IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

110
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE SYARIAH Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I) Oleh: IIN IRNAWATI NIM : 107053000200 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Transcript of IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

Page 1: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO

DI PT. BRINGIN LIFE SYARIAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh:

IIN IRNAWATINIM : 107053000200

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...
Page 3: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...
Page 4: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya telah

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Juni 2011

Iin Irnawati

Page 5: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

LEMBAR PERSEMBAHAN

Al-jaddu bil jiddi wal hirmanu

Bil-kasali fanshab tushib’an qariibin ghayatal-‘amali

Kesuksesan akan didapatkan dengan kesungguhan dan kegagalan terjadi

akibat kemalasan. Bersungguh-sungguhlah maka kamu akan

mendapatkan dengan segera apa yang kamu cita-citaka.

Sholahuddin As-Supadi, wafat 764 H

“Al-ilmu shoidun wal kitabatu qaiduhu, qayyid shuyudaka bil-hibaalil

watsiqati, F aminal hamaqati an tashiida ghazaalatan wa tatrukaha

bainal khalaiqi thaliqatan.”

Ilmu itu bagai binatang buruan dan tulisan itu adalah talinya, maka

ikatlah buruan itu dengan tali yang kuat. Hanya orang bodohlah yang

berburu kijang dan meninggalkannya di antara makhluk lainnya yang

bebas tanpa ikatan.

Kupersembahkan skripsi ini untuk keluarga besarku dan orang-orang

terbaik dalam kehidupanku………..

Love you all……..

Page 6: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

ABSTRAK

Iin Irnawati (107053000200)“Implementasi Manajemen Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah.”Di bawah bimbingan Dr. Sihabudin Noor, MA.

Lembaga Keuangan Syari’ah khususnya Asuransi Syari’ah hadir sesuaikebutuhan dan keinginan umat Muslim untuk ikut serta dalam Asuransi Jiwamaupun Asuransi Kerugian. Asuransi Syari’ah adalah saling tolong menolongsesama peserta berdasarkan akad yang telah ditentukan. Untuk pengelolaan danpenanggungan risiko, Asuransi Syari’ah tidak memperbolehkan adanya gharar(ketidakpastian atau spekulasi), maisir (perjudian) dan untuk investasi ataumanajemen dana tidak diperlukan adanya riba (bunga). Didalam menjalankanAsuransi Syari’ah tidak mudah untuk mencapai tujuan perusahaan yang baik.Karena banyak hal yang harus diperhatikan dari segi manajemen. Dalam hal inimanajemen risiko mempunyai peranan penting untuk menyelesaikan berbagairisiko yang akan timbul pada setiap perusahaan Asuransi Syari’ah. Ini artinya adasesuatu yang membuat daya tarik tersendiri untuk diteliti karena manajemen risikodapat membantu perusahaan Asuransi Syari’ah untuk menjadi perusahaan yangsehat. Berdasarkan data tersebut, maka penelitian ini menjadi sangat menarikketika kita ingin mengetahui Bagaimana Implemenasi Manajemen Risiko danMitigasi Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah?

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara holistik (menyeluruh)mengenai Implementasi Manajemen Risiko dan Mitigasi Risiko di PT. BringinLife Syari’ah. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisisdengan pendekatan kualitatif. Informan ditentukan dengan sampel teoritisberdasarkan pemahaman teori yang sesuai dengan masalah dan tujuannya.

Hasil dari penelitian ini, peneliti membuat kesimpulan yang diperolehadalah PT. Bringin Life Syari’ah tidak menanggung risiko sendiri dan berbagirisiko dengan peserta. Karena dalam perhitungan kontribusi (premi)menggunakan risk sharing (saling menanggung risiko) antar peserta. Bahwarisiko-risiko tidak bisa dihindarkan namun diminimalisir (mitigasi) risiko denganmetode Actuarial Control Cycle dan Good Corporate Govenance (GCG) metodeini berhasil diintegrasikan PT. Bringin Life Syari’ah dengan adanya LaporanKesehatan Keuangan dengan menggunakan metode Risk Base Capital (RBC)setiap triwulanan dan periode.

Page 7: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari

sepenuhnya, skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras peneliti sendiri, tetapi

dukungan dari berbagai pihak, khususnya pembimbing yang telah mendorong

peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu peneliti menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setulus hati kepada

berbagai pihak, khususnya:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah yang selalu memberikan dukungan untuk penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak H. Mulkanasir, Ba, S.Pd, MM., selaku Sekretaris Jurusan

Manajemen Dakwah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

untuk penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Sihabudin Noor, MA., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

dengan besar hati dan sabar, meluangkan waktunya untuk memberikan

saran, konsultasi, dan bimbingan terhadap skripsi ini hingga akhirnya bisa

sampai ke meja munaqasyah.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Manajemen

Dakwah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga

kepada peneliti. Semua amal kebaikan bapak dan ibu dibalas dengan

pahala yang tidak terhingga.

6. Seluruh Dosen Penguji, Sekretaris, dan Ketua sidang munaqasyah, yang

telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mempresentasikan

hasil skripsi peneliti.

7. Bapak Nanang Suryana, S. MM. FSAI., selaku Wakil Kepala Divisi

Layanan Bisnis Syariah yang telah memberikan kesempatan kepada

peneliti untuk melakukan penelitian.

Page 8: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

iii

8. Bapak Basuki Achmad SE., selaku Kepala Bagian Operasional PT.

Bringin Life Syariah yang telah memberikan kesempatan, dan arahan

mengenai Asuransi, dan izin penelitian di PT. Bringin Life Syariah. Serta

para staff yaitu kakak Omy di bagian Keuangan yang selalu memberikan

arahan, semangat, dan motivasi kepada peneliti dan kakak Adhimas serta

staff lainnya di PT Bringin Life Syariah.

9. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perpusatakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi peneliti untuk

mengadakan studi kepustakaan.

10. Keluarga yang selalu mendukung baik secara moral maupun materil.

Terutama dari doa bunda dan papa tercinta yaitu Ibu Nipah dan Bapak

Nasep serta kakak-kakak ku tersayang (kakak Nita, Kakak Nina, Kakak

Nining dan Kakak Iis) dan sepupu Ika serta keponakan kecil ku Ridho dan

Bima selalu membuat ku tersenyum.

11. Sahabat-sahabat Manajemen Dakwah angkatan 2007 khususnya kelas B,

Lilis Muchlisoh, Rohayati Khosidah, Fauziah, dan Agus Supriyadi yang

tiada henti memberikan dukungan, motivasi, semangat, untuk selalu sabar

menghadapi hambatan pembuatan skripsi ini. Kemudian, Atik Nurdiana,

Noni Nuraini, dan Eem Huzaimah sebagai sahabat Genk 7 (Genk Seven),

Yulita, Rizky Ramadhani, Abdhul Rahman, serta teman-teman MD B

lainnya. Terkhusus lagi untuk MD A dan Teman-teman ku di kosan Setia

Tanzihah dan Tuti yang telah membantu tanpa lelah dan penuh kesabaran,

dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Tanpa dukungan mereka semua skripsi ini tidak akan terwujud. Semoga

dukungan dan doa dari semuanya akan dibalas oleh Allah SWT.

Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pembaca dalam memperkaya khasanah ilmu dibidang Manajemen Dakwah.

Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 16 Juni 2011

Iin Irnawati

Page 9: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6

D. Metodologi Penelitian............................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 13

BAB II: TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen Risiko .................................................................... 15

1. Pengertian Manajemen........................................................ 17

Page 10: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

v

2. Pengertian Risiko................................................................ 18

3. Sebab-sebab Kerugian (risiko) ............................................ 21

4. Proses Manajemen Risiko ................................................... 22

5. Tujuan Manajemen Risiko .................................................. 24

6. Respon Manajemen Risiko.................................................. 26

B. Asuransi Syariah....................................................................... 28

1. Pengertian Asuransi Syariah ............................................... 29

2. Prinsip-prinsip Asuransi Syariah ......................................... 30

3. Misi dan Visi Asuransi Syariah........................................... 31

BAB III: GAMBARAN UMUM PT. BRINGIN LIFE SYARIAH

A. Sejarah dan Profil PT. Bringin Life Syariah .............................. 33

B. Visi dan Misi PT. Bringin Life Syariah ..................................... 35

C. Struktur Organisasi PT. Bringin Life Syariah ............................ 35

D. Nilai-nilai Budaya Kerja dan Filosofis PT. Bringin Life

Syariah. .................................................................................... 42

E. Produk Asuransi PT. Bringin Life Syariah ................................ 44

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IMPLEMENTASI

MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE SYARIAH

A. Proses Implementasi Manajemen Risiko Di PT. Bringin Life

Syariah ..................................................................................... 48

1. Hasil Temuan Lapangan Mengenai Manajemen Risiko dari

segi Perusahaan (corporate)................................................ 49

Page 11: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

vi

2. Hasil Temuan Manajemen Risiko dari segi Pertanggungan

atau Peserta......................................................................... 54

3. Hasil Temuan Profil Risiko Pada PT. Bringin Life Syariah . 60

B. Langkah-langkah untuk Meminimialisir (mitigasi) Risiko Pada

PT. Bringin Life Syariah........................................................... 69

1. Acturial Control Cycle ........................................................ 69

2. Good Corporate Governance .............................................. 70

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 78

B. Saran-saran............................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 82

LAMPIRAN ................................................................................................... 84

Page 12: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1. Laporan Keuangan Tahun 2008 dan 2009 Cabang Asuransi

dengan Prinsip Syariah .......................................................... 42

2. Tabel 4.1. Ilustrasi PT. Bringin Life Syariah .......................................... 67

Page 13: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

viii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 3.1. Struktur Organsasi Divisi Layanan Bisnis Syariah PT. Asuransi

Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera..................................................... 38

2. Gambar 4.1. Konsep Berbagi Risiko dalam Asuransi Syariah.................... 63

3. Gambar 4.2. Posisi Asuransi Syariah dalam Risk Management.................. 76

Page 14: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Laporan Keuangan, Perusahaan Asuransi Jiwa

Syariah/Unit Syariah Perusahaan Asurnasi Jiwa Dana

Tabarru’ tentang Rasio Kesehatan Keuangan Pencapaian

Solvabilitas Dana Tabarru’............................................... 84

2. Lampiran 2. Laporan Keuangan, Perusahaan Asuransi Jiwa

Syariah/Unit Syariah Asuransi Jiwa tentang Kesehatan

Keuangan Dana Perusahaan untuk Periode yang berakhir

Per Triwulan I 2011 dan Triwulan IV 2010...................... 85

3. Lampiran 3. Pedoman Wawancara....................................................... 86

4. Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari PT. Bringin Life Syariah........... 94

5. Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dan Wawancara dari Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta ............................................................................. 95

6. Lampiran 5. Surat Bimbingan Skripsi dari Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ......... 96

Page 15: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi sudah berkembang secara globalisasi dengan

adanya berbagai Lembaga Keuangan Syari’ah, seperti Perbankan Syari’ah,

Obligasi Syari’ah, Pasar Modal Syari’ah, dan Asuransi Syari’ah. Hal tersebut

muncul karena berbagai kebutuhan dan kondisi untuk mengatur segala jenis

investasi dengan menggunakan prinisp Syari’ah.

Lembaga Keuangan Syari’ah merupakan Investasi Syari’ah yang

paling banyak perhatian dari para pemikir Islam. Dalam hal ini, melakukan

pengelolaan keuangan syari’ah, khususnya dalam pengelolaan risiko pada

Asuransi Syari’ah memerlukan suatu manajemen yang baik seperti Good

Corporate Governance (perusahaan baik). Selain itu, mengamati perusahaan

Asuransi Syari’ah dengan melihat berbagai risiko-risiko yang akan timbul

pada Perusahaan Asuransi Syari’ah. Oleh karena itu, Perusahaan harus

memiliki alat manajemen risiko untuk mengelola berbagai risiko yang akan

timbul pada Perusahaan Asuransi Syari’ah. Sebab Perusahaan Asuransi

Syari’ah berperan untuk melindungi peserta dari berbagai produk asuransi.

Dalam hal ini perusahaan harus mampu menjamin bahwa Perusahaan Asuransi

Syari’ah mampu menerapkan manajemen risiko pada berbagai aktivitas

perusahaan.

Page 16: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

2

Menurut Ferry N. Idroes, manajemen risiko merupakan suatu metode

logis dan sistematik dalam identifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi,

serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap

aktivitas atau proses1. Berdasarkan teori manajemen risiko tersebut terlihat

jelas bahwa manajemen risiko mempunyai peranan penting dalam mengelola

berbagai risiko yang akan timbul pada perusahaan Syari’ah dan peserta

asuransi.

Dalam pengelolaan dan penanggungan risiko, Asuransi Syari’ah tidak

memperbolehkan adanya gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan maisir

(perjudian). Dalam investasi atau manajemen dana tidak diperlukan adanya

riba (bunga). Ketiga larangan ini maisir, gharar, dan riba adalah area yang

harus dihindari dalam praktek Asuransi Syari’ah, dan yang menjadi pembeda

utama dengan Asuransi konvensional.

Menurut Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari’ah upayamenghindari tiga unsur adalah al-Khida “penipuan”, suatu tindakan yangdidalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan. Gharar dari segi Fiqihberarti penipuan dan tidak mengetahui barang yang diperjualbelikan dantidak dapat diserahkan.1. Gharar terjadi apabila kedua belah pihak (misalnya: peserta asuransi,

pemegang polis dan perusahaan) saling tidak mengetahui apa yangakan terjadi, kapan musibah akan menimpa, apakah minggu depan,tahun depan, dan sebagainya. Ini adalah suatu kontrak yang dibuatberasaskan pengandaian (internal) semata.

2. Maisir yaitu memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerjakeras atau mendapat keuntungan tanpa bekerja. Yang biasa disebutjuga berjudi.

3. Berikutnya upaya menghindari riba secara bahasa bermakna ziyadah“tambahan.” Riba berarti tumbuh dan membesar. Sedangkan untuk

1 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendeketan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, h. 5

Page 17: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

3

istilah tekhnis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok ataumodal secara batil.2

Ketiga unsur-unsur Asuransi Syari’ah tersebut merupakan hal yang

terpenting untuk menjalankan Perusahaan Asuransi dengan prinsip Syari’ah

dan memberikan perbedaan mendasar dari praktik Asuransi Konvensional.

Maka uraian diatas menyatakan dengan jelas bahwa mengelola risiko pada

peserta dan perusahaan harus menggunakan manajemen risiko dan prinsip

Asuransi Syari’ah. Kemudian unsur gharar yang ingin diperkenalkan dari

Asuransi Syari’ah agar peserta tidak tertipu oleh orang yang tidak mempunyai

hak dalam klaim tersebut, kemudian unsur maisir dapat memberikan

pemahaman dan pengetahuan bahwa penjudian adalah sesuatu yang

diharamkan bagi umat Muslim. Begitu pun dengan riba bahwa peserta

mengetahui, tidak akan operator Asuransi Syari’ah menggunakan skema

bunga atau penambahan uang dalam aktivitas ekonomi.

Konsep untuk mengelola risiko pada Asuransi Syari’ah, menggunakan

konsep sharing of risk (saling menanggung risiko). Menurut Muhammad

Syakir Sula, sharing of risk (saling menanggung risiko), peserta asuarnsi

diikat oleh akad (perjanjian) untuk saling membantu, melalui instrumen

Syari’ah yang disebut dana tabarru’ (dana kebajikan). Masing-masing

mengeluarkan kontribusi, yang besarnya meminjam tabel kematian (mortality

table) untuk asuransi jiwa, dan untuk asuransi kerugian menghitung dengan

mendasarkan pada statistik kerugian (loss statistics), misalnya menggunakan

teori probabilitas (probability) teori kecenderungan (measure of control

2 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari’ah (Life And General): Konsep Dan SystemOperasional (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 46-53

Page 18: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

4

tendency) dan sebagainya.3 Didalam menjalankan operasionalnya, Asuransi

Syari’ah memiliki suatu tantangan untuk menghadapi berbagai risiko yang

terjadi dalam pengelolaan Perusahaan Asuransi Syari’ah. Dimana Perusahaan

Asuransi memberikan banyak kontribusi bagi umat Muslim di Indonesia untuk

menlindungi setiap terjadinya risiko-risiko.

Menurut Ferry N. Idroes, risiko merupkan bahaya: risiko adalah

ancaman untuk kemungkinan saat tindakan atau kejadian yang menimbulkan

dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai.4 Jadi risiko adalah

ketidakpastian tentang kejadian dimasa depan. Risiko dihubungkan dengan

kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau

tidak terduga. Kondisi yang tidak pasti itu timbul karena berbagai sebab,

antara lain, jarak waktu dimulai perencanaan, keterbatasan informasi yang

diperlukan, keterbatasan pengetahuan pengambil keputusan dan sebagainya.

Risiko bagian dari realitas kehidupan manusia sehingga sulit untuk

menghilangkannya dari kehidupan ini. Yang tidak diperbolehkan dalam Islam

adalah bukan risiko atau ketidakpastian itu sendiri (maka harus dieliminasi).

Namun menjual atau menukar risiko atau memindahkan risiko kepada pihak

ketiga dengan menggunakan kontrak jual belilah yang tidak diperbolehkan, di

lain pihak menolong sesama dalam setiap situasi termasuk dalam peristiwa

yang tidak menguntungkan sangat didukung dalam ajaran Islam, sebagaimana

yang dijelaskan dalam surah al-Maidah/5: 2 berikut:

3 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari’ah (Life And General): Konsep Dan SystemOperasional,h. 303

4 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendeketan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, h. 4

Page 19: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

5

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa danpermusuhan.”5

Risiko yang dihadapi oleh perusahaan Asuransi Syari’ah tidak mudah

untuk dikelola bahkan banyak risiko yang dialami dalam manajemen

operasional seperti, pengajuan dan pembayaran klaim, risiko kerugian dan

risiko kekhawatiran timbul dampak buruk untuk Perusahaan Asuransi tersebut.

