IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL...

176
IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL BROKER SEBAGAI MEKANISME TRANSISI IPV4 KE IPV6 (Studi Kasus: BALAI PELATIHAN DAN RISET TIK) Skripsi Oleh YUDHA ARI PRADIPTA 1111091000052 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M / 1437 H

Transcript of IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL...

Page 1: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

IMPLEMENTASI MEKANISME

DUAL STACK DAN TUNNEL BROKER

SEBAGAI MEKANISME TRANSISI IPV4 KE IPV6

(Studi Kasus: BALAI PELATIHAN DAN RISET TIK)

Skripsi

Oleh

YUDHA ARI PRADIPTA

1111091000052

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 2: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

i

IMPLEMENTASI MEKANISME

DUAL STACK DAN TUNNEL BROKER

SEBAGAI MEKANISME TRANSISI IPV4 KE IPV6

(Studi Kasus: BALAI PELATIHAN DAN RISET TIK)

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Oleh

YUDHA ARI PRADIPTA

1111091000052

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H

Page 3: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

ii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI MEKANISME

DUAL STACK DAN TUNNEL BROKER

SEBAGAI MEKANISME TRANSISI IPV4 KE IPV6

(Studi Kasus: BALAI PELATIHAN DAN RISET TIK)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Oleh:

Yudha Ari Pradipta – 1111091000052

Menyetujui,

Page 4: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

iii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Implementasi Mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker

Sebagai Mekanisme Transisi IPv4 ke IPv6 (Studi Kasus: Balai Pelatihan dan Riset

TIK) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada 9 Juni 2016 Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) pada Program

Studi Teknik Informatika.

Jakarta, 9 Juni 2016

Page 5: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Apabila di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Juni 2016

Yudha Ari Pradipta

Page 6: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Implementasi Mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker Sebagai Mekanisme

Transisi IPv4 ke IPv6 (Studi Kasus: Balai Pelatihan dan Riset TIK). Penulisan

skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan ini penulis menyadari bahwa skripsi tidak akan tersusun dengan baik

tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh sebab itu penulis ingin

mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Agus Salim, M. Si, selaku Dekan Fakulstas Sains dan Teknologi.

2. Ibu Arini, MT, selaku Ketua Prodi Teknik Informatika Fakultas Sains dan

Teknologi.

3. Bapak Andrew Fiade, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Nurul

Faizah Rozy, MTI, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini bisa

selesai dengan baik.

4. Seluruh Dosen, Staf Karyawan Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya

Program Studi Teknik Informatika yang telah memberikan bantuan dan

kerjasama dari awal perkuliahan.

5. Bapak Dede Sukartoyo, S.Kom, selaku pembimbing lapangan yang telah

memberikan motivasi serta arahan dalam melaksanakan peneliatian di

BPRTIK.

6. Orang Tua tercinta yaitu Bapak Bahrudin dan Ibu Boediarti yang mana telah

membantu penulis dalam segi material maupun dalam segi motivasi serta

selalu mendoakan penulis agar menjadi anak yang sukses.

Page 7: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Teman-teman seperjuangan Dian Eka, Norio Gita, Ilham Saputra, Dimas

Setiawan, dan Ludffi Rizkika. Terima kasih atas perhatian dan dukungan

serta masukan yang membangun demi terselesaikannya skripsi ini. Sukses

untuk kita semua.

8. Teman-teman Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya angkatan TI-B 2011 yang selalu memberikan semangat kepada

penulis.

9. Kepada rekan-rekan BPRTIK yaitu Wafi, Fauzan, Sutan, dan Donny.

Terima kasih atas dukungan serta masukan selama melaksanakan kegiatan

penelitian di BPRTIK.

10. Seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 9 Juni 2016

Yudha Ari Pradipta

Page 8: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : Yudha Ari Pradipta

NIM : 1111091000052

Program Studi : Teknik Informatika

Fakultas : Sains dan Teknologi

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti

Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang

berjudul:

IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL BROKER

SEBAGAI MEKANISME TRANSISI IPV4 KE IPV6

(Studi Kasus: BALAI PELATIHAN DAN RISET TIK)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak

menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data

(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Jakarta

Pada tanggal 9 Juni 2016

Yang menyatakan

(Yudha Ari Pradipta)

Page 9: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nama : Yudha Ari Pradipta

Program Studi : Teknik Informatika

Judul : Implementasi Mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker

Sebagai Mekanisme Transisi IPv4 IPv6

ABSTRAK

Ketersedian layanan internet menjadi kebutuhan bagi sebagian orang dalam

mencari berbagai informasi. Seiring dengan banyaknya pengguna internet

menyebabkan alamat IPv4 sudah mencapai batasnya. Untuk itu, dikembangkan

IPv6 sebagai solusi mengatasi kelangkaan alamat IPv4. Agar IPv6 dapat

diimplementasikan dibutuhkan kesiapan dari berbagai aspek mulai dari

infrastruktur hingga penyedia layanan IPv6. Sebagai pusat pelayanan, Balai

Pelatihan dan Riset TIK (BPRTIK) dilengkapi dengan berbagai sarana dan

prasarana yang cukup representatif. Namun tidak tersedianya alamat IPv6 publik

dan masih adanya resources yang menggunakan alamat IPv4 membuat penulis

mengimplementasikan mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker sebagai

mekanisme transisi jaringan IPv4 ke IPv6 pada jaringan di BPRTIK. Penulis

menggunakan metode pengembangan sistem NDLC (Network Development Life

Cycle) dalam membangun jaringan client server yang menggunakan pengalamatan

IPv4 dan IPv6. Hasil penelitian menunjukan, mekanisme Dual Stack mampu

mengimplementasikan IPv6 dan IPv4 secara bersamaan tanpa mengganggu

konektifitas di jaringan BPRTIK. Sedangkan mekanisme Tunnel Broker sebagai

layanan tunnel konfigurasi berhasil menghubungkan jaringan IPv6 lokal BPRTIK

ke dalam jaringan IPv6 publik.

Kata Kunci : IPv6, IPv4, Dual Stack, Tunnel Broker.

Daftar Pustaka : 35 Sumber (22 Buku, 3 Studi Literatur, 5 Jurnal dan

Website)

Jumlah Halaman : VI Bab + xix Halaman + 130 Halaman + 66 Gambar + 12

Tabel + 28 Konfigurasi + 4 Lampiran

Page 10: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

ix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nama : Yudha Ari Pradipta

Program Studi : Teknik Informatika

Judul : Implementasi Mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker

Sebagai Mekanisme Transisi IPv4 IPv6

ABSTRACT

Availability of Internet services become a necessity for most people in finding

information. Along with the many internet users cause of IPv4 addresses has

reached its limit. Therefore, IPv6 was developed as a solution to overcome the

scarcity of IPv4 addresses. IPv6 can be implemented so that it takes the readiness

of the various aspects ranging from infrastructure to IPv6 service provider. As a

service center, Training and Research ICT (BPRTIK) equipped with various

facilities and infrastructure are quite representative. However, the unavailability of

public IPv6 address and the persistence of the resources that use IPv4 addresses

makes the author implements a mechanism Dual Stack and Tunnel Broker as a

transition mechanism IPv4 to IPv6 network on the network in BPRTIK. The author

uses the method of system development NDLC (Network Development Life Cycle)

in building a client server network using IPv4 and IPv6. The results showed, the

mechanism capable of implementing a Dual Stack IPv6 and IPv4 simultaneously

without disturbing with network connectivity in BPRTIK. While the Tunnel Broker

mechanism as a service tunnel configuration successfully connecting local IPv6

network BPRTIK into a public IPv6 network.

Keywords : IPv6, IPv4, Dual Stack, Tunnel Broker.

Bibliography : 35 Sources (22 Books, 3 Literatures, 5 Journals, and 5

Websites)

Page of Research : VI Chapters + xix Pages + 130 Pages + 66 Pictures + 32

Tabel + 28 Configurations + 4 Attachment

Page 11: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

x UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR KONFIGURASI ................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6

1.3. Manfaat Penelitian................................................................................ 6

1.3.1. Bagi Penulis .............................................................................. 6

1.3.2. Bagi Universitas ....................................................................... 6

1.3.3. Bagi Masyarakat ....................................................................... 7

1.4. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

1.5. Batasan Masalah ................................................................................... 7

1.6. Metodologi Penelitian .......................................................................... 8

1.6.1. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 8

1.6.2. Metode Pengembangan Sistem ................................................ 8

1.7. Sistematika Penulisan ........................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 10

2.1. Jaringan Komputer ............................................................................. 10

2.1.1. Jenis Jaringan Komputer ........................................................ 10

2.1.2. Jaringan Client Server ............................................................ 11

Page 12: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.3. Jaringan Peer To Peer ............................................................. 14

2.1.4. Jaringan Wire Network .......................................................... 14

2.1.5. Jaringan Wireless Network .................................................... 15

2.1.6. Perangkat Jaringan Komputer ................................................ 15

2.2. Model OSI .......................................................................................... 17

2.3. Model DARPA ................................................................................... 19

2.4. Internet Protocol Versi 4 (IPv4) ......................................................... 22

2.4.1. Pengertian IPv4 ...................................................................... 22

2.4.2. Kelas IPv4 .............................................................................. 22

2.4.3. Network Address .................................................................... 24

2.4.4. Broadcast Address .................................................................. 25

2.4.5. Subnet Mask ........................................................................... 25

2.4.6. IPv4 Address Private .............................................................. 26

2.4.7. IPv4 Address Public ............................................................... 26

2.4.8. NAT ........................................................................................ 26

2.5. Internet Protocol Versi 6 (IPv6) ......................................................... 28

2.5.1. Pengertian IPv6 ...................................................................... 28

2.5.2. Format IPv6 ............................................................................ 28

2.5.3. Kelas IPv6 .............................................................................. 29

2.5.4. Fitur Pada IPv6 ....................................................................... 32

2.5.5. Neighbor Discovery IPv6 ....................................................... 33

2.5.6. Keunggulan IPv6 .................................................................... 37

2.6. Mekanisme Transisi IPv4 ke IPv6 ..................................................... 38

2.6.1. Dual Stack IPv4 IPv6 ............................................................. 38

2.6.2. Tunneling ................................................................................ 39

2.6.3. Tunnel Broker ......................................................................... 41

2.7. Parameter QoS Jaringan ..................................................................... 41

2.8. Sistem Operasi.................................................................................... 42

2.8.1. Linux ...................................................................................... 42

2.8.2. Windows ................................................................................. 43

2.8.3. Cisco IOS ............................................................................... 43

2.8.4. Apple iOS ............................................................................... 46

Page 13: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.5. Android ................................................................................... 46

2.9. Tools ................................................................................................... 47

2.9.1. LAMP ..................................................................................... 47

2.9.2. VSFTPD ................................................................................. 47

2.9.3. BIND ...................................................................................... 48

2.9.4. SSH ......................................................................................... 48

2.9.5. Iperf ........................................................................................ 49

2.9.6. Wordpress ............................................................................... 49

2.9.7. VirtualBox .............................................................................. 49

2.9.8. Packet Tracer .......................................................................... 50

2.10. Metode Penelitian ............................................................................... 50

2.11. Metode Pengembangan Sistem .......................................................... 51

2.11.1. Analysis .................................................................................. 51

2.11.2. Design ..................................................................................... 52

2.11.3. Simulation Prototype .............................................................. 53

2.11.4. Implementation ....................................................................... 53

2.11.5. Monitoring .............................................................................. 53

2.11.6. Management ........................................................................... 53

2.12. Perbandingan Metode Pengembangan Sistem ................................... 54

2.13. Teknik Mengumpulkan Data .............................................................. 57

2.13.1. Studi Pustaka .......................................................................... 58

2.13.2. Wawancara ............................................................................. 58

2.13.3. Teknik Observasi .................................................................... 59

2.13.4. Studi Literatur ......................................................................... 60

BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................................. 63

3.1. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 63

3.1.1. Studi Pustaka .......................................................................... 63

3.1.2. Wawancara ............................................................................. 63

3.1.3. Observasi ................................................................................ 63

3.2. Metode Pengembangan Sistem .......................................................... 63

3.2.1. Analysis .................................................................................. 64

3.2.2. Design ..................................................................................... 64

Page 14: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2.3. Simulation Prototype .............................................................. 64

3.2.4. Implementation ....................................................................... 65

3.2.5. Monitoring .............................................................................. 65

3.2.6. Management ........................................................................... 65

3.3. Kerangka Berpikir .............................................................................. 65

BAB IV IMPLEMENTASI EKSPERIMEN ........................................................ 67

4.1. Analysis .............................................................................................. 67

4.1.1. Identify ................................................................................... 67

4.1.2. Understand .............................................................................. 68

4.1.3. Analyze ................................................................................... 69

4.1.4. Report ..................................................................................... 69

4.2. Design................................................................................................. 72

4.2.1. Perancangan Topologi Jaringan ............................................. 72

4.2.2. Desain Sistem ......................................................................... 75

4.3. Simulation Prototype .......................................................................... 79

4.4. Implementation................................................................................... 81

4.4.1. Konfigurasi Awal Router ....................................................... 81

4.4.2. Perancangan Jaringan IPv4 dan IPV6 .................................... 88

4.4.3. Pembuatan Service Server ...................................................... 99

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 104

5.1. Monitoring ........................................................................................ 104

5.1.1. Pengujian Sistem Jaringan LAN Wire Network .................. 104

5.1.2. Pengujian Sistem Jaringan LAN Wireless Network ............ 105

5.1.3. Pengujian Sistem Jaringan Publik Network ......................... 107

5.1.4. Pengujian Service FTP Server .............................................. 109

5.1.5. Pengujian Service DNS Server ............................................. 109

5.1.6. Pengujian Service Web Server ............................................. 110

5.1.7. Monitoring QoS IPv4 dan IPv6 ............................................ 113

5.2. Management ..................................................................................... 129

Page 15: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 132

6.1. Kesimpulan....................................................................................... 132

6.2. Saran ................................................................................................. 133

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 134

LAMPIRAN ........................................................................................................ 137

Page 16: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. RIR (Regional Internet Register) ....................................................... 2

Gambar 1.2. Penurunan RIR IPv4 Pool .................................................................. 2

Gambar 1.3. Ketersediaan IPv4 .............................................................................. 3

Gambar 1.4. Peringkat 5 besar Negara pengguna IPv6 tahun 2014........................ 3

Gambar 2.1. Dual Stack IPv4/IPv6 ....................................................................... 38

Gambar 2.2. Mekasnisme Tunnelling ................................................................... 39

Gambar 2.3. Alur Pemakaian Perintah Cisco IOS ................................................ 44

Gambar 2.4. Alur Kerja Metode NDLC ............................................................... 51

Gambar 3. Kerangka Berfikir ................................................................................ 66

Gambar 4.1. Topologi Jaringan BPRTIK ............................................................. 73

Gambar 4.2. Topologi Jaringan IPv4 dan IPv6 ..................................................... 74

Gambar 4.3. Desain Sistem Jaringan IPv4 dan IPv6 ............................................ 75

Gambar 4.4. Topologi Jaringan Dual Stack .......................................................... 79

Gambar 4.5. Topologi Jaringan Tunneling ........................................................... 80

Gambar 4.6. Akses Console Port .......................................................................... 82

Gambar 4.7. Akses Port Console Menggunakan PuTTY ..................................... 82

Gambar 4.8. Akses Login Port Console ............................................................... 83

Gambar 4.9. Akses SSH Menggunakan PuTTY ................................................... 87

Gambar 4.10. Guest Login .................................................................................... 87

Gambar 4.11. Admin Login ................................................................................... 88

Gambar 4.12. Registrasi Tunnel Broker ................................................................ 89

Gambar 4.13. Tunnel Details ................................................................................ 89

Gambar 5.1. Client Wire Network Ping Server ................................................... 105

Gambar 5.2. Client Wireless Network Ping Server ............................................. 106

Gambar 5.3. Traceroute IPv6 Google ................................................................. 107

Gambar 5.4. Akses Halaman IPv6 Client Wire Network .................................... 108

Gambar 5.5. Akses Halaman IPv6 Client Wireless Network .............................. 108

Gambar 5.6. Akses FTP menggunakan IPv4 ...................................................... 109

Gambar 5.7. Akses FTP menggunakan IPv6 ...................................................... 109

Gambar 5.8. Dig IPv4 Pustiknas ......................................................................... 110

Gambar 5.9. Dig IPv6 Pustiknas ......................................................................... 110

Gambar 5.10. Akses Web Server IPv4 BPRTIK ................................................. 111

Gambar 5.11. Akses Web Server IPv6 BPRTIK ................................................. 111

Gambar 5.12. Akses Web Server BPRTIK Melalui iPhone 5 ............................. 112

Gambar 5.13. Akses Web Server BPRTIK Melalui Galaxy J7 ........................... 112

Gambar 5.14. Bandwidth Jaringan IPv4 LAN Wire Network ............................. 114

Gambar 5.15. Jitter Jaringan IPv4 LAN Wire Network ...................................... 114

Gambar 5.16. Packet Lost Jaringan IPv4 LAN Wire Network ........................... 115

Gambar 5.17. Bandwidth Jaringan IPv4 LAN Wireless Network ....................... 116

Gambar 5.18. Jitter Jaringan IPv4 LAN Wireless Network ................................ 116

Page 17: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.19. Packet Lost Jaringan IPv4 LAN Wireless Network ..................... 117

Gambar 5.20. Bandwidth Jaringan IPv6 LAN Wire Network ............................. 118

Gambar 5.21. Jitter Jaringan IPv6 LAN Wire Network ...................................... 118

Gambar 5.22. Packet Lost Jaringan IPv6 LAN Wire Network ........................... 119

Gambar 5.23. Bandwidth Jaringan IPv6 LAN Wireless Network ....................... 120

Gambar 5.24. Jitter Jaringan IPv6 LAN Wireless Network ................................ 120

Gambar 5.25. Packet Lost Jaringan IPv6 LAN Wireless Network ..................... 121

Gambar 5.26. IPv4 & IPv6 Bandwidth Wire Network (Lengang) ...................... 122

Gambar 5.27. IPv4 & IPv6 Bandwidth Wire Network (Padat) ........................... 122

Gambar 5.28. IPv4 & IPv6 Jitter Wire Network (Lengang) ............................... 123

Gambar 5.29. IPv4 & IPv6 Jitter Wire Network (Padat) .................................... 123

Gambar 5.30. IPv4 & IPv6 Packet Lost Wire Network (Lengang) ..................... 124

Gambar 5.31. IPv4 & IPv6 Packet Lost Wire Network (Padat) .......................... 124

Gambar 5.32. IPv4 & IPv6 Bandwidth Wireless Network (Lengang) ................ 125

Gambar 5.33. IPv4 & IPv6 Bandwidth Wireless Network (Padat) ..................... 126

Gambar 5.34. IPv4 & IPv6 Jitter Wireless Network (Lengang) ......................... 126

Gambar 5.35. IPv4 & IPv6 Jitter Wireless Network (Padat) .............................. 127

Gambar 5.36. IPv4 & IPv6 Packet Lost Wireless Network (Lengang) ............... 127

Gambar 5.37. IPv4 & IPv6 Packet Lost Wireless Network (Padat) .................... 128

Gambar 5.38. Direktori Cisco IOS ...................................................................... 129

Gambar 5.39. Backup Cisco IOS Lama .............................................................. 130

Gambar 5.40. Upload Cisco IOS Terbaru ........................................................... 130

Gambar 5.41. Check Cisco IOS Terbaru ............................................................. 130

Gambar 5.42. Verify Cisco IOS Terbaru ............................................................. 131

Gambar 5.43. Boot Menggunakan Cisco IOS Terbaru ....................................... 131

Gambar 5.44. Update Berhasil ............................................................................ 131

Page 18: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

xvii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. OSI Layer ............................................................................................. 17

Tabel 2.2. Model DARPA ..................................................................................... 20

Tabel 2.3. Perbandingan Metode Pengembangan Sistem ..................................... 54

Tabel 4.1. Spesifikasi Sistem ................................................................................ 69

Tabel 4.2. Spesifikasi Hardware ........................................................................... 70

Tabel 4.3. Spesifikasi Software ............................................................................. 71

Tabel 4.4. Pembagian IP ....................................................................................... 76

Tabel 4.5. Notifikasi Alamat IPv6 ........................................................................ 77

Tabel 4.6. Daftar IP Konfigurasi Tunnel Broker................................................... 78

Tabel 4.7. IPv6 Tunnel Endpoints ......................................................................... 98

Tabel 5.1. DHCP dan SLAAC Client Wire Network .......................................... 104

Tabel 5.2. DHCP dan SLAAC Client Wireless Network .................................... 105

Page 19: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

xviii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR KONFIGURASI

Konfigurasi 4.1. Pembuatan Akun Router ............................................................ 84

Konfigurasi 4.2. Menghubungkan Router ke Jaringan BPRTIK .......................... 85

Konfigurasi 4.3. Membuat Crypto Key ................................................................. 85

Konfigurasi 4.4. Membuat SSH ............................................................................ 86

Konfigurasi 4.5. Mengaktifkan Service IPv6 ........................................................ 90

Konfigurasi 4.6. Dual Stack Wire Network ........................................................... 91

Konfigurasi 4.7. Swictport Access ........................................................................ 91

Konfigurasi 4.8. Dual Stack Wireless Network ..................................................... 92

Konfigurasi 4.9. Membuat SSID ........................................................................... 92

Konfigurasi 4.10. Membuat Password SSID ........................................................ 93

Konfigurasi 4.11. IPv4 DHCP Wire Network ....................................................... 93

Konfigurasi 4.12. IPv4 DHCP Wireless Network ................................................. 94

Konfigurasi 4.13. IP DHCP Excluded Address ..................................................... 94

Konfigurasi 4.14. IPv6 DHCP Wire Network ....................................................... 94

Konfigurasi 4.15. IPv6 DHCP Wireless Network ................................................. 95

Konfigurasi 4.16. IPv6 DHCP Pool Pada Tiap Interfaces .................................... 95

Konfigurasi 4.17. NAT ......................................................................................... 96

Konfigurasi 4.18. Access List ................................................................................ 97

Konfigurasi 4.19. IP Route .................................................................................... 97

Konfigurasi 4.20. Tunnel Broker .......................................................................... 98

Konfigurasi 4.21. IPv6 Route ................................................................................ 98

Konfigurasi 4.22. FTP Server ............................................................................... 99

Konfigurasi 4.23. Named Conf Local ................................................................. 100

Konfigurasi 4.24. DB Pustiknas .......................................................................... 101

Konfigurasi 4.25. DB IP ..................................................................................... 101

Konfigurasi 4.26. Named Conf Options .............................................................. 102

Konfigurasi 4.27. Ports Conf .............................................................................. 102

Konfigurasi 4.28. Apache2 Conf ......................................................................... 103

Page 20: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

xix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Konfigurasi Simulation Prototype .................................................. A-1

Lampiran 2: Hasil Monitoring QoS Jaringan LAN Wire Network ..................... B-9

Lampiran 3: Hasil Monitoring QoS Jaringan LAN Wireless Network ............. C-12

Lampiran 4: Hasil Wawancara .......................................................................... D-15

Lampiran 5: Surat Bimbingan Skripsi ............................................................... E-18

Lampiran 6: Surat Penelitian .............................................................................. F-19

Page 21: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk hidup yang tidak bisa lepas dari informasi dan

komunikasi. Manusia membutuhkan dua hal itu untuk menambah wawasan

mereka di berbagai aspek kehidupan. Oleh sebab itu tanpa adanya informasi

dan komunikasi manusia akan ketinggalan zaman dan tidak akan tahu berita

terbaru yang sedang terjadi atau akan ketinggalan informasi – informasi

penting lainnya.

Guna menunjang kebutuhan informasi dan komunikasi, konektifitas

dan ketersedian layanan internet menjadi hal yang sangat dibutuhkan dalam

era teknologi informasi sekarang ini. Adanya layanan internet yang kini dapat

diakses dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun dengan menggunakan

perangkat digital seperti ponsel 3G, smartphone, atau tablet (Sugiarto,

2013:1), membuat layanan internet menjadi kebutuhan bagi sebagian orang

dalam mencari berbagai informasi. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa

Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun

2015 mencapai 139 juta. Kemudahan dalam mengakses serta banyaknya data,

fitur, dan literatur dalam internet, ditambah dengan menariknya tampilan dan

layanan yang diberikan menjadikan layanan internet mempunyai nilai plus

tersendiri dibandingkan media cetak seperti majalah, koran yang kini mulai

ditinggalkan.

Dalam mengakses internet, semua perangkat digital tersebut

membutuhkan alamat Internet Protocol (IP) agar dapat terhubung dalam

jaringan internet. Penemuan IPv4 memberikan dampak yang besar dalam

sejarah perkembangan internet. Dari yang semula hanya digunakan dalam

kalangan militer, kini penggunaanya telah meluas dan mencakup seluruh

dunia. Dengan adanya IPv4, seluruh dunia kini dapat saling terhubung dan

saling bertukar informasi.

Page 22: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

IPv4 dengan panjang totalnya mencapai 32-bit dan secara teoritis dapat

mengalamati hingga 4 miliar host komputer diseluruh dunia (Madcoms,

2010:114), seiring dengan banyaknya pengguna internet menyebabkan

alamat IPv4 sudah mencapai batasnya. Menurut data yang diperoleh dari

Intect Internet Metrics pada tahun 2011 IANA (Internet Assigned Numbers

Authority) sebagai otoritas tertinggi dalam distribusi alamat IP telah

mengalokasikan sisa alamat IPv4 terakhir ke masing – masing RIR (Regional

Internet Register).

Gambar 1.1. RIR (Regional Internet Register)

Menurut data yang diambil oleh Geoff Huston pada tahun 2016, selaku

senior analisis APNIC, sisa alamat IPv4 yang telah dibagikan oleh IANA

kepada masing-masing RIR setiap tahunnya mengalami penurunan. Terlebih

untuk wilayah ARIN yang sudah tidak memiliki sisa alamat IPv4 pool.

Gambar 1.2. Penurunan RIR IPv4 Pool

Page 23: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 1.3. Ketersediaan IPv4

Sebagai salah satu langkah untuk mengatasi kelangkaan alamat IPv4

pengembangan IPv6, dengan kapasitas pengalamatan IP naik dari 32-bit

menjadi 128-bit (2 pangkat 128), kemajuan ini dapat mengendalikan situasi

ini sampai ratusan tahun dari sekarang. Negara–negara seperti Belgia, Swiss,

dan Jerman sudah menyadari situasi ini dan mulai beralih ke IPv6. Merujuk

data (Cisco, 2016), diketahui negara–negara di Eropa seperti Belgia, Portugal,

dan Swiss kini memimpin dalam pengadopsian penggunaan IPv6.

