IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh...

23
IKHTISAR Analisis Isu Publik merupakan hasil penginputan data melalui aplikasi survey analisis isi media yang kemudian hasil penginputan data tersebut diolah dan dianalisis oleh Tim Analisis Isu Publik. Rangkuman pernyataan-pernyataan, kebijakan maupun penjelasan pejabat pemerintah daerah berdasarkan hasil pemantauan Tim melalui surat kabar yang terbit di Sumatera Utara dan daerah lain yang menjadi wilayah kerja Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Komunikasi dan Informatika Medan. Dari hasil pemantauan tersebut dilakukan penginputan data, pengolahan data dan analisis data yang menghasilkan suatu Policy Brief.

Transcript of IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh...

Page 1: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

IKHTISAR

Analisis Isu Publik merupakan hasil penginputan data melalui aplikasi survey analisis isi

media yang kemudian hasil penginputan data tersebut diolah dan dianalisis oleh Tim Analisis

Isu Publik. Rangkuman pernyataan-pernyataan, kebijakan maupun penjelasan pejabat

pemerintah daerah berdasarkan hasil pemantauan Tim melalui surat kabar yang terbit di

Sumatera Utara dan daerah lain yang menjadi wilayah kerja Balai Besar Pengembangan dan

Penelitian Komunikasi dan Informatika Medan. Dari hasil pemantauan tersebut dilakukan

penginputan data, pengolahan data dan analisis data yang menghasilkan suatu Policy Brief.

Page 2: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Balai Besar

Pengembangan dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP Kominfo) Medan telah

menerbitkan Kajian Policy Brief (Analisis Isu Publik). Terbitan ini merupakan hasil penginputan

data dari beberapa surat kabar yang terbit di wilayah kerja BBPSDMP Kominfo Medan yang

memberitakan mengenai kebijakan pemerintah daerah baik itu bidang Ekuin, Kesra dan

Polhukam. Hasil penginputan data kemudian diolah dengan menggunakan SPSS dan dilakukan

analisis.

Pada terbitan Survey Analisis Isu Publik bulan ini, data didapat dari hasil monitoring

media dalam pemberitaan surat kabar terbitan Sumatera Utara yakni Sinar Indonesia Baru,

Analisa, Waspada, Sumut Pos, dan Medan Bisnis.

Medan, April 2018

Kepala BBPSDMP Kominfo Medan,

Drs. Irbar Samekto, M.Si

NIP. 19620919 198903 1 001

Page 3: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

TIM KAJIAN POLICY BRIEF/ ANALISIS ISU PUBLIK

BALAI BESAR PENGEMBANGAN DAN PENELITIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA MEDAN

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

2018

Pengarah Drs. Irbar Samekto, M.Si

Penanggung Jawab Budiman, S. Sos

Ketua Pelaksana Ratna, S.E, M.S

Wakil Ketua Pelaksana Hukeria Harianja, S.H, M.Hum

Sekretaris Drs. Asril

Penganalisis Budiman, S.Sos Ratna, SE, MS

Moh. Muttaqin, S.T, M.Eng

Pembahas Imron Pribadi, ST, M. Pd

Drs. Jonni Sitorus Drs. Ali Murtadha M. Arifin

Penanda Berita Hukeria Harianja, S.H, M.Hum

Drs. Asril

Penginput Data Pontas Halomoan

Hartalina, SS

Pengolah Data Laili Fahlia, S.E, S.Pd

Pengumpul Data Murniaty Rohana

Toga Panggabean

Page 4: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

PENDAHULUAN

Balai Besar Pengembagan dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP

Kominfo) Medan adalah Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian dan

Pengembangan SDM yang berada dibawah dan tanggungjawab Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan SDM dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Badan Penelitian dan

Pengembangan SDM. BBPSDMP Kominfo Medan mempunyai tugas melaksanakan

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika serta

pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan

pengetahuan di wilayah perbatasan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 19 Tahun 2017

tanggal 28 September 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika, wilayah

kerja BBPSDMP Kominfo Medan meliputi tujuh provinsi yaitu: Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera

Utara, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kalimantan

Barat dan Provinsi Kalimantan Utara.

Sesuai dengan Visi dan Misi BBPSDMP Kominfo Medan, yaitu salah satunya

meningkatkan publikasi hasil-hasil pengkajian komunikasi dan informatika terutama di wilayah

perbatasan, maka dilakukan kajian dengan menggunakan aplikasi media monitoring terhadap

surat kabar terbitan Sumatera Utara dan daerah lain yang menjadi wilayah kerja BBPSDMP

Kominfo Medan dengan melakukan penginputan data, pengolahan data dan analisis data.

