imania spss

27
1 | Page HUBUNGAN FAKTOR USIA, HIPERTENSI, ROKOK, DAN PENDIDIKAN TERHADAP BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2014 DI RUMAH SAKIT UMUM UKRIDA Imania Lidya Pratiwi Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] Abstrak Bayi dengan Berat BadanLahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi di dunia, terutama dinegara berkembang. Di Indonesia diperkirakan sekitar 400.000-900.000 bayi dilahirkan dengan BBLR setiap tahunnya. BBLR sangat berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas neonatus. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR diantaranya karakteristik ibu seperti umur, paritas, jarak kelahiran, antenatal care, dan riwayat penyakit ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan kejadian BBLR yang dilakukan secara deskriptif analitik observasional dengan pendekatan crossectional terhadap 300 ibu yang melahirkan bayi BBLR dan yang melahirkan bayi dengan berat lahir normal di Rumah Sakit UKRIDA periode 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil berdasarkan umur, hipertensi, aktivitas merokok, dan pendidikan dengan kejadian bayi BBLR. Kata kunci: BBLR, karakteristik ibu hamil Abstract Low birth weight is one of the causes of the death of babies around the world. In Indonesia, it is estimated that around 400,00-900,000 low birth weight babies are delivered every year. Low birth weight babies are highly related to foetal and neonatal mortality and morbidity. There are several influencing factors in the prevalence of low birth weight babies, one of them is the characteristics of the pregnant mothers, including the maternal age, parity, inter-pregnancy interval, antenatal care, and the mothers’ medical history. This study aims to determine the relationship between the characteristics of pregnant women with LBW conducted a descriptive cross-sectional observational analytic approach to the 300 mothers who gave birth to LBW babies and give birth to babies with normal birth weight in Hospital UKRIDA period of 2014. Results of this study indicate that there are the relationship between maternal characteristics by age, [Type here] [Type here] 1

description

imania spss statistik

Transcript of imania spss

HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2014 DI RUMAH SAKIT UMUM UKRIDA

19 | Page

HUBUNGAN FAKTOR USIA, HIPERTENSI, ROKOK, DAN PENDIDIKAN TERHADAP BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2014 DI RUMAH SAKIT UMUM UKRIDA

Imania Lidya Pratiwi

Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Bayi dengan Berat BadanLahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi di dunia, terutama dinegara berkembang. Di Indonesia diperkirakan sekitar 400.000-900.000 bayi dilahirkan dengan BBLR setiap tahunnya. BBLR sangat berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas neonatus. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR diantaranya karakteristik ibu seperti umur, paritas, jarak kelahiran, antenatal care, dan riwayat penyakit ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan kejadian BBLR yang dilakukan secara deskriptif analitik observasional dengan pendekatan crossectional terhadap 300 ibu yang melahirkan bayi BBLR dan yang melahirkan bayi dengan berat lahir normal di Rumah Sakit UKRIDA periode 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil berdasarkan umur, hipertensi, aktivitas merokok, dan pendidikan dengan kejadian bayi BBLR.

Kata kunci: BBLR, karakteristik ibu hamil

Abstract

Low birth weight is one of the causes of the death of babies around the world. In Indonesia, it is estimated that around 400,00-900,000 low birth weight babies are delivered every year. Low birth weight babies are highly related to foetal and neonatal mortality and morbidity. There are several influencing factors in the prevalence of low birth weight babies, one of them is the characteristics of the pregnant mothers, including the maternal age, parity, inter-pregnancy interval, antenatal care, and the mothers medical history.

This study aims to determine the relationship between the characteristics of pregnant women with LBW conducted a descriptive cross-sectional observational analytic approach to the 300 mothers who gave birth to LBW babies and give birth to babies with normal birth weight in Hospital UKRIDA period of 2014. Results of this study indicate that there are the relationship between maternal characteristics by age, hypertension, smoking activity, and education with incidence of LBW infants.

Keywords: low birth weight babies, characteristics of pregnant mothersKata pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Hubungan Faktor Usia, Hipertensi, Rokok, Dan Pendidikan Terhadap BBLR Periode Januari Sampai Desember 2014 Di Rumah Sakit Umum UKRIDA tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodelogi Penelitian. Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr Djap Hadi Susanto selaku dosen pembimbing mata kuliah metodelogi peneliatian.

