Imam Maliki.docx2
-
Upload
priyono-haryono -
Category
Documents
-
view
49 -
download
9
Transcript of Imam Maliki.docx2
i
MAKALAH
BIOGRAFI IMAM MALIKI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok Mata Kuliah Kemathla’ul
Anwaran
Disusun oleh :
Kelas I C
1) Teh Tatu
2) Nurul Maulidah
3) Sri Sulastri
PROGRAM STUDI DIKSATRASIADA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN
2012/2013
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………......... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………..…………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………..……………………………… 1
C. Tujuan Penulisan …………………………………………. 1
D. Manfaat ................................................................................ 2
BABA II PEMBAHASAN
A. Tahun dan Tempat Kelahiran Serta Silsilah Imam Maliki 3
B. Pendidikan yang Diperoleh Imam Maliki ........................ 4
C. Para Guru Imam Maliki .................................................. 4
D. Keadaan Pribadi dan Sifat-Sifat Imam Maliki.................... 6
E. Kehebatan Majelis Imam Maliki....................................... 6
F. Kepandaian Imam Maliki Tentang Pengetahuan Agama 7
G. Kepandaian Imam Maliki Tentang Ilmu Hadits............... 8
H. Cara Imam Maliki Memberi Fatwa.................................... 8
I. Dasar-Dasar Hukum yang Diambil Oleh Imam Maliki..... 9
J. Dasar-Dasar Mazhab Imam Maliki.................................... 10
K. Kewafatan Imam Maliki...................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………... 12
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Biografi Imam Maliki” tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini penulis wujudkan sebagai tindak lanjut atas tugas mata
kuliah Kemathla’ul Anwaran . Di samping itu, makalah ini juga direalisasikan
sebagai upaya penulis mengaplikasikan segenap kemampuan mengenai Ibnu
Taimiyah
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam
kepada Dosen Mata Kuliah Kemathla’ul Anwaran, karena senantiasa memberikan
inspirasi dan motivasi bagi penulis untuk selalu bersemangat menggeluti jam demi
jam perkuliahan Kemathla’ul Anwaran, baik di dalam maupun di luar kelas.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-
rekan mahasiswa yang telah berkontribusi positif terhadap persiapan dan
pengerjaan makalah sederhana ini.
Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat kontruktif dari segenap pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi sivitas akademika Universitas
Mathla’ul Anwar.
Pandeglang, Januari 2013
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang penetapan hukum dalam Ushul Fiqh sangat
kontropersial karena banyaknya mazhab yang bermunculan sehingga
penetapan hukumnya pun beragam. Munculnya empat Imam Mazhab sangat
berpengaruh dalam perkembangan hokum dalam Ushul Fiqh khususnya
dikalangan Sunnih.
Salah satu nama Imam mazhab yang terkenal adalah Malik Bin Anas atau
biasa di panggil dengan sebutan Imam Malik. Iman Malik hafal Al-Quran dan
hadist-hadist Rasulullah SAW. Ingatannya sangat kuat dan sudah menjadi adat
kebiasannya apabila beliau mendengar hadist-hadist dari para gurunya terus
dikumpulkan dengan bilangan hadist-hadist yang pernah beliau pelajari.
Berangkat dari itulah penulis membuat makalah tentang biografi Imam
Malik serta penetapan hukumnya. Penulisa juga ingin memaparkan kelebihan
Mazhab yang dimiliki oleh golongan Malikiyah dan beberapa urgensi-urgensi
yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalah
Adapun tujuan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana silsilah keluarga Imam Maliki?
2. Bagaimana keperibadian yang dimilki oleh Imam Maliki?
3. Bagaimana ketetapan hukum dalam bermazhab dari Imam Maliki?
4. Bagaimana keadaan golongan Malikiyah setelah wafatnya Imam Maliki?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami silsilah keluarga Imam Maliki
2. Untuk mengetahui dan memahami keperibadian yang dimilki oleh Imam
Maliki
2
3. Untuk mengetahui dan memahami ketetapan hukum dalam bermazhab
dari Imam Maliki
4. Untuk mengetahui dan memahami keadaan golongan Malikiyah setelah
wafatnya Imam Maliki
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah memberikan informasi
kepada para pembaca berupa pengetahuan tentang silsilah keluarga dari Imam
Maliki dan ketetapan hukum yang dimilikinya. Sehingga ketetapan hukumnya itu
dapat dikenali dan dibedakan diantara Mazhab mazhab lainnya.
