Ilmu kesehatan keluarga
-
Upload
santo-juliansyah -
Category
Documents
-
view
35 -
download
0
description
Transcript of Ilmu kesehatan keluarga
PRESENTASI KASUS Penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun dengan Kekhawatiran akan
Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kurang dan
Rendahnya Kebersihan Lingkungan Rumah
Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di
Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga
Disusun oleh
SHINTIA EKA WULANDARI, S.Ked
20100310074
Dokter Pembimbing Puskesmas
dr. Yulia Ratnawati
Dokter Pembimbing Fakultas
dr. Iman Permana
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
PUSKESMAS TEGALREJO
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
Penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun dengan Kekhawatiran akan
Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kurang dan
Rendahnya Kebersihan Lingkungan Rumah
Disusun oleh:
SHINTIA EKA WULANDARI
20100310074
Telah dipresentasikan dan disetujui pada :
Mengetahui
Dosen Pembimbing Fakultas Dosen Pembimbing Puskesmas
dr. Iman Permana dr.Yulia Ratnawati
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
PUSKESMAS TEGALREJO
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTARPuji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus yang berjudul
“Penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun dengan Kekhawatiran akan
Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kurang dan
Rendahnya Kebersihan Lingkungan Rumah”.
Selama penulisan penelitian Ilmu Kedokteran Keluarga (IKK) ini, penulis
telah banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak.
Maka dari itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1) Kepala Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta
2) dr. Yulia selaku dokter pembimbing dan dokter di Puskemas Tegalrejo
Yogyakarta
3) dr. Iman permana selaku pembimbing stase Ilmu Kedokteran Keluarga
4) Semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian tugas penelitian
stase Ilmu Kedokteran Keluarga
Dalam penyusunan penelitian ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapakan kritik dan saran yang
bersifat membangun dan semoga ini dapat bermanfaat.
Yogykarta 25 Agustus 2015
Penulis
BAB 1
PRESENTASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Aprilia Hana Amadea
Umur : 13 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Status : Lajang
Agama : Kristen Protestan
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Tompeyan RT 1 RW 1, Tegalrejo
No.Rekam medis : 03.1447
Tanggal kunjungan ke Puskesmas terakhir : 21 Agustus 2015
Tanggal Home visit I : 22 Agustus 2015
Tanggal Home visit II : 25 Agustus 2015
B. ANAMNESIS KLINIS
Keluhan utama
Muncul bintil-bintil berisi cairan di wajah dan seluruh tubuh
Keluhan tambahan
Gatal-gatal, badan panas, nyeri kepala
Riwayat penyakit sekarang :
Muncul bintil-bintil berisi cairan sejak hari kamis pagi, awalnya
bintil-bintil muncul dikepala, wajah, kemudian dileher, dada, perut,
punggung, tangan dan kaki disertai badan panas sejak kamis pagi,
panas naik turun, terasa gantal pada bintil-bintil dan nyeri kepala
yang hilang timbul sejak hari kamis pagi. Riwayat keluarga dan
tetangga terkena cacar di sangkal, riwayat teman sekolah terkena
cacar (+).
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat cacar sebelumnya : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat penyakit DM : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit hipertensi : disangkal
Riwayat penyakit DM : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat personal, sosial & lingkungan
Pasien adalah seorang pelajar di SMP Tegalrejo. Pasien
mempunyai kebiasaan makan yang tidak teratur, jarang makan
buah dan sayur-sayuran dikarenakan faktor ekonomi kurang,
olahraga tidak teratur, minum alcohol dan merokok disangkal.
