil dari penguasaan materi dari setap

peserta didik.”120

Hasil belajar peserta didik setelah metode problem solving

diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas VII A ini ditunjukkan dari

nilai yang mereka peroleh. Dari hasil nilai ulangan menunjukkan

120

Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari Rabu 22 Maret 2017.

Page 120: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

98

bahwasannya penerapan metode problem solving dapat meningkatkan

hasil belajar. Nilai tersebut bisa dibandingkan dengan nilai mereka di bab

sebelumnya, karena pada materi sebelumnya guru tidak menggunakan

metode problem solving.121

Pak Rachmad menyatakan bahwasanya:

“Mengenai penggunaan metode yang saya pakai, saya tidak selalu

menggunakan metode problem solving, karena saya juga

menyesuaikan dengan materi yang mbak, kan tidak semua materi

cocok dengan metode tersebut. Jadi saya menggunakan metode

pembelajaran dengan menyesuaikan materi yang ada.”122

Dilihat ketika metode problem solving tersebut diterapkan

dikelas, seluruh peserta didik sangat antusiasmengikuti kegiatan

pembelajaran. Karena dalam pembelajaran problem solving mengajarkan

peserta didik untuk lebih berfikir kritis dan kreatif dalam proses

pembelajaran, peserta didik lebih faham terhadap materi yang

disampaikan dan bisa menanamkan nilai-nilai yang ada dalam materi

Ilmu Pengetahuan Sosial.123

Sebagaimana pernyataan dari Bapak Rachmad selaku guru mata

pelajaran IPS dikelas VII A bahwasanya:

“Gini ya mbak, saya bisa membandingkan ketika menggunakan

metode problem solving dengan metode lain. contohnya saja

metode yang saya pakai sebelum materi ini. Dimetode yang saya

pakai sebelumnya, antusias peserta didik kelas VII A hanya

terlihat diawal-awal pelajaran saja, ketika dipertengahan pelajaran

121

Hasil Dokumentasi nilai kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1

Malang yang diperoleh hari Selasa tanggal 4 April 2017. 122

Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari Rabu 22 Maret 2017. 123

Hasil observasi kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1 Malang yang

diperoleh pada hari Selasa tanggal 21 Maret 2017.

Page 121: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

99

mereka terlihat jenuh dengan pembelajaran IPS. hal tersebut di

sebabkan karena guru dimata pelajaran lain sudah sering

menggunakan metode satu arah yang menjenuhkan. Berbeda

ketika saya menerapkan metode problem solving peserta didik

dikelas VII A sangat berantusias, tertib, dan bersemangat. Adanya

kejenuhan-kejenuhan yang dialami peserta didik tersebut ketika

pembelajaran yang nantinya berimbas terhadap hasil nilai mereka.

Saya bandingkan dengan hasil nilai mereka ketika saya

menggunakan metode problem solving di materi masa pra aksara

dengan ketika saya menggunakan metode lain pada materi peran

IPTEK dalam kegiatan ekonomi itu sangat terlihat

berbedaannya.”124

Berikut adalah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VII A

di SMP Muhammadiyah 1 Malang.125

Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII

A di SMP Muhammadiyah 1 Malang

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial Kelas VII A Sebelum

Menggunakan Metode Problem

Solving.

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan

Sosial Kelas VII A Sesudah

Menggunakan Metode Problem

Solving.

1. Peserta didik dapat mengingat

fakta, prinsip, yang telah

dipelajarinya sekalipun sudah

cukup lama.

2. Peserta didik dapat memberikan

contoh suatu konsep, prinsip yang

ada dalam materi Ilmu

Pengetahuan Sosial.

3. Peserta didik dapat

mengaplikasikan konsep, prinsip

Dengan adanya metode problem

solving yang diterapkan oleh guru

Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VII

A ini maka hasil belajar yang didapat

adalah sebagai berikut:

a. Dilihat dari segi Kognitif

1. Peserta didik lebih berfikir

kritis dan kreatif dalam proses

pembelajaran

2. Peserta didik lebih mudah

124

Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari Rabu22 Maret 2017. 125

Hasil dokumentasihasil belajar dikelas VII A mata pelajaran IPS SMP Muhammadiyah

1 Malang yang diperoleh pada hari Selasa 4 April 2017.

Page 122: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

100

yang telah diketahuinya, baik

dalam hubungannya dengan

pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial maupun materi pelajaran

lain.

4. Siswa memiliki dorongan yang

kuat untuk mempelajari bahan

pelajaran lebih lanjut dan mampu

mempelajari sendiri dengan

menggunakan konsep dan prinsip

yang telah diketahuinya

5. Peserta didik terampil

mengadakan hubungan sosial

seperti kerja sama,

berkomunikasi, toleransi,

menghargai pendapat orang lain,

terbuka, dan menghargai kritik,

dan lain-lain.

6. Peserta didik mempunyai

kepercayaan diri bahwa ia

mempunyai kemampuan

melakukan tugas belajar, tidak

merasakan sebagai beban bila

diberikan tugas untuk dikerjakan

dirumah.

7. Siswa kadang merasa jenuh dan

tidak semangat dalam menerima

materi pelajaran. Karena

pembelajaran sering

menggunakan metode yang

monoton sehingga hasil belajar

faham dengan materi yang

disampaikan dan bisa

menanamkan nilai-nilai yang

ada dalam materi Ilmu

Pengetahuan Sosial.

b. Dilihat dari segi afektif:

1. Peserta didik mampu

mengekspresikan dan

mengaplikasikan ide-ide yang

ada dalam fikirannya dengan

penuh semangat dan kritis.

2. Peserta didik dapat menerima

materi Ilmu Pengetahuan

Sosial lebih mudah sehingga

dapat memproses nilai-nilai

sosial kedalam dirinya dan

bisa lebih mudah menghayati

dan meyakini materi yang ada

dengan cara menyelesaikan

suatu permasalahan dalam

materi pelajaran IPS dari

berbagai sudut pandang.

c. Dilihat dari segi psikomotorik:

1. Peserta didik lebih

bersemangat dalam belajar

dan lebih mudah mengingat

fakta, prinsip, yang telah

dipelajari atau dialami dalam

proses pembelajaran.

2. Peserta didik dapat

memanfaatkan pengalaman

Page 123: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

101

yang diperoleh tidak maksimal. belajar yang telah didapat

dalam materi Ilmu

Pengetahuan Sosial dengan

cara menginternalisasikan

nilai-nilai sosial kedalam

dirinya.

Jadi, ketika menggunakan metode sebelum problem solving

peserta didik memang berantusias dan semangat, namun hal tersebut

hanya diawal ketika menerima pembelajaran. Peserta didik kelas VII A

mengalami kejenuhan saat pembelajaran disebabkan seringnya guru-guru

terutama dimata pelajaran lain yang sering menggunakan metode satu

arah.

Ketika Pak Rachmad menggunakan metode problem solving saat

materi masa pra aksara nilai yang mereka peroleh lebih tinggi

dibandingan dengan nilai yang mereka peroleh pada materi sebelumnya.

Saat menerapkan metode problem solving Bapak Rachmad selaku guru

mata pelajaran IPS dikelas VII A selalu mengedepankan kenyamanan

dalam kegiatan pembelajaran. Cara Pak Rachmad memberikan motivasi

dan juga saat memberikan ice breaking tersebut yang tidak membuat

peserta didik tidak mudah jenuh. Ketika peserta didik sudah merasakan

kenyamanan pada saat pembelajaran maka materi yang disampaikan oleh

guru akan lebih mudah mereka terima,pemahaman yang mereka dapatkan

Page 124: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

102

juga akan berbeda saat mereka tidak nyaman dalam kegiatan

pembelajaran.126

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial untuk kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang

adalah 75.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Rachmad:

“Untuk kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran IPS

disini adalah 75 mbak, dan mengenai soal yang biasanya saya

berikan kepada anak-anak itu berbentuk esaay. Kenapa saya

menggunakan soal essay yaitu dengan alasan supaya anak-anak

itu dapat mengembangkan jawabannya sesuai dengan pemahaman

dan kemampuannya. Kan berbeda ya mbak ketika menggunakan

soal pilihan ganda peserta didik hanya memilih-memilih saja,

meskipun mereka tidak tau jawabanya pasti bisa di awur atau bisa

dengan cara mencontoh teman sebelahnya. Kalau menggunakan

soal essay kan peserta didik sebelum ulangan akan lebih belajar

dan tidak mengentengkan.”127

Bentuk Evaluasi yang digunakan oleh Bapak Rachmad

merupakan berbentuk soal essay dengan alasan supaya peserta didik

terutama dikelas VII A dapat mengembangkan jawaban atau pemahaman

mereka mengenai soal yang diujikan.

Dibawah ini merupakan hasil nilai ulangan kelas VII A sebelum

menggunakan metode problem solving dan sesudah menggunakan

metode problem solving.(Terlampir)128

126

Hasil observasi di kelas VII A yang diperoleh pada hari selasa tanggal 21 Maret 2017. 127

Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari Rabu22 Maret 2017. 128

Hasil Dokumentasi nilai kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1

Malang yang diperoleh pada hari selasa tanggal 4 April 2017.

Page 125: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

103

Dari hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwasanya nilai yang

peserta didik kelas VII A dapatkan ketika guru tidak menggunakan

metode problem solving dengan ketika guru menggunakan metode

problem solvingmengalami peningkatan yang dapat diketahui

kebanyakan peserta didik kelas VII A mendapatkan nilai diatas rata-rata

yakni 75.129

3. Kendala dan Solusi guru IPS dalam mengimplementasikan metode

Problem Solving kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

a. Kendala

Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan peserta didik

untuk belajar secara aktif dan efisien. Untuk mencapai pembelajran

yang efektif dan efisien maka dibutuhkan metode pembelajaran untuk

membelajarkan peserta didik akan tetapi tidak semua metode

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh guru tersebut. Hal tersebut seperti apa yang

dipaparkan oleh guru IPS kelas VII A pada tanggal04 April 2017.

Menurut Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd selaku guru mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengatakan bahwa,

“Dalam setiap proses belajar mengajar pasti ada yang namanya

kendala mbak, ada beberapa hal yang menjadi kendala saat saya

menerapkan metode problem solving dalam proses pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Muhammadiyah 1 Malang,

diantaranya adalah; (1) Waktu, ketika presentasi kelompok tidak

129

Hasil Dokumentasi nilai kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1

Malang yang diperoleh pada hari selasa tanggal 4 April 2017.

Page 126: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

104

semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan

biasanya presentasi saya wakilkan dalam beberapa kelompok

saja. Untuk kelompok lainnya bisa menambah atau menyanggah

ketika kelompok lain presentasi. Kemudian diakhir disimpulkan

bersama-sama dengan kelompok lainnya. Dan mengingat jadwal

peserta didik yang full day sehingga mereka terkadang sulit

untuk membagi waktunya terutama dalam hal mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru. (2) Sumber belajar, sumber

belajar yang ada disekolah ini juga terbatas, hanya buku paket

yang dipinjami dari perpustakaan itupun satu bangku satu buku,

nah untuk semester dua ini juga tidak ada LKSnya. (3) Sarana

dan prasarana yang kurang memadai karena alat-alat yang

digunakan belum memenuhi kriteria dan masih terbatas.

Contohnya saja lcd, tidak semua ruangan memiliki lcd jadi kalau

saat kegiatan pembelajaran membutuhkan lcd/proyektor ya kita

harus pindah ruangan di ruang seperti aula. Kalau ruang tersebut

sedang dipakai oleh kelas lain terpaksa kita kembali ke kelas”130

Peserta didik juga mengatakan bahwasanya kendala yang terjadi

ketika proses pembelajaran yakni,

Marsela, peserta didik kelas VII A

“Kendala yang ada biasanya kayak proyektor terus waktunya

biasanya kurang. Kan lcd dikelas juga belum ada mbk, jadi kita

kalau mau pakai lcd harus pindah ruangan. Waktu yang ada juga

biasanya terpakai lama di diskusi.”131

Amaylia, peserta didik kelas VII A

“Dikelas saya belum ada Lcd dan juga buku yang ada disekolah

belum banyak, hanya buku paket dan itupun tidak semua

mendapatkannya biasannya hanya satu bangku satu.”132

130

Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari selasa 04 April 2017. 131

Hasil Wawancara dengan Marsela peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

selasa 23 Maret 2017. 132

Hasil Wawancara dengan Amaylia peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

selasa 23 Maret 2017.

Page 127: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

105

Manda, peserta didik kelas VII A

“Kalau mengenai kendala dikelas biasanya ya lcd, terus

pengeras suara belum ada di kelas, terus biasanya anak-anak itu

rame jadi waktunya terpotong untuk mengkondisikan anak-

anak.”133

Lukman, peserta didik kelas VII A

“Pas waktu pelajaran biasanya waktu yang ada itu kurang, jadi

harus menggunakan waktu yang seharusnya digunakan untuk

persiapan sholat ashar, proyektor dan juga lks di semester dua

ini belum ada, jadi kita harus pintar-pintar nyari bacaan lain.”134

Bima, peserta didik kelas VII A

“kendala yang ada yakni proyektor belum ada jadi harus

menggunakan ruang aula jika ingin menggunakan proyektor,

kemudian buku paket yang ada jumlahnya kurang

mengakibatkan tidak semua peserta didik mendapatkannya

mbak, LKS di semester dua juga sampai sekarang belum

ada.”135

Dari beberapa pernyataan peserta didik kelas VII A dapat

disimpulkan bahwasannya kendala-kendala yang ada ketika guru

menerapkan metode problem solving yakni waktu yang kurang,

sumber belajar yang belum mencukupi, dan sarana prasarana yang ada

belum lengkap.

Dari pengamatan peneliti pada proses pembelajaran berlangsung

pada saat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terpadu,

bahwasanya pada saat proses belajar mengajar peserta didik sangat

133

Hasil Wawancara dengan Manda peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

selasa 23 Maret 2017. 134

Hasil Wawancara dengan Lukman peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

selasa 23 Maret 2017. 135

Hasil Wawancara dengan Bima peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

selasa 23 Maret 2017.

Page 128: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

106

semangat, aktif dan lebih terfokus pada gurunya dalam mendengarkan

materi yang diajarkan oleh gurunya tersebut akan tetapi masih ada

yang bergurau dengan teman disebelahnya, tapi masih ada beberapa

peserta didik yang bertanya tentang materi yang disampaikan. Tidak

lupa guru memancing beberapa pertanyaan kepada peserta didik agar

suasana kelas menjadi lebih aktif dan kondusif. Disamping itu juga

guru memberikan gambaran permasalahan melalui tayangan video

yang diputar untuk menstimulus peserta didik agar bertanya mengenai

materi materi yang diajarkan, peserta didik begitu antusias untuk

bertanya mengenai gambar-gambar yang ada di dalam video yang

ditampilkan pada proyektor. Ketika diskusipun mereka sangat antusias

dan saling bertukar fikiran dengan teman satu kelompoknya. Dari sini

menurut peneliti amati peserta didik kelas VII A yang ada di SMP

Muhammadiyah 1 Malang senang ketika guru menerapakan metode

problem solving dengan menggunakan contoh-contoh permasalahan

yang disajikan dalam bentuk video yang menarik perhatian peserta

didik yang berkaitan dengan materi, karena memang usia seperti

mereka memang senang dalam hal-hal yang baru dan menarik.136

Dari paparan diatas bahwasannya kendala-kendala yang ditemui

oleh guru Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VII A di SMP 1

Muhammadiyah adalah adanya waktu yang terbatas meliputi waktu

yang digunakan ketika menerapkan metode problem solving dikelas

136

Hasil observasi kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1 Malang yang

diperoleh pada hari selasa tanggal 21 Maret 2017.

Page 129: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

107

VII A biasanya memakan jam setelah pelajaran tersebut, waktu mata

pelajaran IPS di kelas VII A dimulai dari pukul 12.30-14.50. Dari

peserta didik maupun dari waktu yang kurang mendukung peserta

didik saat melaksanakan diskusi dikarenakan waktu yang ada tidak

mencukupi saat penggunaan metode problem solving.