Manajemen Risiko dalam hal ini, mempunyai peranan penting untuk

mengelola risiko secara menyeluruh baik perusahaan maupun peserta

Asuransi, sehingga risiko yang akan timbul tidak mendatangkan kerugian atau

dampak buruk yang besar bagi perusahaan. Karena manajemen risiko di dalam

perusahaan Asuransi Syari’ah lebih diarahkan untuk mengidentifikasi risiko,

menghilangkan dan mengurangi kemungkinan atau meminimalisir terjadinya

kerugian yang ditimbulkan oleh risiko. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa Implementasi Manajemen Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah

dipandang memiliki peran yang signifikan dalam proses manajemen Asuransi

Syari’ah. Keberhasilan dan kegagalan dalam manajemen Asuransi Syari’ah

tergantung pada Implementasi Manajemen Risiko di PT. Bringin Life

Syari’ah. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian yang akan

menggambarkan bagaimana Implementasi Manajemen Risiko di PT. Bringin

Life Syari’ah dan merupakan bagian dari sistem operasional Asuransi

Syari’ah. Dengan demikian judul skripsi ini adalah “Implementasi

Manajemen Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah”.

5Departemen Agama RI, al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya (Bandung: PT SyaamilCipta Media, 2002), h.106

Page 20: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar dalam memahami skripsi ini tidak terjadi suatu penyimpangan,

serta menjaga supaya pembahasan skripsi ini tidak meluas, maka penelitian

skripsi ini hanya difokuskan pada pembahasan mengenai manajemen risiko.

Hal-hal yang berkaitan dengan manajemen risiko yaitu identifikasi, melakukan

peringkat risiko, menegaskan profil risiko, rencana manajemen risiko, solusi

risiko, dan kontrol risiko. Untuk mempermudah penelitian skripsi ini, maka

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Implementasi Manajemen Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah?

2. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk meminimalisir (mitigasi)

risiko yang timbul di PT. Bringin Life Syari’ah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan adanya perumusan masalah diatas, tentunya ada tujuan-

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini diantaranya sebagai

berikut:

a. Mengetahui bagaimana Implementasi Manajemen Risiko di PT.

Bringin Life Syari’ah.

b. Mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk

meminimalisir (mitigasi) risiko yang timbul di PT. Bringin Life

Syari’ah.

Page 21: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

7

2. Manfaat Penelitian

Terkait dengan perumusan masalah, maka penelitian ini tentunya

bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:

a. Teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan tentunya akan

menambah referensi bagi mahasiswa sebagai penunjang untuk

melanjutkan penelitian berikutnya.

b. Praktis

1) Perusahaan Asuransi Syari’ah: Sebagai sumber evaluasi

perusahaan Asuransi Syari’ah mengenai Implementasi Manajemen

Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah dan sebagai referensi untuk

menjalankan manajemen yang lebih efektif dan efisien.

2) Peneliti selanjutnya: Sebagai informasi dan referensi data

penelitian dalam memecahkan kasus tersebut. Selanjutnya,

penelitian ini dapat diteliti kembali oleh peneliti berikutnya.

3) Masyarakat: merupakan sumber referensi dan saran penelitian bagi

kalangan akademisi dan praktisi dalam mengembangkan

selanjutnya.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode kualitatif.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,

Page 22: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

8

suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya,

data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.

Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada

generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.6 Adapun desain

penelitian yang diperlukan adalah deskriptif analisis. Yaitu penelitian yang

akan menjelaskan apa adanya kemudian akan berusaha menganalisis dan

mengungkapkan serta mendeskripsikan secara faktual, akurat dan

sistematis, mengenai Implementasi Manajemen Risiko di PT. Bringin Life

Syari’ah. Sehingga ada suatu penyelesaian dari permasalahan tersebut.

2. Pemilihan Informan

Penelitian ini penetapan subjek penelitiannya menggunakan sampel

teoritis adalah sampel dipilih dengan kriteria tertentu, berdasarkan teori

atau konstruk operasional sesuai studi-studi sebelumnya, atau sesuai tujuan

penelitian. Hal ini dilakukan agar sampel sungguh-sungguh mewakili

(bersifat representatif terhadap fenomena yang dipelajari).7 Pemilihan

orang yang tepat dengan berbagai argumentasi konseptualnya menjadi

penting untuk memperoleh data yang paling akurat sesuai dengan masalah

dan tujuan penelitian, peneliti juga harus menentukan secara hati-hati

waktu dan kondisi yang tepat untuk melakukan wawancara atau

mengamati informan. Oleh karena itu, peneliti memilih informan yang

menjamin diperolehnya data penting sesuai topik yang diteliti yaitu Kepala

Divisi Syari’ah dan Bagian Operasional di PT. Bringin Life Syari’ah.

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,2006), Cetakan ke enam. h.9

7 Kristi Poewandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia (Jakarta:LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005). h.102

Page 23: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

9

3. Sumber data

a. Data primer, adalah data yang berasal langsung dari sumber atau

informannya, yaitu Kepala Divisi Syari’ah dan Kepala Bagian

Operasional PT. Bringin Life Syariah. Ada dua orang informan

berdasarkan sampel teoritis yaitu Nanang Suryana dan Basuki

Achmad.

b. Data Sekunder, adalah data tidak langsung, yaitu catatan-catatan atau

dokumen-dokumen yang berkaitan, brosur, dan diktat.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam setiap penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan

lapangan.

a. Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Dalam hal ini,

peneliti terjun langsung ketempat yang diteliti yaitu PT. Bringin Life

Syariah.

b. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Jadi peneliti melakaukan wawancara atau

langsung kepada dua orang yang bersangkutan tersebut di PT. Bringin

Life Syariah.

Page 24: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

10

c. Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Jadi peneliti

melakukan rekaman atau recorder ketika melakukan wawancara dan

foto-foto (mengambil gambar).

5. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. Bringin Life Syari’ah, Jl. Hr. Rasuna

Said Blok X-1, Kav, 8-9 Jakarta 12950.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 Maret-04 Mei 2011.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.8 Teknik pengelolaan data yang peneliti gunakan dalam mengolah data

penelitian ini adalah dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan

bahan pustaka dengan menggunakan pola deskriptif analisis, yakni peneliti

mencoba memaparkan semua data dan informasi yang diperoleh kemudian

menganalisa data dengan berpedoman dengan sumber-sumber tertulis.

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cetakan ke enam. h.244

Page 25: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

11

7. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah

menggunakan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007.9

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjuan yang sudah dilakukan beberapa sumber

kepustakaan, peneliti melihat bahwa apa yang merupakan masalah pokok

penelitian ini tampak sangat urgen, karena penelitian tentang manajemen

risiko ini belum ada yang membahas dalam hal Implementasi Manajemen

Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian

ini diantaranya:

1. “Peran Manajemen Risiko Dalam Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus

Pada Bank BNI Syari’ah Sudirman), oleh Nursyamsiyah 2003, program

studi Pebankan Syari’ah. Dalam pembahasan penelitian ini, memfokuskan

pada pembahasan kepada bahwa Pembiayaan Murabahah merupakan

pembiayaan yang dicirikan dengan pengadan barang di awal dan

pembayaran kemudian, baik dalam bentuk anggaran maupun dalam bentuk

lump sum (sekaligus). Dengan demikian pemberian pembiayaan

murabahah dengan jangka waktu panjang akan menimbulkan potensi

risiko tidak bersaingnya bagi hasil kepada pihak ketiga.

9 Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CeQDA (Center for QualityDevelopment And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007), Cet; Pertama

Page 26: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

12

2. “Manajemen Risiko Pada Produk Hasanah Card” (Study Kasus Pada PT.

BNI Syari’ah), oleh Een Kurniati 2005, program studi Perbankan Syari’ah.

Dalam pembahasan penelitian ini, memfokuskan pada pembahasan kepada

bahwa manajemen risiko pada hasanah card dan cara mitigasi terhadap

risiko yang timbul, serta untuk mengetahui persamaan antara pembiayaan

pada hasanah card dan pembiayaan murabahah memiliki perbedaan dan

persamaan. Persamaannya adalah keduanya menemukan konsep SC dalam

menganalisis kelayakan nasabah menerima fasilitas pembiayaan. Adapun

perbedaannya terletak pada aplikasi kedua pembiayaan tersebut yaitu

perbedaan pada akad, fee dan jaminan.

3. “Manajemen Risiko Pembiayaan Musyarakah” (Studi Kasus Pada PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk), oleh Fika Auna 2005, program studi

Perbankan Syari’ah. Dalam pembahasan penelitian ini, memfokuskan pada

pembahasan kepada bahwa Perbankan Nasional mennghadapi berbagai

jenis banking risk yang sejak krisis belum terjadi. Banking risk tersebut

bervariasi baik yang bersifat internal (berupa finansial dan operator risk)

maupun eksternal (dalam bentuk business risk dan event risk), meskipun

tidak semua risiko itu langsung menghantam modal Bank. Ada empat

kelompok risiko yang menghadang Perbankan, yaitu: financial risk,

operational risk, business risk, event risk. Manajemen risiko pada BMI

belum dapat dipisahkan dari pembiayaan lainnya. Mengingat bahwa

pembayaran berbasis bagi hasil, seperti mudharabah dan musyarakah

memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibanding dengan pembiayaan

lain yaitu atas dasar margin atau keuntungan.

Page 27: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

13

4. “Analisis Manajemen Risiko Pada Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008

KBIH Istiqlal Jakarta” oleh Hanifah 2008, program studi Manajemen

Dakwah. Dalam pembahasan penelitian ini, memfokuskan pada

pembahasan kepada bahwa KBIH Istiqlal tergolong kedalam risk averter

yaitu sebutan bagi orang/lembaga yang enggan terhadap risiko sedangkan

untuk mengatasi risiko yang dihadapi mengambil cara risk financing

transfer (memindahkan risiko disertai dengan pembiayaan) dan risiko

retention (risiko ditangani oleh perusahaan yang bersangkutan).

Dengan demikian setelah melakukan peninjauan terhadap hasil skripsi

terdahulu, maka penelitian ini sangat berbeda dengan skripsi 1, 2, 3, dan

skripsi 4. Perbedaan itu terlihat dari objek yang diteliti, misalnya ke empat

objek tersebut meneliti pada Perbankan Syari’ah dan KBIH. Sedangkan

penelitian ini meneliti pada objek Asuransi Syari’ah, di mana Asuransi

Syari’ah tersebut bergerak pada asuransi jiwa, sehingga Implementasi

Manajemen Risikonya pun akan berbeda, karena memiliki dua kategori yaitu

secara Perusahaan dan Peserta. Oleh karena itu, akan membahas implementasi

manajemen risiko secara perusahaan dan peserta dengan menggunakan

beberapa metode untuk meminimalisir risiko.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, peneliti mengutarakan tentang: Latar Belakang

Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Page 28: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

14

Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika

Penulisan

Bab II Tinjauan Teoritis, menguraikan tentang: Manajemen Risiko yaitu;

Pengertian Manajemen Risiko, Pengertian Risiko Menurut Syari’ah, Sebab-

sebab Kerugian (risiko), Proses Manajemen Risiko, Tujuan Manajemen

Risiko, Respon Manajemen Risiko, dan Asuransi Syari’ah yaitu; Pengertian

Asuransi Syari’ah, Prinsip-prinsip Asuransi Syari’ah, Misi dan Visi Asuransi

Syari’ah.

Bab III Gambaran Umum PT Bringin Life Syari’ah, menguraikan

tentang: Sejarah dan Profil PT. Bringin Life Syari’ah, ,Visi dan Misi PT.

Bringin Life Syari’ah, Struktur Organisasi PT. Bringin Life Syari’ah, Nilai-

nilai Budaya Kerja dan Filosofis PT. Bringin Life Syari’ah, Produk Asuransi

PT. Bringin Life Syari’ah.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Implementasi Manajemen

Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah, menguraikan tentang: Proses

Implementasi Manajemen Risiko di PT. Bringin Life Syari’ah yaitu; Hasil

Temuan Lapangan Mengenai Manajemen Risiko Secara Perusahaan

(corporate), Hasil Temuan Manajemen Risiko Secara Pertanggungan atau

Peserta, Hasil Temuan Profil Risiko Pada PT. Bringin Life Syari’ah dan

Langkah-langkah Untuk Memitigasi Risiko Pada PT. Bringin Life Syari’ah

yaitu; Acturial Control Cycle dan Good Corporate Governance.

Bab V Penutup, menguraikan tentang sejumlah kesimpulan berkaitan

dengan penelitian ini dan saran-saran.

Page 29: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

15

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen Risiko

Menurut Ferry N. Idroes manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu

metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan

sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang

berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.1 Dalam hal ini manajemen

risiko dipraktikan pada perusahaan asuransi Syari’ah karena untuk

mengantisipasi risiko-risiko yang akan timbul pada masa depan.

Risk Management ialah peninjauan risiko dari sudut pandang seorang

manajer asuransi (risk manager). Risiko yang ada dalam masyarakat bisa kita

lihat dari dua segi, yaitu: pembeli asuransi (pemegang polis) dan penjual

asuransi (perusahaan asuransi). Bagi seorang risk manager yang penting

untuknya ialah, melihat risiko dari segi “pembeli asuransi”. Usaha yang harus

dijalankannya ialah teutama harus menitikberatkan pada prevention of loss,

oleh karena demikian banyaknya risiko bisnis asuransi didalam masyarakat

yang harus dihadapi. Fungsi pimpinan bagian asuransi ialah untuk memikirkan

bagaimana caranya agar risiko dapat ditangani, apakah dengan jalan

mempertanggungkan atau dengan menggunakan self insurance (asuransi

sendiri).2 Dalam hal ini, manajemen risiko akan digunakan apabila risiko

timbul pada perusahaan dan peserta asuransi serta dapat mengetahui dengan

1 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendeketan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, h. 5

2A. Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2003), h. 145

Page 30: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

16

metode mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan, melaporkan dan

meminimalisir risiko pada pembeli asuransi dan penjual asuransi.

Dalam Islam, konsep manajemen risiko sudah dituliskan dalam al-

Quran sekitar abad 14 tahun yang lalu. Salah satu yang sangat indah dalam al-

Quran adalah mengenai Yusuf a.s, yang dalam satu bagiannya diperkenalkan

bagaimana caranya mengelola risiko. Konsep manajemen risiko juga telah

ditunjukkan oleh Allah swt pada saat Dia mencatat perintah Ayah Yusuf

kepada anaknya sebelum mereka berangkat ke Mesir. Sebagaimana yang

dijelaskan dalam surah Yusuf/12:67 berikut:

Artinya: Dan Dia (Ya’kub) berkata, “wahai anak-anakku! Janganlah

kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbangyang berbeda; namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamusedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanyalah bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah orang-orang yangbertawakal.”3

Sangat jelas bahwa dalam sudut pandang manajemen risiko, Islam

mendukung semua upaya mengeliminasi atau memperkecil risiko, sekaligus

mempunyai bahwa hanya keputusan Allah-lah yang akan menentukan

hasilnya.4

3Departemen Agama RI, al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya (Bandung: PT SyaamilCipta Media, 2002), h.243

4Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syari’ah dalam Praktik Upaya Menghilangkangharar, Maisir, dan Riba (Jakarta : Gema Insani Press, 2005). Cetakan Pertama, h. 18

Page 31: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

17

Uraian di atas menunjukkan bahwa risiko itu tidak dapat dihindarkan,

namun diminimalisir agar tidak terjadi risiko-risiko yang signifikan. Dan

setiap aktivitas kehidupan manusia harus menggunakan manajemen.

Manajemen untuk memperkecil risiko-risiko yang akan timbul. Maka

mengelola risiko sudah ada pada zaman Nabi Yusuf a.s.

1. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari Bahasa Inggris dari kata kerja to

manage, ialah mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola.5

Sinonimnya antara lain to hand berarti ‘mengurus’, to control ‘memeriksa’

to guide ‘memimpim’. Jadi apabila hanya dilihat dari asal katanya,

manajemen berarti pengurusan, pengendalian, memimpin atau

membimbing.

Manajemen sebagai suatu ilmu dan teknik untuk mengurus atau

mengelola tidak dapat dilepas dari fungsi-fungsi dan kewajiban manusia

yang telah ditetapkan.

Seperti yang diungkapkan George Terry dikutip oleh MochtarEffendy, menyatakan bahwa definisi manajemen itu adalah sesuatutindakan perbuatan seseorang yang berhak menyuruh orang lainmengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab (responsibility) tetap ditangan yang memerintah. Manajemen didefinisikan sebagai proseskerjasama dengan dan melalui orang-orang dan kelompok untuk mencapaitujuan organisasi.6

Dalam hal ini manajemen dapat dikatakan untuk mengatur atau

mengelola sebuah organisasi, lembaga, dan pemerintahan dengan

5John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: GramediaPustaka Utama, 1996). h. 372

6Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam(Palembang: Universitas Sriwijaya, 2009) Cetakan Ketiga, h. 9

Page 32: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

18

menggunakan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (POAC) dalam mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu dibutuhkan ilmu manajemen

dari berbagai aktivitas kehidupan di dunia.

2. Pengertian Risiko

Pengertian risiko menurut Kamus Inggris, risiko ialah risk, dalam

asuransi “insurance risk” ialah orang yang besar risikonya bagi

perasuransian.7 Risiko menurut Kamus Bahasa Arab, a’aqibatu dan awaa

qiba (aqoda-ya’qidu- aqdan) ialah balasan yang baik dan akibat yang baik.

(kamus bahasa arab muhamad yunus)

Dalam aktivitas sehari-hari setiap orang memiliki berbagai risiko

yang akan timbul, dalam hal ini tidak lepas dengan memperoleh rezeki

yang halal untuk memenuhi kebutuhan hidup. Rezeki yang diberikan Allah

kepada kita bukan hanya berupa harta atau benda yang dihasilkan oleh

bumi saja. Rezeki dapat pula berupa kesehatan, kekuatan tubuh,

keterampilan, gerak langkah dalam kehidupan. Sebagaimana yang

dijelaskan dalam surah al-Baqarah/2:3 berikut:

Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib,

melaksanakan salat, dan menginfaqkan sebagian rezeki yang Kami berikankepada mereka. (al-Baqarah ayat 3)8

Arti rezeki dari ayat tersebut di atas yaitu: “Segala apa yang dapat

diambil manfaatnya oleh masyarakat. Contohnya; kita bisa lihat, betapa

7John M, Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, h.4888 Departemen Agama RI, al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya, h.2

Page 33: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

19

banyak buruh dan karyawan yang berusaha untuk mendapat gaji besar tapi

hasilnya tetap saja kecil. Adakalnya seseorang banting tulang di masa

mudanya untuk mencari harta, justru baru berhasil ketika tua.9 Dalam hal

ini, risiko dan rezeki memiliki hubungan dalam proses aktivitas kehidupan

sehari-hari, sebab rezeki diperoleh ketika seseorang akan mengalami

berbagai risiko yang akan timbul, tanpa adannya risiko seseorang tidak

akan mampu mencapai hasil yang maksimal dan memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Jadi dengan ini seseorang dapat tolong-menolong dengan

sesama untuk memperkecil risiko yang akan timbul.

