IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA...

86
IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Disusun Oleh : RAHMAWATI NIM : 063111013 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA...

Page 1: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADAPENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN BAGI

ANAK USIA DINI( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh :

RAHMAWATI

NIM : 063111013

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, Desember 2010Lamp : 4 (Empat) EksemplarHal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

An. Sdr. Rahmawati Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu alaikum Wr. Wb

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama inisaya kirim naskah skripsi saudara:

Nama : RahmawatiNIM : 063111013Judul : IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA

PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN BAGI ANAKUSIA DINI (Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal )

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapatdimunaqosahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

H. Mursid, M.Ag Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.AgNIP. 19670305 200112 1001 NIP. 19720928 199703 2001

Page 3: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

N a m a : RahmawatiN I M : 063111013

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAIJudul Skripsi : IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA

PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN BAGIANAK USIA DINI (Studi Lapangan di PlaygroupAuliya-Kota Kendal

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

22 Desember 2010Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, Januari 2011Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Drs. Ikhrom, M.Ag. Ismail, M.Ag.NIP. 19650329 199403 1002 NIP. 19711021 199703 1002

Penguji I, Penguji II,

Dra. Muntholi’ah, M.Pd. Miswari, M.Ag.NIP. 19670319 199303 2 001 NIP. 19690418 199503 2 002

Pembimbing I, Pembimbing II

H. Mursid, M.Ag. Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag.NIP 19670305 200112 1 001 NIP 197209281997032001

Page 4: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

MOTTO

)(

Amalan-amalan yang disukai Allah adalah amalan-amalan yangdikerjakan secara langgeng (menjadi suatu kebiasaan), walau amalan itu

sedikit (HR. Muslim)

1 Ibnu Atsir al Jazari, Jami Al Ushul Fi Ahadits al Rasul Salla Allahu Alaihi wa Sallama,Juz Awwal, (Beirut : Daar al-Kutub al ‘Alamiyah, tt), hlm. 218.

Page 5: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

v Kedua orang tua tua saya, Bapak Asyari dan Ibu Istrighfaroh yang

telah memberikan dukungan penuh baik secara moril maupun spirituil.

Terima kasih banyak atas semangat yang diberikan serta tak henti-

hentinya mengalirkan doa tulusnya untuk kesuksesan saya.

v Adikku tersayang ananda Abdul Jamil dan saudaraku Afifatun Nisa’,

terima kasih telah memberi semangat bagi saya dan memberi warna indah

dalam hidup ini.

Page 6: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi

yang terdapat dalam referensi yang dapat dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 10 Desember 2010

Deklarator

RAHMAWATI NIM : 063111013

Page 7: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

ABSTRAK

Rahmawati (NIM: 063111013). Implementasi Metode Pembiasaan padaPengembangan Moral Keagamaan bagi Anak Usia Dini (Studi Lapangan diPlaygroup Auliya-Kota Kendal). Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo, 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apa materi moralkeagamaan anak usia dini di Playgroup Auliya Kota Kendal; (2) Bagaimanaimplementasi metode pembiasaan pada pengembangan moral keagamaan anakusia dini di Playgroup Auliya-Kota Kendal.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode field research ataupenelitian lapangan dengan teknik analisis data secara deskriptif kualitatif.Peneliti langsung terjun ke lapangan, tempat penelitian melihat keadaan disanakemudian memperoleh berbagai informasi dan data-data yang dibutuhkan.Kemudian data-data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakanpendekatan deduktif dan induktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa moral keagamaan anak usia dini diPlaygroup Auliya terbilang baik, hal ini bisa dilihat dari kemampuan anakmenerapkan isi nilai-nilai moral keagamaan yang diajarkan seperti: kemandirian,mau berinfak atau bershodaqoh, tanggung jawab, percaya diri dan berani, sabar,antusias ibadah, adil, kreatif, kepedulian, kerja sama, empati, suka menolong danrespek, nilai-nilai moral keagamaan tersebut dilakukan setiap hari oleh anakdengan menggunakan metode pembiasaan positif, yang mana nilai-nilai tersebutdiajarkan dengan menggunakan pendekatan learning by doing dengan konsepsekolah alam dan full day school sehingga anak langsung mempraktikkan apayang diajarkan selama seharian di sekolah, tidak sekedar mendengarkan materipelajaran yang disampaikan. Anak-anak selalu dibiasakan melakukan hal-halpositif setiap harinya, sehingga benar-benar menjadi kebiasaan baginya, baikketika berada pada lingkungan sekolah maupun ketika di rumah atau berbaurdengan lingkungan sekitar atau masyarakat. Jadi pembiasaan positif merupakanmetode yang tepat dalam mengajarkan dan menerapkan nilai-nilai moralkeagamaan pada anak usia dini.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasidan masukan bagi para mahasiswa, para pendidik dan pengasuh anak usia dini,para peneliti serta semua pihak yang membutuhkan di lingkungan IAINWalisongo.

Page 8: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillâhilladzî nawwaranâ bi al ilmi wa al aqli. Segenap puja dan

puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah melimpahkan

rahmat, taufik, hidayah, dan bimbingan serta kekuatan lahir batin kepada diri

peneliti, sehingga skripsi ini yang merupakan hasil dari sebuah usaha ilmiah dan

proses akademik yang cukup panjang dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.

Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita

Nabi Agung Muhammad saw, sosok historis yang membawa proses transformasi

dari masa uncivilized yang gelap gulita ke arah alam yang sangat terang

benderang dan berperadaban ini, juga kepada para keluarga, sahabat serta semua

pengikutnya yang setia disepanjang zaman.

Penelitian yang berjudul”IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN

PADA PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN BAGI ANAK USIA

DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ” ini pada

dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Oleh

karena itu, karya ilmiah ini merupakan kulminasi-formal akademik yang sudah

barang tentu tetap disertai akuntabilitas akademik juga dan bukan hanya untuk

memenuhi kewajiban akademik, tetapi juga sebagai media untuk memberikan

wacana dan solusi dalam dunia kependidikan..

Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak

mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena

itu izinkan peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah

yang telah membantu peneliti sehingga karya sederhana ini bisa menjadi

kenyataan, bukan hanya angan dan keinginan semata. Peneliti ucapkan terima

kasih yang tak terhingga kepada :

1. DR. Suja’i, M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

2. Ahmad Muthohar, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Nasirudin, M. Ag., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Page 9: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

4. H. Mursid, selaku Pembimbing I (Bidang Materi), disela-sela jadwalnya

yang padat telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta

dengan tekun dan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Hj. Lift Anis Ma’shumah, M. Ag, selaku Pembimbing II (Bidang

Metodologi), yang juga telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan

fikirannya serta dengan tekun dan sabar memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing, mendidik dan memberikan

pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif, transformatif-inovatif

dalam menggali ayat-ayat qauliyyah dan kauniyyah selama berada di

lingkungan Kampus IAIN Walisongo Semarang.

7. Kepala Playgroup AULIYA Kota Kendal yang telah memberikan ijin

kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak

terlupakan bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian ini.

Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan

balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian

ini bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri.

Semarang, 15 Desember 2010

Penulis

Rahmawati

Page 10: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

DEKLARASI ......................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................. v

MOTTO................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN.................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Penegasan Istilah ................................................................. 6

C. Rumusan Masalah ................................................................ 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 10

E. Kajian Pustaka...................................................................... 11

F. Metodologi Penelitian........................................................... 14

BAB II : METODE PEMBIASAAN DALAM PENGEMBANGAN MORAL

KEAGAMAAN ANAK USIA DINI

A. Metode Pembiasaan ............................................................. 17

1. Pengertian Metode Pembiasaan ...................................... 17

2. Dasar dan Tujuan Pembiasaan ........................................ 19

3. Bentuk-bentuk Pembiasaan ............................................ 22

4. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembiasaan .................... 23

B. Metode pembiasaan pada pengembangan Moral Keagamaan . 25

1. Pengertian Moral Keagamaan ........................................ 25

2. Bentuk-bentuk Moral Keagamaan. ................................. 26

3. Langkah-langkah untuk mengembangkan Moral Keagamaan 26

Page 11: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

C. Metode pembiasaan pada Anak Usia Dini ............................ 29

1. Pengertian Anak Usia Dini ............................................. 29

2. Karakteristik Anak Usia Dini ......................................... 30

3. Perkembangan Anak Usia Dini ...................................... 31

BAB III : IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA

PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN ANAK USIA DINI

DI PLAYGROUP AULIYA KOTA KENDAL

A. Gambaran Umum Playgroup Auliya ................................... 37

B. Implementasi Metode pembiasaan di playgroup auliya kota kendal

C. Implementasi Metode pembiasaan pada pengembangan Moral

Keagamaan di Playgroup Auliya .......................................... 41

D. Implementasi Metode pembiasaan pada anak usia dini di Playgroup

Auliya Kota Kendal ............................................................ 42

BAB IV : ANALISIS IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA

PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN ANAK USIA DINI

DI PLAYGROUP AULIYA KOTA KENDAL

Analisis Implementasi Metode Pembiasaan pada

Pengembangan Moral Keagamaan Anak Usia Dini di

Playgroup Auliya Kota Kendal ............................................ 51

BAB V : KESIMPULAN

E. Kesimpulan .......................................................................... 57

F. Saran-Saran ......................................................................... 58

G. Penutup ................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap anak membutuhkan kasih sayang, perhatian dan cukupnya

pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani baik itu yang diberikan oleh orang

tua atau keluarga dan lingkungan sekitarnya seperti masyarakat untuk

mencapai perkembangan yang optimal. Pengasuhan anak secara benar harus

disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak, yang merupakan kunci

sukses dalam mengasuh dan mendidik anak.

Menurut ajaran Islam, persiapan mendidik anak dimulai sejak

pemilihan jodoh, yaitu pemilihan istri atau suami. Dan pendidikan tidak dapat

berawal dari pertengahan jalan. Pendidikan hendaknya bermuara dari

kebeningan cinta, dan rasa kasih sayang, melalui tata cara yang dipolakan

dengan penuh kehangatan, keamanan, serta berjuang pada pencapaian ridha

Allah swt.2 Seorang anak akan tumbuh dan berkembang di bawah pengaruh

orang tua atau keluarga yang dekat dengan anak. Sehingga perkembangan

fisik, mental maupun spiritual sangat bergantung pada pendidikan yang

diberikan oleh orang tua. Dalam hadits nabi disebutkan:

: .) .(

Artinya : Dari Abi Hurairah RA sesungguhnya dia berkata, Rasulullah SAWbersabda : Tidaklah ada seorang anakpun yang dilahirkankecuali dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yangmempengaruhi anak itu menjadi Yahudi, Nasrani Atau Majusi “(HR, Muslim)

2 Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Dalam Keluarga, (Bandung : Remaja Rosdakarya,2000), hlm. 72.

3 Imam Abu Husein Muslim bin Hajjaj Al- Qusyairi An- Naisaburi, Shahih Muslim, terj.Adib Bisri Mustofa, Juz IV, (Beirut : Daarul Kutb Ilmiah, tt), hlm. 587.

1

Page 13: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Kebutuhan anak berupa pemenuhan kebutuhan rohani, diantaranya

adalah pendidikan, harus diprioritaskan mengingat betapa pentingnya

pendidikan bagi seorang anak. Adapun pendidikan itu sendiri pada hakekatnya

adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di

dalam dan di luar sekolah dan berlangsung sepanjang hayat. Sedangkan

menurut Langeveld yang dikutip Sutari Imam Barnadib bahwa pendidikan

adalah pemberian rangsangan dan bantuan rohani bagi yang masih

memerlukan. Anak mulai dapat dididik kalau sudah mengerti arti kewibawaan

(gezag).4 Perlu kiranya ditambahkan bahwa pemenuhan kebutuhan fitriyah

yang ada dalam diri anak, sebaiknya disalurkan dengan pengarahan yang dapat

menunjang perkembangan dan pembentukan pribadinya. Proses ini hendaknya

berlangsung secara benar dan lancar antara orang tua dengan anak. Orang tua

harus mengarahkan pada pembinaan adat/watak yang baik dalam diri sang

anak dengan cara memupuk kebiasaan dalam rangka menumbuhkan rasa cinta

kepada hal-hal yang baik serta kemauan untuk merealisasikannya atau

mengikutinya.5

Sebagaimana pendapat Mansur yang dikutip oleh Mursid bahwa

pendidikan anak usia dini merupakan suatu proses pembinaan tumbuh

kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang

mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi

perkembangan jasmani dan rohani (moral dan spiritual) motorik, akal pikir,

emosional dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang

secara optimal.6 Pendidikan usia dini bertujuan untuk memberikan stimulasi

dan bimbingan terhadap kelembutan fisik dan pertumbuhannya, sehingga

meningkatkan kemampuan intelektual dan hubungan sosial sebagai persiapan

4 Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Cet ke-XV (Yogyakarta:Andi Offset, 1995), hlm. 42.

5 Muhammad ‘Ali Qutb, Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Islam, (Bandung :Anggota IKAPI, 1993), hlm. 77-78.

6Mursid, Kurikulum Dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), (Semarang : AKFI Media,2010), hlm. 48.

Page 14: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

untuk masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya.7 Sesuai pendapat Harun Al

Rasyid yang dikutip oleh Jamal Ma’mur Asmani, beliau mengungkapkan

bahwa pemberian pendidikan pada anak usia dini diakui sebagai periode yang

sangat penting dalam membangun sumber daya manusia dan periode ini akan

datang hanya sekali serta tidak dapat diulang lagi, sehingga pemberian

stimulasi dini, salah satunya adalah pendidikan mutlak diperlukan.8 Secara

umum Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan berbagai

potensi anak-anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta membentuk anak Indonesia

yang berkualitas, dimana anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan

tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan optimal dalam

memasuki pendidikan dasar, serta mengarungi kehidupan di masa dewasanya.9

Agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang sesuai dengan falsafah suatu

bangsa. Anak perlu dibimbing agar dapat mengetahui fenomena alam dan

dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di

masyarakat kelak. Usia dini merupakan saat yang sangat berharga untuk

menanamkan nilai-nilai nasionalisme, agama, etika, moral dan sosial yang

berguna untuk kehidupan selanjutnya.10

Di Indonesia, pendidikan anak usia dini atau biasa disebut PAUD telah

mendapat perhatian dari masyarakat yang sudah mulai peduli dengan masa

keemasan anak. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya diselenggarakan PAUD

misalnya Playgroup dan TK oleh masyarakat. Tidak hanya oleh masyarakat

perkotaan saja, akan tetapi di desapun sekarang PAUD telah menjamur. Dan

pemerintahpun menyambut baik respon masyarakat yang peduli akan

pendidikan bagi seseorang terutama pendidikan bagi anak usia dini. Sehingga

ada payung hukum yang sah yang mengayomi pelaksanaan pendidikan anak

7Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Stategis Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta:Diva Press, 2009), hlm. 53.

8 Ibid, hlm. 42.9 Mursid, Manajemen Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, (Semarang: Akfi Media, 2010),

hlm.410 Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat

Publishing, 2005), hlm. 4.

Page 15: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

usia dini. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 pada BAB 1 pasal 1 ayat 12

disebutkan: ”Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan

formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang “ sedangkan

dalam pasal 1 ayat 14, dijelaskan pengertian pendidikan anak usia dini yang

berbunyi: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut.11

Dengan demikian, jelas bahwa pendidikan bagi seseorang itu tidak

terbatas oleh usia, ruang dan waktu. Nafas pendidikan harus senantiasa

mengiringi perjalanan kehidupan manusia, atau dikenal dengan Long Life

Education. Dan justru pada usia dinilah, pendidikan sangat berpengaruh

terhadap karakter, kapabilitas dan akuntabilitas anak. Karena, pada usia dini

anak mengalami masa pembentukan, konstruksi nalar, psikologis, dan sosial

yang berpengaruh terhadap masa depannya.

