Ilmu kesehatan keluarga

43
PRESENTASI KASUS Penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun dengan Kekhawatiran akan Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kurang dan Rendahnya Kebersihan Lingkungan Rumah Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Disusun oleh SHINTIA EKA WULANDARI, S.Ked 20100310074 Dokter Pembimbing Puskesmas dr. Yulia Ratnawati Dokter Pembimbing Fakultas dr. Iman Permana BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA PUSKESMAS TEGALREJO

description

penjelasan tentang ilmu kesehatan keluarga

Transcript of Ilmu kesehatan keluarga

Page 1: Ilmu kesehatan keluarga

PRESENTASI KASUS Penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun dengan Kekhawatiran akan

Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kurang dan

Rendahnya Kebersihan Lingkungan Rumah

Disusun untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di

Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga

Disusun oleh

SHINTIA EKA WULANDARI, S.Ked

20100310074

Dokter Pembimbing Puskesmas

dr. Yulia Ratnawati

Dokter Pembimbing Fakultas

dr. Iman Permana

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

PUSKESMAS TEGALREJO

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015

Page 2: Ilmu kesehatan keluarga

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

Penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun dengan Kekhawatiran akan

Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kurang dan

Rendahnya Kebersihan Lingkungan Rumah

Disusun oleh:

SHINTIA EKA WULANDARI

20100310074

Telah dipresentasikan dan disetujui pada :

Mengetahui

Dosen Pembimbing Fakultas Dosen Pembimbing Puskesmas

dr. Iman Permana dr.Yulia Ratnawati

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

PUSKESMAS TEGALREJO

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015

Page 3: Ilmu kesehatan keluarga

KATA PENGANTARPuji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus yang berjudul

“Penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun dengan Kekhawatiran akan

Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kurang dan

Rendahnya Kebersihan Lingkungan Rumah”.

Selama penulisan penelitian Ilmu Kedokteran Keluarga (IKK) ini, penulis

telah banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak.

Maka dari itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1) Kepala Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta

2) dr. Yulia selaku dokter pembimbing dan dokter di Puskemas Tegalrejo

Yogyakarta

3) dr. Iman permana selaku pembimbing stase Ilmu Kedokteran Keluarga

4) Semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian tugas penelitian

stase Ilmu Kedokteran Keluarga

Dalam penyusunan penelitian ini penulis menyadari masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapakan kritik dan saran yang

bersifat membangun dan semoga ini dapat bermanfaat.

Yogykarta 25 Agustus 2015

Penulis

Page 4: Ilmu kesehatan keluarga

BAB 1

PRESENTASI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Aprilia Hana Amadea

Umur : 13 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Pelajar

Status : Lajang

Agama : Kristen Protestan

Suku bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Tompeyan RT 1 RW 1, Tegalrejo

No.Rekam medis : 03.1447

Tanggal kunjungan ke Puskesmas terakhir : 21 Agustus 2015

Tanggal Home visit I : 22 Agustus 2015

Tanggal Home visit II : 25 Agustus 2015

B. ANAMNESIS KLINIS

Keluhan utama

Muncul bintil-bintil berisi cairan di wajah dan seluruh tubuh

Keluhan tambahan

Gatal-gatal, badan panas, nyeri kepala

Riwayat penyakit sekarang :

Muncul bintil-bintil berisi cairan sejak hari kamis pagi, awalnya

bintil-bintil muncul dikepala, wajah, kemudian dileher, dada, perut,

punggung, tangan dan kaki disertai badan panas sejak kamis pagi,

panas naik turun, terasa gantal pada bintil-bintil dan nyeri kepala

yang hilang timbul sejak hari kamis pagi. Riwayat keluarga dan

tetangga terkena cacar di sangkal, riwayat teman sekolah terkena

cacar (+).

Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat cacar sebelumnya : disangkal

Page 5: Ilmu kesehatan keluarga

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat penyakit DM : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat penyakit asma : disangkal

Riwayat penyakit ginjal : disangkal

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit hipertensi : disangkal

Riwayat penyakit DM : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat penyakit asma : disangkal

Riwayat penyakit ginjal : disangkal

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat personal, sosial & lingkungan

Pasien adalah seorang pelajar di SMP Tegalrejo. Pasien

mempunyai kebiasaan makan yang tidak teratur, jarang makan

buah dan sayur-sayuran dikarenakan faktor ekonomi kurang,

olahraga tidak teratur, minum alcohol dan merokok disangkal.