Sesuai dengan data dokumentasi berupa RPP mata pelajaran IPS

kelas VII A waktu yang ada hanya tersedia dua jam pelajaran, satu

jam pelajaran sama dengan empat puluh menit. Jadi waktu yang ada

hanya delapan puluh menit dan itu harus dibagi dengan kegiatan awal

yang memerlukan waktu sekitar dua puluh menit, kemudian kegiatan

inti hanya lima puluh menit, dan penutup sepuluh menit.137

Peserta didik yang memiliki karakter yang berbeda-beda

merupakan salah satu kendala saat penerapan metode tersebut

berlangsung, kurangnya waktu saat kegiatan inti tersebut dikarenakan

waktu yang ada hanya lima puluh menit dan harus dibagi dengan

pembagian kelompok kemudian memutarkan video kepada peserta

didik, diskusi, dan juga kegiatan presentasi. Hal tersebut memerlukan

waktu lebih dari lima puluh menit, mengakibatkan menggunakan

waktu setelah pelajaran tersebut.138

Sumber belajar yang ada disekolah

sangat kurang, karena pengetahuan yang mereka peroleh hanya

terbatas dibuku-buku yang ada diperpustakaan, itupun belum banyak

137

Hasil dokumentasi RPP guru kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1

Malang yang diperoleh pada hari selasa tanggal 04 April 2017. 138

Hasil dokumentasi RPP guru kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1

Malang yang diperoleh pada hari selasa tanggal 04 April 2017.

Page 130: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

108

buku paket ataupun buku bacaan yang tersedia diperpustakaan dan

juga pengetahuan tambahan yang mereka peroleh dari buku bacaan

lain maupun internet. dan sarana prasarana yang kurang memadai

dalam kegiatan pembelajaran seperti lcd/proyektor yang ada disekolah

tidak semua kelas disediakan proyektor sehingga biasanya guru harus

pindah ruangan seperti aula yang didalamnya terdapat proyektor,

kalau pun ruang tersebut sedang dipakai kelas lain terpaksa guru

hanya menggunakan sarana-prasarana yang ada saja.

Dari pengamatan peneliti ketika mengikuti pembelajaran

kendala yang ada yakni tidak tersedianya proyektor yang ada dikelas

sehingga menjadikan proses pembelajaran harus berpindah tempat

yang seharusya dikelas harus berpindah ke aula yang didalamnya

terdapat proyektor dan juga pengeras suara. Kendala selanjutnya yakni

buku paket maupun buku bacaan yang ada di sekolah sangat kurang,

tidak semua peserta didik mendapatkan pinjaman buku paket dari

perpustakaan, dilihat dari waktu yang ada juga sangat kurang yang

menyebabkan mengambil waktu setelahnya.139

b. Solusi

Dalam pembelajaran terdapat kendala-kendala yang harus

dihadapi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar

bermacam-macam, akan tetapi guru IPS di SMP Muhammadiyah 1

139

Hasil observasi kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1 Malang yang

diperoleh pada hari selasa tanggal 21 Maret 2017.

Page 131: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

109

Malang dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi, seperti

dalam wawancara peneliti kepada guru IPS kelas VII A pada tanggal

04 April 2017.

Menurut Bapak Drs. Budiyono selaku Kepala Sekolah,

“Saya tidak pernah mengandai-andaikan menjumpai hambatan,

karena saya lebih berorientasi pada kenyataan. Dalam

pembelajaran, sebagai guru IPS saya akan memanfaatkan waktu

dengan sebaik-baiknya supaya waktu yang ada itu bisa cukup

untuk penerapan metode problem solving ketika didalam kelas,

mengenai sumber belajar khususnya buku mata pelajaran IPS

memang masih terbatas dan untuk solusinya kan bisa dengan

cara guru mencari materi tambahan dari internet atau buku lain

kemudian guru bisa membagikan dalam bentuk printout kepada

peserta didik yang nantinya bisa digunakan sebagai sumber

belajar tambahan.”140

Dari pemaparan diatas bahwasanya dalam mengatasi kendala-

kendala yang dihadapi oleh guru dalam melaksankan proses

pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving yakni

dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya supaya waktu yang ada

tersebut cukup untuk digunakan, solusi untuk sumber belajar yang

kurang tersebut peserta didik dapat mencari referensi lain baik lewat

internet maupun buku bacaan lain diluar sekolah, guru pun bisa

dengan cara membagikan printout yang berupa materi tambahan yang

nantinya dapat menambah pengetahuan atau bacaan mereka mengenai

materi yang disampaikan.

140

Hasil Wawancara dengan Kepala sekolah Bapak Drs. Budiyono yang diperoleh pada

hari Selasa 04 April 2017.

Page 132: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

110

Menurut Ibu Dra. Atik Andayani selaku waka kurikulum di

SMP Muhammadiyah 1 Malang.

“Jika guru IPS menghadapi kendala maka yang dilakukan

adalah memberikan catatan-catatan yang berhubungan dengan

materi, atau dengan cara memberikan tugas kepada semua

peserta didik dalam kelas tersebut untuk mencari materi

tambahan di internet atau buku lain yang kemudian bisa mereka

rangkum atau mereka print dalam bentuk printout. Dengan

begitu peserta didik dapat memperoleh banyak pengetahuan

tidak hanya satu buku yang mungkin kalau disekolah sini sangat

terbatas terutama untuk buku paket IPS, kebanyakan satu

bangku hanya mendapat 1 buku.”

Sedangkan menurut Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd selaku guru

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengatakan bahwa,

“Beberapa solusi yang dapat diambil dalam mengatasi kendala

diantaranya; (1) mengenai kendala waktu mungkin bisa diberi

solusi seperti peserta didik sudah diarahkan terlebih dahulu di

pertemuan sebelum melakukan metode problem solving dan

juga membentuk kelompok pada pertemuan sebelumnya. (2)

Kendala sumber belajar, dari sekolah kalau bisa menambah

sumber belajar terutama buku paket, buku bacaan dan

menyediakan LKS mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Supaya guru dalam pengajarannya juga enak dalam

penyampainnya, karena sebelumnya peserta didik sudah belajar

terlebih dahulu dengan menggunakan buku paket atau LKS

(Lembar Kerja Siswa). (3) melengkapi sarana dan prasarana

yang belum tersedia.”141

Sebagian peserta didik kelas VII A mengungkapkan mengenai

solusi dari kendala-kendala yang ada ketika proses pembelajaran

yakni:

141

Hasil wawancara dengan Guru Mata Pelajaran IPS Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd yang

diperoleh pada hari selasa 04 April 2017.

Page 133: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

111

Marsela, peserta didik kelas VII A

“Solusinya yaitu seharusnya kepala sekolah melengkapi lcd

yang ada di setiap kelas, dengan begitu kita sebagai peserta

didik tidak perlu lagi untuk pindah kelas seperti itu. Kalau

kendala waktu, solusinya bisa dengan cara membuat kelompok

menjadi dua atau tiga saja, supaya waktu presentasi juga cepat

tidak perlu menunggu beberapa kelompok lain selesai.”142

Amaylia, peserta didik kelas VII A

“Karena dikelas tidak ada LCD maka bisa dengan cara pindah

ke ruang aula, karena disana tersedia LCD dan juga pengeras

suara. Kemudian untuk buku yang ada itu seharusnya ya mbak

dari pihak sekolah ya melengkapi buku dengan cara menambah

buku-buku bacaan yang ada.”143

Manda, peserta didik kelas VII A

“Ya seharusnya bu, dari Bapak Budi sebagai kepala sekolah itu

menambah fasilitas seperti LCD dan juga pengeras suara supaya

dapat membantu murid-muridnya dalam belajar. Guru harus

lebih tegas lagi supaya waktu tidak terpotong dengan

pengkondisian murid yang rame.”144

Lukman, peserta didik kelas VII A

“Seharusnya Pak Rachmad sebelumnya memberitahukan dulu

dipertemuan sebelumnya, dan juga dibentuk kelompok

dipertemuan kemarinnya, biar enak tidak makan waktu lama.

Untuk LCD karena dikelas tidak ada bisa dengan cara pindah ke

aula yang ada LCDnya.”145

142

Hasil Wawancara dengan Marsela peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

selasa 23 Maret 2017. 143

Hasil Wawancara dengan Amaylia peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

selasa 23 Maret 2017. 144

Hasil Wawancara dengan Manda peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

selasa 23 Maret 2017. 145

Hasil Wawancara dengan Lukman peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

selasa 23 Maret 2017.

Page 134: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

112

Bima, peserta didik kelas VII A

“LCD di kelas seharusnya dilengkapi setidaknya setiap tahun itu

bertambah lah bu, kemudian untuk lks karena tidak ada jadi guru

IPS itu seharusnya memberikan materi tambahan yang bisa

diberikan kepada murid setiap pertemuan atau dengan cara

memberikan tugas kepada murid untuk mencari bahan-bahannya

terlebih dahulu dipertemuan sebelumnya.”146

Beberapa solusi yang dinyatakan oleh beberapa peserta didik

tersebut dapat disimpulkan bahwa solusi dari kendala waktu dapat

diatasi dengan cara membentuk kelompok dipertemuan sebelumnya,

membatasi jumlah kelompok yang ada, dan lebih tegas terhadap

peserta didik apabila ramai. Kendala sumber belajar yakni dengan cara

menambah buku paket maupun buku bacaan yang ada diperpustakaan

dan bisa dengan cara guru mamberikan materi tambahan maupun

memberikan tugas dipertemuan sebelumnya kepada peserta didik

untuk mencari materi tambahan yang dapat menambah pengetahuan

mereka tentang materi yang sedang dipelajari. Kendala lcd yang

kurang di sekolah seharusnya dari pihak sekolah setiap tahunnya

menambah sarana dan prasarana yang ada seperti lcd dan pengeras

suara, atau dapat dengan cara ketika pembelajaran berpindah ke ruang

aula yang di dalamnya terdapat lcd/proyektor dan pengeras suara.

Dapat disimpulkan bahwasannya faktor kendala-kendala yang

ada ketika gurumengimplementasikan metode problem solving

tersebut bisa diselesaikan dengan cara guru meminimalisir sebaik

146

Hasil Wawancara dengan Bima peserta didik kelas VII A yang diperoleh pada hari

selasa 23 Maret 2017.

Page 135: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

113

mungkin waktu yang ada, memberikan materi tambahan dari internet

atau buku lain yang bisa digunakan sebagai sumber belajar tambahan,

melengkapi sarana dan prasarana yang ada di SMP Muhammadiyah 1

Malang.

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan cara untuk

mengatasi kendala dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik

tersebut, memang selalu harus memahami setiap karakteristik peserta

didik karena dengan memahami karakter peserta didik guru dapat

dengan mudah menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk

diterapkan karena misalkan guru menerapkan metode pembelajaran

problem solving akan tetapi kondisi peserta didik tidak

memungkinkan atau materinya tidak tepat dengan metode tersebut

maka guru tersebut harus menggunakan metode pembelajaran yang

lainnya dan menyesuaikan dengan karakter peserta didik dalam kelas

tersebut.147

C. Hasil Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai

implementasi metode problem solving untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran IPS kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1

Malang. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara,

observasi, dan dokumentasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

147

Hasil observasi kelas VII A mata pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1 Malang yang

diperoleh pada hari selasa tanggal 21 Maret 2017.

Page 136: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

114

1. Pelaksanaan metode problem solvingdalam pembelajaran IPS di

kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Pelaksanaan metode problem solving untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VII A secara garis

besar meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup.

Di kegiatan awal masuk siswa diberikan ice breaking dengan

tujuan supaya peserta didik menjadi fresh kembali dan siap untuk

menerima materi baru. Mulai dari sini guru memunculkan kesan

pembelajaran yang menyenangkan sebelum peserta didik menerima

materi. Kadang guru juga melakukan ice breaking ditengah-tengah

pembelajaran. Hal tersebut untuk merefresh kembali pikiran peserta didik

karena rasa jenuh oleh materi-materi yang disampaikan oleh guru.

Kegiatan inti saat pelaksanaan penerapan metode problem solving

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII A oleh guru IPS

ini sudah menggunakan langkah-langkah atau strategi pembelajaran yang

sesuai dengan pembelajaran yang ada sekarang. Dalam pelaksanaan

penerapan metode problem solving guru IPS hanya sebagai fasilitator,

mengawasi, dan mengarahkan peserta didik, hal tersebut dilakukan demi

kelancaran dalam proses pembelajaran dan supaya kelas lebih hidup dan

bermakna. Sehingga peserta didik akan merasa senang dalam belajar dan

lebih mudah memahami materi pelajaran yang ada. Diawal kegiatan inti

guru memberikan permasalahan yang harus dipecahkan oleh semua

kelompok melalui video yang ditanyangkan melalui LCD yang ada

Page 137: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

115

diruang tersebut. Setelah pemutaran video mengenai masalah sudah

selesai, Setelah pemutaran video mengenai masalah sudah selesai, guru

membentuk kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik dengan kemampuan

heterogen. Setelah peserta didik berkumpul sesuai dengan kelompoknya

guru memberikan instruksi dan mengawasi kegiatan diskusi yang

dilakukan oleh setiap kelompok. Hasil diskusi peserta didik mereka catat

dalam kertas yang sudah disediakan oleh guru Ilmu Pengetahuan Sosial

ketika kegiatan presentasi, guru hanya membatasi 2-3 kelompok untuk

dapat mempresentasikan hasil dari diskusi, kelompok lain yang tidak

mendapat giliran untuk presentasi dapat menambah atau menyanggah

kelompok lain yang sedang presentasi dan akan mendapatkan poin

tambahan dari guru mata pelajaran IPS. Dalam prosesnya peserta didik

sangat bersemangat dan menikmati proses pembelajaran, sehingga sangat

mendukung peserta didik untuk bersaing dalam mendapatkan nilai yang

bagus.

Kegiatan penutup guru tidak menyimpulkan hasil presentasi dan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal

yang belum dimengerti tentang materi yang telah dipelajari. Diakhir guru

memberikan motivasi kepada peserta supaya giat dalam belajarnya dan

mengingatkan kepada seluruh peserta didik untuk mempelajari materi

yang akan dipelajari dipertemuan selanjutya.

Page 138: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

116

2. Hasil belajar peserta didik setelah metode problem solving

diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP

Muhammadiyah 1 Malang.

Hasil belajar peserta didik setelah metode problem solving

diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas VII A ini ditunjukkan dari

nilai yang mereka peroleh. Dari hasil nilai ulangan menunjukkan

bahwasannya penerapan metode problem solving dapat meningkatkan

hasil belajar. Nilai tersebut bisa dibandingkan dengan nilai mereka di

babsebelumnya, karena pada materi sebelumnya guru tidak

menggunakan metode problem solving.

ketika menggunakan metode sebelum problem solving peserta

didik memang berantusias dan semangat, namun hal tersebut hanya

diawal ketika menerima pembelajaran. Peserta didik kelas VII A

mengalami kejenuhan saat pembelajaran disebabkan seringnya guru-guru

terutama dimata pelajaran lain yang sering menggunakan metode satu

arah.

Ketika Pak Rachmad menggunakan metode problem solving saat

materi masa pra aksara nilai yang mereka peroleh lebih tinggi

dibandingan dengan nilai yang mereka peroleh pada materi sebelumnya.

Saat menerapkan metode problem solving Bapak Rachmad selaku guru

mata pelajaran IPS dikelas VII A selalu mengedepankan kenyamanan

dalam kegiatan pembelajaran. Cara Pak Rachmad memberikan motivasi

dan juga saat memberikan ice breaking tersebut yang tidak membuat

Page 139: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

117

peserta didik tidak mudah jenuh. Ketika peserta didik sudah merasakan

kenyamanan pada saat pembelajaran maka materi yang disampaikan oleh

guru akan lebih mudah mereka terima,pemahaman yang mereka dapatkan

juga akan berbeda saat mereka tidak nyaman dalam kegiatan

pembelajaran.

Dengan adanya metode problem solving yang diterapkan oleh guru

Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VII A ini maka hasil belajar yang di

dapat adalah sebagai berikut; Dilihat dari segi kognitifPeserta didik lebih

berfikir kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran, Peserta didik lebih

mudah faham dengan materi yang disampaikan dan bisa menanamkan

nilai-nilai yang ada dalam materi Ilmu Pengetahuan Sosial. Dilihat dari

segi afektif Peserta didik mampu mengekspresikan dan mengaplikasikan

ide-ide yang ada dalam fikirannya dengan penuh semangat dan kritis,

Peserta didik dapat menerima materi Ilmu Pengetahuan Sosial lebih

mudah sehingga dapat memproses nilai-nilai sosial kedalam dirinya dan

bisa lebih mudah menghayati dan meyakini materi yang ada dengan cara

menyelesaikan suatu permasalahan dalam materi pelajaran IPS dari

berbagai sudut pandang.Dilihat dari segi psikomotorik peserta didik lebih

bersemangat dalam belajar dan lebih mudah mengingat fakta, prinsip,

yang telah dipelajari atau dialami dalam proses pembelajaran, peserta

didik dapat memanfaatkan pengalaman belajar yang telah didapat dalam

materi Ilmu Pengetahuan Sosial dengan cara menginternalisasikan nilai-

nilai sosial kedalam dirinya.