Risiko adalah ketidapastian (uncertainity) mengenai kerugian,

ketidakpastian yang menyebabkan kerugian. Definisi lainnya adalah

karena tidak pasti terhadap kemungkinan yang dapat terjadi dalam bentuk

atau peristiwa yang belum tentu dan menimbulkan rasa tidak aman.

Menurut Ferry N. Idroes, Risiko merupakan bahaya: risiko adalah

ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang

menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin

dicapai.10 Jadi risiko membahas mengenai ketidakpastian tentang masa

depan, baik secara individu atau peserta dan Perusahaan (corporate) maka

perlu adanya suatu pengelolaan risiko untuk mengidentifikasi,

menganalisis, dan mengendalikan tentang ketidakpastian yang akan timbul

pada setiap Peserta dan Perusahaan.

9Muhammad Mutawalli Sya’rawi, Anda bertanya Islam menjawab (Jakarta: Gema InsaniPress, 1999), Cetakan 15, h. 25-26

10Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendeketan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, h. 4

Page 34: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

20

Berbicara mengenai Perusahaan Asuransi Syari’ah tidak lepas dari

pengelolaan risiko yang benar untuk menyeleksi setiap risiko berdasarkan

klausula. Proses hubungan dalam mekanisme pertanggungan pada

Asuransi Syari’ah adalah sharing of risk (saling menanggung risiko).

Apabila terjadi musibah, maka semua peserta Asuransi Syari’ah saling

menanggung. Dengan demikian, tidak terjadi transfer risiko dari peserta ke

Perusahaan, karena dalam praktiknya kontribusi (premi) yang dibayarkan

oleh peserta tidak terjadi yang disebut transfer of fund, status kepemilikan

dana tersebut tetap melekat pada peserta sebagai shahibul mal.11 Dalam

hal ini untuk membedakan sesuatu yang terjadi pada asuransi

konvensional, karena yang telah dipraktikan pada asuransi konvensional

berupa transfer of fund yaitu transfer risiko dari peserta ke Perusahaan.

Sehinggga tidak menggunakan skema berbagi risiko pada peserta,

sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-Maidah/5:2 berikut:

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosadan permusuhan.”12

Implementasi sharing of risk (saling menanggung risiko), peserta

asuransi diikat oleh akad (perjanjian) untuk saling membantu, melalui

instrumen Syari’ah yang disebut dana tabarru’ (dana kebajikan). Masing-

masing mengeluarkan kontribusi, yang besarnya meminjam tabel kematian

11Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari’ah (Life And General): Konsep Dan SystemOperasional (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 303

12Departemen Agama RI, al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya, h.106

Page 35: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

21

(mortality table) untuk asuransi jiwa, dan untuk asuransi kerugian

menghitung dengan mendasarkan pada statistik kerugian (loss statistics),

misalnya menggunakan teori probabilitas (probability) teori

kecenderungan (measure of kontrol tendency) dan sebagainya. Akad yang

digunakan oleh Asuransi Syari’ah bergantung pada klausula yang

ditentukan, akad tabarru’ dan akad wakalah bil ujrah yang pada umumnya

telah dipraktikan. Sebab akad tabarru’ untuk memberikan suatu gambaran

umum mengenai perhitungan kontribusi (premi) yang harus dikeluarkan

pada setiap peserta asuransi dan menggunakan tabel kematian.

Uraian di atas menunjukkan bahwa sharing of risk telahdiimplementasikan dari hadist riwayat Muslim bahwa Nabi saw bersabda:

“Mukmin terhadap mukmin yang lain seperti suatu bangunanmemperkuat satu sama lain” dan “orang-orang mukmin dalam kecintaandan kasih sayang mereka seperti satu badan. Apabila salah satu anggotabadan menderita sakit, maka seluruh badan merasakannya.”13

3. Sebab-sebab kerugian (Risiko)

Telah dipaparkan sebelumnya bahwa risiko ketidakpastian

mengenai masa depan. Ketidakapastian tersebut dapat dipahami dengan

mengetahui sebab-sebab kerugian (risiko) itu timbul pada Lembaga

13Abu al-Husain Muslim Ibnu Hajjaj Ibnu Muslim Ibnu Warod al-Qusyairi al-Nisaburi,Shahih Muslim dalm Bab Tarohumul Mukminin Wa ta’aatufuhum wata’aadhuduhum, juz 12 h.467

Page 36: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

22

Keuangan Syari’ah, khususnya Asuransi Syari’ah, sebab Asuransi Syari’ah

memberikan suatu konsep sharing of risk untuk mengelola risiko.

Menurut Kuat Ismanto, sumber penyebab kerugian (risiko) dapatdiklasifikasikan sebagai berikut:a. Risiko sosial adalah masyarakat, artinya tindakan orang-orang

menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan yangdiharapkan.

b. Risiko fisik disebabkan oleh fenomena alam dan sebagian lagidiciptakan oleh manusia itu sendiri. Banyak risiko yang komplekssumbernya tetapi termasuk, terutama, kedalam kategori fisik, sebagaicontoh kebakaran, cuaca/iklim, petir, dan lain-lain.

c. Risiko ekonomi adalah inflasi, fluktuasi lokal, dan ketidakstabilanPerusahaan individual.14

Pada sebab-sebab kerugian (risiko) tersebut terjadi pada Asuransi

Syari’ah dalam proses menuju risiko seperti perserta dan Perusahaan.

Karena Perusahaan Asuransi Syari’ah tidak hanya mengelola risiko pada

Perusahaan, namun mengelola risiko peserta pun demikian. Jadi sebab-

sebab kerugian timbul karena dipengaruhi oleh risiko sosial, risiko fisik,

dan risiko ekonomi. Hal tersebut dapat teridentifikasi dari daftar riwayat

dan karakteristik peserta sehinggga dapat menimbulkan risiko yang besar

ke dalam tiga sebab-sebab kerugian tersebut.

4. Proses manajemen risiko

Proses manajemen risiko mempunyai berbagai proses untuk

mengelola risiko yang akan ditimbulkan dari berbagai aspek-aspek, pada

umumnya yang digunakan sebagai berikut:

14 Kuat Ismanto, Asuransi Syari’ah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2009), Cetakan Pertama, h.32

Page 37: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

23

a. Identifikasi dan pemetaan risiko

Pada proses ini menetapkan kerangka kerja untuk implementasi

strategi risiko secara keseluruhan menentukan definisi kerugian,

menyusun dan melakukan kedalam kategori risiko yang dapat diterima

dan tidak diterima. Konsep ini menjelaskan bahwa risiko diidentifikasi

sejak dini, walaupun risiko yang akan ditimbulkan kecil namun perlu

diantisipasi untuk pengelolaan risiko.

b. Melakukan peringkat risiko

Proses yang akan menjelaskan ke dalam proses mengukur

risiko dan perluasan dengan memanfaatkan tolok ukur

(benchmarking), permodelan (modeling), dan permalan (forecasting)

yang berasal dar eksternal. Maka melakukan peringkat risiko dapat

digunakan dari berbagai cara untuk mengelola risiko yang benar, agar

di dalam suatu Perusahaan Asuransi dapat menilai risiko sejak dini

untuk menuju tata kelola Perusahaan yang baik.

c. Menegaskan profil risiko dan rencana manajemen risiko

Menegaskan profil risiko merupakan salah satu bagian dari

manajemen risiko yang penting, karena untuk melihat identifikasi

selera risiko Perusahaan dan identifikasi visi stratejik. Dalam hal ini

memberikan suatu pemahaman mengenai profil risiko yang akan

timbul, seperti pada Perbankan Syari’ah menegaskan profil risiko dari

risiko likuiditas, risiko reputasi, risiko operasional, risiko pasar, risiko

legal (hukum), risiko finansial dan sebagainya. Maka pada Asuransi

Page 38: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

24

Syari’ah pun akan menimbulkan risiko yang tidak jauh berbeda pada

perbankan Syari’ah.

d. Solusi risiko atau implementasi tindakan terhadap risiko

Hal yang perlu diperhatikan pula solusi risiko, sebab setelah

mengetahui risiko yang timbul. Maka perlu memberikan sebuah solusi

untuk mengatasi terjadinya risiko. Apakah risiko yang timbul perlu

dihindari (avoidance), alihkan (transfer), dan mitigasi risiko (mitigate

risk).

e. Pemantauan dan Pengkinian atau kaji ulang risiko dana kontrol

Pemantauan ini akan melakukan kontrol risiko dari seluruh

bagian yang ikut serta untuk mengendalikan berbagai risiko dilakukan

oleh seluruh entitas Perusahaan dan pengkinian. Dengan maksud

bahwa strategi manajemen risiko telah diimplementasikan dan berjalan

dengan baik, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi

terhadap implementasi kerangka manajemen risiko yang terintegrasi ke

dalam strategi risiko keseluruhan. Oleh karena itu, Perusahaan telah

berhasil menggunakan manajemen risiko.

5. Tujuan manajemen risiko

Terdapat bermacam-macam tujuan manajemen risiko. Tujuan yang

ingin dicapai untuk tata kelola Perusahaan dan tujuan untuk meyeleksi

risiko pada setiap peserta. Secara umum tujuan manajemen risiko meliputi:

Page 39: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

25

a. Mendukung pencapaian tujuan

Tujuan yang telah ditentukan Perusahaan akan memberikan

suatu pengaruh yang besar pada Perusahaan. Karena memiliki tujuan

Perusahaan, maka akan menjelaskan apa maksud Perusahaan tersebut

berdiri dan bagaiman menjalankan Perusahaan yang sehat. Tujuan

inilah akan menjalankan visi, misi, maksud dan tujuan serta rekam

jejak Perusahaan (track record) Perusahaan.

b. Memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang memberikan peluang

yang jauh lebih tinggi dengan mengambil risiko yang lebih tinggi,

risiko yang lebih tinggi diambil dengan dukungan sikap ada solusi

yang sesuai dengan risiko.

c. Mengurangsi kemungkinan kesalahan fatal untuk menegaskan bahwa

risiko yang timbul dapat terdeteksi lebih dini dan dapat memperkecil

risiko.

d. Menyadari bahwa risiko dapat terjadi pada setiap aktivitas dan

tinngkatan dalam Perusahaan jadi setiap individu harus mengambil dan

mengelola risiko masing-masing sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawabnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, tujuan manajemen

risiko itu adalah ingin memperkecil risiko dan mencapai tujuan untuk

menjalankan Good Corporate Govenance atau tata kelola Perusahaan yang

baik dalam mengelola risiko yang akan ditimbulkan dari individu atau

peserta dan Perusahaan, maka hasil manajemen risiko itu meliputi

Page 40: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

26

identifikasi, menganalisis, mengukur, dan mengendalikan serta

meminimalisir (mitigasi) risiko. Sehingga risiko dapat terdeteksi sejak dini

oleh Perusahaan Asuransi Syari’ah.

Menurut Ferry N. Idroes, manajemen risiko yang efektif membantuorganisasi untuk dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:1. Strategi risiko dan kontrol secara komprehensif berdasarkan

pertimbangan yang terkait pada toleransi terhadap risiko, filosofiterhadap risiko, dan akuntabilitas risiko.

2. Disiplin manajemen risiko pada seluruh entitas organisasi.3. Integrasi manajemen risiko di dalam kerangka kerja tata kelola

Perusahaan (corporate governance).4. Strategi penyesuaian risiko (risk-adjudted) pada saat pengambilan

keputusan.5. Kemampuan manajemen senior untuk memahami dampak risiko

terhadap keuntungan dan nilai saham.6. Peningkatan identifikasi portofolio dan rencana aksi (action plan)7. Memahami proses bisnis kunci8. Sistem peringatan dini dan respon bencana yang efektif.9. Peningkatan keamanan informasi.15

Uraian di atas menunjukkan bahwa manajemen risiko dapat

memberikan manfaat bagi setiap organisasi, pelaku bisnis dan Perusahaan

Asuransi untuk dapat menentukan sikap dan menetapkan solusi dari

berbagai profil risiko. Karena untuk menghindari bahaya moral yang

mengerikan bagi Perusahaan Asuransi. Apalagi Perusahaan Asuransi

Syari’ah hadir untuk menjawab kebutuhan dan keinginan umat Muslim

dalam memproteksi atau melindungi pada asuransi jiwa dan kerugian.

6. Respon Manajemen Risiko

Respon manajemen risiko merupakan suatu tindakan dari sebuah

Perusahaan untuk mengelola risiko dari berbagai profil risiko. Dalam hal

15Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendeketan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, h. 6-7

Page 41: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

27

ini respon apakah yang harus diambil Perusahaan asuransi misalnya:

menerima, menghindari atau memperkecil risiko yang timbul. Berarti

memerlukan tindakan yang efektif, tepat, akurat dan terintegrasi terhadap

risiko yang timbul.

Menurut Muhaimin Iqbal, respon manajemen risiko sebagai berikut:1. Menerima atau menahan risiko. Bila tingkat risiko tersebut berada

pada tingkat yang dapat diterima, individu atau organisasi dapatmemutuskan untuk menerima risiko (tidak membaginya dengan pihaklain di luar dirinya). Sumber daya yang tepat perlu dialokasikan untukmengantisipasi dan mengompensasi bila risiko tersebut terjadi.

2. Menghindari atau mengeliminir risiko. Bila risiko tersebut tidak dapatditerima maka individu atau organisasi perlu menghindarinya.Penghindaran suatu risiko dalam beberapa hal bisa berarti individuatau organisasi memutuskan untuk tidak meneruskan kegiatan ataubisnis yang menghadirkan risiko tersebut.

3. Menetralisasi atau mengimbangi risiko merupakan bentukpenyeimbangan suatu risiko dengan risiko lain yang memilikipengaruh yang berlawanan bila kedua risiko tersebut terjadi.

4. Mengendalikan atau mengurangi. Ini merupakan tindakanmemperbaiki risiko untuk mencapai standar dan tingkat yang dapatditerima.

5. Membagi risiko dengan yang lain. Ini untuk risiko di luar kemampuanseseorang atau organisasi untuk menerima atau mengendalikannya,maka suatu individu atau organisasi dapat membagi risiko tersebutdengan orang atau organisasi lain yang memiliki sifat risiko yang miripsatu sama lain. Dalam Islam praktik ini disebut Asuransi Syari’ah atauproteksi yang mutual.16

Setelah mengetahui respon manajemen risiko apa yang harus

digunakan untuk Perusahaan asuransi, maka penulis membuat kesimpulan

mengenai manajemen risiko. Menurut Abbas Salim, manajemen risiko

mempunyai arti yang lebih luas yaitu semua risiko yang terjadi didalam

masyarakat (kerugian harta, jiwa, keuangan, usaha dan lain-lain) ditinjau

16 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syari’ah dalam Praktik (Jakarta: Gema Insani Press,2005), Cetakan Pertama, h. 21

Page 42: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

28

dari segi manajemen Perusahaan.17 Jadi manajemen risiko adalah

mengelola dari berbagai risiko yang dapat terjadi pada peserta dan

Perusahaan dengan mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan, dan

melaporkan risiko dari risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi.

B. Asuransi Syari’ah

Dalam kaitan dengan Mu’ammalah, sebenarnya Syari’ah Islam cukup

permisif dan mudah dipahami atau dalam bahasa yang sederhana dapat

dikatakan semuanya boleh, kecuali yang secara tegas dan eksplisit dilarang di

dalam Al-Qur’an atau berlawanan dengan Sunnah Nabi Muhammad saw.

Sebagaimana orang-orang asuransi sangat akrab dengan istilah “All Risks”,

Syari’ah Islam dalam Muammalah mirip dengan pengertian “All Risks”

tersebut, yang kurang lebih dapat diuraikan menjadi “Semua dijamin

(diperbolehkan), kecuali hal-hal yang dilarang secara spesifik dan yang

terdapat pada daftar pengecualian…”18

Berkenanaan dengan Asuransi Syari’ah, memiliki unsur yang dilarang

dalam Asuransi Syari’ah ketika mengelola Perusahaan asuransi jiwa dan

asuransi kerugian dengan prinsip Syari’ah. Hal yang dilarang dipraktikan

yaitu: maisir, gharar, dan riba, riswah atau suap, penipuan, monopoli dan

sebagainya atau tidak sesuai dengan Syari’ah Islam.

17Abbas Salim, Asuransi Manajemen Risiko (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003),Cetakan Ketujuh, h. 195

18Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syari’ah dalam Praktik, Cetakan Pertama, h. 2

Page 43: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

29

1. Pengertian Asuransi Syari’ah

Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, Insurance yang dalam

bahasa Indonesia telah menjadi bahasa populer dan diadopsi dalam kamus

Besar Bahasa Indonesia dengan padanan kata “pertanggungan “.19

Dalam menerjemahkan istilah asuransi ke dalam konteks asuransi

Islam terdapat beberapa istilah, antara lain takaful (bahasa Arab), ta’min

(bahasa Arab), dan Islamic Insurance (bahasa Inggris). Istilah Takaful

dalam bahasa Arab berasal dari kata dasar kafala-yakfulu-takafala-

yatakafal-takaful yang berarti saling menanggung atau menanggung

bersama. Maka takaful dalam pengertian muammalah mengandung arti

yaitu saling menanggung risiko di antara sesama manusia sehingga di

antara satu dengan lainnya menjadi penanggung atau risiko masing-

masing.20 Asuransi Syari’ah menggunakan sharing of risk (saling

menanggung risiko) sehingga apabila peserta tertimpa musibah maka

peserta yang lain pun akan saling tolong-menolong denga niat ikhlas.