Pasien adalah anak yang pemalu dan pendiam, jarang bermain
dengan teman-teman sekolah dan tetangganya dan cenderung
menutup diri. Pasien tinggal di yayasan bersama nenek dan kakak
dari ibu dengan lingkungan yang kurang bersih dan rapi.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik, tidak terlihat kesakitan, kesan gizi cukup
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit, regular, isi dan tegangan cukup
Respirasi: 24x/mnt
Suhu : 37,6 derajat celcius per axilla
Status gizi :
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan : 151 cm
BMI= BB (kg)/TB (m)2= 19,73
BMI <18 = kurus
BMI 18-23 = normal
BMI 23-25 = pre-obesitas
BMI >25 = obesitas
Status generalis
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Hidung : simetris, massa (-), discharge (-)
Telinga : deformitas (-), tanda inflamasi (-), discharge (-/-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), lidah kotor (-)
Leher : limfonodi tidak membesar
Pemeriksaan thorax :
Cor
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : iktus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis
sinistra
Perkusi batas jantung : kanan atas di SIC II linea
parasternalis dextra, kiri atas di SIC II linea para sternalis
sinistra, kanan bawah di SIC 1V linea para sternalis dextra,
kiri bawah di SIC V linea midclavicularis sinistra.
Pulmo
Inspeksi : simetris (-), retraksi (-)
Palpasi : ketinggalan gerak (-), vocal fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : datar, vesikel (+), jejas (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Extremitas : akral dingin (-), oedem (-), vesikel (+)
UKK : vesikel berukuran ± 2 mm, tidak bergerombol, berbentuk
elips yang mengandung cairan jernih dengan dasar
eritematosa pada kepala, wajah, leher, dada, perut,
punggung, tangan dan kaki.
D. DIAGNOSIS KLINIS
Varicella
E. ANAMNESIS ILLNESS
Ide : Pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya.
Perasaan : Khawatir akan proses penyembuhan penyakitnya
berlangsung lama, meninggalkan bekas dan takut
akan menularkan kepada orang lain disekitarnya.
Harapan : Cepat sembuh dan tidak menularkan kepada orang
lain.
Efek terhadap fungsi : Pasien tidak masuk sekolah selama 3 hari
? ??? ??
?CVA
? ?P? BD
HCVA
: Laki- laki : Tinggal satu rumah: Perempuan
: Meninggal: Pasien
CVA : Stroke//: BerceraiH : Heart DiseaseP : PendetaB : Breadwinner (Pencari nafkah)D : Decision Maker ( Pengambil Keputusan)
F. FAMILY ASSESMENT TOOLS
1. Genogram Keluarga
60 th
38 th 43 th 41 th
16 th 13 th
Keterangan :
Keterangan :Fungsional :Disfungsional : Terdapat batasan :
2. Family Map
Suami Bude Bude
Nenek Pasien
3. Nilai APGAR Keluarga
Komponen Indikator Hampir
Tidak
Pernah
(0)
Kadang-
Kadang
(1)
Hampir
Selalu
(2)
Adapatation
(Adaptasi)
Saya puas dengan
anggota keluarga
saya karena
masing-masing
anggota keluarga
sudah
menjalankan
kewajiban sesuai
dengan
seharusnya
Partnership
(Kemitraan)
Saya puas dengan
keluarga saya
karena dapat
membantu
memberikan
solusi terhadap
permasalahan
yang saya hadapi
Growth
(Pertumbuhan)
Saya puas dengan
kebebasan yang
diberikan
keluarga saya
untuk
mengembangkan
kemampuan yang
saya miliki
Affection
(Kasih sayang)
Saya puas dengan
kehangatan/kasih
sayang yang
diberikan
keluarga saya
Resolve
(Kebersamaan)
Saya puas dengan
waktu yang
disediakan
keluarga untuk
menjalin
kebersamaan
Skor total 5
Kesimpulan Fungsi keluarga cukup
Interpretasi : 8 – 10 = fungsi keluarga sehat
4 – 7 = fungsi keluarga cukup
0 – 3 = fungsi keluarga sakit
4. Family Life cycle
a. Leaving home single young adults
b. The joining of families through marriage: the new couple
c. Families with young children
d. Families with adolescents
e. Launching children and moving on
f. Families in later life
5. Family SCREEM
Komponen Sumber daya Patologis
Social Setelah mengetahui
sakit, interaksi pasien
dengan keluarga,
tetangga dan teman-
temannya berkurang,
pasien menjadi
semakin menutup diri
Cultural Pasien tidak percaya
dengan hal mistis dan tidak
pernah berobat ke dukun
Religious Pasien beragama Kristen
protestan dan rajin
beribadah
Economic Uang saku setiap hari
sebanyak 7000 rupiah dan
dirasakan cukup oleh
pasien
Education Pasien sedang duduk di
bangku SMP kls VIII
Medical Akses ke pelayanan
kesehatan terjangkau
Pasien tidak memiliki
kartu jaminan
kesehatan
6. Family Life Line
Tahun Life Event/Crisis Severity of illness
2008 Orang tua pasien
bercerai
Berat
2009 Ibu pergi ke Jakarta
untuk bekerja
Berat
2011 Pasien pindah dan
tinggal bersama nenek
di yogyakarta
Berat
2014 Nenek didiagnosis sakit
jantung
Terakhir ketemu ibu
Kakak pindah ke Jakarta
ikut ibu
Kakek dari ibu
meninggal
Berat
G. HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Kunjungan ke tempat tinggal pasien dilakukan pada tanggal 22 dan 25
Agustus 2015.
