ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN...

188
i ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ROHMATUL ANWAR 11113293 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Transcript of ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN...

Page 1: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

i

ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO

DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

OLEH:

ROHMATUL ANWAR

11113293

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

Page 2: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

ii

Page 3: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : -

Hal : Naskah Skripsi

Saudara Rohmatul Anwar

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN

Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami

kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Rohmatul Anwar

NIM : 111-13-293

Jurusan/Progdi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : Ilmuisasi Islam Dalam Perspektif Kuntowijoyo Dan Implikasinya

Bagi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 29 September 2017

Pembimbing

Dr. Miftahuddin, M.Ag.

NIP. 19700922 199403 1002

Page 4: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

iv

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jalan Lingkar Salatiga Km.2 Telp. (0298) 6031364 Salatiga50716

Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]

SKRIPSI

ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO

DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN

KURIKULUM PENDIDI KAN ISLAM

disusun oleh

ROHMATUL ANWAR

NIM :111-13-293

Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama

Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga,

pada tanggal 29 September 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Mukti Ali, M.Hum. __________________

Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. __________________

Penguji I : Dr. Fatchurrohman, M.Pd. __________________

Penguji II : Dr. H. Sa‟adi, M.Ag. __________________

Salatiga, 29 September 2017

Dekan

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002

Page 5: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

v

DEKLARASI DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ROHMATUL ANWAR

NIM : 111-13-293

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO

DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDIDIKAN ISLAM

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiasi atau karya orang lain.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah, dan tidak keberatan naskah skripsi ini di publikasikan di

perpustakaan IAIN Salatiga.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 29 September 2017

Penulis

Rohmatul Anwar

NIM: 111-13-293

Page 6: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

vi

MOTTO

Artinya: kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah

(QS. Ali Imran: 110).

\

Page 7: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kupersembahkan sebuah karya kecilku ini untuk ayahandaku (Ngatimin) dan

ibundaku (Ngatiyem) tercinta yang tiada pernah berhenti memberiku semangat, do‟a,

nasihat dan kasih sayang yang tak pernah tergantikan. Terimalah bukti kecil ini

sebagai kado keseriusanku dalam belajar. Semoga diri ini bisa menjadi seorang yang

berguna bagi keluarga, nusa, bangsa dan agama. Ya Allah berikanlah kesehatan

dhahir batin, rezeki yang cukup dan Surga firdaus_Mu untuk kedua orang tuaku,

Amin.

2. Kepada kedua kakakku (Eni Siti Nur „Aini dan Ahmad Shidik), dan ketiga adikku

(Ika Sholihatul Marfu‟ah, M. Ria Khorudin, dan Dewi Shinta Fitria) yang aku

sayangi, raihlah cita-cita kalian setinggi mungkin, jangan jadikan penghalang semua

kekurangan yang ada pada keluarga kita, tapi jadikanlah semua kekurangan itu

menjadi sebuah motivasi terbesar kalian.

3. Kakek Nenekku dan seluruh keluarga besarnya yang tidak bisa kusebut namanya satu

persatu, terimakasih atas semua do‟a, dukungan, serta nasihat yang diberikan

kepadaku. Semoga diri ini bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.

Membanggakan kelurga, dan bermanfaat ilmu ini.

4. Kepada Bapak Sukron Makmun, S.HI., M.Si selaku pengasuh Ma‟had al-Jami‟ah

IAIN Salatiga, serta teman-teman pengurus dan segenap santri kalian adalah keluarga

keduaku, terima kasih kebersamaan yang luar biasa ini.

5. Teruntuk Bapak KH. Mathori Mansur pengasuh Pondok Pesantren Mansya‟ul Huda

dan teman-teman santri, terima kasih atas semua pembelajaran yang telah kalian

berikan.

Page 8: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

viii

6. Teruntuk teman-teman seperjuangan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2013, semoga kita dipertemukan

lagi dalam keadaan yang lebih baik.

Page 9: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

ix

KATA PENGANTAR

Asslamu‟alaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, syukur dan

alhamdulillah senantiasa penulis haturkan kepada Allah swt yang telah memberi nikmat

sehat, iman, islam, ihsan dan memberi kesempatan serta ridha-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan dan menyajikan hasilnya dalam bentuk skripsi ini. Skripsi yang berjudul

“ilmuisasi Islam Dalam Perspektif Kuntowijoyo dan Implikasinya Bagi Pengembangan

Kurikulum Pendidikan Islam” ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 dan

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada fakultas tarbiyah dan

ilmu keguruan IAIN Salatiga.

Bantuan dan dukungan baik materil maupun immateriil dari berbagai pihak telah

memberikan kontribusi positif dalam penyusunan skripsi ini. Dan atas kontribusi tersebut

penulis menyampaikan terimakasih dan do‟a semoga Allah swt berkenan membalas kebaikan

kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

4. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas

mencurahkan fikiran waktu dan tenaganya dalam upaya membimbing penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

x

5. Bapak M. Yusuf Khummaini. S.Hi., M.H. selaku dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing saya dari awal memasuki perkuliahan sampai wisuda.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

penyelesaian skripsi ini.

Kesempurnaan hanyalah milik Allah dan penulis sadar bahwa skripsi ini masih belum

sempurna. Oleh karena itu, saran, kritik yang membangun dan koreksi semua pihak, penulis

terima dengan tangan terbuka.

Wasslamu‟alaikum Wr.Wb

Salatiga, 29 September 2017

Penulis

ROHMATUL ANWAR

NIM: 111-13-293

Page 11: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

xi

ABSTRAK

Anwar, Rohmatul, 2017. Ilmuisasi Islam Dalam Perspektif Kuntowijoyo dan Implikasinya

Bagi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Dr. Miftahuddin, M.ag.

Kata Kunci: Ilmuisasi Islam, Pengembangan Kurikulum, Kuntowijoyo

Gerakan intelektual Islam harus melangkah lebih jauh, yakni bergerak dari teks

menuju konteks yang berarti intelektual Islam harus mengganti “Islamisasi Ilmu

Pengetahuan” dengan “Ilmuisasi Islam” dari reaktif mejadi proaktif yang berdampak pada

pengembagan kurikulum pedidikan Islam, dimana kurikulum menjadi suatu hal yang sangat

penting dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan dari dipilihnya judul dan topik dalam

skripsi ini yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana konsep Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo,

serta untuk mengetahui implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi pengembangan

Kurikulum Pendidikan Islam.

Penelitian ini termasuk penelitian literer yang berfokus pada referensi buku dan

sumber-sumber yang relevan. Pencarian data dicari dengan jenis penelitian libarary research

dan pendekatan kualitatif literatur yaitu suatu penelitian kepustakaan murni, menggunakan

metode yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan

seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen harian, catatan rapat, jurnal, skripsi, makalah,

dan sebagainya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Kuntowijoyo memberikan harapan baru kepada

intelektual Islam untuk mengembangkan ilmu-ilmu Islam dengan adanya pemikiran

Kuntowijoyo tentang Pengilmuan Islam. Konsep yang diusung Kuntowijoyo adanya pilar-

pilar pengilmuan Islam yaitu: humanisasi, liberasi, dan transendensi serta metodologi

ilmuisasi Islam Kuntowijoyo yaitu integralisasi dan objektivikasi. Sebagaimana disampaikan

di atas, perlu kiranya penulis memberikan sumbangsih terhadap pemikiran Kuntowijoyo

tersebut dalam implikasinya bagi pengembangan kurikulum pendidikan Islam. Penulis

memasukan dan merelevansikan konsep dan metodologi ilmuisasi Islam Kuntowijoyo ke

dalam komponen-komponen kurikulum yang empat, yaitu: tujuan, isi/materi, kegiatan belajar

mengajar, dan evaluasi.

Page 12: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

LEMBAR BERLOGO ........................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................. v

MOTTO ................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN .................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... ix

ABSTRAK ............................................................................................. xi

DAFTAR ISI .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 11

E. Metode Penelitian .................................................................... 12

F. Telaah Pustaka ......................................................................... 18

G. Sistematika Penulisan .............................................................. 24

BAB II BIOGRAFI KUNTOWIJOYO

A. Lingkungan Keluarga ............................................................... 25

B. Masa kecil Kuntowijoyo ............................................................. 25

Page 13: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

xiii

C. Riwayat Pendidikan Kuntowijoyo .............................................. 26

D. Peran Kuntowijoyo ..................................................................... 26

E. Kepenulisan Kuntowijoyo .......................................................... 28

F. Dukungan Sang Istri ................................................................... 29

G. Karya-Karya Kuntowijoyo .......................................................... 29

H. Penghargaan yang Diperoleh Kuntowijoyo ................................ 41

I. Kuntowijoyo Sebagai Akademisi ............................................... 43

J. Kuntowijoyo Sebagai Sastrawan ................................................ 43

K. Konteks Pemikiran Kuntowijoyo ................................................ 45

L. Akhir Hayat Kuntowijoyo ........................................................... 49

BAB III DIKOTOMI ILMU, INTEGRASI-INTERKONEKSI ILMU, ISLAMISASI ILMU,

DAN ILMUISASI ISLAM

A. Dikotomi Ilmu ............................................................................. 51

B. Integrasi-Interkoneksi Ilmu ......................................................... 56

C. Islamisasi Ilmu ............................................................................ 59

D. Ilmuisasi Islam ............................................................................ 55

E. Perbedaan Integrasi-interkoneksi Ilmu, Islamisasi Ilmu,

dan Ilmuisasi Islam ..................................................................... 72

F. Kritik konsep Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo ............................... 76

BAB IV ILMU SOSIALPROFETIK KUNTOWIJOYO DAN

IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENDIDIKAAN ISLAM

A. Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo .............................................. 79

1. Menuju Ilmu Sosial Profetik .................................................. 79

2. Pilar-Pilar Ilmu Sosial Profetik ............................................. 83

Page 14: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

xiv

a. Humanisasi ...................................................................... 83

b. Liberasi ........................................................................... 85

c. Transendensi ................................................................... 87

3. Metodologi Ilmuisasi Islam .................................................. 90

a. Integralisasi ..................................................................... 90

b. Objektivikasi ................................................................... 96

B. Kurikulum Pendidikan Islam ...................................................... 99

1. Pengertian ............................................................................. 99

2. Komponen-Komponen Kurikulum ..................................... 106

a. Tujuan .......................................................................... 106

b. Materi ............................................................................ 508

c. Proses Belajar Mengajar ............................................... 112

d. Evaluasi ......................................................................... 113

3. Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum ........................... 116

a. Prinsip Relevansi .......................................................... 116

b. Prinsip Efektivitas ......................................................... 117

c. Prinsip Efesiensi ............................................................ 118

d. Prinsip Kesinambungan ................................................ 118

e. Prinsip Fleksiblitas ........................................................ 119

C. Implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo Bagi Pengembangan

Kurikulum Pendidikan Islam .................................................... 120

1. Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam .................................. 120

a. Humanisasi .................................................................... 120

b. Liberasi ........................................................................ 124

c. Transendensi ................................................................. 125

Page 15: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

xv

d. Objektivikasi ................................................................. 127

2. Materi Kurikulum Pendidikan Islam .................................. 128

a. Humanisasi .................................................................... 128

b. Liberasi ......................................................................... 130

c. Transendensi ................................................................. 132

3. Proses Belajar Mengajar ..................................................... 134

a. Humanisasi .................................................................... 134

b. Liberasi ......................................................................... 136

c. Transendensi ................................................................. 136

d. Objektivikasi ................................................................. 144

4. Evaluasi Pembelajaran ........................................................ 145

a. Humanisasi .................................................................... 145

b. Transendensi ................................................................. 146

c. Objektivikasi ................................................................. 147

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 152

B. Saran ......................................................................................... 154

C. Penutup ..................................................................................... 155

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 156

Page 16: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

2. LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

3. NOTA PEMBIMBING SKRIPSI

4. KETERANGAN SKK

Page 17: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Beakang

Dikotomi ilmu dalam Islam dimulai dengan kemunculan

penafsiran dalam ajaran Islam bahwa Tuhan pemilik tunggal ilmu

pengetahuan (maha „alim). Ilmu pengetahuan yang diberikan pada

manusia hanya merupakan bagian tekecil dari ilmun-Nya, namun manusia

diberi kebebasan untuk meraih sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu,

sangatlah tidak pantas jika ada manusia yang bersifat sombong dalam

masalah ilmu atau memiliki kecongkakan intelektual. Keyakinan ini yang

pada puncaknya melahirkan perdebatan dikotomi ilmu dalam pemikiran

Islam, yaitu pertentangan dikotomi ilmu dengan istilah kelompok ilmu

“antroposentris” dihadapkan dengan kelompok ilmu “teosentris”.

Selain itu dikotomi ilmu, menurut Ayumardi Azra, bermula dari

historical accident atau “kecelakaan sejarah”, yaitu ketika imu-ilmu umum

yang bertitik tolak pada penelitian empiris, rasio dan logika mendapat

serangan yang hebat dari kaum fuqaha.

Dunia Islam kemudian mengembangkan “ideologi ilmiah” dengan

menempatkan seluruh khazanah pemikiran Barat dan Yunani sebagai

kebatilan. Jarang ilmuan muslim berpikiran bahwa dalam beberapa hal,

dikotomi ilmu mempunyai sisi baik. Inti dari persoalan keberatan atau

Page 18: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

18

tidak setuju keberadaan dikotomi ilmu semacam itu lebih banyak

berkaitan dengan persoalan politik.

Faktor lain yang mencolok, penyebab kemunculan dikotomi ilmu

adalah fanatisme dalam beragama. Sikap fanatisme dalam beragama dalam

kehiduan bermasyarakat meahirkan sikap ekslusivisme. Gerakan Islam

termasuk dalam kategori gerakan ekslusif tersebut.

Eklusif dalam arti kemunculan pemikiran bahwa kebenaran dan

keselamatan hanya ada pada agamanya semata, agama orang lain

semuanya salah dan penganutnya tidak akan mendapat keselamatan.

Agama orang lain sama sekalai berbeda dan tidak mempunyai kesamaan

sedikitpun, sehinngga tidak perlu ada dialog karena tidak akan mencapai

ttik temu. Mereka hanya bergaul dengan kelompoknya dan mengisolasi

diri dari yang lain, menlak untuk berdialog dan bekerja sama untuk

memecahkan permasalahan-permasalahan, dan terkadang menggunakan

kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan dengan luar agamanya.

Akibatnya, pemikiran Islam tidak berkembang dan terisolasi dari

perubahan maupun perkembangan kemajuan zaman (Muliawan, 2005:

203).

Pandangan dari umat Islam sendiri yang menganggap seolah-olah

ajaran Islam hanya terikat sebatas tentang tentang agama saja. Sejatinya

dalam ajaran agama Islam juga mencakup ilmu pengetahuan umum, dapat

Page 19: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

19

diketahui ketika Al-quran berbicara tentang reproduksi pada tumbuh-

tumbuhan, yang tersirat dalam QS. Ar-Ra‟du ayat 4:

yang artinya: “Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang

berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma

yang bercabang, dan tidak bercabang; disirami dengan air yang sama,

tetapi kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainya dalam hal

rasanya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran

Allah) bagi orang-orang yang mengerti”.

Yang harus dicatat dari ayat ini adalah ungkapan al-Quran tentang

reproduksi di dunia tumbuh-tumbuhan. Harus kita ingat bahwa reproduksi

di dunia tumbuh-tumbuhan terjadi dengan dua cara: cara seksual dan cara

non seksal. Sebenarnya yang berhak disebut reproduksi adalah cara yang

pertama saja. Cara inilah yang menentukan proses biologis yang bertujuan

untuk melahirkan individu baru yang sesuai dengan yang melahirkanya.

Reproduksi non seksual hanyalah sekedar memperbanyak diri

karena ia dihasilkan dari memecah satu bagian dari asalnya lalu tumbuh

mirip diri asal darimana ia muncul. Sedangkan reproduksi seksual

berlangsung dengan bersatunya organ maskulin dan feminim yang

berfiliasi ke unsur-unsur pembentuk reproduksi yang berkumpul atau

Page 20: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

20

terpisah dari tumbuhan tersebut. Al-Quran tidak menyebut kecuali proses

dalam QS. Thaha ayat 53:

Artinya: “dan menurunkan dari langit air ujan. Maka kami

tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuhan yang

bermacam-macam”.

Kata “zauj” (bentuk pluralnya “azwaj” artinya: pasangan) berarti

sesuatu yang tersusun dari dua. Kata ini bisa dipakai untuk sepasang

sepatu, seperti dipakai untuk satu kesatuan yang tersusun dari laki-laki dan

perempuan (al-Fattah, 2010: 22).

Selain Al-Quran yang membuktikan bahwa Islam juga merupakan

sumber ilmu pengetahuan umum, bukti lain juga ada pada masa kejayaan

kerajaan islam yaitu Abbasiyah dan Umayyah di baghdad dan spanyol,

kemajuan peradaban Islam di Spanyol tidak lepas dari ajaran Islam yang

selalu mengagunggkan ilmu pengetahuan yang seakan memeberi

pencerahan pada semuanya, salah satunya Spanyol. Kemajuan spanyol

memang tidak bisa dipisahkan dari kontribusi Islam seperti yang

diungkapkan beberapa ilmuwan Barat yang dikutip Razak. Thatcher dan

Chewel, misalnya secara tegas mengatakan bahwa bangsa Eropa sangat

beruntung dengan kedatangan Islam. Banyak ilmu yang dapat ditemukan

sehingga dapat diadopsiya seperti ilmu falak, fisiologi dan masih banyak

Page 21: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

21

lagi. Kesan serupa juga diungkapkan oleh Sartios dimana ia mengatakan

bahwa bidang-bidang ilmu pengetahuan yang dibawa Islam terutama ilmu

dan peneraanya lebih banyak daripada yang dibawa Byzantium. Sehingga

peradaban Islam meruakan satu terminal penting antara peradaban Yunani

di timur dan peradaban Eropa di abad pertengahan.

Sumbangan Islam pada dunia Eropa memang sebagian besar pada

bidang ilmu pengetahuan umum, meskipun pasti ada bidang lainya seperti

bidang perindustrian. Tokoh yang berkontribusi dispanyol diantaranya

ada Jabir bin Hayyan, yang ahli dalam bidang kimia, bukti kontribusinya

pada eropa yaitu Prof. Houlmyard guru besar kimia Inggris mnempatkan

gambar Jabir dalam bukunya “para ahli kimia terkemuka”, kemudian

Izzudin al-Jaidaki juga ahli dalam bidang kimia, bukti kontribusinya yaitu

buku-bukunya menjadi rujukan bagi sarjana kimia diberbagai perguruan

tinggi di dunia, kemudian abubakar ar-Razi ahli dalam bidang kedokteran

bukti kontribusinya yaitu 229 bukunya menjadi literatur ilmiah dalam ilmu

kedokteran seluruh dunia (Abubakar, 2008: 15).

Pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak mujtahid yang

mengeluarkan pendapatnya secara bebas dan mendirikan mazhabnya pula.

Akan tetapi karena pengikutnya tidak berkembang, pemikiran dan mazhab

itu hilang bersama berlalunya zaman. Aliran-aliran teologi sudah ada pada

masa Bani Umayyah, seperti Khawariij, Murjiah, dan mu‟tazilah. Akan

tetapi perkemangan pemikiranya masih terbatas. Teologi rasional

mu‟tazilah muncul diujung pemerintahan Bani Umayyah. Namun

Page 22: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

22

pemikiran-pemikiran yang kompleks dan sempurna baru dirumuskkan

pada masa Bani Abbasiyah periode pertama. Setelah terjadi kontak dengan

pemikiran Yunani yang membawa pemikiran rasional dalam Islam. Tokoh

perumus pemikiran Mu‟tazilah yang terbesar adalah Abu al-Huzail al-

Allaf (135-235 H/752-849M) dan al-Nazzzam (185-221 H/801-835M).

Asy‟ariah, aliran tradisional dibidang teologi yang dicetuskan oleh Abu al-

Hasan al-Asy‟ari (873-935M) yang lahir pada masa Bani Abbas ini juga

banyak sekali terpengaruh oleh logika Yunani. Ini terjadi karena al-Asy‟ari

sebelumnya adalah pengikut Mutazilah. Hal yang sama berlaku pula dalam

hal penulisann sastera. Penulisan hadis juga berkembang pesat pada masa

Bani Abbas hal itu mungkin terutama disebabkan oleh tersedianya fasilitas

dan transportasi, sehingga memudahkan para penulis dan pencari hadis

bekerja.

Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu

pengetahuan umum, terutama dalam bidang astronomi, kedokteran,

filsafat, kimia, dan sejarah. Dalam lapangan astronomi terkenal nama al-

Fazari sebagai astronomi Islam yang pertama kali yang menyusun

astrolobe, Al-Fargani, yang dikenal di Eropa dengan nama Al-Farganus,

menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan kedalam bahasa

latin oleh Gerard Cremona dan Johanes Hispalensis. Dalam lapangan

kedokteran dikenal dengan nama Al-Razi dan Ibnu Sina. Al-Razi adalah

tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan maesles.

Dia juga orang pertama yang menusun buku tenang kedokteran anak.

Page 23: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

23

Sesudahnya ilmu kedoktern berada ditangan Ibnu Sina. Ibnu Sina yang

juga seorang filosof, berhasil menemukan sistem peredaran darah pada

manusia. Di antara karyanya adalah alQanun fi al-Tahbi yang merupakan

ensiklopedi kedokteran paling besar dalam sejarah.

Dalam bidang optika Abu Ali al-Hasan ibn al-Haythami, yang di

Eropa dikenal dengan nama Alhazen, tekenal sebagai orang yang

menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke benda yang dilihat.

Menurut teorinya yang kemudian terbukti kebenarannya, bendalah yang

mengirim cahaya ke mata. Di bidang kimia, terkenal dengan Jabir ibn

Hayyan. Dia berpendapat bahwa logam seperti timah, besi dan tembaga

dapat diubah menjadi emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat

tertentu. Di bidang matematika terkenal nama Muhammad ibn Musa al-

Khawarizmi, yang juga mahir dalam bidang astronomi. Dialah yang

menciptakan ilmu aljabar. Kata aljabar berasal dari namanya, al-jabrwa

al-Muqabbalah. Dalam bidang sejarah terkenal nama al-Mas‟udi. Ia juga

ahi dalam bidang ilmu geografi. Di antara karyanya adalah Muruj a-zahab

wa Ma‟adin al-Jawahir.

Tokoh-tokoh terkenal dalam bidang filsafat, antara lain al-Farabi,

Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd. Al-Farabi banyak menulis buku tentang

filsafat, logika, jiwa, kenegaraan, etika, dan interpretasii terhadap filsafat

Aristoteles. Ibnu Sina juga anyak mengarang buku tentang filsafat. Yang

terkenal diantaranya ialah al-Syifa‟. Ibnu Rusyd yang di Barat lebih

dikenal dengan nama Averros, banyak berpengaruh di Barat dalam bidang

Page 24: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

24

filsafat, sehingga disana terdapat aliran yang disebut denan Averroisme.

Sejarah telah mengungkap bahwa ternyata para ilmuan tesebut diatas tidak

pernah memisahkan akan ilmu pengetahuan dengan agama (Yatim, 1998:

58).

Pengilmuan Islam/Ilmuisasi Ilmu pengetahuan Kuntowijoyo

berangkat dari dari QS. Ali Imran: 110 yang berbunyi:

Artinya: kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan

beriman kepada Allah (QS. Ali Imran: 110).

Kuntowijoyo berpendapat ada empat hal yang tersirat dalam ayat

itu, yaitu 1. Konsep tentang umat terbaik, 2. Aktivisme sejarah, 3.

Pentingnya kesadaran, 4. Etika profetik.

Pertama, konsep tentang umat terbaik (the chosen people). Umat

Islam menjadi umat terbaik (khaira ummah) dengan syarat mengerjakan

tiga hal sebagaimana disebut dalam ayat itu. Umat Islam tidak secara

otomatis menjadi the chosen people. Ini tentu saja berbeda dengan konsep

the chosen people dari Yudaisme, sebuah mandat kosong yang

menyebabkan rasialisme. Sama-sama tentang the chosen people,

Yudaisme menyebabkan rasialisme, konsep umat terbaik dalam Islam

justru berupa sebuah tantangan untuk bekerja lebih keras, ke arah

aktivisme sejarah.

Page 25: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

25

Kedua, aktivisme sejarah. Bekerja ditengah tengah manusia

(ukhrijat li an-nas) berarti bahwa yang ideal bagi Islam adalah keterlibatan

umat dalam sejarah. Wadat (tidak kain), uzlah (mengasingkan diri), dan

kerahiban tidak dibenarkan. Demikian pula gerakan mistik yang

berlebihan (ngungkurake kadonyan) bukanlah kehendak Islam, karena

Islam adalah agama amal.

Ketiga, pentingnya kesadaran. Nilai-nilai ilahiyah (ma‟ruf nahi

mungkar, iman) menjadi tumpuan aktivisme Islam. Peran kesadaran ini

membedakan etika Islam dari etika materialistis. Pandangan kaum marxis

bahwa superstructure (kesadaran) ditentukan oleh structure (basis sosial,

kondisi amateriil) bertentangan dengan pandangan Islam tentang

independensi kesadran. Demikian pula pandangan yang selalu

menegembalikan pada individu, (individualisme, existensealisme,

liberalisme, kapitalisme) bertenangan dengan Islam, karena yang

menentukan bentuk kesadaran bukan individu tetapi Tuhan. Demikian

pula segala bentuk sekularisme bertentangan dengan lesadaran ilahiyah.

Keempat, etika profetik. Ayat ini bersifat umum, diperuntukan bagi

siapa saja. Baik individu (orang awam, ahli, super ahli), lembaga (ilmu,

universitas, ormas, orsospol), maupun kolektivitas (jamaah, umat,

kelompok masyarakat). Ilmu, sebagai pelembagaan dari pengalaman,

penelitian, dan pengetahuan, diharuskan melaksankan ayat ini, yaiatu amar

ma‟ruf (menyuruh kebaikan), nahi munkar (mencegah kejelekan), dan

tu‟minu nabillah (beriman kepada Allah). Ketiganya adalah unsur yang tak

Page 26: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

26

terpisahkan dari ilmu sosial profetik, ilmu sosial profetik harus merupakan

gerakan yang sadar, yang buahnya akan dipetik dalam waktu lama.

Dibawah dominasi ilmu-ilmu sosial empiris-analitis Ilmu sosial profetik

memang tidak akan populer. Mungkin melalui semacam “gerilya

intelektual” mirip dengan gerakan intelektual underground dari sosiologi

akademis di Uni Sovyet waktu negeri itu masih dibawah dominasi Marx-

isme Ortodoks. Maka gerakan Ilmu sosial profetik hambatannya akan

lebih bersifat mental, rasa rendah diri intelektual (Kuntowijoyo, 1998: 64).

Gagasan pendidikan berparadigma ilmuisasi Islam sangat layak

untuk ditawarkan sebagai salah satu solusi pendidikan Islam diamasa

sekarang dan masa akan datang. Paradigma profetik yang dimaksud adalah

paradigma yang dapat dipahami seperangkat teori yang tidak hanya

mendeskripsikan dan mentransformasikan gejala sosial. Namun

diharapkan dapat mengarahkan keperubahan atas dasar cita-cita etik dan

profetik dengan 3 pilar humanisasi, liberasi dan transendensi.

Usaha memupuk nilai-nilai humanisasi, liberasi, dan transendensi

akan lebih efektif dilakukan melalui proses pendidikan tidak akan pernah

lepas dari penampilan nilai-nilai, guna membentuk pribadi manusia yang

dewasa dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku serta berakhlakul

karimah. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan Prof. Ahmad Tafsir

bahwa tugas pendidikan termasuk pendidikan di sekolah yang paling

utama ialah menanamkan nilai-nilai (Tafsir, 2008: 49). Dengan demikian,

diperlukan penyegaran kembali terhadap Kurikulum pendidikan Islam

Page 27: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

27

agar berfungsi sebagai praktek pembebasan dengan tetap mendasarkan diri

pada ayat-ayat Al-Qur‟an merujuk pada teori Kuntowijoyo tentang pilar-

pilar Pengilmuan Islam yaitu humanisasi, liberalisasi, dan transendensi

(Shofan, 2004: 33-34).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis dapat mengambil

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep Ilmuisasi Islam menurut Kuntowijoyo?

2. Apa implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi pengembangan

Kurikulum Pendidikan Islam?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan Konsep Ilmu Profetik/Ilmuisasi Islam menurut

Kuntowijoyo.

2. Untuk mengetahui implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi

pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritik

Penelitian ini secara teoritis bermanfaat untuk memperkaya wacana

keilmuan khususnya kajian ilmu sosial profetik atau Ilmuisasi Islam

menurut Kuntowijoyo bagi perpustakaan Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

Page 28: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

28

2. Praktik

a. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

tentang pembelajaran yang sarat akan Ilmuisasi Islam menurut

Kuntowijoyo.

b. Lembaga

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana agar lebih

meningkatkan pengetahuan Pengilmuan Islam terhadap Dosen,

Rektor maupun sivitas akademik IAIN Salatiga, agar dapat

mengimplementasikan Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo pada kurikulum

IAIN Salatiga.

c. Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana penambahan

wawasan dan pengalaman dalam penelitian terkait Pengilmuan Islam

dan Kurikulum Pendidikan Islam.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitan

Pendekatan peenelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yaitu

penelitian dengan meggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan

pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis

informasi, proses penafsiran memaluli analisis, dan penyimpulan hasil

penelitian dan rekomendasi yang dapat diaukan (Maslikhah, 2013: 82).

Page 29: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

29

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive

of analiyze reseach). Dalam penelitian kepustakaan peneliti harus

mengenal beberapa koleksi alat bantu yang disebut bibilografi sebagai

deskripsi analisis. Bibilografi merupakan daftar informasi buku-buku

karya pengarang atau ahli daam berbagai bidang, pengarang, keahlian

dan penerbit tertentu. Dalam hal ini, bibilografi dibedakan menjadi 2

yaitu: a) bibilografi bernotasi adalah bibilografi yang lebih rinci, tidak

hanya berisi infomasi tentang identitas buku, tetapi juga memberikan

keterangan tentang synopsis isi buku dan literatur terkait. b) bibilografi

kerja yaitu daftar kepustakaan terpilih yang tercatat diatas lembaran

kartu atau ubuku catatan untuk kepentingan penelitian (Zed, 2008:83).

Penulis berusaha mengumpulkan data, menganalisis dan membuat

interpretasi secara mendalam tentang pemikiran tokoh Kuntowijoyo.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menganalisis proses dan makna

dari sudut pandang peneliti mengenai konsep dan pemikiran mengenai

Ilmu Sosial Profetik menurut Kuntowijoyo, serta relevansinya dengan

tokoh lain menggunakan teori yang telah ada.

2. Sumber Data

Yaitu subjek dari mana data diperoleh. Sumber data yang penulis

gunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan cara

mengumpulkan data-data dengan cara mempelajari, mendalami, dan

mengkaji teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literatur baik

buku, jurnal, majalah, ataupun karya tulis lainya yang relevan dengan

Page 30: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

30

topik penelitian. Penelitian ini sumber data yang dibutuhkan meliputi

sumber data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamannya (Suryabrata, 1996:84-85).

Sumber data primer dalam penelitian ini diambil langsung dari

buku-buku yang ditulis oleh Kuntowijoyo dan yang masih

berhubungan dengan dengan tema peneliti. Diantaranya yaitu

adalah buku Islam sebagai Ilmu: Epistimologi, Metodologi, dan

Etika, Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, Identitas Politik

Umat Islam, dan Al-Jami‟ah: Journal Of Islamic Studeis.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang berupa buku-buku

yang secara kepustakaan yang berkaitan dengan objek material,

akantetapi tidak secara langsung karya tokoh agama atau filsuf

agama tertentu yang menjadi objek (Kaelen, 2004:144). Sumber

data sekunder dalam penelitian ini adalah iteratur yang sesuai

dengan ojek penelitian, naik itu teks buku, ,majalah, jurnal ilmiah,

artikel, rekaman atau kaet, arsip, dokumen pribadi, dikumen resmi

embaga-lembaga dan lain sebagainya serta hasil wawancara yang

terkait dengan penelitian ini.