Seperti yang diungkapkan dalam Ensiklopedia Hukum Islamdikutip oleh AM Hasan Ali, bahwa asuransi (at-ta’min) adalah transaksiperjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban membayar iurandan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnyakepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertamasesuai dengan perjanjian yang dibuat.21

Asuransi Syari’ah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usahasaling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihakmelalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru’ yang memberikanpola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad

19Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 1988), Cetakan Pertama, h. 54

20Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syari’ah DiIndonesia (Jakarta: Kencana, 2007), Cetakan ke-4, h.136

21AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam (Jakarta: Kencana, 2004)Cetakan pertama, h. 59

Page 44: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

30

(perikatan) yang sesuai dengan Syari’ah. Akad yang mengandung gharar(penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), risywah(suap), barang haram dan maksiat. (Menurut Dewan Syari’ah NasionalMUI, dalam Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/IX/2001).22

Maka dapat disimpulkan Asuransi Syari’ah adalah saling tolong-

menolong sesama peserta berdasarkan akad yang telah ditentukan untuk

menghindari paktik gharar, maisir, dan riba.

2. Prinsip-prinsip Asuransi Syari’ah

Prinsip utama dalam Asuransi Syari’ah adalah ta’awanu ‘ala al

birr wa al-taqwa (tolong-menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan

takwa) dan al-ta’min (rasa aman). Prinsip ini menjadikan para anggota

atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan

lainnya saling menjamin dan menanggung risiko.23 Adapun prinsip-prinsip

Asuransi Syari’ah sebagai berikut:

a. Saling Bertanggung Jawab

Bagi peserta atau pertanggungan memiliki amanah untuk

menolong dan memikul tanggung jawab kepada peserta lain apabila

terjadinya musibah atau kerugian. Karena dengan bertanggung jawab

terhadap sesama adalah suatu ibadah menjalani kehidupan didunia. Hal

ini dapat diperhatikan dari hadist berikut:

22Kuat Ismanto, Asuransi Syari’ah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2009) Cetakan Pertama, h.52

23Gemala Dewi. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syari’ah diIndonesia, Cetakan ke Empat, h. 146

Page 45: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

31

"

“Kedudukan hubungan persaudaraan dan perasaan orang-orang beriman antara satu dengan lain seperti satu tubuh (jasad)apabila satu dari anggotanya tidak sehat, maka akan berpengaruhkepada seluruh tubuh”, (HR. Bukhari dan Muslim).24

b. Saling Bekerja Sama atau Saling Membantu

Peserta diharuskan memiliki jiwa tolong-menolong kepada

peserta lainnya untuk mengatasi kesulitan dari sebab kerugian atau

musibah yang dideritanya. Jadi Asuransi Syari’ah mengharuskan untuk

bekerjasama untuk membantu kesulitan peserta.

c. Saling Melindungi Penderitaan Satu Sama Lain

Peserta Asuransi Syari’ah akan berperan sebagai pelindung

bagi peserta lain untuk melindungi apa yang telah terjadi pada peserta

lainnya ketika mengalami musibah yang dideritanya. Oleh kaarena itu

peserta Asuransi Syari’ah tidak membiarkan peserta lainnya

menanggung risiko dengan sendiri.

3. Misi Dan Visi Asuransi Syari’ah

Menurut Muhamad Syakir Sula, misi dan visi yang diemban dalampengembangan ekonomi Syari’ah umumnya dan Asuransi Syari’ah padakhususnya sebagai berikut:a. Misi Aqidah

Ekonomi Islam adalah ekonomi Ilahiah, karena titikberangkatnya dari Allah, tujuannya mencari ridha Allah(mardhatillah), dan cara-caranya tidak bertentangan dengan syariat-Nya. Kegiatan ekonomi, baik produksi, konsumsi, penukaran, dandistribusi, diikatkan pada prinsip Ilahiah dan tujuan Ilahi. Manusiamuslim melakukan perencanaan, berproduksi, menyiapkan proteksi.

24Abu al-Husain Muslim Ibnu Hajjaj Ibnu Muslim Ibnu Warod al-Qusyairi al-Nisaburi,Shahih Muslim dalm Bab Tarohumul Mukminin Wa ta’aatufuhum wata’aadhuduhum, juz 12 h.467

Page 46: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

32

b. Misi Ibadah (Ta’awun)Asuransi Syari’ah adalah asuransi yang bertumpu pada konsep

tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (wata’awanu ‘alalbirri wattaqwa), dan perlindungan (at-ta’min). juga mejadikan semuapeserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung.

c. Misi Iqhtishodi (Ekonomi)Berdirinya asuransi takaful (dan Asuransi Syari’ah lainnya),

jelas akan meningkatkan kesadaran berasuransi. Sehingga di sampingikut membangun untuk memperkuat sumber daya keuangan dalamnegeri, juga akan memberikan dampak kontraksi moneter untukmenahan laju inflasi. Dengan optimalnya investasi yang dilakukansesuai dengan prinsip Syari’ah Islam, maka akan dapat membantupertumbuhan ekonomi secara maksimal.

d. Misi Pemberdayaan Umat (Sosial)Keberadaan asuransi takaful (Asuransi Syari’ah) ditinjau dari

sisi ekonomi jelas memperkuat jaringan ekonomi umat, terutama untukmemperkokoh baris lapisan ekonomi menengah umat.25

Berdasarkan uraian di atas, menyatakan bahwa misi dan visi pada

Asuransi Syari’ah yaitu; misi ibadah, misi aqidah, Iqhtishodi (Ekonomi),

dan misi Pemberdayaan Umat (Sosial). Dalam hal ini dapat menolong dan

melindungi para pemegang polis untuk berperan dalam aktivitas ekonomi

pada Perusahaan Asuransi Syar’iah.

25Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari’ah (Life and General): Konsep dan SystemOperasional, h. 321-325

Page 47: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

33

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. BRINGIN LIFE SYARIAH

A. Sejarah dan Profil PT. Bringin Life Syariah

Kondisi perkembangan industri asuransi di Indonesia yang semakin

baik dan jumlah masyarakat yang berasuransi masih sedikit dibandingkan

dengan jumlah penduduk, merupakan bagi Bank Rakyat Indonesia untuk

mendirikan usaha dibidang asuransi jiwa.

Pada tanggal 28 oktober 1987 dengan Akte Notaris Ny. Poerbaningsih

Adi Warsito No. 116 dan SK Menteri Keuangan RI pada tanggal 10 Oktober

1988, Bank Rakyat Indonesia memperoleh izin usaha mendirikan PT Asuransi

Jiwa BRIngin JIWA SEJAHTERA yang menggunakan merek dagang

BRingin life.

Pada awalnya, BRingin life dibentuk guna memenuhi kebutuhan-

kebutuhan untuk memberikan pelayanan kepada nasabah perbankan,

khususnya nasabah kredit kecil BRI. Namun dalam perkembangan selanjutnya

mengingat akan kebutuhan jasa asuransi yang meliputi asuransi jiwa, asuransi

kesehatan, program dana pensiun, asuransi pendidikan, kecelakaan diri,

annuitas dan program kesejahteraan hari tua cukup besar, maka bisnis BRingin

life merambah pasar di luar BRI untuk memenuhi kebutuhan secara individu

dan kumpulan.1

Untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa asuransi kepada masyarakat

luas, BRingin life membuka kantor-kantor cabang pemasaran di beberapa kota

1 Sumber Data Arsip PT. BRIngin Life Syariah Jakarta

Page 48: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

34

besar dan kota kabupaten untuk memperluas pangsa pasar dan memberi

pelayanan yang lebih baik dan lebih dekat kepada nasabah. Pada tahun 1993

didirikanlah kantor cabang untuk melayani pemasaran asuransi di wiliyah

Jakarta dan Surabaya.

Pada perkembangan selanjutnya, seiring dengan persaingan bisnis

asuransi yang sangat ketat, yang bukan hanya berasal dari perusahaan lokal

namun juga perusahaan asing, BRingin life terus mengembangkan sayapnya

sehingga menjangkau lapisan masyarakat di beberapa kota besar di Indonesia.

Dengan berkembangnya kantor-kantor cabang tersebut, semakin

berkembang pula jumlah aparat pemasaran sebagai konsultan bagi nasabah

untuk membantu menemukan program asuransi yang tepat sesuai dengan

kebutuhan. Pada tahun 1995, atas dasar Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia No. Kep-184/KM.17/1995 BRingin life mendirikan Dana

Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) untuk lebih meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat akan kebutuhan pensiun di hari tua.

BRingin life membuka unit usaha baru berupa Asuransi Syariah. Izin

operasional Kantor Cabang Syariah BRingin life telah dikeluarkan oleh

Menteri Keuangan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI No.: KEP-

007/KM.6/2003 tanggal 21 January 2003. BRingin life terus menerus selalu

mengembangkan produknya, baik program asuransi individu, asuransi

kumpulan maupun bancassurance. Hal ini tidak lain adalah untuk selalu

menyesuaikan dengan perkembangan dan kondisi saat ini dan di masa

mendatang agar selalu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Page 49: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

35

B. Visi dan Misi PT. Bringin Life Syariah

Asuarnsi BRIngin Life Syariah adalah lembaga ekonomi dan keuangan

syariah secara konsisten, yaitu senantiasa mengacu kepada ketentuan syariah

dalam operasional perusahaan yang telah ditetapkan oleh Dewan Pengawas

Syariah. Ukhuwah menjadi landasan komunikasi internal dan eksternal. Maka

dari itu BRIngin Life Syari’ah memiliki Visi dan Misi, yaitu :

Visi yaitu menjadi perusahaan asuransi jiwa yang terkemuka Di

Indonesia. Adapun misi yang dimiliki oleh Asuransi BRingin Life Syariah

yaitu melaksanakan bisnis asuransi jiwa secara professional di Indonesia,

memberikan pelayanan prima kepada Nasabah dan Pemegang Saham melalui

jaringan kerja yang luas, dan memberikan keuntungan Pemegang Saham dan

meningkatkan kesejahteraan pegawai.2

C. Struktur Organisasi PT. Bringin Life Syariah

Dalam menjalankan perusahaan asuransi BRingin Life Syariah

didukung oleh manajemen dan organisasi dengan pembagian tugasnya sebagai

berikut :

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham adalah sebagai pemegang kekuasaan

tertinggi dalam perusahaan dengan wewenang dan tanggung jawab sebagai

berikut :

2 Sumber Data Arsip PT. BRIngin Life Syariah Jakarta

Page 50: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

36

a. Mengesahkan laporan keuangan

b. Memilih dan mengangkat dewan komisaris

c. Memilih dan mengangkat anggota direksi

2. Dewan Komisaris

Kedudukan dewan Komisaris adalah dibawah Rapat Umum Pemegang

Saham dengan kewenangan dan batasan sebagai berikut :

a. Mengesahkan anggaran perusahaan

b. Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan

c. Menentukan arah dan tujuan perusahaan

d. Mengawasi jalannya perusahaan

3. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Dewan Pengawas Syariah adalah terdiri dari para ulama dan ahli ekonomi

Islam, keberadaan dewan ini memiliki kewenangan dan tanggung jawab

yaitu :

a. Memberikan pedoman dan garis besar syariah

b. Mengadakan perbaikan atas produk yang tidak disesuaikan dengan

syariah

c. Memberikan jawaban dalam bentuk fatwa atas permasalahan yang

dihadapi pihak eksekutif dan operasi.

4. Dewan Direksi

Dewan Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dengan memiliki

kewenangan dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Menyusun anggaran/rencana kegiatan

Page 51: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

37

b. Membuat kebijakan umum

c. Melaksanakan koordinasi dan pembinaan para bawahan serta

mengevaluasi kegiatan operasi perusahaan.

Dewan Direksi dalam melaksanakan manajemennya membawahi

beberapa divisi, yaitu :

1. Divisi Aktuaria

Divisi Aktuaria dalam melaksanakan tugasnya membawahi beberapa

bagian yaitu Pengembangan Produk, Litbang, Statistik/Pelaporan, Valuasi,

dan Reasuransi.

2. Divisi Keuangan dan Akuntansi

Divisi Keuangan dan Akuntansi dalam melaksanakan tugasnya

membawahi beberapa bagian, yaitu meliputi Keuangan, Akuntansi, dan

Investasi.

3. Divisi Pelayanan dan Administrasi, yang meliputi Underwriting dan SPP

4. Divisi Pemasaran

Divisi Pemasaran dalam melaksanakan tugasnya membawahi beberapa

bagian yaitu Promosi dan Humas, Riset dan Pemasaran serta

Pengembangan Jaringan.

5. Divisi Sumber Daya Insai (SDI)

Divisi Sumber Daya Insai dalam melaksanakan tugasnya membawahi

beberapa bagian yaitu Umum, Sekretariat, dan Personalia.

6. Divisi Teknologi Informasi (TI)

Divisi Teknologi Informasi dalam melaksanakan tugasnya membawahi

beberapa yaitu Perencanaan, Pembangunan, dan Operasional.

Page 52: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

38

STRUKTUR ORGANISASI

DIVISI LAYANAN BISNIS SYARIAHPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA

Gambar 3.1. Struktur Organisasi

Sumber Data Arsip PT. BRIngin Life Syariah Jakarta

DIVISIDUKUNGAN SYARIAH

BAGIANAKT DAN KEU

BAGIANOPERASIONAL

Hendro Widjayanto

UNDERWRITING

Yuli MuyasarahRifki Aulia

UNDERWRITINGDAN SPP

Basuki Achmad

SDM DAN UMUM

Irianah

AKT DAN KEU

Arwiyani T.

SDM &UMUMRatiman

SPPAdhimas

KLAIM &REMUNERASI

Elly Feriyanti

LAPORANKEU & OPS

-

PEMBUKUAN

Errina POmi

KASIR

Tuty R.

Nanang Suryana

Ayu M.Nurhasanah

M. IrfanIrwan

Dian

TantanDrajat

Widoyatno

Page 53: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

39

BRIngin Life Syariah merupakan divisi khusus di bidang asuransi syariah

dari PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA. Adapun identitas dari

perusahaan adalah sebagai berikut :

Nama Perusahaan : PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERADengan merek dagang : BRIngin Life

Akta Pendirian : Berdiri tanggal 28 Oktober 1987,NotarisNy. Poerbaningsih Adi Warsito No. 116,Persetujuan Menteri Kehakiman RI NO. B.86-45-HI-01 Th. 88 tgl 2 Agustus 1988 didaftarsesuai UU No. 3 thn 1982 tentang wajibdaftar perusahaan No. TDP 090 31823301Tambahan Berita Negara RI tgl 11 April 1997No. 29 Tambahan No. 1389/1997

Izin Usaha : SK Menteri Keuangan Republik Indonesia,No. Kep. 181/KM.13/1998 tgl 10 Oktober1988

Izin Operasional Cabang Syariah : SK Menteri Keuangan Republik IndonesiaBRIngin Life Syariah No. Kep-007/KM.6/2003 tgl 21 Januari 2003

Kepemilikan : Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia(90,15%) Yayasan Kesejahteraan PegawaiBRI (9,59%)Koperasi Karyawan PT. AJ Bringin JiwaSejahtera (0,26%)

Modal : Modal Dasar Rp 250.000.000.000,-(dua ratus lima puluh milyar rupiah)

Dewan Komisaris : Purwanto – Komisaris UtamaAli Mudin – Komisaris

Dewan Direksi : Sultan Hamid – Direktur UtamaSugeng Sudibjo - Direktur TeknikKukuh Prihadi - Direktur Keuangan

Dewan Pengawas Syariah : KH. Ma’ruf Amin – KetuaKH. Prof. Ali Mustafa Yaqub, MAH. Drs. Moh. Hidayat, MBA, MBL

Page 54: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

40

Kepala Divisi Layanan Bisnis Syariah : Nanang Suryana

Jaringan Kerja : 1. Kantor Cabang yang tersebar diIndonesia

2. Mitra Kerja PT. Bank RakyatIndonesia

Reasuransi : PT. (Persero) Reasuransi UmumIndonesiaPT. Tugu Jasatama ReasuransiIndonesiaPT. Nasional ReasuransiPT. Maskapai Reasuransi Indonesia

Reasuransi Syariah : Seluruh Divisi Syariah dari Reasuransi diIndonesia

Konsultan Keuangan dan Akunting : Kantor Akuntan Publik Doli BambangSudarmaji & Co. (A Member Firm ofMorison Internasional)

Konsultan Aktuaria : PT. Konsultan Aktuaria Binaputera JagaHikmah

Konsultan Hukum : Roesidi Prawiro Atmojo, SH

Bankir : Semua Bank BUMNBank Umum Nasional dan Bank AsingTerpilih. Khusus BRINGIN LIFE SYARIAHhanya membuka rekening pada UnitSyariah pada Bank-bank di atas.

KEKAYAAN / ASSET

PREMI

Pendapatan premi tahun 2006 mencapai Rp 772,546 Milyar atau naik 13,62

persen (13,62%) dibandingkan pendapatan tahun 2005 yang mencapai Rp.

679,928 Milyar.

Total pendapatan tahun 2006 mencapai Rp. 807,336 Milyar atau naik 13,65

persen (13,65%) dibandingkan pendapatan tahun 2005 sebesar Rp. 710,356

Milyar.

Page 55: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

41

ASSET

Total asset pada tahun 2006 mencapai Rp. 743,315 Milyar, meningkat sebesar

6,61 persen (6,61%) dibandingkan total asset tahun 2005 sebesar Rp 697,231

Milyar.

INVESTASI

Total investasi tahun 2006 mencapai Rp 531,576 Milyar atau naik 8,09

persen (8,09%) dibandingkan laba perusahaan tahun 2005 mencapai Rp.

491,791 Milyar.

RBC ( Risk Based Capital )

Rasio pencapaian solvabilitas (Risk Based Capital) sampai akhir tahun 2006 yang

dihitung sesuai dengan Pasal 43 ayat 2 Keputusan Menteri Keuangan RI No.

424/KMK.06/2003 adalah sebesar 124 persen (124%), pencapaian ini sudah

melebihi batas tingkat solvabilitas minimum sebesar 120 persen (120%).