3
BAB I
PEMBAHASAN
A. Tahun dan Tempat Kelahiran Serta Silsilah Imam Maliki
Imam Maliki dilahirkan di kota Madinah daerah negeri Hijaz, menurut
yang mansyur pada tahun 93 Hijriah( 712 Masehi). Nama beliau dari mulai kecil
ialah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al ashbahy, dengan riwayat ini
jelaslah bahwa beliau adalah seorang dari keturunan bangsa Arab dari dusun Dzu
Ashbah, sebuah dusun di kota Himyar dari jajahan negeri Yaman.
Perlu dijelaskan bahwa, nama Anas bin Malik bukanlah Anas bin Malik
yang pernah menjadi sahabat dan khadam Nabi kita Muhammad SAW. Karena
Anas bin malik ini adalah bin Nadhar bin Dhamdham bin Zaid Al Khazrajy ,
adapun yang dimaksud Anas bin Malik (ayah bagi imam Malik) itu adalah bin
Abi Amir bin Amr bin Al Harits bin sa’ad bin Auf bin Ady bin Malik bin Yazid.
Anas termasuk seorang tabi;iy(seorang islam yang hidup dimasa sahabat Nabi
ialah Abu Amir ).
Abu Amir berasal dari kota Yaman , pindah ke Madinah dimasa Nabi kita
SAW. Dengan tujuan berhijrah dari negerinya karena hendak mengikuti dakwah
islam di Madinah yang sedang berkembang, Abu Amir pada waktu menjadi
sahabat Nabi SAW. Adalah termasuk seorang sahabat yang setia, dan sewaktu-
waktu ia ikut serta menjadi tentara untuk bertewmpur melawan musuh di kala
terjadi peperangan di Badr yang besar.
Adapun nama bagi ibu Imam Maliki adalah St. Al Aliyah binti Syuraik bin
Abdurrahman bin Syuraik Al Azadiyah . Menurut beberapa riwayat yang
termaktub dalam kitab-kitab tarikh bahwa imam Maliki ketika dalam kandungan
rahim ibunya adalah dalam waktu kurang lebih dua tahun.
Pada masa Imam Maliki dilahirkan, pemerintahan islam ada ditangan
kekuasaan Kepala Negara Sulaiman bin Abdul Malik. Imam maliki setelah
memiliki putra yang salah satunya diberi nama Abdullah, maka beliau lalu
terkenal dengan gelaran Abu Abdullah, kemudian pada masa sesudah beliau
menjadi seorang alim besar dan terkenal di mana-mana pada masa itu setelah
4
ijtihad beliau pengetahuannya tentang hukum-hukum keagamaan diakui dan
diikuti oleh sebagian kaum muslimin , maka hasil dari ijtihad beliau itu dikenal
oleh oleh orang banyakk dengan sebutan “Mazhab Imam Maliki”.
B. Pendidikan yang Diperoleh Imam Maliki
Imam Maliki terdidik di kota Madinah dalam dalam suasana yang
meliputi para sahabat , para tabi’in, para anshar, para cerdik –pandai dan para ahli
hokum agama.Beliau terdidik di tengah-tengah m ereka itu sebagai seorang anak
yang cerdas, cepat menerima pelajaran,, kuat dalam berfikir dalam menerima
pelajaran, setia dan teliti.