Page 140: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

118

Hasil belajar peserta didik kelas VII A juga dapat dilihat dari nilai

ulangan kelas VII A sebelum menggunakan metode problem solving dan

sesudah menggunakan metode problem solving.(Terlampir). Dari hasil

data tersebut dapat disimpulkan bahwasanya nilai yang peserta didik

kelas VII A dapatkan ketika guru tidak menggunakan metode problem

solving dengan ketika guru menggunakan metode problem solving

mengalami peningkatan yang dapat diketahui kebanyakan peserta didik

kelas VII A mendapatkan nilai diatas rata-rata yakni 75.

3. Kendala dan Solusi guru IPS dalam mengimplementasikan metode

Problem Solving kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Dalam melaksankan metode problem solving yang digunakan oleh

guru IPS kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang banyak kendala-

kendala yang dihadapi karena dalam melaksanaan pembelajaran yang

bisa membuat peserta didik senang itu tidak mudah, karena yang

dihadapi tidak sedikit namun banyak lebih dari satu orang dan masing-

masing peserta didik tidak sama semuanya berbeda-beda. Oleh karena itu

guru harus menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran,

kendala yang dihadapi guru tidak hanya metode pembelajaran yang

digunakan akan tetapi waktu yang ada terbatas, sumber belajar yang

kurang, dan sarana prasarana di sekolah yang kurang memadai. Dalam

hal ini diantaranya kendala-kendala yang dihadapi guru IPS kelas VII A

di SMP Muhammadiyah 1 Malang adalah:

Page 141: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

119

1. Waktu

Ketika guru mengimplementasikan metode problem solving

menghadapi kendala waktu. Dalam metode tersebut memang sangat

memerlukan waktu yang lebih dan biasannya sering mengambil jam

pelajaran lain.

Kendala waktu tersebut dapat merugikan guru di mata

pelajaran lain maupun dapat merugikan peserta didik karena jam

pelajaran yang seharusnya di isi mata pelajaran lain harus terpotong

karena penerapan metode problem solving yang membutuhkan

waktu lebih.

Waktu yang ada biasanya terpotong karena digunakan guru

untuk mengkondisikan peserta didik. Pengkondisian tersebut

meliputi pembagian kelompok dan juga mengatur peserta didik

diawal pelajaran yang terkadang ramai karena jenuh oleh beberapa

materi yang telah mereka dapatkan di mata pelajaran sebelumnya.

2. Sumber belajar yang terbatas

Terbatasnya sumber belajar di SMP Muhammadiyah 1

Malang merupakan kendala yang dapat menghambat proses

pembelajaran. Pada kurikulum 2013 siswa dituntut berperan aktif

pada saat pembelajaran, namun kenyataan disekolah sumber belajar

terutama buku-buku bacaan maupun buku paket yang ada di

Page 142: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

120

perpustakaan terbatas jumlahnya yang mengakibatkan tidak seemua

peserta didik dapat meminjam buku paket tersebut.

Untuk mengakses internet untuk menambah wawasan

maupun mencari jawaban juga bisa dikarenakan di sekolah SMP

Muhammadiyah 1 Malang melarang semua peserta didiknya

menggunakan telfon genggam selama pembelajaran.

Di semester dua kali ini peserta didik juga belum

mendapatkan LKS karena dari keterangan guru yang mengampu

mata pelajaran IPS, dari pihak pusat pendidikan kota Malang belum

mengeluarkan LKS berbasis kurikulum 2013 versi terbaru.

3. Sarana prasarana yang kurang memadai

Dalam hal ini alat-alat yang mendukung proses pembelajaran

di SMP Muhammadiyah 1 Malang ini terkadang masih sangat

terbatas dan kurang lengkap, sehingga proses pembelajaran juga

kadang merasa terhambat.

Dari keterangan Bapak Rachmad menjelaskan bahwasanya

sarana dan prasarana yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Malang

belum memenuhi kriteria dan jumlah yang ada masih terbatas.

Contohnya saja LCD yang ada disetiap kelas tersebut kadang tidak

berfungsi dan belum diperbaiki dari pihak sarana prasarana,

kemudian disetiap kelas juga tidak ada speaker atau pengeras suara.

Page 143: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

121

Pernyataan dari beberapa peserta didik kelas VII A dapat

disimpulkan bahwasannya kendala-kendala yang ada ketika guru

menerapkan metode problem solving yakni waktu yang kurang,

sumber belajar yang belum mencukupi, dan sarana prasarana yang

ada belum lengkap.

Dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam

menerapkan metode problem solving untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1 Malang akan sulit untuk bisa langsung

terselesaikan dengan mudah dikarenakan yang dihadapi bukan

kendala yang dapat diselesaikan secara langsung.

Kendala yang dialami oleh guru IPS kelas VII A dalam

menerapkan metode problem solving untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS, dapat diketahui solusi-

solusi dalam mengatasi kendala-kendala yang ada tersebut,

diantaranya adalah:

1. Waktu

Solusi dari kendala waktu bisa diatasi dengan cara guru

meminimalisir sebaik mungkin waktu yang ada, yaitu dengan

cara ketika pembagian kelompok pada saat penerapan metode

problem solving bisa dilakukan dipertemuan sebelumnya.

Page 144: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

122

Bapak Budiyono selaku kepala sekolah SMP

Muhammadiyah 1 Malang juga menambahkan bahwasanya

kendala waktu tersebut dapat diberikan selusi dengan

memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Solusi yang dinyatakan oleh beberapa peserta didik

tersebut dapat disimpulkan bahwa solusi dari kendala waktu

dapat diatasi dengan cara membentuk kelompok dipertemuan

sebelumnya, membatasi jumlah kelompok yang ada, dan lebih

tegas terhadap peserta didik apabila ramai.

Solusi dari kendala waktu yang kurang tersebut

sebenarnya dapat diminimalisir oleh guru dengan berbagai cara

supaya tujuan kegiatan pembelajaran yang diinginkan dapat

tercapai.

2. Sumber belajar yang terbatas

Menurut Bapak Rachmad, solusi sumber belajar yang

terbatas yakni dengan cara dari pihak sekolah menambah

sumber belajar yang ada terutama buku paket, Lembar Kerja

Siswa dan juga buku bacaan lain yang dapat membantu peserta

didik dalam pembelajaran.

Menurut Bapak Budiyono, selaku kepala sekolah yakni

dengan guru mata pelajaran yang mengampu mata pelajaran IPS

pada Kelas VII A yakni Bapak Rachmad memberikanmateri

Page 145: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

123

tambahan dari internet atau buku lain yang bisa digunakan

sebagai sumber belajar tambahan.

Sedangkan menurut pendapat dari Ibu Atik Andayani,

selaku waka kurikulum di sekolah tersebut menjelaskan apabila

ada kendala sumber belajar yang terbatas maka hal yang harus

dilakukan yakni guru mata pelajaran memberikan catatan-

catatan yang berhubungan dengan materi atau dengan cara

memberikan tugas kepada peserta didik di kelas tersebut untuk

mencari materi tambahan di internet maupun buku lain yang

kemudian peserta didik rangkum atau di print dalam bentuk

print out.

Menurut beberapa peserta didik kelas VII A menyatakan

solusi dari kendala sumber belajar yaitu dengan cara menambah

buku paket maupun buku bacaan yang ada di perpustakaan dan

bisa dengan cara guru mamberikan materi tambahan maupun

memberikan tugas dipertemuan sebelumnya kepada peserta

didik untuk mencari materi tambahan yang dapat menambah

pengetahuan mereka tentang materi yang sedang dipelajari.

3. Sarana prasarana yang kurang memadai

Dari beberapa pernyataan peserta didik kelas VII A

Kendala lcd yang kurang di sekolah seharusnya dari pihak

sekolah setiap tahunnya menambah sarana dan prasarana yang

ada seperti lcd dan pengeras suara, atau dapat dengan cara ketika

Page 146: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

124

pembelajaran berpindah ke ruang aula yang di dalamnya

terdapat lcd/proyektor dan pengeras suara.

Dapat ditarik kesimpulan bahwasannya solusi dari sarana

prasarana yang kurang yaitu melengkapi sarana dan prasarana

yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Malang. Supaya kegiatan

pembelajaran yang ada dikelas maupun diluar kelas dapat

berjalan sesuai dengan harapan guru dan dapat mencapi tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Terutama sarana prasarana

seperti LCD/proyektor yang kurang, karena tidak semua kelas

terdapat proyektor. Tidak adanya pengeras suara dalam setiap

kelas juga merupakan suatu kendala yang dihadapi oleh guru

IPS dalam menerapkan metode problem solving.

Page 147: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

125

BAB V

PEMBAHASAN

Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh

dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Maka selanjutnya peneliti akan

melakukan analisis data untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian.

Sesuai dengan teknik analisis data yang dipilih oleh peneliti yaitu peneliti

menggunakan analisis deskriptif kualitatif (pemaparan) dengan menganalisis data

yang telah peneliti kumpulkan dari wawancara, observasi, dan dokumentasi

selama peneliti mengadakan penelitian dengan lembaga terkait.

Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti akan dianalisis oleh

peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah

diatas. Dibawah ini adalah hasi dari analisis peneliti.

A. Pelaksanaan Metode Problem Solving dalam Pembelajaran IPS di Kelas

VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum

dan potensi peserta didik merupakan kemampuan dan keterampilan yang

harus dimiliki oleh seorang guru. hal ini di dasari oleh asumsi Jarolimek

yang dikutip oleh Etin Solihatin dan Raharjo bahwa ketepatan guru dalam

memilih metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan hasil

belajar peserta didik, karena metode pembelajaran yang digunakan oleh

peserta didik berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran yang

Page 148: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

126

dilakukannya.148

Pendidikan harus menggunakan metode yang tidak saja

membuat proses pembelajaran menarik tapi juga memberikan ruang kepada

peserta didik untuk berkreativitas dan terlibat secara aktif sepanjang proses

pembelajaran. Hingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta

didik dapat berkembang maksimal secara bersamaan.

Pembelajaran yang baik dan efektif adalah pembelajaran yang mampu

memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara adil dan merata

sehingga mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

Pembelajaran merupakan suatu komplek dan melibatkan beberapa aspek

yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran

yang kreatif dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan demi

ketercapaiannya pembelajaran. keberhasilan pembelajaran adalah

keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai

tujuan serta keberhasilan guru dapat membimbing peserta didik dalam

pembelajaran.149

Metode problem solving atau biasa disebut metode penyelesaian

masalah merupakan metode mengajar yang memeberikan tekanan pada

terealisasikannya suatu masalah secara menalar. Penggunaan metode

problem solving merupakan kegiatan pembelajaran dengan cara melatih

peserta didik menghadapi berbagai masalah, baik itu masalah pribadi

148

Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 1. 149

Ibid, hlm. 2.

Page 149: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

127

maupun masalah kelompok atau bersama untuk dipecahkan sendiri atau

secara bersama-sama. 150

Dalam proses pembelajaran, pendidik berusaha memahami

kemampuan dan kepribadian peserta didik agar tujuan dapat tercapai yaitu

mengubah tingkah laku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan

maupun sikap. Untuk menyesuaikan dan mengembangkan berbagai

keterampilan peserta didik maka pembelajaran dikemas dalam suasana yang

menyenangkan.

Bapak Rachmad menjelaskan bahwa sebelum kegiatan pembelajaran

dimulai, guru diharuskan membuat perangkat pembelajaran seperti RPP,

prota, promes, dan lainnya. Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 1

Malang menggunakan Kurikulum 2013 dimana pembelajarannya harus

berpusat pada peserta didik dan guru hanya sebagai fasilitator pada saat

pembelajaran.

Pelaksanaan metode problem solving untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VII A secara garis

besar meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup.

Di kegiatan awal masuk siswa diberikan ice breaking dengan tujuan

supaya peserta didik menjadi fresh kembali dan siap untuk menerima materi

baru. Mulai dari sini guru memunculkan kesan pembelajaran yang

menyenangkan sebelum peserta didik menerima materi. Kadang guru juga

melakukan ice breaking ditengah-tengah pembelajaran. Hal tersebut untuk

150

Gulo, Op.cit., hlm. 111.

Page 150: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

128

merefresh kembali pikiran peserta didik karena rasa jenuh oleh materi-

materi yang disampaikan oleh guru.

Kegiatan inti saat pelaksanaan penerapan metode problem solving

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII A oleh guru IPS ini

sudah menggunakan langkah-langkah atau strategi pembelajaran yang

sesuai dengan pembelajaran yang ada sekarang. Dalam pelaksanaan

penerapan metode problem solving guru IPS hanya sebagai fasilitator,

mengawasi, dan mengarahkan peserta didik, hal tersebut dilakukan demi

kelancaran dalam proses pembelajaran dan supaya kelas lebih hidup dan

bermakna. Sehingga peserta didik akan merasa senang dalam belajar dan

lebih mudah memahami materi pelajaran yang ada. Diawal kegiatan inti

guru memberikan permasalahan yang harus dipecahkan oleh semua

kelompok melalui video yang ditanyangkan melalui LCD yang ada diruang

tersebut, kemudia guru meminta peserta didik untuk merumuskan singkat

dari permasalahan yang sudah ditayangkan atau poin-poin dari

permasalahan atau peristiwa tersebut.

Sesuai dengan teori menurut David Johnson dan Johnson bahwasanya

metode penyelesaian masalah dilakukan melalui kelompok. Merumuskan

masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga

peserta didik menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Pada tahap

pertama menurut David Johnson dan Johnson yakni Mendefinisikan

masalah, Perumusan masalah di dalam kelas dilakukan sebagai berikut;

kemukakan kepada peserta didik peristiwa-peristiwa yang bermasalah, baik

Page 151: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

129

melalui bahan tertulis maupun secara lisan. Kemudian minta kepada peserta

didik untuk merumuskan masalahnya dalam satu kalimat sederhana (brain

storming).151

Setelah pemutaran video mengenai masalah sudah selesai, guru

membentuk kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik dengan kemampuan

heterogen. Setelah peserta didik berkumpul sesuai dengan kelompoknya

guru memberikan instruksi dan mengawasi kegiatan diskusi yang dilakukan

oleh setiap kelompok.

Dalam teori J. Dewey tahap kedua yakni menelaah masalah,

menggunakan pengetahuan untuk memperinci, dan menganalisis masalah

dari berbagai sudut. Langkah-langkah berikutnya adalah membentuk

kelompok kecil.152

Pada penelitian ini peserta diminta mencari sebab-sebab

terjadinya setiap peristiwa masa pra aksara, ciri-ciri yang ada pada saat masa

pra aksara, dan nilai-nilai budaya masa praaksara di Indonesia.

Selanjutnya setiap kelompok menentukan keputusan atau menentukan

jawaban dari suatu permasalahan yang telah mereka diskusikan. Semua

anggota kelompok ikut andil dalam pengambilan keputusan mengenai

jawaban apa yang akan digunakan untuk menjawab persoalan yang

diberikan oleh guru, hasil diskusi peserta didik mereka catat dalam kertas

yang sudah disediakan oleh guru Ilmu Pengetahuan Sosial. Sesuai dengan

teori G. Polya bahwa pada tahap selanjutnya yakni menerapkan rencana

pemecahan masalah. Dalam tahap ini kelompok menggunakan

151

Wina Sanjaya, Op.cit., hlm. 217. 152

Siti Rohmah, Op.cit., hlm. 14.

Page 152: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

130

pertimbangan-pertimbangan yang cukup kritis, selektif, dan berfikir

konvergen. Memilih dan memilah mana yang dapat digunakan sebagai

alternatif jawaban dari masalah tersebut.153

Ketika kegiatan presentasi, guru hanya membatasi 2-3 kelompok

untuk dapat mempresentasikan hasil dari diskusi, kelompok lain yang tidak

mendapat giliran untuk presentasi dapat menambah atau menyanggah

kelompok lain yang sedang presentasi dan akan mendapatkan poin

tambahan dari guru mata pelajaran IPS. Dalam prosesnya peserta didik

sangat bersemangat dan menikmati proses pembelajaran, sehingga sangat

mendukung peserta didik untuk bersaing dalam mendapatkan nilai yang

bagus.

