impac of oil refeneri to timor leste economic

37
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah bidang mata pencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik. (Sritomo “Teknik dan managemen industri” 2006) Selama tahun 1700-an M dan awal 1800-an, terjadi perubahan- perubahan besar dalam kehidupan dan pekerjaan manusia dibanyak belahan dunia. Perubahan-perubahan ini adalah hasil dari industrialisasi. Istilah revolusi industry menunjukan perubahan-perubahan yang berlangsung selama periode 1700-1800-an. Revolusi industry bermula di inggris selama 1700-an. Ia mulai kebagian lain Eropa dan Amerika utara pada awal 1800-an. Menjelang pertengahan tahun 1800-an, industrialisasi telah menyebar kemana- mana di seantero Eropa barat dan timur laut Amerika serikat. Sritomo “Teknik dan managemen industri” 2006)

Transcript of impac of oil refeneri to timor leste economic

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri adalah bidang mata pencaharian yang menggunakan ketrampilan dan

ketekunan kerja (industrious) dan penggunaan alat­alat di bidang pengolahan hasil­hasil

bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai

mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang

berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan

yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah,

yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik. (Sritomo “Teknik dan managemen

industri” 2006)

Selama tahun 1700­an M dan awal 1800­an, terjadi perubahan­ perubahan besar

dalam kehidupan dan pekerjaan manusia dibanyak belahan dunia. Perubahan­perubahan

ini adalah hasil dari industrialisasi. Istilah revolusi industry menunjukan

perubahan­perubahan yang berlangsung selama periode 1700­1800­an. Revolusi

industry bermula di inggris selama 1700­an. Ia mulai kebagian lain Eropa dan Amerika

utara pada awal 1800­an. Menjelang pertengahan tahun 1800­an, industrialisasi telah

menyebar kemana­ mana di seantero Eropa barat dan timur laut Amerika serikat.

Sritomo “Teknik dan managemen industri” 2006)

2

Industri Kilang minyak (Oil refinery) pertama di dunia dibuka di Ploieşti, Rumania,

di 1856-1857. Setelah diambil alih oleh Nazi Jerman, kilang Ploieşti dibom dalam

Operasi Tidal Wave oleh Sekutu selama Kampanye Minyak Perang Dunia II. Pada satu

titik, kilang di Ras Tanura, Saudi Arabia yang dimiliki oleh Saudi Aramco itu diklaim

sebagai kilang minyak terbesar di dunia. Untuk sebagian besar dari abad ke-20, kilang

terbesar adalah Abadan Kilang di Iran. Kilang ini mengalami kerusakan yang luas

selama perang Iran-Irak. Kompleks kilang terbesar di dunia adalah Kompleks Kilang

Jamnagar, yang terdiri dari dua kilang berdampingan dioperasikan oleh Reliance

Industries Limited di Jamnagar, India dengan kapasitas produksi gabungan dari

1.240.000 barel per hari (197.000 m3 / d). PDVSA Paraguana Kilang Complex di

Paraguana Peninsula, Venezuela dengan kapasitas 956.000 bbl / d (152.000 m3 / d) dan

Ulsan SK Energy di Korea Selatan dengan 840.000 bbl / d (134.000 m3 / d) masing-

masing adalah kedua dan ketiga terbesar. (American prising “Oil Refenenery

Industries).

Negara Timor-Leste merupakan salah satu dari negara penghasil minyka dan

sebagian besar pendapatan negara hampir 90% berasal dari sektor hulur migas. Namun

Semua kebutuhan komsumsi dalam negeri masih tergantung pada impor, komsumsi

terhadap bahan bakar minyak (BBM) pun masih di impor dari beberapa negara terdekat

karena belum ada industri yang cukup di dalam negara, hal tersebut secara lansung

berdampak negatif pada proses pembangunan negara di masa depan. Dengan kebutuhan

akan bahan bakar minyak (BBM) yang semakin menigkat setiap tahunnya, akhirnya

pemerintah melalui perusahaan migas nasional yaitu TIMOR GAP.EP merencanakan

untuk mendirikan sebuah industri kilang minyak (Oil Refenary) di Timor-Leste yakni di

desa Betano distrik Manufahi, untuk membantu memenuhi komsumsi bahan bakar

minyak (BBM) dalam negeri. (Luta hamutuk 2011)

3

Tujuan pemerintah Timor-Leste untuk mendirikan kilang minyak di desa Betano,

distrik Manufahi, untuk mengelola sumber minyak sendiri. Refinary yang digunakan

yakni untuk memproduksi berbagai produk petroleum yang direncanakan pemerintah,

dimana dengan kapasitas produksi mencapai 30.000 bpd. Hadirnya kilang minyak (oil

refinery) di Timor-Leste akan berdampak positif bagi pemamfaatan sumber daya alam

yang signifikan dan menopang pertumbuhan ekonomi, meminimalkan penganguran dan

menjamin perbaikan imfrakstruktur di Timor-Leste. Untuk mengola kilang minyak

tersebut akan mendapatkaan diskusi dari pemerintah Timor-Leste melalui Autoridade

Nasional do Petroleum (ANP) akan tergantung pada perusahaan yang beroperasi di

kilang dan pabrik petrokimia (Ministerio do Petroleum e Rrecursus Minirais,2012).

