IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

105
IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KABUPATEN SAROLANGUN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah Oleh: HERVIANA NIM: UB. 150097 PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Page 1: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI

PENGADILAN AGAMA KABUPATEN SAROLANGUN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

(S.1) Dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah

Oleh:

HERVIANA

NIM: UB. 150097

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...
Page 3: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...
Page 4: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...
Page 5: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

MOTTO

“sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damailah antara

kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah SWT supaya kamu mendapat

Rahmat” (Q.S Al-Hujarat: 10)1

1 Al-Qur‟an Terjemahan Al-Hujarat Ayat:10

Page 6: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Implementasi Mediasi Pada Kasus Perceraian di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun”. Judul ini dipilih berdasarkan

keprihatinan Penulis terhahadap permasalahan yang ada di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun yaitu semakin banyak perkara/gugatan perceraian yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat. Angka perceraian di Kabupaten Sarolangun

terus meningkat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara Mediasi

dengan bantuan Mediator yang berfungsi membantu para pihak dalam mencari

berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. oleh karena itu bagaimana

penerapan mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun.

Skripsi ini menggunakan metode Penelitian Pendekatan Kualitatif dengan

model porposive sampling dan dilakukan dengan cara mengambil subjek melalui

ketua Pengadilan Agama, mediator, dan 3 orang perkara yang sudah melakukan

Mediasi dan staf yang ada di Pengadilan. Penelitian dilakukan di Pengadilan

Agama Kabupaten Sarolangun. Metode Pengumpulan Data yang digunakan

adalah metode Observasi, Wawancara Dan Dokumentasi. Dalam menganalisis

data, menggunakan Metode Analisis Data yaitu Memilih Data, Penyajian Data,

dan Penarikan Kesimpulan.

Berdasarkan Hasil Peneliti Terkait Implementasi Mediasi Pada Kasus

Perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun Implementasi mediasi

dalam menyelesaikan kasus perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun diawali dengan pendaftaran gugatan, menentukan mediator, penetapan

hari sidang oleh Ketua majelis hakim, pemanggilan para pihak untuk di mediasi.

dilakukan selama 30 hari kerja dengan 1-2 kali pertemuan,Tahap pertama

mediator memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan mediasi, para pihak

menglarifikasi masalah yang dihadapi, melakukan pertemuan terpisah (Kaukus),

pertemuan mediasi berisi nasehat-nasehat dan mengarahkan para pihak untuk

diskusi mencapai kesepakatan damai. mediasi berakhir dengan hasil berhasil atau

gagal yang akan diumumkan pada sidang selanjutnya.Sedangkan tingkat

keberhasilan dan kegagalan mediasi dari tahun 2015-2018 jumlah perkara yang

masuk berjumlah 930 perkara, perkara yang dimediasi berjumlah 152 perkara,

berhasil di mediasi berjumlah 7 perkara dan gagal mediasi berjumlah 145 perkara.

Faktor-faktor penyebab kegagalan Mediasi di Pengadilan agama yaitu: Faktor

keinginan kuat untuk bercerai, Tenaga Hakim Mediator, Faktor Pihak Ketiga, dan

Faktor Fasilitas dan Sarana.

Page 7: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, ucapan yang syukur yang tiada

hentinya kepada Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan kepada kita

semua dengan sifat maha pemurah-Nya. Terutama atas anugerah akal, pikiran, dan

waktu yang masih diberikan sampai saat ini, karena dengan anugerah itu pula saya

bisa menyelesaikan skripsi ini.

Serta tidak lupa pula mengucapkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad

SAW semoga kita mendapatkan Syafaat beliau di akhirat kelak Amin. Sebagai

rasa syukur penulis persembahkan karya skripsi ini kepada:

Kepada kedua orangtua ku tercinta NAJMUDIN dan NURUL HIDAYAH yang

selalu menjadi motivasi, penyemangat, dan penguat dalam meraih kesuksesan di

Dunia dan di Akhirat.

Kepada seluruh saudaraku yang tersayang Herizal, Desi Pernama Sari, Windi

Kusuma, dan Ahmad Khusrin. dan Untuk Seluruh Keluarga besar dimanapun

berada.

Kepada bapak Sya‟roni, S.Ag., M.Pd dan bapak Edy Kusnadi, S.Ag., M.Phil

selaku pembimbing skripsi, terimakasih penulis ucapkan atas segala waktu,

fikiran dan nasehat-nasehat yang telah diberikan kepada penulis semoga

bermamfaat dikemudian hari. Amiin.

Kepada sahabatku Yuni Satriani, Sahabat Seperjuangan Jurusan BPI, Sahabat

KKN, Sahabat PPL dan Teman-teman seperjuangan Lainnya yang tidak

disebutkan satu per satu. Terima kasih telah Menjadi penyemangat, Motivasi dan

dorongan, sehingga Penulis bisa sampai ketahap ini. Semoga kita semua sukses

Dunia dan Akhirat, dan segala perbuatan dan Amal baik kalian diterima di sisi

Allah SWT. Amiin

Page 8: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah atas rahmat dan kehendak-

Nya memberikan kemudahan dan kelancaran, sehingga penulis dapat menyusun

skripsi ini yang berjudul “Implementasi Mediasi Pada Kasus Perceraian di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun” untuk memenuhi salah satu syarat

dalam memperoleh gelar Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan

Islam di Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Shalawat serta

Salam tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan alam yakni Nabi

Muhammad SAW yang senantiasa dapat mengintegrasikn intelektual, emosional,

dan spritual dalam kehidupan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan dapat tersusun tanpa

bantuan dan dorongan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung.

Oleh karena itu, izinkan penulis menggunakan kesempatan ini untuk

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarnya tidak terbahasakan kepada

segenap pihak, yang tidak semuanya dapat penulis sebutkan satu per satu.

1. Bapak Sya‟roni, S.Ag., M.Pd.selaku dosen Pembimbing I sekaligus Ketua

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah UIN STS

Jambi.

2. Bapak Edy Kusnadi, S.Ag.,M. Phil selaku Dosen pembimbing II

3. Bapak Samsu., S.Ag., M.Pd.I., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN

STS Jambi.

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M. Hum. Selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik dan Kelembagaan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

5. Ibu Neneng Hasanah, M. Pd. I, Selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan

Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

6. Bapak . Dr. H. Hadri Hasan, MA. selaku Rektor UIN STS Jambi beserta

Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, Ph. D, Bapak Dr. H. Marwazi, M. Ag, serta

Ibu Dr. Fadhilah, M. Ag, Selaku Wakil Rektor I, II, III UIN STS Jambi.

7. Bapak Drs. Ishak Abd Aziz., M. Fil Selaku Dosen Pembimbing Akademik

8. Bapak dan Ibu Dosen Yang telah membagi ilmu yang mereka miliki

kepada Penulis.

9. Bapak/Ibu Karyawan/ti yang ada dilingkungan Fakultas Dakwah UIN STS

Jambi.

10. Pimpinan dan para Staf Karyawan/ti Perpustakaan UIN STS Jambi.

Page 9: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...
Page 10: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

NOTA DINAS ....................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................... iii

PENGESAHAN .................................................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

C. Batasan Masalah .............................................................................. 7

D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

E. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 8

F. Metode Penelitian ............................................................................ 8

G. Landasan Teori .............................................................................. 13

H. Studi Relevan ................................................................................. 20

BAB II PROFIL PENGADILAN AGAMA KABUPATEN SAROLANGUN

A. Gambaran umum tentang Pengadilan Agama Sarolangun .............. 22

B. Dasar Hukum pembentukan Pengadilan Agama Sarolangun .......... 24

C. Visi dan Misi Pengadilan Agama Sarolangun ................................. 26

D. Lokasi dan Tempat Pengadilan Agama Sarolangun ........................ 27

E. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sarolangun ......................... 28

F. Tugas dan Fungsi Pengadilan Agama Sarolangun ........................... 31

G. Profil Hakim Mediator di Pengadilan Agama Sarolangun ............... 33

Page 11: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT MEDIASI PADA KASUS

PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KABUPATEN

SAROLANGUN

A. Fungsi Mediator.............................................................................. 37

B. Tujuan Mediasi ............................................................................... 40

C. Manfaat Mediasi ............................................................................. 40

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Mediasi di Pengadilan Agama Sarolangun .............. 48

B. Tingkat Keberhasilan dan Kegagalan Mediasi di Pengadilan

Agama Sarolangun ......................................................................... 60

C. Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Mediasi di Pengadilan Agama

Sarolangun ...................................................................................... 64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 67

B. Implikasi Penelitian ........................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun.......... 9

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sarolangun................. 28

Gambar 3.1 Alur Proses Mediasi di Pengadilan Agama Kabpaten

Sarolangun..................................................................................................... 45

Page 13: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sumber Daya Manusia (SDM) di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun................................................................................................... 29

Tabel 2.2 Pendidikan Sumber Daya Manusia di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun................................................................................................... 30

Tabel 2.3 Tenaga Honorer di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun..... 30

Tabel 4.1 Implementasi Tahapan Mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun................................................................................................... 58

Tabel 4.2 Rekapitulasi Perkara Perceraian diterima dan dimediasi dari Tahun

2015-2018.......................................................................................... ........... 60

Tabel 4.2 Rekapitulasi Mediasi Tahun 2015 di pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun................................................................................................... 61

Tabel 4.3 Rekapitulasi Mediasi Tahun 2016 di pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun................................................................................................... 62

Tabel 4.4 Rekapitulasi Mediasi Tahun 2017 di pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun................................................................................................... 63

Tabel 4.5 Rekapitulasi Mediasi Tahun 2018 di pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun................................................................................................... 64

Page 14: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

TRANSLITERASI2

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

ţ ط „ ا

ż ظ b ب

„ ع t ت

gh غ th ث

f ف j ج

q ق ħ ح

k ك kh خ

l ل d د

m م dh ذ

n ن r ر

h ه z ز

w و s ش

, ء sh ش

y ي ş ص

ď ض

B. Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

ì اى ā آ a ا

aw او á اى u ا

ay اي ū او i ا

C. Ta’ Marbūtah

transliterasi unuk ta marbuţah ini ada dua macam:

1. Tā’ marbūţah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka

transliterasinya adalah /h/.

Arab Indonesia

Salāh صلاة

Mir‟āh مراة

2 Tim penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (Jambi: Fak. Dakwah Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), Hal.

149-150

Page 15: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

2. Ta marbuţah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan

dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

Arab Indonesia

Wizārat al-Tarbiyah وزارة التربية

Mir‟āh al-Zaman مراة السمن

3. Ta marbuţah yang berharkat tanwin maka translitnya adalah

/tan/tin/tun.

Arab Indonesia

فجئة

Page 16: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung ingin hidup bersama

manusia lainnya dalam suatu bentuk kelompok kecil sekalipun. Membentuk

keluarga merupakan sebuah bukti bahwa manusia saling membutuhkan.

Perkawinan merupakan salah satu contoh kecil bahwa antara manusia yang satu

membutuhkan manusia yang lain.3

Pernikahan (perkawinan) merupakan bagian hidup dan kehidupan yang

dilalui serta dianggap penting oleh baik itu individu maupun oleh masyarakat.

Dengan pernikahan, individu akan dapat hidup bersama lawan jenisnya,

membentuk rumah tangga dan melahirkan anak-anak untuk melanjutkan

keturunan. Sementara bagi masyarakat, pernikahan merupakan suatu lembaga

dimana individu akan memperoleh status dan peran yang baru, pengakuan serta

penghargaan dari masyarakat atas status dan peranan barunya tersebut.4

Menurut Syarak Nikah adalah Akad serah terima antara Laki-laki dan

Perempuan dengan tujuan untuk saling memuaskan satu sama lainnya dan untuk

membentuk sebuah bahtera rumah tangga yang sakinah serta masyarakat yang

sejahtera. Para Ahli Fikih Berkata, Zawwaj atau Nikah adalah Akad yang secara

keseluruhan didalamnya mengandung kata inkah atau Tazwij.5

Dalam undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal satu

disebutkan: Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan

seorang perempuan sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang

bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.6

3 Fitriyah Hayati, “ Frofil Keluarga Bercerai Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan

Sosial Emosional Anak”, Jurnal Buah Hati , Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,

ISSN 2355-102X. Vol III Nomor 2 Oktober 2016, Hal. 2 4 Fitriyah Hayati, “ Frofil Keluarga Bercerai Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan

Sosial Emosional Anak”, Jurnal Buah Hati , Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,

ISSN 2355-102X. Vol III Nomor 2 Oktober 2016, Hal. 5 5 Tihami dan Sohari, Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, Jakarta: Rajawali

Pers. 2010. Hal. 8 6 Ibid., Hal. 5

1

Page 17: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Pernikahan atau nikah artinya dalah terkumpul dan menyatu. Menurut

istilah lain juga dapat berarti ijab Qabul (akad nikah) yang mengharuskan

perhubungan antara sepasang manusia yang diucapkan oleh katakata yang

ditujukan untuk melanjutkan kepernikahan sesuai peraturan yang diwajibkan.7 Di

dalam ajaran Islam perkawinan merupakan salah satu sunnah Rasulullah saw yang

harus kita laksanakan dan sebagai salah satu kebutuhan biologis manusia untuk

hidup bersama, saling menyayangi, saling mengasihi dan saling mencintai.

Perkawinan merupakan dambaan hampir semua insan di dunia. Dua insan yang

berlainan dan berbeda latar belakang dipersatukan Allah untuk saling melengkapi

dan membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki

hubungan darah bersatu. Kata keluarga dapat diambil kepahaman sebagai unit

sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu organisasi bio-psikososio-spiritual

dimana anggota keluarga terkait dalam suatu ikatan khusus untuk hidup bersama

dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya statis dan membelenggu

dengan saling menjaga keharmonisan hubungan satu dengan yang lain.8

Dengan demikian keluarga adalah suatu bentuk ikatan yang sah antara

laki-laki dengan perempuan melalui perkawinan. Dari ikatan tersebut lahirlah

keturunan yang secara hukum menjadi tanggung jawab suami dan istri atau

ibubapak dalam membina dan Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa

orang yang masih memiliki hubungan darah bersatu. Kata keluarga dapat diambil

kepahaman sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu organisasi

bio-psikososio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatu ikatan

khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang

sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjaga keharmonisan hubungan

satu dengan yang lain.

Jadi dari penjelasan diatas keluarga adalah kesatuan unsur terkecil yang

terdiri dari bapak, ibu dan beberapa anak. Masing-masing unsur tersebut

mempunyai peranan penting dalam membina dan menegakkan keluarga, sehingga

7 Ibid., Hal. 4

8 Ibid., Hal. 3-4

Page 18: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

bila salah satu unsur tersebut hilang maka keluarga tersebut akan guncang atau

kurang seimbang. Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik

dalam lingkungan masyarakat Islam maupun non-Islam.9

Sebuah keluarga haruslah terbentuk dari niat yang ikhlas yang diikat dengan

perjanjian suci sehingga cita-cita untuk terwujudnya keluarga sejahtera dan

bahagia itu akan tercapai. Namun faktanya Pada masa sekarang ini sepertinya

perkawinan sudah tidak lagi menjadi suatu hal yang sakral bagi sebagian

masyarakat. Perkawinan yang seharusnya dijaga keutuhan dan kelanggengannya

tidak lagi dipikirkan sehingga timbulnya ketidak harmonisan dalam rumah tangga

yang menyebabkan timbulnya konflik dalam keluarga.

Apabila terjadinya konflik dalam keluarga maka keinginan pasangan suami

isteri untuk mewujudkan keluarga yang sakinah yang bercirikan tentram, bahagia

dan sejahtera dalam rumah tangga tidak akan dapat tercapai.10 Bagi rumah tangga

yang tidak dapat menyelesaikan konflik dalam rumah tangganya perceraian

dianggap sebagai alternatif terakhir yang harus ditempuh oleh pasangan suami

isteri yang cenderung melakukan perceraian sebagai jalan pintas menyelesaikan

kemelut dalam rumah tangganya. Menurut Sofyan S. Willis seberapa besar

kuantitas dan kualitas peristiwa dan perlakuan negatif anggota keluarga yang

berdampak bisa menjerumuskan kepada kehancuran dan perceraian dikeluarga.11

Perceraian adalah putusnya ikatan perkawinan antara suami istri dengan

keputuan pengadilan dan ada cukup alas an bahwa diantara suami istri tidak akan

dapat hidup rukun lagi sebagai suami istri. Jadi perceraian adalah pemutusan

hubungan perkawinan secara sah sesuai dengan hukum agama dan hukum negara.

Apabila pergaulan kedua suami istri tidak dapat mencapai tujuan-tujuan

pernikahan maka akan mengakibatkan berpisahnya dua keluarga. Masalah yang

timbul dalam suatu perkawinan dapat menyebabkan terjadinya perselisihan,

9 Ibid., Hal. 4

10 Mega Novita Sari Dkk, “Faktor Penyebab Perceraian Dan Implikasinya Dalam Pelayanan

Bimbingan Dan Konseling”, Jurnal Konseling Dan Pendidikan, Vol 3 Nomor 1, Februari 2015,

Hal. 16-17 11

Sofyan, S. Willis. Konseling Keluarga (Family Counseling). (Bandung: Alfabeta). 2015.

Hal. 154

Page 19: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

pertengkaran atau ketegangan dalam rumah tangga sehingga memunculkan apa

yang disebut dengan kekacauan keluarga (disorganisasi keluarga).

Goode, mendefinisikan kekacauan keluarga sebagai berikut: (1)

Ketidaksahan, (2) pembatalan, perpisahan, perceraian dan meninggalkan.

Putusnya keluarga disini dikarenakan salah satu atau kedua pasangan itu

memutuskan untuk saling berpisah, dengan demikian mereka berhenti

melaksanakan kewajibannya baik sebagai suami atau isteri. Namun anggota-ang

gota keluarga tetap tinggal bersama tetapi tidak saling menyapa atau bekerja sama

dan terutama kegagalan dalam saling memberikan dukungan emosional. (3)

Ketiadaan seorang dari pasangan karena hal yang tidak diinginkan.12

Salah satu upaya perdamaian yang dapat dilakukan oleh pihak ketiga dalam

membantu menyelesaikan perkara perceraian baik di dalam maupun di luar

pengadilan adalah mediasi, dengan bantuan mediator. Mediator adalah pihak yang

bersifat netral dan tidak memihak, yang berfungsi membantu para pihak dalam

mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa.13

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu

damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada allah supaya

kamu mendapat Rahamat”. (Al-Hujarat: 10).14

Mediasi secara formal telah diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung

Republik Indonesia (Perma) No. 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan dan terakhir disempurnakan dengan PERMA RI No. 1 Tahun 2008,

kemudian di revisi dengan PERMA RI No. 1 Tahun 2016 yang menjadikan

12

Fitriyah Hayati, “ Frofil Keluarga Bercerai Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan

Sosial Emosional Anak”, Jurnal Buah Hati , Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,

ISSN 2355-102X. Vol III Nomor 2 Oktober 2016, Hal. 5 13

St. Muslimah Suciati,Dkk, “Implementasi Mediadi Terhadap Perkara Perceraian Di

Pengadilan Agama Kendari”, Diakseses Pada Tanggal 03 Maret 2018 Pukul 10:50 Dari:

Http://Pasca.Unhas.Ac.Id/Jurnal/Files/941e38d93ab8f68df533899766dd2daf.Pdf. 14

Al-Qur‟an Terjemahan Al-Hujarat Ayat:10

Page 20: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

mediasi sebagai bagian dari proses penyelesaian sengketa yang harus dilakukan

dalam setiap pemeriksaan perkara di pengadilan. Ketentuan PERMA telah

mengatur secara rinci proses mediasi yang dapat dilakukan dengan bantuan

mediator sepanjang sidang berlangsung dan belum diputuskan oleh hakim.