Kegiatan penutup guru tidak menyimpulkan hasil presentasi dan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal

yang belum dimengerti tentang materi yang telah dipelajari. Selanjutnya

guru bersama peserta didik menyimpulkan dan mengevaluasi hasil diskusi

dari suatu permasalah tersebut, apakah hasil diskusi sudah tepat atau belum.

Sesuai dengan teori Melters mengatakan bahwa proses akhir dari problem

solving adalah tahap pengecekan, yakni melakukan evaluasi, baik evaluasi

proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap

seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan.154

153

Ibid, hlm. 12. 154

Mulyati Arifin, Op.cit., hlm. 97.

Page 153: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

131

Diakhir guru memberikan motivasi kepada peserta supaya giat dalam

belajarnya dan mengingatkan kepada seluruh peserta didik untuk

mempelajari materi yang akan dipelajari dipertemuan selanjutya.

Selanjutnyapendapat dari beberapa peserta didik di kelas VII A

bahwasannya guru Ilmu Pengetahuan Sosial dalam mengimplementasikan

metode problem solving dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

sangat bagus dan membuat peserta didik lebih bersemangat dalam belajar.

Mereka menganggap bahwasanya metode problem solving lebih membuat

mereka faham terhadap materi pembelajaran, karena secara langsung

mereka ikut serta dalam mencari dan juga menemukan solusi dan penyebab

dari sebuah permasalahan yang diberikan oleh guru mata pelajaran IPS.

Lebih lanjut Bapak Drs. Budiyono selaku Kepala sekolah di SMP

Muhammadiyah 1 Malang juga memperkuat, bahwasannya guru Ilmu

Pengetahuan Sosial dalam mengimplementasikanmetode problem

solvingdalam pembelajaran IPS sangatlah diharapkan, dimana kalau

pembelajaran itu dominan diterapkan pada peserta didik, maka akan

memudahkan pemahaman, menarik serta menantang peserta didik apalagi

kalau metode tersebut digabungkan dengan metode lain, akan membuat

peserta didik tidak mudah jenuh. Implementasi metode problem solving

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik itu memang bagus sekali

diterapkan karena proses tersebut bisa membuat peserta didik lebih kreatif

dalam hal berfikri dan dapat membuat pendidikan disekolah menjadi relevan

dengan kehidupan di sekolah maupun dilingkungan luar sekolah.

Page 154: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

132

Berkaitan dengan temuan diatas peneliti deskripsikan bahwa dalam

pelaksanaan guru dalam mengimplementasikan metode problem solving

dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VII A, guru harus benar-

benar berusaha dengan baik dalam menerapkan pembelajaran agar tujuan

pembelajarn Ilmu Pengetahuan Sosial bisa tercapai dan berhasil. Sehingga

dengan demikian proses pembelajaran dapat berhasil.

B. Hasil belajar peserta didik setelah metode problem solving diterapkan

dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang.

Menjadi seorang guru memang harus bisa membuat peserta didik

senang, baik dengan mata pelajaran ataupun dengan guru yang mengajar mata

pelajaran tersebut, metode yang digunakan dalam menyampaikan materipun

juga harus berbeda beda supaya peserta didik tidak mudah jenuh dan bosan

ketika didalam kelas memang sangat mempengaruhi pemahaman peserta

didik dalam materi tersebut.

Guru IPS di SMP Muhammadiyah 1 Malang selalu menekankan pada

pemahaman peserta didik. Metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai

dengan teori akan tetapi dalam penerapannya guru harus mengetahui

karakteristik dari peserta didik yang akan diajar. Pemahaman yang mereka

peroleh dapat dilihat ketika kegitan pembelajaran dikelas, bagaimana

interaksi ataupun sikap yang ditunjukkan oleh peserta didik tersebut.

Page 155: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

133

Kemudian untuk pengetahuan yang mereka peroleh dapat dilihat melalui nilai

yang mereka dapatkan ketika mengerjakan soal yang diberikan oleh guru IPS.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh oleh seorang

peserta didik setelah melalui kegiatan pembelajaran. Belajar itu sendiri

merupakan suatu proses dari seseorang berusaha untuk memperoleh suatu

bentuk perilaku yang relatif menetap.155

Hasil belajar juga dapat berupa

perubahan perilaku peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Setelah mengikuti pembelajaran suatu materi peserta didik

akan dilihat hasil belajar mereka guna untuk mengukur seberapa pemahaman

mereka mengenai suatu materi yang sudah mereka pelajari sebelumnya.

Dengan adanya metode problem solving yang diterapkan oleh guru

Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VII A ini maka hasil belajar yangdidapat

meliputi hasil belajar dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil

belajar segi kognitif yakni peserta didik lebih berfikir kritis dan kreatif dalam

proses pembelajaran, Peserta didik lebih mudah faham dengan materi yang

disampaikan dan bisa menanamkan nilai-nilai yang ada dalam materi Ilmu

Pengetahuan Sosial. Sebagaimana Menurut Sudjana bahwasanya tipe hasil

belajar meliputi:

155

Mulyono, Op.cit., hlm. 37-38.

Page 156: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

134

Tipe hasil belajar Kognitif156

a) Pengetahuan hafalan (knowledge)

Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata

“knowledge” dari Bloom. Cakupan dalam pengetahuan hafalan

termasuk pula pengetahuan yang sifatnya faktual, disamping

pengetahuan yang menegenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti

batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus, dan lain-lain.

b) Tipe hasil belajar pemahaman (Comprehention)

Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe

hasil belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan

kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Untuk itu

maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan

makna yang ada dalam konsep tersebut.

c) Tipe hasil belajar penerapan (Aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi

suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya,

memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu,

menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu persoalan. Jadi, dalam

suatu aplikasi harus ada konsep, teori, hukum, rumus. Dalil hukum

tersebut, diterapkan dalam pemecahan suatu masalah (situasi tertentu).

Dengan perkataan lain, aplikasi bukan keterampilan motorik tapi lebih

banyak keterampilan mental.

156

Nana Sudjana, Op.cit., hlm. 50-54

Page 157: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

135

d) Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas

(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur bagian yang mempunyai arti,

atau mempunyai tingkatan/hirarki. Analisis merupakan tipe belajar yang

kompleks, yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya,

yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi. Analisis sangat diperlukan

oleh peserta didik sekolah menengah apalagi perguruan tinggi.

e) Tipe hasil belajar sintesis

Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan pada

kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang

bermakna. Pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau

bagian menjadi satu integritas.

f) Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai

sesuatu bedasarkan judgment yang dimilikinya, dan kriteria yang

dipakainya. Tipe hasil belajar ini dikategorikan paling tinggi, dan

terkandung semua tipe hasil belajar yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dilihat dari segi afektif Peserta didik mampu mengekspresikan dan

mengaplikasikan ide-ide yang ada dalam fikirannya dengan penuh semangat

dan kritis, peserta didik dapat menerima materi Ilmu Pengetahuan Sosial lebih

mudah sehingga dapat memproses nilai-nilai sosial kedalam dirinya dan bisa

lebih mudah menghayati dan meyakini materi yang ada dengan cara

Page 158: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

136

menyelesaikan suatu permasalahan dalam materi pelajaran IPS dari berbagai

sudut pandang.

Sesuai dengan pendapat Nana Sudjana bahwasanya tipe hasil belajar

afektif merupakan hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai,

berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode.

Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai

tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi

belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Hasil belajar afektif juga

termasuk watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai.157

Dilihat dari segi psikomotorik peserta didik lebih bersemangat dalam

belajar dan lebih mudah mengingat fakta, prinsip, yang telah dipelajari atau

dialami dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat memanfaatkan

pengalaman belajar yang telah didapat dalam materi Ilmu Pengetahuan Sosial

dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai sosial kedalam dirinya.

Menurut Nana Sudjana Hasil belajar bidang psikomotorik tampak

dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu

(seseorang).158

Ada enam tingkatan dalam keterampilan yakni:

a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

157

Ahmad Sofyan, dkk., Op.cit., hlm. 7. 158

Nana Sudjana, Op.cit., hlm. 30-31.

Page 159: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

137

c) Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif motorik, dan lain-lain.

d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,

ketepatan.

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan kompleks.

f) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti

gerakan ekspresif, interpretatif.

Hasil belajar setelah metode problem solving diterapkan dalam

pembelajaran IPS di kelas VII Ajuga ditunjukkan dari nilai yang mereka

peroleh dari soal ulangan yang diberikan oleh guru IPS. Dari hasil nilai

ulangan menunjukkan bahwasannya penerapan metode problem solving dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik. Nilai tersebut bisa dibandingkan

dengan nilai mereka di bab sebelumnya, karena pada materi sebelumnya guru

tidak menggunakan metode problem solving.

Dilihat ketika metode problem solving tersebut di terapkan dikelas,

seluruh peserta didik sangat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

Karena dalam pembelajaran problem solving mengajarkan peserta didik untuk

lebih berfikir kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran, peserta didik lebih

faham terhadap materi yang disampaikan dan bisa menanamkan nilai-nilai

yang ada dalam materi Ilmu Pengetahuan Sosial.

Page 160: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

138

Sesuai dengan pernyataan dari Bapak Rachmad selaku guru Ilmu

Pengetahuan Sosial dikelas VII A bahwasanya hasil belajar yang diperoleh

oleh peserta didik meningkat. Hal tersebut dapat dilihat pada saat

pembelajaran peserta didik sangat berantusias, tertib, dan bersemangat ketika

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving yang

kemudian hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar mereka terutama

terhadap nilai yang peserta didik kelas VII A peroleh yakni kebanyakan nilai

yang mereka dapatkan diatas rata-rata kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yakni 75. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data yang ada. (Terlampir)

Sebagaimana pernyataan dari beberapa peserta didik kelas VII A

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwasanya peserta didik di kelas VII A

senang ketika Pak Racmhad menggunakan metode problem solving, mereka

lebih bersemangat ketika proses pembelajaran.

Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik kelas VII A tersebut

maka guru Ilmu Pengetahuan Sosial harus selalu melakukan evaluasi-evaluasi

terhadap metode yang diterapkan, supaya hasil belajar peserta didik juga

dapat meningkat dalam setiap pembelajaran.

Page 161: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

139

C. Kendala dan Solusi guru IPS dalam mengimplementasikan metode

Problem Solving kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

1. Kendala

Pemahaman dari peserta didik sendiri memang sangat diperlukan

dalam keberhasilan pembelajaran. Untuk meraih itu guru berperan penting

karena peserta didik tersebut kurang memahami materi yang diajarkan

oleh guru, maka guru harus mampu memilih metode yang akan digunakan

dengan mencari tahu masalah yang terjadi pada peserta didik kenapa tidak

memahami materi tersebut, karena telah ditemukannya suatu masalah

yang terjadi pada peserta didik maka guru harus mencari solusi yang

tepat. Hal tersebut dilakukan karena tugas seorang guru tidak hanya

mengajar akan tetapi guru juga menjadi fasilitator bagi peserta didiknya.

Fasilitator yang dimaksud yakni guru mampu mengusahakan sumber

belajar yang kiranya dapat berguna serta dapat menunjang pencapaian

tujuan belajar.

Dalam pendidikan tidak akan terlepas dari adanya rencana

pengajaran yang termasuk didalamnya adalah metode pembelajaran.

Terkait dengan metode pembelajaran berkaitan dengan pembelajara,

karena dalam kegiatan pembelajaran berhasil atau tidaknya dapat

dipengaruhi oleh bagaimana penerapan metode pembelajaran yang tepat

dalam materi pembelajran, dimana seorang guru menyampaikan materi

pembelajaran kepada peserta didik dan dituntut untuk bisa memvariasikan

metode pembelajaran dalam mengajar seperti penerapan metode yang

Page 162: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

140

tepat, penggunaat alat peraga serta adanya evaluasi. Hal tersebut agar

tujuan pendidikan dapat terealisasikan sesuai dengan tujuan yang telah

diterapkan. Dari sini tampak jelas bahwa metode pembelajaran

merupakan hal yang sangat penting untuk tercapainya pendidikan karena

merupakan salah satu unit yang tidak dapatdipisahkan dari unit

pendidikan lainnya.

Dalam kegiatan belajar mengajar juga tidak semua peserta didik

mampu berkosentrasi dalam waktu yang cukup lama. Daya serap peserta

didik dalam menyerap bahan pembelajaran yang diberikan juga

bermacam-macam ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada juga yang

lambat. Faktor intelegensi juga mempengaruhi daya serap peserta didik

terhadap bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Metode pembelajaran merupakan jalan atau cara yang dilalui untuk

mencapai tujuan. Metode sebagai seni mentransfer ilmu

pengetahuan/materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih

signifikan dibanding denganmateri.159

Metode juga dapat diartikan sebagai

cara yang teratur untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan dan

sebagainya, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.160

Yang dimana

tujuan pembelajaran yang diraih harus sesuai dengan apa yang diinginkan

akan tetapi tidak semua metode pembelajaran itu cocok sehingga harus

159

Azhar Arsyad, Op.cit., hlm. 26-27. 160

Kamus besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op.cit. hlm.

580-581

Page 163: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

141

menemukan kendala yang membuat metode pembelajaran itu tidak

mencapai target yang diinginkan. Penerapan metode pembelajaran

memang sangat diperlukan karena untuk menunjang keberhasilan peserta

didik dalam meraih prestasi dan ilmu pengetahuan, sehingga dalam suatu

pembelajaran jika dalam menerapkan metode pembelajaran tidak berhasil

maka langkah selanjutnya seorang guru harus mengetahui

permasalahannya dan kendala-kendala yang dihadapi saat menerapkan

metode pembelajaran agar dapat ditemukan solusinya.

Dalam melaksankan metode problem solving yang digunakan oleh

guru IPS kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang banyak kendala-

kendala yang dihadapi karena dalam melaksanaan pembelajaran yang bisa

membuat peserta didik senang itu tidak mudah, karena yang dihadapi tidak

sedikit namun banyak lebih dari satu orang dan masing-masing peserta

didik tidak sama semuanya berbeda-beda. Oleh karena itu guru harus

menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran, kendala yang

dihadapi guru tidak hanya metode pembelajaran yang digunakan akan

tetapi waktu yang ada terbatas, sumber belajar yang kurang, dan sarana

prasarana di sekolah yang kurang memadai. Dalam hal ini diantaranya

kendala-kendala yang dihadapi guru IPS kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1 Malang adalah:

Page 164: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

142

a) Waktu

Ketika guru mengimplementasikan metode problem solving

menghadapi kendala waktu. Dalam metode tersebut memang sangat

memerlukan waktu yang lebih dan biasannya sering mengambil jam

pelajaran lain.

Waktu yang terbatas meliputi waktu yang digunakan ketika

menerapkan metode problem solving dikelas VII A biasanya

memakan jam setelah pelajaran tersebut, waktu mata pelajaran IPS di

kelas VII A dimulai dari pukul 12.30-14.50. Dari peserta didik

maupun dari waktu yang kurang mendukung peserta didik saat

melaksanakan diskusi dikarenakan waktu yang ada tidak mencukupi

saat penggunaan metode problem solving.

Sesuai dengan data dokumentasi berupa RPP mata pelajaran

IPS kelas VII A waktu yang ada hanya tersedia dua jam pelajaran,

satu jam pelajaran sama dengan empat puluh menit. Jadi waktu yang

ada hanya delapan puluh menit dan itu harus dibagi dengan kegiatan

awal yang memerlukan waktu sekitar dua puluh menit, kemudian

kegiatan inti hanya lima puluh menit, dan penutup sepuluh menit.

Kendala waktu tersebut dapat merugikan peserta didik karena

jam pelajaran yang seharusnya di isi dengan kegiatan maupun

pelajaran lain harus terpotong karena penerapan metode problem

solving yang membutuhkan waktu lebih.

Page 165: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

143

Waktu yang ada biasanya terpotong karena digunakan guru

untuk mengkondisikan peserta didik. Pengkondisian tersebut meliputi

pembagian kelompok dan juga mengatur peserta didik diawal

pelajaran yang terkadang ramai karena jenuh oleh beberapa materi

yang telah mereka dapatkan di mata pelajaran sebelumnya.

b) Sumber belajar yang terbatas

Terbatasnya sumber belajar di SMP Muhammadiyah 1 Malang

merupakan kendala yang dapat menghambat proses pembelajaran.