Pasien adalah anak yang pemalu dan pendiam, jarang bermain

dengan teman-teman sekolah dan tetangganya dan cenderung

menutup diri. Pasien tinggal di yayasan bersama nenek dan kakak

dari ibu dengan lingkungan yang kurang bersih dan rapi.

C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : baik, tidak terlihat kesakitan, kesan gizi cukup

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 100 x/menit, regular, isi dan tegangan cukup

Respirasi: 24x/mnt

Suhu : 37,6 derajat celcius per axilla

Status gizi :

Page 6: Ilmu kesehatan keluarga

Berat badan : 45 kg

Tinggi badan : 151 cm

BMI= BB (kg)/TB (m)2= 19,73

BMI <18 = kurus

BMI 18-23 = normal

BMI 23-25 = pre-obesitas

BMI >25 = obesitas

Status generalis

Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Hidung : simetris, massa (-), discharge (-)

Telinga : deformitas (-), tanda inflamasi (-), discharge (-/-)

Mulut : mukosa bibir kering (-), lidah kotor (-)

Leher : limfonodi tidak membesar

Pemeriksaan thorax :

Cor

Inspeksi : iktus cordis tidak tampak

Palpasi : iktus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis

sinistra

Perkusi batas jantung : kanan atas di SIC II linea

parasternalis dextra, kiri atas di SIC II linea para sternalis

sinistra, kanan bawah di SIC 1V linea para sternalis dextra,

kiri bawah di SIC V linea midclavicularis sinistra.

Pulmo

Inspeksi : simetris (-), retraksi (-)

Palpasi : ketinggalan gerak (-), vocal fremitus kanan=kiri

Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

Pemeriksaan Abdomen :

Inspeksi : datar, vesikel (+), jejas (-)

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba

Page 7: Ilmu kesehatan keluarga

Perkusi : timpani

Extremitas : akral dingin (-), oedem (-), vesikel (+)

UKK : vesikel berukuran ± 2 mm, tidak bergerombol, berbentuk

elips yang mengandung cairan jernih dengan dasar

eritematosa pada kepala, wajah, leher, dada, perut,

punggung, tangan dan kaki.

D. DIAGNOSIS KLINIS

Varicella

E. ANAMNESIS ILLNESS

Ide : Pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya.

Perasaan : Khawatir akan proses penyembuhan penyakitnya

berlangsung lama, meninggalkan bekas dan takut

akan menularkan kepada orang lain disekitarnya.

Harapan : Cepat sembuh dan tidak menularkan kepada orang

lain.

Efek terhadap fungsi : Pasien tidak masuk sekolah selama 3 hari

Page 8: Ilmu kesehatan keluarga

? ??? ??

?CVA

? ?P? BD

HCVA

: Laki- laki : Tinggal satu rumah: Perempuan

: Meninggal: Pasien

CVA : Stroke//: BerceraiH : Heart DiseaseP : PendetaB : Breadwinner (Pencari nafkah)D : Decision Maker ( Pengambil Keputusan)

F. FAMILY ASSESMENT TOOLS

1. Genogram Keluarga

60 th

38 th 43 th 41 th

16 th 13 th

Keterangan :

Page 9: Ilmu kesehatan keluarga

Keterangan :Fungsional :Disfungsional : Terdapat batasan :

2. Family Map

Suami Bude Bude

Nenek Pasien

3. Nilai APGAR Keluarga

Komponen Indikator Hampir

Tidak

Pernah

(0)

Kadang-

Kadang

(1)

Hampir

Selalu

(2)

Adapatation

(Adaptasi)

Saya puas dengan

anggota keluarga

saya karena

masing-masing

anggota keluarga

sudah

menjalankan

kewajiban sesuai

dengan

seharusnya

Partnership

(Kemitraan)

Saya puas dengan

keluarga saya

karena dapat

membantu

memberikan

solusi terhadap

Page 10: Ilmu kesehatan keluarga

permasalahan

yang saya hadapi

Growth

(Pertumbuhan)

Saya puas dengan

kebebasan yang

diberikan

keluarga saya

untuk

mengembangkan

kemampuan yang

saya miliki

Affection

(Kasih sayang)

Saya puas dengan

kehangatan/kasih

sayang yang

diberikan

keluarga saya

Resolve

(Kebersamaan)