Sektor minyak dan gas (migas) akan menjadi pilar utama dari pengembangan

negara Timor-Leste untuk saat ini dan di masa depan. Ini penting karena tidak hanya

pertumbuhan dan kekuatan perekonomian negara, tapi juga kemajuan negara ini sebagai

negara yang sukses dan stabil. Untuk sementara pemerintah tengah mengembangkan

sektor tersebut, negara pemerintah harus memastikan bahwa kekayaan sumber daya

alam (SDA) Timor-Leste diperuntukkan untuk pembangunan negara dan peningkatan

taraf hidup rakyat. (Lao Hamutuk, vol. 6 no.4 2010)

Untuk menjawab tantangan ke depan, pemerintah akan mengambil langkah-

langkah sebagai berikut:

(1) Pendapatan dari minyak tanah akan dilanjutkan untuk tetap dapat transparan dan

digunakan untukmendukung pengembangan sosial dan ekonomi.

(2) Industri minyak tanah akan dikembangkan melalui sebuah mekanisme kerja yang

menuntut partisipasi maksimum dari penduduk Timor-Leste dan bisnis.

4

(3) Sumber Daya Manusia penting untuk pengoperasian industri minyak tanah yang

akan ditingkatkan dan dibangun. Dan

(4) Pantai Selatan akan dikembangkan untuk mendukung perluasan industri minyak

tanah dalam negeri, termasuk pendirian infrastruktur inti. Sangat penting untuk

diperhatikan, banyak dari program ini, termasuk beasiswa nasional dan

internasional, akan didanai melalui Dana Sumber Daya Manusia dan akan dipastikan

bahwa TimorLeste memiliki orang-orang dengan kemampuan dan pengalaman

untuk memimpin dan mengatur pengembangan industri minyak tanah kita.

Pusat strategi pengembangan industri minyak tanah kita akan menjadi tanggung

jawab dandilaksanakan oleh Perusahaan Minyak Tanah Nasional kita, TIMOR-GAP,

E.P. Perusahaan ini akan memimpin pengembangan industri melalui partisipasi

langsung, kepemilikan dan penanaman modal di sektor minyak tanah. Hal ini akan

menyediakan jalan untuk Timor-Leste memiliki hak bisnis secara langsung dan

keuntungan dari perluasan sektor minyak tanah. TIMOR-GAP akan berkomitmen untuk

membangun sumber daya manusia kita dan keahlian minyak tanah dalam negeri untuk

mengizinkan kepemilikan dan partisipasi rakyat Timor-Leste. (Lao Hamutuk, vol. 7 no.2

2010)

Dengan mengacu pada latar belakang di atas maka peneliti mengetahui

bagaimana rencana pendirian industry kilang minyak (Oil Refinery) dengan tujuan

untuk mengetahui dampak kehadiaran industi kilang minyak (Oil Refinery) terhadap

perekonomian Timor leste.

5

1.2 Pertanyaan Penelitian

Dari penjelasan yang ada di atas maka penulis merumuskan problem atau masalah

yang akan diteliti yaitu, “Apakah kehadiran industri kilang minyak (Oil Refinery)

berdampak pada perekonomian Timor-Leste”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kehadiran industri kilang

minyak memberi dampak terhadap perekonomian Timor-Leste.

1.4 Ma n f a a t Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara sederhana dalam kamus besar ekonomi (Winarno dan Ismaya) dijelaskan

bahwa definisi industri adalah kegiatan ekonomi dengan memproses atau mengolah

bahan-bahan atau barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, seperti mesin,

untuk menghasilkan barang (jadi) atau jasa.

Ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia

dalam menggunaan dan memanfaatkan sumber alam yang ada (yang relatif terbatas)

untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tidak terbatas.