Pada kurikulum 2013 siswa dituntut berperan aktif pada saat

pembelajaran, namun kenyataan disekolah sumber belajar terutama

buku-buku bacaan maupun buku paket yang ada di perpustakaan

terbatas jumlahnya yang mengakibatkan tidak seemua peserta didik

dapat meminjam buku paket tersebut.

Untuk mengakses internet untuk menambah wawasan maupun

mencari jawaban juga bisa dikarenakan di sekolah SMP

Muhammadiyah 1 Malang melarang semua peserta didiknya

menggunakan telfon genggam selama pembelajaran.

Di semester dua kali ini peserta didik juga belum mendapatkan

LKS karena dari keterangan guru yang mengampu mata pelajaran IPS,

dari pihak pusat pendidikan kota Malang belum mengeluarkan LKS

berbasis kurikulum 2013 versi terbaru.

Page 166: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

144

c) Sarana prasarana yang kurang memadai

Dalam hal ini alat-alat yang mendukung proses pembelajaran

di SMP Muhammadiyah 1 Malang ini terkadang masih sangat terbatas

dan kurang lengkap, sehingga proses pembelajaran juga kadang

merasa terhambat.

Dari keterangan Bapak Rachmad menjelaskan bahwasanya

sarana dan prasarana yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Malang

belum memenuhi kriteria dan jumlah yang ada masih terbatas.

Contohnya saja LCD yang ada disetiap kelas tersebut kadang tidak

berfungsi dan belum diperbaiki dari pihak sarana prasarana, kemudian

disetiap kelas juga tidak ada speaker atau pengeras suara.

Pernyataan dari beberapa peserta didik kelas VII A dapat

disimpulkan bahwasannya kendala-kendala yang ada ketika guru

menerapkan metode problem solving yakni waktu yang kurang,

sumber belajar yang belum mencukupi, dan sarana prasarana yang ada

belum lengkap.

Dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam

menerapkan metode problem solving untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1 Malang akan sulit untuk bisa langsung

terselesaikan dengan mudah dikarenakan yang dihadapi bukan

kendala yang dapat diselesaikan secara langsung.

Page 167: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

145

2. Solusi

Kendala yang dialami oleh guru IPS kelas VII A dalam

menerapkan metode problem solving untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran IPS, dapat diketahui solusi-solusi

dalam mengatasi kendala-kendala yang ada tersebut, diantaranya adalah:

a) Waktu

Solusi dari kendala waktu bisa diatasi dengan cara guru

meminimalisir sebaik mungkin waktu yang ada, yaitu dengan cara

ketika pembagian kelompok pada saat penerapan metode problem

solving bisa dilakukan dipertemuan sebelumnya.

Bapak Budiyono selaku kepala sekolah SMP

Muhammadiyah 1 Malang juga menambahkan bahwasanya kendala

waktu tersebut dapat diberikan selusi dengan memanfaatkan waktu

dengan sebaik-baiknya.

Solusi yang dinyatakan oleh beberapa peserta didik tersebut

dapat disimpulkan bahwa solusi dari kendala waktu dapat diatasi

dengan cara membentuk kelompok dipertemuan sebelumnya,

membatasi jumlah kelompok yang ada, dan lebih tegas terhadap

peserta didik apabila ramai.

Solusi dari kendala waktu yang kurang tersebut sebenarnya

dapat diminimalisir oleh guru dengan berbagai cara supaya tujuan

kegiatan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.

Page 168: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

146

b) Sumber belajar yang terbatas

Menurut Bapak Rachmad, solusi sumber belajar yang

terbatas yakni dengan cara dari pihak sekolah menambah sumber

belajar yang ada terutama buku paket, Lembar Kerja Siswa dan juga

buku bacaan lain yang dapat membantu peserta didik dalam

pembelajaran.

Menurut Bapak Budiyono, selaku kepala sekolah yakni

dengan guru mata pelajaran yang mengampu mata pelajaran IPS

pada Kelas VII A yakni Bapak Rachmad memberikanmateri

tambahan dari internet atau buku lain yang bisa digunakan sebagai

sumber belajar tambahan.

Sedangkan menurut pendapat dari Ibu Atik Andayani, selaku

waka kurikulum di sekolah tersebut menjelaskan apabila ada kendala

sumber belajar yang terbatas maka hal yang harus dilakukan yakni

guru mata pelajaran memberikan catatan-catatan yang berhubungan

dengan materi atau dengan cara memberikan tugas kepada peserta

didik di kelas tersebut untuk mencari materi tambahan di internet

maupun buku lain yang kemudian peserta didik rangkum atau di

print dalam bentuk print out.

Pendapat beberapa peserta didik kelas VII A menyatakan

solusi dari kendala sumber belajar yaitu dengan cara menambah

buku paket maupun buku bacaan yang ada di perpustakaan dan bisa

Page 169: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

147

dengan cara guru mamberikan materi tambahan maupun

memberikan tugas dipertemuan sebelumnya kepada peserta didik

untuk mencari materi tambahan yang dapat menambah pengetahuan

mereka tentang materi yang sedang dipelajari.

c) Sarana prasarana yang kurang memadai

Dari beberapa pernyataan peserta didik kelas VII A Kendala

lcd yang kurang di sekolah seharusnya dari pihak sekolah setiap

tahunnya menambah sarana dan prasarana yang ada seperti lcd dan

pengeras suara, atau dapat dengan cara ketika pembelajaran

berpindah ke ruang aula yang di dalamnya terdapat lcd/proyektor

dan pengeras suara.

Dapat ditarik kesimpulan bahwasannya solusi dari sarana

prasarana yang kurang yaitu melengkapi sarana dan prasarana yang

ada di SMP Muhammadiyah 1 Malang. Supaya kegiatan

pembelajaran yang ada dikelas maupun diluar kelas dapat berjalan

sesuai dengan harapan guru dan dapat mencapi tujuan pembelajaran

yang diinginkan. Terutama sarana prasarana seperti LCD/proyektor

yang kurang, karena tidak semua kelas terdapat proyektor. Tidak

adanya pengeras suara dalam setiap kelas juga merupakan suatu

kendala yang dihadapi oleh guru IPS dalam menerapkan metode

problem solving.

Page 170: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

148

Seharusnya dari pihak sarana prasarana selalu

memperhatikan sarana prasarana yang ada disekolah dengan begitu

pihak sarana prasarana dapat mengetahui apabila ada kerusakan

ataupun hal lain yang tidak diinginkan. Pihak sekolah pun

seharusnya sangat memperhatikan betapa pentingnya sarana

prasarana yang ada disekolah tersebut dapat menunjang

pembelajaran peserta didik. Dengan begitu guru yang mengajar

dikelas juga tidak akan menemui kendala-kendala yang berhubungan

dengan hal sarana prasarana.

Perhatian dari pihak sekolah mengenai sarana dan prasarana

yang ada memang harus lebih diperhatikan. Karena adanya sarana-

prasarana tersebut dapat membantu peserta didik dalam belajar yang

nantinya kan berpengaruh juga dengan hasil belajar yang mereka

dapatkan ketika sarana dan prasarana yang ada kurang memadai

dengan sarana-prasarana yang memadai.

Hasil belajar mereka pun akan lebih meningkat dengan

ditunjang sarana-prasarana yang memadai disekolah. Seperti

menyediakan proyektor dan juga pengeras suara disetiap kelas.

Menambah fasilitas yang menunjang keberhasilan pebelajaran

merupakan hal yang seharusnya lebih diperhatikan oleh pihak

sekolah tersebut.

Page 171: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

149

D. Skema Temuan

Kegiatan Inti

Guru memberikan

permasalahan

melalui video di

LCD, membagi

kelompok 4-5 anak,

setiap kelompok

melakukan diskusi,

dari hasil diskusi

kemudian

mempresentasikann

ya didepan, guru

hanya membatasi 2-

3 kelompok saja.

Pelaksanaan metode problem solving

untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik dalam pembelajaran IPS

kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1

Malang

Pendahuluan

Guru

melakukan

salam,

presensi, dan

memberikan

ice breaking

(tebak-

tebakan,

senam singkat,

dan kuis)

Penutup

Guru

memberikan

kesempatan

kepada

peserta didik

menanyakan

hal-hal yang

belum

dimengerti,

guru bersama

murid

menyimpulk

an secara

bersama-

sama

Hasil belajar peserta didik setelah

metode problem solving diterapkan

dalam pembelajaran IPS kelas VII A

di SMP Muhammadiyah 1 Malang

Kognitif

Peserta didik

lebih berfikir

kritis dan

kretif, lebih

mudah faham

dengan materi

yang

disampaikan,

bisa

menanamkan

nilai-nilai

yang ada

dalam materi

IPS

Afektif

Peserta didik

dapat

mengekspresi

kan dan

mengaplikasi

kan ide-ide

dalam fikiran

dengan penuh

semangat dan

kritis,

menerima

materi lebih

mudah.

Psikomotorik

Peserta didik lebih

bersemangat dalam

belajar, lebih

mudah mengingat

fakta danprinsip

yang telah

dipelajari, dapat

memanfaatkan

pengalaman

dengan cara

mengintarnalisasik

an nilai-nilai sosial

ke dalam dirinya.

Kendala dan solusi guru IPS

dalam mengimplementasikan

metode problem solving kelas VII A

di SMP Muhammadiyah 1 Malang

Waktu

Waktu yang tersedia

hanya delapan puluh

menit, ketika guru

menerapkan metode

problem solving

menggunkan waktu

lebih dari delapan puluh

menit.

Solusi

Meminimalisir waktu

dengan cara membagi

kelompok dipertemuan

sebelumnya.

Sumber Belajar

Sumber belajar yang

terbatas disekolah yakni

buku paket, lks, dan

buku bacaan.

Solusi

Dari pihak sekolah

menambah buku bacaan

dan buku paket. Guru

dapat memberikan

materi tambahan kepada

peserta didik berupa

printout.

Sarana Prasarana

Belum terseia LCD,

proyektor di setiap

kelas.

Solusi

Menambah sarana

prasarana terutama

LCD dan pengeras

suara yang ada disetiap

kelas, atau bisa dengan

berpindah ke ruang aula

yang disana terdapat

LCD dan pengeras

suara.

Page 172: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

150

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan skripsi dan hasil penelitin di lapangan yang sesuai

dengan apa yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah diatas, maka

dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan metode problem solvinguntuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VII A secara garis besar

meliputi kegiatan awal yakni salam pembuka, absensi peserta didik, dan

pemberian ice breaking kepada peserta didik. kegiatan inti yakni meliputi

guru memberikan penjelasan mengenai materi, pemberian masalah

melalui video yang diputar, pembentukan kelompok, kegiatan diskusi, dan

yang terakhir mempresentasikan hasil diskusi. dan penutup dalam

kegiatan pembelajaran yakni meliputi menyimpulkan permasalahan yang

telah didiskusikan bersama peserta didik, dan memberikan motivasi

kepada peserta didik kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang.

2. Hasil Belajar peserta didik kelas VII A pada mata pelajaran IPS di SMP

Muhammadiyah 1 Malang dapat dilihat dari segi kognitif peserta didik

lebih berfikir kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran, peserta didik

lebih mudah faham dengan materi yang disampaikan dan bisa

menanamkan nilai-nilai yang ada dalam materi Ilmu Pengetahuan Sosial.

Dilihat dari segi afektif Peserta didik mampu mengekspresikan dan

Page 173: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

151

mengaplikasikan ide-ide yang ada dalam fikirannya dengan penuh

semangat dan kritis, peserta didik dapat menerima materi Ilmu

Pengetahuan Sosial lebih mudah sehingga dapat memproses nilai-nilai

sosial kedalam dirinya dan bisa lebih mudah menghayati dan meyakini

materi yang ada dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan dalam

materi pelajaran IPS dari berbagai sudut pandang.Dilihat dari segi

psikomotorik peserta didik lebih bersemangat dalam belajar dan lebih

mudah mengingat fakta, prinsip, yang telah dipelajari atau dialami dalam

proses pembelajaran, peserta didik dapat memanfaatkan pengalaman

belajar yang telah didapat dalam materi Ilmu Pengetahuan Sosial dengan

cara menginternalisasikan nilai-nilai sosial kedalam dirinya. Nilai peserta

didik kelas VII A pada mata pelajaran IPS menunjukkan peningkatan

dibandingkan ketika guru tidak menggunkan metode problem solving.

3. Kendala yang dihadapi guru IPS saat mengimplementasikan metode

problem solving kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1 Malang

diantaranya adalah waktu yang ada terbatas, sumber belajar yang kurang

seperti buku paket maupun buku bacaan yang tersedia disekolah, dan

sarana prasarana di sekolah yang kurang memadai seperti LCD/Proyektor

yang ada dikelas, karena tidak semua kelas terdapat proyektor. Ditambah

lagi dengan setiap kelas belum tersedianya pengeras suara.

Sedangkan solusi dari kendala-kendala guru tersebut yakni guru

hendaknya meminimalisir waktu dengan berbagai cara, seperti

pembentukan kelompok dilakukan dihari sebelum pelaksanaan metode

Page 174: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

152

problem solving, pengkondisian peserta didik juga lebih ditegasi supaya

tujuan kegiatan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Solusi dari

sumber belajar yang kurang tersebut yakni dapat dengan cara guru

memberikan bacaan tambahan yang dapat berupa printout yang kemudian

dibagikan kepada semua peserta didik ataupun dengan cara memeberikan

tugas kepada peserta didik untuk mencari tambahan bahan ajar lewat

internet ataupun melalui buku bacaan lain. Solusi mengenai kendala

sarana prasarana yaitu dari pihak sekolah seharusnya lebih

memperhatikan adanya hal tersebut terutama LCD/proyektor dan

pengeras suara yang ada dikelas karena dengan memenuhi sarana

prasarana yang ada disekolah dapat membantu proses pembelajaran.

B. Saran

1. Kepala sekolah sebagai pemimpin di SMP Muhammadiyah 1 Malang,

selalu berusaha untuk melengkapi fasilitas-fasilitas yang ada disekolah,

misalnya buku-buku refrensi yang ada diperpustakaan, multimedia, ruang

lab IPS, fasilitas internet, dan lain-lain. Mengingat fasilitas-fasilitas

tersebut dapat membantu peserta didik untuk melengkapi informasi

pengetahuan yang dibutuhkan peserta didik dalam penerapan metode

problem solving.

2. Guru Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VII A di SMP Muhammadiyah 1

Malang memiliki motivasi yang kuat dalam menjalankan profesinya.

Karena guru yang kurang memiliki motivasi akan mengalami kesulitan

Page 175: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

153

dalam menerapkan metode problem solving.Serta pada saat penerapan

metode pembelajaran problem solving guru harus lebih memahami

karakteristik peserta didik, kondisi kelas, menguasai materi, dan

menguasai metode pembelajaran yang akan diterapkan.

3. Peserta didik diharapkan agar lebih menggali dan mengembangkan

kompetensi yang terdapat pada dirinya baik di lingkungan sekolah maupun

di lingkungan masyarakat, serta banyak-banyak membaca referensi baik

melalui internet maupun buku sehingga pada saat guru menerapkan

metode pembelajaran problem solving peserta didik tidak merasa kurang

dalam hal penguasaan materi.

Page 176: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

154

DAFTAR RUJUKAN

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.

Abudin Nata. 2011. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:

Penerbit Kencana.

Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Penerbit PT Asadi Mahasatya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo

Persada.

Asyrint, Gustaf. 2010. Langkah Cerdas menjadi Guru Sejati Berprestasi,

Yogyakarta: Penerbit Bahtera Buku.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka

Cipta.

Djamarah dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit PT Rineka

Cipta.

Gulo, W. 2008. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Penerbit PT Grasindo.

Haryanti. 2010. Skripsi Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar

Kelas Vii B Mata Pelajaran Ips Tahun Ajaran 2009/2010.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan & Kebudayaan. 1989.

Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.

M.Subana dan Sudrajat. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Penerbit

Pustaka Setia.

Moleong, Lexi J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit PT

Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Mufarokah, Annisatul. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Penerbit

Teras.

Page 177: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

155

Mulyana, Dedi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit

Remaja Rosdakarya.

Mulyono. 2011. Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad

Global. Malang: Penerbit UIN-Maliki Press.