Untuk menciptakan kepribadian yang sukses dunia-akhirat, pendidikan

merupakan suatu keharusan yang tak terelakkan. Karena pada usia itulah anak

baru mengenal dunianya, sehingga pendidikan usia dini sangat membekas

dalam jiwa, menajamkan akal, dan membeningkan nurani. Pendidikan sejak

dini akan menjadi fondasi kuat dalam fase perkembangan hidup berikutnya.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis nabi bahwa pendidikan dilaksanakan

sejak dalam buaian sampai ke liang lahat.12

Jika pada fase input ini yang diterima oleh seorang anak positif dan

konstruktif, maka ibarat pohon, akan terbangun akar yang kuat. Jadi, seberat

dan setinggi apapun daun dan rantingnya, ia akan tetap kokoh, tak mudah

goyah oleh terpaan angin yang kencang sekalipun. Fase input berarti masa

dimana anak usia dini mengalami fase formasi, konstruksi nalar, psikologis

11Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung : Citra Umbara,2005), hlm. 4.

12Jamal Ma’mur Asmani, Buku Pintar Playgroup, (Yogyakarta : Buku Biru, 2010), hlm. 7

Page 16: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

dan sosial yang berpengaruh terhadap masa depannya.13 Maka dari itu

pendidikan bagi anak usia dini harus menjadi perhatian kita bersama. Karena

pendidikan anak usia dini akan mencetak generasi bangsa mempunyai

eksistensi, kepercayaan diri dan orientasi masa depan. Tujuan hidupnya akan

terbangun dengan baik, kuat dan kokoh dan telah dipersiapkan sejak dini.

Mengingat bahwa pendidikan bagi anak merupakan bagian integral

dari pendidikan sekolah, orang tua, dan masyarakat maka peserta didik usia 0-

6 tahun yang tidak terlayani di pos PAUD, tempat penitipan anak, kelompok

bermain maupun taman kanak-kanak, berarti menjadi tanggung jawab

pengasuhan keluarga. Maka dari itu orang tua menjadi sasaran tidak langsung

dari program PAUD agar memperoleh model pengasuhan yang tepat.14

Artinya, PAUD tidak terbatas pada pengasuhan anak saja akan tetapi juga

terkait pada pendidikan orang tua tentang pendidikan anak. Sehingga, mereka

dapat memberikan pengasuhan yang tepat dan sesuai dengan tingkat

pertumbuhan dan perkembangannya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian yang menitikberatkan pada bagaimana metode yang

tepat diberikan pada pendidikan anak usia dini agar berjalan secara efektif dan

efisien, tidak hanya materi yang didapatkan oleh seorang anak ketika belajar,

tetapi pengalaman dan penerapan dari apa yang telah diperoleh di bangku

sekolah, itulah yang lebih penting untuk ditekankan. Tujuan pendidikan pun

akan dapat terlaksana dengan baik manakala proses pendidikan dilaksanakan

dengan cara yang menyenangkan dan tanpa paksaan. Melainkan dengan

adanya kesadaran diri dari peserta didik yang dilatih melalui proses

pembiasaan.

Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam,

dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah cara atau metode yang dapat

dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap, dan bertindak

13 Jamal Ma’mur Asmani, Op. Cit, hlm. 514Ibid, hlm. 26.

Page 17: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

sesuai dengan tuntunan ajaran agama islam.15 Sebagai permulaan dan pangkal

pendidikan anak usia dini, maka pembiasaan merupakan harus diterapkan

pada anak. Sejak dilahirkan anak harus dilatih dengan kebiasaan-kebiasaan

dan perbuatan-perbuatan yang baik, seperti dimandikan, ditidurkan pada

waktu tertentu, diberi makan dsb. Anak-anak dapat taat dan menurut kepada

peraturan-peraturan dengan jalan membiasakannya dengan perbuatan yang

baik, di dalam rumah tangga atau keluarga, sekolah, dan juga di tempat lain.16

Maka dari itu tepatlah kalau pembiasaan dijadikan sebagai metode dalam

mendidik anak usia dini. anak bisa diarahkan dan dibimbing pada kebiasaan-

kebiasaan dan perbuatan yang baik, karena anak berada pada usia sensitif,

mudah dipengaruhi oleh lingkungan serta suka meniru.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di playgroup Auliya kota Kendal karena disini

menggunakan konsep sekolah alam yang baru satu-satunya di Kendal,

sehingga pembelajaran yang dilaksanakan tidak membuat anak jenuh dan

bosan belajar di ruang kelas saja akan tetapi juga di luar kelas yang nyaman

dan menyenangkan, langsung praktik dengan peralatan yang ada dan

menggunakan alam sebagai alat observasi serta sekolahnya pun dilaksanakan

seharian atau dikenal dengan Full Day School. Sehingga benar-benar

menghindarkan anak dari pengaruh buruk globalisasi. Maka peneliti

mengambil judul skripsi:

“IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN DALAM PENGAMALAN

AJARAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK USIA DINI ”(Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal)

15 Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: CiputatPress, 2002), hlm.110.

16Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1995), hlm. 177.

Page 18: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

B. PENEGASAN ISTILAH

Untuk membatasi luasnya pembahasan dalam penulisan skripsi ini,

maka akan dijelaskan istilah-istilah yang ada.

1. Implementasi

Implementasi berasal dari kata “Implementation” yang berarti

suatu pelaksanaan, penyelenggaraan.17Atau penerapan.18Jadi implementasi

diartikan dengan penerapan yang berasal dari teori yang kemudian

diterapkan pada lapangan (dilaksanakan). Implementasi yang dimaksud

disini adalah bagaimana penerapan-penerapan dari teori-teori, ilmu, dsb

yang sudah diberikan di sekolah, yang kemudian dijadikan sebagai

kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik, dalam hal ini

adalah pembiasaan-pembiasaan yang diberikan bagi peserta didik

Playgroup Auliya-Kota Kendal.

2. Metode Pembiasaan

Metode berasal dari kata “Method” yang berarti cara, menurut

Kamus Ilmiah Popular Internasional, “Method” atau metode berarti cara

yang disusun secara teratur, mapan, sistematis sebagai landasan untuk

suatu kegiatan tertentu atau pelaksanaan sesuatu.19 Metode juga diartikan

sebagai cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai suatu

maksud.20

Sedangkan pembiasaan adalah melakukan sesuatu perbuatan atau

keterampilan tertentu secara terus menerus dan konsisten untuk waktu

yang cukup lama, sehingga perbuatan atau keterampilan itu benar-benar

dikuasai dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk

ditinggalkan.21 Dalam ilmu psikologi, proses pembiasaan disebut

“Conditioning”. Proses ini akan menjelmakan kebiasaan (habit) dan

17 Jhons. M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,1992), hlm. 313

18 Budiono, Kamus Ilmiah Popular Internasional, (Surabaya: Alumni, 2005), hlm. 24019 Ibid, hlm.40420 Tim Penyusun Kamus Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar

Bahasa Indonesia Cet Ke-IV, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm.232.21 Hanna Djumhana, Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islami,

(Yogyakarta: Yayasan Insan Kamil dan Pustaka Pelajar, 2001), hlm.126

Page 19: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

kemampuan (ability). Yang akhirnya akan menjadi sifat-sifat pribadi

(personal habits) yang terperangai dalam perilaku sehari-hari.22 Dalam hal

ini yang dimaksud adalah pembiasaan hal-hal yang baik, susila. Dalam

penelitian ini yang dibidik adalah metode pembiasaan yang diberikan oleh

pendidik kepada peserta didik sehingga berpengaruh pada perilaku

keseharian anak. Adapun kebiasaan positif dalam kehidupan tidak dapat

dikuasai secara langsung oleh seseorang, walaupun berupa kebiasaan-

kebiasaan yang dianggap sepele. Maka dengan alasan tersebut, lembaga

pendidikan anak usia dini (PAUD) sejak dini sudah menerapkan metode

pembiasaan positif pada peserta didiknya yang disesuaikan dengan daya

jangkau bagi anak usia dini.23

Adapun bentuk-bentuk pembiasaan yang diterapkan di Playgroup

Auliya adalah mengaji Qiro’ati dan hafalan juz ’amma, ikrar, minum susu,

pemberian materi reguler, makan dan istirahat, bermain bebas, wudhu,

menghafal do’a-do’a harian, shalat berjamaah, tidur siang, mandi. Seperti

itulah bentuk pembiasaan yang dilakukan di playgroup ini, itulah bentuk

pembiasaan yang terjadwal yang mana dalam pembelajaran mengajarkan

anak belajar sambil melakukan/mempraktikkan yang dikenal dengan

Learning by doing. Sedangkan nilai-nilai moral keagamaan yang

dibiasakan seperti disiplin, menjaga kebersihan lingkungan, kerja sama,

saling menghargai, membaca basmalah dan do’a setiap mengawali dan

mengakhiri suatu kegiatan, tolong menolong, dsb yang dikenalkan dan

dibiasakan sesuai dengan tingkat perkembangan fisik maupun psikis anak.

Pembiasaan yang dilakukan sejak dini akan berdampak besar

terhadap kepribadian/akhlak anak ketika mereka telah dewasa. Sebab

pembiasan yang telah dilakukan sejak kecil akan melekat kuat di ingatan

dan menjadi kebiasaan yang tidak dapat dirubah dengan mudah.24 Dengan

22 Hanna Djumhana, Op. Cit., hlm.623 Suryati Sidharto dan Rita Eka Izzati, Pengembangan Kebiasaan Positif, (Yogyakarta:

Pusat Penelitian Pendidikan Anak Usia Dini, 2007), hlm. 124 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2006), hlm. 261-262.

Page 20: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

demikian metode pembiasaan sangat baik dalam rangka mendidik moral

dan akhlak anak.

3. Pengembangan

Pengembangan diartikan dengan proses, cara perbuatan

mengembangkan.25 Adapun yang dimaksud pengembangan dalam skripsi

ini yaitu kegiatan untuk melakukan suatu aktivitas atau tugas yang

dilaksanakan untuk menyempurnakan sesuatu.

4. Moral keagamaan

Moral mengandung beberapa pengertian, yaitu: adat istiadat, sopan

santun, dan perilaku. Moral berasal dari bahasa latin mos (jamak: mores)

yang juga mengandung arti adat kebiasaan.26 Moral atau sering disebut

moralitas juga didefinisikan sebagai suatu internalisasi norma kultural

eksternal.27 Keagamaan berasal dari kata agama yang berarti keyakinan

dan kepercayaan kepada tuhan, akidah, din.28 Moral keagamaan yang

dimaksud disini adalah kapasitas untuk membedakan antara yang benar

dan yang salah, bertindak atas perbedaan tersebut, dan mendapat

penghargaan diri ketika melakukan yang benar serta mendapat malu dan

bersalah ketika melanggar standar tersebut yang sesuai ketentuan agama.

Moralitas memiliki tiga komponen yang terdiri dari afektif,

kognitif dan perilaku (psikomotor). Komponen afektif terdiri dari berbagai

jenis perasaan misalnya malu, merasa bersalah, perhatian terhadap

perasaan orang lain. Yang meliputi tindakan benar atau salah yang

memotivasi pemikiran dan tindakan moral. Komponen kognitif merupakan

pusat dimana seseorang melakukan konseptualisasi benar dan salah dan

memutuskan bagaimana seseorang berperilaku. Komponen perilaku

mencerminkan bagaimana seseorang sesungguhnya berperilaku ketika

25 Depknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hlm. 116.26 Nurul Zuhriyah, Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 17.27 Charles Scaefer. Bagaimana Mempengaruhi Anak, (Semarang: Dahara Prize, 1989),

hlm.129.28 Achmad Maulana, dkk, Kamus Ilmiah Popular, (Yogyakarta: Absolute, 2004), hlm. 5

Page 21: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

mengalami godaan untuk berbohong, curang, atau melanggar aturan moral

lainnya.

Adapun nilai-nilai hidup yang sesuai dengan moral keagamaan

menurut Paul Suparno, dkk. Meliputi religiusitas, sosialitas, gender,

keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, daya juang, tanggung jawab

serta penghargaan terhadap lingkungan.29

5. Anak usia dini

Merupakan kelompok manusia yang berumur 0-6 tahun. Anak usia

dini merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan

dan perkembangan yang bersifat unik dalam arti memiliki pola

pertumbuhan dan perkembangan.30 Menurut NAEYC (National

Association for The Education of Young Children) menyatakan bahwa

anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang

tercakup dalam program pendidikan taman penitipan anak, penitipan anak

pada keluarga, serta pendidikan anak usia dini baik swasta maupun

negeri.31 Perkembangan dan pertumbuhan anak telah dimulai sejak anak

masih berada dalam kandungan. Maka pendidikan pun sebaiknya

diberikan sejak dini kepada anak. Sedangkan Anak usia dini disini yang

dimaksud adalah peserta didik dari Playgroup Auliya- Kota Kendal, yang

dijadikan sebagai objek penelitian.

29 Nurul Zuhriyah, Op. Cit., hlm. 39.30 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2005), hlm. 87-8831 Siti Aisyah, dkk. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini,

(Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 1.3.

Page 22: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apa materi moral keagamaan anak usia dini di Playgroup Auliya – Kota

Kendal?

2. Bagaimana implementasi metode pembiasaan dalam pengembangan moral

keagamaan bagi anak usia dini di Playgroup Auliya-Kota Kendal?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian rumusan masalah diatas, maka penelitian ini

bertujuan untuk :

a. Mengetahui apa materi moral keagamaan anak usia dini di Playgroup

Auliya-Kota Kendal.

b. Mengetahui bagaimana implementasi metode pembiasaan dalam

pengembangan moral keagamaan anak usia dini di Playgroup Auliya-

Kota Kendal.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan wacana baru pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya

bagi dunia pendidikan anak usia dini Bagi pengasuh, pendidik dalam

memberikan pendidikan moral bagi anak usia dini.

b. Memberikan kontribusi pemikiran positif sebagai upaya membantu

memecahkan permasalahan-permasalahan dalam dunia pendidikan

akhlak/ moral terutama bagi anak usia dini.

E. KAJIAN PUSTAKA

Sebagai bahan pertimbangan dan penggalian berbagai informasi dan

data – data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan

berbagai literatur, seperti buku-buku dan skripsi atau hasil penelitian

sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti,

diantaranya:

Page 23: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Pertama, Skripsi saudari Ainun Ni’mah (3104298) lulusan Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo jurusan PAI Tahun 2009, yang berjudul

“Implementasi Metode Pembiasaan Pada Pendidikan Agama Islam Di SDIT

Harapan Bunda Pedurungan Semarang . Berdasarkan penelitian tersebut,

menunjukkan bahwa dalam implementasi metode pembiasaan pada

pendidikan agama Islam dinilai sangatlah tepat karena dalam implementasi

metode pembiasaan siswa dilatih dan dibiasakan untuk berfikir dan bersikap

sesuai dengan ajaran agama Islam serta mengamalkan ajaran-ajaran agama

Islam dengan baik dan benar.

Kedua, skripsi dari Wachidatul Musyarofah (3101335) lulusan

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Jurusan PAI Tahun 2007 dengan judul

“Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Rangka Pengamalan Agama Islam

Bagi Siswa SMP Hidayatullah Semarang”. Berdasarkan penelitian terebut,

hasilnya menunjukkan bahwa siswa SMP Hidayatullah Semarang

mengamalkan ajaran Islam yang diperoleh dari hasil belajar agama Islam yaitu

melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan pengalaman-

pengalaman yang memang sudah menjadi ketetapan peraturan sekolah untuk

dibiasakan oleh semua peserta didik maupun civitas akademik yang lainnya.

Penelitian ini memperoleh hasil yang memuaskan karena tingkat keberhasilan

metode pembiasaan yang diterapkan disini berhasil dan dijadikan kebiasaan

bagi siswa-siswanya. Penerapan pengalaman melalui metode pembiasaan yang

dilakukan di SMP Hidayatullah Semarang adalah rutin, spontan dengan

keteladanan dan terprogram. Pembiasaan merupakan metode yang digunakan

dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik

untuk membantu membiasakan diri pada perbuatan-perbuatan baik yang

dianjurkan oleh agama serta benar-benar mampu mengamalkan ajaran agama

yang menjadi keyakinannya.

