IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB...

69
IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS MASYARAKAT DESA (Studi : Pekon Kampung Baru Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus) (Skripsi) Oleh ANI OKTAVIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAMMENINGKATKAN SOLIDARITAS MASYARAKAT DESA

(Studi : Pekon Kampung Baru Kecamatan Kotaagung Timur KabupatenTanggamus)

(Skripsi)

OlehANI OKTAVIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF LOCAL ADVANTAGE BEGUWAI JEJAMA INIMPROVING SOLIDARITY OF VILLAGE SOCIETY

Study on Kampung Baru Village, Kotaagung Timur district, Tanggamus

By

ANI OKTAVIA

This research aimed to determine the meaning and function BeguwaiJejama, the intensity of community solidarity and implementation of local wisdomBeguwai Jejama in improving community solidarity in Kampung Baru villageDistrict Kotaagung Timur, Tanggamus. This reserach used a descriptivequalitative method with the number of informants as many as 5 people conductedby conducting in-depth interviews.

The results show that local wisdom Beguwai Jejama has to mean as a workdone together (mutual cooperation) in the life of society or custom which servesas a tool to tighten the bond and lighten the burden borne by society.Furthermore, the intensity of community solidarity is often done by KampungBaru residents who are implemented in mutual assistance activities and help tothe members of the community who are experiencing disaster. Furthermore, thishelpful attitude is a manifestation of awareness or solidarity among members ofthe community, especially when there are members of the community who areexperiencing difficulties or disasters. Other activities are helping the neighbors inpreparing wedding receptions or circumcision (hajatan). But in terms of thecelebration of society can not carelessly participate in events or keitan. Becausein Pekon Kampung Baru has six groups of saibatin which are all under theauspices of Prince Ya Ratu Marga Buai Turga. Therefore, the people of KampungBaru village in the staging or celebration of solidarity that exists only based oncertain groups or groups of each.

Keywords: Beguwai jejama, community solidarity, implementation

Page 3: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

iii

ABSTRAK

IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAMMENINGKATKAN SOLIDARITAS MASYARAKAT DESA

Studi di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kotaagung Timur KabupatenTanggamus

Oleh

ANI OKTAVIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan fungsi BeguwaiJejama, intensitas solidaritas masyarakat serta implementasi kearifal lokalBeguwai Jejama dalam meningkatkan solidaritas masyarakat di Pekon KampungBaru Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus. Penelitian inimenggunakan metode kualitatif deskriptif dengan jumlah informan sebanyak 5orang yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal Beguwai Jejamamemiliki makna sebagai suatu pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama(gotong-royong) di dalam kehidupan bermasyarakat atau adat istiadat yangberfungsi sebagai alat untuk mempererat tali silaturahmi dan meringankan bebanyang ditanggung masyarakat. Lebih lanjut, intensitas solidaritas masyarakat seringdilakukan oleh warga Pekon Kampung Baru yang diimplementasikan dalamkegiatan gotong-royong serta tolong menolong diantara anggota masyarakat yangsedang mengalami musibah. Lebih lanjut, sikap tolong menolong tersebutmerupakan perwujudan kepedulian atau solidaritas diantara anggota masyarakat,khususnya ketika terdapat anggota masyarakat yang sedang mengalami kesulitanatau musibah. Kegiatan lainnya yaitu membantu tetangga dalam menyiapkanresepsi pernikahan atau khitanan (hajatan). Namun dalam hal hajatan masyarakattidak bisa sembarangan ikut dalam acara atau keitan. Karena di Pekon KampungBaru memiliki enam kelompok saibatin yang semuanya dibawah naunganPangeran Ya Ratu Marga Buai Turga. Oleh karena itu masyarakat PekonKampung Baru didalam penayuhan atau hajatan solidaritas yang terjalin hanyaberdasarkan kelompok tertentu atau kelompok masing-masing.

Kata Kunci: Beguwai jejama, solidaritas masyarakat, implementasi

Page 4: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAMMENINGKATKAN SOLIDARITAS MASYARAKAT DESA

(Studi : Pekon Kampung Baru Kecamatan Kotaagung Timur KabupatenTanggamus)

OlehANI OKTAVIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA SOSIOLOGI

Pada

Jurusan SosiologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

Drs. Ikram, M.Si.NIP. 196106021989021001

Page 6: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS
Page 7: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS
Page 8: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

RIWAYAT HIDUP

Ani Oktavia dilahirkan pada tanggal 10 Oktober 1996di

Pekon Banjar Sari Kecamatan Kotaagung Timur

Kabupaten Tanggamus, anak keempat dari empat

bersaudara pasangan dari Bapak Adhari dan Ibu Siti

Sohenah.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh antara laindiawali dari tingkat Sekolah

Dasar (SD) Negeri 1 Tanjung Jati pada tahun 2001, lulus pada tahun 2007.

Kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1

Gisting pada tahun 2007, lulus pada tahun 2010 serta tingkat Sekolah Menengah

Atas (SMA) Negeri 2 Kotaagung tahun 2010, lulus pada tahun 2013. Pada tahun

2013, terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung yang diterima melalui jalur PARALEL.

Selama menjadi mahasiswa, aktif di berbagai organisasi yaitu pada periode tahun

2013-2014 terdaftar sebagai anggota Paduan Suara Mahasiswa Universitas

Lampung. Lebih lanjut, pada periode pertama tanggal 18 Januari-17 Maret 2016

(selama 60 hari) saya mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang

bertempat di desa Bangun Rejo, Kecamatan Meraksa Aji, Kabupaten Tulang

Bawang.

Page 9: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

MOTTO

Setiap Aksi Memiliki Reaksi, Setiap Perbuatan Memiliki Konsekuensi Dan SetiapKebaikan Memiliki Suatu Balasan Yang Baik

( Ani Oktavia )

Raihlah Ilmu Dan Untuk Meraih Ilmu Belajarlah Untuk Tenang Dan Sabar(Khalifah ‘Umar)

Bila Orang Mulai Dengan Kepastian, Dia Akan Berakhir Dengan Keraguan. Jika Orang Mulai DenganKeraguan, Dia Akan Berakhir Dengan Kepastian.

( Francis Bacon )

Visi Tanpa Tindakan Hanyalah Sebuah Mimpi. Tindakan Tanpa Visi Hanyalah Membuang Waktu. VisiDengan Tindakan Akan Mengubah Dunia.

( Joel Arthur Barker)

Page 10: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

xiii

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah Swt, skripsi ini saya persembahkan kepada:

Abah & Emak (Adhari& Siti Sohenah) yang telah memberikan segenap materi, do’a, motivasi dandukungan sehingga saya dapat menyelesaikan proses study hingga saat ini.

Teteh-teteh tersayang (Ameliana, Ayu Listina, Ade yuliana) Serta kakak ipar (Agus Wiyono, AndreMaulana, Antoni) yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, rasa optimis dan dorongan untukselalu menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Serta ponakan-ponakan ku yang menjadi semangat

disetiap lelahku.

Prama Ndaru Perdana sebagai kekasih yang senantiasa menemani dan selalu menjadkani semanagatdisetiap lelahku.

Drs. Abdulsyani.M.I.P.& Drs, Pairulsyah, M.H.Sebagai dosen pembimbing dan pembahas yang senantiasatelah memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Keluarga Besar Mahasiswa Sosiologi 2013

Almamater TercintaUniversitas Lampung, Khususnya Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Page 11: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya

serta kekuatan yang saya miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini selain atas

limpahan karunia dan anugerah-Nya. Sholawat serta salam senantiasa

peneliticurahkan kepada junjungan ilahi robbi, Nabi Besar Muhammad SAW

yang senantiasa kita nantikan syafa’atnya fiddini waddunnya ilal akhiroh.

Skripsi ini berjudul “Implementasi Kearifan Lokal Beguwai Jejama Dalam

Meningkatkan Solidaritas Masyarakat Desa (Studi Pada Pekon Kampung Baru

Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus)” merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Jurusan Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penelitian skripsi ini tidak terlepas dari hidayah, karunia, bantuan, dukungan, dan

bimbingan yang berasal dari berbagai pihak. Maka dari itu, penelitimengucapkan

rasa syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada:

1. Allah Swt yang senantiasa memberikan karunia-Nya, sehingga saya dapat

menyelesaikan proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini.

2. Kepada kedua orangtua yang selalu memberikan nasehat, bimbingan, selalu

mendo’akan dengan keikhlasan dan kerendahan hatinya demi kelancaran

Page 12: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

xiii

proses pendidikan dan khususnya penyusunan skripsi ini sehingga

memberikan kekuatan dan motivasi bagi saya untuk tetap semangat

menghadapi segala rintangan yang dihadapi.

3. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung, yang sudah memberikan motivasi,

saran dan masukan untuk bisa melanjutkan penyusunan skripsi ini dan

menikmati prosesnya sampai akhir.

5. Bapak Teuku Fahmi,S.Sos., M.Krim. Selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Abdulsyani. M.I.P. Selaku pembimbing utama dalam penyusunan

skripsi ini, terimakasih banyak karena telah meluangkan banyak waktu,

tenaga, fikiran dan memberikan semangat kepada saya untuk bisa

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Pairulsyah. M.H. Selaku penguji utama dalam penyusunan skripsi

ini, terimakasih atas semua kritik dan saran yang telah ibu berikan, sehingga

skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

8. Bapak Drs. Susetyo, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik Jurusan

Sosiologi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

9. Kepada Bapak dan Ibu Dosen serta staf Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Page 13: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

xiv

10. Kepada teteh tersayang (Ameliana, Ayu Listina, Ade Yuliana) yang selalu

mengingatkan untuk terus semangat belajar demi kelancaran kuliah dan

khususnya pada penyusunan skripsi ini.

11. Kepada kakak ipar (Agus Wiyono, Andre Maulana, Antoni) yang selalu

mengingatkan akan pentingnya pendidikan.

12. Kepada ponakan-ponakan tercinta (Agies Melsya Rahmadani, Adinda Bela

Safira, Fajar Hisyam Faturrahman, Yoe Jeamy Ahmad Maulana, Nada Dwi

Pamungkas) yang selalu memberi semangat dengan tingkah nakal dan lucu.