Nurus, Lina. 2014. Implementasi Metode Pembelajaran Everyone is a teracher

here Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar siswa Pada Mata Pelajaran

IPS kelas VII B di MTs Negeri Tumpang.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Belajar.

Rohmah, Siti. 2011. Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa terhadap Konsep Mol dalam

Stoikiometri di Kelas X SMAN 2 Cisauk-Tangerang (dalam Gamze

Sezgin Selcuk).

Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati. 2014. Metodologi Penelitian (Kuantitatif,

Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan

Pendidikan). Bandung: Penerbit PT. Refika Aditama.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Jakarta: Penerbit PT. Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Pranada Media Group.

Sanjaya, Wina. 2014. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:

Penerbit Kencana Prenada Media Group.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit PT

Remaja Rosdakarya.

Sofyan, Ahmad dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.

Jakarta: Penerbit UIN Press.

Solihatin, Etin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Penerbit PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit

Sinar Baru AL Gensindo.

Page 178: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

156

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Penerbit Alfa Beta.

Suharsaputra ,Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. Bandung: penerbit PT Refika Aditama.

Suharto & Tata Iryanto. 1989. Kamus Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya:

Penerbit Indah.

Sumiati. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: Penerbit CV Wacana Prima.

Syah, Djalinus, dkk. 1993. Kamus Pelajar Kata Serapan Bahasa Indonesia.

Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Penerbit PT Rineka Cipta.

Thobroni. 2015. Belajar&Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta: Penerbit

Ar-ruzz Media.

Trianto. 2010. Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Penerbit

Kencana.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.

Ulfa, Maria. 2009. Skripsi.Penerapan Metode Problem Solving untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Materi Pemahaman Sosial Mata

Pelajaran IPS di Kelas 4 MI Bahrul Ulum Batu.

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.

Wahab, Abdul Aziz. 2008. Metode dan Model-Model Mengajar; Ilmu

Pengetahuan Sosial. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Page 180: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

LAMPIRAN

Catatan Lapangan

Observasi 1

Hari : Sabtu 18 Maret 2017

Waktu : 09.00-11.00

Deskripsi:

Pagi sekitar pukul 09.00 saya berkunjung ke SMP Muhammadiyah 1

Malang dan disambut dengan senyum hangat dan ramah dari guru dan staff TU

yang memang saat itu tengah berpapasan dengan saya di SMP Muhammadiyah 1

Malang, tepatnya di jalan Brigjen Slamet Riadi No. 134. Tawa penuh semangat

dan kegembiraan pun terdengar dari awal saya menginjakkan kaki di SMP

Muhammadiyah 1 Malang tersebut. Pagi itu, para siswa-siswi dan juga bersama

para guru akan melaksanakan sholat dhuha bersama, tawa siswa-siswi terlihat saat

mereka berbondong-bondong menuju masjid tempat mereka dan guru untuk

melaksanakan sholat dhuha. Pagi itu saya berniat untuk menindak lanjuti

mengenai penelitian saya dan sekaligus mengajukan proposal untuk penelitian

skripsi saya di SMP Muhammadiyah 1 Malang. Dan pada hari itu saya bertemu

dengan bu yuli selaku staff TU yang kemudian dari staff TU di utus untuk

menemui Kepala Sekolah dari SMP Muhammadiyah 1 Malang tersebut.Disana

juga saya sempatkan untuk melihat kondisi dan juga lingkungan di SMP

Muhammadiyah 1 Malang tersebut. Keadaan disekolah tersebut ada yang berbeda

Page 181: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

dengan pertama kali saya kesana yang dulunya sangat rimbun dengan pohon-

pohon besar, namun pohon-pohon tersebut sudah ditebang dan terlihat lebih

bersih dan indah dengan ditambahkannya juga gazebo yang di letakkan di sudut-

sudut sekolahan tersebut.

Di SMP Muhammadiyah 1 Malang juga terdapat SMA Muhammadiyah 1

Malang yang memang merupakan satu lembaga. Sampai akhirnya saya bertemu

dengan kepala sekolah, Drs. Budiyono pada pukul 09.25, dan seketika itu saya

langsung menyiapkan bahan wawancara yang telah saya susun sebelumnya untuk

saya ajukan kepada kepala sekolah. Wawancara berlangsung sampai pukul 11.00,

dan akhirnya saya memutuskan untuk menyudahi wawancara tersebut.

Page 182: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Catatan Lapangan

Observasi 2

Hari : 20 Maret 2017

Waktu : 08.00-10.30

Deskripsi:

Pagi itu sekitar pukul 08.00 WIB, saya sampai di SMP Muhammdiyah 1

Malang. Hari ini saya berencana untuk menemui Ibu Dra. Atik Andayani selaku

waka kurikulum untuk melakukan wawancara. Dan pada hari itu Bapak Drs.

Budiyono mengantar saya untuk bertemu dengan Ibu Dra Atik Andayani setelah

itu bapak kepala sekolah kembali ke ruangannya. Setelah berbincang-bincang

dengan Ibu Atik mengenai penelitian saya di SMP Muhammadiyah 1 Malang

tersebut kemudian saya lanjut dengan wawancara dengan beliau sampai pukul

09.30. dan akhirnya saya memutuskan untuk mengakhiri wawancara dihari itu.

Setelah wawancara dengan waka kurikulum saya menemui bapak Drs. Budiyono

yang kemudian dari bapak budi tersebut saya diantar bertemu dengan Bapak

Rachmad Hidayat, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS yang mengajar di kelas

VII SMP Muhammadiyah 1 Malang. Disini peneliti mengobrol panjang lebar

dengan Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd mengenai penelitian yang akan saya

lakukan. Setelah perbincangan saya dengan Bapak Racmad selesai saya

memutuskan untuk kembali karena observasi akan dilaksanakan di hari selasa

pada tanggal 21 Maret 2017 sesuai dengan instruksi dari Bapak Racmad.

Page 183: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Catatan Lapangan

Observasi 3

Hari : Selasa 21 Maret 2017

Waktu : 12.00 15.00

Pagi itu pukul 12.00 tepat saya sudah sampai di sekolah SMP

Muhammadiyah 1 Malang. Setelah sampai disekolah tersebut peneliti berangkat

menuju kelas VII A yakni pada pukul 12.30 WIB. Peneliti sampai disana tepat

pada waktunya. Peneliti mengikuti pembelajaran saat Pak Rachmad selaku guru

IPS menerapkan metode problem solving. Sapa dan senyum hangat mereka

menyambut saya ketika masuk di kelas VII A.

Mula-mula Pak Rachmad membuka pelajran dengan mengucapkan salam

yang kemudian dijawab secara serempak oleh peserta didik kelas VII A.

Selanjutnya guru melakukan presensi dan dilanjut dengan memberikan ice

breaking berupa permainan kecil, peserta didik diajak untuk berdiri dan

melakukan senam kecil. Semua peserta didik mengikuti dengan senang dan tawa

yang terdengar sampai keluar kelas. Setelah permainan tersebut selesai dan

peserta didik terlihat bersemangat guru melanjutkan dengan menjelaskan

kompetensi dasar yang harus dicapai pada pertemuan hari ini dan menjelaskan

metode apa yang akan Pak Rachmad gunakan.

Pak racmad menjelaskan sedikit mengenai materi Masa Pra Aksara

kemudian guru memberikan tayangan video dan memberikan permasalah yang

ada dalam video tersebut. Kemudia guru meminta peserta didik untuk

Page 184: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

merumuskan singkat dari permasalahan yang sudah ditayangkan atau poin-poin

dari permasalahan atau peristiwa tersebut. Guru membagi peserta didik dalam

kelompok, setiap kelompok berisi 4-5 peserta didik. Pembagian tersebut sudah

diatur oleh bapak Racmad. Peserta didik berkumpul sesuai dengan kelompok

masing-masing, kemudian Pak Racmad memberikan instruksi kepada peserta

didik untuk menyelesaikan dengan mencari sebab dan solusi dari persoalan

tersebut yang kemudian dari hasil diskusi mereka harus dibuat dalam bentuk peta

konsep. Pak Rachmad juga membagikan sebuah materi tambahan yang sudah

disiapkan untuk menambah refrensi peserta didik dalam menyelesaikan tugasnya.

Saat peserta didik melakukan diskusi mereka saling membantu dan bertukar

pikiran. Ada satu kelompok yang disana saya sangat tertarik melihatnya.

Dikelompok tersebut ada salah satu anak yang mungkin dirasa pengetahuannya

rendah dibandingkan dengan peserta didik yang lain. namun hal tersebut tidak

membuat teman-temanya yang lain menjauhinya. Terutama teman-temannya

dalam kelompok tersebut, mereka dengan senang hati mengarahkan dan juga

mengajarinya. Saat diskusi berjalan pak Rachmad mengamati dan sesekali

menanyakan kepada peserta didik apakah mereka mengalami

kesulitan.Selanjutnya setiap kelompok menentukan keputusan atau menentukan

jawaban dari suatu permasalahan yang telah mereka diskusikan. Semua anggota

kelompok ikut andil dalam pengambilan keputusan mengenai jawaban apa yang

akan digunakan untuk menjawab persoalan yang diberikan oleh guru, hasil diskusi

peserta didik mereka catat dalam kertas yang sudah disediakan oleh guru Ilmu

Pengetahuan Sosial.

Page 185: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Setelah diskusi selesai Pak Rachmad memberikan instruksi kepada semua

kelompok untuk tenang. Kemudian pak Racmad menunjuk Kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan teman-temannya yang lain.

kelompok 3 ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian

anggota kelompok tersebut maju didepan dan secara bergantian mereka

menjelaskan hasil diskusi mereka dalam bentuk rangkuman diskusi yang dicatat

dikertas yang sudah disediakan oleh Bapak Rachmad. Setiap kelompok diberikan

waktu lima menit untuk presentasi kemudian dilanjut dengan sanggahan dan

tambahan dari kelompok lain. salah satu angggota dari kelompok 3 mencatat

tambahan dan juga sanggahan dari kelompok lain. anggota kelompok lain saling

berlomba mengacungkan tangan mereka untuk menambah maupun memeberi

sanggahan terhadap hasil diskusi dari kelompok yang berada didepan. Peserta

didik yang mengacungkan tangan dan memberikan sanggahan maupun tambahan

diberikan poin tambahan dari guru. setelah presentasi pertama selesai dilanjut

kelompok 1 untuk presentasi lalu dilanjut dengan kelompok 5. Pada saat akan

dilanjut presentasi kelompok 2,4, dan 6 ternyata bel berbunyi tanda bahwasanya

pembelajaran tersebut sudah berakhir.

Karena waktu yang sudah habis diakhir pembelajaran guru menanyakan

kepada murid mengenai hasil dari presentasi tadi apakah ada yang belum

dimengerti. Setelah itu guru bersama murid menyimpulkan hasil dari persolan

mengenai Masa Pra Aksara. Pak Rachmad mengakhiri pembelajaran dengan

salam, tidak lupa Pak Racmad mengingatkan kepada peserta didik kelas VII A

Page 186: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

untuk belajar untuk materi selanjutnya. Pembelajaran tersebut berakhir pada pukul

15.05 yang seharusnya harus selesai pada pukul 14.50.

Page 187: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Catatan Lapangan

Observasi 4

Hari : Rabu 22 Maret 2017

Waktu : 08.30-10.15

Pada pagi sekitar pukul 08.30 saya sudah berada di SMP Muhammadiyah

1 Malang. Saya pergi ke ruang guru untuk menemui Bapak Rachmad selaku guru

mata pelajaran IPS, ternyata Bapak Rachmad belum hadir dari pihak guru

menyuruh saya untuk menunggu di depan guru. pada hari itu saya akan

melakukan wawancara dari tindak lanjut dihari sebelumnya ketika saya mengikuti

kegiatan pembelajaran IPS oleh Bapak Racmad. Saya duduk dikursi yang letaknya

tepat berada di depan kantor guru. saat saya duduk didepan ruang guru salah satu

guru menyapa saya dan kemudian bertanya-tanya kepada saya mengenai maksud

saya disana, dan saat saya sedang mengobrol dengan salah satu guru tersebut lalu

datanglah Bapak Rachmad. Saya melanjutkan obrolan dengan Bapak Racmad dan

menanyakan kabar beliau baru dilanjut dengan wawancara yang akan saya

lakukan dengan beliau. Wawancara tersebut berakhir sampai pukul 10.15 karena

Pak Racmad akan mengajar di kelas, wawancara tersebut akan dilanjutkan pada

hari selasa di minggu selanjutnya.

Page 188: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Catatan Lapangan

Observasi 5

Hari : Kamis 23 Maret 2017

Waktu : 08.50-10.20 WIB

Deskripsi:

Pada pukul 08.50 WIB peneliti sampai di SMP Muhammadiyah guna

melakukan wawancara dengan peserta didik kelas VII A. Peneliti menuju ruang

guru untuk menemui Bapak Rachmad dan memberitahukan maksud saya

kesekolah pada hari itu. Setelah bel istirahat berbunyi saya diantar oleh Bapak

Rachmad ke kelas VII A untuk menemui peserta didik kelas VII A. Kemudian

saya memilih lima peserta didik yang akan saya wawancarai seputar metode yang

diterapkan oleh Bapak Rachmad ketika kegiatan pembelajaran.

Beberapa peserta didik tersebut ada sebagian yang saya wawancarai

dikelas dan ada juga yang diluar kelas. Lima peserta didik tersebut diantaranya

adalah Marsela, Amaylia, Lukman, dan Bima. Ketika peneliti melakukan

wawancara kepada peserta didik jawaban yang mereka utarakan sangat bervariasi,

peneliti tidak hanya melakukan wawancara dengan peserta didik namun sesekali

peneliti ikut berinteraksi dengan peserta didik lainnya. Setelah selesai peneliti

beranjak menuju ruang guru untuk menemui Bapak Rachmad dan Bapak Budi

untuk berpamitan pulang.

Page 189: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Catatan Lapangan

Observasi 6

Hari : Kamis 04April 2017

Waktu : 08.30-12.10

Deskripsi:

Pagi itu sekitar pukul 08.30 WIB tepat, saya tiba di SMP Muhammadiyah

1 Malang dan langsung menuju ke ruang TU untuk meminta data seputar SMP

Muhammadiyah 1 Malang, setelah semua data sudah diberikan kemudian saya

lanjutkan dengan menemui Pak Rachmad selaku guru yang mengampu mata

pelajaran IPS di kelas VII A. Pertemuan saya dengan Pak Rachmad yakni

melanjutkan wawancara yang pada wawancara sebelumnya sempat terhenti

karena jam yang mengharuskan Bapak Rachmad masuk kelas untuk mengajar.

Sebenarnya wawancara dilakukan pada tanggal 28 Maret 2017, karena pada

tanggal tersebut merupakan tanggal merah jadi wawancara dilanjut pada tanggal

04 April 2017. Setelah wawancara dengan Pak Racmad selesai kemudian saya

lanjut dengan menemui Kepala Sekolah guna melakukan wawancara dengan

beliau. Saya menuju ruang kepala sekolah dan ternyata bapak kepala sekolah

pada saat itu masih sibuk dan akhirnya saya menunggu beliau di ruang tata usaha.

Disana saya menjumpai siswa-siswi tengah mengikuti pelajaran, karena memang

ruang tata usaha dekat dengan ruang kelas dan juga perpustakaan. Saya putuskan

untuk melihat-lihat sejenak proses pembelajaran, disana siswa mengikuti

pembelajaran dengan baik namun ada salah satu atau dua siswa yang kadang

Page 190: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

berbicara sendiri. Setelah menunggu selama setengah jam akhirnya saya bertemu

dengan Bapak Budiyono selaku Kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 1

Malang, kemudian saya menjelaskan maksud saya menemui bapak Budi yakni

melakukan wawancara dengan beliau seputar penelitian saya. Dengan senang hati

Bapak budi mempersilahkan saya untuk memulai wawancara, setelah wawancara

dengan kepala sekolah selelai, saya lanjut dengan menemui waka kurikulum dan

melakukan wawancara dengan Ibu Atik seputan solusi dari kendala yang dihadapi

guru saat menerapkan metode problem solving di kelas VII A,setelah wawancara

selesai dengan beliau maka saya berpamitan untuk pulang pada pukul 12.10 WIB.

Page 191: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

LAMPIRAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Responden : Drs. Budiyono

Tempat : Ruang TU SMP Muhammadiyah 1 Malang

Tanggal : 18 Maret 2017

Peneliti : Bagaimana sejarah singkat berdirinya sekolah ini pak?