Data sekunder yang penulis gunakan diantara yaitu buku

Pendidikan Profetik yang ditulis oleh Khiron Rosyidi, Pendidikan

Page 31: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

31

Integratif yang ditulis oleh Ahmad Barizi, Integrasi Ilmu yang

ditulis oleh Mulyadhi Kertanegara, dll yang masih bersangkuan

dengan penelitian.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan berbagai

sumbr data penelian, diantaranya yaitu:

a. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

(Moleong, 2008:186). Wawancara bertujuan untuk memperoleh

informasi dengan menyelediki pengalaman masa lalu dan masa

kini para partisipan, guna menemukan perasaan, pemikiran dan

persepsi mereka (Daymon, 2008: 262).

Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara

lengkap pemikiran Kuntowijoyo tentang Integrasi Ilmu

Pengetahuan. Teknik wawancara digunakan untuk mewancarai

tokoh-tokoh yang pernah berjumpa atau berhubungan dengan

Kuntowijyo, baik sahabat maupun keluarganya.

b. Metode Dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, tarnskip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

Page 32: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

32

notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:

236).

Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian yang

diperoleh dengan cara menghimpun data berbagai literatur, baik

artikel, jurnal, majalah, maupu buku-buku yang berkaitan dngan

pembahsan penelitian ini guna menjadi data penguat pembahasan

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penulisan

skripsi ini adalah:

a. Deduktif

Metode deduktif adalah metode berfikir yang berdasarkan

pada pengetahuan umum dimana kita hendak menilai suat

kejadian yang khusus (Hadi, 1981: 42). Metode ini digunakan

untuk menjelaskan konsep Ilmu Sosial Profetik atau ilmuisasi

Islam.

b. Induktif

Metode induktif adalah metode berfikir yang berangkat dari

fakta-fakta peristiwa khusus dan konkret, kemudian ditarik

generalisasi yang bersifat umum (Hadi, 1981:42). Metode ini

digunakan untuk membahas data tentang konsep ilmuisasi Islam

dalam perspektif Kuntowijoyo guna ditarik kesimpulanya dan

dicari relevansinya dengan kurikulum pendidikan Islam.

Page 33: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

33

Selain metode deduktif dan metode induktif, peneliti menggunakan

metode analisis isi (content analysis) yaitu konten yang terdapat dalam

buku-buku karya Kuntowijoyo.

Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten

dan ide komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen

dan naskah, sedangkan ide komunikasi adalah pesan yang terkandung

sebagai akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2007: 48).

Dalam media massa penelitian dengan metode analisis isi

dilakukan terhadap paragraf, kalimat dan kata termasuk volume ruangan

yang diperlukan, waktu penulisan, diman ditulis dan sebagainya, sehingga

dapat diketahui isi pesan secara tepat (Ratna, 2007: 49).

Adapun tahapan-tahapan yang peneliti guanakan dalam pengolahan

isi adalah:

1. Tahapan deskripsi, yaitu menguraikan teks-teks dalam buku

yang ditulis oleh Kuntowijoyo yang berhubungan dengan

Integrasi Ilmu Pengetahuan.

2. Tahapan intepretasi, yaitu tahapan dimana peneiliti

menjelaskan teks-teks dalam buku karya Kuntowijoyo yang

berhubunagn dengan Integrasi Ilmu Pengetahuan.

3. Tahapan analisis, yaitu tahapan peneliti mengaalisis buku karya

Kuntowijoyo yang berhubungan dengan Integrai Ilmu

Pengetahuan.

Page 34: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

34

4. Kesimpulan, yaitu proses mengambil kesimpulan dari

pembahasan dalam buku karya Kuntowijoyo yang berkaitan

dengan Integrasi Ilmu Pengetahuan dan implikasinya bagi

pengembangan Ilmu Pendidikan Islam.

F. Telaah Pustaka

Kajian tentang Integrasi Ilmu Pengetahuan yang dikaji oleh penulis

bukan untuk yang pertama dilakukan, penelitian yang berkaitan dengan

judul penulis sudah banyak dijumpai dalam bentuk skripsi, jurnal,

maupun buku. Berikut ini beberapa literatur yang menjadi acuan pustaka

dalam penelitian penulis, diantaranya yaitu:

1. Jurnal yang ditulis oleh Dr. H. Akbarizan M.Ag./M.Pd yang berjudul

Integrasi Ilmu Perbandingan UIN Suska Riau dan Universitas

UMMU Al-Quran Mekkah (Akbarizan, 2009). Dalam jurnal ini dapat

disimpulkan bahwa Integrasi Ilmu adalah penggabungan struktur

ilmu, struktur ilmu tidak memisahkan cabang ilmu agama dengan

cabang ilmu hasil observasi, eksperimen dan penalaran logis. Kajian

yang bersumber dari ayat-ayat qauliyah, Al-Quran, hadist, dan ayat-

ayat kauniyah, hasil observasi, eksperimen dan penalaran logis.

Pembagian yang amat popular untuk memahami ilmu adalah

pembagian menjadi ontologi, epistimologi, dan aksiologi.

2. Peneltian yang dilakukan oleh Nurlena Rifai, Fauzan, Wahdi Sayuti,

dan Bahrissalim yang berjudul Integrasi Keilmuan dalam

Pengembangan Kurikulum di UIN se-Indonesia: Evaluasi Penerapan

Page 35: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

35

Integrasi Keilmuan UIN dalam Kurikulum dan Proses Pembelajaran

(Rifai, dkk. 2014). Dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan

bahwa Konsep integrasi keilmuan yang dikembangkan di UIN se-

Indonesia, secara substansial sesungguhnya mengacu pada muara

yang sama, yakni peniadaan dikotomi antara kebenaran wahyu dan

kebenaran sains. Dengan kata lain, integrasi keilmuan sesungguhnya

ingin memadukan kebenaran wahyu (agama) dengan kebenaran sains

yang diimplementasikan dalam proses pendidikan. Namun demikian,

konsep integrasi keilmuan di masing-masing UIN ini memiliki

keragaman redaksional dan elaborasi yang sangat kontekstual dengan

lingkungan masing-masing UIN.

3. Buku yang ditulis oleh Jasa Ungguh Muliawan yang berjudul

Pendidikan Isam Integratif (Muliawan, 2005). Dalam buku ini dapat

disimpulkan bahwa secara normative konseptual, dalam Islam tidak

dijumpai dikotomi ilmu. Ulama-ulama terdahulu pun telah

membuktikan kesauan ilmu yang wajib dipelajari. Al-Kindi misalnya

adalah seorang filsuf sekaligus agamawan, begitu pula Al-Farabi.

Ibnu Sina, selin ahlii dalam bidang ilmu kedokteran, filsafat, psiologi,

dan music, beliau juga seorang ulama. Al-Khawarizmi adalah ulama

yang ahli mmatematika. AlGazali, walaupun belakangan popular

karena kehidupan dan ajaran sufistiknya, sebenarnya beliau telah

melalui berbagai bidang ilmu yang diketahuinya, mulai dari ilmu

fiqih, kalam, falsafah, hingga tasawuf. Ibnu Rusyd adalah seorang

Page 36: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

36

faqih yang telah berhasil pada masa Renaissance. Last but least, Ibnu

Khaldun dikenal sebagai ulama peletak dasar sosiologi modern.

4. Buku yang ditulis oleh Khoiron rosyadi yang berjudul Pendidikan

Profetik (Rosyadi, 2004). Dalam buku ini dapat disimpulkan bahwa

integrasi ilmu pengetahuan atau islamisasi ilmu pengetahuan brusaha

untuk menghubungkan kembali sains dengan agama yang berarti

menghubungkan kembali sunnatullah dengan Al-Quran yang

keduanya pada dasarnya merupakan ayat-ayat tuhan. Hal ini dapat

dibuktikan dengan memperlihatkan bagaimanna Al-Quran selalu

mengaitkan perintah-perintah yang berhubungan dengan alam raya

dengan perintah pengealan dan pengakuan atas kebesaran dan

kekuasaanya.

5. Buku yang ditulis oleh Dr. H. Ahmad Barizi, M.A. yang berjudul

Pendidikan Integratif. (Barizi, 2011) Dalam buku ini dapat

disimpulkan bahwa kerja memadukan atau mengintegrasikan konsep

dan rumus-rumus, adalah mencari titik kesamaan atau perpaduan

antara sains dan Islam (atau konsep yang ada pada Al-Quran dan

hadist). Tegasnya antara A-Quran atau hadist dan sains dicoba

diintegrasikan sehingga satu sama lain saling memperkokoh dalam

membuka tabir kegaiban akan realitas kongkret yang disabdakan

Allah swt dalam ayat-ayat-Nya, baik yang qauliyah maupun yang

kauniyah.

Page 37: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

37

6. Buku yang ditulis oleh DR. Mulyadhi Kertanegara yang berjudul

Integrasi Ilmu. (Kertanegara, 2005) dalam buku ini dapat diambil

kesimpulan bahwa Integrasi ilmu pengetahuan tidak mungkin

tercapai hanya dengan mengumpulkan dua himpunan keilmuan yang

mempunyai basis teoritis yang berbeda (religius dan sekuler).

Sebaliknya, integrasi ilmu ini harus diupayakan hingga tingkat

epistemologis. Menggabungkan dua himpunan ilmu yang berbeda,

religius dan sekuler, di sebuah lembaga pendidikan seperti yang

terjadi selam ini tanpa diikuti oleh konstruksi epistemologis. Untuk

mencapai tingkat integritas epistemologis maka integrasi harus

diusahakan pada beberapa aspek atau level: integrasi ontologis,

integrasi klasifikasi ilmu, integrasi ilmu-ilmu agama dan rasional

(sekuler) dan integrasi metodologis.

7. Skripsi yang ditulis oleh Abdul Latif jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Ngeri Sunan Kalijaga, Jogjakarta dengan judul “Masa Depan Ilmu

Sosial Profetik Dalam Studi Pendidikan Islam (telaah pemikiran

Kuntowijoyo) (Latif, 2014). Hasil skripsi tersebut dapat disimpulkan

bahwa teori Ilmu Sosial Profetik itu ada tiga, yaitu Humanisasi,

Liberasi, dan Transendensi. Dalam kaitanya dengan Studi Pendidikan

Islam Latif menyebut bahwa Humanisasi sebagai pijakan pendidkan

Islam artinya meskipun ssetiap sekolah mempunyai visi misi yang

berbeda, tetapi tetap harus menjadikan Humanisasi sebagai

Page 38: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

38

pijakan/landasan pedoman sekolah tersebut. Liberasi sebagai

Orientasi Pendidikan Islam artinya untuk membekali sikap/pandang

peserta didik harus berlandaskan Liberasi, dimana sasaran Liberasi

itu ada empat, yaitu sistem pengetahuan, sistem sosial, sistem

ekonomi, dan sistem politik. Transendensi sebagai poros pendidikan

Islam artinya suatu Lemaga Pendidikan Islam harus berangkat dari

transendensi yaitu rasa keimanan dan ketakwaan terhadap Allah Swt.

8. Skripsi yang ditulis oleh Sahal Munir jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Ngeri Salatiga, dengan judul “Paradigma Profetik Dalam Pendidikan

Islam Menurut Kuntowijoyo (Munir, 2016). Dari penelitian tersebut

dapat disimpulkan bahwa Khaira Ummatin sebagai tujuan Pendidikan

Islam, Transendensi sebagai landasan Pendidikan Islam, Paradigma

Profetik sebagai Kurikulum Pendidikan Islam, Humanisme sebagai

aktor Pendidikan Islam, Liberasi sebagai subyek Pendidikan Islam,

dan Profetik sebagai lingkungan Pendidikan Islam.

9. Jurnal penelitian Vol. 9, No. 2, Agustus 2015; 259-271. Pengilmuan

Islam Dan Problem Dikotomi Pendidikan, oleh Muhammad

Mustaqim Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus.

Dalam tulisan ini menyatakan bahwa Islamisasi ilmu berupaya

menjadikan ilmu Islam tidak hanya meniru ilmu dari Barat, atau

hanya sekadar stempel terhadap ilmu umum saja. Namun, bagaimana

mengembalikan ilmu pengertahuan itu pada pusatnya, yakni tauhid.

Page 39: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

39

Tauhid sendiri mensyaratkan adanya tiga kesatuan, yakni kesatuan

pengetahuan, kesatuan kehidupan, dan kesatuan sejarah. Jika

kesatuan pengetahuan merujuk pada kebenaran yang satu, maka

kesatuan hidup berarti hapusnya perbedaan antara ilmu yang sarat

nilai dengan ilmu yang bebas nilai. Adapun kesatuan sejarah

mengindikasikan bahwa ilmu pengetahuan harus mengabdi kepada

umat dan manusia.

Berdasarkan beberapa telaah pustaka di atas, belum ada satu

penelitian maupun sumber tulisan yang secara khusus membahas

Implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi pengembangan

kurikulum pendidikan Islam, telaah pustaka diatas kebanyakan

merelevansikan dengan ilmu pendidikan Islam, dan itu masih bersifat

umum, tidak dengan kurikulum pendidikan Islam. Sebenarnya ada

satu penelitian yang ditulis oleh Nurlena Rifai, Fauzan, Wahdi

Sayuti, dan Bahrissalim yang membahas implikasinya bagi

pengembangan kurikulum, tetapi dengan objek seluruh UIN se-

Indonesia dan menghasilkan kesimpulan secara substansial

sesungguhnya pengembangan kurikulum UIN se-Indonesia mengacu

pada muara yang sama, yakni peniadaan dikotomi antara kebenaran

wahyu dan kebenaran sains. Sedangkan fokus penulis dalam

penelitian ini adalah imlplikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi

pengembangan kurikulum pendidikan Islam, dengan cara mengambil

pilar-pilar dan metodologi Ilmuisasi Islam Kuntowojoyo dan

Page 40: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

40

memasukan serta merevansikannya terhadap komponen-komponen

yang ada pada kurikulum Pendidikan Islam.

G. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal

Bagian awal ini, meliputi: sampul, gambar berlogo, judul (sama

dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar isi dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I :PENDAHULUAN memuat latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian, telaah pustaka dan sistematika

penulisan.

BAB II :BIOGRAFI memuat riwayat hidup Kuntowijoyo, karya-

karya Kuntowijoyo, konteks pemikiran Kuntowijoyo, dan

penghargaan yang diraih Kuntowijoyo.

BAB III :LANDASAN TEORI memuat uraian tentang pengertian

Dikotomi Ilmu, Islamisasi Ilmu, Integrasi Ilmu, dan

Ilmuisasi Islam

BAB IV :PEMBAHASAN memuat uraian tentang pemikiran

kuntowijoyo dan implikasinya bagi pengembangan

Kurikulum Pendidikan Islam.

BAB V :PENUTUP memuat kesimpulan, saran dan penutup.

Page 41: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

41

BAB II

BIOGRAFI KUNTOWIJOYO

A. Lingkungan Keluarga

Putra pasangan H. Abdul Wahid Sosroatmojo dan Hj. Warasti ini

lahir di Sorobayan, Sanden, Bantul, Yogyakarta, pada 18 eptember 1943

(Kuntowijoyo, 2003). Meski lahir di Yogyakarta, semasa hidupnya lebih

banyak dilewati di Klaten dan Solo.

Anak kedua dari Sembilan bersaudara ini dibesarkan di lingkungan

Muhammadiyah. Ayahnya yang Muhammadiyah juga suka mendalang. Ia

tergolong sebagai anak priyai. Kuntowijoyo diasuh dalam kedalaman

religius dan seni. Dua lingkungn yang sangat mempengaruhi

pertumbuhanya semasa kecil dan remaja.

Dari garis keturunanya, Kuntowijoyo berasal dari struktur kelas

priyayi. Kakeknya seorang lurah, yang juga seniman, ulama, pedagang,

bahkan seorang tukang. Keluarga Kuntowijoyo juga terdiri dari orang-

orang Muhamadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Dengan latar belakng

yang unik ini, tidak heran jika ada yang menyebutnya sebagai seorang

modernis, tradisionalis, reformis, dan konsevatif (Fahmi, 205: 30).

B. Masa kecil Kuntowijoyo

Masa kecil Kuntowijoyo adalah masa pergolakan, yaitu agresi

Belanda pada tahun 1947 dan 1948. Sejak kecil, ia aktif mengikuti

Page 42: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

42

kegiatan-kegiatan kegamaan, yiatu belajar agama ke surau yag dilakukan

sehabis Dzuhur sepulang sekolah hingga selepas Ashar. Malamnya sehabis

Isya, ia kembali ke surau untuk mengaji.

Saat menjalani kehidupan surau inilah, Kuntowijoyo mulai belajar

menulis puisi, berdeklamasi dengan mendongeng. Di surau ini ia

memasuki kepanduan Hizbul Waton. Bakatnya dalam berdeklamasi,

bermain drama, dan menulis puisi semakin berkembang ketika ia

bergabung dalam organisasi pelajar Islam Indonesia. Selain belajar

mengaji dan deklamsi, Kuntiwijoyo gemar menyimak siaran sastra di

Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta.

C. Riwayat Pendidikan Kuntowijoyo

Pendidikn SD dan SMP ditempuhnya di Sekolah Rakyat Negeri

Klaten (1956) dan SMP Negeri Klaten (1959). Lalu melanjut ke SMA

Negeri Solo (1962). Kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Sastra

UGM Yogyakarta (1969). Kuntowijoyo meraih Master di University of

Connectitut, AS (1974) (Kuntowijoyo, 1999: 108) dan gelar doktor ilmu

sejarah dari Unversitas Columbia, AS (1980) dengan disertasi Social

Change in an Agrarian Society: Madura 1850-1940 (Kuntowijoyo, 2000).

D. Peran Kuntiwijoyo

Semasa kuliah, beliau sudah akrab dengan dunia seni dan teater.

Beliau mendirikan dan menjabat sebagai Sekretaris Lembaga

Kebuadayaan dan Seniman Isam (Leksi), dan ketua Studi Grup Mantika

Page 43: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

43

hingga 1971 (beliau mendirikan Grup Mantika bersama Dawam Rahardjo,

Sju‟bah Asa, Chaerul Umam, Arifin C. Noer, Amri Yahya, Ikranegara,

dan Abdul Hadi W.M).

Sebagai seorang sejarawan, beliau sangat menghargai kearifan dan

budaya Jawa. Kedalaman pengetahuan tentang sejarah, memang

mengajrkanya kearifan itu. Baginya belajar sejarah adalah proses belajar

kearifan. Beliau mengimplementasikan dalam keseharianya.

Selain sebagai sastrawan dan budayawan yang arif, beliau juga

pemikir (iteektual) Islam yang cerdas, jujur dan berintrgrias. Buku-

bukunya sungguh menceminkan kecerdasan, kejujuran dan integritasnya

sebagai seorang intelektual muslim.

Kuntowjoyo juga seorang kyai. Dia ikut mmbangun dan membina

Pondok Pesantren Budi Mulia tahun 1980 dan mendirikan pusat

Pengkajian Strategi dan Keebijakan (PPSK) di Yogyakarta tahun 1980.

Beliau juga seorang Aktivis Pendiri Muhamadiyah. Beliau pernah

menjadi anggota Muhammadiyah. Bahkan beliau melahirkan sebuah karya

Intlektualisme Muhammadiyah: Menyongsong Era Baru. Ketua PP

Muhammadiyah, Syafii Maarif, menyebut Kuntiwoyo mrupakan sosok

pemikir Islam dan sangat berjasa bagi perkembangan Muhammadiyah,

kritiknya sangat pedas tetapi merupakan pemkiran yang sangat mendasar.

Kuntowijoyo dijuluki sebagai seorang sejarawan beridentitas

paripurna karena dia menjalani hidup di beragam habitat dan identitas itu.

Page 44: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

44

Beliau guru besar sejarah di Universitas Gadjah Mada. Pengarang berbagai

judul novel, cerpen dan puisi. Pemikir dan penulis beberpa buku tentang

Islam. Kolomnis di berbagai media. Aktivis berintegritas di Pendiri

Muhammdiyah. Sangat sering menjadi penceramah di berbagai masjid dan

sebagainya.

E. Kepenulisan Kuntowijoyo

Kuntowijoyo sudah bergelut dengan kegiatan tulis menulis sejak

1958 ketika masih duduk di bangku SMP, (Kuntowijoyo, 2000) kemudian

berlanjut sampai beliau duduk di bangku SMA. Beliau menulis cerita

pendek, kemudian drama, esai, roman. Baru ketika bermukim di Amerika

Serikat untuk mencapai gelar MA dan Ph.D., ia menulis sajak, sekaligus

dua buah kumpulan Isyarat (1976) dan Suluk Awung Uwung (1976).

Cerpenya dimuat dalam majalah “Horison”, harian “Kompas”, dan

terpilih menjadi cerpen terbaik harian Kompas, yakni Laki-laki yag Kawin

dengan Peri (1994), Sampan Asmara dan Pistol Perdamaian (1995).

Tulisanya berupa easi juga banyak dimuat di surat kabar.

Gagasanya yang sangat penting bagi pengembangan ilmu sosial di

Indonesia adalah idenya tentang Ilmu Sosial Profetik (ISP). Bagi

kuntowijoyo, lmu sosial tidak boleh berpuas diri dalam usaha untuk

menjelaskan atau memahami realitas dana kemudian memaafkanya begiti

saja tapi leih dari itu, ilmu sosial harus juga mengeman tugas transformasi

menuju cita-cita yang di idealkan masyarakatnya. Ia kemudian meruskan

Page 45: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

45

tiga nilai dasar sebagai pjakan ilmu sosal profetik, yaitu: humanisasi,

liberasi, dan trasendensi. Ide ini kini mulai banyak dikaji.

F. Dukungan Sang Istri

Pernikahanya dengan Susilaningsih, dikaruniai dua orang anak

yakni Punang Amari Puja dan Alun Paradipta Dukungan sang istri yang

dengan sabra dan tekun menemani, tlah menjadi kekuatan dan inspirasi

tersendiri bagi Kuntowijoyo. Ketika Kuntowijoyo jatuh sakit dan sulit

melafalkan kalimat-kalimat dengan jelas, Ning, selalu setia mendampingi

menerima tamu sekaligus menjadi penerjemah ucapan-ucapanya. Begitu

juga ketika wawancara dengan wartawan, Ning juga yang membacakan

makalah Kuntowijoyo dalam berbagai forum seminar.

Ning juga yang selalu setia mendampinginya melakukan olahraga

senam, joging atau jalan kaki. Sekali dua hari, dia berolahraga.

Kuntowijoyo biasanya sudah bangun tidur sekitar pukul 03.30 kemudian

shalat tahajud, shalat fajar an subuh. Setelah shalat subuh beliau

meneruskan menulis lagi.

G. Karya-karya Kuntowijoyo

Kuntowijoyo banyak melahirkan karya-karya dalam berbagai genre

yakni agama, politik, sosial, cerpen, Puisi, novel dan drama (Kuntowijoyo,

2017: 377).

Page 46: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

46

1. Karya-karya dibidang sejarah, agama, politik, sosial, dan budaya

a. Dinamika Sejarah Umat Islam (1985).

b. Budaya dan Masyarakat (1987).

c. Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi (1991).

d. Radikalisasi Petani (1994) (Kuntowijoyo, 2017: 378)

e. Demokrasi dan Budaya Birokrasi (1994).

f. Metodologi Sejarah (1994).

g. Pengantar Ilmu Sejarah (1997).

h. Identitas Politik Umat Islam (1997).

i. Muslim Tanpa Masjid: Esai-esai Agama, Budaya, dan Politik

dalam Bingkai Strukturalisme Transendental (2001).

j. Selamat Tingggal Mitos, selamat Datang Realitas: Esai-esai

Budaya dan Politik (2002).

k. Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura 1850-1940

(2002).

l. Raja, Priyayi, dan Kawula: Surakarta 1900-1950) (Kuntowijoyo,

2000).

Page 47: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

47

2. Karya-Karya dibidang Sastra

a. Naskah Drama

1) Rumput-Rumput Danau Bento (1966).

2) Tidak Ada Waktu Bagi Nynya Fatma, Barda dan Cartas (1972).

3) Topeg Kayu (1973) (Kuntowijoyo, 2000).

b. Puisi

1) Isyarat (1976).

2) Suluk Awung-Awung (1976).

3) Daun Ma‟rifat, Ma‟rifat Daun (1995) (Kuntowijoyo, 2003).

c. Novel

1) Kereta Api yang Berangat Pagi hari (1996).

2) Pasar (1972).

3) Khotbah di Atas Bukit (1976).

4) Impian Amerika (1997).

5) Mantra Penjink Ular (2000).

6) Waspirin dan Satinah (2003) (Kuntowijoyo, 1999: 108).

d. Cerpen

1) Dilarang Mencintai Bunga-Bunga (1993).

Page 48: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

48

2) Pistol Perdamaian (1995).

3) Laki-laki yang Kawin dengan peri (1996).

4) Anjing-anjng Menyerbu Kuburan (1997).

5) Mengusir Matahari: Fabel-fabel Politik (1999).

6) Hampir Sebuah Subversi (1995) (Kuntowijoyo, 2013: 150).

3. Karya-arya Makalah, Esai dan Artikel

Karya Kuntowijoyo dalam bentuk makalah, esai, dan artikel untuk

beberapa bahkan berbagai agenda ceramah ilmiah dan sumbangan

gagasan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. “Angkatan Oemat Islam: Beberapa Catatan Mengenai Gerakan

Islam Lokal 1945-1950”, makalah disampaika dalam seminar

Sejarah Nasiona II, Yogyakarta, 26-29 Agustus 1970.

b. “Dunia Batin oarang Djawa: Analisa atas Kehidupan”, Majalah

Budaja Djaja, No. 25 tahun III, Juni 1970.

c. “Sastra, Suatu Anti Tiran”, Majalah Budaja Djaja, No. 42 Tahun

V, April 197 (semula esai ini adalah makalj yang disampaikan

dalam ceramah pada Triwarsa Persda Studi Klub Yogyakarta).

d. “Tentang Program Sastra”, Makalah Budaja Djaja, No. 59 Tahun

VI, April 19773 (semula esai ini adalah makalah Pertemuan

Sastrawan Indonesia di Taman Ismail Marzuki, Desember 1972).

Page 49: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

49

e. “Aspek-Aspek Sosial yang Melatarbelakangi Pergerakan

Mahasiswa”, makalah disampaikan dalam Seminar Pergerakan

Mahasiswa di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Oktober

1980.

f. “Peristiwa Sejarah dan Karya sastra:, makalah pada Seminar

Olmu dan Seni yang diselenggarakan olEh pusat Pusat Penelitian

an Studi Kebudayaan, UGM, tahun 1981.

g. “Saya Kira Kita Memerlukn juga Sebah Sastra Trasendental,

Harian Berita Buana, Selasa, 21 Desember 1982, hal. 4.

h. “The Dutch Administrative Reform and Thhe Local Nobility of

Madura, 1850-19000”, makalah dibacakan dalam sebuah seminar

di manila, 25-28 Januari 1982.

i. “Penokohan dan Perwataka dalam Sastra Indonesia”, Majalah

Basis No. 32, Januari 1983 (semula esai ini adalah makalah

seminar psikolog Ksenian, pada tanggal 20 September1982, di

Taman Budaya Yogyakarta).

j. “Umat Islam dan Industrialisasi Indonesia: Kancah Pergaulan

Baru”, makalah ini disampaikan dalam Panel Diiskusi Kebiakan

Operasional Pembangunan Nasional Purna Pelita II,

diselenggarakan oleh pusat Penegemangan Agribisnis dan

Universitas AS-Syafitiyah, Jakarta, 19 Maret 1983 (dengan judul

lain perenah dimuat dalam majalah Prisma No. 11-12,

Page 50: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

50

November/Desember 1983, hal. 64-73 dan versi Inggrisnya juga

dimuat dalam Prisma edisi Inggris, No. 31 Maret 1984, hal. 57-

66.

k. “Membendung Kecnderungan Munculnya Kelas Kapitalis”,

Majalah Panji Msayarakat, No. 389, Tahun XXIV, 11 Maret

1983.

l. “Agama, Negara, dan Farmasi Sosisal: Sejarah Alienasi dan

Oposisi iSlam di Indonesia”, Majalah Prisma, No. Tahun 1984,

hal. 34-46. (semula dipesiapkan sebagai prasaran kuliah untuk

Faculty Center, Universita Filipina, Manila, 22 Februari 1984.

Dimuat juga salam Southeast Aian Journal of Sicial Science, No.

1/Vol. 15/1997, hal. 1-15).

m. “Konsep Teoritis Ilmu dan Konsep Normatif Agama: Kajian

Perkembangan Budaya”, makalah ini disampaikan dalam

simposium Citra Religius Kampus, Universitas Sultan Agung,

Semarang, 13 Mei 1985.

n. “Muslim Kelas Menengah Indonesia 1910-1950: Sebuah

Pencarian Identitas”, Makalah Prisma, No. 11 Tahun 1985, hal.

35-51. (semula merupakan makalah dalam seminar tentang

History and Underdevelopment: The Cambridge-Delhi-

Yogyakarta-Leiden Project for Comparative Study of Indonesi

and India, New Delhi, 2-6 Januari 1985 dan pernha juga dimuat

Page 51: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

51

dalam India and Indonesia from he 1920s to 1950s: The Origin of

Planing, Leiden, Center of Hisoory of European Expansion,

1986).

o. “Teater Total, Eksperimen Serba Ada Teater Tikar Yogya”,

Harian Sinar Harapan, Sabtu, 5 Januari 1985, hal.7.

p. “Posisi Sosial Umat Islam Indonesia ari Masa ke Msa”, Makalah

disampaikan dalam ceramah ilmiah menambut HUT HMI ke-38,

pada taggal 5 Februari 1985, di Yogyakarta.

q. “Pembaruan Islam-Tioghoa: Tinjauan dari Aspek Sosio-

Kultural”, makalah disampaikan dalam Seminar Islam dan

Pembaruan, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, 6-7 Mei

1986.

r. “Sastra Indonesi Mencari Arah”, Harian Beriata Buana, Selasa,

16 Desember 1986. (dimuat kembali di Harian Berita Yudha,

Kamis, 13 April 1989, hal. 5. Dengan judul yang sama dengan isi

tulisan yang diperluas).

s. “Cita-Cita Transformasi Islam”, bahan Ceramah Ramadjan di

Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1 Mei 1987.

t. “Strategi Budaya Islam: Mempertimbangkan Tradisi” makalah

disampaikan dalam diskusi IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 10

Mei 1987.

Page 52: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

52

u. “Sebuah Program Reaktualisasi: Lima Model Reinterpretasi”,

Bahan Ceramah Ramadhan di Gelanggang Shalahudin UGM,

Yogyakarta, 21 Mei 1987.

v. “Transformasi Kehidupan Agama dan Organisasi-Organisasi

Islam: Perspektof Asia Tenggara”, makalah disampaikan pada

Konferensi Popular History of the Asean Countries, Bangkok, 2-5

Oktober 1987.

w. “Visi Teologis Islam dan Problrm Peradaban Modern”, bahan

Ceramah Ramadhan di Masjid Syuhada, Yogyakarta, 6 Mei 1987.

x. “Dampak Sosial Historis, Ekologi dan Kependudukan: Madura

pada Pertengahan Pertama Abad ke-20 dengan Rujukn

Permasalahan Masa Kini”, makalah disampaikan dalam Seminar

Kependidikan, yang diselenggarakan PAU-Studi Sosial, UGM,

28-29 November 1988.

y. “Islam dan Kelas Sosial: Upaya Konseptualisasi”, makalah

disampaikan dalam ceramah ilmiah di HMI Komisariat Fakultas

Syariah Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 11 September

1988.

z. “Masyarakat Desa dan Radikalisasi Petani”, makalah

disampaikan dalam Seminar Desa dalam Perspektif sejarah,

diselenggarakan oleh PAU-Studi Sosial, UGM, 10-11 Februari

1988.