Saya puas dengan

waktu yang

disediakan

keluarga untuk

menjalin

kebersamaan

Skor total 5

Kesimpulan Fungsi keluarga cukup

Interpretasi : 8 – 10 = fungsi keluarga sehat

4 – 7 = fungsi keluarga cukup

0 – 3 = fungsi keluarga sakit

4. Family Life cycle

Page 11: Ilmu kesehatan keluarga

a. Leaving home single young adults

b. The joining of families through marriage: the new couple

c. Families with young children

d. Families with adolescents

e. Launching children and moving on

f. Families in later life

5. Family SCREEM

Komponen Sumber daya Patologis

Social Setelah mengetahui

sakit, interaksi pasien

dengan keluarga,

tetangga dan teman-

temannya berkurang,

pasien menjadi

semakin menutup diri

Cultural Pasien tidak percaya

dengan hal mistis dan tidak

pernah berobat ke dukun

Religious Pasien beragama Kristen

protestan dan rajin

beribadah

Economic Uang saku setiap hari

sebanyak 7000 rupiah dan

dirasakan cukup oleh

pasien

Education Pasien sedang duduk di

bangku SMP kls VIII

Medical Akses ke pelayanan

kesehatan terjangkau

Pasien tidak memiliki

kartu jaminan

kesehatan

Page 12: Ilmu kesehatan keluarga

6. Family Life Line

Tahun Life Event/Crisis Severity of illness

2008 Orang tua pasien

bercerai

Berat

2009 Ibu pergi ke Jakarta

untuk bekerja

Berat

2011 Pasien pindah dan

tinggal bersama nenek

di yogyakarta

Berat

2014 Nenek didiagnosis sakit

jantung

Terakhir ketemu ibu

Kakak pindah ke Jakarta

ikut ibu

Kakek dari ibu

meninggal

Berat

G. HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Kunjungan ke tempat tinggal pasien dilakukan pada tanggal 22 dan 25

Agustus 2015.

1. Lokasi

Pasien bertempat tinggal di yayasan Tabernakel tompeyan RT 1

RW1, Tegalrejo, Yogyakarta.

2. Kondisi Kamar

Pasien tinggal dalam satu kamar yang berisi 6 orang, terbuat dari

batu bata, tidak bertingkat, lantai dari semen, atap dari genteng,

ukuran kamar ± 5 x 5 meter, dengan pembatas tiap tempat tidur

berupa gorden.

3. Ventilasi

Page 13: Ilmu kesehatan keluarga

KAMAR P wc c

Dapur

Ruang tamu

wc

gereja

S

Tidak terdapat jendela pada kamar dan ventilasi kurang.

4. Pencahayaan

Pencahayaan pada ruang kamar dirasakan kurang

5. Kebersihan

Kebersihan di dalam kamar kurang dan tata letak di dalam rumah

kamar kurang rapi.

6. Sanitasi dasar

Sumber air bersih : sumber air dari sumur

Jawaban Pasien : Terdapat 2 buah kamar mandi di dekat kamar,

dan tiap kamar mandi terdpat 1 jamban jongkok dengan model

leher angsa dan bak mandi dari semen. Kesan kamar mandi kurang

bersih, tidak terawatt, dan tidak bau.

Saluran Pembuangan Air Limbah : Limbah rumah tangga

dialirkan ke peresapan, tidak ditemukan genangan air limbah di

sekitar lingkungan yayasan.

Tempat pembuangan sampah : Sampah dikumpulkan dan di

buang di belakang yayasan dan dibakar sendiri.

Halaman : Tidak terdapat halaman dilingkungan yayasan

7. Denah tempat tinggal

Berdasarkan denah diatas, pasien tinggal dalam yayasan dengan

penghuni yang cukup padat dan kamar yang cukup banyak namun

Page 14: Ilmu kesehatan keluarga

masih kurang jika dibandingkan dengan banyaknya penghuni di

yayasan tersebut. Jumlah kamar mandi yang sedikit, dan tidak

terdapat halaman.