Gambar 1.4. Peringkat 5 besar Negara pengguna IPv6 tahun 2014

1.6802

0.5927

00.0948

0.9255

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

AFRINIC APNIC ARIN LACNIC RIPE NCC

Sisa Alamat IPv4 Pool Masing - Masing RIR

Belgium Portugal Switzerland Germany Ecuador

53%48% 47% 45% 44%

GLOBAL IPV6 ADOPTION

Page 24: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebagai salah satu negara dengan populasi penduduk terbanyak

peringkat 4 di dunia (Departemen Perdagangan Amerika Serikat, 2014),

sudah sewajarnya Indonesia memaksimalkan pengalamatan IPv6. Menurut

informasi dari Vyncke (2014), dari 911 prefix IPv6 yang telah dialokasikan

untuk Indonesia dapat diketahui bahwa:

123 atau 13,5% pernah memiliki trafik jaringan aktif, namun saat ini

yang masih terdeteksi aktif hanya tinggal sekitar 62 prefix.

368 atau 40,4% di-announce oleh BGP router ISP/NAP di Indonesia

yang memiliki alokasi IPv6, namun saat ini yang tercatat masih

routable sebanyak 88 prefix.

251 atau 27,6% di-announce melalui aggregate BGP router atau

transit AS.

292 atau 32,1% prefix tercatat tidak pernah digunakan.

Mengacu data tersebut, sebanyak 32,1% prefix belum pernah digunakan

sama sekali. Kondisi ini, menjadi peluang untuk mewujudkan pengoptimalan

IPv6 di Indonesia agar lebih berkembang lagi seperti negara-negara di benua

Eropa.

Proses migrasi menuju pengalamatan IPv6 secara menyeluruh

membutuhkan kesiapan pada seluruh pihak baik user, network provider, dan

penyedia layanan (Harbiyatmo, 2013:2). Sebagai pusat pelayanan dan

pelatihan, Balai Pelatihan dan Riset TIK (BPRTIK) dilengkapi dengan

berbagai sarana dan prasarana yang cukup representatif dan modern. Dibawah

pengawasan Kementerian Komunikasi dan Informatika, BPRTIK bertujuan

meningkatkan kapabilitas pegawai instansi pemerintah dan seluruh masyarakat

Indonesia melalui kegiatan pelatihan, pendidikan, uji kompetensi, sertifikasi,

penelitian, dan pengembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi

(Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2011). Mengacu pada tujuan

tersebut, penulis ingin melakukan penelitian dan pengembangan dibidang

teknologi informasi dan komunikasi khususnya dalam hal pengalamatan IPv4

Page 25: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan IPv6 didalam jaringan BPRTIK. Berdasarkan hasil wawancara penulis

dengan pihak NOC (Network Operations Center), didalam jaringan BPRTIK

masih menggunakan pengalamatan berbasis IPv4 disetiap perangkatnya. Hal

ini pula yang mendorong penulis ingin mengimplementasikan pengalamatan

IPv6 kedalam jaringan BPRTIK, semoga dalam hal penerapannya akan

berdampak positif dikemudian hari.

Terdapat beberapa mekanisme dalam proses transisi, diantaranya Dual

Stack, Translasi, dan Tunneling. Masih adanya resources yang menggunakan

alamat IPv4 pada jaringan di BPRTIK membuat penulis

mengimplementasikan mekanisme Dual Stack, sehingga kedua protokol baik

IPv6 maupun IPv4 dapat berjalan bersamaan pada satu perangkat tanpa

mengganggu konektifitas di jaringan BPRTIK. Tidak tersedia alamat IPv6

publik di BPRTIK membuat jaringan lokal IPv6 tidak dapat terhubung ke

dalam jaringan IPv6 publik (internet). Oleh karena itu penulis

mengimplementasikan mekanisme Tunnel Broker dengan mendaftarkan

alamat IPv4 publik yang tersedia di BPRTIK untuk mendapatkan alamat IPv6

publik, selanjutnya dalam mekanisme ini IPv6 akan membuat sebuah tunnel

untuk melewati jaringan IPv4. Sehingga dari proses kedua mekanisme diatas,

penulis dapat mengimplementasikan jaringan IPv4 dan IPv6 di BPRTIK,

serta menguji client IPv4 dan IPv6 terhadap service web server, DNS

(Domain Name System), dan FTP (File Transfer Protocol) yang terdapat pada

server. Selain dapat mengimplementasikan jaringan IPv4 dan IPv6, penulis

juga me-monitoring QoS (Quality of Service) dari masing-masing IP

diantaranya bandwidth, jitter, dan packet lost.

Page 26: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.2. Tujuan Penelitian

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan pendidikan strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sedangkan tujuan dari penyusunan skripsi ini sebagai berikut:

1. Dapat mengimplementasikan jaringan komputer yang terdiri dari IPv4

dan IPv6 menggunakan mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker,

sebagai mekanisme transisi jaringan IPv4 ke IPv6.

2. Dapat me-monitoring QoS (bandwidth, jitter, dan packet lost) pada

masing-masing IPv4 dan IPv6 di jaringan wire network dan wireless

network.

1.3. Manfaat Penelitian

1.3.1. Bagi Penulis

1. Mengetahui prinsip dasar dari transisi IPv4 ke IPv6.

2. Mengetahui dan dapat mengimplementasikan mekanisme Dual

Stack dan mekanisme Tunnel Broker ke dalam transisi IPv4 ke

IPv6.

3. Mengetahui perbedaan dari masing – masing mekanisme Dual

Stack dan mekanisme Tunnel Broker.

4. Mengetahui prinsip dasar dari sistem operasi Cisco IOS

(Internetwork Operating System) dan Linux Ubuntu server.

1.3.2. Bagi Universitas

1. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu

teknologi informasi.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan atau acuan bagi peneliti

lain yang berminat mengkaji permasalahan atau topik yang

sama.

Page 27: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3.3. Bagi Masyarakat

1. Memberikan solusi penerapan transisi IPv4 ke IPv6 dengan

menggunakan mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan pada latar

belakang, maka dari itu penulis merumuskan masalah yang akan diselesaikan

sebagai berikut:

1. Bagaimana mengimplementasikan jaringan IPv4 dan IPv6 dengan

mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker, sebagai mekanisme transisi

jaringan IPv4 ke IPv6?

2. Bagaimana me-monitoring QoS (bandwidth, jitter, dan packet lost) pada

masing-masing IPv4 dan IPv6 di jaringan wire network dan wireless

network?

1.5. Batasan Masalah

Implementasi mekanisme transisi Dual Stack dan Tunnel Broker pada

jaringan IPv4 dan IPv6 dirancang untuk terus dikembangkan. Oleh karena itu

penulis membatasi permasalahan dengan batasan sebagai berikut:

1. Implementasi jaringan IPv4 dengan IPv6 hanya menggunakan

mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker. Penulis menggunakan

metode pengembangan sistem NDLC (Network Development Life

Cycle).

2. Server dibangun di atas VirtualBox sebagai software virtualisasi sistem

operasi. Service yang terdapat pada server yang digunakan untuk testing

yaitu web server, FTP server, dan DNS server.

3. Implementasi menggunakan router Cisco 1801W, mobile client testing

menggunakan smartphone iPhone 5 dengan sistem operasi iOS 9.0.1 dan

Galaxy J7 dengan sistem operasi Android Lollipop 5.1.1.

Page 28: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Penulis menggunakan beberapa tools yang digunakan untuk membangun

service-service yang terdapat pada server diantaranya, LAMP sebagai

software untuk membuat web server, sedangkan untuk membuat

halaman web penulis menggunakan Wordpress, VSFTPD untuk

membuat FTP server dan BIND untuk membuat DNS server. Serta untuk

pengukuran dan analisis QoS pada kedua jaringan IPv4 dan IPv6

menggunakan tools Iperf.

5. Jaringan dibangun di ruang RnD 3 (Network and Telecomunication

Development) menggunakan jaringan client server. IPv6 Tunnel Broker

didapatkan dari mendaftarkan alamat IPv4 publik. Dual Stack service

hanya diimplementasikan pada web server, FTP server dan DNS server.

Sistem tidak memperhitungkan aspek keamanan.

1.6. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam dalam penulisan pada bagian

metodelogi penelitian dibagi menjadi dua, yaitu metode pengumpulan data

dan metode pengembangan sistem.

1.6.1. Metode Pengumpulan Data

Merupakan metode yang digunakan penulis dalam melakukan

penelitian dan menjadikannya informasi yang akan digunakan untuk

mengetahui permasalahan yang dihadapi. Metode pengumpulan data

yang penulis lakukan yaitu studi pustaka, observasi, dan wawancara.

1.6.2. Metode Pengembangan Sistem

Penelitian menggunakan Network Development Life Cycle

(NDLC) sebagai acuan dalam membuat tugas akhir, adapun siklus

dari NDLC yaitu Analysis, Design, Simulation Prototyping,

Implementations, Monitoring, dan Management.

Page 29: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari karya tulis yang penulis buat adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas teori tentang jaringan komputer, perangkat

jaringan komputer, Cisco IOS, IPv4, IPv6, dan mekanisme transisi

IPv4 ke IPv6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang metodologi penelitian yang

digunakan yaitu metodologi pengumpulan data dan metodologi

pengembangan sistem.

BAB IV IMPLEMENTASI EKSPERIMENTAL

Pada bab ini membahas tentang perancangan topologi jaringan dan

desain sistem, serta implementasi mekanisme transisi Dual Stack

dan Tunnel Broker pada jaringan IPv4 dan IPv6.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil dan pengujian sistem

berdasarkan penelitian yang telah telah dilakukan sesuai dengan

metodologi yang telah digunakan.

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari

hasil implementasi dari kedua mekanisme, serta saran yang

dibutuhhkan untuk pengembangan selanjutnya.

Page 30: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Jaringan Komputer

Menurut definisi, jaringan komputer (computer networks) adalah

himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous. Kata “autonomous”

mengandung pengertian bahwa komputer memiliki kendali atas dirinya

sendiri. Bukan merupakan bagian komputer lain, seperti sistem terminal yang

biasa digunakan pada komputer mainframe. Komputer juga tidak

mengendalikan komputer lain yang dapat mengakibatkan komputer lain

restart, shutdown, merusak file, dan sebagainya. Dua buah komputer

dikatakan “interkoneksi” apabila keduanya bisa berbagi resource yang

dimiliki, seperti saling bertukar data atau informasi, berbagi printer, berbagi

media penyimpanan (hard disk, floppy disk, CD ROM, flash disk, dan

sebagainya) (Iwan Sofana, 2011:4).

Tujuan dari jaringan komputer adalah (Komputer, 2010:2) :

1. Membagi sumber daya, contohnya berbagi pemakaian printer, CPU,

memori, harddisk.

2. Komunikasi, contohnya email, instant messaging, chatting.

3. Akses informasi, contohnya web browsing.

2.1.1. Jenis Jaringan Komputer

Berdasarkan jangkauan area atau lokasi, jaringan dibedakan

menjadi 3 jenis yaitu (Madcoms, 2015:3):

1. Local Area Network (LAN) merupakan jaringan yang

menghubungkan sejumlah komputer yang ada dalam suatu

lokasi dengan area yang terbatas seperti ruang atau gedung. LAN

dapat menggunakan media komunikasi seperti kabel dan

wireless.

Page 31: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Salah satu masalah yang dihadapi oleh LAN (tradisional) adalah

tidak adanya mekanisme “pengaturan” yang fleksibel.

Administrator akan cukup sulit mengelompokkan masing-

masing host berdasarkan kategori tertentu. Seperti

mengelompokkan beberapa host berdasarkan kelompok kerja,

berdasarkan departemen, aplikasi atau servis yang disediakan,

dan sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat

membuat VLAN atau Virtual LAN. VLAN dapat mengatasi

beberapa kesulitan yang tidak dapat diselesaikan oleh LAN

tradisional. Sebagai contoh, kita dapat mengelompokkan

beberapa host yang berada pada empat gedung yang berbeda

menjadi satu kelompok, misal kelompok dosen, kelompok

mahasiswa, dan lain-lain (Iwan Sofana, 2012:126).

3. Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan antara LAN

satu dengan LAN lain yang dipisahkan oleh lokasi yang cukup

jauh. Contoh penggunaan WAN adalah hubungan antara kantor

pusat dengan kantor cabang yang ada di daerah-daerah.

4. Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan yang

lebih besar dari jaringan LAN tetapi lebih kecil dari jaringan

WAN. Jaringan MAN dan jaringan WAN sama sama

menghubungkan beberapa LAN yang membedakan hanya

lingkup areanya yang berbeda.

2.1.2. Jaringan Client Server

Jaringan Client Server menghubungkan komputer server

dengan komputer client. Komputer server adalah komputer yang

menyediakan fasilitas bagi komputer-komputer client yang terhubung

dalam jaringan. Sedangkan komputer adalah komputer yang

menggunakan fasilitas yang disediakan oleh komputer server.

Komputer server pada sebuah jaringan tipe Client Server disebut

dengan Dedicated Server, karena komputer yang digunakan hanya

Page 32: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebagai penyedia fasilitas untuk komputer client. Komputer server

tidak dapat berperan sebagai komputer client (Madcoms, 2015:3).

Beberapa layanan yang terdapat pada server yaitu:

Web Server

Web server adalah sebuah perangkat lunak server yang berfungsi

menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal

dengan browser web dan mengirimkan kembali hasilnya dalam

bentuk halaman-halaman web yang umumnya berbentuk

dokumen HTML. Server web yang terkenal di antaranya adalah

Apache (Sugeng, 2015:199).

FTP Server

FTP atau file transfer protocol merupakan kemampuan untuk

melakukan upload dan download yang disediakan oleh jaringan

internet. Upload adalah proses mentransfer dokumen, grafik dan

objek lainnya dari komputer ke server yang ada pada jaringan

internet, sedangkan download merupakan kebalikan dari proses

upload. Untuk melakukan upload dan download diperlukan

sebuah komputer yang berfungsi sebagai FTP server (Irwansyah,

2014:32).

DNS Server

Domain Name System atau biasa disebut sebagai DNS, adalah

suatu teknik untuk mengingat IP address yang sulit diingat

akibat terdiri dari sederetan angka. Routing paket IP yang

berbasis TCP/IP sebenarnya tidak memerlukan teknik DNS

tersebut, cukup dengan IP address. Teknik DNS diperlukan

karena yang melakukan routing tidak lain adalah manusia, dan

manusia pada umumnya lebih sulit menghafal deretan angka.

Untuk itu, perlu cara lain agar manusia mudah menghafalnya

atau mengingatnya. Manusia cenderung lebih mudah menghafal

nama dibanding angka. Untuk itu, agar internet lebih mudah

Page 33: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

digunakan, diperlukan suatu cara untuk memetakan dari IP

address ke nama host/komputer dan sebaliknya, dan ini juga

yang dinamakan DNS (Sugeng, 2015:143).

Keunggulan tipe jaringan Client Server adalah (Madcoms, 2015:3):

Terdapat Administrator jaringan yang mengelola sistem

keamanan dan administrasi jaringan, sehingga sistem keamanan

dan administrasi jaringan akan lebih terkontrol.

Komputer server difungsikan sebagai pusat data, komputer

client dapat mengakses data yang ada dari komputer client

manapun.

Apabila terdapat komputer client yang rusak, pengguna masih

dapat mengakses data dari komputer client yang lain.

Pengaksesan data lebih tinggi karena penyediaan dan

pengelolaan fasilitas jaringan dilakukan oleh kornputer server.

Dan komputer server tidak terbebani dengan tugas lain sebagai

workstation.

Pada tipe jaringan Client Server, sistem backup data lebih baik,

karena backup data dapat dilakukan terpusat di komputer server.

Apabila data pada komputer client mengalami masalah atau

kerusakan masih tersedia backup pada komputer server.

Kelemahan tipe jaringan Client Server adalah (Madcoms, 2015:3):

Biaya mahal, karena membutuhkan komputer yang memiliki

kemampuan tinggi yang difungsikan sebagai komputer server.

Kelancaran jaringan tergantung pada komputer server. Bila

kumputer server mengalamani gangguan maka jaringan akan

terganggu.

Page 34: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.3. Jaringan Peer To Peer

Jaringan Peer To Peer menghubungkan beberapa komputer

dalam sebuah jaringan. Pertukaran data dapat dilakukan antar

komputer yang terhubung tanpa perantara komputer server. Masing-

masing komputer dapat berperan sebagai komputer server sekaligus

sebagai komputer client (Madcoms, 2015:4).

Keunggulan tipe jaringan Peer To Peer (Madcoms, 2015:4):

Semua komputer yang terhubung dengan jaringan memiliki hak

yang sama.

Biaya lebih murah karena tidak memerlukan adanya sebuah

komputer server.

Kelancaran jaringan tidak tergantung pada komputer server.

Kelemahan tipe jaringan Peer To Peer (Madcoms, 2015:4):

Troubleshooting jaringan lebih rumit, karena pada tipe jaringan

Peer To Peer setiap komputer yang terhubung memungkinkan

untuk terlibat dalam komunikasi yang ada.

Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing

pengguna dengan mengatur keamanan pada fasilitas yang

dimiliki.

Data tersebar pada masing-masing komputer, maka backup data

dilakukan pada masing-masing komputer.

2.1.4. Jaringan Wire Network

Wire network adalah jaringan computer yang menggunakan

kabel sebagai media penghantar. Pada sebuah network, media

transmisi memegang peranan ynag sangat penting. Karena informasi

atau data aan diangkut melalui medi transmisi. Sepertu jalan raya yang

dilalui kendaraan bermotor (Iwan Sofana, 2011:31).

Page 35: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kabel yang digunakan pada jaringan computer biasanya terbuat

dari bahan tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang dibuat

menggunakan bahan fiber optic atau serat optik. Biasanya kabel

berbahan tembaga banyak pada LAN. Sedangkan untuk MAN atau

WAN banyak menggunakan kabel tembaga dan fiber optic (FO) (Iwan

Sofana, 2011:31).

2.1.5. Jaringan Wireless Network

Wireless Network adalah jenis jaringan komputer yang

menggunakan gelombang radio untuk transmisi data. Saat ini semakin

banyak implementasi wireless network di pusat perbelanjaan, airport,

rumah sakit, dan lokasi lain. Pengguna dapat dengan mudah

mengakses internet menggunakan handphone, laptop, PDA, dan

perangkat genggam lainnya (Iwan Sofana, 2011:53).

Wireless network memiliki beberapa keunggulan, sperti proses

instalasi yang lebih mudah dibandingkan wire network, dapat

mencapai area yang sulit dijangkau, biaya instalasi dan perawatan

lebih murah. Namun di sisi lain juga memiliki beberapa kekurangan,

seperti masalah interferensi dengan perangkat microwave, rawan

penyadapan, mudah dipengaruhi oleh cuaca buruk (Iwan Sofana,

2011:54).

2.1.6. Perangkat Jaringan Komputer

2.1.6.1. Router

Router sering digunakan untuk menghubungkan

beberapa network. Baik network yang sama maupun berbeda

dari segi teknologinya. Seperti menghubungkan network

yang menggunakan topologi Bus, Star, Ring. Router juga

digunakan untuk membagi network besar menjadi beberapa

buah subnetwork (network-network kecil). Setiap

subnetwork seolah-olah "terisolir" dari network lain. Hal ini

Page 36: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat membagi-bagi traffic yang akan berdampak positif

pada performa network.

Sebuah router memiliki kemampuan routing. Artinya

router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute

perjalanan informasi (yang disebut packet) akan dilewatkan.

Apakah ditujukan untuk host lain yang satu network ataukah

berbeda network. Jika paket-paket ditujukan untuk host pada

network lain maka router akan meneruskannya ke network

tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditujukan untuk host

yang satu network maka router akan menghalangi paket-

paket keluar, sehingga paket-paket tersebut tidak

“membanjiri” network yang lain (Iwan Sofana, 2012:58).

2.1.6.2. Swicth

Switch merupakan perangkat jaringan yang bekerja

pada OSI Layer 2 (Data Link Layer). Switch berfungsi

hampir sama seperti Hub. Switch mengenal MAC address

yang digunakan untuk memilah data mana yang harus

ditransmisikan. Switch menampung daftar MAC address

yang dihubungkan dengan port-port yang digunakan untuk

menentukan kemana harus mengirim paket, sehingga akan

mengurangi traffic pada jaringan.

Switch menggunakan transmisi Full Duplex di mana

memiliki jalur antara Receive dan Transmit data yang

terpisah. Walaupun collision masih mungkin dapat terjadi,

tetapi sudah diminimalisir (Madcoms, 2015:9).

Page 37: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2. Model OSI

OSI adalah suatu standar komunikasi antar mesin yang terdiri dari atas

tujuh lapisan. Ketujuh lapisan tersebut mempunyai peran dan fungsi yang

berbeda satu terhadap yang lainnya. Setiap layer bertanggung jawab secara

khusus pada proses komunikasi data. Misalnya satu layer bertanggung jawab

untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya

bertanggung jawab untuk mengoreksi terjadinya error selama proses transfer

data berlangsung (Dede Sopandi, 2010:53).

Model OSI menjadi semacam referensi atau acuan bagi siapa saja yang

ingin memahami cara kerja jaringan computer. Walaupun OSI merupakan

sebuah model yang diakui dunia saat ini, namun tidak ada paksaan bagi

pengembang hardware atau softeware dan user untuk menggunakannya.

Sebagai contoh, jaringan internet menggunakan model DARPA (Defence

Advanced Research Projects Agency) yang berbeda dengan model OSI.

Bahkan internet bisa berkembang sangat pesat walaupun tidak menggunakan

model OSI (Iwan Sofana, 2012:92).

Tabel 2.1. OSI Layer

Layer Fungsi Contoh Protokol

Application Menyediakan servis bagi

berbagai aplikasi

network.

NNTP, HL7, Modbus,

SIP, SSI, DHCP, FTP,

Goopher, HTTP, NFS,

NTP, RTP, SMPP,

SMTP, SNMP, Telnet.

Presentation Mengatur konversi dan

translasi berbagai format

data, seperti kompresi

data dan enkripsi data.

TDI, ASCII,

EBCDIC,MIDI, MPEG,

ASCII7

Session Mengatur sesi yang

meliputi establishing

(memulai sesi),

SQL, X Window,

Named Pipes (DNS),

NetBios, ASP, SCP, OS

Page 38: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

maintaining

(mempertahankan sesi),

dan terminating

(mengakhiri sesi) antar

entitas yang dimiliki oleh

presentation layer.

Scheduling, RPC, NFS,

ZIP.

Transport Menyediakan end-to-end

communication protocol.

Layer ini bertanggung

jawab terhadap

“keselamatan data” dan

“segmentasi data”,

seperti: mengatur flow

control (kendali aliran

data), error detection

(deteksi error) and

correction (koreksi), data

sequencing (urutan data),

dan size of the packet

(ukuran paket).

TCP, SPX, UDP, SCTP,

IPX.

Network Menentukan rute yang

dilalui oleh data. Layer

ini menyediakan logical

addressing

(pengalamatan logika)

dan path determination

(penentuan rute tujuan).

IPX, IP, ICMP, IPSec,

ARP, RIP, IGRP, BGP,

OSPF, NBF, Q.931.

Data Link Menentukan

pengalamatan fisik

(hardware address),

802.3 (Ethernet),

802.11a/b/g/n

MAC/LLC, 802.1Q

Page 39: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

error notification

(pendeteksi error), frame

flow control (kendali

aliran frame) dan

topologi network.

Ada dua sublayer pada

data link, yaitu Logical

Link Control (LLC) dan

Media Acces Control

(MAC)

(VLAN), ATM, CDP,

HDP, FDDI, Fibre,

Channel¸Frame Relay,

SDLC, HDLC, ISL,

PPP, Q.921, Token Ring

Physical Layer ini menentukan

masalah kelistrikan atau

gelombang dan berbagai

prosedur yang berkaitan

dengan link fisik, seperti

besar tegangan atau arus

listrik, panjang maksimal

media transmisi,

pergantian fasa, jenis

kabel, dan konektor.

RS-232, V.35, V.34,

I.430, 1.431, T1, E1,

10BASE-T, 100BASE-

TX, POTS, SONET,

DSL, 802.11.a/b/g/n

PHY, hub, reapeater,

fibre optics.

Sumber: (Iwan Sofana, 2012:97)

2.3. Model DARPA

Menurut Iwan Sofana (2011:169) model referensi DARPA atau

DARPA Reference Model adalah sebuah referensi protokol jaringan yang

diusulkan oleh departemen pertahanan Amerika Serikat atau DoD

(Departement of Defense). Model ini dinamai begitu karena lembaga yang

mengembangkan TCP/IP adalah DARPA (United States Defense Advanced

Research Project Agency) pada dekade 1970-an hingga 1980-an. Model ini

disebut juga TCP/IP Model atau Internet Model.

Page 40: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada mulanya TCP/IP digunakan pada jaringan ARPANET. Namun,

saat ini telah menjadi protokol standar bagi jaringan yang lebih umum yang

disebut Internet. Secara singkat, sejarah perkembangan protokol TCP/IP

hingga kemunculan Internet sebagai berikut:

Tahun 1957, DoD membentuk ARPA (Advanced Research Projects

Agency) untuk membuat jaringan peer-to-peer (di Amerika) antara

UCLA, UCSB, U-Utah & Standford.

Tahun 1969, ARPANET terbentuk.

Tahun 1973, ARPANET menghubungkan University College London

dan Royal University Norway.

Tahun 1982, model jaringan Internet dikembangkan.

Tahun 1990, ARPANET kemudian dikenal dengan Internet.

Berbeda dengan model referensi OSI yang memiliki tujuh layer, model

referensi DARPA hanya memiliki empat lapisan, yaitu:

1. Network Interface layer atau kadang disebut Physical layer

2. Internetworking layer atau kadang disebut Internet layer

3. Host-to-host layer atau kadang disebut Transport layer

4. Application layer

Tabel 2.2. Model DARPA

Layer Fungsi Contoh Protokol

Application Menyediakan servis

bagi aplikasi TCP/IP.

Layer ini menangani

high-level protocol,

masalah represntasi

data, proses encoding,

dan dialog control yang

memungkinkan

Telnet, DHCP, DNS,

HTTP, FTP, SMTP,

SNMP.

Page 41: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terjadinya komunikasi

antar aplikasi jaringan.

Transport Mengatur koneksi antar

host. Layer ini

menyediakan layanan

pengeriman data

dengan cara membuat

logical connection di

antara pengirim dan

penerima.

