IKGM III

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan dan merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan segera sebelum terlambat dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Perihal kesehatan gigi dan mulut perlu dibudidayakan di seluruh lingkungan keluarga dan masyarakat (Yaslis Ilyas, 2001). Masyarakat di Indonesia belum mempertimbangkan kesehatan gigi dan mulut. Masyarakat cenderung mengabaikan sakit gigi yang ditimbulkan padahal ketika sudah menjadi sakit, penyakit gigi merupakan jenis penyakit pada urutan pertama yang dikeluhkan masyarakat dan anak-anak. Tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat dari 22,8% penduduk Indonesia tidak menyikat gigi dan dari 77,2% yang menyikat gigi hanya 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu (Eliza Herijulianti, dkk, 2001). Walaupun tidak menimbulkan kematian, sebagai akibat dari kerusakan gigi dan 1

description

Kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan dan merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan segera sebelum terlambat dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Perihal kesehatan gigi dan mulut perlu dibudidayakan di seluruh lingkungan keluarga dan masyarakat (Yaslis Ilyas, 2001).

Transcript of IKGM III

Page 1: IKGM III

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan dan merupakan bagian

integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan segera

sebelum terlambat dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Perihal

kesehatan gigi dan mulut perlu dibudidayakan di seluruh lingkungan keluarga dan

masyarakat (Yaslis Ilyas, 2001).

Masyarakat di Indonesia belum mempertimbangkan kesehatan gigi dan mulut.

Masyarakat cenderung mengabaikan sakit gigi yang ditimbulkan padahal ketika

sudah menjadi sakit, penyakit gigi merupakan jenis penyakit pada urutan pertama

yang dikeluhkan masyarakat dan anak-anak.

Tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum

menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat dari

22,8% penduduk Indonesia tidak menyikat gigi dan dari 77,2% yang menyikat

gigi hanya 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu (Eliza Herijulianti, dkk, 2001).

Walaupun tidak menimbulkan kematian, sebagai akibat dari kerusakan gigi dan

jaringan pendukung gigi dapat menurunkan tingkat produktivitas seseorang,

karena dari aspek biologis akan dirasakan sakit. Penyakit gigi dan mulut dapat

juga menjadi sumber infeksi yang dapat mengakibatkan bahkan mempengaruhi

beberapa penyakit sistemik (Donna Pratiwi,2007).

Menurut Undang-Undang RI No. 23 tahun 1992, kesehatan sekolah

diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik untuk

dapat belajar tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal men- jadi

sumber daya yang berkualitas. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian

integral dari program pelayanan, dengan demikian maka pen- gembangannya

tidak terlepas dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan yang sudah dirumuskan

1

Page 2: IKGM III

atas landasan pola dasar pembangunan nasional dan pola umum pembangunan

jangka panjang.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah peran puskesmas sebagai sarana untuk mewujudkan kesehatan gigi

dan mulut pada masyarakat ?

2

Page 3: IKGM III

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pelayanan Kesehatan

2.1.1. Definisi Pelayanan Kesehatan

Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat

tidak kasat mata (tidak dapat diraba), yang terjadi akibat interaksi antara

konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan

pember pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan persoalan konsumen

(Gronroos, 1990 dalam Ratminto dan Winarsih, 2005).

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah pengunaan fasilitas pelayanan

yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh

petugas kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan

tersebut yang didasarkan pada ketersediaan dan kesinambungan pelayanan,

penerimaan masyarakat dan kewajaran, mudah dicapai oleh masyarakat,

terjangkau serta bermutu (Azwar, 1999).

2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan

Menurut WHO (1984) dalam Juanita (1998) menyebutkan bahwa faktor

prilaku yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan adalah:

1. Pemikiran dan Perasaan (Thoughts and Feeling)

Berupa pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian-penilaian

seseorang terhadap obyek, dalam hal ini obyek kesehatan.

2. Orang Penting sebagai Referensi (Personal Referensi)

Seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting

atau berpengaruh besar terhadap dorongan penggunaan pelayanan kesehatan.

3. Sumber-Sumber Daya (Resources)

Mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Sumber-sumber daya

juga berpengaruh terhadap prilaku seseorang atau kelompok masyarakat dalam

3

Page 4: IKGM III

memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan

negatif.

4. Kebudayaan (Culture)

Berupa norma-norma yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan konsep

sehat sakit.

