IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG...

18
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) SEBAGAI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI DESA PENAGA KABUPATEN BINTAN PADA TAHUN 2017 NASKAH PUBLIKASI Oleh: R.FINAHARI NIM. 10563201255 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2018

Transcript of IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG...

Page 1: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG

TUNAI (BLT) SEBAGAI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

DI DESA PENAGA KABUPATEN BINTAN PADA TAHUN 2017

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

R.FINAHARI

NIM. 10563201255

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2018

Page 2: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

1

Implementasi Kebijakan Tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT) Sebagai

Program Keluarga Harapan (PKH) Di Desa Penaga Kabupaten Bintan

Pada Tahun 2017

R.FINAHARI

Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik, FISIP UMRAH

[email protected]

RUMZI SAMIN

Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik, FISIP UMRAH

[email protected]

AGUS HENDRAYADY

Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik, FISIP UMRAH

[email protected]

ABSTRAK

Pemerintah memiliki produk kebijakan untuk menangani masalah

kemiskinan. Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai bagian dari Program

Keluarga Harapan merupakan salah satu program percepatan penanggulangan

kemiskinan melalui pemberian bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat

Miskin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan analisis

implementasi kebijakan tentang BLT sebagai Program Keluarga Harapan (PKH)

di Desa Penaga. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan secara

purposive sampling. Dalam menganalisa penelitian ini peneliti menggunakan

model implementasi yang dikembangkan oleh Mazmanian dan Sabatier. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis secara

deskriptif kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian berdasarkan 3 variabel, yaitu pada variabel mudah

tidaknya masalah dikendalikan, masalah utama dari program BLT setiap tahunnya

Page 3: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

2

adalah data penerima yang tidak berubah, lokasi penyaluran dana BLT yang

berubah, ketidak tepatan waktu dalam penyampaian informasi pencairan dana

BLT oleh pihak desa. Pada dimensi kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan

proses implementasi, pemerintah desa menyalahi aturan SOP yang telah

ditetapkan oleh pemerintah pusat dengan membagi uang penerima BLT dengan

warga yang bukan penerima BLT. Pada dimensi lingkungan, jarak antara kantor

Pos Tanjung Uban untuk penyaluran dana BLT dengan Desa Penaga terbilang

jauh.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah dalam pelaksanaan BLT sebagai

Program Keluarga Harapan belum berjalan secara maksimal. Proses pengawasan

yang seharusnya diterapkan sesuai pedoman umum belum dilakukan secara

optimal. Saran dari penulis yaitu Pendataan jumlah penerima BLT harus segera

ada pembaharuan secara cepat dan tepat apabila terjadi perubahan. Perlunya

adanya koordinasi yang lebih tinggi antara penyalur dana BLT yakni PT. POS.

Kata kunci: Implementasi Kebijakan, Program Keluarga Harapan, Bantuan

Langsung Tunai

PENDAHULUAN

Permasalahan penting yang dihadapi oleh seluruh negara termasuk

Indonesia adalah kemiskinan. Dalam menanggulangi kemiskinan ada

berbagaimacam produk kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah salah satunya

adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT). Program BLT tahun 2005 dilakukan

selama duabelas bulan yang kemudian pembagiannya dikucurkan dalam 4

periode. Sehingga besar dana BLT yang diterima Rumah Tanggal Sangat Miskin

Page 4: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

3

(RTSM) sebesar Rp.300.000/periode. Sedangkan jumlah penerimanya adalah

sebanyak 19,1 juta RTM. Data penerima BLT tersebut berdasarkan data dari BPS.

Hingga tahun 2013 BLT berubah nama menjadi Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat (BLSM). Namun perubahan nama tersebut tidak

memberikan perbedaan yang signifikan baik dari proses penyaluran dana,

penerima manfaat bahkan jumlah uang yang dibagikan. Hingga tahun 2017 BLT

dimasukkan kedalam bagian dari Program Keluarga Harapan bersama produk

kebijakan lainnya seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Rastra, dan Kartu

Indonesia Sehat. Pada April 2018, BLT dihapus pemerintah dengan diganti

kebijakan bantuan non tunai e-warung.

