IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH SEBAGAI … · IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH SEBAGAI...
Transcript of IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH SEBAGAI … · IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH SEBAGAI...
i
IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH SEBAGAI
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA PELAJARAN
IPS DI SMP NEGERI 2 PAKEM YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Shelfy Amanah Rohim
141324017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tuliis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana mestinya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Agustus 2018
Penulis,
Shelfy Amanah Rohim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Shelfy Amanah Rohim
Nomor Induk Mahasiswa : 141324017
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH SEBAGAI
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA PELAJARAN IPS DI SMP
NEGERI 2 PAKEM YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataaan ini saya buat dengan sebarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 30 Agustus 2018
Yang menyatakan
Shelfy Amanaha Rohim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH SEBAGAI
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA PELAJARAN IPS
DI SMP NEGERI 2 PAKEM YOGYAKARTA
Shelfy Amanah Rohim
Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah guru sudah menyusun
desain RPP mata pelajaran IPS yang memuat strategi literasi pada langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dan (2) apakah guru sudah menerapkan kegiatan
pembelajaran yang mengarah pada penggunaan strategi literasi. Penelitian ini
merupakan penelitian dengan model deskriptif kualitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri 2 Pakem pada bulan April-Agustus 2018. Subjek
dalam penelitian ini adalah 95 peserta didik kelas VII-C, VII-D, dan VIII-A, VII-B
serta dua orang guru mata pelajaran IPS. Data dikumpulkan dengan menggunakan
teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) desain RPP yang disusun oleh
kedua guru mata pelajaran IPS telah memuat penggunaan strategi literasi pada
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan (2) dalam melaksanakan pembelajaran
kedua guru mata pelajaran IPS sudah mengarah pada penggunaan strategi literasi.
Kata kunci: strategi literasi, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF SCHOOL LITERACY MOVEMENT AS
LEARNING STRATEGY ON SOCIAL SCIENCE SUBJECT IN SMP
NEGERI 2 IN PAKEM YOGYAKARTA
Shelfy Amanah Rohim
Sanata Dharma University
2018
The objectives of this study are: (1) to describe whether the teachers have
arranged the lesson plans of social science subject covered literacy strategy in its
steps of learning activities and (2) whether the teachers have implemented learning
activities that lead literacy strategy implementation. This research is a qualitative
descriptive model. This study was conducted in SMP Negeri 2 in Pakem Yogyakarta
in April-August 2018. The subjects of the study were ninety five students of the
seventh and eighth grade and two teachers of social sciene subject. The data were
collected by observation, interview, documentation, and questionnaire.
The results of data analysis show that: (1) the teachers of social science
subject had arranged the lesson plans covered literacy strategy in its steps of
learning activities and (2) the two teachers of social science subject had run class
with literacy strategy implementation.
Keywords: literacy strategy, leasson plan (RPP), and learning activities.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Implementasi GLS Sebagai Startegi Pembelajaran Dalam
Mata Pelajaran IPS Di SMP Negeri 2 Pakem”.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Selama proses penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang
telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengiucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma;
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma;
3. Ibu Dra. Catharina Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed., selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono, M.S. selaku Dosen Pembimbing
yang telah sabar membimbing, memberikan kritik atau saran untuk skripsi
ini;
5. Seluruh Bapak Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata
Dharma atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan selama
proses perkuliahan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Bapak Aloysius Purwoko Sunu selaku Tenaga Administrasi Program Studi
Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan kelanacaran proses belajar
selama ini;
7. Ibu Tri Worosetyaningsih M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2
Pakem sekaligus guru mata pelajaran IPS SMP Negeri 2 Pakem yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan telah
bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini;
8. Bapak Dr. Priyanto selaku Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pakem dan
sekaligus guru mata pelajaran IPS di SMP N 2 Pakem yang telah bersedia
menjadi subjek dalam penelitian ini;
9. Peserta didik kelas VII dan kelas VIII tahun ajaran 2018/2019 yang telah
bersedia membantu dalam proses observasi dan pengisian kuesioner;
10. Kedua orang tuaku Bapak Marsokip dan Ibu Nuryanti serta Nenekku Ibu
Klumpuk yang selalu mendukungku dalam do’a, dan terus memberikan
semangat, serta dorongan yang penuh dengan kasih dan kesabaran selama
kuliah hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.
11. Sahabatku Meilana Etikasari, Felisita Banadry, Kristanti Ningsih, Asih
Widayat, Lis Setyawati dan Fityatur Rosyqoh yang selalu memberikan
dukungan, semangat, motivasi, keceriaan, dan menemani penulis dalam
mengurus kelengkapan penulisan skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan 2014, atas kerjasama,
canda tawa, dan keceriaan selama proses perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan dan penyusunan sripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
penulis membutuhkan kritik dan saran guna kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Yogyakarta, 30 Agustus 2018
Penulis,
Shelfy Amanah Rohim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. .....iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Batasan Masalah.......................................................................... 7
C. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
F. Variabel, Definisi Operasional dan Indikator ............................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 11
A. Tinjauan Literasi ........................................................................ 11
1. Pengertian Literasi ............................................................... 11
2. Pengertian Literasi dalam GLS ............................................ 12
3. Ihwal Literasi Sekolah.......................................................... 13
4. Tahap Pelaksanaan GLS ...................................................... 14
B. Tinjauan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran............................18
1. Pengertian RPP .................................................................... 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Prinsip Penyusunan RPP ...................................................... 19
3. Desain RPP .......................................................................... 23
C. Tinjauan Kegiatan Pembelajaran ............................................... 25
1. Pengertian Pembelajaran ...................................................... 25
2. Konsep Pembelajaran ........................................................... 26
3. Prinsip Pembelajaran ............................................................ 28
4. Pentingnya Strategi Literasi dalam Pembelajaran................ 29
5. Indikator Strategi Literasi dalam Pembelajaran ................... 33
6. Masalah Pelaksanaan Strategi Literasi ................................. 41
D. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 44
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 44
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................... 45
D. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 45
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian.......................................... 46
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 47
G. Teknik Pengujian Instrumen ...................................................... 50
H. Teknik Analisis Data .................................................................. 54
BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN ................................................ 58
A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Pakem ................................... 58
1. Sejarah SMP Negeri 2 Pakem .............................................. 58
2. Lokasi SMP Negeri 2 Pakem ............................................... 59
3. Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Pakem ........................... 61
B. Deskripsi Responden .................................................................. 61
1. Deskripsi Guru IPS ............................................................... 61
2. Deskripsi Peserta Didik ........................................................ 63
C. Deskripsi Data Hasil Penelitian..................................................64
1. Deskripsi Hasil Wawancara ................................................. 64
2. Deskripsi Hasil Analisis Dokumentasi RPP ......................... 67
3. Deskripsi Hasil Kegiatan Observasi ..................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4. Deskripsi Hasil Perhitungan Skor Kuesioner ....................... 75
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ..................................... 77
A. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................77
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran......................................77
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran.....................................85
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 97
A. Kesimpulan ................................................................................ 97
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 99
C. Saran .......................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 102
LAMPIRAN ............................................................................................... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi Peserta Didik .............................. 49
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Indikator Strategi Literasi ........................... 51
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Strategi Literasi........................ 53
Tabel 3.4 Penilaian Persepsi Peserta Didik ................................................ 56
Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik ............................................ 63
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Peserta Didik ....................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gamba 4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Pakem .............................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas VII ...................................................................... 104
Lampiran 2 RPP Kelas VIII ..................................................................... 122
Lampiran 3 Lembar Kuesioner Persepsi Peserta Didik ........................... 139
Lampiran 4 Lembar Instrumen Analisis RPP .......................................... 144
Lampiran 5 Lembar Instrumen Observasi Aktivitas Guru ....................... 145
Lampiran 6 Lembar Instrumen Wawancara ............................................. 146
Lampiran 7 Hasil Analisis RPP 1 ............................................................ 148
Lampiran 8 Hasil Analisis RPP 2 ............................................................ 149
Lampiran 9 Hasil Wawancara Guru 1 ...................................................... 150
Lampiran 10 Hasil Wawancara Guru 2 ................................................... 152
Lampiran 11 Hasil Observasi Kelas VII .................................................. 155
Lampiran 11 Hasil Observasi Kelas VIII ................................................. 156
Lampiran 12 Rangkuman Hasil Uji Validitas Kuesioner ....................... 158
Lampiran 13 Output Hasil Uji Validitas .................................................. 159
Lampiran 14 Output Hasil Uji Reliabilitas .............................................. 160
Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian ............................................................ 161
Lampiran 16 Surat Bukti Penelitian ......................................................... 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Literasi memiliki nilai tersendiri dalam memberdayakan dan meningkatkan
kualitas hidup baik secara individu, keluarga, maupun dalam masyarakat.
Literasi juga menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan berkelanjutan pada
suatu negara, karena literasi dapat membantu mengatasi masalah-masalah
dalam pembangunan berkelanjutan, seperti tingginya angka kemiskinan,
kematian, pengangguran dan lain sebagainya. Tinggi rendahnya literasi suatu
bangsa sangat mempengaruhi kemajuan bangsa itu sendiri, pada umumnya
negara maju memiliki tingkat literasi yang tinggi begitu juga sebaliknya
(Qomariyah 2017: 1068).
Selain itu, literasi juga merupakan salah satu penguat bangsa dalam dunia
pendidikan yang akan memberikan dampak pada penguatan karakter bangsa
serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini literasi juga tidak
bisa dipisahkan dengan dunia pendidikan, sebab literasi merupakan sarana bagi
peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah mereka terima selama berada di bangku sekolah. Literasi juga
memiliki hubungan erat dengan kehidupan peserta didik baik di rumah maupun
di lingkungan sekitar.
Namun sayangnya kemampuan literasi peserta didik di Indonesia justru
rendah. Rendahnya kemampuan literasi peserta didik di Indonesia dibuktikan
dengan hasil tes yang dilakukan oleh Progress International Reading Literacy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Studi (PIRLS) tahun 2011 yang mengevaluasi kemampuan membaca
peserta didik kelas IV SD menempatkan Indonesia pada peringkat ke- 45 dari
48 negara. Sementara itu, survei yang mengevaluasi kemampuan peserta didik
berusia 15 tahun yang dilakukan oleh Programme for International Student
Assesment (PISA) mencakup membaca, matematika, dan sains pada tahun 2012
menempatkan Indonesia pada urutan ke- 64 dari 65 negara.
Sejalan dengan temuan hasil UNESCO pada tahun 2012 yang mengevaluasi
kebiasaan membaca masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa hanya ada 1
dari 1.000 masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan atau hobi membaca.
Kondisi di atas jelas sangat memprihatinkan sebab kemampuan dan
keterampilan membaca merupakan dasar bagi memperoleh pengetahuan,
keterampilan, serta pembentukan sikap atau karakter peserta didik. Apalagi di
era abad 21 ini kemampuan literasi peserta didik erat kaitannya dengan tuntutan
keterampilan membaca yang berujung pada memahami informasi secara
analitis, kritis, dan reflektif.
Hal itu juga mengindikasikan bahwa proses pendidikan yang ada di
Indonesia belum mampu mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik
terhadap pengetahuan. Praktik pendidikan yang dilaksanakan juga
memperlihatkan bahwa sekolah belum menunjukkan fungsinya sebagai
organisasi pembelajaran yang mampu menjadikan warganya sebagai
pembelajar sepanjang hayat.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan mengembangkan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) guna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah agar warganya menjadi literat sepanjang hayat
melalui pelibatan publik.
Pada praktiknya, GLS diwujudkan ke dalam tiga tahap pelaksanaan, yaitu
tahap pembiasaan, pengembang, dan pembelajaran. Tahap pembiasaan
dimaksudkan untuk membentuk kebiasaan membaca pada diri peserta didik
melalui kegiatan membaca buku nonpelajaran selama 15 menit sebelum jam
pelajaran dimulai. Apabila kebiasaan membaca mulai terbentuk, maka
pelaksanaan GLS akan diarahkan ke tahap yang selanjutnya, yakni tahap
pengembangan dan pembelajaran.
Penggunaan literasi dalam pembelajaran akan membantu peserta didik
dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap teks, keterampilan menulis,
dan keterampilan berkomunikasi secara menyeluruh. Keterpahaman terhadap
beragam teks merupakan hal penting karena manusia berhubungan dengan teks
sejak dilahirkan hingga kematian. Keterpahaman terhadap teks juga akan
membantu peserta didik dalam memahami kehidupan dan berbagai aspeknya.
Dimana untuk mencapai hal itu dibutuhkan kecakapan literasi. Oleh karena
itulah, aktivitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru harus lebih
ditekankan pada pengelolaan pembelajaran dengan strategi literasi guna
meningkatkan kecakapan literasi peserta didik.
Namun pada kenyataan yang ada di lapangan, program GLS yang
digalakkan oleh pemerintah sejak tahun 2016 yang lalu sampai saat ini diketahui
masih belum begitu menyentuh aspek kegiatan pembelajaran. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dikarenakan pengetahuan guru tentang pentingya kemampuan literasi serta
pentingnya penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran kurang memadahi.
Selain itu berkembangnya paham bahwa strategi literasi hanya bisa diterapkan
pada mata pelajaran Bahasa turut menjadi permasalahan mengapa program GLS
hingga saat ini masih belum begitu menyentuh aspek pembelajaran. Padahal
paham tersebut tidaklah benar, sebab strategi literasi juga bisa diterapkan dalam
bidang lain atau mata pelajaran lainnya seperti Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang
kajiannya mengintegrasikan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Tujuan dari
pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
mereka memiliki kepekaan terhadap masalah sosial, memiliki sikap mental
positif terhadap perbaikan segala ketimpangan, dan terampil dalam mengatasi
segala permasalahan yang terjadi pada dirinya maupun masyarakat. Selain itu,
dalam mata pelajaran IPS guru diharapkan mampu mengembangkan
keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik terutama keterampilan sosial dan
intelektual.
Dengan keterampilan sosial dan intelektual inilah diharapkan peserta didik
dapat hidup sesuai dengan tuntutan abad 21. Salah satu tuntutan abad 21 yang
dibutuhkan peserta didik agar dapat bertahan hidup dan berperan di dalamnya
adalah kecakapan literasi. Kecakapan literasi saat ini menjadi hal penting yang
perlu dikuasai oleh peserta didik, karena kecakapan atau kemampuan literasi
yang baik juga dapat dijadikan bekal untuk menjalani kehidupan sehari-hari
dengan lebih baik di masa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Namun sayangnya, selama ini mata pelajaran IPS dianggap remeh oleh
kebanyakan orang sebab mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang
membosankan dan kurang menarik karena sebagian besar materi hanya hafalan.
Ditambah lagi dengan cara guru mengajar hanya menjelaskan atau ceramah
tanpa memberikan ruang yang lebih luas bagi peserta didik menjadikan
pelaksanaan pembelajaran IPS kurang bermakna.
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menggunakan strategi literasi dalam
pelaksanaan pembelajarannya. Penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran
IPS selain akan meningkatkan kecakapan literasi peserta didik juga akan
menumbuhkan kesadaran kritis peserta didik terhadap isi materi/ kompetensi
yang dipelajarinya dan manfaat materi/ kompetensi tersebut dalam kehidupan.
Sehingga pengetahuan yang telah mereka peroleh nantinya dapat digunakan
untuk berkontribusi atau berperan dalam kehidupan masyarakat.
Dalam upaya melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
strategi literasi dapat dilakukan oleh guru melalui tahap penyusunan desain
rencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yakni dengan menggunakan
indikator strategi literasi itu sendiri pada komponen langkah-langkah kegiatan
pembelajarannya barulah kemudian di laksanakan atau diwujudkan dalam
kegiatan pembelajaran.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan formal SMP Negeri 2 Pakem
merupakan salah satu sekolah yang turut serta melaksanakan program GLS,
maka dari itu penting bagi peneliti untuk memastikan bahwa pelaksanaan GLS
di SMP Negeri 2 Pakem sudah menyentuh aspek pembelajaran, khususnya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mata pelajaran IPS. Mengingat bahwa selama ini program GLS disinyalir belum
menyentuh aspek pembelajaran dan beredar paham dikalangan guru bahwa
strategi literasi hanya bisa diterapkan pada mata pelajaran Bahasa.
Dalam penelitian ini, peneliti nantinya akan melakukan analisis pada aspek
desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Dengan melakukan analisis
terhadap desain RPP dan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran, maka akan
terlihat apakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
sudah memuat penggunaan strategi literasi.
Ketika desain RPP dan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran sudah memuat
penggunaan strategi literasi, maka dapat ditarik kesimpula bahwa pelaksanaan
GLS di SMP Negeri 2 Pakem sudah menyentuh aspek pembelajaran, khususnya
pada mata pelajaran IPS. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan nantinya
dapat memberikan pengetahuan bagi dunia pendidikan terutama bagi guru
tentang pentingnya kemampuan literasi dan pentingnya penggunan strategi
literasi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Sebagai
Startegi Pembelajaran dalam Mata Pelajaran IPS Di SMP Negeri 2 Pakem
Yogyakarta”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti perlu memberikan batasan
masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas masalah yang akan diteliti
serta agar penelitian ini lebih fokus dan mendalam. Dalam penelitian ini,
peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti, yakni implementasi
gerakan literasi sekolah sebagai strategi pembelajaran dalam mata pelajaran
IPS. Selain itu penelitian juga membatasi variable yang akan diteliti yaitu RPP
dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pada variabel RPP penelitian hanya
dilakukan pada komponen langkah-langkah kegiatan pembelajaran, hal ini
dikarenakan peneliti hanya ingin mengetahui apakah dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran guru sudah memuat penggunaan strategi literasi di
dalamnya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Apakah desain RPP yang disusun oleh guru memuat penggunaan strategi
literasi pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran?
2. Apakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
memuat penggunaan strategi literasi?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka peneliti nmelakukan penelitian
dengan tujuan sebagai berirkut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1. Untuk mengetahui apakah desain RPP yang disusun oleh guru memuat
penggunaan strategi literasi pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru memuat penggunaan strategi literasi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi SMP Negeri 2 Pakem
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan bagi guru-guru di SMP Negeri 2 Pakem khususnya guru mata
pelajaran IPS mengenai pentingnya keterampilan atau kemampuan literasi,
pentingnya penggunaan strategi literasi di dalam pembelajaran, dan bagaimana
cara melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi literasi pada
mata pelajaran IPS. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi bahan
evaluasi bagi guru mata pelajaran IPS terkait dengan pelaksanaan pembelajaran
dengan strategi literasi yang telah dilaksanakan.
2. Bagi Mahasiswa Universita Sanata Dharma
Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan tambahan
bacaan ilmiah bagi mahasiswa Universitas Sanatra Dharma khususnya
mahasiswa FKIP mengenai pentingnya kemampuan literasi, pentingnya
penggunaan strategi literasi dalam kegiatan pembelajaran dan cara
mengimplementasikan penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran.
Penelitian ini juga diharapkan bisa dijadikannya sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan penulis
sebagai calon pendidik terkait tujuan pelaksanaan GLS dan pentingnya
penggunaan strategi literasi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
F. Variabel, Definisi Operasional, dan indikator
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih yang wajib disusun secara lengkap dan sistematis oleh
setiap guru dari semua jenjang pendidikan. Indikator desain RPP yang memuat
strategi literasi akan terlihat adanya penggunaan strategi pemahaman wacana
atau teks yang meliputi kegiatan sebelum membaca, ketika membaca, dan
sesudah membaca serta adanya penggunaan alat bantu berupa pengatur grafis
atau graphic organaizer pada komponen langkah-langkah kegiatan
pembelajaran.
2. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah sebuah proses yang memuat serangkaian
kegiatan yang melibatkan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung secara edukatif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Ada delapan karakteristik pembelajaran yang menerapkan strategi literasi di
dalam pelasanaan pembelajarannya, yaitu: (1) pemantauan pemahaman teks, (2)
penggunaan berbagai moda, (3) instruksi yang jelas dan eksplisit, (4)
pemanfaatan alat bantu seperti pengatur grafis atau disebut juga dengan graphic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
organaizer, (5) respon terhadap berbagai pertanyaan, (6) membuat pertanyaan,
(7) analisis, sintesis, dan evaluasi teks, dan (8) meringkas isi teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Literasi
1. Pengertian Literasi
Pada awal kemunculannya literasi dimaknai sebagai “keberaksaraan” dan
selanjutnya dimaknai sebagai “melek” atau “keterpahaman” yang didalamnya
meliputi kemampuan baca-tulis. Pada awalnya memang kemampuan membaca dan
menulis lebih ditekankan, karena kedua hal tersebut merupakan dasar untuk
“melek” dalam segala hal.
Tetapi, permasalahan kemampuan membaca dan menulis tidak dapat direduksi
menjadi melek huruf semata. UNESCO memberikan pemaknaan yang lebih
mendalam mengenai literasi. Menurut UNESCO literasi merupakan kemampuan
untuk mengidentifikasi, memahami, mengartikan, menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menghitung menggunakan materi tercetak dan tertulis
yang berkaitan dengan berbagai konteks.
Membaca dalam literasi bukan hanya sekedar mengenali huruf, namun juga
mampu mengolah huruf tersebut, menganalisa, dan kemudian memahaminya
sehingga bisa menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah
keputusan. Definisi literasi yang tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2017 tentang
Sistem Perbukuan (UU Sisbuk) yaitu “kemampuan untuk memaknai informasi
secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya” (Elga, 2017: 10).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Peta jalan Gerakan Literasi Nasional (Kemdikbud, 2017) mendefinisikan
literasi sebagai :
a. Serangkain kecakapan membaca, menulis, serta berbicara, kecakapan
berhitung, dan kecakapan dalam mengakses serta menggunakan informasi;
b. Sebagai praktik sosial yang penerapannya dipengaruhi konteks;
c. Sebagai proses pembelajaran dengan kegiatan membaca dan menulis sebagai
medium untuk merenungkan, menyelidik, menanyakan, dan mengkritisi ilmu
serta gagasan yang dipelajari, dan;
d. Sebagai pemanfaatan teks yang bervariasi menurut subjek, genre, dan tingkat
kompleksitas bahasa.
Sesuai dengan perkembangan zaman, istilah atau makna dari literasi juga turut
berkembang. Saat ini literasi digunakan dalam istilah yang lebih kompleks, luas,
dan diamis serta terus menerus ditafsirkan dan didefinisikan dengan berbagai cara
dan berbagai sudut pandang yang akhirnya literasi merujuk pada kemampuan yang
lebih dari sekedar membaca dan menulis.
2. Pengertian Literasi dalam Konteks GLS
Literasi dalam konteks GLS dimaknai sebagai kemampuan dalam mengakses,
memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas
seperti membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara di lingkungan sekolah
(Pratiwi, dkk., 2016:2). GLS adalah sebuah gerakan sosial dengan dukungan
kolaboratif dari berbagai elemen. Pelaksanaan GLS diwujudkan dalam tiga tahap
pelaksanaan, yakni tahap pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
periode waktu tertentu yang sudah dijadwalkan akan dilakukan asessment dan
evaluasi untuk mengetahui dampak keberadaan GLS serta agar keberadaannya bisa
terus dikembangkan. Dengan adanya program GLS ini, diharapkan mampu
menggerakan warga sekolah, pemangku kepentingan, serta masyarakat untuk
secara bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan GLS sebagai
bagian penting dalam kehidupan.
Sekolah sebagai pihak organisasi pembelajar seharusnya mampu
mengembangkan peserta didik melalui program GLS tersebut. GLS sendiri
merupakan sebuah upaya yang sifatnya menyeluruh atau partisipatif, karena
pelaksanaannya tidak hanya melibatkan peserta didik saja, melainkan seluruh
warga sekolah termasuk guru, kepala sekolah, karyawan, komite, wali murid, serta
masyarakat sekitar.
3. Ihwal Literasi Sekolah
Mengacu pada metode pembelajaran Kurikulum 2013 yang menempatkan
peserta didik sebagai subjek pembelajaran serta guru sebagai faslitator, menuntut
bahwa kegiatan literasi tidak hanya difokuskan pada peserta didik. Selain menjadi
fasilitator guru juga harus mampu berperan sebagai subjek pembelajaran, sebab
akses yang luas pada sumber informasi, baik di dunia nyata maupun dunia maya
dapat menjadikan peserta didik lebih tahu daripada guru.
Karena itulah kegiatan peserta didik dalam berliterasi seharusnya tidak
dilepaskan begitu saja, tetapi guru perlu berkontribusi di dalamnya. Dalam hal ini
mestinya guru mampu menjadi seorang fasilitator yang berkualitas, dan guru harus
mampu menjadi figur teladan pelaksanaan literasi di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Praktik GLS yang baik lebih menekankan prinsip bahwa perkembangan literasi
harus berjalan sesuai dengan tahap perkembangan yang dapat diprediksi dengan
memahami tahap perkembangan yang dapat diprediksi. Dengan memahami tahap
perkembangan literasi setiap peserta didik dapat membantu sekolah untuk memilih
strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan
perkembangan peserta didik dan setiap sekolah yang melaksanakan kegiatan literasi
harus menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda, oleh
sebab itu strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan dan
disesuaikan dengan jenjang pendidikan.
Selanjutnya pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung
jawab semua guru di semua mata pelajaran, sebab setiap mata pelajaran dalam
pelaksanaan pembelajarannya membutuhkan bahasa, terutama membaca dan
menulis. Dengan demikian pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu
diberikan kepada guru semua mata pelajaran. Dengan begitu, kelas berbasis literasi
diharapkan bisa memunculkan kegiatan lisan berupa diskusi. Kegiatan diskusi ini
disinyalir dapat membuka kemungkinan adanya perbedaan pendapat, dimana
dengan hal ini keterampilan abad 21 peserta didik dapat diasah (Wiedarti, dkk.,
2016: 10).
4. Tahap Pelaksanaan GLS
Dalam pelaksanaannya program GLS harus dilakukan secara bertahap dengan
mempertimbangkan kesiapan seluruh sekolah. Kesiapan yang diperlukan anatara
lain adalah kesiapan kapasitas sekolah yang mencakup ketersediaan fasilitas, bahan
bacaan, sarana dan prasarana literasi, selain itu kesiapan warga sekolah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kesiapan sistem pendukung lainnya seperti partisipasi publik, dan dukungan dari
kelembagaan. Setelah semua persiapan siap, maka barulah program GLS dapat
dilaksanakan, selain itu pemantaun, evaluasi, dan tindak lanjut pelaksanaan
program ini perlu dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas kegiatan literasi yang
telah dilaksanakan.
Dalam desain Induk GLS yang ditulis oleh (Wiedarti, dkk., 16: 2018)
disebutkan bahwa pelaksanaan GLS digolongkan kedalam tiga tahap pelaksanaan,
yakni tahap pembiasaan, pengembangan, serta pembelajaran. Berikut adalah
penjelasannya :
a. Tahap pembiasaan
Tahap pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat peserta didik
terhadap bacaan dan minat membaca dalam diri setiap warga sekolah. Dalam tahap
pembiasaan ini pelaksanaan GLS diwujudkan dengan melakukan kegiatan
membaca selama kurang lebih 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh semua warga sekolah.
b. Tahap pengembangan
Tahap pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dalam memahami bacaan dan mengkaitkannya dengan pengalaman pribadi
mereka, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif
melalui kegiatan menanggapi buku bacaan dan pengayaan.
c. Tahap pembelajaran
Kegiatan literasi pada tahap pengembangan ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan dalam memahami bacaan, berpikir kritis, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mengkaitannya dengan pengalaman pribadi, dan megolah kemampuan komunikasi
secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan
pembelajaran. Dalam kegiatan ini ada tagihan akademis yang berkaitan dengan
mata pelajaran. Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 yang
mensyaratkan peserta didik untuk membaca buku nonteks pelajaran. yang dapat
berupa buku tentang pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks
multimodal.