13. Kepada Prama Ndaru Perdana yang setiap hari selalu memberikan semangat,

selalu menemani setiap hari dalam proses skripsi, dalam mencapai tujuan,

proses, dan keberhasilan dalam proses kehidupan.

14. Kepada Eka Tiara Y dan Tiara Dewi agustinbukan lagi sahabat bagi ku

melainkan saudara yang selama ini memberikan arti sebuah persahabatan

yang mengerti dan menerima kelebihan dan kekuranagan satu sama lain,yang

telah memberikan keceriaan, kebahagiaan baik di dalam maupun di luar

perkuliahan dan selalu memberikan dukungan yang sangatluar biasa.

15. Kepada Mak Endut (Ibu Idris) Yang selama ini telah menganggap saya

sebagai anak sendiri dan selalu membebaskan saya untuk main, makan, dan

tidur kapan saja dirumah beliau

16. Kepada sahabat-sahabat ku Asnia Nasution (Butet), Martina Napitupulu

(Mami), Virandhi O, Zirwan Siddik, Intan Tri Mayasari. Yang telah member

keceriaan dan berbagi cerita baik sedih maupun duka, dan telah menjadi

sahabat semasa kuliah sampai dengan selesai.

Page 14: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

xv

17. Kepada Hanan Afifah, Desi Riyana, Tiwi Puspita Sari, Siti Kholifah,

Muhammad Angsori yang selalu memberikan motifasi yang luar biasa dan

membatu terselesaikannya skripsi ini.

18. Kepada Anjas Dwi Stioko, Wega Pradipta Y, M didi Eka Fazri, Armando

Kalian telah menjadi teman yang menjadikan saya bangkit dari keterpurukan.

19. Kepada teman-teman SMA Rini Shopiah, Vilin Alistri, Iis Rachmadani, Fina

Fadilah, Apriyanti, Apriyadi, Sudirman, walaupun jarak yang memisahkan

kita namun tetap memberikan semangat dan dukungan, walau sebenarnya kita

sama sedang mencari gelar dan jati diri masing-masing.

20. Kepada Bapak dan Ibu (Adong dan Upik), yang telah menganngap saya

sebagai anak sendiri saat KKN sampai sekarang, dan untuk cak Husein dan

Kanda Khoirudin yang telah menganggap saya sebagai kakak kalian.

21. Kepada rekan-rekan seperjuangan mahasiswa jurusan Sosiologi angkatan

2013 (kelas ganjil dan genap) yang selalu kompak dan saling memberikan

semangat untuk terus menikmati proses perkuliahan dan penyusunan skripsi.

22. Kepada rekan-rekan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode pertama

Universitas Lampung tahun 2016 di Kecamatan Kelumbayan, dan khususnya

rekan-rekan KKN di Desa Bangun Rejo, Anisa, Risa Inggit

Paramita,Rahmawati sa’diyah.

23. Kepada Kepala Pekon Bangun Rejo, Bapak Rifki Susanto beserta stafnya.

Ibu-bu, dan adik-adik Desa Bangun Rejo Yang telah membantu semua

program KKN.

Page 15: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

xvi

24. Kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan

proses studi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT

senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kalian, amin.

Saya menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan penambahan wawasan

bagi para pembaca, serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang dilakukan

dimasa yang akan datang terkait dengan pengaruh program penanaman mangrove

terhadap perekonomian masyarakat pesisir.

Bandar Lampung, 06 September 2017Tertanda,

Ani OktaviaNPM. 1346011002

Page 16: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1B. Rumusan Masalah ............................................................................... 10C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 10D. Manfaat Penelitian................................................................................ 11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. TinjauanImplementasiKearifanLokalBeguwaiJejama ......................... 121. PengertianImplementasi .................................................................. 122. PengertianKearifanLokal................................................................. 143. PengertianBeguwaiJejama............................................................... 19

B. TinjauanSolidaritasMasyarakatDesa .................................................... 221. PengertianSolidaritas ....................................................................... 222. PengertianMasyarakat ..................................................................... 263. PengertianDesa ................................................................................ 29

C. KerangkaPikir....................................................................................... 34

III. METODE PENELITIAN

A. TipePenelitian....................................................................................... 35B. FokusPenelitian .................................................................................... 36C. TeknikPengumpulan Data .................................................................... 37

1. Wawancara ...................................................................................... 372. Observasi ......................................................................................... 373. Dokumentasi.................................................................................... 38

D. TeknikPenentuanInforman ................................................................... 38E. PenentuanLokasiPenelitian .................................................................. 39

Page 17: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

F. TeknikAnalisis Data ............................................................................. 391. Reduksi Data ................................................................................... 392. Penyajian Data................................................................................. 403. Verifikasi Data ( PengambilanKesimpulan).................................... 40

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. SejarahPekonKampungBaru ................................................................ 41B. KondisiUmumPekonKampungBaru..................................................... 42

1. LetakGeografis ................................................................................ 422. LuasLahanmenurutEkosistem ......................................................... 423. Iklim ................................................................................................ 434. PolaPenggunaan Tanah ................................................................... 435. KondisiSosialEkonomiPenduduk .................................................... 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. IdentitasInforman ................................................................................. 46B. DeskripsiHasilPenelitian ...................................................................... 48

1. MaknadanFungsiBeguwaiJejama .................................................... 482. IntensitasSolidaritasMasyarakat ...................................................... 533. ImplementasiKearifanLokalBeguwaiJejamadalam

MeningkatkanSolidaritasMasyarakat .............................................. 58C. Pembahasan .......................................................................................... 61

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 65B. Saran .................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kepemimpinan Kepala Pekon Kampung Baru ......................................... 412. Jumlah Penduduk Pekon Kampung Baru ................................................. 433. Tingkat Pendidikan Pekon Kampung Baru............................................... 444. Sumber Mata Pencaharian Masyarakat Pekon Kampung Baru ................ 445. Agama Masyarakat Pekon Kampung Baru............................................... 446. Sarana dan Prasarana Pekon Kampung Baru............................................ 45

Page 19: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. KerangkaPikir ..................................................................................... 34

Page 20: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan yang memiliki banyak pulau

di dalamnya, dengan memiliki luas sebesar 735.400 mi². Selain Negara

kepulauan Indonesia dikenal juga sebagai Negara yang memiliki

keanekaragaman budaya didalamnya. Salah satunya seperti kebudayaan yang

ada di Pulau Sumatera yang merupakan salah satu Pulau dari sekian banyak

Pulau yang ada di Indonesia. Di Pulau Sumatera terdapat bermacam-macam

Provinsi yang memiliki keanekaragaman budaya salah satunya yaitu Provinsi

Lampung.

Provinsi Lampung memiliki semboyan yang sangat kental dengan budaya di

dalamnya yaitu Sang Bumi Rua Jurai. Sang Bumi Rua Jurai memiliki arti

yaitu satu daerah dua golongan yang memiliki maksud satu daerah/Sang Bumi

yaitu daerah Lampung dan dua golongan/Rua Jurai yaitu memiliki dua

kebudayaan, keturunan serta adat istiadatnya yang berbeda. Kebudayaan

tersebut dibedakan menjadi dua golongan, yaitu Ulun Pepadun yang

berdialek Nyo (apa) dan Ulun Peminggir/pesisir yang berdialek Api (apa).

Lampung sendiri merupakan sebuah Provinsi paling selatan di Pulau

Sumatera Ibu Kotanya terletak di Bandar Lampung. Sebelah utara berbatasan

Page 21: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

2

dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan. Provinsi Lampung lahir pada

tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor

3/1964 yang kemudian menjadi Undang-Undang Nomor 14 tahun 1964.

Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan Karesidenan yang tergabung

dengan Provinsi Sumatera Selatan. Kendatipun Provinsi Lampung sebelum

tanggal 18 Maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan bagian

dari Provinsi Sumatera Selatan, namun daerah ini jauh sebelum Indonesia

merdeka memang telah menunjukan potensi yang sangat besar serta corak

warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khasanah adat budaya di

Nusantara yang tercinta ini. Provinsi Lampung memiliki luas 35.376,50 km,

daerah ini di sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda dan di sebelah

timur dengan Laut Jawa. Dengan total populasi 9.549.079 jiwa (lelaki

4.951.035 jiwa, wanita 4.598.044 jiwa).

Masyarakat Lampung dalam menjalankan kehidupan secara individu ataupun

bermasyarakat memiliki pedoman atau filsafah hidup yaitu Piil Pesenggiri.

Sesungguhnya, inti Piil Pesenggiri merujuk pada harga diri atau kehormatan

ulun Lampung yang terdiri atas dignity (Pesenggiri) keramahtamahan (Nemui

Nyimah), nama besar (Juluk Adok), kemampuan berbaur dengan semua

(Nengah Nyappor), dan gotong royong (Sakai Sambayan).

1. Nemui Nyimah (Terbuka Tangan)

Menurut Fakhruddin (1996) Pada unsur Piil Pesenggiri ini , dalam nemui

nyimah setiap seseorang dituntut untuk bersikap ramah dan santun kepada

setiap orang, bukan hanya sekedar kepada tamu tetapi kepada seluruh

Page 22: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

3

masyarakat. Santun kepada seluruh masyarakat berarti memberikan

sesuatu (produksi) yang bermanfaat kepada orang banyak.

2. Nengah Nyeppur (Hidup Bermasyarakat)

Fakhruddin Haryadi (1996) menjelaskan bahwa Yang dimaksud dengan

nengah nyappur adalah bahwa setiap seseorang dituntut untuk selalu

mampu berkomunikasi dengan orang lain sesuai dengan fitrah manusia

sebagai mkhluk sosial. Selain itu, pada unsur ini masyarakat dituntut untuk

membawakan sebuah ide-ide segar dalam bergaul di masyarakat .

3. Sakai Sambayan

Dalam unsur ini Fakhruddin Haryadi (1996) berpendapat bahwa

masyarakat dituntut bahwa setiap seseorang dalam rangka

mempertahankan hidupnya harus pandai menjalin kerjasama dengan pihak

lain, menjalin kerjasama dengan pihak lain dimulai dengan tukar menukar

ide atau bisa disebut dengan mufakat.

4. Bejuluk Beadok/Juluk Adok

Fakhruddin Haryadi (1996) mengatakan, Dalam unsur ini seseorang

dituntut agar dalam mencapai prestasi harus melalui kerja keras, artinya

seseorang dituntut untuk melakukan pembaharuan disegala bidang .dan

dapat menjadi panutan bagi makhluk hidup disekitarnya. Juluk adok ini

berfungsi sebagai suatu panggilan gelar. Yang didapat melalui prestasi

yang telah ia capai maupun melalui garis keturunannya.