Di Desa Penaga khususnya, jumlah penerima BLT Sebagai Perogram

Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 117 KK dari total 440 KK. Jumlah penduduk

miskin di Desa Penaga berjumlah 170 KK. Sedangkan 21% penerima manfaat

BLT saat ini sudah berada dalam kondisi ekonomi yang membaik.

Implementasi Kebijakan Tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT)

Sebagai Program Keluarga Harapan (PKH) Di Desa Penaga Kabupaten Bintan

Pada Tahun 2017 banyak mengalami masalah dan kendala diantaranya:

1. Adanya ketidak sesuaian data penerima BLT dengan realitas kondisi

ekonomi masyarakat penerima BLT tersebut. Yang dikategorikan

mampu menerima manfaat BLT sedangkan yang tidak mampu tidak

menerima manfaat.

2. Jarak lokasi pencairan dana BLT yang terbilang jauh di Tanjung

Uban.

Page 5: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

4

3. Adanya pembagian uang BLT kepada masyarakat tidak penerima

manfaat BLT.

4. Tidak tepat waktu dalam jadwal pencairan manfaat BLT. Masyarakat

selalu menerima uang BLT tidak tepat waktu.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang “Implementasi Kebijakan Tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT)

Sebagai Program Keluarga Harapan (PKH) Di Desa Penaga Kabupaten

Bintan Pada Tahun 2017”

BAHAN DAN METODE

Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (Wahab, 2008:81), menjelaskan

makna implementasi dengan mengatakan bahwa :

“Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program

dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian

implementasi kebijaksanaan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-

kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman

kebijaksanaan negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk

mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak

nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian”.

Dalam upaya menjawab rumusan masalah penelitian, penulis mengambil

teori dari model implementasi Mazmanian dan Sabatier yang terdiri dari tiga

variabel sebagai berikut:

1. Mudah tidaknya masalah dikendalikan.

Dalam konteks ini menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan

permasalahan dalam implementasi kebijakan yang akan digarap meliputi:

Page 6: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

5

Kesukaran-kesukaran teknis, Karakteristik Kelompok Sasaran, Persentase

kelompok sasaran dibandingkan jumlah penduduk.

2. Kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi.

Variabel ini menjelaskan mengenai: Kejelasan isi, Besaran alokasi

dana, Struktur organisasi birokrasi dalam implementasi BLT, SOP

penyaluran BLT dan Kesungguhan Aparat dalam melaksanakan program

BLT.

3. Lingkungan

Variabel ini menjelaskan mengenai: Kondisi sosial ekonomi dan

demografi, Dukungan publik, Dampak program BLT terhadap masyarakat.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Mudah Tidaknya Masalah Dikendalikan

A. Tingkat Kesukaran/Kesulitan Teknis Dari Permasalahan Implementasi

Program BLT;

Menurut Grinle (Wahab, 2005: 59) menjelaskan:

“Implementasi kebijakan sesunguhnya bukan sekedar hanya

bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan

politik kedalam prosedur-prosedur rutin lewat saluran birokrasi,

melainkan lebih dari itu, ia menyangkut masalah-masalah konflik,

keputusan dan siapa yang memperoleh dari hasil suatu kebijakan”.

Permasalahan utama dalam pembagian BLT di Desa Penaga adalah

terdapat kesalahan data penerima BLT. Sehingga masyarakat yang tidak

seharusnya menerima, tetapi menerima dana BLT. Dan yang seharusnya

menerima, tetapi tidak menerima dana BLT.

Page 7: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

6

Permasalahan kedua adalah lokasi penyaluran dana BLT yang berubah.

Pada tahun 2013-2014 dana BLT dibagikan di aula kantor desa. Tetapi pada tahun

2015-2017 dana BLT tersebut dibagikan dikantor pos yang beralamat di Tanjung

Uban. Tentunya perubahan itu menjadi kendala sebagian masyarakat yang tidak

memiliki kendaraan terutama pada lansia dan janda.