Pelaksanaan GLS ini perlu untuk digalakkan oleh semua jenjang pendidikan,
sebab program GLS ini dapat membantu meningkatkan keteranpilan membaca
peserta didik dan pengetahuan yang telah mereka peroleh dapat dikuasai dengan
lebih baik. Adapun pelaksanaan GLS ini diharapkan mampu menciptakan
ekosistem pendidikan yang literat di semua jenjang pendidikan.
Pelaksanaan program GLS ini memiliki dua tujuan, yakni tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dari pelaksanaan GLS ini adalah menumbuh
kembangkan peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar
mereka menjadi pembelajar yang sepanjang hayat. Sedangkan tujuan khusus dari
GLS ini adalah untuk: (1) menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, (2)
meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agara lebih literat, (3)
menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan, (4) menjaga
keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam bacaan dan mewadahi
berbagai strategi membaca.
Agar pelaksanaan ketiga tahapan program GLS dapat berjalan dengan baik
maka perlu diperlukan berbagai persiapan. Berikut adalah persiapannya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a. Persiapan
1) Rapat koordinasi
Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakan
program GLS, pemahaman tentang literasi sekolah, pembentukan tim literasi
skeolah (TLS) dan penyusunan garis besar program gerakan literasi. Rapat
koordinasi ini diikuti oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, perwakilan guru
dan karyawan.
2) Pembentukan Tim Literasi Sekolah (TLS)
TLS adalah tulang punggung yang perlu terus diperkuat dan dikembangkan.
Dalam pembentukan TLS kepala sekolah perlu mencermati para guru yang diyakini
dapat menumbuh kembangkan literasi di sekolah, yakni guru bahasa dan guru mata
pelajaran lainnya yang peduli dengan literasi.
Kemudian kepala sekolah menentukan TLS yang terdiri dari minimal satu guru
bahasa, satu guru mata pelajaran lain, satu petugas perpustakaan atau tenaga
kependidikan. Kepala sekolah menugasi TLS dengan SK secara resmi. Para guru
yang ditunjuk menjadi TLS diberikan kesempatan atau ditugasi untuk mengikuti
pelatihan atau workshop literasi sebagai wujud pengembangan professional tenaga
literasi. Hal tersebut bisa dilakukan dengan adanya kerjasama dengan perguruan
tinggi, dinas pendidikan, dinas perpustakaan, dan bahkan denga pihak eksternal.
3) Sosialisasi
Sosialisasi ini diberikan kepada: (1) guru dan karyawan, sosialisasi ini
dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen guru dan karyawan
tentang pelaksanaan kegiatan GLS, (2) siswa, sosialisasi pada siswa bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
untuk memberikan pemahaman tentang GLS, tujuan pelaksanaan GLS, dan
mekanisme pelaksanaan GLS, (3) komite sekolah dan orang tua siswa, sosialisasi
ini bertujuan untuk memberitahukan adanya kegiatan GLS dan berharap komite
sekolah serta orang tua siswa memberikan dukungan terhadap kegiatan GLS.
4) Persiapan Sarana dan Prasarana
Untuk menumbuhkan budaya literasi di sekolah diperlukan ekosistem sekolah
yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang perlu dimiliki
oleh sekolah seperti perpustakaan sekolah, pojok baca di kelas dan lingkungan
sekolah, serta jumlah buku sesuai dengan Permendiknas no. 24 tahun 2007, web
sekolah, akses internet di lingkungan sekolah, spanduk/ poster/ leaflet, dan atau
brosur penumbuh budaya literasi.
d. Pelaksanaan
Pada dasarnya, pelaksanaan GLS mengacu pada perencanaan, mengacu pada
keterampilan abad XXI, dan menggunakan daftar cek instrument pengembangan
budaya literasi di sekolah.
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Pengertian RPP
Di dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016 dijelaskan bahwa RPP adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD), RPP yang dikembangan dengan
rinci mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, serta buku panduan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Sebagai langkah awal kegiatan pembelajaran, setiap guru dari semua jenjang
pendidikan memiliki kewajiban untuk menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis. Penyusunan RPP ini bertujuan agar pembelajaran dapat berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyanangkan, dan menantang. Penyusunan RPP
biasanya dilakukan oleh semua guru di jenjang pendidikan pada setiap awal
semester atau awal tahun pelajaran, namun RPP sendiri perlu diperbaharui sebelum
kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Pengembangan RPP sendiri dapat dilakukan secara mandiri atau secara
berkelompok oleh semua guru di jenjang pendidikan melalui Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) di sekolah/ madrasah. Namun RPP yang disusun melalui
MGMP antar sekolah atau antar wilayah perlu dilakukannya koordinasi dan
disupervisi oleh pengawas atau Dinas Pendidikan atau Kantor Kementrian Agama
setempat.
2. Prinsip Penyusunan RPP
Dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah,
penyusunan RPP memuat serangkaian prinsip yang harus diperhatikan guru dalam
penyusunan RPP pada sekolah menengah pertama,hendaknya guru di semua
jenjang pendidikan perlu memperhatikan serangkaian prinsip dalam menyusun
RPP. Berikut adalah prinsip penyusunan RPP yang baik dan benar :
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
Hal ini adalah hal pertama yang perlu diperhatikan oleh setiap guru, guru
seharusnya tahu bahwa setiap peserta didik memiliki gaya belajar serta kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, dalam menyusun RPP mestinya perlu
memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi,
kecepatan belajar, latar belakang, budaya, norma, nilai, atau lingkungan.
b. Berpusat pada peserta didik
Sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kurikulum 2013, bahwasannya
kegiatan pembelajaran harus menempatkan peserta didik sebagai subjek dalam
kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru bukan lagi sebagai komandan atau
instruktur semata, melainkan guru harus bisa berperan sebagai seorang pembimbing
ataupun fasilitator, oleh sebab itu perlu bagi seorang guru untuk merancang
kegiatan pembelajaran yang mampu mendorong, memotivasi, serta menumbuhkan
minat dan kreativitas belajar yang dimiliki oleh peserta didik.
c. Berbasis Konteks
Pembelajaran berbasis konteks ini akan terwujud apabila guru bisa
memanfaatkan berbagai macam sumber belajar lokal, kemudian guru mampu
mengenali situasi serta kondisi sosial ekonomi peserta didik, mengenal dan
mengedepankan budaya atau nilai-nilai kearifan lokal.
d. Berorientasi kekinian
Ini adalah kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekonologi masa kini. Pembelajaran yang berorientasi kekinian
perlu untuk dilakukan oleh setiap guru, mengingat kemajuan zaman pada saat ini
guru perlu melakukan update pengetahuan mereka, artinya seorang guru tidak lagi
gaptek agar peserta didik memiliki pengetahuan yang jauh lebih luas lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
e. Mengembangkan kemandirian belajar
Sebagai seorang guru tentu harus mampu mengembangkan kemandirian belajar
peserta didik agar mereka memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapatnya
atau inisiatif mereka dengan lebih percaya diri, selain itu guru perlu mendorong
peserta didik agar memiliki keberanian untuk menentukan tujuan belajarnya.
f. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut kegiatan belajar
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
g. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar kompetensi dan atau antar
muatan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI,
KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
h. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
Kegiatan pembelajaran dalam RPP disusun dengan mempertimbangkan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
RPP merupakan suatu kesatuan yang utuh yang memiliki beberapa komponen
di dalamnya. Penyusunan RPP nantinya akan membantu para guru dalam
melaksankan kegiatan pembelajaran, sehingga nantinya proses pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik sehingga tujuan dari kegiatan pembelajaran dapat tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Berikut adalah komponen-komponen dalam penyusunan RPP yang perlu
diperhatikan oleh semua guru mata pelajaran dan semua guru jenjang pendidikan :
a. identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan;
b. identitas mata pelajaran atau tema/ subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok,;
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta,konsepm prinsip, prosedur;
i. metode pembelajaran untuk mewujudkan suasana belajar;
j. media pembelajaran berupa alat bantu proses pembelajaran;
k. sumber belajar berupa buku, media cetak, dan eletronik;
l. langkah-langkah pembelajaran;
m. penilaian hasil pembelajaran.
RPP disusun bukan hanya sekedar urusan persiapan administratif saja,
melainkan kegiatan yang melekat pada kegiatan pembelajaran sebagai sebuah
proses. Dalam praktiknya merumuskan RPP yang baik memang bukanlah hal yang
mudah, komponen-komponen pembelajaran yang disusun sebisa mungkin harus
bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.
Oleh sebab itu, dalam menyusun RPP guru hendaknya mempelajari dahulu
mengenai hakikat, prinsip, serta langkah-langkah penyusunan RPP. Saat ini ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
perubahan dalam penyusanan RPP yang perlu diperhatikan oleh guru, dimana salah
satunya adalah RPP harus diintegrasikan dengan literasi.
Indikator dalam penyusunan RPP yang bermuatan literasi hendaknya memuat
penggunaan strategi membaca dan penggunaan alat bantu berupa graphic
organaizer pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran mulai dari dari kegiatan
awal, inti, dan penutup. Dengan menggunakan strategi membaca dan pemanfaatan
graphic organaizer, kegiatan pembelajaran yang telah dirumuskan nantinya akan
mampu meningkatkan kecakapan literasi peserta didik, dan apabila kecakapan
literasi tersebut sudah terbentuk maka secara tidak langsung keterampilan berpikir
kritis pada peserta didik juga akan terbentuk.
3. Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya bawa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran dapat berjalan secara interakrif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik secara psikologis
peserta didik.
Komponen-komponen RPP yang telah disebutkan pada poin sebelumnya secara
operasional diwujudkan dalam contoh format RPP sebagai berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas / Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
1. Materi pembelajaran regular
2. Materi pembelajaran pengayaan
3. Materi pembelajaran remedial
E. Metode Pembelajaran
F. Media dan Bahan
G. Sumber Belajar
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
a. Kegiatan pendahuluan
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua
….
Dst….
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap Spiritual
b. Sikap Sosial
c. Pengetahuan
d. Keterampilan
2. Pembelajaran Remedial
3. Pembelajaran Pengayaan
4.
Yogyakarta,….,……..
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
____________________ _____________________
NIP... NIP…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
C. Kegiatan Pembelajaran
1. Pengertian Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran sendiri adalah sebuah proses yang memuat serangkaian
kegiatan yang melibatkan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung secara edukatif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Arifin (2010:210) kegiatan pembelajaran adalah pelaksanaan strategi-
strategi, pendekatan, prinsip dari metode pembelajaran diarahkan guna mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif serta efisien. Selain itu, pembelajaran adalah
proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar,
kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara
sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial.
Sedangkan menurut Rusman (2017:10) kegiatan pembelajaran merupakan
proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin
meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya
untuk hidup dan bermasayarakat, berbangsa, dan berkontribusi pada kesejahteraan
hidup dan bermasyarakat.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan peserta
didik dengan menggunakan strategi-strategi, pendekatan, prinsip dari metode
pembelajaran untuk mengembangkan potensi peserta didik yang nantinya akan
dijadikan bekal untuk hidup dan bermasyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran guru harus bisa
mengembangkan suasana kesetaraan melalui komunikasi dialogis yang transparan,
toleran, dan tidak arogan. Kemudian guru harus mengembangkan suasana luas bagi
peserta didik untuk berdialog dan mempertanyakan berbagai hal yang berkaitan
dengan pengembangan diri potensinya (Aunurrahman, 2012:3).
2. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan
pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi anatara
pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut
memberikan kesempatan kapada peserta didik untuk mengembangkan potensi
mereka menjadi kemampuan yang smeakin lama semakin meningkat dalam sikap
(spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukam dirinya
untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada
kesejahteraan hidup umat manusia. Keluarga merupakan tempat pertama
bersemainya bibit sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik. Oleh karena itu, peran keluarga tidak dapat sepenuhnya digantikan
oleh sekolah.
Sekolah merupakan tempat kedua pendidikan peserta didik yang dilakukan
melalui program intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan
intrakurikuler dilaksanakan melalui mata pelajaran. Kegiatan kokurikuler
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang terkait langsung
dengan mata pelajaran, misalnya tugas individu, tugas kelompok, dan pekerjaan
rumah berbentuk proyek atau bentuk lainnya. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang bersifat umum dan tidak terkait
langsung dengan mata pelajaran, misalnya kepramukaan, palang merah remaja,
festival seni, bazar, dan olahraga.
Masyarakat merupakan tempat pendidikan yang jenisnya beragam dan pada
umumnya sulit diselaraskan antara satu sama lain, misalnya media massa, bisnis
dan industri, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga keagamaan. Untuk itu para
tokoh masyarakat tersebut semestinya saling koordinasi dan sinkronisasi dalam
memainkan perannya untuk mendukung proses pembelajaran. Singkatnya,
keterjalinan, keterpaduan, dan konsistensi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat
harus diupayakan dan diperjuangkan secara terus menerus karena tripusat
pendidikan tersebut sekaligus menjadi sumber belajar yang saling menunjang.
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar. Peserta didik
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi, di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Proses tersebut
berlangsung melalui kegiatan tatap muka di kelas, kegiatan terstruktur, dan kegiatan
mandiri. Terkait dengan hal tersebut, maka pembelajaran ditujukan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif,
serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan
berperadaban dunia. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk
secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada
peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar
benarbenar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu
didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk
dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ideidenya (Permendikbud No. 103 Tahun
2014).
3. Prinsip Pembelajaran
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka pelaksanaan
kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut (Permendikbud
No. 22 Tahun 2016) :
a. Peserta didik di fasilitasi untuk mencari tahu;
b. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
c. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;
d. Proses pembelajaran berbasis kompetensi;
e. Pembelajaran terpadu;
f. Pembelajatran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki
kebenaran muti dimensi;
g. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif
h. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard skill
dan soft skills;
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemerdayaan peserta
didik sebagai pembelajar yang sepanjang hayat;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ing
ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani;
k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, sekolah, dan di masyarakat;
l. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efetivitas pembelajaran;
m. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik;
n. Suasana belajar yang menyenangkan dan menantang;
Saat ini proses pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan zaman
atau sesuai dengan tuntutan pada abad sekarang ini. Sitem pembelajaran abad 21
merupakan sekolah untuk merubah pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada
guru menjadi pendekatan yang berpusat pada pesesrta didik. Di mana peserta didik
dilibatkan dalam proses pembelajaran dan lebih aktif dalam mencari serta
menemukan konsep secara mandiri.
4. Pentingnya Strategi Literasi dalam Pembelajaran
Dilansir dari sorotdaerah.net, Agus Marwan menjelaskan bahwa adanya
keterbukaan informasi yang nyaris tanpa ada batasnya di abad ke- 21 menjadikan
peserta didik harus memiliki kecekapan literasi. Berbagai ragam mata pelajaran
mengharuskan peserta didik mampu membaca dengan baik. Dengan hal ini,
keberadaan literasi dalam kegiatan pembelajaran akan membantu peserta didik
dalam memahami teks dalam bentuk lisan, tulis, audio, maupun gambar atau visual.
Semakin baik literasi peserta didik maka semakin baik pula prestasi belajarnya.
Kemampuan literasi yang baik dapat menjadi sebuah bekal bagi anak-anak agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
nanti kedepannya mereka bisa menjalani kehidupan sehari-hari serta mampu
menghadapi perubahan sosial yang terjadi.
Menurut Suyono (2009:206-208) ada tujuh konteks yang mampu menjelaskan
mengapa strategi literasi perlu ditekankan pada setiap mata pelajaran, berikut
adalah ke tujuh konteks tersebut:
a. Dengan menerapakan pembelajaran berbasis strategi literasi memungkinkan
pembelajaran yang dirancang oleh guru bisa mendorong peserta didik untuk
lebih banyak membaca, berpikir, serta menulis.
b. Memungkinkan pembelajaran yang dirancang oleh guru dapat mendorong
peserta didik untuk terampil mencari dan mengolah informasi yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan berbasis ilmu pengetahuan pada abad ke 21 saat
ini. Memungkinkan pembelajaran yang dirancang oleh guru mampu mendorong
peserta didik untuk lebih memahami dan mendalami setiap materi pelajaran
untuk mengembangkan kompetensinya.
c. Memungkinkan pembelajaran yang dirancang oleh guru dapat mendorong
peserta didik dalam mengembangkan secara optimal kemampuan membaca,
berpikir, menulis.
d. Memungkinkan pembelajaran yang dirancang oleh guru mampu mendorong
peserta didik lebih mudah dalam menghubungkan materi pelajaran satu dengan
yang lainnya.
e. Memungkinkan pembelajaran yang dirancang oleh guru mampu mendorong
peserta didik untuk belajar mengembangkan gagasan ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
f. Memungkinkan pembelajaran yang dirancang oleh guru dapat mendorong
peserta didik untuk memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang
ditemuinya secara empirik melalui membaca berbagai bacaan, memikirkannya,
serta akhirnya mampu menuangkannya dalam sebuah tulisan.
Selain itu, ada pula delapan prinsip yang bisa dijadikan landasan dalam
pemanfaatan strategi literasi dalam kegiatan pembelajaran agar pelaksanaan benar-
benar bisa meningkatkan kecakapan literasi dan keterampilan berpikir kritis pada
peserta didik, berikut adalah ke delapan prinsip tersebut :
a. Membangun akses bacaan beragam bagi peserta didik, hal ini perlu dilakukan
karena kebutuhan, dengan menerapkan strategi pembelajaran berbasis strategi
literasi akan mengkondisikan peserta didik agar mau dan mampu mengakses
bahan bacaan yang beragam.
b. Mengkondisikan munculnya beragam pandangan peserta didik terhadap setiap
materi yang dipelajari sebagai implikasi dari adanya bacaan yang beragam serta
kesempatan untuk memunculkan gagasan. Sebab dengan menerapkan strategi
pembelajaran berbasis literasi, peserta didik bisa memperoleh kesempatan
untuk memahami dan mendalami materi pembelajaran dari berbagai
pandangan.
c. Membangun tempat persemaian tumbuh kembangnya perilaku berliterasi
(motivasi, kesadaran, keterampilan, kegemaran, dan budaya membaca, berpikir,
menulis). Sebab strategi literasi dalam pembelajaran diharapkan benar-benar
menjadi tempat persemaian tumbuh-kembangnya motivasi, keterampilan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
kegemaran, dan budaya membaca-berpikir-menulis yang tinggi bagi peserta
didik di sekolah
d. Membangun tempat pelayanan bagi peserta didik untuk menjadi pembaca-
penulis yang kritis, kreatif, cepat, dan efektif, dan itu berarti dengan berbasis
literasi.
e. Mengondisikan percepatan perwujudan gerakan membaca-menulis lintas
kurikulum bagi peserta didik secara sungguh-sungguh.
f. Mengondisikan kemudahan dan ketuntasan pemecahan kesulitan membaca-
menulis bagi peserta didik. Dengan menerapkan strategi pembelajaran berbasis
literasi, pembelajaran yang dilakukan dapat membantu peserta didik
memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialaminya dalam membaca-menulis
setiap saat.
g. Mengondisikan guna terbentuknya komunitas belajar di sekolah bagi siswa.
Komunitas-komunitas belajar itu semakin diperlukan untuk menumbuhkan,
mengembangkan, serta melestarikan perilaku literasi peserta didik.
h. Membangun terbentuknya interaksi yang intensif antar peserta didik dengan
sumber belajar, termasuk interaksi peserta didik dengan guru. Interaksi antar
peserta didik dengan peserta didik yang lainnya dengan sumber belajar akan
terkondisikan berkat dijadikannya literasi sebagai basis pengembangan
pembelajaran efektif dan produktif di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5. Indikator Strategi Literasi Dalam Pembelajaran
Cf. Beers; Pahl & Rowsell (dalam Laksono, dkk., 2018:13) mengemukakan
bahwa ada delapan karakteristik pembelajaran yang menerapkan strategi literasi di
dalamnya, antara lain adalah:
a. Pemantauan pemahaman teks;
b. Penggunaan berbagai moda selama pembelajaran;
c. Penggunaan pengatur grafis atau grapich organaizer;
d. Instruksi yang jelas dan eksplisit;
e. Respon terhadap berbagai pertanyaan;
f. Membuat pertanyaan;
g. Analisis, sintesis, dan evaluasi teks;
h. Meringkas isi teks.
Berdasarkan karakteristik pembelajaran yang menerapkan startegi literasi
diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi literasi dapat diterapkan di dalam strategi
pembelajaran kooperatif, berbasis teks, berbasis proyek, berbasis masalah, inquiry,
discovery¸dan saintifik sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan kompetensi
yang akan dicapai dalam mata pelajaran tersebut (Beers 2010; Greenleaf dkk.,
2011; Robb, 2003; Toolin, 2004) (dalam Laksono, dkk., 2018: 14).
Ada sebuah hal yang perlu dipahami terlebih dahulu mengenai penggunaan
istilah “teks” dalam literasi, isitilah “teks” dalam literasi sendiri bukan semata-mata
merujuk pada teks tertulis saja, istilah “teks” dalam literasi sendiri dapat berwujud
dalam teks tulis, lisan (audio), visual, auditori, spasial, non verbal, grafik atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
diagaram atau flowchart, dan lain sebagainya. Kemudian wujud “teks” itu sendiri
bisa berupa digital atau nondigital.
Berkaitan dengan itu, maka setiap guru mata pelajaran dalam menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) harus mempertimbangkan strategi literasi, yaitu
strategi pemahaman wacana/ teks dan penggunaan alat bantu berupa pengatur grafis
atau Graphic Organaizer. Berikut ini ada penjelasannya:
a. Kegiatan sebelum membaca:
1) membuat prediksi, yaitu mampu memperkirakan isi bacaan menggunakan fitur
(gambar, judul, jenis, sumber bacaan) pada bagian preliminari bacaan
(sampul/bagian judul/ halaman-halaman awal, dll.), dan
2) mengidentifikasi tujuan membaca, antara lain dapat menyusun daftar
pertanyaan (minimal 3) tentang hal-hal yang mereka ingin ketahui dari bacaan;
atau melakukan curah gagasan tentang hal-hal yang mereka sudah atau ingin
ketahui terkait bacaan.
b. Kegiatan ketika membaca:
1) mengidentifikasi informasi yang relevan, yakni menggunakan fitur-fitur dari
bacaan berupa paragraph, ide pokok, ide pendukung, kosakata, jenis, struktur
teks, elemen visual, dll). Untuk memahami bacaan, mengidentifikasi ide dan
argumen penting yang terdapat pada sebuah bacaan.
2) mengidentifikasi kosakata baru, kata kunci, dan/atau kata sulit dalam teks;
3) Mengidentifikasi bagian teks yang sulit (jika ada) dan/atau membaca kembali
bagian itu;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4) memvisualisasi dan/atau think aloud (strategi membunyikan secara lisan apa
yang ada di dalam pikiran pada saat berusaha memahami bacaan, memecahkan
masalah, atau mencoba menjawab pertanyaan);
5) membuat inferensi (simpulan sementara berdasarkan informasi yang tersirat
dalam teks);
6) membuat pertanyaan tentang isi teks dan hal-hal yang terkait dengan topik
tersebut (dapat menggunakan sumber di luar teks atau buku pengayaan);
7) membuat keterkaitan antarteks;
c. Kegiatan setelah membaca:
1) membuat ringkasan (meringkas isi, mengidentifikasi gagasan utama,
menceritakan kembali, membuat sintesis, membuat pertanyaan tentang isi, dsb;
2) mengevaluasi teks, yakni mengkomunikasikan tanggapannya terhadap bacaan
secara verbal dan gambar/tulisan ataupun mengkomunikasikan analisis dan
evaluasinya terhadap bacaan secara verbal dan gambar/ tulisan;
3) mengubah dari satu moda ke moda yang lain (moda: bagaimana atau dengan
cara apa pesan disampaikan);
4) memilih, mengombinasikan, dan/atau menghasilkan teks multimoda untuk
mengomunikasikan konsep tertentu;
5) mengkonfirmasi, merevisi, atau menolak prediksi
d. Penggunaan alat bantu
1) Pengatur grafis atau graphic organizer (berbagai bentuk tabel atau grafik untuk
membantu pemahaman dengan cara mengorganisasikan ide/pikiran/gagasan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Ada beberapa istilah teknis yang dikembangkan dalam strategi pemahaman
wacana/ teks, diantaranya adalah:
a. Think-alaoud, merupakan strategi untuk membunyikan secara lisan apa yang
ada di dalam pikiran peserta diidk atau guru pada saat berusaha memahami
bacaan, memecahkan masalah, atau mencoba menjawab pertanyaan guru atau
peserta didik lain. Strategi ini akan membantu peserta didik dalam memonitor
pemahamannya, berpikir tingkat tinggi, dan membentuk karakter.
b. Inferensi, merupakan simpulan sementara berdasarkan informasi yang tersirat
dalam teks. Inferensi dapat didukung dengan ciri/ bukti/ fitur khusus yang ada
dalam teks. Strategi ini dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
c. Keterkaitan antar teks, merujuk pada keterkaitan teks dengan teks yang pernah
dibaca sebelumnya, teks dengan pengalaman pribadi, atau teks dengan hal lain
yang membantu pembentukan karakter dan kemampuan berpikir tingkat tinggi
pada peserta didik.
d. “Ringkasan” merujuk pada arti yang luas, yakni kegiatan meringkas isi,
mengidentifikasi gagasan utama, menceritakan kembali, membuat sintesis,
membuat pertanyaan tentang isi dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat
membantu pembentukan karakter dan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada
peserta didik.
e. Evaluasi teks sendiri dapat berwujud seperti membuat opini terkait teks,
membuat penilaian langsung, mengkaitkan dengan teks lain, mengkaitkan
dengan pengalaman pribadi, pengetahuan sebelumnya, isu lokal dan global,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
memilih/ menentukan moda. Kegiatan tersebut dapat membantu pembentukan
karakter dan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik.
f. Moda merujuk pada bagaimana atau dengan cara apa pesan disampaikan.
g. Pengatur grafis atau graphic organaizer adalah berbagai bentuk tabel atau
grafik untuk membantu pemahaman dengan cara mengorganisasikan ide/
pikiran/ gagasan.
Pentingnya penggunan strategi membaca ini dikemukakan oleh Priyatni
(2017;5), penggunaan strategi membaca ini dapat menumbuhkan kesadaran kritis
peserta didik terhadap teks yang mereka baca, dimana hal ini merujuk pada
kemampuan metakognitif. Sebelum membaca teks, perlu dideteksi apakah peserta
didik melakukan strategi kognitif, yakni salah satunya dengan menyadari terlebih
dahulu jenis teks apa yang dibaca, apa tujuan dari membaca, dan startegi apa yang
mereka gunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Selanjutnya, guru yang menerapkan strategi literasi dalam pembelajaran dengan
sadar akan menggunakan instruksi-instruksi yang jelas khusunya dalam aktivitas
berpikir. Penggunaan instruksi yang jelas harus secara jelas di eksplisitkan dalam
RPP dan diekspresikan dalam aktivitas pembelajaran di ruang kelas.
Indikator strategi literasi dalam pembelajaran yang selanjutnya adalah
penggunaan alat bantu berupa pengatur grafis yang disebut dengan graphic
organaizer. Pengatur grafis atau graphic organaizer ini terdiri dari berbagai bentuk
tabel atau grafik yang dapat membantu guru dalam mengorganisasikan ide, pikiran
atau gagasan yang dimiliki oleh peserta didik. Kemudian pengunaan graphic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
organaizer dapat membantu peserta didik untuk lebih terbiasa membaca informasi
dalam bentuk tabel, diagram, grafik, peta konsep, dan bentuk lainnya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rengganis, tentang
penggunaan graphic organaizer dalam telaah kemampuan membaca pada
mahasiswa semester II di Universitas PGRI Madiun memberikan dampak yang
positif, dimana penggunaan graphic organaizer dapat meningkatkan pemahaman
membaca mahasiswa, dan dapat meningkatkan suasana kelas dimana mahasiswa
menjadi lebih tertarik dengan membaca dan mahasiswa menjadi lebih antusias
memperhatikan penjelasan yang dilakukan oleh dosen.