Ketiga, skripsi yang berjudul “Implementasi Metode Pembiasaan

Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Tk Aisiyah Kradenan3

Trucuk Klaten” oleh Sri Wahyuni (073111415) Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo jurusan PAI lulus Tahun 2009. Dari penelitian tersebut hasilnya

Page 24: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

adalah bahwa penerapan metode pembiasaan dalam pembelajaran agama

Islam di TK Aisiyah Kradenan 3 Trucuk –Klaten dilakukan melalui tahap

perencanaan dengan menyiapkan program satuan kegiatan harian, kemudian

dilanjutkan dengan pelaksanaan, dengan melaksanakan proses pembelajaran

yang berorientasi pada pembiasaan anak yang dilakukan dengan berbagai cara

baik disesuaikan arah pembiasaan yang telah dirancang, selanjutnya

merupakan model pembiasaan dengan membiasakan kebersihan dengan

memeriksa pakaian, kuku dan tubuh mereka, membiasakan untuk membaca Al

Qur’an, menghafal surat-surat pendek, membiasakan membaca do’a-do’a

harian dalam kehidupan sehari-hari, pada setiap proses pembelajaran,

membiasakan menutup kegiatan belajar mengajar dengan do’a bersama dan

saling bersalaman. Dengan demikian maka sangatlah tepat ketika metode

pembiasaan dijadikan sebagai metode yang diterapkan bagi anak usia dini,

dalam hal ini adalah peserta didik dari TK Aisiyah Kradenan 3 Trucuk-

Klaten.

Ke empat, skripsi “Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Anak Di RA

Mashitoh Tugurejo Semarang , oleh Asfiyah (073111600) lulus Tahun 2009

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, jurusan PAI. Penelitian tersebut bertujuan

untuk mengetahui bagaimana proses penanaman nilai-nilai akhlak pada anak

di RA Mashitoh Tugurejo Semarang. Sedangkan hasil penelitiannya adalah

bahwa proses penanaman nilai-nilai akhlak di RA Mashitoh Tugurejo

Semarang dilakukan mulai ketika anak baru datang di RA dengan mengucap

salam, membaca do’a-do’a harian dan pembiasaan terhadap hal-hal positif

lainnya.

Kemudian peneliti juga menggunakan buku yang berjudul“ Pendidikan

Anak Prasekolah “ buah karya dari Soemiarti Patmonodewo yang relevan

dijadikan sebagai sumber rujukan dalam pembuatan skripsi ini. Yang mana di

dalamnya terdapat tokoh-tokoh pendidikan pra sekolah, seluk beluk

pendidikan anak pra sekolah, kurikulum, juga berisi tentang orang tua dan

pendidikan pra sekolah, dsb.

Page 25: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Adapun penelitian ini akan memfokuskan pada implementasi dari

metode pembiasaan positif pada pengembangan moral keagamaan bagi anak

usia dini di Playgroup Auliya. Sedangkan penelitian ini berbeda dari

penelitian-penelitian sebelumnya yang dilaksanakan di sekolah-sekolah

reguler, akan tetapi disini penelitian dilaksanakan di playgroup Auliya yang

mana kegiatan belajar mengajar berlangsung seharian atau Full Day School.

Playgroup ini mempunyai konsep sekolah alam sehingga peserta didik tidak

hanya belajar di dalam kelas dan terbatas pada ruangan saja, akan tetapi

mereka juga diajak belajar di luar ruangan dan menjadikan alam sebagai

“ruang” observasi dan sarana pembelajaran bagi anak.

F. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research,

karena yang diteliti adalah sesuai yang ada di lapangan secara langsung.

Dalam hal ini yang dijadikan obyek penelitian adalah Playgroup Auliya

Kendal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut S.

Margono penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.32

2. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada implementasi metode pembiasaan

pada pengembangan moral keagamaan anak usia dini pada Playgroup

Auliya-Kota Kendal. Penelitian ini melibatkan peserta didik sebagai objek

penelitian, pendidik, kepala sekolah, komite sekolah, serta orang tua

peserta didik.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Metode pengamatan (observasi)

Pengamatan (observasi) adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui suatu proses pengamatan, dengan disertai pencatatan

32 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 36

Page 26: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

terhadap keadaan atau perilaku sasaran.33 Dikatakan juga bahwa

mengamati adalah menatap kejadian, gerak, atau proses. Mengamati

bukanlah hal yang mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh

minat dan kecenderungan-kecenderungan yang ada padanya. Padahal

hasil pengamatan harus sama, walaupun dilakukan oleh beberapa

orang. Dengan kata lain seorang pengamat harus objektif.34

Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana implementasi metode pembiasaan yang dilakukan dan apa

saja isi moral keagamaan yang diajarkan di Playgroup Auliya serta

bagaimana moral dari peserta didik sehingga dapat melihat langsung

kondisi yang ada di lapangan. Dalam hal ini pengamatan difokuskan

pada bentuk-bentuk pembiasaan yang diberikan pada peserta didik

oleh pihak pendidik, serta bagaimana keseharian anak menjalani tugas-

tugas yang diberikan pendidik sehingga menjadi kebiasaan yang

positif.

b. Metode wawancara (interview)

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses

tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan

datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh

yang diwawancarai.35 Interview merupakan alat pengumpul informasi

dengan mengajukan berbagai pertanyaan secara lisan dan dijawab

secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung

dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber

informasi (interviewee). Untuk memperoleh informasi yang tepat dan

objektif setiap interviewer harus mampu menciptakan hubungan baik

dengan interviewee atau responden atau mengadakan raport ialah suatu

situasi psikologis yang menunjukkan bahwa responden bersedia

33 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), hlm. 104.

34 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), hlm. 230.

35 Abdurrahmat Fathoni, Op. Cit., hlm. 105.

Page 27: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

bekerja sama, bersedia menjawab pertanyaan dan member informasi

sesuai dengan pikiran dan keadaan yang sebenarnya.36

Adapun dalam penelitian ini yang diwawancarai adalah para

pendidik, kepala sekolah, komite sekolah yang secara langsung dekat

dan berhubungan dengan peserta didik sehingga benar-benar tahu

kondisi dan perkembangan anak.

c. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

dengan menggunakan dokumen-dokumen yang ada, misalnya berupa

catatan, arsip, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda, dsb.37 yang berhubungan dengan penelitian.

Metode ini digunakan untuk menghimpun data mengenai sejarah

berdirinya sekolah, struktur organisasi dan personalia, serta keadaan

peserta didik dan staf karyawan yang ada. Metode dokumentasi ini

dilakukan untuk mendapatkan data-data yang belum didapatkan

melalui metode observasi dan interview.

4. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data secara

kualitatif, yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan pada orang lain.38 Dengan menggunakan analisis deskriptif

kualitatif yaitu data yang telah terkumpul diuraikan dan digambar secara

lengkap dalam suatu bahasa, sehingga ada pemahaman antara kenyataan di

lapangan dengan bahasa yang digunakan untuk menguraikan data-data

yang ada.39Jadi dalam penelitian ini penulis menganalisis data-data yang

36 S. Margono, Op. Cit., hlm. 165.37 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 231.38Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2009), hlm. 248.39Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Ed.III, (Yogyakarta: Rake Sarasin,

1996), hlm. 68-69.

Page 28: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

diperoleh dari lapangan yang didasarkan pada konsep dan teori yang ada.

Dan dalam analisis, penulis akan mendeskripsikan tentang implementasi

metode pembiasaan positif pada pengembangan moral keagamaan anak

serta bagaimana isi moral keagamaan yang diajarkan di Playgroup Auliya

Kota Kendal.

Page 29: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

BAB II

METODE PEMBIASAAN PADA PENGEMBANGAN MORAL

KEAGAMAAN ANAK USIA DINI

A. METODE PEMBIASAAN

1. Pengertian Metode Pembiasaan

Metode merupakan cara yang telah teratur dan telah terpikir baik-

baik untuk mencapai suatu maksud.40 Menurut pendapat Mahmud Yunus

yang dikutip Armai Arief, metode adalah “Jalan yang hendak ditempuh

oleh seseorang supaya seseorang sampai pada tujuan tertentu, baik dalam

lingkungan perusahaan, perniagaan, maupun dalam kupasan ilmu

pengetahuan dan lainnya”.41

Secara etimologi, pembiasaan berasal dari kata “biasa”. Dalam

kamus besar Bahasa Indonesia, “biasa” berarti 1) Lazim atau umum, 2)

Seperti sedia kala, 3) Sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari

kehidupan sehari-hari. Dengan adanya prefiks “pe” dan sufiks “an”

menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan

proses membuat sesuatu/seseorang menjadi terbiasa. Dalam kaitannya

dengan metode pengajaran pendidikan agama Islam, dapat dikatakan

bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk

membiasakan anak didik berfikir, bersikap, bertindak sesuai dengan

tuntunan ajaran Islam.42 Metode Pembiasaan merupakan kegiatan yang

dilakukan secara teratur dan berkesinambungan untuk melatih anak agar

memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu, yang umumnya berhubungan

dengan pengembangan kepribadian anak seperti emosi, disiplin, budi

40 Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), hlm 232.

41 Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:Ciputat Press, 2002),hlm. 87.

42 Ibid, hlm. 110.

Page 30: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

pekerti, kemandirian, penyesuaian diri, hidup bermasyarakat, dan lain

sebagainya.43

Pembiasaan menurut Zainal Aqib merupakan upaya yang

dilakukan untuk mengembangkan perilaku anak, yang meliputi perilaku

keagamaan, sosial, emosional dan kemandirian.44 Pembiasaan merupakan

proses penanaman kebiasaan. Kebiasaan adalah pola untuk melakukan

tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu

dan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk hal yang sama.45

Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara

berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan

sebenarnya berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu adalah sesuatu

yang diamalkan. Metode pembiasaan juga tergambar dalam Al-Qur’an

dalam penjabaran materi pendidikan melalui kebiasaan yang dilakukan

secara bertahap. Dalam hal ini termasuk merubah kebiasaan–kebiasaan

yang negatif. Kebiasaan ditempatkan oleh manusia sebagai sesuatu yang

istimewa. Ia banyak sekali menghemat kekuatan manusia, karena sudah

menjadi kebiasaan yang sudah melekat dan spontan, agar kekuatan itu

dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang

pekerjaan, berproduksi dan aktivitas lainnya.46 Demikian halnya dengan

cara mendidik anak. Untuk dapat membina agar anak mempunyai sifat-

sifat terpuji, tidaklah mungkin dengan menggunakan penjelasan pengertian

saja, akan tetapi perlu membiasakannya untuk melakukan hal-hal yang

baik yang diharapkan nanti dia akan memiliki sifat itu, serta menjauhi sifat

tercela. Kebiasaan dan latihan itulah yang membuat dia cenderung untuk

melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk.47 Maka, semakin

kecil umur anak, hendaknya semakin banyak latihan dan pembiasaan

43 Ramli, Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini,http://ramlimpd.blogspot.com/2010/10/pembelajaran-untuk-anak-usia-dini.html

44 Zainal Aqib, Belajar dan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, (Bandung : YramaWidya, 2009), hlm. 28

45 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), hlm. 11346 http://masmukhorul.Blogspot.com/2009/06/metode-pembiasaan-sebagai-upaya.html.47 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hlm. 73.

Page 31: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

agama dilakukan pada anak. Dan semakin bertambah umur anak, maka

hendaknya semakin bertambah pula penjelasan dan pengertian tentang

agama itu diberikan sesuai dengan tingkat perkembangannya.48

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

metode pembiasaan berarti cara untuk melakukan suatu tindakan dengan

teratur dan telah terpikir secara baik-baik dan dilakukan secara berulang-

ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan.

2. Dasar dan Tujuan Pembiasaan

Pendidikan agama Islam sebagai pendidikan nilai maka perlu

adanya pembiasaan-pembiasaan dalam menjalankan ajaran Islam,

sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat terinternalisasi dalam diri peserta

didik, yang akhirnya akan dapat membentuk karakter yang Islami. Nilai-

nilai ajaran Islam yang menjadi karakter merupakan perpaduan yang bagus

(sinergis) dalam membentuk peserta didik yang berkualitas, di mana

individu bukan hanya mengetahui kebajikan, tetapi juga merasakan

kebajikan dan mengerjakannya dengan didukung oleh rasa cinta untuk

melakukannya. Pembentukan karakter seseorang (terutama peserta didik)

bersifat tidak alamiah, sehingga dapat berubah dan dibentuk sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.

Pembiasaan dalam pendidikan agama hendaknya dimulai sedini

mungkin. Sebagaimana perintah Rasulullah SAW kepada orang tua, dalam

hal ini para pendidik agar mereka menyuruh anak-anak mengerjakan

sholat, tatkala mereka berumur tujuh tahun. Hal tersebut berdasarkan

hadits di bawah ini:

)(

48 Ibid49 Abi Thib Muhammad Syams al Haq al Adzim Abadi, Aunul Ma bud Syarah Sunan

Abi Dawud, Juz II, (Beirut: Daarul Fikr, 1968), hlm. 162.

Page 32: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Artinya: “Suruhlah anak-anak kalian untuk melaksanakan sholat ketikamereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka apabilameninggalkannya ketika mereka berumur sepuluh tahun, danpisahkanlah tempat tidur mereka”. ( HR. Abu Dawud )

Membiasakan anak shalat, lebih-lebih dilakukan secara berjamaah

itu penting. Sebab dalam kehidupan sehari-hari pembiasaan itu merupakan

hal yang sangat penting, karena banyak dijumpai orang berbuat dan

bertingkah laku hanya karena kebiasaan semata-mata. Tanpa itu hidup

seseorang akan berjalan lambat sekali, sebab sebelum melakukan sesuatu

seseorang harus memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan. 50

Mendidik anak dengan metode pembiasaan juga didasarkan pada

hadis nabi Muhammad saw, yang berbunyi :

: :)(

“ Dari Aisyah ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Amalan-amalan yang disukai Allah adalah amalan-amalan yang dikerjakan secaralanggeng (menjadi suatu kebiasaan), walau amalan itu sedikit (HR.Muslim)

Merujuk pada hadits tersebut, maka jelas bahwa dalam mendidik

anak usia dini, metode pembiasaan positif sangat tepat digunakan.

Zakiah Darajat berpendapat: “ Orang tua adalah Pembina pribadi

yang utama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup

mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak berlangsung dengan

sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. 52

ketika mencermati pendapat tersebut, maka pendidikan anak usia dini

dengan metode pembiasaan positif sangatlah tepat karena pada masa ini

anak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat baik

perkembangan fisik maupun psikisnya. Pada saat ini anak masih mudah

50 http://masmukhorul. Blogspot.com/2009/06/metode-pembiasaan-sebagai-upaya.html51 Ibnu Atsir al Jazari, Jami Al Ushul Fi Ahadits al Rasul Salla Allahu Alaihi wa

Sallama, Juz Awwal, (Beirut : Daar al-Kutub al ‘Alamiyah, tt), hlm. 218.

52 Zakiah Darajat, Op. Cit., hlm. 56.

Page 33: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

dipengaruhi dan diajak untuk membiasakan diri pada hal-hal yang baik.

Sehingga kebiasaan-kebiasaan yang telah ditanamkan sejak dini sangat

melekat pada dirinya dan dibawa sepanjang hidupnya.

Hal ini juga senada dengan pendapat para tokoh pendidikan seperti

John Locke yang terkenal dengan teori “Tabularasa”nya yang

menyampaikan bahwa manusia lahir itu seperti kertas putih yang masih

bersih sehingga tergantung dari orang tuanya akan menulisi apa.

Menurutnya segala sesuatu yang ada dalam pikirannya berasal dari

pengalaman inderawi. Artinya dengan pengamatan panca indera akan

mengisi jiwa dengan kesan-kesan yang dengan jalan sintesis, analisis, dan

perbandingan diolah menjadi pengetahuan.

Adapun ciri dari didaktis John Locke adalah : a) belajar seperti

bermain, 2) mengajarkan mata pelajaran berturut-turut, tidak sama, 3)

mengutamakan pengalaman dan pengamatan, 4) mengutamakan budi

pekerti. Beliau mementingkan kepatuhan si anak. Dari permulaan atau

sejak dini anak harus dibiasakan pada hal-hal yang baik. Pendidikan

menurut John Locke bersifat utilities, yang didasarkan atas dasar

kegunaan. Beliau beranggapan bahwa proses pendidikanlah yang memberi

banyak hal kepada anak. 53 Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibnu Sina

yang dikutip oleh Abudin Nata tentang metode pengajaran terdapat metode

pembiasaan dan teladan bagi anak. Beliau menyampaikan bahwa

pembiasaan adalah salah satu metode pengajaran yang paling efektif,

khususnya dalam mengajarkan akhlak. Cara tersebut secara umum

dilakukan dengan pembiasaan dan teladan yang disesuaikan dengan

perkembangan jiwa anak.54

Banyak pendapat yang menyatakan bahwa pembiasaan positif yang

ditanamkan sejak dini sangat memberikan pengaruh positif pula pada masa

yang akan datang. Sebagaimana pepatah arab disebutkan :

53 MIF Baihaqi, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan, (Bandung : Nuansa, 2007), hlm.86-8754 Abudin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2002), hlm. 75-76.