Berdasarkan kenyataan dewasa ini bahwa semakin banyak perkara/gugatan

perceraian yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Angka perceraian di

Kabupaten Sarolangun terus meningkat. Berdasarkan data Pengadilan Agama

(PA) Kabupaten Sarolangun angka perceraian pada tahun 2015 terdapat 231

perkara:

Tribunjambi.Com, Bangko - Angka perceraian perceraian di Kabupaten

Sarolangun meningkat drastis. Berdasarkan data Pengadilan

Agama (PA) Kabupaten Sarolangun, angka perceraian pada 2014 terdapat

179 perkara kemudian pada 2015 meningkat menjadi 231 perkara.

"Dibanding 2014 lalu, angka perceraian di Sarolangun 2015 meningkat,"

kata Kepala PA Sarolangun, Yeni Suryadi, melalui Panitera Muda Hukum,

Arsad, Jumat (8/1). Ia menuturkan dari jumlah tersebut, untuk kalangan

pegawai negeri sipil (PNS) terdapat sembilan perkara perceraian. Semua

perkara tidak ada yang bisa dimediasi, berunjung perceraian. "Penyebabnya

PNS bercerai karena ada orang ketiga (selingkuh) dan faktor ketidak

harmonisan," tuturnya.15

pada tahun 2016 terdapat 242 perkara, dan pada tahun 2017 terdapat 267

perkara.

Hingga akhir November lalu, setidaknya ada 267 perkara yang masuk ke

Pengadilan Agama Sarolangun, dan sebanyak 223 diantaranya telah

diputuskan. Arsyad mengaku Desember ini ada 14 kasus perceraian yang

masih jalan di persidangan. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun

2016, yang hanya 242 perkara yang diputuskan. Kata Arsad, setiap tahun

kasus perceraian di Sarolangun selalu meningkat. "Iya, setiap tahun

meningkat," ujarnya.

Panitera muda ini juga bilang jika, tahun 2017 pihaknya pernah menerima

37 kasus perceraian yang dimediasi, namun hanya dua yang berhasil. "Yang

35 tetap cerai," katanya. Di Kecamatan Sarolangun kata Arsad tercatat

paling banyak terjadi kasus perceraian. Disusul Kecamatan Singkut,

Pelawan, Mandiangin. Pauh, Air Hitam, Bathin VIII. Cermin Nan Gedang,

15

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Ini Fakta tentang Perceraian di

Sarolangun, http://jambi.tribunnews.com/2016/01/09/ini-fakta-tentang-perceraian-di-sarolangun.

Page 21: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Limun dan yang paling sedikit kasus perceraian ada di Kecamatan Batang

Asai.16

Kemudian untuk tahun 2018 ini yaitu:

Laporan wartawan Tribun Jambi Wahyu Herliyanto

Tribunjambi.Com, Sarolangun- Pengadilan Agama (PA) kabupaten

Sarolangun Provinsi Jambi, telah mencatat sepanjang tahun 2018 sebanyak

puluhan perkara cerai suami Istri. "Perkara perceraian yang putus sementara

sekarang sampai juni sebanyak cerai talak 22, cerai gugat 93, sedangkan

yang perkara masuk sampai juni sebanyak 25 cerai talak dan 83 cerai

gugat," katanya kepada tribunjambi.com, jumat (6/7) Dengan perkara

perceraian yang putus di Pengadilan Agama (PA) Sarolangun sebanyak

cerai talak 22, cerai gugat 93, itu artinya, dalam setiap bulannya terdapat

rata-rata 19 janda baru. Dijelaskannya, penyebab terjadinya cerai talak

maupun cerai gugat disebabkan dari berbagai macam faktor dan yang paling

banyak adalah cerai gugat.17

Hal ini berdasarkan hasil Wawancara awal penulis dengan narasumber

bapak Arsad selaku Panitera Muda Hukum di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun Mengatakan Bahwa:

“Untuk Tahun 2018 ini Pengadilan Agama Sarolangun telah melaksanakan

mediasi sebanyak 46 perkara, namun yang berhasil hanya 3 dan mediasi

yang gagal sebanyak 43 perkara.”18

Berdasarkan data tersebut bagaimana penerapan mediasi di Pengadilan

Agama Kabupaten Sarolangun dalam mendamaikan kasus perceraian tersebut.

Mediasi jika diterapkan dengan efektif tentu sangat menguntungkan bagi para

pihak yang bersengketa atau berselisih, terutama dalam perkara perceraian.

Mediasi yang dilakukan oleh para pihak dengan bantuan mediator bertujuan untuk

mencapai kesepakatan kedua belah pihak yang saling menguntungkan (win-win

solution) dan memuaskan bagi pihak-pihak yang bersengketa serta bersifat

16

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Tahukah Anda? Sosmed Jadi

Penyumbang Terbesar Kasus Perceraian di

Sarolangun, http://jambi.tribunnews.com/2017/12/17/tahukah-anda-sosmed-jadi-penyumbang-

terbesar-kasus-perceraian-di-sarolangun. 17

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Kasus Perceraian Tinggi,

Setiap Bulan Ada 19 Janda Baru di Sarolangun, http://jambi.tribunnews.com/2018/07/06/kasus-

perceraian-tinggi-setiap-bulan-ada-19-janda-baru-di-sarolangun 18

Arsad, Panitera Muda Hukum di Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 03

Oktober 2018, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Page 22: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

problem solving, bukan untuk mencari kalah menang (win or loss). Karena itu,

dalam suatu mediasi, mediator hanya menjadi fasilitator yang membantu para

pihak dalam mengklarifikasi kebutuhan dan keinginan-keinginan mereka,

menyiapkan panduan membantu para pihak dalam meluruskan perbedaan-

perbedaan pandangan dan bekerja untuk suatu yang dapat diterima para pihak

dalam penyelesaian yang mengikat. Dengan terwujudnya hal tersebut maka

lembaga peradilan secara tidak langsung juga membantu dalam mewujudkan

tujuan perkawinan yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, serta kekal.

Mengingat pentingnya mengetahui bagaimana Implementasi Mediasi Pada

Kasus Perceraian khususnya di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun maka

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara ilmiah tentang

Implementasi Mediasi Pada Kasus Perceraian di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun.

B. Permasalahan

Berdasarkan dari latar belakang diatas, masalah poko yang dapat diangkat

sebagai kajian utama adalah: Bagaimana Implementasi Mediasi Pada Kasus

Perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun? Dalam upaya

mengkonkretkan pokok masalah tersebut, maka dapat dikontruksi sebuah

Rumusan yang akan dipecahkan memlalui penelitian ini antara lain adalah:

1. Bagaimana Implementasi Mediasi pada Kasus Perceraian di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun?

2. Bagaimana tingkat keberhasilan dan kegagalan Mediasi di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun?

3. Faktor apa saja yang menjadi penyebab kegagalan Mediasi di Pengadilan

Agama Kabupaten Sarolangun?

C. Batasan Masalah

Sebagaimana Latar belakang diatas maka penulis memberikan batasan

penelitian khususnya bagaimana penerapan mediasi pada kasus perceraian Di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun. Kerena peneliti ingin mengetahui

Page 23: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Bagaimana Implementasi Atau Penerapan mediasi pada kasus perceraian di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun, dari tahun 2015 sampai dengan tahun

2018.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian Ini Adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Mediasi pada Kasus Perceraian di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun?

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat keberhasilan dan kegagalan Mediasi di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun?

3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab kegagalan Mediasi

di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun?

4. Kegunaan Penelitian.

1. Bagi Ilmu pengetahuan

Dapat memberikan Sumbangan pemikiran terhadap kemajuan

perkembangan ilmu pengetahuan yang menyangkut proses penerapan

mediasi.

2. Bagi masyarakat

Untuk memberikan wawasan dan pemahaman kepada masyarakat

mengenai pengintegrasian proses mediasi didalam penyelesaian kasus

perceraian di Pengadilan Agama.

3. Bagi peneliti

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pembentukan pola berpikir kritis

serta pemenuhan persyaratan dalam menyelesaikan studi di Universitas

Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin jambi.

5. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan model

porposive sampling. Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil

Page 24: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah terapi didasarkan atas

adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa

pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga

tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. pendekatan kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menhasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tulisan atau orang-orang dan perilaku yang diamati.

2. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian ini bertempat di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun,

yang beralamat di Komplek Perkantoran Gunung Kembang, Kabupaten

Sarolangun, Jambi 37481. Gambar. 1. 1. Peta Lokasi Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

Pemilihan tempat ini didasarkan atas pertimbangan ekonomis di mana

tempat, jarak dan waktu menurut peneliti agak mudah dijangkau. Sedangkan

subjek pada penelitian akan diperoleh melalui ketua Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun, mediator, dan 3 orang perkara yang sudah melakukan

Mediasi dan staf yang ada di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

sebagai responden, sedangkan objek pada penelitian ini yaitu bagaimana

Implementasi Mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun,

bagaimana tingkat keberhasilan dan kegagalan mediasi, serta apa saja faktor

penyebab keberhasilan kegagalan mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun.

3. Jenis dan sumber data

Lokasi Penelitian

Page 25: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

a. Jenis data

Adapun Jenis Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung di lokasi

penelitian yaitu di Pengadilan Agama Kabupaten sarolangun yang

diperoleh melalui wawancara langsung kepada narasumber.

2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melaui

penelitian kepustakaan (Library Research) baik dengan teknik

pengumpulan dan inventarisasi buku-buku, karya tulis ilmiah, artikel-

artikel dari internet serta dokumen-dokumen yang ada hubungannya

dengan masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini.

b. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu diambil dari data-data di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sesuai dengan jenis penelitian ini adalah

penelitian lapangan. Adapun metode yang digunakan adalah metode observasi,

wawancara dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan dengan disertai percatatan-percatatan terhadap keadaan

atau perilaku objek sasaran.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya

jawab lisan yang berlansung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak

yang mewawancarai dan jawaban yang diberikan oleh yang diwawancarai.19

yakni penulis mengadakan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait

langsung dengan masalah yang dibahas seperti hakim dan madiator yang

menangani kasus.

19

Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2011), Hal. 104-105

Page 26: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

c. Studi Dokumentasi,

Dokumen merupakan catatan peristiwanyang sudah berlalu, dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari manusia.

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung

diajukan kepada subjek penelitian.20 yakni penulis mengambil data dengan

mengamati dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang diberikan oleh pihak

yang terkait dalam hal ini Pengadilan Agama kabupaten sarolangun.

5. Metode Analisis Data

Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, observasi,

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, memilih

mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.21

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan Metode Analisis Data

yang dikembangkan oleh Miles dan Ruberman yaitu:

a. Reduksi data (Memilih data)

Reduksi data bearti merangkum data, memilih hal-hal yang poko,

memfokuskan hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya Pengumpulan data penelitian

yang berguna untuk mengorganisasikan data. Pada tahapan ini peneliti

mencatat hasil lapangan, kemudian data yang didapat diseleksi dan

dianalisis sesuai dengan masalah yang diteliti. Untuk memperoleh data

kualitatif tentang analisis implementasi mediasi di Pengadilan Agama,

peneliti mencatat lapangan berupa hasil wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

20

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan Kualitatif Kuantitatif R&D. Hal

329 21

Ibid., Hal. 244

Page 27: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

b. Display Data (Penyajian data)

Penyajian data yang diperoleh dari penelitian, kemudian diketegorikan

dan penyajian dat berbentuk naratif. Penyajian data penelitia dapat di

analisis dan disusun secara sistematis. Sehingga data yang di peroleh dapat

menjelaskan dan menjawab masalah yang diteliti. Pada tahap ini peneliti

mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk menarik

kesimpulan dan mendapat jawaban tentang bagaimana implementasi

mediasi di pengadilan agama.

c. Verifikasi (Penarikan Kesimpulan)

Semua data yang dikumpulkan baik data primer maupun data

sekunder akan dianalisis secara kualitatif yaitu uraian menurut mutu, yang

berlaku dengan kenyataan sebagai gejalan data primer yang dihubungkan

dengan teori-teori dalam data sekunder. Data disajikan secara deskriptif,

yaitu dengan menjelaskan dan mengumpulkan permasalahan-permasalahan

yang terkait dengan penulisan proposal ini.

6. Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian Kualitatif, upaya penelitian keabsahan data dapat

dilakukan dengan cara yaitu:

a. Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan bearti peneliti kembali kelapangan

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah

ditemui maupun yang baru. Berapa lama perpanjangan pengamatan

dilakukan , akan sangat bergantung pada kedalaman, keluasan dan

keabsahan data. Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji

kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian

terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek

ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak, bila setelah dicek kembali

kelapangan data sudah benar bearti kredibel maka perpanjangan

pengamatan dapat diakhiri.

Page 28: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan bearti melakukan pengamatan secara lebih

cepat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut, maka kepastian data

dan urutan peristiwa aka dapat direkam secara pasti dan sistematis.

Denganmeningkatkan ketekunan maka peneliti dapat mendiskripsikan data

yang akurat dan sistematis tentang apa yang akan diamati.

c. Triangulasi

Triangulasi data dimanfaatkan sebagai pengecekan keabsahan data

yang ditemukan dari hasil wawancara peneliti dengan informan kunci

dibandingkan dengan beberapa infoman lainnya. Kemudian peneliti

menginformasikan dengan studi dokumentasi yang berhubungan dengan

penelitian serta hasil pengamatan peneliti dilapangan serta kemurnia dan

keabsahan data terjamin.

Menurut Lexy J Maleong Triangulasi Data adalah Teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau berbagai pembanding data itu.22

Triangulasi dalam pengujian data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, berbagai waktu. Dengan demikian terdapat Triangulasi

sumber, Triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu.23

6. Landasan Teori

1. Pengertian Implementasi

Implementasi adalah penerapan, pelaksanaan.24 Maka dapat diartikan

maksud dari penelitian ini adalah implementasi mengandung makna penerapan

dari suatu teori yang akan dipaparkan oleh peneliti mengenai teknik dalam

proses mediasi, sehingga mediator bisa mengetahui dan mengerti permasalahan

dari pada pihak yang terlibat dalam mediasi.

22

Lexy Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2013)

Hal. 330 23

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif R&D, Hal. 270 24

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Page 29: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

2. Pengertian Perkawinan

Dalam kamus bahasa indonesia, perkawinan berasal dari bahasa “kawin”

yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga dengan lawan jenis,

melakukan hubungan kelamin atau bersetubuh. Perkawinan disebut juga

“pernikahan” berasal dari kata “nikah” yang menurut bahasa artinya

mengumpulkan, salaing memasukkan, dan digunakan untuk arti bersetubuh

(waţi). Kata “Nikah” sendiri dipergunakan untuk arti persetubuhan (coitus)

juga untuk arti akad nikah.25

Perkawinan juga merupakan salah satu sunatullah yang berlaku pada

semua makhluk tuhan, baik pada manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Perkawinan merupakan cara yang dipilih Allah sebagai jalan yang bagi

manusia untuk beranak pinak, berkembang biak, dan melestarikan hidupnya

setelah masing-masing pasangan siap melakukan perannya yang positif dalam

mewujudkan tujuan perkawinan. Allah tidak menjadikan manusia seperti

makhluk lainnya yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan

secara anarkhi tanpa aturan.

Demi menjaga kehormatan dan martabat kemuliaan manusia, allah

mengadakan hukum sesuai dengan martabatnya, sehingga hubungan antar laki-

laki dan perempuan diatur secara terhormat dan berdasarkan rasa saling

meridhai, dengan upacara ijab kabul sebagai lambang adanya rasa ridho

meridhoi, dan dihadiri dengan para saksi yang menyaksikan bahwa pasangan

laki-laki dan perempuan itu telah saling terkait.

Bentuk perkawinan telah memberikan jalan yang aman dari pada naluri

seks, memelihara keturunan dengan baik, dan menjaga kau perempuan agar

tidak laksana rumput yang bisa dimakan oleh binatang ternak dengan

seenaknya. Pergaulan suami istri menurut ajaran islam diletakkan dibawah

naluri keibuan dan kebapaan sebagaimana ladang yang baik yang natinya

menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang baik dan menghasilkan buah yang baik

pula.26

25

Abd. Rahman Ghazaly. Fiqih Munakahhat, (Jakarta: Kencana, 2007) Hal.27 26

Sayyid Sabiq. Fiqih Sunnah. (Beirut: Dar Al-Fikr, 1983) Cet. Ke-4, Jilid 2, Hal. 477-478

Page 30: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

3. Pengertian Keluarga

Dasar pembentukan karakter anak yang pertama adalah keluarga.

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dikenal anak dalam

menumbuhkan eksistensi kediriannya. Keluarga akan memberikan kontribusi

yang sangat dominan terhadap terbentuknya karakter anak, yang meliputi

kepribadian, kecerdasan intelektual maupun spiritual.

Keluarga merupakan agen utama sosialisasi, sekaligus sebagai

microsystem yang membangun relasi anak dengan lingkungannya. Keluarga

sebagai tempat sosialisasi dapat didefinisikan menurut term klasik. Definisi

klasik (struktural-fungsional) tentang keluarga, menurut sosiolog George

Murdock adalah kelompok sosial yang bercirikan dengan adanya kediaman,

kerjasama ekonomi dan reproduksi. Keluarga terdiri dari dua orang dewasa

dari jenis kelamin berbeda, setidaknya keduanya memelihara hubungan seksual

yang disepakati secara sosial, dan ada satu atau lebih anak-anak yaitu anak

kandung atau anak adopsi, dari hasil hubungan seksual secara dewasa.

Pemahaman tentang definisi keluarga di dunia ini sangat variatif. Sebuah

keluarga yang terdiri dari suami dan istri serta anak-anak disebut keluarga inti.