Layer Transport juga

bertugasmemcah data

dan menyatukan

kembali.

TCP, UDP.

Internet Layer ini memiliki

tugas utama dalam

penentuan rute terbaik

yang akan dilewati oleh

paket-paket data.

Pada layer ini

ditentukan pula alamat

logika, yaitu IP address.

IP, ICMP, ARP,

RARP

Network Interface Berfungsi meletakan

frame-frame data yang

akan dikirim ke media

jaringan.

Ethernet, Token Ring,

POTS, ISDN, Frame

Relay, ATM.

Sumber:(Iwan Sofana, 2012:22)

Page 42: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4. Internet Protocol Versi 4 (IPv4)

2.4.1. Pengertian IPv4

Internet versi 4 (TCP/IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan

jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang

menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan

secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer di

seluruh dunia. IP (Internet Protocol) Address merupakan alamat yang

diberikan kepada komputer-komputer yang terhubung dalam suatu

jaringan. IP Address terdiri dari dua bagian, yaitu: network ID dan host

ID. Network ID menentukan alamat dalam jaringan (network

address), sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan

jaringan yang sifatnya unik untuk membedakan antara satu mesin

dengan mesin yang lain. Ibarat sebuah alamat rumah, network ID

seperti alamat rumah dan host ID seperti nomor rumah. IP address

terdiri dari 32 bit angka biner yang dituliskan dalam bentuk empat

kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari delapan (oktat)

bit yang dipisahkan oleh tanda titik (Madcoms, 2015:21).

Contoh: 11000000.101010000.00000000.01100100

IP address dapat ditulis dalam bentuk angka desimal dalam empat

kelompok, dari angka 0 - 255.

Contoh: 192.168.0.100

2.4.2. Kelas IPv4

IP Address dibedakan menjadi 3 kelas, yaitu Kelas A, Kelas B,

dan Kelas C. Tujuan membedakan kelas IP adalah untuk menentukan

jumlah komputer yang bisa terhubung dalam sebuah jaringan

(Madcoms, 2015:22).

Kelas A

IP Kelas A terdiri dari: 8 bit pertama digunakan untuk Network

ID, dan 24 bit berikutnya merupakan Host ID. IP Kelas A

terdapat 126 Network, yakni dari nomor 1.xxx.xxx.xxx sampai

Page 43: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan 126.xxx.xxx.xxx (xxx merupakan variabel yang

nilainya dari 0 sampai dengan 255).

Format IP Kelas A

NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH

(N = Network ID, H Host D)

Bit pertama nilainya 0

Network ID adalah 8 bit dan Host ID adalah 24 bit

Bit pertama diisi antara 0 sampai dengan 127

Range IP antara 1.xxx.xxx.xxx - 126.xxx.xxx.xxx

Jumlah Network adalah 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan)

Jumlah Host adalah 16.777.214

Contoh IP address 10.11.22.33, maka Network ID adalah

10 dan Host ID adalah 11.22.33.

Kelas B

IP Kelas B terdiri dari: 16 bit pertama digunakan untuk Network

ID, dan 16 bit berikutnya merupakan Host ID. IP Kelas B

terdapat 16.384 Network, yakni dari nomor 128.0.xxx.xxx

sampai dengan 191.255.xxx.xxx (xxx merupakan variabel yang

nilainya dari 0 sampai dengan 255).

Format IP Kelas B

10NNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH

(N = Network ID, H = Host ID)

Bit nilainya 10

Network ID adalah 16 bit dan Host ID adalah 16 bit

Bit pertama diisi antara 128 sampai dengan 191

Range IP antara 128.0.xxx.xxx - 191.255.xxx.xxx

Jumlah Network adalah 16.384 (64 x 256)

Jumlah Host adalah 65.532

Contoh IP address 130.1.2.3, maka Network ID adalah

130.1 dan Host ID adalah 2.3 jadi IP di atas mempunyai

host dengan 2.3 pada jaringan 130.

Page 44: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelas C

IP Kelas C terdiri dari: 24 bit pertama digunakan untuk Network

ID, dan 8 bit berikutnya rrærupakan Host ID. IP Kelas C

terdapat 2.097.152 Network, yakni dari nomor 192.0.0.xxx

sampai dengan 223.255.255.xn (xxx merupakan variabel yang

nilainya dari 0 sampai dengan 255).

Format IP Kelas C

110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH

(N = Network ID, H = Host ID)

Bit pertama nilainya 110

Network ID adalah 24 bit dan Host ID adalah 8 bit

Bit pertama diisi antara 192 sampai dengan 223

Range IP antara 192.0.0.xxx - 233.255.255.xxx

Jumlah Network adalah 2.097.152 (32 x 256 x 256)

Jumlah Host adalah 254

Contoh IP address 192.168.0.100, maka Network ID adalah

192.168.0 dan Host ID adalah 100

Jadi IP di atas mempunyai host nomor 100 pada jaringan

192.168.0 (Madcoms, 2015:23).

2.4.3. Network Address

Dalam praktiknya, sebuah host tidak pernah berdiri sendiri

namun memerlukan host lain dan bergabung membentuk sebuah

network. Setiap network yang tergabung di internet haruslah memiliki

ID yang unik, yang disebut alamat network atau network address.

Network address juga dapat menyederhanakan proses routing di

internet. Router cukup melihat network address untuk menentukan ke

router mana suatu datagram harus dikirimkan. Selanjutnya datagram

akan diteruskan oleh router jaringan lokal ke host tujuan.

Page 45: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Network address ini didapat dengan membuat seluruh bit host

menjadi 0. Ingat kembali, pada IP address kelas B panjang bit network

dan bit host masing-masing adalah 16 bit. Misalkan untuk host dengan

IP address kelas B, contoh 167.205.9.35, maka network address dari

host ini adalah 167.205.0.0 (Iwan Sofana, 2011:189).

2.4.4. Broadcast Address

Broadcast address adalah IP address khusus yang digunakan

untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh

seluruh host pada suatu network. Setiap datagram IP memiliki header

berisi IP address alamat tujuan, Dengan adanya alamat ini, maka

hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan

host lain akan mengabaikannya (Iwan Sofana, 2011:189).

2.4.5. Subnet Mask

Subnet Mask merupakan angka biner 32 bit yang digunakan

untuk membedakan Network ID dan Host ID. Subnet Mask

menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau

berada di jaringan luar. Pada Subnet Mask, bit yang berhubungan

dengan network ID menggunakan 1, sedangkan bit yang berhubungan

dengan host ID menggunakan 0. Pada IP address versi 4 mempunyai

kategori Subnet Mask sebagai berikut (Madcoms, 2015:24):

IP address Kelas A menggunakan Subnet Mask

11111111.00000000.00000000.00000000 = 255.0.0.0

IP address Kelas B menggunakan Subnet Mask

11111111.11111111.00000000.00000000 = 255.255.0.0

IP address Kelas C menggunakan Subnet Mask

11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0

Page 46: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.6. IPv4 Address Private

IP address private merupakan alamat-alamat IP yang disediakan

untuk digunakan pada jaringan lokal (LAN). IP address private

digunakan untuk komunikasi pada jaringan yang tidak terhubung

langsung dengan Internet. IP address private hanya dapat dipakai

untuk komunikasi pada jaringan intranet dan tidak dapat digunakan

pada jaringan internet.

IP address private Kelas A memiliki range IP address antara

10.0.0.1 - 10.255.255.254

IP address private Kelas B memiiki range IP address antara

172.16.0.1 - 172.31.255.254

IP address private Kelas C rnemiliki range IP address antara

192.168.0.1 - 192.168.255.254 (Madcoms, 2015:24).

2.4.7. IPv4 Address Public

IP address public merupakan alamat-alamat IP yang disediakan

untuk digunakan pada jaringan internet (Madcoms, 2015:24).

2.4.8. NAT

Keterbatasan alamat pada IPv4 merupakan masalah pada

jaringan global atau internet. Untuk memaksimalkan alamat IP yang

diberikan oleh Internet Service Provider (ISP), maka dapat digunakan

Network Address Translation atau sering disingkat dengan NAT.

NAT membuat jaringan yang menggunakan alamat lokal (private),

alamat yang tidak boleh ada dalam tabel routing internet dan

dikhususkan untuk jaringan lokal/internet, agar dapat berkomunikasi

ke internet dengan jalan meminjam alamat alamat IP internet yang

dialokasikan oleh ISP.

Page 47: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dengan teknologi NAT maka dimungkinkan alamat IP

lokal/private terhubung ke jaringan publik seperti internet. Sebuah

router NAT ditempatkan antara jaringan lokal (inside network) dan

jaringan publik (outside network), dan mentranslasikan alamat

lokal/internal menjadi alamat IP global yang unik sebelum

mengirimkan paket ke jaringan luar seperti internet. Sehingga dengan

NAT, jaringan internal/lokal tidak akan terlohat oleh dunia

luar/internet (Sugeng, 2015:83).

NAT dibagi menjadi 2 yaitu (Sugeng, 2015:83):

Statis

Translasi statis terjadi ketika sebuah alamat lokal (inside)

dipetakan kepada sebuah alamat global/internet (outside). Alamat

lokal dan global tersebut dipetakan satu lawan satu secara

statistik.

Dinamis

NAT dengan kelompok

Translasi Dinamis terjadi ketika router NAT diset untuk

memahami alamat lokal yang harus ditranslasikan, dan

kelompok (pool) alamat global yang akan digunakan unutk

terhubung ke internet. Proses NAT Dinasmis ini dapat

memetakan beberapa kelompol alamat lokal ke beberapa

kelompok alamat global.

NAT Overload

Sejumlah IP lokal (internal) dapat ditranslasikan ke satu

alamat IP global (outside). Hal ini sangat menghemat

penggunakan alokasi IP dari ISP. Sharing/pemakaian

bersama satu alamat IP ini menggunakan metode port

multiplexing, atau perubahan port ke paket outbound.

Page 48: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5. Internet Protocol Versi 6 (IPv6)

2.5.1. Pengertian IPv6

IPv6 address atau IP address versi 6 atau Next Generation IP

address (IPng) adalah IP address yang digunakan pada protokol IPv6.

IPv6 atau Internet Protocol version 6, merupakan protokol IP terbaru

yang dicadangkan untuk keperluan masa mendatang. Sudah sekitar

dua puluh tahun lebih, Internet berkembang menggunakan Internet

Protocol Version 4 (IPv4). IPv4 menyediakan IP address sepanjang

32 bit atau sejumlah 232 buah IP address. Alokasi IP address sebanyak

itu pada mulanya dianggap cukup. Hingga pada tahun 1991, timbul

kekhawatiran bahwa suatu saat jumlah host yang terhubung ke

Internet akan melebihi kapasitas IPv4.

Kekhawatiran tersebut mendorong para ahli untuk merumuskan

versi protokol Internet yang lebih baru. Proposal diajukan pada tahun

1992 dan selama beberapa tahun mendapat masukan dari berbagai

pihak. Setelah mengalami perjalanan panjang, akhirnya terbentuklah

sebuah protokol baru yang disebut Internet Protocol Version 6 (IPv6)

atau Next Generation Internet Protocol (Iwan Sofana, 2011:191).

2.5.2. Format IPv6

Format Alamat Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke

dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam

bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan

heksadesimal tersebut akan dlpisahkan dengan tanda titik dua

Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering

disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan yang

menggunakan dotted-decimal format (Madcoms, 2010:122).

Page 49: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:

0010000111011010000000001101001110000000001011110011101

1000000101010101000000000111111111111111110001010001001

110001011010

Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal

format, angka - angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok

berukuran 16-bit:

0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000

0010111100111011 0000001010101010 0000000011111111

1111111000101000 1001110001011010

Kemudian setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonverslkan

ke dalam bilangan heksadesimal, dan setiap bilangan heksadesimal

tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua, misalnya:

21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.

2.5.3. Kelas IPv6

IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix sebagai berikut

(Madcoms, 2010:120):

Alamat Unicast

Alamat Unicast, merupakan alamat dengan scope global dan

unik sehingga bisa dirouterkan di internet. Selain global unicast,

IPv6 juga mempunyai alamat local unicast dengan scope

terbatas pada link lokal. Beberapa tipe alamat unicast IPv6 ini

antara lain:

Aggregatable Global Unicast Addresses

Sering disebut sebagai alamat global, mirip dengan alamat

publik pada IPv4 dan atamat ini ditandai dengan prefix 001.

Alamat ini bisa dirouterkan dan dijangkau secara global dari

alamat IPv6 di internet. Dinamakan aggregatable karena

memnang didesain untuk bisa diaggregasi dan diringkas

Page 50: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(aggregation dan summarization) untuk menghasilkan

infrastruktur routing yang efisien.

Link-local addresses

Alamat ini digunakan untuk berkomunikasi dalam scope link

lokal, yaitu pada link yang sama (misal jaringan flat tanpa

router). Router tidak akan melewatkan traffic dari alamat-

alamat ini keluar link. Alamat ini ditandai FE80 dan

menggunakan prefix dengan 64 bit selanjutnya adalah

interface id. Alamat link lokal ini dikonfigurasikan melalui

IPv6 autoconfiguration.

Site - local addresses

Alamat int mirip dengan alamat private pada yang dalam

teknologi IPv6 Alamat ini akan selalu diawali dengan FECO.

Karena sifatnya yang sulit untuk didefisinikan dari scope site,

sehingga alamat ini dihapuskan penggunaannya.

Special addresses Ada dua jenis alamat spesiat pada IPv6

yaitu:

Alamat yang tidak dispesifikkan Sering disebut all-zeros-

address karena memang bernilai atau bisa dituliskan Alamat

ini sama dengan 0.0.0.0 di alamat IPv4. Alamat ini tidak

boleh dikonfigurasikan pada interface dan tidak boleh

menjadi tujuan rute.

Alamat loopback

Jika alamat loopback pada IPv4 adalah 127.0-0.1 maka pada

IPv6 adalah atau bisa diringkas menjadi Alamat ini tidak

boleh dikonfigurasikan pada interface.

Alamat Multicast

Seperti hatnya pada IPv4, pada IPv6 alamat ini menunjukkan

sekumpulan piranti dalam grup multicast. Jadi alamat ini hanya

akan muncul sebagai alamat tujuan, tidak akan pernah sebagai

atamat asal. Jika paket dikirimkan ke alamat ini maka semua

Page 51: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

anggota grup akan memprosesnya. Multicast address ini pada

IPv4 didefinisikan sebagai Kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang

yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF" disediakan untuk

multicast address. Ruang ini kemudian dibagi-bagi lagi untuk

menentukan range berlakunya. Kemudian blockcast address

pada IPv4 yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai -1

pada IPV6 sudah termasuk di dalam multicast address ini.

Blockcast address digunakan untuk kornunikasi dalam segmen

yang sarna yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan

multicast address, Bit pertama menunjukkan bahwa ini adalah

alamat multicast. Empat bit selanjutnya merupakan flag yang

masing-masing telah didefinisikan. Bit pertama harus O

karena dicadangkan untuk keperluan di masa mendatang. Bit

kedua menunjukkan apakah alamat multicast ini mengandung

alamat Rendezvous Point (RP), yaitu titik distribusi untuk aliran

multicast tertentu datam suatu jaringan multicast. Bit ketiga

menandakan apakah alamat multicast ini mengandung

informasi prefix. Sementara bit terakhir menunjukkan apakah

alamat ini diberikan secara permanen.

Alamat Anycast

Alamat ini tebih menunjuk kepada fungsi layanan dari pada

alarnat. Alamat anycast sama seperti alamat unicast IPv6 yang

bertambah fitur, bahwa router akan selalu merouterkan ke

tujuan yang terdekat atau lebih tepatnya terbaik sesuai yang

telah dikoffigurasikan. Jika ada paket yang dikirim ke atamat

ini, maka router akan mengirim paket tersebut ke host terdekat

yang memiliki Anycast address sama. Dengan kata lain, pemilik

paket menyerahkan pada router tujuan yang paling “cocok" bagi

pengiriman paket tersebut. Contoh pernakaian Anycast ini

adalah beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS

(Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast Address

Page 52: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sama pada server-server tersebut, maka jika ada paket yang

dikirim oleh client ke alamat ini, router akan memilih server

yang terdekat dan mengirimkan paket tersebut ke server

tersebut. Sehingga beban terhadap server dapat terdistribusi

secara me-rata. Bagi Anycast ini tidak disediakan ruang khusus.

Jika terhadap beberapa host diberikan sebuah alamat yang sama,

maka alamat tersebut dianggap sebagai Anycast Address.

2.5.4. Fitur Pada IPv6

Internet Protocol versi IPv6 memiliki beberapa fitur baru

dibanding dengan versi sebelumnya. Diantaranya (Madcoms,

2015:118):

Ruang alamat yang lebih besar. Pada akhir tahun 1970-an ketika

ruang alamat IPv4 dirancang, bahwa IPv4 tak dapat habis.

Namun, karena perubahan dalam teknologi dan alokasi praktek

yang tidak mengantisipasi ledakan perangkat baru di Internet

sehingga tampil IPv6. IPv4 (32 bit) 42000000m mungkin

addressable node. IPv6 (128 bit)

340282366920938463463374607431768211456 node – 1030

mungkin alamat per orang di planet. Dengan ruang alamat yang

lebih besar memungkinkan penggunaan beberapa tingkat

hirarki. Ini menambah fleksibilitas dan fungsi baru seperti

scoping alamat, serta setiap tingkat agregat dapat membantu

meningkatkan talu lintas dan fungsi alokasi,

Memiliki header yang sederhana. Header baru IPv6 lebih

efisien dari pada header pada IPv4 (karena memiliki overhead

yang lebih kecil). Hal ini diperoleh dengan menghilangkan

beberapa bagian yang tidak penting atau opsional.

Meningkatkan opsi pendukung. Adanya bagian (field) baru pada

header IPv6 untuk mengidentifikasi trafik (Flow Label) dan

Traffic Class untuk prioritas trafik membuat QoS yang lebih

Page 53: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terjamin. Bahkan payload dapat terenkripsi dengan IPSec dan

ESP. Identifikasi lalu lintas menggunakan Flow Label di bidang

IPv6 header, memungkinkan router untuk mengidentifikasi dan

memberikan penanganan khusus untuk paket milik flow, yaitu

sejumlah paket antara sumber dan tujuan.

Mendukung keamanan tinggi. IPv6 memberikan solusi berbasis

standar keamanan jaringan untuk kebutuhan perangkat, aplikasi

dan layanan, serta mempromosikan interoperabilitas antara

implementasi IPv6 yang berbeda. Pada IPv4 hanya mempunyai

fitur bersifat opsional, sedangkan pada IPv6 mempunyai fitur

spesifikasi standar dan otomatisasi keamanan pada layer

network.

2.5.5. Neighbor Discovery IPv6

Node (host dan router) menggunakan ND (Neighbor Discovery)

untuk mencari alamat-alamat layer link (misalkan alamat MAC pada

ethernet) guna mengetahui node-node tetangga yang berada pada link

yang sama dan secara cepat menghapus alamat-alamat tersebut pada

cache jika alamat tersebut sudah tidak berlaku lagi. Host-host juga

menggunakan ND untuk mencari router-router yang menjadi

tetangganya yang bersedia melewatkan paket-paketnya untuk

kepentingan host itu sendiri. Dan juga, node-node menggunakan

protokol ini untuk secara aktif mengawasi node-node tetangga mana

yang aktif dan node-node mana yang tidak, dan untuk mendeteksi

perubahan pada alamat layer link (layer 2). Ketika router atau jalur ke

router gagal/rusak, host akan secara aktif mencari alternatif yang

aktif.

Page 54: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Alamat multicast untuk semua node adalah FF02::1, yang

merupakan jangkauan alamat, link-local untuk dapat mencapai semua

node. Sedangkan alamat multicast untuk semua router adalah

FF02::2, yang merupakan jangkauan alamat link-local untuk

mencapai semua router.

Potokol ini memecahkan sejumlah masalah sebelumnya yang

berhubungan dengan interaksi antara node-node yang terhubung

dalam link yang sama. Protokol ini mendefinisikan mekanisme untuk

memecahkan setiap masalah berikut:

Router Discovery

Bagaimana host-host mencari router yang berkoneksi pada link.

Prefix Discovery

Bagaimana host-host menemukan alamat prefix yang merupakan

alamat atau pengidentifikasi link tempat host-host tersebut saling

terinterkoneksi (node-node menggunakan prefix untuk

membedakan apakah node yang akan tersebut berada pada link

yang sama dengan node asal atau node yang akan dituju tersebut

yang hanya dapat dijangkau melalui router).

Parameter Discovery:

Bagaimana node mempelajari parameter-parameter pada link

seperti link MTU atau parameter-parameter Internet seperti

jumlah batasan hop yang akan ditempatkan pada paket yang akan

dikirim.

Address Autoconfiguration

Bagaimana node-node secara otomatis mengkonfigurasi alamat

IPv6 untuk interface-nya.

Page 55: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Address Resolution

Bagaimana node-node mencari alamat link layer dan node yang

akan dituju yang masih berada pada link yang sama (misalkan

node tetangga) hanya dengan diberikan alamat IP node tujuannya

saja.

Next-hop determination

Algoritma untuk metuetakan alamat IPv6 dari node tujuan ke

dalam alamnt IPv6 node tetangga. Trafik untuk node tujuan

tersebut akan dikirimkan ke node tetangga tersebut. Next-hop ini

dapat berupa router atau host tujuan itu sendiri (bergantung pada

ke mana trafik itu akan dikirim, jika ke tujuan yang masih dalam

satu link yang sama maka next hop adalah node tujuan itu sendiri,

jika tujuannya sudah berbeda link/prefix maka next hop tersebut

adalah router).

Neighbor Unreachabilitv Detection

Bagaimana node mempelajari bahwa salah satu tetangga sudah

tidak aktif lagi. Untuk node tetangga yang digunakan sebagai

router, node tersebut dapat mencoba rute default altematif. Untuk

kedua router dan host, address resolution dapat dilakukan

kembali.

Duplicate Address Detection

Bagaimana node mempelajari bahwa alamat yang ingin

digunakan sedang tidak digunakan oleh node lain.

Redirect

Bagaimana router memberitahu host tentang node pertama mana

yang baik sebagai next hop untuk mencapai tujuan tertentu.

Page 56: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Neighbor Discovery mendefinisikan lima tipe paket ICMP yang

berbeda, yaitu sepasang yang terdiri atas router solicitation dan router

advertisement messages, sepasang yang terdiri atas Neighbor

Solicitation dan neighbor advertisement messages dan terakhir pesan

redirect. Pesan-pesan tersebut melayani beberapa tujuan berikut:

Router Solicitation

Ketika sebuah interface pada host menjadi diaktifkan, host-host

boleh mengirimkan keluar router solicitation yang meminta

router untuk mengirimkan router advertisements sesegera

mungkin ke host tersebut.

Router Advertisement

Router mengumumkan keberadaan mereka dengan berbagai

macam link dan parameter Internet secara periodik atau dalam

merespon pesan router solicitation. Router advetisement ini

dikirimkan kepada host-host yang berada di sekitar router. Router

advertisement berisi prefix-prefix yang digunakan untuk

pengenalan/pencarian link dan/atau untuk konfigurasi alamat,

nilai perkiraan batasan hop dan sebagainya.

Neighbor Solicitation

Dikirim oleh node untuk mencari alamat layer link node tetangga-

tetangganya, atau untuk memeriksa apakah tetangga tersebut

masih dapat dijangkau dengan alamat layer link yang berada

dalam memori cache-nya atau tidak. Neighbor Solicitation juga

digunakan untuk deteksi alamat yang ganda.

Neighbor Advertisement

Sebuah respon kepada pesan neighbor solicitation. Node boleh

juga mengirimkan neighbor adverstisement tanpa didahului oleh

neighbor solicitation yang digunakan untuk mengumumkan

perubahan alamat layer link pada tetangga tersebut.

Page 57: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Redirect

Digunakaan oleh router-router untuk menginformasikan host

host tentang hop pertama yang paling baik untuk sebuah tujuan

tertentu (Taufan, 2002:95).

2.5.6. Keunggulan IPv6

Pada IP versi 6 mempunyai keunggutan melakukan setting

secara otomatis, dirnana menyediakan secara standar dan merupakan

default-nya. pada setting otomatis ini terdapat dua cara tergantung dari

penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.

Setting Otornatis Statefull

Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang

diberikan pada host dengan menyediakan server untuk

pengetolaan keadaan IP address, cara ini hampir mirip dengan

cara DHCP pada IPv4. pada Saat melakukan setting secara

otomatis, informasi yang dibutuhkan antara router, server, dan

host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol) yang

telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula

IGMP (Internet Group Management Protocol) yang dipakai

pada multicast dalam IPv4.

Setting Otomatis Stateless

Pada cara ini tidak pertu menyediakan server untuk pengelolaan

dan pembagian IP address, hanya pertu men-setting router saja,

dimana host yang telah tersambung di jaringan dari router pada

jaringan tersebut mernperoleh prefix dari address pada jaringan

tersebut. Kemudian host menambah pattern bit yang diperoleh

dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address

sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari

host tersebut. pada informasi unik bagi host ini, digunakan

antara lain address MAC dari network interface. pada setting

otomatis stateless, selain memiliki kemudahan pengelolaan

Page 58: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada Ethernet dengan memberikan minimal 48 bit (sebesar

address MAC) terhadap Satu jaringan, memiliki kelemahan

dalam efisienst penggunaan alamat yang buruk (Madcoms,

2010:119).

2.6. Mekanisme Transisi IPv4 ke IPv6

Pada dasarnya IPv4 dan IPv6 tidak kompatibel sehingga memerlukan

suatu mekanisme transisi dari IPv4 ke dalam IPv6. Mekanisme transisi

tersebut mempunyai dua tujuan utama, yaitu (Purnomo, 2011:6):

1. Membuat agar terminal IPv6 dapat berkomunikasi dengan terminal IPv4.

2. Melewatkan paket IPv6 melalui jaringan IPv4 yang sudah ada.

Ada beberapa mekanisme transisi yang kita kenal antara lain Dual Stack,

Tunneling dan Protokol Translator.

2.6.1. Dual Stack IPv4 IPv6

Dual Stack adalah sebuah mekanisme transisi dari IPv4 menuju

IPv6, yang di dalamnya telah disediakan dukungan terhadap IPv4 dan

IPv6, jadi dalam metode ini host akan mengirimkan dan menerima

paket data dalam format IPv4 dan IPv6, dan dapat berjalan bersamaan

dalam sebuah perangkat di semua protokol layer tanpa saling

menggangu dan terpengaruh satu sama lainnya.

