IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING MENGGUNAKAN ...hasil belajar siswa pada materi berkreasi dengan...
Transcript of IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING MENGGUNAKAN ...hasil belajar siswa pada materi berkreasi dengan...
i
IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING
MENGGUNAKAN MOODLE PADA KELAS XII IPA MA
MUHAMMADIYAH KUDUS
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Oleh
Agung Supriyadi NIM.5302411185
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana, magister, dan/ atau doktor), baik di Universitas Negeri
Semarang maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukkan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.
Semarang, Desember 2016
Agung Supriyadi
NIM 5302411185
Semarang, Dese
AgAAAAAgAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAgggung Supriyadi
NIM 5302411185
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Kita tidak akan pernah bisa menyelesaikan suatu masalah jika kita tidak percaya
kalau kita bisa menyelesaikannya”
PERSEMBAHAN
Dengan bangga Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku Bapak Mulyadi dan Ibu Supriyati.
2. Adik-adikku Maulana Malik dan M. Abdul Malik.
3. Kerabat,Saudara serta teman-teman yang senantiasa mendukung dan
mendoakanku dalam mengerjakan skripsi.
4. Para Dosen dan teman-temanku di Universitas Negeri Semarang.
5. Ustadz dan Ustadzah serta teman-teman di Pondok Pesantren
Muhammadiyah Kudus.
vii
ABSTRAK
Supriyadi, Agung. 2017. Implementasi Blended Learning Menggunakan Moodle Pada Kelas XII IPA MA Muhammadiyah Kudus. Skripsi, Pendidikan
Informatika dan Komuter-Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang.
Dr. Hari Wibawanto, M.T.
Kata kunci : Moodle, Blended Learning, Elearning, One Shot Case Study.
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah
mengubah model dan pola pembelajaran didunia pendidikan. Salah satu inovasi
dalam proses pembelajaran yaitu metode blended learning. Pemanfaatan moodlesebagai perangkat pengelola pembelajaran berfungsi sebagai sarana untuk
melaksanakan sistem pembelajaran secara online.
Metode penelitian yang digunakan adalah One Shot Case Study. Populasi
dan sampelnya adalah siswa kelas XII IPA MA Muhammadiyah Kudus yang
berjumlah 37 siswa. Data yang dikumpulkan adalah efektifitas hasil belajar siswa
dan data hasil kuesioner untuk melihat tanggapan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil posttest siswa sebesar 79,92.
Hasil uji t pihak kanan thitung = 7,58 > ttabel = 2,015 sehingga Ha diterima. Hasil
belajar siswa diuij menggunakan uji gain score yang memperoleh nilai gain
0,3516 atau 35,56% berada dalam rentang 0,3 ≤ g ≤ 0,7 yang dikategorikan
sedang. Sedangkan hasil analisis tanggapan siswa memiliki presentase sebesar
80,36% yang berarti Sangat Layak. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa
blended learning menggunakan moodle terbukti mampu membantu keefektifan
hasil belajar siswa pada materi berkreasi dengan CorelDRAW. Saran peneliti
yaitu pendidik dapat menggunakan blended learning dengan moodle dalam proses
pembelajaran sebagai salah satu alternatif untuk memudahkan siswa dalam
memahami materi.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah atas segala nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Impementasi Blended Learning Menggunakan Moodle pada kelas XII IPA MA
Muhammadiyah Kudus ”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan
pendidikan S1 Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terimakasih dan rasa
hormat kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar di Universitas
Negeri Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, M.T, sebagai Dekan Fakultas Tekik Universitas Negeri
Semarang.
3. Dr.-Ing. Dhidik Prastiyanto, S.T., M.T., sebagai Ketua Jurusan Teknik
Elektro.
4. Ir. Ulfah Mediaty Arief, M.T., Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer.
ix
5. Dr. Hari Wibawanto, M.T., sebagai Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dengan penuh kesabaran, tanggung jawab, saran dan kesungguhan
hati sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Alfis Safarudin, S.P., S.Pd., sebagai Kepala Sekolah MA Muhammadiyah
Kudus yang telah memberikan izin penelitian.
7. Adly Noor, Amd., sebagai guru mata pelajaran TIK yang telah mau bekerja
sama dalam pelaksanaan penelitian.
8. Teman-teman mahasiswa PTIK UNNES angkatan 2011 yang saling
memberikan semangat dan perhatian.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga semua bantuan dan
bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan dan mendapat berkah
yang berlimpah dari Allah SWT.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Desember 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iv
PENGESAHAN ................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah....................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 7
2.1 Belajar dan Media Pembelajaran ............................................................. 7
2.2 Pemanfaatan Internet sebagai Media Pembelajaran ................................. 8
2.3 E-Learning ............................................................................................. 10
xi
2.4 Blended Learning ................................................................................... 14
2.5 Learning Management System (LMS) dan Moodle ................................ 15
2.5.1 Fitur moodle .............................................................................. 15
2.6 Media Pembelajaran di dalam Moodle ................................................... 18
2.7 Penelitian yang Relevan ........................................................................ 19
2.8 Kerangka Berfikir .................................................................................. 20
2.9 Hipotesis ................................................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 25
3.1 Penentuan Subyek Penelitian ................................................................. 25
3.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 25
3.1.2 Populasi ...................................................................................... 25
3.1.3 Sampel ........................................................................................ 25
3.1.4 Variabel Penelitian ..................................................................... 26
3.2 Desain Penelitian .................................................................................... 27
3.3 Pengumpulan Data ................................................................................. 28
3.3.1 Teknik Dokumentasi .................................................................. 29
3.3.2 Teknik Tes .................................................................................. 29
3.3.3 Teknik Angket atau Kuesioner................................................... 30
3.4 Teknik Analisis Data .............................................................................. 31
3.4.1 Analisis Data Hasil Belajar ........................................................ 31
3.4.2 Analisis Data Tanggapan Siswa ................................................. 35
3.4.3 Analisis Dara Validasi Materi .................................................... 37
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................... 40
xii
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................................... 40
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 40
4.2 Analisis Data .......................................................................................... 41
4.2.1 Uji Normalitas ............................................................................ 41
4.2.2 Uji Hipotesis .............................................................................. 43
4.2.3 Peningkatan Hasil Belajar .......................................................... 44
4.3 Hasil Data Tanggapan Siswa ................................................................. 46
4.4 Hasil Data Validasi Materi ..................................................................... 46
4.5 Pembahasan ........................................................................................... 47
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 51
5.1 Simpulan ................................................................................................ 51
5.2 Saran ....................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 53
LAMPIRAN ....................................................................................................... 56
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Penelitian............................................................................. 25
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Butir Angket Guru dengan Aspek Pendidikan .................. 30
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Butir Angket Siswa dengan Aspek Pemanfaatan .............. 30
Tabel 3.4 Contoh Tabel Perhitungan Uji Normalitas Data Akhir Kelas