6

1.4.2 Mamfaat Praktis

Dalam penelitian ini secara akademis dapat bermamfaat bagi semua pihak-

pihak untuk mengetahui tentang dampak kehadiran industri kilang minyak

terhadap perekonomian Timor-Leste, sehingga peneliti merumuskan mamfaat

penelitian sebagai berikut:

(1) Bagi pemerintah adalah sebagai bahan referensi atau informasi untuk

mengetahui tentang dampak kehadiran industri kilang minyak terhadap

perekonomian Timor-Leste

(2) Bagi masyarakat adalah sebagai informasi tentang dampak kehadiran

industri kilang minyak terhadap perekonomian Timor-Leste

(3) Bagi akademik adalah sebagai salah satu bahan investasi (penanaman

modal) di perpustakaan DIT.

(4) Bagi perusahaan adalah sebagai bahan informasi dampak kehadiran

industri kilang minyak terhadap perekonomian Timor-Leste

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

2.1.1 Dampak

Pengertian dampak berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh

adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk

watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana

ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi

dengan apa yang dipengaruhi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2010).

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam

setiap keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak

tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa

merupakan proses lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Seorang

pemimpin yang handal sudah selayaknya bisa memprediksi jenis dampak yang akan

terjadi atas sebuah keputusan yang akan diambil. (Kamus Besar Bahasa Indonesia

Online, 2010).

8

Dari penjabaran diatas maka kita dapat membagi dampak ke dalam dua

pengertian yaitu; dampak positif dan dampak negative.

Dampak positif adalah hal hal atau sesuatu yang terjadi yang dapat memberikan

keuntungan kepada pihak pihak yang melaksanakannya. Dampak positif diartikan

sebagai suatu timbal balik yang dapat memberikan suatu kepuasan dan kesenangan bagi

pelaku yang melakukan hal-hal tertentu, begitupun sebaliknya pada dampak negatif

(Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, 2010).

2.1.2 Industri

Industri adalah semua perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan merubah

bahan dasar atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya.

Termasuk kedalam sektor ini adalah perusahaan yang melakukan kegiatan jasa industri

dan perakitan (assembling) dari suatu industri (BPS, 2002). Menurut Kartasapoetra

(1987)”Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan-bahan mentah, bahan

baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bernilai tinggi”.

Menurut Schneider (1993) industri merupakn jaringan yang helainya menjangkau

hampir setiap aspek masyarakat, kebudayaan, dan kepribadian. Industri juga merupakan

sebuah faktor penting dalam membentuk masalah masalah social yang kompleks.

(Ekonomi Industri, Muhammad Teguh 2013)

Kuwartojo (2002) mendefenisikan industri sebagai kegiatan untuk menghasilkan

barang-barang secara massal, dengan mutu yang bagus untuk kemudian dijual dan

diperdagangkan. Guna menjaga kemassalannya digunakan sejumlah tenaga kerja

dengan peralatan, teknik dan cara serta pola kerja tertentu. (Ekonomi Industri, Teguh

2013).

9

2.1.2.1 Klasifikasi Industri

Klasifikasi industri menurut Schneider (1993), atara lain sebagai berikut; (dasar dasar

management industri, 2002)

1) Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku

Tiap-tiap industri menbutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa

yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang

digunakan, industri dapat dibedakan menjadi;

a) Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung

dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan

industri hasil kehutanan.

b) Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil

industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan

industri kain.

c) Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya

adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya:

perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

2) Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja

kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat

terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau

pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota

keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri

tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.

10

b) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5

sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative

kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada

hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan

industri pengolahan rotan.

c) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20

sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup

besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan

perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri

konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

d) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100

orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun

secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki

keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji

kemapuan dan kelayakan (fit and profertest). Misalnya: industri tekstil,

industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.

3) Klasifikasi Industri berdasarkan Produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak

perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat

dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri

konveksi, industri makanan dan minuman.

11

b) Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang

membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.

Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri

tekstil.

c) Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang

dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung,

melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu

kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri

perdagangan, dan industri pariwisata.

4) Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh

dari hasilkegiatan pertanian. misalnya: industri minyak goreng, Industri gula,

industri kopi, industri teh, dan industri makanan.

b) Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal

dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM

(bahan bakar minyak bumi), danindustri serat sintetis.

c) Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat dan

mempermudah meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan.

Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri

transportasi, industri seni dan hiburan.

12

5) Klasifikasi Industri berdasarkan Lokasi Unit Usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri.

Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang

didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

b) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu

industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah

yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri

yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di

Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang

(dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan

Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat

tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industry

tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri

gula berdekatan lahan tebu.

e) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu

industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat syarat di atas. Industri ini dapat

didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat

luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri

otomotif, dan industri transportasi.

13

6) Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi Berdasarkan proses produksi,

industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang

setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan

industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri

pemintalan, dan industri baja.

b) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang

jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh

konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri

otomotif, dan industri meubeler.

7) Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin mesin atau alat produksi

lainnya. Misalnya: industri alat­alat berat, industri mesin, dan industri

percetakan.

b) Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk di

konsumsi. Misalnya: industri obat­obatan, industri makanan, dan industri

minuman.

8) Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan berdasarkan modal yang

digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang

memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam

negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan

dan minuman.

14

b) Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya

berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri

perminyakan, dan industri pertambangan.

c) Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya

berasal dari hasil kerja samaantara PMDN dan PMA Misalnya: industri

otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.

9) Klasifikasi Industri berdasarkan subjek pengelola berdasarkan subjek

pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat,

misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.

b) Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang

dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk,

industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri

transportasi.

10) Klasifikasi Industri berdasarkan cara pengorganisasian

cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor,

seperti: modal, tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya.

Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri ciri: modal relative kecil,

teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan

keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas

(berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.

15

b) Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri ciri: modal relative besar

teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10­200 orang, tenaga

kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskalaregional).

Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak­anak.

c) Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri ciri: modal sangat besar,

teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah

banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional.

Misalnya: industri barang¬barang elektronik, industri otomotif, industri

transportasi, dan industri persenjataan.

Pengertian industri dalam teori ekonomi sangat berbeda artinya dengan pengertian

industri yang pada umumnya dimengerti orang. Dalam pengertian umum industri pada

hakikatnya berarti perusahaan yang menjalankan operasi dalam bidang kegiatan

ekonomi yang yang tergolong ke dalam sector sekunder. Kegiatan seperti itu antara lain

ialah pabrik tekstil, pabrik perakit atau pembuat mobil, dan pabrik pembuat minuman

ringan. Dalam teori ekonomi istilah industri diartikan sebagai kumpulan firma-firma

yang menghasilkan barang yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam satu

pasar. Sebagai contoh, kalau dikatakan industri mobil maka yang dimaksudkan adalah

sebagai perusahaan mobil yang ada dalam pasar yang sedang dianalisis, sedangkan kalau

dikatakan industri beras maka yangdimaksudkan adalah seluruh produsen beras yang

ada dalam pasar. (Pengantar Teknik & Management Industri, Sritomo Wignjosoebroto

2003)

16

2.1.3 Kilang Minyak (Oil Refinery)

Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah

minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun

produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Produk- produk

utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak bensin (gasoline),

minyak disel, minyak tanah (kerosene). Kilang minyak merupakan fasilitas industri

yang sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan fasilitas

pendukungnya. Selain itu, pembangunannya juga membutuhkan biaya yang sangat

besar. (Wikipedia 2014)

Sebuah kilang minyak adalah pabrik proses industri dimana minyak mentah

diproses dan dimurnikan menjadi produk petroleum berguna. Minyak yang mentah atau

tak diproses tidak begitu berguna dalam bentuknya saat dipompa keluar dari dalam

tanah. Maka diperlukan proses untuk menguraikannya menjadi bagian-bagian dan

memurnikannya sebelum penggunaan dalam bahan padat seperti plastik dan busa, atau

sebagai bahan bakar fosil petroleum seperti dalam halnya mesin otomotif dan pesawat

terbang. Minyak bisa digunakan dengan banyak cara yang beragam karena

mengandung hidrokarbon yang berbeda panjangnya seperti parafin, aromatik, napthene

(cycloalkane), alkene, diene, dan alkyne. (Buku Pintar Migas Indonesia)

17

2.1.3.1 Produk-Produk Kilang Minyak

Di dalam proses pemurnian minyak mentah yang di keluarkan dari dalam

tanah belum begitu bermamfaat, oleh karena itu untuk mencapai hasil yang di ingginkan

oleh masyarakat, pemerintah maupun perusahaan, maka minyak mentah tersebut

akan di murnikan dalam kilang minyak. (American prising, oil refenary)

Menurut Citizendium (2011), produk-produk yang berasal dari kilang minyak

merupakan hasil akhir dari produksi utama yaitu meliputi 4 bagian yaitu:

1) Hasil penyulingan ringan (light distillates), dimana terdiri dari:

a) liquid petroleum gas (LPG)

b) Gasoline (petrol)

c) Kerosene

2) Hasil penyulingan pertegahan (middle distillates) yaitu terdiri dari:

a) Diesel ( penggunaan berbagai otomotif dan kereta api)

b) Regidential healting fuel ( bahan bakar bagi suatu kediaman)

c) Dan minyak bakar ringan lainnya (light fuel oils)

3) Hasil penyulingan berat (heavy distillates) yang terdiri dari:

a) Heavy fuel oil

b) Bunker fuel oil dan residual fuel oil.

