impac of oil refeneri to timor leste economic
Transcript of impac of oil refeneri to timor leste economic
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri adalah bidang mata pencaharian yang menggunakan ketrampilan dan
ketekunan kerja (industrious) dan penggunaan alatalat di bidang pengolahan hasilhasil
bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai
mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang
berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan
yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah,
yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik. (Sritomo “Teknik dan managemen
industri” 2006)
Selama tahun 1700an M dan awal 1800an, terjadi perubahan perubahan besar
dalam kehidupan dan pekerjaan manusia dibanyak belahan dunia. Perubahanperubahan
ini adalah hasil dari industrialisasi. Istilah revolusi industry menunjukan
perubahanperubahan yang berlangsung selama periode 17001800an. Revolusi
industry bermula di inggris selama 1700an. Ia mulai kebagian lain Eropa dan Amerika
utara pada awal 1800an. Menjelang pertengahan tahun 1800an, industrialisasi telah
menyebar kemana mana di seantero Eropa barat dan timur laut Amerika serikat.
Sritomo “Teknik dan managemen industri” 2006)
2
Industri Kilang minyak (Oil refinery) pertama di dunia dibuka di Ploieşti, Rumania,
di 1856-1857. Setelah diambil alih oleh Nazi Jerman, kilang Ploieşti dibom dalam
Operasi Tidal Wave oleh Sekutu selama Kampanye Minyak Perang Dunia II. Pada satu
titik, kilang di Ras Tanura, Saudi Arabia yang dimiliki oleh Saudi Aramco itu diklaim
sebagai kilang minyak terbesar di dunia. Untuk sebagian besar dari abad ke-20, kilang
terbesar adalah Abadan Kilang di Iran. Kilang ini mengalami kerusakan yang luas
selama perang Iran-Irak. Kompleks kilang terbesar di dunia adalah Kompleks Kilang
Jamnagar, yang terdiri dari dua kilang berdampingan dioperasikan oleh Reliance
Industries Limited di Jamnagar, India dengan kapasitas produksi gabungan dari
1.240.000 barel per hari (197.000 m3 / d). PDVSA Paraguana Kilang Complex di
Paraguana Peninsula, Venezuela dengan kapasitas 956.000 bbl / d (152.000 m3 / d) dan
Ulsan SK Energy di Korea Selatan dengan 840.000 bbl / d (134.000 m3 / d) masing-
masing adalah kedua dan ketiga terbesar. (American prising “Oil Refenenery
Industries).
Negara Timor-Leste merupakan salah satu dari negara penghasil minyka dan
sebagian besar pendapatan negara hampir 90% berasal dari sektor hulur migas. Namun
Semua kebutuhan komsumsi dalam negeri masih tergantung pada impor, komsumsi
terhadap bahan bakar minyak (BBM) pun masih di impor dari beberapa negara terdekat
karena belum ada industri yang cukup di dalam negara, hal tersebut secara lansung
berdampak negatif pada proses pembangunan negara di masa depan. Dengan kebutuhan
akan bahan bakar minyak (BBM) yang semakin menigkat setiap tahunnya, akhirnya
pemerintah melalui perusahaan migas nasional yaitu TIMOR GAP.EP merencanakan
untuk mendirikan sebuah industri kilang minyak (Oil Refenary) di Timor-Leste yakni di
desa Betano distrik Manufahi, untuk membantu memenuhi komsumsi bahan bakar
minyak (BBM) dalam negeri. (Luta hamutuk 2011)
3
Tujuan pemerintah Timor-Leste untuk mendirikan kilang minyak di desa Betano,
distrik Manufahi, untuk mengelola sumber minyak sendiri. Refinary yang digunakan
yakni untuk memproduksi berbagai produk petroleum yang direncanakan pemerintah,
dimana dengan kapasitas produksi mencapai 30.000 bpd. Hadirnya kilang minyak (oil
refinery) di Timor-Leste akan berdampak positif bagi pemamfaatan sumber daya alam
yang signifikan dan menopang pertumbuhan ekonomi, meminimalkan penganguran dan
menjamin perbaikan imfrakstruktur di Timor-Leste. Untuk mengola kilang minyak
tersebut akan mendapatkaan diskusi dari pemerintah Timor-Leste melalui Autoridade
Nasional do Petroleum (ANP) akan tergantung pada perusahaan yang beroperasi di
kilang dan pabrik petrokimia (Ministerio do Petroleum e Rrecursus Minirais,2012).