Eksperimen ........................................................................................................ 32
Tabel 3.5 Skor Skala Likert................................................................................ 34
Tabel 3.6 Kriteria Tanggapan Siswa.................................................................. 36
Tabel 3.8 Kriteria Validasi Materi ..................................................................... 38
Tabel 4. 1 Tabel Perhitungan Uji Normalitas Data Akhir Kelas XII IPA ......... 41
Tabel 4.2. Data nilai akhir kelas XII IPA........................................................... 41
Tabel 4.3. Tabel Penolong untuk menghitung Simpangan Baku....................... 42
Tabel 4.4. Hasil Data Tanggapan Siswa ............................................................ 43
Tabel 4.5. Tabel Hasil Analisis Data Validasi Materi ....................................... 44
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan Kursus dalam moodle .................................................... 16
Gambar 2.2 Tampilan sumber belajar di dalam moodle .................................... 16
Gambar 2.3 mpilan Quiz dalam moodle ............................................................ 17
Gambar 2.4 Tampilan add submission di dalam moodle................................. 17
Gambar 2.5 Tampilan forums dalam moodle..................................................... 17
Gambar 2.6 kerangka berfikir ............................................................................ 22
Gambar 3.1. desain one-shot case study ............................................................ 27
Gambar 4. 1 Grafik Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA.................................... 40
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Penentuan Dosen Pembimbing ............................................ 57
Lampiran 2: Surat Izin Penelitian ..................................................................... 58
Lampiran 3: Surat Telah Melaksanakan Penelitian ......................................... 59
Lampiran 4: Rencana Pelaksaan Pembelajaran ................................................. 60
Lampiran 5: Materi Ajar .................................................................................. 64
Lampiran 6: Soal Post Test ............................................................................... 72
Lampiran 7: Angket Validasi Materi ................................................................ 73
Lampiran 8: Angket Tanggapan Siswa ............................................................. 75
Lampiran 9: Hasil Post test kelas XII IPA ........................................................ 78
Lampiran 10: Hasil Pretest kelas XII IPA ........................................................ 79
Lampiran 11: Hasil Angket Validasi Materi ..................................................... 80
Lampiran 12: Hasil Angket Tanggapan Siswa .................................................. 81
Lampiran 13: Dokumentasi Penelitian .............................................................. 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Dengan demikian guru diwajibkan untuk mendidik dan mengajarkan
konsep pembelajaran agar lebih tertanam pada siswa. Guru, siswa, model
pembelajaran, dan proses belajar mengajar merupakan faktor tercapainya tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di MA
Muhammadiyah Kudus. Dimana pengamatan awal ini dilakukan pada bulan
Agustus 2016 di MA Muhammadiyah Kudus. Selama ini guru TIK di MA
Muhammadiyah Kudus mengajarkan teori dan praktik dengan menggunakan
metode ceramah. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh siswa saat proses
pembelajaran adalah waktu penyampaian materi yang diberikan oleh guru di
dalam kelas dirasa kurang oleh para siswa. Siswa sering ketinggalan dalam
mempraktikan materi yang disampaikan oleh guru selama pembelajaran. Sehingga
siswa sering kebingungan dalam mengerjakan tugas praktik yang diajarkan oleh
guru.
2
Menyikapi permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran, maka perlu
upaya perbaikan dan inovasi dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu alternatif
yang bisa dipakai adalah guru melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran,
disini guru merancang dan mengorganisasikan kegiatan belajar supaya siswa
memperoleh kesempatan untuk memahami dan mendalami materi ajar dari proses
kegiatan belajar tersebut, peneliti akan mencoba menerapkan media pembelajaran
e-learning yaitu Moodle. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peneliti mencoba
untuk melakukan eksperimen dengan memanfaatkan internet yaitu suatu media
pembeajaran berbasis e-learning yaitu Moodle untuk meningkatkan hasil belajar
ssiwa kelas XII pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Menurut Usman (2011: 21), salah satu peranan guru adalah sebagai
fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar, mengebangkan
bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk
menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka
capai.
Dalam hal ini diperlukan sebuah media yang sesuai dengan perkembangan
zaman. Media yang dipersiapkan harus terprogram dengan baik serta tidak ada
keterbatasan waktu untuk mengaksesnya. Alhabahba, dkk (2012) menyatakan
bahwa e-learning merupakan sarana belajar alternatif yang sangat penting pada
saat ini. E-learning dapat dijadikan salah satu alternatif yang menyediakan
interaksi jarak jauh secara non formal untuk melakukan kegiatan diantaranya
materi pembelajaran, sumber belajar, panduan ataupun bimbingan secara
bertahap.
3
Moodle sengaja dipilih oleh peneliti karena penggunaanya yang lebih
mudah dan dapat diakses oleh semua siswa yang ikut di dalam pembelajaran
dalam satu kelas. Dengna menggunakan Moodle ini bisa membantu interaksi
antara siswa dengan guru yang bersangkutan. Sehingga sangat mendukung
pembelajaran yang sedang berjalan dikelas ataupun diluar kelas.
Pembelajaran media pembelajaran menggunakan Moodle diharapkan
menjadi salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menguasai
materi berkreasi dengan CorelDRAW.
Pada uraian yang telah disampaikan, peneliti tertatik untuk mencoba
melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi Blended Learning
Menggunakan Moodle Pada Siswa Kelas XII IPA MA Muhammadiyah Kudus
pada Materi Berkreasi Dengan CorelDRAW”.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar penelitian yang
dilakukan lebih terarah, terfokus dan tidak meluas. Adapun permasalahan yang
perlu dibatasi adalah :
1.2.1 Penelitian ini berfokus pada pengujian efektivias pembelajaran
menggunakan blended learning dengan moodle pada kelas XII IPA MA
Muhammadiyah Kudus.
1.2.2 Variabel bebas yang akan diteliti yaitu blended learning dengan moodle
dan variabel terikat yang akan diteliti adalah hasil belajar siswa kelas XII
IPA MA Muhammadiyah Kudus
4
1.2.3 Populasi dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas XII IPA MA
Muhammadiyah Kudus.
1.2.4 Standart Kompetensi menggunakan perangkat lunak pembuat grafis dan
pada kompetensi dasar membuat grafis dengan berbagai variasi warna,
bentuk dan ukuran.
1.3 Rumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian, terlebih dahulu harus merumusakan masalah
yang akan diteliti dengan maksud dan tujuan agar penelitian tersebut dapat
tersusun dengan terperinci dan terarah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1.3.1 Bagaimana efektifitas blended learning menggunakan moodle pada kelas
XII IPA MA Muhammadiyah Kudus pada materi berkreasi dengan
CorelDRAW?
1.3.2 Bagaimana tanggapan siswa kelas XII IPA MA Muhammadiyah Kudus
setelah melaksanakan blended learning menggunakan moodle dalam
materi berkreasi dengan CorelDRAW?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas blended
learning menggunakan Moodle terhadap hasil belajar siswa kelas XII IPA MA
Muhammadiyah Kudus tahun ajaran 2016/2017 pada pokok bahasan berkreasi
dengan CorelDRAW.
5
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui efektifitas blended learning menggunakan moodle
terhadap hasil belajar siswa kelas XII MA Muhammadiyah Kudus
pada pokok bahasan Berkreasi dengan CorelDRAW
2. Mengetahui tanggapan siswa kelas XII MA Muhammadiyah Kudus
setelh melaksanakan blended lerning menggunakan moodle dalam
memahami materi CorelDRAW.
1.5 Manfaat Penelitian
Setelah mengetahui tujuan penelitian diatas, maka diharapkan manfaat
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1.5.1 Untuk Sekolah
Memberikan media pembelajaran yang baru bagi sekolah dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.
1.5.2 Untuk Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah sebagai berikut:
1. Memudahkan guru dalam penyampaian materi kepada siswa baik
dalam teori maupun praktik.
2. Meningkatkan semangat guru dalam mengajar.
1.5.3 Untuk siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah siswa dalam memahami materi CorelDRAW.
6
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam menguasai materi
CorelDRAW.
3. Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari materi
CorelDRAW.
1.5.4 Untuk Penelitian
a. Mendapatkan pengalaman langsung melaksanakan blended learning
pada mata pelajaran TIK kelas XII IPA MA Muhamammadiyah
Kudus.
b. Memberikan bekal mahasiswa sebagai calon guru yang siap
melaksanakan tugas dilapangan sesuai kebutuhan lapangan.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Belajar dan Media Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih balita sampai keliang lahat
nanti. Salah satu pertanda bahwa bahwa seseorang telah belajar adalah adanya
perubahan tungkah laku dalam dirinya. Perubahan perilaku tersebut menyangkut
baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognittif) dan keterampilan
(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Sadiman, dkk,
2009: 2).
Istilah proses belajar mengajar merupakan proses belajar dalam diri siswa
terjadi baik karena ada yang secara langsung mengajar (guru) ataupun secara tidak
langsung. Belajar langsung artinya siswa secara aktif berinteraksi dengan media
atau sumber belajar lainnya. Guru hanyalah salah satu dari banyaknya sumber
belajar yang dapat memungkinkan siswa belajar (Sadiman, dkk, 2009: 5).
Dalam proses belajar mengajar selain guru sebagai sumber belajar
diperluan juga sebuah alat bantu yang dianggap sebagai sebagai alat bantu
mengajar guru. Gagne dalam Sadiman,dkk (2009: 6) menyatakan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar.
8
Sementara itu Briggs dalam Sadiman,dkk (2009: 2) berpendapat bahwa
media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk beajar. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/NEA) memiliki pendapat yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Dari pendapat-
pendapat diatas Sadiman, dkk (2009) menarik kesimpulan bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
2.2 Pemanfaatan Internet sebagai Media Pembelajaran
Penggunaa internet dalam proses pembelajaran artinya mengkondisikan
siswa untuk belajar secara mandiri. Siswa dapat belajar secara online dari
berbagai sumber seperti, perpustakaan, museum, database untuk mendapatkan
informasi mengenai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan data statistic,
Grodin dalam Rusman (2007: 184). Dengan terhubungnya internet, maka jaringan
komuputer lokal yang mempunyai data berbeda-beda dapat saling terhubung
melalui suatu sistem protokol standar sehingga berbagai sistem bertukar informasi
maupun data.
Dalam menggunakan internet, siswa tidak hanya berperan sebagai
konsumen informasi saja. Siswa berperan sebagai peneliti dan analisis. Setelah
mendapat informasi yang begitu banyak dari internet, maka siswa harus mulai
menyeleksi melalui keterampilan membaca selintas, kemudian mengabaikan,
memilih dan mengambil sebagian atau seluruhnya. Butiran-butiran informasi yang
9
didapatkan kemudian disusun agar menjadikan bagian yang utuh. Aktivitas seperti
ini mengharuskan siswa untuk memaksimalkan keterampilan membaca dan
strategi berfikir (Rusman, 2007: 184).
Proses pembelajaran menggunakan internet memungkinkan siswa dan
guru tidak perlu bertemu secara fisik diruang kelas. Siswa dapat mengajarkan
tugas yang diberkan guru, mencari informasi tambahan mengenai materi yang
disampaikan serta berdiskusi dengan siswa lain untuk bertukar pengetahuan yang
diperoleh (Rusman, 2007: 184).
Menurut Rusman (2007: 184) ada beberapa hal yang dapat difasilitasi
dengan adanya internet:
1. Discovery (pertemuan)
Discovery (pertemuan) merupakan pencarian informasi tertentu yang dapat
dilakukan di internet.
2. Communication (komunikasi)
Jaringan internet menyediakan layanan fasilitas komunikasi yang dapat
mengirim pesan sederhana sampai bertukar informasi yang bersifat komplek
antar maupun inter-organisasi dan termasuk di dalam transfer antar komputer
dan proses informasi. Ada beberapa contoh media komunikasi yang sering
digunakan yaitu e-mail, chat group, newsgroup, forums, dll.
3. Collaboration (kolaburasi)
Fasilitas yang canggih seperti screen sharing ataupun teleconference dibangun
dengan meningkatkan komunikasi antar media elektronik. Fasilitas ini dapat
digunakan baik antar individu maupun kelompok. Kolaburasi juga
10
memungkinkan untuk saling berbagi sumber informasi yang menyediakan
akses pada server yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2.3 E-learning
E-learning merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan dengna
menggunaan bantuan media elektroni. Dengan berkembangnya teknologi
komputer, e-learning lebih dikenal sebagai proses pembelajaran yang dilakukan
melalui jaringan komputer yang disebut juga internet. Dikarenakan e-learning
digunakan oleh berbagai macam pengguna, maka muncul pembagian tipe
e-learning yaitu synchronous dan asynchronous (Effendi & Zhuan, 2005: 6).
Synchronous merupakan tipe e-learning dimana porses pembelajaran
terjadi pada saat yang sama ketika guru sedang mengajar perserta didik sedang
belajar. Hal tersebut memungkinkan interaksi langsung antara guru dan peserta
didik, baik melalui internet maupun intranet. Penggunaan synchronous sering pula
dinamakan web conference atau webinar (web seminar) dan sering digunakan
kelas atau kuliah universitas online (Effendi & Zhuan, 2005: 7).
Asynchronous merupakan tipe e-learning yang memungkinkan seseorang
peserta didik dapat mengambil pelajaran pada waktu yang berbeda dengan guru
yang memberi pelajaran. Pelatihan ini lebih menguntungkan bagi peserta didik
karena dapat mengakses pembelajaran kepanpun dan dimanapun. Akan tetapi, ada
juga pembelajaran asynchronous yang terpimpin, dimana guru memberikan
materi pelajaran lewat internet dan peserta didik mengakses materi pelajaran pada
waktu yang berlainan. Guru dapat pula memberikan tugas dan peserta didik
mengumpulkannya lewat email (Effendi & Zhuan, 2005: 7).
11
Effendi & Zhuan (2005) menjelaskan beberapa keebihan dan kekurangan
e-learning.
Kelebihan E-learning:
1. Biaya
Biaya operasional lebih hemat dibandingkan dengan sistem belajar
konvensional. Karena tidak membutuhkan alat tulis dan ruang kelas dan
peralatan lainnya.
2. Fleksibilitas waktu
Waktu yang tersedia dalam e-learning lebih fleksibel. E-learning membuat
peserta didik dapat menyelesaikan waktu belajar. Peserta didik dapat belajar
diwaktu luang dan meninggalkan pelajaran ketika ada kepentingan yang lebih
penting
3. Fleksibel tempat
Tempat yang disediakan oleh e-learning sangat fleksibel. Selama terhubung
dengan internet peserta didik dapat mengikuti pelajaran.
4. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran
E-learning dapat disesuaikan dengan kecepatan masing-masing peserta didik
dalam memahami sebuah materi pembelajaran. Peserta didik mengatur sendiri
kecepatan belajar yang diikuti. Apabila belum mengerti, ia tetap dapat
mempelajari modul tertentu dan mengulanginya nanti.
5. Standarisasi Pembelajaran
E-learning memiliki kualitas pembelajaran yang sama setiap kali diakses dan
tidak tergantung pada kemampuan mengajar yang diterpakan guru.