Page 56: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

42

Tabel 3.1

Laporan Keuangan Tahun 2008 dan 2009Cabang Asuransi Dengan Prinsip Syariah

(PT. BRingin Life Syariah)(dalam jutaan rupiah)

No. URAIAN 2009 2008

1. Kekayaan

a. Investasi 56.452 25.554

b. Bukan Investasi 8.632 11.344

Jumlah Kekayaan 65.084 36.898

2. Kewajiban

a. Utang 211 310

b. Cadangan Teknis 48.629 33.667

Jumlah Kewajiban 48.840 33.977

3. Pendapatan Premi Neto 26.883 27.365

4. Hasil Investasi 9.587 8.058

5. Beban Klaim dan Manfaat+Biaya Akuisisi 23.889 23.785

6. Beban Pemasaran+Beban Adm. Umum 2.913 3.074

Sumber Data Arsip PT. BRingin Life Syariah Jakarta dari Bagian Keuangan Syariah

D. Nilai-Nilai Budaya Kerja Dan Filosofis Bringin Life Syariah

1. Integritas

Kami profesional asuransi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

senantiasa bersikap jujur, menjaga nama baik perusahaan dan mematuhi

kode etik yang berlaku.

Page 57: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

43

2. Profesional

Kami profesional asuransi yang bertanggung jawab dan berorientasi ke

masa depan untuk menjaga pertumbuhan usaha yang sehat dan

berkesinambungan .

3. Inovatif

Kami selalu berusaha memenuhi kepuasan nasabah melalui peningkatan

kualitas pelayanan, pengembangan produk, teknologi unggul dan sumber

daya manusia yang trampil dan ramah.

4. Kemitraan

Kami profesionalisme asuransi sebagai bagian dari perusahaan selalu

mengembangkan sikap kerjasama dan kemitraan yang menciptakan sinergi

untuk kepentingan kemajuan perusahaan.

5. Kualitas Sumber Daya Manusia

Kami menghargai sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan,

karena itu kami selalu merekrut, mengembangkan dan mempertahankan

sumber daya manusia yang berkualitas serta berusaha menjadi teladan.3

Adapun filosofis BRingin Life Syariah adalah sebagai berikut:

1. Profesional

BRIngin Life Syariah mengutamakan profesionalisme dalam pengelolaan

bisnis asuransi syariah. BRIngin Life Syariah senantiasa memberikan

pelayanan terbaik kepada nasabah dengan didukung oleh sumber daya

3 Sumber Data Arsip PT. BRIngin Life Syariah Jakarta

Page 58: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

44

manusia yang profesional, jaringan organisasi yang luas, serta sistem dan

teknologi tingkat tinggi yang handal.

2. Komitmen

BRIngin Life Syariah memberikan pelayanan yang memuaskan kepada

seluruh nasabah dengan menyediakan berbagai produk yang sesuai dan

menjamin purnajual yang prima dalam waktu yang cepat dan tepat.

3. Integritas

BRIngin Life Syariah menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan niat baik

bagi kepentingan seluruh nasabah. Kepercayaan nasabah senantiasa

dipelihara dengan baik berdasarkan kode etik yang berlaku dalam industri

asuransi jiwa syariah.

4. Finansial

BRIngin Life Syariah didukung oleh sistem manajemen keuangan dan

investasi yang sehat dan bertanggung jawab sehingga kepentingan nasabah

senantiasa dapat terlindungi.4

E. Produk Asuransi PT. Bringin Life Syariah

Produk BRINGIN LIFE SYARIAH merupakan suatu program

perencanaan keuangan dengan konsep tolong-menolong dalam kebaikan dan

ketakwaan (wa ta’awannu alal birri wat taqwa) yang memberikan manfaat

tabungan dengan sistem bagi hasil dan manfaat santunan bila terjadi musibah

(meninggal dunia).

4 Sumber Data Arsip PT. BRIngin Life Syariah Jakarta

Page 59: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

45

Semua peserta asuransi BRINGIN LIFE SYARIAH merupakan sebuah

keluarga besar yang akan saling menanggung satu sama lain terhadap musibah

yang dialami oleh peserta lain. Sistem ini diatur dengan meniadakan tiga unsur

yang masih sering dipertanyakan, yaitu : ketidakpastian (gharar), untung-

untungan (maisir), dan bunga (riba).

Adapun ragam produk yang ditawarkan oleh PT. BRingin Life Syariah

meliputi:5

1. ASURANSI INDIVIDU :

a. Bringin Dana Siswa Syariah

Program Asuransi Jiwa yang dirancang khusus bagi kelangsungan

pendidikan putra-putri anda.

b. Bringin Dana Investasi Syariah

Program perencanaan keuangan yang mengandung nilai investasi

secara syariah dimana ada tambahan manfaat asuransi.

c. Bringin Dana Hari Tua Syariah

Program perencanaan keuangan sebagai persiapan secara finansial bila

memasuki masa pensiun.

d. Bringin Dana Haji Syariah

Program yang membantu perencanaan secara finansial untuk ongkos

naik haji.

e. Bringin Swakadana Syariah

Program asuransi jiwa berjangka dengan sistem syariah.

5 Sumber Data Arsip PT. BRIngin Life Syariah Jakarta

Page 60: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

46

2. ASURANSI KUMPULAN :

a. Asuransi Pembiayaan Syariah

Program asuransi bagi pengambil pembiayaan di lembaga keuangan

yang akan memberikan santunan sebesar sisa pembiayaan yang belum

terbayar apabila terjadi suatu risiko.

b. Asuransi Kesehatan Syariah

Program asuransi yang menjamin pembayaran manfaat asuransi secara

pasti bagi peserta yang mengalami sakit.

c. Asuransi Tabungan Hari Tua Syariah

Program asuransi yang memberikan proteksi diri dan jaminan finansial

di hari tua secara bersamaan.

d. Asuransi Berjangka Dan Kecelakaan Diri Syariah

Program asuransi yang memberikan proteksi diri dan jaminan

meninggal dunia dan kecelakaan diri serta penggantian biaya

pengobatan karena kecelakaan.

e. Asuransi Pesangon & Pensiun Syariah

Program asuransi yang memberikan proteksi diri dan jaminan

meninggal dunia dan jaminan finansial sesuai dengan UU

Ketenagakerjaan No. 13 Th 2003 dan PSAK 24, 57 tentang Manfaat

Pesangon.

f. Asuransi Bringin Link

Produk asuransi jiwa hasil sinergi antara BRINGIN LIFE SYARIAH

sebagai institusi asuransi pengelola risiko dengan PT. Batasa Capital

Page 61: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

47

(BTS Capital) sebagai manajer investasi. Manfaat bagi nasabah adalah

dapat mendukung rencana keuangan keluarga untuk biaya pendidikan,

investasi maupun dana hari tua.6

6 Sumber Data Arsip PT. BRIngin Life Syariah Jakarta

Page 62: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

48

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFESYARI’AH

A. Proses Implementasi Manajemen Risiko Di PT. Bringin Life Syari’ah

Didalam kehidupan dunia Perusahaan yaitu Lembaga Keuangan

Syari’ah seperti Asuransi Syari’ah untuk melakukan tata kelola Perusahaan

Asuransi Syari’ah khususnya PT. Bringin Life Syari’ah berjalan sesuai dengan

arah dan tujuan yang telah ditentukan dan menjadi dasar landasan PT. Bringin

Life Syari’ah dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Maka PT. Bringin Life

Syari’ah membentuk Manajemen Risiko. Dalam hal ini, risiko merupakan

tolok ukur untuk menentukan keberhasilan PT. Bringin Life Syari’ah dalam

menjalankan berbagai aktivitas ekonomi dan investasi.

Menurut Abbas Salim, manajemen risiko mempunyai arti yang lebih

luas, yaitu semua risiko yang terjadi didalam masyarakat (kerugian harta, jiwa,

keuangan, usaha dan lain-lain) ditinjau dari segi Manajemen Perusahaan.1

Menurut Nanang Suryana, S. MM. FSAI, mengenai manajemen risiko:Makhluk hidup ada risiko, oleh karena itu kita di anugerahi akal oleh

Tuhan. Maka kita bisa menghindari risiko. Contohnya kalau kita tahu risikojantung, risiko kanker, makanya kita harus menghindari risiko. Ada risikomeninggal, risiko sakit, menghindarinya dengan cara mengubah pola makan,gaya hidup dan mengganti pola konsumen. Tapi risiko meninggal tidak bisadihindari, atas terjadinya risiko meninggal yang perlu kita antisipasi adalahkerugian finansialnya (keuangan) yang diakibatkan meninggalnya seseorang,pasti menimbulkan banyak kerugian bagi keluarga terdekat. Oleh karena ituuntuk menggantikan nilai ekonomis atas meninggalnya seseorang makanyakalau ada risiko bisa juga dialihkan, bukan dialihkan kematiannya, tapidialihkan kerugian finansialnya dengan cara Asuransi. Tetapi bukan berartijuga panjang usia juga tidak mempunyai risiko, karena siapa yang membatasi

1Abbas Salim, Asuransi Manajemen Risiko (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003),Cetakan Ketujuh, h. 195

Page 63: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

49

seperti nenek dan kakek. Di dalam Asuransi ada individu dan kumpulan, kitabuat perjanjian adakalnya semua perjanjian itu menguntungkan Perusahaan,adakalnya kita perlu antisipasi sehingga tidak menimbulkan dampak finansialyang mengerikan risiko, ada risiko dituntut dan risiko digagalkan (failed).Makanya perlu kita memanajemen setiap risiko tersebut.2

PT. Bringin Life Syari’ah bergerak dibidang Asuransi Jiwa yaitu

Asuransi Jiwa Individu, Asuransi Jiwa Kumpulan, Asuransi Syari’ah, Dana

Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Untuk membentuk Asuransi Jiwa

Individu dan Asuransi Jiwa Kumpulan PT. Bringin Life Syari’ah membuat

sebuah perjanjian, perjanjian yang sudah dibuat dapat menguntungkan

Perusahaan dan mengantisipasi, sehingga tidak meninggalkan dampak

finansial yang mengerikan, karena risiko dapat dituntut dan risiko digagalkan.

Maka PT. Bringin Life Syari’ah memerlukan manajemen risiko untuk

menjalankan Perusahaan Asuransi Syari’ah. Hal yang diperlukan untuk

mengelola risiko yaitu: mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan, dan

melaporkan risiko.

1. Hasil Temuan Lapangan Mengenai Manajemen Risiko dari segi

Perusahaan (corporate)

a. Mengidentifikasi Risiko

PT. Bringin Life Syari’ah, mengidentifikasi risiko-risiko

dengan menidagnosis setiap risiko-risiko yang timbul pada potensi

kerugian finansial atau Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi Syari’ah.

Hal yang diidentifikasi untuk menemukan secara sistematis dan secara

2 Wawancara Pribadi dengan Wakil Kepala Divisi Layanan Bisnis Syar’iah yaitu NanangSuryana S. MM. FSAI, Jakarta, 31 Maret 2011

Page 64: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

50

berkesinambungan risiko yang menantang Perusahaan. Risiko pada

PT. Bringin Life Syari’ah mengidentifikasi dengan menggunakan

pedoman Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

11/PMK.010/2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi Dan

Reasuransi Dengan Prinsip Syari’ah. Selain itu memiliki beberapa

prosentase untuk mengidentifikasi Dana Tabarru’ dan Kesehatan

Keuangan Usaha Asuransi yang akan disesuaikan dengan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.010/2011.

Hal ini dijelaskan Peraturan Menteri Keuangan Nomor11/PMK.010/2011, pada BAB III Kesehatan Keuangan Dana Tabarru’,bagian kesatu Tingkat Solvabilitas Dana Tabarru’ pada pasal 3, yaitu:

Perusahaan harus menjaga Tingkat Solvabilitas Dana Tabarru’paling rendah 30% (tiga puluh per seratus) dari dana yang diperlukanuntuk mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin sebagai akibat darideviasi dalam pengelolaan kekayaan dan/atau kewajiban.3

Menurut peneliti pada proses identifikasi ini PT. Bringin Life

Syari’ah dapat mendiagnosis setiap risiko dengan dini. PT. Bringin Life

Syari’ah dapat meminimalisir (mitigasi) dan mengendalikan risiko dengan

PMK Nomor 11/PMK.010/2011 mengenai kesehatan keuangan usaha

Asuransi dengan prinsip Syari’ah. Pada proses identifikasi ini dapat

terlihat jelas untuk menjaga Tingkat Solvabilitas Dana Tabarru’ yang telah

diterapkan PT. Bringin Life Syari’ah yang terlampir pada lampiran 1.

3Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK. 010/2011 Tentang KesehatanKeuangan Usaha Asuransi Dan Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah, artikel diakses pada 31Maret 2011, http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2011/11~PMK.010~2011Per.HTM, h. 4

Page 65: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

51

b. Mengukur risiko

PT. Bringin Life Syari’ah mengukur risiko dengan menggunakan

berapa banyak prosentase dari Dana Tabarru’, Dana Investasi Peserta,

Dana Perusahaan. Serta mengukur risiko untuk memperoleh informasi

yang akan menolong Perusahaan Asuransi dalam menentukan potensial

kerugian Asuransi yang akan datang.

Mengukur risiko dapat dilihat dengan kesesuaian anggaran awal

dengan anggaran realisasi. Dalam hal ini dapat diketahui jumlah

pengeluaran yang terpakai dan belum terpakai. Sehingga ada suatu profit

(keuntungan) yang diperoleh dalam mengelola Perusahaan Asuransi.

Begitu pula, besarnya prosentase dari berbagai aktivitas ekonomi sudah

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.010/2011.

c. Mengendalikan Risiko

PT. Bringin Life Syari’ah mengendalikan risiko dengan mengambil

tindakan dalam memperbaiki risiko untuk mencapai standar dan tingkat

yang dapat diterima, maka keputusan untuk mengendalikan risiko hanya

dilaksanakan dengan mengidentifikasi, menganalisis, dan mengukur setiap

risiko yang timbul. Kemudian melakukan pengendalian risiko,

pengendalian risiko PT. Bringin Life Syari’ah menggunakan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.010/2011 mengenai Kesehatan

Keuangan Usaha Asuransi Syari’ah dengan prinsip Syari’ah dan Buku

Pedoman Operasional. Hal ini dapat mengontrol profil risiko dan sebab-

sebab kerugian, seperti risiko finansial dapat diukur dengan pencapaian

Page 66: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

52

Solvabilitas Dana Tabarru’, Dana Investasi Peserta Laporan Keuangan,

dan Kesehatan Keuangan Dana Perusahaan menggunakan metode Risk

Base Capital (RBC) dalam perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas

Minimum (BTSM) yang dikeluarkan setiap triwulanan. Sehingga

kewajiban PT. Bringin Life Syari’ah dapat membayar klaim setiap peserta

dan tidak ada perbedaan antara klaim yang terjadi dan beban klaim yang

diperkirakan. Serta adanya keseimbangan antara proyeksi arus kekayaan

dan kewajiban.

d. Memantau dan Melaporkan Risiko

PT. Bringin Life Syari’ah akan terus-menerus memantau setiap

aktivitas ekonomi Asuransi. Memantau dengan kekayaan yang tersedia

untuk Qardh dan Solvabilitas Dana Perusahaan, Solvabilitas Dana

Tabarru, dan Dana Investasi Peserta kemudian dibuat Laporan Keuangan

Usaha Asuransi untuk melihat Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi.

Melaporkan dengan menggunakan Laporan Kesehatan Keuangan dengan

perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) berdasarkan

metode Risk Base Capital (RBC).

Menurut Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor11/PMK.010/2011 BAB IV Kesehatan Keuangan Dana Perusahaan bagiankesatu kekayaan yang tersedia untuk Qardh pasal 25.1) Perusahaan wajib menyediakan kekayaan yang tersedia untuk Qardh

dalam Dana Perusahaan.2) Kekayaan yang tersedia untuk Qardh sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) paling rendah sebesar 70% (tujuh puluh per seratus) dari dana yangdiperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin timbulsebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) ditambah dengansejumlah dana yang harus disediakan untuk mengantisipasi risikokerugian yang mungkin timbul dari kegagalan dalam proses produksi,

Page 67: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

53

ketidakmampuan Sumber Daya Manusia atau sistem untuk berkinerjabaik, atau adanya kejadian-kejadian lain yang merugikan.4

Berdasarkan uraian di atas PT. Bringin Life Syari’ah harus

menjaga Qardh 70% (tujuh puluh per seratus) dan Tingkat Solvabilitas

Dana Tabarru’ paling rendah 30% (tiga puluh per seratus) dari dana yang

diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang mungkin timbul

sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban.

Hal ini dapat terlihat pada lampiran 2, untuk menunjukkan bahwa PT.

Bringin Life Syari’ah dapat mengantisipasi risiko dalam menjaga Qardh

dan Dana Perusahaan.

Dengan demikian PT. Bringin Life Syari’ah dapat memantau dan

melaporkan risiko dari keseluruhan Laporan Perhitungan Kesehatan

Keuangan Usaha Asuransi. Sehingga potensial kerugian yang terjadi pada

PT. Bringin Life Syari’ah dapat terlihat dari berbagai elemen-elemen dan

risiko Perusahaan dapat terdeteksi sejak dini.

Jadi menurut peneliti PT. Bringin Life Syari’ah sudah melakukan

proses manajemen risiko yang cukup baik. Karena berdasarkan teori yang

dijelaskan pada Bab II mengenai proses manajemen risiko. Proses

manajemen risiko yang diterapkan pada PT. Bringin Life Syari’ah yaitu

mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan, memantau, dan melaporkan

risiko yang timbul pada PT. Bringin Life Syari’ah. Berbicara mengenai

Asuransi Syari’ah maka manajemen risiko PT. Bringin Life Syari’ah tidak

4 Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK. 010/2011 Tentang KesehatanKeuangan Usaha Asuransi Dan Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah, artikel diakses pada 31Maret 2011, http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2011/11~PMK.010~2011Per.HTM, h. 16

Page 68: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

54

hanya mengelola risiko secara Perusahaan (corporate). Namun dalam hal

ini manajemen risiko pun akan membahas secara pertanggungan atau

peserta Asuransi.

