Imam Maliki.docx2

16
MAKALAH BIOGRAFI IMAM MALIKI Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok Mata Kuliah Kemathla’ul Anwaran Disusun oleh : Kelas I C 1) Teh Tatu 2) Nurul Maulidah 3) Sri Sulastri PROGRAM STUDI DIKSATRASIADA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN 2012/2013

Transcript of Imam Maliki.docx2

Page 1: Imam Maliki.docx2

i

MAKALAH

BIOGRAFI IMAM MALIKI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok Mata Kuliah Kemathla’ul

Anwaran

Disusun oleh :

Kelas I C

1) Teh Tatu

2) Nurul Maulidah

3) Sri Sulastri

PROGRAM STUDI DIKSATRASIADA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN

2012/2013

Page 2: Imam Maliki.docx2

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………......... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………..…………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ………..……………………………… 1

C. Tujuan Penulisan …………………………………………. 1

D. Manfaat ................................................................................ 2

BABA II PEMBAHASAN

A. Tahun dan Tempat Kelahiran Serta Silsilah Imam Maliki 3

B. Pendidikan yang Diperoleh Imam Maliki ........................ 4

C. Para Guru Imam Maliki .................................................. 4

D. Keadaan Pribadi dan Sifat-Sifat Imam Maliki.................... 6

E. Kehebatan Majelis Imam Maliki....................................... 6

F. Kepandaian Imam Maliki Tentang Pengetahuan Agama 7

G. Kepandaian Imam Maliki Tentang Ilmu Hadits............... 8

H. Cara Imam Maliki Memberi Fatwa.................................... 8

I. Dasar-Dasar Hukum yang Diambil Oleh Imam Maliki..... 9

J. Dasar-Dasar Mazhab Imam Maliki.................................... 10

K. Kewafatan Imam Maliki...................................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………... 12

Page 3: Imam Maliki.docx2

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Biografi Imam Maliki” tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini penulis wujudkan sebagai tindak lanjut atas tugas mata

kuliah Kemathla’ul Anwaran . Di samping itu, makalah ini juga direalisasikan

sebagai upaya penulis mengaplikasikan segenap kemampuan mengenai Ibnu

Taimiyah

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam

kepada Dosen Mata Kuliah Kemathla’ul Anwaran, karena senantiasa memberikan

inspirasi dan motivasi bagi penulis untuk selalu bersemangat menggeluti jam demi

jam perkuliahan Kemathla’ul Anwaran, baik di dalam maupun di luar kelas.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-

rekan mahasiswa yang telah berkontribusi positif terhadap persiapan dan

pengerjaan makalah sederhana ini.

Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi

isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat kontruktif dari segenap pembaca. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi sivitas akademika Universitas

Mathla’ul Anwar.

Pandeglang, Januari 2013

Penyusun

Page 4: Imam Maliki.docx2

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman sekarang penetapan hukum dalam Ushul Fiqh sangat

kontropersial karena banyaknya mazhab yang bermunculan sehingga

penetapan hukumnya pun beragam. Munculnya empat Imam Mazhab sangat

berpengaruh dalam perkembangan hokum dalam Ushul Fiqh khususnya

dikalangan Sunnih.

Salah satu nama Imam mazhab yang terkenal adalah Malik Bin Anas atau

biasa di panggil dengan sebutan Imam Malik. Iman Malik hafal Al-Quran dan

hadist-hadist Rasulullah SAW. Ingatannya sangat kuat dan sudah menjadi adat

kebiasannya apabila beliau mendengar hadist-hadist dari para gurunya terus

dikumpulkan dengan bilangan hadist-hadist yang pernah beliau pelajari.

Berangkat dari itulah penulis membuat makalah tentang biografi Imam

Malik serta penetapan hukumnya. Penulisa juga ingin memaparkan kelebihan

Mazhab yang dimiliki oleh golongan Malikiyah dan beberapa urgensi-urgensi

yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah

Adapun tujuan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana silsilah keluarga Imam Maliki?