12
6. Efektivitas Pembelajaran
E-learning yang didesain dengan instructional design mutakhir membuat
pembelajar lebih mengerti isi pelajaran. Penyampaian pelajaran e-learning
dapat berupa simulasi dan kasus-kasus, menggunakan bentuk permainan dan
menerapkan teknologi animasi canggih. Bentuk-bentuk pembelajaran ini
dapat membantu proses pembelajaran dan mempertahankan minat belajar.
7. Kecepatan Distribusi
E-learning akan memudahkan guru dan pelajar untuk melakukan distribusi
data. Ketika guru ingin memberikan modul pembelajaran, ia dapat langsung
mengupload modul ke e-learning tanpa harus menunggu saat masuk kedalam
kelas.
8. Ketersediaan On-demand
Karena e-learning dapat diakses setiap saat, peserta didik dapat
menganggapnya sebagai “buku saku” yang membantu pekerjaan setiap saat.
9. Otomatisasi Proses Adminitrasi
E-learning menggunakan Learning Management System yang berfungsi
sebagai platform pelajaran-pelajaran e-learning. LMS berfungsi pula
menyimpan data-data pembelajaran, pelajaran, proses pembelajaran yang
berlangsung dan kegiatan adminitrasi lainnya. Dengan adanya laporan dalam
sistem, adminitrasi pembelajaran sangat terbantu. waktu dan proses
menyelesaikan tugas adminitrasi pelaporan akan lebih mudah dan singkat.
13
Kekurangan E-learning:
1. Budaya
Budaya dan kebiasaan teknologi peserta didik, Apabila mereka tidak terbiasa
menggunakan komputer, implementasi e-learning akan memakan waktu lebih
lama. Terlebih lagi, bila budaya pembelajaran sudah terbiasa dengan interaksi
yang ketat antar sesama peserta didik, maka praktik e-learning akan sulit
diterima.
2. Investasi
Walaupun hemat biaya, tetapi sebuah organisasi harus mengeluarkan
investasi awal cukup besar untuk memulai mengimplementasikan e-learning.
3. Teknologi
Karena teknologi yang digunakan beragam, ada kemungkinan teknologi
tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik teknologi
sehingga e-learning tidak berjalan dengan baik.
4. Infrastruktur
Internet yang belum menjangkau semua daerah di Indonesia. Akibatnya,
belum semua orang atau wilayah belum dapat merasakan e-learning dengan
internet.
5. Materi
Walaupun e-learning menawarkan berbagai fungsi ada beberapa materi yang
tidak dapat diajarkan melalui e-learning. Pembelajaran yang memerlukan
banyak kegiatan fisik, seperti olahraga dan instrument musik sulit
disampaikan melalui e-learning secara sempurna.
14
2.4 Blended Learning
Pembelajaran kombinasi atau Blended learning adalah pembelajaran yang
menggabungkan antara model pembelajaran tatap muka dengan model
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Vaughan,2007).
Pembelajaran kombinasi ini juga sering disebut hybrid instructions atau
pengajaran metode hybrid, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan
metode pengajaran tatap muka dengan metode pengajaran online (Delialioglu dan
Yildirim,2007).
Dengan demikian pembelajaran kombinasi ini bertujuan untuk
menggabungkan sifat dari model pembelajaran berbasis internet yaitu efisiensi
waktu, biaya yang murah dan kemudahan siswa kapan saja mengakses bahan
pembelajaran. Kemudian sifat dari model pembelajaran tatap muka di kelas, yaitu
membantu siswa untuk mempelajari bahan pembelajaran yang baru disajikan,
serta berinteraksi dengan siswa lainnya maupun guru di kelas. Model
pembelajaran kombinasi ini memiliki kelebihan dan kekurangan (Karunia, 2013:
28).
Kelebihan pembelajaran kombinasi:
1. Dapat digunakan untuk menyampaikan pembelajaran kapan saja dan dimana
saja.
2. Pembelajaran terjadi secara online dan tradisional, yang keduanya memiliki
kelebihan yang dapat saling melengkapi.
3. Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
15
4. Meningkatkan aksesbilitas. Dengan adanya pembelajaran kombinasi maka
siswa semakin mudah dalam mengakses bahan pembelajaran.
5. Pembelajaran menjadi lebih luwes dan tidak kaku.
Kekurangan pembelajaran kombinasi:
1. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki siswa yang menunjang pembelajaran
online, seperti komputer, smartphone dan akses internet.
2. Kurangnya pengetahuan siswa terhadap penggunaan teknologi.
2.5 Learning Management System (LMS) dan Moodle
Moodle adalah Learning Management System (LMS) yang bersifat open
source, dan dapat diperoleh dengan gratis dibawah lisensi GNU. Karena sifat
yang open source, moodle dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dari pengguna.
Moodle sangat user-friendly jika dibandingkan dengan LMS lain dan telah
digunakan berbagai kalangan, tidak hanya dunia pendidikan formal, organisasi
non-profit, dan perusahaan pribadi juga sudah banyak yang menggunakan.
Moodle juga mudah untuk dikembangkan dengan dukungan keamanan dan
administrasi yang baik.
Dengan menggunakan moodle, seseorang pengajar dapat membuat suatu
lingkungan belajar dimana pengajar tersebut dapat menyediakan materi,
menyediakan tempat untuk mengumpulkan tugas, melaksanakan quiz, dan
berbagai kegiatan lain yagn dilakukan secara online. (moodle.org, 2015).
2.5.1 Fitur Moodle
Moodle memiliki fitur yang sangat mendukung aktifitas pembelajran.
Adapun fitur-fitur yang digunakan di dalam moodle adalah sebagai berikut :
16
a. Courses (kursus) yaitu fasilitas yang digunakan untuk memuat kelas mata
pelajaran, contoh mata pelajaran TIK, Matematika dan lain sebagainya.
Gambar 2.1 Tampilan Kursus dalam moodle
b. Resources (sumber belajar) yaitu fasilitas yang berfungsi untuk menyajikan
sumber belajar kepada peserta didik, seperti materi berupa teks maupun video.
Gambar 2.2 Tampilan sumber belajar di dalam moodle
c. Quiz merupakan Salah satu fitur yang ada didalam moodle. Dimana dalam fitur
ini guru bisa membuat atau menambahkan quiz kedalam suatu kelas (course).
Di fitur ini juga guru bisa langsung memberikan nilai secara langsung,
mengatur kapan sebuah quiz dimulai dan akan ditutup.
17
Gambar 2.3 Tampilan Quiz dalam moodle
Gambar 2.4 Tampilan add submission di dalam moodle
d. Forum merupaan sebuah fitur yang ada didalam moodle yang digunakan
sebagai sarana untuk untuk berinteraksi dan berdiskusi antara guru dan siswa di
dalam pembelajaran online.
Gambar 2.5 Tampilan forums dalam moodle
18
2.6 Media Pembelajaran di dalam Moodle
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Dalam proses belajar mengajar selain guru sebagai sumber belajar
diperluan juga sebuah alat bantu yang dianggap sebagai sebagai alat bantu
mengajar guru. Gagne dalam Sadiman,dkk (2009: 6) menyatakan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs dalam Sadiman,dkk (2009: 6)
berpendapat bahwa media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk beajar. Asosiasi Pendidikan Nasional
(National Education Association/NEA) memiliki pendapat yang berbeda. Media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta
peralatannya. Dari pendapat-pendapat diatas Sadiman, dkk (2009) menarik
kesimpulan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.
