IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN...

130
i IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( STUDI KASUS DI SMP MUHAMADIYAH 01 PROGRAM KHUSUS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: NUR ARIFIN NIM : 11113260 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN 2017

Transcript of IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN...

Page 1: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

i

IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS

DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

( STUDI KASUS DI SMP MUHAMADIYAH 01

PROGRAM KHUSUS BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017 )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri Salatiga Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

NUR ARIFIN

NIM : 11113260

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

TAHUN 2017

Page 2: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

ii

Page 3: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

iii

Page 4: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

iv

Page 5: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

v

Page 6: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, Skripsi ini saya persembahkan

kepada :

1. Kedua orang tua (Ayahku Mahmudi dan Ibuku Basiroh) yang selama ini

telah memberikan segalanya kepada ku, berupa kasih sayang, do‟a,

nasihat, saran, semangat, materi, dan pengorbanan hingga aku bisa seperti

sekarang ini.

2. Adik ku tersayang Tri Mulyani yang sangat sabar dan tiada henti

memberikan dukungan dan bantuan atas terselesainnya skripsi ini. Dan

semua keluarga yang telah memberikan semangat dan dukungan padaku.

3. Bapak Sutrisna, M. Pd selaku dosen pembimbing Skripsi saya, yang telah

meluangkan waktu dan fikirannya untuk membimbing saya menyelesaikan

karya kecil ini.

4. Kawan-kawan ku seperjuang skripsi yang di bimbing Bapak Sutrisna,

M.Pd, yang telah berjuang bersama menyelesaikan skripsi masing-masing.

Seluruh saudara, sahabat, kawan, dan teman-teman yang tidak dapat saya sebut

satu persatu, yang telah memotivasi dan memberikan segenap semangat dan

dukungan atas terselesaikannya karya kecil ini.

Page 7: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

vii

MOTTO

“ING NGARSA SUNG TULADHA

ING MADYA MANGUN KARSA

TUT WURI HANDAYANI”

“ di depan memberi contoh, di tengah membangun prakarsa dan semangat,

di belakang memberi dorongan semangat”. ( Ki Hajar Dewantara )

Page 8: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

viii

KATA PENGANTAR

حيم حمن الره الره بسم الله

Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan skripsi ini yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 01

Program Khusus Boyolali. Skripsi ini sebagai salah satu syarat dari IAIN Salatiga

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Untuk

mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Tidak lupa sholawat serta salam selalu penulis haturkan kepada junjungan

Nabi besar Muhammad SAW yang kita nantikan syafa‟atnya di dunia maupun di

akhirat kelak.

Dalam penelitian skripsi ini penulis telah dibantu banyak pihak, maka

dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam IAIN Salatiga

4. Bapak Sutrisna, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberi bimbingan, dorongan, motivasi, dan inspirasi dalam skripsi

ini

5. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang selalu memberi nasehat, arahan, dan motivasi kepada

penulis selama proses perkuliahan

6. Ibu Eka Purwatiningsih, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali yang telah memberi izin

untuk penelitian

7. Ibu Widi Puji Rahayu, S.Pd.I, selaku Guru Pendidikan Agama Islam

yang telah membantu proses penelitian

Page 9: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

ix

8. Bapak/Ibu Guru SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

9. Bapak/Ibu Karyawan dan Staff SMP Muhammadiyah 01 Program

Khusus Boyolali

10. Segenap Siswa Siswi SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus

Boyolali

11. Teman-teman Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan khususnya

Jurusan PAI angkatan 2013

12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc

Akhirnya dengan kerendahan hati diharapkan agar skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa penyususnan

skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,

sehingga penulis menharapkan kritik dan sasaran yang bersifat

membangun.

Salatiga, 15 September 2017

Nur Arifin

111-13-260

Page 10: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

x

ABSTRAK

Arifin, Nur. 2017. Implementasi Konsep Humanis Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Di SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali).

Pembimbing: Sutrisna, M.Pd.

Kata Kunci: Konsep Humanisme , Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Penelitian ini dilatarbelakangi dari banyaknya siswa yang bersekolah di

lembaga pendidikan ini yang berasal dari anak-anak kurang beruntung, seperti:

yatim piatu, anak dari broken home, anak yang sengaja dititipkan orangtuanya di

panti asuhan dan anak-anak kurang mampu yang memang tinggal di panti asuhan.

Dalam tatanan pendidikan tidak boleh membeda-bedakan siswa baik dari segi

apapun. Siswa harus memperoleh haknya sebagai peserta didik dan diperlakukan

sebagai manusia seutuhnya, yang terpenuhi akan hak dan kewajibannya.

Berdasarkan hal itu penelitian ini dilaksanakan untuk menjawab rumusan

masalah berikut: 1) bagaimana implementasi konsep humanisme dalam

pembelajaran PAI?, 2) apa sajakah faktor pendukung dan faktor penghambat

dalam penerapan konsep humanisme dalam pembelajaran PAI? Jenis penelitian

yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan dengan

menggunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya data yang

telah dikumpulkan dianalisis menggunakan metode triangulasi.

Implementasi konsep humanisme dalam pembelajaran agama Islam berupa

diskusi, pendampingan, dan pembinaan. Masing-masing dari ketiga hasil tersebut

terintegrasi dengan indikator konsep humanisme dan pendidikan agama Islam.

sedangkang faktor pendukungnya adalah, kekreatifitasan dan kemajuan anak

berfikir mengikuti perkembangan zaman dan perhatian serta dukungan dari

komite sekolah. Adapun faktor penghambatnya ialah kurang jumlah guru

pendidikan agama Islam, kurangnya pemahaman mengenai konsep humanisme,

dan kurangnya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran.

Page 11: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... .. i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... . ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................... . v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... . x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 11

E. Penegasan Istilah ......................................................................... 11

F. Metode Penelitian ........................................................................ 15

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................. 15

2. Kehadiran Peneliti ................................................................... 15

3. Lokasi Penelitian ..................................................................... 16

Page 12: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

xii

4. Waktu Penelitian ..................................................................... 16

5. Sumber Data ............................................................................ 17

6. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 19

7. Tahap-tahap Penelitian ............................................................ 21

8. Teknik Analisis Data ............................................................... 21

G. Sistematika Penulisan .................................................................. 24

BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Humanisme ..................................................................... 26

1. Pengertian Konsep Humanisme .............................................. 26

2. Pengertian Konsep Humanisme Religius ................................ 31

3. Ruang Lingkup Konsep Humanisme ...................................... 33

B. Konsep Pendidikan Agama Islam ................................................ 42

1. Pendidikan ............................................................................... 42

2. Pendidikan Agama Islam ........................................................ 43

3. Indikator Pendidikan Islam ..................................................... 44

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................................ 48

5. Dasar Pendidikan Agama Islam .............................................. 51

6. Komponen Pendidikan Agama Islam ..................................... 53

C. Hubungan Konsep Humnisme dan Pendidikan Islam ................. 61

D. Implementasi Konsep Humanisme Dalam Pendidikan Islam ...... 62

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus

Boyolali ........................................................................................ 68

Page 13: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

xiii

1. Sejarah dan Perkembangan .................................................... 68

2. Letak Gegrafis Objek Penelitian ............................................ 71

3. Identitas Sekolahan ................................................................ 71

4. Struktur Organisasi ................................................................ 72

5. Kurikulum .............................................................................. 73

6. Keadaan Siswa ....................................................................... 73

7. Keadaan Guru dan Karyawan ................................................ 74

8. Sarana dan Prasarana ............................................................. 74

B. Temuan Data ................................................................................ 76

1. Implementasi Konsep Humanisme dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam .....................................................76

2. Faktor Pendukung Implementasi Konsep Humanisme dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ................................ 81

3. Faktor Penghamabat dalam Penerapan Konsep Humanisme

dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ..................... 83

BAB IV PEMBAHASAN

A. Konsep Humasnisme Dalam Pembelajaran Agama

Islam .................................................... ........................................ 84

B. Konsep Agama Islam dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam .................................................... ........................................ 77

C. Implementasi Konsep Humanis Dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam Di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus

Boyolali ............................................... ........................................ 77

Page 14: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

xiv

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................... ........ ................. 143

B. Saran-saran ...................................................................................... 144

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

xv

DAFTAR TABEL

1.1 Daftar Identitas Responden atau Informan (Guru)

1.2 Daftar Identitas Responden atau Informan (Siswa)

3.1 Daftar Sarana dan Prasarana

Page 16: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup

Surat Tugas Pembimbing

Surat Izin Penelitian

Surat Keterangan Penelitian

Daftar Nilai SKK

Pendik SMP Muhammadiyah 01 PK Boyolali

Struktur Organisasi Sekolah SMP Muhammadiyah 01 PK Boyolali

Dokumentasi

Page 17: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara soal pendidikan adalah sesuatu yang tak berujung.

Karena pendidikan sendiri merupakan proses tanpa akhir (never ending

process), ada pula ungkapan pendidikan sepanjang hidup (long life

education). Ungkapan-ungkapan di atas menunjukkan betapa pentingnya

pendidikan bagi seseorang. Orang dapat hidup dengan layak di dunia ini

manakala mempunyai pendidikan yang cukup baik, dan orang akan hidup

menderita manakala tingkat pendidikannya rendah.

Pendidikan juga merupakan suatu wadah untuk melahirkan

manusia yang berpengetahuan. Pendidikan memberikan andil besar bagi

kemajuan masyarakat, bangsa dan bernegara. Pendidikan terjadi dalam

berbagi tempat, di antaranya di rumah, masyarakat dan lembaga

pendidikan (sekolah). Di rumah yang dididik oleh orang tuanya, di

masyarakat terdidik oleh lingkungan pergaulan seorang anak tersebut,

kemudian pendidikan formal di sekolah (madrasah) dididik oleh guru.

Pendidikan di rumah terbatas karena kesibukan dari orang tuanya yang

harus bekerja untuk mencari nafkah keluarga, sedangkan pendidikan di

lingkungan masyarakat sering terbatas pada pengekoran pada arus

pergaulan. Sehinggga pendidikan yang paling efektif adalah pendidikan

formal untuk mendidik anak hingga usianya menginjak dewasa.

Page 18: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

2

Dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dikatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Berdasarkan undang-undang sisdiknas diatas, maka salah satu

tujuan di selenggarakannya sebuah pendidikan adalah untuk

mengembangkan potensi dalam diri anak agar menciptakan kekuatan

spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia dan yang lainnya. Pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut

haruslah mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Pemerintah

tidak akan bisa mewujudkan tujuan tersebut jika dalam peningkatan mutu

pendidikan mengalami beberapa hambatan. Adapun salah satu hambatan

itu adalah kurang seimbangnya pengembangan antara pendidikan umum

dan pendidikan agama. karena pada dasarnya pendidikan umum dan

pendidikan agama harus berjalan secara seimbang.

Pendidikan umum dan pendidikan agama merupakan dua hal yang

harus dikuasai oleh setiap manusia agar mampu menghadapi berbagai

tantangan di era globalisasi. Dalam penyelengaraan pendidikan hendaknya

mampu melaksanakan proses pembelajaran yang mampu memberikan

kesadaran kepada peserta didik untuk berlajar (learning know or learning

Page 19: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

3

to learn). Materi pembelajaran hendaknya dapat memberikan suatu

pelajaran alternatif kepada peserta didiknya (learning to do) dan mampu

memberikan motifasi untuk hidup dalam era sekarang dan memiliki

orientasi hidup ke masa depan (learning to be). Pembelajaran tidak cukup

hanya diberi dalam bentuk keterampilan untuk dirinya sendiri, tetapi juga

keterampilan untuk hidup bertetangga, bermasyarakat, tidak ada perbedaan

diantaranya (learning to live together).

Keempat pilar diatas harus senantiasa di kembangkan dalam

pembelajaran umum maupun pembelajaran agama. Jika dapat

memecahkan hambatan dalam peningkatan mutu pendidikan, maka

niscaya pendidikan akan mampu menciptakan manusia yang unggul dan

menguasai IPTEK dan IMTAQ.

Berkaitan pengembangan IMTAQ dan akhlak mulia maka perlu

dikaji lebih lanjut peran pendidikan agama, sebagaimana dirumuskan

dalam Undang- Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 bahwa :

Pendidikan Keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran

agamanya dan menjadi ahli agama.

Pendidikan agama Islam di sekolah pada umumnya masih pada

tataran penyampaian materi agama Islam saja. Itu semua dapat dilihat dari

metode yang digunakan oleh guru yang berupa ceramah. Dimana metode

ini hanyalah bermodalkan papan tulis dan spidol serta kekreatifitasan guru

dalam menyampaikan materi. Tidak melibatkan peserta didik secara

Page 20: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

4

langsung dalam proses penyampaian materi atau saat proses belajar

mengajar.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

senantiasa selalu mendapatkan kritik dan selalu diragukan efektifitas

pembelajarannya oleh berbagai pihak, antara lain : orang tua, sekolah

maupun masyarakat pada umumnya. Padahal Pendidikan Agama Islam

merupakan suatu mata pelajaran yang diyakini oleh semua pihak sebagai

salah satu mata pelajaran yang berfungsi untuk memperbaiki kondisi

moral generasi masa depan. Selain itu pendidikan agam Islam merupakan

mata pelajaran yang mampu mewujudkan peserta didik yang

berkepribadian baik sesuai nilai-nilai ajaran Islam.

Sesungguhnya esensi dari pendidikan agama Islam terletak pada

kemampuannya untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa dan dapat tampil sebagai

kholifatullah fi al ardh, dan esensi ini menjadi acuan terhadap metode

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang maksimal.

Selama ini metodologi pendidikan agama Islam yang diterapkan

masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah,

menghafal, yang masih tampak kering dengan daya kritis siswa. Cara-cara

seperti itu diakui telah membuat siswa menjadi bosan, jenuh, dan kurang

bersemangat dalam belajar agama. Indikasinya adalah timbul rasa`tidak

simpati siswa terhadap guru agama, dan lama kelamaan akan timbul sikap

acuh tak acuh terhadap agamanya sendiri. Kalau kondisinya sudah

Page 21: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

5

demikian, sangat sulit mengharapkan siswa sadar dan mau mengamalkan

ajaran agama.

Oleh karena itu, kita harus mulai melaksanakan strategi pendidikan

agama Islam dengan menggunakan metode penyampaian yang

menyenangkan dan tidak mengekang serta tidak melupakan “belajar

berfikir” pada peserta didik, agar materi yang disampaikan pun dapat

mengenai sasaran. Selain itu, materi-materi yang disampaikan kepada

peserta didik juga tidak boleh keluar dari koridor nilai-nilai agama Islam

yang menjadi tujuan dari agama itu sendiri.

Maka dari itu sudah saatnya kita harus membongkar model

pendidikan agama Islam yang masih mengikuti “gaya lama” yang hanya

menuntut peserta didik untuk “selalu patuh” dan tidak memberikan

kebebasan untuk bersikap kritis dan rasional menuju kepada pendidikan

agama Islam yang mencerdaskan, memerdekakan, dan memanusiakan,

sehingga pendidikan agama Islam yang humanis akan terwujud.

Sebenarnya tujuan akhir pendidikan dalam Islam adalah untuk

mengembangkan potensi anak didik (manusia) secara optimal, sehingga

dalam hal ini pendidikan mampu berfungsi sebagai proses memanusiakan

manusia (humanisasi). Hal ini meniscayakan adanya kebebasan gerak bagi

setiap elemen dalam dunia pendidikan terutama peserta didik untuk

mengembangkan diri dan potensi yang dimilikinya secara maksimal,

dengan harapan pendidikan agama Islam dapat kembali mampu

menjalankan fungsinya sebagai sarana pemberdayaan dan humanisasi.

Page 22: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

6

SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali ini adalah

suatu lembaga pendidikan yang sebagian besar muridnya adalah anak-anak

yang tinggal di panti asuhan (yayasan). Ada yang berasal dari anak yang

ditinggal orang tuanya berpisah (broken home), anak yatim piatu, dan yang

lainnya. anak-anak seperti inilah yang harus mendapatkan perlakuan

khusus dari pendidik yang ada di suatu lembaga pendidikan (dalam hal ini

SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali), notabennya anak

seperti itu cenderung untuk melawan, membrontak dan susah di atur. Di

karenakan sebelum anak mengenal suatu lembaga pendidikan, anak hanya

di suguhi dengan kejadian-kejadian yang seharusnnya mereka belum patut

unuk mengetahuiinya. Misalnya ; anak yang berasal dari keluarga yang

tidak harmonis (broken home), setiap hari anak selalu di hadapkan pada

suatu pertengkaran kedua orang tuannya, yang terkadang juga melakukan

adegan fisik. Itu semua adalah konsumsi anak yang seharusnya anak

belum waktunya untuk mengatahuiinya. Berawal dari itulah pola pikir

anak tersimpan sebuah memori yang berupa kekerasan yang terjadi

keluarganya adalah suatu hal yang selalu dia ingat dalam benak

pikirannya, bukan kasih sayang.

Dari latar belakang yang berbeda-beda inilah anak panti asuhan

(yayasan) yang bersekolah di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus

Boyolali juga meiliki sikap, watak, perilaku, dan karakter yang berbeda-

beda pula. Karena sebelum mereka masuk ke panti asuhan (yayasan) hidup

dijalanan. Maka pendidikan mereka pun juga masih sangat rendah dan

Page 23: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

7

kurang bisa menerapkan sosialisasi yang baik terhadap orang-orang di

sekitarnya. Anak-anak yang seperti ini sering di jadikan sasaran orang

menjulukinya sebagai orang yang nakal dan tidak baik. Dari julukan-

julukan inilah yang kemudian menjadikan anak-anak ini menjadi kurang

menghargai dan menghoramati orang lain di sekelilingnya, serta dari

kurannya perhatian orang tua dan kurangya pendidikan anak-anak ini

belum bisa memaksimalkan potensi dirinya sendiri.

Terlepas dari itu semua anak-anak yang hidup di panti asuhan

tersebut juga memerlukan sebuah pendidikan, baik pendidikan umum

maupun pendidikan keagamaan. Sebab dikhawatirkan jika anak-anak itu

tidak medaptkan sebuah pendidikan, maka akan menjadi anak yang lemah.

Baik lemah dalam pendidikannya maupun lemah dalam sikap sosialnya.

Seperti firman Allah SWT berikut ;

QS. An – Nisa‟ [4] : 9

قوا الله وليخش الذين لو ت ركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم ف ل يت

ولي قولوا ق ولا سديدا

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar.

Oleh karena itulah, pendampingan dan pemberian pendidikan

kepada siswa-siswi SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

yang berasal dari panti asuhan sangatlah penting untuk menjawab

Page 24: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

8

persoalan ini. Terutama dalam bimbingan agama harus diberikan secara ,

agar menjadi pribadi yang baik.

Sifat dan karakter anak yang berbeda-beda juga akan menghasilkan

tindakan yang berbeda pula, entah itu di tingkah laku sosial maupun

tingkah laku pribadinya. Tingkah laku sosial anak yang berasal dari

lingkungan yang kurang baik (broken home dan jalanan ) akan berbeda

dengan tingkah laku anak yang berasal dari lingkungan yang baik.

Tingkah laku sosial anak, seperti saling menghormati, tolong menolong,

menjunjung tinggi hak dan kewajiban seseorang, dan yang lainnya itu juga

harus di kembangakan. Oleh karena itu, pendidikan yang di berikan

kepada anak-anak di sekolahan ini tidak hanya pendidikan umum saja.

Namun, juga di berikan pendidikan agama dan pendidikan humanistik.