Sektor minyak dan gas (migas) akan menjadi pilar utama dari pengembangan
negara Timor-Leste untuk saat ini dan di masa depan. Ini penting karena tidak hanya
pertumbuhan dan kekuatan perekonomian negara, tapi juga kemajuan negara ini sebagai
negara yang sukses dan stabil. Untuk sementara pemerintah tengah mengembangkan
sektor tersebut, negara pemerintah harus memastikan bahwa kekayaan sumber daya
alam (SDA) Timor-Leste diperuntukkan untuk pembangunan negara dan peningkatan
taraf hidup rakyat. (Lao Hamutuk, vol. 6 no.4 2010)
Untuk menjawab tantangan ke depan, pemerintah akan mengambil langkah-
langkah sebagai berikut:
(1) Pendapatan dari minyak tanah akan dilanjutkan untuk tetap dapat transparan dan
digunakan untukmendukung pengembangan sosial dan ekonomi.
(2) Industri minyak tanah akan dikembangkan melalui sebuah mekanisme kerja yang
menuntut partisipasi maksimum dari penduduk Timor-Leste dan bisnis.
4
(3) Sumber Daya Manusia penting untuk pengoperasian industri minyak tanah yang
akan ditingkatkan dan dibangun. Dan
(4) Pantai Selatan akan dikembangkan untuk mendukung perluasan industri minyak
tanah dalam negeri, termasuk pendirian infrastruktur inti. Sangat penting untuk
diperhatikan, banyak dari program ini, termasuk beasiswa nasional dan
internasional, akan didanai melalui Dana Sumber Daya Manusia dan akan dipastikan
bahwa TimorLeste memiliki orang-orang dengan kemampuan dan pengalaman
untuk memimpin dan mengatur pengembangan industri minyak tanah kita.
Pusat strategi pengembangan industri minyak tanah kita akan menjadi tanggung
jawab dandilaksanakan oleh Perusahaan Minyak Tanah Nasional kita, TIMOR-GAP,
E.P. Perusahaan ini akan memimpin pengembangan industri melalui partisipasi
langsung, kepemilikan dan penanaman modal di sektor minyak tanah. Hal ini akan
menyediakan jalan untuk Timor-Leste memiliki hak bisnis secara langsung dan
keuntungan dari perluasan sektor minyak tanah. TIMOR-GAP akan berkomitmen untuk
membangun sumber daya manusia kita dan keahlian minyak tanah dalam negeri untuk
mengizinkan kepemilikan dan partisipasi rakyat Timor-Leste. (Lao Hamutuk, vol. 7 no.2
2010)
Dengan mengacu pada latar belakang di atas maka peneliti mengetahui
bagaimana rencana pendirian industry kilang minyak (Oil Refinery) dengan tujuan
untuk mengetahui dampak kehadiaran industi kilang minyak (Oil Refinery) terhadap
perekonomian Timor leste.
5
1.2 Pertanyaan Penelitian
Dari penjelasan yang ada di atas maka penulis merumuskan problem atau masalah
yang akan diteliti yaitu, “Apakah kehadiran industri kilang minyak (Oil Refinery)
berdampak pada perekonomian Timor-Leste”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kehadiran industri kilang
minyak memberi dampak terhadap perekonomian Timor-Leste.
1.4 Ma n f a a t Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara sederhana dalam kamus besar ekonomi (Winarno dan Ismaya) dijelaskan
bahwa definisi industri adalah kegiatan ekonomi dengan memproses atau mengolah
bahan-bahan atau barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, seperti mesin,
untuk menghasilkan barang (jadi) atau jasa.
Ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dalam menggunaan dan memanfaatkan sumber alam yang ada (yang relatif terbatas)
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tidak terbatas.
6
1.4.2 Mamfaat Praktis
Dalam penelitian ini secara akademis dapat bermamfaat bagi semua pihak-
pihak untuk mengetahui tentang dampak kehadiran industri kilang minyak
terhadap perekonomian Timor-Leste, sehingga peneliti merumuskan mamfaat
penelitian sebagai berikut:
(1) Bagi pemerintah adalah sebagai bahan referensi atau informasi untuk
mengetahui tentang dampak kehadiran industri kilang minyak terhadap
perekonomian Timor-Leste
(2) Bagi masyarakat adalah sebagai informasi tentang dampak kehadiran
industri kilang minyak terhadap perekonomian Timor-Leste
(3) Bagi akademik adalah sebagai salah satu bahan investasi (penanaman
modal) di perpustakaan DIT.