18

2.1.4 Perekonomian

Definisi perekonomian adalah sistem ideologi, manajemen sumber daya, dan

pilihan kebijakan yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi suatu negara untuk

mengalokasikan sumber daya dalam menjalankan pemerintahan. Sistem perekonomian

adalah kumpulan aturan dan kebijakan y ang disusun dan diterapkan pemerintah untuk

memenuhi kebutuhan warga negara dan mencapai kemakmuran. Bidang perekonomian

adalah bidang kajian tentang prinsip, motif, perilaku dan tindakan individu, masyarakat,

serta negara dalam mengelola sumber daya melalui kegiatan produksi, distribusi, dan

konsumsi barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhan permintaan dan penawaran serta

dalam upaya meningkatkan kesejahteraan. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari

tentang ekonomi yang terbagi atas ilmu ekonomi mikro yang mempelajari sector

ekonomi rumah tangga dan industri/perusahaan dan ilmu ekonomi makro yang

mempelajari keseluruhan kehidupan perekonomian. (Micro ekonomi Sadono Sukirno)

Memahami sistem perekonomian negara haruslah memahami komponen

fundamental ekonomi, yaitu sebagai berikut.

a) Rasio antara penduduk produktif dengan penduduk tidak produktif

b) Neraca perdagangan/balance of trade.

c) Neraca pembayaran/balance of payment.

d) Surplus/defisit anggaran pendapatan dan belanja negara.

e) Rasio utang terhadap GDP.

f) Perubahan harga komoditas.

g) Kondisi ekonomi suatu Negara.

h) Tingkat pengangguran.

19

i) Pertumbuhan ekonomi atau tingkat pertambahan GDP.

j) Tingkat inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa per tahun.

k) Total pendapatan negara.

2.2 Dampak industrik terhadap perekonomian Negara

Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional

dalam menigkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan terhadap

kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi dampak pembangunan industri

terhadap sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar industri.

2.2.1 Dampak indusri terhadap pendapatan Negara.

Peranan penting dari industri adalah untuk membagung dan memenuhi

permintaan dari dalam Negara (Nasional) maupun luar negeri (internasional). Menurut

Dezjera 2010 perkembangan industri sangat berdampak positif bagi pendapatan Negara

yakni melalui pajak secara langsung dan tidak langsung yang dikenakan terhadap setiap

industri yang di bangun. Semakin banyak industry akan semaking besar pendapatan

yang di peroleh Negara. (Ekonomi Industri, Muhammad Teguh 2013)

20

2.2.2 Dampak industri terhadap kondisi ekonomi masyarakat.

Perkembangan dalam sektor industri telah berkembang pesat dan telah

mengubah sebagian besar kehidupan kita, telah terjadi banyak perubahan dalam

kehidupan kota, sistem komunikasi dan transportasi dan munculnya berbagai barang

konsumsi yang menambah kenyamanan hidup. Tetapi tidak selamanya, industrialisasi

menyebabkan banyak kenyamanan dan kesejahteraan hidup, seperti dinyatakan oleh

Ine Minara mengingatkan bahwa industrialisasi yang berjalan dengan baik dapat

memberi stimulasi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Kalau kita lihat kondisi

sekarang, meningkatnya peran sektor industri dan sektor lain dalam PDB (Product

Distribution Bruto) diikuti dengan menurunnya peran, kualitas maupun produktivitas

sektor pertanian. Maka industrialisasi tidak dapat dikatakan berhasil ketika kegagalan

justru tergantung akan menyebabkan pasokan pangan bagi penduduk kota terjadi

karena hal tersebut. Jika produktivitas pangan rendah dan kebutuhan pangan sendiri

tidak dapat terpenuhi, dan bergantung pada impor, jelas hal ini menyebabkan tingkat

pertumbuhan rendah atau pertumbuhan tidak berkualitas. Apabila suatu negara

mengimpor kebutuhan pangannya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, maka

pendapatan perkapita yang meningkat di negara tersebut akibat dari industrialisasi, maka

akan terjadi multiplier efect di luar, bukan di wilayah perekonomian negara tersebut,

sehingga peningkatan pendapatan dan produktivitas justru digunakan untuk membiayai

impor pertanian.