Diharapkan kajian ini akan dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi

pemikiran bagi pemerintah daerah dalam penentuan kebijakan. Kajian dibagi menjadi tiga

bidang, yaitu Ekuin, Kesra dan Polhukam.

Page 5: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

DAFTAR ISI

Halaman

IKHTISAR ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

TIM KAJIAN .......................................................................................................... iii

PENDAHULUAN ................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

BIDANG

KESRA ............................................................................................................................ 2

EKUIN ............................................................................................................................ 8

Page 6: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

POLICY BRIEF

Bulan April 2018

Tim Analisis Isu Publik

Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan

Informatika Medan

Analisis isi (content analysis) adalah sebuah penelitian yang bersifat pembahasan

mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak pada media massa. Harold D.

Lasswell, pelopor metode ini menggunakan teknik symbol coding yakni mencatat lambang

atau pesan secara sistematis yang kemudian di interpretasi sehingga menjadi angka yang

terukur, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah analisis yang terukur juga. Secara umum,

analisis isi merupakan sebuah metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks. Disis

lain analisis isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis yang khusus.

Holsti menjelaskan juga bahwa bahwa metode analisis isi adalah suatu teknik untuk

mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan

secara objektif, sistematis dan generalis. Penjelasan metode diatas terkait dengan analisis isi

media menggambarkkan bahwa ragam berita media yang ada akan menjelaskan dan

menggambarkan sebuah opini masyarakat secara umum terkait dengan kondisi yang terjadi.

Kajian analisis isi juga memiliki tujuan tertentu, sesuai dengan target kajian yang diharapkan.

Dalam analisis isi yang dilakukan di lingkungan Balai Besar Pengembangan SDM dan

Penelitian Kominfo (BBPSDMP) Kominfo Medan ini, yang menjadi target analisis isi adalah

terkait dengan pemberitaan media cetak terhadap apa yang telah dan akan dilakukan

pemerintah daerah di wilayah kerja BBPSDMP Kominfo Medan. Kinerja pemerintah sebagai

objek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar

dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas seluruh informasi tertulis

dan tercetak pada media massa yang terbit. Media massa baik cetak maupun online menjadi

sumber data dalam kajian analisis isi media ini. Sebagai syarat teknis agar data yang

digunakan reliable, maka pada kajian analisis isi media ini menggunakan seluruh populasi

media yang terbit pada daerah kajian yang direpresentasikan menggunakan sampel media

yang mewakili seluruh populasi media yang ada. Sedangkan yang menjadi unit analisis adalah

seluruh berita yang memuat informasi terkait dengan kebijakan yang telah dan akan dilakukan

pemerintah pusat dan daerah. Kajian analisis isi yang dilaksanakan ini membagi kategori

berita menjadi 3 (tiga) bidang yakni bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam),

Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dan bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Ekuin).

Page 7: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

BIDANG KESRA

Bidang Kesra kembali menjadi bidang berita yang paing dicermati oleh Tim Analisis Isi

Media Kajian Opini Publik BBPSDMP Kominfo Medan pada bulan April 2018.

Perbandingan persentase antar bidang berita ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Persentase bidang berita bulan April 2018

Gambar 1 menunjukkan bidang Kesra menjadi bidang dengan persentase pemberitaan

terbesar dengan persentase 49,5%, diikuti bidang Polhukam dengan persentase 32,5%,

kemudian bidang Ekuin dengan persentase terendah yaitu 18,0%. Persentase berita bidang

ketiga bidang memiliki jarak yang hampir sama yaitu selisih 17% antara bidang Kesra dan

Polhukam, serta 14% antara bidang Polhukam dan Ekuin.

PEMILIHAN TOPIK

Berita-berita yang masuk dalam bidang Kesra dikelompokkan dalam 13 topik. Namun

hanya ada sembilan topik yang muncul dalam pemberitaan di bulan April dengan komposisi

setiap topik seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Komposisi topik berita bidang Kesra

49.5

18.0

32.51. Kesejahteraan Rakyat

2. Ekonomi, Keuangan, dan Industri

3. Politik, Hukum dan Keamanan

5.8

6.8

3.4

1.9

12.1

8.7

1.0

3.9

1.0

0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0

b. Kesehatan

e. Kedaulatan Pangan

f. Lingkungan

g. Tenaga Kerja

h. Infrastruktur

j. Kedaulatan energy (kelangkaan…

k. Maritim dan Kelautan

l. Pembangunan Desa

n. Bencana alam

Page 8: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

Berdasarkan Gambar 2, terdapat empat topik dengan persentase komposisi yang cukup

besar yaitu topik infrastruktur (12,1%), topik kedaulatan energi (8,7%), topik kedaulatan

pangan (6,8%), dan topik kesehatan (5,8%). Mengingat situasi yang cukup menjadi perhatian

publik adalah impor beras1 di tengah kondisi Indonesia yang justru diprediksi surplus beras2,

maka topik kedaulatan pangan menjadi menarik untuk dibahas pada edisi April ini. Dengan

pertimbangan tersebut, bidang Kesra pada bulan ini akan mengambil topik kedaulatan pangan.