(4) Bagi perusahaan adalah sebagai bahan informasi dampak kehadiran
industri kilang minyak terhadap perekonomian Timor-Leste
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
2.1.1 Dampak
Pengertian dampak berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh
adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk
watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana
ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi
dengan apa yang dipengaruhi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2010).
Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam
setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak
tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa
merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Seorang
pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak yang akan
terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil. (Kamus Besar Bahasa Indonesia
Online, 2010).
8
Dari penjabaran diatas maka kita dapat membagi dampak ke dalam dua
pengertian yaitu; dampak positif dan dampak negative.
Dampak positif adalah hal hal atau sesuatu yang terjadi yang dapat memberikan
keuntungan kepada pihak pihak yang melaksanakannya. Dampak positif diartikan
sebagai suatu timbal balik yang dapat memberikan suatu kepuasan dan kesenangan bagi
pelaku yang melakukan hal-hal tertentu, begitupun sebaliknya pada dampak negatif
(Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2010).
2.1.2 Industri
Industri adalah semua perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan merubah
bahan dasar atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya.
Termasuk kedalam sektor ini adalah perusahaan yang melakukan kegiatan jasa industri
dan perakitan (assembling) dari suatu industri (BPS, 2002). Menurut Kartasapoetra
(1987)”Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan-bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bernilai tinggi”.
Menurut Schneider (1993) industri merupakn jaringan yang helainya menjangkau
hampir setiap aspek masyarakat, kebudayaan, dan kepribadian. Industri juga merupakan
sebuah faktor penting dalam membentuk masalah masalah social yang kompleks.
(Ekonomi Industri, Muhammad Teguh 2013)
Kuwartojo (2002) mendefenisikan industri sebagai kegiatan untuk menghasilkan
barang-barang secara massal, dengan mutu yang bagus untuk kemudian dijual dan
diperdagangkan. Guna menjaga kemassalannya digunakan sejumlah tenaga kerja
dengan peralatan, teknik dan cara serta pola kerja tertentu. (Ekonomi Industri, Teguh
2013).
9
2.1.2.1 Klasifikasi Industri
Klasifikasi industri menurut Schneider (1993), atara lain sebagai berikut; (dasar dasar
management industri, 2002)
1) Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku
Tiap-tiap industri menbutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa
yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang
digunakan, industri dapat dibedakan menjadi;
a) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung
dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan
industri hasil kehutanan.
b) Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil
industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan
industri kain.
c) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya
adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya:
perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
2) Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja
kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau
pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota
keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri
tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
10
b) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5
sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative
kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada
hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan
industri pengolahan rotan.
c) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20
sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup
besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan
perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri
konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
d) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun
secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki
keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji
kemapuan dan kelayakan (fit and profertest). Misalnya: industri tekstil,
industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
3) Klasifikasi Industri berdasarkan Produksi yang dihasilkan
Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak
perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat
dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri
konveksi, industri makanan dan minuman.
11
b) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.
Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri
tekstil.
c) Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang
dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung,
melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu
kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri
perdagangan, dan industri pariwisata.
4) Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Mentah
Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh
dari hasilkegiatan pertanian. misalnya: industri minyak goreng, Industri gula,
industri kopi, industri teh, dan industri makanan.
b) Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal
dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM
(bahan bakar minyak bumi), danindustri serat sintetis.
c) Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat dan
mempermudah meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan.
Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri
transportasi, industri seni dan hiburan.
12
5) Klasifikasi Industri berdasarkan Lokasi Unit Usaha
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri.
Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang
didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
b) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu
industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah
yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri
yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di
Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang
(dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan
Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat
tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industry
tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri
gula berdekatan lahan tebu.
e) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu
industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat syarat di atas. Industri ini dapat
didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat
luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri
otomotif, dan industri transportasi.
13
6) Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi Berdasarkan proses produksi,
industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang
setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan
industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri
pemintalan, dan industri baja.
b) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang
jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh
konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri
otomotif, dan industri meubeler.
7) Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan
Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin mesin atau alat produksi
lainnya. Misalnya: industri alatalat berat, industri mesin, dan industri
percetakan.
b) Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk di
konsumsi. Misalnya: industri obatobatan, industri makanan, dan industri
minuman.
8) Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan berdasarkan modal yang
digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang
memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam
negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan
dan minuman.
14
b) Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya
berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri
perminyakan, dan industri pertambangan.
c) Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya
berasal dari hasil kerja samaantara PMDN dan PMA Misalnya: industri
otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.