21

Industrialisasi yang berhasil mensyaratkan adanya kenaikan yang signifikan dari

produktivitas pertanian. Satu kesalahan besar dari proses industrialisasi di Indonesia

adalah bahwa sektor pertanian ditinggalkan yang menyebabkan produktivitas sektor

pertanian rendah. Secara konsep memang disebutkan bahwa pembangunan industri

ditopang oleh pembangunan pertanian. Meskipun pernah mencapai swasembada beras

akan tetapi akses dari kebijakan dalam rangka mencapai swasembada beras tersebut

mengorbankan banyak hal dan sektor pertanian tumbuh tidak kokoh dan produksi

pertanian tidak cukup untuk memasok kebutuhan pangan. Selain itu, hasil pertanian

lain di luar beras yang dibutuhkan oleh sektor industri masih diimpor seperti

kedelai, jagung dan lain sebagainya. Di sisi lain hasil pertanian Indonesia dalam

bentuk komoditas seperti CPO, kakau, masih diekspor dalam bentuk yang mentah atau

tidak diolah. Dalam sisi industrialisasi hal tersebut adalah kemunduran, sebab

industrialisasi yang maju mensyaratkan ekspor pangan olahan. (Ekonomi Industri,

Teguh 2013).

2.2.3 Dampak industri terhadap lapanggan kerja.

Industri menurut skalanya yaitu: (Ekonomi Industri, Teguh 2013).

a) Industri besar adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau

karyawan 100 orang atau lebih.

b) Industri sedang adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja

atau karyawan 20 sampai 99 orang.

c) Industri kecil adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau

karyawan 5 sampai 19 orang.

d) Industri rumah tangga adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai

pekerja atau karyawan 1 sampai 4 orang.

22

Menurut Teguh (2013), tingkat penganguran yang semakin tinggi dalan suatu Negara

tertentu terjadi karena kurangnya industri yang cukup, sehingga lapangan kerja bagi

masyarakat sangat terbatas. Dalam menyelesaikan masalah penganguran pemerintah

harus meningkatkan dan menciptakan industri yang cukup dalam Negara sehinga dapat

memberikan tempat kerja (lapangan Kerja) bagi masyarakat. (Ekonomi Industri, Teguh

2013).

2.2.4 Dampak industri terhadap kebutuhan konsumsi dalam Negara.

Negra singapur merupaka negra yang minskin akan sumber daya alam

terutama minyak dan gas (migas) alam, akan tetapi permintaan masyarakat terhadap

bahan bakar minyak (BBM) sepunuhnya terpenuhi bahkan terdaftar sebagai Negara

pengexpor BBM. Hal disebabkan singapur memiliki jumlah dan kapasitas industri

kilang minyak yang cukup sehinga dapat menjawap permintaan masyarakat akan bahan

bahan dasar. Selain itu singapur memiliki banyak industi di bidang lain sehinga

kebutuhan akan masyarak dalam negeri terpenuhi. Menurut Schneider (1993) industri

merupakn jaringan yang helainya menjangkau hampir setiap aspek masyarakat,

kebudayaan, dan kepribadian. Industri juga merupakan sebuah faktor penting dalam

membentuk masalah masalah social yang kompleks. Semaking banyak industri dalam

suatu negara dapat membantu menurungkan tinggin nilai import dalam suatu negara

tertentu. (Ekonomi Industri, Teguh 2013)

23

2.4 Industri Nilai Tambah dan Kilang Minyak Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang kehidupan masyarakat dan roda

ekonominya ditopang oleh minyak bumi. Minyak bumi dari tanah Indonesia juga masih

termasuk ke dalam komoditas industri ekstraktif yang menopang pertumbuhan ekonomi

kita yang masih di atas angin dibanding negara‑negara kuat lain.

Indonesia, memiliki kilang minyak beberapa unit kilang minyak. Minyak bumi

(crude oil atau minyak mentah) yang berapa di daerah indonesia diekspor sebagian (bisa

sampai 50%, sebagai hak dari sistem PSC dan ekspor yang memang jatahnya

pemerintah) dan sebagian lagi masuk ke kilang minyak sendiri. Minyak mentah

Indonesia ini tergolong bersih pengotornya lebih sedikit dibandingkan dengan minyak

dari Timur Tengah sehingga memilikiharga jual yang lebih tinggi. Lalu, umpan kilang

minyak ini berasal dari minyak dalam negeri sendiri dan minyak bumi mentah yang

diimpor (impor crude sekitar 40%) – termasuk minyak dari Timur Tengah yang

notabene lebih kotor. Pada dasarnya, balik seperti di prolog, produksi kilang dalam

neregi pun pun masih kurang dari kebutuhan sehingga sebagian produk jadi kilang pun

terpaksa kita impor (BBM terutama). Dari neraca massa kasar minyak mentah ini, juga

bisa menyimpulkan bahwa kenaikan atau penurunan harga minyak berdampak ganda

bagi indonesia.