1. Lokasi
Pasien bertempat tinggal di yayasan Tabernakel tompeyan RT 1
RW1, Tegalrejo, Yogyakarta.
2. Kondisi Kamar
Pasien tinggal dalam satu kamar yang berisi 6 orang, terbuat dari
batu bata, tidak bertingkat, lantai dari semen, atap dari genteng,
ukuran kamar ± 5 x 5 meter, dengan pembatas tiap tempat tidur
berupa gorden.
3. Ventilasi
KAMAR P wc c
Dapur
Ruang tamu
wc
gereja
S
Tidak terdapat jendela pada kamar dan ventilasi kurang.
4. Pencahayaan
Pencahayaan pada ruang kamar dirasakan kurang
5. Kebersihan
Kebersihan di dalam kamar kurang dan tata letak di dalam rumah
kamar kurang rapi.
6. Sanitasi dasar
Sumber air bersih : sumber air dari sumur
Jawaban Pasien : Terdapat 2 buah kamar mandi di dekat kamar,
dan tiap kamar mandi terdpat 1 jamban jongkok dengan model
leher angsa dan bak mandi dari semen. Kesan kamar mandi kurang
bersih, tidak terawatt, dan tidak bau.
Saluran Pembuangan Air Limbah : Limbah rumah tangga
dialirkan ke peresapan, tidak ditemukan genangan air limbah di
sekitar lingkungan yayasan.
Tempat pembuangan sampah : Sampah dikumpulkan dan di
buang di belakang yayasan dan dibakar sendiri.
Halaman : Tidak terdapat halaman dilingkungan yayasan
7. Denah tempat tinggal
Berdasarkan denah diatas, pasien tinggal dalam yayasan dengan
penghuni yang cukup padat dan kamar yang cukup banyak namun
masih kurang jika dibandingkan dengan banyaknya penghuni di
yayasan tersebut. Jumlah kamar mandi yang sedikit, dan tidak
terdapat halaman.