Page 23: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

4

Piil Pesenggiri merupakan harga diri yang berkaitan dengan perasaan

kompetensi dan nilai pribadi atau merupakan perpaduan antara kepercayaan

dan penghormatan diri. Seseorang yang memiliki Piil Pesenggiri yang kuat,

berarti mempunyai perasaan penuh keyakinan, penuh tanggung jawab,

kompeten dan sanggup mengatasi masalah-masalah kehidupan. Semangat

kelampungan (spirit of Lampung) piil pesenggiri itu mendorong orang untuk

bekerja keras, kreatif, cermat dan teliti, orientasi pada prestasi, berani

kompetisi dan pantang menyerah atas tantangan yang muncul. Semua karena

mempertaruhkan harga diri dan martabat seseorang untuk sesuatu yang mulia

di tengah-tengah masyarakat. Sementara itu bagi masyarakat adat Lampung

Saibatin menempatkan Piil Pesenggiri dalam beberapa unsur, yaitu: ghepot

delom mufakat (prinsip persatuan); tetengah tetanggah (prinsip persamaan);

bupudak waya (prinsip penghormatan); ghopghama delom beguwai (prinsip

kerja keras); bupiil bupesenggiri (prinsip bercita-cita dan keberhasilan).

Unsur-unsur Piil Pesenggiri itu bukan sekedar prinsip kosong, melainkan

mempunyai nilai-nilai nasionalisme budaya yang luhur yang perlu dipahami

dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Seorang yang memiliki harga diri akan lebih bersemangat, lebih mandiri,

lebih mampu dan berdaya, sanggup menerima tantangan, lebih percaya diri,

tidak mudah menyerah dan putus asa, mudah memikul tanggung jawab,

mampu menghadapi kehidupan dengan lebih baik dan merasa sejajar dengan

orang lain. Karakteristik orang yang memiliki harga diri yang tinggi adalah

kepribadian yang memiliki kesadaran untuk dapat membangkitkan nilai-nilai

positif kehormatan diri sendiri dan orang lain, yaitu sanggup menjalani hidup

Page 24: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

5

dengan penuh kesadaran. Hidup dengan penuh kesadaran berarti mampu

membangkitkan kondisi pikiran yang sesuai kenyataan yang dihadapi,

bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan yang dilakukan. Arogansi dan

berlebihan dalam mengagungkan kemampuan diri sendiri merupakan

gambaran tentang rendahnya harga diri atau runtuhnya kehormatan

seseorang.

Piil pesengiri merupakan simbol kehormatan diri, malu bersalah, perasaan

berharga atau harga diri. Untuk menjaga harga diri ini agar tetap terhormat,

maka pribadi-pribadi dalam pergaulannya senantiasa dituntut untuk dapat

bersikap dan berperilaku yang benar, baik, terpuji sesuai dengan harapan

masyarakat.

Sebagai masyarakat lampung harus melestarikan budaya lampung. Salah

satunya melestarikan budaya beguwai jejama. Khususnya di Kabupaten

Tanggamus secara formal kearifan lokal Piil Pesenggiri ditetapkan sebagai

selogan untuk meciptakan perubahan pembangunan daerah yang disebut

dengan Beguwai Jejama. Dalam bahasa Lampung Beguwai artinya bekerja

sedangkan Jejama artinya bersama-sama. Sedangkan perspektif masyarakat

tentang Beguwai Jejama adalah sebuah kegiatan gotong royong dalam rangka

menyelesaikan suatu pekerjaan baik dalam kehidupan kekeluargaan ataupun

dalam kehidupan adat istiadat. Sebagai wujud dari kearifan lokal Sakai

Sambayan maka Beguwai Jejama merupakan pedoman praktis bagi

masyarakat setempat dalam menciptakan kerukunan dalam kesatuan

Page 25: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

6

masyarakat. Yang disebut sebagai solidaritas dalam masyarakat khususnya

dari segi unsur Sakai Sambayan.

Beguwai Jejama didalam kehidupan keluarga Beguwai Jejama digunakan

dalam menyelesaikan pekerjaan seperti dibidang pertanian seperti

menggarap sawah (menanam padi di sawah) dilaksanakan oleh semua

keluaraga besar. Bahkan dalam acara kenduri (hajat kecil) atau dalam bahasa

Lampung sering disebut du’a malam jemahat, dimana mengundang keluarga

besar dalam kebersamaan. Adapula keluarga yang akan menunaikan ibadah

haji dan acara-acara keluarga yang lainnya. Didalam kehidupan adat istiadat

Beguwai Jejama digunakan pada saat penayuhan atau pesta besar baik yang

diadakan oleh pemimpin adat atau penyimbang adat bahkan masyarakat

biasa. Didalam adat istiadat biasanya sebelum acara terlaksana para tokoh

adat bermusyawarah untuk menentukan kegiatan tersebut, karena ada struktur

seperti penyimbang adat, batin, raja dan yang lainnya, disitu mereka

menentukan berapa banyak membuat nasi, ada juga sebutan keluarga yaitu

Kelama dimana sebutan ini berasal dari keluarga ibu yang menjadi tamu

kehormatan yang luar biasa. Termasuk menyiapkan tempat untuk tidur,

tempat untuk makan. Didalam acara kematian beguwai jejama digunakan

untuk mengumpulkan masyarakat yang ada di luar-luar kampung atau sanak

saudara yang jauh, adapun kegiatan yang ada dalam kematian yaitu:

1. Ngalau Khani

Ngalau Khani merupakan hari kematian seseorang dimana pada hari

kematian sanak saudara berkumpul untuk melihatnya.

Page 26: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

7

2. Niga Khani

Niga Khani merupakan acara memperingati hari ketiga kematian

seseorang dengan cara bertahlilan.

3. Mitu Khani

Mitu Khani merupakan memperingati hari kematian seseorang dengan cara

bertahlilan atau berdo’a serta tuan rumah memberikan okok atau besek

(nasi beserta lauk pauk kepada orang yang mengikuti tahlilan tersebut).

4. Nunggu Kubukh

Nunggu Kubukh merupakan adat menunggu kuburan sanak saudara yang

meninggal selama tujuh hari tujuh malam secara bergantian oleh keluarga

terdekat.

5. Nyukukh

Nyukukh merupakan adat sebelum jenazah dimakamkan sanak saudara

yang ditinggalkan wajib untuk mengenang dan bercerita pengalaman dan

kenangan didepan hadapan jenazah. (Sumber: Hasil dari melakukan

wawancara kepada Bapak Sarbini Zainuddin Ketua BHP Dinas

Kebudayaan Kabupaten Tanggamus).

Beguwai Jejama memiliki maksud dan tujuan untuk menyambung tali

silaturahmi yang baik dalam kehidupan masyarakat dimana dalam setiap

kegitan yang ada bukan dari nilai yang terlihat melain kan rasa kekeluargaan.

Beguwai Jejama akan lebih efektif dari pada melaksanakan kegiatan sendiri-

sendiri. Adapun tujuan Beguwai Jejama untuk dapat mengubah sikap,

perilaku, dan nilai-nilai pribadi, serta dapat turut serta dalam

mendisiplinkan anggota lainnya mewujudkan kepentingan bersama dimana

Page 27: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

8

jika melakukan kegiatan menggunakan Beguwai Jejama maka akan meringan

kan beban satu sama lain dan tercapainya tujuan yang sama dan saling

menguntungkan.

Solidaritas yang diharapkan dalam masyarakat Pekon Kampung Baru

sebagaimana memegang teguh kesetiakawanan sosial atau solidaritas sosial

yang tinggi antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, serta

hubungan kekerabatan yang kuat dan ikatan yang saling membantu tanpa

pamrih. Hal yang menjadi persoalan adalah dampak dari kekurangan

kepedulian dan kekurangan perhatian masyarakat terhadap kehidupan sosial

dan nilai- nilai tradisi. Pada dasarnya solidaritas masyarakat desa khususnya

nilai-nilai kekeluargaan, kerjasama, usaha bersama dan semangat masyarakat

merupakan faktor pendorong utama untuk mewujudkan pembangunan desa,

dengan demikian diharapkan intensitas masyarakat semakin baik terutama

dalam kegiatan kerjasama dan bergotong royong. Adapun contoh dari unsur

Sakai Sambayan adalah menunjukkan rasa partisipasi serta solidaritas yang

tinggi terhadap berbagai kegiatan pribadi dan sosial kemasyarakatan pada

umumnya. Perilaku ini menggambarkan sikap toleransi kebersamaan,

sehingga seseorang akan memberikan apa saja secara suka rela apabila

pemberian itu memiliki nilai manfaat bagi orang atau anggota masyarakat

lain yang membutuhkan.

Hubungan Beguwai Jejama dengan meningkatnya solidaritas adalah

menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dengan individu,

individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok di masyarakat

Page 28: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

9

pada kuatnya ikatan perasaan dan kepercayaan yang dianut bersama yang

diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Dan menunjuk pada

kekompakan untuk berbagi dan saling meringankan beban beban pekerjaan

satu sama lain dan memberikan manfaat sehingga bisa mewujudkan suatu

hasil yang dapat dinikmati bersama- sama.

Disamping itu diketahui masyarakat setempat belum sesuai, dapat dilihat dari

kegiatan gotong royong menjadi bentuk solidaritas yang sangat umum pada

masyarakat. Masyarakat akan datang jika ada sebuah kepentingan dalam

kegiatan tersebut seperti sistem upah, atau diberi imbalan jika hadir dalam

kegotong royongan tersebut. Pada usaha mengurangi permasalahan sosial

yang ada yaitu sifat individualisme untuk mengurangi sikap acuh masyarakat,

apabila pekerjaan dalam masyarakat tidak lagi terdapat bantuan sukarela,

bahkan telah dinilai dengan materi atau uang, kondisi seperti inilah yang

harus kita waspadai karena nilai kebersamaan bila diperhitungkan dengan

materi maka akan hilang kualitas nilainya.