Berita pada topik kedaulatan pangan yang muncul terbagi menjadi tiga jenis berita.

Berita pertama adalah terkait ancaman gagal panen yang terjadi di beberapa wilayah.

Penyebab kegagalan panen ini antara lain adalah bencana banjir, seperti yang terjadi di areal

persawahan di Aceh Barat Daya maupun di lahan kedelai seluas 60 ha di Rokan Hilir, Riau.

Di Aceh Barat Daya, bencana banjir terjadi akibat meluapnya Daerah Aliran Sungai (DAS)

Krueng Manggeng dan Krueng Tangan-tangan. Akibatnya beras berkualitas bagus menjadi

rusak, patah, dan mengalami perubahan warna di areal persawahan yang mencapau puluhan

ha. Sedangkan di Rokan Hilir, banjir disebabkan curah hujan yang tinggi yang tidak mampu

diatasi oleh sarana irigasi yang ada, sehingga menyebabkan 60 ha kedelai berusia dua bulan

dipastikan rusak dan tidak dapat dipanen. Selain kedelai, ternyata lahan sayuran seluas 10 ha

di dekat lahan kedelai juga dipastikan gagal panen. Kegagalan panen yang lain justru terjadi

karena kondisi sebaliknya, yaitu irigasi yang kering. Peristiwa ini terjadi di hulu irigasi

Gurukinayan dan Torong yang masuk dalam zona merah erupsi Sinabung. Akibatnya lahan

padi sawah dan palawija warga terbengkalai. Di Desa Sukamaju, wilayah Sibolangit, Deli

Serdang, hal yang sama bahkan telah terjadi cukup lama sehingga tanaman padi seluas 200 ha

terlantar hingga tujuh tahun.

Berita selanjutnya adalah pengalihan lahan tanam padi menjadi lahan sawit yang

beramai-ramai dilakukan petani di daerah Bandarkhalifah, Serdang Bedagai. Kondisi sarana

irigasi yang belum memadai, bencana banjir terakhir akibat jebolnya tanggul sungai Padang,

hingga kurangnya perhatian pemerintah menjadi alasan para petani dengan berat hati beralih

meninggalkan aktivitas bersawah yang telah diwarisi turun-temurun menjadi pekebun sawit.

Hal ini tentu menjadi ironi di tengah gerakan pemerintah untuk menggenjot hasil panen padi

untuk mencapai swasembada beras.

Berita terakhir pada topik kedaulatan pangan adalah kondisi ketersediaan bahan pokok di

tengah-tengah masyarakat, terutama menjelang datangnya bulan suci Ramadhan dan hari raya

Idul Fitri. Plt. Sekda Provsu diberitakan melakukan pemeriksaan ketersediaan stok bahan

pokok untuk wilayah Sumatera Utara. Peninjauan lapangan yang dilakukannya bersama tim

dari Kementerian Perdagangan menyatakan stok bahan pokok Sumatera Utara aman untuk

menghadapi Ramadhan

1 Sampai Juni Nanti, Gudang Bulog Akan Dibanjiri Beras Impor. 2 April 2018. http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/04/02/sampai-juni-gudang-bulog-akan-dibanjiri-beras-impor 2 RI Bakal Suplus Beras pada Maret-April 2018. 19 Januari 2018. https://www.liputan6.com/bisnis/read/3231381/ri-bakal-suplus-beras-pada-maret-april-2018

Page 9: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

dan lebaran tahun ini. Kemendag lebih jauh juga telah menetapkan Harga Eceran

Tertinggi (HET) untuk beberapa komoditas seperti daging beku, gula, minyak goreng curah

dan minyak goreng kemasan. Selain itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga,

Kemendag juga menyiagakan bulog untuk siap menyuplai bahan pokok, terutama beras

hingga ke pedagang pasar. Sedangkan di Medan, Walikota melakukan peninjauan di pasar

tradisional sei sikambing dan petisah, serta di satu pasar modern di Jalan Imam Bonjol.