INDIKATOR RUMAH SEHAT
Komponen Variabel Skor Skor
rumah
pasien
Lokasi Tidak rawan banjir 3
Rawan banjir 1
Kepadatan
RumahTidak padat (>8 m2/orang)
3
Padat (<8 m2/orang) 1
Lantai Semen, ubin,keramik,kayu 3
Tanah 1
Pencahayaan Cukup 3
Tidak cukup 1
Ventilasi Ada 3
Tidak ada 1
Air bersih Air dari kemasan 3
Ledeng/PAM 3
Mata air terlindung 2
Sumur pompa tangan 2
Sumur terlindung 2
Sumur tidak terlindung 1
Mata air tidak terlindung 1
Lain-lain 1
Pembuangan
kotoran
Leher angsa 3
Plengsengan 2
Cemplung/cubuk 2
Kolam ikan/sungai/kebun 2
Tidak ada 1
Septic tank Jarak >10 meter dari sumber air 3
Jarak < 10 meter dari sumber air 1
Kepemilikan
WC
Sendiri 3
Bersama 2
Tidak ada 1
SPAL Saluran tertutup 3
Saluran terbuka 2
Tanpa saluran 1
Saluran got Mengalir lancar 3
Mengalir lambat 2
Tergenang 1
Tidak ada got 1
Pengelolaan
sampah
Diangkut petugas 3
Ditimbun 2
Dibuat kompos 3
Dibakar 2
Dibuang ke kali 1
Dibuang sembarangan 1
lainnya 1
Polusi udara Tidak ada 3
Ada gangguan 1
Bahan bakar
masak
Listrik, gas 3
Minyak tanah 2
Kayu bakar 1
Arang/batu bara 1
TOTAL 28
Interpretasi :Skor 28 = Kategori rumah sehat kurang
Penetapan skor kategori rumah sehat adalah sebagai berikut :
Baik : skor 35 – 45 (> 83 %), Sedang : skor 29 – 34 (69-83 %), Kurang :
skor < 29 (< 69 %)
H. IDENTIFIKASI MASALAH PHBS
No Kriteria yang dinilai Jawaban Skor
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Ya 1
2. Memberi ASI ekslusif. Ya 1
3. Menimbang balita setiap bulan. Ya 1
4. Menggunakan air bersih. Ya 1
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Tidak 0
6. Menggunakan jamban sehat. Tidak 0
7. Memberantas jentik dirumah sekali seminggu. Tidak 0
8. Makan buah dan sayur setiap hari. Tidak 0
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Tidak 0
10. Tidak merokok dalam rumah. Ya 1
Total jawaban ya 5
Interpretasi : kurang menerapkan PHBS
Bila didapatkan persentase 50% atau kurang, maka PHBS diklasifikasikan
kurang.
Bila didapatkan lebih dari 50%, maka PHBS diklasifikasikan baik.
I. PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG
NO PUGS Ya Tidak
1 Keluarga makan beraneka ragam makanan V
2 Keluarga makan makanan untuk memenuhi
kecukupan energi
V
3 Keluarga makan makanan karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi sehari
V
4 Keluarga membatasi konsumsi lemak dan minyak
seperempat dari kebutuhan energi sehari
V
5 Keluarga menggunakan garam beryodium V
6 Keluarga makan makanan sumber zat besi V
7 Ibu memberikan ASI sampai bayi umur 6 bulan V
8 Keluarga membiasakan makan pagi V
9 Keluarga minum air bersih dan aman yang cukup V
10 Keluarga melakukan aktivitas fisik dan olahraga
secara teratur
V
11 Keluarga menghindari minum minuman beralkohol V
12 Keluarga makan makanan yang aman bagi kesehatan V
13 Keluarga terbiasa membaca label pada makanan yang
dikemas
V
Kesimpulan : Nilai PUGS keluarga <60 %, Pasien tidak menerapkan
pedoman umum gizi seimbang.
J. DIAGNOSA HOLISTIK
Penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun dengan
Kekhawatiran akan Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat kurang dan Rendahnya Kebersihan Lingkungan Rumah.
K. MANAJEMEN KOMPREHENSIF
1. Promotif
a. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai
penyakit yang diderita pasien.
b. Menjelaskan pentingnya periksa kesehatan jika pasien
mengalami keluhan yang berkaitan dengan penyakitnya.
2. Preventif
a. Menyarankan agar pasien rutin minum obat yang diberikan
dokter.
b. Menyarankan pasien dan keluarga agar tetap menjaga pola
makan yang sehat dan menjaga kebersihan.
c. Mengajarkan cara cuci tangan yang benar.
d. Menyarankan pasien untuk memakai masker agar mencegah
penularan ke orang lain yang ada disekitarnya.
3. Kuratif
a. Acyclovir tablet 5 x 800 mg selama 7 hari
b. Parasetamol tablet 3 x 500 mg selama 5 hari
c. Loratadine tablet 1 x 10 mg selama 7 hari
d. Vitamin B-Complex 2 x 1 tablet selama 7 hari
e. Acyclovir cream
4. Rehabilitatif
a. Konseling CEA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Cacar air disebabkan oleh virus varicella zoster Varicella zoster
virus (VZV) merupakan family human (alpha) herpes virus. Virus terdiri
atas genome DNA souble-stranded, tertutup inti yang mengandung protein
dan dibungkus oleh glikoprotein. Virus ini dapat menyebabkan dua jenis
penyakit yaitu varicella (chickenpox) dan herpes zoster (shingles).