Gambar 2.1. Dual Stack IPv4/IPv6

Pada proses transisi dengan menggunakan metode ini terdapat

satu server yang sangat berperan, yaitu DNS 6/4, yang didalamnya

telah terintegerasi dua pengalamatan. Beberapa terminology dari

mekanisme Dual Stack yaitu (Purnomo, 2011:6):

Page 59: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DSTM Domain

Pada jaringan Dual Stack, domain lebih dikenal dengan istilah

DNS 6/4. DNS 6/4 berfungsi memetakan alamat domain yang

tunjuk oleh host ke server yang dimaksud

DSTM Server

Terdapat dua IP sekaligus yaitu IPv4 dan IPv6 pada node yang

diimplementasikan.

IPv6 Dominant Network

Jaringan ini menggunakan jaringan IPv6 yang dominan.

Meskipun masih kompatibel dengan IPv4 pada mekanisme ini

yang lebih dominan adalah pada jaringan IPv6 sebagai transisi.

2.6.2. Tunneling

Gambar 2.2. Mekasnisme Tunnelling

Dalam mekanisme ini, node IPv6 yang akan berkomunikasi

membuat suatu tunnel untuk melewati jaringan IPv4 yang ada di

antaranya (Purnomo, 2011:6).

Ada beberapa mekanisme tunneling, yaitu (Artondo, 2011:4):

1. 6over4, paket IPv6 dapat secara otomatis dienkapsulasi melalui

jaringan IPv4 dengan menggunakan IP multicast

2. 6to4, dimana alamat IPv6 dibuat berdasarkan alamat IPv4 atau

sering disebut dengan IPv4-compatible IPv6 compatible

address.

Page 60: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. IPv6 Tunnel Broker, yang menyediakan server tersendiri untuk

menkonfigurasi tunnel secara otomatis bagi client IPv4,

sehingga dapat terhubung dengan jaringan backbone IPv6.

4. DSTM (Dual Stack Transition Mechanism), yaitu Dual Stack IP

dimana alokasi IPv4 dilakukan secara otomatis, penggunaan

IPv4 over IPv6 untuk pengiriman melalui IPv6 sebelum

tersambung ke jaringan IPv4.

Mekanisme transisi automatic tunneling mempunyai

keuntungan sebagai berikut (Sugeng, 2015:91):

1. Lebih mudah dalam implementasi

Dalam implementasi tidak memerlukan banyak komputer,

cukup menggunakan komputer yang sudah ada. Khusus untuk

gateway tunnel, sistem operasi perlu di-upgrade menjadi sistem

operasi yang dualstack mendukung IPv6 dan IPv4.

2. Lebih mudah dalam hal konfigurasi pada sistem operasi

Dalam konfigurasi tidak diperlukan script konfigurasi yang

rumit, cukup dengan konfigurasi interface tunnel dan

konfigurasi table routing.

3. Tidak memerlukan server yang melayani transisi.

Kelemahan Mekanisme Transisi Automatic Tunneling (Winarno

Sugeng, 2010:92):

1. Tidak dapat diimplementasikan jika client transisi berada

dalam router NAT.

2. Akan menyebabkan pertambahan delay (waktu proses)

3. Rentan terhadap serangan DDOS.

Page 61: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6.3. Tunnel Broker

IPv6 Tunnel Broker merupakan salah satu mekanisme transisi

dari IPv4 ke IPv6 dengan cara menyediakan konfigurasi secara

otomatis untuk melakukan Tunneling IPv6 melalui IPv4 kepada user

IPv4 yang terhubung ke jaringan internet. Jadi IPv6 Tunnel Broker

dapat dianalogikan seperti ISP dengan IPv6 yang menyediakan

koneksi IPv6 kepada user yang telah terhubung ke internet dengan

IPv4.

Tunnel Broker merupakan tempat koneksi user IPv4 untuk

melakukan proses registrasi dan aktifasi tunnel. Tunnel Broker

bertugas untuk mengatur pembentukan, modifikasi dan pembubaran

tunnel sesuai dengan permintaan user. Dalam prakteknya Tunnel

Broker dapat membagi beban jaringan kepada beberapa tunnel server,

dengan cara mengirimkan konfigurasi kepada tunnel server yang

bersangkutan pada saat tunnel tersebut dibentuk, dimodifikasi ataupun

dihapus. Selain itu Tunnel Broker juga berkewajiban untuk

mendaftarkan alamat IPv6 user dan memasukkannya dalam DNS

server (Artondo, 2011:4).

2.7. Parameter QoS Jaringan

Menurut Irawati (2015:179) Quality of Service merupakan suata

mekanisme pada jaringan yang menentukan bahwa aplikasi-aplikasi atau

layanan dapat beroperasi sesuai dengan standar kualitas layanan yang telah

ditetapkan. Parameter QoS menggolongkan kualitas transfer yang diberikan

oleh suatu koneksi yang diperoleh dengan membandingkan unit data pada sisi

masukan dan keluaran interface. Parameter QoS antara lain:

Bandwidth: Batas transfer data dalam waktu tertentu.

Jitter: Variasi dari delay atau variasi waktu kedatangan paket.

Packet Loss: Jumlah paket yang hilang ketika dikirimkan dari sumber

menuju tujuan.

Page 62: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8. Sistem Operasi

Pengertian sistem operasi secara umum ialah pengelola seluruh sumber

daya yang terdapat pada sistem komputer dan menyediakan sekumpulan

layanan (sistem calls) ke pemakai sehingga mempermudah dan

menyamankan penggunaan serta pemanfaatan sumber daya sistem komputer.

Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dinamakan dengan kernel

suatu sistem operasi. Software ini mempunyai tugas dan fungsi, yaitu:

Membaca dan menanggapi perintah-perintah yang diberikan oleh

pengguna komputer melalui perangkat input.

Mengoordinasikan aliran informasi di antara perangkat input dan

output.

Mengatur program-program lain yang dijalankan oleh pengguna

komputer.

Dalam software sistem operasi, terdapat istilah seperti platform, serta

CLI (Command Line Interfaces) dan GUI (Graphical User Interfaces).

Platform yaitu software sistem operasi yang digunakan pada sebuah

komputer. CLI dan GUI mempunyai perbedaan. CLI adalah sistem operasi

yang menggunakan perintah-perintah yang ditulis dalam baris teks. GUI

adalah sistem operasi Macintosh yang hanya bisa dihasilkan oleh perusahaan

komputer, Apple (Haryanto, 2012:2).

2.8.1. Linux

Salah satu sistem operasi yang mengadopsi Unix adalah Linux.

Linux tersedia secara bebas sehingga mendapatkan popularitas yang

cukup tinggi sebagai alternatif dari Windows. Seperti perangkat lunak

bebas dan opensource lainnya, sourcecode pada Linux dapat

dimodifikasi, digunakan dan didistribusikan kembali secara bebas

oleh siapa saja. Linux mulai diperkenalkan pada tahun 1991. Nama

Linux sendiri berasal dari nama sang pembuatnya, yaitu Linus

Torvalds (Irwansyah, 2014:139).

Page 63: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.2. Windows

Microsoft Windows atau yang lebih dikenal dengan sebutan

Windows adalah keluarga sistem operasi yang dikembangkan oleh

Microsoft. Sistem operasi sangat mudah digunakan dan memiliki

tampilan layar yang bersahabat. Tak heran saat ini Windows

merupakan sistem operasi yang paling popular dan paling banyak

digunakan didunia.

Sistem Operasi Windows telah berevolusi dan MS-DOS, sebuah

sistem operasi yang berbasis teks dan command-line. Windows versi

pertama, yakni Windows Graphic Environment 1.0 pertama kali

diperkenalkan pada 10 November 1983, tetapi baru beredar dipasaran

pada bulan November tahun 1985 (Irwansyah, 2014:135).

2.8.3. Cisco IOS

Cisco IOS (Internetwork Operating System) adalah nama sistem

operasi yang digunakan pada perangkat router dan dan switch buatan

Cisco. IOS merupakan sistem operasi multitasking yang menyediakan

fungsi-fungsi routing, switching, internetworking, dan

telekomunikasi. Cisco IOS menyediakan command line interface

(CLI) dan sekumpulan perintah standar.

Perangkat router original (awal) yang diproduksi Cisco masih

belum memiliki CLI. Jadi, program atau file konfigurasi harus

disiapkan dulu dikomputer dan kemudian ditransfer ke perangkat

Cisco via TFTP (Trivial File Transfer Protocol).

Kurt Lougheed, salah seorang pendiri Cisco Systems,

melakukan riset untuk meningkatkan kemampuan perangkat Cisco.

Hasilnya adalah CLI generasi pertama yang digunakan pada router

Cisco. Saat itu, fitur-fitur yang disediakan masih terbatas dan semua

perintah harus diketikkan terlebih dulu sebelum diproses. Setelah

menekan tombol [Ctrl Z] barulah perintah-perintah yang sudah

Page 64: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

diketikkan dapat diproses. Jika terjadi error maka semua perintah

harus diketikkan kembali dari awal.

Di awal tahun 1990, Greg Satz dan Terry ditugaskan untuk

menyempurnakan CLI. Setelah lebih dari 18 bulan, mengalami

pergantian tim dan penyempurnaan di sana-sini, maka keluarlah CLI

terbaru yang diberi nomor versi 9.12. Inilah Cisco CLI yang menjadi

cikal-bakal kemunculan Cisco IOS (Iwan Sofana, 2012:42).

Perintah-perintah Cisco IOS dikelompokkan menajdi beberapa

buah mode yang disebut Exec mode. Secara umum ada dua buah mode

utama, User Exec mode dan Privileged Exec mode. Setiap mode

menyediakan perintah yang spesifik yang hanya bisa dijalankan pada

mode tersebut. Masing-masing mode dapat dibedakan dari tampilan

prompt-nya.

Adakalanya perintah-perintah Cisco IOS akan beroperasi secara

berbeda pada switch seri tertentu. Sebelum membahas tentang

perintah-perintah, kita akan melihat bagan atau “peta” alur pemakaian

perintah. Semoga saja dapat mempermudah memahami Cisco IOS.

Gambar 2.3. Alur Pemakaian Perintah Cisco IOS

Page 65: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

User (yang mengakses switch) dibedakan menjadi dua tingkat

atau level, yaitu level User dan level Privileged. Ketika user “masuk”

ke switch, user akan dipaksa untuk mengetikkan password, yang

disebut User Exec Password (jika password sudah di-set). Setelah

password diterima, maka user tersebut sudah dapat menggunakan

beberapa perintah yang dikategorikan sebagai User Exec Command.

Kita dapat melihat tampilan prompt berikut ini:

Di sini user tidak dapat mengubah apa pun yang berkaitan

dengan konfigurasi switch. User dapat menjalankan perintah untuk

melihat dokumentasi, dan beberapa perintah lainnya. Jika user ingin

mengubah konfigurasi switch maka dia harus “naik tingkat” ke level

Privileged. Caranya dengan mengetikkan perintah:

User sekali lagi diminta mengetikkan password, yang disebut

Privileged Exec Password (jika password sudah di-set). Password-

nya berbeda dengan password sebelumnya. Jika password yang

diketikkan valid maka user sudah dapat mengetikkan perintah-

perintah tertentu sebelumnya tidak bisa dijalankan pada mode User.

Kita dapat melihat prompt berikut ini:

Prompt di atas menjadi tanda bahwa saat ini user sudah

memasuki Configuration Commands. User sudah bisa mengetikkan

beberapa perintah khusus. Namun, ada beberapa perintah lainnya

yang tidak dapat diketikkan, kecuali jika memasuki Global

Configuration Mode untuk pindah ke mode tersebut ketikan perintah

(Iwan Sofana, 2012:406):

>

enable

#

Page 66: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.4. Apple iOS

Sistem operasi pada iPhone dan iPad menggunakan iOS, yang

merupakan sistem operasi mobile device yang dikembangkan dan

didistribusikan oleh Apple Inc. Pertama diluncurkan pada tahun 2007.

Apple tidak melisensikan iOS untuk di install diperangkat keras non-

Apple.

Antarmuka iOS menggunakan dasar konsep manipulasi

langsung gerakan multisentuh. Kontrol antarmukanya meliputi slider,

switch, dan tombol. iOS diturunkan dari OS X, yang memiliki fondasi

Darwin dan oleh karena itu iOS merupakan sistem operasi Unix. iOS

adalah versi mobile dari sistem operasi OS X yang dipakai di

komputer-komputer Apple (Salbino, 2015:17).

2.8.5. Android

Android merupakan sistem operasi berbasis Linux yang bersifat

open source dan dirancang untuk perangkat seperti smartphone dan

komputer tablet. Android dikembangkan oleh Android Inc, dengan

dukungan finansial dari Google yang kemudian dibeli pada tahun

2005. Android dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan

dengan didirikannya Open Handset Alliance.

Sifat Android yang terbuka telah membuat bermunculannya

sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi untuk menggunakan

Android sebagai dasar proyek pembuatan aplikasi, dengan

menambahkan fitur-fitur baru bagi Android pada perangkat yang

secara resmi dirilis dengan menggunakan sistem operasi lain (Salbino,

2013:7).

configure terminal

Page 67: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.9. Tools

2.9.1. LAMP

LAMP adalah suatu tumpukan teknologi baru untuk

membangun aplikasi web yang telah diadopsi untuk kebanyakan web

yang berukuran menengah dan kecil sebab keseluruhan tumpukan

teknologi yang ada tersedia melalui open-source, teknologi ini bekerja

dengan baik, teknologi ini mudah untuk dipelajari, teknologi ini

mengijinkan pembangunan suatu aplikasi web dengan cepat, dan ada

banyak contoh kode open source yang dapat beranjak bersama-sama

untuk membuat suatu solusi. LAMP bersandar pada CGI untuk

pertukaran data antara server dan browser, tetapi perintah CGI

tersembunyi dari pengembang (Simarmata, 2010:65).

Ada beberapa cara yang berbeda dalam menyiapkan web server

pada Ubuntu server. Cara termudah adalah meng-install langsung

LAMP server pada saat instalasi awal Ubuntu server. Hal ini akan

menambah beberapa packages apache2, apache2-mpm-prefork,

mysql-server-5.6, mysql-client-5.6, dan php5-mysql bersama dengan

semua library dan dependensi lainnya. Alternatif lainnya adalah

dengan meng-install setiap packages menggunakan perintah apt-get

install (Kouka, 2015:55).

2.9.2. VSFTPD

Menurut Kouka (2015), VSFTPD (Very Secure File Transfer

Protocol Daemon) adalah FTP Daemon yang tersedia di sistem

operasi Ubuntu. VSFTPD sangat mudah untuk dikonfigurasi dan

dikelola. Untuk meng-install VSFTPD jalankan perintah berikut:

sudo apt-get install vsftpd

Page 68: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.9.3. BIND

BIND (Berkeley Internet Name Domain) adalah software open

source DNS server yang paling populer digunakan dan dapat berjalan

pada platform Linux, UNIX, dan Windows. BIND tersedia gratis dan

dapat di-download melalui isc.org (Jill West, Tamara Dean, 2015:62).

Alternatif lainnya BIND dapat di-donwload menggunakan perintah

apt-get, sebagai berikut (Kouka, 2015:50):

2.9.4. SSH

Secure Shell (SSH) adalah aplikasi yang ditujukan untuk

memungkinkan mengakses sebuah komputer secara remote (jarak

jauh). SSH menjadi standar untuk akses komputer jarak jauh karena

aplikasi ini menggunakan autentikasi dan public key session yang

terenkripsi. Dengan demikian, data yang dikirim melalui jaringan atau

internet akan terkirim dengan aman. Selain menawarkan sistem

keamanan, aplikasi SSH juga relatif mudah digunakan.

Hampir semua sistem operasi Linux, termasuk Fedora 9 sudah

menyertakan aplikasi SSH (OpenSSH) secara default pada kernelnya,

artinya untuk menjalankan aplikasi SSH tidak diperIukan lagi instalasi

tambahan. Perlu diketahui juga bahwa OpenSSH bersifat open source

yang bisa digunakan secara gratis (Siregar, 2010:60).

Menjalankan aplikasi GUI yang sudah di install di PC Linux

juga bisa dilakukan dari PC dengan Windows XP operating system.

Untuk menjalankan aplikasi GUI tersebut akan menggunakan PuTTY

SSH client yang bisa di-download secara gratis di

http://www.chiark.greenend.org.uk/~sgtatham/putty/download.html

(Siregar, 2010:77).

sudo apt-get install bind9

Page 69: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.9.5. Iperf

Iperf digunakan sebagai traffic generator, fungsinya untuk

membanjiri jaringan sehingga dapat ditentukan kualitas jaringan

tersebut. Iperf dibagi menjadi dua yaitu sebagai server dan client. Iperf

dapat digunakan untuk mengirim packet UDP maupun TCP dengan

bandwidth yang bervariasi (Irawati, 2015:202).

2.9.6. Wordpress

WordPress adalah sebuah software yang bisa kamu gunakan

untuk membuat website, baik web pribadi, situs berita atau bahkan

toko online sekalipun.

Tahun 2003 Matt Mullenweg menemukan WordPress karena

kebutuhannya akan sebuah software publishing online. Saat itu b2

adalah salah satu software serupa yang telah menghentikan

pengembangannya. Maka Matt bersama dengan beberapa rekannya

melakukan forking pada code b2 dan jadilah WordPress.

Beberapa saat setelahnya, Movable Type, salah satu platform

online publishing lainnya menerapkan harga untuk penggunaannya,

maka makin banyak orang mencari alternatif yang gratis, WordPress

adalah pilihan tepat saat itu. Hingga saat ini WordPress berkembang

sangat pesat dibawah perusahaan yang didirikan Matt, Automattic.lnc

(Wahyudi, 2015:1).

2.9.7. VirtualBox

Sun xVM VirtualBox adalah program untuk virtualisasi

komputer yang ditujukan untuk komputer desktop, server, dan

embedded system. Sun xVM VirtualBox dapat memvirtualisasi OS

32bit dan 64bit pada sebuah komputer yang menggunakan prosesor

Intel atau AMD, baik virtualisasi software maupun hardware. Untuk

selanjutnya kita akan menggunakan istilah VirtualBox untuk merujuk

pada Sun xVM VirtualBox. VirtualBox merupakan software

Page 70: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

virtualisasi gratis dan open source yang menawarkan banyak

kemudahan dalam melakukan virtualisasi (Purnoma, 2010:6).

2.9.8. Packet Tracer

Packet Tracer merupakan simulasi networking yang

dikeluarkan oleh Cisco System Inc, yang membantu pengguna dalam

proses pembuatan/simulasi suatu jaringan sesuai dengan topologi

yang telah didesain. Simulasi jaringan Packet Tracer dapat digunakan

sebagai suplemen peralatan fisik di kelas yang memungkinkan user

dapat menciptakan sebuah jaringan dengan jumlah perangkat yang tak

terbatas.

Software simulasi jaringan Packet Tracer sangat praktis

digunakan untuk mendesain topologi jaringan yang diinginkan karena

dilengkapi dengan berbagai perangkat jaringan yang dibutuhkan pada

area network seperti router, switch, hub, wireless, PC Server maupun

perangkat lainnya (D. Haryanto, 2012:6).

2.10. Metode Penelitian

Pengertian metode harus dibedakan dengan teknik. Secara keilmuan

metode dapat diartikan sebagai cara berfikir sedangakan, penilitian dapat

diartikan sebagai upaya kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban yang

sebenar-benarnya terhadap suatu kenyataan atau realita yang dipikirkan atau

dipermasalahkan dan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah tertentu yang

berguna, baik bagi aspek keilmuan maupun bagi aspek guna laksana atau

praktis dengan menggunakan metode-metode tertentu menurut prosedur yang

sistematis (Dr. Maman Abdurrahman, M.PD, Sambas Ali Muhidin, S.PD,

M.Si, 2011:13).

Page 71: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.11. Metode Pengembangan Sistem

Penulis melakukan pendekatan pengembangan sistem dengan

menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) untuk

mengimplementasikan jaringan IPv4 dan IPv6 dengan mekanisme Dual Stack

dan Tunnel Broker.

Gambar 2.4. Alur Kerja Metode NDLC

2.11.1. Analysis

Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa

permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa

topologi atau jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa

digunakan pada tahap ini diantaranya (Deris Stiawan, 2009:2):

Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari

struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar

mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. Pada kasus di

Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming

juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor

tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda.

Survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya

dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan

hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke

tahap design, survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti

Page 72: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

GPS dan alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui detail

yang dilakukan.

Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis

awal ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-

manual atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah

dibuat sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap

pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung

akhir dari pengembangan tersebut, begitu juga pada project

network, dokumentasi menjadi syarat mutlak setelah sistem

selesai dibangun.

Menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya,

maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke

tahap berikutnya.

2.11.2. Design

Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini

akan membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang

akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan

gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bisa berupa

design struktur topology, design akses data, design tata layout

perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas

tentang project yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design

berupa (Deris Stiawan, 2009:3):

Gambar-gambar topologi (server, firewall, datacenter,

storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya)

Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada.

Page 73: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.11.3. Simulation Prototype

Beberapa pengembang jaringan akan membuat dalam bentuk

simulasi dengan bantuan tools khusus di bidang network seperti

Boson, Packet Tracert, Netsim dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan

untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan

sebagai bahan presentasi dan sharing dengan pengembang jaringan

lainnya (Deris Stiawan, 2009:4).

2.11.4. Implementation

Tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan

sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan

semua yang telah direncanakan dan didesign sebelumnya.

Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari

berhasil atau gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah

teamwork akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah

teknis dan non teknis (Deris Stiawan, 2009:4).

2.11.5. Monitoring

Setelah implementasi, tahapan monitoring merupakan tahapan

yang penting agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan

sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari penulis pada tahap

awal analisis (Deris Stiawan, 2009:4).

2.11.6. Management

Di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi

perhatian khusus adalah masalah kebijakan, yaitu dalam hal

aktivitas, pemeliharaan dan pengelolaan dikategorikan pada tahap

ini. Kebijakan perlu dibuat untuk membuat dan mengatur agar sistem

yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung

lama dan unsur reliability terjaga (Deris Stiawan, 2009:5).

Page 74: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.12. Perbandingan Metode Pengembangan Sistem

Untuk mendesain sebuah jaringan komputer atau internetworking ada

beberapa metode pengembangan sistem yaitu NDLC (Network Development

Life Cycle), Life Cycle Approach, dan GNDP (General Network Design

Process). Adapun perbedaan pengembangan sistem tersebut dijelaskan pada

tabel dibawah ini.

Tabel 2.3. Perbandingan Metode Pengembangan Sistem

Metode

Pengembangan Sistem

Tahapan-Tahapan Pengembangan Sistem

NDLC (Network

Development Life

Cycle)

Analisys: tahap awal ini dilakukan analisa

kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul,

analisa keinginan user, dan analisa topologi atau

jaringan yang sudah ada saat ini.

Design: tahap Design ini akan membuat gambar

design topology jaringan interkoneksi yang akan

dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan

memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan

yang ada.

Simulation Prototype: membuat dalam bentuk

simulasi dengan bantuan tools khusus di bidang

network seperti BOSON, PACKET TRACERT,

NETSIM, dan sebagainya.

Implementation: menerapkan semua yang telah

direncanakan dan di design sebelumnya.

Implementasi merupakan tahapan yang sangat

menentukan dari berhasil atau gagalnya project

yang akan dibangun.

Monitoring: maka perlu dilakukan kegiatan

monitoring. monitoring bisa berupa melakukan

pengamatan pada infrastruktur hardware dan

memperhatikan jalannya packet data di jaringan.

Page 75: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Management: salah satu yang menjadi perhatian

khusus adalah masalah policy, kebijakan perlu

dibuat untuk membuat atau mengatur agar sistem

yang telah dibangun.

Life Cycle Approach Prepare: pada bagian ini biasanya analis melihat

strategi dari perusahaan, proses bisnis, core bisnis

dan produk yang dihasilkan.

Plan: tahap ini akan dipelajari tentang

infrastruktur IT (hadware, software, proses

bisnis) yang telah berjalan dan digunakan.

Design: dalam tahap perancangan harus

memperhatikan masalah availability, reliability,

security dan performance. Jangan sampai sistem

yang baru tidak lebih baik dari sistem yang lama.

Implement: sebelum di implementasikan akan

dilakukan testing terlebih dahulu, banyak para

analis akan melakukan pilot project dan simulasi

sebelum implementasi sistem yang baru, hal ini

dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan yang

mungkin muncul.

Operate: tahapan ini bagian dari tahapan

implementasi, setelah di implementasi maka perlu

dilakukan pengawasan dan pemantauan pada

pengoperasiannya, beberapa kasus pada tahapan

ini akan terlihat beberapa kasus masalah.

Optimize: masukan pada saat tahapan

implementasi dan operate akan sangat

mempengaruhi tahapan optimalisasi ini, dimana

dari masukan tadi bisa memberikan input untuk

penanganan, redesign, rekonfigurasi dan

Page 76: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

perubahan yang perlu dilakukan tanpa merubah

arah dari tujuan project tersebut.

GNDP (General

Network Design

Process)

Assessing User Requirements: melakukan

analisa kebutuhan user pengguna adalah

dilangkah awal ini, dimana unsur availability

seperti respon time, throughput dan reliability

harus tercapai

Assessing Cost: analisa kebutuhan biaya, biaya

sangat mempengaruhi dari implementasi dan

design yang akan dilakukan, jumlah yang

dibutuhkan sangat mempengaruhi Total Cost

Ownership (TCO). Estimasi biaya yang harus

dikeluarkan untuk implementasi design network,

seperti; Kebutuhan biaya hardware dan software,

biaya instalasi, biaya ekspansi, biaya support dan

biaya downtime.

Select Topologies and Technologies to satisfy

needs: dalam perancangan jaringan komputer,

pemilihan topologi sangat berpengaruh pada

performace network, faktor yang harus

diperhatikan dalam perancangan topologi adalah

aplikasi yang berjalan, jumlah device endpoint

yang akan dikoneksikan, sebaran endpoint,

mobilitas pengguna, dan solusi vendor yang akan

digunakan.

Model Network Workload: model beban kerja

jaringan harus menjadi perhatian pada saat

mendesain topologi yang akan dibuat, terutama

untuk solusi aplikasi yang kritikal, peektime

traffic yang tinggi, akses ke resources yang besar.