Dari kecil beliau belajar membaca Al Qura’an dengan lancer di luar
kepala, dan mempelajari pula tentang sunnah, dan selanjutnya setelah dewasa
beliau belajar kepada para ulama dan fuqaha di kota Madinah, menghimpunkan
pengetahuan yang di didengar dari mereka, menghafalkan pendapat-pendapat
mereka, menaqal atsar-atsar mereka, mempelajari dengan seksama tentang
pendirian-pendirian atau aliran-aliran mereka dan mengambil kaidah-kaidah
mereka, sehingga beliau pandai tentang semuanya itu daripada mereka, menjadi
seorang pemuka tentang sunnah dan sebagai pemimpin ahli hukum agama di
negeri Hijaz.
Perlu diterangkan bahwa Malik, datuk beliau adalah seorang yang
termasuk pembesar tabi’in dan ulama mereka yang terkemuka. Semenjak kecil
beliau seorang fakir, tidak pernah mempunyai uang , karena memang bukan
keturunan orang yang mampu. Sekali pun dalam keadaan demikian, namun beliau
tetap sebagai seorang pelajar yang setia dalam menuntut ilmu pengetahuan, oleh
sebab itu setelah itu beliau menjadi seorang alim besar di kota Madinah, bertubu-
tubi hadiah yang datang disampaikan kepada beliau.
C. Para Guru Imam Maliki
Imam Maliki, dari kecil putra seorang tabi’y yang terkenal dan cucu
seorang alim besar golongan tabi’in yang tertua, maka sudah tentu beliau terdidik
suka kepada ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan agama. Llebih-lebih
5
memang sejak sejak beliau dilahirkan sudah membawa sifat-sifat dan tanda-tanda
yang menunjukkan , bahwa beliau seorang yang akan menjadi pemimpin besar
dalam lingkungan umat islam.
Adapun guru beliau yang pertama ialah Imam Abdul Rahman bin Harmaz,
seorang alim besar di kota Madinah pada masa itu, beliau berguru kepada Imam
ini agak lama dan bergaul dengan erat serta bertempat tinggal di rumahnya
sampai beberapa tahun, dan tidak ada guru beliau yang bergaul erat dan rapat
sampai lama, selain dari Imam Abdur Rahman bin Hamzah ini.Ketika beliau
hendak mempelajari ilmu fiqih dengan sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya,
beliau lalu belajar kepada seorang alim besar ahli fiqih di Madinah pada masa itu,
yang terkenal dengan nama Rabi’ah ar-Ra’yi. Beliau ini wafat pada tahun 136
Hijriah, dan ketika beliau hendak mempelajari ilmu hadits, beliau lalu belajar
kepada Imam Nafi’ maula ibnu Umar, beliau ini wafat pada tahun 117 hijriah, dan
beliau berguru juga kepada Imam Ibnu Syaibah Az Zuhry. Beliau ini wafat pada
tahun 124 hijriah .
Para guru beliau, selain daripada empat orang yang tersebut itu ada juga
dan tidak hanya seorang dua saja, tetapi berpuluh-puluh orang yang diantaranya
adalah Imam Ibrahim bin Abi Ablah Al- Uqaily, wafat pada tahun 152 H, Imam
Ja’far bin Muhammad bin Ali, wafat pada tahun 148 H , Imam Isma’il bin Abi
Hakim Al Madany wafat pada tahun 130 H , Imam Tsaur bin Zaid Ad Daily,
wafat pada tahun 135 H, Imam Humaid bin Abi Humaid Abi Humaid At Taw’wil,
wafat pada tahun 143 H, imam Daud bin Hashin Al-Amawy, wafat pada tahun
135 H , Imam Hamid bin Qais Al A’raj, wafat pada tahun 139 H, Imam Zaid bin
Aslam Al Madany, tahun 136 H, Imam Zaid bin Abi Anisah, wafat pada tahun
135 H, Imam Salim bin Abi Umayyah Al Qurasyy, wafat b pada tahun 129 H.
Inilah diantara para guru Imam Maliki, yang dari antara mereka itu hingga
kini masih tercatat dalam kitab-kitab hadits sebagai perawi hadits. Dari sepanjang
riwayat, jumlah guru beliau yang utama itu tidak kurang dari 700 orang, dan dari
antara yang sekian banyaknya itu ada 300 orang yang tergolong ulama tabi’in.