B. EPIDEMIOLOGI
Varicella terdapat diseluruh dunia dan tidak ada perbedaaan ras
maupun jenis kelamin. Varicella terutama mengenai anak-anak yang
berusia dibawah 20 tahun terutama usia 3-6 tahun dan hanya sekitar 2%
terjadi pada orang dewasa. Sejak tahun 2004, 60% dari semua kasus cacar
dilaporkan ke Departemen Kesehatan berada di anak 5-9 tahun, diikuti
dengan 23% pada anak 10-14 tahun. Sejak tahun 2004, rata-rata dari 48
kasus cacar dilaporkan setiap bulan, dengan sebagian besar kasus yang
dilaporkan Februari – Mei, dan Oktober dan November. Rata-rata jumlah
kasus setiap bulan tetap sama untuk orang kurang dari 4 tahun dan 15
tahun dan lebih tua. Selama bulan-bulan musim panas (Juni, Juli, dan
Agustus) rata-rata jumlah kasus yang dilaporkan pada anak-anak 5-14
menunjukkan transmisi yang terutama terjadi di sekolah-sekolah.
C. PATOGENESIS
Masa inkubasi varicella 10-21 hari pada anak imunokompeten
(rata-rata 14-17 hari) dan pada anak yang imunokompromais biasanya
lebih singkat yaitu kurang dari 14 hari. Varicella Zoster Virus (VZV)
masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara inhalasi dan sekresi
pernafasan (droplet infectio) ataupun kontak langsung dengan lesi kulit.
Droplet infection dapat terjadi 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah timbul
lesi di kulit.
VZV masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran
pernafasan bagian atas, orofaring ataupun conjungtiva. Siklus replikasi
virus pertama terjadi pada hari ke 2 – 4 yang berlokasi pada lymph nodes
regional kemudian diikuti penyebaran virus dalam jumlah sedikit melalui
darah dan kelenjar limfe, yang mengakibatkan terjadinya viremia primer
(biasanya terjadi pada hari ke 4 – 6 setelah infeksi pertama). Pada sebagian
besar penderita yang terinfeksi, replikasi virus tersebut dapat mengalahkan
mekanisme pertahanan tubuh yang belum matang sehingga akan berlanjut
dengan siklus replikasi virus ke dua yang terjadi di hepar dan limpa, yang
mengakibatkan terjadinya viremia sekunder. Pada fase ini, partikel virus
akan menyebar ke seluruh tubuh dan mencapai epidermis pada hari ke 14
– 16, yang mengakibatkan timbulnya lesi dikulit yang khas.
Seorang anak yang menderita varicella akan menularkan kepada
orang lain yaitu 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah timbulnya lesi di
kulit.
D. GAMBARAN KLINIS
Varicella pada anak yang lebih besar (pubertas) dan orang dewasa
biasanya didahului dengan gejala prodromal yaitu demam, malaise, nyeri
kepala, mual dan anoreksia, yang terjadi 1 – 2 hari sebelum timbulnya lesi
dikulit sedangkan pada anak kecil (usia lebih muda) yang imunokompeten,
gejala prodromal jarang dijumpai hanya demam dan malaise ringan dan
timbul bersamaan dengan munculnya lesi dikulit.
Lesi pada varicella, diawali pada daerah wajah dan scalp,
kemudian meluas ke dada (penyebaran secara centripetal) dan kemudian
dapat meluas ke ekstremitas. Lesi juga dapat dijumpai pada mukosa mulut
dan genital. Lesi pada varicella biasanya sangat gatal dan mempunyai
gambaran yang khas yaitu terdapatnya semua stadium lesi secara
bersamaan pada satu saat.