Isi materi/media pembelajaran yang digunakan didalam mamkudus.com
adalah sebagai berikut:
a. Teks
19
Didalam media teks ini akan berisi materi tentang berkreasi dengan
CorelDRAW. Dimana didalam teks yang berupa file .pdf akan membahas
langkah-langkah membuat surat undanga didalam CorelDRAW.
b. Video
Video merupakan media audio visual yang menampilkan gerak yang memiiki
pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat informatif,
edukatif maupun instruksional (Sadiman, dkk,2009: 74). Salah satu kelebihan
dari video yang dijelaskan dalam Sadiman,dkk (2009) adalah demonstrasi yang
sulit bias dipersiapkan dan direkam seelumnya, sehingga waktu mengajar guru
bias memusatkan perhatian pada penyajiannya.
Dalam moodle sudah disediakan sebuah video pembelajaran berupa tutorial
membuat surat undangan yang berdurasi 10 menit 25 detik.
2.7 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Wajeha Thabit Al-Ani (2013) dengan judul
Blended Learning Approach Using Moodle And Student’s Achievement At Sultan
Qaboos University in Oman, menyatakan bahwa blended learning menggunakan
moodle sangat efektif untuk meningkatkan pretasi siswa. serta blended learning
menggunakan moodle mampu meningkatkan minat siswa dalam belajar.
Peneliti lain yaitu Teresa Martin-Blas dan Ana Serrano Fernandez (2009)
yang berjudul The Role of New Technologi In The Learning Process : Moodle as
a Teaching in Physics, mereka menayatakan bahwa Respon siswa untuk inisiatif
ini sangat baik, kelas online fisika ini membantu mereka untuk memperkuat
kemampuan dan pengetahuan mereka. Karena di dalam moodle kita dapat berbagi
20
pengetahuan melalaui berbagai jenis kegiatan yang bisa diawasi, seperti forum
dan chating. Jadi dapat disimpulkan media moodle ini mampu meningkatkan hasil
belajar dan membantu siswa dalam memahami pelajaran.
Dengan memanfaatkan media Moodle, Nuryanti (2013) dalam
penelitiannya menyimpulkan, bahwa berdasarkan hasil signifikansi N-gain,
pembelajaran Elearning berbasis Moodle sebagai pembelajaran sistem gerak ini
efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Dan berdasarkan tanggapan/respon pada
hasil kuesioner/angket semua positif menunjukan minat siswa dan guru tentang
metode pembelajaran ini.
Dengan memanfaatkan media Moodle, Zyainuri dan Marpanaji (2012)
dalam penelitiannya menyimpulkan, penggunaan elearning untuk siswa kelas XI
Teknik Elektronika SMK Negeri 5 Banjarmasin yang melaksanakan Prakerin
efektif meningkatkan hasil belajar sisiwa. Hal ini terbukti dengan perbedaan
peningkatan nilai pretest ke posttest untuk kedua kelas tersebut sebesar 13,24.
Sedangkan hasil penelitian dari Bentley, Y., Selassie, H., & Shegunshi, A.
(2012) dengan judul “Design And Evaluation of Student-Focused E-Learning”
mencapai 62% tingkat keefektifan elearning yang sudah di tetapkan. Proses
pelaksanaan yang baik dengan tingkat kesadaran akan manfaat elearning sangat
tinggi.
2.8 Kerangka Berfikir
Pembelajaran pada dasarnya adalah proses komunikasi antara pendidik
dengan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Salah satu tujuan pembelajaran hendak dicapai adalah hasil belajar
21
siswa yang optimal. Pada kenyataanya masih terdapat siswa yang kurang baik
dikarenakan model pembelajaran yang sangat monoton dan juga ada yang
mengeluh tidak berani menyampaikan pertanyaan kepada guru secara langsung
ketika pertemuan tatap muka, serta kurangnya waktu di jam sekolah untuk
berdiskusi dan memahami materi yang ada ataupun mengerjakan soal praktik
TIK. Guna mewujudkan tujuan pembelajaran dan meminimalisir factor-faktor
tersebut, pendidikan harus selalu berupaya untuk memaksimalkan penggunaan
model serta media pembelajaran yang menarik. Salah satu media yang dapat
digunakan untuk memanfaatkan tekonologi informasi dan komunikasi, kemajuan
teknologi tersebut dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan membuat
proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Tak lepas dari itu
pembelajaran tatap muak juga tak kalah pentingnya dalam proses pembelajaran
terutama pada mata pelajaran TIK. maka dari itu di perlukan sebuah medel
pembelajaran yang mampu mendukung pertemuan tatap muka dan pembelajaran
secara online (e-learning). Maka dari itu dikembangkahlah model pembelajaran
blended learning.
Model blended learning ini dapat menggunakan media sosial yang
notabenenya banyak digunakan oleh siswa seperti facebook. Namun biasanya
media social seperti facebook itu sering digunakan oleh peserta didik untuk
melakukan hal yang cenderung berdampak negatif untuk hasil belajar. Maka dari
itu digunakan lah moodle sebagai sebuah media yang mampu memberikan akses
kepada guru dan siswa untuk melakukan proses pembelajaran secra online.
22
Gambar 2.20 kerangka berfikir
a. Tatap muka
Kegiatan pembelajaran yang berupa interaksi lagnsung antara guru dan
siswa dalam kegiatan ini guru melakukan aktivitas pembelajaran seperti
ppresentasi bahan pembelajaran , interaksi dan evaluais secara langsung (tanpa
perantara) kepada siswa dengan waktu dan ruang yang telah ditentukan.
b. Moodle
Aktivitas pembelajaran antara guru dan siswa memanfaatkan situs
learning management system yaitu moodle sebagai perangtara. Dalam aktivitas
guru memberikan bahan pembelajaran berupa teks dan video tutorial yang
dikirim ke dalam moodle. Siswa dapat mendownload dan mempelajari materi
yang sudah diberikan oleh guru di moodle. Selanjutnya di dalam moodle ada
sebuah fasilitas “forum” yang bisa digunakan sebagai sarana bagi guru dan
siswa untuk saling berinteraksi.
23
c. Pembelajaran dengan memanfaatkan moodle
Pada penelitian ini akan menerapkan model blended learning dengan
menggunakan moodle sebagai pembelajaran online, sehingga aktifitas
pembelajaran bisa berlangsung kapan saja dan dimana saja. Guru mengunggah
materi beruap teks dan video di dalam moodle, dan siswa mampu mengunduh
materi tersebut di dalam moodle. Pada aktifitas interaksi moodle memberikan
sarana berupa forum yang dimanfaatkan oleh guru sebagai sarana untuk
berdiskusi antara guru dan siswa. pada aktivitas evaluasi guru memanfaatkan
fasilitas assignment dari moodle untuk memberikan sebuah tugas kepada siswa.
di dalam fitur assignment ini guru juga bisa memberikan penilaian dan
feedback kepada siswa terkait tugasnya.
Kemudian pada pmbelajaran tatap muka digunakan untuk aktivitas
interaksi. Interaksi dalam hal ini adalah Tanya jawab antara guru dan siswa
tentang pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru pada pembelajaran
online, karena ada beberapa juga interaksi (Tanya-jawab) yang memerlukan
pemahaman khusus, yang membutuhkan tatap muka antara guru dan siswa.