Kilang Minyak indonesia (yang dimiliki oleh PT Pertamina):

1. Pangkalan Brandan, Sumatera Utara (1892). Tidak beroperasi. Kapasitas 100-

ton crude/hari

2. Dumai, Riau (1972). Kapasitas 170 MBSD (atau ribu barrel per hari)

3. Plaju, Sumatera Selatan (1935). Kapasitas 133,7 MBSD

4. Cilacap, Jawa Tengah (1976 I, 1983 II, 1989 III). Kapasitas 348 MBSD

24

5. Balikpapan, Kalimantan Timur (1922, 1983, 1997). Kapasitas 260 MBSD

6. Balongan, Jawa Barat (1994). Kapasitas 125 MBSD

7. Kasim, Papua Barat (1995). Tidak beroperasi (idle). Kapasitas 10 MBSD

2.3 Perekonomian Timor-leste

Perekonomian Timor-Leste tumbuh sebesar 7.3% pada tahun 2011 secara nyata.

Sektor minyak tanah dari Produk Domestik Bruto tumbuh sebesar 6.0%, setengah dari

tingkat pertumbuhan sektor non minyak tanah 12.04%. Namun demikian, sektor minyak

tanah tetap mendominasi perekonomian TimorLeste, yang merupakan 76.9% dari total

Produk Domestik Bruto negara. (Diresaun Nasional Makro Ekonomia, Diresaun Jeral

Analiza no Peskiza Setembru 2012)

Tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi dari Produk Domestik Bruto non-

minyak pada tahun 2011 dapat ditelusuri kembali pada peningkatan tajam dengan

memperhatikan pengeluaran pemerintah selama jangka waktu tahun tersebut, khususnya

pengeluaran modal dan pembangunan. Beberapa dari peningkatan pengeluaran ini

tercermin dari kebijakan Frontloading pemerintah, di mana pemerintah menggunakan

seluruh biaya yang ada pada awal kegiatan tanpa memperhatikan biaya yang akan

dibutuhkan selanjutnya, yang dimaksudkan untuk membangun suatu kondisi yang

diperlukan untuk pembangunan perekonomiain negara dalam jangka menengah dan

jangka panjang dengan peningkatan jangka pendek terhadap infrastruktur utama dan

sumber daya manusia. Hal ini sejalan dengan Perencanaan Pembangunan Strategis

(SDP). Namun, dengan pertumbuhan perekonomian setinggi ini, pada dasarnya secara

substansial inflasi meningkat. Pada akhir Desember 2011, harga, sebagaimana yang

diukur Indeks Harga Konsumen (CPI), adalah 15.4% lebih tinggi dibandingkan periode

25

yang sama pada tahun sebelumnya, dan dengan demikian jauh di atas 4-6%, kisaran

target SDP. (Diresaun Nasional Makro Ekonomia, Diresaun Jeral Analiza no Peskiza

Setembru 2012)

Dengan modal pemerintah yang sebenarnya dan pengeluaran pembangunan yang

secara nominal menurun pada tahun 2012, sebagian besar dikarenakan rendahnya

tingkat pelaksanaan, sector perekonomian utama yang telah membantu tingkat

pertumbuhan pada tahun 2011, seperti konstruksi, yang diharapkan berkurang. Tingkat

pertumbuhan Produk Domestik Bruto sektor non-minyak tanah, yang diperkirakan

mencapai 8.2% untuk tahun 2012, masih kuat, tapi pada dasarnya berada jauh di bawah

tingkat pada tahun 2011. Laju inflasi menurun sepanjang tahun 2012 dan bertahan di

10.9% pada Desember 2012. Dalam jangka menengah, pemerintah berharap kebijakan

Frontloading, sejalan dengan berbagai pembaharuan (misalnya meluluskan UU Agraria,

Pelayanan Satu Atap, kemitraan sektor swasta dan publik dan lain sebagainya) akan

menciptakan sebuah lingkungan untuk sektor swasta yang kuat untuk dapat muncul

sebagai sumber pertumbuhan yang dominan dan dengan demikian mempertahankan

keseluruhan tingkat pertumbuhan dan meningkatkan pendapatan dalam negeri.

Pemerintah karenanya fokus pada kualitas pengeluaran untuk mendukung sektor swasta

di satu sisi dan di sisi lainnya pembangunan sosial negara. Anggaran tahun 2014 dengan

demikian dipersiapkan dalam sebuah kerangka pengeluaran tetap yang berkualitas tinggi

dengan pembatasan inflasi dan kembali pada jalur pengeluaran fiskal yang

berkelanjutan. (Diresaun Nasional Makro Ekonomia, Diresaun Jeral Analiza no Peskiza

Setembru 2012)

26

2.4 Kerangka pemikiran

Dampak merupakan sebuah akibat yang ditimbulkan suatu hal, dapat bersifat

baik maupun buruk. Sedangkan industri kilang minyak (oil refenari) mereupakan

fasilitas dari suatu pereusahaan yang mengelola minyak mentah menjadikan produk

produk yang berharga.