Dalam pengunaan graphic organaizer ternyata juga dapat membentuk
kreativitas peserta didik, sebab peserta didik diberikan kebebasan untuk
menuangkan pengetahuan dalam graphic organaizer dengan bentuk yang
semenarik mungkin. Dalam penggunaan graphic organaizer guru dan peserta didik
dapat mengadopsi, mengadaptasi, dan membuat pengatur grafis sendiri sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran di dalam kelas. Pengatur grafis ini dapat digunakan
secara invidu, berpasangan, atau berkelompok (Pratiwi, dkk., 2016).
Berikut ini adalah daftar penggunaan graphic organaizer yang bisa
dimanfaatkan dalam pembelajaran dengan strategi literasi:
Tabel 2.1
Jenis-jenis Graphic Organaizer dan Fungsinya
NO Pengatur Grafis Kegiatan Pembelajaran
1. Aktivitas Pengetahuan
Latar Belakang
Menggali pengetahuan latar belakang
untuk memhamu teks nonfiksi.
2. Tabel Prediksi Membuat prediksi tentang teks non fiksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Tahu-Ingin-Pelajari Menuliskan hal yang sudah diketahui,
yang ingin diketahui, dan yang telah
dipelajari.
4. Tahu-Ingin-
Bagaimana
Menuliskan hal yang sudah diketahui,
yang ingin diketahui dan bagaimana cara
mengetahuinya.
5. Tahu-Ingin-
BagaimanaPelajari
Menuliskan hal yang sudah diketahui,
yang ingin diketahui, bagaimana cara
mengetahuinya (di awal pembelajaran)
dan yang telah dipelajari (di akhir
pembelajaran)
6. Rantai Peristiwa Mengurutkan kejadian dalam teks
nonfliksi secara kronologis.
7. Siklus Mengurutkan siklus kejadian/peristiwa
8. Adik Simba Mengidentifikasi informasi penting
dengan menggunakan kata tanya.
9. Berpikir-Berpasangan
Berbagi
Memikirkan sebuah pertanyaan/isu
penting, bekerja berpasangan, dan
membagikan hasil diskusi.
10. Diagram Venn Membandingkan antara 2 hal/ fenomena/
tokoh, dll.
11. Hubungan
Tanya Jawab
Membuat pertanyaan tentang fakta di
dalam teks, informasi tersirat,
keterkaitan antara teks dengan diri, dan
dengan penulis/dunia luar.
12. Tabel Fakta dan Opini Mengidentifikasi fakta dan opini dalam
teks nonfiksi.
13. Tabel Lima Indra Mengindentifikasi lima indra dan
bagaimana pengaruhnya terhadap
pengalaman orang dalam sebuah teks.
14. Caption Menulis caption untuk gambar/ilustrasi
yang ada di dalam teks
15. Gambar
dengan Caption
Menggambar dan menulis caption baru
berdasarkan informasi dalam teks.
16. Peta Gagasan Utama
dan Penjelas
Mengidentifikasi gagasan utama dan
gagasan penjelas dalam teks.
17. Sebab-Akibat Menentukan sebab dan akibat sebuah
peristiwa dalam teks.
18. Masalah-Solusi Membuat ringkasan sebuah teks.
19. SQ3R Mencatat informasi penting, membuat
pertanyaan, jawaban, dan singkasan teks.
Sumber: Panduan Strategi Literasi dalam Pembelajaran Di SMP (2018;19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Laksono, dkk., (2016:30) dalam buku Manual Pendukung Pelaksanaan GLS Di
SMP menjelaskan bahwa ada empat faktor yang perlu di perhatikan pula oleh setiap
guru dalam melaksanakan pembelajaran literasi, ke empat faktor tersebut meliputi
antara lain adalah :
a. Sumber belajar
Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah darimana informasi tersebut
diperoleh peserta didik atau berupa apakah informasi tersebut disimpan. Sumber
belajar terdiri dari sumber belajar cetak dan cetak. Dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis literasi guru diharapkan tidak hanya menggunakan satu
sumber belajar saja, tetapi juga mengajak peserta didik untuk menggunakan
bebrapa sumber. Selama ini, kebanyakan guru hanya menggunakan satu sumber
saja sehingga pengetahuan yang diterima oleh peserta didik sangat minim, padahal
apabila guru menggunakan sumber belajar lebih dari satu maka pengetahuan
peserta didik jauh lebih lengkap dan berkembang.
b. Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik
dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis. Menurut satgas GLS Ditjen Didaksmen
dalam (Tomlison;2007) dijelaskan bahwa bahan ajar adalah segala sesuatu yang
digunakan oleh guru dan peserta didik sehingga dapat memudahkan dalam belajar
dan meningkatkan pengalaman serta pengetahuan. Dalam pelaksanaana
pembelajaran berbasis literasi hendaknya guru dapat menggunakan bahan ajar ajar
yang dapat mendorong peserta didik belajar dengan lebih optimal, selanjutnya
diharapkan juga guru dapat mengembangkan sendiri bahan ajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
c. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola tindakan pengajaran yang berfungsi untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dalam pembelajaran berbasis strategi
literasi guru perlu menggunakan strategi membaca untuk membantu peserta didik
dalam memahami bacaan ataupun materi. Strategi membaca sendiri dibagi menjadi
tiga, yakni kegiatan sebelum membaca, ketika membaca, dan setelah membaca.
d. Penilaian
Penilaian merupakan rangkaian proses belajar mengajar yang harus dilakukan
guru, penilaian berfungsi sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran. dengan
penilaian guru dapat mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik dan
mengetahui ketercapaian guru dalam melaksanakan suatu program. Menurut
Kurikulum 2013 selain menekankan proses pembelajaran pada pendekatan
saintifik, penilaian juga lebih ditekankan pada jenis penilaian autentik.
6. Masalah Pelaksanaan Strategi Literasi dalam Pembelajaran
GLS sendiri dicanangkan di seluruh jenjang pendidikan yang ada di Indonesia,
GLS memiliki tiga tahap pelaksanaan yakni tahap pembiasaan, pengembangan, dan
pembelajaran. Penggunaan strategi literasi di dalam pembelajaran merupakan hal
yang sangat penting dan perlu ditumbuhkembangkan di dalam kelas, sebab
penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran disinyalir dapat meningkatkan
kecakapan literasi pada peserta didik, dan apabila kecakapan literasi sudah melekat
pada diri peserta didik, maka secara tidak langsung peserta didik juga akan
memiliki keterampilan berpikir kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kecakapan literasi merupakan serangkain kecakapan abad ke- 21 yang perlu
dikuasai oleh peserta didik agar mereka mampu bertahan hidup di abad ke 21 dan
mampu menghadapi segala perubahan sosial yang ada. Akan tetapi, pada
kenyataannya program GLS yang telah dicangkan sejak tahun 2016 yang lalu
hingga saat ini masih belum begitu menyentuh aspek pembelajaran.
Menurut Qomariyah (2017: 1071) hal tersebut dikarenakan kurang
memadahinya pemahaman guru tentang literasi dan minimnya pengetahuan tentang
startegi pembelajaran literasi dan tradisi literasi (kemampuan komunikasi yang
artikulatif secara verbal dan tulisan serta kemampuan menyerap informasi melalui
teks) juga belum tumbuh secara koheren dalam diri dari beberapa guru merupakan
salah satu hal yang menjadikan permasalahan strategi literasi dalam pembelajaran.
Sedangkan menurut Laksono, dkk., (2018:5) upaya untuk mensosialisasikan
dan meningkatkan keterampilan berliterasi di sekolah belum membuahkan hasil
yang optimal karena masih kurangnya pendampingan dan pelatihan untuk
meningkatkan kesadaran dan kemampuan literasi guru. Selain itu, materi ajar dan
teks yang tersedia di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal untuk
mengembangkan keterampilan berliterasi peserta didik, dan strategi literasi dalam
pembelajaran belum diterapkan secara optimal oleh guru. Berkembangnya paham
bahwa literasi hanya ada pada mata pelajaran Bahasa Indonesia juga turut mewarnai
permasalahan mengapa hingga saat ini literasi belum menyentuh aspek kegiatan
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
D. Penelitian Sebelumnya
Rini Kristantari, dkk., (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Literasi Sebagai
Budaya Sekolah Terhadap Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas
V. Penelitian tersebut adalah jenis penelitian Quasy Experiment (desain eksperimen
semu), berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan diperoleh t hitung ≥ t tabel
(3,71 ≥ 1,670). Artinya, Ho dalam penelitian tersebut ditolak dan Ha diterima yang
berarti ada perbedaan yang signifikan kemampuan penguasaan kompetensi
pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran
literasi dan metode konvensional. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rini Kristantari, dkk., (2017) bisa menjadikan bukti bahwa
pelaksanaan pembelajaran dengan literasi juga bisa meningkatkan penguasaan
kompetensi peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif disebut juga metode penelitian naturalistik karena penelitian
dilakukan pada kondisi natural atau alamiah (Sugiyono, 2015:8). Penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif, dimana analisis dilakukan pada desain rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) khususnya pada komponen langkah-langkah
kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Pakem. Sekolah ini dipilih menjadi
tempat penelitian karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang turut
melaksanakan program GLS. Oleh karena itu SMP Negeri 2 Pakem dipandang
sebagai tempat yang tepat untuk dijadikan tempat penelitian guna mengetahui
apakah implementasi GLS sudah menyentuh aspek pembelajaran, khususnya pada
mata pelajaran IPS.
2. Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti melakukan penelitian pada
bulan April-Agustus 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS yang mengajar di
kelas VII-C, VII-D, VIII-A, dan VIII-B. Selain itu untuk kepentingan triangulasi
data, peneliti juga menjadikan peserta didik kelas VII-C, VII-D, VIII-A, dan VIII-
B yang secara keseluruhan berjumlah 95 sebagai subjek dalam penelitian ini.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah variabel yang akan diteliti, yaitu desain
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat penggunaan strategi literasi
yang meliputi strategi pemahaman wacana atau teks dan penggunaan alat bantu
berupa pengatur grafis atau disebut juga dengan graphic organaizer. Selain RPP
objek penelitian dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran yang mengarah
pada penggunaan strategi literasi di dalamnya.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
kualitatif adalah data yang dikumpulkan secara verbal. Data kualitatif dalam
penelitian ini yaitu gambaran mengenai implementasi GLS sebagai strategi
pembelajaran dalam mata IPS di SMP Negeri 2 Pakem yang tercermin dari desain
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang digunakan, yakni sumber
data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data
yang diperoleh langsung oleh peneliti dari sumber pertama. Adapun yang menjadi
sumber data primer dalam penelitian ini ada dua guru mata pelajaran IPS dan
peserta didik kelas VII-C, VII-D, VIII-A, dan VIII-B. Sedangkan sumber data
sekunder adalah adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari
sumber data pertama yang berupa dokumen-dokumen. Adapun sumber data
sekunder dalam penelitian ini adalah desain rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang telah disusun oleh kedua guru mata pelajaran IPS.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih yang wajib disusun secara lengkap dan sistematis oleh setiap guru dari
semua jenjang pendidikan. Indikator desain RPP yang memuat strategi literasi akan
terlihat adanya penggunaan strategi pemahaman wacana/ teks yang meliputi
kegiatan sebelum membaca, ketika membaca, dan sesudah membaca serta adanya
penggunaan alat bantu berupa pengatur grafis atau graphic organaizer pada
komponen langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah sebuah proses yang memuat serangkaian
kegiatan yang melibatkan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung secara edukatif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
delapan karakteristik pembelajaran yang menerapkan strategi literasi di dalam
pelasanaan pembelajarannya, yaitu: (1) pemantauan pemahaman teks, (2)
penggunaan berbagai moda, (3) instruksi yang jelas dan eksplisit, (4) pemanfaatan
alat bantu seperti pengatur grafis, (5) respon terhadap berbagai pertanyaan, (6)
membuat pertanyaan, (7) analisis, sintesis, dan evaluasi teks, dan (8) meringkas isi
teks.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data diperlukan beberapa teknik tertentu. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data berupa wawancara,
kuesioner, observasi, dan dokumentasi RPP. Berikut ini adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan oleh peneliti.
1. Wawancara
Wawancara ini nantinya akan dilakukan dengan guru mata pelajaran IPS di
SMP N 2 Pakem yang mengajar kelas VII-C, VII-D dan VIII-A, VIII-B yang
berjumlah 2 orang. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara
langsung dari kedua guru mata pelajaran IPS apakah pelaksanaan pembelajaran
yang dilaksanakan sudah mengarah pada penggunaan strategi literasi.
2. Observasi
Observasi ini dilakukan oleh peneliti ketika pelaksanaan pembelajaran
berlangsung, dimana peneliti akan melihat seperti apa proses pelaksanaan
pembelajaran IPS yang dilaksankan oleh guru dan apakah proses pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan sudah mengarah pada penggunaan strategi literasi,
selain itu observasi ini juga digunakan untuk melihat kesesuaian atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
tingkat kekonsistenan pernyataan guru dengan praktek pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas yang telah diperoleh peneliti melalui kegiatan
wawancara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data sekunder berupa
desain RPP. Desain RPP yang disusun oleh guru mata pelajaran IPS ini nantinya
akan dianalisi untuk mengetahui apakah komponen langkah-langkah kegiatan
pembelajaran sudah memuat strategi literasi di dalamnya, yakni strategi
pemahaman wacana/ teks dan alat bantu berupa pengatur grafis atau graphic
organaizer.
4. Kuesioner
Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data berupa persepsi peserta didik
kepada guru mata pelajaran IPS dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan strategi literasi. Kuesioner tersebut nantinya akan dibagikan kepada peserta
didik kelas VII-C, VII-D, VIII-A dan VIII-B. Kuesioner ini nantinya akan
dibagikan dalam bentuk tertutup dan nantinya responden tinggal memilih jawaban
yang sudah disediakan oleh peneliti. Kuesioner dirancang dengan melibatkan 5
indikator, yakni:
a. pemantauan pemahaman teks (kegiatan sebelum, ketika, dan sesudah
membaca);
b. penggunaan berbagai moda;
c. instruksi yang jelas dan eksplisit;
d. pemanfaatan alat bantu;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
e. respon terhadap berbagai pertanyaan.
Indikator kegiatan sebelum membaca memiliki 2 item pernyataan, kegiatan
ketika membaca memiliki 8 item pernyataan, kegiatan setelah membaca memiliki
6 item pernyataan, instruksi yang jelas dan eksplisit memiliki 2 item pernyataan,
penggunaan moda selama kegiatan pembelajaran memiliki 3 item pernyataan,
respon guru terhadap berbagai pertanyaan memiliki 5 item pernyataan, kegiatan
penutup memiliki 2 item pernyataan, dan penggunaan graphic organaizer selama
kegiatan pembelajaran memiliki 2 item pernyataan sehingga total soal dari setiap
indikator memiliki 30 pernyataan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
likert, yang menggunakan 4 pilihan jawaban, yaitu: Selalu, Sering, Jarang, dan
Tidak Pernah. Kisi-kisi kuesoner yang akan digunakan oleh peneliti bisa dilihat
dalam table 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuisioner Persepsi Peserta Didik terhadap Guru
pada Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Strategi Literasi
NO Aspek Kegiatan Indikator Nomor
Item Jumlah
1 Kegiatan Awal Kegiatan sebelum
membaca 1, 2.
2
2 Kegiatan Inti Kegiatan ketika
membaca
7, 8, 9, 10,
11, 17, 18,
20. 8
Kegiatan setelah
membaca
19, 21, 22,
23, 24, 25. 6
Penggunaan
berbagai jenis moda 4, 5, 6.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pemanfaatan
pengatur grafis atau
graphic organaizer
28, 29.
2
Instruksi yang jelas
dan eksplisit 3, 30.
2
Respon terhadap
pertanyaan
12, 13, 14,
15, 16. 5
3
Kegiatan
Penutup
Menyimpulkan 26 1
Refleksi 27 1
Total Pernyataan 30
G. Teknik Pengujian Instrumen
Dalam penelitian ini pengujian instrument hanya akan digunakan untuk menguji
kuesioner tentang persepsi peserta didik terhadap pelaksanakan kegiatan
pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru. Pengujian instrument ini tidak
digunakan untuk menguji teknik pengumpulan data lainnya seperti wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan,
yakni valid dan reliabel. Oleh karena itu untuk mengukur validitas dan reliabilitas
dari instrument berupa kuisoner maka diperlukan uji instrumen, Adapun alat
pengujian instrumen meliputi :
1. Uji Validitas
Sebuah instrument dikatakan valid apabila bisa mungkur dengan tepat dan
akurat apa yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dari
kuesioner yang telah dibagikan kepada peserta didik guna mengetahui persepsi
peserta didik terhadap pelaksanakan kegiatan pembelajaran IPS yang dilakukan
oleh guru apakah sudah memuat strategi literasi. Rumus yang digunakan dalam uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
validitas adalah rumus yang dikemukakan oleh Pearson yang lebih dikenal dengan
rumus Product Moment.
𝑁(∑𝑋𝑌) − ∑𝑋(∑𝑌)
√{𝑁(∑𝑋2) − (∑𝑋)2} {𝑁(∑𝑌2) − (∑𝑌)2}
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi item (X) dengan item (Y)
∑𝑋 : Jumlah skor item X
∑𝑌 : Jumlah skor item Y
N : Jumlah subjek
∑𝑋𝑌 : Jumlah perkalian antara skor item X dengan skor total Y
∑𝑋2 : Jumlah skor item kuadrat X
∑𝑌2 : Jumlah skor item kuadrat Y
Uji validitas pada penelitian ini digunakan untuk setiap butir pertanyaan pada
kuisioner persepsi peserta didik terhadap guru pada pelaksanana pembelajaran IPS
yang mengarah pada penggunaan strategi pembelajaran berbasis literasi. Pada
pengujian validitas ini peneliti menggunakan data sebanyak 95 pesereta didik.
Kesimpulan hasil uji validitas diperoleh dengan membandingkan r hitung dengan r
tabel untuk n : 95 sebesar 0,201 dengan taraf signifikan 5%. Hasil uji validitas
indikator kegiatan pembelajaran berbasis strategi literasi dapat dilihat pada tabel
3.2.
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Kegiatan Pembelajaran
Berbasis Strategi Literasi dalam Mata Pelajaran IPS
No Butir
Instrumen r hitung
r tabel
(N =95, α 5%) Keterangan
1 0,401 0,201 Valid
2 0,436 0,201 Valid
3 0,118 0,201 Tidak Valid
4 0, 352 0,201 Valid
5 0,581 0,201 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
6 0,462 0,201 Valid
7 0,654 0,201 Valid
8 0,631 0,201 Valid
9 0,625 0,201 Valid
10 0,606 0,201 Valid
11 0,501 0,201 Valid
12 0,302 0,201 Valid
13 0,345 0,201 Valid
14 0,301 0,201 Valid
15 0,446 0,201 Valid
16 0,409 0,201 Valid
17 0,245 0,201 Valid
18 0,509 0,201 Valid
19 0,400 0,201 Valid
20 0,476 0,201 Valid
21 0,387 0,201 Valid
22 0,478 0,201 Valid
23 0,564 0,201 Valid
24 0,502 0,201 Valid
25 0,451 0,201 Valid
26 0,671 0,201 Valid
27 0,451 0,201 Valid
28 0,510 0,201 Valid
29 0,530 0,201 Valid
30 0,440 0,201 Valid
Hasil uji validitas pada setiap item pernyataan tentang pelaksanaan
pembelajaran berbasis strategi literasi yang berjumlah 30 pernyataan, diketahui
terdapat 1 butir item yang dinyatakan tidak valid karena rhitung 0,118 ≤ 0,201 rtabel.
Perlakukan yang dilakukan terhadap pernyataan yang tidak valid yaitu membuang
pernyataan tersebut (tidak digunakan dalam penelitian), dengan demikian jumlah
pernyataan yang digunakan untuk penelitian menjadi 29 pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Uji Reliabilitas
Selain harus memiliki validitas alat ukur juga harus reliabel, artinya memiliki
konsistensi ketika dilakukan pengujian berkali-kali. Oleh sebab itu reliabilitas
sering diartikan sebagai taraf kepercayaan. Sebuah instrumen dikatakan reliabel
apabila memiliki koefisen reliabilitas ≥ 0,6 (lebih besar atau sama dengan 0,6).
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas pada instrumen kuesioner atau angket
persepsi peserta didik terhadap guru pada pelaksanaan pembelajaran berbasis
strategi literasi, maka digunakan rumus Alpha Cronbach.
𝑟𝑖𝑖= ⌊𝑘
𝑘 − 1⌋ ⌊1
∑𝑠𝑖2
𝑠𝑡2⌋
Keterangan :
𝑟𝑖𝑖 : Reliabilitas instrumen
𝑘 : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑𝑠𝑖2 : Jumlah variasi butir
𝑠𝑡2 : Variansi total
Hasil uji reliabilitas dari ke sepuluh indikator kegiatan pembelajaran berbasis
strategi literasi dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:
Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha N
of Item Keterangan
0, 902 30 Reliabel
Sumber: data primer dialah juli, 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada setiap item pernyataan tetang
pelaksanaan pembelajaran berbasis strategi literasi yang terdiri dari 30 pernyataan
dinyatakan reliabel dengan koefisien reliabel ≥ 0, 6 yakni sebesar 0, 902.
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dimana analisis
dilakukan pada desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. Berikut ini adalah teknik analisis untuk masing-masing
variabel :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Untuk mengetahui apakah desain RPP yang dibuat oleh guru mata pelajaran
IPS sudah memuat unsur strategi literasi, yakni strategi pemahaman wacana/teks,
maka peneliti melakukan analisis RPP pada komponen langkah-langkah kegiatan
pembelajarannya dengan menggunakan instrumen analisis RPP yang telah
disesuaikan dengan indikator strategi literasi, yakni strategi pemahaman wacana
atau teks yang dikemukakan oleh Wilson dan Chavez (2014) dalam buku Materi
Umum Pelaksanaan Literasi dalam Pembelajaran SMA (2017: 10).
Desain RPP dinilai sudah memuat penggunaan strategi literasi apabila di dalam
komponen pelaksanaan kegiatan pembelajarannya sudah memuat penggunaan
strategi pemahaman wacana atau teks serta alat bantu berupa pengatur grafis atau
graphic organaizer pada komponen langkah-langkah kegiatan pembelajarannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Untuk mengetahui bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru sudah memuat strategi literasi di dalamnya, maka peneliti
juga melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru. Kegiatan observasi ini dilakukan dengan cara melihat proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru mulai dari kegiatan awal, inti, dan penutup dengan
mengguankan instrument observasi yang telah disesuaikan dengan indikator
strategi literasi dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh Cf. Beers; Pahl &
Rowsell (dalam Laksono, dkk., 2017:14).
Proses pembelajaran dinilai sudah memuat strategi literasi apabila hasil
analisis pada kegaiatan observasi menunjukkan bahwa guru sudah menerapkan
delapan indikator startegi literasi di dalam kegiatan pembelajaran itu sendiri. Untuk
melihat kesesuaian hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, maka peneliti juga melakukan penilaian
terhadap persepsi peserta didik. Penilaian persepsi peserta didik pada guru IPS
dalam melaksanakan pembelajaran dengan strategi literasi melibatkan 5 indikator,
yakni strategi pemahaman wacana atau teks, penggunaan berbagai jenis moda,
penggunaan graphic organazier, instruksi yang jelas dan eksplisit, respon terhadap
pertanyaan, dan meringkas isi teks.
Setiap soal meggunakan 4 alternatif jawaban, yakni Selalu dengan skor 4,
Sering dengan skor 3, Jarang dengan skor 2, Tidak Pernah dengan skor 1. Pada
awalnya kuesioner memiliki 30 item pernyataan, namun karena ada 1 item yang
tidak valid, maka pernyataan tersebut tidak digunakan dalam penelitian, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
total pernyataan pada kuesioner tersebut tersisa 29 item. Oleh karena itu skor
maksimal pada kuesioner adalah 4 x 29 = 116 dan skor terendah adalah 1 x 29 =
29. Kemudian untuk menentukan rentang skor dengan cara mengurangkan skor
tertinggi dengan skor terendah maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
Rentang Skor = 116-29 = 87.
Rentang skor sudah didapat digunakan untuk menentukan panjang interval
kelas setiap alternatif kategori penilaian, yaitu dengan cara rentang skor dibagi
dengan alternatif kategori penilaian yang berjumlah 3 yaitu: Sangat Baik, Baik, dan
Tidak Baik. Maka perhitungannya adalah panjang interval = 87/ 3 = 29
Tabel 3.4
Penilaian Persepsi Peserta Didik
Kriteria Penilaian Rentang Skor Kode
Sangat Baik 88-116 3
Baik 59-87 2
Tidak Baik 29-58 1
Sumber; data primer diolah, 2018
Dari penilaian diatas penilaian persepsi peserta didik pada guru dalam
menerapkan strategi pembelajaran berbasis literasi pada implementasi
pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori.
a. Guru dinilai telah menerapkan strategi literasi dalam pembelajaran dengan
sangat baik apabila telah memuat 7-8 indikator strategi literasi dalam
pembelajaran dan hasil perhitungan total skor pada kuesioner mengenai
persepsi peserta didik memperoleh skor 88-116.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Guru dinilai telah menerapkan strategi literasi dalam pembelajaran dengan
baik apabila telah memuat 4-6 indikator strategi literasi dalam pembelajaran
dan hasil perhitungan total skor pada kuesioner mengenai persepsi peserta
didik memperoleh skor 59-87.
c. Guru dinilai telah menerapkan strategi literasi dalam pembelajaran dengan
tidak baik apabila memuat >3 indikator strategi literasi dalam pembelajaran
dan hasil perhitungan total skor pada kuesioner mengenai persepsi peserta
didik memperoleh skor 29-58.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Pakem
1. Sejarah SMP N 2 Pakem
SMP N 2 Pakem mulai berdiri pada tahun 1964 sebagai Sekolah Menengah
Ekonomi Pertama (SMEP) kemudian menjadi SMP Negeri 1 Hargobinangun dan
akhirnya menjadi SMP Negeri 2 Pakem. Dilihat dari berbagai segi SMP Negeri 2
Pakem memiliki potensi untuk berkembang, potensi yang dimiliki antara lain
adalah adanya keinginan yang tinggi dari semua stakeholder, kerjasama, dan
komitmen yang tinggi untuk pencapaian harapan sekolah di masa depan agar
menjadi yang terbaik, dan berkembang secara berkelanjutan.
Antusias masyarakat untuk bersekolah di SMP Negeri 2 Pakem cukup tinggi,
baik dari wilayah dalam kecamatan, kabupaten, maupun dari luar kabupaten
Sleman. Terbukti pada saat PPDB peserta didik yang diterima selalu menyisihkan
banyak pendaftar lainnya dari quota yang ditetapkan tahun pelajaran 2016/2017.
Perkembangan sekolah sebagai pusat pengembangan pedidikan dan iptek dapat
didukung oleh letak geografis ini.