Dengan demikian, dengan adanya pendidikan humanistik yang

dijelaskan bahwasannya konsep humanisme religius menurut

Abdurrrahman Mas‟ud adalah sebuah konsep keagamaan yang

menempatkan manusia sebagai manusia, serta upaya humanisasi ilmu-ilmu

dengan tetap memperhatikan tanggung jawab hablum minallah dan

hablum minannas. Yang jika konsep ini diimplementasikan dalam praktek

dunia pendidik Islam akan berfokus pada akal sehat (common sense),

individualisme (menuju kemandirian), tanggung jawab (responsible),

pengetahuan yang tinggi (fhirst for knowledge), menghargai orang lain

(pluralisme), kontektualisme (hubungan kalimat), lebih mementingkan

fungsi dari simbol, serta keseimbangan antara reward dan punishment.

Page 25: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

9

Pada dasarnya guru sudah sangat berusaha untuk menanamkan

konsep humanis dalam pendidikan agama Islam pada diri siswa. Namun

karena perbedaan dari latar belakang dari setiap anak mungkin guru di

tuntut untuk mengembangkan cara ataupun metode supaya konsep hmanis

itu bisa diterapkan oleh setiap anak tanpa melihat dari mana dia berasal.

Dengan adanya pengimplementasian mengenai konsep humanis ini

guru sangat berharap peserta didiknya bisa memaknai dan menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Bisa menunjukan rassa tanggung jawab

terhadap sesama, bisa saling menghormati dan menjunjung nilai-nilai

pluralisme adalah sebuah keuntungan yang di munculkan dalam

pengimplemetasian konsep humanis ini. Namun juga dapa menimbulkan

kekurangan berupa kesulitan dalam upaya pengimplementasian konsep ini

terhadap anak yang sulit di atur dan egois terhadap dirinya.

Berangkat dari permasalahan itu maka penulis berkeinginan untuk

mengamati lebih dekat tentang bagaimana Implementasi Konsep Humanis

Dalam Pembelajran Pendidikan agama Islam di SMP Muhammadiyah 01

Program Khusus Boyolali tersebut. Oleh karena itu dari hal tersebut

penulis mengadakan sebuah penelitian dengan judul “IMPLEMNTASI

KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM (STUDI KASUS DI SMP MUHAMMADIYAH 01

PROGRAM KHUSUS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

2016/2017”

Page 26: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pokok latar belakang di atas, maka penulis dapat

memfokuskan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi konsep humanis dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus

Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017?

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implmentasi

konsep humanis dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali tahun 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Konsep Humanis Dalam

Pembelajran Pendidikan agama Islam pada di SMP Muhammadiyah 01

Program Khusus Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat

implementasi konsep humanisme dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

Tahun Pelajaran 2016/2017.

Page 27: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

11

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan atau manfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

bermanfaat dalam bidang pendidikan dan pembelajaran, khususnya

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan diharapkan dapat

dijadikan sebagai masukan untuk penelitian lebih lanjut yang

berkaitan dengan masalah ini.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

Sekolah tempat penulis mengadakan penelitian dalam mengatasi

permasalahan pembelajaran Pendidikan Agama Islamdan bagi guru

PAI di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali, dapat

memberikan bahan masukan dan sumbangan pikiran bagi guru tentang

konsep pendidikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

E. Penegasan Istilah

Untuk mempertegas pengertian tentang judul “Implementasi Konsep

Humanis Dalam Pembelajran Pendidikan agama Islam (Studi Kasus Di

SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali)”, dan demi

terarahnya pembahasan dalam penulisan ini maka terlebih dahulu

dirumuskan istilah kunci yang digunakan dalam judul tersebut.

Page 28: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

12

1. Implementasi

Implementasi secara sederhana diartikan sebagai pelaksanaan atau

penerapam (Poerwadarminto, 1985:374). Dalam konteks kurikulum,

implementasi merupakan desain yang mencakup aktifitas pengajaran

dalam bentuk interaksi antara guru dan siswa dibawah naungan

sekolah (Nurdin dan Usman, 2003:72).

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,

kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga

memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,

keterampilan maupun nilai dan sikap (mulyasa, 2003: 93).

Implementasi dalam hal ini adalah penerapan konsep humanis

dalam pendidikan agama Islam.

2. Humanis

Humanis berasal dari kata “human” (Echols dan Sadly, 1992:313)

(Inggris) yang berarti manusiawi. Menurut Budiona dalam Kamus

Ilmiah Populer Internasional, menyebutkan bahwa human berarti

mengenai manusia, cara manusia. Sedangkan humanis berarti seorang

yang human, penganut ajaran humanisme. Humanisme adalah suatu

doktrin yang menekankan kepentingan kemanusiaan (Budiona,

2005:228).

Humanisme adalah keyakinan bahwa manusia mempunyai

martabat yang sama, yang beradab dan adil, dan sebagai kesediaan

untuk solider, senasib, sepenanggungan tanpa perbedaan (Shofan,

Page 29: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

13

2004:142). Kaitannya dengan hal tersebut, penulis ingin

mempergunakan nilai-nilai humanisme dalam pendidikan agama

Islam yang selama ini masih terkesan jarang digunakan dalam dunia

pendidikan kita. Dalam pendidikan kita lebih banyak melihat

bagaimana manusia hanya dijadikan sebagai seseorang yang tidak

tahu apaapa, sedangkan dalam Islam sendiri diajarkan bagaimana

manusia harus menghormati hak orang lain termasuk dalam

pendidikan.

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk

pembelajaran siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan

memproses pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (Dimyati dan

Mudjiono, 1999:157).

Sedangkan menurut Sutikno, (2007: 50) Pembelajaran adalah

segala upaya atau kegiatan yang dilakukanoleh pendidik agar terjadi

proses belajar pada diri siswa. Tujuan dari pembelajaran adalah

membelajarkan siswa.

4. Pendidikan agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati

sehingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam

mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Qur'an

dan Al Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta

Page 30: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

14

penggunaan pengalaman, dibarengi tuntutan untuk menghormati

penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar

umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan

nasional (Majid dan Andayani, 2004:130).

Pendidikan agama Islam adalah upaya membuat peserta didik

dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar dan tertarik untuk

menerus mempelajari agama Islam baik untuk kepentingan

mengetahui bagaimana cara beragama yang benar, maupun

mempelajari Islam sebagai pengetahuan (Tafsir, 2001:18). Jadi

pembelajaran PAI yang dimaksud penulis dalam skripsi ini adalah

usaha berupa bimbingan dan asuhan dengan sadar terhadap seseorang,

baik perkembangan jasmani maupun rohani berdasarkan ajaranajaran

Islam, agar kelak setelah memperoleh pembelajaran PAI, setiap

peserta dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam, serta

terbentuknya kepribadian muslim yang memiliki sikap dan perbuatan

berdasarkan nilai-nilai Islam serta sebagai way of life.

Dalam penelitian ini Pendidikan Agama Islam sebagai mata

pelajaran yang meliputi aspek al-Qur‟an, Hadits, Aqidah, Akhlaq,

Fiqih/Ibadah, dan Tarikh.

5. SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali adalah sebuah

lembaga pendidikan yang dinaungi oleh yayasan Muhammadiyah

Page 31: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

15

yang berada di daerah Pusung, Kelurahan Banaran Kecamatan

Boyolali, Kabupaten Boyolali

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Penelitian ini disebut juga dengan metode

penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi

yang alamiah (natural setting). Obyek yang alamiah adalah obyek

yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan

kehadirannya peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada

obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang

atau human instrument, yaitu peneliti sendiri. (Sugiyono, 2015:14-15)

Pendekatan diskriptif adalah pendekatan penelitian yang berusaha

mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada

saat sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual, akurat, mengenai

faktor-faktor, sifa-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki

kehadiran Peneliti.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data,

dan sebagai instrument penelitian dalam upaya mengumpulkan data-

data di lapangan. Untuk memperoleh data yang valid yang dibutuhkan

dalam penelitian, maka peneliti hadir secara langsung dilokasi peneliti.

Page 32: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

16

Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain manusia

adalah berbagai bentuk alat-alat dan berupa dokumen-dokumen

lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil

penelitian namun berfungsi sebagai instrumen pendukung. Oleh karena

itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur

keberhasilan memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan

peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber

data lainnya di sini mutlak diperlukan.

3. Lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali yang berada di Jalan

Kemuning No. 32 Pusung, Boyolali, Jawa Tengah. Adapun peneliti

memilih lokasi penelitian tersebut di karenakan di lokasi ini banyak

siswanya yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda dan

mempunyai tingkah laku serta sifat yang berbeda-beda pula. Sehingga

sangat cocok untuk menjadi bahan penelitian. Selain itu di lokasi

penelitian ini juga terdapat mata pelajaran agama Islam secara khusus,

yang terbagi menjadi beberapa sub mata pelajaran, yang di antaranya

Tarikh, Aqidah Akhlak, Ibadah, dan Al Qur‟an.

4. Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah di mulsi pada

tanggal 17 April 2017 Sampai tanggal 06 Mei 2017

Page 33: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

17

5. Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data dibedakan menjadi dua

macam, yaitu :

a. Data primer

Menurut Sugiyono data primer adalah data yang dapat

diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian dan juga

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data. (2006: 137). Hal ini tercermin dengan adanya kata-kata dan

tindakan yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau

mewancarai. Data Primer Penenliti menggunakan data ini untuk

mendapatkan informasi tentang Implementasi Konsep Humanis

Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali.

Adapun data primer dalam penelitian ini adalah kepala

sekolah, dewan guru dan guru PAI. Adapaun daftar

responden/narasumbernya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Daftar Identitas Responden atau Informan

No Nama Jabatan Ket

1 EP Kepala Sekolah

+ Gurur BP/BK

-

2 WPR Guru Mapel PAI

-

3 YHD Wali kelas VII -

Page 34: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

18

4 KSJ Wali kelas VIII -

5. SGY Wali Kelas IX -

b. Data sekunder

Adalah jenis data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan

kepustakaan. Data ini berupa dokumen, buku, majalah, jurnal, dan

yang lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat

penemuan penemuan dan melengkapi informasi yang telah

dikumpulkan melalui studi pustaka dan wawancara langsung

kepada siswa, yang bersinggungan dengan Implementasi Konsep

Humanis Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali.

Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah perwakilan

siswa kelas VII, VIII, IX sebagai berikut:

Tabel 1.2

Daftar Identitas Responden atau Informan

1 ATD Siswa Kelas VII

2 NTR Siswa Kelas VII

3 SA Siswa Kelas VII

4 AYW Siswa Kelas VIII

5 WKN Siswa Kelas VIII

6 FS Siswa Kelas VIII

7 MF Siswa Kelas IX

8 AD Siswa Kelas IX

Page 35: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

19

9 FAA Siswa Kelas IX

6. Teknik Pengumpulan Data

Yaitu membicarakan tentang bagaimana cara peneliti

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai berikut :

a. Metode observasi

Yaitu cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatn

dengan sistematika tentang fenomena-fenomena yang diselidiki,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui observasi,

peneliti belajar tentang perilaku dan makna perilaku tersebut

(Arikunto, 1998:146).

Metode ini penulis lakukan dengan melakukan pengamatan

langsung untuk mengetahui strategi pembelajaran guru dalam

melakukan kegiatan yang berkaitan

b. Metode wawancara (interview)

Wawancara adalah suatu alat pengumpulan data atau informasi

dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab

secara lisan pula (Arikunto, 1998:145). Adapun instrumen yang

penulis gunakan dalam teknik ini adalah berupa pedoman

wawancara yang berupa kumpulan pertanyaan, yang kemudian

penulis gunakan dengan cara mewawancari kepala sekolah, waka

kurikulum, guru yang bersangkutan dan para siswa. Dengan penulis

Page 36: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

20

mewawancari beberapa komponen pendidikan tersebut, penulis

berharap bisa mendapatkan data yang penulis inginkan.

Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara

terstruktur yakni peneliti melakukan wawancara dengan membawa

sederetan pertanyaan yang lengkap dan terperinci sesuai dengan

informasi yang ingin didapatkan kepada para narasumber atau

responden.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah,

notulen rapat, kitab, undang-undang, dan lain-lainnya. Dokumen

sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena

dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan

untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong,

2011: 217). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang

kondisi dan keadaan obyek peneliti serta memberikan gambaran

secara umum tentang obyek penelitian tentang pengimplementasian

konsep humanis dalam pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah

01 Program Khusus Boyolali.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik ini tidak

hanya berupa tulisan-tulisan secara sistematik namun juga dengan

dokumentasi foto dan yang lainnya (Arikunto, 1998:149).

Page 37: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

21

7. Tahap-tahap Penelitian

a. Tahap pra-lapangan

Dalam tahap ini, yang dilakukan peneliti adalah menyusun

rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus

perizinan, memilih dan memanfaatkan informan, serta menyiapkan

perlengkapan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Peneliti melakukan penelitian secara langsung di lokasi

penelitian dan melihat secara seksama, lebih detail berbagai hal

yang berkaitan dengan penelitian.

c. Tahap analisis data

Dalam hal ini peneliti mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberi kode, dan mengategorikan data yang

sudah diperoleh.

8. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian data, mengurutkan

data, kedalaman pola atau kategori dan uraian satuan dasar sehingga

lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan (Moelong, 2001:30).

Analisis data bertujuan untuk menelaah data secara sistematik yang

diperoleh dari berbagai tehnik pengumpulan data yang telah

digunakan. Antara lain : observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Setelah data terkumpula barulah semua data diklasifikasikan menurut

sebuah penelitian kualitatif deskriptif yang berupaya menggambarkan

Page 38: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

22

kondisi latar belakang penelitian secara menyeluruh dan data tersebut

ditarik suatu temuan penelitian.

Dalam penelitian kualitatif dikenal dengan dua strategi analisis

data yang sering digunakan bersama-sama atau terpisah, strategi

tersebut adalah analisis deskriptif kualitatif dan verifikasi kualitatif.

Adapun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis deskriptif yang berupa kata-kata atu paragraf yang

dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskriptif mengenai

peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi dalam lokasi penelitian. Dalam

analisis data penelitian memberikan gambaran secara menyeluruh

tentang pendidikan agama Islam di SMP Muhammadiyah 01 Program

Khusus Boyolali.

Adapun langkah-langkah teknik analisis deskriptif kualitatif dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Pengumpulan data

Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dimulai setelah

peneliti memahami fenomena-fenomena yang sedang diteliti dan

setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis.

b. Reduksi data

Adalah kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

Page 39: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

23

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutmya, dan mencarinya bila

diperlukan (Sugiyono, 2015:338).

c. Penyajian data

Rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis atau

menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan

kemungkinan ketika dibaca akan mudah dipahami tentang berbagai

hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk membuat analisis

atau tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut.

d. Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi yaitu suatu upaya untuk

berusaha mencari kesimpulan dari permasalahan yang diteliti, dari

data penelitian yang sudah dianalisis dapat diambil kesimpulan serta

menverifikasi data tersebut dengan cara menelusuri kembali data yang

telah diperoleh (Suprayoga, 2001:192-197).

e. Triangulasi data

Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan

temuan. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan

tersebut yaitu triangulasi. Triangulasi yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini antara lain :

1. Triangulasi Sumber Data

Triangulasi dengan sumber berarti untuk mendapatkan data

dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Page 40: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

24

Triangulasi sumber data juga membandingkan data-data yang

diperoleh informan satu dengan informan yang lainnya dan

mengecek kebenaran dan kepercayaan suatu informasi

(Meleong, 2009 :330).

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan

beberapa sumber data dan metode yang sama (Meleong,

2009:331).

G. Sistematika Penulisan

Untuk mrndaptakn uraian secara jelas, maka penulis menyususn

skripsi ini menjadi lima bagian (bab), yang secara sistematis adalah

sebagai berikut:

BAB I : Pada bab ini penulis mendiskripsikan secara umum dan

menyeluruh tentang skripsi ini, di mulai dari Latar Belakang Masalah,

fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penengasan

Istilah, Metode Penelitian (mencakup : jenis penelitian, kehadiran

peneliti, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data,

analisis data, pengecekan keabsahan), dan sistematika penulisan.

BAB II : Pada bab ini penulis membahas tentang kajian teoritis

yang memaparkan tentang konsep humanisme dalam pendidikan agama

Islam (humanisme religius) , dan tentang pendidikan agama Islam.

Page 41: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

25

BAB III : Pada bab ini penulis akan memparkan hasil penelitian

lapangan yang meliputi gambaran umum tentang objek penelitian, dan

metode penelitian.

BAB IV : Pada bab ini membahas mengenai paparan data yang

diperoleh dan analisis data mengenai implementasi konsep humanis pada

pendidikan agama Islam di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus

Boyolali.

BAB V : Pada bab ini merupakan bab penutup yang berisi

kesimpulan dan saran dari hasil penelitian, daftar pustaka, lampiran

Page 42: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

26

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Humanisme

1. Pengertian Konsep Humanisme

Humanis berasal dari kata Human (Echols, 1998: 326) (Inggris) yang

berarti manusia. Menurut Budiono, dalam Kamus ilmiah populer

Internasional, menyebutkan bahwa Human berarti mengenai manusia,

cara manusia, sedangkan humanis sendiri berarti seorang yang human,

penganut ajaran humanisme. Sedangkan Budiono (2005: 228)

memaparkan, humanisme sendiri adalah suatu doktrin yang menekankan

kepentingan manusia dan ideal (humanisme di zaman Renaissan

didasarkan pada peradaban Yunani purba. Sedangkan humanisme modern

menempatkan manusia secara eksklusif). Sedangkan dalam kamus besar

Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa human : bersifat manusiawi, (seperti

manusia yang dibedakan dengan binatang jin, dan malaikat)

berperikemanusiaan, baik budi, dan sebagainya.

Assegaf (2011: 164) menjelaskan manusia adalah makhluk yang dapat

mendidik dan di didik, sedang makhluk lain tidak. Pada dimensi ini

manusia memiliki potensi yang dapat menjadi objek dan subjek

pengembangan diri. Pendidikan pun harus berpijak pada potensi yang

dimiliki manusia, karena potensi manusia tidak akan bisa berkembang

tanpa adanya ransangan dari luar berupa pendidikan. Dalam pengertian di

atas dapat di fahami bahwa manusia adalah hamba Allah SWT yang

Page 43: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

27

berhak mendapatkan perlakuan yang santun dan manusia tidak boleh

merusak.

Sedangkan Baedhowi (2008: 79) menjelaskan, aliran humanisme

mengajarkan bahwa manusia adalah sama, bagian dari dunia dan ciptaan

Tuhan. Tidak ada perbedaan antara golongan kaya dan miskin, atasan dan

bawahan, laki-laki dan perempuan. Semua manusia adalah saudara,

karenanya harus saling mengasihi.

KBBI (1994: 361), Humanis adalah orang yang mendambakan dan

memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik

berdasarkan asas-asas kemanusiaan, pengabdi kepentingan sesama umat

manusia (1), penganut paham yang menganggap manusia sebagai objek

terpenting (2), penganut paham humanisme (3).

Baharudin (2007: 107) mengungkapkan, karena sesungguhnya

manusia dilahirkan dengan membawa banyak potensi yang bisa

dikembangkan (fitrah) seperti yang kita ketahui bahwa manusia dilahirkan

dalam keadaan suci dan tanpa mengetahui sesuatu apapun. Namun

demikian, manusia dibekali alat untuk mencapai pengetahuan, seperti

indra pendengaran, indra pengelihatan, dan hati.

Sedangkan menurut Ali Syariati dalam Basri (2009: 111) mengartikan

Humanisme berkaitan dengan eksistensi manusia, bagian dari aliran

filsafat yang menyatakan bahwa tujuan pokok dari segala sesuatu adalah

demi kesempurnaan manusia. Aliran ini memandang bahwa manusia

adalah makhluk yang mulia yang semua kebutuhan pokok diperuntukan

Page 44: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

28

untuk memperbaiki spesiesnya. Ali Syariati dalam Basri, (2009: 116)

Sejalan dengan pandangan berbagai aliran pemikiran mengenai manusia

yang berkembang dewasa ini, yang menganggap manusia sebagai jati diri

atau sejenis itu, dan itu diklaim sesuai dengan pandangan aliran masing-

masing, kita bisa menghimpun suatu definisi dengan menganggapnya

sebagai dasar yang telah disepakati bersama guna memulai pembahasan

kita.