Pada awalnya timbul macula kecil yang erimatosa pada daerah
wajah dan dada, dan kemudian berubah dengan cepat dalam waktu 12 – 14
jam menjadi papul dan kemudian berkembang menjadi vesikel yang
mengandung cairan yang jernih dengan dasar yang erimatous mempunyai
gambaran klasik yaitu letaknya superficial dan mempunyai dinding yang
tipis sehingga terlihat seperti kumpulan tetesan air di ata kulit (tear drop),
berdiameter 2-3 mm, berbentuk elips, dengan aksis panjangnya sejajar
dengan lipatan kulit atau tampak vesikel seperti titik-titik embun diatas
daun bunga mawar de drop on a rose petal). Cairan vesikel dapat menjadi
keruh disebabkan masuknya sel radang sehingga pada hari ke 2 akan
berubah menjadi pustule. Lesi kemudian akan mongering yang diawali
pada bagian tengah sehingga terbentuk umbilikasi (delle) dan akhirnya
akan menjadi krusta dalam waktu yang bervariasi antara 2 – 12 hari,
kemudian krusta ini akan lepas dalam 1 -3 minggu. Pada fase
penyembuhan varicella jarang terbentuk paarut (scar), apabila tidak
disertai infeksi sekunder bacterial.
E. DIAGNOSIS BANDING
1. Herpes simpleks diseminata
2. Herpes zoster diseminata
3. Impetigo
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Untuk pemeriksaan virus varicella zoster (VZV) dapat dilakukan beberapa
test yaitu :
1. Tzanck smear
2. Direct fluorescent assay (DFA)
3. Polymerase chain reaction (PCR)
4. Biopsi kulit
G. PENATALAKSANAAN
Pada anak imunokompeten, biasanya tidak diperlukan pengobatan
yang spesifik dan pengobatan yang diberikan bersifat simtomatis yaitu :
- Lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar tidak
mudah pecah
- Vesikel yang sudah pecah atau sudah terbantuk krusta, dapat
diberikan salap antibiotic untuk mencegah terjadinya infeksi
sekunder.
- Dapat diberikan antipiretik dan analgetik, tetapi tidak boleh
golongan salisilat (aspirin) untuk menghindari terjadinya sindrom
Reye.
- Kuku jari tangan harus dipotong untuk mencegah infeksi sekunder
akibat garukan.
Obat antivirus :
- Pemberian antivirus dapat mengurangi lama sakit, keparahan dan
waktu penyembuhan akan lebih singkat.
- Pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka waktu kurang dari 48-
72 jam setelah erupsi kulit muncul.
- Golongan antivirus yang dapat diberikan yaitu asiklovir,
valasiklovir dan famasiklovir
- Dosis anti virus (oral) untuk pengobatan varicella
Neonatus : Asiklovir 500 mg/m2 setiap 8 jam selama 10 hari.
Anak(2 – 12 tahun) : Asiklovir 4 x 20 mg/kg/BB/hari/oral selama 5
hari.
Pubertas dan dewasa : Asiklovir 5 x 800 mg/hari/oral selama 7
hari. Valasiklovir 3 x 1 gr/ hari/ oral selama 7 hari. Famasiklovir 3x
500 mg/hari/oral selama 7 hari.
H. KOMPLIKASI
1. Infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri
2. Scar
3. Pneumonia
4. Neurologik (acute postinfeksius cerebeliar ataxia, encephalitis)
5. Herpes zoster
6. Reye syndrome
I. PROGNOSIS
Varicella pada anak imunokompeten tanpa disertai komplikasi
prognosis biasanya senagat baik, sedangkan pada anak imunokompromais
angka morbiditas dan mortalitasnya signifikan.
BAB III
ANALISA KRITIS
A. ANALISIS KASUS
Pasien datang ke Puskesmas Tegalrejo dengan keluhan muncul
bintil-bintil berisi cairan sejak hari kamis pagi, awalnya bintil-bintil
muncul dikepala, wajah, kemudian dileher, dada, perut, punggung, tangan
dan kaki disertai badan panas sejak kamis pagi, panas naik turun, terasa
gantal pada bintil-bintil dan nyeri kepala yang hilang timbul sejak hari
kamis pagi. Riwayat keluarga dan tetangga terkena cacar di sangkal,
riwayat teman sekolah terkena cacar (+). Riwayat penyakit dahulu ;
riwayat cacar sebelumnya, riwayat alergi, riwayat penyakit DM, riwayat
penyakit jantung, riwayat penyakit asma, dan riwayat penyakit ginjal
disangkal. Riwayat penyakit keluarga ; riwayat penyakit hipertensi,
riwayat penyakit DM, riwayat penyakit jantung, riwayat penyakit asma
riwayat penyakit ginjal, dan riwayat alergi disangkal. Riwayat personal,
sosial & lingkungan ; pasien adalah seorang pelajar di SMP Tegalrejo.