Dengan blended learning seperti ini siswa menjadi lebih akan tertarik
dalam aktivitas pembelajaran berkreasi dengan CorelDRAW, sehingga tidak
menutup kemungkinan siswa mampu memahami dengan baik materi yang
disampaikan oleh guru baik ketika tatap muka ataupun ketika mereka belajar
secara online. Agar pembelajaran ini berjalan dengan baik tentunya dilakukan
perencanaan ulang, dengan menyusun perangkat pembelajaran. Perangkat ini
24
terdiri dari Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum), Bahan Pembelajaran, dan Evaluasi.
2.9 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2010: 224). Dari kerangka berfikir yang telah dikemukakan
maka hipotesis yang dapat diambil adalah penggunaan blended learning
menggunakan moodle dalam materi ajar berkreasi dengan CorelDRAW dapat
meningkatkan hasil belajar dan minat siswa kelas XII IPA MA Muhammadiyah
Kudus.
40
BAB IV
ANALISIS DATA
5.1 Deskripsi Hasil Penelitian
5.1.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada 12 – 26 september 2016, di MA
Muhammadiyah Kudus. Pada pembelajaran TIK dengan materi Brekreasi
menggunakan CorelDRAW. Penelitian ini merupakan penelitian yang
menggunakan desain “One Shot Case Study” yang penelitiannya hanya
menggunakan satu kelas yang diberikan perlakuan atau treatment. Penelitian ini
dilakukan untuk membuktikan apakah peserta didik mampu meningkatkan hasil
belajar dan mencapai nilai yang telah ditetapkan yaitu 70 dengan blended learning
menggunakan moodle dengan alamat www.mamkudus.com pada materi berkreasi
dengan CorelDRAW pada mata pelajaran TIK. Pelaksanaan pembelajaran
dilakukan 2 kali pertemuan pada kelas XII IPA. Rincian pelaksanaan
pembelajaran pada kelas XII IPA adalah sebagai berikut: 45 menit pertama
dilakukan pembelajaran seperti biasanya guru memberikan materi didepan kelas.
45 menit kedua peserta didik menggunakan www.mamkudus.com untuk
mempelajari materi berkreasi dengan CorelDRAW. Pada 90 menit pada
pertemuan kedua peserta didik melakukan posttest.
Dalam hal ini peneliti bertugas sebagai pengajar. Peneliti melakukan
pengajaran didalam kelas dan mengamati aktivitas belajar peserta didik.
41
Setelah dilakukan penelitian, diperoleh nilai hasil belajar dari kelas XII IPA
sebanyak 37 peserta didik sebagai berikut :
Grafik 4.1 Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA
5.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan menggunakan uji t untuk membuktikan bahwa siswa
kelas XII IPA MA Muhammadiyah Kudus mampu mencapai nilai yang ditentukan
yaitu 70. Serta menggunakan uji gain score untuk mengetahui apakah blended
learning menggunakan moodle mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Syarat uji
t adalah dengan uji normalitas.
5.2.1 Uji Normalias
Pada analisis tahap akhir ini digunakan uji normalitas untuk memastikan
bahwa data yang diperoleh adalah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan dengan uji chi-kuadrat. Sedangkan untuk menguji normalitas data yang
0
2
4
6
8
10
12
60 – 65 66 – 71 72 – 77 78 – 83 84 – 89 90 - 95
Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA
42
diperoleh yaitu dengan menggunakan nilai hasil belajar peserta didik dari kelas XII
IPA.
Tabel 4.1 Tabel Perhitungan Uji Normalitas Data Akhir Kelas XII IPA
Interval f0 fh
f0 –
fh
(f0 – fh )2
(f0 – fh )2
/
fh
60 – 65 2 0,9 1,1 1,21 1,34
66 – 71 4 5 -1 1 0,2
72 – 77 11 12,6 -1,6 2,56 0,20
78 – 83 9 12,6 -3,6 12,96 1,03
84 – 89 8 5 3 9 1,8
90 – 95 3 0,9 2,1 4,41 4,9
Jumlah 37 37 0 9,47
Didalam tabel diatas ditemukan perhitungan nilai chi kuadrat hitung adalah
9,47. Selanjutnya harga ini akan dibandingkan dengan harga chi kuadrat tabel dengan
dk (derajat kebebasan) 6 – 1 = 5. Berdasarkan tabel chi kuadrat dapat diketahui
bahwa bila dk = 5 dan kesalahan yang ditetapkan 5% maka harga chi kuadrat tabel
adalah 11,070. Karena harga chi kuadrat hitung (9,47) < chi kuadrat tabel (11,070)
maka distribusi data dari kelas XII IPA tersebut dapat dinyatakan berdistribusi
normal.
Hasil akhir dari perhitungan uji normalitas kelas XII IPA dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Data nilai akhir kelas XII IPA
N Kela
s
Kemampua
n
D Keteranga
n
43
1 XII
I
P
A
Post Test 9,47 5 11,070 Normal
5.2.2 Uji Hipotesis
Dalam hal ini uji hipotesis dilakukan dengan perbandingan satu variabel yang
sering disebut Uji t. Bentuk pengujian yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan uji pihak kanan. Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (H0)
berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi “
lebih besar (>)” (Sugiyono, 2016: 102).
Tabel 4.3 Tabel Penolong untuk menghitung Simpangan Baku
Interval fi xi xi – x̄ (xi – x̄)2 fi (xi – x̄)
2
60 – 65 2 62,5
-
1
7
,
4
2
303,46 606,92
66 – 71 4 68,5
-
1
1
,
4
2
130,42 521,68
72 – 77 11 74,5 -5,42 29,38 323,18
44
78 – 83 9 80,5 0,58 0,34 3,06
84 – 89 8 86,5 6,58 43,30 346,4
90 – 95 3 92,5 12,58 158,26 474,78
Jumlah 37 2276,02
Berdasarkan tabel diatas kita dapat menghitung nilai Simpangan baku seperit
berikut ini :
Dari data-data yang diperoleh rata-rata nilai ( ) = 79.92 dan nilai simpangan
baku (S) = 7,95. Maka nilai t adalah sebagai berikut:
45
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai thitung = 7,58. Selanjutnya harga ini
akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan dk (derajat kebebasan) 6 – 1 = 5.
Berdasarkan tabel t dapat diketahui bahwa bila dk = 5 dan kesalahan yang ditetapkan
5% maka nilai t tabel = 2,015. Karena nilai thitung = 7,58 > ttabel = 2,015 maka H0
ditolak dan Ha diterima yang berarti rata-rata hasil belajar siswa kelas XII IPA dalam
materi berkreasi dengan CorelDRAW menggunakan moodle lebih dari 70.
Dari hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa siswa dapat menggunakan
dan memahami materi berkreasi dengan CorelDRAW menggunakan Moodle dengan
baik.
4.2.3 Peningkatan Hasil Belajar
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kemampuan hasil belajar
pemecahan masalah pada kelas eksperimen dilakukan analisis terhadap hasil pretest
dan posttest (wiyono, 2013: 53). Data yang akan digunakan untuk pretest adalah nilai
ulangan harian materi berkreasi dengan CorelDRAW, dan data posttest adalah hasil
belajar setelah menggunakan blended learning menggunakan moodle.