2.1.3. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Azwar (1999) menjelaskan suatu pelayanan kesehatan harus memiliki

berbagai persyaratan pokok, yaitu: persyaratan pokok yang memberi pengaruh

kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap penggunaan jasa

pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas, yakni :

1. Ketersediaan dan Kesinambungan Pelayanan

Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat

(acceptable) serta berkesinambungan (sustainable). Artinya semua jenis

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat ditemukan serta

keberadaannya dalam masyarakat adalah ada pada tiap saat dibutuhkan.

2. Kewajaran dan Penerimaan Masyarakat

Pelayanan kesehatan yang baik adalah bersifat wajar (appropriate) dan dapat

diterima (acceptable) oleh masyarakat. Artinya pelayanan kesehatan tersebut

dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, tidak bertentangan dengan

adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta

bersifat tidak wajar, bukanlah suatu keadaan pelayanan kesehatan yang baik.

3. Mudah Dicapai oleh Masyarakat

Pengertian dicapai yang dimaksud disini terutama dari letak sudut lokasi

mudah dijangkau oleh masyarakat, sehingga distribusi sarana kesehatan

menjadi sangat penting. Jangkauan fasilitas pembantu untuk menentukan

permintaan yang efektif. Bila fasilitas mudah dijangkau dengan menggunakan

alat transportasi yang tersedia maka fasilitas ini akan banyak dipergunakan.

4

Page 5: IKGM III

Tingkat pengguna di masa lalu dan kecenderungan merupakan indikator

terbaik untuk perubahan jangka panjang dan pendek dari permintaan pada

masa akan datang.

4. Terjangkau

Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan yang terjangkau (affordable)

oleh masyarakat, dimana diupayakan biaya pelayanan tersebut sesuai dengan

kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya

mungkin dinikmati oleh sebagian masyarakat saja.

5. Mutu

Mutu (kualitas) yaitu menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan dan menunjukkan kesembuhan penyakit serta

keamanan tindakan yang dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan yang

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

5

Page 6: IKGM III

2.2. Kesehatan Masyarakat

2.2.1. Definisi Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi

keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan

kesehatan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari (Effendy, 1998).

Keperawatan kesehatan masyarakat adalah perpaduan antara keperawatan

kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif dari masyarakat,

pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan

pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan

kepada individu, keluaraga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan

derajat kesehatan secara optimal. (Depkes RI 2007).

2.2.2. Tujuan Kesehatan Masyarakat

Menurut Depkes RI (2007), tujuan dari kesehatan masyarakat terdiri dari:

a. Tujuan Umum

Tujuan umum kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian

individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat untuk mengatasi masalah

keperawatan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan optimal.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus kesehatan masyarakat adalah:

a. Meningkatnya pengetahuan individu, sikap, perilaku individu, keluarga,

kelompok masyarakat tentang kesehatan.

b. Meningkatnya penemuan dini kasus baru prioritas.

c. Meningkatnya penanganan keperawatan kasus di Puskesmas.

d. Meningkatnya penanganan kasus prioritas mendapat tidak lanjut perawatan.

6

Page 7: IKGM III

2.2.3. Sasaran Kegiatan Kesehatan Masyarakat

Sasaran dari kegiatan kesehatan masyarakat, khususnya keperawatan

masyarakat mencakup seluruh masyarakat berdasarkan Depkes RI (2007),

diantaranya:

a. Individu, yaitu individu beresiko tinggi, seperti individu dengan penyakit,

balita, lansia, masalah mental atau kejiwaan.

b. Keluarga, yaitu ibu hamil, balita, lanjut usia, menderita penyakit, masalah

mental/kejiwaan.

c. Kelompok masyarakat, yaitu daerah kumuh, terisolasi, konflik, dan daerah yang

tidak terjangkau dengan pelayanan masyarakat.

Sedangkan fokus dari sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah

keluarga rawan kesehatan dengan prioritas keluarga yang rentan terhadap masalah

kesehatan (gakin) dan keluarga dengan resiko tinggi: anggota keluarga ibu hamil,

balita. Lansia, dan menderita penyakit.

Sebagai pejabat fungsional perawat, perawat kesehatan masyarakat di

puskesmas bertanggung jawab melaksanakan pelayanan terhadap individu,

keluarga, kelompok/masyarakat yang mengalami masalah kesehatan akibat

ketidaktahuan dan ketidakmampuan. Idealnya perawat puskesmas yang

profesional adalah perawat komunitas yang memiliki latar belakang pendidikan

serta kompetensi dibidang keperawatan komunitas dalam menjalankan peran dan

fungsinya (Depkes RI, 2004).