6
D. Keadaan Pribadi dan Sifat-Sifat Imam Maliki
Imam Maliki adalah seorang yang badannya tinggi serta besar , berkulit
merah kekuningan, kepalanya besar serta botak, janggutnya panjang. Pada saat
rambut kepalanya telah mulai beruban, beliau tidak suka menghitami rambutnya,
bahkan rambutnya yang berubah dianggapnya sebgai cahaya yang bersinar di atas
kepalanya. Keadaan pribadi beliau memang gagah, kuat dan baik, ditambah
dengan kesukaannya kepada pakaian yang bagus serta bersih . Kedua pandangan
matanya ada berwarna biru serta bersinar, sebagai tanda yang menunjukkan
bahwa beliaumemeng seorang yang tajam pandangan matanya. Beliau tidak suka
kepada pakaian kotor , yang buruk dan yang berbau busuk .Karena kecuali
beliau seorang yang suka kepada pakaian yang bagus , bersih, pun beliau suka
memakai bau-bauan yang harum..
Beliau berpendirian: bahwa orang ahli ilmu itu hendaknya menunjukkan
penghormatanya kepada ilmunya dengan jalan memelihara pakaiannya
dan kesopanannya serta gerak geriknya, agar ilmu yang ada dalam dadanya itu
tidak disia-siakan orang.
E. Kehebatan Majelis Imam Maliki
Majelis pelajaran imam Maliki adalah suatu majelis yang mempunyai
keagunan dan mengandung kehebatan , majelis yang diliputi oleh suasana yang
sangat hebat dan prabawa yang menakutkan, karena pribadi beliau
adalah mempunyai prabawa (haibah) yang besar, seorang yang waspada.
Dalam majelisnya tidak ada sedikit pun suara yang mengganggu orang banyak
yang sedang mendengarkannya, dan tidak ada suara perbantahan dan
percekcokan.
Beliau mempunyai seorang penulis, namanya Habib, untuk menuliskan
catatan beliau dan membacakan pengajaran-pengajaran beliau kepada orang
banyak. Tidak seorang juga dari antara yang mengunjungi majelis beliau yang
berani mendekati tempat beliau duduk, dan tidak ada pula yang berani melihat
catatannya, karena dari hebatnya pribadi beliau dan menghormati kepada beliau
7
dimajelisnya. Dan apabila si Habib (penulis beliau) bersalah dalam
menuliskannya, maka seketika itu beliau membenarkannya.
F. Kepandaian Imam Maliki Tentang Pengetahuan Agama
Kepandaian imam Maliki tentang ilmu pengetahuan agama sepanjang
riwayat adalah sebagai berikut:
Pada sebelum dewasa (baligh) beliau telah hafal Al Qur’an diluar kepala
dengan arti kata yang sesungguhnya. Di kala itu sebagian para ulama telah
menduga, bahwa beliau akan menjadi seorang besar. Kemudian dikala umur
kurang lebih 17 tahun, beliau sudah mempunyai kepandaian tentang berbagai
macam pengetahuan agama dan cabang-cabangnya. Selanjutnya beliau menyelami
ilmu hadits dengan sedalam – dalamnya dan seluas – luasnya, sehingga banyak
para ulama besar dari luar koya madinah yang datang berduyung – berduyung
kepada beliau untuk mengisap ilmu pengetahuaanya yang luas itu.
Imam ibu hanifah sendiri dikala itu pernah ditanya orang tentang
kepandaian imam maliki, beliau menjawab : saya belum pernah menjumpai
seorang yang lebih alim dari pada malik.
Imam al laits bin sa’ad berkata : pengetahuan imam malik adalah
pengetahuan orang yang takwa kepada ALLAH, dan pengetahuan imam malik
boleh di percaya bagi orang yang benar – benar hendak mengambil pengetahuan.
Imam yahya bin syu’bah pernah berkata : pada masa itu tidak ada seorang
pun yang dapat menduduki kursi mufty di masjid
nabi saw. Selain dari pada imam maliki.