Berdasarkan informasi awal dari Pekon Kampung Baru kenyataan

implementasi Beguwai Jejama sudah terkikis atau hampir punah. Namun

implementasi Beguwai Jejama yang masih ada sampai sekarang ini adalah

implementasi yang masih sedarah sekandung ada juga dalam acara adat yaitu

budaya penayuhan tetapi tata cara yang lama atau yang dahulu tidak

digunakan lagi. Dimana dahulu nilai yang terkandung dalam beguwai jejama

tidak ada nilai materi dan moral yang ada hanya ada rasa kekeluargaan.

Page 29: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

10

Didalam kehidupan pemerintahan sekalipun Beguwai Jejama saat ini sudah

tidak digunakan lagi karna sudah melihat faktor kepentingan.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul : “Implementasi Kearifan Lokal Beguwai Jejama dalam

Meningkatkan Solidaritas Masyarakat Desa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka peneliti merumuskan

masalah:

1. Apakah makna dan fungsi Beguwai Jejama bagi masyarakat ?

2. Bagaimana intensitas solidaritas masyarakat di Pekon Kampung Baru

Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus ?

3. Bagaimana Masyarakat Mengimplementasikan kearifan lokal Beguwai

Jejama dalam meningkatkan solidaritas masyarakat di Pekon Kampung

Baru ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti merumuskan tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah makna dan fungsi Beguwai Jejama bagi

masyarakat.

2. Untuk mengetahu bagaimana intensitas solidaritas masyarakat di Pekon

Kampung Baru Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus.

3. Untuk mengetahui bagaimana masyarakat mengimplementasikan kearifan

lokal Beguwai Jejama dalam meningkatkan solidaritas masyarakat di

Page 30: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

11

Pekon Kampung Baru Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten

Tanggamus.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain :

1. Sebagai wadah untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas dan juga

memberikan pemahaman tentang apa itu Beguwai Jejama.

2. Sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian lebih lanjut secara

mendalam salah satu budaya Beguwai Jejama.

3. Untuk mencari tahu apakah fungsi yang diharapkan dari Beguwai Jejama

dalam meningkatkan kerukunan dan solidaritas pada masyarakat desa ini

sudah sesuai dengan realita seaharusnya di kehidupan sehari-hari.

4. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat yang ada di Pekon Kampung

Baru Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus tentang adanya

budaya Beguwai Jejama.

Page 31: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Implementasi Kearifan Lokal Beguwai Jejama

1. Pengertian Implementasi

Ada beberapa pengertian implementasi salah satunya yaitu, Secara

etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip

oleh Wahab (2005) adalah Konsep implementasi berasal dari bahasa

inggris yaitu to implement. Dalam kamus besar webster, to implement

(mengimplementasikan) berati to provide the means for carrying out

(menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) dan to give practical

effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu).

Menurut Nurdin Usman (2002), implementasi bermuara pada aktivitas,

aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan

sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai

tujuan kegiatan. Guntur Setiawan (2004) berpendapat, implementasi

adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi

antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan

pelaksana, birokrasi yang efektif.

Menurut S.Wahab (2005) Implementasi adalah sesuatu yang dilakukan

untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang,

Page 32: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

13

peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh

lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan. Menurut

Wibawa dkk (1994) Implementasi merupakan suatu tindakan tertentu yang

dilakukan oleh (organisasi) pemerintah dan swasta baik secara secara

kelompok ataupun individu (pribadi) yang dimaksudkan untuk mencapai

tujuan.

Menurut Cleaves dalam Wahab (2008) secara tegas menyebutkan bahwa

implementasi itu mencakup proses bergerak menuju tujuan kebijakan

dengan cara langkah administratif dan politik. Keberhasilan dan kegagalan

implementasi sebagai demikian dapat dievalusi dari sudut kemampuannya

secara nyata dalam meneruskan atau mengoperasionalkan program-

program yang telah dirancang sebelumnya.

Menurut Mazmanian dan Sebastiar dalam Wahab (2008) implementasi

adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk

undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau

keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan pengadilan.

Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2008) implementasi

adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau

pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijakan.

Page 33: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

14

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan

implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu

aktifitas dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-

norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan atau suatu pelaksanaan

ataupun penerapan dari suatu program yang telah disusun guna mencapai

suatu tujuan yang diharapkan dapat memberikan ide atau gagasan terbaru

khususnya untuk masyarakat.

2. Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan (wisdom) secara etimologi berarti kemampuan seseorang dalam

menggunakan akal pikirannya untuk menyikapi suatu kejadian, obyek atau

situasi. Sedangkan lokal menunjukkan ruang interaksi di mana peristiwa

dan situasi tersebut terjadi. Kearifan lokal merupakan perilaku positif

manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya, yang

dapat bersumber dari nilai agama adat istiadat, petuah nenek moyang atau

budaya setempat, yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas

masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Perilaku

yang bersifat umum dan berlaku di masyarakat secara meluas, turun

temurun, akan berkembang menjadi nilai-nilai yang dipegang teguh, yang

disebut sebagai kebudayaan.

Menurut Rahyono (2009) mengatakan bahwa Kearifan Lokal merupakan

kecerdasan manusia yang dimiliki oleh sekelompok etnis tertentu yang

diperoleh melalui pengalaman masyarakat.

Page 34: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

15

Menurut Sartini (2004) berpendapat bahwa ,kearifan lokal merupakan

gagasan-gagasan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,

bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Menurut Nurma Ali Ridwan (2007) Kearifan lokal atau sering disebut

local wisdom dapat dipahami sebagai usaha menulis dengan menggunakan

akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu,

obyek atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu.

Dalam tulisan Abdulsyani (2015), Kearifan lokal merupakan sesuatu yang

sangat mengandung kebaikan bagi masyarakat itu sendiri sehingga

kemudian dipakai dan mentradisi serta melekat kuat dalam sikap dan

prilaku sehari-hari. Kearifan lokal yang dimaksud didalamnya yaitu

hukum adat, nilai-nilai budaya masyarakat dan juga kepercayaan yang

mereka anut.

Sedangkan menurut Ridwan dalam tulisan Abdulsyani (2015), Kearifaan

lokal tersebut merupakan usaha dari manusia itu sendiri yang

menggunakan akal budinya untuk bertindak dan bersikap, terhadap suatu

berupa objek ataupun peristiwa yang telah dialami.

Selain itu juga menurut Gobyah dalam tulisan Abdulsyani (2015), kearifan

lokal merupakan seusatu yang dianggap benar serta telah menjadi suatu

tradisi di dalam daerah tertentu. Secara umum kearifan lokal muncul

melalui proses internalisasi yang panjang dan berlangsung turun temurun

sebagai akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Proses evolusi

Page 35: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

16

yang panjang ini bermuara pada munculnya sistem nilai yang

terkristalisasi dalam bentuk hukum adat, kepercayaan dan budaya

setempat.

Menurut Bambang Rustanto (2010) terdapat beberapa tipe kearifan lokal,

yaitu:

a. Kearifan lokal dalam hubungan dengan makanan: khusus berhubungan

dengan lingkungan setempat, dicocokkan dengan iklim dan bahan

makanan pokok setempat.

b. Kearifan lokal dalam hubungan dalam pengobatan: untuk pencegahan

dan pengobatan.

c. Kearifan lokal dalam hubungan dengan sistem produksi: tentu

sajaberkaitan dengan sistem produksi lokal yang tradisional, sebagai

bagian upaya pemenuhan kebutuhan dan manajemen tenaga kerja.

d. Kearifan lokal dalam hubungan dengan perumahan: disesuaikan dengan

iklim dan bahan baku yang tersedia di wilayah tersebut.

e. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pakaian: disesuaikan dengan

iklim dan bahan baku yang tersedia di wilayah itu.

f. Kearifan lokal dalam hubungan sesama manusia: sistem pengetahuan

lokal sebagai hasil interaksi terus menerus yang terbangun karena

kebutuhan-kebutuhan di atas.

Menurut Bambang Rustanto (2010) terdapat beberapa fungsi kearifan

lokal, yaitu:

Page 36: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

17

a. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian alam.

b. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia.

c. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

d. Berfungsi sebagai petuah, sastra dan pantangan.

e. Bermakna sosial.

f. Bermakna etika dan moral.

Menurut Jim Ife dalam Bambang Rustanto (2010) kearifan lokal memiliki

enam dimensi yaitu:

a. Pengetahuan Lokal

Setiap masyarakat dimanapun berada baik di pedesaan maupun

pedalaman selalu memiliki pengetahuan lokal yang terkait dengan

lingkungan hidupnya. Pengetahuan lokal terkait dengan perubahan dan

siklus iklim kemarau kemarau dan penghujan, jenis-jenis flora dan

fauna dan kondisi geografi, demografi dan sosiografi. Hal ini terjadi

karena masyarakat mendiami suatu daerah itu cukup lama dan telah

mengalami perubahan sosial yang bervariasi menyebabkan mereka

mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Kemampuan adaptasi ini

menjadi bagian dari pengetahuan lokal mereka dalam menaklukan

alam.

b. Nilai Lokal

Untuk mengatur kehidupan bersama antara warga masyarakat, maka

setiap masyarakat memiliki aturan atau nilai-nilai lokal yang ditaati dan

didepakati bersama oleh seluruh anggotanya. Nilai-nilai ini biasanya

Page 37: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

18

mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan

alam dan manusia dengan Tuhannya. Nilai-nilai ini memiliki dimensi

waktu, nilai masa lalu, masa kini dan masa akan datang dan nilai ini

akan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan masyarakatnya.

c. Keterampilan Lokal

Kemampuan bertahan hidup (survival) dari setiap masyarakat dapat

dipenuhi apabila masyarakat itu memiliki keterampilan lokal.

Keterampilan lokal dari yang paling sederhana seperti berburu,

meramu, bercocok tanam sampai membuat industri rumah tangga.

Keterampilan lokal ini biasanya hanya cukup dan mampu memenuhi

kebutuhan keluarganya masing-masing atau disebut dengan ekonomi

subsisten. Keterampilan lokal ini juga bersifat keterampilan hidup,

sehingga keterampilan ini sangat tergantung kepada kondisi geografi

tempat dimana masyarakat itu bertempat tinggal.

d. Sumber Daya Lokal

Sumber daya lokal ini pada umumnya adalah sumber daya alam yaitu

sumber daya yang tak terbarui dan yang dapat diperbaharui. Masyarakat

akan akan menggunakan sumber daya lokal sesuai dengan

kebutuhannya dan tidak akan mengeksploitasi secara besar-besaran atau

dikomersialkan. Sumber daya lokal ini sudah dibagi peruntukannya

seperti hutan, kebun, sumber air, lahan pertanian dan pemukiman.