Permasalahan ketiga adalah waktu pembagian dana BLT yang tidak

sesuai dengan jadwal. Masyarakat Desa Penaga terkadang sering terlambat

mendapatkan informasi mengenai pembagian dan pencairan dana BLT tersebut.

Sedangkan upaya yang dilakukan oleh aparatur desa terkait

permasalsahan kesalahan data penerima manfaaat adalah mengajukan data baru

kepada pemerintah kabupaten. Untuk permasalahan kedua dan ketiga, pihak desa

tidak melakukan koordinasi kepada pihak PT.POS selaku penyelenggara BLT.

Dan untuk jadwal pencairan dana BLT masyarakat Desa Penaga yang termsuk

penerima manfaat selalu ketinggalan informasi.

B. Karakteristik Kelompok Sasaran

Karakteristik penerima BLT, yakni RTSM yang terdata oleh BPS dalam

PPLS2011. Terdiri dari kalangan keluarga yang tidak mampu berdasarkan

ekonomi, memiliki banyak anak, dan Janda. Dari penelitian dilapangan, data

penerima BLT tahun 2017 tidak ada perubahan dari tahun-tahun sebelumnya.

Bahkan tidak ada penambahan jumplah penerima manfaat. Data PPLS2011 yang

dikeluarkan oleh TNP2K tersebut berdasarkan kondisi masyarakat pada tahun

2005. Tanpa ada update terbaru yang dilakukan kembali ditahun-tahun berikutnya.

Page 8: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

7

C. Persentase Kelompok Sasaran Dibandingkan Jumlah Penduduk

Penerima BLT ada sebanya 117 KK (25%) dari jumlah masyarakat

sebanyak 440 KK (75%). Dari 117 KK penerima BLT ada sekitar 25 KK (21%)

yang saat ini kondisi ekonominya sudah membaik. Sehingga seharusnya 25 KK

penerima BLT tersebut bisa dialihkan kepada RTSM lainnya yang tidak terdata.

2. Kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan proses implementasi.

A. Kejelasan Isi Kebijakan

Adapun yang menjadi dasar hukum program BLT di Desa Penaga adalah

sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial;

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir

Miskin;

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 tentang perubahan atas

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang APBN tahun 2013;

4. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang percepatan

Penanggulangan Kemiskinan;

5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2012 Tentang Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2013;

6. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2013 tentang sosialisasi Kebijakan

Penyesuaian Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM);

7. Instruksi Meterri Dalam Negeri Nomor 541/3150/SJ Tahun 2013

tentang Pelaksanaan Pembagian Kartu Perlindungan Sosial dan

Penanganan Pengaduan Masyarakat.

B. Besaran alokasi dana

Besaran BLT diberikan sebesar Rp.150.000/Bulan/RTSM. Besaran

bantuan tersebut diharapkan dapat membantu Rumah Tangga Sasaran untuk

mempertahankan daya beli pada saat kenaikan harga akibat kenaikan harga BBM.

Page 9: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

8

Sehingga masyarakat Desa Penaga menerima manfaat sebesar

Rp.300.000/periode/RTSM.

C. Struktur Organisasi Birokrasi Dalam Implementasi BLT

Struktur birokrasi implementasi program BLT terdiri dari;

1. Tim Koordinasi Program BLT Pusat yang tterdiri dari Kementrian Sosial

RI, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Badan Pusat

Statistik (BPS), Kementrian keuangan RI, Kementrian Dalam Negeri,

Kementrian Komunikasi dan Informasi, Kementrian Negara BUMN, TNI,

POLRI, Kejaksaan Agung, BPKP, BPK, serta PT Pos Indonesia selaku

operator.

2. Tim Koordinasi Program BLT Tingkat Provinsi yang terdiri dari SKPD

Dinas Sosial Provinsi selaku koordinator sosial, SKPD terkait, BPS,

KODAM, POLDA, Kejaksaan Tinggi, BPKP dan Kanwil PT Pos

Indonesia wilayah provinsi.