2. Bagaimana keperibadian yang dimilki oleh Imam Maliki?

3. Bagaimana ketetapan hukum dalam bermazhab dari Imam Maliki?

4. Bagaimana keadaan golongan Malikiyah setelah wafatnya Imam Maliki?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami silsilah keluarga Imam Maliki

2. Untuk mengetahui dan memahami keperibadian yang dimilki oleh Imam

Maliki

Page 5: Imam Maliki.docx2

2

3. Untuk mengetahui dan memahami ketetapan hukum dalam bermazhab

dari Imam Maliki

4. Untuk mengetahui dan memahami keadaan golongan Malikiyah setelah

wafatnya Imam Maliki

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah memberikan informasi

kepada para pembaca berupa pengetahuan tentang silsilah keluarga dari Imam

Maliki dan ketetapan hukum yang dimilikinya. Sehingga ketetapan hukumnya itu

dapat dikenali dan dibedakan diantara Mazhab mazhab lainnya.

Page 6: Imam Maliki.docx2

3

BAB I

PEMBAHASAN

A. Tahun dan Tempat Kelahiran Serta Silsilah Imam Maliki

Imam Maliki dilahirkan di kota Madinah daerah negeri Hijaz, menurut

yang mansyur pada tahun 93 Hijriah( 712 Masehi). Nama beliau dari mulai kecil

ialah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al ashbahy, dengan riwayat ini

jelaslah bahwa beliau adalah seorang dari keturunan bangsa Arab dari dusun Dzu

Ashbah, sebuah dusun di kota Himyar dari jajahan negeri Yaman.

Perlu dijelaskan bahwa, nama Anas bin Malik bukanlah Anas bin Malik

yang pernah menjadi sahabat dan khadam Nabi kita Muhammad SAW. Karena

Anas bin malik ini adalah bin Nadhar bin Dhamdham bin Zaid Al Khazrajy ,

adapun yang dimaksud Anas bin Malik (ayah bagi imam Malik) itu adalah bin

Abi Amir bin Amr bin Al Harits bin sa’ad bin Auf bin Ady bin Malik bin Yazid.

Anas termasuk seorang tabi;iy(seorang islam yang hidup dimasa sahabat Nabi

ialah Abu Amir ).

Abu Amir berasal dari kota Yaman , pindah ke Madinah dimasa Nabi kita

SAW. Dengan tujuan berhijrah dari negerinya karena hendak mengikuti dakwah

islam di Madinah yang sedang berkembang, Abu Amir pada waktu menjadi

sahabat Nabi SAW. Adalah termasuk seorang sahabat yang setia, dan sewaktu-

waktu ia ikut serta menjadi tentara untuk bertewmpur melawan musuh di kala

terjadi peperangan di Badr yang besar.

Adapun nama bagi ibu Imam Maliki adalah St. Al Aliyah binti Syuraik bin

Abdurrahman bin Syuraik Al Azadiyah . Menurut beberapa riwayat yang

termaktub dalam kitab-kitab tarikh bahwa imam Maliki ketika dalam kandungan

rahim ibunya adalah dalam waktu kurang lebih dua tahun.

Pada masa Imam Maliki dilahirkan, pemerintahan islam ada ditangan

kekuasaan Kepala Negara Sulaiman bin Abdul Malik. Imam maliki setelah

memiliki putra yang salah satunya diberi nama Abdullah, maka beliau lalu

terkenal dengan gelaran Abu Abdullah, kemudian pada masa sesudah beliau

menjadi seorang alim besar dan terkenal di mana-mana pada masa itu setelah

Page 7: Imam Maliki.docx2

4

ijtihad beliau pengetahuannya tentang hukum-hukum keagamaan diakui dan

diikuti oleh sebagian kaum muslimin , maka hasil dari ijtihad beliau itu dikenal

oleh oleh orang banyakk dengan sebutan “Mazhab Imam Maliki”.

B. Pendidikan yang Diperoleh Imam Maliki

Imam Maliki terdidik di kota Madinah dalam dalam suasana yang

meliputi para sahabat , para tabi’in, para anshar, para cerdik –pandai dan para ahli

hokum agama.Beliau terdidik di tengah-tengah m ereka itu sebagai seorang anak

yang cerdas, cepat menerima pelajaran,, kuat dalam berfikir dalam menerima

pelajaran, setia dan teliti.