Page 34: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

"" yang artinya adalah “ Barang siapa

membiasakan sesuatu di waktu mudanya maka di waktu tuanya akan

menjadi kebiasaannya pula “. Yang dimaksud pembiasaan disini adalah

pembentukan keterampilan berucap, berbuat sesuai dengan yang diajarkan

agama. Pembiasaan ini mempunyai arti yang penting karena merupakan

sarana paling efektif guna pembentukan pribadi yang shaleh.55 Lagi pula

pada masa usia dini anak cenderung bersifat imitatif atau suka meniru apa

yang dilihat dan diketahui. Sehingga ketika yang dilihat dan diketahui oleh

anak itu adalah hal-hal yang baik dan dibiasakan sejak dini maka akan

sangat efektif bagi pembentukan pribadi yang baik.

Al-Ghazali mengatakan: ”Anak adalah amanah orang tuanya.

Hatinya yang bersih adalah permata berharga nan murni, yang kosong dari

setiap tulisan dan gambar. Hati itu siap menerima setiap tulisan dan

cenderung pada setiap yang ia inginkan. Oleh karena itu, jika dibiasakan

mengerjakan yang baik, lalu tumbuh di atas kebaikan itu maka bahagialah

ia di dunia dan akhirat, orang tuanya pun mendapat pahala bersama.”56

Kutipan di atas memperjelas kedudukan metode pembiasaan bagi

perbaikan dan pembentukan akhlak melalui pembiasaan. Dengan demikian

pembiasaan yang dilakukan sejak dini akan berdampak besar terhadap

kepribadian /akhlak anak ketika mereka telah dewasa. Sebab pembiasan

yang telah dilakukan sejak kecil akan melekat kuat di ingatan dan menjadi

kebiasaan yang tidak dapat dirubah dengan mudah. Dengan demikian

metode pembiasaan sangat baik dalam rangka mendidik moral dan akhlak

anak.

3. Bentuk-bentuk Pembiasaan

Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus

menerus dan dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi

kebiasaan yang baik. Pembiasaan ini meliputi aspek perkembangan moral

55 Nur Uhbiyati, Long Life Education : Pendidikan Anak Sejak Dalam KandunganSampai Lansia, (Semarang : Walisongo Press, 2009), hlm. 58.

56http://riwayat.wordpress.com./2008/01/25/metode-mendidik-akhlak-anak/-ftn

Page 35: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

dan nilai-nilai agama, pengembangan sosio emosional dan kemandirian.

Dari program pengembangan moral dan nilai-nilai agama diharapkan

dapat meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan yang maha Esa dan

membantu terbinanya sikap anak yang baik. Dan dengan pengembangan

sosio emosional anak diharapkan dapat memiliki sikap membantu orang

lain, dapat mengendalikan diri dan berinteraksi dengan lingkungannya.57

Adapun bentuk-bentuk Pembiasaan pada anak dapat dilaksanakan dengan

cara berikut :58

a. Kegiatan rutin, adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah setiap hari,

misalnya berbaris, berdo’a sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

b. Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan,

misalnya meminta tolong dengan baik, menawarkan bantuan dengan

baik, dan menjenguk teman yang sakit.

c. Pemberian teladan adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi

teladan/contoh yang baik kepada anak, misalnya memungut sampah di

lingkungan sekolah dan sopan dalam bertutur kata.

d. Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang deprogram dalam kegiatan

pembelajaran (program semester, SKM, dan SKH) , misalnya makan

bersama dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

4. Langkah-langkah pelaksanaan pembiasaan

Kebiasaan baik yang dibentuk dan dikembangkan melalui proses

pendidikan yang baik, misalnya kebiasaan dalam berkomunikasi ,

pengaturan dan penggunaan waktu secara tepat, bersikap baik dan tepat,

memilih permainan dan menggunakan saran dengan tepat. Anak perlu

dibiasakan sejak dini untuk mengatur dan menggunakan waktu secara

tepat, agar kelak bisa menjadi orang disiplin dan bertanggung jawab.

Pembiasaan sebaiknya ditanamkan dari hal-hal kecil dan yang mudah

dilakukan oleh anak usia dini. Misalnya mengatur waktu antara menonton

57 Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung : Alfabeta, 2010), hlm.63.58Zainal Aqib, Op. Cit., hlm.28.

Page 36: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

TV dengan bermain, belajar, istirahat dan kegiatan-kegiatan yang lainnya.

Apabila kebiasaan ini sudah dimiliki oleh anak , maka anak sendiri akan

menyesuaikan berbagai tindakannya sehingga tidak saling merugikan atau

menghambat.

Agar pembiasaan dapat segera tercapai dan hasilnya baik, maka

harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :59

a. Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu

mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan

dibiasakan.

b. Pembiasaan hendaknya dilakukan secara terus menerus (berulang-

ulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu

kebiasaan yang otomatis. Tapi juga butuh pengawasan dari orang tua,

keluarga maupun pendidik.

c. Pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh

terhadap pendiriannya yang telah diambil. Jangan memberi

kesempatan anak untuk melanggar pembiasaan yang telah ditetapkan.

d. Pembiasaan yang mula-mulanya mekanistis harus semakin menjadi

pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri.

Kebiasaan lain perlu dipupuk dan dibentuk adalah berkomunikasi

dengan anggota keluarga, misalnya mendiskusikan hal-hal yang mereka

saksikan di lingkungan. Kebiasaan berkomunikasi dan berdiskusi akan

memupuk kemampuan anak dalam berinteraksi sosial dan pengembangan

diri. Dalam hal ini orang tua mempunyai peran yang sangat besar dan

penting terutama melalui metode pembiasaan dan keteladanan.60

Sedangkan upaya untuk memelihara kebiasaan yang baik dilakukan

dengan cara:61

59 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1995), hlm. 178.

60Mohammad Surya, Bina Keluarga, (Semarang : CV. Aneka Ilmu, 2001), hlm.5.61Suryati Sidharto dan Rita Eka Izzaty, Social Skill Untuk Anak Usia Dini:

Pengembangan Kebiasaan Positif, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2007), hlm. 11-12.

Page 37: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

a. Melatihkan hingga benar-benar paham dan bisa melakukan tanpa

kesulitan.

Sesuatu hal yang baru tentu tidak mudah dilakukan semua

anak, maka pembiasaan bagi mereka perlu dilakukan sampai anak

dapat melakukan. Pendidik perlu membimbing dan mengarahkan agar

anak-anak mampu melakukan.

b. Mengingatkan anak yang lupa melakukan.

Anak-anak perlu diingatkan dengan ramah jika lupa atau

dengan sengaja tidak melakukan kebiasaan positif yang telah diajarkan

tapi jangan sampai mempermalukan anak. Teguran sebaiknya

dilakukan secara pribadi.

c. Apresiasi pada masing-masing anak secara pribadi

Pemberian apresiasi dapat membuat anak senang, tetapi harus

hati-hati agar tidak menimbulkan kecemburuan pada anak yang lain.

d. Hindarkan mencela pada anak

Guru merupakan profesi yang professional, maka seluruh

perilaku dalam mendidik anak diupayakan agar menguntungkan bagi

perkembangan anak dengan tidak mencela anak, walau terdapat

kesalahan atau kekurangan padanya.

5. Kelebihan dan kekurangan metode pembiasaan

Pembiasaan merupakan metode yang tepat diterapkan pada

pendidikan anak usia dini, mengingat pada masa anak-anak mudah diberi

pengaruh dan mudah mengikuti apa yang diajarkan padanya. Namun

demikian, dalam setiap metode pembelajaran dalam pendidikan, tentu

terdapat kelebihan dan kekurangan. Sama halnya dengan metode

pembiasaan terdapat kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

1. Kelebihan

Kelebihan metode pembiasaan adalah:

a. Dapat menghemat waktu dan tenaga dengan baik

b. Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan aspek lahiriah saja tetapi

juga berhubungan dengan aspek batiniah.

Page 38: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

c. Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling

berhasil dalam pembentukan kepribadian anak.

2. Kekurangan

Kekurangan pada penerapan metode ini adalah membutuhkan

tenaga pendidik yang benar-benar dapat dijadikan sebagai contoh

tauladan di dalam menanamkan suatu nilai kepada anak didik. Oleh

karena itu pendidik yang dibutuhkan dalam mengaplikasikan

pendekatan ini adalah dibutuhkannya pendidik pilihan yang benar-

benar mampu menyelaraskan antara perkataan dengan perbuatan.

Sehingga tidak ada kesan bahwa pendidik hanya mampu memberikan

nilai saja tetapi tidak mampu mengamalkan nilai yang disampaikannya

kepada anak didik.62

B. METODE PEMBIASAAN PADA PENGEMBANGAN MORAL

KEAGAMAAN

1. Pengertian moral keagamaan

Istilah moral kadang-kadang dipergunakan sebagai kata yang sama

dengan etika. Moral berasal dari bahas Latin, mos (adat istiadat, kebiasaan,

cara, tingkah laku, kelakuan), mores (adat istiadat, tabiat, kelakuan, watak,

akhlak, cara hidup). Secara etimologi moral dan etika mempunyai arti

yang sama karena keduanya berasal dari kata yang mengandung arti adat

kebiasaan. Sedangkan etika berasal dari bahasa Yunani ethos (jamak: ta

etha). Moral diartikan sebagai nilai dan norma yang menjadi pegangan

bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Sebagaimana pendapat Helden dan Richards yang dikutip oleh Sjarkawi,

moral diartikan sebagai suatu kepekaan dalam pikiran, perasaan dan

tindakan dibandingkan dengan tindakan lain yang tidak hanya berupa

kepekaan terhadap prinsip dan aturan. Selanjutnya, Atkinson berpendapat

bahwa moral merupakan pandangan tentang baik dan buruk, benar dan

62 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002), hlm. 115-116.

Page 39: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Selain itu juga moral

merupakan seperangkat keyakinan dalam suatu masyarakat berkenaan

dengan karakter atau kelakuan dan apa yang seharusnya dilakukan oleh

manusia.63

Sedangkan yang dimaksud disini adalah moral keagamaan, yang

berarti nilai atau norma yang dijadikan pegangan bagi seseorang atau

kelompok masyarakat yang mengatur tingkah laku dalam kehidupan yang

didasarkan pada keyakinan atau agama yang dianut.

2. Bentuk-bentuk Moral Keagamaan

Bentuk-bentuk nilai moral yang diterapkan pada anak adalah

sebagai berikut :64

a. Religiusitas, terdiri dari membiasakan anak berdoa sebelum dan

sesudah melakukan suatu perbuatan, membiasakan anak bersyukur,

sikap toleran dan mendalami ajaran agama.

b. Sosialitas, terdiri dari membiasakan anak hidup bersama, dan saling

memperhatikan serta tolong menolong.

c. Gender, berupa kesetaraan atau kesamaan dalam permainan anak.

d. Keadilan, berupa pemberian kesempatan yang sama pada anak baik

dalam bermain dan belajar.

e. Demokrasi, berupa pemberian penghargaan terhadap imajinasi anak,

dihargai dan diarahkan.

f. Kejujuran, berupa sikap menghargai milik orang lain.

g. Kemandirian, berupa sikap anak yang bisa melakukan kegiatan sendiri

tanpa dibantu orang lain, misalnya memakai baju, sepatu, makan dan

minum, dsb. Serta sekolah tidak ditunggui orang tua atau pengasuh.

h. Daya juang, terdiri dari rasa memupuk kemauan untuk mencapai

tujuan, serta bersikap tidak mudah menyerah. Bisa berupa kegiatan

fisik, jalan-jalan.

63 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006),hlm. 27-28.64Nurul Zuhriah, Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan,

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 39-40.

Page 40: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

i. Tanggung jawab, berupa kegiatan memakai dan membereskan alat

permainannya sendiri.

j. Penghargaan terhadap lingkungan alam, berupa sikap anak yang

memelihara tanaman atau bunga, tidak membuang sampah

sembarangan.

3. Langkah-langkah untuk mengembangkan moral keagamaan

a. Religiusitas

Religiusitas pada anak usia dini dapat dikenalkan dengan cara

membiasakan diri bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan Yang

Maha Esa, akan membawa suasana hidup yang menyenangkan. Untuk

melatih hal ini sehingga menjadi suatu kebiasaan yang dapat dilakukan

secara dini pada masa pendidikan adalah dengan membiasakan berdoa

sebelum atau sesudah melakukan sesuatu. Misalnya, berdoa sebelum

dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah makan, sebelum dan

sesudah tidur, dsb.

b. Sosialitas

Sosialitas pada anak usia dini dapat diajarkan dengan cara

sekolah menyediakan alat permainan yang jumlahnya teratas untuk

anak-anak. Selanjutnya guru mengajak anak mulai memperhatikan

sesamanya, mau berbagi dan menyadari bahwa dalam kehidupan

bersama dalam masyarakat perlu ada aturan, saling memperhatikan dan

saling mendukung. Anak diajak bersikap terbuka, rendah hati, saling

menerima dan mau berbagi, serta tidak egois. Langkah awal yang bisa

dilakukan berupa sikap dan perilaku mau berbagi mainan dengan

teman, mau bergantian dengan teman, serta tidak asyik dengan

kepentingan dan kemauan dirinya sendiri.

c. Gender

Pengenalan gender pada anak usia dini perlu ditanamkan sejak

dini, misalnya dengan cara disosialisasikan pada anak melalui

Page 41: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

permainan dan kegiatan bersama yang tidak membedakan antara laki-

laki dengan perempuan.

d. Keadilan

Nilai keadilan dapat ditanamkan pada pendidikan anak usia

dini dengan cara memberi kesempatan yang sama untuk semua siswa

baik laki-laki maupun perempuan untuk mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru, baik melalui kegiatan menyanyi, permainan,

maupun tugas lain.

e. Demokrasi

Nilai demokrasi pada anak usia dini dapat diajarkan melalui

kegiatan menghargai perbedaan yang tahap demi tahap harus

diarahkan pada pertanggungjawaban yang benar dan sesuai dengan

nalar anak. Untuk memulainya di lingkungan sekolah, anak diberi

kebebasan untuk menggambar sesuai imajinasi dan kreativitasnya

masing-masing, seperti apapun hasilnya anak diberi apresiasi.

Apresiasi yang diberikan merupakan bagian dari penghargaan akan

perbedaan.65

f. Kejujuran

Nilai kejujuran pada anak usia dini dapat diajarkan melalui

kegiatan keseharian yang sederhana dan sebagai suatu kebiasaan, yaitu

perilaku yang dapat membedakan milik pribadi dan milik orang lain.

Kemampuan dasar untuk membedakan merupakan dasar untuk

bersikap jujur.

g. Kemandirian

Kemandirian pada anak usia dini dapat dibentuk melalui cara:

memberi anak-anak pilihan sesuai dengan minat masing-masing,

menetapkan batasan-batasan yang jelas, konsisten dan masuk akal

tentang suatu pengertian. Misalnya, pada pengenalan tentang aneka

buah, maka pendidik memberi pengetahuan tentang ciri dari masing-

masing buah baik warna, rasa, atau kulit. dsb. Kemudian menerima

65Ibid, hlm. 41-44.

Page 42: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

irama anak-anak antara kebebasan dan ketergantungan, memfokuskan

pada manfaat ketika anak-anak mempraktikkan keterampilan baru

bukan pada kesalahan yang mereka lakukan, serta menetapkan harapan

yang sesuai dengan kemampuan anak dan memfokuskan kurikulum

pada hal-hal nyata atau kegiatan sehari-hari.66

h. Daya juang

Upaya menumbuhkan nilai daya juang pada anak bisa

dilakukan dengan mengajak anak jalan-jalan. Kemampuan menempuh

jarak tertentu menjadi dasar untuk mengembangkan daya juangnya.