Orientasi utama terbentuknya keluarga inti adalah kelahiran anak. Keluarga inti

mendasarkan pola interaksi: istri bergantung pada suami dan anak-anak

bergantung pada kasih sayang orangtua mereka. Oleh sebab itu, batasan

tentang keluarga inti akan membawa relasi tanggung jawab suami-istri pada

pengasuhan anak.27

4. Pengertian Perceraian (ţalāq)

Kata “cerai” menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti: pisah, putus

hubungan sebagai suami istri, talak. Kemudian, kata “perceraian” mengandung

arti: perpisahan, perihal bercerai (antara suami istri), perpecahan. Adapun kata

27

Rohmat, “Keluarga dan Pola pengasuhan Anak” Dikutip dari: Portal Garuda:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=403085&val=8824 , Jurnal Studi Gender Dan

Anak, Vol 5 NO. 1 Jan-Jun 2010. Hal. 1

Page 31: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

“bercerai” berarti: tidak bercampur (berhubungan, bersatu) lagi, berhenti

berlakibini (suami istri).28

Istilah perceraian terdapat dalam pasal 28 UU No. 1 Tahun 1974 yang

memuat ketentuan fakultatif bahwa “perkawinan dapat putus karena kematian,

perceraian, dan atas putusan pengadilan”.

Jadi secara yuridis istilah perceraian berarti putusnya perkawinan, yang

mengakibatkan putusnya hubungan sebagai suami istri atau berhenti berlaki-

bini (suam istri) sebagaimana diartikan dalam kamus besar Bahasa Indonesia di

atas.

Istilah perceraian menurut UU No. 1 Tahun 1974 sebagai aturan hukum

positif tentang perceraian menunjukkan adanya:

a. Tindak hukum yang dapat dilakukan oleh suami atau istri untuk memutus

hubungan perkawinan diantara mereka;

b. Peristiwa hukum yang memutuskan hubungan suami dan istri, yaitu

kematian suami atau istri yang bersangkutan, yang merupakan ketentuan

yang pasti dan langsung ditetapkan oleh Tuhan yang Maha Kuasa;

c. Putusan hukum yang dinyatakan oleh pengadilan yang berakibat hukum

putusnya hubungan perkawinan antara suami istri.29

Sedangkan dalam istilah fiqih disebut ṭ alāq yang berarti membuka

ikatan, membatalkan perjanjian. Perceraian dalam istilah fiqih juga sering

disebut furqah, yang artinya bercerai, yaitu lawan dari berkumpul. Kemudian

kedua istilah itu digunakan oleh para ahli fiqih sebagai satu istilah yang berarti

“perceraian suami istri”.30

5. Mediasi Dan Hakim Mediator

Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak

ketiga yang netral yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan

28

Tim Penyusun, Edisi II: Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997). Hal. 185. 29

Muhammad Syaifuddin, dkk, Hukum Perceraian, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hal.16. 30

Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan (Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan), (Yogyakarta: Liberty, 1982), Hal. 103.

Page 32: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

yang membantu pihak-pihakyang bersangketa mencapai penyelesaian (solusi)

yang diterima oleh kedua pihak.31

Mediator adalah seseorang atau tim ahli yang membantu dalam

menangani masalah melalui proses perundingan yang dihadiri para pihak.32

Hakim mediator adalah seorang hakim aktif yang bukan memeriksa perkara

atau anggota majelis hakim pemeriksa perkara yang dilakukan sebelum sidang

perkara atau selama pemeriksaan perkara berlansung sebelum jatuhnya putusan

majelis hakim pemeriksa perkara, tetapi hakim tersebut berfungsi sebagai

mendamaikan kepada pihak yang berperkara dalam proses mediasi. Proses

pendamaian suatu sangketa dipengadilan dimana sebagai penengah atau

mediator adalah hakim, maka disebut mediasi yudisial. Jadi mediator itu harus

netral dan tidak memihak pada satu pihak dalam menyelesaikan sangketa.33

Macam- macam mediator yaitu terbagi dua macam:

a. Mediator Non Hakim, sebutan bagi seorang mediator yang dari luaryang

tidak memiliki jabatan sebagai seorang hakim ataupun pegawai pengadilan

yang telah memiliki sertifikat mediasi dan telah terdaftar dalam nama-nam

mediator di pengadilan, serta telah mengikuti seminar atau pelatihan

mediasi yang dilakukan oleh mahkamah agung republik indonesia.

b. Mediator hakim adalah mediator yang merangkap menjadi hakim dan telah

memiliki sertifikat media dari mahkamah agung republik indonesia hal ini

terjadi apabila di pengadilan agama tersebut tidak memiliki mediator non

hakim yang bersertifikat dan semua hakim bisa dimasukkan dalam daftar

mediator.34

6. Pengertian Mediasi dalam Islam

Pengertian Mediasi Dalam Islam Dalam islam mediasi dikenal dengan

istilah āl-şulh yang berarti “qaţ al-niza” yakni menyelesaikan pertengkaran.

31

Rachmadi usman, mediasi di pengadilan dalam teori dan praktik, (jakarta: sinar Grafika),

2014 Hal. 24 32

Saifullah Muhammad, Mediasi Dalam Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Fositif di

Indonesia, (Semarang: Walisongo Press, 2009), Cet 1. Hal. 76 33

Fatahillah A. Syukur, Mediasi Yudisial di Indonesia ( Peluang Dan Tantangan Dalam

Memajukan Sitem Peradilan), Bandung: Mandar Maju, 2012 Hal. 43 34

Fatahillah A. Syukur, Mediasi Yudisial di Indonesia, (Peluang Dan Tantangan Dalam

Memajukan Sistem Peradilan), (Bandung: Mandar maju, 2012), Hal. 43

Page 33: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Pengertian dari al-suhl itu sendiri adalah: Akad yang mengakhiri persengketaan

antara dua pihak. Dalam perkara perceraian, al-Quran menjelaskan tentang āl-

şulh dalam surah an-Nisa ayat 128 sebagai berikut:

“Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap acuh dari

suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengusahakan

perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi

mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu

bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz

dan sikap acuh tak acuh), maka sesungguhnya Allah adalah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (An-Nisa:128).35

Bentuk perdamaian antara suami isteri yang sedang berselisih terdapat

dalam Al-Quran surah An-Nisa ayat 35. Ayat ini lebih dekat dengan pengertian

dan konsep mediasi yang ada dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang

Prosedur Mediasi di Pengadilan.

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

Maka kirimlah seorang hakam (juru pendamai) dari keluarga laki-laki

dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu

bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada

suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal”. (An-Nisa:35).36

Ayat ini menjelaskan bahwa jika terjadi shiqaq atau persengketaan antara

suami istri, maka kedua belah pihak mengutus 2 (dua) orang hakam. Kedua

hakam tersebut bertugas untuk mempelajari sebab-sebab persengketaan dan

35

Al-Qur‟an Terjemahan Surat An-nisa Ayat: 128 36

Al-Qur‟an Terjemahan Surat An-nisa Ayat: 35

Page 34: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

mencari jalan keluar terbaik bagi mereka, apakah baik untuk mereka

perdamaian atau pun mengakhiri perkawinan mereka.

Konsep islam dalam menghadapi persengketaan antar suami isteri adalah

menjaga keutuhan rumah tangga. Dalam menjalani kehidupan rumah tangga,

tidak mungkin dilewati dengan adanya perbedaan sikap dan pendapat yang

berakumulasi pada sebuah konflik. Oleh karena itu, Islam selalu

memerintahkan kepada pemeluknya agar selalu berusaha menghindari konflik.

Namun bila terjadi, perdamaian adalah jalan utama yang harus diambil selama

tidak melanggar syariat. Penulis berkesimpulan bahwa perdamaian dalam

sengketa yang berkaitan dengan hubungan keperdataan dalam Islam termasuk

perkara perceraian adalah boleh, bahkan dianjurkan. Maka mediasi dalam

perkara perceraian tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam yang

mengutamakan keutuhan rumah tangga. Bahkan menjadikan upaya perdamaian

sebagai alternatif penyelesaian sengketa suami isteri agar terhindar dari

perceraian dengan tetap mengutamakan kemaslahatan dalam kehidupan rumah

tangga.

7. Manfaat dan Tujuan Mediasi

a. Manfaat mediasi

1) Mediasi dapat menyelesaikan perkara dengan cepat dan mudah

dibandingkan denga membawa perkara ke pengadilan atau kelembaga

arbitase.

2) Mediasi tidak hanya terpaku pada Hak-hak hukumnya tetapi juga

memfokuskan pada psikologi para pihak.

3) Mediasi dapat memberikan kontrol dalam proses maupun hasil mediasi.

4) Mediasi dapat menubah hasil sedangkan Arbitase sulit untuk mengubah

hasil.

5) Mediasi memberikan kesempatan para pihak dalam berpartisipasi

menyelesaikan sengketa para pihak.

6) Mediasi memberikan hasil yang tahan uji sehingga saling menciptakan

yang lebih baik diantar para pihak yang bersengketa.

Page 35: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

7) Mediasi dapat menghilangkan konflik, daripada lembaga Arbitase yang

seolah-olah bentuk keputusannya adalah memaksa.37

b. Tujuan Mediasi

1) Tercapainya penyelesaian sengketa dengan hasil yang disepakati bersama

sehingga para pihak tidak menempuh upaya banding dan kasasi dalam

perkara yang menimpa mereka.

2) Penyelesaian perkara lebih cepat dan biaya murah.

3) Hubungan baik para pihak yang bersengketa tetap dapat dijaga.

4) Lebih tinggi kemungkinan untuk melaksanaka kesepakatan.

5) Mengurangi perkara di Pengadilan.

6) Memperlancar jalur keadilan dimasyarakat.38

7. Studi Relevan

Adapun Studi Relevan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian Rina Antasari 2013 yang berjudul “ Pelaksanaan Mediasi dalam Sistem

Peradilan Agama (Kajian Implementasi Mediasi dalam Penyelesaian Perkara di

Pengadilan Agama Kelas I A Palembang). Dari penelitian ini diketahui bahwa

latar belakang aturan kebijakan mediasi di Pengadilan Agama adalah (a) manfaat

yang bisa diperoleh jika mediasi digunakan sebagai alat dalam penyelesaian

sengketa, yaitu proses mediasi bisa mengatasi masalah akumulasi materi, proses

mediasi dipandang sebagai sarana penyelesaian sengketa yang lebih cepat dan

lebih murah daripada proses litigasi, penegakan mediasi dapat memperluas akses

bagi semua pihak untuk memperoleh rasa keadilan, (b) penyediaan upaya

perdamaian mereka dalam undang-undang. (c) masyarakat Indonesia adalah

masyarakat yang suka damai. Pelaksanaan proses mediasi di pengadilan agama

dilakukan dengan dua cara, yaitu mediasi litigasi awal, dan mediasi lebih

litigasi.39

37

Khaeril, Prosedur Mediasi Di Pengadilan Agama, (Malang: 2013). Hal. 2 38

Khaeril, Prosedur Mediasi Di Pengadilan Agama, (Malang: 2013). Hal. 2 39

Artikel, Rina Antasari,“ Pelaksanaan Mediasi dalam Sistem Peradilan Agama (Kajian

Implementasi Mediasi dalam Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Kelas I A Palembang),

Page 36: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Sementara penelitian yang diangkat oleh Dian mustika 2015 yang berjudul

“Efektifitas Mediasi dalam Penyelesaian Perkara Perceraian di Pengadilan Agama

Jambi” penelitian ini berkesimpulan bahwa, pertama pelaksanaan mediasi di

Pengadilan Agama Jambi dinilai belum efektif dalam menyelesaikan perkara

perceraian, yang kedua rendahnya tingkat keberhasilan mediasi di Pengadilan

Agama Jambi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: perkara, ketidakhadiran para

pihak, dan kurangnya kemampuan mediator dalam memediasi perkara.40

Skripsi Apriliana 2017 yang berjudul “Efektivitas Peran Konselor dalam

Mencegah Perceraian di Pengadilan Agama kelas IA Jambi” berdasarkn hasil

penelitian ini menemukan fungsi konselor belum berjalan sesuai dengan teori-

teori yang ada dalam bimbingan konseling, dan menjalan peraturan Mahkamah

agung, kemudian dari keefektivitasan pelaksanaan konseling di Mahkamah Agung

belum berjalan dengan baik. Penelitian ini hanya memfokuskan kepada

keefektivitasan peran konselor dalam mencegah perceraian.41

Berdasarkan pendapat dari beberapa peneliti sebelumnya membuat peneliti

termotivasi untuk mengetahui lebih detail lagi tentang bagaimana Implementasi

Mediasi di Pengadilan Agama, dan meneliti langsung apa saja Faktor yang

mempengaruhi ketidak berhasilan. Dan tentunya penelitian yang diteliti sangat

berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Fakultas Syariah dan Hukum Insitut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Indonesia, Vol.

19, No. 1, 2013 40

Dian Mustika, “ Efektifitas Mediasi Dalam Penyelesaian Perkara Perceraian Di

Pengadilan Agama Jambi”, Al-Risalah: Forum Kajian Hukum Dan Sosial Kemasyarakatan, Vol

15, No. 2, Desember 2015. 41

Apriliana, “Efektivitas Peran Konselor dalam mencegah perceraian di Pengadilan Agama

Kelas IA Jambi”, skripsi. 2017.

Page 37: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

BAB II

PROFIL PENGADILAN AGAMA KABUPATEN SAROLANGUN

A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Kabupaten sarolangun

Pengadilan Agama Sarolangun merupakan salah satu dari sepuluh

pengadilan tingkat pertama yang berada di wilayah hukum Pengadilan Tinggi

Agam Jambi. Pengadilan Agama ini terletak di Kelurahan Gunung Kembang

Kecematan Sarolangun yang merupakan Ibukota Kabupaten Sarolangun. Hal

tersebut telah sesuai dengan Amanat Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 3

Tahun 2006 serta perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009.

Sebagaimana halnya Pengadilan Agama Sarolangun, maka Kabupaten

Sarolangun adalah Kabupaten yang termuda di Provinsi Jambi karena termasuk

kabupaten pemekaran dari kabupaten Sarolangun-Bangko. Namun letak geografis

sangat strategis karena berada di jalan Lintas sumatera sehingga

perkembangannya dirasakan lebih cepat dibandingkan dengan beberapa

Kabupaten lain di Provinsi Sarolangun.42

Pada awal terbentuknya, Pengadilan Agam Sarolangun belum Memiliki

kantor yang representative, bahkan hanya dengan mengontrak rumah penduduk

(Rumah Buyung Bakhtar), di Jln. Lintas Sumatera Km. 04 Bernai sarolangun.

Setahun Kemudian, Pengadilan Agama Sarolangun pindah menempati ruang

Balai Sidang Keliling Pengadilan Agama Bangko di Sarolangun, dan berdasarkan

DUP 2002 Pengadilan Agama Sarolangun mendapat Alokasi dana senilai Rp.

99.000.000,- untuk pembangunan fisik yaitu Rehabilitas/Pengembangan Balai

Sidang Keliling Pengadilan Agama Bangko, yang Semula seluas 100 M2,

dikembangkan Menjadi 241 M2, kemudian diserahterimakan menjadi Balai

Sidang yang representative Pengadilan Agama Sarolangun.

42

Tim Penyusun PTA Jambi, Cet I: Menilik Peran Peradilah Agama/Mahkamah Syari’ah

Di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ( Kantor Pengadilan Tinggi Agama Jambi). 2015. Hal. 202

22

Page 38: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Selanjutnya Pada tahun 2006, Pengadilan Agama Sarolangun mendapat

alokasi dana dalam DIPA sebesar Rp. 1.162.500.000,- untuk pembangunan fisik

gedung yang berupa: Pengadaan tanah untuk Pengadilan Agama Sarolangun

seluas 7.950 M2, yang merupakan Hak Pakai dari Pemda Sarolangun, dan

Pembangunan Gedung Pengadilan Agama Sarolangun yang berlokasi di Komplek

Perkantoran Gunung Kembang Sarolangun dengan Volume 500 M2. Dan

diresmikan pada Tanggal 31 Juli 2007 oleh Ketua Mahkamah Agung- RI Bang

Manan.

Dengan demikian sampai saat ini Pengadilan Agama Sarolangun telah

menempati tiga lokasi yaitu berkantor di Jln. Lintas Sumatera Km. 04 Bernai

Sarolangun dengan mengontrak dirumah Penduduk (Rumah Buyung Bkhtiar) dan

menempati ruang Balai Sidang keliling Pengadilan Agama Bangko di Sarolangun,

di Jln. Lintas Sumatera Km.02 Bernai Sarolangun dan saat ini menempati Gedung

Pengadilan Agama Sarolangun yang berlokasi di Komplek Perkantoran Gunung

Kembang Sarolangun.43

Saat ini Pengadilan Agama Sarolangun telah memiliki kantor sendiri berupa

bangunan permanen yang berdasarkan Bestek pembangunan kantor Pengadilan

Agama Sarolangun tahun 2006 berukuran 500 m2. Bangunan kantor tersebut

berdiri pada saat Pengadilan Agama masih di bawah naungan Departemen Agama

sehingga belum memenuhi standar atau prototype yang ditetapkan Mahkamah

Agung. Bangunan yang dimaksud berdiri di atas tanah seluas 7.950 M2 dimana

tanah tersebut berdasarkan surat Keputusan Bupati Sarolangun Nomor 10 tahun

2001 merupakan hak pakai yang diberikan oleh Pemenrintah Kabupaten

Sarolangun Kepada Pengadilan Tinggi Agama Jambi.44

43

Tim Penyusun PTA Jambi, Cet I: Menilik Peran Peradilah Agama/Mahkamah

Syari’ah Di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ( Kantor Pengadilan Tinggi Agama Jambi).

2015. Hal. 212-214. 44

Ibid., Hal. 202

Page 39: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

B. Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Agama Sarolangun

Keberadaan Pengadilan Agama Sarolangun, merupakan Konsekuensi logis

dari terbentuknya kebupaten Sarolangun berdasarkan Undang-Undang Nomor 54

tahun 1999 yang sebelumnya bernama kabupaten Sarko (Sarolangun Bangko).

Atas perkarsa Pengadilan Tinggi Agama jambi dan ketua Pengadilan Agama

Bangko Drs. Hamid Rasyid serta dengan dukungan penuh Bupati sarolangun H.