Peninjauan yang diiringi Kapolrestabes Medan serta Kepala Divre Perum Bulog Sumut ini

mengungkap bahwa harga kebutuhan pokok masih stabil dan belum terjadi lonjakan harga di

kota Medan. Kepala Divre Perum Bulog Sumut juga mengungkapkan bulog akan melakukan

operasi pasar dalam seminggu ke depan serta menjamin ketersediaan bahan pokok, tidak

hanya beras, namun juga gula, daging, minyak goreng, tepung terigu dan gula pasir.

Dari ketiga jenis berita topik kedaulatan pangan tersebut, analisis Kesra edisi April

2018 akan difokuskan pada permasalahan kegagalan panen dan peralihan lahan, yang

keduanya tentu mengancam target pencapaian swasembada pangan.

ANALISIS

Belum disahkannya RUU Kedaulatan Pangan yang diinisiasi DPD RI awal tahun 2018

ini menjadikan rujukan regulasi kedaulatan pangan masih mengacu pada UU No. 18 Tahun

2012 tentang Pangan. UU ini memang mencakup upaya pemenuhan kedaulatan pangan yang

diartikan sebagai “hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan

yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk

menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.”

Kebijakan yang saat ini menjadi sorotan terkait kedaulatan pangan adalah apakah impor

pangan (beras) yang dilakukan pemerintah melalui Kemendag memang merupakan upaya

yang diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (2) yang menyatakan “Impor Pangan Pokok hanya

dapat dilakukan apabila Produksi Pangan dalam negeri dan Cadangan Pangan Nasional tidak

mencukupi”. Keran impor beras yang telah dibuka sejak Januari, mulai masuk sejak akhir

Februari dan diperkirakan akan terus membanjiri gudang bulog hingga Juni, menjadi

pertanyaan karena pada kurun waktu pemutusannya negara tidak dalam kondisi “terancam”

memenuhi kebutuhan pangan nasional, terutama pangan pokok. Bahkan sejak Januari, negara

bersiap untuk menyambut swasembada beras yang diperkirakan mencapai puncaknya pada

April 2018 ini3. Sehingga kebijakan ini menjadi sorotan nasional hingga Mendag beberapa

kali menerima panggilan dari DPR karena kebijakannya dapat merugikan petani lokal. Yang

menarik adalah Menteri Perdagangan pernah

3 Sampai Juni Nanti, Gudang Bulog Akan Dibanjiri Beras Impor. 2 April 2018. http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/04/02/sampai-juni-gudang-bulog-akan-dibanjiri-beras-impor

Page 10: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

menyatakan pada November 2017 bahwa stok beras aman hingga Mei 20184, namun

ketika menjawab pertanyaan DPR tentang impor beras pada Januari 2018 ia menyatakan

kekhawatiran akan stok beras dan ketidakstabilan harga5. Kemendag juga silang pendapat

dengan Kementan yang menyatakan stok beras nasional cukup.6 Maksud baik kemendag

menjaga stok nasional dan stabilitas harga memang harus diapresiasi, namun ketepatan waktu

kebijakan ini juga harus diseksamai bersama jangan sampai merugikan petani lokal. Jika

swasembada beras tercapai dan stok beras nasional harus bersaing dengan beras impor, maka

negara telah mengorbankan petaninya sendiri untuk menyerap produk pertanian negara lain

dan menumbuhkan ekonomi mereka. Kemendag dan Kementan harus segera duduk bersama

memastikan situasi mana yang sebenarnya sedang terjadi (stok pangan terancam atau surplus)

dan memutuskan kebijakan yang tepat.

Jika pada bulan April mulai muncul pemberitaan mengenai ancaman gagal panen,

seperti telah dijelaskan pada bagian pemilihan topik, maka harus diperiksa apakah kegagalan

ini menggejala secara nasional sehingga mempengaruhi stok pangan nasional, atau hanya

terjadi di wilayah tertentu saja. Bahkan jika ancaman kegagalan panen terjadi menggejala,

menjawab permasalahan ini dengan impor pangan pokok juga terlalu terburu-buru. Karena

dalam Pasal 22 ayat (2), disebutkan bahwa “Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban

mengantisipasi dan menanggulangi ancaman Produksi Pangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) melalui bantuan teknologi dan regulasi.” Langkah ini semestinya lebih diutamakan

dahulu, alih-alih langsung mengambil kebijakan impor yang terkesan sebagai “jalan pintas”.

Sementara terkait peralihan lahan pertanian menjadi lahan lain yang tidak termasuk pangan

pokok (bahkan bukan tanaman pangan) seperti sawit misalnya, sebenarnya juga merupakan

penyebab semakin tergerusnya stok pangan nasional. Masih dalam Pasal yang sama (Pasal 22)

ayat (1), alih fungsi penggunaan lahan merupakan satu dari sembilan ancaman produksi

pangan nasional. Dalam UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan dijelaskan bahwa Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang

lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna

menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.