Dapat ditarik sebuah kesimpulan dari beberapa definisi humanisme

diatas, yaitu, humanisme adalah sutu konsep atau teori yang membahas

mengenai manusia dan tujuan hidup manusia serta hak dan kewajiban

manusia di muka bumi ini. Karena manusia dilahirkan di bumi ini dengan

membawa potensi dirinya, dan potensi itulah yang nantinya di

kembangkan dalam diri manusia untuk menjadikan manusia yang

sebenarnya. Pengemabngan potensi yang di miliki manusia seyogyanya

melalui sebuah pendidikan, agar potensi itu terarah dalam

perkembangannya.

Oemar Hamalik, ( 1992: 41-42) mengemukakan dalam etika keilmuan

yang dibangun di atas paham humanisme seharusnya berpandangan bahwa

ilmu pengetahuan digali dan dikembangkan agar manusia dimanusiakan

dan memanfaatkan ilmu pengetahuan sepenuhnya untuk kehidupan

manusia. Selain itu dalam paradigma humanis, manusia dipandang sebagai

makhluk Allah yang memilki fitrah-fitrah tertentu yang harus

dikembangkan secara optimal. Dan fitrah manusia ini hanya bisa

Page 45: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

29

dikembangkan melalui pendidikan yang benar-benar memanusiakan

manusia (pendidikan humanis). Tujuan utamanya adalah kemanusiaan,

yang bersifat normatif dan berkepribadian. Kepribadian yang

dikembangkan adalah kepribadian yang utuh, terintegrasi dan terpadu

dengan nilai sosio-kultural. Dan kepribadian itu sendiri dapat diamati dari

tingkah laku dan pengalamannya. Sasaran pokok pendidikan humanis

adalah membantu keluarga, masyarakat, dan warga negara yang baik, yang

memiliki jiwa demokratis, bertanggung jawab, meiliki harga diri, kreatif,

rasional, objektif, tidak berprasangka, mawas diri terhadap perubahan dan

pembaharuan serta mampu memanfaatkan waktu senggang secara efeektif.

Rahman (2011: 78) menjelaskan bahwa pendidikan sebagai proses

pemanusiawian manusia (humanisasi) bersumber dari pemikiran

humanisme. Hal ini sejalan dengan makna dasar humanisme sebagai

pendidikan manusia. Sistem pendidikan dalam Islam yang dibangun atas

dasar nilai-nilai humanistik sejak awal kemunculannya sesuai dengan

esensinya sebagai agama kemanusiaan. Islam menjadikan dimensi

kemanusiaan sebagai orientasi pendidikannya. Sangatlah naif kalau

dikatakan bahwa konsep pendidikan humanistik Islam merupakan konsep

pendidikan barat yang diberi label Islam.

Humanisme juga merupakan refleksi timbal balik antara kepentingan

individu dengan masyarakat. Karenanya pendidikan harus diselenggarakan

dengan memusatkan perhatian pada keduanya. Kemudian mengingat

masyarakat itu selalu berkembang dan berubah, nilai-nilai yang dianggap

Page 46: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

30

baik dan buruk bagi individu juga mengalami perkembangan dan

perubahan. Maka perubahan dan perkembangan tersebut dapat direspon

dengan baik oleh pendidikan humanisme.

Pendidikan yang terimplementasi konsep humanisme adalah suatu

proses pendidikan atau pembelajaran penganut aliran humanisme, yang

berarti pendidikan yang mengedepankan manusia sebagai objek terpenting

dalam sebuah pendidikan. Namun, objek di sini bukan sebagai penderita,

melainkan menempatkan manusia sebagai subjek (pelaku) yang

sebenarnya dalam pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan humanisme

itu sendiri adalaha suatu pendidikan yang selalu mengutamakan

kepentingan manusia sebagai seorang yang merdeka, yang mempunya hak.

Yang dimaksut hak di sini adalah manusia yang di hargai oleh orang lain

dan manusia yang mempunya potensi untuk berkarya, dan hak untuk

diperlakukan sebagai amnusia yang merdeka.

Dan sesungguhnya manusia memegang peranan yang sangat penting

dalam kehidupannya. dalam hal ini manusia merupakan pemegang

kebebasan dalam menentukan dan melakukan sesuatu yang terbaik bagi

hidup dan dirinya saat ini, dan juga masa depannya yang akan datang.

Sehingga bisa dikatakan bahwa kedudukan manusia dalam dunia ini

sangatlah tinggi. Karena dibekali dengan potensi-potensi kebebasan dalam

melakukan hal yang terbaik bagi dirinya.

Page 47: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

31

2. Pengertian Humanisme Religius

Mas‟ud (2002: 1993) mendefinikan, Humanisme religius adalah

sebuah konsep keagamaan yang memanusiakan manusia, serta upaya

humanisasi ilmu-ilmu dengan tetap memperhatikan tanggungjawab

hablum minallah dan hablum minannas. Makna kemanusiaan adalah

proses memanusiakan manusia melalui interaksi antar manusia dengan

konteks dan tantangan yang selalu berkembang. Sebagai makhluk yang

multidimensional manusia mempunyai potensi insaniah, serta

bersosialisasi dengan nilai-nilai keterampilan yang dimilikinya guna

mengembangkan pola kehidupannya. Dalam mengembangkan potensi

tersebut perlu adanya sebuah praktek kegiatan pendidikan yang

menjunjung sebuah nilai kemanusiaan (humanistik)

Pendidikan Islam humanistik adalah pendidikan yang memandang

manusia sebagai manusia, yakni makhluk ciptaan Tuhan dengan fitrah

fitrah tertentu, untuk dikembangkan secara maksimal dan optimal.

Rasulullah SAW bersabda : ”Tidak seorangpun dilahirkan kecuali dengan

fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani,

dan Majusi”. (HR. Bukhari Muslim).

Hadist diatas telah menjelaskan bahwa seorang manusia lahir dalam

keadaan fitrah, yakni dibekali dengan naluri keagamaan tauhid. Fitrah

merupakan potensi yang baik yang perlu diasah dan dikembangkan.

Dengan demikian manusia dibekali alat untuk mencapai pengetahuan

seperti indra pendengaran, penglihatan, dan hati.

Page 48: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

32

Oleh karenanya usaha-usaha pendidikan (tarbiyah) bagi manusia

menjadi suatu kebutuhan pokok guna menunjang pelaksanaan yang

dilimpahkan oleh Allah kepadanya. Inilah merupakan kebutuhan manusia

terhadap pendidikan yang bersifat individu.

Dengan adanya konsep humanisme religius, dalam kegiatan

pendidikan yang diharapkan ketika dalam proses pengisian ilmu

pengetahuan yang bersifat kognitif dan juga dalam proses pengisian hati,

agar memperteguh potensi keimanan serta memberi kebebasan kepada

manusia (peserta didik) untuk menjadi mandiri dan bertanggung jawab.

Manusia (peserta didik) diberi kesempatan untuk mengembangkan

dirinya sendiri sesuai kodratnya secar bebas dan merdeka, tetapi harus

diinsyafi bahwa itu bukan kebebasan yang leluasa, melainkan kebebasan

terbatas. damainya hidup bersama, kebebasan itu diberikan kepada anak

didik dalam hal bagaimana cara dia berfikir, dengan demikian, peseta

didik jangan terlalu dipelopori (dipaksa mengikuti) atau disuruh membeo

buah pikiran orang lain. Perlakuan yang demikian membuat otak peserta

didik ibarat kaset yang barus merekam suara- suara tanpa menghiraukan

apakah kaset itu masih peka atau tidak, akibat yang lebih parah tampak

pada prilaku intelektual anak didik. Mereka tidak lagi memiliki keberanian

mengeluarkan ide- ide pribadinya. Pada proses yang demikian pendidikan

berarti tidak mampu memanusiakan manusia.

Oleh karena itu dengan adanya konsep pendidikan humanisme religius

peserta didik diharapkan untuk mencari sendiri segala pengetahuan dengan

Page 49: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

33

mempergunakan pemikirannya sendiri, dengan demikian anak didik dirasa

benar-benar diakui eksistensinya yang hakiki, dan juga sebagai

kholifatullah yakni pendidikan Islam humanistik pendidikan yang

memandang manusia sebagai manusia, yaitu makhluk ciptaan Tuhan

dengan fitrah- fitrah tertentu untuk dikembangkan secara maksimal dan

optimal. Sehingga akan melahirkan peserta didik sesuai dalam tujuan dan

maksud dalam pendidikan Islam humanistik, yaitu insan manusia yang

memiliki kesadaran, kebebasan, dan tanggung jawab sebagai insan

manusia individual, namun tidak terangkat dari kebenaran faktualnya

bahwa dirinya hidup di tengah masyarakat. Dengan demikian, ia memiliki

tanggung jawab moral kepada lingkungannya berupa keterpanggilannya

untuk mengabdikan dirinya demi kemaslahatan masyarakatnya.

3. Ruang Lingkup Konsep Humanisme Religius

Humanisme religius adalah sebuah konsep keagamaan yang

memanusiakan manusia, serta upaya humanisasi ilmu-ilmu dengan tetap

memperhatikan tanggung jawab hablum minallah dan hablum minannas.

Konsep ini jika di implementasikan dalam praktek dunia pendidikan Islam

akan berfokus pada akal sehat (common sense), menuju kemandirian

(individualisme), tanggung jawab (responsibility), pengetahuan yang

tinggi (thirs for knowledge), menghargai masyarakat (pluralisme),

kontekstualisme (mementingkan fungsi dari pada simbol), dan

keseimbangan antara reward dan punishman ( Mas‟ud, 2002 : 193).

Page 50: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

34

a) Akal Sehat (Common Sense)

Manusia adalah makhluk yang mulia, makhluk yang berbudaya.

Manusia adalah makhluk pedagogik dan juga sebagai kholifah Allah di

muka bumi. Dalam memanfaatkan akal sehat secara proporsional,

dalam Islam, al-alim lebih utama dari al-’abid, yang notabene

dibedakan dari akal sehatnya. Akal sendiri memiliki pengertian adalah

suatu alat rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat,

menyimpulkan, dan menganalisis serta menilai apakah sudah sesuai

benar atau salah (Wikipedia.com). Dalam firman Allah dijelaskan

bahwasannya orang-orang yang berilmu ditinggikan derajatnya oleh

Allah dengan beberapa tingkatan.

Seperti yang di firmankan Allah swt dalam Al qur‟an surah al

mujadilah ayat 11.

ي رفع الله الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات

Yang artinya “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat.

Arti dari ayat diatas menjelaskan betapa pentingnya akal sehat dan

pendengaran. Oleh karena itu rugilah mereka yang tidak

mengembangkan kemampuan akal sehat dan pendengarannya sehingga

dalam ayat itu dikategorikan sebagai ashab al-sya’ir (Mas‟ud, 2002:

159).

Dengan demikian jelaslah sudah di dalam konsep pendidikan

humanisme religius sangat ditekankan, karena dengan demikian dalam

Page 51: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

35

proses pembelajaran ruang berfikir bagi peserta didik sangatlah luas

untuk menganalisis hal-hal yang ada di sekitarnya (peserta

didik/pendidik). Artinya hal-hal yang berhubugan dengan daya fikir

sangat diminati baik oleh guru ataupun oleh peserta didik (murid)

b) Menuju Kemandirian (Individualisme)

Pengembangan individu menjadi individu yang saleh, ”insan

kamil” dengan berbagai keterampilan dan kemampuan serta mandiri

adalah sasaran utama pendidikan Islam. Kemandirian adalah suatu

sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat atau bertindak

sesuai keadaanya yang tanpa meminta atau tergantung kepada orang

lain ( Kartini Kartono, 1985: 21) Self-reliance atau kemandirian adalah tujuan utama dalam konsep

individualisme. Dalam Islam, individualisme bukanlah sebuah

larangan. Jika penekanannya pada kemandirian dan tanggung jawab

pribadi, justru menjadi seruan dalam Islam. Dalam Qs. Yasin ayat 65

di firmankan Allah SWT bahwa :

الي وم نتم على أف واههم وتكلمنا أيديهم وتشهد أرجلهم با كانوا

يكسبون

Yang artinya : “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan

berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah

kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”.

Bahwasannya semua anggota badan manusia akan dimintai

pertanggung jawabannya di depan sang pencipta, tentunya harus

Page 52: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

36

ditafsirkan sebagai tugas pendidikan dalam mengembangkan tanggung

jawab, pribadi, sosial dan keagamaan individu (Mas‟ud, 2002: 114).

Individualisme dalam Islam memang harus dikembangkan melalui

pada ajaran dasar kesalehan. Kesalehan yang berangkat dari kesalehan

pribadi kemudian berkembang pada kesalehan sosial dan lingkungan.

Dalam firman Allah Qs At Tahrim ayat 6;

يا أي ها الذين آمنوا قوا أن فسكم وأهليكم ناراyang artinya : ”Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”,

telah dijelaskan disana mengandung nuansa responsibility (tanggung

jawab).

Oleh karena itu berangkat dari tanggung jawab dan tugas mulia

individu. Dalam konsep indivualisme Islam adalah pribadi yang

beriman dan bertakwa, dinamis, progresif, serta tanggap terhadap

lingkungan, perubahan dan perkembangan.

Dengan demikian dalam konsep pendidikan humanisme bermaksud

membentuk insan manusia yang memiliki komitmen. Humaniter sejati

yaitu insan manusia yang memiliki kesadaran, kebebasan, beriman dan

bertakwa, dinamis, progresif serta tanggung jawab terhadap lingkungan

perubahan dan perkembangannya.

c) Pengetahuan Yang Tinggi (Thirs For Knowledge)

Islam adalah agama yang dengan jelas menempatkan ilmu

pengetahuan dalam posisi khusus. Pengetahuan adalah suatu keadaan

yang hadir dikarenakan persentuhan kita dengan suatu perkara

Page 53: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

37

(www.alhassanain.com). Allah akan mengangkat mereka yang beriman

dan yang berillmu diantara manusia pada posisi mulia. Firman Allah

Q.S. Al-Mujadalah : 11.

حوا ف المجالس فافسحوا يا أي ها الذين آمنوا إذا قيل لكم ت فس

ي فسح الله لكم وإذا قيل انشزوا فانشزوا ي رفع الله الذين آمنوا منكم

والذين أوتوا العلم درجات والله با ت عملون خبي

Yang artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan

kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka

lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan

apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah

akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Mas‟ud, (2002: 162) mengungkapkan bahwasannya disana telah

dijelaskan, Allah SWT menjanjikan kepada orang-orang yang berilmu,

derajat yang lebih tinggi dengan beberapa tingkatan. Berangkat dari

konseptual bahwasannya manusia merupakan makhluk pedagogik,

makhluk yang sejak lahir membawa potensi dapat dididik sekaligus

mendidik. Oleh karena itu potensi dasar (fitrah) yang insaniah, perlu

dikembangkan serta sosialisasi dalam nilai- nilai keterampilan. Selain

itu konsep humanisme religius manusia memang merupakan makhluk

”curious” yang senantiasa ingin tahu. Rasa ingin tahu itu perlu diolah

dan diterapkan dalam kebaikan.

Page 54: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

38

d) Menghargai Orang lain (Pluralisme)

Dalam KBBI Pluralisme adalah keadaan masyarakat yang

majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya). Dan

kebudayaan yang berbeda-beda dalam masyarakat. Menurut Mas‟ud

(2002: 167), sebagaimana yang telah dipahami bersama, Islam sangat

menghargai dan menghormati keberagaman dan kebhinekaan, salah

satu ajaran Islam akan musnahlah jika kalian berseragam. Artinya

dalam konsep pendidikan humanisme menghargai dan menghormati

adanya perbedaan yang ada di sekitarnya baik dari segi sosial,

ekonomi, budaya dan keragamannya dengan tujuan ketika dalam

proses pembelajaran tercipta lingkungan yang kondusif, damai serta

mengajarkan kepada peserta didik untuk selalu menghargai pendapat

orang lain.

Seperti dalam Firman Allah SWT Qs Ar Ruum, ayat 22

يا أي ها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأن ثى وجعلناكم شعوبا وق بائل

لت عارفوا إن أكرمكم عند الله أت قاكم إن الله عليم خبي Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di

sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia di ciptakan di muka bumi

ini tidak dalam keadaan dan kondisi yang sama. Manusia di ciptakan

Page 55: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

39

memang berbeda-beda agar saling mengenal dan saling menghormati

satu sama lain.

e) Mementingkan Fungsi Dari Pada Simbol

Dalam realitas, sering dijumpai orang yang memiliki kualifikasi

keilmuan yang bagus. Namun tidak dapat berbuat banyak dalam

mengatasi berbagai problematika kehidupan yang dihadapinya. Disisi

lain, juga melihat ada orang yang kualitas keilmuannya tidak begitu

menakjubkan tetapi dalam riil kehidupannya mereka begitu tangkas

menjawab permasalahan hidupnya.

Untuk itu dalam konsep kontektualisme yang dimaksud dalam

konsep humanisme religius ini merupakan konsep belajar yang

membantu seorang guru dalam mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupannya nyata sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Hasil belajar atau prestasi belajar peserta didik tidak

hanya dilihat dari tampilan kualitatif, melainkan lebih dilihat dari sisi

kualitas penguasaan dan aplikasinya dalam kehidupan yang nyata.

Dengan adanya konsep yang seperti itu, hasil pembelajaran bukan

sekedar wacana melangit, akan tetapi merupakan hal yang harus

membumi dan lebih bermakna bagi peserta didik (siswa). Dalam

proses pembelajaran ini berlangsung secara alamiah (natural), berupa

Page 56: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

40

kegiatan bekerja dan mengalami. Bukan hanya sebuah transfer

pengetahuan dari guru ke peserta didik (siswa).

Baharudin, dkk, (2007: 210) Menjelaskan, dalam kontek yang

demikian, peserta didik perlu memahami apa sesungguhnya makna

belajar itu bagi peserta didik, serta dalam status apa mereka dan

bagaimana mencapainya. Sehubungan dengan hal ini, peserta didik

perlu memiliki komprehensi mengenai tiga konsep yaitu : how to know

(bagaimana mengetahui, how to do (bagaimana mengerjakan atau

melaksanakan), dan how to be (bagaimana menjadi dirinya).

Dengan demikian dalam konsep humanisme religius merupakan

sebuah strategi pembelajaran yang menghendaki keterkaitan antara

pengetahuan dan kehidupan nyata. Maka hal itu akan mempermudah

peserta didik untuk membuat sebuah formulasi atau batasan-batasan

mengenai pengetaahuan yang dipelajari. Hal ini sangat relevan dengan

prinsip pendekatan kontektual yaitu : student learn best by antiviety

contructing their own understanding (Baharudin, dkk, 2007: 211).

f) Keseimbangan Antara Reward dan Punishman

Reward (penghargaan) adalah sesuatu yang di berikan kepada

seseorang karena sudah mendapatkan prestasi dengan yang

dikehendaki, yakni mengikuti peraturan yang sudah ditentukan

(Arikunto, 1990:182). Sedangkan punishmen adalah penderitaan yang

diberikan atau di timbulkan dengan sengaja oleh pendidik sesudah

terjadi suatu pelanggaran aturan (Purwanto, 1955:186)

Page 57: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

41

Dalam kehidupan sehari- hari kita mengenal adanya ”hadiah”

orang yang bekerja untuk orang lain hadiahnya adalah upah atau gaji,

orang yang menyelesaikan suatu program sekolah hadiahnya adalah

ijazah, membuat prestasi dalam satu bidang olah raga hadiahnya

adalah medali atau uang. tepuk tangan memberi salam pada dasarnya

adalah suatu hadiah juga. Pemberian hadiah tersebut secara psikologis

akan berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang yang menerimanya.