Melalui kegiatan ini anak juga diajak mengenal alam sekitar dan cara

hidup bersama di jalan umum seperti: disiplin, tertib, hati-hati untuk

keselamatan diri dan bersama, menghargai kebersihan dengan tidak

membuang sampah sembarangan. Di samping itu anak juga diajak

mencintai dan mengakui kebesaran Allah yang menciptakan keindahan

alam semesta ini, serta berusaha mensyukuri nikmat yang diberikan

dengan cara menjaganya.

i. Tanggung jawab

Nilai tanggungjawab pada anak usia dini dapat dilakukan

melalui kegiatan permainan atau tugas-tugas yang menggunakan alat.

Dengan cara memperkenalkan dan melatih tanggungjawab anak

menjaga alat permainannya. Selalu minta izin apabila meminjam

barang milik temannya.

j. Penghargaan terhadap lingkungan alam

Penghargaan terhadap lingkungan alam dapat ditumbuhkan

dengan cara mengajak dan mengajari anak memelihara tanaman di

sekolah. Anak diajak berkebun, dan diberi tanggungjawab memelihara

satu tanaman. Serta tidak membuang sampah pada tempatnya.67

Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya

terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Pendidik/pembimbing utama dan

66 Suryati Sidharto dan Rita Eka Izzaty, Op. Cit., hlm. 2467Nurul Zuhriyah, Op. Cit., hlm. 41-45.

Page 43: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

pertama adalah orang tua, kemudian guru. Semua pengalaman yang dilalui

anak pada masa kecil merupakan unsur terpenting dalam hidupnya. Sikap

anak terhadap agama didapat melalui pengalaman yang didapat dengan

orang tua serta keluarga. Kemudian diperbaiki di sekolah. Adapun latihan

keagamaan yang menyangkut akhlak dan ibadah sosial, sesuai dengan

ajaran agama, jauh lebih penting daripada penjelasan dengan kata-kata.

Latihan disini dilakukan melalui contoh yang diberikan oleh guru atau

orang tua. Oleh karena itu, guru agama hendaknya mempunyai

kepribadian yang dapat mencerminkan ajaran agama, yang akan diajarkan

kepada anak didiknya, lalu sikapnya dalam melatih kebiasaan-kebiasaan

baik yang sesuai dengan ajaran agama itu, hendaknya menyenangkan dan

tidak kaku. 68 Demikian halnya pada pengembangan moral keagamaan

pada anak, harus dilakukan dengan latihan-latihan langsung dan

dibiasakan untuk melakukan, sehingga nilai-nilai moral keagamaan tidak

hanya sebatas pengetahuan tentang apa dan bagaimana moral itu sendiri,

tetapi bagaimana moral keagamaan itu diterapkan dalam kehidupan

seseorang.

C. METODE PEMBIASAAN PADA ANAK USIA DINI

1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini merupakan kelompok manusia yang berumur 0-6

tahun. Anak usia dini merupakan kelompok anak yang berada dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik dalam arti

memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan.69 Anak usia dini atau

biasa disebut anak pra sekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6

tahun, menurut Biechler dan Snowman (1993) mereka biasanya mengikuti

program pra sekolah. Di Indonesia umumnya anak tersebut mengikuti

program tempat penitipan anak (3-5 tahun), kelompok bermain (2-4

tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mengikuti program taman

68 Zakiah Darajat, Op. Cit., hlm. 74-75.69 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2005), hlm. 87-88

Page 44: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

kanak-kanak.70 Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas

No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun

keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD

dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun yang terdiri dari beberapa periode :

a. Infant (0-1 tahun)

b. Toodler (2-3 tahun)

c. Preschool/ kindergarten children (3-6 tahun)

d. Early primary school (6-8 tahun). 71

Jadi bisa disimpulkan bahwa anak usia dini atau anak prasekolah

adalah golongan anak yang berusia antara 0-6 tahun yang berada dalam

masa pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis.

Pada masa ini perkembangan dan pertumbuhan berlangsung sangat pesat,

sehingga masa ini biasa disebut dengan masa keemasan atau Golden age.

2. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak usia dini merupakan individu yang mengalami pertumbuhan

dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan

perkembangan. Maka usia dini dikatakan sebagai usia emas atau Golden

Age, yaitu usia yang sangat berharga karena pada masa ini terjadi

transformasi yang luar biasa pada otak dan fisiknya yang tidak terjadi pada

masa-masa berikutnya. Maka dari itu, pada masa keemasan ini sangat

penting bagi perkembangan intelektual, emosi dan social di masa yang

akan datang dengan memperhatikan dan menghargai keunikan setiap anak.

Adapun karakteristik dari anak usia dini adalah sebagai berikut :72

a. Kecepatan pertumbuhan dan perubahan fisik

b. Secara berangsur-angsur berkurangnya ketergantungan pada pihak lain

(ibunya)

c. Merupakan fondasi bagi pertumbuhan selanjutnya

d. Banyak resiko

70 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,2003), hlm. 19.

71 http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini72 Mohammad Surya, Op. Cit., hlm. 30.

Page 45: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

e. Banyak memerlukan perhatian dari orang tuanya.

Karakteristik yang lain adalah 1) anak sangat aktif mengeksplorasi

benda-benda yang ada di sekitarnya. Eksplorasi anak yang dilakukan anak

terhadap benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang

sangat efektif. Anak juga sangat aktif melakukan berbagai kegiatan seperti

melompat, berlari dan memanjat 2) kemampuan berbahasa anak semakin

baik, sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu

mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu, seperti meniru dan

mengulang pembicaraan. 3) anak mulai belajar mengembangkan emosi.

Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan

memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditentukan oleh bawaan, namun

lebih banyak pada lingkungan.73 Sedangkan menurut Siti Aisyah

karakteristik anak usia dini adalah sebagai berikut:74

1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar

Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia sekitarnya dan ingin

mengetahui segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Hal ini ditunjukkan

dengan mengajukan berbagai pertanyaan ketika melihat sesuatu,

walau dalam bahasa yang masih sangat sederhana. Untuk memenuhi

rasa ingin tahunya anak sering membongkar pasang segala sesuatu.

2. Merupakan pribadi yang unik

Meskipun banyak terdapat kesamaan dalam pola umum

perkembangan, tetapi setiap anak memiliki keunikan masing-masing

walaupun pada anak kembar secara genetis. Keunikan tersebut terlihat

dalam hal gaya belajar, minat dan latar belakang keluarganya. Maka

dari itu, bagi para pendidik, perlu melakukan pendekatan individual

selain pendekatan kelompok sehingga keunikan pada anak dapat

terakomodasi dengan baik.

73 Isjoni, Op. Cit, hlm. 2574 Siti Aisyah, dkk, Op. Cit., hlm. 1.4-1.12.

Page 46: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

3. Suka berfantasi dan berimajinasi

Anak usia dini suka membayangkan dan mengembangkan berbagai

hal jauh melampaui kondisi nyata. Anak dapat menceritakan berbagai

hal dengan sangat meyakinkan seolah-olah dia melihat atau

mengalami sendiri hal itu, padahal itu adalah hasil fantasi atau

imajinasinya saja.

4. Masa paling potensial untuk belajar

Anak usia dini sering disebut dengan istilah Golden Age karena pada

rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan

yang pesat pada berbagai aspek.

5. Menunjukkan sikap egosentris

Anak usia dini pada umumnya hanya memahami sesuatu dari sudut

pandangnya sendiri atau bersifat egosentris. Anak yang egosentrik

lebih banyak berfikir dan berbicara tentang diri sendiri daripada orang

lain dan tindakannya terutama bertujuan menguntungkan dirinya.

6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek

Anak usia dini mempunyai rentang perhatian yang sangat pendek

sehingga perhatiannya mudah teralihkan pada hal lain. Apalagi kalau

sesuatu itu dirasa tidak menarik lagi baginya.

7. Sebagai bagian dari makhluk sosial

Anak usia dini sudah mulai suka bergaul dan bermain dengan teman

sebayanya. Ia mulai belajar berbagi, mengalah, dan antri menunggu

giliran saat bermain dengan teman-temannya.

8. Bermain merupakan dunia masa anak-anak.

Bermain bagi anak merupakan proses mempersiapkan diri untuk

masuk ke dalam dunia orang dewasa, cara bagi anak untuk

memperoleh pengetahuan dengan berbagai hal, membutuhkan hasrat

bereksplorasi, melatih pertumbuhan fisik dan imajinasi.

Page 47: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

3. Perkembangan Anak Usia Dini

a. Perkembangan Fisik dan Motorik

Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan

perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan

pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara

susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik

meliputi motorik kasar dan halus.

Pertumbuhan fisik pada masa kanak-kanak berlangsung lebih

lambat dibandingkan pada masa bayi. Perbedaan tersebut terletak pada

penampilan, proporsi tubuh, berat, serta tinggi badan dan

keterampilan-keterampilan yang dimiliki anak. Meskipun selama

masa anak-anak pertumbuhan fisik mengalami keterlambatan tetapi

keterampilan-keterampilan motorik halus dan kasar justru berkembang

pesat.

1) Perkembangan Motorik Kasar

Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan

tubuh, seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar

dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini

diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan

motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat menyenangi

kegiatan fisik yang menantang baginya, seperti melompat dari

tempat tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke

bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan

kegiatan tersebut bertambah. Anak pada masa ini menyenangi

kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan

lainnya yang mengandung bahaya.

2) Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak

ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini

berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek

dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi

Page 48: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

gerakan motorik halus anak sangat berkembang, bahkan hampir

sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami

kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan.

Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok

secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan

itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik

halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu

mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti

mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan

tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak

menulis atau menggambar.75 Secara langsung maupun tidak

langsung perkembangan fisik dan motorik anak akan

mempengaruhi konsep diri dan perilaku anak sehari-hari yang

kemungkinan akan terus dibawa di masa yang akan datang. Oleh

karena itu diperlukan adanya perhatian yang besar terhadap faktor-

faktor yang diduga kuat memiliki pengaruh terhadap

perkembangan fisik dan motorik anak.76

b. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget (dalam Miller 1993 ) yang dikutip oleh

Isjoni Perkembangan kognitif anak pra sekolah yaitu berada pada

tahap pra operasional, yaitu tahapan dimana anak belum menguasai

operasi mental secara logis. yang mempunyai ciri berkembangnya

kemampuan menggunakan sesuatu yang lain dengan menggunakan

symbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak mampu

berimajinasi atau berfantasi tentang banyak hal. adanya

penguasaan bahasa, meniru, sekalipun cara berfikirnya secara

egosentris, memusat dan tidak bisa dibalik. 77

75 http://episentrum.com/artikel-psikologi/perkembangan-motorik-anak-usiadini/76 Zainal Aqib, Op. Cit., hlm. 37.77 Isjoni, Op. Cit, hlm. 27-28.

Page 49: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

c. Perkembangan Emosi

Pada tahap ini emosi anak usia dini lebih rinci atau

terdiferensiasi, anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan

bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan dan sering

berebut perhatian guru. Pada masa ini anak mampu melakukan

partisipasi dan mengambil inisiatif dalam kegiatan fisik. Anak

sering memiliki keraguan untuk memilih antara apa yang ingin

dikerjakan dengan apa yang harus dikerjakan.78 Ciri khas emosi

anak adalah emosinya kuat, sifat tersebut seringkali tampak,

emosinya bersifat sementara/ labil, dan emosi tersebut dapat

diketahui melalui perilaku anak.79

Menurut Erikson yang dikutip oleh Slamet Suyanto anak

usia dini (2-3 tahun) berada pada tahap autonomy vs shame and

doubt dimana anak harus sudah mampu menguasai kegiatan

memegang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya seperti

berjalan dan berlari. Bila ia diberikan kebebasan bergerak dan

mampu menguasai anggota tubuhnya maka ia akan

mengembangkan ras percaya dirinya, begitu pula sebaliknya bila

lingkungan tidak memberinya kepercayaan maka akan

menumbuhkan rasa malu dan ragu-ragu pada anak.80

d. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial anak dimulai dari sifat egosentris,

individual kea rah interaksi sosial. Pada mulanya anak bersifat

egosentris, memandang persoalan dari satu sisi yaitu dirinya

sendiri. Ia tidak mengerti bahwa orang lain bisa berpandangan

berbeda dari dirinya. Maka pada usia 2-3 tahun anak suka bermain

78Ibid., hlm. 27-28.79Zainal Aqib, Op. Cit., hlm. 40.80Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat

Publishing, 2005) hlm. 72.

Page 50: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

sendiri, selanjutnya anak mulai berinteraksi dengan orang lain. Ia

mulai bermain bersama dan tumbuh sifat sosialnya.81

Masa pra sekolah disebut juga usai pra-gang, karena pada

masa ini anak belajar menyesuaikan diri dengan kelompok teman

sebaya dan mengembangkan pola perilaku yang sesuai dengan

harapan sosial.82

Ciri sosial anak usia pra sekolah sudah mulai mudah

bersosialisasi dengan lingkungannya. Pada masa ini juga muncul

kesadaran anak akan konsep diri yang berkenaan dengan “ Gender“

yang mana anak telah mampu memahami perannya sebagai anak

perempuan dan sebagai anak laki-laki.83 Oleh karena itu, salah satu

keuntungan pendidikan prasekolah adalah dapat memberikan

pengalaman sosial di bawah bimbingan guru yang dapat membantu

mengembangkan hubungan sosial yang menyenangkan.

e. Perkembangan Bahasa

Anak pra sekolah biasanya telah mampu mengembangkan

keterampilan bicara melalui percakapan dengan orang lain. Merek

dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara, misalnya dengan

bertanya, melakukan dialog dan menyanyi. Sejak usia dua tahun

anak memiliki minat yang kuat untuk menyebut berbagai nama

benda. Minat tersebut akan terus meningkat yang sekaligus akan

menambah perbendaharaan kata yang dimiliki. Dengan

menggunakan kata-kata untuk menyebut benda atau

menggambarkan peristiwa akan membantu anak untuk membentuk

gagasan yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain.84

Perkembangan bahasa anak belumlah sempurna pada masa ini dan

akan terus berkembang sepanjang kehidupan seseorang.

Perkembangan bahasa berlangsung sepanjang mental manusia aktif

81 Ibid., hlm. 70.82 Zainal Aqib, Op.Cit., hlm. 41.83 Isjoni, Op. Cit, hlm.30.84Soemiarti Patmonodewo, Op. Cit., hlm. 28-29.

Page 51: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

dan tersedia lingkungan untuk belajar. Anak usia 3-4 tahun mulai

menyusun kalimat Tanya dan kalimat negatif. Misalnya, mama

dimana? Dan saya tidak pergi.

f. Perkembangan Moral, Disiplin dan Etika

Teori perkembangan Kohlberg tentang perkembangan

watak berlangsung melalui tiga tingkatan:

1) Tingkat prekonvensional (anak sebelum sekolah), mengetahui

baik dan buruk dari orang tua berdasarkan atas konsekwensi

dari suatu tingkah laku. Jadi sesuatu itu dianggap baik dan

benar apabila mendapat hadiah, dianggap jelek apabila

mendapat hukuman.

2) Tingkat konvensional (anak usia sekolah) menganggap bahwa

peraturan yang diberikan orang tua atau masyarakat pasti baik

dan benar, tapi tidak mengetahui akibat/hasil dari suatu

perbuatan.

3) Tingkat otonomi. Anak sudah mulai dewasa dan telah

mengetahui baik dan buruk akibat suatu perbuatan, dapat

menilai suatu prinsip. Mereka dapat berfikir sendiri, membuat

keputusan.85

Pada tahap ini moral anak ditandai dengan kemampuan

anak memahami aturan, norma dan etika yang berlaku. Menurut

Piaget, yang dikutip Slamet Suyanto anak usia dini berada pada

tahap pertama perkembangan moralnya yang disebut premoral.