Muhammad Madel, maka diusulkan pendirian Pengadilan agama Sarolangun

kepada Departemen Agama RI. Setelah Melalui proses yang Panjang, akhirnya

pada tanggal 22 Desember 2000, terbitlah Keputusan Presiden RI Nomor 179

Tahun 2000 tentang pembentukan Pengadilan Agama Sarolangun), kemudian

pada tanggal 21 Agustus 2001 Pengadilan agama diresmikan oleh Bupati

Sarolangun H. Muhammad Madel, bersamaan dengan itu telah dilantik Ketua

pengadilan Agama Kabupaten sarolangun pertama Drs. S. Syekhan Al-Jupri Oleh

Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jambi Waktu itu yaitu Drs. H. Mahfudin Arhasy,

SH.45

“Proses panjang pembentukan Pengadilan Agama Sarolangun berawal dari

adanya telephon dari Pengadilan Tinggi Agama Jambi Tanggal 15

November 1999 mengenai permintaan rekomendasi dan dukungan dari

Pemerintah Kabupaten Sarolangun untuk di dirikan Pengadilan Agama di

Sarolangun”.46

Menanggapi surat dari Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jambi Tersebut,

ketua Pengadilan Agama Bangko dan Jajarannya langsung memberikan respon

secara cepat dan serius dengan menerbitkan Surat Dinas Nomor:

PA.e/4/K/OT.01.1/605/1999 tentang mohon Rekomendasi dan dukungan

pemerintah Kabupaten Sarolangun Kepada Bupati Sarolangun. Dilain pihak

Bupati sarolangun ternyata juga memberikan perhatian yang sangat besar terhadap

persoalan tersebut. Hal itu dibuktikan Dengan tindakan cepat Bupati yang dengan

segera menanggapi surat Pengadilan Agama bangko melalui Surat Rekomendasi

45

Tim Penyusun PTA Jambi, Cet I: Menilik Peran Peradilah Agama/Mahkamah Syari’ah

Di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ( Kantor Pengadilan Tinggi Agama Jambi). 2015. Hal. 202

46 Korik Agustian, Ketua Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 21 Desember

2018, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Page 40: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Nomor: B.41.1/0062/ Umum tertanggal 01 Desember 1999 yang ditandatangani

oleh Sekretaris Daerah an. Bupati Kabupaten Sarolangun.47

Selanjutnya menyikapi surat Rekomendasi Bupati sarolangun tersebut,

Ketua Pengadilan Agama Bangko menerbitkan Surat Keputusan Nomor:

PA.e/4/K/KP.07.5/2000 tanggal 26 Februari 2000 tentang penyusunan Tenaga

Operasional Persiapan Pengadilan Agama Sarolangun dengan susunan sebagai

berikut:

1. Drs. S. Syekhan Al-Jufri : Penanggung Jawab/ Ketua Majelis

2. Drs. Nur Yahya : Hakim Anggota

3. Drs. Suhaimi : Hakim Anggota

4. M. Said Saidina, S.Ag : Pembuat SKUM/ penerima Biaya

5. Drs. Gusmen Yefri : Panitera Pengganti

6. Tettazani : Jurusita Pengganti

Setelah dibentuk untuk mempersiapkan pembentukan Pengadilan Agama

Sarolangun, Tim yang telah ditunjuk tersebut juga bertugas mengaktifkan Balai

Sidang Keliling Pengadilan Agama Bangko di Sarolangun yang selama ini

memang dirasakan sulit menyediakan dana operasional Sidang Keliling. Tim yang

dimaksud pada akhirnya bersidang di Balai sidanng tersebut sejak bulan Mei s/d

Juli 2000.48

Wacana pembentukan Pengadilan Agama Sarolangun smakin lama semakin

menjadi kenyataan. Dengan keluarnya Surat Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 179 Tahun 2000 Tertanggal 22 Desember 2000 tentang

pembentukan Pengadilan Agama dan Surat Keputusan Mentri Agama RI Nomor

B.II/3/2349.A/2001 tertanggal 25 Juni 2001 tentang pengangkatan Drs. Syekhan

Al-Jufri sebagai ketua Pengadilan Agama Sarolangun. Maka secara Yuridis

47

Tim Penyusun PTA Jambi, Cet I: Menilik Peran Peradilah Agama/Mahkamah Syari’ah

Di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ( Kantor Pengadilan Tinggi Agama Jambi). 2015. Hal. 202

48 Ibid., Hal. 205-211

Page 41: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Formil Berdirilah Pengadilan Agama Sarolangun dengan Ketuanya yang pertama

Drs. Syekhan Al-Jufri.

Seiring berjalannya waktu, maka sampai saat ini telah terjadi beberapa kali

pergantian pucuk pimpinan dilingkungan Pengadilan Agama Sarolangun antara

lain:

1. Hakim

a. Drs. S. Syekhan Al-Jufri (2001-2005)

b. Dra. Lisdar (2005-2010)

c. Drs. Abd. Manaf, M.E.I (2010-2014)

d. Drs. Rusyidi AN, SH (2014-2015)

e. Drs. Yenisuryadi, MH (2015-2018)

f. Korik Agustian, S.Ag., M.Ag (2018 s/d Sekarang)

2. Wakil Ketua49

a. Drs. Muhammad SJ (2001-2004)

b. Drs. Suhaimi (2004-2010)

c. Drs. Abdan Khubban, SH.MH (2009-2013)

d. Drs. Herman Supriyadi (2013-2017)

e. Moehamad Fathnan, S.Ag.,MHI. (2018 s/d sekarang)

C. Visi dan Misi Pengadilan Agama Sarolangun

1. Visi Pengadilan Agama Sarolangun

“Terwujudnya Pengadilan Agama Sarolangun Yang Agung”

2. Misi Pengadilan Agama Sarolangun

a. Menjaga kemandirian Pengadilan Agama Sarolangun.

b. Memberikan Pelayanan Hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan

di Pengadilan Agama Sarolangun, meningkatkan kualitas kepemimpinan

dan pelaksanaan pengawasan terhadap kenerja dan perilaku aparat

Pengadilan Agama Sarolangun

49

Tim Penyusun PTA Jambi, Cet I: Menilik Peran Peradilah Agama/Mahkamah Syari’ah

Di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah (Kantor Pengadilan Tinggi Agama Jambi). 2015. Hal.

205-211

Page 42: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

c. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Pengadilan Agama

Sarolangun.

d. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan yang efisien dan efektif

Pengadilan Agama Sarolangun

e. Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi di Pengadilan Agama

Sarolangun.

Dengan Visi dan Misi tersebut diharapkan Pengadilan Agama Sarolangun

menjadi Pengadilan Agama yang bersih dari KKN serta bebas dari campur tangan

pihak luar yang dapat mempengaruhi proses penegakan hukum yang ditangani

oleh tenaga-tenaga yang profesional, proporsional, handal serta terampil

dibidangnya masing-masing dengan demikian Pengadilan Agama Sarolangun

dapat menjadi Pengadilan Agama yang terhormat dan dihormati oleh masyarakat

pencari keadilan maupun instansi/lembaga lainnya.50

D. Lokasi dan Tempat Pengadilan Agama Sarolangun

Berdasarkan hasil Observasi Adapun Lokasi dan Tempat pengadilan Agama

Sarolangun, beralamat di Komplek perkantoran Gunung Kembang yang

merupakan Ibukota Kabupaten Sarolangun. Dengan memeliki batasan-batasan

Sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Perkebunan Masyarakat

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan

3. Sebelah Timut berbatasan dengan Kantor Perpajakan

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Tanah Tanah PEMDA Sarolangun.51

50

Dokumen, Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun Tahun 2018. 51

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Page 43: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

E. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sarolangun

Gambar. 2. 1. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sarolangun Tahun

2018.52

52

Dokumen, Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun, Tahun 2018.

Page 44: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Tabel. 2. 1

Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada Wilayah Hukum Pengadilan

Agama Kabupaten Sarolangun

NO NAMA JABATAN KETERANGAN

1 Korik Agustian

S.Ag.,M.Ag

Ketua

2 Moehamad Fathnan,

S.Ag., MHI.

Wakil Ketua

3 Zakaria Ansori.

S.H.I.,M.H

Hakim

4 Anita Kirana.S.H.I Panitera

5 Faisal Munawwar.S.T Sekretaris

6 Dra. Hj. Zainunah Wakil Panitera

7 Arsad. Lc Panitera Muda Hukum

8 Dra. Zuriah Panitera Muda Gugatan

9 Ibnu Hajar. BA Panitera Muda Permohonan

10 Doni Dirmansyah.S.H Kasubbag Kepegawaian dan

Otala

11 Joni Iswandi. S.H.I Kasubbag Umum dan

Keuangan

12 Husaini .S.Kom Kasubbag Perencanaan, TI

dan Pelaporan

13 Yusri Jurusita

14 Muhammad Tahrir Jurusita Pengganti

15 Ardita

Septianindi.A.Md

Staf Panmud Gugatan

16 Nanda Devi Krisna

Putri, SH.

CPNS / Calon Hakim Sedang mengikuti

Diklat Hakim

17 Windi Mariastuti,

S.Sy.

CPNS / Calon Hakim Sedang mengikuti

Diklat Hakim

Dari Tabel. 2. 1 di atas dapat dijelaskan bahwa Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun memiliki Dua macam Bidang Sumber Daya Manusia yaitu

Sumber Daya Manusia Bidang Teknis Yudisial dan Sumber Daya Manusia

Bidang Non Teknis Yudisial. Kondisi pegawai di Bidang Teknis Yudisial pada

akhir tahun 2018 seluruhnya berjumlah 10 (sepuluh) orang, terdiri dari :

1. Hakim ( termasuk ketua dan wakil ketua ) : 3 orang

2. Panitera : 1 orang

3. Wakil Panitera : 1 orang

4. Panitera Muda Gugatan : 1 orang

5. Panitera Muda Permohonan : 1 orang

Page 45: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

6. Panitera Muda Hukum : 1 orang

7. Jurusita / Jurusita Pengganti : 2 orang

Sedangkan Sumber Daya Manusia Non Teknis Yudisial berjumlah 7 (tujuh)

orang, terdiri dari :

1. Sekretaris : 1 orang

2. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Ortala : 1 orang

3. Kepala Sub. Bagian Umum dan Keuangan : 1 orang

4. Kepala Sub Bagian Perencanaan, IT dan Pelaporan : 1 orang

5. Staf Panitera Muda Gugatan : 1 orang

6. CPNS/Calon Hakim : 2 orang

Dari segi Pendidikan, Sumber Daya Manusia di Pengadilan Agama Sarolangun

dibagi Atas:

Tabel 2. 2

Pendidikan Sumber Daya Manusia di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun

NO JABATAN PENDIDIKAN KET

S3 S2 S1 SM SLTA SLTP SD

1. Hakim 3

2. Panitera/Panmud/JSP 4 1 2

3. Pejabat Struktural/Non

Struktural

4

4. Staf/CPNS/Calon

Hakim

2 1

JUMLAH 3 10 2 2 17

Tabel 2. 3

Tenaga Honorer Di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun53

NO. NAMA POSISI PENDIDIKAN

1. Malian Zaman Pramubakti SMA

2. Umar Wira Hadi Kusuma Pramubakti SMA

3. Kaharudinsyah Satpam SMA

4. Ril Sabda Sopir SMA

5. Minardi Iskandar Satpam SMA

6. Subli Aripin Satpam SMA

7. Tarmizi Satpam SMA

53

Dokumen, Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun. Tahun 2018.

Page 46: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

8. Idris, SHI Pramubakti S1

9. Reci Evaneli Pramubakti SMA

10. Haspimar, S.Sos.I. Pramubakti S1

Dari Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Pengadilan Agama Sarolangun

juga dibantu Tenaga Honorer berjumlah 10 (sepuluh) orang yang terdiri dari :

1. Pegawai Honorer Keamanan : 4 orang

2. Pegawai Honorer Sopir : 1 orang

3. Pegawai Honorer Pramubakti : 5 orang

F. Tugas dan Fungsi Pengadilan Agama Sarolangun

1. Tugas Pokok Pengadilan Agama

Berdasarkan Pasal 2 jo. Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006

tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Peradilan Agama, Tugas pokok Pengadilan Agama adalah memeriksa,

memutus, dan menyelesaikan perkara tertentu antara orang-orang yang

beragama Islam di bidang:

a. Perkawinan,

b. Waris,

c. Wasiat,

d. Hibah,

e. Wakaf,

f. Zakat,

g. Infaq,

h. Hadaqah, dan

i. Ekonomi Syari‟ah.54

2. Sedangkan Fungsi Pengadilan Agama antara lain sebagai berikut :

a. Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa, mengadili

dan menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan

Agama dalam tingkat pertama (vide : Pasal 49 Undang-undang Nomor 3

Tahun 2006).

54

Website Pengadilan Agama Sarolangun: www.pa-sarolangun.go.id

Page 47: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

b. Fungsi Pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan

petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik

menyangkut teknis yudicial, administrasi peradilan, maupun administrasi

umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pembangunan. (vide :

Pasal 53 ayat (3) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006 jo. KMA

Nomor KMA/080/VIII/2006).

c. Fungsi Pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas

pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera

Pengganti, dan Jurusita/ Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar

peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya (vide : Pasal 53

ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006) dan terhadap

pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta pembangunan. (vide:

KMA Nomor KMA/080/VIII/2006).

d. Fungsi Nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang

hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila

diminta. (vide : Pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun

2006).

e. Fungsi Administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan

(teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan,

dan umum/perlengakapan) (vide : KMA Nomor KMA/080/ VIII/2006).55

Fungsi Lainnya :

a. Melakukan Koordinasi dalam pelaksanaan tugas Hisab dan Rukyat dengan

instansi lain yang terkait, seperti DEPAG, MUI, Ormas Islam dan lain-lain

(vide: Pasal 52 A Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).

b. Pelayanan Penyuluhan Hukum, pelayanan riset/penelitian dan sebagainya

serta memberi akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat dalam era

keterbukaan dan transparansi informasi peradilan, sepanjang diatur dalam

55

Website Pengadilan Agama Sarolangun: www.pa-sarolangun.go.id

Page 48: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/144/SK/VIII/2007

tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan.56

Berdasarkan keterangan diatas dapat dijelaskan bahwa Tugas pokok

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun adalah Memeriksa, Memutuskan dan

Menyelesaikan Perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam di

Bidang: Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infaq, Hadaqah dan

Ekonomi Syari‟ah. Sedangkan Fungsi Pengadilan Agama yaitu: Mengadili,

Pembinaan, Pengawasan, Penasehat, dan Administratif. Sedangkan Fungsi lainnya

yaitu Melakukan Koordinasi dalam pelaksanaan tugas hisab dan rukyat dengan

instansi lain yang terkait seperti DEPAG dan MUI. Sebagai Pelayanan

Penyuluhan Hukum.

G. Profil Hakim Mediator di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Berdasarkan hasil Wawancara yang dilakukan penulis dengan panitera

muda hukum Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun oleh bapak Arsad, beliau

mengatakan:

“Di Pengadilan Agama Kabupaten sarolangun ini terdapat 3 orang Hakim,

ketua Pengadilan Agama yaitu bapak Korik Agustian, Wakil ketua

Moehamad Fathan, dan Zakaria ansori sebagai Hakim, akan tetapi biasanya

yang menjadi Mediator saat melaksakan Mediasi itu adalah Hakim, hanya

saja yang sering menjadi Mediator yaitu bapak Zakaria Ansori, dulu

terdapat Tiga orang Mediator hanya saja Mahkamah Agung ada promosi

Jabatan jadi yang Dua orang itu berangkat, ada yang ke Ujung tanjung dekat

medan, dan ada yang ke Bengkulu, dan keduanya itu adalah Mediator, jadi

sekarang yang bertindak Menjadi Mediator Pengadilan Menggunakan

Hakim yang ada yaitu bapak zakaria, bapak ketua dan wakil ketua.”57

Mengingat peran mediator pada mediasi di Pengadilan Agama sangatlah

penting karena akan menentukan Keberhasilan atau kegagalan untuk memperoleh

kesepakatan para pihak yang berperkara, maka mediator harus memiliki

persyaratan atau kualifikasi tertentu yang dianggap mempunyai kemampuan untuk

menjadi seorang mediator pada mediasi di pengadilan.

56

Website Pengadilan Agama Sarolangun: www.pa-sarolangun.go.id 57

Arsad, Panitera Muda Hukum di Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 03

Januari 2019, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Page 49: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Persyaratan seseorang yang menjadi seorang mediator di pengadilan tidak

diatur dengan rinci, hanya saja secara implisit eksplisit telah diatur dalam

ketentuan pasal 1 angka 6, pasal 1 angka 11, pasal 5 dan pasal 9 ayat (1) PERMA

Nomor 1 Tahun 2008 berkenaan dengan sertifikat Mediator, berdasarkan kepada

ketentuan-ketentuan dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2008 di Maksud, Persyaratan

menjadi Mediator Meliputi:

1. Pihak yang Netral dan Tidak Memihak

2. Wajib Memiliki Sertifikat sebagai Mediator

3. Mengikuti pelatihan atau pendidikan Mediasi dan berpengalaman sebagai

Mediator.58

Berikut profil Hakim Mediator Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun:

1. Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Nama : Korik Agustian, S.Ag., M.Ag

NIP : 197508272006041003

Pangkat/Golongan : Penata Tk. I-III/d

Tempat/Tanggal Lahir : Palembang/27 Agustus 1975

Jenis Kelamin : Laki-laki

Riwayat Pendidikan : - SDN 158 Palembang (1987)

- SLTP Palembang (1990)

- SLTA Ogan (1993)

- S1 Hukum Perdata Islam, STAIN Bengkulu

(1998)

- S2 Hukum Islam, Pasca Sarjana IAIN Imam

Bonjol Padang

Riwayat Pekerjaan : - CPNS PA Palembang

- PNS PA Palembang (2007)

- Hakim PA Kuala Tungkal (2009)

58

Rachmadi Usman, Mediasi di Pengadilan dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Sinar

Grafika). 2012. Hal. 86

Page 50: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

- Hakim PA Sengeti (2016)

- Wakil Ketua PA Sarolangun (2017)

- Ketua PA Sarolangun (2018 s/d Sekarang)

2. Wakil Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Nama : Moehamad Fathnan, S.Ag., MHI.

NIP : 19721224.199803.1.003

Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I - IV/b

Tempat/Tanggal Lahir : Blitar / 24 Desember 1972

Jenis Kelamin : Laki-laki

Riwayat Pendidikan : - SDN

- SLTP

- SLTA

- S1

- S2

Riwayat Pekerjaan : - Kaur Umum PA Trenggalek

- Panitera Pengganti PA Trenggalek

- Hakim PA Labuha

- Hakim PA Bangli

- Hakim PA Kediri

- Hakim PA Madiun

- Wakil Ketua PA Sarolangun (2018)

3. Hakim Mediator

Nama : Zakaria Ansori, S.H.I., M.H.