3. Tim Koordinasi Program BLT Tingkat Kabupaten yang terdiri dari SKPD

Dinas Sosial Kabupaten selaku koordinator, SKPD terkait, BPS, KOREM,

POLRES, BPKP dan PT Pos wilayah Kabupaten.

Dalam pelaksanaan BLT di lapangan, Tim koordinasi Program BLT

ditingkat Kabupaten dibantu Kecamatan, perangkat desa dan tenaga sosial dari

masyarakat.

Page 10: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

9

D. SOP Penyaluran Dana BLT

Adapun SOP penyaluran dana BLT di Desa Penaga dimulai dari

Kemensos – TNP2K – BAPPENAS – BPS – Kementrian Keuangan RI-

Gubernur – Bupati – Kecamatan – PT POS selaku operator - Masyarakat.

Untuk mencairkan dana BLT, RTS harus memiliki kartu PKH.

Pembagian kartu Program Keluarga Harapan kepada Rumah tangga sasaran oleh

ketua RT. RTS yang terdata sebagai PKH sudah terdata oleh TNP2K. Kartu PKH

dan KTP ditunjukkan saat pengambilan manfaat BLT. Petugas PT. Pos akan

mencocokkan data pembayaran dengan PKH dan identitas pendukungnya.

Setelahnya RTS akan memperoleh manfaat program BLT sesuai dengan jumlah

yang telah ditentukan yaitu Rp.300.000/RTSM.

Namun demi meredam emosi warga yang tidak terdata sebagai penerima

BLT, Aparatur Desa menyalahi SOP yang ditetapkan. Pemerintah desa membagi

jumlah uang yang diterima RTSM kepada maysarakat miskin yang tidak terdata

sebagai penerima. Sehingga uang Rp.300.000 dibagi dua menjadi

Rp.150.000/RTSM. Namun pembagian itu tidak dilakukan terhadap seluruh

penerima BLT. Hanya 25 RTSM yang dianggap sudah memiliki kondisi ekonomi

yang layak menurut aparatur desa.

E. Kesungguhan Aparatur Dalam Melaksanakan Program BLT

Aparatur desa dinilai belum maksimal dalam menjalankan tugasnya. Data

penerima yang tidak ada perubahan, sering terjadi keterlambatan informasi,

jauhnya lokasi pencairan BLT dari desa adalah indikator dari penilaian

kesungguhan aparat dalam melaksanakan program BLT. Selain itu tidak ada

Page 11: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

10

monitoring dari perintah pusat saat pencairan dana sehingga permasalahan yang

terjadi dilapangan tidak ada penyelesaiannya.

3. Lingkungan

A. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat dan Demografi

Kondisi sosial ekonomi masyarakat berkaitan akan hal keadaan suatu

masyarakat secara umum, mulai dari pendidikan, keadaan ekonomi, dan kondisi

sosialnya yang secara sederhana dapat dikatakan kepada masyarakat yang sudah

terbuka dan modern dengan masyarakat yang tertutup dan tradisional. Masyarakat

yang sudah terbuka akan lebih mudah menerima program-program pembaharuan

daripada masyarakat yang masih tertutup dan tradisional.

Di Desa penaga kondisi ekonomi masyarakatnya cukup rendah karena

mayoritas masyarakat yang bekerja adalah sebagai nelayan 50%, buruh lepas

20%, petani 20%, pedagang dan pegawai 10%. Berdasarkan ragam pekerjaan

masyarakat Desa Penaga tentunya dapat disimpulkan bahwa budaya masyarakat

Desa Penaga berbeda dengan budaya masyarakat dari desa atau daerah lainnya.

Selain kondisi ekonomi yang rendah, kondisi demografi desa juga minim

dari akses fasilitas umum seperti tidak adanya transportasi umum yang melintasi

jalan-jalan desa. Sehingga jika pengambilan dana BLT di Tanjung Uban, hal itu

menyulitkan para penerima manfaat terutama yang berusia lebih dari 50 tahun.