Pak Budi : SMP ini secara keberadaanya tahun 1946, satu tahun setelah

indonesia merdeka. Namun pada saat itu belum di Jln brigjen

slamet riyadi 134 masih berpindah-pindah. Rumah KH Bedjo

Dermolekso dijadikan lokasi dari SMP Muhammadiyah 1 Malang

ini, karena beliau merupakan salah satu tokoh dari berdirinya

sekolah tersebut. Dulu hanya SMP saja namun Sekitah tahun 1974

baru ada SMA Muhammadiyah 1 Malang.

Peneliti : Bagaimana Pembelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1 Malang?

Pak Budi : Pembelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 1 Malang sini

menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun 2014. Karena mengacu

kepada keputusan pemerintah yang mencanangkan Kurikulum

2013 sebagai kurikulum baru yang digunakan.

Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak mengenai metode problem solving

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1 Malang?

Page 192: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Pak Budi : Metode problem solving itu memang bagus karena di metode ini

peserta didik lebih berperan aktif dan mereka secara langsung

menyelesaikan sebuah problem. Metode ini dapat membuat peserta

didik menjadi relevan dengan kehidupan, nantinya mereka juga

tidak akan kaget ketika menyelesaikan sebuah permasalahan di

sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini pun akan memberikan

kesan dan sangat bagus apabila diterapkan dalam setiap mata

pelajaran, tapi di SMP Muhammadiyah 1 Malang ini belum semua

guru menerapkannya, karena tidak semua guru dapat memahami

metode tersebut. Dan mengenai guru IPS dalam menerapkan

metode problem solving itu sendiri, kalau memang pembelajaran

itu dominan diterapkan pada peserta didik maka akan memudahkan

pemahaman yang menarik, menantang dalam belajar serta akan

menambah daya ingat peserta didik. Apabila metode tersebut

digabung dengan metode lain maka akan membuat peserta didik

tidak mudah bosan

Page 193: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Responden : Dra. Atik Andayani

Tempat : Ruang Guru SMP Muhammadiyah 1 Malang

Tanggal : 20 Maret 2017

Peneliti : Bagaimana sistem pembelajaran di SMP Muhammadiyah 1

Malang?

Ibu Atik : Karena di sekolah ini sudah menggunakan Kurikulum 2013 maka

sesuai dengan kurikulum 2013 pembelajaran IPS di SMP

Muhammadiyah dilakukan secara terpadu, dimana hanya 1 guru

yang mengampu mata pelajaran IPS, berbeda ketika memakai

KTSP dimana mata pelajaran IPS dipecah dalam berbagai mata

pelajaran yakni Ekonomi, Geografi, dan Sejarah.

Peneliti : Siapa saja yang mengajar IPS di SMP Muhammadiyah 1 Malang?

Ibu Atik : Sedangkan jumlah guru yang mengajar mata pelajaran IPS

terpadu di SMP Muhammadiyah ini ada dua guru yakni, Bapak

Rachmad Hidayat, S.Pd dan Ibu Dra. Tri Sulawesiningsih untuk

pembagiannya bapak Rachmad mengajar di kelas VII sedangkan

Ibu Tri mengajar di kelas VIII dan IX.

Page 194: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Responden : Rachmad Hidayat, S.Pd

Tempat : Gazebo SMP Muhammadiyah 1 Malang

Tanggal : 22 Maret 2017

Peneliti : Kurikulum apa yang digunakan dalam pembelajaran IPS di SMP

Muhammadiyah 1 Malang?

Pak Rachmad : Untuk Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah ini sudah

menggunakan kurikulum 2013, karena untuk semua kota malang

sudah diharuskan menggunakan kurikulum 2013. Dan yang terbaru

revisi kurikulum 2013 disekolah ini sudah menggunakan

kurikulum 2013 yang terbaru, kan pada tahun 2017 ini ada revisi

mengenai kurikulum 2013 dimana banyak materi yang sebelumnya

terdapat dikelas VIII namun pada kurikulum 2013 revisian ini

materi tersebut ada sebagian yang dimasukkan pada materi kelas

VII.

Peneliti : Apa saja yang bapak persiapkan sebelum menerapkan metode

problem solving di kelas?

Pak Rachmad : Biasanya kalau sebelum pembelajaran ada beberapa hal yang saya

siapkan seperti RPP dan juga materi yang akan saya sampaikan

ketika dikelas dan tidak lupa juga ketika saya menerapkan metode

problem solving ini biasanya saya juga mencari bahan-bahan

Page 195: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

tambahan bacaan, yang nantinya dapat membantu peserta didik

dalam memecahkan suatu persoalan. Karena di sekolah ini sendiri

peserta dilarang membawa handphone, jadi saya harus mencari

bahan. Namun tetap biasanya di pertemuan sebelumnya saya

menyampaikan kepada peserta didik untuk belajar dan mencari

materi lewat internet atau bisa dengan mencari bacaan di buku lain

mengenai materi yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya.

Kalau di sekolah ini untuk perangkat pembelajaran seperti RPP,

prota, promes, dan lainnya, guru membuat sendiri sesuai dengan

mata pelajaran yang diampu oleh setiap guru.

Peneliti : Manfaat apa yang didapatkan dari kurikulum 2013?

Pak Rachmad : Yaitu untuk pembelajaran kepada peserta didik materi lebih detail

dan lebih menyeluruh jadi ada materi yang kelas VIII dimasukkan

ke kelas VII, karena ada perubahan dan manfaat untuk siswa dapat

mengetahui lebih banyak materi juga ada penyempurnaan materi yg

ada di kelas VII, karena tadi adanya sebagaian materi kelas VIII

yang ditaruh dikelas VII.

Peneliti : Bagaimana penerapan metode problem solving di kelas VII A?

Pak Rachmad : penerapan metode problem solving tersebut saya sesuaikan

dengan RPP yang telah saya susun sebelumnya, yakni terdiri dari

pendahuluan atau kegaiatan awal, kemudian dilanjut kegiatan inti

dan yang terakhir yakni penutup.

Page 196: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Peneliti : Bagaimana proses pendahuluan atau kegiatan awal yang bapak

terapkan dikelas VII A?

Pak Rachmad : Dalam pembelajaran di kelas biasanya di awal atau di pertengahan

pembelajaran biasanya saya memberikan ice breaking kepada

peserta didik saya supaya fikiran mereka fresh dan semangat

kembali dalam menerima mata pelajaran IPS, karena memang mata

pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang banyak

materinya dapat membuat peserta didik cepat jenuh, jadi saya

selaku guru IPS harus pintar-pintar mencari cara bagaimana supaya

peserta didik tidak mudah bosan, salah satunya yaitu dengan cara

memberikan ice breaking yang berupa tebak-tebakan, kuis, dan

kadang juga senam-senam singkat.

Peneliti : Bagaimana kegiatan inti pada saat penerapan metode problem

solving?

Pak Rachmad : Saya memutarkan video melalui proyektor kemudian membagi

siswa dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa.

Pada saat diskusi, setiap kelompok saya suruh untuk menulisnya

dalam bentuk catatan seperti dalam bentuk rangkuman seperti itu,

supaya dari peserta didik sendiri lebih mudah memahami dan juga

lebih enak dalam hal penyampaian ketika presentasi dihadapan

teman-temannya yang lain, sesekali saya juga muter-muter gitu

Page 197: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

mbak, memantau anak-anak kalau. dan juga kadang anak-anak ada

yang tanya-tanya gitu ya saya arahkan gimana benarnya gitu.

Peneliti : Bagaimana proses presentasi yang ada di kelas VII A?

Pak Rachmad : Biasanya mbak, saat presentasi hasil diskusi itu saya minimalisir

dengan menunjuk 2-3 kelompok saja untuk maju dan

mempresentasikan hasil diskusinya. Hal tersebut saya lakukan

karena waktu yang ada itu biasanya kurang jadi saya buat seperti

itu, kalau gak saya buat seperti itu nanti materi untuk yang

selanjutnya malah saya kuwalahan untuk penyampainnya. Peserta

didik yang aktif mau menyanggah ataupun memeberi tambahan

mengenai hasil diskusi kelompok lain yang sedang

mempresentasikan di kelas akan saya beri poin tambahan

tersendiri, hal tersebut agar anak-anak itu mau berlomba-lomba

dalam hal berbicara mengutarakan pendapat mereka didepan

teman-temannya.

Peneliti : Bagaimana proses penutup saat penerapan metode problem

solving?

Pak Rachmad : Untuk kegiatan penutup biasanya saya gunakan untuk

menyimpulkan hasil diskusi tadi, tapi saya tidak

menyimpulkannya. Saya memberikan kesempatan buat anak-anak

untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti dalam

kegiatan diskusi yang telah mereka lakukan, baru kemudian saya

Page 198: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

menjawabnya bersama-sama dengan peserta didik lain. Setelah itu

saya isi dengan memotivasi anak-anak supaya giat dalam

belajarnya, anak-anak jaman sekarang kebanyakan belajarnya kalau

gak ada pekerjaan rumah ya tidak belajar maka dari itu saya selalu

memberi mereka motivasi supaya dalam diri mereka tumbuh

keinginan untuk selalu belajar.

Peneliti : Apakah Bapak menggunakan metode ini pada semua materi?

Pak Rachmad : Mengenai penggunaan metode yang saya pakai, saya tidak selalu

menggunakan metode problem solving, karena saya juga

menyesuaikan dengan materi yang mbak, kan tidak semua materi

cocok dengan metode tersebut. Jadi saya menggunakan metode

pembelajaran dengan menyesuaikan materi yang ada.

Peneliti : Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas VII A setelah

menggunakan metode problem solving?

Pak Rachmad : Gini ya mbak, saya bisa membandingkan ketika menggunakan

metode problem solving dengan metode lain. contohnya saja

metode yang saya pakai sebelum materi ini. Dimetode yang saya

pakai sebelumnya, antusias peserta didik kelas VII A hanya terlihat

diawal-awal pelajaran saja, ketika dipertengahan pelajaran mereka

terlihat jenuh dengan pembelajaran IPS. hal tersebut disebabkan

karena guru dimata pelajaran lain sudah sering menggunakan

metode satu arah yang menjenuhkan. Berbeda ketika saya

Page 199: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

menerapkan metode problem solving peserta didik dikelas VII A

sangat berantusias, tertib, dan bersemangat. Adanya kejenuhan-

kejenuhan yang dialami peserta didik tersebut ketika pembelajaran

yang nantinya berimbas terhadap hasil nilai mereka. Saya

bandingkan dengan hasil nilai mereka ketika saya menggunakan

metode problem solving di materi masa pra aksara dengan ketika

saya menggunakan metode lain pada materi peran IPTEK dalam

kegiatan ekonomi itu sangat terlihat berbedaannya.

Peneliti : Berapa KKM (kriteria ketuntasan minimal) pada pelajaran IPS

dan bentuk soal yang bapak gunakan seperti apa?

Pak Rachmad : Untuk kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran IPS disini

adalah 75 mbak, dan mengenai soal yang biasanya saya berikan

kepada anak-anak itu berbentuk esaay. Kenapa saya menggunakan

soal essay yaitu dengan alasan supaya anak-anak itu dapat

mengembangkan jawabannya sesuai dengan pemahaman dan

kemampuannya. Kan berbeda ya mbak ketika menggunakan soal

pilihan ganda peserta didik hanya memilih-memilih saja, meskipun

mereka tidak tau jawabanya pasti bisa di awur atau bisa dengan

cara mencontoh teman sebelahnya. Kalau menggunakan soal essay

kan peserta didik sebelum ulangan akan lebih belajar dan tidak

mengentengkan.

Page 200: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Peneliti : Apakah harapan bapak kepada peserta didik kelas VII A setelah

penerapan metode problem solving?

Pak Rachmad : Harapan saya terhadap anak-anak semoga lebih tertib lagi ketika

mengikuti pembelajaran dan hasil belajar mereka dapat meningkat

terus. Dan dapat mempertahankan nilai yang telah mereka

dapatkan.

Page 201: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Responden : Marsela (peserta didik kelas VII A)

Tempat : Kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang

Tanggal : 23 Maret 2017

Peneliti : Menurut anda bagaimana penerapan metode problem solving

untuk meningkatkan hasil belajar kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1 Malang?

Marsela : Dengan adanya pembelajaran dengan menggunakan metode

problem solving yang diterapkan oleh guru mata pelajaran IPS

sangat setuju sekali, karena proses tersebut bisa membuat peserta

didik lebih kreatif. Berbeda ketika guru menggunakan metode

seperti ceramah atau seperti memberikan tugas. Makanya perlu

sekali diterapkan di sekolah-sekolah lain terutama di SMP

Muhammadiyah 1 Malang ini

Peneliti : Apakah ada kendala ketika guru menerapkan metode problem

solving di kelas VII A?

Marsela : Kendala yang ada biasanya kayak proyektor terus waktunya

biasanya kurang. Kan lcd dikelas juga belum ada mbk, jadi kita

kalau mau pakai lcd harus pindah ruangan. Waktu yang ada juga

biasanya terpakai lama di diskusi.

Peneliti : Bagaimana solusi dari kendala tersebut?

Page 202: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Marsela : Solusinya yaitu seharusnya kepala sekolah melengkapi LCD yang

ada di setiap kelas, dengan begitu kita sebagai peserta didik tidak

perlu lagi untuk pindah kelas seperti itu. Kalau kendala waktu,

solusinya bisa dengan cara membuat kelompok menjadi dua atau

tiga saja, supaya waktu presentasi juga cepat tidak perlu menunggu

beberapa kelompok lain selesai.

Page 203: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Responden : Amaylia (peserta didik kelas VII A)

Tempat : Kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang

Tanggal : 23 Maret 2017

Peneliti : Menurut anda bagaimana penerapan metode problem solving

untuk meningkatkan hasil belajar kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1 Malang?

Amaylia : Metode yang digunakan oleh pak Racmad dalam pembelajaran

IPS sangat bagus, nyantai tapi serius sehingga tidak membosankan.

Menurut saya kalau metode problem solving yang diterapkan

bapak Rachmad itu bagus dapat membuat peserta didik mau

mengutarakan pendapat. Sebelum pembelajaran biasannya guru

memberikan permainan seperti tebak-tebakan atau mengajak senam

singkat di kelas, sehingga peserta didik di kelas merasa enjoy

dalam kegiatan belajarnya. Pak rachmad juga biasanya memberikan

kata-kata yang membuat kita termotivasi untuk giat belajar dan

mendapatkan nilai yang bagus

Peneliti : Apakah ada kendala ketika guru menerapkan metode problem

solving di kelas VII A?

Page 204: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Amaylia : Dikelas saya belum ada LCD dan juga buku yang ada di sekolah

belum banyak, hanya buku paket dan itupun tidak semua

mendapatkannya biasannya hanya satu bangku satu

Peneliti : Bagaimana solusi dari kendala tersebut?

Amaylia : Karena dikelas tidak ada LCD maka bisa dengan cara pindah ke

ruang aula, karena disana tersedia LCD dan juga pengeras suara.

Kemudian untuk buku yang ada itu seharusnya ya mbak dari pihak

sekolah ya melengkapi buku dengan cara menambah buku-buku

bacaan yang ada.

Page 205: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Responden : Manda (peserta didik kelas VII A)

Tempat : Kelas VII A SMP Muhammadiyah 1 Malang

Tanggal : 23 Maret 2017

Peneliti : Menurut anda bagaimana penerapan metode problem solving

untuk meningkatkan hasil belajar kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1 Malang?

Manda : Saya sangat suka ketika Pak Rachmad menerapkan metode

problem solving karena biasanya guru-guru lain itu ya mbak sering

pake metode ceramah terus, jadi membuat anak-anak itu bosan dan

malah ada yang tidur kalau diajar. Soalnya metode yang dipakai

sudah biasa-biasa saja.

Peneliti : Apakah ada kendala ketika guru menerapkan metode problem

solving di kelas VII A?

Manda : Kalau mengenai kendala dikelas biasanya ya LCD, terus pengeras

suara belum ada di kelas, terus biasanya anak-anak itu rame jadi

waktunya terpotong untuk mengkondisikan anak-anak.

Peneliti : Bagaimana solusi dari kendala tersebut?

Manda : Ya seharusnya bu, dari Bapak Budi sebagai kepala sekolah itu

menambah fasilitas seperti lcd dan juga pengeras suara supaya

dapat membantu murid-muridnya dalam belajar. Guru harus lebih

Page 206: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

tegas lagi supaya waktu tidak terpotong dengan pengkondisian

murid yang rame.