Agar suatu lahan yang menanam tanaman pangan mendapat proteksi maksimal dari UU ini,

maka lahan tersebut perlu diinventarisasi dan ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Tanaman

Pangan berkelanjutan. Dalam Bagian Penetapan dijelaskan bahwa setelah melalui serangkaian

proses perencanaan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan

4 DPR akan panggil pemerintah soal impor beras . 17 Januari 2018. https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/dpr-akan-panggil-pemerintah-soal-impor-beras/1033425 5 Di DPR, Mendag Jelaskan Alasan di Balik Keputusan Impor Beras. 18 Januari 2018. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3821171/di-dpr-mendag-jelaskan-alasan-di-balik-keputusan-impor-beras 6 Polemik Impor Beras, DPR Panggil Menteri Perdagangan. 18 Januari 2018. https://bisnis.tempo.co/read/1051639/polemik-impor-beras-dpr-panggil-menteri-perdagangan

Page 11: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

nasional, maka lahan-lahan tersebut ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan yang dimuat dalam RPJP, RPJM dan RKP (Pasal 17) dan Rencana Tata Ruang

Wilayah (Pasal 23). Setelah ditetapkan, maka pemerintah memiliki kewajiban untuk

melaksanakan langkah-langkah pengembangan (pasal 27) yang terdiri dari langkah

intensifikasi (Pasal 28) meliputi:

a. peningkatan kesuburan tanah;

b. peningkatan kualitas benih/bibit;

c. pendiversifikasian tanaman pangan;

d. pencegahan dan penanggulangan hama tanaman;

e. pengembangan irigasi;

f. pemanfaatan teknologi pertanian;

g. pengembangan inovasi pertanian;

h. penyuluhan pertanian; dan/atau

i. jaminan akses permodalan.

Dan ekstensifikasi (Pasal 29) yang meliputi:

a. pencetakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;

b. penetapan lahan pertanian pangan menjadi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;

dan/atau

c. pengalihan fungsi lahan nonpertanian pangan menjadi Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan.

Jika diperhatikan, amanat UU tersebut untuk menjaga kedaulatan pangan nasional sangat rigid

dan menyeluruh. Namun jika dikaitkan dengan pemberitaan tentang petani pangan yang

beralih menjadi pekebun sawit karena berkali-kali gagal panen karena bencana serta

kurangnya perhatian dari pemerintah maka terasa ada yang salah dengan realisasi regulasinya.

Dugaan pertama, lahan pertanian pangan yang telah digarap sejak lama tersebut tidak kunjung

ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, sehingga tidak masuk dalam

perencanaan dan mustahil mendapat perhatian pemerintah melalui serangkaian tahapan

pengembangan, khususnya intensifikasi. Dugaan kedua, lahan-lahan tersebut telah terdaftar,

namun amanat UU untuk langkah pengembangan tidak dijalankan sebagaimana mestinya oleh

instansi pemerintah terkait, sehingga petani merasa sebaiknya mengalihfungsikan lahan saja,

untuk bertahan hidup. Jika alih fungsi dilakukan terhadap lahan yang telah terdatftar di luar

ketentuan yang dibenarkan (pasal 44 ayat (2)), maka petani akan mendapat dampak yang

tidak mengenakkan yaitu sanksi pidana (pasal 72). Bahkan pihak berwenang yang

mengeluarkan izin alih fungsi tidak sesuai ketentuan juga dapat dipidana (pasal 73), karena

pada dasar Lahan Pertanian Pangan berkelanjutan terlarang untuk dialihfungsikan (Pasal 44

ayat (1)). Pemerintah kabupaten/kota, provinsi dan pusat harus lebih serius lagi menjalankan

langkah perencanaan untuk memastikan lahan-lahan potensial tercatat sebagai Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan, memuatnya dalam RTRW, RPJP, RPJM, dan RKP.

Kemudian pemerintah perlu memberi perhatian serius dalam tahap pengembangan sebagai

amanat UU, terutama dalam langkah intensifikasi. Dengan

Page 12: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

lebih menyeriusi langkah-langkah ini, pembangunan pertanian kita akan mengarah

kepada kesejahteraan petani, keamanan stok pangan nasional, dan terwujudnya kedaulatan

pangan.