Kepemilikan sumber daya lokal ini biasanya bersifat kolektif atau

communitarian.

Page 38: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

19

e. Mekanisme Pengambilan Keputusan Lokal

Menurut ahli adat dan budaya sebenarnya setiap masyarakat itu

memiliki pemerintahan lokal sendiri atau disebut pemerintahan

kesukuan. Suku merupakan kesatuan hukum yang memerintah

warganya untuk bertindak sebagai masyarakat. Masing-masing

masyarakat mempunyai keputusan yang berbeda-beda, ada masyarakat

yang melakukan secara demokratis atau duduk sama rendah berdiri

sama tinggi. Ada juga masyarakat yang melakukan secara bertingkat

atau berjenjang dan bertangga turun.

Maka dari beberapa konsep kearifan lokal diatas, dapat disimpulkan bahwa

kearifan lokal itu sendiri merupakan suatu yang dianggap benar bagi

masyarakat seperti hukum adat, kepercayaan dan juga nilai-nilai yang

mereka anut dan dipakai sebagai pedoman dalam berkehidupan sosial di

masyarakat. Dengan demikian kearifan lokal secara subtansial merupakan

norma yang berlaku suatu masyarakat yang diyakini kebenarannya dan

menjadi acuan dalam bertindak dan berprilaku sehari-hari. Oleh karena itu,

kearifan lokal merupakan etnisitas yang sangat menentukan harkat dan

martabat manusia dalam lingkungannya.

3. Pengertian Beguwai Jejama

Beguwai Jejama adalah kegiatan gotong royong yang melestarikan

pekerjaan baik dalam kehidupan keluarga ataupun dikehidupan adat

istiadat atau diartikan bekerja sama baik itu dalam hal pekerjaan ataupun

hal kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Dimana Beguwai Jejama adalah

interaksi yang paling penting dalam sebuah masyarakat untuk mewujudkan

Page 39: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

20

semua keharmonisan dalam sebuah masyarakat dan cara terbaik dalam

mencapai tujuan yang diinginkan. Beguwai Jejama memberikan dorongan

hubungan antara dua pihak atau lebih menjadi lebih erat.

Beguwai Jejama merupakan kepedulian satu orang atau satu pihak dengan

orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan yang

menguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai

dan adanya norma yang mengatur. Beguwai Jejama pada hakekatnya

mengindikasikan adanya dua pihak atau lebih yang berinteraksi secara

dinamis untuk mencapai suatu tujuan bersama. Pelaksanaan Beguwai

Jejama hanya dapat tercapai apabila diperoleh manfaat bersama bagi

semua pihak yang terlibat didalamnya. Apabila satu pihak dirugikan dalam

proses Beguwai Jejama, maka Beguwai Jejama tidak lagi terpenuhi.

Dalam upaya mencapai keuntungan atau manfaat bersama dari Beguwai

Jejama, perlu komunikasi yang baik antara semua pihak dan pemahaman

sama terhadap tujuan bersama. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan

dalam Beguwai Jejama yaitu:

a. Penentuan Tujuan Kerjasama

b. Persiapan Profil

c. Membuat sebuah pesan yang positif

d. Menghargai setiap perbedaan pendapat

e. Berfokus kepada kualitas

f. Memberi tawaran bantuan

g. Menunjukan sikap antusiasme

Page 40: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

21

Faktor pendorong seseorang atau kelompok melakukan Beguwai Jejama

dengan orang lain diantaranya adalah:

a. Orientasi atau pandangan setiap orang pada kelompoknya sendiri dari

mulai arah, tujuan atau kepentingan-kepentingan lain. Untuk mencapai

orientasi tersebut, setiap anggota kelompok tersebut mengharap dan

mengandalkan bantuan dari anggota kelompoknya.

b. Ancaman dari luar (musuh bersama). Adanya ancaman atau musuh

yang sama yang dapat mengancam ikatan kesetiaan atau persaudaraan

yang secara tradisional dan institusional telah tertanam disetiap anggota

kelompoknya. Misal, adanya semangat membela tanah air dari setiap

ancaman dan gangguan dari negara lain.

c. Rintangan dari luar. Kelompok terkadang akan ada kekecewaan atau

rasa tidak puas karena tidak tercapainya cita-cita yang diinginkan.

Adanya kekecewaan dan rasa tidak puas tersebut kemudian akan

menimbulkan sifat agresif dan membutuhkan Beguwai Jejama diantara

anggotanya.

d. Mencari keuntungan pribadi. Terkadang seseorang berharap dapat

memperoleh keuntungan yang diinginkannya, karena hal tersebut, maka

seseorang tersebut memiliki keinginan untuk Beguwai Jejama.

e. Menolong orang lain. Beguwai Jejama terkadang terbentuk karena

adanya rasa ingin menolong seseorang atau kelompok lain agar

meringankan beban penderitaan mereka tanpa mengharapkan imbalan

apapun. Misalnya mengumpulkan dana untuk korban bencana alam.

Page 41: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

22

Manfaat dari Beguwai Jejama,yaitu:

a. Dapat mempererat persaudaraan

b. Tanggung jawab atas pekerjaan yang dipikul bersama

c. Memperoleh balas jasa dan penghargaan

d. Sebagai media aktualisasi diri

e. Dapat menyalurkan bakat dan kemampuannya

f. Menumbuhkan semangat rasa persatuan

g. Pekerjaan akan lebih cepat selesai

h. Pekerjaan akan menjadi lebih ringan

Dengan demikian bahwa implementasi kearifan lokal Beguwai Jejama

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan berupa

adat setempat dalam masyarakat untuk saling bekerja sama untuk

meringankan beban antara satu dengan yang lain. Dalam hal ini kearifan

lokal dalam penelitian ini yaitu Beguwai Jejama yang memiliki makna

bekerja sama. Penerapan kearifan lokal Beguwai Jejama pada masyarakat

untuk saling bekerja sama, sesama anggota masyarakat dalam berbagai hal

tanpa adanya imbalan merupakan hal yang wajib di dalam masyarakat. Hal

ini juga berguna untuk meningkatkan rasa kepedulian dalam masyarakat

dan rasa saling mengasihi sesama anggota masyarakat.

B. Tinjauan Solidaritas Masyarakat Desa

1. Pengertian Solidaritas

Pengertian solidaritas sosial menurut Paul Johnson (1986) menyatakan

bahwa solidaritas menunjukkan pada suatu keadaan antar individu dan

Page 42: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

23

atau kelompok yang didasarkan perasaan moral dan kepercayaan yang

dianut bersama, yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.

Pembagian kerja memiliki implikasi yang sangat besar terhadap struktur

masyarakat. Durkheim sangat tertarik dengan perubahan cara di mana

solidaritas sosial terbentuk, dengan kata lain perubahan cara-cara

masyarakat bertahan dan bagaimana anggotanya melihat diri mereka

sebagai bagian yang utuh.

Untuk menyimpulkan perbedaan ini, Durkheim dalam Ritzer (2012)

membagi dua tipe solidaritas mekanis dan organis. Masyarakat yang

ditandai oleh solidaritas mekanis menjadi satu dan padu karena seluruh

orang adalah generalis. Ikatan dalam masyarakat ini terjadi karena mereka

terlibat aktivitas dan juga tipe pekerjaan yang sama dan memiliki tanggung

jawab yang sama. Sebaliknya, masyarakat yang ditandai oleh solidaritas

organis bertahan bersama justru karena adanya perbedaan yang ada di

dalamnya, dengan fakta bahwa semua orang memiliki pekerjaan dan

tanggung jawab yang berbeda-beda.

Durkheim berpendapat bahwa masyarakat primitif memiliki kesadaran

kolektif yang lebih kuat yaitu pemahaman norma dan kepercayaan

bersama. Peningkatan pembagian kerja menyebabkan menyusutnya

kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif lebih terlihat dalam masyarakat

yang ditopang oleh solidaritas mekanik daripada masyarakat yang

ditopang oleh solidaritas organik. Masyarakat modern lebih mungkin

bertahan dengan pembagian kerja dan membutuhkan fungsi-fungsi yang

Page 43: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

24

yang dimiliki orang lain daripada bertahan pada kesadaran kolektif. Oleh

karena itu meskipun masyarakat organik memiliki kesadaran kolektif,

namun dia adalah bentuk lemah yang tidak memungkinkan terjadinya

perubahan individual.

Masyarakat yang dibentuk oleh solidaritas mekanik, kesadaran kolektif

melingkupi seluruh masyarakat dan seluruh anggotanya, dia sangat

diyakini, sangat mendarah daging dan isinya sangat bersifat religius.

Sementara dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organik, kesadaran

kolektif dibatasi pada sebagian kelompok, tidak dirasakan terlalu

mengikat, kurang mendarah daging dan isinya hanya kepentingan individu

yang lebih tinggi dari pedoman moral.

Masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang diutamakan adalah

perilaku dan sikap. Perbedaan tidak dibenarkan. Menurut Durkheim dalam

Kamanto (2004), seluruh anggota masyarakat diikat oleh kesadaran

kolektif, hati nurani kolektif yaitu suatu kesadaran bersama yang

mencakup keseluruhan kepercayaan serta perasaan kelompok dan bersifat

ekstrim serta memaksa. Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas

yang mengikat masyarakat kompleks, yaitu masyarakat yang mengenal

pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh saling ketergantungan

antar bagian. Setiap anggota menjalankan peran yang berbeda dan saling

ketergantungan seperti pada hubungan antara organisme biologis.

Bisa dikatakan bahwa pada solidaritas organik ini menyebabkan

masyarakat ada ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya,

Page 44: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

25

karena adanya saling ketergantungan ini maka ketidak hadiran pemegang

peran tertentu akan mengakibatkan gangguan pada sistem kerja dan

kelangsungan hidup masyarakat. Keadaan masyarakat dengan solidaritas

organik ini, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat bukan lagi

kesadaran kolektif melainkan kesepakatan yang terjalin diantara berbagai

kelompok profesi. Ada dua bentuk-bentuk solidaritas sosial, yaitu:

a. Gotong-Royong

Bentuk solidaritas yang banyak kita temui dimasyarakat misalnya

adalah gotong-royong. Menurut Hassan Shadily (1993), gotong-royong

adalah rasa dan pertalian kesosialan yang sangat teguh dan terpelihara.