Menurut Hake dalam wiyono (2013) analisis dilakukan dengan menggunakan
rumus gain ternormalisasi sebagai berikut:
Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut:
Tinggi : g > 0,7 atau dinyatakan dalam persen g > 70
Sedang : 0,3 ≤ g ≤ 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 ≤ g ≤ 70
46
Rendah : g < 0,3 atau dinyatakan dalam persen g < 30
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa
Pretest Posttest
Jumlah siswa 37 37
Rata-rata 69.03 79.92
Nilai rata-rata
maksima
l
100 100
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah posttest, maka
analysis data menggunakan Normalized gain score. Rumus dan perhitungannya
sebagai berikut:
Dari perhitungan diatas terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa kelas
XII IPA ketika menggunakan blended learning menggunakan moodle karena nilai
gain yang diperoleh yaitu 0,3516 atau 35,16 % berada di dalam rentang 0,3 ≤ g ≤ 0,7
yang dikategorikan sedang.
4.3 Hasil Data Tanggapan Siswa
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kelayakan blended learning
menggunakan Moodle dengan alamat www.mamkudus.com dapat dilakukan melalui
analisis angket yang sudah diisi 37 siswa kelas XII IPA pada pertemuan terakhir
47
penelitian. Adapun hasil data angket tanggapan siswa bias dilihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.5 Hasil Data Tanggapan Siswa
Dari tabel diatas menunjukkan persentase nilai angket tanggapan siswa adalah
80,36%. Jika persentase tersebut dikategorikan pada tabel 3.6, maka persentase nilai
angket tanggapan siswa termasuk dalam kategori “Layak”. Jadi blended learning
menggunakan moodle merupakan salah satu pembelajaran yang Layak untuk
digunakan.
4.4 Hasil Data Validasi Materi
Selanjutnya pada pembahasan ini akan dibahas analisis data validasi materi,
apakah materi yang digunakan di dalam Moodle layak digunakan atau tidak dapat
diketahui dari angket yang dibagikan 2 guru TIK yang mengajar di MA
Muhammadiyah Kudus sebagai responden. Adapun hasil data angket validasi materi
bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.9 Tabel Hasil Analisis Data Validasi Materi
no aspek butir angket jumlah nilai jumlah butir angket presentasi kategori
1 Aspek Pembelajaran yang Menyenangkan 1,3,5,8,11 740 587 79,32% Layak
2 Aspek Kemudahan Berinteraksi 6,9,10,12,13,14 888 726 81,76% Sangat Layak
3 Aspek Kemudahan Mempelajari Materi 2,4,7,15 592 471 79,56% Layak
skor rata-rata 2220 1784 80.36% Layak
48
Tabel 4.9 diatas menunjukan hasil persentase Validasi materi yang dilakukan
oleh Responden dapat dilihat persentase nilai dari semua responden uji pengguna
sebesar 82,50% Jika persentase tersebut dikategorikan pada tabel 3.8, maka
persentase nilai angket tanggapan siswa termasuk dalam kategori “Sangat Layak”.
4.5 Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa pada hasil
validasi materi menunjukan materi yang disampaikan didalam Moodle “Sagnat
Layak”, dengan nilai presentasi 82,50%.
Berdasarkan uji hipotesis penelitian menggunakan uji t dimana sebelumnya
data telah di uji normalitas dan diketahui memliki distribusi normal. Dari data hasil
belajar siswa didapat rata-rata 79,92 dan simpangan baku 7,95. Selanjutnya hasil
analisis menunjukkan bahwa nilai thitung = 7,58 > ttabel = 2,015 yang berarti Ha diterima
atau rata-rata hasil belajar materi ajar Berkreasi dengan CorelDRAW menggunakan
Moodle lebih besar dari 70. Dari hasil tersebut didapatkan pengetahuan bahwa siswa
dapat menggunakan dan memahami materi berkreasi dengan CorelDRAW dengan
baik.
no aspek butir angket jumlah nilai jumlah butir angket presentasi kategori
1 Kesesuain materi dan kurikulum 1 12 9 75% Layak
2 Topik dalam Moodle 2 12 8 67% Layak
3 Isi materi 3,4,9 36 28 78% Layak
4 Tugas pada Moodle 5,6 24 23 96% Sangat Layak
5 Soal latihan pada Moodle 7,8 24 21 88% Sangat Layak
6 Alternatif model pembelajaran 10 12 10 83% Sangat Layak
skor rata-rata 120 99 82.50% Sangat Layak
49
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga didapatkan hasil dari gain
score. Dari perhitungan gain score dihasilkan nilai 0,3516 atau 35,56% dimana angka
ini berada dalam rentang 0,3 ≤ g ≤ 0,7 yang dikategorikan sedang. Dari hasil ini
terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa kelas XII IPA menggunakan blended
learning menggunakan moodle pada materi berkreasi dengan CorelDRAW.
Dari analisis data tanggapan siswa juga didapat hasil bahwa pada analisis
tanggapan siswa skor rata-rata dari semua responden uji pengguna sebesar 80,36%
sehingga kriteria yang dihasilkan termasuk dalam kriteria “Layak”.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wajeha Thabit Al-Ani
(2013) dengan judul Blended Learning Approach Using Moodle And Student’s
Achievement At Sultan Qaboos University in Oman menyatakan bahwa menggunakan
blended learning menggunakan moodle dalam pembelajaran dapat mengembangkan
keterampilan mandiri siswa dan mampu memotivasi siswa untuk memenuhi tujuan
prestasi mereka.
Peneliti lain yaitu Teresa Martin-Blas dan Ana Serrano Fernandez (2009)
yang berjudul The Role of New Technologi In The Learning Process : Moodle as a
Teaching in Physics mereka menyatakan moodle adalah cara yang bagus bagi guru
untuk mengajar, mengelola dan menyampaikan materi. Di dalam moodle juga bias
ditambahkan sebuah alat media multimedia untuk membuat sebuah proses kegiatan
pembelajaran yang menarik bagi siswa. Sehingga meningkatkan minat para siswa
dalam mata pelajaran fisika. Dengan moodle Guru juga dapat memberikan materi
50
yang belum sempat disampaikan kepada siswa karena kurangnya waktu
pembelajaran.
Dengan memanfaatkan media Moodle, Nuryanti (2013) dalam penelitiannya
menyimpulkan, bahwa berdasarkan hasil signifikansi N-gain, pembelajaran Elearning
berbasis Moodle sebagai pembelajaran sistem gerak ini efektif meningkatkan hasil
belajar siswa. Dan berdasarkan tanggapan/respon pada hasil kuesioner/angket semua
positif menunjukan minat siswa dan guru tentang metode pembelajaran ini.
Sarah (2015) dalam peneltitiannya menyatakan bahwa blended learning
memadukan pembeajaran tatap muka dengan online learning yang menimbulkan
interaksi dinamis antara mahasiswa dengan dosen dan mahasiswa dengan mahasiswa
serta penggunaan metode pembelajaran yang variatif dan disukai oleh mahasiswa
akan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan hasil penelitian Hermanwanto, Kusairi dan Wartono (2013)
dinyatakkan blended learning ini membuat penugasan konsep dan penalaran fisika
peserta didik lebih baik, maka disarankan guru menggunakan blended learning, tidak
menutup kemungkinan pada mata pelajaran yang lain karena pada dasarnya
pembelajaran ini diterapkan pada semua mata pelajaran.
Sjukur (2012) Menyatakan bahwa hasil penelitian di SMK Negeri 1 Satui
Menunjukkan perbedaan rata-rata peningkatan skor hasil belajar dari pretest ke
posttest sebesar 38,12 setelah menggunakan metode pembelajaran blended learning.
51
Izzudin (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa motivasi dan hasil
belajar meningkat secara signifikan karena penerapan model pembelajarna blended
learning.
Sedangkan hasil penelitian dari Bentley, Y., Selassie, H., & Shegunshi, A.