Alhasil, imam maliki adalah seorang alim besar tentang ilmu agama pada
masanya, sehingga dari karenanya beliau terkenal dengan : “ seorang ahli kota
Madinah”. Dan terkenal pula dengan “Imam di negeri Hijrah.”
Kemudian dikala itu terbitlah suatu pernyataan dari para ulama terkemuka
yang berarti : “tidaklah selayknya seorang fatwa tentang urusan keagamaan,
padahal Imam M alik masih ada di kota madinah.”
8
G. Kepandaian Imam Maliki Tentang Ilmu Hadits
Tentang kepandaian imam Maliki tentang ilmu hadits, tidak perlu kiranya
direntang panjangkan lagi, karena pernyataan para ulama yang terkemuka di masa
itu telah cukup menjadi bukti, bahwa beliau seorang yang ahli tentang ilmu hadits.
Dari antara peryataan mereka itu adalah sebagai berikut :
1. Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’iy berkata”apa bila datang hadits
kepadamu dari Imam Malik, maka pegang teguhlah olehmu dengan
tanganmu, karena ia menjadi alas an bagi kamu.”
2. Juga beliau berkata : “apabila disebut-sebut ulama ahli hadis, maka Imam
Malik-lah bintangnya, dan tidak ada seorang pun yang lebih aku percaya
tentang hadis, selain dari pada Imam Malik.
3. Pada beliau pernah berkata :” Imam Malik dan Imam Ibnu Uyainah, kedua-
duanya adalah berkawan erat pada suatu masa.
4. Imam Sufyan bin Uyainah sendiri pernah berkata :”Imam Malik adalah tidak
suka menyampaikan hadits, melainkan yang terang dari Nabi SAW.
5. Juga Imam Sufyan pernah berkata :” tidak ada seorang pun yang amat teliti
menyelidiki orang-orang yang meriwayatkan hadits-hadits Nabi dan yang
lebih mengetahui akn kelakuan mereka selain dari pada Imam Maliki.”
6. Selanjutnya beliau pernah berkata :” semoga Allah melimpahkan rahmatnya
kepada Imam Malik,karena dari keras dan awasnya memeriksa orang-orang
yang meriwayatkan hadits.”
H. Cara Imam Maliki Memberi Fatwa
Yang mulia Imam Maliki adalah seorang yang terkenal alim besar, tetapi
amat berhati-hati dan sangat teliti dalam urusan hokum-hukum keagamaan,
terutama dalam urusan riwayat yang dikatakan “hadits” dari Nabi SAW. Dalam
hal ini, disini dengan singkat kami uraikan cara-cara beliau dalam member
jawaban atas pertanyan-pertanyaan yang dikemukakan kepada beliau atau cara
memberikan fatwa tentang hokum-hukum keagamaan.
1. Imam Abu Mazhab meriwayatkan, bahwa Imam Maliki pernah berkata:”
aku belum pernah memberi fatwa tentang suatu masalah, sehingga aku
9
mengambil saksi dengan 70 orang ulama, bahwa aku memang ahlidalam
soal demikian itu.”
2. Imam Asy Syafi berkata :”sungguh aku telah menyaksikan pada Imam
Maliki, bahwa beliau pernah ditanya masalah-masalah sebanyak 48
masalah.
3. Imam Musa Bin Dawud berkata:”Imam Malik pernah ditanya beberapa
masalah di negeri Irak sampai 40 masalah, tetapi beliau tidaklah
menjawab pertanyaan-pertanyaan (masalah-masalah) yang sekian
banyaknya itu, melainkan hanya 5 masalah.
I. Dasar-Dasar Hukum yang Diambil Oleh Imam Maliki.
Yang mulia Imam Maliki, sebagaimana di muka telah kami uraikan adalah
beliau seorang alim ahli hadis yang terkemuka dimasanya,dengan demikian tentu
saja beliau adlah seorang yang pandai tentang kitab allah (Alquran).