9) Klasifikasi Industri berdasarkan subjek pengelola berdasarkan subjek
pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat,
misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
b) Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang
dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk,
industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri
transportasi.
10) Klasifikasi Industri berdasarkan cara pengorganisasian
cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor,
seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya.
Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:
a) Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri ciri: modal relative kecil,
teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan
keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas
(berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.
15
b) Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri ciri: modal relative besar
teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10200 orang, tenaga
kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskalaregional).
Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anakanak.
c) Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri ciri: modal sangat besar,
teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah
banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional.
Misalnya: industri barang¬barang elektronik, industri otomotif, industri
transportasi, dan industri persenjataan.
Pengertian industri dalam teori ekonomi sangat berbeda artinya dengan pengertian
industri yang pada umumnya dimengerti orang. Dalam pengertian umum industri pada
hakikatnya berarti perusahaan yang menjalankan operasi dalam bidang kegiatan
ekonomi yang yang tergolong ke dalam sector sekunder. Kegiatan seperti itu antara lain
ialah pabrik tekstil, pabrik perakit atau pembuat mobil, dan pabrik pembuat minuman
ringan. Dalam teori ekonomi istilah industri diartikan sebagai kumpulan firma-firma
yang menghasilkan barang yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam satu
pasar. Sebagai contoh, kalau dikatakan industri mobil maka yang dimaksudkan adalah
sebagai perusahaan mobil yang ada dalam pasar yang sedang dianalisis, sedangkan kalau
dikatakan industri beras maka yangdimaksudkan adalah seluruh produsen beras yang
ada dalam pasar. (Pengantar Teknik & Management Industri, Sritomo Wignjosoebroto
2003)
16
2.1.3 Kilang Minyak (Oil Refinery)
Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah
minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun
produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Produk- produk
utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak bensin (gasoline),
minyak disel, minyak tanah (kerosene). Kilang minyak merupakan fasilitas industri
yang sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan fasilitas
pendukungnya. Selain itu, pembangunannya juga membutuhkan biaya yang sangat
besar. (Wikipedia 2014)
Sebuah kilang minyak adalah pabrik proses industri dimana minyak mentah
diproses dan dimurnikan menjadi produk petroleum berguna. Minyak yang mentah atau
tak diproses tidak begitu berguna dalam bentuknya saat dipompa keluar dari dalam
tanah. Maka diperlukan proses untuk menguraikannya menjadi bagian-bagian dan
memurnikannya sebelum penggunaan dalam bahan padat seperti plastik dan busa, atau
sebagai bahan bakar fosil petroleum seperti dalam halnya mesin otomotif dan pesawat
terbang. Minyak bisa digunakan dengan banyak cara yang beragam karena
mengandung hidrokarbon yang berbeda panjangnya seperti parafin, aromatik, napthene
(cycloalkane), alkene, diene, dan alkyne. (Buku Pintar Migas Indonesia)
17
2.1.3.1 Produk-Produk Kilang Minyak
Di dalam proses pemurnian minyak mentah yang di keluarkan dari dalam
tanah belum begitu bermamfaat, oleh karena itu untuk mencapai hasil yang di ingginkan
oleh masyarakat, pemerintah maupun perusahaan, maka minyak mentah tersebut
akan di murnikan dalam kilang minyak. (American prising, oil refenary)
Menurut Citizendium (2011), produk-produk yang berasal dari kilang minyak
merupakan hasil akhir dari produksi utama yaitu meliputi 4 bagian yaitu:
1) Hasil penyulingan ringan (light distillates), dimana terdiri dari:
a) liquid petroleum gas (LPG)
b) Gasoline (petrol)
c) Kerosene
2) Hasil penyulingan pertegahan (middle distillates) yaitu terdiri dari:
a) Diesel ( penggunaan berbagai otomotif dan kereta api)
b) Regidential healting fuel ( bahan bakar bagi suatu kediaman)
c) Dan minyak bakar ringan lainnya (light fuel oils)
3) Hasil penyulingan berat (heavy distillates) yang terdiri dari:
a) Heavy fuel oil
b) Bunker fuel oil dan residual fuel oil.