(2012) dengan judul “Design And Evaluation of Student-Focused E-Learning”
mencapai 62% tingkat keefektifan elearning yang sudah di tetapkan. Proses
pelaksanaan yang baik dengan tingkat kesadaran akan manfaat elearning sangat
tinggi.
Dengan memanfaatkan media Moodle, Zyainuri dan Marpanaji (2012) dalam
penelitiannya menyimpulkan, penggunaan elearning untuk siswa kelas XI Teknik
Elektronika SMK Negeri 5 Banjarmasin yang melaksanakan Prakerin efektif
meningkatkan hasil belajar sisiwa. Hal ini terbukti dengan perbedaan peningkatan
nilai pretest ke posttest untuk kedua kelas tersebut sebesar 13,24.
51
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan merupakan inti dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil
peneltitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa :
1) Responden menyatakan materi berkreasi dengan CorelDRAW yang ada di dalam
Moodle ditinjau dari aspek kesesuaian dan kurikulum, aspek topic dalam moodle,
aspek isi materi, aspek tugas pada moodle, aspek soal latihan pada moodle dan
aspek alternative model pembelajaran Sangat Layak digunakan.
2) Nilai hasil belajar siswa kelas XII IPA MA Muhammadiyah Kudus yang
menggunakan blended learning menggunakan moodle pada materi berkreasi
dengan CorelDRAW mengalami peningkatan pada ulangan posttest ketika
dibandingkan dengan nilai ulangan pretest sesuai dengan hasil nilai gain score
0,3516 atau 35,16 %.
3) Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan blended learning
menggunakan moodle dalam materi berkreasi dengan CorelDRAW mampu
mencapai nilai KKM yang sudah ditetapkan yaitu 70. Hal ini dibuktikan dengan
pengujian hipotesis dimana hasil analisis menunjukkan bahwa nilai thitung =7,58 >
52
ttabel = 2,015, hal ini berarti rata-rata hasil belajar materi berkreasi dengan
CorelDRAW dengan blended learning menggunakan moodle lebih besar dari 70.
Dari hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa siswa dapat menggunakan dan
memahami materi berkreasi dengan CorelDRAW dengan blended learning
menggunakan moodle.
4) Pembelajaran dengan blended learning menggunakan moodle terbukti efektif
untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan
dengan persentase nilai angket tanggapan siswa sebesar 80,36% sehingga kriteria
yang dihasilkan termasuk dalam kriteria “Layak”.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti memberikan
saran agar pembelajaran menggunakan media pembelajaran dapat diterapkan secara
optimal. Saran yang peneliti berikan sebagai berikut:
1) Proses belajar mengajar dengan menggunakan model blended learning
menggunakan moodle menjadi salah satu alternatif untuk memudahan peserta
didik dalam memahami materi dan meningkatkan minat belajar siswa. Sehingga
disarankan menjadi salah menjadi salah satu pilihan model yang
diimplementasikan.
2) Pendidik perlu menjelaskan penggunaan moodle secara jelas, supaya peserta
didik memahami langkah-langkah penggunaanya. Sehingga proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik.
53
DAFTAR PUSTAKA
Alhabahba MM, AA Ziden, AA Albdour & BT Alsayyed. 2012. e-learning! the
new paradigm of education: factorial analysis. International Journal of Humanities and Social Science, 2 (4), 105.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Al-Ani, W.T., (2013). Blended Learning Approach Using Moodle and Srudent’s
Achievement at Sultan Qaboos University in Oman. Journal of Education and Learning2 ,3.
Bentley, Y., Selassie, H., & Shegunshi, A. (2012). Design and evaluation of student-
focused eLearning. Electronic Journal of E-Learning, 10(1): 1-12.
Bibi, S. (2015). Efektivitas Model Blended Learning Terhadap Motivasi dan Tingkat
Pemahaman Mahasiswa Mata Kuliah Algoritma dan Pemrograman. jurnal pendidikan vokasi, 5(1), 74-85
Blas, T.M., & Fernandez, A.S., (2008). The Role of New Technologies in the
Learning Process: Moodle as a Teaching Tool in Physics. Computer & Education, 52, 35-44.
Cahyadi W. (20014). Learning Management System dengan Model Pembelajaran Think Pair And Square. Skripsi. (Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Semarang, 2014).
Delialioglu, O., & Yildirim, Z. (2007). Students' perceptions on effective dimensions of interactive learning in a blended learning environment. Educational Technology & Society, 10(2), 133-146.
Effendi, E. & Zhuan, H.(2005). e-learning, konsep dan aplikais. yogjakarta:ANDI.
Ellis RK. (2009). A Field Guide To Learning Management System (h.1). American
Society for Training & Development (ASTD) Learning Circuit. Juli 2003.
Jakarta.
Hermanto, Kusairi,S., Wartono. (2013). Pengaruh Blended Learning terhadap
Penguasaan Konsep Penalaran Fisika Peserta Didik Kelas X. Jurnal Pendidikan Fisika Indoensia, 6, 67-76.
54
Karunia, N. 2013. Blended Learning. Paper. Jakarta: UNJ.
Kurniasih, I. & Sani, B. (2015). Ragam Pengembang Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesioanalitas Guru : Kata Pena.
Moodle. 2015, About Moodle.[online]. Diakses pada tanggal 22 Agustus 2015 dari
https://docs.moodle.org/29/en/About_Moodle.
Nuryanti, D.D., N.R. Utami, Supriyanto. 2013. Pengembangan Elearning Berbasis
Moodle Sebagai Media Pembelajaran Sistem Gerak di SMA. Unnes Journal of Biology Education 2(3).
Paulsen MF. (2003). Experince With Learning Management System in 113 European
Institutions. Education technology and society, 6 (4), 134.
Purwanto, E. & Martono. (2010).Cara Mudah Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Kelas XII SMA/MA. Jakarta:Pusat Perbukuan.
Ramadhani M. (2012). Efektifitas penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis web pada pelajaran Teknologi Inrofmasi dan Komunikasi terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kalasan. Skripsi. (Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta,2012).
Rusman. (2009). Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran.
Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., Rahardjito. (2009). Media Pendidikan : pengertian, pengembangan dan pemanfaatan. Jakarta: PT Rajagrafindo
persada.
Sharan, S. (2014). The Handbook Of Cooperative Learning. Yogyakarta:Istana
Media.
Sjukur, S.B. (2012). Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Tingkat SMK. jurnal pendidikan vokasi, 2(3), 368-378.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: Alfabeta
Syarif, I. (2012). pengaruh blended learning terhadap motivasi dan prestasi belajar
siswa SMK. jurnal pendidikan vokasi, 2 (2), 234.
55
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. 8
Usman,Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT.Remaja RosdaKarya.
Vaughan, N. (2007). Perspectives on blended learning in higher education. International Journal on ELearning, 6(1), 81.
Wiyono. 2013. Pembelajaran Matematika Model Concept AttainmentMeningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Segitiga. Journal of Educational Research and Evaluation 2 (1).
Zainuddin, N.M.M., Zaman,b., & Ahmad, A. (2009). Learning Science Using AR-Book by Blended Learning Srategies: A Case Study on Preferred Visual Needs of Deaf Student. Malaysian Journal of Education Technology, 9(2),5-20.
Zyainuri dan E. Marpanaji. 2012. Penerapan Elearning Moodle Untuk Pembelajaran
Siswa Yang Melaksanakan Prakerin. Jurnal Pendidikan Vokasi 2(3): 410-
426.