Ilmu Bedah Veteriner Umum Fix

16
ILMU BEDAH VETERINER UMUM RESTRAIN DAN CASTING PADA HEWAN LIAR Oleh: 1. I Gede Priyatna Jayadhi Putra 1109005110 2. Ni Made Kunti Janardani 1209005103 3. Made Aris Yustika 1209005104 4. I Komang Tri Astuti 1209005105 5. Anak Agung Istri Ratih Pramiswari 1209005106 6. I Nyoman Trisna Bayu 1209005107 7. Fahmi Galuh Nurrohman 1209005108 8. Gusti Made Widyantara 1209005136 9. Oktavyan Loys Mami 1209005137

description

Ilmu Bedah Veteriner

Transcript of Ilmu Bedah Veteriner Umum Fix

ILMU BEDAH VETERINER UMUM

RESTRAIN DAN CASTING PADA HEWAN LIAR

Oleh:1. I Gede Priyatna Jayadhi Putra

1109005110

2. Ni Made Kunti Janardani

1209005103

3. Made Aris Yustika

1209005104 4. I Komang Tri Astuti

12090051055. Anak Agung Istri Ratih Pramiswari 12090051066. I Nyoman Trisna Bayu

12090051077. Fahmi Galuh Nurrohman

12090051088. Gusti Made Widyantara

12090051369. Oktavyan Loys Mami

120900513710. I Putu Ari Rudiarta

120900513811. Rischi Robinson Male Here

120900513912. Meiksilano Ferdy Pabala

120900514013. Yoseph Adedoni Tola Lopes

1209005146FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS UDAYANA2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur pada kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan paper ilmu bedah yang berjudul Restrain dan Casting Pada Hewan Liar tepat waktu.

Dalam paper ini, penulis membahas mengenai cara merestrain dan casting pada hewan liar di habitat aslinya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian paper ini ini. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan oleh penulis, agar paper ini bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 23 Februari 2015

Penulis

DAFTAR ISIiKATA PENGANTAR

iiDAFTAR ISI

iiiDAFTAR GAMBAR

BAB I 1PENDAHULUAN

11.1 Latar Belakang

11.2 Rumusan Masalah

21.3 Tujuan

BAB II 3TINJAUAN PUSTAKA

32.1 Restrain Pada Hewan Liar

72.2 Casting Pada Hewan Liar

BAB III 9PENUTUP

93.1 Kesimpulan

93.2 Saran

10DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

3Gambar 1. pembiusan gajah, badak, jerapah liar di Africa menggunakan helicopter

3Gambar 2. Cara pembiusan singa liar di Africa

4Gambar 3. Cara pembiusan keledai (donkey) dalam kandang luas.

4Gambar 4. Jaring untuk menjebak Impala

5Gambar 5. Proses restrain Impala

5Gambar 6. Impala

5Gambar 7. Proses Pembiusan Widebeest di habitat

6Gambar 8. Pembiusan Harimau dengan Tulup

7Gambar 9. Cara pembiusan harimau di dalam kandang.

8Gambar 10. Lateral Recumbecy pada Jerapah

8Gambar 11. Sternal Recumbecy pada Badak

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Hewan liaratau satwa liar adalah hewan-hewan yang tidak pernah didomestikasi atau dipelihara atau dibiasakan hidup bersama manusia. Terkadang mereka terlalu buas dan berbahaya untuk dikembangbiakan atau hidup bersama dengan manusia. Meskipun manusia adalah salah satu mahkluk yang menempati posisi puncak dalam piramida kehidupan; namun beberapa binatang liar memiliki senjata-senjata yang bisa membahayakan manusia ketika hewan ini merasa terancam.Hewan liaradalah adalah hewan yang lahir, tumbuh dan besar di habitat mereka di alam bebas. Habitat alam bebas ini bisa di mana saja, baik di hutan belantara, padang rumput, laut, rawa dan lain-lain.

Sebelum melakukan proses pembedahan pada hewan liar diperlukan suatu tindakan restrain dan casting sehingga dokter hewan dapat mengendalikan hewan liar yang operasi atau diobati. setiap spesies satwa liar memiliki teknik yang berbeda dalam penanganannya, begitu juga dengan kondisi satwa dan kondisi lingkungan sekitarnyaRestrain adalah suatu tindakan untuk menghalangi gerak/aksi dari hewan sapi sehingga dapat menghindari/mengurangi bahaya untuk dokter hewan, asisten maupun hewan itu sendiri. Bahaya tersebut dapat berupa sepakan, desakan, injakan dari dan lain sebagainya. Bahaya atau resiko untuk satwanya sendiri dapat berupa luka benturan karena sepakan yang mengenai dinding kandang yang tajam atau keras seperti paku, potongan kayu dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan luka memar atau tergores dan pendarahan sampai patah tulang.