INDIKATOR RUMAH SEHAT

Komponen Variabel Skor Skor

rumah

pasien

Lokasi Tidak rawan banjir 3

Rawan banjir 1

Kepadatan

RumahTidak padat (>8 m2/orang)

3

Padat (<8 m2/orang) 1

Lantai Semen, ubin,keramik,kayu 3

Tanah 1

Pencahayaan Cukup 3

Tidak cukup 1

Ventilasi Ada 3

Tidak ada 1

Air bersih Air dari kemasan 3

Ledeng/PAM 3

Mata air terlindung 2

Sumur pompa tangan 2

Sumur terlindung 2

Sumur tidak terlindung 1

Mata air tidak terlindung 1

Lain-lain 1

Pembuangan

kotoran

Leher angsa 3

Plengsengan 2

Cemplung/cubuk 2

Kolam ikan/sungai/kebun 2

Page 15: Ilmu kesehatan keluarga

Tidak ada 1

Septic tank Jarak >10 meter dari sumber air 3

Jarak < 10 meter dari sumber air 1

Kepemilikan

WC

Sendiri 3

Bersama 2

Tidak ada 1

SPAL Saluran tertutup 3

Saluran terbuka 2

Tanpa saluran 1

Saluran got Mengalir lancar 3

Mengalir lambat 2

Tergenang 1

Tidak ada got 1

Pengelolaan

sampah

Diangkut petugas 3

Ditimbun 2

Dibuat kompos 3

Dibakar 2

Dibuang ke kali 1

Dibuang sembarangan 1

lainnya 1

Polusi udara Tidak ada 3

Ada gangguan 1

Bahan bakar

masak

Listrik, gas 3

Minyak tanah 2

Kayu bakar 1

Arang/batu bara 1

TOTAL 28

Interpretasi :Skor 28 = Kategori rumah sehat kurang

Penetapan skor kategori rumah sehat adalah sebagai berikut :

Page 16: Ilmu kesehatan keluarga

Baik : skor 35 – 45 (> 83 %), Sedang : skor 29 – 34 (69-83 %), Kurang :

skor < 29 (< 69 %)

H. IDENTIFIKASI MASALAH PHBS

No Kriteria yang dinilai Jawaban Skor

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Ya 1

2. Memberi ASI ekslusif. Ya 1

3. Menimbang balita setiap bulan. Ya 1

4. Menggunakan air bersih. Ya 1

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Tidak 0

6. Menggunakan jamban sehat. Tidak 0

7. Memberantas jentik dirumah sekali seminggu. Tidak 0

8. Makan buah dan sayur setiap hari. Tidak 0

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Tidak 0

10. Tidak merokok dalam rumah. Ya 1

Total jawaban ya 5

Interpretasi : kurang menerapkan PHBS

Bila didapatkan persentase 50% atau kurang, maka PHBS diklasifikasikan

kurang.

Bila didapatkan lebih dari 50%, maka PHBS diklasifikasikan baik.

I. PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG

NO PUGS Ya Tidak

1 Keluarga makan beraneka ragam makanan V

2 Keluarga makan makanan untuk memenuhi

kecukupan energi

V

3 Keluarga makan makanan karbohidrat setengah dari

kebutuhan energi sehari

V

4 Keluarga membatasi konsumsi lemak dan minyak

seperempat dari kebutuhan energi sehari

V

5 Keluarga menggunakan garam beryodium V

Page 17: Ilmu kesehatan keluarga

6 Keluarga makan makanan sumber zat besi V

7 Ibu memberikan ASI sampai bayi umur 6 bulan V

8 Keluarga membiasakan makan pagi V

9 Keluarga minum air bersih dan aman yang cukup V

10 Keluarga melakukan aktivitas fisik dan olahraga

secara teratur

V

11 Keluarga menghindari minum minuman beralkohol V

12 Keluarga makan makanan yang aman bagi kesehatan V

13 Keluarga terbiasa membaca label pada makanan yang

dikemas

V

Kesimpulan : Nilai PUGS keluarga <60 %, Pasien tidak menerapkan

pedoman umum gizi seimbang.

J. DIAGNOSA HOLISTIK

Penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun dengan

Kekhawatiran akan Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat kurang dan Rendahnya Kebersihan Lingkungan Rumah.

K. MANAJEMEN KOMPREHENSIF

1. Promotif

a. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai

penyakit yang diderita pasien.

b. Menjelaskan pentingnya periksa kesehatan jika pasien

mengalami keluhan yang berkaitan dengan penyakitnya.

2. Preventif

a. Menyarankan agar pasien rutin minum obat yang diberikan

dokter.

b. Menyarankan pasien dan keluarga agar tetap menjaga pola

makan yang sehat dan menjaga kebersihan.

c. Mengajarkan cara cuci tangan yang benar.

Page 18: Ilmu kesehatan keluarga

d. Menyarankan pasien untuk memakai masker agar mencegah

penularan ke orang lain yang ada disekitarnya.