2. Hasil Temuan Manajemen Risiko dari segi Pertanggungan atau Peserta

PT. Bringin Life Syari’ah menjelaskan risiko-risiko yang akan timbul

pada peserta berdasarkan sebab-sebab kerugian (risiko) sebagai beriku:

a. Risiko sosial

Menurut Kuat Ismanto, risiko sosial adalah masyarakat, artinya

tindakan orang-orang menciptakan kejadian yang menyebabkan

penyimpangan yang diharapkan.5 Menurut Basuki Achmad, risiko sosial

dikatakan sama halnya seperti Moral Hazard yaitu bahaya yang

ditimbulkan akibat moral seseorang yang ingin memperoleh keuntungan

berasuransi.6

Menurut Peneliti risiko sosial adalah suatu perbuatan yang

dilakukan para peserta Asuransi yang ingin menciptakan sebuah kejadian

berdasarkan keinginan peserta Asuransi. Sehingga perbuatan tersebut

menimbulkan bahaya moral, yang akan berpengaruh kepada Perusahaan

Asuransi Syari’ah.

Adapun dua contoh yang dijelaskan menurut Basuki Achmad,mengenai contoh pertama Asuransi kecelakaan, ketika seseorang tersebutmeminta klaim kepada PT. Bringin Life Syari’ah, sebagai biaya perawatanRumah Sakit sebesar rp. 100.000-,. Namun seseorang tersebut memintaklaim dengan Rp. 400.000-, artinya Asuransi ini sudah menyimpang kearah moral hazard (bahaya moral). Contoh kedua, melakukan kerja sama

5Kuat Ismanto, Asuransi Syari’ah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2009) Cetakan Pertama, h. 32

6Wawancara Pribadi dengan Kepala Bagian Operasional Underwriting dan SPP yaituBasuki Achmad SE, Jakarta, 4 April 2011

Page 69: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

55

dengan pihak Bank untuk mengcover kredit ketika pihak Bank inginmelakukan penagihan kredit, untuk meminta klaim, namun pihak Banktelah melakukan pemalsuan dokumen dengan mengatasnamakan orangyang melakukan peminjaman itu telah meninggal.7

Kedua contoh tersebut adalah suatu gambaran mengenai moral

hazard. Bahaya Moral pada PT. Bringin Life Syari’ah merupakan suatu

risiko yang dapat menganggu berbagai sendi pendapatan. Ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan ketika risiko sosial atau moral hazard yang

ada pada PT. Bringin Life Syari’ah.

1) Mengidentifikasi

Identifikasi dapat dari surat pengajuan awal yang diajukan oleh

pihak PT. Bringin Life Syari’ah. Identifikasi yang dilakukannya

mengisi formulir dengan secara lengkap dan jelas. Seperti mengisi

daftar riwayat hidup peserta. Tujuannya untuk melihat potensi peserta

dalam melakukan identifikasi kearah Moral Hazard.

2) Memonitor

Langkah selanjutnya memonitor risiko sosial, PT. Bringin Life

Syari’ah terus melakukan pengawasan kepada setiap peserta. Agar PT.

Bringin Life Syari’ah dapat mengetahui risiko sosial yang dapat

ditimbulkan oleh peserta tersebut.

3) Mengendalikan

Dalam hal ini, data merupakan sesuatu informasi bagi pihak

PT. Bringin Life Syari’ah untuk mengendalikan risiko sosial. Adanya

7Wawancara Pribadi dengan Kepala Bagian Operasional Underwriting dan SPP yaituBasuki Achmad SE, Jakarta, 4 April 2011

Page 70: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

56

data akan melihat probabilitas seseorang tentang pekerjaan, misalnya:

data mengenai risiko karyawan, risiko kerjasama dengan Bank Umum,

BPR pun sudah ditentukan risiko klaim dari masing-masing kerjasama

tersebut. Namun risiko klaim untuk BPR akan melakukan pengisian

Surat Pengantar Kepesertaan (SPK) karena akan ada tambahan

klausula, sedangkan Bank Umum melihat masa lalu dan melakukan

tindakan akan datang.

b. Risiko fisik

Adapun risiko fisik dapat terjadi pada Perusahaan Asuransi

Syari’ah. Karena risiko fisik yang memberikan keadaan dari Perusahaan

tersebut.

Menurut Kuat Ismanto, risiko fisik disebabkan oleh fenomena alam

dan sebagian lagi diciptakan oleh manusia itu sendiri. Banyak risiko yang

kompleks sumbernya tetapi termasuk, terutama, kedalam kategori risiko

fisik.8 Menurut Basuki Achmad, risiko fisik adalah fenomena alam, ada

yang terjadi di internal Perusahaan maupun terhadap peserta.9

Menurut peneliti, dalam hal ini PT. Bringin Life Syari’ah

mengetahui risiko fisik yang akan terjadi pada Perusahaan dan peserta.

Seperti risiko fisik yang berada di internal Perusahaan sebagai contoh,

adanya kebakaran, banjir, gempa bumi dan bencana alam lainnya. Namun

tidak hanya dalam internal Perusahaan, bagi para peserta pun demikian

8Kuat Ismanto, Asuransi Syari’ah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2009) Cetakan Pertama, h.32

9Wawancara Pribadi dengan Kepala Bagian Operasional Underwriting dan SPP yaituBasuki Achmad, Jakarta, 4 April 2011

Page 71: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

57

seperti, ketika terjadi Gelombang Tsunami para peserta yang berlokasi di

Aceh atau daerah rawan konflik dan bencana alam, akan melakukan

penuntutan klaim. Maka mengakibatkan banyak permintaan klaim dari

setiap peserta.

Uraian di atas peneliti akan mengungkapkan PT. Bringin Life

Syari’ah akan melakukan identifikasi, mengukur, mengendalikan dari

risiko fisik sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi

Dalam hal ini, PT. Bringin Life Syari’ah dari bagian umum

mengidentifikasi untuk memilih tempat yang dapat mengetahui kondisi

lingkungan gedung dan tersedianya fasilitas yang mendukung gedung

seperti; alat pemadam kebakaran, CCTV, dan security (keamanan).

Kemudian meneliti kondisi gedung apakah masih layak digunakan

dalam jangka panjang. Untuk peserta PT. Bringin Life Syari’ah,

operator Asuransi Syari’ah akan melihat lokasi atau tempat tinggal

peserta untuk mengidentifikasi daerah rawan yang akan terjadi pada

setiap peserta. Misalnya peserta berada di daerah rawan seperti dekat

pantai, kebakaran, dan daerah konflik. Maka Bringin Life Syari’ah

melakukan tingkat identifikasi apakah diterima atau ditolak sebagai

peserta. Sebab daerah rawan tersebut akan menyebabkan banyak

permintaan klaim. Namun, dalam hal ini PT. Bringin Life Syari’ah

membuat syarat dan ketentuan berlaku bagi peserta yang berlokasi

rawan.

Page 72: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

58

2) Memonitor

Bringin Life Syari’ah selalu melakukan pengawasan

(monitoring) bagi setiap peserta. Karena untuk melihat risiko fisik ini

tidak terlalu besar.

3) Mengendalikan

Bringin Life Syari’ah telah menyediakan berbagai fasilitas

untuk keamanan gedung dan syarat bagi peserta untuk daerah rawan.

c. Risiko Ekonomi

Risiko ekonomi akan terjadi ketika Perusahaan Asuransi sudah

beroperasi. Asuransi Syari’ah merupakan Asuransi Takaful untuk

mengatasi masalah bagi peserta yang tertimpa musibah akan berdampak

pada bidang ekonomi. Menurut Kuat Ismanto, risiko ekonomi adalah

inflasi, fluktuasi lokal, dan ketidakstabilan Perusahaan individu.10

Menurut Basuki Achmad, risiko ekonomi adalah ada inflasi, inflasilokal, misalnnya terjadi inflasi disebabkan karena kenaikan harga di semuasektor sementara kita sudah menganggarkan satu polis. Biayanya adaRp.50.000-, satu kumpulan premi yang diambil dari total 1 Miliar danRp.300.000.000-, dari Perusahaan. Karena ada inflasi biayanya meningkatartinya apa yang kita prediksi 30% (tiga puluh per seratus) malah lebihdari 1 Miliar.11

Menurut peneliti risiko ekonomi adalah risiko yang paling

mengerikan atau krusial. Disebabkan risiko ekonomi tersebut akan

berpengaruh terhadap berbagai sektor-sektor di Perusahaan Asuransi

Syari’ah. Maka PT. Bringin Life Syari’ah akan mengelola risiko tersebut

berdasarkan kerugian yang telah ditemukan oleh PT. Bringin life syari’ah.

10Kuat Ismanto, Asuransi Syari’ah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, Cetakan Pertama,h.32

11Wawancara Pribadi dengan Kepala Bagian Operasional Underwriting dan SPP yaituBasuki Achmad SE, Jakarta, 4 April 2011

Page 73: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

59

1) Mengidentifikasi

PT. Bringin Life Syari’ah melakukan identifikasi dengan

membuat anggaran pengeluaran dan anggaran realisasi. Dalam hal ini,

Bringin Life Syari’ah melihat apakah anggaran awal sudah sesuai

dengan anggaran realisasi.

2) Memonitor

PT. Bringin Life Syari’ah senantiasa memantau biaya-biaya

yang dianggarakan seperti anggaran awal dan anggaran realisasi.

Karena setiap bulan ada anggaran realisasi.

Begitu juga Investasi, selalu memonitor tingkat bagi hasil dari

instrumen-instrumen yang sudah diilustrasikan disetiap produk

Asuransi PT. Bringin Life Syari’ah. PT. Bringin Life Syari’ah akan

memantau terus pada Reksadana Campuran dan melakukan pembuatan

Laporan Net Asset Value (NAV). Maka manajer ivestasi PT. Bringin

Life Syari’ah berkompeten untuk melakukan penjualan atau pembelian

ketika harga Reksadana Campuran turun.12

3) Mengendalikan

Bringin Life Syari’ah mengendalikan anggaran ketika anggaran

sudah meningkat maka akan melakukan pengurangan anggaran

tersebut.

Dari ketiga sebab-sebab kerugian (risiko) disetiap Perusahaan

Asuransi perlu diamati dari sebab-sebab kerugian tersebut. Maka hal

12Wawancara Pribadi dengan Kepala Bagian Operasional Underwriting dan SPP yaituBasuki Achmad, Jakarta, 4 April 2011

Page 74: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

60

yang perlu dilakukan oleh manajer risiko adalah meminimalisir risiko.

Sebab risiko tidak dapat dihindari.

Dalam hal ini, Bringin Life Syari’ah sebagai Asuransi Jiwa

maka terkait dengan kematian hampir dipastikan semua peserta akan

meninggal. PT. Bringin Life Syari’ah tidak bisa menghindari tetapi

meminimalisir risiko. Contohnya memperkecil dampak dari risiko,

ketika seseorang sudah menjadi peserta PT. Bringin Life Syari’ah,

seseorang tersebut menderita penyakit kronis, maka pihak PT. Bringin

Life Syari’ah akan mengeluarkan uang pertanggungan sebanyak 1

Miliar dikarenakan meninggal dan PT. Bringin Life Syari’ah akan

terganggu dari segi ekonomi serta menjadi tidak stabil. Namun, PT.

Bringin Life Syari’ah melakukan Risk Sharing dengan Reasuransi.

Maka akan mengurangi dampak finansial dari risiko tersebut.

Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan pada BAB II,

mengenai manajemen risiko. Maka telah ditemukan profil risiko yang

dapat mengancam tata kelola Perusahaan Asuransi Syari’ah. Pada

uraian ini peneliti akan menjelaskan profil risiko sebagai berikut:

3. Hasil Temuan Profil Risiko Pada PT. Bringin Life Syari’ah

a. Risiko Reputasi

Yaitu berkaitan dengan citra dan nama baik PT. Bringin Life

Syari’ah, mengenai agen Asuransi melakukan penyimpangan (deviasi) dan

tidak mampu membayar klaim peserta. Maka akan berakibat dengan

reputasi PT. Bringin Life Syari’ah, pada pemegang polis atau peserta dan

Page 75: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

61

stakeholders. Berkaitan dengan itu semua PT. Bringin Life Syari’ah

menghindari ketidakpastiaan yang terjadi di akan datang. Menjadikan

setiap staf-staf yang memiliki Sumber Daya Manusia dan Sistem Informasi

Manajemen yang mendukung.

b. Risiko Kredit

Hal ini terjadi, disebabkan kelalaian atau pengelolan operasional

yang belum mampu mendeteksi risiko kredit, maka prosentase dari total

kredit yang diberikan terhambat. Pada risiko ini PT. Bringin Life Syari’ah

mengendalikan dengan membuat suatu anggaran awal dan anggaran

realisasi. Dimana dapat memenuhi setiap kebutuhan pemegang polis dan

stakeholders.

c. Risiko Legal (hukum)

Yaitu tidak adanya suatu hukum yang disahkan oleh Pemerintah

dan dalam proses pengendalian risiko telah melanggar hukum karena tidak

berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.010/2011.

PT. Bringin Life Syari’ah pada risiko ini telah mengikuti prosedur dari

Peraturan Menteri Keuangan dalam mengelola bisnis manajemen

Perusahaan Asuransi.

d. Risiko Pasar

Yaitu tidak terjual produk-produk yang sudah dipasarkan ke

masyarakat, maka manajer pemasaran harus membuat inovasi produk

Asuransi dan mengilustrasikan setiap produk untuk ketentuan kontribusi

yang diperoleh dalam pembayaran premi. PT. Bringin Life Syari’ah dalam

hal ini berusaha dalam memasarkan produk membuat ilustrasi kontribusi

Page 76: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

62

untuk masing-masing peserta dalam ketentuan identitas kelahiran. Maka

tidak terjadi penyimpangan nilai kontribusi.

e. Risiko Operasional

Yaitu mengenai pekerjaan, misalnya apabila pekerjaan umumnya

dapat dilakukan dalam waktu yang tepat dan tidak banyak makan waktu,

tataran operasional pekerjaan sudah bagus dengan muatan manajemen

modern dan dapat diselesaikan dengan satu jam atau lebih. Namun apabila

yang terjadi operasional Perusahaan selesai berhari-hari maka hal yang

tentu terjadi adalah mengeluarkan banyak biaya (budget), dan akan

menimbulkan risiko operasional serta tidak profesional pegawai.

f. Risiko Finansial

Yaitu risiko mengenai keuangan seperti anggaran dan pendapatan

dari Perusahaan. Bringin Life Syari’ah selalu menitikberatkan bahwa

risiko finansial merupakan sesuatu peran terpenting dalam menjalankan

aktivitas Perusahaan, karena kewajiban Perusahaan Asuransi Syari’ah

adalah membayar klaim. Hal yang dapat terjadi risiko finansial, apabila

Bringin Life Syari’ah tidak memiliki uang cukup untuk memenuhi

kewajiban, maka akan mengakibatkan risiko finansial yang menyebabkan

kerugian, reputasi jelek, pemegang saham mundur, perombakan

manajemen, karyawan mengundurkan diri dan peserta menuntut klaim.

Berdasarkan profil risiko tersebut, PT. Bringin Life Syari’ah

berusaha untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan, memantau,

melaporkan, dan meminimalisir ketidakpastian pada potensial kerugian

yang akan datang.

Page 77: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

63

Berkaitan dengan profil risiko tersebut, maka peneliti akan

memberikan penjelasan mengenai mekanisme tata kelola Perusahaan PT.

Bringin Life Syari’ah dalam menerapkan pengelolaan risiko pada Asuransi

Syari’ah yaitu:

a. Berbagi risiko finansial diantara peserta

Konsep ini menjelaskan bahwa peserta saling berbagi risiko (Risk

Sharing) diantara peserta itu sendiri. PT. Bringin Life Syari’ah hanya

dapat memastikan bahwa skema pembagian risiko dapat bekerja dengan

baik dalam upayanya memberikan benefit bagi para peserta. Tugas

operator PT. Bringin Life Syari’ah harus mampu mengidentifikasi,

menganalisis, dan memperhitungkan nilai kontribusi yang layak untuk

dibebankan kepada setiap peserta sehingga jumlah dana cukup untuk

menutup semua klaim yang muncul. Konsep ini dijelaskan pada gambar

berikut:

---------------------------------------

Sebagai wakil untukmengelola Dana Takafuldan mengelola risiko

PESERTA

RISIKO 3

Dana Takaful(Kontribusi

dikumpulkandisini Klaim

juga DibayarDari Dana ini)

OperatorTAKAFUL

Risiko 2

Risiko 1

Gambar. 4.1 Konsep Berbagi Risiko dalam Asuransi Syari’ah

Page 78: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

64

Maka dalam konsep Asuransi Syari’ah tidak menggunakan

perpindahan risiko dari peserta ke operator Asuransi Syari’ah. Konsep

berbagi risiko dibagi diantara peserta, karena operator PT. Bringin Life

Syari’ah hanya sebagai agen (wakil) untuk membuat skema berbagi risiko

diantara peserta.

Sebagai gambaran umum pada konsep tersebut misalnya, di bagian

operasional yang akan menyeleksi semua risiko finansial, apabila ada

kesalahan dan kurang lengkap mengenai data peserta. Maka bagian

analisis risiko (underwriting) akan mengambil tindakan tunda (pending).

Dengan pengisian formulir identitas peserta dapat menentukan masing-

masing risiko untuk berbagi diantara peserta.

Dalam hal ini, Bringin Life Syari’ah akan menerima remunerasi

dalam bentuk fee (model wakalah bil ujrah) atau memperoleh porsi dari

surplus (model mudharabah). Apapun model yang diterapkan PT. Bringin

Life Syari’ah, keuntungannya akan diberikan untuk para peserta. Apabila

PT. Bringin Life Syari’ah mendapatkan hasil maka diberikan, seandainya

tidak ada hasil maka tidak diberikan. Sebab PT. Bringin Llife Syari’ah

memberikan kepercayaan kepada peserta.

b. Perusahaan Asuransi bertindak sebagai operator/admin

Peran PT. Bringin Life Syari’ah hanya bertindak sebagai agen

(wakil) dari para pesertanya. Bekerja atas dasar fee (keuntungan)

menjadikan PT. Bringin Life Syari’ah dari waktu ke waktu akan

memberikan nilai tambah kepada para peserta agar mendapatkan

keuntungan yang layak diterima.