Demikian juga dengan hukuman (punisment) yang diberikan seseorang

karena telah mencuri, menyontek, tidak mengerjakan tugas, datang

terlambat, menipu dan lain- lain yang pada dasarnya juga akan

berpengaruh terhadap tingkah laku orang yang menerima hukuman.

Baik pemberian hadiah maupun pemberian hukuman merupakan

respon seseorang kepada orang lain karena perbuatannya. Hanya saja

dalam pemberian hadiah (reward) merupakan respon yang positif,

sedangkan pada pemberian hukuman merupakan respon yang negatif.

Namun, Bahridjamarah, (2005:) menjelaskan kedua respon tersebut

mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mengubah tingkah laku

seseorang (anak didik). Respon positif bertujuan agar tingkah laku

yang sudah baik (bekerja, belajar, berprestasi, dan memberi) itu

frekuensinya akan berulang atau bertambah. Sedangkan respon negatif

(punisment) bertujuan agar tingkah laku yang kurang itu frekuensinya

berkurang atau hilang. Pemberian respon yang demikian dalam proses

interaksi edukatif disebut ”pemberian penguatan”. Oleh karena itu

Page 58: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

42

dalam konsep pendidikan humanisme religius keseimbangan antara

punishment dan reward harus ditetapkan dalam proses belajar

mengajar. Karena hal tersebut akan membantu sekali dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, pengubahan

tingkah laku siswa (behavior modification) dapat dilakukan dengan

pemberian penguatan.

B. Konsep Pendidikan Agama Islam

1. Pendidikan

Ada banyak definisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli.

Sebagai satu tolak ukur dari definisi-definisi itu, Kamus Besar Bahasa

Indonesia memberikan penjelasan yang cukup memadai tentang makna

pendidikan, yaitu:

Pendidikan sari segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi

awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memlihara

dan memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda berarti proses

perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan

(Mahmud, 2011: 19)

Adapun hal yang dapat di tarik dari definisi diatas adalah pendidikan

merupakan proses pendewasaan diri melalui pengajaran dan pelatihan.

Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan

dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama untuk

memperkenalkan warga masyarakat baru (generasu muda) pada

pengenalan terhadap kewajiban dan tanggung jawabnya di tengah

masyarakat. Jadi, proses pendidikan jauh lebih luas ketimbang proses yang

berlangsung di sekolah semata.

Page 59: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

43

Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang penting yang berfungsi

untuk mentrasformasikan keadaan suatu masyarakat menuju keadaan yang

lebih baik. Keterkaitan pendidikan dengan keadaan sosial sangatlah erat,

sehingga pendidikan mungkin mengalami proses spesialisasi dan

institusionalisasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang kompleks dan

modern. Namun, peoses pendidikan secara menyeluruh tidak bisa

dilepaskan dari proses pendidikan informal yang berlangsung di sekolah

(Mahmud, 2011: 19).

Sedangkan menurut Ihsan (2003: 2) pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara. Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna

pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan

mngembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani

sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.

(Fuad, 2003)

2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dalam

pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya

secara maksimal. Pendidikan adalah usaha sadar bagi anak didik untuk

menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaanya melalui kegiatan

Page 60: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

44

bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan

datang. (Zahrotul „Uyun, Pendidikan Humanis,: Studi atas Keluarga WeEs

Ibnu Sayy, dalam skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009.

Hlm. 1)

Istilah pendidikan dalam konteks islam telah banyak dikenal

dengan menggunakan term yang beragam, yaitu at-tarbiyah, at-ta’lim, dan

at-ta’dib. Setiap isltilah itu tentunya mempunyai makna dan pemahaman

yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal tentu memiliki kesamaan

makna.(Mahmud, 2011:22)

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Wahhab, (2004: 23-24) mengemukakan, sejalan dengan pemikiran

pada konsep humanisme, pendidikan agama Islam pun juga mempunyai

banyak penafsiran dari beberapa tokoh-tokoh yang menganalisims

mengenai pendidikan agama Islam, secara garis besar ajaran Islam

meliputi tiga hal pokok, yaitu:

a. Aqidah (Iman)

Aqidah adalah sistem kepercayaan islam yang dibangun diatas enam

dasar keimanan yang lazim, yang disebut rukun Iman. Rukun Iman

meliputi keimanan kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul, hari akhir,

dan qada serta qodar (Drajat : 1991), sebagaimana firman Allah dalam Qs.

An-Nisa ayat 136

Page 61: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

45

يا أي ها الذين آمنوا آمنوا بالله ورسوله والكتاب الذي ن زل على رسوله

والكتاب الذي أن زل من ق بل ومن يكفر بالله وملائكته وكتبه ورسله والي وم

الآخر ف قد ضل ضلالا بعيدا

yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada

Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-

Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir

kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya

dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-

jauhnya.”.

Berdasarkan fondasi yang enak tersebut, maka keterkaitan setiap

muslim kepada Islam yang semestinya ada pada jiwa muslim adalah :

1) Meyakini bahwa Islam adalah agama yang terakhir, yamg

mengandung syariat yang menyempurnakan syariat-syariat yang

diturunkan Allah sebelumnya.

2) Meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar

disisi Allah karana Islam adalah agama yang dianut oleh para Nabi

sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SWT.

3) Meyakini bahwa Islam adalah agama yang universal dan berlaku

untuk semua manusia, serta mampu menjawab segala persoaln

yang muncul dalam segala lapisan masyarakat dan sesuai dengan

tuntutan budaya manusia sepanjang zaman .

Selain itu, yang wajib kita tanamkan dalam hati kita mengenai

keimanan adalah mengakui bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi

Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. Dengan menanamkan kedua

Page 62: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

46

pondasi itu dalam diri seseorang dengan kokoh maka akan berdampak

positif bagi seseorang tersebut. Contohnya, ketika seseorang di hadapkan

pada sebuah masalah pada kehidupannya, seseorang akan meminta

pertolongan hanya kepada Allah SWT. Sehingga seseorang akan terhindar

dari sifat menyekutukan Allah SWT atau syirik.

Sedangkan dampak keyakinan seseorang meyakini bahwa nabi

Muhammad SAW adalah Rasul utusan Allah SWT adalah penghargaan

objektifitas informasi. Yaitu hanya yang akurat kebenarannya sajalah yang

dijadikan perbuatan kita sebagai manusia yang bisa berfikir.

b. Syariah (Islam)

Abudin Nata (2010) menyebutkan komponen Pendidikan Islam yang

kedua adalah syraiat, syariat berisi peraturan dan perundang-undangan

yang mengatur aktifitas yang seharusnya dikerjakan dari yang tidak boleh

dikerjjakan manusia. syariat adalah sistem nilai Islam yamg ditetpakn Oleh

Allah sendiri dalam kaitan ini Allah disebut sebagai Syaari’ atau pencipta

hukum.

Syari‟ah adalah segala peraturan Allah SWT untuk umat Islam, baik

dari Al Qur‟an maupun dari sunnah Rasullullah SAW, yang diberikan

kepada manusia melalui para Nabi agar manusia hidup selamat di dunia

maupun di akhirat.

Dalam firman Allah SWT di Qs. An Nahk ayat 90

Page 63: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

47

هى عن الفحشاء إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القرب وي ن

رون والمنكر والب غي يعظكم لعلكم تذكArtinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari

perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran

kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Dalam kehidupan sehari-hari syari‟ah dapat kita kerjakan melalui

beberapa ibadah. Ibadah itupun ada yang bersifat vertikal

(hablumminallah) dan ada juga yang bersifat horisontal

(hablumminannas). Contohnya, thaharah, sholat wajib lima waktu, puasa,

zakat, dst. itu semua termasuk contoh ibadah kepada Allah SWT.

Sedangkan ibadah kepada manusia, tolong menolong, jual bel, pernikahan.

c. Akhlak (Ihsan)

Sedangkan akhlak, adalah merupakan komponen dasar Islam yang

ketiga yang berisi ajaran tentang sebuah perilaku atau moral. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata akhlak diartikan sebagai budi

pekerti atau kelakuan. Sedangkan menurut pandangan Islam, akhlak adalah

cerminan dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang

baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus

ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari. Inilah misi di utusnya Nabi

Muhammad SAW.

Allah SWT berfirman dalam Al Qur‟an Surah An Nahl ayat 90

Page 64: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

48

هى عن الفحشاء إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القرب وي ن

رون والمن كر والب غي يعظكم لعلكم تذك Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan

berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang

dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Ahmad Amin (1988), mendifinisikan akhlak sebagai perbuatan yang

diulang-ulang sehingga menjadi mudah untuk melakukannya dan tidak

perlu berfikir lagi bagaimana melakukannya. Contohnya adalah seperti

sholat tahajud pada malam pertama mungkin akan sedikit berat bangun

malam. Namun, bila hal itu dilakukan berulang-ulang itu akan menjadi

sangat mudah. Kita tidak perlu berfikir lagi bagaimana melakukannya.

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dalam Mahmud (2011:115) menyatakan bahwa para ahli pendidikan

Islam berbeda-beda dalam menentukan tujuan pendidikan Islam. namun,

Ahmad D. Marimba dalam Mahmud mengemukakan bahwa tujuan

pendidikan Islam terdiri atas dua macam tujuan , yaitu tujuan sementara

dan tujuan akhir.

Tujuan sementara adalah suatu sasaran yang harus dicapai oleh umat

Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. tujuan sementara di sini

adalah tercapainnya berbagai kemampuan, seperti kecakapan jasmaniah,

pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan,

kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani-rohani, dan sebagainya.

Kedewasaan rohaniah tercapai apabila orang mencapai kedewasaan

Page 65: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

49

jasmani. Kalau dalam islam seseorang yang telah mencapai dewasa

jasmaniah apabila ia telah baligh. Adapun kedewasaan rohaniah, bukanlah

merupakan sesuatu yang satis, melainkan merupakan suatu proses. Oleh

karena itu, sangatlah sulit ditentukan kapan seseorang mencapai dewasa

rohanoah dalam arti kata yang sesungguhnya, menurut Mahmud

(2011:116).

Adapun tujuan akhir pendidikan Islam adalah terwujudnya kepribadian

muslim yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan

ajaran agama Islam. menurut Ahmad D. Marimba Dalam Mahmud

(2011:116) aspek-aspek kepribadian itu dapat digolongkan dalam tiga hal

a. Aspek-aspek kejasmanian: meliputi tingkah laku luar yang mudah

tampak dan ketahuian dari luar. Misal cara berbuat atau tingkah

laku, cara bicara, dan sebagainnya.

b. Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak dapat

dilihat dan diketahui dari luar, misalnya cara-cara berfikir,

bersikap, dan minat

c. Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek

kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.

Ringkasnya, yang dimaksut dengan kepribadian muslim adalah

kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya, baik tingkah laku luarnya,

kegiatan-kegiatan jiwannya maupun filsafat hidup dan kepercayaannya

menunjukan pengabdian kepada Tuhan dan penyerahan diri kepad-Nya.

Page 66: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

50

T.S. Eliot dalam Tafsir (1992: 46) mengemukakan bahwa pendidikan

sangat penting dilakukan dan tujuannya diambil dari pandangan hidup.

Jika pandangan hidup Anda adalah Islam, tujuan pendidikan Anda

haruslah diambil dari ajaran Islam. Berkenaan dengan ini, Sanusi Uwes

dalam Mahmud (2011: 117) , mengemukakan bahwa kegiatan pendidikan

adalah kegiatan khas manusia. Secara kronologis, dapat diungkapkan

bahwa hakikat pendidikan merupakan produk langsung dari pengertian

manusia mengenai dirinya dan alam. Dari situlah, lahir tujuan hidup yang

kemudian secara beruntun melahirkan tujuan pendidikan materi

pendidikan, metode pendidikan, dan cara-cara mengukur keberhasilan

pendidikan.

Sedang kan menurut Imam Al-Ghazali dalam Mahmud (2011:119)

menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah pembetukan insan

puripurna. Menurutnya, manusia dapat mencapai kesempurnaan apabila

mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadhilah

melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Fadhilah ini selanjutnya

dapat membawanya untuk dekat dengan Allah dan akhirnya

membahagiakan hidupnya di dunia dan di akhirat.

Oleh karena itulah, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam

adalah mengarahkan dan membimbing manusia melalui proses pendidikan

sehingga menjadi orang deawasa yang berkepribadian muslim yang taqwa,

berilmu pengetahuan, dan berketrampilan melaksanakan ibadah kepada

Allah sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. tujuan umum pendidikan

Page 67: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

51

Islam adalah muslim yang sempurna, atau manusia yang taqwa, atau

manusia yang beriman atau manusia yang beribadah kepada Allah SWT.

5. Dasar Pendidikan Islam

a. Dasar Pendidikan

Dasar bermakna sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Dasar

merupakan landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar

sesutau kokoh berdiri. Fungsi dasar ialah memberikan arah pada tujuan

yang akan dicapai.

Sedangkan pendidikan adalah sebagai proses timbal balik antara

pendidik dan anak didik dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan

lainnya, diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan, dengan

senantiasa didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang

kemudian disebut dengan dasar pendidikan Islam (Zuhairini, 1993:

18).

Adapun dasar-dasar pendidikan Islam dibagi menjadi beberapa

bagian, diantaranya adalah:

1) Dasar yuridis atau hukum

Yaitu dasar-dasar pendidikan agama Islam yang berdasarkan

perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat

dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan pendidikan Islam

di sekolah ataupun lembaga-lembaga tertentu (Zuhairini, 1993:

19).

Page 68: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

52

2) Dasar religius

Yang dimaksut dasar religius adalah dasar-dasar yang

bersumber ajaran Islam yang tertera dalam Al- Qur‟an maupun

Haadist. Karena dalam Al- Qur‟an banyak terdapat ayat-ayat

yang menjelaskan tentang pelaksanaan pendidikan agama yang

merupakan perintah dari Allah SWT dan ibadah bagi yang

melakukannya (Zuhairini, 1993: 20).

3) Dasar psikologis

Yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan masyarakat. Dalam kehidupannya khususnya dalam

jiwa seseorang memerlukan pegangan hidup yang disebut

agama. manusia merasakan dalam jiwannya terdapat suatu

perasaan yang mengakui adanya zat yYang Maha Kuasa.

Adapun cara mereka mengabdi kepada Allah dengan cara yang

berbeda-beda sesuai dengan agama yang mereka anut

(Zuhairini, 1993: 22).

b. Tujuan pendidikan

Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam

kaitannya dengan tujuan pendidikan, ada beberapa istilah yang hampir

identik dengan istilah tersebut yaitu tujuan, sasaran, dan maksud.

Sedangkan yang dimaksut dengan tujuan pendidikan adalah hasil-

hasil yang ingin dicapai melalui proses pendidikan. Adapun besar atau

Page 69: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

53

kecil dan ruang lingkup yang ingin dicapai hasil pendidikan, hal

tersebut ditentukan dan dibatasi oleh klasifikasi tujuan pendidikan

(Mahmud: 2011. Hal 104).

6. Komponen-komponen pembelajaran agama Islam

Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri atas berbagai komponen atau

faktor pendidikan. Nawawi (1993) mengemukakan faktor tersebut adalah

pendidik, anak didik, relasi (alat pendidikan), tujuan pendidikan, dan

sosiokultural. Sejalan dengan pendapat tersebut, Bawani (1987) dalam

Mahmud (2011: 101), mengemukakan bahwa dalam kegiatan pendidikan

minimal harus ada tiga unsur : yang mendidik, yang didik, dan tujuan yang

hendak dicapai. Adapun Muhaimin dan Abdul Mujib (1993)

mengemukakan bahwa komponen-komponen dasar pendidikan Islam

adalah pendidik, anak didik, kurikulum, metode, dan evaluasi.

Dalam Mahmud (2011: 102), komponen-komponen dalam pendidikan

ada 6 bagian penting, yaitu: dasar dan tujuan pendidikan, pendidik, anak

didik, materi pendidikan (kurikulum), metode pendidilan, dan alat.

1. Pendidik

Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar anak

tersebut bisa menujuke arah kedewasaan. Pendidik merupakan orang

yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan

sasarannya adalah anak didik. Anak didik mengalami pendidikannya

dalam tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itulah, yang bertanggung

Page 70: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

54

jawab dalam terjadinya suatu pendidikan anak didik di lingkungan

masing-masing menjadi tanggung jawab masing-masing orang.

Misalnya di lingkungan keluarga, yang bertanggung jawab masalah

pendidikan anak adalah orang tua, dala lingkungan sekolah, yang

bertanggung jawab kalau dalam lingkungan sekoalh adalah guru, kalau

dalam lingkungan masyarakat, yang bertanggung jawab adalah semua

orang yang terlibat dalam kegiatan pendidikan (Sadulloh, 2014: 128).

Lengeveld dalam Sadulloh (2014: 128) mengemukakan tiap-tiap

pergaulan antara orang dewasa (orang tua, guru, dsb.). dengan anak

merupakan lapangan atau suatu tempat dimana perbuatan mendidik

berlangsung.

Pendidik harus orang dewasa karena seorang pendidik akan

membawa anak-anak kepada kedewasaan, bukan hanya lewat nasihat,

anjuran, perintah, dan larangan pendidik mengajak anak-anak ke dalam

kedewasaannya, melainkan yang pertama-tama ialah dengan

gambaran kedewasaan yang senantiasa dibayangkan oleh anak dalam

pendidikannya, di dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik,

dalam istilah Langeved disebut situasi pendidikan.

Selain beberapa peran pendidik yang telah dijelaskan diatas,

pendidik juga masih punya peran sebagai berikut.

a) Pendidik sebagai pembimbing. Sebagai seorang pembimbing

akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari. Sehungga guru

haruslah benar-benar memiliki yang saleh dan mampu

Page 71: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

55

memperlakukan para siswa dengan menghormati dan

menyayangi.

b) Peran sebagai model (uswah). Peran guru sebagai model

(uswah) sangat mempengaruhi pembentukan akhlak bagi para

siswa, karena segala tingkah laku dan gerak gerik seorang guru

akan dapat ditiru oleh anak didiknya.

c) Peran sebagai penasihat. Sebagai penasihat, guru sudah

seharusnya memberi nasihat secara ikhlas demi para siswa di

masa yang akan datang (Zuharini, 1993 : 93-95)

2. Anak Didik

Anak ddidik merupakan seseorang yang sedang berkembang,

memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan pendidik ia

mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Untuk

mengatahui siapa anak didik perlu difahami bahwa, ia sebagai

manusia yang sedang berkembang menuju ke arah kedewasaan

memiliki beberapa karakteristik. Tirtarahadja dalam Sadulloh (2014:

135) mengemukakan 4 karakteristik yang dimaksudkan, yaitu;

a) Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas,

sehingga merupakan makhluk yang unik.

b) Individu yang sedang berkembang

c) Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan

perlakuan manusiawi

d) Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

Page 72: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

56

3. Materi Pendidikan (Kurikulum)

Mahmud, (2011: 107) menjelaskan bahwa materi pendidikan

Adalah suatu komponen operasional pendidikan sebagai suatu sistem

adalah materi. Materi pendidikan adalah semua bahan pelajaran yang

disampaikan kepada peserta didik. Materi pendidikan juga sering

disebut dengan istilah kurikulum.

Kurikulum dalam makna materi pelajaran, seperti yang

dikemukakan diatas, sesungguhnya merupakan pandangan tradisional

yang masih dianut sampai sekarang (juga di Indonesia). Kurikulum

adalah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. S. Nasution

mengemukakan sebagai berikut. Istilah kurikulum yang berasal dari

bahasa latin curiculum semula berarti a running course, or race course,

expecially a chariot race course dan terdapat pula dalam bahasa

Prancis courier artinta to run, berlari. Kemudian, istilah ini di gunakan

untuk sejumlah couses atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk

mencapai suatu gelar atau ijazah (Mahmud, 2011: 107).