Gotong-royong lebih banyak dilakukan di desa dari pada di kota

diantara anggota-anggota golongan itu sendiri. Kolektivitas terlihat

dalam ikatan gotong-royong yang menjadi adat masyarakat desa.

Gotong-royong menjadi bentuk solidaritas yang sangat umum dan

eksistensinya di masyarakat juga masih sangat terlihat hingga sekarang,

bahkan Negara Indonesia ini dikenal sebagai bangsa yang mempunyai

jiwa gotong-royong yang tinggi. Gotong-royong masih sangat dirasakan

manfaatnya, walaupun kita telah mengalami perkembangan jaman,

yang memaksa mengubah pola pikir manusia menjadi pola pikir yang

lebih egois, namun pada kenyataanya manusia memang tidak akan

pernah bisa untuk hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan dari

orang lain untuk kelangsungan hidupnya di masyarakat.

Page 45: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

26

b. Kerjasama

Menurut Hassan Shadily (1993), kerjasama adalah proses terakhir

dalam penggabungan. Proses ini menunjukan suatu golongan kelompok

dalam hidup dan geraknya sebagai suatu badan dengan golongan

kelompok yang lain yang digabungkan itu. Kerjasama merupakan

penggabungan antara individu dengan individu lain atau kelompok

dengan kelompok lain sehingga bisa mewujudkan suatu hasil yang

dapat dinikmati bersama.

2. Pengertian Masyarakat

Masyarakat menurut Koentjaraningrat (2009) adalah kesatuan hidup

manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang

bersifat Kontinuitas dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri

yaitu:

a. Interaksi antar warga-warganya

b. Adat istiadat

c. Kontinuitas waktu

d. Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga

Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984) bahwa

masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri,

bebas dari individu-individu yang merupakan anggota anggotanya.

Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada beberapa unsur

yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:

Page 46: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

27

a. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama

b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama

c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan

d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.

Roucek dan Warren Masyarakat adalah sekelompok manusia yang

memiliki rasa dan kesadaran bersama, di mana mereka berdiam (bertempat

tinggal) dalam daerah yang sama yang sebagian besar atau seluruh

warganya memperlihatkan adanya adat istiadat serta aktivitas yang sama

pula.

Menurut Abdul Syani (1987) menjelaskan bahwa perkataan masyarakat

berasal dari kata musyarak (arab) yang artinya bersama-sama, kemudian

berubah menjadi masyarakat yang artinya berkumpul bersama, hidup

bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Masyarakat sebagai community dapat dilihat dari dua sudut pandang;

pertama, memandang community sebagai unsur statis artinya terbentuk

dalam suatu wadah/tempat dengan batas-batas tertentu sehingga dapat pula

disebut masyarakat setempat. Kedua, community dipandang sebagai unsur

yang dinamis, artinya menyangkut suatu proses yang terbentuk melalui

faktor psikologis dan hubungan antar manusia, maka di dalamnya

terkandung unsur-unsur kepentingan, keinginan atau tujuan-tujuan yang

sifatnya fungsional.

Soerjono Soekanto (dalam Abdul Syani, 1987) mengemukakan bahwa

ciri-ciri suatu masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut.

Page 47: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

28

a. Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua

orang

b. Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama. Berkumpulnya

manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai akibat

hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan

yang mengatur hubungan antar manusia.

c. Sadar bahwa mereka merupakan satu-kesatuan.

d. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama

menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terikat satu

dengan lainnya.

Dalam buku Sosiologi karangan Abu Ahmadi (1985) menyatakan bahwa

masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :

a. Harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak, bukan

pengumpulan binatang.

b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah

tertentu.

c. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka

untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.

Berdasarkan ciri-ciri dan syarat-syarat masyarakat di atas, maka

masyarakat bukannya hanya sekedar sekumpulan manusia belaka, akan

tetapi di antara mereka yang berkumpul itu harus ditandai dengan adanya

hubungan atau pertalian satu sama lainnya. Paling tidak setiap individu

sebagai anggotanya (masyarakat) mempunyai kesadaran akan keberadaan

Page 48: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

29

individu yang lainnya. Hal ini berarti setiap orang mempunyai perhatian

terhadap orang lain dalam setiap kegiatannya.

Dapat disimpulkan bahwa, bermasyarakat bagi manusia adalah sangat

penting, manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri secara berkelanjutan

dan manusia baru dapat disebut sebagai manusia yang sempurna apabila ia

ternyata dapat hidup bersama dengan manusia lain dalam masyarakat,

memiliki kebiasaan, tradisi dan sikap yang sama yang menghasilkan

kebudayaan.

3. Pengertian Desa

Pada umumnya pengertian desa dikaitkan dengan pertanian, yang

sebenarnya masih bisa didefinisikan pada jenis dan tingkatannya. Menurut

Koentjaranigrat dalam Rahadjo (2010) mendefinisikan desa itu sebagai

komunitas kecil yang menetap tetap di suatu tempat.

Desa menurut H.A.W. Widjaja (2003) dalam bukunya yang berjudul

“Otonomi Desa” menyatakan bahwa desa adalah sebagai kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkasan hak asal-

usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai

pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,

demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Menurut R. Bintarto (1989), berdasarkan tinjauan geografi yang

dikemukakannya, desa merupakan suatu hasil perwujudan geografis,

sosial, politik dan kultural yang terdapat disuatu daerah serta memiliki

Page 49: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

30

hubungan timbal balik dengan daerah lain. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, desa adalah suatu kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah

keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh

seorang Kepala Desa) atau desa merupakan kelompok rumah di luar kota

yang merupakan kesatuan.

Pekon atau yang lebih kita kenal dengan nama desa, menurut definisi

universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman di area pedesaan.

Dengan demikian dapat diambil pengertian bahwa desa atau nama lainnya

pekon, adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk

sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi

pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak

menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Pekon bukanlah bawahan kecamatan,

karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah

kabupaten/kota, dan Pekon bukan merupakan bagian dari perangkat

daerah. Berbeda dengan kelurahan, pekon memiliki hak mengatur

wilayahnya lebih luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah pekon

atau desa dapat ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan.

Menurut R Bintarto (1983) ada 5 pola pemukiman desa, yaitu:

a. Memanjang Jalan

Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai.

b. Memanjang sungai

Susunan desanya mengikuti jalur-jalur jalan dan sungai.

Page 50: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

31

c. Radial

Pola desa ini berbentuk radial terhadap gunung dan memanjang

sepanjang sungai dilereng gunung.

d. Tersebar

Pola desa didaerah Gunung Kidul Yogyakarta merupakan nucleus yang

berdiri sendiri.

e. Memanjang Pantai

Didaerah pantai susunan desa nelayan berbentuk memanjang sepanjang

pantai, sejajar jalan kereta api.

Tipe desa menurut beberapa ahli, yaitu:

a. Tipe desa menurut mata pencaharian (Yayuk Yuliati dan Mangku

Poernomo, 2003):

1) Desa pertanian

Desa pertanian biasanya dilandasi oleh mayoritas pekerjaan dari

penduduknya adalah pertanian tanaman budidaya. Desa ini bias

pertanian lahan sawah dan tegal dengan karakteristik masing-

masing.

2) Desa peternakan

Desa peternakan merupakan desa dimana penduduknya mempunyai

mata pencaharian utama peternakan. Meski demikian kenyataannya

saat ini tidak ada satupun desa yang memiliki homogenitas. Meski

ada mata pencaharian lain namun, peternakan tetap merupakan

pencaharian utama.

Page 51: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

32

3) Desa industri

Desa yang memproduksi kebutuhan dan alat perlengkapan hidup.

b. Tipe desa menurut tingkat perkembangan desa (Drs.Sapari Imam

Asy’ari,1993):

1) Desa swadaya, yaitu desa yang belum mampu mandiri dalam

penyelenggaraan urutan rumah tangga sendiri, administrasi desa

belum terselenggara dengan baik dan LKMD belum berfungsi

dengan baik dalam mengorganisasikan dan menggerakkan peran

serta masyarakat dalam pembangunan desa secara terpadu.

2) Desa swakarya, yaitu desa setingkat lebih tinggi dari desa swadaya.

Pada desa swakarya ini, mulai mampu mandiri untuk

menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri, administrasi desa

sudah terselenggara dengan cukup baik dan LKMD cukup

berfungsi dalam mengorganisasikan dan menggerakkan peran serta

masyarakat dalam pembangunan secara terpadu.

3) Desa swasembada, yaitu desa yang telah mampu

menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri, administrrasi desa

sudah terselenggara dengan baik dan LKMD telah berfungsi dalam

mengorganisasikan serta mampu menggerakkan peran serta

masyarakat dalam pembangunan secara terpadu.

Menurut Drs.Sapari Imam Asy’ari (1993), tipe desa ditentukan

berdasarkan pendekatan potensi dominan yang diolah dan dikembangkan

Page 52: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

33

serta telah menjadi sumber penghasilan sebagian besar masyarakat desa.

Tipe desa meliputi 8 tipe, yaitu:

a. Tipe desa nelayan

b. Tipe desa persawahan

c. Tipe desa perladangan

d. Tipe desa perkebunan

e. Tipe desa peternakan

f. Tipe desa kerajinan/industri kecil

g. Tipe desa industri sedang dan besar

h. Tipe desa jasa dan perdagangan

Dengan demikian solidaritas masyarakat desa yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah bagaimana menekankan pada hubungan antar

individu dan kelompok yang mendasari keterikatan bersama dalam

kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup

dalam masyarakat. Wujud nyata dari hubungan bersama akan melahirkan

pengalaman emosional, sehingga memperkuat hubungan antar mereka.