3. Kuratif

a. Acyclovir tablet 5 x 800 mg selama 7 hari

b. Parasetamol tablet 3 x 500 mg selama 5 hari

c. Loratadine tablet 1 x 10 mg selama 7 hari

d. Vitamin B-Complex 2 x 1 tablet selama 7 hari

e. Acyclovir cream

4. Rehabilitatif

a. Konseling CEA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Page 19: Ilmu kesehatan keluarga

Cacar air disebabkan oleh virus varicella zoster Varicella zoster

virus (VZV) merupakan family human (alpha) herpes virus. Virus terdiri

atas genome DNA souble-stranded, tertutup inti yang mengandung protein

dan dibungkus oleh glikoprotein. Virus ini dapat menyebabkan dua jenis

penyakit yaitu varicella (chickenpox) dan herpes zoster (shingles).

B. EPIDEMIOLOGI

Varicella terdapat diseluruh dunia dan tidak ada perbedaaan ras

maupun jenis kelamin. Varicella terutama mengenai anak-anak yang

berusia dibawah 20 tahun terutama usia 3-6 tahun dan hanya sekitar 2%

terjadi pada orang dewasa. Sejak tahun 2004, 60% dari semua kasus cacar

dilaporkan ke Departemen Kesehatan  berada di  anak 5-9 tahun, diikuti

dengan 23% pada anak 10-14 tahun. Sejak tahun 2004, rata-rata  dari 48

kasus cacar dilaporkan setiap bulan, dengan sebagian besar kasus yang

dilaporkan Februari – Mei, dan Oktober dan November. Rata-rata jumlah

kasus setiap bulan tetap sama untuk  orang kurang dari 4 tahun dan 15

tahun dan lebih tua. Selama bulan-bulan musim panas (Juni, Juli, dan

Agustus) rata-rata jumlah kasus yang dilaporkan pada anak-anak 5-14

menunjukkan transmisi yang terutama terjadi di sekolah-sekolah.

C. PATOGENESIS

Masa inkubasi varicella 10-21 hari pada anak imunokompeten

(rata-rata 14-17 hari) dan pada anak yang imunokompromais biasanya

lebih singkat yaitu kurang dari 14 hari. Varicella Zoster Virus (VZV)

masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara inhalasi dan sekresi

pernafasan (droplet infectio) ataupun kontak langsung dengan lesi kulit.

Droplet infection dapat terjadi 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah timbul

lesi di kulit.

VZV masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran

pernafasan bagian atas, orofaring ataupun conjungtiva. Siklus replikasi

virus pertama terjadi pada hari ke 2 – 4 yang berlokasi pada lymph nodes

regional kemudian diikuti penyebaran virus dalam jumlah sedikit melalui

darah dan kelenjar limfe, yang mengakibatkan terjadinya viremia primer

Page 20: Ilmu kesehatan keluarga

(biasanya terjadi pada hari ke 4 – 6 setelah infeksi pertama). Pada sebagian

besar penderita yang terinfeksi, replikasi virus tersebut dapat mengalahkan

mekanisme pertahanan tubuh yang belum matang sehingga akan berlanjut

dengan siklus replikasi virus ke dua yang terjadi di hepar dan limpa, yang

mengakibatkan terjadinya viremia sekunder. Pada fase ini, partikel virus

akan menyebar ke seluruh tubuh dan mencapai epidermis pada hari ke 14

– 16, yang mengakibatkan timbulnya lesi dikulit yang khas.

Seorang anak yang menderita varicella akan menularkan kepada

orang lain yaitu 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah timbulnya lesi di

kulit.

D. GAMBARAN KLINIS

Varicella pada anak yang lebih besar (pubertas) dan orang dewasa

biasanya didahului dengan gejala prodromal yaitu demam, malaise, nyeri

kepala, mual dan anoreksia, yang terjadi 1 – 2 hari sebelum timbulnya lesi

dikulit sedangkan pada anak kecil (usia lebih muda) yang imunokompeten,

gejala prodromal jarang dijumpai hanya demam dan malaise ringan dan

timbul bersamaan dengan munculnya lesi dikulit.

Lesi pada varicella, diawali pada daerah wajah dan scalp,

kemudian meluas ke dada (penyebaran secara centripetal) dan kemudian

dapat meluas ke ekstremitas. Lesi juga dapat dijumpai pada mukosa mulut

dan genital. Lesi pada varicella biasanya sangat gatal dan mempunyai

gambaran yang khas yaitu terdapatnya semua stadium lesi secara

bersamaan pada satu saat.