Pasien mempunyai kebiasaan makan yang tidak teratur, jarang makan
buah dan sayur-sayuran dikarenakan faktor ekonomi kurang, olahraga
tidak teratur, minum alcohol dan merokok disangkal. Pasien adalah anak
yang pemalu dan pendiam, jarang bermain dengan teman-teman sekolah
dan tetangganya dan cenderung menutup diri. Pasien tinggal di yayasan
bersama nenek dan kakak dari ibu dengan lingkungan yang kurang bersih
dan rapi.
Ujud kelainan kulit pada pasien berupa vesikel berukuran ± 2 mm,
tidak bergerombol, berbentuk elips yang mengandung cairan jernih dengan
dasar eritematosa pada kepala, wajah, leher, dada, perut, punggung, tangan
dan kaki.
Berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik di atas pasien
terkena varicella dengan riwayat personal, sosial & lingkungan pasien
yang dapat menjadi salah satu faktor resiko terjadinya penyakit varicella
pada pasien tersebut.
Berdasarkan anamnesis illness pada pasien tersebut di dapatkan
bahwa pasien kurang memahami tentang kondisi penyakitnya, pasien
merasa khawatir akan proses penyembuhan penyakitnya berlangsung
lama, meninggalkan bekas dan takut akan menularkan kepada orang lain
disekitarnya. Pasien berharap agar cepat sembuh dan tidak menularkan
kepada orang lain. Efek penyakit pasien terhadap fungsi yaitu pasien tidak
masuk sekolah selama 3 hari.
Diagnostic holistic penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun
dengan Kekhawatiran akan Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat kurang dan Rendahnya Kebersihan Lingkungan Rumah.
B. ANALISIS FUNGSI KELUARGA
Berdasarkan hasil penilaian keluarga dengan menggunakan family
assessment tools didapatkan bahwa pasien ini masuk ke dalam bentuk
extended family, dimana keluarga pasien yang tinggal bersama pasien
terdiri dari nenek, bude, suami bude. Hubungan pasien dengan nenek dan
bude baik, terdapat batasan antara pasien denga suami bude. Fungsi
keluarga pasien cukup dan setelah mengetahui sakit, interaksi dengan
keluarga dan orang-orang disekitarnya berkurang, pasien menjadi semakin
menutup diri serta pasien tidak memiliki jaminan kesehatan. Sejak tahun
2008 sampai 2014 banyak hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dan
menjadi stressor berat untuk pasien.
C. ANALISIS KUNJUNGAN RUMAH
Setelah dilakukan kunjungan ke tempat tinggal pasien didapatkan
kondisi kamar pasien yang tidak memadai, kurang bersih, penataan kurang
rapi dengan ventilasi dan pencahayaan kurang, kebersihan di tempat
tinggal pasien masuk dalam kategori rumah sehat kurang dengan skor 28
( < 69), serta didapatkan bahwa pasien kurang menerapkan PHBS.
D. PELAKSANAAN PROGRAM
N
O
Waktu Kegiatan Hasil
1 22
Agustus
2015
- Anamnesis Klinis
- Pemeriksaan Fisik
- Anamnesis Holistik
- Identifikasi Masalah
Penyakit Varicella pada
Wanita usia 13 tahun
dengan Kekhawatiran akan
Kondisinya dengan
Kebiasaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat kurang
dan Rendahnya Kebersihan
Lingkungan Rumah.