B. Dukungan Publik Terhadap Kebijakan Program BLT

Salah satu dukungan publik terhadap kebijakan BLT di desa Penaga adalah

keikut sertaan media dalam menyiarkan berita atau informasi mengenai

pembagian BLT di Desa Penaga ke publik. Media merupakan alat atau sarana

Page 12: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

11

komunikasi. Media sangat berperan dalam memberikan informasi, hanya saja

untuk pembagian dana BLT di Desa Penaga tidak ada media yang berperan dalam

memuat pemberitaan. Sehingga tidak ada tanggapan dan aksi pemerintah yang

lebih tinggi dalam menyikapi permasalah BLT yang terjadi di Desa Penaga

tersebut.

C. Dampak Program BLT Terhadap Masyarakat Desa Penaga

Setiap program yang ditetapkan pemerintah tentunya mempunyai

manfaat sehingga dapat dilihat dampak yang ditimbulkan saat kebijakan tersebut

telah diimplementasikan. Menurut David dan Hawthorn (2006:15), mengartikan

”program sebagai sejumlah sarana hubungan yang didesain dan

diimplementasikan sesuai dengan tujuan”. Hal ini diperkuat oleh teori lainnya dari

Herman dan Tayibnapis (2008:9) ”program adalah segala sesuatu yang dilakukan

oleh seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh”.

Menurut Evgane Bardach (Agustino 2012:138) melukiskan kerumitan

dalam proses implementasi yaitu:

“Adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijakan umum

yang kelihatannya bagus diatas kertas, lebih sulit lagi merumuskan dalam

kata-kata dan selogan yang kedengarannya mengenakkan bagi telinga

para pemimpin dan para pemilih yang mendengarkannya. Lebih sulit lagi

untuk melaksanakannya dalam bentuk cara yang memuaskan semua

orang termasuk mereka anggap klien”

Penulis menyimpulkan bahwa yang menjadi klien yang dimaksud oleh

Evgane Bardach adalah oranga-orang yang menjadi target dari sasaran suatu

kebijakan. Dalam program BLT sendiri sasarannya adalah RTSM yang berada

pada data penerima manfaat. Dari kegiatan implementasi BLT di Desa Penaga,

menurut penulis produk kebijakan tersebut tidak memberikan kepuasan bagi

Page 13: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

12

mereka penerima manfaat. Karena kondisi ekonomi masyarakat sebelum adanya

kebijakan BLT dan saat program BLT tidak ada perubahan. Jika ada perubahan

kondisi ekonomi penerima manfaat, hal tersebut bukan disebabkan karena

program BLT tetapi disebabkan oleh indikator lainnya seperti menjual aset

kemudian menjadikannya sebagai modal usaha. Kemudian usaha tersebut

berkembang sehingga kondisi ekonomi masyarakat berubah menjadi lebih baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dilapangan maka

pada bab ini peneliti membuat kesimpulan bahwa Implementasi Kebijakan

Tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai Program Keluarga Harapan

(PKH) di Kabupaten Bintan secara umum dapat dikategorikan cukup baik. Hal

ini dapat dilihat dari:

1. Kinerja aparatur Desa Penaga dalam mendistribusikan kartu PKH

untuk program BLT dinilai cukup baik karena telah menjalankan

tugas sesuai dengan perintah dari Pemerintah. Jika dilihat dari

musyawarah, sosialisasi yang dilakukan di Desa Penaga pada

pelaksanaan program BLT ini dinilai tidak efektif, karena

musyawarah, sosialisasi tidak pernah dilakukan, dan jika dilihat dari

tanggapan atau respon yang diberikan pihak aparatur Desa Penaga

dalam pelaksanaan program BLT dapat dikatakan bahwa keluhan atau

pengaduan dari masyarakat ini sebaiknya ditanggapi dengan serius.

Page 14: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

13

Baik pihak desa, kecamatan, maupun pemerintah kabupaten agar

program ini berjalan sesuai dengan indikator keberhasilan program

BLT.