KESIMPULAN

1. Kedaulatan pangan menjadi bahasan penting ditengah polemik antara Kementerian

Perdagangan yang sebelumnya menyataka stok pangan nasional aman, namun kemudian

melakukan impor dengan alasan menstabilkan harga dan menjaga stok nasional. Di sisi

lain kementerian pertanian menyatakan stok pangan nasional justru aman, sementara

DPR mengkhawatirkan membanjirnya pangan pokok impor akan memukul petani lokal

yang segera melaksanakan panen raya dan diprediksi akan mencapai swasembada pangan

pokok (beras).

2. Dalam pemberitaan April 2018 mengenai kedaulatan pangan dilaporkan beberapa lahan

pangan terancam gagal panen, sementara di daerah lainnya petani beramai-ramai

berencana mengalihfungsikan lahan pertanian pangan mereka menjadi kebun sawit. Hal

ini disebabkan petani senantiasa rugi akibat bencan yang terjadi (banjir) serta kurangnya

perhatian pemerintah terhadap petani.

3. Dalam UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, impor merupakan salah satu solusi untuk

menjaga stok nasional (Pasal 36 ayat (2)). Namun, dalam UU yang sama ditegaskan

bahwa pemerintah berkewajiban mengatasi ancaman produksi pangan dengan teknologi

dan regulasi (Pasal 22 ayat (1)).

4. Kegagalan panen disejumlah daerah harus diperiksa apakah memang mengganggu

agenda pencapaian swasembada pangan nasional, atau tidak. Jikapun benar, maka solusi

pasal 22 ayat (1) harus dijalankan dulu, sedangkan solusi pasal 36 ayat (2) adalah solusi

akhir yang harus diputuskan ekstra hati-hati. Selain itu simpang siur kondisi pangan

nasional harus segera diselesaikan oleh Kemendag dan Kementan, apakah situasi nasional

sebenarnya kekurangan stok pangan sehingga dipecahkan dengan impor, atau justru

surplus, sehingga masuknya pangan pokok impor justru akan menyaingi produk pangan

pokok lokal yang melimpah. Jangan sampai kita membantu ekonomi negara eksportir

pangan dengan membunuh potensi ekonomi agraris negeri sendiri.

5. Sementara dalam kasus pengalihfungsian lahan pertanian pangan yang telah digarap

bertahun-tahun dan turun temurun, pemerintah perlu mencermati hal ini sebagai ancaman

bagi produksi pangan nasional. Pemerintah perlu melaksanakan amanat UU No. 41

Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Pemerintah

perlu giat dalam melaksanakan tahap Perencanaan kemudian memberi perhatian kepada

para petani melalui pelaksanaan Tahap Pengembangan, terutama intensifikasi. Alihfungsi

semestinya tidak mudah dilakukan, dan dilindungi dengan ketentuan yang sangat ketat

(pasal 44).

Page 13: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

BIDANG EKUIN

Dalam analisis isi media yang dilakukan BBPSDMP Kominfo Medan pada bulan April

2018 ini terlihat pada Gambar. 1 dibawah ini.

Gambar 1. Persentase Bidang Berita Bulan April 2018

Gambar. 1 menunjukkan bidang Kesra mendapat porsi pemberitaan terbesar yakni

49,5%, selanjutnya adalah bidang Polhukam dengan pemberitaan sebesar 32,5% dan bidang

Ekuin sebesar 18,0%.

Pada bidang Ekuin bulan Maret 2018 berita mengenai ekonomi mikro yakni perilaku

konsumen, industri, penentuan harga pasar dan produksi barang jasa mendapat persentase

sebesar 12,6%, pemberitaan mengenai ekonomi makro sebesar 3,4 % dan pemberitaan

mengenai pariwisata sebesar 1,5% seperti yang ditunjukkan oleh Gambar. 2 berikut ini.

Gambar 2. Komposisi topik berita bidang Ekuin

Hasil Kajian Analisis Isi Medan bulan April 2018 bidang ekuin memunculkan beberapa

topik utama diantaranya topik yang berkaitan dengan ekonomi mikro, kegiatan pariwisata dan

ekonomi makro. Untuk ekonomi mikro, media banyak memberitakan mengenai sejumlah

pangan mengalami penurunan harga. Sejumlah komoditi pangan di pasar tradisional Sumatera

49.5

18.0

32.5 1. Kesejahteraan Rakyat

2. Ekonomi, Keuangan,dan Industri

3. Politik, Hukum danKeamanan

1.5

12.6

3.4

a. Pariwisata

b. Ekonomi Mikro(Perilaku konsumen,industry, penentuan hargapasar, produksi barangdan jasa)

Page 14: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

Utara mengalami penurunan harga pada akhir April 2018 ini, hal ini dikarenakan pasokan

kebutuhan tersebut masih banyak untuk tingkat pedagang. Tim Pemantau Harga Pangan

Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan menjelang bulan Ramadhan 2018 ini,

pasokan pangan terus meningkat sehingga diharapkan saat bulan puasa harga tetap terkendali

dan tidak mengakibatkan inflasi.