Page 79: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

65

PT. Bringin Life Syari’ah berperan sebagai agen (wakil) maka

harus transparan dan bertanggung jawab kepada para peserta. Selain itu,

PT. Bringin Life Syari’ah akan lebih dekat dan terintegrasi ke dalam

praktik manajemen risiko yang menyeluruh. Serta PT. Bringin Life

Syari’ah memberikan ilustrasi mengenai perhitungan kontribusi disetiap

produk-produk Asuransi jiwa.

c. Pengelolaan Dana

Memperhitungkan pengelolaan dana dengan mekanisme

mudharabah (bagi hasil) antara peserta, kemudian diinvestasikan. Sebab

PT. Bringin Life Syari’ah merupakan Asuransi Jiwa jadi keuntungan

diperoleh dengan akad mudharabah. Dengan menggunakan akad

mudharabah dapat terlihat praktik maisir, gharar, dan riba sehingga dana

yang dikelola Asuransi jiwa Bringin Life Syari’ah tidak hangus dan tidak

memperoleh bunga.

d. Premi

Premi pada PT. Bringin Life Syari’ah terdiri dari premi dengan

unsur tabungan dan unsur tabarru’. Perhitungan dilakukan dengan

menggunakan tabel mortalitas yaitu mengenai tabel kelahiran. Bringin Life

Syari’ah membuat ilustrasi dengan nama peserta, usia dan masa perjanjian.

Besarnya premi pada Asuransi Jiwa disebut dana Tabarru’.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dijelaskan dengan contoh

sebagai berikut:

Bapak Iskandar berusia 30 Tahun, menjadi Peserta Program

Bringin Dana Haji Syari’ah jangka waktu 10 tahun dan Premi Awal

Page 80: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

66

tahunan sebesar Rp. 3.000.000,- dan pilihan peningkatan premi per Tahun

sebesar 10%.

Dengan Asumsi hasil investasi Netto per Tahun 12%. Bila Bapak

Iskandar ditakdirkan panjang umur sampai dengan akhir masa perjanjian

maka:

Penerima Manfaat akan menerima :13

- Dana Tabungan : Rp. 40.297.500,00

- Bagian Hasil Investasi Peserta : Rp. 24.495.098,23 (+)

Total : Rp. 64.792.589,23

Kemudian menggunakan Tabel Kelahiran untuk menentukan

kontribusi yang diterima dari peserta tersebut.

ILUSTRASI Nama Peserta : Bapak IskandarUsia : 30 Tahun

BRINGIN DANA Masa Perjanjian : 10 TahunPremi Tahunan Awal : 3.000.000.00

HAJI SYARI’AH Kenaikan Premi [55, 10%, 20%] : 10.00%% Tabarru’ dari Premi Tahunan : 2.50%

Biaya Administrasi- Tahun I : 30%- Tahun II dst : 3%Nisbah bagi Hasil (Mudharabah)- Peserta : 80%- Perusahaan : 20%Asumsi hasil Investasi Netto : 12%

13Brosur, Bringin Dana Haji Syariah (Jakarta: Bringin Life Syariah, 2011)

Page 81: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

67

Tabel 4.1ILUSTRASI

BRINGIN LIFE SYARI’AH

Tahun Premi DanaKebajikan Tabarru'Ke- Tahunan Akumulasi

1 3,000,000.00 3,000,000.00 33,999,800.00 75,000.002 3,300,000.00 6,300,000.00 36,553,400.00 157,500.003 3,600,000.00 9,900,000.00 38,593,800.00 247,500.004 3,900,000.00 13,800,000.00 40,688,900.00 345,000.005 4,200,000.00 18,000,000.00 42,887,700.00 450,000.006 4,500,000.00 22,500,000.00 44,814,100.00 562,500.007 4,800,000.00 27,300,000.00 45,475,700.00 682,500.008 5,100,000.00 32,400,000.00 44,437,900.00 810,000.009 5,400,000.00 37,800,000.00 41,859,700.00 945,000.0010 5,700,000.00 43,500,000.00 39,087,200.00 1,087,500.00

Tabungan Bagi Hasil Nilai Tunai Klaim(a) (b) (a)+(b) Meninggal

2,025,000.00 194,400.00 2,219,400.00 36,219,200.005,143,500.00 706,838.40 5,850,338.40 42,403,738.408,545,500.00 1,595,062.89 10,140,562.89 48,734,362.8912,231,000.00 2,922,364.92 15,153,364.92 55,842,264.9216,200,000.00 4,758,111.96 20,958,111.96 63,845,811.9620,452,500.00 7,178,330.70 27,630,830.70 72,444,930.7024,988,500.00 10,266,346.45 35,254,846.45 80,730,546.4529,808,000.00 14,113,483.71 43,921,483.71 88,359,383.7134,911,000.00 18,819,834.15 53,730,834.15 95,590,534.1540,297,500.00 24,495,098.23 64,792,598.23 103,879,798.23

Sumber Brosur, Bringin Dana Haji Syari’ah, (Jakarta: Bringin Life Syari’ah,2011)

Berdasarkan tabel ilustrasi tersebut dijelaskan bahwa, dana tabungan

untuk peserta sebsesar Rp. 40,297,500.00.- dan Bagian Hasil Investasi Peserta

sebesar Rp. 24,495,098.23 maka hasilnya dengan perhitungan ilustrasi

dijumlahkan menjadi Rp. 64.792.589,23. Karena Peserta Program Bringin

Dana Haji Syari’ah jangka waktu 10 tahun. Jadi menggunakan tahun ke-10

untuk menentukan hasil kontribusi tersebut.

Page 82: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

68

e. Klaim

PT. Bringin Life Syari’ah sumber pembayaran klaim diperoleh dari

rekening tabarru’, yaitu tolong-menolong dari seluruh peserta. Sebab akad

tabarru’ pada Asuransi adalah akad yang dilakukan dalam bentuk hibah

dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong antar peserta, bukan untuk

tujuan komersil. Dengan demikian pembayaran klaim menggunakan akad

tabarru’.

Dari penjelasan di atas, PT. Bringin Life Syari’ah dalam

memberikan keuntungan dengan menggunakan berbagi risiko (Risk

Sharing) bukan memindahkan risiko ke Perusahaan (Transfer Risk). Maka

Bringin Life Syari’ah membuat pengelolaan risiko dengan menggunakan

manajemen risiko untuk mengetahui Perusahaan bekerja dengan baik.

Konsep Risk Sharing dapat dilihat berdasarkan karakteristik kontrak

sebagai berikut:

a. Antar policyholders saling menanggung setiap risiko yang ada atau

kerugian.

b. Ada saat membayar dan menerima bantuan untuk membagi risiko yang

ada.

c. Bukan bertujuan untuk mendapatkan return.

d. Implementasi dari saling menganggung adalah risk sharing diantara policy

holders.

Page 83: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

69

B. Langkah-Langkah Untuk Meminimalisir (mitigasi) Risiko pada PT.

Bringin Life Syari’ah

Manajemen risiko pada Perusahaan Asuransi Syari’ah, maka PT.

Bringin Life Syari’ah mengambil tindakan mitigasi risiko.

Menurut Ferry N. Idroes, mitigasi risiko (mitigate risk) ialah menerimarisiko pada tingkat tertentu dengan melakukan tindakan untuk mitigasi risikomelalui peningkatan kontrol, kualitas proses, serta aturan yang jelas terhadappelaksanaan aktivitas dan risikonya.14

Menurut Nanang Suryana, mengambil implementasi tindakan risikotersebut dengan menggunakan Actuarial Control Cycle dan Good CorporateGovenance untuk meminimalisir risiko. Karena semua orang juga mempunyairisiko, orang yang sudah membayar premi ke kita tapi tidak mendapatkanklaimnya. Maka PT. Bringin Life Syari’ah dengan ini membuat solusi dariatas terjadinya risiko tersebut.15

Berdasarkan uraian di atas, PT. Bringin Life Syari’ah mengambil

tindakan yang tepat untuk mengantisipasi risiko. Maka hal tersebut dapat

dijelaskan berdasarkan tindakan yang sudah diambil oleh PT. Bringin Life

Syari’ah. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap PT. Bringin life

syari’ah.

Implementasi tindakan risiko (solusi) pada PT. Bringin Life Syari’ah

sebagai berikut:

1. Acturial Control Cycle

Menurut Jamshaid Islam yang dikutip dalam Wikipedia, Theactuarial control cycle is a specific business activity which involves theapplication of actuarial science to real world business problems. Muchlike the accounting control cycle, the actuarial control cycle requires aprofessional within that field (i.e. an actuary) to specify a problem,

14Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendeketan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta:Rajawali Pers, 2008), h. 9

15Wawancara Pribadi dengan Wakil Kepala Divisi Layanan Bisnis Syari’ah yaitu NanangSuryana S. MM. FSAI, Jakarta, 31 Maret 2011

Page 84: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

70

develop a solution, monitor the consequences thereof, and repeat theprocess..16

Actuarial control cycle sebagai suatu metode pemecahan masalah

dari berbagai risiko yang dihadapi dalam Perusahaan Asuransi jiwa sesuai

dengan manajemen risiko. Hasilnya terlihat pada setiap control cycle yang

dapat bekerja dengan baik.

Hal ini disesuaikan dengan tugas seorang aktuaria untuk

mengevaluasi kejadian-kejadian yang akan datang, mendesain cara untuk

mengurangi kemungkinan kejadian yang tidak diinginkan, menurunkan

dampak kejadian yang terjadi. Maka PT. Bringin Life Syari’ah

menggunakan metode Actuarial Control Cycle untuk menilai risiko yang

dapat terjadi pada Asuransi jiwa.

2. Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance diartikan sebagai suatu proses dan

struktur yang digunakan oleh Perusahaan PT. Bringin Life Syari’ah untuk

mendorong pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya dan

risiko secara lebih efisien dan efektif, serta pertanggungjawaban PT.

Bringin Life Syari’ah kepada pendiri pemegang polis atau peserta dan

stakeholders yang lainnya.

16http://en.wikipedia.org/wiki/Actuarial_control_cycle diakses pada tanggal 04 April2011

Page 85: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

71

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance meliputi :17

a. Transparansi (Transparency)

Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan

keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan

mengenai lembaga dan kegiatan usaha.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban PT. Bringin

Life Syari’ah, sehingga pengelolaan PT. Bringin Life Syari’ah

terlaksana secara wajar dan efektif.

c. Pertanggungjawaban ( Responsibility)

Kesesuaian di dalam pengelolaan PT. Bringin Life Syari’ah terhadap

ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan kegiatan yang

sehat.

d. Kemandirian ( Independency)

Suatu keadaan di mana PT. Bringin Life Syari’ah dikelola secara

professional, tanpa benturan dan pertentangan kepentingan serta

pengaruh tekanan dari pihak manapun juga, yang tidak sesuai dan/atau

menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku serta

tidak berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan kegiatan yang sehat.

17Wawancara Pribadi dengan Wakil Kepala Divisi Layanan Bisnis Syari’ah yaitu NanangSuryana S. MM. FSAI, Jakarta, 31 Maret 2011

Page 86: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

72

e. Kewajaran (Fairness)

Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders

yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Kemudian di dalam Perusahaan Asuransi Syari’ah mengajarkan

pula empat fondasi mengenai Good Corporate Governance. Pada

umumnya dapat diterapkan di PT. Bringin Life Syari’ah sebagai berikut:

a. Sidiq (benar) yaitu hubungan pemegang saham, jajaran direksi dan

chief executive officer (CEO) yang mewakili kegiatan aktual dan suatu

Perusahaan harus dibangun berdasarkan kebenaran.

b. Amanah (terpercaya) yaitu terpercaya dan dapat diandalkan dari

masing-masing otoritas Perusahaan dan dengan orang-orang yang

dapat dipercaya, maka PT. Bringin Life Syari’ah mampu menjalankan

tatakelola Perusahaan yang sehat dan terpercaya.

c. Tabligh (penyampaian) yaitu PT. Bringin Life Syari’ah menyampaikan

berbagai informasi bisnis dan laporan-laporan secara transparan dan

akuntabilitas kepada setiap peserta Asuransi dan kepada jajaran

pemegang saham atau otoritas tertinggi. Sehingga penyampaian yang

dilakukan tersampaikan dengan efektif dan efisien.

d. Fathonah (cerdas) yaitu PT. Bringin Life Syari’ah memiliki skill dan

kemampuan sesuai dengan job descripstion yang telah ditentukan.

Hanya dengan orang-orang cerdas seperti: Direktur, CEO, dan

Karyawan lainnya yang berada dalam suatu Perusahaan maka bisnis

Page 87: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

73

akan menghadapi tantangan dan memenangkan sebuah persaingan

yang sehat. Sehingga risiko-risiko yang terjadi akan cepat, akurat, dan

tepat dideteksi sejak dini. Misalnya, pimpinan cabang Asuransi

Syari’ah mampu mengambil keputusan terpogram dan tidak

terprogram sesuai dengan risiko yang ada di dalam Perusahaan.

Good Corporate Governance (GCG) diperlukan agar Perusahaan

Asuransi khususnya PT. Bringin Life Syari’ah dikelola sesuai dengan

prinsip-prinsip Syari’ah dengan empat fondasi yaitu: sidiq, amanah,

tabligh, dan fathonah. Sehingga tidak merugikan para pemegang polis dan

stakeholders lainnya.

Kualitas tata kelola PT. Bringin Life Syari’ah menggunakan Good

Corporate Governance untuk menjalankan visi, misi, maksud dan tujuan,

dan program-program berjalan dengan efektif dan efisien. Dan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas sehari-hari. Sehingga kecil untuk terjadinya

risiko-risiko. Hasil usaha dan keberhasilan serta kelancaran dan

kelangsungan pelaksanaan kegiatan PT. Bringin Life Syari’ah sangat

tergantung pada terselenggaranya tata kelola yang baik, yang dijalankan

dan dilaksanakan serta dibina terus menerus oleh seluruh jajaran PT.

Bringin Life Syari’ah. Untuk itu semua jajaran tertinggi dan staf-staf

memiliki hubungan keharmonisan dalam menjalankan berbagai aktivitas

ekonomi di PT. Bringin Life Syari’ah.18

18Wawancara Pribadi dengan Wakil Kepala Divisi Layanan Bisnis Syari’ah yaitu NanangSuryana S. MM. FSAI, Jakarta, 4 Mei 2011

Page 88: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

74

Dengan demikian diterapkannya Kebijakan Good Corporate

Governance ini, semua insan PT. Bringin Life Syari’ah akan memahami

dan menyadari sepenuhnya, bahwa harus dikelola secara terencana,

terbuka, jujur, dan dengan perhitungan risiko yang baik serta menerapkan

sistem pengawasan yang teratur, mengetahui dan memahami batasan-

batasan tatakelola bagi masing-masing insan PT. Bringin Life Syari’ah

sehingga akan tercipta lingkungan kerja yang baik dengan hubungan

kewenangan serta tanggung jawab yang baku dan terbuka, dan

menghormati keberadaan, fungsi dan kedudukan serta peranan masing-

masing insan PT. Bringin Life Syari’ah secara lebih tepat, sehingga dapat

menjalin dan memelihara serta mempertahankan hubungan kerja yang baik

dan harmonis dan saling mendukung, serta pelaksanaan dan komitmen

tinggi terhadap Good Corporate Governance ini dapat menjadi perisai

yang baik sebagai perlindungan dan pencegahan terjadinya hal-hal yang

tidak diharapkan.

Selain itu, PT. Bringin Life Syari’ah memberikan gambaran umum

mengenai terjadinya risiko yang berdampak pada Perusahaan Asuransi, maka

hal yang akan terjadi dari kertidakpastiaan tersebut ialah Perusahaan

mengalami ketidakstabilan dalam manajemen Perusahaan Asuransi sebagai

berikut:

1. Pergantian manajemen

2. Pencabutan saham

3. Akuisisi dijual

4. Pengunduran diri karyawan

Page 89: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

75

Dengan demikian hal tersebut merupakan dampak ketika sebab-sebab

kerugian atau risiko Perusahaan. Maka kebangkrutan yang akan terjadi bagi

Perusahaan dan peserta mengundurkan diri sebagai peserta Asuransi. Pada

kasus seperti ini Perusahaan Asuransi tidak dapat beroperasi lagi.

PT. Bringin Life Syari’ah melakukan selektif setiap profil risiko secara

Corporate dan Pertanggungan. Bahwa hal tersebut dapat diidentifikasi,

analisis dan kontrol risiko pada PT. Bringin Life Syari’ah karena melakukan

mitigasi risiko yang cukup baik dalam manajemen risiko. Kemudian PT.

Bringin Life Syari’ah melaksanakan risk sharing antar peserta. Sehingga

risiko yang akan terjadi dengan cepat teridentifikasi dari para operator PT.

Bringin Life Syari’ah.

Dengan demikian dapat digambarkan posisi Asuransi Syari’ah dalam

Risk Management, sebagai berikut:

Page 90: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

76

Monitor Communicate

Review Publish

Define Apply Relate & Measure ImpactTasks Identification Update the (Frequency &

Technique Statement Seventy)

Reduce Retain Risk Sharing

Pre-Loss Post-Loss Wakalah Kafalah Contract, Jua’lah Mudharabah Etc.

Contract

Sharia Insurance/Takaful

CORPORATE RISK MANAGEMENT

RISK CONTROL

ANALYZE RISKIDENTIFY RISK

WHITE THE RISKMANAGEMENT STATEMENT

DEVELOP RISKMANAGEMENT PHILOSOPHY

Gambar. 4. 2 Posisi Asuransi Syari’ah dalam Risk Management

Page 91: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

77

Berdasarkan gambar tersebut keberhasilan Implementasi Manajemen

Risiko Pada PT. Bringin Life Syari’ah melakukan identifikasi, analisis,

kontrol risiko dan dilaporkan dalam pembuatan Laporan Keuangan

berdasarkan metode Risk Base Capital. Risk Base Capital suatu alat untuk

mengukur tingkat kesehatan keuangan usaha Asuransi dengan prinsip

Syari’ah.