18
2.1.4 Perekonomian
Definisi perekonomian adalah sistem ideologi, manajemen sumber daya, dan
pilihan kebijakan yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya dalam menjalankan pemerintahan. Sistem perekonomian
adalah kumpulan aturan dan kebijakan y ang disusun dan diterapkan pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan warga negara dan mencapai kemakmuran. Bidang perekonomian
adalah bidang kajian tentang prinsip, motif, perilaku dan tindakan individu, masyarakat,
serta negara dalam mengelola sumber daya melalui kegiatan produksi, distribusi, dan
konsumsi barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhan permintaan dan penawaran serta
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
tentang ekonomi yang terbagi atas ilmu ekonomi mikro yang mempelajari sector
ekonomi rumah tangga dan industri/perusahaan dan ilmu ekonomi makro yang
mempelajari keseluruhan kehidupan perekonomian. (Micro ekonomi Sadono Sukirno)
Memahami sistem perekonomian negara haruslah memahami komponen
fundamental ekonomi, yaitu sebagai berikut.
a) Rasio antara penduduk produktif dengan penduduk tidak produktif
b) Neraca perdagangan/balance of trade.
c) Neraca pembayaran/balance of payment.
d) Surplus/defisit anggaran pendapatan dan belanja negara.
e) Rasio utang terhadap GDP.
f) Perubahan harga komoditas.
g) Kondisi ekonomi suatu Negara.
h) Tingkat pengangguran.
19
i) Pertumbuhan ekonomi atau tingkat pertambahan GDP.
j) Tingkat inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa per tahun.
k) Total pendapatan negara.
2.2 Dampak industrik terhadap perekonomian Negara
Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional
dalam menigkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan terhadap
kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi dampak pembangunan industri
terhadap sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar industri.
2.2.1 Dampak indusri terhadap pendapatan Negara.
Peranan penting dari industri adalah untuk membagung dan memenuhi
permintaan dari dalam Negara (Nasional) maupun luar negeri (internasional). Menurut
Dezjera 2010 perkembangan industri sangat berdampak positif bagi pendapatan Negara
yakni melalui pajak secara langsung dan tidak langsung yang dikenakan terhadap setiap
industri yang di bangun. Semakin banyak industry akan semaking besar pendapatan
yang di peroleh Negara. (Ekonomi Industri, Muhammad Teguh 2013)
20
2.2.2 Dampak industri terhadap kondisi ekonomi masyarakat.
Perkembangan dalam sektor industri telah berkembang pesat dan telah
mengubah sebagian besar kehidupan kita, telah terjadi banyak perubahan dalam
kehidupan kota, sistem komunikasi dan transportasi dan munculnya berbagai barang
konsumsi yang menambah kenyamanan hidup. Tetapi tidak selamanya, industrialisasi
menyebabkan banyak kenyamanan dan kesejahteraan hidup, seperti dinyatakan oleh
Ine Minara mengingatkan bahwa industrialisasi yang berjalan dengan baik dapat
memberi stimulasi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Kalau kita lihat kondisi
sekarang, meningkatnya peran sektor industri dan sektor lain dalam PDB (Product
Distribution Bruto) diikuti dengan menurunnya peran, kualitas maupun produktivitas
sektor pertanian. Maka industrialisasi tidak dapat dikatakan berhasil ketika kegagalan
justru tergantung akan menyebabkan pasokan pangan bagi penduduk kota terjadi
karena hal tersebut. Jika produktivitas pangan rendah dan kebutuhan pangan sendiri
tidak dapat terpenuhi, dan bergantung pada impor, jelas hal ini menyebabkan tingkat
pertumbuhan rendah atau pertumbuhan tidak berkualitas. Apabila suatu negara
mengimpor kebutuhan pangannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, maka
pendapatan perkapita yang meningkat di negara tersebut akibat dari industrialisasi, maka
akan terjadi multiplier efect di luar, bukan di wilayah perekonomian negara tersebut,
sehingga peningkatan pendapatan dan produktivitas justru digunakan untuk membiayai
impor pertanian.
21
Industrialisasi yang berhasil mensyaratkan adanya kenaikan yang signifikan dari
produktivitas pertanian. Satu kesalahan besar dari proses industrialisasi di Indonesia
adalah bahwa sektor pertanian ditinggalkan yang menyebabkan produktivitas sektor
pertanian rendah. Secara konsep memang disebutkan bahwa pembangunan industri
ditopang oleh pembangunan pertanian. Meskipun pernah mencapai swasembada beras
akan tetapi akses dari kebijakan dalam rangka mencapai swasembada beras tersebut
mengorbankan banyak hal dan sektor pertanian tumbuh tidak kokoh dan produksi
pertanian tidak cukup untuk memasok kebutuhan pangan. Selain itu, hasil pertanian
lain di luar beras yang dibutuhkan oleh sektor industri masih diimpor seperti
kedelai, jagung dan lain sebagainya. Di sisi lain hasil pertanian Indonesia dalam
bentuk komoditas seperti CPO, kakau, masih diekspor dalam bentuk yang mentah atau
tidak diolah. Dalam sisi industrialisasi hal tersebut adalah kemunduran, sebab
industrialisasi yang maju mensyaratkan ekspor pangan olahan. (Ekonomi Industri,
Teguh 2013).