Harga sejumlah kebutuhan pokok di Sumut bulan April ini mengalami penurunan yang

sangat tajam. Harga cabai merah yang sebelumnya sempat bertahan di kisaran Ro 40 ribu

perKg, saat ini dijual hanya kisaran Rp. 25 ribu perKg. Penurunan harga juga berlaku untuk

cabai rawit, bawang merah, bawang putih dan komoditas lainnya. Namun selama bulan April

ini terdapat beberapa komoditas yang tidak mengalami perubahan harga seperti beras, telur,

daging ayam dan sayur mayur.

Hal lain yang menjadi topik pemberitaan bidang ekuin adalah pemberdayaan ekonomi

digital dan UKM yang dilakukan oleh Pemko Medan. Pemko Medan melihat peluang

ekonomi digital sebagai salah satu cara untuk mengurangi angka pengangguran yang semakin

tinggi saat ini. Bebagai regulasi harus diberdayakan, bagaimana agar ekonomi digital bisa

hidup di Medan. Saat ini masyarakat sudah semakin melek internet dan hal ini merupakan

modal sosial yang cukup besar untuk pemberdayaan ekonomi digital dan UKM. Kemajuan

teknologi informasi membuat arus informasi mengalir deras dan sekaligus memangkas biaya-

biaya transaksi. Pemanfaatan teknologi internet juga telah mengubah mindset pelaku bisnis

kearah yang lebih global tanpa harus dibatasi oleh letak geografis dan kondisi. Terjadi

perubahan paradigma dan pola pikir dalam pemberdayaan ekonomi konvensional kearah

ekonomi digital. Yang dimaksud ekonomi digital adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan

dengan memanfaatkan jaringan internet sebagai alat komunikasi, informasi dan transaksi

elektronik.

Sektor lain yang perlu terus diberdayakan dalam meningkatkan potensi perekonomian di

Kota Medan adalah pemberdayaan UKM. Akses permodalan kepada pelaku UKM harus

dilakukan dengan tujuan mereka bisa berdaya. Disamping itu bimbingan dan arahan harus

dilakukan kepada pelaku UKM agar bisa menjadi soko guru perekonomian Medan. BUMD

bisa diberdayakan untuk menambah PAD Kota Medan dan membuka lapangan kerja. Apabila

BUMD Kota Medan dikelola dengan profesional maka pertumbuhan ekonomi akan semakin

baik. Disamping diperlukan upaya kolaborasi swasta, pemerintah dan masyarakat sangat

diharapkan untuk meningkatkan potensi perekonomian masyarakat. Kita mengharapkan

pertumbuhan ekonomi yang kondusif bisa dipertahankan agar pembangunan bisa lebih baik

dan angka pengangguran bisa ditekan.

Page 15: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

Pemerintah sedapat mungkin memperhatikan sektor usaha kecil mikro dan menengah

(UMKM) untuk membantu pergerakan ekonomi ke arah positif. Karena berdasarkan

pengalaman kita selama ini, kita dapat melihat bahwa saat mata uang dunia perkasa berimbas

pada rupiah, perekonomian UMKM dapat membantu rupiah tetap stabil. Demikian pula

halnya di Sumatera Utara yang menjadi wilayah kerja BBPPKI Medan, sektor UMKM di

Sumatera Utara hendaknya dapat terus memperoleh stimulus baik itu stimulus dari

Pemerintah maupun sektor swasta untuk semakin menggerakkan pertumbuhan ekonomi

Sumatera Utara. Pembinaan terhadap UMKM juga mutlak diperlukan dengan memberi

bantuan kepada para pelaku usaha mulai dari petani, nelayan, pedagang dan pelaku usaha

lainnya. Pemerintah juga dapat memberi akses yang lebih luas kepada para pelaku UMKM

untuk permodalan dan pembinaan manajemen disamping pihak Perbankan di Sumatera Utara

diharapkan dapat lebih bersinergi dengan Pemerintah dalam hal permodalan guna membantu

menggerakkan sektor UMKM ini.

KESIMPULAN .

Berdasarkan pemaparan data kajian analisis isu publik bulan April 2018 dengan total

sampel sebagai unit analisis bidang ekonomi, keuangan dan industri (ekuin) dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengembangan sektor UMKM perlu terus ditingkatkan agar dapat dijadikan sumber

pertumbuhan ekonomi mengingat sektor UMKM ini relatif kuat dalam menghadapi

ancaman krisis perekonomian.