2. Karakteristik penerima program dilihat dari keadaan sosial ekonomi

masyarakat penerima BLT di Desa Penaga dapat dikatakan sebagian

besar berasal dari kondisi ekonomi yang lemah. Namun ada bebefrapa

rumah tangga yang kondisi ekonominya sudah membaik saat ini.

Sehingga sudah tidak layak menerima program BLT. Pihak aparatur

desa selalu mengupayakan agar kedepannya penerima BLT ini adalah

masyarakat yang keadaan sosial ekonominya benar-benar tergolong

rendah agar program BLT ini tepat sasaran. Pendataan dalam

pelaksaan Program BLT di Desa Penaga dapat dikatakan bahwa

pendataan yang dilakukan oleh pihak terkait belum tepat sasaran dan

pendataan masih menggunakan data-data yang lama.

3. Pencairan dana BLT Desa Penaga terbilang jauh jaraknya yaitu di

Tanjung Uban. Sehingga masyarakat membutuhkan transportasi untuk

menuju kantor POS. Berdasarkan data, banyak lansia yang terdata

sebagai penerima manfaat BLT tersebut.

4. Ketepatan waktu cairan dana BLT di Desa Penaga dapat dikatakan

belum tepat waktu. Karena sering terjadi keterlambatan pencairan.

5. Dari tingkat keberhasilan dan kepuasan masyarakat penerima manfaat

program Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Desa Penaga, dapat

dikatakan dampak atau pengaruh program BLT ini belum baik dan

belum dapat membantu meringankan beban masyarakat penerima

Page 15: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

14

manfaat karena tidak mencukupi kebutuhan masyarakat sepenuhnya.

Secara keseluruhan, dengan adanya program ini BLT ini tingkat

kesejahteraan masyarakat belum dapat dikatakan berhasil, karena

masih ada kekurangan yang terjadi pada program subsidi pemerintah

dalam bentuk uang (BLT) ini. Jumlah uang sebesar Rp. 300.000/

periode yang dibagikan kepada setiap RTS dinilai tidak memberikan

dampak yang besar bagi masyarakat desa Penaga. Terutama bagi

penerima manfaat yang uangnya di bagi dua dengan Rumah Tangga

Miskin lainnya yang tidak terdata sebagai penerima manfaat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah disajikan sebelumnya,

maka peneliti perlu mengemukakan beberapa saran untuk pihak-pihak terkait

dalam Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Desa Penaga

Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan yaitu sebagai berikut :

1. Pendataan jumlah penerima BLT harus segera ada pembaharuan secara

cepat dan tepat apabila terjadi perubahan, baik pertambahan maupun

kematian atau perpindahan penduduk. Pendataan yang dilakukan pihak

desa seharusnya secara objektif dan lebih teliti dalam menetapkan

penduduk berkategori miskin/kurang mampu, sehingga semua masyarakat

miskin/kurang mampu terdaftar sebagai rumah tangga sasaran program

BLT, sehingga tidak ada kecemburuan sosial maupun konflik di antara

masyarakat. Dari keterangan Kepala Desa, pihak desa sudah mengajukan

data baru ke Kabupaten, tetapi data tersebut belum ada perubahan dari

tahun 2013-2017. Seharusnya pengajuan data baru tersebut tidak hanya

Page 16: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

15

sampai di pihak kabupaten, tetapi juga disampaikan kepada tim PPLS dan

TNP2K karena yang menentukan penerima BLT adalah kedua tim

tersebut.

2. Perlunya adanya koordinasi yang lebih tinggi antara penyalur dana BLT

yakni pihak PT. POS dengan pemerintah desa agar informasi yang

diterima mengenai pencairan dana BLT tepat waktu. Karena selama ini

penerima sasaran BLT selalu mendapatkan informasi yang terlambat

sehingga pencairan dana BLT terkadang diterima tiga bulan sekali. Selain

itu koordinasi dilakukan juga untuk meminta agar pihak penyelenggara

PT. POS kembali menyalurkan dana BLT di aula desa. Karena jarak antara

Desa Penaga dan Tanjung Uban cukup jauh. Sebagian besar penerima

BLT di Desa Penaga adalah Ibu-ibu yang sudah berusia 50 tahun keatas.