2.2.3 Dampak industri terhadap lapanggan kerja.
Industri menurut skalanya yaitu: (Ekonomi Industri, Teguh 2013).
a) Industri besar adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau
karyawan 100 orang atau lebih.
b) Industri sedang adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja
atau karyawan 20 sampai 99 orang.
c) Industri kecil adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau
karyawan 5 sampai 19 orang.
d) Industri rumah tangga adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai
pekerja atau karyawan 1 sampai 4 orang.
22
Menurut Teguh (2013), tingkat penganguran yang semakin tinggi dalan suatu Negara
tertentu terjadi karena kurangnya industri yang cukup, sehingga lapangan kerja bagi
masyarakat sangat terbatas. Dalam menyelesaikan masalah penganguran pemerintah
harus meningkatkan dan menciptakan industri yang cukup dalam Negara sehinga dapat
memberikan tempat kerja (lapangan Kerja) bagi masyarakat. (Ekonomi Industri, Teguh
2013).
2.2.4 Dampak industri terhadap kebutuhan konsumsi dalam Negara.
Negra singapur merupaka negra yang minskin akan sumber daya alam
terutama minyak dan gas (migas) alam, akan tetapi permintaan masyarakat terhadap
bahan bakar minyak (BBM) sepunuhnya terpenuhi bahkan terdaftar sebagai Negara
pengexpor BBM. Hal disebabkan singapur memiliki jumlah dan kapasitas industri
kilang minyak yang cukup sehinga dapat menjawap permintaan masyarakat akan bahan
bahan dasar. Selain itu singapur memiliki banyak industi di bidang lain sehinga
kebutuhan akan masyarak dalam negeri terpenuhi. Menurut Schneider (1993) industri
merupakn jaringan yang helainya menjangkau hampir setiap aspek masyarakat,
kebudayaan, dan kepribadian. Industri juga merupakan sebuah faktor penting dalam
membentuk masalah masalah social yang kompleks. Semaking banyak industri dalam
suatu negara dapat membantu menurungkan tinggin nilai import dalam suatu negara
tertentu. (Ekonomi Industri, Teguh 2013)
23
2.4 Industri Nilai Tambah dan Kilang Minyak Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara yang kehidupan masyarakat dan roda
ekonominya ditopang oleh minyak bumi. Minyak bumi dari tanah Indonesia juga masih
termasuk ke dalam komoditas industri ekstraktif yang menopang pertumbuhan ekonomi
kita yang masih di atas angin dibanding negara‑negara kuat lain.
Indonesia, memiliki kilang minyak beberapa unit kilang minyak. Minyak bumi
(crude oil atau minyak mentah) yang berapa di daerah indonesia diekspor sebagian (bisa
sampai 50%, sebagai hak dari sistem PSC dan ekspor yang memang jatahnya
pemerintah) dan sebagian lagi masuk ke kilang minyak sendiri. Minyak mentah
Indonesia ini tergolong bersih pengotornya lebih sedikit dibandingkan dengan minyak
dari Timur Tengah sehingga memilikiharga jual yang lebih tinggi. Lalu, umpan kilang
minyak ini berasal dari minyak dalam negeri sendiri dan minyak bumi mentah yang
diimpor (impor crude sekitar 40%) – termasuk minyak dari Timur Tengah yang
notabene lebih kotor. Pada dasarnya, balik seperti di prolog, produksi kilang dalam
neregi pun pun masih kurang dari kebutuhan sehingga sebagian produk jadi kilang pun
terpaksa kita impor (BBM terutama). Dari neraca massa kasar minyak mentah ini, juga
bisa menyimpulkan bahwa kenaikan atau penurunan harga minyak berdampak ganda
bagi indonesia.