Page 77: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Simulate behavior under expected Load:

membuat mekanisme seperti pekerjaan yang

sebenarnya, biasanya para networker’s akan

mempresentasikan design yang dibuat ke team

work atau ke pelanggan, penggunaan simulasi

perangkat lunak menjadi solusinya

Perform sensitive test: testing performa biasanya

dilakukan pada network dibagian tertentu untuk

melihat seberapa jauh perubahan yang terjadi

pada saat implementasi nantinya.

Rework design as needed: lakukan design ulang

jika dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang

lebih optimal, biasanya hasil didapatkan dari

masukan user, team work atau management.

Sumber: (Deris Stiawan, 2009)

2.13. Teknik Mengumpulkan Data

Data adalah segala fakta atau keterangan tentang sesuatu yang dapat

dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Setiap informasi

diharapakan dapat memberikan gambaran, keterangan, dan fakta yang akurat

mengenai suatu kejadian atau kondosi tertentu (Dr. Maman Abdurrahman,

M.PD, Sambas Ali Muhidin, S.PD, M.Si, 2011:38).

Teknik pengumpulan data adalah cara yang tepat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik pengumpulan data studi literatur dan observasi (Dr.

Maman Abdurrahman, M.PD, Sambas Ali Muhidin, S.PD, M.Si, 2011:38).

Page 78: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.13.1. Studi Pustaka

Tinjauan pustaka atau literature review adalah bahan yang

tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang

hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peneliti untuk melihat

ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang sebelumnya

dibangun dan dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya. Tinjauan

pustaka bertujuan untuk melihat dan menganalisa nilai tambah

penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian

sebelumnya. Penggunaan metode penelitian baik kuantitatif maupun

kualitatif akan membahas tinjauan pustaka pada awal penelitian

dengan tujuan untuk memberikan peneguhan atas pentingnya

masalah atau topik penelitian yang akan dibahas (Raco, 2010:104).

2.13.2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara

langsung maupun tidak langsung secara bertatap muka dengan

sumber data (responden). Wawancara langsung diadakan dengan

orang yang menjadi satuan pengamatan dan dilakukan tanpa

perantara. Sementara wawancara tidak langsung dilakukan terhadap

seseorang yang dimintai keterangan tentang orang lain.

Pengumpulan data melalui teknik wawancara biasanya

digunakan untuk mengungkapkan masalah sikap dan persepsi

seorang secara langsung dengan sumber data. Oleh karena itu,

wawancara dapat dijadikan suatu alat pengumpulan data yang

efektif, terutama karena: (a) Wawancara dapat dilaksanakan kepada

setiap individu tanpa dibatasi oleh faktor usia maupun kemampuan

membaca. (b) Data yang diperoleh dapat langsung diketahui

objektivitasnya, karena dilaksanakan secara hubungan tatap muka

atau face to face relation. Meskipun wawancara mempunyai

manfaat, namun terdapat pula beberapa kelemahan diantaranya: (a)

Page 79: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh karena wawancara dilakukan secara perseorangan, maka

pelaksanaannya menuntun banyak waktu, tenaga, dan biayaterutama

bila ukuran sampel cukup besar. (b) Faktor bahasa, baik

pewawancara maupun responden sangat mempengaruhi hasil data

yang diperoleh (Dr. Maman Abdurrahman, M.PD, Sambas Ali

Muhidin, S.PD, M.Si, 2011:39).

2.13.3. Teknik Observasi

Teknik observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan

data dimana peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi buatan

yang secara khusus diadakan (laboratorium) maupun dalam situasi

alamiah atau sebenarnya (Dr. Maman Abdurrahman, M.PD, Sambas

Ali Muhidin, S.PD, M.Si, 2011:38).

Page 80: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

60 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.13.4. Studi Literatur

Judul Penelitian Penulis Tahun Metode Kelebihan Kekurangan

Implentasi dan Analisis

Mekanisme Transisi

IPv4 ke IPv6

Menggunakan Metode

Dual Stack

Alip Purnomo 2011 Dual Stack 3. Router dan server

berjalan terpisah sehingga

tidak menggangu kinerja

keduanya

4. Penilitian lebih

mengalisis jaringan IPv4 dan

IPv6 berdasarkan video

streaming dan software Iperf

5. Menggunakan

mekanisme Dual Stack

sehingga dalam

menghubungkan jaringan

IPv4 dan IPv6 hanya lingkup

jaringan lokal

Pengembangan dan

Analisi Quality of

Service Penggunaan

IPv4 dan IPv6 dengan

Metode

Autoconfiguration 6in4

Tunneling Pada

Webserver

Irsyad Mulana 2012 Automatic

Tunneling

IPv6

6. Selain

mengimplementasikan

jaringan IPv6, server yang

berfungsi sebagai router

virtual juga memiliki fungsi

lain yaitu menyediakan web

service

7. Beban server menjadi

bertambah karena router tidak

berjalan sendiri melainkan

server juga bertindak sebagai

router virtual

8. Tidak adanya DHCP

server sehingga client tidak

dapat mendapatkan IP secara

langsung

Page 81: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

61 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Judul Penelitian Penulis Tahun Metode Kelebihan Kekurangan

Implementasi

Automatic

Tunneling IPv6

Dedi 2013 Automatic

Tunneling IPv6

Menggunakan DHCP Server

sehingga secara otomatis client

mendapatkan IP lansung dari

server

9. Masih menggunakan

router virtual

10. Hanya sebatas

implementasi pada jaringan

IPv6, server tidak memiliki

fungsi lain selain sebagai

router virtual

Berdasarkan analisa penulis dengan membandingkan 3 studi literatur di atas, kelebihan penelitian penulis dibandingkan 3 studi

literatur yaitu:

1. Implementasi Menggunakan Router

Sistem jaringan IPv4 dan IPv6 pada kedua penelitian di atas masih menggunakan router virtual walaupun pada salah satu

penelitian di atas sudah menggunakan hardware router namun pada penelitian tersebut hanya menggunakan mekanisme Dual

Stack sehingga jaringan yang dibangun hanya lingkup jaringan lokal. Oleh sebab itu penulis membangun sistem jaringan IPv4 dan

IPv6 yang diimplementasikan pada router Cisco 1801W dengan menggunakan mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker agar

jaringan yang dibangun tidak hanya jaringan lokal namun juga terhubung ke dalam jaringan publik.

Page 82: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Implementasi Pada Jaringan Wireless

Selain penulis menggunakan kabel UTP dalam menghubungkan antar

client, dengan adanya penambahan hardware berupa router Cisco 1801W,

penulis dapat mengimplementasikan mekanisme Dual Stack pada jaringan

wireless yang menggunakan sinyal radio dalam mengirimkan data. Berbeda

pada penelitian sebelumnya yang masih mengimplementasikan mekanisme

Dual Stack melalui media kabel UTP.

3. Pengembangan Web Service

Salah satu penelitian diatas yang dilakukan oleh Irsyad Maulana adalah

menambahkan fungsi dari sebuah server selain sebagai router virtual yaitu

sebagai penyedia layanan web server. Namun web server yang dirancang masih

memiliki kekurangan yaitu tidak adanya DNS server yang berfungsi untuk

memetakan dari IP address ke nama host atau domain. Oleh sebab itu penulis

mengembangkan web server yang sudah terintegrasi dengan DNS server dan

menambahkan service FTP server yang support Dual Stack IP.

4. Pengujian Pada Smartphone

Selain pengujian menggunakan client komputer, penambahan jaringan

wireless memungkinkan penulis menguji sistem jaringan IPv4 dan IPv6 pada

smartphone. Berbeda pada penelitian sebelumnya yang pengujiannya masih

menggunakan client komputer dengan sistem operasi Windows dan Linux.

Page 83: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

63 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data

3.1.1. Studi Pustaka

Dalam tahapan ini yaitu melakukan pengumpulan bahan-bahan

yang berkaitan dengan judul skripsi, melalui membaca buku-buku dari

perpustakaan dan mencari referensi artikel serta ebook dari internet.

Pada tahap ini studi pustaka yang penulis pakai yaitu 22 buku, 5 jurnal,

3 studi literatur dan 5 website, selengkapnya dapat dilihat pada daftar

pustaka.

3.1.2. Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan pihak NOC dari

BPRTIK untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan topik

penelitian. Hasil dari wawancara selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran.

3.1.3. Observasi

Penulis melakukan pengamatan langsung ke lapangan

(observasi). Tahap ini diperlukan dalam penerapan sistem yang akan

dibangun, dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai

sistem yang akan penulis kembangkan dan dengan ketersediaan alat

jaringan yang telah ada. Tempat pelaksanaan penelitian yaitu pada

BPRTIK Tangerang Selatan.

3.2. Metode Pengembangan Sistem

Penulis melakukan pendekatan pengembangan sistem dengan

menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) untuk

mengimplementasikan interkoneksi antara IPv4 dengan IPv6 dengan

menggunakan mekanisme Dual Stack dan mekanisme Tunnel Broker pada

sebuah jaringan.

Page 84: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berikut adalah penjelasan dari masing – masing tahap dalam Network

Development Life Cycle (NDLC):

3.2.1. Analysis

Pada tahap ini adalah pengumpulan data-data yang dibutuhkan

untuk mengetahui perumusan masalah dan cara menyelesaikan

masalah pada interkoneksi IPv4 dengan IPv6. Penulis menganalisis

kebutuhan sistem yang dibutuhkan dalam perancangan kedua

mekanisme, seperti kebutuhan hardware, software, serta topologi

jaringan yang sesuai dengan kedua mekanisme Dual Stack dan Tunnel

Broker.

3.2.2. Design

Dalam penelitian ini, diciptakan dua topologi untuk

mengimplementasikan kedua mekanisme yaitu topologi jaringan Dual

Stack dan topologi jaringan Tunnel Broker. Disetiap topologi,

digunakan sebuah client, server, serta router. Penulis menggunakan

software Cisco Packet Tracer dalam membuat desain jaringan

interkoneksi.

3.2.3. Simulation Prototype

Pada tahap ini penulis membuat simulasi prototype dari kedua

jaringan interkoneksi menggunakan Cisco Packet Tracer. Semua

hardware dan konfigurasi yang dibangun dalam lingkungan Packet

Tracer nantinya akan disimulasikan agar penulis dapat mengerti dan

mengamati proses komunikasi yang berjalan.

Page 85: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2.4. Implementation

Pada tahapan inilah akan terlihat bagaimana sistem jaringan

IPv4 dengan IPv6 yang akan dibangun dengan menggunakan kedua

mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker. Mulai dari tahapan

analisis, desain, dan simulation prototype, semua data-data seperti

hardware, sofwatre dan desain yang sudah dibuat dan dikumpulkan

akan diimplementasikan ke dalam rancangan topologi jaringan IPv4

dan IPv6.

3.2.5. Monitoring

Pada tahapan ini penulis memastikan bahwa sistem jaringan

IPv4 dan IPv6 yang telah diimplementasikan dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan. Tahapan selanjutnya penulis membuat

kesimpulan dari hasil implementasi yang didapatkan dari

implementasi kedua mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker.

3.2.6. Management

Pada tahapan ini penulis melakukan pemeliharaan sistem

jaringan IPv4 dan IPv6. Salah satunya pada router Cisco 1801W,

penulis melakukan upgrade Cisco IOS (Internetwork Operating

Sytem) untuk memperbaiki bug atau mendapatkan fitur terbaru di

Cisco router. Kebijakan BPRTIK juga berperan penting dalam

mengelola jaringan IPv4 dan IPv6 setelah penulis dapat

mengimplementasikan jaringan tersebut.

3.3. Kerangka Berpikir

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tahapan - tahapan

kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang tertuang dalam kerangka

berpikir meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan

sistem. Kerangka berpikir penelitian ini terdapat pada gambar.

Page 86: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 3. Kerangka Berfikir

Page 87: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

67 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

IMPLEMENTASI EKSPERIMEN

Pada bab ini penulis menjelaskan secara detail dan terperinci dari awal

pembangunan sampai akhir pengimplementasian sistem, sehingga sistem dapat

berjalan sesuai dengan tujuan penelitian. Pada bab sebelumnya, telah dijelaskan

bahwa penulis menggunakan model pengembangan sistem Network Development

Life Cycle (NDLC) dalam merancang sistem jaringan IPv4 dengan IPv6 dengan

menggunakan mekanisme Dual Stack dan mekanisme Tunnel Broker.

4.1. Analysis

4.1.1. Identify

Guna menunjang kebutuhan informasi dan komunikasi,

konektifitas dan ketersedian layanan internet menjadi hal yang sangat

dibutuhkan dalam era teknologi informasi sekarang ini. Dalam

mengakses internet, semua perangkat digital tersebut membutuhkan

alamat Internet Protocol (IPv4). Seiring dengan banyaknya pengguna

internet menyebabkan alamat IPv4 sudah mencapai batasnya.

Sebagai salah satu langkah untuk mengatasi kelangkaan alamat

IPv4 maka dikembangkan IPv6 dengan kapasitas pengalamatan IP

naik dari 32-bit menjadi 128-bit (2 pangkat 128). Namun perlu

diketahui proses transisi dari IPv4 menuju IPv6 dibutuhkan kesiapan

dari berbagai pihak mulai dari infrastruktur hingga penyedia layanan

(network provider) khususnya untuk IPv6.

Page 88: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.2. Understand

Sebagai salah satu langkah untuk mengatasi masalah di atas,

terdapat beberapa mekanisme yang dibutuhkan dalam perancangan

jaringan IPv4 dan IPv6. Dual Stack adalah mekanisme yang

memungkinkan dukungan terhadap pengalamatann IPv4 dan IPv6 di

dalam perangkat yang sama. Berikutnya adalah mekanisme Tunnel

Broker dimana IPv6 akan membuat sebuah tunnel untuk melewati

IPv4. Beberapa mekanisme tersebut, pada akhirnya dapat mengatasi

masalah dalam proses migrasi menuju IPv6. Seperti yang sudah

penulis sampaikan dalam mengembangkan kedua mekanisme di atas

dibutuhkan kesiapan infrastruktur baik hardware maupun software

serta adanya penyedia layanan atau service provider. Contohnya

dalam mekanisme Dual Stack dibutuhkan router yang mendukung

IPv4 dan IPv6 serta dalam mekanisme Tunnel Broker dibutuhkan

penyedia layanan untuk membuat sebuah tunnel konfigurasi antara

IPv4 dan IPv6.

Ketersedian sarana dan prasana yang cukup lengkap dan

modern, membuat Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Nasional (Pustiknas) NICT sebagai lembaga dibawah naungan

Kemkominfo menjadi instansi yang maju dalam hal teknologi

informasi dan komunikasi. Namun sangat disayangkan dalam hal

pengalamatan tiap perangkat pada BPRTIK masih menggunakan

IPv4. Mungkin pada saat ini penggunaan IPv4 masih belum

mengalami masalah, tetapi untuk beberapa tahun ke depan, hal ini

akan menjadi masalah seperti yang sudah penulis jelaskan pada bab 1.

Page 89: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.3. Analyze

Berdasarkan hasil dari semua analisis yang telah penulis

lakukan, penulis akan mengimplementasikan mekanisme transisi

Dual Stack dan Tunnel Broker pada jaringan IPv4 dan IPv6, dengan

menggunakan router Cisco 1801W sehingga kedua IP dapat

diimplementasikan ke dalam jaringan BPRTIK.

4.1.4. Report

Proses terakhir adalah rincian laporan yang dibutuhkan untuk

membangun jaringan berbasis IPv4 dan IPv6, mulai dari perangkat

sistem yang dibutuhkan baik hardware maupun software serta

spesifikasi sistem yang akan dibangun. Adapun spesifikasi sistem

seperti di bawah berikut:

Tabel 4.1. Spesifikasi Sistem

Sistem

Mekanisme

Keterangan

Dual Stack Penerapan mekanisme yang memungkinkan

IPv4 dan IPv6 dapat berjalan pada satu

perangkat

Tunnel Broker Sebagai penyedia jasa layanan IPv6 melalui

jaringan IPv4 publik dengan memberikan

sebuah tunnel konfigurasi antara IPv4 dan

IPv6

Page 90: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya dibawah ini adalah tabel spesifikasi hardware:

Tabel 4.2. Spesifikasi Hardware

Hardware Jumlah Keterangan

Router Cisco 1801W 1 9 FastEthernet interfaces

1 ISDN Basic Rate

interfaces

1 ATM interfaces

2 802.11 Radios

62720kb ATA Compact

Flash

Switch TP-LINK 1 5 FastEthernet interfaces

PC Server 1 Intel Core i5 430M

2.27Ghz

4GB RAM

500GB HDD

PC Client 2 Intel® Pentium® Dual

CPU E2180 2.00Ghz

2GB RAM

160GB

iPhone 5 (Client) 1 Apple A6 Dual Core

1.3Ghz

1GB RAM

16GB

Samsung Galaxy J7

(Client)

1 Snapdragon 615 Quad

Core 1.4Ghz

1.5GB RAM

16GB

Page 91: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Yang terakhir adalah spesifikasi software seperti tabel dibawah

berikut:

Tabel 4.3. Spesifikasi Software

Software Keterangan

c180x-adventerprisek9-

mz.124-15.XY4

Sebagai sistem operasi router Cisco

1801W yang digunakan untuk

konfigurasi Dual Stack dan Tunnel

Broker

Linux Ubuntu 14 LTS Sebagai sistem operasi pada server

yang digunakan untuk meng-install

beberapa service yang nantinya akan

digunakan untuk client

Windows Vista Sebagai sistem operasi pada client

Apple iOS 9.0.1 Sebagai sistem operasi pada iPhone 5

Android Lolipop 5.1.1 Sebagai sistem operasi pada Samsung

Galaxy J7

LAMP (Linux, Apache,

MySQL, Perl/PHP

/Phyton)

Sebagai komponen software untuk

membangun dan mejalankan web

server

VSFTPD (Very Secure

FTP Daemon)

Sebagai software FTP (File Transfer

Protocol) server, yang melayani client

untuk proses upload dan download file

Bind (Berkeley Internet

Name Domain)

Sebagai software untuk membuat DNS

server yang menyimpan nama domain

Cisco Packet Tracer Sebagai program simulasi jaringan

sebelum mengimplementasikan ke

dalam jaringan sesungguhnya

VirtualBox Sebagai software virtualisasi server

Microsoft Visio Sebagai program aplikasi untuk

membuat diagram dan desain jaringan

Page 92: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2. Design

Dari hasil tahapan analisis sebelumnya, penulis menetapkan rincian

spesifikasi kebutuhan yang akan dibangun. Pada tahap perancangan ini,

semua data yang didapatkan penulis akan dijadikan sebagai pedoman dalam

merancang desain topologi jaringan yang akan dibangun termasuk desain

sistem yang akan dibutuhkan dalam mengimplementasikan jaringan IPv4 dan

IPv6 ke dalam jaringan BPRTIK.

4.2.1. Perancangan Topologi Jaringan

Perancangan topologi jaringan merupakan perancangan sebuah

struktur jaringan yang berhubungan dengan peralatan yang akan

digunakan dalam pembentukan sebuah topologi jaringan. Tujuan

membuat topologi jaringan dimaksudkan agar dalam

pengimplementasian jaringan IPv4 dan IPv6 akan mudah dipahami

dan dapat digunakan untuk troubleshooting jaringan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pihak NOC,

penulis mendapatkan detail dari topologi jaringan yang ada di

BPRTIK yang dijelaskan pada gambar 4.1. Data topologi jaringan

tersebut penulis gunakan dalam perancangan desain topologi

selanjutnya, agar dapat diimplementasikan jaringan IPv4 dan IPv6

dengan menggunakan mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker.

Page 93: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.1. Topologi Jaringan BPRTIK

Merujuk topologi jaringan BPRTIK di atas agar jaringan IPv4

dan IPv6 dapat dibangun, penulis akan mengimplementasikan

jaringan tersebut di switch lantai 3 khususnya pada ruangan RnD 3

(Network and Telecomunication Development). Tujuan penulis

membangun jaringan IPv4 dan IPv6 di ruangan RnD 3 agar dalam

proses perancangan jaringan tersebut tidak menggangu aktifitas

jaringan atau topologi yang sudah berjalan di BPRTIK.

Page 94: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada topologi jaringan IPv4 dan IPv6, penulis akan

menambahkan sebuah perangkat router yang support Dual Stack dan

dihubungkan langsung ke dalam switch lantai 3. Sehingga jaringan

IPv4 dan IPv6 yang penulis bangun tidak terisolasi dari jaringan luar

(BPRTIK). Berikut adalah hasil perancangan topologi jaringan IPv4

dan IPv6 menggunakan mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker.

Gambar 4.2. Topologi Jaringan IPv4 dan IPv6

Page 95: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2. Desain Sistem

Proses desain sistem menjelaskan bagaimana cara kerja dan

rancangan sistem jaringan IPv4 dan IPv6 dapat diimplementasikan

dengan menggunakan mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker.

Seperti yang terlihat pada gambar 4.3, yang menjelaskan rancangan

dari masing-masing perangkat yang dibutuhkan dalam implementasi

jaringan IPv4 dan IPv6.

Gambar 4.3. Desain Sistem Jaringan IPv4 dan IPv6

Page 96: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penerapan mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker

diterapkan pada masing-masing interfaces router Cisco 1801W.

Mekanisme Dual Stack diimplementasikan pada interface vlan 1 dan

dot11Radio 0 sehingga dapat mengalamati IPv4 dan IPv6 sekaligus

dalam satu interface. Kemudian alamat IPv4 dan IPv6 yang terdapat

pada router diberikan kepada client yang sudah support Dual Stack

melalui interface vlan 1 dan dot11Radio 0, sehingga client

mendapatkan alamat IPv4 dan IPv6.

Mekanisme Tunnel Broker diimplementasikan pada interface

tunnel client yang terhubung dengan interface tunnel server yang

terdapat di Tunnel Broker. Dalam interfaces tunnel client dan server

juga diimplementasikan mekanisme Dual Stack, karena dalam

interface tersebut terdapat IPv4 dan IPv6 publik. Sehingga dengan

terhubungnya tunnel client dengan tunnel server, jaringan IPv6 lokal

yang terdapat di BPRTIK dapat terhubung dengan jaringan IPv6

publik (internet).

Pembagian IP pada masing-masing perangkat terdapat pada

tabel 4.4. Untuk IPv6 penulis menggunakan alamat IP yang diberikan

oleh layanan Tunnel Broker. Sedangkan pada client penulis

menggunakan IPv4 DHCP untuk IPv4 dan untuk IPv6 menggunakan

stateless configuration atau SLAAC dan IPv6 DHCP.

Tabel 4.4. Pembagian IP

Jaringan Publik

Perangkat Interface IPv4 IPv6

Router

Tunnel

Server 216.218.221.42 2001:470:35:666::1

Tunnel

Client 103.235.21.32 2001:470:35:666::2

Jaringan Lokal

Perangkat Interface IPv4 IPv6

Router

fa 0 10.1.32.32 -

vlan 1 192.168.1.1 2001:470:36:666::1

do 0 192.168.2.1 2001:470:EDD5:0::1

Page 97: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Server eth 0 192.168.1.2 2001:470:36:666::2

Client eth 0 IPv4 DHCP SLAAC dan IPv6

DHCP

Selanjutnya pada tabel 4.5 penulis menjabarkan IPv6 yang

diberikan oleh Tunnel Broker yang sudah diimplementasikan kedalam

sistem jaringan di BPRTIK.

Tabel 4.5. Notifikasi Alamat IPv6

IPv6 Jaringan Publik

Notasi Alamat

2001:0470:0035:0666:0000:0000:0000:0001

Heksadesimal Biner

2001 0010.0000.0000.0001

0470 0000.0100.0111.0000

0035 0000.0000.0011.0101

0666 0000.0110.0110.0110

0000 0000.0000.0000.0000

0000 0000.0000.0000.0000

0000 0000.0000.0000.0000

0001 0000.0000.0000.0001

Network 2001:0470:0035:0666::/64

Range IP 2001:0470:0035:0666:0000:0000:0000:0000-

2001:0470:0035:0666:FFFF:FFFF:FFFF:FFFF

Total IP 2(128-64)

264=18446744073709551616

IPv6 Jaringan Lokal

Wire Network

Notasi Alamat

2001:0470:0036:0666:0000:0000:0000:0001

Heksadesimal Biner

2001 0010.0000.0000.0001

0470 0000.0100.0111.0000

0036 0000.0000.0011.0110

0666 0000.0110.0110.0110

0000 0000.0000.0000.0000

0000 0000.0000.0000.0000

0000 0000.0000.0000.0000

0001 0000.0000.0000.0001

Network 2001:0470:0036:0666::/64

Range IP 2001:0470:0036:0666:0000:0000:0000:0000-

2001:0470:0036:0666:FFFF:FFFF:FFFF:FFFF

Page 98: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Total IP 2(128-64)

264=18446744073709551616

Wireless Network

Notasi Alamat

2001:0470:EDD5:0000:0000:0000:0000:0001

Heksadesimal Biner

2001 0010.0000.0000.0001

0470 0000.0100.0111.0000

EDD5 1110.1101.1101.0101

0000 0000.0000.0000.0000

0000 0000.0000.0000.0000

0000 0000.0000.0000.0000

0000 0000.0000.0000.0000

0001 0000.0000.0000.0001

Network 2001:0470:EDD5:0000::/64

Range IP 2001:0470:EDD5:0000:0000:0000:0000:0000-

2001:0470:EDD5:0000:FFFF:FFFF:FFFF:FFFF

Total IP 2(128-64)

264=18446744073709551616

Interface vlan 1 dan interface dot11Radio 0 dialokasikan untuk

jaringan LAN (Local Area Network) BPRTIK. Pada sisi server

menyediakan service-service seperti, web server, FTP server dan

DNS server. Karena server juga mendukung Dual Stack, secara

otomatis ketiga service tersebut juga dapat menerima permintaan dari

client IPv4 dan IPv6. Agar jaringan lokal yang penulis buat dapat

terhubung dengan jaringan internet, pada IPv4 penulis

mengaplikasikan jaringan NAT (Network Address Translation).

Sedangkan pada IPv6 penulis menggunakan layanan Tunnel Broker.

Daftar IP konfigurasi Tunnel Broker terdapat pada tabel 4.6. IP

konfigurasi Tunnel Broker didapatkan setelah penulis melakukan

registrasi pada layanan Tunnel Broker.

Tabel 4.6. Daftar IP Konfigurasi Tunnel Broker

IPv4 IPv6

Tunnel Server 216.218.221.42 2001:470:35:666::1/64

Tunnel Client 103.235.21.32 2001:470:35:666::2/64

Page 99: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3. Simulation Prototype

Pada tahap ini penulis melakukan simulasi prototype dari sistem

jaringan IPv4 dan IPv6 yang akan penulis bangun menggunakan mekanisme

Dual Stack dan Tunnel Broker. Tahap simulasi ini bertujuan agar

meminimalisasi kesalahan yang ada sebelum peneliti melakukan

implementasi langsung ke dalam jaringan BPRTIK.