2 25
Agustus
2015
- Follow up anamnesa
- Edukasi tentang
penyakit pasien,
cara mencuci tangan
yang benar, cara
mencegah penularan
penyakitnya,
pentingnya untuk
mengunjungi
psikolog
- Konseling tentang
pentingnya
mendapatkan
pelayanan kesehatan
dan pentingnya
memiliki jaminan
kesehatan
Pasien lebih paham
mengenai penyakitnya dan
kekhawatiran tentang
penyakitnya menjadi
berkurang.
Pasien mengetahui dan
mempraktikkan cara cuci
tangan yang benar.
Pasien memakai masker dan
jaket jika keluar kamar atau
bersekolah.
Pasien suatu saat berencana
jika terdapat masalah yang
sulit di atasi akan
mengunjungi psikolog.
Pasien akan memberitahu
ibunya agar dapat mengurus
jaminan kesehatan BPJS.
E. PENERAPAN PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA
1. Primary Care
Prinsip ini sudah diterapkan pada pasien ini, dimana pasien datang
periksa ke pelayanan primer trlebih dahulu yaitu ke puskesmas.
2. Personal Care
Pelayanan yang memberikan kenyamanan pada pasien.
3. Holistic Care
Saat menegakkan diagnosis, pasien pada kasus ini dilihat tidak hanya
dari segi klinisnya saya tetapi juga menanyakan dari segi psikis, sosial
dan spiritual pasien yang dapat mempengaruhi perjalanan penyakitnya.
4. Comprehensive Care
Dalam menangani kasus pada pasien ini, dilakukan penatalaksanaan
secara menyeluruh mulai dari promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative.
5. Continuing Care
Dilakukan home visite pada tanggal 22 dan 25 Agustus 2015 untuk
memonitor keadaan pasien yang berkaitan dengan penyakit dan faktor-
faktor yang mempengaruhi sakitnya.
6. Empasis on Preventive Medicine
Penekanan pada yang usaha pencegahan penyakit berkembang menjadi
lebih baik dengan edukasi berupa pemahaman terhadap penyakitnya,
pentingnya menjaga perilaku hidup sehat dan bersih, pentingnya
memperhatikan asupan gizi yang seimbang dan mengatur pola makan,
serta menghindari stress.
7. Patient Centered Care, Family Focused & Community-oriented Care
Pada kasus ini telah dilakukan eksplorasi mengenai aspek disease dan
illness, dimana dokter keluarga menempatkan keluarga sebagai unit
perawatan dan komunitas untuk pencegahan penyakit.
8. Collaborative Care
Pada pasien ini perlu dilakukan kolaborasi dengan bidang lain seperti
psikolog untuk membantu pasien dalam masalah sikap pasien yang
cenderung pendiam dan menutup diri dari orang lain.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun dengan
Kekhawatiran akan Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat kurang dan Rendahnya Kebersihan Lingkungan
Rumah.
2. Dokter keluarga melalui puskesmas dapat berperan penting dalam
menangani kasus varicella secara promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Berusaha lebih aktif dan mendalami dalam menganalisis masalah
pasien, keluarga dan lingkungannya.
2. Bagi puskesmas
b. Melakukan pendekatan kepada masyarakat dalam menanggapi
masalah kesehatan agar masalah kesehatan dapat terkontrol
dengan baik.
c. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral.
DAFTAR PUSTAKA
1. Baiker, Armin., Haase, Rudolf., Eberle, Josef., et all 2010. Early detection of
Varicella-Zoster Virus (VZV) specific T-cells before seroconversion in
primary varicella infection : case report.Virology Journal 7 ; 54
2. Daili ESS., Menaldi SL., Wisnu IM, editors. Penyakit Kulit yang Umum di
Indonesia. Jakarta : Medical Multimedia Indonesia.
3. Federal Bureau of Prisons. Management of varicella zoster virus infections
[Internet]. Available from http://www.bop.gov/news/PDFs/varicella.pdf
4. Handoko R. Penyakit virus. In : Djuanda A., Hamzah M., Aisah S, editors.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
5. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)
2012. Jakarta ; 2012
6. Lubis, Ramona Dumasari. 2009. Varicella dan Herpes Zoster. Universitas
Sumatera Utara