Dengan demikian PT. Bringin Life Syari’ah dalam proses manajemen

risiko dan memitigasi risiko dilakukan berdasarkan pedoman-pedoman

operasional dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.010/2011 dan

Nomor 18 pada Perusahaan Asuransi.

Page 92: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Implementasi Manajemen Risiko di PT. Bringin Life Syariah, penerapan

manajemen risiko berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dan

pengendalian risiko dilakukan berdasarkan dengan prinsip syariah. Dengan

bersumber pada pedoman Peraturan Menteri Keuangan Nomor

11/PMK.010/2011 Tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan

Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah dan Buku Pedoman Operasional

Bringin Life Syariah. Dengan ini PT. Bringin Life Syari’ah belum

mengalami risiko-risiko yang signifikan. Sebab PT. Bringin Life Syari’ah

dengan cepat mengintegrasikan semua alat manajemen risiko seperti

mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan, dan memantau serta

melaporkan setiap risiko. Kemudian membedakan dengan risiko

perusahaan dan pertanggungan, karena Bringin Life Syariah bergerak

dibidang asuransi jiwa sehingga selalu melakukan seleksi risiko dari daftar

riwayat hidup peserta agar tidak menuju ke arah Moral Hazard. Serta dari

berbagai profil risiko yang ada selalu memperhatikan risiko finansial sebab

risiko finansial merupakan hal yang paling terpenting dalam menjalankan

aktivitas ekonomi di PT. Bringin Life Syari’ah, karena berdampak pada

setiap profil risiko seperti, risiko pasar, risiko operasional, risiko hukum,

Page 93: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

79

risiko reputasi. Oleh karena itu PT. Bringin Life Syari’ah dengan cepat

memitigasi (meminimalisir) setiap risiko.

2. Dalam hal ini PT. Bringin Life Syari’ah, melakukan mitigasi risiko dengan

dua solusi yaitu menggunakan Actuaial Control Cycle dan Good

Corporate Governance. Actuarial control cycle sebagai suatu metode

pemecahan masalah dari berbagai risiko yang dihadapi dalam perusahaan

asuransi jiwa sesuai dengan manajemen risiko. Hasilnya terlihat pada

setiap control cycle yang dapat bekerja dengan baik. Dan Good Corporate

Governance (GCG) diperlukan agar perusahaan asuransi khususnya PT.

Bringin Life Syari’ah dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

dengan empat fondasi yaitu: sidiq, amanah, tabligh, dan fathonah.

Sehingga tidak merugikan para pemegang polis dan stakeholders lainnya.

Menerapkan solusi tersebut, hasilnya terlihat pada penerapan Actuarial

Control Cycle dan Good Corporate Governance. Berkaitan dengan itu,

operator asuransi syariah dalam menjalankan bisnis perusahaan asuransi

dapat memberikan tanggungjawab terhadap pemegang polis atau peserta

dan stakeholders lainnya. Dengan demikian dalam melakukan tatakelola

perusahaan di PT. Bringin Life Syari’ah sesuai dengan visi, misi, tujuan,

program, fungsi manajemen dan fondasi good corporate governance.

Hasilnya akan dibuatkan laporan keuangan yaitu dengan menggunakan

metode Risk Base Capital yang selalu diterbitkan pada triwulanan dalam

media massa (cetak dan elektronik).

Page 94: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

80

B. Saran

1. Pemerintah

a. Pemerintah sebagai pihak regulator maka harus lebih serius

memperhatikan perkembangan Asuransi Syariah dalam menjalankan

Manajemen Risiko, agar ada sinkronisasi pada kesehatan keuangan

usaha Asuransi yang sudah diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 11/PMK.010/2011. Sehingga PT. Bringin Life Syari’ah dapat

mengidentifikasi setiap risiko perusahaan dan pertanggungan dengan

profesional. Serta harus selalu memperhatikan kinerja Sumber Daya

Manusia dan memilik Sistem Informasi Manajemen yang baik untuk

pengelolaan risiko.

2. Perusahaan

a. Dalam Implementasi Manajemen Risiko Di PT. Bringin Life Syariah

hal yang terpenting adalah mengidentifikasi, proses ini merupakan

langkah awal yang dilakukan PT. Bringin Life Syari’ah. Karena dari

proses identifikasi dapat diketahui berbagai risiko yang terjadi di PT.

Bringin life syari’ah. Dengan demikian PT. Bringin Life Syari’ah

harus lebih cermat, cepat, dan teliti untuk mengidentifikasi setiap profil

risiko, agar risiko dapat dideteksi sejak dini.

b. Manajemen Risiko PT. Bringin Life Syari’ah sudah cukup baik,

namun perlu diperhatikan terus profil risiko yang akan dapat

mempengaruhi aktivitas ekonomi. Kemudian harus lebih serius dalam

proses penyeleksian risiko pada peserta atau pertanggungan,

Page 95: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

81

khususnya pada bagian operasional yaitu underwriting. Hingga pada

akhirnya tidak terjadi risiko yang siginifikan pada peserta.

3. Nasabah atau Peserta Asuransi

a. Nasabah atau Peserta Asuransi, sebagai pihak pembeli asuransi maka

harus lebih memperhatikan dalam proses mengisi identitas pribadi atau

daftar riwayat hidup dalam pengisian formulir pada pihak agen, untuk

menjadi peserta asuransi. Sebab untuk mengidentifikasi risiko-risiko

yang akan timbul pada peserta di akan datang. Dengan demikian PT.

Bringin Life Syari’ah dapat menentukan premi yang akan dibayar oleh

peserta atau pemegang polis baru.

Page 96: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

82

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasan. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta: Kencana, CetakanPertama 2004.

Brosur, Bringin Dana Haji Syariah. Jakarta: Bringin Life Syariah, 2011.

Departemen Agama RI, al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya. Bandung: PTSyaamil Cipta Media, 2002.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cetakan Pertama

Dewi, Gemala. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian SyariahDi Indonesia. Jakarta: Kencana, Cetakan ke Empat 2007.

Echols, John M dan Shadily, Hassan, Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1996

Effendy, Mochtar. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam.Palembang: Universitas Sriwijaya, Cetakan Ketiga 2009.

http://en.wikipedia.org/wiki/Actuarial_control_cycle diakses pada tanggal 04April 2011

Idroes, Ferry N. Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendeketan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya diIndonesia. Jakarta : Rajawali Pers, 2008.

Ismanto, Kuat., Asuransi Syariah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, Cetakan Pertama 2009.

Iqbal, Muhaimin. Asuransi Umum Syariah dalam Praktik Upaya Menghilangkangharar, Maisir, dan Riba. Jakarta: Gema Insani Press, Cetakan Pertama2005.

Muslim, Abu al-Husain Ibnu Hajjaj Ibnu Muslim Ibnu Warod al-Qusyairi al-Nisaburi, Shahih Muslim dalm Bab Tarohumul Mukminin Wata’aatufuhum wata’aadhuduhum, juz 12

Nasuhi, Hamid dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (CeQDA (Center forQuality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, CetakanPertama 2007.

Poewandari, Kristi. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia.Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005.

Page 97: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

83

Salim, Abbas. Asuransi Manajemen Risiko. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,Cetakan Ketujuh 2003.

Salinan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK. 010/2011 TentangKesehatan keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi denganPrinsip Syari’ah dari http://www.sjdh.depkeu.go.id/fullText/2011/11-PMK.010-2011Per.HTM

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:ALFABETA, Cetakan ke Enam 2006.

Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life And General): Konsep DanSistem Operasional. Jakarta: Gema Insani Press, 2004.

Sumber Data Arsip PT. BRIngin Life Syariah Jakarta

Sya’rawi, Muhammad Mutawalli. Anda bertanya Islam menjawab Jakarta: Gema

Insani Press, 1999, Cetakan 15

Page 98: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...
Page 99: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...
Page 100: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

86

PEDOMAN WAWANCARA

Implementasi Manajemen Risiko di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah

Nama : Nanang Suryana, S. MM. FSAI (Informan 1)

Jenis Kelamin informan : Laki-laki

Jabatan : Kepala Divisi Layanan Bisnis Syariah

Tanggal wawancara : 31 Maret 2011

Waktu wawancara : 17:00 s/d 18.00 WIB

Tempat wawancara : PT. Bringin Life Syariah, Jl. Hr. Rasuna Said

Blok X-1, Kav, 8-9 Jakarta 12950.

Pertanyaan :

1. Berkaitan dengan manajemen risiko, apa yang Anda ketahui mengenai

manajemen risiko pada PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Ssyariah?

2. Apa yang Anda ketahui mengenai profil risiko pada PT. Asuransi Jiwa

Bringin Life Syariah?

3. Apakah solusi untuk meminimalisir setiap risiko?

Interviewer Interviewee

Iin Irnawati Nanang Suryana, S. MM. FSAI

Lampiran 3

Page 101: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

87

Wawancara dengan Pak Basuki Achmad, SE

Nama : Basuki Achmad, SE (Informan 2)

Jenis Kelamin informan : Laki-laki

Jabatan : Kepala Bagian Operasional PT Asuransi Jiwa

Bringin Life Syariah

Tanggal wawancara : 4 April 2011

Waktu wawancara : 12.20 s/d 13.00 WIB

Tempat wawancara : PT. Bringin Life Syariah, Jl. Hr. Rasuna Said

Blok X-1, Kav, 8-9 Jakarta 12950.

Pertanyaan :

1. Apakah risiko-risiko yang pernah terjadi dalam asuransi syariah??

2. Bagaimanakan meminimlalisir setiap risiko tersebut dan konsep risiko apa

yang digunakan untuk mengatasi risiko?

3. Bagaimanakah menghitung kontribusi setiap peserta?

4. Apakah dampak dari risiko yang dihadapi asuransi syariah?

Interviewer Interviewee

Iin Irnawati Basuki Achmad, SE

Page 102: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

88

PEDOMAN WAWANCARA

Implementasi Manajemen Risiko Di PT. Asuransi Jiwa Bringin Life Syariah

Nama : Nanang Suryana, S. MM. FSAI (Informan 1)

Jenis Kelamin informan : Laki-laki

Jabatan : Kepala Divisi Layanan Bisnis Syariah

Tanggal wawancara : 31 Maret 2011

Waktu wawancara : 17:00 s/d 18.00 WIB

Tempat wawancara : PT. Bringin Life Syariah, Jl. Hr. Rasuna Said

Blok X-1, Kav, 8-9 Jakarta 12950.

Jawaban dari Bapak Nanang Suryana, S. MM. FSAI (Informan 1)

1. Makhluk hidup ada risiko, oleh karena itu kita di anugerahi akal oleh

Tuhan. Maka kita bisa menghindari risiko. Contohnya kalau kita tahu

risiko jantung, risiko kanker, makanya kita harus menghindari risiko. Ada

risiko meninggal, risiko sakit, menghindarinya dengan cara mengubah

pola makan, gaya hidup dan mengganti pola konsumen. Tapi risiko

meninggal tidak bisa dihindari, atas terjadinya risiko meninggal yang perlu

kita antisipasi adalah kerugian finansialnya (keuangan) yang diakibat

meninggalnya seseorang, pasti menimbulkan banyak kerugian bagi

keluarga terdekat. Oleh karena itu untuk menggantikan nilai ekonomis atas

meninggalnya seseorang makanya kalau ada risiko bisa juga dialihkan,

bukan dialihkan kematiannya, tapi dialihkan kerugian finansialnya dengan

cara asuransi. Tetapi bukan berarti juga panjang usia juga tidak

mempunyai risiko, karena siapa yang membatasi seperti nenek dan kakek.

Page 103: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

89

Di dalam asuransi ada individu dan kumpulan, kita buat perjanjian

adakalnya semua perjanjian itu menguntungkan perusahaan, adakalnya

kita perlu antisipasi sehingga tidak menimbulkan dampak financial yang

mengerikan risiko, ada risiko dituntut dan risiko di gagalkan (failed).

Makanya perlu kita memanajemen setiap risiko tersebut.

2. Ada risiko finansial, risiko kredit, risiko pasar, risiko reputasi, risiko legal

(hukum), dan risiko operasional. Misalnya pada risiko operasional yang

mestinya kita bekerja, tataran operasionalnya sudah bagus dengan muatan

manajemen modern dapat selesai dengan 1 jam atau lebih. Kalau

operasionalnya selasai berhari-hari maka kita perlu biaya. Operasional

yang jelek itu risiko juga. Dan yang terpenting adalah risiko finansial kita

punya perusahaan, apa kewajiban perusahaan??? kewajiban perusahaan

asuransi adalah membayar klaim. Risikonya adalah kita tidak punya uang

cukup untuk memenuhi kewajiban. Jadi itu risiko finansial yang

menyebabkan kerugian, reputasi jelek, pemegang saham mundur atau

berkurang. Kalau kita berbicara syariah kita identifikasi terlebih dahulu

dari masing-masing risiko. Perusahaan mempunyai kesamaan reputasi.

Setiap perusahaan mempunyai risiko khususnya asuransi memiliki risiko

reputasi, ketidakpastiaan bahwa seseorang tidak mengetahui beberapa

orang yang meninggal. Risiko legal (hukum), risko operasional dan risiko

finansial. Semua orang juga mempunyai risiko orang yang sudah

membayar premi ke kita tapi tidak mendapatkan klaimnya.

Page 104: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

90

3. Semua orang juga mempunyai risiko orang yang sudah membayar premi

ke kita tapi tidak mendapatkan klaimnya. Oleh karena itu solusinya

membuat.

a. Actuarial Control Cycle, bagaimana control cycle itu bekerja

b. Penerapan good corporate governance (prinsip-prinsip perusahaan yang

sehat)

Ini langkah-langkah untuk risiko financial, apakah bringin life sudah

menjalankan risiko dengan baik dan sudah optimalkah.

Page 105: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

91

Wawancara dengan Pak Basuki Achmad, SE

Nama : Basuki Achmad, SE (Informan 2)

Jenis Kelamin informan : Laki-laki

Jabatan : Kepala Bagian Operasional PT Asuransi Jiwa

Bringin Life Syariah

Tanggal wawancara : 4 April 2011

Waktu wawancara : 12.20 s/d 13.00 WIB

Tempat wawancara : PT. Bringin Life Syariah, Jl. Hr. Rasuna Said

Blok X-1, Kav, 8-9 Jakarta 12950.

Jawaban dari Bapak Basuki Achmad, SE (Informan 2)

1. Risiko sosial adalah tindakan orang-orang menciptakan kejadian yang

menyebabkan penyimpangan yang diharapkan. Di bringin ada moral

hazard yaitu bahaya yang ditimbulkan akibat moral seseorang yang ingin

memperoleh keuntungan dari berasuransi. Risiko fisik adalah fenomena

alam, ada yang terjadi di internal perusahaan maupun terhadap nasabah.

Internal perusahaan seperti kebakaran, banjir, gempa bumi dan lain-lain.

Tapi selain daripada perusahaan sendiri nasabahnya pun kalau terjadinya

tsunami akan berdampak pada perusahaan karena ada banyak permintaan

klaim dari para nasabah. Risiko ekonomi adalah ada inflasi, inflasi local,

misalnya terjadi inflasi disebabkan karena eeeehh kenaikan harga di semua

sector sementara kita sudah menganggarkan satu polis biayanya ada

Page 106: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

92

50.000 satu kumpulan premi yang diambil dari total 1 miliar dan

300.000.000 dari perusahaan. Karena adanya inflasi biayanya meningkat

artinya apa yang kita prediksi 30% malah lebih dari 1 miliar. Maka kita

mengambil dari uang modal untuk menyelesaikan kredit inflasi itu.

Ekonomi itu kan investasi di Indonesia tahun 2008 sampai minus

dampaknya tidak langsung terjadi. Kalau syariah konsepnya wakalah bil

ujrah dan mudharabah (bagi hasil), kalau ada hasil berarti di bagi tapi

kalau tidak ada hasil berarti tidak dibagi. Karena dampaknya investasi

kepada kepercayaan nasabah, misalnya, ngapain- saya naroh-naroh kalau

tidak ada hasilnya, mendingan dikonvensional ada garansinya karena

memiliki garanted untuk nasabah.

2. ASURANSI,,, dalam hal ini lebih kepada tidak menghindari tapi lebih

kepada mengendalikan. Memperkecil dampak dari risiko, karena kita tahu

kalau seandainya seseorang memiliki risiki tinggi seperti penyakit akut.

Artinya kalau seseorang tersebut meninggal uang 1 miliar keluar bringin

akan goyah dari sisi finansial, orang itu meninggal tidak keluar 1 miliar

karena kita melakukan sharing risiko dengan reasuransi (melakukan

sharing risiko dengan reasuransi untuk mengurangi dampak financial

daripada risiko itu terutama terkait dengan nasabah. KARENA BRINGIN

adalah asuransi jiwa maka terkait dengan kematian, hampir dipastikan

semuanya meninggal kita tidak bisa menghindari tetapi mengontrol atau

meminimalisir termasuk nasabah yanga da di sini kalau uang

pertanggungan diambil erbisinya ketahuan dari pemerintah bisa mengukur

Page 107: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...

93

sendiri dan nasabah pun dapat melihatnya di Koran. RISIKO INVESTASI

harus dipantau terus mengenai NAVnya setiap minggunya. Bringin life

mengikuti reksadan campuran karena tidak berisiko.

3. Kalau dari kontribusi ada Tabarru’, Tabungan, Ujrah. Bagaimana

menghitungnya dengan menggunakan table mortality (kematian) atau

table yang berisi tingkat kematian pada usia tertentu dalam populasi

tertentu. Table mortality ada terbitan dari Amerika dan Indonesia table 93.

Table mortality adalah berapa tabarru yang dipakai seseorang.

4. DAMPAK,,, Kalau sudah terjadi hal-hal yang bikin perusahaan goyah

maka akan melakukan:

- Pergantian manajemen

- Pergantian komisaris

- Sahamnya akan dicabut

NASABAH mengundurkan diri, manajemen harus buru-buru

mengumumkan kalau kita sudah sehat, agar nasabah tidak meminta lebih awal

haknya atau mengetahuinya lebih dulu. Kalau tidak bisa berarti harus

memberikan haknya.

Page 108: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...
Page 109: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...
Page 110: IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI PT. BRINGIN LIFE ...