4. Metode Pendidikan

Keberhasilan suatu proses pendidikan dalam mengantarkan peserta

didik mencapai tujuan pendidikan, tidak terlepas dari metode yang

digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran. Menurut

Mahmud (2011 : 109) Metode, secara harfiah, berasal dari bahasa

Yunani, yaitu kata depan meta dan kata benda hodos. Kata meta berarti

Page 73: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

57

menuju, melalui, mengikuti, dan kata hodos berarti cara, jalan, dan

arah.

Secara terminologi pengertian metode menurut Zuharini (1983: 80)

metode adalah segala sesuatu usaha ynag sistematis dan pragmatis

untuk mencapai tujuan dengan melalui berbagai aktifitas, baik di dalam

kelas maupun di luar kelas dalam lingkungan sekolah. Jadi, metode

adalah suatu jalan atau cara yang ditempuh oleh seorang guru agar

tercapainya suatu tujuan.

Ada beberapa metode yang sering digunakan oleh seorang guru

dalam proses belajar mengajarnya. Diantaranya:

a) Metode ceramah

b) Metode diskusi

c) Metode tanya jawab

d) Metode demonstrasi dan eksperimen

e) Metode kerja kelompok

f) Metode sosio drama dan kerja kelompok

g) Metode karya wisata

h) Metode sistem regu

i) Dan masih banyak lahi metode-metode yang digunakan oleh

seorang guru.

Dari masing-masing metode tersebut memiliki keunggulan dan

kelemahan, maka sebaiknya dalam kegiatan belajar mengajar

digunakan lebih dari satu metode.

Page 74: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

58

Abdul Majid dan Dian Andayani (2004: 101) menambahkan

beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran PAI, yaitu:

a) Metode antisipatif, yaitu sebuah cara mengantisipasi

permasalahan anak didik yang langsung muncul dikalangan

mereka

b) Metode dialaog kreatif, yaitu salah satu cara untuk melibatkan

siswa secara langsung berdialog dengan guru tentang suatu

permasalhan yang sedang dihadapi

c) Metode studi kasus, yaitu metode mengangkat suatu contoh

permasalhan untuk dijadikan rujukan atau teladan sebagai

solusi alternatif yang bisa diambil

d) Metode pelatihan, yaitu cara pelibatan fisik dan mental untuk

melakukan serangkaian latihan beribadah

e) Metode merenung, yaitu metode melatih anak didik untul

memikirkan permasalahan yang mereka miliki

f) Metode lawatan, yaitu merupakan cara lawatan/kunjungan ke

daerah-daerah dalam rangka meningkatkan rasa ukhuwah

sesama muslim

g) Metode taubat, yaitu metode yang merupakan cara agar siswa

menyesali diri atas perbuatan-perbuatan yang telah merekan

lakukan dan memohon ampun kepada ALLAH SWT.

Page 75: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

59

5. Alat

Yang dimaksud alat disini adalah alat pendidikan, yang dimana alat

pendidikan merupakan suatu tindakan/perbuatan atau situasi yang

dengan sengaja dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan

yaitu kedewasaan. Alat pendidikan merupakan suatu situasi yang

diciptakan secara khusus dengan maksud mempengaruhi anak didik

secara pedagogis (edukatif). Apabila perbuatan dalam situasi tersebut

tidak disengaja untuk mencapai tujuan pendidikan, maka perbuatan

tersebut disebut faktor pendidikan. Secara lahiriah sukar untuk

membedakan antara alat pendidikan dengan faktor pendidikan.

Kadang-kadang akibat dari alat maupun faktor pendidikan bisa sama

(Sadulloh, 2014 : 87).

Sedangkan menurut Mahmud ( 2011 : 110 ) menjelaskan, alat

pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan oleh pelaksana

kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. pada

garis besarnya, ada dua macam alat pendidikan, yaitu alat fisik dan alat

nonfisik.

a) Alat fisik, berupa sesuatu perlengkapan pendidikan berupa

sarana dan fasilitas dalam bentuk konkret, seperti bangunan,

alat-alat tulis dan baca, dan sebagainnya.

b) Alat nonfisik, berupa kurikulum, pendekatan, metode, dan

tindakan berupa hadiah dan hukuman serta uswatun hasanah

atau contoh teladan yang baik bagi pendidik.

Page 76: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

60

6. Lingkungan Pendidikan

Lingkungan dalam pengertian umum berarti situasi di sekitar kita,

dalam pendidikan, lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di

luar diri anak. Lingkungan yang merupakan tempat mendapatkan

pendidikan disebut lingkungan pendidikan (Sadullah; 2014. Hlm 94).

Sejak lahir anak lahir di dunia, anak secara langsung berhadapan

dengan lingkungan, maka dari itu proses pendidikan selalu dipengaruhi

oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang

maupun menghambatproses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan

yang mempengaruhi proses pendidikan. Yaitu sebagai berikut:

1) Lingkungan keluarga

2) Lingkungan sekolah/lembaga pendidikan

3) Lingkungan masyarakat

4) Lingkungan keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan

berkembang disekitar lembaga pendidikan.

5) Lingkungan budaya, yaitu nilai-nilai budaya yang hidup dan

berkembang disekitar alam, baik keadaan iklim maupun

geografinya.

Semua lingkungan tersebut selalu ikut serta memengaruhi proses

pendidikan sehingga apabila keadaan lingkungan di seluruh lembaga

pendidikan itu baik, akan berpengaruh positif dan menunjang terhadap

kelancaran dan keberhasilan pendidikan Islam (Mahmud, 2011: 111).

Page 77: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

61

Dari penjelasan diatas diterangkan bahwa dari konsepdasar, faktor

ataupun komponen pendidikan, berinteraksi secara berkesinambungan

dan saling melengkapi dalam sebuah proses pendidikan guna mencapai

tujuan pendidikan. Sedangkan pada hakikatnya proses pendidikan

adalah sebuah interaksi komponen tertentu dalam sebuah proses

pencarian, pembentukan, dan pengembang sikap, serta perilaku anak

didik hingga mencapai batas optiimal.

C. Hubungan Antara Humanisme dan Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan aspek kehidupan yang sangat penting, satu

hal yang tak bisa dipisahkan dari masyarakat, terutama pada masing-

masing manusia. Semuanya harus saling berkaitan dan terlibat dalam arus

perubahan. Keterlibatannya tidak hanya terbatas pada kemampuan untuk

mengadakan penyesuaian diri terhadap perubahan, tetapi harus lebih pada

bagaimana pendidikan itu mampu menjadi agen perubahan sosial (agent of

social change).

Dengan itu, maka perubahan yang diinginkan merupakan hal yang

tinggal menunggu waktu saja, baik itu perubahan dalam dunia pendidikan

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (Adzim, 2004:39-40).

Dalam berbagai hal, pendidikan memang merupakan aspek terpenting

dalam melakukan perubahan. Dengan kata lain, dengan pendidikan yang

cukup serta kualitas manusia yang memadai maka akan tercipta produk

manusia yang bermutu, atau dalam Islam di sebut sebagai Ulul Albab. Dan

hal itu tidak akan mudah terwujud manakala pendidikan sendiri sebagai

Page 78: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

62

sarana serta proses untuk melakukan hal tersebut belum mempunyai satu

paradigma jelas dalam perkembangannya. Sehingga dibutuhkan satu

paradigma yang mampu untuk menjawab semua itu.

Banyak sekali paradigma pendidikan yang telah dilontarkan oleh

beberapa orang. Namun, paradigma mana yang relevan untuk masa depan

pendidikan terutama bagi masa depan pendidikan Islam dan terkhusus lagi

bagi pendidikan di Indonesia perlu analisis spekulatif berdasarkan keadaan

obyektif masyarakat kita masa depan, yakni masyarakat madani yang

kedudukannya di tengah masyarakat global. Menurut Gibson, masa depan

memiliki kreteria khusus yang ditandai dengan adanya hiperkompetisi,

suksesi revolusi teknologi serta dislokasi dan konflik sosial, yang akan

menghasilkan satu keadaan yang non linier dan sangat tidak dapat

diperkirakan dari keadaan masa lampau dan masa kini. Masa depan hanya

dapat dihadapi dengan kreativitas meskipun posisi keadaan sekarang

memiliki peranan penting untuk memicu kreativitas kita itu (Djohar, 2003:

85). Dan semua itu dalam pencapaiannya tentunya tak bisa dilepaskan dari

peran pendidikan, sehingga diperlukan satu konsep yang matang dalam

merealisasikannya.

D. Implemtasi konsep humanis dalam pendidikan Islam

Kedudukan manusia dalam Islam dan lebih lagi dalam kajian

spiritual Islam, merupakan pencerminan dari kekuasaan Allah SWT.

Manusia mempunyai kedudukan yang tinggi bukan saja karena dia

dimuliakan oleh Allah, tetapi lebih dari itu yaitu karena manusia dutus

Page 79: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

63

oleh Allah sebagai “khalifah di bumi ini‟. Dan tidak diberikan kepada

malaikat. Kedudukan manusia tersebut terumuskan dalam eksistensinya

yaitu tidak lain adalah menjadi manusia. Lebih jelasnya ia harus menjadi

manusia ideal, yaitu manusia yang mampu mewujudkan berbagai

potensinya secara optimal, sehingga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, berperasaan, berkemauaan,

mampu berkarya dan masih banyak lagi potensi yang dimiliki manusia.

Dengan mewujudkan manusia yang ideal, Islam sebagai sebuah

agama sekaligus sebuah sistem nilai telah mengajarkan adanya

penghargaan terhadap eksistensi manusia yang merupakan makhluk

beradab, berfikir, dan memiliki kesadaran. Dalam konteks inilah Islam

memandang penting kedudukan manusia dalam proses pembentukan

sejarah, yang tidak lain merupakan aktualisasi dimensi kritis manusia iu

sendiri. Terdapat asas penting genera manusia dalam humanisme. Seperti

yang disampaikan oleh Ali Syari‟ahi ( 1992 : 92 ). Yaitu:

a) Manusia adalah makhluk asli, Artinya mempunyai kedudukan

yang mulia dan memiliki kemandirian diantara makhluk yang

lain.

b) Manusia adalah makhluk yang memiliki kehendak bebas.

c) Manusia adalah makhluk yang sadar untuk berfikir dan ini

adalah salah satu potensi yang menonjol.

d) Manusia adalah makhluk yang sadar akan dirinya sendiri, ia

mengetahui segala hal tentang dirinya.

Page 80: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

64

e) Manusia adalah makhluk yang memiliki kreatifitas.

f) Manusia adalah makhluk yang memiliki cita-cita dan

keinginan.

Untuk mewujudkan manusia yang seperti itu, diperlukan sebuah

cara yang melalui pendidikan. Pendidikan dalam arti yang tidak mengikat

dan membebani manusia sebagai makhluk yang berpotensi. Pendidikan

pembebasan yang merupakan refleksi dari kemanusiaan, manusia

ditempatkan Islam dalam konfigurasi sistem prndidikan Islam yang sangat

dipengaruhi oleh prinsip-prinsip kebebasan dan demokrasi (Ali Syari‟ahi, (

1992 : 47-49)

Seiring dengan pernyataan tersebut, pendidikan adalah usaha

terpadu untuk memanusiakan manusia muda, membentuk karakter

sehingga peserta didik menjadi pribadi yang berkeutamaan, terpandang

karena memiliki keutamaan tinggi dan intelektual. Dengan kata lain

pendidikan adalah humanisasi, dalam arti mengolah potensi-potensi yang

dimiliki seseorang untuk menjadi lebih manusiawi. Pendidikan juga

dipahami bahwa melalui pendidikan peserta didik mengalami proses

emansipasi dan dibebaskan dari segala bentuk dogmatisme dan fatalisme

yang melumpuhkan ( Tarpin, 2008 : 343 ). Melalui pendidikan terpadu dan

holistik diharapkan terbentuk manusia yang mampu menggali makna,

menemukan jati diri, menyadari dan mengembangkan potensi yang

dimiliki, mengendalikan naluri, membentuk hati nurani, menumbuhkan

rasa kekaguman, dan mampu mengekspresikan perasaan dan pemikirannya

Page 81: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

65

secara tepat dan benar. Upaya membentuk manusia yang utuh dapat

dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

a) Learning to know, membantu peserta didik untuk memiliki

pemikian yang kritis dan sistematis.

b) Learning to do,membantu peserta didik untuk mampu

menerarpkan apa yang dipahami dan diketahui dalam hidup

sehari-hari.

c) Learning to be, membantu peserta didik menjadi diri sendiri

yang mandiri, berpegang pada prinsip dan tidak mudah

digoyahkan oleh kepentingan pribadi

d) Learning to live together, membantu peserta didik memahami

perbedaan dan keuniukan, memahami dunia orang lain, dan

mampu bersikap secara terbuka dan toleran.

e) Learning to learn, menstimulasi peserta didik untuk terus

belajar dan mampu memaknai setiap peristiwa dan pengalaman

hidup.

f) Learning to love, membantu peserta didik untuk mencintai diri

sendiri, sesama, Tuhan dan Lingkungan, serta mampu

menghayati kebenaran dan kebijaksanaan ( Tarpin. 2008: 344-

345)

Ma‟arif (2007 : 105) menjelaskan pada era glonalisasi ini, kita

harus bisa menerima bahwa pembangunan manusia seutuhnya melalui

pendiidikan dan pelatihan dengan beragam jenis jenjang, sifat an

Page 82: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

66

bentuknya yang merupakan proses yang tidak akan pernah selesai.

Pendidikan manusia Inndonesia seutuhnya diidealisasikan menjadi titik

puncak tercapainya pendidikan nasional yang hingga saat ini masih

menjadi dambaankita, kita sosok yang sebenarnya instrume utama untuk

menjalankan proses kemanusiaan dan pemanusiaan terus di sorot tajam

oleh masyarakat. Akhirnya mungkin kita masih pantas untuk menyatakan

bahwa kita menjadi amnusia dalam hal yang sesungguhnya.

Bagaiaman mungkin bisa menjadi manusia yang seutuhnya, jika

konsep pendidikan telah dipaksa untuk menuruti konsep development

kapitalis yang berati yang terelaborasi sedemikian rupa, demi memnuhi

kebutuhan industrialisasi. Kondisi tersebut sekarang diperparah dengan

kurikulum pendidikan (termasuk pendidikan Islam) yang diarahakan untuk

mendapatkan pekerjaan dan menghasilakn pendapatan yang besar. Kini,

pandangan umat manusia tentang nilai-nilai kemanusiaan telah bergeser

menuju sesuatu yang bersifat materialistik. Sehunga sangat wajar apabila

nilai-nilai tersebut hampir punah.

Tugas utama pendidikan aalah mengubah potensi dalam diri

manusia menjadi kemampuan dan keterampilan yang berdaya guna bagi

alam semesta. Dalam potensi intelektual misalnya, akan sia-sia bila hanya

disimpan di kepala. Potensi intelekyual menjadi berguna jika ia di ubah

melalui proses pendidikan misalnya menjadi penemuan ilmiah di berbagai

bidang. Dengan melihat berbagai kenyataan ini Abdullah Adi. Dkk ( 2006

: 61-62 ) menjelaskan, bahwa pendidikan Islam sesunggunya adalah solusi

Page 83: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

67

bagi penyakit yang menimpa manusia modern. Pendidikan Islam adalah

pendidikan yang dibangun atas dasar fitrah manusia, yang senantiasa

bertujuan menumbuhkan kepribadian total manusia secara seimbang

melalui latihan spritual, intelektual, rasional diri, perasaan dan kepekaan

tubuh manusia. Pendidikan Islam memotivasi semua aspek tersebut untuk

mencapai kebaikan dan kesemournaan hidup manusia.

Pendidian Islam yang berorientasi menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan sebenarnya sudah terwujud dalam konsep Islam itu sendiri.

Dimana Islam sangat menghormati kedudukan manusia sebagai makhluk

yang memiliki martabat yang tinggi jika di bandingkan dengan makhluk-

makhluk Tuhan yang lainnya. mereka dibekali dengan karunia yang tak

ternilai harganya, di bekali kebebasan untuk memilih, untuk menaati atau

mengingkari perintah-Nya. Dengan demikian, diharapkan pendidikan

Islam dapat mengasah, dan mengoptimalkan segala fitrah dan potensi

dalam diri manusia untuk mewujudkan manusia yang ideal untuh,

humanis, dan unth untuk mencapai kebahagian hidup.

Page 84: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

68

BAB III

PAPARAN DAN TEMUAN DATA PENELITIAN

A. Gambaran Umum Smp Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

1. Sejarah dan Perkembangan

Keberadaan SMP Muhammadiyah 1 Program Khusus (PK) Boyolali

bermula dari kepedulian pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kec.

Boyolali untuk menghidupkan kembali sekolah-sekolah Muhammadiyah

yang telah mati khususnya di Kecamatan Boyolali. Setelah tahun 2004

berhasil menghidupkan kembali SD Muhammadiyah 1 Boyolali yang

berubah nama menjadi SD Muhammadiyah Program Khusus Boyolali atas

dasar kebutuhan masyarakat yang sudah mulai sadar akan pentingnya

pendidikan agama sebagai pondasi utama perkembangan putra/putrinya,

Pada tahun 2009 tepatnya bulan April, Pimpinan Cabang Muhammadiyah

Kec. Boyolali menghidupkan kembali SMP Muhammadiyah 1 Boyolali

yang berubah nama menjadi SMP Muhammadiyah Program Khusus

Boyolali sebagai sekolah yang dipersiapkan untuk mewadahi lulusan dari

SD Muhammadiyah Program Khusus Boyolali.

Tetapi dalam perjalanannya, SMP Muhammadiyah Program Khusus

Boyolali selain jenis kekhususannya adalah sebagai sekolah full day dan

mengedepankan pendidikan akhlak, sebagaian besar siswa yang masuk

sekolah di SMP Muhammadiyah Program Khusus Boyolali adalah siswa-

siswa ari Sekolah Dasar regular/umum.

Page 85: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

69

Hingga hari ini, SMP Muhammadiyah Program Khusus Boyolali selalu

bermetamorfosa menuju lebih baik dari segi sarana prasarana , manajemen

maupun pelayanan.

a. Visi

“Membentuk generasi Islami yang Cerdas, Berakhlakul Karimah,

Mandiri, Kreatif dan Terampil”

b. Misi

1. Mencetak Peserta Didik Cerdas,

2. Mencetak Peserta Didik Berakhlakul Karimah,

3. Mencetak Peserta Didik Mandiri,

4. Mencetak Peserta Didik Kreatif

5. Mencetak Peserta Didik Terampil

6. Menciptakan Pembelajaran yang terpadu dan Islami bagi peserta

didik

7. Mencetak Lulusan yang soleh, berprestasi, dan berkwalitas

Menyiapkan Sarana dan Prasarana Pembelajaran yang memenuhi

Standard Mutu.

c. Tujuan Sekolah

Tujuan Pendidikan SMP Muhammadiyah 1 Program Khusus

Boyolali mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar, yaitu

meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, dan akhlak

mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lanjut.

Page 86: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

70

Sedangkan secara khusus, sesuai dengan visi dan misi sekolah,

tujuan SMP Muhammadiyah 1 Program Khusus Boyolali sampai

dengan empat tahun kedepan sampai dengan tahun pelajaran

2018/2019 dirumuskan sebagai berikut:

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa kepada

TuhanYangMaha Esa yang diwujudkan dengan amalan ibadah

sholat dhuha secara ikhlas dan konsisten ditunaikan oleh seluruh

warga sekolah di awal jam pelajaran.

2. Meningkatkan kepribadian dan akhlakul karimah serta

keterampilan hidup untuk dapat hidup mandiri siswa diwujudkan

dengan pengembangan mata pelajaran ketrampilan yang

terintegrasi dengan kemampuan siswa menghasilkan karya yang

bernilai jual dan karya- karya siswa diperkenalkan pada

masyarakat sekitar dalam kegiatan Bazar Sekolah.

3. Meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan siswa untuk

mengikuti pendidikan yang baik dengan terselenggaranya study

banding/outing class kesekolah maupun instansi terkait tentang

ilmu pengetahuan dan pendidikan setiap tahun.

4. Mengembangkan daya piker kritis siswa untuk menyiapkan

regenerasi yang mandiri, cerdas, dan berbu dipekerti yang santun

dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler dan Karya

Ilmiah Remaja.

Page 87: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

71

5. Pemenuhan sarana dan prasarana penunjang kegiatan

pembelajaran siswa dengan pengadaan peralatan TIK yang

memadai.

2. Letak Geografis

SMP Muhammadiyah Program Khusus Boyolali terletak di Jl.

Kemuning No. 32 Boyolali. Berada di dusun Pusung RT 4 RW 7

Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Secara letak

geografis, keberadaan SMP Muhammadiyah Program Khusus Boyolali

tergolong kondusif untuk diadakannya kegiatan pembelajaran karena

berada jauh dari jalan raya, tetapi mudah dijangkau karena jalan depan

sekolah dilewati oleh sarana angkutan umum.

3. Identitas Sekolahan

a. Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 1 Program

Khusus Boyolali

b. NPSN : 20351288

c. Alamat : Jl. Kemuning No. 32 Pusung, Kel.

Banaran, Kec. Boyolali Kab. Boyolali

d. No. Telp/HP : (0276) 322980/ 085867329901

e. Email : [email protected]

f. Nama Yayasan (bagi swasta) : Muhammadiyah

g. Nama Kepala Sekolah : Eka Purwatiningsih, S.Pd

h. No. Telepon/HP : 08567329901

i. Kategori Sekolah : SMP Reguler Terakreditasi

Page 88: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

72

j. Tahun didirikan/Th. Beroperasi : 1953

k. Kepemilikan Tanah/Bangunan : Hak Milik Yayasan

Muhammadiyah

l. Luas Tanah/Status : 900 M2 / Hak Milik Yayasan

m. Luas Bangunan : 430 M2

4. Struktur Organisasi

a. Kepala Komite : H. Sudarno HS, M. Pd

b. Kepala sekolah : Eka Purwatiningsih, S. Pd

c. Kepala Tata Usaha : Maylani Ambarwati, S.Kom

d. Guru BK/BP : Eka Purwatiningsih, S. Pd

e. Wali Kelas VII : M.Yahuddin ND

f. Wali Kelas VIII : Drs. Kusmiadji

g. Wali Kelas IX : Sugiyanto

h. Dewan Guru : 1. Eka Purwatininsgih, S.Pd

2. Widi Puji Rahayu, S.Pd

3. Nugroho Edi Raharjo, S.Pd

4. Ratih Rosari, S.Pd

5. Bety Dwi Hapsari, S.Pd

6. Ery Sholichah, S.Pd

7. Dra. Siti Rahayu

8. Joko Triyanto, S.Kom, M.Pd

9. Nasihin Aziz Raharjo, S.Sos

10. Arief Samudiyanto, S.E

Page 89: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

73

5. Kurikulum

Kurikulum yang diterapkan di SMP Muhammadiyah 01 Program

Khusus Boyolali adalah kurikulum yang berdasarkan kurikulum Diknas

dan ditambah dengan kurikulum pendidikan Depag. Selain itu, juga

ditambah dengan muatan lokal SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus

Boyolali serta kegiatan pengembangan diri, bakat dan minat. Kurikulum

tersebut dimodifikasi dari berbagai sumber dan disusun bersama oleh guru

melalui rapat kerja tahunan sekolah yang kemudian tersusunlah kurikulum

tingkat satuan pendidikan SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus

Boyolali. Kurikulum tersebut disusun dengan memperhatikan kebutuhan

lokal para pengguna jasa pendidikan SMP Muhammadiyah 01 Program

Khusus Boyolali menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) dan pendekatan Active Learning (AL) dengan dilengkapi

berbagai media pembelajaran baik visual maupun audio visual dan

berbagai laboratorium.

6. Keadaan Siswa

Keadaan siswa di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

sebagian berlatar belakang dari Panti Asuhan yang berada di bawah

naungan Ormas Islam yaitu Muhammadiyah. Dilihat dari kondisi di SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali, bahwa sekolahan tersebut

mempunya jumlah siswwa sebanyak 55 siswa-siswi. Adapun jumlah

tersebut dibagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas 1 terdiri dari 15 siswa, kelas 2

terdiri dari 18 siswa, kelas 3 terdiri dari 22 siswa. Jumlah siswa di

Page 90: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

74

sekolahan tersebut memnag tergolong sedikit, di bandingkan dengan

sekolah-sekolah lainnya yang berada di sekitar sekolahan tersebut.

7. Keadaan Guru dan Karyawan

Berdasarkan salah satu dokumen yang diberikan oleh Ibu Kepala

Sekolah SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali saat ini

tahun 2016/2017. SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

memiliki guru sebanyak 12 orang, semua guru yang mengajar di

sekolahan tersebut merupakan guru yang diangkat dari lembaga yang

menaungi sekolahan tersebut. Dilihat dari jumlah guru yang demikian

maka tugas seorang guru tidak hanya menjadi pendidik saja, namun juga

ada yang merangkap menjadi kepala Tata Usaha (TU) dan menjadi

Oprator Sekolah (OPS).

8. Saran dan Prasarana

Dalam melaksanakanproses belajar mengajar tidak lepas dari

fasilitas, dimana fasilitas tersebut dibutuhkan siswa untuk menunjang

tercapainya tujuan belajar yang diharapkan.

Adapun sarana prasarana yang yang dimiliki oleh SMP IT Nurul

Islam Tengaran utuk menunjang tercapainya tujuan belajar mengajar

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Sarana dan Prasarana

SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

No. Jenis Jumlah

1. Ruang Teori Kelas 3 Ruang

Page 91: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

75

2. Lab. IPA Belum ada

3. R. UKS 1 Ruang

4. R. BP/BK 1 Ruang

5. R. Kepala Sekolah 1 Ruang

5. R. Guru 1 Ruang

6. R. TU 1 Ruang

7. Kamar mandi/WC Guru 1 Ruang

8. Kamar mandi/WC Siswa 1 Ruang

11. Gudang 1 Ruang

12. R. Ibadah 1 Masjid

16. Kantin Belum ada

19. Lapangan 1 tempat

20. Parkir Motor 1 Tempat

Sumber: Dokumentasi SMP Muhammadiyah 01 PK

B. Temuan Data

1. Implementasi Konsep Humanisme dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam

Sekolah SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus ini adalah

sekolah yang peduli akan nasib putra putri penerus bangsa yang memiliki

nasib kurang baik. Oleh karena itu, program khusus di SMP ini buka

program khusus yang seperti sekolah lainnya, berupa hafidz qur‟an,

murotal al qur‟an, dan yang lainnya. Program khusus di sekolah ini adalah

Page 92: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

76

upaya memberbaiki perilaku, karakter dan mental peserta didik agar bisa

bersaing sama dengan peserta didik dari sekolah manapun.

Konsep humanisme di tataran suatu pendidikan, beranggapan

peserta didik harus mendapatkan pendidikan yang sama dengan peserta

didik yang lain tanpa melakukan diskriminasi satu sama lain. Harus

terpenuhi hak dan kewajibannya dan memperlakukan selayaknya manusia.

sebelum membahas lebih jauh mengenai penerapan konsep humanisme

dalam pendidikan. Seyogyangya kita harus mengetahui pengertian konsep

humanisme. Pengertian konsep humanisme menurut ibu EP Selaku kepala

sekolah adalah:

“menurut saya humanisme memanusiakan manusia dengan sesuai

kebutuhannya. Karena setiap orang mempunya kebutuhan yang berbeda-

beda maka cara memanusiakan orangpun juga berbeda-beda” (Wawancara

Ibu EP pada tanggal 05-05-2017).

Sama halnya dengan ibu EP, bapak YHD pun berpendapat bahwa

humanisme:

“sepengetahuan saya ya mas, humanisme itu adalah suatu konsep yang

memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi potensi

dirinya dan kemampuannya serta bakatnya untuk mencapai tujuan hidup

yang sesungguhnya” (Wawancara bapak YHD pada tanggal 05-05-2017)

Pernyataan yang samapun juga di ungkapakn oleh ibu WPR, selaku

guru agama Islam:

“Konsep humanis adalah konsep yang mengandung unsur kemanusiaan.

Yang memanusiakan manusia karena manusia memiliki kompetensi.” (Wawancara Ibu WPR pada tanggal 05-05-2017).

Pemahaman mengenai konsep humanisme sebenarnya sudah sangat

benar, yaitu konsep yang membahas mengenai manusia. Dengan

Page 93: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

77

bermodalkan pemahaman tersebut sekolah ini berusaha untuk menerapkan

konsep humanis dalm pembelajaran, khususnya pembelajaran pendidikan

agama Islam. Seperti yang di sampaikan oleh Ibu EP:

“Sudah, wujud penerapannya berupa melatih siswa untuk menjadi lebih

mandiri, bertanggung jawab, menghargai orang lain, dan yang lainnya. Itu

semua di wujudkan dalam perilaku sehari-hari berupa mengerjakan tugas

mandiri, mengerjakan PR mandiri, dan selalu memberikan perhatian dan

nasihata atas apa yang di lakukan siswa”. (Wawancara Ibu EP pada tanggal

05-05-2017).

Melatih siswa untuk bertanggung jawa, mandiri dan menghargai

perbedaan, merupak indikator humanisme yang sebenarnya. Dengan kata

lain sekolahan ini sudah menerapkan konsep humanis dengan benar. Selain

siswa di ajari untuk bertanggung jawab, mandiri dan menghargai sesama

manusia siswa juga di ajari untuk berfikir aktif dan percaya diri. Seperti

yang di sampaikan oleh bapak KSJ:

“wujud penerapannya adalah dengan memberikan kebebasan kepada siswa

untuk selalu aktif dan kreatif di dalam pembelajaran dan selalu menghargai

pendapat orang lain”(wawancara bapak KSJ pada tanggal 05-05-2017).

Pada dasarnya dalam konsep humanisme memuat enam indikator

tolak ukur pencapaian konsep humanisme. Diantaranya adalah: akal sehat,

pengetahuan yang tinggi, menuju kemandirian, pluralisme, mementingkan

fungsi daripada simbol, dan keseimbangan antara reward dan punishmant.

Di sekolah ini pada dasarnya sudah menerapkan keenam indikator

tersebut. Sebagaimana di katakan oleh ibu WPR:

“ya, di sekolah ini sudah menerapkan konsep humanis, dengan

mengajarkan siswa untuk mandiri, percaya diri, bertanggung jawab, saling

menghormati dan lainnya, adalah upaya penerapan konsep

humanis”(wawancara ibu WPR pada tangga 05-05-2017)

Page 94: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

78

Penerapan konsep humanisme dalam pembelajaran tidak akan

menemui hasil yang di inginkan jika tidak di lakukan dengan perbuatan

yang nyata. Maka dari itu di sekolah ini banyak kegiatan yang

mencerminkan dari masing-masing indikator humanisme. Seperti yang di

katakan bp SGY:

“ setau saya, anak-anak setiap pagi di ajak untuk melaksanakan solat

dhuha berjamaah. Dan siangnya melaksanakan solat dzuhur berjamaah. Itu

semua adalah rangkaian agar anak bertanggung jawab atas kewajibannya”

(wawancara bpk SGY pada tangga 05-05-2017)

Tidak hanya melaksanakan solat wajib dan solat sunah, namun

anak-anak yang melakukan pelanggaran seperti datang terlambat,

mencoret-coret dinding dan membuat gaduh di kelas juga mendapatkan

hukuman. Hukuman tersebut adalah upaya guru agar siswa bertanggung

jawab atas apa yang di perbuatnya. Seperti yang di kemukakan oleh ibu

WPR:

“Iya, seyogyanya reward dan punishmen selalu di gunakan dalam

pembelajaran, tidak terkecuali pembelajaran PAI. Karena dari tujuan di

berikan reward dan punishmen itu adalah wujud apresiasi dari apa yang di

lakukan peserta didik. Namun reward dan punishmen itu juga harus yang

mendidik. Misalanya di sekolah ini reward berupa pemberian bintang dan

cendramata bagi siswa yang berprestasi agar semakin meningkatkan

prestasinya. Dan punishmennya adalah berupa pemberian tugas atau

tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya.” (wawancara ibu WPR

pada tangga 05-05-2017)

Selain siswa di ajarkan diajarkan untuk bertanggung jawab dengan

apa yang di lakukannya. Anak juga di ajak untuk mandiri. Misalnya

seperti yang di sampaikan oleh bapak KSJ:

Page 95: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

79

“Adalah dengan menggunakan pembelajaran berbasis problem solving,

dengan demikian siswa belajar memecahkan masalah dengan caranya

sendiri” (wawancara bapak KSJ pada tangga 05-05-2017)

Sejalan dengan bapak KSJ, siswa yang bisa melakukan tugasnya

dan memecahkan masalahnya sendiri termasuk siswa yang tidak

bergantung pada orang lain. Supaya kemandirian tersebut tidak

menimbulkan sikap individualis, maka harus di barengi dengan

penggunaan akal sehat dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Seperti

yang di kemukakan ibu WPR:

“ya, menurut saya akal sehat sangatlah penting dalam kehidupan karena

akallah yang membedakan kita dengan hewan, dengan akal kita bisa

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk”. (wawancara bapak

KSJ pada tangga 05-05-2017)

Namun, semua yang ada di muka bumi ini tidak semuanya bisa di

fikirkan dengan akal, ada juga yang tidak bisa di fikirkan dengan akal.

Seperti yang di sampaikan ibu WPR

“Tidak selalu, karena dalam materi Pendidikan agama Islam ada yang

tidak bisa di rasionalkan. Seperti Allah itu seperti apa, malaikat itu

wujudnya bagaimana, dan seperti apa wujud pahala dan dosa. Maka dari

itu, tidak semua dalam pembelajaran agama islam bisa di rasionalkan.

Namun di ganti dengan perumpamaan. Dan sebab akibat yang di

timbulkan dari suatu perbuatan” (wawancara Ibu WPR pada tangga 05-05-

2017)

Jadi, keistimewaan belajar agama Islam adalah di situ, tidak bisa di

rasionalkan tapi harus diyakini dan diterapkan dalam kehidupan kita.

Selanjutnya, agar siswa bisa memahami ajaran-ajaran yang ada dala agama

Islam dan terimplementasikan dengan konsep humanisme adalah dengan

mendiskusikan materi pembelajaran. Seperti yang di tuturkan oleh ibu

WPR:

Page 96: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

80

“Dengan menerapkan berbagai indikator konsep humanis yang di kaitkan

dengan indikator pendidikan agama Islam. sebagai contoh di adakannya

kegiatan sholat dhuha berjama‟ah, konseling (pembinaan), Diskusi

bersama, pendampingan terhadap siswa-siswi.” (wawancara Ibu WPR

pada tangga 05-05-2017)

Dengan diskusi siswa akan lebih berani mengemukakan pendapat

dan memupuk rasa percaya diri pada diri siswa. Seperti yang di sampaikan

KSJ:

“Dengan guru sebagai fasilitator bagi anak-anak. Jadi guru memfasilitasi

untuk anak-anak yang bertanya. Dengan seperti itu akan menumbuhkan

keberanian anak untuk berpendapat” (wawancara bapak KSJ pada tangga

05-05-2017)

Sejalan dengan apa yang di sampaikan bapak KSJ, bapak SGY pun

berpendapat:

“Dengan menggunakan metode pembelajaran contohnya diskusi,

merupakan penerapan konsep humanis dalam pembelajaran. Karena anak

di ajari untuk saling bertukar pendapat dan berfikir bersama” (wawancara

bapak SGY pada tangga 05-05-2017)

Penulis dapat menggaris bawahi bahwa yang telah dilaksanakan

oleh pihak sekolah tersebut, semua itu benar adanya dan benar-benar di

terapkan guna menerapkan konsep humanis dalam pembelajaran.

2. Faktor Pendukung Implementasi Konsep Humanisme dalam

Pembelejaran Pendidikan Agama Islam

Konsep humanisme yang diterapkan oleh guru dapat berhasil tidak

lepas dari adanya faktor pendukung. Faktor tersesbut dapat berasal dari

faktor internal siswa maupun faktor eksternal siswa itu. Bahkan konsep

humanisme yang diterapkan oleh guru dapat juga tidak berhasil karena

adanya faktor penghambat.

Page 97: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

81

Beberapa faktor pendukung dalam menerapkan konsep humanis

dalam pembelajaran pendidikan islam itu diantaranya adalah dari faktor

pola fikir siswa. Pola fikir siswa terutama semanagat berfikir dan kemauan

berfikir mengikuti perkembangan zaman adalah suatu faktor pendukung

yang harus di miliki siswa untuk mengembangkan konsep humanisme

dalam pembelajaran. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin

maju, jika siswa tidak mengikutinya dengan baik maka mereka akn

tertinggal dengan zaman semakin maju ini.. Hal itu sesuai dengan

ungkapan kepala SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali EP:

“Dengan adanya kemauan anak untuk maju, kemauan anak untuk

menjadi pribadi yang lebih baik dan di dukung oleh semangat guru maka

anak tidaka akan tertingggal dengan kemajuan zaman sekarang ini,

mungkin itu menjadi faktor pendukung tersendiri agar penerapan konsep

humanis lebih mudah di terapkan” (wawancara Ibu EP pada tangga 05-05-

2017)

Pernyataan di atas di perkuat dengan pernyataan ibu WPR selaku

guru agama Islam:

“Adanya semangat siswa untuk belajar merupakan faktor

pendorong utama untuk di terapkannya konsep humanis di dalam

pembelajaran” (wawancara Ibu EP pada tangga 05-05-2017)”

Faktor pendukung untuk menerapkan konsep humanisme dalam

pembelajaran agama Islam yang paling sesuai dengan konsep kemanusiaan

adalah faktor yang berasal dari komite sekolah. Karena apabila komite

sekolah memperhatikan keberlangsungan kegiatan pembelajaran dan

kegiatan ekstrakulikuler atau yang lainnya di sekolah tersebut, mungkin

akan ada nilai tambah tersendiri bagi pihak sekolah. Mungkin karena di

rasa di perhatikan pihak sekolah akan lebih mengemabangkan kualitas dan

Page 98: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

82

kauntitas sekolah melalui penerapan konsep humanisme yang lebih baik

lagi. Seperti yang di kemukakan oleh ibu kepala sekolah, EP ;

“Adanya perhatian dan dukungan dari wali murid ataupun komite dengan

wujud memperhatikan kemajuan sekolah dan kemajuan siswa, dan

memberikan kontribusinya berupa bantuan materi maupun nonmateri”

(wawancara bapak YHD pada tangga 05-05-2017)

Pernyataan diatas selaras dengan pernyataan bapak KSM selaku

wali kelas VIII.

“Adanya perhatian dari komite sekolah untuk membantu kelancaran proses

belajar mengajar juga memperngaruhi dalam penerapan konsep

humanisme dalam pembelajaran” (wawancara bapak KSM pada tangga

05-05-2017)

Berbagai hasil wawancara diatas menjelaskan bahwa ada beberapa

faktor pendukung dalam menerapkan konsep humanisme dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam diantaranya yaitu dari pribadi siswa

atau internalnya berupa, adanya kemauan berfikir maju dan berfikir

mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan faktor eksternalnya atau

faktor dari sekolah adalah adanya perhatian komite dan dukungan komite

dalam kegiatan pembelajara khususnya pembelajaran pendidikan agama

Islam.

3. Faktor Penghambat dalam Penerapan Konsep Humanis dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dalam penerapan konsep humanisme pada pendidikan agama

Islam diatas tadi adanya faktor pendukung untuk mempermudahkan

seorang pendidik untuk menerapkan konsep humanisme pada siswa lewat

pembelajaran pendidikan agama Islam. Tentunya pada saat menerapkan

Page 99: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

83

konsep humanis, seorang pendidik mengalami kesulitan atau menemukan

faktor penghambatnya.