Pada tahap ini anak belum dapat menggunakan pertimbangan

moral untuk perilakunya. Hal ini disebabkan anak belum

mempunyai pengalaman bersosialisasi dengan yang lain dan

masyarakat tempat aturan, etika, dan norma itu ada. Disamping itu

anak masih bersifat egosentris, belum dapat memahami cara

pandang orang lain. Kedua, disebut moral realism. Pada tahap ini

85Charles Scaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, (Semarang: Dahara Prize, 1989),hlm. 130.

Page 52: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

kesadaran anak akan aturan mulai tumbuh. Perilaku anak sangat

dipengaruhi oleh aturan yang berlaku dan oleh konsekwensi yang

harus ditanggung anak atas perbuatannya. Ketiga, disebut moral

relativism. Yang mana perilaku anak didasarkan atas berbagai

pertimbangan moral yang kompleks yang ada dalam dirinya. Pada

tahap ini perilaku anak tidak lagi terbawa arus atau terpengaruh

orang lain, tetapi ia sendiri sudah mengembangkan suatu nilai

moral yang ia gunakan untuk memecahkan berbagai persoalan

yang terkait dengan moral dan nilai.86

86Slamet Suyanto, Op. Cit., hlm. 67-68.

Page 53: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

BAB IIIIMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA

PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN BAGI ANAKUSIA DINI DI PLAYGROUP AULIYA KOTA KENDAL

A. Gambaran Umum Playgroup Auliya

Playgroup Auliya Kendal bisa dikatakan sebagai lembaga pendidikan yang

masih muda karena baru berdiri pada tahun 2008 oleh yayasan yang diketuai

oleh Ibu Nur Indah Ts, S.Psi dengan izin operasional Nomor 421. 1/ 8868

DIKPORA. Playgroup Auliya ini terletak di jalan Soekarno-Hatta No.196 desa

Karangsari RT 02/RW 03 Kecamatan Kota Kendal Kabupaten Kendal

(sebelah utara POLRES Kendal), dengan Luas tanah 176 m² dan luas

bangunan 88 m². Auliya berada pada tempat yang mudah dijumpai dan

strategis karena berada disamping jalan raya dan dekat dengan jantung kota

Kendal. Dengan arsitektur gedung yang bergaya etnik nan sejuk halamannya

karena ditumbuhi pepohonan yang rindang serta dilengkapi berbagai alat

permainan luar dan sarana prasarana yang memadai, menjadikan Auliya

tampak asri dan nyaman untuk belajar anak. Playgroup Auliya ini didirikan

oleh Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (LPIT) yang menggunakan

kurikulum secara mandiri tetapi juga tetap mengacu pada pedoman

pelaksanaan pendidikan anak usia dini dari Kementerian Pendidikan Nasional.

Playgroup Islam Terpadu atau biasa disebut PGIT ini merupakan pionernya

playgroup di kota Kendal, karena merupakan satu-satunya playgroup yang

menerapkan sistem pendidikan full day school yang mengajarkan anak belajar

sambil melakukan dan memiliki program unggulan menerapkan akidah lurus

dan kemandirian yang pendidikannya berbasis agama Islam.

Full day school adalah sekolah yang dirancang sedemikian rupa layaknya

sekolah formal, juga didesain mampu memberikan harapan pasti terhadap

masyarakat. Misalnya, nilai plus yang belum diberikan saat pelajaran formal

berlangsung, antara lain belajar kelompok, latihan berjamaah shalat wajib dan

Page 54: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

sunnah dhuha, latihan membaca doa bersama, dsb.87 Dilihat dari suku katanya

yang berbahasa Inggris, Full artinya ‘penuh’ dan day artinya ‘hari’, sedang

school artinya ‘sekolah’. Jadi pengertian full day school adalah sekolah

sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul

06.45-15.00 dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali. Dengan demikian,

sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan

bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. Hal yang

diutamakan dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran

dan pendalaman.88 Demikian juga pada Playgroup Auliya, Proses belajar

mengajar (PBM) berlangsung selama 5 hari, dari hari Senin sampai Jum’at,

dan PBM berlangsung dari pukul 07.30-14.30 WIB. Tetapi banyak juga anak

yang dijemput orang tuanya sampai sore, kadang sampai jam 17.00 WIB

karena menunggu orang tuanya pulang kerja89

Adapun Tujuan berdirinya Playgroup Auliya adalah sebagai berikut ;

1. Membantu para orang tua mengasuh dan membimbing putra-putrinya

sehingga orang tua bisa tenang pada pekerjaan sehingga dapat mencapai

prestasi kerja yang optimal.

2. Dengan full day school dapat menghindarkan anak dari dampak buruk

globalisasi bahkan pengaruh negatif pembantu rumah tangga dan Televisi

serta mengurangi sekularisasi masyarakat.

Walaupun baru memasuki tahun ketiga, tetapi jumlah anak yang belajar di

playgroup ini mengalami peningkatan yang cukup drastis, hal ini terlihat dari

data yang diperoleh peneliti dari kepala playgroup bahwa pada awal tahun

berdirinya yaitu pada tahun 2008 jumlah anak yang belajar di playgroup

Auliya hanya mendapat peserta didik sejumlah 6 anak, kemudian pada tahun

berikutnya terdapat 10 anak yang belajar disini. Sedangkan pada tahun ajaran

2010/2011 ini jumlah peserta didiknya kian bertambah dari tahun-tahun

87 Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Ar ruzz Media, 2009),hlm. 224.

88 Ibid, hlm. 227.89 Wawancara dengan Ibu Nur Indah Ts. S.Psi. pendiri Playgroup Auliya, pada hari Senin

tanggal 2 November 2010

Page 55: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

sebelumnya yaitu terdapat 26 anak yang terdiri dari 9 anak laki-laki dan 17

anak perempuan dibawah bimbingan dan pengasuhan 3 orang guru, yaitu Ibu

Dwi Listiani sebagai kepala playgroup, Ibu Ermawati sebagai wali kelas, dan

Ibu Ratna Widyastuti sebagai guru kelas. Anak-anak yang belajar di

Playgroup Auliya ini mempunyai ketentuan umur antara 2-4 tahun dan tahun

berikutnya biasanya dimasukkan ke Taman Kanak-Kanak (TK) kemudian ke

sekolah dasar. Karena Auliya tidak hanya terdiri dari playgroup saja, tetapi

juga ada taman kanak-kanak serta sekolah dasar. Proses penerimaan peserta

didik di Playgroup Auliya melalui seleksi dan wawancara orang tua anak,

diantaranya adalah telah mencapai umur 2-4 tahun, sehat jasmani dan rohani.90

Playgroup Auliya merupakan lembaga pendidikan Islam terpadu yang

menggunakan konsep sekolah alam yang memberikan kebebasan bagi anak

untuk belajar dan mengeksplorasi apa yang ada di alam sebagai sarana untuk

belajar dan mendapat pengalaman langsung. Di playgroup ini tidak

menggunakan visi dan misi secara tersurat, akan tetapi menggunakan slogan-

slogan dan filosofi pendidikan yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan.

Filosofi pendidikan disini didasarkan pada hadits nabi yang artinya : “ Apabila

anak adam mati, maka akan terputuslah segala amalnya kecuali ilmu yang

bermanfaat, amal jariyah serta anak sholeh yang mendoakan orang tuanya.”

Sehingga investasi ke depan pendidik atau ustad-ustadzah dan orang tua

benar-benar pada kepentingan kejayaan dunia akhirat, maka dari itu auliya

mendasari filosofinya untuk mencetak anak sholeh.

Secara kualitas Playgroup Auliya sudah tidak diragukan lagi meski playgroup

ini belum terakreditasi karena baru berdiri 2 tahun yang lalu. Hal ini terlihat

dari kepercayaan masyarakat untuk memasukkan anaknya di Playgroup

Auliya, dan justru kebanyakan peserta didiknya dari luar kecamatan daerah

tersebut. Dan juga kualitas lulusan dari playgroup ini memiliki kesiapan

mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya yang mana anak didiknya telah

memiliki keterampilan dan mandiri, sudah bisa melakukan sendiri aktivitas

90 Wawancara dengan kepala playgroup Ibu Dwi Listiani pada hari Rabu tanggal 3November 2010

Page 56: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

yang diinginkan, misalnya sudah bisa makan dan minum, cuci tangan, wudhu,

shalat, memakai dan melepas pakaian, sepatu sendiri, tanpa dibantu orang tua

atau pengasuh, anak juga sudah bisa mandi, gosok gigi dan berdandan,

memakai minyak, bedak dsb, karena hal itu telah biasa dilakukan setiap hari di

Playgroup Auliya. Pada penguasaan bahasa anak lulusan Playgroup Auliya

sudah bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar

karena bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa keseharian anak. Anak juga

bisa berhitung dan menyebutkan nama-nama benda atau hewan dengan bahasa

asing serta hafal doa-doa harian dan sudah bisa membaca Qiro ati. Jadi pada

jenjang pendidikan selanjutnya tinggal meneruskan mengarahkan anak dan

terus membiasakan pada hal-hal yang baik, tidak dari tahap yang sangat awal

karena baru dikenalkan diajarkan.

Salah satu faktor pendukung keberhasilan pendidikan adalah adanya fasilitas

atau sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar. Begitu pula di

Playgroup Auliya ini bisa dikatakan telah memiliki sarana dan prasarana yang

memadai untuk proses pembelajaran. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Ruang pembelajaran : 1 ruang

2. Arena bermain terstruktur : 1 area

3. Arena bermain bebas : 1 area

4. Arena belajar entrepreneurship : 1 ruang

5. Ruang pendidik : 1 ruang

6. Kamar mandi : 2 ruang

7. Tempat cuci tangan dan wudhu : 1 ruang

8. Perpustakaan : 1 ruang

9. Gazebo : 1 buah

10. Dapur : 1 ruang

11. Papan tulis : 1 buah

12. Loker anak : 20 buah

13. Meja anak : 3 buah

14. Kursi anak : 26 buah

15. Matras tempat tidur : 19 buah

Page 57: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

16. Tape recorder : 2 buah

17. Kipas angin : 1 buah

18. Rak mainan : 1 buah

19. Lemari : 1 buah

Selain sarana dan prasarana yang memadai, Playgroup Auliya juga memiliki

berbagai alat permainan edukatif (APE) yang dapat merangsang dan

meningkatkan perkembangan motorik halus dan kasar anak. APE dibagi

menjadi dua macam yaitu APE dalam dan luar. APE dalam terdiri dari:

mainan bongkar pasang, mobil-mobilan, boneka, peralatan rumah tangga,

puzzle binatang, buah, huruf, gambar-gambar di dinding yang terdiri dari

gambar hewan, buah-buahan, huruf, angka, ekspresi wajah, gambar-gambar

keajaiban dunia, tempat-tempat pariwisata, anggota keluarga. Sedangkan APE

luar terdiri dari : ayunan, titian, jungkat-jungkit, seluncuran, dan dermolen.

Landasan yuridis berdirinya Playgroup Auliya adalah:

1. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 ayat 1

yang menyebutkan bahwa anak usia dini adalah anak yang masuk rentang

usia 0-6 tahun.

2. Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) No. 20

Tahun 2003 pasal 1 ayat 14, yang menjelaskan pengertian pendidikan anak

usia dini yang berbunyi: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Sehingga sasaran Playgroup Auliya adalah balita yang berusia 2-4 tahun,

karena untuk usia 4-6 tahun mengikuti program pendidikan taman kanak-

kanak (TK).91

91 Wawancara dengan Ibu Nur Indah Ts. S.Psi pendiri Playgroup Auliya, pada hari Senintanggal 2 November 2010

Page 58: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

B. Implementasi Metode pembiasaan di Playgroup Auliya Kota Kendal

Berbagai materi moral keagamaan yang dibiasakan di Playgroup

Auliya Kota Kendal adalah sebagai berikut:92

1. Kemandirian

a. Sekolah tanpa ditunggui oleh orang tua

b. Mengambil dan mengembalikan sendiri benda yang diinginkan

c. Mau berusaha memakai baju, sepatu dan melepasnya sendiri

d. Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merepotkan orang lain

2. Bershodaqoh dan berinfak

a. Setiap hari membawa uang untuk berinfak

b. Mau berbagi ketika membawa makanan atau minuman

3. Tanggung jawab

a. Bertanggung jawab merapikan pakaiannya sendiri, mainan, setelah

selesai bermain

b. Bertanggungjawab menghabiskan makanan yang diambil (anak sholeh

tidak suka memubadzirkan makanan)

c. Bertanggung jawab melipat perlengkapan sholat dan handuk setelah

dipakai

d. Bertanggung jawab membawa peralatan makan ke dapur setelah

selesai makan

e. Bertanggung jawab membuang sampah pada tempatnya

4. Percaya diri dan berani

a. Berani memimpin ikrar, doa mau makan dan setelah makan

b. Berani mengingatkan teman yang salah

c. Berani meminta maaf pada teman maupun ustadzah jika salah

d. Berani tampil di hadapan teman, ustadzah maupun orang lain

5. Sabar

a. Sabar mengantri ketika mau mengambil makanan

b. Sabar mengantri ketika mau wudhu, cuci tangan, mandi

92 Wawancara dengan kepala playgroup Ibu Dwi Listiani pada hari Senin tanggal 8November 2010

Page 59: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

c. Sabar ketika menginginkan sesuatu

6. Antusias ibadah

a. Berdoa ketika akan dan setelah melakukan sesuatu

b. Mengucap syukur ketika diberi sesuatu oleh teman maupun ustadzah

dengan ucapan jazakumullah khoiron

c. Mengaji bersama

d. Shalat berjama’ah

7. Adil

a. Mau berbagi pensil warna dengan jumlah yang sama setiap anaknya

b. Mendapat kesempatan yang sama antara anak laki-laki dan perempuan

baik dalam pembelajaran maupun bermain serta mendapat makanan

atau peralatan sekolah

8. Kreatif

a. Membuat mainan sederhana

b. Bermain puzzle, pasir, tanah liat, lilin, kertas, bongkar pasang, belajar

memasak

9. Kepedulian

a. Menjenguk dan mendoakan teman yang sakit

b. Memberi bantuan bagi teman atau orang lain yang membutuhkan

seperti korban bencana

10. Kerjasama

a. Bekerja sama membuat mainan sederhana

b. Kerja sama dengan teman ketika ada tugas kelompok

c. Bermain rumah-rumahan dengan anak-anak lain, menyusun balok,

bermain peran.

11. Empati

a. Berani bertanya pada teman yang murung atau menangis, ditanya

sebabnya kemudian dihibur dan diajak bermain bersama dengan

teman-teman yang lain.

Page 60: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

12. Suka menolong

a. Menolong teman yang membutuhkan bantuan

b. Meminjami peralatan sekolah pada teman lain ketika lupa membawa

13. Respek

a. Menghargai orang lain, misalnya teman, ustad ustadzah, menengok

dan tersenyum ketika dipanggil, dsb

b. Menghargai alam sekitar dengan menjaga kebersihan dan merawat

tanaman.

C. Implementasi Metode pembiasaan pada pengembangan moral

keagamaan di Playgroup Auliya Kota Kendal

Moral keagamaan di Playgroup Auliya dikembangkan melalui metode

pembiasaan yang dilakukan secara kontinyu dan Learning by doing. Anak

selalu dibiasakan melakukan hal-hal yang positif setiap harinya. Materi

pelajaran dan nilai-nilai moral keagamaan diajarkan kepada anak sambil

dipraktikkan atau dilakukan, sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan

efisien. Kurikulum yang diterapkan di Playgroup Auliya adalah kurikulum

seumur hidup/Life Curriculum dengan harapan apa yang diajarkan sekarang

itu dapat dilakukan dan diterapkan oleh anak sepanjang hidupnya, misalnya

kemandirian, kepedulian, bertanggung jawab, adil, dsb. Efektifitas tercapainya

pendidikan integral didukung dengan menyatunya ustad dan ustadzah yang

sekaligus bertindak sebagai penjabar kurikulum, pembimbing anak dan

menjadi teladan bagi anak. Jadi para pendidik harus memiliki kepribadian

yang baik sehingga bisa jadi teladan bagi anak, Karena anak cenderung

imitatif atau meniru apa yang dilihat dan diajarkan padanya. Kurikulum yang

dijalankan tidak saja secara tekstual, tetapi para pendidiknya terbimbing

secara rutin dalam bentuk kajian Al Qur’an bertindak sebagai kurikulum hidup

dan antisipator akurat terhadap perkembangan dinamika sosial dan ilmu

pengetahuan.