Penulis menggunakan emulator Cisco Packet Tracer sebagai software

simulasi dalam mempraktikan kinerja jaringan komputer. Dengan

menggunakan Cisco Packet Tracer penulis dapat merancang kebutuhan, serta

mengkonfigurasi jaringan yang dibutuhkan dalam membangun jaringan IPv4

dan IPv6 menggunakan mekanisme Dual Stack dan Tunnel Broker. Berikut

ini adalah desain prototype yang penulis buat dalam emulator Cisco Packet

Tracer, gambar 4.4 merupakan prototype topologi jaringan Dual Stack.

Gambar 4.4. Topologi Jaringan Dual Stack

Page 100: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sedangkan pada gambar 4.5 merupakan prototype topologi jaringan

tunneling.

Gambar 4.5. Topologi Jaringan Tunneling

Sistem prototype selanjutnya yang penulis buat adalah service-service

yang diberikan dari server ke client, service-service tersebut diantaranya web

server, dns server, dan ftp server. Penulis membangun sistem prototype ini

menggunakan VirtualBox. Dengan bantuan VirtualBox penulis dapat meng-

install sistem operasi Ubuntu Server sebagai server dan notebook penulis

yang dijadikan sebagai client. Fitur host-only adater yang terdapat pada

VirtualBox memudahkan penulis dalam menghubungkan jaringan antara

komputer host (notebook penulis) dengan guest (Ubuntu Server), sehingga

terciptalah jaringan client server.

Berdasarkan hasil simulation prototype yang penulis lakukan, hasilnya

bahwa jaringan IPv4 dan IPv6 dapat berjalan bersamaan tanpa harus

mengganggu trafik antar pengalamatan satu sama lain. Selain itu, dengan

menggunakan mekanisme tunneling, penulis dapat membangun jaringan IPv6

Page 101: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan menggunakan basis jaringan IPv4. Service-service seperti FTP server,

DNS server, dan web server, selain dapat berjalan di IPv4 dapat pula berjalan

di IPv6. Adapun langkah-langkah serta konfigurasi yang penulis lakukan

dalam membangun sistem prototype terdapat pada lampiran.

4.4. Implementation

Setelah semua tahapan simulation prototype berhasil, tahapan

selanjutnya adalah implementation. Pada tahap ini detail rancangan yang telah

dibuat dan disimulasikan akan diterapkan pada jaringan BPRTIK sesuai

dengan desain topologi yang penulis rancang pada tahapan sebelumnya.

Dalam tahap ini penulis akan menjelaskan proses-proses implementasi

yang penulis lakukan dalam membangun sistem jaringan IPv4 dan IPv6.

Proses-proses implementasi diawali dari konfigurasi awal router, konfigurasi

Dual Stack dan Tunnel Broker, yang terakhir adalah instalasi dan konfigurasi

server dalam menyediakan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh client.

4.4.1. Konfigurasi Awal Router

Proses ini menjelaskan persiapan router dalam menunjang

implementasi jaringan IPv4 dan IPv6, mulai dari pembuatan akun,

menghubungkan router ke dalam jaringan BPRTIK, serta akses

langsung ke sistem router Cisco. Dalam mengakses ke sistem router

Cisco dapat melalui berbagai cara, diantaranya melalui console port,

akses telnet (Telecommunications Network Protocol) dan SSH

(Secure Shell). Namun untuk pertama kalinya router Cisco hanya

dapat diakses menggunakan console port, dengan perantara suatu

terminal atau komputer.

Page 102: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4.1.1. Akses Router Melalui Console Port

Agar komputer dan router dapat saling terhubung

melalui console port, dibutuhkan kabel rollover dan adapter

RJ-45 ke DB-9 yang biasanya tersedia satu paket pada saat

membeli router Cisco. Selanjutnya kabel rollover

dihubungkan dari console port yang terdapat di router, ke

serial port yang ada pada komputer.

Gambar 4.6. Akses Console Port

Setelah komputer dan router saling terhubung, penulis

menggunakan aplikasi PuTTY sebagai program penghubung

antara terminal router dengan komputer. Pada jendela awal

PuTTY, penulis memilih connection type serial seperti pada

gambar 4.7.

Gambar 4.7. Akses Port Console Menggunakan PuTTY

Page 103: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada langkah berikutnya setelah router dihidupkan,

router akan mengalami proses booting. Untuk pertama

kalinya router akan menampilkan halaman login seperti pada

gambar 4.8.

Gambar 4.8. Akses Login Port Console

Default username dan password router cisco adalah

username cisco dan password cisco. Setelah berhasil login

maka pada terminal router akan mucul yourname# seperti

pada gambar 4.8. Hal itu menandakan router sudah masuk

kedalam privileged exec mode, sehingga router siap

dikonfigurasi ketahap selanjutnya.

Sebagai admin, penulis bertanggung jawab membuat

akses terhadap router tersebut seaman mungkin. Hal-hal

yang diperhatikan oleh penulis adalah pembuatan akun baru

untuk router dan pemberian akses SSH.

4.4.1.2. Pembuatan Akun Untuk Router

Default username dan password yang sudah dijelaskan

di sub bab akses console port, memungkinkan router

langsung masuk ke dalam privileged exec mode. Hal ini

mengakibatkan siapa pun yang login ke router, akan dengan

mudah mengubah konfigurasi yang terdapat pada router.

Page 104: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh sebab itu penulis membuat dua akun diantaranya, admin

(privileged exec mode) dan rnd (user exec mode). Untuk

dapat membuat akun, terlebih dahulu router dalam kondisi

privileged exec mode. Selanjutnya ikuti perintah seperti

konfigurasi 4.1.

Konfigurasi 4.1. Pembuatan Akun Router

Perintah hostname bertujuan untuk memberikan nama

router dan secret tingkatanya lebih tinggi dari pada

password. Perintah secret ini bertujuan, agar saat semua

informasi router ditampilkan password yang tertera akan

dienkripsi.

4.4.1.3. Menghubungkan Router ke Jaringan BPRTIK

Berdasarkan desain topologi yang penulis rancang

pada gambar 4.2. Router akan terhubung dengan switch yang

berada di ruang RnD 3. Diketahui jaringan yang terdapat

pada switch memiliki alamat IP 10.1.32.0 dengan subnet

mask 255.255.255.0. Agar dapat terhubung dengan jaringan

BPRTIK, penulis memberikan static IP sesuai lingkup

jaringan yang switch gunakan.

IP yang diberikan oleh penulis yaitu 10.1.32.32 dengan

subnet mask 255.255.255.0. IP tersebut akan ditempatkan

pada interface fastehernet 0 yang terdapat pada router.

Selanjutnya untuk mengaktifkan interface fastehernet 0,

berikan perintah no shutdown seperti konfigurasi 4.2.

yourname#configure terminal

yourname(config)#hostname R1

R1(config)#username admin privilege 15 secret RnD3root

R1(config)#username rnd3 privilege 1 secret guest

R1(config)#end

Page 105: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Konfigurasi 4.2. Menghubungkan Router ke Jaringan BPRTIK

4.4.1.4. Konfigurasi SSH

Pada umumnya router Cisco sudah mendukung

protokol SSH. Namun dibutuhkan konfigurasi agar service

SSH dapat digunakan. Dibutuhkan certificate key yang

digunakan untuk mengenkripsi paket SSH, adapun perintah

yang digunakan seperti konfigurasi 4.3.

Konfigurasi 4.3. Membuat Crypto Key

Crypto key generate rsa adalah perintah yang berfungsi

untuk membuat certificate key dengan menggunakan

algoritma RSA (Rivest Shamir Adleman). Certificate key

dibuat dengan menggunakan modulus 1024 bit, sehingga

menghasilkan RSA keys yang digunakan untuk domain

router (R1.rndR1.com).

Setelah service SSH sudah siap, langkah selanjutnya

adalah menghubungkan service SSH dengan virtual

terminal. Virtual terminal terdapat pada interface line vty

yang berjumlah 0-15. Penulis menggunakan line vty 0-4

R1#configure terminal

R1(config)#interface fastEthernet 0

R1(config-if)#ip address 10.1.32.32 255.255.255.0

R1(config-if)#no shutdown

R1(config-if)#end

R1#configure terminal

R1(config)#ip domain-name rndR1.com

R1(config)#crypto key generate rsa

The name for the keys will be: R1.rndR1.com

Choose the size of the key modulus in the range of 360 to

2048 for your General Purpose Keys. Choosing a key

modulus greater than 512 may take a few minutes.

How many bits in the modulus [512]: 1024

% Generating 1024 bit RSA keys, keys will be non-

exportable...[OK]

Page 106: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk akses telnet sedangkan sisanya 5-15 penulis gunakan

untuk akses SSH. Perintah konfigurasi dapat dilihat di

konfigurasi 4.4.

Konfigurasi 4.4. Membuat SSH

Perintah transport input SSH menandakan bahwa line

vty 5-15 digunakan sebagai akses SSH. Agar dapat login

menggunakan akses SSH dibutuhkan username dan

password. Dengan menggunakan perintah login local, router

akan men-setting username dan password sesuai dengan

yang penulis buat pada sub bab pembuatan akun untuk

router.

4.4.1.5. Akses Router Melalui SSH

Penulis juga menggunakan aplikasi PuTTY dalam

mengakses router melalui SSH. Berbeda dengan pengaturan

PuTTY saat mengakses router melalui console, Pada jendela

awal PuTTY, pilih connection type SSH dan masukan IP

router seperti pada gambar 4.9.

R1#configure terminal

R1(config)#line vty 5 15

R1(config-line)#login local

R1(config-line)#transport input ssh

R1(config-line)#end

Page 107: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.9. Akses SSH Menggunakan PuTTY

Setelah terminal router terbuka akan muncul halaman

login, username dan password default (cisco, cisco) sudah

tidak dapat digunakan lagi. Login menggunakan akun admin

untuk admin dan rnd3 untuk guest. Apabila login

menggunakan akun rnd3 router akan masuk ke user exec

mode ditandai dengan R1> seperti gambar 4.10.

Gambar 4.10. Guest Login

Page 108: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dikarenakan untuk melanjutkan ke konfigurasi

selanjutnya, maka penulis login menggunakan akun admin

sehingga router langsung masuk ke privileged exec mode

ditandai dengan R1# seperti gambar 4.11.

Gambar 4.11. Admin Login

4.4.2. Perancangan Jaringan IPv4 dan IPV6

Seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab 4.2.2, setelah

terminal router Cisco sudah dapat diakses dan router sudah terhubung

ke dalam jaringan BPRTIK. Proses selanjutnya adalah perancangan

jaringan IPv4 dan IPv6 menggunakan meaknisme Dual Stack dan

Tunnel Broker. Pada proses ini menjelaskan implementasi kedua

mekanisme ke dalam konfigurasi router Cisco.

4.4.2.1. Registrasi Tunnel Broker

Agar dapat menggunakan layanan Tunnel Broker

penulis melakukan registrasi di alamat

https://tunnelbroker.net/. Dibutuhkan juga IPv4 publik,

dimana IPv4 lokal (10.1.32.32) yang terdapat pada router

dipublikan mejadi 103.235.21.32. IPv4 publik ini yang

digunakan sebagai endpoint dari Tunnel Broker. Untuk

tunnel servers yang tersedia di wilayah Asia hanya terdapat

di Hongkong, Singapura, dan Jepang. Penulis memilih tunnel

Page 109: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

server di Singapura seperti gambar 4.12, karena memang

Singapura adalah negara terdekat dengan Indonesia

dibandingkan Honkong dan Jepang.

Gambar 4.12. Registrasi Tunnel Broker

Setelah semua data registrasi sudah terisi, Tunnel

Broker akan memberikan tunnel details yang terdapat pada

gambar 4.13. Pada bagian tunnel details terdapat IPv6 tunnel

endpoints, tunnel endpoints ini yang penulis gunakan sebagai

acuan dalam pembuatan tunnel pada router Cisco.

Gambar 4.13. Tunnel Details

4.4.2.2. Konfigurasi Dual Stack Wire Network

Implementasi jaringan IPv4 dan IPv6 pada konfigurasi

Dual Stack wire network, menggunakan media kabel UTP

dalam menghubungkan antar perangkat jaringan. Sehingga

Page 110: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

90

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

interfaces yang dipakai untuk alokasi jaringan lokal yaitu

vlan 1 sebagai virtual LAN dan interface fastethernet 1 yang

digunakan sebagai akses ke vlan 1.

Router Cisco 1801W yang penulis gunakan sudah

mendukung Dual Stack, sehingga pada fastethernet 1 penulis

dapat mengimplementasikan IPv4 dan IPv6 dalam satu

interface sekaligus. Dalam implementasinya dibutuhkan

konfigurasi pada router agar kedua IP dapat berjalan,

khususnya pada IPv6.

Default setting pada router umumnya tidak dapat

memberikan service stateless configuration atau SLAAC

(Stateless Address Autoconfiguration) IPv6. Namun dengan

mengaktifkan IPv6 unicast-routing dan IPv6 cef, router

dapat memberikan IPv6 secara otomatis kepada client seperti

IPv4 DHCP. Aktifkan kedua perintah IPv6 tersebut saat

berada pada global configuration mode, seperti konfigurasi

4.5.

Konfigurasi 4.5. Mengaktifkan Service IPv6

Sistem konfigurasi router Cisco 1801W menggunakan

sistem vlan dalam menghubungkan tiap interaface-nya,

sehingga pada saat penulis ingin memberikan IP pada

interface fastethernet tidak diijinkan oleh sistem dari router.

Maka dari itu penulis membuat interface vlan 1 terlebih

dahulu dengan masuk ke interface configuration mode dan

masing-masing masukan IPv4 dan IPv6. Untuk IPv6

tambahkan ipv6 enable agar IPv6 dapat diaktifkan, perintah

selengkapnya dapat dilihat seperti konfigurasi 4.6.

R1#configure terminal

R1(config)#ipv6 unicast-routing

R1(config)#ipv6 cef

R1(config-line)#end

Page 111: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

91

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Konfigurasi 4.6. Dual Stack Wire Network

Setelah interface vlan 1 sudah dibuat, selanjutnya

menghubungkan akses vlan 1 ke interface fastethernet 1.

Dengan menambahkan perintah swicthport access vlan 1

seperti konfigurasi 4.7, secara otomatis vlan 1 akan

terhubung ke dalam jaringan BPRTIK melalui interface

fastethernet 1.

Konfigurasi 4.7. Swictport Access

4.4.2.3. Konfigurasi Dual Stack Wireless Network

Berbeda dengan Dual Stack wire network, pada Dual

Stack wireless network media yang digunakan melalui sinyal

radio atau Wi-Fi (Wireless Fidelity). Sehingga interface yang

digunakan yaitu interface dot11Radio 0. Dalam

implementasinya Dual Stack wireless network tidak jauh

berbeda dengan Dual Stack wire network.

Pada Dual Stack wireless network alamat IP dapat

langsung dimasukan ke dalam interface dot11Radio 0,

penulis tidak perlu membuat interface vlan terlebih dahulu.

Selanjutnya masuk ke interface dot11Radio 0 untuk

memberikan IPv4 dan IPv6, seperti konfigurasi 4.8.

R1#configure terminal

R1(config)#interface vlan 1

R1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

R1(config-if)#ipv6 enable

R1(config-if)#ipv6 address 2001:470:36:666::1/64

R1(config-if)#no shutdown

R1(config-if)#end

R1#configure terminal

R1(config)#interface fastEthernet 1

R1(config-if)#switchport access vlan 1

R1(config-if)#no shutdown

R1(config-if)#end

Page 112: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

92

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Konfigurasi 4.8. Dual Stack Wireless Network

Proses selanjutnya adalah mengatur SSID (Service Side

Identifier), agar wireless router yang sudah dibuat dapat

diakses oleh client melalui jaringan Wi-Fi. Untuk membuat

SSID, masih didalam interface dot11Radio 0 masukan

perintah SSID agar masuk ke konfigurasi SSID seperti

konfigurasi 4.9.

Konfigurasi 4.9. Membuat SSID

Perintah authentication open berfungsi agar semua

wireless client dapat mengakses access point yang penulis

buat (RnD_3). Sedangkan perintah guest-mode adalah fitur

broadcast SSID, sehingga fitur ini dapat memudahkan client

dalam menemukan access point RnD_3.

Terakhir pemberian password, bertujuan agar tidak

sembarang client yang dapat mengakses access point yang

penulis buat. Penulis menggunakan password encryption

mode WEP (Wired Equivalent Privacy) dengan ukuran

sebesar 40-bit. Adapun konfigurasinya diaplikasikan di

interface dot11Radio 0, selanjutnya ikuti perintah seperti

konfigurasi 4.10.

R1#configure terminal

R1(config)#interface dot11Radio 0

R1(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0

R1(config-if)#ipv6 enable

R1(config-if)#ipv6 address 2001:470:36:667::1/64

R1(config-if)#no shutdown

R1#configure terminal

R1(config)#interface dot11Radio 0

R1(config-if)#ssid RnD_3

R1(config-if-ssid)#authentication open

R1(config-if-ssid)#guest-mode

R1(config-if-ssid)#exit

Page 113: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

93

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Konfigurasi 4.10. Membuat Password SSID

4.4.2.4. Konfigurasi IP DHCP

Pada proses konfigurasi DHCP (Dynamic

Configuration Protocol) penulis membuat dua IP DHCP

untuk masing-masing IP (IPv4 dan IPv6). Satu untuk

jaringan wire network dan satu lagi untuk jaringan wireless

network. IPv4 DHCP dapat dibuat dengan menggunakan

perintah ip dhcp pool, dengan begitu router akan masuk ke

dalam konfigurasi IP DHCP. Masukan default router,

network, dan terakhir DNS server. Untuk konfigurasi IPv4

DHCP wire network memberikan nama dhcp_ipv4, masukan

default router 192.168.1.1. Perintah selengkapnya seperti

konfigurasi 4.11.

Konfigurasi 4.11. IPv4 DHCP Wire Network

R1#configure terminal

R1(config)#interface dot11Radio 0

R1(config-if)#encryption key 1 size 40bit abcdef1234

transmit-key

R1(config-if)#encryption mode wep mandatory

R1(config-if)#end

R1#configure terminal

R1(config)#ip dhcp pool dhcp_ipv4

R1(config)#default-router 192.168.1.1

R1(config)#network 192.168.1.0 255.255.255.0

R1(config)#dns-server 192.168.1.2

R1(config)#end

Page 114: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

94

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sedangkan konfigurasi untuk IPv4 DHCP wireless network

seperti konfigurasi 4.12.

Konfigurasi 4.12. IPv4 DHCP Wireless Network

Selanjutnya tambahkan perintah ip dhcp-excluded address

seperti konfigurasi 4.13.

Konfigurasi 4.13. IP DHCP Excluded Address

Penulis memberikan perintah ip dhcp-excluded

address berfungsi agar range IP dari 192.168.1.1 sampai

192.168.1.3, untuk mencegah router memberikan IP tersebut

kepada client. Karena pada range IP tersebut penulis

mengalokasikan IP untuk server.

Berbeda dengan IPv4, pada IPv6 DHCP penulis hanya

memasukan perintah dns-server karena service SLAAC

untuk IPv6 tidak dapat memberikan dns-server kepada client.

Adapun IPv6 DHCP yang penulis buat sama-sama

menggunakan DNS server, dengan perintah seperti

konfigurasi 4.14.

Konfigurasi 4.14. IPv6 DHCP Wire Network

R1#configure terminal

R1(config)#ip dhcp pool ap_ipv4

R1(config)#default-router 192.168.2.1

R1(config)#network 192.168.2.0 255.255.255.0

R1(config)#dns-server 192.168.1.2

R1(config)#end

R1#configure terminal

R1(config)#ip dhcp excluded-address 192.168.1.1-

192.168.1.3

R1(config)#end

R1#configure terminal

R1(config)#ipv6 dhcp pool dhcp_ipv6

R1(config-dhcp)#dns-server 2001:470:36:666::2

R1(config-dhcp)#end

Page 115: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

95

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sedangkan perintah untuk IPv6 DHCP WLAN seperti

konfigurasi 4.15.

Konfigurasi 4.15. IPv6 DHCP Wireless Network

Proses terakhir adalah mendefinisikan IPv6 DHCP

pool pada tiap interfaces, tambahkan perintah seperti

konfigurasi 4.16 pada interface vlan 1 dan dot11Radio 0.

Konfigurasi 4.16. IPv6 DHCP Pool Pada Tiap Interfaces

Hal ini hanya berlaku untuk IPv6 tidak berlaku untuk

IPv4. Pada IPv4, IP DHCP akan otomatis diberikan kepada

client tanpa harus mendefinisikan nama-nama IP DHCP

pool-nya. Perintah ipv6 nd other-config-flag sangat

diperlukan agar IPv6 DHCP yang berisi DNS server dapat

diberikan kepada client. Sampai dengan proses ini, masing-

masing client pada jaringan LAN wire network dan wireless

network sudah dapat saling terhubung dengan menggunakan

IPv4 dan IPv6 DHCP. Namun jaringan yang dibangun oleh

penulis masih dalam skala jaringan lokal, sehingga baik

jaringan IPv4 maupun IPv6 tidak dapat terhubung ke dalam

jaringan publik (internet).

R1#configure terminal

R1(config)#ipv6 dhcp pool ap_ipv6

R1(config-dhcp)#dns-server 2001:470:36:666::2

R1(config-dhcp)#end

R1#configure terminal

R1(config)#interface vlan 1

R1(config-if)#ipv6 nd other-config-flag

R1(config-if)#ipv6 dhcp server dhcp_ipv6

R1(config-if)#exit

R1(config)#interface dot11Radio 0

R1(config-if)#ipv6 nd other-config-flag

R1(config-if)# ipv6 dhcp server ap_ipv6

R1(config-if)#end

Page 116: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

96

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4.2.5. Konfigurasi NAT

Proses selanjutnya adalah menghubungkan jaringan

lokal yang penulis buat dengan jaringan internet. Penulis

mengaplikasikan konfigurasi NAT (Network Address

Translation) pada tiap interface jaringan lokal. Interface

fastethernet 0 berperan sebagai NAT outside, karena pada

interface ini mempunyai IP publik yang dapat berhubungan

langsung dengan jaringan internet. Dengan IP publik yang

dimiliki di interface fastethernet 0, untuk interface lainnya

seperti fastethernet 1 dan dot11Radio 0 berperan sebagai

NAT inside. Sehingga IP lokal yang berada pada interface

fastethernet 1 dan dot11Radio 0 dapat terhubung ke dalam

jaringan internet melalui IP publik yang terdapat di

fastethernet 0. Adapun perintah lengkapnya seperti

konfigurasi 4.17.

Konfigurasi 4.17. NAT

R1#configure terminal

R1(config)#interface fastEthernet 0

R1(config-if)#ip nat outside

R1(config-if)#exit

R1(config)#interface fastEthernet 1

R1(config-if)# ip nat inside

R1(config-if)#exit

R1(config)#interface dot11Radio 0

R1(config-if)# ip nat inside

R1(config-if)#exit

R1(config)#ip nat inside source list 101 interface

fastEthernet 0 overload

R1(config-if)#end

Page 117: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

97

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Setelah konfigurasi NAT pada setiap interface selesai,

proses selanjutnya yaitu access list. Penulis mengijinkan

semua jaringan baik itu wire network dan wireless network

untuk dapat mengakses internet. Sehingga penulis

memasukan network dari wire network (192.168.1.0) dan

wireless network (192.168.2.0) ke dalam access list router

cisco dan menambahkan perintah permit seperti konfigurasi

4.18, agar kedua network diijinkan mengakses internet.

Konfigurasi 4.18. Access List

Terakhir tambahkan IPv4 route agar jaringan lokal

wire network dan wireless network IPv4 dapat terhubung ke

dalam jaringan internet, seperti konfigurasi 4.19.

Konfigurasi 4.19. IP Route

4.4.2.6. Konfigurasi Tunnel

Pada IPv6, dalam menghubungkan jaringan lokal IPv6

ke dalam jaringan internet dibutuhkan tunnel. Tunnel ini

dibuat agar berhubungan langsung dengan tunnel yang ada di

Tunnel Broker. Sehingga pada saat penulis membuat tunnel

ini, konfigurasinya akan disesuaikan dengan IPv6 endpoints

yang diberikan oleh Tunnel Broker.

R1#configure terminal

R1(config)#access-list 101 permit 192.168.1.0 0.0.0.255

any

R1(config)#access-list 101 permit 192.168.2.0 0.0.0.255

any

R1(config-if)#end

R1#configure terminal

R1(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 fastEthernet0

R1(config-if)#end

Page 118: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

98

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.7. IPv6 Tunnel Endpoints

IPv4 IPv6

Server 216.218.221.42 2001:470:35:666::1/64

Client 103.235.21.32 2001:470:35:666::2/64

Merujuk pada tabel 4.7, client IPv4 dan IPv6 adalah IP

client yang terdapat pada router Cisco 1801W, sedangkan

server IPv4 dan IPv6 adalah IP server yang berada pada

layanan Tunnel Broker. Pada router penulis membuat

interface tunnel 10 seperti konfigurasi 4.20, sebagai

penghubung ke dalam jaringan layanan Tunnel Broker.

Konfigurasi 4.20. Tunnel Broker

Terakhir sama dengan IPv4, tambahkan IPv6 route

agar jaringan lokal wire network dan wireless network IPv6

dapat terhubung ke dalam jaringan internet, seperti

konfigurasi 4.21.

Konfigurasi 4.21. IPv6 Route

R1#configure terminal

R1(config)#interface tunnel 10

R1(config-if)#ipv6 enable

R1(config-if)#ipv6 address 2001:470:35:666::2/64

R1(config-if)#tunel source 10.1.32.32

R1(config-if)#tunnel destination 216.218.221.42

R1(config-if)#tunnel mode ipv6ip

R1(config-if)#end

R1#configure terminal

R1(config)#ipv6 route ::/0 Tunnel10

R1(config-if)#end

Page 119: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

99

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4.3. Pembuatan Service Server

Proses terakhir yaitu pembuatan service-service yang berada di

server. Pada proses ini penulis melakukan konfigurasi pada masing-

masing service FTP, DNS, web server agar dapat melayani client IPv4

dan IPv6. Adapun proses instalasi dari masing-masing service tersebut

terdapat pada lampiran.