3. Pihak desa harus lebih aktif dalam mengemukakan pendapat mengenai

manfaat BLT yang diterima masyarakat. Karena melalui penelitiannya,

penulis menilai bahwasanya jumlah besaran dana sebesar Rp.300.000

tersebut belum bisa membantu mencukupi kebutuhan RTS. Jumlah

tersebut disamaratakan oleh pemerintah pusat, tanpa melihat kondisi

ekonomi tiap-tiap daerah. Mungkin uang Rp.300.000 tersebut bernilai

cukup besar bagi RTS di pulau Jawa. Tetapi tidak di daerah lainnya,

khususnya di Desa Penaga Kabupaten Bintan.

4. Keberlanjutan program dalam rangka mensejahterakan masyarakat ini

perlu dilakukan dan dievaluasi secara terus-menerus agar tujuan dari

program dapat tercapai tanpa adanya penyimpangan-penyimpangan yang

sering terjadi.

Page 17: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

16

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdul Wahab, Solichin, 2005, Analisis Kebijaksanaan, Dari Formulasi

Keimplementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta, Penerbit PT Bumi Aksara

Agustino, Leo, 2012. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2014. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis

Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dunn, William, 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.

(Diterjemahkan oleh: Samodra Wibawa.dkk.) Yogyakarta: Gaja Mada

University Pres.

Hasibuan, SP. Malayu. 2001. Manejemen Dasar, Pengertian dan Masalah.

Jakarta : Bumi Aksara.

Lendriyono Fauzik, Su’adah, dkk. 2007. Beberapa Pemikiran Tentang

Pembangunanan Kesejahteraan Sosial. Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang Press.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Naihasya, Syahrir. 2006. Kebijakan Publik Menggapai Masyarakat Madani.

Jogyakarta: Mida Pustaka.

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi.

Jogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiono, 2012, Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2011.Metodelogi Penelitian Sosial, Berbagai

Alternatif Pendekatan Edisi Refisi. Jakarta: Kemcana Prendana Media

Group

Suyanto. 1998. Penelitian Evaluasi Program. Jakarta: Departemen Sosial RI.

Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk

Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses dan Studi

Kasus).Yogyakarta:Caps.

Page 18: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG BANTUAN LANGSUNG …repository.umrah.ac.id/2252/1/R.FINAHARI-100563201255-FISIP-2018.pdf · implementasi kebijakan tentang bantuan langsung tunai (blt)

17

Zuriah, Nurul.2009.Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta:Bumi

Aksara.

B. Jurnal

Lembaga penelitian SUMERU.2011.Kajian Cepat Pelaksanaan Program

Bantuan Langsung Tunai (BLT) 2008 dan Evaluasi Penerimaan Program

BLT 2005 di Inonesia.Jakarta: Sekretariat TNP2K.

C. Dokumen

Direktorat Jendral Bantuan dan Jaminan Sosial.2015. Pedoman Operasional

Program Keluarga Harapan (PKH). Jakarta. Indonesia.

Kementerian Sosial Republik Indonesia. 2013. Pedoman Pelaksanaan Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat. Jakarta Indonesia.

Pemerintah Desa Penaga. 2017. Profil Desa Penaga Kabupaten Bintan.

Bintan.Indonesia

D. Skripsi

Iqbal, Hasbi.2008.Implementasi Kebijakan Bantuan Langsung Tunai 2008 di

Kabupaten Kudus.Semarang: Universitas Diponegoro.

Nurmiza.2014.Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

(BLSM) di Kelurahan Kampung Baru.Tanjungpinang: Universitas Maritim

Raja Ali Haji.

Naipospos, Tunggun M.2012.Evaluasi Dampak Program Bantuan langsung

Tunai (BLT) Bagi Penentasan Kemiskinan di Kabupaten Toba

Samosir.Medan: Universitas Sumatera Utara.