Faktor penghambat itu juga dapat datang dari dalam diri pendidik

maupun dari lembaga pendidikan atau sekolah. Faktor dari diri sendiri

antaranya kurangnya pemahaman mengenai konsep humanisme.

Sedangkan faktor yang berasal dari lembaga pendidikan adalah kurangnya

jumlah guru atau pendidik agama Islam dan kurangnya sarana dan

prasarana yang mendukung terselenggaranya pembelajaran pendidikan

yang baik dan sesuai yang di inginkan konsep humanisme yang ada. Hal

seperti sesuai dengan yang di paparkan oleh kepala madrasah yaitu ibu EP:

“Faktor prnghambat antara lain kurangnya sarana dan prasarana untuk

mengembangkan konsep humanisme tersebut. Misalnya kurangnya ruang

untuk pembinaan” (wawancara ibu EP pada tangga 05-05-2017)

Selain ibu EP yang menyampaikan seperti itu, ibu guru agama

Islam, ibu WPR pun memamaparkan hal yang sama:

“Kurangnya guru agama Islam yang berada di sekolah dari pagi, karena

kebanyakan guru-guru di SMP muhammadiyah adalah Guru yang

mengampu lebih dari satu sekolah yang dimana untuk memenuhi jam

mengajar. Dan juga Sarana dan prasarana yang kurang memenuhi untuk

pembelajaran. Di sekolah ini hanya terdapat gedung kelas dan mushola.

Musholapun harus bergantian dengan SD Muhammadiyah. Dan yang

lainnya adalah perlengkapan pembelajaran. Seperti LCD, Proyrktor yang

masih sedikit jumlahnya.” (wawancara ibu WPR pada tangga 05-05-2017)

Beberapa hasil dari wawancara diatas penulis dapat menggaris

bawahi bahwa faktor penghambat untuk menerapkan konsep humanisme

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam berasal dari faktor intrinsik dan

ekstrinsik. Faktor intrinsikya yaitu berupa kurangnya pemahaman konsep

Page 100: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

84

humanis. Dan faktor ekstrinsiknya adalah kurangnya jumlah guru dan

kurangnya sarana dan prasarana.

Penerapan konsep humanisme dalam pembelajaran pendidikan agama

Isalam ini daapt dilihat hasillnya melalui beberapa kegiatan dengan cara guru

memantau dari kejahuan perilaku dan perbuatan siswa selama siswa masih

berada di lingkungansekolah. Pihak sekolah menbuat strategi atau cara agar

siswa selalu berperilaku positif dan menerapkan konsep humanisme yang di

sampaikan oleh guru di kelas dengan perbuatannya. Penerapan konsep

humanisme tersebut di aplikasikan dalam kegiatan sehari-hari melalui

kegiatan sholat dhuha berjama‟ah, solat dhuhur berjama‟ah, menyapa

bapak/ibu guru setiap bertemu dan membaca al qur‟an.

Selain itu, juga anak-anak diharapkan dapat menumbuhkan sikap

kemandiriannya melalui perbuatan berupa mengerjakan tugas, bertanggung

jawab setiap perbuatannya,dan juga menghargai sesama kawannya tanpa

melihat latar belakang dan stata sosialnya. Namun, jika semua itu hanya

mengandalakan beberapa guru saja tanpa adanya dukungan dari berbagai

pihak maka konsep humanis tersebut tidak akan teraplikasikan dengan baik.

Page 101: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

85

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Konsep Humanisme Dalam Pembelajaran Agama Islam

Konsep humanisme adalah suatu konsep yang membahas mengenai

manusia, yang meliputi tujuan hidup manusia, hak dan kewajiban manusia,

serta potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia. dalam tataran pendidikan

Islam konsep humanisme dsangat di junjung tinggi, karena konsep

humanisme sangat berkaitan erat dengan agam Islam yang menganggap

manusia adalah makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini, di

bandingkan makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Dengan adanya

konsep humanisme hak dan kewajiban manusia bisa lebih di perhatikan oleh

manusia yang lainnya. Sama halnya dengan potensi manusia, mungkin jika

konsep humanisme ini tidak diterapkan dalam pembelajaran maupun

pendidikan, manusia tidak akan bisa mengembangkan potensi yang milikinya.

Pada dasarnya potensi manusia sangatlah banyak, sampai-sampai

Allah menunjuk dan menjadikan manusia sebagai khalifatul fil ardhi

(pemimpin dimuka bumi). Itu semua adalah salah satu bukti bahwa manusia

mempunyai sebuah potensi yang dibawa sejak lahir, yang bila dikembangkan

secara benar bisa bermanfaat bagi sekelilingnya. Yang tidak menutup

kemungkinan juga menimbulkan kerugian.

Dalam penerapan konsep humanisme juga harus memperhatikan

acuan yang di gunakan, atau sering di sebut dengan indikator konsep

humanisme. Indikator tersebut berguna untuk menjadikan dasar seorang guru

Page 102: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

86

dalam menerapkan konsep humanisme dalam pmebelajaran, khususnya disini

pembelajaran pendidikan agama Islam. indikator tersebut meliputi: akal

sehat, kemandirian, pengetahuan yang tinggi, pluralisme, mementingkan

fungsi daipada simbol, dan keseimbangan antara reward dan punishmen.

Akal sehat, adalah suatu alat rohaniah yang berguna untuk berfikir,

menganalisis dan menyimpulkan sesuatu hal, masuk dalam kategori baik atau

dalam kategori buruk. Manusia dibedakan dengan makhluk-mahkluk yang

lainnya dari ciptaan Allah adalah juga dari akal. Sehingga manusia adalah

makhluk Allah yang paling sempurna, yang memiliki akal, hawa nafsu dan

perasaan. Dengan akal pula manusia akan di angkat derajatnya oleh Allah,

karena akal yang di manfaatkan dengan sebaik-bainya dan sesuai ajaran Allah

SWT akan menghasilkan ilmu yang bermanfaat.

Kaitanyya dengan pendidikan agama Islam, ada pembelajaran dalam

pendidikan agama Islam yang bisa di fikirkan dengan akal/rasio dan ada juga

yang tidak. Contohnya seperti, wujud Allah, wujud pahala, wujud dosa, dan

seterusnya. Itu semua adalah hal-hal abstrak,yang tidak bisa mengetahu

bagaimana wujud nyatanya. Namun, hal-hal yang tidak bisa kita cerna dengan

akal tersebut dapat kita qiyaskan dengan hasilnya, karena suatu hasil tidak

akan ada jika tidak ada perbuatan/usaha. Contohnya: kita bersedekah kepada

pengemis Rp. 500,-, sesuai janji Allah SWT akan di ganti menjadi 700 kali

lipat, tanpa kita sangka, kita mendaptkan rejeki di kemudian hari lebih banyak

dari itu, bahkan beribu-ribu kali lipat. Jadi dapat kita tarik kesimpulan,

Page 103: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

87

sesuatu hal yang tadinya tidak bisa kita ketahui wujudnya, pada saatnya nanti

akan kita ketahui wujudnya dalam bentuk yang berbeda-beda.

Indikator yang kedua adalah kemandirian, kemandirian adalah bekal

yang utama yang harus ditanamkan pada pribadi peserta didik. Dengan

kemandirian peserta didik tidak akan mudah tergantung dengan orang lain,

tidak mudah putus asa, dan berusa dengan kemampuannya terlebih dahulu.

Kemandirian ini akan berjalan seimbang dengan dimilikinya pengetahuan

yang tinggi oleh peserta didik. Pengetahuan yang tinggi tersebut akan didapat

siswa jika siswa bisa memahami fungsi daripada simbol, maksutnya adalah

belajar tidak harus di bangku sekolah atau di dalam kelas, belajar bisa

dilaksanakan dimana saja. Misalnya dengan memahami alam sekitar kita juga

termasuk belajar, dengan ikut dalam suatu organisasi di sekitar tempat tinggal

kita juga belajar. Berarti jika kita bisa memanfaatkan kejadia-kejadian yang

terjadi di sekeliling kita dengan benar, kemungkinan besar kita bisa belajar

kapanpun dan dimanapun.

Jika memang pembelajaran dilaksanakn didalam kelas, maka

pembelajaran itupun harus di sangkut pautkan dengan kejadian sehari-hari

yang dialami siswa. Karena dengan pendidik menyangkut pautkan

pembelajaran dengan kegiatan atau kejadia sehari-hari yang dialami oleh

siswa, maka materi yang disampaikan itu akan mudah di cerna dan di

aplikasikan oleh siswa dalam kehidupannya. Dan tujuan kita agar ssiswa

meniru apa yang kita sampaikan akan tersalurkan dengan baik. Di SMP

Muhammadiyah ini kemandirian siswa bisa tercermin dari tingkahlaku siswa,

Page 104: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

88

diantaranya: merapikan tempat duduk, mengerjakan ulangan dengan baik,

berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri dulu. Karena anak-anak di SMP

Muhammadiyah ini juga tinggal di panti asuhan, mereka pun terbiasa

melaksanakan apa-apa sendiri. Ini mempermudah pendidik dalam

menerapkna konsep humanisme dalam indikator kemandirian. Tinggal

bagaimana guru mengkreasi pengetahuan-pengetahuan yang ada di luar sana

bisa dicerna dengan mudah oleh anak-anak SMP Muhammadiyah ini.

Oleh karena itulah, sebagai pendidik selain memahami akan ilmu

pedagogik, juga harus menguasai bagaiman caranya menata siswa agar kaut

dan siap mengghadpai masa depannya. Pengetahuan yang tinggi dan

kemandirian akan berjalan beriringan, karena dengan pengetahuan yang tingi

sikap atau sifat kemandirian dalam diri siswa akan muncul dengan sendirinya.

Sebagai contoh, jika siswa diberikan keleluasaan untuk berekspresi mungkin

pengetahuan-pengetahuan yang baru akan di temukannya. Dan dari

pengetahuan tersebuat siswa akan mencoba-coba hal baru juga. Mencoba hal-

hal yang baru tersebut pastinya dilaksanakn secara mandiri atau sendiri.

Setelah kemandirian itu muncul dari dalam diri siswa akibat di

dapatkannya pengetahuan yang baru, maka sebagai pendidik kita harus juga

menerapkan sikap pluralisme atau saling menghormati dan saling memhami

antar perbedaan yang ada. Apalgi di SMP Muhammadiyah ini banyak sekali

perbedaan, ntah dari perbedaan latar belakang, strata sosial, keturunan,

financial, dan yang lainnya. Sudah sewajarnyalah kita harus saling

menghormati dan memahami perbedaan itu.di SMP Muhammadiyah

Page 105: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

89

pluralisme sangat terjalin dan teraplikasikan dengan baik. Tanpa melihat latar

belakang keluarga, ras, dan suku siswa-siswa disini bersahabat dengan baik

tanpa ada diskriminasi. Sama halnya dengan guru-guru disini, dalam

memberikan pengajaran guru tidak pernah membeda-bedakan murid dengan

murid yang lainnya.

Setelah pluralisme atau sikap saling menghormati tersebut muncul dan

bisa di aplikasikan oleh siswa-siswa di SMP Muhammadiyah 01 Program

Khusus boyolali ini, maka guru-guru disisni akan memberikan hadiah atau

reward serta hukuman atau punishmen bagi siswa-siswa yang taat akan aturan

dan bagi siswa yang melanggar. Atau dalam konsep humanisme dikenal

dengan isitilah keseimbangan antara reward dan punishmen. Dalam

lingkungan SMP Muhammadiyah 01 PK Boyolali ini reward dan punihment

telah di aplikasikan secara seimbang. Misalnya, bagi anak yang mendapat

nilai bagus dan taat akan segala peraturan yang ada atau bahkan yang telah

mengharumkan al mamater sekolah ini, maka akan mendaoatkan hadiah, bisa

berupa alat tulis, peralatan sekolah, bahkan uang. Namun, bagi yang

melanggar juga mendapatkan hukuman, hukuman ini adalah hukuman yang

medidik,untuk pemberian hukuman itu mengikuti kebijakan dari bapak atau

ibu guru yang bersangkutan. Namun, jika anak yang berusaha memperbaiaki

kesalahannya dan menyesal serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi,

anak tersebut juga akan mendapatkan hadiah atas usahanya. Disinlah

keseimbangan antara hadiah dan hukuman mulai nampak. Ada perhatian

Page 106: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

90

khusus bagi setiap anak, baik yang berperilaku baik, buruk atau yang

berusaha meperbaiki keburukan atau kesalahannya.

B. Konsep Agama Islam dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Isalm

SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali adalah lembaga

pendidikan yang berada dalam naungan organisasi Islam Muhammadiyah.

Sudah pasti jelas pembelajaran agamanya lebih baik dan tentunya menjadi

makanan sehari-hari. Dalam Islam, untuk mempelajari nya mempunyai tiga

aspek inti yang harus di fahami terlebih dahulu, yaitu:Iman (Aqidah), Islam

(Syariah), Ihsan (akhlak atau perbuatan). Di sekolahan ini tentunya sudah

sangat memhami tentang ketiga hal tersebut, karena terlepas dari sekolah

yang berlatar belakangkan Islam siswanyapun juuga beragama islam semua.

Maka akan lebih baik dan mudah untuk menerapkan tiga konsep dasar islam

ini dalam Pendidikan Agama Islam.

Keimanan, siswa-siswi yang berada dilingkungan ini seyogyanya

memahami tentang keimanan. Yang lebih mudah untuk memahami keimanan

setaraf SMP adalah melalui rukun Iman yang enam. Yaitu iman kepada

Allah, iman kepada malaikat, iman kepada rasulullah, iman kepada kitab

Allah, iman kepada hari kiamat, dan iman kepada takdir.

Keimanan hanya bisa di yakini dengan hati di katakan dengan lisan

dan di amalkan dengan perbuatan. Jika di integrasikan dengan konsep

humanisme, masuk dalam indikator akal sehat. Karena yang namanya

keimanan tidak bisa ketahu wujud konfkridnya. Dengan kata lain hanya bisa

kita rasakan dan fahamai. Di SMP Muhammadiyah 01 PK Boyolali ini,

Page 107: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

91

sebagaui wujud keimanan manusia dengan sang pencipta (ALLAH SWT)

yaitu melalui kegiatan sholat dhuha berjamaah, yang dilaksanakan setia pagi

menjelang pelajaran di mulai, sholat dzuhur berjamaah. Dan membaca al

qur‟an. Itu semua merupakan wujud dari keimanan kepada Allah dan kitab-

kitabnya.hal lain yang di lakukan oleh siswa-siswa untuk menerapkan

keyakinan tersebut daalm kegiatan sehari-hari adalah selalu berbuat baik dan

selalu merasa mereka di awasi. Dengan begitu siswa akan berusaha

berperilaku sebaik-baiknya. Karena setiap perbuatan buruk sekecil apapun

akan di ganjar oleh Allah SWT.

Dengan di terapkannya perilaku sedemikian tadi oleh para siswa, guru

akan lebih mudah dalam mengarahkan siswa agar selalu dijalan Allah, selalu

menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah

SWT.

Setelah keimanan tersebut bisa teraplikasikan dengan baik maka

selanjutnya adalh keimanan (syariah) menurut bahasa adalah peraturan-

peraturan yang harus di taati dalam agama Islam bagi pemeluk agam Islam.

peraturan-peraturan yang di terapkan dalam Agama Islam, tidak terlepas dari

kitab suci Al Qur‟an, karena di dalam Al Qur‟an semua peraturan-peraturan

bagi umat Islam sudah tertera dengan jelas. Manusia tinggal

melaksanakannya.

Di SMP Muhammadiyah 01 ini cara menerapkan peraturan-peraturan

atau hukum-hukum Islam tersebut dengan melalui pembelajaran agam Islam

dalam mata pelajaran fiqih. Melalui mata pelajaran ini hukum-hukum Islam

Page 108: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

92

dari mulai bersuci atau thaharah, zakat, sodaqoh, puasa di jelaskan di situ.

Pembeljaran ini jika di integrasikan dengan kontekstualisme atau

mementingkan fungsi daripada simbol. Dengan cara menyampaiakan

pembelajaran fiqih atau hukum-hukum Isalm tersebut dengan di kaitkan

dalam kegiatan sehari-hari maka siswa akan lebih memahaminya dengan

cepat. Dan untuk pengaplikasiannya sendiri juga akan mudah, karena siswa

tinggal menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalanya, di SMP

Muhammadiyah ini saat puasa tidak sama dengan pemerintah, lantas ketidak

samaan tersebut tidak harus menjadi polemik, tapi harus di fahamai.

Perbedaan penentuan tanggal 1 Romadhon ada dua cara, yaitu hilal dan hisab.

Yaitu di lihat dan di hitung, kalau kita orang awam sudah bisa di prediksi

bahwa metode tersebut jelas berbeda. Pasti akan lebih yang di hitung karena

itu pasti. Jadi yang namanya perbedaan tidak selalu menjadikan polemik jika

kita memahami secara benar dan berdasar.

Sama halnya dengan siswa SMP Muhammadiyah 01 PK Boyolali.

Mereka puasa dahulu tidak sama dengan pemerintah, tapi mereka mengetahui

dasarnya. Maka pembelajaran akan lebih mudah jika di terapkan dengan

kegiatan sehari-hari.

Setelah syariah di pahami dan keimanan di tanamkan dalam hari siswa

dan gurunya khususnya, maka sekarang tinggal bagaiman berbuat dan

bertingkah laku sesuai perintah Allah SWT. Dalam bertingkah laku tentunya

ada tataran dan batasan yang harus diperhatikan. Tidak langsung berbuat

semaunya. Seyogyanya sebagai manusia yang berakhlak dan beragama kita

Page 109: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

93

harus bertingkahlaku yang sesuai dengan pedoman yang ada atau aturan yang

ada. Sesuai dengan siswa-siswi SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus

Boyolali. Dengan menanamkan perasan bahwa kita selalu di awasi hisup di

dunia ini dan akan mendapatkan balasan bagi amal perbuatan kita baik

maupun buruk, akan menjadikan kita pribadi yang soleh danselalu berada di

jalan yang benar.

C. Implementasi Konsep Humanis Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali adalah sekolah

menengah pertama yang bisa dikatakan berbasis agama Islam, karena

sekolahan tersebut berada di bawah naungan organisasi Islam

Muhammadiyah. Karena berada di bawah naungan organisasi Islam, maka

pendidikan agama Islamnya pun juga tak kalah dengan sekolah-sekolah lain

yang berbasis agama Islam. Yang membuat sekolahan ini sedikit istimewa

dengan sekolah lainnya adalah banyaknya siswa yang bersekolah di SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali berasal dari keluarga yang

kurang beruntung, seperti anak dari panti asuhan, anak yatim piatu, anak dari

keluarga broken home dan anak jalanan. Dalam tatanan pendidikan, tidak

boleh membeda-bedakan siswa baik dari segi apapun, siswa harus

memperoleh haknya sebagai peserta didik dan diperlakukan sebagai manusia

seutuhnya, yang terpenuhi akan hak dan kewajibannya.

Dalam rangka memenuhi hak dan kewajiban peserta didik, maka SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali ini menerapkan konsep

Page 110: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

94

humanis dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Konsep humanis yang

diterapkan di sekolah ini memili enam indikator sebagai tujuan suapya

penerapan konsep humanisme ini teraplikasikan dengan benar. Keenam

indikator tersebut adalah: akal sehat, pengetahuan yang tinggi, menuju

kemandirian, tanggung jawab, pluralisme (saling menghargai dan

menghormati, mementingkan fungsi daripada simbol, dan keseimbangan

antara reward dan punishman.