NIP : 19780706.200604.1.005

Pangkat/Golongan : Penata (III/c)

Tempat/Tanggal Lahir : Teluk Sialang / 06 Juli 1978

Jenis Kelamin : Laki-laki

Riwayat Pendidikan : - SDN 57 Pasar Senin (1990)

Page 51: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

- MTS Kuala Tungkal (1995)

- Madrasah PHI Kuala Tungkal (1998)

- IAIN Sultan Thaha Jambi (2003)

Riwayat Pekerjaan : - CPNS PA Muara Bulian (2006)

- PNS PA Muara Bulian (2007)

- Hakim PA Muara Tebo (2009)

- Hakim PA Muara Sabak (2014)

- Hakim PA Sarolagun (2016)59

59

Web-site Pengadilan Agama Sarolangun: www.pa-sarolangun.go.id

Page 52: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA

KABUPATEN SAROLANGUN

A. Fungsi Mediator di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Dalam proses pelaksanaan Mediasi keberhasilan seorang mediator tidak

terlepas dari fungsi mediator itu sendiri, menjadi seorang mediator harus

mengetahui fungsi menjadi seorang mediator. Sebagaimana yang telah

disampaikan Hakim Mediator Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun memiliki

fungsi sebagai berikut:

“Jadi mediasi itu upaya seorang mediator untuk mencari jalan perdamaian,

mencari titik temu atau celah yang bisa merukunkan antara para pihak yang

bertikai dalam perkara apapun maka wajib melakukan upaya mediasi, jadi

fungsi mediator itu untuk mencari win-win solution, mencari jalan tengah

agar semua merasa menang, karena kalau putusan pengadilan itu pada

akhirnya ada keputusan biasanya ada yang merasa kalah dan ada yang

merasa menang, tapi kalau dilakukan mediasi dan mediasi itu berhasil bisa

jadi semua pihak merasa menang terhadap keputusan itu karena mediasi itu

ketika telah terjadi kesepakatan maka dia juga harus dituangkan dalam

bentuk putusan dan kepada masing-masing pihak harus mentaati putusan itu

dan tidak bisa dilakukan upaya gugatan kembali.60

Fungsi mediator menurut Christoper W Moore, Mediator memainkan

Fungsi penting dalam menentukan pilihan penyelesaian sengketa diantaranya:

1. Menjadi penguji kenyataan

2. Memeriksa apakah pemecahan masalah benar-benar memenuhi kebutuhan

3. Membantu para pihak untuk membandingkan pilihan dalam jangka panjang

dan jangka pendek

4. Timbul keraguan apakah para pihak memiliki pilihan lain dari pilihan yang

disajikan mediator

5. Membantu para pihak dalam memilih dan memodifikasi pilihan yang diberikan

mediator.

60

Zakaria Ansori, Hakim Mediator di Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 03

Januari 2019, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

37

Page 53: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

6. Membantu para pihak melihat altenative dn terburuk yang paling

memungkinkan dalam hal mediasi

7. Membantu para pihak mengidentifikasi keuntungan beserta kerugian dari solusi

yang ditawarkan.61

Sedangkan dalam PERMA No. 1 Tahun 2016 pasal 14 tentang Tahapan

Tugas Mediator, Dalam menjalankan fungsinya, Mediator bertugas:

1. Memperkenalkan diri dan memberi kesempatan kepada Para Pihak untuk

saling memperkenalkan diri;

2. Menjelaskan maksud, tujuan, dan sifat Mediasi kepada Para Pihak;

3. Menjelaskan kedudukan dan peran Mediator yang netral dan tidak mengambil

keputusan;

4. Membuat aturan pelaksanaan Mediasi bersama Para Pihak;

5. Menjelaskan bahwa Mediator dapat mengadakan pertemuan dengan satu pihak

tanpa kehadiran pihak lainnya (kaukus);

6. Menyusun jadwal Mediasi bersama Para Pihak;

7. Mengisi formulir jadwal mediasi.

8. Memberikan kesempatan kepada Para Pihak untuk menyampaikan

permasalahan dan usulan perdamaian;

9. Menginventarisasi permasalahan dan mengagendakan pembahasan berdasarkan

skala proritas;

10. Memfasilitasi dan mendorong Para Pihak untuk:

a. Menelusuri dan menggali kepentingan Para Pihak;

b. Mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi Para Pihak;

dan

c. Bekerja sama mencapai penyelesaian;

11. Membantu Para Pihak dalam membuat dan merumuskan Kesepakatan

Perdamaian;

61

Christoper W Moore, Mediasi Lingkungan, (Jakarta: Indonesia Center and CDRA, 1995).

Hal. 41

Page 54: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

12. Menyampaikan laporan keberhasilan, ketidakberhasilan dan/atau tidak dapat

dilaksanakannya Mediasi kepada Hakim Pemeriksa Perkara;

13. Menyatakan salah satu atau Para Pihak tidak beriktikad baik dan

menyampaikan kepada Hakim Pemeriksa Perkara;

14. Tugas lain dalam menjalankan fungsinya.62

Dengan demikian penulis berpendapat bahwa fungsi mediator dalam usaha

menyelesaikan perkara secara damai adalah sangat penting. Jelas mediator

mempunyai fungsi penting untuk menyelesaikan secara damai terhadap perkara

perdata yang diperiksanya. Putusan perdamaian mempunyai arti yang sangat

penting bagi masyarakat pada umunya dan khususnya orang yang mencari

keadilan.

B. Tujuan dan Manfaat Mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Dalam pelaksanaan Mediasi diharapkan mengahasilkan keuntungan bagi

para pihak, adapun mamfaat dari dilaksanakan mediasi di pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun, sebagaimana yang telah dikatakan oleh bapak Zakaria

Ansori mengatakan bahwa:

“Tujuannya itu agar terjadi perdamaian memberikan keadilan semua pihak

dan sisi lain pelaksanaan mediasi sangat bermamfaat bagi pengadilan salah

satunya yaitu mengurangi tumpukan perkara, jadi kita di pengadilan ini

tidak semua harus berakhir dengan perceraian kalau diajukan perceraian,

karena memang terjadinya perdamaian juga menjadi sebuah putusan itu

yang kita inginkan, Mahkamah agung itu ribuan perkara yang kasasi dari

seluruh indonesia dari masing-masing pengadilan, seperti akhir tahun ada

perkara yang 2018 sampai ke 2019 karena proses perkara itu memang harus

dilalui nah kalau mereka berdamai sekali mediasi lansung mengurangi

tumpukan perkara. Dan iupun bermamfaat juga bagi mereka para perkara

baik untuk anak-anak dan juga untuk keluarga perkara”.63

62

Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, PERMA RI Nomor 1 Tahun 2016 Tentang

Prosedur Mediasi di Pengadilan 63

Zakaria Ansori, Hakim Mediator di Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 03

Januari 2019, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Page 55: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

1. Tujuan Mediasi

a. Tercapainya penyelesaian sengketa dengan hasil yang disepakati bersama

sehingga para pihak tidak menempuh upaya banding dan kasasi dalam

perkara yang menimpa mereka.

b. Penyelesaian perkara lebih cepat dan biaya murah.

Berdasarkan hasil pengamatan Pemberlakuan mediasi di Pengadilan

Agama Kabupaten Sarolangun diharapkan dapat memperluas akses bagi

para pihak untuk memperoleh rasa keadilan. Rasa keadilan tidak hanya

dapat diperoleh melalui proses litigasi, tetapi juga melalui proses

musyawarah mufakat oleh para pihak. Dengan diberlakukannya mediasi ke

dalam sistem peradilan formal, masyarakat pencari keadilan pada

umumnya dan para pihak yang bersengketa pada khususnya dapat terlebih

dahulu mengupayakan penyelesaian atas sengketa mereka melalui

pendekatan musyawarah mufakat yang dibantu oleh seorang penengah yang

disebut mediator. Meskipun jika pada kenyataannya mereka telah

menempuh proses musyawarah mufakat sebelum salah satu pihak

membawa sengketa ke Pengadilan, Mahkamah Agung tetap menganggap

perlu untuk mewajibkan para pihak menempuh upaya perdamaian yang

dibantu oleh mediator, tidak saja karena ketentuan hukum acara yang

berlaku, dan mewajibkan hakim untuk terlebih dahulu mendamaikan

para pihak sebelum proses memutus dimulai, tetapi juga karena pandangan,

bahwa penyelesaian yang lebih baik dan memuaskan adalah proses

penyelesaian yang memberikan peluang bagi para pihak untuk bersama-

sama mencari dan menemukan hasil akhir.

c. Hubungan baik para pihak yang bersengketa tetap dapat dijaga.

Dengan dilakukannya mediasi mediator di Pengadilan Agama

meberikan upaya kepada para pihak unuk tidak memutuskan hubungan

silaturrahmi atau hubungan sesama manusia, jika mediasi gagal tidak ada

yang saling membenci satu sama lain, dan jika ada yang mempuanyi anak

bagi pihak suami diwajibkan untuk tetap memberikan nafkah kepada

anaknya sesuai pengahasilan.

Page 56: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

d. Lebih tinggi kemungkinan untuk melaksanakan kesepakatan.

Berdasarkan hasil observasi jika tujuan mediasi lebih tinggi

kemungkinan untuk melaksanakan kesepakatan, Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun belum mencapai ke tingkatan yang lebih tinggi

dalam melaksanakan kesepakatan karena sering terjadi kegagalan dari pada

keberhasilan.

e. Mengurangi perkara di pengadilan

Berdasarkan kenyataannya di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun, Jika para pihak dapat menyelesaikan sendiri sengketa tanpa

harus diadili oleh hakim, jumlah perkara yang harus diperiksa oleh hakim

akan berkurang pula. Jika sengketa dapat diselesaikan melalui perdamaian,

para pihak tidak akan menempuh upaya hukum kasasi karena perdamaian

merupakan hasil dari kehendak bersama para pihak, sehingga mereka tidak

akan mengajukan upaya hukum. Sebaliknya, jika perkara diputus oleh

hakim, maka putusan merupakan hasil dari pandangan dan penilaian

hakim terhadap fakta dan kedudukan hukum para pihak. Pandangan dan

penilaian hakim belum tentu sejalan dengan pandangan para pihak, terutama

pihak yang kalah, sehingga pihak yang kalah selalu menempuh upaya

hukum banding dan kasasi. Pada akhirnya semua perkara bermuara ke

Mahkamah Agung yang mengakibatkan terjadinya penumpukan perkara.

2. Manfaat mediasi

a. Mediasi dapat menyelesaikan perkara dengan cepat dan mudah

dibandingkan denga membawa perkara ke pengadilan atau kelembaga

arbitase. Di Indonesia memang belum ada penelitian yang membuktikan

asumsi bahwa mediasi merupakan proses yang cepat dan murah

dibandingkan proses litigasi. Akan tetapi, jika didasarkan pada logika

seperti yang telah diuraikan pada alasan pertama bahwa jika perkara

diputus, pihak yang kalah seringkali mengajukan upaya hukum, banding

maupun kasasi, sehingga membuat penyelesaian atas perkara yang

bersangkutan dapat memakan waktu bertahun-tahun, dari sejak pemeriksaan

Page 57: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

di Pengadilan tingkat pertama hingga pemeriksaan tingkat kasasi

Mahkamah Agung. Sebaliknya, jika perkara dapat diselesaikan dengan

perdamaian, maka para pihak dengan sendirinya dapat menerima hasil akhir

karena merupakan hasil kerja mereka yang mencerminkan kehendak

bersama para pihak. Selain logika seperti yang telah diuraikan sebelumnya,

literatur memang sering menyebutkan bahwa penggunaan mediasi atau

bentuk-bentuk penyelesaian yang termasuk ke dalam pengertian Alternative

Dispute Resolution (ADR) merupakan proses penyelesaian sengketa yang

lebih cepat dan murah dibandingkan proses litigasi.

b. Mediasi tidak hanya terpaku pada Hak-hak hukumnya tetapi juga

memfokuskan pada psikologi para pihak. Seperti yang telah di amati di

lapangan bahwa ketika proses mediasi berlangsung, pada tahap pemberian

nasihat, mediator selalu memberikan arahan, motivasi, mengingatkan masa

depan dan psikologi anak dan lain sebagainya.

c. Mediasi memberikan kesempatan para pihak dalam berpartisipasi

menyelesaikan sengketa para pihak.

d. Mediasi memberikan hasil yang tahan uji sehingga saling menciptakan yang

lebih baik diantar para pihak yang bersengketa.

e. Mediasi dapat menghilangkan konflik, daripada lembaga Arbitase yang

seolah-olah bentuk keputusannya adalah memaksa.64

Berdasarkan Pernyataan diatas Penulis dapat kita pahami bahwa mediasi

merupakan salah satu bentuk dari alternatif penyelesaian perkara di pengadilan

dengan Tujuan Mediasi adalah menyelesaikan sengketa antara para pihak dengan

melibatkan pihak ketiga yang netral dan adil. Mediasi dapat mengantarkan para

pihak pada kesepakatan damai, mengingat proses penyelesaian melalui mediasi

menepatkan kedua pihak pada posisi yang sama, tidak ada pihak yang di

menangkan atau pihak yang dikalahkan. Dalam mediasi para pihak memiliki

kewenangan penuh dalam mengambil keputusan. Mediator tidak memiliki

kewenagan dalam pengambilan keputusan, akan tetapi ia Hanya membantu para

64

Khaeril, Prosedur Mediasi Di Pengadilan Agama, (Malang: 2013). Hal. 2

Page 58: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

pihak dalam menjaga proses mediasi guna untuk mencapai kesepakatan damai

mereka.

Dalam perspektif Bimbingan Konseling khususnya dalam Konseling

Keluarga, bahwa Konseling Keluarga memiliki dua tujuan yaitu umum dan

khusus.

1. Tujuan Umum Konseling keluarga

a. Membantu, Anggota-anggota keluarga belajar dan menghargai secara

emosional bahwa dinamika keluarga adalah kait-mengait diantara Anggota

keluarga.

b. Untuk membantu anggota Keluarga agar menyadari tentang fakta jika satu

anggota keluarga bermasalah, maka akan mempengaruhi kepada persepsi,

ekspektasi, dan interaksi anggota-anggota lain.

c. Agar tercapai keseimbangan yang akan membuat pertumbuhan dan

peningkatan setiap anggota.

d. Untuk mengembangkan penghargaan penuh sebagai pengaruh dari

hubungan parental.65

2. Tujuan Khusus Konseling Keluarga

a. Untuk meningkatkan toleransi dan dorongan anggota-anggota keluarga

terhadap cara-cara yang istimewa (idiocynratic ways) atau keunggulan-

keunggulan anggota lain.

b. Mengembangkan toleransi terhadap anggota-anggota keluarga yang

mengalami frustasi/kecewa, konflik, dan rasa sedih yng terjadi karena

faktor sistem keluarga atau diluar sistem keluarga.

c. Mengembangkan motif dan potensi-potensi, setiap anngota keluarga

dengan cara mendorong (men-support), memberi semangat, dan

meningkatkan anggota tersebut.

d. Mengembangkan keberhasilan persepsi diri orang tua secara realistik dan

sesuai dengan anggota-anggota lain.66

65

Sofyan, S. Willis. Konseling Keluarga (Family Counseling). (Bandung: Alfabeta). 2015.

Hal. 88-89

Page 59: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa dalam perspektif Bimbingan

Konseling Keluarga menyatakan bahwa tujuan Konseling Keluarga yaitu

membantu anggota aeluarga agar menyadari tentang fakta jika satu anggota

keluarga bermasalah, dan juga betutuan untuk Mengembangkan dan

meningkatkan toleransi terhadap anggota-anggota keluarga yang mengalami

frustasi/kecewa, konflik, dan rasa sedih yng terjadi karena faktor sistem keluarga

atau diluar sistem keluarga.

66 Sofyan, S. Willis. Konseling Keluarga (Family Counseling). (Bandung: Alfabeta).

2015. Hal. 88-89

Page 60: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Gambar. 4.1. Alur proses mediasi perkara perdata pada Pengadilan Agama

Sarolangun berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2016

tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan67:

67

Dokumen Pengadilan Agama Kabupaten Saro langun

Pendaftaran perkara perdata

gugatan pada Pengadilan Agama

Penetapan Majelis Hakim

(oleh ketua Pengadilan Agama)

Sidang pertama

Hakim pemeriksa wajib menjelaskan

prosedur mediasi kepada para pihak

Pemilihan mediator

Penunjukan Mediator

atas dasar kesepakatan

para pihak

Penunjukan Mediator

oleh Hakim ketua

Majelis

Penyerahan Resume

Perkara kepada Mediator

Proses Mediasi

Proses mediasi berlangsung paling lama 30 hari terhitung

sejak penetapan perintah melakukan mediasi dapat

diperpanjang 30 hari dan berdasarkan permintaan para pihak

kepada Hakim pemeriksa dapat diperpanjang lagi

45

Page 61: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Laporan Hasil Mediasi

Mediator membuat Laporan secara tertulis kepada Majelis

Hakim pemeriksa Perkara

Mediasi berhasil

Mediasi berhasil sebagian

Mediasi tidak berhasil

Mediasi tidak dapat

dilaksanakan

Majelis Hakim pemeriksa

perkara

Mediasi

berhasil

Mediasi

berhasil sebagian

Mediasi

tidak

berhasil

Mediasi tidak

dapat

dilaksanakan

-Akta perdamaian

(Acta Van Dading)

-Penetapan

pencabutan gugatan

Penetapan melanjutkan

pemeriksaan perkara

Penetapan melanjutkan

pemeriksaan perkara

Dalam hala kesepakatan

perdamaian hanya menyangkut

sebagian objek gugatan

Majelis hakim melanjutkan

pemeriksaan terhadap objek

perkara atau tuntunan hukum

yang belum berhasil disepakati

oleh kedua belah pihak

berperkara

Majelis hakim pemeriksa

perkara wajib membuat

kesepakatan perdamaian

sebagian tersebut dalam

pertimbangan dan amar

putusan.

Akibat Hukum Para Pihak tidak beritikad Baik

1. Putusan gugatan dinyatakan tidak dapat

diterima

Dalam hal penggugat berdasarkan laporan

mediator dinyatakan tidak beritikad baik

(pasal 22 PERMA No. 1 tahun 2016

Dalam hal para pihak secara bersama-sama

dinyatakan tidak beritikad baik oleh

mediator (pasal 23 ayat (8) PERMA No. 1

Tahun 2016)

2. Biaya mediasi dibebankan kepada tergugat

Dalam hal tergugat berdasarkan laporan

mediator dinyatakan tidak beritikad baik

Penetapan memuat amar yang dinyatakan

tergugat tidak beritikad baik dn

membebankan biaya mediasi kedepannya

(pasal 23 ayat (1), (2), (3), hurup a, b, c

PERMA No. 1 Tahun 2016

Page 62: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Penerapan mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun telah

dilaksanakan sejak dahulu, yang mana mediasi difungsikan untuk mendamaikan

para pihak yang bersengketa sehingga diharapkan para pihak dapat merenungkan

niatnya melakukan perceraian. Seperti pengertian Iṣ lah menurut ulama fikih, kata

ishlah diartikan sebagai perdamaian, yaitu suatu perjanjian yang ditetapkan untuk

menghilangkan persengketaan di antar manusia yang bertikai, baik individu

maupun kelompok.

Pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun, yang

menjadi mediator dalah Hakim di Pengadilan Agama itu sendiri. Hakim Mediator

adalah mediator yang merangkap menjadi Hakim dan telah memiliki sertifikat

mediasi dari Mahkamah Agung Republik Indonesia, hal ini terjadi apabila di

Pengadilan Agama tersebut tidak memiliki mediator Non Hakim yang

bersertifikat dan semua Hakim bisa dimasukkan dalam daftar mediator.