2. Potensi UMKM di Sumatera Utara yang cukup prospektif sebenarnya memberi ruang

bagi pengembangan UMKM oleh perbankan di Sumatera Utara melalui penyaluran

Kredit Usaha Rakyat (KUR).

REKOMENDASI

1. Pemerintah sedapat mungkin memperhatikan sektor usaha kecil mikro dan menengah

(UMKM) untuk membantu pergerakan ekonomi ke arah positif. Pembinaan terhadap

UMKM juga mutlak diperlukan dengan memberi bantuan kepada para pelaku usaha

mulai dari petani, nelayan, pedagang dan pelaku usaha lainnya.

2. Pemerintah juga dapat memberi akses yang lebih luas kepada para pelaku UMKM untuk

permodalan dan pembinaan manajemen disamping pihak Perbankan di Sumatera Utara

diharapkan dapat lebih bersinergi dengan Pemerintah dalam hal permodalan guna

membantu menggerakkan sektor UMKM ini.

Page 16: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

PENGOLAHAN DATA ANALISIS ISI MEDIA

BULAN APRIL 2018

1. Jenis Media

2. Nama Surat Kabar

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

1. Cetak 2. Online

99.0

1.0

28.6

3.9

28.6

22.8

16.0

Analisa

Medan Bisnis

Sinar Indonesia Baru

Sumut Pos

Waspada

Page 17: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

3. Penempatan Berita

4. Posisi di Headline

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

Headline

Halaman depan

Halaman tengah

Halaman belakang

2.9

13.1

82.5

1.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

a. utama

b. Kolom Opinii. Lainnya

3.4

.51.0

Page 18: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

5. Format Berita

6. Sifat Berita

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

1. Laporan / Liputan2. Editorial / Pojok;

Kolom 3. Opini

97.6

1.0

1.5

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0

1. Argumentatif

2. Deskriptif

4. Informatif

1.5

50.0

48.5

Page 19: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

7. Bidang Berita

8. Bidang Berita: Kesejahteraan Rakyat

49.5

18.0

32.5 1. Kesejahteraan Rakyat

2. Ekonomi, Keuangan,dan Industri

3. Politik, Hukum danKeamanan

0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0

b. Kesehatan

e. Kedaulatan Pangan

f. Lingkungan

g. Tenaga Kerja

h. Infrastruktur

j. Kedaulatan energy (kelangkaan…

k. Maritim dan Kelautan

l. Pembangunan Desa

n. Bencana alam

5.8

6.8

3.4

1.9

12.1

8.7

1.0

3.9

1.0

Page 20: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

9. Bidang Berita: Ekuin

10. Bidang Berita: Polhukam

1.5

12.6

3.4

a. Pariwisata

b. Ekonomi Mikro(Perilaku konsumen,industry, penentuan hargapasar, produksi barangdan jasa)

c. Ekonomi Makro(Pendapatan nasional,investasi, kesempatankerja dan inflasi)

.02.04.06.08.0

10.012.0

.5

4.4

10.2

.5

5.8

.5 .5 .53.4 4.9

1.0

Page 21: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

11. Topik Berita Menurut Kategori Pemerintah

12. Cakupan Permasalahan Dalam Berita

1.0

43.2

52.9

2.9

1. Pemerintah Pusat

2. Pemerintah Provinsi.

3. PemerintahKabupaten/ Kota

4. Pemerintah Pusat danpemerintah daerah(prov/kab/ko)

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0

1. Lokal

2. Regional

3. Nasional

4. Internasional

52.4

44.2

2.9

.5

Page 22: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

13. Sumber Informasi Utama/Dominan Berita

14. Sumber Informasi Lainnya

1. Eksekutif:Presiden,

WakilPresiden dst

2. Yudikatif:Pejabat

Peradilan;Jaksa Agung

3. Legislatif4. Media:Wartawanitu sendiri.

5.Masyarakat:

Anggotamasyarakat,LSM, Tokohmasyarakat

30.1

4.4

47.6

5.8 12.1

1. Eksekutif: Presiden, Wakil Presiden dst

2. Yudikatif: Pejabat Peradilan; JaksaAgung

3. Legislatif

4. Media: Wartawan itu sendiri.

5. Masyarakat: Anggota masyarakat,LSM, Tokoh masyarakat

25.2

6.8

2.4

2.9

16.0

Page 23: IKHTISAR - bbpsdmp-medan.kominfo.go.idobjek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas

15. Tone Berita Secara Keseluruhan

16. Keberimbangan Berita

51.548.51. Mendukung (Positif)

3. Tidak berpihak (Netral)

100.0

2. Liputan Dua Sisi (Both Side Coverage)