Nilai-nilai moral keagamaan selalu diajarkan dan dibiasakan kepada

anak. Secara langsung anak mempraktikkan nilai moral keagamaan yang

Page 61: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

diajarkan, misalnya ketika ada anak yang melakukan kesalahan, maka teman

lain mengingatkan secara sopan dengan mengucapkan kalimat “mas/mbak itu

tidak sholeh kalau dilakukan”, disini juga sangat membiasakan anak untuk

saling menghargai orang lain, baik itu teman, ustad/ustadzah, orang tuanya

sendiri maupun orang tua temannya. Maka anak dibiasakan untuk memanggil

temannya dengan panggilan mas/mbak, walaupun mereka sebaya, tapi ini

mengajarkan anak menghormati orang lain baik itu yang sebaya, lebih besar

maupun yang lebih kecil darinya. Anak selalu dibiasakan mengucapkan salam

kepada para ustadzah ketika mau pulang serta membaca doa-doa harian

sebelum dan sesudah melakukan sesuatu. Anak juga diajarkan agar peduli

kepada orang lain, mau berbagi mainan atau makanan, serta membiasakan

bershodaqoh baik itu berupa makanan atau uang. Para ustad dan ustadzah pun

membiasakan diri bersikap bijaksana pada anak, tidak memarahi anak yang

nakal atau salah, mengingatkan dengan cara yang halus dan sopan. Karena

pada dasarnya anak itu unik, berbeda satu sama lain karakternya sehingga cara

menanganinya pun berbeda sesuai dengan kepribadian anak.93

Untuk membiasakan anak dengan berbagai pembiasaan yang

berkenaan dengan nilai-nilai moral keagamaan dilakukan dengan cara:94

1. Menjadikan ustad dan ustadzah sebagai teladan bagi anak, karena anak

cenderung mengidolakan seseorang dan mengikuti apa yang dilakukan,

maka ustad maupun ustadzah diharapkan bisa menjadi tokoh idola bagi

anak-anak dan diikuti sifat maupun sikapnya yang baik.

2. Pembiasaan dimulai dari hal-hal yang kecil, misalnya mengucapkan salam

kepada pendidik, mengucapkan kalimat-kalimat thoyyibah, seperti

Alhamdulillah, subhanallah, berdoa sebelum dan sesudah melakukan

sesuatu, dsb.

3. Pembiasaan pada hal-hal positif dilakukan secara terus menerus atau

kontinyu sehingga nilai-nilai moral keagamaan yang diajarkan tidak saja

93 Wawancara dengan guru kelas playgroup, Ibu Ratna Widyastuti pada hari Rabutanggal10 November 2010

94 Wawancara dengan wali kelas playgroup, Ibu Ermawati pada hari Senin tanggal 8November 2010

Page 62: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

digunakan diterapkan di sekolah, tapi juga dibiasakan dan dilakukan di

rumah, baik di lingkungan keluarga, maupun masyarakat.

4. Mengingatkan anak yang lupa atau tidak melakukan hal-hal positif yang

diajarkan karena bagaimanapun juga anak itu sangat memerlukan

pengawasan dan bimbingan dari pendidik dan orang tua.

D. Implementasi Metode Pembiasaan pada Anak Usia Dini di Playgroup

Auliya Kota Kendal

Proses pembelajaran di Playgroup Auliya menggunakan pendekatan

Learning by doing dan pembiasaan positif. Sehingga anak nyaman dalam

belajar karena materi disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan tidak

membuat anak bosan belajar. Anak-anak juga diajak belajar keluar ruangan

kelas dan menyatu dengan alam sehingga benar-benar menikmati belajar

karena langsung mengalami. Anak juga selalu dibiasakan dengan melakukan

hal-hal yang positif mulai dari awal masuk sampai pulangnya, dan hal itu

dilakukan secara terus-menerus setiap hari sehingga menjadi kebiasaan bagi

anak yang diharapkan akan terus melekat dalam jiwa dan dibawa sepanjang

hidupnya.

Adapun jadwal kegiatan keseharian siswa adalah sebagai berikut:

JADWAL KEGIATAN HARIAN SISWA

JAM KEGIATAN

08.00-08.15 Ikrar, sebagai janji tauhid dan arena latihan berdisiplin

(baris, memimpin,dll)

08.15-09.00 Privat Qiro’ati dan Juz ‘amma

09.00-09.30 Materi reguler sesuai jadwal (motorik halus dan kasar, dll)

09.30-10.00 Bermain bebas

10.00-10.30 Makan snack bergizi (arena bershodaqoh anak yang

disediakan orang tua)

10.30-12.00 Tidur siang/istirahat siang, memulihkan kelelahan fisik

setelah beraktivitas

Page 63: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

12.00-13.30 Wudhu, shalat berjama’ah, makan siang bergizi (sayur,

lauk, buah)

13.30-14.15 Mandi, (pulang sekolah dengan keadaan bersih dan wangi)

14.15-14.30 Persiapan pulang, berdo’a

* penyambutan sudah siap dari jam 06.45 wib.

Ikrar dilakukan pagi setelah anak berangkat, sebagai awal kegiatan

yang dilakukan sebagai janji tauhid dengan menggunakan bahasa Indonesia

dan Inggris dan latihan berdisiplin, seperti baris berbaris, memimpin, dan

olahraga fisik bagi anak.

Privat Qiro’ati dan juz ‘amma dilakukan secara mandiri pada setiap

anak. Alat peraga besar dengan aneka bentuk, dibuat agar anak terpikat untuk

mengaji dan dekat/cinta pada Al Qur’an melalui pendekatan persuasif dan

mengikuti kemauan sehingga anak tidak merasa terpaksa.

Makan snack bergizi dan makan siang bersama dapat menumbuhkan

rasa kebersamaan antar anak juga dengan para ustadzahnya. Snack dan makan

siang bergizi sesuai dengan kebutuhan balita dan disuguhkan ‘ala’ adab Islam,

yaitu tidak pilih-pilih makanan, makan dengan tangan kanan, makan atau

minum sambil duduk, tidak berlebihan, ingat teman karena anak mengambil

sendiri, dan mengambil yang terdekat, dsb.

Anak diajari wudhu, cuci tangan sebelum makan, shalat berjama’ah,

membiasakan membaca doa-doa sesuai dengan konteksnya.

Tidur siang diberikan pada anak agar bisa mengistirahatkan gerak

fisiknya agar mereka tetap dalam keadaan segar dalam proses tumbuh

kembangnnya. Dan ketika anak pulang dalam keadaan fresh karena telah

beristirahat dengan banyaknya aktivitas anak.

Setelah rangkaian aktivitas harian anak selesai dilakukan, maka

sebelum pulang anak mandi dulu dan merapikan diri, sehingga ketika pulang

anak sudah dalam keadaan bersih dan wangi.

Seperti itulah kegiatan harian di Playgroup Auliya Kota Kendal, tetapi

terdapat sedikit perbedaan pada hari Rabu karena ada kegiatan tambahan, atau

eksrakurikuler yang dikemas dalam kegiatan yang disebut “Ekspresi Rabu

Page 64: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Krida”. Hari tengah dalam seminggu, setelah berolah raga dan sambutan menu

khusus minuman segar (jus buah/cocktail/kolak/susu segar dll) anak-anak

mendapat kesempatan yang lebih untuk bebas berekspresi sesuai dengan

potensinya masing-masing, seperti:

1. Gagah tarian anak putra

2. Kelincahan tarian anak putri

3. Melukis dan mempresentasikan hasil lukisan

4. Sosiodrama

5. Keterampilan membentuk dari lempung/bahan lain

6. Berenang dengan riang gembira

Pada hari Jum’at pagi biasanya anak diajak keluar, jalan-jalan ke

lingkungan sekitar, misalnya alun-alun atau taman bermain. Hal ini bertujuan

untuk mengajarkan dan mengenalkan anak secara langsung apa yang terdapat

di lingkungan masyarakat seperti kebersihan, berbagai jenis kendaraan,

berbagai profesi, lalu lintas dsb. Anak juga diajarkan untuk bersyukur pada

Allah SWT atas nikmat yang diberikan apa yang telah diciptakanNya berupa

alam semesta ini.

Berbagai kompetensi anak yang diajarkan di Playgroup Auliya adalah

Perkembangan bahasa yang diajarkan berupa penguasaan anak dalam

menyebutkan nama benda, nama hewan, angka, huruf dengan menggunakan

bahasa asing (Bahasa Arab dan Inggris), anak juga selalu dibiasakan

berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia setiap hari. Perkembangan

aspek sosio-emosional yang diajarkan pada anak di Playgroup Auliya berupa

diajarkan untuk bisa mengungkapkan apa yang diinginkan anak, seperti ketika

mau buang air kecil dan besar, ketika menginginkan sesuatu misalnya mau

mimun susu, mengambil mainan. Anak juga diajarkan untuk mau berbagi

dengan temannya, seperti berbagi mainan, peralatan sekolah, makanan, dsb.

Anak juga diajarkan mengucapkan terima kasih ketika diberi sesuatu dan

dibantu orang lain serta mendoakan temannya yang sakit.

Adapun yang menjadi kendala bagi pengembangan kepribadian anak

di Playgroup Auliya adalah pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan

Page 65: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

anaknya baik dirumah maupun di sekolah dan tidak tega meninggalkannya.

Sehingga menjadikan anak manja dan tidak mandiri, tidak mau ditinggal orang

tuanya selama belajar di playgroup. Maka kemandirian bagi anak cenderung

lambat adanya dibandingkan dengan anak-anak lain.

Sedangkan penilaian bagi anak di Playgroup Auliya berupa penilaian

kegiatan regular (Pengenalan huruf hijaiyyah, hafalan juz ‘amma, hafalan

do’a-do’a, aqidah-akhlak shiroh, pengenalan bahasa Indonesia, Inggris,

pengenalan lingkungan, pengembangan jasmani dan kesehatan, pengenalan

matematika awal), perkembangan kepribadian anak (refleksi berinfak dan

bershodaqoh, antusias ibadah, kepedulian dan empati, kerja sama, berani, adil,

sabar, kejujuran, banyak akal, respek, suka menolong), dan tumbuh kembang

anak (perkembangan gerakan (motorik) halus dan kasar, komunikasi aktif dan

pasif, perkembangan kecerdasan (kognisi), kemampuan menolong diri sendiri,

perkembangan sosial).

Page 66: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

BAB IV

ANALISIS IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA

PENGEMBANGAN MORAL KEAGAMAAN BAGI ANAK

USIA DINI DI PLAYGROUP AULIYA KOTA KENDAL

Lembaga Pendidikan Islam Terpadu (LPIT) Playgroup Auliya

merupakan lembaga pendidikan bagi anak usia dini yang berbasis Islam

dengan menggunakan konsep sekolah alam yang menggunakan system full

day school. Playgroup Auliya dikatakan sebagai lembaga pendidikan yang

berbasis Islam karena pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada ajaran

agama Islam. Nafas pendidikan Islam senantiasa mengiringi proses

pembelajaran. Hal ini terlihat dari awal masuk anak ke sekolah langsung

disambut riang dengan salam dan sapaan hangat dari para pendidiknya,

kemudian anak juga diajarkan agar selalu bersyukur atas nikmat yang telah

diberikan Allah, mengakui keagungan Allah serta menghafalkan rukun iman

maupun rukun iman dengan berikrar bersama-sama mengucapkan kalimat-

kalimat thoyyibah, seperti alhamdulillah, subhanallah. Dengan membiasakan

melakukan ikrar tersebut dapat menanamkan akidah pada anak yang

merupakan pondasi utama agama seseorang.

Sekolah alam, merupakan konsep pendidikan yang diterapkan di

Playgroup Auliya. Karena anak diajak menyatu dengan alam, memperhatikan

apa yang ada di alam secara langsung, baik itu yang hidup maupun mati, yang

dapat bergerak maupun tidak serta yang kelihatan maupun tidak. Anak tidak

hanya belajar pada ruangan yang dibatasi oleh dinding-dinding kelas saja,

tetapi diajak keluar untuk belajar dan membiarkan mereka bebas bergerak dan

bermain serta memperhatikan lingkungan sekitar, karena seperti itulah dunia

mereka dan dari situlah anak belajar banyak hal.

Playgroup Auliya menerapkan sistem pembelajaran seharian atau full

day school, dimana anak selama seharian mulai jam 07.30-14.30 WIB selama

lima hari dari hari Senin sampai Jum’at berada pada lingkungan yang kondusif

Page 67: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

untuk belajar dan mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Mereka

masih ada waktu berkumpul bersama dengan keluarga pada akhir pekan, yaitu

Sabtu-Minggu, sehingga anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar

tempat tinggalnya dan mengenal masyarakat dimana ia tinggal. Pertumbuhan

dan perkembangan anak bisa berjalan secara optimal dengan Full day school

yang diterapkan juga dapat menghindarkan anak dari dampak negatif

globalisasi yang tidak bisa terelakkan adanya karena anak selalu diajarkan dan

dibiasakan melakukan hal-hal yang positif, seperti membiasakan anak

mengucapkan salam kepada teman, para ustadzah maupun orang lain, selalu

membaca doa sebelum dan sesudah melakukan suatu perbuatan, menghargai

orang lain baik itu yang sebaya apalagi pada orang yang lebih tua darinya.

Hal-hal positif selalu dibiasakan kepada anak secara berulang-ulang dan terus

menerus, sehingga menjadi suatu kebiasaan yang tidak hanya dilakukan ketika

anak berada di sekolah saja, tetapi juga diterapkan di rumah maupun pada

lingkungan masyarakat.

Pendidikan itu akan berhasil manakala tujuan pendidikan, membentuk

insan kamil dapat terlaksana. Sehingga keberhasilan pendidikan tidak hanya

berupa keberhasilan anak dalam menguasai atau mengulas konsep atau materi

pelajaran yang diajarkan, akan tetapi penerapan atau praktik dari apa yang

telah diajarkan di sekolah dalam kehidupan sehari-hari dan dilakukannya

sepanjang hayatnya, justru itu yang lebih penting. Maka dari itu, Playgroup

Auliya menerapkan Life Curriculum yang berarti bahwa kurikulum yang

diajarkan pada anak tidak hanya berlaku ketika di sekolah saja, tetapi

diharapkan dapat diterapkan sepanjang hidupnya mengenai nilai-nilai moral

keagamaan.

Mencermati standar pendidikan anak usia dini yang terdapat dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun

2009, serta menu pembelajaran anak usia dini atau Menu Pembelajaran

Generik yang dijadikan acuan pelaksanaan pendidikan anak usia dini, maka

dapat dikatakan bahwa Playgroup Auliya secara umum telah memenuhi

standar yang ditetapkan, meskipun tidak semua poin yang ada terlaksana

Page 68: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

secara sempurna. Standar tingkat pencapaian perkembangan anak, sudah

sesuai dengan pedoman yang ada, akan tetapi untuk standar pendidik dan

tenaga kependidikan ada yang belum sesuai dengan standar kualifikasi

akademik PAUD. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

(PERMEN PAUD) No 16 tahun 2007 menjelaskan tentang standar kualifikasi

akademik dan kompetensi guru bahwa guru PAUD jalur pendidikan formal

(TK, RA yang sederajat) dan guru PAUD jalur pendidikan nonformal (TPA,

KB, dan yang sederajat) yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan

kompetensi guru. Kualifikasi akademik pendidik memiliki ijazah D-II PGTK

dari perguruan Tinggi terakreditasi, memiliki ijazah minimal Sekolah

Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang memiliki sertifikat

pelatihan/pendidikan/kursus PAUD yang terakreditasi. Standar pengelola dan

kepala PAUD juga sesuai dengan ketetapan Peraturan Menteri Pendidikan

Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah dan

pengelola sebagaimana yang terdapat dalam lampiran.95

Untuk standar isi pada Playgroup Auliya telah memenuhi standar yang

ditetapkan karena pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan bermain sambil

belajar dan pembiasaan. Lingkup perkembangannya meliputi: nilai-nilai moral

keagamaan, fisik, kognitif, bahasa dan sosio-emosional sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (PERMEN

PAUD) yang terdapat pada lampiran. Standar proses dan penilaian telah sesuai

dengan peraturan yang ditetapkan. Hal ini bisa dilihat dari pengembangan

rencana belajar harian, mingguan maupun semester. Juga memenuhi prinsip-

prinsip pembelajaran anak usia dini. Standar penilaian yang dilakukan telah

sesuai dengan ketentuan yang ada meskipun tidak semua poin diterapkan.