4.4.3.1. FTP Server

Pada pembuatan service FTP penulis menggunakan

software VSFTPD. File konfigurasi VSFTPD terdapat pada

direktori /etc/vsftpd.conf. Penulis menggunakan perintah text

editor nano yang tersedia di Ubuntu server, untuk

mengaktifkan beberapa perintah yang terdapat di file

konfigurasi vsftpd.conf.

Konfigurasi 4.22. FTP Server

Yang perlu diperhatikan adalah perintah listen,

pengaturan default dari VSFTPD mengijinkan IPv4 untuk

mengakses service FTP seperti konfigurasi 4.22 listen=YES.

Sedangkan untuk IPv6 service FTP belum diaktifkan, karena

masih adanya tanda # pada listen_ipv6=YES.

# nano /etc/vsftpd.conf

listen=YES

#listen=NO IPv4 Aktif

#listen_ipv6=YES

#listen=YES

listen=NO IPv6 Aktif

listen_ipv6=YES

anonymous_enable=NO

local_enable=YES

write_enable=YES

Page 120: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

100

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk mengaktifkan IPv6, hilangkan tanda pagar yang

berada pada listen_ipv6=YES, listen=NO, dan tambahkan

tanda # di depan listen=YES. Konfigurasi ini penulis lakukan

karena VSFTPD tidak support apabila protokol IPv4 dan

IPv6 berjalan bersamaan, maka dari itu penulis harus

memilih salah satunya.

Perintah anonymous_enable=NO berguna untuk

mencegah anonymous user masuk ke FTP server,

sedangakan local_enable=YES berguna untuk otentifikasi

lokal dan write_enable=YES berguna untuk mengijinkan

user memodifikasi file sistem.

4.4.3.2. DNS Server

Proses selanjutnya adalah pembuatan DNS Server,

penulis menggunakan software BIND. File konfigurasi

BIND terdapat pada direktori /etc/bind. Penulis mengubah

dua file yang terdapat pada direktori BIND, diantaranya

named.conf.local yang berisi domain dan reverse zone

sedangkan named.conf.option yang berisi forwarder.

Konfigurasi 4.23. Named Conf Local

# nano /etc/bind/named.conf.local

zone "pustiknas.com" {

type master;

file "/etc/bind/db.pustiknas.com";

};

zone "1.168.192.in-addr.arpa" {

type master;

file "/etc/bind/db.ip";

};

Page 121: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

101

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penulis memberikan domain pustiknas.com sedangkan

reverse zone adalah reverse network address dari

192.168.1.0. Masing-masing zone juga memiliki file

informasi tersendiri yaitu db.pustiknas.com dan db.ip.

Konfigurasi 4.24. DB Pustiknas

Pada file db.pustiknas.com, penulis menambahkan

alamat IPv4 dan IPv6 server. Sedangkan untuk file db.ip

berisi domain pustiknas.com dan untuk alamat IPv6 sendiri

akan menjadi sub domain dari pustikas.com.

Konfigurasi 4.25. DB IP

# nano /etc/bind/db.pustiknas.com

@ IN SOA pustiknas.com. root.pustiknas.com. (

1 ; Serial

604800 ; Refresh

86400 ; Retry

2419200 ; Expire

604800 ) ; Negative Cache TTL

;

@ IN NS ns.pustiknas.com.

@ IN A 192.168.1.2

ns IN A 192.168.1.2

www IN A 192.168.1.2

ipv6 IN AAAA 2001:470:36:666::2

# nano /etc/bind/db.ip

@ IN SOA pustiknas.com. root.pustiknas.com. (

5 ; Serial

604800 ; Refresh

86400 ; Retry

2419200 ; Expire

604800 ) ; Negative Cache TTL

;

@ IN NS ns.pustiknas.com.

1 IN PTR ns.pustiknas.com.

1 IN PTR www.pustiknas.com

1 IN PTR www.ipv6.pustiknas.com.

Page 122: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

102

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Terakhir yaitu menambahkan forwarders yang

berfungsi untuk forward DNS, apabila DNS lokal tidak

memiliki informasi DNS. Tambahkan juga listen-on-v6

{any} untuk versi BIND 9 ke bawah agar software BIND

mendukung pengalamatan IPv6.

Konfigurasi 4.26. Named Conf Options

4.4.3.3. Web Server

Proses terakhir yaitu pembuatan web server, penulis

membagi dua bagian dalam server yaitu untuk domain dan

sub domain. Adapun masing-masing domain telah penulis

jelaskan pada sub bab DNS server diantaranya

pustiknas.com untuk IPv4 dan ipv6.pustiknas.com untuk

IPv6. Maka dari itu penulis menambahkan IPv4 dan IPv6 ke

dalam file ports.conf.

Konfigurasi 4.27. Ports Conf

# nano /etc/bind/named.conf.options

Options {

forwarders {

8.8.8.8;

};

listen-on-v6 { any; };

};

# nano /etc/apache2/ports.conf

Listen 192.168.1.2:80

Listen [2001:470:36:666::2]:80

Page 123: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

103

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada file apache2.conf juga penulis menambahkan

virtual host untuk masing-masing IPv4 dan IPv6 berserta

direktori web server-nya.

Konfigurasi 4.28. Apache2 Conf

# nano /etc/apache2/apache2.conf

<VirtualHost 192.168.1.2:80>

ServerName pustiknas.com

DocumentRoot /var/www/html

</VirtualHost>

<VirtualHost [2001:470:36:666::2]:80>

ServerName ipv6.pustiknas.com

DocumentRoot /var/www/ipv6

</VirtualHost>

Page 124: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

104 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menjelaskan tahapan selanjutnya dari metode

pengembangan sistem NDLC (Network Development Life Cycle) yaitu monitoring

dan management. Kedua tahapan monitoring dan management lebih menjelaskan

proses-proses setelah jaringan IPv4 dan IPv6 selesai diimplementasikan.

5.1. Monitoring

Pada tahap ini, untuk memastikan bahwa sistem jaringan IPv4 dan IPv6

yang telah diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan,

selain menguji service-service yang diberikan oleh router dan server, penulis

juga melakukan pengujian pada sistem jaringan wire network dan wireless

network agar saling terhubung ke dalam jaringan lokal maupun publik.

5.1.1. Pengujian Sistem Jaringan LAN Wire Network

Service yang diuji oleh penulis diantaranya, service IP DHCP

dan SLAAC IPv6. Terlihat tabel 5.1 router dapat memberikan service

IP DHCP dan SLAAC pada client di jaringan wire network.

Tabel 5.1. DHCP dan SLAAC Client Wire Network

Dual Stack Client

IPv4 DHCP

IPv4 Address 192.168.1.4

Subnet Mask 255.255.255.0

Default Gateway 192.168.1.1

DNS Server 8.8.8.8

DHCP Server 192.168.1.1

IPv6 DHCP & SLAAC

IPv6 Address 2001:470:36:666:CDA:A7B9:B1F7:757F

Link-Local [FE80::CDA:A7B9:B1F7:757F]10

Temporary 2001:470:36:666:CC39:15B6:1105:B805

Default Gateway [FE80::224:97FF:FE23:D21A]10

DNS Server 2001:4860:4860::8888

DHCPv6 IAID 218107902

DHCPv6 DUID 00-01-00-01-1D-1E-85-37-00-0F-FE-E8-86-

1D

Page 125: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

105

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Setelah client mendapatkan IP dari router, pengujian

selanjutnya penulis menggunakan perintah ping untuk memastikan

client dapat terhubung ke server. Seperti pada gambar 5.1 client yang

berada pada jaringan wire network sudah terhubung ke server dengan

rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data atau RTT

(Round Trip Time) pada IPv4 dan IPv6 1ms di jaringan LAN dan

maksimum RTT terjadi pada IPv4 dengan nilai 2ms. Pada pengujian

ini semua data berhasil dikirim tanpa adanya packet lost pada kedua

IP.

Gambar 5.1. Client Wire Network Ping Server

5.1.2. Pengujian Sistem Jaringan LAN Wireless Network

Pada client di jaringan LAN Wireless Network, router juga

dapat memberikan service IP DHCP dan SLAAC IPV6 seperti terlihat

pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. DHCP dan SLAAC Client Wireless Network

Dual Stack Client

IPv4 DHCP

IPv4 Address 192.168.2.3

Subnet Mask 255.255.255.0

Default Gateway 192.168.2.1

DNS Server 8.8.8.8

DHCP Server 192.168.2.1

Page 126: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

106

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

IPv6 DHCP & SLAAC

IPv6 Address 2001:470:EDD5:0:7045:C342:747A:E665

Link-Local [FE80:: 7045:C342:747A:E665]12

Temporary 2001:470:EDD5:0:19ED:E57:3D5C:847B

Default Gateway [FE80::224:14FF:FE04:A500]12

DNS Server 2001:4860:4860::8888

DHCPv6 IAID 311704037

DHCPv6 DUID 00-01-00-01-1D-BF-BF-5D-E8-9A-8F-B2-

FD-C1

Begitu juga pada client yang berada pada jaringan wireless

network, setelah client mendapatkan IP dari router penulis

menggunakan perintah ping seperti yang terlihat pada gambar 5.2.

Gambar 5.2. Client Wireless Network Ping Server

Berdasarkan pada gambar 5.2 client pada jaringan wireless

network sudah terhubung dengan server. Pada pengujian ini juga tidak

terjadi packet lost pada kedua IP dengan nilai maksimum RTT diraih

oleh IPv4 11ms, hal ini membuat rata-rata waktu yang dibutuhkan

untuk mengirimkan data IPv4 lebih besar dibandingkan IPv6 dengan

nilai rata-rata RTT 4ms di jaringan LAN wireless network.

Page 127: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

107

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.1.3. Pengujian Sistem Jaringan Publik Network

Setelah jaringan lokal Dual Stack client dan server sudah saling

terhubung, selanjutnya menghubungkan jaringan lokal ke dalam

jaringan IPv6 publik (internet). Penulis menggunakan perintah tracert

untuk memastikan Tunnel Broker sudah aktif dan dapat

menghubungkan ke IPv6 Google sebagai jaringan IPv6 publik.

Terlihat pada gambar 5.3 Tunnel Broker yang dibuat atas nama

penulis (yudhaarip) dapat menghubungkan IPv6 2001:470:36:666::1

yang ada di router BPRTIK ke jaringan ipv6.google.com.

Gambar 5.3. Traceroute IPv6 Google

Berdasarkan pada gambar 5.3, proses traceroute dari client

menuju alamat Google IPv6 melewati 7 hop/router. Hop pertama

yaitu router Cisco yang berada di jaringan BPRTIK, hop kedua dan

ketiga melewati Hurricane Electric sebagai penyedia jasa Tunnel

Broker, hop keempat melawati ISP Equnix yang berada di Singapur,

hop keenam dan kelima melewati gateway Google IPv6, dan terakhir

data sampai di hop ketujuh yaitu 1e100.net domain dari Google

dengan alamat IPv6 2404:6800:4003:80A:200E.

Pada client yang berada di jaringan wire network penulis juga

menguji langsung menggunakan web browser, dengan mengakses

halaman IPv6 Google seperti pada gambar 5.4.

Page 128: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

108

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.4. Akses Halaman IPv6 Client Wire Network

Sedangkan pada client di jaringan wireless network penulis

menggunakan smartphone iPhone 5 dan Samsung Galaxy J7, terlihat

pada gambar 5.5 kedua smartphone mampu memuat halaman IPv6

Google.

Gambar 5.5. Akses Halaman IPv6 Client Wireless Network

Page 129: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

109

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.1.4. Pengujian Service FTP Server

Pada pengujian service server yang pertama, penulis menguji

service FTP server. Penulis memastikan bahwa service FTP mampu

melayani client Dual Stack yang mempunyai IPv4 dan IPv6.

Gambar 5.6. Akses FTP menggunakan IPv4

Berdasarkan pada gambar 5.6 service FTP server dapat diakses

menggunakan IPv4, begitu juga pada saat penulis mengakses

menggunakan IPv6 seperti pada gambar 5.7.

Gambar 5.7. Akses FTP menggunakan IPv6

5.1.5. Pengujian Service DNS Server

Service selanjutnya yang diuji adalah DNS server. Penulis

menggunakan perintah dig pada Ubuntu server. Perintah dig bertujuan

untuk melihat DNS record, dalam hal ini A record untuk IPv4 dan

AAAA record untuk IPv6.

Page 130: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

110

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.8. Dig IPv4 Pustiknas

Melihat hasil perintah dig pada gambar 5.8 domain

pustiknas.com memiliki A record 192.168.1.2, selanjutnya pada

gambar 5.9 domain ipv6.pustiknas.com memiliki AAAA record

2001:470:36:666::2. Hal ini membuktikan DNS server sudah berjalan

dengan baik pada IPv4 dan IPv6.

Gambar 5.9. Dig IPv6 Pustiknas

5.1.6. Pengujian Service Web Server

Pengujian terakhir yaitu service web server, penulis menguji

kemampuan Dual Stack server dalam memberikan service web server

untuk IPv4 dan IPv6. Seperti pada pengujian sebelumnya, penulis

Page 131: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

111

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menguji langsung menggunakan web browser. Pada gambar 5.10

client di jaringan wire network dapat mengakses web server IPv4

BPRTIK.

Gambar 5.10. Akses Web Server IPv4 BPRTIK

Begitu juga pada gambar 5.11, client juga dapat mengakses web

server IPv6 Pustiknas.

Gambar 5.11. Akses Web Server IPv6 BPRTIK

Page 132: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

112

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sedangkan untuk client yang ada di jaringan wireless network,

penulis mengunakan iPhone 5 dan Galaxy J7. Seperti pada 5.12

iPhone dapat mengakses IPv4 dan IPv6 web server BPRTIK.

Gambar 5.12. Akses Web Server BPRTIK Melalui iPhone 5

Begitu juga untuk Galaxy J7 dapat mengakses IPv4 dan IPv6 web

server BPRTIK.

Gambar 5.13. Akses Web Server BPRTIK Melalui Galaxy J7

Page 133: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

113

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.1.7. Monitoring QoS IPv4 dan IPv6

Pada proses monitoring QoS penulis menentukan parameter

QoS diantaranya bandwidth, jitter, dan packet lost. Penulis

menggunakan Iperf sebagai software yang di-install pada masing-

masing client dan server. Pada monitoring QoS ini penulis

membandingkan QoS IPv4 dan IPv6 pada jaringan wire network dan

wireless network.

Pengukuran monitoring QoS dilakukan selama 30 detik dengan

menggunakan Iperf, pengukuran dilakukan pada waktu siang hari

pada saat trafik jaringan padat dan dilakukan pada sore hari saat trafik

jaringan lengang. Hasil dari pengukuran monitoring QoS ditampilkan

dalam bentuk grafik dengan interval waktu yang ditampilkan 2 detik.

Trafik saat jaringan lengang ditandai dengan garis biru sedangkan

untuk trafik saat jaringan padat ditandai dengan garis orange, untuk

data selengkapnya terdapat pada lampiran.

5.1.7.1. Perbandingan QoS IPv4 Wire Network

Pada gambar 5.14 dapat dilihat perbandingan

bandwidth dari IPv4 pada jaringan wire network, pada saat

jaringan lengang bandwidth atau transfer data dari client ke

server berada pada nilai 1,05-1,06 Mbit/s, sedangkan saat

jaringan padat bandwidth cenderung turun pada nilai 1,05

Mbit/s. Sedangkan untuk rata-rata pada saat penulis

memonitoring selama 30 detik baik trafik jaringan lengang

maupun trafik jaringan padat memiliki nilai yang sama yaitu

1,05 Mbit/s.

Page 134: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

114

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.14. Bandwidth Jaringan IPv4 LAN Wire Network

Perbedaan mulai terlihat pada gambar 5.15, dengan

nilai rata-rata jitter atau selisih waktu pada saat paket

dikirimkan dari client ke server, pada trafik jaringan lengang

lebih rendah dibandingkan pada saat trafik jaringan padat.

Nilai rata-rata pada saat trafik jaringan lengan sebesar 0,102

ms, sedangkan pada saat trafik jaringan padat meningkat

menjadi 0,296.

Gambar 5.15. Jitter Jaringan IPv4 LAN Wire Network

1.05

1.06

1.07

1.08

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Bandwidth IPv4

Wire Network (Mbit/s)

Trafik Lengang Trafik Padat

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Jitter IPv4

Wire Network (ms)

Trafik Lengang Trafik Padat

Page 135: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

115

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sedangkan parameter packet lost seperti terlihat pada

gambar 5.16, paket yang dikirimkan dari client menuju

server berhasil dikirimkan semua tanpa adanya paket yang

hilang pada saat trafik jaringan lengang maupun jaringan

padat.

Gambar 5.16. Packet Lost Jaringan IPv4 LAN Wire Network

5.1.7.2. Perbandingan QoS IPv4 Wireless Network

Pada jaringan IPv4 wireless network nilai bandwidth

saat trafik jaringan lengang lebih stabil dibandingkan saat

trafik jaringan padat. Hal ini dibuktikan selama 30 detik

bandwidth stabil berada dinilai 1,05 Mbit/s, hanya saja pada

saat detik ke 22 nilai bandwidth turun menjadi 0,847 Mbit/s

yang menjadikan nilai rata-rata pada jaringan lengang turun

menjadi 1,04 Mbit/s.

Berbeda saat trafik jaringan padat nilai bandwidth yang

tidak stabil mengakibatkan naik turunnya nilai bandwidth

dengan nilai tertinggi 1,42 Mbit/s dan nilai terendah 0,612

Mbit/s menjadikan nilai rata-rata pada trafik jaringan padat

sebesar 1,05 Mbit/s.

0

1

2

3

4

5

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandigan Packet Lost IPv4

Wire Network

Trafik Lengang Trafik Padat

Page 136: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

116

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.17. Bandwidth Jaringan IPv4 LAN Wireless Network

Perbedaan nilai jitter sangat terlihat pada gambar 5.18,

pada saat trafik jaringan padat nilai jitter meningkat dengan

nilai tertinggi 11,952 ms pada detik ke 17 menyebabkan nilai

rata-rata jitter pada trafik jaringan padat mencapai 5,578 ms

yang sebelumnya hanya 0,449 ms pada saat jaringan lengang.

Gambar 5.18. Jitter Jaringan IPv4 LAN Wireless Network

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Bandwidth IPv4

Wireless Network (Mbit/s)

Trafik Lengang Trafik Padat

0

2

4

6

8

10

12

14

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Jitter IPv4

Wireless Network (ms)

Trafik Lengang Trafik Padat

Page 137: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

117

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk parameter packet lost seperti terlihat pada

gambar 5.19, paket yang dikirimkan dari client menuju

server berhasil dikirimkan semua tanpa adanya paket yang

hilang pada saat trafik jaringan lengang, namun pada saat

trafik jaringan padat terjadi 3 packet lost pada detik ke 7 dan

1 packet lost pada detik ke 8, sehingga total packet lost yang

terjadi saat trafik jaringan padat sebanyak 4 kali.

Gambar 5.19. Packet Lost Jaringan IPv4 LAN Wireless Network

5.1.7.3. Perbandingan QoS IPv6 Wire Network

Pada tahap selanjutnya setelah penulis selesai

melakukan pengukuran monitoring QoS pada jaringan IPv4

penulis melanjutkan pengukuran monitoring pada jaringan

IPv6. Pada gambar 5.20 dapat dilihat perbandingan

bandwidth dari IPv6 pada jaringan wire network, pada saat

jaringan lengang bandwidth atau transfer data dari client ke

server berada pada nilai 1,05-1,06 Mbit/s, sedangkan saat

jaringan padat bandwidth cenderung turun pada nilai 1,05

Mbit/s. Sedangkan untuk rata-rata baik trafik jaringan

lengang maupun trafik jaringan padat memiliki nilai yang

sama yaitu 1,05 Mbit/s. Hal ini tidak berbeda jauh jika

dibandingkan dengan pengukuran pada IPv4 sebelumnya.

0

1

2

3

4

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Packet Lost IPv4Wireless Network

Trafik Lengang Trafik Padat

Page 138: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

118

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.20. Bandwidth Jaringan IPv6 LAN Wire Network

Pada gambar 5.21, dengan nilai rata-rata jitter atau

selisih waktu pada saat paket dikirimkan dari client ke server,

pada trafik jaringan lengang lebih rendah dibandingkan pada

saat trafik jaringan padat. Nilai rata-rata pada saat trafik

jaringan lengan sebesar 0,096 ms, sedangkan pada saat trafik

jaringan padat meningkat menjadi 0,300 ms.

Gambar 5.21. Jitter Jaringan IPv6 LAN Wire Network

1.05

1.06

1.07

1.08

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Bandwidth IPv6

Wire Network (Mbit/s)

Trafik Lengang Trafik Padat

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Jitter IPv6

Wire Network (ms)

Trafik Lengang Trafik Padat

Page 139: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

119

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sedangkan untuk parameter packet lost pada IPv6 yang

terjadi adalah sama dengan IPv4, semua paket yang

dikirimkan dari client menuju server berhasil dikirimkan

semua tanpa adanya paket yang hilang pada saat trafik

jaringan lengang maupun jaringan padat, seperti terlihat pada

gambar 5.22.

Gambar 5.22. Packet Lost Jaringan IPv6 LAN Wire Network

5.1.7.4. Perbandingan QoS IPv6 Wireless Network

Pada jaringan IPv6 wireless network nilai bandwidth

saat trafik jaringan lengang lebih stabil, hal ini dibuktikan

selama 30 detik bandwidth stabil berada dinilai 1,05 Mbit/s,

tanpa adanya penurunan yang sebelumnya terjadi pada IPv4.

Sehingga rata-rata bandwidth pada trafik jaringan lengang

sebesai 1,05 Mbit/s.

Berbeda saat trafik jaringan padat nilai bandwidth yang

tidak stabil mengakibatkan naik turunnya nilai bandwidth

dengan nilai tertinggi 1,6 Mbit/s dan nilai terendah 0,811

Mbit/s menjadikan nilai rata-rata pada trafik jaringan padat

sebesar 1,05 Mbit/s.

0

1

2

3

4

5

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandigan Packet Lost IPv6

Wire Network

Trafik Lengang Trafik Padat

Page 140: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

120

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.23. Bandwidth Jaringan IPv6 LAN Wireless Network

Pada gambar 5.24, pada saat trafik jaringan padat nilai

jitter meningkat dengan nilai tertinggi 13,319 ms pada detik

ke 9 menyebabkan nilai rata-rata jitter pada trafik jaringan

padat mencapai 5,593 ms yang sebelumnya hanya 0,537 ms

pada saat jaringan lengang.

Gambar 5.24. Jitter Jaringan IPv6 LAN Wireless Network

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Bandwidth IPv6

Wireless Network (Mbit/s)

Trafik Lengang Trafik Padat

0

2

4

6

8

10

12

14

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Jitter IPv6

Wireless Network (ms)

Trafik Lengang Trafik Padat

Page 141: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

121

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada gambar 5.25 saat trafik jaringan lengang paket

yang dikirimkan dari client menuju server berhasil

dikirimkan semua tanpa adanya paket yang hilang, namun

pada saat trafik jaringan padat terjadi 1 packet lost pada detik

ke 2 dan 2 packet lost pada detik ke 3. Sehingga total packet

lost yang terjadi pada IPv6, saat trafik jaringan padat lebih

sedikit dibanding dengan IPv4 yaitu sebanyak 3 kali.

Gambar 5.25. Packet Lost Jaringan IPv6 LAN Wireless Network

5.1.7.5. Perbandingan QoS IPv4 dan IPv6 Wire Network

Setelah penulis membandingkan QoS dari masing-

masing IP, pada sub ini penulis membandingkan QoS

(bandwidth, jitter, packet lost) IPv4 dan IPv6 dalam satu

grafik sekaligus agar lebih terlihat jelas perbedaan dari nilai

QoS perbandingan antara IPv4 dan IPv6.

Pada gambar 5.26 dapat dilihat perbandingan

bandwidth antara IPv4 dan IPv6 pada jaringan wire Network,

pada saat jaringan lengang bandwidth atau transfer data dari

client ke server baik pada IPv4 dan IPv6 berada pada nilai

1,05-1,06 Mbit/s dengan rata-rata 1,05 Mbit/s.

0

1

2

3

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Packet Lost IPv6

Wireless Network

Trafik Lengang Trafik Padat

Page 142: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

122

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.26. IPv4 & IPv6 Bandwidth Wire Network (Lengang)

Pada saat jaringan padat bandwidth IPv4 dan IPv6

cenderung menurun pada nilai 1,05 Mbit/s seperti terlihat

pada gambar 5.27, dengan rata-rata 1,05 Mbit/s pada masing-

masing IPv4 dan IPv6. Hal ini membuktikan nilai QoS untuk

parameter bandwidth, baik saat trafik lengang dan padat IPv4

dan IPv6 memiliki nilai rata-rata bandwidth yang sama.

Gambar 5.27. IPv4 & IPv6 Bandwidth Wire Network (Padat)

Sedangkan untuk nilai rata-rata jitter atau selisih waktu

pada saat paket dikirimkan dari client ke server, saat trafik

jaringan lengang IPv6 lebih unggul seperti terlihat pada

gambar 5.28, dengan rata-rata 0,096 ms dibandingkan

1.05

1.06

1.07

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Bandwidth IPv4 & IPv6Wire Network (Trafik Lengang)

IPv4 IPv6

1.05

1.06

1.07

1.08

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Bandwidth IPv4 & IPv6 Wire Network (Trafik Padat)

IPv4 IPv6

Page 143: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

123

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan IPv4 dengan rata-rata 0,102 ms. Dengan perbedaan

selisih hanya 0,006 ms, membuktikan nilai QoS dengan

parameter jitter pada IPv4 dan IPv6 tidak berbeda jauh saat

trafik jaringan lengang.

Gambar 5.28. IPv4 & IPv6 Jitter Wire Network (Lengang)

Sebaliknya saat trafik jaringan padat seperti terlihat

pada gambar 5.29. Nilai jitter IPv4 sedikit lebih unggul

dengan rata-rata 0,296 ms dibandingkan IPv6 dengan rata-

rata 0,300 ms. Perbedaan selisih yang hanya 0,004 ms,

membuktikan nilai QoS dengan parameter jitter pada IPv4

dan IPv6 juga tidak berbeda jauh saat trafik jaringan padat.

Gambar 5.29. IPv4 & IPv6 Jitter Wire Network (Padat)

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Jitter IPv4 & IPv6Wire Network (Trafik Lengang)

IPv4 IPv6

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Jitter IPv4 & IPv6Wire Network (Trafik Padat)

IPv4 IPv6

Page 144: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

124

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada saat trafik jaringan lengang seperti terlihat pada

gambar 5.30, parameter packet lost atau paket yang

dikirimkan dari client menuju server baik IPv4 dan IPv6

berhasil dikirimkan semua tanpa adanya paket yang hilang.