Beliau memberikan fatwa tentang urusan hokum-hukum keagamaan,
adalah berdasarkan kepada kitab Allah dan Sunnah Rasulullah SAW. Atau hadits-
hadits Nabi yang telah beliau ketahui dan beliau anggap sah (terang). Dalam hal
ini beliau pernah berkata :”hukum itu ada dua macam:1. Hukum yang telah di
datangkan oleh Allah atau Alquran,dan 2. Hukum yang datang dari Sunnah Rasul-
Nya”
Tentang urusan hadist-hadist Nabi SAW. Beliau sangat berhati-hati dan
amat teliti, sebagaimana di atas telah kami riwayatkan. Bahkan telah diriwayatkan
oleh Imam Musa bin Daud, bahwa beliau (Imam Malik) jika telah ragu-ragu
tentang sesuatu hadis, lalu segera melemparnya sama sekali. Dari karenanya
hadis-hadis telah dipandang kuat dan dianggap sah oleh beliau,lalu dipergunakan
alasan sebagaimana dasar-dasar untuk menetapkan hukum.
Dan beliau pernah berkata:”barang apa yang ada di kitab Allah,atau barang
apa yang telah dihukumkan atau di putuskan oleh Sunnah Rasullulah SAW. Maka
ia itulah yang benar, tidak ada keragu-raguan padanya”.
Imam Maliki apabila hendak memutuskan suatu hukum, padahal
sepanjang penyelidikan bekiau belum di dapati nash (keterangan) yang jelas dari
10
Alquran, dan belum tidak pula di dapati nashnya dari sunnah Rasullulah SAW.
Maka beliau mengikut ijma’ para ulama ahli Madinah. Dan apa bila tidak di
dapati ijma’ ulama ahli Madinah, maka barulah beliau mengambil dan
memutuskan dengan jalan Qiyas,memperbandingkan dari ayat Alquran dan
Sunnah Rasul. Kemudian tidak mungkin dengan jalan Qiyas, tidak dapat dengan
jalan memperbandingkan hukum dari Quran dan Sunnah, maka beliau baru
memutuskan dengan jalan “Mahalihul-Mursalah” atau “istishlah” yakni
memelihara tujuan agama dengan jalan menolak kebinasaan atau mnuntut
kebaikan.
Adapun hokum-hukum yang beliau ambil dengan dasar Qiyas dan
Istishlah itu, ialah segala perkara yang bersangkut paut dengan urusan “Muamalah
“ atau yang berhubungan dengan urusan keduniaan, bukan yang bertalian dengan
urusan “Ubudiyah”(peribadatan). Demikianlah singkatnya tentang dasar-dasar
hokum yang di ambil oleh Imam Maliki.
J. Dasar-Dasar Mazhab Imam Maliki
Diatas telah kami uaraikan tentang dasar-dasar hokum yang diambil dan
dilakukan oleh Imam Maliki. Maka dengan dasar yang telah diambil dan
dilakukan oleh beliau yang utama itu, kami dapat mengambil kesimpulan, bahwa
dasar mazhab beliau itu ialah sebagai berikut:
1. Kitab Allah (Al-Quran)
2. Sunnah Rasul yang telah beliau pandang sah
3. Ijma para ulama ahli madinah. Dan dengan dasar ini kadang-kadang
beliau menolak hadis apabilah ternyata berlawanan atau tidak diamalkan
oleh para ulama madinah.
4. Qiyas dan
5. Istishlah atau mashalihul mursalah. Artinya istishlah ialah mengekalkan
apa yang telah ada karena ketiadaan yang mengubahkan hokum, atau
karena sesuatu hal yang belum diyakini. Adapun mashalihul mursalah
ialah memelihara tujuan syara’ (pimpinan agama) dengan jalan menolak
segalah sesuatu yang merusakkna makhluk.
11
K. Kewafatan Imam Maliki
Yang mulia Imam Maliki, sesudah lebih dari 60 tahun menjabat selaku
mufty besar di Madinah, sesudah lebih dari 60 tahun menjabat guru besar dalam
urusan agama di kota Madinah,sesudah lebih dari 60 tahun mengorbankan
tenaganya, pikiranya dan kadang-kadang harta bendanya untuk kepentingan hdis-
hadis Nabi SAW. Dan sesudah lebih dari 60 tahun memberikan pelajaran kepada
khalayk ramai tentang urusan agama Islam, maka pada hari Ahad tgl 10 bulan
Rabbiul Awal tahun 179 hijrah(798 masehi) wafatlah beliau dengan tenang, dalam
usia 87 tahun.
Sepanjang riwayat : dikala beliau hamper wafat, lalu beliau berpesan
supaya dikafani (diulasi) dengan sebagian kain putih yang biasa dipakainya, dan
disembahyankan jenazah. Kemudian jenazah beliau dimakamkan di Baqi’ di luar
kota Madinah, ialah sebuah tempat kubur di kala itu yang terkenal hingga
sekarang . Tidak sedikit jumlah orang yang memakamkan jenazah beliau.
Beliau wafat,selain meninggalkan kitab karangannya yang terkenal “Al-
Muwaththa”, yang hingga kini masih tetap menjadi sebuah kitab yang bermutu
tinggi di dalam lingkungan masyarakat umat islam, yang juga beliau
meninggalkan beberapa ratus pata kata yang mengandung tuntunan luhur bagi
umat islam. Disamping itu beliau meninggalkan beberapa orang anak buah
pimpinan beliau, yang akhirnya menjadi ulama dan zu’ama muslimin yang
terkemuka di dunia islam pada masa kemudian beliau.
Berita kewafatan beliau dikala itu setelah tersiar di seluruh dunia islam,
terutama di kota Irak (pusat pemerintahan islam di masa itu), gonjanglah umat
islam di mana-mana di kala itu, terutama umat islam di Irak, dan pada umumnya
merasa bersedih terhadap kewafatannya.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.”
Beliau wafat meningglkan tiga orang putra dan seorang puteri, yang nama-
namanya ialah: Yahya, Muhammad, Hammadah, dan Ummu Abiha. Dan harta
yang ditinggalkan ialah uang emas sebanyak lebih dari 3. 300 dinar.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan makalak ini adalah sebagai berikut:
1. Imam Maliki dilahirkan di kota Madinah daerah negeri Hijaz, menurut
yang mansyur pada tahun 93 Hijriah( 712 Masehi). Nama beliau dari
mulai kecil ialah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al ashbahy,
dengan riwayat ini jelaslah bahwa beliau adalah seorang dari keturunan
bangsa Arab dari dusun Dzu Ashbah, sebuah dusun di kota Himyar dari
jajahan negeri Yaman.
2. Dan sesudah lebih dari 60 tahun memberikan pelajaran kepada khalayk
ramai tentang urusan agama Islam, maka pada hari Ahad tgl 10 bulan
Rabbiul Awal tahun 179 hijrah(798 masehi) wafatlah beliau dengan
tenang, dalam usia 87 tahun.
3. Dasar mazhab beliau itu ialah sebagai berikut:
a) Kitab Allah (Al-Quran)
b) Sunnah Rasul yang telah beliau pandang sah
c) Ijma para ulama ahli madinah. Dan dengan dasar ini kadang-kadang
beliau menolak hadis apabilah ternyata berlawanan atau tidak
diamalkan oleh para ulama madinah.
d) Qiyas dan
e) Istishlah atau mashalihul mursalah. Artinya istishlah ialah
mengekalkan apa yang telah ada karena ketiadaan yang mengubahkan
hokum, atau karena sesuatu hal yang belum diyakini. Adapun
mashalihul mursalah ialah memelihara tujuan syara’ (pimpinan agama)
dengan jalan menolak segalah sesuatu yang merusakkna makhluk.
13
DAFTAR PUSTAKA
Chalil, Moenawar. 1994. Biografi Empat Sreangkai Imam Mazhab. Jakarta: Bulan
Bintang.
Asy-syurbasi, Ahmad. 1991. Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab. Jakarta:
Bumi Aksara.