Metode restrain ada bermacam-macam dan sangat tergantung pada cara penanganan yang baik adalah penanganan yang lembut tetapi tegas. Dalam melakukan restrain haruslah tenang, percaya pada kemampuan, tidak ragu-ragu, waspada, dan tidak sembarangan. Sebelum bertindak haruslah merencanakan metodenya serta menyiapkan peralatannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara me-restrain hewan liar ?

2. Bagaimana cara casting/ merobohkan hewan liar?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara merestrain hewan liar.

2. Untuk mengetahui cara merobohkan / casting hewan liar.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Restrain Pada Hewan Liar

Restrain pada hewan liar umumnya menggunakan chemical restrain atau restrain menggunakan bahan kimia. Pemilihan jenis restrain ini umumnya dilakukan karena hewan liar di alam bebas sangat sulit untuk dikendalikan. Chemical restrain atau restrain menggunakan bahan bahan kimia biasanya transquilizer ataupun hipnotik sedative. Berikut adalah beberapa teknik yang digunakan dalam merestrain hewan liar di alam bebas : Cara pembiusan gajah, badak, jerapah liar di Africa

Gambar 1. pembiusan gajah, badak, jerapah liar di Africa menggunakan helicopter

Pada kondisi habitat terbuka atau satwa liar bisa terlihat dengan mudah dengan tembak bius. Dimana helicopter bergerak mengikuti satwa target yang berlari kencang di bawah. Pembiusan dilakukan dari atas helicopter.

Cara pembiusan singa liar di Africa

Gambar 2. Cara pembiusan singa liar di Africa

Dalam melakukan pembiusan, singa dipancing keluar dari perbukitan berbatu dengan menggunakan rekaman suara zebra yang merupakan salah satu satwa mangsanya, dengan menggunakan pengeras suara yang diarahkan ke perbukitan tempat singa berada dan disediakan bangkai zebra untuk memancing singa mendekat sesuai dengan yang kita inginkan. Pembiusan dilakukan dari mobil yang bisa melihat dengan jelas kearah singa tersebut. Bila pembiusan dilakukan untuk pergantian alat transponder semacam Radio-Frequency Identification yang ditanam di tubuh satwa, maka digunakan juga alat detektor untuk mendeteksi keberadaan singa dan mengidentifikasi singa yang menjadi target pembiusan diantara kelompoknya dan pembiusan dilakukan dengan cara tembak bius dari atas mobil yang diparkir tidak jauh dari kelompok singa tersebut.

Cara pembiusan keledai (donkey) dalam kandang luas.

Gambar 3. Cara pembiusan keledai (donkey) dalam kandang luas.

Pembiusan keledai dalam sebuah kandang yang luas umumnya menggunakan tembak bius dari luar kandang.

Cara pembiusan impala di habitat.

Gambar 4. Jaring untuk menjebak Impala

Gambar 5. Proses restrain ImpalaImpala biasa hidup berkelompok, untuk mempermudah pembiusan dilakukan penggiringan kawanan impala terlebih dahulu dengan menggunakan air craft (pesawat kecil) dan diarahkan menuju jaring yang panjang terbentang. Impala yang terjebak di jaring ditangkap dan dibius dengan cara suntik langsung.

Gambar 6. Impala

Gambar 7. Proses Pembiusan Widebeest di habitat Cara pembiusan wildebeest di habitat

Dihabitatnya di alam wildebeest juga hidup berkelompok dalam jumlah besar, bahkan seringkali bercampur dengan zebra dan satwa liar lainnya. Kawanan wildebeest digiring dengan menggunakan air craft (pesawat kecil) dan diarahkan menuju lokasi yang sudah dibatasi terpal yang disekat-sekat dengan bentuk mengerucut, semakin menyempit. Begitu wilebeest berlarian memasuki lokasi yang dibatasi terpal tersebut, maka langsung ditutup dengan terpal lainnya, sampai akhirnya wildebeest memasuki kandang yakni areal yang telah disekat dengan papan seng. Tembak bius wildebeest dilakukan dari atas mobil atau dari atas kandang.

- Cara pembiusan harimau terjerat.