7

Page 8: IKGM III

2.3 Profil Sarana Kesehatan Gigi

Profil sarana kesehatan gigi, meliputi :

2.3.1 Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja.Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian

dari kecamatan. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata

30.000 penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka

puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana

yaitu Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Pembangunan kesehatan

adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang optimal.

Upaya kesehatan di puskesmas merupakan upaya yang bersifat

menyeluruh, terpadu, yang paling dekat dengan masyarakat yang meliputi upaya

peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan. Puskesmas bertanggung

jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat. Upaya kesehatan tersebut terdiri atas upaya kesehatan wajib dan

upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya

yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta

mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas.

A. Tujuan Puskesmas

Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang yang tinggal di wilayah kerja puskesmas (Hatmoko,

2006). Tujuan pembangunan kesehatan yang diselengggarakan puskemas adalah

mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional yaitu meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang

bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan

8

Page 9: IKGM III

yang setingg-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010 (Depkes

RI. 1999).

Selain itu puskesmas menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang

merupakan pusat pelayanan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Hal ini meliputi pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat

pribadi dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan

perorangan, pelayanan kesehatan publik dengan tujuan utamanya memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan penyakit (Effendi, 1998).

B. Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai pusat penggerak

pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan

keluarga dalam pembangunan kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan

masyarakat tingkat pertama. Sebagai langkah awal dari program keperawatan

kesehatan masyarakat, fungsi dan peran puskesmas bukan saja persoalan teknis

medis tetapi juga berbagai keterampilan sumber daya manusia yang mampu

mengorganisir model sosial yang ada di masyarakat, juga sebagai lembaga

kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dan membutuhkan

strategi dalam hal pengorganisasian masyarakat untuk terlibat dalam

penyelenggaraan kesehatan secara mandiri (Mubarak dan Chayatin, 2009).

Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas melakukan beberapa cara,

yaitu merangsang masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang

bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien,

memberikan bantuan yang bersifat bimbingan dan rujukan medis kesehatan

kepada masyarakat dengan ketentuan tidak menimbulkan ketergantungan,

memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada msyarakat, bekerjasama

dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program kesehatan.

9

Page 10: IKGM III

C. Asas Pokok Puskesmas

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia,

pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada 4 asas pokok yaitu, asas

pertanggungjawaban wilayah, asas peran serta masyarakat, asas keterpaduan dan

azas rujukan.

1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Dalam azas pertanggungjawaban wilayah, puskesmas bertanggung jawab

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggal di wilayah

kerjanya. Merupakan upaya peningkatan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari

berjalannya program Posyandu dan kunjungan petugas-petugas kesehatan ke

pemukiman penduduk. Petugas kesehatan aktif dalam memberikan pelayanan

kesehatan sedekat mungkin kepada masyarakat dan melakukan berbagai program

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit yang merupakan bagian dari

pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.

2. Asas Peran Serta Masyarakat

Asas peran serta masyarakat merupakan upaya-upaya yang dilakukan

petugas kesehatan di puskesmas untuk sebisa mungkin memberdayakan

masyarakat agar berperan aktif dalam menyelenggarakan program kerja

puskesmas. Contohnya yaitu pelatihan kader-kader posyandu.

3. Asas Keterpaduan

Asas keterpaduan bertujuan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya

serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas

harus diselenggarakan secara terpadu. Upaya ini memadukan kegiatan-kegiatan

masyarakat dengan program kesehatan lain (lintas program dan lintas sektoral).

4. Asas Rujukan

Asas rujukan menjelaskan bahwa puskesmas sebagai sarana kesehatan

tingkat pertama memiliki kemampuan yang terbatas. Dalam membantu puskesmas

menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dan untuk meningkatkan efisiensi,

10

Page 11: IKGM III

maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus ditopang oleh asas rujukan.

Untuk pelayanan kedokteran, jalur rujukannya adalah rumah sakit, dan untuk

pelayanan kesehatan masyarakat jalurnya adalah kantor kesehatan/bagian

kesehatan masyarakat.