Gambar 5.30. IPv4 & IPv6 Packet Lost Wire Network (Lengang)

Begitu juga saat trafik jaringan padat seperti terlihat

pada gambar 5.31, semua paket yang dikirimkan dari client

menuju server baik IPv4 dan IPv6 berhasil dikirimkan semua

tanpa adanya paket yang hilang.

Gambar 5.31. IPv4 & IPv6 Packet Lost Wire Network (Padat)

0

1

2

3

4

5

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Packet Lost IPv4 & IPv6Wire Network (Trafik Lengang)

IPv4 IPv6

0

1

2

3

4

5

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Packet Lost IPv4 & IPv6Wire Network (Trafik Padat)

IPv4 IPv6

Page 145: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

125

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.1.7.6. Perbandingan QoS IPv4 dan IPv6 Wireless Network

Pada gambar 5.32 dapat dilihat perbandingan

bandwidth antara IPv4 dan IPv6 pada jaringan wireless

network, pada saat jaringan lengang bandwidth atau transfer

data dari client ke server IPv6 lebih unggul dengan rata-rata

1,05 Mbit/s dibandingkan IPv4 yang mengalami penurunan

bandwidth sebesar 0,847 Mbit/s, yang mengakibatkan rata-

rata bandwidth IPv4 menjadi 1,04 Mbit/s.

Gambar 5.32. IPv4 & IPv6 Bandwidth Wireless Network (Lengang)

Berbeda saat trafik jaringan padat seperti terlihat pada

gambar 5.33, nilai bandwidth yang tidak stabil

mengakibatkan naik turunnya nilai bandwidth pada kedua

IPv4 dan IPv6. Namun nilai rata-rata bandwidth IPv4 dan

IPv6 tetap sama yaitu sebesar 1,05 Mbit/s. Hal ini

membuktikan nilai QoS untuk parameter bandwidth, pada

saat jaringan padat IPv4 dan IPv6 memiliki nilai rata-rata

bandwidth yang sama. Perbedaan hanya terjadi pada saat

jaringan lengang dikarenakan adanya penurunan nilai

bandwidth pada IPv4.

0.8

0.85

0.9

0.95

1

1.05

1.1

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Bandwidth IPv4 & IPv6Wireless Network (Trafik Lengang)

IPv4 IPv6

Page 146: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

126

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.33. IPv4 & IPv6 Bandwidth Wireless Network (Padat)

Sedangkan untuk nilai rata-rata jitter atau selisih waktu

pada saat paket dikirimkan dari client ke server, saat trafik

jaringan lengang IPv4 lebih unggul seperti terlihat pada

gambar 5.34, dengan rata-rata 0,449 ms dibandingkan

dengan IPv6 dengan rata-rata 0,537 ms. Dengan perbedaan

selisih sebesar 0,088 ms, membuktikan nilai QoS dengan

parameter jitter pada IPv4 dan IPv6 tidak berbeda jauh saat

trafik jaringan lengang.

Gambar 5.34. IPv4 & IPv6 Jitter Wireless Network (Lengang)

0.5

0.7

0.9

1.1

1.3

1.5

1.7

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Bandwidth IPv4 & IPv6Wireless Network (Trafik Padat)

IPv4 IPv6

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Jitter IPv4 & IPv6Wireless Network (Trafik Lengang)

IPv4 IPv6

Page 147: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

127

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada saat trafik jaringan padat seperti terlihat pada

gambar 5.35. Nilai jitter pada IPv4 juga lebih unggul dengan

rata-rata 5,578 ms, perbedaan selisih sebesar 0,375 ms

dibandingkan IPv6 membuat rata-rata nilai jitter pada IPv6

menjadi 5,953 ms.

Gambar 5.35. IPv4 & IPv6 Jitter Wireless Network (Padat)

Pada saat trafik jaringan lengang seperti terlihat pada

gambar 5.36, parameter packet lost atau paket yang

dikirimkan dari client menuju server baik IPv4 dan IPv6

berhasil dikirimkan semua tanpa adanya paket yang hilang.

Gambar 5.36. IPv4 & IPv6 Packet Lost Wireless Network (Lengang)

0

2

4

6

8

10

12

14

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Jitter IPv4 & IPv6Wireless Network (Trafik Padat)

IPv4 IPv6

0

1

2

3

4

5

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Packet Lost IPv4 & IPv6Wireless Network (Trafik Lengang)

IPv4 IPv6

Page 148: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

128

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada gambar 5.37 saat trafik jaringan padat pada IPv6

total ada 3 paket yang tidak berhasil dikirimkan, 1 packet lost

terjadi pada detik ke 2 dan 2 packet lost terjadi pada detik ke

3. Sedangkan pada IPv4 total ada 4 paket yang tidak berhasil

dikirimkan, 3 packet lost terjadi pada detik ke 7 dan 1 packet

lost terjadi pada detik ke 8.

Gambar 5.37. IPv4 & IPv6 Packet Lost Wireless Network (Padat)

0

1

2

3

4

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perbandingan Packet Lost IPv4 & IPv6Wireless Network (Trafik Padat)

IPv4 IPv6

Page 149: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

129

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.2. Management

Pada tahap terakhir penulis melakukan pemeliharan agar sistem

jaringan IPv4 dan IPv6 yang dibangun dapat berjalan dengan baik dan unsur

reliabilty dapat terjaga. Pada tahap ini penulis melakukan update dan backup

IOS router Cisco 1801W, IOS bisa didapatkan di halaman cisco.com.

Sebelum melakukan update pastikan router dan PC sudah saling terhubung.

Penulis menggunakan software SolarWinds TFTP server untuk

mengirimkan Cisco IOS dari PC ke router. Maka dari itu penulis memastikan

Cisco IOS terbaru sudah ada dalam direktori TFTP server. Seperti pada

gambar 5.38 penulis menyimpan Cisco IOS pada direktori

Y:\bismillah\Skripsi\ios Cisco.

Gambar 5.38. Direktori Cisco IOS

Selanjutnya backup file Cisco IOS yang lama, penulis menyalin file

Cisco IOS yang lama c180x-advipservicesk9-mz124-15.T7.bin ke TFTP

server. Penulis menggunakan perintah copy flash: tftp: seperti gambar 5.39.

Page 150: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

130

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.39. Backup Cisco IOS Lama

Setelah Cisco IOS lama sudah dapat disimpan, proses selanjutnya

memasukan Cisco IOS terbaru c180x-adventerprisek9-mz.124-15.XY4.bin

dari TFTP server ke router. Penulis menggunakan perintah copy tftp: flash:

seperti gambar 5.40.

Gambar 5.40. Upload Cisco IOS Terbaru

Selanjutnya penulis menggunakan perintah dir all, untuk melihat apakah

Cisco IOS terbaru sudah tersimpan ke dalam direktori router.

Gambar 5.41. Check Cisco IOS Terbaru

Pada gambar 5.41 Cisco IOS c180x-adventerprisek9-mz.124-

15.XY4.bin sudah berhasil tersimpan di dalam router. Untuk memastikan

tidak adanya corrupt pada Cisco IOS terbaru, penulis menggunakan perintah

verify flash: seperti pada gambar 5.42.

Page 151: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

131

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.42. Verify Cisco IOS Terbaru

Setelah verifikasi berhasil, Cisco IOS yang baru siap untuk digunakan.

Penulis langsung menggunakan boot IOS terbaru untuk Cisco 1801W,

kemudian simpan pengaturan dengan menggunakan perintah write dan

restart router menggunakan perintah reload seperti gambar 5.43.

Gambar 5.43. Boot Menggunakan Cisco IOS Terbaru

Terakhir setelah router berhasil restart dan booting, penulis

menggunakan perintah show version untuk melihat versi Cisco IOS. Terlihat

pada gambar 5.44 Cisco IOS pada router Cisco 1801W berhasil update ke

version 12.4(15) XY4.

Gambar 5.44. Update Berhasil

Page 152: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

132 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil implementasi dan pengujian yang telah dilakukan

penulis pada jaringan IPv4 dan IPv6, dapat ditarik beberapa kesimpulan

berikut:

1. Penerapan mekanisme Dual Stack pada setiap perangkat di jaringan

BPRTIK mampu membuat IPv4 dan IPv6 dapat berjalan bersamaan

bahkan pada satu interface yang sama sekalipun tanpa mengganggu

konektifitas keduanya.

2. Penerapan mekanisme Tunnel Broker dengan menggunakan alamat

IPv4 publik, berhasil menghubungkan jaringan IPv6 lokal BPRTIK

ke dalam jaringan IPv6 publik.

3. Pembangunan server yang memiliki service FTP, DNS, dan web

server mampu mengimplementasikan IPv4 dan IPv6 dengan baik,

sehingga server berhasil menyediakan service kepada client Dual

Stack.

4. Implementasi IPv6 pada smartphone juga dapat berjalan dengan baik,

iPhone 5 dan Galaxy J7 mampu mendapatkan alamat IPv6 yang

diberikan oleh router dan mampu memuat halaman web server IPv6.

5. Hasil monitoring QoS pada jaringan LAN wire network IPv4 dan IPv6

tidak berbeda jauh, saat trafik jaringan lengan jitter IPv6 lebih unggul

dengan selisih 0,006 ms dibandingkan IPv4. Namun saat trafik

jaringan padat IPv4 lebih unggul dibandingkan IPv6 dengan selisih

0,004 ms.

Page 153: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

133

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Hasil monitoring QoS pada jaringan LAN wireless network IPv4 dan

IPv6 juga tidak berbeda jauh, namun kenaikan jitter yang sangat besar

terjadi saat trafik jaringan padat. Pada IPv4 kenaikan jitter mencapai

5,578 ms, sedangkan pada IPv6 mencapai 5.953 ms. Penurun

bandwidth terjadi pada IPv4 yang turun sebesar 1,4 Mbit/s.

Sedangkan terakhir untuk total packet lost IPv4 lebih banyak dengan

total 4 packet lost dibandingkan IPv6 sebesar 3 packet lost.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil implementasi dan pengujian yang telah dilakukan

penulis, untuk pengembangan lebih lanjut dari sistem jaringan IPv6 penulis

menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Diharapkan adanya implementasi jaringan IPv6 yang skalanya lebih luas

dengan menggunakan mekanisme lainnya, agar dihasilkan nilai QoS

yang lebih baik.

2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya memperhitungkan aspek

keamanan pada perangkat server maupun router.

Page 154: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

134

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Artondo, R. (2011). Analisa dan Implementasi IPv6 Tunnel Broker Untuk

Interkoneksi Antara IPv6 dan IPv4.

Cisco. (2016). Global IPv6 Adoption. Retrieved March 24, 2016, from

http://6lab.cisco.com/stats/index.php?option=prefixes

Dede Sopandi. (2010). Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Bandung:

Informatika.

Departemen Perdagangan Amerika Serikat. (2014). Negara dengan Penduduk

Terbanyak di Dunia, RI Masuk 4 Besar. Retrieved March 24, 2016, from

http://finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/2517461/4/negara-dengan-

penduduk-terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar

Deris Stiawan. (2009). Fundamental Internetworking Development & Design Life

Cycle. Palembang.

Dr. Maman Abdurrahman, M.PD, Sambas Ali Muhidin, S.PD, M.Si, D. A. S.

(2011). Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung: Pustaka

Setia.

Geoff Huston. (2016). IPv4 Address Report. Retrieved March 24, 2016, from

http://www.potaroo.net/tools/ipv4/index.html

Harbiyatmo, C. G. (2013). Implementasi dan Analisis Translasi IPv4-IPv6 dengan

Menggunakan Metode NAT64 DNS64 untuk Protokol-Protokol Pada Layer

Aplikasi.

Haryanto, D. (2012). Pelatihan Penggunaan Software Simulasi Jaringan Packet

Tracer Untuk meningkatkan Kompetensi Guru-Guru SMK Program Keahlian

Komputer Jaringan Di Kabupaten Kulonprogo.

Haryanto, E. V. (2012). Sistem Operasi Konsep dan Teori. Yogyakarta: ANDI.

Irawati, I. D. (2015). Jaringan Komputer dan Data Lanjut. Yogyakarta:

Deepublish.

Irwansyah, E. (2014). Pengantar Teknologi Informasi. Yogyakarta: Deepublish.

Retrieved from

https://books.google.com/books?id=LCNkBQAAQBAJ&pgis=1

Page 155: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

135

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Iwan Sofana. (2011). Teori dan Modul Praktikum Jaringan Komputer. Bandung:

Modula. Retrieved from http://www.goodreads.com/book/show/15823705-

teori-dan-modul-praktikum-jaringan-komputer

Iwan Sofana. (2012). Cisco CCNA & Jaringan Komputer. Bandung: Informatika.

Jill West, Tamara Dean, J. A. (2015). Network+ Guide to Networks. Boston:

Cengage Learning.

Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2011). Kementerian Komunikasi dan

Informatika. Retrieved May 21, 2015, from

http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/2592/Pelatihan+%26+Sertifika

si+TIK+di+Pusat+TIK+Nasional+2012/0/agenda#.VV5XD0aJ2nF

Komputer, W. (2010). Cara Mudah Membangun Jaringan Komputer & Internet

(Vol. 4). Jakarta: Agromedia Pustaka. Retrieved from

https://books.google.com/books?id=GjsDTZzvN4QC&pgis=1

Kouka, A. (2015). Ubuntu Server Essentials. Birmingham: Packt Publishing Ltd.

Madcoms. (2010). Panduan Lengkap Microsoft Windows Server 2008.

Yogyakarta: ANDI.

Madcoms. (2015). Sistem Jaringan Komputer untuk Pemula. Yogyakarta: ANDI.

Purnoma. (2010). Membangun Virtual PC dengan VirtualBox. Yogyakarta:

ANDI.

Purnomo, A. (2011). Implementasi dan Analisis Mekanisme Transisi IPv4 ke

IPv6 Menggunakan Metode Dual Stack.

Raco. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan

Keunggulannya. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Salbino, S. (2013). Buku Pintar Gadget Android untuk Pemula. Jakarta: Kunci

Komunikasi.

Salbino, S. (2015). Buku Pintar iPad & iPhone untuk Pemula. Jakarta: Kunci

Komunikasi.

Simarmata, J. (2010). Rekayasa Web. Yogyakarta: ANDI.

Siregar, E. (2010). Langsung Praktik Mengelola Jaringan Lebih Efektif dan

Efisien. Yogyakarta: ANDI.

Sugeng, W. (2015). Jaringan Komputer Dengan TCP IP. Bandung: Modula.

Page 156: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

136

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sugiarto, P. (2013). Analisis dan Penanganan Serangan di dalam Internet Protocol

Version 6 (IPV6) Pada Tunneling Dual Stack Transition Mechanism

(DSTM).

Taufan, R. (2002). Teori dan Implementasi IPv6. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Vyncke. (2014). Projection of IPv6 Metrics. Retrieved March 24, 2016, from

https://www.vyncke.org/ipv6status/project.php?metric=w&country=id

Wahyudi, B. (2015). Membuat Theme Wordpress Responsive dari Awal sd

Finishing. Klaten: QMPC Network.

Page 157: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 158: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

A-1

Lampiran 1: Konfigurasi Simulation Prototype

Pada tahap ini penulis menjelaskan tahap simulation prototype yang sudah

sudah dibahas pada sub bab 4.3. Di bawah ini adalah topologi dari jaringan Dual

Stack yang penulis desain dan simulasikan pada software Cisco Packet Tracer.

Topologi di atas adalah jaringan Dual Satck yang dibangun antar router,

terlihat pada interface serial 0/0/0 router 1 dan 2 memiliki IPv4 dan IPv6. Di bawah

ini adalah konfigurasi Dual Stack dari router R1.

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface serial 0/0/0

Router(config-if)#ip address 10.1.1.1 255.255.255.0

Router(config)#ipv6 unicast-routing

Router(config)#interface serial 0/0/0

Router(config-if)#ipv6 enable

Router(config-if)#ipv6 address 1001::1/64 Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#end

Page 159: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

Selanjutnya pada router R2 penulis juga membuat jaringan Dual Stack

sehingga client jaringan IPv4 dan IPv6 dapat saling terhubung. Di bawah ini adalah

konfigurasi Dual Stack pada router R2.

Setelah jaringan Dual Stack selesai dibuat, penulis membuat jaringan IPv4

dan IPv6 untuk client pada router R1 dan R2. Interface fastethernet 0/0 digunakan

untuk client jaringan IPv4 dan fastethernet 0/1 digunakan untuk client jaringan

IPv6, di bawah ini adalah konfigurasi untuk router R1.

Sedangkan di bawah ini adalah konfigurasi untuk router R2.

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface serial 0/0/0

Router(config-if)#ip address 10.1.1.2 255.255.255.0

Router(config)#ipv6 unicast-routing

Router(config)#interface serial 0/0/0

Router(config-if)#ipv6 enable

Router(config-if)#ipv6 address 1001::2/64

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#end

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface fastEthernet 0/0

Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

Router(config)#interface fastEthernet 0/1

Router(config-if)#ipv6 enable

Router(config-if)#ipv6 address 2001::1/64

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#end

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface fastEthernet 0/0

Router(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0

Router(config-if)#exit

Router(config)#interface fastEthernet 0/1

Router(config-if)#ipv6 enable

Router(config-if)#ipv6 address 3001::1/64

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#end

Page 160: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

Terakhir penulis menambahkan IPv4 dan IPv6 route agar antar jaringan IPv4

dan IPv6 yang ada di R1 dan R2 dapat saling terhubung. Di bawah ini adalah

konfigurasi IPv4 dan IPv6 route pada router R1.

Selanjutnya penulis menambahkan konfigurasi IPv4 dan IPv6 route pada router R2.

Terakhir adalah pengujian antar kedua client IPv4 dan IPv6, penulis

menggunakan perintah ping untuk memastikan client diantara kedua router sudah

saling terhubung. Seperti pada gambar di bawah ini client jaringan IPv4 sudah

saling terhubung.

Selanjutnya pada client jaringan IPv6 juga sudah saling terhubung.

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.1.1.2

Router(config)#ipv6 route ::/0 1001::2

Router(config-if)#end

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.1.1.1

Router(config)#ipv6 route ::/0 1001::1

Router(config-if)#end

Page 161: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

Tahap selanjutnya penulis mendesain dan mensimulasikan jaringan IPv4 dan

IPv6 dengan mekanisme tunneling agar paket IPv6 dapat dilewatkan melalui

jaringan IPv4. Di bawah ini adalah topologi dari jaringan tunneling yang penulis

desain dan simulasikan pada software Cisco Packet Tracer.

Pada topologi di atas penulis memakai 3 router, router R1 memiliki client

Dual Stack, dan router R3 dialokasikan untuk server Dual Stack. Ketiga router

tersebut hanya memiliki jaringan IPv4. Sehingga apabila client menggunakan IPv6,

client tidak bisa mengakses server. Maka dari itu penulis menggunakan mekanisme

tunneling pada router R1 dan R3 untuk mengirim paket IPv6 melalui jaringan IPv4.

Proses pertama penulis membuat jaringan yang dialokasikan untuk client dan

server pada router R1 dan R3. Di bawah ini adalah konfigurasi pada router R1 yang

dialoksikan untuk client.

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#ipv6 unicast-routing

Router(config)#interface fastEthernet 0/0

Router(config-if)#ip address 10.1.1.1 255.255.255.0

Router(config-if)#ipv6 enable

Router(config-if)#ipv6 address 2001::1/64

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#end

Page 162: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

Selanjutnya di bawah ini adalah konfigurasi pada router R3 yang dialokasikan

untuk server.

Proses selanjutnya penulis menghubungkan ketiga router agar client dapat

terhubung ke server. Proses pertama penulis menguhungkan router R1 dengan R2

dengan konfigurasi pada router R1 seperti di bawah ini.

Sedangkan untuk konfigurasi pada router R2 seperti di bawah ini.

Proses kedua penulis menguhungkan router R2 dengan R3 dengan konfigurasi pada

router R2 seperti di bawah ini.

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#ipv6 unicast-routing

Router(config)#interface fastEthernet 0/0

Router(config-if)#ip address 10.1.4.1 255.255.255.0

Router(config-if)#ipv6 enable

Router(config-if)#ipv6 address 3001::1/64

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#end

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface fastEthernet 0/1

Router(config-if)#ip address 10.1.2.1 255.255.255.0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#end

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface fastEthernet 0/0

Router(config-if)#ip address 10.1.2.2 255.255.255.0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#end

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface fastEthernet 0/1

Router(config-if)#ip address 10.1.3.1 255.255.255.0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#end

Page 163: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

Sedangkan untuk konfigurasi pada router R3 seperti di bawah ini.

Setelah masing-masing router sudah memiliki IP, penulis menambahkan IP

route pada masing-masing router agar setiap jaringan dapat terhubung. Di bawah

ini adalah konfigurasi IP route pada router R1.

Sedangkan untuk konfigurasi IP route pada router R2 seperti di bawah ini.

Terakhir untuk konfigurasi IP route pada router R3 seperti di bawah ini.

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface fastEthernet 0/1

Router(config-if)#ip address 10.1.3.2 255.255.255.0

Router(config-if)#no shutdown

Router(config-if)#end

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.1.2.2

Router(config-if)#end

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.1.2.1

Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.1.3.2

Router(config-if)#end

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 10.1.3.1

Router(config-if)#end

Page 164: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

Selanjutnya pengujian pada jaringan IPv4, penulis menggunakan perintah

ping untuk memastikan client sudah terhubung ke server. Terlihat seperti gambar

di bawah ini client sudah terhubung ke server.

Setelah jaringan IPv4 berhasil dibangun, proses selanjutnya penulis

menggunakan mekanisme tunneling seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Tunnel dibangun pada router R1 dan router R2, adapun konfigurasi pada router R1

seperti di bawah ini.

Sedangkan untuk konfigurasi pada router R3 seperti di bawah ini.

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface tunnel 10

Router(config-if)#ipv6 enable

Router(config-if)#ipv6 address 1001::1/64

Router(config-if)#tunnel source fastEthernet 0/1

Router(config-if)#tunnel destination 10.1.3.2

Router(config-if)#tunnel mode ipv6ip

Router(config-if)#end

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#interface tunnel 10

Router(config-if)#ipv6 enable

Router(config-if)#ipv6 address 1001::2/64

Router(config-if)#tunnel source fastEthernet 0/1

Router(config-if)#tunnel destination 10.1.2.1

Router(config-if)#tunnel mode ipv6ip

Router(config-if)#end

Page 165: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

Selanjutnya penulis menambahkan IPv6 route pada router R1 dan router R2,

agar jaringan IPv6 dapat terhubung. Di bawah ini adalah konfigurasi IPv6 route

pada router R1.

Sedangkan untuk konfigurasi IPv6 route pada router R3 seperti di bawah ini.

Proses terakhir pengujian pada jaringan IPv6, penulis menggunakan perintah

ping untuk memastikan client sudah terhubung ke server. Terlihat seperti gambar

di bawah ini client sudah terhubung ke server menggunakan IPv6.

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#ipv6 route ::/0 1001::2

Router(config-if)#end

Router>enable

Router#configure terminal

Router(config)#ipv6 route ::/0 1001::1

Router(config-if)#end

Page 166: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

B-9

Lampiran 2: Hasil Monitoring QoS Jaringan LAN Wire Network

Page 167: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai
Page 168: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai
Page 169: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

C-12

Lampiran 3: Hasil Monitoring QoS Jaringan LAN Wireless Network

Page 170: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai
Page 171: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai
Page 172: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

D-15

Lampiran 4: Hasil Wawancara

Responden : Dede Sukartoyo, S.Kom

Jabatan : NOC (Network Operations Center)

Lokasi : BPRTIK, Ciputat, Tangerang Selatan

Tanggal : 17 November 2015

Lembar Pertanyaan:

1. P : Sebagai protokol TCP/IP, IPv4 mempunyai peranan penting dalam dunia

internet. Namun seiring perkembangannya persedian IPv4 sudah mencapai

batasnya, apakah bapak mengetahui akan hal tersebut?

J : Ya, Bapak mengetahui akan hal itu dan isu kelangkaan persedian IPv4

sudah dibahas beberapa tahun belakangan ini.

2. P : Bagaimana tanggapan Bapak tentang hadirnya IPv6 sebagai salah satu

solusi kelangkaan IPv4 ini?

J : Bagus sangat mendukung untuk mengatasi kelangkaan persedian IPv4

karena kapasitas alamat IPv6 jauh lebih besar dibandingkan IPv4.

3. P : Sejauh mana Pustiknas NICT, telah mengadopsi IPv6?

J : Sejauh ini di dalam jaringan Pustiknas NICT masih menggunakan IPv4

dan untuk IPv6 belum ada penerapan sama sekali.

4. P : Seberapa penting IPv6 untuk diimplementasikan di jaringan Pustiknas

NICT?

J : Penting karena kedepannya bapak mengharapkan adanya pengalamatan

IPv6 dalam jaringan pustiknas NICT unutuk mengatasi kelangkaan IPv4.

Page 173: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

5. P : Menurut Bapak masalah apakah yang akan muncul apabila Pustiknas

NICT tidak mengimplementasikan IPv6?

J : Untuk sekarang belum ada masalah tapi mungkin kedepan karena

kelangkaan IPv4 jadi kita tidak bisa menerapkan IPv4, sehingga resource

yang membutuhkan alamat IP tidak bisa berjalan. Namun dengan adanya

IPv6 masalah kelangkaan IPv4 dapat teratasi.

6. P : Sebagai lembaga dibawah kemkominfo, Pustiknas NICT juga mewadahi

riset TIK. Apakah sudah ada yang riset tentang implementasi IPv6?

J : Sampai saat ini belum ada yang mengimplementasikan IPv6 pada jaringan

Pustiknas NICT.

7. P : Bagaimana topologi jaringan Pustiknas NICT saat ini?

J :

Page 174: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

8. P : Apa saja perangkat yang digunakan khususnya router yang digunakan saat

membangun jaringan Pustiknas NICT?

J : Router dan switch pada jaringan Pustiknas NICT menggunakan produk

dari Cisco, untuk router menggunakan seri 2800 dan switch menggunakan

seri 2960.

Responden

Dede Sukartoyo, S.Kom

Page 175: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

E-18

Lampiran 5: Surat Bimbingan Skripsi

Page 176: IMPLEMENTASI MEKANISME DUAL STACK DAN TUNNEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44672/1/YUDA ARI... · implementasi mekanisme . dual stack dan tunnel broker . sebagai

F-19

Lampiran 6: Surat Penelitian