Oleh karena itu, antusias para peserta didik terhadap kemajuan budaya dan iptek
juga tinggi. Hal ini tampak pada tingginya minat para peserta didik untuk belajar
matematika, komputer, internet, penggunaan ICT, dan lain-lain. Berdasarkan hasil
penelusuran akan sejarah SMPN 2 Pakem ini pulalah maka saat ini sekolah telah
berusaha untuk melengkapi kebutuhan akan komputer dan sebagainya untuk
mendukung peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Lokasi SMP Negeri 2 Pakem
SMP Negeri 2 Pakem terletak di Jln. Kaliurang, km 20, Kelurahan
Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. SMP Negeri 2 Pakem adalah salah satu sekolah yang sudah menerpkan
kurikulum 2013 dalam sistem pendidikannya. Selain itu SMP Negeri 2 Pakem
adalah sekolah yang penerapan GLSnya berjalan dengan baik hingga saat ini, hal
itu terlihat dari masih berjalannya kegiatan membaca selama 15 menit sebelum jam
pelajaran dimulai. Selain itu, pelaksanaan GLS di sana sudah sampai pada tahap
pengembangan. Sebagai sekolah yang cukup diminati SMP Negeri 2 Pakem
tentunya selalu berusaha untuk terus menampilkan performa yang terbaik dalam
berbagqai bidang, baik pada bidang akademik maupun non akademik. Berikut
adalah visi dan misinya :
a. Visi SMP N 2 Pakem
Berprestasi, terampil, berbudaya yang dilandasi iman, takwa, berwawasan
lingkungan dan mitigasi bencana serta mampu berkompetisi.
b. Misi SMP N 2 Pakem
1) Terwujudnya lulusan yang cerdas dan kompetitif budaya sekolah yang unggul
2) Terwujudnya penyelengaraan sekolah sesuai dengan Kurikulum Sekolah
3) Terwujudnya standar proses pembelajaran yang efektif dan efisien
4) Terwujudnya standar prasarana dan sarana pendidikan yang relevan dan
mutakhir
5) Terwujudnya standar tenaga pendidik dan kependidikan
6) Terwujudnya standar pengelolaan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
7) Terwujudnya standar penilaian pendidikan
8) Terwujudnya penggalangan biaya pendidikan yang memadaTerwujudnya
budaya mutu sekolah
9) Terwujudnya lingkungan sekolah yang sejuk, nyaman, aman, rindang, asri,
bersih dan menyejahterakan
10) Terwujudnya sekolah yang siaga dan tanggap bencana
11) Terwujudnya sekolah yang mempunyai peserta didik yang berdisiplin tinggi
SMP Negeri 2 Pakem adalah sekolah yang memiliki banyak prestasi, mulai dari
prestasi akademik maupun non akademik. Untuk menunjang prestasi baik pada
bidan akademik maupun non akademik tersebut, SMP Negeri 2 Pakem juga
memberikan fasilitas yang memadahi kepada peserta didik dengan berbagai sarana
dan prasarana yang memudahkan akses peserta didik. Adapun fasilitas yang
disediakan sekolah untuk mendukung proses pembelajaran diantaranya adalah
gedung sekolah, meja-kursi, buku pelajaran, laboratorium, ruang belajar, dan lain
sebagainya.
Di sana, sekolah memiliki 12 buah ruang kelas dengan ukuran 7 x 9m2 yang
digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, masing-masing kelas memiliki 4 ruang
kelas dari kelas VII- IX. Setiap kelas dilengkapi dengan satu papan tulis, satu meja
dan kursi guru, satu meja dan kursi untuk setiap peserta didik, satu buah LCD dan
proyektor. Selain itu, untung menunjang kegiatan belajar, sekolah juga
menyediakan perpustakaan, laboratorium Fisika, Biologi, e-learning, serta ruang
keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
KETUA KOMITE SEKOLAH
Heru Yoga Pancaka, SP
KEPALA SEKOLAH/
Tri Worosetyaningsih, M.Pd
WAKA. UR. HUMAS
Drs. Priyanto
WAKA. UR. KURIKULUM
Priswanti Yuliani, S.Pd
WAKA. UR. KESISWAAN
Tri Wahyuningsih, S.Pd
WAKA. UR. SARPRAS
Wijokongko, S.Pd., M.Hum
KEPALA TU
Suryadi
Selain ruang belajar ada pula ruang kantor yang terdiri dari ruang kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, TU, ruang tami, ruang piket. Sekolah juga
memiliki ruang penunjang lainnya seperti UKS, ruang OSIS, ruang BK, KM/WC
guru dan peserta didik, musola, koperasi, dan kantin. Sekolah juga memiliki
lapangan basket, volly, dan taman.
3. Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Pakem
Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Pakem
B. Deskripsi Responden
1. Guru IPS
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa SMP Negeri 2 Pakem
merupakan salah satu sekolah yang diminati oleh banyak kalangan yang berada di
BIMBINGAN KONSELING
Sri Ichwani Widiyati, S.Pd
SISWA
WALI KELAS
Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
daerah pakem. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan untuk terus
meningkatkan dan mempertahankan mutu sekolah, baik pada bidang akademik
maupun non akademik.
Untuk mencapai mutu yang baik tersebut diperlukan adanya tenaga pendidik
yang sungguh-sungguh berkompeten dalam bidang pendidikan. Secara keseluruhan
terdapat kurang lebih 26 tenaga pendidik yang ada di SMP Negeri 2 Pakem, yang
masing-masing berasal dari daerah Sleman, kota Yogyakarta, maupun dari daerah
Jawa Tengah. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, terlihat bahwa
guru memiliki hubungan yang baik dan akrab antara satu dengan yang lainnya.
Sebenarnya terdapat tiga orang guru pengajar pada mata pelajaran IPS yang
mengabdi di SMP Negeri 2 Pakem, namun dalam penelitian ini hanya dua orang
guru yang bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. Keduanya adalah Ibu Tri
Worosetyaningsih, M.Pd. dan Bapak Drs. Priyanto. Ibu Tri Worosetyaningsih
berasal dari daerah Sleman yang berdomisili di Jangkang Widodomartani, saat ini
beliau berusia 47 tahun dengan pengalaman mengajar selama 24 tahun dan saat ini
telah menjadi Kepala Sekolah sekaligus guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 2
Pakem. Sedangkan Bapak Drs. Priyanto adalah guru yang lahir di kota Madiun dan
saat ini beliau tinggal di daerah Cangkringan. Beliau saat ini telah berusia 51 tahun
dengan pengalaman mengajar kurang lebih sekitar 20 tahun, beliau mulai mengajar
sejak tahun 1998 dan saat ini beliau menjadi guru tetap di SMP Negeri 2 Pakem.
Kedua tenaga pendidik tersebut merupakan lulusan dari fakultas FKIP, artinya
kedua guru tersebut memiliki latar belakang pendidikan sebagai seorang guru. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
karena itu berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti keduanya memiliki
kompetensi yang baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain memiliki
latar belakang pendidikan sebagai pendidik, keduanya memiliki pengalaman
mengajar yang cukup lama dalam bidang pendidikan dan terbilang cukup lama
menjadi seorang tenaga pendidik atau guru.
2. Peserta Didik
Sebagai sekolah yang banyak diminati oleh banyak kalangan, SMP Negeri 2
Pakem memiliki jumlah peserta didik yang cukup banyak. Masing-masing peserta
didik tersebut berasal dari daerah Sleman dan Jawa Tengah dengan rata-rata usia
sebagaimana peserta didik SMP pada umumnya yakni 12-15 tahun. Berdasarkan
pengamatan yang peneliti lakukan, masing-masing peserta didik memiliki sikap
yang sopan dan ramah, hal ini dapat dilihat ketika peserta didik berinteraksi dengan
guru, karyawan, antar peserta didik, dan kepada peserta didik ketika melakukan
penelitian di sekolah tersebut. Peserta didik di SMP Negeri 2 Pakem rata-rata
memiliki akademik yang cukup bagus, dimana hal tersbut dapat dilihat ketika
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas sedang berlangsung. Jumlah peserta
didik di SMP Negeri 2 Pakem bisa dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik Per Juli 2018
Kelas Jumlah
VII A 32
VII B 32
VII C 32
VII D 32
VIII A 30
VIII B 31
VIII C 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
VIII D 31
IX A 30
IX B 29
IX C 30
IX D 27
Sumber: Data sekunder, diolah 2018
C. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya bahwa ada beberapa teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, diantaranya adalah wawancara,
dokumentasi, observasi, dan kuesioner. Di bawah ini akan dipaparkan deskripsi
mengenai data yang telah diperoleh oleh peneliti:
1. Deskripsi Hasil Wawancara
Dalam wawancara, peneliti menggunakan 10 pertanyaan yang dikembangkan
dari 8 indikator strategi literasi dalam pembelajaran yang dikemukakan oleh cf.
Beers; Pahl & Rowsell (dalam Laksono, dkk., 2017: 14). Wawancara pada guru
pertama yakni Bapak Drs. Priyanto dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27 April
2018.
Menurut pengakuan bapak Drs. Priyanto, beliau saat ini sudah menggunakan
strategi literasi ketika mengajar, karena sekarang ini literasi merupakan hal penting
yang perlu dimiliki oleh setiap siswa. Penggunaan strategi pemahman wacana atau
teks juga selalu beliau gunakan, karena dengan itu dapat memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakannya bervariasi dan agar peserta didik tidak bosan selama kegiatan
pembelajaran, biasanya beliau menggunakan berbagai jenis moda seperti gambar,
video, atau artikel yang diperoleh dari internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Terkadang beliau juga menggunakan alat pengatur grafis atau graphic
organaizer pada kegiatan pendahuluan atau inti, beliau berpendapat bahwa
penggunaan Graphic Organaizer dapat membantu menghidupkan suasana kelas
dan dapat membantu peserta didik lebih mudah dalam memahami materi. Agar
pelaksanaan pembelajaran menjadi terarah, perlu adanya instruksi yang jelas dari
guru. Oleh karena itu, selama kegiatan pembelajaran bapak Priyanto selalu
memberikan instruksi yang jelas kepada peserta didik dan instruksi tersebut sudah
di eksplisitkan dalam desain RPP secara rinci.
Dalam pelaksanakan kegiatan pembelajaran, membuat pertanyaan dan respon
terhadap pertanyaan merupakan hal penting yang perlu ditumbuhkan, oleh sebab
itu beliau selalu memberikan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan mengenai hal yang belum mereka pahami ataupun hal lain
terkait dengan topik/ materi yang sedang dipelajari. Beliau juga selalu memberikan
respon yang positif dan apresiasi terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peserta
didik, seperti pujian.
Selain itu, beliau juga mengatakan sudah mengajak peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan meringkas, analisis, sintesis, dan evaluasi. Beliau juga
mengungkapkan bahwa terkadang mengalami kesulitan dalam menyusun desain
RPP atau ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan strategi literasi, hal
tersebut dikarenakan beliau belum pernah mengikuti workshop atau pelatihan
tentang literasi. Pihak sekolah memang sudah pernah memberikan penyuluhan
tentang penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran, namun tidak mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Wawancara dengan guru kedua yakni Ibu Tri Worosetyaningsih, M.Pd.
dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2018. Berdasarkan hasil wawancara, beliau juga
mengatakan sudah menggunakan strategi literasi dalam kegiatan pembelajaran,
penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran saat ini menjadi hal penting karena
dapat memaksimalkan peserta didik dalam menggali kemampuan mereka dan dapat
membantu peserta didik dapat berpikir kritis, selain itu beliau juga mengatakan
bahawa sudah menggunakan strategi pemahaman wacana atau teks.
Agar pembelajaran yang dilakukan lebih menyenangkan dan bervariasi, beliau
menggunakan berbagai jenis moda selama kegiatan pembelajaran. Ibu Tri
Worosetyaningsih mengatakan bahwa penggunaan moda akan membuat kegiatan
pembelajaran lebih kontekstual, selain itu moda juga menjadi alternatif ketika guru
tidak bisa membawa anak pada dunia nyata.
Biasanya, beliau juga menggunakan pengatur grafis (graphic organaizer) karena
itu dapat membantu peserta didik dalam mengkonstruksi pemahaman merea
terhadap materi, beliau sendiri juga selalu memberikan instruksi atau arahan dengan
jelas kepada peserta didik pada kegiatan pendahuluan supaya pembelajaran lebih
terfokus dan terarah. Beliau juga selalu memberikan kesempatan kepada setiap
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran
yang belum dipahami oleh peserta didik ataupun hal lain yang berkaitan dengan
materi pembelajaran.
Respon yang positif dan sikap yang terbuka kepada peserta didik juga selalu
diberikan, selain itu beliau juga memberikan reward kepada peserta didik agar
mereka lebih aktif dan termotivasi dalam mengajukan pertanyaan atau menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pertanyaan. Beliau juga mengungkapkan bahwa menurutnya sudah mengajak
peserta didik untuk melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi selama pembelajaran,
untuk evaluasi dilakukan melalui kegiatan refleksi. Bagi Ibu Tri Worosetyaningsih,
menyusun desain RPP dan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan
strategi literasi bukanlah yang sulit, hal tersebut dikarenakan beliau sering
mengikuti pelatihan atau workshop tentang literasi.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada kedua guru
mata pelajaran IPS, sementara dapat disimpulkan bahwa mereka sudah
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan strategi literasi.
2. Deskripsi Hasil Analisis Dokumentasi RPP
Untuk mengetahui apakah guru mata pelajaran IPS di SMP N 2 Pakem telah
menyusun RPP yang bermuatan strategi literasi, maka peneliti mengumpulkan data
sekunder berupa dokumentasi RPP yang telah disusun oleh guru mata pelajaran
IPS.
RPP yang pertama dengan materi Pemahaman Lokasi Dengan Peta dan RPP
kedua dengan materi Kondisi Geografis Asean. Kedua RPP tersebut kemudian
dianalisis dengan menggunakan ceklist pada kolom instrument analisis RPP yang
telah disesuaikan dengan indikator strategi literasi dalam pembelajaran, yakni
strategi pemahaman wacana/ teks yang terdiri dari kegiatan sebelum membaca,
ketika membaca, dan setelah membaca serta penggunaan alat bantu berupa graphic
organaizer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kegiatan Pendahuluan desain RPP 1
Guru mengecek kelengkapan alat pembelajaran
Guru mengucapkan salam kepada peserta didik dan mengajak
peserta didik untuk berdo’a bersama
Guru mengecek penguasaan kompetensi peserta didik terkait
dengan materi sebelumnya
Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik mengenai
materi/ topik yang akan pelajari (Memprediksi)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai, teknik penilaian yang akan dilakukan
Guru menyampaikan secara garis besar mengenai materi yang
akan dipelajari
Pada kegiatan pendahuluan yang terdapat dalam desain RPP pertama, guru
mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengecek kelengkapan alat
pembelajaran, dilanjutkan dengan mengucapkan salam kepada peserta didik dan
mengajak peserta didik untuk berdo’a bersama. Setelah itu guru mengecek
penguasaan kompetensi peserta didik terkait dengan materi sebelumnya, kemudian
guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik seputar topik/ materi yang akan
dipelajari. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai dan teknik penilaian yang akan dilakukan. Terakhir guru menyampaikan
secara garis besar mengenai materi yang akan dipelajari.
Kegiatan Pendahuluan desain RPP 2
Peserta didik menyiapkan kondisi psikis dan fisik peserta
didik untuk siap belajar
Guru mengajukan pertanyaan untuk mengecek kompetensi
peserta didik terkait materi yang telah dipelajari
sebelumnya
Guru menayangkan video tentang negara ASEAN
Guru meminta peserta didik untuk mengamati video dan
mengkaitkannya dengan kehidupan
Guru mengajak peserta didik untuk membuat prediksi
mengenai topik/ materi yang akan dipelajari
Guru meminta peserta didik menyampaikan hal yang sudah
diketahui tentang ASEAN (Mengidentifikasi tujuan
membaca)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Guru menyampaikan garis besar cakupan materi yang akan
dilakukan, serta lingkup penilaian dan teknik penilaian yang
akan dilakukan
Pada kegiatan pendahuluan yang terdapat dalam desain RPP kedua, guru
mengawali kegiatan pembelajaran dengan menyiapkan kondisi psikis dan fisik
peserta didik untuk siap belajar. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan untuk
mengecek kompetensi peserta didik terkait materi yang telah dipelajari sebelumnya,
kemudian guru menayangkan video tentang negara ASEAN. Setelah itu guru
meminta peserta didik untuk mengemukakan hal-hal yang sudah mereka ketahui
tentang negara ASEAN, dilanjutkan dengan mengajak peserta didik untuk membuat
prediksi mengenai topik/ materi yang akan dipelajari. Terakhir guru menyampaikan
garis besar cakupan materi yang akan dilakukan, serta lingkup penilaian dan teknik
penilaian yang akan dilakukan.
Berdasarkan paparan data kegiatan pendahuluan diatas, ditememukan bahwa
pada desain RPP 1 dan RPP 2 guru merencanakan menggunakan strategi
pemahaman wacana/ teks, yakni kegiatan sebelum membaca. Pada desain RPP 1,
kegiatan sebelum membaca yang direncanakan oleh guru hanya melibatkan unsur
membuat prediski. Sedangkan pada desain RPP 2, kegiatan sebelum membaca
yang direncanakan oleh guru melibatkan unsur mengidentifikasi tujuan membaca
dan membuat prediksi.
Kegiatan Inti desain RPP 1
Guru menyajikan gambat peta Negara Indonesia
Peserta didik mengamati gambar peta Negara Indonesia
Peserta didik berdiskusi di dalam kelompok untuk
menuliskan hal-hal yang ingin diketahui terkait dengan
topik/ materi yang akan dipelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Peserta didik merumuskan pertanyaan dari hal-hal yang
ingin diketahui terkait dengan topik/ materi yang akan
dipelajari (Membuat pertanyaan tentang isi)
Peserta didik melalui diskusi kelompok mengumpulkan
informasi/ data untuk menjawab pertanyaan yang telah di
rumuskan (Mengidentifikasi informasi yang relevan)
Peserta didik melalui diskusi kelompok mengolah informasi
yang telah dikumpulkan (Membuat keterkaitan antar
teks)
Peserta didik secara berkelompok mempersentasikan hasil
diskusi (Membuat ringkasan)
Kelompok lain memberikan tanggapan atas hasil simpulan
kelompok persentasi (Mengidentifkasi, merevisi,
menolak prediksi)
Guru memberikan umpan balik atas kegiatan persentasi
yang telah dilakukan (Mengidentifkasi, merevisi,
menolak prediksi)
Pada desain RPP pertama, guru mengawali kegiatan inti dengan menampilkan
gambar berupa peta Negara Indonesia dan meminta peserta didik untuk
mengamatinya. Setelah mengamati gambar peta Negara Indonesia, guru meminta
peserta didik untuk berdiskusi di dalam kelompok untuk menuliskan hal-hal yang
ingin diketahui terkait dengan topik/ materi yang akan dipelajari. Kemudian guru
meminta masing-masing kelompok untuk merumuskan pertanyaan mengenai hal-
hal yang ingin diketahui, misalnya seperti pengertian peta, pengertian lokasi, dan
pengaruh interaksi antar ruang terhadap kehidupan manusia.
Selanjutnya, guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk
mengumpulkan informasi/ data dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan
yang telah dirumuskan sebelumnya dilanjutkan dengan mengolah/ memilah
informasi yang telah dikumpulkannya tersebut. Setelah itu barulah guru meminta
peserta didik secara berkelompok untuk mempersentasikan hasil simpulan dari
jawaban atas pertanyaan yang telah dirumuskan. Guru juga meminta kelompok lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
untuk memberikan tanggapan atas hasil simpulan kelompok persentasi. Terakhir,
guru memberikan umpan balik atas kegiatan persentasi yang telah dilakukan.
Kegiatan Inti desain RPP 2
Guru menampilkan peta letak Negara ASEAN dan meminta
peserta didik untuk mengamatinya
Peserta didik di dalam kelompok berdiskusi dan menuliskan
hal yang ingin diketahui atau masalah-masalah yang relevan
dengan tujuan pembelajaran
Peserta didik di dalam kelompok merumuskan pertanyaan-
pertanyaan terkait dengan kondisi geografis negara ASEAN
(Membuat pertanyaan tentang isi)
Peserta didik mengumpulkan informasi/ data untuk
menjawab perta nyaan yang telah dirumuskan
(Mengidentifikasi informasi yang relevan)
Peserta didik mencatat data/ informasi yang telah diperoleh
(Membuat ringkasan)
Peserta didik memilah-milah data yang telah diperoleh
untuk menjawab pertanyaan (Membuat keterkaitan antar
teks)
Peserta didik menjawab pertanyaan dengan informasi/ data
yang telah diperoleh
Peserta didik menyiapkan bahan persentasi dalam bentuk
visual dan verbal
Peserta didik menyajikan hasil kerja kelompoknya
(Membuat ringkasan)
Kelompok lain memberikan tanggapan atas hasil simpulan
kelompok persentasi (Mengkonfirmasi, merevisi, atau
menolak prediksi)
Guru memberikan umpan balik atas kegiatan persentasi
yang telah dilakukan (Mengkonfirmasi, merevisi, atau
menolak prediksi)
Peserta didik mendiskusikan penerapan pengetahuan atau
keterampilan yang baru saja diperoleh untuk mengatasi
masalah kehidupan sehari-hari (Membuat ringkasan)
Pada desain RPP kedua, guru mengawali kegiatan inti dengan menampilkan
gambar peta letak Negara ASEAN dan meminta peserta didik untuk mengamatinya.
Kemudian guru meminta peserta didik untuk berdiskusi di dalam kelompok dan
menuliskan hal-hal yang ingin mereka ketahui atau masalah-masalah yang relevan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dengan tujuan pembelajaran, setelah itu barulah guru meminta peserta didik untuk
merumuskan pertanyaan-pertanyaan mengenai hal yang ingin diketahui terkait
dengan pengamatan gambar yang telah dilakukan. Misalnya seperti pengertian
kondisi geografis ASEAN, dampak positif dan negataif kondisi geografis ASEAN,
dan pengaruh kondisi geografis ASEAN terhadap aktivitas penduduk.
Setelah itu, guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan informasi/ data
dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenenai hal-hal
yang ingin diketahui, serta meminta setiap peserta didik untuk mencatat informasi/
data yang diperoleh ke dalam buku catatan. Kemudian guru meminta peserta didik
untuk mengolah atau memilah informasi/ data yang telah mereka kumpulkan.
Dilanjutkan dengan meminta peserta didik untuk mempersentasikan hasil diskusi
mereka, dan setelah itu guru memberikan umpan balik atas persentasi yang telah
dilakukan. Terakhir, guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan penerapan
pengetahuan/ keterampilan yang baru saja mereka peroleh untuk mengatasi masalah
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan paparan data kegiatan inti diatas, ditemukan bahwa kedua guru
merencanakan menggunakan strategi pemahaman wacana/ teks, yakni kegiatan
ketika membaca dan kegiatan setelah membaca. Kegiatan ketika membaca yang
direncanakan oleh kedua guru melibatkan unsur mengidentifikasi informasi yang
relevan, membuat pertanyaan tentang teks, dan membuat keterkaitan. Sedangkan
kegiatan setelah membaca melibatkan unsur membuat ringkasan, dan
mengkonfirmasi, merevisi atau menolak prediksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Kegiatan Penutup desain RPP 1
Guru mengajak peserta didikk untuk membuat kesimpulan
mengenai materi yang sudah dipelajari
Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik
Guru mengajak peserta didik untuk berefleksi
Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan pada pertemuan berikutnya
Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a
Pada kegiatan penutup desain RPP 1, guru mengawali kegiatan penutup dengan
mengajak peserta didik untuk menyimpulkan mengenai materi yang sudah
dipelajari, kemudian guru memberikan evaluasi kepada peserta didik dan mengajak
peserta didik untuk merefleksikan kegeiatan pembelajaran yang telah dilakaukan.
Setelah itu, guru menyampaikan kepada peserta didik tentang kegiatan belajar yang
akan dilaksanakan pada pertuan selanjutnya. Dilanjutkan menutup kegiatan
pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk berdo’a bersama.
Kegiatan penutup desain RPP 2
Guru mengajak peserta didik untuk membuat butir-butir
kesimpulan mengenai topik/ materi yang telah dipelajari
Guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi
Guru menyampaikan penugasan kepada peserta didik untuk
menggambar peta Asia Tenggara.
Guru menyampaikan sub-sub materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya
Guru dan peserta didik berdo’a bersama untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran.
Pada kegiatan penutup desain RPP 2, guru mengawali kegiatan penutup dengan
meminta peserta didik menyimpulkan butir-butir kesimpulan mengenai topik/
materi yang tealah dpelajari, yakni mengenai kondisi geografis ASEAN.
Selanjutnya, guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan dilanjutkan dengan memberikan tugas individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kepada peserta didik untuk menggambar peta Asia Tenggara. Setelah itu, guru
menyampaikan kepada peserta didik mengenai sub-sub materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya. Terakhir, guru dan peserta didik menutup kegiatan
pembelajaran dengan berdo’a bersama.
Berdasarkan paparan data kegiatan penutup diatas, ditemukan bahwa pada
desain RPP 1 guru merencanakan melaksanakan kegiatan penutup menyimpulkan,
evaluasi, refleksi, dan memberitahukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya. Sedangkan pada desain RPP 2 guru merencanakan melaksanakan
kegiatan menyimpulkan, refleksi, penugasan, serta memberitahukan kegiatan
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
3. Deskripsi Hasil Kegiatan Observasi
Untuk memastikan bahwa kedua guru mata pelajaran IPS sudah melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang mengarah pada penggunaan strategi literasi, maka
peneliti melakukan observasi di kelas VII-C VII-D dan kelas VIII-A, VIII-B.
Observasi dilakukan dengan menggunakan 8 pernyataan yang mengacu pada
indikator penggunaan strategi literasi dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru telah memuat penggunaan indikator-
indikator strategi literasi dalam pembelajaran. Hal tersebut terlihat dari adanya
penggunaan strategi pemahaman wacana/ teks, adanya penggunaan berbagai jenis
moda untuk menunjang kegiatan pembelajaran seperti gambar dan video, serta
adanya kegiatan merumuskan pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kemudian, kedua guru juga menunjukkan respon yang positif terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik, memberikan instruksi yang jelas
selama kegiatan pembelajaran, serta meminta peserta didik untuk membuat
ringkasan. Kemudian untuk kegiatan analisis, sintesis, dan evaluasi guru hanya
mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan analisis saja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pertama dan kedua diketahui bahwa
kedua guru mengatakan melaksanakan kegiatan evaluasi, namun evaluasi yang
dilakukan tidak sesuai dengan evaluasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam
strategi literasi dalam pembelajaran, yang dimaksud evalusi dalam strategi literasi
adalah membuat opini terkait dengan teks, memberikan penilain langsung terhadap
teks, dan lain sebagainya. Selanjutnya hasil observasi juga menunjukkan bahwa
kedua guru sama-sama tidak menggunakan graphic organaizer.
4. Deskripsi Hasil Perhitungan Skor Kuesioner
Untuk melihat apakah guru sudah sunguh-sunguh melaksanakan pembelajaran
sebagaimana yang diamati oleh peneliti selama observasi, maka peneliti juga
mencari informasi dari peserta didik melalui pengisian kuesioner. Dengan
melakukan penilaian persepsi peserta didik terhadap proses pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, diharapkan data yang terkumpul dapat
menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Data hasil kuesioner dianalisis dengan menghitung total skor pada setiap peserta
didik dari 29 item pernyataan. Berikut ini adalah hasil dari analisis total skor dan
kualifikasi dari persepsi peserta didik kepada guru pada tabel 4.2 berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Kuesioner Persepsi Peserta Didik
Skor Kriteria Kelas
VII
Persentase
(%)
Kelas
VIII
Persentase
(%)
88-116 Sangat Baik 39 81, 25 % 44 93, 61 %
59-87 Baik 9 18, 75 % 3 6, 81 %
29-58 Tidak Baik - - - -
Sumber: data primer diolah, 2018.
Melalui perhitungan hasil kuesioner di atas, maka dapat diketahui bahwa guru
pertama yang mengajar di kelas VII memperoleh kriteria sangat baik dari 39 peserta
didik dengan persentase 81, 25 % dan kriteria baik sebanyak 9 peserta didik dengan
persentase 18, 75 %. Sedangkan guru kedua yang mengajar di kelas VIII
memperoleh kriteria sangat baik dari 44 peserta didik dengan persentase 93, 61 %
dan kriteria baik dari 3 peserta didik dengan persentase 6,81 %. Hasil perhitungan
jumlah skor pada kuesioner menunjukkan bahwa peserta didik menilai guru telah
melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis strategi literasi dengan sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan paparan pembahasan tentang strategi literasi dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang diperoleh dari hasil analisis desain
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan paparan pembahasan tentang strategi
literasi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari hasil
observasi.