Serta wujud kepedulian antar sesama kelompok ataupun individu secara

bersama yang menunjukkan pada suatu keadaan hubungan antara indvidu

dan atau kelompok yang didasarkan pada persamaan moral, kolektif yang

sama dan kepercayaan yang dianut serta diperkuat oleh pengalaman

emosional. Solidaritas masyarakat desa timbul karena adanya berbagai

macam kesamaan ras, suku dan adanya perasaan yang sama sehingga

mereka mempunyai keinginan kuat dalam memperbaiki keadaannya dan

daerah ataupun lingkungan sekitarnya agar mereka bisa sedikit

Page 53: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

34

memperbaiki keadaan di sekitarnya dengan cara saling membantu satu

sama lain terutama dalam hal pembangunan.

C. Kerangka Pikir

Kearifan lokal Beguwai Jejama sebagaimana dengan mestinya memiliki nilai

positif didalamnya, adapun nilai yang terkandung dalam Beguwai Jejama

antara lain memiliki nilai moral, nilai semangat antara masyarakat dalam

meningkatkan solidaritas masyarakat desa. Maka dengan nilai Beguwai

Jejama diharapkan menumbuhkan solidaritas pada masyarakat desa. Dengan

solidaritas masyarakat diharapkan dapat mendorong terciptanya kerukunan,

keharmonisan, kesatuan dan kebersamaan masyarakat

Gambar 1. Kerangka PikirSumber : Data Primer, 2017.

KEARIFAN LOKALBEGUWAI JEJAMA

INTENSITAS SOLIDARITASMASYARAKAT

MAKNA DAN FUNGSIBEGUWAI JEJAMA

IMPLEMENTASIBEGUWAI JEJAMA

Page 54: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Yaitu pendekatan

penelitian secara mendalam untuk mengungkapkan masalah berdasarkan

fenomena dan kejadian dalam masyarakat. Menurut Moleong (2005),

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Penelitian kualitatif adalah yang menghasilkan prosedur

analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara

kuantifikasi (perhitungan) lainnya.

Kajian tentang implementasi kearifan lokal Beguwai Jejama dalam

meningkatkan solidaritas masyarakat desa (studi kasus pada masyarakat

Pekon Kampung Baru Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus) ini akan

sangat efektif dan mendalam apabila dikaji dengan metode kualitatif.

Dikarenakan dalam kajian tenjang implementasi kearifan lokal Beguwai

Jejama dalam meningkatkan solidaritas masyarakat desa akan mampu

mengeksplorasi suatu fenomena kearifan lokal Beguwai Jejama dengan rinci

dan mendalam. Selain itu kajian tentang implementasi kearifan lokal Beguwai

Jejama dalam meningkatkan solidaritas masyarakat desa ini juga sangat

Page 55: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

36

dinamis bergantung dari berbagai kondisi dan sudut pandang para masyarakat

desa.

Peneliti akan mencari informasi dari beberapa informan yang ada di

lingkungan masyarakat pekon kampung baru yang memiliki karakteristik

dalam penelitian. Peneliti akan melakukan wawancara dengan informan yang

dianggap relevan memberikan informasi.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian bertujuan membatasi masalah yang dibahas dalam

penelitian, fokus penelitian dalam Haris Herdiansyah dijelaskan sebagai

central phenomenon yang menurut Creswell didefinisikan sebagai suatu

konsep atau suatu proses yang dieksplorasi secara mendalam dalam penelitian

kualitatif. Fokus penelitian sangat penting dalam suatu penelitian yang

bersifat kualitatif. Fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi

kualitatif, sekaligus membatasi penelitian guna memilih data yang relevan

dan mana data yang tidak relevan (Moleong, 2001).

Penelitian ini akan berfokus pada permasalahan Beguwai Jejama terutama

mencari tahu apakah makna dan fungsi dari Beguwai Jejama bagi

masyarakat. Serta intensitas solidaritas masyarakat seperti apa yang terjadi di

Pekon Kampung Baru. Dan Bagaimana masyarakat mengimplementasikan

kearifan lokal Beguwai Jejama dalam meningkatkan solidaritas masyarakat di

Pekon Kampung Baru dalam kehidupan sehari-hari.

Page 56: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

37

C. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan melakukan percakapan antara peneliti dan

informan dengan tujuan khusus memperoleh keterangan yang sesuai

dengan penelitian. Dalam hal ini, untuk mendapatkan data tentang

implementasi kearifan lokal Beguwai Jejama dalam meningkatkan

solidaritas masyarakat desa beberapa sampel informan yang ada di

lingkungan masyarakat serta tokoh adat yang ada di Pekon Kampung

Baru. Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya-jawab secara

mendalam (in-depth interview) menggunakan panduan wawancara dengan

mencatat dan merekam keterangan dari informan terpilih.

Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu menyiapkan

pertanyaan-pertanyaan wawancara dan membuat perjanjian dengan

informan. Setelah melakukan pertemuan maka peneliti mengungkapkan

dahulu tentang apa yang akan diteliti perihal implementasi kearifan lokal

Beguwai Jejama dalam meningkatkan solidaritas masyarakat. Pada saat

wawancara peneliti akan merekam dan menulis apa yang telah

diungkapkan oleh informan agar data yang diperoleh tidak mudah hilang

dari ingatan.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan fenomena terjadi dari perspektif peneliti.

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang lengkap dan sesuai

Page 57: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

38

dengan tujuan penelitian. Observasi menggunakan pendengaran dan

penglihatan. Namun, karena keterbatasan manusia maka observasi

dilakukan dengan melakukan pencatatan-pencatat atau pemotretan ketika

melihat atau mendengar fenomena yang menarik yang berhubungan

dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mencari data-data sekuder yang dianggap

penting dalam penelitian, misalnya dokumen-dokumen seperti profil

informan serta berupa foto-foto yang terkait dengan penelitian yang

sebelumnya telah ada.

D. Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan dengan kriteria sebagai

berikut:

1. Seseorang yang beretnis Lampung dipilih karena diharapkan memiliki

wawasan yang cukup luas terhadap kearifan lokal Beguwai Jejama.

2. Seseorang yang dianggap sebagai tokoh adat di sekitar lingkungan

masyarakat pada Pekon Kampung Baru karena tokoh adat salah satu

masyarakat yang mengerti akan tatanan budaya di daerah setempat

terutama budaya Beguwai Jejama.

3. Masyarakat yang mengetahui tentang Beguwai Jejama karena lebih

memudah kan peneliti mencari informasi dari masyarakat yang telah

mengetahui.

Page 58: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

39

E. Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pekon Kampung Baru Kotaagung Timur

Kabupaten Tanggamus, alasan pemilihan lokasi ini adalah karena merupakan

lokasi yang tepat dalam mengkaji tentang implementasi kearifan lokal

Beguwai Jejama dalam meningkatkan solidaritas masyarakat desa. Di mana

Pekon Kampung Baru banyak fenomena yang berkaitan dengan kearifan lokal

Beguwai Jejama.

Untuk itulah saya mengambil lokasi di Pekon Kampung Baru Kotaagung

Timur Kabupaten Tanggamus. Selain itu juga lokasi penelitian dekat dengan

tempat tinggal peneliti, sehingga memudahkan peniliti untuk melakukan

penelitian dan membuat peneliti dapat melakukan analisa secara maksimal

yang efektif dan efisien.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Spradley (1980), analisis dalam jenis penelitian apapun, adalah

merupakan cara berpikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis

terhadap sesuatu untuk menetukan bagian, hubungan antara bagian dan

hubungannya dengan keseluruhan (Spradley dalam Sugiyono, 2009). Di

dalam aktivitas analisis data, terdiri dari tiga hal utama yakni reduksi data,

penyajian data dan verifikasi data.

1. Reduksi Data

Pada tahap ini peneliti memusatkan perhatian pada data lapangan yang

telah terkumpul, mereduksi data berarti merangkum, memilah-milih data

yang penting dan kurang penting, lalu memfokuskan pada data-data

Page 59: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

40

penting yang dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinnya bila

diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian wawancara,

membandingkan dengan teori dan pembahasan. Miles dan Huberman

(1984) menyatakan yang paling sering digunakan untuk mengajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif, juga

dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja)

3. Verifikasi Data (Pengambilan Kesimpulan)

Setelah dibuat dalam penyajian data yang mencukupi dan memiliki

beberapa data yang relevan dari informan maupun dari observasi yang

telah dikumpulkan maka dilakukanlah penarikan kesimpulan.

Page 60: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Pekon Kampung Baru

Pekon Kampung Baru berdiri sekitar tahun 1930-an yang pada saat itu masih

merupakan kampung definitip pemekaran dari Pekon Mulang Maya

Kecamatan Kotaagung Timur Kabupataen Tanggamus. Luas wilayah Pekon

Kampung Baru ± 1700 Ha. Pada tanggal 14 desember 2011 Pekon Kampung

Baru memekarkan Pekon Tanjung Jati, jadi luas wilayah Pekon Kampung

Baru saat ini adalah ± 1350 Ha. Dengan jumlah penduduk seebanyak 3072

jiwa dan 772 kepala keluarga. Berdasarkan Undang-undang No. 22 Tahun

2000 tentang Otonomi Daerah pada bulan Desember tahun 2000 yang semula

desa menjadi pekon. landasan kata pekon merupakan dari bahasa Lampung.

Kepemimpinan Pekon Kampung Baru dapat kita lihat dari tabel berikut:

Tabel 1. Kepemimpinan Kepala Pekon Kampung Baru

No. Nama Tahun Jabatan

1. Minak Sampurna 1930-1965 Kepala Kampung2. Abdul Azis 1966-1979 Kepala Desa3. Abdul Wahid 1980-1986 Kepala Desa4. Basri 1986-1988 Pj. Kepala Desa5. Jaini 1988-2004 Kepala Pekon6. Thalib 2004 Pj. Kepala Pekon7. Bunyani 2005-2006 Pj. Kepala Pekon8. Amirzah S 2006-2012 Kepala Pekon9. Buyung M 2012-2013 Pj. Kepala Pekon10. Amirzah S 2013-Sekarang Kepala Pekon

Sumber : Monografi Pekon Kampung Baru 2017

Page 61: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

42

B. Kondisi Umum Pekon Kampung Baru

1. Letak Geografis

Letak wilayah Pekon Kampung Baru merupakan wilayah bentangan

dataran dan lereng yang berada dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan hutan lindung register 30 dan Pekon

Tanjung Jati.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pekon Mulang Maya dan Pekon

Umbul Buah.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Pekon Talang Rejo dan PT.

Tanggamus Indah.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan hutan lindung register 28.