Kilang Minyak indonesia (yang dimiliki oleh PT Pertamina):
1. Pangkalan Brandan, Sumatera Utara (1892). Tidak beroperasi. Kapasitas 100-
ton crude/hari
2. Dumai, Riau (1972). Kapasitas 170 MBSD (atau ribu barrel per hari)
3. Plaju, Sumatera Selatan (1935). Kapasitas 133,7 MBSD
4. Cilacap, Jawa Tengah (1976 I, 1983 II, 1989 III). Kapasitas 348 MBSD
24
5. Balikpapan, Kalimantan Timur (1922, 1983, 1997). Kapasitas 260 MBSD
6. Balongan, Jawa Barat (1994). Kapasitas 125 MBSD
7. Kasim, Papua Barat (1995). Tidak beroperasi (idle). Kapasitas 10 MBSD
2.3 Perekonomian Timor-leste
Perekonomian Timor-Leste tumbuh sebesar 7.3% pada tahun 2011 secara nyata.
Sektor minyak tanah dari Produk Domestik Bruto tumbuh sebesar 6.0%, setengah dari
tingkat pertumbuhan sektor non minyak tanah 12.04%. Namun demikian, sektor minyak
tanah tetap mendominasi perekonomian TimorLeste, yang merupakan 76.9% dari total
Produk Domestik Bruto negara. (Diresaun Nasional Makro Ekonomia, Diresaun Jeral
Analiza no Peskiza Setembru 2012)
Tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi dari Produk Domestik Bruto non-
minyak pada tahun 2011 dapat ditelusuri kembali pada peningkatan tajam dengan
memperhatikan pengeluaran pemerintah selama jangka waktu tahun tersebut, khususnya
pengeluaran modal dan pembangunan. Beberapa dari peningkatan pengeluaran ini
tercermin dari kebijakan Frontloading pemerintah, di mana pemerintah menggunakan
seluruh biaya yang ada pada awal kegiatan tanpa memperhatikan biaya yang akan
dibutuhkan selanjutnya, yang dimaksudkan untuk membangun suatu kondisi yang
diperlukan untuk pembangunan perekonomiain negara dalam jangka menengah dan
jangka panjang dengan peningkatan jangka pendek terhadap infrastruktur utama dan
sumber daya manusia. Hal ini sejalan dengan Perencanaan Pembangunan Strategis
(SDP). Namun, dengan pertumbuhan perekonomian setinggi ini, pada dasarnya secara
substansial inflasi meningkat. Pada akhir Desember 2011, harga, sebagaimana yang
diukur Indeks Harga Konsumen (CPI), adalah 15.4% lebih tinggi dibandingkan periode
25
yang sama pada tahun sebelumnya, dan dengan demikian jauh di atas 4-6%, kisaran
target SDP. (Diresaun Nasional Makro Ekonomia, Diresaun Jeral Analiza no Peskiza
Setembru 2012)
Dengan modal pemerintah yang sebenarnya dan pengeluaran pembangunan yang
secara nominal menurun pada tahun 2012, sebagian besar dikarenakan rendahnya
tingkat pelaksanaan, sector perekonomian utama yang telah membantu tingkat
pertumbuhan pada tahun 2011, seperti konstruksi, yang diharapkan berkurang. Tingkat
pertumbuhan Produk Domestik Bruto sektor non-minyak tanah, yang diperkirakan
mencapai 8.2% untuk tahun 2012, masih kuat, tapi pada dasarnya berada jauh di bawah
tingkat pada tahun 2011. Laju inflasi menurun sepanjang tahun 2012 dan bertahan di
10.9% pada Desember 2012. Dalam jangka menengah, pemerintah berharap kebijakan
Frontloading, sejalan dengan berbagai pembaharuan (misalnya meluluskan UU Agraria,
Pelayanan Satu Atap, kemitraan sektor swasta dan publik dan lain sebagainya) akan
menciptakan sebuah lingkungan untuk sektor swasta yang kuat untuk dapat muncul
sebagai sumber pertumbuhan yang dominan dan dengan demikian mempertahankan
keseluruhan tingkat pertumbuhan dan meningkatkan pendapatan dalam negeri.
Pemerintah karenanya fokus pada kualitas pengeluaran untuk mendukung sektor swasta
di satu sisi dan di sisi lainnya pembangunan sosial negara. Anggaran tahun 2014 dengan
demikian dipersiapkan dalam sebuah kerangka pengeluaran tetap yang berkualitas tinggi
dengan pembatasan inflasi dan kembali pada jalur pengeluaran fiskal yang
berkelanjutan. (Diresaun Nasional Makro Ekonomia, Diresaun Jeral Analiza no Peskiza
Setembru 2012)
26
2.4 Kerangka pemikiran
Dampak merupakan sebuah akibat yang ditimbulkan suatu hal, dapat bersifat
baik maupun buruk. Sedangkan industri kilang minyak (oil refenari) mereupakan
fasilitas dari suatu pereusahaan yang mengelola minyak mentah menjadikan produk
produk yang berharga.