2. Orangtua saya yang selalu ada di hati, terima kasih atas kesetiaanmu serta nasihat dan motivasi yang telah diberikan.

3. Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu per satu yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Daftar isi

Kata Pengantar

i

Daftar Isi

iii

Abstrak

vKata pengantarBAB I

PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Rumusan Masalah

3

1.3 Hipotesis

4

1.4 Tujuan Penulisan

4

1.5 Manfaat penulisan

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

6

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

3.2 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data

3.3 Sumber Data

3.4Populasi

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.6 Sample

BAB IV

HASIL PENELITIAN

BAB V

PEMBAHASAN

BAB VIPENUTUP

38

6.1 Kesimpulan

38

6.2 Saran

38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Derajat kesehatan masyarakat dapat dinilai dengan menggunakan indicator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). World Health Organization 9WHO) memperlihatkan bahwa angka kematian bayi sangat memprihatinkan, yang dikenal dengan fenomena 2/3. fenomena itu terdiri dari, 2/3 kematian bayi (berusia 0-1 tahun) terjadi pada umur kurang dari satu bulan (neonatal). 2/3 kematian neonatal terjadi pada umur kurang dari seminggu (neonatal dini), dan 2/3 kematian pada masa neonatal dini terjadi pada hari pertama. Angka Kematian Bayi di Indonesia sebanyak 35 per 1000 kelahiran hidup yaitu hamper 5 kali lipat dibandingkan angka kematian bayi Malayasia, hamper 2 kali lipat dibandingkan dengan Thailand dan hampir 1,3 kalii lipat dibandingkan dengan Filipina. Bayi berat lahir rendah (BBLR ) / Low Birtgweight Infant adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 Gram. Berat badan lahir rendah (bblr) dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 3 minggu) atau BBLR karena instrauterine growth retardation (IUGR) yaitu bayi cukup bulan tetapi berat kurang untuk usianya. Kejadian BBLR dipengaruhi oleh faktor ibu dan faktor janin. Hal-hal yang mempengaruhi BBLR dilihat dari faktor ibu diantaranya penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan (Toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik dan fisiologis), karakteristik sosial ekonomi (pendidikan ibu yang rendah, pekerjaan ibu, status ekonomi rendah), biomedis ibu dan riwat persalinan diantaranya umur ibu (< 20 tahun dan > 35 tahun), paritas (primitara dan grandemultipara), keguguran/lahir mati mati dan pelayan antenatal (frekuen periksa hamil, tenaga periksa hamil, umur kandungan saat memeriksakan kehamilannya). Adapun dari faktor janin BBLR disebabkan karena karena kehamilan ganda, hidramnion, kelainan kromosom, cacat bawaan, dan infeksi dalam kandungan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui hubungan usia, hipertensi, merokok, dan pendidikan terhadap BBLR di RS UKRIDA dengan menulis dalam karya tulis ilmiah yang berjudul "Hubungan Faktor Usia, Hipertensi, Rokok, Dan Pendidikan Terhadap BBLR Periode Januari Sampai Desember 2014 Di Rumah Sakit Umum UKRIDA".

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat diberikan rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan kejadian BBLR dengan faktor umur ibu ?

2. Apakah ada hubungan kejadian BBLR dengan faktor ibu hipertensi ?

3. Apakah ada hubungan kejadian BBLR dengan faktor pendidikan ibu ?

4. Apakah ada hubungan kejadian BBLR dengan faktor ibu merokok ?

1.3 Tujuan umum

Diketahuinya ada atau tidak hubungan usia, pendidikan, merokok, hipertensi

terhadap BBLR di Rumah Sakit Umum UKRIDA.

1.4 Tujuan khusus

1. Memperoleh gambaran tentang kejadian BBLR berdasarkan faktor umur ibu

2. Memperoleh gambaran tentang kejadian BBLR berdasarkan faktor pendidikan ibu

3. Memperoleh gambaran tentang kejadian BBLR berdasarkan faktor ibu hipertensi

4. Memperoleh gambaran tentang kejadian BBLR berdasarkan jumlah ibu merokok

1.5 Manfaat penelitian

Bagi Penulissebagai sarana untuk menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh saat kuliah dan untuk menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan penelitian.Bagi RSUD UkridaDiharapkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat memberikan informasi dan memberikan gambaran kepada RS mengenai kejadian BBLR.Bagi Institusi PendidikanDengan penelitian yang dilakukan diharapkan bermanfaat bagi pihak pendidikan sebagai bahan perbendaharaan bacaan di perpustakaan dan dapat dijadikan dasar pemikiran didalam penelitian lanjutan.

BAB II

Tinjauan pustaka

2.1 Kajian Hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian tinggi rendahnya tekanan darah sistolik dan diastolik dalam kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat badan lahir. Faktor tekanan darah dalam kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat badan lahir. Rendahnya tekanan darah ibu hamil berkaitan dengan gangguan vaskular yang dapat mengakibatkan rendahnya asupan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh janin. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang janin normal.1Tekanan darah ibu hamil yang tinggi (>140/90mmHg) juga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin intrauterin yang tentunya akan berdampak pada berat badan lahir. Hal ini disebabkan oleh menurunnya perfusi uteroplasenta, vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta. Sedangkan pada ibu yang tekanan darah normal, tidak ditemukan kelainan-kelainan tersebut sehingga perfusi nutrisi dan oksigen untuk pertumbuhan janin lebih adekuat.2

Secara global hipertensi pada kehamilan juga merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas dari ibu bersalin. Mortalitas dan morbiditas akibat hipertensi dalam kehamilan juga masih tinggi di Indonesia. Hal ini tentu memberikan sumbangan besar terhadap angka kematian ibu bersalin, maupun angka kematian bayi.32.2 Kajian Pendidikan

Pendidikan mempunyai peran penting bagi suatu bangsa karena pendidikan memiliki andil yang besar terhdap kemajuan bangsa, baik secara ekonomi maupun sosial. Kualitas pendidikan sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia karena pendidikan merupakan salah satu sarana meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Investasi dengan meningkatkan pendidikan dan keterampilan sumber daya manusia keuntungannya tidak hanya dinikmati oleh orang yang meningkatkan pendidikan tersebut (private rate to retum) melainkan juga dinikmati oleh masyarakat luas (social rate retum).Tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap minat ibu untuk memelihara untuk memelihara kehamilannya. Semakin tinggi pendidikan, secara tidak langsung berpengaruh terhadap peningkatan status sosialnya. Sebaliknya pendidikan yang rendah menyebabkan kurangnya pengetahun tentang kehamilan dan sering menjadi penyebab kurang gizi pada bayi. Selama masa intrauteruin, asupan nutrisi yang adekuat pada ibu tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu, tetapi lebih pada pertumbuhan janin. Dengan asupan nutrisi yang adekuat dari hari ke hari kehamilan ibu bertambah besar dan sejalan dengan itu, janin tumbuh dan berkembang sampai pada usia kehamilan yang matang maka janin siap dilahirkan dengan berat badan, panjang badan, dan pertumbuhan organ fisik lainnya yang normal. Sebaliknya, apabila ibu tidak mendapat asupan gizi yang adekuat, bayi dapat lahir dengan berat rendah. 4Pengetahuan maupun faktor sosial budaya serta ekonomi memang menjadi faktor sosial budaya serta ekonomi memang menjadi faktor utama seorang ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Survei demografi di 40 negara (Engendering Development, Bank Dunia, 2001) yang memperlihatkan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan ibu, makin rendah angka kematian bayi. Bahkan, seorang ibu yang menyelesaikan pendidikan dasar enam tahun akan menurunkan angka kematian bayi secara signifikan dibandingkan dengan para ibu yang tidak tamat sekolah dasar. Angka kematian bayi ini bahkan semakin rendah bila para ibu menyelesaikan pendidikan menegah tingkat pertama.Menurut Undang-Undang No.2 tahun 1999, pengukuran tingkat pendidikan formal digolongkan menjadi: 51. Tingkat pendidikan tinggi: yaitu minimum pernah menempuh pendidikan tinggi, SLTA/sederajat

2. Tingkat pendidikan sedang: yaitu pendidikan SMP/sederajat

3. Tingkat pendidikan rendah: yaitu pendidikan SD/sederajat

Pekerjaan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh terhadap akses informasi yang lebih baik dibandingkan dengan individu yang tidak bekerja (Depkes RI, 2004). Dilihat dari segi sosial ekonomi bagi sebagian anggota masyarakat yang mengalami krisis ekonomi atau dengan upah dan pendapatan yang kurang untuk pemeriksaan kehamilan merupakan beban berat, akibatnya mereka memilih untuk tidak memeriksakan kehamilannya sehingga ibu hamil tidak memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, asupan gizi pun tidak diperhatikan. Kehidupan manusia dimulai sejak masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mengalami kurang gizi dan lahir dengan berat badan rendah yang mempunyai konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya.62.3 Kajian Merokok

Merokok melebihi 20 batang sehari dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kehamilan karena dapat menimbulkan gangguan sirkulasi intervilous plasenta sehingga mengganggu pertukaran O2 dan CO2 serta menyebabkan darah terlalu banyak mengandung CO sehingga kapasitas pengangkutan O2 dan CO2 makin berkurang. Dapat dipastikan bahwa tumbuh kembang janin dalam uterus akan mengalami gangguan dalam bentuk abortus, persalinan prematur, berat badan lahir rendah dengan perkiraan akan berkurang beratnya sekitar 200-300gram dibandingkan dengan ibu bukan perokok. Keuntunganya, pengaruh rokok ini tidak berlangsung lama. Oleh karena itu, menghentikan kebiasaan merokok selama hamil cukup membantu mengurangi kemungkinan pengaruh buruk rokok terhadap janin. 72.4 Kajian Usia

Wanita yang berusia kurang dari 20 tahun lebih besar kemungkinannya untuk melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari normal dan meninggal sebelum usia satu tahun dari pada bayi yang dilahirkan oleh ibu berusia 20-35 tahun, demikian pula umur ibu diatas 35 tahun cenderung melahirkan bayi dengan risiko BBLR sebesar 4-5 kali. Umur ideal untuk kehamilan yang risikonya rendah adalah pada kelompok umur 20-35 tahun. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, perempuan yang mengalami kehamilan pada usia berisiko tinggi (35 tahun ke atas) 4,6% tidak pernah memeriksakan kehamilan, dan yang berusia = 2500 gram. Hasil ukur tersebut berskala ordinal.

2. Ibu merokok : Ibu hamil yang telah bersalin dan merokok sebelum dan atau selama hamil. Variabel ini akan diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil ukur dikategorikan dalam 2 kategori, yaitu: (1) merokok (2) tidak merokok Hasil ukur tersebut berskala nominal.

3. Hipertensi : Ibu hamil yang tekanan darah sistolenya >140 dan diastole >90. Variabel ini akan diukur dengan data yang didapat dari RS Ukrida pada bulan januari sampai maret. Hasil ukur dikategorikan dalam 2 kategori, yaitu: (1) Hipertensi (2) tidak hipertensi. Hasil ukur tersebut berskala nomnal

4. Usia ibu: Hasil pengurangan dari tanggal bulan dan tahun ibu ketika hamil dengan tanggal bulan dan tahun kelahiran ibu. Variabel ini diukur melalui KTP ibu. Hasil ukur tersebut berskala rasio

3.2 Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan bayi di ruang bersalin RS Ukrida bulan Januari samapai Desember yaitu sebanyak 300 orang.

2. Sampel

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode random sampling, dengan jumlah sampel 101 ibu yang telah melahirkan

3.3 Desain Penelitian

Adapun penelitian ini adalah bersifat analitik dengan desain/pendekatan cross sectional, dimana pengumpulan data dan pengukuran variabel penelitian dilakukan pada saat yang sama.

3.4 Pengumpulan data

Cara pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara menggunakan kuesioner untuk data primer dan untuk sekunder di peroleh dari buku registerasi di Rumah Sakit Ukrida tahun 2014 bulan Januari samapai Desember.

3.5 Analisa Data

a. Analisa univariat

Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap variabel dalam penelitian.

b. Analisa bivariat

Dilakukan untuk mengetahui hubungan antara ibu hamil yang merokok dengan kejadian BBLR menggunakan uji statistik ChiSquare( X2). Analisa dilakukan pada tingkat kemaknaan 95% (=0,05) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik menggunakan uji SPSS versi.

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dilakukan di RS Umum Ukrida pada tanggal 31 Desember 2014.

BAB IV

Hasil Penelitian

4.1 Pengaruh Pendidikan terhadap Berat Badan Bayi

Pendidikan memiliki andil yang besar terhadap kualitas sumber daya manusia karena pendidikan merupakan salah satu sarana meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Tingkat pendidikan ibu memiliki pengaruh terhadap minat ibu untuk memelihara untuk memelihara kehamilannya.

Tabel 1. Tingkat Pendidikan Ibu

NValid101

Missing0

Mean.6238

Median1.0000

Mode1.00

Std. Deviation.48686

Variance.237

Range1.00

Minimum.00

Maximum1.00

Sum63.00

Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 101 orang ibu setelah melahirkan di dapatkan rata-rata ibu memiliki tingkat pendidikan sedang sampai tinggi (0,6238), dimana 63 orang memiliki tingkat pendidikan sedang (yaitu pendidikan SMP/sederajat) dan pendidikan tinggi sebanyak 38 orang. Dari analisis data dengan metode analitik didapatkan data hubungan korelasi antara berat badan lahir dengan tingkat pendidikan ibu sebagai berikut:

Tabel 2. Tabel Korelasi Berat Badan Lahir dengan Tingkat Pendidikan Ibu

Correlations

Berat badan lahirPendidikan

Berat badan lahirPearson Correlation1.460**

Sig. (2-tailed).000

N101101

PendidikanPearson Correlation.460**1

Sig. (2-tailed).000

N101101

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel diatas ditampilkan bahwa nilai kolerlasi pearson sebesar 0,460 menandakan terdapat korelasi cukup kuat antara berat badan lahir dengan tingkat pendidikan ibu. Terdapat hubungan yang signifikan berat badan lahir dengan tingkat pendidikan ibu (0,000), dengan hipotesis nol ditolak.

4.2 Pengaruh Hipertensi terhadap Berat Badan Bayi

Faktor tekanan darah dalam kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat badan lahir. Berdasarkan hasil penelitian tinggi rendahnya tekanan darah sistolik dan diastolik dalam kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat badan lahir.

Tabel 3. Tingkat Hipertensi Ibu

Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 101 orang ibu setelah melahirkan di dapatkan rata-rata ibu memiliki tekanan darah normal (.0396). Sedangkan ibu dengan hipertensi sebanyak 4 orang. Dari analisis data dengan metode analitik didapatkan data hubungan korelasi antara berat badan lahir dengan hipertensi ibu sebagai berikut:

Tabel 4. Tabel Korelasi Berat Badan Lahir dengan Ibu Hipertensi

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel diatas ditampilkan bahwa nilai kolerlasi pearson sebesar 0,036 menandakan terdapat korelasi sangat lemah antara berat badan lahir dengan hipertensi. Dimana korelasi negatif menandakan semankin tinggi nilai tekanan darah ibu, semakin kecil berat badan bayi yang dilahirkan. Disini dapat dilihat tidak ada hubungan berat badan lahir dengan hipertensi ibu (0,722), dengan hipotesis nol diterima.

4.3 Pengaruh Merokok terhadap Berat Badan Bayi

Asap rokok mengandung lebih 4.000 zat kimia, 40 diantaranya merupakan penyebab terjadinya kanker (karsinogen) pada organ tubuh manusia. Salah satu bahaya merokok bagi pelajar adalah kesehatan. Kesehatan remaja akan sanggat terganggu, karena secara tidak langsung terdapat ribuan zat racun yang memasuki tubuh mereka. Juga meningkatkan resiko kangker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Dari segi reproduksi, merokok usia dini bisa menyebabkan impotensi, mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita.

Tabel 5. Tingkat Merokok Ibu

Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 101 orang ibu setelah melahirkan di dapatkan jumlah ibu yang memiliki kebiasaan merokok sebanyak 39 orang. Dari analisis data dengan metode analitik didapatkan data hubungan korelasi antara berat badan lahir dengan kebiasaan merokok ibu sebagai berikut:

Tabel 6. Tabel Korelasi Berat Badan Lahir dengan Kebiasaan Merokok Ibu

Dari tabel diatas ditampilkan bahwa nilai kolerlasi pearson sebesar 0,053 menandakan terdapat korelasi lemah antara berat badan lahir dengan kebiasaan merokok ibu. Korelasi bernilai negatif menandakan semakin sering kebiasaan ibu untuk merokok maka semakin rendah pula berat badan bayi yang dilahirkan. Disini dapat dilihat nilai hipotesis nol kita diterima (0,595). Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan berat badan lahir dengan kebiasaan merokok ibu.

4.4 Pengaruh Usia terhadap Berat Badan Bayi

Kondisi kehamilan dan melahirkan dapat dipengaruhi oleh usia ibu hamil. Ada beberapa masalah yang sering ditemukan dokter pada wanita hamil dengan usia di atas 35 tahun, seperti diabetes gestational (diabetes yang muncul pada saat kehamilan), tekanan darah tinggi dan juga masalah-masalah pada janin. Wanita hamil dengan usia yang lebih tua juga akan lebih sering mengalami masalah pada kandung kemih dibandingkan wanita hamil dengan usia yang lebih muda. Resiko-resiko lainnya adalah resiko keguguran lebih besar.

Tabel 7. Usia Ibu

Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 101 orang ibu setelah melahirkan di dapatkan rata-rata ibu usia ibu melahirkan 23 tahun. Dari analisis data dengan metode analitik didapatkan data hubungan korelasi antara berat badan lahir dengan usia ibu sebagai berikut:

Tabel 8. Tabel Korelasi Berat Badan Lahir dengan Usia Ibu

Dari tabel diatas ditampilkan bahwa nilai kolerlasi pearson sebesar 0,030 menandakan terdapat korelasi yang lemah antara berat badan lahir dengan usia ibu. Nilai korelasi positif artinya hubungan usia ibu yang semakin rendah dengan BBLR yang semakin rendah juga memiliki korelasi lemah. Disini dapat dilihat nilai hipotesis nol kita diterima (0,769). Artinya disini tidak terdapat hubungan yang signifikan berat badan lahir dengan kebiasaan usia ibu.

BAB V

Pembahasan

Tingkat pendidikan ibu memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap berat badan bayi yang dilahirkan jika dibandingkan dengan variabel-variabel lain, seperti: hipertensi, merokok serta usia ibu. Dengan bekal pendidikan yang cukup dari ibu akan dapat memelihara kehamilannya, lewat asupan gizi yang cukup, pemeriksaan kehamilan yang teratur, beristirahat yang cukup, menjaga tingkat strenya sehingga dilahirkan bayi-bayi yang sehat.

Dari data yang diperoleh dimana faktor tekanan darah dalam kehamilan mempunyai pengaruh terhadap berat badan lahir. Rendahnya tekanan darah ibu hamil berkaitan dengan gangguan vaskular yang dapat mengakibatkan rendahnya asupan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh janin. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang janin normal. Namun dari hasil penelitian korelasi yang didapatkan negatif dimana justru semakin tinggi tekanan darah yang mempengaruhi BBLR.

Dari data mengenai kebiasaan merokok diperoleh bahwa tumbuh kembang janin dalam uterus akan mengalami gangguan dalam bentuk abortus, persalinan prematur, berat badan lahir rendah dengan perkiraan akan berkurang beratnya sekitar 200-300gram dibandingkan dengan ibu bukan perokok. Hasil penelitian menyatakan ada korelasi negatif artinya semakin sering merokok maka semakin rendah pula berat badan bayi yang dilahirkan. Namun hubungan korelasinya tidak terlalu erat. Dan dari penilaian hipotesis yang diterima meyatakan tidak ada hubungan antara merokok dan BBLR.

Wanita yang berusia kurang dari 20 tahun lebih besar kemungkinannya untuk melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari normal dan meninggal sebelum usia satu tahun dari pada bayi yang dilahirkan oleh ibu berusia 20-35 tahun, demikian pula umur ibu diatas 35 tahun cenderung melahirkan bayi dengan risiko BBLR sebesar 4-5 kali. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan rata-rata usia ibu 23 tahun. Faktor resiko BBLR pada usia tersebut jauh lebih rendah dibangding ibu berusia 35 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu dengan BBLR, dimana hipotesis kita diterima.Penelitian Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Berat Badan Lahir Bayi ini dilakukan di Rumah Sakit Ukrida pada tanggal 31 Desember 2014, dengan menggunakan sampel sebanyak 101 ibu melahirkan dengan metode ramdom samping. Data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan program statistik SPSS (Statistical Product and Service Solutions) dengan desain cross sectional. Di dapatkan usia ibu saat menjalani kehamilan mulai dari usia 15 sampai 36 tahun yang menggambarkan jenjang pendidikan ibu yang ditempuh bervariasi mulai dari sedang sampai tinggi, ini berakibat terhadap perwatan bayinya selama dan setelah hamil yang akan mempengaruhi berat badan lahir.

BAB VI

Kesimpulan dan Saran6.1 KesimpulanPendidikan merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah memiliki resiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. Namun pada penelitian ini tidak ada hubungan antara usia ibu dengan BBLR. Dimana usia ibu yang semakin muda tidak ada hubungan denga BBLR. Demikian juga pada faktor hipertensi dan merokok. Dimana hubungan antara tekanan darah ibu yang semakin tinggi dan kebiasaan ibu merokok tidak berhubungan erat dengan BBLR. Disini tingkat pendidikan ibu yang sangat berperan terhadap berat badan bayi yang lahir.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Tempat Penelitian RS Umum UKRIDA

Perlunya peningkatan pembinaan kepada masyarakat tentang norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga yang tidak hanya melibatkan ibu namun dengan adanya dukungan dari suami sehingga perwujudan masyarakat sehat dapat dicapai secara optimal. Perlunya pula peningkatan kesadaran dari ibu tentang pentingnya pelaksanaan pemeriksaan kesehatan khususnya pemeriksaan pada masa kehamilan yang dilakukan secara lengkap melalui pemberian informasi akan pentingnya pemeriksaan kehamilan dalam rangka kontrol kesehatan ibu dan bayi pada masa kehamilan Adanya pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat pada ibu khususnya pada masa kehamilan dengan penerapan pola makan teratur dan seimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan bayi yang dikandungnya yang juga merupakan unsur pendukung pencapaian status kesehatan yang optimal baik ibu maupun bayi yang dikandungnya.

6.2.2 .Bagi Institusi Pendidikan

Agar dapat digunakan sebagai sarana kepustakaan dan menambah informasi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

6.2.3 BagiPeneliti Yang Akan Datang

Dapat menjadi bahan tentang pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian di tempat laindan dapat menambah wawasan dan pengalaman terutama tentang metodologi penelitian untuk mengaplikasikanya dalam penelitian selanjutnya.

Daftar pustaka

1. Manuaba I.B.G, Manuaba I.A.C, Manuaba I.B.G.F. Pengantar kuliah obstetri Jakarta: EGC; 2007.h. 200_8.2. Effndy N. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta: Erlangga; 2002.h. 45_53.3. Jumiarni, Mulyani S, Nurlina. Asuhan keperawatan perinatal. Jakarta: EGC; 2003. H.18-22

4. Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran. Jakarta: EGC; 2004. h.63_7

5. Pickett G, Hanlon. Kesehatan masyarakat administrasi dan praktik. Edisi ke-9. Jakarta: EGC; 2009.h. 418_23.

6. Stolte KM. Diagnosa keperawatan sejahtera. Jakarta: EGC; 2004. h. 65_9

7. Sinclair C. Buku saku kebidanan. Jakarta: EGC; 2010.h. 384_90.8. Manuaba IBG. Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan kb. Jakarta: EGC; 2003.h. 69-73.[Type here][Type here]1