Berdasarkan Hasil observasi sesuai dengan Gambar 4. 1 diatas bahwa bagi

keluarga yang akan bercerai mereka terlebih dahulu diberikan surat pernyataan

atau blanko (Formulir) mereka isi dan setujui oleh kedua belah pihak, apabila

pada tahap pertama ada salah satu dari kedua belah pihak tidak setuju untuk

dilakukan mediasi maka proses mediasi tidak dapat dilakukan, jika hal ini yang

terjadi maka otomatis dari pihak pengadilan tidak bisa memaksakan untuk

diadakan mediasi, maka denagan demikian putusan pengadilan bisa dapat diambil

tanpa harus proses mediasi terlebih dahulu. Namun kadang sering terjadi ada

diantara keluarga yang akan bercerai yang mengajukan sebuah gugatan mereka

sudah memiliki tekad yang bulat untuk bercerai, terkadang ada juga yang sudah

menyetujui dan mengisi blank pendaftaran mediasi, setelah di tentukan jadwal

mediasi terkadang salah satu dari mereka ada yang tidak datang dan hal ini

menyebabkan proses mediasi tidak dapat dilakukan dan jika demikian yang terjadi

maka Pengadilan Agama dapat langsung memutuskan gugatan dari kasus

perceraian tersebut.68

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan ibu Afriani

salah seorang perkara yang mengajukan gugatannya ke Pengadilan mengatakan

bahwa:

68

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Page 63: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

“Pertama-tama sebelum melakukan Mediasi kami diberikan formulir

pendaftaran mediasi, selanjutnya kami mengisi formulir itu dan saya beserta

suami menyetujui dengan bentuk tanda tangan”.69

Setelah proses pertama dilakukan maka selanjutnya yang dilakukan adalah

proses memutuskan hakim atau mediator atau penetapan majelis hakim, dimana

pada tahap ini akan ditentukan oleh ketua Pengadilan itu sendiri.70

Dalam

pelaksanaan mediasi sering kita dengar tentang jangka waktu mediasi

sebagaimana tertera dalam teori proses mediasi berlansung selma 30 hari kerja,

sejak mediator dipilih oleh para pihak atau mediator yang ditunjuk oleh ketua

majelis hakin atas dasar para pihak. Hal ini sesuai dengan apa yang di sampaikan

oleh bapak Korik Agustian selaku ketua dan hakim di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun mengatakan:

“Mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun ini berlangsung

selama 30 hari dan bisa diperpanjang selama 15 hari tergantung kesepakatan

para pihak dengan mediatornya”.71

Berdasarkan hasil observasi peneliti melihat dalam proses mediasi di

pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun proses mediasi berlangsung selama

sebulan dilakukan pada hari kerja senin sampai jum‟at. Jadi ketika sudah ada titik

temu atau terdapat hasil akhir apakah berhasil atau gagal, maka berakhir juga

mediasi tersebut. Dan pada kenyataan dilapangan mediasi sering membutuhkan

penundaan apabila permasalahan yang dihadapi hanyalah permasalahan

perceraian baik cerai gugat maupun cerai talak.72

Dari hasil observasi dan wawancara diatas, dapat dijelaskan bahwa

pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun sesuai dengan

PERMA No. 1 Tahun 2016 mengenai jangka waktu proses mediasi pada pasal 24

yang berbunyi: Proses mediasi berlangsung selama paling lama 30 hari terhitung

sejak penetapan perintah melakukan mediasi. Atas dasar kesepakatan para pihak

69

Afriani, Perkara Mediasi, Wawancara dengan Penulis, 16 Mei 2019, Kabupaten

Sarolangun, Rekaman Audio. 70

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun 71

Korik Agustian, Ketua Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 03 Januari 2019,

Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio. 72

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Page 64: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

jangka waktu mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 hari terhitung sejak

berakhir jangka waktu sebagaimana dimaksud diatas. Mediator atas permintaan

para hakim mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu mediasi

sebagaimana dimaksud diatas kepada hakim pemeriksa Perkara dengan

alasannya.73

Karena tidak ada peraturan harus melaksanakan proses mediasi dalam satu

hari. Jika terdapat perkara yang membutuhkan proses mediasi yang lama, maka

jangka waktu mediasi dapat diperpanjang paling lama 30 hari sampai mencapai

perdamaian dan kesepakatan kedua belak pihak atau lebih sesuai dengan PERMA

diatas. Dalam hal ini ibu Afriani juga menyampaikan:

“Sekitar 2 atau 3 hari kami melakukan pendaftaran mediasi, kami dipanggil

kembali lalu diarahkan untuk memasuki ruang mediasi dan langsung

melakukan mediasi tersebut, dalam pelaksaan mediasi pertama mediator

memperkenalkan diri dan menyampaikan apa itu mediasi, tujuan dilakukan

mediasi dan lain sebagainya, dikarenakan semua keputusan ada di tangan

saya sendiri jadi saya tetap ingin bercerai, jadi dalam pelaksaan mediasi

kami tidak membutuhkan waktu lama dan hanya dalam 1 hari saja semua

keputusan sudah ditentukan.”74

Namun berbeda dengan ibu Yulianti, ibu Yulianti juga termasuk salah

seorang pengugat yang pernah mengikuti pelaksanaan Mediasi di Pengadilan

Agama Kabupaten Sarolangun, mengenai Waktu dalam proses mediasi ibu

Yulianti berbeda dengan ibu Afriani dia mengatakan bahwa:

“Setelah kami melakukan pendaftaran dan mengisi Formulir Mediasi, 2 hari

setelah itu kami dipanggil kembali dan untuk melakukan proses mediasi

namun suami saya tidak hadir ketika itu dan akhirnya proses mediasi

ditunda selama 2 minggu kemudian kami di panggil kembali dan panggilan

kedua kalinya ini Suami saya datang dan kami mengikuti proses mediasi

tersebut dan dikerenakan niat saya sudah bulat dan keputusan saya tetap

ingin bercerai”.75

73

Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, PERMA RI Nomor 1 Tahun 2016 Tentang

Prosedur Mediasi di Pengadilan 74

Afriani, Perkara Mediasi, Wawancara dengan Penulis, 16 Mei 2019, Kabupaten

Sarolangun, Rekaman Audio. 75

Yulianti, Perkara Mediasi, Wawancara dengan Penulis, 19 Mei 2019, Kabupaten

Sarolangun, Rekaman Audio.

Page 65: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Mengenai tugas mediator dalam pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun tetap di terapkan. Sesuai dengan hasil observasi peneliti

melihat ketika proses mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun,

setelah tahap pengenalan kemudian mediator menjelaskan tentang mediasi, peran

mediator, dan fungsi mediator.76

Hal tersebut sesuai dengan yang di katakan oleh

bapak Korik Agustian:

“Untuk tahapan mediasi yang selanjutnya yaitu perkenalan antara mediator

dengan para pihak, kemudian menjelaskan maksud dan tujuan mediasi,

fungsi dan peran mediator, dan menjelaskan bahwa mediasi ini adalah salah

satu usaha untuk mencapai perdamaian. Dan mediasi ini merupakan

Peraturan Mahkamah Agung”.77

Selain itu juga penjelasan mengenai pentingnya penerapan tahapan proses

mediasi terutama Tahapan Tugas Mediator yang diatur dalam PERMA No. 1

Tahun 2016 berdasarkan hasil wawancara oleh peneliti di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun yang dikemukakan oleh Bapak Korik Agustian yang

Bearti di dalam PERMA ini dijelaskan bahwa mediasi adalah cara penyelesaian

sengketa secara damai yang tepat, efektif dan dapat membuka akses yang lebih

luas kepada para pihak untuk memperoleh penyelesaian yang memuaskan serta

berkeadilan indikator efektif yang dimaksud adalah dengan di patuhinya PERMA

sebagai salah satu hukum dalam proses bercerai di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun.

Secara yuridis bahwa dalam ketentuan PERMA No. 1 Tahun 2016 pasal 14

tentang tahapan tugas mediator, dalam menjalankan fungsinya mediator bertugas:

Memperkenalkan diri dan memberi kesempatan kepada para pihak untuk saling

memperkenalkan diri, Menjelaskan maksud, tujuan, dan sifat mediasi kepada para

76

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun 77

Korik Agustian, Ketua Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 03 Januari 2019,

Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Page 66: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

pihak, dan selanjutnya Menjelaskan kedudukan dan peran mediator yang netral

dan tidak mengambil keputusan.78

Hal ini sikap konselor dalam perspektif Bimbingan dan Konseling

khususnya dalam Konseling Keluarga pada fase membina hubungan Konseling,

teknik ini digunakan seorang konselor dalam membantu para pihak dalam

menyelesaikan masalah para pihak atau klien. Teknik ini merupakan fase yang

amat penting didalam proses konseling dan keberhasilan tujuan konseling secara

efektif ditentukan oleh keberhasilan konselor dalam membina hubungan konseling

itu. Fase ini harus terjadi di tahap awal dan tahap berikutnya dari konseling yang

ditandai dengan adanya Raport sebagai kunci lancarnya hubungan konseling.

Disamping itu, sikap konselor amat penting selain teknik konseling, adapun sikap-

sikap yang penting dari seorang konselor adalah sebagai berikut:

1. Acceptance, yaitu menerima klien secara ikhlas tanpa mempertimbangkan jenis

kelamin, derajat, kekayaan, dan perbedaan agama. Disamping itu klien

diterima dengan segala masalahnya kesulitan, dan keseluruhan serta sikap-

sikapnya yang positif maupun negatif

2. Unconditional positive regard, artinya menghargai tanpa dicampuri sikap

menilai, mengejek, dan mengkritik.

3. Understanding, yaitu konselor dapat memahami keadaan klien sebagaimana

adanya.

4. Genuine, yaitu bahwa konselor itu asli dan jujur dengan dirinya sendiri, wajar

dalam pembuatan dan ucapan.

5. Empati, artinya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain (klien).

Secara berurutan, proses hubungan konseling dapat dijabarkan sebagai berikut

1. Klien memasuki ruang konseling, konselor mempersiapkan klien supaya siap

dibimbing, atau dibantu. Bearti hubungan konseling telah dimulai.

2. Tahap klarifikasi, klien menyatakan alasan kedatangannya mengungkapkan

pengalaman klien tentang konseling sebelumnya, mengungkapkan harapan-

78

Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, PERMA RI Nomor 1 Tahun 2016 Tentang

Prosedur Mediasi di Pengadilan

Page 67: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

harapan klien dalam wawancara konseling yang akan dilaksanakan,

menyatakan makna konseling.

3. Tahap struktur, konselor mengadakan kontrk dengan klien tentang lamanya

waktu yang akan digunakan, tentang biaya konseling, tentang kerahasiaan,

tentang boleh tidaknya direkam.

4. Tahap meningkatkan relasi atau hubungan konseling, pada tahap ini konselor

membangun hubungan konseling untuk memudahkan bagi pemberian bantuan

kepada klien.79

Kemudian mediator hanya menjelaskan bahwa mediator hanya

mendamaikan, solusi akhir yang menentukan adalah kedua belah pihak berperkara

sendiri. Maka melihat dan menelaah secara mendalam hasil observasi dan

wawancara tersebut, dapat dijelaskan bahwa penerapan tugas mediator di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun tetap dilakukan, sedangkan kefahaman

dari para pihak berperkara mengenai mediasi cukup sebatas global saja, bahwa

mereka hanya mengetahui bahwa mediasi adalah perdamaian dan menemukan

solusi dari permasalahan mereka, jadi menurut peneliti tahapan Tugas Mediator di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun sudah dilakukan secara maksimal.

Karena Hakim Mediator memberikan penjelasan kepada para pihak pada

pertemuan pertama tentang pengertian dan prosedur mediasi dalam proses

mediasi, serta peran mediator yang merupakan tugas dan kewajiban mediator,

sesuai dengan penjelasan yuridis diatas.80

Pada tahapan selanjutnya, mediator memberikan kesempatan para pihak

untuk melakukan prsentasi atau mengklarifikasi kejadian perkara secara

bergantian tahapan ini memiliki tujuan yaitu memberikan kesempatan kepada para

pihak untuk mendengarkan dan juga memberikan kesempatan para pihak

mendengarkan permasalahan dari pihak lain secara langsung, sehingga diharapkan

mediator dapat mengetahui duduk perkara yang jelas walaupun terkadang antara

79

Sofyan, S. Willis. 2011. Konseling Keluarga (Family Counseling). (Bandung: Alfabeta).

2015. Hal. 137-138 80

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Page 68: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

penggugat atau tergugat tidak mau kalah dengan pernyataan penggugat atau

tergugat, jadi saling adu mulut atau cek-cok, karena keegoisan masing-masing.81

Kemudian dilanjutkan dengan diskusi, yakni tanggapan terhadap informasi

yang telah disampaikan oleh para pihak. Para pihak melakukan negosiasi dan

tawar menawar diantara mereka, biasanya pada kesempatan ini masing-masing

pihak ngotot untuk menggolkan yang mereka inginkan. Disinilah peranan dan

kepiawaian moderator diuji, sebab kalau mediator lemah biasanya berlanjut

kepada keributan dan bubarnya mediasi. Dalam tahap negosiasi ini ada dua model

yang sering dipergunakan, yaitu, pertama: para pihak berbicara langsung satu

sama lain, mediator hanya berperan untuk menjaga urusan bicara, mencatat

kesepahaman dan sekali-kali mengintervensi membantu proses komunikasi;

kedua: mediator mengatur seluruh arah pembicaraan, mengajukan pertanyaan

kepada para pihak dan terkadang memberikan tawaran solusi. Kedua model ini

dalam penerapannya tergantung kepada para pihak yang berjalan dengan baik.

Dalam Teknik Konseling Keluarga dalam pendekatan sistem yang

dikemukan oleh Peres (1979) mengembangkan teknik Sculpting (mematung) yaitu

suatu teknik yang mengizinkan anggota-anggota keluarga untuk menyatakan

kepada anggota keluarga lain, persepsinya tentang berbagai masalah hubungan

diantara anggota-anggota keluarga. Kien diberi izin menyatakan isi hati dan

persepsinya tanpa ada rasa cemas. Sculpting digunakan konselor untuk

mengungkapkan konflik anggota keluarga melalui Verbal, untuk mengizinkan

anggota keluarga mengungkapkan perasaannya melalui verbal, untuk

mengizinkan anggota keluarga mengungkapkan perasannya melaui tindakan

(perbuatan). Hal ini bisa dilakukan dengan “The family relationship tabelau”

yaitu anggota keluarga yang “Mematung” tidak memberikan respon apa-apa

selama anggota keluarga menyatakan perasaannya secara verbal. Kemudian teknik

Listening (Mendengarkan) teknik ini digunakan agar pembicaraan seorang

anggota keluarga didingarkan dengan sabar oleh yang lain. Konselor

menggunakan teknik ini untuk mendengarkan dengan perhatian terhadap klien.

81

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Page 69: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Perhatian tersebut terlihat dari cara duduk konselor yang menghadapkan muka

kepada klien, penuh perhatian terhadap setiap kenyataan klien, tidak menyela

selagi klien berbicara serius.82

Berdasarkan hasil observasi untuk menghidari keributan antara pihak maka

Mediator dapat melakukan Kaukus kepada para pihak agar mereka berperan aktif

dalam mediasi. Kaukus yaitu mengadakan pertemuan terpisah dengan masing-

masing pihak. Pertemuan ini dimaksudkan untuk menggali hal-hal yang belum

diungkapkan terhadap pointers yang belum disepakati dalam negosiasi, sehingga

apa yang menjadi kekhawatiran masing-masing dapat digali untuk dicarikan jalan

keluar sampai tercapainya suatu kesepakatan. Pertemuan terpisah atau kaukus

perlu juga dilaksanakan apabila ada pihak yang tidak berdaya dan mempunyai

posisi lawan lemah sehingga banyak hal yang dikemukakan di muka orang

banyak. Bila mediator melakukan pertemuan terpisah dengan salah satu pihak,

maka ia harus melakukan hal yang sama pada pihak lain. Hal ini penting untuk

dilaksanakan agar is tidak dianggap memihak kepada salah satu pihak, sehingga

merusak kepercayaan para pihak kepadanya.

Setelah mengadakan Kaukus, mediator mengadakan rapat pleno lagi untuk

mengadakan negoisasi terakhir dan mneyelesaikan beberapa hal dengan lebih rinci

dan detail. Seluruh permasalahan yang telah disepakati dituangkan dalam surat

yang berbentuk akta dan ditandatangani oleh para pihak yang bersengketa. Dalam

pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun, dalam

Negosiasi mediator memberikan arahan atau nasihat-nasihat kepada para pihak

berperkara, untuk bisa berfikir lebih jernih memikirkan keluarga terutama psikis

anak dan sebagainya sehingga diharapkan para pihak mengurungkan niat mereka

untuk berpisah, atau berdamai antara kedua belah pihak tersebut selanjutnya

mediator mengajak para pihak untuk menemukan solusi dari permasalahan

mereka dengan memberikan pertanyaan kepada para pihak harapan-harapan yang

diinginkan bagi hasil akhir permasalahan tersebut.

82

Sofyan, S. Willis. 2011. Konseling Keluarga (Family Counseling). (Bandung: Alfabeta).

2015. Hal. 139-140

Page 70: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Setelah memberikan beberapa nasihat kemudian mediator memberikan

pertanyaan apakah proses perceraian tetap dilakukan. Ketika para pihak tetap

berkukuh atau berkeinginan kuat untuk bercerai maka mediator tersebut

menyatakan bahwa mediasi gagal. Jadi yang terpenting dari mediasi di Pengadilan

Agama Kabupaten Sarolangun adalah mendamaikan kedua belah pihak yang

berperkara.83

Karena menurut hakim mediator bapak zakaria ansori mengatakan :

“Hati itu tidak dapat dipaksakan, ketika dua hati tidak dapat bersatu maka

jalan terakhir adalah perceraian”.84

Dalam pemberian Nasihat ibu Kessy juga memberikan tanggapan, ibu Kessy

merupakan salah seorang penggugat yang pernah mengikuti proses Mediasi di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun, dia menyampaikan bahwa:

“Dari pertama melakukan gugatan ke Pengadilan tujuan saya hanyalah

untuk bercerai dengan suami saya, jika ditanya apakah Nasihat dari

mediator kurang baik? Bagi saya Nasihat dari mediator juga cukup Baik,

mediator berusaha untuk mendamaikan kami, dan mengingatkan masa

depan keluarga dan anak, namun itu semua tidak bisa mempengaruhi niat

saya untuk bercerai. Bagi saya jika damai kalau suami saya tidak berubah

dan akan mengulangi masalah sebelumnya, ya tentunya saya juga tetap sakit

hati”85.

Bagi mereka para pihak, tempat mediasi tidak mempengaruhi niatan untuk

melakukan perceraian dan meneruskan perkaranya di sidang, pada tahapan

berikutnya mediator memberikan sambutan yang fungsinya untuk meyakinkan

para pihak bahwa yang berhak melakukan pengambilan keputusan adalah para

pihak.