Pada awalnya timbul macula kecil yang erimatosa pada daerah

wajah dan dada, dan kemudian berubah dengan cepat dalam waktu 12 – 14

jam menjadi papul dan kemudian berkembang menjadi vesikel yang

mengandung cairan yang jernih dengan dasar yang erimatous mempunyai

gambaran klasik yaitu letaknya superficial dan mempunyai dinding yang

tipis sehingga terlihat seperti kumpulan tetesan air di ata kulit (tear drop),

berdiameter 2-3 mm, berbentuk elips, dengan aksis panjangnya sejajar

dengan lipatan kulit atau tampak vesikel seperti titik-titik embun diatas

Page 21: Ilmu kesehatan keluarga

daun bunga mawar de drop on a rose petal). Cairan vesikel dapat menjadi

keruh disebabkan masuknya sel radang sehingga pada hari ke 2 akan

berubah menjadi pustule. Lesi kemudian akan mongering yang diawali

pada bagian tengah sehingga terbentuk umbilikasi (delle) dan akhirnya

akan menjadi krusta dalam waktu yang bervariasi antara 2 – 12 hari,

kemudian krusta ini akan lepas dalam 1 -3 minggu. Pada fase

penyembuhan varicella jarang terbentuk paarut (scar), apabila tidak

disertai infeksi sekunder bacterial.

E. DIAGNOSIS BANDING

1. Herpes simpleks diseminata

2. Herpes zoster diseminata

3. Impetigo

F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Untuk pemeriksaan virus varicella zoster (VZV) dapat dilakukan beberapa

test yaitu :

1. Tzanck smear

2. Direct fluorescent assay (DFA)

3. Polymerase chain reaction (PCR)

4. Biopsi kulit

G. PENATALAKSANAAN

Pada anak imunokompeten, biasanya tidak diperlukan pengobatan

yang spesifik dan pengobatan yang diberikan bersifat simtomatis yaitu :

- Lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar tidak

mudah pecah

- Vesikel yang sudah pecah atau sudah terbantuk krusta, dapat

diberikan salap antibiotic untuk mencegah terjadinya infeksi

sekunder.

- Dapat diberikan antipiretik dan analgetik, tetapi tidak boleh

golongan salisilat (aspirin) untuk menghindari terjadinya sindrom

Reye.

Page 22: Ilmu kesehatan keluarga

- Kuku jari tangan harus dipotong untuk mencegah infeksi sekunder

akibat garukan.

Obat antivirus :

- Pemberian antivirus dapat mengurangi lama sakit, keparahan dan

waktu penyembuhan akan lebih singkat.

- Pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka waktu kurang dari 48-

72 jam setelah erupsi kulit muncul.

- Golongan antivirus yang dapat diberikan yaitu asiklovir,

valasiklovir dan famasiklovir

- Dosis anti virus (oral) untuk pengobatan varicella

Neonatus : Asiklovir 500 mg/m2 setiap 8 jam selama 10 hari.

Anak(2 – 12 tahun) : Asiklovir 4 x 20 mg/kg/BB/hari/oral selama 5

hari.

Pubertas dan dewasa : Asiklovir 5 x 800 mg/hari/oral selama 7

hari. Valasiklovir 3 x 1 gr/ hari/ oral selama 7 hari. Famasiklovir 3x

500 mg/hari/oral selama 7 hari.

H. KOMPLIKASI

1. Infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri

2. Scar

3. Pneumonia

4. Neurologik (acute postinfeksius cerebeliar ataxia, encephalitis)

5. Herpes zoster

6. Reye syndrome

I. PROGNOSIS

Varicella pada anak imunokompeten tanpa disertai komplikasi

prognosis biasanya senagat baik, sedangkan pada anak imunokompromais

angka morbiditas dan mortalitasnya signifikan.