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti melalui desain RPP yang
disusun oleh kedua guru mata pelajaran IPS, yakni RPP pertama dengan materi
Pemahaman Lokasi dengan Peta dan RPP kedua dengan materi Kondisi Geografis
ASEAN ditemukan bahwa kedua RPP telah memuat penggunaan strategi literasi,
yakni strategi pemahaman wacana atau teks yang meliputi strategi sebelum, ketika,
sesudah membaca. Hal tersebut dapat dilihat pada :
1. Kegiatan Pendahuluan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa kedua RPP yang
disusun oleh guru sama-sama memuat strategi sebelum membaca. Di mana untuk
RPP 1 guru merencanakan untuk melibatkan unsur membuat prediksi, sedangkan
RPP 2 guru merencanakan untuk melibatkan unsur membuat prediksi dan
mengidentifikasi teks.
Membuat prediksi atau memperkirakan isi bacaan dapat dilakukan dengan
menggunakan fitur berupa gambar, judul, jenis, sumber bacaan, dan lain
sebagainya. Namun, dalam desain RPP 1 kegiatan memprediksi dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
guru dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik terkait dengan topik atau
materi yang akan dipelajari dengan menggunakan pengetahuan awal peserta didik,
yakni apa manfaat dari sebuah peta.
Seperti beberapa contoh desain RPP yang tertera pada modul Materi Umum
Pelaksanaan Literasi dalam Pembelajaran SMA (2017: 16), bahwa kegitan
membuat prediksi tidak harus dilakukan dengan menggunakan fitur berupa gambar
ataupun judul, tetapi bisa juga dilakukan dengan cara lain yakni seperti mengajukan
pertanyaan kepada peserta didik terkait dengan topik materi materi yang akan
dipelajari.
Sedangkan dalam desain RPP 2 kegiatan memprediksi diwujudkan oleh guru
dengan menayangkan video tentang negara ASEAN, kemudian mengajak peserta
didik untuk mengamati isi video tersebut. Kemudian, berdasarkan hasil pengematan
yang telah dilakukan guru membimbing peserta didik untuk membuat prediksi atau
memperkirakan materi apa yang akan dipelajari. Setelah itu, barulah guru
mengarahkan peserta didik untuk mengidentifikasi tujuan membaca.
Dalam strategi literasi, kegiatan mengidentifikasi tujuan membaca sendiri
dapat dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan mengenai hal-hal yang ingin
peserta didik ketahui tentang teks, mencurahkan gagasan tentang hal-hal yang ingin
diketahui ataupun hal-hal yang sudah diketahui terkait dengan teks atau terkait
dengan materi yang akan dipelajari. Dalam desain RPP 2, kegiatan tersebut
diwujudkan oleh guru dengan meminta peserta didik untuk mencurahkan gagasan
mereka mengenai hal-hal yang sudah diketahui terkait denga negara ASEAN.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Ketika guru mengajak peserta didik untuk melakukan prediksi terhadap topic
ataumateri yang akan dipelajari dengan mengajukan pertanyaan dan mengajak
peserta didik untuk mengidentifikasi tujuan membaca dengan cara meminta mereka
untuk menyebutkan hal-hal yang sudah mereka ketahui sebelumnya, maka secara
tidak langsung guru juga membimbing peserta didik untuk membunyikan secara
lisan mengenai apa yang ada di dalam pikiran mereka ketika sedang berusaha
mencoba menjawab pertanyaan dari guru dan mencoba mengungkapkan gagasan.
Dimana hal itu merupakan bagian dari strategi think aloud, strategi think aloud
tersebut nantinya akan membantu peserta didik dalam memonitor pemahamannya,
mengembangkan atau membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan
membentuk karakter.
2. Kegiatan Inti
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa kedua RPP juga
sama-sama memuat penggunaan strategi ketika dan setelah membaca. Pada desain
RPP 1 dan 2 diketahui bahwa strategi ketika membaca yang direncanakan oleh
kedua guru melibatkan unsur membuat pertanyaan tentang isi teks,
mengidentifikasi informasi yang relevan, dan membuat keterkaitan.
Pada desain RPP 1 guru merencanakan untuk menayangkan gambar tentang
peta negara Indonesia, sedangkan RPP 2 guru merencanakan menayangkan gambar
peta negara ASEAN. Kemudian kedua guru sama-sama meminta peserta didik
untuk mengamati gambar tersebut dan kemudian meminta peserta didik berdiskusi
di dalam kelompok mengenai hal apa saja yang ingin mereka ketahui tentang materi
terkait dengan hasil pengamatan peta yang telah dilakukan sebelumnya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
kemudian meminta peserta didik untuk merumuskannya dalam bentuk pertanyaan.
Ketika meminta peserta didik untuk merumuskan pertanyaan, maka secara tidak
langsung kedua guru tersebut telah membimbing peserta didik untuk membuat
pertanyaan tentang isi atau teks.
Selanjutnya, kegiatan mengidentifikasi informasi yang relevan diwujudkan
oleh kedua guru dengan meminta peserta didik untuk mengumpulkan data atau
informasi dari berbagai sumber belajar untuk menjawab setiap pertanyaan yang
telah dirumuskan. Setelah itu kedua guru meminta peserta didik untuk berdiskusi
tentang informasi atau data yang telah diperoleh, kemudian meminta mereka
mengolah atau memilah informasi atau data yang telah dikumpulkan sebelum
digunakan untuk mejawab pertanyaan yang dirumuskan sebelumnya. Melalui
kegiatan tersebut, maka secara tidak langsung kedua guru sudah mengarahkan
peserta didik untuk membuat keterkaitan antar teks. Keterkaitan antar teks sendiri
merujuk pada teks yang pernah dibaca sebelumnya atau teks yang sedang dibaca,
teks dengan pengalaman pribadi, ataupun teks dengan hal lain. Membuat
keterkaitan antar sendiri nantinya akan membantu peserta didik untuk lebih berpikir
komprehensif atau berpikir secara menyeluruh.
Menurut Clay dan Ferguson (dalam Wiedarti, dkk., 2016:8), literasi lebih dari
sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan
auditori. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi guru
memang diharapkan tidak hanya menggunakan satu sumber belajar saja, tetapi juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
mengajak peserta didik untuk menggunakan berbagai jenis sumber belajar agar
pengetahuan peserta didik menjadi lebih luas, lengkap dan berkembang.
Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Subandiyah (2016:116) bahwa
peserta didik harus mampu menemukan informasi dari berbagai sumber, baik
melalui teks tertulis, teks lisan, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan oleh peneliti pada desain RPP 1 dan 2, guru memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi atau data dari berbagai
sumber belajar, namun sumber yang utama tetap merujuk pada buku siswa.
Selanjutnya, melalui kegiatan diskusi yang direncanakan oleh guru selama
kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan kegiatan
literasi dengan mengembangkan budaya lisan. Menurut Wiedarti, dkk., (2016: 10),
setiap kelas diharapakan mampu memunculkan berbagai kegiatan lisan, seperti
diskusi. Melalui kegiatan diskusi inilah akan memungkinkan untuk muncul
perbedaan pendapat dari masing-masing peserta didik, sehinggan dapat mengasah
kemampuan berpikir mereka. Selain itu kegiatan diskusi juga akan membimbing
peserta didik untuk lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat, saling
mendengarkan, dan menghormati perbedaan pandangan yang terjadi.
Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, juga menunjukkan bahwa kedua desain
RPP sama-sama memuat strategi setelah membaca. Di mana strategi setelah
membaca yang direncanakan oleh kedua guru juga sama-sama melibatkan unsur
membuat ringkasan, mengkonfirmasi, merevisi, atau menolak prediksi. Dalam
literasi, istilah ringkasan memiliki makna yang luas, membuat ringkasan bukan
sebatas pada kegiatan menyederhanakan teks agar lebih rinci. Membuat ringkasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
juga berarti mengkomunikasikan pemahamannya terhadap teks secara verbal dan
tulisan atau gambar, menceritakan kembali, dan berpartisipasi pada kegiatan tindak
lanjut setelah membaca. Dalam desain RPP 1, membuat ringkasan hanya
diwujudkan oleh guru dengan meminta peserta didik bersama kelompoknya untuk
mempersentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.
Namun, untuk desain RPP 2 kegiatan meringkas selain diwujudkan oleh
guru dengan meminta peserta didik untuk mempersentasikan hasil diskusi mereka,
diwujudkan pula oleh guru dengan meminta peserta didik untuk mencatat informasi
atau data yang telah mereka peroleh dari berbagai sumber belajar ke dalam buku
catatan dan meminta peserta didik untuk berpartisipasi pada kegiatan tindak lanjut
setelah membaca.
Meminta anak untuk persentasi selama pembelajaran perlu dilakukan oleh
guru, karena melalui kegiatan persentasi bisa melatih peserta didik untuk lebih
percaya diri dalam mengkomunikasikan gagasan atau ide yang dimilikinya kepada
orang lain. Selain itu kegiatan mengkomunikasikan sendiri juga merupakan bagian
dari kecakapan literasi. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Suyono (2007: 24)
bahwa selain berdiskusi kegiatan seperti mengamati dan mempersentasikan
merupakan salah satu bentuk kegiatan yang menyertai kegiatan inti dalam
berliterasi dan merupakan perluasan praktik berliterasi yang sangat dibutuhkan oleh
setiap individu di abad ke-21.
Kegiatan tindak lanjut setelah membaca yang direncanakan oleh guru
diwujudkan dengan meminta peserta didik secara berkelompok untuk
mendiskusikan penerapan pengetahuan atau keterampilan yang baru saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
diperolehnya untuk mengatasi masalah kehidupan sehari-hari, seperti bagaimana
caranya agar tidak terkena dampak negatif dari kondisi ASEAN, persiapan apa saja
yang perlu dilakukan dan bagaiman kesiapan masyarakat Indonesia dalam
menghadapi perdagangan bebas ASEAN.
Kegiatan tindak lanjut setelah membaca ini merupakan hal yang perlu
dilakukan oleh setiap guru mata pelajaran, karena melalui kegiatan tersebut akan
lebih menyadarkan peserta didik terkait dengan manfaat mempelajari materi
tersebut bagi kehidupan sehari-hari, sehingga nanti apa yang telah mereka pelajari
bisa digunakan untuk menjalani bekal dalam menjalani kehidupan dan mengatasi
masalah yang ditemuinya serta berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat.
Pada kedua desain RPP ditemukan bahwa keduanya sama-sama memuat kegiatan
mengkonfirmasi, merevisi, atau menolak prediksi. Namun berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa kedua RPP hanya memuat kegiatan
mengkonfirmasi. Di mana hal tersebut diwujudkan oleh guru dengan meminta
peserta didik yang tidak persentasi untuk menyampaikan pendapat ataupun
mengajukan pertanyaan kepada kelompok persentasi dan kemudian guru
memberikan umpan balik atau memberikan penguatan terhadap kegiatan persentasi
yang telah dilakukan.
3. Kegiatan Penutup
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti pada kedua desain
RPP, ditemukan bahwa pada desain RPP 1 guru merencanakan pelaksanakan
kegiatan penutup berupa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, evaluasi,
refleksi, dan tindak lanjut kegiatan selanjutnya. Tidak jauh dengan desain RPP 2,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dimana guru juga merencanakan pelaksanakan kegiatan penutup dengan kegiatan
menyimpulkan materi yang telah dipelajari, refleksi, memberikan tugas kepada
peserta didik, dan menyampaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
Ketika guru dan peserta didik melakukan kegiatan menyimpulkan dan
merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, maka secara tidak langsung akan
terjadi sebuah proses tanya-jawab antara guru dengan peserta didik. Selama
kegiatan tersebut pula guru bisa mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didik
mengenai topik atau materi yang telah dipelajari. Kemudian, secara tidak langsung
guru juga mengarahkan peserta didik untuk mengungkapkan gagasan mereka
terkait dengan topik atau materi yang telah dipelajarinya dan dipahami.
Berdasarkan hasil analisis pada kedua desain RPP memang menunjukkan
bahwa keduanya telah memuat penggunaan strategi literasi yakni strategi
pemahaman wacana/teks pada komponen langkah-langkah kegiatan
pembelajarannya yang meliputi kegiatan sebelum, ketika, dan sesudah membaca,
meskipun tidak memuat semua unsur-unsur yang ada di dalamnya. Kemudian,
berdasarkan hasil analisis ditemukan pula bahwa kedua desain RPP belum memuat
penggunaan alat bantu berupa pengatur grafis atau graphic organaizer.
Namun meskipun begitu, kedua desain RPP tetap dinilai telah memuat
penggunaan strategi literasi. Sebab berdasarkan modul Materi Umum Pelaksanaan
Literasi dalam Pembelajaran SMA, keberadaan susunan desain RPP itu tidak harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
selalu memuat semua unsur-unsur yang ada dalam strategi pemahaman wacana/
teks dan pemanfaatan alat bantu berupa graphic organaizer.
B. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Literasi merupakan kemampuan yang lebih dari sekedar membaca dan
menulis, literasi juga berarti mampu memahami, mengartikan, menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menghitung. Membaca dalam istilah literasi bukan hanya
sekedar mengenali huruf, namun juga mampu mengolah huruf tersebut,
menganalisa, dan kemudian memahaminya.
Menurut Agus Marwan, semakin baik kemampuan literasi peserta didik maka
semakin baik pula prestasinya. Hal tersebut dikarenakan peserta didik yang
memiliki kemampuan literasi pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran mereka
akan lebih mudah untuk memahami, mendalami dan menguasai materi
pembelajaran. Tentu saja hal tersebut nantinya akan berpengaruh pada prestasi
ataupun hasil belajar mereka. Karena itulah, aktivitas kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru harus ditekankan pada pengelolaan pembelajaran dengan
strategi literasi guna meningkatkan kecakapan atau kemampuan literasi peserta
didik agar mereka nantinya bisa bertahan hidup dan berperan dalam kehidupan abad
21.
Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Suyono (2007:214), bahwa literasi
dalam pembelajaran akan mendorong peserta didik untuk lebih memahami dan
mendalami setiap materi pelajaran untuk mengembangkan kompetensinya dan
menjadikan peserta didik terampil menghubungkan antar materi pelajaran, lancar
mengembangkan gagasan, memahami dan memecahkan masalah dan pada akhirnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dapat menguasai kompetensi pembelajaran dengan lebih baik dan mendorong
peserta didik untuk terampil mencari dan mengolah informasi yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan abad 21.
Menurut Cf. Beers; Pahl&Rowsell (dalam Laksono, dkk., 2018: 13)
mengemukakan bahwa ada delapan karakteristik pembelajaran yang menerapkan
strategi literasi didalamnya, anatara lain adalah (1) pemantauan pemahaman teks,
(2) penggunaan berbagai moda selama pembelajaran, (3) instruksi yang jelas dan
eksplisit, (4) pemanfaatan alat bantu berupa pengatus grafis atau graphic
organaizer, (5) respon terhadap berbagai pertanyaan, (6) membuat pertanyaan, (7)
analisis, sintesis, dan evaluasi teks, (8) meringkas isi teks.
Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh kedua guru telah memuat penggunaan
strategi literasi dalam pembelajaran. Di mana hal tersebut terlihat dari adanya :
1. Strategi Pemahaman Wacana atau Teks
Penggunaan strategi pemahaman wacana atau teks merupakan salah satu
indikator strategi literasi dalam pembelajaran yang perlu digunakan oleh guru,
karena dapat membantu peserta didik memahami dengan baik teks yang dibacanya
atau materi yang sedang dipelajarinya. Ketika dilakukan wawancara kepada kedua
guru apakah sudah menggunakan strategi pemahaman wacana atau teks, guru
pertama mengatakan bahwa:
“Oh strategi kegiatan sebelum, ketika, sesudah membaca. Kalau saya sudah
menggunakannya. Soalnya itu bisa membantu peserta didik dalam memahami
materi pelajaran”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Sejalan dengan guru pertama, guru kedua juga mengatakan bahwa sudah
menggunakan strategi pemahaman wacana atau teks, berikut pernyataannya:
“Nah itu, saya sudah menggunakan dan saya selalu menyampaikan kepada
anak-anak apa yang harus dilakukan sebelum membaca atau mempelajari
materi, ketika membaca, dan setelah membaca harus seperti apa”.
Pernyataan kedua guru di atas juga diperkuat dengan hasil analisis pada kedua
desain RPP dan observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti, ditemukan bahwa penggunaan strategi pemahaman wacana atau teks ini
telah di eksplisitkan oleh guru ke dalam desain RPP dan direalisasikan oleh guru
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang melibatkan kegiatan sebelum
membaca, ketika membaca, dan setelah membaca.
Pentingnya penggunaan strategi pemahaman wacana atau teks ini juga
dikemukakan oleh Priyatni (2017:5), bahwa penggunaan strategi pemahaman
wacana/ teks juga dapat menumbuhkan kesadaran kritis peserta didik terhadap teks
yang mereka baca, dimana hal ini merupakan kemampuan metakognitif. Sebelum
membaca teks, perlu dideteksi apakah peserta didik melakukan strategi kognitif,
yakni salah satunya dengan menyadari terlebih dahulu jenis teks apa yang dibaca,
apa tujuan dari membaca, dan startegi apa yang mereka gunakan untuk mencapai
tujuan tersebut.
2. Penggunaan Berbagai Jenis Moda (Multimodal)
Istilah teks dalam literasi juga memiliki makna yang luas, teks dalam literasi
tidak hanya merujuk pada teks tertulis, namun dapat pula berbentuk audio, visual,
audiovisual, spasial, verbal, dan lain sebagainya. Teks sendiri diketahui dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
berbentuk digital ataupun non digital, berbagai bentuk teks tersebut disebut juga
sebagai multimodal teks.
Penggunaan multimodal teks menjadi hal penting di era teknologi saat ini.
Disadari atau tidak disadari bahwa di era globalisasi saat ini sebagian informasi
disampaikan secara multimodal. Dengan begitu, setiap peserta didik diharapkan
mampu mengembangkan praktik dan keterampilannya dalam menyatakan atau
memahami informasi dengan menggunakan berbagai bentuk teks (multimodal).
Menurut Clay & Ferguson (dalam Wiedari, dkk., 2016:8), literasi bukan hanya
sekedar membaca dan menulis, namun mencakup kemampuan dalam menggunakan
sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
Untuk meningkatkan kemampuan literasi peserta didik, maka bacaan dengan
format multimodal harus menjadi bagian dalam praktek pembelajaran.
Penggunaan multimodal dalam kegiatan pembelajaran nantinya juga akan
mampu meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran,
membantu memenuhi keragaman dan mendorong kualitas intelektual peserta didik
serta memungkinkan peserta didik untuk mengalami pembelajaran yang lebih luas
(Al-Fajri, 2018:69).
Ketika dilakukan wawancara oleh kedua guru apaka sudah menggunakan
berbagai bentuk moda selama kegiatan pembelajaran, guru pertama menjawab:
“Iya, supaya anak itu tidak bosan, supaya anak lebih semangat dalam
mengikuti pembelajaran. Biasanya saya menggunakan artikel, gambar, atau
video yang saya ambil dari internet”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Sejalan dengan guru pertama, guru kedua juga mengatakan bahwa sudah
menggunakan berbagai moda selama pembelajaran. Berikut adalah pernyataan guru
kedua ketika dilakukan wawancara :
“Moda itu harus, selain untuk varias dalam pembelajaran, pembelajaran yang
dilakukan nantinya akan lebih kontekstual. Moda juga bisa digunakan sebagai
salah satu metode jika guru tidak bisa mengajak anak ke dunia nyata, dan itu
bisa dijadikan sebagai bahan referensi anak dalam belajar”.
Pernyataan kedua guru diatas juga diperkuat dengan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti, dimana ketika mengajar kedua guru sudah menunjukkan
adanya penggunaan moda atau multimodal, guru pertama menggunakan moda
berupa gambar peta Negara Indonesia dan guru kedua menggunakan video tentang
Negara ASEAN dan gambar peta Negara ASEAN.
3. Instruksi yang Jelas dan Eksplisit
Guru yang menerapkan strategi literasi dalam pembelajaran dengan sadar akan
menggunakan instruksi yang jelas khususnya dalam kegiatan berpikir (Priyatni,
2017:6). Pemberian instruksi yang jelas dari guru nantinya dapat memudahkan
peserta didik dalam mengerjakan tugasnya selama kegiatan pembelajaran.
Ketika dilakukan wawancara kepada kedua guru apakah ketika pembelajaran
memberikan instruksi yang jelas dan eksplisit, guru pertama mengatakan bahwa:
“Jelas sekali, karena itu penting. Kalau tidak diberi nanti anak-anak akan
kebingungan dan pembelajaran bisa menjadi kacau. Di dalam RPP biasanya
terdapat langkah-langkah pembelajaran, anak harus apa dan bagaimana, nah
itu adalah salah satu bentuk instruksi”.
Sejalan dengan guru pertama, guru kedua juga mengatakan bahwa:
“Yang namanya insruksi dalam pembelajaran bagi seorang guru itu penting.
Karena dalam pembelajaran anak harus tahu pembelajaran yang akan
dilakukan seperti apa, anak harus bagaimana selama pembelajaran, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
penilaiannya seperti apa. Apabila tidak ada instruksi, pembelajaran yang
dilakukan tidak akan terarah dan hasilnya pun juga tidak akan jelas. Dan hal
ini lah yang biasanya itu dilupakan oleh guru”.
Pernyataan kedua guru diatas, diperkuat pula oleh hasil analisis kedua desain
RPP dan hasil obervasi. Dimana kedua guru sudah menuliskan secara rinci tentang
instruksi yang berkaitan dengan kegiatan apa saja yang harus dikerjakan atau
dilakukan oleh peserta didik selama kegiatan pembelajaran, seperti misalnya
peserta didik diminta untuk mengamati, menanya atau merumuskan pertanyaan,
mengumpulkan informasi atau data, menganalisis data, dan menyimpulkan.
Instruksi yang dituliskan oleh kedua guru dalam desain RPP tersebut juga
disampaikan oleh kedua guru dengan jelas ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung.
4. Membuat Pertanyaan dan Respon Terhadap Pertanyaan
Dalam kegiatan pembelajaran berbasis literasi, membuat pertanyaan merupakan
hal yang penting. Karena kegiatan tersebut dapat membantu mengembangkan rasa
ingin tahu peserta didik, rasa ingin tahu juga memiliki kaitan erat dengan literasi.
Karena dengan rasa ingin tahunya tersebut peserta didik akan belajar dengan
membaca buku, berdiskusi, atau bertanya kepada orang yang dianggapnya tahu
untuk menjawab hal yang ingin diketahuinya tersebut
Meminta peserta didik untuk bertanya selama kegiatan pembelajaran juga akan
membantu merangsang aktivitas berpikir, memfasilitasi komunikasi, memperkuat
konseptualitias, dan menilai pembelajaran peserta didik (Kon-ming, 2003 dalam
Yunarti, 2009: 179). Oleh sebab itu, peserta didik perlu dibimbing dan dibiasakan
untuk belajar bertanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Ketika dilakukan wawancara dengan kedua guru, apakah guru membimbing
peserta didik untuk membuat pertanyaan selama pembelajaran dan apakah guru
mampu memberikan respon positif kepada peserta didik ketika bertanya, guru
pertama menjawab:
“Setiap guru pasti melakukannya termasuk saya, mengajukan pertanyaan itu
merupakan hal penting. Dan saya sangat terbuka dengan yang namaya
pertanyaan dan berusaha untuk selalu merespon positif terhadap pertanyaan
siswa karena membangkitkan anak untuk bertanya itu susah, lalu bagaiman
jika guru merespon negatif, tidak akan ada anak yang mau bertanya”.
Sedangkan, ketika dilakukan wawancara dengan guru kedua mengatakan
bahwa:
“Itu perlu sekali dilakukan. Tapi anak-anak disini menurut saya masih harus
dilatih untuk belajar bertanya, sebab motivasi untuk bertanya masih tergolong
rendah. Biasanya saya memberikan reward bagi anak yang mau bertanya
ataupun bagi anak yang mau untuk menjawab pertanyaan. Menurut
pengalaman yang pernah saya alami, ketika anak dimotivasi untuk bertanya
dengan diberi reward, lama-kelamaan tanpa diberi reward pun mereka akan
aktif dalam bertanya tanpa diminta”.
Pernyataan kedua guru di atas diperkuat dengan hasil observasi yang telah
dilakukan oleh peneliti. Dimana ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, kedua
guru terlihat sudah mendorong peserta didik untuk membuat pertanyaan. Hal itu
diwujudkan oleh guru dengan meminta peserta untuk merumuskan atau
menyampaikan pertanyaan mengenai hal yang ingin mereka ketahui terkait dengan
topik atau materi yang sedang dipelajari, atau hal yang tidak mereka pahami terkait
dengan topik atau materi yang sedang dipelajari. Selain itu guru juga terlihat telah
mampu menciptakan lingkungan tanya-jawab di kelas dengan melaksanaan
kegiatan pembelajaran yang memungkinkan memunculkan kegiatan tanya-jawab
seperti diskusi dan persentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Hasil observasi juga menunjukkan bahwa kedua guru mampu memberikan
respon yang positif dan sikap terbuka terhadap setiap pertanyaan yang diajukan oleh
peserta didik. Kemudian guru kedua juga benar-benar menggunakan reward untuk
membangkitkan semangat peserta didik dalam bertanya ataupun menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru atau menjawab pertanyaan dari peserta didik
lainnya.
5. Meringkas Isi Teks
Tidak hanya sekedar membaca, kecakapan literasi juga dapat diasah dengan
kegiatan meringkas isi teks. Pemahaman yang sudah kita peroleh perlu
diungkapkan, baik melalui tulisan, lisan atau yang lainnya. Kebanyakan orang
menganggap bahwa meringkas merupakan kegiatan menyederhanakan isi dari
sebuah teks. Tetapi, meringkas dalam konteks literasi lebih dari hal itu, meringkas
dalam konteks juga berarti mengidentifikasi gagasan utama, menceritakan kembali
teks yang sudah dibaca, membuat sintesis, dan membuat pertanyaan tentang isi.
Ketika dilakukan wawancara kepada kedua guru apakah sudah melaksanakan
kegiatan meringkas isi teks, guru pertama mengatakan:
“Iya sudah, biasanya anak-anak saya minta untuk mencatat informasi atau hal
penting mengenai materi ke dalam buku catatan dengan menggunakan bahasa
mereka sendiri. Tapi biasanya saya juga meminta anak untuk persentasi,
karena dalam literasi membuat ringkasan itu tidak hanya kegiatan mencatat
saja”.
Selanjutnya, ketika dilakukan wawancara kepada guru kedua terkait kegiatan
meringkas, guru kedua mengatakan :
“Iya sudah saya lakukan juga. Jadi selama pembelajaran, anak itu perlu diajak
untuk meringkas materi yang sudah mereka pelajari, biasanya saya minta
anak itu untuk mengkomunikasikan apa yang sudah mereka pelajari dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
meminta mereka persentasi dan mengajak anak untuk mengikuti kegiatan
tindak lanjut setelah membaca”.
Pernyataan kedua guru di atas diperkuat dengan hasil observasi yang telah
dilakukan. Hasil observasi menunjukkan bahwa kedua guru benar-benar telah
melakukan kegiatan meringkas selama kegiatan pembelajaran. Dimana kegiatan
meringkas ini diwujudkan oleh guru dengan meminta peserta didik mencatat
informasi atau hal penting yang telah mereka peroleh mengenai topic atau materi
yang sedang dipelajari ke dalam buku catatan, meminta peserta didik untuk
persentasi dan meminta peserta didik untuk berpartisipasi pada kegiatan tindak
lanjut setelah membaca.