Page 53: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

53

aa. “Paradigma Islam tentang Transformasi Sosial”, makalah

disampaikan dalam Ceramah Ilmiah di Senat Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Uiversitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 4 Juli 1988.

bb. “Peranan Pesantren dalam Pembangunan Dea: Potret Sebuah

Dinamika”, Majalah Prisma, No. 1, Januari 1988, hal. 102-115.

(semula adalah makalah untuk seminar bulanan P3PK, UGM,

Yogyakarta, 7 Januari 1988).

cc. “Sastra Priyayi Sebagai Sebuah Jenis Sastra Jawa”, Majalah

Basis, No. 9 Tahun 37, September 1988.

dd. “Geraka Sosial Muhammadiyah: Adaptasi atau Refoemasi”,

Jurnal Keadilan, No. 2/Th. XV/1989, hal. 26-28. (pernah juga

dimuat dala majalaj Suara Masjid, No. 170, November 1988).

ee. “Islam dan Agenda Nasioalisme Baru: Refleksi tentang Persatuan

dan Kesatuan Bangsa”, makalah disampaikan dalam Silaturahmi

Pimpinan ABRI dengan Cendikiawan, Yogyakarta, 17-18

Februari 1989. (pernah dimuat secara tidak utuh dalam jurnal

Prospek, No. 1, Th. I/1990, hal. 1-7)

ff. “Kebijakan Pengemangan Pendidkan Tingi Islam”, maalah

dismpaikan pada sarasehan di Pusat Pengkajian Strategi dan

Kebijakan, Yogyakarta, 18 Desember 1989.

gg. “Demitilogisasi Sejarah Indonesia”, jurnal Ulumul Qur‟an, No.7.

7/Vol. 11/1990, hal113115.

Page 54: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

54

hh. “Integritas Sains Sosial dengan Nilai-Nilai Islam: Sebuah Upaya

Perintisan”, makalah disampaikan dalam seminar tentang Islam in

ASEAN‟s Institution of Higher Learning II: Islam and Social

Sciences, yang diselenggarakan Universitas Keangsaan Malaysia,

Darul Ehsan, 10-13, November 1990.

ii. “Mitos Politik dlam Historigrafi Tradisional: Kaliwungu dan

Serat Cebolek”, makalah disampaikan pada Seminar Nasional

Gerakan Pembaharuan Abad ke-19: Gerakan Rifa‟iyah,

Yogyakarta, 12-13 Desember 1990.

jj. “Serat Cebelok dan Mitos tentang Pembangkangan Islam:

Melacak Asal-Usul Keterangan antara Islam”, Jurnal Ulumul

Qur‟an, No. 5/Vol/1990, hal. 63-72. (semula merupakan makalah

yang yang disampaikan pada Konferensi Sejahrawan Belanda-

Indonesia, Netherland, 23-27 juni 1986).

kk. “Budaya Birokrasi di Indonesia”, Majalah Editor, No. 38?IV/8,

Juni 1991, hal. 33-35.

ll. “Kebudayaan Indonesia Kontemporer”, Harian Singgalang, Senin

4 Februari dan 11 Februari 1991, hal. 4. (semula esai ini adalah

makalah pada Simposium Martabat Manusia Indonesia yang

diselenggarakan oleh Yayasan Soedjatmoko, tanggal 23 Januari

1991 di Jakarta, dalam rangka memperingati Prof. Soedjatmoko.

Esai ini dimuat juga di harian Kompas (28-29 Januari 1991),

Page 55: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

55

Media Indonesia (26-29 Januari 1991), dan Pikiran Rakyat (28-29

Januari 1991), tulisan tersebut mendaat tanggapan baik dan kritik

tajam dari Arief Budiman (“Sistem Sosial dan Sistem Budaya”,

Harian Kompas, Rabu 13 Februari 1991).

mm. “Madura for Sale: Coping with Economic

Underdevelopment of A Secondary City”, makalah dibacakan

pada Konferensi tentan Madura yang diselengarakan KITLV di

Leiden, 6-12 Oktoer 1991.

nn. “Mitos, Sastra, ejarah, dan Pewarisan Pengalaman”, Harian

Republika, Sabtu, 29 April 1991.

oo. “Power and Culture: The Abipraya Society of Surakarta in The

Early Twentiets Century”, Makalah disampaikan pada A Conferee

on Modern Indonesia Culture: Asking the Right Question yang

diselenggarakan Asian Studies School of Social Sciences,

Flindeers University, Adelaide, South Australia, 28 September -3

Oktober 1991.

pp. “Sensibilitas Kelas Menengah: Pers Cenderung Mnyetujui

daripada Bersikap Kritis”, Harian Surabaya Post, senin, 15 Juli

1991, hal.4.

qq. “Sumur Ajaib: Dominasi dan Kesadaran Tandingan di Surakarta

Awal Abad XX”, makalah dsampaikan dalam Simposium Ilmu-

Page 56: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

56

Ilmu Humaniora di Fakultas Sastra UGM, tanggal 4-5 Maret

1991.

rr. “Islam dan Kebangsaan”, Harian Kompas, selasa, 11 Oktober

1994, hal. 4.

ss. “Masalah Kritik sejarah”, Harian Republika, Kamis, 3 November

1994, hal. 6.

tt. “Kembali ke Fitrah; jangan Seorangpun Menangis”, Harian

Republika, Kamis, 2 Maret 1994.

uu. “Kesadaran Nasional, SI dan ICMI”, Harian Repubika Rabu, 14

Desember 1994, hal. 6.

vv. “Otak-atik, Otak otot, dan Otak-otak”, Harian Republika, Rabu,

16 Agustus 1994, hal. 6.

ww. “Tjokro, Natsir, dan Habibie”, Majalah Ummat, No. 9/I/3,

Oktober 1995, hal. 6.

xx. “Tragedi Moro: Ketidakadilan Berbuah Kekerasan, Kekerasan

Beranak Kekejaman” Harian Repulika, Rabu, 1 April 1995.

yy. “Bagaimana Membaca “Prahara Budaya”?: Budaya, Politik, dan

Teori Perubahan”, Harian Republika, Kamis, 13 april 1995.

zz. “Masalah-masalah Politik dalam Industrialisasi”, Majalah

Ummat, No. 26/I/24, Juni 1996.

Page 57: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

57

aaa. “Membawa Tuhan ke dlam Lembaga dan Budget” (Esai Pemilu),

Majalah Ummat, No.20/I/24, Juni 1996.

bbb. “Menjadi Politisi yang Beriman”, Majalah Ummat, No.19/I11,

Maret 1996, Esai Pemilu, hal. 24-25.

ccc. “SOS Wayang Sadar”, Harian Republika, Kamis, 8 Januari, hal.

12.

ddd. “Selamat Tinggal Mitos”, harian Kompas, Kamis, 24 agustus

2000.

eee. “ Radikalisasi Pancasila”, Makalah disampaikan dalam seminar

ilmiah yang digelar oleh Pusat Penelitian Strategi dan Kebijakan

(PPSK) Yogyakarta di gedung Pusat Penelitian Kependudukan

(PPK) UGM, Rabu, 24 Januari 2001.

H. Penghargaan yang Diperoleh Kuntowijoyo

1. Hadih pertama dari majalah Sastra (1968) dan penghargaan Penulisan

Sastra dari Pusat Pembianaan Bahasa (1994) untuk cerpen Dilarang

Mencintai Bunga-Bunga.

2. Hadiah harapan dari Badan Pembina Teater asional Indonesia (BTNI)

untuk naskah drama Rumput-rumput Danau Bento (1968).

3. Hadiah dari panitia Buku Internasional untuk novel Pasar (1972).

4. Peghargaan Sastra Indonesia dari Pemda DIY (1986) (Kuntowijoyo,

2013: 150).

Page 58: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

58

5. Hadiah dari dewan Kesenian Jakarta untuk naskah drama Tidak Ada

Waktu bagi Nyonya Fatma, Barda, dan Cartas (1972), dan Topeng

Kayu (1973).

6. Ecara berturut-turut pada tahun 195, 1996, 1997, cerpen-cerpenya,

yaitu Pistol Perdamaian, Laki-laki yang Kawin dengan Peri, dan

Anjing-anjing Menyerbu Kuburan, ,eraih predikat ebagai cerpen

terbaik Kompas (Kuntowijoyo, 2000: 2073).

7. Penghargaan Kebudayaan ICMI (1995).

8. Asean Award on culture (1998).

9. Mizan Award (1998).

10. Kalyanakretya Utama untuk Teknologi Sastra dari Menteri Riset dan

Teknoogi (1999).

11. SEA Write dari Pemerintah Thailand (1999).

12. Penghargaan Penulisan Sastra dari Pusat Pebinaan dan Pengembangan

Bahasa (199).

13. Penghargaan dari Majelis Sastera Asia Tenggara untuk buku Mantra

Penjinak Ular (2001). (Kuntowijoyo, 2003)

14. Anugrah kesetiaan berkarya di bidang kepenulisan cerpen dari Harian

Kompas (2002) (Kuntowijoyo, 2013: 150).

Page 59: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

59

I. Kuntowijoyo Sebagai Akadmisi

Semasa hidupnya, Kuntowijoyo mengajar di jurusan Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya (sebelumnya Fakultas Sastra) Universitas Gadjah

Mada. Sebagai kademisi, ia banyak menghasilkan karya-karya, antara lain:

Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia(1985), Budaya dan

Masyarakat(1987), Paradigma Islam, Intrpretasi untuk Aksi(1991),

Radikalisasi Petani(1994), Demokrasi dan Budayya Brirokrasi(194)

Metododlogi Sejarah(1994),Pengantar Ilmu Sejarah(1995), Identitas

Politik Umat Islam(1997), Muslim Tanpa Majid: Esai-Esai Agama,

Budaya dan Politisi dalam Bingkai Strukturalisme Transendental (2001),

dan Selamat Tinggal Mitos Selamat Datang Realitas(2002).

J. Kuntowijoyo Sebagai Sastrawan

Sebagai sastrawan Kuntowijoyo cukup produktif. Karya-karyanya

meliputi cerpen, puisi, novel, dan drama. Dalam bidang sastra ini, ia

banyak memperoeh hadiah dan penghargaan, yakni hadiah yang pertama

dari majalah Satra (1968) dan penghargaan Penulisan Sastra dari Pusa

Pembinaan Bahasa(1994) untuk cerpen Dilarang Mencintai Bunga-Bunga;

hadiah harapan dari Badan Pembina Teater Nasional Indoneisa (BPTNI)

untuk naskah drama Rumput Rumput Danau Bento (1968); hadiah dari

Dewan Kesenian Jakarta unruk naskah drama Tidak ada Waktu Bagi

Nyonya Fatma, Barda, dan Cartas (1972) dan Topeng Kayu (1973); hadiah

dari panitia Hari BukuInternasional untuk novel Pasar (1972); dan secara

Page 60: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

60

berturut-turut pada tahun 1996-1996-1997, cerpen-cerpenya yakni, Pistol

Perdamian, Laki-Laki yang Kawin dengan Peri, dan Aning-Anjing

Menyerbu Kuburan meraih predikat sebagai cerpen terbaik Kompas.

Sejumlah pengargaan lain yang tidak ditunjuk secara khusus pada

karyanya juga pernah dia terima yakni penghaargaaan Sastra Indonesia

dari Pemda DIY (1986); penghargaan Kebudayaan ICMI (1995); Asean

Award on Culture (1997); Satyalancana Kebudayaan RI (1997); Mizan

award 1998); Kalyanakretya Utama untuk Teknologi Satra dari Menteri

Riset dan Teknologi (1999); SEA Write Award dari Pemerintah Thailan

(1999); dan penghargaan penulisan Sastra dari Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa (1999).

Karya-karyanya yang lain adalah Kereta Api yang Berangkat Pagi

Hari (novel, 1966), Pasar (novel, 1972; terbit ulang tahun 1994), Khotbah

di Atas Bukit (novel, 1976; terbit ulang pada tahun 1993), Dilarang

Mencintai Bunga-Bunga (kumpulan cerpe, 1992), Impian Amerika (novel,

1998), Hampir Sebuah Subversi (Kumpulan cerpen, 1999), Mengusir

Matahari (kumpulan fabel, 1999), Mantra penjinak ular (novel, 2000), dan

Topeng Kayu (naskah drama, 2001). Beliau juga menulis puisi. Adapun

kumpulan puisinya yang telah terbit adalah Isyarat (1976), Suluk Awang

Uwung (1976), dan Daun Makrifat, Makrifat Daun (1995) (Kuntowijoyo,

2002: 677).

Page 61: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

61

K. Konteks Pemikiran Kuntowijoyo

Sebagai seorang cendekiawan yang lahir dari struktur kelas priyayi

dengan latar belakang keluarga yang taat beragama dan kompleks

berpengaruh besar dalam membentuk pemikiran Kuntowijoyo. Aktivitas

keagamaan yang mentradisi sejak kecil serta latar belakang keluarganya

yang aktif dalam organisasi Islam seperti Muhammadiyah sedikit banyak

menentukan cara pandangnya (Subhan, 1994: 36).

Selain itu, keterlibatan Kuntowijoyo dalam Leksi banyak memberi

manfaat bagi perkembangan pribadi, intelektualitas, dan keseniannya.

Lebih dari itu juga keakrabannya dalam melahap karya-karya Socrates,

Plato, Aristoteles, Immanuel Kant, Ibn Rusyd, Ibn Sina, Al-Ghazali,

Hamzah Fansuri, Karl Max, Jurgen Habermas, ataupun Muhammad Iqbal

dan Fazlur Rahman juga berpengaruh dalam meperluas wacana

pemikirannya (Subhan, 1994: 30).

Latar belakang yang kompleks, kesederhanaan hidupnya, serta

ketidaklelahannya dalam menyikapi realitas, maka tak mengherankan jika

ada yang menyebutnya sebagai seorang modernis, tradisionalis, reformis,

dan konservatif sekaligus, prinsipnya yang kuat tentang sosok ideal

seorang cendekiawan banyak memberi corak pada cetusan pemikirannya

yang tergambar dalam karya-karya yang telah dihasilkannya. Menurut

Kuntowijoyo, bagi seorang cendekiawan, bukan hanya keterpelajaran dan

kecerdasan yang terwujud dalam titel sarjana hingga profesor yang

diperlukan, tapi lebih dari itu, seorang cendekiawan haruslah sosok yang

Page 62: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

62

memiliki kepedulian untuk membangkitkan kesadaran masyarakatnya dan

menjadi motor penggerak bagi perubahan menuju ke arah yang lebih baik

(transformasi). Seorang cendekiawan menurut Kuntowijoyo bukanlah

sosok yang melangit, berjalan di atas mega, atau tinggal di menara gading,

tapi sosok cendekiawan adalah mereka yang tidak tercerabut dari akar-akar

sosialnya, yang menginjakkan kaki di atas bumi dan memiliki kesadaran

akan tanggung jawab sosial untuk ikut serta dalam memusnahkan

kejahatan, memiliki kepedulian terhadap kaum dhu‟afa, orang-orang yang

lemah serta membela kaum mustadh‟afin, tertindas, orang-orang yang

dilemahkan oleh struktur kekuasaan yang dzalim atau dipinggirkan oleh

sistem ekonomi yang tidak adil (Subhan, 1994: 39-41).

Kuntowijoyo terdorong untuk ikut terlibat dalam mencari solusi

atas permasalahan yang menimpa umat Islam Indonesia. Sebagai modal

umat Islam Idonesia dalam menghadapi tantangan dan perubahan sosial di

masa depan, Kuntowujoyo memberikan wejangan yang ia sebut dengan

“agenda baru umat Islam” yait, Pertama, pengembangan penafsiran

struktural melebihi paenafsiran individual ketika memahami ketentuan-

ketentua tertentu didalam Al-Qur‟an. Misal dalam sebuah ayat yang

menyatakan larangan untuk hidup berlebih-lebihan, yang terjadi dalam

penafsiran individual, yang terfokus pada sistem ekonomi dan sistem

sosial, adalah sistem mengutuk terhadap orang yang hidup berfoya-foya,

yang memiliki vila-vila di puncak atau yang memiliki banyak simpanan

deposito di Bank-bank luar Negeri. Dalam penafsiran sosial struktural,

Page 63: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

63

maka yang terjadi adalah bahasan tafsir yang lebih substansif dari sekedar

sistem ekonomi dan sistem sosial, yakni sistem kepemilikan sumber

penghasilan atas dasar keserakahan.

Kedua, mengubah cara berfikir subjektif kepada cara berfikir

objektiif dalam memandang Islam, sehingga Islam disuguhkan dengan

citra objektif. Tentang ketentuan zakat misalnya, secara subjektif tujuan

zakat memang diarahkan untuk “pembersihan” harta dan pembersihan

jiwa. Namun secara objektif, tujuan dari zakat adlah mendekatkan

umatIslam dalamkesejahteraan sosial (Kuntowijoyo, 2008: 474).

Ketiga, mengubah Islam yang normatif menjadi Islam yang

teoritis, karena selama ini penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟a hanya berhenti

pada leve normativ dan kurang berfikir untuk mengembangkan norma-

norma itu untuk menjadi kerangka teori ilmu. Konsepsi fuqara‟ dan

masakin hanya selesai pada tataran normativ sebagai orang-orang yang

perlu dikasihani sehingga sedekah, infaq, atau zakat menjad hak mereka

atas kewajiban kita. Namun secara teoritis, namun kita akan mengkaji

norma-norma yang berkembang, kondisi sosial, kondisi ekonomi, dan

kondisi kultural. Dengan begitu yang terjadi adalah fuqara‟ dan masakin

akan terlihat sebagai seseorang yang berada dalam masyarakat yang

berbagi dalam kelas sosial ekonomi.

Keempat, mengubah pemahaman yang a-historis mejadi hiistoris

terhadap kisah-kisah yang ditulisdalam Al-Qur‟an. Misal dalam ayat yang

menyebutkan bahwa bangsa Israel yang tertindas pada zaman Fir‟aun,

Page 64: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

64

maka sebtas itulah kita mengetahui kisah dalam Al-Qur‟an denga

pemahaman a-historis. Namun, Kuntowijoyo menawarkan sudut pandang

yang lebih luas bahwasanya seyiap zaman, dispastikan ada sistem sosial,

dan Israel mengalami penindasan pada zaman Fir‟aun merupakan sistem

sosial-ekonomi yang terjadi pada masa itu, bahkan hingga hari ini terjadi

sistem sosial ekonomi yang memungkinkan terjadinya konsentrasi sumber

kapital di tangan segelintir eilte (Kuntowijoyo, 2008: 474-475).

Kelima, perumusan formulasi wahyu yang bersifat general menjadi

formulasi sosial yang bersifat spesifik dan empirik. Sebagai contoh dari

pernyataan yang bersifat umu dan normatif adalah Allah mengecam orang

yang melakukan sirkulasi kekayaan hanya dikalangan orang kaya. Secara

spesifik dan empirik, ayat tersebut berarti bahwa Allah mengecam keras

adanya monopoli dan oligopoli dalam kehidupan ekonomi politik, adanya

penguasaan kekayaan oleh kalangan tertentu di lngkungan elite yang

berkuasa (Munir, 2016: 61-62).

Pengaruh para filosof baik dari barat ataupun timur tak bisa

dipungkiri mewarnai hampir semua ide-ide Kuntowijoyo. Misalnya saja

ketika menjelaskan tentang teori tentang kebenaran serta karakteristik

pembeda antara kebenaran dan kemajuan, Ia menyinggung tentang

Idealismenya Plato, Rasionalismenya Rene Descartes, tokoh Filusuf Islam

Ibnu Sina, dan Pragmatismenya Willian James. Yang paling tampak tentu

saja pemikiran Muhammad Iqbal tentang etika profetik yang mengilhami

pemikirannya tentang Ilmu Sosial Profetik. Kita dapat melihat salah satu

Page 65: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

65

karyanya, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia, disitu Kuntowijoyo

mengungkapkan bahwa dalam konteks kekhalifahan, kaum cendekiawan

adalah golongan kecil yang harus kreatif, mampu mencandra arah

perjalanan sejarah, mengubahnya, dan menjadi ujung tombaknya. Nabi

Muhammad telah memimpin umat secara berhasil, dan telah mengubah

superstruktur (budaya musyrik, politeisme diubah menjadi budaya-budaya

tauhidi, monoteisme) dan mengubah struktur sosial (mengangkat derajat

wanita dan kaum budak pada kedudukan yang mulia) (Kuntowijoyo, 1994:

113-114).

L. Akhir Hayat Kuntiwijoyo

Kendati menjalani hidup dalam keadaan sakit, semenjak

mengalami serangan virus meningo enchepalitis pada 6 januari 1962,

beliau terus berkarya sampai detik-detik akhir hayatnya. Prof. Dr

Kuntowijoyo, yang akrab dipanggil Pak Kunto ini meniggal duni di

Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta, selasa 22 Februari 205 pukul 16.00

akibat komplikasi penyakit sesak napas, diare dan ginjal.

Jenazahnya disemayamkan di rumah duka Jl Ampel gading 429,

perumahan Condongcatur dan di baliurung Universitas Gadjah Mada

(UGM). Dikebumikan Rabu 23 Februari 2005 di makam keluarga UGM di

Sawitsari, Yogyakarta. Beliau meninggalkan seorang Istri, Drs

Susilaningsih MA yang dinikahi pada 8 November 1969, beserta dua

putra, yakni punang Amaripuja dan Alun Paradipta.

Page 66: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

66

Kuntowijoyo adalah seorang yang tekun, pekerja keras, dan

berintegritas tinggi, meskipun dalam kondisi sakit, ia tetap berkarya.

Semoga karya-karya beliau dapat menginspirasi para genenrasi muda.

Page 67: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

67

BAB III

DIKOTOMI ILMU, INTEGRASI-INTERKONEKSI ILMU, ISLAMISASI

ILMU, DAN ILMUISASI ISLAM

A. Dikotomi Ilmu

Secara etimologi, istilah dikotomi berasal bahasa Inggris

dichotomy yang berarti pembagian dua bagian, pembelahan dua,

bercabang dua bagian. Sementara, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

dikotomi diartikan sebagai pembagian di dua kelompok yang saling

bertentangan. Secara umum, istilah dikotomi ini digunakan untuk

membedakan atau memilah dua hal yang berbeda (Echols, 1992: 180).

Adapun secara istilah atau terminologi, dikotomi dipahami sebagai

pemisahan antara ilmu (umum) dan agama yang kemudian berkembang

menjadi fenomena dikotomik lainnya. Dikotomi adalah pemisahan secara

teliti dan jelas dari suatu jenis menjadi dua yang terpisah satu sama lain di

mana yang satu sama sekali tidak dapat dimasukan ke dalam yang satunya

lagi dan sebaliknya (Nizar, 2008: 230).

Dikotomi merupakan istilah yang digunakan untuk memisahkan

antara karakter ilmu agama dan umum yang seakan digunakan secara

terpisah. Dan, hal ini tidak lepas dari latar belakang historis-kultural, di

mana dalam proses perkembangannya ada pemisahan yang demarkatis

antara kedua domain tersebut (Mustaqim, 2015: 259).

Page 68: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

68

Dikotomi ilmu dalam Islam dimulai dengan kemunculan

penafsiran dalam ajaran Islam bahwa Tuhan pemilik tunggal ilmu

pengetahuan (maha „alim). Ilmu pengetahuan yang diberikan pada

manusia hanya merupakan bagian tekecil dari ilmu-Nya, namun manusia

diberi kebebasan untuk meraih sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu,

sangatlah tidak pantas jika ada manusia yang bersifat sombong dalam

masalah imu atau memiliki kecongkakan intelektual. Keyakinan ini yang

pada puncaknya melahirkan perdebatan dikoomi ilmu dalam pemikiran

Islam, yaitu pertentangan dikotomi ilmu dengan istilah kelompok ilmu

“antroposentris” dihadapkan dengan kelompok ilmu “teosentris”.

Selain itu dikotomi ilmu , menurut Ayumardi Azra, bermula dari

historical accident atau “kecelakaan sejarah”, yaitu ketika imu-ilmu umum

yang bertitik tolak pada penelitian empiris, rasio dan logika mendapat

serangan yang hebat dari kaum fuqaha.

Dunia Islam kemudian mengembangkan “ideologi ilmiah” dengan

menempatkan seluruh khazanah pemikiran Barat dan Yunani sebagai

kebatilan. Jarang ilmuan muslim berpikiran bahwa dalam beberapa hal,

dikotomi ilmu mempunyai sisi baik. Inti dari persoalan keberatan atau

tidak setuju keberadaan dikotomi ilmu semacam itu lebih banyak

berkaitan dengan persoalan politik.

Faktor lain yang mencolok, penyebab kemunculan dikotomi ilmu

adalah fanatisme dalam beragama. Sikap fanatisme dalam beragama dalam

Page 69: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

69

kehiduan bermasyarakat meahirkan sikap ekslusivisme. Gerakan Islam

termasuk dalam kategori gerakan ekslusif tersebut.

Eklusif dalam arti kemunculan pemikiran bahwa kebenaran dan

keselamatan hanya ada pada agamanya semata, agama orang lain

semuanya salah dan penganutnya tidak akan mendapat keselamatan.

Agama orang lain sama sekalai berbeda dan tidak mempunyai kesamaan

sedikitpun, sehinngga tidak perlu ada dialog karena tidak akan mencapai

ttik temu. Mereka hanya bergaul dengan kelompoknya dan mengisolasi

diri dari yang lain, menolak untuk berdialog dan bekerja sama untuk

memecahkan permasalahan-permasalahan, dan terkadang menggunakan

kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan dengan luar agamanya.

Akibatnya, pemikiran Islam tidak berkembang dan terisolasi dari

perubahan maupun perkembangan kemajuan zaman (Muliawan, 2005:

203).

Dalam konteks pendidikan Islam, dikotomi lebih dipahami sebagai

dualisme sistem pendidikan antara pendidikan agama Islam dan

pendidikan umum yang memisahkan kesadaran keagamaan dan ilmu

pengetahuan. Sistem pendidikan yang dikotomik pada pendidikan Islam

akan menyebabkan pecahnya peradaban Islam dan akan menafikan

peradaban Islam yang kaffah dan universal (Mustaqim, 2015: 260).

Proses pendidikan Islam di Indonesia tidak bisa lepas dari proses

masuknya Islam di Indonesia. Meskipun ada beberapa versi tentang kapan

Page 70: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

70

masuknya Islam di Indonesia, namun dapat dipahami bahwa masuknya

Islam tidak bisa lepas dari para penyebar Islam dan perdagangan.

Sehingga, akulturasi budaya dan agama menjadi berjalin kelindan di antara

keduanya. Dan, pendidikan Islam dalam konteks ini sangat dipengaruhi

oleh kondisi sosial budaya masyarakat yang ada pada saat itu.

Pesantren dalam hal ini merupakan manifestasi pendidikan Islam

awal di Indonesia. Keberadaan pesantren sejalan dengan dinamika

pendidikan Islam di Nusantara. Mengenai awal kemunculan pesantren ini,

ada beberapa pandangan. Abdurrahman Mas‟ud, misalnya, memandang

bahwa keberadaan pesantren tidak lepas dari peran Walisongo, figur

penyebar agama Islam di Jawa (Mas‟ud dkk, 2002: 4).

Dari catatan sejarah, lembaga pendidikan pesantren tertua adalah

Pesantren Tegalsari di Ponorogo, yang didirikan pada tahun 1724. Namun,

sekitar seabad kemudian, yakni melalui survey Belanda pada tahun 1819,

tampak sekali bahwa pesantren tumbuh dan berkembang secara sangat

pesat, terutama di seluruh pelosok pulau Jawa. Survey itu melaporkan

bahwa lembaga pendidikan pesantren sudah terdapat di Priangan,

Pekalongan, Rembang, Kedu, Surabaya, Madiun, dan Ponorogo. Islamis

asal Belanda, Martin van Bruinessen, yakin bahwa sebelum abad ke-18

atau sebelum berdirinya Pesantren Karang, belum ada lembaga yang layak

disebut pesantren. Yang ada hanyalah tempat pengajaran perorangan atau

tidak terstruktur.

Page 71: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

71

Selanjutnya, pada awal abad ke-20 M, pendidikan di Indonesia

terpecah menjadi dua golongan. Pertama, pendidikan yang diberikan oleh

sekolah-sekolah Barat (Hindia Belanda) yang sekuler yang tidak mengenal

ajaran agama. Kedua, pendidikan pondok pesantren yang hanya mengenal

pendidikan agama saja. Dengan istilah lain, terdapat dua corak pendidikan,

yaitu corak lama yang berpusat di pondok pesantren dan corak baru dari

perguruan (sekolah-sekolah) yang didirikan oleh pemerintah Belanda

(Muhaimin, 2004: 70).

Hal ini kemudian berimbas pada kemunculan dikotomi

kelembagaan dalam pendidikan Islam. Akibatnya, muncul pula istilah

sekolah-sekolah agama dan sekolah-sekolah umum. Dengan kata lain,

sekolah agama berbasis ilmu-ilmu “agama” dan sekolah umum berbasis

ilmu-ilmu “umum”.

Kemunculan dikotomi sekolah umum pada satu sisi dan sekolah

madrasah yang merupakan perwakilan sekolah agama pada sisi lain

merupakan wujud kongkret dikotomi dalam pendidikan Islam. Hal ini

diperparah dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga

menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan, dan Menteri Agama pada tahun 1975 yang mempersamakan

kedudukan sekolah umum dengan madrasah yang statunya masih sebagai

sekolah agama (Mustaqim, 2015: 264).

Page 72: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

72

B. Integrasi-Interkoneksi Ilmu

Secara bahasa integrasi berasal dari kata integrated yang memiliki

arti pertama keseluruhan atau utuh, yang kedua berarti bersatunya antar

bagian menjadi satu, yang ketiga berarti menghilangkan hambatan.

Sedangkan interkoneksi berasal dari kata interconnection yang berarti

menghubungkan yang satu dengan yang lain. Dengan demikian penyatuan

dan keterhubungan dalam hal ini adalah sains dengan agama. Amin

Abdullah mengibaratkan integrasi-interkoneksi seperti halnya mata uang

yang memiliki dua bagian yang tidak bisa dipisahkan (Annur, 2017: 14).

Integrasi-interkoneksi merupakan dua kata yang berbeda, tapi

mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu menggabungkan dan

mengkaitkan dua persoalan yang dianggap terpisah. Dalam hal ini,

mengkaji atau mempelajari tentang satu bidang tertentu dengan tetap

melihat bidang keilmuan lainnya itulah integrasi; sedangkan melihat

kesaling-terkaitan dengan berbagai disiplin keilmuan adalah yang

dimaksud dengan interkoneksi. Kata integrasi-interkoneksi akhir-akhir ini

menjadi trend baru bagi civitas akademika dalam mengembangkan disiplin

keilmuan baik di tingkat pendidikan dasar maupun ditingkat perguruan

tinggi. Kata integrasi di dalam kamus ilmiah populer mempunyai makna

“penyatuan”, “penggabungan”, dan “penyatuan menjadi satu kesatuan

yang utuh” (Abdullah, 2006: viii) Jadi, pada hakikatnya paradigma

integrasi-interkoneksi ingin menunjukkan bahwa antar berbagai bidang

keilmuan tersebut sebenarnya saling memiliki keterkaitan, karena memang

Page 73: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

73

yang dibidik oleh seluruh disiplin keilmuan itu adalah realitas alam

semesta yang sama. Hanya saja, dimensi dan fokus yang dilihat oleh

masing-masing disiplin keilmuan berbeda.

Pendekatan kontak mengemukakan bahwa pengetahuan ilmiah

dapat memperluas cakrawala keyakinan religius (teologi) dan bahwa

perspektif keyakinan religius dapat memperdalam pemahaman kita tentang

alam semesta (kosmologi) (Haught, 2004: 19). Selanjutnya, jika ditelisik

lebih jauh, gagasan integrasi ilmu pengetahuan agama dan ilmu

pengetahuan umum sebenarnya bukan merupakan fenomena baru dalam

khazanah epistimologi keilmuan Islam, pada asasnya Islam tidak

mendikotomikan antara ilmu agama dan ilmu umum. Hal itu dapat dilihat

dari sabda Nabi Muhammad saw., “Menuntut ilmu pengetahuan wajib

bagi setiap muslim” Kata ilmu yang tertera di dalam hadis tersebut tidak

secara spesifik merujuk ilmu apa yang wajib dipelajari: apakah ilmu

agama (islamic studies) ataukah ilmu-ilmu umum (modern science). Hal

ini mengindikasikan bahwa Islam sebagai asas normatif-inklusif

memberikan kebebasan kepada umat Islam dalam mempelajari ilmu

pengetahuan dengan tidak memandang atau memilah-memilih terhadap

bidang keilmuan, baik ilmu yang berasal dari Islam (Al-Qur‟an dan hadis)

maupun ilmu yang berasal dari Barat (sekuler) Oleh sebab itu, gagasan

integrasi-interkoneksi tidak menjadi persoalan dan tidak pula

diperdebatkan ke permukaan karena semua itu merupakan ilmu yang

berasal dari Allah swt.

Page 74: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

74

Secara epistemologis, paradigma integrasi-interkoneksi merupakan

jawaban atau respon terhadap kesulitan-kesulitan yang dirasakan selama

ini. Kesulitan yang diwariskan dan diteruskan selama berabad-abad dalam

peradaban Islam tentang adanya dikotomi pendidikan umum dan

pendidikan agama. Kedua disiplin ilmu ini berjalan sendiri-sendiri tanpa

perlu saling tegur sapa. Setelah adanya paradigma integrasi-interkoneksi

yang dilakukan dalam domain internal ilmu-ilmu keislaman, dan juga

dalam disiplin keilmuan ilmu-ilmu umum, masing-masing rumpun ilmu

menyadari keterbatasan-keterbatasan yang melekat pada dirinya dan oleh

karena itu keduanya bersedia untuk berdialog dan bekerjasama satu sama

lain untuk melengkapi kekurangan masing-masing (Abdullah, 2006: 94).

Dr. M. Quraish Shihab mengatakan, membahas hubungan Alquran

dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dengan banyaknya cabang-cabang

ilmu pengetahuan yang tersimpul di dalamnya, bukan pula dengan

menunjukkan kebenaran teori-teori ilmiah. Tetapi pembahasan hendaknya

diletakkan pada proporsi yang lebih tepat sesuai dengan kemurnian dan

kesucian al-Quran dan sesuai pula dengan logika ilmu pengetahuan itu

sendiri. Tidak perlu melihat apakah di dalam Alquran terdapat ilmu

matematika, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu komputer dll, tetapi yang lebih

utama adalah melihat adakah jiwa ayat–ayatnya menghalangi kemajuan

ilmu pengetahuan atau sebaliknya, serta adakah satu ayat Alquran yang

bertentangan hasil penemuan ilmiah yang telah mapan (Shihab, 1992: 41).

Page 75: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

75

Kuntowijoyo mengatakan bahwa al-Quran sesungguhnya

menyediakan kemungkinan yang sangat besar untuk dijadikan sebagai cara

berpikir. Cara berpikir inilah yang dinamakan paradigma Alquran,

paradigma Islam. Pengembangan eksperimen-eksperimen ilmu

pengetahuan yang berdasarkan pada paradigma Alquran jelas akan

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Kegiatan itu mungkin menjadi

pendorong munculnya ilmu-ilmu pengetahuan alternatif. Jelas bahwa

premis-premis normatif Alquran dapat dirumuskan menjadi teori-teori

empiris dan rasional. Struktur transendental Alquran adalah sebuah ide

normatif dan filosofis yang dapat dirumuskan menjadi paradigma teoretis.

Ia akan memberikan kerangka bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan

empiris dan rasional yang orisinal, dalam arti sesuai dengan kebutuhan

pragmatis umat manusia sebagai khalifah di bumi. Itulah sebabnya

pengembangan teori-teori ilmu pengetahuan Islam dimaksudkan untuk

kemaslahatan umat Islam (Kuntowijoyo, 2006: 25-26).

Pendekatan integratif-interkonektif merupakan usaha untuk

menjadikan sebuah keterhubungan antara keilmuan agama dan keilmuan

umum. Muara dari pendekatan integratif-interkonektif menjadikan

keilmuan mengalami proses obyektivikasi dimana keilmuan tersebut

dirasakan oleh orang non-Islam sebagai sesuatu yang natural (sewajarnya),

tidak sebagai perbuatan keagamaan. Sekalipun demikian, dari sisi yang

mempunyai perbuatan, bisa tetap menganggapnya sebagai perbuatan

Page 76: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

76

keagamaan, termasuk amal, sehingga Islam dapat menjadi rahmat bagi

semua orang (Kuntowijoyo, 2006: 62).

C. Islamisasi Ilmu

Gagasan Islamisasi ilmu sebenarnya bukanlah konsep baru tetapi

konsep lama yang kembali diaktualkan, mungkin hanya beda istilah saja.

Namun, ketika umat Islam berada pada posisi kemunduran dan ingin

bangun dari kemunduran gagasan Islamisasi ilmu dianggap baru, tepat dan

membumi. Karena itu, tidaklah mengherankan gagasan Islamisasi

disambut positif oleh kalangan dunia Islam dan para ilmuannya. Ada

sejumlah tokoh yang telah berbicara tentang Islamisasi ilmu, yaitu:

1. Al-Farabi, lahir di Turki di daerah Farab, dalam Filsafat Islam disebut

guru kedua, maksudnya Aristoteles disebut guru pertama, al-Farabi

guru kedua. Ia terkenal penganut filsafat emanasi yang diadopsi dari

filsafat emanasi Aristoteles. Karya-karyanya yang terkenal di

antaranya yaitu Ihsha‟ Al-Ulum (klasifikasi ilmu). Seperti yang

dijelaskan oleh Osman Bakar, klasifikasi ilmu menurut Al-Farabi yaitu

ilmu religious; tafsir, hadis, ushul fikih. Psikologi, ilmu kebahasaan

dan logika, ilmu-ilmu filosofis; matematika, ilmu alam, metafisika,

ilmu politik, yurispurdensi dan teologi.3 Klasifikasi ilmu ini pada

dasarnya merupakan kerangka berpikir untuk Islamisasi ilmu. Karena

pada waktu itu terdapat kebuntuan di kalangan ilmuan Islam mengenai

dikotomi antara ilmu dan agama (Islam). Sebagai solusinya maka Al-

Farabi menciptakan klasifikasi ilmu.

Page 77: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

77

2. Al-Ghazali, (1058-1111 M) gelar hujjatul Islam, filosof, fuqaha, teolog

dan sufi, lahir di Thus, sekarang masuk wilayah Khurasan. Karya-

karyanya yang terkenal di antaranya Ihya Ulumuddin, al-Munkiz min

ad-dalal (penyelamat dari kesesatan), dan Tahafut al-Falasifah

(kerancuan filsafat). Para pencari ilmu menurutnya dibagi empat. 1)

Para teolog. 2) Filosof. 3) Taklimiyah dan 4) Sufi. Sedangkan

klasifkasi ilmu menurutnya dibagi dua. Pertama, ilmu syar‟iyah

(naqliyah) dan kedua ghairi syar‟iyah (aqliyah). Pembagian ini sering

juga disebut ilmu teoritis dan praktis.

3. Syed Muhammad An-Naquib Al-Attas. Lahir di Bogor pada tahun

1931, ibunya berasal dari Sunda dan ayahnya dari Johor, Malaysia. Ia

dikenal seorang militer, pendidik, intelektual muslim, ahli dalam

bidang filsafat dan tasawuf. Mengutip Arqom Kuswanjono Al-Attas

adalah tokoh Islamisasi ilmu dan ia yang pertama kali

memperkenalkan pentingnya Islamisasi ilmu pada World Confrence on

Islamic Education (Konfrensi Internasional tentang pendidikan Islam),

di Mekkah tahun 1977 dan di Islamabad, Pakistan tahun 1980 dan

kemudian gagasan ini dikembangkan dan dipopulerkan oleh Ismai

Rajiq Al-Faruqi.6 Gagasan inilah yang melambungkan nama Al-Attas

dipanggung pemikiran pendidikan Islam internasional, seorang

keturunan Indonesia yang mendunia.

4. Ismail Rajiq al-Faruqi. Lahir di daerah Jaffa, Palestina tahun 1921.

Pemikiran Islamisasi ilmu yang dikembangkan oleh Al-Faruqi diilhami

Page 78: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

78

oleh pemikiran Naquib Al-Attas, salah satu karya terbesarnya ialah

Islamization of Knowledge; General Principles and Workplan. Buku

ini merupakan salah satu rujukan tentang pentingnya Islamisasi ilmu

pengetahuan di dunia Islam terutama pada era tahun 1980-an. Karena

itu, tidaklah heran dalam pandangan M. Dawam Rahardjo tokoh utama

Islamisasi ilmu adalah Ismail Rajiq Al-Faruqi, orang Malaysia

menyebut ide itu “dicuri “oleh Ismail Rajiq Al-Faruqi lalu

dipopulerkannya (Daulai, 2013: 71-74).

Secara historis, ide atau gagasan Islamisasi Ilmu pengetahuan

muncul pada saat diselenggarakan Konferensi Dunia Pertama tentang

Pendidikan Islam di Mekah pada tahun 1977. Konferensi yang diprakarsai

oleh King Abdul Aziz University ini berhasil membahas 150 makalah

yang ditulis oleh sarjana-sarjana dari 40 negara, dan merumuskan

rekomendasi untuk pembenahan serta penyempurnaan sistem pendidikan

Islam yang diselenggarakan oleh umat Islam seluruh dunia. Salah satu

gagasan yang direkomendasikan adalah menyangkut Islamisasi Ilmu

pengetahuan. Gagasan ini antara lain dilontarkan oleh Syed Muhammad

Naquib al-Attas dalam makalahnya yang berjudul “Preliminary Thoughts

on the Nature of Knowledge and the Definition and the Aims of Education

dan Ismail R. al-Faruqi dalam makalahnya “Islamicizing Social Science.”

(Thoib, 2013: 67)

Islamisasi ilmu pengetahuan menurut al-Attas, yaitu Pembebasan

manusia dari tradisi magis, mitologis, animistis, kultur-nasional (yang

Page 79: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

79

bertentangan dengan Islam) dan dari belenggu paham sekuler terhadap

pemikiran. Untuk melakukan Islamisasi ilmu pengetahuan tersebut,

menurut al-Attas, perlu melibatkan dua proses yang saling berhubungan.

Pertama ialah melakukan proses pemisahan elemen-elemen dan konsep-

konsep kunci yang membentuk kebudayaandan peradaban Barat, dan

kedua, memasukan elemen-elemen Islam dan konsepkonsepkunci ke

dalam setiap cabang ilmu pengetahuan masa kini yang relevan (Daud,

1998: 336).

Menurut Al-Faruqi Islamisasi ilmu pengetahuan berarti melakukan

aktifitas keilmuan seperti eliminasi, perubahan, penafsiran kembali dan

penyesuaian terhadap komponen-komponennya sebagai world view Islam

(pandangan dunia Islam) dan menetapkan nilai-nilainya. Dengan

demikian, islamisasi ilmu pengetahuan dapat diartikan dengan

mengislamkan ilmu pengetahuan modern dengan cara menyusun dan

membangun ulang sains sastra, dan sains-sains ilmu pasti dengan

memberikan dasar dan tujuan-tujuan yang konsisten dengan Islam.

Menuangkan kembali ilmu pengetahuan sebagaimana dikehendaki Islam,

yaitu memberi definisi baru, mengatur data, mengevaluasi kembali

kesimpulan dan memproyeksikan kembali tujuan-tujuannya (Zuhdiyah,

2016: 9).

Islamisasi ilmu pengetahuan ini memiliki banyak arti penting bagi

kaum muslimin. Pertama, kepentingan akidah. Islam adalah agama tauhid

yang menekankan kepada keesaan allah. Islam semata-mata karena allah,

Page 80: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

80

iradah, kalimah, perintah dan larangan-nya, dan sunah dan aturan-nya di

alam dunia dan kehidupan ini. tidak ada perubahan dan pertentangan di

dalam sunah-nya. hal ini tentunya menuntut adanya pengetahuan terhadap

sunah-nya itu berikut dengan segala rahasia, susunan dan rinciannya.

Pengetahuan terhadap sunah-nya yang terdapat di alam semesta dan

kehidupan ini bertujuan untuk menunjang manusia dalam mencapai

kemajuan, kesenangan dan kebahagiaan di bawah sinar keimanan. Iman

menjadi pendorong utama bagi manusia dalam melakukan pengamatan

dan penyelidikan terhadap berbagai fenomena alam, baik itu yang tertulis

di dalam kitab suci, alam semesta, ataupun dalam diri manusia.

Kedua adalah kepentingan kemanusiaan. kepentingan kemanusiaan

dari agenda Islamisasi ilmu berkaitan erat dengan kepentingan akidah.

apabila akidah itu bertujuan untuk membina manusia yang beriman,

berpikir, seimbang dan bahagia, maka aktivitas keilmuwan yang

dikendalikan oleh pandangan iman itu akan mampu membantu

mewujudkan tujuan tersebut. hal ini tidak dapat dimengerti dengan jelas

kecuali dengan cara mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa dan

malapetaka besar yang melanda umat manusia akibat penggunaan hasil

temuan ilmu pengetahuan yang tidak dikendalikan oleh moral agama

seperti kasus bom nagasaki dan Hiroshima dan korban perang dunia

pertama dan kedua. Penyingkiran moral agama dalam kehidupan manusia

kontemporer saat ini menimbulkan banyak persoalan seperti kekecewaan,

kebimbangan, penderitaan batin dan berbagai persoalan sosial lainya,

Page 81: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

81

walaupun mereka berhasil dari segi prestasi intelektual dan kemajuan fisik.

Dapat ditegaskan bahwa “aktivitas keilmuwan yang berlawanan dengan

tuntunan iman, akan mengarah pada mengikuti godaan kekuatan dan

kekuasaan, mengikuti seruan untuk lebih mendahulukan ras, negara, dan

sekte.”

Ketiga adalah kepentingan keilmuwan dan peradaban. Meniru

peradaban lain, terutama Barat, dan mengimpornya tidak akan

membangun suatu peradaban dan merehabilitasinya dari kehancuran dan

kerusakan. suatu peradaban itu dibangun oleh ilmu pengetahuan yang

memiliki kaitan yang sangat erat dengan pandangan dunia, kepercayaan

dan nilai-nilai yang dimiliki oleh peradaban tersebut. Walaupun sekarang

ini diakui bahwa peradaban Barat memiliki prestasi yang cukup berarti

dalam bidang pembangunan fisik, sains dan teknologi, namun peradaban

ini sedang mengalami krisis yang akut dalam bidang pemikiran (dan

falsafah), spiritual dan moral. Mengikuti langkah Barat, berarti kaum

muslimin akan menuju krisis yang serupa. sebagaimana dikatakan oleh

S.H. Nasr, “peradaban modern yang berkembang di Barat sejak zaman

renaissance adalah sebuah eksperimen yang telah mengalami kegagalan

sedemikian parahnya sehingga ummat manusia menjadi ragu apakah

mereka dapat menemukan cara-cara lain di masa yang akan dating”

(Fauzi, 2017: 10-11).

Page 82: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

82

D. Ilmuisasi Islam

Gencarnya wacana islamisasi ilmu pengetahuan ternyata tidak

semudah yang dibayangkan. Faktanya, terjadi pro dan kontra dalam kubu

internal ilmuwan muslim. Diantara tokoh yang mendukung terhadap

proyek islamisasi ini antara lain adalah Seyyed Hossein Nasr (1933),

Ziauddin Sardar (1951) dan beberapa tokoh lain yang menolak adanya

westernisasi ilmu (Hossein Nasr, 1998). Sedangkan pihak yang menentang

terhadap gagasan islamisasi ini yaitu beberapa pemikir muslim

kontemporer seperti Fazlur Rahman, Muhsin Mahdi, Abdus Salam, Abdul

Karim Soroush dan Bassam Tibi. Mereka bukan hanya menolak akan

tetapi juga mengkritik gagasan islamisasi ilmu pengetahuan. (Armas,

2007: 18).

Kritik yang dilontarkan pihak kontra cenderung mengarah pada

aspek metodologi dalam merealisasikan islamisasi itu sendiri, karena

langkah-langkah yang digagas oleh beberapa ilmuwan dinilai kurang

“ampuh” untuk mewujudkan islamisasi ilmu pengetahuan, bahkan

sebagian menganggap itu semua sebagai langkah yang sia-sia. Sementara

pihak pro menilai adanya perbedaan mencolok antara epistemologi Islam

dan barat dalam memproduksi ilmu pengetahuan, sehingga islamisasi

harus dilakukan untuk menangkal dampak dari pemikiran barat tersebut.

Mereka yang menolak Islamisasi ilmu berargumen bahwa ilmu

pengetahuan bersifat obyektif, dan karenanya selalu netral, seperti dalam

konsep netralitas etik. Gugatan dari kelompok yang menolak Islamisasi

Page 83: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

83

Ilmu itu menyodorkan persoalan seperti bagaimana memberi label

matematika yang Islam. Adakah perbedaan arkeologi Islam dan arkeologi

non-Islam? (Suprayogo, 2005: 214). Pertanyaan-pertanyaan problematik

seperti ini tampaknya menjadi landasan kritik terhadap gagasan

“Islamisasi Pengetahuan”. Menyikapi hal ini, Fazlur Rahman berpendapat

bahwa pengetahuan tidak bisa diislamkan karena tidak ada yang salah di

dalam ilmu pengetahuan, masalahnya hanya dalam menyalahgunakan.

Bagi Fazlur Rahman, ilmu pengetahuan memiliki dua kualitas, seperti

“Pisau bermata dua” yang harus digunakan dengan penuh kehati-hatian

dan bertanggungjawab, sekaligus sangat penting menggunakannya secara

benar ketika memperolehnya (Thoib, 2013: 81-82).

Tapi beberapa kritikan yang dilontarkan oleh para cendekiawan di

atas pun tidak kurang reaksioner serta emosional dengan para pendulu

proyek Islamisasi, namun sayangnya para pengkritik ini gagal meletakkan

landasan serta gagasan yang tandas sebagai jalan lain untuk mengeluarkan

dari dilema Islamisasi Ilmu, dan pada sisi lain hegemoni peradaban Barat.

Adalah Kuntowijoyo yang merampungkan payung epistemologis untuk

keluar dari ekslusivisme baju Islamisasi Ilmu. Di pengantar bukunya,

secara tegas Kuntowijoyo mengatakan, “gerakan intelektual Islam harus

melangkah ke arah Pengilmuan Islam. Kita harus meninggalkan Islamisasi

Pengetahuan” (Kuntowijoyo, 2006: 1). Permasalahan dari Islamisasi

Pengetahuan bagi Kuntowijoyo adalah bagaimana kedudukan pengetahuan

dalam Islam, bukankah pengetahuan adalah kebudayaan dan kebudayaan

Page 84: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

84

adalah muamalah. Karena mua‟malah maka rumusannya adalah

“Semuanya boleh kecuali yang dilarang”. Jika pengetahuan sudah sangat

egoistik (secara berlebihan) mengklaim kebenaran maka statusnya tidak

lagi sebagai muamalah. Kuntowijoyo menyanggah gagasan Islamisasi

Ilmu pengetahuan lantaran mengingkari objektivasi ilmu. Menurutnya,

ilmu pengetahuan yang benar-benar objektif tidak perlu diislamkan sebab

Islam mengakui objektivitas. Suatu teknologi, akan tetap sama saja di

tangan orang Islam ataupun non-Islam. Asumsi inilah yang mendasari

Kuntowijoyo untuk lebih memilih konsep Pengilmuan Islam daripada

Islamisasi Ilmu (Thoib, 2013: 84).

Islam mengakui objektivitas, maka ilmu yang benar-benar objektif

tidak perlu diislamkan, suatu teknologi akan sama ditangan orang Islam

atau orang kafir. Metode dimanapun sama, apakah itu metode survey,

metode partisipan, atau metode grounded dapat dipakai dengan aman

tanpa resiko bertentangan dengan keimanan. Maka tidak perlu ada

kekhawatiran pada ilmu-ilmu yang benar-benar objektif dan sejati. Untuk

ilmu yang benar-benar objektif kiranya sangat bergantung pada niat

individu, maka niat individu itu yang memerlukan Islamisasi bukan

ilmunya.

Contoh konkret dari proses objektivikasi keilmuan Islam adalah

Ekonomi Syariah yang prakteknya dan teori-teorinya berasal dari wahyu

Tuhan. Islam menyediakan etika dalam perilaku ekonomi antara lain; bagi

hasil (al-Mudharabah) dan kerja sama (al-Musyarakah). Di sini Islam

Page 85: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

85

mengalami objektivitas dimana etika agama menjadi ilmu yang

bermanfaat bagi seluruh manusia, baik muslim maupun non muslim,

bahkan arti agama sekalipun. Kedepan, pola kerja keilmuan yang

integralistik dengan basis moralitas keagamaan yang humanistik dituntut

dapat memasuki wilayah-wilayah yang lebih luas seperti: psikologi,

sosiologi, antropologi, kesehatan, teknologi, ekonomi, politik, hubungan

internasional, hukum dan peradilan dan seterusnya (Shihab, 1992: 105).

Secara harfiah, frasa “Pengilmuan Islam” berarti menjadikan Islam

sebagai ilmu. Dengan “Pengilmuan Islam”, yang ingin ditujunya adalah

aspek universalitas klaim Islam sebagai rahmat bagi alam semesta bukan

hanya bagi pribadi-pribadi atau masyarakat Muslim, tapi semua orang;

bahkan setiap makhluk di alam semesta ini. “Rahmat bagi alam semesta”

adalah tujuan akhir pengilmuan Islam. Rahmat itu dijanjikan bukan hanya

untuk Muslim tapi untuk semuanya. Tugas Muslim adalah

mewujudkannya; pengilmuan Islam.

Pengilmuan Islam dicoba dipahami dengan membandingkannya

dengan Islam sebagai mitos dan ideologi. Untuk lebih jauh memahami ini

dalam konteks yang lebih luas, kita bisa melihat alternatif lain bagi

gerakan Pengilmuan Islam. Dalam konteks yang berbeda, Kuntowijoyo

membandingkan pengilmuan Islam dengan kodifikasi Islam dan Islamisasi

Ilmu (Kuntowijoyo, 2006: 6-11). Pengilmuan Islam (yang dalam konteks

ini disebutnya sebagai demistifikasi Islam) adalah gerakan dari teks

(wahyu) ke konteks (realitas social);, Islamisasi adalah sebaliknya, dari

Page 86: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

86

konteks ke teks; sementara kodifikasi berkutat di sekitar eksplorasi teks,

nyaris tanpa memperhatikan konteks. Ketiga gerakan ini adalah ragam

perwujudan dari keinginan untuk kembali kepada teks (al-Qur‟an dan

Sunnah). Islamisasi Ilmu, menurutnya, lebih bersikap reaktif, yaitu reaksi

terhadap bangunan keilmuan yang sudah wujud, yang dipandang tak

sesuai dengan nilai-nilai Islam, dan ingin dikembalikan kepada Islam yang

lebih dipahami sebagai teks (Kuntowijoyo, 2006: 8).

Konsep pengilmuan Islam pada dasarnya adalah bagaimana

membangun ilmu yang (sudah) ada dalam teks ajaran Islam. Jika

Islamisasi itu arusnya dari konteks ke teks, maka pengilmuan Islam ini

sebaliknya, dari teks ke konteks. Al-Qur‟an dan Sunnah yang bersifat

universal dan kaffah ini mengisyaratkan adanya bangunan teori-teori yang

dibutuhkan umat manusia. Bangunan teori atau grand theory ini nantinya

bisa dikembangkan menjadi sebuah ilmu yang relevan dengan realitas

yang ada. Di sinilah kemudian dibutuhkan apa yang oleh Kuntowijoyo

disebut perumusan teori dengan paradigma Al-Qur‟an (Mustaqim, 2015:

266-267).

Di atas semua itu, untuk menemukan momentum yang relevan

akan konsep pengilmuan Islam ini adalah memahami apa yang oleh

Kuntowijoyo disebut periodisasi. Periode yang dimaksud di sini adalah

periodisasi sistem pengetahuan masyarakat Muslim. Periodisasi penting

untuk memahami apa yang akan dikerjakan pada suatu periode tertentu.

Keputusan baik yang diambil di suatu periode belum tentu akan

Page 87: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

87

bermanfaat di periode yang lain. Dalam periodisasi ini, umat Islam

bergerak dari periode pemahaman Islam sebagai mitos, lalu sebagai

ideologi, dan terakhir sebagai ilmu (Kuntowijoyo, 2006: 77).

Kuntowijoyo memaknai periode mitos sebagai cara berpikir

pralogis (mistik), pergerakan politik yang berlokasi di desa, bersifat lokal,

latar belakang ekonomi agraris, masyarakat petani, dan kepemimpinan

karismatik. Periodisasi yang sesungguhnya dibangun pada sejarah

masyarakat Nusantara ini, pada periode awal ditandai dengan berbagai

mitos akan kepemimpinan karismatik. Kuntowijoyo menyebut sampai

pada abad ke-20, masyarakat Indonesia masih masuk pada periode ini.

Pemberontakan Jawa pada tahun 1888 di Banten adalah akhir dari periode

ini.

Periode berikutnya adalah ideologi. Islam sebagai ideologi sudah

bersifat lebih rasional, tetapi masih terlalu apriori. Di sini Islam

ditampilkan sebagai ideologi tandingan bagi ideologi-ideologi dunia

seperti kapitalisme dan komunisme. Dalam bidang politik, ciri utama

gerakan ini adalah berdirinya organisasi-organisasi politik, dan ditandai

dengan gagasan pembentukan negara Islam. Kelahiran Sarekat Islam (SI)

pada tahun 1911 adalah penanda periode ideologi ini. Periode ini

menandai cara berpikir masyarakat yang sudah rasional, meskipun masih

apriori tentang nilai-niliai abstrak, lokasi di kota, perkumpulan bersifat

nasional, ekonomi komersial dan industri kecil, masyarakat pedagang dan

kepemimpinan intelektual.

Page 88: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

88

Jika pada periode pertama gerakan masih bersifat

“pemberontakan”, maka pada periode ini berbentuk pengerahan massa

untuk tujuan damai. Misalnya dengan rapat, aksi solidaritas, pemogokan,

resolusi, penerbitan, gerakan ekonomi, dan gerakan kebudayaan. Menurut

Kuntowijoyo, periode ini berakhir sampai pada era 1985 ketika diadakan

perubahan dalam orsospol (organisasi sosial politik) di Indonesia oleh

Orde Baru.

Dan, periode yang terakhir adalah periode ilmu. Dalam periode

ilmu, yang diperlukan adalah objektivikasi Islam. Objektivikasi bermula

dari internalisasi nilai, tidak dari subjektivikasi kondisi objektif. Di sini

objektivikasi menerjemahkan nilai-nilai internal ke dalam kategori-

kategori objektif. Jadi, objektivikasi merupakan perilaku yang wajar dan

alamiah. Suatu perbuatan dikatakan objektif bila perbuatan tersebut

dirasakan oleh orang lain (non-Muslim) sebagai sesuatu yang natular

(sewajarnya), tidak sebagai perilaku keagamaan. Di sinilah objektivikasi

ini akan menghindarkan diri dari dua hal, sekuralisasi dan dominasi

(Mustaqim, 2015: 267-268).

E. Perbedaan Integrasi-interkoneksi Ilmu, Islamisasi Ilmu, Dan

Ilmuisasi Islam

Sebelum penulis membahas lebih dalam tentang perbedaan antara

Integrasi-Interkonkesi ilmu, Islamisasi ilmu, dan Ilmuisasi Islam, alangkah

baiknya jika penulis memaparkan pengertian secara singkat antara ketiga

Page 89: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

89

istilah diatas. Sehingga tidak akan menimbulkan kerancauan dalam

pemahaman tentang perbedaan antara ketiganya.

Integrasi-interkoneksi merupakan dua kata yang berbeda, tapi

mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu menggabungkan dan

mengkaitkan dua persoalan yang dianggap terpisah (al-Barry, 1994: 264).

Dalam hal ini, mengkaji atau mempelajari tentang satu bidang tertentu

dengan tetap melihat bidang keilmuan lainnya itulah integrasi; sedangkan

melihat kesaling-terkaitan dengan berbagai disiplin keilmuan adalah yang

dimaksud dengan interkoneksi. Kata integrasi-interkoneksi akhir-akhir ini

menjadi trend baru bagi civitas akademika dalam mengembangkan disiplin

keilmuan baik di tingkat pendidikan dasar maupun ditingkat perguruan

tinggi. Kata integrasi di dalam kamus ilmiah populer mempunyai makna

“penyatuan”, “penggabungan”, dan “penyatuan menjadi satu kesatuan

yang utuh” (Abdullah, 2006: viii) Jadi, pada hakikatnya paradigma

integrasi-interkoneksi ingin menunjukkan bahwa antar berbagai bidang

keilmuan tersebut sebenarnya saling memiliki keterkaitan, karena memang

yang dibidik oleh seluruh disiplin keilmuan itu adalah realitas alam

semesta yang sama. Hanya saja, dimensi dan fokus yang dilihat oleh

masing-masing disiplin keilmuan berbeda.

Islamisasi ilmu pengetahuan menurut al-Attas, yaitu Pembebasan

manusia dari tradisi magis, mitologis, animistis, kultur-nasional (yang

bertentangan dengan Islam) dan dari belenggu paham sekuler terhadap

pemikiran (Daud, 1998: 336). Sedangkan Menurut Al-Faruqi Islamisasi

Page 90: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

90

ilmu pengetahuan berarti melakukan aktifitas keilmuan seperti eliminasi,

perubahan, penafsiran kembali dan penyesuaian terhadap komponen-

komponennya sebagai world view Islam (pandangan dunia Islam) dan

menetapkan nilai-nilainya (Zuhdiyah, 2016: 9). Islamisasi Ilmu berusaha

supaya umat Islam tidak begitu saja meniru metode-metode dari luar

dengan mengembalikan pengetahuan pada pusatnya, yaitu tauhid

(Kuntowijoyo, 2006: 7).

Secara harfiah, frasa “Pengilmuan Islam” berarti menjadikan Islam

sebagai ilmu. Dengan “Pengilmuan Islam”, yang ingin ditujunya adalah

aspek universalitas klaim Islam sebagai rahmat bagi alam semesta bukan

hanya bagi pribadi-pribadi atau masyarakat Muslim, tapi semua orang;

bahkan setiap makhluk di alam semesta ini. “Rahmat bagi alam semesta”

adalah tujuan akhir pengilmuan Islam. Rahmat itu dijanjikan bukan hanya

untuk Muslim tapi untuk semuanya. Tugas Muslim adalah

mewujudkannya; pengilmuan Islam.

Dari pengertian integrasi-interkoneksi ilmu, Islamisasi ilmu, dan

ilmuisasi Islam di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan perbedaan

dari ketiganya sebagai berikut: Integrasi-iterkoneksi ilmu mengambil ilmu

pengetahuan umum (sains) dan ilmu agama sebagai objeknya. Integrase

mengakaji ilmu pengetahuan umum (sains) tetapi dengan tetap melihat

ilmu agama, begitupun sebaliknya. Interkoneksi mengkaji saling

keterkaitan anatara ilmu pengetahuan umum (sains) dengan ilmu agama,

sehinga intgrasi-interkoneksi berusaha mengkaji kedua bidang ilmu

Page 91: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

91

tersebut dengan mencari kesinambungan dan keterkaitan antara kedua

bidang ilmu tersebut, sehingga keduanya saling menyapa dan berjalan

saling beriringan.

Islamisasi ilmu berusaha mengembalikan ilmu (konteks) ke teks

(al-Qur‟an dan al-Hadis), dengan kata lain konteks ke teks. Artinya

islamisasi ilmu berusaha mengembalikan ilmu pengetahuan kepada

pusatnya yaitu tauhid, serta membebaskan manusia dari belenggu paham

sekular. Paham sekular yang berarti menganggap manusia sebagai pusat

ilmu dan kebenaran dengan mengganntikan kedudukan wahyu Tuhan

sebagai petunjuk kehidupan manusia. Namun timbulah pertanyaan, apakah

ilmunya Al-Kwarizm yaitu algoritma, ilmunya Al-bantani yaitu

trigonometri, dan ilmunya Ibnu Sina yaitu kedokteran, bisa di Islamkan?

Tentu jawaanya tidak. Maka dari itu, Islamisasi ilmu mengalami stagnasi.

Ilmuisasi Islam merupakan kebalikan dari Islamisasi ilmu,

Islamisasi ilmu bergerak dari konteks ke teks, sedangkan Ilmuisasi Islam

berangkat dari teks ke konteks yang berarti menjadikan Islam sebagai

ilmu. Dengan tujuan aspek universalitas, Islam sebagai rahmat bagi

seluruh alam semesta, bukan hanya bagi pribadi-pribadi ataupun bagi umat

muslim saja. Tapi bagi seluruh umat manusia bahkan setiap mahluk hidup

di alam semesta ini.

Page 92: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

92

F. Kritik Konsep Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo

Sebagai perbandingan antara konsep ilmuisasi Islam Kuntowijoyo

dengan konsep integrasi-interkoneksi ilmu Amin Abdullah dapat

dipaparkan sebagai berikut.

Sejak tahun 2002 upaya pembahasan tentang paradigma integrasi-

intekoneksi di IAIN Sunan Kalijaga mulai serius dilakukan, pada tahun

tersebut dilaksanakan Seminar Nasional dalam rangka mensyukuri

kelahiran IAIN Sunan Kalijaga ke 51, tentang epistemologi keilmuan yang

tepat untuk UIN. Hasil seminar tersebutu kemudian diterbitksn SUKA

Press dengan judul “Menyatukan Ilmu-ilmu Agama dan Umum: Upaya

Mempertemukan Epistemologi Islam dan Umum”. Berbagai ahli dan

pakar pun diundang, mulai dari para tokoh level nasional hingga yang

memiliki level internasional. Dilanjutkan dengan perumusan Kerangka

Dasar Kurikulum UIN Sunan Kalijaga oleh Tim Perumuus pada tanggal 3-

5 Juli 2004.

Pada tanggal 24 Juli 2004 diselenggarakan Dialog Interaktif

bersama para pakar, yaitu Prof. John Haugh dari Amerika, Prof. Mehdi

Golshani dari Iran, dan juga Prof. H.M. Amin Abdullah sendiri, yang pada

akhirnya disepakatilah sebuah paradigma keilmuan baru yang dikenal

sebagai Paradigma Integrasi-Interkoneksi. Dengan dipelopori oleh M.

Amin Abdullah sellaku rektor UIN Sunan Kalijaga sekaligus pengagas

paradigma ini, struktur keilmuan IAIN Sunan Kalijaga yang hampir lima

puluh tahun berjalan mulai ditata ulang (Abdullah, 2007: vi).

Page 93: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

93

UIN Sunan Kalijaga sendiri telah melakukan berbagai upaya

sosialisasi, promosi dan implmentasi paradigma integrasi-interkoneksi.

Sebagaii contoh kecil dalam bidang kurikulum dilakukan upaya-upaya

sebagai berikut:

1. Penyusunan desain keilmuan integratif dan kerangka dasar kurikulum.

a. Diskusi yang dilaksanakan pada 28 Juni 2004, dengan

menghadirkan pemakalah kunci Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah

dengan tema makalah “Redesain Pengembangan Akademik IAIN

Menuju UIN Sunan Kajaga: dari pola pendekatan Dikotomis-

Atomistik ke arah Integratif-Interdisipliner”.

b. Perumusan kerangka dasar kurikulum UIN Sunan Kalijaga yang

dilaksanakan pada 3-5 juli 2004.

c. Lokakarya penyusunan desain keilmuan Integratif UIN Sunan

Kalijaga pada 18 Agustus 2004.

2. Penyusunan lima pedoman praktis pengembangan keilmuan dan

kurikulum pada 23 September 2004 (Abdullah, 2007: x-xi).

Paradigma integrasi-interkoneksi yang digagas oleh Amin

Abdullah memberikan pengaruh besar terhadap transformasi IAIN Sunan

Kalijaga menjadi UIN Sunan Kalijaga, bukan hanya berpengaruh terhadap

transformasi IAIN menjadi UIN, tetapi juga terhadap kurikulum yang

sudah hampir lima puluh tahun berjalan serta diterapkan di IAIN Sunan

Kalijaga juga mulai di desain ulang guna untuk mengimplementasikan

paradigma integrasi-interkoneksi.

Page 94: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

94

Berbeda dengan Paradigma Integrasi-Interkoneksi Amin Abdullah

yang mempunyai hasil konkret transformasi IAIN Sunan Kalijaga menjadi

UIN beserta kurikulumnya juga turut ikut di desain ulang, Ilmuisasi Islam

atau pengilmuan Islam Kuntowijoyo masih dalam bentuk sebuah konsep,

belum ada hasil yang menunjukan secara konkret dari pemikiran

pengilmuan Islam Kuntowijoyo, sehingga masih membutuhkan kajian

yang lebih mendalam untuk gagasan pengilmuan Islam ini. Memang sudah

banyak penelitian yang membahas tentang implikasi pengilmuan Islam

Kuntowijoyo bagi pengembangan pendidikan Islam maupun bagi

kurikulum pemdidikan Islam, tetapi dari hasil penelitian tersebut belum

satupun yang menunjukan hasil konkretnya, yang bearti masih dalam

tahap sebuah konsep.

Page 95: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

95

BAB IV

ILMU SOSIAL PROFETIK KUNTOWIJOYO

DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

A. Ilmui Sosial Profetik Kuntowijoyo

1. Menuju Ilmu Sosial Profetik

Dominasi pemikiran mengenai sistem di Amerika sangat terasa

antara PD I dan PD II, setelah dalam PD I negeri itu keluar sebagai

pemenang, Amerika menjadi sangat optimis akan sistemnya, maka

timbulah fungsionalisme dalam sosiologi. Optimisme akan “sistem

amerika” itu bertambah setelah Amerika juga menjadi pemenang PD

II. Fungsionalisme dianggap sebagai satu-satunya ilmu sosial yang

akademis, objektif, dan empiris.

Di Indonesia sendiri fungsionalisme sangat populer pada paska

1965, terutama setelah orde baru dikukuhkan, nama Talcot Persons

begitu dikenal dikalangan akademis Indonesia dan sadar atau tidak

kita banyak mempraktikan teori fungsionalisme dalam politik.

Fungsionalisme sangat menekankan sistem, ekuilibrium, adaptasi,

maintenance, dan latency, sehingga ia tampak konservatif.

Kecenderungan sistem itua dalah ideologi kaum borjuis.

Fungsionalisme sangat berjasa dalam mengantarkan Amerika menuju

Welfare State. Namun, tidak urung muncul juga kritik terhadap

Page 96: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

96

Fungsionaismme. Kritik itu diantaranya datang dari gerakan

intelektual The New Left pada akhir 1960-an yang merupakan kritik

terhadap konservatisme kaum fungsionalis, karena tidak menekankan

perubahan dan transformasi. The New Left itu banyak dipengaruhi

oleh Critical Theory dari mazhab Frankurt, suatu varian dari

marxisme Eropa. Sosiologi akademis juga bersifat elitis, terjerat pada

prefesionalisme organisasi, terikat pada lembaga-lembaga yang

mapan, dan hanya menjalankan tugas yang sudah rutin. Sebagai jalan

keluar, Alvin W. Gouldner mengemukakan perlunya Reflexive

Sociology (Kuntowijoyo, 1998: 66).

Michael Root dalam Philosophy of Sosial Science (1993)

membedakan dua jenis ilmu sosial, yaiatu liberal dan perfeksionis.

Disebut liberal karena tidak berusaha mempromosikan satu cita-cita

sosial, nilai kebijakan tertentu. Asal usul dari gagasan liberal dalam

ilmu sosial adalah liberlisme dalam politik. Sebbagai doktrin politik

liberalisme dapat berjalan dengan baik. Tetapi liberalisme tidak

pernah berlaku sebagai diharapka dalam ilmu-ilmu sosial. Mungkin

dapat tingkat individual, penelitinya, ada usaha kearah netralisme,

tetapi itu tidak pernah terjadi pada tingkat institusional. Ilmmu sosial

perfeksionisme, sebaliknya, berusaha menjadi wahana dari cita-cita

mengenai kebijakan, jadi ilmu yang partisan. Kalau ilmu liberal

berusaha netral terhadap objek penelitinya dengan menjadikanya

sebagai objek penelitianya dengan menjadikanya sebagai objek

Page 97: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

97

semata-mata, maka ilmu sosial perfeksionisme justru menghargai

pandangan-pandangan objek penelitian, tidak value-neutral.

Contoh dari Perfeksionisme dalam ilmu sosial adalah

Marxisme dan Feminisme. Marxisme mencita-citakan masyarakat

yang tanpa kelas, dan Feminisme masyarakat tanpa eksploitasi

seksual. Keduanya mempunyai kesamaan, yaitu anti eksploitasi dan

anti dominasi. Marxisme anti borjuasi, Feminisme anti laki-laki.

Marxisme berjuang untuk kaum buruh, Feminisme berjuang untuk

kaum perempuan. Contoh ini dapat ditambah Freudinamisme yang

mencita-citakan dunia tanpa tekanan jiwa, termasuk tekanan yang

berupa agama, yang disbeutnya sebaga ilusu. Ini hampir sama dengan

Mraxisme yang menyebut kesadaran agama sebagai False

consciousness. Marxisme, Freudanisme, dan Feminisme sekarang

mempunyai tempat yang terhormat dalam ilmu sosial, meskipun

ketiganya termasuk perfeksionis (Kuntowijoyo, 1998: 66-67).

Kritik terhadap ilmu sosial akademis (value-free, empiris,-

analistis, liberal) semuanya merujuk pada ilmu yang mmerhatikan

nilai (perfeksionis, berpihak). Diusulkanya ilmu-ilmu yang

communitarian ialah supaya demokrasi benar-benar terwujud. Maka

suatu ilmu yang mengandung niai-nilai Islam dan berpihak kepada

umat adalah sah sebagai ilmu.

Prospek Ilmuisasi Islam di masa datang rupanya didukung oleh

maraknya peradaban posmodernisme. Seperti diketahui, dunia modern

Page 98: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

98

dimualai dengan Renaissance, suatu peradaban baru yang mencoba

keluar dari abad pertengahan. Ciri-ciri modernitas ialah

antroposentrsime, semangat yang menghargai nilai-nilai yang

dibangun oleh manusia-manusia itu sendiri, sebagai lawan dari

teosentrime abad pertenghan, waktu orang mengunggulkan wahyu

sebagai satu-satunya kebenaran. Maka modernitas juga differentation

(pemisahan). Pemisahan yang jelas ialah antara agama dengan

ekonomi, agama dengan politik, dan agama dengan ilmu.

Posmodernisme menolak pemisahan semacam itu, karena salah satu

ciri post-modernisme ialah dedifferentation (Lach, 1990: 11-15; dia

tidak menyebut secara khusus pemisahan/penggabungan agam dan

dunia). Kalau karakterisasi posmodernisme ini benar, maka suatu ilmu

yang tidak memisahkan antara agama dan ilmu tentu akan mendapat

temapat terhormat dimasa mendatang.

Desekularisasi akan memperoleh momentum untuk kembali

keperadaban. Ilmu Sosial Profetik juga mempunyai peluang sebagai

peradaan baru. Marxisme menawarkan paradigma baru dengan

kaidahnya mengenai structure (basis material) dan superstructure

(kesadaran), dengan menyatakan bahwa struktur menentukan

superstruktur. Kedudukan ekonomi itu menetukan kesadaran.

Feminisme yang banyak dipengaruhi oleh Marxisme mengatakan

bahwa seks itu menentukan kesadaran. Ilmu sosial Profetik

membalikan rumusan itu dengan meletakan kesadaran (supertucture)

Page 99: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

99

lepas dari basis sosial (structure), Marxisme dijungkakan. Ini akan

begitu banyak pengaruhnya pada ilmu sosial dan humaniora. Dengan

cara ini Ilmuisasi Islam berkesempatan menjadi dari sejarah pemikiran

(Barat). Pemikiran dalam filasat, ilmu sosial, dan humaniora adalah

perdebatan antara pandangan idealisme dan materialisme, antara

Hegelianisme dan Marxisme, dan antara eksestentalisme dan

sosiologisme. Emile Durkhem yang menghargai agama dan

menjadikan collective sentiment sebagai dasar social action dapat

menjadi langkah pertama menuju integrasi dengan sosiologi Barat

(Kuntowijoyo, 2006: 95-97).

2. Pilar-Pilar Ilmu Sosial Profetik

Kuntowijoyo mengemukakan pilar Ilmu Soaial Profetik itu ada

tiga, yaitu amar ma‟ruf (humanisasi), nahi munkar (liberasi), tu‟minu

nabillah (trasendensi). Liberalisme memetingkan yang pertaama,

Marxisme yang kedua, dan kebanyakan agama yang ketiga. Ilmu

Sosial Profetik berusaha untukk menggabungkan ketiganya, yang satu

tidak terpisah dengan lain. Tema-tema penelitian dapat dari ketiga pilar

itu, baik tema yang makro maupun mikro.

a. Humanisasi

Dehumanisasi terjadi diantaranya karena dipakainya

teknologi (baik berupa alat fisik maupun metode) dalam

masyarakat (Kuntowijoyo, 2006: 99). Jacques Tuk menjelaskan

betapa jauh pengaruh teknologi itu dalam kehidupan. Penelitian

Page 100: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

100

disebuah pabrik yang menggunakan mesisn sepert pabarik tekstil,

pabrik konveksi, dan pabrik rokok akan menjawab masalah

objektivasi (manusia hanya menjadi objek) dan otomatisme

(manusia jadi otomaton, bergerak secara otomatis tanpa

kesadaran). Bagaimana peranan serikat-serikat buruh, jamaah

masjid, dan perkumpulan-perkumpulan yang lain dalam

mengangkat kembali martabat manusia, memanusiakan manusia?

Masayarakat teknologis juga masyarakat ekonomis, karena itu

ekonomi menentukan starifikasi, system pengetahuan, dan

lingkungan. Kedudukan ekonomi seseorang menjadi patokan

ketika seseorang mencoba untuk menggolong-golongkan

masyarakat. Sosiologi Barat akan keluar dengan kelas atas,

menengah, bawah, Marxisme dengan borjuasi dan proletariat.

Menegenai sistem pengetahuan, yaitu work dan leisure.

Lingkungan masyarakat ekonomis juga berubah. Masyarakat

tradisional agraris mempunyai lingkungna yang alamiah akantetapi

lingkungna itu menjadi artisifisial dengan industrialisasi kerana ada

kepentingan ekonomi, misalnya berdirinya pabrik-pabrik, jalan-

jalan, dan polusi (Kuntowijoyo, 1998, 72).

Agresivitas kolektif rupanya perlu diterangkan dengan

tentang prilaku kolektif. Neil Smelser yang menulis Collective

Behaviour (1961) mengatakan bahwa ada kondisi structural

mengapa suatu prilaku kolektif itu terjadi. Mungkin penyebab

Page 101: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

101

kerusuhan di Indoonesia akhir-akhir ini adaka kekumuhan, satu hal

yang masih harus dibuktikan lewat penelitian. “Kekumuhan” itu

bisa bersifat individual bisa bersifat kolektif, bisa spiritual bisa

material. Persoalan kita bersma bagaimana “kumuh” material itu

tidak menjadikan kumuh spiritual. Ini adalah persoalan humanisasi.

Mausia pada zaman industri mudah sekali terjatuh.

Kehilangan kemanusiaan. Karenaya suatu usaha untu mangangkat

kembali martabat manusia, (emansipaai) manusia, humanization

(Fromm, 1968) sangat diperlukan. Dalam Qs Al-Tin (95):5, 6 di

katatakan bahwa orang dapat terjatuh ketempat yang paling rendah.

Kemudian ayat ituu mengecualikan orang-orang yang beriman dan

beramal saleh. Kiranya ayat ini merujuk pada humanisasi, yaitu

iman dan amal saleh. Tentu saja implikasi dari iman dan amak

saleh itu sangat luas (Kuntowijoyo, 2006: 102).

b. Liberasi

Teks Al-Quran bisia diturunkan menjadi empat hal: amal,

mitos, ideologi, dan ilmu. Islam sehari-hari adalah Islam smsl yang

harus sealu ada sepanjang zaman. Mitos sebagai sistem pengtahuan

suda ketinggalan zaman, meskipun masih ada orang yang hidup di

dunia mistis. Sekarang kita tinggal memilih antara idelogi dsn ilmu.

Rupanya, mengenai idelogi dan ilmu ada pembagian zamanya. Kita

menjadikan Islam sebagai ideologi ketika kita mendirikan partai-

partai, sejak Sarekat Islam sampai Masyumi. Mengenai ideologi

Page 102: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

102

liberasi kita dapat belajar dari Theologi of Liberation, ideologi yang

terdapat pada kaum agamawan di Amerika Latin. Islam

meninggalkan ideologi dan bergerak kearah ilmu, tidak jauh

berbeda dengan sejarah Marxisme yang mula-mula ideologi

kemudian pada pertengahan kedua 1970-an berkembanglah ilmu-

ilmu Marxis di Eropa Barat, pada mulanya berdampingan dengan

ortodoksi Marxisme sebagai ideologi di Eropa Timur dan Uni

Sovyet. Karenanya liberasi dalam Ilmu Sosial Profetik sekarang ini

adalah liberasi dalam konteks ilmu, bukan liberasi ala ideologi

(Kuntowijoyo, 206: 103). Berikut gambaran perbedaan ideologi

dengan ilmu:

ideologi subjektif normatif tertutup

ilmu objektif faktual terbuka

Gambar 1. Perbedaan ideologi dengan ilmu (Kuntowijoyo,

1997: 22).

Sasaran liberasi ada empat, yaitu sistem pengetahuan,

sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik. Liberasi sistem

pengetahuan adalah usaha untuk membebaskan orang dari sistem

pengetahuan materialistis, dari domidonasi struktur, misalnya dari

kelas dan seks. Pembebasan dari kesadaran kelas ini bertentangan

dengan Marxisme Timur dan Barat yang menekankan kesadaran

kelas sebagai objek penellitian. Demikian juga pembebasan dari

dominasi seks ini bertentangan dengan gerakan feminisme barat

Page 103: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

103

yang serba anti pria. Islam dalam hal ini menndukung suatu

moderasi, yaitu kemitrasejajaran antara pria dan wanita, dengan

perspektif gender. Justru karena itu studi tekstual maupun

kontekstual mengenai hubungan seksual adalah perlu.

Liberasi politik berarti membebaskan sistem dari

otoritarianisme, diktator, dan neofeodalisme. Demokrasi, grgHAM,

dan masyarakat madani adalah juga tujuan Isam. Aktivisme politik

dari para ilmuan patut disyukuri, sebab biasanya justru ilmu-ilmu

sosial akan menjamin bahwa perubahan dan transformasi berjalan

secara rasional dan bertanggung jawab secara ilmiah. Reaksi keras

yang datang dari para pejabat berupa ketidak percayaan kepada

ilmu sebagai tidak relevan dengan masalah aktual tidak pada

tempatnya. Memang bukanlah tugas ilmu untuk menjawab

persoalan praktias jangka pendek, itu adalah tgas pejabat. Urusan

ilmu adalah perubahan dan trasnformasi sosial jangka panjang.

Ketakutan akan adanya aliansi antara intelekual dengan massa,

seperti tercermin dalam kata-kata “dalang”, “pihak ketiga”, dan

“aktor intelektual” tidak mempunyai dasar faktual. Intelektual

Islam tidak boleh takut bernahu munkar asal dilandasi dengan ilmu.

Mari kita dorong sejarah indonesia kerah perubahan dan

transformasi (Kuntowijoyo, 2006: 104-105).

Page 104: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

104

c. Transendensi

Banyak yang meramalkan bahwa pada abad ke-21

spiritualisme akan berkembang, kalau betul ciri dari peradaban

post-modernism adalah de-differentation (agama akan menyatu

kembali dengan “dunia”), yang pasti akan ditafsirkan oleh orang

Barat sebagai “agama” yang lebih tinggi dari agama-agama yang

ada. Dalam filsafat sejarah Barat ada “Teori Spiral” yang

mengatakan bahwa sejarah itu bergerak melingkar seperti sebuah

per, setiap kali selalu kembali berputr seperti yang dulu selalu lebih

tinggi dari semula. Pendek kata, agama bukanlah agama yang

melembaga, karena dalam pandangan Barat dikatakan bahwa masa

depan manusia ialah sekularisme.

Bagi umat Islam sendiri tentu transendensi berarti beriman

kepada Allah WT. Kedua unsur Ilmu Sosial Profetik (emansiapasi,

liberasi) harus mempunyai rujukan Islam yang jelas. Menurut

Fromm siapa yang tidak menerima otoritas Tuhan akan mengikutu:

(1) relativisme penuh, dimana nilai dan norma sepenuhnya adalah

urusan pribadi, (2) nilai tergantung pada masyarakatt, sehingga

nilai dari golongan yang dominan akan menguasi, dan (3) nilai

tergantung pada kondisi biologis, sehingga darwinisme sosial,

egoitisme, kompetisi, agresivitas adalah nilai-nilai kebijakan.

Karena itu, sudah selayaknya kalau umat Islam meletakkan Allah

sebagai pemegang otoritas, Tuhan yang Maha Objektif, dengan 99

Page 105: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

105

Nama Indah itu. Apa yang dipersangkakan oeh sekularisme sebagai

“Tuhan” (God is dead, spiritualisme, mistissisme, Taosisme, Zen

Budhisme, Children of God) jauh dari otoritas Tuhan yang Maha

Hakim dan karenanya tidak akan efektif sebagai gerakan

Ketuhanan (Kuntowijoyo, 1998: 77-76).

Mengenai transendensi ada garapan khusus bagi peneliti

masalah umat, yaitu gerakan-gerakan Islam yang merupakan

splinter group seperti darul Hadis, Jamah Tabligh, Darul Arqam,

dan sebagainya yang menggelisahkan mainstream umat karena itu

tiba-tiba muncul cadar, jubah, dan celana komprang. Belum pernah

ada penelitian mengenai mereka, mungkin karena sifatnya yang

mirip scret society. Jelas mereka adalah gejala anti industrialisme,

tetapi tidak anti industri. Namun kadang-kadang mereka

mengejutkan kalangan mainstream karena dengan mudah

mengkafirkan oralng lain.

Tentu saja konsep tentang humanisme dan liberasi yang

lebih luas seperti pada mainstream tidak pernah terlintas pada

benak splinter group, karena mereka masih bergulat dengan

survival. Kadang-kadang ada usaha Politisasi, seperti kasus Darul

Hadis dan perkumpulan tasawuuf sekitar Kyai Musta‟in Romly

(alm). Fakta-fakta itu sebenarnya perlu diketahui umat, supaya

umat bergerak secara rasional. Dengan demikian kita ada tema

penelitian sekitar transendensi sendiri. Sementara itu humanisasi

Page 106: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

106

san liberasi harus menjadi satu dengan transendensi (Kuntowijoyo,

1998: 76).

3. Motodologi Ilmuisasi Islam

Ada dua metode yang dipakai dalam proses Ilmuisasi Islam

yaitu integralisasi dan objektifikasi. Pertama, integralisasi ialah

pengintegrasian kekayaan keilmuan manusia dengan wahyu (petuntuk

Alah dalam Al-Qur‟an beserta pelaksanaannya dalam sunah Nabi).

Kedua, objektivikasi ialah menjadikan pengilmuan Islam sebagai

rahmat untuk semua orang (rahmatan lil „alamin) (Kuntowijoyo, 2006:

49).

a. Integralisasi

Ada perrdaan paradigmatik antara ilmu-ilmu sekular dan ilmu-

ilmu integralistik. Perbedaan paradigma itu sesuai dengan

pengertian paradigma seagaimana dimaksud oleh Thomas Khn

dalam The Structure of Scientific Revolutions, dimana ilmu-ilmu

sekular sebagai normal sciences dan ilmu-ilmu Integralistik yang

sedang di rintis sebagai suatu revolusi. Paradigma baru ilmu-ilmu

integralistik itu kedudukanya akan mirip dengan kedudukan ilmu-

ilmu sosial Marxitis terhadap ilmu-imu sosial Barat yang

dianggap kapitalis. Jadi paradigma aru itu sebenarnya lebih luas

daripada perbedaan paradigma ilmu fisika (dinamika Newton,

teori elektromagnetik, mekanika quantum) atau perbedaan dalam

paradigma Psikologi (Freudianisme, Behaviorisme, Humanisme).

Page 107: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

107

Kami berpendapat bahwa “ilmu-ilmu sekular adalah produk

bersma seluruh manusia, sedangkan ilmu-ilmu integralistik adalah

produk seluruh manusia beriman”. Karenanya, kami semua

adalah produk, partisipan, dan onsumen ilmu-ilm sekular. Maka

kami tidak akan segera gegabah memandang rendah dan

menistakan ilmu-ilmu sekular, tempat kami lahir. Sebaliknya,

kami ingin menghormatinya dengan mengkritisi dan meneruskkan

perjalanannya. Kami mengangga bahwa ilmu-ilmu sekular

sekarang ini sedang terjangkit krisis (tidak dapat memecahkan

banyak soal), mengalami kemandekan (tertutup untuk alternatif-

alternatif), dan penuh bias disana sini (filosofis, kegamaan,

peradaban, etnis, ekonomis, politis, dan gendner). Dengan tekad

itulah kami bertepatan hati memulai gerakan ilmu-ilmu

integralistik. Kami akan membuat perbedaan-perbedan antara

kedua kategori ilmu (sekular dan integralistik) untuk menunjukan

bahwa ilmu-ilmu integralistik justru diperlukan demi kepentingan

keerlangsungan eksistensi substansi ilmu-ilmu sekular sendiri.

Kami tidak berambisi mengganti ilmu-imu sekular, tapi dengan

kerendahan hati yang proporsonal kami sekedar ingin berada

dalam ilmu-ilm sekular (Barat dan Marxistis). Juga kami ingin

bekerja untuk mendukung kelangsungan hidup dan masa depan

manusia. Perbedaan itu terletak dalam tempat berangkat,

rangkaian proses produk keilmuan, dan tujuan-tujuan ilmu.

Page 108: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

108

Gambar 2. Alur Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Sekular

(Kuntowijoyo, 2006: 50-51).

Keterangan:

Filsafat: tempat berangkat ilmu-ilmu sekular adalah

modernisme dalam filasaf. Filsafat rasionalime yang muncul pada

aad 15/16 menolak teosentrisme abad Tengah. Rasio (pikiran)

manusia diagungkan dan wahyu tuhan dinistakan. Sumber

kebenaran adalah pikiran, bukan wahyu tuhan. Tuhan masih

diakui keberadaanya, tetapi Tuhan yang lumpuh, tidak berkuasa,

tidak membuat hukum-hukum.

Antroposentrisme: dalam Rasionalisme manusia

menempati kedudukan yang tinggi. Manusia menjadi pusat

kebenaran, etika, kebijaksanaan, dan pengetahuan. Manusia

adalah pencipta, pelaksana, dan konsumen produk-produk

manusia sendiri.

Diferensiasi: waktu manusia menganggap bahwa dirinya

menjadi pusat, terjadilah diferensiasi (pemisahan). Etika,

kebijaksanaan, dan pengetahuan tidak lagi berdasarkan wahyu

Tuhan. Karena itu kegiatan ekonomi, politik, huum, dan ilmu

harus dipisahkan dari agama. Kebenaran ilmu terletak dalam ilmu

filsafat diferensiasi antroposentrisme Ilmu

Page 109: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

109

itu sendiri (tidak diluarnya: Kitab Suci), yaitu korespondensi

(kecocokan ilmu dengan objek), da koherensi (keterpaduan) di

dalam ilmu, antara bagian-bagiankeilmuan dengan seluruh

bangunan ilmu. Ilmu harus objektif, tidak ada cmpur tangan etika,

moral dan kepentingan. Dulu pada abad pertengahan ilmu hanya

berposisi sebagai pendudkung wahyu, kemudian dalam filsafat

moderen, ilmu menjadi otonom. Filsafat dan filsafat ilmu

mendapat bentuknya yang konkret dalam ilmu. Konkretisasi itu

berjalan sesuai persis dengan semangat (jiwa, spirit) filsafat dan

filsafat ilmunya. Ilmu hanyalah pelayan setia dari filsafat dan

filasafat ilmu.

Ilmu sekular: mengaku diri sebagai objektif, value free,

bebas dari kepentingan lainya. Tetapi, ternyata bahwa ilmu telah

melampui dirinya sendiri. Ilmu yang semula adalah ciptaan

mnusia telah menjadipenguasa atas manusia. Ilmu meggantikan

kedudukan wahyu Tuhan sebagai petunjuk kehidupan.

Suatu ilustrasi yang spesiifik akan memperjelas gamabaran

yang angat umum diatas. Ilustrasi diambil dari pragmatisme

Amerika, perkembangan ilmu, dan perkembangan filosofisnya.

Filsafat pragmatisme menganggap bahwa yang benar adalah what

works yang dengan sendirinya bersifat antroposentris. Karena itu

pragmatisme tergolong empirisme, bukan idealisme yang

spekulatif. Filsafat, ilmunya cenderung menekankan praktik,

Page 110: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

110

bukan teori. Tumbuhnya industri adalah bukti bahwa ilmu harus

menjadi praktik, karena industri ialah teknologi terapan.

Demikian juga bisnis. Bisnis adalah ilmu ekonomi yang

diterapkan. Politik luar negeri adalah ilmu hubungan internasional

yang diterapkan.

Gambar 3. Alur Pertumbuhan Ilmu-Ilmu (Kuntowijoyo,

2006: 51-53).

Keterangan:

Agama, Al-Qur‟an merupakan wahyu Tuhan, yang

mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, diri sendiri, dan

lingkungan (fisik, sosial, budaya). Kitab yang diturunkan itu

merupakan petunjuk etika, kebijaksaan, dan dapat menjadi

setidaknya Grand Theory (e. G., sistem ekonomi). Wahyu tidak

pernah mengklaim seagai ilmu qua ilmu.

Teoantroposentrisme, agama memang mengklaim sebagai

sumber kebenaran, etika, hukum, kebijaksanaan, dan sedikit

pengetahuan. Agama tidak pernah menjadikan wahyu Tuan

sebagai satu-satunya sumber pengethahuan dan melupakan

kecerdasan manusia, atau sebaliknya, menganggap pikiran

Teoantroposentrisme

Ilmu integralistik

Agama Dediferensiaasi

Page 111: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

111

manusia sebagai satu-satunya sumber pengetahuan dan

melupakan Tuhan. Jadi sumber pengetahuan itu ada dua macam,

yaitu yang berasal dari Tuhan dan yang berasal dari manusia,

dengan kata lain Teoantroposentrisme.

Dediferensiasi, modernisme yang menghendaki diferensiasi

sudah tidak sesuai lagi dengan semangat zaman. Dengan

peradaban yang disebut Pascamodern perlu ada perubahan.

Perubahan itu kami berpendapat ialah Dediferensiasi. Kalau

diferensiasi menghendaki pemisahan antara agama dan sektor-

sektor kehidupan lain, maka dediferensiasi adalah penyatuan

kembali antara agama dengan sektor-sektor kehidupan lain,

termasuk agama dan ilmu (Kuntowijoyo, 2006: 54).

Ilmu Integralistik ialah ilmu yang menyatukan (bukan

sekedar menggabungkan) wahyu tuhan dan temuan pikiran

manusia (imu-ilmu integralistik) tidak akan mengucilkan Tuhan

(sekularisme) atau mengucilkan manusia (other worldly

asceticisme). Diharapkan bahwa integralisme akan sekaligus

menyelesaikan konflik antara sekularisme ekstrem dan agama-

agama radikal dalam banyak sektor.

Contoh dibawah ini akan memberikan gambaran. Contoh

ini yang akan diambil dari Ilmu Ekonomi Syariah ini karena

semata-mata sudah ada praktik penyatuan antara wahyu tuhan

sengan pikira manusia. Ada BMI (Bank Muamalat Indonesia).

Page 112: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

112

Bank BNI yariah, Bank Mandiri Syariah, usaha-usaha agrobisnis,

usaha-usaha transportasi, usaha-usaha kelautan, dan sebagainya.

Agama menyediakan etika dalam prilaku ekonomi, diantarnaya

adalah bagi hasil (al-Mudharabah) dan kerjasama (al-

musyarakah). Di situ terjadi proses objektifikasi dari etika agama

tesebut menjadi ilmu ekonomi yang dapat bermanfaat bagi orang

dari semua agama, non agama, atau bahkan anti agama.

Pendeknya, dari orag beriman untuk seluruh manusia

(Kuntowijoyo, 2006: 55-56).

b. Objektivikasi

Orang yang sedang bekerja ditempat-tempat umum, sopir

bus, angkutan, taksi, pelayan toko, pegawai kantor pos, teller di

Bank, dan sebagainya tidak pernah menanyakan tentnag agama

orang yang dating. Kalu orang yang sedang bekerjja di pabrik,

kantor, sekolahan, pasar, juga tidak memperhitungkan siapa yang

diajak bicara. Sama saja apakah seorang aMuslim berhubungan

dengan sesame Muslim atau non-Muslim.

Objektifikasi bermula dari internalisasi nilai, tidak dari

subjektifikasi kondisi objektif. Itulah perbedaan pokok antara

objektifikasi dan sekularisasi. Objektivikasi adalah penerjemahan

nilai-nilai internal kedalam kategori-kategori objektif. Skema

berikut ini akan menjelaskan kedudukan Objektifikasi ditengah-

Page 113: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

113

tengah terminologi lain, yaitu internalisasi, eksternalisasi,

subjektifikasi, dan gejala objektif:

internalisasi eksternalisasi

objektifikasi

subjektifikasi gejala objektif

Gambar 4. Objektifikasi ditengah-tengah terminologi lain

(Kuntowijoyo, 2006: 61).

Tulisan ini akan menyebut eksternalisasi, bila itu

merupakan konkretisasi dari keyakinan yang dihayati secara

internal. Misalnya, memebayar zakat. Zakat timbu setelah ada

keyakinan perlunya harta dibersihkan, keyakinan bahwa sebagian

harta itu bukan milik orang ayg mendapatkan, dan keyakinan

bahwa rezeki itu harus dinafkahkan. Kalau orang kemudian

membayar zakat, itulah yang disebut eksternalisasi.

Objektivikasi menempuh prosedur yang sama dengan

eksternalisasi, tapi ada tambahan. Objektivikasi adalah juga

konkretisasi dari keyakianan internal. Suatu perbuatan objektif

apabila perbuatan itu diraskan oleh orang non-Muslim sebagai

sesuatu yang natural (sewajarnya), tidak sebagai peruatan

keagamaan. Sekalipun demikian, dari sisi yang mempunyai

perbuatan, bila tetap menganggapnya sebagai perbutan kegamaan

termasuk amal. Objektivikasi juga dapat dilakukan oleh orang-

orang non-Islam, asal perbutan itu diarsakan oleh orang islam

Page 114: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

114

sebagai sesuatu yang objektif, sementara orang non-Islam

dipersilakan menganggapnyasebagai perbuatan keagamaan

(Kuntowijoyo, 2008: 61-62).

Masalah baru muncul karena realitas objektif berbeda.

Karenaya, perlu ada peubahan pendekatan pada politik secara

fundamental. Jawaban baru itu harusah mencerminkan realitas

baru pula. Realitas menghendaki supaya umat bukan lagi berfikir

I versus you dalam politik, tetapi I versus it, bukan lagi orang ke-1

versus orang kedua, tetapi orang ke-1 versus benda ke-3.

Penantang umat bukan lagi mereka, tetapi realitas objektif. Umat

yang menjadi mayoritas di Negeri ini dituntut tanggung jawab

politis menghadapi realitas baru, seperti industrialisasi,

globalisasi, demokratisasi, dan nasionalisme baru. Kegagalan

melaksanakan tanggung jawab itu akan berakibat hilangnya

kredibilitas umat sebagai mayoritas.

Menurut M. Dawam Rahardjo dalam diskusi di News café,

Jakarta, 9 juli 1997, gagasan pokok dari Identitas Politik Umat

Islam adalah objektivikasi. Dalam Webster‟s New Twentieth

Century Dictionary (1978) kata objectification disamakan dengan

objektivation, karennya, dua kata itu memang dapat ditukar-tukar.

Namun kiranya kita perlu membedakan antara keduanya.

Sepengatahuan kami objektivikasi dapat mempunyai arti lain.

Objektivikasi dapat berasal dari kata objek, jadi objektivikasi

Page 115: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

115

adalah “memandang sesuatu sebagai objek ata benda”. Misalnya

kalimat “Masyarakat teknologis cenderung melakukan objektivasi

terhadap manusia”. Sebagai ganti objektivasi dalam kalimat itu

sekarang lebih umum dipakai kata dehumnisasi atau menjadikan

manusia sebagai mesin, menghasilkan “manusia mesin”. Maka

buku kami tidak memakai objektivasi tetapi objektivikasi.

Kata objektivikasi berasal dari kata objektif, jadi artinya

“the act of objecctifying”, “membuat sesuatu menjadi objektif”.

Sesuatu itu objektif kalu keberadaanya tidak tergantung pada

pikiran sang subjek, tetapi berdiri sendiri secara independen. Jadi

bila A adalah objektifikasi dari B, maka berarti A adalah B yang

telah dibuat objektif oleh sang subjek (Kuntowijoyo, 2006: 72-

73).

B. Kurikulum Pendidikan Islam

1. Pengertian

Kata “kurikulum” mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia

pendidikan sejak kurang lebih satu abad yang lalu. Istilah kurikulum

muncul untuk pertama kalinya dalam kamus Webster tahun 1856. Pada

tahun itu kata kurikulum digunaan dalam bidang olah raga, yakni suau

lat yang membawa orang dari start sampai finish. Barulah pada tahun

1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti

sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan. Dalam kamus tersebut

kurikulum diartikan dua macam, yaitu:

Page 116: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

116

a. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa

di sekolah atau di perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah

tertentu.

b. Sejumlah mata peljaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga

pendidikan atau jurusan.

Pengertian diatas menimbukan paham bahwa dari sekian

banyak kegiatan dalam proses pendidikan di sekolah, hanya sejumlah

mata pelajaran yang ditawarkan itulah yang disebut kurikulum.

Kegiatan belajar selain yang mempelaari mata pelajaran itu, tidak

termasuk kurikulum. Padahal, sebagaimana kita ketahui bahwa

kegiatan di sekolah tidak hanya kegiatan mempelajari mata pelajaran

(Tafsir, 2008: 53).

Namun pngertian diatas masih dalam pengertian yang sempt

(tradisional) karena tidak mencakup aktivitas anak didik dalam proses

kependidikan. Kareanya menurut al-Syaibany, kelemahan yang

menonjol pada kurikulum tradisonal adalah sebagai berikut:

a. Sempitnya pengertian dan tidak dimasukannya segala pengalaman

yang diperoleh oleh anak didik dan jenis-jenis aktivitas yang

dikerjakan dibawah pengawasan sekolah.

b. Pusat perhatianya adalah mata pelajaran pengetahuan teori dan

hafalan. Adapun aspek amal dalam peajaran dilupakan sama sekali,

padaha mengandung kepentingan yang sngat besar.

Page 117: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

117

c. Memusatkan perhatian pada mengaji yang telah lampau dan

berusaha menyiapkan murid-murid bagi masa depan berdasar pada

suasana masa lampau yang diharapkan generasi masa sekarang,

tanpa memberikan sedikitpun perhatian masa sekarang dari anak

didik, bahkan mungkin bertentangan dengan masa sekarang ini.

d. Tidak adanya relevansi kandungan dalam anyak hal, dengan

kesediaan-kesediaan anak didik, kecakapan khusus dan minat,

kebutuhan dan keinginanya sehari-hari. Juga tidak sanggup

menggerakan tenaga kreatif pada anak didik, asing dengan realitas

alam sekitar dan masalah-masalah kehidupan secara makro.

e. Tidak membedakan antara individu yang satu denga yang ainya,

tidak mengakui perbedaan anak didik pada tingkat kemampuan dan

kesediaaan, perbedaan suasana alam sekitar dan lain sebagainya.

f. Memecah-mecah pengetahuan dan fakta-fakta yang dikandungnya

kedalam berbagai ilmu yang berbeda, tidak terkait satu sama lain,

pengetahuan dan fakta-fakta tidak disusun sesuai logika (Rosyadi,

2004, 241-242).

Menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar

rencana pelajaran atau bidng studi. Kurikulum dalam pandngan

modern ialah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan

disekolah. Pandangan ini bertolak dari yang aktual, yan nyata, yaitu

yang aktual terjadi di sekolah dalam proses belajar. Di dalam

Page 118: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

118

pendidikan, kkegiatan yang dilaukan siswa dapat memberikan

pengalaman belajar, atau dapat dianggap sebagai pengalaman belajar,

seperti berkebun, olah raga, pramuka, dan pergaulan, selain

mempelajari bidang studi. Pandangan moderen berpendapat bahwa

semua pengalaman belajar itulah kurikulum. (Tafsir, 2008: 53).

J. Galen Saylor dan William M. Alexander, dlam “Curiculum

Planning for Better Teaching and Learning” (1956) menjelaskan arti

kurikulum sebagai berikut:

The curiculum is the sum total of school‟s eforts to influence learning,

wether in the clasroom, on the playground, or out of school.

Jadi, segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak itu

belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, atau di luar

sekolah, termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi segala pengalaman

yang diisajikan oleh sekolah agar anak mencapai tujuan yang di

inginkan. Suatu tujuan tidak tercapai dengan suatu pengalaman saja,

akan tetapi melalui berbagai pengalaman dalam bermacam-macam

situasi di dalam maupun luar sekolah (Rosyadi, 2004: 242).

Soedjiarto (1991) mengartikan kurikulum pada lima tingkatan,

yaitu: Pertama, sebagai serangkaian tujuan yang menggambarkan

berbagai kemampuan (pengetahuan dan keterampilan), nilai dan sikap

yang harus di kuasai dan dimilikioleh anak didik dari suatu satuan

pendidikan. Kedua, sebagai kerangka materi yang diberikan gambaran

Page 119: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

119

tentang bidang-bidang studi yang perlu di plejari oleh anak didik untuk

menguasai serangkaian kemampauan, nilai dna sikap yang secara

institusional harus di kuasai oleh anak didikk setelah selesai dengan

pendidikanya. Ketiga, kurikulum diartikan sebagai garis besar materi

dari suatu bidang studi yang telah dipilih untuk dijadikan objek belajar.

Keempat, kurikulum diartikan sebagai panduan dan buku pelajaran

yang disusun untuk menunjang terjadinya proses belajar mengajar.

Kelima, kurikulum diartikan sebagai bentuk dan jenis kegiatan belajar

mengajar yang dialami oleh para pelajar, termasuk di dalamnya

berbagai jenis, bentuk dari frekuensi evaluasi yang yang digunakan

sebagai bagian terpadu dari strategi belajar mengajar yang

direncanakan untuk dialami para pelajar. Menurut Soedjiarto

pengertian kurikuum dari tingkatan pertama sampai keempat

dimasukan kedalam suatu gugus perangkat kurikulum nasional.

Sedangkan pada tingkatan kelima adalah suatu implementasi

kurikulum yang merupakan tanggung jawab guru pada khusunya dan

sekolah pada umumnya. Dan kelima pengertian di atas sebagai satu

kesatuan sistem yang berkaitan secara hirearkis dan konsekuentif

(Rosyadi, 2004: 242-243).

Menurut al-Syaibani, kurikulum pendidikan Islam seharusnya

mempunyai ciri sebagai berikut:

Page 120: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

120

a. Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran

agama dan akhlak. Agama dan akhlak itu harus di ambil dari al-

Qur‟an dan al-Hadis.

b. Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan

menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal, dan

rohani. Untuk pengembangan menyeluruh ini kurikulum harus

berisi mata pe;ajaran yang banyak, sesuai dengan tujuan

pembinaan setiap aspek itu.

c. Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan keseimbangan antara

pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal, dan

rohani manusia. Keseimbangan tersebut tentulah bersifat relatif,

karena tidak bisa di ukur secara objektif.

d. Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus, yaitu

ukir, pahat, tulis indah, gambar dan sejenisnya. Selain itu

memperhatikan juga pendidikan jasmani, latihan militer, teknik,

keterampilam, dan bahasa asing sekalipun semuanya ini diberikan

kepada peseorangan secara efektif berdasrkan bakat, minat, dan

kebutuhan.

e. Kurikulum pendidikan Islam mempertimbangkan perbedaan-

perbedaan kebudayaan yang sering terdapat di tengah manusia

karena perbedaan tempat dan juga perbedaan zaman. Kurikulum

dirancang sesuai dengan kebudayaan itu (Tafsir, 2008: 65-66).

Page 121: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

121

Menurut al-Abrasyi yang harus diperhatikan dalam penyusuna

kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh mata pelajaran itu dalam pendidikan jiwa serta

kesempurnaan jiwa. Dari itu diberikan pelajaran-pelajaran

keagamaan dan ketuhanan, karena ilmu paling mulia adalah

mengenai tuhan serta sifat-sifat yang pantas pada-Nya.

b. Pengaruh suat pelajaran dalam bidang petunjuk tuntunan dengan

menjalani cara hidup yang mulia dan sempurna, seperti dengan ilm

akhlak, ilmu hadits, fiqh dan sebagainya.

c. Disamping itu ada lagi mata pelajaran yang dipelajari oleh orang-

orang Islam karena mata pelajaran tersebut mengandung kelezatan

ilmiah dan kelezatan ideologi, yang oleh para ahli pendidikan

modern disebut menuntut ilmu karena ilmu itu sendiri.

d. Orang Islm mempelajari ilmu pengetahuan Karena ilmu itu

dianggap yang paling lezat bagi manusia. Menurut fitrahnya,

manusia itu senang sekali mengetahui sesuatu yang baru, Karena

itu para filosof muslim sangat memperhatikan berbagai cabang

ilmu pegetahuan dan kesenian. Demi utuk memuaskan pembawaan

fitrah fitrah manusia yang cinta pengetahuan dan ilmu.

e. Mempelajari beberapa mata pelajaran adalah alat dan pembuka

jalan untuk memeplajari ilmu-ilmu lain. Kaum msimin elah

mempelajari Bahasa Arab dan sastera Arab, Karena kedua jurusan

Page 122: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

122

ini membantu untuk mengerti tafsir al-Qur‟an, Hadist dan fiqh

Islam (Rosyadi, 2004: 258-259).

David Pratt menyatakan bahwa kurikulum adalah sebuah

sistem, sebagai suatu sistem, ia pasti memepunyai komponen-

komponen atau bagian-bagian yang terpisahkan. Winarno Surachmad

menyatakan bahwa komponen-komponen pokok kurikulum adalah

tujuan, isi, organisasi, dan strategi. Sedangkan Hilda Taba mencoba

merinci isi kurikulum yaitu tujuan, isi (materi), pola belajar mengajar,

dan evaluasi. Pembagian ini diikuti oleh Ralph W. Tyler. Oleh karena

itu, bila orang ingin membuat atau menilai kurikulum, perhatianya

tentu tertuju pada pernyataan: apa tujuan kurikulum? Pengalaman

belajar apa yang disiapkan untuk mencapai tujuan? Bagaimana

pengalaman belajar itu dilaksanakan? Dan bagaimana menentukan

bahwa tujuan telah tercapai? (Rosyadi, 2004: 272).

2. Komponen-Komponen Kurikulum

a. Tujuan

Ada dua jenis tujuan yang terkandung di dam kurikulum

suatu lembaga pendidikan:

Page 123: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

123

1) Tujuan yang ingin dicapai secara keseluruhan

Selaku lembaga pendidikan, setiap sekolah mempunyai

sejumlah tujuan yang ingin dicapainya (tujuan lembaga

pendidikan atau tujuan institusiona).

Tujuan-tujuan tersebut biasanya digambarkan dalam

bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan

dapat dimiliki murid atau siswa setelah mereka menyelesaikan

seluruh program pendidikan dari sekolah tersebut.

2) Tujuan yang ingiin dicapai dalam setiap bidang studi

Setiap bidang studi dalam kurikulum suatu sekolah juga

mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan

inipun di gambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan

dan sikap yang dapat diharapkan dapat dimiliki siswa setelah

mempelajari suatu bidang studi pada suatu lembaga

pendidikan.

Tujuan-tujuan setiap bidang studi dalam kurikulumm

itu ada yang disebut tujuan kurikuler dan ada pula yang disebut

tujuan instruksional, dimana tujuan instruksional merupakan

penjabaran lebih lanjut dari tujuan kurikuler (Daradjat, 1984:

114-115).

Page 124: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

124

Hilda Taba dalam Curiculum Development memberikan

petunjuk dalam merumuskan tujuan, yaitu:

1) Rumusan tujuan harus meliputi:

a) Bentuk kelakuan yang diterapkan (proses mental).

b) Bahan yang bertalian dengan itu (produk).

2) Tujuan yang kompleks harus dirumuskan secara analisis dan

spesifik, sehingga jelas bentuk kelakuan yang di harapkan.

3) Dalam rumusan tujuan, harus dinyatakan harus dinyatakan

dengan jeas bentuk kekuatan yang ingin dicapai dengan

kegiatan belajar tertentu.

4) Tujuan itu biasanya bersifat development, yaitu harus di

kembangkan secara kontinu, karena sering tidak tercapai

dengan satu pelajaran, seperti memupuk sikap kritis,

kesanggupan memecahkan masalah, dan lain sebagainya.

5) Tujuan itu hendaknya realistis dalam arti bahwa tujuan itu

benar-benar dapat diacapai oleh anak-anak pada tingkat usia

tertentu, atau selama pe;ajaran di sekolah itu. Tujun yang

terlalu idealis yang tidak mungkin untuk dicapai jangan

dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.

6) Tujuan itu harus meliputi segala aspek perkembangan anak

didik yang menjad tanggung jawab sekolah. Pada umumnya

Page 125: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

125

tujuan itu meliputi aspek kognitif, nilai dan sikap, serta

keterampilan (psikomotorik) (Rosyadi, 2004: 272).

b. Materi

Isi program kurikulum dari suatu lembaga Pendidikan dapat

dibedakan atas dua hal, yaitu:

1) Jenis-jenis bidang studi yang diajarkan

Jenis-jenis tersebut dapat digolongkan kedalam isi

kurikulum dan ditetakan atas dasar tujuan yang ingin dicapai

oleh lembaga penidikan yang bersangkutan, yaitu tujuan

institusional.

2) Isi program setiap bidang studi

Bahan pengajaran dari setap bidang studi termasuk

kedalam pengertian isi kurikulum, yang biaanya diuraikan

dalam bentuk pokok bahasan (topik) yang dilengkapi dengan

sub pokok bahasan (Daradjat, 1984: 115).

Untuk dapat mengorganisasikan materi secara tepat, kita

dapat melihat pola organisasi (design) dari kurikulum itu. Demi

keperluan ini menjadi penting untuk menurunkan usulan Nasution,

yaitu:

Page 126: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

126

1) Separate subject curriculum

Kurikulum ini disebut demikian Karena, semuau bahan

pelajaran disajikan dalam subjek atau mata pelajaran yang

terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain.

2) Correlated curriculum

Kurikulum ini berikhtiar untuk memberikan kepada

murid pengalaman-pengalaman yang ada hubunganya antara

pelajaran yang satu dengan yang lainya ada yang

menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainya

dengan memelihara identitas pelajaran, ada pula yang

menyatukan mata peljaran denga menghilangakan identitas

mata pelajaran dalam bidang studi tertentu. Korelasi data

dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain: 1. Antara

dua mata pelajaran diadakan hubungan secara incidental, 2.

Hubungan yang erat terdapat apabila suatu masalah tertentu

diperbincangkan dalam berbagai mata pelajaran, 3. Dapat pula

beberapa mata pelajaran disatukan, difusikan dengan

menghilangkan batas masing-masing.

3) Integrated curiculum

Integrated curiculum meniadakan batas-batas antara

berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam

bentuk unit atau keseluruhan. Suatu unit mempunyai tujuan

Page 127: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

127

yang beramakna bagi anak dan biasanya dituangkan dalam

bentuk masalah. Untuk memecahkan maslah ini anak

melakukan serangkaian aktivitas yang saling berkaitan.

Menghadapkan anak kepada masalah berarti merangsangnya

untuk berpikir dan ia tidak akan merasa puas sebelum ia

memecahkan maslah itu.

Secara lebih spesifik dengan bersandar ketat pada al-Qur‟an

dan Hadist Nabi saw, Muhaimin mengemukakan bentuk orgnisasi

materi kurikulum sebagai berikut:

1) Pola korelatif dan broad field

Bila di telaah al-Qur‟an, surah a-Baqarah ayat 31

sampai 33, maka dapat ditemukan satu petunjuk bahwa pada

saat Islam pertama kali lahir di dunia, yaitu seak nai Adam,

kurikulum pendidikan Islam masih menggunakan satu pola,

yait semua ilmu dijadikan satu broad field), diajarkan oleh

Allah kepada nami Adam dan para malaikat. Namun pada ayat

33 Allah telah memberikan isyarat akan adanya disiplin ilmu

lainya, yait uilmu-ilmu langait, ilmu-ilmuu bumi, ilmu tingkah

laku manusia, baik yang tampak maupun tersembunyi. Al-

qur‟an banyak memberi dorongan kepada umat Islmaagar

mampu mengungkap dan menemukan ilmu-ilmu tersebut (QS.

88: 53; 56; 63; 22: 46: 29: 20: dan 10: 10).

Page 128: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

128

2) Pola integratif

Pola integratif dikembangkan untuk megintegrasikan

antara kebutuhan kehidupan jasmani dengan rohani, antara

epentingan dunia dan akhirat (QS. 28: 77; 2: 201),

mengintegrasikan antara tuntunan individu dengan tuntunan

kemasyarakatan (QS 5: 92; 59: 9; 107: 1-7). Dan di dalam ayat

lain juga disebutkan: maka apakah mereka tiidak

memperhatikan (meneliti atau mempelajari) bagaimana onta di

ciptakan; dan langit bagaimana di tinggikan; dan bumi

bagaimana di hamparkan. Maka berilah ia peringatan, karena

sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi pperingatan

(QS. 88: 17-21).

3) Pola core kurikulum

Dengan berkembangnya disiplin ilmu yang semakin

luas maka perlu diadakan seleksi, mana imu-imu pokok yang

sangat dibutuhkan untuk diperbaiki umat dan manusia ecara

keseluruhan, dan mana pula ilmu penunjang. Dengan seleksi ini

diharapkan kehidupan umat dapat terpecahkan dan agama

Islam benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh alam (Rosyadi,

2004: 279-280).

Page 129: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

129

c. Proses belajar mengajar

Strategii pelaksanaan kurikulum tergambar dari cara yang

di tempuh dalam melaksanakan pengajaran, cara di dalam

mengadakan penilaian, cara dalam melaksanakan bimbingan dan

penyuluhan dan cara di dalam mengatur kwgiatan sekolah secara

keseluruhan.

Cara dalam melaksanakan pengajaran mencakup baik cara

yang berlaku secara umum, maupun cara yang berlaku dalam

menyajikan setiap bidang studi, termasukk metode mengajar dan

alat pembelajaran yang digunakan (Daradjat, 1984, 116).

Komponen proses belajar mengajar mempertimbangkan

kegiatan anak didik dan Pendidikan dalam proses belajar mengajar.

Dalam proses belajar anak sebaiknya tidak dibiarkan sendiarian.

Dibiarkkan mememang mungkin, tetapi hasil belajar oleh anak

sendirian biasanya kurang maksimal. Karena itu para ahli

menyebut proses belajar mengajar, Karena proses ini mmerupakan

gabungan kegiatan anak belajar dan guru mengajar yang tidak

terpisah. Proses belajar mengajar adalah kegiatan dalam mencapai

tujuan. Mutu proses itu banyak tergantung pada kemampuan

pendidik dalam menguasai, dan mengaplikasikan teori-teori

keilmuan, yaitu teori psikologis, khususnya psikologi Pendidikan,

Page 130: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

130

metode belajar, penggunaan alat pengajalan, dan lain sebagainya

(Rosyadi, 2004: 283).

d. Evaluasi

Adapun yang mendasari, mengapa evaluasi diperlukan

dalam proses Pendidikan, menurut Sumadi Suryabrata dapat

diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu: dasr psikologis, dar

didaktis, dan dasar administratif.

Secara psikologis, orang selalu butuh untuk mengetahi

sejauh mana ia berjalan menuju tujuan yang ingin atau seharusnya

dicapai. Secara didaktis menunjukan bahwa hasil evaluasi

pembelajaran itu amat besar manfaatnya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan didaktis, misalnya untuk memotivai belajar,

menetahui cocok dan tidaknya bahan pelajaran dengan peserta

didik, mengetahui cocok tidaknya gaya atau metode belajar, untuk

mengetahui siapa saja yang perlu mendapatkan bantuan karena ada

kesulitan dan siapa saja yang memerlukan tambahan karena

kemajuan belajarnya melebihi peserta didik lainya. Secara

administratiif, evaluasi sangat diperlukan karena tanpa informasi

yang diperoleh dari evaluasi, orang tidak mungkin mengisi raport,

menentukan (IP) indeks prestasi, memberikan STB, untuk

mengetahui apakah seseorang memenuhi syarat sebagai peserta

didik baru atau tidak (Rosyadi, 2004: 284-285).

Page 131: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

131

Sedangkan Suharmi Arikunto, denga ebih spesifik

mengemukakan fungsi evaluasi pendidikan sebagai berikut:

1) Evaluasi sebagai fungsi selektif

Dengan cara mengadakan penilaan, guru mempunyai cara

untuk mengadakan seleksi atau penelitian terhadap siswa.

Penilaian ini sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain:

a) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah

tertentu.

b) Untuk menentukan siswa yang layak naik kelas atau tingkat

berikutnya.

c) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.

d) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meningalkan

sekola atau belum.

2) Evaluasi berfungsi diagnostik

Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup

memenuhi syarat, maka dengan melihat hasilnya guru akan

mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu diketahui pula

sebab-sebab kelemahan siswa. Jadi, dengan mengadakan

evaluasi, sebaiknya guru mengadakan diagnosa terhadap siswa

tentang kebaikan dan kelemahanya. Dengan dietahui sebab-

Page 132: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

132

sebab kelemahan ini, maka akan lebih mudah dicari cara untuk

mengatasinya.

3) Evaluasi berfungsi sebagai penempatan

Sistem baru yang banyak dipopulerkn di negara Barat

adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendir dapat dilakukan

dngan cara mempelajari paket belajar yang ain. Sehungga,

alasan dari timbulnya siistem ini adlah adanya pengakua bahwa

sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri, sehingga

pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan

pembawaan yang ada. Akantetapi disebabkan adanya

keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat

individual kadang-kadang sukar dilaksanakn. Pendekatan yang

lebih bersifat melayani perbedaan kemampua adalah

pengajaran secara kelompo. Untuk dapat menentukan dengan

pasti dikelompok mana siswa yang mempunyai hasil penelitian

yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam

belajar.

4) Evaluasi berfungsi sebagai pengukuru keberhasilan untuk

mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.

Telah disinggung pada bagian sebelum ini bahwa keberhasilan

program di tentukan oleh beberapa faktor, yaitu: guru, metode

Page 133: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

133

mengajar, kurikulum, sarana dan sistem administrasi (Rosyadi,

2004: 289-290).

3. Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum

Dalam usaha mengembangkan kurikulum, ada beberapa prinsip

dasar ang harus diperhatikan yaitu:

a. Prinsip Relevansi

Secara umum, istilah relevansi pendidikan dapat diartikan

sebagai kesatuan atau keserasaian pendidikan dengan tututan

kehidupan. Maslah relevansi pendidikan dengan kehidupan dapat

ditinjau dari itga segi, yaitu:

1) Relevansi pendidikan dalam lingkungan hidup murid

Dalam menetapkan bahan pendidika yang akan

diajarkan, hendaknya dipertimbangkan sejauh mana bahan

tersebut sesuai dengan kehidupan nyata yang ada si sekitar

murid.

2) Relevansi dengan perkemangan kehidupan masa sekrang dan

masa yang akan datang

Page 134: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

134

Disamping mempertimbangkan lingkungan hidup

murid, perlu diperhatikan pula perkembangan yang terjadi

dalam kehidupan di masa sekrang maupun yang aka datang.

3) Relevansi dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan

Di samping relevansi dari isi pendidikan, tidak kala

pentingnya juga adalah relevansi dari segi kegiatan belajar.

Kurangnya relevansi dari segi kegiatan belajar mengajar ini

sering mengakibatnya sukarnya lulusan dalam menghadapi

tuntutan dari dunia pekerjaan.

b. Prinsip efektivitas

Efektivitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh

mana suatu yang direncanakan atau di inginkan dapat terlaksana

atau tercapai. Di dalam bidang pendidikan, efektifitas ini dapat

ditinjau dari dua segi, yaitu:

1) Efektivitas mengajar guru, terutama menyangkut sejauh mana

jenis-jenis kegiatan belajar mengajar yang di rencanakan dapat

dilaksanakan dengan baik.

2) Efektivitas belajar murid, terutama menyangkut sejauh mana

tujuan-tujuan pelajaran yang di inginkan telah dapat dicapai

mealui kegiatan belajar-mengajar yang di tempuh.

c. Prinsip efesiensi

Page 135: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

135

Efesiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan

perbandingan antara hasil yang di capai (output) dan usaha yang

telah di keluarkan (input).

Dalam pengembangan kurikulum dan pendidikan pada

umumnya, prinsip efesiensi ini perlu sekali diperhatikan, baik

efesiensi dalam segi waktu, tenaga, peralatan, yang tentunya akan

menghasilkan efesiensi dalam segi biaya.

d. Prinsip kesinambungan

Dengan kesinambungan disini dimaksudkan adalah saling

hubungan atau jalin menjalin antara berbagai tingkat dan jenis

program pendidikan.

1) Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah

Bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar

lebih lanjut pada tingkat sekolah yang berikutnya hendaknya

sudah diajarkan pada tingkatt sekolah yang sebelumnya.

Bahan-bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat

sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkankanlagi pada

tingkat sekolah yang lebih tinggi.

2) Kesinambungan antara berbagai bidang studi

Bahan yang diajarkan dalam berbagai bidang studi

sering mempunyai hubungan satu sama lainya. Sehubungan

Page 136: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

136

dengan hal itu urutan dalam penyajian berbagai bidang studi

hendaknya diusahakan sedemikian rupa agar hubungan tersebut

dapat terjalin dengan baik.

e. Prinsip fleksibilitas

Fleksibilitas disini dimaksudkan adalah tidak kaku, artinya

ada semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan di

dalam bertindak.

1) Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan

Fleksibilitas ini dapat di wujudkan dalam bentuk pengadaan

program-program pilihan yang dapat berbenntuk jurusan,

program spesialisasi, ataupun program-program pendidikan

keterampilan yang dapat dipilih murid atas dasar kemampuan

dan minatya.

2) Fleksibilitas dalam mengembangkan program pengajaran

Fleksibilitas ini dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk

memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk

mengembngkan sendiri program-program pengajaran dengan

berpegang pada tujuan dan bahan pengajaran di dalam

kurikulum yang masih agak bersifat umum (Daradjat, 1984,

123-124).

Page 137: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

137

C. Implikasi Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo Bagi Pengembangan

Kurikulum Pendidikan Islam

1. Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam

a. Humanisasi

Berbicara tetang tujuan kurikulum Pendidikan Islam, sama

saja berbicara tentang tujuan pendidikan Islam. Sebab, kurikulum

pendidikan Islam adalah sarana guna untuk mencapai tujuan

Pendidikan Islam. Sebagaimana dikatakan Muhaimin dan Mujib

(1993: 153) bahwa perumusan tujuan Pendidikan Islam harus

berorientasi pada hakikat Pendidikan meliputi beberapa aspeknya,

antara lain:

1) Tujuan dan tugas hidup manusia

Manusia hidup bukan Karena kebetulan dan sia-sia, ia

diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu

(Q.S. 3:191). Diciptakan manusia adalah hanya untuk Allah

SWT. Indikasi tugasnya berupa ibadah (sebagai Abdullah) dan

tugas sebagai wakil Allah di muka bumi (kalifatullah).

2) Memperhatikan sifat-sifat dasar (nature) manusiai yang konsep

tentang manusia bahwa ia diciptakan sebagai khalifah Allah di

bumi (Q.S. 2: 30), serta untuk beribadah kepada-Nya (Q.S 51:

56), penciptaan itu dibekali dengan berbagai macam fitrah yang

Page 138: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

138

berkencenderungan pada Al-hanief (rindu akan kebenaran dari

Tuhan) berupa agama Islam (Q.S. 18: 29) sebatas kemampuan

dan kapasitas ukuran yang ada.

3) Tuntutan masyarakat

Tuntutan ini baik berupa pelesarian nilai-nilai budaya

yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat,

maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya

dalam mengantisipasi perkembangan dan tuntutan dunia

modern.

4) Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam

Dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang

dapat meningkatakan kesejahteraan hidup manusia di dunia,

untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebai bekal

kehidupan di akhirat, serta mengandung nila yang mendorong

manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat

yang lebih membahagiakan, sehingga manusia ditunutut agar

tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi

yang dimiliki. Namun demikian, kemlaratan dan kemiskinan

duniiai harus di berantas, sebab kemlaratan duniai bias

menjadikan ancaman yang menjerumuskan manusia pada

kekufuran. Dimensi tersebt dapat memadukan antara

kepentingan duniawi dan ukhrowi (Q.S 28: 77). Keseimbangan

Page 139: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

139

dan keserasian antara kedua kepentingan hidup inii menjadi

daya tangkal terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari berbagai

gejolak kehidupan yang menggoda ketentraman dan ketenangan

hidup manusia, baik yang bersifat spiritual, sosial, kultural,

ekonomis, maupun ideologis dalam hidup pribadi manusia.

Melihat dari aspek-aspek tujuan pendidikan Islam diatas

yaitu: tujuan dan tugas hidup manusia, sifat-sifat dasar (nature),

tuntutan masyarakat, dan dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.

dari ke-empat aspek tersebut, penulis melihat adanya hubungan

dengan humanisasi, yaitu memanusiakan manusia, menjadikan

manusia seutuhnya tanpa adanya objektivikasi (manusia hanya

menjadi objek) dan otomatisme (manusia jadi otomaton, bergerak

secara otomatis tanpa kesadaran) (Kuntowijoyo, 2006: 100).

Manusia hanya menjadi objek bagi pendidikan, sehingga para

peserta didik hanya disiapkan untuk menghadapi dunia pekerjaan,

dengan slogan menyiapka mental peserta didik dalam menghadapi

era globalisasi, yang berakibat manusia hanya bergerak secara

otomatis, yang berarti manusia bergerak sesuai irama mesin-mesin

pabrik yang sejatinya manusialah yang dikendalikan oleh mesin,

bukan manusia yang mengendalikan mesin.

Dalam teori hirarki kebutuhan, Maslow (1908-1970)

menyebutkan ada lima jenis kebutuhan dasar manusia secara

berjenjang dan bertingkat mulai dari yang paling rendah (bersifat

Page 140: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

140

dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Pada

tingkat paling bawah terletak kebutuhan-kebutuhan fisiologis

(physiological needs), tingkat kedua terdapat kebutuhan akan rasa

aman dan perlindungan (need for self-security and security),

tingkat ketiga mencerminkan kebutuhan yang digolongkan dalam

kelompok kasih sayang (need for love and belongingness), tingkat

keempat mencerminkan kebutuhan atas penghargaan diri (need for

self-system), sedangkan tingkat kelima adalah kebutuhan

aktualisasi diri (need for self-actualization) (Nursikin, 2016: 325).

Pentingnya humanisasi sebagai tujuan dalam kurikulum

pendidikan islam adalah untuk menjawab dari persoalan-persoalan

di atas, yang menjadikan manusia sebagai manusia seutuhnya.

Rosyadi (2004: 161) menjelaskan perubahan yang di inginkan

dalam tujuan pendidikan pada tiga bidang, yitu:

1) Tujuan individual yang berkaitan dengan individu-individu,

pelajaran yang bertaut dengan pribadi-pribadi mereka, dan apa

yang berkaitan dengan individu-individu tersebut. Perubahan

yang di inginkan terletak pada tingkah laku, aktivitas dan

pencapaianya, pertumbuhan yang diinginkan pada pribadi

mereka, dan persiapan yang dimestikan kepada mereka pada

kehidupan di dunia d na akhirat.

Page 141: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

141

2) Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat

secara keseluruhan dengan tingkah laku masyarakat umumnya,

dan dengan apa yang berkaitan dengan kehidupan ini mengenai

perubahan yang di inginkan, pertumbuhan, kekayaan

pengamalan, dan kemajuan yang dinginkan.

3) Tujuan-tujuan profesional yang berkaitan d engan pendidikan

dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan

sebgai suatu aktivitas diantara aktivitas-aktivitas masyarakat.

b. Liberasi

Secara teoritis, salah satu tujuan kurikulum Pendidikan

adalah tujuan fungsional, yang berarti tujuan yang sasaranya

diarahkan pada kemampuan anak didik untuk menfungsikan daya

kognitif, afektif, dan psikomotorik dari hasil Pendidikan yang

diperoleh, sesuai yang ditetapkan. Tujuan ini meliputi:

1) Tujuan individual yang sasaranya pada pemberian kemampuan

individual untuk mengamalkan nilai-nilai yang telah di

internalisasikan ke dalam pribadi berupa moral, intelektual, dan

skil.

2) Tujuan sosial yang sasaranya pada pemberian kemampuan

pengamalan nilai-niai kedalam kehidupan sosial, interpersonal,

dan interaksional dengan orang lain dalam masyarakat.

Page 142: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

142

3) Tujuan moral yang bersasaran pada pemberian kemampuan

untuk berprilaku sesuai dengan tuntunan moral atas dorongan

motivasi yang bersumber pada agama, dorongan social, dan

dorongan biologis.

4) Tujuan professional yang bersasaran pada pemberian

kemampuan untuk mengamalkan keahlianya, sesuai dengan

kompetensi (Muhaimin dan Mujib, 1993: 157).

Dilihat dari tujuan fungsional kurikulum di atas, peran

liberasi sebagai tujuan kurikulum pendidikan Islam akan

membebaskan tujuan kurikulum yang hanya bersasaran pada satu

aspek. Dengan adanya liberasi maka tujuan kurikulum akan

mencakup seluruh aspek tujuan kurikulum pendidikan, yaitu aspek

kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Sebagai contoh

dimana sasaran liberasi melakukan pembebasan dari sistem

pengetahuan materialistis, dari domidonasi struktur, misalnya dari

kelas dan seks. Pembebasan dari kesadaran kelas ini bertentangan

dengan Marxisme Timur dan Barat yang menekankan kesadaran

kelas sebagai objek penelitian. Demikian juga pembebasan dari

dominasi seks ini bertentangan dengan gerakan feminisme barat

yang serba anti pria. Islam dalam hal ini menndukung suatu

moderasi, yaitu kemitrasejajaran antara pria dan wanita, dengan

perspektif gender (Kuntowijoyo, 2006: 1003).

Page 143: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

143

c. Transendensi

Seseorang yang taat beragama dan mempelajari ilmu-ilmu

alam (teknik, fisika, farmasi, pertanian, kedokteran) tidak banyak

mempunyai persoalan dengan aspek muamalah dari agama.

Sebaliknya, mereka yang belajar ilmu-ilmu kemanusiaan

(sosiologi, antropologi, politik, sejarah, filsafat) akan mempunyai

persoalan besar. Itu semua karena aspek muamalah dari agama

termasuk wilayah ilmu-ilmu kemanusiaan. Bagi mereka yang

mempelajari ilmu-ilmu agama saja mungkin terkejut dengan gejala

“modern” seperti cadar, jubah, dan bermacam-macam aliran yang

sedang berkembang saat ini. Bagaimana semua itu bisa terjadi pada

zaman modern? Mereka dan para penganut sendiri tidak bisa

membedakan “mana padi mana ganggang”, karena gejala-gejala itu

berada di luar sistem pengetahuan mereka. Mereka cenderung

melihat dari ilmu agama saja.

Transendental akan berguna bagi ketiganya untuk

menyadari adanya totalitas Islam dan adanya peruahan-perubahan.

Soal terbesar bagi Islam ialah bagaimana mengikuti perubahan

tanpa kehilangan jati dirinya sebagai agama yang kaffah

(Kuntowijoyo, 2006: 37-38).

Bagi umat Islam sendiri tentu transendensi berarti beriman

kepada Allah SWT oleh karena itu, transendental sebagai tujuan

Page 144: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

144

kurikulum pendidikan Islam menurut Al-Ghazali tercermin dalam

dua segi, yaitu:

1) Insan purna yang betujuan mendekatkan diri kepada Allah

SWT.

2) Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagian hidup di

dunia dan di akhirat.

Sedangkan menurut Ibnu Kholdun sebagai berikut:

1) Tujuan yang berorientasi ukhrowi yaitu membentuk seseorang

hamba agar melakukan kewajibanya kepada Allah.

2) Tujuan yang berorientasi duniawi yaitu membentuk manusia

yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih

layak dan bermanfaat bagi orang muslim.

Sedangkan menurut Abdur Rosid ibnu Abdil Aziz dalam

bukunya “at-tarbiyah Al-Islamiyah Wa Thuruqu Tadrisaha”

menukil dari pendapat para ahli seperi Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-

Ghazali, dan Ihwanus Shafa adalah sebagai berikut:

1) Adanya taqorrub pada Allah melalui pendidikan akhlak.

2) Menciptakan individu untuk memiliki pola pikir yang ilmiah

dan pribadi yag paripura, yaitu pribadi yang dapat

mengintegrasikan antara agama dengan ilmu seta amal saleh,

Page 145: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

145

guna memperoleh ketinggian derajat dalam berbagai dimensi

kehidupan (Muhaimin dan Mujib, 1993: 160-161).

d. Objektivikasi

Objekivikasi menempuh prosedur yang sama dengan

eksternalisasi, tapi ada tambahan. Objektivikasi adalah juga

konkretisasi dari keyakianan internal. Suatu perbuatan objektif

apabila perbuatan itu diraskan oleh orang non-Muslim sebagai

sesuatu yang natural (sewajarnya), tidak sebagai peruatan

keagamaan. Sekalipun demikian, dari sisi yang mempunyai

perbuatan, bila tetap menganggapnya sebagai perbutan kegamaan

termasuk amal. Objektivikasi juga dapat dilakukan oleh orang-

orang non-Islam, asal perbutan itu diarsakan oleh orang islam

sebagai sesuatu yang objektif, sementara orang non-Islam

dipersilakan menganggapnya sebagai perbuatan keagamaan

(Kuntowijoyo, 2008: 61-62).

Menurut Iqbal objektivikasi sebagai tujuan kurikulum

pendidikan Islam akan memiliki dimensi ilmiah, dimensi yang

mendiring mausia untuk selalu bersikap objektif dan realistis dalam

menghadapi tantangan zaman, serta berbagai kehidupan manusia

terbina untuk bertingkah laku secara kritis dan rasional, serta

berusaha mengembangkan keterampilan dan kreativitas berfikir

(Muhaimin dan Mujib, 1993: 160-161).

Page 146: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

146

2. Materi Kurikulum Pendidikan Islam

a. Humanisasi

Manusia pada zaman industri mudah sekali terjatuh.

Kehilangan kemanusiaanya. Karenanya suatu usaha untuk

mengangkat kembali martabat manusia, (emansipasi) manusia,

humanization (Fromm, 1968) sangat diperlukan. Dalam QS Al-Tin

(95); 5, 6 di katakan bahwa orang dapat terjatuh ketempat paling

rendah. Kemudian ayat itu mengecualikan orang-orang yang

beriman dan beramal saleh. Kiranya ayat ini merujuk pada

humanisasi, yaitu iman dan amal saleh. Tentu saja implikasi dari

iman dan amal saleh itu sangat luas (Kuntowijoyo, 2006: 102).

Humanisasi sebagai materi kurikulum pendidikan Islam

yang berlandaskan al-Qur‟an akan menciptakan insan kamil yang

beriman dan beramal saleh. Maka humanisasi akan mengangkat

kembali martabat peserta didik, menurut Ibnu Kaldun dengan

mengajarka materi sebagai berikut:

1) Ilmu lisan (bahasa) yang terdir darii lima lughah, nahwu, sharaf,

balaghah, ma‟ani, bayan, adab, (sastra), dan syair-syair.

2) Ilmu nnaqli, yaitu ilmu yang di nukil dari kitab al-Qur‟an

(termasukk ilmju tafsir, tajwid, makharijul huruf, dan

sebagainya). Dan sunah Nabi saw (termasuk sanad-sanadnya

Page 147: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

147

hadist dan pentashehanya, serta itimbath tentangg qanun-qanun

fiqhiahnya.

Ilmu aqli, yaitun ilmu yang dapat menunjukan manusia

melalui daya kemampuan berpikir seperti filsafat dan semua jenis

ilmu pengetahuan. Termasuk kelompok ilmu-ilmu ini adalah logika

(ilmu manthiq), imu alam, ilmu ketuhanan (teologi), ilmu teknik,

ilmu hitung, ilmj tentang tingkah laku manusia, dan lain

sebagainya (Rosyadi, 2004: 281).

b. Liberasi

Dilihat dari sasaran liberasi ada empat, yaitu sistem

pengetahuan, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik.

Maka liberasi sebagai materi kurikulum pendidikan Islam akan

berisi materi tentang sistem pengetahuan, sistem sosial, sistem

ekonomi, dan sistem politik.

Liberasi sistem pengetahuan ialah usaha untuk

membebakan orang dari sistem pengetahuan materialistis, dari

dominasi struktur, misalnya dari kelas dan seks. Pembebasa dari

belenggu sistem sosial amat penting, karena pada umumnya umat

sedang keluar dari sistem soaial agraris ke sistem sosial idustrial

itullah the great transformation bagi umat manusia. Pembebasan

dari belenggu sistem ekonomi perlu mendapat perhatian, meskipun

masalah ini kadang sangat sensitif karena disangkutkan denga

Page 148: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

148

pembangunan nasional stabilitas, dan keamanan. Liberasi politik

berarti membebaskan sistem dari otoritarianisme, diktator, dan

neofeodalisme (Kuntowijoyo, 2006: 103-105).

Liberasi/pembebasan dari belenggu sistem sosial amat

penting, karena pada umumnya umat sedang keluar dari sistem

sosial agraris ke sistem sosial industrial. Itulah the great

transformation bagi umat. Transformasi itu sudah berjalan sejka

awal abad ke-20, barangkali kita hanya mengalami ujungnya.

Pertanyaan-pertanyaan kritis sekitar kelembagaan tradisional kita

(pengelompokan sosial, pendidikan, kepemimpinan) mungkin

mendapat tantangan dari lembaga-lembaga tradisional.

Pembebasan dari belenggu sistem ekonomi perlu mendapat

perhatian, meskipun masalah ini kadang-kadang sangat sensitif

karena disangkutkan dengan pembangunan nasiona, stabilitas, dan

keamanan. Adalah kepentingan nasional kita untuk melihat

beberapa kesenjangan dan ketidakadilan deengan kepala dingin.

Kerusuhan-kerusuhan yang terjadi akhir-akhir ini kebanyakan pasti

disebabkan juga karena kesenjangan ekonomi. Ted Robert Gurr

dalam Why Men Rebel (1971) menyatakan bahwa penyebab utama

dari pemberontakan ialah relative deprivation. Dalam hal

kesenjangan ekonomi setidaknya ada dua ayat al-Qur‟an yang

dengan jelas menyebutkanya, yaitu QS Al-Hayir [59]: 7 yang

artinya "supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya

Page 149: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

149

di antara kamu” dan QS al-Zukhruf [43]: 32 yang artinya “apakah

mereka (yang berhak) membagi-bagi rahmat Tuhanmu?”. Suatu

gerakan liberasi yang didasarkan akal sehat justru penting untuk

sitem ekonomi nasional.

Liberasi politik berarti membebaskan sistem dari

otoritarianisme, diktator, dan neofeodaisme. Demokrasi HAM, dan

masyarakat madani adalah juga tujuan Isam. Aktivisme politik dari

para ilmuan patut disyukuri, sebab biasanya justru ilmu-ilmu sosial

akan menjamin bahwa perubahan dan transformasi berjalan secara

rasional dan bertanggung jawab secara ilmiah. Reaksi keras yang

datang dari para pejabat berupa ketidak percayaan kepada ilmu

sebagai tidak relevan dengan masalah aktual tidak pada tempatnya.

Memang bukanlah tugas ilmu untuk menjawab persoalan praktias

jangka pendek, itu adalah tgas pejabat. Urusan ilmu adalah

perubahan dan trasnformasi sosial jangka panjang. Ketakutan akan

adanya aliansi antara intelekual dengan massa, seperti tercermin

dalam kata-kata “dalang”, “pihak ketiga”, dan “aktor intelektual”

tidak mempunyai dasar faktual. Intelektual Islam tidak boleh takut

bernahi munkar asal dilandasi dengan ilmu. Mari kita dorong

sejarah indonesia kerah perubahan dan transformasi (Kuntowijoyo,

2006: 104-105).

Page 150: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

150

c. Transendensi

Mengenai transendensi ada garapan khusus untuk masalah

umat, yaitu gerakan-gerakan Islam yang merupakan splinter group

seperti Darul Hadis, Jamah Tabligh, Darul Arqam, dan sebagainya

yang menggelisahkan mainstream umat karena tiba-tiba muncul

cadar, jubah, dan celana komprang. Belum pernah ada penelitian

mengenai mereka, mungkin karean sifatnya yang mirip secret

society. Jelas bahwa mereka adalah gejala anti industrialisme,

tetapi tidak anti industri. Namun, kadang-kadang mereka

mengejutkan kalangan mainstream karena dengan mudah

mengkafirkan orang lain (Kuntowijoyo, 2006: 107).

Melihat gejala-gejala diatas, bagi mereka yang mempelajari

ilmu-ilmu agama saja mungkin terkejut dengan dengan gejala-

gejala modern seperti yang tersebut di atas. Maka dari itu

transendensi sebagai materi kurikulum tidak harus berisi ilmu-ilmu

agama saja, tetapi harus dibarengi dengan ilmu-ilmu umum seperti

yang di ungkapakan Al-Farabi sebagai berikut:

1) Ilmu bahasa.

2) Logika.

3) Sains persiapan, yang terdiri dari ilmu hitung, geometrik, optik,

sains tentang benda-benda samawi, seperti astronomi, dan lain

sebgainya.

Page 151: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

151

4) Fisika dan metafisika yang terdiri dari berbagai jenis ilmu,

seperti ilmu-ilmu yang berkaitan dengan benda-benda alam,

elemen-elemenya, ciri-ciri dan hukumnya, serta faktor-faktor

yang merusaknya, tentang reaksi unsur-unsur dalam benda itu,

ilmu-ilmu mineral, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain

sebagainya.

5) Ilmu kemasyarakatan terdiri dari yuridisprodensi (hukum atau

syariat) dan ilmu retorika (Rosyadi, 2004: 280-281).

3. Proses Belajar Mengajar

a. Humanisasi

Proses belajar mengajar mempertimbangkan kegiatan anak

didik dan Pendidikan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses

belajar itu anak sebaiknya tidak di biarkan sendidirian. Dibiarkan

memang mungkin, tetapi hasil belajar oleh anak sendirian biasanya

kurang maksimal. Karena itu para ahli menyebut proses belajar

mengajar, Karena proses ini mmerupakan gabungan kegiatan anak

belajar dan guru mengajar yang tidak terpisah (Rosyadi, 2004:

283).

Sebagaimana tujuan humanisasi adalah memanusiakan

manusia (Kuntowijoyo, 2006: 87) oleh Karena itu, humanisasi

sebagai proses belajar mengajar akan menghormati akan adanya

kebebasan, bakat-bakat, kemampuan-kemampuan, kebutuhan-

Page 152: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

152

kebutuhan, minat-minat, serta keinginan-kenginan antar individu

(Muhaimin dan Mujib, 1993: 92).

Pentingya humanisasi sebagai proses belajar mengajar

karena potensi dari setiap anak itu berbeda, serta dari kedua belah

pihak yaitu pendidik dan peserta didik hendaknya tanpa adanya

paksaan serta kekerasan. Berbicara tentang humanisasi maka akan

ada kaitanya dengan psikologi, sebab keduanya membahas tentang

manusia. Sebagaimana Asy-Syaibani menetapkan adanya dasar

psikologi dalam kurikulum, dasar ini mempertimbanagkan tahapan

psikis anak didik, yang berkaitan dengan perkembangan jasmaniah,

kematangan, bakat-bakat jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi,

social, kebutuhan dan keninginan individu, minat dan kecakapan.

Dasar psikologis terbagi atas dua macam, yaitu psikologi pelajar

dan psikologi anak.

1) Psikologi pelajar, hakikat anak-anak itu dapat di didik, di

belajarkan dan diberi sejumalah materi dan pengetahuan. Di

samping itu hakikat anak-anak dapat mengubah sikapnya, serta

dapat menerima norma-norma, dapat mempelajari

keterampilan-keterampilan, berpijak dari kemampuan anak

tersebut. Oleh Karena itu, hal yang perlu diperhatikan adalah

bagaimana kurikulum memberikan peluang belajar untuk

peserta didik, dan bagaimana proses belajar berlangsung, serta

Page 153: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

153

dalam keadaan bagaimana anak itu memberi hasil yang sebaik-

baiknya.

2) Psikologi anak, setiap anak mempunyai kepentingan yakni

untuk mendapatkan situasi-situasi belajar pada anak-anak agar

untuk mengembangkan bakatnya. Oleh karenaya, wajarlah jika

anak merupakan factor penentu dalam pembinaan kurikulum

yang berlangsung selama proses belajar mengajar (Muhaimin

dan Mujib, 1993: 193).

b. Liberasi

Menurut Kuntowijoyo tujuan liberasi adalah pembebasan

dari kekejaman kemiskinan structural, keangkuhan teknologi, dan

pemerasan kelimpahan. Kita menyatu rasa dengan mereka yang

miskin, mereka yang terperangkap dalam kesadaran teknokratis,

dan mereka yag tergusur oleh ekonomi raksasa. Kita ingin

Bersama-sama membebaskan diri dari belenggu-belenggu yang

kita bangun sendiri (Kuntowijoyo, 2006: 88).

Penulis mengartikan liberasi sebagai proses pembelajaran

dalam kurikulum pendidikan Islam berarti memberi kebebasan

penuh kepada peserta didik untuk mengambil keputusan untuk

menentukan masa depanya sendiri. Tetapi dengan catatan peserta

didik yang sudah mempunyai kriteria cukup. Liberasi tidak di

pakai untuk peserta didik yang masih duduk dibangku TK sampai

Page 154: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

154

SMP, karena pada usia tersebut peserta didik masih dalam tahap

pendidikan jasmani dan pelatian pancaindra serta dalam tahap

pembentukan watak dan pendidikan agama (Muhaimin dan Mujib,

1993: 178-179).

c. Transendensi

Dalam kaitanya transendensi sebagai proses belajar

mengajar, penulis tidak akan terfokus pada pendidik dan peserta

didiknya, karena buku yang membahas tentang pendidik dan

peserta didik dalam Pendidikan Islam sudah teramat banyak.

Penulis akan membahas hal yang menjadi dasar atau

landasan kegiatan pendidik dan peserta didik lakukan, yaitu proses

belajar mengajar. Transendensi sebagai landasan kegiatan belajar

mengajar dibagi menjadi tiga pilar, yaitu: kalam qauliyah

(theological), ayat kauniyah (nomothetic), dan nafsiyah atau

insaniyah (humaniora) (Kuntowijoyo, 2006: 25).

1) Pilar qauliyah (theological)

Pilar qauliyah digunakan oleh Kuntowijoyo sebagai

landasan kegiatan belajar mengajar untuk mengakomodasi

perintah dan larangan yang ada di al-Qur‟an dan al-Sunah

dalam rangka menjadi landasan dasar pembentukan insan

kamil atau khaira ummatin.

Page 155: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

155

a) Al-Qur‟an

Syed Mahmudansir (1991: 429) menyebutkan

bahwa al-Qur‟an diakui oleh orang-orang Islam sebagai

firman Allah, dan karenanya ia merupakan dasar bagi

hukum mereka. Sebenarnya, al-Qur‟an tidak diwahyukan

secara keseluruhan, tetapi turun secara sebagian-sebagian,

sesuai dengan timbulnya kebutuhn, dalam masa kira-kira

dua puluh tiga tahun. Fazlurrahman (1987: 55)

menambahkan bahwa pewahyuan total pada suatu waktu

adalah mustahil, karena al-Qur‟a turun menjadi peunjuk

bagi kaum muslimin dari waktu ke waktu yang selaras dan

sejalan dengan kebutuhan yang terjadi (Rosaydi, 2004:

153).

Menurut Ash-Shidieqy (1980: 189), al-Qur‟an

sebagai tempat pengambilan yang menjadi sandaran segala

dasar cabang, yang menjelaskan tentang pranata susila yang

benar bagi kehidupan manusia. Al-Qur‟an berisi aturan

yang sangat lengkap dan tidak punya cela, mempunyai nilai

universal dan tidak terikat ruang dan waktu, nilai ajaranya

mampu membahas segala dimensi ruang dan waktu.

Semisal tentang ajaranya yang serba mencakup dan

melingkupi, al-Qur‟an menyebut dirinya sebagai cahaya (4:

Page 156: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

156

174); al-Qur‟an merupakan kitab pendidikan dan

pengajaran secara umum, juga merupakan kitab pendidikan

secara khusus, pendidikan sosial, moral, dan spiritual.

Menurut Al-Syaibany (1970: 40-41), jika falsafah

berusaha mengkaji pangkal segala hal sampai keujungnya,

juga mengkaji hubungan dan kaitan manusia dengan

manusia, laluu antara manusia dengan alam jagad raya,

antara manusia dan Sang Pencipta, maka falsafah Allah itu

meliputi wujud secara keseluruhan; langit, bumi, benda-

benda hidup, benda-benda spiritual dan material, yang

zhahir dan yang bathin, yang awal dan yang akhir, meliputi

segala wujud dengan keseluruhanya yang bersifat waktuu

dan empat. Falsafal al-Qur‟an memadukan antara individu

dan alam jagad, dan antara alam jagad dengan penciptanya.

Inilah yang merupakan penjelmaan universalisme dan

tauhid dalam al-Qur‟an (Rosyadi, 2004: 154).

Kalau al-Qur‟an merupakan sumber inspiasi dan

aktivitas manusia dalam setiap sendi kehidupanya, yang

akan mengantarkan manusia mampu berdialog secara ramah

dengan dirinya sendiri, dengan alam sekitar, dan dengan

Tuhanya, maka al-Qur‟an menjadi landasan yang kokoh dan

paling strategis bagi orientasi pengembangan intelektual,

Page 157: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

157

spiritual, dan keparipurnaan hidup manusia secara hakiki

(Rosyadi, 2004: 155).

b) Al-Sunah

Rosyadi (2004: 155) menyamakan antara pengertian

al-Sunah dan al-Hadist, karena perkemangan pengertian

hadist dan sunah adalah menjadi sama. Secara substansial

keduanya mengacu kepada segala perkataan, tindakan, dan

persetujuan beliau Nabi Muhammad SAW terhadap hal-hal

baik.

Menurut Rosyadi (2004: 155), dijadikanya al-Sunah

sebagai sebagai dasar kegiatan belajar mengajar tidak lepas

ddari fungsi al-Sunah itu sendiri terhadap al-Qur‟an. Funsi

al-sunah terhadap al-Qur‟an ialah sangat peting. Ada

beberapa pembenaran yang mendesak untuk segera

ditampilkan, yaitu: pertama sunah menenrangakan ayat-

ayat al-Qur‟an yang bersifat umum. Maka dengan

sendirinya yang menerangkan itu terkemudian dari yang

diterangkan. Kedua Sunah mengkhidmati al-Qur‟an.

Memang al-Sunah menjelaskan mujmal al-Qur‟an,

menerangkan musykilnya, dan memanjangkan

keringkasanya (Shihab, 1992: 122).

Page 158: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

158

Al-Qur‟an menekankan bahwa rasulullah berfungsi

menjelaskan maksud firman-firman Allah (16: 44). Abdul

Halim Mahmud, dalam bukunya al-sunah fi makanatiha wa

fi Tarikhiha, menulis bahwa al-Qur‟an mempunyai fungsi

yang berhubungan dengan al-Qur‟an dan fungsi berkaitan

dengan pembinaan hukum syara‟. Dengan menunjuk

pendapat al-Syafi‟i dalam al-risalah, Abdul Halim

menegaskan bahwa dalam kaitanya dengan al-Qur‟an ada

dua fungsi al-Sunah yang tidak di perselisihkan, yaitu apa

yang di distilahkan oleh sementara ulama dengan bayan

ta‟kid dan bayan tafsir. Yang pertama sekedar menguatkan

atau menggaris bawahi kembali apa yang terdapat dalam al-

Qur‟an, sedang yang kedua; memperjelas, merinci, bahkan

membatasi pengertian lahir dari ayat-ayat al-Qur‟an

(Shihab, 1992: 122).

2) Pilar Kauniyah (Nomothetic)

Selain menurunkan kalam qauliyah kepada umat

manusia melalui penrantara Malaikat Jibril AS dan Nabi-

Nabinya, ia membentangkan ayat-ayat kauniyah secara nyata,

yaitu alam semesta dengan segala macam partikel dan

heterogenitas berbagai entitas yang ada di dalamnya; langit

yang begitu lua dengan gugusan-gugusan galaksinya, laut yag

begitu membahana dengan kekayaan dan aneka aprimatan

Page 159: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

159

yang di kandungnya, bumii yang bulat dengan segala yang di

lahirkanya; pepohonan, bebukitan, pegunungan, dan berbagai

macam binatang yang lainya.

Sebagai contoh dari ayat kauniyah tersebut ialah, “Dia-

lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan guung-

gunung dan sungai-sungai padanya. Dia menjadikan padanya

buah-buahan berpasang-pasangan. Allah (jugalah) yang

menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang

demikian ituu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi

kaum yang berpikir” (al-Ra‟du: 3).

Dilihat secara pedagogis, hal tersebut amatlah penting

bagi berlangsungnya proses pendidikan demi tercapainya

(setidaknya) dan hal sekaligus; bukan hanya tumpukan ilmu

dan kepandaian, tapi juga sikap arif dan kedewasaan jiwa

(Rosyadi, 2004: 157-158).

3) Pilar Nafsiyah atau Insaniyah (Humaniora)

Pilar ketiga yang menjadi landasan kegiatan belajar

mengajar adalah hal-hal yang berkenaan dengan makna, nilai,

dan kesadaran atau biasa disebut dengan pilar nafsiyah.

Maksudnya, segala makna, nilai dan kesadaran dalam

pendidikan Islam bertolak dari landasan qauliyah dan kauniyah

serta berakhir pula kepada Islam. sehingga pilar nafsiyah atau

Page 160: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

160

insaniyah sebagai landasan dalam kegiatan belajar mengajar

dapat memungknkan adanya ikhtiar, perubahan, dan

transformasi sosial dalam rangka mendekatkan pendidikan

kepada tujuanya.

Salah satu bentuk kemungkinan dari adanya pilar

nafsiyah atau insaniyah sebagai landasan dalam kegiatan

belajar mengajar adalah ijtihad. Menurut A.M. Saifudin (1991:

13), ijtihad sebagai langkah untuk memperbarui interpretasi

dan pelembagaan ajaran Islam dalam kehidupan yang

berkembang merupakan semangat kebudayaan Islami. Ijtihad

yang dimaksud disini adalah pengertian yang luas, bukan

ijtihad yang oleh sementara para ulama disebut sebagai ijtihad

fardhi dan jama‟i. Kedua model ijtihad itu terjadi karena

adanya keterikatan ruang dan waktu (Rosyadi, 2004: 158).

Menurut Soebahar (1992: 22), ijtihad yang diarahkan

kepada interpretasi wahyu da al-kaun akan menghasilkan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang

menggembirakan. Sebab interpretasi manusia atas akan wahyu

akan mengahsilkan pemahaman keagamaan atau agama yang

aktual. Sementara interpretasi terhadap al-kaun akan

menghasilkan ilmu pengetahuan (Munir, 2016: 93-95).

Page 161: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

161

Seseorang yang melakukan kegiatan ijtihad disebut

sebagai mujtahid. Seorang mujtahid senantiasa menggunakan

akal budinya untuk memecahkan problematika kemanusiaan

dalam kehidupanya. Orang yang senantiasa menggunakan akal

budinya, oleh al-Qur‟an disebut sebagai ulul albab. Oleh

Jalaludin Rakhmat (1991: 211) di jelaskan bahwa kelompok

manusia tertentu yang diberi keistimewaan berupa hikmah dan

pengetahuan, di samping pengetahuan yang diperoleh secara

empiris (Rosyadi, 2004: 159).

d. Objektivikasi

Suatu perbuatan dikatakan objektif bila perbuatan itu

dirasakan oleh orang non-Muslim sebagai sesuatu yang natural

(sewajarnya), tidak sebagai perbuatan keagamaan termasuk amal.

Objektivikasi juga dapat dilakukan oleh orang non-Islam, asal

perbuatan itu dirasakan oleh orang Islam sebagai sesuatu yang

objektif, sementara orang non-Islam dipersilakan menganggapnya

sebagai perbuatan keagamaan (Kuntowijoyo, 2006: 62).

Objektivikasi sebagai proses pembelajaran akan

menghilangkan sikap subjektif pendidik terhadap peserta didiknya,

seorang pendidik sudah selayaknya memiliki sikap objektif karena

seorang pendidik bertanggung jawab atas pendidikan dan

pengajaran (Rosyadi, 2004: 172). Al-Ghazali dalam Mizanul Amal,

Page 162: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

162

mengatakan bahwa orang-orang yang mempunyai ilmu

(Muta‟alim) berada dalam keadaan sebagai berikut:

1) Mencari faedah dan guna ilmu.

2) Mencari hail ilmu pengetahuan sehingga ia tidak bertanya-

tanya.

3) Memberi wawasan ilmu dan mengajarkanya, dan inilah

keadaan termulya baginya. Jadi, barang siapa telah mencaai

ilmu pengetahuan, kemudian ia dapat mengambil faedahnya

dan selanjutnya di ajarkan maka ia adalah laksana matahari

bersinar yang menyinari lainya. Ia adalah laksana kasturi yang

dapat mengahrumkan, dan ia sendiri harum (rosyadi, 2004:

175).

Dalam mencapai keadaan yang tersebut di atas, seorang

pendidik harus memiliki sikap objektif. Jika pendidik tidak

mempunyai sikap objektif maka sudah dipastikan tidak akan

mencapai keadaan yang tersebut di atas, hanya akan menjadi pohon

yang rindang tetapi tidak berbuah, dalam artian ilmunya tidak

bermanfaat.

Page 163: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

163

4. Evaluasi Pembelajaran

a. Humanisasi

Umat manusia sekarang ini sedang mengalami proses

dehumanisasi karena masyarakat industrial kita menjadikan kita

sebagai bagian dari mayarakat abstrak tanpa wajah kemanusiaan.

Kita mengalami objektivikasi ketika kita berada di tengah-tengah

mesin politik dan mesin-mesin pasar. Ilmu dan teknologi juga telah

membantu ecenderungan reduksionistik yang melihat manusia

dengan cara parsial (Kuntowijoyo, 2006: 87-88).

Dari fenomena di atas, penulis akan menjadikan humanisasi

sebagai fungsi dari evaluasi. Dimana tujuan humanisasi adalah

memanusiakan manusia, dalam artian evaluasi pembelajaran

humanisasi akan menyetarakan semua peserta didik, setara dalam

tingkat pengetahuan maupun akhlak. Menurut Muhhaimin dan

Mujib (1993: 277) fungsi evaluasi adalah membantu anak didik

agar ia dapat mengubah dan mengembangkan tingkah akunya

secara sadar, serta memberi bantuan padanya cara meraih suatu

kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Dengan

menambahkan humanisasi sebagai fungsi evaluasi maka antara

peserta didik satu dengan yang lainya akan mendapatkan prilaku

dan pengetahuan yang sama untuk bekal peserta didik dalam dunia

pekerjaan maupun kehidupan bermasyarakat.

Page 164: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

164

b. Transendensi

Kata kerja transcend, yang darinya kata transendental

diambil, berasal dari bahasa latin transcendere yang artinya

memanjat di/ke atas (Kuntowijoyo, 2006: 34). Dalam Islam tentu

dapat di artikan hablumminallah yaitu hubungan antara manusia

dengan Tuhan atau lebih tepatnya rasa keimanan.

Evaluasi pembelajaran merupakan komponen yang sangat

penting dalam suatu kurikulum, sehingga seorang evaluator sudah

seharusnya memiliki rasa keimanan, Rosyadi (2004: 285)

menyebutkan salah satu dasar evaluasi adalah dasar religius.

Bagaimana Islam dengan seperangkat norma dan ajaranya

merupakan dasar yang fundamental bagi proses pendidikan Islam,

khususnya dalam evaluasi, sebagaimana kita ketahui bahwa sifat

manusia itu ada dua yang saling bertentangan, yaitu manusia

makhluk yang dhaif dan lemah (QS, 4: 28; 6: 78; 17: 85); manusia

makhluk yang mudah membantah dan ingkatr kepada Allah (QS.

18: 54; 17: 89) di satu pihak, dan manusia juga sebagai makhluk

terbaik dari semua prestasi Tuhan tentang penciptaan (QS. 95: 4);

manusia makhluk yang paling mulia (QS. 17: 70); manusia

diangkat menjadi khalifah (QS. 2: 30; 6: 165) untuk mengelola

alam serta isinya (QS. 2: 29; 31: 20) di lain pihak. Karena kondisi

yang tarik menarik seperti inilah perlu adanya kontrol terus

Page 165: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

165

menerus, yang dalam terminologi pendidikan kita sebut evaluasi

(Rosyadi, 2004: 285).

c. Objektivikasi

Objektivikasi menempuh prosedur yang sama dengan

eksternalisasi, tapi ada tambahan. Objektivikasi adalah juga

konkretisasi dari keyakinan internal. Dengan objektifikasi akan

dihindari dua hal: sekularisasi dan dominasi (Kuntowijoyo, 2006:

62). Umat Islam di tuntut untuk berprilaku objektif secara aktif.

Islam adalah ramat bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil

„alamin-QS Al-Anbiya‟ 21: 107), dengan artian Islam di turunkan

sebagai rahmat kepada siapapun, tanpa memandang agama, warna

kulit, budaya, dan sebagainya. Demikian pula diperintahkan

kepada umat Islam untuk berbuat adil, tanpa pandang bulu,

kerabat, status, kelas, golongan (baca QS Al-Maidah 5: 8).

Supaya Islam benar-benar dapat dirasakan sebagai rahmat yang

adil kepada siapa pun (Kuntowijoyo, 2006: 61).

Dari keterangan di atas dapat difahami bahwa sebuah

prilaku dapat di katakan objektif jika prilaku tersebut dapat

dirasakan oleh orang non-Islam, yang berarti dapat diraskan oleh

seluruh umat manusia tanpa memandang agama, warna kulit,

budaya, kerabat, status, kelas, dan golongan. Dimana prilaku

objektivikasi menghindarkan dari sekularisasi dan dominasi.

Page 166: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

166

Alangkah jauh lebih baik jika prilaku objektivikasi di terapkan

dalam evaluasi pembelajaran, dimana evaluasi pembelajaran

adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan,

dan perkembangan anak didik untuk tujuan pendidikan

(Muhaimin dan Mujib, 1993: 276). Sehingga pendidik selaku

sebagai aktor dari evaluasi pembelajaran akan menilai setiap

peserta didiknya tanpa memandang agama, warna kulit, budaya,

kerabat, status, kelas, dan golongan yang berakibat evaluasi

pembelajaran akan diraskan seadil-adilnya oleh perserta didik.

Dengan menerapkan prilaku objektivikasi dalam evaluasi

pembelajaran, sasaran-sasaran evaluasi pembelajaran akan

menjadi tepat. Dimana sasaran-sasaran evaluasi pembelajaran

meliputi empat kemampuan peserta didik, yaitu:

1) Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan

Tuhannya.

2) Sikap dan pengalaman terhadap erti hubungan dirrinya dengan

masyarakat.

3) Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupanya

dengan alam sekitarnya.

4) Sikap dan pandanganya terhadap diri sendiri selaku hamba

Allah dan selaku angota masyarakat serta selaku khalifah Allah

SWT di bumi (Muhaimin dan Mujib, 1993: 277).

Page 167: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

167

Dalam bukunya Khoiron Rosyadi (2004: 290-292)

disebutkan ada empat prinsip yang harus diperhatikan dalam

evaluasi pembelajaran, yaitu: prinsip kontinyuitas, prinsip

menyeluruh, prinsip objektivitas, dan prinsip mengacu pada

tujuan. Namun penulis akan terfokus kepada satu prinsip yang

berhubungan sengan sub pembahasan ini, yaitu prinsip

objektivitas. Objektif dalam arti bahwa evaluasi itu dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya, erdasarkan fakta dan data yang ada tanpa

di pengaruhi oleh unsur-unsur subjektivitas dari evaluator.

Objektiv dalam evaluasi itu antara lain ditunjukan dalam sikap

sebagai berikut:

1) Sikap al-sidqah, yakni berlaku benar dan jujur dalam

mengadakan evaluasi (QS. 9: 119). Dan dalam hadist Nabi saw

disebutkan, yang artinya sebagaimna berikut:

Dari Ibnu Mas‟ud ra.

Sesungguhnya al-shidiq (bersikap benar) itu membawa

kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang

yang membiaskan diri bersikap benar, maka iiai akan tercatat

di sisi Allahsebagai shidiq (orang-orang yang benar) (HR.

Bukhari dan Muslim) (Al-Suyuthi, Jami‟us Shaghir I: 82).

Page 168: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

168

2) Sikap amanah, yakni suatu sikap pribadi yang setia, tulus hati

dan jujur dalam menjalankan sesuatu yang dioercayakan

kepadanya (QS. 44: 58). Dan hadist Nabi saw yang artinya:

Dari Abu Hurairah ra.

Tunaikanah amanah itu kepada orang yang mempercayakan

kepadamu, dan janganlah kamu mengkhianati orang-orang

yang yang mengkhianati engaku (HR. Turmudzi) (Al-Suyuthi,

Jami‟us Shaghir I: 14).

3) Sikap ramah dan ta‟awun, yaitu sikap kasih sayang terhadap

sesama dan saling tolong menolong menuju kebaikan. Sikap

ini harus dimiliki oleh evaluator (QS. 90:17; 5: 2) dan hadist

Nabi saw yang artinya:

Dari Anas ra., nabi saw bersabda:

Tidaklah (dipandang) beriman seseorang dari kamu sehingga

ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya

sendiri (Muttafaqun Alaihi) (Al-Suyuthi, Jami‟us Shaghir II:

204) (Rosaydi, 2004: 291-292).

.

Page 169: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

169

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep ilmuisasi Islam Kuntowijoyo ditandai dengan adanya pilar-

pilar Ilmuisasi Islam, yaitu: humanisasi, liberasi, dan transendensi.

Pertama humanisasi, Manusia pada zaman industri mudah sekali terjatuh.

Kehilangan kemanusiaan. Karenaya suatu usaha untu mangangkat kembali

martabat manusia, (humanisasi) manusia, humanization (Fromm, 1968)

sangat diperlukan. Dalam Qs Al-Tin (95):5, 6 di katatakan bahwa orang

dapat terjatuh ketempat yang paling rendah. Kemudian ayat ituu

mengecualikan orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Kiranya ayat

ini merujuk pada humanisasi, yaitu iman dan amal saleh. Tentu saja

implikasi dari iman dan amak saleh itu sangat luas (Kuntowijoyo, 2006:

102).

Kedua liberasi, sasaran liberasi ada empat, yaitu sistem

pengetahuan, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik. Liberasi

sistem pengetahuan adalah usaha untuk membebaskan orang dari sistem

pengetahuan materialistis, dari domidonasi struktur, misalnya dari kelas

dan seks. Pembebasan dari kesadaran kelas ini bertentangan dengan

Marxisme Timur dan Barat yang menekankan kesadaran kelas sebagai

objek penellitian. Demikian juga oembebasan dari dominasi seks ini

bertentangan dengan gerakan feminisme barat yang serba anti pria. Islam

Page 170: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

170

dalam hal ini mendukung suatu moderasi, yaitu kemitrasejajaran antara

pria dan wanita, dengan perspektif gender. Justru karena itu studi tekstual

maupun kontekstual mengenai hubungan seksual adalah perlu.

Ketiga transendensi, Bagi umat Islam sendiri tentu transendensi

berarti beriman kepada Allah SWT, seseorang yang taat beragama dan

mempelajari ilmu-ilmu alam (teknik, fisika, farmasi, pertanian,

kedokteran) tidak banyak mempunyai persoalan dengan aspek muamalah

dari agama. Sebaliknya, mereka yang belajar ilmu-ilmu kemanusiaan

(sosiologi, antropologi, politik, sejarah, filsafat) akan mempunyai

persoalan besar. Itu semua karena aspek muamalah dari agama termasuk

wilayah ilmu-ilmu kemanusiaan. Bagi mereka yang mempelajari ilmu-

ilmu agama saja mungkin terkejut dengan gejala “modern” seperti cadar,

jubah, dan bermacam-macam aliran yang sedang berkembang saat ini.

Bagaimana semua itu bisa terjadi pada zaman modern? Mereka dan para

penganut sendiri tidak bisa membedakan “mana padi mana ganggang”,

karena gejala-gejala itu berada di luar sistem pengetahuan mereka. Mereka

cenderung melihat dari ilmu agama saja. Transendental akan berguna bagi

ketiganya untuk menyadari adanya totalitas Islam dan adanya peruahan-

perubahan.

Untuk mengimplikasikan Ilmuisasi Islam Kuntowijoyo bagi

pengembangan kurikulum pendidikan Islam, penulis memasukan dan

merelevansikan konsep dan metodologi ilmuisasi Islam Kuntowijoyo yaitu

humanisasi, liberasi transendensi, dan objektivikasi kedalam komponen-

Page 171: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

171

komponen kurikulum yaitu tujuan, isi/materi, kegiatan pembelajaran, dan

evaluasi. Dimana menurut kuntowijoyo tujuan humanisasi adalah

memanusiakan manusia. Tujuan liberasi adalah pembebasan dari

kekejaman kemiskinan struktural, keangkuhan teknologi, dan perampasan

kelimpahan. Tujuan transendensi adalah memanmbahkan dimensi

keimanan dalam kebudayaan. Dan tujuan objektivikasi adalah menghindari

dari sikap sekularisasi dan dominasi.

B. Saran

Dengan adanya pembaharuan pemikiran dari Kuntowijoyo tentang

ilmuisasi Islam/pengilmuan Islam, penulis berharap atau memberikan

saran kepada:

1. Ilmuan Muslim

Seluruh ilmuan-ilmuan muslim dari berbagai penjuru dinia, harus

meningggalkan istilah “Islamisasi pengetahuan” yang bergerak dari

konteks ke teks, dan diganti dengan “Ilmuisasi Islam” yang bergerak

dari teks ke konteks.

2. Sekolah atau Instansi Pendidikan

Sekolah merupakan suatu instansi pendidikan yang bertujuan

mencetak generasi yang insan kamil, maka dalam mecapai tujuan

tersebut pendidik sebagai salah satu foktor terbesar dalam menentukan

keberhasilan tujuan harus menerapkan pengilmuan Islam atau ilmuisasi

Page 172: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

172

Islam dalam pembelajaranya, yang artinya para pendidik tidak begitu

saja meniru metode-metode dari luar.

3. Pemerintah

Pemerintah ataupun Departemen Agama, selaku lembaga yang

berwenang atas pembuatan kurikulum, sudah selayaknya merancang

sebuah kurikulum yang berbasis kepada ilmuisasi Islam atau

pengilmuan Islam.

C. Penutup

Al-insanu mahalul khoto‟ wal-nisyan, itulah ungkapan yang pantas

penulis katakan, sebagai makhluk yang jauh dari kata sempurna, penulis

mengharapkan kritik yang konstruktif dan solusi yang membangun demi

kesempurnaan tulisan ini.

Akhirnya, ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk semua

pihak yang telah memberikan dukungan, materiial, maupun spiritual,

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pendidikan di

Indonesia.

Page 173: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

173

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Amin. 2006. Islamic Studies Di Perguruan Tinggi Pendekatan

Integratif-Interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Abubakar, Istianah. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Malang: UIN Malang Press.

Al-Barry, M. Dahlan. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arloka.

Annur, Fauzi. 2017. Integrasi-Interkoneksi Sains Dan Agama Pemikiran Agus

Purwanto Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Agama Islam. Tesis,

Salatiga: Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Salatiga.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Cetaka ke-11. Jakarta: PT.

Rineka Cipta anggota IKAPI.

Armas, Adnin. 2007. Krisis Epistemologi dan Islamisasi Ilmu. ISID Gontor:

Center for Islamic & Occidental Studies.

Barizi, Ahmad. 2011. Pendidikan Integratif. Malang: UIN Maliki Press Anggota

IKAPI.

Daradjat, Zakiyah, dkk. 1984. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Daulai, Afrahul Fadhila. 2013. Islamisasi Ilmu Pengetahuan: Perspektif Filsafat

Pendidikan Isam. Analytica Islamica. 2(1): 71-74.

Daymon, Christin. 2008. Metode Metode Riset Kualitatif dalam Public Relationns

dan Marketing Cominicatios Cetakan ke-1. Yogyakarta: Bentang anggota

IKAPI.

Page 174: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

174

Echols, John, dan Hassan Shadily. 1992. Kamus Inggris-Indonesia Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

M Fahmi. 2005. Islam Trasendental; Menelusuri jejak-jejak Pemikiran

Kuntowijoyo. Yogyakarta: Pilar Media.

Fauzi, Amin. 2017. Integrasi Dan Islamisasi Ilmu Dalam Perspektif Pendidikan

Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 8(1): 10-11).

Hadi, sutrisno. 1981. Metodologi Reseach. Yogyakarta: UGM Fakultas Psikologi.

Hatta al-Fattah, Muhammad. 2010. Keajaiban Angka Al-Quran. Jakarta: Mirqat.

Kertanegara, Mulyadhi. 2005 Integrasi Ilmu. Jakarta: Mizan Media Utama.

Kuntowijoyo. 2000. Mantra Penjinak Ular. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

___________ 1998. Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan.

___________ 1994. Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

___________ 1998. Ilmu Sosial Profetik. IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, (61):

70-76.

___________ 1999. Hampir Sebuah Subvervisi. Jakarta: PT Grasindo.

___________ 1999. Paradigma Umat Islam Interprestasi Untuk Aksi. Bandung:

Mizan (Anggota IKAPI).

Page 175: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

175

___________ 2002. Perubahan sosial Dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-

1940. Jogjakarta: Mata Bangsa.

___________ 2003. Wapirin dan Satinah. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

___________ 2006. Islam Sebagai Ilmu. Yogyakarta: Tiara Wacana.

___________ 2013. Pelajaran Pertama Bagi Calon Politisi. Jakata: Kompas

Media Nusantara.

___________ 2017. Pasar. Yogyakarta: DIVA Press dan Mata Angin Anggota

IKAPI.

___________ 1999. Hampir Sebuah Subversi. Jakarta: PT Grasindo, Anggota

IKAPI.

___________ 1997. Identitas Politik Umat Islam. Bandung: Mizan (Anggota

IKAPI).

Mas‟ud, Abdurrahman dkk. 2002. Dinamika Pesantren dan Madrasah.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maslikhah. 2013, melejitkan kemahiran menulis karya ilmiah. Yogyakarta:

Orbritrust Corp.

Moleong, lexy. J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Cetakan ke-26.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikirian Pendidikan Islam: (Kajian

Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya). Bandung: Trigenda

Karya.

Muhaimin. 2004. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya: Pustaka

Pelajar.

Page 176: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

176

Muliawan, Jasa Ungguh. 2005. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Munir, Sahal. 2016. Paradigma Profetik dalam Pendidikan Islam menurut

Kuntowijoyo. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Salatiga.

Mustaqim, Muhammad. 2015. Pengilmuan Islam dan Problem Dikotomi

Pendidikan, Jurnal Penelitian, 9(2): 259-260.

Nizar, Samsul. 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Nursikin, Mukh. 2016. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Dan Implementasinya

Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. 1(2): 325.

Ratna, Nyoman Kuntha. 2009. Teori, Metode Penelitian Pendidikan Sastra (Dari

Strukturalistik hingga Postrukturalisme, Perspektif Wacana Naratif).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shihab, M. Quraish. 1992. Membumikan Alquran. Bandung: Mizan.

Shofan, Moh. 2004. Pendidikan berparadigma Profetik: Upaya Konstruktif

Membongkar Dikotomi Sistem Pendidikan Islam. Yogyakarta: IRCiSoD.

Subhan, Arif. 1994. Dr. Kuntowijoyo: Al-Qur‟an Sebagai Paradigma. Jurnal

Ulumul Qur‟an 4 Vol. V Th. 1994, 96.

Suprayogo, Imam. 2014 “Membangun Integrasi Ilmu Dan Agama”, dalam Zainal

Abidin Bagir et. all., Integrasi Ilmu Dan Agama: Interpretasi Dan Aksi.

Bandung: Mizan.

Page 177: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

177

Tafsir, Ahmad. 2008. Filsafat Pendidikan Islam: Integrasi Jasman, Rohani, dan

Kalbu Memanusiakan Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

____________ 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Thoib, Ismail dan Mukhlis. 2013. Dari IslamisasI Ilmu Menuju Pengilmuan

Islam. Jurnal Studi Keislaman. 17(1): 67-84.

Yatim, Badri. 1998. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Prsada.

Zed, Mestika. 2008. Metodologi Penelitian Kepustakaan Cetakan Ke-2. Jakarta:

Yayasan Obur Inonesia anggota IKAPI.

Zuhdiyah, 2016, Islamisasi Ilmu Ismail Raji Al-Faruqi. Tadrib, 2(2): 9.

Page 178: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rohmatul Anwar

Tempat/ Tgl Lahir : Bengkulu, 14, April, 1994

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Kacangan, Andong, Kab. Boyolali

Riwayat Pendidikan :

- SDPerintis UPT IV Kepenuhan, 25Juni 2007

- MTs MiftahulUlumKepenuhan, 07Mei 2010

- SMAN 1 Andong, 24Mei 2013

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 29 September 2017

Penulis

Rohmatul Anwar

111-13-293

Page 179: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical
Page 180: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical
Page 181: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)

Nama : Rohmatul Anwar Fak/Jurusan : FTIK/PAI

NIM : 111-13-293 Dosen PA : M. Yusuf Khummaini. S.Hi., M.H.

NO NAMA KEGIATAN PEAKSANAAN KETERANGAN NILAI

1 OPAK STAIN Salatiga

2013

26-27 Agustus

2013

Peserta 3

2 OPAK TARBIYAH

2013

29 Agustus 2013 Peserta 3

3 Pendidikan Pemakai

Perpustakaan 2013

16 September

2013

Peserta 2

4 Training pembuatan

Makalah (LDK STAIN

Salatiga) 2013

18 September

2013

Peserta 2

5 KSMIS (Kajian Intensif

Mahaiswa) LDK STAIN

Salatiga 2013

10 Oktober 2013 Peserta 2

6 DIKLATSAR V STAIN

Sport Club (SSC)

24 januari 2014 Peserta 2

Page 182: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

STAIN Salatiga 2014

7 Sertifikat Penghargaan

“Longman TOEFL

Preparaion Course at

STAIN Salatiga Islamic

Boarding House 2014”

27-14 Februari

2014

Peserta 2

8 Pekan Olagraga STAIN

(PORS) VI “SPORT IS

MY LIVE) 2014

24-25 Mei 2014 Panitia 3

9 Akhirussanah Ma‟had

STAIN Salatiga Periode

2013/2014

21 juni 2014 Panitia 3

10 Orientasi Dasar

Keislaman (ODK) 2014

21 Agustus 2014 Peserta 2

11 Sertifikat Selesai

Menempuh Evaluasi

Belajar Tahap Akhir

Ma‟had Putra STAIN

Salatiga Tahun Ajaran

2013/2014

29 September

2014

Peserta

2

Page 183: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

12 Sertifikat CEC Festifal

2014

20-22 November

2014

Panitia 3

13 SSC CUP IV FUTSAL

COMPETITION 2014

11 November

2014

Panitia 3

14 Laporan Pertanggung

Jawaban dan

Musyawarah Besar (LPJ

dan MUBES) SSC

STAIN Salatiga 2014

7 Desember

2014

Panitia 3

15 Pendidikan dan Pelatihan

Dasar (DIKLATSAR)

VI SSC STAIN Salatiga

2015

2 Februari 2015 Panitia 3

16 Sosialisasi Hasil

Pendelegasian dalam

Acara “Motivasi

Wawasan Keislaman

Dakwah Kampus dan

Sosialisasi FSLDKN

Pontianak Ke-17 2015

21 Maret 2015 Peserta 2

17 Certificate Recognizing 10 April 2015 Panitia 3

Page 184: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

Her Valuable in

Lokakarya “Improving

Management for Getting

Better Learning

Qualitiy” 2015

18 Rihlah dan Wisata

Rohani Ma‟had Al-

Jami‟ah IAIN Salatiga

2015

5-8 Mei 2015 Panitia 3

19 Pekan Olahraga STAIN

(PORS) VII SSC IAIN

Salatiga 2015

24-27 Juni 2015 Panitia 3

20 Turnamen Futsal SSC

CUP V Tingkat

SMA/SMK/MA SSC

IAIN Salatiga 2015

15 Oktober 2015 Panitia 3

21 Lomba Cerdas Cermat

Ma‟had Al-Jami‟ah

IAIN Salatiga 2015

14-17 Desember

2015

Panitia 3

22 Certificate Recognizing

Her Valuable Participant

21-26 Desember

2015

Panitia 3

Page 185: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

in Ma‟had

Championship

“Togetherness for

Improving At and Sport

Quality”

23 Certificate Recognizing

Her Valuable

Participatin in Week

Discussion “ The

Civilizatin of Islamic

Spain”

26 Desember

2015

Panitia 3

24 Acara Bersih Desa

“Kembangarum Bersama

Wujudkan Lingkungan

Nyaman dan Indah”

2015

28 Desember

2015

Panitia 3

25 Teacher of Al-Quran

Interpretation in Ma‟had

Al-Jami‟ah IAIN

Salatiga 2015-2016

2015-2016 Guru 4

26 Sertifikat Pengurus 2015-2016 Pengurus 4

Page 186: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

Ma‟had Al-Jami‟ah

IAIN Salatiga 2015-2016

27 Pendidikan dan Pelatihan

Dasar (DIKLATSAR)

VII SSC IAIN Salatiga

2016

12-17 Januari

2016

Panitia 3

28 Sarasehan SSC (Student

Sprot Club) IAIN

salatiga

“Mengembangkan Jiwa

Solidaritas Dalam

Berorganisasi” 2016

25 Januari 2016 Panitia 3

29 Pekon Olahraga

Mahasiswa (POM)

UKSW “ Menumbuhkan

Jiwa Yang Mandiri Dari

Berolahraga” 2016

14-16 April 2016 Peserta 2

30 Peringatan Isra‟ Mi‟raj

Nabi Muhammad Saw

(Ma‟had Al-Jami‟ah

IAIN Saatiga) 2016

6 Mei 2016 Panitia 3

Page 187: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

31 Certificate Recognizing

Her Valuable

Participatin in Speech

Championship “Having

Good Ability in

Language Speaking For

Reading Islam All Over

thr Word” 2016

8 Mei 2016 Panitia 3

32 Sima‟an Akbar Al-

Qur‟an Ma‟had al-

Jami‟ah bersama JQH

Al-Furqon IAIN Salatiga

2016

17 Mei 2016 Panitia 3

33 Certificate of Donation

“Made a Donatin to

YOU CAN

INDONESIA to

Enchance The Human

Development Index of

Indonesia 2016

11 November

2016

Peserta 2

Page 188: ILMUISASI ISLAM DALAM PERSPEKTIF KUNTOWIJOYO DAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2033/1/SKRIPSI ROHMATUL... · Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di ... historical

34 Sertifikat Praktikum

Mata Kuliah

Kewirusahaan “Keren

Itu Mahasiswa Kreatif,

Inovatif, Mandiri dan

Berani Berwirausaha”

2016

14 Desember

2016

Peserta 2

35 Sertifikat Internasional

“International Certificate

of Pemuda Mendunia

Malaysia” 2017

16 Januari 2017 Peserta 8

TOTAL 101

Salatiga, 15 Agustus 2017

Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

Achmad Maimun, M.Ag.

NIP. 19700510 199803 1 003