BAB III

ANALISA KRITIS

A. ANALISIS KASUS

Page 23: Ilmu kesehatan keluarga

Pasien datang ke Puskesmas Tegalrejo dengan keluhan muncul

bintil-bintil berisi cairan sejak hari kamis pagi, awalnya bintil-bintil

muncul dikepala, wajah, kemudian dileher, dada, perut, punggung, tangan

dan kaki disertai badan panas sejak kamis pagi, panas naik turun, terasa

gantal pada bintil-bintil dan nyeri kepala yang hilang timbul sejak hari

kamis pagi. Riwayat keluarga dan tetangga terkena cacar di sangkal,

riwayat teman sekolah terkena cacar (+). Riwayat penyakit dahulu ;

riwayat cacar sebelumnya, riwayat alergi, riwayat penyakit DM, riwayat

penyakit jantung, riwayat penyakit asma, dan riwayat penyakit ginjal

disangkal. Riwayat penyakit keluarga ; riwayat penyakit hipertensi,

riwayat penyakit DM, riwayat penyakit jantung, riwayat penyakit asma

riwayat penyakit ginjal, dan riwayat alergi disangkal. Riwayat personal,

sosial & lingkungan ; pasien adalah seorang pelajar di SMP Tegalrejo.

Pasien mempunyai kebiasaan makan yang tidak teratur, jarang makan

buah dan sayur-sayuran dikarenakan faktor ekonomi kurang, olahraga

tidak teratur, minum alcohol dan merokok disangkal. Pasien adalah anak

yang pemalu dan pendiam, jarang bermain dengan teman-teman sekolah

dan tetangganya dan cenderung menutup diri. Pasien tinggal di yayasan

bersama nenek dan kakak dari ibu dengan lingkungan yang kurang bersih

dan rapi.

Ujud kelainan kulit pada pasien berupa vesikel berukuran ± 2 mm,

tidak bergerombol, berbentuk elips yang mengandung cairan jernih dengan

dasar eritematosa pada kepala, wajah, leher, dada, perut, punggung, tangan

dan kaki.

Berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik di atas pasien

terkena varicella dengan riwayat personal, sosial & lingkungan pasien

yang dapat menjadi salah satu faktor resiko terjadinya penyakit varicella

pada pasien tersebut.

Berdasarkan anamnesis illness pada pasien tersebut di dapatkan

bahwa pasien kurang memahami tentang kondisi penyakitnya, pasien

merasa khawatir akan proses penyembuhan penyakitnya berlangsung

Page 24: Ilmu kesehatan keluarga

lama, meninggalkan bekas dan takut akan menularkan kepada orang lain

disekitarnya. Pasien berharap agar cepat sembuh dan tidak menularkan

kepada orang lain. Efek penyakit pasien terhadap fungsi yaitu pasien tidak

masuk sekolah selama 3 hari.

Diagnostic holistic penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun

dengan Kekhawatiran akan Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat kurang dan Rendahnya Kebersihan Lingkungan Rumah.

B. ANALISIS FUNGSI KELUARGA

Berdasarkan hasil penilaian keluarga dengan menggunakan family

assessment tools didapatkan bahwa pasien ini masuk ke dalam bentuk

extended family, dimana keluarga pasien yang tinggal bersama pasien

terdiri dari nenek, bude, suami bude. Hubungan pasien dengan nenek dan

bude baik, terdapat batasan antara pasien denga suami bude. Fungsi

keluarga pasien cukup dan setelah mengetahui sakit, interaksi dengan

keluarga dan orang-orang disekitarnya berkurang, pasien menjadi semakin

menutup diri serta pasien tidak memiliki jaminan kesehatan. Sejak tahun

2008 sampai 2014 banyak hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dan

menjadi stressor berat untuk pasien.

C. ANALISIS KUNJUNGAN RUMAH

Setelah dilakukan kunjungan ke tempat tinggal pasien didapatkan

kondisi kamar pasien yang tidak memadai, kurang bersih, penataan kurang

rapi dengan ventilasi dan pencahayaan kurang, kebersihan di tempat

tinggal pasien masuk dalam kategori rumah sehat kurang dengan skor 28

( < 69), serta didapatkan bahwa pasien kurang menerapkan PHBS.

D. PELAKSANAAN PROGRAM

N

O

Waktu Kegiatan Hasil

Page 25: Ilmu kesehatan keluarga

1 22

Agustus

2015

- Anamnesis Klinis

- Pemeriksaan Fisik

- Anamnesis Holistik

- Identifikasi Masalah

Penyakit Varicella pada

Wanita usia 13 tahun

dengan Kekhawatiran akan

Kondisinya dengan

Kebiasaan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat kurang

dan Rendahnya Kebersihan

Lingkungan Rumah.