Kehadiran dari industry kilang minyak memungkingkan berdampak pada

perekonomian Negara Antara lain meliputi pendapatan Negara melalui pajak dan

income terhadap perusahaan nasional yaitu TIMOR GAP.EP, kebutuhan atau komsumsi

Negara terutama terhadap BBM sebagai Bahan energy alternative dapat terpenuhi atau

tersedia, terbentuknya infrakstruktur baru dan terbukanya lapangan kerja.

Industri Kilang Minyak Dampak

Perekonomian Negara

Pendapatan

Negara

Kebutuhan/

komsumsi BBM

negara

Lanpangan kerja

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Pengambilan Data

Pengambilan data penulisan ini diperoleh dari hasil turun lapangan dengan

mendatangi instansi- instansi yang berkaitan dengan judul peneliti yang ada di kota

dili serta melalui studi kepustakaan yaitu melalui perpustakaan akademik dan melalui

media baik elektronik maupun non elektronik. Berdasarkan studi kepustakaan tersebut

penulis menentukan lokasi pengambilan data yang di peroleh dari Journal ilmiah dan

Internet, Skripsi, buku dan dengan mendatangi instansi- instansi yang berkaitan seperti

Ministério Do Petroliom e Recurco Naturai (MPRM), ANP, dan TIMOR GAP.

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 J en i s Data

Jenis data yang digunakan penelitian ini adalah:

1) Data kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk angka atau

jumlah yang meliputi pengalaman kerja motivasi dan lain sebagainya

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2) Data kualitatif merupakan data yang diambil dalam bentuk penjelasan

yang meliputi kriteria berdirinya perusahaan kilang.

28

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Data sekunder yaitu

data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan

terdokumentasi di perusahaan, misalnya sejarah singkat perusahaan, struktur

organisasi, dan laporan perusahaan.

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan penulis untuk menganalisa data adalah

analisis kualitatif yakni analisis yang dilakukan tanpa menggunakan perhitungan.

Analisis data yang dilakukan meliputi tiga kegiatan diantaranya:

1) Reduksi data dimana suatu bentuk analisis yang dilakukan dengan cara

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan data sesuai dengan tujuan

penelitian yang akan dicapai, selain itu melakukan pembuangan

terhadap data yang tidak perlu sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan

final yang dapat di tarik dan di verifikasikan proses ini di lakukan dengan

cara pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, yang

dilakukan hanya mengambil data-data yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian.

2) Melakukan penyajian data dari keadaan atau fenomena sesuai dengan data

yang telah direduksi menjadi informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3) Kesimpulan, yaitu hasil pemikiran akan perbandingan mengenai kenyataan

dilapangan dengan teori dan berdasarakan data yang didapat.

29

Adapun teknik penulisan yang digunakan adalahdengan mengembangkan

kerangka kerja deskriptif, yakni teknik penulisan yang tidak bermaksud untuk

mencari atau menjelaskan hubungan, serta tidak bertujuan untuk menguji hipotesis atau

membuat prediksi, hanya sekedar memaparkan situasi atau peristiwa.

3.4 Jadwal Penelitian

NO AKTIFITAS MINGGU

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

Pengajuan Judul proposal

Penelitian proposal

Pengumpulan Data

Analisa & Pengolahan Data

Bimbingan

2

Penulisan Proposal

Presentase Proposal

Perbaikan Proposal

3.5. Anggaran penelitian

30

No ITEM QUANTITY HARGA ($)/Unit Total ($)

1 Printing

2 Pembukuan

3 Transport

4 Biaya lain-lain

TOTAL

DAFTAR PUSTAKA

31

Ekonomi Industri / Muhamad Teguh (Ed 1, Cet 2, Jakarta; Rajawali Pers,2013)

Pemasaran Industri (industrial Marketing)/oleh Sony Koeswara-Jakarta; Djambatan

1995

Pengantar Teknik & Managemen Industri/ oleh ir Sritomo Wignjosoebroto, M.Sc. 2006

Mikro ekonomi/ Sadono Sukirno, ed; 3, 2009

Managemen Penelitian/ Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, 2013

Makalah Ekonomi Publik (Prof. Dr. Soekanto Reksohadiprodjo, M. Com)

Journal international (American prising, oil refenary)

kamus besar ekonomi (Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, 2007: 252)

http://neljy.blogspot.com/

http://www.pajak.go.id/konversi-minyak-tanah/html

htt p://www.google.co.id/ konversi/html

http://www.pertamina.com/konversi/faq.php

www.wikipedia. kilang minyak (2014)

32

33

34

35

36

37