6. Analsisi, Sintesis, dan Evaluasi.
Kegiatan analisis, sintesis, dan evaluasi memiliki kedudukan yang penting
dalam kegiatan pembelajaran karena selain dapat meningkatkan kemampuan
literasi dapat juga melatih kemampuan berpikir kritis pada peserta didik. Ketika
dilakukan wawancara kepada kedua guru apakah telah mengajak peserta didik
untuk melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi guru pertama mengatakan:
“Iya mbak”.
Sejalan dengan pernyataan guru pertama, ketika dilakukan wawancara dengan
guru kedua, beliau mengatakan bahwa:
“Kalau menurut saya sudah. Di akhir pembelajaran biasanya saya mengajak
anak untuk berefleksi, nah evaluasinya melalui refleksi itu”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pertama diketahui bahwa guru telah
melaksanakan kegiatan analisis, sintesis, dan evaluasi. Namun, berdasarkan hasil
analisis RPP dan observasi kegiatan pembelajaran diketahui bahwa guru hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
melaksanakan kegiatan analisis, di mana hal tersebut di wujudkan oleh guru dengan
meminta peserta didik untuk mengolah data atau informasi yang telah mereka
kumpulkan dari berbagai sumber belajar. Di dalam desain RPP 1 juga terlihat
bahwa guru merencanakan untuk melaksanakan kegiatan evaluasi di akhir kegiatan
pembelajaran, namun evaluasi yang dilakukan justru mengarah pada kegiatan
assessment.
Kemudian, berdasarkan hasil wawancara dengan guru kedua juga diketahui
bahwa guru mengatakan telah melakukan kegiatan analisis,sintesis, dan evaluasi
melalui refleksi, padahal refleksi dan evaluasi merupakan dua hal yang berbeda.
Berdasarkan hasil analisi RPP dan observasi diketahui bahwa guru kedua juga
hanya melaksanakan kegiatan analisis, dimana hal tersebut diwujudkan oleh guru
dengan meminta peserta didik untuk memilah dan mengolah data yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber sebelum digunakan untuk menjawab pertanyaan
yang telah di rumuskan.
Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan oleh kedua guru tentu tidak sesuai dengan
evaluasi sebagaimana yang tertera pada indikator strategi literasi dalam
pembelajaran. Kegiatan evaluasi pada indikator strategi literasi dalam pembelajaran
merupakan kegiatan membuat opini, membuat penilaian langsung terhadap isi teks
ataupun materi pembelajaran, mengkaitkan dengan pengalaman pribadi ataupun
pengetahuan sebelumnya, isu local atau global, dan memilih atau menentukan
moda.
Sesuai dengan hasil analisis kedua RPP, hasil observasi juga menunjukkan
bahwa kedua guru belum menggunakan graphic organaizer. Hal tersebut sejalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan kedua guru, di mana
guru pertama mengatakan bahwa penggunaan graphic organaizer tidak selalu
beliau gunakan atau hanya kadang-kadang saja. Sedangkan guru kedua mengatakan
bahwa biasanya beliau menggunakan graphic organaizer namun karena kali ini
dalam menyiapkan desain RPP terburu-buru, menjadikan perencanaan
pembelajarannya kurang maksimal, sehingga graphic organaizer tidak
dimanfaatkan.
graphic organaizer sendiri merupakan salah satu indikator penting strategi
literasi dalam pembelajaran, karena penggunaan graphic organaizer dapat
membantu peserta didik dalam memetakan proses pemahaman mereka terhadap
sebuah bacaan, informasi, atau materi pembelajaran. Selain itu, penggunaan
graphic organaizer juga dapat membantu peserta didik untuk lebih terbiasa
membaca informasi dalam bentuk tabel, diagram, grafik, peta konsep, atau yang
lainnnya.
Sedangkan apabila dilihat dari hasil perhitungan kuesioner persepsi peserta
didik terhadap guru, peserta didik menilai bahwa guru sudah menerapkan
pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi literasi. Hal tersebut dapat dilihat
dari perhitungan perolehan skor kuesioner pada masing-masing peserta didik, di
mana guru pertama memperoleh kriteria sangat baik dari 39 peserta didik dengan
persentase sebesar 81,25 % dan kriteria baik dari 9 peserta didik dengan persentase
sebesar 18,75 %. Kemudian guru kedua memperoleh penilaian dengan kriteria
sangat baik dari 44 peserta didik dengan persentase sebesar 93,61% dan kriteria
baik dari 3 peserta didik dengan persentase sebesar 6,81%. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
menunjukkan bahwa persepsi peserta dididk terhadap guru sesuai dengan hasil
observasi yang dilakukan peneliti terhadap guru, di mana hasil observasi
menunjukkan bahwa kedua guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS
berbasis strategi literasi dengan sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan GLS di SMP Negeri
2 Pakem sudah menyentuh aspek pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran
IPS. Hal tersebut dapat dilihat dari:
1. Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Desain rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh kedua guru sudah
memuat penggunaan strategi literasi, yakni strategi pemahaman wacana atau teks
yang meliputi strategi sebelum membaca, strategi ketika membaca, dan strategi
setelah membaca. Hal itu dapat dilihat dari komponen langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang disusun oleh guru.
Pada desain RPP 1 dan 2, guru sama-sama merencanakan menggunakan strategi
pemahaman wacana atau teks yakni strategi ketika membaca dengan melibatkan
unsur memprediksi topik atau materi yang akan dipelajari. sedangkan pada desain
RPP 2 memuat unsur membuat prediksi dan mengidentifikasi tujuan membaca.
Penggunaan strategi ketika membaca kedua desain RPP juga sama-sama
melibatkan unsur mengidentifikasi informasi yang relevan, membuat pertanyaan
tentang isi teks, dan membuat keterkaitan.
Sedangkan untuk penggunaan strategi setelah membaca kedua desain RPP
pun juga sama-sama melibatkan unsur membuat ringkasan dan mengkonfirmasi,
merevisi atau menolak prediksi. Tetapi berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
pada desain RPP 1 dan 2, guru hanya menggunakan kegiatan mengkonfirmasi saja.
Kemudian, ditemukan pula bahwa kedua desain RPP tersebut belum memuat
penggunaan alat bantu berupa pengatur grafis atau graphic organaizer.
Meskipun kedua desain RPP belum memuat penggunaan alat bantu berupa
pengatur grafis atau graphic organaizer, kedua RPP tersebut tetap dikatakan
memuat penggunaan strategi literasi, sebab keberadaan susunan desain RPP tidak
harus memuat semua unsur-unsur yang ada dalam strategi pemahaman wacana atau
teks dan pemanfaatan alat bantu atau graphic organaizer.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Hasil observasi yang dilakukan pada kedua guru ketika mengajar di kelas VII-
C, VII-D, VIII-A, dan VIII-B menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi literasi, meskipun
pelaksanaannya kurang maksimal. Hal tersebut terlihat dari adanya penggunaan
strategi pemahaman wacana atau teks, penggunaan berbagai jenis moda, pemberian
instruksi yang jelas dan eksplisit, membuat pertanyaan dan respon terhadap
pertanyaan, meringkas isi teks, serta analisis, sintesis dan evaluasi.
Akan tetapi, dalam kegiatan analisis, sintesis, dan evaluasi kedua guru hanya
melaksanaan kegiatan analisis. Hasil wawancara dengan guru pertama
menunjukkan bahwa guru sudah mengajak peserta didik untuk melakukan analisis,
sintesis, dan evaluasi. Kemudian dalam desain RPP 1 juga tertulis bahwa guru
merencanakan kegiatan evaluasi, namun evaluasi yang dilaksanakan lebih
mengarah pada kegiatan assessment. Kemudian berdasarkan hasil wawancara pada
guru kedua, diketahui bahwa guru kedua mengatakan sudah mengajak peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
untuk melakukan kegiatan analisis, sintesis, dan evaluasi melalui refleksi, padahal
refleksi dan evaluasi merupakan dua hal yang jelas berbeda.
Kegiatan evaluasi yang direncanakan dan dilaksanakan oleh kedua guru tentu
tidak sesuai dengan evaluasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam strategi literasi
dalam pembelajaran. Kegiatan evaluasi yang dimaksud oleh strategi literasi dalam
pembelajaran adalah kegiatan membuat opini serta, membuat penilaian langsung
terhadap isi teks ataupun materi pembelajaran.
Hasil observasi juga menunjukkan bahwa kedua guru belum menggunakan
graphic organaizer, berdasarkan hasil wawancara dengan guru pertama, beliau
mengungkapkan bahwa penggunaan graphic organaizer tidak selalu digunakan,
hanya kadang-kadang. Sedangkan guru kedua mengatakan bahwa biasanya beliau
menggunakan graphic organaizer namun karena kali ini dalam menyiapkan desain
RPP terburu-buru, sehingga perencanaan pembelajarannya menjadi kurang
maksimal sehingga penggunaan graphic organaizer tidak dimanfaatkan.
Sedangkan apabila dilihat dari persepsi peserta didik terhadap guru, peserta
didik menilai bahwa kedua guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan strategi literasi dengan sangat baik tentu hal tersebut sesuai atau
sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti.
B. Keterbatasan Penelitian
Selama menulis skripsi ini, peneliti menemukan beberapa keterbatasan
penelitian sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan terbatas pada analisis implementasi GLS sebagai
strategi pembelajaran dalam mata pelajaran IPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada guru mata pelajaran IPS yang mengajar di
kelas VII-C, VII-D, VIII-A, dan VIII-B. Penelitian ini juga hanya dilaksanakan
pada peserta didik kelas VII-C, VII-D, VIII-A, dan VIII-B.
3. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada observasi tentang
frekuensi dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mengarah pada
penggunaan strategi literasi yang dilaksanakan oleh guru. Sedangkan instrumen
untuk mengukur kemampuan atau keterampilan literasi peserta didik tidak
disusun dalam penelitian ini.
4. Terbatasnya desain RPP yang diberikan, yakni hanya desain RPP untuk 1 kali
pertemuan sehingga peneliti tidak bisa menganalisis keseluruhan RPP yang ada
5. Penelitian tentang strategi literasi dalam pembelajaran masih sangat sedikit,
sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam memperoleh buku atau jurnal
tentang strategi literasi dalam pembelajaran.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru mata pelajaran IPS
Berdasarkan hasil analisis pada kedua desain RPP dan observasi yang dilakukan
oleh peneliti, guru terlihat sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
mengarah pada strategi literasi. Akan tetapi, kemampuan guru dalam menyusun
desain RPP dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan strategi literasi perlu
ditingkatkan agar strategi literasi di dalam pembelajaran menjadi lebih maksimal.
Untuk meningkatkan kemampuan dalam menyusun desain rencana pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan strategi
literasi guru bisa mengikuti pelatihan atau workshop tentang literasi.
Mengingat masih ada beberapa strategi literasi yakni strategi memahami
wacana atau teks yang belum digunakan atau dimanfaatkan oleh kedua guru, seperti
membuat inferensi, mengidentifikasi kata-kata sulit, mengevaluasi teks, dan lain
sebagainya. Selain itu, terdapat dua indikator strategi literasi dalam pembelajaran
yang sama-sama belum dimanfaatkan oleh guru, yakni adalah pemanfaatan
pengatur grafis atau graphic organaizer, kegiatan membuat sintesis dan
mengevaluasi teks.
2. Peneliti Selanjutnya
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama dengan
penelitian ini disarankan untuk meneliti sampai ke tahap penilaian pembelajaran
serta disarankan pula untuk meneliti tentang kemampuan atau keterampilan
literasi peserta didik. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan juga untuk
melakukan penelitian di jenjang pendidikan lainnya misalnya di SMA/K.
2. GLS memiliki tiga tahap pelaksanaan yakni pembiasaan, pengembangan, dan
pembelajaran di mana pada ketiga tahap tersebut memiliki pelaksanaan yang
berbeda-beda. Dan dalam penelitian ini hanya dilakukan pada tahap
pembelajaran saja, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk
melakukan penelitian pada ketiga tahap tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
DAFTAR PUSTAKA
Qomariyah U’um. 2017. Penguatan Literasi dan Implementasi Pembelajarannya
Bagi Siswa Sekolah Dasar. Makalah disampaikan dalam Seminar
Internasional PIBSI (Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia) pada
7-8 November 2017 di Universitas Diponegoro, Semarang.
Kristantari Rini, dkk. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Literasi Sebagai
Budaya Sekolah Terhadap Penguasaan Kompetensi Pengetahuan IPS
Siswa Kelas V. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD. Vol: 5 No: 2 Tahun 2017.
Wiedarti Pangesti. 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Laksono, dkk. 2018. Strategi Literasi dalam Pembelajaran Di Sekolah Menengan
Pertama. Jakarta: Satgas GLS Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Setyana Mujiatin. Peran Guru dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial
Siswa Mata Pelajaran IPS di SMK. Jurnal Pendidikan Humaniora. Vol. 2.
Maret 2014, 84-88.
Andina Elga. Pentingnya Literasi Bagi Peningkatan Kualitas Muda. Kajian
Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis. Vol. IX,
No.21/I/Puslit/November/2017.
Retnaningdyah Pratiwi, dkk. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah
Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan . Jakarta: Kencana
Ainurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sorotdaerah.net, ‘Perlunya Anak Menguasai Kecakapan Literasi di Abad 21’,
https://sorotdaerah.com/uncategorized/perlunya-anak-menguasai-
kecakapan-literasi-di-abad-21/ (diakses 8 Maret 2018).
Suyono. 2007. Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis Literasi: Analisis
Konteks, Prinsip, dan Wujud Alternatif Strategi Implementasinya di
Sekolah. Sastra Indonesia Fak. Sastra Universitas Negeri Malang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Priyatni Tri Endah. Strategi Literasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
Laksono, dkk. 2016. Manual Pendukung Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
di SMP. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Laksono, dkk. 2017. Materi Umum Literasi dalam Pembelajaran. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Laksono, dkk. 2017. Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Kejuruan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rahmasari Septarini Brigitta dan Siwi Rengganis. Penggunaan Graphic
Organaizer dalam Telaah Kemampuan Membaca Mahasiswa Semester
II IKIP PGRI Madiun. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
UNIMPA.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
Bandung: Alfabeta.
Subandiyah Heny. 2016. Pembelajaran Literasi Dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia. Universitas Negeri Surabaya.
Salinan Lampiran Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan dan Menengah 2016. Jakarta: Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Salinan Lampiran Permendikbud No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah 2014. Jakarta: Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Al Fajri, Taufiq Akbar. 2018. Pentingnya Penggunaan Pendekatan Multimodal
Dalam Pembelajaran. Vol. 2, No. 1, 2018.
Yunarti Tina. 2009. Fungsi dan Pentingnya Pertanyaan Dalam Pembelajaran.
ISBN : 978-979-16335-3-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
LAMPIRAN 1
(Desain RPP Kelas VII)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 2 Pakem
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : VII/Satu
Materi Pokok : Pemahaman Lokasi Melalui Peta
Alokasi Waktu : 1x pertemuan (2JP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri,
peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam
ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD Indikator
3.1.Memahami konsep
ruang (lokasi, distribusi,
poaspek keruangan dan
konektivitas antarruang
dan waktu dalam
lingkup regional serta
perubahan dan
keberlanjutan kehidupan
manusia (ekonomi,
sosial, budaya,
pendidikan, dan politik).
3.1.1 Menjelaskan pengertian lokasi
3.1.2 Menjelaskan pengertian peta
3.1.3 Mendeskripsikan syarat-syarat
proyeksi peta
3.1.4 Mendeskripsikan unsur-unsur peta
3.1.5 Membedakan jenis-jenis peta
berdasarkan isinya dan skalanya
3.1.6 Mendeskripsikan bentuk peta
3.1.7 Mendeskripsikan manfaat peta
1.1.Menyajikan hasil
pengamatan tentang
hasil-hasil
kebudayaan dan
fikiran masyarakat
Indonesia pada
4.1.1 kemampuan mempresentasikan atau
mengkomunikasikan hasil
diskusinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
zaman praaksara,
zaman Hindu-
Buddha, dan zaman
Islam dalam aspek
geografis, ekonomi,
budaya dan politik
yang masih hidup
dalam masyarakat
sekarang.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian lokasi
2. Menjelaskan pengertian peta
3. Mendeskripsikan syarat-syarat proyeksi peta
4. Mendeskripsikan unsur-unsur/komponen peta
5. Membedakan jenis-jenis peta berdasarkan isinya dan skalanya
6. Mendeskripsikan bentuk peta
7. Mendeskripsikan manfaat peta
8. kemampuan mempresentasikan atau mengkomunikasikan hasil diskusinya.
D. Materi Pembelajaran 1. Materi pembelajaran regular
Pemahaman Lokasi Melalui Peta
a. Pengertian lokasi
Lokasi merupakan suatu tempat atau letak daerah dimana adanya
keterkaitan suatu objek di muka bumi, letak atau tempat tersebut
dapat dilihat dari garis lintang dan garis bujur.
b. Pengertian peta
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang
diperkecil dengan skala pada suatu bidang datar.
c. Syarat-syarat peta
- Conform, artinya bentuk dipeta harus sama dengan bentuk
sebenarnya
- Ekuidistan, artinya jarak dipeta harus sebanding dengan jarak
yang sebenarnya
- Ekuivalen, artinya luas dipeta harus sebanding dengan luas
sebenarnya
d. Unsur-unsur peta
- Judul peta
Mencerminkan isi dan tipe peta. Biasanya diletakkan di bagian
tengah atas suatu peta.
- Skala peta
Skala adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak
yang sebenarnya. Skala biasanya di letakkan dekat dengan judul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
peta. Skala peta dapat dinyatakan dalam bentuk skala angka,
skala grafis, dan skala tulisan
- Inset
Dalam peta adakalanya terdapat peta yang berukuran lebih kecil
yang berfungsi untuk menjelaskan peta pokok atau
menggambarkan daerah yang dianggap penting.
- Petunjuk arah (orientasi)
Digunakan untuk menunjukkan arah mata angina utara, timur,
selatan dan barat.
- Legenda
Legenda atau keterangan adalah berbagai keterangan dari
symbol-simbol yang digunakan di dalam peta agar pengguna
peta mengerti arti symbol-simbol peta tersebut.
- Garis astronomis
Digunakan untuk menentukan lokasi suatu tempat dengan
melihat letak garis lintang dan garis bujur.
- Garis tepi (border)
Garis tepi sebagai pembatas antara daerah yang digambarkan
dengan daerah sekitarnya.
- Sumber dan tahun pembuatan
Sumber peta untuk mengetahui dari mana sumber peta diperoleh
dan siapa pembuatnya sedangkan tahun pembauatan untuk
mengetahui tahun pengeluaran.
- Symbol
Symbol peta adalah tanda-tanda konvensional pada peta untuk
mewakili keadaan sesungguhnya di lapangan.
e. Jenis-jenis peta berdasarkan isinya dan skalanya
Berdasarkan isinya
1) Peta umum
Peta yang memuat kenampakan permukaan bumi secara umum.
Peta umum dapat dibedakan sebagai berikut:
- Peta dunia, yaitu peta yang berfungsi memberikan informasi
letak dan bentuk wilayah setiap negara didunia
- Peta korografi, yaitu peta yang memberikan gambaran seluruh
atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum dan
berskala kecil.
- Peta topografi, yaitu peta yang memberikan gambaran tentang
permukaan bumi dan reliefnya.
2) Peta Khusus (tematik)
Peta yang menggambarkan berbagai kenampakan yang ada
dipermukaan bumi secara khusus. Misal peta pegunungan lahan.
Peta ini merupakan peta yang khusus menunjukkan persebaran
penggunaan lahan suatu wilayah yang dipetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Berdasarkan Skalanya :
1) Peta kedaster, peta ini mempunyai skala sangat besar antara
1:100 – 1:5000. Peta kedaster ini sangat rinci sehinggan banyak
digunakan untuk keperluan teknis, misal perencanaan jaringan
jalan, jaringan air.
2) Peta skala besar, yaitu peta yang mempunyai skala 1:5000 –
1:250000. Biasanya digunakan untuk pembauatan peta
perencanaan wilayah
3) Peta skala sedang, yaitu peta yang mempunyai skala 1:250000 –
1:500000. Biasanya digunakan untuk menggambarkan daerah
yang agak luas, misal peta provinsi Maluku, peta provinsi
Sulawesi.
4) Peta skala kecil, yaitu peta yang mempunyai skala antara
1:500000 – 1:1000000. Peta skala kecil digunakan untuk
menggambarkan daerah yang relative luas, misal peta negara,
benua bahkan dunia.
5) Peta geografi/dunia, peta ini mempunyai skala lebih kecil dari
1:1000000.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar
angka pembandingnya semakin kecil skala peta.
f. Mendeskripsikan bentuk peta
1) Peta Datar (peta biasa)
Peta yang dibuat dalam suatu bidang datar seperti kertas, kayu,
ataupun triplek. Perbedaan relief permukaan bumi digambarkan
dengan perbedaan symbol warna.
2) Peta timbul
Peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang
sebenarnya
3) Peta digital
Peta yang dibuat dengan program computer yang biasa
ditayangkan dilayar TV.
g. Manfaat/fungsi peta
1) Fungsi peta antara lain untuk mengetahui
- Lokasi atau daerah dipermukaan bumi
- Keadaan sosiografis, fisiografis, dan klimatologis dalam konteks
keruangan dan kewilayahan
- Kedudukan garis lintang dan garis bujur suatu tempat
- Ukuran wilayah suatu tempat
- Potensi ekonomi suatu wilayah, misalnya berbagai barang
tambang, flora fauna.
2. Materi pembelajaran pengayaan
Membuat salah satu peta provinsi yang ada di Indonesia, beserta unsur-
unsur peta.
3. Materi pembelajaran remedial
- Mendeskripsikan unsur-unsur/komponen peta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
- Menyebutkan jenis-jenis peta berdasarkan isinya dan skalanya
- Mendeskripsikan bentuk peta
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran berbasis Saintifik
F. Media dan Bahan 1. Media
a. Laptop
b. LCD
c. Powerpoint
2. Bahan
a. Kertas HVS
b. Spidol
G. Sumber Belajar
- Buku Firmansyah, herlan dan dani ramdani. 2009. Ilmu Pengetahuan
Sosial.
Jakarta: CV. Djatnika
- Kemendikbud. 2016. Buku Siswa IPS Kelas VII SMP/MTs. Jakarta:
Kemendikbud
- file.upi.edu/Direktori/DUAL...DAN.../BBM_2.pdf
- https://geografikoe.files.wordpress.com/.../pengertian-...
-
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)
1. Guru mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti Whiteboard,
spidol marker, kertas lembar presentasi, powerpoint, dan laptop
2. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama peserta didik
3. Guru mengecek kehadiran (presensi) peserta didik
4. Guru memberikan apersepsi dengan mengecek penugasaan kompetensi
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, contoh apa hubungan
antara inetraksi antarruang dengan peta?
5. Guru mengajukan pertanyaan mengenai materi yang akan dipelajari
dengan menggunakan pengetahuan awal peserta didik
Contoh: siapa yang tahu manfaat peta?
6. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai, dan penilaian selama
pembelajaran.
7. Guru menyampaikan secara singkat garis besar materi yang akan
disampaikan selama pembelajaran.
8. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri
atas 4 peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
b. Kegiatan Inti (60 menit)
Tahap
Pembelaj
aran
Saintifik
Langkah-langkah Pembelajaran W
akt
u
Tahap 1
Mengama
ti
Guru menyajikan gambar peta Indonesia dan peserta didik
diminta untuk mengamati peta yang ditampilkan
- Setelah mengamati peta, peserta didik mendiskusikan di
dalam kelompok untuk menulis hal-hal yang ingin mereka
ketahui terkait pengertian lokasi, pengertian peta, syarat-
syarat peta, dan unsur-unsur peta dengan mengisi lembar
kerja peserta didik yang sudah dipersiapkan guru misalnya
pengertian lokasi, pengertian peta.
- Berdasarkan sejumlah hal-hal yang ingin diketahui dari
permasalahan yang teridentifikasi, peserta didik menentukan
satu permasalahan yang penting sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
5’
Tahap 2
Menanya
- Peserta didik merumuskan pertanyaan dari hal-hal yang
ingin diketahui yang telah ditentukan terkait pengamatan
gambar pengaruh interaksi antarruang terhadap kehidupan
manusia, contoh apa pengertian lokasi? apa pengertian peta?
- Perwakilan dari masing-masing kelompok menulis
pertanyaan dari dari hal-hal yang ingin diketahui
- Peserta didik diajak untuk menyeleksi pertanyaan apakah
hal-hal yang ingin diketahui sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
5’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
- Jika hal-hal yang ingin diketahui belum semuanya
mencakup tujuan pembelajaran, maka guru dapat
menambahkan hal-hal yang terkait dengan tujuan
pembelajaran kedalam rumusan pertanyaan.
Tahap 3
Mengump
ulkan
informasi
Peserta didik melalui diskusi kelompok mengumpulkan
informasi/data untuk menjawab pertanyaan yang telah
dirumuskan dari berbagai sumber terutama membaca buku
siswa Kemendikbud. 2016. Buku Siswa IPS Kelas VII
SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud Hal 7-14, dan LKS Tim
Kurniawan Jaya Mandiri. 2016. IPS Terpadu untuk SMP/MTs.
Yogyakarta: UD. Kurniawan Jaya Mandiri Klaten. Hal 8-11.
7'
Tahap 4
Mengasos
iasi
Peserta didik mengolah informasi yang telah dikumpulkan dari
hasil membaca buku siswa Kemendikbud. 2016. Buku Siswa
IPS Kelas VII SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud Hal 7-14 , dan
LKS Tim Kurniawan Jaya Mandiri. 2016. IPS Terpadu untuk
SMP/MTs. Yogyakarta: UD. Kurniawan Jaya Mandiri Klaten.
Hal 8-11.
23’
20’ Tahap 5
Mengkom
unikasika
n
- Peserta didik didalam kelompok diminta mempresentaskan
hasil simpulan dari jawaban atas pertanyaan yang telah
dirumuskan
- Kelompok lain diminta memberi tanggapan atas hasil
simpulan kelompok yang presentasi
- Peserta didik bersama guru mengambil simpulan atas
jawaban dari pertanyaan.
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan mengenai materi yang
sudah dipelajari
b. Guru melakukan penilaian kegiatan pembelajaran dengan memberikan
evaluasi kepada siswa untuk mengukur sejauh mana materi yang
dipelajari diterima oleh siswa, dilanjutkan dengan kegiatan refleksi
c. Tindak lanjut rencana remidi dan pengayaan
d. Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan pada
pertemuan berikutnya, yaitu letak dan luas indonesia
e. Guru menutup kegiatan pembelajaran yang diakhiri dengan doa bersama
dan salam.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap (spiritual dan sosial)
Observasi (jurnal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
b. Pengetahuan
Tes tertulis dalam bentuk Uraian
c. Keterampilan
Kinerja
2. Instrument penilaian
a. Sikap
Lembar observasi dalam bentuk jurnal (terlampir)
b. Pengetahuan
Daftar pertanyaan (terlampir)
c. Keterampilan
Lembar penilaian diskusi dan presentasi (terlampir)
3. Pembelajaran pengayaan
Membuat salah satu peta provinsi yang ada di Indonesia, beserta unsur-
unsur peta.
4. Pembelajaran remedial
Pembelajaran remedial dengan pemanfaatan tutor sebaya melalui belajar
kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru terkait materi
pemahaman lokasi melalui peta
Yogyakarta, 20 Juli 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Tri WoroSetyaningsih, M.Pd. Drs. Priyanto
NIP. 19171051119977032001 NIP. 196706221998031005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
J. Penilaian perkembangan sikap Spiritual dan Sosial siswa dalam bentuk
jurnal
Jurnal Perkembangan Sikap
Nama sekolah :
Kelas/Semester : VII/Semester I
Tahun Pelajaran : 2018/2019
No. Waktu Nama
Siswa
Catatan
Perilaku
Butir
Sikap
Keterangan
1
2
3
4
5 Dst
K. Penilaian Pengetahuan
a. Kisi-Kisi Soal
KD Materi Indikator Bentuk
Soal
Jumlah
soal
3.1
Memahami
konsep ruang
(lokasi,
distribusi,
aspek
keruangan
dan
konektivitas
antarruang
dan waktu
dalam
lingkup
regional serta
perubahan
dan
keberlanjutan
kehidupan
manusia
(ekonomi,
sosial,
budaya,
pendidikan,
dan politik).