2 25

Agustus

2015

- Follow up anamnesa

- Edukasi tentang

penyakit pasien,

cara mencuci tangan

yang benar, cara

mencegah penularan

penyakitnya,

pentingnya untuk

mengunjungi

psikolog

- Konseling tentang

pentingnya

mendapatkan

pelayanan kesehatan

dan pentingnya

memiliki jaminan

kesehatan

Pasien lebih paham

mengenai penyakitnya dan

kekhawatiran tentang

penyakitnya menjadi

berkurang.

Pasien mengetahui dan

mempraktikkan cara cuci

tangan yang benar.

Pasien memakai masker dan

jaket jika keluar kamar atau

bersekolah.

Pasien suatu saat berencana

jika terdapat masalah yang

sulit di atasi akan

mengunjungi psikolog.

Pasien akan memberitahu

ibunya agar dapat mengurus

jaminan kesehatan BPJS.

E. PENERAPAN PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA

1. Primary Care

Page 26: Ilmu kesehatan keluarga

Prinsip ini sudah diterapkan pada pasien ini, dimana pasien datang

periksa ke pelayanan primer trlebih dahulu yaitu ke puskesmas.

2. Personal Care

Pelayanan yang memberikan kenyamanan pada pasien.

3. Holistic Care

Saat menegakkan diagnosis, pasien pada kasus ini dilihat tidak hanya

dari segi klinisnya saya tetapi juga menanyakan dari segi psikis, sosial

dan spiritual pasien yang dapat mempengaruhi perjalanan penyakitnya.

4. Comprehensive Care

Dalam menangani kasus pada pasien ini, dilakukan penatalaksanaan

secara menyeluruh mulai dari promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitative.

5. Continuing Care

Dilakukan home visite pada tanggal 22 dan 25 Agustus 2015 untuk

memonitor keadaan pasien yang berkaitan dengan penyakit dan faktor-

faktor yang mempengaruhi sakitnya.

6. Empasis on Preventive Medicine

Penekanan pada yang usaha pencegahan penyakit berkembang menjadi

lebih baik dengan edukasi berupa pemahaman terhadap penyakitnya,

pentingnya menjaga perilaku hidup sehat dan bersih, pentingnya

memperhatikan asupan gizi yang seimbang dan mengatur pola makan,

serta menghindari stress.

7. Patient Centered Care, Family Focused & Community-oriented Care

Pada kasus ini telah dilakukan eksplorasi mengenai aspek disease dan

illness, dimana dokter keluarga menempatkan keluarga sebagai unit

perawatan dan komunitas untuk pencegahan penyakit.

8. Collaborative Care

Pada pasien ini perlu dilakukan kolaborasi dengan bidang lain seperti

psikolog untuk membantu pasien dalam masalah sikap pasien yang

cenderung pendiam dan menutup diri dari orang lain.

Page 27: Ilmu kesehatan keluarga

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Page 28: Ilmu kesehatan keluarga

1. Penyakit Varicella pada Wanita usia 13 tahun dengan

Kekhawatiran akan Kondisinya dengan Kebiasaan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat kurang dan Rendahnya Kebersihan Lingkungan

Rumah.

2. Dokter keluarga melalui puskesmas dapat berperan penting dalam

menangani kasus varicella secara promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitative.

B. Saran

1. Bagi mahasiswa

Berusaha lebih aktif dan mendalami dalam menganalisis masalah

pasien, keluarga dan lingkungannya.

2. Bagi puskesmas

b. Melakukan pendekatan kepada masyarakat dalam menanggapi

masalah kesehatan agar masalah kesehatan dapat terkontrol

dengan baik.

c. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral.

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: Ilmu kesehatan keluarga

1. Baiker, Armin., Haase, Rudolf., Eberle, Josef., et all 2010. Early detection of

Varicella-Zoster Virus (VZV) specific T-cells before seroconversion in

primary varicella infection : case report.Virology Journal 7 ; 54

2. Daili ESS., Menaldi SL., Wisnu IM, editors. Penyakit Kulit yang Umum di

Indonesia. Jakarta : Medical Multimedia Indonesia.

3. Federal Bureau of Prisons. Management of varicella zoster virus infections

[Internet]. Available from http://www.bop.gov/news/PDFs/varicella.pdf

4. Handoko R. Penyakit virus. In : Djuanda A., Hamzah M., Aisah S, editors.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima. Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

5. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)

2012. Jakarta ; 2012

6. Lubis, Ramona Dumasari. 2009. Varicella dan Herpes Zoster. Universitas

Sumatera Utara