2. Luas Lahan Menurut Ekosistem:

Luas wilayah : 1350 Ha

Luas persawahan : 350 Ha

Irigasi teknis : 350 Ha

Irigasi non teknis : -

Luas tanah darat : 755 Ha

Pemukiman : 175 Ha

Perkebunan : 755 Ha

Perkantoran pemerintahan : 30 Ha

Tanah pekarangan sekolah : 2,75 Ha

Lain-lain : 37,25 Ha

Page 62: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

43

3. Iklim

Iklim Pekon Kampung Baru sebagai mana memiliki kesamaan dengan

pekon-pekon yang ada di wilayah Kabupaten Tanggamus yakni kemarau

dan penghujan. Hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola

tanam yang ada di Pekon Kampung Baru Kecamatan Kotaagung Timur.

4. Pola Penggunaan Tanah

Penggunaan tanah di Pekon Kampung Baru bebagian besar diperuntukan

untuk tanah pertanian sawah sedangkan sisanya untuk tanah kering yang

merupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya.

5. Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk

a. Jumlah Penduduk

Tabel 2. Jumlah Penduduk Pekon Kampung Baru

No RT Jumlah

1. 01/01 5662. 02/01 3413. 03/01 3284. 04/01 3315. 05/01 3736. 06/01 4217. 07/01 798. 08/01 839. 09/01 14910. 10/01 401

Jumlah 3.072Sumber : Monografi Pekon Kampung Baru 2017

Page 63: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

44

b. Tingkat Pendidikan

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Pekon Kampung Baru

No. Pendidikan Jumlah

1. PAUD/TK 10272. SD 6503. SMP 6504. SMA 4505. D3 706. S1 997. SD Tidak tamat 126

Sumber : Monografi Pekon Kampung Baru 2017

c. Mata Pencaharian

Penduduk Pekon Kampung Baru mayoritas mata pencahariannya adalah

petani adapula yang lainnya, selengkapnya sebagai berikut:

Tabel 4. Sumber Mata Pencaharian Masyarakat Pekon Kampung Baru

No. Pekerjaan Jumlah1. Petani 8712. Pedagang 5213. PNS 504. Buruh 6925. Lainnya 938

Sumber : Monografi Pekon Kampung Baru 2017

d. Agama dan Keyakinan

Penduduk Kampung Baru menganut Agama Islam, selengkapnya

sebagai berikut:

Tabel 5. Agama Masyarakat Pekon Kampung Baru

No. Agama Jumlah

1. Islam 30722. Kristen -3. Katholik -4. Hindu -5. Budha -6. Lainnya -

Sumber : Monografi Pekon Kampung Baru 2017

Page 64: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

45

e. Sarana dan Prasarana

Kondisi sarana dan prasarana umum Pekon Kampung Baru secara garis

besar adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Sarana dan Prasarana Pekon Kampung Baru

No. Prasarana Ket

1. Balai Pekon 12. Masjid 53. Sekolahan SD 14. Sekolahan SMK 1

Sumber : Monografi Pekon Kampung Baru 2017

f. Data Kelembagaan

1) Badan Hippun Pemekonan (BHP) : 1 lembaga

2) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) : 1 lembaga

3) Kelompok Tani : 16 kelompok

4) Karang Taruna : 1 lembaga

5) RISMA : 1 kelompok

6) Majelis Taklim Perempuan : 6 kelompok

7) Majelis Taklim laki-laki : 1 kelompok

8) Posyandu BALITA : 2 kelompok

9) Posyandu LANSIA : 1 kelompok

Page 65: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

65

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir penulisan skripsi ini dipaparkan kesimpulan dari hasil

penelitian yang telah diperoleh serta beberapa saran yang dapat diberikan dalam

rangka untuk memperbaiki hasil penelitian yang dilakukan dimasa yang akan

datang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian hasil dan

pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kearifan lokal Beguwai Jejama memiliki makna sebagai suatu pekerjaan

yang dilakukan secara bersama-sama (gotong-royong) di dalam kehidupan

bermasyarakat atau adat istiadat yang bertujuan untuk meringankan beban

terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan. Lebih lanjut, Beguwai jejama

berfungsi sebagai alat untuk mempererat tali silaturahmi diantara anggota

masyarakat serta memberikan keringanan beban pekerjaan.

2. Intensitas solidaritas masyarakat sering dilakukan oleh warga Pekon

Kampung Baru baik dalam aspek adat istiadat maupun pemerintahan yang

diwujudkan melalui kegiatan gotong-royong dan sikap saling tolong

menolong antar anggota masyarakat.

Page 66: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

66

3. Implementasi atau penerapan Beguwai jejama di Pekon Kampung Baru

dibuktikan dengan kegiatan gotong-royong serta tolong menolong diantara

anggota masyarakat yang sedang mengalami musibah. Lebih lanjut, sikap

tolong menolong tersebut merupakan perwujudan kepedulian atau

solidaritas diantara anggota masyarakat, khususnya ketika terdapat anggota

masyarakat yang sedang mengalami kesulitan atau musibah. Kegiatan

lainnya yaitu membantu tetangga dalam menyiapkan resepsi pernikahan

atau khitanan (hajatan). Namun dalam hal hajatan masyarakat tidak bisa

sembarangan ikut dalam acara atau keitan. Karna di Pekon Kampung Baru

memiliki enam kelompok saibatin yang semuanya dibawah naungan

Pangeran Ya Ratu Marga Buai Turga. Suatu marga dipimpin oleh

seseorang pangeran dan memiliki satu kebandara (Bandar Marga) yang

dipimpin suku kebandara san memiliki wilayah yang dipimpin oleh

Penggawa Marga. Dikatan satu marga apabila memiliki Penggara dan

Kepenggawaan. Oleh karna itu masyarakat Pekon Kampung Baru didalam

penayuhan atau hajatan solidaritas yang terjalin hanya berdasarkan

kelompok tertentu atau kelomok masing-masing.

B. Saran

Dalam rangka menyempurnakan hasil penelitian terkait implementasi

kearifan lokal Beguwai Jejama dalam meningkatkan solidaritas masyarakat

desa, maka berikut dipaparkan saran yang terdapat pada penelitian ini, antara

lain :

Page 67: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

67

1. Bagi Masyarakat

a. Agar senantiasa menjaga serta meningkatkan intensitas kerjasama atau

Beguwai jejama diantara anggota masyarakat khususnya dikalangan

muli mekhanai, karena Muli Mekhanai harus terus melaksanakan

Budaya Beguwai Jejama dalam kehidupan sehari-hari agar tidak

hilang, sebab generasi muda merupakan penerus di zaman yang akan

datang.

b. Pemerintahan desa lebih banyak mengadakan kegiatan yang berkaitan

dengan Beguwai jejama. Agar warga l ebih sering berinteraksi dan

semakin erat talisilaturahmi.

c. Lebih perduli terhadap sesama baik itu dalam aspek kebudayaaan atau

dalam aspek kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Pemerintah

Diharapkan segera mengganti slogan yang selama ini di kenal oleh

masyarakat, namun tidak sesuai dengan kenyataan slogan tersebut. Agar

masyarakat menyamakan langkah yang sesuai dengan slogan yang ada dan

sesuai.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian tentang Kearifan Lokal

Beguwai Jejama, Karena dalam penelitian ini mungkin masih memiliki

kekurangan dan agar dapat melakukan penelitian kearifan lokal Beguwai

Jejama dalam lingkup yang lebih luas lagi.

Page 68: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Abdulsyani. 1992. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. PT. Bumi Aksara :Jakarta

Abdul Solihin Wahab. 2005. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke ImplementasiKebijaksanaan Negara. Bumi Aksara : Jakarta

Fakhruddin Haryadi, 1996, Gelar 4 Unsur Piil Pesenggiri, Bandar Lampung

George, Ritzer.2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik SampaiPerkembangan Terakhir Post modern. Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Hassan Shadily. 1993. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. PT Rineka Cipta :Jakarta

Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. PT Gramedia :Jakarta.

Juliartha, Edward. 2009. Model Implementasi Kebijakan Publik. Trio RimbaPersada : Jakarta.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta : Jakarta

Moleong. 2005.Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. remaja Rosdakarya :Bandung

Nurdin Usman. 2002. Konteks implementasi berbasis Kurikulum. CV Sinar Baru :Bandung

Prof. Drs. Widjaja, HAW. 2003. Pemerintahan Desa atau Marga. PT. RajaGrafindo Persada : Jakarta

Ridwan, Nurma Ali. 2007. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. STAIN:Puwokerto

Page 69: IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA …digilib.unila.ac.id/28243/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BEGUWAI JEJAMA DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS

R. Bintaro.1989. Dalam Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. GhaliaIndonesia : Jakarta

Safari Imam Asy’ari. 1993. Sosiologi Kota dan Desa.Usaha Nasional : Surabaya.

Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. RemajaRosdakarya Offset : Bandung

Soleman B. Taneko. 1984. Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar SosiologiPembangunan. CV. Rajawali : Jakarta

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia : Jakarta

S. Roucek, Joseph dan Roland L. Warren. 1984. Pengantar Sosiologi. BinaAksara: Jakarta

Yulianti, Yayuk dan Poernomo, Mangku. 2003. Sosilogi Pedesaan. LapperaPustaka Utama : Yogyakarta

Sumber Lainnya :

Abdulsyani , 2010. Falsafah Hidup Masyarakat Lampung Sebuah WacanaTerapan. Http://Abdulsyani.blogspot.com, Diakses pada tanggal 7 maret2017., 2015. Kearifan Lokal Lampung.Http://abdulsyani.blogspot.co.id/2015/06/kearifan-lokal-lampung.htmlDiakses pada tanggal 06 Maret 2017.

, 2016. Sakai Sambayan. Http://abdulsyani.blogspot.co.id/2016/04/sakai-sambayan.html. Diakses pada tanggal 29 Maret 2017.

Fatwiasih, A.H. 2011. Optimalisasi Tupoksi Perangkat Pekon dalam RangkaMemberikan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat di Pekon BlitarejoKecamatan Gadingrejo Tanggamus Lampung Tahun 2007.Http://sobatkiraka.blogspot.co.id/2011/01/penelitian-ini-membahas-masalah.html. Diakses pada tanggal 29 Maret 2017.

Http://www.Lampungprov.go.id, 2017. Diakses pada tanggal 29 Februari 2017.