1. Pengertian peta
2. Syarat-syarat
proyeksi peta
3. Unsur-
unsur/komponen
peta
4. Jenis-jenis peta
berdasarkan
isinya dan
skalanya
Peserta didik
dapat
menyebutkan
pengertian peta
Peserta didik
dapat
menyebutkan dan
mendeskripsikan
syarat-syarat
proyeksi peta
Peserta didik
dapat
mendeskripsikan
unsur-
unsur/komponen
peta
Peserta didik
dapat
membedakan
jenis peta
Uraian 1
1
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
5. Manfaat/fungsi
peta
berdasarkan isi
dan skalanya
Peserta didik
dapat
mendeskripsikan
fungsi dari peta
b. Daftar Pertanyaan
1. Apa pengertian peta?
2. Sebut dan jelaskan syarat-syarat proyeksi peta!
3. Sebutkan unsur-unsur/komponen peta!
4. Sebutkan jenis-jenis peta berdasarkan isi dan skalanya!
5. Sebutkan fungsi dari peta!
c. Kunci Jawaban
1. Pengertian peta
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil
dengan skala pada suatu bidang datar.
2. Syarat-syarat peta
a. Conform, artinya bentuk dipeta harus sama dengan bentuk
sebenarnya
b. Ekuidistan, artinya jarak dipeta harus sebanding dengan jarak yang
sebenarnya
c. Ekuivalen, artinya luas dipeta harus sebanding dengan luas
sebenarnya
3. Unsur-unsur peta
a. Judul peta
b. Skala peta
c. Inset
d. Petunjuk arah (orientasi)
e. Legenda
f. Garis astronomis
g. Garis tepi (border)
h. Sumber dan tahun pembuatan
i. simbol
4. Jenis-jenis peta berdasarkan isi dan skalanya!
a. Berdasarkan jenisnya
- Peta umum
- Peta Thematik (khusus)
b. Berdasarkan skalanya
- Peta kadaster/teknik
- Peta skala besar
- Peta skala sedang
- Peta skala kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
- Peta geografi/dunia
5. Fungsi peta
a. Lokasi atau daerah dipermukaan bumi
b. Keadaan sosiografis, fisiografis, dan klimatologis dalam konteks
keruangan dan kewilayahan
c. Kedudukan garis lintang dan garis bujur suatu tempat
d. Ukuran wilayah suatu tempat
e. Potensi ekonomi suatu wilayah, misalnya berbagai barang tambang,
flora fauna.
L. Penilaian Keterampilan
Rubrik Penilaian Keterampilan (diskusi)
No
.
Nama
Pesert
a
Didik
Pemaham
an Materi
Kemampuan
Mengemukak
an Pendapat
Berkontrib
usi
Kemampu
an
Menerima
Pendapat
teman
Jumla
h
Nilai
1-4 1-4 1-4 1-4
1
2
3
4
5
Ds
t
Keterangan:
1) Skor rentang antara 1-4
1 = kurang
2 = cukup
3 =baik
4 = amat baik
2) Nilai = jumlah skor/4
Indicator
1) Pemahaman materi
Kemampuan peserta didik dalam menggunakan kepandaiannya untuk
memahami materi yang akan didiskusikan.
2) Kemampuan mengemukakan pendapat
Menunjukkan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan
argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya.
3) Berkontribusi
Kemampuan peserta didik untuk ikut serta dalam diskusi atau membahas
masalah-masalah yang ingin diselesaikan.
4) Kemampuan menerima pendapat teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kemampuan peserta didik dalam menerima pendapat teman yaitu tidak
memotong pembicaraan teman yang sedang mengutarakan pendapatnya.
Rubrik Penilaian Keterampilan (Presentasi)
No
.
Nama
Pesert
a
Didik
Kemampu
an
Presentasi
Kemampuan
Berargumenta
si
Kemampu
an
Menjawab
Penguasaa
n Materi
Jumla
h
Nilai
1-4 1-4 1-4 1-4
1
2
3
Keterangan:
1) Skor rentang antara 1-4
1 = kurang
2 = cukup
3 =baik
4 = amat baik
2) Nilai = jumlah skor/4
Indikator
1) Presentasi
Menunjukkan pada kemampuan peserta didik untuk menyajikan hasil
temuannya mulai dari kegiatan mengamati, menanya, uji coba (mencoba),
dan mengasosiasi sampai pada kesimpulan.
2) Kemampuan berargumentasi
Menunjukkan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan argumentasi
logis ketika ada pihak yang bertanya.
3) Kemampuan menjawab
Kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan atau menyampaikna ide
atau gagasan dengan Bahasa lisan yang efektif
4) Penguasaan materi
Kemampuan peserta didik dalam menggunakan pengetahuan/kepandaiannya
untuk menyampaikan isi dari hasil diskusi dalam kelompok.
M. Penilaian Pengayaan
KD Materi Indikator Bentuk
Penilaian
3.1 Memahami
konsep ruang
(lokasi,
distribusi,
aspek
Pemahaman
lokasi melalui
peta
Peserta didik dapat
membuat salah satu
peta provinsi yang ada
di Indonesia, beserta
unsur-unsur peta.
Penugasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
keruangan dan
konektivitas
antarruang dan
waktu dalam
lingkup
regional serta
perubahan dan
keberlanjutan
kehidupan
manusia
(ekonomi,
sosial, budaya,
pendidikan,
dan politik).
Tugas
Buatlah salah satu peta provinsi yang ada di Indonesia, beserta unsur-unsur peta.
Penilaian pembuatan peta
No Nama
Peserta
Didik
Aspek yang dinilai dan rentang
nilai
Jumlah
Skor
Nilai
1 2 3 4
1-5 1-5 1-5 1-5
Aspek yang dinilai:
1. ketepatan pengumpulan : 5
2. produk (berupa peta) : 5
3. kemampuan menggambar peta : 5
4. kerapihan : 5
20
Jumlah skor 20 x 5 = 100
Keterangan:
a. Ketepatan
Menunjukkan pada kemampuan peserta didik untuk mengumpulkan
hasil kerja dengan tepat waktu sesuai yang ditetapkan guru
b. Produk (berupa peta)
Kemampuan peserta didik dalam menghasilkan produk gambar
peta yang baik dan memenuhi unsur-unsur peta
c. Kemampuan menggambar peta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Menunjukkan kemampuan siswa dalam membuat peta secara
lengkap yang disertai dengan unsur-unsur peta
d. Kerapiha
e. Menunjukkan kemampuan peserta didik mengerjakan tugas yang
diberikan dengan kerapihan
N. Penilaian Remedial
KD Materi Indikator Bentuk
Penilaian
3.1 Memahami
konsep ruang
(lokasi,
distribusi, aspek
keruangan dan
konektivitas
antarruang dan
waktu dalam
lingkup regional
serta perubahan
dan
keberlanjutan
kehidupan
manusia
(ekonomi,
sosial, budaya,
pendidikan, dan
politik).
Pemahaman
lokasi
melalui peta
- Peserta didik dapat
mendeskripsikan unsur-
unsur/komponen peta
- Peserta didik dapat
membedakan jenis-jenis
peta berdasarkan isinya dan
skalanya
- Peserta didik dapat
mendeskripsikan bentuk
peta
Soal
uraian
Soal Remidi
1) Deskripsikan unsur-unsur/komponen peta!
2) Sebutkan perbedaan jenis-jenis peta berdasarkan isinya dan skalanya!
3) Deskripsikan bentuk-bentuk peta!
Kunci Jawaban:
1) Unsur-unsur peta
- Judul peta
Mencerminkan isi dan tipe peta. Biasanya diletakkan di bagian tengah
atas suatu peta.
- Skala peta
Skala adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang
sebenarnya. Skala biasanya di letakkan dekat dengan judul peta. Skala
peta dapat dinyatakan dalam bentuk skala angka, skala grafis, dan
skala tulisan
- Inset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Dalam peta adakalanya terdapat peta yang berukuran lebih kecil yang
berfungsi untuk menjelaskan peta pokok atau menggambarkan daerah
yang dianggap penting.
- Petunjuk arah (orientasi)
Digunakan untuk menunjukkan arah mata angina utara, timur, selatan
dan barat.
- Legenda
Legenda atau keterangan adalah berbagai keterangan dari symbol-
simbol yang digunakan di dalam peta agar pengguna peta mengerti arti
symbol-simbol peta tersebut.
- Garis astronomis
Digunakan untuk menentukan lokasi suatu tempat dengan melihat
letak garis lintang dan garis bujur.
- Garis tepi (border)
Garis tepi sebagai pembatas antara daerah yang digambarkan dengan
daerah sekitarnya.
- Sumber dan tahun pembuatan
Sumber peta untuk mengetahui dari mana sumber peta diperoleh dan
siapa pembuatnya sedangkan tahun pembauatan untuk mengetahui
tahun pengeluaran.
- Symbol
Symbol peta adalah tanda-tanda konvensional pada peta untuk
mewakili keadaan sesungguhnya di lapangan.
2) Jenis-jenis peta berdasarkan isinya dan skalanya
Berdasarkan isinya
1. Peta umum
Peta yang memuat kenampakan permukaan bumi secara umum. Peta
umum dapat dibedakan sebagai berikut:
- Peta dunia, yaitu peta yang berfungsi memberikan informasi
letak dan bentuk wilayah setiap negara didunia
- Peta korografi, yaitu peta yang memberikan gambaran seluruh
atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum dan
berskala kecil.
- Peta topografi, yaitu peta yang memberikan gambaran tentang
permukaan bumi dan reliefnya.
2. Peta Khusus (tematik)
Peta yang menggambarkan berbagai kenampakan yang ada
dipermukaan bumi secara khusus. Misal peta pegunungan lahan. Peta
ini merupakan peta yang khusus menunjukkan persebaran penggunaan
lahan suatu wilayah yang dipetakan.
Berdasarkan Skalanya
a) Peta kedaster, peta ini mempunyai skala sangat besar antara 1:100
– 1:5000. Peta kedaster ini sangat rinci sehinggan banyak
digunakan untuk keperluan teknis, misal perencanaan jaringan
jalan, jaringan air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
b) Peta skala besar, yaitu peta yang mempunyai skala 1:5000 –
1:250000. Biasanya digunakan untuk pembauatan peta
perencanaan wilayah
c) Peta skala sedang, yaitu peta yang mempunyai skala 1:250000 –
1:500000. Biasanya digunakan untuk menggambarkan daerah
yang agak luas, misal peta provinsi Maluku, peta provinsi
Sulawesi.
d) Peta skala kecil, yaitu peta yang mempunyai skala antara 1:500000
– 1:1000000. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan
daerah yang relative luas, misal peta negara, benua bahkan dunia.
e) Peta geografi/dunia, peta ini mempunyai skala lebih kecil dari
1:1000000.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin besar angka
pembandingnya semakin kecil skala peta.
3) Mendeskripsikan bentuk peta
a) Peta Datar (peta biasa)
Peta yang dibuat dalam suatu bidang datar seperti kertas, kayu, ataupun
triplek. Perbedaan relief permukaan bumi digambarkan dengan
perbedaan symbol warna.
b) Peta timbul
Peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya
c) Peta digital
Peta yang dibuat dengan program computer yang biasa ditayangkan
dilayar TV.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Petunjuk
1. Tentukan Ketua Kelompok.
2. Baca petunjuk dan penjelasan dengan cermat.
Kegiatan Mengamati
Amatilah gambar peta Indonesia dengan cermat.
Penjelasan
Peta tersebut menggambarkan letak wilayah atau daerah dimana kita
tinggal. Memahami lokasi melalui peta sangat diperlukan, misal untuk mengetahui
tempat atau daerah lain.
Tulis hal-hal yang ingin kalian ketahui dari pengamatan peta Indonesia terkait
dengan pengetian lokasi, pengertian peta, syarat-syarat proyeksi, jenis-jenis peta,
bentuk peta, dan pemanfaatan peta.
Contoh: pengertian lokasi, pengertian peta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Kegiatan Menanya
Rumuskan hal-hal yang ingin kalian ketahui dalam bentuk pertanyaan
Contoh: apa pengertian lokasi? Apa pengertian peta?
Jawab:.....................................................................................................
Kegiatan Mengumpulkan Informasi
Untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan bersama, cari informasi dari
berbagai sumber seperti buku paket SMP, LKS.
Kegiatan Mengolah Informasi
Informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber kemudian diolah untuk
menentukan suatu kesimpulan
Kegiatan Mengkomunikasikan Hasil
Presentasikan hasil kesimpulan dari jawaban pertanyaan yang dirumuskan di
depan kelas.
EVALUASI MATERI PEMAHAMAN LOKASI MELALUI PETA
Nama :
No. absen :
Kelas :
Kerjakan dengan singkat dan jelas pertanyaan dibawah ini!
1. Apa pengertian peta?
2. Sebut dan jelaskan syarat-syarat proyeksi peta!
3. Sebutkan unsur-unsur/komponen peta!
4. Sebutkan jenis-jenis peta berdasarkan isi dan skalanya!
5. Sebutkan fungsi dari peta!
Jawaban:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN 2
(Desain RPP Kelas VIII)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
B KOMPETENSI DASAR INDICATOR
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
( IPK )
.3.1.Memahami perubahan keruangan dan interaksi
antarruang di Indonesia dan negara-negara ASEAN yang diakibatkan oleh faktor alam dan manusia (teknologi, ekonomi, pemanfaatan lahan, politik) dan pengaruhnya terhadap keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik.
3.1.1. Mendeskripsikan
pengertian letak
geografis ASEAN
3.1.2. Menjelaskan letak
geografis Negara-negara
ASEAN
3.1.3 mengdeskripsikan
dampak positif dan
negatifdari letak
geografisASEAN
3.1.4 menjelaskan langkah-
langkah mengurangi
dampak negatif dari letak
geografis ASEAN
3.1.5 Menganalisa pengaruh
kondisi geografis
ASEAN terhdap aktivitas
Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 2 PAKEM
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Materi Pokok : Mengenal Negara ASEAN
Sub Materi : Kondisi Geografis Negara ASEAN
Kelas/ Semester VIII/Ganjil
Alokasi Waktu : 1 X pertemuan @ 2 X40’
A. KOMPETENSI INTI
KI. 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI. 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI.4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranahkonkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
penduduk(ekonomi,
sosial budaya,politik)
4.1.Menyajikan hasil telaah tentang perubahan keruangan dan interaksi antarruang di Indonesia dan negara-negara ASEAN yang diakibatkan oleh faktor alam dan manusia (teknologi, ekonomi, pemanfaatan lahan, politik) dan pengaruhnya terhadap keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik.
4.1.1 menyajikan laporan hasil
diskusi dalam bentuk
laporan lisan dan tertulis
4.1.2 mempresentasikan
laporan hasil diskus
tentang Asia Tenggara
Fokus Penguatan Karakter : Disiplin, Peduli, dan Percaya diri .
C
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses pembelajaran discoveri/inquiri learning dengan baik, peserta
didik dapat : 1. Mendeskripsikan pengertian letak geografis ASEAN
2. Menjelaskan letak geografis Negara-negara ASEAN
3. mengdeskripsikan dampak positif dan negatif dari letak geografisASEAN
4. menjelaskan langkah-langkah mengurangi dampak negatif dari letak geografis
ASEAN
5. Menganalisa pengaruh kondisi geografis ASEAN terhdap aktivitas
penduduk(ekonomi, sosial budaya, politik)
6. membuat laporan hasil diskusi dalam bentuk laporan lisan dan tertulis
7. mempresentasikan laporan hasil diskus tentang Asia Tenggara
8. Bersikap Disiplin, Peduli, dan Percaya diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
D. MATERI PEMBELAJARAN.
Materi Reguler
Fakta.
Letak Negara – negara di Asia Tenggara
Letak geografis negara – negara Asia Tenggara berada di daerah 3
parairan.
Samudera Hindia dan Teluk Benggala di bagian barat
Laut China Selatan di sebelah Utara
Samudera Pasifik di bagian timur.
Konsep
Pengertian letak geografis ASEAN
Prinsip
ASEAN terletak di daerah iklim tropis
Mata pencaharian penduduk Asia Tenggara rata – rata petani
Prosedur
Langkah-langkah mengurangi dampak negatif letak geografis ASEAN
Metakognitif
pengaruh kondisi geografis ASEAN terhdap aktivitas penduduk(ekonomi, sosial
budaya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Materi Pengayaan
Kerjasama ASEAN
Materi Remidial
langkah-langkah mengurangi dampak negatif dari letak geografis ASEAN
mengdeskripsikan pengaruh negatif dari letak geografisASEAN
E. PENDEKATAN DAN METODE
Pembelajaran dengan Discoveri/Inquiry learning
F MEDIA DAN BAHAN
Media : PetaAsia Tenggara, Peta Dunia dan Globe
Alat : Komputer/Notebook, LCD, PPT
G SUMBER BELAJAR
1. Buku IPS Kelas VIII Semester 1; penerbit : kemendikbud RI tahun 2017
2. Video Pembelajaran tentang Asia Tenggara
3. Worksheet ( lembar bahan ajar ), Buku referensi pendamping siswa Lamp
1
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara
5. Sumber lain yang relevan
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah-langkah Dalam Pembelajaran Waktu
A.
Awal
1. Peserta didik mengucapkan salam khas sekolah.
2. Peserta didik berdoa dipimpin oleh guru untuk memulai
pelajaran.
3. Peserta didik menyiapkan kondisi psikis dan fisik untuk siap
belajar.
4. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan lisan guru
mengecek penguasaan kompetensi yang dipelajari
sebelumnya (kondisi geografis indonesia)
5. Peserta didik menyebutkan butir-butir pokok kompetensi
yang dipelajari sebelumnya dengan fasilitasi guru.
6. Peserta didik melihat video negara ASEAN dan mengkaitkan
dengan kehidupan.
7. Peserta didik memprediksi materi yang akan dipelajari
10’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
8. Peserta didik menyampaikan hal yang diketahuinya tentang
ASEAN
9. Peserta didik menyimak guru menyampaikan garis besar
cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
10. Peserta didik menyimak guru menyampaikan lingkup
penilaian, dan teknik penilaian yang akan digunakan.
B. Inti
Tahap 1 Merumuskan pertanyaan
1. Peserta didik membentuk kelompok-kelompok
beranggotakan 4 (empat) orang.
2. Peserta didik untuk mengamati peta letak negara ASEAN.
3. Peserta didik berdiskusi dan menuliskan hal-hal yang ingin
diketahui atau masalah-masalah yang relevan dengan
tujuan pembelajaran, misalnya pengertian kondidi
geografis ASEAN, dampak positif dan negatif kondisi
geografis ASEAN, langkah-langkah mengurangi dampak
positif dan negatif kondisi geografis ASEAN, dan pengaruh
kondisi geografis ASEAN terhadap aktivitas penduduk
4. Peserta didik merumuskan pertanyaan-pertanyaan terkait
dengan kondisi geologis wilayah Indonesia, misalnya:
Bagaimana kondisi geografis ASEAN?
60’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Apa dampak positif dan negatif kondisi geografis
ASEAN?
Bagaimana langkah-langkah mengurangi dampak
negatif kondisi geografis ASEAN?
Apa pengaruh kondisi geografis ASEAN terhadap
aktivitas penduduk?
5. Peserta didik mengidentifikasi dan menganalisis pertanyaan
atau masalah-masalah esensial sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dengan fasilitasi guru.
Tahap 2 Merencanakan prosedur pengumpulan dan
analisis data
Dengan bantuan guru peserta didik merencanakan prosedur
pengumpulan data, misalnya dengan cara:
1. Membaca peta ASEAN
2. Membaca buku materi/ sumber belajar lain tentang kondisi
geografis ASEAN untuk memperoleh data yang lebih
lengkap
3. Mencatat data/informasi yang diperoleh
4. Memilah-milah/menggunakan data/informasi untuk
menjawab pertanyaan
Tahap 3 Mengumpulkan dan menganalisis data
1. Peserta didik mengumpulkan informasi berdasarkan
prosedur yang sudah direncanakan untuk menjawab
masalah-masalah yang dirumuskan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2. Peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka
dengan data/ informasi yang diperoleh dengan fasilitasi
guru.
Tahap 4 Menarik simpulan
1. Peserta didik merumuskan kesimpulan.
2. Peserta didik menyiapkan bahan presentasi kesimpulan
dalam bentuk verbal dan visual.
3. Peserta didik menyajikan hasil kerja kelompoknya
4. Peserta didik menanggapi kesimpulan yang disajikan
kelompok lain.
5. Peserta didik menyimak umpan balik guru (untuk
meluruskan, memperkuat, dan memperkaya penguasaan
kompetensi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Tahap 5 Penerapan dan tindak lanjut
1. Peserta didik mendiskusikan penerapan
pengetahuan/keterampilan yang baru saja diperolehnya
untuk mengatasi masalah kehidupan sehari-hari misalnya:
a. Apa yang perlu dilakukan agar tidak terkena dampak
negatif dari kondisi ASEAN?
b. Apa saja yang perlu dipersiapkan?
c. bagaimana kesiapan masyarakat indonesia dalam
menghadapi perdagangan bebas ASEAN?
2. Peserta didik merumuskan pertanyaan-pertanyaan lanjutan
terkait untuk dicari jawabannya.
C. Pe
nut
up
1. Peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai
kondisi geografis ASEAN dengan fasilitasi guru.
2. Peserta didik bersama-sama guru melakukan refleksi
kegiatan pembelajaran dengan memberi pertanyaan
3. Peserta didik menyimak guru yang menyampaikan
penugasan individu, yaitu membuat gambar peta ASIA
Tenggara.
4. Peserta didik menyimak penjelasan guru menyampaikan
sub-sub materi yang dipelajari berikutnya, yaitu letak
koordinat ASEAN.
2. Peserta didik bersama guru berdoa mengakhiri pelajaran.
10’
I. Penilaian
1. Sikap (spiritual dan sosial)
Sikap Spiritual
No. Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
Observa
si
Jurnal
Lihat lampiran
Saat
pembelajaran
berlangsung
Penilaian
untuk dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment
for and of
learning)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
2. Sikap Sosial
No. Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
Observasi Jurnal Lihat
lampiran
Saat
pembelajaran
berlangsung
Penilaian untuk dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment for and
of learning)
3. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
Penugasan tugas tertulis
berbentuk
esei.
Negara mana
saja yang
termasuk
negara
ASEAN?
Saat
pembelajaran
berlangsung
Penilaian
untuk
pembelajaran
(assessment
for learning)
4.Keterampilan
No. Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh Butir
Instrumen
Waktu
Pelaksanaan
Keterangan
Praktik Tugas
(keterampilan)
Menyajikan
laporan hasil
diskusi dan
mempresentas
ikan hasil
diskusi
Saat
pembelajaran
berlangsung
assessment for
learning
Praktik Tugas
(keterampilan)
Membuat peta
Asia Tenggara
Indonesia
Saat
pembelajaran
setelah usai
assessment of
learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
3. Pembelajaran Pengayaan
Mencari artikel dimajalah, surat kabar, dan internet terkait kerjasama
ASEAN
4. Pembelajaran Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial dengan pemanfaatan tutor sebaya melalui
belajar kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru terkait
materi kondisi geografis ASEAN yang belum tuntas.
Pakem, 2 Agustus 2018
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Tri Worosetyaningsin, M.Pd.
NIP. 197105111997032001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran
1. Penilaian perkembangan sikap Spiritual dan Sosial siswa dalam bentuk
Jurnal
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP SPIRITUAL
Nama Sekolah :………………………
Kelas/Semester : VIII/Semester 1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
N0 WAK
TU
NAMA
SISWA
CATATAN
PERILAKU
BUTIR
SIKAP
TTD KETERANGAN/
TINDAK
LANJUT
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP SOSIAL
Nama Sekolah :………………………
Kelas/Semester : VIII/Semester 1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
N0 WAKTU NAMA
SISWA
CATATAN
PERILAKU
BUTIR
SIKAP
TTD KETERANGAN/
TINDAK
LANJUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
2. Penilaian Pengetahuan
Tertulis
a. Kisi – Kisi Soal
1. Nama Sekolah : SMP ...........
Kelas/Semester : VIII/Semester I
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Mata Pelajaran : IPS
KD Materi Indikator Bentuk
Soal Jumlah
Soal
3.1.Memahami perubahan keruangan dan interaksi antarruang di Indonesia dan negara-negara ASEAN yang diakibatkan oleh faktor alam dan manusia (teknologi, ekonomi, pemanfaatan lahan, politik) dan pengaruhnya terhadap keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik.
1. pengertian
letak
geografis
Asia
Tenggara
2. letak
geografis
ASEAN
3. Dampak
positif dan
Negatif
letak
geografis
Negara
ASEAN
4. langkah-
langkah
menguran
gi dampak
negatif
kondisi
geografis
ASEAN
5. Pengaruh
Kondisi
Geografis
ASEAN
terhadap
aktivitas
Penduduk
1. Siswa dapat
menjelaskan
pengertian
letak
geografis
ASEAN
2. Siswa dapat
menjelaskan
letak
geografis
ASEAN
3. Siswa dapat
menjelaskan
dampak
positif letak
geografis
ASEAN
4. Siswa dapat
menyebutkan
langkah-
langkah
mengurangi
dampak
negatif
kondisi
geografis
ASEAN
5. Siswa dapat
menjelaskan
pengaruh
kondisi
geografis
Uraian 1
1
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
ASEAN
terhadap
aktivitas
Penduduk.
b. Daftar Pertanyaan
1. Apa pengertian letak geografis ASEAN?
2. jelaskan letak geografis ASEAN!
3. jelaskan dampak positif dari kondisi letak geografis ASEAN!
4. sebutkan langkah-langkah mengurangi dampak negatif kondisi
geografis ASEAN!
5. Bagaimana pengaruh kondisi geografis ASEAN terhadap aktivitas
Penduduk.?
c. Kunci Jawaban
1. pengertian letak geografis ASEAN
letak suatu daerah(ASEAN) dilihat dari kenyataanya di bumi atau posisi
daerah(ASEAN) itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah
lain. Letak geografis suatu wilayah atau negara menjadi aspek penting
untuk menentukan kondisi wilayah suatu negara dalam bidang politik,
sosial, budaya, ekonomi dan lain-lain.
2. letak geografis ASEAN adalah
Berdasarkan letak geografis, ASEAN terletak di antara dua samudra
yaitu Hindia dan Pasifik, dan terletak diantara dua benua yaitu Asia
dan Australia.
3. dampak positif dari kondisi letak geografis ASEAN
dikelilingi lautan luas kecuali Laos yang membuat hasil laut
menjadi melimpah
suhu dan iklim tropis yang cocok untuk pertanian dan perkebunan.
relatif strategis posisinya diantara benua asia australia yang
merupakan jalur lalulintas dunia
4. langkah-langkah mengurangi dampak negatif kondisi geografis
ASEAN
Dengan meningkatkan infrastruktur, komunikasi, transportasi , dan
sumber daya manusia yang ada terutama iptek karena dengan
begitu negara negara ASEAN tidak akan tertinggal dan
terbelakang dari negara di kawasan lainnya.
memberikan penyuluhan / pengetahuan utk masyarakat tentang gempa bumi, gunung meletus dan stunami
5. pengaruh kondisi geografis ASEAN terhadap aktivitas Penduduk.