Page 207: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Responden : Lukman(peserta didik kelas VII A)

Tempat : Gazebo SMP Muhammadiyah 1 Malang

Tanggal : 23 Maret 2017

Peneliti : Menurut anda bagaimana penerapan metode problem solving

untuk meningkatkan hasil belajar kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1 Malang?

Lukman : Dalam pembelajaran IPS Pak Rachmad biasanya menggunakan

metode problem solving ini, biasanya peserta didik diberikan

gambaran sedikit mengenai materi, kemudian peserta didik dibuat

kelompok. Nah biasanya itu kita diberi persoalan dan disuruh untuk

memecahkan hal tersebut melalui diskusi kelompok. Saya sangat

senang karena seperti secara langsung dalam hal penyelesaian soal

atau permasalah yang diberikan oleh Pak Racmad.

Peneliti : Apakah ada kendala ketika guru menerapkan metode problem

solving di kelas VII A?

Lukman : Pas waktu pelajaran biasanya waktu yang ada itu kurang, jadi

harus menggunakan waktu yang seharusnya digunakan untuk

persiapan sholat ashar, proyektor dan juga lks di semester dua ini

belum ada, jadi kita harus pintar-pintar nyari bacaan lain.

Page 208: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Peneliti : Bagaimana solusi dari kendala tersebut?

Lukman : Seharusnya Pak Rachmad sebelumnya memberitahukan dulu

dipertemuan sebelumnya, dan juga dibentuk kelompok

dipertemuan kemarinnya, biar enak tidak makan waktu lama.

Untuk lcd karena dikelas tidak ada bisa dengan cara pindah ke aula

yang ada LCDnya.

Page 209: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Responden : Bima (peserta didik kelas VII A)

Tempat : Gazebo SMP Muhammadiyah 1 Malang

Tanggal : 23 Maret 2017

Peneliti : Menurut anda bagaimana penerapan metode problem solving

untuk meningkatkan hasil belajar kelas VII A di SMP

Muhammadiyah 1 Malang?

Bima : Sebagai peserta didik, metode problem solving ini sangat memacu

peserta didik untuk lebih berprestasi. Karena kita sebagai peserta

didik akan mempersiapkan diri dan lebih giat belajar sebelum

kegiatan pembelajaran berlangsung. Disamping itu metode seperti

ini juga membangun rasa percaya diri bagi peserta didik, karena

dengan metode inilah kita dituntut untuk lebih percaya diri

berbicara didepan kelas maupun ketika diskusi dengan kelompok.

Walaupun terkadang apa yang kita sampaikan tidak sepenuhnya

kita kuasai, namun Pak Racmad selalu memberikan pengarahan

dan bimbingan terhadap peserta didik.

Peneliti : Apakah ada kendala ketika guru menerapkan metode problem

solving di kelas VII A?

Bima : kendala yang ada yakni proyektor belum ada jadi harus

menggunakan ruang aula jika ingin menggunakan proyektor,

Page 210: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

kemudian buku paket yang ada jumlahnya kurang mengakibatkan

tidak semua peserta didik mendapatkannya mbak, lks di semester

dua juga sampai sekarang belum ada.

Peneliti : Bagaimana solusi dari kendala tersebut?

Bima : LCD di kelas seharusnya dilengkapi setidaknya setiap tahun itu

bertambah lah bu, kemudian untuk lks karena tidak ada jadi guru

IPS itu seharusnya memberikan materi tambahan yang bisa

diberikan kepada murid setiap pertemuan atau dengan cara

memberikan tugas kepada murid untuk mencari bahan-bahannya

terlebih dahulu dipertemuan sebelumnya.

Page 211: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Responden : Rachmad Hidayat, S.Pd

Tempat : Ruang guru SMP Muhammadiyah 1 Malang

Tanggal : 04 Maret 2017

Peneliti : Kendala-kendala apa yang bapak temui ketika

mengimplementasikan metode problem solving di kelas VII A?

Pak Rachmad : Dalam setiap proses belajar mengajar pasti ada yang namanya

kendala mbak, ada beberapa hal yang menjadi kendala saat saya

menerapkan metode problem solving dalam proses pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Muhammadiyah 1 Malang,

diantaranya adalah; (1) Waktu, ketika presentasi kelompok tidak

semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan biasanya

presentasi saya wakilkan dalam beberapa kelompok saja. Untuk

kelompok lainnya bisa menambah atau menyanggah ketika

kelompok lain presentasi. Kemudian di akhir disimpulkan bersama-

sama dengan kelompok lainnya. Dan mengingat jadwal peserta

didik yang full day sehingga mereka terkadang sulit untuk

membagi waktunya terutama dalam hal mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru. (2) Sumber belajar, sumber belajar yang ada

disekolah ini juga terbatas, hanya buku paket yang dipinjami dari

perpustakaan itupun satu bangku satu buku, nah untuk semester dua

ini juga tidak ada LKSnya. (3) Sarana dan prasarana yang kurang

Page 212: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

memadai karena alat-alat yang digunakan belum memenuhi kriteria

dan masih terbatas. Contohnya saja lcd, tidak semua ruangan

memiliki lcd jadi kalau saat kegiatan pembelajaran membutuhkan

lcd/proyektor ya kita harus pindah ruangan di ruang seperti aula.

Kalau ruang tersebut sedang dipakai oleh kelas lain terpaksa kita

kembali ke kelas.

Peneliti : Menurut Bapak solusi apakah yang dapat mengatasi kendal-

kendala yang ada tersebut?

Pak Rachmad : Beberapa solusi yang dapat diambil dalam mengatasi kendala

diantaranya; (1) mengenai kendala waktu mungkin bisa diberi

solusi seperti peserta didik sudah diarahkan terlebih dahulu di

pertemuan sebelum melakukan metode problem solving dan juga

membentuk kelompok pada pertemuan sebelumnya. (2) Kendala

sumber belajar, dari sekolah kalau bisa menambah sumber belajar

terutama buku paket, buku bacaan dan menyediakan LKS mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Supaya guru dalam

pengajarannya juga enak dalam penyampainnya, karena

sebelumnya peserta didik sudah belajar terlebih dahulu dengan

menggunakan buku paket atau LKS (Lembar Kerja Siswa). (3)

melengkapi sarana dan prasarana yang belum tersedia

Page 213: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Responden : Drs. Budiyono

Tempat : Ruang Tata Usaha SMP Muhammadiyah 1 Malang

Tanggal : 04 Maret 2017

Peneliti : Bagaimana pendapat bapak mengenai kendala-kendala yang

dialami guru ketika menerapkan metode problem solving di kelas

VII A seperti waktu yang kurang dan sumber belajar yang terbatas?

Pak Budi : Saya tidak pernah mengandai-andaikan menjumpai hambatan,

karena saya lebih berorientasi pada kenyataan. Dalam

pembelajaran, sebagai guru IPS saya akan memanfaatkan waktu

dengan sebaik-baiknya supaya waktu yang ada itu bisa cukup untuk

penerapan metode problem solving ketika didalam kelas, mengenai

sumber belajar khususnya buku mata pelajaran IPS memang masih

terbatas dan untuk solusinya kan bisa dengan cara guru mencari

materi tambahan dari internet atau buku lain kemudian guru bisa

membagikan dalam bentuk printout kepada peserta didik yang

nantinya bisa digunakan sebagai sumber belajar tambahan.

Page 214: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Responden : Dra. Atik Andayani

Tempat : Ruang guru SMP Muhammadiyah 1 Malang

Tanggal : 04 Maret 2017

Peneliti : Bagaimana pendapat ibu mengenai kendala-kendala yang dialami

guru ketika menerapkan metode problem solving di kelas VII A

seperti sumber belajar yang ada di sekolah terbatas?

Ibu Atik : Jika guru IPS menghadapi kendala maka yang dilakukan adalah

memberikan catatan-catatan yang berhubungan dengan materi, atau

dengan cara memberikan tugas kepada semua peserta didik dalam

kelas tersebut untuk mencari materi tambahan di internet atau buku

lain yang kemudian bisa mereka rangkum atau mereka print dalam

bentuk printout. Dengan begitu peserta didik dapat memperoleh

banyak pengetahuan tidak hanya satu buku yang mungkin kalau di

sekolah sini sangat terbatas terutama untuk buku paket IPS,

kebanyakan satu bangku hanya mendapat 1 buku.

Page 215: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Satuan Pendidikan : SMP Muhammadiyah 1 Malang

Mata Pelajaran : IPS Terpadu

Kelas / Semester : VII / II

Tema/ : Masyarakat Indonesia pada Masa Pra-aksara,

Hindu-Buddha dan Islam Pembangunan

Nasional

Sub tema : Masa Praaksara (Periodisasi Masa Praaksara)

TahunPelajaran : 2016/2017

Waktu : 2 x 40 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konsepual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

Page 216: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

B. Kompetensi Dasar (KD)

3.4 Memahami berpikir kronologi, perubahan dan kesinambungan dalam

kehidupan bangsa Indonesia pada aspek politik, sosial, budaya, geografis, dan

pendidikan sejak masa praaksara sampai masa Hindu-Buddha dan Islam.

4.4. Menyajikan hasil analisis kronologi, perubahan, dan kesinambungan

dalam kehidupan bangsa Indonesia pada aspek politik, sosial, budaya,

geografis dan pendidikan sejak masa praaksara sampai masa Hindu-Buddha

dan Islam.

C. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, peserta didik

diharapkan dapat :

1. Mengidentifikasi periodesasi masa praaksara di Indonesia

2. Mendeskripsikan perkembangan masyarakat Indonesia pada masa

praaksara

D. Materi

1. Masa Praaksara

a. Mengenal Masa Praaksara

b. Periodisasi Masa Praaksara

c. Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia

d. Nenek Moyang Bangsa Indonesia

E. Proses Pembelajaran

Masa Praaksara

a. Materi Pembelajaran

1) Mengenal Masa Praaksara

2) Periodisasi Masa Praaksara

3) Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia

Page 217: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

4) Nenek Moyang Bangsa Indonesia

b. Pendekatan dan Model Pembelajaran

1) Pendekatan : Saintifik

2) Model Pembelajaran : Discovery learning, problem

solving/penyelesaian masalah

c. Media dan Sumber Belajar

1) Media

a) Gambar-gambar yang berkaitan dengan peninggalan-

peninggalan dari masa Praaksara di Indonesia.

b) LCD proyektor dan komputer serta tayangan video/slide power

point (ppt) yang telah disiapkan

2) Sumber Belajar : Buku Siswa IPS kelas VII, Buku IPS lain yang

relevan, internet, narasumber, lingkungan sekitar dan sumber lain

yang relevan.

d. Langkah-Langkah Pembelajaran

a. Pendahuluan

1) Peserta didik bersama guru menyampaikan salam dan berdoa

2) Peserta didik bersama guru mengondisikan kelas

3) Guru memberi motivasi dengan menjelaskan pentingnya

mengetahui sejarah bangsa Indonesia

4) Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuan

pembelajaran dari guru.

b. Kegiatan Inti

1) Mencari Informasi

a) Guru menjelaskan materi tentang periodesasi masa

praaksara

Page 218: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

b) Guru menayangkan video seputar periodesasi masa pra

aksara

c) Guru memberikan beberapa soal mengenai materi

periodesasi masa pra aksara untuk dikerjakan oleh peserta

didik di perpustakaan.

2) Mengasosiasi

a) Masing-masing peserta didik diminta mengumpulkan

informasi/data tentang periodesasi masa praaksara yang

telah diperoleh dari berbagai sumber buku diperpustakaan.

b) Peserta didik diminta untuk menganalisis informasi/data

tentang periodesasi masa prakaksara.

3) Mengomunikasikan

a) 4-5 Peserta didik diminta mempresentasikan simpulan

hasil dari tugas yang diberikan.

b) Peserta didik lain diminta memberi tanggapan dan saran

atas hasil simpulan yang presentasi.

c) Peserta didik bersama guru mengambil simpulan atas

jawaban dari pertanyaan.

c. Kegiatan Penutup

1) Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal

yang belum dipahami

2) Guru memberikan penjelasan atas pertanyaan yang

disampaikan oleh peserta didik

3) Peserta didik diingatkan untuk menyempurnakan simpulan

untuk dikumpulkan kepada guru.

4) Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap proses

pembelajaran terkait dengan penguasaan materi, pendekatan

dan model pembelajaran yang digunakan.

Page 219: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Malang, .............................

Guru Bidang

Rachmad Hidayat, S.Pd.

Page 220: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

DAFTAR NILAI PENGETAHUAN

MAPEL : Ilmu Pengetahuan Sosial KKM : 75

KELAS : 7-A

NO. NAMA PESERTA DIDIK

Nilai Ulangan Harian

1 2 3 4

1 ACHMAD REIHAN

IRVANSYAH

85.00 90.00

2 ADAM ZIDANE AL' AZAR 75.00 90.00

3 AMAYLIA PUTRI RAHAYU 70.00 85.00

4 ANJANI PUTRI SALSABILLA 75.00 80.00

5 BAGUS RANGGA PRAYOGA 70.00 88.00

6 BIMA PRAMANA

ARDIANSYAH

70.00 85.00

7 DAVID ILMAN NAFI 75.00 85.00

8 DIVA PUTRI DEWI 75.00 90.00

9 FAHMI SYARIEF ABDILLAH 70.00 79.00

10 FAIZ MAULANA 75.00 78.00

11 HANDIKA ARFIAN RAFLI 70.00 78.00

12 HAVARA OKTA NOVIANTI 70.00 85.00

13 LUKMAN HAKIM

FADHLULLAH AL FARIZI

75.00 90.00

14 MANDA ADWITYA NAUMI 75.00 80.00

Page 221: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

15 MARCELA RAHMAWATI 75.00 80.00

16 MOCH NOVAL

ALDHIANSYAH YANUAR

75.00 78.00

17 MUHAMMAD ATALA

HERDIYANTO

70.00 80.00

18 MUHAMMAD DAMIANO

FATHAHILLAH

80.00 80.00

19 MUHAMMAD IRZAM-ZAM 75.00 80.00

20 NADIA OCTA VIA SARI 70.00 85.00

21 NUR SALIM 70.00 75.00

22 PUTRA PERMANA 70.00 78.00

23 RACHMAD SURYA IKBAR 80.00 85.00

24 REYNALDY BRIAN

TRIANANDA

75.00 80.00

25 ROSO UTOMO 70.00 85.00

26 SUKMA ANANDA 75.00 80.00

27 TEGAR DANU AJI 70.00 88.00

28 VIQI MISHABUL HABIB 70.00 85.00

Page 222: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN
Page 223: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN
Page 224: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

LAMPIRAN

(DOKUMENTASI PENELITIAN)

Wawancara dengan Bapak Budiono, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 1

Malang.

Wawancara dengan Dra. Atik Andayani, waka kurikulum SMP Muhammadiyah 1

Malang.

Page 225: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Wawancara dengan Bapak Rachmad Guru Ilmu Pengetahuan Sosial

Wawancara dengan Marsela Wawancara dengan Amaylia

(peserta didik kelas VII A) (peserta didik kelas VII A)

Wawancara dengan Manda

(peserta didik kelas VII A)

Page 226: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Wawancara dengan Bima Wawancara dengan Lukman

(peserta didik kelas VII A) (peserta didik kelas VII A)

Proses Pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving

Page 227: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

Kondisi SMP Muhammadiyah 1 Malang

Struktur Organisasi SMP Muhammadiyah 1 Malang

Page 228: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN
Page 229: IMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING …etheses.uin-malang.ac.id/9253/1/13130119.pdfIMPLEMENTASI METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN

BIODATA MAHASISWA

Nama : ROUDLOTUL JANNAH

NIM : 13130119

Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 22 Januari 1995

Fak./Jur./Prog.Studi : Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan/Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial/Ilmu

Pengetahuan Sosial

Tahun Masuk : 2013

Alamat Rumah : Ds. Wanar, Kec. Pucuk,

Kab. Lamongan.

No Tlp Rumah/Hp : 085730710300

Alamat email : [email protected]

Riwayat Pendidikan:

1. TK Putra Buana Wanar

2. SD Negeri Wanar

3. MTs Negeri Model Babat

4. MA Negeri 1 Lamongan

5. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Malang, 16 Mei 2017

Mahasiswa,

Roudlotul Jannah

NIM. 13130119