Dari kecil beliau belajar membaca Al Qura’an dengan lancer di luar

kepala, dan mempelajari pula tentang sunnah, dan selanjutnya setelah dewasa

beliau belajar kepada para ulama dan fuqaha di kota Madinah, menghimpunkan

pengetahuan yang di didengar dari mereka, menghafalkan pendapat-pendapat

mereka, menaqal atsar-atsar mereka, mempelajari dengan seksama tentang

pendirian-pendirian atau aliran-aliran mereka dan mengambil kaidah-kaidah

mereka, sehingga beliau pandai tentang semuanya itu daripada mereka, menjadi

seorang pemuka tentang sunnah dan sebagai pemimpin ahli hukum agama di

negeri Hijaz.

Perlu diterangkan bahwa Malik, datuk beliau adalah seorang yang

termasuk pembesar tabi’in dan ulama mereka yang terkemuka. Semenjak kecil

beliau seorang fakir, tidak pernah mempunyai uang , karena memang bukan

keturunan orang yang mampu. Sekali pun dalam keadaan demikian, namun beliau

tetap sebagai seorang pelajar yang setia dalam menuntut ilmu pengetahuan, oleh

sebab itu setelah itu beliau menjadi seorang alim besar di kota Madinah, bertubu-

tubi hadiah yang datang disampaikan kepada beliau.

C. Para Guru Imam Maliki

Imam Maliki, dari kecil putra seorang tabi’y yang terkenal dan cucu

seorang alim besar golongan tabi’in yang tertua, maka sudah tentu beliau terdidik

suka kepada ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan agama. Llebih-lebih

Page 8: Imam Maliki.docx2

5

memang sejak sejak beliau dilahirkan sudah membawa sifat-sifat dan tanda-tanda

yang menunjukkan , bahwa beliau seorang yang akan menjadi pemimpin besar

dalam lingkungan umat islam.

Adapun guru beliau yang pertama ialah Imam Abdul Rahman bin Harmaz,

seorang alim besar di kota Madinah pada masa itu, beliau berguru kepada Imam

ini agak lama dan bergaul dengan erat serta bertempat tinggal di rumahnya

sampai beberapa tahun, dan tidak ada guru beliau yang bergaul erat dan rapat

sampai lama, selain dari Imam Abdur Rahman bin Hamzah ini.Ketika beliau

hendak mempelajari ilmu fiqih dengan sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya,

beliau lalu belajar kepada seorang alim besar ahli fiqih di Madinah pada masa itu,

yang terkenal dengan nama Rabi’ah ar-Ra’yi. Beliau ini wafat pada tahun 136

Hijriah, dan ketika beliau hendak mempelajari ilmu hadits, beliau lalu belajar

kepada Imam Nafi’ maula ibnu Umar, beliau ini wafat pada tahun 117 hijriah, dan

beliau berguru juga kepada Imam Ibnu Syaibah Az Zuhry. Beliau ini wafat pada

tahun 124 hijriah .

Para guru beliau, selain daripada empat orang yang tersebut itu ada juga

dan tidak hanya seorang dua saja, tetapi berpuluh-puluh orang yang diantaranya

adalah Imam Ibrahim bin Abi Ablah Al- Uqaily, wafat pada tahun 152 H, Imam

Ja’far bin Muhammad bin Ali, wafat pada tahun 148 H , Imam Isma’il bin Abi

Hakim Al Madany wafat pada tahun 130 H , Imam Tsaur bin Zaid Ad Daily,

wafat pada tahun 135 H, Imam Humaid bin Abi Humaid Abi Humaid At Taw’wil,

wafat pada tahun 143 H, imam Daud bin Hashin Al-Amawy, wafat pada tahun

135 H , Imam Hamid bin Qais Al A’raj, wafat pada tahun 139 H, Imam Zaid bin

Aslam Al Madany, tahun 136 H, Imam Zaid bin Abi Anisah, wafat pada tahun

135 H, Imam Salim bin Abi Umayyah Al Qurasyy, wafat b pada tahun 129 H.

Inilah diantara para guru Imam Maliki, yang dari antara mereka itu hingga

kini masih tercatat dalam kitab-kitab hadits sebagai perawi hadits. Dari sepanjang

riwayat, jumlah guru beliau yang utama itu tidak kurang dari 700 orang, dan dari

antara yang sekian banyaknya itu ada 300 orang yang tergolong ulama tabi’in.

Page 9: Imam Maliki.docx2

6

D. Keadaan Pribadi dan Sifat-Sifat Imam Maliki

Imam Maliki adalah seorang yang badannya tinggi serta besar , berkulit

merah kekuningan, kepalanya besar serta botak, janggutnya panjang. Pada saat

rambut kepalanya telah mulai beruban, beliau tidak suka menghitami rambutnya,

bahkan rambutnya yang berubah dianggapnya sebgai cahaya yang bersinar di atas

kepalanya. Keadaan pribadi beliau memang gagah, kuat dan baik, ditambah

dengan kesukaannya kepada pakaian yang bagus serta bersih . Kedua pandangan

matanya ada berwarna biru serta bersinar, sebagai tanda yang menunjukkan

bahwa beliaumemeng seorang yang tajam pandangan matanya. Beliau tidak suka

kepada pakaian kotor , yang buruk dan yang berbau busuk .Karena kecuali

beliau seorang yang suka kepada pakaian yang bagus , bersih, pun beliau suka

memakai bau-bauan yang harum..

Beliau berpendirian: bahwa orang ahli ilmu itu hendaknya menunjukkan

penghormatanya kepada ilmunya dengan jalan memelihara pakaiannya

dan kesopanannya serta gerak geriknya, agar ilmu yang ada dalam dadanya itu

tidak disia-siakan orang.

E. Kehebatan Majelis Imam Maliki

Majelis pelajaran imam Maliki adalah suatu majelis yang mempunyai

keagunan dan mengandung kehebatan , majelis yang diliputi oleh suasana yang

sangat hebat dan prabawa yang menakutkan, karena pribadi beliau

adalah mempunyai prabawa (haibah) yang besar, seorang yang waspada.

Dalam majelisnya tidak ada sedikit pun suara yang mengganggu orang banyak

yang sedang mendengarkannya, dan tidak ada suara perbantahan dan

percekcokan.

Beliau mempunyai seorang penulis, namanya Habib, untuk menuliskan

catatan beliau dan membacakan pengajaran-pengajaran beliau kepada orang

banyak. Tidak seorang juga dari antara yang mengunjungi majelis beliau yang

berani mendekati tempat beliau duduk, dan tidak ada pula yang berani melihat

catatannya, karena dari hebatnya pribadi beliau dan menghormati kepada beliau

Page 10: Imam Maliki.docx2

7

dimajelisnya. Dan apabila si Habib (penulis beliau) bersalah dalam

menuliskannya, maka seketika itu beliau membenarkannya.

F. Kepandaian Imam Maliki Tentang Pengetahuan Agama

Kepandaian imam Maliki tentang ilmu pengetahuan agama sepanjang

riwayat adalah sebagai berikut:

Pada sebelum dewasa (baligh) beliau telah hafal Al Qur’an diluar kepala

dengan arti kata yang sesungguhnya. Di kala itu sebagian para ulama telah

menduga, bahwa beliau akan menjadi seorang besar. Kemudian dikala umur

kurang lebih 17 tahun, beliau sudah mempunyai kepandaian tentang berbagai

macam pengetahuan agama dan cabang-cabangnya. Selanjutnya beliau menyelami

ilmu hadits dengan sedalam – dalamnya dan seluas – luasnya, sehingga banyak

para ulama besar dari luar koya madinah yang datang berduyung – berduyung

kepada beliau untuk mengisap ilmu pengetahuaanya yang luas itu.

Imam ibu hanifah sendiri dikala itu pernah ditanya orang tentang

kepandaian imam maliki, beliau menjawab : saya belum pernah menjumpai

seorang yang lebih alim dari pada malik.

Imam al laits bin sa’ad berkata : pengetahuan imam malik adalah

pengetahuan orang yang takwa kepada ALLAH, dan pengetahuan imam malik

boleh di percaya bagi orang yang benar – benar hendak mengambil pengetahuan.

Imam yahya bin syu’bah pernah berkata : pada masa itu tidak ada seorang

pun yang dapat menduduki kursi mufty di masjid

nabi saw. Selain dari pada imam maliki.

Alhasil, imam maliki adalah seorang alim besar tentang ilmu agama pada

masanya, sehingga dari karenanya beliau terkenal dengan : “ seorang ahli kota

Madinah”. Dan terkenal pula dengan “Imam di negeri Hijrah.”

Kemudian dikala itu terbitlah suatu pernyataan dari para ulama terkemuka

yang berarti : “tidaklah selayknya seorang fatwa tentang urusan keagamaan,

padahal Imam M alik masih ada di kota madinah.”

Page 11: Imam Maliki.docx2

8

G. Kepandaian Imam Maliki Tentang Ilmu Hadits

Tentang kepandaian imam Maliki tentang ilmu hadits, tidak perlu kiranya

direntang panjangkan lagi, karena pernyataan para ulama yang terkemuka di masa

itu telah cukup menjadi bukti, bahwa beliau seorang yang ahli tentang ilmu hadits.

Dari antara peryataan mereka itu adalah sebagai berikut :

1. Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’iy berkata”apa bila datang hadits

kepadamu dari Imam Malik, maka pegang teguhlah olehmu dengan

tanganmu, karena ia menjadi alas an bagi kamu.”

2. Juga beliau berkata : “apabila disebut-sebut ulama ahli hadis, maka Imam

Malik-lah bintangnya, dan tidak ada seorang pun yang lebih aku percaya

tentang hadis, selain dari pada Imam Malik.

3. Pada beliau pernah berkata :” Imam Malik dan Imam Ibnu Uyainah, kedua-

duanya adalah berkawan erat pada suatu masa.

4. Imam Sufyan bin Uyainah sendiri pernah berkata :”Imam Malik adalah tidak

suka menyampaikan hadits, melainkan yang terang dari Nabi SAW.

5. Juga Imam Sufyan pernah berkata :” tidak ada seorang pun yang amat teliti

menyelidiki orang-orang yang meriwayatkan hadits-hadits Nabi dan yang

lebih mengetahui akn kelakuan mereka selain dari pada Imam Maliki.”

6. Selanjutnya beliau pernah berkata :” semoga Allah melimpahkan rahmatnya

kepada Imam Malik,karena dari keras dan awasnya memeriksa orang-orang

yang meriwayatkan hadits.”

H. Cara Imam Maliki Memberi Fatwa

Yang mulia Imam Maliki adalah seorang yang terkenal alim besar, tetapi

amat berhati-hati dan sangat teliti dalam urusan hokum-hukum keagamaan,

terutama dalam urusan riwayat yang dikatakan “hadits” dari Nabi SAW. Dalam

hal ini, disini dengan singkat kami uraikan cara-cara beliau dalam member

jawaban atas pertanyan-pertanyaan yang dikemukakan kepada beliau atau cara

memberikan fatwa tentang hokum-hukum keagamaan.

1. Imam Abu Mazhab meriwayatkan, bahwa Imam Maliki pernah berkata:”

aku belum pernah memberi fatwa tentang suatu masalah, sehingga aku

Page 12: Imam Maliki.docx2

9

mengambil saksi dengan 70 orang ulama, bahwa aku memang ahlidalam

soal demikian itu.”

2. Imam Asy Syafi berkata :”sungguh aku telah menyaksikan pada Imam

Maliki, bahwa beliau pernah ditanya masalah-masalah sebanyak 48

masalah.

3. Imam Musa Bin Dawud berkata:”Imam Malik pernah ditanya beberapa

masalah di negeri Irak sampai 40 masalah, tetapi beliau tidaklah

menjawab pertanyaan-pertanyaan (masalah-masalah) yang sekian

banyaknya itu, melainkan hanya 5 masalah.

I. Dasar-Dasar Hukum yang Diambil Oleh Imam Maliki.

Yang mulia Imam Maliki, sebagaimana di muka telah kami uraikan adalah

beliau seorang alim ahli hadis yang terkemuka dimasanya,dengan demikian tentu

saja beliau adlah seorang yang pandai tentang kitab allah (Alquran).

Beliau memberikan fatwa tentang urusan hokum-hukum keagamaan,

adalah berdasarkan kepada kitab Allah dan Sunnah Rasulullah SAW. Atau hadits-

hadits Nabi yang telah beliau ketahui dan beliau anggap sah (terang). Dalam hal

ini beliau pernah berkata :”hukum itu ada dua macam:1. Hukum yang telah di

datangkan oleh Allah atau Alquran,dan 2. Hukum yang datang dari Sunnah Rasul-

Nya”

Tentang urusan hadist-hadist Nabi SAW. Beliau sangat berhati-hati dan

amat teliti, sebagaimana di atas telah kami riwayatkan. Bahkan telah diriwayatkan

oleh Imam Musa bin Daud, bahwa beliau (Imam Malik) jika telah ragu-ragu

tentang sesuatu hadis, lalu segera melemparnya sama sekali. Dari karenanya

hadis-hadis telah dipandang kuat dan dianggap sah oleh beliau,lalu dipergunakan

alasan sebagaimana dasar-dasar untuk menetapkan hukum.

Dan beliau pernah berkata:”barang apa yang ada di kitab Allah,atau barang

apa yang telah dihukumkan atau di putuskan oleh Sunnah Rasullulah SAW. Maka

ia itulah yang benar, tidak ada keragu-raguan padanya”.

Imam Maliki apabila hendak memutuskan suatu hukum, padahal

sepanjang penyelidikan bekiau belum di dapati nash (keterangan) yang jelas dari

Page 13: Imam Maliki.docx2

10

Alquran, dan belum tidak pula di dapati nashnya dari sunnah Rasullulah SAW.

Maka beliau mengikut ijma’ para ulama ahli Madinah. Dan apa bila tidak di

dapati ijma’ ulama ahli Madinah, maka barulah beliau mengambil dan

memutuskan dengan jalan Qiyas,memperbandingkan dari ayat Alquran dan

Sunnah Rasul. Kemudian tidak mungkin dengan jalan Qiyas, tidak dapat dengan

jalan memperbandingkan hukum dari Quran dan Sunnah, maka beliau baru

memutuskan dengan jalan “Mahalihul-Mursalah” atau “istishlah” yakni

memelihara tujuan agama dengan jalan menolak kebinasaan atau mnuntut

kebaikan.

Adapun hokum-hukum yang beliau ambil dengan dasar Qiyas dan

Istishlah itu, ialah segala perkara yang bersangkut paut dengan urusan “Muamalah

“ atau yang berhubungan dengan urusan keduniaan, bukan yang bertalian dengan

urusan “Ubudiyah”(peribadatan). Demikianlah singkatnya tentang dasar-dasar

hokum yang di ambil oleh Imam Maliki.

J. Dasar-Dasar Mazhab Imam Maliki

Diatas telah kami uaraikan tentang dasar-dasar hokum yang diambil dan

dilakukan oleh Imam Maliki. Maka dengan dasar yang telah diambil dan

dilakukan oleh beliau yang utama itu, kami dapat mengambil kesimpulan, bahwa

dasar mazhab beliau itu ialah sebagai berikut:

1. Kitab Allah (Al-Quran)

2. Sunnah Rasul yang telah beliau pandang sah

3. Ijma para ulama ahli madinah. Dan dengan dasar ini kadang-kadang

beliau menolak hadis apabilah ternyata berlawanan atau tidak diamalkan

oleh para ulama madinah.

4. Qiyas dan

5. Istishlah atau mashalihul mursalah. Artinya istishlah ialah mengekalkan

apa yang telah ada karena ketiadaan yang mengubahkan hokum, atau

karena sesuatu hal yang belum diyakini. Adapun mashalihul mursalah

ialah memelihara tujuan syara’ (pimpinan agama) dengan jalan menolak

segalah sesuatu yang merusakkna makhluk.

Page 14: Imam Maliki.docx2

11

K. Kewafatan Imam Maliki

Yang mulia Imam Maliki, sesudah lebih dari 60 tahun menjabat selaku

mufty besar di Madinah, sesudah lebih dari 60 tahun menjabat guru besar dalam

urusan agama di kota Madinah,sesudah lebih dari 60 tahun mengorbankan

tenaganya, pikiranya dan kadang-kadang harta bendanya untuk kepentingan hdis-

hadis Nabi SAW. Dan sesudah lebih dari 60 tahun memberikan pelajaran kepada

khalayk ramai tentang urusan agama Islam, maka pada hari Ahad tgl 10 bulan

Rabbiul Awal tahun 179 hijrah(798 masehi) wafatlah beliau dengan tenang, dalam

usia 87 tahun.

Sepanjang riwayat : dikala beliau hamper wafat, lalu beliau berpesan

supaya dikafani (diulasi) dengan sebagian kain putih yang biasa dipakainya, dan

disembahyankan jenazah. Kemudian jenazah beliau dimakamkan di Baqi’ di luar

kota Madinah, ialah sebuah tempat kubur di kala itu yang terkenal hingga

sekarang . Tidak sedikit jumlah orang yang memakamkan jenazah beliau.

Beliau wafat,selain meninggalkan kitab karangannya yang terkenal “Al-

Muwaththa”, yang hingga kini masih tetap menjadi sebuah kitab yang bermutu

tinggi di dalam lingkungan masyarakat umat islam, yang juga beliau

meninggalkan beberapa ratus pata kata yang mengandung tuntunan luhur bagi

umat islam. Disamping itu beliau meninggalkan beberapa orang anak buah

pimpinan beliau, yang akhirnya menjadi ulama dan zu’ama muslimin yang

terkemuka di dunia islam pada masa kemudian beliau.

Berita kewafatan beliau dikala itu setelah tersiar di seluruh dunia islam,

terutama di kota Irak (pusat pemerintahan islam di masa itu), gonjanglah umat

islam di mana-mana di kala itu, terutama umat islam di Irak, dan pada umumnya

merasa bersedih terhadap kewafatannya.

“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.”

Beliau wafat meningglkan tiga orang putra dan seorang puteri, yang nama-

namanya ialah: Yahya, Muhammad, Hammadah, dan Ummu Abiha. Dan harta

yang ditinggalkan ialah uang emas sebanyak lebih dari 3. 300 dinar.

Page 15: Imam Maliki.docx2

12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penulisan makalak ini adalah sebagai berikut:

1. Imam Maliki dilahirkan di kota Madinah daerah negeri Hijaz, menurut

yang mansyur pada tahun 93 Hijriah( 712 Masehi). Nama beliau dari

mulai kecil ialah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir Al ashbahy,

dengan riwayat ini jelaslah bahwa beliau adalah seorang dari keturunan

bangsa Arab dari dusun Dzu Ashbah, sebuah dusun di kota Himyar dari

jajahan negeri Yaman.

2. Dan sesudah lebih dari 60 tahun memberikan pelajaran kepada khalayk

ramai tentang urusan agama Islam, maka pada hari Ahad tgl 10 bulan

Rabbiul Awal tahun 179 hijrah(798 masehi) wafatlah beliau dengan

tenang, dalam usia 87 tahun.

3. Dasar mazhab beliau itu ialah sebagai berikut:

a) Kitab Allah (Al-Quran)

b) Sunnah Rasul yang telah beliau pandang sah

c) Ijma para ulama ahli madinah. Dan dengan dasar ini kadang-kadang

beliau menolak hadis apabilah ternyata berlawanan atau tidak

diamalkan oleh para ulama madinah.

d) Qiyas dan

e) Istishlah atau mashalihul mursalah. Artinya istishlah ialah

mengekalkan apa yang telah ada karena ketiadaan yang mengubahkan

hokum, atau karena sesuatu hal yang belum diyakini. Adapun

mashalihul mursalah ialah memelihara tujuan syara’ (pimpinan agama)

dengan jalan menolak segalah sesuatu yang merusakkna makhluk.

Page 16: Imam Maliki.docx2

13

DAFTAR PUSTAKA

Chalil, Moenawar. 1994. Biografi Empat Sreangkai Imam Mazhab. Jakarta: Bulan

Bintang.

Asy-syurbasi, Ahmad. 1991. Sejarah dan Biografi Empat Imam Mazhab. Jakarta:

Bumi Aksara.