Penilaian pada Playgroup Auliya meliputi kegiatan regular, laporan

perkembangan kepribadian anak serta laporan tubuh kembang anak. Adapun

standar sarana dan prasarana yang ada di Playgroup Auliya telah sesuai

dengan ketentuan pemerintah. Hal ini bisa dilihat dari ketentuan luas ruangan

95 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Tentang StandarPendidikan Anak Usia Dini No 58 tahun 2009.

Page 69: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

kelas, memperhatikan aspek kenyamanan dan keamanan dan sesuai tingkat

perkembangan anak dilengkapi dengan berbagai alat permainan edukatif

(APE) luar dan dalam, memiliki kamar mandi dan WC serta tempat untuk

istirahat bagi anak. Untuk standar pembiayaan di Playgroup Auliya meliputi

biaya investasi, operasional, dan personal yang mana biaya tersebut diperoleh

dari orang tua anak, pihak yayasan, serta donatur.

Adapun faktor yang pendukung dan faktor penghambat penerapan

metode pembiasaan positif di Playgroup Auliya Kendal adalah sebagai

berikut:

1. Faktor Pendukung

a. Para pendidik di Playgroup Auliya dapat dijadikan sebagai tokoh idola

dan teladan bagi anak-anak karena untuk menjadi ustad maupun

ustadzah melalui seleksi yang ketat dan berbagai tes keagamaan,

sehingga tenaga pendidiknya benar-benar pilihan. Para pendidik tidak

hanya dituntut untuk dapat mengajar anak dengan baik saja, tetapi juga

harus kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran dan memiliki

keahlian dalam bidang bakat dan minat.

b. Anak-anak berada pada lingkungan yang kondusif dan sangat

mendukung anak untuk membiasakan pada hal-hal yang positif karena

anak berada pada lingkungan pendidikan selama seharian.

c. Pembiasaan pada ha-hal positif selalu diajarkan dan dibiasakan secara

terus menerus sehingga nilai-nilai moral keagamaan yang diajarkan

dapat berjalan secara efektif dan efisien..

2. Faktor Penghambat

a. Faktor yang menghambat metode pembiasaan berjalan dengan baik di

Playgroup Auliya adalah adanya orang tua yang sangat memanjakan

anaknya, dan tidak tega meninggalkan anak berada di sekolah sendiri

tanpa orang tua. Sehingga hal ini dapat menghambat terbentuknya

kemandirian anak dan pembiasaan-pembiasaan pada hal-hal positif

lainnya yang menyebabkan pembiasaan cenderung lebih lambat karena

anak terlalu bergantung pada orang tua dan tidak ingin jauh darinya.

Page 70: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

b. Banyaknya anak yang berusia sangat dini telah dimasukkan ke

Playgroup Auliya dengan kondisi kejiwaannya yang masih labil

sehingga proses pembiasaan cenderung lebih lama karena anak belum

begitu paham dan mengerti tentang aturan.

Sedangkan Faktor pendukung yang dimiliki oleh playgroup Auliya

dalam pelaksanaan pendidikan bagi anak usia dini meliputi :

1. Keprofesionalan tenaga pendidik yang telah diseleksi dan mengikuti

berbagai pelatihan kependidikan anak usia dini.

2. Kepercayaan masyarakat dan kesadaran orang tua yang tinggi terhadap

pendidikan anak usia dini sehingga memasukkan putra-putrinya di

playgroup.

3. Tempat yang strategis karena berada di dekat pusat pemerintahan Kota

Kendal dan berada di samping jalan raya utama sehingga Playgroup

Auliya mudah dijumpai.

4. Tempat belajar yang kondusif nan asri, dengan ruang belajar yang bergaya

etnik sehingga menjadikan Auliya terkesan unik dan nyaman untuk

belajar.

5. Sarana dan prasarana yang memadai, dilengkapi dengan berbagai alat

permainan edukatif dalam dan luar.

Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan pendidikan pada Playgroup

Auliya adalah:

1. Kurangnya jumlah pendidik, karena di Playgroup Auliya benar-benar

membutuhkan loyalitas yang tinggi terhadap lembaga pendidikan yang

mempunyai konsep full day school.

2. Kurangnya tenaga pendidik dengan kualifikasi pendidikan yang sesuai.

3. Mahalnya biaya pendidikan di Playgroup Auliya bagi sebagian masyarakat

sehingga tidak semua anak bisa mendapatkan kesempatan belajar disini.

Dan tidak semua orang tua mempunyai penghasilan besar untuk

menyekolahkan anaknya sejak usia dini

Page 71: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Adapun upaya yang dilakukan oleh komite sekolah dan penyelenggara

Playgroup Auliya terkait dengan permasalahan di atas adalah mengadakan

rekrutmen tenaga pendidikan untuk menambah jumlah pendidik, mengingat

jumlah anak yang belajar di Playgroup Auliya selalu bertambah setiap

tahunnya. Dan juga seharusnya pemerintah memerintah memberikan perhatian

lebih terhadap pendidikan non formal seperti playgroup, sehingga dalam

pelaksanaannya tidak terhambat pada masalah pembiayaan mengingat begitu

pentingnya betapa pentingnya pendidikan diberikan sejak dini.

Page 72: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian dan pembahasan tentang ”Implementasi Metode

Pembiasaan pada Pengembangan Moral Keagamaan Anak Usia Dini di

Playgroup Auliya-Kota Kendal” maka peneliti dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Materi Moral keagamaan yang diajarkan di Playgroup Auliya berisi

kemandirian, mau berinfak atau bershodaqoh, tanggung jawab, percaya

diri dan berani, sabar, antusias ibadah, adil, kreatif, kepedulian, kerja sama

empati, suka menolong dan respek yang mana moral keagamaan

diterapkan pada anak dengan metode pembiasaan berjalan efektif karena

pada usia tersebut, anak dapat diatur dan diarahkan serta dibimbing untuk

melakukan hal-hal positif. Maka dengan pembiasaan dan pengarahan

tersebut akan menjadi kebiasaan baginya dalam kehidupan sehari-hari,

karena anak juga sudah bisa memahami aturan, dan tentang baik buruk

suatu perilaku.

2. Implementasi metode pembiasaan pada pengembangan moral keagamaan

bagi anak usia dini di Playgroup Auliya Kota Kendal dilakukan secara

kontinyu atau terus menerus dengan pengawasan dan dampingan dari para

pendidik sehingga berjalan efektif dan efisien, serta diharapkan dapat

menjadi kebiasaan positif yang selalu melekat dalam diri anak dan

dilakukan selama seharian atau full day school. Anak diajarkan sambil

melakukan apa yang dipelajari sehingga anak bisa faham dan langsung

mempraktikkan, dengan harapan kebiasaan yang dilakukan sejak kecil di

sekolah dapat dijadikan kebiasaan pula ketika berada di lingkungan

asyarakat dan dijadikan kebiasaan baik sepanjang hidupnya.

Page 73: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

B. SARAN-SARAN

Saran-saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil

pengamatan yang dilakukan sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulan

diatas, yang dapat digunakan untuk mengembangkan implementasi metode

pembiasaan pada pengembangan moral keagamaan bagi anak usia dini di

Playgroup Auliya Kota Kendal adalah:

1. Pendidik sebagai pembimbing dan pengasuh dan yang mempengaruhi

perkembangan anak karena telah dipercaya oleh orang tuanya, diharapkan

benar-benar mau dan mampu memahami karakteristik anak usia dini, yang

tentunya tidaklah sama, bersifat unik, berbeda satu sama lain.

2. Hendaknya pihak pemerintah memberikan perhatian yang lebih terhadap

pendidikan anak usia dini yang berbentuk non formal seperti playgroup,

berupa pemberian dana yang cukup untuk membantu meringankan biaya

pendidikan, mengingat betapa pentingnya pendidikan anak usia dini

sehingga setiap anak bisa mengenyam pendidikan sejak usia dini dengan

kualitas bagus tanpa terkendala mahalnya biaya pendidikan yang harus

ditanggung.

C. PENUTUP

Ucapan Syukur alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat

Ilahi Robbi atas segala nikmat dan karuniaNya yang telah diberikan, sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tanpa adanya halangan yang berarti.

Disamping itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak-pihak

yang turut membantu dan mendukung pembuatan skripsi ini. Semoga

kesediaan dan keikhlasan bagi pihak yang mendukung seperti pihak pengelola

dan para pendidik Playgroup Auliya Kota Kendal dan para pembimbing yang

senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis demi

kebaikan pembuatan skripsi ini. Semoga amal kebaikannya diterima di sisi

Allah dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Penulis sadar, bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, kritik

62

Page 74: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

dan saran yang konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan

skripsi ini.

Akhirnya kata terakhir yang dapat penulis sampaikan semoga skripsi

ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca

pada umumnya. Semoga juga dapat menambah khazanah keilmuan bagi kita

terutama tentang pendidikan anak usia dini. Amiin ya robbal alamiin...

Page 75: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

DAFTAR PUSTAKA

Abu Husein Muslim bin Hajjaj Al- Qusyairi An- Naisaburi, Imam, ShahihMuslim, terj. Adib Bisri Mustofa, Juz IV, (Beirut : Daarul Kutb Ilmiah,tt), hlm. 587.

Aisyah, Siti, dkk. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak UsiaDini, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.

Ali Qutb, Muhammad, Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Islam, Bandung :Anggota IKAPI, 1993.

Aqib, Zainal, Belajar dan Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, Bandung:Yrama Widya, 2009.

Arief, Armai, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: CiputatPress, 2002.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta, 2006.

Asmani, Jamal Ma’mur , Buku Pintar Playgroup, Yogyakarta : Buku Biru, 2010.

--------------------------------, Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini,Yogyakarta : Diva Press, 2009.

Atsir al Jazari, Ibnu, Jami Al Ushul Fi Ahadits al Rasul Salla Allahu Alaihi waSallama, Juz Awwal, Beirut : Daar al-Kutub al ‘Alamiyah, tt.

B. Purwakania Hasan, Aliah, Psikologi Perkembangan Islami, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2006.

Baharudin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Ar ruzzMedia, 2009.

Baihaqi, MIF, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan, Bandung : Nuansa, 2007.

Budiono, Kamus Ilmiah Popular Internasional, Surabaya: Alumni, 2005

Chaplin, JP., Kamus Lengkap Psikologi, Terj. Dr. Kartini Kartono, Jakarta:Rajawali Pers, 2009.

Darajat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1996.

Depag RI, Kompetensi Dasar : Raudhatul Athfal, Jakarta : 2004.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1999.

Page 76: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Depknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2003.

Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Dan Pemuda Dan DepartemenPendidikan Nasional, Acuan Pembelajaran Pada Pendidikan Anak UsiaDini (Menu Pembelajaran Generic).

Djumhana, Hanna, Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islami,Yogyakarta: Yayasan Insan Kamil dan Pustaka Pelajar, 2001.

Fathoni, Abdurrahmat, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi,Jakarta : Rineka Cipta, 2006.

http://masmukhorul.Blogspot.com/2009/06/metode-pembiasaan-sebagai-upaya.html.

Imam Barnadib, Sutari, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Cet ke-XVYogyakarta: Andi Offset, 1995.

Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung : Alfabeta, 2010.

J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009

Katsir Ibrahim, M, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Pustaka TintaMas, 1993.

M. Echols, Jhons. dan Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:Gramedia, 1992.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005.

Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Maulana, Achmad, dkk, Kamus Ilmiah Popular, Yogyakarta: Absolute, 2004.

Muhadjir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Ed.III, Yogyakarta : Rake Saras,1996.

Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Semarang : AKFIMedia, 2010.

---------, Manajemen Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, Semarang: AkfiMedia, 2010.

Nata, Abudin, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2002.

Page 77: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Patmonodewo, Soemiarti, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta : PT. RinekaCipta, 2003.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 58 Tahun 2009tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis Dan Praktis, Bandung : PT. RemajaRosdakarya, 1995.

Ramli, Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini,http://ramlimpd.blogspot.com/2010/10/pembelajaran-untuk-anak-usia-dini.html

Scaefer. Charles, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Semarang : Dahara Prize,1989.

Sidharto, Suryati dan Rita Eka Izzati, Pengembangan Kebiasaan Positif,Yogyakarta: Pusat Penelitian Pendidikan Anak Usia Dini, 2007

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.

Surya, Mohammad, Bina Keluarga, Semarang : CV. Aneka Ilmu, 2001.

Suyanto, Slamet, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta : HikayatPublishing, 2005.

Tafsir, Ahmad, Pendidikan Agama Dalam Keluarga, Bandung : RemajaRosdakarya, 2000.

Thib Muhammad Syams al Haq al Adzim Abadi, Abi, Aunul Ma bud SyarahSunan Abi Dawud, Juz II, Beirut: Daarul Fikr, 1968.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, KamusBesar Bahasa Indonesia Cet Ke-IV, Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Bandung : CitraUmbara, 2005

Uhbiyati, Nur, Long Life Education : Pendidikan Anak Sejak Dalam KandunganSampai Lansia, Semarang : Walisongo Press, 2009.

Zuhriyah, Nurul, Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti Dalam PerspektifPerubahan, Jakarta : Bumi Aksara, 2007.

Page 78: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan
Page 79: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apa materi moral keagamaan yang diajarkan di Playgroup Auliya-Kota Kendal?

2. Bagaimana nilai-nilai moral keagamaan diajarkan kepada anak?

3. Seperti apa peran pendidik dalam mengajarkan nilai-nilai moral keagamaan pada anak?

4. Bagaimana implementasi metode pembiasaan pada pengembangan moral keagamaan bagi

anak usia dini di Playgroup Auliya-Kota Kendal?

5. Apa yang menjadi kendala implementasi metode pembiaasaan di Playgroup Auliya-Kota

Kendal?

6. Apa faktor pendukung implementasi metode pembiasaan pada anak usia dini di Playgroup

Auliya Kota-Kendal?

7. Kompetensi apa saja yang dimiliki oleh lulusan Playgroup Auliya-Kota Kendal?

Page 80: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

PEDOMAN PENGAMATAN

1. Bagaimana kesiapan anak memulai proses belajar mengajar di Playgroup Auliya-Kota

Kendal?

2. Bagaimana cara mengajarkan nilai-nilai moral keagamaan pada anak usia dini di Playgroup

Auliya-Kota Kendal?

3. Bagaimana pemahaman anak tentang nilai-nilai moral keagamaan yang diajarkan?

4. Bagaimana anak menerapkan nilai-nilai moral keagamaan yang diajarkan?

5. Seperti apa implementasi metode pembiasaan pada anak usia dini di Playgroup Auliya-Kota

Kendal?

Page 81: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

DAFTAR PENDIDIK DI PLAYGROUP AULIYA KOTA KENDAL

No NAMA TEMPAT/TGLLAHIR

PENDIDIKAN JABATAN ALAMAT

1 Dwi listiani Kendal,1 Agustus 1987

STIK Kendal Kepalaplaygroup

Sinom,Karang anom,RT07/RW2Weleri

2 Ermawati Kendal,17 November1987

IAINWalisongo

Wali kelas TambaksariRT 4/RW VWeleri

3 Ratna Widyastuti Kendal,25 Juli 1987

UNDIP Guru kelas Karang tengahKaliwungu

Page 82: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

Kegiatan ikrar di pagi hari

Pemberian quiz di pagi hari oleh ustadzah

Page 83: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Kegiatan olahraga pagi

Page 84: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Latihan kemandirian, anak mau memakai dan melepas sepatu sendiri

Latihan Keterampilan Siswa

Page 85: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Makan snack Minum susu

Istirahat siang untuk memulihkan fisik anak yang telah beraktivitas sejak pagi

Page 86: IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/122/jtptiain-gdl... · ANAK USIA DINI ( Studi Lapangan di Playgroup Auliya-Kota Kendal ) ... dengan

Mandi siang Anak dibiasakan memakai dan melepas baju sendiri