Menurut hasil observasi yang peneliti lakukan di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun terkadang setelah mediator bertanya dan penggugat

melakukan klarifikasi tentang masalah yang dihadapi, pihak tergugat langsung

memotong pembicaraan penggugat. Begitu pula dengan pihak tergugat yang

83

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun 84

Zakaria Ansori, Hakim Mediator di Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 03

Januari 2019, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio. 85

Kessy, Perkara Mediasi, Wawancara dengan Penulis, 17 Mei 2019, Kabupaten

Sarolangun, Rekaman Audio.

Page 71: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

mengklarifikasi dari permasalahan tersebut dan dipotong juga oleh pihak

penggugat, sehingga terjadilah perselisihan antara kedua belah pihak.

Pada tahapan pelaksanaan mediasi yang dilakukan mediator di Pengadilan

Agama Kabupaten Sarolangun, peneliti melihat bahwa Metode atau cara yang

digunakan oleh hakim mediator dalam proses mediasi ini adalah berupa metode

Bimbingan Pribadi dimana metode ini hakim mediator lebih melihat pada

perkembangan kemampuan mengatasi masalah-masalah pribadi dan kepribadian

didalam menyelesikan segala masalah yang ada pada para perkara baik yang

terjadi secara individu pada dirinya atau masalah yang ada pada keluarganya.

Bimbingan pribadi ini sangatlah tepat bila digunakan oleh para hakimdalam

membantu menyelesaikan masalah yang terjadi dalam sebuah keluarga karena

bimbingan pribadi ini hakimlebih melihat pada potensi pada perkara dalam

menyelesaikan masalah yang ada pada dirinya atau keluarganya.86

Dalam proses mediasi ini hakim mediator tidak bisa memaksa kehendaknya

kepada para keluarga yang memiliki masalah dalam keluarganya, tugas hakim

mediator disini hanyalah memberikan arahan dan memberikan solusi namun

semua keputusan ada pada mereka yang memiliki masalah.87 Seperti yang

dikatakan bapak Zakaria Ansori:

“Karena Kebanyakan Dari Mereka yang telah mengajukan perceraian

kepengadilan ini sudah menjadi keputusan terakhir dan mereka sudah

memliki keputusan yang bulat untuk bercerai, sehingga terkadang keputusan

yang sudah bulat itulah yang menjadi faktor penghambat keberhasilan

mediasi, disini kami hanya berusaha membantu memperbaiki masalah

mereka namun semua keputusan ada pada mereka”.88

Kemudian mereka melakukan pengambilan putusan, putusan yang berhak

memberikan putusan dalam akhir mediasi adalah para pihak sesuai dengan salah

satu manfaat dari mediasi adalah memberikan kesempatan para pihak dalam

86

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun 87

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun 88

Zakaria Ansori, Hakim Mediator di Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 03

Januari 2019, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Page 72: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

berpartisipasi menyelesaikan sengketa para pihak dalam berpartisipasi

menyelesaikan ssengketa para pihak. Sehingga dengan mediasi tersebut saling

menciptakan pengertian yang lebih baik diantara para pihak yang bersengketa.

Setelah keputusan diberikan oleh para pihak kemudian mediator mengambil

surat pernyataan yang didalamnya bahwa telah dimediasi oleh mediator yang

bersangkutan kemudian mediator melakukan percatatan putusan yang berisikan

mediasi berhasil/gagal yang sudah di print out terakhir diberikan kepada para

pihak dan ditanda tangani sebanyak 3 kali.89

Apabila mereka para pihak tidak ada upaya damai, walaupun setelah

dilakukan penundaan, maka para pihak dinyatakan gagal dalam mediasi selain itu

juga terdapat salah satu pihak yang tidak mempunyai iktikad baik, dengan sebab-

sebab yang telah diatur dalam PERMA No. 1 Tahun 2016 dalam pasal 8 yang

berbunyi: “Salah satu pihak atau para pihak dan atau kuasa hukumnya dapat

dinyatakan tidak beritikad baik oleh mediator dalam hal yang bersangkutan”.

Tidak hadir setelah dipanggil secara patut 2 (dua) kali berturut-turut dalam

pertemuan mediasi tanpa alasan sah, Kemudian menghadiri pertemuan berikutnya

meskipun telah dipanggil secara patut 2 (dua) kali berturut-turut tanpa alasan sah,

Selajutnya ketidak hadiran berulang-ulang yang mengganggu jadwal pertemuan

mediasi tanpa alasan sah dan menghadiri pertemuan mediasi, tetapi tidak

mengajukan dan atau tidak menanggapi Resume perkara para pihak lain. Dan

Tidak menanda tangani Konsep Kesepakatan perdamaian yang telah disepakati

tanpa alasan sah. Mediasi berhasil, jika tercapai kesepakatan yang tidak

melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Dan Mediasi tidak dilaksanakan

disebabkan ada pihak ketiga yang terlibat tetapi tidak disebut dalam gugatan

sehingga tidak dapat menjadi pihak dalam mediasi, salah satu pihak

mengundurkan diri karena adanya itikad tidak baik dari lawan, dan sengketa yang

terjadi tidak boleh dilakukan kesepakatan damai karena jika terjadi perdamaian,

89

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Page 73: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

justru bertentangan dengan hukum misalnya perkara pembatalan perkawinan

karena melanggar hukum.90

Oleh karena itu dengan sebab-babab diatas, maka mediator wajib

menyatakan mediasi tidak berhasil mencapai kesepakatan dan

memberitahukannya secara tertulis kepada hakim pemeriksa Perkara, kemudian

mediator mengambil surat pernyataan telah dimediasi dan surat keterangan hasil

mediasi yang didalamnya menyatakan gagal atau berhasil mencapai kesepakatan

dari sekretaris mediator dalam bentuk print out dan didalamnya terdapat tanda

tangan para pihak yang berperkara.91

Tabel. 4. 1

Implementasi Tahapan Mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun.

No Tahapan dilaksanakan Tidak

dilaksanakan

1 Pendahuluan

a. Membuka jalan mediasi ,

kemudian memperkenalkan

diri dan memberikan

kesempatan kepada para pihak

untuk saling memperkenalkan

diri

b. Menjelaskan maksud, tujuan

dan menjelaskan sifat mediasi

kepada para pihak

2. Proses

a. Membuat aturan pelaksaan

mediasi bersama pada pihak

b. Menjelaskan bahwa mediator

dapat mengadakan pertemuan

dengan satu pihak tapa

kehadiran pihak lainnya

(Kaukus)

90

Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, PERMA RI Nomor 1 Tahun 2016 Tentang

Prosedur Mediasi di Pengadilan 91

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Page 74: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

c. Menyusun jadwal mediasi

kepada para pihak

d. Mengisi formulir jadwal

mediasi

e. Memberikan kesempatan

kepada para pihak untuk

menyampaikan permasalahan

dan usulan perdamaian

f. Mengiventarisasi

permasalahan dan

mengagendakan pembahasan

berdasarkan skala prioritas

g. Memfasilitasi dan mendorong

Para Pihak untuk:

1. Menelusuri dan menggali

kepentingan Para Pihak;

2. Mencari berbagai pilihan

penyelesaian yang terbaik

bagi Para Pihak; dan

3. Bekerja sama mencapai

penyelesaian;

h. Membantu Para Pihak dalam

membuat dan merumuskan

Kesepakatan Perdamaian;

3. Penutup

a. nasehat dari mediator kepada

para pihak yang berperkara

untuk menjaga perdamaian

b. Mediator mengakhiri jalannya

mediasi kemudian

Menyampaikan laporan

keberhasilan,

ketidakberhasilan dan/atau

tidak dapat dilaksanakannya

Mediasi kepada Hakim

Pemeriksa Perkara;

Dari Tabel. 4. 1 tersebut Mediator telah melaksanakan semua tahapan

Mediasi dengan baik, berdasarkan hasil Observasi keberhasilan Mediasi

tergantung dari kesadaran dari para pihak itu sendiri. Jika salah satu pihak sudah

Page 75: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

tidak ada rasa cinta maka proses perdamaian dalam mediasi sangat sulit dan

jarang bisa berhasil, lebih lagi jika keduanya sudah tidak ada rasa cinta lagi maka

sangat mustahil untuk di damaikan dan disatukan kembali karena keduanya sudah

tidak ada rasa ketertarikan lagi. Hal ini seperti yang telah disampaikan oleh ketua

pengailan bapak Korik Agustian bagi mereka para pihak yang telah sampai di

Pengadilan beart sudah memiliki permasalahan yang cukup parah dan tujuannya

hanya perceraian. Jadi, keterampilan mediator dalam membantu menyelesaikan

permasalahan para pihak sudah tidak berpengaruh bagi mereka para pihak.

B. Tingkat keberhasilan dan Kegagalan Mediasi di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

1. Rekapitulasi Perkara diterima dari Tahun 2015-2018

Berdasarkan Dari data yang di peroleh dari Pengadilan Agama Sarolangun, dapat

diketahui bahwa dari tahun ke tahun jumlah perkara yang masuk ke Pengadilan

Agama Sarolangun terus mengalami kenaikan. Dapat dijelaskan dalam tabel

berikut:

Tabel. 4. 2

Rekapitulasi Perkara Perceraian diterima dan dimediasi dari Tahun

2015-201892

No Tahun Diterima Dimediasi Berhasil

Mediasi

Gagal

Mediasi

1 2015 205 34 - 34

2. 2016 204 32 3 29

3. 2017 251 40 1 39

4. 2018 270 46 3 43

Jumlah 930 152 7 145

Berdasarkan Data tersebut dapat dijelaskan bahwa dari tahun 2015-2018

perkara perceraian yang diterima berjumlah 930 perkara, dan perkara yang

dimediasi berjumlah 152 perkara. Dari tahun ketahn terus meningkat dan

92

Dokumen, Laporan Tahunan, Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun. Tahun. 2015-

2018.

Page 76: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

terjadi penurunan pada tahun 2015-2016 sengan selisih 1 perkara. Dan yang

berhasil di mediasi berjumlah 7 perkara dan gagal mediasi berjumlah 145

perkara.

2. Rekapitulasi Mediasi dari Tahun 2015-2018

Untuk menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan mediasi di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun dapat dijelaskan dalam tabel

berikut:

Tabel. 4. 3

Rekapitulasi Mediasi Tahun 2015

di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

No Bulan Yang

Mediasi

Berhasil Tidak

Berhasil

Keterangan

1. Januari 4 - 4

2. Februari 2 - 2

3. Maret 4 - 4

4. Mei 1 - 1

5. April 4 - 4

6. Juni 4 - 4

7. Juli 2 - 2

8. Agustus 2 - 2

9. September 6 - 6

10. Oktober 3 - 3

11. Nopember 2 - 2

12. Desember - - -

Jumlah 34 - 34

Dari data tersebut Pengadilan Agama Sarolangun telah melaksanakan

mediasi secara maksimal terhadap perkara yang seharusnya dimediasi. Untuk

Page 77: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

tahun 2015 perkara yang di mediasi sebanyak 34 perkara semuanya tidak berhasil

mencapai perdamaian.93

Tabel. 4. 4

Rekapitulasi Mediasi Tahun 2016

Di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

No Bulan Yang

Mediasi

Berhasil Tidak

Berhasil

Keterangan

1. Januari 0 0 0

2. Februari 0 0 0

3. Maret 3 0 3

4. April 5 0 5

5. Mei 6 1 5

6. Juni 2 0 2

7. Juli 1 0 1

8. Agustus 4 0 4

9. September 1 0 1

10. Oktober 1 0 1

11. November 5 0 5

12. Desember 4 2 2

Jumlah 32 3 29

Dari Data tersebut Pengadilan Agama Sarolangun telah melaksanakan

perkara mediasi secara maksimal. Untuk tahun 2016 perkara yang dimediasi

93

Dokumen, Laporan Tahunan, Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun. Tahun. 2015.

Page 78: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

sebanyak 32 perkara, yang Berhasil di Mediasi Sebanyak 3 Perkara Dan yang

gagal sebanyak 29 perkara.94

Tabel. 4. 5

Rekapitulasi Mediasi Tahun 2017

Di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

No Bulan Yang

Mediasi

Berhasil Tidak

Berhasil

Keterangan

1 Januari 3 0 3

2 Februari 1 0 1

3 Maret 5 0 5

4 April 1 0 1

5 Mei 2 0 2

6 Juni 1 0 1

7 Juli 8 0 8

8 Agustus 4 1 5

9 September 2 0 2

10 Oktober 2 0 2

11 November 5 0 5

12 Desember 4 0 4

Jumlah 40 1 39

Dari Data di atas Pengadilan Agama Sarolangun telah melaksanakan

perkara mediasi secara maksimal. Untuk tahun 2017 perkara yang dimediasi

sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) perkara. Dari jumlah tersebut, Perkara yang

94

Dokumen, Laporan Tahunan, Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun. Tahun. 2016

Page 79: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Berhasil di Mediasi yaitu sebanyak 1 (satu) Perkara, sisanya sebanyak 38 (tiga

puluh delapan) tidak berhasil mencapai kesepakatan.95

Tabel. 4. 6

Rekapitulasi Mediasi Tahun 2018

Di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

No Bulan

Yang

Mediasi Berhasil

Tidak

Berhasil Keterangan

1 Januari 3 0 3

2 Februari 5 0 5

3 Maret 6 1 5

4 April 3 0 3

5 Mei 5 0 5

6 Juni 3 2 1

7 Juli 6 0 6

8 Agustus 1 0 1

9 September 2 0 2

10 Oktober 4 0 4

11 November 7 0 7

12 Desember 1 0 1

Jumlah 46 3 43

Dari Data tersebut Pengadilan Agama Sarolangun selama tahun 2018 telah

menerima sebanyak 312 perkara, yang terdiri dari perkara contentious

(gugatan) sebanyak 279 perkara, dan perkara voluntair (permohonan) sebanyak

33 perkara. Dari jumlah perkara yang di terima Pengadilan Agama Sarolangun

95

Dokumen, Laporan Tahunan, Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun. Tahun. 2017

Page 80: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

yang dapat dilakukan Mediasi sebayak 46 perkara dan dari jumlah perkara yang

dapat dilakukan mediasi hanya 3 perkara yang berhasil dan sisanya sebanyak

43 perkara tidak berhasil.96

Dari tabel Rekapitulasi Mediasi diatas dapat dijelaskan bahwa selama 4

(empat) tahun dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 jumlah mediasi masuk

sebanyak 152, berhasil di mediasi sebanyak 7 perkara sedangkan yang tidak

berhasil atau gagal di mediasi sebanyak 145 perkara, dengan hasil data tersebut

maka pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan mediasi lebih banyak menemui kegalalan dari

pada keberhasilan.97

C. Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Mediasi di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun.

Kegagalan Mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

dipengaruhi Oleh beberapa faktor yaitu:

1. Kurangnya Tenaga Hakim Mediator

Kurangnya tenaga Hakim Mediator di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun, berdasarkan hasil Observasi bahwa untuk tahun 2018 terakhir

pengadilan Agama hanya terdiri dari 3 (Tiga) orang Hakim, yaitu Korik

Agustian, S.Ag.,M.Ag, sebagai Ketua Pengadilan Agama sekaligus Hakim,

Moehamad Fathan, S. Ag. MHI, sebagai Wakil Ketua dan Hakim Mediator

dan Zakaria Ansori, S.HI., M.H sebagai Hakim mediator dan Hakim hakim

biasa, yang belum bersertifikat, dan yang menjadi hakim mediator hanya 2

(Dua) orang saja. Oleh karena itu kurangnya tenaga hakim mediator dan

mediator yang belum bersertifikat merupakan salah satu penyebab Kegagalan

mediasi.

2. Keinginan Kuat Untuk Bercerai

Seringkali pada saat mediasi dilakukan salah satu pihak bahkan keduanya

sudah sangat kuat keinginannya untuk bercerai, para pihak menganggap bahwa

Pengadilan Agama adalah tempat untuk bercerai dan merupakan upaya

96

Dokumen, Laporan Tahunan, Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun. Tahun. 2018 97

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Page 81: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

terakhir, bukan tempat untuk mecari solusi atau nasehat kepada orang yang

memiki pengetahuan dan pemahaman dibidang perkawinan. Seperti yang

disampaikan oleh bapak Zakaria Ansori:

“Karena Kebanyakan Dari Mereka yang telah mengajukan perceraian

kepengadilan ini sudah menjadi keputusan terakhir dan mereka sudah

memliki keputusan yang bulat untuk bercerai, sehingga terkadang

keputusan yang sudah bulat itulah yang menjadi faktor penghambat

keberhasilan mediasi, disini kami hanya berusaha membantu memperbaiki

masalah mereka namun semua keputusan ada pada mereka”.98

Hal inilah yang menjadi hambatan mediator dalam melakukan upaya

perdamaian dalam Proses Mediasi.

3. Pihak Ketiga

Saat proses mediasi mediator akan berusaha untuk mendamaikan para

pihak, namun hal ini menjadi sulit jika sudah adanya campur tangan pihak

ketiga. Pihak ketiga dalam hal perceraian dapat berasal dari keluarga ataupun

pihak luar, seperti tidak adanya dukungan dari pihak keluarga agar para pihak

kembali rujuk. Campur tangan pihak ketiga seperti sudah adanya wanita

idaman lain, atau pria lain ataupun campur tangan dari pihak keluarga dari

masing-masing pihak yang bersengketa. Seperti yng disampaikan oleh bapak

Zakaria Ansori:

“Mungkin ada juga faktor yang lain seperti bisikan dari keluarga, bisikan

dari pihak tertentu atau mungkin kalau dalam perceraian sudah ada calon

lagi karena memang grafik penyebab perceraian akibat perselingkuhan

agak menaik dalam Tahun ini (2018) ya mungkin itu faktor sosial media

sehingga mudah untuk berinteraksi dengan lawan jenis padahal mereka

sudah punya pasangan, nah meskipun mereka sadar bahwa percereraian itu

tidak baik, mereka tau mereka punya anak, dan punya status sosial, cuman

kadang-kadang itulah yang menjadi penghambat karena sudah ada yang

menunggu”.99

Pihak ketiga dalam hal perceraian dapat berasal dari keluarga ataupun

pihak luar, seperti tidak adanya dukungan dari pihak keluarga agar para pihak

98

Zakaria Ansori, Hakim Mediator di Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 03

Januari 2019, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio. 99

Zakaria Ansori, Hakim Mediator di Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 03

Januari 2019, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Page 82: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

kembali rujuk. Campur tangan pihak ketiga seperti sudah adanya wanita atau

pria idaman lain, ataupun campur tangan dari pihak keluarga dari masing-

masing pihak. Hal ini adanya pihak ketiga merupakan salah satu yang faktor

penyebab ketidak berhasilan Mediasi.