Gambar 8. Pembiusan Harimau dengan TulupKondisi harimau terjerat pasti sangat stress sehingga perlu berhati-hati dalam pembiusan. Perlu tindakan rescue yang tidak memicu stress harimau seperti diupayakan kehadiran tim rescue tidak terlihat oleh harimau bila memungkinkan. Tidak berpakaian mencolok dan tidak menggunakan bau-bauan yang menyengat seperti parfum, merokok dan lain-lain saat berada dilokasi sekitar satwa target. Batasi petugas yang mendekati satwa target, hanya orang yang berkepentingan saja yang mendekati satwa, seperti dokter hewan, seorang petugas dokumentasi dan seorang petugas yang bersenjata untuk mengamankan tim tersebut. Petugas lainnya lebih baik menunggu di lokasi yang jauh dan tidak terlihat oleh satwa target. Pembiusan dilakukan di tempat tersembunyi dengan cara sumpit bius ataupun tembak bius dengan kecepatan dan kekuatan tembak yang tidak terlalu kencang (pilih peluru warna hijau/ untuk jarak dekat) dan ada peredam suara. Cara pembiusan harimau di dalam kandang.

Gambar 9. Cara pembiusan harimau di dalam kandang.

Bila kandang sempit bisa menggunakan sumpit bius, dan bila kandang luas bisa menggunakan tembak bius, serta jika mempunyai fasilitas kandang jepit maka pembiusan bisa dilakukan dengan cara suntik dengan tangan langsung.2.2 Casting Pada Hewan Liar

Casting merupakan suatu tindakan untuk merebahkan hewan secara benar yang tidak membahayakan untuk operator,petugas ataupun hewannya sendiri dengan ataupun tanpa obat penenang. Casting pada hewan liar umumnya telah didahului dengan proses pembiusan sehingga akan membuat hewan rebah dengan sendirinya. Sehingga dada hewan liar yang telah direstrain menggunakan bahan kimia harus kembali dilakukan reposisi pasca pembiusan.

Reposisi (memperbaiki posisi) tubuh satwa pasca pembiusan sangatlah penting untuk mencegah terjadinya efek samping yang buruk selama terbius seperti depresi nafas. Pembiusan pada badak, posisi tubuh satwa harus sternal recumbency berbeda dengan pembiusan pada gajah, maka posisi yang aman dan tepat adalah lateral recumbency atau bisa juga dengan posisi standing sedation. Bila posisi satwa tidak seperti itu maka perlu cepat-cepat direposisi untuk menghindari efek samping yang buruk terjadi pada hewan itu sendiri.

Gambar 10. Lateral Recumbecy pada Jerapah

Gambar 11. Sternal Recumbecy pada BadakBAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hewan liaratau satwa liar adalah hewan-hewan yang tidak pernah didomestikasi atau dipelihara atau dibiasakan hidup bersama manusia. Sebelum melakukan proses pembedahan pada hewan liar diperlukan suatu tindakan restrain dan casting. Restrain pada hewan liar umumnya menggunakan chemical restrain atau restrain menggunakan bahan kimia karena sifat dari hewan liar yang sulit untuk ditangani. Setelah melakukan restrain menggunakan bahan kimia, hewan akan tenang dan bisa rebah dengan sendirinya. Tetapi apabila hewan rebah tidak rebah atau rebah pada posisi yang salah maka harus dilakukan suatu tindakan casting untuk melakukan reposisi pada hewan. Reposisi dapat dilakukjan dengan posisi sternal recumbecy ataupun lateral recumbecy.

3.2 Saran

Dalam melakukan restrain terhadap hewan liar harus dilakukan dengan benar sehingga tidak menyebabkan efek samping atau bahaya bagi hewan atau manusia itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKALatief, S.A., Suryadi, K.A., Dachlan, M.R.. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Universitas Indonesia

Raj PP, Tod MJ, Jenkins MT.. Clinical Comparison Of Isoflurance And Halothane Anesthetics. http://www.ncbi.nlm.nih.

Sardjana I K.W., Kusumawati Diah. 2004. Anestesi Veteriner Jilid I. Gadjah Mada University Press.

Young, S.. 2002. Restrain and Anesthesia of Bandicoots and Bilbies (Peramelemorpha). http://www.ivis.org.Anonymous. An Apology To Bilbies.http://www.schools.ash.org.au/bilbyrap/bilbies.htmBiauw Ang Sing. 1979. Diagnostik Klinik Hewan Kecil. Institut Pertanian Bogor.Katzung Bertram G.. 2002. Farmakologi Dasar Dan Klinik Buku 2 Edisi 8. Salemba MedikaWaless Jimmy. 2006. Bandicoot.http://en.wikipedia.org/wiki/Bandicoot