Kehadiran dari industry kilang minyak memungkingkan berdampak pada
perekonomian Negara Antara lain meliputi pendapatan Negara melalui pajak dan
income terhadap perusahaan nasional yaitu TIMOR GAP.EP, kebutuhan atau komsumsi
Negara terutama terhadap BBM sebagai Bahan energy alternative dapat terpenuhi atau
tersedia, terbentuknya infrakstruktur baru dan terbukanya lapangan kerja.
Industri Kilang Minyak Dampak
Perekonomian Negara
Pendapatan
Negara
Kebutuhan/
komsumsi BBM
negara
Lanpangan kerja
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Pengambilan Data
Pengambilan data penulisan ini diperoleh dari hasil turun lapangan dengan
mendatangi instansi- instansi yang berkaitan dengan judul peneliti yang ada di kota
dili serta melalui studi kepustakaan yaitu melalui perpustakaan akademik dan melalui
media baik elektronik maupun non elektronik. Berdasarkan studi kepustakaan tersebut
penulis menentukan lokasi pengambilan data yang di peroleh dari Journal ilmiah dan
Internet, Skripsi, buku dan dengan mendatangi instansi- instansi yang berkaitan seperti
Ministério Do Petroliom e Recurco Naturai (MPRM), ANP, dan TIMOR GAP.
3.2 Jenis dan Sumber Data
3.2.1 J en i s Data
Jenis data yang digunakan penelitian ini adalah:
1) Data kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk angka atau
jumlah yang meliputi pengalaman kerja motivasi dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2) Data kualitatif merupakan data yang diambil dalam bentuk penjelasan
yang meliputi kriteria berdirinya perusahaan kilang.
28
3.2.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Data sekunder yaitu
data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan
terdokumentasi di perusahaan, misalnya sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi, dan laporan perusahaan.
3.3 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan penulis untuk menganalisa data adalah
analisis kualitatif yakni analisis yang dilakukan tanpa menggunakan perhitungan.
Analisis data yang dilakukan meliputi tiga kegiatan diantaranya:
1) Reduksi data dimana suatu bentuk analisis yang dilakukan dengan cara
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan data sesuai dengan tujuan
penelitian yang akan dicapai, selain itu melakukan pembuangan
terhadap data yang tidak perlu sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan
final yang dapat di tarik dan di verifikasikan proses ini di lakukan dengan
cara pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, yang
dilakukan hanya mengambil data-data yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian.
2) Melakukan penyajian data dari keadaan atau fenomena sesuai dengan data
yang telah direduksi menjadi informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3) Kesimpulan, yaitu hasil pemikiran akan perbandingan mengenai kenyataan
dilapangan dengan teori dan berdasarakan data yang didapat.
29
Adapun teknik penulisan yang digunakan adalahdengan mengembangkan
kerangka kerja deskriptif, yakni teknik penulisan yang tidak bermaksud untuk
mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak bertujuan untuk menguji hipotesis atau
membuat prediksi, hanya sekedar memaparkan situasi atau peristiwa.
3.4 Jadwal Penelitian
NO AKTIFITAS MINGGU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
Pengajuan Judul proposal
Penelitian proposal
Pengumpulan Data
Analisa & Pengolahan Data
Bimbingan
2
Penulisan Proposal
Presentase Proposal
Perbaikan Proposal
3.5. Anggaran penelitian
30
No ITEM QUANTITY HARGA ($)/Unit Total ($)
1 Printing
2 Pembukuan
3 Transport
4 Biaya lain-lain
TOTAL
DAFTAR PUSTAKA
31
Ekonomi Industri / Muhamad Teguh (Ed 1, Cet 2, Jakarta; Rajawali Pers,2013)
Pemasaran Industri (industrial Marketing)/oleh Sony Koeswara-Jakarta; Djambatan
1995
Pengantar Teknik & Managemen Industri/ oleh ir Sritomo Wignjosoebroto, M.Sc. 2006
Mikro ekonomi/ Sadono Sukirno, ed; 3, 2009
Managemen Penelitian/ Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, 2013
Makalah Ekonomi Publik (Prof. Dr. Soekanto Reksohadiprodjo, M. Com)
Journal international (American prising, oil refenary)
kamus besar ekonomi (Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, 2007: 252)
http://neljy.blogspot.com/
http://www.pajak.go.id/konversi-minyak-tanah/html
htt p://www.google.co.id/ konversi/html
http://www.pertamina.com/konversi/faq.php
www.wikipedia. kilang minyak (2014)