4. Jarak tempuh yang jauh

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bahwa bahwa lokasi Pengadilan

Agama Kabupaten Sarolangun ini memang jauh dari pemukiman warga

sehingga dengan jarak tempuh yang jauih ini bisa menjadi faktor kegagalan

dalam proses mediasi disebabkan ketidak hadiran perkara saat dipanggil untuk

di Mediasi.100

Hal ini ibu Yulianti menyampaikan:

“Kami gagal dimediasi bukan disebabkan ada yang tidak hadir hanya saja

ketika kami dipanggil setelah pendaftaran mediasi suami saya tidak hadir

disebabkan hujan dan Pengadilan ini juga lumayan jauh dari rumah sekitar

1 jam dalam perjalanan”.101

Oleh karena itu dilihat dari observasi dan wawancara jarak tempuh yang

jauh merupakan salah satu faktor penyebab kegagalan dalam proses Mediasi di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun.

100

Hasil Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun 101

Yulianti, Perkara Mediasi, Wawancara dengan Penulis, 19 Mei 2019, Kabupaten

Sarolangun, Rekaman Audio.

Page 83: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Hasil Peneliti Terkait Implementasi Mediasi Pada Kasus

Perceraian di Pengadilan Agama kabupaten Sarolangun, Pelaksanaan mediasi di

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun, yang menjadi mediator dalah hakim di

pengadilan agama itu sendiri, penerapan tugas mediator di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun tetap dilakukan, adapu kesiimpulan dari penilitian ini

yaitu:

1. Implementasi mediasi dalam menyelesaikan perkara di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun diawali dengan pendaftaran gugatan atau permohonan

ke Pengadilan Agama, kemudian majelis hakim ditunjuk oleh Ketua

Pengadilan Agama, penetapan hari sidang oleh Ketua majelis hakim, lalu pihak

Pengadilan memanggil para pihak untuk melakukan mediasi. Dalam pertemuan

pertama inilah, upaya mediasi dilakukan dengan dipilih salah satu mediator ,

lalu mediasi dilakukan selama 30 hari kerja dengan 1-2 kali pertemuan

melakukan pemanggilan untuk setiap kali pertemuan mediasi. Tahap pertama

mediator memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan mediasi, mempersilakan

para pihak menglarifikasi masalah yang dihadapi, selanjutnya mediator

melakukan peretmuan terpisah (Kaukus) jika terjadi keributan, selanjut

Pertemuan mediasi berisi nasehat-nasehat oleh mediator mengarahkan para

pihak untuk berunding mencapai kesepakatan damai. Akhirnya mediasi

berakhir dengan hasil berhasil atau gagal yang akan diumumkan pada sidang

selanjutnya.

2. Dari tabel Rekapitulasi Mediasi Pada BAB IV dapat dijelaskan bahwa selama 4

(empat) tahun dari tahun 2015-2018 jumlah perkara yang masuk berjumlah 930

perkara, dan perkara yang dimediasi berjumlah 152 perkara. Dari tahun

ketahun terus meningkat dan terjadi penurunan pada tahun 2015-2016 sengan

selisih 1 perkara. Dan yang berhasil di mediasi berjumlah 7 perkara dan gagal

mediasi berjumlah 145 perkara. berdasarkan hasil dari data tersebut maka

68

Page 84: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan mediasi lebih banyak menemui kegalalan dari

pada keberhasilan.

3. Faktor-faktor penyebab kegagalan Mediasi di Pengadilan agama yaitu: Faktor

keinginan kuat untuk bercerai, Tenaga Hakim Mediator, Faktor Pihak Ketiga,

dan jarak tempuh yang jauh.

B. Implikasi Penelitian

1. Pihak Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun diharapkan menambah

tenaga ahli seperti tenaga konselor, atau konseling dan penyuluh yang

memiliki keahlian khusus dan berkompeten dalam bidangnya, yang sekiranya

dapat memberikan Bimbingan secara profesional dalam Memediasi Keluarga

yang akan Bercerai.

2. Selanjutnya Peneliti Berharap ada Metode atau Teknik-teknik Baru didalam

proses Mediasi yang diterbitkan oleh Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun dalam Proses Mediasi oleh Para Hakim Mediator, sehingga

dengan adanya Metode atau Teknik-teknik Baru ini diharapkan dapat

meminimalisir tingkat perceraian yang terjadi, sehingga adanya

keseimbangan antara khusus yang masuk atau perceraian dengan tingkat

pencegahan perceraian.

3. Selanjutnya peneliti berharap dengan adanya pelaksanaan Mediasi bagi para

pihak yang telah melalui proses mediasi, para pihak hendaknya

mengurungkan niat untuk tidak melanjutkan permasalahannya. Karena

dampak dari perceraian akan berpengaruh negatif bagi masa depan anak dan

Psikologis anak.

Page 85: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

DAFTAR FUSTAKA

A. Buku

Al-Qur‟an Terjemahan

A.Syukur, Fatahillah. Mediasi Yudisial di Indonesia ( Peluang Dan Tantangan

Dalam Memajukan Sitem Peradilan). Bandung: Mandar Maju, 2012

Fathoni, Abdurrahmat. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi.

Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Ghazaly, Abd. Rahman. Fiqih Munakahhat. jakarta: kencana, 2007

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonseia)

Khaeril. prosedur mediasi di Pengadilan Agama. Malang, 2013

Lexy Maleong L. 2013 metode penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Mukhtar. Bimbingan skripsi, tesis dan artike ilmiah. jakarta: gaung Persada

Pers, 2010.

Muhammad, Syaifuddin , dkk. Hukum Perceraian. Jakarta: Sinar Grafika,

2013

Rachmadi, Usman. Mediasi Di Pengadilan Dalam Teori Dan Praktik, jakarta:

sinar Grafika, 2014

Saifullah, Muhammad. Mediasi dalam Tinjauan Hukum Islam dan Hukum

Fositif Di Indonesia. semarang: walisongo press, cet 1, 2009.

Sabiq, Sayyid. Fiqih sunnah. Beirut: Dar Al-Fikr, cet. Ke-4, jilid 2, 1983

Soemiyati. 2982. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan

(Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan).Yogyakarta:

Liberty.

S. Willis, Sofyan. Konseling keluarga (Family Counseling), Bandung:

Alfabeta, 2015

Sugiono, metode penelitian pendekatan kualitatif kuantitatif dan R&D.

Suharsimi, Arikunto. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, jakarta:

Rineka cipta, 2010.

Page 86: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Sohari, dan Tihami. Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap, Jakarta:

Rajawali Pers, 2010.

Tim Penyusun PTA Jambi, Cet I: Menilik Peran Peradilah Agama/Mahkamah

Syari’ah Di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ( Kantor Pengadilan

Tinggi Agama Jambi). 2015.

Tim Penyusun, Edisi II: Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, PERMA RI Nomor 1 Tahun

2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.

Laporan Tahunan 2015 Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Laporan Tahunan 2016 Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Laporan Tahunan 2017 Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Laporan Tahunan 2018 Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

B. Jurnal dan Artikel

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Ini Fakta tentang

Perceraian di Sarolangun, http://jambi.tribunnews.com/2016/01/09/ini-

fakta-tentang-perceraian-di-sarolangun.

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Tahukah Anda?

Sosmed Jadi Penyumbang Terbesar Kasus Perceraian di

Sarolangun, http://jambi.tribunnews.com/2017/12/17/tahukah-anda-

sosmed-jadi-penyumbang-terbesar-kasus-perceraian-di-sarolangun

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Kasus Perceraian

Tinggi, Setiap Bulan Ada 19 Janda Baru di Sarolangun,

http://jambi.tribunnews.com/2018/07/06/kasus-perceraian-tinggi-setiap-

bulan-ada-19-janda-baru-di-sarolangun

Antasari Rina,“ Pelaksanaan Mediasi dalam Sistem Peradilan Agama (Kajian

Implementasi Mediasi dalam Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama

Kelas I A Palembang), Fakultas Syariah dan Hukum Insitut Agama Islam

Negeri Raden Fatah Palembang, Indonesia, Vol. 19, No. 1, 2013.

Aziz, Junaedi, “upaya hakim dalam memediasi keluarga yang akan bercerai

pada masa tunggu di Pengadilan Agama Sukabumi”, Skripsi. 2013.

Page 87: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Hayati, Fitriyah, “ Frofil keluarga bercerai dan pengaruhnya terhadap

perkembangan sosial emosional anak”, Jurnal Buah Hati , Sekolah

Tinggi keguruan dan Ilmu Pendidikan, ISSN 2355-102X. Vol III Nomor

2 Oktober 2016.

Mustika, Dian, “ efektifitas mediasi dalam penyelesaian perkara perceraian di

pengadilan agama jambi”, Al-Risalah: Forum kajian hukum dan sosial

kemasyarakatan, Vol 15, No. 2, Desember 2015

Rohmat, “Keluarga dan Pola pengasuhan Anak” Dikutip dari: Portal Garuda:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=403085&val=8824 ,

Jurnal studi gender dan anak, Vol 5 NO. 1 Jan-jun 2010.

Sari, Mega novita, dkk, “Faktor penyebab perceraian dan implikasinya dalam

pelayanan bimbingan dan konseling”, jurnal Konseling dan pendidikan,

Vol 3 nomor 1, februari 2015.

Sholihah Imamatus, implementasi tahapan mediasi oleh mediator di pengadilan

agama kelas IA kabupaten Kediri.skripsi. 2017.

C. Web-site

Web-site Pengadilan Agama Sarolangun: www.pa-sarolangun.go.id

D. Wawancara

Korik Agustian, Ketua Pengadilan Agama, Wawancara dengan Penulis, 03

Januari 2019, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Zakaria Ansori, Hakim Mediator di Pengadilan Agama, Wawancara dengan

Penulis, 03 Januari 2019, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Arsad, Panitera Muda Hukum di Pengadilan Agama, Wawancara dengan

Penulis, 03 Januari 2019, Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Afriani, Perkara Mediasi, Wawancara dengan Penulis, 16 Mei 2019,

Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Kessy, Perkara Mediasi, Wawancara dengan Penulis, 17 Mei 2019, Kabupaten

Sarolangun, Rekaman Audio.

Yulianti, Perkara Mediasi, Wawancara dengan Penulis, 19 Mei 2019,

Kabupaten Sarolangun, Rekaman Audio.

Page 88: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Skripsi

“IMPLEMENTASI MADIASI PADA KA SUS PERCERAIAN DI

PENGADILAN AGAMA KABUPATEN SAROLANGUN”

NO JENIS DATA METODE SUMBER DATA

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

-Dasar Hukum

Pembentukan Pengadilan

Agama Kabupaten

Sarolangun

-Visi Dan Misi, Tugas

dan Fungsi Pengadilan

Agama Kabupaten

Sarolangun

-Struktur Organisani dan

letak Geografis

Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

-Fungsi Mediator,

Mamfaat dan Tujuan

Mediasi di Pengadilan

Agama Kabupaten

Sarolangun

-Alur Proses Mediasi di

Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

-Implementasi Mediasi di

Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

-Dokumentasi

-Wawancara

-Dokumentasi

-Dokumentasi

-Observasi

-Wawancara

-Dokumentasi

-Dokumentasi

-Observasi

-Wawancara

-Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-Dokumentasi

-Observasi

-Buku Menilik Peran Peradilan

Agama/Mahkamah Syari‟ah di

Bumi Sepucuk Jambi

Sembilan Lurah

-Dokumen Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

-Laporan Tahunan 2018

Pengadilan Agama kabupaten

Sarolangun

-Bagan Struktur Organisasi

dan Nama-nama pengurus

Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun

-Laporan Tahunan 2018

Pengadilan Agama kabupaten

Sarolangun

-Setting

-Hakim Mediator

-Hakim

-Dokumen Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

-Ketua pengadilan dan Hakim

Mediator

-Pedoman PERMA RI

Nomor 1 Tahun 2016

-Praktik Mediasi

-Perkara yang di mediasi

-Laporan Tahunan Dari 2015-

Page 89: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

8. -Tingkat Keberhasilan

Mediasi di Pengadilan

Agama Kabupaten

Sarolangun

-Faktor Penyebab

Kegagalan Mediasi di

Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

-Wawancara

-Observasi

2018

-Hakim Mediator

-Praktik Mediasi

A. Paduan Observasi

No Jenis Data Objek Observasi

1.

2.

3.

-Letak Geografis Pengadilan

Agama Kabupaten

Sarolangun

-Implementasi Mediasi di

Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun

-Faktor Penyebab Kegagalan

Mediasi di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

-Keadaaan dan Letak Geografis

-Penerapan atau Pelaksanaan Mediasi yang

dilakukan di Pengadilan Kabupaten

Sarolangun

-Faktor pendukung dan penghambat pada

saat pelaksaan mediasi di Pengadilan

Agama Kabupaten Sarolangun

B. Panduan Dokumentasi

No Jenis Data Data Dokumenter

1.

2.

3.

4.

5.

-Dasar Hukum Pembentukan

Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

- Visi Dan Misi Pengadilan

Agama Kabupaten

Sarolangun

-Struktur Organisani dan

letak Geografis Pengadilan

Agama Kabupaten

Sarolangun

Alur Proses Mediasi di

Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

-Data Dokumentasi Buku Menilik Peran

Peradilan Agama/Mahkamah Syari‟ah di

Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah

-Data Dokumentasi Tentang Visi dan Misi

Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

-Data Dokumentasi Tentang Struktur

Organisasi Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun

-Data Dokumentasi Tentang Alur Proses

Mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun

Page 90: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

6.

-Implementasi Mediasi di

Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

- Tingkat Keberhasilan

Mediasi di Pengadilan

Agama Kabupaten

Sarolangun

-Data Dokumentasi Tentang Implementasi

Mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten

Sarolangun

-Data Dokumentasi tentang Tingkat

Keberhasilan Mediasi di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

C. Butir-Butir Wawancara

No Jenis Data Sumber Data Dan Substansi Wawancara

1.

2.

3.

4.

5.

-Dasar Hukum Pembentukan

Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

-Fungsi Mediator, Mamfaat

dan Tujuan Mediasi di

Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

Implementasi Mediasi di

Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

Tingkat Keberhasilan Mediasi

di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

Faktor Penyebab Kegagalan

Mediasi di Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun

KETUA PENGADILAN AGAMA

KABUPATEN SAROLANGUN

-Kapan Berdirinya Pengadilan Agama

Kabupaten Sarolangun?

HAKIM MEDIATOR DAN KETUA

PENGADILAN AGAMA KABUPATEN

SAROLANGUN

-Apa saja Fungsi Mediator?

-Apa Mamfaat dari Mediasi?

-Apa Tujuan dari Mediasi?

HAKIM MEDIATOR DAN KETUA

PENGADILAN AGAMA KABUPATEN

SAROLANGUN DAN PERKARA YANG

DI MEDIASI

-Bagaimana Implementasi atau Pelaksanaan

Mediasi?

HAKIM MEDIATOR DAN PANITERA

MUDA HUKUM PENGADILAN AGAMA

KABUPATEN SAROLANGUN

-Bagaimana Tingkat Keberhasilan Mediasi

dari Tahun 2015-2018?

HAKIM MEDIATOR PENGADILAN

AGAMA KABUPATEN SAROLANGUN

-Apa Faktor Pendukung dalam Proses

Mediasi?

-Apa Faktor Penghambat dalam proses

Mediasi?

Page 91: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Lampiran-Lampiran

Gambar 3. 1 Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Gambar 3. 2 Meja Informasi Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Page 92: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Gambar 3. 3 Ruang Hakim

Gambar 3.4 Ruang Sidang

Page 93: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Gambar 3. 4 Ruang Mediasi

Page 94: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Gambar 3.5 Wawancara Bersama Hakim Mediator Bapak Zakaria Ansori,

SHI.,MH

Page 95: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Gambar 3.6 Wawancara Bersama Ketua Pengadilan Agama Bapak Korik

Agustian, S. Ag., M.Ag

Page 96: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Gambar 3.7 Wawancara Bersama Panitera Muda Hukum Bapak Arsad, Lc.

Page 97: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Gambar 3.8 Pelaksanaan Mediasi di Ruang Mediasi

Gambar 3.9 Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kabupaten Sarolangun

Page 98: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Gambar 3.10 Visi dan Misi Pengadila Agama Kabupaten Sarolangun

Page 99: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

Gambar 3. 11 Alur Proses Mediasi di Pengadilan Agama Kabupaten sarolangun

Page 100: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

REKAPITULASI PERKARA MEDIASI

PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN

TAHUN 2015

NO BULAN YANG

MEDIASI BERHASIL

TIDAK

BERHASIL KETERANGAN

1. Januari 4 - 4

2. Februari 2 - 2

3. Maret 4 - 4

4. Mei 1 - 1

5. April 4 - 4

6. Juni 4 - 4

7. Juli 2 - 2

8. Agustus 2 - 2

9. September 6 - 6

10. Oktober 3 - 3

11. Nopember 2 - 2

12. Desember - - -

JUMLAH 34 - 34

Mengtahui, Sarolangun, 29 Desember 2015

Ketua Pengadilan Agama Sarolangun Panitera,

Drs. Yenisuryadi, M.H. Anita Kirana, S.H.I.

NIP. 196712251994031006 NIP. 196310071986032002

Page 101: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

REKAPITULASI PERKARA MEDIASI

PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN

TAHUN 2016

NO BULAN YANG

MEDIASI BERHASIL

TIDAK

BERHASIL KETERANGAN

1 Januari 0 0 0

2 Februari 0 0 0

3 Maret 3 0 3

4 April 5 0 5

5 Mei 6 1 5

6 Juni 2 0 2

7 Juli 1 0 1

8 Agustus 4 0 4

9 September 1 0 1

10 Oktober 1 0 1

11 November 5 0 5

12 Desember 4 2 2

Jumlah 32 3 29

Mengtahui, Sarolangun, 29 Desember 2016

Ketua Pengadilan Agama Sarolangun Panitera,

Drs. Yenisuryadi, M.H. Anita Kirana, S.H.I.

NIP. 196712251994031006 NIP. 196310071986032002

Page 102: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

REKAPITULASI PERKARA MEDIASI

PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN

TAHUN 2017

NO BULAN YANG

MEDIASI BERHASIL

TIDAK

BERHASIL KETERANGAN

1 Januari 3 0 3

2 Februari 1 0 1

3 Maret 5 0 5

4 April 1 0 1

5 Mei 2 0 2

6 Juni 1 0 1

7 Juli 8 0 8

8 Agustus 4 1 5

9 September 2 0 2

10 Oktober 2 0 2

11 November 5 0 5

12 Desember 4 0 4

Jumlah 40 1 39

Mengtahui, Sarolangun, 29 Desember 2017

Ketua Pengadilan Agama Sarolangun Panitera,

Drs. Yenisuryadi, M.H. Anita Kirana, S.H.I.

NIP. 196712251994031006 NIP. 196310071986032002

Page 103: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...
Page 104: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Herviana

NIM : UB. 150097

Tempat & Tanggal Lahir : Kasiro, 22 Februari 1997

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Perumahan Aston Villa, Blok T No. 09,

RT. 13, Kel. Mendalo Darat, Kec. Jaluko,

Kab. Muaro Jambi

B. Riwayat Pendidikan

Strata I : UIN STS Jambi

SLTA : MAS Swasta Nurul Iman Jambi

SLTP : SMP N 26 Sarolangun

SD : SD N 79/VII Kasiro

Page 105: IMPLEMENTASI MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN ...