ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

13
TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI

Transcript of ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

Page 1: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI

Page 2: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

1. Teori PeIuru atau Teori Jarum Hipodermik

Teori ini menganggap bahwa media massa sangat perkasa, memiliki efek Iangsung dan segera pada khalayak. Dalam hal ini kornunikator menyampaikan pesan lewat media massa secara persuasif yang sulit ditahan oleh khalayak.

Dalam periode setelah Perang Dunia II teori ini berangsur-angsur kehilangan dukungannya setelah peneliti menemukan bahwa khalayak tidak pasif.

Page 3: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

2. Model Komunikasi Satu Tahap (One Step Flow Model)

Media massa sebagai saluran kornunikasi langsung berpengaruh kepada audiens tanpa membutuhkan peranan pemuka pendapat sebagai penyebar informasi.

Perbedaan model ini dengan model jarum hipodermis:

Model komunikasi satu tahap mengakui bahwa tidak semua media massa memiliki kekuatan pengaruh yang sama.

Model komunikasi satu tahap memperhitungkan peranan selektivitas sebagai faktor yang menentukan penerimaan audiens.

Model komunikasi satu tahap mengakui kemungkinan timbulnya reaksi yang berbeda dari eudiens terhadap pesan komunikasi yang sama.

Page 4: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

3. Teori Persepsi Selektif. Teori beranggapan bahwa khalayak tidak pasif,

tetapi bersifat efektif. Teori ini meliputi empat tahap sebagai berikut :

Tahap keterdedahan selektif, artinya tiap-tiap anggota khalayak akan menentukan media massa yang akan digunakan dalam memperoleh informasi.

Tahap perhatian selektif, artinya setiap anggota khalayak akan menentukan bagian-bagian rnana pada media massa yang akan diperhatikan.

Tahap komprehensi selektif, artinya setiap anggota khalayak akan memperoleh pengalaman yang berbeda-beda meskipun memperhatikan bagian yang sama pada media massa

Tahap retensi selektif, artinya setiap anggota khalayak akan mengingat hal-haI yang berbeda-beda, meskipun memperoleh pengalaman yang serupa pada waktu memperhatikan bagian yang sama dari media massa.

Page 5: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

Model Satu tahap

Page 6: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

4. Model Komunikasi Dua Tahap (Two Step Flow

Model) Arus informasi melalui media massa sampai ke

audiens melalui pemuka pendapat, sehingga terjadi arus dua tahap:

Tahap I : Media massa kepada pemuka pendapat.

Pada tahap ini yang mengalir adalah informasi yang masih asli. Tahap II : Pemuka pendapat kepada pengikutnya.

Pada tahap ini yang mengalir adalah informasi beserta pengaruh pemuka pendapat. Dalam hal ini pemuka pendapat dapat berperan sebagai penterjemah (decoder), filter, dan motivator.

Page 7: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi
Page 8: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

5. Model Komunikasi Banyak Tahap

(Multi Step Flow model) Model ini merupakan gabungan model

satu tahap dan model dua tahap, dan tidak menjurus pada tahap tertentu, serta mermiliki variasi pemyebaran informasi dari sumber informasi sampai pada audiens.

Page 9: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

Multi Step Flow Model

Page 10: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

6. Teori Perbedaan-Perbedaan Individu (The Individual Differences Theory)

Setiap individu memiliki kepribadian masing-masing karena lingkungan di mana mereka mengalami proses belajar berbeda-beds, sehingge tercipta perbedaan pandangan dan perilaku mereka dalam menanggapi sesuatL

Setiap orang akan menanggapi isi media berdasarkan kepentingan mereka yang disesuaikan dengan kepentingan dan nilai-nilai sosial mereka yang berbeda-bada. Akibatnya pengaruh media terhadap individu akan berbeda satu dengan yang lain yang disebabkan adanya perbedaan psikologis antar individu.

Page 11: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

7. Teori Penggolongan Sosial (The Social Category Theory)

Teori ini beranggapan bahwa terdapat penggolongan sosial yang Iuas dalam masyarakat, yang pada golongan yang sama perilaku anggotanya kira kira lama dalam menanggapi rangsangan-rangsangan tertentu. Penggolongan tersebut didasarkan pada: jenis kelamin, penghasilan, pendidikan, tempat tinggal, dan agama.

Berdasarkan teori sosiologi, bahwa masyarakat yang memiliki sifat-sifat tertentu yang sarna akan membentuk sikap yang sama dalam menghadapi rangsangan tertentu; demikian pula tanggapan mereka dalam menerima pesan komunikasi. Masyarakat yang berorientasi sama akan mernbutuhkan isi pesan komunikasi yang sama, serta menanggapi isi pesan komunikasi tersebut dengan cara yang sama.

Page 12: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

8. Teori Hubungan Sosial (The Social Relationships Theory)

Dalam menerima pesan komunikasi seseorang

lebih banyak rnemperolehnya dari kontak dengan orang lain dibandingkan dengan Iewat media massa, yaitu dengan menggunakan saluran dari mulut ke mulut (word of mouth communication), sedangkan yang Iewat media massa terbatas.

Hasil penelitian rnenunjukkan arus komunkasi berjalan melalui dua tahap:

Media Massa - -- Individu cukup informasi (well

informed)

Individu cukup informasi (well informed) Individu kurang berhubungan dengan media massa

Hal ini dikenal dengan Proses Komunikasi Dua Tahap.

Page 13: ILMU KOMUNIKASI - Teori dan Model Komunikasi

9. Teori Norma Budaya (The Cultural Norms Theory)

Teori ini memandang bahwa cara media massa mempengaruhi perilaku sebagai produk budaya. Pesan media massa dapat menumbuhkan kesan-kesan yang oleh audiens disesuaikan dengan norma-norma budayanya. Media massa akan bekerja secara tidak langsung untuk mempengaruhi sikap individu tersebut.

Ada tiga cara media massa mempengaruhi norma-norma budaya:

Pesan-pesan komunikasi massa dapat memperkokoh pola-pola budaya yang berlaku.

Media massa dapat menciptakan pola-pola budaya baru yang tidak bertentangan dengan pola budaya yang ada, dan bahkan dapat menyempurnakannya.

Media massa dapat mengubah norma-norma budaya yang berlaku, sehingga perilaku individu-individu dalam rnasyarakat berubah.