Karena pengaruh letak astronomis asia tenggara yang terletak pada
daerah tropis (khatulistiwa) dan wilayah asean akan menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
cahaya matahari sepanjang tahun sehingga dapat menanam tanama
sepanjang tahun.
letaknya yang berada diantara dua samudera dan dua benua
menyebabkan wilayah asean menjadi wilayah pelayaran
internasional dan merupakan jalur perdagangan dunia
memiliki laut yang luas sehingga hasil laut melimpah sehingga
mata pencaharian penduduk sebagian nelayan
letaknya yang merupakan daerah pertemuan lempeng lempeng
besar dunia menyebabkan wilayah asean memiliki gunung api
terbanyak di dunia sehingga menjadi daerah rawan bencana dan
juga memiliki lahan yang subur cocok untuk pertanian
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Membuat Peta ASIA Tenggara
Kisi-Kisi
Nama : SMP…………..
Kelas/Semester : VII/ Semester 1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
N0 Kompetensi Dasar Materi Indikator Teknik
Penilaian
1 4.1.Menyajikan hasil
telaah tentang
perubahan
keruangan dan
interaksi
antarruang di
Indonesia dan
negara-negara
ASEAN yang
diakibatkan oleh
faktor alam dan
manusia
(teknologi,
ekonomi,
pemanfaatan
lahan, politik)
dan
pengaruhnya
terhadap
Kondisi
Geografis
ASEAN
Siswa dapat
membuat
peta Asia
Tenggara
Praktik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
keberlangsungan
kehidupan
ekonomi, sosial,
budaya, politik.
Tugas
a. Buatlah Peta ASIA TENGGARA.
b. Ikuti langkah-langka membuat peta berikut.
1) Membuat peta dasar.
2) Mengklasifikasikan serta mencari data sesuai dengan kebutuhan.
3) Membuat simbol-simbol.
4) Meletakkan simbol-simbol.
1) Mengatur tata letak.
2) Membuat keterangan/legenda.
3) Melengkapi peta dengan lettering.
Alat dan Bahan
1) HVS
2) Pewarna
3) Pensil
4) Spidol
Rubrik Penskoran Penilaian praktik membuat Peta ASIA TENGGARA
N0 Aspek yang dinilai Skor
Jumlah 1 2 3 4
1 Kesesuaian kertas
2 Kelengkapan komponen peta
3 Kerapihan
4 Kesesuaian syarat-syarat membuat peta
5 Pewarnaan
Jumlah 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Keterangan :
Skor terentang antara 1 – 4
1 = kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
Perhitungan pemerolehan skor nilai adalah :
Skor nilaiyang diperoleh
Skor Maksimum X 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
LAMPIRAN 3
(Instrumen Penelitian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
KUESIONER PENELITIAN
“IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH SEBAGAI
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA PELAJARAN IPS DI SMP
NEGERI 2 PAKEM”
A. Identitas diri
Nama :
Kelas :
Guru :
B. Petunjuk Pengisian
Di bawah ini telah disediakan beberapa pertanyaan. Pilihlah salah satu
jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sesuai dengan
apa yang dilakukan guru ketika melakukan pembelajaran dengan mengisi
(√) pada kolom yang tersedia.
C. Alternatif Jawaban
SL : Selalu
SR : Sering
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
NO Pernyataan SL SR JR TP
1. Di awal kegiatan pembelajaran guru mengajak
peserta didik untuk melakukana prediksi
mengenai materi yang akan dipelajari.
2. Guru mengajak peserta didik untuk
mengidentifikasi tujuan mempelajari
topik/materi yang akan dipelajari.
3. Guru memberikan instruksi kepada peserta
didik mengenai proses pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
4. Ketika proses pembelajaran berlangsung guru
menayangkan video yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari.
5. Ketika proses pembelajaran berlangsung guru
menayangkan gambar/foto yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
6. Ketika proses pembelajaran berlangsung guru
membagikan artikel/berita atau bahan bacaan
lain yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari.
7. Guru meminta peserta didik untuk mengamati
dengan seksama tayangan video, gambar/foto,
atau membaca artikel/ berita tersebut atau
bahan bacaan lainnya.
8. Guru juga meminta peserta didik untuk
mengidentifikasi kata-kata sulit atau kosakata
baru yang dijumpai pada video, gambar/ foto,
artikel/ berita dan bahan bacaan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
9. Guru meminta untuk menyampaikan secara
lisan apa yang ada dipikiran peserta didik pada
saat berusaha memahami isi dari video,
gambar/ foto, artikel/ berita serta bahan bacaan
lainnya.
10. Guru juga mengajak peserta didik untuk
membuat kesimpulan sementara mengenai isi
dari video, gambar/ foto, artikel/bahan bacaan
tersebut.
11. Guru meminta peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan isi ataupun hal lain diluar video,
gambar/ foto, artikel/ sumber bacaan lainnya
tersebut.
12. Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap
setiap pertanyaan yang diajukan oleh peserta
didik.
13 Guru merespon positif terhadap setiap
pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik.
14. Selama kegiatan pembelajaran guru berusaha
memotivasi peserta didik untuk bertanya.
15. Ketika ada peserta didik mengajukan
pertanyaan, guru meminta peserta didik yang
lain untuk menjawabnya.
16. Dalam menjawab pertanyaan dari peserta
didik, guru mengalamatkan jawaban kepada
seluruh peserta didik di dalam kelas.
17. Guru meminta peserta didik untuk
mengidentifikasi informasi yang relevan dari
berbagai sumber yang telah diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
18. Guru membimbing peserta didik dalam
memilah ataupun mengolah informasi yang
diperoleh peserta didik dari berbagai sumber
terkait dengan materi yang sedang dipelajari.
19. Guru meminta peserta didik untuk mencatat
semua informasi yang telah diperoleh dari
berbagai sumber pada buku catatan mengenai
materi yang sedang dipelajari.
20. Guru meminta peserta didik berdiskusi dalam
kelompok untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan.
21. Guru berkeliling kelas untuk membantu
peserta didik dalam menyusun atau
menyiapkan laporan atau hasil diskusi yang
sesuai.
22. Guru meminta peserta didik untuk
mempersentasikan hasil laporan atau hasil
diskusi yang telah disusun kepada teman satu
kelas.
23. Guru meminta peserta didik untuk
mengemukakan pendapat atau mengajukan
pertanyaan kepada kelompok yang sedang
persentasi.
24. Guru memberikan penguatan atau masukan
terhadap persentasi yang dilakukan oleh
peserta didik.
25. Guru membimbing peserta didik untuk
merivisi hasil diskusi atau laporan berdasarkan
masukan masukan yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
26. Guru mengajak peserta didik untuk
menyimpulkan materi/topik pembelajaran
yang telah dipelajari.
27. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
refleksi diakhir kegiatan pembelajaran.
28. Guru menggunakan berbagai macam bentuk
tabel atau grafik untuk memudahkan peserta
didik dalam memahami materi.
29. Guru meminta peserta didik untuk
menggunakan berbagai macam bentuk tabel
atau grafik untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan.
30. Guru memberikan instruksi atau arahan yang
jelas kepada peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, (misalnya: arahan
tentang menyelesaikan tugas, dll).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lembar Analisis RPP
NO Aspek yang Diamati ADA BELUM CATATAN
A. Strategi Literasi dalam pembelajaran
1. Sebelum membaca
a. Mengidentifikasi tujuan
membaca
b. Membuat prediksi mengenai
materi yang akan di bahas
2. Ketika membaca
a. Mengidentifikasi informasi
yang relevan
b. Mengidentifikasi kosa kata
baru dan/ atau kosa kata sulit
di dalam teks.
c. Mengidentifikasi bagian teks
yang sulit (jika ada)
d. Memvisualisasi dan/ atau
Think aloud
e. Membuat inferensi
f. Membuat pertanyaan tentang
isi teks dan hal-hal yang
terkait dengan topik tersebut
g. Membuat keterkaitan antar
teks
3. Setelah membaca
a. Membuat ringkasan
b. Mengevaluasi teks
c. Mengubah dari satu moda ke
moda yang lain
d. Memilih, mengkombinasikan,
dan/ atau menghasilkan teks
multimoda untuk
mengkomunikasikan konsep
tertentu
e. Mengkonfirmasi, merevisi,
atau menolak prediksi
B. Penggunaan alat bantu
a. Pengatur grafis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lembar Observasi Aktifitas Guru Mengajar
NO Aspek yang Diamati YA TIDAK CATATAN
1. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung guru menggunakan
strategi pemahaman wacana/ teks.
2. Selain itu, guru juga menggunakan
berbagai macam jenis moda.
3. Guru juga memberikan instruksi
atau arahan yang jelas kepada
peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
4. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung guru memanfaatkan
berbagai macam tabel atau grafif
(Graphic Organaizer)
5. Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran guru meminta peserta
didik untuk merumuskan
pertanyaan.
6. Guru juga menunjukkan sikap yang
terbuka dan respon yang positif
terhadap pertanyann yang diberikan
oleh peserta didik.
7. Selain itu, guru juga meminta
peserta didik untuk melakukan
kegiatan analisis, sintesis, dan
evaluasi.
8. Guru juga melaksanakan kegiatan
meringkas isi teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lembar Pertanyaan Wawancara
NO Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ ibu guru sudah menerapkan
strategi literasi ketika melaksanakan
kegiatan pembelajaran?
2. Apakah bapak/ ibu guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan strategi literasi juga menggunakan
strategi pemahaman wacana/ teks?
3. Selain itu apakah bapak/ ibu guru juga
menggunakan berbagai jenis moda?
4. Apakah bapak/ ibu guru juga menggunakan
alat bantu berupa Graphic Organaizer ?
5. Apakah bapak/ ibu guru memberikan
instruksi yang jelas dan apakah instruksi
tersebut sudah di eksplisitkan dalam desain
RPP?
6. Lalu, apakah selama kegiatan pembelajaran
berlangsung bapak/ ibu guru membimbing
atau meminta peserta didik untuk
merumuskan pertanyaan?
7. Apakah bapak/ ibu guru mampu merespon
positif terhadap setiap pertanyaan yang
diajukan oleh peserta didik?
8. Selanjutnya, apakah selama kegiatan
pembelajaran bapak/ ibu guru meminta
peserta didik untuk melakukan kegiatan
analisis, sintesis, atau bahkan evaluasi?
9. Apakah bapak/ ibu guru melakukan
kegiatan meringkas selama kegiatan
pembelajaran berlangsung?
10. Adakah kesulitan yang bapak/ ibu guru
alami ketika menyusun desain RPP atau
melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan strategi literasi?
11. Apakah bapak/ ibu guru juga pernah
mengikuti workshop atau pelatihan tentang
literasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
LAMPIRAN 4
(Hasil Analisis Desain RPP, Wawancara,
dan Observasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Hasil Analisis Desain RPP 1
NO Aspek yang Diamati ADA BELUM CATATAN
A. Strategi Literasi dalam pembelajaran
4. Sebelum membaca
c. Mengidentifikasi tujuan
membaca
√
d. Membuat prediksi mengenai
materi yang akan di bahas
√
5. Ketika membaca
h. Mengidentifikasi informasi
yang relevan
√
i. Mengidentifikasi kosa kata
baru dan/ atau kosa kata sulit
di dalam teks.
√
j. Mengidentifikasi bagian teks
yang sulit (jika ada)
√
k. Memvisualisasi dan/ atau
Think aloud
√
l. Membuat inferensi √
m. Membuat pertanyaan tentang
isi teks dan hal-hal yang
terkait dengan topik tersebut
√
n. Membuat keterkaitan antar
teks
√ √
6. Setelah membaca
f. Membuat ringkasan √
g. Mengevaluasi teks √
h. Mengubah dari satu moda ke
moda yang lain
√
i. Memilih, mengkombinasikan,
dan/ atau menghasilkan teks
multimoda untuk
mengkomunikasikan konsep
tertentu
√
j. Mengkonfirmasi, merevisi,
atau menolak prediksi
√
B. Penggunaan alat bantu
b. Pengatur grafis √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Hasil Analisis Desain RPP 2
NO Aspek yang Diamati ADA BELUM CATATAN
A. Strategi Literasi dalam pembelajaran
1. Sebelum membaca
a. Mengidentifikasi tujuan
membaca
√
b. Membuat prediksi mengenai
materi yang akan di bahas
√
2. Ketika membaca
a. Mengidentifikasi informasi
yang relevan
√
b. Mengidentifikasi kosa kata
baru dan/ atau kosa kata sulit
di dalam teks.
√
c. Mengidentifikasi bagian teks
yang sulit (jika ada)
√
d. Memvisualisasi dan/ atau
Think aloud
√
e. Membuat inferensi √
f. Membuat pertanyaan tentang
isi teks dan hal-hal yang
terkait dengan topik tersebut
√
g. Membuat keterkaitan antar
teks
√ √
3. Setelah membaca
a. Membuat ringkasan √
b. Mengevaluasi teks √
c. Mengubah dari satu moda ke
moda yang lain
√
d. Memilih, mengkombinasikan,
dan/ atau menghasilkan teks
multimoda untuk
mengkomunikasikan konsep
tertentu
√
e. Mengkonfirmasi, merevisi,
atau menolak prediksi
√
B. Penggunaan alat bantu
a. Pengatur grafis √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Rangkuman Hasil Wawancara Guru 1
NO Pertanyaan Jawaban
12. Apakah bapak/ ibu guru sudah
menerapkan strategi literasi
ketika melaksanakan kegiatan
pembelajaran?
Iya mbak, saya sudah menggunakan kan
literasi itu saat ini penting bagi siswa.
13. Apakah bapak/ ibu guru dalam
melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan strategi
literasi juga menggunakan
strategi pemahaman wacana/
teks?
Strategi pemahaman wacana/ teks? Oh
Strategi kegiatan sebelum, ketika, sesudah
membaca..kalau saya sudah make itu
mbak. Soalnya itu bisa membantu peserta
didik dalam memahami materi pelajaran .
14. Selain itu apakah bapak/ ibu
guru juga menggunakan
berbagai jenis moda?
Iya mbak, biar siswa itu tidak bosan, ya
biar ada variasi juga dalam pembelajaran.
Biasanya saya pake artikel, gambar, atau
video mbak ambil dari internet.
15. Apakah bapak/ ibu guru juga
menggunakan alat bantu berupa
Graphic Organaizer ?
Kalau menggunakan grafik menurut saya
suasana kelas lebih hidup, bisa membantu
anak juga dalam memahami materi, tapi
saya menggunakannya hanya kadang-
kadang. Dan biasanya itu saya
menggunakan di awal pembelajaran atau
di tengah pembelajaran.
16. Apakah bapak/ ibu guru
memberikan instruksi yang
jelas dan apakah instruksi
tersebut sudah di eksplisitkan
dalam desain RPP?
Oh jelas mbak, soalnya itu penting. Kalau
tidak diberi nanti anak-anak jadi bingung,
terus pembelajarannya juga nanti bisa
kacau. Di dalam RPP itukan ada langkah-
langkah pembelajaran, anak harus apa dan
bagaimana, nah ya itu.. itu instruksinya.
17. Lalu, apakah selama kegiatan
pembelajaran berlangsung
bapak/ ibu guru membimbing
atau meminta peserta didik
untuk merumuskan pertanyaan?
Kalau itu menurut saya setiap guru pasti
melakukannya, termasuk saya,
mengajukan pertanyaan itu merupakan
hal penting. Dan saya sendiri sangat-
sangat terbuka ketika anak mau bertanya.
18. Apakah bapak/ ibu guru
merespon positif terhadap
setiap pertanyaan yang diajukan
oleh peserta didik?
Ya saya berusaha untuk selalu merespon
positif terhadap pertanyaan siswa karena
yang namanya membangkitkan anak
untuk bertanya itu saja susah, gimana
nanti kalau misalnya kita merespon
negatif, ndak ada anak yang mau tanya.
Paling tidak guru merespon dengan
memberikan pujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
19. Selanjutnya, apakah selama
kegiatan pembelajaran bapak/
ibu guru meminta peserta didik
untuk melakukan kegiatan
analisis, sintesis, atau bahkan
evaluasi?
Iya mbak.
20. Apakah bapak/ ibu guru
melakukan kegiatan meringkas
selama kegiatan pembelajaran
berlangsung?
Iya mbak, sudah biasanya saya minta
anak-anak itu untuk mencatat informasi
atau hal penting mengenai materi ke
dalam buku catatan dengan menggunakan
bahasa mereka sendiri. Tapi juga biasanya
saya minta anak untuk persentasi, kan
kalau dalam literasi membuat ringkasan
itu tidak hanya mencatat.
21. Adakah kesulitan yang bapak/
ibu guru alami ketika menyusun
desain RPP atau melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan
strategi literasi?
Jujur kadang saya merasa kesulitan dalam
menyusun RPP atau melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan strategi
literasi. Soalnya kadang ada materi yang
ndak cukup kalau diajarkan dengan
strategi literasi saja.
22. Apakah bapak/ ibu guru juga
pernah mengikuti workshop
atau pelatihan tentang literasi?
Kalau untuk itu saya belum pernah mbak,
di sekolah dulu ada diberikan oleh bu
kepsek tapi tidak mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Rangkuman Hasil Wawancara Guru 2
NO Pertanyaan Jawaban
1. Apakah bapak/ ibu guru sudah
menerapkan strategi literasi
ketika melaksanakan kegiatan
pembelajaran?
Iya sudah, soalnya strategi literasi itu
penting karena dapat memaksimalkan
anak dalam menggali kemampuan yang
mereka miliki, tidak hanya membaca
tapi juga melalui kegiatan penghlihatan.
Membantu anak juga dalam berpikir
kritis dengan menggunakan indra yang
mereka miliki, dan rasa keingin tahunya
itu jadi lebih tinggi.
2. Apakah bapak/ ibu guru dalam
melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan strategi
literasi juga menggunakan
strategi pemahaman wacana/
teks?
Nah itu, saya sudah menggunakan..
Dan saya selalu menyampaikan kepada
anak-anak apa yang harus dilakukan
sebelum membaca atau mempelajari
materi, ketika membaca, danitu setelah
membaca harus seperti apa.
3. Selain itu apakah bapak/ ibu
guru juga menggunakan
berbagai jenis moda?
Iya, itukan juga dapat menjadikan
pembelajaran yang dilaksanakan lebih
bervariasi, dan pembelajaran yang
dilakukan nanti akan lebih kontekstual
kalau ada penggunaan moda. Moda
sendiri kan juga bisa digunakan sebagai
salah satu metode kalau kita tidak bisa
mengajak anak ke dunia nyata, dan itu
bisa dijadikan sebagai bahan referensi
anak dalam belajar.
4. Apakah bapak/ ibu guru juga
menggunakan alat bantu berupa
Graphic Organaizer ?
Kalau grafik saya menggunakan mbak,
karena dapat membantu anak
mengorganisasikan pemahamannya.
Kebetulan ini di RPP yang nanti akan
saya berikan kepada mbbaknya saya
tidak mencantumkan penggunaan
Graphic Organaizer karena dalam
menyusun RPP ini saya terburu-buru
jadi ya tidak maksimal.
5. Apakah bapak/ ibu guru
memberikan instruksi yang
jelas dan apakah instruksi
Yang namanya insruksi dalam
pembelajaran bagi seorang guru itu
penting. Karena dalam pembelajaran
anak itu harus tau pembelajarannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
tersebut sudah di eksplisitkan
dalam desain RPP?
nanti seperti apa dan anak harus
bagaimana dan apa yang akan
dikerjakan selama pembelajaran, lalu
penilaiannya seperti apa. Kalau ndak ada
yang namanya instruksi ya nanti
pembelajarannya gak terarah, dan nanti
hasilnya pun juga tidak akan jelas. Dan
ini lah hal yang biasanya itu dilupakan
oleh guru.
6. Lalu, apakah selama kegiatan
pembelajaran berlangsung
bapak/ ibu guru membimbing
atau meminta peserta didik
untuk merumuskan pertanyaan?
Iya mbak, dan itu perlu sekali dilakukan.
Tapi anak-anak disini itu saya rasa
masih harus dilatih untuk belajar
bertanya, sebab motivasinya untuk
bertanya saja masih rendah. Nah
makanya yang namanya memotivasi
atau menarik anak untuk bertanya itu
penting gitu lho.
7. Apakah bapak/ ibu guru
merespon positif terhadap
setiap pertanyaan yang diajukan
oleh peserta didik?
Saya biasanya memberikan reward bagi
anak yang mau bertanya ataupun bagi
anak yang mau untuk menjawab
pertanyaan. Menurut pengalaman yang
pernah saya alami, ketika anak
dimotivasi untuk bertanya dengan diberi
reward dia nanti kalau gak dikasih
reward pun lama-lama akan aktif dalam
bertanya tanpa diminta. Memberikan
reward sendiri itu apa ya..menjadi
strategi bagi saya.
8. Selanjutnya, apakah selama
kegiatan pembelajaran bapak/
ibu guru meminta peserta didik
untuk melakukan kegiatan
analisis, sintesis, atau bahkan
evaluasi?
Ya..ya.. kalau menurut saya sih sudah
saya lakukan. Di akhir pembelajaran kan
biasanya anak diajak untuk berefleksi,
nah evaluasinya itu ya refleksi itu.
9. Apakah bapak/ ibu guru
melakukan kegiatan meringkas
selama kegiatan pembelajaran
berlangsung?
Iya mbak, sudah saya lakukan juga. Jadi
selama pembelajaran, anak itu perlu
diajak untuk meringkas materi yang
sudah mereka pelajari, biasanya saya
minta anak itu untuk
mengkomunikasikan apa yang sudah
mereka pelajari dengan minta untuk
persentasi dan mengajak anak untuk
mengikuti kegiatan tindak lanjut setelah
membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
10. Adakah kesulitan yang bapak/
ibu guru alami ketika menyusun
desain RPP atau melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan
strategi literasi?
Kalau saya pribadi tidak mbak. Saya
sudah terbiasa menyusun RPP dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan strategi literasi.
11. Apakah bapak/ ibu guru juga
pernah mengikuti workshop
atau pelatihan tentang literasi?
Wah kalau itu sering mbak, kebetulan
dalam waktu dekat ini saya juga
diberikan kepercayaan untuk mengisi
seminar di UNY tentang literasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Hasil Observasi Aktifitas Guru Mengajar (Kelas VII)
NO Aspek yang Diamati YA TIDAK CATATAN
1. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung guru menggunakan strategi
pemahaman wacana/ teks.
√
2. Selain itu, guru juga menggunakan
berbagai macam jenis moda.
√
3. Guru juga memberikan instruksi atau
arahan yang jelas kepada peserta didik
selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
√
4. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung guru memanfaatkan
berbagai macam tabel atau grafif
(Graphic Organaizer)
√
5. Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran guru meminta peserta
didik untuk merumuskan pertanyaan.
√
6. Guru juga menunjukkan sikap yang
terbuka dan respon yang positif terhadap
pertanyann yang diberikan oleh peserta
didik.
√
7. Selain itu, guru juga meminta peserta
didik untuk melakukan kegiatan
analisis, sintesis, dan evaluasi.
√
8. Guru juga melaksanakan kegiatan
meringkas isi teks.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Hasil Observasi Aktifitas Guru Mengajar (Kelas VIII)
NO Aspek yang Diamati YA TIDAK CATATAN
1. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung guru menggunakan strategi
pemahaman wacana/ teks.
√
2. Selain itu, guru juga menggunakan
berbagai macam jenis moda.
√
3. Guru juga memberikan instruksi atau
arahan yang jelas kepada peserta didik
selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
√
4. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung guru memanfaatkan
berbagai macam tabel atau grafif
(Graphic Organaizer)
√
5. Dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran guru meminta peserta
didik untuk merumuskan pertanyaan.
√
6. Guru juga menunjukkan sikap yang
terbuka dan respon yang positif terhadap
pertanyann yang diberikan oleh peserta
didik.
√
7. Selain itu, guru juga meminta peserta
didik untuk melakukan kegiatan
analisis, sintesis, dan evaluasi.
√
8. Guru juga melaksanakan kegiatan
meringkas isi teks.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
LAMPIRAN 5
(Rangkuman Hasil Uji Validitas dan
Reliabilitas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Rangkuman Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Angket Evaluasi Peserta
Didik Terhadap Penggunaan Strategi Literasi dalam Kegiatan Pembelajaran
No Butir
Instrumen Rhitung
rtabel
(N=30,α5%) Keterangan
1 0,401 0,201 Valid
2 0,436 0,201 Valid
3 0,118 0,201 Tidak Valid
4 0,352 0,201 Valid
5 0,581 0,201 Valid
6 0,462 0,201 Valid
7 0,654 0,201 Valid
8 0,631 0,201 Valid
9 0,625 0,201 Valid
10 0,606 0,201 Valid
11 0,501 0,201 Valid
12 0,302 0,201 Valid
13 0,345 0,201 Valid
14 0,301 0,201 Valid
15 0,446 0,201 Valid
16 0,409 0,201 Valid
17 0,245 0,201 Valid
18 0,509 0,201 Valid
19 0,400 0,201 Valid
20 0,476 0,201 Valid
21 0,387 0,201 Valid
22 0,478 0,201 Valid
23 0,564 0,201 Valid
24 0,502 0,201 Valid
25 0,451 0,201 Valid
26 0,671 0,201 Valid
27 0,451 0,201 Valid
28 0,510 0,201 Valid
29 0,530 0,201 Valid
30 0,440 0,201 Valid
Sumber; data primer diolah, 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Hasil Uji Validitas Angket Evaluasi Peserta Didik Terhadap Penggunaan
Strategi Literasi dalam Kegiatan Pembelajaran
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ITEM1 97.27 97.307 .401 . .900
ITEM2 97.20 98.077 .436 . .900
ITEM3 97.88 99.678 .118 . .904
ITEM4 97.79 96.551 .352 . .901
ITEM5 97.69 93.321 .581 . .896
ITEM6 97.48 95.444 .462 . .899
ITEM7 97.74 92.345 .654 . .895
ITEM8 98.00 90.617 .631 . .895
ITEM9 97.85 92.148 .625 . .895
ITEM10 97.88 92.593 .606 . .896
ITEM11 97.62 94.195 .501 . .898
ITEM12 97.48 97.508 .302 . .901
ITEM13 97.36 97.594 .345 . .900
ITEM14 97.22 98.983 .301 . .901
ITEM15 98.05 93.433 .446 . .899
ITEM16 97.93 93.729 .409 . .900
ITEM17 97.61 98.538 .245 . .902
ITEM18 97.48 95.444 .509 . .898
ITEM19 97.58 96.204 .400 . .900
ITEM20 97.54 95.804 .476 . .898
ITEM21 97.51 96.338 .387 . .900
ITEM22 97.63 95.171 .478 . .898
ITEM23 97.61 94.091 .564 . .897
ITEM24 97.63 94.533 .502 . .898
ITEM25 97.64 95.849 .451 . .899
ITEM26 97.49 93.678 .671 . .895
ITEM27 98.06 94.932 .451 . .899
ITEM28 97.91 93.831 .510 . .898
ITEM29 98.01 92.840 .530 . .897
ITEM30 97.44 95.739 .440 . .899
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Hasil Uji Reliabilitas Angket Evaluasi Peserta Didik Terhadap Penggunaan
Strategi Literasi dalam Kegiatan Pembelajaran
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
.902 .902 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
LAMPIRAN 6
(Surat Ijin Penelitian)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RIWAYAT HIDUP
SHELFY AMANAH ROHIM, dilahirkan di Kabupaten
Sleman pada hari Rabu tanggal 15 Januari 1997. Anak
pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Marsokip dan
Ibu Nuryanti yang telah menyelesaikan pendidikan Sekolah
Dasar di SD Negeri Murten, Kecamatan Sleman, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta pada tahun 2008. Pada tahun itu juga
peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 5 Sleman dan tamat pada tahun
2011. Pada tahun yang sama juga, peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Negeri
2 Sleman dan lulus jenjang pendidikan menengah atas pada tahun 2014. Peneliti
kemudian melanjutkan pendidikan lanjutan di salah satu perguruan tinggi swasta di
Yogyakarta, yakni Universitas Sanata Dharma (USD) jurusan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan dengan mengambil Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK
Pendidikan Ekonomi. Peneliti menyelesaikan kuliah strata satu (SI) pada tahun
2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI