Iman Kepada Allah

download Iman Kepada Allah

of 7

Transcript of Iman Kepada Allah

A. Pengertian Iman Kepada Allah Iman kepada Allah ialah: 1. Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah; 2. Membenarkan dengan yakin akan keesaan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap makhluk-Nya; 3. Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari segala sifat kekurangan dan suci pula dari menyerupai segala yang baharu (makhluk). Firman Allah SWT:

Wahai orang yang beriman; berimanlah kamu kepada Allah, Rasul-Nya (Muhammad SAW), kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Barangsiapa kafir (tidak beriman) kepada Allah, malaikat-Nya. kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya dan Hari Akhirat, maka sesungguhnya orang itu sangat jauh tersesat. QS. an-Nisaa' (4): 136.

Dan Tuhan itu, Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. QS. al-Baqarah (2): 163.

1

B. Sifat-sifat Allah SWT yang wajib diyakini adalah sebagai berikut : 1. Wujud artinya ada, mustahil Allah bersifat adam artinya tidak ada. Wujud Allah dapat dibuktikan dengan adanya alam semesta yang indah beserta segala kelengkapannya yang berjalan menurut aturan. Alam mengikuti suatu kekuatan yang mengatur sehingga tidak pernah menyimpang dari garis yang telah ditentukan. Dia lah Allah yang menciptakan dan menjadi penguasa alam semesta. Sebagaimana Firman Nya : (Yang memiliki sifat-sifat) yang demikian itu ialah Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain Dia, Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah Pemerlihara segala sesuatu. (QS. Al-Anam : 102.) Keyakinan terhadap adanya Tuhan yang Maha Esa tidak saja diajarkan agama, tetapi ilmu pengetahuan pun mengakui keberadaanNya. Seorang Filosof Xenophanes (580-470 SM) mengatakan bahwa : Tuhan yang Esa itu tidak dijadikan, tidak bergerak, berubah-ubah dan Dia Penguasa seluruh Alam. 2. Qidam artinya dahulu (tidak ada permulaan), mustahil Allah bersifat hudus artinya baru. Allah terjadi dengan sendirinya, tidak bermulaan dan tidak berkesudahan. Sedangkan makhlukNya adalah baru karena semua makhluk diciptakan dan mempunyai sebab kejadiannya. Tidak dapat diterima oleh akal bahwa sesuatu akan terjadi tanpa sebab. Perhatikan Firman Allah SWT : Dialah Yang awal dan Yang akhir, Yang dzahir dan Yang bathin dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Hadid : 3) 3. Baqa artinya kekal, mustahil Allah bersifat Fana artinya lenyap. Setiap benda yang ada akan mengalami fana artinya lenyap. Hal ini merupakan sifat makhluk yang tidak layak disejajarkan dengan keagungan Tuhan. Perhatikan Firman Allah SWT yang termaktub di dalam kitab suci Al-Quran: 2

Semua yang ada dibumi ini akan binasa, dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar-Rahman : 26-27) 4. Mukhalafatu lilhawaadisi artinya berbeda dengan makhluk-Nya, mustahil Allah bersifat mun a salatu lilhawa disi artinya sama dengan makhlukNya. Bagi Allah, sifat dan perbuatannya tidak ada yang menjamin karena Allah Khalikul alam sehingga tidak akan ada yang membatasinya. Jika terjadi persamaan dengan makhluk hanyalah dalam hal namanya, sedangkan hakikatnya tidak akan terjadi karena keterbatasan makhluk. Sesuai Firman Nya : .......Tidak ada suatu pun yang serupa dengan Dia dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat...... (QS. Asy Syura : 11.) 5. Qiyamuhu binafsihi artinya berdiri sendiri, mustahil Allah bersifat Qiyamuhu bigairihi artinya butuh kepada yang lain. Allah wajib disembah dan dimintai pertolongan. Dia tidak berhajad kepada yang lain. Ia dapat menyelesaikan segala sesuatu yang terdapat dialam semesta ini dengan kekuasaanNya. Perhatikan Firman Nya :} Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri. (QS. Ali Imron : 2) 6. Wahdaniyah artinya Esa atau Satu, mustahil Allah bersifat taadud artinya berbilang atau bersekutu. Kekuasaan Allah mutlak dalam segala galanya, baik dalam dzat, sifat, maupun perbuatanNya. Keesaan Allah tidak terdiri atas perpaduan beberapa unsur, sempurna dan tidak ada cacat atau kekurangan. Dia tidak mungkin dapat dijangkau oleh pancaindra manusia dan tidak dapat diukur dengan alat apapun juga. Sebagaimana Firman Nya :

3

Katakanlah, Dialah Allah yang Maha Esa, Allah adalah tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. (QS. Al-Ikhlas : 1 4.) 7. Qudrat artinya kuasa, mustahil Allah bersifat ajzu artinya lemah. Allah berbuat apa saja menurut kehendak Nya terhadap makhluk dan memberikan ketentuan batas waktu dan kekuatannya. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat menghalangiNya. Kekuasaan Nya meliputi alam gaib dan alam nyata serta mampu mengendalikan semua benda yang paling kecil sampai kepada benda yang paling besar. Tentu saja Dia tidak akan bersifat lemah seperti makhlukNya

Sesuai Firman Nya : ......... Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. AL-Baqarah : 20) 8. Iradat artinya berkehendak, mustahil Allah bersifat karahah artinya terpaksa. Allah menciptakan alam ini dengan kemauan dan pilihanNya, bukan kebetulan atau terpaksa. Segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendak dan persetujuan dariNya. Dia berkehendak menghidupkan, mematikan dan mengubah kehendak makhlukNya sehingga apa yang telah direncanakan dapat digagalkan dan yang tidak direncanakan dapat terjadi. Bagi Allah tidak ada keterpaksaan karena hal itu menunjukkan sifat yang lemah dan tidak sempurna. Perhatikan Firman Allah SWT berikut ini : Sesungguhnya keadaan Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya Jadilah maka terjadilah ia. (QS. Yasin : 82) 9. Ilmu artinya mengetahui, mustahil Allah bersifat Jahlun artinya bodoh. Pengetahuan Allah tidak ada batasnya meliputi segala sesuatu, baik yang lahir maupun yang tersembunyi, dibalik bumi ataupun langit. Apabila ilmu Allah dibandingkan dengan pengetahuan manusia, maka ilmu manusia bagaikan setetes

4

air ditengah lautan. Dia tidak pernah lupa sedikitpun terhadap ciptaanNya, berapapun banyaknya, pada saat tertentu makhluk yang lahir dan yang mati. Begitu luasnya pengetahuan Allah sehingga tidak ada yang luput dari catatanNya. Sesuai Firman Nya : Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu..... (QS. Al-Isra : 25) 10. Hayat artinya hidup, mustahil Allah bersifat maut artinya mati. Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya. (QS. AlFurqon : 58) 11. Sama artinya mendengar, mustahil Allah bersifat summun artinya tuli. Allah mendengar segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dari suara yang sangat lemah sampai suara petir, suara hati seorang yang sedang merenung sampai seorang yang berteriak. Namun, janganlah disamakan Allah dengan manusia hingga dibayangkan Ia mendengar dengan telinga. Allah Maha Suci dari sifat lemah. Sekalipun manusia dapat mendengar suara yang jauh dengan menggunakan peralatan yang canggih, hal itu hanya terbatas padaa sesuatu yang tertentu. Simak Firman Allah SWT di dalam kitab suci Al-Quran : .......Engkaulah yang maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 127) 12. Basar artinya melihat, mustahil Allah bersifat umyun artinya buta. Basar merupakan sifat yang qadim pada dzat Allah dengan tidak menggunakan alat indra, tetapi dengan cara yang layak bagiNya hingga terbuka bagiNya segala yang ada.

5

Firman Allah SWT : Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hujurat : 18) 13. Kalam artinya berfirman, mustahil Allah bersifat bukmun artinya bisu. Allah berbicara dengan hambaNya, sedangkan caranya hanya Allah sendiri yang mengetahuiNya. Pembicaraan Allah disebut kalamullah. Kalam Allah disampaikan kepada para Rasul, baik secara langsung maupun lewat perantaraan Malaikat Jibril. Wujud Kalamullah itu dapat berupa kitab suci seperti AlQuran dan dapat pula berupa lembaran (suhuf). Sebagaimana Firman Nya : ....... Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (QS. An-Nisa : 164)

C. Iman kepada allah sebagai star principle dan pengendalian prinsip Iman kepada Allah (Star Principle), artinya prinsip-prinsip kehidupan yang mulia yang diturunkan dari keagungan nama-nama Allah atau Asmaul Husna. Pengasih, Penyayang, Suci dan seterusnya. Darinya timbul rasa aman, percaya diri, integritas, bijaksana dan motivasi.

6

DAFTAR PUSTAKAhttp://pustaka.abatasa.com/pustaka/detail/9/145/iman-kepada-allah-tauhid-dan-tanzih http://hajisunaryo.com/index.php? option=com_content&view=article&id=115:pengertian-iman-dan-dua-puluh-sifat-utamaallah-serta-fungsi-beriman-kepada-allah-swt http://dragus.cn/personal/islam-iman-dan-ihsan/

7