D. Kegiatan Puskesmas

Kegiatan Pokok Puskesmas

Berdasrkan diagnosa komunitas yang dilakukan puskesmas, maka dapat

dirumuskann kegiatan pokok puskesmas yang merupakan upaya wajib puskesmas

yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan juga disesuaikan dengan fungsi

puskesmas dan kemampuan sumber daya yang tersedia (Depkes RI, 2004).

Kegiatan pokok tersebut antara lain:

a. Promosi Kesehatan

Upaya promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

masyarakat akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah

perilakunya menjadi perilaku sehat. Sasarannya yaitu masyarakat yang beresiko

tertular penyakit maupun masyarakat umum. Upaya ini dilakukan

melaluipenyuluhan, baik di klinik, rumah penduduk, balai pertemuan melalui

ceramah maupun dengan menggunakan alat peraga.

b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berncana (KB)

Upaya KIA bertujuan untuk menurunkan kematian dan kejadian sakit pada

ibu dan meningkatkan derajat kesehatan anak. Sasarannya adalah ibu hamil, ibu

menyusui dan balita, dukun bersalin, dan kader kesehatan. Kegiatannya antara

lain:

1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui.

2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang sehat.

3) Mengamati perkembangan balita terkait dengan program gizi.

4) Memberikan pelayanan KB dan PUS.

11

Page 12: IKGM III

5) Memberikan pertolongan persalinan dan bimbingan selama masa nifas serta

mengadakan pelatihan bagi dukun bersalin dan kader kesehatan posyandu.

Menurut Muninjaya (2004), upaya KB bertujuan untuk menekan angka kelahiran

dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarga akan berkembang

norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Sasarannya yaitu pasangan

usia subur (PUS) dan dukun bersalin. Kegiatannya anatara lain:

1) Mengadakan penyuluhan tantang KB.

2) Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi serta pelayanan pengobatan

efek samping KB.

3) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk dukun bersalin.

c. Perbaikan Gizi

Menurut Muninjaya (2004), upaya perbaikan gizi bertujuan meningkatkan

status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi kelompok masyarakat

beresiko tinggi, terutama ibu hamil dan balita. Sasarannya yaitu ibu hamil, ibu

menyusui, balita, dan penduduk yang tinggal di daerah rawan pangan.

Kegiatannya antara lain:

1) Memberikan penyuluhan tentang gizi.

2) Menimbang serta badan dan tinggi badan balita untuk memantau

pertumbuhannya.

3) Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi.

4) Pemberian vitamin A untuk balita.

d. Kesehatan Lingkungan

Muninjaya (2004), menyebutkan upaya kesehatan lingkungan bertujuan

menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik berbahaya pada lingkungan

sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor resiko

timbulnya penyakit di masyarakat. Sasarannya yaitu tempat-tempat umum seperti

rumah makan, pasar, sumber air minum, dan tempat pembuangan limbah.

12

Page 13: IKGM III

Kegiatannya antara lain:

1) Memperbaiki sistem pembuangan kotoran.

2) Menyediakan air bersih

3) Memperbaiki pembuangan sampah.

4) Pengawasan sanitasi tempat umum.

E. Program Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Salah satu program upaya kesehatan

pengembangan di puskesmas adalah program kesehatan gigi dan mulut. Program

upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terdiri atas pelayanan kesehatan gigi

di balai pengobatan gigi, usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS), dan usaha

kesehatan gigi masyarakat (UKGM).

a. Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG

Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas ditujukan kepada masyarakat atau

penderita yang berkunjung ke puskesmas. Tujuan umum upaya kesehatan gigi dan

mulut di puskesmas yaitu tercapainya derajat kesehatan gigi yang layak. Tujuan

khusus upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yaitu :

1. Meningkatkan keadaan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam kemampuan

pelihara diri (self care) di bidang kesehatan gigi dan mulut serta mencari

pengobatan sedini mungkin.

2. Menurunnya prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita

masyarakat (karies dan periodontitis) dengan upaya perlindungan atau pencegahan

tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan terutama pada kelompok

masyarakat yang rawan.

3. Terhindarinya atau berkurangnya gangguan fungsi pengunyahan akibat

kerusakan gigi dan mulut.

13

Page 14: IKGM III

Pelayanan medik gigi dasar yang diberikan di puskesmas adalah tumpatan

gigi tetap dan gigi sulung, perawatan saluran akar, pencabutan gigi tetap dan gigi

sulung, pengobatan, pembersihan karang gigi, tindakan bedah ringan seperti insisi

abses, dan operkulektomi.

Tugas dokter gigi di puskesmas yaitu melaksanakan pelayanan medik gigi

umum dan khusus merujuk, menerima rujukan kasus-kasus medik gigi dasar dan

kasus-kasus spesialistik, dan melaksanakan pelayanan baik asuhan sistematik

maupun asuhan masyarakat (bila tidak ada perawat gigi). Tugas perawat gigi di

puskesmas yaitu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi pelayanan

asuhan sistematik (pada kelompok anak sekolah/UKGS, ibu hamil/menyusui, dan

anak pra sekolah dan pelayanan asuhan kesehatan masyarakat), dan melakukan

pelayanan medis gigi dasar berdasarkan pendelegasian dari dokter gigi.

Sarana dan prasarana untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi

di puskesmas yaitu fasilitas ruangan, peralatan dan dokumen. Fasilitas ruangan

terdiri atas ruangan berventilasi, listrik, air yang mengalir. Peralatan terdiri atas

bahan dan alat pengobatan gigi, peralatan non medis berupa kursi, meja, lemari

peralatan. Dokumen terdiri atas dokumen inventaris alat dan catatan bahan habis

pakai. Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan atas dua macam

yaitu seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah dan sebagian ditanggung

oleh masyarakat. Petugas pelaksana pengobatan gigi di setiap puskesmas minimal

terdiri atas satu dokter gigi dan satu perawat gigi.

b. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

UKGS merupakan suatu komponen dari UKS dan merupakan strategi

teknis pelayanan kesehatan gigi mulut bagi anak sekolah yang pelaksanaannya

disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.

Tujuan UKGS

Tujuan UKGS adalah:

1. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dengan jalan mengadakan

usaha preventif dan promotif.

14

Page 15: IKGM III

2. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan

taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene).

3. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar mau memelihara kebersihan

mulutnya di rumah (habit formation).

4. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dasar dengan menjalankan

usaha kuratif apabila usaha preventif gagal melalui sistem selektif (selective

approach).

5. Meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan gigi dengan suatu sistem

pembayaran yang bersifat pra upaya (pre-payment system).

Tahapan UKGS

Pelaksanaan UKGS dibagi dalam tiga tahap yaitu :

1. Tahap I atau paket minimal UKGS.

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau

tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Kegiatan berupa :

a. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan

kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta

gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.

2. Tahap II atau paket standar UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yang sudah

terjangkau tenaga fasilitas kesehatan gigi namun sarananya masih terbatas.

Kegiatan berupa :

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut secara terintegrasi.

15

Page 16: IKGM III

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan

kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta

gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan

gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.

e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.

g. Rujukan bagi yang memerlukan.

3. Tahap III atau paket optimal UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau

tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai , dipakai sistem

inkrimental dengan pemeriksaan ulang setiap dua tahun untuk gigi tetap. Kegiatan

berupa :

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut secara terintegrasi.

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan

kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta

gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali per bulan.

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan

gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.

e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

16

Page 17: IKGM III

f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I – VI(care of

demand).

g. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan (treatment

need).

h. Rujukan bagi yang memerlukan.

Sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program

UKGS yang minimal dapat menunjang pelaksanaan UKGS yang secara bertahap

akan ditingkatkan sesuai dengan mutu pelayanan. Sarana dan prasarana tersebut

terdiri atas kartu status, bahan dan obat-obatan, alat peraga, dan transportasi.

Biaya pelaksanaannya dapat diperoleh dari pemerintah dan sumber lain yang tidak

mengikatberupa dana sehat. Dana sehat bersumber dari orang tua siswa, bantuan

sponsor dari perusahaan pasta gigi dan sikat gigi yang merupakan suatu promosi

produk perusahaan tersebut ke SD sasaran. Sumber pembiayaan dari masyarakat

ini dapat dilaksanakan dengan membuat perencanaan atau proposal tentang

promotif-preventif. UKGS dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi, dokter kecil,

dan guru yang telah dilatih dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Guru bertugas

untuk membantu tenaga kesehatan, membina dokter kecil, latihan sikat gigi

massal, dan merujuk siswa. Dokter kecil yang dipilih akan bertugas membantu

dalam pelaksanaan sikat gigi massal, membantu guru, dan mendampingi murid

yang dirujuk ke puskesmas.

c. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)

UKGM adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan

kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif kesehatan gigi

pada berbagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang berlandaskan

pendekatan primary health care (posyandu, bina keluarga balita, polindes,

ponstren, dan taman kanak-kanak). Sasaran UKGM yaitu semua masyarakat yang

berpenghasilan rendah dan diutamakan bagi kelompok rentan penyakit gigi mulut

yaitu golongan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

17

Page 18: IKGM III

Tujuan UKGM yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, dan

peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Program UKGM di

posyandu, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi dari puskesmas dan kader.

Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau perempuan yang dipilih oleh

masyarakat18 tahun tidak ada gigi yang dicabut karena karies atau kelainan

periodontal, sebesar 90% penduduk umur 35-44 tahun memiliki 20 gigi berfungsi,

dan hanya 2% diantara mereka tidak bergigi dan tidak lebih dari 0,1 sektan

mempunyai sakit gusi dalam. Pada penduduk umur 65-74 tahun hanya 5% yang

tidak bergigi, 75% diantaranya memiliki 20 gigi berfungsi, dan tidak lebih dari 0,5

sektan dengan saku gusi dalam.

18

Page 19: IKGM III

2.4 Pola Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pola pelayanan kesehatan gigi dan mulut teridiri dari :

a. Pelayanan Darurat (Basic Emergency Care)

Pelayanan pada lapis pertama adalah pelayanan pertolongan pertama untuk

mengurangi rasa sakit. Pelayanan darurat ini dapat diterapkan pada berbagai

jenjang pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

b. Pencegahan (Preventive Care), yaitu ;

- Fluoridasi air minum.

- Pemasaran pasta gigi yang mengandung fluor.

- Pemasyarakatan kesehatan gigi melalui media massa untuk memperbaiki

kesadaran, pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.

c. Pelayanan Medik Gigi Dasar (Simple Care)

- Pembuangan karang gigi.

- Ekstraksi tanpa komplikasi.

- Penumpatan gigi.

- Tindakan orthodontik dan interseptik.

- Rujukan untuk pelayanan selain dari yang tersebut di atas.

d. Pelayanan Medik Gigi Khusus (Moderate Care)

Pelayanan medik gigi khusus, seperti tindakan spesilirtik kedokteran gigi,

meliputi :

- Terapi penyakit periodontal yang moderat.

- Ekstraksi.

- Pengobatan endodontik untuk gigi yang berakar satu.

- Restorasi lebih dari satu permukaan (multisurface restoration).

- Protesa cekat.

- Protesa lepasan.

19

Page 20: IKGM III

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Tugas dokter gigi di puskesmas yaitu melaksanakan pelayanan medik gigi

umum dan khusus merujuk, menerima rujukan kasus-kasus medik gigi dasar dan

kasus-kasus spesialistik, dan melaksanakan pelayanan baik asuhan sistematik

maupun asuhan masyarakat (bila tidak ada perawat gigi).

3.2. Saran

Melakukan pelayanan kesehatan secara menyeluruh, terpadu, merata, dapat

diterima dan terjangkau oleh masyarakat.

Diharapkan keikutsertaan masyarakat dalam menjaga kesehatan gigi-mulut

dengan menyikat gigi 2 kali sehari, sehabis makan pagi dan sebelum tidur

malam.

Dokter gigi sebagai provider diharapkan dapat memberikan pelayanan yang

lebih maksimal kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih mengerti dan

menyadari pentingnya kesehatan gigi-mulut.

Perlunya peningkatan perilaku masyarakat tentang pentingnya kesehatan

gigi dan mulut, meskipun peran faktor sosial, lingkungan, juga berpengaruh.

20

Page 21: IKGM III

DAFTAR PUSTAKA

[1] journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/download/179/187

[2] http://library.usu.ac.id/download/e-book/Nurmala%20Situmorang.pdf

[3] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26830/4/Chapter%20II.pdf

[4] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24625/4/Chapter%20II.pdf

[5]https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCIQFjAB&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F6110000036-ilmu-kesehatan-gigi-masyarakat i%2Fgm_131_slide_pengembangan_model_yankes_gigi_berdasarkan_level_of_care.pdf&ei=JWrTVKHZB8KB8QWBioDQCA&usg=AFQjCNGv6S5IZi8ZC9Tqb0S2ga04SspCxw&sig2=D1iHhS2MRCeIkRVLcKBDQ&bvm=bv.85464276,d.dGc

21