Sama halnya dengan konsep humanis, pendidikan agama Islam pun

juga mempunyai indikator sebagai tujuan pembelajarannya. Indikator

pendidikan agama Islam meliputi: Iman (akidah), Islam (Syariah), Ihsan

(Akhlak).

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan kemudian peneliti simpulkan

bahwasanya di dalam Implementasi Konsep Humanisme Dalam Pendidikan

agama Islam dapat di terapkan melalui beberapa kegiatan. Dimana dalam

penelitian ini dibuktikan melalui beberapa kegiatan yang di lakukan setiap

hari dalam proses belajar mengajar.

a) Diskusi

Diskusi adalah suatu metode yang biasanya digunakan oleh sebagian

besar pendidik untuk meningkatkan keberanian dan keaktifan serta

kepercayaan diri siswanya. Karena melalui diskusi tersebut biasanya

siswa di tuntut untuk berani mengeluarkan pendapatnya dan

mempertanggungjawabkannya. Guru/pendidik disini hanya berposisi

sebagai fasilitator, yang apa bila menemui kendala atau kesulitan dalam

Page 111: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

95

menentukan pilihan guru memberikan acuan untuk di sepakati bersama.

Ini semua, sesuai dengan indikator humanisme. Yaitu Diskusi yang

dilakukan pelajar di setiap kesempatan yang ada pada waktu

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, melatih anak untuk berfikir dan

menyampaikan ide maupun gagasan mereka kepada orang lain. Dengan

arena diskusi yang tidak hanya terdiri dari pelajar saja, akan tetapi para

pendamping yaitu guru juga ikut di dalamnya. Mereka akan bisa bertukar

pendapat antara satu dengan yang lain. Materi keagamaan yang disajikan

sebagai pokok pembahasan diskusi juga bervariasi, mulai materi

mengenai ibadah yang meliputi solat dan puasa, zakat, tanda-tanda hari

kiamat dan materi yang meliputi pendidikan Islam seperti keimanan dan

aturan atau hukum dalam agama Islam.

b) Pendampingan siswa

Pendampingan terhadap siswa di terapkan si sekolah ini, untuk

membantu siswa memcahkan masalah yang dihadapi. Adanya

pendampingan kepada siswa ini juga tak lepas dari tujuan humanisme

yaitu memanusiakan manusia. dengan memberikan mendampingi siswa

dalam memcahkan masalah maka siswa akan merasa di perhatikan oleh

guru. Dengan keberadaan pendamping yang berfungsi sebagai fasilitator,

maka keputusan pun diserahkan kepada siswa. Akan tetapi jika terjadi

kebuntuan maka pendamping akan memberikan sedikit jawaban sebagai

rangsangan (stimulant) untuk mempertajam analisa siswa dalam

memcahkan masalah.

Page 112: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

96

Pendampingan disini selain bertujuan untuk membantu siswa

memecahkan masalah yang sedang di hadapinya,, juga bermaksut untuk

mendampingi siswa agar siswa mau semangat untuk belajar. Karena dari

semangat untuk belajar itulah nantinya siswa akan memulai berfikir

postif, kreatif dan berfikir mengikuti perkembangan zaman. Adanya

pendampingan juga untuk membuktikan bahwa seluruh siswa di SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali ini diperhatikan oleh guru.

Dengan cara seperti itu siswa akan lebih semangat dalam belajar dalam

mencari ilmu.

c) Pembinaan (konseling)

Melalui pembinaan ini, para guru dapat mengetahui secara detail

dan mendalam persoalan maupun kesulitan yang di hadapi oleh siswa.

Pemahaman tentang persoalan yang di hadapi oleh siswa akan

mempermudah pendamping untuk memberikan masukan atau nasihat

untuk menentukan langkah-langkah terkait pemecahan masalah yang di

hadapinya.

Pembinaan yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 01

Program Khusus Boyolali ini dirasa sangat perlu dilakukan. Karena anak

berasal dari latar belakang yang berbeda-beda dan karakter anak yang

berbeda-beda. Untuk memudahkan guru dalam mengatur anak dan

memperbaiki karakter anak maka pembinaan ini dirasa perlu dilakukan

oleh pihak sekolah.

Page 113: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

97

Dalam melaksanakan pembinaan guru tidak langsung memnaggil

siswa, tidak seperti momok dahulu bahwa kalo di adakan pembinaan pasti

siswa melakukan pelanggaran. Sekarang tidak seperti itu, namun sekarang

yang dinamakan pembinaan, adalah usaha mengenal siswa lebih dalam

dengan tujuan merubah pribadi siswa dan menumbuhkan karakter siswa

serta untuk menggali potensi-potensi siswa yang bisa di kembangkan.

Dalam pembinaan ini, guru juga sering memberikan motivasi agar siswa

mau untuk rajin sekolah rajin belajar, rajin beribadah, dan menyemangati

untuk keberlangsungan hidup siswa, agar tidak mudah putus asa.

D. Faktor Pendukung Implementasi Konsep Humanisme di SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

Penerapan konsep humanis dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali sangat baik.

Dengan adanya konsep humanis dalam pembelajaran pendidikan agama Islam

peserta didik bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya tanpa takut-takut

lagi. Sesuai dengan pengertian humanisme yang di sampaikan oleh WPR

bahwa humanisme adalah suatu konsep yang membahas mengenai potensi-

potensi manusia. yang dimana potensi tersebut di kembangkan melalui

beberapa program-program pembelajaran. Di sekolahan ini penerapan konsep

humanis bisa dikatakan berjalan dengan lancar, sebab ada faktor pendukung

yang mengiringi kesuksesan penerapan konsep humanisme di sekolahan ini.

Walapun pada awalnya konsep humanisme ini agak sulit diterapkan di

Page 114: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

98

sekolahan ini, namun setelah beberapa waktu bisa di rasakan keberhasilan

penerapan konsep humanisme tersebut.

Faktor pendorong penerapan konsep humanisme diantaranya adalah

adanya kemauan siswa berfikir modern atau berfikir maju. Berfikir maju

mempunyai pengertian berfikir mengikuti perkembangan zaman yang selalu

berubah-ubah. Berubah-ubahnya zaman tersebut di sebabkan karena dampak

globalisasi dan modernisasai yang tak kenal batas. Pada zaman modern

seperti ini, jika peserta didik tidak bisa mengikuti perkembangan zaman yang

semakin canggih ini, mereka akan tertinggal jauh dengan peradabannya.

Selain itu faktor pendukung di terapkannya konsep humanisme di

SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali adalah adanya dukungan

dari komite atau adanya perhatian dari komite. Dengan adanya perhatian dari

komite sekolah menjadi nilai tambah tersendiri bagi pihak sekolah karena

selain diperhatikan berarti komite menginginkan SMP Muhammadiyah ini

menjadi sekolah yang sama dengan sekolah lain yang ada di Boyolali

khususnya.

Faktor pendukung implementasi konsep humanisme dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam ini tidaak akan terealisasi mendukung

[enerapan konsep humanisme jika tidak di fahami benar-benar.maka dari itu

SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali mulai berbenah agar

penerpan konsep humanisme ini teraplikasikan dengan baik.

Page 115: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

99

E. Faktor Penghambat Implementasi Konsep Humanis di SMP

Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali

Dalam penerapan konsep humaisme di SMP Muhammadiyah 01

Program Khusus Boyolali, selain ditemukan faktor pendukung juga di

temukan faktor penghambat penerapan konsep humanisme dalam

pembelajaran pendidikan Agama Islam.

Menurut kepala sekolah ibu EP, faktor penghambat penerapan konsep

humanis muncul dari beberapa lini, di antaranya muncul dari faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor penghambat yang muncul dari lini internal

diantaranya kurangnya guru pendidikan agama yang ada di SMP

Muhammadiyah 01 Program Kghusus Boyoalali.

Guru pendidikan agama Islam adalah suatu komponen yang paling

utama dalam penerapan konsep humanisme dalam pembelajaran agama Islam

di SMP Muhammadiyah 01 Program Khusus Boyolali, jika guru yang sebagai

pentransfer pengetahuna dan ilmu saja kurang, maka penerapan konsep

humanisme dalam pembelajaran agama Islam pun juga akan terganggu, tidak

akan maksimal, bahkan tidak bisa di terapkan. Sesuai dengan yang di

ungkapkan MF,

“hanya ibu WPR yang mengajarkan tentang agama Islam, kalaupun itu ada

hanya beberapa menit saja, dan itu langsung pergi, karena mengajarnya tidak

hanya di sekolahan ini saja”

Jadi, guru agama Islam menjadi elemen terpenting dalam penerpan

konsep humanisme khususnya di dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam. akan lebiih maksimalnya lagi jika guru yang mengampu pelajaran

Page 116: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

100

tersebut konsen terhadap satu lembaga pendidikan saja, sesuai yang dikatakan

ibu EP:

“guru disini memang sedikit setiap harinya mas, sebab mengapa? Karena

guru-guru disini banyak guru ampu, atau guru yang menambah jam untuk

keperluan sertivikasi”

Jadi, karena guru merupakan elemen terpenting dalam penerapan

konsep humanisme dalam implemnetasi oonsep humanisme dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam maka guru harus penuh mengajar di

satu lembaga pendidikan saja.

Selain kurangnya jumlah guru yang ada di SMP Muhammadiyah

faktor penghambat yang lainnya adalah kurangnya pemahaman guru

mengenai konsep humanisme. Sebenarnya guru sudah memahami konsep

humanisme, namun pemahaman guru terhadap konsep humanisme hanya

sebatas mengerti saja, belum memahami sampai kedalam-dalamnya. Padahal

disini guru sebagai pentransfer pengetahuan atau ilmu mnengenai konsep

humanisme, namun guru belum faham secara keseluruhan mengenai konsep

humanisme.

Faktor penghambat yang selanjutnya adalah mengenai sarana dan

prasarana. Sarana dan prasarana adalah suatu hal yang mendukung dalam

penyampaian pembelalajaran, namunsesuai keadaan yang peneliti lihat sarana

dan prasarana di SMP Muhammadiyah masih sangatlah kurang. Belum bisa

di katakan membantu dalam terselenggaranya kesuksesan implementasi

konsep humanisme. Sebab mengapa? Mungkin karena kurangnya perawatan

saja, di perbaiki dan dirawat mungkin sarana maupun prasarananya akan

Page 117: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

101

menjadi berfungsi kembali dan mendukung untuk terimplementasikannya

konsep huanis dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.

Jadi dapat di simpulkan bahwa faktor pendukung konsep humanisme

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Muhammadiyah 01

Boyolali meliputi: adanya perhatian dan dukungan dari komite sekolah dan

adanya kemauan siswa berfikir maju mengikuti perkembangan zaman. Dan

yang merupakan faktor penghambat implementasi konsep humanisme adalah:

kurangnya jumlah guru agama Islam yang ada di SMP Muhammadiyah 01

Program Khusus Boyolali, kurangnya pemahaman mengenai konsep

humanisme, dan kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang

keberhasilan dan kenyamanan dalam proses pembelajaran.

Page 118: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

102

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Implementasi konsep humanis dalam pembelajaran agama Islam di

SMP Muhammadiyah 01 program khusus boyolali dilaksanakan dalam

kegiatan berikut:

1. Diskusi, kegiatan diskusi ini terintegrasikan oleh indikator humanisme

dan pendidikan agama Islam, yang bertujuan melatih keberanian siswa

dalam mengemukakan pendapat dan aspirasinya.

2. Pendampingan, sama halnya dengan diskusi pendampingan juga

terintegrasikan dengan indikator humanisme dan pendidikan agama

Islam, yang bertujuan untuk membantu siswa menyelesaikan masalah

yang di hadapinya.

3. Pembinaan, dalam pembinaan juga terintegrasi dengan indikator

konsep humanisme dan pendidikan agama Islam, yang mempunyai

tujuan mengurangi kenakalan siswa dan membentuk karakter yang ada

dalam diri siswa, serta untuk meningkatkan prestasi siswa.

Faktor pendukung penerapan konsep huamnisme di SMP

Muhammadiyah 01 Boyolali antara lain,

1. Kekreatifitasan peserta didik dalam berfikir dengan mengikuti

perkembangan zaman.

2. Adanya dukungan dan perhatian dari komite sekolah.

Page 119: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

103

Faktor Penghambat penerapan konsep humanisme di SMP

Muhammadiyah 01 Boyolali, meliputi:

1. Kurangnya jumlah guru pendidikan agama Islam yang ada di SMP

Muhammadiyah 01 boyolali.

2. Kurangnya pemaham mengenai konsep humanisme, serta kurang

mendukungnya sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar.

B. Saran

1. Untuk para siswa diharapkan terus bersemangat dalam mecari llmu

melalui belajar dan berfikir kreatif serta minimal berusaha menerapkan

konsep humanis tersebut seperti yang telah di terapakan guru di

sekolah.

2. Untuk guru PAI di harapkan bisa menambah pengetahuannya

mengenai konsep humanisme dalam lingkup pendidikan dan juga bisa

mengimplementasikan dengan sebenar-benarnya konsep humanisme

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya.

3. Untuk sekolah diharapakan bisa mengupayakan penyelesaian yang di

hadapai oleh guru agama Islam Khususnya dalam rangka memahami

dan menerapkan konsep humanis dalam pembelajaran agama Islam.

Page 120: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

104

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Abdullah, Toto Suharto. 2006. Revitalisasi Pendidikan Islam.

Yogyakarta: Tiara Wacana

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT RINEKA

CIPTA

Baedhowi. 2008. Humanisme Islam. Yogyakarta : Pustaka Karya

Baharudin, Moh. Makin. 2007. Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori dan

Aplikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2007

Bahridjamarah, Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi

Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Budiono. 2005. Kamus Ilmiah Populer Internasional. Surabaya: Alumni

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajarta. Jakarta:

Depdikbud bekerjasama dengan Rineka Cipta

Drajat, Zakiah. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Freire, Paulo. 2002. Politik Pendidikan, Kebudayaan, Kekuasaan, dan

Pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerjasama dengan

Read, 2002

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Ihsan, Fuad. 2003. Dasar-dasar kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,

Semarang: LSIS dan RaSAIL

J. Moloeng , Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT

Remaja Rosda Karya

Ma‟arif, Syamsul. 2007. Revitalisasi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Mahmud. 2011. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung : CV. Pustaka

Setia

Page 121: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

105

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2005. Pendidikan Agama Islam

Berbasis Kompetensi, konsep dan implementasi kurikulu 2004.

Bandung : Remaja Rosdakarya,

Mahmud. 2011. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung : CV. Pustaka

Setia

Makin, Baharudin Moh. 2007. Pendidikan Humanistik. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media

Mas‟ud, Abdurrahman. 2002. Menggagas Format Pendidikan Non

Dikotomik Humanisme Religius Sebagai Paradigma Pendidikan

Islam. Yogyakarta: Gamma Media

M. Echols, Jhons dan Hasan Sadily. 1992 Kamus Inggris Indonesia.

Jakarta: Gramedia

Muhammad bin Abdul Wahhab. 2004. Tiga Prinsip Dasar dalam Islam,

Riyadh: Darussalam

Nata, Abuddin. 2001. Metodologi Studi Islam, Jakarta : Rajawali Press

Nurdin, Syafrudin dan Basyiruddin Usman. 2003. Guru Profesional dan

Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers

Oemar Hamalik. 1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan

Kurikulum. Bandung: Mandar Maju

Poerwadarminto. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. P. N. Balai

Pustaka, Jakarta

Rahman, Mustafa. 2011. Humanisasi Pendidikan Islam Plus Minus Sistem

Pendidikan Pesantren. Semarang : Walisongo Press

Sadulloh, Uyoh. 2014. PEDAGOGIK (Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta

Shofan, Moh. 2004. Pendidikan Berparadigma Profetik, Yogyakarta:

IRCiSoD

Sobri Sutikno. 2007. Menggagas Pembelajar Efektif dan Bermakna.

Mataram: NTP Press

Suprayogo, Imam. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Page 122: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

106

Syari‟ahi, Ali. 1992. Humanisme Antara Islam dan Barat. Jakarta: Pustaka

Hidata

___________. 1996. Humanisme: antara Islam dan Mazhab Barat, terj.

Afif Muhammad, cet. 2, Bandung: Pustaka Hidayah

Tafsir, Ahmad. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung : PT

Remaja Rosda Karya

Tarpin, Laurentius. 2008. Humanisme Dan Reformulasi Praksis

Pendidikan” dalam Humanisme Dan Humaniora Relevansinya

Bagi pendidikan. Yogyakarta: Jalasutra

Zuharini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Islam. Malang : Biro

Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang

____________. 1993. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Solo:

Ramadhani

www.alhassanain.com/Indonesian/artcles/Philosophy_andgratitude_library

/definisi_penegtahuan/001.html

Page 123: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

107

LAMPIRAN

Page 124: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

108

Page 125: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

109

DAFTAR NILAI SKK

Nama : Nur Arifin

NIM : 111-13-260

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agma Islam

Dosen PA : Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd

No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Nilai

1. Sertifikat OPAK STAIN Salatiga

2013.

26-27 Agustus 2013 Peserta 3

2. Sertifikat OPAK Tarbiyah STAIN

Salatiga 2013.

29 Aguatus 2013 Peserta 3

3. Sertifikat User Education UPT

Perpustakaan STAIN Salatiga.

16 September 2013 Peserta 2

4. Sertifikat Training Pembuatan

Makalah oleh LDK Darul Amal

STAIN Salatiga

18 September 2013 Peserta 2

5. Seminar Nasional ITTAQO STAIN

Salatiga “Upaya Menjaga

Eksistensi dan Masa Depan

Pembelajaran Bahasa Arab”

09 Oktober 2013 Peserta 8

6. Piagam Penghargaan Dalam Acara

Musabaqoh Tilawatil Qur‟an

(MTQ) Mahasiswa V Dengan

Tema “MTQ Sarana Apresiasi

Untuk Mencetak Insan Qur‟ani”

23 Oktober 2013 Peserta

8. Sertifikat Gebyar Seni Qur‟aniyy

(GSQ) Umum ke VI Se- Jawa

Tengah dengan tema “ Aktualisasi

05 November 2014 Peserta

Page 126: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

110

Makna dan Syi‟ar Al Qur‟an

Sebagai Sumber Inspirasi”

9. Sertifikat Seminar Nasional Racana

STAIN Salatiga

“Enterpreneurship”

16 November 2014 Peserta 8

10. Sertifikat Bedah Buku “Muda 7

Warna” oleh HMJ PAI IAIN

Salatiga

23 September 2015 Peserta 2

11.

Sertifikat Seminar Nasional

Kewirausahaan “ Jiwa Muda,

Berani Berwirausaha”

30 Oktober 2015 Peserta 8

12. Sertifikat Seminar Nasional DEMA

FTIK “ PENINGKATAN

PROFESIONALISME GURU

SEBAGAI DALAM

PEMBELAJARAN DI ERA

GLOBALISASI”

23 November 2015 Peserta 8

13. Sertifikat Seminar Nasional HMJ

PAI IAIN Salatiga “PENDIDIKAN

AGAMA MENJADI PELOPOR

KEBANGKITAN NASIONAL DI

ERA MODERN”

21 Mei 2016 Peserta 8

14. Sertifikat Seminar Nasional LDK

IAIN Salatiga “Esesnsi Dakwah

Kontemporer”

21 Mei 2016 Peserta 8

15. Sertifikat Seminar Nasional LPM

Dinamika IAIN Salatiga

“Memandang Jurnalisme Dari

Perspektif Gender”

24 September 2016 Peserta 8

Page 127: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

111

16. Sertifikat National Achievement

Motivation Training LDK IAIN

Salatiga “ Solusi Cerdas, Sukses

Akademis dan Organisasi”

01 Oktober 2016 Peserta 8

Page 128: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

112

Page 129: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

113

Page 130: IMPLEMENTASI KONSEP HUMANIS DALAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2345/1/Skripsi Arifin.pdf12. Segenap Anggota Tim Futsal Rebonan Fc Akhirnya dengan kerendahan

114